Aplikasi Matematika untuk Berdiplomasi

1999-09-22 Terurut Topik Nasrullah Idris

 Sebenarnya banyak "aplikasi Matematika" yang bisa diarahkan untuk
berdipomasi. Yang paling sederhana adalah sebagai berikut :
 Seorang bocah yang bernama diri pada suatu hari menemui ayahnya di
ruang tamu. Maksudnya untuk minta izin, agar dirinya diizinkan bermain ke
taman.
 "Ayah, saya ingin mengajukan dua pertanyaan, nih!", serunya pelan.
 "Silakan, mau nanya apa?"
 "Pertanyaan pertama, apakah saya boleh bertanya kepada ayah?"
 "Ya tentu dong!"
 "Pertanyaan kedua, apakah jawabannya sama dengan kalau saya bertanya,
apakah saya diizinkan bermain ke taman?"
 Jawaban pertama dan kedua ditinjau dari Matematika bisa diberi simbol
A1 dan A2.
 Jika A1 sama dengan A2 berarti diizinkan.
 Jika A1 tidak sama dengan A2 berarti tidak diizinkan.

Karena itu semua, tidak ada alasan untuk tidak melibatkan para alumnus
Matematika dalam berdiplomasi, khususnya dalam kancah hubungan internasinal.
Dengan kata lain, urusan berdiplomasi bukan saja urusan para alumnus jurusan
sosial.



Salam,

Nasrullah Idris



Re: berminat menjadi wakil rakyat?

1999-09-22 Terurut Topik Sri T Arundhati

he-he..aku emang udah jadi PNS koq..
Iya ndak apa-apa lah kalau kamu ndak mau ..setiap orang punya jalannya
masing-masing..yang pentingmoralnya lah yang oke yang tetep
dijaga,  yang ngga?
Bedagang menurutku juga bagus kan membantu memutarkan perekonomian
negara..asal jangan memperdagangkan negara demi kepentingan pribadi aje
(he-he)



Apa yang akan dilakukan Interfet?

1999-09-22 Terurut Topik Jeffrey Anjasmara

Good morning Amerika!

Setelah beberapa hari bercokol di Dili, tentara raseksa Interfet belum
melakukan apa-apa kecuali beristirahat. Ketakutan tentara Interfet yang
berlebihan sering membuat berbagai tingkah overacting sebagaimana gambar yg
dikirim oleh seorang rekan kemarin. Foto serupa juga muncul di harian
Waspada kemarin, yaitu beberapa tentara raseksa dengan senapan siap tembak
meringkus satu orang yg dicurigai sbg milisi. Rasanya polah seperti ini
tidak akan membuat penduduk Timtim gembira dalam jangka lama.

Lalu apa agenda Interfet sebenarnya? Berapa lama operasi stabilisasi
dilaksanakan? Tidak ada yang tahu kecuali Mr. Howard Coward yg terhormat di
Australia itu (coward dihormati di Australia, suatu ironi thd legenda modern
crocodile dundee).

Suatu insiden terjadi yaitu dengan terbunuhnya jurnalis Inggris warganegara
Belanda di Timtim 2 hari yg lalu. Herannya seorang saksi menyatakan bahwa
korban juga beserta 2 orang jurnalis lain diserang oleh pasukan berseragam
Indonesia. Bukan milisia! Akal sehat akan menyatakan bahwa hal ini tidak
mungkin. Bagaimana mungkin pasukan yang dengan menahan malu sampai-sampai
berlaku seperti sekumpulan budak melayani keperluan pasukan Interfet
memerlukan untuk membunuh seorang wartawan dari koran tak terkenal? Pasukan
unyil ini sekarang sedang berusaha keras menyelamatkan muka, tak perlu
memermak muka sendiri yg sudah tak berbentuk. Rasanya satu-satunya
kemungkinan adalah milisi pro-kemerdekaan yg menyamar sebagai pasukan unyil,
untuk memberi pukulan terakhir pada muka yg tak berbentuk lagi itu.

Kemungkinan lain adalah kelakuan dari intelejen Australia sendiri yang
hendak melakukan propaganda tersendiri. Terbukti dari ancaman kepada
wartawan Indonesia sebagai retaliation thd terbunuhnya jurnalis Inggris
tadi. Rasanya buat saya make sense, yaitu pemilihan korban. Korban sendiri
adalah orang Belanda, sehingga pihak Aussie tidak akan mendapat protes dari
ibunya Inggris itu, dan sekaligus dipilih wartawan koran Inggris, sehingga
Inggris yg bersemangat tinggi dalam membuat draft pengiriman UN Troops
berkesan mendapat great loss. Ini perlu untuk justifikasi memperbesar
perannya di Timtim.

Mengapa memerlukan skenario itu? Jelas skenario ini diperlukan untuk
mengosongkan Timtim dari wartawan Indonesia! Terbukti dari mengungsinya para
wartawan unyil ke Markas Korem Dili. Dengan butanya mata Indonesia dari
Timtim, maka Australia cs dapat leluasa melaksanakan agenda terselubungnya.
Ingat! Australia ternyata sudah menyiapkan pasukan berbulan-bulan yg lalu
dengan alasan mengantisipasi gejolak di Timtim pasca jajak pendapat. Sebagai
perbandingan, apakah perlu Indonesia mensiagakan dan melatih pasukan bila
Singapura diprediksikan bakal kacau? Jalinan fakta menunjukkan bahwa
Australia tidak sekedar melaksanakan misi kemanusiaan.

Lalu apa kesimpulan dari kejadian-kejadian di Timtim? Saya merasa yakin
Interfet tidak akan melakukan tindakan apa-apa terhadap Falintil yg juga
kejam terhadap rakyat Timtim. Indikasi dari hal ini adalah pengistilahan
terhadap kelompok Falintil. Dalam acara penghadangan kemarin (3
pro-indonesia mati, 1 pro-kemerdekaan mati), diberitakan sebagai clash
antara militia pro-jakarta dengan east timor resistance force! See...;) Jadi
mereka memang tidak akan bersikap adil. Milisi pro-jakarta dikesankan
sebagai agresor!

Lalu bagaimana dengan pernyataan-pernyataan Guetteres agar Interfet bersikap
adil? Dari jaman penjajahan Benua Amerika, Benua Asia, dan Benua Afrika
sebetulkan kita tidak perlu bertanya lagi. Jelas para kolonialis ini akan
selalu membela pihak yg mudah dikontrol. Dalam hal Timtim, jelas kelompok
pro-kemerdekaan yg akan dibantu. Lalu apa keuntungan Interfet sebagai
tunggangan Australia ini? Macam-macam motivasinya:
- Aussie: posisi geografis laut yg strategis, kandungan mineral di
  celah timor, pengakuan diri Aussie sebagai leader di region ini
  (diucapkan sendiri oleh Howard Coward).
- Inggris: sebagai ibu, harus nurutin anak. Lagipula jelas lebih
  menguntungkan berhubungan dengan Timtim langsung yg dikontrol
  Australia daripada dengan Indonesia.
- Canada: sentimen persemakmuran yg masih kuat dengan Aussie dan
  Inggris. Hal ini agak berbeda dengan Malaysia dan Singapura
  yg lebih berorientasi ke Asia (kasarnya mereka warga kelas dua
  di dalam persemakmuran).
- US: sebagai polisi dunia, dia merasa wajib tampil walau tidak
  didukung kongres.
- Singapura: cuman basa-basi sebagai negara tetangga Indonesia untuk
  ikut serta sebagai counterpart Asia terhadap kekuatan putih.
- Malaysia: Idem.
- Thailand: Idem, ditambah semangat politik luar negerinya yg mulai
  agresif dalam berperan (seperti Indonesia waktu Suharto).
- Filipina: Idem, ditambah sentimen agama.
- Brazil: sentimen sama-sama bekas jajahan Portugis (ironis sekali).
- Beberapa negara yg hanya sekedar ikut tampil unjuk nama (seperti
  Fiji, Perancis, dll.)

Jelas dengan porsi utama 4500 pasukan crocodile dundee dari total 7000
tentara 

Re: Akbar Tanjung Cuekin Anggota Dewan

1999-09-22 Terurut Topik bRidWaN

At 08:00 AM 9/15/99 +0700, Yusuf-Wibisono wrote:
Dalam acara sambutan di depan DPR, Akbar Tanjung tidak menghiraukan
beberapa anggota dewan yang mengangkat tangan untuk bertanya kepada Habibie.
Secara sengaja Akbar Tanjung telah menghina anggota dewan yang terhormat,
yang merupakan wakil-wakil rakyat. Mestinya orang-orang model Akbar Tanjung
tidak diberi tempat di kepemimpinan mendatang. Sikap-sikapnya di jaman
keterbukaan ini sungguh memalukan.

Yw: Abdul Gafur atau Akbar Tanjung? ;-)

Emang beda ya ? Kan sama-sama kuning loh sebenarnya,
cuma lagi pada beda 'interest' aja kan ...:)



Re: [Re: Mengatasi Sikap Katak dalam tempurung Bangsa Indonesia]

1999-09-22 Terurut Topik Rizal Az

Nasrul Indroyono [EMAIL PROTECTED] wrote:
Seperti biasa katak dalam tempurung akhirnya akan mati sendiri
tak berdaya. Saya rasa kebanyakan orang Indonesia bukannya minder
tapi memang kagak bisa bahasa Inggris yang baik dan benar jadinya
susah bersaing dengan bangsa lain.

Sorry yah kaya'nya bahasa tidak ada hubungannya dengan kita minder atau tidak
bisa bersaing dengan negara lain deh. Kalau dibandingkan kita rakyat yang
tidak bisa berbahasa Inggris lebih banyak di Cina, kaum intelek kita lebih
banyak yang bisa berbahasa Inggris daripada Jepang, tapi mereka maju aja tuh.
Kemjuan suatu bangsa bukan di lihat dari kemampuan rakyat mereka dalam
menguasai bahasa lain, saya kira kemajuan suatu bangsa bisa lihat dari
bagaimana dia mengintrepasikan ilmu pengetahuan dan teknologi bangsa lain ke
bangsa/bahasa-nya sendiri (contoh: Jepang)
 
Menganggap bangsa putih arogan ataupun sebagai
musuh itu tidak benar. ANda menganggap begitu karena
mungkin anda telah salah bergaul.

Mungkin konteks-nya disini Australia yah, tidak semua bangsa kulit putih dan
arogan-nya Australia dalam menangani masalah Tim2. Salah bergaul?? hmmm
offensif... tapi no comment lah...

Saya lebih beranggapan bahwa bangsa kulit putih lebih
banyak yang baiknya dari pada penjahatnya saat ini.
Buktinya bangsa kulit putih maju dan kuat dan mudah menggoyang
bangsa Indonesia. 

Mas... Kalau mau ngomongin belajar sejarah, belajar lah "World History".
Bangsa kulit Putih yang anda bilang maju dan kuat itu, tidak pernah dijajah,
contoh US sudah merdeka 400 tahun, bangsa2 Eropa? lebih lama lagi... Jadi
tolong jangan samakan bangsa Indonesia dengan mereka karena biar bagaimanapun
juga umur kita masih kecil, baru 50+ tahun khan??. Kareana mereka lebih tua,
sudah jelas mereka lebih "Estlabished", otomatis dengan gampang bisa mengoyang
kita...:). Tapi ngomongin bangsa kulit putih??? he..he...he... kalau Eropa
barat dan negara2 baltic mungkin lebih maju dari kita, tapi eropa timur?.
Daerah disitu memang indah pemandangannya, cantik kotanya, tapi apa yang
dihasilkan??? pernah liat baju buatan Belarus engga'?, atau home furniture
buatan Slovakia? he...he...he... masih mending kita deh, busuk2 gini baju dan
furniture  buatan Indo aja masih betebaran diseluruh dunia, satu2 yang yang
maju di daerah situ adalah russia, itu juga sekarang mundur
kebelakang...:))).
Akhir kata, tolong bangga denga bangsa sendiri, kata orang, jangan lupa
kampung halaman...:). Anda boleh kritik pemerintah, ABRI/TNI, dll, tapi tolong
jangan pakai nama bangsa Indonesia, karena implikasinya ke kita semua
(termasuk anda sendiri...:)). Anda bilang sendiri dibawah bahwa "Kemajuan
suatu bangsa harus diakui karena
kekompakan kerjasama mereka. Kekompakan biasanya muncul karena
ada rasa saling percaya dan banyak berbuat yang baik dibandingkan
berbuat jahat diantara mereka.", saya assume "mereka" yang dimaksud adalah
rakyat? saya kira kalimat diatas ada benarnya, tapi saya berpegang teguh
kepada nasionalisme sebagai alat paling penting untuk kemajuan bangsa, lihat
semua negara maju, US, Eropa, Cina, Jepang, Korea, Singapore, mereka semua,
cinta dan bangga pada negaranya tidak seperti sebagian dari kita ...:).
Anda harus tahu dan sadar, kalau negara kita sudah di-injak2, dengan cara
rakyat Australia, masuk ke dalam Gedung Indonesia, menurunkan dan membakar
bendera Indonesia. Itu perbuatan yang tidak bisa ditoleransi sama sekali, dan
menurut undang2 internasioal, Tanah dimana gedung2 milik pemerintah Indonesia
itu berdiri adalah milik Indonesia, mereka tidak boleh sembarang masuk, karena
hukum yang berlaku, adalah hukum Indonesia.
Amat disayangkan ISA Australia tidak melakukan apa2 (mudah2an ada yang
baca...:)).




Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at 
http://webmail.netscape.com.



Bales yokkk....

1999-09-22 Terurut Topik Faransyah Jaya

Bales Yokk..

Gue denger beberapa harian nasional juga kena.

Faran

detik.com
Cracking Massal Sudah Berlangsung
Situs Web Antara Di-Crack
Reporter: Yayan Sopyan

detikcom, Jakarta- Serbuan para cracker ke situs-situs web Indonesia agaknya sudah 
dimulai. Situs web kantor berita Antara pada Rabu sore menjadi salah satu korbannya. 
Sebelumnya, cracking massal menimpa beberapa situs web Indonesia.




DC Email!
free email for the community - http://www.DCemail.com



AS in East Timor

1999-09-22 Terurut Topik Budi Haryanto

Rekan-rekan yth.,

Ada yang tahu tentang posisi AS selama ini (24 tahun)terhadap Timor Timur?
Mohon bantuannya untuk sharing informasi ya.

Saya ingin mencoba menganalisisnya berkaitan dengan posisinya (AS) yang
diambil di PBB dengan kondisi di Timor Timur saat ini.

Terima kasih banyak bantuannya.

Salam,
Budi



US position (Re: AS in East Timor)

1999-09-22 Terurut Topik Igg Adiwijaya

Perhaps, this can help a bit.
igg
==

From [EMAIL PROTECTED] Wed Sep 22 17:34:18 1999
Date: Fri, 17 Sep 1999 12:57:04 -0400
From: Agung [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [balinet] QA ttg Timtim

Saya rasa ada perlunya mem-forward wawancara ttg Timtim deng Noam
Chomsky (ahli linguistik dari MIT).
agung
New Jersey
-

East Timor
Questions And Answers
Stephen R. Shalom,
Noam Chomsky, and Michael Albert


1.  What was U.S. policy toward Indonesia before 1975?

In the aftermath of World War II, U.S. policy toward the Asian colonies
of the European powers followed a simple rule: where the nationalists in
a territory were leftist (as in Vietnam), Washington would support the
re-imposition of European colonial rule, while in those places where the
nationalist movement was safely non-leftist (India, for example),
Washington would support their independence as a way to remove them from
the exclusive jurisdiction of a rival power. At first, Indonesian
nationalists were not deemed sufficiently pliable, so U.S.-armed British
troops (assisted by Japanese soldiers) went into action against the
Indonesians to pave the way for the return of Dutch troops, also armed
by the United States. In 1948, however, moderate Indonesian nationalists
under Sukarno crushed a left-wing coup attempt, and Washington then
decided that the Dutch should be encouraged to settle with Sukarno,
accepting Indonesian independence.

It wasn't long, however, before the United States concluded that Sukarno
was a dangerous neutralist, and under the Eisenhower administration
Washington attempted to subvert Indonesia's fragile democratic
government. These efforts-the largest U.S. covert operation since World
War II * were unsuccessful, so the United States shifted its strategy
to  building up the Indonesian military as a counter-weight to the
mass-based Indonesian Communist Party. In 1965, this approach bore fruit
when a military coup, accompanied by the slaughter of somewhere between
half a million and a million communists, suspected leftists, and
ordinary peasants, deposed Sukarno and installed General Suharto in his
place. Washington cheered the coup, rushed weapons to Jakarta, and even
provided a list of Communist Party members to the army which then
rounded up and slaughtered them. According to a CIA study, "in terms of
numbers killed" the 1965-66 massacres in Indonesia "rank as one of the
worst mass murders of the 20th century." The United States established
close military, economic, and political ties with the Suharto regime.

2.  What was East Timor before Indonesia invaded?

From the 17th century, the Netherlands and Portuguese fought over
Timor, a small Southeast Asian island slightly larger than the state of
Maryland located a thousand miles south of the Philippines and about 400
miles northwest of Australia. Ultimately the two colonial powers divided
the island, with the western half going to the Netherlands and becoming
part of the Dutch East Indies and the eastern half going to Portugal.
When the Dutch East Indies became independent following World War II,
under the name Indonesia, west Timor was part of the new nation. East
Timor, however, remained under Portuguese rule until the mid-1970s, when
Portugal finally moved to dismantle its colonial empire. East Timor
differs from Indonesia in terms of religion, language, and several
hundred years of colonial history.

3.  How did Indonesia become involved in East Timor?
As long as Portugal controlled East Timor, Indonesia did not consider
attacking it, but once Lisbon declared its intention to withdraw, the
Suharto regime saw an opportunity to add to its territory and resources.
East Timor seemed like an easy target, given that in 1975 Indonesia had
a population of 136 million compared to East Timor's 700,000 people.
Indonesia first tried to block Timorese independence by backing a coup
in the territory, but when this failed it launched a full-scale invasion
of East Timor in December 1975, using the pretext that it was
maintaining order.
A standard propaganda line out of Jakarta-often repeated by the western
media-is that the fighting in East Timor represents a "civil war." In
fact, there had been a very brief civil war before the Indonesians
invaded. For the last 25 years, however, it has been as much a civil war
as the
Nazi conquests in Europe.

4.  What was the United States role regarding Indonesia's December
1975 invasion?

On the eve of the invasion, U.S. President Gerald Ford and his Secretary
of State, Henry Kissinger, were in Jakarta meeting with Suharto.
Kissinger later claimed that East Timor wasn't even discussed, but this
claim has been exposed as a lie. In fact, Washington gave Suharto a
green light to invade. Ninety percent of the weaponry used by the
Indonesian forces in their invasion was from the United States (despite
a U.S. law that bans the 

Rahmat bagi seluruh alam

1999-09-22 Terurut Topik Suhendri






Islam adalah rahmat bagi 
seluruh alam, semoga 
Aceh menjadi damai dan sejahtera.

Sebagai propinsi dengan mayoritas 
muslim, dan jika Syariat Islam sudah berlaku, rakyat Aceh bertanggung jawab 
atas setiap nyawa dari kaum / golongan yang tidak terkena Syariat 
Islam yang juga hidup di Aceh. Rakyat Aceh harus berdiri paling depan jika 
ada ancaman terhadap jiwa dan harta kaum minoritas. Rakyat Muslim mayoritas 
adalah pelindung terhadap kaum minoritas.

Soe

=
Selangkah lagi Syariat Islam Berlaku di 
Aceh


JAKARTA -- Selangkah lagi syariat Islam berlaku di 
Aceh. Kemarin, secara aklamasi, keempat fraksi DPR setuju RUU Usul Inisiatif 
tentang Penyelenggaraan Keistimewaan Provinsi DI Aceh menjadi UU. 
Dengan disetujuinya RUU tersebut menjadi UU, kini tinggal menunggu 
pengesahan dari Presiden BJ Habibie untuk diundangkan. 
Bila UU itu sudah disahkan, Aceh bakal memiliki empat keistimewaan. 
Yakni, dalam penyelenggaraan kehidupan beragama, penyelenggaraan kehidupan 
adat, penyelenggaraan pendidikan, dan peran ulama dalam penetapan 
kebijaksanaan daerah, yang bermuara pada syariat Islam. 
Namun, kata anggota FPP Saleh Khalid, setelah RUU itu diundangkan, Pemda 
Aceh masih memiliki kewenangan untuk mengembangkan dan mengatur 
keistimewaannya sendiri. ''Ini tercantum pada Bab 2 Pasal 2,'' kata Saleh 
saat menyampaikan pandangan fraksinya pada Rapat Paripurna yang dipimpin 
Wakil Ketua DPR, Hari Sabarno. 
Ihwal status istimewa itu sendiri, Saleh melukiskan sebagai pengakuan 
bangsa Indonesia terhadap sumbangsih masyarakat dan daerah Aceh dalam 
perjuangan dan pembangunan Indonesia. Hal demikian, papar Saleh, tertulis 
pada Pasal 3 RUU. ''Artinya keistimewaan itu suatu penghargaan,'' katanya 
kemudian. 
Sebagai daerah istimewa, Aceh secara konstitusional bisa menerapkan 
syariat Islam. Ihwal penerapan syariat Islam di Aceh, kalangan dewan tak 
menunjukkan kekhawatiran. Mereka justru mendukungnya. Pasalnya, penerapan 
syariat Islam tetap menjaga hubungan baik antarumat beragama. 
Dalam pandangan juru bicara FKP, Didik Hadidjah Hasan, bila empat aspek 
keistimewaan Aceh tidak didasari syariat Islam, maka keistimewaannya itu 
tidak ada artinya bagi rakyat Aceh. ''Kendatipun Islam merupakan agama yang 
dianut mayoritas penduduk Aceh, akan tetapi hubungan antarpemeluk dari 
berbagai agama tidak perlu menjadi permasalahan,'' katanya. 
Sementara itu, juru bicara FABRI Sudiyotono menyatakan dalam penerapan 
syariat Islam, agar penerapan sanksi tetap mengacu pada hukum positif. 
''Penerapan sanksi yang dikaitkan dengan pelaksanaan hukum dan ajaran Islam, 
hendaknya tetap mengacu dalam sistem hukum positif yang berlaku di Indonesia 
secara nasional.'' 
RUU Keistimewaan Aceh merupakan usulan 48 anggota DPR yang mendapat 
respons positif pimpinan DPR sendiri maupun pimpinan pemerintah. Ke-48 
anggota dewan tersebut mengusulkan rancangan yang terdiri atas VI bab dan 16 
pasal. Dalam proses pembahasan mengalami perubahan dan penyesuaian sehingga 
menjadi lima bab dan 13 pasal. 
Pembahasan RUU juga tergolong cepat, sekitar tiga minggu. Pembicaraan 
tingkat pertama berlangsung 2 September 1999. Sepekan kemudian pemerintah 
memberikan tanggapan. Selanjutnya, 13-21 September RUU ini dibahas di 
tingkat Panitia Khusus dan disahkan 22 September 1999. 
Mengomentari selesainya pembahasan RUU, Mendagri Syarwan Hamid yang juga 
hadir dalam acara kemarin mengharapkan RUU yang akan disahkan ini bisa 
menjadi jawaban bagi masalah di Aceh. ''Ini kita harapkan menjadi jawaban. 
Mudah-mudahan masyarakat Aceh, Pemda, pemerintah pusat yang akan datang 
sungguh-sungguh, ini kan komitmen,'' katanya. 
Syarwan juga berharap UU ini nantinya bisa menjabarkan keinginan rakyat 
Aceh dan bisa meredam gejolak yang ada. ''Kalau kita lihat riwayatnya, yang 
diinginkan masyarakat Aceh itu seperti itu. Dulu itu memang terlalaikan kita 
mengimplementasikannya,'' ungkapnya. 
Syarwan tidak menampik jika nanti mungkin masih ada yang kurang puas 
dengan UU Keistimewaan Aceh ini. ''Mungkin ada yang kurang puas, kita tidak 
bisa memuaskan semua kan. Tapi kita sudah bisa menangkap aspirasi 
yang sejak awal diinginkan. Kita ingin memecahkan masalah Aceh dengan 
melihat inti persoalannya,'' tandasnya. 
Harapan Syarwan --yang pernah menjabat Danrem 110/Lilawangsa-- ditanggapi 
positif Ketua MUI Aceh, Tengku Muslim Ibrahim. Secara substansial, Muslim 
Ibrahim menyebut RUU tersebut telah menampung inti dari keinginan rakyat 
Aceh. ''Insya Allah bisa. Saya kira sudah bisa memadai. Substansinya bisa 
dijabarkan dan dipertajam dengan Peraturan Daerah.'' 
Pendapat senada juga dilontarkan 

oleh-oleh dari Bonn....:)

1999-09-22 Terurut Topik deddy priadi




Tanggal 21 september di Bonn, matahari 
cerah dan suhu cukup hangat untuk ukuran bulan september. 
Dibandingkan demo "semanggi" memang 
jelas berbeda. Pada waktu itu kitaberdemo di tengah 
kejamnya
musim dingin di Eropa. 


Kami rombongan 
pertama sedang meluncur menuju gedung KBRI di Bonn. Tapi bagi kami yang dari 
Hannover,
jalan-jalan di Bonn cukup membingungkan. 
Sewaktu dalam keadaan bingung, telefon dari rekan berbunyi.
Pesannya bahwapolisi sudah 
menunggu-nunggu kita. Buat kawan-kawan di 
Indonesia,demo di Jerman memang
bisa bikin iri. Bayangkan, polisi yang mehubungi kitamalah 
nanya kenapa kita nggak datang-datang...:)
Sewaktu kita sampai, sudah ada 5 polisi sedang menunggu. Juga 
ada dari k-9 yang siap dengan anjing-anjing serem
sebesar anak sapi. Jadi jangankan bentrok, lha wong kita aja 
kalah gede dari anjing mereka.

Setelah masalah organisatoris dengan polisi dibereskan, saya dan 
seorang rekan sebagai wakil PPI Jerman masuk gedung 
KBRI untuk negosiasi dan menyerahkan sikap PPI Jerman. Disana 
kita ditemui oleh sekretaris 2. 
Setelah ngobrol "ngalor-ngidul" dan tanpa arah (apalagi yang 
mesti dijelaskan) kita keluar. Di luar sudah menunggu rombongan 
yang datang dari beberapa kota lain.
Persiapan aksi dimulai. Kita menggelar beberapa poster tentang 
kejahatan militer dan ajakan agar jerman dan negara lain 
berhenti mempersenjatai militer. Juga tidak lupa spanduk menolak 
militerisme dan tuntutan agar kasus-kasus penculikan,
trisakti, semanggi dll segera dituntaskan dengan seadil-adilnya. 
Juga kita mengutuk tindakan represif aparat dalam mereaksi 
tuntutan mahasiswa.
Aksi segera dimulai, setelah spanduk dan poster terpasang. 
Pertama kita bersama sama menyanyikan 
lagu padamu negeri dilanjutkan orasi-orasi politik dari kami 
maupun rekan-rekan secara bergantian. Tidak lupa kita nyanyikan juga
lagu-lagu rakyat maupun "mars ABRI" yang liriknya "lebih 
mendekati kebenaran":)
Juga ada interview per telepon mengenai aksi kali ini serta 
tuntutan-tuntutan kami.
Selama aksi tidak lupa dari jendela gedung KBRI (seperti juga 
dalam demo-demo sebelumnya), mereka bergantian mengintip
kami sambil rajin mengambil gambar masing-masing dari 
kami.:)
Yang lucu gerbang geser depanpun gedung KBRIdipermaikan 
dengan membuka dan menutup selama beberapa saat.
Setelah puas berorasi dan menyanyi selama kurang lebih 2,5 jam 
kamipun segera membereskan bermacam-macam poster 
dan bekal untuk segera pulang. 

Selamat berjuang buatkawan-kawan di tanah 
air.

RAKYAT BERSATU TAK DAPAT DIKALAHKAN !!



salam hangat dari Hannover

deddy priadi


 







Tak Perlu (Re: Bales yokkk....)

1999-09-22 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

Bales Yokk..
Gue denger beberapa harian nasional juga kena.

Faran

detik.com
Cracking Massal Sudah Berlangsung
Situs Web Antara Di-Crack
Reporter: Yayan Sopyan

detikcom, Jakarta- Serbuan para cracker ke situs-situs web Indonesia
agaknya sudah dimulai. Situs web kantor berita Antara pada Rabu sore
menjadi salah satu korbannya. Sebelumnya, cracking massal menimpa beberapa
situs web Indonesia.

Yw: Lha, ini apa ruginya? Situs Antara itu (dan harian-harian nasional/
internasional) isinya cuma berita. Ibarat koran, hari ini hangat,
selang nggak lama, akan jadi koran bekas. Jadi si hacker itu cuma
berhasil menghack koran bekas, jadi apa hebatnya? For obvious reason,
situs-situs yg isinya cuma gituan doang, nggak perlu capek-capek
diamankan seketat fort knox, lah yau. Biar nggak boros. Sebagaimana
koran bekas pun tidak perlu disimpan di safe deposit box... ;-)

Coba aja bayangin, kalo ada server yg isinya macam detik.com itu,
lalu didesain utk nggak tembus hacker dari segala raja hacker,
lebih tahan hacker dari pada situs FBI,... yang tentunya biaya
pengamanannya juga setara (atau lebih) dari FBI (dalam mengamankan
informasi/datanya),... lha, manajemennya detik.com apa nggak
diketawain anak-anak kecil (dan digoblok-goblokin orang tua)?

Anyway, server-server kritikal, yg misalnya menyimpan data
rekening nasabah bank, etc. di Indonesia hampir-hampir nggak
ada yg terhubung ke (global) internet, bukan? Jadi apa yg mau
dihack? Jadi para hackers itu emang dasarnya udah gagal
total dari awalnya. Lalu cari-cari... Seolah ngincer janda
kembang, gagal,... kambing betinanyalah yg diembat... Ha, ha...

Kata pepatah: Ingin hati memeluk gunung, apa daya, mereka
nggak tahu, gunung itu sebenernya apa, dan ada ato enggak... ;-)



Re: Mengatasi Sikap Katak dalam tempurung Bangsa Indonesia

1999-09-22 Terurut Topik Nasrullah Idris

Yang jelas orang Barat sedang mentertawakan kita. Mungkin kalau dia ikutan
mailing list ini akan berkomentar : "Pantesan negeri kalian krisis. Soalnya
. "


Salam,

Nasrullah Idris


From: Nasrul Indroyono [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
Date: Wednesday, September 22, 1999 11:12 AM
Subject: Re: Mengatasi Sikap Katak dalam tempurung Bangsa Indonesia


Delete



Re: Tak Perlu (Re: Bales yokkk....)

1999-09-22 Terurut Topik Emil Rezandi Juni

 Yw: Lha, ini apa ruginya? Situs Antara itu (dan harian-harian nasional/
 internasional) isinya cuma berita. Ibarat koran, hari ini hangat,
 selang nggak lama, akan jadi koran bekas. Jadi si hacker itu cuma
 berhasil menghack koran bekas, jadi apa hebatnya? For obvious reason,
 situs-situs yg isinya cuma gituan doang, nggak perlu capek-capek
 diamankan seketat fort knox, lah yau. Biar nggak boros. Sebagaimana
 koran bekas pun tidak perlu disimpan di safe deposit box... ;-)

kalau saya sih lebih melihat bahwa idenya bukan 'koran bekas yang diambil
maling', tapi lebih tepat kalau dianalogikan sebagai semacam 'mengganti
taplak meja/mengganti seprai tempat tidur' di rumah orang lain. coba
bayangkan jika anda mengalami seperti ini, pasti gusar kan ? padahal apa sih
sebenarnya buat mereka esensinya mengganti taplak meja di rumah orang lain ?
tentunya adalah menunjukkan bahwa dia bisa masuk rumah kita seenaknya,
mengganti2 barang2 kita semaunya, dan pergi lagi, tanpa kita bisa apa2.
mungkin memang tidak ada kerugian material, paling tidak, tidak terlalu
signifikan-lah, tapi apakah ini berarti rumah kita tetap tidak usah dikunci
kalau pergi kemana2 ?

 Coba aja bayangin, kalo ada server yg isinya macam detik.com itu,
 lalu didesain utk nggak tembus hacker dari segala raja hacker,
 lebih tahan hacker dari pada situs FBI,... yang tentunya biaya
 pengamanannya juga setara (atau lebih) dari FBI (dalam mengamankan
 informasi/datanya),... lha, manajemennya detik.com apa nggak
 diketawain anak-anak kecil (dan digoblok-goblokin orang tua)?

saya rasa sih tidak seheboh itu kok, asalkan administrator-nya rajin baca
berita security terakhir dan melakukan update pada servernya, dan tentunya
melakukan hal2 yang memang standar dalam security server, saya rasa tidak
akan banyak makan biaya. dan jelas lebih punya 'harga diri' dibandingkan
dengan diam saja saat 'seprai tempat tidur' kita diganti2 orang lain
seenaknya.

one more thing : detik.com tidak dicrack (bukan hack), justru detik.com yang
memberitakan cracking massal di website2 indonesia

 Anyway, server-server kritikal, yg misalnya menyimpan data
 rekening nasabah bank, etc. di Indonesia hampir-hampir nggak
 ada yg terhubung ke (global) internet, bukan? Jadi apa yg mau
 dihack? Jadi para hackers itu emang dasarnya udah gagal
 total dari awalnya. Lalu cari-cari... Seolah ngincer janda
 kembang, gagal,... kambing betinanyalah yg diembat... Ha, ha...

saya rasa para cracker itu juga tidak tertarik untuk tembus bank kok, ya
kalau ada kesempatan pasti mereka nggak akan lewatkan, tapi tujuan utamanya
bukan cari duit supaya kaya, melainkan mereka memang hanya kepingin
'mengganti seprai' kita, menuliskan di 'seprai' tersebut apa2 saja sifat2
jelek kita dan mengumumkan ke seluruh tetangga bahwa rumah kita mudah
dimasuki dan diobrak-abrik, serta mengumumkan apa2 saja yang mereka tuliskan
di seprai tersebut..

 Kata pepatah: Ingin hati memeluk gunung, apa daya, mereka
 nggak tahu, gunung itu sebenernya apa, dan ada ato enggak... ;-)

ini adalah bagian dari perang dingin, jadi mereka tidak akan perduli ada
gunung atau tidak, apakah gunung atau bukit, seprai atau taplak meja, yang
penting buat mereka adalah memberi tahu dunia internasional bahwa mereka
punya point, dan mereka bisa tulis itu di dahi kita sendiri, umumkan ke
seluruh dunia, tanpa kita bisa berbuat apa2 and will you now still think
that it is unnecessary to protect indonesian websites ?

just my two cents,


emilr



Re: [Re: Mengatasi Sikap Katak dalam tempurung Bangsa Indonesia]

1999-09-22 Terurut Topik Arya Indrathama

hidup Ichal...huehehehe

Anyway, temen temen, hari saptu ini dirumah Ichal bakalan ada selamatan
rumahnya yang baru. Jadi kalo sempet maen maen aja kesana, sekaligus bantuin
nusuk nusuk sate. Ya udah, gini aja yee...

=)

nb: eh Chal, gue ikut menyebarluaskan acara loe ngga apa apa khan?



Re: Mengatasi Sikap Katak dalam tempurung Bangsa Indonesia

1999-09-22 Terurut Topik Alka Zulkarnain

Salah!!
Kita lagi yang tertawa. Ngapain doi subscribe mailing list ini;kaya ngerti
ajah.

-Original Message-
From: Indonesian Students in the US [mailto:[EMAIL PROTECTED]]On
Behalf Of Nasrullah Idris
Sent: Wednesday, September 22, 1999 6:19 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: Mengatasi Sikap Katak dalam tempurung Bangsa Indonesia


Yang jelas orang Barat sedang mentertawakan kita. Mungkin kalau dia ikutan
mailing list ini akan berkomentar : "Pantesan negeri kalian krisis. Soalnya
. "


Salam,

Nasrullah Idris


From: Nasrul Indroyono [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
Date: Wednesday, September 22, 1999 11:12 AM
Subject: Re: Mengatasi Sikap Katak dalam tempurung Bangsa Indonesia


Delete



[ylki-l][4254] Produk Australia

1999-09-22 Terurut Topik alex

Teman-teman sekalian,

Siapa yang punya daftar produk Australia ? Kami sedang
meng-inventarisasi semua produk Australia dan rencananya akan diboikot
sepanjang kelakuan Australia masih arogan seperti itu. Adakah
teman-teman di milis ini sepakat dengan gagasan ini. Hingga hari ini,
ada 35 milis beranggotakan total 7.500 netters yang sudah bersedia
mengadakan gerakan massa memboikot produk Aussie.

Kita memang tidak pernah mendukung aksi kekerasan di Timtim, apalagi
yang dilakukan TNI. Akan tetapi pada saat orang-orang Australia itu
melanggar kehormatan kita masakan kita diam saja ?

Boikot produk Aussie adalah 
salah satu tindakan kita !

Bagi penggemar daging sapi, kurangilah makan daging sapi karena 80 %
sapi impor berasal dari Australia. 

Totok

-= Mohon hapus dan edit pesan yang tidak perlu, Save Bandwitdh ! =-

** Hotline Service Pengaduan YLKI (021) 79191255 - www.ylki.org **
Berhenti berlangganan, e-mail : [EMAIL PROTECTED]
Berlangganan , e-mail     : [EMAIL PROTECTED]
Netika BerInternet: [EMAIL PROTECTED]







Re: Tak Perlu (Re: Bales yokkk....)

1999-09-22 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

 Yw: Lha, ini apa ruginya? Situs Antara itu (dan harian-harian nasional/
 internasional) isinya cuma berita. Ibarat koran, hari ini hangat,
 selang nggak lama, akan jadi koran bekas. Jadi si hacker itu cuma
 berhasil menghack koran bekas, jadi apa hebatnya? For obvious reason,
 situs-situs yg isinya cuma gituan doang, nggak perlu capek-capek
 diamankan seketat fort knox, lah yau. Biar nggak boros. Sebagaimana
 koran bekas pun tidak perlu disimpan di safe deposit box... ;-)

kalau saya sih lebih melihat bahwa idenya bukan 'koran bekas yang diambil
maling',

Yw: Maksud saya, bukan koran itu diambil, Pak; tapi analoginya:
koran itu diubah-ubah isi beritanya, misalnya jadi super porno...

Apakah si penerbit koran rugi? Kan nggak. Kalopun itu usaha
memfitnah si penerbit koran, ya, nggak mempan juga. Orang kan
pasti tahu, bahwa koran indonesia, misalnya nggak akan bikin
berita super porno kayak gitu. Apalagi kalo yg orang tahu,
bahwa pemfitnahnya adalah simpatisan kelompok xyz, malah itu
menohok kelompok xyz sendiri...

tapi lebih tepat kalau dianalogikan sebagai semacam 'mengganti
taplak meja/mengganti seprai tempat tidur' di rumah orang lain.
coba bayangkan jika anda mengalami seperti ini, pasti gusar kan ?

Yw: Wah itu malah namanya jasa baik. Di tempat saya, taplak meja
saya males banget ngegantiinnya; jadi kalo ada yg mengganti,
secara sukarela, tengkyu banget.

padahal apa sih sebenarnya buat mereka esensinya mengganti taplak meja
di rumah orang lain ?

Yw: Ya, karena nggak ada kerjaan yg lebih 'berharga'. Ini jelas sekali.

tentunya adalah menunjukkan bahwa dia bisa masuk rumah kita seenaknya,

Yw: Apa hebatnya? Kita toh juga bisa masuk rumah kita seenaknya,
bahkan lebih enak dari dia. ;-)

mengganti2 barang2 kita semaunya, dan pergi lagi, tanpa kita bisa apa2.

Yw: Isi situs-situs yg dihack itu bukan barang, sih; tapi informasi.
Dia ganti, ya diganti aja lagi. Nggak akan susah.

mungkin memang tidak ada kerugian material, paling tidak, tidak terlalu
signifikan-lah, tapi apakah ini berarti rumah kita tetap tidak usah dikunci
kalau pergi kemana2 ?

Yw: Soal dikunci: pertama, ya emang dikunci, tapi kan nggak perlu
serapi fort knox. DAN, kalo anda mengunci tidak serapi fort knox,
somehow maling masih bisa masuk. Itu resiko. Kalo ternyata maling
masuk (sekali-sekali), dan yg kena cuma taplak meja doang (karena
itu rumah kosong, emang langka barang berharga), no big deal...

Kedua, situs-situs itu bukan ibarat meja makan di dalam rumah.
Itu ibarat lampu taman yg menerangi taman/jalan depan rumah.
Jadi ya seringnya nggak disimpen dikunci di dalam rumah
(di balik firewall, misalnya).

...

saya rasa sih tidak seheboh itu kok, asalkan administrator-nya rajin baca
berita security terakhir dan melakukan update pada servernya, dan tentunya
melakukan hal2 yang memang standar dalam security server, saya rasa tidak
akan banyak makan biaya. dan jelas lebih punya 'harga diri' dibandingkan
dengan diam saja saat 'seprai tempat tidur' kita diganti2 orang lain
seenaknya.

Yw: Ya, memang cukup segitu saja. Saya setuju.
Terus kalo sempat kecolongan sekali dua, ya nggak usah gusar,
tenang aja... ;-)

Lagi pula, argumen anda itu kan sama aja dg argumen saya,
cuma kambingnya diganti sama sprei. Gitu aja, kan?

Kambing betina kita diembat oleh dia,... yg seharusnya dia
nggak berhak. Kita mungkin rugi dikit (kambingnya ketularan
penyakit kotor misalnya), tapi sebenarnya khalayak tahu persis,
apakah kita yg direndahkan dg pengembatan kambing oleh dia,
ataukah dia yg lebih merendahkan dirinya sendiri seolah-olah di
dunia ini sudah tidak bisa dapetin manusia lain yg agak cantik dikit,
sehingga kambing betina pun diembat. Ha, ha... Walopun sebenarnya,
ya, kalo mereka kebeletnya sama kambing, kita nggak perlu ikut
campur... ;-)

Prinsipnya kan begini: gimana pun kita mengamankan resources kita,
kalo orang lain dasarnya pingin memfitnah kita. Pasti aja dia bisa
cari jalan utk memfitnah. Semua situs Indonesia ditutup, apakah
mereka akan kehabisan jalan utk memfitnah? Tidak.

Kita tidak perlu gusar, karena pada hakikatnya yg memfitnah itu
lebih hina dari yg difitnah. Itu menurut keyakinan saya.
Setuju tidak?

Oleh karena itu, poin utama saya: kita tidak perlu membalas
(memfitnah mereka). Alasannya ya itu tadi: yg memfitnah pada
hakikatnya tidak lebih baik dari yg difitnah. Kalo kita balas,
apa bedanya kita dg mereka?

Lain-lainnya sih cuma ilustrasi aja dan pelengkap. Bisa tepat,
bisa kurang tepat; tapi poin saya adalah itu. Kita tidak
perlu membalas. Kita perlu bersabar. Mudah-mudahan pada setuju. ;-)

one more thing : detik.com tidak dicrack (bukan hack), justru detik.com yang
memberitakan cracking massal di website2 indonesia

Yw: Saya contohkan detik.com, itu utk contoh situs yg updatenya
sering (yg otomatis, kalo ditembus, 

CAMPAIGN ETAN-UNFAIR

1999-09-22 Terurut Topik Notrida Mandica

Dear Permias,

Kemarin malam,  ETAN representative mengunjungi Northern Illinois University
untuk mencari dukungan bagi East Timor.  Sebagai mahasiswa yang mendukung
independence for East Timor,  saya sangat kecewa bahwa ETAN menyiarkan video
tape tentang Indonesia and menjelaskan posisi Indonesia yang beberapa
faktanya tidak akurat.

Pertama:
Video tape yang dibuat oleh wartawan Australia itu menyebutkan bahwa
Penajajahan Jepang masih lebih baik dari Militer Indonesia di East Timor.
This is factually and morally wrong.  Tak ada colonial yang baik apapun
alasannya.  Nampaknya representative ETAN, Kristen, tidak mengetahui bahwa
kebiadaban colonial Jepang di Indonesia.
Kelihatan sekali bahwa mereka menghalalkan jenis kebiadaban yang dilalukan
oleh negara lain untuk menghantam Indonesia.

Kedua:
Masih di video tersebut, Ramos Horta menyatakan bahwa Portugis adalah
penjajah yang baik dan tidak mengganggu orang-orang di East Timor.
Pernyataan ini totally wrong sebab pada masa itu, tahun 1970an Portugis
dipimpin oleh pemerintahan militer otoriter.  East Timor telah diperas dan
jarah oleh Bangsa Portugis selama 450 tahun.

Ketiga:
ETAN menyebarkan selebaran yang meminta peserta untuk mendukung Economic
Sanction and Pemutusan Bantuan untuk Militer.  Nampaknya ETAN tidak berfikir
bahwa mereka hendak menyelamatkan 400.000 orang East Timor tapi tidak peduli
jika mereka menghabiskan nyawa 180 juta bangsa Indonesia yang lebih dari
setengahnya saat ini telah hidup dalam keminiskinan.  Saya sangat setuju
jika bantuan militer dihapuskan.

Keempat:
ETAN dan video presentasinya menyatakan bahwa Bangsa Indonesia adalah bangsa
Muslim terbesar di dunia dan mereka membunuh Chatolic di East Timor.  Ini
totally wrong sebab konflik East Timor bukan konflik agama. LB. Murdani
adalah Chatolic dan beliau yang menyetujui pengiriman Pasukan Komando di
East Timor.  Penduduk Indonesia 85 % beragama Islam dan pemerintahnya
membunuh Rakyat Aceh yang beragama Islam.

Kelima:
ETAN tidak menjelaskan bahwa kalangan universitas dan intellectual dan
sebagian penduduk Indonesia mendukung kemerdekaan East Timor dan sebagian
besar Rakyat East Timor sekarang mengungsi ke negara Indonesia.

Kita mengutuk penindasan TNI di East Timor, tapi kita harus berdiri tegak
menjelaskan situasi Indonesia kepada orang-orang yang tidak mengetahui
posisi Rakyat Indonesia!

salam,

ida




__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Re: CAMPAIGN ETAN-UNFAIR

1999-09-22 Terurut Topik Suhendri

Terimakasih untuk "posisi dan pendirian sikap" nya Mbak Ida.

Ini yang saya sangat harapkan dari rekan / putra - putri Indonesia yang
belajar di Amerika / Luar Negeri, untuk dapat melihat segala sesuatunya dari
kacamata sebagai bangsa sendiri, bukan sebagai orang lain, seperti kacang
lupa pada kulit.

Cuma PENGHIANAT dan MUNAFIK sebutan yang cocok bagi putra - putri Indonesia
yang punya jalan pikir dan kelakuan seperti ETAN atau lembaga sejenis
lainnya, yang lebih banyak merugikan bangsa sendiri.

Soe


-Original Message-
From: Notrida Mandica [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
Date: Thursday, September 23, 1999 11:56 AM
Subject: CAMPAIGN ETAN-UNFAIR


Dear Permias,

Kemarin malam,  ETAN representative mengunjungi Northern Illinois
University
untuk mencari dukungan bagi East Timor.  Sebagai mahasiswa yang mendukung
independence for East Timor,  saya sangat kecewa bahwa ETAN menyiarkan
video
tape tentang Indonesia and menjelaskan posisi Indonesia yang beberapa
faktanya tidak akurat.

Pertama:
Video tape yang dibuat oleh wartawan Australia itu menyebutkan bahwa
Penajajahan Jepang masih lebih baik dari Militer Indonesia di East Timor.
This is factually and morally wrong.  Tak ada colonial yang baik apapun
alasannya.  Nampaknya representative ETAN, Kristen, tidak mengetahui bahwa
kebiadaban colonial Jepang di Indonesia.
Kelihatan sekali bahwa mereka menghalalkan jenis kebiadaban yang dilalukan
oleh negara lain untuk menghantam Indonesia.

Kedua:
Masih di video tersebut, Ramos Horta menyatakan bahwa Portugis adalah
penjajah yang baik dan tidak mengganggu orang-orang di East Timor.
Pernyataan ini totally wrong sebab pada masa itu, tahun 1970an Portugis
dipimpin oleh pemerintahan militer otoriter.  East Timor telah diperas dan
jarah oleh Bangsa Portugis selama 450 tahun.

Ketiga:
ETAN menyebarkan selebaran yang meminta peserta untuk mendukung Economic
Sanction and Pemutusan Bantuan untuk Militer.  Nampaknya ETAN tidak
berfikir
bahwa mereka hendak menyelamatkan 400.000 orang East Timor tapi tidak
peduli
jika mereka menghabiskan nyawa 180 juta bangsa Indonesia yang lebih dari
setengahnya saat ini telah hidup dalam keminiskinan.  Saya sangat setuju
jika bantuan militer dihapuskan.

Keempat:
ETAN dan video presentasinya menyatakan bahwa Bangsa Indonesia adalah
bangsa
Muslim terbesar di dunia dan mereka membunuh Chatolic di East Timor.  Ini
totally wrong sebab konflik East Timor bukan konflik agama. LB. Murdani
adalah Chatolic dan beliau yang menyetujui pengiriman Pasukan Komando di
East Timor.  Penduduk Indonesia 85 % beragama Islam dan pemerintahnya
membunuh Rakyat Aceh yang beragama Islam.

Kelima:
ETAN tidak menjelaskan bahwa kalangan universitas dan intellectual dan
sebagian penduduk Indonesia mendukung kemerdekaan East Timor dan sebagian
besar Rakyat East Timor sekarang mengungsi ke negara Indonesia.

Kita mengutuk penindasan TNI di East Timor, tapi kita harus berdiri tegak
menjelaskan situasi Indonesia kepada orang-orang yang tidak mengetahui
posisi Rakyat Indonesia!

salam,

ida




__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Re: Tak Perlu (Re: Bales yokkk....)

1999-09-22 Terurut Topik Emil Rezandi Juni

dibawah ini reply saya, inline :

- Original Message -
From: Yusuf-Wibisono [EMAIL PROTECTED]

 Yw: Maksud saya, bukan koran itu diambil, Pak; tapi analoginya:
 koran itu diubah-ubah isi beritanya, misalnya jadi super porno...

 Apakah si penerbit koran rugi? Kan nggak. Kalopun itu usaha
 memfitnah si penerbit koran, ya, nggak mempan juga. Orang kan
 pasti tahu, bahwa koran indonesia, misalnya nggak akan bikin
 berita super porno kayak gitu. Apalagi kalo yg orang tahu,
 bahwa pemfitnahnya adalah simpatisan kelompok xyz, malah itu
 menohok kelompok xyz sendiri...

ok-lah, tapi apakah si penerbit koran itu tidak merasa malu bahwa dia tidak
bisa menjaga keamanan surat kabarnya sendiri ?

 Yw: Wah itu malah namanya jasa baik. Di tempat saya, taplak meja
 saya males banget ngegantiinnya; jadi kalo ada yg mengganti,
 secara sukarela, tengkyu banget.

juga seandainya diganti dengan taplak yang ditulisi 'dosa2 yang tidak kita
perbuat' , dan kemudian taplak yang sama dipajang di seluruh kota anda,
supaya orang2 lain melihat dan tau apa saja yang dia tulis di taplak anda,
dan bahwa dia bisa masuk dan mengganti2 seenaknya ?  terus terang saya
ragu...

 padahal apa sih sebenarnya buat mereka esensinya mengganti taplak meja
 di rumah orang lain ?

 Yw: Ya, karena nggak ada kerjaan yg lebih 'berharga'. Ini jelas sekali.

jelas nggak-lah... karena mereka tau mereka bisa masuk seenaknya, makanya
setiap kali mereka ada masalah dengan kita, mereka langsung dengan seenaknya
masuk rumah kita dan mengacau

 Yw: Apa hebatnya? Kita toh juga bisa masuk rumah kita seenaknya,
 bahkan lebih enak dari dia. ;-)

ya tentunya kelebihannya adalah karena mereka masuk rumah kita tanpa seizin
kita-lah... tidak nyaman kan rasanya kalau kita sadar bahwa rumah kita
sering dimasuki orang asing dan diobrak-abrik ?

 Yw: Isi situs-situs yg dihack itu bukan barang, sih; tapi informasi.
 Dia ganti, ya diganti aja lagi. Nggak akan susah.

ok, tapi record dari informasi ini yang sudah terpajang di seluruh kota ?
sampai kapanpun akan tetap ada dokumentasinya, bahwa tahun 9x rumah kita
dimasuki orang tanpa seijin kita sebanyak x kali, dan setiap mereka masuk
mereka mengganti x,y,z untuk mempermalukan kita, dan mengumumkan ke seluruh
dunia... apa kita tidak malu ?

 mungkin memang tidak ada kerugian material, paling tidak, tidak terlalu
 signifikan-lah, tapi apakah ini berarti rumah kita tetap tidak usah
dikunci
 kalau pergi kemana2 ?

 Yw: Soal dikunci: pertama, ya emang dikunci, tapi kan nggak perlu
 serapi fort knox. DAN, kalo anda mengunci tidak serapi fort knox,
 somehow maling masih bisa masuk. Itu resiko. Kalo ternyata maling
 masuk (sekali-sekali), dan yg kena cuma taplak meja doang (karena
 itu rumah kosong, emang langka barang berharga), no big deal...

jadi anda lebih memilih tidak melakukan tindakan preventif apapun ? such as,
mencari dan menutup lubang2 lain (security hole) di rumah dimana orang tak
diundang bisa masuk... hati2 lho, cracker ini tidak masuk dari pintu, mereka
bikin lubang masuk sendiri dari keteledoran kita memelihara rumah kita.

 Kedua, situs-situs itu bukan ibarat meja makan di dalam rumah.
 Itu ibarat lampu taman yg menerangi taman/jalan depan rumah.
 Jadi ya seringnya nggak disimpen dikunci di dalam rumah
 (di balik firewall, misalnya).

saya jadi ingin balik bertanya, apakah maksud anda dengan berada di balik
firewall sebuah website tidak bisa dibrowse ? apakah hanya dengan firewall
cara melindungi suatu website ? definisi firewall anda di sini apa sih ?

 Yw: Ya, memang cukup segitu saja. Saya setuju.
 Terus kalo sempat kecolongan sekali dua, ya nggak usah gusar,
 tenang aja... ;-)

justru di sini masalahnya, ini sudah tahun kesekian sejak cracker2 (dulu
yang paling sering dari .pt) bermain2 dengan website kita, dan seperti anda
bilang, kalau sekali dua memang tidak apa, tapi kalau terus menerus...?
sejak saya pertama kali mendengar masih sekitar tahun 97, kita sudah punya
masalah dengan cracker, dan sejak itu dunia IT di indonesia berkembang
pesat, semakin banyak organisasi yang memiliki website, namun jadinya malah
semakin banyak sasaran empuk bagi para cracker.

 Lagi pula, argumen anda itu kan sama aja dg argumen saya,
 cuma kambingnya diganti sama sprei. Gitu aja, kan?

 Kambing betina kita diembat oleh dia,... yg seharusnya dia
 nggak berhak. Kita mungkin rugi dikit (kambingnya ketularan
 penyakit kotor misalnya), tapi sebenarnya khalayak tahu persis,
 apakah kita yg direndahkan dg pengembatan kambing oleh dia,
 ataukah dia yg lebih merendahkan dirinya sendiri seolah-olah di
 dunia ini sudah tidak bisa dapetin manusia lain yg agak cantik dikit,
 sehingga kambing betina pun diembat. Ha, ha... Walopun sebenarnya,
 ya, kalo mereka kebeletnya sama kambing, kita nggak perlu ikut
 campur... ;-)

wah maaf, saya tidak sampai hati untuk membuat analogi yang seperti ini,
apalagi di 

Re: Tak Perlu (Re: Bales yokkk....)

1999-09-22 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

...

emilr:

ok-lah kalau begitu mari saya simpulkan seperti di bawah ini :
nampaknya visi kita kurang lebih sama :

Yw: Akur. Yg beda cuma kembangannya doang.
Pertama, tidak perlu dibalas.
Kedua, tidak perlu gusar, dan sebaliknya perlu bersabar.
Ketiga, soal 'perkuncian' kualitasnya harus diperbaiki;
termasuk di dalamnya adalah integritas sistemnya, etc,
sehingga tidak mudah diobok-obok. ;-)

Terima kasih diskusinya. A good discussion.