cakit peut

1999-10-08 Terurut Topik Suhendri

HE...he.he.
Haha.ha..
Ho...hohoo...ho
adu sakit perut ketawa
Ha.ha.ha
HAAA...HA..HAHA
aduh ...aduh .peutnya cakit ..tulung...
ha...ha.he.h...h..
haha.

aduh aduh..cakit peutnya.

=

Kwik Soal Mega Jadi Presiden:
Tak Jaminan Ekonomi Stabil
Reporter: Irna Gustia W

detikcom, Jakarta- Kubu PDI Perjuangan mengakui bahwa Megawati bukanlah
penyelamat bangsa ini dari kehancuran ekonomi. “Tidak jaminan jika Mega jadi
presiden, situasi ekonomi akan lebih stabil,” kata Kwik Kian Gie, Jum’at
(8/10/1999).

Pernyataan Kwik itu untuk menepis adanya prediksi banyak kalangan bahwa
negara ini akan selamat bila Mega terpilih jadi presiden. Bahkan ada analis
yang berani bertaruh rupiah akan mencapai Rp 5.000/ dollar AS bila Mega
menang. Tapi Kwik, orang dekat Mega, tak bisa memberi jaminan itu.



Re: Tahukah anda?

1999-10-08 Terurut Topik Jeffrey Anjasmara

Memang pinter M. Irwan ini ya?
Mari kita dukung sebagai presiden ke-5 deh.


From: Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: Tahukah anda?
Date: Fri, 8 Oct 1999 01:34:32 EDT

In a message dated 10/8/99 12:34:45 AM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

  So what ?
   Kesimpulannya aja dech, susah ngomong sama Anda.


Irwan:
Ternyata rakyat AS itu menganggap bahwa walau hanya
mendapat 25.7% tapi kalau sudah memenangkan pemilihan
ya dianggap mewakili kemauan kebanyakan rakyat.
Jadi, ngga butuh harus mendapat lebih dari 50%:)

Oh ya, kalau ngga salah khan anda ya yg kemarin menjamin
kandidat presiden ngga akan lebih dari 3 tahun 2004 nanti?
Kalau anda perhatikan sejarah kandidat presiden AS sejak
tahun 1789 dulu, maka anda bisa bisa lihat alasan saya
kenapa saya tidak yakin kandidat presiden mendatang
tidak lebih dari 3 dengan asumsi tidak dibuat aturan dibatasi
maksimum hanya tiga saja.
Tidak menghargai pilihan rakyat saat ini bagi saya sama
saja menanamkan masalah besar yg bisa muncul dikemudian
hari. Hendaknya ini sangat dipertimbangkan oleh para elit politik.

Anda kemarin disini mengatakan demokrasi kita menggunakan
demokrasi perwakilan. Pernahkah anda bertanya apakah
pemilih PAN dulu setuju kalau para wakilnya memilih capres
yg bukan Amien Rais seperti yg dulu dijanjikan waktu kampanye?
Pernahkah anda berpikir apakah pemilih PPP pada pemilu
kemarin setuju kalau para wakilnya memilih presiden selain
Hamzah Haz, capresnya PPP yg di sosialisasikan waktu
kampanye pemilu kemarin?
Apakah menurut anda pemilih2 Golkar akan rela para wakilnya
memilih capres yg bukan Habibie seperti yg dikampanyekan
pemilu lalu?
Dan terakhir, apakah anda pikir pemilih2 PDIP juga akan
merasa diwakili bila para wakilnya nanti memilih capres yg
bukan Megawati seperti kesepakan kongres dan juga sering
disosialisasikan selama kampanye pemilu lalu.

Bottom line, bila semua wakil konsisten untuk mewakili
suara pemilihnya pada pemilu lalu soal presiden, maka
para wakil itu tidak punya hak untuk merubah pilihan
selain capres yg dijanjikan pada waktu kampanye lalu.
Bila dirubah, bagi saya itu sudah berhianat tidak lagi
bisa dibilan mewakili. Demokrasi perwakilan tidak sama
dengan demokrasi kumpul2/arisan.

Di AS, setiap wakil itu harus mendengarkan pendapat
para pemilihnya. Mereka punya daftar nama2 anggota
partai yg memilihnya. Para anggota pemilih partai yg
tetap itu pun punya nomor akses telpon ke wakilnya
atau pun sekretaris wakilnya yg setiap saat bisa dihubungi.
Jadi, mereka walau sudah dipilih ngga bisa seenaknya
saja bilang suaranya adalah suara rakyat yg memilihnya
kalau dia merubah pilihan yg tidak sesuai dengan janji
kampanye dulu.

Jadi, mau sistem perwakilan keq mau sistem langsung keq,
kalau dilakukan dengan konsisten maka hanya capres
pemenang pemilu lah yg memang paling layak memimpin
pemerintahan.

Anda pernah tinggal di AS?
Kalau pernah, maka anda bisa lihat bagaimana kasus
Monica vs Clinton kemarin ada anggota dari partai republik
yg membelot dari kebijakan partainya. Kenapa?
Karena masyarakat pemilihnya (daerahnya) meminta mereka
mempertahankan Clinton di White House. Para wakil itu
walau sudah terpilih harus tunduk dengan kemauan rakyat
di daerahnya. Dari mana mereka bisa tahu kemauan masyarakat
pemilihnya? Ya dari daftar anggota tetap pemilih partai baik
yg dihubungi oleh sekretaris partai di daerah pemilihannya tersebut
atau pun yg menghubungi langsung ke sekretariat partai.
Nah, ini baru yg namanya membawa suara rakyat.
Jadi jangan suara pribadi dibilang suara rakyat yg memilihnya.
Khan aneh. Sejak kapan masyarakat pemilih PAN dimintai
pendapat bahwa para wakilnya akan memilih capres yg bukan
Amien Rais seperti dijanjikan dulu dalam pemilu. Sejak kapan
masyarakat pemilih PPP pernah ditanyain pendapatnya bahwa
para wakilnya tidak jadi memilih Hamzah Haz sebagai presiden
seperti yg dijanjikan dalam kampanye dulu tapi akan memilih
capres lain? Apa demokrasi perwakilan yg sering anda sebut
itu yg seperti ini?


jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu


__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Re: Takut kalah ? (Attn:Re: Tahukah anda?)

1999-10-08 Terurut Topik Jeffrey Anjasmara

Sudah-sudah-sudah. Entar anda capek sendiri. Mending di-iya-in saja deh.
Mari kita dukung agar M. Irwan mengirimkan pemikirannya ini ke kompas.
Bagaimana?


From: Yumartono [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Takut kalah ? (Attn:Re: Tahukah anda?)
Date: Fri, 8 Oct 1999 14:50:42 +0700

 Irwan:
 Pernahkah anda bertanya apakah
 pemilih PAN dulu setuju kalau para wakilnya memilih capres
 yg bukan Amien Rais seperti yg dulu dijanjikan waktu kampanye?
 Pernahkah anda berpikir apakah pemilih PPP pada pemilu
 kemarin setuju kalau para wakilnya memilih presiden selain
 Hamzah Haz, capresnya PPP yg di sosialisasikan waktu
 kampanye pemilu kemarin?
 Apakah menurut anda pemilih2 Golkar akan rela para wakilnya
 memilih capres yg bukan Habibie seperti yg dikampanyekan
 pemilu lalu?
 Dan terakhir, apakah anda pikir pemilih2 PDIP juga akan
 merasa diwakili bila para wakilnya nanti memilih capres yg
 bukan Megawati seperti kesepakan kongres dan juga sering
 disosialisasikan selama kampanye pemilu lalu.
 

Kalau anda cermati lagi suasana pemilu yang lalu, disana anda dapat
menemukan bahwa rakyat yang memilih partai (khususnya yang berasaskan
Islam)
tidak terlalu memperdulikan siapa capres yang diusulkan oleh partai tsb.
Yang rakyat inginkan waktu itu adalah bahwa caleg-caleg yang terpilih nanti
bisa memperjuangkan aspirasi mereka.  Masalah capres adalah janji partai
yang merupakan prioritas jauh dibawah.  Anda perhatikan juga pada saat
kampanye yang lalu, tidak ada massa dari partai-partai yang berasaskan
Islam
membawa poster atau gambar dari capresnya.  Anda jangan menyamakan massa
partai-partai yang berasas Islam dengan massa PDI-P.  Mungkin saja massa
PDI-P sangat ngebet sekali supaya Megawati menjadi presiden (terlihat dari
poster-poster Mega yang mereka bawa), tapi massa partai-partai Islam sih
tidak peduli siapa yang jadi presiden, yang penting bagi mereka adalah
asalkan orangnya merupakan figur yang dapat memperjuangkan aspirasi umat.

 Bottom line, bila semua wakil konsisten untuk mewakili
 suara pemilihnya pada pemilu lalu soal presiden, maka
 para wakil itu tidak punya hak untuk merubah pilihan
 selain capres yg dijanjikan pada waktu kampanye lalu.
 Bila dirubah, bagi saya itu sudah berhianat tidak lagi
 bisa dibilan mewakili. Demokrasi perwakilan tidak sama
 dengan demokrasi kumpul2/arisan.


Lho, apa dasarnya anda bilang para wakil tidak mempunyai hak untuk merubah
pilihannya ?  Saya sudah bilang bahwa pemilu kemarin itu adalah memilih
wakil rakyat, dan wakil rakyat itulah yang akan memilih presiden.  Rakyat
itu sudah sepenuhnya mempercayakan aspirasinya kepada wakil rakyat.  Anda
tidak usah pusing lah memikirkan rakyat yang telah memilih PPP, PBB, PK,
PAN
(poros tengah), bahwa mereka akan kecewa bila capres yang dulu
dicalonkannya
tidak jadi tampil.  Rakyat sudah cukup realistis untuk mempercayakan
wakilnya dalam memilih presiden.
Saya tidak melihat ketidakkonsistenan disini.

 Jadi, mau sistem perwakilan keq mau sistem langsung keq,
 kalau dilakukan dengan konsisten maka hanya capres
 pemenang pemilu lah yg memang paling layak memimpin
 pemerintahan.
 

Mendingan sekarang begini saja, para wakil rakyat bertanding saja secara
fair di majelis/dewan untuk memilih presiden (debat dulu baru voting),
setelah itu kita tunggu siapa yang mendapat suara paling banyak.  Nah,
kalau
sudah begitu, yang kalah harus mengakui yang menang, dan harus ikut
mendukungnya.
Itulah demokrasi yang sekarang terjadi di Indonesia.  Kalau belum siap, ya
tunggu 5 tahun lagi sembari mengamendemen UUD 45.

YMT


__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Re: [cakit peut]

1999-10-08 Terurut Topik Rizal Az

jahat nih mas soehendrihe..he...he... kasihan loh udah stay up 
all night tuh mikirin saham dan dollar:))).
Untuk Irwan...
  Yaaahhh segitu aja kemampuannya... di challange tuh sama KKG...
kalau saya sih... udah bisa tulisan saya masuk koran, saya langsung
bikin analisa baru deh yang menyokong pendapat saya. Hancurin KKG 
sekalian, liat sampai dimana dia bisa ber"argue"

he..he..he...he


ichal


Suhendri [EMAIL PROTECTED] wrote:
HE...he.he.
Haha.ha..
Ho...hohoo...ho
adu sakit perut ketawa
Ha.ha.ha
HAAA...HA..HAHA
aduh ...aduh .peutnya cakit ..tulung...
ha...ha.he.h...h..
haha.

aduh aduh..cakit peutnya.

=

Kwik Soal Mega Jadi Presiden:
Tak Jaminan Ekonomi Stabil
Reporter: Irna Gustia W

detikcom, Jakarta- Kubu PDI Perjuangan mengakui bahwa Megawati bukanlah
penyelamat bangsa ini dari kehancuran ekonomi. “Tidak jaminan jika Mega jadi
presiden, situasi ekonomi akan lebih stabil,” kata Kwik Kian Gie, Jum’at
(8/10/1999).

Pernyataan Kwik itu untuk menepis adanya prediksi banyak kalangan bahwa
negara ini akan selamat bila Mega terpilih jadi presiden. Bahkan ada analis
yang berani bertaruh rupiah akan mencapai Rp 5.000/ dollar AS bila Mega
menang. Tapi Kwik, orang dekat Mega, tak bisa memberi jaminan itu.



Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at 
http://webmail.netscape.com.



Pemilihan Presiden itu Hendaknya Seperti Memilih Dokter

1999-10-08 Terurut Topik Nasrullah Idris

 Pemilihan Presiden itu hendaknya ibarat memilih seorang dokter kompeten
ketika terjadi wabah penyakit di suatu daerah. Saya rasa, siapa pun tidak
lagi mempersoalkan, apakah dokter itu berasal dari "partai itu" atau "partai
ini". Soalnya siapa pun dengan kesadaran intelektualnya masing-masing
menginginkan adanya perbaikan kesehatan pada masyarakat daerah tersebut.

Salam,

Nasrullah Idris



Re: cakit peut

1999-10-08 Terurut Topik Faransyah Jaya

hehehehehe..

jangan gitu soe..
kali aja si penganalisa itu lebih dekat ke mega daripada kwik..
who knows toh...

faran
--

On Fri, 8 Oct 1999 15:25:53Suhendri wrote:
HE...he.he.
Haha.ha..
Ho...hohoo...ho
adu sakit perut ketawa
Ha.ha.ha
HAAA...HA..HAHA
aduh ...aduh .peutnya cakit ..tulung...
ha...ha.he.h...h..
haha.

aduh aduh..cakit peutnya.

=

Kwik Soal Mega Jadi Presiden:
Tak Jaminan Ekonomi Stabil
Reporter: Irna Gustia W

detikcom, Jakarta- Kubu PDI Perjuangan mengakui bahwa Megawati bukanlah
penyelamat bangsa ini dari kehancuran ekonomi.  Tidak jaminan jika Mega jadi
presiden, situasi ekonomi akan lebih stabil,  kata Kwik Kian Gie, Jum at
(8/10/1999).

Pernyataan Kwik itu untuk menepis adanya prediksi banyak kalangan bahwa
negara ini akan selamat bila Mega terpilih jadi presiden. Bahkan ada analis
yang berani bertaruh rupiah akan mencapai Rp 5.000/ dollar AS bila Mega
menang. Tapi Kwik, orang dekat Mega, tak bisa memberi jaminan itu.



DC Email!
free email for the community - http://www.DCemail.com



Unsubscribe

1999-10-08 Terurut Topik Rucuky Kyraro

unsubscribe please !!!

Thank You


haha.

aduh aduh..cakit peutnya.

=

Kwik Soal Mega Jadi Presiden:
Tak Jaminan Ekonomi Stabil
Reporter: Irna Gustia W

detikcom, Jakarta- Kubu PDI Perjuangan mengakui bahwa Megawati bukanlah
penyelamat bangsa ini dari kehancuran ekonomi.  Tidak jaminan jika Mega jadi
presiden, situasi ekonomi akan lebih stabil,  kata Kwik Kian Gie, Jum at
(8/10/1999).

Pernyataan Kwik itu untuk menepis adanya prediksi banyak kalangan bahwa
negara ini akan selamat bila Mega terpilih jadi presiden. Bahkan ada analis
yang berani bertaruh rupiah akan mencapai Rp 5.000/ dollar AS bila Mega
menang. Tapi Kwik, orang dekat Mega, tak bisa memberi jaminan itu.



DC Email!
free email for the community - http://www.DCemail.com



Get free email and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1



Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])

1999-10-08 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 10/8/99 12:01:46 PM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

 Untuk Irwan...
Yaaahhh segitu aja kemampuannya... di challange tuh sama KKG...
  kalau saya sih... udah bisa tulisan saya masuk koran, saya langsung
  bikin analisa baru deh yang menyokong pendapat saya. Hancurin KKG
  sekalian, liat sampai dimana dia bisa ber"argue"


Irwan:
KKG mengatakan "TIDAK MENJAMIN".
Siapapun akan maklum dalam floating system, apalagi free floating
system yg kita anut sekarang, pergerakan rupiah itu ditentukan
oleh kekuatan pasar. Sekali2 bisa saja digerakan dengan intervensi,
tapi buntut2nya ya kekuatan pasar lagi nanti yg akan lebih berperan.
Jadi jelas tidak ada yg bisa menjamin, kalau justru ada yg
berani bilang bisa menjamin, itu yg perlu dipertanyakan.
Bank sentral Jepang saja sering kewalahan menghadapi kekuatan
pasar seperti sempat 1-3 minggu terakhir ini menghadapi
penguatan Yen terlalu cepat buat mereka.

Saya pribadi juga tidak pernah mengeluarkan kata2 menjamin
karena memang kata2 "MENJAMIN" itu sangat diharamkan
dilingkungan trader. Yang saya berikan hanyalah sebuah prediksi
berdasarkan analisa2 yg saya lakukan. Silahkan mau
dipercayai atau tidak, tidak ada paksaan alias bebas karena
memang untung dan rugi ditanggung sendiri2:)
Di milis [EMAIL PROTECTED] pun saya belum memberikan
rekomendasi borong rupiah seperti yg sudah2 saya lakukan bila
melihat sinyal kuat karena memang saya belum melihat sinyal
kuat tersebut baik secara situasi atau pun grafik. Dari secara grafik
saat ini sedang tahap konsolidasi untuk gerakan kencang berikutnya.
Tunggu tanggal mainnya, pada saatnya nanti saya akan lepaskan
rekomendasi (jual atau beli), bila sinyal itu sudah datang.

Sudah beberapa kali saya memberikan rekomendasi
borong rupiah di milis tersebut ketika rupiah beberapa kali
mencoba menyentuh 10 ribu beberapa waktu yg lalu dan
saat itu sudah beredar rumors kuat rupiah akan menembus
10 ribu bahkan bisa lebih parah lagi. Saya lemparkan rekomendasi
berikut analisa baik secara situasi dan juga grafik yg ada (para
trader/spekulan sering menggunakan grafik sebagai salah satu
pedoman gerakan). Faktanya? Beberapa kali rupiah gagal
dipaksa tembus 10 ribu dan malah menguat menembus 8000
dan bahkan pernah menembus 7000. Selain rekomendasi
borong rupiah, saya pun beberapa kali kasih rekomendasi
profit taking dan saat itu rupiah memang akhirnya melemah.
Apakah saya yg menggerakan rupiah? Jelas tidak, saya hanya
mencoba mengantisipasi gerakan rupiah ke depan berdasarkan
data2 yg saya miliki dan juga para trader lainnya miliki.
Saya sebagai trader memang terbiasa dalam analisa2
memberikan angka2 target. Ini yg tampaknya belum terbiasa
dikonsumsi oleh sebagian masyarakat.

Apakah di artikel tersebut KKG memberi jaminan bahwa rupiah
tidak akan ke Rp5000 bila kondisi yg saya sebutkan terpenuhi?
Tidak juga toh...:)
Di akhir paragraf KKG menambahkan komentarnya bahwa
rupiah saat ini undervalued. Dengan bahasa lain, KKG
mengatakan rupiah akan menguat di waktu mendatang hanya
saja dia tidak tahu bisa sampai berapa. Saya bisa menerima
pendapatnya sebagai suatu pendapat. Pendapat saya tidak
ditentukan atau pun dibatasi oleh pendapat orang lain.

Dari mana angka Rp5000 itu saya peroleh?
Perhatikan perhitungan dengan menggunakan asumsi situasi
dibawah ini. Saya kutipkan saja cuplikan dari tulisan susulan saya
ke detik.com untuk melengkapi yg kemarin itu, belum dimuat
sampai saat ini dan kemungkinan besar tampaknya tidak akan
dimuat seperti tanggapan saya atas komentar pembaca, Rizal,
di detik.com yg saya kirim pada hari yg sama ketika komentar
itu dimuat.

--cuplikan dari tulisan susulan--
Walau demikian, angka Rp5000 itu bukan lahir begitu saja.
Saya menggunakan ukuran perbandingan situasi dengan
negara Thailand dan Philipina.
Sebelum krisis Juli 1997 lalu per dolar AS, nilai kurs rupiah
adalah Rp2400, Baht Thailand 24 dan Peso Philipina 26.
Pagi tadi jam 9:43 AM waktu Jakarta, kurs Rupiah 7825,
Baht Thailand 40.05, Peso Philipina 40.5.

Dari angka2 di atas kita ketahui nilai Baht Thailand merosot 40%
dan Peso Philipina 35.8% sejak sebelum krisis terjadi.
Bila kita ambil penurunan yang terburuk saja, maka penurunan
40% dari Rp2400 itu adalah Rp4000. Karenanya angka Rp5000
yang saya berikan itu adalah angka konservatif yang sebenarnya
sudah pernah diberikan oleh Stanley Fischer pada bulan Juni lalu.

Saat ini rupiah berada di sekitar Rp7800 menurut saya karena
pasar masih mendiskon negatif unsur kepercayaan yang memang
saat ini sangat rendah. Seperti kita ketahui, krisis yang terjadi
di Indonesia selama ini sumbernya karena krisis kepercayaan.
Karenanya bagi saya, untuk bisa memulihkan segera krisis
yang bekepanjangan ini mau tidak mau unsur kepercayaan tersebut
baik dari investor lokal, luar negeri atau pun masyarakat luas harus
segera dikembalikan.

Indonesia jelas tidak bisa dibandingkan dengan Thailand dan Philipina.
Tidak bisa dibandingkan disini bukan dalam artian lebih buruk tapi
malah lebih 

Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])

1999-10-08 Terurut Topik Jeffrey Anjasmara

Jelas paruh atas dari posting Bung Irwan tidak berhubungan dengan separuh
yang bagian bawah dari posting ini. Mengapa?
- Sudah ngomongin AR yang didukung banyak pihak kecuali PDIP+PKB.
  Ingat lho, PKB waktu itu belum tahu keseriusan pengangkatan Gusdur
  sebagai capres. Coba kalau sudah tahu, PDIP bakalan sendirian.
  Paling dibelain sama Matori yang sempet diiming-imingin jadi wapres.
- Sudah ngomongin AT yang juga didukung oleh PDIP
- Lagi-lagi kepercayaan RAKYAT untuk Megawati
- Tidak memperhitungkan manuver PDIP yang berusaha merangkul Golkar
  dengan mengiming-imingi AT jawaban wakil presiden.
- Jadi mana tuh kepercayaan rakyat bahwa PDIP anti Golkar?

+anjas


From: Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])
Date: Fri, 8 Oct 1999 17:51:50 EDT

In a message dated 10/8/99 12:01:46 PM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

  Untuk Irwan...
 Yaaahhh segitu aja kemampuannya... di challange tuh sama KKG...
   kalau saya sih... udah bisa tulisan saya masuk koran, saya langsung
   bikin analisa baru deh yang menyokong pendapat saya. Hancurin KKG
   sekalian, liat sampai dimana dia bisa ber"argue"


Irwan:
KKG mengatakan "TIDAK MENJAMIN".
Siapapun akan maklum dalam floating system, apalagi free floating
system yg kita anut sekarang, pergerakan rupiah itu ditentukan
oleh kekuatan pasar. Sekali2 bisa saja digerakan dengan intervensi,
tapi buntut2nya ya kekuatan pasar lagi nanti yg akan lebih berperan.
Jadi jelas tidak ada yg bisa menjamin, kalau justru ada yg
berani bilang bisa menjamin, itu yg perlu dipertanyakan.
Bank sentral Jepang saja sering kewalahan menghadapi kekuatan
pasar seperti sempat 1-3 minggu terakhir ini menghadapi
penguatan Yen terlalu cepat buat mereka.

Saya pribadi juga tidak pernah mengeluarkan kata2 menjamin
karena memang kata2 "MENJAMIN" itu sangat diharamkan
dilingkungan trader. Yang saya berikan hanyalah sebuah prediksi
berdasarkan analisa2 yg saya lakukan. Silahkan mau
dipercayai atau tidak, tidak ada paksaan alias bebas karena
memang untung dan rugi ditanggung sendiri2:)
Di milis [EMAIL PROTECTED] pun saya belum memberikan
rekomendasi borong rupiah seperti yg sudah2 saya lakukan bila
melihat sinyal kuat karena memang saya belum melihat sinyal
kuat tersebut baik secara situasi atau pun grafik. Dari secara grafik
saat ini sedang tahap konsolidasi untuk gerakan kencang berikutnya.
Tunggu tanggal mainnya, pada saatnya nanti saya akan lepaskan
rekomendasi (jual atau beli), bila sinyal itu sudah datang.

Sudah beberapa kali saya memberikan rekomendasi
borong rupiah di milis tersebut ketika rupiah beberapa kali
mencoba menyentuh 10 ribu beberapa waktu yg lalu dan
saat itu sudah beredar rumors kuat rupiah akan menembus
10 ribu bahkan bisa lebih parah lagi. Saya lemparkan rekomendasi
berikut analisa baik secara situasi dan juga grafik yg ada (para
trader/spekulan sering menggunakan grafik sebagai salah satu
pedoman gerakan). Faktanya? Beberapa kali rupiah gagal
dipaksa tembus 10 ribu dan malah menguat menembus 8000
dan bahkan pernah menembus 7000. Selain rekomendasi
borong rupiah, saya pun beberapa kali kasih rekomendasi
profit taking dan saat itu rupiah memang akhirnya melemah.
Apakah saya yg menggerakan rupiah? Jelas tidak, saya hanya
mencoba mengantisipasi gerakan rupiah ke depan berdasarkan
data2 yg saya miliki dan juga para trader lainnya miliki.
Saya sebagai trader memang terbiasa dalam analisa2
memberikan angka2 target. Ini yg tampaknya belum terbiasa
dikonsumsi oleh sebagian masyarakat.

Apakah di artikel tersebut KKG memberi jaminan bahwa rupiah
tidak akan ke Rp5000 bila kondisi yg saya sebutkan terpenuhi?
Tidak juga toh...:)
Di akhir paragraf KKG menambahkan komentarnya bahwa
rupiah saat ini undervalued. Dengan bahasa lain, KKG
mengatakan rupiah akan menguat di waktu mendatang hanya
saja dia tidak tahu bisa sampai berapa. Saya bisa menerima
pendapatnya sebagai suatu pendapat. Pendapat saya tidak
ditentukan atau pun dibatasi oleh pendapat orang lain.

Dari mana angka Rp5000 itu saya peroleh?
Perhatikan perhitungan dengan menggunakan asumsi situasi
dibawah ini. Saya kutipkan saja cuplikan dari tulisan susulan saya
ke detik.com untuk melengkapi yg kemarin itu, belum dimuat
sampai saat ini dan kemungkinan besar tampaknya tidak akan
dimuat seperti tanggapan saya atas komentar pembaca, Rizal,
di detik.com yg saya kirim pada hari yg sama ketika komentar
itu dimuat.

--cuplikan dari tulisan susulan--
Walau demikian, angka Rp5000 itu bukan lahir begitu saja.
Saya menggunakan ukuran perbandingan situasi dengan
negara Thailand dan Philipina.
Sebelum krisis Juli 1997 lalu per dolar AS, nilai kurs rupiah
adalah Rp2400, Baht Thailand 24 dan Peso Philipina 26.
Pagi tadi jam 9:43 AM waktu Jakarta, kurs Rupiah 7825,
Baht Thailand 40.05, Peso Philipina 40.5.

Dari angka2 di atas kita ketahui nilai Baht Thailand merosot 40%
dan Peso 

Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])

1999-10-08 Terurut Topik Faransyah Jaya

Hehehehe...
emang paling susah mengakui kelemahan seseorang. :)

Kalo boleh saya kasih analisa tentang rupiah sedikit.
Menurut saya pribadi fluktuasi rupiah di Indonesia memang benar2 tidak tahu diri.
kenapa begitu. karena bila dilihat dari semua teori ekonomi tidak mungkin rupiah 
seperti sekarang ini.

Bahkan soros sendiri yang ngancurin asia mengakui bahwa saat dia mencoba berspekulasi 
dengan mata uang asia, dia sendiri tidak pernah memiliki analisa rupiah akan free fall 
seperti ini.

Beberapa proffesor saya di American Uni. sendiri paling males kalo udah bahas masalah 
Indonesia beserta currencynya.
alasannya: apapun teori yang dipake pasti salah. terlalu aneh.. bukan sulit ... 
terlalu aneh untuk diprediksi. terlalu banyak faktor x yang berperan.

Politik memang ikut berperan tapi tidak banyak. paling 10 % .. sisanya banyak banget..

itulah makanya waktu saya baca tulisan mr. irwan ini senyum2 sendiri. kok bisa begitu 
dengan mega jadi presiden rupiah jadi 5000.

menurut saya sendiri dengan rupiah 5000 tidak akan membuat ekonomi indonesia membaik.
yang kita butuhkan adalah rupiah yang stabil.
yang bisa dipakai/dipatok para pelaku bisnis kita untuk berdagang.

so buat rekan2 yang memang lagi belajar disini seperti saya.. kita masih perlu banyak 
belajar dari orang amerika. bukan bermaksud sombong. tapi orang indonesia ini emang 
typicallnya kalo punya lebih sedikit merasa lebih segunung.

Wassalam,

Faran

--

On Fri, 8 Oct 1999 17:51:50Irwan Ariston Napitupulu wrote:
In a message dated 10/8/99 12:01:46 PM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

 Untuk Irwan...
Yaaahhh segitu aja kemampuannya... di challange tuh sama KKG...
  kalau saya sih... udah bisa tulisan saya masuk koran, saya langsung
  bikin analisa baru deh yang menyokong pendapat saya. Hancurin KKG
  sekalian, liat sampai dimana dia bisa ber"argue"


Irwan:
KKG mengatakan "TIDAK MENJAMIN".
Siapapun akan maklum dalam floating system, apalagi free floating
system yg kita anut sekarang, pergerakan rupiah itu ditentukan
oleh kekuatan pasar. Sekali2 bisa saja digerakan dengan intervensi,
tapi buntut2nya ya kekuatan pasar lagi nanti yg akan lebih berperan.
Jadi jelas tidak ada yg bisa menjamin, kalau justru ada yg
berani bilang bisa menjamin, itu yg perlu dipertanyakan.
Bank sentral Jepang saja sering kewalahan menghadapi kekuatan
pasar seperti sempat 1-3 minggu terakhir ini menghadapi
penguatan Yen terlalu cepat buat mereka.

Saya pribadi juga tidak pernah mengeluarkan kata2 menjamin
karena memang kata2 "MENJAMIN" itu sangat diharamkan
dilingkungan trader. Yang saya berikan hanyalah sebuah prediksi
berdasarkan analisa2 yg saya lakukan. Silahkan mau
dipercayai atau tidak, tidak ada paksaan alias bebas karena
memang untung dan rugi ditanggung sendiri2:)
Di milis [EMAIL PROTECTED] pun saya belum memberikan
rekomendasi borong rupiah seperti yg sudah2 saya lakukan bila
melihat sinyal kuat karena memang saya belum melihat sinyal
kuat tersebut baik secara situasi atau pun grafik. Dari secara grafik
saat ini sedang tahap konsolidasi untuk gerakan kencang berikutnya.
Tunggu tanggal mainnya, pada saatnya nanti saya akan lepaskan
rekomendasi (jual atau beli), bila sinyal itu sudah datang.

Sudah beberapa kali saya memberikan rekomendasi
borong rupiah di milis tersebut ketika rupiah beberapa kali
mencoba menyentuh 10 ribu beberapa waktu yg lalu dan
saat itu sudah beredar rumors kuat rupiah akan menembus
10 ribu bahkan bisa lebih parah lagi. Saya lemparkan rekomendasi
berikut analisa baik secara situasi dan juga grafik yg ada (para
trader/spekulan sering menggunakan grafik sebagai salah satu
pedoman gerakan). Faktanya? Beberapa kali rupiah gagal
dipaksa tembus 10 ribu dan malah menguat menembus 8000
dan bahkan pernah menembus 7000. Selain rekomendasi
borong rupiah, saya pun beberapa kali kasih rekomendasi
profit taking dan saat itu rupiah memang akhirnya melemah.
Apakah saya yg menggerakan rupiah? Jelas tidak, saya hanya
mencoba mengantisipasi gerakan rupiah ke depan berdasarkan
data2 yg saya miliki dan juga para trader lainnya miliki.
Saya sebagai trader memang terbiasa dalam analisa2
memberikan angka2 target. Ini yg tampaknya belum terbiasa
dikonsumsi oleh sebagian masyarakat.

Apakah di artikel tersebut KKG memberi jaminan bahwa rupiah
tidak akan ke Rp5000 bila kondisi yg saya sebutkan terpenuhi?
Tidak juga toh...:)
Di akhir paragraf KKG menambahkan komentarnya bahwa
rupiah saat ini undervalued. Dengan bahasa lain, KKG
mengatakan rupiah akan menguat di waktu mendatang hanya
saja dia tidak tahu bisa sampai berapa. Saya bisa menerima
pendapatnya sebagai suatu pendapat. Pendapat saya tidak
ditentukan atau pun dibatasi oleh pendapat orang lain.

Dari mana angka Rp5000 itu saya peroleh?
Perhatikan perhitungan dengan menggunakan asumsi situasi
dibawah ini. Saya kutipkan saja cuplikan dari tulisan susulan saya
ke detik.com untuk melengkapi yg kemarin itu, belum dimuat
sampai saat ini dan kemungkinan besar tampaknya tidak akan
dimuat 

Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])

1999-10-08 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 10/8/99 6:08:47 PM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

 Jelas paruh atas dari posting Bung Irwan tidak berhubungan dengan separuh
  yang bagian bawah dari posting ini. Mengapa?
  - Sudah ngomongin AR yang didukung banyak pihak kecuali PDIP+PKB.
Ingat lho, PKB waktu itu belum tahu keseriusan pengangkatan Gusdur
sebagai capres. Coba kalau sudah tahu, PDIP bakalan sendirian.
Paling dibelain sama Matori yang sempet diiming-imingin jadi wapres.
  - Sudah ngomongin AT yang juga didukung oleh PDIP
  - Lagi-lagi kepercayaan RAKYAT untuk Megawati
  - Tidak memperhitungkan manuver PDIP yang berusaha merangkul Golkar
dengan mengiming-imingi AT jawaban wakil presiden.
  - Jadi mana tuh kepercayaan rakyat bahwa PDIP anti Golkar?

  +anjas


Irwan:
Bung Anjas, ini dari posting saya tersebut adalah menjawab
hal yg berhubungan dengan angka "5000".
Saya lihat anda tidak memberikan komentar atas apa yg
saya sampaikan seputar dasar dari saya memberikan
angka "5000". Mudah2an anda dan rekan2 lainnya kini
melihat bahwa sebenarnya angka 5000 itu bukan angka yg terlalu
mengada2 atau pun terlalu optimis.

Mengenai komentar anda di atas, saya hanya bisa
menyampaikan sudut pandang anda dan saya berbeda.
Saya berusaha agar kita kembali ke demokrasi rakyat
ketimbang demokrasi arisan, sementara anda tidak
keberatan dengan demokrasi arisan. Bila diskusi dengan
landasan yg berbeda ini diteruskan, sampai kapan pun
tidak akan ketemu.

Sama juga dengan diskusi yg mengatakan konstitusi
kita mengatakan bahwa presiden dipilih oleh MPR dan
bukan rakyat. Siapa pun tahu ini, itulah sebabnya kenapa
saya sering nulis agar para wakil di MPR mau
menghormati pilihan rakyat. Justru akan menjadi aneh
kalau saya menulis hal yg sama bila presidennya sudah dipilih
langsung oleh rakyat.

Saya menulis hal tersebut karena sebenarnya saya dan
mereka para wakil rakyat punya semangat yg sama
yg menginginkan pemilihan langsung oleh rakyat untuk
memilih presiden pada pemilu tahun 2004.
Bedanya, semangat saya itu langsung diterapkan saja
pada hasil pemilu sekarang yg sama2 kita ketahui
bahwa pemilu kemarin diadakan untuk memilih presiden
yg baru sehingga kita bisa melihat pemilu yg lalu partai2
mayoritas banyak yg berkampanye dengan mengajukan
capresnya masing2. Capres dijadikan "alat jual" mendapatkan
suara. Sayangnya menurut saya, wakil2 yg sekarang
sebagian masih mencoba memanfaatkan konstitusi untuk
kepentingan2 tertentu ketimbang mendahulukan semangat
rakyat yg bisa kita lihat dari hasil pemilu lalu.

Jangan kaget dan heran nanti kalau dari mulut yg sama mereka
meminta konstitusi yg memuat tentang pemilihan presiden
dirubah agar presiden bisa dipilih secara langsung oleh rakyat.
Aneh bukan, bila nantinya mereka meminta konstitusi
dirubah tapi sementara ini memanfaatkan konstitusi yg sama
untuk membenarkan penolakan atas capres pilihan rakyat
dari hasil pemilu lalu. Inilah politik. Dagang kiri dagang kanan
seperti merupakan hal biasa saja. Sementara sebagian
rakyat menanti dengan was2 akan nasib mereka dan mereka
dipaksa harus menyadari dan menerima bahwa ternyata
suara mereka di pemilu kemarin bukan suara final

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])

1999-10-08 Terurut Topik Priyo Pujiwasono

Bung +Anjas, Faran, Soe  YMT sudahlah, nggak usah
ribut2 (apalagi pakai voting:), musyawarah aja deh.
Biar $ bisa turun ke 5,000 perak.
Bagaimanapun kita harus hargai "keberanian" penulis,
- berani nekad, dan
- berani mengelabui Detik.com


--- Jeffrey Anjasmara [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Jelas paruh atas dari posting Bung Irwan tidak
 berhubungan dengan separuh
 yang bagian bawah dari posting ini. Mengapa?
 - Sudah ngomongin AR yang didukung banyak pihak
 kecuali PDIP+PKB.
   Ingat lho, PKB waktu itu belum tahu keseriusan
 pengangkatan Gusdur
   sebagai capres. Coba kalau sudah tahu, PDIP
 bakalan sendirian.
   Paling dibelain sama Matori yang sempet
 diiming-imingin jadi wapres.
 - Sudah ngomongin AT yang juga didukung oleh PDIP
 - Lagi-lagi kepercayaan RAKYAT untuk Megawati
 - Tidak memperhitungkan manuver PDIP yang berusaha
 merangkul Golkar
   dengan mengiming-imingi AT jawaban wakil presiden.
 - Jadi mana tuh kepercayaan rakyat bahwa PDIP anti
 Golkar?

 +anjas


 From: Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED]
 Reply-To: Indonesian Students in the US
 [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re:
 [cakit peut])
 Date: Fri, 8 Oct 1999 17:51:50 EDT
 
 In a message dated 10/8/99 12:01:46 PM Eastern
 Daylight Time,
 [EMAIL PROTECTED] writes:
 
   Untuk Irwan...
  Yaaahhh segitu aja kemampuannya... di
 challange tuh sama KKG...
kalau saya sih... udah bisa tulisan saya masuk
 koran, saya langsung
bikin analisa baru deh yang menyokong pendapat
 saya. Hancurin KKG
sekalian, liat sampai dimana dia bisa
 ber"argue"
 
 
 Irwan:
 KKG mengatakan "TIDAK MENJAMIN".
 Siapapun akan maklum dalam floating system, apalagi
 free floating
 system yg kita anut sekarang, pergerakan rupiah itu
 ditentukan
 oleh kekuatan pasar. Sekali2 bisa saja digerakan
 dengan intervensi,
 tapi buntut2nya ya kekuatan pasar lagi nanti yg
 akan lebih berperan.
 Jadi jelas tidak ada yg bisa menjamin, kalau justru
 ada yg
 berani bilang bisa menjamin, itu yg perlu
 dipertanyakan.
 Bank sentral Jepang saja sering kewalahan
 menghadapi kekuatan
 pasar seperti sempat 1-3 minggu terakhir ini
 menghadapi
 penguatan Yen terlalu cepat buat mereka.
 
 Saya pribadi juga tidak pernah mengeluarkan kata2
 menjamin
 karena memang kata2 "MENJAMIN" itu sangat
 diharamkan
 dilingkungan trader. Yang saya berikan hanyalah
 sebuah prediksi
 berdasarkan analisa2 yg saya lakukan. Silahkan mau
 dipercayai atau tidak, tidak ada paksaan alias
 bebas karena
 memang untung dan rugi ditanggung sendiri2:)
 Di milis [EMAIL PROTECTED] pun saya belum
 memberikan
 rekomendasi borong rupiah seperti yg sudah2 saya
 lakukan bila
 melihat sinyal kuat karena memang saya belum
 melihat sinyal
 kuat tersebut baik secara situasi atau pun grafik.
 Dari secara grafik
 saat ini sedang tahap konsolidasi untuk gerakan
 kencang berikutnya.
 Tunggu tanggal mainnya, pada saatnya nanti saya
 akan lepaskan
 rekomendasi (jual atau beli), bila sinyal itu sudah
 datang.
 
 Sudah beberapa kali saya memberikan rekomendasi
 borong rupiah di milis tersebut ketika rupiah
 beberapa kali
 mencoba menyentuh 10 ribu beberapa waktu yg lalu
 dan
 saat itu sudah beredar rumors kuat rupiah akan
 menembus
 10 ribu bahkan bisa lebih parah lagi. Saya
 lemparkan rekomendasi
 berikut analisa baik secara situasi dan juga grafik
 yg ada (para
 trader/spekulan sering menggunakan grafik sebagai
 salah satu
 pedoman gerakan). Faktanya? Beberapa kali rupiah
 gagal
 dipaksa tembus 10 ribu dan malah menguat menembus
 8000
 dan bahkan pernah menembus 7000. Selain rekomendasi
 borong rupiah, saya pun beberapa kali kasih
 rekomendasi
 profit taking dan saat itu rupiah memang akhirnya
 melemah.
 Apakah saya yg menggerakan rupiah? Jelas tidak,
 saya hanya
 mencoba mengantisipasi gerakan rupiah ke depan
 berdasarkan
 data2 yg saya miliki dan juga para trader lainnya
 miliki.
 Saya sebagai trader memang terbiasa dalam analisa2
 memberikan angka2 target. Ini yg tampaknya belum
 terbiasa
 dikonsumsi oleh sebagian masyarakat.
 
 Apakah di artikel tersebut KKG memberi jaminan
 bahwa rupiah
 tidak akan ke Rp5000 bila kondisi yg saya sebutkan
 terpenuhi?
 Tidak juga toh...:)
 Di akhir paragraf KKG menambahkan komentarnya bahwa
 rupiah saat ini undervalued. Dengan bahasa lain,
 KKG
 mengatakan rupiah akan menguat di waktu mendatang
 hanya
 saja dia tidak tahu bisa sampai berapa. Saya bisa
 menerima
 pendapatnya sebagai suatu pendapat. Pendapat saya
 tidak
 ditentukan atau pun dibatasi oleh pendapat orang
 lain.
 
 Dari mana angka Rp5000 itu saya peroleh?
 Perhatikan perhitungan dengan menggunakan asumsi
 situasi
 dibawah ini. Saya kutipkan saja cuplikan dari
 tulisan susulan saya
 ke detik.com untuk melengkapi yg kemarin itu, belum
 dimuat
 sampai saat ini dan kemungkinan besar tampaknya
 tidak akan
 dimuat seperti tanggapan saya atas komentar
 pembaca, Rizal,
 di detik.com yg saya kirim pada hari yg sama ketika
 komentar
 itu dimuat.
 
 --cuplikan dari tulisan 

Re: [Sahabat Internet] hmmmm peta politik goncang

1999-10-08 Terurut Topik bRidWaN

Sejak Pemilihan Ketua MPR, sudah terlihat adanya
permainan politik yang 'cantik' dari para politikus
kita. Disebut cantik, karena kelihatannya masyarakat
sampai tidak bisa mengikutinya. Bahkan sebahagian
anggota MPR itu sendiripun agak bingung.

Dalam suasana bermain cantik, kelihatan Gus Dur masih
bisa (meskipun susah) untuk mengendalikan permainan.

Dalam hal ini, saya kagum dengan AR dan AT, yg dengan
situasi perolehan PAN 7% dan Hujatan kepada Golkar,
mereka masih bisa tampil, dengan cantik pula...:)
Selamat kepada Pak Amien dan Pak Akbar !

Nah, kini merekapun agak pusing, karena babak
akhir ini akan semakin membingungkan dalam bermain.
Termasuk Gus Dur pun ikut bingung nampaknya.
Apalagi kita.

Dalam babak akhir ini, kelompok Pendukung Habibie,
yang notabene bukan hanya dari Golkar (hitam?) saja,
akan tetapi kita juga tahu bahwa ada beberapa Partai
yang sejak semula sudah jelas2 mendukung Habibie.

Kelompok inilah yang akan mengacaukan suatu permainan
yang telah dibina dengan cantik, dan akan membuat
kejutan serta manuver yang sudah bisa diduga.

Itulah sebabnya, terkesan PDI-P agak membelot dengan
mengatakan cara musyawarah yang sebaiknya diambil.
Kenapa ? Karena kalau diambil cara Voting, maka kans
Habibie untuk menjadi Presiden-lah yang terbesar.

Saya yakin bahwa Gus Dur sama sekali tidak interest
untuk menjadi Presiden, dan beliau terlihat sangat
mendukung Mega untuk menjadi Presiden dari awal.
Pencalonan Gus Dur inipun cukup membuat beliau
pusing nampaknya, karena ini akan merusak permainan
yang tengah dikembangkan, atau bisa disebut sebagai
suatu anti-klimaks.

Konon ada skenario baru yang tengah digodok, dengan
membuat alternatif baru yaitu duet Mega-Akbar.
Namun bagaimana posisi Akbar yang telah menjadi Ketua
DPR ? Ada yang bilang posisi ini akan diambil oleh Kiki.
Caranya ? Nah, inilah pokok persoalannya.

Kalau kita cermati permainan PBB dengan melakukan
interupsi pada pemilihan Ketua DPR, nampak bahwa
manuver ini sengaja dibuat untuk mengacaukan permainan,
dan ingin memojokan Mega dengan "Mengadu-Domba"  Mega
dengan para pendukungnya.
Terlihat bagaimana komentar PBB yang mengatakan bahwa
Mega harus bisa menjelaskan kepada pendukung PDI-P
mengapa mendukung Golkar pada waktu pemilihan Ketua DPR.
Dan kalau dijalankan dengan musyawarah, agak susah
manuver itu dijalankan, makanya mereka mati2an minta
diadakan voting. Dan berhasil, dan besoknya keluarlah
Pernyataan Ketua PBB dimass media. Indah bukan ?

Kalau dipikir2, ngapain PBB capek capek mikirin
pertanggungan jawab Mega kepada pendukung PDI-P ?

Menurut saya, kita harus hati-hati dengan pencalonan
Gus Dur, karena ini adalah bagian dari permainan.
Pada waktu Gus Dur sudah diposisikan 'kuat' sebagai Capres,
dan dianggap sudah siap diadu dengan Habibie, ketika
itulah Gus Dur akan digoyang dengan issue-issue yang
menyakitkan.

Namun inipun tergantung pada Akbar, bagaiman dia bisa
terampil 'bergoyang' dalam Rapim Golkar nanti.

Ini hanya pemikiran orang awam yang rada 'bodoh' saja,
tetapi ingin mengutarakan uneg-uneg nya. Boleh kan ?

Mohon maaf saya mengcopy-kan kepada beberapa rekan
di-millis lain, karena saya membutuhkan sanggahan
pemikiran akan tulisan/uneg2 saya ini.

Selamat Berakhir Pekan !


Salam,
bRidWaN

At 07:49 PM 10/7/99 +1000, P.Rahardjo wrote:
PKB Resmi Dukung Gus Dur Capres
Reporter: Hestiana Dharmastuti

detikcom, Jakarta- Setelah F-Reformasi resmi mencapreskan
Gus Dur, F-PKB pun secara resmi juga mendukung pencapresan
itu. “Dukungan PKB bukan hanya didasari pada pencalonan
Poros Tengah, tapi dari NU dan PKB menilai sosok Gus Dur
cocok untuk menjadi presiden,” tegas Ketua PKB Alwi Shihab.
http://www.detik.com/berita/199910/19991007-1440.htm


tamat sudah, Mega dan Habibie
Poros Tengah, PKB, sebagian partai lain akan ke Gus Dur

rivalnya sebagian dari:
PDI-P (100an)
Golkar (80an)
UD (50an)
dan UG (30an)
-
  260an

Gus Dur akan dapat MPR (690) - 260 = 430an

dan masuk ke Istana boleh pakai sarung :-)

ada analisa lain ?

pr-



Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])

1999-10-08 Terurut Topik bRidWaN

Kalau saya ingin menghimbau, tulisan Bung Irwan
belum tentu benar, tetapi paling tidak beliau
telah berani mengeluarkan hasil pemikirannya.
Dan mudah2an ide-nya adalah 'genuine'...

Nah, bagi yang kurang (atau tidak) setuju dengan
pandangan beliau, akan lebih baik lagi kalau
penyanggahannya dibuat dengan baik (dan manis).
Jangan malah dengan umpatan, ledekan atau apapun
namanya.


Salam,
bRidWaN

At 04:35 PM 10/8/99 -0700, Priyo Pujiwasono wrote:
Bung +Anjas, Faran, Soe  YMT sudahlah, nggak usah
ribut2 (apalagi pakai voting:), musyawarah aja deh.
Biar $ bisa turun ke 5,000 perak.
Bagaimanapun kita harus hargai "keberanian" penulis,
- berani nekad, dan
- berani mengelabui Detik.com


--- Jeffrey Anjasmara [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Jelas paruh atas dari posting Bung Irwan tidak
 berhubungan dengan separuh
 yang bagian bawah dari posting ini. Mengapa?
 - Sudah ngomongin AR yang didukung banyak pihak
 kecuali PDIP+PKB.
   Ingat lho, PKB waktu itu belum tahu keseriusan
 pengangkatan Gusdur
   sebagai capres. Coba kalau sudah tahu, PDIP
 bakalan sendirian.
   Paling dibelain sama Matori yang sempet
 diiming-imingin jadi wapres.
 - Sudah ngomongin AT yang juga didukung oleh PDIP
 - Lagi-lagi kepercayaan RAKYAT untuk Megawati
 - Tidak memperhitungkan manuver PDIP yang berusaha
 merangkul Golkar
   dengan mengiming-imingi AT jawaban wakil presiden.
 - Jadi mana tuh kepercayaan rakyat bahwa PDIP anti
 Golkar?

 +anjas


 From: Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED]
 Reply-To: Indonesian Students in the US
 [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re:
 [cakit peut])
 Date: Fri, 8 Oct 1999 17:51:50 EDT
 
 In a message dated 10/8/99 12:01:46 PM Eastern
 Daylight Time,
 [EMAIL PROTECTED] writes:
 
   Untuk Irwan...
  Yaaahhh segitu aja kemampuannya... di
 challange tuh sama KKG...
kalau saya sih... udah bisa tulisan saya masuk
 koran, saya langsung
bikin analisa baru deh yang menyokong pendapat
 saya. Hancurin KKG
sekalian, liat sampai dimana dia bisa
 ber"argue"
 
 
 Irwan:
 KKG mengatakan "TIDAK MENJAMIN".
 Siapapun akan maklum dalam floating system, apalagi
 free floating
 system yg kita anut sekarang, pergerakan rupiah itu
 ditentukan
 oleh kekuatan pasar. Sekali2 bisa saja digerakan
 dengan intervensi,
 tapi buntut2nya ya kekuatan pasar lagi nanti yg
 akan lebih berperan.
 Jadi jelas tidak ada yg bisa menjamin, kalau justru
 ada yg
 berani bilang bisa menjamin, itu yg perlu
 dipertanyakan.
 Bank sentral Jepang saja sering kewalahan
 menghadapi kekuatan
 pasar seperti sempat 1-3 minggu terakhir ini
 menghadapi
 penguatan Yen terlalu cepat buat mereka.
 
 Saya pribadi juga tidak pernah mengeluarkan kata2
 menjamin
 karena memang kata2 "MENJAMIN" itu sangat
 diharamkan
 dilingkungan trader. Yang saya berikan hanyalah
 sebuah prediksi
 berdasarkan analisa2 yg saya lakukan. Silahkan mau
 dipercayai atau tidak, tidak ada paksaan alias
 bebas karena
 memang untung dan rugi ditanggung sendiri2:)
 Di milis [EMAIL PROTECTED] pun saya belum
 memberikan
 rekomendasi borong rupiah seperti yg sudah2 saya
 lakukan bila
 melihat sinyal kuat karena memang saya belum
 melihat sinyal
 kuat tersebut baik secara situasi atau pun grafik.
 Dari secara grafik
 saat ini sedang tahap konsolidasi untuk gerakan
 kencang berikutnya.
 Tunggu tanggal mainnya, pada saatnya nanti saya
 akan lepaskan
 rekomendasi (jual atau beli), bila sinyal itu sudah
 datang.
 
 Sudah beberapa kali saya memberikan rekomendasi
 borong rupiah di milis tersebut ketika rupiah
 beberapa kali
 mencoba menyentuh 10 ribu beberapa waktu yg lalu
 dan
 saat itu sudah beredar rumors kuat rupiah akan
 menembus
 10 ribu bahkan bisa lebih parah lagi. Saya
 lemparkan rekomendasi
 berikut analisa baik secara situasi dan juga grafik
 yg ada (para
 trader/spekulan sering menggunakan grafik sebagai
 salah satu
 pedoman gerakan). Faktanya? Beberapa kali rupiah
 gagal
 dipaksa tembus 10 ribu dan malah menguat menembus
 8000
 dan bahkan pernah menembus 7000. Selain rekomendasi
 borong rupiah, saya pun beberapa kali kasih
 rekomendasi
 profit taking dan saat itu rupiah memang akhirnya
 melemah.
 Apakah saya yg menggerakan rupiah? Jelas tidak,
 saya hanya
 mencoba mengantisipasi gerakan rupiah ke depan
 berdasarkan
 data2 yg saya miliki dan juga para trader lainnya
 miliki.
 Saya sebagai trader memang terbiasa dalam analisa2
 memberikan angka2 target. Ini yg tampaknya belum
 terbiasa
 dikonsumsi oleh sebagian masyarakat.
 
 Apakah di artikel tersebut KKG memberi jaminan
 bahwa rupiah
 tidak akan ke Rp5000 bila kondisi yg saya sebutkan
 terpenuhi?
 Tidak juga toh...:)
 Di akhir paragraf KKG menambahkan komentarnya bahwa
 rupiah saat ini undervalued. Dengan bahasa lain,
 KKG
 mengatakan rupiah akan menguat di waktu mendatang
 hanya
 saja dia tidak tahu bisa sampai berapa. Saya bisa
 menerima
 pendapatnya sebagai suatu pendapat. Pendapat saya
 tidak
 ditentukan atau pun dibatasi oleh pendapat orang
 lain.
 
 Dari mana 

Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])

1999-10-08 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 10/8/99 6:52:54 PM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

 Hehehehe...
  emang paling susah mengakui kelemahan seseorang. :)

Irwan:
Jangan takut, saya bukan tipe orang yg merasa diri super...:)
Di milis rupiah atau pun saham, kalau saya salah saya akan
katakan terus terang. Kalau saya bingung akan suatu gerakan,
saya juga katakan terus terang. Bung Ridwan dan bung Yusuf
yg kebetulan ikutan milis saham bisa mengkonfirmasikan
apa yg saya katakan ini.
Saya manusia biasa mengakui keterbatasan saya, tapi bukan
berarti saya harus rendah diri atas keterbatasan yg saya miliki.

Faran:
  Kalo boleh saya kasih analisa tentang rupiah sedikit.
  Menurut saya pribadi fluktuasi rupiah di Indonesia memang benar2 tidak
tahu
 diri.
  kenapa begitu. karena bila dilihat dari semua teori ekonomi tidak mungkin
 rupiah seperti sekarang ini.

  Bahkan soros sendiri yang ngancurin asia mengakui bahwa saat dia mencoba
 berspekulasi dengan mata uang asia, dia sendiri tidak pernah memiliki
analisa
 rupiah akan free fall seperti ini.

Irwan:
Soal Soros? Jangan khawatir, dia tetap manusia biasa yg terbuka
kemungkinan salah. Keberhasilan di Poundsterling tidak menjadikan
garansi dia akan berhasil di Yen yg memang terbukti dia loss sewaktu
bermain Yen. Kenapa dia (juga saya) tidak pernah menyangka
rupiah kemarin2 itu bisa sampai free fall? Menurut saya karena
dia (juga) tidak bisa memperkirakan berapa banyak rupiah yg kabur
dari tanah air dalam bentuk dolar yg dilakukan oleh para pengusaha
dan pejabat kita serta juga sebagian masyarakat lainnya.

Seiring dengan berjalannya waktu, kini grafik rupiah sudah terbentuk.
Dulu belum terbentuk karena kita yg mengenal manage floating system.
Tampaknya pasar saat itu sedang mencari arah.
Saya termasuk yg dibilang gila ketika memberikan prediksi rupiah
akan kembali menembus 10 ribu ketika saat itu berada di 14 ribu.
Beberapa kali analisa saya harus bertentangan dengan rekan
Theo Toemion akan arah gerakan rupiah, dan tampaknya rekan2
di milis rupiah seperti yg pernah salah seorang ungkapkan secara
terbuka dia lebih mempercayai analisa saya ketimbang Theo.
Apakah saya lebih jago dari Theo? Jelas itu bukan ukuran
menentukan jago karena kami para trader analis sama2 mengakui
bahwa analisa hanyalah sebuah analisa yg bisa memiliki perbedaan
asumsi. Seorang rekan di milis rupiah bahkan pernah ada yg meminta
agar saya juga memberikan analisa2 atas tulisan dari
pemain/analis asing yg sering dimuat reuter dan dikirimkan
secara periodik oleh seorang netter. Saya hanya menjawab bahwa
setiap analisa itu biasanya punya asumsi2. Biarlah analisa2 pihak
asing dan saya tersebut di milis rupiah tetap tampil apa adanya.
Tinggal terserah anggota milis melihat dan menilai mana yg menurut
mereka lebih tepat ke lapangan. Saya pun sering mengingatkan
pada mereka bahwa jangan percaya penuh dengan apa yg dikatakan
oleh analisa baik lokal mau pun internasional. Mereka juga perlu
melakukan juga riset (DD) sendiri sebelum mengambil keputusan.
Karena memang seorang analis tidak akan pernah memberikan
jaminan 100% atas kebenaran analisanya.

Faran:
  Beberapa proffesor saya di American Uni. sendiri paling males kalo udah
 bahas masalah Indonesia beserta currencynya.
  alasannya: apapun teori yang dipake pasti salah. terlalu aneh.. bukan
sulit .
 .. terlalu aneh untuk diprediksi. terlalu banyak faktor x yang berperan.

Irwan:
Ini yg mungkin menjadi nilai tambah saya karena kebetulan
saya orang Indonesia dan bisa tahu lebih cepat dari mereka...:)
Saya pun dulu yg termasuk menentang arus dengan membuat
analisa yg keluar dari teori biasa dimana saya menyarankan
bila ingin melihat rupiah menguat dan inflasi menurun, maka
pemerintah harus menurunkan suku bunga:)
Terbukti setelah akhirnya pemerintah lewat BI mengambil
kebijakan seperti itu, inflasi dan rupiah menguat:)
Bandingkan dengan IMF yg saat itu malah menyarankan
menaikkan suku bunga dan pajak agar mencegah hyperinflation
dan jatuhnya mata uang lebih jauh.
Pernah saya singgung dalam analisa panjang yg pernah saya
buat bulan Januari (bukan Februari) 1998. Ringkasannya bisa dilihat disini:
http://www.geocities.com/WallStreet/2055/ringk.html
Anda juga bisa perhatikan apa2 saja usulan saya tersebut
yg dilakukan pemerintah dan mana2 saja yg belum.
Baca juga analisa panjangnya yg dapat didownload dari alamat
dengan mengunjungi alamat di atas.

Faran:
  Politik memang ikut berperan tapi tidak banyak. paling 10 % .. sisanya
 banyak banget..

Irwan:
Dan anda percaya ucapan dosen asing anda tersebut
atas angka 10%? Anda tidak bersikap kritis dengan bertanya
kenapa 10%? Kenapa tidak 5% atau 25%? Apa dasarnya dia
mengatakan 10%, apakah didukung oleh data ataukah hanya
ngira2 saja? Ataukah karena dia dosen anda maka anda
amin-kan semua pendapatnya?
Sudah saatnya kita lebih kritis walau itu diucapkan oleh bule
sekalipun. Mereka sama2 manusia seperti kita, bedanya
mereka bule kita bukan, itu saja...hehehehe

Faran:
  itulah makanya waktu saya baca 

Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])

1999-10-08 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 10/8/99 8:31:24 PM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

 Kalau saya ingin menghimbau, tulisan Bung Irwan
  belum tentu benar, tetapi paling tidak beliau
  telah berani mengeluarkan hasil pemikirannya.
  Dan mudah2an ide-nya adalah 'genuine'...

Irwan:
Betul bung bridwan. Dalam suatu analisa/prediksi saya tidak
pernah membuat "JAMINAN 100%" .
Mungkin karena masih ada bagian masyarakat yg belum
bisa membedakan mana opini seseorang dan mana berita.
Opini atau pun analisa2 saya atas rupiah dan saham semuanya
berdasarkan pengamatan atas pasar, karakter pasar, sentimen
pasar. Saya hanya coba terjemahin dalam bentuk kata2
dan sekaligus mencoba mengantisipasi bila suatu skenario
terjadi. Saya katakan bahwa bila Megawati bisa terpilih
secara aklamasi rupiah akan mencoba menembus Rp5000
hendaknya tidak diartikan bahwa kalau capres lain terpilih,
katakanlah Gus Dur, maka rupiah akan anjlok. Di dalam
artikel tersebut pun saya tidak membuat prediksi sedikitpun
akan rupiah dan saham bila capres yg terpilih adalah Gus Dur.
Kenapa? Karena memang saya kurang data untuk hal tersebut.
Selama ini sepengamatan saya terhadap pergerakan2 yg ada
ya mengidentifikasikan hal demikian.
Nah, kalau mau menyangkal opini saya, silahkan tunjukan
hal tersebut. Tapi jangan hanya mengirimkan komentar2
yg hanya penuh emosional saja. Walau demikian saya maklum
koq, tampaknya analisa yg saya berikan tidak sesuai dengan
harapan mereka atau bahkan mungkin interest mereka...:)
Makanya, saya mah bisa maklum bila ada ketakutan
rakyat2 kecil yg memilih Megawati bisa ngamuk bila
jagoannya/harapannya tidak terpenuhi. Lah yg katanya
educated bisa ngamuk/emosional membaca pendapat yg
tidak sesuai dengan pikiran ataupun kepentingannya.

Bukankah jadi aneh dilihat, di satu sisi mereka meminta pemilih
Megawati untuk bisa menerima bila nanti capres yg terpilih
tidak sesuai dengan yg mereka mauin, eh di sisi lain mereka
ngamuk/emosional ketika membaca suatu opini yg tidak
sesuai dengan harapan/kepentingan mereka. Ironis memang...:)

bridwan:
  Nah, bagi yang kurang (atau tidak) setuju dengan
  pandangan beliau, akan lebih baik lagi kalau
  penyanggahannya dibuat dengan baik (dan manis).
  Jangan malah dengan umpatan, ledekan atau apapun
  namanya.

Irwan:
Ini yg saya tunggu2 sebenarnya.
Soal 35% yg katanya tidak bisa dikatakan mewakili rakyat,
sudah saya berikan landasan berpikirnya.
Soal angka Rp5000 pun sudah saya berikan perhitungan
atas dasar perbandingan negara dan situasi.
Soal kenapa Megawati, juga sudah saya berikan dasar
pemikirannya.
Soal kenapa sebaiknya tidak voting tapi secara aklamasi pun
sudah saya berikan dasar pemikirannya.
Walau demikian, saya sadar koq kemungkinan tidak voting
itu kecil, tapi itu tidak menyurutkan saya untuk menyuarakan
kebenaran yg menurut saya perlu kita terapkan. Sama juga
seperti upaya menghapus korupsi yg bisa dibilang hampir
tidak mungkin. Tapi, walau hampir tidak mungkin itu toh
bukan berarti kita jadikan alasan untuk tidak bersuara, bukan?

Namanya opini itu masih bisa diperdebatkan.
Umumnya sih akan berkisar pada asumsi yg digunakan.
Tapi, bagaimana kita bisa adu argumentasi kalau
yg memberi respon hanya kasih komentar2 seperti:
"detik.com kecolongan", "koq cuma segitu doang analisanya",
"terlalu optimis", "sudahlah, irwan ngga usah diladeni", "jauh2
sekolah bisanya cuma nulis segitu", dan komentar2 sejenis
yg sudah rekan2 lihat sendiri.


jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



(No Subject)

1999-10-08 Terurut Topik Rita Wihardja

 Subject:
Fw: FW: FW: Microsoft and AOL merger
 Show brief 
headers | Show all headers
  From:
"Jeff Yorke" [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book

  Date:
October 6, 1999 10:27:36 PM EDT

  To:
cammie leonardini [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book

  To:
Brice Fialcowitz [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book

  To:
B F [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book

  To:
Brian Catalano [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book

  To:
Brian Catalano [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book

  To:
Brian Catalano [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book

  To:
[EMAIL PROTECTED]Add to Address Book

  To:
Benson Ty [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book

  To:
[EMAIL PROTECTED]Add to Address Book

  To:
[EMAIL PROTECTED]Add to Address Book

  To:
Erin Pasternack [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book

  To:
denise sparks [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book

  To:
Dean Rowen [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book

  To:
Cyndi Boynton [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book

  To:
[EMAIL PROTECTED]Add to Address Book

  To:
creepy [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book

  To:
[EMAIL PROTECTED]Add to Address Book

  To:
[EMAIL PROTECTED]Add to Address Book

  To:
[EMAIL PROTECTED]Add to Address Book

  To:
Terry Tompkins [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book

  To:
Terri Lynn [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book

  To:
Robert Rankin Walker [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book

  To:
Robert E. Yorke [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book

  To:
[EMAIL PROTECTED]Add to Address Book

  To:
[EMAIL PROTECTED]Add to Address Book

  To:
Rebecca Gale [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book

  To:
[EMAIL PROTECTED]Add to Address Book

  To:
Sounni de Fontenay [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book

  To:
Sonya Wilson [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book

  To:
[EMAIL PROTECTED]Add to Address Book

  To:
pete shimazaki doktor [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book

  To:
[EMAIL PROTECTED]Add to Address Book

  To:
[EMAIL PROTECTED]Add to Address Book

  To:
[EMAIL PROTECTED]Add to Address Book

  To:
Netscape AOL Instant Messenger [EMAIL PROTECTED]Add to 
Address Book

  To:
[EMAIL PROTECTED]Add to Address Book

  To:
[EMAIL PROTECTED]Add to Address Book

  To:
Randy Carr [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book

  To:
[EMAIL PROTECTED]Add to Address Book

  To:
"Manges, Marleen" [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book

  To:
Lonnie Pearlman [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book

  To:
[EMAIL PROTECTED]Add to Address Book

  To:
[EMAIL PROTECTED]Add to Address Book

  To:
[EMAIL PROTECTED]Add to Address Book

  To:
Jimmy [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book

  To:
Jeff Yorke [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book

  To:
James Fahnestock [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book

  To:
[EMAIL PROTECTED]Add to Address Book

  To:
[EMAIL PROTECTED]Add to Address Book

  To:
Verdugo [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book

  To:
ty d [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book

  To:
ARTIFEX [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book

  To:
Andre Calilhanna [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book

  To:
Ali Handal [EMAIL PROTECTED]Add to Address Book

  To:
[EMAIL PROTECTED]Add to Address Book

  CC:




 - Original Message -
 From: platprod [EMAIL PROTECTED]
 To: James Fahnestock [EMAIL PROTECTED]
 Sent: Wednesday, October 06, 1999 6:05 PM
 Subject: Fw: FW: FW: Microsoft and AOL merger


 
  -Original Message-
  From: Brian Bailey
 [EMAIL PROTECTED]
  To: Wayne Takamure [EMAIL PROTECTED]; Todd
 Weatherill
  [EMAIL PROTECTED]; Steve Esnard
 [EMAIL PROTECTED]; Stephen Oakley
  [EMAIL PROTECTED]; Stephanie Sullivan
  [EMAIL PROTECTED]; Stacie
 Genchi [EMAIL PROTECTED];
  Scott Jackson [EMAIL PROTECTED]; SCOTT
 HOGAN [EMAIL PROTECTED];
  SCOTT curtis [EMAIL PROTECTED]; Russ
 Dickson
  [EMAIL PROTECTED]; Russ Dickson
 [EMAIL PROTECTED]; RUS GUILD
  [EMAIL PROTECTED]; Rob/Marion
 Strange
  [EMAIL PROTECTED]; Pat Ezzell
 [EMAIL PROTECTED]; NOEL
 MCCORD
  [EMAIL PROTECTED]; NANCY THALL
 [EMAIL PROTECTED]; Minja Parker
  [EMAIL PROTECTED]; Mike Pitt
 [EMAIL PROTECTED]; MIKAYLA TEESE
  [EMAIL PROTECTED]; Michael Burns
 [EMAIL PROTECTED]; Melissa Hudlin
  [EMAIL PROTECTED]; Matt Bovard
 [EMAIL PROTECTED]; MATT arthur
  [EMAIL PROTECTED]; Mark Tinkess
 [EMAIL PROTECTED]; Mark De La Cruz
  [EMAIL PROTECTED]; Marcelo Frederik
 [EMAIL PROTECTED]; Liza