Aplikasi Matematika untuk Berdiplomasi
Sebenarnya banyak "aplikasi Matematika" yang bisa diarahkan untuk berdipomasi. Yang paling sederhana adalah sebagai berikut : Seorang bocah yang bernama diri pada suatu hari menemui ayahnya di ruang tamu. Maksudnya untuk minta izin, agar dirinya diizinkan bermain ke taman. "Ayah, saya ingin mengajukan dua pertanyaan, nih!", serunya pelan. "Silakan, mau nanya apa?" "Pertanyaan pertama, apakah saya boleh bertanya kepada ayah?" "Ya tentu dong!" "Pertanyaan kedua, apakah jawabannya sama dengan kalau saya bertanya, apakah saya diizinkan bermain ke taman?" Jawaban pertama dan kedua ditinjau dari Matematika bisa diberi simbol A1 dan A2. Jika A1 sama dengan A2 berarti diizinkan. Jika A1 tidak sama dengan A2 berarti tidak diizinkan. Karena itu semua, tidak ada alasan untuk tidak melibatkan para alumnus Matematika dalam berdiplomasi, khususnya dalam kancah hubungan internasinal. Dengan kata lain, urusan berdiplomasi bukan saja urusan para alumnus jurusan sosial. Salam, Nasrullah Idris
Re: berminat menjadi wakil rakyat?
he-he..aku emang udah jadi PNS koq.. Iya ndak apa-apa lah kalau kamu ndak mau ..setiap orang punya jalannya masing-masing..yang pentingmoralnya lah yang oke yang tetep dijaga, yang ngga? Bedagang menurutku juga bagus kan membantu memutarkan perekonomian negara..asal jangan memperdagangkan negara demi kepentingan pribadi aje (he-he)
Apa yang akan dilakukan Interfet?
Good morning Amerika! Setelah beberapa hari bercokol di Dili, tentara raseksa Interfet belum melakukan apa-apa kecuali beristirahat. Ketakutan tentara Interfet yang berlebihan sering membuat berbagai tingkah overacting sebagaimana gambar yg dikirim oleh seorang rekan kemarin. Foto serupa juga muncul di harian Waspada kemarin, yaitu beberapa tentara raseksa dengan senapan siap tembak meringkus satu orang yg dicurigai sbg milisi. Rasanya polah seperti ini tidak akan membuat penduduk Timtim gembira dalam jangka lama. Lalu apa agenda Interfet sebenarnya? Berapa lama operasi stabilisasi dilaksanakan? Tidak ada yang tahu kecuali Mr. Howard Coward yg terhormat di Australia itu (coward dihormati di Australia, suatu ironi thd legenda modern crocodile dundee). Suatu insiden terjadi yaitu dengan terbunuhnya jurnalis Inggris warganegara Belanda di Timtim 2 hari yg lalu. Herannya seorang saksi menyatakan bahwa korban juga beserta 2 orang jurnalis lain diserang oleh pasukan berseragam Indonesia. Bukan milisia! Akal sehat akan menyatakan bahwa hal ini tidak mungkin. Bagaimana mungkin pasukan yang dengan menahan malu sampai-sampai berlaku seperti sekumpulan budak melayani keperluan pasukan Interfet memerlukan untuk membunuh seorang wartawan dari koran tak terkenal? Pasukan unyil ini sekarang sedang berusaha keras menyelamatkan muka, tak perlu memermak muka sendiri yg sudah tak berbentuk. Rasanya satu-satunya kemungkinan adalah milisi pro-kemerdekaan yg menyamar sebagai pasukan unyil, untuk memberi pukulan terakhir pada muka yg tak berbentuk lagi itu. Kemungkinan lain adalah kelakuan dari intelejen Australia sendiri yang hendak melakukan propaganda tersendiri. Terbukti dari ancaman kepada wartawan Indonesia sebagai retaliation thd terbunuhnya jurnalis Inggris tadi. Rasanya buat saya make sense, yaitu pemilihan korban. Korban sendiri adalah orang Belanda, sehingga pihak Aussie tidak akan mendapat protes dari ibunya Inggris itu, dan sekaligus dipilih wartawan koran Inggris, sehingga Inggris yg bersemangat tinggi dalam membuat draft pengiriman UN Troops berkesan mendapat great loss. Ini perlu untuk justifikasi memperbesar perannya di Timtim. Mengapa memerlukan skenario itu? Jelas skenario ini diperlukan untuk mengosongkan Timtim dari wartawan Indonesia! Terbukti dari mengungsinya para wartawan unyil ke Markas Korem Dili. Dengan butanya mata Indonesia dari Timtim, maka Australia cs dapat leluasa melaksanakan agenda terselubungnya. Ingat! Australia ternyata sudah menyiapkan pasukan berbulan-bulan yg lalu dengan alasan mengantisipasi gejolak di Timtim pasca jajak pendapat. Sebagai perbandingan, apakah perlu Indonesia mensiagakan dan melatih pasukan bila Singapura diprediksikan bakal kacau? Jalinan fakta menunjukkan bahwa Australia tidak sekedar melaksanakan misi kemanusiaan. Lalu apa kesimpulan dari kejadian-kejadian di Timtim? Saya merasa yakin Interfet tidak akan melakukan tindakan apa-apa terhadap Falintil yg juga kejam terhadap rakyat Timtim. Indikasi dari hal ini adalah pengistilahan terhadap kelompok Falintil. Dalam acara penghadangan kemarin (3 pro-indonesia mati, 1 pro-kemerdekaan mati), diberitakan sebagai clash antara militia pro-jakarta dengan east timor resistance force! See...;) Jadi mereka memang tidak akan bersikap adil. Milisi pro-jakarta dikesankan sebagai agresor! Lalu bagaimana dengan pernyataan-pernyataan Guetteres agar Interfet bersikap adil? Dari jaman penjajahan Benua Amerika, Benua Asia, dan Benua Afrika sebetulkan kita tidak perlu bertanya lagi. Jelas para kolonialis ini akan selalu membela pihak yg mudah dikontrol. Dalam hal Timtim, jelas kelompok pro-kemerdekaan yg akan dibantu. Lalu apa keuntungan Interfet sebagai tunggangan Australia ini? Macam-macam motivasinya: - Aussie: posisi geografis laut yg strategis, kandungan mineral di celah timor, pengakuan diri Aussie sebagai leader di region ini (diucapkan sendiri oleh Howard Coward). - Inggris: sebagai ibu, harus nurutin anak. Lagipula jelas lebih menguntungkan berhubungan dengan Timtim langsung yg dikontrol Australia daripada dengan Indonesia. - Canada: sentimen persemakmuran yg masih kuat dengan Aussie dan Inggris. Hal ini agak berbeda dengan Malaysia dan Singapura yg lebih berorientasi ke Asia (kasarnya mereka warga kelas dua di dalam persemakmuran). - US: sebagai polisi dunia, dia merasa wajib tampil walau tidak didukung kongres. - Singapura: cuman basa-basi sebagai negara tetangga Indonesia untuk ikut serta sebagai counterpart Asia terhadap kekuatan putih. - Malaysia: Idem. - Thailand: Idem, ditambah semangat politik luar negerinya yg mulai agresif dalam berperan (seperti Indonesia waktu Suharto). - Filipina: Idem, ditambah sentimen agama. - Brazil: sentimen sama-sama bekas jajahan Portugis (ironis sekali). - Beberapa negara yg hanya sekedar ikut tampil unjuk nama (seperti Fiji, Perancis, dll.) Jelas dengan porsi utama 4500 pasukan crocodile dundee dari total 7000 tentara
Re: Akbar Tanjung Cuekin Anggota Dewan
At 08:00 AM 9/15/99 +0700, Yusuf-Wibisono wrote: Dalam acara sambutan di depan DPR, Akbar Tanjung tidak menghiraukan beberapa anggota dewan yang mengangkat tangan untuk bertanya kepada Habibie. Secara sengaja Akbar Tanjung telah menghina anggota dewan yang terhormat, yang merupakan wakil-wakil rakyat. Mestinya orang-orang model Akbar Tanjung tidak diberi tempat di kepemimpinan mendatang. Sikap-sikapnya di jaman keterbukaan ini sungguh memalukan. Yw: Abdul Gafur atau Akbar Tanjung? ;-) Emang beda ya ? Kan sama-sama kuning loh sebenarnya, cuma lagi pada beda 'interest' aja kan ...:)
Re: [Re: Mengatasi Sikap Katak dalam tempurung Bangsa Indonesia]
Nasrul Indroyono [EMAIL PROTECTED] wrote: Seperti biasa katak dalam tempurung akhirnya akan mati sendiri tak berdaya. Saya rasa kebanyakan orang Indonesia bukannya minder tapi memang kagak bisa bahasa Inggris yang baik dan benar jadinya susah bersaing dengan bangsa lain. Sorry yah kaya'nya bahasa tidak ada hubungannya dengan kita minder atau tidak bisa bersaing dengan negara lain deh. Kalau dibandingkan kita rakyat yang tidak bisa berbahasa Inggris lebih banyak di Cina, kaum intelek kita lebih banyak yang bisa berbahasa Inggris daripada Jepang, tapi mereka maju aja tuh. Kemjuan suatu bangsa bukan di lihat dari kemampuan rakyat mereka dalam menguasai bahasa lain, saya kira kemajuan suatu bangsa bisa lihat dari bagaimana dia mengintrepasikan ilmu pengetahuan dan teknologi bangsa lain ke bangsa/bahasa-nya sendiri (contoh: Jepang) Menganggap bangsa putih arogan ataupun sebagai musuh itu tidak benar. ANda menganggap begitu karena mungkin anda telah salah bergaul. Mungkin konteks-nya disini Australia yah, tidak semua bangsa kulit putih dan arogan-nya Australia dalam menangani masalah Tim2. Salah bergaul?? hmmm offensif... tapi no comment lah... Saya lebih beranggapan bahwa bangsa kulit putih lebih banyak yang baiknya dari pada penjahatnya saat ini. Buktinya bangsa kulit putih maju dan kuat dan mudah menggoyang bangsa Indonesia. Mas... Kalau mau ngomongin belajar sejarah, belajar lah "World History". Bangsa kulit Putih yang anda bilang maju dan kuat itu, tidak pernah dijajah, contoh US sudah merdeka 400 tahun, bangsa2 Eropa? lebih lama lagi... Jadi tolong jangan samakan bangsa Indonesia dengan mereka karena biar bagaimanapun juga umur kita masih kecil, baru 50+ tahun khan??. Kareana mereka lebih tua, sudah jelas mereka lebih "Estlabished", otomatis dengan gampang bisa mengoyang kita...:). Tapi ngomongin bangsa kulit putih??? he..he...he... kalau Eropa barat dan negara2 baltic mungkin lebih maju dari kita, tapi eropa timur?. Daerah disitu memang indah pemandangannya, cantik kotanya, tapi apa yang dihasilkan??? pernah liat baju buatan Belarus engga'?, atau home furniture buatan Slovakia? he...he...he... masih mending kita deh, busuk2 gini baju dan furniture buatan Indo aja masih betebaran diseluruh dunia, satu2 yang yang maju di daerah situ adalah russia, itu juga sekarang mundur kebelakang...:))). Akhir kata, tolong bangga denga bangsa sendiri, kata orang, jangan lupa kampung halaman...:). Anda boleh kritik pemerintah, ABRI/TNI, dll, tapi tolong jangan pakai nama bangsa Indonesia, karena implikasinya ke kita semua (termasuk anda sendiri...:)). Anda bilang sendiri dibawah bahwa "Kemajuan suatu bangsa harus diakui karena kekompakan kerjasama mereka. Kekompakan biasanya muncul karena ada rasa saling percaya dan banyak berbuat yang baik dibandingkan berbuat jahat diantara mereka.", saya assume "mereka" yang dimaksud adalah rakyat? saya kira kalimat diatas ada benarnya, tapi saya berpegang teguh kepada nasionalisme sebagai alat paling penting untuk kemajuan bangsa, lihat semua negara maju, US, Eropa, Cina, Jepang, Korea, Singapore, mereka semua, cinta dan bangga pada negaranya tidak seperti sebagian dari kita ...:). Anda harus tahu dan sadar, kalau negara kita sudah di-injak2, dengan cara rakyat Australia, masuk ke dalam Gedung Indonesia, menurunkan dan membakar bendera Indonesia. Itu perbuatan yang tidak bisa ditoleransi sama sekali, dan menurut undang2 internasioal, Tanah dimana gedung2 milik pemerintah Indonesia itu berdiri adalah milik Indonesia, mereka tidak boleh sembarang masuk, karena hukum yang berlaku, adalah hukum Indonesia. Amat disayangkan ISA Australia tidak melakukan apa2 (mudah2an ada yang baca...:)). Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at http://webmail.netscape.com.
Bales yokkk....
Bales Yokk.. Gue denger beberapa harian nasional juga kena. Faran detik.com Cracking Massal Sudah Berlangsung Situs Web Antara Di-Crack Reporter: Yayan Sopyan detikcom, Jakarta- Serbuan para cracker ke situs-situs web Indonesia agaknya sudah dimulai. Situs web kantor berita Antara pada Rabu sore menjadi salah satu korbannya. Sebelumnya, cracking massal menimpa beberapa situs web Indonesia. DC Email! free email for the community - http://www.DCemail.com
AS in East Timor
Rekan-rekan yth., Ada yang tahu tentang posisi AS selama ini (24 tahun)terhadap Timor Timur? Mohon bantuannya untuk sharing informasi ya. Saya ingin mencoba menganalisisnya berkaitan dengan posisinya (AS) yang diambil di PBB dengan kondisi di Timor Timur saat ini. Terima kasih banyak bantuannya. Salam, Budi
US position (Re: AS in East Timor)
Perhaps, this can help a bit. igg == From [EMAIL PROTECTED] Wed Sep 22 17:34:18 1999 Date: Fri, 17 Sep 1999 12:57:04 -0400 From: Agung [EMAIL PROTECTED] Reply-To: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [balinet] QA ttg Timtim Saya rasa ada perlunya mem-forward wawancara ttg Timtim deng Noam Chomsky (ahli linguistik dari MIT). agung New Jersey - East Timor Questions And Answers Stephen R. Shalom, Noam Chomsky, and Michael Albert 1. What was U.S. policy toward Indonesia before 1975? In the aftermath of World War II, U.S. policy toward the Asian colonies of the European powers followed a simple rule: where the nationalists in a territory were leftist (as in Vietnam), Washington would support the re-imposition of European colonial rule, while in those places where the nationalist movement was safely non-leftist (India, for example), Washington would support their independence as a way to remove them from the exclusive jurisdiction of a rival power. At first, Indonesian nationalists were not deemed sufficiently pliable, so U.S.-armed British troops (assisted by Japanese soldiers) went into action against the Indonesians to pave the way for the return of Dutch troops, also armed by the United States. In 1948, however, moderate Indonesian nationalists under Sukarno crushed a left-wing coup attempt, and Washington then decided that the Dutch should be encouraged to settle with Sukarno, accepting Indonesian independence. It wasn't long, however, before the United States concluded that Sukarno was a dangerous neutralist, and under the Eisenhower administration Washington attempted to subvert Indonesia's fragile democratic government. These efforts-the largest U.S. covert operation since World War II * were unsuccessful, so the United States shifted its strategy to building up the Indonesian military as a counter-weight to the mass-based Indonesian Communist Party. In 1965, this approach bore fruit when a military coup, accompanied by the slaughter of somewhere between half a million and a million communists, suspected leftists, and ordinary peasants, deposed Sukarno and installed General Suharto in his place. Washington cheered the coup, rushed weapons to Jakarta, and even provided a list of Communist Party members to the army which then rounded up and slaughtered them. According to a CIA study, "in terms of numbers killed" the 1965-66 massacres in Indonesia "rank as one of the worst mass murders of the 20th century." The United States established close military, economic, and political ties with the Suharto regime. 2. What was East Timor before Indonesia invaded? From the 17th century, the Netherlands and Portuguese fought over Timor, a small Southeast Asian island slightly larger than the state of Maryland located a thousand miles south of the Philippines and about 400 miles northwest of Australia. Ultimately the two colonial powers divided the island, with the western half going to the Netherlands and becoming part of the Dutch East Indies and the eastern half going to Portugal. When the Dutch East Indies became independent following World War II, under the name Indonesia, west Timor was part of the new nation. East Timor, however, remained under Portuguese rule until the mid-1970s, when Portugal finally moved to dismantle its colonial empire. East Timor differs from Indonesia in terms of religion, language, and several hundred years of colonial history. 3. How did Indonesia become involved in East Timor? As long as Portugal controlled East Timor, Indonesia did not consider attacking it, but once Lisbon declared its intention to withdraw, the Suharto regime saw an opportunity to add to its territory and resources. East Timor seemed like an easy target, given that in 1975 Indonesia had a population of 136 million compared to East Timor's 700,000 people. Indonesia first tried to block Timorese independence by backing a coup in the territory, but when this failed it launched a full-scale invasion of East Timor in December 1975, using the pretext that it was maintaining order. A standard propaganda line out of Jakarta-often repeated by the western media-is that the fighting in East Timor represents a "civil war." In fact, there had been a very brief civil war before the Indonesians invaded. For the last 25 years, however, it has been as much a civil war as the Nazi conquests in Europe. 4. What was the United States role regarding Indonesia's December 1975 invasion? On the eve of the invasion, U.S. President Gerald Ford and his Secretary of State, Henry Kissinger, were in Jakarta meeting with Suharto. Kissinger later claimed that East Timor wasn't even discussed, but this claim has been exposed as a lie. In fact, Washington gave Suharto a green light to invade. Ninety percent of the weaponry used by the Indonesian forces in their invasion was from the United States (despite a U.S. law that bans the
Rahmat bagi seluruh alam
Islam adalah rahmat bagi seluruh alam, semoga Aceh menjadi damai dan sejahtera. Sebagai propinsi dengan mayoritas muslim, dan jika Syariat Islam sudah berlaku, rakyat Aceh bertanggung jawab atas setiap nyawa dari kaum / golongan yang tidak terkena Syariat Islam yang juga hidup di Aceh. Rakyat Aceh harus berdiri paling depan jika ada ancaman terhadap jiwa dan harta kaum minoritas. Rakyat Muslim mayoritas adalah pelindung terhadap kaum minoritas. Soe = Selangkah lagi Syariat Islam Berlaku di Aceh JAKARTA -- Selangkah lagi syariat Islam berlaku di Aceh. Kemarin, secara aklamasi, keempat fraksi DPR setuju RUU Usul Inisiatif tentang Penyelenggaraan Keistimewaan Provinsi DI Aceh menjadi UU. Dengan disetujuinya RUU tersebut menjadi UU, kini tinggal menunggu pengesahan dari Presiden BJ Habibie untuk diundangkan. Bila UU itu sudah disahkan, Aceh bakal memiliki empat keistimewaan. Yakni, dalam penyelenggaraan kehidupan beragama, penyelenggaraan kehidupan adat, penyelenggaraan pendidikan, dan peran ulama dalam penetapan kebijaksanaan daerah, yang bermuara pada syariat Islam. Namun, kata anggota FPP Saleh Khalid, setelah RUU itu diundangkan, Pemda Aceh masih memiliki kewenangan untuk mengembangkan dan mengatur keistimewaannya sendiri. ''Ini tercantum pada Bab 2 Pasal 2,'' kata Saleh saat menyampaikan pandangan fraksinya pada Rapat Paripurna yang dipimpin Wakil Ketua DPR, Hari Sabarno. Ihwal status istimewa itu sendiri, Saleh melukiskan sebagai pengakuan bangsa Indonesia terhadap sumbangsih masyarakat dan daerah Aceh dalam perjuangan dan pembangunan Indonesia. Hal demikian, papar Saleh, tertulis pada Pasal 3 RUU. ''Artinya keistimewaan itu suatu penghargaan,'' katanya kemudian. Sebagai daerah istimewa, Aceh secara konstitusional bisa menerapkan syariat Islam. Ihwal penerapan syariat Islam di Aceh, kalangan dewan tak menunjukkan kekhawatiran. Mereka justru mendukungnya. Pasalnya, penerapan syariat Islam tetap menjaga hubungan baik antarumat beragama. Dalam pandangan juru bicara FKP, Didik Hadidjah Hasan, bila empat aspek keistimewaan Aceh tidak didasari syariat Islam, maka keistimewaannya itu tidak ada artinya bagi rakyat Aceh. ''Kendatipun Islam merupakan agama yang dianut mayoritas penduduk Aceh, akan tetapi hubungan antarpemeluk dari berbagai agama tidak perlu menjadi permasalahan,'' katanya. Sementara itu, juru bicara FABRI Sudiyotono menyatakan dalam penerapan syariat Islam, agar penerapan sanksi tetap mengacu pada hukum positif. ''Penerapan sanksi yang dikaitkan dengan pelaksanaan hukum dan ajaran Islam, hendaknya tetap mengacu dalam sistem hukum positif yang berlaku di Indonesia secara nasional.'' RUU Keistimewaan Aceh merupakan usulan 48 anggota DPR yang mendapat respons positif pimpinan DPR sendiri maupun pimpinan pemerintah. Ke-48 anggota dewan tersebut mengusulkan rancangan yang terdiri atas VI bab dan 16 pasal. Dalam proses pembahasan mengalami perubahan dan penyesuaian sehingga menjadi lima bab dan 13 pasal. Pembahasan RUU juga tergolong cepat, sekitar tiga minggu. Pembicaraan tingkat pertama berlangsung 2 September 1999. Sepekan kemudian pemerintah memberikan tanggapan. Selanjutnya, 13-21 September RUU ini dibahas di tingkat Panitia Khusus dan disahkan 22 September 1999. Mengomentari selesainya pembahasan RUU, Mendagri Syarwan Hamid yang juga hadir dalam acara kemarin mengharapkan RUU yang akan disahkan ini bisa menjadi jawaban bagi masalah di Aceh. ''Ini kita harapkan menjadi jawaban. Mudah-mudahan masyarakat Aceh, Pemda, pemerintah pusat yang akan datang sungguh-sungguh, ini kan komitmen,'' katanya. Syarwan juga berharap UU ini nantinya bisa menjabarkan keinginan rakyat Aceh dan bisa meredam gejolak yang ada. ''Kalau kita lihat riwayatnya, yang diinginkan masyarakat Aceh itu seperti itu. Dulu itu memang terlalaikan kita mengimplementasikannya,'' ungkapnya. Syarwan tidak menampik jika nanti mungkin masih ada yang kurang puas dengan UU Keistimewaan Aceh ini. ''Mungkin ada yang kurang puas, kita tidak bisa memuaskan semua kan. Tapi kita sudah bisa menangkap aspirasi yang sejak awal diinginkan. Kita ingin memecahkan masalah Aceh dengan melihat inti persoalannya,'' tandasnya. Harapan Syarwan --yang pernah menjabat Danrem 110/Lilawangsa-- ditanggapi positif Ketua MUI Aceh, Tengku Muslim Ibrahim. Secara substansial, Muslim Ibrahim menyebut RUU tersebut telah menampung inti dari keinginan rakyat Aceh. ''Insya Allah bisa. Saya kira sudah bisa memadai. Substansinya bisa dijabarkan dan dipertajam dengan Peraturan Daerah.'' Pendapat senada juga dilontarkan
oleh-oleh dari Bonn....:)
Tanggal 21 september di Bonn, matahari cerah dan suhu cukup hangat untuk ukuran bulan september. Dibandingkan demo "semanggi" memang jelas berbeda. Pada waktu itu kitaberdemo di tengah kejamnya musim dingin di Eropa. Kami rombongan pertama sedang meluncur menuju gedung KBRI di Bonn. Tapi bagi kami yang dari Hannover, jalan-jalan di Bonn cukup membingungkan. Sewaktu dalam keadaan bingung, telefon dari rekan berbunyi. Pesannya bahwapolisi sudah menunggu-nunggu kita. Buat kawan-kawan di Indonesia,demo di Jerman memang bisa bikin iri. Bayangkan, polisi yang mehubungi kitamalah nanya kenapa kita nggak datang-datang...:) Sewaktu kita sampai, sudah ada 5 polisi sedang menunggu. Juga ada dari k-9 yang siap dengan anjing-anjing serem sebesar anak sapi. Jadi jangankan bentrok, lha wong kita aja kalah gede dari anjing mereka. Setelah masalah organisatoris dengan polisi dibereskan, saya dan seorang rekan sebagai wakil PPI Jerman masuk gedung KBRI untuk negosiasi dan menyerahkan sikap PPI Jerman. Disana kita ditemui oleh sekretaris 2. Setelah ngobrol "ngalor-ngidul" dan tanpa arah (apalagi yang mesti dijelaskan) kita keluar. Di luar sudah menunggu rombongan yang datang dari beberapa kota lain. Persiapan aksi dimulai. Kita menggelar beberapa poster tentang kejahatan militer dan ajakan agar jerman dan negara lain berhenti mempersenjatai militer. Juga tidak lupa spanduk menolak militerisme dan tuntutan agar kasus-kasus penculikan, trisakti, semanggi dll segera dituntaskan dengan seadil-adilnya. Juga kita mengutuk tindakan represif aparat dalam mereaksi tuntutan mahasiswa. Aksi segera dimulai, setelah spanduk dan poster terpasang. Pertama kita bersama sama menyanyikan lagu padamu negeri dilanjutkan orasi-orasi politik dari kami maupun rekan-rekan secara bergantian. Tidak lupa kita nyanyikan juga lagu-lagu rakyat maupun "mars ABRI" yang liriknya "lebih mendekati kebenaran":) Juga ada interview per telepon mengenai aksi kali ini serta tuntutan-tuntutan kami. Selama aksi tidak lupa dari jendela gedung KBRI (seperti juga dalam demo-demo sebelumnya), mereka bergantian mengintip kami sambil rajin mengambil gambar masing-masing dari kami.:) Yang lucu gerbang geser depanpun gedung KBRIdipermaikan dengan membuka dan menutup selama beberapa saat. Setelah puas berorasi dan menyanyi selama kurang lebih 2,5 jam kamipun segera membereskan bermacam-macam poster dan bekal untuk segera pulang. Selamat berjuang buatkawan-kawan di tanah air. RAKYAT BERSATU TAK DAPAT DIKALAHKAN !! salam hangat dari Hannover deddy priadi
Tak Perlu (Re: Bales yokkk....)
Bales Yokk.. Gue denger beberapa harian nasional juga kena. Faran detik.com Cracking Massal Sudah Berlangsung Situs Web Antara Di-Crack Reporter: Yayan Sopyan detikcom, Jakarta- Serbuan para cracker ke situs-situs web Indonesia agaknya sudah dimulai. Situs web kantor berita Antara pada Rabu sore menjadi salah satu korbannya. Sebelumnya, cracking massal menimpa beberapa situs web Indonesia. Yw: Lha, ini apa ruginya? Situs Antara itu (dan harian-harian nasional/ internasional) isinya cuma berita. Ibarat koran, hari ini hangat, selang nggak lama, akan jadi koran bekas. Jadi si hacker itu cuma berhasil menghack koran bekas, jadi apa hebatnya? For obvious reason, situs-situs yg isinya cuma gituan doang, nggak perlu capek-capek diamankan seketat fort knox, lah yau. Biar nggak boros. Sebagaimana koran bekas pun tidak perlu disimpan di safe deposit box... ;-) Coba aja bayangin, kalo ada server yg isinya macam detik.com itu, lalu didesain utk nggak tembus hacker dari segala raja hacker, lebih tahan hacker dari pada situs FBI,... yang tentunya biaya pengamanannya juga setara (atau lebih) dari FBI (dalam mengamankan informasi/datanya),... lha, manajemennya detik.com apa nggak diketawain anak-anak kecil (dan digoblok-goblokin orang tua)? Anyway, server-server kritikal, yg misalnya menyimpan data rekening nasabah bank, etc. di Indonesia hampir-hampir nggak ada yg terhubung ke (global) internet, bukan? Jadi apa yg mau dihack? Jadi para hackers itu emang dasarnya udah gagal total dari awalnya. Lalu cari-cari... Seolah ngincer janda kembang, gagal,... kambing betinanyalah yg diembat... Ha, ha... Kata pepatah: Ingin hati memeluk gunung, apa daya, mereka nggak tahu, gunung itu sebenernya apa, dan ada ato enggak... ;-)
Re: Mengatasi Sikap Katak dalam tempurung Bangsa Indonesia
Yang jelas orang Barat sedang mentertawakan kita. Mungkin kalau dia ikutan mailing list ini akan berkomentar : "Pantesan negeri kalian krisis. Soalnya . " Salam, Nasrullah Idris From: Nasrul Indroyono [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Date: Wednesday, September 22, 1999 11:12 AM Subject: Re: Mengatasi Sikap Katak dalam tempurung Bangsa Indonesia Delete
Re: Tak Perlu (Re: Bales yokkk....)
Yw: Lha, ini apa ruginya? Situs Antara itu (dan harian-harian nasional/ internasional) isinya cuma berita. Ibarat koran, hari ini hangat, selang nggak lama, akan jadi koran bekas. Jadi si hacker itu cuma berhasil menghack koran bekas, jadi apa hebatnya? For obvious reason, situs-situs yg isinya cuma gituan doang, nggak perlu capek-capek diamankan seketat fort knox, lah yau. Biar nggak boros. Sebagaimana koran bekas pun tidak perlu disimpan di safe deposit box... ;-) kalau saya sih lebih melihat bahwa idenya bukan 'koran bekas yang diambil maling', tapi lebih tepat kalau dianalogikan sebagai semacam 'mengganti taplak meja/mengganti seprai tempat tidur' di rumah orang lain. coba bayangkan jika anda mengalami seperti ini, pasti gusar kan ? padahal apa sih sebenarnya buat mereka esensinya mengganti taplak meja di rumah orang lain ? tentunya adalah menunjukkan bahwa dia bisa masuk rumah kita seenaknya, mengganti2 barang2 kita semaunya, dan pergi lagi, tanpa kita bisa apa2. mungkin memang tidak ada kerugian material, paling tidak, tidak terlalu signifikan-lah, tapi apakah ini berarti rumah kita tetap tidak usah dikunci kalau pergi kemana2 ? Coba aja bayangin, kalo ada server yg isinya macam detik.com itu, lalu didesain utk nggak tembus hacker dari segala raja hacker, lebih tahan hacker dari pada situs FBI,... yang tentunya biaya pengamanannya juga setara (atau lebih) dari FBI (dalam mengamankan informasi/datanya),... lha, manajemennya detik.com apa nggak diketawain anak-anak kecil (dan digoblok-goblokin orang tua)? saya rasa sih tidak seheboh itu kok, asalkan administrator-nya rajin baca berita security terakhir dan melakukan update pada servernya, dan tentunya melakukan hal2 yang memang standar dalam security server, saya rasa tidak akan banyak makan biaya. dan jelas lebih punya 'harga diri' dibandingkan dengan diam saja saat 'seprai tempat tidur' kita diganti2 orang lain seenaknya. one more thing : detik.com tidak dicrack (bukan hack), justru detik.com yang memberitakan cracking massal di website2 indonesia Anyway, server-server kritikal, yg misalnya menyimpan data rekening nasabah bank, etc. di Indonesia hampir-hampir nggak ada yg terhubung ke (global) internet, bukan? Jadi apa yg mau dihack? Jadi para hackers itu emang dasarnya udah gagal total dari awalnya. Lalu cari-cari... Seolah ngincer janda kembang, gagal,... kambing betinanyalah yg diembat... Ha, ha... saya rasa para cracker itu juga tidak tertarik untuk tembus bank kok, ya kalau ada kesempatan pasti mereka nggak akan lewatkan, tapi tujuan utamanya bukan cari duit supaya kaya, melainkan mereka memang hanya kepingin 'mengganti seprai' kita, menuliskan di 'seprai' tersebut apa2 saja sifat2 jelek kita dan mengumumkan ke seluruh tetangga bahwa rumah kita mudah dimasuki dan diobrak-abrik, serta mengumumkan apa2 saja yang mereka tuliskan di seprai tersebut.. Kata pepatah: Ingin hati memeluk gunung, apa daya, mereka nggak tahu, gunung itu sebenernya apa, dan ada ato enggak... ;-) ini adalah bagian dari perang dingin, jadi mereka tidak akan perduli ada gunung atau tidak, apakah gunung atau bukit, seprai atau taplak meja, yang penting buat mereka adalah memberi tahu dunia internasional bahwa mereka punya point, dan mereka bisa tulis itu di dahi kita sendiri, umumkan ke seluruh dunia, tanpa kita bisa berbuat apa2 and will you now still think that it is unnecessary to protect indonesian websites ? just my two cents, emilr
Re: [Re: Mengatasi Sikap Katak dalam tempurung Bangsa Indonesia]
hidup Ichal...huehehehe Anyway, temen temen, hari saptu ini dirumah Ichal bakalan ada selamatan rumahnya yang baru. Jadi kalo sempet maen maen aja kesana, sekaligus bantuin nusuk nusuk sate. Ya udah, gini aja yee... =) nb: eh Chal, gue ikut menyebarluaskan acara loe ngga apa apa khan?
Re: Mengatasi Sikap Katak dalam tempurung Bangsa Indonesia
Salah!! Kita lagi yang tertawa. Ngapain doi subscribe mailing list ini;kaya ngerti ajah. -Original Message- From: Indonesian Students in the US [mailto:[EMAIL PROTECTED]]On Behalf Of Nasrullah Idris Sent: Wednesday, September 22, 1999 6:19 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Mengatasi Sikap Katak dalam tempurung Bangsa Indonesia Yang jelas orang Barat sedang mentertawakan kita. Mungkin kalau dia ikutan mailing list ini akan berkomentar : "Pantesan negeri kalian krisis. Soalnya . " Salam, Nasrullah Idris From: Nasrul Indroyono [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Date: Wednesday, September 22, 1999 11:12 AM Subject: Re: Mengatasi Sikap Katak dalam tempurung Bangsa Indonesia Delete
[ylki-l][4254] Produk Australia
Teman-teman sekalian, Siapa yang punya daftar produk Australia ? Kami sedang meng-inventarisasi semua produk Australia dan rencananya akan diboikot sepanjang kelakuan Australia masih arogan seperti itu. Adakah teman-teman di milis ini sepakat dengan gagasan ini. Hingga hari ini, ada 35 milis beranggotakan total 7.500 netters yang sudah bersedia mengadakan gerakan massa memboikot produk Aussie. Kita memang tidak pernah mendukung aksi kekerasan di Timtim, apalagi yang dilakukan TNI. Akan tetapi pada saat orang-orang Australia itu melanggar kehormatan kita masakan kita diam saja ? Boikot produk Aussie adalah salah satu tindakan kita ! Bagi penggemar daging sapi, kurangilah makan daging sapi karena 80 % sapi impor berasal dari Australia. Totok -= Mohon hapus dan edit pesan yang tidak perlu, Save Bandwitdh ! =- ** Hotline Service Pengaduan YLKI (021) 79191255 - www.ylki.org ** Berhenti berlangganan, e-mail : [EMAIL PROTECTED] Berlangganan , e-mail : [EMAIL PROTECTED] Netika BerInternet: [EMAIL PROTECTED]
Re: Tak Perlu (Re: Bales yokkk....)
Yw: Lha, ini apa ruginya? Situs Antara itu (dan harian-harian nasional/ internasional) isinya cuma berita. Ibarat koran, hari ini hangat, selang nggak lama, akan jadi koran bekas. Jadi si hacker itu cuma berhasil menghack koran bekas, jadi apa hebatnya? For obvious reason, situs-situs yg isinya cuma gituan doang, nggak perlu capek-capek diamankan seketat fort knox, lah yau. Biar nggak boros. Sebagaimana koran bekas pun tidak perlu disimpan di safe deposit box... ;-) kalau saya sih lebih melihat bahwa idenya bukan 'koran bekas yang diambil maling', Yw: Maksud saya, bukan koran itu diambil, Pak; tapi analoginya: koran itu diubah-ubah isi beritanya, misalnya jadi super porno... Apakah si penerbit koran rugi? Kan nggak. Kalopun itu usaha memfitnah si penerbit koran, ya, nggak mempan juga. Orang kan pasti tahu, bahwa koran indonesia, misalnya nggak akan bikin berita super porno kayak gitu. Apalagi kalo yg orang tahu, bahwa pemfitnahnya adalah simpatisan kelompok xyz, malah itu menohok kelompok xyz sendiri... tapi lebih tepat kalau dianalogikan sebagai semacam 'mengganti taplak meja/mengganti seprai tempat tidur' di rumah orang lain. coba bayangkan jika anda mengalami seperti ini, pasti gusar kan ? Yw: Wah itu malah namanya jasa baik. Di tempat saya, taplak meja saya males banget ngegantiinnya; jadi kalo ada yg mengganti, secara sukarela, tengkyu banget. padahal apa sih sebenarnya buat mereka esensinya mengganti taplak meja di rumah orang lain ? Yw: Ya, karena nggak ada kerjaan yg lebih 'berharga'. Ini jelas sekali. tentunya adalah menunjukkan bahwa dia bisa masuk rumah kita seenaknya, Yw: Apa hebatnya? Kita toh juga bisa masuk rumah kita seenaknya, bahkan lebih enak dari dia. ;-) mengganti2 barang2 kita semaunya, dan pergi lagi, tanpa kita bisa apa2. Yw: Isi situs-situs yg dihack itu bukan barang, sih; tapi informasi. Dia ganti, ya diganti aja lagi. Nggak akan susah. mungkin memang tidak ada kerugian material, paling tidak, tidak terlalu signifikan-lah, tapi apakah ini berarti rumah kita tetap tidak usah dikunci kalau pergi kemana2 ? Yw: Soal dikunci: pertama, ya emang dikunci, tapi kan nggak perlu serapi fort knox. DAN, kalo anda mengunci tidak serapi fort knox, somehow maling masih bisa masuk. Itu resiko. Kalo ternyata maling masuk (sekali-sekali), dan yg kena cuma taplak meja doang (karena itu rumah kosong, emang langka barang berharga), no big deal... Kedua, situs-situs itu bukan ibarat meja makan di dalam rumah. Itu ibarat lampu taman yg menerangi taman/jalan depan rumah. Jadi ya seringnya nggak disimpen dikunci di dalam rumah (di balik firewall, misalnya). ... saya rasa sih tidak seheboh itu kok, asalkan administrator-nya rajin baca berita security terakhir dan melakukan update pada servernya, dan tentunya melakukan hal2 yang memang standar dalam security server, saya rasa tidak akan banyak makan biaya. dan jelas lebih punya 'harga diri' dibandingkan dengan diam saja saat 'seprai tempat tidur' kita diganti2 orang lain seenaknya. Yw: Ya, memang cukup segitu saja. Saya setuju. Terus kalo sempat kecolongan sekali dua, ya nggak usah gusar, tenang aja... ;-) Lagi pula, argumen anda itu kan sama aja dg argumen saya, cuma kambingnya diganti sama sprei. Gitu aja, kan? Kambing betina kita diembat oleh dia,... yg seharusnya dia nggak berhak. Kita mungkin rugi dikit (kambingnya ketularan penyakit kotor misalnya), tapi sebenarnya khalayak tahu persis, apakah kita yg direndahkan dg pengembatan kambing oleh dia, ataukah dia yg lebih merendahkan dirinya sendiri seolah-olah di dunia ini sudah tidak bisa dapetin manusia lain yg agak cantik dikit, sehingga kambing betina pun diembat. Ha, ha... Walopun sebenarnya, ya, kalo mereka kebeletnya sama kambing, kita nggak perlu ikut campur... ;-) Prinsipnya kan begini: gimana pun kita mengamankan resources kita, kalo orang lain dasarnya pingin memfitnah kita. Pasti aja dia bisa cari jalan utk memfitnah. Semua situs Indonesia ditutup, apakah mereka akan kehabisan jalan utk memfitnah? Tidak. Kita tidak perlu gusar, karena pada hakikatnya yg memfitnah itu lebih hina dari yg difitnah. Itu menurut keyakinan saya. Setuju tidak? Oleh karena itu, poin utama saya: kita tidak perlu membalas (memfitnah mereka). Alasannya ya itu tadi: yg memfitnah pada hakikatnya tidak lebih baik dari yg difitnah. Kalo kita balas, apa bedanya kita dg mereka? Lain-lainnya sih cuma ilustrasi aja dan pelengkap. Bisa tepat, bisa kurang tepat; tapi poin saya adalah itu. Kita tidak perlu membalas. Kita perlu bersabar. Mudah-mudahan pada setuju. ;-) one more thing : detik.com tidak dicrack (bukan hack), justru detik.com yang memberitakan cracking massal di website2 indonesia Yw: Saya contohkan detik.com, itu utk contoh situs yg updatenya sering (yg otomatis, kalo ditembus,
CAMPAIGN ETAN-UNFAIR
Dear Permias, Kemarin malam, ETAN representative mengunjungi Northern Illinois University untuk mencari dukungan bagi East Timor. Sebagai mahasiswa yang mendukung independence for East Timor, saya sangat kecewa bahwa ETAN menyiarkan video tape tentang Indonesia and menjelaskan posisi Indonesia yang beberapa faktanya tidak akurat. Pertama: Video tape yang dibuat oleh wartawan Australia itu menyebutkan bahwa Penajajahan Jepang masih lebih baik dari Militer Indonesia di East Timor. This is factually and morally wrong. Tak ada colonial yang baik apapun alasannya. Nampaknya representative ETAN, Kristen, tidak mengetahui bahwa kebiadaban colonial Jepang di Indonesia. Kelihatan sekali bahwa mereka menghalalkan jenis kebiadaban yang dilalukan oleh negara lain untuk menghantam Indonesia. Kedua: Masih di video tersebut, Ramos Horta menyatakan bahwa Portugis adalah penjajah yang baik dan tidak mengganggu orang-orang di East Timor. Pernyataan ini totally wrong sebab pada masa itu, tahun 1970an Portugis dipimpin oleh pemerintahan militer otoriter. East Timor telah diperas dan jarah oleh Bangsa Portugis selama 450 tahun. Ketiga: ETAN menyebarkan selebaran yang meminta peserta untuk mendukung Economic Sanction and Pemutusan Bantuan untuk Militer. Nampaknya ETAN tidak berfikir bahwa mereka hendak menyelamatkan 400.000 orang East Timor tapi tidak peduli jika mereka menghabiskan nyawa 180 juta bangsa Indonesia yang lebih dari setengahnya saat ini telah hidup dalam keminiskinan. Saya sangat setuju jika bantuan militer dihapuskan. Keempat: ETAN dan video presentasinya menyatakan bahwa Bangsa Indonesia adalah bangsa Muslim terbesar di dunia dan mereka membunuh Chatolic di East Timor. Ini totally wrong sebab konflik East Timor bukan konflik agama. LB. Murdani adalah Chatolic dan beliau yang menyetujui pengiriman Pasukan Komando di East Timor. Penduduk Indonesia 85 % beragama Islam dan pemerintahnya membunuh Rakyat Aceh yang beragama Islam. Kelima: ETAN tidak menjelaskan bahwa kalangan universitas dan intellectual dan sebagian penduduk Indonesia mendukung kemerdekaan East Timor dan sebagian besar Rakyat East Timor sekarang mengungsi ke negara Indonesia. Kita mengutuk penindasan TNI di East Timor, tapi kita harus berdiri tegak menjelaskan situasi Indonesia kepada orang-orang yang tidak mengetahui posisi Rakyat Indonesia! salam, ida __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: CAMPAIGN ETAN-UNFAIR
Terimakasih untuk "posisi dan pendirian sikap" nya Mbak Ida. Ini yang saya sangat harapkan dari rekan / putra - putri Indonesia yang belajar di Amerika / Luar Negeri, untuk dapat melihat segala sesuatunya dari kacamata sebagai bangsa sendiri, bukan sebagai orang lain, seperti kacang lupa pada kulit. Cuma PENGHIANAT dan MUNAFIK sebutan yang cocok bagi putra - putri Indonesia yang punya jalan pikir dan kelakuan seperti ETAN atau lembaga sejenis lainnya, yang lebih banyak merugikan bangsa sendiri. Soe -Original Message- From: Notrida Mandica [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Date: Thursday, September 23, 1999 11:56 AM Subject: CAMPAIGN ETAN-UNFAIR Dear Permias, Kemarin malam, ETAN representative mengunjungi Northern Illinois University untuk mencari dukungan bagi East Timor. Sebagai mahasiswa yang mendukung independence for East Timor, saya sangat kecewa bahwa ETAN menyiarkan video tape tentang Indonesia and menjelaskan posisi Indonesia yang beberapa faktanya tidak akurat. Pertama: Video tape yang dibuat oleh wartawan Australia itu menyebutkan bahwa Penajajahan Jepang masih lebih baik dari Militer Indonesia di East Timor. This is factually and morally wrong. Tak ada colonial yang baik apapun alasannya. Nampaknya representative ETAN, Kristen, tidak mengetahui bahwa kebiadaban colonial Jepang di Indonesia. Kelihatan sekali bahwa mereka menghalalkan jenis kebiadaban yang dilalukan oleh negara lain untuk menghantam Indonesia. Kedua: Masih di video tersebut, Ramos Horta menyatakan bahwa Portugis adalah penjajah yang baik dan tidak mengganggu orang-orang di East Timor. Pernyataan ini totally wrong sebab pada masa itu, tahun 1970an Portugis dipimpin oleh pemerintahan militer otoriter. East Timor telah diperas dan jarah oleh Bangsa Portugis selama 450 tahun. Ketiga: ETAN menyebarkan selebaran yang meminta peserta untuk mendukung Economic Sanction and Pemutusan Bantuan untuk Militer. Nampaknya ETAN tidak berfikir bahwa mereka hendak menyelamatkan 400.000 orang East Timor tapi tidak peduli jika mereka menghabiskan nyawa 180 juta bangsa Indonesia yang lebih dari setengahnya saat ini telah hidup dalam keminiskinan. Saya sangat setuju jika bantuan militer dihapuskan. Keempat: ETAN dan video presentasinya menyatakan bahwa Bangsa Indonesia adalah bangsa Muslim terbesar di dunia dan mereka membunuh Chatolic di East Timor. Ini totally wrong sebab konflik East Timor bukan konflik agama. LB. Murdani adalah Chatolic dan beliau yang menyetujui pengiriman Pasukan Komando di East Timor. Penduduk Indonesia 85 % beragama Islam dan pemerintahnya membunuh Rakyat Aceh yang beragama Islam. Kelima: ETAN tidak menjelaskan bahwa kalangan universitas dan intellectual dan sebagian penduduk Indonesia mendukung kemerdekaan East Timor dan sebagian besar Rakyat East Timor sekarang mengungsi ke negara Indonesia. Kita mengutuk penindasan TNI di East Timor, tapi kita harus berdiri tegak menjelaskan situasi Indonesia kepada orang-orang yang tidak mengetahui posisi Rakyat Indonesia! salam, ida __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: Tak Perlu (Re: Bales yokkk....)
dibawah ini reply saya, inline : - Original Message - From: Yusuf-Wibisono [EMAIL PROTECTED] Yw: Maksud saya, bukan koran itu diambil, Pak; tapi analoginya: koran itu diubah-ubah isi beritanya, misalnya jadi super porno... Apakah si penerbit koran rugi? Kan nggak. Kalopun itu usaha memfitnah si penerbit koran, ya, nggak mempan juga. Orang kan pasti tahu, bahwa koran indonesia, misalnya nggak akan bikin berita super porno kayak gitu. Apalagi kalo yg orang tahu, bahwa pemfitnahnya adalah simpatisan kelompok xyz, malah itu menohok kelompok xyz sendiri... ok-lah, tapi apakah si penerbit koran itu tidak merasa malu bahwa dia tidak bisa menjaga keamanan surat kabarnya sendiri ? Yw: Wah itu malah namanya jasa baik. Di tempat saya, taplak meja saya males banget ngegantiinnya; jadi kalo ada yg mengganti, secara sukarela, tengkyu banget. juga seandainya diganti dengan taplak yang ditulisi 'dosa2 yang tidak kita perbuat' , dan kemudian taplak yang sama dipajang di seluruh kota anda, supaya orang2 lain melihat dan tau apa saja yang dia tulis di taplak anda, dan bahwa dia bisa masuk dan mengganti2 seenaknya ? terus terang saya ragu... padahal apa sih sebenarnya buat mereka esensinya mengganti taplak meja di rumah orang lain ? Yw: Ya, karena nggak ada kerjaan yg lebih 'berharga'. Ini jelas sekali. jelas nggak-lah... karena mereka tau mereka bisa masuk seenaknya, makanya setiap kali mereka ada masalah dengan kita, mereka langsung dengan seenaknya masuk rumah kita dan mengacau Yw: Apa hebatnya? Kita toh juga bisa masuk rumah kita seenaknya, bahkan lebih enak dari dia. ;-) ya tentunya kelebihannya adalah karena mereka masuk rumah kita tanpa seizin kita-lah... tidak nyaman kan rasanya kalau kita sadar bahwa rumah kita sering dimasuki orang asing dan diobrak-abrik ? Yw: Isi situs-situs yg dihack itu bukan barang, sih; tapi informasi. Dia ganti, ya diganti aja lagi. Nggak akan susah. ok, tapi record dari informasi ini yang sudah terpajang di seluruh kota ? sampai kapanpun akan tetap ada dokumentasinya, bahwa tahun 9x rumah kita dimasuki orang tanpa seijin kita sebanyak x kali, dan setiap mereka masuk mereka mengganti x,y,z untuk mempermalukan kita, dan mengumumkan ke seluruh dunia... apa kita tidak malu ? mungkin memang tidak ada kerugian material, paling tidak, tidak terlalu signifikan-lah, tapi apakah ini berarti rumah kita tetap tidak usah dikunci kalau pergi kemana2 ? Yw: Soal dikunci: pertama, ya emang dikunci, tapi kan nggak perlu serapi fort knox. DAN, kalo anda mengunci tidak serapi fort knox, somehow maling masih bisa masuk. Itu resiko. Kalo ternyata maling masuk (sekali-sekali), dan yg kena cuma taplak meja doang (karena itu rumah kosong, emang langka barang berharga), no big deal... jadi anda lebih memilih tidak melakukan tindakan preventif apapun ? such as, mencari dan menutup lubang2 lain (security hole) di rumah dimana orang tak diundang bisa masuk... hati2 lho, cracker ini tidak masuk dari pintu, mereka bikin lubang masuk sendiri dari keteledoran kita memelihara rumah kita. Kedua, situs-situs itu bukan ibarat meja makan di dalam rumah. Itu ibarat lampu taman yg menerangi taman/jalan depan rumah. Jadi ya seringnya nggak disimpen dikunci di dalam rumah (di balik firewall, misalnya). saya jadi ingin balik bertanya, apakah maksud anda dengan berada di balik firewall sebuah website tidak bisa dibrowse ? apakah hanya dengan firewall cara melindungi suatu website ? definisi firewall anda di sini apa sih ? Yw: Ya, memang cukup segitu saja. Saya setuju. Terus kalo sempat kecolongan sekali dua, ya nggak usah gusar, tenang aja... ;-) justru di sini masalahnya, ini sudah tahun kesekian sejak cracker2 (dulu yang paling sering dari .pt) bermain2 dengan website kita, dan seperti anda bilang, kalau sekali dua memang tidak apa, tapi kalau terus menerus...? sejak saya pertama kali mendengar masih sekitar tahun 97, kita sudah punya masalah dengan cracker, dan sejak itu dunia IT di indonesia berkembang pesat, semakin banyak organisasi yang memiliki website, namun jadinya malah semakin banyak sasaran empuk bagi para cracker. Lagi pula, argumen anda itu kan sama aja dg argumen saya, cuma kambingnya diganti sama sprei. Gitu aja, kan? Kambing betina kita diembat oleh dia,... yg seharusnya dia nggak berhak. Kita mungkin rugi dikit (kambingnya ketularan penyakit kotor misalnya), tapi sebenarnya khalayak tahu persis, apakah kita yg direndahkan dg pengembatan kambing oleh dia, ataukah dia yg lebih merendahkan dirinya sendiri seolah-olah di dunia ini sudah tidak bisa dapetin manusia lain yg agak cantik dikit, sehingga kambing betina pun diembat. Ha, ha... Walopun sebenarnya, ya, kalo mereka kebeletnya sama kambing, kita nggak perlu ikut campur... ;-) wah maaf, saya tidak sampai hati untuk membuat analogi yang seperti ini, apalagi di
Re: Tak Perlu (Re: Bales yokkk....)
... emilr: ok-lah kalau begitu mari saya simpulkan seperti di bawah ini : nampaknya visi kita kurang lebih sama : Yw: Akur. Yg beda cuma kembangannya doang. Pertama, tidak perlu dibalas. Kedua, tidak perlu gusar, dan sebaliknya perlu bersabar. Ketiga, soal 'perkuncian' kualitasnya harus diperbaiki; termasuk di dalamnya adalah integritas sistemnya, etc, sehingga tidak mudah diobok-obok. ;-) Terima kasih diskusinya. A good discussion.