RE: [RantauNet.Com] Interesting article at Padang Ekspres Online
Ambo kiro dari diskusi nan singkek ko para sanak di palanta dapek manyimpulkan surang2 apo generasi mudo awak paralu atau indak untuakdibekali jo kondom dengan konsekwensi baik fisik maupun moral/agama seperti nan alah didiskusikan di bawah... kapalo samo babulu, pandapek balain-lain... tasarah si pambali atau si pamakai. salam - tg -Original Message-From: Tanjuang Heri Sanak Irdamsjah, Ronald dan netters yang budiman, Ambo dapek memahami jalan pikiran sanak, tapi apakah kito sudah mencarikan jalan keluar terbaik untuk gen.muda Minang tanpa selalu dilarang tegas, tanpa adanya penyuluhan? HeriIrdam Syah [EMAIL PROTECTED] wrote: -Original Message-From: Tanjuang Heri Sanak Ronald nan budiman, jo netters sadonyo,Wa'alaikum salam wa Rahmatullahi wa Barakaatuh Tarimo kasih atas tanggapan sanak na cukuik panjang lebar. Sanak batua, tapi marilah kito cubo liek keadaan iko jo pikiran nan janiah. Iko sebagai wanti wanti sae atau jago jago sabalun parah. Lebih baik mencegah dari pada mengobati toh? Untuak panyakik AIDS dkk... iyo... tapi untuak panyakikMORAL malah ibaraik manyiram api jo bensin, karano seakan-akan mem-fasilitas-i... Fasilitasi akan terjadi kalau kita tidak beri pengarahan pada gen.muda. Kalau seandainya pengarahan ini sudah lengket dalam tindakan sehari hari , ok, tapi nyata nya belon toh? Dan bawa kondom belum sama dengan perbuatan asusila atau memfasilitasi jalan ke arah itu. Marilah kita yang punya wawasan yang lebih luas dan mengetahui perihal penyakit menular dan moral untuk dapat memahaminya. Manuruik pandapek ambo, kegerahan.. Saya mau tanya, apakah karena seseorang itu belon menikah, mereka tidak dapat berproduksi? ndak toh? Nah, justru dalam keadaan co iko, kito nan tahu wajib maagiah tahu ka nan mudo tu, supayo inyo kuat beriman. Tapi waktu yang namanya godaan setan "kenikmatan sementara" itu datang tanpa kendali, apa dia pilih "ngebuntingin" orang? atau dia sendiri yang dapat penyakit kalau dia seneng ama sejenis?Maaf, kata-katanya agak pasaran dikit. Dari dua pilihan yang sangat jelek ini, sanak pilih mana? Justru kampanye anti aids dengan menampilkan kondom sebagai alat pencegah bahaya, itu perlu ditanamkan di sekolah. Dan Kadispend harusnya tahu itu. Apa kita terus terusan melarang tanpa harus memberi tahu apa itu seks dan bahayanya? Sudahkah ada penerangan di sekolah oleh pihak Depkes, jajaran hukum dan polisi tentang masalah seks ini? Pendidikan tentang seks tidak berarti hanya sebatas bagaimana menghamili orang, tapi semua aspek yang berkaitan. Dan ini harus disesuaikan dengan Minang dan keadaan di sekitar kita. Betul ngga? IMHO,nggak betul itu...untuak duo pilihan di ateh justru tanpa membawa kondom "masih ada sedikit kendali" yaitu dia akan berpikir (kalo masih punya pikiran lho..) bagaimana kalo bunting atau bagaimana kalau kena aids dst... Dapatkah sesorang itu memperkirakan kapan dia akan mendapat kecelakaan? Seharusnya "penyuluhan sex" untuak siswa-siswi di ranah Minang harus tegas menyatakan bahaya dan risiko baik di dunia maupun di akhirat ( sampai di sini setuju sekali )tanpa ada toleransi (melalui pengenalan kondom). Wah makin gawat nih! Selamat berjuang deh Depkes yang lagi gembar gembor penggunaan kondom untuk mencegah Aids. Kita semua khawatir dan mengelus dada... Sebagai manusia normal dengan sistem produksi yang normal, seks tetap dibutuhkan. kalau hanya larangan saja tanpa memberikan pengertian, saya rasa percuma, akan sia sia usaha ulama dan da'i. Coba sanak selidiki sendiri, dari setiap larangan yang ada di Ina, apa ada pengarahan pada masyarakat kenapa hal tsb dilarang ? Saya belon pernah lihat, tapi kalau ada yang mau kasih contoh , saya seneng sekali. Masyarakat kita sudah dibiasakan dengan larangan. Larangan akan memberikan rangsangan pada orang untuk mengetahui sampai dimana seseorang itu berani melanggar larangan . Ada yang mengatakan , larangan / undang undang dibuat untuk dilanggar. Kelirukah saya? Memberi pengertian dan "memberi kondom", dua hal yang sangat berbeda sekali lho... Betul, tapi dua duanya perlu Jadi adalah kurang tepat jika sanak justru gelisah karena "kegerahan" Kadispendidikan ini. Cobalah jika keadaan seperti ini dihadapkan kepada sanak, ketika suatu hari adik atau kemenakan sanak yang belum menikah ketahuan mengantongi kondom dalam tas sekolahnya. Apakah sanak akan marah atau gerah, atau sanak justru "happy" karena berarti adik atau kemenakan
RE: [RantauNet.Com] Interesting article at Padang Ekspres Online
-Original Message-From: Tanjuang Heri Sanak Ronald nan budiman, jo netters sadonyo,Wa'alaikum salam wa Rahmatullahi wa Barakaatuh Tarimo kasih atas tanggapan sanak na cukuik panjang lebar. Sanak batua, tapi marilah kito cubo liek keadaan iko jo pikiran nan janiah. Iko sebagai wanti wanti sae atau jago jago sabalun parah. Lebih baik mencegah dari pada mengobati toh? Untuak panyakik AIDS dkk... iyo... tapi untuak panyakikMORAL malah ibaraik manyiram api jo bensin, karano seakan-akan mem-fasilitas-i... Manuruik pandapek ambo, kegerahan.. Saya mau tanya, apakah karena seseorang itu belon menikah, mereka tidak dapat berproduksi? ndak toh? Nah, justru dalam keadaan co iko, kito nan tahu wajib maagiah tahu ka nan mudo tu, supayo inyo kuat beriman. Tapi waktu yang namanya godaan setan "kenikmatan sementara" itu datang tanpa kendali, apa dia pilih "ngebuntingin" orang? atau dia sendiri yang dapat penyakit kalau dia seneng ama sejenis?Maaf, kata-katanya agak pasaran dikit. Dari dua pilihan yang sangat jelek ini, sanak pilih mana? Justru kampanye anti aids dengan menampilkan kondom sebagai alat pencegah bahaya, itu perlu ditanamkan di sekolah. Dan Kadispend harusnya tahu itu. Apa kita terus terusan melarang tanpa harus memberi tahu apa itu seks dan bahayanya? Sudahkah ada penerangan di sekolah oleh pihak Depkes, jajaran hukum dan polisi tentang masalah seks ini? Pendidikan tentang seks tidak berarti hanya sebatas bagaimana menghamili orang, tapi semua aspek yang berkaitan. Dan ini harus disesuaikan dengan Minang dan keadaan di sekitar kita. Betul ngga? IMHO,nggak betul itu...untuak duo pilihan di ateh justru tanpa membawa kondom "masih ada sedikit kendali" yaitu dia akan berpikir (kalo masih punya pikiran lho..) bagaimana kalo bunting atau bagaimana kalau kena aids dst... Seharusnya "penyuluhan sex" untuak siswa-siswi di ranah Minang harus tegas menyatakan bahaya dan risiko baik di dunia maupun di akhirat tanpa ada toleransi (melalui pengenalan kondom). Kita semua khawatir dan mengelus dada... Sebagai manusia normal dengan sistem produksi yang normal, seks tetap dibutuhkan. kalau hanya larangan saja tanpa memberikan pengertian, saya rasa percuma, akan sia sia usaha ulama dan da'i. Coba sanak selidiki sendiri, dari setiap larangan yang ada di Ina, apa ada pengarahan pada masyarakat kenapa hal tsb dilarang ? Saya belon pernah lihat, tapi kalau ada yang mau kasih contoh , saya seneng sekali. Masyarakat kita sudah dibiasakan dengan larangan. Larangan akan memberikan rangsangan pada orang untuk mengetahui sampai dimana seseorang itu berani melanggar larangan . Ada yang mengatakan , larangan / undang undang dibuat untuk dilanggar. Kelirukah saya? Memberi pengertian dan "memberi kondom", dua hal yang sangat berbeda sekali lho...Jadi adalah kurang tepat jika sanak justru gelisah karena "kegerahan" Kadispendidikan ini. Cobalah jika keadaan seperti ini dihadapkan kepada sanak, ketika suatu hari adik atau kemenakan sanak yang belum menikah ketahuan mengantongi kondom dalam tas sekolahnya. Apakah sanak akan marah atau gerah, atau sanak justru "happy" karena berarti adik atau kemenakan sanak tersebut telah memahami penggunaan kondom dan bisa melindungi dirinya dari berbagai penyakit kelamin. Saya gelisah karena "kegerahan " Kadispend, yang nota bene sudah mendapat pendidikan barat, justru mengenyampingkan masalah ini dan menganggap "kondom" sebagai barang bukti tindakan kriminal. Saya tidak akan bangga alias "happy" kalau ponakan/adik saya (laki atau permpuan) bawa kondom. Tapi mari kita tanya mereka , buat apa mereka pakai / bawa kondom. kalau sebagai perlindungan, apa perlu dimarahi? IMHO, seorang yang belum nikah membawa kondom sudah ada ada hubungannya dengan rencana "zinah"... Untuak perlindungan??? apo mungkin seorang pemerkosa disuruh berhenti dulu agar mamakai kondom? atau mungkin "melindungi pacar agar nggak usah khawatir." Apa kita tidak pernah remaja? dimana pada saat tsb, merupakan saat saat kritis dalm kehidupan manuasia, di situlahfungsi pengarahan/pendidikan seks di sekolah. Sekali lagi bukan pelajaran bagaimana melakukan hubungan suami istri di luar nikah. Saya tidak memaksakan pendapat saya ini, tapi mari kita pikirkan , kalau kita melarang para remaja Justru pada "titik kritis" itu kita harus tegas... jangan beri toleransi sedikitpun... mengerti apa itu kondom dan seks, akankah hal ini menyetop penyebaran bebas seks? apalagi dalam kaitan pengembangan pariwisata di Ranah Minang. Terpikirkah oleh kita dampak ini? Walaupun dalam beberepa postingan soal ini telah dibahas. Untuk mengantisipasi dampaknya tersebut diperlukan suatu ketegasan, no wisata sex and no kondom...Betul membawa kondom itu bukan KRIMINAL seperti kata
RE: [RantauNet.Com] Interesting article at Padang Ekspres Online
-Original Message-From: Tanjuang Heri Sanak Ronald nan budiman, jo netters sadonyo,Wa'alaikum salam wa Rahmatullahi wa Barakaatuh Tarimo kasih atas tanggapan sanak na cukuik panjang lebar. Sanak batua, tapi marilah kito cubo liek keadaan iko jo pikiran nan janiah. Iko sebagai wanti wanti sae atau jago jago sabalun parah. Lebih baik mencegah dari pada mengobati toh? Untuak panyakik AIDS dkk... iyo... tapi untuak panyakikMORAL malah ibaraik manyiram api jo bensin, karano seakan-akan mem-fasilitas-i... Manuruik pandapek ambo, kegerahan.. Saya mau tanya, apakah karena seseorang itu belon menikah, mereka tidak dapat berproduksi? ndak toh? Nah, justru dalam keadaan co iko, kito nan tahu wajib maagiah tahu ka nan mudo tu, supayo inyo kuat beriman. Tapi waktu yang namanya godaan setan "kenikmatan sementara" itu datang tanpa kendali, apa dia pilih "ngebuntingin" orang? atau dia sendiri yang dapat penyakit kalau dia seneng ama sejenis?Maaf, kata-katanya agak pasaran dikit. Dari dua pilihan yang sangat jelek ini, sanak pilih mana? Justru kampanye anti aids dengan menampilkan kondom sebagai alat pencegah bahaya, itu perlu ditanamkan di sekolah. Dan Kadispend harusnya tahu itu. Apa kita terus terusan melarang tanpa harus memberi tahu apa itu seks dan bahayanya? Sudahkah ada penerangan di sekolah oleh pihak Depkes, jajaran hukum dan polisi tentang masalah seks ini? Pendidikan tentang seks tidak berarti hanya sebatas bagaimana menghamili orang, tapi semua aspek yang berkaitan. Dan ini harus disesuaikan dengan Minang dan keadaan di sekitar kita. Betul ngga? IMHO,nggak betul itu...untuak duo pilihan di ateh justru tanpa membawa kondom "masih ada sedikit kendali" yaitu dia akan berpikir (kalo masih punya pikiran lho..) bagaimana kalo bunting atau bagaimana kalau kena aids dst... Seharusnya "penyuluhan sex" untuak siswa-siswi di ranah Minang harus tegas menyatakan bahaya dan risiko baik di dunia maupun di akhirat tanpa ada toleransi (melalui pengenalan kondom). Kita semua khawatir dan mengelus dada... Sebagai manusia normal dengan sistem produksi yang normal, seks tetap dibutuhkan. kalau hanya larangan saja tanpa memberikan pengertian, saya rasa percuma, akan sia sia usaha ulama dan da'i. Coba sanak selidiki sendiri, dari setiap larangan yang ada di Ina, apa ada pengarahan pada masyarakat kenapa hal tsb dilarang ? Saya belon pernah lihat, tapi kalau ada yang mau kasih contoh , saya seneng sekali. Masyarakat kita sudah dibiasakan dengan larangan. Larangan akan memberikan rangsangan pada orang untuk mengetahui sampai dimana seseorang itu berani melanggar larangan . Ada yang mengatakan , larangan / undang undang dibuat untuk dilanggar. Kelirukah saya? Memberi pengertian dan "memberi kondom", dua hal yang sangat berbeda sekali lho...Jadi adalah kurang tepat jika sanak justru gelisah karena "kegerahan" Kadispendidikan ini. Cobalah jika keadaan seperti ini dihadapkan kepada sanak, ketika suatu hari adik atau kemenakan sanak yang belum menikah ketahuan mengantongi kondom dalam tas sekolahnya. Apakah sanak akan marah atau gerah, atau sanak justru "happy" karena berarti adik atau kemenakan sanak tersebut telah memahami penggunaan kondom dan bisa melindungi dirinya dari berbagai penyakit kelamin. Saya gelisah karena "kegerahan " Kadispend, yang nota bene sudah mendapat pendidikan barat, justru mengenyampingkan masalah ini dan menganggap "kondom" sebagai barang bukti tindakan kriminal. Saya tidak akan bangga alias "happy" kalau ponakan/adik saya (laki atau permpuan) bawa kondom. Tapi mari kita tanya mereka , buat apa mereka pakai / bawa kondom. kalau sebagai perlindungan, apa perlu dimarahi? IMHO, seorang yang belum nikah membawa kondom sudah ada ada hubungannya dengan rencana "zinah"... Untuak perlindungan??? apo mungkin seorang pemerkosa disuruh berhenti dulu agar mamakai kondom? atau mungkin "melindungi pacar agar nggak usah khawatir." Apa kita tidak pernah remaja? dimana pada saat tsb, merupakan saat saat kritis dalm kehidupan manuasia, di situlahfungsi pengarahan/pendidikan seks di sekolah. Sekali lagi bukan pelajaran bagaimana melakukan hubungan suami istri di luar nikah. Saya tidak memaksakan pendapat saya ini, tapi mari kita pikirkan , kalau kita melarang para remaja Justru pada "titik kritis" itu kita harus tegas... jangan beri toleransi sedikitpun... mengerti apa itu kondom dan seks, akankah hal ini menyetop penyebaran bebas seks? apalagi dalam kaitan pengembangan pariwisata di Ranah Minang. Terpikirkah oleh kita dampak ini? Walaupun dalam beberepa postingan soal ini telah dibahas. Untuk mengantisipasi dampaknya tersebut diperlukan suatu ketegasan, no wisata sex and no kondom...Betul membawa kondom itu bukan KRIMINAL seperti kata
RE: [RantauNet.Com] Interesting article at Padang Ekspres Online
Sanak Irdamsjah, Ronald dan netters yang budiman, Ambo dapek memahami jalan pikiran sanak, tapi apakah kito sudah mencarikan jalan keluar terbaik untuk gen.muda Minang tanpa selalu dilarang tegas, tanpa adanya penyuluhan? HeriIrdam Syah [EMAIL PROTECTED] wrote: -Original Message-From: Tanjuang Heri Sanak Ronald nan budiman, jo netters sadonyo,Wa'alaikum salam wa Rahmatullahi wa Barakaatuh Tarimo kasih atas tanggapan sanak na cukuik panjang lebar. Sanak batua, tapi marilah kito cubo liek keadaan iko jo pikiran nan janiah. Iko sebagai wanti wanti sae atau jago jago sabalun parah. Lebih baik mencegah dari pada mengobati toh? Untuak panyakik AIDS dkk... iyo... tapi untuak panyakikMORAL malah ibaraik manyiram api jo bensin, karano seakan-akan mem-fasilitas-i... Fasilitasi akan terjadi kalau kita tidak beri pengarahan pada gen.muda. Kalau seandainya pengarahan ini sudah lengket dalam tindakan sehari hari , ok, tapi nyata nya belon toh? Dan bawa kondom belum sama dengan perbuatan asusila atau memfasilitasi jalan ke arah itu. Marilah kita yang punya wawasan yang lebih luas dan mengetahui perihal penyakit menular dan moral untuk dapat memahaminya. Manuruik pandapek ambo, kegerahan.. Saya mau tanya, apakah karena seseorang itu belon menikah, mereka tidak dapat berproduksi? ndak toh? Nah, justru dalam keadaan co iko, kito nan tahu wajib maagiah tahu ka nan mudo tu, supayo inyo kuat beriman. Tapi waktu yang namanya godaan setan "kenikmatan sementara" itu datang tanpa kendali, apa dia pilih "ngebuntingin" orang? atau dia sendiri yang dapat penyakit kalau dia seneng ama sejenis?Maaf, kata-katanya agak pasaran dikit. Dari dua pilihan yang sangat jelek ini, sanak pilih mana? Justru kampanye anti aids dengan menampilkan kondom sebagai alat pencegah bahaya, itu perlu ditanamkan di sekolah. Dan Kadispend harusnya tahu itu. Apa kita terus terusan melarang tanpa harus memberi tahu apa itu seks dan bahayanya? Sudahkah ada penerangan di sekolah oleh pihak Depkes, jajaran hukum dan polisi tentang masalah seks ini? Pendidikan tentang seks tidak berarti hanya sebatas bagaimana menghamili orang, tapi semua aspek yang berkaitan. Dan ini harus disesuaikan dengan Minang dan keadaan di sekitar kita. Betul ngga? IMHO,nggak betul itu...untuak duo pilihan di ateh justru tanpa membawa kondom "masih ada sedikit kendali" yaitu dia akan berpikir (kalo masih punya pikiran lho..) bagaimana kalo bunting atau bagaimana kalau kena aids dst... Dapatkah sesorang itu memperkirakan kapan dia akan mendapat kecelakaan? Seharusnya "penyuluhan sex" untuak siswa-siswi di ranah Minang harus tegas menyatakan bahaya dan risiko baik di dunia maupun di akhirat ( sampai di sini setuju sekali )tanpa ada toleransi (melalui pengenalan kondom). Wah makin gawat nih! Selamat berjuang deh Depkes yang lagi gembar gembor penggunaan kondom untuk mencegah Aids. Kita semua khawatir dan mengelus dada... Sebagai manusia normal dengan sistem produksi yang normal, seks tetap dibutuhkan. kalau hanya larangan saja tanpa memberikan pengertian, saya rasa percuma, akan sia sia usaha ulama dan da'i. Coba sanak selidiki sendiri, dari setiap larangan yang ada di Ina, apa ada pengarahan pada masyarakat kenapa hal tsb dilarang ? Saya belon pernah lihat, tapi kalau ada yang mau kasih contoh , saya seneng sekali. Masyarakat kita sudah dibiasakan dengan larangan. Larangan akan memberikan rangsangan pada orang untuk mengetahui sampai dimana seseorang itu berani melanggar larangan . Ada yang mengatakan , larangan / undang undang dibuat untuk dilanggar. Kelirukah saya? Memberi pengertian dan "memberi kondom", dua hal yang sangat berbeda sekali lho... Betul, tapi dua duanya perlu Jadi adalah kurang tepat jika sanak justru gelisah karena "kegerahan" Kadispendidikan ini. Cobalah jika keadaan seperti ini dihadapkan kepada sanak, ketika suatu hari adik atau kemenakan sanak yang belum menikah ketahuan mengantongi kondom dalam tas sekolahnya. Apakah sanak akan marah atau gerah, atau sanak justru "happy" karena berarti adik atau kemenakan sanak tersebut telah memahami penggunaan kondom dan bisa melindungi dirinya dari berbagai penyakit kelamin. Saya gelisah karena "kegerahan " Kadispend, yang nota bene sudah mendapat pendidikan barat, justru mengenyampingkan masalah ini dan menganggap "kondom" sebagai barang bukti tindakan kriminal. Saya tidak akan bangga alias "happy" kalau ponakan/adik saya (laki atau permpuan) bawa kondom. Tapi mari kita tanya mereka , buat apa mereka pakai / bawa kondom. kalau sebagai perlindungan, apa perlu dimarahi? IMHO, seorang yang belum nikah membawa kondom sudah ada ada hubungannya dengan rencana "zinah"... Untuak perlindungan??? apo mungkin seorang pemerkosa disuruh berhenti dulu agar mamakai kondom? atau mungkin "melindungi pacar agar nggak usah khawatir." Justru dalam hal 'pemerkosaan' ini, si cewek punya kesempatan untuk nendang si pemerkosa kalau dia nggak kehilangan akal atau malah makin "mau"? Apa kita tidak pernah remaja?
Re: [RantauNet.Com] Interesting article at Padang Ekspres Online
Server mailing list RantauNet berjalan atas sumbangan para anggota, simpatisan dan semua pihak yang bersedia membantu. Ingin menyumbang silahkan klik: http://www.rantaunet.com/sumbangan.php Assalamu 'alaikum wr. wb. Sepertinya sanak belum memahami point yang saya maksudkan disini. Perlu dicatat dulu bahwa, sejak awal saya tidak menafikan perlunya pendidikan sex bagi remaja termasuk segala macam ancaman penyakitnya. (perhatikan kembali email saya sebelumnya ). Saya sepakat dengan sanak bahwa perlu adanya pendidikan sexual bagi remaja. Sangat setuju sekali. Tapi saya berbeda pendapat dengan sanak kalau cara memberikan pendidikan tsb adalah salah satunya dengan membolehkan para remaja tersebut membawa kondom. Membolehkan para remaja membawa kondom sama saja dengan memberi mereka peluang seluas-luasnya utk memanfaatkan kondom itu. Dalam bentuk apa dimanfa'atkan ? saya kira semua kita udah paham. Bukankah ada cara yang lebih baik dalam memberikan pendidikan sex kepada remaja ? seperti seminar atau penerangan umpamanya ? Jadi kalau sanak merasa tidak perlu memarahi ponakan atau adik sanak yang membawa kondom kesekolah, maka - ma'af saya berbeda dengan sanak - saya akan memarahinya dan akan mengganti kondom tsb dengan buku-buku yang menginformasikan ttg pendidikan sex bagi remaja. Bagi saya, memberikan kondom kepada para remaja sama saja dengan menyuruh mereka melakukan tindakan asusila. sengaja tidak saya potong email terdahulu agar tetap nyambung, mohon ma'af... wassalaam, Ronald -- Original Message -- From: Tanjuang Heri [EMAIL PROTECTED] Reply-To: [EMAIL PROTECTED] Date: Fri, 10 Oct 2003 14:25:21 +0200 (CEST) Sanak Ronald nan budiman, jo netters sadonyo, Wa 'alaikum salam wa Rahmatullahi wa Barakaatuh Tarimo kasih atas tanggapan sanak na cukuik panjang lebar. Sanak batua, tapi marilah kito cubo liek keadaan iko jo pikiran nan janiah. Iko sebagai wanti wanti sae atau jago jago sabalun parah. Lebih baik mencegah dari pada mengobati toh? Manuruik pandapek ambo, kegerahan Kadispendidikan tsb adalah sangat wajar, dan mungkin juga dirasakan oleh sebagian besar netter RN ini. Bagaimana tidak ? siswa-siswa tsb (yang jelas-jelas belum menikah)mengantongi kondom yang merupakan salah satu alat kontrasepsi dalam hubungan suami istri. Buat apa bagi mereka ? Saya yakin sanak bisa menjawabnya. Saya mau tanya, apakah karena seseorang itu belon menikah, mereka tidak dapat berproduksi? ndak toh? Nah, justru dalam keadaan co iko, kito nan tahu wajib maagiah tahu ka nan mudo tu, supayo inyo kuat beriman. Tapi waktu yang namanya godaan setan kenikmatan sementara itu datang tanpa kendali, apa dia pilih ngebuntingin orang? atau dia sendiri yang dapat penyakit kalau dia seneng ama sejenis?Maaf, kata-katanya agak pasaran dikit. Dari dua pilihan yang sangat jelek ini, sanak pilih mana? Justru kampanye anti aids dengan menampilkan kondom sebagai alat pencegah bahaya, itu perlu ditanamkan di sekolah. Dan Kadispend harusnya tahu itu. Apa kita terus terusan melarang tanpa harus memberi tahu apa itu seks dan bahayanya? Sudahkah ada penerangan di sekolah oleh pihak Depkes, jajaran hukum dan polisi tentang masalah seks ini? Pendidikan tentang seks tidak berarti hanya sebatas bagaimana menghamili orang, tapi semua aspek yang berkaitan. Dan ini harus disesuaikan dengan Minang dan keadaan di sekitar kita. Betul ngga? Kita semua khawatir dan mengelus dada melihat merebaknya free sex dikalangan pelajar ini. Bagaimanapun para Da'i dan Ulama menghimbau tapi tetap saja perilaku ini tidak bisa dikikis. Banyak hal yang ikut berperan disini, baik itu koran, tabloid-tabloid porno yang dijual bebas, VCD porno, orang tua yang melepas putri utk bepergian dengan sang pacar, sampai Iklan anti Aids yang menganjurkan memakai kondom ! Sebagai manusia normal dengan sistem produksi yang normal, seks tetap dibutuhkan. kalau hanya larangan saja tanpa memberikan pengertian, saya rasa percuma, akan sia sia usaha ulama dan da'i. Coba sanak selidiki sendiri, dari setiap larangan yang ada di Ina, apa ada pengarahan pada masyarakat kenapa hal tsb dilarang ? Saya belon pernah lihat, tapi kalau ada yang mau kasih contoh , saya seneng sekali. Masyarakat kkita sudah dibiasakan dengan larangan. Larangan akan memberikan rangsangan pada orang untuk mengetahui sampai dimana seseorang itu berani melanggar larangan . Ada yang mengatakan , larangan / undang undang dibuat untuk dilanggar. Kelirukah saya? Jadi adalah kurang tepat jika sanak justru gelisah karena kegerahan Kadispendidikan ini. Cobalah jika keadaan seperti ini dihadapkan kepada sanak, ketika suatu hari adik atau kemenakan sanak yang belum menikah ketahuan mengantongi kondom dalam tas sekolahnya. Apakah sanak akan marah atau gerah, atau sanak justru happy karena berarti adik atau kemenakan sanak tersebut telah memahami penggunaan kondom dan bisa
Re: [RantauNet.Com] Interesting article at Padang Ekspres Online
Server mailing list RantauNet berjalan atas sumbangan para anggota, simpatisan dan semua pihak yang bersedia membantu. Ingin menyumbang silahkan klik: http://www.rantaunet.com/sumbangan.php Assalaamu 'alaikum wa Rahmatullahi wa Barakaatuh Manuruik pandapek ambo, kegerahan Kadispendidikan tsb adalah sangat wajar, dan mungkin juga dirasakan oleh sebagian besar netter RN ini. Bagaimana tidak ? siswa-siswa tsb (yang jelas-jelas belum menikah)mengantongi kondom yang merupakan salah satu alat kontrasepsi dalam hubungan suami istri. Buat apa bagi mereka ? Saya yakin sanak bisa menjawabnya. Kita semua khawatir dan mengelus dada melihat merebaknya free sex dikalangan pelajar ini. Bagaimanapun para Da'i dan Ulama menghimbau tapi tetap saja perilaku ini tidak bisa dikikis. Banyak hal yang ikut berperan disini, baik itu koran, tabloid-tabloid porno yang dijual bebas, VCD porno, orang tua yang melepas putri utk bepergian dengan sang pacar, sampai Iklan anti Aids yang menganjurkan memakai kondom ! Jadi adalah kurang tepat jika sanak justru gelisah karena kegerahan Kadispendidikan ini. Cobalah jika keadaan seperti ini dihadapkan kepada sanak, ketika suatu hari adik atau kemenakan sanak yang belum menikah ketahuan mengantongi kondom dalam tas sekolahnya. Apakah sanak akan marah atau gerah, atau sanak justru happy karena berarti adik atau kemenakan sanak tersebut telah memahami penggunaan kondom dan bisa melindungi dirinya dari berbagai penyakit kelamin. Betul membawa kondom itu bukan KRIMINAL seperti kata sanak, tapi perlukah dia membawa kondom hanya untuk sekedar tahu apa fungsinya kondom ? Apakah tidak dikhawatirkan justru kondom itu digunakan utk berbuat asusila dan menghindar dari akibatnya ? Saya memahami penolakan sanak akan free sex, tapi sikap membolehkan pelajar yang belum menikah membawa alat kontrasepsi (kondom) hanya agar dia bisa melindungi diri dari berbagai penyakit kelamin juga tidak tepat dan menyalahi agama. Kita tidak hidup dinegara yang membebaskan sex. Kita hidup di Indonesia, lebih khusus lagi di ranah minang yang sangat kental keislamannya. wassalaam, Ronald (31+) -- Original Message -- From: Tanjuang [EMAIL PROTECTED] Reply-To: [EMAIL PROTECTED] Date: Fri, 10 Oct 2003 05:55:33 +0700 Server mailing list RantauNet berjalan atas sumbangan para anggota, simpatisan dan semua pihak yang bersedia membantu. Ingin menyumbang silahkan klik: http://www.rantaunet.com/sumbangan.php Hello Rantaunet: Your friend, Tanjuang, invite you to read this article. Title: Penemuan Kondom Tak Bisa Ditolerir Date: 2003-10-10 01:04:05 Topics: Metropolis / Padang URL: http://www.padangekspres.com/mod.php?mod=publisher?op=viewarticleartid=15704 Tanjuang made the following comments: Para sanak netters yang budiman, Mamak, Bundo, Apak sadonyo, Bukannyo ambo ingin mengompori keadaan dan bukan pulo ingin menyingguang hati sanak sadonyo. Ambo cuman agak takajuik, ibo ati, gelisah dan khawatir. Mudah²an berita ko ndak sampai disalah artikan dek rang mudo jo rang palanta sadonyo. Baa co itu? Judul berita ko nan mambuek ambo gelisah. di karek -- ~~~ Ingin memasarkan produk anda di web RantauNet http://www.rantaunet.com Hubungi [EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED] ~~~ Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php ===
Re: [RantauNet.Com] Interesting article at Padang Ekspres Online
Sanak Ronald nan budiman, jo netters sadonyo,Wa'alaikum salam wa Rahmatullahi wa Barakaatuh Tarimo kasih atas tanggapan sanak na cukuik panjang lebar. Sanak batua, tapi marilah kito cubo liek keadaan iko jo pikiran nan janiah. Iko sebagai wanti wanti sae atau jago jago sabalun parah. Lebih baik mencegah dari pada mengobati toh?Manuruik pandapek ambo, kegerahan Kadispendidikan tsb adalah sangat wajar, dan mungkin juga dirasakan oleh sebagian besar netter RN ini. Bagaimana tidak ? siswa-siswa tsb (yang jelas-jelas belum menikah)mengantongi kondom yang merupakan salah satu alat kontrasepsi dalam hubungan suami istri. Buat apa bagi mereka ? Saya yakin sanak bisa menjawabnya. Saya mau tanya, apakah karena seseorang itu belon menikah, mereka tidak dapat berproduksi? ndak toh? Nah, justru dalam keadaan co iko, kito nan tahu wajib maagiah tahu ka nan mudo tu, supayo inyo kuat beriman. Tapi waktu yang namanya godaan setan "kenikmatan sementara" itu datang tanpa kendali, apa dia pilih "ngebuntingin" orang? atau dia sendiri yang dapat penyakit kalau dia seneng ama sejenis?Maaf, kata-katanya agak pasaran dikit. Dari dua pilihan yang sangat jelek ini, sanak pilih mana? Justru kampanye anti aids dengan menampilkan kondom sebagai alat pencegah bahaya, itu perlu ditanamkan di sekolah. Dan Kadispend harusnya tahu itu. Apa kita terus terusan melarang tanpa harus memberi tahu apa itu seks dan bahayanya? Sudahkah ada penerangan di sekolah oleh pihak Depkes, jajaran hukum dan polisi tentang masalah seks ini? Pendidikan tentang seks tidak berarti hanya sebatas bagaimana menghamili orang, tapi semua aspek yang berkaitan. Dan ini harus disesuaikan dengan Minang dan keadaan di sekitar kita. Betul ngga? Kita semua khawatir dan mengelus dada melihat merebaknya free sex dikalangan pelajar ini. Bagaimanapun para Da'i dan Ulama menghimbau tapi tetap saja perilaku ini tidak bisa dikikis. Banyak hal yang ikut berperan disini, baik itu koran, tabloid-tabloid porno yang dijual bebas, VCD porno, orang tua yang melepas putri utk bepergian dengan sang pacar, sampai Iklan anti Aids yang menganjurkan memakai kondom ! Sebagai manusia normal dengan sistem produksi yang normal, seks tetap dibutuhkan. kalau hanya larangan saja tanpa memberikan pengertian, saya rasa percuma, akan sia sia usaha ulama dan da'i. Coba sanak selidiki sendiri, dari setiap larangan yang ada di Ina, apa ada pengarahan pada masyarakat kenapa hal tsb dilarang ? Saya belon pernah lihat, tapi kalau ada yang mau kasih contoh , saya seneng sekali. Masyarakat kkita sudah dibiasakan dengan larangan. Larangan akan memberikan rangsangan pada orang untuk mengetahui sampai dimana seseorang itu berani melanggar larangan . Ada yang mengatakan , larangan / undang undang dibuat untuk dilanggar. Kelirukah saya?Jadi adalah kurang tepat jika sanak justru gelisah karena "kegerahan" Kadispendidikan ini. Cobalah jika keadaan seperti ini dihadapkan kepada sanak, ketika suatu hari adik atau kemenakan sanak yang belum menikah ketahuan mengantongi kondom dalam tas sekolahnya. Apakah sanak akan marah atau gerah, atau sanak justru "happy" karena berarti adik atau kemenakan sanak tersebut telah memahami penggunaan kondom dan bisa melindungi dirinya dari berbagai penyakit kelamin. Saya gelisah karena "kegerahan " Kadispend, yang nota bene sudah mendapat pendidikan barat, justru mengenyampingkan masalah ini dan menganggap "kondom" sebagai barang bukti tindakan kriminal. Saya tidak akan bangga alias "happy" kalau ponakan/adik saya (laki atau permpuan) bawa kondom. Tapi mari kita tanya mereka , buat apa mereka pakai / bawa kondom. kalau sebagai perlindungan, apa perlu dimarahi? Apa kita tidak pernah remaja? dimana pada saat tsb, merupakan saat saat kritis dalm kehidupan manuasia, di situlahfungsi pengarahan/pendidikan seks di sekolah. Sekali lagi bukan pelajaran bagaimana melakukan hubungan suami istri di luar nikah. Saya tidak memaksakan pendapat saya ini, tapi mari kita pikirkan , kalau kita melarang para remaja mengerti apa itu kondom dan seks, akankah hal ini menyetop penyebaran bebas seks? apalagi dalam kaitan pengembangan pariwisata di Ranah Minang. Terpikirkah oleh kita dampak ini? Walaupun dalam beberepa postingan soal ini telah dibahas.Betul membawa kondom itu bukan KRIMINAL seperti kata sanak, tapi perlukah dia membawa kondom hanya untuk sekedar tahu apa fungsinya kondom ? Apakah tidak dikhawatirkan justru kondom itu digunakan utk berbuat asusila dan menghindar dari akibatnya ? Jawaban saya, perlukah Ranah Minang ini kembali ke zaman kegelapan sebelum kelahiran nabi Muhamad saw? Perlukah dilarang warnet dan turis asing di Sumbar? Perbuatan asusila akan terjadi kalau anak, kemanakan tidak pernah dididik. Bagi setiap orang tua, ninik mamak yang bertanggung jawab, hal ini tidak akan dikesampingkan. Kata kata seks di Minang masih tabu, tapi semua orang sering melakukannya seenaknya. malah ada pagar yang makan tanaman. Justru ini harus dikembalikan pada diri sendiri, sudahkah kita
Re: [RantauNet.Com] Interesting article at Padang Ekspres Online
Yth : Ajo Buyuang di Marsaille Parancih ! Ambo mangucapkan banyak tarimo kasi kapado bapak, mamak , uda, Ajo Zubir Amin yang acok meng fwd artikel - artikel dari Padang Ekspres serta comment yang sangat cespleng/ mangana-i , kadang kadang taraso kareh dan manyirahkan kupiang bagi nan kanai komen baliau tu , tapi acok pulo maagiah kasejukan , ibarat urang auih ditangah padang pasie dan dibari minum aiea es. Ambo lai acok lo mangikuti Padang Ekpress online , tapi iyo susah bana mambuek suatu komentar , untuak hal ko iyo nak baraja awak ka Mak Zubir nan bapadang laweh dan balauik dalam , baa caronyo tu Mak. Wassalam : Zul Amry (54) di Kuta Bali "Jo Buyuang,Marseille" [EMAIL PROTECTED] wrote: Hello Sanak palanta RN.:Your friend, Jo Buyuang,Marseille, invite you to read this article.Title: DPRD Pariaman: Wako dan Wawako Tak Harus PADDate: 2003-07-08 00:09:48Topics: Rakyat SumbarURL: http://www.padangekspres.com/mod.php?mod=publisher?op=viewarticleartid=10518Jo Buyuang,Marseille made the following comments:Iko baru \"modern\" rang Piaman bademokrasi.PADnan dimukasuik tu kan \"urang Piaman je\".Nan paralulai urang Minangkabau(Sumbar) et tahu saluak balukdan tingkah polah sarato\"cimeeh\"rang Piaman.Sanakanggota DPRD Piaman,kembangkanlah terus wawasan caro pandang yang \"maju\" ini.PAD tidak selalu merupakan jaminan keberhasilan pembangunan daerahnya.Se-baliknya,non-PAD tidak akan lebih hebat pengenalannya atas daerah Piaman dari PAD itu sendiri.Lai katalap anggota dewan,\"menolak\"salah satu calon wakodan wawako nan putra urang nomor ciek di Sumbar ygasli PAD Piaman Pasa.Jo Buyuang bialah tagak dita-pi jalan dimuko gaduang DPRD Piaman tu je,mancaliktingkah polah pemilihan itu nanti.Baa ko jo,baikuatapi kambuiké komah.Jo Buyuang,rang Piaman.You can read another interesting article at Padang Ekspres Onlinehttp://www.padangekspres.comRantauNet http://www.rantaunet.comIsikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php---Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php=== Do you Yahoo!? SBC Yahoo! DSL - Now only $29.95 per month!
Re: [RantauNet.Com] Interesting article at Padang Ekspres Online
Assalamualaikum W.W. Kabakaran pasa Aua Kuniang raso manyasak di dado, ibo hati, sadiah awak mangana dusanak awak nan pariuak nasinyo taguliang kini. Namun kan nan Kuaso sadonyo awak serahkan. Insya Allah musibah nan ko manjadi samakin awak mambuek sadar dan saba dan mampakuaik ka imanan. Sasudah mambaco berita di Padang Ekspres tantang kecek anggota DPR Kik tenggi mangatokan "Wajar Pasa Aua Kuniang Tabaka"..mintak maaf ambo dulu ... agak babeda presepsi ambo jo Mak JoBuyuang, Marseille.Martias iko ambo raso inyo mangkaritik kondisi pasa indak taratur (saroman nan ambo potong langsuang dari artikel). Jadi manuruik ambo bukan bararti si Martias inyo indak mampunyoi parasaan. Baa manuruik pandapek dunsanak di Lapau...salah ndak garan pandapek ambo ko ? Salam... Indra JZ. --- Lebih jauh diterangkan Martias, saat ini Aurkuning tidak mempunyai sebuah tata ruang yang sanggup menciptakan kaidah-kaidah kelayakan sebagai pusat perdagangan konveksi. Karena di Aurkuning amat sulit membedakan antara lorong jalan bagi pengunjung dengan batas blok diantara petak-petak toko maupun jalur hijau. Sehingga amat masuk akal apabila sirkulasi keluar masuk pengunjung atau kendaraan menjadi tidak jelas. Yang terparah adalah tidak jelasnya klasifikasi penempatan jenis dagangan dalam satu blok. Sehingga terjadi percampuran antara pedagang konveksi dengan pedagang makanan, yang amat beresiko pada terjadinya bahaya lanjutan seperti kebakaran dan sebagainya, sambung Martias. Sebuah catatan yang mesti dijadikan pelajaran oleh seluruh pihak terkait di Aurkuning, ulas Martias, sehari sebelum terjadinya musibah kebakaran, Rabu (2/7) Komisi B DPRD tanpa sengaja sempat meninjau kawasan konveksi tadi, termasuk lokasi yang habis dilalap api. Hasilnya, keluar rekomendasi kepada kepala unit pasar Aurkuning untuk membuat surat edaran kepada seluruh pedagang makanan agar tidak menggunakan kompor gas. --"Jo Buyuang,Marseille" [EMAIL PROTECTED] wrote: Hello Sanak palanta RN.:Your friend, Jo Buyuang,Marseille, invite you to read this article.Title: Wajar Pasar Aurkuning TerbakarDate: 2003-07-06 22:31:36Topics: BukittinggiURL: http://www.padangekspres.com/mod.php?mod=publisher?op=viewarticleartid=10418Jo Buyuang,Marseille made the following comments:\"Si Martias Tanjung\" nan anggota Komisi B,DPRDKiktinggi ko,kok sampai hati berkomentar\"wajar\"Pasar Aurkuning Terbakar.Kalau diikuti logika si Martias ini,akibat kebakaran itu nan milyaran rupiah,ratusan orang kehilangan tempat berdagang,ratusanorang kehilangan mata pencarian,ratusan orang menderita dan menjadi korban;dianggap WAJAR oleh siMartias.Dimaa perasaan kemanusiaan si Martis ko,dima jiwa keminangkabauanno.Sebagai anggota dewan,carilah ungkapan nan ndak manyinggung perasaan para korban kebakaran itu.Apa si Martias ini bukan mewakili Rahayaiknya.Jaan mentang-mentang lah duduak di dipiirdi tu,lalu manjadi congkak,ongah,bisa ma-ngecek dan bapandapek \"saenak perutnya\"sendiri.Apalah artinya si Rakyat itu,cuma akar rumput nan indak barati.Martis,minta maaflah kepada Rakyat nanlah mamailiah anda khusuih kepada masyarakat kor-ban kebakaran di Pasa aua kuniang tu.Minta ampun-lah kepada Ilahi Rabbi,atas kechilapan anda itu.You can read another interesting article at Padang Ekspres Onlinehttp://www.padangekspres.comRantauNet http://www.rantaunet.comIsikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php---Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php=== Do you Yahoo!? SBC Yahoo! DSL - Now only $29.95 per month!
Re: [RantauNet.Com] Interesting article at Padang Ekspres Online
Mokasih kanakan Indra nan lah memberi tanggapan atas komentar Jo Buyuang re pandangan anggota dewan nan dihormati yang namonyo disebut oleh hr.Padek itu Co cermati dengan tanang,tandawajar itu yang menjadi concern jo Buyuang.Saya baca keseluruhan ar tiikel itu dan sangat mengerti apa yang dimaksud et yang dituju oleh sdr.Martias itu.Jo Buyuang kata- kan sebaiknya sebagai anggota dewan pergunakanlah kata-kata lain nan indak menyinggung perasaan para korban kebakaran itu.Sebab dengan mengunakan kata wajar mempunyai arti yang bias,sehingga panda-ngan ybs selanjutnya menjadi tanpa makna dan menying gung perasaan korban kebakaran. Bagaimana kalau berkaitan dengaan kanakan sendi- ri nanmenjadi korban kebakaran yg kondisi pasarnya seperti yang diungkapkan oleh anggota dewan nan terhormat itu.Mana kedai nan tabaka itu merupakan mi lik satu-satunya,tumpuan hidup kanakan sarato keluar ga.Tibo2 jo Buyuang bakomentarwajar dik Indra meng alami kebakaran,pasa lah comanko kondisinyo masih ba jaga disiko,kasanyo nan didalam hati,kan samo dengan ungkapansalah kamu sendirilah,kok manggaleh disiko, tanggung sandirilah akibaiknyo.Lalu kiro-kiro baa perasaan kanakan Indra??? Namun diatas segalanya itu,jo Buyuang sangat ma- haragoi perbedaan pandangan dan pendapat dan itulah tandanya kita hidup dalam kedinamisan dan kreatifi- tas insani.Semoga Allah swt.memberkati kita semua dengan ketajaman bapikia dan keluasan cakrawala inte lektualitas nan dimiliki.Wass.wr.wb.AB(63)Marseille. RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php --- Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php ===
Re: [RantauNet.Com] Interesting article at Padang Ekspres Online
- Original Message - From: Jo Buyuang,Marseille [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] URL: http://www.padangekspres.com/mod.php?mod=publisher?op=viewarticleartid=9903 Catatan Tertinggal dari M-TTSj/TTSp *Tantangan Pemberdayaan Tungku Tigo Sajarangan By padangekspres Minggu, 29-Juni-2003, 02:50:32 WIB 1 klik Ada beberapa hal yang cukup signifikan/menonjol yang muncul dalam Musyawarah Tungku Tigo Sajarangan/Tali Tigo Sapilin (M-TTSj/TTSp) yang menarik untuk dicermati. Di kalangan peserta pun ada sikap sangat radikal untuk satu perkara dan sikap mendua untuk perkara yang lain serta memberikan porsi perhatian amat besar untuk satu perkara dan atau sebaliknya tidak memberikan perhatian cukup pada perkara lainnya. Tapi, betapa pun, keragaman pandangan dan sikap dan atau suara amat keras dan lantang atau suara yang lemah - nyaris tidak terdengar, dapat diletakkan dalam kerangka proses berkehidupan pribadi, berkehidupan masyarakat-bangsa, dan berkehidupan negara/pemerintah. Di antara hal yang menonjol yang menjadi perhatian, antara lain: ada sikap bercuriga (negative thinking) yang cukup signifikan di kalangan peserta terhadap kesertaan pemerintah dalam setiap kegiatan kemasyarakatan - sekaligus mempersoalkan ketidakkonsistenan pemerintah dalam melaksanakan apa yang sudah disepakati atau sudah dinyatakan didukung; ada sikap apriori yang sangat kuat terhadap setiap gagasan membentuk wadah baru; dan tentu saja beberapa materi yang muncul secara kontekstual dan parsial selama musyawarah berlangsung - antara lain soal keberadaan dan kimitmen Bank Nagari dan juga iduik ba-nagari di perkotaan di daerah provinsi Sumatera Barat. Di antara hal menonjol yang muncul yang tidak menjadi perhatian, antara lain: keterwakilan peserta yang sebagiannya adalah pegawai negeri sipil (PNS) yang menjadi pengurus Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) - termasuk di sini penghulu yang tidak cakap secara adat Minang dan bahkan tidak berada di tengah kaumnya, yang menjadi pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Barat - termasuk di sini kontroversi ulama independen dan ulama istana/pemerintah, dan apalagi untuk mereka yang digolongkan sebagai cadiak pandai (cendekiawan) yang umumnya adalah PNS - kecuali mungkin sebagian seniman-budayawan. Terlepas dari itu, yang paling menarik adalah suasana amat sangat dinamis dan gegap gempita selama Musyawarah berlangsung. Seakan selama ini katarsis tidak berlangsung karena wacana untuk dialog sangat kurang sehingga begitu ada forum seperti M-TTSj/TTSp ini, ibarat air yang selama ini mungkin tersumbat, manggaloco dengan kencangnya. Hampir semua peserta ingin berbicara dan katanya diharapkan dapat didengar - terkadang permbicaraan tidak fokus dan tidak konsisten, seakan kalau mereka sudah berbicara mereka merasa mendapatkan pengakuan eksistensi dan apa-apa yang selama ini menumpuk dalam kepala dapat dikeluarkan - dan kepala menjadi sedikit lebih ringan. Sorotan dan Suara Lantang Tentang sikap bercuriga (negative thinking) di kalangan sebagian peserta - juga di kalangan sebagian dari mereka yang mempunyai perhatian terhadap penyelenggaraan M-TTSs/TTSp, pada dasarnya dapat dipandang sebagai wajar berdasarkan beberapa argumentasi yang berkembang dari proses kehidupan bermasyarakat-bangsa dan berpemerintah/bernegara. Di antaranya, karena peran negara/pemerintah (daerah) sangat kuat/dominan - kini berimbang dengan DPRD, dan segala sesuatu diatur dari atas/direkayasa pemerintah/the rulling party, lalu setelah Reformasi wacana terbuka lebar, maka masyarakat resisten terhadap apa pun yang mungkin saja direkayasa - dan ujungnya untuk kepentingan politik golongan tertentu. Apriori terhadap pemerintah (daerah) juga muncul akibat ketidak-konsistenan pemerintah terhadap apa yang sudah jelas. Misalnya, pemerintah masih mengeluarkan izin untuk suatu hal yang merusak moral dan akidah - khususnya yang bersifat penyakit masyarakat, pemerintah tidak melaksanakan Perda Pekat, dan ketidak-sungguhan pemerintah mendukung kegiatan masyarakat sehingga apa yang sudah menjadi program menjadi terbengkalai. Termasuk di sini penyediaan fasilitas bagi kegiatan organisasi adat dan umat serta organisasi-organisai kemasyarakatan lainnya. Apriori juga karena pemerintah mengalokasikan APBD melampaui batas kepatutatan secara terbuka (jaleoussy) untuk lembaga tertentu. Demikian halnya sikap bercuriga terhadap penyelenggaraan suatu kegiatan dan gagasan membentuk wadah bersama. Mungkin mereka yang dalam struktur (LKAAM dan MUI) sudah memandang baik suatu gagasan/kegiatan, tapi, mereka yang tidak berada dalam struktur - dan mungkin ingin berperan serta tapi tidak terbuka peluang - ber-negative thinking. Begitu juga terhadap gagasan mengenai wadah bersama dikhawatirkan akan menjadi alat politik/kuda tunggangan politik kelompok/golongan tertentu dengan tujuan politik tertentu. Tidak mudah memperoleh kejernihan dalam situasi relatif tidak tertib, dan karenannya sikap bercuriga dipandang wajar sepanjang
Re: [RantauNet.Com] Interesting article at Padang Ekspres Online
Mak Buyuang, Mungkin ado dunsanak awak nan ndak bisa mambukak, untuak itu mbo kirim isinyo.. - Original Message - From: Jo Buyuang,Marseille [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, June 30, 2003 12:57 AM Subject: [RantauNet.Com] Interesting article at Padang Ekspres Online URL: http://www.padangekspres.com/mod.php?mod=publisher?op=viewarticleartid=9948 Oknum Datuak Mesum, Tungkek Mambaok Rabah By padangekspres Senin, 30-Juni-2003, 02:19:06 WIB 17 klik Payakumbuh, Padek-Nama Basrul Dt Runciang (53) belakangan ini menjadi pembicaran hangat. Bukan saja karena ketokohannya di tengah masyarakat, terutama karena gelar Datuak yang disandangnya, tapi juga karena perilakunya. Lebih khusus lagi, sebenarnya perilakunya inilah yang membuatnya semakin ngetop. Bagaimana tidak, di saat Datuak ini bersama tiga datuak lainnya sedang menjalani proses persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Payakumbuh, sebagai terdakwa namun mereka tidak ditahan. Persoalannya adalah karena tersangkut perkara pemalsuan keputusan Kerapatan Adat Nagari (KAN) Pauahsangik Kecamatan Akabiluru Kabupaten Limapuluh Kota, beberapa waktu lalu. Secara tiba-tiba, mencuat berita yang mengatakan Basrul Dt Runciang, kini berada dalam tahanan polisi. Usut punya usut, ternyata Datuak ini ditangkap polisi karena ulah burungnya yang belakangan menjadi liar. Burung liarnya itu, ternyata tanpa segan-segan tega mematuk kegadisan tiga orang siswi Sekolah Dasar (SD) di kampungnya, seperti yang diberitakan harian ini beberapa waktu lalu. Akibatnya, proses persidangan berkaitan dengan pemalsuan keputusan KAN yang seharusnya dilaksanakan Kamis (26/6), terpaksa diundur menjadi Selasa (1/7) besok. Menurut Jaksa Penuntut Umum (JPU) Hendra Sayrbaini SH yang dihubungi Padang Ekspres, rencananya pada hari Kamis itu, akan dibacakan tuntutan dalam persidangan pemalsuan keputusan KAN tersebut, tetapi karena tidak bisa menghadirkan Basrul Dt Runciang, yang sampai kini masih menginap di hotel prodeo polisi, maka persidangan ditunda, katanya. Namun, Kejaksaan akan membuat surat permintaan kerjasama kepada Kepolisian untuk bisa meminjam Basrul Dahnir Dt Runciang untuk dihadirkan ke persidangan. Dengan alasan itulah, sidang terpaksa diundur Selasa besok, ungkap Hendra. Keempat Datuak ini, oleh JPU didakwa melanggar pasal 263 ayat (1) junto pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. Hendra sendiri, sebagai jaksa penuntut memang tidak mengharuskan terdakwanya ditahan karena berbagai pertimbangan. Selain pertimbangan usia, keempat datuk yang harus dituntutnya itu ternyata bisa terus hadir dalam setiap persidangan. Pernyataan Hendra ini diperkuat oleh Wakil Ketua Pengadilan Negeri Payakumbuh Gusrizal SH. Menurutnya, proses pembacaan tuntutan oleh Jaksa harus dihadiri dan didengarkan oleh terdakwa. Entah apa yang ada di benak Basrul Dahnir Dt Runciang saat ini. Tapi yang jelas, dia kini sedang dalam pemeriksaan intensif pihak Polres Limapuluh Kota berkaitan dengan perbuatan cabulnya tersebut. Tak heran kalau kini ada yang bilang, Datuak satu ini sebagai tungkek mambaok rabah. (nanang) RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php --- Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php ===
== Tegakkan Hukum Adat di Sumbar Re: [RantauNet.Com] Interesting article at Padang Ekspres Online
- Original Message - From: Jo Buyuang,Marseille [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Sunday, June 29, 2003 5:59 AM Subject: [RantauNet.Com] Interesting article at Padang Ekspres Online Hello Sanak palanta RN.: Your friend, Jo Buyuang,Marseille, invite you to read this article. URL: http://www.padangekspres.com/mod.php?mod=publisher?op=viewarticleartid=9898 Tegakkan Hukum Adat di Sumbar DR H Salmadanis MS MA By padangekspres Minggu, 29-Juni-2003, 02:42:35 WIB 2 klik Budaya Minangkabau yang terangkum dalam agama Islam dan adat istiadat tidak lagi berada pada posisi yang sebenarnya. Reformasi yang digulirkan empat tahun silam ternyata telah membangunkan orang Minang untuk menggalo potensinya. Nilai-nilai yang terkandung dalam filosofi Minangkabau Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah saat ini banyak yang tidak lagi diketahui oleh generasi muda. Bahkan, saat ini telah berkembang opini bahwa orang Minang saat ini mengalami dilema, masyarakatnya ibarat bondong aie, bondong dadak. Hal ini, lebih diperparah dengan kondisi masyarakat Minangkabau saat ini yang telah terkontaminasi dengan modernisasi. Artinya, hidup yang digariskan dalam Budaya Minangkabau saat ini banyak tidak dipegangi lagi. Atas semua persoalan tersebut, baru-baru ini telah dilaksanakan musyawarah Tungku Tigo Sajarangan yang menghadirkan tokoh-tokoh Nasional. Akankah budaya Minangkabau ini bisa dikembalikan pada wujud semula dan langkah apa yang harus dilakukan? Berikut kutipan wawancara wartawan Padang Ekspres Hendri Sulaiman dengan Dosen IAIN Imam Bonjol Padang yang juga pengarang buku Adat Basandi Syarak Dr H Salmadanis MS MA di Hotel Bumiminang. Filosofi Minangkabat Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah. Makna apa yang terkandung dalam filosofi itu? Corak budaya Minangkabau berguru pada alam pada dasarnya bersifat universal. Jikok di balum sabalun kuku, jika dikembang seleba alam. Dengan bercermin kepada alam, Alam Takambang Jadi Guru. Ajaran Adat yang bersifat penghalusan budi bersintesis dengan ajaran Islam yang bersifat lebih penghalusan budi, tetapi yang sekarang dihubungkan dengan kepercayaan kepada Allah SWT serta Muhammad SAW. Bukti kuatnya penyesuaian adat dan syarak itu adalah adanya pusaka tinggi yang merupakan warisan kolektif yang tak boleh dimiliki pribadi kecuali atas beberapa kasus tertentu menurut sepanjang adat, menurut aturan adat Minangkabau jatuhnya kepada pihak kemenakan. Begitu pula halnya ada pusaka rendah. Menurut Anda, apakah orang Minang saat ini telah mengalami degradasi? Yah. Orang Minangkabau saat ini telah mengalami kemorosotan martabat yang amat dalam. Kita sudah mengalami pembusukkan akhlak yang sangat menyakitkan, kita sudah tercabut dari akar budaya kita sendiri. Kita sudah mendurhakai agama Islam yang kita ikrarkan sendiri menjadi sendi adat kita. Bahkan kita telah ikut andil menggegroti negara dan bangsa yang kita turut membidani kelahirannya. Degradasi martabat sebagai suku Minangkabau secara jujur dan sadar telah diakui sendiri oleh tokoh-tokoh terpandang orang Minang dengan mencap pemimpin Minangkabau sebagai penjilat-penjilat. Bahkan ada pula secara jujur telah menerima nasib sebagai orang yang telah kehilangan pilihan. Sehingga terpaksa hanya mengikuti saja apa yang diinginkan oleh penguasa. Disadari memang, dari kondisi riil yang tengah berlangsung dalam masyarakat saat ini adalah kecendrungan baru yang bertolak belakang dengan filosofi dasar adat Minangkabau. Adat dan kecendrungan budaya orang Minang itu, pada dasarnya bersifat kecendrungan yang kelihatannya mempunyai karakteristik yang berbeda atau konfliktif dengan kebiasan-kebiasaan yang sudah lama berlaku. Kenapa persoalan seperti ini bisa terjadi? Sebelum hal itu saya jawab. Perlu saya katakan terlebih dahulu bahwa demoralisasi yang kini terjadi dalam masyarakat Minangkabau, cukup kita sebutkan dengan satu kata Quo Vadis kita sebagai orang Minang ditengah percaturan budaya di negara tercinta Indonesia, yang kini menghadapi tantangan globalisasi dan liberalisasi budaya yang dahsyat dan nyata. Kondisi riil yang berlangsung di masyarakat saat ini adalah kecendrungan baru yang bertolak belakang dengan filosofi dasar adat Minangkabau. Adat dan kecendrungan budayaorang Minang itu pada dasarnya bersifat kecendrungan mempunyai karakteristik yang berbeda atau konflifiktif dengan kebiasaan-kebiasaan yang sudah lama berlaku. Pada masa silam Minangkabau banyak melahirkan ulama. Tapi, sekarang ulama itu telah langkah. Apa penyebabnya? Diakui memang bahwa pada masa silam Minangkabau terkenal banyak melahirkan ulama-ulama besar. Namun sekarang jarang sekali ulama asal Minangkabau, sehinggamuncul kepermukaan bahwa Minangkabau mengalami krisis ulama. Sebenarnya ini ada benarnya bila tolak ukur dancara penilaian yang digunakan masih paradigma lama. Memang saat ini tidakada lagi ulama sekaliber AS Sutan Mansur dan Buya Hamka. Namun, bila ara pandang dan tolak ukur yang digunakan sesuai dengtan
== Fungsi dan Peranan Tungku Tigo Sajarangan Re: [RantauNet.Com] Interesting article at Padang Ekspres Online
- Original Message - From: Jo Buyuang,Marseille [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Sunday, June 29, 2003 5:37 AM Subject: [RantauNet.Com] Interesting article at Padang Ekspres Online Hello Sanak palanta RN.: URL: http://www.padangekspres.com/mod.php?mod=publisher?op=viewarticleartid=9925 Fungsi dan Peranan Tungku Tigo Sajarangan By padangekspres Minggu, 29-Juni-2003, 04:01:08 WIB 2 klik Penerapan Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah Sumatera Barat yang dominan didiami oleh etnis dan budaya Minang kabau, semakin terbuka ditopang pula oleh budaya merantau yang telah menjadi bahagian dari kehidupan masyarakat Minangkabau. Tercermin dalam ungkapan Karatau madang diulu babuah babungo balun, marantau bujang dahulu dirumah baguno balun. Kemajuan Iptek dan proses pembangunan bangsa Indonesia telah pula menempatkan Indonesia khususnya Sumatera Barat sebagai rumah kaca yang selalu terbuka dari membuka diri dengan tuntutan reformasi dan pembangunan masyarakat modern diera globalisasi. Ditengah dunia yang semakin mengecil arus globalisasi saling nnempengaruhi semakin dahsyat, kita ingin dan bertekad menciptakan budaya Minangkabau yang bertumpu kepada Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah, Syarak Mangato Adat Mamakai sebagai bahagian dari budaya bangsa yang berbhineka tunggal ika dalam kepribadian bangsa Indonesia yang berfalsafah Pancasila. Proses Lahirnya Tungku Tigo Sajarangan Adityawarman sebagai raja Pagaruyuang yang pertama menurut garis keturunan adalah kemanakan orang Minangkabau. Untuk lebih jauh hubungan anak dengan kemanakan, maka Adityawarman diambil jadi menantu/orang sumando oleh orang Minangkabau dengan mengawinkan dengan anak Datuk Katumanggungan. Dengan demikian peran Adityawarman selaku raja dalam Minangkabau di Paga Ruyuang berfungsi sebagai kemanakan dan urang sumando. Kedudukan kemanakan menurut adat berada dibawah mamak, sedangkan sebagai orang sumando tinggi dianjung, gadang diamba, yang berkuasa di rumah gadang adalah mamak. Kita menyadari bahwa Adityawarman yang diasuh dan dibesarkan di pusat kerajaan Mojopahit telah menganut paham aritokrasi sesuai dengan sistim pemerintahan di Mojopalrit. Setelah Adityawarman di rajakan di Minangkabau berhadapan dengan adat Minangkabau dalam sistim pemerintahan yang egalite berdasarkan musyawarah dan mufakat; kemanakan barajo kemamak, mamak barajo kamufakat, mufakat barajo kanan bana, nan bana badiri sendirinya. Untuk mensetarkan kedua sistim pemerintahan itu agar fungsi sistim aristokrasi Mojopalrit dengan demokrasi Minangkabau, begitupun status Adityawarman dengan kedudukan sebagai Rajo Alam, kemanakan dan orang sumando serta Dt. Katunang-gungan dan Dt. Parpatih Nan Sabatang sebagai mamak. Untuk itu, ketiga tokoh utama Minangkabau ini harus secara aktif mengendalikan Alam Minangkabau. Tunggal Tungku Nan Tigo Sajarangan, yaitu Adityawarman didudukkan menjadi Rajo Alam yang dipersatukan di Murangkabau, sedang Daluk Patpatih Nan Sabatang mendampingi Rajo Alam dengan kedudukan sebagai Perdana Menteri dan Datuk Katumanggungan mendampingi Rajo Alam berkedudukan sebagai Panglima Angkatan Perang kerajaan Minangkabau. Hal ini sesuai dengan kedudukan Parpatih Nan Sabatang yang demokratis (bodi Caniago) dan Dt.Katumanggungan yang herarkis (Koto Peliang) dalam memimpin Alam Minangkabau selama ini. Akhirnya kombinasi Tri Tunggal ini menjadi Tungku Nan Tigo Sajarangan. Piagam Bukik Marapalam Setelah Syekh Burhanuddin menetap di Ulakkan , sekembalinya dari Aceh 1964 M bcserta 4 grang sahabatnya yaitu, Tuanku Padang Ganting dari Padang Ganting di Luliak Tanah Datar, Tuanku batu hampar dalam Luhak Lima Puluh Koto, yang tclah pcrltah menerima ajaran Islam melalui Minangka-bau/miar dari Siak tnelalui Kampar, Tuanku Bayang Salido yang berada di bawah kawasan rantau dalam penganut kerajaan Aceh Iskandar Muda, Tuanku Kubung Tigo Baleh yaitu kawasan yang berada antara Luhak din Rantau. Menurut Drs H Bagindo M Letter, keempat sahabat Syekh Burhanuddin ini sama-sama belajar di Aceh kepada Syekh Abdur Rauf. Namun yang dituakan diantara beliau-beliau yang berlima itu ialah Syekh Burhanuddin sekaligus ditunjuk juga sebagai guru yang akan melanjutkan Ilmu ke Islaman oleh Syekh Abdur Rauf. Masing-masing mereka yang berlima membangun lembaga pendidikan/pondok pesantren. Setiap tahun mereka yang berlima itu Setiap bulan Syafar mereka bertemu di Ulakan untuk mengevaluasi pertumbuhan dan perkembangan agama Islam serta sikap kaum adat atau para penghuu dalam menerima dan menerapkan ajaran Islam di Minangkabau secara terencana dan intetisif. Setelah 10 tahun (masing-masing perguruan Islam itu berjalan dari 1649 - 1659 M di adakan pcrtemuan~ di Pusat Pendidikan Surau Syekh Burhanuddin di Klakan') (di Medan) taliun 1659 M) 1079 H pada bulan Syafar. Hasil pertemuan itu menyimpulkan dua keputusan, pertama, ternyata perkembangan dan perpaduan serta persenyawaan antara Adat dan Syarak (Islam) di rantau lebilt cepat dan intensif disebabkan:
RE: [RantauNet.Com] Interesting article at Padang Ekspres Online
Assalamualaikum ww Itulah mak Tapi ba-a ka ba-a, seluruh anggota dewan yang terlibat ko kan hasil pemilu awak saisuak, mereka-kan bisa duduak dikurisi dewan sasudah ngecapi rakyat badarai (baca berkata dusata) bahkan tidak sedikit yang mengkomersilkan ayat2 suci al Qur'an hingga banyak kito2 nan tarpesona Kok cadiaklah penyidik mengorek keterangan baik dari mereka sebagai tersangka maupun para saksi, maka akan terkuak rantai kongkalingkong antara anggota legislatif dan eksekutif, bak kecek mamak juo go eh, dima lo ka-barasok kok indak ka-barapi Siapapun ngerti bahwa main api tabaka, main aia basah kok pernah beliau2 tu saisuak mampamainkan ayat2 Allah agar bisa duduak dikurisi empuk, tarimolah akibatnyo sorang2. Menegakkan amar makruf dan nahi mungkar kok indak betul2 dari lubuak ati nan paliang dalam akan mudah diseret dek syatan angkara murka terlebih berada dilingkungan yang mayoritas panciluik pitih rakyat sa-ustadz2nyo awak kok indak kuek iman didado lah samo tabok rendong kababuek salah Kini ba-a lai? Mungkin kito masih ingek, hanya beberapa gelintir anggota dewan yang mengembalikan ampolop yang dibagi2kan kepada anggota komisi / dewan yang telah menggolkan RUU atau perda atau bahkan LPJ para gubernur dan bupati, hingga mereka dimusuhi oleh rekan2 dan oleh eksekutif / konglemerat dianggap anggota dewan yang sangat berbahaya? Anggota dewan seperti ini memang minoritas (Silahken mamak/dunsanak cek sia bana anggota dewan yang berperilaku langka ini) bahkan mereka tidak bisa berbuat banyak karena selalu diblokir oleh rekan2 anggota dewan lainnya (Indak lamak dek wa-ang kepeng yo?- walau dalam hati mereka sebenarnya kagum) Mereka2 rakyat badarai yang sudah muak mancaliak parangai aleg dan eksek, akan memilih manjadi golput yang tentu saja sama2 tidak kita inginkan, karena bagaimanapun masih ada anggota dan calon anggota dewan yang masih punya ati nur'aini, yakinlah itu (mohon jangan jadi golput isuak dih) Mari kito caliak contoh ka-nan sudah, ambiak tuah ka nan manang, waktunyo kurang sataun lai, pinak2lah nan ma oto nan elok nan ka kito tompangi, nan ma sopir oto travel nan elok nan bisa kito pakai mangirimkan pakirim wasalam mak malin(50+) -Original Message- From: Jo Buyuang,Marseille [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, June 11, 2003 5:27 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [RantauNet.Com] Interesting article at Padang Ekspres Online Hello Sanak palanta RN.: Your friend, Jo Buyuang,Marseille, invite you to read this article. Title: Gubernur Akan Dilengserkan*Faigi: Apa Salahnya Digalang Kekuatan Date: 2003-06-10 23:38:12 Topics: Rakyat Sumbar URL: http://www.padangekspres.com/mod.php?mod=publisher?op=viewarticleartid=8824 Jo Buyuang,Marseille made the following comments: Inilah kwalitas anggota \DIPIIRD\.Alah jaleh bamasalah dan tidak tertutup kelmungkinan akan \dimasukkan\dalam kandang si tumbin;hanya karena masalah \rezki\nan babantuak horarium,alun dicairkan oleh Gub.Sumbar.Eeh malah dicari-cari kelemahan Gubernur ini dgn alasan klise\sudah tidak cocok memmimpin Sumbar\.Ikolah parangai nan indak \negara-wan\ nan dipacaliakkan oleh anggota dipiirdi itu. Semoga para sanak RN\maklum sajo\atas hal itu.Sansailah juo jadinyo Minangkabau ini.Ondeh Maak. RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php --- Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php ===