[iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah
riset Snellius yang juga melakukan penelitian oseanografi bidang fisika, kimia, dan geologi marin, tetapi tidak gayaberat. salam, awang --- On Fri, 5/22/09, Maryanto maryan...@yahoo.com wrote: From: Maryanto maryan...@yahoo.com Subject: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah To: iagi-net@iagi.or.id, geo_un...@yahoogroups.com Cc: iagi-net@iagi.or.id, Forum HAGI fo...@hagi.or.id, Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com Date: Friday, May 22, 2009, 5:51 AM Salam, Asyikk, kita memang menuju perbaikan analisa cekungan Indonesia. Ini sesuai prediksi saya (2004), kita menuju Indonesia sebagai paling banyak di Exlor minyaknya, siklus 70 th kedepan, 2004-2074. Dua topik A. Berapa jumlah cekungan di Indonesia ? B. Apakah tidak akan terjadi Indonesia akan pusat explorasi dunia 2004-2074 ? A. Jumlah Cekungan, hitungan saya : 60 buah, atau 120 buah, atau sekitar antara itu: 60-120 buah. Beberapa versi jumlah: 60 (IAGI, 1985), 86 (BPMIGAS -LAPI ITB), 128 (BPMIGAS 2008). - Hitungan saya, dengan MST = Masmar Salam Theory. Gelombang Masmar Mass Asigned Size in Meter Along Rolling in salam wave. Ini gelombang Siklus jarak 7 x 10^m meter untuk m =-21 hingga 28, serta 7 x 10^n annum untuk n = 0 sampai 10. Jarak antar Cekungan adalah 700 km, Inversi (komprsi, orogenesa) setiap cekungan adalah 70 Ma Million annum. - Jumlah cekungan Indonesia = panjang Indonesia 10.400 km/700 km x lebar 1900 km/700 km = , menghasilkan bulatannya 8 x 3 = 24 buah. Jumlah itu, separo (12 buah) di Paparan Sunda, dan separo (12 buah) di Paparan Sohul. - Inversi (kompresi, orogenesa) setiap 70 Ma Million annum memisahkan cekungan. Semakin baru siklus 70 Ma-nya, maka food prit pembentukan cekungan semakin kelihatan. Cekungan berdasar sedimennya. Paparan Sunda, hanya sedimen Cenozoic, jadi terlihat utamanya hanya 2 buah cekungan masing-masing jarak 700 km tadi. (Kata Cenozoic lebih tepat kini di banding Tersier, karena kata Tersier sudah hilang pada GTS Geology Time Scale terbaru. Juga Cenozic adalah siklus 70 Ma terakhir, sedang Tersier bukan siklus 70 Ma). Paparan Sohul dengan sedimen bisa hingga Cambrium. Sedimen lebih hanya di bagi menjadi Cenozoic dan PreCenozoic. Kompresi 14 Maa Million annum ago itu menghasilkan dua setiap 700 km panjang Medeteran-Circumpasific. Misal NSB North Sumatra Basin dengan West Aceh Basin, CSB Central Sumatra Basin- NiasSibolga Basin, SSB-Bengkulu, NWJ North West java - South West Java Basin, dst. Singga cekungan Paparan Sunda = 2 x 12 = 24 buah. Pada paparan Sohul, terbagi dengan dua cara: a. 8 paket sedimen siklus 70 Ma sejak Kambrium hingga kini : 1.Cambrium, 2 OrdovicianSilur, 3 Devon, 4 Carboniferous, 5 PermianTriassic, 6 Jurassic, 7 Cretaceous, dan 8 Cenozoic). Sehingga cekungan di Indonesia menjadi (2x 12) + (8x12) = 120 cekungan. Ini mirip 128 hitugan terbaru, 128 buah (BPMIGAS 2008). b. Dihitung 3 paket sedimen saja : Cenozoic dan preCenozoic. Atau setiap 700 km, terbagi menjadi 3 paket cekungan. Atau cekungan Paparan Sohul = 12 x 3 cekungan = 36 cekungan. Alhasil cekungan Inondesia, Papran Sunda dan Paparan Sohul = 24 + 36 = 60 Cekungan. Ini tepat seperti hitungan 60 buah oleh IAGI, 1985. Kemudian, cekungan Indonesia akan di peroleh antara 60 - 120 buah tadi. Berbagai hitungan, gathuk-gathuk dengan parameter lain, akan membuat hasilnya bervariasi dari itu. Peta dari gaya gravitasi, atau sebenarnya 4 energi utama (guna: gravitasi, unified eletromagnetic, nuclear strong, and atomic nuclear weak), akan paling gampang untuk memilah memilih variasi jumlah cekungan. Ahli gravitasi, teman terlalu asik theis S1, mas Wawan Gunawan, juga perlihatkan: Peta itu akan lebih baik bila berdasar Peta Gravitasi Sisa. Pelopor pemetaan gravitasi, yang juga membuat alatnya adalah Vening Meinisz, yang profesor Utrecth-TU Delf itu, gelogist dan geophysicist Londo itu, dengan kapalnya mengukur global gravitasi semua laut dunia, termasuk laut di Indonesia, sekitar th 1929-1930. Yang melewati Sulawesi ketika lahirnya Prof John Katili, 9 Juni 1929, kapal Program Senelius I (Satu). Iya kapal itu mas Awang? Daftar SLEMAN Stratigraphy Lexicon in Elevating Mines available Numenclature (Maryanto, 2005), telah membahas daftar cekungan beserta sedimen dan umur-umurnya seluruh Indonesia itu, aktualnya 18 cekungan. B. Indonesia akan paling banyak di explor tambang (minyaknya utamanya) 2004-2074. Kita Menyongsong berkah Indonesia paling banyak explorasi minyak th 2004-2074. - Penemuan minyak tahunan, juga penemuan ladangminyak besar (giant oil field) th 1900-2000 (data Oil and Gas Journal, 1995), mempunyai kurva sinusoidal pereode 70 th. Keduanya adalah minimum pada 1934, maximum 1969, minimum 2004, dan di prediksikan keduanya akan maximum th 2039, lalu minimum th 2074, dengan standar deviasi eror 10 %. Kurva penemuan minyak ini di sebut Kurva Berkah Broad Estimation Resources
RE: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah
Abah, Apa gak salah dengar atau salah tulis, ketebalan sedimen 7000 MSEC ??? Salam, Helmi |-Original Message- |From: yanto R.Sumantri [mailto:yrs...@rad.net.id] |Sent: Friday, May 22, 2009 11:54 AM |To: iagi-net@iagi.or.id |Subject: Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah |Dobel Jadi 128 Buah | | | | | | | Tohab Simandjuntak (mantan peneliti utama |P3G) : tak ada yang namanya | cekungan pra-Tersier itu sebab semua |batuan pra-Tersier di Indonesia | adalah alokton. | |SI |ABAH ; BANG TOHAB , MEMENG KALAU DI INDONESIA TIMUR SIH |KELIHATANNYA BEGITU , TETAPI APA DI IND BARAT SAMA / SAYA |SEMPAT NGOBROL NGOBROL DENGAN SAAH SATI AHI GEOFISIKA |PERUSAHAAN YANG SEDANG MEAKUKAN SPEC SURVEY , MENURUT DIA |DIBAWAH AUT ARU SANA TERDAPAT SEDIMEN YANG MEMPUNYAI KETEBALAN |7000 MSEC . APA MUNGKIN INI SEMUA ALLOCHTOUNOUS ? | |SI ABAH | | | PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah
Saya ikutan bingung...karena belum paham dengan ketiadaan cekungan Pra-Tersier di Indonesia berhubung semua batuan Pra-Tersier di Indonesia adalah alokton. Apakah ada yang bisa membantu mencerahkan? Minimal mungkin menunjukkan referensi yang bisa saya gunakan untuk membantu diri saya sendiri. Terima kasih dan salam Minarwan 2009/5/22 Zulhelmi U. Iska zulhelmi.i...@petrochina.co.id: Abah, Apa gak salah dengar atau salah tulis, ketebalan sedimen 7000 MSEC ??? Salam, Helmi |-Original Message- |From: yanto R.Sumantri [mailto:yrs...@rad.net.id] | | Tohab Simandjuntak (mantan peneliti utama |P3G) : tak ada yang namanya | cekungan pra-Tersier itu sebab semua |batuan pra-Tersier di Indonesia | adalah alokton. | |SI |ABAH ; BANG TOHAB , MEMENG KALAU DI INDONESIA TIMUR SIH |KELIHATANNYA BEGITU , TETAPI APA DI IND BARAT SAMA / SAYA |SEMPAT NGOBROL NGOBROL DENGAN SAAH SATI AHI GEOFISIKA |PERUSAHAAN YANG SEDANG MEAKUKAN SPEC SURVEY , MENURUT DIA |DIBAWAH AUT ARU SANA TERDAPAT SEDIMEN YANG MEMPUNYAI KETEBALAN |7000 MSEC . APA MUNGKIN INI SEMUA ALLOCHTOUNOUS ? | |SI ABAH | -- - when one teaches, two learn - http://www.geotutor.tk http://www.linkedin.com/in/minarwan PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah
Minarwan, Alokton di Indonesia Timur hanya untuk kompleks litologi australoid (mengutip Tom, maksudnya punya ciri litologi mirip dengan pra-Tersier NW shelf of Australia) yang telah terpisah dari induknya melalui sekuen rift-drift-collision. Misalnya, sekuen pra-Tersier di Banggai dan Buton Basins yang stratigrafinya australoid dan kini terletak di wilayah benturan di bawah foreland basins Neogen. Karena dulu kompleks litologi ini tumbuh di passive margin induknya, maka sesungguhnya mereka juga bagian dari cekungan sedimen tipe passive margin, hanya berkedudukan alokton relatif terhadap tepi Sundaland. Sementara itu, sedimen-sedimen pra-Tersier di retakan-retakan Mesozoik yang menerus dari NW shelf of Australia ke perairan Indonesia di Arafura, Aru, dan Kepala Burung, juga ke selatan Papua - itu bukan sedimen alokton tetapi benar2 sedimen autokton yang menjadi cekungan sedimen passive margin. Mereka rifted tetapi tidak drifted sebagai unit-unit mikrokontinen yang terapung dan berbenturan dengan Sundaland seperti Banggai dan Buton. Barangkali referensi Peck dan Soulhol (1986 -IPA) - Pre-Tertiary tensional periods and their effects on the petroleum potential of Eastern Indonesia -bisa diacu untuk membahas masalah ini. salam, awang --- On Fri, 5/22/09, MINARWAN minarw...@gmail.com wrote: From: MINARWAN minarw...@gmail.com Subject: Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah To: iagi-net@iagi.or.id Date: Friday, May 22, 2009, 6:24 PM Saya ikutan bingung...karena belum paham dengan ketiadaan cekungan Pra-Tersier di Indonesia berhubung semua batuan Pra-Tersier di Indonesia adalah alokton. Apakah ada yang bisa membantu mencerahkan? Minimal mungkin menunjukkan referensi yang bisa saya gunakan untuk membantu diri saya sendiri. Terima kasih dan salam Minarwan 2009/5/22 Zulhelmi U. Iska zulhelmi.i...@petrochina.co.id: Abah, Apa gak salah dengar atau salah tulis, ketebalan sedimen 7000 MSEC ??? Salam, Helmi |-Original Message- |From: yanto R.Sumantri [mailto:yrs...@rad.net.id] | | Tohab Simandjuntak (mantan peneliti utama |P3G) : tak ada yang namanya | cekungan pra-Tersier itu sebab semua |batuan pra-Tersier di Indonesia | adalah alokton. | |SI |ABAH ; BANG TOHAB , MEMENG KALAU DI INDONESIA TIMUR SIH |KELIHATANNYA BEGITU , TETAPI APA DI IND BARAT SAMA / SAYA |SEMPAT NGOBROL NGOBROL DENGAN SAAH SATI AHI GEOFISIKA |PERUSAHAAN YANG SEDANG MEAKUKAN SPEC SURVEY , MENURUT DIA |DIBAWAH AUT ARU SANA TERDAPAT SEDIMEN YANG MEMPUNYAI KETEBALAN |7000 MSEC . APA MUNGKIN INI SEMUA ALLOCHTOUNOUS ? | |SI ABAH | -- - when one teaches, two learn - http://www.geotutor.tk http://www.linkedin.com/in/minarwan PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. - PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe
Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah
Mas Maryanto, Felix Andries Vening Meinesz saat melakukan survey gayaberat di Lautan Hindia sebelah selatan Indonesia berkali-kali pada tahun 1923, 1926, 1929-1930 tidak menggunakan kapal riset Willebrord Snellius, tetapi menggunakan kapal selam bernama Hr Ms. K II - Hr Ms. K XIII. Penelitian Vening Meinesz ini mendapatkan sokongan penuh dari Angkatan Laut Kerajaan Belanda. Jadi, bayangkan pada seawal tahun 1920-1930-an telah ada para periset asing (Belanda) yang menyelami Lautan Hindia berbulan-bulan s.d. bertahun-tahun demi ilmu pengetahuan. Total 16,000 mil laut ditempuh kapal selam Vening Meinesz dalam pengukurannya itu. Itulah pengukuran gayaberat pertama di dunia yang mengungkapkan keberadaan palung. Suatu sokongan penuh untuk teori plate tectonics. Bersama Arthur Holmes, geologist besar Inggris, Vening Meinesz adalah saintis pertama yang mengajukan keberadaan arus konveksi sebagai penyebab utama tektonik litosfer (Vening Meinesz, 1947 : Convection currents in the Earth - Proc. Kon. Ned. Akad. v. Wetensch. 50,3,p.237-245). Memang pada tahun yang sama (1929-1930) di perairan Indonesia Timur saat itu ada kapal riset Snellius yang juga melakukan penelitian oseanografi bidang fisika, kimia, dan geologi marin, tetapi tidak gayaberat. salam, awang --- On Fri, 5/22/09, Maryanto maryan...@yahoo.com wrote: From: Maryanto maryan...@yahoo.com Subject: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah To: iagi-net@iagi.or.id, geo_un...@yahoogroups.com Cc: iagi-net@iagi.or.id, Forum HAGI fo...@hagi.or.id, Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com Date: Friday, May 22, 2009, 5:51 AM Salam, Asyikk, kita memang menuju perbaikan analisa cekungan Indonesia. Ini sesuai prediksi saya (2004), kita menuju Indonesia sebagai paling banyak di Exlor minyaknya, siklus 70 th kedepan, 2004-2074. Dua topik A. Berapa jumlah cekungan di Indonesia ? B. Apakah tidak akan terjadi Indonesia akan pusat explorasi dunia 2004-2074 ? A. Jumlah Cekungan, hitungan saya : 60 buah, atau 120 buah, atau sekitar antara itu: 60-120 buah. Beberapa versi jumlah: 60 (IAGI, 1985), 86 (BPMIGAS -LAPI ITB), 128 (BPMIGAS 2008). - Hitungan saya, dengan MST = Masmar Salam Theory. Gelombang Masmar Mass Asigned Size in Meter Along Rolling in salam wave. Ini gelombang Siklus jarak 7 x 10^m meter untuk m =-21 hingga 28, serta 7 x 10^n annum untuk n = 0 sampai 10. Jarak antar Cekungan adalah 700 km, Inversi (komprsi, orogenesa) setiap cekungan adalah 70 Ma Million annum. - Jumlah cekungan Indonesia = panjang Indonesia 10.400 km/700 km x lebar 1900 km/700 km = , menghasilkan bulatannya 8 x 3 = 24 buah. Jumlah itu, separo (12 buah) di Paparan Sunda, dan separo (12 buah) di Paparan Sohul. - Inversi (kompresi, orogenesa) setiap 70 Ma Million annum memisahkan cekungan. Semakin baru siklus 70 Ma-nya, maka food prit pembentukan cekungan semakin kelihatan. Cekungan berdasar sedimennya. Paparan Sunda, hanya sedimen Cenozoic, jadi terlihat utamanya hanya 2 buah cekungan masing-masing jarak 700 km tadi. (Kata Cenozoic lebih tepat kini di banding Tersier, karena kata Tersier sudah hilang pada GTS Geology Time Scale terbaru. Juga Cenozic adalah siklus 70 Ma terakhir, sedang Tersier bukan siklus 70 Ma). Paparan Sohul dengan sedimen bisa hingga Cambrium. Sedimen lebih hanya di bagi menjadi Cenozoic dan PreCenozoic. Kompresi 14 Maa Million annum ago itu menghasilkan dua setiap 700 km panjang Medeteran-Circumpasific. Misal NSB North Sumatra Basin dengan West Aceh Basin, CSB Central Sumatra Basin- NiasSibolga Basin, SSB-Bengkulu, NWJ North West java - South West Java Basin, dst. Singga cekungan Paparan Sunda = 2 x 12 = 24 buah. Pada paparan Sohul, terbagi dengan dua cara: a. 8 paket sedimen siklus 70 Ma sejak Kambrium hingga kini : 1.Cambrium, 2 OrdovicianSilur, 3 Devon, 4 Carboniferous, 5 PermianTriassic, 6 Jurassic, 7 Cretaceous, dan 8 Cenozoic). Sehingga cekungan di Indonesia menjadi (2x 12) + (8x12) = 120 cekungan. Ini mirip 128 hitugan terbaru, 128 buah (BPMIGAS 2008). b. Dihitung 3 paket sedimen saja : Cenozoic dan preCenozoic. Atau setiap 700 km, terbagi menjadi 3 paket cekungan. Atau cekungan Paparan Sohul = 12 x 3 cekungan = 36 cekungan. Alhasil cekungan Inondesia, Papran Sunda dan Paparan Sohul = 24 + 36 = 60 Cekungan. Ini tepat seperti hitungan 60 buah oleh IAGI, 1985. Kemudian, cekungan Indonesia akan di peroleh antara 60 - 120 buah tadi. Berbagai hitungan, gathuk-gathuk dengan parameter lain, akan membuat hasilnya bervariasi dari itu. Peta dari gaya gravitasi, atau sebenarnya 4 energi utama (guna: gravitasi, unified eletromagnetic, nuclear strong, and atomic nuclear weak), akan paling gampang untuk memilah memilih variasi jumlah cekungan. Ahli gravitasi, teman terlalu asik theis S1, mas Wawan Gunawan, juga perlihatkan: Peta itu akan lebih baik bila berdasar Peta Gravitasi Sisa. Pelopor pemetaan gravitasi, yang juga membuat
Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah
Tambahan saja. Beberapa minggu setelah PIT IAGI 2008, Ketua IAGI terpilih didampingi Sekjen juga telah berkunjung ke BP Migas dan bertemu Pimpinan 'Proyek' tsb, untuk mendapatkan kejelasan status studi. Hal ini dilakukan, karena sebagian kalangan selalu bilang kalau itu adalah 'milik' IAGI dan mendesak untuk segera mem-publikasikannya secara resmi (artinya siapapun bisa mulai membelinya). Sebagaimana diutarakan pak Awang, proyek tsb memang didanai oleh BP Migas sendiri (artinya mesti dipertanggung-jawabkan kepada Departemen Keuangan; bukan didanai oleh Bappenas atau pun lembaga lain). Jadi secara formal, IAGI tidak punya hak apa pun berkaitan dg studi tsb dan hasilnya. Sbg informasi, hampir semua yg terlibat (BP Migas dan LAPI ITB) tampaknya menginginkan IAGI yg diberikan hibah hasil studi. Namun tampaknya juga tidak mudah secara birokrasi. Jadilah jadinya IAGI ya menunggu saja selama beberapa bulan ini, sambil berharap para pejabat di BP Migas (yg notabene juga anggota2 IAGI) utk segera memperoleh solusi. Salam dari Tanjung Kodox, Syaiful Mohammad Syaiful * handphone: +62-812-9372808 * business: msyai...@etti.co.id -Original Message- From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com Date: Wed, 20 May 2009 20:33:07 To: iagi-net@iagi.or.id Cc: Forum HAGIfo...@hagi.or.id; Geo Unpadgeo_un...@yahoogroups.com; Eksplorasi BPMIGASeksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com Subject: Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah Pak Andang, Terima kasih atas uraiannya yang selalu jeli, melihat sisi-sisi yang belum tentu terlihat oleh saya. Soal keterlibatan IAGI dalam studi re-mapping cekungan BPMIGAS yang bekerja sama dengan LAPI-ITB (nama proyek besarnya adalah portfolio eksplorasi Indonesia, re-mapping basin adalah salah satu produknya), terus terang tak sepenuhnya saya pahami. Saya kebetulan tak dilibatkan dalam birokrasi studi ini, hanya sebagai narasumber teknis saja. Plaksanaan studi ini sebagian dilakukan oleh personal-personal yang aktif di beberapa komisi IAGI. Apakah itu lantas menjadi produk atau legitimasi IAGI, sehingga hasil pemetaan itu menjadi BPMIGAS-LAPI ITB-IAGI atau BPMIGAS-LAPI ITB saja saya tak tahu pasti. Yang jelas, pemetaan cekungan BPMIGAS-LAPI ITB ini betul menjadi agenda khusus di PIT IAGI 2008 di Bandung, dalam pidato2, dalam presentasi khusus, dalam presentasi di booth IAGI. Kalau saya menyebutkan produk ini sebagai BPMIGAS-LAPI ITB-IAGI (2008) atau BPMIGAS-LAPI ITB (2008) maka mungkin boleh-boleh saja dan saya menggunakan keduanya. Bahwa produk ini belum dilempar ke publik via IAGI (nantinya direncanakan akan ke IAGI),itu juga berkaitan dengan masalah birokrasi/administrasi studi ini yang saat ini dalam status legalisasi ke Departemen Keuangan, dari mana anggaran untuk melakukan studi ini berasal. salam, awang --- On Wed, 5/20/09, abacht...@cbn.net.id abacht...@cbn.net.id wrote: From: abacht...@cbn.net.id abacht...@cbn.net.id Subject: Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id Date: Wednesday, May 20, 2009, 6:23 AM Kalau saya amati gonjang - ganjing - nya urusan (jumlah) cekungan Indonesia selama ini, ada beberapa hal yang mengemuka, yang mudah-mudahan dengan saya tuliskan disini, dapat menjadi pemikiran / perhatian / inspirasi dan dorongan moral bagi pihak-pihak yang terlibat. 1. Secara normatif, klasik, dan eufimistik Awang menyebutkan masalah 'koordinasi' di antara berbagai pihak yang membuat silang-siurnya klaim studi jumlah cekungan di Indonesia tersebut. Saya melihatnya lebih ke masalah ego sektoral yang bottom-line-nya adalah bujet, dana, alias keuangan proyek dari masing-masing pihak yang mengerjakan studi-studi tersebut. Driver utama dari adanya studi (dan klaim) revisi cekungan-cekungan Indonesia itu adalah berbagai kritik terkait dg kegagalan percepatan penambahan cadangan migas versus produksi, yg dalam hal ini merupakan tanggung jawab sektor ESDM-BPMigas, sehingga menjadi sangat wajar ketika Badan Geologi, Lemigas, dan BPMigas berlomba-lomba untuk memasukkan rencana dan realisasi proyek studi revisi cekungan tersebut kedalam mata anggaran mereka (dengan berbagai cara). Bukannya IAGI, HAGI, atau bahkan LIPI, BPPT, Bakosurtanal, atau ITB, UGM, Trisakti, dan sejenisnya yang justru merupakan gudangnya orang-orang riset yang concern dan mengusahakan proyek-proyek tersebut. Ya, tentu saja, ... karena memang yang disebut sebut terakhir itu selain miskin legitimasi juga miskin network dan dana untuk membuat hal2 terkait studi tersebut (belum lagi kalau kita masukkan faktor miskin motivasi,.. hehehehe..). Padahal semestinya lembaga-lembaga semacam IAGI dan HAGI, seperti juga di tahun2 80-an, dapat menjadi semacam buffer dan/atau semacam trading house yang mewakili kepentingan saintifik-professional yang lebih luas untuk memfasilitasi peleburan ego-ego sektoral antara pemegang
Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah
Pak Yanto, Kalau petanya saja, itu sudah tersebar dan saya yakin akan tersebar. Lemigas sudah mempublikasikan petanya pada pertemuan IPA tahun 2008, jadi bisa diakses di proceedings-nya. Peta cekungan BPMIGAS-LAPI ITB beberapa kali dipresentasikan meskipun belum dipublikasikan secara terbuka, beberapa ada yang punya soft copynya - dari sini pun akan tersebar. Tetapi bila sudah dilegalisasi, produk ini akan diberikan ke IAGI, di situlah tempat mengakses secara resmi. Peta cekungan Badan Geologi, beberapa orang punya soft copy-nya, dari sini akan tersebar juga. Peta cekungan ini akan dilengkapi dengan buku atlas cekungan yang rencananya akan mulai disusun. Cara mengaksesnya, nanti akan di Sekretariat Badan Geologi, Jl.Diponegoro, Bandung. salam, awang --- On Thu, 5/21/09, yanto...@yahoo.co.id yanto...@yahoo.co.id wrote: From: yanto...@yahoo.co.id yanto...@yahoo.co.id Subject: Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah To: iagi-net@iagi.or.id Date: Thursday, May 21, 2009, 11:18 AM Pak Awang, Tujuan dari pemetaan Basin tentunya untuk mengaktifkan eksplorasi terutama Migas, belajar dari pengalaman yang lalu kira kira bagaimana hasil ini dipublikasikan dan diakses dengan mudah, murah dan kalau perlu gratis bagi semua orang yang tertarik, sehingga bisa dimanfaatkan. Salam Yanto Salim Hasil study yang tak bergaung akan sia sia Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com Date: Wed, 20 May 2009 20:33:07 To: iagi-net@iagi.or.id Cc: Forum HAGIfo...@hagi.or.id; Geo Unpadgeo_un...@yahoogroups.com; Eksplorasi BPMIGASeksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com Subject: Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah Pak Andang, Terima kasih atas uraiannya yang selalu jeli, melihat sisi-sisi yang belum tentu terlihat oleh saya. Soal keterlibatan IAGI dalam studi re-mapping cekungan BPMIGAS yang bekerja sama dengan LAPI-ITB (nama proyek besarnya adalah portfolio eksplorasi Indonesia, re-mapping basin adalah salah satu produknya), terus terang tak sepenuhnya saya pahami. Saya kebetulan tak dilibatkan dalam birokrasi studi ini, hanya sebagai narasumber teknis saja. Plaksanaan studi ini sebagian dilakukan oleh personal-personal yang aktif di beberapa komisi IAGI. Apakah itu lantas menjadi produk atau legitimasi IAGI, sehingga hasil pemetaan itu menjadi BPMIGAS-LAPI ITB-IAGI atau BPMIGAS-LAPI ITB saja saya tak tahu pasti. Yang jelas, pemetaan cekungan BPMIGAS-LAPI ITB ini betul menjadi agenda khusus di PIT IAGI 2008 di Bandung, dalam pidato2, dalam presentasi khusus, dalam presentasi di booth IAGI. Kalau saya menyebutkan produk ini sebagai BPMIGAS-LAPI ITB-IAGI (2008) atau BPMIGAS-LAPI ITB (2008) maka mungkin boleh-boleh saja dan saya menggunakan keduanya. Bahwa produk ini belum dilempar ke publik via IAGI (nantinya direncanakan akan ke IAGI),itu juga berkaitan dengan masalah birokrasi/administrasi studi ini yang saat ini dalam status legalisasi ke Departemen Keuangan, dari mana anggaran untuk melakukan studi ini berasal. salam, awang --- On Wed, 5/20/09, abacht...@cbn.net.id abacht...@cbn.net.id wrote: From: abacht...@cbn.net.id abacht...@cbn.net.id Subject: Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id Date: Wednesday, May 20, 2009, 6:23 AM Kalau saya amati gonjang - ganjing - nya urusan (jumlah) cekungan Indonesia selama ini, ada beberapa hal yang mengemuka, yang mudah-mudahan dengan saya tuliskan disini, dapat menjadi pemikiran / perhatian / inspirasi dan dorongan moral bagi pihak-pihak yang terlibat. 1. Secara normatif, klasik, dan eufimistik Awang menyebutkan masalah 'koordinasi' di antara berbagai pihak yang membuat silang-siurnya klaim studi jumlah cekungan di Indonesia tersebut. Saya melihatnya lebih ke masalah ego sektoral yang bottom-line-nya adalah bujet, dana, alias keuangan proyek dari masing-masing pihak yang mengerjakan studi-studi tersebut. Driver utama dari adanya studi (dan klaim) revisi cekungan-cekungan Indonesia itu adalah berbagai kritik terkait dg kegagalan percepatan penambahan cadangan migas versus produksi, yg dalam hal ini merupakan tanggung jawab sektor ESDM-BPMigas, sehingga menjadi sangat wajar ketika Badan Geologi, Lemigas, dan BPMigas berlomba-lomba untuk memasukkan rencana dan realisasi proyek studi revisi cekungan tersebut kedalam mata anggaran mereka (dengan berbagai cara). Bukannya IAGI, HAGI, atau bahkan LIPI, BPPT, Bakosurtanal, atau ITB, UGM, Trisakti, dan sejenisnya yang justru merupakan gudangnya orang-orang riset yang concern dan mengusahakan proyek-proyek tersebut. Ya, tentu saja, ... karena memang yang disebut sebut terakhir itu selain miskin legitimasi juga miskin network dan dana untuk
[iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah
Pak Agung, Peta cekungan hasil Badan Geologi (BG) disusun dari data gayaberat dan data geologi regional hasil pemetaan bersistem. Seluruh wilayah daratan Indonesia telah selesai dipetakan secara geologi pada tahun 1995, dan selesai dipetakan gayaberatnya pada 2008. Data besar ini kemudian dipakai sebagai dasar pemetaan cekungan BG. Jelas umur bisa ditentukan sebab ada data geologinya. Di Indonesia Timur, sedimen pra-Tersier berlanjut dengan Tersier di cekungan yang sama. Akan halnya pra-Tersier alokton, hanya terdapat di cekungan2 yang benuanya alokton juga (misalnya cekungan Banggai, Buton). Kalau di Papua, pra-Tersiernya tetap autokton sebab mereka membentuk kontinuitas sistem jalur pengendapan sedimen yang sama dengan di NW Shelf of Australia. Saya pikir, semua peta cekungan yang ada tak membedakan ini cekungan sedimen, cekungan fisiografik, atau cekungan struktural. Jadi mungkin masih tercampur. Meskipun demikian, membedakan tipe cekungan ini secara gamblang, tak mudah juga. Metodologi definisi basin yang 60 (IAGI, 1985) bisa dipelajari di publikasi IAGI (1985), prinsipnya hanya meliputi isopach sedimen. Metodologi 86 cekungan (BPMIGAS -LAPI ITB) berdasarkan kriteria faktor2 definisi cekungan, a.l.menggunakan peta geologi ermukaan, peta isopach sedimen, peta gayaberat, peta konfigurasi batuandasar. salam, awang --- On Thu, 5/21/09, Agung Mulyo mas_gago...@yahoo.com wrote: From: Agung Mulyo mas_gago...@yahoo.com Subject: Re: [Geo_unpad] Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah To: geo_un...@yahoogroups.com Cc: iagi-net@iagi.or.id, Forum HAGI fo...@hagi.or.id, Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com Date: Thursday, May 21, 2009, 11:19 AM Pak Awang, Kalau tidak salah tangkap jumlah 128 adalah cekungan berdasarkan data gaya berat dengaan tanpa memperhatikan umur serta asal-usulnya (aloktone). Bila dengan memperhatikan presentasinya pak Koesoema, maka bisa boleh jadi yang 128 cekungan tersebut adalah gabungan dari semua jenis (fisiografi, struktural, sedimen, dsb.). Andai tangkapan saya tersebut benar, maka wajar saja kalau jumlah cekungannya menjadi banyak, bahkan bisa saja akan lebih banyak lagi. Manakala dasar-dasar untuk mendefinisinya berbeda (syarat-syarat dsb), maka perbedaan jumlah cekungan akan tetap ada. Dan itu wajar. Kita mungkin perlu pencerahan dari pak Awang, kalau yang 60 dan 86 masing-masing kriterianya apa, dan bagaimana ? Selisih yang 26 itu apakah memang semuanya benar-benar barang baru atau sebenarnya stok lama yang dikemas ulang dalam ukuran lebih kecil ? Thanks GGG From: Safri Burhanuddin safri...@gmail.com To: geo_un...@yahoogroups.com Cc: iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI fo...@hagi.or.id; Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com Sent: Wednesday, May 20, 2009 8:14:14 AM Subject: Re: [Geo_unpad] Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah Hanya dalam waktu kurang dari setahun semenjak BP-MIGAS bersama LAPI ITB mempublikasikan jumlah cekungan sedimen tersier Indonesia ada 86 (2008) dan awal minggu ini (Selasa, 19 Mei 2009) Badan Geologi DESDM mempublikasikan hasil pemutakhiran data geologi dan geofisika, terdapat 128 cekungan sedimen di Indonesia. Pekerjaan Rumah Buat IAGI dan HAGI untuk mencari solusi terbaik, agar tidak membuat masyarakatNYA bingung 2009/5/19 Awang Satyana awangsatyana@ yahoo.com Saya baru kembali dari undangan sebagai salah satu pembicara di Lokakarya Badan Geologi di Gedung Sekjen Departemen ESDM tentang Cekungan Sedimen Indonesia. Lokakarya ini tujuan utamanya adalah ingin mengumumkan hasil pekerjaan Badan Geologi selama hampir enam bulan terakhir tentang delineasi cekungan-cekungan sedimen di Indonesia berdasarkan data gayaberat. Mengapa Badan Geologi membuat peta cekungan sedimen sendiri, bukankah Lemigas (2008) dan BPMIGAS (2008) baru saja mengeluarkan dan mengumumkan peta cekungannya ? Karena, Badan Geologi telah menyelesaikan pemetaan geologi regional dan gayaberat regional seluruh Indonesia. Data ini sayang bila dibiarkan saja; kemudian diaplikasikanlah untuk kepentingan pemetaan cekungan sedimen. Mengapa Lemigas-BPMIGAS- Badan Geologi tidak saling bekerja sama membuat peta cekungan sedimen dengan dukungan data yang kuat dan bervariasi dari berbagai instansi ? Di sini mungkin ada masalah koordinasi. Menurut seorang teman dari LAPI-ITB yang bekerja sama dengan BPMIGAS saat memetakan cekungan, LAPI-ITB telah berkoordinasi dengan Lemigas tentang pemetaan cekungan yang sedang dilakukan BPMIGAS, juga BPMIGAS-LAPI ITB telah menggunakan data gayaberat tahun 2000 dari P3G (sekarang PSG, di bawah Badan Geologi). Kalau sudah koordinasi, kok hasilnya berbeda antara Lemigas, BPMIGAS, dan Badan Geologi, dan
[iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah
Pak Agung, Peta cekungan hasil Badan Geologi (BG) disusun dari data gayaberat dan data geologi regional hasil pemetaan bersistem. Seluruh wilayah daratan Indonesia telah selesai dipetakan secara geologi pada tahun 1995, dan selesai dipetakan gayaberatnya pada 2008. Data besar ini kemudian dipakai sebagai dasar pemetaan cekungan BG. Jelas umur bisa ditentukan sebab ada data geologinya. Di Indonesia Timur, sedimen pra-Tersier berlanjut dengan Tersier di cekungan yang sama. Akan halnya pra-Tersier alokton, hanya terdapat di cekungan2 yang benuanya alokton juga (misalnya cekungan Banggai, Buton). Kalau di Papua, pra-Tersiernya tetap autokton sebab mereka membentuk kontinuitas sistem jalur pengendapan sedimen yang sama dengan di NW Shelf of Australia. Saya pikir, semua peta cekungan yang ada tak membedakan ini cekungan sedimen, cekungan fisiografik, atau cekungan struktural. Jadi mungkin masih tercampur. Meskipun demikian, membedakan tipe cekungan ini secara gamblang, tak mudah juga. Metodologi definisi basin yang 60 (IAGI, 1985) bisa dipelajari di publikasi IAGI (1985), prinsipnya hanya meliputi isopach sedimen. Metodologi 86 cekungan (BPMIGAS -LAPI ITB) berdasarkan kriteria faktor2 definisi cekungan, a.l.menggunakan peta geologi ermukaan, peta isopach sedimen, peta gayaberat, peta konfigurasi batuandasar. salam, awang --- On Thu, 5/21/09, Agung Mulyo mas_gago...@yahoo.com wrote: From: Agung Mulyo mas_gago...@yahoo.com Subject: Re: [Geo_unpad] Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah To: geo_un...@yahoogroups.com Cc: iagi-net@iagi.or.id, Forum HAGI fo...@hagi.or.id, Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com Date: Thursday, May 21, 2009, 11:19 AM Pak Awang, Kalau tidak salah tangkap jumlah 128 adalah cekungan berdasarkan data gaya berat dengaan tanpa memperhatikan umur serta asal-usulnya (aloktone). Bila dengan memperhatikan presentasinya pak Koesoema, maka bisa boleh jadi yang 128 cekungan tersebut adalah gabungan dari semua jenis (fisiografi, struktural, sedimen, dsb.). Andai tangkapan saya tersebut benar, maka wajar saja kalau jumlah cekungannya menjadi banyak, bahkan bisa saja akan lebih banyak lagi. Manakala dasar-dasar untuk mendefinisinya berbeda (syarat-syarat dsb), maka perbedaan jumlah cekungan akan tetap ada. Dan itu wajar. Kita mungkin perlu pencerahan dari pak Awang, kalau yang 60 dan 86 masing-masing kriterianya apa, dan bagaimana ? Selisih yang 26 itu apakah memang semuanya benar-benar barang baru atau sebenarnya stok lama yang dikemas ulang dalam ukuran lebih kecil ? Thanks GGG From: Safri Burhanuddin safri...@gmail.com To: geo_un...@yahoogroups.com Cc: iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI fo...@hagi.or.id; Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com Sent: Wednesday, May 20, 2009 8:14:14 AM Subject: Re: [Geo_unpad] Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah Hanya dalam waktu kurang dari setahun semenjak BP-MIGAS bersama LAPI ITB mempublikasikan jumlah cekungan sedimen tersier Indonesia ada 86 (2008) dan awal minggu ini (Selasa, 19 Mei 2009) Badan Geologi DESDM mempublikasikan hasil pemutakhiran data geologi dan geofisika, terdapat 128 cekungan sedimen di Indonesia. Pekerjaan Rumah Buat IAGI dan HAGI untuk mencari solusi terbaik, agar tidak membuat masyarakatNYA bingung 2009/5/19 Awang Satyana awangsatyana@ yahoo.com Saya baru kembali dari undangan sebagai salah satu pembicara di Lokakarya Badan Geologi di Gedung Sekjen Departemen ESDM tentang Cekungan Sedimen Indonesia. Lokakarya ini tujuan utamanya adalah ingin mengumumkan hasil pekerjaan Badan Geologi selama hampir enam bulan terakhir tentang delineasi cekungan-cekungan sedimen di Indonesia berdasarkan data gayaberat. Mengapa Badan Geologi membuat peta cekungan sedimen sendiri, bukankah Lemigas (2008) dan BPMIGAS (2008) baru saja mengeluarkan dan mengumumkan peta cekungannya ? Karena, Badan Geologi telah menyelesaikan pemetaan geologi regional dan gayaberat regional seluruh Indonesia. Data ini sayang bila dibiarkan saja; kemudian diaplikasikanlah untuk kepentingan pemetaan cekungan sedimen. Mengapa Lemigas-BPMIGAS- Badan Geologi tidak saling bekerja sama membuat peta cekungan sedimen dengan dukungan data yang kuat dan bervariasi dari berbagai instansi ? Di sini mungkin ada masalah koordinasi. Menurut seorang teman dari LAPI-ITB yang bekerja sama dengan BPMIGAS saat memetakan cekungan, LAPI-ITB telah berkoordinasi dengan Lemigas tentang pemetaan cekungan yang sedang dilakukan BPMIGAS, juga BPMIGAS-LAPI ITB telah menggunakan data gayaberat tahun 2000 dari P3G (sekarang PSG, di bawah Badan Geologi). Kalau sudah koordinasi, kok hasilnya berbeda antara Lemigas, BPMIGAS, dan Badan Geologi, dan
[iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah
itu, dalam BBOE: 1. Aan 1500, 2. Rahmat 0, 3. Herman 500, 4. Bob 50, 5. Hani 10, Wartono 100. Kondisi tektonik Bob adalah analog dengan Rahmat. Artinya minyak yang ada di Bob, dimana Indonesia mayoritas areanya, akan mempunyai peluang di dapatkan minyak P10= 30 BBOE, P50 100 BBOE, dan P90 400 BBOE. - Explorasi kedepan, akan banyak di daerah Bob. Indonesia akan paling banyak di explorasi minyaknya, untuk th 2004-2074. Telah semakin banyak data seismik di Indonesia Timur. Ini pusat tektonik Bob (Banda Ocean Basin, dimana Laut Banda sebagai pusatnya, meluas hingga SE Asia-Australia, Papua). Daftar SLEMAN, juga untuk membahas siklus kecil 7 th, 70 th, 700 th, dst. Apakah begitu Mas Awang, dan yang lain ? Wass, Mas Mar. From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com To: geo_un...@yahoogroups.com Cc: iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI fo...@hagi.or.id; Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com Sent: Thursday, May 21, 2009 11:41:10 PM Subject: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah Pak Agung, Peta cekungan hasil Badan Geologi (BG) disusun dari data gayaberat dan data geologi regional hasil pemetaan bersistem. Seluruh wilayah daratan Indonesia telah selesai dipetakan secara geologi pada tahun 1995, dan selesai dipetakan gayaberatnya pada 2008. Data besar ini kemudian dipakai sebagai dasar pemetaan cekungan BG. Jelas umur bisa ditentukan sebab ada data geologinya. Di Indonesia Timur, sedimen pra-Tersier berlanjut dengan Tersier di cekungan yang sama. Akan halnya pra-Tersier alokton, hanya terdapat di cekungan2 yang benuanya alokton juga (misalnya cekungan Banggai, Buton). Kalau di Papua, pra-Tersiernya tetap autokton sebab mereka membentuk kontinuitas sistem jalur pengendapan sedimen yang sama dengan di NW Shelf of Australia. Saya pikir, semua peta cekungan yang ada tak membedakan ini cekungan sedimen, cekungan fisiografik, atau cekungan struktural. Jadi mungkin masih tercampur. Meskipun demikian, membedakan tipe cekungan ini secara gamblang, tak mudah juga. Metodologi definisi basin yang 60 (IAGI, 1985) bisa dipelajari di publikasi IAGI (1985), prinsipnya hanya meliputi isopach sedimen. Metodologi 86 cekungan (BPMIGAS -LAPI ITB) berdasarkan kriteria faktor2 definisi cekungan, a.l.menggunakan peta geologi ermukaan, peta isopach sedimen, peta gayaberat, peta konfigurasi batuandasar. salam, awang --- On Thu, 5/21/09, Agung Mulyo mas_gago...@yahoo.com wrote: From: Agung Mulyo mas_gago...@yahoo.com Subject: Re: [Geo_unpad] Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah To: geo_un...@yahoogroups.com Cc: iagi-net@iagi.or.id, Forum HAGI fo...@hagi.or.id, Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com Date: Thursday, May 21, 2009, 11:19 AM Pak Awang, Kalau tidak salah tangkap jumlah 128 adalah cekungan berdasarkan data gaya berat dengaan tanpa memperhatikan umur serta asal-usulnya (aloktone). Bila dengan memperhatikan presentasinya pak Koesoema, maka bisa boleh jadi yang 128 cekungan tersebut adalah gabungan dari semua jenis (fisiografi, struktural, sedimen, dsb.). Andai tangkapan saya tersebut benar, maka wajar saja kalau jumlah cekungannya menjadi banyak, bahkan bisa saja akan lebih banyak lagi. Manakala dasar-dasar untuk mendefinisinya berbeda (syarat-syarat dsb), maka perbedaan jumlah cekungan akan tetap ada. Dan itu wajar. Kita mungkin perlu pencerahan dari pak Awang, kalau yang 60 dan 86 masing-masing kriterianya apa, dan bagaimana ? Selisih yang 26 itu apakah memang semuanya benar-benar barang baru atau sebenarnya stok lama yang dikemas ulang dalam ukuran lebih kecil ? Thanks GGG From: Safri Burhanuddin safri...@gmail.com To: geo_un...@yahoogroups.com Cc: iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI fo...@hagi.or.id; Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com Sent: Wednesday, May 20, 2009 8:14:14 AM Subject: Re: [Geo_unpad] Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah Hanya dalam waktu kurang dari setahun semenjak BP-MIGAS bersama LAPI ITB mempublikasikan jumlah cekungan sedimen tersier Indonesia ada 86 (2008) dan awal minggu ini (Selasa, 19 Mei 2009) Badan Geologi DESDM mempublikasikan hasil pemutakhiran data geologi dan geofisika, terdapat 128 cekungan sedimen di Indonesia. Pekerjaan Rumah Buat IAGI dan HAGI untuk mencari solusi terbaik, agar tidak membuat masyarakatNYA bingung 2009/5/19 Awang Satyana awangsatyana@ yahoo.com Saya baru kembali dari undangan sebagai salah satu pembicara di Lokakarya Badan Geologi di Gedung Sekjen Departemen ESDM tentang Cekungan Sedimen Indonesia. Lokakarya ini tujuan utamanya adalah ingin mengumumkan hasil pekerjaan Badan Geologi selama hampir enam bulan terakhir tentang delineasi
Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah
Saya tidak mengatakan untuk keperluan strategis ok saja, tetapi untuk keperluan promotional untuk menarik investor ok saja. Yang saya heran adalah ada kecenderungan di masyarakat kita, termasuk di kalangan IAGI, bahwa meningkatkan jumlah cekungan ini akan meningkatkan potensi cadangan minyakbumi, padahal kita tahu bahwa tidak semua jenis basin mempunyai peluang yang sama akan didapatkannya minyak dan gas bumi, bahkan seperti oceanic basins sangat kecil peluangnya.. Kita tahu bahwa Saudi Arabia, Irak dan Iran serta Emirate Arab itu share satu cekungan saja, the Gulf of Persia basin, tetapi cadangannya dan prospectnya adalah paling besar di dunia. Kalau kita bisa meningkatkan jumlah prospect dan leads, jadi yang tadinya kita tidak bisa mengidentifikasikan sebagai prospect ataupun lead dan sekarang bisa, maka hal ini saya bisa diterima. Tapi mungkin dalam hal ini hanya BP Migas yang punya data untuk ini. Tetapi saya sadar bahwa dalam birokrasi negara kita setiap instansi pemerintah dituntut oleh Bapenas untuk menghasilkan penelitiannya dalam bentuk angka-angka, ya paling tidak yang paling aman adalah jumlah cekungan. Sebetulnya mungkin lebih berarti jika setiap instansi ini berlomba-lomba melakukan estimasi cadangan migas dengan metoda, parameter dan asumsi yang berbeda-beda. Saya juga dalam comment saya pada lokakarya membahas mengenai konsep composite basins atau polyhistory basins, dan ini berlaku di Indonesia. Basins yang dihitung adalah biasanya basin yang terbentuk paling atas (di Indonesia timur) atau basin yang paling bawah (offshore N JAVA), tetapi tidak menyentuh basin yang ada di bawahnya. Misalnya saja di Indonesia timur sebetulnya di bawah basins yang dihitung (Neogene basins) sebetulnya adala Mesozoic passive margin basin yang sangat tebal dan memanjang (sebagai kelanjutan dari passive margin NW Australia yang telah terlibat dalam subduction di Banda Arc) yang secara statistik dunia mempunyai potensi sangat besar untuk didapatkannya giant fields. Wassalam RPK - Original Message - From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com To: geo_un...@yahoogroups.com Cc: iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI fo...@hagi.or.id; Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com Sent: Thursday, May 21, 2009 11:41 PM Subject: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah Pak Agung, Peta cekungan hasil Badan Geologi (BG) disusun dari data gayaberat dan data geologi regional hasil pemetaan bersistem. Seluruh wilayah daratan Indonesia telah selesai dipetakan secara geologi pada tahun 1995, dan selesai dipetakan gayaberatnya pada 2008. Data besar ini kemudian dipakai sebagai dasar pemetaan cekungan BG. Jelas umur bisa ditentukan sebab ada data geologinya. Di Indonesia Timur, sedimen pra-Tersier berlanjut dengan Tersier di cekungan yang sama. Akan halnya pra-Tersier alokton, hanya terdapat di cekungan2 yang benuanya alokton juga (misalnya cekungan Banggai, Buton). Kalau di Papua, pra-Tersiernya tetap autokton sebab mereka membentuk kontinuitas sistem jalur pengendapan sedimen yang sama dengan di NW Shelf of Australia. Saya pikir, semua peta cekungan yang ada tak membedakan ini cekungan sedimen, cekungan fisiografik, atau cekungan struktural. Jadi mungkin masih tercampur. Meskipun demikian, membedakan tipe cekungan ini secara gamblang, tak mudah juga. Metodologi definisi basin yang 60 (IAGI, 1985) bisa dipelajari di publikasi IAGI (1985), prinsipnya hanya meliputi isopach sedimen. Metodologi 86 cekungan (BPMIGAS -LAPI ITB) berdasarkan kriteria faktor2 definisi cekungan, a.l.menggunakan peta geologi ermukaan, peta isopach sedimen, peta gayaberat, peta konfigurasi batuandasar. salam, awang --- On Thu, 5/21/09, Agung Mulyo mas_gago...@yahoo.com wrote: From: Agung Mulyo mas_gago...@yahoo.com Subject: Re: [Geo_unpad] Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah To: geo_un...@yahoogroups.com Cc: iagi-net@iagi.or.id, Forum HAGI fo...@hagi.or.id, Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com Date: Thursday, May 21, 2009, 11:19 AM Pak Awang, Kalau tidak salah tangkap jumlah 128 adalah cekungan berdasarkan data gaya berat dengaan tanpa memperhatikan umur serta asal-usulnya (aloktone). Bila dengan memperhatikan presentasinya pak Koesoema, maka bisa boleh jadi yang 128 cekungan tersebut adalah gabungan dari semua jenis (fisiografi, struktural, sedimen, dsb.). Andai tangkapan saya tersebut benar, maka wajar saja kalau jumlah cekungannya menjadi banyak, bahkan bisa saja akan lebih banyak lagi. Manakala dasar-dasar untuk mendefinisinya berbeda (syarat-syarat dsb), maka perbedaan jumlah cekungan akan tetap ada. Dan itu wajar. Kita mungkin perlu pencerahan dari pak Awang, kalau yang 60 dan 86 masing-masing kriterianya apa, dan bagaimana ? Selisih yang 26 itu apakah memang semuanya benar-benar barang baru atau sebenarnya stok lama yang dikemas ulang dalam ukuran lebih
Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah
Sepakat dengan Pak Koesoema bahwa jumlah cekungan jangan menjadi patokan jumlah (potensi) migas. Seperti yang saya tulis duabulan lalu http://rovicky.wordpress.com/2009/04/01/berapa-jumlah-cekungan-geologi-di-indonesia/ ternyata cekungan di Indonesia masih belum disepakati. Dalam artian potensial penelitian mungkin iya, jumlah cekungan jumlah penelitian. Namun penelitian yang hanya untuk penelitian (science for science) kurang memberikan manfaat secara optimum. Penelitian dengan tujuan pemanfaatan tiga hal pokok studi kebumian Ekstraksi, Mitigasi dan Konservasi (EMK) lah yang akan memberikan manfaat buat negara dan rakyat. Mungkin perlu diawali dengan sciencetific approach yang kemudian dikembangkan oleh masing2 sektor (EMK) . Jadi dimana bisa mengakses hasil-hasil penelitian yang dibiayai oleh uang negara ini ? RDP 2009/5/22 R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id Saya tidak mengatakan untuk keperluan strategis ok saja, tetapi untuk keperluan promotional untuk menarik investor ok saja. Yang saya heran adalah ada kecenderungan di masyarakat kita, termasuk di kalangan IAGI, bahwa meningkatkan jumlah cekungan ini akan meningkatkan potensi cadangan minyakbumi, padahal kita tahu bahwa tidak semua jenis basin mempunyai peluang yang sama akan didapatkannya minyak dan gas bumi, bahkan seperti oceanic basins sangat kecil peluangnya.. Kita tahu bahwa Saudi Arabia, Irak dan Iran serta Emirate Arab itu share satu cekungan saja, the Gulf of Persia basin, tetapi cadangannya dan prospectnya adalah paling besar di dunia. Kalau kita bisa meningkatkan jumlah prospect dan leads, jadi yang tadinya kita tidak bisa mengidentifikasikan sebagai prospect ataupun lead dan sekarang bisa, maka hal ini saya bisa diterima. Tapi mungkin dalam hal ini hanya BP Migas yang punya data untuk ini. Tetapi saya sadar bahwa dalam birokrasi negara kita setiap instansi pemerintah dituntut oleh Bapenas untuk menghasilkan penelitiannya dalam bentuk angka-angka, ya paling tidak yang paling aman adalah jumlah cekungan. Sebetulnya mungkin lebih berarti jika setiap instansi ini berlomba-lomba melakukan estimasi cadangan migas dengan metoda, parameter dan asumsi yang berbeda-beda. Saya juga dalam comment saya pada lokakarya membahas mengenai konsep composite basins atau polyhistory basins, dan ini berlaku di Indonesia. Basins yang dihitung adalah biasanya basin yang terbentuk paling atas (di Indonesia timur) atau basin yang paling bawah (offshore N JAVA), tetapi tidak menyentuh basin yang ada di bawahnya. Misalnya saja di Indonesia timur sebetulnya di bawah basins yang dihitung (Neogene basins) sebetulnya adala Mesozoic passive margin basin yang sangat tebal dan memanjang (sebagai kelanjutan dari passive margin NW Australia yang telah terlibat dalam subduction di Banda Arc) yang secara statistik dunia mempunyai potensi sangat besar untuk didapatkannya giant fields. Wassalam RPK - Original Message - From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com To: geo_un...@yahoogroups.com Cc: iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI fo...@hagi.or.id; Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com Sent: Thursday, May 21, 2009 11:41 PM Subject: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah Pak Agung, Peta cekungan hasil Badan Geologi (BG) disusun dari data gayaberat dan data geologi regional hasil pemetaan bersistem. Seluruh wilayah daratan Indonesia telah selesai dipetakan secara geologi pada tahun 1995, dan selesai dipetakan gayaberatnya pada 2008. Data besar ini kemudian dipakai sebagai dasar pemetaan cekungan BG. Jelas umur bisa ditentukan sebab ada data geologinya. Di Indonesia Timur, sedimen pra-Tersier berlanjut dengan Tersier di cekungan yang sama. Akan halnya pra-Tersier alokton, hanya terdapat di cekungan2 yang benuanya alokton juga (misalnya cekungan Banggai, Buton). Kalau di Papua, pra-Tersiernya tetap autokton sebab mereka membentuk kontinuitas sistem jalur pengendapan sedimen yang sama dengan di NW Shelf of Australia. Saya pikir, semua peta cekungan yang ada tak membedakan ini cekungan sedimen, cekungan fisiografik, atau cekungan struktural. Jadi mungkin masih tercampur. Meskipun demikian, membedakan tipe cekungan ini secara gamblang, tak mudah juga. Metodologi definisi basin yang 60 (IAGI, 1985) bisa dipelajari di publikasi IAGI (1985), prinsipnya hanya meliputi isopach sedimen. Metodologi 86 cekungan (BPMIGAS -LAPI ITB) berdasarkan kriteria faktor2 definisi cekungan, a.l.menggunakan peta geologi ermukaan, peta isopach sedimen, peta gayaberat, peta konfigurasi batuandasar. salam, awang --- On Thu, 5/21/09, Agung Mulyo mas_gago...@yahoo.com wrote: From: Agung Mulyo mas_gago...@yahoo.com Subject: Re: [Geo_unpad] Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah To: geo_un...@yahoogroups.com Cc: iagi-net@iagi.or.id, Forum HAGI fo...@hagi.or.id, Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi
Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah
Tohab Simandjuntak (mantan peneliti utama P3G) : tak ada yang namanya cekungan pra-Tersier itu sebab semua batuan pra-Tersier di Indonesia adalah alokton. SI ABAH ; BANG TOHAB , MEMENG KALAU DI INDONESIA TIMUR SIH KELIHATANNYA BEGITU , TETAPI APA DI IND BARAT SAMA / SAYA SEMPAT NGOBROL NGOBROL DENGAN SAAH SATI AHI GEOFISIKA PERUSAHAAN YANG SEDANG MEAKUKAN SPEC SURVEY , MENURUT DIA DIBAWAH AUT ARU SANA TERDAPAT SEDIMEN YANG MEMPUNYAI KETEBALAN 7000 MSEC . APA MUNGKIN INI SEMUA ALLOCHTOUNOUS ? SI ABAH
Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah
Apa ndak lebih baik jika kita bikin simposium berkala khusus untuk memuat perkembangan riset di tiap cekungan? Dengan demikian prosidingnya itu sendiri nanti bisa menjadi semacam periodical update atas temuan-temuan baru di sebuah cekungan. Jadi tidak perlu menunggu puluhan tahun untuk kemudian mengupdate data sebuah cekungan. Cuma yah, tidak akan menjadi sebuah proyek dengan pendanaan sakhohah. Salam min 2009/5/20 hilma...@yahoo.com.au: Apakah ini bentuk kompetisi sehat.?adakah lembaga yang menilai hasil dari studi ini..? Salam Hs -- - when one teaches, two learn - http://www.geotutor.tk http://www.linkedin.com/in/minarwan PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah
Menyambung email AdB tentang peran organisasi profesi... Kalau dulu IAGi punya Komisi Sandi Stratigrafi yang menjaga dan mengupdate sandi stratigrafi Indonesia, kenapa tidak bisa punya Komisi Study Cekungan yang tugasnya melakukan update dan integrasi study yang berkaitan dengan jumlah cekungan ini...? salam, From: MINARWAN minarw...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, May 20, 2009 4:34:08 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah Apa ndak lebih baik jika kita bikin simposium berkala khusus untuk memuat perkembangan riset di tiap cekungan? Dengan demikian prosidingnya itu sendiri nanti bisa menjadi semacam periodical update atas temuan-temuan baru di sebuah cekungan. Jadi tidak perlu menunggu puluhan tahun untuk kemudian mengupdate data sebuah cekungan. Cuma yah, tidak akan menjadi sebuah proyek dengan pendanaan sakhohah. Salam min 2009/5/20 hilma...@yahoo.com.au: Apakah ini bentuk kompetisi sehat.?adakah lembaga yang menilai hasil dari studi ini..? Salam Hs -- - when one teaches, two learn - http://www.geotutor.tk http://www.linkedin.com/in/minarwan PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
[iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah
. Koesoemadinata, Dr. Hermes Panggabean, saya juga termasuk di antara narasumber. Oleh Badan Geologi, saya juga tak jarang diundang memberikan presentasi tentang aspek2 terkait geomigas. Tetapi, bahwa akhirnya Lemigas, BPMIGAS-LAPI ITB-IAGI, Badan Geologi menghasilkan produk jumlah cekungan yang berlainan satu dengan yang lain, tentu hak masing-masing institusi, yang tak harus sesuai dengan pendapat para narasumber. Sebuah kontroversi akan selalu lebih baik daripada stagnasi. Kontroversi melahirkan perdebatan, perdebatan melahirkan perkembangan ilmu pengetahuan. Stagnasi tak melahirkan apa-apa. Salam, awang --- On Wed, 5/20/09, Prajuto praj...@medcoenergi.com wrote: From: Prajuto praj...@medcoenergi.com Subject: Re: [Forum-HAGI] [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah To: Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia fo...@hagi.or.id Date: Wednesday, May 20, 2009, 6:38 AM Pak Awang, Kalau di merge overlay beberapa cekungan tersebut apakah memang ada perbedaan yang signifikan, yang betul-betul baru? Artinya apakah memang ada cekungan baru diluar 63 versi Lemigas dan 86 versi BPMIGAS dibanding 128 versi Badan Geologi. Jangan-2 data gravitasi tersebut (+ data-2 lainnya) jika dianalisa ulang bisa dapat lebih dari 128 cekungan. Siapa tahu, namanya juga innovasi. Salam, Pjt -Original Message- From: forum-boun...@hagi.or.id [mailto:forum-boun...@hagi.or.id] On Behalf Of Awang Satyana Sent: Tuesday, May 19, 2009 4:30 PM To: iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI; Geo Unpad; Eksplorasi BPMIGAS Subject: Re: [Forum-HAGI] [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah Saya baru kembali dari undangan sebagai salah satu pembicara di Lokakarya Badan Geologi di Gedung Sekjen Departemen ESDM tentang Cekungan Sedimen Indonesia. Lokakarya ini tujuan utamanya adalah ingin mengumumkan hasil pekerjaan Badan Geologi selama hampir enam bulan terakhir tentang delineasi cekungan-cekungan sedimen di Indonesia berdasarkan data gayaberat. Mengapa Badan Geologi membuat peta cekungan sedimen sendiri, bukankah Lemigas (2008) dan BPMIGAS (2008) baru saja mengeluarkan dan mengumumkan peta cekungannya ? Karena, Badan Geologi telah menyelesaikan pemetaan geologi regional dan gayaberat regional seluruh Indonesia. Data ini sayang bila dibiarkan saja; kemudian diaplikasikanlah untuk kepentingan pemetaan cekungan sedimen. Mengapa Lemigas-BPMIGAS-Badan Geologi tidak saling bekerja sama membuat peta cekungan sedimen dengan dukungan data yang kuat dan bervariasi dari berbagai instansi ? Di sini mungkin ada masalah koordinasi. Menurut seorang teman dari LAPI-ITB yang bekerja sama dengan BPMIGAS saat memetakan cekungan, LAPI-ITB telah berkoordinasi dengan Lemigas tentang pemetaan cekungan yang sedang dilakukan BPMIGAS, juga BPMIGAS-LAPI ITB telah menggunakan data gayaberat tahun 2000 dari P3G (sekarang PSG, di bawah Badan Geologi). Kalau sudah koordinasi, kok hasilnya berbeda antara Lemigas, BPMIGAS, dan Badan Geologi, dan masing2 mengeluarkan versinya sendiri ? Lemigas keluar dengan 63 cekungan, BPMIGAS keluar dengan 86 cekungan, dan kini Badan Geologi keluar dengan 128 cekungan sedimen. Meskipun tadi Pak Menteri ESDM diminta membubuhkan tanda tangan pada peta 128 cekungan sedimen hasil Badan Geologi, dan Pak Purnomo dalam sambutannya mengatakan bahwa para pejabat di lingkungan ESDM mesti mengganti kata-kata 60 cekungan menjadi 128 cekungan saat menyampaikan sambutan, mestinya itu jangan ditafsirkan menjadi semacam legalisasi atas peta cekungan sedimen Badan Geologi. Mengapa ? Sebab, pemetaan cekungan sedimen Badan Geologi baru langkah awal. Pekerjaan selanjutnya adalah berhubungan dengan PND untuk memeriksa data migas di setiap cekungan seperti ketebalan sedimen dll. Juga, peta cekungan yang berdasarkan data gayaberat ini masih banyak mendapatkan kritik dan saran. Lalu, dalam minggu-minggu ke depan ada pula rencana BPMIGAS-Badan Geologi-Lemigas akan duduk bersama tentang pemetaan cekungan ini. Pak Sukhyar, Kepala Badan Geologi, tadi ngobrol dengan saya dan mengatakan, memang ini semacam ekspose pertama, yang mungkin mengagetkan dengan 128 cekungan baru; supaya mendapat perhatian dari instansi terkait dan kalangan industri. Saya ringkaskan sedikit jalannya Lokakarya tadi. Ada lima pembicara : (1) Pak Imam Sobari (Badan Geologi), (2) Pak Syaiful Bachri (Badan Geologi), (3) Pak Nazhar Buyung (Badan Geologi), (4) Pak R.P. Koesoemadinata (Prof Em. ITB), (5) Awang Satyana (BPMIGAS). Pak Sobari mempresentasikan hal berjudul Delineasi Cekungan Sedimen di Indonesia Berdasarkan Anomali Gaya Berat. Data anomali Bouguer di darat dan free-air di laut digunakan sebagai data dasar delineasi cekungan. Ciri cekungan berdasarkan data gayaberat : pola kontur tertutup, menurun ke arah pusat, terdapat perbedaan rapat massa antara sedimen Tersier, pra-Tersier, basement kerak atas dan basement kerak bawah. Dengan
Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah
Pak Andang, Terima kasih atas uraiannya yang selalu jeli, melihat sisi-sisi yang belum tentu terlihat oleh saya. Soal keterlibatan IAGI dalam studi re-mapping cekungan BPMIGAS yang bekerja sama dengan LAPI-ITB (nama proyek besarnya adalah portfolio eksplorasi Indonesia, re-mapping basin adalah salah satu produknya), terus terang tak sepenuhnya saya pahami. Saya kebetulan tak dilibatkan dalam birokrasi studi ini, hanya sebagai narasumber teknis saja. Plaksanaan studi ini sebagian dilakukan oleh personal-personal yang aktif di beberapa komisi IAGI. Apakah itu lantas menjadi produk atau legitimasi IAGI, sehingga hasil pemetaan itu menjadi BPMIGAS-LAPI ITB-IAGI atau BPMIGAS-LAPI ITB saja saya tak tahu pasti. Yang jelas, pemetaan cekungan BPMIGAS-LAPI ITB ini betul menjadi agenda khusus di PIT IAGI 2008 di Bandung, dalam pidato2, dalam presentasi khusus, dalam presentasi di booth IAGI. Kalau saya menyebutkan produk ini sebagai BPMIGAS-LAPI ITB-IAGI (2008) atau BPMIGAS-LAPI ITB (2008) maka mungkin boleh-boleh saja dan saya menggunakan keduanya. Bahwa produk ini belum dilempar ke publik via IAGI (nantinya direncanakan akan ke IAGI),itu juga berkaitan dengan masalah birokrasi/administrasi studi ini yang saat ini dalam status legalisasi ke Departemen Keuangan, dari mana anggaran untuk melakukan studi ini berasal. salam, awang --- On Wed, 5/20/09, abacht...@cbn.net.id abacht...@cbn.net.id wrote: From: abacht...@cbn.net.id abacht...@cbn.net.id Subject: Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id Date: Wednesday, May 20, 2009, 6:23 AM Kalau saya amati gonjang - ganjing - nya urusan (jumlah) cekungan Indonesia selama ini, ada beberapa hal yang mengemuka, yang mudah-mudahan dengan saya tuliskan disini, dapat menjadi pemikiran / perhatian / inspirasi dan dorongan moral bagi pihak-pihak yang terlibat. 1. Secara normatif, klasik, dan eufimistik Awang menyebutkan masalah 'koordinasi' di antara berbagai pihak yang membuat silang-siurnya klaim studi jumlah cekungan di Indonesia tersebut. Saya melihatnya lebih ke masalah ego sektoral yang bottom-line-nya adalah bujet, dana, alias keuangan proyek dari masing-masing pihak yang mengerjakan studi-studi tersebut. Driver utama dari adanya studi (dan klaim) revisi cekungan-cekungan Indonesia itu adalah berbagai kritik terkait dg kegagalan percepatan penambahan cadangan migas versus produksi, yg dalam hal ini merupakan tanggung jawab sektor ESDM-BPMigas, sehingga menjadi sangat wajar ketika Badan Geologi, Lemigas, dan BPMigas berlomba-lomba untuk memasukkan rencana dan realisasi proyek studi revisi cekungan tersebut kedalam mata anggaran mereka (dengan berbagai cara). Bukannya IAGI, HAGI, atau bahkan LIPI, BPPT, Bakosurtanal, atau ITB, UGM, Trisakti, dan sejenisnya yang justru merupakan gudangnya orang-orang riset yang concern dan mengusahakan proyek-proyek tersebut. Ya, tentu saja, ... karena memang yang disebut sebut terakhir itu selain miskin legitimasi juga miskin network dan dana untuk membuat hal2 terkait studi tersebut (belum lagi kalau kita masukkan faktor miskin motivasi,.. hehehehe..). Padahal semestinya lembaga-lembaga semacam IAGI dan HAGI, seperti juga di tahun2 80-an, dapat menjadi semacam buffer dan/atau semacam trading house yang mewakili kepentingan saintifik-professional yang lebih luas untuk memfasilitasi peleburan ego-ego sektoral antara pemegang bujet2 proyek revisi cekungan Indonesia ini. Sayang sekali pada waktu gerakan bujeter dari proyek2 revisi tersebut dimulai di 2007 peran fasilitasi tersebut tidak secara penuh dimainkan oleh IAGI/HAGI. Mungkin saja IAGI, yang waktu itu dikomandani oleh Kang Luthfi, sempat dibonceng-i namanya sebagi co-penyelenggara dari acara workshop-workshop-an yang mengundang berbagai kalangan (termasuk Badan Geologi dan Lemigas) untuk membahas hasil sementara dari proyek revisi cekungan-nya BPMigas, tapi tetep aja ternyata nama IAGI juga tidak disebutkan oleh Awang dalam uraian laporan pandangan matanya yang panjang lebar tersebut. Bahkan IAGI jugalah yang memfasilitasi peluncuran / public-release dari 86 cekungannya BPMitas pada acara PIT IAGI di Bandung Agustus 2008, yang seolah-olah dengan demikian maka 86 Cekungan tersebut menjadi versi IAGI (bukan sekedar versi BPMigas-LAPI ITB). Tapi ternyata sampai sekarangpun kita tidak bisa mendapatkan dokumen-dokumen studi revisi cekungan Indonesia dari acara IAGI tersebut secara publik (apalagi koq menanyakan dokumennya Badan Geologi seperti yang RDP tanyakan tersebut,... wah Vick,.. tangeh lamun...). Dalam kesempatan interaksi workshop-workshop-an 2008 di Sabuga ITB, saya sempat melontarkan himbauan keras ke IAGI (atau BPMigas-LAPI,.. entahlah,.. pokoknya yang waktu itu menyelenggarakan acaralah).. bahwa pihak-pihak periset cekungan IAGI-LAPIITB-BPMigas (dan juga dr Univ/PT lainnya
Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah
Pak Awang, Tujuan dari pemetaan Basin tentunya untuk mengaktifkan eksplorasi terutama Migas, belajar dari pengalaman yang lalu kira kira bagaimana hasil ini dipublikasikan dan diakses dengan mudah, murah dan kalau perlu gratis bagi semua orang yang tertarik, sehingga bisa dimanfaatkan. Salam Yanto Salim Hasil study yang tak bergaung akan sia sia Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com Date: Wed, 20 May 2009 20:33:07 To: iagi-net@iagi.or.id Cc: Forum HAGIfo...@hagi.or.id; Geo Unpadgeo_un...@yahoogroups.com; Eksplorasi BPMIGASeksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com Subject: Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah Pak Andang, Terima kasih atas uraiannya yang selalu jeli, melihat sisi-sisi yang belum tentu terlihat oleh saya. Soal keterlibatan IAGI dalam studi re-mapping cekungan BPMIGAS yang bekerja sama dengan LAPI-ITB (nama proyek besarnya adalah portfolio eksplorasi Indonesia, re-mapping basin adalah salah satu produknya), terus terang tak sepenuhnya saya pahami. Saya kebetulan tak dilibatkan dalam birokrasi studi ini, hanya sebagai narasumber teknis saja. Plaksanaan studi ini sebagian dilakukan oleh personal-personal yang aktif di beberapa komisi IAGI. Apakah itu lantas menjadi produk atau legitimasi IAGI, sehingga hasil pemetaan itu menjadi BPMIGAS-LAPI ITB-IAGI atau BPMIGAS-LAPI ITB saja saya tak tahu pasti. Yang jelas, pemetaan cekungan BPMIGAS-LAPI ITB ini betul menjadi agenda khusus di PIT IAGI 2008 di Bandung, dalam pidato2, dalam presentasi khusus, dalam presentasi di booth IAGI. Kalau saya menyebutkan produk ini sebagai BPMIGAS-LAPI ITB-IAGI (2008) atau BPMIGAS-LAPI ITB (2008) maka mungkin boleh-boleh saja dan saya menggunakan keduanya. Bahwa produk ini belum dilempar ke publik via IAGI (nantinya direncanakan akan ke IAGI),itu juga berkaitan dengan masalah birokrasi/administrasi studi ini yang saat ini dalam status legalisasi ke Departemen Keuangan, dari mana anggaran untuk melakukan studi ini berasal. salam, awang --- On Wed, 5/20/09, abacht...@cbn.net.id abacht...@cbn.net.id wrote: From: abacht...@cbn.net.id abacht...@cbn.net.id Subject: Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id Date: Wednesday, May 20, 2009, 6:23 AM Kalau saya amati gonjang - ganjing - nya urusan (jumlah) cekungan Indonesia selama ini, ada beberapa hal yang mengemuka, yang mudah-mudahan dengan saya tuliskan disini, dapat menjadi pemikiran / perhatian / inspirasi dan dorongan moral bagi pihak-pihak yang terlibat. 1. Secara normatif, klasik, dan eufimistik Awang menyebutkan masalah 'koordinasi' di antara berbagai pihak yang membuat silang-siurnya klaim studi jumlah cekungan di Indonesia tersebut. Saya melihatnya lebih ke masalah ego sektoral yang bottom-line-nya adalah bujet, dana, alias keuangan proyek dari masing-masing pihak yang mengerjakan studi-studi tersebut. Driver utama dari adanya studi (dan klaim) revisi cekungan-cekungan Indonesia itu adalah berbagai kritik terkait dg kegagalan percepatan penambahan cadangan migas versus produksi, yg dalam hal ini merupakan tanggung jawab sektor ESDM-BPMigas, sehingga menjadi sangat wajar ketika Badan Geologi, Lemigas, dan BPMigas berlomba-lomba untuk memasukkan rencana dan realisasi proyek studi revisi cekungan tersebut kedalam mata anggaran mereka (dengan berbagai cara). Bukannya IAGI, HAGI, atau bahkan LIPI, BPPT, Bakosurtanal, atau ITB, UGM, Trisakti, dan sejenisnya yang justru merupakan gudangnya orang-orang riset yang concern dan mengusahakan proyek-proyek tersebut. Ya, tentu saja, ... karena memang yang disebut sebut terakhir itu selain miskin legitimasi juga miskin network dan dana untuk membuat hal2 terkait studi tersebut (belum lagi kalau kita masukkan faktor miskin motivasi,.. hehehehe..). Padahal semestinya lembaga-lembaga semacam IAGI dan HAGI, seperti juga di tahun2 80-an, dapat menjadi semacam buffer dan/atau semacam trading house yang mewakili kepentingan saintifik-professional yang lebih luas untuk memfasilitasi peleburan ego-ego sektoral antara pemegang bujet2 proyek revisi cekungan Indonesia ini. Sayang sekali pada waktu gerakan bujeter dari proyek2 revisi tersebut dimulai di 2007 peran fasilitasi tersebut tidak secara penuh dimainkan oleh IAGI/HAGI. Mungkin saja IAGI, yang waktu itu dikomandani oleh Kang Luthfi, sempat dibonceng-i namanya sebagi co-penyelenggara dari acara workshop-workshop-an yang mengundang berbagai kalangan (termasuk Badan Geologi dan Lemigas) untuk membahas hasil sementara dari proyek revisi cekungan-nya BPMigas, tapi tetep aja ternyata nama IAGI juga tidak disebutkan oleh Awang dalam uraian laporan pandangan matanya yang panjang lebar tersebut. Bahkan IAGI jugalah yang memfasilitasi peluncuran / public-release dari 86 cekungannya BPMitas pada acara
[iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah
Dimana bisa mendapatan informasi ini ? RDP == 19/05/2009 09:35 WIB Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah detikFinance Jakarta- Jumlah cekungan di Indonesia bertambah dua kali lipat. Jika di tahun 2006 hanya sebanyak 60 buah cekungan geologi saat ini diketahui jumlahnya sudah mencapai 128 buah. Saya selalu sampaikan kalau jumlah cekungan di Indonesia sekitar 60 buah, tapi mulai pagi ini angka magic itu sudah berubah, kata Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro dalam sambutannya pada Lokakarya Cekungan Sendimen Indonesia, di Gedung ESDM, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa (19/5/2009). Purnomo menjelaskan berdasarkan hasil penelitian Badan Geologi Departemen dilaporkan, saat ini jumlah cekungan sendimen di Indonesia sudah bertambah menjadi 128 buah. Jadi nanti para Dirjen ataupun menteri yang baru jangan lupa kalau sekarang jumlah cekungan kita bukan 60 lagi tapi sudah 128 buah, jelasnya. Menurut Purnomo, pihaknya nanti akan membuat atlas cekungan sendimen yang bisa digunakan untuk membantu kegiatan ekplorasi produksi dan kegiatan perminyakan lainnya. Ini akan bantu untuk temukan cadangan-cadangan migas yang baru, ungkapnya. Sementara itu, Kepala Badan Geologi, R Sukyar menyatakan penemuan tersebut dapat menjadi target eksplorasi bagi para pelaku usaha di bidang energi. Bagi pengembang ini akan menjadi informasi baru yang akan menjadi target-target ekplorasi di masa yang datang,ungkap Sukyar. Sebelumnya data ditjen migas mencatat jumlah cekungan hidrokarbon di Indonesia sampai akhir tahun 2006 berjumlah 60 cekungan, dengan perincian: 16 cekungan sudah berproduksi: 8 cekungan terbukti mengandung hidrokarbon tetapi belum berproduksi: 14 cekungan sudah dibor tapi belum menemukan hidrokarbon: dan sisanya 22 cekungan masih belum dilakukan pemboran eksplorasi. -- http://rovicky.wordpress.com/2009/05/15/pak-boediono-diperlukan-dimana/ PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah
kasus delineasi cekungan sedimen di Indonesia yang berbeda-beda. Terakhir dibahas klasifikasi cekungan berdasarkan tektonik. Awang membahas hal berjudul, Pemanfaatan Informasi Cekungan Indonesia dalam Lingkup Bidang Energi. Di awal presentasi dibahas variasi klasifikasi cekungan sedimen Indonesia yang pernah terjadi, baik dari Koesoemadinata dan Pulunggono (1971) untuk Indonesia Barat, Hamilton (1974) yang tak menunjukkan batas cekungan tetapi hanya kontur isopach, Fletcher-Soeparjadi (1976) klasifikasi 28 cekungan, IAGI (1980) : 40 cekungan, IAGI (1985) 60 cekungan, Pertamina-Beicip (1992) : 66 cekungan, Lemigas (2008) : 63 cekungan dan BPMIGAS (2008) : 86 cekungan. Kemudian dibahas status eksplorasi-produksi migas cekungan-cekungan di Indonesia. Menekankan bahwa produksi migas menurun terus dalam lima tahun terakhir dan cadangan migas Indonesia tak pernah naik signifikan. Intinya karena cekungan-cekungan yang dikerjakan yang itu-itu saja (16 cekungan produksi). Terakhir disampaikan jenis-jenis informasi apa dari cekungan yang dibutuhkan kalangan industri migas untuk eksplorasi dan produksi. Sesi Tanya-Jawab yang sempat saya catat : Tohab Simandjuntak (mantan peneliti utama P3G) : tak ada yang namanya cekungan pra-Tersier itu sebab semua batuan pra-Tersier di Indonesia adalah alokton. Setiabudi-EMP : bagaimana pengusahaan CBM/GMB (gas metana batubara) di Indonesia sebab beberapa cekungan migas pun menjadi cekungan-cekungan CBM. Nachrowi-PPT Migas : dalaman Kendeng yang anomali negatifnya tinggi, mengapa jalur kaya minyak padahal jalur anomali negatif umumnya seperti palung. Wawan Gunawan-ITB : harusnya bukan anomali Bouguer yang dipakai untuk pemetaan ini, tetapi anomali sisa; juga angka rapat massa mestinya tak satu angka untuk setiap jenis batuan, tetapi bervariasi. Sigit Prabowo-Marathon : bagaimana status data 44 cekungan yang non-produktif (klasifikasi 60 cekungan). Terakhir, Pak Koesoemadinata diminta memberikan komentar tentang pemetaan cekungan ini. Menurut Pak Koesoema, boleh-boleh saja setiap institusi mengeluarkan cekungan menurut versinya masing-masing, itu lebih untuk kepentingan strategis misalnya mengundang investor; tetapi yang namanya mendelineasi cekungan itu bukan hal mudah sebab sangat relatif bergantung kepada metode yang dipakai. Biar saja data gayaberat yang lengkap ini dibuka ke publik (user) dan biar saja mereka yang mendelinesinya. Perusahaan2 minyak besar punya research center-nya sendiri yang mengeluarkan pemetaan basin menurut pendapatnya sendiri -tak akan terpengaruh oleh pemetaan cekungan-cekungan yang dilakukan akhir2 ini. Pada awal presentasi, Pak Koesoema berpendapat kok sekarang menjadi trend memetakan cekungan-cekungan itu, dan terjadi proliferasi, bertambah banyak, seperti pemekaran wilayah kabupaten saja Demikian sedikit laporan pengamatan saya. Untuk Pak Rovicky, sayang sekali peta 128 cekungan sedimen Badan Geologi (128) hanya ada cetakan hitam putihnya di kertas yang dibagikan. Poster besarnya ada di tempel di ruangan, sayang juga tak ada digitalnya di bahan presentasi yang saya copy, belum boleh dipublikasi barangkali? Saya sedang mengusahakannya meminta kepada Panitia Lokakarya. salam, awang --- On Tue, 5/19/09, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com wrote: From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com Subject: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah To: Forum HAGI fo...@hagi.or.id, IAGI iagi-net@iagi.or.id Date: Tuesday, May 19, 2009, 1:32 PM Dimana bisa mendapatan informasi ini ? RDP == 19/05/2009 09:35 WIB Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah detikFinance Jakarta- Jumlah cekungan di Indonesia bertambah dua kali lipat. Jika di tahun 2006 hanya sebanyak 60 buah cekungan geologi saat ini diketahui jumlahnya sudah mencapai 128 buah. Saya selalu sampaikan kalau jumlah cekungan di Indonesia sekitar 60 buah, tapi mulai pagi ini angka magic itu sudah berubah, kata Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro dalam sambutannya pada Lokakarya Cekungan Sendimen Indonesia, di Gedung ESDM, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa (19/5/2009). Purnomo menjelaskan berdasarkan hasil penelitian Badan Geologi Departemen dilaporkan, saat ini jumlah cekungan sendimen di Indonesia sudah bertambah menjadi 128 buah. Jadi nanti para Dirjen ataupun menteri yang baru jangan lupa kalau sekarang jumlah cekungan kita bukan 60 lagi tapi sudah 128 buah, jelasnya. Menurut Purnomo, pihaknya nanti akan membuat atlas cekungan sendimen yang bisa digunakan untuk membantu kegiatan ekplorasi produksi dan kegiatan perminyakan lainnya. Ini akan bantu untuk temukan cadangan-cadangan migas yang baru, ungkapnya. Sementara itu, Kepala Badan Geologi, R Sukyar menyatakan penemuan tersebut dapat menjadi target eksplorasi bagi para pelaku usaha di bidang energi. Bagi pengembang ini akan menjadi informasi baru yang akan
Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah
mengeluarkan revisi cekungan juga. In any case, siapapun yang mengeluarkan, himbauan Awang tersebut sangat-sangat perlu kita resapi, dalami, dan laksanakan. Bukan hanya di level bawah sadar. Bukan di level konsumsi berita (seperti diceritakan juga oleh Awang bahwa BG-Lemigas-BPMigas berjanji akan koordinasi dan ketemu lebih lanjut). Tapi di level praktisi dan saintis-moralis seperti pribadi Awang, Pak Koesoema, bang Lambok, Elan, Rovicky, dan kawan-kawan lainnya... semangat itu harus dijalankan. 3. Ayo IAGI/HAGI .. bubuhkan tandatangan sendiri ke peta revisi cekungan Indonesia Salam ADB IAGI-0800 - Original Message - From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com To: iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI fo...@hagi.or.id; Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com; Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com Sent: Tuesday, May 19, 2009 4:30 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah Saya baru kembali dari undangan sebagai salah satu pembicara di Lokakarya Badan Geologi di Gedung Sekjen Departemen ESDM tentang Cekungan Sedimen Indonesia. Lokakarya ini tujuan utamanya adalah ingin mengumumkan hasil pekerjaan Badan Geologi selama hampir enam bulan terakhir tentang delineasi cekungan-cekungan sedimen di Indonesia berdasarkan data gayaberat. Mengapa Badan Geologi membuat peta cekungan sedimen sendiri, bukankah Lemigas (2008) dan BPMIGAS (2008) baru saja mengeluarkan dan mengumumkan peta cekungannya ? Karena, Badan Geologi telah menyelesaikan pemetaan geologi regional dan gayaberat regional seluruh Indonesia. Data ini sayang bila dibiarkan saja; kemudian diaplikasikanlah untuk kepentingan pemetaan cekungan sedimen. Mengapa Lemigas-BPMIGAS-Badan Geologi tidak saling bekerja sama membuat peta cekungan sedimen dengan dukungan data yang kuat dan bervariasi dari berbagai instansi ? Di sini mungkin ada masalah koordinasi. Menurut seorang teman dari LAPI-ITB yang bekerja sama dengan BPMIGAS saat memetakan cekungan, LAPI-ITB telah berkoordinasi dengan Lemigas tentang pemetaan cekungan yang sedang dilakukan BPMIGAS, juga BPMIGAS-LAPI ITB telah menggunakan data gayaberat tahun 2000 dari P3G (sekarang PSG, di bawah Badan Geologi). Kalau sudah koordinasi, kok hasilnya berbeda antara Lemigas, BPMIGAS, dan Badan Geologi, dan masing2 mengeluarkan versinya sendiri ? Lemigas keluar dengan 63 cekungan, BPMIGAS keluar dengan 86 cekungan, dan kini Badan Geologi keluar dengan 128 cekungan sedimen. Meskipun tadi Pak Menteri ESDM diminta membubuhkan tanda tangan pada peta 128 cekungan sedimen hasil Badan Geologi, dan Pak Purnomo dalam sambutannya mengatakan bahwa para pejabat di lingkungan ESDM mesti mengganti kata-kata 60 cekungan menjadi 128 cekungan saat menyampaikan sambutan, mestinya itu jangan ditafsirkan menjadi semacam legalisasi atas peta cekungan sedimen Badan Geologi. Mengapa ? Sebab, pemetaan cekungan sedimen Badan Geologi baru langkah awal. Pekerjaan selanjutnya adalah berhubungan dengan PND untuk memeriksa data migas di setiap cekungan seperti ketebalan sedimen dll. Juga, peta cekungan yang berdasarkan data gayaberat ini masih banyak mendapatkan kritik dan saran. Lalu, dalam minggu-minggu ke depan ada pula rencana BPMIGAS-Badan Geologi-Lemigas akan duduk bersama tentang pemetaan cekungan ini. Pak Sukhyar, Kepala Badan Geologi, tadi ngobrol dengan saya dan mengatakan, memang ini semacam ekspose pertama, yang mungkin mengagetkan dengan 128 cekungan baru; supaya mendapat perhatian dari instansi terkait dan kalangan industri. Saya ringkaskan sedikit jalannya Lokakarya tadi. Ada lima pembicara : (1) Pak Imam Sobari (Badan Geologi), (2) Pak Syaiful Bachri (Badan Geologi), (3) Pak Nazhar Buyung (Badan Geologi), (4) Pak R.P. Koesoemadinata (Prof Em. ITB), (5) Awang Satyana (BPMIGAS). Pak Sobari mempresentasikan hal berjudul Delineasi Cekungan Sedimen di Indonesia Berdasarkan Anomali Gaya Berat. Data anomali Bouguer di darat dan free-air di laut digunakan sebagai data dasar delineasi cekungan. Ciri cekungan berdasarkan data gayaberat : pola kontur tertutup, menurun ke arah pusat, terdapat perbedaan rapat massa antara sedimen Tersier, pra-Tersier, basement kerak atas dan basement kerak bawah. Dengan cara ini ditemukan dan didefinisi ulang menjadi total 128 cekungan. Pak Syaiful mempresentasikan hal berjudul, Penyusunan atlas Cekungan Sedimen Indonesia Berdasarkan Data Gaya Berat dan Geologi. Peta geologi permukaan seluruh Indonesia, terutama tinggian2 basement/meta-sedimen dipakai sebagai batas cekungan. Atlas atas 128 cekungan akan dibuat menggunakan berbagai data geologi regional, gayaberat, stratigrafi, remote sensing. Juga pencarian data ke instansi lain akan dilakukan untuk menyusun atlas ini, misalnya BPMIGAS, Lemigas, PND. Jumlah cekungan 128 (darat 51, laut 77, Tersier 85, pra-Tersier 6, Tersier-pra-Tersier 37). Pak Nazhar mempresentasikan hal berjudul, Hubungan antara Zone-Zone Gaya Berat dengan Struktur Geologi Dominan di Indonesia. Trend-trend anomali Bouguer
Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah
Apakah ini bentuk kompetisi sehat.?adakah lembaga yang menilai hasil dari studi ini..? Salam Hs Sent from my BlackBerry® smartphone on 3 -Original Message- From: abacht...@cbn.net.id Date: Wed, 20 May 2009 06:23:58 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah Kalau saya amati gonjang - ganjing - nya urusan (jumlah) cekungan Indonesia selama ini, ada beberapa hal yang mengemuka, yang mudah-mudahan dengan saya tuliskan disini, dapat menjadi pemikiran / perhatian / inspirasi dan dorongan moral bagi pihak-pihak yang terlibat. 1. Secara normatif, klasik, dan eufimistik Awang menyebutkan masalah 'koordinasi' di antara berbagai pihak yang membuat silang-siurnya klaim studi jumlah cekungan di Indonesia tersebut. Saya melihatnya lebih ke masalah ego sektoral yang bottom-line-nya adalah bujet, dana, alias keuangan proyek dari masing-masing pihak yang mengerjakan studi-studi tersebut. Driver utama dari adanya studi (dan klaim) revisi cekungan-cekungan Indonesia itu adalah berbagai kritik terkait dg kegagalan percepatan penambahan cadangan migas versus produksi, yg dalam hal ini merupakan tanggung jawab sektor ESDM-BPMigas, sehingga menjadi sangat wajar ketika Badan Geologi, Lemigas, dan BPMigas berlomba-lomba untuk memasukkan rencana dan realisasi proyek studi revisi cekungan tersebut kedalam mata anggaran mereka (dengan berbagai cara). Bukannya IAGI, HAGI, atau bahkan LIPI, BPPT, Bakosurtanal, atau ITB, UGM, Trisakti, dan sejenisnya yang justru merupakan gudangnya orang-orang riset yang concern dan mengusahakan proyek-proyek tersebut. Ya, tentu saja, ... karena memang yang disebut sebut terakhir itu selain miskin legitimasi juga miskin network dan dana untuk membuat hal2 terkait studi tersebut (belum lagi kalau kita masukkan faktor miskin motivasi,.. hehehehe..). Padahal semestinya lembaga-lembaga semacam IAGI dan HAGI, seperti juga di tahun2 80-an, dapat menjadi semacam buffer dan/atau semacam trading house yang mewakili kepentingan saintifik-professional yang lebih luas untuk memfasilitasi peleburan ego-ego sektoral antara pemegang bujet2 proyek revisi cekungan Indonesia ini. Sayang sekali pada waktu gerakan bujeter dari proyek2 revisi tersebut dimulai di 2007 peran fasilitasi tersebut tidak secara penuh dimainkan oleh IAGI/HAGI. Mungkin saja IAGI, yang waktu itu dikomandani oleh Kang Luthfi, sempat dibonceng-i namanya sebagi co-penyelenggara dari acara workshop-workshop-an yang mengundang berbagai kalangan (termasuk Badan Geologi dan Lemigas) untuk membahas hasil sementara dari proyek revisi cekungan-nya BPMigas, tapi tetep aja ternyata nama IAGI juga tidak disebutkan oleh Awang dalam uraian laporan pandangan matanya yang panjang lebar tersebut. Bahkan IAGI jugalah yang memfasilitasi peluncuran / public-release dari 86 cekungannya BPMitas pada acara PIT IAGI di Bandung Agustus 2008, yang seolah-olah dengan demikian maka 86 Cekungan tersebut menjadi versi IAGI (bukan sekedar versi BPMigas-LAPI ITB). Tapi ternyata sampai sekarangpun kita tidak bisa mendapatkan dokumen-dokumen studi revisi cekungan Indonesia dari acara IAGI tersebut secara publik (apalagi koq menanyakan dokumennya Badan Geologi seperti yang RDP tanyakan tersebut,... wah Vick,.. tangeh lamun...). Dalam kesempatan interaksi workshop-workshop-an 2008 di Sabuga ITB, saya sempat melontarkan himbauan keras ke IAGI (atau BPMigas-LAPI,.. entahlah,.. pokoknya yang waktu itu menyelenggarakan acaralah).. bahwa pihak-pihak periset cekungan IAGI-LAPIITB-BPMigas (dan juga dr Univ/PT lainnya yang direkrut LAPIITB-BPMigas untuk legitimasi saintifik inter university-nya) mustinya harus NGOMONG dan duduk bersama dengan LEMIGAS dan PPGL dan BG yang saat itu juga mengerjakan riset cekungan ini. Tapi nampaknya himbauan keras itu juga tidak terindahkan. Mungkin, ya karena itu tadi: masing-masing mempunyai ego sektoral sendiri sendiri, dan ada sejumlah dana proyek yang terlibat di dalamnya yang akan sangat sulit mengalokasikannya apabila musti pake kerjasama-kerjasama-an segala. Dan selain itu, lembaga yang harusnya lebih netral dan bisa jadi fasilitator (IAGI/HAGI) ternyata sudah memilih untuk merapat ke salah satu pihak yang melakukan riset. Maka, lengkaplah sudah gonjang-ganjing revisi cekungan Indonesia,...dengan dikeluarkannya angka 128 kemaren itu oleh BG dan dilegitimasi oleh Menteri ESDM. Sip. Welcome to the confusing scientific-beaurocratic jungle of Indoensian Basins. 2. Awang menghimbau supaya tandatangan Menteri ESDM di Peta Cekungan Sedimen Badan Geologi janga dianggap sebagai legalisasi. Semangat himbaun tersebut lebih mewakili semangat kaum saintis yang cenderung selalu mengambangkan jawaban dan membuka hasil akhir pada kemungkinan2 falsifikasi,.. bukan mewakili semangat penyelenggara birokrasi yang membutuhkan kepastian hukum / pedoman dan sejenisnya untuk membuat program-program (dan anggaran2) selanjutnya. Himbauan itu perlu diresapi