Pilihan yang menyakitkan !

1999-11-09 Terurut Topik Nasrullah Idris

 Suami kepada istri yang berlainan daerah : "IKUT KE DAERAH SAYA ATAU
KITA CERAI SAJA?"
 Suami/Istri  yang berlainan daerah kepada anak-anaknya, "MAU IKUT AYAH
ATAU IKUT IBU?"
 Orangtua kepada anaknya yang bermenantukan dari daerah lain, "MAU IKUT
ORANTUA ATAU IKUT DIA?"

 Demikianlah tiga buah fenomena sosial yang mungkin terjadi bilamana
integrasi bangsa terwujud.
 Sungguh menyakitkan !

Salam,

Nasrullah Idris



Fw: [pk-timur] Informasi Gereja Terbakar

1999-11-09 Terurut Topik Nasrullah Idris

From: Ferdinandus KARTIKO [EMAIL PROTECTED]
To: Multiple recipients of list [EMAIL PROTECTED]
Date: Tuesday, November 09, 1999 6:56 AM
Subject: RE: [pk-timur] Informasi Gereja Terbakar


--PART.BOUNDARY.trdfed1.0644.38275c54.0001
Content-Type: text/plain; charset=us-ascii
Content-Disposition: inline





__ Forward Header
__
Subject: RE: [pk-timur] Informasi Gereja Terbakar
Author:  [EMAIL PROTECTED] at Internet
Date:08/11/1999 12:10 PM


Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Sedikit informasi tentang dibakarnya gereja di Depok (dekat kawasan cagar
alam Pancoran Mas).

Kakak ipar Saya cerita bahwa gereja itu memang dibakar oleh sejumlah pemuda
atas permintaan masyarakat setempat.
Latar belakangnya adalah dilanggarnya izin pendirian bangunan oleh "si
pembangun Gereja". Awalnya gedung itu didirikan dengan izin untuk dijadikan
rumah tinggal. Ternyata dijadikan gereja yang anggotanya bukan warga
setempat melainkan warga tempat lain (yang jauh). Lingkungan di sekeliling
gereja tersebut adalah kawasan betawi asli plus pendatang yang hampir
seluruhnya muslim (jumlah warga kristen tidak sampai 40 KK).
Kejadian itu sebenarnya akumulasi kejengkelan warga karena sudah tiga kali
diberi peringatan baik oleh tokoh setempat, warga sekitar dan pemda.
Sebagaimana dimaklumi pendirian rumah ibadah harus disetujui tokoh setempat
dan ternyata tokoh setempat tidak mengijinkan karena anggota masyarakat yang
kristen tidak banyak (kurang dari ketentuan) dan Pemda sendiri sudah tidak
mengijinkan.
Tetapi mereka nekat terus membangun walau tanpa ijin (sekaligus mengurus
ijin). Hal ini diprotes warga sehingga beberapa kali timbul bentrokan kecil.
Akhirnya gereja dijaga oleh aparat keamanan sehingga warga "agak takut".
Aktivitas kristenisasi juga dijalankan sekaligus. Prakteknya terkait dengan
kedatangan anggota gereja yang berasal dari tempat yang jauh. Setelah mereka
melakukan kebaktian di gereja, tidak langsung pulang tetapi menyebar ke
perkampungan sekitar. Dampaknya adalah dua warga berhasil dimurtadkan.
Kemarahan warga semakin menjadi-jadi dan akhirnya Warga betawi "pendatang"
(bukan betawi asli setempat) meminta bantuan pemuda betawi yang berasal dari
tempat asalnya untuk "memprotes secara lebih keras" dan berakibat dibakarnya
gereja. Pembakaran tersebut didukung oleh warga setempat.

Demikian sedikit informasi, insya Allah benar.

Wassalamu'alaikum Wr. WB.



Re: Geger referendum

1999-11-09 Terurut Topik priadi

memprihatinkan..
namun saya lebih melihat proses ini sebagai suatu keniscayaan sejarah
bangsa.
Indonesia selama ini memang hanya dipersatukan dalam kesamaan kekerasan.
Protes rakyat aceh
malah  saya harapkan mampu membuka diskusi tentang konsensus kenegaraan bagi
seluruh
elemen bangsa. Aceh bukanlah timtimlatar belakang sosiokultural maupun
historisnya
jelas sangat berbeda.
saya mencoba untuk memahami emosi rakyat aceh, namun penindasan bukan hanya
dimonopoli oleh
mereka, namun hampir seluruh rakyat indonesia.
rakyat aceh harus mengerti bahwa pemerintah telah berkomitmen untuk
mempertahankan NKRI.
selain itu rakyat aceh juga diharapkan sadar bahwa dasar legitimasi untuk
berdiri sendiri sangatlah tidak kuat.
saya hanya berharap pemerintah gus dur mampu memenuhi tuntutan rasa keadilan
dengan secara
transparan mengungkap pelaku kejahatan kemanusiaan dan menyeret pihak pihak
yang bersangkutan
untuk diadili dengan seadil-adilnya.
saya kuatir eufori yang berlebihan justru akan kontraproduktif dengan
harapan yang baru tumbuh
akan "indonesia baru" yang demokratis dan berkeadilan sosial atau malah
meletupkan gelombang kekerasan baru.

Disinilah diperlukan kearifan luar biasa dari rakyat Aceh maupun pemerintah.


wassalam
deddy priadi

- hari ini diperingati 10 tahun jatuhnya tembok berlin, simbol dari
"dirobeknya" suatu bangsa
demi memenuhi kepuasan dari pemenang perang.


- Original Message -
From: Priyo Pujiwasono [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, November 09, 1999 3:02 AM
Subject: Re: Geger referendum


 Saya juga sangat menyesalkan perjalanan honeymoon dari
 Presiden Gus Dur. Rasanya lebih bijaksana "menitipkan"
 negosiasi urusan Aceh kepada Amien Rais saja (sbg
 pribadi yang bisa diterima rakyat Aceh -- bukan
 sebagai Ketua MPR), kalau masih ingin rakyat Aceh
 tetap bersatu dengan RI. Ibunda "Cut Nya'" MS
 tampaknya belum bisa diterima masyarakat Aceh.
 Gus Presiden, pulanglah segera...urusan Aceh jauh
 lebih penting dari urusan Israel.
 Wassalam,
 ~yo

 --- Jeffrey Anjasmara [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Geger Aceh adalah geger warisan ABRI. Yang repot
  bukannya Gus Dur mengurusi
  keadaan dalam negeri, malah pesiar keliling ASEAN.
  Kalau kondisi belum
  menguntungkan, mengapa pula mesti pergi-pergi dulu?
 
  Yang repot dari Aceh adalah adanya contoh soal dari
  Timtim. Inilah kalau RI
  punya presiden yang dapat bicara lebih cepat dari
  bayangannya. Bukannya
  dicerna dulu, eh, Habibie asal saja main celetuk
  kanan kiri. Keinginan
  daerah-daerah yg merasa kaya alamnya saat sekarang
  ini lebih didasari
  keinginan untuk cepat menjadi Brunei kedua. Ini
  terjadi pada Aceh dan Riau.
 
  Saat-saat ini adalah saat menentukan untuk
  berdirinya negara bernama
  Republik Indonesia. Kerikil Timtim yang jatuh di
  timbunan salju, saat ini
  hanya disangga oleh batu Aceh. Sekali Aceh diberi
  pilihan referendum, maka
  bola salju tak akan tertahankan lagi.
  Keretakan-keretakan berujud rasa
  KEAKUAN kedaerahan setiap saat dapat  merubah RI
  menjadi kepingan-kepingan
  kecil tak berarti. Hai engkau Gus Dur, Wiranto, dan
  Widodo, siap-siap saja
  dengan avalanche yang akan datang. Lihat saja
  sekarang LSM-LSM eks Timtim
  telah bereorganisasi dan berganti nama.
 
  Presiden Gus Dur menciptakan lagi satu kesalahan
  fatal. Ajakan Gus Dur
  kepada Xanana untuk bergabung ke ASEAN adalah
  tindakan bodoh yang
  menyepelekan negara-negara tetangga yang was-was
  dengan kehadiran Aussie di
  Timtim (Singapura dan Malaysia pernah menyatakan
  demikian di harian nasional
  masing-masing). Keinginan Gus Dur yg sempat
  terlontar untuk bertemu dengan
  Anwar dan Auk juga merupakan kesalahan diplomasi
  luar negeri dari Gus Dur.
 
  Mengenai ajakan kepada Xanana, selain tidak
  strategis untuk kepentingan LN,
  juga tidak strategis untuk kepentingan ke dalam
  negeri. Gus Dur jelas-jelas
  tidak berpikir bahwa ini dapat menjadi senjata makan
  tuan buat
  kelompok-kelompok yg ingin memisahkan diri dari
  NKRI.
 
  Saya rasa, bila pemerintahan Gus Dur tidak mampu
  mengendalikan situasi di
  dalam negeri, maka militer akan turun tangan
  kembali. Kelihatannya, waktu
  untuk itu tidak akan lama lagi.
 
  Suatu perkembangan menarik terjadi pada Marwah Daud
  Ibrahim. Dapat dilihat
  bahwa Marwah ini juga tidak mempunyai rasa
  kebangsaan cukup kuat. Rasa
  kedaerahannya yang lebih besar. Bukti untuk itu
  adalah setelah kecewa dengan
  kekalahan Habibie, pemikiran federalisme tiba-tiba
  mencuat dari benak ibu
  satu ini. Marwah terlihat mempunyai keinginan
  terpendam untuk menjadi
  pejabat terpandang, bila tidak di dalam pemerintahan
  RI, maka dia punya
  harapan di negara Sulsel.
 
  Yang juga menarik adalah tuntutan mahasiswa Sulsel
  untuk membentuk negara
  federal atau merdeka. Kehendak mereka untuk
  membentuk Negara Indonesia Timur
  buat saya agak menggelikan. Orang-orang Makasar
  diusir dari Timtim, diusir
  dari Maluku, dan diusir dari Irja. Bagaimana mungkin
  mau 

Oyea...? Re: Geger referendum

1999-11-09 Terurut Topik Muhammad Nahar

Oyeach...
Well, where were you people when Acehnese have to strugle against TNI? You were 
pretending that you know nothing about it, and accusing the Indonesian soldiers for 
killing them.

Ha..

Now, you're affraid they govern their own kingdom. Pitiing yourself for not having 
resources to fund your country? What a shame.

Bulshit.


Get your FREE Email at http://mailcity.lycos.com
Get your PERSONALIZED START PAGE at http://my.lycos.com



Ayo buat negara Jawa (berani?)

1999-11-09 Terurut Topik Muhammad Nahar

Menggelikan.
Sekarang banyak orang yang "peduli" dengan Aceh. Mengapa? Mata mereka sekarang sudah 
terbuka bahwa bukan hanya tiga puluh orang yang minta referendum. Lantas mengapa?

Takut, karena sifat mementingkan diri sendiri.
Alasan:
1. Siapa ya yang pernah tertarik untuk membela Aceh ketika dijajah TNI (untuk tidak 
menyebut Indonesia)? Nonsense kalau ada yang bilang ada diantara kita. Bahkan ketika 
ratusan rakyat ditembak mati tanpa alasan, wanita-wanita diperkosa, laki-laki dan 
wanita disiksa dengan siksaan yang bisa membuat nazi pingsan, atau polpot tak bisa 
tidur, pada saat itu telinga kita tuli untuk mendengarnya dan mata kitapun buta 
melihatnya. Itu bukan urusan saya, kata hati kita saat itu.

2. Setelah nyata apa yang diinginkan mereka, timbul ketakutan untuk melepas mereka. 
Siapa yang akan membiayayi pembangunan negara kita nantinya? Bagaimana sekolah anak 
kita? Siapa yang akan menggaji kita? Sementara mereka akan menjadi negara kaya seperti 
Brunai. Apakah kita harus berutang terus menerus pada tengkulak IMF?

3. Someone has to be blamed on. Lantas kita menyalahkan Gusdur yang sebelumnya kita 
bela mati-matian kalau dia dikritik orang. Menyalahkan Megawati yang sebelumnya sangat 
kita kagumi karena demokrasinya. Menyalahkan Wiranto yang sebelumnya kita anggap 
sangat patriotik karena membela indonesia dari Australia.

4. Tambah sendiri.

Ada solusi? ADA.
1. Kalau Timtim boleh MERDEKA, lepas dari jajahan kita, mengapa kita tidak minta 
merdeka juga?
2. Kalau Aceh minta referendum untuk merdeka, mengapa kita tidak minta juga supaya 
kita bisa mendirikan negara sendiri?
3. Kalau mahasiswa Makasar minta merdeka, mengapa kita tidak demonstrasi di bandara 
Sukarno-Hatta, atau dimana saja, sambil menaikkan bendera... Apa ya?

Catatan; "kita" adalah orang-orang yang tinggal di JAWA.

Tidak masuk akal? YA.
1. Yang selam ini merasa Indonesia adalah kita yang tinggal di Jawa yang menikmati 
semua fasilitas yang dibangun dari harta daerah yang "dikentuti".
2. Lantas dari mana sumber pendapatan kita?

Tendensiun TERSERAH ANDA. Tanya hati nurani.

Any other komeng, eh maksudnya komen?

On Mon, 8 Nov 1999 17:47:57Jeffrey Anjasmara wrote:
Geger Aceh adalah geger warisan ABRI. Yang repot bukannya Gus Dur mengurusi
keadaan dalam negeri, malah pesiar keliling ASEAN. Kalau kondisi belum
menguntungkan, mengapa pula mesti pergi-pergi dulu?

Yang repot dari Aceh adalah adanya contoh soal dari Timtim. Inilah kalau RI
punya presiden yang dapat bicara lebih cepat dari bayangannya. Bukannya
dicerna dulu, eh, Habibie asal saja main celetuk kanan kiri. Keinginan
daerah-daerah yg merasa kaya alamnya saat sekarang ini lebih didasari
keinginan untuk cepat menjadi Brunei kedua. Ini terjadi pada Aceh dan Riau.

Saat-saat ini adalah saat menentukan untuk berdirinya negara bernama
Republik Indonesia. Kerikil Timtim yang jatuh di timbunan salju, saat ini
hanya disangga oleh batu Aceh. Sekali Aceh diberi pilihan referendum, maka
bola salju tak akan tertahankan lagi. Keretakan-keretakan berujud rasa
KEAKUAN kedaerahan setiap saat dapat  merubah RI menjadi kepingan-kepingan
kecil tak berarti. Hai engkau Gus Dur, Wiranto, dan Widodo, siap-siap saja
dengan avalanche yang akan datang. Lihat saja sekarang LSM-LSM eks Timtim
telah bereorganisasi dan berganti nama.

Presiden Gus Dur menciptakan lagi satu kesalahan fatal. Ajakan Gus Dur
kepada Xanana untuk bergabung ke ASEAN adalah tindakan bodoh yang
menyepelekan negara-negara tetangga yang was-was dengan kehadiran Aussie di
Timtim (Singapura dan Malaysia pernah menyatakan demikian di harian nasional
masing-masing). Keinginan Gus Dur yg sempat terlontar untuk bertemu dengan
Anwar dan Auk juga merupakan kesalahan diplomasi luar negeri dari Gus Dur.

Mengenai ajakan kepada Xanana, selain tidak strategis untuk kepentingan LN,
juga tidak strategis untuk kepentingan ke dalam negeri. Gus Dur jelas-jelas
tidak berpikir bahwa ini dapat menjadi senjata makan tuan buat
kelompok-kelompok yg ingin memisahkan diri dari NKRI.

Saya rasa, bila pemerintahan Gus Dur tidak mampu mengendalikan situasi di
dalam negeri, maka militer akan turun tangan kembali. Kelihatannya, waktu
untuk itu tidak akan lama lagi.

Suatu perkembangan menarik terjadi pada Marwah Daud Ibrahim. Dapat dilihat
bahwa Marwah ini juga tidak mempunyai rasa kebangsaan cukup kuat. Rasa
kedaerahannya yang lebih besar. Bukti untuk itu adalah setelah kecewa dengan
kekalahan Habibie, pemikiran federalisme tiba-tiba mencuat dari benak ibu
satu ini. Marwah terlihat mempunyai keinginan terpendam untuk menjadi
pejabat terpandang, bila tidak di dalam pemerintahan RI, maka dia punya
harapan di negara Sulsel.

Yang juga menarik adalah tuntutan mahasiswa Sulsel untuk membentuk negara
federal atau merdeka. Kehendak mereka untuk membentuk Negara Indonesia Timur
buat saya agak menggelikan. Orang-orang Makasar diusir dari Timtim, diusir
dari Maluku, dan diusir dari Irja. Bagaimana mungkin mau mendirikan Negara
Indonesia Timur?

Bila 

Re: Oyea...? Re: Geger referendum

1999-11-09 Terurut Topik Jeffrey Anjasmara

Inilah tipikal pemikiran KEAKUAN. Seharusnya dilihat lagi berapa-berapa
kontribusi setiap wilayah dalam membiayai pembangunan. Dengan proporsi
pembagian sumber daya alam saat ini, tidak ada alasan untuk menyatakan
kemerdekaan. Permintaan untuk referendum dengan pilihan otonomi atau merdeka
adalah suatu permintaan yang didasari oleh emosi. Seharusnya anda juga harus
menjawab pertanyaan mengapa anda diam saja saat warga Kedungombo dicurangi
dan dipaksa keluar dari wilayahnya. Juga saat para wanita harus bekerja dan
dipaksa bekerja dengan upah sangat murah.

Tantangan oleh seorang mahasiswa di Aceh bahwa hal ini bukanlah usaha
separatisme adalah menggelikan. Seharusnya disebutkan dulu apa itu definisi
separatisme. Selain itu juga perlu dijelaskan apa itu otonomi. Bila
pembagian sumber daya alam sudah menjadi 85-15, dan juga desentralisasi
sudah dilakukan, ini berarti otonomi sudah dilakukan. Apakah definisi
otonomi sudah berganti? Tidak, tidak ada yg berganti.
Demikian pula dengan tuntutan federasi. Apa sih keuntungan bentuk federasi
daripada negara kesatuan bila kita melihat dengan kacamata baru saat ini?
Bila dilihat dari pembagian sumber pendapatan, maka tidak ada lagi alasan
untuk membentuk negara federasi. Demikian pula dengan desentralisasi
kepemerintahan.

Yang membedakan dari negara federasi dengan negara kesatuan tinggallah
keberadaan polisi yg masih bersifat nasional. Untuk saya, tuntutan untuk
negara federasi dari mahasiswa Sulsel adalah tuntutan untuk mencari sebuah
batu loncatan untuk memisahkan diri.

Jelasnya, mungkin Habibie, Marwah Daud, dan juga si Christianto Wibisono yg
sangat mengherankan tidak mau pulang juga ke Indonesia perlu dituntut untuk
diadili karena berusaha melakukan eksperimen sangat berbahaya. Yang saya
lihat juga menggelikan adalah Munir. Anak kemarin sore ini sering sekali
menggampangkan segala persoalan demi popularitas. Pokoknya asal masuk
tabloid Detik.com.

Buat yg mau menforward ke yang bersangkutan, saya persilakan lho. Kemarin
posting saya kan sempat diforward ke yg bersangkutan. Kebetulan saya ingin
melihat lebih detil apa sih bentuk federasi bikinan Christianto itu. Buat
saya si Chris inilah Van Mook muka baru. Kalau berani mestinya Suara
Pembaruan memuat artikel yg berseberangan dengan pendapat Christ yang
idealis tapi tidak menjejak bumi itu.


Jeffrey Anjasmara.

'--
From: Muhammad Nahar [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Oyea...? Re: Geger referendum
Date: Tue, 9 Nov 1999 18:44:30 +0800

Oyeach...
Well, where were you people when Acehnese have to strugle against TNI? You
were pretending that you know nothing about it, and accusing the Indonesian
soldiers for killing them.

Ha..

Now, you're affraid they govern their own kingdom. Pitiing yourself for not
having resources to fund your country? What a shame.

Bulshit.


Get your FREE Email at http://mailcity.lycos.com
Get your PERSONALIZED START PAGE at http://my.lycos.com


__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Re: Geger referendum

1999-11-09 Terurut Topik Ramadhan Pohan

Salam!
Tampaknya rakyat  Acheh mulai merasa urusan Acheh diselesaikan oleh bangsa
Acheh sendiri dan dengan cara-cara acheh pula. Moral tentara dan meriam sudah
tidak mampu lagi membungkam semangat Acheh. Urat takut bangsa Acheh sudah
putus. Apalagi oleh sejuta kata hambar yang ditebar Jakarta!

Jika pun rakyat Acheh berpisah dari RI, sebaiknya mencontoh Slovenia ketika
lepas dari Yugoslavia dominasi Serbia dulu. Di mana, korbannya cuma puluhan
orang. Jangan sampai kayak Bosnia dan Kroasia deh , yang mati sampai ratusan
ribu.

Semua kukatakan dengan getir, walau aku tahu, sesungguhnya aku ingin tetap
bersaudara dengan bangsa Acheh, bersama-sama dalam federasi Indonesia Raya.
Tetapi keinginan itu bisa menjadi percuma melihat jutaan kalian tumpah ruah
di jalan-jalan peradaban.


salam,
ramadhan pohan
(penggemar pisang saleh dan ikan kayu)

##
In a message dated 11/9/99 2:12:13 AM !!!First Boot!!!, [EMAIL PROTECTED]
writes:

 Saya juga sangat menyesalkan perjalanan honeymoon dari
 Presiden Gus Dur. Rasanya lebih bijaksana "menitipkan"
 negosiasi urusan Aceh kepada Amien Rais saja (sbg
 pribadi yang bisa diterima rakyat Aceh -- bukan
 sebagai Ketua MPR), kalau masih ingin rakyat Aceh
 tetap bersatu dengan RI. Ibunda "Cut Nya'" MS
 tampaknya belum bisa diterima masyarakat Aceh.
 Gus Presiden, pulanglah segera...urusan Aceh jauh
 lebih penting dari urusan Israel.
 Wassalam,
 ~yo

 --- Jeffrey Anjasmara [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Geger Aceh adalah geger warisan ABRI. Yang repot
  bukannya Gus Dur mengurusi
  keadaan dalam negeri, malah pesiar keliling ASEAN.
  Kalau kondisi belum
  menguntungkan, mengapa pula mesti pergi-pergi dulu?
  



Re: Oyea...? Re: Geger referendum

1999-11-09 Terurut Topik Notrida Mandica

Yap..when a bullshit starts talking, it can only say about
bullshit!


ida

From: Muhammad Nahar [EMAIL PROTECTED]

Oyeach...
Well, where were you people when Acehnese have to strugle against TNI? You
were pretending that you know nothing about it, and accusing the Indonesian
soldiers for killing them.

Ha..

Now, you're affraid they govern their own kingdom. Pitiing yourself for not
having resources to fund your country? What a shame.

Bulshit.


Get your FREE Email at http://mailcity.lycos.com
Get your PERSONALIZED START PAGE at http://my.lycos.com


__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



KBSI awareness: 4.5 juta D.O

1999-11-09 Terurut Topik Pungkas Bahjuri Ali


Di ambil dari Republika Online 10 November 1999 oleh Komite Beasiswa Isnet
(Isnet Scholarship Incorporation)
di hapus bagian awalnya...
--
Drop Out 4,5 Juta Anak
Jika dicermati penyebab munculnya anak-anak jalanan di pelbagai
kota-kota besar, memang terjadi karena banyak faktor. Namun, setidaknya
fenomena sosial yang cukup mengenaskan ini tidak bisa dipisahkan dari kondisi
sosial itu sendiri yang tengah terjadi di masyarakat.
Ketua Lembaga Perlindungan Anak Jawa Timur, Sri Sanituti Hariadi
SH, MS mengungkapkan bahwa ada banyak faktor yang menyebabkan anak-anak
jalanan terjerumus dalam kehidupan di jalanan seperti kesulitan keuangan
keluarga atau tekanan kemiskinan.
Berdasarkan hasil studi yang dilakukan Depsos Pusat (1999) yang
mengambil sampel 889 anak jalanan di Surabaya menyebutkan bahwa faktor
penyebab mereka memilih hidup di jalanan adalah karena kurang biaya sekolah
(28,2%) dan membantu pekerjaan orang tua (28,6%).
Melihat data tersebut, maka secara absolut fenomena anak jalanan
juga banyak disebabkan oleh tidak mampunya mereka bersekolah karena soal
biaya. Dalam urusan ini, papar Sri Sanituti, bank dunia memprediksikan
jumlah anak putus sekolah di Indonesia tahun 1998/1999 bisa mencapai angka
4,5 juta anak.
Tanda akan terjadi gelombang siswa putus sekolah selama dua tahun
terakhir sudah dapat dilihat di pelbagai pelosok. Di tingkat nasional,
menurutnya, telah terjadi penurunan angka partisipasi kasar (APK) siswa
sekolah dasar dari 78% menjadi 58% Ini berarti pada setiap 100 anak usia
sekolah (9-12 tahun), 32 anak di antaranya tidak bersekolah.
Sementara itu di Balitbang Depdikbud mencatat di tingkat SD sekitar
29,8% siswa tidak menyelesaikan sekolah, di tingkat SLTP 14,8%, di SMU
13,4%, dan di lingkungan SMK 13,3%.
Sedangkan di provinsi Jatim sendiri, diperkirakan angka drop out
(DO) siswa SD sebesar 3.100 anak atau satu persen dari total seluruh siswa
SD sebanyak 3,1 juta anak. Sedangkan siswa SLTP yang DO sebanyak 1.500
siswa atau sekitar 0,15 persen dari 1 juta anak. Akankah ajakan Si Doel
(Rano Karno): ''Ayo sekolah'' bisa mengentas puluhan ribu anak jalanan
tersebut untuk kembali ke sekolah?
--
Lebih lanjut silakan baca di http://www.republika.co.id/9911/10/30076.htm

Catatan: Kita bersama-sama bisa membantu mereka yang terancam drop out.
Kirimkan email ke [EMAIL PROTECTED] atau kunjungi homepage kami di http://beasiswa.isnet.org
Pungkas B.A.
--
"Rawe-Rawe Rantas, Malang-Malang Putung"





Konfrensi Asia Afrika tentang Sains Matematika Teknologi

1999-11-09 Terurut Topik Nasrullah Idris

 Banyak dari kita secara tidak langsung menganggap mereka yang
sebenarnya merupakan "Pahlawan Nasional" sebagai "Pahlawan Daerah", sesuai
dengan daerah asal kita masing-masing.

Salam,

Nasrullah Idris



Bisa kerja nggak SICH.

1999-11-09 Terurut Topik Suhendri

Masih ada yang belum sadar di dalam kabinet.
Mungkin karena keenakan "bulan madu".
Pekerjaan yang dibebankan Presiden dipundaknya belum juga dikerjakan.
Tidak mampu, tidak mau atau tidak tahu.

Soe

===
Ambon Mencekam, 5 Orang Tewas


AMBON -- Deretan jumlah korban kerusuhan dua hari belakangan ini di Ambon
bertambah, lima orang tewas dan 20 orang mengalami luka berat dan ringan.
Suasana di wilayah kerusuhan pada kawasan Batumerah dan Karangpanjang pun
masih mencekam. Kedua kelompok yang bertikal dengan membekal senjata terus
bersiaga.

Sementara itu, akibat kerusuhan yang terus berlarut-larut, menyebabkan
Himpunan Pelajar Mahasiswa Indonesia Nuku (HIPMIN) Makassar maupun Gerakan
Ukhuwah Islamiyah Maluku menuntut Wapres Megawati Soekarnoputri yang
ditugasi menangani masalah Maluku, segera menuntaskannya. ''Agar kasus ini
dapat beres, Ibu Megawati harus secepatnya datang ke Maluku,'' tegas Ketua
Gerakan Ukhuwah Islamiyah Faisal Salembessy.

Wartawan Antara di Ambon melaporkan kerusuhan yang kembali mengguncang Ambon
sejak Senin malam (8/11) hingga Selasa siang (9/11), menambah deretan korban
yaitu Rudy Haulusy yang tewas tertembak pada pinggang bagian kirinya. Selain
Rudy, korban yang lebih dulu tewas ialah Rinto Gunawan Hutul yang terkena
serpihan bom; Hasyim Rumadhan tertembak di pipi kiri; Yakop Salakory
tertembak di dada kanan; dan Edgar Maspaitella yang tertembak di pundak
kanan dan menembus dada.

Berdasarkan data rumah sakit dan Posko MUI Maluku, jumlah korban menderita
luka berat dan ringan bertambah menjadi 20 orang. Salah seorang korban yang
mengalami luka adalah Suryo Edy, aparat keamanan dari kesatuan Armed 11.
''Korban yang meninggal dan luka sebagian terkena tembakan aparat keamanan,
di samping serpihan bom rakitan,'' jelas Sekretaris Posko MUI Maluku Malik
Selang.

Kerusuhan tersebut, menurut Ketua Gerakan Ukhuwah Islamiyah Maluku Faisal
Salambessy, bermula dari pancingan kelompok tertentu. Mereka melontarkan
bom-bom molotov ke arah pemukiman umat Islam di Tanah Miring, Karangpanjang,
kawasan Batumerah Dalam. Selain molotov, menurut Faisal, mereka pun
melemparkan granat. Tujuannya untuk mengobarkan amarah umat Islam.

Dimulai pukul 24.00 hingga 06.00 WITA, pancingan tersebut akhirnya memicu
bentrokan antara umat Islam dan Kristen. Kendati secara sporadis, bentrokan
itu tidak sebatas di kawasan Batumerah Dalam, tetapi menjalar hingga ke
daerah Ponegoro. Akibatnya, menurut Faisal, aparat keamanan sulit untuk
segera memadamkan 'pertempuran' tersebut.

Secara umum, Tim Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas-HAM) yang sejak
awal pekan ini berada di Maluku menilai penempatan aparat keamanan khususnya
di Maluku Utara masih sangat terbatas dibandingkan luas wilayah. Di beberapa
tempat yang rawan, hanya ditempati tiga hingga lima personel.

Hingga berita ini diturunkan, situasi di lokasi kerusuhan di kawasan
Batumerah - Karangpanjang masih mencekam. Masing-masing kelompok dengan
membekal senjata bersiaga menghadapi penyerang maupun aparat keamanan yang
mengeluarkan tembakan peringatan.

Akibat kerusuhan yang berlarut-larut -- diawali sejak tragedi Idul Fitri 1
Syawal 1419 H (19 Januari 1999) hingga kini melebar ke Maluku Utara --
Gerakan Ukhuwah Islamiyah Maluku, menurut Faisal, menuntut agar Wapres
Megawati Soekarnoputri segera ke Maluku untuk mendamaikan keadaan. ''Agar
kasus ini dapat beres, Ibu Megawati harus secepatnya datang ke Maluku agar
tidak ada lagi korban-korban yang jatuh,'' katanya.

Di awal masa pemerintahannya, Presiden Abdurrahman Wahid telah mengumumkan
pembagian tugas Presiden dan Wapres. Yaitu Presiden menuntaskan masalah Aceh
dan perekonomian negara. Wapres diminta khusus menuntaskan masalah Maluku.
Namun, berdasarkan pantauan Republika, hingga kini Wapres belum mengunjungi
Ambon untuk menguraikan permasalahan di Maluku.

Faisal pun mengingatkan Wapres Megawati agar tidak melibatkan orang-orang
PDI Perjuangan, dalam menyelesaikan persoalan Maluku secara damai. ''Itu
bukan menenangkan suasana, tetapi malah memperkeruh ketegangan yang terjadi
di sana,'' tandasnya.

Faisal beralasan orang Islam Maluku keberatan jika mereka [orang-orang
PDI-P] dilibatkan. Artinya, papar Faisal, Megawati harus mengambil
langkah-langkah dan orang-orang yang netral agar perdamaian tercipta. Dia
menilai persoalan di Ambon berbeda dengan di Aceh. Di Ambon, menurutnya,
yang muncul adalah masalah SARA, bukan menuntut kemerdekaan atau referendum.

Tak hanya Gerakan Ukhuwah Islamiyah Maluku yang menuntas penuntasan
kerusuhan di Maluku. Himpunan Pelajar dan Mahasiswa Nuku (HIPMIN) Makassar
melalui pernyataan sikap yang ditandatangani Ketua Umum Abdul Khalis AS dan
Sekretaris Umum Rudy M Yamin, kemarin, menuntut pemerintahan Gus Dur segera
menuntaskan kasus Maluku yang berlarut-larut.

Selain itu, HIPMIN pada pernyataan sikapnya, menuntut aparat keamanan (TNI
dan Polri), agar tidak menggunakan cara-cara militer yang represif dalam
menangani kerusuhan di 

Re: Pilihan yang menyakitkan !

1999-11-09 Terurut Topik Nasrullah Idris

Maaf, yang tertulis "integrasi" di bawah ini  maksudnya adalah
"disintegrasi"

-Original Message-
From: Nasrullah Idris [EMAIL PROTECTED]
To: **MILIS PERMIAS AS [EMAIL PROTECTED]
Date: Tuesday, November 09, 1999 3:56 PM
Subject: Pilihan yang menyakitkan !


 Suami kepada istri yang berlainan daerah : "IKUT KE DAERAH SAYA ATAU
KITA CERAI SAJA?"
 Suami/Istri  yang berlainan daerah kepada anak-anaknya, "MAU IKUT AYAH
ATAU IKUT IBU?"
 Orangtua kepada anaknya yang bermenantukan dari daerah lain, "MAU IKUT
ORANTUA ATAU IKUT DIA?"

 Demikianlah tiga buah fenomena sosial yang mungkin terjadi bilamana
integrasi bangsa terwujud.
 Sungguh menyakitkan !

Salam,

Nasrullah Idris



Re: Oyea...? (to: Jeffrey)

1999-11-09 Terurut Topik Notrida Mandica

Sorry, I am terribly sorry.
I do not mean you are the bullshit.
I mean myself. Sebab si Nahar ngatain kita kan ya?
Mungkin English saya tidak jelas ya?
BTW, saya memang sangat dangkal, bukan relatif.
Saya tidak intelek at all.
Saya tidak punya pandangan apa-apa dan perlu diingat, saya tidak hebat.
Bravo for you to point out my arrogance! I am sorry for my bullshiting.

hormat,

ida



From: Jeffrey Anjasmara [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: Oyea...? Re: Geger referendum
Date: Tue, 9 Nov 1999 16:01:45 EST

Oya? Kalau anda ngomong bukan bullshit juga?
Hebat dong. Ini yang disebut ucapan seorang intelek terhebat wanita
Indonesia se-AS? Yang calon PhD politik tapi pandangannya juga tidak jelas
dan relatif dangkal untuk ukuran mahasiswa politik?
Hehe:)Okaylah, saya angkat Mbak Ida sebagai ratu bullshit se-AS.

JA

From: Notrida Mandica [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: Oyea...? Re: Geger referendum
Date: Tue, 9 Nov 1999 12:15:33 PST

Yap..when a bullshit starts talking, it can only say about
bullshit!


ida

From: Muhammad Nahar [EMAIL PROTECTED]

Oyeach...
Well, where were you people when Acehnese have to strugle against TNI?
You
were pretending that you know nothing about it, and accusing the
Indonesian
soldiers for killing them.

Ha..

Now, you're affraid they govern their own kingdom. Pitiing yourself for
not
having resources to fund your country? What a shame.

Bulshit.


Get your FREE Email at http://mailcity.lycos.com
Get your PERSONALIZED START PAGE at http://my.lycos.com


__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com

__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com


__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Re: [Re: Oyea...? Re: Geger referendum]

1999-11-09 Terurut Topik Mardhika Wisesa

Jeffrey..jeffrey.anda masuk atau baru menjadi anggota milist ini sejak
kapan sih?? kok sudah berani mengatakan seseorang yang sudah senior di milist
ini seenak perut. Anda seharusnya tau kan dimana tempat anda
Let me seeeither anda seorang freshmen yang baru pertama kali ke amerika
atau seseorang pelajar atau mahasiswa yang wannabe seperti pelajar dan
mahasiswa Indonesia di Amerika.

Mardhika Wisesa

Jeffrey Anjasmara [EMAIL PROTECTED] wrote:
Oya? Kalau anda ngomong bukan bullshit juga?
Hebat dong. Ini yang disebut ucapan seorang intelek terhebat wanita
Indonesia se-AS? Yang calon PhD politik tapi pandangannya juga tidak jelas
dan relatif dangkal untuk ukuran mahasiswa politik?
Hehe:)Okaylah, saya angkat Mbak Ida sebagai ratu bullshit se-AS.

JA



Get free email and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1



Re: [Re: Oyea...? Re: Geger referendum]

1999-11-09 Terurut Topik Suhendri

Ternyata durasi seseorang tinggal di Amerika, bisa membuat seseorang merasa
"lebih" dari orang lain.

Soe


-Original Message-
From: Mardhika Wisesa [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
Date: Wednesday, November 10, 1999 10:30 AM
Subject: Re: [Re: Oyea...? Re: Geger referendum]


Let me seeeither anda seorang freshmen yang baru pertama kali ke amerika
atau seseorang pelajar atau mahasiswa yang wannabe seperti pelajar dan
mahasiswa Indonesia di Amerika.

Mardhika Wisesa



Re: [Re: Oyea...? Re: Geger referendum]

1999-11-09 Terurut Topik Notrida Mandica

ooops...

Jangan diperpanjang dong Mas-Mas.  Mas Jeffrey sedang praktek Freedom of
speech. Kan kita sudah setuju dalam negara demokrasi, kita harus menghargai
pendapat orang lain.  Tidak peduli mereka junior atau senior, namanya
menunjukkan kesalahan atau mengeritik adalah hak setiap orang.  Sebagai
jawabannya, saya harus mengaku salah kalau bersalah. Dan kalau saya benar,
saya akan membela diri dengan mengajukan data. Dalam keadaan real, saya akan
menggunakan lembaga hukum untuk menjawab Mas Jefferey.

Waktu Tacquoville (probably I spelled it wrong), a French traveler,
berkunjung ke US, salah satu keterpikatan beliau dengan US adalah konsep
SPEECH and political freedom to stand front of people and spread new ideas
and new venture, especially in the political debates. That is the beauty  of
democracy when people know where they stand. So, it is absolutely fine for
others to criticize me. I will learn from their criticism.

Jefferey's critics is so poignant.  Jefferey has inspired me to read more
and to write more.  Jefferey has inspired to write to Indonesian newspapers
or journals so that people can read my thoughts.  He is right that I am
shallow.  He is right that I am not a wonderful scholar.  He is damn right
that I am not serving my country with wonderful ideas. He is perfectly
correct.

I study politics from text books, I have written several journal articles
(they were all published in American journals, btw), and Insya Allah, my
book (co-author with Dr. Houseman of Indiana University) will be out early
next year.  Nevertheless, I always believe that inputs from people are
always wonderful.  I cannot see my dents at my back until someone points
them out.

Thank you so much friends, Jefferey and Mardhika.  You are my inspirations.
BTW, I think the title of "RATU BULLSHIT" is not bad at all. It is a title.
What do you think?

:) enjoy your night,

ida




From: Mardhika Wisesa [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [Re: Oyea...? Re: Geger referendum]
Date: Tue, 9 Nov 1999 22:39:46 EST

Jeffrey..jeffrey.anda masuk atau baru menjadi anggota milist ini sejak
kapan sih?? kok sudah berani mengatakan seseorang yang sudah senior di
milist
ini seenak perut. Anda seharusnya tau kan dimana tempat anda
Let me seeeither anda seorang freshmen yang baru pertama kali ke
amerika
atau seseorang pelajar atau mahasiswa yang wannabe seperti pelajar dan
mahasiswa Indonesia di Amerika.

Mardhika Wisesa

Jeffrey Anjasmara [EMAIL PROTECTED] wrote:
Oya? Kalau anda ngomong bukan bullshit juga?
Hebat dong. Ini yang disebut ucapan seorang intelek terhebat wanita
Indonesia se-AS? Yang calon PhD politik tapi pandangannya juga tidak jelas
dan relatif dangkal untuk ukuran mahasiswa politik?
Hehe:)Okaylah, saya angkat Mbak Ida sebagai ratu bullshit se-AS.

JA



Get free email and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1

__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Re: [Re: Oyea...? Re: Geger referendum]

1999-11-09 Terurut Topik Andika Abimanyu

Sekali lagi two thumbs up buat ibu Ida. I'm really looking forward buat
"menikmati" bukunya.

Dika


From: Notrida Mandica [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [Re: Oyea...? Re: Geger referendum]
Date: Tue, 9 Nov 1999 20:20:55 PST

ooops...

Jangan diperpanjang dong Mas-Mas.  Mas Jeffrey sedang praktek Freedom of
speech. Kan kita sudah setuju dalam negara demokrasi, kita harus menghargai
pendapat orang lain.  Tidak peduli mereka junior atau senior, namanya
menunjukkan kesalahan atau mengeritik adalah hak setiap orang.  Sebagai
jawabannya, saya harus mengaku salah kalau bersalah. Dan kalau saya benar,
saya akan membela diri dengan mengajukan data. Dalam keadaan real, saya
akan
menggunakan lembaga hukum untuk menjawab Mas Jefferey.

Waktu Tacquoville (probably I spelled it wrong), a French traveler,
berkunjung ke US, salah satu keterpikatan beliau dengan US adalah konsep
SPEECH and political freedom to stand front of people and spread new ideas
and new venture, especially in the political debates. That is the beauty
of
democracy when people know where they stand. So, it is absolutely fine for
others to criticize me. I will learn from their criticism.

Jefferey's critics is so poignant.  Jefferey has inspired me to read more
and to write more.  Jefferey has inspired to write to Indonesian newspapers
or journals so that people can read my thoughts.  He is right that I am
shallow.  He is right that I am not a wonderful scholar.  He is damn right
that I am not serving my country with wonderful ideas. He is perfectly
correct.

I study politics from text books, I have written several journal articles
(they were all published in American journals, btw), and Insya Allah, my
book (co-author with Dr. Houseman of Indiana University) will be out early
next year.  Nevertheless, I always believe that inputs from people are
always wonderful.  I cannot see my dents at my back until someone points
them out.

Thank you so much friends, Jefferey and Mardhika.  You are my inspirations.
BTW, I think the title of "RATU BULLSHIT" is not bad at all. It is a title.
What do you think?

:) enjoy your night,

ida




From: Mardhika Wisesa [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [Re: Oyea...? Re: Geger referendum]
Date: Tue, 9 Nov 1999 22:39:46 EST

Jeffrey..jeffrey.anda masuk atau baru menjadi anggota milist ini sejak
kapan sih?? kok sudah berani mengatakan seseorang yang sudah senior di
milist
ini seenak perut. Anda seharusnya tau kan dimana tempat anda
Let me seeeither anda seorang freshmen yang baru pertama kali ke
amerika
atau seseorang pelajar atau mahasiswa yang wannabe seperti pelajar dan
mahasiswa Indonesia di Amerika.

Mardhika Wisesa

Jeffrey Anjasmara [EMAIL PROTECTED] wrote:
Oya? Kalau anda ngomong bukan bullshit juga?
Hebat dong. Ini yang disebut ucapan seorang intelek terhebat wanita
Indonesia se-AS? Yang calon PhD politik tapi pandangannya juga tidak jelas
dan relatif dangkal untuk ukuran mahasiswa politik?
Hehe:)Okaylah, saya angkat Mbak Ida sebagai ratu bullshit se-AS.

JA



Get free email and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1

__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com

__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Re: Bisa kerja nggak SICH.

1999-11-09 Terurut Topik Jeffrey Anjasmara

Jangan-jangan lagi bobo siang.
Tolong dibangunin dong:)

Bukannya ke Ambon malah bagi-bagi tanda jasa di Kalbar.
Ngapain? Itu mah bisa nanti-nanti.




'-
From: Suhendri [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Bisa kerja nggak SICH.
Date: Wed, 10 Nov 1999 08:53:16 +0700

Masih ada yang belum sadar di dalam kabinet.
Mungkin karena keenakan "bulan madu".
Pekerjaan yang dibebankan Presiden dipundaknya belum juga dikerjakan.
Tidak mampu, tidak mau atau tidak tahu.

Soe

===
Ambon Mencekam, 5 Orang Tewas


AMBON -- Deretan jumlah korban kerusuhan dua hari belakangan ini di Ambon
bertambah, lima orang tewas dan 20 orang mengalami luka berat dan ringan.
Suasana di wilayah kerusuhan pada kawasan Batumerah dan Karangpanjang pun
masih mencekam. Kedua kelompok yang bertikal dengan membekal senjata terus
bersiaga.

Sementara itu, akibat kerusuhan yang terus berlarut-larut, menyebabkan
Himpunan Pelajar Mahasiswa Indonesia Nuku (HIPMIN) Makassar maupun Gerakan
Ukhuwah Islamiyah Maluku menuntut Wapres Megawati Soekarnoputri yang
ditugasi menangani masalah Maluku, segera menuntaskannya. ''Agar kasus ini
dapat beres, Ibu Megawati harus secepatnya datang ke Maluku,'' tegas Ketua
Gerakan Ukhuwah Islamiyah Faisal Salembessy.

Wartawan Antara di Ambon melaporkan kerusuhan yang kembali mengguncang
Ambon
sejak Senin malam (8/11) hingga Selasa siang (9/11), menambah deretan
korban
yaitu Rudy Haulusy yang tewas tertembak pada pinggang bagian kirinya.
Selain
Rudy, korban yang lebih dulu tewas ialah Rinto Gunawan Hutul yang terkena
serpihan bom; Hasyim Rumadhan tertembak di pipi kiri; Yakop Salakory
tertembak di dada kanan; dan Edgar Maspaitella yang tertembak di pundak
kanan dan menembus dada.

Berdasarkan data rumah sakit dan Posko MUI Maluku, jumlah korban menderita
luka berat dan ringan bertambah menjadi 20 orang. Salah seorang korban yang
mengalami luka adalah Suryo Edy, aparat keamanan dari kesatuan Armed 11.
''Korban yang meninggal dan luka sebagian terkena tembakan aparat keamanan,
di samping serpihan bom rakitan,'' jelas Sekretaris Posko MUI Maluku Malik
Selang.

Kerusuhan tersebut, menurut Ketua Gerakan Ukhuwah Islamiyah Maluku Faisal
Salambessy, bermula dari pancingan kelompok tertentu. Mereka melontarkan
bom-bom molotov ke arah pemukiman umat Islam di Tanah Miring,
Karangpanjang,
kawasan Batumerah Dalam. Selain molotov, menurut Faisal, mereka pun
melemparkan granat. Tujuannya untuk mengobarkan amarah umat Islam.

Dimulai pukul 24.00 hingga 06.00 WITA, pancingan tersebut akhirnya memicu
bentrokan antara umat Islam dan Kristen. Kendati secara sporadis, bentrokan
itu tidak sebatas di kawasan Batumerah Dalam, tetapi menjalar hingga ke
daerah Ponegoro. Akibatnya, menurut Faisal, aparat keamanan sulit untuk
segera memadamkan 'pertempuran' tersebut.

Secara umum, Tim Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas-HAM) yang sejak
awal pekan ini berada di Maluku menilai penempatan aparat keamanan
khususnya
di Maluku Utara masih sangat terbatas dibandingkan luas wilayah. Di
beberapa
tempat yang rawan, hanya ditempati tiga hingga lima personel.

Hingga berita ini diturunkan, situasi di lokasi kerusuhan di kawasan
Batumerah - Karangpanjang masih mencekam. Masing-masing kelompok dengan
membekal senjata bersiaga menghadapi penyerang maupun aparat keamanan yang
mengeluarkan tembakan peringatan.

Akibat kerusuhan yang berlarut-larut -- diawali sejak tragedi Idul Fitri 1
Syawal 1419 H (19 Januari 1999) hingga kini melebar ke Maluku Utara --
Gerakan Ukhuwah Islamiyah Maluku, menurut Faisal, menuntut agar Wapres
Megawati Soekarnoputri segera ke Maluku untuk mendamaikan keadaan. ''Agar
kasus ini dapat beres, Ibu Megawati harus secepatnya datang ke Maluku agar
tidak ada lagi korban-korban yang jatuh,'' katanya.

Di awal masa pemerintahannya, Presiden Abdurrahman Wahid telah mengumumkan
pembagian tugas Presiden dan Wapres. Yaitu Presiden menuntaskan masalah
Aceh
dan perekonomian negara. Wapres diminta khusus menuntaskan masalah Maluku.
Namun, berdasarkan pantauan Republika, hingga kini Wapres belum mengunjungi
Ambon untuk menguraikan permasalahan di Maluku.

Faisal pun mengingatkan Wapres Megawati agar tidak melibatkan orang-orang
PDI Perjuangan, dalam menyelesaikan persoalan Maluku secara damai. ''Itu
bukan menenangkan suasana, tetapi malah memperkeruh ketegangan yang terjadi
di sana,'' tandasnya.

Faisal beralasan orang Islam Maluku keberatan jika mereka [orang-orang
PDI-P] dilibatkan. Artinya, papar Faisal, Megawati harus mengambil
langkah-langkah dan orang-orang yang netral agar perdamaian tercipta. Dia
menilai persoalan di Ambon berbeda dengan di Aceh. Di Ambon, menurutnya,
yang muncul adalah masalah SARA, bukan menuntut kemerdekaan atau
referendum.

Tak hanya Gerakan Ukhuwah Islamiyah Maluku yang menuntas penuntasan
kerusuhan di Maluku. Himpunan Pelajar dan Mahasiswa Nuku 

Federasi?

1999-11-09 Terurut Topik Jeffrey Anjasmara

Sebetulnya saya tidak hendak dan tidak dalam posisi yg cukup untuk
menerangkan apa itu federasi. Cuman saya dari dulu sudah anti konsep
federasi yang banyak digemborkan oleh Christianto Wibisono dan akhirnya
di-echo-in oleh Amien Rais. Gara-gara Amien ikutan ngomong tanpa konsep
jelas made in Christ inilah yg membuat saya akhirnya mencoblos PKB. Padahal
saya lagi kesal-kesalnya dengan Mbah Gus Dur yg sukanya demenan sama Mbakyu
Mega. Yah, pandangan saya ini sudah sering saya tulis sih.

Bukannya apa-apa, dengan kondisi yang masih bersuasana sukuis, dan berbagai
pertikaian etnis yg muncul, maka konsep federasi jelas harus out dari
pemikiran. Dasarnya belum cukup kuat untuk membangun ikatan
antar state.

Pada saat konflik Timtim mengemuka, media barat (CNN atau ABCNews, antara
dua itulah) menulis bahwa konflik antar etnik di Indonesia tidak separah di
Yugoslavia justru karena wujud dari wilayahnya yg
berpulau-pulau. Di lain pihak saya berpikir memang konflik secara nyata
dapat lebih teredam, tetapi ikatan sebagai sesama bangsa Indonesia juga
menjadi rentan oleh gosokan.

Si Abang Buyung Nasution menyatakan bahwa konsep federalisme harus
diterapkan, tetapi penerapannya tidak boleh seketika, tetapi berjangka dari
5 sampai 10 tahun. Nah, sebetulnya kan sama. Saya bilang saat ini
konsep federasi tidak aplicable, dan Buyung bilang cocoknya 10 tahun lagi.
Bedanya saya mahasiswa miskin, Buyung biarpun katanya ditekan Suharto masih
hidup kayak pangeran.

Yang jadi masalah, terlalu banyak elit politik yg lebih senang mengeluarkan
ucapan yg BERNILAI JUAL, khususnya ke koran-koran. Mereka menyatakan bentuk
federal harus diterapkan untuk mencegah disintegrasi, tetapi mereka menabung
statement lanjutan, bahwa bentuk itu tidak cocok untuk saat ini.

Mereka justru WAJIB untuk menyampaikan statement yg mereka sembunyikan itu.
Mengapa? Karena mahasiswa-mahasiswa itu berpikir sangat pragmatis. Begitu
sering mendengar konsep federalisme dikomentarin
bagus, langsung mintanya saat ini juga. Ini mestinya yg harus disadari oleh
para politisi yg hobi mengumbar statement hanya berujud headline doang.
Isinya sih kapan-kapan saja disampaikannya. Kalau bisa disampaikannya pas
ada seminar biar ada/dapat honornya. Nah, kan repot. Headlinenya sudah
dijual eceran, body beritanya dijual secara khusus. Mestinya mereka pantas
juga disebut sebagai provokator.

Berhubung yg sekarang ini hobi dengan issue federasi adalah mahasiswa
Sulsel, saya jelas kesalnya dilontarkan ke sana. Masak dilontarkan ke nona
di sebelah saya ini? Kekesalan saya karena tuntutan itu tidak didasari oleh
pikiran yg jernih. Apakah yg disebut dengan bentuk federasi itu yg model
Malaysia? Atau yang model AS? Berhubung yg model Malaysia jelas tidak cocok
(karena didasarkan oleh kesultanan), maka yg jadi patokan pasti yg model
Amerika.

Yang repot, desentralisasi yg saat ini sedang dilaksanakan sebetulnya sudah
seperti bentuk federasi itu sendiri. Gubernur nanti dipilih dari bawah,
bupati juga demikian. Kalau camat sama kades sih dari dulu juga urusan
daerah. Masalah pendapatan juga sudah didesentralisasi. Masalah pembangunan?
Bappenas sekarang hanya bertugas membuat perencanaan global saja. Semua
urusan sudah urusan Bappeda. Pembangunan fisik juga ditangani Dinas PU
propinsi. Lalu apa lagi yg dimaui oleh mahasiswa Sulsel? Merdeka? Eh, yg
dulu ngojok-ngojokin dan maju paling depan waktu peristiwa 10 November di
Surabaya itu siapa kalau bukan orang-orang pergerakan yg juga banyak
dimotori oleh orang sulsel dan sulut? Itu 300,000 orang yg mati.

Inilah kalau perasaan emosi akibat Habibie tidak terpilih jadi presiden.
Harusnya ditanya dulu dong, Habibie selama 1.5 tahun sudah ngasih apa ke
Sulsel? Yang ada orang Sulsel diusirin dari Timtim gara-gara Habibie.
Harusnya mahasiswa Sulsel justru menggantung Habibie di pantai Losari dong.
Daripada ribut mending bikin kapal nelayan yg gede buat cari ikan deh. Malu
dong katanya raja lautan tapi sekarang cuma dikencingi sama nelayan taiwan
baik yg pencuri maupun yg legal.

Sebelum saya tutup omelan panjang pendek saya, saya mau tanya apa
saudara-saudara ada yg melihat Embak Mega? Diserahi tugas ngurusin KTI kok
malah bobo siang. Bangunin dong, bilangin dia sekarang jabatannya wapres.
Bukan lagi tukang kebun. Mestinya rajin dikit gitu. Masak bangun tidur,
bagi-bagi tanda jasa, nowel-nowel taruna, lalu ngemil, lalu tidur siang.
Kapan kurusnya mbak. Pantas awet endut.

Jeffrey Anjasmara

__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Re: [Re: [Re: Oyea...? Re: Geger referendum]]

1999-11-09 Terurut Topik Rizal Az

Oh my... beutifully done mba' Ida!!! I take off my hat and salute you!!!
Ini baru namanya merendahkan diri, meninggikan mutu he...he...he
jeffrey pasti seneng dan puas sekali tuh ngeliat tulisan mba' Ida yang mengaku
salah, sabar dan menjunjung tinggi opponant-nya. 
Jeffrey, menurut pendapat gue sih loe lagi di"mooned" sama mba' Ida...:).
Ngerasa kaya' ditampar engga' pipi-nya? engga' ngerasa? bagus deh kalau
gitu... he...he...he...

Mba' Ida tolong dong ajarin kita2 semua, biar bisa jadi politian handal
nih...:)

Ichal  


Notrida Mandica [EMAIL PROTECTED] wrote:
ooops...

Jangan diperpanjang dong Mas-Mas.  Mas Jeffrey sedang praktek Freedom of
speech. Kan kita sudah setuju dalam negara demokrasi, kita harus menghargai
pendapat orang lain.  Tidak peduli mereka junior atau senior, namanya
menunjukkan kesalahan atau mengeritik adalah hak setiap orang.  Sebagai
jawabannya, saya harus mengaku salah kalau bersalah. Dan kalau saya benar,
saya akan membela diri dengan mengajukan data. Dalam keadaan real, saya akan
menggunakan lembaga hukum untuk menjawab Mas Jefferey.

Waktu Tacquoville (probably I spelled it wrong), a French traveler,
berkunjung ke US, salah satu keterpikatan beliau dengan US adalah konsep
SPEECH and political freedom to stand front of people and spread new ideas
and new venture, especially in the political debates. That is the beauty  of
democracy when people know where they stand. So, it is absolutely fine for
others to criticize me. I will learn from their criticism.

Jefferey's critics is so poignant.  Jefferey has inspired me to read more
and to write more.  Jefferey has inspired to write to Indonesian newspapers
or journals so that people can read my thoughts.  He is right that I am
shallow.  He is right that I am not a wonderful scholar.  He is damn right
that I am not serving my country with wonderful ideas. He is perfectly
correct.

I study politics from text books, I have written several journal articles
(they were all published in American journals, btw), and Insya Allah, my
book (co-author with Dr. Houseman of Indiana University) will be out early
next year.  Nevertheless, I always believe that inputs from people are
always wonderful.  I cannot see my dents at my back until someone points
them out.

Thank you so much friends, Jefferey and Mardhika.  You are my inspirations.
BTW, I think the title of "RATU BULLSHIT" is not bad at all. It is a title.
What do you think?

:) enjoy your night,

ida




From: Mardhika Wisesa [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [Re: Oyea...? Re: Geger referendum]
Date: Tue, 9 Nov 1999 22:39:46 EST

Jeffrey..jeffrey.anda masuk atau baru menjadi anggota milist ini sejak
kapan sih?? kok sudah berani mengatakan seseorang yang sudah senior di
milist
ini seenak perut. Anda seharusnya tau kan dimana tempat anda
Let me seeeither anda seorang freshmen yang baru pertama kali ke
amerika
atau seseorang pelajar atau mahasiswa yang wannabe seperti pelajar dan
mahasiswa Indonesia di Amerika.

Mardhika Wisesa

Jeffrey Anjasmara [EMAIL PROTECTED] wrote:
Oya? Kalau anda ngomong bukan bullshit juga?
Hebat dong. Ini yang disebut ucapan seorang intelek terhebat wanita
Indonesia se-AS? Yang calon PhD politik tapi pandangannya juga tidak jelas
dan relatif dangkal untuk ukuran mahasiswa politik?
Hehe:)Okaylah, saya angkat Mbak Ida sebagai ratu bullshit se-AS.

JA



Get free email and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1

__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at 
http://webmail.netscape.com.