##### Komputer tentang Ide, Teori, Praktek, dan Marketing
Ide,ibarat orang yang ingin membuka "Microsoft Word" pada PC untuk membuat "bujur sangkar berwarna biru". Teori, ibarat orang yang sudah membuat "bujur sangkar berwarna biru" dengan "Microsoft Word" Praktek, ibarat orang yang mencetak "bujur sangkar berwarna biru" dengan "Microsoft Word" dengan printer desk-jet. Marketing, ibarat orang yang memasarkan hasil cetakan "bujur sangkar berwarna biru" yang dibuat dengan "Microsoft Word" sehingga bermanfaat bagi orang lain. === Tetapi : *) bagaimana pun bagusnya bidang yang direncanakan akhirnya berpulang pada tersedia-tidaknya software yang menunjang kalau memang ingin diwujudkan. *) bagaimana pun lengkapnya sofware akhirnya berpulang pada tersedia-tidaknya printer yang menunjang kalau memang ingin dicetak. *) bagaimana pun hasil cetakan akhirnya berpulang pada nilai manfaatnya. Rasanya sangat langka orang yang bisa melakukan untuk semua itu sekaligus. Tetapi maklumi saja. Mendingan bagaimana menciptakan suasana saling melengkapi dari semua itu. Apalagi harus disadari bahwa produktivitas : "ide" jauh lebih cepat ketimbang "teori" "teori lebih cepat ketimbang "praktek "praktek lebih cepat ketimbang "marketing". Salam, Nasrullah Idris -- Bidang Studi : Reformasi Sains Matematika Teknologi http://bdg.centrin.net.id/~acu
Re: Amin Raies level la yawwww!!!! (fwd)
Apa coba? pertama dia menggaransi menteri keuangan, yaitu koleganya dari UGM, yang asli goblok banget.Padahal, posisinya sentral bgt kan?. hahaha.what a cheap shot...kalau memang "goblok banget" gimana caranya dia dapat Ph.D. dalam bidangnya, plus ngapain bisa mengajar di UGM. a dulu ada yang bilang Habibie "goblok" sekarang adalagi Bambang "goblok". Heran lihat mahasiswa Indonesia di U.S., bisanya hanya menghujat terus, coba buktikan what you can do for the country selain hanya ribut-ribut di milis Ali Simplido __ Do You Yahoo!? Get Yahoo! Mail - Free email you can access from anywhere! http://mail.yahoo.com/
Fw: [is-lam] Kesehatan Amien Rais Diragukan Tidak Layak Ketua MPR
From: Air Conditioner [EMAIL PROTECTED] To: 'Forum_35' [EMAIL PROTECTED]; 'Isnet' [EMAIL PROTECTED]; 'PAN' [EMAIL PROTECTED]; 'Sabili' [EMAIL PROTECTED] Date: Monday, June 26, 2000 15:37 Subject: [is-lam] Kesehatan Amien Rais Diragukan Tidak Layak Ketua MPR Kesehatan Amien Rais Diragukan Tidak Layak Ketua MPR koridor.com [22 Jun, 21:15] Pengamat politik David Napitupulu meragukan kesehatan Dr.Amien Rais. Oleh karena itu ia berpendapat barangkali ada baiknya apabila kesehatan cendekiawan dan politikus kondang itu diperiksa oleh satu tim dokter. Pemeriksaan itu diperlukan untuk memastikan apakah Ketua MPR-RI itu betul-betul dalam keadaan sehat atau sedang mengalami gangguan. Kepada koridor.com tadi sore, David mengaku merasa kesulitan memahami dan menyikapi pernyataan-pernyataan politik yang dikemukakan Amien Rais belakangan ini. Ketika koridor.com menyelanya, apakah ia bermaksud menyindir dan bersarkartis, David Napitupulu buru-buru menjawab, "tidak". Pemeriksaan itu katanya dimaksudkan agar setelah Amien Rais mengalami pemeriksaan, elit-elit politik lainnya yang suka memberikan pernyataan-pernyataan saling bertolak belakang atau 'tidak bertanggung jawab' juga bisa dijadikan sasaran selanjutnya. Dan pada akhirnya pemeriksaan seperti itu bertujuan untuk memberikan pendidikan politik yang benar kepada masyarakat khususnya generasi muda bangsa. Menurut David Napitupulu sebagai politikus yang pernah jadi anggota DPR/MPR selama 20 tahun, boleh-boleh saja kita menikmati era eforia politik. Reformasi dan paradigma baru pun perlu kita sambut. Tapi dalam suasana baru itu, anak-anak bangsa ini, tidak boleh diombing-ambingkan oleh pernyataan-pernyataan politik yang membingungkan. Sebagai bekas politikus yang memahami gerak-gerik, manuver, dan kekurangan serta kekuatan politikus-politikus di negeri ini, Napitupulu mempunyai kesimpulan sementara, bahwa pernyataan-pernyataan Amien Rais, banyak yang membikin bingung masyarakat dan saling bertentangan. "Kalau saya katakan Pak Amien itu plin-plan, tidak konsisten, mungkin kurang etis. Tapi kalau saya tidak mengatakannya, pengamatan saya ini tidak akan dimengerti orang", kata David. David mengaku, Amien Rais termasuk reformis yang berani mengambil inisiatif. Itu sebabnya ia ikuti pernyataan dan sepak terjangnya dari jauh. Salah satu pernyataan paling diingat David Napitupulu adalah penegasan Amien Rais tentang ambisinya jadi Presiden. Dia bilang, demikian David, dia hanya mau jadi Presiden. Oleh karena itu untuk menjadi orang kedua atau Wakil Presiden pun Amien Rais tidak mau. Tapi nyatanya, setelah partainya tidak mendapat suara mayoritas di pemilu 7 Juni 1999, ia berjuang untuk jadi Ketua MPR. Bagi saya tambahnya lagi, hal itu sah-sah saja. Namun pengamatan David Napitupulu ketika Amien Rais sudah menjadi Ketua MPR, Amien lagi-lagi mengeluarkan pernyataan baru. Bahwa dengan posisinya Ketua MPR, itu berarti ia berdiri di atas semua golongan. Tapi dalam prakteknya, ia justru berpihak dan memperkuat Poros Tengah, sebuah kaukus partisan. Sehingga menjadi kabur antara posisinya sebagai Ketua MPR yang berdiri di atas semua golongan dan seorang sektarian. "Jadi dengan merujuk pada prilakunya itu, saya jadi bertanya-tanya, apakah tidak terlalu sepihak dan terburu-buru kalau Presiden Abdurrahman Wahid yang diperiksa kesehatannya, sementara elit politik seperti Pak Amien kita biarkan?, bertanya David Napitupulu. David juga menandai, dalam perjalan politiknya dua tahun terakhir ini, Amien Rais pernah menjual gagasan Negara Federal, untuk menggantikan Negara Kesatuan. Gagasan ini kemudian menjadi landasan bagi Partai Amanat Nasional, partai yang kini dipimpin Amien Rais. Dan menurut penilaian David, gagasan Amien Rais tersebut kemudian menyulut semangat beberapa daerah untuk memisahkan diri dari Negara Kesatuan. "Yang saya heran, setelah dia jadi Ketua MPR, dia tidak berani lagi menjual gagasan itu. Mengapa? Karena kalau ide itu dia kemukakan atau kumandangkan, memang tidak pantas lagi dia jadi Ketua MPR dari negara kita, yang berlandaskan Negara Kesatuan", katanya. "Terakhir saya dengar ia bilang akan diam sampai bulan Agustus 2000. Yah, mari kita lihat apakah Amien Rais bisa diam atau konsisten dengan omongannya", David Napitupulu mengakhiri pengamatannya.***
##### Fenomena Cinta dari aspek Matematika
"Manusia yang mencintai manusia" itu ibarat suatu angka. Taroklah angka 11. Sedangkan "Manusia yang dicintai manusia" itu ibarat kumpulan angka. Taroklah angka 2, 34, 789, pokoknya banyak. Adanya "yang dicintai" dan "yang mencintai" menandakan adanya interaksi operasional hitungan seperti berdasarkan "perkalian, pengurangan, pembagian, sampai penjumlahan" terhadap 11. Misalkan untuk pengurangan menghasilkan 11-2, 11-34, 11-789, dan seterusnya. Belum lagi untuk perkalian, pengurangan, sampai pembagian. Sehingga hasilnya banyak. Misalkan untuk pengurangan adalah 7, -23, -778, dan seterusnya. Itulah cinta dari sisi objektif. Sedangkan cinta dari sisi subjektif adalah merangkai hasil perhitungan semua itu berdasarkan karakteristik khas dari "11". Sehingga menghasilkan kumpulan angka "berirama, harmonis, dan berurutan". Upaya mempertahankan kumpulan angka itulah akhirnya menghasilkan kalimat "I Love You". Jadi cinta itu merupakan : *) rakitan emosi dari objek yang dicintai *) tingkat produktivitas subjek untuk mencintai *) upaya untuk mempertahankan feeling tersebut. Salam, Nasrullah Idris -- Bidang Studi : Reformasi Sains Matematika Teknologi http://bdg.centrin.net.id/~acu Sumber inspirasi : Anis Mata
Re: Fw: [is-lam] Kesehatan Amien Rais Diragukan Tidak Layak Ketua MPR
In a message dated 6/26/00 6:18:23 AM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: "Terakhir saya dengar ia bilang akan diam sampai bulan Agustus 2000. Yah, mari kita lihat apakah Amien Rais bisa diam atau konsisten dengan omongannya", David Napitupulu mengakhiri pengamatannya.*** Pernyataan dia tersebut ada di muat di tempo online. Sayangnya, belum lama berselang setelah itu Amien Rais lagi2 menjilat janjinya sendiri. Bagi yg suka menyimak detik.com atau pun soundbyte nya Wimar Witoelar, tentu telah membaca hal tersebut. Boleh percaya boleh tidak, janjinya tersebut di atas akan masih terus dilanggarnya sampai Agustus 2000 nanti. Karenanya, tak ada jalan lain selain meminta MPR untuk mengganti ketua MPR bila ingin melihat bangsa ini bisa lebih berkonsentrasi ke pembangunan ekonomi serta menjadi kestabilan politik dan keamanan. Inilah profil ketua MPR kita, Amien Rais, dimana banyak kalangan di masyarakat yg semakin muak dengan ulah dan tingkahnya serta ucapannya yg sering berubah2 dalam pengertian tidak konsisten. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
AS $ 2,7 Milyar Cadangan Devisa Raib?
AS $ 2,7 Milyar Cadangan Devisa Raib? Penahanan Syahril Sabirin oleh Kejaksaan Agung, bukan semata-mata karena Gubernur Bank Indonesia itumembuat "sumpah palsu" dalam kasus Bank Bank Bali. Tapi sangat terkait dengan berbagai kebijakan yang berbau korupsi, seperti pengucuran dana BLBI dan penggunaan dana Yayasan Kesejahteraan Karyawan. Silahkan baca langsung artikelnya di: http://koridor.com/artikel.php3?in_no=4645 jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Bantahan Kapolri Mencurigakan
Bantahan Kapolri Mencurigakan Saya sudah bilang bahwa Keluarga Cendana terlibat dalam kasus uang palsu tapi malah dibantah Kapolri. Demikian dikatakan anggota Komisi I DPR RI Permadi kepada koridor. com Senin (26/6). Untuk selengkapnya silahkan baca di: http://koridor.com/artikel.php3?in_no=4676 Mudah2an Syahril Sabirin tidak terlibat komplotan ini. Kalau pun terlibat, saya tidak akan begitu kaget. Kalau tidak salah ingat, dia pernah memberikan penjelasan atas dugaan adanya uang palsu pecahan 100 ribu yg beredar di masyarakat dengan mengatakan bahwa tidak ada uang palsu pecahan 100 ribu melainkan hanya ada kesalahan cetak saja dari percetakan yg ada di LN tersebut dan sedianya mau dimintai ganti ke percetakan tersebut. Entah bagaimana yg sebenarnya terjadi di lapangan. Mudah2an proses hukum atas Syahril Sabirin bisa berlangsung dengan cepat dan terlebih lagi bisa tuntas mengusut segala borok yg mungkin selama ini tidak terlihat di permukaan atau pun diketahui oleh masyarakat. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Maluku Darurat Sipil
http://koridor.com/artikel.php3?in_no=4677 Maluku Darurat Sipil Mulai Pukul 00.00 WBTI 27 Juni koridor.com [26 Jun, 20:26] Presiden RI KH Abdurrahman Wahid, menetapkan keadaan darurat sipil, di Propinsi Maluku dan Maluku Utara. Darurat sipil, berlaku mulai pukul 00:00 WBTI, Selasa 27 Juni 2000. Demikian Mendagri, Surjadi Sudirja, di Istana Merdeka, Senin (26/6) malam. Keputusan itu diambil melalui rapat konsultasi dengan pimpinan DPR, Menkumdang, Mendagri, Panglima TNI dan Kapolri. Penetapan Darurat Sipil di kedua propinsi tersebut berdasarkan Kepres No. 88/2000. Berdasarkan Kepres (Keputusan Presiden) mengenai darurat sipil, maka penguasa darurat sipil di kedua propinsi tersebut adalah Gubernur Maluku. Keadaan darurat itu tidak ada limit waktu. Dan baru akan dicabut jika situasi di kedua propinsi tersebut normal kembali. Kepres No. 88/2000 itu berdasarkan UU No. 23/59 tentang keadaan bahaja (bahaya-Red). Presiden RI KH Abdurrahman Wahid, mengharapkan dengan diberlakukannya darurat sipil ini, maka kondisi kehidupan di sana bisa normal kembali secepatnya. Sementara itu, Menhan (Menteri Pertahanan) Juwono Sudarsono menegaskan, pemberlakuan darurat sipil di Maluku, bukan karena tekanan Amerika. "Mereka hanya mempertanyakan," ujar Juwono, Senin (26/6) sore. (tata / ds)
Tolong Dibaca lagi ya (Re: Amin Raies level la yawwww!!!! (fwd))
Salam PERMIAS, Mas Ali Simplido, tolong donk dibaca lagi yang benar forward-an saya, dan adakah saya mengatakan yang menulis itu mahasiswa Indonesia di US. Selamat berlatih membaca ya, mas Ali..;)) Ngomong2, yang goblok siapa ya?..;)) salam hangat, Dharma Datubara On Mon, 26 Jun 2000, Ali Simplido wrote: Apa coba? pertama dia menggaransi menteri keuangan, yaitu koleganya dari UGM, yang asli goblok banget.Padahal, posisinya sentral bgt kan?. hahaha.what a cheap shot...kalau memang "goblok banget" gimana caranya dia dapat Ph.D. dalam bidangnya, plus ngapain bisa mengajar di UGM. a dulu ada yang bilang Habibie "goblok" sekarang adalagi Bambang "goblok". Heran lihat mahasiswa Indonesia di U.S., bisanya hanya menghujat terus, coba buktikan what you can do for the country selain hanya ribut-ribut di milis Ali Simplido
Test..test..test...
Salam PERMIAS, Mohon maaf, saya lagi nge-test, soalnya ada masalah dengan email address saya. Maaf ya dan silahkan dihapus aja. salam hangat, M. Dharma Datubara
Re: [Tolong Dibaca lagi ya (Re: Amin Raies level la yawwww!!!! (fwd))]
Point-nya Dharma ngirim foward-an itu untuk ngasih tau kita2 bahwa dia itu engga' pernah sama AR dari dulu. Temennya aja yang "hard core" AR fans and followers, akhirnya "ngaku kalah" dan sekarang kena batunya. Something to boost an ego and bring up confidence. ichalichali Marianus DATUBARA [EMAIL PROTECTED] wrote: Salam PERMIAS, Mas Ali Simplido, tolong donk dibaca lagi yang benar forward-an saya, dan adakah saya mengatakan yang menulis itu mahasiswa Indonesia di US. Selamat berlatih membaca ya, mas Ali..;)) Ngomong2, yang goblok siapa ya?..;)) salam hangat, Dharma Datubara On Mon, 26 Jun 2000, Ali Simplido wrote: Apa coba? pertama dia menggaransi menteri keuangan, yaitu koleganya dari UGM, yang asli goblok banget.Padahal, posisinya sentral bgt kan?. hahaha.what a cheap shot...kalau memang "goblok banget" gimana caranya dia dapat Ph.D. dalam bidangnya, plus ngapain bisa mengajar di UGM. a dulu ada yang bilang Habibie "goblok" sekarang adalagi Bambang "goblok". Heran lihat mahasiswa Indonesia di U.S., bisanya hanya menghujat terus, coba buktikan what you can do for the country selain hanya ribut-ribut di milis Ali Simplido Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at http://webmail.netscape.com.
grains of salt
saya dikirimi berita dibawah, tapi kok tidak ada di index Fortune minggu ini. Ada yang bisa confirm? FORTUNE magazine issue cover dated July 10, 2000 The Corrupt Archipelago Indonesia is a mess. But when Laksamana Sukardi tried to clean it up, he found himself out of a job. by Louis Kraar When Indonesians forced President Suharto from office after more than three decades in power, the dream was that a new leader would help dig the country out of the economic swamp in which it was mired. It is a dream denied. Abdurrahman Wahid, 60, a moderate Muslim intellectual and longtime opposition politician, took office last October with promises to reform one of the world's most corrupt nations. He is falling seriously short of them. Unlike other countries hit hard by the 1997-98 economic crisis, such as Thailand and South Korea, Indonesia is not bouncing back. International creditors have little to show for the $47 billion they have spent to rescue the chaotic Southeast Asian nation from its own bad habits. The archipelago continues to reel from regional revolts, a dysfunctional banking system, and heavy debt. But Wahid is in no hurry, dismissing the idea of a swift and thorough cleanup. "That's impossible," he says. "We have to do that [reform] in our own way." Wahid's efforts, the World Bank says, are "painfully slow." Since coming to power last October, his government has not successfully prosecuted a single case of corruption, even though corruption is ubiquitous: In a 1999 global survey, only Nigeria and Cameroon ranked worse. Wahid's answer? "You cannot alienate too many people at one time," he told FORTUNE. In an outburst of frustration, Kwik Kian Gie, the minister in charge of coordinating economic policy, said of the government's stumbling and drift: "If I were a foreign investor, I wouldn't come to Indonesia. The lack of law enforcement, the way the government is managed--the whole thing is so confusing." No one knows the difficulties of reforming Indonesia better than Laksamana Sukardi, 43. As Minister of Investment and State Enterprises, an agency long known for being a snake pit of graft and patronage, Laks (as he is known) earned a reputation for integrity. A U.S. Embassy report last year described him as "the champion of Indonesia's efforts to craft reforms needed to restore investor confidence." He lasted just six months. His rise and fall is a case study in why Indonesia has found it so difficult to get back on track. Laks personifies the conscience of many young, well-educated Indonesians, who are his biggest supporters. Quiet and low-key in manner, this former banker seems like just another bright technocrat-until his sense of outrage boils over. "The leaders of this government have already become infected with the virus of corruption," he charges. "They are not serious about economic reforms. If this continues, Indonesia is not going anywhere." Laks sees ample evidence of apparent crimes, such as an audit of the central bank showing that $7 billion has simply vanished. Much of the $37 billion spent by the government to shore up banks in the wake of the crisis has also evaporated. The son of a journalist who worked for Antara, the national news agency, Laks passed the tough competitive exam to get into the Bandung Institute of Technology and graduated as a civil engineer. Opportunities in that profession were thin, however, so he joined the executive training program at Citibank. He jumped off the fast track there to join Lippo Bank in 1987. Working as Lippo's managing director for five years opened Laks' eyes to the ugly flaws of his country. "Bank supervision was lax," he recalls, "and people could just bribe their way around rules." In 1991, when the central bank reduced liquidity to prevent inflation, he saw with disgust how banks still lavished loans on a son of Suharto to finance a monopoly on cloves used in Indonesian cigarettes. Such abuse propelled him into politics--"the only way I saw of ending this unfairess." In 1992, Laks joined the Democratic Party of Indonesia, and the following year he was elected to one of the few open seats. (Eighty percent of representatives back then were appointed by the government.) During his first year he was among a handful of opposition politicians who refused to rubber-stamp Suharto's reelection. Uneasy with his criticism of the regime, Lippo Bank pushed Laks out. He started Reform Consulting, a firm that does financial risk analysis for international clients. (Indonesian ompanies tend to avoid him because of his politics.) He also invested in a joint enture to make tennis balls with Dunlop Slazenger. Both those businesses continue to provide him income. Once the Suharto regime collapsed, in May 1998, Democratic party leader Megawati Sukarnoputri, daughter of the country's first President and a figurehead popular with the masses, was widely viewed as most likely to end up in the presidential palace. Laks became her right-hand man,
aduuh lutunaa.... ;-)
From TIME ASIA's cover story on Gus Dur http://www.cnn.com/ASIANOW/time/magazine/2000/0703/ The Wit of Abdurrahman Wahid If the enigmatic Suharto hid behind silence, the affable Gus Dur hides behind humor. Joking is his default mode. Egypt held a competition to guess the age of a mummy. France, Germany and the U.S. sent archaeologists. Indonesia sent a military officer. The French team spent two hours with the mummy, then gave up. The Americans spent longer, but their guess was wrong. The German team estimated 3,200 years--also wrong. The Indonesian military officer asked if he could study the mummy in a closed room. Fifteen minutes later he emerged and said the mummy was 5,224 years, three months and seven days old. The jury was amazed--he was exactly right and won the prize. As he was leaving the Cairo airport, journalists asked him how he got the answer. "I hit him black and blue until he confessed." When Wahid met Bill Clinton, he told him the following joke: Winston Churchill and Clement Atlee, Britain's Labour Prime Minister after World War II, were walking in a park when Churchill said he needed to relieve himself. Atlee stopped beside him, but Churchill asked him to walk a little way further down the path. "Why?" asked Atlee. "Because any time you see anything big, you want to nationalize it," replied Churchill. One day Suharto was fishing when he was washed away by a sudden flood, and lost consciousness in the water. When he awoke he was lying on the bank, rescued by a farmer. "Do you know who I am?" he asked. The farmer said no. "I am Suharto, the President of Indonesia. Now, since you've helped me, ask what you want and I will give it to you." "I only want one thing, Mr. President," said the farmer. "What is it?" "Please don't tell anybody that I saved you." An American, a Frenchman and an Indonesian are stranded on a desert island. They find a magic lamp, and when they rub it a genie emerges, promising to grant each of them a wish. The American says, "I am a businessman, and I need to get back to New York." He disappears in a puff of smoke. The Frenchman says, "I own a restaurant in Paris and would like to go back there." Another puff of smoke and he disappears. The genie then asks the Indonesian what he wants. "I feel kind of lonely. Can you bring my two friends back?" After Gus Dur was appointed President and Megawati Sukarnoputri Vice President last year, Wahid said in front of an open microphone: "This is an ideal team--the President can't see and the Vice President can't talk." During a televised meeting with Saudi King Fahd last year, Gus Dur whispered a joke that suggested the King should not trust Indonesians visiting his country because they learn ancient, not modern, Arabic: Two kyai, or priests, are walking down a street in Riyadh when they are astonished to see a ONE WAY sign. In ancient Arabic the same words mean "sexual intercourse." The kyai return to Indonesia amazed that Saudis did it in the street. -- "Bill Gates did not become the richest man in the world by being Mr. Rogers." Microsoft ex marketing officer
Re: [Tolong Dibaca lagi ya (Re: Amin Raies level la yawwww!!!! (fwd))]
Salam PERMIAS, Silahkan mas Rizal beropini-ria, bagi saya sah-sah saja kok di alam yang 'katanya' sudah demokrasi ini. Btw, poin saya cuman satu kok kenapa saya meneruskan email yang sebenarnya sudah cukup lama di mailbox saya tsb., dan (mungkin) ungkapan di bawah ini - yang pernah juga saya muat di milis ini- dapat membantu mas Rizal untuk memberi point yang benar. "There are two times in the life of a sea turtle when a zoologist can count on making contact with it: when it hatches, and when the female goes ashore to nest. Everything else is done away off somewhere out of sight.." (Archie Carr, "The Sea Turtle"). Semoga, sekarang mas Rizal sudah bisa menangkap maknanya, yang sebenarnya sudah sangat jelas terungkap di tulisan singkat saya tsb., apalagi kalau mas Rizal mau membuka kembali diskusi2 mas Budi dan lae Irwan. Dan kalau nggak mau, ya nggak heran kalau point nya jadi salah...;)) salam hangat, Dharma Datubara On Mon, 26 Jun 2000, Rizal Az wrote: Point-nya Dharma ngirim foward-an itu untuk ngasih tau kita2 bahwa dia itu engga' pernah sama AR dari dulu. Temennya aja yang "hard core" AR fans and followers, akhirnya "ngaku kalah" dan sekarang kena batunya. Something to boost an ego and bring up confidence. ichalichali
##### Jasa WARNET : Pengiriman Surat dan Pengantaran Surat ? Seri III
Pihak Warnet dalam rangka mencerdaskan bangsa bisa saja bilang, "Bu, padahal gampang lho membuat email dan mengoperasikan komputer itu". Tetapi bagaimana kalau si ibu itu jawab, "Saya tahu. Tapi nggak ada waktu nih! Karena itu saya upahkan. Lagian pula di rumah nggak ada yang bisa disuruh" Bagaimana kalau sudah begitu? Padahal konsumen seperti itu sangat banyak, khususnya mereka yang tidak menjadikan kegiatan "akses internet" dan "operasi komputer" sebagai prioritas dalam rutinitasnya, sementara sekali waktu memerlukan memerlukan komunikasi lewat surat dengan cepat. Sayangkan kalau peluang bisnis ini kita abaikan ? Jadi tidak salah bila di WARNET berisi pula tenaga kerja yang bertugas "Mengetikkan Surat dari konsumen dengan komputer". Bukankah sekarang ada jasa menerima ketikan. Kalau nggak salah setiap lembarnya folio adalah Rp. 1.000 sampai Rp. 1.500 Itu baru untuk surat saja. Belum lagi tarif pengiriman pokoknya jauh lebih murah ketimbang perangko. Belum lagi tarif penjemputan naskah surat maupun pengantaran surat balasan ini bisa saja terjadi karena konsumen tidak waktu punya ke WARNET. Yang penting pihak WARNET bisa menutup semua isi surat. Selain itu bertindak cermat, dalam artian, jangan sampai terdapat perbedaan kalimat sedikit pun antara "naskah surat" dan "surat hasil ketikan". Salam, Nasrullah Idris -- Bidang Studi : Reformasi Sains Matematika Teknologi http://bdg.centrin.net.id/~acu
##### Kerjasama TERSYIRAT antara Tokoh Politisi Nasional
Salah satu kebolehan seorang tokoh politisi nasional di suatu negara adalah kemampuan melakukan kerjasama "TERSYIRAT" dengan tokoh politisi nasional lainnya. Taroklah masing-masing bernama "A" dan "B" Maksud tokoh politik nasional adalah mereka yang mempunyai pengaruh secara nasional di mana masing-masing mewakili partainya. Dikatakan "TERSYIRAT" karena antara mereka tidak pernah bertemu untuk membicarakan sesuatu. Tetapi "Yang satu" ngerti apa yang dimaui "Yang lain". Misalkan : masing-masing secara "TERSYIRAT" sepakat untuk memperlihatkan pertentangan politik secara tajam di depan publik. Kalau perlu "Yang satu" menuduh "Yang lain" tentang hal tertentu. Kalau memang terwujud ya terang saja ... akan terjadi fenomena politik secara nasional. Berbagai media massa mengupas seputar pertentangan tajam antara A dan B. Mungkin saja simpatisan tokoh politisi nasional yang satu melakukan demo ke tokoh politisi nasional yang lain. Bukan itu saja. Diskusi tajam/debat kusir pun berlangsung di Mailing List berdasarkan referensi dari media massa on-line. Sampai-sampai kata ala preman di Terminal Bis pun muncul seperti "Globlok", "Nggak Becus", sampai "Ngawur". Belum lagi perbincangan serupa di kedai kopi, kampus, sampai warung tegal. Pokoknya seru deh. APAKAH ARTI SEMUA ITU ? Apa yang diperbincangan antar warganegara di suatu negara tentang "pertentangan antara tokoh politisi nasional" di dalam negerinya belum tentu kenyataan sebenarnya seperti itu. Bisa saja mereka melakukan kerjasama "TERSYIRAT" dengan maksud melakukan eskperimen politik. Misalkan untuk menjebak reaksi publik maupun politisi. Kemudian dijadikan input untuk strategis politik selanjutnya. Di negara mana saja hal tersebut pernah terjadi ? Saya tidak tahu. Tetapi secara teori hal tersebut bisa terjadi. Politik tingkat tinggi namanya juga. Salam, Nasrullah Idris -- Bidang Studi : Reformasi Sains Matematika Teknologi http://bdg.centrin.net.id/~acu