Re: [iagi-net-l] Menyusuri Pantai Selatan Memetakan Daerah Rawan Bencana

2007-01-01 Terurut Topik B. Pujasmadi
Bahkan Agus sudah memperkirakan, tahun depan, Jawa Timur akan terjadi 
gempa itu. ...
   
  Mungkin bisa sharing dengan kita, data apa yang mereka gunakan untuk meramal 
akan ada gempa di Jawa Timur tahun depan, sehingga masyarakat perlu mewaspadai?
   
  Thanks
  B. Pujas
  

Andang Bachtiar [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Jawa Pos, Radar Malang, 1 Januari 2007

**Menyusuri Pantai Selatan Memetakan Daerah Rawan Bencana: Status Malang 
Selatan Sudah Lampu Kuning**

Gempa bumi dan tsunami yang terjadi di Yogjakarta dan Aceh, membuat Adventurer 
and Mountain Climbers (AMC) Malang risau. November lalu, AMC melakukan mitigasi 
(pemetaan) gempa dan tsunami di sepanjang pantai laut selatan. Seperti apa 
hasilnya?
KHOLID AMRULLAH, Batu.
===

Suhu di hutan Raden Soeryo, Cangar, Jumat lalu sangat dingin. Rintik hujan yang 
hampir setiap hari turun ditambah kabut tebal membuat suasana di tempat ini 
semakin khas. Namun, dinginnya suhu tersebut tidak mendinginkan semangat para 
anggota AMC untuk mengikuti dialog ilmiah geologi yang disampaikan oleh para 
pakar.

Apalagi ketika disuguhkan data-data hasil ekspedisi tim AMC di Pantai Selatan. 
Ditemukan sejumlah fakta yang cukup mengkhawatirkan. Beberapa daerah di Pantai 
Selatan Jawa Timur sangat rawan tergoncang bencana gempa dan tsunami.

Humas AMC Ir. Agus K. Tirtohardjo BSc. menegaskan, ada tiga kabupaten di Jatim 
yang rawan bencana alam. Yakni, Pacitan, Tulungagung, dan Lumajang. Tiga 
kabupaten tersebut rawan terkena benacana gempabumi dan tsunami. Di tiga 
kabupaten tersebut terdapat patahan (sesar) yang rawan bergerak kalau terjadi 
gempa ujar Agus.

Temuan tersebut merupakan salah satu hasil pemetaan (mitigasi) bencana yang 
dilakukan oleh tim AMC Malang beberapa waktu lalu. Tim dari AMC telah melakukan 
penyusuran sepanjang Pantai Selatan. Mulai dari Pacitan sampai Banyuwangi. 
Setiap kabupaten terdapat satu tim ekspedisi. Penyusuran tersebut untuk 
melakukan pendataan terhadapa kondisi pantai dan daratan di pantai laut selatan 
Jawa TImur tersebut. Termasuk mendata konsentrasi daerah pemukiman penduduk 
yang dekat dengan pantai, katanya.

Menurutnya, di Pacitan terdapat patahan Grindulu. Patahan ini membelah kota 
Pacitan sampai Ponorogo bagian selatan. Sehingga kalau di pantai Pacitan 
terjadi gempa bumi, maka patahan ini bisa bergerak dan menghancurkan bangunan 
diatas patahan tersebut. Sedangkan di wilayah kotanya, Pacitan sendiri sangat 
rawan terkena tsunami. sebab kota ini sangat dekat dengan pantai. Apalagi di 
kota tersebut tidak ada pemecah ombaknya, jelasnya.

Berikutnya dalah Kabupaten Tulungagung. Di daerah ini terdapat patahan Brantas, 
yang panjangnya 100 Km lebih. Mulai dari Tulungagung, Kediri, hingga Jombang. 
Patahan tersebut kini menjadi Sungai Brantas. Sama dengan di Pacitan, kalau 
terjadi gempa, maka akan sangat berbahaya.

Kemudian di Kabupaten Lumajang, di daerah tersebtu terdapat patahan Klakah. 
Patahan ini bermula dari Pantai Bambang - Klahakh - Lumajang hingga Sumenep. 
Daerah yang berada di atas patahan tersebut sangat rawan tergoyang gempa. 
Sedangkan untuk bahaya bencana tsunami, daerah yang rawan adalah Pacitan, 
Trenggalek, Tulungagung, Malang Selatan selain Sendang Biru, Lumajang, Jember 
dan Banyuwangi.

Ya, semuanya rawan, tapi ada yang tidak terlalu rawan, yaitu Kabupaten Blitar. 
Sebab, di Kabupaten tersebut pantainya tidak terlalu banyak. Selain itu tidak 
banyak penduduk yang bermukim di tepi pantai, jelasnya.

Bahkan Agus sudah memperkirakan, tahun depan, Jawa Timur akan terjadi gempa 
itu. Oleh sebab itu, saat ini AMC sedang gencar melakukan sosialisasi untuk 
menghadapi bencana alam. AMC juga merencanakan untuk memberikan materi cara 
menghadapi bencana di sekolah-sekolah agar sewaktu-waktu terjadi bencana 
masyarakat bisa melakukan langkah penyelamatan yang lebih cepat.

Namun, tahap pertama yang akan dilakukan adalah kegiatan tanggap bencana 
bersama para kelompok pecinta alam. Sebab mereka sudah terbiasa melakukan 
ekspedisi di daerah-daerah sulit. Kami berharap paradigma pecinta alam itu 
harus diubah. Kalau selama ini hanya terkesan kelompok yang suka berjalan-jalan 
ke gunung,maka harus ditambah sebagai kelompok yang bisa membantu kalau ada 
bencana alam, ujarnya.

Sementara itu Hery Hardjono, geolog dari Puslit Geoteknolgi LIPI mengungkapkan 
deformasi (penurunan) kerak bumi di pulau Jawa tidak sama dengan pulau Sumatra. 
Kalau sejarah kegempaan di pulau Sumatra sering dipelajari, tidak demikian 
dengan pulau Jawa, relatif kurang diketahui. Di Jawa tidak dijumpai sesar 
mendatar sebesar dan sejelas di Sumatra, jelasnya.

Namun ada beberapa sesar yang menunjukkan pergerakan horisontal seperti di 
Cimandiri Jawa Barat, dan sesar Opak di Yogjakarta yang baru-baru ini 
menimbulkan gempa dengan magnitudo Mw=6.2.

Selain itu, kata Hardjono, di selatan Jawa lempeng samudranya berumur lebih tua 
dibanding Sumatra. Lempengan ini ada di kedalaman 600 Km sehingga hal 

RE: [iagi-net-l] Berita Republika

2006-09-12 Terurut Topik B. Pujasmadi
Maaf saya masih kurang paham. Yang saya tangkap, pembagian persentase IP yang 
sudah disepakati berdasarkan proporsi luas blok dan bukan proporsional terhadap 
luas struktur. Apakah benar demikian?
   
  Salam
  Pujas

Achmad Luthfi [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Yah memang prihatin ada sebutan oknum IAGI seperti kutipan dibawah ini
yg sedang diklarifikasi oleh PP IAGI:
Pasalnya, data kandungan Migas yang digunakan sebagai acuan pembagian
PI, 
ialah data dari oknum Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), yang
kenyataan 
di lapangannya berlainan.
Memang kepengurusan sebelumnya (PP IAGI) memberikan rekomendasi kepada
BUMD/Pemda yang punya hak IP (Indonesian Participation) 10% sesuai yang
diatur dlm PP 35/2004. Pada waktu PP IAGI periode sebelumnya mungkin
menggunakan peta WKP TAC blok Cepu (1 blok utuh) sebagai dasar kerja
evaluasi/analisis, sedangkan pada waktu PSC Blok Cepu ditanda tangani
bulan September 2005, peta WKP PSC Blok Cepu berbeda dengan peta WKP TAC
Cepu, peta WKP PSC Cepu terdiri dari beberapa sub-blok (A,B,C,...) yang
jauh lebih kecil dari WKP TAC Cepu (yang utuh 1 blok), beberapa
discoveries yg ada di blok TAC Cepu spt Kedung Tuban, Sukowati sudah
dikembalikan ke PT. Pertamina (Persero) oleh operator TAC (MCL-Mobil
Cepu Limited). Karena itu sudah jelas data Kandungan Migas yang dipakai
sebagai pembagian PI berlainan dengan yg ada sekarang (ref kutipan
diatas). Rekomendasi PP IAGI periode sebelumnya dipakai acuhan dalam
membagi 10 % IP diantara BUMD Jatim, BUMD Bojonegoro, BUMD Blora, dan
BUMD Jateng dengan komposisi sbb:
- Bojonegoro : 4,4..%
- Jatim : 2,7..% 
- Blora : 2,1..%
- Jateng : 1,7..%
TOTAL : 10,00%
Para BUMD bersepakat dengan pembagian tsb Desmber tahun lalu dihadapan
Presiden SBY dan Menteri ESDM di Hotel Shangrila Surabaya, hadir dalam
acara ini DR. Andang Bachtiar dari IAGI, saat itu saya juga ada di
Shangrila untuk suatu urusan dgn ITS, walapun saya terpilih sebagai
presiden IAGI bulan November namun serah terima kepengurusan saat itu
belum terjadi dan baru kepengurusan IAGI diserahkan ke saya tgl 13 Jan
'06. Jadi kehadiran Andang mewakili IAGI pada saat itu masih valid
sebagai Ketua demisioner.
Sekarang muncul masalah, Pemda Bojonegoro keberatan dengan kesepakatan
tersebut karena ternyata lapangan Banyu Urip terletak di salah satu
sub-blok(kalo tdk salah sub-blok D) berada sepenuhnya di wilayah
kabupaten Bojonegoro, dan lapangan Banyu Urip inilah yang POD-nya
disetujui oleh pemerintah sehingga PSC Blok Cepu menjadi komersial. Ini
adalah salah satu argumentasi BUMD Bojonegoro sehingga mereka menuntut
IP 10% seluruhnya untuk Bojonegoro. Jelas saja ketiga pemda lainnya
memberi reaksi keras bahkan menyatakan siap perang dengan Bojonegoro
bila IP 10% seluruhnya menjadi milik Bojonegoro. Hal ini sangat serius
dan ditangani oleh Departemen Dalam Negeri, Senin 11/9/'06 telah
diadakan rapat di kantor Departemen Dalam Negeri yang dipimpin oleh
seorang Dirjen untuk membahas masalah ini. Sayang saya tidak bisa hadir
dalam rapat ini karena harus mengikuti Rapat Dengar Pendapat dengan
Komisi VII DPRRI membahas target produksi nasional dan patokan ICP untuk
APBN 2007. Kepada yang mewakili saya dlm rapat di Depdagri tersebut saya
katakana agar disampaikan dalam rapat bahwa prinsip PSC menganut
undivided interest begitu juga IP berlaku untuk seluruh blok bukan
partial (untuk sub-blok), jadi tdk pada tempatnya kalo Bojonegoro klaim
IP 10% seluruhnya hanya krn struktur Banyu Urip terletak di wilayah kab
Bojonegoro!!!
Saya tidak tahu persis apakah munculnya berita yg menyebut oknum IAGI
terkait dengan ricuhnya pembagian IP 10% PSC Blok Cepu. Atau ada yang
sengaja menghembuskan issue itu utk memancing di air keruh dengan
menggunakan vehicle IAGI. SEBAGAI PRESIDEN IAGI TERPILIH, SAYA
MENGHIMBAI KEPADA SELURUH WARGA IAGI AGAR TIDAK TERPANCING DENGAN BERITA
TERSEBUT, MARILAH KITA JAGA KEHORMATAN DAN TEGAKNYA IAGI YANG KITA
CINTAI.
Besok pagi PP IAGI periode sekarang akan ketemu PP IAGI periode
sebelumnya utk mengklarifikasi masalah ini. SMOGA IAGI TETAP JAYA.

Terima kasih,

Salam,
LTH

-Original Message-
From: Ismail Zaini [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, September 08, 2006 7:48 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Berita Republika

From: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Berita Republika
 Pak Is,
 Tolong dong diposting beritanya.
 Si-Abah
===
Maaf Abah, terlambat responnya , karena belum ada yg respon ini saya 
kutipkan :

Ism
---

Bisakah Blok Cepu Berproduksi 2008?
Eksploitasi sumber Migas di Blok Cepu yang wilayahnya sebagian besar
berada 
di Kabupaten Bojonegoro, Jatim dan sebagian kecil di Blora, Jateng,
hingga 
kini masih belum dilaksanakan.
Berbagai kendala masih menyertai, mulai Plant of Development (PoD)
hingga 
pembebasan lahan. Sementara Pemkab Bojonegoro sendiri masih
mempermasalahkan 
porsi 10 Participating Interest (PI) yang dinilainya tidak fair.

Kepala BP Migas Kardaya Warnika saat menyaksikan penyerahan 

Re: [iagi-net-l] Berita Republika: oknum IAGI jadi calo??

2006-09-11 Terurut Topik B. Pujasmadi
Repotnya kalau masuk wilayah konflik, biar berlaku jujur, tetep aja dicurigai.
  Salah-salah diteriaki maling
  
budi santoso [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Saya pikir perlu klarifikasi 'sejelas-jelasnya'
tentang si oknum ini, dalam hal ini PP IAGI bersama
dewan kehormatan perlu turun tangan. Bukan masalah si
oknum sebagai anggota(??) IAGInya saja, tapi juga
penyalahgunaan data yang menurut pernyataan di bawah
adalah data resmi IAGI yang ditandatangani oleh
ketua IAGI waktu itu. Akan menjadi kesan sangat buruk
terhadap IAGI di masyarakat dan pemerintah, sekarang
juga nanti jika hal ini tidak 'diselesaikan' secara
transparan apalagi 'menurut pernyataan di bawah beliau
sioknum ini dapat imbalan dalam jumlah tertentu.
Mohon diselesaikan dengan transparan dan jika tidak
benar agar tidak menjadi fitnah terhadap si'oknum' dan
jika benar . . . secara organisasi IAGI segera dapat
mengambil tindakan tegas karena tindakannya sedangkan
penyalahgunaan data IAGI sudah tentu lebih bisa
diambil tindakan tegas karena sudah ada unsur tindak
pidananya.

--- Ismail Zaini 
wrote:

 From: 
 Subject: Re: [iagi-net-l] Berita Republika
  Pak Is,
  Tolong dong diposting beritanya.
  Si-Abah
 ===
 Maaf Abah, terlambat responnya , karena belum ada yg
 respon ini saya 
 kutipkan :
 
 Ism
 ---
 
 Bisakah Blok Cepu Berproduksi 2008?
 Eksploitasi sumber Migas di Blok Cepu yang
 wilayahnya sebagian besar berada 
 di Kabupaten Bojonegoro, Jatim dan sebagian kecil di
 Blora, Jateng, hingga 
 kini masih belum dilaksanakan.
 Berbagai kendala masih menyertai, mulai Plant of
 Development (PoD) hingga 
 pembebasan lahan. Sementara Pemkab Bojonegoro
 sendiri masih mempermasalahkan 
 porsi 10 Participating Interest (PI) yang
 dinilainya tidak fair.
 
 Kepala BP Migas Kardaya Warnika saat menyaksikan
 penyerahan ganti rugi 
 korban gas kick (tendangan gas) sumber minyak
 Sukowati di Bojonegoro, 
 Senin (28/8) menegaskan, pada prinsipnya PoD Blok
 Cepu sudah rampung.
 
 Menurut dia, pelaksanaan pengelolaan Blok Cepu bukan
 tersendat, tetapi masih 
 dibahas, terutama menyangkut otorisasi besarnya
 pengeluaran anggaran atau 
 Autoritation For Expenditur (AFE).
 
 Pemerintah harus hati-hati, tidak begitu saja
 menyetujui anggaran yang 
 diajukan operator, karena semua dana yang
 dikeluarkan nantinya akan 
 ditanggung pemerintah, masuk dalam 'Cost Recovery',
 ucapnya.
 
 Namun, ia tidak bisa menyebutkan jumlah keseluruhan
 AFE yang masih dibahas 
 itu, karena jumlah bidang pengembangan Blok Cepu
 cukup banyak. Yang jelas, 
 katanya, pemerintah tetap menargetkan pada 2008
 Sumur Minyak Blok Cepu harus 
 sudah berproduksi, meskipun tidak harus optimal yang
 disebut-sebut bisa 
 mencapai 180 ribu barel per hari. Kita hanya minta
 Blok Cepu tahun 2008 
 produksinya sudah bisa dimulai, ujarnya.
 
 Untuk mempercepat produksi Sumur Migas Blok Cepu,
 kendala utamanya adalah 
 penyaluran atau distribusi produksi Sumur Minyak
 Banyu Urip di Desa 
 Mojodelik, Kec Ngasem, Bojonegoro, menuju ke laut di
 Tuban yang harus 
 menempuh perjalanan sepanjang 76 km.
 
 Pola yang paling sangkil (efektif) menyalurkan
 produksi minyak dari Blok 
 Cepu ke Tuban tersebut adalah dengan jaringan pipa.
 Meskipun membangun 
 jaringan pipa akan menghadapi masalah pembebasan
 tanah.
 
 Sedangkan melalui transportasi jalur KA (Kereta Api)
 kecil kemungkinannya, 
 karena dengan produksi yang cukup besar, akan
 membutuhkan banyak gerbong KA. 
 Begitu pula, kalau melalui jalur transportasi darat,
 akan dibutuhkan banyak 
 kendaraan.Baik dengan jalan darat dan KA akan
 membutuhkan ratusan 
 kendaraan, karena produksi Sumur Minyak Blok Cepu
 diperkirakan cukup besar, 
 ujar Kardaya.
 
 Dia menjelaskan, dalam pembahasan AFE diperhitungkan
 produksi Sumur Migas 
 Blok Cepu akan berlangsung selama 30 tahun. Tetapi,
 setiap tahunnya AFE 
 nantinya akan selalu dievaluasi pemerintah dan BP
 Migas.
 
 Sementara itu, Deputi Perencanaan dan Pengembangan
 Blok Cepu EMOI 
 (ExxonMobil Oil Indonesia), Thor Sutanassin,
 beberapa waktu lalu menyatakan, 
 EMOI akan berusaha mempercepat produksi Sumur Migas
 Blok Cepu sesuai dengan 
 target pemerintah pada 2008.
 
 Tetapi, pengembangan Sumur Migas Blok Cepu tersebut
 hanya bisa tercapai 
 sesuai dengan target pemerintah, asalkan mendapatkan
 dukungan dari berbagai 
 pihak terkait, termasuk masyarakat.
 
 Pertimbangannya, dalam kondisi normal produksi Sumur
 Migas Blok Cepu baru 
 bisa diproduksikan sekitar 3,5 tahun lagi, karena
 adanya berbagai kendala, 
 mulai infrastruktur maupun pembebasan tanah.
 
 PI
 Pemkab Bojonegoro mendesak pemerintah pusat melalui
 Mendagri, agar pembagian 
 PI (Participating Interest) Sumur Migas Blok Cepu 10
 persen, disesuaikan 
 dengan ketentuan yang berlaku dan juga mengacu pada
 kandungan potensi 
 cadangan Migas Blok Cepu di Jatim-Jateng.
 
 Pasalnya, data kandungan Migas yang digunakan
 sebagai acuan pembagian PI, 
 ialah data dari oknum Ikatan Ahli Geologi
 

Re: [iagi-net-l] Tercemar Industri? RE: [iagi-net-l] Lusi, Sampel yang ada Hg tersebut dari desa Siring

2006-09-05 Terurut Topik B. Pujasmadi
Terlepas dari mana asal usul  Hg, artinya lumpur itu kalau memang benar 
mengandung Hg sudah menjadi lumpur beracun. Namun perlu dipertimbangkan, lebih 
bahaya mana membiarkan lingkungan darat yang padat pemukiman tercemar HG, atau 
mencemari laut dengan Hg. 
   
  Perlu klarifikasi, apakah treatment yang dimaksud untuk memperoleh standar 
baku mutu untuk dibuang ke sungai atau kelaut. Kalau dibuang ke laut mestinya 
tidak usah mentretment air sampai kualitas air minum atau air baku. Karena 
umumnya air laut lebih asin dari air formasi. Lain halnya kalau mau dibuang ke 
sungai, akan mempengaruhi biota sungai (kalau masih ada...).
   
  Salam

R.P. Koesoemadinata [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Ada satu lagi yang aneh: Menurut KLH Kalau air lumpur itu mau dibuang ke 
laut, maka harus di olah dulu lewat treatment plant. Kalau sudah diolah, 
sekalian saja dijual ke PDAM atau sebagai air kemasan, mengapa harus dibuang 
ke laut?

- Original Message - 
From: budi santoso 
To: 
Sent: Monday, September 04, 2006 1:16 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Tercemar Industri? RE: [iagi-net-l] Lusi, Sampel 
yang ada Hg tersebut dari desa Siring


 Kalo yang ini bener-bener lelucon kan pak RPK???

 Kalo yang kemarin itu, saya tetep berpikir positif lho
 pak, dimana orang selalu berpikir dampak buruknya
 sebuah bencana saja, lha kok 'ndilalah . . ujug-ujug'
 ada ide (meskipun sekedar lelucon) 'nambang' Hg . . .
 . apa ndak ampuh tenan kata wong jogja . . .

 Tj

 --- R.P. Koesoemadinata 
 wrote:

 Atau mungkin dekat praktek dokter gigi yang buang
 limbah dari plomberan gigi
 yang menggunakan amalgam yg biasanya menggunakan
 Hg.
 RPK
 - Original Message - 
 From: wahyu budi 
 To: 
 Sent: Sunday, September 03, 2006 4:11 PM
 Subject: [iagi-net-l] Tercemar Industri? RE:
 [iagi-net-l] Lusi, Sampel yang
 ada Hg tersebut dari desa Siring


  Ya, mengingat ada beberapa pabrik yang sekarang
  tergenang lumpur, sangat mungkin Hg berasal dari
 salah
  satu kegiatan industri yang ada.
 
  Yang selama ini terlupakan adalah kemungkinan
  bahan-bahan pencemar yang tersimpan di
 pabrik-pabrik
  yang tergenang lumpur. Kita perlu mencari
 informasi
  pabrik apa saja yang sekarang tergenang lumpur
 itu,
  dan bahan-bahan apa saja yang tersimpan di sana
 dan
  sekarang tergenang lumpur.
 
  Ada baiknya bila kita bisa membandingkan komposisi
  lumpur yang berasal dari dekat pusat erupsi dengan
  komposisi lumpur dari kawasan pabrik yang
 tergenang,
  dan dengan dari daerah pemukiman yang tergenang.
 
  Maaf, saya hanya bisa menyarankan.
 
  Salam,
  WBS
 
 
 
  --- Agus Hendratno wrote:
 
  Informasi dari teman-teman IAGI Jatim, tentang
  polemik
  Hg, tersebut bahwa ibu Tity (ITS) mengambil raw
  material luberan lumpur yang ada di desa Siring.
  (nah
  sekitar Siring itu juga banyak Industri, sebelum
  kebanjiran lumpur). Nah, interpretasi sementara
 bisa
  jadi Hg tersebut kontaminan dari limbah-limbah
 cair
  di
  sekitar industri, yang bercampur dengan LUSI.
 Coba
  kalau ada yang mau cek sampel LUSI di dekat
 erupsi
  LUSI atau minimal 50 m dari pusat semburan LUSI.
  Adakah Hg?? Silahkan
 
  Nuwun
  Agus Hendratno
 
  --- Maryanto (Maryant) 
  wrote:
 
  
   Cak Andang Bachtiar, yang Exploration Think
 Thank
   Indonesia ini,
   biasanya tahu hingga detil-detil bagaimana
 kadar
   merkuri Jatim.
  
   Ya tak Cak ?
  
   Atawa yang lain ?
  
   MYT.
  
   -Original Message-
   From: R.P. Koesoemadinata
   [mailto:[EMAIL PROTECTED]
   Sent: Friday, September 01, 2006 5:08 AM
   To: iagi-net@iagi.or.id
   Subject: Re: [iagi-net-l] Lusi
  
   Yang saya uraikan sebetulnya hanyalah lelucon.
   Intinya apakah benar
   lumpur itu mengandung kadar Hg begitu tinggi?
   Kalau benar begitu tinggi, geologist yang
 jadinya
   pusing, dari mana
   asalnya kadar Hg begitu tinggi? Jangan-jangan
  sample
   yang diambil itu
   adalah dari lumpur yng sudah dicemari oleh air
   sungai sekitar daerah
   industri, bukan dari lumpur yang masih fresh
  keluar
   dari semburan!
   RPK
   - Original Message -
   From: budi santoso 
   To: 
   Sent: Friday, September 01, 2006 1:17 AM
   Subject: Re: [iagi-net-l] Lusi
  
  
Dari uraian pak RPK, hal ini mestinya bisa
   di'masukkan' ke dalam
skenario penanganan dari bencana ini, karena
   ternyata (mungkin)
sesuatu yang tadinya berpeluang sangat
  mengancam,
   hingga perlu dibahas
  
dan dipertentangkan oleh banyak pihak yang
 saya
   yakin sebagian besar
dari beliau-beliau itu hanya melihat dari
 sisi
   'bahayanya', sisi
buruknya dst, tapi dengan pemikiran yang
 selalu
   mengedepankan ada
hikmah di balik sesuatu yang terjadi maka hal
  ini
   malah jadi
'tantangan' yang sepertinya akan segera
 menjadi
   'peluang'. Tentu jika
benar-benar ditindak lanjuti dengan
   hitungan-hitungan teknis, ekonomis
  
dan logis .
. jika akhirnya Hg tsb bisa dimanfaatkan dan
   justru menguntungkan,
wah huebatt itu!!. Mungkin PEMDA kabupaten
   

Re: [iagi-net-l] Bencana (Alam) atau Kecelakaan Kerja...

2006-08-29 Terurut Topik B. Pujasmadi
Bukannya sudah ada menteri yang bilang (menjamin), bahwa pemerintah tidak perlu 
mengeluarkan uang sepeserpun. Saya lupa siapa yang ngomong, tetapi itu berarti 
udah ada yang mengakui itu sebagai kecelakaan kerja. Tapi ini pernyataan 
politis. Lain politis lain hukum..
  

[EMAIL PROTECTED] wrote:
  Bapaks,

Artinya bahwa Lapindo Brantas belum berkewajiban untuk melakukan ganti
rugi kepada siapa - pun selama putusan pengadilan belum mempunyai
kekuatan hukum yang tetap

Wah kalau begitu permasalahan ini pasti akan berlarut-larut jika harus
menunggu putusan tetap pengadilan.Masa pembuktian, persidangan dan
(kalau) naik banding hingga sampai ke tata peradilan tinggi itu akan
memakan waktu yang sangat lama..

Padahal nampaknya tensi masyarakat seiring waktu semakin naik...

Saya kurang paham sekarang ini status Kasus LAPINDO ini dipandang
sebagai Kecelakaan Kerja atau sudah dimasukkan sebagai Bencana
(Alam)

Jika dianggap sebagai Kecelakaan Kerja semata, maka LAPINDO harus
bertanggung jawab baik dalam penggantian kerugian maupun tanggungjawab
hukum...berarti alinea pertama menjadi solusinya

Namun jika dianggap Bencana(Alam), so ini pemerintah punya kerja...


Best regards
Andreas Yudha 


-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, August 29, 2006 11:17 AM
To: iagi-net
Subject: [iagi-net-l] Siapa yang harus Ganti ?




Rekan rekan

Re - Lusi , Sub - Re : Siapa yang harus melakukan ganti rugi ?

Berita mas media , pernyataan RI-1 , opini publik , seluruhnya
mengatakan :
 TERJADINYA BENCANA LUMPUR SIDOARJO ADALAH AKIBAT PEMBORAN BANJIR
PANJI - 1, SEHINGGA LAPINDO BRANTAS BERTANGGUNG JAWAB 100 PERSEN

Kan kira kira begitu !

Apakah betul pemboran dan/atau kesalahan operasional yang terjadi
dalam pemboran Banjar Panji - 1 adalah 100 % penyebab terjadinya
tragedi LUSI ?

Apakah data bawah permukaan yang sudah ada , maupun yang terhimpun
selama ini sudah memBUKTIKAN bahwa memang pemboran/ dan atau
kesalahan operasional dalam pemboran Banjar Panji- 1 sebagai satu
satunya penyebab ?

Dari awal saya posting perihal ini , saya sudah meng-indikasikan
bahwa kejadian ini akan mempunyai implikasi hukum yang sangat rumit
(posting saya dua hari setelah adanya aliran lumpur).

Kalau ini menjadi kasus hukum , maka berlaku asas praduga tak ber -
salah .

Artinya bahwa Lapindo Brantas belum berkewajiban untuk melakukan
ganti
rugi kepada siapa - pun selama putusan pengadilan belum mempunyai
kekuatan hukum yang tetap .

Padahal (!) yang dirugikan merupakan masyarakat yang
berjumlah
cukup banyak ?
Menurut saya , bagaimanapun ganti rugi / kerugian masyarakat harus
segera diganti , agar mereka bisa kembali hidup normal.

Jadi bagaimana ?

Si- Abah tidak mencoba memmenangkan Lapindo , akan tetapi sebagai
salah
satu asosiasi ahli kebumian , mestinya kita bisa memberikan
penjelasan
dari sisi ilmu kebumian sebagai SALAH SATU pertimbangan bagi suatu
keputusan hukum kelak .

Siapkah kita ???


Si - Abah


__


-
- PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
- Call For Papers until 26 May 2006 
- Submit to: [EMAIL PROTECTED] 
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-




Salam,
  PUJASMADI
  [EMAIL PROTECTED]




-
Talk is cheap. Use Yahoo! Messenger to make PC-to-Phone calls.  Great rates 
starting at 1¢/min.

Re: [iagi-net-l] Bila Lumpur di buang ke sungai / laut

2006-08-16 Terurut Topik B. Pujasmadi
Saya kira kita harus berpikir realistis saja, bahwa mengatasi lumpur tidak akan 
selesai kurang dari 3 bulan. Itupun kalau bisa. Melihat volume lumpur yang 
begitu banyak, kecil kemungkinan rumah atau ladang yang terkubur bisa segera 
kembali dihuni/dimanfaatkan seperti sedia kala, walaupun lumpur bisa diatasi. 
   
  Dalam hal ini, Lapindo yang notabene bertanggung jawab, sebaiknya segera 
menyiapkan lahan untuk relokasi penduduk yang tempat tinggalnya dinyatakan 
tidak mungkin kembali dihuni/dimanfaatkan lagi. Hal ini akan memberi kepastian 
kepada penduduk yang mengungsi, yang makin lama makin panas karena terlalu 
lama mengungsi dan ketidakpastian jaminan ganti rugi.
   
  Selanjutnya, lahan yang sudah dibebaskan tersebut bisa tetap sebagai genangan 
lumpur sementara (kalau semburan bisa diatasi) atau permanen (kalau tidak bisa 
diatasi). Kalau semburan bisa diatasi, perlahan-lahan lumpur bisa dibersihkan 
(untuk bikin bata, atau sekedar dibuang ke laut, dll). Kalau tidak bisa 
diatasi, lahan itu bisa dijadikan tempat geowisata atau dibiarkan sampai kill 
itself. 
   
  Yang perlu di sadari, kalaupun dalm 3 bulan semburan bisa diatasi, 
membersihkan lumpur hingga siap huni akan memakan waktu berbulan-bulan. Pada 
saat itu penduduk sudah menjadi sangat marah.
   
   
   
  Salam
  Pujas
  

Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Kalau lumpur ini dibuang, lantas material apakah yg nantinya
menggantikan volume yg dibuang ini ?
Secara natural tentunya ada supply - demand, kalau dibawah terambil
harus ada yg menggantikan, lah kalau dibuang ke laut trus apakah
membiarkan terbentuk cekungan karena nantinya terbentuk crater
(collapse) ?

rdp

On 8/15/06, wahyu budi wrote:
 Ya. Tulisan saya sebelumnya dibuat dengan asumsi
 lumpur dibuang ke perairan Selat Madura. Di perairan
 selat itu, berdasarkan pada kedalamannya, tidak akan
 dijumpai termoklin.

 1. lumpur bisa dipompakan ke laut dalam, sampai di
 bawah zona termoklin. Tetapi itu berarti harus
 membangun pipa ke Samudera Hindia di selatan yang
 panjangnya mungkin mencapai 75 km.

 2. bisa juga diangkut dengan tongkang lalu di lepas ke
 laut lepas. Untuk ini juga hanya mungkin di lakukan di
 Samudera Hindia. Ini juga berarti harus menarik sekian
 ribu tongkang.

 3. pengeringan juga bisa, tetapi volumenya yang sangat
 besar juga perlu diperhitungkan.

 Dengan berbagai alternatif itu, selain masalah biaya
 yang harus dikeluarkan, hal yang juga perlu diingat
 adalah masalah waktu, yaitu bahwa:

 1. kita belum tahu kapan semburan lumpur itu akan
 berhenti. Sehingga kita juga belum tahu berapa banyak
 lumpur yang akan kita buang dan berapa lama.

 2. kita berpacu dengan kemungkinan datangnya hal hang
 lebih buruk bila musim hujan tiba.

 Rasanya perlu juga dipikirkan bila ternyata semburan
 lumpur itu permanen.

 Salam,
 WBS


 --- Wayan Ismara Heru Young 
 wrote:

  atau mungkin bisa di pompa ke laut dalam (seperti
  tailing tambang newmont nusa tenggara gitu)...
  tinggal hitung-2an saja, mana yang paling murah,
  paling kecil dampaknya, dan bisa dilakukan dengan
  mudah dan cepat (yang paling feasible)...
 
  Ariadi Subandrio wrote:
  Mas Budi,
  misalnya lumpur yang seabreg itu (yang water
  content-nya diatas 70%) itu dikeringkan, lantas sisa
  solid yang ada unload di laut yang lebih lepas jauh
  dari kawasan budidaya (tambak dsb) .apa tidak
  memungkinkan? (anggap saja kayak bawa batubara
  dari Kaltim, tapi dilepas dilautan lepas, jauh dari
  batas thermoklin) . itu juga kalau mau dibuang,
  atau barangkali malah bisa dijual ke Singapore
  jadi gak perlu ngeruk dari pasir Riau atau
  dimanfaatkan lebih serius lagi sebagai sumberdaya
  baru, misalnya jadi bahan batubata.
 
  kayak2nya dengan de-watering (pengeringan) - masak
  teknologi dan modal kuat gak mampu menangani sih-
  dan dilakukan simultan oleh beberapa tim permukaan,
  misalnya :
  1. Tim-1 : menangani lumpur yang saat ini existing
  keluar, asumsi 50.000 M3 per hari.
  2. Tim-2 : Menangani lumpur yang sudah terlanjur
  nyebar berjuta meter kubik itu, dikeringkan juga.
 
  Asalkan kita gak buru-buru bilang susah, rasanya
  kok seberapa truk, berapa tongkang, berapa banyak
  kompor untuk nguapin air dari lumpur, dsb... pasti
  bisa dihitung dan jangan-jangan jauh lebih murah
  dari pembiayaan selama ini. Syaratnya satu : Asal
  mau, dan yang mau ya kudu kompak dari berbagai macam
  pihak, baik pemerintah, baik lapindo, baik
  masyarakat. atau pilihannya adalah tiap hari
  kita saksikan kesedihan masyarakat sekitar yang
  semakin perih.
 
  Setelah beres urusan permukaan, putuskan
  penanganan dengan mengkaitkan fakta bawah
  permukaannya.
 
  salam,
  ar-
 


 
  wahyu budi wrote:
  Ide untuk membuang lumpur porong ke laut mulai
  memuncak. Ada pihak yang setuju dan ada pihak yang
  tidak setuju.
 
  Secara geologis, pembuangan lumpur tersebut ke
  sungai
  atau laut tidak menjadi masalah, karena itu hanya
  sedimen biasa. Tetapi kita perlu melihat hal lain,
  

Re: [iagi-net-l] energi alternatif

2006-08-15 Terurut Topik B. Pujasmadi
Pan udah pernah dibahas, bahwa kapasitas produksi jarak, hampir tidak mungkin 
mengganti 100% konsumsi bbm saat ini. Kalo gak salah itung, satu mobil perlu 1 
ha lahan untuk konsumsi 5-10 l/hari. Bisa menggantikan 50% aja udah pol hebat. 
Yang mobil hibrid  ternyata juga masih belum bisa meninggalkan bbm.Yang  
Hidrogen juga ternyata bahan dasar utama masih berasal dari hidrokarbon.  
Setidaknya menunggu sampai minyak benar-benar habis, belum akan sepenuhnya 
tergantikan. Paling tidak aman sampai pensiun lah..heheh. 
   
  Daripada jadi petani jarak mending jadi pedagang besi tua aja, pan nanti 
banyak mobil rongsok yang gak bisa jalan kalo bbm gak ada lagi.
   
  Salam
  
Prasiddha Hestu Narendra [EMAIL PROTECTED] wrote:
  saat ini pemerintah sedang menyiapkan rancangan utk mendorong adanya energi 
alteratif berupa biodisel dari tanaman jarak, setelah sebelumnya pemerintah 
begitu getol dengan program briket batubara. Tetapi briket batubara 
ternyata kurang diminati oleh konsumen, dan lagi batubara masih termasuk 
sumber energi tak terbaharukan.
investasi biodisel berupa penyiapan lahan sekitar 2 juta ha dan dana 
mencapai sekitar 200 trilyun rupiah yg didapatkan dari konsorsium beberapa 
bank dalam negri, investasi asing dari malaysia, singapura dan china.

Kemarin di TV ada tayangan bahwa di Inggris sudah mulai di pasarkan sepeda 
motor dgn bahan bakar higrogen, cara pengisiannya mudah dan bisa sumber 
energinya atau semacam akinya bisa dicopot untuk keperluan lain misal 
penerangan lampu. Asyiknya lagi polusi yg dihasilkan berupa air yg bisa 
dikonsumsi, oksigen dan panas. Shg sangat ramah lingkungan. Harganya $ 
6.000,- dan bisa ditekan lagi jika sudah produksi massal.
Sementara di Swedia sudah mulai dikeluarkan insentif yg menarik bagi 
kendaraan yg menggunakan biodiesel, salah satunya parkir gratis, pajak dll. 
Hebatnya lagi biodiesel tersebut berasal dari sampah rumah tangga. Memang 
harga mobilnya lebih tinggi tetapi setelah dihitung dg insentif yg didapat 
costnya jadi cukup menarik.

Nah bagaimana kira2 energi fosil sbg penghasil petro dolar beberapa tahun 
kedepan?
He..he...saya ndak bisa membayangkan para geocientist nanti jadi petani 
jarak beberapa puluh tahun kedepan.

salam,
PR


-
- PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
- Call For Papers until 26 May 2006 
- Submit to: [EMAIL PROTECTED] 
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-




-
Talk is cheap. Use Yahoo! Messenger to make PC-to-Phone calls.  Great rates 
starting at 1¢/min.

Re: [iagi-net-l] Opini Gempa diantara Eksekutif Muda Jakarta

2006-07-25 Terurut Topik B. Pujasmadi
Justru karena para ahli belum punya alat untuk mendeteksi kapan dan dimana akan 
terjadi gempa, sehingga satu-satunya sumber yang bisa dipercaya tinggal 
paranormal. Mereka lebih percaya paranormal, yang masih punya peluang benar 
(sekalipun cuman 1%), dibanding pakar yang tidak tahu sama sekali.
   
  Yang menyesatkan adalah informasi bahwa Indonesia mengabaikan peringatan BMG 
Jepang perihal ramalan gempa di Pangandaran. Memangnya BMG Jepang udah bisa 
meramal terjadinya gempa? Dasar isu, terus aja seliweran. Beruntung yang udah 
pernah belajar geologi...
   
   
  Salam
  Pujas
   
  
Ariadi Subandrio [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Tadi siang beredar issue akan datangnya gempa, konon para eksekutif muda pada 
berlarian...

Memang. Siapa yang tak cemas dengan gempa, hampir semua orang, tetapi dengan 
lebih mempercayai berita kurang bertanggung jawab seperti dari sms liar dengan 
mendasarkan hasil2 ramalan si A si B rasanya kok menjadi aneh...seperti yang 
terjadi pada para kaum terpelajar di Jakarta tadi siang yang rame2 nunggu 
datangnya gempa dengan berkumpul di lobby gedung2 tinggi di kawasan Kuningan. 

Rasa2nya para intelektual muda yang banyak berada di ruang gedung-gudeng 
jangkung Jakarta sudah paham bahwa gempa tak bisa diramalkan lokasi tepat 
tempatnya mau pun kapan waktu terjadinya gempa... mereka bukan orang2 yang 
miskin informasi dan mereka bukan manusia2 yang susah pengertian, namun fakta 
menunjukkan bahwa kekuatan sosialisasi ramalan gempa dari si A si B lebih 
kuat merasuk daripada penjelasan2 para pakar kebumian

Masih sebuah tantangan tentang sosialisasi

salam,
ar-
(di negeri yang susah saling percaya, peramalan menjadi lahan subur.




-
See the all-new, redesigned Yahoo.com. Check it out.


Salam,
  PUJASMADI
  [EMAIL PROTECTED]




-
How low will we go? Check out Yahoo! Messenger’s low  PC-to-Phone call rates.

Re: [iagi-net-l] Opini Nusa Kambangan Pecah Jika ada Gempa; Perang Geologist vs 'LSM'

2006-07-24 Terurut Topik B. Pujasmadi
Hmm...jadi sedih deh, apa memang kerja LSM kaya gitu yah.
  Lalu apa misi perjuangannya: memberdayakan rakyatkah?
   
  Pujas

Yudi S Purnama [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Bravo Mas Agus,
Salut untuk kerja keras Mas, ...

Yudi

- Original Message - 
From: 

To: 
Sent: Tuesday, July 25, 2006 7:37 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Opini Nusa Kambangan Pecah Jika ada Gempa; Perang 
Geologist vs 'LSM'


Selamat Mas Agus telah dg susah payah memberikan pencerahan
yang akhirnya semua senang .Diambil Hikmahnya saja , Justru dg berbagai 
peristiwa akhir
akhir ini geologi jadi terkenal , yang ujung ujung banyak
pesanan dimana mana ( coba tidak ada Gempa , Sunami ,Porong ,
dll ) geologi dianggap sepi.
ISM

 Dear all
 Tanggal 21 Juli 2006, pukul 19.00, saya mendapat telpon bu
 rita bahwa segera dikirim geologist ke Cilacap untuk
 memberikan penjelasan karena ada opini Nusa Kambangan, jika
 ada gempa besar maka akan pecah jadi 2 dan rencana demo
 besar-besaran oleh sekelompok masyarakat untuk menutup
 penambangan Semen oleh Holcim di Nusa Kambangan, karena
 telah mengakibatkan kerusakan dan mengancam keselamatan
 Kota Cilacap jika ada Tsunami. Memang, tsunami 17 Juli
 2006, lalu Pulau Nusa Kambangan (NK) telah menyelamatkan
 Kota Cilacap dari kerusakan, sehingga yang rusak adalah
 kampung nelayan di Adipala dan Binangun. Pada pukul 20.00,
 saya ditelpon pihak Direksi Holcim di Cilacap, untuk segera
 terbang ke Cilacap malam itu juga. Wah, suasana kayak
 perang saja. Berangkatlah saya dari Yogya, pada pukul 23.00
 dijemput / diculik utusan khusus dari Cilacap. Niat
 Basmalah, saya siapkan bahan-bahan ceramah (dalam 2 jam
 saja) tentang ; Geologi NK, Gempa, Tsunami, dan Lingkungan
 Tambang (data Amdal
 PT Semen Cibinong Tbk di NK oleh UGM, tahun 1998). Sampai
 Cilacap pukul 03.30 wib.
 Tanggal 22 Juli 2006 (sabtu kemarin), pukul 07.00 wib; saya
 memberikan sosialisasi / penyuluhan tentang geologi pulau
 jawa, NK, gempa dan tsunami kepada jajaran Manajemen dan
 Direksi PT Holcim Indonesia Tbk. Pukul 10.00, kuasa hukum
 Holcim ditelpon ajudan Bupati Cilacap untuk segera
 koordinasi dengan Bupati. Suasana malam sabtu hingga sabtu
 siang itu, Cilacap sangat SEPI SEKALI, termakan isu ada
 tsunami besar, Pulau NK akan Pecah, atau Demo yang
 besar-besaran oleh kelompok nelayan kepada Holcim untuk
 menutup tambang, karena dianggap mengganggu keutuhan NK
 sebagai benteng kota Cilacap dari hempasan Tsunami.
 Akhirnya : Kuasa Hukum Holcim (yang khusus datang mendadak
 dari Jakarta ke Cilacap) membawa saya ke Bupati Cilacap.
 Tanpa birokrasi, langsung lewat pintu belakang di kantor
 dinasnya, ketemu. Lalu miting singkat apa yang terjadi pada
 warga cilacap yang resah, karena tsunami kemarin, isu
 gempa, isu pulau NK mau pecah sehingga kegiatan tambangan
 batugamping Holcim harus
 segera ditutup, kalau tidak ada pro dan kontra di masyarakat
 cilacap. Bupati agak emosional, tapi kelihatan juga capek
 dan kacihan juga. Lalu saya jelaskan singkat tentang :
 geologi, gempa, tsunami, dan morfologi kota cilacap, teluk
 penyu dan kejadian tsunami kemarin. Apa respon Bupati ?: Ok,
 itu baik, tapi jangan sekarang. Malah, jika para pakar
 geologi entah dari IAGI maupun UGM atau dari mana saja, ini
 disampaikan, maka tidak akan masuk dan malah menimbulkan
 emosional. Sekarang yang penting, informasi ilmiah
 kegeologian tersebut supaya disampaikan pada stake-holder /
 key person di cilacap. Saya jawab (dalam hati) : saya tidak
 bodoh dan sembarangan dalam berceramah, ini kan masih
 tanggap darurat, yang dibutuhkan logistik bukan ceramah.
 Pasca gempa bantul : tim geologi turun memberikan pencerahan
 pun setelah 3 minggu tanggap darurat. Itupun masih perang
 urat syaraf dengan isu-isu.
 Akhirnya : saya dipertemukan jajaran pejabat pemda termasuk
 geologist2 dari dinas pertambangan dan energi cilacap. Kami
 diskusi dengan baik, tentang geologi, gempa, tsunami, dan
 pertambangan semen. Kemudian, pukul 13.30, dipertemukan
 saya dengan pers (Jawa Pos Group); Banyumas TV, dan 2 LSM
 (Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia / HNSI) serta Kelompok
 Nelayan Nusantara Cilacap. Lalu, saya memberikan penyuluhan
 dan penjelasan secara ilmiah dengan komunikasi yang hidup,
 ringan, tapi TEGANG. Pada penjelasan itu : saya juga
 menyinggung hasil Amdal Semen oleh UGM (tim ahlinya saat
 itu /tahun 1999 : Sukandarrumisi dan Dwikorita Karnawati).
 Bahwa yang ditambang Holcim (dulu bernama Semen Cibinong)
 di Nusa Kambangan adalah batukapur yang ada di bagian utara
 Pulau NK (seluas 3% dari luas pulau dan yang diijinkan oleh
 Dep.Hukum dan HAM RI). Secara geologi : bagian selatan
 pulau NK memanjang barat-timur adalah :
 batupasir-batulempung volkanik, yang tidak mungkin
 ditambang dan itu hutan lindung. Nah, kebetulan saja pada
 tahun 2004, saya sendiri mendapat tugas dari Semen Cibinong
 untuk RPL/RKL rencana Perluasan Pertambangan 50 ha.
 Sehingga saya sempat jalan-jalan di hutan tropis
 tertua di Jawa yang tersisa di pulau NK dan kondisi geologi
 di bagian 

Fwd: [iagi-net-l] Hydrogen - Ramah lingkungan, benarkah ?

2006-07-20 Terurut Topik B. Pujasmadi
Hydrogen hanya mengeluarkan limbah air yang aman lingkungan, tapi pembuatan 
Hydrogen dari HC atau ethanol menghasilkan limbah CO2 . Benar CO2 bisa 
disuntikkan ke perut bumi sehingga tidak mencemari lingkungan, tapi itu mahal. 
Kalau modal cupet, mereka lepas aja ke udara, siapa yang monitor?
   
  Salam
  BPJ
   
  

Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Date: Thu, 20 Jul 2006 10:11:46 +0800
From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Hydrogen - Ramah lingkungan, benarkah ?

Hydrogen
merupakan unsur pembentuk air bila digabungkan dengan oksigen, Hydrogen fuel
cell juga hanya akan memproduksi air sebagai sampahnya. Secara sepintas
energi ini akan sangat-sangat ramah lingkungan. Uni-Eropa sudah memiliki
roadmappemanfaatan
hidrogen ini sebagai bahan penyedia energi. Sudah dimulai sejak
awal 2000 UE mengkampanyekan penggunaan hidrogen.

(
http://rovicky.wordpress.com/2006/04/10/hydrogen-ramah-lingkungan-benarkah-2/
)[image: More...]

Bagaimana
hydrogen fuel cellini
bekerja ?

Fuel Cell ini bekerja mirip seperti aki (accu), hanya saja reaksi kimia
penghasil tenaga listrik ini menggunakan hidrogen dan oksigen yg bereaksi
dan mengalir mirip seperti mengalirnya bahan bakar melalui sebuah motor
bakar. Namun jelas tidak ada pembakaran (combusting) dalam proses pembangkit
listrik ini. Ya, listrik ini timul mirip seperti aki mobil saja. Dengan
demikian limbah dari proses ini hanyalah air murni yg aman untuk dibuang
dimana saja. Klik gambar disamping utk memperbesar.

Namun ada hal yg sangat penting yang harus dimengerti mengenai hidrogen fuel
cell ini bahwa tidak ada sumber hydrogen di alam. Tidak ada sebuah jebakan
gas hydrogen di alam seperti jebakan gas atau jebakan minyak. Gas hidrogen
harus dibuat, liquid hydrogen atau hidrogen cair harus diproduksi oleh
industri.

Nah,
dari mana energi pabrik penghasil hydrogen ini ?
Disinilah tempat bersembunyinya aspek lingkungan pada hygdrogen fuel cell.
Hydrogen dihasilkan oleh pabrik yg energi utamanya masih menggunakan fossil
fuel (minyak, gas ataupun batubara) . Nah kemanakah CO2 hasil pembakaran di
industri penyedia hydrogen fuel cell ini ? Beberapa plant di US dan EU
memanfaatkan reservoir bawah tanah dengan menginjeksikan CO2 kedalam
pori-pori batuan. Handling CO2 ini dianggap lebih ramah lingkungan ketimbang
pembakaran pada mesin transportasi yg terpaksa dibuang bebas di udara.

Dengan
demikian hydrogen fuel cell dianggap sebagai salah satu cara untuk
mempermudah mengelola CO2 akibat proses pembakaran fossil fuel (minyak,
gas dan batubara). Sehingga yang harus diperhatikan adalah dimana powerplat
penghasil hydrogen ini, karena disitulah penanganan CO2 hasil pembakaran
akan dikelola. Kebocoran reservoir ini juga akan sama saja dengan melepas
limbah CO2 di alam bebas. Disinilah risiko penggunaan hydrogen dalam aspek
lingkungan.

Harus selalu diingat bahwa hydrogen tetap hanya berfungsi sebagai distributor
energi seperti energi listrik yg ditransmisikan melalui kabel.

Picture source : Schlumberger oilfield review



-- 
http://rovicky.wordpress.com/



-
Groups are talking. Weacute;re listening. Check out the handy changes to 
Yahoo! Groups. 

RE: [iagi-net-l] Salah kutip? Re: [iagi-net-l] Jawa Barat Selatan Aman dari Tsunami-

2006-07-20 Terurut Topik B. Pujasmadi
Sebaiknya perlu klarifikasi ke media yang salah kutip. Ini ada kaitannya dengan 
kredibilitas keahlian ilmu bumi, baik secara perorangan maupun kelembagaan, dan 
trust masyarakat terhadap para ahli profesi kebumian. 
   
  salam,
  pujas

Slamet, Germawan [EMAIL PROTECTED] wrote:
  All,
Kliatannya emang salah kutip..
Soalnya menurut penilitian beliau yang disampaikan waktu PIT HAGI 2004,
justru pangandaran yang resikonya paling besar..

Salam,
Remy


-Original Message-
From: Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI)
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Nanang T Puspito
Sent: Friday, July 21, 2006 10:26 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [HAGI-Network] Fwd: [Itb] Pangandaran Aman

Dear all,

Pada PIT HAGI 2004 di Yogya, sebelum tsunami Aceh, saya presentasi
tentang 
tsunami jawa. full paper ada di prosiding. berikut saya copykan
abstraknya. 
mudah2an membantu. tks. nanang

TSUNAMI ZONING FOR SOUTHERN-COAST OF JAVA
Nanang T. Puspito
Department of Geophysics and Meteorology - ITB
Jalan Ganesha 10, Bandung 40132.
Tel.: 022-2500494; Fax. 022-2534139; E-mail: [EMAIL PROTECTED]


Abstract
This study is aimed to develop a tsunami zoning for southern-coast of
Java 
based on the maximum predicted tsunami heights. A total of 7
hypothetical 
earthquakes that were assumed to generate tsunamis in future were
estimated 
based on analysis of seismicity. The hypothetical earthquakes were
assumed 
to cause by subduction along the Java trench with moment magnitudes (Mw)

vary from 7.5 to 8.0 and thrust type faulting mechanism. A numerical
tsunami 
simulation method originally developed by the Tohoku University of Japan
was 
performed to estimate tsunami heights and their arrival times at 18
points 
along the coast from Ujung Kulon in westernmost of Java to Kuta in Bali.
The 
maximum predicted tsunami heights along the coast vary from 1.0 to 5.0 
meters, while their arrival times vary from 20 to 50 minutes after the 
earthquake occurrences. The highest tsunami height was predicted at 
Pangandaran of West Java and Popoh of East Java, while the lowest one
was 
predicted at Nusakambangan of Central Java and Pulau Sempu of East Java.
Keywords: tsunami zoning, tsunami simulation, tsunami height


On Thu, 20 Jul 2006 10:44:12 +0700, Hery Harjono wrote
 Mas Wal dan teman-teman,
 Yo itu yang paling krusial. Apalagi jarak kita dengan sumber tsunami 
 sangat dekat. Untuk yang jauh ndak soal, ada waktu untuk cepak-
 cepak mlayu. Yang dekat ndak ada jalan lainlari. Ini yang 
 dipraktekkan masyarakat Simelue [yang mendapat penghargaan 
 internasional atas kesigapannya mengahadapi tsunami]. Mereka hanya 
 punya waktu 8 menit untuk lari dan hampir 100% selamat [7 meninggal 
 kalau nggak salah, dan itu bukan karena tsunami]. Sebaliknya di 
 seberang, pantai barat Aceh, punya waktu 24 menit untuk lari, tapi 
 hampir 100% sirna. Masyarakat Simeulue belajar dari masa lalu.
 
 Nah ini serba repot buat BMG. Pegangan mereka hanya magnitudo gempa 
 6.2, dimana biasanya magnitudo 6 bisa menimbulkan tsunami. 
 Peringatan paling aman, harap waspada karena berpotensi diikuti 
 tsunami. Sistem BMG mestinya [kalau nggak salah sedang dirancang 
 bersama Bako yang beberapa sudah online] mendapat tambahan data dari 
 tide gauge misalnya. Setelah itu baru ketahuan apa ada kemungkinan 
 tsunami atau tidak Nah lagi. Perlu waktu dan balapan dengan 
 menyelamatkan masyarakat yang tinggalnya mungkin hanya 15 menit dari 
 tsunami. Njuk Piye? kalau ndak salah mengoreksi bahwa gempa 
 tidakjadi diikuti tsunami juga dilakukan di negara lain.
 
 Saya juga sempat kaget ditanya radio Jakarta. Untungnya beberapa 
 detik sebelumnya HP saya menerima lokasi gempa selat Sunda dari BMG 
 dan kebetulan saya coba plot pada Peta SD anak saya yang sekarang 
 sdh mahasiswa. Saya beritahu ke Radio tersebut bahwa pusat di selat 
 Sunda kedalaman 48 km. Ketika penyiar menanyakan kemungkinan tsunami,
 saya bilang [saya pasrah bongkokan pada data BMG] kecil kemungkinan 
 karena relatif dalam tapi saya toh masih menekankan masyarakat 
 sekitar Selat Sunda sebaiknya waspada [Saya jadi ingat ketemu para 
 Kiai2 TOP ahli tafsir di Jogjakarta. Ketika saya menceritakan gempa,
 bumi dan Al Qur'an, mereka bilang atau malah menasehati agar saya 
 selalu mengakhiri dengan WAALLAHU ALAM... mung gusti sing pirso...]. 
 Harusnya saya katakan itu di akhir keterangan saya, tapi pernyataan 
 agar masyarakat waspada  adalah terjemahan WAALLAHU ALAM...
 
 Saya sebenarnya cukup kaget ketika Radio Remaco menelpon saya 
 demikian cepatnya. Apakah saya harus beritahu masyarakat? Apakah 
 saya tidak melanggar? Bukankah itu tugas BMG dan bukan hak saya 
 untuk mengumumkan? Tapi sedetik saya berpikir..Insya Allah niat saya 
 baik dan saya jawab dengan menggunakan data BMG. Saya pasti akan 
 menyesal setengah mati bila saya diam dan saya matikan radio 
 tersebut jika ternyata terjadi tsunami...
 
 [Halo Pak Prih Haryadi dan mas Luhut bisa teman-teman HAGI mendapat 
 penjelesan lebih 

Re: [iagi-net-l] Nuklir Indonesia, menggandeng siapa ?

2006-07-17 Terurut Topik B. Pujasmadi
Kenyataan tidak bisa dipungkiri bahwa AS masih mendominasi kekuatan dunia saat 
ini. Melakukan tindakan yang berlawanan dengan kebijakan AS atau mencari 
dukungan lawan AS tentu akan mengalami banyak kendala. Meminta bantuan AS juga 
bukan solusi yang baik buat Indonesia, kenyataannya Indonesia bukan good boy 
di mata AS. Indonesia tidak pernah menjadi teman dekat AS karena kebijakannya 
yang menentang Israel, anak emas AS saat ini.
   
  Menurut saya, dukungan dari negara bukan AS tapi yang sepaham AS akan lebih 
aman dijadikan partner. Kalau India sedang bermasalah dengan Pakistan, sehingga 
bisa menimbulkan konflik dukung mendukung. Yang resikonya minimal keliatannya 
kerja sama dengan Jepang, selain negara ini tidak mempersenjatai derinya dengan 
peralatan perang (diharapkan bebas isu senjata nuklir), tehnologinya maju, 
dekat dengan AS, dan setahu saya banyak ahli nuklir Indonesia menyelesaikan 
sekolah dan bekerja di Jepang. Kalau Cina keliatannya tidak disukai AS, karena 
pertumbuhan ekonominya yang pesat menyebabkan AS cemburu dan berusaha meredam 
dengan berbagai cara (walaupun kenyataannya tidak mampu), masih patut 
dipertimbangkan.
   
  Salam
  BPJ 
  

Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Nuklir Indonesia, menggandeng siapa
?

Masuk era Nuklir Energy, merupakan entry door memasuki dunia baru. Namun
didalam dunia masadepan akan sangat mungkin ditentukan saat ini. Indonesia
yg belum memiliki pengalaman dalam bidang energi nuklir perlu 'menggandeng'
kawan dalam mengembangkannya … Nah siapa teman yang sejati ? Iran, Amerika,
Cina, Jepang atau India ?
Setelah ada indikasi Indonesia akan bekerja sama dengan Iran dalam teknologi
Nuklir sebagai pembangkit Listrik seperti yg dikutip dari Detik.com

Tuesday, 27 June 2006
Luhur Hertanto - detikcom (sumber: Detikcom 27 Juni 2006 )

Jakarta - Pemerintah berniat mempercepat pengadaan pembangkit listrik
tenaga nuklir (PLTN) yang semula ditargetkan paling lambat
realisasinya pada 2016 menjadi 2011. Nah, untuk partnernya, Indonesia
menjajaki kemungkinan kerjasama dengan Iran.
Percepatan target yang tertuang dalam Kebijakan Energi Nasional ini
dimaksudkan untuk mengantisipasi lonjakan permintaan energi listrik
yang pada tahun 2009 diperkirakan mencapai 3.000 mega watt.

Kali ini lagi-lagi Amerika ndak mau ketinggalan untuk ngrecokin Indonesia
lagi dalam mengadakan kerjasama Internasional. Seperti yg ditulis oleh gatra
sebulan setelah indikasi kerjasama Indonesia dengan Iran.

http://www.gatra.com/artikel.php?id=96257
RI-AS Jajaki Kerja Sama
Nuklir

Washington, 15 Juli 2006 15:58
Pemerintah Indonesia menjajaki peluang kerja sama dengan Amerika Serikat
(AS) dalam membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).

Penjajakan awal ini dilakukan Menteri Riset dan Teknologi (Menristek),
Kusmayanto Kadiman dengan penasihat senior tenaga nuklir dari Departemen
Energi AS, dan pihak Nuclear Energy Institute (NEI) di Washington DC, hari
Jum`at (14/7).

* Menarik juga menggandeng Iran.*

Malaysia secara terbuka mendukung negara-negara Islam. Dan akhirnya
mendapatkan lisensi untuk mengexplorasi-eksploitasi di negara-negara Islam
di Afrika termasuk Sudan dll. Dengan begini produksi Petronas secara global
telah meningkat tajam melebihi 1 Juta
barel/day.
Jauh diatas Indonesia secara keseluruhan.
'Menggandeng siapa', dalampercaturan global akan sangat menentukan
ketergantungan dan aliainsi. Malaysia cukup 'cerdik' untuk berani menyatakan
mendukung negara Islam hingga sukses masuk ke negara-negara Islam di Afrika
dimana sumber migasnya masih belum banyak disentuh tangan-tangan 'barat'.
Salah satunya di
Sudan,
yang sudah mulai akan memproduksi 250.000 Barrel perhari.
Nah, Indonesia mau tetep ambigu dengan mengangkangi keduanya atau malah
justru terinjak keduanya, itu sangat tergantung kita.

Mungkin sebentar lagi negara-negara lain akan merayu Indonesia untuk
berkongsi dalam pengembangan energi maju ini.

Siapa mau ??
Jerman, India, Cina, Jepang … ?
Hayooo tunjukin teknologimu, nanti aku contek ! … upst !!!


-- 
http://rovicky.wordpress.com/



-
Do you Yahoo!?
 Everyone is raving about the  all-new Yahoo! Mail Beta.

Re: [iagi-net-l] Tsunami-Genic Earthquake : SW Java Epicentrum (17 July 2006)

2006-07-17 Terurut Topik B. Pujasmadi
Di sepanjang pantai selatan Jawa dan barat Sumatra yang rawan tsunami banyak 
pantai wisata. Kebanyakan yang berada di pantai, nelayan, apalagi yang lagi 
berenang di pantai, tidak merasakan gempa, sehingga tidak mengantisipasi adanya 
tsunami. Mungkin sudah saatnya pemerintah atau pihak yang berwenang membuat 
alarm  gempa di semua wisata pantai yang menyala bila terjadi gempa, mengingat 
tenggang waktu antara gempa dan tsunami relatif singkat. Sehingga nantinya 
kalau terjadi gempa, tanpa harus menunggu tsunami datang, semua orang yang 
berada dekat pantai sempat menyelamatkan diri.
   
  Kita masih bersyukur karena terjadinya gempa bukan sehari sebelumnya. 
Diperkirakan akan jatuh korban lebih banyak kalau terjadi pada hari libur, 
karena akan lebih banyak wisatawan yang pergi ke pantai.
   
  Salam
  BPJ

Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Sampai hampir pukul 01.00 dini hari ini (Selasa 18 Juli 2006), saat tulisan 
ini dibuat, jumlah korban tewas telah mencapai 86 orang, tersebar dari pantai 
selatan Garut, Cipatujah, Pangandaran, Cilacap, sampai Gunung Kidul. Bilangan 
ini masih akan bertambah terus sebab puluhan orang dilaporkan hilang. Korban 
tewas bertambah dengan cepat, pukul 17.50 tadi sore (Senin 17 Juli 2006) korban 
tewas masih 5 orang seperti disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudoyono di 
dalam acara Keterangan Pers di Istana. Korban tewas terutama karena direnggut 
tsunami dan tertimpa bangunan.

Data gempa dari BMG dan USGS sepakat mencantumkan episentrum gempa kali ini di 
Lautan Hindia selatan Jawa Barat sekitar 200 km selatan garis pantai sekitar 
Garut selatan dan 50 km di sebelah utara jalur Palung Sunda. Kekuatan gempa 
menurut BMG adalah 6.8 SR (skala Richter), sumber gempa pada kedalaman 33 km 
(MetroTV dan wawancara interaktif Radio El Shinta dengan Pak Fauzi BMG). 
Berdasarkan NEIC (National Earthquake Information Center) USGS (United States 
Geological Survey), kekuatan gempa adalah 7.1 Mw (momen magnitude – memang Mw 
selalu berangka lebih besar daripada SR) berasal dari kedalaman 48.6 km. Sampai 
pukul 23.30 tadi (Senin 17 Juli 2006) gempa susulan telah tercatat 10 kali 
dengan kekuatan 5.0-6.0 SR. Dilaporkan pula bahwa gempa skala kecil dilaporkan 
terjadi di selatan Trenggalek, Jawa Timur.

Mengapa gempa ini menimbulkan tsunami ? Karena, semua syarat terjadinya tsunami 
dipenuhinya. Gempa ini terhitung dangkal (33 km), kuat (6.8 SR), terjadi di 
laut, dan mekanisme pematahan batuan pada sumber gempa ini adalah penyesaran 
naik (berdasarkan focal mechanism/momen tensor solution-nya). Tsunami di 
pantai-pantai dengan korban tewas tercatat dengan ketinggian gelombang 1-2 
meter (info sesaat dari orang-orang di wilayah tsunami sekitar 
Pangandaran-Cilacap yang berhasil diwawancarai El Shinta secara jarak jauh 
melaporkan gelombang tsunami setinggi 5-7 meter). Seorang narapidana Nusa 
Kambangan yang sedang bekerja di luar penjara dilaporkan ketakutan-panik dan 
malahan bunuh diri dengan menjatuhkan diri ke dalam sumur.

Gelombang tsunami juga teramati di Bali pada ketinggian 20 cm, di Pulau 
Christmas setinggi 60 cm, dan di Pulau Cocos 10 cm. Pulau Christmas dan Pulau 
Cocos terletak di sebelah baratdaya sumber gempa. Tsunami juga tercatat di 
baratlaut pantai Australia. Menurut sebuah sumber lembaga geosains di 
Australia, wilayah pengaruh tsunami gempa kali ini adalah seluas radius 1100 km 
dari titik episentrum.

Bagaimana posisi seismotektonik “gempa Pangandaran” ini ? Plotting episentrum 
gempa ini pada peta2 tektonik Indonesia selatan Jawa (misal pada peta Hamilton, 
1979) dengan segera menunjukkan bahwa episentrum/hiposentrum terjadi pada jalur 
non-volcanic outer arc ridge di selatan Jawa. Ini adalah jalur terusan pulau2 
barat Sumatra Simeulue-Nias-Mentawai-Enggano yang menerus ke Jawa sebagai 
submarine ridge. Wilayah ini disusun oleh melange hasil prisma akresi 
konvergensi Lempeng Hindia dengan bagian Lempeng Asia (Mikro-Lempeng Sunda). 
Sumber gempa terjadi sekitar 50 km utara Palung Sunda pada kedalaman 33 km – 
mengindikasi bahwa sumber gempa berasal dari pematahan segmen kerak Bumi pada 
overriding plate di atas Lempeng Hindia yang menunjam/menyusup di bawahnya.

Ke baratdaya dari wilayah ini banyak oceanic plateaux sekitar Pulau Cocos yang 
kelak (relatif dalam periode geologi) akan menghentikan sejenak proses 
penunjaman Lempeng Hindia di bawah Mikro-Lempeng Sunda dan kerak akresinya. 
Untuk suatu periode nanti wilayah2 ini akan menjadi “seismic gap zones” yang 
“aseismic”, tetapi yang selanjutnya justru akan menjadi wilayah2 pencetus gempa 
besar saat rupture mesti terjadi.

Bencana ini sekali lagi menunjukkan kepada kita, sudah saatnya wilayah selatan 
Jawa mendapatkan perhatian yang layak dalam segi seismotektonik sesering 
seperti yang dilakukan di wilayah sebelah barat Sumatra. Pengetahuan kita untuk 
selatan Jawa minimal, padahal penduduknya cukup banyak.

We are living and sleeping with earthquakes, be ready !

awang


Re: [iagi-net-l] Gempa, Pemicu Banjir Lumpur Porong?

2006-07-05 Terurut Topik B. Pujasmadi
Saya meragukan pendapat bahwa lumpur tersebut dari influx air sungai disekitar 
luapan lumpur. Kalau ada influx dari sungai (artesis), maka tekanan yang 
menyebabkan lumpur keluar adalah normal hydrostatic pressure (bukan 
overpressure).  
   
  Saya lihat semburan lumpur sekitar 0.5-1 meter, sehingga tinggi pisometriknya 
mungkin 1-5 meter. Memangnya ada sungai yang elevasinya 5 meter di sekitar 
lokasi lumpur? Lagi pula lumpur itu diyakini dari kedalaman 6000'-an, jadi 
kalau memang lumpur ini lumpur artesis, discharge areanya pasti berkilo-kilo 
jauhnya dari lokasi sumur, bukan dari sekitar sumur.
   
  BPJ

Winderasta, Wikan (wikanw) [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Mengacu pada dugaan penyebab bencana erupsi lumpur adalah underground
blowout, maka sampai saat ini terdapat dua pendapat yang dipertentangkan
sebagai penyebabnya, yaitu gempa atau pemboran.

Kalau saya analogikan dengan sebuah pengalaman saya waktu menyetir
mobil, yaitu ketika tiba-tiba sebuah batu kerikil mencethat (melenting)
dari sebuah kendaraan (truk) dari arah berlawanan, sehingga sebuah
tembakan kecil dari kerikil ke kaca depan mobil saya menyebabkan sebuah
retakan kecil di kaca depan mobil. Dalam waktu hitungan detik, retakan
menyebar dan membuat seluruh permukaan kaca depan mobil menjadi retak
semua dan hanya lapisan film yang menahan kaca tidak ambrol
berkeping-keping. Tetapi dalam sebuah kejadian di waktu yang lain,
tembakan kerikil tidak menyebabkan retaknya semua kaca depan tetapi
hanya menyisakan retakan bulat kecil di sekitar bekas tembakan kerikil. 
Waktu saya tanyakan ke tukang kaca, kenapa kok bisa terjadi hal yang
beda, jawaban mereka karena kondisi kaca waktu terjadi tembakan saat itu
berbeda. Kaca yang retak semuanya terjadi pada kondisi kaca dalam
keadaan kritis, yang kemungkinan memang sudah berumur dan saat itu
mengalami suhu (panas matahari) serta tekanan (kecepatan mobil kencang
pada jalanan menurun) yang cukup kuat untuk membuat kondisi kritis,
selain juga energi lentingan kerikil. Sedangkan yang cuma meninggalkan
bekas kecil, karena kaca tidak dalam kondisi kritis meskipun energi
lentingan kerikil sama dengan kejadian sebelumnya..

Analogi lain adalah kejadian-kejadian erupsi uap panas di lapangan
injeksi uap (Duri). Dari banyak erupsi uap/minyak di lokasi area luar
sumur (20m) yang terjadi, dimana selalu disimpulkan melibatkan media
patahan (sesar), kejadian yang berskala besar ditandai dengan semburan
bertekanan tinggi, sedangkan yang berskala kecil hanya berupa aliran
(seepage) atau gelembung udara (bubbling). 
Kedua jenis skala kejadian selalu terjadi pada wilayah injeksi yang
secara teratur dilakukan pada tekanan yang melebihi kapasitas maksimum
injeksi (karena perubahan yang tidak di monitor dengan baik atau target
tekanan yang mengabaikan kapasitas maksimum, misalnya di daerah yang
mengalami pen-sesaran). Tetapi kejadian berskala besar (semburan
bertekanan tinggi) selalu dipicu oleh aktivitas pemboran, dimana
dilakukan pemberian high MW untuk mengatasi kick di zona tertentu. Dalam
hal ini kondisi kritis reservoir dan patahan diciptakan oleh adanya
pemberian tekanan oleh injeksi uap, sedangkan aktivitas pemboran membuat
kondisi kritis terlampaui.

Dari analogi-analogi di atas, menurut pendapat saya, sebuah aktivitas
kecil (misal pemberian tekanan oleh suatu titik pemboran) pada suatu
zona formasi yang mengalami suatu kondisi kritis dapat menyebabkan
sebuah underground blowout yang mencapai volume besar. Dalam hal ini,
kondisi kritis yang bagaimana dan apa penyebabnya belum dapat
disimpulkan secara mendalam (mungkin gempa, local paleo subsidence, atau
hal-hal lain) - sepertinya penjelasan dari pak Awang, kang Mino, atau
info dari blog Pak Rovicky bisa digunakan sebagai referensi.

Hal lain yang menarik adalah adanya informasi mengenai influx air sungai
di dekat lokasi erupsi sebagai sumber material cair dari lumpur. Kalau
hal itu benar terjadi (sesuai dengan studi karakter lumpur), tentunya
alternatif and cara penanganan erupsi menjadi semakin rumit.

Semoga kejadian ini dapat segera ditanggulangi dan kerugian dapat
diatasi dengan memuaskan semua pihak. Salut untuk semua pihak yang telah
bekerja dan menyumbangkan tenaga/pikiran, semoga memperoleh nilai
ibadah.

Wassalam,
WW


-Original Message-
From: Sugeng Hartono [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, July 04, 2006 12:02 PM
To: iagi-net@iagi.or.id; iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] 6 Tersangka / Re: [iagi-net-l] Kalau ke
pengadilan -- Re: [iagi-net-l] Gempa, Pemicu Banjir Lumpur Porong?

Pak ISM,

Menurut pengalaman saya, rasanya kok tidak bisa kalau geologist
(wellsite geologist) mesti disangkutkan (bertanggung jawab?) dengan
musibah dalam pemboran (misalnya blowout). Geologist selalu bekerja
dengan mudloggers di dalam mudlogging unit. Setiap ada tanda-2 yang
mencurigakan (misalnya setelah terjadi perubahan kecepatan pemboran atau
drilling break, yang kemungkinan pemboran masuk ke lapisan batu pasir
atau gamping yang porous, lalu 

Re: [iagi-net-l] Re: CO2 reading

2006-07-04 Terurut Topik B. Pujasmadi
Seingat saya, CO2 kontaminasi dengan lumpur membentuk bicarb (HCO3), biasanya 
ditreatment dengan soda abu  untuk melepas CO2. Over treatment bisa mengikat 
kembali CO2.  
   
  BPJ
  

Anton Prakoso [EMAIL PROTECTED] wrote:
  apakah ada kemungkinan CO2 ini membentuk reaksi ikatan kimia baru
dengan additive mud..? sehingga tidak terbaca sebagai CO2, kira-kira
macam apa saja additive mud yang bisa bereaksi dengan CO2 yah..?

AP

On 7/4/06, B. Pujasmadi 
wrote:
 Biasanya data pengukuran lapangan dan sesor mudlogging tidak terpaut jauh.
 Kemungkinannya alat tidak berfungsi dengan baik (perlu dilihat, kapan
 terakhir dikalibrasi) atau sumber gas yang berbeda (bukan dari 2319 mtvdss).
 Pernah di lapangan, CO2 selama drilling membaca 90-95%. Kita sempet gak
 percaya, sehingga berkali-kali dikalibrasi. Ternyata test CO2 di lab memang
 98.5%.

 Reaksi dengan lumpur bisa aja, CO2 akan menyebabkan viskositas naik
 (reaksi dengan clay). Kalaupun dilakukan mud treatmen, bisanya tidak menjadi
 konstan 0%. Kalau habis treatmen akan turun, lama-lama naik lagi. Kalau CO2
 konstan di 0%, kemungkinannya: 1. memang tidak ada CO2 atau 2. alatnya mati.
 Pada oil base mud, flocculation clay biasanya sulit terjadi (lumpur ini
 tahan thd kontaminasi).

 Salam
 BPJ


 Amir Al Amin wrote:
 Sensor baik-baik saja.
 Karena sensor yang sama dipakai untuk mengetes CO2 dari sampel
 dan dari mud.

 Ide saya, kalau ada alat-alatnya, mungkin bisa di campur CO2 + Mud,
 kemudian di kocok, di 'ekstrak' lagi gasnya. Apakah benar CO2nya
 bereaksi.

 Saya pernah dengar di natuna juga, tidak terdeteksi saat drilling?
 benar nggak ya? Apakah juga oil base mud.

 salam


 On 7/3/06, Anton Prakoso
 wrote:
  Kalau dari sensor kalibrasinya jalan gak mas Amir..??
 
  AP
 
 
  On 7/1/06, Amir Al Amin wrote:
  
   Analisa gas sample dari sandstone, 2319mtvdss, temp 170degC.
   drilling dengan sythentic oil base mud.
  
   CO2 dari sample 33%C1 65%, C2 0.67%,C3-C5 absen., CO2 saat mudlogging
 0%.
  
   CO2 dari sample 80%C1 17%, C2 0.03%, C3-C5 absen., CO2 saat mudlogging
 0%.
  
   Kenapa high CO2 reservoir, dari sampling, tetapi saat pengeboran
   sensor di CO2 mudlogging readingnya 0%?
  
   Apakah CO2 bereaksi dengan Drilling mud , sehingga tidak terdeteksi
   saat pengeboran?
  
   Seingat saya, di geothermal, CO2 reading dapat membantu untuk
   parameter fracture zone.
  
   Sepertinya dulu pernah ada yang posting hal yang sama.
  
   --
   ***
   Amir Al Amin
   Operation/ Wellsite Geologist
   (62)811592902
   amir13120[at]yahoo.com
   amir.al.amin[at]gmail.com
   
  
   -
   - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
   - Call For Papers until 26 May 2006
   - Submit to: [EMAIL PROTECTED]
   -
   To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
   To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
   Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
   Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
   Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
   No. Rek: 123 0085005314
   Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
   Bank BCA KCP. Manara Mulia
   No. Rekening: 255-1088580
   A/n: Shinta Damayanti
   IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
   IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
   -
  
  
 
 


 --
 ***
 Amir Al Amin
 Operation/ Wellsite Geologist
 (62)811592902
 amir13120[at]yahoo.com
 amir.al.amin[at]gmail.com
 

 -
 - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
 - Call For Papers until 26 May 2006
 - Submit to: [EMAIL PROTECTED]
 -
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 -



 
 -
 Talk is cheap. Use Yahoo! Messenger to make PC-to-Phone calls. Great rates
 starting at 1¢/min.


-
- PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
- Call For Papers until 26 May 2006
- Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email

Re: [iagi-net-l] CO2 reading

2006-07-03 Terurut Topik B. Pujasmadi
Biasanya data pengukuran lapangan dan sesor mudlogging tidak terpaut jauh. 
Kemungkinannya alat tidak berfungsi dengan baik (perlu dilihat, kapan terakhir 
dikalibrasi) atau sumber gas yang berbeda (bukan dari 2319 mtvdss). Pernah di 
lapangan, CO2 selama drilling membaca 90-95%. Kita sempet gak percaya, sehingga 
berkali-kali dikalibrasi. Ternyata test CO2 di lab memang 98.5%. 
   
  Reaksi dengan lumpur bisa aja, CO2 akan menyebabkan viskositas naik (reaksi 
dengan clay). Kalaupun dilakukan mud treatmen, bisanya tidak menjadi konstan 
0%. Kalau habis treatmen akan turun, lama-lama naik lagi. Kalau CO2  konstan di 
0%, kemungkinannya: 1. memang tidak ada CO2 atau 2. alatnya mati. Pada oil base 
mud, flocculation clay biasanya sulit terjadi (lumpur ini tahan thd 
kontaminasi).
   
  Salam
  BPJ
   
  
Amir Al Amin [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Sensor baik-baik saja.
Karena sensor yang sama dipakai untuk mengetes CO2 dari sampel
dan dari mud.

Ide saya, kalau ada alat-alatnya, mungkin bisa di campur CO2 + Mud,
kemudian di kocok, di 'ekstrak' lagi gasnya. Apakah benar CO2nya
bereaksi.

Saya pernah dengar di natuna juga, tidak terdeteksi saat drilling?
benar nggak ya? Apakah juga oil base mud.

salam


On 7/3/06, Anton Prakoso 
wrote:
 Kalau dari sensor kalibrasinya jalan gak mas Amir..??

 AP


 On 7/1/06, Amir Al Amin wrote:
 
  Analisa gas sample dari sandstone, 2319mtvdss, temp 170degC.
  drilling dengan sythentic oil base mud.
 
  CO2 dari sample 33%C1 65%, C2 0.67%,C3-C5 absen., CO2 saat mudlogging 0%.
 
  CO2 dari sample 80%C1 17%, C2 0.03%, C3-C5 absen., CO2 saat mudlogging 0%.
 
  Kenapa high CO2 reservoir, dari sampling, tetapi saat pengeboran
  sensor di CO2 mudlogging readingnya 0%?
 
  Apakah CO2 bereaksi dengan Drilling mud , sehingga tidak terdeteksi
  saat pengeboran?
 
  Seingat saya, di geothermal, CO2 reading dapat membantu untuk
  parameter fracture zone.
 
  Sepertinya dulu pernah ada yang posting hal yang sama.
 
  --
  ***
  Amir Al Amin
  Operation/ Wellsite Geologist
  (62)811592902
  amir13120[at]yahoo.com
  amir.al.amin[at]gmail.com
  
 
  -
  - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
  - Call For Papers until 26 May 2006
  - Submit to: [EMAIL PROTECTED]
  -
  To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
  To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
  Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
  Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
  Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
  No. Rek: 123 0085005314
  Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
  Bank BCA KCP. Manara Mulia
  No. Rekening: 255-1088580
  A/n: Shinta Damayanti
  IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
  IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
  -
 
 




-- 
***
Amir Al Amin
Operation/ Wellsite Geologist
(62)811592902
amir13120[at]yahoo.com
amir.al.amin[at]gmail.com


-
- PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
- Call For Papers until 26 May 2006 
- Submit to: [EMAIL PROTECTED] 
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-




-
Talk is cheap. Use Yahoo! Messenger to make PC-to-Phone calls.  Great rates 
starting at 1¢/min.

Re: [iagi-net-l] perdata atau pidana ?Re: [iagi-net-l] Gempa, Pemicu Banjir Lumpur Porong?

2006-07-03 Terurut Topik B. Pujasmadi
Sebenarnya yang bisa langsung dikenakan adalah pasal pencemaran (pidana), tanpa 
harus mencari-cari kesalahan teknis, karena UU udah jelas. Keputusan teknis 
biasanya dilakukan dari hasil musyawarah (diskusi antar team). Misalnya apakah 
pasang casing dulu sesuai program atau bor dulu sampai target biasanya bukan 
keputusan Co-man, melainkan rekomendasi dari team subsurface. Yang kasi komando 
biasanya drilling supv di Jakarta, eksekutor co-man  di lapangan. Siapa yang 
harus masuk bui: Manajer HSE, subsurface team, drilling supv, atau co-man?. 
   
  Repotnya, kalau terjadi kegagalan seperti BP-1 ini biasanya kemudian saling 
lempar tanggung jawab, apalagi iming-imingnya berupa bui.
   
  Salam
  BPJ

Ismail Zaini [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Kelihatannya sekarang ini banyak lho lawyer/ahli hukum yang juga punya 
background masalah Teknis bahkan Geologi , kalau gak salah itu Kang Udibowo 
( GeoITB '72 ) salah satunya , dia ambil hukumnya di UI.
Untuk menentukan apakah perdata atau pidana ada di penyidik , mau dibawa 
kemana perkaranya , baru nanti peradilan yang memutuskan,( untuk masalah si 
Panji ini menurut penyidik adalah masalah pidana ) . Kalau kasusnya masalah 
teknis , si pengacaranya juga pinter masalah teknis ( geologi misalnya ) 
maka akan dapat meyakinkan hakimnya, jadi kalau menghadapi masalah yang 
teknis ambil pengacaranya yang juga menguasai permasalahan tsb . Kelihatnnya 
kalau masalah si Panji ini nanti bnayak permasalahan teknisnya ( lain dg 
masalah pembobolan uang , korupsi ,suap atau pembunuhan )
Kalau masalah perdata kan tidak ada penahanan.
Dulu banyak kasus orang diberibeasiswa untuk sekolah ke LN tapi setelah 
lulus tdk mau bekerja ditempat institusi yang memberikan bea siswa ( pada 
waktu berangkat menandatangi kontrak kesanggupan untuk bekerja di institusi 
pemberi bea siswa setelah lulus sekolahnya), dia tidak dikenai pasal pidana 
tapi hanya perdata ( ngutang ke pemberi beasiswa)

ISM



- Original Message - 
From: 
To: 
Sent: Monday, July 03, 2006 9:06 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] perdata atau pidana ?Re: [iagi-net-l] Gempa, 
Pemicu Banjir Lumpur Porong?


 Frank, mencuri uang, korupsi, dan banyak lagi yg tidak harus berhubungan
 dengan nyawa, dapat dijadikan delik hukum pidana.

 Saya tuh nggak terlalu sreg untuk langsung mengatakan kalau nabrak orang
 itu adalah kasus pidana, tapi okelah, kan hanya seorang geologist yg
 mengatakan, he..he, kalo orang hukum pernyataan ini dapat disebut pokrol.

 kenapa? kelalaian itu bisa disengaja, bisa juga tidak kan, siapa sih yg
 mau lalai trus nabrak orang.

 Perdata itu tdk semuanya mengenai harta benda, memang pada umumnya, tetapi
 lebih kepada hubungan sipil dan privat.

 Kalau mau mencari bantuan hukum, minta ke LBH, bukan IAGI. IAGI hanya bisa
 memberikan masukan teknikal saja (lebih ke Geologi lho) utk dijadikan
 informasi dalam proses hukum.

 Salam,

 JCI

 apakah perdata itu mengenai harta benda saja sedangkan pidana itu 
 mengenai
 nyawa? atau saya salah definisi nya?

 fbs


 - Original Message 
 From: Parvita Siregar 

 To: iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Monday, July 3, 2006 8:21:31 AM
 Subject: RE: [iagi-net-l] perdata atau pidana ?Re: [iagi-net-l] Gempa,
 Pemicu Banjir Lumpur Porong?


 Bisa kena pidana karena kelalaian. Mobil nabrak orang kan accident tapi
 tetap pidana juga. Ini udah ngorbanin banyak orang dan membuat kerugian
 yang besar sampai aktivitas2 terganggu. Miris sih, I sympathize to
 Lapindo Brantas...masa2 sulit.

 -Original Message-
 From: Wayan Ismara Heru Young [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Saturday, July 01, 2006 2:46 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] perdata atau pidana ?Re: [iagi-net-l] Gempa,
 Pemicu Banjir Lumpur Porong?

 setahu saya, pidana itu kasus2 yang tidak perlu ada yang menuntut (kalau
 di US seperti The State of Nevada against Jhon Doe), sedangkan perdata
 itu kasus pribadi, misalnya si a tidak memenuhi target sesuai kontrak..
 CMIIW..

 jadi tergantung UU yang ada, kalau ada pasal yang menyatakan bahwa
 kelalaian yang mambahayakan masyarakat umum adalah tindakan yang dapat
 dihukum pidana,ya berarti itu adalah kasus pidana...
 kalau tidak masuk pidana, penduduk yang merasa dirugikan bisa 
 mengajukan
 gugatan perdata ke pengadilan...

 salam,
 .heru.

 Franciscus B Sinartio wrote: Numpang tanya...
 apakah bedanya pidana dan perdata?
 apakah kasus BanjarPanji ini bukan perdata?
 kalau memang ada yang sengaja lakukan sabotase maka bisa dikatakan pidana
 tetapi kalau kecelakaan (okelah mungkin keteledoran), apakah ini masuk
 pidana?
 Kalau pidana apakah berarti well site geologist nya, operation 
 geologist,
 drilling engineer, exploration manager bisa dijadikan tersangka?
 bagaimana juga dengan jajaran decision maker yang lebih tinggi nya?

 okelah kelihatannya Lapindo dkk harus bayar ganti rugi, tetapi gimana
 pegawainya yang cuma menjalankan tugas?

 apa yang IAGI bisa bantu ?

 fbs
 sangat prihatin, bukan hanya karena kenal secara pribadi kawan2 

Re: [iagi-net-l] ADB di Metro TV jam 6---diskusi lebih lanjut-overpressure?

2006-06-20 Terurut Topik B. Pujasmadi
Saya belum bisa memahami terjadinya overpressure di batuan karbonat. Mungkin 
ada yang bisa menjelaskan secara singkat teorinya. Jangan-jangan formation 
pressure yang 15.7 ppg itu supercharge? Adakah data PLT yang mendukung?
   
  BPJ

Andang Bachtiar [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Thx info-nya Kang Vicky,...
Oleh karena tidak yakin itulah maka saya menambahkan kata mungkin tidak 
overpressure untuk Kujung (perhatikan kembali statement saya yang anda quote 
dalam teks)

Kemungkinan lainnya:
- Kujung puya pressure lebih kecil dari section di atasnya (karena H2S hanya 
keluar di awal2 semburan waktu KICK, dan H2S adalah ciri dari fluida Kujung 
di daerah tsb). Karena pressurenya lebih kecil dari section diatasnya 
(walaupun tetap overpressure), maka pada fasa-fasa berikutnya dari semburan 
(setelah KICK), fluida dari Kujung tidak dapat lagi naik ke atas karena 
tidak mungkin fluida dg pressure yg lebih kecil bisa naik ke permukaan 
melewati zoan yang pressure-nya lebih besar. Hal ini dikuatkan dg bukti 
mengecilnya (dan hilangnya) kadar H2S di fasa-fasa lanjut dari semburan.

Komentar lainnya:
- Belum tentu juga Kujung yang ditembus di TD yang menyebabkan loss 
circulation,... bisa juga: FAULT (ingat: section Kalibeng di BP-1 jauh lebih 
panjang dr section serupa di Porong-1, malahan dalam prognosisnya sebenarnya 
kawan2 Lapindo memprediksi top Kujung pada 8500 feet -- bukan 9290an feet -- 
berarti ada kesalahan prediksi berupa penebalan +/- 790 feet dari section 
Kalibeng tersebut. Apakah ini karena T-D conversionnya kurang pas, atau 
karena faktor struktur-stratigrafi,... perlu diurai lebih lanjut)

Komentar lainnya lagi:
- Bisa jadi Reef Kujung di BP-1 tidak satu build-up yang sama dg Reef di 
Porong-1 () Bukti hanya baru dari pemetaan seismik, belum 
proven dengan pengeboran dan pengukuran pressure yang sempurna pada kedua 
sumur tersebut.


Salam

adb
arema


- Original Message - 
From: Rovicky Dwi Putrohari 
To: 
Sent: Tuesday, June 20, 2006 9:22 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] ADB di Metro TV jam 6---diskusi lebih lanjut


 On 6/20/06, Andang Bachtiar wrote:
 OVERPRESSURE). Nah, begitu masuk ke Kujung (presumably) terjadilah Loss
 Circulation. Jadi, Kujungnya sendiri mungkin tidak overpressure.
 Selebihnya: persepsi Fauzan sudah sama dengan maksud saya.

 Salam

 ADB

 Sepertinya Pak Andang harus melihat berapa pressure di Kujung 
 baru berbicara apakah Kujung OP atau tidak.
 Loss Mud itu hanyalah MW FM tetapi bukan berarti FP  HP
 (hydrostatic pressure.)
 Terminology OP itu dibandingkan dengan HP bukan dengan MW.

 Kalau Pak Andang menengok sumur Porong-1. maka pengukuran pressure
 dengan RFT di Kujung sudah menunjukkan Formation pressure 15.7 ppg ...
 ini jelas overpressure Pak ADB.
 Di sumur BD-1/2 anda akan lihat wellhead flowing pressure mencapai
 6000pst utk test dikedalaman sekitar 1 feet. Nah karena kita tahu
 yg keluar Oil and Gas, tentunya bisa dikira-kira berapa formation
 presurenya. Dan disini juga Kujung sudah OP.

 Tetapi kalau benar di BP-1 Fm Kujung tidak OP malah ada hal yg aneh,
 karena Kujung di Porong-1 dan BP-1 masih satu reef buildup.
 .
 Kesimpulan Kujung tidak OP ini mungkin karena salahsatu pendapat di
 Lapindo karena dengan asumsi gas yang ada di Wunut berasal dari
 bocoran Porong-1. Namun pengukuran pressure ini menurutku menunjukkan
 Kujung masih OP. Kemungkinann lain adalah dahulunya Kujung Pernah
 bocor dengan melihat bukti adanya Paleo Colapse yg digambarkan oleh
 Arse di artikelnya di AAPG. Namun kemudian tertutup lagi dan kembali
 OP. Saya sendiri belum tahu apakah benar bisa buka-tuptup seperti ini.

 salam

 rdp

 -
 - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
 - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: 
 [EMAIL PROTECTED] 
 -
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 - 

-
- PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
- Call For Papers until 26 May 2006 
- Submit to: [EMAIL PROTECTED] 
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. 

Re: [iagi-net-l] ADB di Metro TV jam 6---diskusi lebih lanjut-overpressure?

2006-06-20 Terurut Topik B. Pujasmadi
Kalau lensa batupasir overpressure karena letaknya  di dalam shale yang 
overpressure, saya bisa memahami. Tapi untuk membuat formasi batugamping yang 
pelamparannya luas, berapa overpressure shale yang menyelimuti. Ini yang agak 
sulit saya pahami. 
   
  Kalau memang benar formation pressure 15.7 ppg, kemudian terjadi loss 
circulation, berapa berat lumpur yang dipakai waktu drilling. Saya kira kalau 
hanya 1-2 ppg di atas formation pressure, masih belum mengakibatkan lost 
circulation. Apakah di BP-1 drilling dengan mw  di atas 17 ppg? 
   
  BPJ
   
   
  
Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Kalau memahahami overpressure di lensa batupasir yg berada diantara shale
bisa ngga ?

RDP

On 6/21/06, B. Pujasmadi 
wrote:

 Saya belum bisa memahami terjadinya overpressure di batuan karbonat.
 Mungkin ada yang bisa menjelaskan secara singkat teorinya. Jangan-jangan
 formation pressure yang 15.7 ppg itu supercharge? Adakah data PLT yang
 mendukung?

 BPJ

 Andang Bachtiar wrote:
 Thx info-nya Kang Vicky,...
 Oleh karena tidak yakin itulah maka saya menambahkan kata mungkin tidak
 overpressure untuk Kujung (perhatikan kembali statement saya yang anda
 quote
 dalam teks)

 Kemungkinan lainnya:
 - Kujung puya pressure lebih kecil dari section di atasnya (karena H2S
 hanya
 keluar di awal2 semburan waktu KICK, dan H2S adalah ciri dari fluida
 Kujung
 di daerah tsb). Karena pressurenya lebih kecil dari section diatasnya
 (walaupun tetap overpressure), maka pada fasa-fasa berikutnya dari
 semburan
 (setelah KICK), fluida dari Kujung tidak dapat lagi naik ke atas karena
 tidak mungkin fluida dg pressure yg lebih kecil bisa naik ke permukaan
 melewati zoan yang pressure-nya lebih besar. Hal ini dikuatkan dg bukti
 mengecilnya (dan hilangnya) kadar H2S di fasa-fasa lanjut dari semburan.

 Komentar lainnya:
 - Belum tentu juga Kujung yang ditembus di TD yang menyebabkan loss
 circulation,... bisa juga: FAULT (ingat: section Kalibeng di BP-1 jauh
 lebih
 panjang dr section serupa di Porong-1, malahan dalam prognosisnya
 sebenarnya
 kawan2 Lapindo memprediksi top Kujung pada 8500 feet -- bukan 9290an feet
 --
 berarti ada kesalahan prediksi berupa penebalan +/- 790 feet dari
 section
 Kalibeng tersebut. Apakah ini karena T-D conversionnya kurang pas, atau
 karena faktor struktur-stratigrafi,... perlu diurai lebih lanjut)

 Komentar lainnya lagi:
 - Bisa jadi Reef Kujung di BP-1 tidak satu build-up yang sama dg Reef di
 Porong-1 () Bukti hanya baru dari pemetaan seismik, belum
 proven dengan pengeboran dan pengukuran pressure yang sempurna pada
 kedua
 sumur tersebut.


 Salam

 adb
 arema


 - Original Message -
 From: Rovicky Dwi Putrohari
 To:
 Sent: Tuesday, June 20, 2006 9:22 PM
 Subject: Re: [iagi-net-l] ADB di Metro TV jam 6---diskusi lebih lanjut


  On 6/20/06, Andang Bachtiar wrote:
  OVERPRESSURE). Nah, begitu masuk ke Kujung (presumably) terjadilah Loss
  Circulation. Jadi, Kujungnya sendiri mungkin tidak overpressure.
  Selebihnya: persepsi Fauzan sudah sama dengan maksud saya.
 
  Salam
 
  ADB
 
  Sepertinya Pak Andang harus melihat berapa pressure di Kujung 
  baru berbicara apakah Kujung OP atau tidak.
  Loss Mud itu hanyalah MW FM tetapi bukan berarti FP  HP
  (hydrostatic pressure.)
  Terminology OP itu dibandingkan dengan HP bukan dengan MW.
 
  Kalau Pak Andang menengok sumur Porong-1. maka pengukuran pressure
  dengan RFT di Kujung sudah menunjukkan Formation pressure 15.7 ppg ...
  ini jelas overpressure Pak ADB.
  Di sumur BD-1/2 anda akan lihat wellhead flowing pressure mencapai
  6000pst utk test dikedalaman sekitar 1 feet. Nah karena kita tahu
  yg keluar Oil and Gas, tentunya bisa dikira-kira berapa formation
  presurenya. Dan disini juga Kujung sudah OP.
 
  Tetapi kalau benar di BP-1 Fm Kujung tidak OP malah ada hal yg aneh,
  karena Kujung di Porong-1 dan BP-1 masih satu reef buildup.
  .
  Kesimpulan Kujung tidak OP ini mungkin karena salahsatu pendapat di
  Lapindo karena dengan asumsi gas yang ada di Wunut berasal dari
  bocoran Porong-1. Namun pengukuran pressure ini menurutku menunjukkan
  Kujung masih OP. Kemungkinann lain adalah dahulunya Kujung Pernah
  bocor dengan melihat bukti adanya Paleo Colapse yg digambarkan oleh
  Arse di artikelnya di AAPG. Namun kemudian tertutup lagi dan kembali
  OP. Saya sendiri belum tahu apakah benar bisa buka-tuptup seperti ini.
 
  salam
 
  rdp
 
  -
  - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
  - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to:
  [EMAIL PROTECTED]
  To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
  To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
  Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
  Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
  Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
  No. Rek: 123 0085005314
  Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
  Bank BCA KCP. Manara Mulia
  No. Rekening: 255-1088580

Re: [iagi-net-l] ADB di Metro TV jam 6---diskusi lebih lanjut

2006-06-20 Terurut Topik B. Pujasmadi
Setahu saya terjadi lost circulation di atas bit depth bisa terjadi kalau MW di 
naikkan setelah menembus formasi tersebut hingge bit depth, atau terjadi 
penyumbatan di annulus.  Kalau tidak ada penambahan MW dan tidak ada 
peningkatan pressure di annulus, maka dapat dipastikan lost circulation terjadi 
at bit depth, bukan di atasnya, karena pada bit ada penambahan pressure dari 
bit nozzle. 
   
  Lain halnya kalau sudah ada zona lost di atas bit depth, kita tidak bisa tahu 
secara persis apakah terjadinya lost baru pada bit depth atau aktifasi zona 
loss di atasnya yang sudah ada.
   
  Jadi untuk mengetahui apakah lost di Kujung atau di atasnya perlu di cek, 
apakah ada penambahan MW sebelum masuk Kujung dan  apakah ada peningkatan pump 
pressure sebelum terjadi lost?
   
   
  BPJ
  

Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Sorri salah ketik dikit dan nambah.
Loss Mud itu hanyalah MW FP, tetapi bukan berarti FP  HP
MW = Mud Weight
FO = Formation Pressure
HP = hydrostatic pressure.

Yang saya duga terjadi adalah, Ketika masuk di Kujung terjadi loss,
mungkin bukan hilang masuk ke Kujung. Mungkin masuk ke formasi
diatasnya. Ketika loss selalu komplikasi dengan gain karena kolom
lumpur akan berkurang dan yg nendang berikutnya justru dari Kujung.

Kalau melihat air yg keluar, sepertinya air dari Kujung yang bercampur
dengan shale/clas diatasnya yang membentuk lumpur (mud) volkano.

rdp

On 6/20/06, Rovicky Dwi Putrohari wrote:
 On 6/20/06, Andang Bachtiar wrote:
  OVERPRESSURE). Nah, begitu masuk ke Kujung (presumably) terjadilah Loss
  Circulation. Jadi, Kujungnya sendiri mungkin tidak overpressure.
  Selebihnya: persepsi Fauzan sudah sama dengan maksud saya.
 
  Salam
 
  ADB

 Sepertinya Pak Andang harus melihat berapa pressure di Kujung 
 baru berbicara apakah Kujung OP atau tidak.
 Loss Mud itu hanyalah MW FM tetapi bukan berarti FP  HP
 (hydrostatic pressure.)
 Terminology OP itu dibandingkan dengan HP bukan dengan MW.

 Kalau Pak Andang menengok sumur Porong-1. maka pengukuran pressure
 dengan RFT di Kujung sudah menunjukkan Formation pressure 15.7 ppg ...
 ini jelas overpressure Pak ADB.
 Di sumur BD-1/2 anda akan lihat wellhead flowing pressure mencapai
 6000pst utk test dikedalaman sekitar 1 feet. Nah karena kita tahu
 yg keluar Oil and Gas, tentunya bisa dikira-kira berapa formation
 presurenya. Dan disini juga Kujung sudah OP.

 Tetapi kalau benar di BP-1 Fm Kujung tidak OP malah ada hal yg aneh,
 karena Kujung di Porong-1 dan BP-1 masih satu reef buildup.
 .
 Kesimpulan Kujung tidak OP ini mungkin karena salahsatu pendapat di
 Lapindo karena dengan asumsi gas yang ada di Wunut berasal dari
 bocoran Porong-1. Namun pengukuran pressure ini menurutku menunjukkan
 Kujung masih OP. Kemungkinann lain adalah dahulunya Kujung Pernah
 bocor dengan melihat bukti adanya Paleo Colapse yg digambarkan oleh
 Arse di artikelnya di AAPG. Namun kemudian tertutup lagi dan kembali
 OP. Saya sendiri belum tahu apakah benar bisa buka-tuptup seperti ini.

 salam

 rdp



-- 
How to win the game without breaking the rule -- make the new one !

-
- PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
- Call For Papers until 26 May 2006 
- Submit to: [EMAIL PROTECTED] 
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-




-
Yahoo! Messenger with Voice. Make PC-to-Phone Calls to the US (and 30+ 
countries) for 2¢/min or less.

Re: [iagi-net-l] Fwd: Apa kandungan dalam awan panas

2006-06-13 Terurut Topik B. Pujasmadi
Mungkin disini ada jawabannya:
  http://www.geology.sdsu.edu/how_volcanoes_work/Pyroflows.html
   
  Pujas

Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Mumpung kebumian sedang diminati utk dipelajari masyarakat, mungkin
ada rekan yg dapat membantu menjawab pertanyaan berikut ?

RDP
--- In [EMAIL PROTECTED], Tjihno Prasetyo wrote:

Awan panas dari gn. Merapi mengalir kebawah, artinya
berat jenis lebih besar dari udara. Pertanyaan saya,
kenapa kok BJ nya lebih besar ? Kalau mengandung bahan
berbahaya, misalnya uap-uap dari sulfur, atau CO atau
yang lain. jadi bahaya wedus gembel bukan hanya dari
panasnya saja, bisa jadi dari kandungan zat dalam awan
panas itu. Tolong mas Rovick, aku diwenehi weruh. Atau
siapapun yang ngerti lan gelem ijol kawruh.

-
- PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
- Call For Papers until 26 May 2006 
- Submit to: [EMAIL PROTECTED] 
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-




Salam,
  PUJASMADI
  [EMAIL PROTECTED]



 __
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

Re: [iagi-net-l] 'Semburan' Lumpur dan gas didekat jaln tol SBY

2006-06-12 Terurut Topik B. Pujasmadi
Saya melihatnya, masyarakat menganggap teknologi hari ini harus mampu menjawab 
segala persoalan dengan tepat dan cepat, padahal kenyataannya banyak fenomena 
alam yang belum bisa terjawab. Pernah saya dengar komentar di radio, yang 
menyalahkan BMG yang dianggap lalai dan tidak akurat, sehingga tidak bisa 
memprediksi terjadinya gempa di Yogya, padahal memang gempa tidak bisa 
diketahui kapan terjadinya dan di mana. Mereka menganggap semua permasalahan 
bencana alam bisa terukur dengan pasti, sehingga bencana alam bisa 
diantisipasi. Harapan tersebut menurut saya syah-syah saja, karena mereka orang 
awam. 
   
  Saya memahami kenapa Lapindo dan BPMIGAS yang belum memberikan jawaban 
mengenai penyebab timbulnya lumpur ke permukaan, karena kehati-hatiannya dan 
masih memerlukan kajian teknis, karena salah-salah bisa berubah menjadi 
konsumsi politis. Hanya saja, kadang-kadang kita juga harus sedikit pinter 
berdiplomasi ('ngeles'), paling  tidak memberikan gambaran tentang berbagai 
kemungkinan penyebab munculnya lumpur ke permukaan, sehingga mereka tahu bahwa 
permasalahan yang dihadapi memang kompleks, perlu kajian dan waktu sehingga dan 
mereka tidak menuduh bahwa perusahaan lamban menangani. 
   
  Kita memang belum tahu data teknis lapangan, tapi dari data visual yang 
keliatan di media saya yakin lumpur itu bukan lumpur bor, tapi bukan berarti 
bahwa munculnya lumpur itu tidak ada kaitannya dengan pemboran. Biasa aja 
pemboran ini hanya trigger terjadinya retakan, atau mengaktifkan retakan akibat 
perubahan formation pressure selama pemboran. 
   
  Di harian Kompas ada gambar skematik yang bisa menyesatkan, mengaitkan 
pemboran dengan lumpur bentonit yang bisa disalah artikan sebagai penyebab 
keluarnya lumpur di sekitar sumur karena tidak adanya penjelasan yang memadai.
   
  Dari data temperatur,  mungkin bisa diprediksi kedalaman sumber lumpurnya. 
Mungkin susah mengukur temperaturnya, tapi saya kira masih bisa diprediksi.
   
  Perlu juga sosialisasi ke masyarakat, kemungkinan yang akan terjadi setelah 
lumpur keluar dari formasi, apakah akan terjadi bencana susulan, misalnya 
subsidence, blow out, sumur collaps dll, sehingga sampai radius berapa kilo 
bisa dinyatakan aman.
   
  Salam
   
   
  liamsi [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Rupanya masyarakat ( yang maunya pingin cepat dapat jawaban) masih harus
menunggu lagi untuk memperoleh informasi ttg hal ini . Di TV tadi Pihak
Lapindo di DPRD Jatim belum bisa memastikan penyebab semburan tsb, begitu
pula di DPR pihak BP Migas juga belum bisa mejelaskan hal ini.( memang harus
dikaji lebih detail lagi ) . Nah kalau masalah ini berlarut terus tanpa ada
satu lembaga atau siapaun yang memberikan penjelasan ttg masalah ini ,
minimal secara garis besar ttg kondisi geologi daerah tsb shg dapat
menimbulkan terjadinya peristiwa tsb , maka ada kemungkin potensi untuk
dijadikan komoditas politik, dll ( yg mungkin bisa dipolitisir) spt
dalam diskusi yg lalu ( demo demo misalnya ) bisa terjadi.
Ada baikinya juga bagi yang paham daerah ini /kondisi geologi daerah ini
dg berbagai kemunkinan yang bisa terjadi dg adnya semburan semburan tsb
tanpa harus menyebutkan dg pasti penyebabnya misalnya , untuk memberikan
pencerahan /gambaran ttg hal ini di media ( Mungkin dg mengirimkan
tulisannya dimedia paling tidak atas nama pribadi... ) sekedar memberikan
gambaran kondisi geologi daerah ini dg segala kemungkinannya di masyarakat
biar tdk gampang terprovokasi ( Pakai istilahnya Pak RDP Jangan
enunggu )

Ism

Subject: RE: [iagi-net-l] 'semburan' lumpur dan gas didekat jaln tol SBY


 

 Ferdi

 Kalau dilapangan lapangan Kruka dan sekitarnya , shale diapir adalah
 dari batuan yang muda (pliocene kalau tidak salah ingat).

 Si- Abah

 __

 Pak Awang
 
  Apa gamping Kujung ini merupakan seal dari lapisan overpressure di
  bawahnya...?
  terus apakah lumpur ini menyembur hanya di satu tempat / di well atau
juga
  di tempat - tempat yang lain?
  Apakah ada wells lain yang menembus formasi yang sama di tempat lain
yang
  mengalami hal yang sama...?
  Apakah formasi overpressure shale itu tidak terdeteksi di seismic ...?
 
  Kalau memang gamping itu merupakan seal dari lapisan overpressure di
  bawahnya dan gamping itu fracture karena faults ya repot juga.
  apa injeksi wells bisa membantu...?
  bagaimana kalau dipaksa masukkin casing langsung sampai menutup ke zona
  fracturenya dan baru di dipompa semen ?
 
  Regards
 
  Kartiko-Samodro
  Telp : 3852
 
 
 
  |-+
  | | Awang Harun |
  | | Satyana |
  | |   | | om |
  | | |
  | | 07/06/2006 11:26 |
  | | AM |
  | | Please respond to|
  | | iagi-net |
  | | |
  |-+
 
---
--|
  |
  |
  | To: 
  |
  | cc:
  |
  | Subject: RE: [iagi-net-l] semburan lumpur dan gas didekat
  

Re: [iagi-net-l] 'Semburan' Lumpur dan gas didekat jaln tol SBY

2006-06-12 Terurut Topik B. Pujasmadi
Keluarnya lumpur pada radius 200-500 meter dari sumur, saya kira cementing 
tidak akan bekerja. Lagipula sekarang rignya udah terkubur lumpur juga, 
sehingga tidak bisa digunakan (CMIIW).
   
  BTW, the present is the key to the past. Kalau ada lumpur yang begini, 
pelajaran geologi apa yang bisa kita ambil. Melihat pelamparannya yang cukup 
luas dan tebal, Apakah nantinya di kemudian hari bisa menjadi seal, atau bisa 
merusak kajian bistratigrafi? Apa ada yeng pernah deteksi shale seperti ini 
dilapangan minyak. Kalau saja ada binatang yang terjebak, kali aja bisa 
tersimpan menjadi fosil. Di situ kan banyak tambak udang dan bandeng, jadi 
beberapa juta tahun yang akan datang, bisa jadi bahan penelitian fosil..who 
knows?:p
   
  Salam
  Pujas
   
  

[EMAIL PROTECTED] wrote:
  kalau memang cuma satu sumur yang mengeluarkan lumpur ...
apa tidak ada teknik untuk mematikan well yang blow out misalnya disemprot
beton atau semen...?
yang penting lubangnya tertutup dan lumpur tidak menyembur keluar.
Masalah sebab kan bisa dicari setelahnya sambil jalan.

Yang saya tidak mengerti , kalau drilling di onshore apa tidak pakai
BOPnya...? Apa BOPnya sudah terbang duluan terkena tekanan dari lubang...?

Regards

Kartiko-Samodro
Telp : 3852



|-+
| | liamsi |
| | 
| | id |
| | |
| | 12/06/2006 08:10 |
| | PM |
| | Please respond to|
| | iagi-net |
| | |
|-+
-|
| |
| To: |
| cc: |
| Subject: Re: [iagi-net-l] 'Semburan' Lumpur dan gas didekat jaln tol SBY |
-|




Rupanya masyarakat ( yang maunya pingin cepat dapat jawaban) masih harus
menunggu lagi untuk memperoleh informasi ttg hal ini . Di TV tadi Pihak
Lapindo di DPRD Jatim belum bisa memastikan penyebab semburan tsb, begitu
pula di DPR pihak BP Migas juga belum bisa mejelaskan hal ini.( memang
harus
dikaji lebih detail lagi ) . Nah kalau masalah ini berlarut terus tanpa ada
satu lembaga atau siapaun yang memberikan penjelasan ttg masalah ini ,
minimal secara garis besar ttg kondisi geologi daerah tsb shg dapat
menimbulkan terjadinya peristiwa tsb , maka ada kemungkin potensi untuk
dijadikan komoditas politik, dll ( yg mungkin bisa dipolitisir) spt
dalam diskusi yg lalu ( demo demo misalnya ) bisa terjadi.
Ada baikinya juga bagi yang paham daerah ini /kondisi geologi daerah ini
dg berbagai kemunkinan yang bisa terjadi dg adnya semburan semburan tsb
tanpa harus menyebutkan dg pasti penyebabnya misalnya , untuk memberikan
pencerahan /gambaran ttg hal ini di media ( Mungkin dg mengirimkan
tulisannya dimedia paling tidak atas nama pribadi... ) sekedar memberikan
gambaran kondisi geologi daerah ini dg segala kemungkinannya di masyarakat
biar tdk gampang terprovokasi ( Pakai istilahnya Pak RDP Jangan
enunggu )

Ism

Subject: RE: [iagi-net-l] 'semburan' lumpur dan gas didekat jaln tol SBY


 

 Ferdi

 Kalau dilapangan lapangan Kruka dan sekitarnya , shale diapir adalah
 dari batuan yang muda (pliocene kalau tidak salah ingat).

 Si- Abah

 __

 Pak Awang
 
  Apa gamping Kujung ini merupakan seal dari lapisan overpressure di
  bawahnya...?
  terus apakah lumpur ini menyembur hanya di satu tempat / di well atau
juga
  di tempat - tempat yang lain?
  Apakah ada wells lain yang menembus formasi yang sama di tempat lain
yang
  mengalami hal yang sama...?
  Apakah formasi overpressure shale itu tidak terdeteksi di seismic ...?
 
  Kalau memang gamping itu merupakan seal dari lapisan overpressure di
  bawahnya dan gamping itu fracture karena faults ya repot juga.
  apa injeksi wells bisa membantu...?
  bagaimana kalau dipaksa masukkin casing langsung sampai menutup ke
zona
  fracturenya dan baru di dipompa semen ?
 
  Regards
 
  Kartiko-Samodro
  Telp : 3852
 
 
 
  |-+
  | | Awang Harun |
  | | Satyana |
  | |   | | om |
  | | |
  | | 07/06/2006 11:26 |
  | | AM |
  | | Please respond to|
  | | iagi-net |
  | | |
  |-+
 
---

--|
  |
  |
  | To: 
  |
  | cc:
  |
  | Subject: RE: [iagi-net-l] semburan lumpur dan gas didekat
  jaln tol SBY |
 
---

--|
 
 
 
 
  Pak Amin,
 
  Loss terjadi begitu masuk ke gamping Kujung. Bau menyengat H2S di
semburan
  lumpur itu mungkin berasal dari material di level ini. Tetapi itu
segera
  hilang, dan digantikan lumpur panas yang terus-menerus keluar. Di atas
ada
  banyak sedimen volkaniklastik, termasuk yang di dalam wilayah
  

Re: [iagi-net-l] Biodiesel (lagi)

2006-06-06 Terurut Topik B. Pujasmadi
Produksi 4 ton/1000 ha/hari kurang lebih sama dengan 5 liter/ha/hari.
  Biaya 2 juta/ha/th? atau sekitar 5500 rupiah/ha/hari.
  Dengan asumsi kendaraan memerlukan bbm 5 liter/hari sama artinya satu mobil 
memerlukan lahan 1 ha lahan produktif. 
   
  Kayaknya wacana biodisel hanya bisa untuk B10 atau maksimum B20, bukan untuk 
menggantikan mineral. Dengan kata lain, kita masih harus terus cari minyak dari 
perut bumi. So, GG keep working, cari minyak, kalau perlu ke planet Mars..
   
  Salam
  Pujas
  

OK Taufik [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Dear Bapak - ibu,

Belum lama ini di milist kita pernah membahas Biodiesel, ini energy
alternatif nantinya menurut saya bisa menjadi pilihan utama di kota
besar, karena sifatnya yg ramah lingkungan. kota-kota besar di
Indonesia sudah begitu terpolusinya dengan BBM dari fuel fossil, kalau
kebijakan daerah memberlakukan ramah lingkungan dan kesehatan untuk
pemakaian BBM seperti larangan merokok di Jakarta, maka biodiesel akan
berjaya. Hasil percobaan BPPT terhadap ke-2 jenis BBM ini menunjukkan
performa yg sama (rincinya lihat tabloid Otomotif minggu lalu). Ini
tantangan dan peluang buat kita semua, menyangkut kebijakan energy
BBM kita dan peluang usaha, mana tahu ada yg bercita-cita ingin punya
Oil company tapi terbentur dana yg besar..dengan mengalihkan ke lahan
bio diesel.malah jadi pemain hilirnya. Karena ada yang membuka lahan
300 Ha
dengan biaya produksi per Ha sekitar 2juta/ha..
Saya ambil dari beberapa tulisan yg sudah terlibat disana, untuk
uraian teknis bisa kunjungi www.jarakpagar.com.

==

Rekan-Rekan,

Saya coba cerita tentang jarak pagar sepanjang
pengetahuan yang saya tahu, sekaligus membuka diskusi
dengan rekan-rekan.

Fenomena jarak pagar mengemuka bersamaan dengan
naiknya crude oil, berbarengan dengan fenomena tentang
Biodiesel.

Masyarakat Indonesia, mengenal jarak pagar sejak jaman
Jepang, dimana hasil pres minyak yg dihasilkan dari
jarak pagar, digunakan u/ aplikasi mesin-mesin perang
jepang, dan bahan-bahan lain.

Di belahan dunia lain, tepatnya di Afrika, aplikasi
jarak pagar digunakan secara kombinasi, antara
pestisida, daunnya u/ makanan ulat sutera, dan
minyaknya di kombinasikan antara bahan bakar dan bahan
baku sabun.

Aplikasi perkebunan jarak pagar dilaksanakan dalam 2
tipe, yang pertama adalah sebagai Main Crop
(Perkebunan Mono Kultur) dan lainnya adalah supporting
crop (Di pagar rumah, pelataran, belt antar tanaman,
dll).

Biodiesel yg di produksi dari minyak jarak pagar,
secara teknis mempunyai spesifikasi yang baik, dan
sudah dapat di terima manca negara.

Varietas jarak pagar cukup banyak lebih dari 100
varietas, masing-masing mempunyai strong dan weakness
lain-lain, so far, belum diketahui, varietas mana yg
terbaik, karena itu, kami-pun belum pernah menyatakan
tipe apa yg paling unggul. Karena kriteria unggul,
harus melalui suatu prooven record yg panjang, dalam
suatu battery limit tertentu (agronomy, jenis, cara
tanam, dll-dll).

Jika berpikir tentang, mono kultur (perkebunan inti),
atas dasar belum banyak-nya record komersial, kami
menyarankan agar, jarak pagar di tanam secara
stepping/bertahap, sambil membangun dan menemukan
manajemen plantation yg terbaik.

Atas dasar banyaknya varietas jarak pagar tersebut,
maka, jika ditanyakan:
1. Lama Panen? Kami menjawabnya: Antara 6 bulan sd 2
Tahun.
2. Jumlah Produksi per Ha? Kami menjawabnya: Antara 1
sd 12 Ton biji kering per Ha.
3. Harga Jual per Kg biji kering? Antara Rp. 500/kg sd
Rp. 10.000/kg.

Penjelasannya sbb:
1. Lama panen, bergantung varietas, agronomi dan
manajemen plantation, sebagai average, kami
mengatakan, 1 tahun.
2. Jumlah produksi, bergantung varietas, agronomi,
manajemen plantation, sebagai average, kami mengatakan
5 Ton biji kering/Ha.
3. Harga jual, yang optimum (balance antara produksi
dan user) adalah Rp. 1000/kg, harapannya, masih cukup
menarik bagi produsen, dan jika di tarik ke user,
diharapkan akan diproduksi biodiesel dg harga jual Rp.
4500/liter. (30% crude jarak oil dlm 1 kg Biji
Kering). Atau Rp. 3000/liter jarak oil + Rp.
1000/Liter (ongkos produksi biodiesel) = Rp.
4000/liter, total bea produksi (Ancar-ancar).

Karena gencar-nya fenomena jarak pagar ini, maka
terakhir kami mendatangkan biji dari NTB, harga disana
sudah Rp. 10.000/kg, harga yg tidak wajar (harga
proyek), di beberapa tempat, ada yg menjual 1 biji Rp.
250, bibit dlm polybag bervariasi antara Rp.1000 sd
2500, bibit berupa stek antara Rp. 300 - 1000/buah.

Jika ditarik dalam skala produksi, maka kira-kira u/
memproduksi minyak jarak/biodiesel kapasitas 4
Ton/hari, dibutuhkan lahan jarak pagar seluas 1000 Ha.
Jadi, mohon ter-info,aplikasi jarak pagar ini,
mempunyai suatu battery limit komersial tertentu.

Beaya per Ha pun beragam, dari Rp. 2 juta - Rp. 6
juta, bergantung manajemen penanaman.

Saat ini, beberapa lokasi ditanaman jarak pagar, yang
terbanyak saat ini di wilayah NTB, kriteria banyak-pun
relatif, mungkin hanya kisaran ribuan Ha, tersebar 

Re: [iagi-net-l] PERMADI :Jakarta akan akan dihantam bencana besar

2006-06-02 Terurut Topik B. Pujasmadi
Wah, bisa-bisa geology mulai dijadikan kambing hitam nih. Kalau ramalan meleset 
nanti bilangnya, itu katanya geologist. Jangan salahkan nanti kalau masyarakat 
awam ngertinya ilmu geologi yang kaitannya dengan bencana alam: dari tanah 
longsor, gunung meletus, gempa bumi dan banjir.
   
  Sebenarnya paranormal kan cuman numpang tenar aja. Dulu mama Louren berni 
bertaruh akan terjadi tsunami di Padang, kenyataannya gak terjadi. Apa katanya? 
Dia bilang tidak pernah membuat pernyataan seperti itu. Sekarang Permadi 
ikut-ikutan, nanti dia akan membantah kalau gak kejadian. Joko Bodo aja, 
bermanis-manis sama mbah Maridjan, karena masyarakat menganggap mbah Marijan 
paranormal. Padahal mereka manusia  juga, yang bisa salah, dan barangkali 
sesuai namanya.
   
  Tapi katanya (kalo ini bukan ramalan paranormal, tapi gothak-gathuk waton 
mathuk) bencana alam besar di Indonesia terjadinya di Daerah Istimewa. Tsunami 
di Daerah Istimewa Aceh, terus gempa di Daerah Istimewa Yogyakarta. Sudah tidak 
ada lagi Daerah Istimewa, yang ada Daerah Khusus. Entah bencana apa lagi
   
  Salam
  Pujas
   
   
   
  

[EMAIL PROTECTED] wrote:
  Menurut Permadi, paranormal yang anggota salah satu parpol, katanya Jakarta
akan di hantam bencana besar. Statement nya itu KATAnya lagi didukung oleh
ahli geologi yang tidak mau dia sebutkan identitasnya (saya ngaku itu bukan
saya).
Wah.. wah, diatas sudah ada mama Loren, sekarang Permadi. Ilmu geologi lagi
laku rupanya..
Salam

yudie



 __
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

Re: [iagi-net-l] tanya sekali lagi : biodisel dari palmoil pakai

2006-05-23 Terurut Topik B. Pujasmadi
Dicampur sih bisa, tapi tidak untuk dijadikan bahan bakar mesin.
  Untuk mesin bahan bakar gasolin, umumnya pakai angka oktan kisaran 88-95. 
Mesin diesel umumnya angka setan 40-55. Biodisel B100 yang bisa dijadikan bahan 
bakar mesin disyaratkan punya angka setan 47 (USA). Semakin kecil angka setan 
semakin susah meledak, sebaliknya semakin kecil angka oktan semakin mudah 
meledak kalau dikenai kompresi.
   
  Dengan kata lain angka oktan dan angka setan berbanding terbalik. Semakin 
tinggi angka setan, maka semakin rendah angka oktan. Setan 100 = normal alkane= 
Oktan 0, sedangkan octane 100=iso alkane=setan 15.
   
  Mesin bahan bakar bensin memerlukan bahan bakar yang sulit meledak biar 
kompresinya bisa lebih tinggi, kalau meledak sebelum busi menyala akan terjadi 
ngelitik. Sebaliknya, mesin disel tidak pakai busi, mengandalkan kompresi untuk 
membakar bahan bakar, sehingga perlu bahan bakar yang mudah meledak pada 
kompresi yang rendah.
   
  Nah kalau gasoline dicampur biodisel angka octane akan turun. Pencampur 
gasolin biasanya jenis etanol/alkohal, namanya menjadi gasohol.
   
  Salam
  Pujas
   
  
Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Apakah mencampur pertamax dengan diesel tidak merusak mesin ?
Sistem pembakaran diesel dengan premium jelas tidak sama kan ?

rdp

On 5/23/06, Awang Harun Satyana wrote:

 Abah,

 Biodisel tak mengenal angka oktan sebab tak ada makromolekul petroleum di
 dalamnya. Malah, yang dikenal angka setana (cetane number ISO 5165) untuk
 kandungan metil/etil ester-nya yang bisa berkisar dari 40 - 60 dari hasil
 proses pembuatan biodisel via transesterifikasi.

 Kalau dicampur, ya bergantung ke pencampurnya punya angka oktan berapa,
 pertamax berapa, super TT berapa, angka oktannya tetap seperti semula, tak
 berubah saat dicampur biodisel. Di Amerika, B20 adalah biodisel yang paling
 banyak dipakai. Saya pikir pertamax juga bisa dicampur biodisel.

 Salam,
 awang

 -Original Message-
 From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Tuesday, May 23, 2006 9:30 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] tanya sekali lagi : biodisel dari palmoil pakai

 

 Sdrk Awang

 Berapa ya oktan-nya B10 dan B20 ?
 Untuk mobil mobil yang harus pakai pertamax biosa dipakai ndak ya?
 Maaf , saya tanya wong ndak tahu kok.

 Si-Abah

 
 Mas Anto,
 
  Mungkin sebaiknya disebut biodiesel, jangan biosolar nanti kesannya ada
  hubungannya dengan energi matahari (solar cell) walaupun kita tahu baik
  fossil fuel maupun bio fuel (seperti biodiesel) semuanya ya konversi
 dari
  energi Matahari.
 
  Biodisel dapat dicampur dengan fossil fuel sampai tingkat berapa pun.
  Seluruhnya biodiesel pun bisa (B100 namanya, tanpa campuran petroleum).
  Tetapi, karena volumetriknya yang masih sedikit (seperti kata Pak
  Koesoema), saat ini biasanya banyak digunakan B20 (20 % biodisel, 80 %
  petroleum).
 
  Soal proses sintesis kimiawi di antara mereka, blending tak masalah.
  Walaupun biodisel tak mengandung petroleum, free of sulfur dan aromatik,
  blending tetap berjalan makanya ada B10 atau B20. Transesterifikasi
  vegetable oil (minyak sawit misalnya) + alkohol (etanol/metanol) +
 katalis
  hidroksida (NaOH atau KOH) untuk menghasilkan biodisel tak membuat
 proses
  blending dengan petroleum bermasalah, mungkin karena gliserol (gliserin)
  pada proses transesterifikasi tersebut telah terendapkan.
 
  Secara volumetrik memang pemakaiannya masih kecil. Di Amerika, tahun
 2005
  pemakaian biodisel hanya 75 juta galon (1,78 juta barrel) - jelas hampir
  tak ada artinya dengan pemakaian petroleum. Tetapi, biodisel sangat
  menjanjikan, terutama ia unggul di masalah kebersihan lingkungan.
 Blending
  dengan petroleum, paling tidak akan mengurangi emisi gas karbon dan
  greenhouse gas lainnya ke atmosfer. Itu dulu infonya.
 
  Salam,
  awang
 
  -Original Message-
  From: R.P. Koesoemadinata [mailto:[EMAIL PROTECTED]
  Sent: Sunday, May 21, 2006 1:49 AM
  To: iagi-net@iagi.or.id
  Subject: Re: [iagi-net-l] tanya sekali lagi : biodisel dari palmoil
 
  Masalahnya dengan biodiesel adalah quantity, sampai berapa ribu barrel
  dapat
  diproduksikan per hektar/hari?
 
  - Original Message -
  From: Adriantos 
  To: IAGI Mailing 
  Sent: Monday, May 22, 2006 3:15 AM
  Subject: [iagi-net-l] tanya sekali lagi : biodisel dari palmoil
 
 
  Dear IAGI,
 
  Saya lihat di TV tentang biosolar yang sudah diperkenalkan di Jakarta
  (sudah ada 4 stasiun BBM yang menyediakan biosolar) Hal itu sangat
  menarik, terutama dikaitkan dengan penghematan pemakaian minyak fossil.
 
  Adakah diantara rekan-rekan yang bisa memberikan penerangan lebih jauh
  tentang itu : bagaimana perbandingannya campurannya antara biodisel
  (dari
  palmoil) dengan petroleum dieselnya (menurut BPPT bisa dicampur sampai
  10%
  ??) dan apakah ada yang tahu mengenai synthesis reactionnya?
 
  Mas Awang, mas Rovicky, dan pakar 

Re: [iagi-net-l] ExxonMobil Terbesar di AS

2006-04-04 Terurut Topik B. Pujasmadi
Kalo pendapatan sebuah perusahaan lebih besar dari pendapatan negara, apa itu 
artinya? Negara salah urus, atau sumber daya yang lemah? Padahal aset negara 
kita mestinya jauh lebih besar dari asset perusahaan sekelas Exxon.
   
  BPJ

Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Lah kalau budgetnya saja sudah berlipet-lipet dari APBN kita  makanya
kita ndak ada apa-apanya dimata EXXON :(
Mnurutku salah satunya ya jangan sesekali memasukkan Exxon dalam percaturan
politik kenegaraan. Mboh gimana caranya .. pokoke setiap entity bisnis
dihadapi dengan bisnis juga. Jangan sampai Politisi deal bisnis, wah pasti
ambyarr deh 

Tapi aku rasa suatu saat nanti yg disebut dengan NEGARA juga akan hilang
dengan sendirinya seperti hilangnya kerajaan dalam perjalanan sejarah
manusia. Jadi siapa nih yang harus dibelain kalau toh negara juga lenyap.

RDP
are we the Saudi's of geothermals ?
*==

PERINGKAT PERUSAHAAN
ExxonMobil Terbesar di AS*

Rabu, 5 April 2006
JAKARTA (Suara Karya): ExxonMobil Corp. menggantikan posisi Wal-Mart Stores
sebagai perusahaan terbesar di AS untuk kategori pendapatan. Demikian
dilaporkan majalah Fortune yang mengeluarkan daftar 500 perusahaan kakap
Negeri Paman Sam, kemarin. Daftar itu memperlihatkan pendapatan ExxonMobil
tahun lalu mencapai 340 miliar dolar AS dengan laba 36 miliar dolar AS.
Sementara Wal-Mart menangguk keuntungan sekitar 11 miliar dolar AS dari
pendapatan sebesar 316 miliar dolar AS. Dengan demikian Exxon Mobil kembali
bercokol di peringkat pertama. Perusahaan minyak itu terakhir kali berada di
posisi puncak pada 2001, catat laporan lapor Fortune itu. Disebutkan juga
bahwa raksasa energi itu tahun lalu menangguk pendapatan terbesar dalam
sejarah negara itu. Dalam deretan 10 besar Fortune terdapat nama General
Motors, Chevron Corp, Ford Motor Co., ConocoPhillips, General Electric,
Citigroup, American International Group, dan IBM. Peringkat Fortune
berdasarkan pendapatan perusahaan. Ranking lain perusahaan besar bisa saja
berdasarkan laba atau kapitalisasi di pasar modal. Untuk kategori
profitabilitas pun Exxon masih nomor satu, disusul Citigroup (24,6 miliar
dolar AS); Bank of America (16,5 miliar dolar AS), General Electric (16,4
miliar dolar AS) dan Chevron (14,1 miliar dolar AS). (Nunun)


--
http://rovicky.blogspot.com/

--Writer needs 10 steps faster than readeR --



Salam,
  PUJASMADI
  [EMAIL PROTECTED]




-
Blab-away for as little as 1¢/min. Make  PC-to-Phone Calls using Yahoo! 
Messenger with Voice.

Re: [iagi-net-l] fracture density di karbonat

2006-02-13 Terurut Topik B. Pujasmadi
Fracture yang bisa dikenali dari seismic barangkali hanya major fractures atau 
kita lebih mengenalnya sebagai minor faults. Saya kurang yakin kalau fracture 
dapat menghasilkan kontras impedance yang cukup untuk dikenali di seismik, 
terlebih pada batuan karbonat yang mudah larut dan terjadi mineralisasi pada 
fractures. Minor faults tersebut dapat dikenali  sebagai damage zones atau 
deformed zones, biasanya berasosiasi dengan struktur yang lebih besar (main 
folding/faulting).
   
   
   
  BPJ

[EMAIL PROTECTED] wrote:
  Salam

Mau menanyakan ke rekan - rekan, bagaimana kita bisa mengetahui besarnya
fracturation (fracturation degree) di karbonat dengan 3 D Seismic sebelum
kita bor ...?
serta bagaimana mengetahui apakah suatu karbonat pernah mengalami expose ke
permukaan sehingga diharapkan ada perbaikan porosity...?

Terima kasih sebelumnnya...

Regards

Kartiko-Samodro
Telp : 3852

This e-mail (including any attached documents) is intended only for the
recipient(s) named above. It may contain confidential or legally
privileged information and should not be copied or disclosed to, or
otherwise used by, any other person. If you are not a named recipient,
please contact the sender and delete the e-mail from your system.


-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-




Salam,
  PUJASMADI
  [EMAIL PROTECTED]




-
Relax. Yahoo! Mail virus scanning helps detect nasty viruses!

Re: [iagi-net-l] Need info : Mud Volcano :

2006-01-19 Terurut Topik B. Pujasmadi
Jadi inget pemetaan air tanah di Belu, NTT tahun 1989-an. Di dataran Aroki 
banyak rembesan air tanah (artesis) dan beberapa mud volcano yang airnya asin. 
Mereka berpendapat bahwa air tersebut berasal dari laut karena rasanya asin. 
Pada waktu itu, ada isu akan terjadi gempa dan menyebabkan seluruh dataran 
amblas menjadi laut. Entah siapa yang meniupkan isu, tapi warga sudah 
berbondong-bondong mengungsi ke pegunungan. Untung orang yang tinggal di camp 
bisa diyakinkan, bahwa isu itu tidak benar, sehingga masih ada yang mau  
masakin nasi.
   
  Salam
  B. Pujasmadi

Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Ini pengalaman dari Pulau Timor dan sekitarnya, wilayah di Indonesia yang 
paling banyak punya 'gunungapi lumpur', masyarakat di sana menyebutnya 'poton', 
dan istilah ini layak menggantikan mud volcano kalau peng-Indonesia-an istilah 
asing mau dicari dari kosa kata asli bangsa Indonesia. Pak Purbo-Hadiwidjojo 
sudah mencantumkan itu di kamusnya.

Juga, info ini didasarkan atas banyaknya mud volcano di sepanjang sesar 
mendatar sejak dari Teluk Aqaba di utara Laut Merah, terus ke utara menuju Laut 
Mati, dan sepanjang Lembah Yordan (saya pernah menulis di milis ini bahwa 
kiamat di Sodom-Gomora juga akibat erupsi mud-volcano).

1. Mud volcano terbentuk karena natural gas escaping yang naik ke permukaan 
ketika menemukan konduit (sesar mendatar yang tegak) dan membawa lumpur (mud) 
yang punya density lebih ringan dari sedimen di sekitarnya. Lumpur, gas, 
batuan, belerang dan garam (di wilayah arid) serta air akan diletuskan di 
permukaan membentuk kerucut seperti gunung. Proses sedimentasinya mirip-mirip 
mud diapir dalam skala yang lebih kecil tetapi dalam gerakan yang lebih cepat, 
jadi dipicu oleh adanya paket sedimen berdensitas rendah dikelilingi paket 
sedimen berdensitas lebih tinggi. Gerakan tektonik berpengaruh, juga burial 
sediments yang diendapkan secara cepat. Wilayah sesar mendatar aktif merupakan 
lahan subur mud volcano.

2. Komposisi dari mud berbagai fase : padat, plastis, cair, dan gas; membawa 
semua bahan2 dari dalam membentuk kolom vertikal. Seperti di atas : batu-batu, 
lumpur, belerang, garam, dan gas. Di Timor, yang terkenal sebagai Bobonaro 
scaly clay melange diyakini dibentuk juga oleh proses mud diapirism-mud volcano 
(lihat paper akhir tahun 1980an di AAPG Bull oleh Tony Barber dan Tjkrosaputro 
tentang hubungan antara mud volcano, strike-slip, dan melange).

3. Gas metan dalam bentuk shallow pocket gas atau hidrat di tempat dalam bisa 
dibawa oleh gerak escaping natural gas ke atas. Banyak gas seepages yang sering 
erupsi saat ini (semacam Bleduk Kuwu di Purwodadi) di wilayah Yordan adalah gas 
metana.

4. Sedimentasi ada kemiripannya, hanya di subsurface mud volcano tak membentuk 
semua struktur ikutan yang muncul di mud/salt diapirism seperti rim syncline, 
pillow, turtle structure. Bisa dimengerti, karena skala mud/salt diapirism jauh 
lebih besar dibandingkan skala mud volcano di subsurface (lihat publikasi saya 
di FOSI regional seminar deepwater 2001 tentang diapirism di selatan Sorong 
strike-slip fault, Papua).

5. Mud volcano bisa terbentuk di bawah laut, sea bed. Hanya skalanya sampai ke 
permukaan atau tidak akan dipengaruhi oleh volume bahan rombakan subsurface 
yang dibawanya naik. Beberapa gunung lumpur bahkan membentuk pulau-pulau 
seperti banyak ditemukan di utara pulau Sawu baratnya Timor dan di utara Timor. 
Pulau Atauro (Pulau Kambing) di offshore utara Dili adalah pulau mud volcano.

Teluk Aqaba-Laut Mati-Sungai Yordan-Danau Galilea adalah pull-apart basin yang 
kaya mud volcano. 5000 tahun yang lalu, strike-slip aktif ini bergerak oleh 
gempa, membawa semua deposit arid garam, belerang, gas metan, aspal, batu-batu. 
Gesekan-gesekan gerakan cepat membuatnya menyala, berapi, dan erupsinya 
membakar dan memusnahkan dua kota di sekitarnya : Sodom dan Gomora. Beberapa 
hari sebelumnya, Tuhan sudah memperingatkan Lot, dan beberapa minggu sebelumnya 
Tuhan sudah tawar-menawar dengan Abraham untuk memusnahkan kedua sinful cities 
ini . Semuanya sudah tersedia di bawah Bumi sana, Dia tinggal memerintahkan 
gempa menggoyang Bumi Yordania dan begitulah ... kiamat oleh gununglumpur.

salam,
awang

Shofiyuddin wrote:
Mohon pencerahannya tentang mud volcano,

1. bagaimana kejadian terbentuknya mud volcano dan bagaimana proses
sedimentasinya
2. apakah komposisi dari mud / litologi itu, fluid ata solid
3. apakah kandungan fluidanya, adakah mengandung gas gas tertentu, misal
methane atau gas hidrate
4. apakah mud volcano ini sama dengan salt diapir (belum muncul ke
permukaan) yang sering terlihat di penampang seismik dalam literatur,
seperti di GOM.
5. apakah mud volcano bisa terbentuk di bawah laut / sea bed.

terima kasih sebelumnya.


--
Salam hangat

Shofi




Salam,
  PUJASMADI
  [EMAIL PROTECTED]




-
Yahoo! Photos
 Ring in the New Year with Photo Calendars. Add photos, events, holidays, 
whatever.

Re: [iagi-net-l] Rumus Menghitung Static BHT

2006-01-16 Terurut Topik B. Pujasmadi
Rumusnya sih sederhan, BHT=Surface Temperature + (Gradien temperature *depth).
  Cuman masalahnya menentukan gradien temperature sering tidak akurat, karena 
data temperature yang tidak memadai. Gradien temperatur juga tidak konstan 
terhadap kedalaman.
  Umumnya data temperatur diperoleh dari data logging. Tapi data temperature 
dari hasil logging ini bukan static BHT yang dimaksud, karena lubang mengandung 
lumpur dan pengukuran sesaat setelah sirkulasi sehingga hasilnya akan lebih 
rendah dari temperatur sesungguhnya. Biasanya BHT tersebut diektrapolasi untuk 
mendapatkan static BHT, yang dihasilkan dari beberapa pengukuran di kedalaman 
yang sama. Hasilnya sangat tergantung kepada data yang ada (jumlah data, 
akurasi termometer, lamanya setelah berhenti sirkulasi, kedalaman, dll). Makin 
banyak datanya makin bagus hasilnya.
   
  Mungkin akan lebih baik kalau punya data PLT.
   
  Salam
  Bambang Pujasmadi
  

Shofiyuddin [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Kali ada yang mau share rumus untuk menghitung static bottom hole
temperature (BHT) dari logging job. Saat ini saya menggunakan chart dari
halliburton untuk mencarinya dengan memasukkan parameter parameter seperti
circulation time, time since circulation stop, BHT untuk masing masing log.
Hasilnya untuk quicklook masih oke, tapi seringkali meleset kalau ada data
dari MDT.

trims untuk sebelumnya.


--
Salam hangat

Shofi
  



PUJAS
SilAvE  B-0714
AXIC CIBUBUR CHAPTER
 



-
Yahoo! Photos – Showcase holiday pictures in hardcover
 Photo Books. You design it and we’ll bind it!

Re: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam

2006-01-04 Terurut Topik B. Pujasmadi
Biasanya masyarakat cuek aja kalau diberitahu potensi bahaya di pemukiman 
mereka. Apalagi kalau sudah pernah terbukti, bahwa warning yang diberikan tidak 
menjadi kenyataan. 
   
  Ada kendala yang sangat mendasar, sehingga tata kota atau tata ruang tidak 
bisa berjalan, antara lain:
  -pertumbuhan pemukiman di negeri kita memang tidak diatur dengan baik 
(kalaupun diatur, cenderung tidak konsisten, atau tidak ada upaya pemaksaan 
(enforcement) kepada community yang menempati),
  -budaya pemukiman tradisional yang tidak pernah mengindahkan bahaya, atau 
bahkan cenderung mendekati daerah bahaya, dengan alasan kemudahan mendapatkan 
fasilitas hidup sehari-hari (misalnya membuat pemukiman dekat sumber air/sungai 
yang rawan banjir).
  -budaya masyarakat yang menganggap bencana sebagai takdir, yang tidak perlu 
ditakuti, tapi harus diterima dengan pasrah.
  -faktor ekonomi, yang tidak memungkinkan pindah dari tempat tinggal yang 
dikategorikan sebagai daerah bahaya ke tempat yang lebih aman.
  -adanya segelintir orang yang mau mengambil keuntungan ekonomi dengan 
mengabaikan potensi kerusakan alam yang ditimbulkan.
   
  Kendala yang sering timbul sehubungan dengan relokasi pemukiman dari tempat 
yang dianggap rawan bahaya  yang dihadapi aparat pemerintah diantaranya adalah 
kesulitan mengalokasikan dana untuk memindahkan pemukiman dari daerah yang 
dikategorikan riskan bencana alam tersebut, sampai benar-benar ada kejadian. 
  Mungkin ini tantangan buat gelogiawan untuk memberikan rekomendasi yang 
benar-benar akurat, sehingga kalau tidak dilaksanakan bencana itu benar-benar 
datang. Dengan kata lain, geologiawan kita harus benar-benar sakti.
   
  Salam 
  Pujas
  

Noor Syarifuddin [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Beh,
Mungkin akan lebih baik kalau IAGI juga bisa bersifat antisipatif dan bukan
reaktif. Jadi bukan setelah banjir kita memberi penjelasan, tapi lebih ke
arah membuat kajian untuk memprediksi bencana itu. Hal ini kemudian
direkomendasikan hal itu ke pemda dan publikasikan di koran.
Kalau gak digubris dan kemudian ada kejadian kita bisa tuntut pemdanya lewat
class action.

Karena kalau begini yang salah ya rakyat terus, kenapa kok mereka bikin
rumah di jalur banjir bandang... lha rakyat mana tahu itu jalur banjir
bandangjangan-jangan asuransi juga jadi gak mau bayar...:-(.

salam prihatin,



- Original Message -
From: Andang Bachtiar 
To: 
Cc: 
Sent: Wednesday, January 04, 2006 10:55 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam


 Agak telat ngasih pe-er-nya brur,...

 karena pada hari pertama longsor terjadi Tim dari IAGI Jawa Timur sudah
 bergerak ke Jember dipimpin oleh Soffian Hadi dari PPIAGI Demisioner dan
 dikoordinasikan juga oleh Ikhsyat Syukur di Surabaya. Selain ikut membantu
 masyarakat di urusan emergency, kawan-kawan Jatim juga mencoba
mengumpulkan
 data dalam kaitannya dengan penyebab banjir bandang, lokasi daerah aman,
dan
 ikut memberikan penerangan kepada masyarakat dan pejabat-pejabat terkait
 sehubungan dua hal tersebut diatas. Soffian ikut mendampingi Gubernur
Jatim
 dan sebagian bahan yg dikumpulkannya dijadikan referensi dalam wawancara
dg
 wartawan saat Menko juga datang kesana. Dari monitoring lewat sms dg
kawan2
 disana, sementara ini info awalnya adalah:
 - hutan lindung di atas / daerah hulu sungai masih bagus
 - sebagian hutan produksi di sepanjang daerah aliran sungai rusak SETELAH
 bencana (karena dilanda luapan banjir bandang)
 - curah hujan di 3 stasiun terdekat 115, 138, 179 mm pada catchment 4130HA
 lewat sungai dangkal sehingga mengakibatkan destruction
 - pemukiman dibangun di atas endapan aluvial purba bekas banjir-banjir
 bandang pada periode-periode sebelumnya
 - siaran khusus IAGI JATIM LIFE di radio Suara Surabaya SCFM tadi pagi jam
7
 tentang masalah Banjir Bandang Jember
 - besok pagi jam 7:00 Soffian akan membriefing Men LH, Men Hut, dan MenKes
 di Juanda sebelum mereka pakai chopper ke Jember.
 Selain itu ada informasi juga telah terjadi longsor di Banjarnegara dengan
 korban sudah mencapai 6 orang

 Note:
 Kalaupun Dr Suparto Wijoyo menyalahkan pemerintah karena bencana
lingkungan
 yang lebih ditekankan pada manajemen lingkungan yang amburadul (terutama
 dalam kaitannya dengan penggundulan hutan), mustinya ini diperluas ke
 masalah-masalah kebencanaan secara umum yaitu karena PEMERINTAH KURANG
 TANGGAP TERHADAP USAHA-USAHA MITIGASI BENCANA (GEOLOGI) termasuk mitigasi
 gempa, tsunami, longsor, dan letusan gunung api. Sesuai dengan hasil
 rekomendasi side-meeting IAGI di Surabaya 29 November 2005, ygmenyatakan
 bahwa Pemerintah belum mampu melindungi rakyat dari bahaya bencana-bencana
 geologi, maka IAGI perlu terus menerus menjalankan advokasi terhadap
 usaha-usaha mitigasi yang seharusnya dibiayai oleh negara/pemerintah
sebagai
 pelindung pengayom rakyatnya.

 Mari kita bantu usaha kawan-kawan di Jawa Timur. Berikan informasi yang
anda
 punya sebanyak mungkin ke [EMAIL PROTECTED]

 Salam

 adb

 - Original 

RE: [iagi-net-l] unconformity

2005-10-11 Terurut Topik B. Pujasmadi
Disebut unconformity karena tidak ada keselarasan pengendapan (ruang dan 
waktu). Kalau terjadi pengangkatan tetapi tidak terjadi erosi, bisa dikatakan 
pengendapan masih menerus  (selaras), hanya mungkin berbeda fasies.
 
BPJ

[EMAIL PROTECTED] wrote:

Untuk daerah delta mis :delta front-pro delta

Apa mungkin terjadi bahwa :

terjadi pengangkatan...tapi karena efek pengangkatan tidak sampai ke atas
permukaan air laut maka erosional surface (truncation) seperti unconformity
di darat tidak terjadi..
dan lalu diendapkan lapisan diatasnya yang mengikuti permukaan surface yang
sebelumnya sehingga erosional surfacenya seperti paralel...?
Nah apakah batas antara lapisan sebelum dan sesudah pengangkatan tadi dapat
kita sebut sebagai uncomformity karena tektonik walaupun truncationnya
tidak begitu nampak...?

Regards

Kartiko-Samodro
Telp : 3852



|-+--
| | Ukat Sukanta |
| | | | energi.com |
| | |
| | 12/10/2005 10:39 AM|
| | Please respond to |
| | iagi-net |
| | |
|-+--
|
| |
| To: |
| cc: |
| Subject: RE: [iagi-net-l] unconformity |
|





Kalau kita punya angular unconformity (seperti truncation) ini
disebabkan karena tectonics. Pertamanya folding sediments di bagian
bawah kemudian tererosi, jadinya angular unconformity.

Unconformity juga bisa parallel, tapi ditempat tertentu mungkin akan
menemukan onlap/downlap sediment diatas unconformity..ini karena
non-tectonics.

Salam,
US

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED]

Sent: Wednesday, October 12, 2005 9:18 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] unconformity

Mau tanya

Bagaimana kita bisa membedakan unconformity yang disebabkan oleh
tectonic
dengan yang disebabkan oleh eustatic di seismic section dan di logs
untuk
deltaic..?

Regards

Kartiko-Samodro
Telp : 3852




-
 Yahoo! Music Unlimited - Access over 1 million songs. Try it free.

Re: [iagi-net-l] Bagaimana mematok harga minyak? Was:Re: [iagi-net-l] Kemiskinan Turun 14 %

2005-10-03 Terurut Topik B. Pujasmadi
Sekedar menduga-duga, kalau harga bbm mengikuti harga pasar, kemudian banyak 
pemain asing yang masuk, maka pemerintah tidak perlu lagi mensubsidi melalui 
Pertamina. Pertamina mesti disapih untuk bersaing dengan kompetitor asing. Pada 
awalnya Pertamina diuntungkan dengan jaringan distibusi SPBU yang tersebar luas 
di seluruh pelosok. Di kota-kota besar barangkali Pertamina tergusur, di 
pinggiran atau di luar Jawa Pertamina mungkin bisa bertahan atau bahkan 
berkibar. Resikonya, di  pelosok bbm bisa lebih tinggi dari harga di kota-kota 
besar. Ini bisa dijadikan sumber keuntungan Pertamina untuk menutupi kekalahan 
persaingan di kota besar. Ujung-ujungnya udah dapat diduga, yaitu kenaikan 
harga bbm di mana-mana. Di negeri kita ini, privatisasi sama artinya dengan 
menaikkan harga. Tidak ada privatisasi yang menjadikan lebih murah. 
 
Untuk menjaga persaingan yang sehat dan melindungi dari persekongkolan jahat di 
dalam menentukan harga,  barangkali pemerintah masih perlu menerapkan tarif 
dasar. Kalau masih juga tidak terkontrol, barangkali pemerintah masih harus 
menerapkan subsidi lagi untuk mengontrol harga, tapi tidak harus Pertamina, 
melainkan siapa saja yang bisa menjual minyak ke pemerintah dengan harga yang 
paling murah, untuk dijual ke pasar dengan harga khusus (dengan catatan: kalau 
pemerintah mau/mampu).
 
 
 
BPJ


O.K Taufik [EMAIL PROTECTED] wrote:
Kalau semua pemain akan memasarkan BBM di Indonesia bagaimana harga
minyak itu ditentukan?, akan dijual dengan harga dollar atau rupiah?.
Bagaimana juga Pertamina sebagai pedagang akan mematok minyak mereka,
karena selama ini masih membeli crude oil dari pasar bebas, pasti mereka
akan kelimpungan, karena mengikuti harga minyak di pasar bebas dan
menyesuaikan gonjang-ganjing rupiah terhadap dollar, dengan 800ribu
barrel kekurangan pasokan konsumsi BBM dalam negeri yg diekspor apakah
Pertamina akan melepas pangsa pasarnya tersebut dan diambil oleh
Perusahaan lain?. Kalau begitu Pertamina hanya akan menjual dari jatah
hasil crude oil dalam negeri yg hanya 600ribu barrel, apakah mereka akan
tetap mematok harga crude oil ini berdasar harga patokan dunia? Atau
supaya bersaing Pertamina mematok sendiri harganya..sehingga
mempengaruhi harga BBM produk mereka lainnya?. Atau juga masihkah
pemerintah menentukan harga minyak Pertamina? Sementara keperusahaan
asing mereka tak punya wewenang untuk melakukannya.

Hal lainnya, masihkah berharap ada persaingan harga BBM yg
murah?...fakta-fakta yg ada, kalangan Industri akan diijinkan kementrian
ESDM untuk membeli solar dari LN (harga solar dalam negeri 50 sen, Cina
30 sen, Thailand 45 sen). Dengan kenaikan BBM terbaru yg hampir 120%,
apakah ini bukan akal-akalan pemerintah untuk menarik dana masyarakat
untuk tambal sulam anggaran mereka?

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, October 03, 2005 8:13 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Bagaimana mematok harga minyak? Was:Re: [iagi-net-l] Kemiskinan
Turun 14 %


saya dapet juga info dari antah-berantah..

sebentar lagi Shell, Total, Exxon, de el el,..sudah bisa buka pom bensin
sendiri.
harganya kan sudah harga pasar, 1000 perak perliter,mungkin
bisa dikear dengan 'efisiensi perusahaan asing tersebut.

Bagaimana efisiensi di pertamina?
Sudah siapkah bersaing, dengan raksasa-raksasa perminyakan?








Rovicky Dwi

Putrohari To:
iagi-net@iagi.or.id




-
Yahoo! for Good
 Click here to donate to the Hurricane Katrina relief effort.