Pilihan yang menyakitkan !
Suami kepada istri yang berlainan daerah : "IKUT KE DAERAH SAYA ATAU KITA CERAI SAJA?" Suami/Istri yang berlainan daerah kepada anak-anaknya, "MAU IKUT AYAH ATAU IKUT IBU?" Orangtua kepada anaknya yang bermenantukan dari daerah lain, "MAU IKUT ORANTUA ATAU IKUT DIA?" Demikianlah tiga buah fenomena sosial yang mungkin terjadi bilamana integrasi bangsa terwujud. Sungguh menyakitkan ! Salam, Nasrullah Idris
Fw: [pk-timur] Informasi Gereja Terbakar
From: Ferdinandus KARTIKO [EMAIL PROTECTED] To: Multiple recipients of list [EMAIL PROTECTED] Date: Tuesday, November 09, 1999 6:56 AM Subject: RE: [pk-timur] Informasi Gereja Terbakar --PART.BOUNDARY.trdfed1.0644.38275c54.0001 Content-Type: text/plain; charset=us-ascii Content-Disposition: inline __ Forward Header __ Subject: RE: [pk-timur] Informasi Gereja Terbakar Author: [EMAIL PROTECTED] at Internet Date:08/11/1999 12:10 PM Assalamu'alaikum Wr. Wb. Sedikit informasi tentang dibakarnya gereja di Depok (dekat kawasan cagar alam Pancoran Mas). Kakak ipar Saya cerita bahwa gereja itu memang dibakar oleh sejumlah pemuda atas permintaan masyarakat setempat. Latar belakangnya adalah dilanggarnya izin pendirian bangunan oleh "si pembangun Gereja". Awalnya gedung itu didirikan dengan izin untuk dijadikan rumah tinggal. Ternyata dijadikan gereja yang anggotanya bukan warga setempat melainkan warga tempat lain (yang jauh). Lingkungan di sekeliling gereja tersebut adalah kawasan betawi asli plus pendatang yang hampir seluruhnya muslim (jumlah warga kristen tidak sampai 40 KK). Kejadian itu sebenarnya akumulasi kejengkelan warga karena sudah tiga kali diberi peringatan baik oleh tokoh setempat, warga sekitar dan pemda. Sebagaimana dimaklumi pendirian rumah ibadah harus disetujui tokoh setempat dan ternyata tokoh setempat tidak mengijinkan karena anggota masyarakat yang kristen tidak banyak (kurang dari ketentuan) dan Pemda sendiri sudah tidak mengijinkan. Tetapi mereka nekat terus membangun walau tanpa ijin (sekaligus mengurus ijin). Hal ini diprotes warga sehingga beberapa kali timbul bentrokan kecil. Akhirnya gereja dijaga oleh aparat keamanan sehingga warga "agak takut". Aktivitas kristenisasi juga dijalankan sekaligus. Prakteknya terkait dengan kedatangan anggota gereja yang berasal dari tempat yang jauh. Setelah mereka melakukan kebaktian di gereja, tidak langsung pulang tetapi menyebar ke perkampungan sekitar. Dampaknya adalah dua warga berhasil dimurtadkan. Kemarahan warga semakin menjadi-jadi dan akhirnya Warga betawi "pendatang" (bukan betawi asli setempat) meminta bantuan pemuda betawi yang berasal dari tempat asalnya untuk "memprotes secara lebih keras" dan berakibat dibakarnya gereja. Pembakaran tersebut didukung oleh warga setempat. Demikian sedikit informasi, insya Allah benar. Wassalamu'alaikum Wr. WB.
Re: Geger referendum
memprihatinkan.. namun saya lebih melihat proses ini sebagai suatu keniscayaan sejarah bangsa. Indonesia selama ini memang hanya dipersatukan dalam kesamaan kekerasan. Protes rakyat aceh malah saya harapkan mampu membuka diskusi tentang konsensus kenegaraan bagi seluruh elemen bangsa. Aceh bukanlah timtimlatar belakang sosiokultural maupun historisnya jelas sangat berbeda. saya mencoba untuk memahami emosi rakyat aceh, namun penindasan bukan hanya dimonopoli oleh mereka, namun hampir seluruh rakyat indonesia. rakyat aceh harus mengerti bahwa pemerintah telah berkomitmen untuk mempertahankan NKRI. selain itu rakyat aceh juga diharapkan sadar bahwa dasar legitimasi untuk berdiri sendiri sangatlah tidak kuat. saya hanya berharap pemerintah gus dur mampu memenuhi tuntutan rasa keadilan dengan secara transparan mengungkap pelaku kejahatan kemanusiaan dan menyeret pihak pihak yang bersangkutan untuk diadili dengan seadil-adilnya. saya kuatir eufori yang berlebihan justru akan kontraproduktif dengan harapan yang baru tumbuh akan "indonesia baru" yang demokratis dan berkeadilan sosial atau malah meletupkan gelombang kekerasan baru. Disinilah diperlukan kearifan luar biasa dari rakyat Aceh maupun pemerintah. wassalam deddy priadi - hari ini diperingati 10 tahun jatuhnya tembok berlin, simbol dari "dirobeknya" suatu bangsa demi memenuhi kepuasan dari pemenang perang. - Original Message - From: Priyo Pujiwasono [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, November 09, 1999 3:02 AM Subject: Re: Geger referendum Saya juga sangat menyesalkan perjalanan honeymoon dari Presiden Gus Dur. Rasanya lebih bijaksana "menitipkan" negosiasi urusan Aceh kepada Amien Rais saja (sbg pribadi yang bisa diterima rakyat Aceh -- bukan sebagai Ketua MPR), kalau masih ingin rakyat Aceh tetap bersatu dengan RI. Ibunda "Cut Nya'" MS tampaknya belum bisa diterima masyarakat Aceh. Gus Presiden, pulanglah segera...urusan Aceh jauh lebih penting dari urusan Israel. Wassalam, ~yo --- Jeffrey Anjasmara [EMAIL PROTECTED] wrote: Geger Aceh adalah geger warisan ABRI. Yang repot bukannya Gus Dur mengurusi keadaan dalam negeri, malah pesiar keliling ASEAN. Kalau kondisi belum menguntungkan, mengapa pula mesti pergi-pergi dulu? Yang repot dari Aceh adalah adanya contoh soal dari Timtim. Inilah kalau RI punya presiden yang dapat bicara lebih cepat dari bayangannya. Bukannya dicerna dulu, eh, Habibie asal saja main celetuk kanan kiri. Keinginan daerah-daerah yg merasa kaya alamnya saat sekarang ini lebih didasari keinginan untuk cepat menjadi Brunei kedua. Ini terjadi pada Aceh dan Riau. Saat-saat ini adalah saat menentukan untuk berdirinya negara bernama Republik Indonesia. Kerikil Timtim yang jatuh di timbunan salju, saat ini hanya disangga oleh batu Aceh. Sekali Aceh diberi pilihan referendum, maka bola salju tak akan tertahankan lagi. Keretakan-keretakan berujud rasa KEAKUAN kedaerahan setiap saat dapat merubah RI menjadi kepingan-kepingan kecil tak berarti. Hai engkau Gus Dur, Wiranto, dan Widodo, siap-siap saja dengan avalanche yang akan datang. Lihat saja sekarang LSM-LSM eks Timtim telah bereorganisasi dan berganti nama. Presiden Gus Dur menciptakan lagi satu kesalahan fatal. Ajakan Gus Dur kepada Xanana untuk bergabung ke ASEAN adalah tindakan bodoh yang menyepelekan negara-negara tetangga yang was-was dengan kehadiran Aussie di Timtim (Singapura dan Malaysia pernah menyatakan demikian di harian nasional masing-masing). Keinginan Gus Dur yg sempat terlontar untuk bertemu dengan Anwar dan Auk juga merupakan kesalahan diplomasi luar negeri dari Gus Dur. Mengenai ajakan kepada Xanana, selain tidak strategis untuk kepentingan LN, juga tidak strategis untuk kepentingan ke dalam negeri. Gus Dur jelas-jelas tidak berpikir bahwa ini dapat menjadi senjata makan tuan buat kelompok-kelompok yg ingin memisahkan diri dari NKRI. Saya rasa, bila pemerintahan Gus Dur tidak mampu mengendalikan situasi di dalam negeri, maka militer akan turun tangan kembali. Kelihatannya, waktu untuk itu tidak akan lama lagi. Suatu perkembangan menarik terjadi pada Marwah Daud Ibrahim. Dapat dilihat bahwa Marwah ini juga tidak mempunyai rasa kebangsaan cukup kuat. Rasa kedaerahannya yang lebih besar. Bukti untuk itu adalah setelah kecewa dengan kekalahan Habibie, pemikiran federalisme tiba-tiba mencuat dari benak ibu satu ini. Marwah terlihat mempunyai keinginan terpendam untuk menjadi pejabat terpandang, bila tidak di dalam pemerintahan RI, maka dia punya harapan di negara Sulsel. Yang juga menarik adalah tuntutan mahasiswa Sulsel untuk membentuk negara federal atau merdeka. Kehendak mereka untuk membentuk Negara Indonesia Timur buat saya agak menggelikan. Orang-orang Makasar diusir dari Timtim, diusir dari Maluku, dan diusir dari Irja. Bagaimana mungkin mau
Oyea...? Re: Geger referendum
Oyeach... Well, where were you people when Acehnese have to strugle against TNI? You were pretending that you know nothing about it, and accusing the Indonesian soldiers for killing them. Ha.. Now, you're affraid they govern their own kingdom. Pitiing yourself for not having resources to fund your country? What a shame. Bulshit. Get your FREE Email at http://mailcity.lycos.com Get your PERSONALIZED START PAGE at http://my.lycos.com
Ayo buat negara Jawa (berani?)
Menggelikan. Sekarang banyak orang yang "peduli" dengan Aceh. Mengapa? Mata mereka sekarang sudah terbuka bahwa bukan hanya tiga puluh orang yang minta referendum. Lantas mengapa? Takut, karena sifat mementingkan diri sendiri. Alasan: 1. Siapa ya yang pernah tertarik untuk membela Aceh ketika dijajah TNI (untuk tidak menyebut Indonesia)? Nonsense kalau ada yang bilang ada diantara kita. Bahkan ketika ratusan rakyat ditembak mati tanpa alasan, wanita-wanita diperkosa, laki-laki dan wanita disiksa dengan siksaan yang bisa membuat nazi pingsan, atau polpot tak bisa tidur, pada saat itu telinga kita tuli untuk mendengarnya dan mata kitapun buta melihatnya. Itu bukan urusan saya, kata hati kita saat itu. 2. Setelah nyata apa yang diinginkan mereka, timbul ketakutan untuk melepas mereka. Siapa yang akan membiayayi pembangunan negara kita nantinya? Bagaimana sekolah anak kita? Siapa yang akan menggaji kita? Sementara mereka akan menjadi negara kaya seperti Brunai. Apakah kita harus berutang terus menerus pada tengkulak IMF? 3. Someone has to be blamed on. Lantas kita menyalahkan Gusdur yang sebelumnya kita bela mati-matian kalau dia dikritik orang. Menyalahkan Megawati yang sebelumnya sangat kita kagumi karena demokrasinya. Menyalahkan Wiranto yang sebelumnya kita anggap sangat patriotik karena membela indonesia dari Australia. 4. Tambah sendiri. Ada solusi? ADA. 1. Kalau Timtim boleh MERDEKA, lepas dari jajahan kita, mengapa kita tidak minta merdeka juga? 2. Kalau Aceh minta referendum untuk merdeka, mengapa kita tidak minta juga supaya kita bisa mendirikan negara sendiri? 3. Kalau mahasiswa Makasar minta merdeka, mengapa kita tidak demonstrasi di bandara Sukarno-Hatta, atau dimana saja, sambil menaikkan bendera... Apa ya? Catatan; "kita" adalah orang-orang yang tinggal di JAWA. Tidak masuk akal? YA. 1. Yang selam ini merasa Indonesia adalah kita yang tinggal di Jawa yang menikmati semua fasilitas yang dibangun dari harta daerah yang "dikentuti". 2. Lantas dari mana sumber pendapatan kita? Tendensiun TERSERAH ANDA. Tanya hati nurani. Any other komeng, eh maksudnya komen? On Mon, 8 Nov 1999 17:47:57Jeffrey Anjasmara wrote: Geger Aceh adalah geger warisan ABRI. Yang repot bukannya Gus Dur mengurusi keadaan dalam negeri, malah pesiar keliling ASEAN. Kalau kondisi belum menguntungkan, mengapa pula mesti pergi-pergi dulu? Yang repot dari Aceh adalah adanya contoh soal dari Timtim. Inilah kalau RI punya presiden yang dapat bicara lebih cepat dari bayangannya. Bukannya dicerna dulu, eh, Habibie asal saja main celetuk kanan kiri. Keinginan daerah-daerah yg merasa kaya alamnya saat sekarang ini lebih didasari keinginan untuk cepat menjadi Brunei kedua. Ini terjadi pada Aceh dan Riau. Saat-saat ini adalah saat menentukan untuk berdirinya negara bernama Republik Indonesia. Kerikil Timtim yang jatuh di timbunan salju, saat ini hanya disangga oleh batu Aceh. Sekali Aceh diberi pilihan referendum, maka bola salju tak akan tertahankan lagi. Keretakan-keretakan berujud rasa KEAKUAN kedaerahan setiap saat dapat merubah RI menjadi kepingan-kepingan kecil tak berarti. Hai engkau Gus Dur, Wiranto, dan Widodo, siap-siap saja dengan avalanche yang akan datang. Lihat saja sekarang LSM-LSM eks Timtim telah bereorganisasi dan berganti nama. Presiden Gus Dur menciptakan lagi satu kesalahan fatal. Ajakan Gus Dur kepada Xanana untuk bergabung ke ASEAN adalah tindakan bodoh yang menyepelekan negara-negara tetangga yang was-was dengan kehadiran Aussie di Timtim (Singapura dan Malaysia pernah menyatakan demikian di harian nasional masing-masing). Keinginan Gus Dur yg sempat terlontar untuk bertemu dengan Anwar dan Auk juga merupakan kesalahan diplomasi luar negeri dari Gus Dur. Mengenai ajakan kepada Xanana, selain tidak strategis untuk kepentingan LN, juga tidak strategis untuk kepentingan ke dalam negeri. Gus Dur jelas-jelas tidak berpikir bahwa ini dapat menjadi senjata makan tuan buat kelompok-kelompok yg ingin memisahkan diri dari NKRI. Saya rasa, bila pemerintahan Gus Dur tidak mampu mengendalikan situasi di dalam negeri, maka militer akan turun tangan kembali. Kelihatannya, waktu untuk itu tidak akan lama lagi. Suatu perkembangan menarik terjadi pada Marwah Daud Ibrahim. Dapat dilihat bahwa Marwah ini juga tidak mempunyai rasa kebangsaan cukup kuat. Rasa kedaerahannya yang lebih besar. Bukti untuk itu adalah setelah kecewa dengan kekalahan Habibie, pemikiran federalisme tiba-tiba mencuat dari benak ibu satu ini. Marwah terlihat mempunyai keinginan terpendam untuk menjadi pejabat terpandang, bila tidak di dalam pemerintahan RI, maka dia punya harapan di negara Sulsel. Yang juga menarik adalah tuntutan mahasiswa Sulsel untuk membentuk negara federal atau merdeka. Kehendak mereka untuk membentuk Negara Indonesia Timur buat saya agak menggelikan. Orang-orang Makasar diusir dari Timtim, diusir dari Maluku, dan diusir dari Irja. Bagaimana mungkin mau mendirikan Negara Indonesia Timur? Bila
Re: Oyea...? Re: Geger referendum
Inilah tipikal pemikiran KEAKUAN. Seharusnya dilihat lagi berapa-berapa kontribusi setiap wilayah dalam membiayai pembangunan. Dengan proporsi pembagian sumber daya alam saat ini, tidak ada alasan untuk menyatakan kemerdekaan. Permintaan untuk referendum dengan pilihan otonomi atau merdeka adalah suatu permintaan yang didasari oleh emosi. Seharusnya anda juga harus menjawab pertanyaan mengapa anda diam saja saat warga Kedungombo dicurangi dan dipaksa keluar dari wilayahnya. Juga saat para wanita harus bekerja dan dipaksa bekerja dengan upah sangat murah. Tantangan oleh seorang mahasiswa di Aceh bahwa hal ini bukanlah usaha separatisme adalah menggelikan. Seharusnya disebutkan dulu apa itu definisi separatisme. Selain itu juga perlu dijelaskan apa itu otonomi. Bila pembagian sumber daya alam sudah menjadi 85-15, dan juga desentralisasi sudah dilakukan, ini berarti otonomi sudah dilakukan. Apakah definisi otonomi sudah berganti? Tidak, tidak ada yg berganti. Demikian pula dengan tuntutan federasi. Apa sih keuntungan bentuk federasi daripada negara kesatuan bila kita melihat dengan kacamata baru saat ini? Bila dilihat dari pembagian sumber pendapatan, maka tidak ada lagi alasan untuk membentuk negara federasi. Demikian pula dengan desentralisasi kepemerintahan. Yang membedakan dari negara federasi dengan negara kesatuan tinggallah keberadaan polisi yg masih bersifat nasional. Untuk saya, tuntutan untuk negara federasi dari mahasiswa Sulsel adalah tuntutan untuk mencari sebuah batu loncatan untuk memisahkan diri. Jelasnya, mungkin Habibie, Marwah Daud, dan juga si Christianto Wibisono yg sangat mengherankan tidak mau pulang juga ke Indonesia perlu dituntut untuk diadili karena berusaha melakukan eksperimen sangat berbahaya. Yang saya lihat juga menggelikan adalah Munir. Anak kemarin sore ini sering sekali menggampangkan segala persoalan demi popularitas. Pokoknya asal masuk tabloid Detik.com. Buat yg mau menforward ke yang bersangkutan, saya persilakan lho. Kemarin posting saya kan sempat diforward ke yg bersangkutan. Kebetulan saya ingin melihat lebih detil apa sih bentuk federasi bikinan Christianto itu. Buat saya si Chris inilah Van Mook muka baru. Kalau berani mestinya Suara Pembaruan memuat artikel yg berseberangan dengan pendapat Christ yang idealis tapi tidak menjejak bumi itu. Jeffrey Anjasmara. '-- From: Muhammad Nahar [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Oyea...? Re: Geger referendum Date: Tue, 9 Nov 1999 18:44:30 +0800 Oyeach... Well, where were you people when Acehnese have to strugle against TNI? You were pretending that you know nothing about it, and accusing the Indonesian soldiers for killing them. Ha.. Now, you're affraid they govern their own kingdom. Pitiing yourself for not having resources to fund your country? What a shame. Bulshit. Get your FREE Email at http://mailcity.lycos.com Get your PERSONALIZED START PAGE at http://my.lycos.com __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: Geger referendum
Salam! Tampaknya rakyat Acheh mulai merasa urusan Acheh diselesaikan oleh bangsa Acheh sendiri dan dengan cara-cara acheh pula. Moral tentara dan meriam sudah tidak mampu lagi membungkam semangat Acheh. Urat takut bangsa Acheh sudah putus. Apalagi oleh sejuta kata hambar yang ditebar Jakarta! Jika pun rakyat Acheh berpisah dari RI, sebaiknya mencontoh Slovenia ketika lepas dari Yugoslavia dominasi Serbia dulu. Di mana, korbannya cuma puluhan orang. Jangan sampai kayak Bosnia dan Kroasia deh , yang mati sampai ratusan ribu. Semua kukatakan dengan getir, walau aku tahu, sesungguhnya aku ingin tetap bersaudara dengan bangsa Acheh, bersama-sama dalam federasi Indonesia Raya. Tetapi keinginan itu bisa menjadi percuma melihat jutaan kalian tumpah ruah di jalan-jalan peradaban. salam, ramadhan pohan (penggemar pisang saleh dan ikan kayu) ## In a message dated 11/9/99 2:12:13 AM !!!First Boot!!!, [EMAIL PROTECTED] writes: Saya juga sangat menyesalkan perjalanan honeymoon dari Presiden Gus Dur. Rasanya lebih bijaksana "menitipkan" negosiasi urusan Aceh kepada Amien Rais saja (sbg pribadi yang bisa diterima rakyat Aceh -- bukan sebagai Ketua MPR), kalau masih ingin rakyat Aceh tetap bersatu dengan RI. Ibunda "Cut Nya'" MS tampaknya belum bisa diterima masyarakat Aceh. Gus Presiden, pulanglah segera...urusan Aceh jauh lebih penting dari urusan Israel. Wassalam, ~yo --- Jeffrey Anjasmara [EMAIL PROTECTED] wrote: Geger Aceh adalah geger warisan ABRI. Yang repot bukannya Gus Dur mengurusi keadaan dalam negeri, malah pesiar keliling ASEAN. Kalau kondisi belum menguntungkan, mengapa pula mesti pergi-pergi dulu?
Re: Oyea...? Re: Geger referendum
Yap..when a bullshit starts talking, it can only say about bullshit! ida From: Muhammad Nahar [EMAIL PROTECTED] Oyeach... Well, where were you people when Acehnese have to strugle against TNI? You were pretending that you know nothing about it, and accusing the Indonesian soldiers for killing them. Ha.. Now, you're affraid they govern their own kingdom. Pitiing yourself for not having resources to fund your country? What a shame. Bulshit. Get your FREE Email at http://mailcity.lycos.com Get your PERSONALIZED START PAGE at http://my.lycos.com __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
KBSI awareness: 4.5 juta D.O
Di ambil dari Republika Online 10 November 1999 oleh Komite Beasiswa Isnet (Isnet Scholarship Incorporation) di hapus bagian awalnya... -- Drop Out 4,5 Juta Anak Jika dicermati penyebab munculnya anak-anak jalanan di pelbagai kota-kota besar, memang terjadi karena banyak faktor. Namun, setidaknya fenomena sosial yang cukup mengenaskan ini tidak bisa dipisahkan dari kondisi sosial itu sendiri yang tengah terjadi di masyarakat. Ketua Lembaga Perlindungan Anak Jawa Timur, Sri Sanituti Hariadi SH, MS mengungkapkan bahwa ada banyak faktor yang menyebabkan anak-anak jalanan terjerumus dalam kehidupan di jalanan seperti kesulitan keuangan keluarga atau tekanan kemiskinan. Berdasarkan hasil studi yang dilakukan Depsos Pusat (1999) yang mengambil sampel 889 anak jalanan di Surabaya menyebutkan bahwa faktor penyebab mereka memilih hidup di jalanan adalah karena kurang biaya sekolah (28,2%) dan membantu pekerjaan orang tua (28,6%). Melihat data tersebut, maka secara absolut fenomena anak jalanan juga banyak disebabkan oleh tidak mampunya mereka bersekolah karena soal biaya. Dalam urusan ini, papar Sri Sanituti, bank dunia memprediksikan jumlah anak putus sekolah di Indonesia tahun 1998/1999 bisa mencapai angka 4,5 juta anak. Tanda akan terjadi gelombang siswa putus sekolah selama dua tahun terakhir sudah dapat dilihat di pelbagai pelosok. Di tingkat nasional, menurutnya, telah terjadi penurunan angka partisipasi kasar (APK) siswa sekolah dasar dari 78% menjadi 58% Ini berarti pada setiap 100 anak usia sekolah (9-12 tahun), 32 anak di antaranya tidak bersekolah. Sementara itu di Balitbang Depdikbud mencatat di tingkat SD sekitar 29,8% siswa tidak menyelesaikan sekolah, di tingkat SLTP 14,8%, di SMU 13,4%, dan di lingkungan SMK 13,3%. Sedangkan di provinsi Jatim sendiri, diperkirakan angka drop out (DO) siswa SD sebesar 3.100 anak atau satu persen dari total seluruh siswa SD sebanyak 3,1 juta anak. Sedangkan siswa SLTP yang DO sebanyak 1.500 siswa atau sekitar 0,15 persen dari 1 juta anak. Akankah ajakan Si Doel (Rano Karno): ''Ayo sekolah'' bisa mengentas puluhan ribu anak jalanan tersebut untuk kembali ke sekolah? -- Lebih lanjut silakan baca di http://www.republika.co.id/9911/10/30076.htm Catatan: Kita bersama-sama bisa membantu mereka yang terancam drop out. Kirimkan email ke [EMAIL PROTECTED] atau kunjungi homepage kami di http://beasiswa.isnet.org Pungkas B.A. -- "Rawe-Rawe Rantas, Malang-Malang Putung"
Konfrensi Asia Afrika tentang Sains Matematika Teknologi
Banyak dari kita secara tidak langsung menganggap mereka yang sebenarnya merupakan "Pahlawan Nasional" sebagai "Pahlawan Daerah", sesuai dengan daerah asal kita masing-masing. Salam, Nasrullah Idris
Bisa kerja nggak SICH.
Masih ada yang belum sadar di dalam kabinet. Mungkin karena keenakan "bulan madu". Pekerjaan yang dibebankan Presiden dipundaknya belum juga dikerjakan. Tidak mampu, tidak mau atau tidak tahu. Soe === Ambon Mencekam, 5 Orang Tewas AMBON -- Deretan jumlah korban kerusuhan dua hari belakangan ini di Ambon bertambah, lima orang tewas dan 20 orang mengalami luka berat dan ringan. Suasana di wilayah kerusuhan pada kawasan Batumerah dan Karangpanjang pun masih mencekam. Kedua kelompok yang bertikal dengan membekal senjata terus bersiaga. Sementara itu, akibat kerusuhan yang terus berlarut-larut, menyebabkan Himpunan Pelajar Mahasiswa Indonesia Nuku (HIPMIN) Makassar maupun Gerakan Ukhuwah Islamiyah Maluku menuntut Wapres Megawati Soekarnoputri yang ditugasi menangani masalah Maluku, segera menuntaskannya. ''Agar kasus ini dapat beres, Ibu Megawati harus secepatnya datang ke Maluku,'' tegas Ketua Gerakan Ukhuwah Islamiyah Faisal Salembessy. Wartawan Antara di Ambon melaporkan kerusuhan yang kembali mengguncang Ambon sejak Senin malam (8/11) hingga Selasa siang (9/11), menambah deretan korban yaitu Rudy Haulusy yang tewas tertembak pada pinggang bagian kirinya. Selain Rudy, korban yang lebih dulu tewas ialah Rinto Gunawan Hutul yang terkena serpihan bom; Hasyim Rumadhan tertembak di pipi kiri; Yakop Salakory tertembak di dada kanan; dan Edgar Maspaitella yang tertembak di pundak kanan dan menembus dada. Berdasarkan data rumah sakit dan Posko MUI Maluku, jumlah korban menderita luka berat dan ringan bertambah menjadi 20 orang. Salah seorang korban yang mengalami luka adalah Suryo Edy, aparat keamanan dari kesatuan Armed 11. ''Korban yang meninggal dan luka sebagian terkena tembakan aparat keamanan, di samping serpihan bom rakitan,'' jelas Sekretaris Posko MUI Maluku Malik Selang. Kerusuhan tersebut, menurut Ketua Gerakan Ukhuwah Islamiyah Maluku Faisal Salambessy, bermula dari pancingan kelompok tertentu. Mereka melontarkan bom-bom molotov ke arah pemukiman umat Islam di Tanah Miring, Karangpanjang, kawasan Batumerah Dalam. Selain molotov, menurut Faisal, mereka pun melemparkan granat. Tujuannya untuk mengobarkan amarah umat Islam. Dimulai pukul 24.00 hingga 06.00 WITA, pancingan tersebut akhirnya memicu bentrokan antara umat Islam dan Kristen. Kendati secara sporadis, bentrokan itu tidak sebatas di kawasan Batumerah Dalam, tetapi menjalar hingga ke daerah Ponegoro. Akibatnya, menurut Faisal, aparat keamanan sulit untuk segera memadamkan 'pertempuran' tersebut. Secara umum, Tim Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas-HAM) yang sejak awal pekan ini berada di Maluku menilai penempatan aparat keamanan khususnya di Maluku Utara masih sangat terbatas dibandingkan luas wilayah. Di beberapa tempat yang rawan, hanya ditempati tiga hingga lima personel. Hingga berita ini diturunkan, situasi di lokasi kerusuhan di kawasan Batumerah - Karangpanjang masih mencekam. Masing-masing kelompok dengan membekal senjata bersiaga menghadapi penyerang maupun aparat keamanan yang mengeluarkan tembakan peringatan. Akibat kerusuhan yang berlarut-larut -- diawali sejak tragedi Idul Fitri 1 Syawal 1419 H (19 Januari 1999) hingga kini melebar ke Maluku Utara -- Gerakan Ukhuwah Islamiyah Maluku, menurut Faisal, menuntut agar Wapres Megawati Soekarnoputri segera ke Maluku untuk mendamaikan keadaan. ''Agar kasus ini dapat beres, Ibu Megawati harus secepatnya datang ke Maluku agar tidak ada lagi korban-korban yang jatuh,'' katanya. Di awal masa pemerintahannya, Presiden Abdurrahman Wahid telah mengumumkan pembagian tugas Presiden dan Wapres. Yaitu Presiden menuntaskan masalah Aceh dan perekonomian negara. Wapres diminta khusus menuntaskan masalah Maluku. Namun, berdasarkan pantauan Republika, hingga kini Wapres belum mengunjungi Ambon untuk menguraikan permasalahan di Maluku. Faisal pun mengingatkan Wapres Megawati agar tidak melibatkan orang-orang PDI Perjuangan, dalam menyelesaikan persoalan Maluku secara damai. ''Itu bukan menenangkan suasana, tetapi malah memperkeruh ketegangan yang terjadi di sana,'' tandasnya. Faisal beralasan orang Islam Maluku keberatan jika mereka [orang-orang PDI-P] dilibatkan. Artinya, papar Faisal, Megawati harus mengambil langkah-langkah dan orang-orang yang netral agar perdamaian tercipta. Dia menilai persoalan di Ambon berbeda dengan di Aceh. Di Ambon, menurutnya, yang muncul adalah masalah SARA, bukan menuntut kemerdekaan atau referendum. Tak hanya Gerakan Ukhuwah Islamiyah Maluku yang menuntas penuntasan kerusuhan di Maluku. Himpunan Pelajar dan Mahasiswa Nuku (HIPMIN) Makassar melalui pernyataan sikap yang ditandatangani Ketua Umum Abdul Khalis AS dan Sekretaris Umum Rudy M Yamin, kemarin, menuntut pemerintahan Gus Dur segera menuntaskan kasus Maluku yang berlarut-larut. Selain itu, HIPMIN pada pernyataan sikapnya, menuntut aparat keamanan (TNI dan Polri), agar tidak menggunakan cara-cara militer yang represif dalam menangani kerusuhan di
Re: Pilihan yang menyakitkan !
Maaf, yang tertulis "integrasi" di bawah ini maksudnya adalah "disintegrasi" -Original Message- From: Nasrullah Idris [EMAIL PROTECTED] To: **MILIS PERMIAS AS [EMAIL PROTECTED] Date: Tuesday, November 09, 1999 3:56 PM Subject: Pilihan yang menyakitkan ! Suami kepada istri yang berlainan daerah : "IKUT KE DAERAH SAYA ATAU KITA CERAI SAJA?" Suami/Istri yang berlainan daerah kepada anak-anaknya, "MAU IKUT AYAH ATAU IKUT IBU?" Orangtua kepada anaknya yang bermenantukan dari daerah lain, "MAU IKUT ORANTUA ATAU IKUT DIA?" Demikianlah tiga buah fenomena sosial yang mungkin terjadi bilamana integrasi bangsa terwujud. Sungguh menyakitkan ! Salam, Nasrullah Idris
Re: Oyea...? (to: Jeffrey)
Sorry, I am terribly sorry. I do not mean you are the bullshit. I mean myself. Sebab si Nahar ngatain kita kan ya? Mungkin English saya tidak jelas ya? BTW, saya memang sangat dangkal, bukan relatif. Saya tidak intelek at all. Saya tidak punya pandangan apa-apa dan perlu diingat, saya tidak hebat. Bravo for you to point out my arrogance! I am sorry for my bullshiting. hormat, ida From: Jeffrey Anjasmara [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Oyea...? Re: Geger referendum Date: Tue, 9 Nov 1999 16:01:45 EST Oya? Kalau anda ngomong bukan bullshit juga? Hebat dong. Ini yang disebut ucapan seorang intelek terhebat wanita Indonesia se-AS? Yang calon PhD politik tapi pandangannya juga tidak jelas dan relatif dangkal untuk ukuran mahasiswa politik? Hehe:)Okaylah, saya angkat Mbak Ida sebagai ratu bullshit se-AS. JA From: Notrida Mandica [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Oyea...? Re: Geger referendum Date: Tue, 9 Nov 1999 12:15:33 PST Yap..when a bullshit starts talking, it can only say about bullshit! ida From: Muhammad Nahar [EMAIL PROTECTED] Oyeach... Well, where were you people when Acehnese have to strugle against TNI? You were pretending that you know nothing about it, and accusing the Indonesian soldiers for killing them. Ha.. Now, you're affraid they govern their own kingdom. Pitiing yourself for not having resources to fund your country? What a shame. Bulshit. Get your FREE Email at http://mailcity.lycos.com Get your PERSONALIZED START PAGE at http://my.lycos.com __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: [Re: Oyea...? Re: Geger referendum]
Jeffrey..jeffrey.anda masuk atau baru menjadi anggota milist ini sejak kapan sih?? kok sudah berani mengatakan seseorang yang sudah senior di milist ini seenak perut. Anda seharusnya tau kan dimana tempat anda Let me seeeither anda seorang freshmen yang baru pertama kali ke amerika atau seseorang pelajar atau mahasiswa yang wannabe seperti pelajar dan mahasiswa Indonesia di Amerika. Mardhika Wisesa Jeffrey Anjasmara [EMAIL PROTECTED] wrote: Oya? Kalau anda ngomong bukan bullshit juga? Hebat dong. Ini yang disebut ucapan seorang intelek terhebat wanita Indonesia se-AS? Yang calon PhD politik tapi pandangannya juga tidak jelas dan relatif dangkal untuk ukuran mahasiswa politik? Hehe:)Okaylah, saya angkat Mbak Ida sebagai ratu bullshit se-AS. JA Get free email and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1
Re: [Re: Oyea...? Re: Geger referendum]
Ternyata durasi seseorang tinggal di Amerika, bisa membuat seseorang merasa "lebih" dari orang lain. Soe -Original Message- From: Mardhika Wisesa [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Date: Wednesday, November 10, 1999 10:30 AM Subject: Re: [Re: Oyea...? Re: Geger referendum] Let me seeeither anda seorang freshmen yang baru pertama kali ke amerika atau seseorang pelajar atau mahasiswa yang wannabe seperti pelajar dan mahasiswa Indonesia di Amerika. Mardhika Wisesa
Re: [Re: Oyea...? Re: Geger referendum]
ooops... Jangan diperpanjang dong Mas-Mas. Mas Jeffrey sedang praktek Freedom of speech. Kan kita sudah setuju dalam negara demokrasi, kita harus menghargai pendapat orang lain. Tidak peduli mereka junior atau senior, namanya menunjukkan kesalahan atau mengeritik adalah hak setiap orang. Sebagai jawabannya, saya harus mengaku salah kalau bersalah. Dan kalau saya benar, saya akan membela diri dengan mengajukan data. Dalam keadaan real, saya akan menggunakan lembaga hukum untuk menjawab Mas Jefferey. Waktu Tacquoville (probably I spelled it wrong), a French traveler, berkunjung ke US, salah satu keterpikatan beliau dengan US adalah konsep SPEECH and political freedom to stand front of people and spread new ideas and new venture, especially in the political debates. That is the beauty of democracy when people know where they stand. So, it is absolutely fine for others to criticize me. I will learn from their criticism. Jefferey's critics is so poignant. Jefferey has inspired me to read more and to write more. Jefferey has inspired to write to Indonesian newspapers or journals so that people can read my thoughts. He is right that I am shallow. He is right that I am not a wonderful scholar. He is damn right that I am not serving my country with wonderful ideas. He is perfectly correct. I study politics from text books, I have written several journal articles (they were all published in American journals, btw), and Insya Allah, my book (co-author with Dr. Houseman of Indiana University) will be out early next year. Nevertheless, I always believe that inputs from people are always wonderful. I cannot see my dents at my back until someone points them out. Thank you so much friends, Jefferey and Mardhika. You are my inspirations. BTW, I think the title of "RATU BULLSHIT" is not bad at all. It is a title. What do you think? :) enjoy your night, ida From: Mardhika Wisesa [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [Re: Oyea...? Re: Geger referendum] Date: Tue, 9 Nov 1999 22:39:46 EST Jeffrey..jeffrey.anda masuk atau baru menjadi anggota milist ini sejak kapan sih?? kok sudah berani mengatakan seseorang yang sudah senior di milist ini seenak perut. Anda seharusnya tau kan dimana tempat anda Let me seeeither anda seorang freshmen yang baru pertama kali ke amerika atau seseorang pelajar atau mahasiswa yang wannabe seperti pelajar dan mahasiswa Indonesia di Amerika. Mardhika Wisesa Jeffrey Anjasmara [EMAIL PROTECTED] wrote: Oya? Kalau anda ngomong bukan bullshit juga? Hebat dong. Ini yang disebut ucapan seorang intelek terhebat wanita Indonesia se-AS? Yang calon PhD politik tapi pandangannya juga tidak jelas dan relatif dangkal untuk ukuran mahasiswa politik? Hehe:)Okaylah, saya angkat Mbak Ida sebagai ratu bullshit se-AS. JA Get free email and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1 __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: [Re: Oyea...? Re: Geger referendum]
Sekali lagi two thumbs up buat ibu Ida. I'm really looking forward buat "menikmati" bukunya. Dika From: Notrida Mandica [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [Re: Oyea...? Re: Geger referendum] Date: Tue, 9 Nov 1999 20:20:55 PST ooops... Jangan diperpanjang dong Mas-Mas. Mas Jeffrey sedang praktek Freedom of speech. Kan kita sudah setuju dalam negara demokrasi, kita harus menghargai pendapat orang lain. Tidak peduli mereka junior atau senior, namanya menunjukkan kesalahan atau mengeritik adalah hak setiap orang. Sebagai jawabannya, saya harus mengaku salah kalau bersalah. Dan kalau saya benar, saya akan membela diri dengan mengajukan data. Dalam keadaan real, saya akan menggunakan lembaga hukum untuk menjawab Mas Jefferey. Waktu Tacquoville (probably I spelled it wrong), a French traveler, berkunjung ke US, salah satu keterpikatan beliau dengan US adalah konsep SPEECH and political freedom to stand front of people and spread new ideas and new venture, especially in the political debates. That is the beauty of democracy when people know where they stand. So, it is absolutely fine for others to criticize me. I will learn from their criticism. Jefferey's critics is so poignant. Jefferey has inspired me to read more and to write more. Jefferey has inspired to write to Indonesian newspapers or journals so that people can read my thoughts. He is right that I am shallow. He is right that I am not a wonderful scholar. He is damn right that I am not serving my country with wonderful ideas. He is perfectly correct. I study politics from text books, I have written several journal articles (they were all published in American journals, btw), and Insya Allah, my book (co-author with Dr. Houseman of Indiana University) will be out early next year. Nevertheless, I always believe that inputs from people are always wonderful. I cannot see my dents at my back until someone points them out. Thank you so much friends, Jefferey and Mardhika. You are my inspirations. BTW, I think the title of "RATU BULLSHIT" is not bad at all. It is a title. What do you think? :) enjoy your night, ida From: Mardhika Wisesa [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [Re: Oyea...? Re: Geger referendum] Date: Tue, 9 Nov 1999 22:39:46 EST Jeffrey..jeffrey.anda masuk atau baru menjadi anggota milist ini sejak kapan sih?? kok sudah berani mengatakan seseorang yang sudah senior di milist ini seenak perut. Anda seharusnya tau kan dimana tempat anda Let me seeeither anda seorang freshmen yang baru pertama kali ke amerika atau seseorang pelajar atau mahasiswa yang wannabe seperti pelajar dan mahasiswa Indonesia di Amerika. Mardhika Wisesa Jeffrey Anjasmara [EMAIL PROTECTED] wrote: Oya? Kalau anda ngomong bukan bullshit juga? Hebat dong. Ini yang disebut ucapan seorang intelek terhebat wanita Indonesia se-AS? Yang calon PhD politik tapi pandangannya juga tidak jelas dan relatif dangkal untuk ukuran mahasiswa politik? Hehe:)Okaylah, saya angkat Mbak Ida sebagai ratu bullshit se-AS. JA Get free email and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1 __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: Bisa kerja nggak SICH.
Jangan-jangan lagi bobo siang. Tolong dibangunin dong:) Bukannya ke Ambon malah bagi-bagi tanda jasa di Kalbar. Ngapain? Itu mah bisa nanti-nanti. '- From: Suhendri [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Bisa kerja nggak SICH. Date: Wed, 10 Nov 1999 08:53:16 +0700 Masih ada yang belum sadar di dalam kabinet. Mungkin karena keenakan "bulan madu". Pekerjaan yang dibebankan Presiden dipundaknya belum juga dikerjakan. Tidak mampu, tidak mau atau tidak tahu. Soe === Ambon Mencekam, 5 Orang Tewas AMBON -- Deretan jumlah korban kerusuhan dua hari belakangan ini di Ambon bertambah, lima orang tewas dan 20 orang mengalami luka berat dan ringan. Suasana di wilayah kerusuhan pada kawasan Batumerah dan Karangpanjang pun masih mencekam. Kedua kelompok yang bertikal dengan membekal senjata terus bersiaga. Sementara itu, akibat kerusuhan yang terus berlarut-larut, menyebabkan Himpunan Pelajar Mahasiswa Indonesia Nuku (HIPMIN) Makassar maupun Gerakan Ukhuwah Islamiyah Maluku menuntut Wapres Megawati Soekarnoputri yang ditugasi menangani masalah Maluku, segera menuntaskannya. ''Agar kasus ini dapat beres, Ibu Megawati harus secepatnya datang ke Maluku,'' tegas Ketua Gerakan Ukhuwah Islamiyah Faisal Salembessy. Wartawan Antara di Ambon melaporkan kerusuhan yang kembali mengguncang Ambon sejak Senin malam (8/11) hingga Selasa siang (9/11), menambah deretan korban yaitu Rudy Haulusy yang tewas tertembak pada pinggang bagian kirinya. Selain Rudy, korban yang lebih dulu tewas ialah Rinto Gunawan Hutul yang terkena serpihan bom; Hasyim Rumadhan tertembak di pipi kiri; Yakop Salakory tertembak di dada kanan; dan Edgar Maspaitella yang tertembak di pundak kanan dan menembus dada. Berdasarkan data rumah sakit dan Posko MUI Maluku, jumlah korban menderita luka berat dan ringan bertambah menjadi 20 orang. Salah seorang korban yang mengalami luka adalah Suryo Edy, aparat keamanan dari kesatuan Armed 11. ''Korban yang meninggal dan luka sebagian terkena tembakan aparat keamanan, di samping serpihan bom rakitan,'' jelas Sekretaris Posko MUI Maluku Malik Selang. Kerusuhan tersebut, menurut Ketua Gerakan Ukhuwah Islamiyah Maluku Faisal Salambessy, bermula dari pancingan kelompok tertentu. Mereka melontarkan bom-bom molotov ke arah pemukiman umat Islam di Tanah Miring, Karangpanjang, kawasan Batumerah Dalam. Selain molotov, menurut Faisal, mereka pun melemparkan granat. Tujuannya untuk mengobarkan amarah umat Islam. Dimulai pukul 24.00 hingga 06.00 WITA, pancingan tersebut akhirnya memicu bentrokan antara umat Islam dan Kristen. Kendati secara sporadis, bentrokan itu tidak sebatas di kawasan Batumerah Dalam, tetapi menjalar hingga ke daerah Ponegoro. Akibatnya, menurut Faisal, aparat keamanan sulit untuk segera memadamkan 'pertempuran' tersebut. Secara umum, Tim Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas-HAM) yang sejak awal pekan ini berada di Maluku menilai penempatan aparat keamanan khususnya di Maluku Utara masih sangat terbatas dibandingkan luas wilayah. Di beberapa tempat yang rawan, hanya ditempati tiga hingga lima personel. Hingga berita ini diturunkan, situasi di lokasi kerusuhan di kawasan Batumerah - Karangpanjang masih mencekam. Masing-masing kelompok dengan membekal senjata bersiaga menghadapi penyerang maupun aparat keamanan yang mengeluarkan tembakan peringatan. Akibat kerusuhan yang berlarut-larut -- diawali sejak tragedi Idul Fitri 1 Syawal 1419 H (19 Januari 1999) hingga kini melebar ke Maluku Utara -- Gerakan Ukhuwah Islamiyah Maluku, menurut Faisal, menuntut agar Wapres Megawati Soekarnoputri segera ke Maluku untuk mendamaikan keadaan. ''Agar kasus ini dapat beres, Ibu Megawati harus secepatnya datang ke Maluku agar tidak ada lagi korban-korban yang jatuh,'' katanya. Di awal masa pemerintahannya, Presiden Abdurrahman Wahid telah mengumumkan pembagian tugas Presiden dan Wapres. Yaitu Presiden menuntaskan masalah Aceh dan perekonomian negara. Wapres diminta khusus menuntaskan masalah Maluku. Namun, berdasarkan pantauan Republika, hingga kini Wapres belum mengunjungi Ambon untuk menguraikan permasalahan di Maluku. Faisal pun mengingatkan Wapres Megawati agar tidak melibatkan orang-orang PDI Perjuangan, dalam menyelesaikan persoalan Maluku secara damai. ''Itu bukan menenangkan suasana, tetapi malah memperkeruh ketegangan yang terjadi di sana,'' tandasnya. Faisal beralasan orang Islam Maluku keberatan jika mereka [orang-orang PDI-P] dilibatkan. Artinya, papar Faisal, Megawati harus mengambil langkah-langkah dan orang-orang yang netral agar perdamaian tercipta. Dia menilai persoalan di Ambon berbeda dengan di Aceh. Di Ambon, menurutnya, yang muncul adalah masalah SARA, bukan menuntut kemerdekaan atau referendum. Tak hanya Gerakan Ukhuwah Islamiyah Maluku yang menuntas penuntasan kerusuhan di Maluku. Himpunan Pelajar dan Mahasiswa Nuku
Federasi?
Sebetulnya saya tidak hendak dan tidak dalam posisi yg cukup untuk menerangkan apa itu federasi. Cuman saya dari dulu sudah anti konsep federasi yang banyak digemborkan oleh Christianto Wibisono dan akhirnya di-echo-in oleh Amien Rais. Gara-gara Amien ikutan ngomong tanpa konsep jelas made in Christ inilah yg membuat saya akhirnya mencoblos PKB. Padahal saya lagi kesal-kesalnya dengan Mbah Gus Dur yg sukanya demenan sama Mbakyu Mega. Yah, pandangan saya ini sudah sering saya tulis sih. Bukannya apa-apa, dengan kondisi yang masih bersuasana sukuis, dan berbagai pertikaian etnis yg muncul, maka konsep federasi jelas harus out dari pemikiran. Dasarnya belum cukup kuat untuk membangun ikatan antar state. Pada saat konflik Timtim mengemuka, media barat (CNN atau ABCNews, antara dua itulah) menulis bahwa konflik antar etnik di Indonesia tidak separah di Yugoslavia justru karena wujud dari wilayahnya yg berpulau-pulau. Di lain pihak saya berpikir memang konflik secara nyata dapat lebih teredam, tetapi ikatan sebagai sesama bangsa Indonesia juga menjadi rentan oleh gosokan. Si Abang Buyung Nasution menyatakan bahwa konsep federalisme harus diterapkan, tetapi penerapannya tidak boleh seketika, tetapi berjangka dari 5 sampai 10 tahun. Nah, sebetulnya kan sama. Saya bilang saat ini konsep federasi tidak aplicable, dan Buyung bilang cocoknya 10 tahun lagi. Bedanya saya mahasiswa miskin, Buyung biarpun katanya ditekan Suharto masih hidup kayak pangeran. Yang jadi masalah, terlalu banyak elit politik yg lebih senang mengeluarkan ucapan yg BERNILAI JUAL, khususnya ke koran-koran. Mereka menyatakan bentuk federal harus diterapkan untuk mencegah disintegrasi, tetapi mereka menabung statement lanjutan, bahwa bentuk itu tidak cocok untuk saat ini. Mereka justru WAJIB untuk menyampaikan statement yg mereka sembunyikan itu. Mengapa? Karena mahasiswa-mahasiswa itu berpikir sangat pragmatis. Begitu sering mendengar konsep federalisme dikomentarin bagus, langsung mintanya saat ini juga. Ini mestinya yg harus disadari oleh para politisi yg hobi mengumbar statement hanya berujud headline doang. Isinya sih kapan-kapan saja disampaikannya. Kalau bisa disampaikannya pas ada seminar biar ada/dapat honornya. Nah, kan repot. Headlinenya sudah dijual eceran, body beritanya dijual secara khusus. Mestinya mereka pantas juga disebut sebagai provokator. Berhubung yg sekarang ini hobi dengan issue federasi adalah mahasiswa Sulsel, saya jelas kesalnya dilontarkan ke sana. Masak dilontarkan ke nona di sebelah saya ini? Kekesalan saya karena tuntutan itu tidak didasari oleh pikiran yg jernih. Apakah yg disebut dengan bentuk federasi itu yg model Malaysia? Atau yang model AS? Berhubung yg model Malaysia jelas tidak cocok (karena didasarkan oleh kesultanan), maka yg jadi patokan pasti yg model Amerika. Yang repot, desentralisasi yg saat ini sedang dilaksanakan sebetulnya sudah seperti bentuk federasi itu sendiri. Gubernur nanti dipilih dari bawah, bupati juga demikian. Kalau camat sama kades sih dari dulu juga urusan daerah. Masalah pendapatan juga sudah didesentralisasi. Masalah pembangunan? Bappenas sekarang hanya bertugas membuat perencanaan global saja. Semua urusan sudah urusan Bappeda. Pembangunan fisik juga ditangani Dinas PU propinsi. Lalu apa lagi yg dimaui oleh mahasiswa Sulsel? Merdeka? Eh, yg dulu ngojok-ngojokin dan maju paling depan waktu peristiwa 10 November di Surabaya itu siapa kalau bukan orang-orang pergerakan yg juga banyak dimotori oleh orang sulsel dan sulut? Itu 300,000 orang yg mati. Inilah kalau perasaan emosi akibat Habibie tidak terpilih jadi presiden. Harusnya ditanya dulu dong, Habibie selama 1.5 tahun sudah ngasih apa ke Sulsel? Yang ada orang Sulsel diusirin dari Timtim gara-gara Habibie. Harusnya mahasiswa Sulsel justru menggantung Habibie di pantai Losari dong. Daripada ribut mending bikin kapal nelayan yg gede buat cari ikan deh. Malu dong katanya raja lautan tapi sekarang cuma dikencingi sama nelayan taiwan baik yg pencuri maupun yg legal. Sebelum saya tutup omelan panjang pendek saya, saya mau tanya apa saudara-saudara ada yg melihat Embak Mega? Diserahi tugas ngurusin KTI kok malah bobo siang. Bangunin dong, bilangin dia sekarang jabatannya wapres. Bukan lagi tukang kebun. Mestinya rajin dikit gitu. Masak bangun tidur, bagi-bagi tanda jasa, nowel-nowel taruna, lalu ngemil, lalu tidur siang. Kapan kurusnya mbak. Pantas awet endut. Jeffrey Anjasmara __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: [Re: [Re: Oyea...? Re: Geger referendum]]
Oh my... beutifully done mba' Ida!!! I take off my hat and salute you!!! Ini baru namanya merendahkan diri, meninggikan mutu he...he...he jeffrey pasti seneng dan puas sekali tuh ngeliat tulisan mba' Ida yang mengaku salah, sabar dan menjunjung tinggi opponant-nya. Jeffrey, menurut pendapat gue sih loe lagi di"mooned" sama mba' Ida...:). Ngerasa kaya' ditampar engga' pipi-nya? engga' ngerasa? bagus deh kalau gitu... he...he...he... Mba' Ida tolong dong ajarin kita2 semua, biar bisa jadi politian handal nih...:) Ichal Notrida Mandica [EMAIL PROTECTED] wrote: ooops... Jangan diperpanjang dong Mas-Mas. Mas Jeffrey sedang praktek Freedom of speech. Kan kita sudah setuju dalam negara demokrasi, kita harus menghargai pendapat orang lain. Tidak peduli mereka junior atau senior, namanya menunjukkan kesalahan atau mengeritik adalah hak setiap orang. Sebagai jawabannya, saya harus mengaku salah kalau bersalah. Dan kalau saya benar, saya akan membela diri dengan mengajukan data. Dalam keadaan real, saya akan menggunakan lembaga hukum untuk menjawab Mas Jefferey. Waktu Tacquoville (probably I spelled it wrong), a French traveler, berkunjung ke US, salah satu keterpikatan beliau dengan US adalah konsep SPEECH and political freedom to stand front of people and spread new ideas and new venture, especially in the political debates. That is the beauty of democracy when people know where they stand. So, it is absolutely fine for others to criticize me. I will learn from their criticism. Jefferey's critics is so poignant. Jefferey has inspired me to read more and to write more. Jefferey has inspired to write to Indonesian newspapers or journals so that people can read my thoughts. He is right that I am shallow. He is right that I am not a wonderful scholar. He is damn right that I am not serving my country with wonderful ideas. He is perfectly correct. I study politics from text books, I have written several journal articles (they were all published in American journals, btw), and Insya Allah, my book (co-author with Dr. Houseman of Indiana University) will be out early next year. Nevertheless, I always believe that inputs from people are always wonderful. I cannot see my dents at my back until someone points them out. Thank you so much friends, Jefferey and Mardhika. You are my inspirations. BTW, I think the title of "RATU BULLSHIT" is not bad at all. It is a title. What do you think? :) enjoy your night, ida From: Mardhika Wisesa [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [Re: Oyea...? Re: Geger referendum] Date: Tue, 9 Nov 1999 22:39:46 EST Jeffrey..jeffrey.anda masuk atau baru menjadi anggota milist ini sejak kapan sih?? kok sudah berani mengatakan seseorang yang sudah senior di milist ini seenak perut. Anda seharusnya tau kan dimana tempat anda Let me seeeither anda seorang freshmen yang baru pertama kali ke amerika atau seseorang pelajar atau mahasiswa yang wannabe seperti pelajar dan mahasiswa Indonesia di Amerika. Mardhika Wisesa Jeffrey Anjasmara [EMAIL PROTECTED] wrote: Oya? Kalau anda ngomong bukan bullshit juga? Hebat dong. Ini yang disebut ucapan seorang intelek terhebat wanita Indonesia se-AS? Yang calon PhD politik tapi pandangannya juga tidak jelas dan relatif dangkal untuk ukuran mahasiswa politik? Hehe:)Okaylah, saya angkat Mbak Ida sebagai ratu bullshit se-AS. JA Get free email and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1 __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at http://webmail.netscape.com.