cakit peut
HE...he.he. Haha.ha.. Ho...hohoo...ho adu sakit perut ketawa Ha.ha.ha HAAA...HA..HAHA aduh ...aduh .peutnya cakit ..tulung... ha...ha.he.h...h.. haha. aduh aduh..cakit peutnya. = Kwik Soal Mega Jadi Presiden: Tak Jaminan Ekonomi Stabil Reporter: Irna Gustia W detikcom, Jakarta- Kubu PDI Perjuangan mengakui bahwa Megawati bukanlah penyelamat bangsa ini dari kehancuran ekonomi. Tidak jaminan jika Mega jadi presiden, situasi ekonomi akan lebih stabil, kata Kwik Kian Gie, Jumat (8/10/1999). Pernyataan Kwik itu untuk menepis adanya prediksi banyak kalangan bahwa negara ini akan selamat bila Mega terpilih jadi presiden. Bahkan ada analis yang berani bertaruh rupiah akan mencapai Rp 5.000/ dollar AS bila Mega menang. Tapi Kwik, orang dekat Mega, tak bisa memberi jaminan itu.
Re: Tahukah anda?
Memang pinter M. Irwan ini ya? Mari kita dukung sebagai presiden ke-5 deh. From: Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Tahukah anda? Date: Fri, 8 Oct 1999 01:34:32 EDT In a message dated 10/8/99 12:34:45 AM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: So what ? Kesimpulannya aja dech, susah ngomong sama Anda. Irwan: Ternyata rakyat AS itu menganggap bahwa walau hanya mendapat 25.7% tapi kalau sudah memenangkan pemilihan ya dianggap mewakili kemauan kebanyakan rakyat. Jadi, ngga butuh harus mendapat lebih dari 50%:) Oh ya, kalau ngga salah khan anda ya yg kemarin menjamin kandidat presiden ngga akan lebih dari 3 tahun 2004 nanti? Kalau anda perhatikan sejarah kandidat presiden AS sejak tahun 1789 dulu, maka anda bisa bisa lihat alasan saya kenapa saya tidak yakin kandidat presiden mendatang tidak lebih dari 3 dengan asumsi tidak dibuat aturan dibatasi maksimum hanya tiga saja. Tidak menghargai pilihan rakyat saat ini bagi saya sama saja menanamkan masalah besar yg bisa muncul dikemudian hari. Hendaknya ini sangat dipertimbangkan oleh para elit politik. Anda kemarin disini mengatakan demokrasi kita menggunakan demokrasi perwakilan. Pernahkah anda bertanya apakah pemilih PAN dulu setuju kalau para wakilnya memilih capres yg bukan Amien Rais seperti yg dulu dijanjikan waktu kampanye? Pernahkah anda berpikir apakah pemilih PPP pada pemilu kemarin setuju kalau para wakilnya memilih presiden selain Hamzah Haz, capresnya PPP yg di sosialisasikan waktu kampanye pemilu kemarin? Apakah menurut anda pemilih2 Golkar akan rela para wakilnya memilih capres yg bukan Habibie seperti yg dikampanyekan pemilu lalu? Dan terakhir, apakah anda pikir pemilih2 PDIP juga akan merasa diwakili bila para wakilnya nanti memilih capres yg bukan Megawati seperti kesepakan kongres dan juga sering disosialisasikan selama kampanye pemilu lalu. Bottom line, bila semua wakil konsisten untuk mewakili suara pemilihnya pada pemilu lalu soal presiden, maka para wakil itu tidak punya hak untuk merubah pilihan selain capres yg dijanjikan pada waktu kampanye lalu. Bila dirubah, bagi saya itu sudah berhianat tidak lagi bisa dibilan mewakili. Demokrasi perwakilan tidak sama dengan demokrasi kumpul2/arisan. Di AS, setiap wakil itu harus mendengarkan pendapat para pemilihnya. Mereka punya daftar nama2 anggota partai yg memilihnya. Para anggota pemilih partai yg tetap itu pun punya nomor akses telpon ke wakilnya atau pun sekretaris wakilnya yg setiap saat bisa dihubungi. Jadi, mereka walau sudah dipilih ngga bisa seenaknya saja bilang suaranya adalah suara rakyat yg memilihnya kalau dia merubah pilihan yg tidak sesuai dengan janji kampanye dulu. Jadi, mau sistem perwakilan keq mau sistem langsung keq, kalau dilakukan dengan konsisten maka hanya capres pemenang pemilu lah yg memang paling layak memimpin pemerintahan. Anda pernah tinggal di AS? Kalau pernah, maka anda bisa lihat bagaimana kasus Monica vs Clinton kemarin ada anggota dari partai republik yg membelot dari kebijakan partainya. Kenapa? Karena masyarakat pemilihnya (daerahnya) meminta mereka mempertahankan Clinton di White House. Para wakil itu walau sudah terpilih harus tunduk dengan kemauan rakyat di daerahnya. Dari mana mereka bisa tahu kemauan masyarakat pemilihnya? Ya dari daftar anggota tetap pemilih partai baik yg dihubungi oleh sekretaris partai di daerah pemilihannya tersebut atau pun yg menghubungi langsung ke sekretariat partai. Nah, ini baru yg namanya membawa suara rakyat. Jadi jangan suara pribadi dibilang suara rakyat yg memilihnya. Khan aneh. Sejak kapan masyarakat pemilih PAN dimintai pendapat bahwa para wakilnya akan memilih capres yg bukan Amien Rais seperti dijanjikan dulu dalam pemilu. Sejak kapan masyarakat pemilih PPP pernah ditanyain pendapatnya bahwa para wakilnya tidak jadi memilih Hamzah Haz sebagai presiden seperti yg dijanjikan dalam kampanye dulu tapi akan memilih capres lain? Apa demokrasi perwakilan yg sering anda sebut itu yg seperti ini? jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: Takut kalah ? (Attn:Re: Tahukah anda?)
Sudah-sudah-sudah. Entar anda capek sendiri. Mending di-iya-in saja deh. Mari kita dukung agar M. Irwan mengirimkan pemikirannya ini ke kompas. Bagaimana? From: Yumartono [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Takut kalah ? (Attn:Re: Tahukah anda?) Date: Fri, 8 Oct 1999 14:50:42 +0700 Irwan: Pernahkah anda bertanya apakah pemilih PAN dulu setuju kalau para wakilnya memilih capres yg bukan Amien Rais seperti yg dulu dijanjikan waktu kampanye? Pernahkah anda berpikir apakah pemilih PPP pada pemilu kemarin setuju kalau para wakilnya memilih presiden selain Hamzah Haz, capresnya PPP yg di sosialisasikan waktu kampanye pemilu kemarin? Apakah menurut anda pemilih2 Golkar akan rela para wakilnya memilih capres yg bukan Habibie seperti yg dikampanyekan pemilu lalu? Dan terakhir, apakah anda pikir pemilih2 PDIP juga akan merasa diwakili bila para wakilnya nanti memilih capres yg bukan Megawati seperti kesepakan kongres dan juga sering disosialisasikan selama kampanye pemilu lalu. Kalau anda cermati lagi suasana pemilu yang lalu, disana anda dapat menemukan bahwa rakyat yang memilih partai (khususnya yang berasaskan Islam) tidak terlalu memperdulikan siapa capres yang diusulkan oleh partai tsb. Yang rakyat inginkan waktu itu adalah bahwa caleg-caleg yang terpilih nanti bisa memperjuangkan aspirasi mereka. Masalah capres adalah janji partai yang merupakan prioritas jauh dibawah. Anda perhatikan juga pada saat kampanye yang lalu, tidak ada massa dari partai-partai yang berasaskan Islam membawa poster atau gambar dari capresnya. Anda jangan menyamakan massa partai-partai yang berasas Islam dengan massa PDI-P. Mungkin saja massa PDI-P sangat ngebet sekali supaya Megawati menjadi presiden (terlihat dari poster-poster Mega yang mereka bawa), tapi massa partai-partai Islam sih tidak peduli siapa yang jadi presiden, yang penting bagi mereka adalah asalkan orangnya merupakan figur yang dapat memperjuangkan aspirasi umat. Bottom line, bila semua wakil konsisten untuk mewakili suara pemilihnya pada pemilu lalu soal presiden, maka para wakil itu tidak punya hak untuk merubah pilihan selain capres yg dijanjikan pada waktu kampanye lalu. Bila dirubah, bagi saya itu sudah berhianat tidak lagi bisa dibilan mewakili. Demokrasi perwakilan tidak sama dengan demokrasi kumpul2/arisan. Lho, apa dasarnya anda bilang para wakil tidak mempunyai hak untuk merubah pilihannya ? Saya sudah bilang bahwa pemilu kemarin itu adalah memilih wakil rakyat, dan wakil rakyat itulah yang akan memilih presiden. Rakyat itu sudah sepenuhnya mempercayakan aspirasinya kepada wakil rakyat. Anda tidak usah pusing lah memikirkan rakyat yang telah memilih PPP, PBB, PK, PAN (poros tengah), bahwa mereka akan kecewa bila capres yang dulu dicalonkannya tidak jadi tampil. Rakyat sudah cukup realistis untuk mempercayakan wakilnya dalam memilih presiden. Saya tidak melihat ketidakkonsistenan disini. Jadi, mau sistem perwakilan keq mau sistem langsung keq, kalau dilakukan dengan konsisten maka hanya capres pemenang pemilu lah yg memang paling layak memimpin pemerintahan. Mendingan sekarang begini saja, para wakil rakyat bertanding saja secara fair di majelis/dewan untuk memilih presiden (debat dulu baru voting), setelah itu kita tunggu siapa yang mendapat suara paling banyak. Nah, kalau sudah begitu, yang kalah harus mengakui yang menang, dan harus ikut mendukungnya. Itulah demokrasi yang sekarang terjadi di Indonesia. Kalau belum siap, ya tunggu 5 tahun lagi sembari mengamendemen UUD 45. YMT __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: [cakit peut]
jahat nih mas soehendrihe..he...he... kasihan loh udah stay up all night tuh mikirin saham dan dollar:))). Untuk Irwan... Yaaahhh segitu aja kemampuannya... di challange tuh sama KKG... kalau saya sih... udah bisa tulisan saya masuk koran, saya langsung bikin analisa baru deh yang menyokong pendapat saya. Hancurin KKG sekalian, liat sampai dimana dia bisa ber"argue" he..he..he...he ichal Suhendri [EMAIL PROTECTED] wrote: HE...he.he. Haha.ha.. Ho...hohoo...ho adu sakit perut ketawa Ha.ha.ha HAAA...HA..HAHA aduh ...aduh .peutnya cakit ..tulung... ha...ha.he.h...h.. haha. aduh aduh..cakit peutnya. = Kwik Soal Mega Jadi Presiden: Tak Jaminan Ekonomi Stabil Reporter: Irna Gustia W detikcom, Jakarta- Kubu PDI Perjuangan mengakui bahwa Megawati bukanlah penyelamat bangsa ini dari kehancuran ekonomi. Tidak jaminan jika Mega jadi presiden, situasi ekonomi akan lebih stabil, kata Kwik Kian Gie, Jumat (8/10/1999). Pernyataan Kwik itu untuk menepis adanya prediksi banyak kalangan bahwa negara ini akan selamat bila Mega terpilih jadi presiden. Bahkan ada analis yang berani bertaruh rupiah akan mencapai Rp 5.000/ dollar AS bila Mega menang. Tapi Kwik, orang dekat Mega, tak bisa memberi jaminan itu. Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at http://webmail.netscape.com.
Pemilihan Presiden itu Hendaknya Seperti Memilih Dokter
Pemilihan Presiden itu hendaknya ibarat memilih seorang dokter kompeten ketika terjadi wabah penyakit di suatu daerah. Saya rasa, siapa pun tidak lagi mempersoalkan, apakah dokter itu berasal dari "partai itu" atau "partai ini". Soalnya siapa pun dengan kesadaran intelektualnya masing-masing menginginkan adanya perbaikan kesehatan pada masyarakat daerah tersebut. Salam, Nasrullah Idris
Re: cakit peut
hehehehehe.. jangan gitu soe.. kali aja si penganalisa itu lebih dekat ke mega daripada kwik.. who knows toh... faran -- On Fri, 8 Oct 1999 15:25:53Suhendri wrote: HE...he.he. Haha.ha.. Ho...hohoo...ho adu sakit perut ketawa Ha.ha.ha HAAA...HA..HAHA aduh ...aduh .peutnya cakit ..tulung... ha...ha.he.h...h.. haha. aduh aduh..cakit peutnya. = Kwik Soal Mega Jadi Presiden: Tak Jaminan Ekonomi Stabil Reporter: Irna Gustia W detikcom, Jakarta- Kubu PDI Perjuangan mengakui bahwa Megawati bukanlah penyelamat bangsa ini dari kehancuran ekonomi. Tidak jaminan jika Mega jadi presiden, situasi ekonomi akan lebih stabil, kata Kwik Kian Gie, Jum at (8/10/1999). Pernyataan Kwik itu untuk menepis adanya prediksi banyak kalangan bahwa negara ini akan selamat bila Mega terpilih jadi presiden. Bahkan ada analis yang berani bertaruh rupiah akan mencapai Rp 5.000/ dollar AS bila Mega menang. Tapi Kwik, orang dekat Mega, tak bisa memberi jaminan itu. DC Email! free email for the community - http://www.DCemail.com
Unsubscribe
unsubscribe please !!! Thank You haha. aduh aduh..cakit peutnya. = Kwik Soal Mega Jadi Presiden: Tak Jaminan Ekonomi Stabil Reporter: Irna Gustia W detikcom, Jakarta- Kubu PDI Perjuangan mengakui bahwa Megawati bukanlah penyelamat bangsa ini dari kehancuran ekonomi. Tidak jaminan jika Mega jadi presiden, situasi ekonomi akan lebih stabil, kata Kwik Kian Gie, Jum at (8/10/1999). Pernyataan Kwik itu untuk menepis adanya prediksi banyak kalangan bahwa negara ini akan selamat bila Mega terpilih jadi presiden. Bahkan ada analis yang berani bertaruh rupiah akan mencapai Rp 5.000/ dollar AS bila Mega menang. Tapi Kwik, orang dekat Mega, tak bisa memberi jaminan itu. DC Email! free email for the community - http://www.DCemail.com Get free email and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1
Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])
In a message dated 10/8/99 12:01:46 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Untuk Irwan... Yaaahhh segitu aja kemampuannya... di challange tuh sama KKG... kalau saya sih... udah bisa tulisan saya masuk koran, saya langsung bikin analisa baru deh yang menyokong pendapat saya. Hancurin KKG sekalian, liat sampai dimana dia bisa ber"argue" Irwan: KKG mengatakan "TIDAK MENJAMIN". Siapapun akan maklum dalam floating system, apalagi free floating system yg kita anut sekarang, pergerakan rupiah itu ditentukan oleh kekuatan pasar. Sekali2 bisa saja digerakan dengan intervensi, tapi buntut2nya ya kekuatan pasar lagi nanti yg akan lebih berperan. Jadi jelas tidak ada yg bisa menjamin, kalau justru ada yg berani bilang bisa menjamin, itu yg perlu dipertanyakan. Bank sentral Jepang saja sering kewalahan menghadapi kekuatan pasar seperti sempat 1-3 minggu terakhir ini menghadapi penguatan Yen terlalu cepat buat mereka. Saya pribadi juga tidak pernah mengeluarkan kata2 menjamin karena memang kata2 "MENJAMIN" itu sangat diharamkan dilingkungan trader. Yang saya berikan hanyalah sebuah prediksi berdasarkan analisa2 yg saya lakukan. Silahkan mau dipercayai atau tidak, tidak ada paksaan alias bebas karena memang untung dan rugi ditanggung sendiri2:) Di milis [EMAIL PROTECTED] pun saya belum memberikan rekomendasi borong rupiah seperti yg sudah2 saya lakukan bila melihat sinyal kuat karena memang saya belum melihat sinyal kuat tersebut baik secara situasi atau pun grafik. Dari secara grafik saat ini sedang tahap konsolidasi untuk gerakan kencang berikutnya. Tunggu tanggal mainnya, pada saatnya nanti saya akan lepaskan rekomendasi (jual atau beli), bila sinyal itu sudah datang. Sudah beberapa kali saya memberikan rekomendasi borong rupiah di milis tersebut ketika rupiah beberapa kali mencoba menyentuh 10 ribu beberapa waktu yg lalu dan saat itu sudah beredar rumors kuat rupiah akan menembus 10 ribu bahkan bisa lebih parah lagi. Saya lemparkan rekomendasi berikut analisa baik secara situasi dan juga grafik yg ada (para trader/spekulan sering menggunakan grafik sebagai salah satu pedoman gerakan). Faktanya? Beberapa kali rupiah gagal dipaksa tembus 10 ribu dan malah menguat menembus 8000 dan bahkan pernah menembus 7000. Selain rekomendasi borong rupiah, saya pun beberapa kali kasih rekomendasi profit taking dan saat itu rupiah memang akhirnya melemah. Apakah saya yg menggerakan rupiah? Jelas tidak, saya hanya mencoba mengantisipasi gerakan rupiah ke depan berdasarkan data2 yg saya miliki dan juga para trader lainnya miliki. Saya sebagai trader memang terbiasa dalam analisa2 memberikan angka2 target. Ini yg tampaknya belum terbiasa dikonsumsi oleh sebagian masyarakat. Apakah di artikel tersebut KKG memberi jaminan bahwa rupiah tidak akan ke Rp5000 bila kondisi yg saya sebutkan terpenuhi? Tidak juga toh...:) Di akhir paragraf KKG menambahkan komentarnya bahwa rupiah saat ini undervalued. Dengan bahasa lain, KKG mengatakan rupiah akan menguat di waktu mendatang hanya saja dia tidak tahu bisa sampai berapa. Saya bisa menerima pendapatnya sebagai suatu pendapat. Pendapat saya tidak ditentukan atau pun dibatasi oleh pendapat orang lain. Dari mana angka Rp5000 itu saya peroleh? Perhatikan perhitungan dengan menggunakan asumsi situasi dibawah ini. Saya kutipkan saja cuplikan dari tulisan susulan saya ke detik.com untuk melengkapi yg kemarin itu, belum dimuat sampai saat ini dan kemungkinan besar tampaknya tidak akan dimuat seperti tanggapan saya atas komentar pembaca, Rizal, di detik.com yg saya kirim pada hari yg sama ketika komentar itu dimuat. --cuplikan dari tulisan susulan-- Walau demikian, angka Rp5000 itu bukan lahir begitu saja. Saya menggunakan ukuran perbandingan situasi dengan negara Thailand dan Philipina. Sebelum krisis Juli 1997 lalu per dolar AS, nilai kurs rupiah adalah Rp2400, Baht Thailand 24 dan Peso Philipina 26. Pagi tadi jam 9:43 AM waktu Jakarta, kurs Rupiah 7825, Baht Thailand 40.05, Peso Philipina 40.5. Dari angka2 di atas kita ketahui nilai Baht Thailand merosot 40% dan Peso Philipina 35.8% sejak sebelum krisis terjadi. Bila kita ambil penurunan yang terburuk saja, maka penurunan 40% dari Rp2400 itu adalah Rp4000. Karenanya angka Rp5000 yang saya berikan itu adalah angka konservatif yang sebenarnya sudah pernah diberikan oleh Stanley Fischer pada bulan Juni lalu. Saat ini rupiah berada di sekitar Rp7800 menurut saya karena pasar masih mendiskon negatif unsur kepercayaan yang memang saat ini sangat rendah. Seperti kita ketahui, krisis yang terjadi di Indonesia selama ini sumbernya karena krisis kepercayaan. Karenanya bagi saya, untuk bisa memulihkan segera krisis yang bekepanjangan ini mau tidak mau unsur kepercayaan tersebut baik dari investor lokal, luar negeri atau pun masyarakat luas harus segera dikembalikan. Indonesia jelas tidak bisa dibandingkan dengan Thailand dan Philipina. Tidak bisa dibandingkan disini bukan dalam artian lebih buruk tapi malah lebih
Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])
Jelas paruh atas dari posting Bung Irwan tidak berhubungan dengan separuh yang bagian bawah dari posting ini. Mengapa? - Sudah ngomongin AR yang didukung banyak pihak kecuali PDIP+PKB. Ingat lho, PKB waktu itu belum tahu keseriusan pengangkatan Gusdur sebagai capres. Coba kalau sudah tahu, PDIP bakalan sendirian. Paling dibelain sama Matori yang sempet diiming-imingin jadi wapres. - Sudah ngomongin AT yang juga didukung oleh PDIP - Lagi-lagi kepercayaan RAKYAT untuk Megawati - Tidak memperhitungkan manuver PDIP yang berusaha merangkul Golkar dengan mengiming-imingi AT jawaban wakil presiden. - Jadi mana tuh kepercayaan rakyat bahwa PDIP anti Golkar? +anjas From: Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut]) Date: Fri, 8 Oct 1999 17:51:50 EDT In a message dated 10/8/99 12:01:46 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Untuk Irwan... Yaaahhh segitu aja kemampuannya... di challange tuh sama KKG... kalau saya sih... udah bisa tulisan saya masuk koran, saya langsung bikin analisa baru deh yang menyokong pendapat saya. Hancurin KKG sekalian, liat sampai dimana dia bisa ber"argue" Irwan: KKG mengatakan "TIDAK MENJAMIN". Siapapun akan maklum dalam floating system, apalagi free floating system yg kita anut sekarang, pergerakan rupiah itu ditentukan oleh kekuatan pasar. Sekali2 bisa saja digerakan dengan intervensi, tapi buntut2nya ya kekuatan pasar lagi nanti yg akan lebih berperan. Jadi jelas tidak ada yg bisa menjamin, kalau justru ada yg berani bilang bisa menjamin, itu yg perlu dipertanyakan. Bank sentral Jepang saja sering kewalahan menghadapi kekuatan pasar seperti sempat 1-3 minggu terakhir ini menghadapi penguatan Yen terlalu cepat buat mereka. Saya pribadi juga tidak pernah mengeluarkan kata2 menjamin karena memang kata2 "MENJAMIN" itu sangat diharamkan dilingkungan trader. Yang saya berikan hanyalah sebuah prediksi berdasarkan analisa2 yg saya lakukan. Silahkan mau dipercayai atau tidak, tidak ada paksaan alias bebas karena memang untung dan rugi ditanggung sendiri2:) Di milis [EMAIL PROTECTED] pun saya belum memberikan rekomendasi borong rupiah seperti yg sudah2 saya lakukan bila melihat sinyal kuat karena memang saya belum melihat sinyal kuat tersebut baik secara situasi atau pun grafik. Dari secara grafik saat ini sedang tahap konsolidasi untuk gerakan kencang berikutnya. Tunggu tanggal mainnya, pada saatnya nanti saya akan lepaskan rekomendasi (jual atau beli), bila sinyal itu sudah datang. Sudah beberapa kali saya memberikan rekomendasi borong rupiah di milis tersebut ketika rupiah beberapa kali mencoba menyentuh 10 ribu beberapa waktu yg lalu dan saat itu sudah beredar rumors kuat rupiah akan menembus 10 ribu bahkan bisa lebih parah lagi. Saya lemparkan rekomendasi berikut analisa baik secara situasi dan juga grafik yg ada (para trader/spekulan sering menggunakan grafik sebagai salah satu pedoman gerakan). Faktanya? Beberapa kali rupiah gagal dipaksa tembus 10 ribu dan malah menguat menembus 8000 dan bahkan pernah menembus 7000. Selain rekomendasi borong rupiah, saya pun beberapa kali kasih rekomendasi profit taking dan saat itu rupiah memang akhirnya melemah. Apakah saya yg menggerakan rupiah? Jelas tidak, saya hanya mencoba mengantisipasi gerakan rupiah ke depan berdasarkan data2 yg saya miliki dan juga para trader lainnya miliki. Saya sebagai trader memang terbiasa dalam analisa2 memberikan angka2 target. Ini yg tampaknya belum terbiasa dikonsumsi oleh sebagian masyarakat. Apakah di artikel tersebut KKG memberi jaminan bahwa rupiah tidak akan ke Rp5000 bila kondisi yg saya sebutkan terpenuhi? Tidak juga toh...:) Di akhir paragraf KKG menambahkan komentarnya bahwa rupiah saat ini undervalued. Dengan bahasa lain, KKG mengatakan rupiah akan menguat di waktu mendatang hanya saja dia tidak tahu bisa sampai berapa. Saya bisa menerima pendapatnya sebagai suatu pendapat. Pendapat saya tidak ditentukan atau pun dibatasi oleh pendapat orang lain. Dari mana angka Rp5000 itu saya peroleh? Perhatikan perhitungan dengan menggunakan asumsi situasi dibawah ini. Saya kutipkan saja cuplikan dari tulisan susulan saya ke detik.com untuk melengkapi yg kemarin itu, belum dimuat sampai saat ini dan kemungkinan besar tampaknya tidak akan dimuat seperti tanggapan saya atas komentar pembaca, Rizal, di detik.com yg saya kirim pada hari yg sama ketika komentar itu dimuat. --cuplikan dari tulisan susulan-- Walau demikian, angka Rp5000 itu bukan lahir begitu saja. Saya menggunakan ukuran perbandingan situasi dengan negara Thailand dan Philipina. Sebelum krisis Juli 1997 lalu per dolar AS, nilai kurs rupiah adalah Rp2400, Baht Thailand 24 dan Peso Philipina 26. Pagi tadi jam 9:43 AM waktu Jakarta, kurs Rupiah 7825, Baht Thailand 40.05, Peso Philipina 40.5. Dari angka2 di atas kita ketahui nilai Baht Thailand merosot 40% dan Peso
Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])
Hehehehe... emang paling susah mengakui kelemahan seseorang. :) Kalo boleh saya kasih analisa tentang rupiah sedikit. Menurut saya pribadi fluktuasi rupiah di Indonesia memang benar2 tidak tahu diri. kenapa begitu. karena bila dilihat dari semua teori ekonomi tidak mungkin rupiah seperti sekarang ini. Bahkan soros sendiri yang ngancurin asia mengakui bahwa saat dia mencoba berspekulasi dengan mata uang asia, dia sendiri tidak pernah memiliki analisa rupiah akan free fall seperti ini. Beberapa proffesor saya di American Uni. sendiri paling males kalo udah bahas masalah Indonesia beserta currencynya. alasannya: apapun teori yang dipake pasti salah. terlalu aneh.. bukan sulit ... terlalu aneh untuk diprediksi. terlalu banyak faktor x yang berperan. Politik memang ikut berperan tapi tidak banyak. paling 10 % .. sisanya banyak banget.. itulah makanya waktu saya baca tulisan mr. irwan ini senyum2 sendiri. kok bisa begitu dengan mega jadi presiden rupiah jadi 5000. menurut saya sendiri dengan rupiah 5000 tidak akan membuat ekonomi indonesia membaik. yang kita butuhkan adalah rupiah yang stabil. yang bisa dipakai/dipatok para pelaku bisnis kita untuk berdagang. so buat rekan2 yang memang lagi belajar disini seperti saya.. kita masih perlu banyak belajar dari orang amerika. bukan bermaksud sombong. tapi orang indonesia ini emang typicallnya kalo punya lebih sedikit merasa lebih segunung. Wassalam, Faran -- On Fri, 8 Oct 1999 17:51:50Irwan Ariston Napitupulu wrote: In a message dated 10/8/99 12:01:46 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Untuk Irwan... Yaaahhh segitu aja kemampuannya... di challange tuh sama KKG... kalau saya sih... udah bisa tulisan saya masuk koran, saya langsung bikin analisa baru deh yang menyokong pendapat saya. Hancurin KKG sekalian, liat sampai dimana dia bisa ber"argue" Irwan: KKG mengatakan "TIDAK MENJAMIN". Siapapun akan maklum dalam floating system, apalagi free floating system yg kita anut sekarang, pergerakan rupiah itu ditentukan oleh kekuatan pasar. Sekali2 bisa saja digerakan dengan intervensi, tapi buntut2nya ya kekuatan pasar lagi nanti yg akan lebih berperan. Jadi jelas tidak ada yg bisa menjamin, kalau justru ada yg berani bilang bisa menjamin, itu yg perlu dipertanyakan. Bank sentral Jepang saja sering kewalahan menghadapi kekuatan pasar seperti sempat 1-3 minggu terakhir ini menghadapi penguatan Yen terlalu cepat buat mereka. Saya pribadi juga tidak pernah mengeluarkan kata2 menjamin karena memang kata2 "MENJAMIN" itu sangat diharamkan dilingkungan trader. Yang saya berikan hanyalah sebuah prediksi berdasarkan analisa2 yg saya lakukan. Silahkan mau dipercayai atau tidak, tidak ada paksaan alias bebas karena memang untung dan rugi ditanggung sendiri2:) Di milis [EMAIL PROTECTED] pun saya belum memberikan rekomendasi borong rupiah seperti yg sudah2 saya lakukan bila melihat sinyal kuat karena memang saya belum melihat sinyal kuat tersebut baik secara situasi atau pun grafik. Dari secara grafik saat ini sedang tahap konsolidasi untuk gerakan kencang berikutnya. Tunggu tanggal mainnya, pada saatnya nanti saya akan lepaskan rekomendasi (jual atau beli), bila sinyal itu sudah datang. Sudah beberapa kali saya memberikan rekomendasi borong rupiah di milis tersebut ketika rupiah beberapa kali mencoba menyentuh 10 ribu beberapa waktu yg lalu dan saat itu sudah beredar rumors kuat rupiah akan menembus 10 ribu bahkan bisa lebih parah lagi. Saya lemparkan rekomendasi berikut analisa baik secara situasi dan juga grafik yg ada (para trader/spekulan sering menggunakan grafik sebagai salah satu pedoman gerakan). Faktanya? Beberapa kali rupiah gagal dipaksa tembus 10 ribu dan malah menguat menembus 8000 dan bahkan pernah menembus 7000. Selain rekomendasi borong rupiah, saya pun beberapa kali kasih rekomendasi profit taking dan saat itu rupiah memang akhirnya melemah. Apakah saya yg menggerakan rupiah? Jelas tidak, saya hanya mencoba mengantisipasi gerakan rupiah ke depan berdasarkan data2 yg saya miliki dan juga para trader lainnya miliki. Saya sebagai trader memang terbiasa dalam analisa2 memberikan angka2 target. Ini yg tampaknya belum terbiasa dikonsumsi oleh sebagian masyarakat. Apakah di artikel tersebut KKG memberi jaminan bahwa rupiah tidak akan ke Rp5000 bila kondisi yg saya sebutkan terpenuhi? Tidak juga toh...:) Di akhir paragraf KKG menambahkan komentarnya bahwa rupiah saat ini undervalued. Dengan bahasa lain, KKG mengatakan rupiah akan menguat di waktu mendatang hanya saja dia tidak tahu bisa sampai berapa. Saya bisa menerima pendapatnya sebagai suatu pendapat. Pendapat saya tidak ditentukan atau pun dibatasi oleh pendapat orang lain. Dari mana angka Rp5000 itu saya peroleh? Perhatikan perhitungan dengan menggunakan asumsi situasi dibawah ini. Saya kutipkan saja cuplikan dari tulisan susulan saya ke detik.com untuk melengkapi yg kemarin itu, belum dimuat sampai saat ini dan kemungkinan besar tampaknya tidak akan dimuat
Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])
In a message dated 10/8/99 6:08:47 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Jelas paruh atas dari posting Bung Irwan tidak berhubungan dengan separuh yang bagian bawah dari posting ini. Mengapa? - Sudah ngomongin AR yang didukung banyak pihak kecuali PDIP+PKB. Ingat lho, PKB waktu itu belum tahu keseriusan pengangkatan Gusdur sebagai capres. Coba kalau sudah tahu, PDIP bakalan sendirian. Paling dibelain sama Matori yang sempet diiming-imingin jadi wapres. - Sudah ngomongin AT yang juga didukung oleh PDIP - Lagi-lagi kepercayaan RAKYAT untuk Megawati - Tidak memperhitungkan manuver PDIP yang berusaha merangkul Golkar dengan mengiming-imingi AT jawaban wakil presiden. - Jadi mana tuh kepercayaan rakyat bahwa PDIP anti Golkar? +anjas Irwan: Bung Anjas, ini dari posting saya tersebut adalah menjawab hal yg berhubungan dengan angka "5000". Saya lihat anda tidak memberikan komentar atas apa yg saya sampaikan seputar dasar dari saya memberikan angka "5000". Mudah2an anda dan rekan2 lainnya kini melihat bahwa sebenarnya angka 5000 itu bukan angka yg terlalu mengada2 atau pun terlalu optimis. Mengenai komentar anda di atas, saya hanya bisa menyampaikan sudut pandang anda dan saya berbeda. Saya berusaha agar kita kembali ke demokrasi rakyat ketimbang demokrasi arisan, sementara anda tidak keberatan dengan demokrasi arisan. Bila diskusi dengan landasan yg berbeda ini diteruskan, sampai kapan pun tidak akan ketemu. Sama juga dengan diskusi yg mengatakan konstitusi kita mengatakan bahwa presiden dipilih oleh MPR dan bukan rakyat. Siapa pun tahu ini, itulah sebabnya kenapa saya sering nulis agar para wakil di MPR mau menghormati pilihan rakyat. Justru akan menjadi aneh kalau saya menulis hal yg sama bila presidennya sudah dipilih langsung oleh rakyat. Saya menulis hal tersebut karena sebenarnya saya dan mereka para wakil rakyat punya semangat yg sama yg menginginkan pemilihan langsung oleh rakyat untuk memilih presiden pada pemilu tahun 2004. Bedanya, semangat saya itu langsung diterapkan saja pada hasil pemilu sekarang yg sama2 kita ketahui bahwa pemilu kemarin diadakan untuk memilih presiden yg baru sehingga kita bisa melihat pemilu yg lalu partai2 mayoritas banyak yg berkampanye dengan mengajukan capresnya masing2. Capres dijadikan "alat jual" mendapatkan suara. Sayangnya menurut saya, wakil2 yg sekarang sebagian masih mencoba memanfaatkan konstitusi untuk kepentingan2 tertentu ketimbang mendahulukan semangat rakyat yg bisa kita lihat dari hasil pemilu lalu. Jangan kaget dan heran nanti kalau dari mulut yg sama mereka meminta konstitusi yg memuat tentang pemilihan presiden dirubah agar presiden bisa dipilih secara langsung oleh rakyat. Aneh bukan, bila nantinya mereka meminta konstitusi dirubah tapi sementara ini memanfaatkan konstitusi yg sama untuk membenarkan penolakan atas capres pilihan rakyat dari hasil pemilu lalu. Inilah politik. Dagang kiri dagang kanan seperti merupakan hal biasa saja. Sementara sebagian rakyat menanti dengan was2 akan nasib mereka dan mereka dipaksa harus menyadari dan menerima bahwa ternyata suara mereka di pemilu kemarin bukan suara final jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])
Bung +Anjas, Faran, Soe YMT sudahlah, nggak usah ribut2 (apalagi pakai voting:), musyawarah aja deh. Biar $ bisa turun ke 5,000 perak. Bagaimanapun kita harus hargai "keberanian" penulis, - berani nekad, dan - berani mengelabui Detik.com --- Jeffrey Anjasmara [EMAIL PROTECTED] wrote: Jelas paruh atas dari posting Bung Irwan tidak berhubungan dengan separuh yang bagian bawah dari posting ini. Mengapa? - Sudah ngomongin AR yang didukung banyak pihak kecuali PDIP+PKB. Ingat lho, PKB waktu itu belum tahu keseriusan pengangkatan Gusdur sebagai capres. Coba kalau sudah tahu, PDIP bakalan sendirian. Paling dibelain sama Matori yang sempet diiming-imingin jadi wapres. - Sudah ngomongin AT yang juga didukung oleh PDIP - Lagi-lagi kepercayaan RAKYAT untuk Megawati - Tidak memperhitungkan manuver PDIP yang berusaha merangkul Golkar dengan mengiming-imingi AT jawaban wakil presiden. - Jadi mana tuh kepercayaan rakyat bahwa PDIP anti Golkar? +anjas From: Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut]) Date: Fri, 8 Oct 1999 17:51:50 EDT In a message dated 10/8/99 12:01:46 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Untuk Irwan... Yaaahhh segitu aja kemampuannya... di challange tuh sama KKG... kalau saya sih... udah bisa tulisan saya masuk koran, saya langsung bikin analisa baru deh yang menyokong pendapat saya. Hancurin KKG sekalian, liat sampai dimana dia bisa ber"argue" Irwan: KKG mengatakan "TIDAK MENJAMIN". Siapapun akan maklum dalam floating system, apalagi free floating system yg kita anut sekarang, pergerakan rupiah itu ditentukan oleh kekuatan pasar. Sekali2 bisa saja digerakan dengan intervensi, tapi buntut2nya ya kekuatan pasar lagi nanti yg akan lebih berperan. Jadi jelas tidak ada yg bisa menjamin, kalau justru ada yg berani bilang bisa menjamin, itu yg perlu dipertanyakan. Bank sentral Jepang saja sering kewalahan menghadapi kekuatan pasar seperti sempat 1-3 minggu terakhir ini menghadapi penguatan Yen terlalu cepat buat mereka. Saya pribadi juga tidak pernah mengeluarkan kata2 menjamin karena memang kata2 "MENJAMIN" itu sangat diharamkan dilingkungan trader. Yang saya berikan hanyalah sebuah prediksi berdasarkan analisa2 yg saya lakukan. Silahkan mau dipercayai atau tidak, tidak ada paksaan alias bebas karena memang untung dan rugi ditanggung sendiri2:) Di milis [EMAIL PROTECTED] pun saya belum memberikan rekomendasi borong rupiah seperti yg sudah2 saya lakukan bila melihat sinyal kuat karena memang saya belum melihat sinyal kuat tersebut baik secara situasi atau pun grafik. Dari secara grafik saat ini sedang tahap konsolidasi untuk gerakan kencang berikutnya. Tunggu tanggal mainnya, pada saatnya nanti saya akan lepaskan rekomendasi (jual atau beli), bila sinyal itu sudah datang. Sudah beberapa kali saya memberikan rekomendasi borong rupiah di milis tersebut ketika rupiah beberapa kali mencoba menyentuh 10 ribu beberapa waktu yg lalu dan saat itu sudah beredar rumors kuat rupiah akan menembus 10 ribu bahkan bisa lebih parah lagi. Saya lemparkan rekomendasi berikut analisa baik secara situasi dan juga grafik yg ada (para trader/spekulan sering menggunakan grafik sebagai salah satu pedoman gerakan). Faktanya? Beberapa kali rupiah gagal dipaksa tembus 10 ribu dan malah menguat menembus 8000 dan bahkan pernah menembus 7000. Selain rekomendasi borong rupiah, saya pun beberapa kali kasih rekomendasi profit taking dan saat itu rupiah memang akhirnya melemah. Apakah saya yg menggerakan rupiah? Jelas tidak, saya hanya mencoba mengantisipasi gerakan rupiah ke depan berdasarkan data2 yg saya miliki dan juga para trader lainnya miliki. Saya sebagai trader memang terbiasa dalam analisa2 memberikan angka2 target. Ini yg tampaknya belum terbiasa dikonsumsi oleh sebagian masyarakat. Apakah di artikel tersebut KKG memberi jaminan bahwa rupiah tidak akan ke Rp5000 bila kondisi yg saya sebutkan terpenuhi? Tidak juga toh...:) Di akhir paragraf KKG menambahkan komentarnya bahwa rupiah saat ini undervalued. Dengan bahasa lain, KKG mengatakan rupiah akan menguat di waktu mendatang hanya saja dia tidak tahu bisa sampai berapa. Saya bisa menerima pendapatnya sebagai suatu pendapat. Pendapat saya tidak ditentukan atau pun dibatasi oleh pendapat orang lain. Dari mana angka Rp5000 itu saya peroleh? Perhatikan perhitungan dengan menggunakan asumsi situasi dibawah ini. Saya kutipkan saja cuplikan dari tulisan susulan saya ke detik.com untuk melengkapi yg kemarin itu, belum dimuat sampai saat ini dan kemungkinan besar tampaknya tidak akan dimuat seperti tanggapan saya atas komentar pembaca, Rizal, di detik.com yg saya kirim pada hari yg sama ketika komentar itu dimuat. --cuplikan dari tulisan
Re: [Sahabat Internet] hmmmm peta politik goncang
Sejak Pemilihan Ketua MPR, sudah terlihat adanya permainan politik yang 'cantik' dari para politikus kita. Disebut cantik, karena kelihatannya masyarakat sampai tidak bisa mengikutinya. Bahkan sebahagian anggota MPR itu sendiripun agak bingung. Dalam suasana bermain cantik, kelihatan Gus Dur masih bisa (meskipun susah) untuk mengendalikan permainan. Dalam hal ini, saya kagum dengan AR dan AT, yg dengan situasi perolehan PAN 7% dan Hujatan kepada Golkar, mereka masih bisa tampil, dengan cantik pula...:) Selamat kepada Pak Amien dan Pak Akbar ! Nah, kini merekapun agak pusing, karena babak akhir ini akan semakin membingungkan dalam bermain. Termasuk Gus Dur pun ikut bingung nampaknya. Apalagi kita. Dalam babak akhir ini, kelompok Pendukung Habibie, yang notabene bukan hanya dari Golkar (hitam?) saja, akan tetapi kita juga tahu bahwa ada beberapa Partai yang sejak semula sudah jelas2 mendukung Habibie. Kelompok inilah yang akan mengacaukan suatu permainan yang telah dibina dengan cantik, dan akan membuat kejutan serta manuver yang sudah bisa diduga. Itulah sebabnya, terkesan PDI-P agak membelot dengan mengatakan cara musyawarah yang sebaiknya diambil. Kenapa ? Karena kalau diambil cara Voting, maka kans Habibie untuk menjadi Presiden-lah yang terbesar. Saya yakin bahwa Gus Dur sama sekali tidak interest untuk menjadi Presiden, dan beliau terlihat sangat mendukung Mega untuk menjadi Presiden dari awal. Pencalonan Gus Dur inipun cukup membuat beliau pusing nampaknya, karena ini akan merusak permainan yang tengah dikembangkan, atau bisa disebut sebagai suatu anti-klimaks. Konon ada skenario baru yang tengah digodok, dengan membuat alternatif baru yaitu duet Mega-Akbar. Namun bagaimana posisi Akbar yang telah menjadi Ketua DPR ? Ada yang bilang posisi ini akan diambil oleh Kiki. Caranya ? Nah, inilah pokok persoalannya. Kalau kita cermati permainan PBB dengan melakukan interupsi pada pemilihan Ketua DPR, nampak bahwa manuver ini sengaja dibuat untuk mengacaukan permainan, dan ingin memojokan Mega dengan "Mengadu-Domba" Mega dengan para pendukungnya. Terlihat bagaimana komentar PBB yang mengatakan bahwa Mega harus bisa menjelaskan kepada pendukung PDI-P mengapa mendukung Golkar pada waktu pemilihan Ketua DPR. Dan kalau dijalankan dengan musyawarah, agak susah manuver itu dijalankan, makanya mereka mati2an minta diadakan voting. Dan berhasil, dan besoknya keluarlah Pernyataan Ketua PBB dimass media. Indah bukan ? Kalau dipikir2, ngapain PBB capek capek mikirin pertanggungan jawab Mega kepada pendukung PDI-P ? Menurut saya, kita harus hati-hati dengan pencalonan Gus Dur, karena ini adalah bagian dari permainan. Pada waktu Gus Dur sudah diposisikan 'kuat' sebagai Capres, dan dianggap sudah siap diadu dengan Habibie, ketika itulah Gus Dur akan digoyang dengan issue-issue yang menyakitkan. Namun inipun tergantung pada Akbar, bagaiman dia bisa terampil 'bergoyang' dalam Rapim Golkar nanti. Ini hanya pemikiran orang awam yang rada 'bodoh' saja, tetapi ingin mengutarakan uneg-uneg nya. Boleh kan ? Mohon maaf saya mengcopy-kan kepada beberapa rekan di-millis lain, karena saya membutuhkan sanggahan pemikiran akan tulisan/uneg2 saya ini. Selamat Berakhir Pekan ! Salam, bRidWaN At 07:49 PM 10/7/99 +1000, P.Rahardjo wrote: PKB Resmi Dukung Gus Dur Capres Reporter: Hestiana Dharmastuti detikcom, Jakarta- Setelah F-Reformasi resmi mencapreskan Gus Dur, F-PKB pun secara resmi juga mendukung pencapresan itu. Dukungan PKB bukan hanya didasari pada pencalonan Poros Tengah, tapi dari NU dan PKB menilai sosok Gus Dur cocok untuk menjadi presiden, tegas Ketua PKB Alwi Shihab. http://www.detik.com/berita/199910/19991007-1440.htm tamat sudah, Mega dan Habibie Poros Tengah, PKB, sebagian partai lain akan ke Gus Dur rivalnya sebagian dari: PDI-P (100an) Golkar (80an) UD (50an) dan UG (30an) - 260an Gus Dur akan dapat MPR (690) - 260 = 430an dan masuk ke Istana boleh pakai sarung :-) ada analisa lain ? pr-
Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])
Kalau saya ingin menghimbau, tulisan Bung Irwan belum tentu benar, tetapi paling tidak beliau telah berani mengeluarkan hasil pemikirannya. Dan mudah2an ide-nya adalah 'genuine'... Nah, bagi yang kurang (atau tidak) setuju dengan pandangan beliau, akan lebih baik lagi kalau penyanggahannya dibuat dengan baik (dan manis). Jangan malah dengan umpatan, ledekan atau apapun namanya. Salam, bRidWaN At 04:35 PM 10/8/99 -0700, Priyo Pujiwasono wrote: Bung +Anjas, Faran, Soe YMT sudahlah, nggak usah ribut2 (apalagi pakai voting:), musyawarah aja deh. Biar $ bisa turun ke 5,000 perak. Bagaimanapun kita harus hargai "keberanian" penulis, - berani nekad, dan - berani mengelabui Detik.com --- Jeffrey Anjasmara [EMAIL PROTECTED] wrote: Jelas paruh atas dari posting Bung Irwan tidak berhubungan dengan separuh yang bagian bawah dari posting ini. Mengapa? - Sudah ngomongin AR yang didukung banyak pihak kecuali PDIP+PKB. Ingat lho, PKB waktu itu belum tahu keseriusan pengangkatan Gusdur sebagai capres. Coba kalau sudah tahu, PDIP bakalan sendirian. Paling dibelain sama Matori yang sempet diiming-imingin jadi wapres. - Sudah ngomongin AT yang juga didukung oleh PDIP - Lagi-lagi kepercayaan RAKYAT untuk Megawati - Tidak memperhitungkan manuver PDIP yang berusaha merangkul Golkar dengan mengiming-imingi AT jawaban wakil presiden. - Jadi mana tuh kepercayaan rakyat bahwa PDIP anti Golkar? +anjas From: Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut]) Date: Fri, 8 Oct 1999 17:51:50 EDT In a message dated 10/8/99 12:01:46 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Untuk Irwan... Yaaahhh segitu aja kemampuannya... di challange tuh sama KKG... kalau saya sih... udah bisa tulisan saya masuk koran, saya langsung bikin analisa baru deh yang menyokong pendapat saya. Hancurin KKG sekalian, liat sampai dimana dia bisa ber"argue" Irwan: KKG mengatakan "TIDAK MENJAMIN". Siapapun akan maklum dalam floating system, apalagi free floating system yg kita anut sekarang, pergerakan rupiah itu ditentukan oleh kekuatan pasar. Sekali2 bisa saja digerakan dengan intervensi, tapi buntut2nya ya kekuatan pasar lagi nanti yg akan lebih berperan. Jadi jelas tidak ada yg bisa menjamin, kalau justru ada yg berani bilang bisa menjamin, itu yg perlu dipertanyakan. Bank sentral Jepang saja sering kewalahan menghadapi kekuatan pasar seperti sempat 1-3 minggu terakhir ini menghadapi penguatan Yen terlalu cepat buat mereka. Saya pribadi juga tidak pernah mengeluarkan kata2 menjamin karena memang kata2 "MENJAMIN" itu sangat diharamkan dilingkungan trader. Yang saya berikan hanyalah sebuah prediksi berdasarkan analisa2 yg saya lakukan. Silahkan mau dipercayai atau tidak, tidak ada paksaan alias bebas karena memang untung dan rugi ditanggung sendiri2:) Di milis [EMAIL PROTECTED] pun saya belum memberikan rekomendasi borong rupiah seperti yg sudah2 saya lakukan bila melihat sinyal kuat karena memang saya belum melihat sinyal kuat tersebut baik secara situasi atau pun grafik. Dari secara grafik saat ini sedang tahap konsolidasi untuk gerakan kencang berikutnya. Tunggu tanggal mainnya, pada saatnya nanti saya akan lepaskan rekomendasi (jual atau beli), bila sinyal itu sudah datang. Sudah beberapa kali saya memberikan rekomendasi borong rupiah di milis tersebut ketika rupiah beberapa kali mencoba menyentuh 10 ribu beberapa waktu yg lalu dan saat itu sudah beredar rumors kuat rupiah akan menembus 10 ribu bahkan bisa lebih parah lagi. Saya lemparkan rekomendasi berikut analisa baik secara situasi dan juga grafik yg ada (para trader/spekulan sering menggunakan grafik sebagai salah satu pedoman gerakan). Faktanya? Beberapa kali rupiah gagal dipaksa tembus 10 ribu dan malah menguat menembus 8000 dan bahkan pernah menembus 7000. Selain rekomendasi borong rupiah, saya pun beberapa kali kasih rekomendasi profit taking dan saat itu rupiah memang akhirnya melemah. Apakah saya yg menggerakan rupiah? Jelas tidak, saya hanya mencoba mengantisipasi gerakan rupiah ke depan berdasarkan data2 yg saya miliki dan juga para trader lainnya miliki. Saya sebagai trader memang terbiasa dalam analisa2 memberikan angka2 target. Ini yg tampaknya belum terbiasa dikonsumsi oleh sebagian masyarakat. Apakah di artikel tersebut KKG memberi jaminan bahwa rupiah tidak akan ke Rp5000 bila kondisi yg saya sebutkan terpenuhi? Tidak juga toh...:) Di akhir paragraf KKG menambahkan komentarnya bahwa rupiah saat ini undervalued. Dengan bahasa lain, KKG mengatakan rupiah akan menguat di waktu mendatang hanya saja dia tidak tahu bisa sampai berapa. Saya bisa menerima pendapatnya sebagai suatu pendapat. Pendapat saya tidak ditentukan atau pun dibatasi oleh pendapat orang lain. Dari mana
Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])
In a message dated 10/8/99 6:52:54 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Hehehehe... emang paling susah mengakui kelemahan seseorang. :) Irwan: Jangan takut, saya bukan tipe orang yg merasa diri super...:) Di milis rupiah atau pun saham, kalau saya salah saya akan katakan terus terang. Kalau saya bingung akan suatu gerakan, saya juga katakan terus terang. Bung Ridwan dan bung Yusuf yg kebetulan ikutan milis saham bisa mengkonfirmasikan apa yg saya katakan ini. Saya manusia biasa mengakui keterbatasan saya, tapi bukan berarti saya harus rendah diri atas keterbatasan yg saya miliki. Faran: Kalo boleh saya kasih analisa tentang rupiah sedikit. Menurut saya pribadi fluktuasi rupiah di Indonesia memang benar2 tidak tahu diri. kenapa begitu. karena bila dilihat dari semua teori ekonomi tidak mungkin rupiah seperti sekarang ini. Bahkan soros sendiri yang ngancurin asia mengakui bahwa saat dia mencoba berspekulasi dengan mata uang asia, dia sendiri tidak pernah memiliki analisa rupiah akan free fall seperti ini. Irwan: Soal Soros? Jangan khawatir, dia tetap manusia biasa yg terbuka kemungkinan salah. Keberhasilan di Poundsterling tidak menjadikan garansi dia akan berhasil di Yen yg memang terbukti dia loss sewaktu bermain Yen. Kenapa dia (juga saya) tidak pernah menyangka rupiah kemarin2 itu bisa sampai free fall? Menurut saya karena dia (juga) tidak bisa memperkirakan berapa banyak rupiah yg kabur dari tanah air dalam bentuk dolar yg dilakukan oleh para pengusaha dan pejabat kita serta juga sebagian masyarakat lainnya. Seiring dengan berjalannya waktu, kini grafik rupiah sudah terbentuk. Dulu belum terbentuk karena kita yg mengenal manage floating system. Tampaknya pasar saat itu sedang mencari arah. Saya termasuk yg dibilang gila ketika memberikan prediksi rupiah akan kembali menembus 10 ribu ketika saat itu berada di 14 ribu. Beberapa kali analisa saya harus bertentangan dengan rekan Theo Toemion akan arah gerakan rupiah, dan tampaknya rekan2 di milis rupiah seperti yg pernah salah seorang ungkapkan secara terbuka dia lebih mempercayai analisa saya ketimbang Theo. Apakah saya lebih jago dari Theo? Jelas itu bukan ukuran menentukan jago karena kami para trader analis sama2 mengakui bahwa analisa hanyalah sebuah analisa yg bisa memiliki perbedaan asumsi. Seorang rekan di milis rupiah bahkan pernah ada yg meminta agar saya juga memberikan analisa2 atas tulisan dari pemain/analis asing yg sering dimuat reuter dan dikirimkan secara periodik oleh seorang netter. Saya hanya menjawab bahwa setiap analisa itu biasanya punya asumsi2. Biarlah analisa2 pihak asing dan saya tersebut di milis rupiah tetap tampil apa adanya. Tinggal terserah anggota milis melihat dan menilai mana yg menurut mereka lebih tepat ke lapangan. Saya pun sering mengingatkan pada mereka bahwa jangan percaya penuh dengan apa yg dikatakan oleh analisa baik lokal mau pun internasional. Mereka juga perlu melakukan juga riset (DD) sendiri sebelum mengambil keputusan. Karena memang seorang analis tidak akan pernah memberikan jaminan 100% atas kebenaran analisanya. Faran: Beberapa proffesor saya di American Uni. sendiri paling males kalo udah bahas masalah Indonesia beserta currencynya. alasannya: apapun teori yang dipake pasti salah. terlalu aneh.. bukan sulit . .. terlalu aneh untuk diprediksi. terlalu banyak faktor x yang berperan. Irwan: Ini yg mungkin menjadi nilai tambah saya karena kebetulan saya orang Indonesia dan bisa tahu lebih cepat dari mereka...:) Saya pun dulu yg termasuk menentang arus dengan membuat analisa yg keluar dari teori biasa dimana saya menyarankan bila ingin melihat rupiah menguat dan inflasi menurun, maka pemerintah harus menurunkan suku bunga:) Terbukti setelah akhirnya pemerintah lewat BI mengambil kebijakan seperti itu, inflasi dan rupiah menguat:) Bandingkan dengan IMF yg saat itu malah menyarankan menaikkan suku bunga dan pajak agar mencegah hyperinflation dan jatuhnya mata uang lebih jauh. Pernah saya singgung dalam analisa panjang yg pernah saya buat bulan Januari (bukan Februari) 1998. Ringkasannya bisa dilihat disini: http://www.geocities.com/WallStreet/2055/ringk.html Anda juga bisa perhatikan apa2 saja usulan saya tersebut yg dilakukan pemerintah dan mana2 saja yg belum. Baca juga analisa panjangnya yg dapat didownload dari alamat dengan mengunjungi alamat di atas. Faran: Politik memang ikut berperan tapi tidak banyak. paling 10 % .. sisanya banyak banget.. Irwan: Dan anda percaya ucapan dosen asing anda tersebut atas angka 10%? Anda tidak bersikap kritis dengan bertanya kenapa 10%? Kenapa tidak 5% atau 25%? Apa dasarnya dia mengatakan 10%, apakah didukung oleh data ataukah hanya ngira2 saja? Ataukah karena dia dosen anda maka anda amin-kan semua pendapatnya? Sudah saatnya kita lebih kritis walau itu diucapkan oleh bule sekalipun. Mereka sama2 manusia seperti kita, bedanya mereka bule kita bukan, itu saja...hehehehe Faran: itulah makanya waktu saya baca
Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])
In a message dated 10/8/99 8:31:24 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Kalau saya ingin menghimbau, tulisan Bung Irwan belum tentu benar, tetapi paling tidak beliau telah berani mengeluarkan hasil pemikirannya. Dan mudah2an ide-nya adalah 'genuine'... Irwan: Betul bung bridwan. Dalam suatu analisa/prediksi saya tidak pernah membuat "JAMINAN 100%" . Mungkin karena masih ada bagian masyarakat yg belum bisa membedakan mana opini seseorang dan mana berita. Opini atau pun analisa2 saya atas rupiah dan saham semuanya berdasarkan pengamatan atas pasar, karakter pasar, sentimen pasar. Saya hanya coba terjemahin dalam bentuk kata2 dan sekaligus mencoba mengantisipasi bila suatu skenario terjadi. Saya katakan bahwa bila Megawati bisa terpilih secara aklamasi rupiah akan mencoba menembus Rp5000 hendaknya tidak diartikan bahwa kalau capres lain terpilih, katakanlah Gus Dur, maka rupiah akan anjlok. Di dalam artikel tersebut pun saya tidak membuat prediksi sedikitpun akan rupiah dan saham bila capres yg terpilih adalah Gus Dur. Kenapa? Karena memang saya kurang data untuk hal tersebut. Selama ini sepengamatan saya terhadap pergerakan2 yg ada ya mengidentifikasikan hal demikian. Nah, kalau mau menyangkal opini saya, silahkan tunjukan hal tersebut. Tapi jangan hanya mengirimkan komentar2 yg hanya penuh emosional saja. Walau demikian saya maklum koq, tampaknya analisa yg saya berikan tidak sesuai dengan harapan mereka atau bahkan mungkin interest mereka...:) Makanya, saya mah bisa maklum bila ada ketakutan rakyat2 kecil yg memilih Megawati bisa ngamuk bila jagoannya/harapannya tidak terpenuhi. Lah yg katanya educated bisa ngamuk/emosional membaca pendapat yg tidak sesuai dengan pikiran ataupun kepentingannya. Bukankah jadi aneh dilihat, di satu sisi mereka meminta pemilih Megawati untuk bisa menerima bila nanti capres yg terpilih tidak sesuai dengan yg mereka mauin, eh di sisi lain mereka ngamuk/emosional ketika membaca suatu opini yg tidak sesuai dengan harapan/kepentingan mereka. Ironis memang...:) bridwan: Nah, bagi yang kurang (atau tidak) setuju dengan pandangan beliau, akan lebih baik lagi kalau penyanggahannya dibuat dengan baik (dan manis). Jangan malah dengan umpatan, ledekan atau apapun namanya. Irwan: Ini yg saya tunggu2 sebenarnya. Soal 35% yg katanya tidak bisa dikatakan mewakili rakyat, sudah saya berikan landasan berpikirnya. Soal angka Rp5000 pun sudah saya berikan perhitungan atas dasar perbandingan negara dan situasi. Soal kenapa Megawati, juga sudah saya berikan dasar pemikirannya. Soal kenapa sebaiknya tidak voting tapi secara aklamasi pun sudah saya berikan dasar pemikirannya. Walau demikian, saya sadar koq kemungkinan tidak voting itu kecil, tapi itu tidak menyurutkan saya untuk menyuarakan kebenaran yg menurut saya perlu kita terapkan. Sama juga seperti upaya menghapus korupsi yg bisa dibilang hampir tidak mungkin. Tapi, walau hampir tidak mungkin itu toh bukan berarti kita jadikan alasan untuk tidak bersuara, bukan? Namanya opini itu masih bisa diperdebatkan. Umumnya sih akan berkisar pada asumsi yg digunakan. Tapi, bagaimana kita bisa adu argumentasi kalau yg memberi respon hanya kasih komentar2 seperti: "detik.com kecolongan", "koq cuma segitu doang analisanya", "terlalu optimis", "sudahlah, irwan ngga usah diladeni", "jauh2 sekolah bisanya cuma nulis segitu", dan komentar2 sejenis yg sudah rekan2 lihat sendiri. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
(No Subject)
Subject: Fw: FW: FW: Microsoft and AOL merger Show brief headers | Show all headers From: "Jeff Yorke" [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book Date: October 6, 1999 10:27:36 PM EDT To: cammie leonardini [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book To: Brice Fialcowitz [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book To: B F [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book To: Brian Catalano [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book To: Brian Catalano [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book To: Brian Catalano [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book To: [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book To: Benson Ty [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book To: [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book To: [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book To: Erin Pasternack [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book To: denise sparks [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book To: Dean Rowen [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book To: Cyndi Boynton [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book To: [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book To: creepy [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book To: [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book To: [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book To: [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book To: Terry Tompkins [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book To: Terri Lynn [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book To: Robert Rankin Walker [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book To: Robert E. Yorke [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book To: [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book To: [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book To: Rebecca Gale [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book To: [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book To: Sounni de Fontenay [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book To: Sonya Wilson [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book To: [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book To: pete shimazaki doktor [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book To: [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book To: [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book To: [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book To: Netscape AOL Instant Messenger [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book To: [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book To: [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book To: Randy Carr [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book To: [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book To: "Manges, Marleen" [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book To: Lonnie Pearlman [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book To: [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book To: [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book To: [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book To: Jimmy [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book To: Jeff Yorke [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book To: James Fahnestock [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book To: [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book To: [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book To: Verdugo [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book To: ty d [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book To: ARTIFEX [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book To: Andre Calilhanna [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book To: Ali Handal [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book To: [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book CC: - Original Message - From: platprod [EMAIL PROTECTED] To: James Fahnestock [EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, October 06, 1999 6:05 PM Subject: Fw: FW: FW: Microsoft and AOL merger -Original Message- From: Brian Bailey [EMAIL PROTECTED] To: Wayne Takamure [EMAIL PROTECTED]; Todd Weatherill [EMAIL PROTECTED]; Steve Esnard [EMAIL PROTECTED]; Stephen Oakley [EMAIL PROTECTED]; Stephanie Sullivan [EMAIL PROTECTED]; Stacie Genchi [EMAIL PROTECTED]; Scott Jackson [EMAIL PROTECTED]; SCOTT HOGAN [EMAIL PROTECTED]; SCOTT curtis [EMAIL PROTECTED]; Russ Dickson [EMAIL PROTECTED]; Russ Dickson [EMAIL PROTECTED]; RUS GUILD [EMAIL PROTECTED]; Rob/Marion Strange [EMAIL PROTECTED]; Pat Ezzell [EMAIL PROTECTED]; NOEL MCCORD [EMAIL PROTECTED]; NANCY THALL [EMAIL PROTECTED]; Minja Parker [EMAIL PROTECTED]; Mike Pitt [EMAIL PROTECTED]; MIKAYLA TEESE [EMAIL PROTECTED]; Michael Burns [EMAIL PROTECTED]; Melissa Hudlin [EMAIL PROTECTED]; Matt Bovard [EMAIL PROTECTED]; MATT arthur [EMAIL PROTECTED]; Mark Tinkess [EMAIL PROTECTED]; Mark De La Cruz [EMAIL PROTECTED]; Marcelo Frederik [EMAIL PROTECTED]; Liza