[iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah

2009-05-24 Terurut Topik Maryanto
 riset Snellius yang juga melakukan penelitian oseanografi bidang 
fisika, kimia, dan geologi marin, tetapi tidak gayaberat.

salam,
awang

--- On Fri, 5/22/09, Maryanto maryan...@yahoo.com wrote:

 From: Maryanto maryan...@yahoo.com
 Subject: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah  Dobel Jadi 128 Buah
 To: iagi-net@iagi.or.id, geo_un...@yahoogroups.com
 Cc: iagi-net@iagi.or.id, Forum HAGI fo...@hagi.or.id, Eksplorasi 
 BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
 Date: Friday, May 22, 2009, 5:51 AM
 Salam,
 
 Asyikk, kita memang menuju perbaikan analisa cekungan
 Indonesia. Ini sesuai prediksi saya (2004), kita menuju
 Indonesia sebagai paling banyak di Exlor minyaknya, siklus
 70 th kedepan, 2004-2074.
 
 Dua topik A. Berapa jumlah cekungan di Indonesia ?
 B. Apakah tidak akan terjadi Indonesia akan pusat explorasi
 dunia 2004-2074 ? 
 A. Jumlah Cekungan, hitungan saya : 60 buah, atau 120 buah,
 atau sekitar antara itu: 60-120 buah. 
 Beberapa versi jumlah: 60 (IAGI, 1985),  86 (BPMIGAS
 -LAPI ITB), 128 (BPMIGAS 2008). 
 - Hitungan saya, dengan MST = Masmar Salam Theory.
 Gelombang Masmar Mass Asigned Size in Meter Along Rolling
 in salam wave. Ini gelombang Siklus jarak 7 x 10^m meter
 untuk m =-21 hingga 28, serta 7 x 10^n annum untuk n = 0
 sampai 10. Jarak antar Cekungan adalah 700 km, Inversi
 (komprsi, orogenesa) setiap cekungan adalah 70 Ma Million
 annum. 
 - Jumlah cekungan Indonesia = panjang Indonesia 10.400
 km/700 km x lebar 1900 km/700 km = , menghasilkan
 bulatannya 8 x 3 = 24 buah. Jumlah itu, separo (12 buah)
 di Paparan Sunda, dan separo (12 buah) di Paparan Sohul. 
 - Inversi (kompresi, orogenesa) setiap 70 Ma Million
 annum memisahkan cekungan. Semakin baru siklus 70 Ma-nya,
 maka food prit pembentukan cekungan semakin kelihatan.
 Cekungan berdasar sedimennya. Paparan Sunda, hanya sedimen
 Cenozoic, jadi terlihat utamanya hanya 2 buah cekungan
 masing-masing jarak 700 km tadi. (Kata Cenozoic lebih tepat
 kini di banding Tersier, karena kata Tersier sudah hilang
 pada GTS Geology Time Scale terbaru. Juga Cenozic adalah
 siklus 70 Ma terakhir, sedang Tersier bukan siklus 70 Ma).
 Paparan Sohul dengan sedimen bisa hingga Cambrium. Sedimen
 lebih hanya di bagi menjadi Cenozoic dan PreCenozoic.
 Kompresi 14 Maa Million annum ago itu menghasilkan dua
 setiap 700 km panjang Medeteran-Circumpasific. Misal NSB
 North Sumatra Basin dengan West Aceh Basin, CSB Central
 Sumatra Basin- NiasSibolga Basin, SSB-Bengkulu, NWJ North
 West java - South West Java Basin, dst. Singga cekungan
 Paparan Sunda = 2 x 12 = 24 buah.
 
 Pada paparan Sohul, terbagi dengan dua cara:
 a. 8 paket sedimen siklus 70 Ma sejak Kambrium hingga
 kini : 1.Cambrium, 2 OrdovicianSilur, 3 Devon, 4
 Carboniferous, 5 PermianTriassic, 6 Jurassic, 7 Cretaceous,
 dan 8 Cenozoic). Sehingga cekungan di Indonesia menjadi (2x
 12) + (8x12) = 120 cekungan. Ini mirip 128 hitugan terbaru,
 128 buah (BPMIGAS 2008). 
 b. Dihitung 3 paket sedimen saja : Cenozoic dan
 preCenozoic. Atau setiap 700 km, terbagi menjadi 3
 paket cekungan. Atau cekungan Paparan Sohul = 12
 x 3 cekungan = 36 cekungan. Alhasil cekungan Inondesia,
 Papran Sunda dan Paparan Sohul = 24 + 36 = 60 Cekungan. Ini
 tepat seperti hitungan 60 buah oleh IAGI, 1985.  
 
 Kemudian, cekungan Indonesia akan di peroleh antara 60 -
 120 buah tadi. Berbagai hitungan, gathuk-gathuk dengan
 parameter lain, akan membuat hasilnya bervariasi
 dari itu. 
 
 Peta dari gaya gravitasi, atau sebenarnya 4 energi utama
 (guna: gravitasi, unified eletromagnetic, nuclear strong,
 and atomic nuclear weak), akan paling gampang untuk memilah
 memilih variasi jumlah cekungan. Ahli gravitasi, teman
 terlalu asik theis S1, mas Wawan Gunawan, juga
 perlihatkan: Peta itu akan lebih baik bila berdasar Peta
 Gravitasi Sisa.  Pelopor pemetaan gravitasi, yang juga
 membuat alatnya adalah Vening Meinisz, yang profesor
 Utrecth-TU Delf itu, gelogist dan geophysicist Londo itu,
 dengan kapalnya mengukur global gravitasi semua laut dunia,
 termasuk laut di Indonesia, sekitar th 1929-1930. Yang
 melewati Sulawesi ketika lahirnya Prof John Katili, 9 Juni
 1929,  kapal Program Senelius I (Satu). Iya kapal itu mas
 Awang? 
 
 Daftar SLEMAN Stratigraphy Lexicon in Elevating Mines
 available Numenclature (Maryanto, 2005), telah membahas
 daftar cekungan beserta sedimen dan umur-umurnya seluruh
 Indonesia itu, aktualnya 18 cekungan. 
 
 B. Indonesia akan paling banyak di explor tambang
 (minyaknya utamanya) 2004-2074.
  Kita Menyongsong berkah Indonesia paling banyak
 explorasi minyak th 2004-2074. 
     - Penemuan minyak tahunan, juga penemuan
 ladangminyak besar (giant oil field) th 1900-2000 (data Oil
 and Gas Journal, 1995),  mempunyai kurva sinusoidal pereode
 70 th. Keduanya adalah minimum pada 1934, maximum 1969,
 minimum 2004, dan di prediksikan keduanya akan maximum th
 2039, lalu minimum th 2074, dengan standar deviasi eror 10
 %. Kurva penemuan minyak ini di sebut Kurva Berkah Broad
 Estimation Resources

RE: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah

2009-05-22 Terurut Topik Zulhelmi U. Iska
Abah,

Apa gak salah dengar atau salah tulis, ketebalan sedimen 7000 MSEC ???

Salam,
Helmi

|-Original Message-
|From: yanto R.Sumantri [mailto:yrs...@rad.net.id] 
|Sent: Friday, May 22, 2009 11:54 AM
|To: iagi-net@iagi.or.id
|Subject: Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah 
|Dobel Jadi 128 Buah
|
|
|
|
| 
|
| Tohab Simandjuntak (mantan peneliti utama
|P3G) : tak ada yang namanya
| cekungan pra-Tersier itu sebab semua
|batuan pra-Tersier di Indonesia
| adalah alokton.
|
|SI
|ABAH ; BANG TOHAB , MEMENG KALAU DI INDONESIA TIMUR SIH 
|KELIHATANNYA BEGITU , TETAPI APA DI IND BARAT SAMA / SAYA 
|SEMPAT NGOBROL NGOBROL DENGAN SAAH SATI AHI GEOFISIKA 
|PERUSAHAAN YANG SEDANG MEAKUKAN SPEC SURVEY , MENURUT DIA 
|DIBAWAH AUT ARU SANA TERDAPAT SEDIMEN YANG MEMPUNYAI KETEBALAN 
|7000 MSEC .  APA MUNGKIN INI SEMUA ALLOCHTOUNOUS ?
|
|SI ABAH
| 
|
|


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah

2009-05-22 Terurut Topik MINARWAN
Saya ikutan bingung...karena belum paham dengan ketiadaan cekungan
Pra-Tersier di Indonesia berhubung semua batuan Pra-Tersier di
Indonesia adalah alokton. Apakah ada yang bisa membantu mencerahkan?
Minimal mungkin menunjukkan referensi yang bisa saya gunakan untuk
membantu diri saya sendiri.

Terima kasih dan salam
Minarwan

2009/5/22 Zulhelmi U. Iska zulhelmi.i...@petrochina.co.id:
 Abah,

 Apa gak salah dengar atau salah tulis, ketebalan sedimen 7000 MSEC ???

 Salam,
 Helmi

 |-Original Message-
 |From: yanto R.Sumantri [mailto:yrs...@rad.net.id]
 |
 | Tohab Simandjuntak (mantan peneliti utama
 |P3G) : tak ada yang namanya
 | cekungan pra-Tersier itu sebab semua
 |batuan pra-Tersier di Indonesia
 | adalah alokton.
 |
 |SI
 |ABAH ; BANG TOHAB , MEMENG KALAU DI INDONESIA TIMUR SIH
 |KELIHATANNYA BEGITU , TETAPI APA DI IND BARAT SAMA / SAYA
 |SEMPAT NGOBROL NGOBROL DENGAN SAAH SATI AHI GEOFISIKA
 |PERUSAHAAN YANG SEDANG MEAKUKAN SPEC SURVEY , MENURUT DIA
 |DIBAWAH AUT ARU SANA TERDAPAT SEDIMEN YANG MEMPUNYAI KETEBALAN
 |7000 MSEC .  APA MUNGKIN INI SEMUA ALLOCHTOUNOUS ?
 |
 |SI ABAH
 |

-- 
- when one teaches, two learn -
http://www.geotutor.tk
http://www.linkedin.com/in/minarwan


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah

2009-05-22 Terurut Topik Awang Satyana

Minarwan,

Alokton di Indonesia Timur hanya untuk kompleks litologi australoid (mengutip 
Tom, maksudnya punya ciri litologi mirip dengan pra-Tersier NW shelf of 
Australia) yang telah terpisah dari induknya melalui sekuen 
rift-drift-collision. Misalnya, sekuen pra-Tersier di Banggai dan Buton Basins 
yang stratigrafinya australoid dan kini terletak di wilayah benturan di bawah 
foreland basins Neogen. Karena dulu kompleks litologi ini tumbuh di passive 
margin induknya, maka sesungguhnya mereka juga bagian dari cekungan sedimen 
tipe passive margin, hanya berkedudukan alokton relatif terhadap tepi Sundaland.

Sementara itu, sedimen-sedimen pra-Tersier di retakan-retakan Mesozoik yang 
menerus dari NW shelf of Australia ke perairan Indonesia di Arafura, Aru, dan 
Kepala Burung, juga ke selatan Papua - itu bukan sedimen alokton tetapi benar2 
sedimen autokton yang menjadi cekungan sedimen passive margin. Mereka rifted 
tetapi tidak drifted sebagai unit-unit mikrokontinen yang terapung dan 
berbenturan dengan Sundaland seperti Banggai dan Buton.

Barangkali referensi Peck dan Soulhol (1986 -IPA) - Pre-Tertiary tensional 
periods and their effects on the petroleum potential of Eastern Indonesia -bisa 
diacu untuk membahas masalah ini.

salam,
awang

--- On Fri, 5/22/09, MINARWAN minarw...@gmail.com wrote:

 From: MINARWAN minarw...@gmail.com
 Subject: Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128  
 Buah
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Date: Friday, May 22, 2009, 6:24 PM
 Saya ikutan bingung...karena belum
 paham dengan ketiadaan cekungan
 Pra-Tersier di Indonesia berhubung semua batuan Pra-Tersier
 di
 Indonesia adalah alokton. Apakah ada yang bisa membantu
 mencerahkan?
 Minimal mungkin menunjukkan referensi yang bisa saya
 gunakan untuk
 membantu diri saya sendiri.
 
 Terima kasih dan salam
 Minarwan
 
 2009/5/22 Zulhelmi U. Iska zulhelmi.i...@petrochina.co.id:
  Abah,
 
  Apa gak salah dengar atau salah tulis, ketebalan
 sedimen 7000 MSEC ???
 
  Salam,
  Helmi
 
  |-Original Message-
  |From: yanto R.Sumantri [mailto:yrs...@rad.net.id]
  |
  | Tohab Simandjuntak (mantan peneliti utama
  |P3G) : tak ada yang namanya
  | cekungan pra-Tersier itu sebab semua
  |batuan pra-Tersier di Indonesia
  | adalah alokton.
  |
  |SI
  |ABAH ; BANG TOHAB , MEMENG KALAU DI INDONESIA TIMUR
 SIH
  |KELIHATANNYA BEGITU , TETAPI APA DI IND BARAT SAMA /
 SAYA
  |SEMPAT NGOBROL NGOBROL DENGAN SAAH SATI AHI
 GEOFISIKA
  |PERUSAHAAN YANG SEDANG MEAKUKAN SPEC SURVEY , MENURUT
 DIA
  |DIBAWAH AUT ARU SANA TERDAPAT SEDIMEN YANG MEMPUNYAI
 KETEBALAN
  |7000 MSEC .  APA MUNGKIN INI SEMUA ALLOCHTOUNOUS ?
  |
  |SI ABAH
  |
 
 -- 
 - when one teaches, two learn -
 http://www.geotutor.tk
 http://www.linkedin.com/in/minarwan
 
 
 PP-IAGI 2008-2011:
 ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
 sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
 * 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak
 biro...
 
 ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
 yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
 13-14 Oktober 2009
 -
 To unsubscribe, send email to:
 iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to:
 iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 -
 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to
 information posted on its mailing lists, whether posted by
 IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be
 liable for any, including but not limited to direct or
 indirect damages, or damages of any kind whatsoever,
 resulting from loss of use, data or profits, arising out of
 or in connection with the use of any information posted on
 IAGI mailing list.
 -
 
 





PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe

Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah

2009-05-22 Terurut Topik Awang Satyana

Mas Maryanto,

Felix Andries Vening Meinesz saat melakukan survey gayaberat di Lautan Hindia 
sebelah selatan Indonesia berkali-kali pada tahun 1923, 1926, 1929-1930 tidak 
menggunakan kapal riset Willebrord Snellius, tetapi menggunakan kapal selam 
bernama Hr Ms. K II - Hr Ms. K XIII. Penelitian Vening Meinesz ini mendapatkan 
sokongan penuh dari Angkatan Laut Kerajaan Belanda. Jadi, bayangkan pada seawal 
tahun 1920-1930-an telah ada para periset asing (Belanda) yang menyelami Lautan 
Hindia berbulan-bulan s.d. bertahun-tahun demi ilmu pengetahuan. Total 16,000 
mil laut ditempuh kapal selam Vening Meinesz dalam pengukurannya itu. Itulah 
pengukuran gayaberat pertama di dunia yang mengungkapkan keberadaan palung. 
Suatu sokongan penuh untuk teori plate tectonics.

Bersama Arthur Holmes, geologist besar Inggris, Vening Meinesz adalah saintis 
pertama yang mengajukan keberadaan arus konveksi sebagai penyebab utama 
tektonik litosfer (Vening Meinesz, 1947 : Convection currents in the Earth - 
Proc. Kon. Ned. Akad. v. Wetensch. 50,3,p.237-245).

Memang pada tahun yang sama (1929-1930) di perairan Indonesia Timur saat itu 
ada kapal riset Snellius yang juga melakukan penelitian oseanografi bidang 
fisika, kimia, dan geologi marin, tetapi tidak gayaberat.

salam,
awang

--- On Fri, 5/22/09, Maryanto maryan...@yahoo.com wrote:

 From: Maryanto maryan...@yahoo.com
 Subject: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah  Dobel Jadi 128 Buah
 To: iagi-net@iagi.or.id, geo_un...@yahoogroups.com
 Cc: iagi-net@iagi.or.id, Forum HAGI fo...@hagi.or.id, Eksplorasi 
 BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
 Date: Friday, May 22, 2009, 5:51 AM
 Salam,
 
 Asyikk, kita memang menuju perbaikan analisa cekungan
 Indonesia. Ini sesuai prediksi saya (2004), kita menuju
 Indonesia sebagai paling banyak di Exlor minyaknya, siklus
 70 th kedepan, 2004-2074.
 
 Dua topik A. Berapa jumlah cekungan di Indonesia ?
 B. Apakah tidak akan terjadi Indonesia akan pusat explorasi
 dunia 2004-2074 ? 
 A. Jumlah Cekungan, hitungan saya : 60 buah, atau 120 buah,
 atau sekitar antara itu: 60-120 buah. 
 Beberapa versi jumlah: 60 (IAGI, 1985),  86 (BPMIGAS
 -LAPI ITB), 128 (BPMIGAS 2008). 
 - Hitungan saya, dengan MST = Masmar Salam Theory.
 Gelombang Masmar Mass Asigned Size in Meter Along Rolling
 in salam wave. Ini gelombang Siklus jarak 7 x 10^m meter
 untuk m =-21 hingga 28, serta 7 x 10^n annum untuk n = 0
 sampai 10. Jarak antar Cekungan adalah 700 km, Inversi
 (komprsi, orogenesa) setiap cekungan adalah 70 Ma Million
 annum. 
 - Jumlah cekungan Indonesia = panjang Indonesia 10.400
 km/700 km x lebar 1900 km/700 km = , menghasilkan
 bulatannya 8 x 3 = 24 buah. Jumlah itu, separo (12 buah)
 di Paparan Sunda, dan separo (12 buah) di Paparan Sohul. 
 - Inversi (kompresi, orogenesa) setiap 70 Ma Million
 annum memisahkan cekungan. Semakin baru siklus 70 Ma-nya,
 maka food prit pembentukan cekungan semakin kelihatan.
 Cekungan berdasar sedimennya. Paparan Sunda, hanya sedimen
 Cenozoic, jadi terlihat utamanya hanya 2 buah cekungan
 masing-masing jarak 700 km tadi. (Kata Cenozoic lebih tepat
 kini di banding Tersier, karena kata Tersier sudah hilang
 pada GTS Geology Time Scale terbaru. Juga Cenozic adalah
 siklus 70 Ma terakhir, sedang Tersier bukan siklus 70 Ma).
 Paparan Sohul dengan sedimen bisa hingga Cambrium. Sedimen
 lebih hanya di bagi menjadi Cenozoic dan PreCenozoic.
 Kompresi 14 Maa Million annum ago itu menghasilkan dua
 setiap 700 km panjang Medeteran-Circumpasific. Misal NSB
 North Sumatra Basin dengan West Aceh Basin, CSB Central
 Sumatra Basin- NiasSibolga Basin, SSB-Bengkulu, NWJ North
 West java - South West Java Basin, dst. Singga cekungan
 Paparan Sunda = 2 x 12 = 24 buah.
 
 Pada paparan Sohul, terbagi dengan dua cara:
 a. 8 paket sedimen siklus 70 Ma sejak Kambrium hingga
 kini : 1.Cambrium, 2 OrdovicianSilur, 3 Devon, 4
 Carboniferous, 5 PermianTriassic, 6 Jurassic, 7 Cretaceous,
 dan 8 Cenozoic). Sehingga cekungan di Indonesia menjadi (2x
 12) + (8x12) = 120 cekungan. Ini mirip 128 hitugan terbaru,
 128 buah (BPMIGAS 2008). 
 b. Dihitung 3 paket sedimen saja : Cenozoic dan
 preCenozoic. Atau setiap 700 km, terbagi menjadi 3
 paket cekungan. Atau cekungan Paparan Sohul = 12
 x 3 cekungan = 36 cekungan. Alhasil cekungan Inondesia,
 Papran Sunda dan Paparan Sohul = 24 + 36 = 60 Cekungan. Ini
 tepat seperti hitungan 60 buah oleh IAGI, 1985.  
 
 Kemudian, cekungan Indonesia akan di peroleh antara 60 -
 120 buah tadi. Berbagai hitungan, gathuk-gathuk dengan
 parameter lain, akan membuat hasilnya bervariasi
 dari itu. 
 
 Peta dari gaya gravitasi, atau sebenarnya 4 energi utama
 (guna: gravitasi, unified eletromagnetic, nuclear strong,
 and atomic nuclear weak), akan paling gampang untuk memilah
 memilih variasi jumlah cekungan. Ahli gravitasi, teman
 terlalu asik theis S1, mas Wawan Gunawan, juga
 perlihatkan: Peta itu akan lebih baik bila berdasar Peta
 Gravitasi Sisa.  Pelopor pemetaan gravitasi, yang juga
 membuat

Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah

2009-05-21 Terurut Topik mohammadsyaiful
Tambahan saja. Beberapa minggu setelah PIT IAGI 2008, Ketua IAGI terpilih 
didampingi Sekjen juga telah berkunjung ke BP Migas dan bertemu Pimpinan 
'Proyek' tsb, untuk mendapatkan kejelasan status studi. Hal ini dilakukan, 
karena sebagian kalangan selalu bilang kalau itu adalah 'milik' IAGI dan 
mendesak untuk segera mem-publikasikannya secara resmi (artinya siapapun bisa 
mulai membelinya).

Sebagaimana diutarakan pak Awang, proyek tsb memang didanai oleh BP Migas 
sendiri (artinya mesti dipertanggung-jawabkan kepada Departemen Keuangan; bukan 
didanai oleh Bappenas atau pun lembaga lain).

Jadi secara formal, IAGI tidak punya hak apa pun berkaitan dg studi tsb dan 
hasilnya. Sbg informasi, hampir semua yg terlibat (BP Migas dan LAPI ITB) 
tampaknya menginginkan IAGI yg diberikan hibah hasil studi. Namun tampaknya 
juga tidak mudah secara birokrasi. Jadilah jadinya IAGI ya menunggu saja selama 
beberapa bulan ini, sambil berharap para pejabat di BP Migas (yg notabene juga 
anggota2 IAGI) utk segera memperoleh solusi.

Salam dari Tanjung Kodox,
Syaiful

Mohammad Syaiful
* handphone: +62-812-9372808
* business: msyai...@etti.co.id

-Original Message-
From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com

Date: Wed, 20 May 2009 20:33:07 
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Forum HAGIfo...@hagi.or.id; Geo Unpadgeo_un...@yahoogroups.com; 
Eksplorasi BPMIGASeksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
Subject: Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128  
Buah


Pak Andang,

Terima kasih atas uraiannya yang selalu jeli, melihat sisi-sisi yang belum 
tentu terlihat oleh saya.

Soal keterlibatan IAGI dalam studi re-mapping cekungan BPMIGAS yang bekerja 
sama dengan LAPI-ITB (nama proyek besarnya adalah portfolio eksplorasi 
Indonesia, re-mapping basin adalah salah satu produknya), terus terang tak 
sepenuhnya saya pahami. Saya kebetulan tak dilibatkan dalam birokrasi studi 
ini, hanya sebagai narasumber teknis saja. 

Plaksanaan studi ini sebagian dilakukan oleh personal-personal yang aktif di 
beberapa komisi IAGI. Apakah itu lantas menjadi produk atau legitimasi IAGI, 
sehingga hasil pemetaan itu menjadi BPMIGAS-LAPI ITB-IAGI atau BPMIGAS-LAPI ITB 
saja saya tak tahu pasti.

Yang jelas, pemetaan cekungan BPMIGAS-LAPI ITB ini betul menjadi agenda khusus 
di PIT IAGI 2008 di Bandung, dalam pidato2, dalam presentasi khusus, dalam 
presentasi di booth IAGI. Kalau saya menyebutkan produk ini sebagai 
BPMIGAS-LAPI ITB-IAGI (2008) atau BPMIGAS-LAPI ITB (2008) maka mungkin 
boleh-boleh saja dan saya menggunakan keduanya. 

Bahwa produk ini belum dilempar ke publik via IAGI (nantinya direncanakan akan 
ke IAGI),itu juga berkaitan dengan masalah birokrasi/administrasi studi ini 
yang saat ini dalam status legalisasi ke Departemen Keuangan, dari mana 
anggaran untuk melakukan studi ini berasal.

salam,
awang


--- On Wed, 5/20/09, abacht...@cbn.net.id abacht...@cbn.net.id wrote:

 From: abacht...@cbn.net.id abacht...@cbn.net.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128
   Buah
 To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id
 Date: Wednesday, May 20, 2009, 6:23 AM
 Kalau saya amati gonjang - ganjing -
 nya urusan (jumlah) cekungan
 Indonesia selama ini, ada beberapa hal yang mengemuka, yang
 mudah-mudahan
 dengan saya tuliskan disini, dapat menjadi pemikiran /
 perhatian /
 inspirasi dan dorongan moral bagi pihak-pihak yang
 terlibat.
 
 1. Secara normatif, klasik, dan eufimistik Awang
 menyebutkan masalah
 'koordinasi' di antara berbagai pihak yang membuat
 silang-siurnya klaim
 studi jumlah cekungan di Indonesia tersebut. Saya
 melihatnya lebih ke
 masalah ego sektoral yang bottom-line-nya adalah bujet,
 dana, alias
 keuangan proyek dari masing-masing pihak yang mengerjakan
 studi-studi
 tersebut. Driver utama dari adanya studi (dan klaim)
 revisi
 cekungan-cekungan Indonesia itu adalah berbagai kritik
 terkait dg
 kegagalan percepatan penambahan cadangan migas versus
 produksi, yg dalam
 hal ini merupakan tanggung jawab sektor ESDM-BPMigas,
 sehingga menjadi
 sangat wajar ketika Badan Geologi, Lemigas, dan BPMigas
 berlomba-lomba
 untuk memasukkan rencana dan realisasi proyek studi revisi
 cekungan
 tersebut kedalam mata anggaran mereka (dengan berbagai
 cara). Bukannya
 IAGI, HAGI, atau bahkan LIPI, BPPT, Bakosurtanal, atau ITB,
 UGM, Trisakti,
 dan sejenisnya yang justru merupakan gudangnya orang-orang
 riset yang
 concern dan mengusahakan proyek-proyek tersebut. Ya, tentu
 saja, ...
 karena memang yang disebut sebut terakhir itu selain miskin
 legitimasi
 juga miskin network dan dana untuk membuat hal2 terkait
 studi tersebut
 (belum lagi kalau kita masukkan faktor miskin motivasi,..
 hehehehe..).
 Padahal semestinya lembaga-lembaga semacam IAGI dan HAGI,
 seperti juga di
 tahun2 80-an, dapat menjadi semacam buffer dan/atau semacam
 trading house
 yang mewakili kepentingan saintifik-professional yang lebih
 luas untuk
 memfasilitasi peleburan ego-ego sektoral antara pemegang

Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah

2009-05-21 Terurut Topik Awang Satyana

Pak Yanto,

Kalau petanya saja, itu sudah tersebar dan saya yakin akan tersebar. Lemigas 
sudah mempublikasikan petanya pada pertemuan IPA tahun 2008, jadi bisa diakses 
di proceedings-nya. Peta cekungan BPMIGAS-LAPI ITB beberapa kali 
dipresentasikan meskipun belum dipublikasikan secara terbuka, beberapa ada yang 
punya soft copynya - dari sini pun akan tersebar. Tetapi bila sudah 
dilegalisasi, produk ini akan diberikan ke IAGI, di situlah tempat mengakses 
secara resmi. Peta cekungan Badan Geologi, beberapa orang punya soft copy-nya, 
dari sini akan tersebar juga. Peta cekungan ini akan dilengkapi dengan buku 
atlas cekungan yang rencananya akan mulai disusun. Cara mengaksesnya, nanti 
akan di Sekretariat Badan Geologi, Jl.Diponegoro, Bandung. 

salam,
awang

--- On Thu, 5/21/09, yanto...@yahoo.co.id yanto...@yahoo.co.id wrote:

 From: yanto...@yahoo.co.id yanto...@yahoo.co.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128
   Buah
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Date: Thursday, May 21, 2009, 11:18 AM
 Pak Awang,
 Tujuan dari pemetaan Basin tentunya untuk mengaktifkan
 eksplorasi terutama Migas, belajar dari pengalaman yang lalu
 kira kira bagaimana hasil ini dipublikasikan dan diakses
 dengan mudah, murah dan kalau perlu gratis bagi semua orang
 yang tertarik, sehingga bisa dimanfaatkan.
 
 Salam 
 
 Yanto Salim
 Hasil study yang tak bergaung akan sia sia
 Powered by Telkomsel BlackBerry®
 
 -Original Message-
 From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
 
 Date: Wed, 20 May 2009 20:33:07 
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Cc: Forum HAGIfo...@hagi.or.id;
 Geo Unpadgeo_un...@yahoogroups.com;
 Eksplorasi BPMIGASeksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
 Subject: Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah
 Dobel Jadi 128      Buah
 
 
 Pak Andang,
 
 Terima kasih atas uraiannya yang selalu jeli, melihat
 sisi-sisi yang belum tentu terlihat oleh saya.
 
 Soal keterlibatan IAGI dalam studi re-mapping cekungan
 BPMIGAS yang bekerja sama dengan LAPI-ITB (nama proyek
 besarnya adalah portfolio eksplorasi Indonesia, re-mapping
 basin adalah salah satu produknya), terus terang tak
 sepenuhnya saya pahami. Saya kebetulan tak dilibatkan dalam
 birokrasi studi ini, hanya sebagai narasumber teknis saja. 
 
 Plaksanaan studi ini sebagian dilakukan oleh
 personal-personal yang aktif di beberapa komisi IAGI. Apakah
 itu lantas menjadi produk atau legitimasi IAGI, sehingga
 hasil pemetaan itu menjadi BPMIGAS-LAPI ITB-IAGI atau
 BPMIGAS-LAPI ITB saja saya tak tahu pasti.
 
 Yang jelas, pemetaan cekungan BPMIGAS-LAPI ITB ini betul
 menjadi agenda khusus di PIT IAGI 2008 di Bandung, dalam
 pidato2, dalam presentasi khusus, dalam presentasi di booth
 IAGI. Kalau saya menyebutkan produk ini sebagai BPMIGAS-LAPI
 ITB-IAGI (2008) atau BPMIGAS-LAPI ITB (2008) maka mungkin
 boleh-boleh saja dan saya menggunakan keduanya. 
 
 Bahwa produk ini belum dilempar ke publik via IAGI
 (nantinya direncanakan akan ke IAGI),itu juga berkaitan
 dengan masalah birokrasi/administrasi studi ini yang saat
 ini dalam status legalisasi ke Departemen Keuangan, dari
 mana anggaran untuk melakukan studi ini berasal.
 
 salam,
 awang
 
 
 --- On Wed, 5/20/09, abacht...@cbn.net.id
 abacht...@cbn.net.id
 wrote:
 
  From: abacht...@cbn.net.id
 abacht...@cbn.net.id
  Subject: Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI
 Tambah Dobel Jadi 128      Buah
  To: iagi-net@iagi.or.id
 iagi-net@iagi.or.id
  Date: Wednesday, May 20, 2009, 6:23 AM
  Kalau saya amati gonjang - ganjing -
  nya urusan (jumlah) cekungan
  Indonesia selama ini, ada beberapa hal yang mengemuka,
 yang
  mudah-mudahan
  dengan saya tuliskan disini, dapat menjadi pemikiran
 /
  perhatian /
  inspirasi dan dorongan moral bagi pihak-pihak yang
  terlibat.
  
  1. Secara normatif, klasik, dan eufimistik Awang
  menyebutkan masalah
  'koordinasi' di antara berbagai pihak yang membuat
  silang-siurnya klaim
  studi jumlah cekungan di Indonesia tersebut. Saya
  melihatnya lebih ke
  masalah ego sektoral yang bottom-line-nya adalah
 bujet,
  dana, alias
  keuangan proyek dari masing-masing pihak yang
 mengerjakan
  studi-studi
  tersebut. Driver utama dari adanya studi (dan klaim)
  revisi
  cekungan-cekungan Indonesia itu adalah berbagai
 kritik
  terkait dg
  kegagalan percepatan penambahan cadangan migas versus
  produksi, yg dalam
  hal ini merupakan tanggung jawab sektor ESDM-BPMigas,
  sehingga menjadi
  sangat wajar ketika Badan Geologi, Lemigas, dan
 BPMigas
  berlomba-lomba
  untuk memasukkan rencana dan realisasi proyek studi
 revisi
  cekungan
  tersebut kedalam mata anggaran mereka (dengan
 berbagai
  cara). Bukannya
  IAGI, HAGI, atau bahkan LIPI, BPPT, Bakosurtanal, atau
 ITB,
  UGM, Trisakti,
  dan sejenisnya yang justru merupakan gudangnya
 orang-orang
  riset yang
  concern dan mengusahakan proyek-proyek tersebut. Ya,
 tentu
  saja, ...
  karena memang yang disebut sebut terakhir itu selain
 miskin
  legitimasi
  juga miskin network dan dana untuk

[iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah

2009-05-21 Terurut Topik Awang Satyana

Pak Agung,

Peta cekungan hasil Badan Geologi (BG) disusun dari data gayaberat dan data 
geologi regional hasil pemetaan bersistem. Seluruh wilayah daratan Indonesia 
telah selesai dipetakan secara geologi pada tahun 1995, dan selesai dipetakan 
gayaberatnya pada 2008. Data besar ini kemudian dipakai sebagai dasar pemetaan 
cekungan BG. Jelas umur bisa ditentukan sebab ada data geologinya. 

Di Indonesia Timur, sedimen pra-Tersier berlanjut dengan Tersier di cekungan 
yang sama. Akan halnya pra-Tersier alokton, hanya terdapat di cekungan2 yang 
benuanya alokton juga (misalnya cekungan Banggai, Buton). Kalau di Papua, 
pra-Tersiernya tetap autokton sebab mereka membentuk kontinuitas sistem jalur 
pengendapan sedimen yang sama dengan di NW Shelf of Australia.

Saya pikir, semua peta cekungan yang ada tak membedakan ini cekungan sedimen, 
cekungan fisiografik, atau cekungan struktural. Jadi mungkin masih tercampur. 
Meskipun demikian, membedakan tipe cekungan ini secara gamblang, tak mudah juga.

Metodologi definisi basin yang 60 (IAGI, 1985) bisa dipelajari di publikasi 
IAGI (1985), prinsipnya hanya meliputi isopach sedimen. Metodologi 86 cekungan 
(BPMIGAS -LAPI ITB) berdasarkan kriteria  faktor2 definisi cekungan, 
a.l.menggunakan  peta geologi ermukaan, peta isopach sedimen, peta gayaberat, 
peta konfigurasi batuandasar.

salam,
awang


--- On Thu, 5/21/09, Agung Mulyo mas_gago...@yahoo.com wrote:

 From: Agung Mulyo mas_gago...@yahoo.com
 Subject: Re: [Geo_unpad] Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah  
 Dobel Jadi 128 Buah
 To: geo_un...@yahoogroups.com
 Cc: iagi-net@iagi.or.id, Forum HAGI fo...@hagi.or.id, Eksplorasi 
 BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
 Date: Thursday, May 21, 2009, 11:19 AM
 
 
 Pak Awang,
 
 Kalau tidak salah tangkap jumlah 128 adalah cekungan
 berdasarkan data gaya berat dengaan tanpa memperhatikan umur
  serta asal-usulnya (aloktone). Bila dengan memperhatikan
 presentasinya pak Koesoema, maka bisa boleh jadi yang 128
 cekungan tersebut adalah gabungan dari semua jenis
 (fisiografi, struktural, sedimen, dsb.). Andai tangkapan
 saya tersebut benar, maka wajar saja kalau jumlah
 cekungannya menjadi banyak, bahkan bisa saja akan lebih
 banyak lagi.
 Manakala dasar-dasar untuk mendefinisinya berbeda
 (syarat-syarat dsb), maka perbedaan jumlah cekungan akan
 tetap ada. Dan itu wajar.
 Kita mungkin perlu pencerahan dari pak Awang, kalau yang 60
 dan 86 masing-masing kriterianya apa, dan bagaimana ?
 Selisih yang 26 itu apakah memang semuanya benar-benar
 barang baru atau sebenarnya stok lama yang dikemas ulang
 dalam ukuran lebih kecil ?
 
 Thanks
 
 GGG
 
 From: Safri Burhanuddin
 safri...@gmail.com 
 To:
 geo_un...@yahoogroups.com
 Cc:
 iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI fo...@hagi.or.id;
 Eksplorasi BPMIGAS
 eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
 Sent:
 Wednesday, May 20, 2009 8:14:14 AM
 Subject: Re:
 [Geo_unpad] Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI
 Tambah  Dobel Jadi 128 Buah
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
   
   Hanya dalam
 waktu kurang dari setahun semenjak BP-MIGAS
 bersama LAPI ITB mempublikasikan jumlah cekungan sedimen
 tersier
 Indonesia ada 86 (2008) dan
 awal minggu ini (Selasa, 19 Mei 2009) Badan Geologi
 DESDM  mempublikasikan hasil pemutakhiran data geologi
 dan geofisika, terdapat 128 cekungan sedimen di Indonesia.
 
 
 
 Pekerjaan Rumah Buat IAGI dan HAGI untuk mencari solusi
 terbaik, agar tidak membuat masyarakatNYA bingung 
 
 
 2009/5/19 Awang Satyana
 awangsatyana@
 yahoo.com
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
   
   
 
 Saya baru kembali dari undangan sebagai salah satu
 pembicara di Lokakarya Badan Geologi di Gedung Sekjen
 Departemen ESDM tentang Cekungan Sedimen Indonesia.
 Lokakarya ini tujuan utamanya adalah ingin mengumumkan hasil
 pekerjaan Badan Geologi selama hampir enam bulan terakhir
 tentang delineasi cekungan-cekungan sedimen di Indonesia
 berdasarkan data gayaberat. 
 
 
 
 
 Mengapa Badan Geologi membuat peta cekungan sedimen
 sendiri, bukankah Lemigas (2008) dan BPMIGAS (2008) baru
 saja mengeluarkan dan mengumumkan peta cekungannya ? Karena,
 Badan Geologi telah menyelesaikan pemetaan geologi regional
 dan gayaberat regional seluruh Indonesia. Data ini sayang
 bila dibiarkan saja; kemudian diaplikasikanlah untuk
 kepentingan pemetaan cekungan sedimen. 
 
 
 
 
 Mengapa Lemigas-BPMIGAS- Badan Geologi tidak saling bekerja
 sama membuat peta cekungan sedimen dengan dukungan data yang
 kuat dan bervariasi dari berbagai instansi ? Di sini mungkin
 ada masalah koordinasi. Menurut seorang teman dari LAPI-ITB
 yang bekerja sama dengan BPMIGAS saat memetakan cekungan,
 LAPI-ITB telah berkoordinasi dengan Lemigas tentang pemetaan
 cekungan yang sedang dilakukan BPMIGAS, juga BPMIGAS-LAPI
 ITB telah menggunakan data gayaberat tahun 2000 dari P3G
 (sekarang PSG, di bawah Badan Geologi). Kalau sudah
 koordinasi, kok hasilnya berbeda antara Lemigas, BPMIGAS,
 dan Badan Geologi, dan

[iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah

2009-05-21 Terurut Topik Awang Satyana

Pak Agung,

Peta cekungan hasil Badan Geologi (BG) disusun dari data gayaberat dan data 
geologi regional hasil pemetaan bersistem. Seluruh wilayah daratan Indonesia 
telah selesai dipetakan secara geologi pada tahun 1995, dan selesai dipetakan 
gayaberatnya pada 2008. Data besar ini kemudian dipakai sebagai dasar pemetaan 
cekungan BG. Jelas umur bisa ditentukan sebab ada data geologinya. 

Di Indonesia Timur, sedimen pra-Tersier berlanjut dengan Tersier di cekungan 
yang sama. Akan halnya pra-Tersier alokton, hanya terdapat di cekungan2 yang 
benuanya alokton juga (misalnya cekungan Banggai, Buton). Kalau di Papua, 
pra-Tersiernya tetap autokton sebab mereka membentuk kontinuitas sistem jalur 
pengendapan sedimen yang sama dengan di NW Shelf of Australia.

Saya pikir, semua peta cekungan yang ada tak membedakan ini cekungan sedimen, 
cekungan fisiografik, atau cekungan struktural. Jadi mungkin masih tercampur. 
Meskipun demikian, membedakan tipe cekungan ini secara gamblang, tak mudah juga.

Metodologi definisi basin yang 60 (IAGI, 1985) bisa dipelajari di publikasi 
IAGI (1985), prinsipnya hanya meliputi isopach sedimen. Metodologi 86 cekungan 
(BPMIGAS -LAPI ITB) berdasarkan kriteria  faktor2 definisi cekungan, 
a.l.menggunakan  peta geologi ermukaan, peta isopach sedimen, peta gayaberat, 
peta konfigurasi batuandasar.

salam,
awang


--- On Thu, 5/21/09, Agung Mulyo mas_gago...@yahoo.com wrote:

 From: Agung Mulyo mas_gago...@yahoo.com
 Subject: Re: [Geo_unpad] Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah  
 Dobel Jadi 128 Buah
 To: geo_un...@yahoogroups.com
 Cc: iagi-net@iagi.or.id, Forum HAGI fo...@hagi.or.id, Eksplorasi 
 BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
 Date: Thursday, May 21, 2009, 11:19 AM
 
 
 Pak Awang,
 
 Kalau tidak salah tangkap jumlah 128 adalah cekungan
 berdasarkan data gaya berat dengaan tanpa memperhatikan umur
  serta asal-usulnya (aloktone). Bila dengan memperhatikan
 presentasinya pak Koesoema, maka bisa boleh jadi yang 128
 cekungan tersebut adalah gabungan dari semua jenis
 (fisiografi, struktural, sedimen, dsb.). Andai tangkapan
 saya tersebut benar, maka wajar saja kalau jumlah
 cekungannya menjadi banyak, bahkan bisa saja akan lebih
 banyak lagi.
 Manakala dasar-dasar untuk mendefinisinya berbeda
 (syarat-syarat dsb), maka perbedaan jumlah cekungan akan
 tetap ada. Dan itu wajar.
 Kita mungkin perlu pencerahan dari pak Awang, kalau yang 60
 dan 86 masing-masing kriterianya apa, dan bagaimana ?
 Selisih yang 26 itu apakah memang semuanya benar-benar
 barang baru atau sebenarnya stok lama yang dikemas ulang
 dalam ukuran lebih kecil ?
 
 Thanks
 
 GGG
 
 From: Safri Burhanuddin
 safri...@gmail.com 
 To:
 geo_un...@yahoogroups.com
 Cc:
 iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI fo...@hagi.or.id;
 Eksplorasi BPMIGAS
 eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
 Sent:
 Wednesday, May 20, 2009 8:14:14 AM
 Subject: Re:
 [Geo_unpad] Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI
 Tambah  Dobel Jadi 128 Buah
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
   
   Hanya dalam
 waktu kurang dari setahun semenjak BP-MIGAS
 bersama LAPI ITB mempublikasikan jumlah cekungan sedimen
 tersier
 Indonesia ada 86 (2008) dan
 awal minggu ini (Selasa, 19 Mei 2009) Badan Geologi
 DESDM  mempublikasikan hasil pemutakhiran data geologi
 dan geofisika, terdapat 128 cekungan sedimen di Indonesia.
 
 
 
 Pekerjaan Rumah Buat IAGI dan HAGI untuk mencari solusi
 terbaik, agar tidak membuat masyarakatNYA bingung 
 
 
 2009/5/19 Awang Satyana
 awangsatyana@
 yahoo.com
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
   
   
 
 Saya baru kembali dari undangan sebagai salah satu
 pembicara di Lokakarya Badan Geologi di Gedung Sekjen
 Departemen ESDM tentang Cekungan Sedimen Indonesia.
 Lokakarya ini tujuan utamanya adalah ingin mengumumkan hasil
 pekerjaan Badan Geologi selama hampir enam bulan terakhir
 tentang delineasi cekungan-cekungan sedimen di Indonesia
 berdasarkan data gayaberat. 
 
 
 
 
 Mengapa Badan Geologi membuat peta cekungan sedimen
 sendiri, bukankah Lemigas (2008) dan BPMIGAS (2008) baru
 saja mengeluarkan dan mengumumkan peta cekungannya ? Karena,
 Badan Geologi telah menyelesaikan pemetaan geologi regional
 dan gayaberat regional seluruh Indonesia. Data ini sayang
 bila dibiarkan saja; kemudian diaplikasikanlah untuk
 kepentingan pemetaan cekungan sedimen. 
 
 
 
 
 Mengapa Lemigas-BPMIGAS- Badan Geologi tidak saling bekerja
 sama membuat peta cekungan sedimen dengan dukungan data yang
 kuat dan bervariasi dari berbagai instansi ? Di sini mungkin
 ada masalah koordinasi. Menurut seorang teman dari LAPI-ITB
 yang bekerja sama dengan BPMIGAS saat memetakan cekungan,
 LAPI-ITB telah berkoordinasi dengan Lemigas tentang pemetaan
 cekungan yang sedang dilakukan BPMIGAS, juga BPMIGAS-LAPI
 ITB telah menggunakan data gayaberat tahun 2000 dari P3G
 (sekarang PSG, di bawah Badan Geologi). Kalau sudah
 koordinasi, kok hasilnya berbeda antara Lemigas, BPMIGAS,
 dan Badan Geologi, dan

[iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah

2009-05-21 Terurut Topik Maryanto
 
itu, dalam BBOE: 1. Aan 1500, 2. Rahmat 0, 3. Herman 500, 4. Bob 50, 5. Hani 
10, Wartono 100. Kondisi tektonik Bob adalah analog dengan Rahmat. Artinya 
minyak yang ada di Bob, dimana Indonesia mayoritas areanya, akan mempunyai 
peluang di dapatkan minyak P10= 30 BBOE, P50 100 BBOE, dan P90 400 BBOE.  
- Explorasi kedepan, akan banyak di daerah Bob. Indonesia akan paling banyak di 
explorasi minyaknya, untuk th 2004-2074. Telah semakin banyak data seismik di 
Indonesia Timur. Ini pusat tektonik Bob (Banda Ocean Basin, dimana Laut Banda 
sebagai pusatnya, meluas hingga SE Asia-Australia, Papua). Daftar SLEMAN, juga 
untuk membahas siklus kecil 7 th, 70 th, 700 th, dst. 

Apakah begitu Mas Awang, dan yang lain ?

Wass,
Mas Mar.


From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
To: geo_un...@yahoogroups.com
Cc: iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI fo...@hagi.or.id; Eksplorasi BPMIGAS 
eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
Sent: Thursday, May 21, 2009 11:41:10 PM
Subject: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi 
RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah


Pak Agung,

Peta cekungan hasil Badan Geologi (BG) disusun dari data gayaberat dan data 
geologi regional hasil pemetaan bersistem. Seluruh wilayah daratan Indonesia 
telah selesai dipetakan secara geologi pada tahun 1995, dan selesai dipetakan 
gayaberatnya pada 2008. Data besar ini kemudian dipakai sebagai dasar pemetaan 
cekungan BG. Jelas umur bisa ditentukan sebab ada data geologinya. 

Di Indonesia Timur, sedimen pra-Tersier berlanjut dengan Tersier di cekungan 
yang sama. Akan halnya pra-Tersier alokton, hanya terdapat di cekungan2 yang 
benuanya alokton juga (misalnya cekungan Banggai, Buton). Kalau di Papua, 
pra-Tersiernya tetap autokton sebab mereka membentuk kontinuitas sistem jalur 
pengendapan sedimen yang sama dengan di NW Shelf of Australia.

Saya pikir, semua peta cekungan yang ada tak membedakan ini cekungan sedimen, 
cekungan fisiografik, atau cekungan struktural. Jadi mungkin masih tercampur. 
Meskipun demikian, membedakan tipe cekungan ini secara gamblang, tak mudah juga.

Metodologi definisi basin yang 60 (IAGI, 1985) bisa dipelajari di publikasi 
IAGI (1985), prinsipnya hanya meliputi isopach sedimen. Metodologi 86 cekungan 
(BPMIGAS -LAPI ITB) berdasarkan kriteria  faktor2 definisi cekungan, 
a.l.menggunakan  peta geologi ermukaan, peta isopach sedimen, peta gayaberat, 
peta konfigurasi batuandasar.

salam,
awang


--- On Thu, 5/21/09, Agung Mulyo mas_gago...@yahoo.com wrote:

 From: Agung Mulyo mas_gago...@yahoo.com
 Subject: Re: [Geo_unpad] Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah  
 Dobel Jadi 128 Buah
 To: geo_un...@yahoogroups.com
 Cc: iagi-net@iagi.or.id, Forum HAGI fo...@hagi.or.id, Eksplorasi 
 BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
 Date: Thursday, May 21, 2009, 11:19 AM
 
 
 Pak Awang,
 
 Kalau tidak salah tangkap jumlah 128 adalah cekungan
 berdasarkan data gaya berat dengaan tanpa memperhatikan umur
  serta asal-usulnya (aloktone). Bila dengan memperhatikan
 presentasinya pak Koesoema, maka bisa boleh jadi yang 128
 cekungan tersebut adalah gabungan dari semua jenis
 (fisiografi, struktural, sedimen, dsb.). Andai tangkapan
 saya tersebut benar, maka wajar saja kalau jumlah
 cekungannya menjadi banyak, bahkan bisa saja akan lebih
 banyak lagi.
 Manakala dasar-dasar untuk mendefinisinya berbeda
 (syarat-syarat dsb), maka perbedaan jumlah cekungan akan
 tetap ada. Dan itu wajar.
 Kita mungkin perlu pencerahan dari pak Awang, kalau yang 60
 dan 86 masing-masing kriterianya apa, dan bagaimana ?
 Selisih yang 26 itu apakah memang semuanya benar-benar
 barang baru atau sebenarnya stok lama yang dikemas ulang
 dalam ukuran lebih kecil ?
 
 Thanks
 
 GGG
 
 From: Safri Burhanuddin
 safri...@gmail.com 
 To:
 geo_un...@yahoogroups.com
 Cc:
 iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI fo...@hagi.or.id;
 Eksplorasi BPMIGAS
 eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
 Sent:
 Wednesday, May 20, 2009 8:14:14 AM
 Subject: Re:
 [Geo_unpad] Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI
 Tambah  Dobel Jadi 128 Buah
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
    
      
      Hanya dalam
 waktu kurang dari setahun semenjak BP-MIGAS
 bersama LAPI ITB mempublikasikan jumlah cekungan sedimen
 tersier
 Indonesia ada 86 (2008) dan
 awal minggu ini (Selasa, 19 Mei 2009) Badan Geologi
 DESDM  mempublikasikan hasil pemutakhiran data geologi
 dan geofisika, terdapat 128 cekungan sedimen di Indonesia.
 
 
 
 Pekerjaan Rumah Buat IAGI dan HAGI untuk mencari solusi
 terbaik, agar tidak membuat masyarakatNYA bingung 
 
 
 2009/5/19 Awang Satyana
 awangsatyana@
 yahoo.com
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
    
            
            
 
 
      
      
 
 Saya baru kembali dari undangan sebagai salah satu
 pembicara di Lokakarya Badan Geologi di Gedung Sekjen
 Departemen ESDM tentang Cekungan Sedimen Indonesia.
 Lokakarya ini tujuan utamanya adalah ingin mengumumkan hasil
 pekerjaan Badan Geologi selama hampir enam bulan terakhir
 tentang delineasi

Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah

2009-05-21 Terurut Topik R.P.Koesoemadinata
Saya tidak mengatakan untuk keperluan strategis ok saja, tetapi untuk 
keperluan promotional untuk menarik investor ok saja.
Yang saya heran adalah ada kecenderungan di masyarakat kita, termasuk di 
kalangan IAGI, bahwa meningkatkan jumlah cekungan ini akan meningkatkan 
potensi cadangan minyakbumi, padahal kita tahu bahwa tidak semua jenis basin 
mempunyai peluang yang sama akan didapatkannya minyak dan gas bumi, bahkan 
seperti oceanic basins sangat kecil peluangnya..
Kita tahu bahwa Saudi Arabia, Irak dan Iran serta Emirate Arab itu share 
satu cekungan saja, the Gulf of Persia basin, tetapi cadangannya dan 
prospectnya adalah paling besar di dunia.
Kalau kita bisa meningkatkan jumlah prospect dan leads, jadi yang tadinya 
kita tidak bisa mengidentifikasikan  sebagai prospect ataupun lead dan 
sekarang bisa, maka hal ini saya bisa diterima. Tapi mungkin dalam hal ini 
hanya BP Migas yang punya data untuk ini.
Tetapi saya sadar bahwa dalam birokrasi negara kita setiap instansi 
pemerintah dituntut oleh Bapenas untuk menghasilkan penelitiannya dalam 
bentuk angka-angka, ya paling tidak yang paling aman adalah jumlah cekungan. 
Sebetulnya mungkin lebih berarti jika setiap instansi ini berlomba-lomba 
melakukan estimasi cadangan migas dengan metoda, parameter dan asumsi yang 
berbeda-beda.
Saya juga dalam comment saya pada lokakarya membahas mengenai konsep 
composite basins atau polyhistory basins, dan ini berlaku di Indonesia. 
Basins yang dihitung adalah biasanya basin yang terbentuk paling atas (di 
Indonesia timur) atau basin yang paling bawah (offshore N JAVA), tetapi 
tidak menyentuh basin yang ada di bawahnya. Misalnya saja di Indonesia timur 
sebetulnya di bawah basins yang dihitung (Neogene basins) sebetulnya adala 
Mesozoic passive margin basin yang sangat tebal dan memanjang (sebagai 
kelanjutan dari passive margin NW Australia yang telah terlibat dalam 
subduction di Banda Arc)  yang secara statistik dunia mempunyai potensi 
sangat besar untuk didapatkannya giant fields.

Wassalam
RPK

- Original Message - 
From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com

To: geo_un...@yahoogroups.com
Cc: iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI fo...@hagi.or.id; Eksplorasi 
BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com

Sent: Thursday, May 21, 2009 11:41 PM
Subject: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan 
Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah




Pak Agung,

Peta cekungan hasil Badan Geologi (BG) disusun dari data gayaberat dan data 
geologi regional hasil pemetaan bersistem. Seluruh wilayah daratan Indonesia 
telah selesai dipetakan secara geologi pada tahun 1995, dan selesai 
dipetakan gayaberatnya pada 2008. Data besar ini kemudian dipakai sebagai 
dasar pemetaan cekungan BG. Jelas umur bisa ditentukan sebab ada data 
geologinya.


Di Indonesia Timur, sedimen pra-Tersier berlanjut dengan Tersier di cekungan 
yang sama. Akan halnya pra-Tersier alokton, hanya terdapat di cekungan2 yang 
benuanya alokton juga (misalnya cekungan Banggai, Buton). Kalau di Papua, 
pra-Tersiernya tetap autokton sebab mereka membentuk kontinuitas sistem 
jalur pengendapan sedimen yang sama dengan di NW Shelf of Australia.


Saya pikir, semua peta cekungan yang ada tak membedakan ini cekungan 
sedimen, cekungan fisiografik, atau cekungan struktural. Jadi mungkin masih 
tercampur. Meskipun demikian, membedakan tipe cekungan ini secara gamblang, 
tak mudah juga.


Metodologi definisi basin yang 60 (IAGI, 1985) bisa dipelajari di publikasi 
IAGI (1985), prinsipnya hanya meliputi isopach sedimen. Metodologi 86 
cekungan (BPMIGAS -LAPI ITB) berdasarkan kriteria  faktor2 definisi 
cekungan, a.l.menggunakan  peta geologi ermukaan, peta isopach sedimen, peta 
gayaberat, peta konfigurasi batuandasar.


salam,
awang


--- On Thu, 5/21/09, Agung Mulyo mas_gago...@yahoo.com wrote:


From: Agung Mulyo mas_gago...@yahoo.com
Subject: Re: [Geo_unpad] Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI 
Tambah  Dobel Jadi 128 Buah

To: geo_un...@yahoogroups.com
Cc: iagi-net@iagi.or.id, Forum HAGI fo...@hagi.or.id, Eksplorasi 
BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com

Date: Thursday, May 21, 2009, 11:19 AM


Pak Awang,

Kalau tidak salah tangkap jumlah 128 adalah cekungan
berdasarkan data gaya berat dengaan tanpa memperhatikan umur
 serta asal-usulnya (aloktone). Bila dengan memperhatikan
presentasinya pak Koesoema, maka bisa boleh jadi yang 128
cekungan tersebut adalah gabungan dari semua jenis
(fisiografi, struktural, sedimen, dsb.). Andai tangkapan
saya tersebut benar, maka wajar saja kalau jumlah
cekungannya menjadi banyak, bahkan bisa saja akan lebih
banyak lagi.
Manakala dasar-dasar untuk mendefinisinya berbeda
(syarat-syarat dsb), maka perbedaan jumlah cekungan akan
tetap ada. Dan itu wajar.
Kita mungkin perlu pencerahan dari pak Awang, kalau yang 60
dan 86 masing-masing kriterianya apa, dan bagaimana ?
Selisih yang 26 itu apakah memang semuanya benar-benar
barang baru atau sebenarnya stok lama yang dikemas ulang
dalam ukuran lebih

Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah

2009-05-21 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Sepakat dengan Pak Koesoema bahwa jumlah cekungan jangan menjadi patokan
jumlah (potensi) migas. Seperti yang saya tulis duabulan lalu
http://rovicky.wordpress.com/2009/04/01/berapa-jumlah-cekungan-geologi-di-indonesia/
ternyata
cekungan di Indonesia masih belum disepakati.
Dalam artian potensial penelitian mungkin iya, jumlah cekungan jumlah
penelitian. Namun penelitian yang hanya untuk penelitian (science for
science) kurang memberikan manfaat secara optimum. Penelitian dengan tujuan
pemanfaatan tiga hal pokok studi kebumian Ekstraksi, Mitigasi dan
Konservasi (EMK) lah yang akan memberikan manfaat buat negara dan rakyat.
Mungkin perlu diawali dengan sciencetific approach yang kemudian
dikembangkan oleh masing2 sektor (EMK) .
Jadi dimana bisa mengakses hasil-hasil penelitian yang dibiayai oleh uang
negara ini ?

RDP
2009/5/22 R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id

 Saya tidak mengatakan untuk keperluan strategis ok saja, tetapi untuk
 keperluan promotional untuk menarik investor ok saja.
 Yang saya heran adalah ada kecenderungan di masyarakat kita, termasuk di
 kalangan IAGI, bahwa meningkatkan jumlah cekungan ini akan meningkatkan
 potensi cadangan minyakbumi, padahal kita tahu bahwa tidak semua jenis basin
 mempunyai peluang yang sama akan didapatkannya minyak dan gas bumi, bahkan
 seperti oceanic basins sangat kecil peluangnya..
 Kita tahu bahwa Saudi Arabia, Irak dan Iran serta Emirate Arab itu share
 satu cekungan saja, the Gulf of Persia basin, tetapi cadangannya dan
 prospectnya adalah paling besar di dunia.
 Kalau kita bisa meningkatkan jumlah prospect dan leads, jadi yang tadinya
 kita tidak bisa mengidentifikasikan  sebagai prospect ataupun lead dan
 sekarang bisa, maka hal ini saya bisa diterima. Tapi mungkin dalam hal ini
 hanya BP Migas yang punya data untuk ini.
 Tetapi saya sadar bahwa dalam birokrasi negara kita setiap instansi
 pemerintah dituntut oleh Bapenas untuk menghasilkan penelitiannya dalam
 bentuk angka-angka, ya paling tidak yang paling aman adalah jumlah cekungan.
 Sebetulnya mungkin lebih berarti jika setiap instansi ini berlomba-lomba
 melakukan estimasi cadangan migas dengan metoda, parameter dan asumsi yang
 berbeda-beda.
 Saya juga dalam comment saya pada lokakarya membahas mengenai konsep
 composite basins atau polyhistory basins, dan ini berlaku di Indonesia.
 Basins yang dihitung adalah biasanya basin yang terbentuk paling atas (di
 Indonesia timur) atau basin yang paling bawah (offshore N JAVA), tetapi
 tidak menyentuh basin yang ada di bawahnya. Misalnya saja di Indonesia timur
 sebetulnya di bawah basins yang dihitung (Neogene basins) sebetulnya adala
 Mesozoic passive margin basin yang sangat tebal dan memanjang (sebagai
 kelanjutan dari passive margin NW Australia yang telah terlibat dalam
 subduction di Banda Arc)  yang secara statistik dunia mempunyai potensi
 sangat besar untuk didapatkannya giant fields.
 Wassalam
 RPK

 - Original Message - From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com

 To: geo_un...@yahoogroups.com
 Cc: iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI fo...@hagi.or.id; Eksplorasi
 BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
 Sent: Thursday, May 21, 2009 11:41 PM
 Subject: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan
 Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah




 Pak Agung,

 Peta cekungan hasil Badan Geologi (BG) disusun dari data gayaberat dan data
 geologi regional hasil pemetaan bersistem. Seluruh wilayah daratan Indonesia
 telah selesai dipetakan secara geologi pada tahun 1995, dan selesai
 dipetakan gayaberatnya pada 2008. Data besar ini kemudian dipakai sebagai
 dasar pemetaan cekungan BG. Jelas umur bisa ditentukan sebab ada data
 geologinya.

 Di Indonesia Timur, sedimen pra-Tersier berlanjut dengan Tersier di
 cekungan yang sama. Akan halnya pra-Tersier alokton, hanya terdapat di
 cekungan2 yang benuanya alokton juga (misalnya cekungan Banggai, Buton).
 Kalau di Papua, pra-Tersiernya tetap autokton sebab mereka membentuk
 kontinuitas sistem jalur pengendapan sedimen yang sama dengan di NW Shelf of
 Australia.

 Saya pikir, semua peta cekungan yang ada tak membedakan ini cekungan
 sedimen, cekungan fisiografik, atau cekungan struktural. Jadi mungkin masih
 tercampur. Meskipun demikian, membedakan tipe cekungan ini secara gamblang,
 tak mudah juga.

 Metodologi definisi basin yang 60 (IAGI, 1985) bisa dipelajari di publikasi
 IAGI (1985), prinsipnya hanya meliputi isopach sedimen. Metodologi 86
 cekungan (BPMIGAS -LAPI ITB) berdasarkan kriteria  faktor2 definisi
 cekungan, a.l.menggunakan  peta geologi ermukaan, peta isopach sedimen, peta
 gayaberat, peta konfigurasi batuandasar.

 salam,
 awang


 --- On Thu, 5/21/09, Agung Mulyo mas_gago...@yahoo.com wrote:

 From: Agung Mulyo mas_gago...@yahoo.com
 Subject: Re: [Geo_unpad] Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI
 Tambah  Dobel Jadi 128 Buah
 To: geo_un...@yahoogroups.com
 Cc: iagi-net@iagi.or.id, Forum HAGI fo...@hagi.or.id, Eksplorasi
 BPMIGAS eksplorasi_bpmi

Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah

2009-05-21 Terurut Topik yanto R.Sumantri



 

 Tohab Simandjuntak (mantan peneliti utama
P3G) : tak ada yang namanya
 cekungan pra-Tersier itu sebab semua
batuan pra-Tersier di Indonesia
 adalah alokton.

SI
ABAH ; BANG TOHAB , MEMENG KALAU DI INDONESIA TIMUR SIH KELIHATANNYA
BEGITU , TETAPI APA DI IND BARAT SAMA /
SAYA SEMPAT NGOBROL NGOBROL
DENGAN SAAH SATI AHI GEOFISIKA PERUSAHAAN YANG SEDANG MEAKUKAN SPEC SURVEY
, MENURUT DIA DIBAWAH AUT ARU SANA TERDAPAT SEDIMEN YANG MEMPUNYAI
KETEBALAN 7000 MSEC .  APA MUNGKIN INI SEMUA ALLOCHTOUNOUS ?

SI ABAH
 



Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah

2009-05-20 Terurut Topik MINARWAN
Apa ndak lebih baik jika kita bikin simposium berkala khusus untuk
memuat perkembangan riset di tiap cekungan? Dengan demikian
prosidingnya itu sendiri nanti bisa menjadi semacam periodical
update atas temuan-temuan baru di sebuah cekungan. Jadi tidak perlu
menunggu puluhan tahun untuk kemudian mengupdate data sebuah cekungan.

Cuma yah, tidak akan menjadi sebuah proyek dengan pendanaan sakhohah.

Salam
min

2009/5/20  hilma...@yahoo.com.au:
 Apakah ini bentuk kompetisi sehat.?adakah lembaga yang menilai hasil 
 dari studi ini..?
 Salam
 Hs


-- 
- when one teaches, two learn -
http://www.geotutor.tk
http://www.linkedin.com/in/minarwan


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah

2009-05-20 Terurut Topik noor syarifuddin
Menyambung email AdB tentang peran organisasi profesi...
Kalau dulu IAGi punya Komisi Sandi Stratigrafi yang menjaga dan mengupdate 
sandi stratigrafi Indonesia, kenapa tidak bisa punya Komisi Study Cekungan yang 
tugasnya melakukan update dan integrasi study yang berkaitan dengan jumlah 
cekungan ini...?

salam,



From: MINARWAN minarw...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Wednesday, May 20, 2009 4:34:08 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah

Apa ndak lebih baik jika kita bikin simposium berkala khusus untuk
memuat perkembangan riset di tiap cekungan? Dengan demikian
prosidingnya itu sendiri nanti bisa menjadi semacam periodical
update atas temuan-temuan baru di sebuah cekungan. Jadi tidak perlu
menunggu puluhan tahun untuk kemudian mengupdate data sebuah cekungan.

Cuma yah, tidak akan menjadi sebuah proyek dengan pendanaan sakhohah.

Salam
min

2009/5/20  hilma...@yahoo.com.au:
 Apakah ini bentuk kompetisi sehat.?adakah lembaga yang menilai hasil 
 dari studi ini..?
 Salam
 Hs


-- 
- when one teaches, two learn -
http://www.geotutor.tk
http://www.linkedin.com/in/minarwan


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-


  

[iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah

2009-05-20 Terurut Topik Awang Satyana
. Koesoemadinata, Dr. Hermes Panggabean, saya juga 
termasuk di antara narasumber. Oleh Badan Geologi, saya juga tak jarang 
diundang memberikan presentasi tentang aspek2 terkait geomigas. Tetapi, bahwa 
akhirnya Lemigas, BPMIGAS-LAPI ITB-IAGI, Badan Geologi menghasilkan produk 
jumlah cekungan yang berlainan satu dengan yang lain, tentu hak masing-masing 
institusi, yang tak harus sesuai dengan pendapat para narasumber. 

Sebuah kontroversi akan selalu lebih baik daripada stagnasi. Kontroversi 
melahirkan perdebatan, perdebatan melahirkan perkembangan ilmu pengetahuan. 
Stagnasi tak melahirkan apa-apa.

Salam,
awang


--- On Wed, 5/20/09, Prajuto praj...@medcoenergi.com wrote:

 From: Prajuto praj...@medcoenergi.com
 Subject: Re: [Forum-HAGI] [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah 
 Dobel Jadi 128 Buah
 To: Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia fo...@hagi.or.id
 Date: Wednesday, May 20, 2009, 6:38 AM
 Pak Awang,
 
 Kalau di merge overlay beberapa cekungan tersebut apakah
 memang ada perbedaan yang signifikan, yang betul-betul baru?
 Artinya apakah memang ada cekungan baru diluar 63 versi
 Lemigas dan 86 versi BPMIGAS dibanding 128 versi Badan
 Geologi.
 
 Jangan-2 data gravitasi tersebut (+ data-2 lainnya) jika
 dianalisa ulang bisa dapat lebih dari 128 cekungan. Siapa
 tahu, namanya juga innovasi.
 
 Salam,
 
 Pjt
 
 -Original Message-
 From: forum-boun...@hagi.or.id
 [mailto:forum-boun...@hagi.or.id]
 On Behalf Of Awang Satyana
 Sent: Tuesday, May 19, 2009 4:30 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id;
 Forum HAGI; Geo Unpad; Eksplorasi BPMIGAS
 Subject: Re: [Forum-HAGI] [iagi-net-l] Jumlah Cekungan
 Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah
 
 
 Saya baru kembali dari undangan sebagai salah satu
 pembicara di Lokakarya Badan Geologi di Gedung Sekjen
 Departemen ESDM tentang Cekungan Sedimen Indonesia.
 Lokakarya ini tujuan utamanya adalah ingin mengumumkan hasil
 pekerjaan Badan Geologi selama hampir enam bulan terakhir
 tentang delineasi cekungan-cekungan sedimen di Indonesia
 berdasarkan data gayaberat.
 
 Mengapa Badan Geologi membuat peta cekungan sedimen
 sendiri, bukankah Lemigas (2008) dan BPMIGAS (2008) baru
 saja mengeluarkan dan mengumumkan peta cekungannya ? Karena,
 Badan Geologi telah menyelesaikan pemetaan geologi regional
 dan gayaberat regional seluruh Indonesia. Data ini sayang
 bila dibiarkan saja; kemudian diaplikasikanlah untuk
 kepentingan pemetaan cekungan sedimen.
 
 Mengapa Lemigas-BPMIGAS-Badan Geologi tidak saling bekerja
 sama membuat peta cekungan sedimen dengan dukungan data yang
 kuat dan bervariasi dari berbagai instansi ? Di sini mungkin
 ada masalah koordinasi. Menurut seorang teman dari LAPI-ITB
 yang bekerja sama dengan BPMIGAS saat memetakan cekungan,
 LAPI-ITB telah berkoordinasi dengan Lemigas tentang pemetaan
 cekungan yang sedang dilakukan BPMIGAS, juga BPMIGAS-LAPI
 ITB telah menggunakan data gayaberat tahun 2000 dari P3G
 (sekarang PSG, di bawah Badan Geologi). Kalau sudah
 koordinasi, kok hasilnya berbeda antara Lemigas, BPMIGAS,
 dan Badan Geologi, dan masing2 mengeluarkan versinya sendiri
 ? Lemigas keluar dengan 63 cekungan, BPMIGAS keluar dengan
 86 cekungan, dan kini Badan Geologi keluar dengan 128
 cekungan sedimen.
 
 Meskipun tadi Pak Menteri ESDM diminta membubuhkan tanda
 tangan  pada peta 128 cekungan sedimen hasil Badan
 Geologi, dan Pak Purnomo dalam sambutannya mengatakan bahwa
 para pejabat di lingkungan ESDM mesti mengganti kata-kata 60
 cekungan menjadi 128 cekungan saat menyampaikan sambutan,
 mestinya itu jangan ditafsirkan menjadi semacam legalisasi
 atas peta cekungan sedimen Badan Geologi. Mengapa ? Sebab,
 pemetaan cekungan sedimen Badan Geologi baru langkah awal.
 Pekerjaan selanjutnya adalah berhubungan dengan PND untuk
 memeriksa data migas di setiap cekungan seperti ketebalan
 sedimen dll. Juga, peta cekungan yang berdasarkan data
 gayaberat ini masih banyak mendapatkan kritik dan saran.
 
 Lalu, dalam minggu-minggu ke depan ada pula rencana
 BPMIGAS-Badan Geologi-Lemigas akan duduk bersama tentang
 pemetaan cekungan ini. Pak Sukhyar, Kepala Badan Geologi,
 tadi ngobrol dengan saya dan mengatakan, memang ini semacam
 ekspose pertama, yang mungkin mengagetkan dengan 128
 cekungan baru; supaya mendapat perhatian dari instansi
 terkait dan kalangan industri.
 
 Saya ringkaskan sedikit jalannya Lokakarya tadi. Ada lima
 pembicara : (1) Pak Imam Sobari (Badan Geologi), (2) Pak
 Syaiful Bachri (Badan Geologi), (3) Pak Nazhar Buyung (Badan
 Geologi), (4) Pak R.P. Koesoemadinata (Prof Em. ITB), (5)
 Awang Satyana (BPMIGAS).
 
 Pak Sobari mempresentasikan hal berjudul Delineasi
 Cekungan Sedimen di Indonesia Berdasarkan Anomali Gaya
 Berat. Data anomali Bouguer di darat dan free-air di laut
 digunakan sebagai data dasar delineasi cekungan. Ciri
 cekungan berdasarkan data gayaberat : pola kontur tertutup,
 menurun ke arah pusat, terdapat perbedaan rapat massa antara
 sedimen Tersier, pra-Tersier, basement kerak atas dan
 basement kerak bawah. Dengan

Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah

2009-05-20 Terurut Topik Awang Satyana

Pak Andang,

Terima kasih atas uraiannya yang selalu jeli, melihat sisi-sisi yang belum 
tentu terlihat oleh saya.

Soal keterlibatan IAGI dalam studi re-mapping cekungan BPMIGAS yang bekerja 
sama dengan LAPI-ITB (nama proyek besarnya adalah portfolio eksplorasi 
Indonesia, re-mapping basin adalah salah satu produknya), terus terang tak 
sepenuhnya saya pahami. Saya kebetulan tak dilibatkan dalam birokrasi studi 
ini, hanya sebagai narasumber teknis saja. 

Plaksanaan studi ini sebagian dilakukan oleh personal-personal yang aktif di 
beberapa komisi IAGI. Apakah itu lantas menjadi produk atau legitimasi IAGI, 
sehingga hasil pemetaan itu menjadi BPMIGAS-LAPI ITB-IAGI atau BPMIGAS-LAPI ITB 
saja saya tak tahu pasti.

Yang jelas, pemetaan cekungan BPMIGAS-LAPI ITB ini betul menjadi agenda khusus 
di PIT IAGI 2008 di Bandung, dalam pidato2, dalam presentasi khusus, dalam 
presentasi di booth IAGI. Kalau saya menyebutkan produk ini sebagai 
BPMIGAS-LAPI ITB-IAGI (2008) atau BPMIGAS-LAPI ITB (2008) maka mungkin 
boleh-boleh saja dan saya menggunakan keduanya. 

Bahwa produk ini belum dilempar ke publik via IAGI (nantinya direncanakan akan 
ke IAGI),itu juga berkaitan dengan masalah birokrasi/administrasi studi ini 
yang saat ini dalam status legalisasi ke Departemen Keuangan, dari mana 
anggaran untuk melakukan studi ini berasal.

salam,
awang


--- On Wed, 5/20/09, abacht...@cbn.net.id abacht...@cbn.net.id wrote:

 From: abacht...@cbn.net.id abacht...@cbn.net.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128
   Buah
 To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id
 Date: Wednesday, May 20, 2009, 6:23 AM
 Kalau saya amati gonjang - ganjing -
 nya urusan (jumlah) cekungan
 Indonesia selama ini, ada beberapa hal yang mengemuka, yang
 mudah-mudahan
 dengan saya tuliskan disini, dapat menjadi pemikiran /
 perhatian /
 inspirasi dan dorongan moral bagi pihak-pihak yang
 terlibat.
 
 1. Secara normatif, klasik, dan eufimistik Awang
 menyebutkan masalah
 'koordinasi' di antara berbagai pihak yang membuat
 silang-siurnya klaim
 studi jumlah cekungan di Indonesia tersebut. Saya
 melihatnya lebih ke
 masalah ego sektoral yang bottom-line-nya adalah bujet,
 dana, alias
 keuangan proyek dari masing-masing pihak yang mengerjakan
 studi-studi
 tersebut. Driver utama dari adanya studi (dan klaim)
 revisi
 cekungan-cekungan Indonesia itu adalah berbagai kritik
 terkait dg
 kegagalan percepatan penambahan cadangan migas versus
 produksi, yg dalam
 hal ini merupakan tanggung jawab sektor ESDM-BPMigas,
 sehingga menjadi
 sangat wajar ketika Badan Geologi, Lemigas, dan BPMigas
 berlomba-lomba
 untuk memasukkan rencana dan realisasi proyek studi revisi
 cekungan
 tersebut kedalam mata anggaran mereka (dengan berbagai
 cara). Bukannya
 IAGI, HAGI, atau bahkan LIPI, BPPT, Bakosurtanal, atau ITB,
 UGM, Trisakti,
 dan sejenisnya yang justru merupakan gudangnya orang-orang
 riset yang
 concern dan mengusahakan proyek-proyek tersebut. Ya, tentu
 saja, ...
 karena memang yang disebut sebut terakhir itu selain miskin
 legitimasi
 juga miskin network dan dana untuk membuat hal2 terkait
 studi tersebut
 (belum lagi kalau kita masukkan faktor miskin motivasi,..
 hehehehe..).
 Padahal semestinya lembaga-lembaga semacam IAGI dan HAGI,
 seperti juga di
 tahun2 80-an, dapat menjadi semacam buffer dan/atau semacam
 trading house
 yang mewakili kepentingan saintifik-professional yang lebih
 luas untuk
 memfasilitasi peleburan ego-ego sektoral antara pemegang
 bujet2 proyek
 revisi cekungan Indonesia ini. Sayang sekali pada waktu
 gerakan bujeter
 dari proyek2 revisi tersebut dimulai di 2007 peran
 fasilitasi tersebut
 tidak secara penuh dimainkan oleh IAGI/HAGI. Mungkin saja
 IAGI, yang waktu
 itu dikomandani oleh Kang Luthfi, sempat dibonceng-i
 namanya sebagi
 co-penyelenggara dari acara workshop-workshop-an yang
 mengundang
 berbagai kalangan (termasuk Badan Geologi dan Lemigas)
 untuk membahas
 hasil sementara dari proyek revisi cekungan-nya BPMigas,
  tapi tetep
 aja ternyata nama IAGI juga tidak disebutkan oleh Awang
 dalam uraian
 laporan pandangan matanya yang panjang lebar tersebut.
 Bahkan IAGI jugalah
 yang memfasilitasi peluncuran / public-release dari 86
 cekungannya BPMitas
 pada acara PIT IAGI di Bandung Agustus 2008, yang
 seolah-olah dengan
 demikian maka 86 Cekungan tersebut menjadi versi IAGI
 (bukan sekedar versi
 BPMigas-LAPI ITB). Tapi ternyata sampai sekarangpun kita
 tidak bisa
 mendapatkan dokumen-dokumen studi revisi cekungan Indonesia
 dari acara
 IAGI tersebut secara publik (apalagi koq menanyakan
 dokumennya Badan
 Geologi seperti yang RDP tanyakan tersebut,... wah Vick,..
 tangeh
 lamun...). Dalam kesempatan interaksi workshop-workshop-an
 2008 di Sabuga
 ITB, saya sempat melontarkan himbauan keras ke IAGI (atau
 BPMigas-LAPI,..
 entahlah,.. pokoknya yang waktu itu menyelenggarakan
 acaralah).. bahwa
 pihak-pihak periset cekungan IAGI-LAPIITB-BPMigas (dan juga
 dr Univ/PT
 lainnya

Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah

2009-05-20 Terurut Topik yantosal
Pak Awang,
Tujuan dari pemetaan Basin tentunya untuk mengaktifkan eksplorasi terutama 
Migas, belajar dari pengalaman yang lalu kira kira bagaimana hasil ini 
dipublikasikan dan diakses dengan mudah, murah dan kalau perlu gratis bagi 
semua orang yang tertarik, sehingga bisa dimanfaatkan.

Salam 

Yanto Salim
Hasil study yang tak bergaung akan sia sia
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com

Date: Wed, 20 May 2009 20:33:07 
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Forum HAGIfo...@hagi.or.id; Geo Unpadgeo_un...@yahoogroups.com; 
Eksplorasi BPMIGASeksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
Subject: Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128  
Buah


Pak Andang,

Terima kasih atas uraiannya yang selalu jeli, melihat sisi-sisi yang belum 
tentu terlihat oleh saya.

Soal keterlibatan IAGI dalam studi re-mapping cekungan BPMIGAS yang bekerja 
sama dengan LAPI-ITB (nama proyek besarnya adalah portfolio eksplorasi 
Indonesia, re-mapping basin adalah salah satu produknya), terus terang tak 
sepenuhnya saya pahami. Saya kebetulan tak dilibatkan dalam birokrasi studi 
ini, hanya sebagai narasumber teknis saja. 

Plaksanaan studi ini sebagian dilakukan oleh personal-personal yang aktif di 
beberapa komisi IAGI. Apakah itu lantas menjadi produk atau legitimasi IAGI, 
sehingga hasil pemetaan itu menjadi BPMIGAS-LAPI ITB-IAGI atau BPMIGAS-LAPI ITB 
saja saya tak tahu pasti.

Yang jelas, pemetaan cekungan BPMIGAS-LAPI ITB ini betul menjadi agenda khusus 
di PIT IAGI 2008 di Bandung, dalam pidato2, dalam presentasi khusus, dalam 
presentasi di booth IAGI. Kalau saya menyebutkan produk ini sebagai 
BPMIGAS-LAPI ITB-IAGI (2008) atau BPMIGAS-LAPI ITB (2008) maka mungkin 
boleh-boleh saja dan saya menggunakan keduanya. 

Bahwa produk ini belum dilempar ke publik via IAGI (nantinya direncanakan akan 
ke IAGI),itu juga berkaitan dengan masalah birokrasi/administrasi studi ini 
yang saat ini dalam status legalisasi ke Departemen Keuangan, dari mana 
anggaran untuk melakukan studi ini berasal.

salam,
awang


--- On Wed, 5/20/09, abacht...@cbn.net.id abacht...@cbn.net.id wrote:

 From: abacht...@cbn.net.id abacht...@cbn.net.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128
   Buah
 To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id
 Date: Wednesday, May 20, 2009, 6:23 AM
 Kalau saya amati gonjang - ganjing -
 nya urusan (jumlah) cekungan
 Indonesia selama ini, ada beberapa hal yang mengemuka, yang
 mudah-mudahan
 dengan saya tuliskan disini, dapat menjadi pemikiran /
 perhatian /
 inspirasi dan dorongan moral bagi pihak-pihak yang
 terlibat.
 
 1. Secara normatif, klasik, dan eufimistik Awang
 menyebutkan masalah
 'koordinasi' di antara berbagai pihak yang membuat
 silang-siurnya klaim
 studi jumlah cekungan di Indonesia tersebut. Saya
 melihatnya lebih ke
 masalah ego sektoral yang bottom-line-nya adalah bujet,
 dana, alias
 keuangan proyek dari masing-masing pihak yang mengerjakan
 studi-studi
 tersebut. Driver utama dari adanya studi (dan klaim)
 revisi
 cekungan-cekungan Indonesia itu adalah berbagai kritik
 terkait dg
 kegagalan percepatan penambahan cadangan migas versus
 produksi, yg dalam
 hal ini merupakan tanggung jawab sektor ESDM-BPMigas,
 sehingga menjadi
 sangat wajar ketika Badan Geologi, Lemigas, dan BPMigas
 berlomba-lomba
 untuk memasukkan rencana dan realisasi proyek studi revisi
 cekungan
 tersebut kedalam mata anggaran mereka (dengan berbagai
 cara). Bukannya
 IAGI, HAGI, atau bahkan LIPI, BPPT, Bakosurtanal, atau ITB,
 UGM, Trisakti,
 dan sejenisnya yang justru merupakan gudangnya orang-orang
 riset yang
 concern dan mengusahakan proyek-proyek tersebut. Ya, tentu
 saja, ...
 karena memang yang disebut sebut terakhir itu selain miskin
 legitimasi
 juga miskin network dan dana untuk membuat hal2 terkait
 studi tersebut
 (belum lagi kalau kita masukkan faktor miskin motivasi,..
 hehehehe..).
 Padahal semestinya lembaga-lembaga semacam IAGI dan HAGI,
 seperti juga di
 tahun2 80-an, dapat menjadi semacam buffer dan/atau semacam
 trading house
 yang mewakili kepentingan saintifik-professional yang lebih
 luas untuk
 memfasilitasi peleburan ego-ego sektoral antara pemegang
 bujet2 proyek
 revisi cekungan Indonesia ini. Sayang sekali pada waktu
 gerakan bujeter
 dari proyek2 revisi tersebut dimulai di 2007 peran
 fasilitasi tersebut
 tidak secara penuh dimainkan oleh IAGI/HAGI. Mungkin saja
 IAGI, yang waktu
 itu dikomandani oleh Kang Luthfi, sempat dibonceng-i
 namanya sebagi
 co-penyelenggara dari acara workshop-workshop-an yang
 mengundang
 berbagai kalangan (termasuk Badan Geologi dan Lemigas)
 untuk membahas
 hasil sementara dari proyek revisi cekungan-nya BPMigas,
  tapi tetep
 aja ternyata nama IAGI juga tidak disebutkan oleh Awang
 dalam uraian
 laporan pandangan matanya yang panjang lebar tersebut.
 Bahkan IAGI jugalah
 yang memfasilitasi peluncuran / public-release dari 86
 cekungannya BPMitas
 pada acara

[iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah

2009-05-19 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Dimana bisa mendapatan informasi ini ?

RDP
==
19/05/2009 09:35 WIB
Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah

detikFinance

Jakarta- Jumlah cekungan di Indonesia bertambah dua kali lipat.
Jika di tahun 2006 hanya sebanyak 60 buah cekungan geologi saat ini diketahui
jumlahnya sudah mencapai 128 buah.

Saya selalu sampaikan kalau jumlah cekungan di Indonesia sekitar 60 buah,
tapi mulai pagi ini angka magic itu sudah berubah, kata Menteri ESDM
Purnomo Yusgiantoro dalam sambutannya pada Lokakarya Cekungan Sendimen
Indonesia,
di Gedung ESDM, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa (19/5/2009).

Purnomo menjelaskan berdasarkan hasil penelitian Badan Geologi Departemen
dilaporkan, saat ini jumlah cekungan sendimen di Indonesia sudah
bertambah menjadi
128 buah.

Jadi nanti para Dirjen ataupun menteri yang baru jangan lupa kalau
sekarang jumlah cekungan kita bukan 60 lagi tapi sudah 128 buah,
jelasnya.

Menurut Purnomo, pihaknya nanti akan membuat atlas cekungan sendimen yang bisa
digunakan untuk membantu kegiatan ekplorasi produksi dan kegiatan perminyakan
lainnya. Ini akan bantu untuk temukan cadangan-cadangan migas yang
baru, ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Badan Geologi, R Sukyar menyatakan penemuan tersebut
dapat menjadi target eksplorasi bagi para pelaku usaha di bidang energi.

Bagi pengembang ini akan menjadi informasi baru yang akan menjadi
target-target ekplorasi di masa yang datang,ungkap Sukyar.

Sebelumnya data ditjen migas mencatat jumlah cekungan hidrokarbon di Indonesia
sampai akhir tahun 2006 berjumlah 60 cekungan, dengan perincian: 16 cekungan
sudah berproduksi: 8 cekungan terbukti mengandung hidrokarbon tetapi belum
berproduksi: 14 cekungan sudah dibor tapi belum menemukan hidrokarbon: dan
sisanya 22 cekungan masih belum dilakukan pemboran eksplorasi.
-- 
http://rovicky.wordpress.com/2009/05/15/pak-boediono-diperlukan-dimana/


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah

2009-05-19 Terurut Topik Awang Satyana
 kasus delineasi cekungan sedimen di Indonesia yang 
berbeda-beda. Terakhir dibahas klasifikasi cekungan berdasarkan tektonik.

Awang membahas hal berjudul, Pemanfaatan Informasi Cekungan Indonesia dalam 
Lingkup Bidang Energi. Di awal presentasi dibahas variasi klasifikasi cekungan 
sedimen Indonesia yang pernah terjadi, baik dari Koesoemadinata dan Pulunggono 
(1971) untuk Indonesia Barat, Hamilton (1974) yang tak menunjukkan batas 
cekungan tetapi hanya kontur isopach, Fletcher-Soeparjadi (1976) klasifikasi 28 
cekungan, IAGI (1980) : 40 cekungan, IAGI (1985) 60 cekungan, Pertamina-Beicip 
(1992) : 66 cekungan, Lemigas (2008) : 63 cekungan dan BPMIGAS (2008) : 86 
cekungan. Kemudian dibahas status eksplorasi-produksi migas cekungan-cekungan 
di Indonesia. Menekankan bahwa produksi migas menurun terus dalam lima tahun 
terakhir dan cadangan migas Indonesia tak pernah naik signifikan. Intinya 
karena cekungan-cekungan yang dikerjakan yang itu-itu saja (16 cekungan 
produksi). Terakhir disampaikan jenis-jenis informasi apa dari cekungan yang 
dibutuhkan kalangan industri migas untuk
 eksplorasi dan produksi.

Sesi Tanya-Jawab yang sempat saya catat :

Tohab Simandjuntak (mantan peneliti utama P3G) : tak ada yang namanya cekungan 
pra-Tersier itu sebab semua batuan pra-Tersier di Indonesia adalah alokton.

Setiabudi-EMP : bagaimana pengusahaan CBM/GMB (gas metana batubara) di 
Indonesia sebab  beberapa cekungan migas pun menjadi cekungan-cekungan CBM.

Nachrowi-PPT Migas : dalaman Kendeng yang anomali negatifnya tinggi, mengapa 
jalur kaya minyak padahal jalur anomali negatif umumnya seperti palung.

Wawan Gunawan-ITB : harusnya bukan anomali Bouguer yang dipakai untuk pemetaan 
ini, tetapi anomali sisa; juga angka rapat massa mestinya tak satu angka untuk 
setiap jenis batuan, tetapi bervariasi.

Sigit Prabowo-Marathon : bagaimana status data 44 cekungan yang non-produktif 
(klasifikasi 60 cekungan).

Terakhir, Pak Koesoemadinata diminta memberikan komentar tentang pemetaan 
cekungan ini. Menurut Pak Koesoema, boleh-boleh saja setiap institusi 
mengeluarkan cekungan menurut versinya masing-masing, itu lebih untuk 
kepentingan strategis misalnya mengundang investor; tetapi yang namanya 
mendelineasi cekungan itu bukan hal mudah sebab sangat relatif bergantung 
kepada metode yang dipakai. Biar saja data gayaberat yang lengkap ini dibuka ke 
publik (user) dan biar saja mereka yang mendelinesinya. Perusahaan2 minyak 
besar punya research center-nya sendiri yang mengeluarkan pemetaan basin 
menurut pendapatnya sendiri -tak akan terpengaruh oleh pemetaan 
cekungan-cekungan yang dilakukan akhir2 ini.

Pada awal presentasi, Pak Koesoema berpendapat kok sekarang menjadi trend 
memetakan cekungan-cekungan itu, dan terjadi proliferasi, bertambah banyak, 
seperti pemekaran wilayah kabupaten saja

Demikian sedikit laporan pengamatan saya. 

Untuk Pak Rovicky, sayang sekali peta 128 cekungan sedimen Badan Geologi (128) 
hanya ada cetakan hitam putihnya di kertas yang dibagikan. Poster besarnya ada 
di tempel di ruangan, sayang juga tak ada digitalnya di bahan presentasi yang 
saya copy, belum boleh dipublikasi barangkali? Saya sedang mengusahakannya 
meminta kepada Panitia Lokakarya.

salam,
awang



--- On Tue, 5/19/09, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com wrote:

 From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
 Subject: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah
 To: Forum HAGI fo...@hagi.or.id, IAGI iagi-net@iagi.or.id
 Date: Tuesday, May 19, 2009, 1:32 PM
 Dimana bisa mendapatan informasi ini
 ?
 
 RDP
 ==
 19/05/2009 09:35 WIB
 Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah
 
 detikFinance
 
 Jakarta- Jumlah cekungan di Indonesia bertambah dua kali
 lipat.
 Jika di tahun 2006 hanya sebanyak 60 buah cekungan geologi
 saat ini diketahui
 jumlahnya sudah mencapai 128 buah.
 
 Saya selalu sampaikan kalau jumlah cekungan di Indonesia
 sekitar 60 buah,
 tapi mulai pagi ini angka magic itu sudah berubah, kata
 Menteri ESDM
 Purnomo Yusgiantoro dalam sambutannya pada Lokakarya
 Cekungan Sendimen
 Indonesia,
 di Gedung ESDM, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta,
 Selasa (19/5/2009).
 
 Purnomo menjelaskan berdasarkan hasil penelitian Badan
 Geologi Departemen
 dilaporkan, saat ini jumlah cekungan sendimen di Indonesia
 sudah
 bertambah menjadi
 128 buah.
 
 Jadi nanti para Dirjen ataupun menteri yang baru jangan
 lupa kalau
 sekarang jumlah cekungan kita bukan 60 lagi tapi sudah 128
 buah,
 jelasnya.
 
 Menurut Purnomo, pihaknya nanti akan membuat atlas cekungan
 sendimen yang bisa
 digunakan untuk membantu kegiatan ekplorasi produksi dan
 kegiatan perminyakan
 lainnya. Ini akan bantu untuk temukan cadangan-cadangan
 migas yang
 baru, ungkapnya.
 
 Sementara itu, Kepala Badan Geologi, R Sukyar menyatakan
 penemuan tersebut
 dapat menjadi target eksplorasi bagi para pelaku usaha di
 bidang energi.
 
 Bagi pengembang ini akan menjadi informasi baru yang akan

Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah

2009-05-19 Terurut Topik abachtiar
mengeluarkan revisi cekungan juga. In any case, siapapun yang
mengeluarkan, himbauan Awang tersebut sangat-sangat perlu kita resapi,
dalami, dan laksanakan. Bukan hanya di level bawah sadar. Bukan di level
konsumsi berita (seperti diceritakan juga oleh Awang bahwa
BG-Lemigas-BPMigas berjanji akan koordinasi dan ketemu lebih lanjut). Tapi
di level praktisi dan saintis-moralis seperti pribadi Awang, Pak Koesoema,
bang Lambok, Elan, Rovicky, dan kawan-kawan lainnya... semangat itu harus
dijalankan.

3. Ayo IAGI/HAGI .. bubuhkan tandatangan sendiri ke peta revisi
cekungan Indonesia


Salam

ADB
IAGI-0800

- Original Message -
From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
To: iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI fo...@hagi.or.id; Geo Unpad
geo_un...@yahoogroups.com; Eksplorasi BPMIGAS
eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, May 19, 2009 4:30 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128
Buah



 Saya baru kembali dari undangan sebagai salah satu pembicara di
Lokakarya Badan Geologi di Gedung Sekjen Departemen ESDM tentang
Cekungan Sedimen Indonesia. Lokakarya ini tujuan utamanya adalah ingin
mengumumkan hasil pekerjaan Badan Geologi selama hampir enam bulan
terakhir tentang delineasi cekungan-cekungan sedimen di Indonesia
berdasarkan data gayaberat.

 Mengapa Badan Geologi membuat peta cekungan sedimen sendiri, bukankah
Lemigas (2008) dan BPMIGAS (2008) baru saja mengeluarkan dan mengumumkan
peta cekungannya ? Karena, Badan Geologi telah menyelesaikan pemetaan
geologi regional dan gayaberat regional seluruh Indonesia. Data ini
sayang bila dibiarkan saja; kemudian diaplikasikanlah untuk kepentingan
pemetaan cekungan sedimen.

 Mengapa Lemigas-BPMIGAS-Badan Geologi tidak saling bekerja sama membuat
peta cekungan sedimen dengan dukungan data yang kuat dan bervariasi dari
berbagai instansi ? Di sini mungkin ada masalah koordinasi. Menurut
seorang teman dari LAPI-ITB yang bekerja sama dengan BPMIGAS saat
memetakan cekungan, LAPI-ITB telah berkoordinasi dengan Lemigas tentang
pemetaan cekungan yang sedang dilakukan BPMIGAS, juga BPMIGAS-LAPI ITB
telah menggunakan data gayaberat tahun 2000 dari P3G (sekarang PSG, di
bawah Badan Geologi). Kalau sudah koordinasi, kok hasilnya berbeda
antara Lemigas, BPMIGAS, dan Badan Geologi, dan masing2 mengeluarkan
versinya sendiri ? Lemigas keluar dengan 63 cekungan, BPMIGAS keluar
dengan 86 cekungan, dan kini Badan Geologi keluar dengan 128 cekungan
sedimen.

 Meskipun tadi Pak Menteri ESDM diminta membubuhkan tanda tangan  pada
peta 128 cekungan sedimen hasil Badan Geologi, dan Pak Purnomo dalam
sambutannya mengatakan bahwa para pejabat di lingkungan ESDM mesti
mengganti kata-kata 60 cekungan menjadi 128 cekungan saat menyampaikan
sambutan, mestinya itu jangan ditafsirkan menjadi semacam legalisasi
atas peta cekungan sedimen Badan Geologi. Mengapa ? Sebab, pemetaan
cekungan sedimen Badan Geologi baru langkah awal. Pekerjaan selanjutnya
adalah berhubungan dengan PND untuk memeriksa data migas di setiap
cekungan seperti ketebalan sedimen dll. Juga, peta cekungan yang
berdasarkan data gayaberat ini masih banyak mendapatkan kritik dan
saran.

 Lalu, dalam minggu-minggu ke depan ada pula rencana BPMIGAS-Badan
Geologi-Lemigas akan duduk bersama tentang pemetaan cekungan ini. Pak
Sukhyar, Kepala Badan Geologi, tadi ngobrol dengan saya dan mengatakan,
memang ini semacam ekspose pertama, yang mungkin mengagetkan dengan 128
cekungan baru; supaya mendapat perhatian dari instansi terkait dan
kalangan industri.

 Saya ringkaskan sedikit jalannya Lokakarya tadi. Ada lima pembicara :
(1) Pak Imam Sobari (Badan Geologi), (2) Pak Syaiful Bachri (Badan
Geologi), (3) Pak Nazhar Buyung (Badan Geologi), (4) Pak R.P.
Koesoemadinata (Prof Em. ITB), (5) Awang Satyana (BPMIGAS).

 Pak Sobari mempresentasikan hal berjudul Delineasi Cekungan Sedimen di
Indonesia Berdasarkan Anomali Gaya Berat. Data anomali Bouguer di darat
dan free-air di laut digunakan sebagai data dasar delineasi cekungan.
Ciri cekungan berdasarkan data gayaberat : pola kontur tertutup, menurun
ke arah pusat, terdapat perbedaan rapat massa antara sedimen Tersier,
pra-Tersier, basement kerak atas dan basement kerak bawah. Dengan cara
ini ditemukan dan didefinisi ulang menjadi total 128 cekungan.

 Pak Syaiful mempresentasikan hal berjudul, Penyusunan atlas Cekungan
Sedimen Indonesia Berdasarkan Data Gaya Berat dan Geologi. Peta geologi
permukaan seluruh Indonesia, terutama tinggian2 basement/meta-sedimen
dipakai sebagai batas cekungan. Atlas atas 128 cekungan akan dibuat
menggunakan berbagai data geologi regional, gayaberat, stratigrafi,
remote sensing. Juga pencarian data ke instansi lain akan dilakukan
untuk menyusun atlas ini, misalnya BPMIGAS, Lemigas, PND. Jumlah
cekungan 128 (darat 51, laut 77, Tersier 85, pra-Tersier 6,
Tersier-pra-Tersier 37).

 Pak Nazhar mempresentasikan hal berjudul, Hubungan antara Zone-Zone
Gaya Berat dengan Struktur Geologi Dominan di Indonesia. Trend-trend
anomali Bouguer

Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah

2009-05-19 Terurut Topik hilman78
Apakah ini bentuk kompetisi sehat.?adakah lembaga yang menilai hasil 
dari studi ini..?
Salam
Hs
Sent from my BlackBerry® smartphone on 3

-Original Message-
From: abacht...@cbn.net.id

Date: Wed, 20 May 2009 06:23:58 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 
 Buah

Kalau saya amati gonjang - ganjing - nya urusan (jumlah) cekungan
Indonesia selama ini, ada beberapa hal yang mengemuka, yang mudah-mudahan
dengan saya tuliskan disini, dapat menjadi pemikiran / perhatian /
inspirasi dan dorongan moral bagi pihak-pihak yang terlibat.

1. Secara normatif, klasik, dan eufimistik Awang menyebutkan masalah
'koordinasi' di antara berbagai pihak yang membuat silang-siurnya klaim
studi jumlah cekungan di Indonesia tersebut. Saya melihatnya lebih ke
masalah ego sektoral yang bottom-line-nya adalah bujet, dana, alias
keuangan proyek dari masing-masing pihak yang mengerjakan studi-studi
tersebut. Driver utama dari adanya studi (dan klaim) revisi
cekungan-cekungan Indonesia itu adalah berbagai kritik terkait dg
kegagalan percepatan penambahan cadangan migas versus produksi, yg dalam
hal ini merupakan tanggung jawab sektor ESDM-BPMigas, sehingga menjadi
sangat wajar ketika Badan Geologi, Lemigas, dan BPMigas berlomba-lomba
untuk memasukkan rencana dan realisasi proyek studi revisi cekungan
tersebut kedalam mata anggaran mereka (dengan berbagai cara). Bukannya
IAGI, HAGI, atau bahkan LIPI, BPPT, Bakosurtanal, atau ITB, UGM, Trisakti,
dan sejenisnya yang justru merupakan gudangnya orang-orang riset yang
concern dan mengusahakan proyek-proyek tersebut. Ya, tentu saja, ...
karena memang yang disebut sebut terakhir itu selain miskin legitimasi
juga miskin network dan dana untuk membuat hal2 terkait studi tersebut
(belum lagi kalau kita masukkan faktor miskin motivasi,.. hehehehe..).
Padahal semestinya lembaga-lembaga semacam IAGI dan HAGI, seperti juga di
tahun2 80-an, dapat menjadi semacam buffer dan/atau semacam trading house
yang mewakili kepentingan saintifik-professional yang lebih luas untuk
memfasilitasi peleburan ego-ego sektoral antara pemegang bujet2 proyek
revisi cekungan Indonesia ini. Sayang sekali pada waktu gerakan bujeter
dari proyek2 revisi tersebut dimulai di 2007 peran fasilitasi tersebut
tidak secara penuh dimainkan oleh IAGI/HAGI. Mungkin saja IAGI, yang waktu
itu dikomandani oleh Kang Luthfi, sempat dibonceng-i namanya sebagi
co-penyelenggara dari acara workshop-workshop-an yang mengundang
berbagai kalangan (termasuk Badan Geologi dan Lemigas) untuk membahas
hasil sementara dari proyek revisi cekungan-nya BPMigas,  tapi tetep
aja ternyata nama IAGI juga tidak disebutkan oleh Awang dalam uraian
laporan pandangan matanya yang panjang lebar tersebut. Bahkan IAGI jugalah
yang memfasilitasi peluncuran / public-release dari 86 cekungannya BPMitas
pada acara PIT IAGI di Bandung Agustus 2008, yang seolah-olah dengan
demikian maka 86 Cekungan tersebut menjadi versi IAGI (bukan sekedar versi
BPMigas-LAPI ITB). Tapi ternyata sampai sekarangpun kita tidak bisa
mendapatkan dokumen-dokumen studi revisi cekungan Indonesia dari acara
IAGI tersebut secara publik (apalagi koq menanyakan dokumennya Badan
Geologi seperti yang RDP tanyakan tersebut,... wah Vick,.. tangeh
lamun...). Dalam kesempatan interaksi workshop-workshop-an 2008 di Sabuga
ITB, saya sempat melontarkan himbauan keras ke IAGI (atau BPMigas-LAPI,..
entahlah,.. pokoknya yang waktu itu menyelenggarakan acaralah).. bahwa
pihak-pihak periset cekungan IAGI-LAPIITB-BPMigas (dan juga dr Univ/PT
lainnya yang direkrut LAPIITB-BPMigas untuk legitimasi saintifik inter
university-nya) mustinya harus NGOMONG dan duduk bersama dengan LEMIGAS
dan PPGL dan BG yang saat itu juga mengerjakan riset cekungan ini. Tapi
nampaknya himbauan keras itu juga tidak terindahkan. Mungkin, ya karena
itu tadi: masing-masing mempunyai ego sektoral sendiri sendiri, dan ada
sejumlah dana proyek yang terlibat di dalamnya yang akan sangat sulit
mengalokasikannya apabila musti pake kerjasama-kerjasama-an segala. Dan
selain itu, lembaga yang harusnya lebih netral dan bisa jadi fasilitator
(IAGI/HAGI) ternyata sudah memilih untuk merapat ke salah satu pihak yang
melakukan riset. Maka, lengkaplah sudah gonjang-ganjing revisi cekungan
Indonesia,...dengan dikeluarkannya angka 128 kemaren itu oleh BG dan
dilegitimasi oleh Menteri ESDM. Sip. Welcome to the confusing
scientific-beaurocratic jungle of Indoensian Basins.

2. Awang menghimbau supaya tandatangan Menteri ESDM  di Peta Cekungan
Sedimen Badan Geologi janga dianggap sebagai legalisasi. Semangat himbaun
tersebut lebih mewakili semangat kaum saintis yang cenderung selalu
mengambangkan jawaban dan membuka hasil akhir pada kemungkinan2
falsifikasi,.. bukan mewakili semangat penyelenggara birokrasi yang
membutuhkan kepastian hukum / pedoman dan sejenisnya untuk membuat
program-program (dan anggaran2) selanjutnya. Himbauan itu perlu diresapi