RE: [RantauNet.Com] Interesting article at Padang Ekspres Online

2003-10-14 Terurut Topik Irdam Syah



Ambo kiro dari diskusi nan singkek ko para sanak di 
palanta dapek manyimpulkan
surang2 apo generasi mudo awak paralu atau indak 
untuakdibekali jo kondom
dengan konsekwensi baik fisik maupun moral/agama 
seperti nan alah didiskusikan
di bawah... kapalo samo babulu, pandapek balain-lain... 
tasarah si pambali atau
si pamakai.

salam - tg

  -Original Message-From: Tanjuang Heri 
  
  Sanak Irdamsjah, Ronald dan netters yang budiman,
  
  Ambo dapek memahami jalan pikiran sanak, tapi apakah kito sudah 
  mencarikan jalan keluar terbaik untuk gen.muda Minang tanpa selalu dilarang 
  tegas, tanpa adanya penyuluhan?
  HeriIrdam Syah [EMAIL PROTECTED] 
  wrote:
  

-Original Message-From: 
Tanjuang Heri 

  
  
  Sanak Ronald nan budiman, jo netters sadonyo,Wa'alaikum 
  salam wa Rahmatullahi wa Barakaatuh
  
  Tarimo kasih atas tanggapan sanak na cukuik 
  panjang lebar. Sanak batua, tapi marilah kito cubo liek keadaan iko jo 
  pikiran nan janiah. Iko sebagai wanti wanti sae atau jago jago sabalun 
  parah. Lebih baik mencegah dari pada mengobati toh?
  Untuak panyakik AIDS dkk... iyo... tapi untuak 
  panyakikMORAL malah ibaraik manyiram api jo bensin, karano 
  seakan-akan mem-fasilitas-i...
  
  Fasilitasi akan terjadi kalau kita tidak beri pengarahan 
  pada gen.muda. Kalau seandainya pengarahan ini sudah lengket dalam 
  tindakan sehari hari , ok, tapi nyata nya belon toh? Dan bawa kondom belum 
  sama dengan perbuatan asusila atau memfasilitasi jalan ke arah itu. 
  Marilah kita yang punya wawasan yang lebih luas dan mengetahui perihal 
  penyakit menular dan moral untuk dapat memahaminya. 
  
  Manuruik pandapek ambo, 
  kegerahan..
  
  Saya mau tanya, apakah karena seseorang itu belon 
  menikah, mereka tidak dapat berproduksi? ndak toh? Nah, justru dalam 
  keadaan co iko, kito nan tahu wajib maagiah tahu ka nan mudo tu, supayo 
  inyo kuat beriman. Tapi waktu yang namanya godaan setan "kenikmatan 
  sementara" itu datang tanpa kendali, apa dia pilih "ngebuntingin" orang? 
  atau dia sendiri yang dapat penyakit kalau dia seneng ama sejenis?Maaf, 
  kata-katanya agak pasaran dikit. Dari dua pilihan yang sangat jelek ini, 
  sanak pilih mana? Justru kampanye anti aids dengan menampilkan kondom 
  sebagai alat pencegah bahaya, itu perlu ditanamkan di sekolah. Dan 
  Kadispend harusnya tahu itu. Apa kita terus terusan melarang tanpa harus 
  memberi tahu apa itu seks dan bahayanya? Sudahkah ada penerangan di 
  sekolah oleh pihak Depkes, jajaran hukum dan polisi tentang masalah seks 
  ini? Pendidikan tentang seks tidak berarti hanya sebatas bagaimana 
  menghamili orang, tapi semua aspek yang berkaitan. Dan ini harus 
  disesuaikan dengan Minang dan keadaan di sekitar kita. Betul 
  ngga?
  
  IMHO,nggak betul itu...untuak duo pilihan di 
  ateh justru tanpa membawa kondom "masih ada sedikit kendali" yaitu dia 
  akan berpikir (kalo masih punya pikiran lho..) bagaimana kalo bunting atau 
  bagaimana kalau kena aids dst...
  
  Dapatkah sesorang itu memperkirakan kapan dia akan mendapat 
  kecelakaan? 
  
  Seharusnya 
  "penyuluhan sex" untuak siswa-siswi di ranah Minang harus tegas menyatakan 
  bahaya dan risiko baik di dunia maupun di akhirat ( sampai di sini setuju sekali )tanpa ada 
  toleransi (melalui pengenalan kondom). Wah 
  makin gawat nih! Selamat berjuang deh Depkes yang lagi gembar gembor 
  penggunaan kondom untuk mencegah Aids. 
  
  Kita semua khawatir dan mengelus dada...
  
  Sebagai manusia normal dengan sistem produksi 
  yang normal, seks tetap dibutuhkan. kalau hanya larangan saja tanpa 
  memberikan pengertian, saya rasa percuma, akan sia sia usaha ulama dan 
  da'i. Coba sanak selidiki sendiri, dari setiap larangan yang ada di Ina, 
  apa ada pengarahan pada masyarakat kenapa hal tsb dilarang ? Saya belon 
  pernah lihat, tapi kalau ada yang mau kasih contoh , saya seneng sekali. 
  Masyarakat kita sudah dibiasakan dengan larangan. Larangan akan memberikan 
  rangsangan pada orang untuk mengetahui sampai dimana seseorang itu berani 
  melanggar larangan . Ada yang mengatakan , larangan / undang undang dibuat 
  untuk dilanggar. Kelirukah saya?
  
  Memberi pengertian dan "memberi kondom", dua hal yang 
  sangat berbeda sekali lho...
  Betul, tapi dua duanya perlu 
  Jadi adalah kurang tepat jika sanak justru gelisah 
  karena "kegerahan" Kadispendidikan ini. Cobalah jika keadaan seperti ini 
  dihadapkan kepada sanak, ketika suatu hari adik atau kemenakan sanak yang 
  belum menikah ketahuan mengantongi kondom dalam tas sekolahnya. Apakah 
  sanak akan marah atau gerah, atau sanak justru "happy" karena berarti adik 
  atau kemenakan 

RE: [RantauNet.Com] Interesting article at Padang Ekspres Online

2003-10-13 Terurut Topik Irdam Syah



-Original Message-From: 
Tanjuang Heri 

  
  
  Sanak Ronald nan budiman, jo netters sadonyo,Wa'alaikum 
  salam wa Rahmatullahi wa Barakaatuh
  
  Tarimo kasih atas tanggapan sanak na cukuik panjang 
  lebar. Sanak batua, tapi marilah kito cubo liek keadaan iko jo pikiran nan 
  janiah. Iko sebagai wanti wanti sae atau jago jago sabalun parah. Lebih baik 
  mencegah dari pada mengobati toh?
  Untuak panyakik AIDS dkk... iyo... tapi untuak panyakikMORAL 
  malah ibaraik manyiram api jo bensin, karano seakan-akan 
  mem-fasilitas-i...
  Manuruik pandapek ambo, 
  kegerahan..
  
  Saya mau tanya, apakah karena seseorang itu belon 
  menikah, mereka tidak dapat berproduksi? ndak toh? Nah, justru dalam keadaan 
  co iko, kito nan tahu wajib maagiah tahu ka nan mudo tu, supayo inyo kuat 
  beriman. Tapi waktu yang namanya godaan setan "kenikmatan sementara" itu 
  datang tanpa kendali, apa dia pilih "ngebuntingin" orang? atau dia sendiri 
  yang dapat penyakit kalau dia seneng ama sejenis?Maaf, kata-katanya agak 
  pasaran dikit. Dari dua pilihan yang sangat jelek ini, sanak pilih mana? 
  Justru kampanye anti aids dengan menampilkan kondom sebagai alat pencegah 
  bahaya, itu perlu ditanamkan di sekolah. Dan Kadispend harusnya tahu itu. Apa 
  kita terus terusan melarang tanpa harus memberi tahu apa itu seks dan 
  bahayanya? Sudahkah ada penerangan di sekolah oleh pihak Depkes, jajaran 
  hukum dan polisi tentang masalah seks ini? Pendidikan tentang seks tidak 
  berarti hanya sebatas bagaimana menghamili orang, tapi semua aspek yang 
  berkaitan. Dan ini harus disesuaikan dengan Minang dan keadaan di sekitar 
  kita. Betul ngga?
  
  IMHO,nggak 
  betul itu...untuak duo pilihan di ateh justru tanpa membawa kondom 
  "masih ada sedikit kendali" yaitu dia akan berpikir (kalo masih punya pikiran 
  lho..) bagaimana kalo bunting atau bagaimana kalau kena aids 
  dst...
  Seharusnya 
  "penyuluhan sex" untuak siswa-siswi di ranah Minang harus tegas menyatakan 
  bahaya dan risiko baik di dunia maupun di akhirat tanpa ada toleransi (melalui 
  pengenalan kondom).
  
  Kita semua khawatir dan mengelus dada...
  
  Sebagai manusia normal dengan sistem produksi yang 
  normal, seks tetap dibutuhkan. kalau hanya larangan saja tanpa memberikan 
  pengertian, saya rasa percuma, akan sia sia usaha ulama dan da'i. Coba sanak 
  selidiki sendiri, dari setiap larangan yang ada di Ina, apa ada pengarahan 
  pada masyarakat kenapa hal tsb dilarang ? Saya belon pernah lihat, tapi kalau 
  ada yang mau kasih contoh , saya seneng sekali. Masyarakat kita sudah 
  dibiasakan dengan larangan. Larangan akan memberikan rangsangan pada orang 
  untuk mengetahui sampai dimana seseorang itu berani melanggar larangan . Ada 
  yang mengatakan , larangan / undang undang dibuat untuk dilanggar. Kelirukah 
  saya?
  
  Memberi pengertian dan "memberi kondom", dua hal yang sangat berbeda 
  sekali lho...Jadi adalah kurang tepat 
  jika sanak justru gelisah karena "kegerahan" Kadispendidikan ini. Cobalah jika 
  keadaan seperti ini dihadapkan kepada sanak, ketika suatu hari adik atau 
  kemenakan sanak yang belum menikah ketahuan mengantongi kondom dalam tas 
  sekolahnya. Apakah sanak akan marah atau gerah, atau sanak justru "happy" 
  karena berarti adik atau kemenakan sanak tersebut telah memahami penggunaan 
  kondom dan bisa melindungi dirinya dari berbagai penyakit kelamin.
  
  Saya gelisah karena "kegerahan " Kadispend, yang nota 
  bene sudah mendapat pendidikan barat, justru mengenyampingkan masalah ini dan 
  menganggap "kondom" sebagai barang bukti tindakan kriminal. Saya tidak akan 
  bangga alias "happy" kalau ponakan/adik saya (laki atau permpuan) bawa 
  kondom. Tapi mari kita tanya mereka , buat apa mereka pakai / bawa kondom. 
  kalau sebagai perlindungan, apa perlu dimarahi?
  
  IMHO, seorang yang 
  belum nikah membawa kondom sudah ada ada hubungannya dengan rencana "zinah"... 
  Untuak perlindungan??? apo mungkin seorang pemerkosa disuruh berhenti dulu 
  agar mamakai kondom? atau mungkin "melindungi pacar agar nggak usah 
  khawatir."
  
  Apa kita tidak pernah remaja? dimana pada saat 
  tsb, merupakan saat saat kritis dalm kehidupan manuasia, di 
  situlahfungsi pengarahan/pendidikan seks di sekolah. Sekali lagi bukan 
  pelajaran bagaimana melakukan hubungan suami istri di luar nikah. Saya tidak 
  memaksakan pendapat saya ini, tapi mari kita pikirkan , kalau kita melarang 
  para remaja
  
  Justru pada "titik 
  kritis" itu kita harus tegas... jangan beri toleransi 
  sedikitpun...
  
  mengerti apa itu kondom dan seks, akankah hal ini 
  menyetop penyebaran bebas seks? apalagi dalam kaitan pengembangan 
  pariwisata di Ranah Minang. Terpikirkah oleh kita dampak ini? Walaupun dalam 
  beberepa postingan soal ini telah dibahas.
  
  Untuk mengantisipasi dampaknya tersebut diperlukan suatu ketegasan, 
  no wisata sex and
  no 
  kondom...Betul membawa kondom 
  itu bukan KRIMINAL seperti kata 

RE: [RantauNet.Com] Interesting article at Padang Ekspres Online

2003-10-13 Terurut Topik Irdam Syah




-Original Message-From: 
Tanjuang Heri 

  
  
  Sanak Ronald nan budiman, jo netters sadonyo,Wa'alaikum 
  salam wa Rahmatullahi wa Barakaatuh
  
  Tarimo kasih atas tanggapan sanak na cukuik panjang 
  lebar. Sanak batua, tapi marilah kito cubo liek keadaan iko jo pikiran nan 
  janiah. Iko sebagai wanti wanti sae atau jago jago sabalun parah. Lebih baik 
  mencegah dari pada mengobati toh?
  Untuak panyakik AIDS dkk... iyo... tapi untuak panyakikMORAL 
  malah ibaraik manyiram api jo bensin, karano seakan-akan 
  mem-fasilitas-i...
  Manuruik pandapek ambo, 
  kegerahan..
  
  Saya mau tanya, apakah karena seseorang itu belon 
  menikah, mereka tidak dapat berproduksi? ndak toh? Nah, justru dalam keadaan 
  co iko, kito nan tahu wajib maagiah tahu ka nan mudo tu, supayo inyo kuat 
  beriman. Tapi waktu yang namanya godaan setan "kenikmatan sementara" itu 
  datang tanpa kendali, apa dia pilih "ngebuntingin" orang? atau dia sendiri 
  yang dapat penyakit kalau dia seneng ama sejenis?Maaf, kata-katanya agak 
  pasaran dikit. Dari dua pilihan yang sangat jelek ini, sanak pilih mana? 
  Justru kampanye anti aids dengan menampilkan kondom sebagai alat pencegah 
  bahaya, itu perlu ditanamkan di sekolah. Dan Kadispend harusnya tahu itu. Apa 
  kita terus terusan melarang tanpa harus memberi tahu apa itu seks dan 
  bahayanya? Sudahkah ada penerangan di sekolah oleh pihak Depkes, jajaran 
  hukum dan polisi tentang masalah seks ini? Pendidikan tentang seks tidak 
  berarti hanya sebatas bagaimana menghamili orang, tapi semua aspek yang 
  berkaitan. Dan ini harus disesuaikan dengan Minang dan keadaan di sekitar 
  kita. Betul ngga?
  
  IMHO,nggak 
  betul itu...untuak duo pilihan di ateh justru tanpa membawa kondom 
  "masih ada sedikit kendali" yaitu dia akan berpikir (kalo masih punya pikiran 
  lho..) bagaimana kalo bunting atau bagaimana kalau kena aids 
  dst...
  Seharusnya 
  "penyuluhan sex" untuak siswa-siswi di ranah Minang harus tegas menyatakan 
  bahaya dan risiko baik di dunia maupun di akhirat tanpa ada toleransi (melalui 
  pengenalan kondom).
  
  Kita semua khawatir dan mengelus dada...
  
  Sebagai manusia normal dengan sistem produksi yang 
  normal, seks tetap dibutuhkan. kalau hanya larangan saja tanpa memberikan 
  pengertian, saya rasa percuma, akan sia sia usaha ulama dan da'i. Coba sanak 
  selidiki sendiri, dari setiap larangan yang ada di Ina, apa ada pengarahan 
  pada masyarakat kenapa hal tsb dilarang ? Saya belon pernah lihat, tapi kalau 
  ada yang mau kasih contoh , saya seneng sekali. Masyarakat kita sudah 
  dibiasakan dengan larangan. Larangan akan memberikan rangsangan pada orang 
  untuk mengetahui sampai dimana seseorang itu berani melanggar larangan . Ada 
  yang mengatakan , larangan / undang undang dibuat untuk dilanggar. Kelirukah 
  saya?
  
  Memberi pengertian dan "memberi kondom", dua hal yang sangat berbeda 
  sekali lho...Jadi adalah kurang tepat 
  jika sanak justru gelisah karena "kegerahan" Kadispendidikan ini. Cobalah jika 
  keadaan seperti ini dihadapkan kepada sanak, ketika suatu hari adik atau 
  kemenakan sanak yang belum menikah ketahuan mengantongi kondom dalam tas 
  sekolahnya. Apakah sanak akan marah atau gerah, atau sanak justru "happy" 
  karena berarti adik atau kemenakan sanak tersebut telah memahami penggunaan 
  kondom dan bisa melindungi dirinya dari berbagai penyakit kelamin.
  
  Saya gelisah karena "kegerahan " Kadispend, yang nota 
  bene sudah mendapat pendidikan barat, justru mengenyampingkan masalah ini dan 
  menganggap "kondom" sebagai barang bukti tindakan kriminal. Saya tidak akan 
  bangga alias "happy" kalau ponakan/adik saya (laki atau permpuan) bawa 
  kondom. Tapi mari kita tanya mereka , buat apa mereka pakai / bawa kondom. 
  kalau sebagai perlindungan, apa perlu dimarahi?
  
  IMHO, seorang yang 
  belum nikah membawa kondom sudah ada ada hubungannya dengan rencana "zinah"... 
  Untuak perlindungan??? apo mungkin seorang pemerkosa disuruh berhenti dulu 
  agar mamakai kondom? atau mungkin "melindungi pacar agar nggak usah 
  khawatir."
  
  Apa kita tidak pernah remaja? dimana pada saat 
  tsb, merupakan saat saat kritis dalm kehidupan manuasia, di 
  situlahfungsi pengarahan/pendidikan seks di sekolah. Sekali lagi bukan 
  pelajaran bagaimana melakukan hubungan suami istri di luar nikah. Saya tidak 
  memaksakan pendapat saya ini, tapi mari kita pikirkan , kalau kita melarang 
  para remaja
  
  Justru pada "titik 
  kritis" itu kita harus tegas... jangan beri toleransi 
  sedikitpun...
  
  mengerti apa itu kondom dan seks, akankah hal ini 
  menyetop penyebaran bebas seks? apalagi dalam kaitan pengembangan 
  pariwisata di Ranah Minang. Terpikirkah oleh kita dampak ini? Walaupun dalam 
  beberepa postingan soal ini telah dibahas.
  
  Untuk mengantisipasi dampaknya tersebut diperlukan suatu ketegasan, 
  no wisata sex and
  no 
  kondom...Betul membawa kondom 
  itu bukan KRIMINAL seperti kata 

RE: [RantauNet.Com] Interesting article at Padang Ekspres Online

2003-10-13 Terurut Topik Tanjuang Heri
Sanak Irdamsjah, Ronald dan netters yang budiman,

Ambo dapek memahami jalan pikiran sanak, tapi apakah kito sudah mencarikan jalan keluar terbaik untuk gen.muda Minang tanpa selalu dilarang tegas, tanpa adanya penyuluhan?
HeriIrdam Syah [EMAIL PROTECTED] wrote:


-Original Message-From: Tanjuang Heri 



Sanak Ronald nan budiman, jo netters sadonyo,Wa'alaikum salam wa Rahmatullahi wa Barakaatuh

Tarimo kasih atas tanggapan sanak na cukuik panjang lebar. Sanak batua, tapi marilah kito cubo liek keadaan iko jo pikiran nan janiah. Iko sebagai wanti wanti sae atau jago jago sabalun parah. Lebih baik mencegah dari pada mengobati toh?
Untuak panyakik AIDS dkk... iyo... tapi untuak panyakikMORAL malah ibaraik manyiram api jo bensin, karano seakan-akan mem-fasilitas-i...

Fasilitasi akan terjadi kalau kita tidak beri pengarahan pada gen.muda. Kalau seandainya pengarahan ini sudah lengket dalam tindakan sehari hari , ok, tapi nyata nya belon toh? Dan bawa kondom belum sama dengan perbuatan asusila atau memfasilitasi jalan ke arah itu. Marilah kita yang punya wawasan yang lebih luas dan mengetahui perihal penyakit menular dan moral untuk dapat memahaminya. 
Manuruik pandapek ambo, kegerahan..

Saya mau tanya, apakah karena seseorang itu belon menikah, mereka tidak dapat berproduksi? ndak toh? Nah, justru dalam keadaan co iko, kito nan tahu wajib maagiah tahu ka nan mudo tu, supayo inyo kuat beriman. Tapi waktu yang namanya godaan setan "kenikmatan sementara" itu datang tanpa kendali, apa dia pilih "ngebuntingin" orang? atau dia sendiri yang dapat penyakit kalau dia seneng ama sejenis?Maaf, kata-katanya agak pasaran dikit. Dari dua pilihan yang sangat jelek ini, sanak pilih mana? Justru kampanye anti aids dengan menampilkan kondom sebagai alat pencegah bahaya, itu perlu ditanamkan di sekolah. Dan Kadispend harusnya tahu itu. Apa kita terus terusan melarang tanpa harus memberi tahu apa itu seks dan bahayanya? Sudahkah ada penerangan di sekolah oleh pihak Depkes, jajaran hukum dan polisi tentang masalah seks ini? Pendidikan tentang seks tidak berarti hanya sebatas bagaimana menghamili orang, tapi semua aspek yang berkaitan. Dan ini harus
 disesuaikan dengan Minang dan keadaan di sekitar kita. Betul ngga?

IMHO,nggak betul itu...untuak duo pilihan di ateh justru tanpa membawa kondom "masih ada sedikit kendali" yaitu dia akan berpikir (kalo masih punya pikiran lho..) bagaimana kalo bunting atau bagaimana kalau kena aids dst...

Dapatkah sesorang itu memperkirakan kapan dia akan mendapat kecelakaan? 

Seharusnya "penyuluhan sex" untuak siswa-siswi di ranah Minang harus tegas menyatakan bahaya dan risiko baik di dunia maupun di akhirat ( sampai di sini setuju sekali )tanpa ada toleransi (melalui pengenalan kondom). Wah makin gawat nih! Selamat berjuang deh Depkes yang lagi gembar gembor penggunaan kondom untuk mencegah Aids. 

Kita semua khawatir dan mengelus dada...

Sebagai manusia normal dengan sistem produksi yang normal, seks tetap dibutuhkan. kalau hanya larangan saja tanpa memberikan pengertian, saya rasa percuma, akan sia sia usaha ulama dan da'i. Coba sanak selidiki sendiri, dari setiap larangan yang ada di Ina, apa ada pengarahan pada masyarakat kenapa hal tsb dilarang ? Saya belon pernah lihat, tapi kalau ada yang mau kasih contoh , saya seneng sekali. Masyarakat kita sudah dibiasakan dengan larangan. Larangan akan memberikan rangsangan pada orang untuk mengetahui sampai dimana seseorang itu berani melanggar larangan . Ada yang mengatakan , larangan / undang undang dibuat untuk dilanggar. Kelirukah saya?

Memberi pengertian dan "memberi kondom", dua hal yang sangat berbeda sekali lho...
Betul, tapi dua duanya perlu
Jadi adalah kurang tepat jika sanak justru gelisah karena "kegerahan" Kadispendidikan ini. Cobalah jika keadaan seperti ini dihadapkan kepada sanak, ketika suatu hari adik atau kemenakan sanak yang belum menikah ketahuan mengantongi kondom dalam tas sekolahnya. Apakah sanak akan marah atau gerah, atau sanak justru "happy" karena berarti adik atau kemenakan sanak tersebut telah memahami penggunaan kondom dan bisa melindungi dirinya dari berbagai penyakit kelamin.

Saya gelisah karena "kegerahan " Kadispend, yang nota bene sudah mendapat pendidikan barat, justru mengenyampingkan masalah ini dan menganggap "kondom" sebagai barang bukti tindakan kriminal. Saya tidak akan bangga alias "happy" kalau ponakan/adik saya (laki atau permpuan) bawa kondom. Tapi mari kita tanya mereka , buat apa mereka pakai / bawa kondom. kalau sebagai perlindungan, apa perlu dimarahi?

IMHO, seorang yang belum nikah membawa kondom sudah ada ada hubungannya dengan rencana "zinah"... Untuak perlindungan??? apo mungkin seorang pemerkosa disuruh berhenti dulu agar mamakai kondom? atau mungkin "melindungi pacar agar nggak usah khawatir."

Justru dalam hal 'pemerkosaan' ini, si cewek punya kesempatan untuk nendang si pemerkosa kalau dia nggak kehilangan akal atau malah makin "mau"?

Apa kita tidak pernah remaja? 

Re: [RantauNet.Com] Interesting article at Padang Ekspres Online

2003-10-12 Terurut Topik Ronald P. Putra
Server mailing list RantauNet berjalan atas sumbangan para anggota, simpatisan dan 
semua pihak yang bersedia membantu. Ingin menyumbang silahkan klik: 
http://www.rantaunet.com/sumbangan.php



Assalamu 'alaikum wr. wb.

Sepertinya sanak belum memahami point yang saya maksudkan disini. Perlu dicatat dulu 
bahwa, sejak awal saya tidak menafikan perlunya pendidikan sex bagi remaja termasuk 
segala macam ancaman penyakitnya. (perhatikan kembali email saya sebelumnya ).

Saya sepakat dengan sanak bahwa perlu adanya pendidikan sexual bagi remaja. Sangat 
setuju sekali. Tapi saya berbeda pendapat dengan sanak kalau cara memberikan 
pendidikan tsb adalah salah satunya dengan membolehkan para remaja tersebut membawa 
kondom. Membolehkan para remaja membawa kondom sama saja dengan memberi mereka peluang 
seluas-luasnya utk memanfaatkan kondom itu. Dalam bentuk apa dimanfa'atkan ? saya 
kira semua kita udah paham.

Bukankah ada cara yang lebih baik dalam memberikan pendidikan sex kepada remaja ? 
seperti seminar atau penerangan umpamanya ?

Jadi kalau sanak merasa tidak perlu memarahi ponakan atau adik sanak yang membawa 
kondom kesekolah, maka - ma'af saya berbeda dengan sanak - saya akan memarahinya dan 
akan mengganti kondom tsb dengan buku-buku yang menginformasikan ttg pendidikan sex 
bagi remaja. Bagi saya, memberikan kondom kepada para remaja sama saja dengan menyuruh 
mereka melakukan tindakan asusila.

sengaja tidak saya potong email terdahulu agar tetap nyambung, mohon ma'af...

wassalaam,
Ronald

-- Original Message --
From: Tanjuang Heri [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: [EMAIL PROTECTED]
Date:  Fri, 10 Oct 2003 14:25:21 +0200 (CEST)

Sanak Ronald nan budiman, jo netters sadonyo,


Wa 'alaikum salam wa Rahmatullahi wa Barakaatuh

Tarimo kasih atas tanggapan sanak na cukuik panjang lebar. Sanak batua, tapi marilah 
kito cubo liek keadaan iko jo pikiran nan janiah. Iko sebagai wanti wanti sae atau 
jago jago sabalun parah. Lebih baik mencegah dari pada mengobati toh?

Manuruik pandapek ambo, kegerahan Kadispendidikan tsb adalah sangat wajar, dan 
mungkin juga dirasakan oleh sebagian besar netter RN ini. Bagaimana tidak ? 
siswa-siswa tsb (yang jelas-jelas belum menikah)mengantongi kondom yang merupakan 
salah satu alat kontrasepsi dalam hubungan suami istri. Buat apa bagi mereka ? Saya 
yakin sanak bisa menjawabnya.

Saya mau tanya, apakah karena seseorang itu belon menikah, mereka tidak dapat 
berproduksi? ndak toh? Nah, justru dalam keadaan co iko, kito nan tahu wajib maagiah 
tahu ka nan mudo tu, supayo inyo kuat beriman. Tapi waktu yang namanya godaan setan 
kenikmatan sementara itu datang tanpa kendali, apa dia pilih ngebuntingin orang? 
atau dia sendiri yang dapat penyakit kalau dia seneng ama sejenis?Maaf, kata-katanya 
agak pasaran dikit. Dari dua pilihan yang sangat jelek ini, sanak pilih mana? Justru 
kampanye anti aids dengan menampilkan kondom sebagai alat pencegah bahaya, itu perlu 
ditanamkan di sekolah. Dan Kadispend harusnya tahu itu. Apa kita terus terusan 
melarang tanpa harus memberi tahu apa itu seks dan bahayanya?  Sudahkah ada 
penerangan di sekolah oleh pihak Depkes, jajaran hukum dan polisi tentang masalah 
seks ini? Pendidikan tentang seks tidak berarti hanya sebatas bagaimana menghamili 
orang, tapi semua aspek yang berkaitan. Dan ini harus disesuaikan dengan Minang dan 
keadaan
 di sekitar kita. Betul ngga?

Kita semua khawatir dan mengelus dada melihat merebaknya free sex dikalangan pelajar 
ini. Bagaimanapun para Da'i dan Ulama menghimbau tapi tetap saja perilaku ini tidak 
bisa dikikis. Banyak hal yang ikut berperan disini, baik itu koran, tabloid-tabloid 
porno yang dijual bebas, VCD porno, orang tua yang melepas putri utk bepergian dengan 
sang pacar, sampai Iklan anti Aids yang menganjurkan memakai kondom !

Sebagai manusia normal dengan sistem produksi yang normal, seks tetap dibutuhkan. 
kalau hanya larangan saja tanpa memberikan pengertian, saya rasa percuma, akan sia 
sia usaha ulama dan da'i. Coba sanak selidiki sendiri, dari setiap larangan yang ada 
di Ina, apa ada pengarahan pada masyarakat kenapa hal tsb dilarang ? Saya belon 
pernah lihat, tapi kalau ada yang mau kasih contoh , saya seneng sekali. Masyarakat 
kkita sudah dibiasakan dengan larangan. Larangan akan memberikan rangsangan pada 
orang untuk mengetahui sampai dimana seseorang itu berani melanggar larangan . Ada 
yang mengatakan , larangan / undang undang dibuat untuk dilanggar. Kelirukah saya?

Jadi adalah kurang tepat jika sanak justru gelisah karena kegerahan Kadispendidikan 
ini. Cobalah jika keadaan seperti ini dihadapkan kepada sanak, ketika suatu hari adik 
atau kemenakan sanak yang belum menikah ketahuan mengantongi kondom dalam tas 
sekolahnya. Apakah sanak akan marah atau gerah, atau sanak justru happy karena 
berarti adik atau kemenakan sanak tersebut telah memahami penggunaan kondom dan bisa 

Re: [RantauNet.Com] Interesting article at Padang Ekspres Online

2003-10-10 Terurut Topik Ronald P. Putra
Server mailing list RantauNet berjalan atas sumbangan para anggota, simpatisan dan 
semua pihak yang bersedia membantu. Ingin menyumbang silahkan klik: 
http://www.rantaunet.com/sumbangan.php



Assalaamu 'alaikum wa Rahmatullahi wa Barakaatuh

Manuruik pandapek ambo, kegerahan Kadispendidikan tsb adalah sangat wajar, dan mungkin 
juga dirasakan oleh sebagian besar netter RN ini. Bagaimana tidak ? siswa-siswa tsb 
(yang jelas-jelas belum menikah)mengantongi kondom yang merupakan salah satu alat 
kontrasepsi dalam hubungan suami istri. Buat apa bagi mereka ? Saya yakin sanak bisa 
menjawabnya.

Kita semua khawatir dan mengelus dada melihat merebaknya free sex dikalangan pelajar 
ini. Bagaimanapun para Da'i dan Ulama menghimbau tapi tetap saja perilaku ini tidak 
bisa dikikis. Banyak hal yang ikut berperan disini, baik itu koran, tabloid-tabloid 
porno yang dijual bebas, VCD porno, orang tua yang melepas putri utk bepergian dengan 
sang pacar, sampai Iklan anti Aids yang menganjurkan memakai kondom !

Jadi adalah kurang tepat jika sanak justru gelisah karena kegerahan Kadispendidikan 
ini. Cobalah jika keadaan seperti ini dihadapkan kepada sanak, ketika suatu hari adik 
atau kemenakan sanak yang belum menikah ketahuan mengantongi kondom dalam tas 
sekolahnya. Apakah sanak akan marah atau gerah, atau sanak justru happy karena 
berarti adik atau kemenakan sanak tersebut telah memahami penggunaan kondom dan bisa 
melindungi dirinya dari berbagai penyakit kelamin.

Betul membawa kondom itu bukan KRIMINAL seperti kata sanak, tapi perlukah dia membawa 
kondom hanya untuk sekedar tahu apa fungsinya kondom ? Apakah tidak dikhawatirkan 
justru kondom itu digunakan utk berbuat asusila dan menghindar dari akibatnya ?

Saya memahami penolakan sanak akan free sex, tapi sikap membolehkan pelajar yang belum 
menikah membawa alat kontrasepsi (kondom) hanya agar dia bisa melindungi diri dari 
berbagai penyakit kelamin juga tidak tepat dan menyalahi agama.

Kita tidak hidup dinegara yang membebaskan sex. Kita hidup di Indonesia, lebih khusus 
lagi di ranah minang yang sangat kental keislamannya.

wassalaam,
Ronald (31+)


-- Original Message --
From: Tanjuang [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: [EMAIL PROTECTED]
Date:  Fri, 10 Oct 2003 05:55:33 +0700

Server mailing list RantauNet berjalan atas sumbangan para anggota, simpatisan dan 
semua pihak yang bersedia membantu. Ingin menyumbang silahkan klik: 
http://www.rantaunet.com/sumbangan.php


Hello Rantaunet:

Your friend, Tanjuang, invite you to read this article.

Title: Penemuan Kondom Tak Bisa Ditolerir
Date: 2003-10-10 01:04:05
Topics: Metropolis / Padang
URL: http://www.padangekspres.com/mod.php?mod=publisher?op=viewarticleartid=15704

Tanjuang made the following comments:
Para sanak netters yang budiman, Mamak, Bundo, Apak sadonyo,

Bukannyo ambo ingin mengompori keadaan dan bukan pulo ingin menyingguang hati sanak 
sadonyo. Ambo cuman agak takajuik, ibo ati, gelisah dan khawatir. Mudah²an berita ko 
ndak sampai disalah artikan dek rang mudo jo rang palanta sadonyo. Baa co itu?

Judul berita ko nan mambuek ambo gelisah.

 di karek --


~~~
Ingin memasarkan produk anda di web RantauNet http://www.rantaunet.com
Hubungi [EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]
~~~
Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php

Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke:
http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php
===

Re: [RantauNet.Com] Interesting article at Padang Ekspres Online

2003-10-10 Terurut Topik Tanjuang Heri


Sanak Ronald nan budiman, jo netters sadonyo,Wa'alaikum salam wa Rahmatullahi wa Barakaatuh

Tarimo kasih atas tanggapan sanak na cukuik panjang lebar. Sanak batua, tapi marilah kito cubo liek keadaan iko jo pikiran nan janiah. Iko sebagai wanti wanti sae atau jago jago sabalun parah. Lebih baik mencegah dari pada mengobati toh?Manuruik pandapek ambo, kegerahan Kadispendidikan tsb adalah sangat wajar, dan mungkin juga dirasakan oleh sebagian besar netter RN ini. Bagaimana tidak ? siswa-siswa tsb (yang jelas-jelas belum menikah)mengantongi kondom yang merupakan salah satu alat kontrasepsi dalam hubungan suami istri. Buat apa bagi mereka ? Saya yakin sanak bisa menjawabnya.

Saya mau tanya, apakah karena seseorang itu belon menikah, mereka tidak dapat berproduksi? ndak toh? Nah, justru dalam keadaan co iko, kito nan tahu wajib maagiah tahu ka nan mudo tu, supayo inyo kuat beriman. Tapi waktu yang namanya godaan setan "kenikmatan sementara" itu datang tanpa kendali, apa dia pilih "ngebuntingin" orang? atau dia sendiri yang dapat penyakit kalau dia seneng ama sejenis?Maaf, kata-katanya agak pasaran dikit. Dari dua pilihan yang sangat jelek ini, sanak pilih mana? Justru kampanye anti aids dengan menampilkan kondom sebagai alat pencegah bahaya, itu perlu ditanamkan di sekolah. Dan Kadispend harusnya tahu itu. Apa kita terus terusan melarang tanpa harus memberi tahu apa itu seks dan bahayanya? Sudahkah ada penerangan di sekolah oleh pihak Depkes, jajaran hukum dan polisi tentang masalah seks ini? Pendidikan tentang seks tidak berarti hanya sebatas bagaimana menghamili orang, tapi semua aspek yang berkaitan. Dan ini harus
 disesuaikan dengan Minang dan keadaan di sekitar kita. Betul ngga?

Kita semua khawatir dan mengelus dada melihat merebaknya free sex dikalangan pelajar ini. Bagaimanapun para Da'i dan Ulama menghimbau tapi tetap saja perilaku ini tidak bisa dikikis. Banyak hal yang ikut berperan disini, baik itu koran, tabloid-tabloid porno yang dijual bebas, VCD porno, orang tua yang melepas putri utk bepergian dengan sang pacar, sampai Iklan anti Aids yang menganjurkan memakai kondom !

Sebagai manusia normal dengan sistem produksi yang normal, seks tetap dibutuhkan. kalau hanya larangan saja tanpa memberikan pengertian, saya rasa percuma, akan sia sia usaha ulama dan da'i. Coba sanak selidiki sendiri, dari setiap larangan yang ada di Ina, apa ada pengarahan pada masyarakat kenapa hal tsb dilarang ? Saya belon pernah lihat, tapi kalau ada yang mau kasih contoh , saya seneng sekali. Masyarakat kkita sudah dibiasakan dengan larangan. Larangan akan memberikan rangsangan pada orang untuk mengetahui sampai dimana seseorang itu berani melanggar larangan . Ada yang mengatakan , larangan / undang undang dibuat untuk dilanggar. Kelirukah saya?Jadi adalah kurang tepat jika sanak justru gelisah karena "kegerahan" Kadispendidikan ini. Cobalah jika keadaan seperti ini dihadapkan kepada sanak, ketika suatu hari adik atau kemenakan sanak yang belum menikah ketahuan mengantongi kondom dalam tas sekolahnya. Apakah sanak akan marah atau gerah,
 atau sanak justru "happy" karena berarti adik atau kemenakan sanak tersebut telah memahami penggunaan kondom dan bisa melindungi dirinya dari berbagai penyakit kelamin.

Saya gelisah karena "kegerahan " Kadispend, yang nota bene sudah mendapat pendidikan barat, justru mengenyampingkan masalah ini dan menganggap "kondom" sebagai barang bukti tindakan kriminal. Saya tidak akan bangga alias "happy" kalau ponakan/adik saya (laki atau permpuan) bawa kondom. Tapi mari kita tanya mereka , buat apa mereka pakai / bawa kondom. kalau sebagai perlindungan, apa perlu dimarahi? Apa kita tidak pernah remaja? dimana pada saat tsb, merupakan saat saat kritis dalm kehidupan manuasia, di situlahfungsi pengarahan/pendidikan seks di sekolah. Sekali lagi bukan pelajaran bagaimana melakukan hubungan suami istri di luar nikah. Saya tidak memaksakan pendapat saya ini, tapi mari kita pikirkan , kalau kita melarang para remaja mengerti apa itu kondom dan seks, akankah hal ini menyetop penyebaran bebas seks? apalagi dalam kaitan pengembangan pariwisata di Ranah Minang. Terpikirkah oleh kita dampak ini? Walaupun dalam beberepa
 postingan soal ini telah dibahas.Betul membawa kondom itu bukan KRIMINAL seperti kata sanak, tapi perlukah dia membawa kondom hanya untuk sekedar tahu apa fungsinya kondom ? Apakah tidak dikhawatirkan justru kondom itu digunakan utk berbuat asusila dan menghindar dari akibatnya ?

Jawaban saya, perlukah Ranah Minang ini kembali ke zaman kegelapan sebelum kelahiran nabi Muhamad saw? Perlukah dilarang warnet dan turis asing di Sumbar? Perbuatan asusila akan terjadi kalau anak, kemanakan tidak pernah dididik. Bagi setiap orang tua, ninik mamak yang bertanggung jawab, hal ini tidak akan dikesampingkan. Kata kata seks di Minang masih tabu, tapi semua orang sering melakukannya seenaknya. malah ada pagar yang makan tanaman. Justru ini harus dikembalikan pada diri sendiri, sudahkah kita 

Re: [RantauNet.Com] Interesting article at Padang Ekspres Online

2003-07-07 Terurut Topik zul amri

Yth : Ajo Buyuang di Marsaille Parancih !

Ambo mangucapkan banyak tarimo kasi kapado bapak, mamak , uda, Ajo Zubir Amin yang acok meng fwd artikel - artikel dari Padang Ekspres serta comment yang sangat cespleng/ mangana-i , kadang kadang taraso kareh dan manyirahkan kupiang bagi nan kanai komen baliau tu , tapi acok pulo maagiah kasejukan , ibarat urang auih ditangah padang pasie dan dibari minum aiea es. Ambo lai acok lo mangikuti Padang Ekpress online , tapi iyo susah bana mambuek suatu komentar , untuak hal ko iyo nak baraja awak ka Mak Zubir nan bapadang laweh dan balauik dalam , baa caronyo tu Mak. 


Wassalam : Zul Amry (54) di Kuta Bali


"Jo Buyuang,Marseille" [EMAIL PROTECTED] wrote:
Hello Sanak palanta RN.:Your friend, Jo Buyuang,Marseille, invite you to read this article.Title: DPRD Pariaman: Wako dan Wawako Tak Harus PADDate: 2003-07-08 00:09:48Topics: Rakyat SumbarURL: http://www.padangekspres.com/mod.php?mod=publisher?op=viewarticleartid=10518Jo Buyuang,Marseille made the following comments:Iko baru \"modern\" rang Piaman bademokrasi.PADnan dimukasuik tu kan \"urang Piaman je\".Nan paralulai urang Minangkabau(Sumbar) et tahu saluak balukdan tingkah polah sarato\"cimeeh\"rang Piaman.Sanakanggota DPRD Piaman,kembangkanlah terus wawasan caro pandang yang \"maju\" ini.PAD tidak selalu merupakan jaminan keberhasilan pembangunan daerahnya.Se-baliknya,non-PAD tidak akan lebih hebat pengenalannya atas daerah Piaman dari PAD itu sendiri.Lai katalap anggota dewan,\"menolak\"salah satu
 calon wakodan wawako nan putra urang nomor ciek di Sumbar ygasli PAD Piaman Pasa.Jo Buyuang bialah tagak dita-pi jalan dimuko gaduang DPRD Piaman tu je,mancaliktingkah polah pemilihan itu nanti.Baa ko jo,baikuatapi kambuiké komah.Jo Buyuang,rang Piaman.You can read another interesting article at Padang Ekspres Onlinehttp://www.padangekspres.comRantauNet http://www.rantaunet.comIsikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php---Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php===
Do you Yahoo!?
SBC Yahoo! DSL - Now only $29.95 per month!

Re: [RantauNet.Com] Interesting article at Padang Ekspres Online

2003-07-06 Terurut Topik indra junaidi
Assalamualaikum W.W.

Kabakaran pasa Aua Kuniang raso manyasak di dado, ibo hati, sadiah awak mangana dusanak awak nan pariuak nasinyo taguliang kini. Namun kan nan Kuaso sadonyo awak serahkan. Insya Allah musibah nan ko manjadi samakin awak mambuek sadar dan saba dan mampakuaik ka imanan.

Sasudah mambaco berita di Padang Ekspres tantang kecek anggota DPR Kik tenggi mangatokan "Wajar Pasa Aua Kuniang Tabaka"..mintak maaf ambo dulu ... agak babeda presepsi ambo jo Mak JoBuyuang, Marseille.Martias iko ambo raso inyo mangkaritik kondisi pasa indak taratur (saroman nan ambo potong langsuang dari artikel). Jadi manuruik ambo bukan bararti si Martias inyo indak mampunyoi parasaan.

Baa manuruik pandapek dunsanak di Lapau...salah ndak garan pandapek ambo ko ?

Salam...

Indra JZ.


---
Lebih jauh diterangkan Martias, saat ini Aurkuning tidak mempunyai sebuah tata ruang yang sanggup menciptakan kaidah-kaidah kelayakan sebagai pusat perdagangan konveksi. Karena di Aurkuning amat sulit membedakan antara lorong jalan bagi pengunjung dengan batas blok diantara petak-petak toko maupun jalur hijau. Sehingga amat masuk akal apabila sirkulasi keluar masuk pengunjung atau kendaraan menjadi tidak jelas. “Yang terparah adalah tidak jelasnya klasifikasi penempatan jenis dagangan dalam satu blok. Sehingga terjadi percampuran antara pedagang konveksi dengan pedagang makanan, yang amat beresiko pada terjadinya bahaya lanjutan seperti kebakaran dan sebagainya,” sambung Martias. Sebuah catatan yang mesti dijadikan pelajaran oleh seluruh pihak terkait di Aurkuning, ulas Martias, sehari sebelum terjadinya musibah kebakaran, Rabu (2/7) Komisi B DPRD tanpa sengaja sempat meninjau kawasan konveksi tadi, termasuk lokasi yang habis dilalap api.
 Hasilnya, keluar rekomendasi kepada kepala unit pasar Aurkuning untuk membuat surat edaran kepada seluruh pedagang makanan agar tidak menggunakan kompor gas. --"Jo Buyuang,Marseille" [EMAIL PROTECTED] wrote:

Hello Sanak palanta RN.:Your friend, Jo Buyuang,Marseille, invite you to read this article.Title: Wajar Pasar Aurkuning TerbakarDate: 2003-07-06 22:31:36Topics: BukittinggiURL: http://www.padangekspres.com/mod.php?mod=publisher?op=viewarticleartid=10418Jo Buyuang,Marseille made the following comments:\"Si Martias Tanjung\" nan anggota Komisi B,DPRDKiktinggi ko,kok sampai hati berkomentar\"wajar\"Pasar Aurkuning Terbakar.Kalau diikuti logika si Martias ini,akibat kebakaran itu nan milyaran rupiah,ratusan orang kehilangan tempat berdagang,ratusanorang kehilangan mata pencarian,ratusan orang menderita dan menjadi korban;dianggap WAJAR oleh siMartias.Dimaa perasaan kemanusiaan si Martis ko,dima jiwa keminangkabauanno.Sebagai anggota dewan,carilah ungkapan nan ndak manyinggung perasaan para korban
 kebakaran itu.Apa si Martias ini bukan mewakili Rahayaiknya.Jaan mentang-mentang lah duduak di dipiirdi tu,lalu manjadi congkak,ongah,bisa ma-ngecek dan bapandapek \"saenak perutnya\"sendiri.Apalah artinya si Rakyat itu,cuma akar rumput nan indak barati.Martis,minta maaflah kepada Rakyat nanlah mamailiah anda khusuih kepada masyarakat kor-ban kebakaran di Pasa aua kuniang tu.Minta ampun-lah kepada Ilahi Rabbi,atas kechilapan anda itu.You can read another interesting article at Padang Ekspres Onlinehttp://www.padangekspres.comRantauNet http://www.rantaunet.comIsikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php---Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php===
Do you Yahoo!?
SBC Yahoo! DSL - Now only $29.95 per month!

Re: [RantauNet.Com] Interesting article at Padang Ekspres Online

2003-07-06 Terurut Topik Zubir Amin
Mokasih kanakan Indra nan lah memberi tanggapan
atas komentar Jo Buyuang re pandangan anggota dewan
nan dihormati yang namonyo disebut oleh hr.Padek itu

Co cermati dengan tanang,tandawajar itu yang 
menjadi concern jo Buyuang.Saya baca keseluruhan ar
tiikel itu dan sangat mengerti apa yang dimaksud
et yang dituju oleh sdr.Martias itu.Jo Buyuang kata-
kan sebaiknya sebagai anggota dewan pergunakanlah
kata-kata lain nan indak menyinggung perasaan para
korban kebakaran itu.Sebab dengan mengunakan kata
wajar mempunyai arti yang bias,sehingga panda-ngan ybs selanjutnya menjadi tanpa 
makna dan menying
gung perasaan korban kebakaran.
Bagaimana kalau berkaitan dengaan kanakan sendi-
ri nanmenjadi korban kebakaran yg kondisi pasarnya
seperti yang diungkapkan oleh anggota dewan nan 
terhormat itu.Mana kedai nan tabaka itu merupakan mi
lik satu-satunya,tumpuan hidup kanakan sarato keluar
ga.Tibo2 jo Buyuang bakomentarwajar dik Indra meng
alami kebakaran,pasa lah comanko kondisinyo masih ba
jaga disiko,kasanyo nan didalam hati,kan samo dengan
ungkapansalah kamu sendirilah,kok manggaleh disiko,
tanggung sandirilah akibaiknyo.Lalu kiro-kiro baa
perasaan kanakan Indra???

Namun diatas segalanya itu,jo Buyuang sangat ma-
haragoi perbedaan pandangan dan pendapat dan itulah
tandanya kita hidup dalam kedinamisan dan kreatifi-
tas insani.Semoga Allah swt.memberkati kita semua
dengan ketajaman bapikia dan keluasan cakrawala inte
lektualitas nan dimiliki.Wass.wr.wb.AB(63)Marseille.

RantauNet http://www.rantaunet.com
Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php
---

Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: 
http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php
===


Re: [RantauNet.Com] Interesting article at Padang Ekspres Online

2003-06-30 Terurut Topik Nofendri T. Lare
- Original Message -
From: Jo Buyuang,Marseille [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]

 URL:
http://www.padangekspres.com/mod.php?mod=publisher?op=viewarticleartid=9903

Catatan Tertinggal dari M-TTSj/TTSp
*Tantangan Pemberdayaan Tungku Tigo Sajarangan
By padangekspres
Minggu, 29-Juni-2003, 02:50:32 WIB 1 klik

Ada beberapa hal yang cukup signifikan/menonjol yang muncul dalam Musyawarah
Tungku Tigo Sajarangan/Tali Tigo Sapilin (M-TTSj/TTSp) yang menarik untuk
dicermati. Di kalangan peserta pun ada sikap sangat radikal untuk satu
perkara dan sikap mendua untuk perkara yang lain serta memberikan porsi
perhatian amat besar untuk satu perkara dan atau sebaliknya tidak memberikan
perhatian cukup pada perkara lainnya.

Tapi, betapa pun, keragaman pandangan dan sikap dan atau suara amat keras
dan lantang atau suara yang lemah - nyaris tidak terdengar, dapat diletakkan
dalam kerangka proses berkehidupan pribadi, berkehidupan masyarakat-bangsa,
dan berkehidupan negara/pemerintah.

Di antara hal yang menonjol yang menjadi perhatian, antara lain: ada sikap
bercuriga (negative thinking) yang cukup signifikan di kalangan peserta
terhadap kesertaan pemerintah dalam setiap kegiatan kemasyarakatan -
sekaligus mempersoalkan ketidakkonsistenan pemerintah dalam melaksanakan apa
yang sudah disepakati atau sudah dinyatakan didukung; ada sikap apriori yang
sangat kuat terhadap setiap gagasan membentuk wadah baru; dan tentu saja
beberapa materi yang muncul secara kontekstual dan parsial selama musyawarah
berlangsung - antara lain soal keberadaan dan kimitmen Bank Nagari dan juga
iduik ba-nagari di perkotaan di daerah provinsi Sumatera Barat.

Di antara hal menonjol yang muncul yang tidak menjadi perhatian, antara
lain: keterwakilan peserta yang sebagiannya adalah pegawai negeri sipil
(PNS) yang menjadi pengurus Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau
(LKAAM) - termasuk di sini penghulu yang tidak cakap secara adat Minang dan
bahkan tidak berada di tengah kaumnya, yang menjadi pengurus Majelis Ulama
Indonesia (MUI) Sumatera Barat - termasuk di sini kontroversi ulama
independen dan ulama istana/pemerintah, dan apalagi untuk mereka yang
digolongkan sebagai cadiak pandai (cendekiawan) yang umumnya adalah PNS -
kecuali mungkin sebagian seniman-budayawan.

Terlepas dari itu, yang paling menarik adalah suasana amat sangat dinamis
dan gegap gempita selama Musyawarah berlangsung. Seakan selama ini katarsis
tidak berlangsung karena wacana untuk dialog sangat kurang sehingga begitu
ada forum seperti M-TTSj/TTSp ini, ibarat air yang selama ini mungkin
tersumbat, manggaloco dengan kencangnya. Hampir semua peserta ingin
berbicara dan katanya diharapkan dapat didengar - terkadang permbicaraan
tidak fokus dan tidak konsisten, seakan kalau mereka sudah berbicara mereka
merasa mendapatkan pengakuan eksistensi dan apa-apa yang selama ini menumpuk
dalam kepala dapat dikeluarkan - dan kepala menjadi sedikit lebih ringan.

Sorotan dan Suara Lantang

Tentang sikap bercuriga (negative thinking) di kalangan sebagian peserta -
juga di kalangan sebagian dari mereka yang mempunyai perhatian terhadap
penyelenggaraan M-TTSs/TTSp, pada dasarnya dapat dipandang sebagai wajar
berdasarkan beberapa argumentasi yang berkembang dari proses kehidupan
bermasyarakat-bangsa dan berpemerintah/bernegara. Di antaranya, karena peran
negara/pemerintah (daerah) sangat kuat/dominan - kini berimbang dengan DPRD,
dan segala sesuatu diatur dari atas/direkayasa pemerintah/the rulling party,
lalu setelah Reformasi wacana terbuka lebar, maka masyarakat resisten
terhadap apa pun yang mungkin saja direkayasa - dan ujungnya untuk
kepentingan politik golongan tertentu.

Apriori terhadap pemerintah (daerah) juga muncul akibat ketidak-konsistenan
pemerintah terhadap apa yang sudah jelas. Misalnya, pemerintah masih
mengeluarkan izin untuk suatu hal yang merusak moral dan akidah - khususnya
yang bersifat penyakit masyarakat, pemerintah tidak melaksanakan Perda
Pekat, dan ketidak-sungguhan pemerintah mendukung kegiatan masyarakat
sehingga apa yang sudah menjadi program menjadi terbengkalai. Termasuk di
sini penyediaan fasilitas bagi kegiatan organisasi adat dan umat serta
organisasi-organisai kemasyarakatan lainnya. Apriori juga karena pemerintah
mengalokasikan APBD melampaui batas kepatutatan secara terbuka (jaleoussy)
untuk lembaga tertentu.

Demikian halnya sikap bercuriga terhadap penyelenggaraan suatu kegiatan dan
gagasan membentuk wadah bersama. Mungkin mereka yang dalam struktur (LKAAM
dan MUI) sudah memandang baik suatu gagasan/kegiatan, tapi, mereka yang
tidak berada dalam struktur - dan mungkin ingin berperan serta tapi tidak
terbuka peluang - ber-negative thinking. Begitu juga terhadap gagasan
mengenai wadah bersama dikhawatirkan akan menjadi alat politik/kuda
tunggangan politik kelompok/golongan tertentu dengan tujuan politik
tertentu. Tidak mudah memperoleh kejernihan dalam situasi relatif tidak
tertib, dan karenannya sikap bercuriga dipandang wajar sepanjang 

Re: [RantauNet.Com] Interesting article at Padang Ekspres Online

2003-06-30 Terurut Topik Nofendri T. Lare
Mak Buyuang,
Mungkin ado dunsanak awak nan ndak bisa mambukak, untuak itu mbo kirim
isinyo..

- Original Message -
From: Jo Buyuang,Marseille [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, June 30, 2003 12:57 AM
Subject: [RantauNet.Com] Interesting article at Padang Ekspres Online


 URL:
http://www.padangekspres.com/mod.php?mod=publisher?op=viewarticleartid=9948

Oknum Datuak Mesum, Tungkek Mambaok Rabah
By padangekspres
Senin, 30-Juni-2003, 02:19:06 WIB 17 klik


Payakumbuh, Padek-Nama Basrul Dt Runciang (53) belakangan ini menjadi
pembicaran hangat. Bukan saja karena ketokohannya di tengah masyarakat,
terutama karena gelar Datuak yang disandangnya, tapi juga karena
perilakunya. Lebih khusus lagi, sebenarnya perilakunya inilah yang
membuatnya semakin ngetop.


Bagaimana tidak, di saat Datuak ini bersama tiga datuak lainnya sedang
menjalani proses persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Payakumbuh, sebagai
terdakwa namun mereka tidak ditahan. Persoalannya adalah karena tersangkut
perkara pemalsuan keputusan Kerapatan Adat Nagari (KAN) Pauahsangik
Kecamatan Akabiluru Kabupaten Limapuluh Kota, beberapa waktu lalu. Secara
tiba-tiba, mencuat berita yang mengatakan Basrul Dt Runciang, kini berada
dalam tahanan polisi.

Usut punya usut, ternyata Datuak ini ditangkap polisi karena ulah
 burungnya yang belakangan menjadi liar. Burung liarnya itu, ternyata
tanpa segan-segan tega mematuk kegadisan tiga orang siswi Sekolah Dasar
(SD) di kampungnya, seperti yang diberitakan harian ini beberapa waktu lalu.

Akibatnya, proses persidangan berkaitan dengan pemalsuan keputusan KAN yang
seharusnya dilaksanakan Kamis (26/6), terpaksa diundur menjadi Selasa (1/7)
besok. Menurut Jaksa Penuntut Umum (JPU) Hendra Sayrbaini SH yang dihubungi
Padang Ekspres, rencananya pada hari Kamis itu, akan dibacakan tuntutan
dalam persidangan pemalsuan keputusan KAN tersebut, tetapi karena tidak bisa
menghadirkan Basrul Dt Runciang, yang sampai kini masih menginap di hotel
prodeo polisi, maka persidangan ditunda, katanya.

Namun, Kejaksaan akan membuat surat permintaan kerjasama kepada Kepolisian
untuk bisa meminjam Basrul Dahnir Dt Runciang untuk dihadirkan ke
persidangan.

Dengan alasan itulah, sidang terpaksa diundur Selasa besok, ungkap Hendra.
Keempat Datuak ini, oleh JPU didakwa melanggar pasal 263 ayat (1) junto
pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. Hendra sendiri, sebagai jaksa penuntut memang
tidak mengharuskan terdakwanya ditahan karena berbagai pertimbangan.

Selain pertimbangan usia, keempat datuk yang harus dituntutnya itu ternyata
bisa terus hadir dalam setiap persidangan. Pernyataan Hendra ini diperkuat
oleh Wakil Ketua Pengadilan Negeri Payakumbuh Gusrizal SH. Menurutnya,
proses pembacaan tuntutan oleh Jaksa harus dihadiri dan didengarkan oleh
terdakwa.

Entah apa yang ada di benak Basrul Dahnir Dt Runciang saat ini. Tapi yang
jelas, dia kini sedang dalam pemeriksaan intensif pihak Polres Limapuluh
Kota berkaitan dengan perbuatan cabulnya tersebut. Tak heran kalau kini ada
yang bilang, Datuak satu ini sebagai tungkek mambaok rabah. (nanang)



RantauNet http://www.rantaunet.com
Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php
---

Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: 
http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php
===


== Tegakkan Hukum Adat di Sumbar Re: [RantauNet.Com] Interesting article at Padang Ekspres Online

2003-06-30 Terurut Topik Nofendri T. Lare

- Original Message -
From: Jo Buyuang,Marseille [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Sunday, June 29, 2003 5:59 AM
Subject: [RantauNet.Com] Interesting article at Padang Ekspres Online


 Hello Sanak palanta RN.:

 Your friend, Jo Buyuang,Marseille, invite you to read this article.
 URL:
http://www.padangekspres.com/mod.php?mod=publisher?op=viewarticleartid=9898

Tegakkan Hukum Adat di Sumbar
DR H Salmadanis MS MA
By padangekspres
Minggu, 29-Juni-2003, 02:42:35 WIB 2 klik

Budaya Minangkabau yang terangkum dalam agama Islam dan adat istiadat tidak
lagi berada pada posisi yang sebenarnya. Reformasi yang digulirkan empat
tahun silam ternyata telah membangunkan orang Minang untuk menggalo
potensinya.

Nilai-nilai yang terkandung dalam filosofi Minangkabau Adat Basandi Syarak,
Syarak Basandi Kitabullah saat ini banyak yang tidak lagi diketahui oleh
generasi muda. Bahkan, saat ini telah berkembang opini bahwa orang Minang
saat ini mengalami dilema, masyarakatnya ibarat bondong aie, bondong dadak.

Hal ini, lebih diperparah dengan kondisi masyarakat Minangkabau saat ini
yang telah terkontaminasi dengan modernisasi. Artinya, hidup yang digariskan
dalam Budaya Minangkabau saat ini banyak tidak dipegangi lagi. Atas semua
persoalan tersebut, baru-baru ini telah dilaksanakan musyawarah Tungku Tigo
Sajarangan yang menghadirkan tokoh-tokoh Nasional.

Akankah budaya Minangkabau ini bisa dikembalikan pada wujud semula dan
langkah apa yang harus dilakukan? Berikut kutipan wawancara wartawan Padang
Ekspres Hendri Sulaiman dengan Dosen IAIN Imam Bonjol Padang yang juga
pengarang buku Adat Basandi Syarak Dr H Salmadanis MS MA di Hotel
Bumiminang.

Filosofi Minangkabat Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah. Makna
apa yang terkandung dalam filosofi itu?

Corak budaya Minangkabau berguru pada alam pada dasarnya bersifat universal.
Jikok di balum sabalun kuku, jika dikembang seleba alam. Dengan bercermin
kepada alam, Alam Takambang Jadi Guru.

Ajaran Adat yang bersifat penghalusan budi bersintesis dengan ajaran Islam
yang bersifat lebih penghalusan budi, tetapi yang sekarang dihubungkan
dengan kepercayaan kepada Allah SWT serta Muhammad SAW.

Bukti kuatnya penyesuaian adat dan syarak itu adalah adanya pusaka tinggi
yang merupakan warisan kolektif yang tak boleh dimiliki pribadi kecuali atas
beberapa kasus tertentu menurut sepanjang adat, menurut aturan adat
Minangkabau jatuhnya kepada pihak kemenakan. Begitu pula halnya ada pusaka
rendah.

Menurut Anda, apakah orang Minang saat ini telah mengalami degradasi?

Yah. Orang Minangkabau saat ini telah mengalami kemorosotan martabat yang
amat dalam. Kita sudah mengalami pembusukkan akhlak yang sangat menyakitkan,
kita sudah tercabut dari akar budaya kita sendiri. Kita sudah mendurhakai
agama Islam yang kita ikrarkan sendiri menjadi sendi adat kita. Bahkan kita
telah ikut andil menggegroti negara dan bangsa yang kita turut membidani
kelahirannya.

Degradasi martabat sebagai suku Minangkabau secara jujur dan sadar telah
diakui sendiri oleh tokoh-tokoh terpandang orang Minang dengan mencap
pemimpin Minangkabau sebagai penjilat-penjilat. Bahkan ada pula secara jujur
telah menerima nasib sebagai orang yang telah kehilangan pilihan. Sehingga
terpaksa hanya mengikuti saja apa yang diinginkan oleh penguasa.

Disadari memang, dari kondisi riil yang tengah berlangsung dalam masyarakat
saat ini adalah kecendrungan baru yang bertolak belakang dengan filosofi
dasar adat Minangkabau. Adat dan kecendrungan budaya orang Minang itu, pada
dasarnya bersifat kecendrungan yang kelihatannya mempunyai karakteristik
yang berbeda atau konfliktif dengan kebiasan-kebiasaan yang sudah lama
berlaku.

Kenapa persoalan seperti ini bisa terjadi?

Sebelum hal itu saya jawab. Perlu saya katakan terlebih dahulu bahwa
demoralisasi yang kini terjadi dalam masyarakat Minangkabau, cukup kita
sebutkan dengan satu kata Quo Vadis kita sebagai orang Minang ditengah
percaturan budaya di negara tercinta Indonesia, yang kini menghadapi
tantangan globalisasi dan liberalisasi budaya yang dahsyat dan nyata.

Kondisi riil yang berlangsung di masyarakat saat ini adalah kecendrungan
baru yang bertolak belakang dengan filosofi dasar adat Minangkabau. Adat dan
kecendrungan budayaorang Minang itu pada dasarnya bersifat kecendrungan
mempunyai karakteristik yang berbeda atau konflifiktif dengan
kebiasaan-kebiasaan yang sudah lama berlaku.

Pada masa silam Minangkabau banyak melahirkan ulama. Tapi, sekarang ulama
itu telah langkah. Apa penyebabnya?

Diakui memang bahwa pada masa silam Minangkabau terkenal banyak melahirkan
ulama-ulama besar. Namun sekarang jarang sekali ulama asal Minangkabau,
sehinggamuncul kepermukaan bahwa Minangkabau mengalami krisis ulama.

Sebenarnya ini ada benarnya bila tolak ukur dancara penilaian yang digunakan
masih paradigma lama. Memang saat ini tidakada lagi ulama sekaliber AS Sutan
Mansur dan Buya Hamka. Namun, bila ara pandang dan tolak ukur yang digunakan
sesuai dengtan 

== Fungsi dan Peranan Tungku Tigo Sajarangan Re: [RantauNet.Com] Interesting article at Padang Ekspres Online

2003-06-30 Terurut Topik Nofendri T. Lare
- Original Message -
From: Jo Buyuang,Marseille [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Sunday, June 29, 2003 5:37 AM
Subject: [RantauNet.Com] Interesting article at Padang Ekspres Online


 Hello Sanak palanta RN.:

 URL:
http://www.padangekspres.com/mod.php?mod=publisher?op=viewarticleartid=9925


Fungsi dan Peranan Tungku Tigo Sajarangan
By padangekspres
Minggu, 29-Juni-2003, 04:01:08 WIB 2 klik

Penerapan Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Sumatera Barat yang dominan didiami oleh etnis dan budaya Minang kabau,
semakin terbuka ditopang pula oleh budaya merantau yang telah menjadi
bahagian dari kehidupan masyarakat Minangkabau.

Tercermin dalam ungkapan Karatau madang diulu babuah babungo balun, marantau
bujang dahulu dirumah baguno balun.

Kemajuan Iptek dan proses pembangunan bangsa Indonesia telah pula
menempatkan Indonesia khususnya Sumatera Barat sebagai rumah kaca yang
selalu terbuka dari membuka diri dengan tuntutan reformasi dan pembangunan
masyarakat modern diera globalisasi.

Ditengah dunia yang semakin mengecil arus globalisasi saling nnempengaruhi
semakin dahsyat, kita ingin dan bertekad menciptakan budaya Minangkabau yang
bertumpu kepada Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah, Syarak
Mangato Adat Mamakai sebagai bahagian dari budaya bangsa yang berbhineka
tunggal ika dalam kepribadian bangsa Indonesia yang berfalsafah Pancasila.

Proses Lahirnya Tungku Tigo Sajarangan

Adityawarman sebagai raja Pagaruyuang yang pertama menurut garis keturunan
adalah kemanakan orang Minangkabau. Untuk lebih jauh hubungan anak dengan
kemanakan, maka Adityawarman diambil jadi menantu/orang sumando oleh orang
Minangkabau dengan mengawinkan dengan anak Datuk Katumanggungan. Dengan
demikian peran Adityawarman selaku raja dalam Minangkabau di Paga Ruyuang
berfungsi sebagai kemanakan dan urang sumando. Kedudukan kemanakan menurut
adat berada dibawah mamak, sedangkan sebagai orang sumando tinggi dianjung,
gadang diamba, yang berkuasa di rumah gadang adalah mamak.

Kita menyadari bahwa Adityawarman yang diasuh dan dibesarkan di pusat
kerajaan Mojopahit telah menganut paham aritokrasi sesuai dengan sistim
pemerintahan di Mojopalrit. Setelah Adityawarman di rajakan di Minangkabau
berhadapan dengan adat Minangkabau dalam sistim pemerintahan yang egalite
berdasarkan musyawarah dan mufakat; kemanakan barajo kemamak, mamak barajo
kamufakat, mufakat barajo kanan bana, nan bana badiri sendirinya.

Untuk mensetarkan kedua sistim pemerintahan itu agar fungsi sistim
aristokrasi Mojopalrit dengan demokrasi Minangkabau, begitupun status
Adityawarman dengan kedudukan sebagai Rajo Alam, kemanakan dan orang sumando
serta Dt. Katunang-gungan dan Dt. Parpatih Nan Sabatang sebagai mamak. Untuk
itu, ketiga tokoh utama Minangkabau ini harus secara aktif mengendalikan
Alam Minangkabau. Tunggal Tungku Nan Tigo Sajarangan, yaitu Adityawarman
didudukkan menjadi Rajo Alam yang dipersatukan di Murangkabau, sedang Daluk
Patpatih Nan Sabatang mendampingi Rajo Alam dengan kedudukan sebagai Perdana
Menteri dan Datuk Katumanggungan mendampingi Rajo Alam berkedudukan sebagai
Panglima Angkatan Perang kerajaan Minangkabau. Hal ini sesuai dengan
kedudukan Parpatih Nan Sabatang yang demokratis (bodi Caniago) dan
Dt.Katumanggungan yang herarkis (Koto Peliang) dalam memimpin Alam
Minangkabau selama ini. Akhirnya kombinasi Tri Tunggal ini menjadi Tungku
Nan Tigo Sajarangan.

Piagam Bukik Marapalam

Setelah Syekh Burhanuddin menetap di Ulakkan , sekembalinya dari Aceh 1964 M
bcserta 4 grang sahabatnya yaitu, Tuanku Padang Ganting dari Padang Ganting
di Luliak Tanah Datar, Tuanku batu hampar dalam Luhak Lima Puluh Koto, yang
tclah pcrltah menerima ajaran Islam melalui Minangka-bau/miar dari Siak
tnelalui Kampar, Tuanku Bayang Salido yang berada di bawah kawasan rantau
dalam penganut kerajaan Aceh Iskandar Muda, Tuanku Kubung Tigo Baleh yaitu
kawasan yang berada antara Luhak din Rantau.

Menurut Drs H Bagindo M Letter, keempat sahabat Syekh Burhanuddin ini
sama-sama belajar di Aceh kepada Syekh Abdur Rauf. Namun yang dituakan
diantara beliau-beliau yang berlima itu ialah Syekh Burhanuddin sekaligus
ditunjuk juga sebagai guru yang akan melanjutkan Ilmu ke Islaman oleh Syekh
Abdur Rauf. Masing-masing mereka yang berlima membangun lembaga
pendidikan/pondok pesantren. Setiap tahun mereka yang berlima itu Setiap
bulan Syafar mereka bertemu di Ulakan untuk mengevaluasi pertumbuhan dan
perkembangan agama Islam serta sikap kaum adat atau para penghuu dalam
menerima dan menerapkan ajaran Islam di Minangkabau secara terencana dan
intetisif. Setelah 10 tahun (masing-masing perguruan Islam itu berjalan dari
1649 - 1659 M di adakan pcrtemuan~ di Pusat Pendidikan Surau Syekh
Burhanuddin di Klakan') (di Medan) taliun 1659 M) 1079 H pada bulan Syafar.

Hasil pertemuan itu menyimpulkan dua keputusan, pertama, ternyata
perkembangan dan perpaduan serta persenyawaan antara Adat dan Syarak (Islam)
di rantau lebilt cepat dan intensif disebabkan: 

RE: [RantauNet.Com] Interesting article at Padang Ekspres Online

2003-06-10 Terurut Topik Arman Bahar
Assalamualaikum ww
Itulah mak
Tapi ba-a ka ba-a, seluruh anggota dewan yang terlibat ko kan hasil pemilu
awak saisuak, mereka-kan bisa duduak dikurisi dewan sasudah ngecapi rakyat
badarai (baca berkata dusata) bahkan tidak sedikit yang mengkomersilkan
ayat2 suci al Qur'an hingga banyak kito2 nan tarpesona

Kok cadiaklah penyidik mengorek keterangan baik dari mereka sebagai
tersangka maupun para saksi, maka akan terkuak rantai kongkalingkong
antara anggota legislatif dan eksekutif, bak kecek mamak juo go eh, dima lo
ka-barasok kok indak ka-barapi

Siapapun ngerti bahwa main api tabaka, main aia basah kok pernah beliau2
tu saisuak mampamainkan ayat2 Allah agar bisa duduak dikurisi empuk,
tarimolah akibatnyo sorang2.

Menegakkan amar makruf dan nahi mungkar kok indak betul2 dari lubuak ati nan
paliang dalam akan mudah diseret dek syatan angkara murka terlebih berada
dilingkungan yang mayoritas panciluik pitih rakyat sa-ustadz2nyo awak kok
indak kuek iman didado lah samo tabok rendong kababuek salah

Kini ba-a lai?
Mungkin kito masih ingek, hanya beberapa gelintir anggota dewan yang
mengembalikan ampolop yang dibagi2kan kepada anggota komisi / dewan yang
telah menggolkan RUU atau perda atau bahkan LPJ para gubernur dan bupati,
hingga mereka dimusuhi oleh rekan2 dan oleh eksekutif / konglemerat dianggap
anggota dewan yang sangat berbahaya? 

Anggota dewan seperti ini memang minoritas (Silahken mamak/dunsanak cek sia
bana anggota dewan yang berperilaku langka ini) bahkan mereka tidak bisa
berbuat banyak karena selalu diblokir oleh rekan2 anggota dewan lainnya
(Indak lamak dek wa-ang kepeng yo?- walau dalam hati mereka sebenarnya
kagum)

Mereka2 rakyat badarai yang sudah muak mancaliak parangai aleg dan eksek,
akan memilih manjadi golput yang tentu saja sama2 tidak kita inginkan,
karena bagaimanapun masih ada anggota dan calon anggota dewan yang masih
punya ati nur'aini, yakinlah itu (mohon jangan jadi golput isuak dih)

Mari kito caliak contoh ka-nan sudah, ambiak tuah ka nan manang, waktunyo
kurang sataun lai, pinak2lah nan ma oto nan elok nan ka kito tompangi, nan
ma sopir oto travel nan elok nan bisa kito pakai mangirimkan pakirim 

wasalam
mak malin(50+)

-Original Message-
From: Jo Buyuang,Marseille [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, June 11, 2003 5:27 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [RantauNet.Com] Interesting article at Padang Ekspres Online
Hello Sanak palanta RN.:
Your friend, Jo Buyuang,Marseille, invite you to read this article.

Title: Gubernur Akan Dilengserkan*Faigi: Apa Salahnya Digalang Kekuatan
Date: 2003-06-10 23:38:12
Topics: Rakyat Sumbar
URL:
http://www.padangekspres.com/mod.php?mod=publisher?op=viewarticleartid=8824

Jo Buyuang,Marseille made the following comments:
Inilah kwalitas anggota \DIPIIRD\.Alah jaleh bamasalah dan tidak
tertutup kelmungkinan akan \dimasukkan\dalam kandang si tumbin;hanya
karena masalah \rezki\nan babantuak horarium,alun dicairkan oleh
Gub.Sumbar.Eeh malah dicari-cari kelemahan Gubernur ini dgn alasan
klise\sudah tidak cocok memmimpin Sumbar\.Ikolah parangai nan indak
\negara-wan\ nan dipacaliakkan oleh anggota dipiirdi itu. Semoga para
sanak RN\maklum sajo\atas hal itu.Sansailah juo jadinyo Minangkabau
ini.Ondeh Maak.

RantauNet http://www.rantaunet.com
Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php
---

Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: 
http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php
===