[Keuangan] Re: Penjualan Aktiva Tetap
Pastinya Iya Pak. Kekecualiannya saya nda tahu. Thx --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Sanrais Rachman anr...@... wrote: Kawan-kawan sekalian, Apakah penjualan Aktiva tetap terutang PPN ? Mohon pencerahannya, kalau bisa dilengkapi dengan aturan yang mengatur hal tersebut. Terima KAsih Menambah banyak teman sangatlah mudah dan cepat. Undang teman dari Hotmail, Gmail ke Yahoo! Messenger sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/invite/
Re: [Keuangan] Pengganti BBM
Bisa jadi skenario Bung Dave benar.. Tapi mungkin masih perlu dipertimbangkan faktor-faktor lain misalnya pertumbuhan penduduk akan makin pesat dan faktor psikologis-ekonomi. Faktor psikologis-ekonomi yg saya maksud adalah suatu hipotesis yg menyatakan kalau rakyat 'gampang' cari duit, maka cenderung akan 'makin malas', dengan catatan kondisi yg lain tidak berubah (ceteris paribus). Maka itu di negara-negara maju pajaknya lebih tinggi. Agar meskipun orang gampang cari duit namun tetap harus bekerja. Ada contoh ekstrim yang saya dengar di suatu negara, kalau orang yang kaya banget sekalipun kalau tidak bekerja sampai lima tahun bisa jatuh miskin gara-gara hartanya habis dipotong pajak. Tapi skibatnya sekolah bisa gratis, kesehatan dan public service bagus, dan orang yang tiba-tiba nganggur ndak mesti langsung kelaparan. Pertumbuhan penduduk yang makin pesat mungkin bisa diatasi dengan tingkat pendidikan rakyat yg lebih tinggi. Di suatu negara Eropa maju, saya dengar kuliah bisa gratis (disubsidi pemerintah, bahkan student luar negeri juga kalau kuliah disitu gratis, cukup mikirin biaya hidup saja). Tapi di sisi lain pemerintahnya pusing gara-gara perempuan dan laki-laki yg notabene berpendidikan tinggi tersebut malas punya anak, atau ada istilah perempuannya malas melahirkan, atau dua-duanya cuma pengen enaknya aja. :) Akhirnya yang pertumbuhan penduduknya lebih tinggi adalah penduduk imigran. Yah, saya tahu persis Indonesia masih jauh dari kenyataan seperti itu. Dengan tingkat pendidikan yang kurang memadai, orang makin sejahtera cenderung mengalokasikan kekayaannya untuk menambah istri dan anak. Mungkin kesimpulannya, dimana ada manusia, disitu pasti ada masalah :) Salam, --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Bali da Dave dfa...@... wrote: Ekonomi booming, standar hidup masyarakat lebih baik lagi Makanan lebih mudah dibuat (penduduk bisa pakai traktor lebih murah). Biaya pembuatan barang-barang turun, berarti penduduk lebih mudah membeli... yah jadi kesimpulannya lebih makmur, semua orang... Soalnya segala pengolahan barang sekarang ini kan tergantung sama energi. mau bikin besi dari tambangnya perlu energi, mau diolah jadi batangan perlu energi, mau diolah jadi mobil perlu energi, dll Semakin murah, semakin makmur. Ini salah satu alasan subsidi pemerintah ri sejak berdirinya negara. Sayang kandungan minyak malah tambah sedikit, gak cukup buat mendukung subsidi 220juta orang indonesia... --- On Wed, 5/8/09, zunaidi harry
[Keuangan] Re: RUU pengaturan dan pengelolaan utang II
Dear Pak Hok An, Kiranya berkenan, saya ingin menyampaikan pendapat. Menurut saya pribadi, berhutang tidak masalah. Secara kacamata individu maupun pengusaha orang-orang sering mengatakan hutang itu bisa mengungkit manfaat modal yang dimiliki saat ini. Ada pemeo mengatakan, selama kreditur masih percaya untuk ngasih ngutang, dan kira-kira si peminjam sanggup bayar cicilannya, ya ngutang saja. Ada juga yang mengatakan, kita mesti boleh ngutang kalau imbal hasil proyek infrasktur yg dibiayai lebih besar dari bunga pinjaman. Karna itu adanya korupsi jelas-jelas akan menimbulkan uang yg 'idle' atau tidak bermanfaat, sementara bunga utang jalan terus. Karna itu korupsi harus diberantas. Saya terima pendapat ini ada benarnya juga. Pendapat ketiga yg ekstrim mengatakan sebuah negara harus berdikari alias berdiri di atas kaki sendiri. Idealnya sih memang begitu Pak. Namun di dunia yang disebut para nabi sebagai penuh dosa ini, tidak ada yang ideal. Orang-orang pengen capai hasil maksimal, tapi selalu ada constraint atau keterbatasan sumber daya. Karna itulah orang-orang tidak bisa capai yang maksimal, harus hitung-hitung dulu pakai model matematika, karena hasil yang hanya bisa dicapai adalah hasil yang optimal. Mungkin untuk solusi ke depannya saya pikir pertanyaannya bukan kita mesti ngutang atau ngga, atau ngutangnya ke siapa, tapi lebih ke arah seberapa besar sih kira-kira level hutang yang 'optimal'. Jawabannya gak bisa dengan 'feeling' aja Pak tapi benar2 harus dihitung para expert untuk mencari solusi yg optimal, dengan mengingat tujuan2 (goals) yg harus dicapai , dan aneka keterbatasan (constraints) yang dihadapi. Sekedar pendapat pribadi saya saja Pak. Kurang dan lebih nya mungkin Bapak Hok An dan Rekan-Rekan lainnya dapat menambahkan. Salam, Jerry --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Hok An ho...@... wrote: Kawan2, dibawah ada pendapat dari pihak Departemen Keuangan mengenai masalah utang. Silahkan dibahas. Hok An Warta ekonomi: Selasa, 28 Juli 2009 12:04 Redaksi-1 Sejak masa kampanye para capres dimulai, salah satu topik yang ramai dibicarakan adalah masalah utang pemerintah. Mereka yang saling serang di media massa, ada yang mengatasnamakan pengamat ekonomi, tetapi ada juga yang terang-terangan mengatasnamakan anggota tim sukses capres tertentu. Perang argumen ini makin diperkaya dengan hadirnya Koalisi Anti Utang (KAU). file:///index.php?option=com_contentview=articleid=2677%3Adebat-kusir-seputar-utang-pemerintahcatid=53%3Aaumumshowall=1 Subtopik yang diangkat, di antaranya, adalah penambahan jumlah utang baik pada masa pemerintahan dipegang oleh Megawati Soekarnoputri maupun Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) beserta tolok ukur dalam menentukan batas aman jumlah utang, masalah ketergantungan pada utang, dan masalah transparansi penggunaan utang. *Tiga Masalah Utama * /Pertama, /sebagaimana diketahui, berdasarkan data pada Departemen Keuangan, total utang pemerintah pada akhir 2008 mencapai Rp1.636 triliun dan per 29 Mei 2009 telah mencapai Rp1.700 triliun. Dengan demikian, dalam tempo lima bulan, jumlah utang pemerintah mengalami peningkatan sebesar Rp64 triliun. Besarnya utang pemerintah ini telah menempatkan Indonesia sebagai negara pengutang terbesar keempat di negara berkembang. Setidaknya inilah hasil kajian yang dilakukan Committee for Abolition Third World Debt, yang/ /menempatkan Indonesia sebagai negara berkembang pengutang terbesar setelah Meksiko, Brasil, dan Turki. Sementara itu, perang prestasi keberhasilan para capres dalam menurunkan jumlah utang pemerintah diukur dengan rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Pada masa pemerintahan Abdurrahman Wahid-Megawati, rasio utang terhadap PDB mencapai 100% (1999) lalu turun menjadi 89% (2000). Pada masa pemerintahan Megawati-Hamzah Haz turun dari 77% (2001) menjadi 57% (2004) dan pada masa SBY-JK diprediksi turun dari 47% (2005) menjadi 32% (2009). Tolok ukur penurunan jumlah utang terhadap PDB ini mendapat reaksi yang cukup keras. Ada yang berpendapat bahwa perekonomian Indonesia masih didominasi asing, sehingga kalau tolok ukur PDB yang dipakai, seolah-olah rasio utang pemerintah masih aman. Padahal, kalau dilihat dari utang per kapita mengalami kenaikan dari Rp5,5 juta menjadi Rp8,5 juta, artinya tanggungan per orang atas utang pemerintah mengalami kenaikan. Sebagai solusinya, ditawarkan pendekatan Produk Nasional Bruto (PNB). Pendapat ini mendapatkan reaksi bahwa selama utang tersebut digunakan untuk kegiatan produktif sebenarnya tidak menjadi masalah. Argumen yang digunakan adalah, pada 2004 dengan utang per kapita Rp5 juta, mampu menghasilkan pendapatan per kapita Rp10 juta, dan pada 2008 dengan utang per kapita Rp7 juta, pendapatan per kapitanya meningkat menjadi Rp21 juta. Di sisi lain, ada juga yang memberikan solusi untuk meminta negara-negara pemberi utang agar
Re: [Keuangan] Memo Admin: Ledakan di Mega Kuningan
Iya, benar Pak. Namun tetap saja orang-orang kudu waspada. Soalnya 'disaster scenario' selalu full of surprise. Masalahnya, Iced lemon tea bisa di-refill, Mobil bisa diasuransi, tapi nyawa ngga.. Iya ngga bos? Cheers and regards, SJ --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Jimmy Widjaya jim...@... wrote: Dan yang harus kita perhatikan bahwa TV -TV yg ada disini selalu membuat suatu kejadian menjadi sangat di dramatisir dan dibuat menjadi sangat2 heboh! kalo kita membuat seperti itu, seakan2 apa yg orang2 bodoh itu lakukan berhasil dan membuat ketakutan2 yg berlebihan pada orang2 kita! Seharusnya kita menunjukan kepada pem-bom2 yg bodoh itu, bahwa apapun yg mereka lakukan, tidak membuat kita ketakutan, dalam artian tindakan mereka tidak berhasil untuk meneror kita! TV-TVkita ini juga bodoh2, gak beda jauh dengan para pem-bom tsb en mereka hanya mengejar rating, tanpa menyadari kondisi yg mereka sebabkan ke masyarakat kita dengan berita2 yg mereka sajikan! justru berita2 itu adalah Bom2 yg lbh berbahaya, karena tidak mengenai fisik manusia tapi mengenai jiwa manusia secara langsung apabila dilakukan seperti sekarang ini! Namaste, Paul Jimmy Widjaja PT Agro Harapan Lestari Jl. Jendral Gatot Subroto Kav.27 Menara Global Bldg. 16th Floor Jakarta 12950 Phone +62 21 52892260 (hunting) From: Idealisman Tambunan idealism...@... To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Date: 19/07/2009 12:01 PM Subject: Re: [Keuangan] Memo Admin: Ledakan di Mega Kuningan Sent by: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Sebaiknya kita melihat setiap kejadian dengan proporsional dan objektif. Sering terjadi kasus pembunuhan dengan beragam motif dan cara, jangan kita menganggapnya heboh karena tv membuatnya seolah begitu, masih banyak kejadian yang tidak kita tahu dan tidak mau tahu hanya karena tidak ditayangkan. Jangan terlalu mengikuti tv tentang apa yang harus kita khawatirkan. Sekjend PBB Ban Ki Mon pernah mengatakan hal yang mirip seperti yang saya katakan. From: oka widana oka.wid...@... To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Sent: Friday, July 17, 2009 8:43:06 AM Subject: [Keuangan] Memo Admin: Ledakan di Mega Kuningan All, Kita semua masih berharap2 cemas, menanti kejelasan mengenai berita diatas. Skenario terburuk, ledakan itu adalah bom yg diledakkan sekelompok orang2 tolol dan fanatik, yang pasti akan mengguncang perekonomian Indonesia. Saya sungguh berharap tak ada keluarga besar member millis AKI yg terluka. Salam, Oka Widana Moderator Powered by Telkomsel BlackBerry® = Join Facebook AKI dimana Anda bisa ber social interactive sambil bermain games atau just have fun together. Compulsory bagi new members start 1 Jan 2008. http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045 = Perhatian: Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas. = Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com - Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting sebelumnyaYahoo! Groups Links [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
[Keuangan] Re: Logika Sekuler tentang Bank Syariah
Numpang memberikan pendapat: Berdasarkan analisa saya terhadap kenyataan di lapangan, saya kurang setuju dengan pernyataan bahwa bank syariah tidak menerapkan bunga. Memang benar, tidak ada istilah bunga dalam form atau namanya, tapi secara substance ada. Bank syariah dalam akadnya (e.g: mudharabah, musyarakah, murabahah, ijarah) menetapkan tingkat imbal hasil tertentu. Bedanya dengan bank konvensional (berdasarkan pengamatan nyata saya), tingkat imbal hasil yang diminta bank syariah bersifat tetap, tidak mengambang atau floating seperti bank konvensional. Kalau tingkat return atau bagi hasil yang diterima nasabah (baca: deposan) di bank syariah lebih tinggi, it implies (itu menyiratkan) bahwa tingkat imbal hasil yang diminta atau diambil dari debitur (yang meminjam) sebenarnya juga lebih tinggi. Karena bank syariah dan bank konvensional, walaupun diberi label berbeda, tapi substance kedua-duanya adalah bisnis. Logikanya, kalau satu perusahaan bisa bagi-bagi duit lebih besar, berarti pendapatannya lebih besar. Darimanakah pendapatan bank syariah? Ya, dari imbal hasil itu yang diterima dari para debiturnya. Pendapat saya ini murni analisa bisnis. Mohon maaf bagi yang kurang berkenan dengan pendapat saya. Janganlah kiranya dibawa-bawa melantur di luar dari ranah analisa bisnis. Jadi in conclusion, menurut hemat saya tidak ada pinjem duit tanpa bunga. Paling-paling cuma ganti istilah atau nama saja. Cheers and Best Regards, SJ --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, anton ms wardhana ari.am...@... wrote: sekali lagi dari iB Blogger Competitioan @ Kompasiana tulisan yang menarik tentang Bank Syariah, setidaknya menurut kuncen ki brankas seperti saya tetapi apakah memang demikian, adanya ? mohon bantuan penjelasan rekan2 financiers *BR, ari.ams* http://ib-bloggercompetition.kompasiana.com/2009/07/10/logika-sekuler-tentang-bank-syariah/ * Logika Sekuler tentang Bank Syariah *Oleh Subhan - 10 Juli 2009 - Dibaca 352Kali - Rasanya tidak cukup hanya mengedepankan dalil-dalil agama untuk meyakinkan masyarakat bahwa kehadiran bank syariah merupakan salah satu solusi untuk mengatasi masalah ekonomi bangsa. apalagi jika yang dihadapi adalah kalangan sekuler yang begitu alergi terhadap penerapan nilai-nilai agama dalam kehidupan bermasyarakat, umumnya mereka enggan menerima penjelasan yang dipenuhi dengan kutipan-kutipan ayat quran atau hadits. Yang diinginkan adalah penjelasan logis kenapa sesuatu itu dianggap bagus dan baik. Penjelasan agama hanya berlaku bagi kalangan yang yakin bahwa setiap yang diatur oleh quran dan sunnah adalah baik. Sedangkan bagi kalangan sekuler, yang begitu mendewakan pikiran dalam setiap pengambilan keputusan, diperlukan data empirik untuk benar-benar yakin bahwa sesuatu itu memang benar-benar baik. Dalam pelaksanaan bank syariah misalnya, kalangan sekuler sangat membutuhkan bukti nyata bahwa bank syariah benar-benar lebih baik dibanding bank konvensional. Berikut ini beberapa alasan yang sekiranya bisa diterima kalangan sekuler kenapa bank syariah sangat layak dijadikan alternatif penyelesaian masalah ekonomi bangsa. *Pertama, bank syariah lebih menguntungkan.* Ini bukan hanya klaim tapi bisa dibuktikan secara empirik. Berdasar data yang terpampang dalam website salah satu bank syariah dan juga bank konvensional bisa diketahui secara jelas bahwa bank syariah lebih banyak memberikan keuntungan material di banding bank konvensional. Per tanggal 9 Juli 2009, salah satu bank syariah berani memberikan bagi hasil senilai 3,22% bagi nasabah tabungan. Bagi hasil 3,22% ini diberikan kepada seluruh nasabah pemilik rekening tabungan tanpa mensyaratkan saldo minimal. Angka 3,22% ini muncul setelah besaran bagi hasil tabungan diekuvalenkan ke dalam bentuk persentase. Sementara pada tanggal dan produk yang sama, salah satu bank konvensional tidak memberikan bunga sama sekali bagi pemilik rekening tabungan yang saldonya kurang dari Rp 1 juta. Bunga baru bisa diberikan ketika saldo tabungan nasabah di atas Rp 1 juta. Itupun tidak sebesar bagi hasil yang diberikan bank syariah. Bank konvensional milik pemerintah ini hanya bisa memberikan bunga sebesar 1,75% bagi nasabah pemilik tabungan dengan saldo antara Rp 1 juta hingga Rp 5 juta. Sedangkan bagi nasabah tabungan dengan saldo Rp 5 juta - Rp 50 juta bank konvensional yang banyak cabangnya ini hanya bisa memberikan bunga sebesar 2,25%. Selanjutnya bagi nasabah tabungan yang memiliki saldo sebesar Rp 50 juta Rp 100 juta akan diberikan bunga sebesar 2.5%. Bagi nasabah dengan saldo minimal Rp 100 juta hingga saldo kurang dari satu milyar rupiah bank konvensional hanya berani membayar bunga 2,75%. Bunga yang cukup besar yaitu 3,75% baru bisa dinikmati nasabah bank konvensional jika memiliki saldo tabungan lebih besar dari satu milyar rupiah. *See*, terbukti bank syariah lebih menguntungkan bagi nasabah. Untuk mendapatkan bagi hasil sebesar 3%
[Keuangan] Re: Evolving Markets = EMH + BF
Mengutip dari paragraf di bawah, The pileup in statistical arbitrage also suggests what will next happen in the area, Lo says. People who lost a huge amount of money will get out of the strategy, he says. Volatility will increase because the statistical arbitrage dampers are removed. Eventually, the profitability of the strategy will rise and the cycle may begin again, he says.- Best regards, Jerry -- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, muhammad_az m_alfa...@... wrote: `I realized that the behavioral finance folks and the efficient-markets folks were both right,' Evolving Markets Jason Grow `I realized that the behavioral finance folks and the efficient-markets folks were both right,' Lo says. MIT's Andrew Lo applied evolutionary theory to finance. Among the predictions of his adaptive-markets hypothesis: a boom of new hedge funds. By JON ASMUNDSSON When former federal reserve Chairman Alan Greenspan testified before Congress last October on the financial crisis, he described the shock he'd felt when the belief he'd had for more than 40 years in the self-sufficiency of the free-market system turned out to be wrong. I found a flaw in the model that I perceived as the critical functioning structure that defines how the world works, Greenspan told lawmakers. For Andrew Lo, a finance professor at the Massachusetts Institute of Technology in Cambridge, it was a sad moment. That's because the upheaval that shook Greenspan wasn't necessarily proof that free markets were defective, Lo says. Rather, it reflects an evolutionary process. Greenspan wasn't wrong before, and he isn't necessarily right now, Lo says. It's just that he was observing different phases of the market cycle. Market cycles are the kinds of phenomena that can be explained by the adaptive-markets hypothesis, a financial theory Lo developed a decade ago that incorporates insights from the study of evolution in biology. Under the hypothesis, investors with similar aims or strategies pension funds or market makers, for exampleare species. And as in nature, market species compete and proliferate when successful and get weeded out when unsuccessful. Not only can those processes drive booms and busts, they can also affect how markets themselves operate. Markets are an evolutionary adaptation that humans developed to deal with the problem of allocating resources among large groups of individuals efficiently, Lo says. Over long periods of time, there will be certain subperiods when markets behave in the way that we think they ought toefficientlybut then there are other periods when they behave much more emotionally. That's what we're seeing now. besides teaching finance at MIT, Lowho was born in Hong Kong, lived in Taiwan until age 5 and then grew up in Queens, New Yorkis director of the MIT Laboratory for Financial Engineering. The 49-year-old also is founder, chairman and chief scientific officer of Cambridge-based hedge fund AlphaSimplex Group LLC, which was acquired by Boston-based Natixis Global Asset Management in 2007. Lo says he developed the adaptivemarkets hypothesis in the late 1990s as a way to respond to behavioral finance's criticisms of the widely taught efficient-markets hypothesis. Back then, there were two camps: There was efficient markets and behavioral finance, and neither party was really gaining the upper hand, Lo says. The impasse was frustrating for students, who would ask professors which of the contradictory ideas was correct. The efficient-markets hypothesis, which was formulated separately in the 1960s by MIT's Paul Samuelson and the University of Chicago's Eugene Fama, holds that when prices fully reflect all available information, their subsequent moves must be random and can't be forecast. That makes it hard to beat the market. Underlying efficient-markets thinking is the assumption of rational expectations the idea that people on average will process information correctly. Not so, say advocates of behavioral finance, which taps methods from psychology. Its experiments show that people often make mistakes and can be irrational or even stupid, Lo says. Markets thus can't be efficient, and it should be easy to exploit inefficiencies to make money. Yet, as many investors can attest, beating the market still isn't easy, Lo says. Efficient markets has given us all kinds of powerful tools such as diversification, indexation, risk management, performance attribution, alpha, betaall of these really useful ideas, Lo says. Do we have to throw them all out? Behavioral finance doesn't offer an alternative framework, Lo says; its proponents only point out that people overreact, follow herds or have various biases. How do we take that into account and construct an optimal asset allocation algorithm? he says. After years of grappling with this conflict, Lo says it finally dawned on him that there wasn't
[Keuangan] Re: perminyakan
Iya bos :) Faktanya di Indonesia agak ironis memang.. Fakta pertama, investor utama (majority shareholder) perusahaan Tbk biasanya masih konglomerat atau pemerintah. Masih sangat sedikit perusahaan Tbk yang kepemilikan pemegang sahamnya tersebar merata pada banyak investor (apalagi yang totally milik public kayaknya di Indo lom ada deh..) Kalau saya nyebut investor, maksudnya mengacu kepada pemegang saham yang kecil2 tapi banyak, alias publik, gitu bos. Fakta kedua (sekaligus pertanyaan retorik: mangnya kalo investor publik buat decision beli jual saham, laporan keuangan auditan pernah dibaca yach?) Kalu bos ndak percaya, coba dech tanya orang-orang yang maen saham (baca: investor publik) berapa persen sih yang bisa baca neraca, laba-rugi, cashflow. Jangan2 mereka bos sebutin kata balance sheet dan istilah qualified - unqualified audit opinion pada bingung dan nggak ngeh. Taunya hari ini harga naik, besok turun ajah, besok apa lagi yah.. Karnah itu, menurut saya, GCG itu penting, bos.. Setidaknya kalau lingkungan kontrol perusahaan udah nerapin good governance, maka fraud bisa dicegah. (at least, terdetect) Coba bayangin, suatu perusahaan publik, presdirnya sang babe, dir.keuangannya anak laki2 pertama, dir marketingnya menantu perempuannya, dst. dst. Kalu orang2nya memang pada kompeten ya gpp jg sih.. Tapi kalo ngga? Kasian investor publik yang kecil2 itu bos.. Pemegang saham mayoritas sih enak, kalo ada apa-apa tinggal kabur. :) Nah, tapi, Investor2 kecil yang ditinggal, merana.. Cheers, Jerry [sekedar pendapat pribadi dari saya] --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, winarto sugondo sugondo.wina...@... wrote: Investor ...??? Sangat boodoh kalau tidak memiliki kemampuan membaca laporan keuangan BUMN Tbk. [Pendapat Pribadi] GCG lebih mengarah kepada penunjang misi sebuah perusahaan dalam peningkatan profit. Alokasi sehubungan dengan kegiatan politik...tergantung penyulap (Accounting, Audit, Pajak, Keuangan) untuk mengalokasikan sesuai dengan pos yang wajar. Keren yach.tergantung siapa yang bercuap dan siapa yang mampu menganalisa kecurangannya. GCG adalah Sistem, sekumpulan proses yang ditopang oleh serangkaian proses yang lebih kecil membentuk sebuah birokrasi. Cool.apa kita siap menerima status hambatan berupa birokrasi??? padahal hal tersebut adalah GCG??? ngantri di shelter busway aja sulit. Sekedar pendapat, pendapat lain dipersilahkan, perbedaan adalah kenikmatan duniawi dan pembuka wawasan. Salam, Winarto Sugondo On 7/12/09, Jerry Matanari jerr_f...@... wrote: Kabar burung mengatakan duit BUMN buat parpol. Lalu berapa persenkah perusahaan BUMN menerapkan good GCG? Perusahaan publik (yang listed di BEI) should be kudu nerapin good GCG. Kalau ndak kasihan investornya.. Cheers, Jerry --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.comAhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com, subiwulan karnitiya miyaw_sweetcat@ wrote: permisi...mau jelasin GCG lebih gamblang... GCG adalah sistem tata kelola perusahaan yang erat kaitannya dengan output perusahaan termasuk nilai perusahaan yang dihitunhg berdasar saham,jadi intinya implementasi GCG dalam skala nasional dapat mempengaruhi pasar modal. Corporate governance punya 7 mekanisme (renumerasi eksekutif, capital structure, ownership structureboard size dll) yang dijalankan dan diperhitungkan sedemikian rupa sehingga menghindari adanya masalah agensi..(=masalah antara kepentingan manajerial dengan pihak pemilik.. GCG sangat sering dibahas dalam jurnal2 keuangan internasional (easterbook,EFM symposium, dll) --- Pada Jum, 10/7/09, Hok An Hokan@ menulis: [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Keuangan] Saya Bermimpi: Indonesia Menguasai Temasek dan Khasanah
Menurut hemat saya mungkin-mungkin saja kok Pak, Faktanya banyak konglomerat di Indonesia. Hanya saja mungkin 'harga beli' Temasek atau Khasanah dianggap terlalu tinggi sehingga lebih baik invest di tempat lain yang lebih menguntungkan. Buat business, nasionalisme kadang kurang relevan. Khan dunia semakin borderless.. Sudah tahu isu Carrefour (prancis) akan diakusisi oleh Koor (israel)..? Khabarnya masih penjajakan sih, blom tau nantinya jadi atau ngga.. Ndak ada yang mustahil bagi orang yg percaya/optimis mau bekerja keras. Regards, --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, richard roesnadi roesna...@... wrote: Penjelasan yang bagus.. Barangkali kita memang mesti banyak memberi daripada menuntut.. apalagi berhutang:-) Salam kenal.. mas Jhon Richard --- Pada Ming, 21/6/09, Jhon Kho jhonkhof...@... menulis: Dari: Jhon Kho jhonkhof...@... Topik: Re: [Keuangan] Saya Bermimpi: Indonesia Menguasai Temasek dan Khasanah Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Tanggal: Minggu, 21 Juni, 2009, 11:08 PM Salam Kenal Bung Kris, Wah..wah saya kira kira mimpi anda hanyalah akan menjadi bunga tidur saja. terlalu muluk muluk. bukannya pesimis [dibagian akhir mimpi anda,anda mengajak kita semua untuk masak masak memilih presiden kita] diantaranya : 1.bangsa Indonesia harus memilih presiden yang tidak ditunggangi asing, yang kampanyenya tidak didanai asing, bukan boneka asing yang selalu didikte negara asing.[kira kira siapa yah..] Alasannya : Dengan begitu, akan semakin banyak orang-orang Indonesia yang terserap untuk bekerja. Indonesia juga akan semakin jaya, dan tidak diremehkan oleh negara- negara lain seperti yang sekarang kita alami. [Jujur yah...maaf bukan pesimis...bagi saya yang bodoh ini siapa pun yang jadi presidennya tidak akan menjadikan indonesia berjaya] masalah makin banyak orang indonesia yang terserap untuk bekerja jika presiden A/B/C terpilih saya rasa cuma lelucon atau pepesan kosong. menurut saya dari awal adalah kesalahan bangsa kita sendiri coba dari awal para wakil rakyat [orang yang memperjuangkan nasib rakyat]kita memperhatikan bener bener akan masalah pendidikan maka bangsa kita tidak akan seperti sekarang yang hampir 70% masih mengenyam pendidikan dasar bagaimana mereka dapat bersaing dimasa depan. jika mereka rata rata memiliki pendidikan minimal SMA atau S1 atau S2 dan pemerintah mengirim para putra putri terbaiknya untuk belajar dari bangsa yang lebih maju dan mendukung riset riset yang dapat dipakai dibidang pertanian,kelautan, kehutanan guna meningkatkan kesejahteraan bangsa kita maka saya rasa baru your dream came true. Saya juga ingin mimpi anda jadi kenyataan indonesia bisa menjadi mercusuar dunia.tapi lihat kenyataanlah dari jaman jebot sampai jaman sekarang apa yang ditinggalkan kepada kita dan anak cucu kita selain utang yang mengunung yang katanya jika dibagi dengan total jumlah penduduk kita satu orang kurang lebih 12 jt. kata bapak saya jika kau melakukan pekerjaaan lakukanlah dengan hati sebab tanpa hati pekerjaanmu seperti pisau tanpa gagang yang bisa melukai dirimu dan orang lain nah jika presiden,pejabat, masyarakat dan seluruh komponen bangsa dapat melakukan seperti yang bapak saya bilang saya rasa tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya.[percaya disini bukan mimpi loh] salam _ _ __ From: gbahar2...@yahoo. com gbahar2...@yahoo. com To: AhliKeuangan- Indonesia@ yahoogroups. com Sent: Thursday, 18 June 2009 7:29:06 Subject: RE: [Keuangan] Saya Bermimpi: Indonesia Menguasai Temasek dan Khasanah Salam Kenal Bung Kris, Mestinya mimpi2 ini dikomunikasikan dg penguasa, n sampaikan juga 'how to do' nya, kemungkinan besar para penguasa juga gak tau cara implementasi mimpi2 ini. Salam Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Christovita Wiloto christovwiloto@ gmail.com Date: Thu, 18 Jun 2009 18:21:42 Subject: [Keuangan] Saya Bermimpi: Indonesia Menguasai Temasek dan Khasanah http://www.antarane ws.com/kolom/ ?i=1245224443 http://public. kompasiana. com/2009/ 06/17/saya- bermimpi- indonesia- menguasai- temasek-dan- khasanah/ Saya Bermimpi: Indonesia Menguasai Temasek dan Khasanah oleh Christovilta Wiloto Managing Partner Strategic Indonesia Banyak aset-aset Indonesia strategis kini dikuasai negara-negara asing. Pembicaraan strategis Indonesia sekarang tidaklah aman lagi, karena operator-operator telepon seluler dimiliki dan dikontrol oleh negara asing, dan setiap saat menyadap pembicaraan kita. Sebut saja PT Indosat Tbk. yang pernah dijual ke Temasek Holding dan kini berada di
RE: [Keuangan] Global Market Crack - The Real Bottom is Zero
Fenomenanya saya lihat persis seperti krisis minyak bulan-bulan kemarin. Self-prophecy. Orang-orang panik, expect harga minyak naik, ya naiklah. Tahun 98, orang expect rupiah hancur, ya hancurlah. Substansinya, bubbling expectation /melebihi fundamental. Ibaratnya orang sakit, memang udah kronis sih sakitnya. Tapi kalau ditambah stress pikiran kan mempercepat mati. Ya matilah kaw. Sehancur-leburnya pasar modal dan keuangan, index jadi 0 sekalipun. Investor bangkrut. NYSE dilikuidasi. Paling-paling besok bertani. Tapi barang dan jasa gak ada, duit segoni juga, orang mau makan apa, makan batu? Warm regards, JM Original Message Subject: [Keuangan] Global Market Crack - The Real Bottom is Zero From: yokorusi [EMAIL PROTECTED] Date: Thu, October 09, 2008 7:39 pm To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com http://unpublisheddream.blogspot.com/2008/10/global-market-crack-real-bottom-is-\ zero.html Panik kata yang paling tepat menggambarkan situasi pasar keuangan global saat ini. Setelah tadi malam Dow mencatat indeks terburuk pada level 8759 maka siang ini indeks Nikkei telah jatuh di bawah level 8500 atau lebih rendah dibanding posisi Juni 2003. Seakan tidak ada lagi ruang yang tersedia bagi berita positif yang dapat mengangkat moral dan semangat di pasar keuangan dunia. Awalnya kejatuhan indeks bursa2 dunia pada tingkat 2% saja terasa besar, kemudian berangsur angka kemerosotan bergerak meningkat menjadi 4%. Itupun terus bergerak memburuk, bahkan penurunan indeks Dow di atas 7% mulai terlihat. Ini sangat mengkhawatirkan karena potensi terjadinya kejadian di 1987 saat indeks turun di atas 20% dalam satu hari dapat dengan mudah terjadi. Tinggal masalah waktu, tidak diharapkan datang tapi kemungkinan akan datang. Market crack! Bila ini terjadi maka stock market di US akan terkikis habis mendekati titik nol besar. Kemudian akan datang masa mati suri di pasar saham US. Skenario yang pernah terjadi di tahun 1929/30 - The Great Depression. Pasar telah kehilangan kepercayaan diri dan kepercayaan kolektif. Nilai bailout sebesar USD 200 billion untuk Fannie Mae dan Freddie Mac diresponse dengan kejatuhan indeks Dow sebesar 5% dalam semalam. Bailout plan sebesar USD 700 billion ditanggapi dengan kejatuhan indeks secara massive di global market. Pemotongan suku bunga secara terkoordinasi, bailout program dari berbagai negara maju lainnya, tidak lagi mampu untuk merubah keyakinan investor. Bila tindakan otoritas keuangan dan pemerintah tidak lagi dapat menghentikan kejatuhan harga di pasar keuangan maka global financial system akan collapse. Kemudian perlahan tapi pasti, kondisi perekonomian global akan terseret menuju global recession. Mungkin tidak ada lagi gunanya berharap bahwa pasar telah hit bottom saat ini sebab bukan tidak mungkin the real bottom is ZERO :) Socrates Rudy Sirait, PhD http://unpublisheddream.blogspot.com/
RE: [Keuangan] Ingin Bertanya mengenai Bailout
Dari kasus Amerika, saya lihat ada indikasi fenomena-fenomena yg bs dipelajari: - Sejarah selalu berulang - Habis gelap terbitlah terang, habis terang hadir gelap Guru saya pernah bilang begini: Ekonomi yang benar itu dari kerja, bukan judi. Kerja yg benar, invest lalu reinvest. Kalau pialang lebih suka judi daripada kerja maka muncullah krisis. Mungkin, karma itu memang ada. Regards, JM --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Poltak Hotradero [EMAIL PROTECTED] wrote: At 12:30 06/10/2008, you wrote: Saya ingin bertanya mengenai bailout Jumat kemarin, ada banyak hal yang belum saya mengerti, mohon bimbingan rekan2 sekalian 1. Bailout $700 milyar itu menggunakan alokasi dana dari mana? $700 milyar itu berapa persen dari total kekayaan pemerintah AS? GDP Amerika itu besarnya sekitar USD 13 Trilyun lebih sedikit. Jadi bailout yang USD 700 Milyar itu setara dengan 5-6% GDP-nya Amerika. Duit sebesar USD 700 Milyar itu akan berasal dari penerbitan Surat Utang Pemerintah Amerika. Tentu saja tidak sekaligus dikucurkan.
RE: [Keuangan] Jasa securicor
ya Tentu saja Bos :) Original Message Subject: [Keuangan] Jasa securicor From: yanti [EMAIL PROTECTED] Date: Mon, September 08, 2008 7:58 pm To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Dear all, mohon dibantu, Apakah jasa securicor itu termasuk obyek pajak pph 23 ya. Thx.
RE: [Keuangan] WTA: Cara menghitung PV dgn Excel
Sekedar isenk 30 detik membuat model (bkn 30 detik menjadi bintang :) / sorry klo very simple Pak.. Please find attachment. Bagi rekan-rekan yang hobi modelling/formula auditing, feedbacknya dihargai.. Regards, J Original Message Subject: [Keuangan] WTA: Cara menghitung PV dgn Excel From: [EMAIL PROTECTED] Date: Mon, September 01, 2008 8:12 pm To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Rekans, Saya mau tanya dikit nich, Saya ada soal sedikit, yaitu: Kalau saya akan memberikan Tunjangan Perumahan pada karyawan dan nilai Present Value pada 192 bulan yang akan datang adalah Rp 160.000.000,00, Nilai pokok pada saat ini berapa ya? Nilai pokok pada saat tsb ini akan saya bagi sebesar 192 bulan dan akan diberikan setiap bulan. Mohon masukaannya ya. Kalau bisa japri ya, soale saya pakai digest. Kalau bisa memberikan contoh soal dalam Excel akan lebih baik Terimakasih sebelumnya. Salam, AMST [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
RE: [Keuangan] WTA: Cara menghitung PV dgn Excel
Good morning :) Yg namanya attachment mgnkn diblock Pak ama Bung Moderator.. (eg: for security reason, etc). But I have sent the file directly to your email address. Thank you, Original Message Subject: Re: [Keuangan] WTA: Cara menghitung PV dgn Excel From: kim_iman_wibowo [EMAIL PROTECTED] Date: Wed, September 03, 2008 7:13 am To: [EMAIL PROTECTED] Dear Pa' Jerry, Maaf kok attachmentnya ga ada, boleh dunk kirim attachment excel ke saya juga, please? thanks best regards kim imaN - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Cc: [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, September 02, 2008 4:18 AM Subject: RE: [Keuangan] WTA: Cara menghitung PV dgn Excel Sekedar isenk 30 detik membuat model (bkn 30 detik menjadi bintang :) / sorry klo very simple Pak.. Please find attachment. Bagi rekan-rekan yang hobi modelling/formula auditing, feedbacknya dihargai.. Regards, J Original Message Subject: [Keuangan] WTA: Cara menghitung PV dgn Excel From: [EMAIL PROTECTED] Date: Mon, September 01, 2008 8:12 pm To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Rekans, Saya mau tanya dikit nich, Saya ada soal sedikit, yaitu: Kalau saya akan memberikan Tunjangan Perumahan pada karyawan dan nilai Present Value pada 192 bulan yang akan datang adalah Rp 160.000.000,00, Nilai pokok pada saat ini berapa ya? Nilai pokok pada saat tsb ini akan saya bagi sebesar 192 bulan dan akan diberikan setiap bulan. Mohon masukaannya ya. Kalau bisa japri ya, soale saya pakai digest. Kalau bisa memberikan contoh soal dalam Excel akan lebih baik Terimakasih sebelumnya. Salam, AMST
RE: [Keuangan] Gearing Ratio
Debt to Equity ratio adalah salah satu gearing ratio. Original Message Subject: [Keuangan] Gearing Ratio From: Ari Rahmat [EMAIL PROTECTED] Date: Sun, August 24, 2008 8:20 pm To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Dear rekan - rekan, Mau tanya sedikit nih tentang analisa laporan keuangan perusahaan, khususnya tentang Gearing Ratio. Gearing Ratio itu sama atau tidak ya dengan Debt to Equity Ratio? Atau ini hanya masalah istilah saja kah? Di beberapa sumber saya lihat rumus Gearing Ration menggunakan Hutang Bank / hutang jangka pendek (hutang yang ber bunga) untuk dibandingkan dengan Total Ekuitas, namun di sumber lain saya melihat Hutang Jangka Panjang (Long Term Debt) yang dibandingkan dengan Total Ekuitas. Yang bener yang mana ya? Mohon pencerahan dari Bapak Ibu sekalian. Terima kasih. [Non-text portions of this message have been removed]
[Keuangan] VACANCY __
A coal mining company sought for qualified candidate(s): AXAPTA Developer and Tester REQUIREMENTS: - Min. University degree. Background from Finance, Accounting, or Management - Have work experiences at least 2 years - Having knowledge developing/using Microsoft AXAPTA Please send your CV and expected salary in MS.Word format to my email address (not more than 100kb) at last one week from this date. Only shortlisted candidates would be notified. Best Regards, Jerry Matanari
RE: [Keuangan] Re: SOP untuk Proyek Konstruksi
Mm.. ok,.. Kalau begitu tujuannya untuk tujuan komersil ya Pak?.. :) Hmm.. Itu bukan masalah SOP. SOP kan kaitannya ke internal control. Itu masalah pencatatan. Akuntansi manajemen bapak menggunakan standard costing. Tapi untuk pelaporan keuangan kan metodenya percentage of completion method atau completed contract method. Namun sebenarnya.. apapun metodenya, perbedaan temporer yg timbul harusnya mesti bisa direkon. Caranya? Buat saya sih gampang. Hint: Lihatlah IFRS dan PSAK..hehehe (Saya pikir bangsa Indonesia semestinya berlatih menghargai hak kekayaan intelektual) Eniwey, kalau tujuan Bapak non komersil, tentunya Pak Ryan dan Verthandy (serta rekan-rekan ahli keuangan) mungkin punya consideration yang berbeda.. :) Salam Damai! Original Message Subject: [Keuangan] Re: SOP untuk Proyek Konstruksi From: joko riadi [EMAIL PROTECTED] Date: Fri, July 11, 2008 12:53 am To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Dear Temen2, Sebelumnya terimakasih atas perhatiannya, Begini Pak Ryan dan Pak Verthandy serta yang lainnya, Kantor saya berencana membangun sebuah apartemen di Jakarta. Mungkin baru akan dilaksanakan pada di awal 2009 nanti. Menurut atasan saya, ada pencatatan yang agak berbeda dengan yang umum, khususnya pada 'Work in Progress' (pengeluaran2 operasional proyek, pembelian material konstruksi, serta pengeluaran langsung dan tidak langsung lainnya sehubungan dengan pembangunan). Termasuk pengakuan beban pada laporan rugilabanya. Barangkali diantara temen2 ada SOP/informasi yg terkait mohon untuk dikirimkan via japri. :) SOP yang ada akan saya sesuaikan dengan 'aturan main' yang berlaku di perusahaan saya. Terimakasih banyak sy ucapkan sekali lagi atas perhatiannya! -- Best regards, joko mailto:[EMAIL PROTECTED] Posted by: Amitz Sekali [EMAIL PROTECTED] verthandy Wed Jul 9, 2008 7:53 pm (PDT) Dear Pak Joko juga, Yang diminta SOP dan akuntansi internalnya, akuntasi externalnya, atau semuanya? Kalau SOP dan akuntansi internalnya, itu tergantung kebiasaan di daerah masing2, tidak bisa dipaksakan kecuali proyek Pak Joko cukup besar untuk memaksakan aturan ke pihak vendor/lingkungan/pekerja. --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Fitriyanto [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear Joko, Bisa diperjelas proyek konstruksinya ini sebagai jualan kantor Joko atau proyek konstruksi untuk dipakai sendiri? Salam Ryan Sorry one liner http://ryanfitro.multiply.comhttp://ryanfitro.multiply.com/
RE: [Keuangan] Laporan Keuangan Perusahaan Asuransi
Kalau laporan keuangan publik paling gampang nyarinya di situs BEI Pak. Thanks, Original Message Subject: [Keuangan] Laporan Keuangan Perusahaan Asuransi From: Ardhy Ryadi [EMAIL PROTECTED] Date: Tue, July 08, 2008 1:56 am To: ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com Dear all, Mohon info sehubungan dengan rating perusahaan2 asuransi indonesia versi majalah infobank, di mana laporan keuangan publikasi seluruh perusahaan2 asuransi indonesia bisa diperoleh? terima kasih Ardhyryadi
RE: [Keuangan] Bunga NPV
Depends on konteks tujuan Bapak. Semakin tinggi tingkat return/yield yang Bapak inginkan, maka semakin tinggi pula tingkat diskonto NPV yang akan diapplied. Dampaknya kalo diskon makin besar maka NPV semakin kecil. Referensi benchmark menurut saya bisa banyak ya Pak Andi. Misalnya SBI + 1, FED + 1,5, Deposito + 2,5, dsb. Tergantung mana yg objectively paling relevan. Bagaimana pendapat rekan-rekan ahli keuangan? Bung Poltak bgmn ini Bang? Adakah kira-kira yang mau dishare? Salam, Original Message Subject: [Keuangan] Bunga NPV From: Andi M F Avandy [EMAIL PROTECTED] Date: Mon, July 07, 2008 7:12 am To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Buat Abang2 pakar keuangan nih. Mohon pencerahannya yah. :-) Saya lagi belajar keuangan nih. Masalanya soal diskon NPV 1. Untuk tingkat diskon sebaiknya menggunakan suku bunga apa? Suku bunga simpanan atau SBI? 2. Bisa ngga kalau saya menggunakan tingkat suku bungan Ril (Bunga bank minus inflasi)? Untuk sementara pertanyaannya itu dulu deh. :-D Terima Kasih sebelumnya, -- Andi
RE: [Keuangan] Mohon Advice - Bugdeted Cash Flow
Dear Bu Flora, Budgeted cashflow utk 5 tahun sudah bisa dibuat, data diperlukan cukup data budgeted/proyeksi Balance sheet slm 6 tahun. Tapi kalau cuma data PL saja darimana bisa tahu komponen akrualnya? Original Message Subject: [Keuangan] Mohon Advice - Bugdeted Cash Flow From: Flora Retta [EMAIL PROTECTED] Date: Sun, June 29, 2008 11:23 pm To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Dear all, Mohon bantuannya untuk menyusun budgeted cash flow (untuk 5 tahun) Data yang saya gunakan saat ini adalah budgeted PL. Kira2 point penting apa yang mempengaruhi dalam penyusunan cash flow,.. kalau ada yang punya data / dokument mengenai hal ini,.. mohon di share. Rgds, Flora [Non-text portions of this message have been removed]
RE: [Keuangan] LKPP 2007 Kembali Disclaimer
Ndak heran koq Pak. Kalau ruang lingkup dibatasi mana mungkin bisa dapat opini clean/ unqualified. Dalam kongres IAI Kompartemen Sektor Publik tahun ini malah ada bocoran LKPP bisa disclaimer terus tiga atau lima tahun ke depan.. Tanya kenapa? Cheers, Original Message Subject: [Keuangan] LKPP 2007 Kembali Disclaimer From: Hok An [EMAIL PROTECTED] Date: Thu, May 29, 2008 12:53 am To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com http://www.wartaekonomi.com/detail.asp?aid=10719cid=2 LKPP 2007 Kembali Disclaimer Kamis, 29 Mei 2008 00:00 WIB - warta ekonomi.com Menkeu Sri Mulyani, menyatakan disclaimer kembali ditetapkan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap aporan keuangan pemerintah pusat (LKPP) 2007. Hal itu terjadi akibat pemeriksaan BPK dibatasi pada soal perpajakan dan biaya perkara di Mahkamah Agung (MA). Alasan lain akutansi belum dilaksanakan secara sempurna terutama pada kementerian dan lembaga yang mempunyai satker dekonsentrasi dan tugas perbantuan. Begitupula penyimpangan standar akutansi seperti konsep bruto dan investasi nonpermanen. Terakhir, penerimaan bukan pajak yang diperoleh kementerian dan lembaga (LK) tidak didukung aturan pemerintah. Mochamad Ade Maulidin Messages in this topic (1) Reply (via web post) | Start a new topic Messages =
Balasan: Re: [Keuangan] Lehman Brothers : Harga Minyak Bisa di US$ 80
Benar :) Minyak jadi seleb. Ampun minah, hehehe --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, jeffrey sandra [EMAIL PROTECTED] wrote: Minyak... minyak... minyak, wah bener-bener jadi seleb yang namanya minyak sekarang nih ya. Both minyak goreng n minyak BBM. Cuma mereka beda segmen. Kalo minyak goreng perhatian yang dominan dari ibu2 rumah tangga (pasar tradisional), laen lagi BBM (minyak mentah) yang lebih jadi perhatian capital market (walau bentar lagi akan berimbas juga ke pasar tradisional ya... kalo jadi naek minggu depan). Tadi pagi kabarnya hit US$ 128 pbr boss... Yang ane baca sih, ini emang kelakuan spekulan, yang secara ngga langsung ikut ngendali'in aliran bahan asep kenalpot itu. Ada juga yang menjelaskan dengan pendekatan politik middle east yang sengaja nahan minyaknya, dengan berbagai modus operandi. BUT well, God knows lah yee... what's gonna be... Yang menerik emang perdiksi Lemhan Bro' itu ya. Yang bilang kalo harga minyak bisa drop ke kisaran US$ 80. Kalo menurut saya pribadi itu SANGAT MUNGKIN terjadi kaleee ye, syaratnya kalo Jim Carey jadi persident of USA :). Maksud saya berat deh kayaknye, kalo ngeliat tren belakangan. (pesimistic ye gue). Salam Jeffrey Amitz Sekali [EMAIL PROTECTED] wrote: --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, jerry.matanari@ wrote: Ya seperti yang Bapak katakan, waktulah yang bisa membuktikan.. Sempat tersentil ide di pikiran saya : Apa yang akan terjadi bila kontrak forward dibandari oleh produsen minyak? Artinya produsen minyak berperan ganda: berperan sebagai bandar forward, sekaligus yang mengendalikan produksi minyak.. Hehe.. who's the speculant, who's the investor, and who's the analyst? Tak lupa pertanyaan: who's the boss here? :) Peace, Sebenarnya tidak masalah loh kalau kontrak forward dikeluarkan oleh si produsen minyak, paling tidak dari sisi pembeli non-spekulan. Bagi tipe pembeli seperti ini, mereka gak pusing kalau harga spot saat forward berlaku itu lebih tinggi atau lebih rendah. Pokoknya mereka sudah terjamin mendapatkan minyak sebesar X pada harga X, mereka sudah puas karena yang dikejar itu kepastian, bukan untung se-besar2-nya (atas minyak). Lagipula, dari sisi produsen minyak itu sendiri, yang dikejar kan untung keseluruhan, bukan untung di forward contract saja. Pikiran produsen minyak terlalu picik kalau mereka sengaja menurunkan harga (dengan cara menaikkan produksi) untuk membuat forward yang mereka jual tidak berharga. Atau dengan kata lain, pikiran produsen minyak terlalu picik kalau mereka sengaja secara khusus membuat rugi pembeli forward contract dengan mengorbankan total keuntungan (dan keuntungan masa depan) dengan cara menjual minyak lebih banyak (akibatnya lebih murah). Mungkin sih, tapi rasanya perlu alasan yang lebih khusus yang memerlukan teori konspirasi lebih jauh.. Produsen umumnya menjual forward contract agar barangnya terjamin terjual dengan harga yang pantas. Sepintar2-nya produsen mempermainkan harga, paling banter yang bisa mereka lakukan (mengasumsikan kondisi ideal seperti informasi bebas, dsb) adalah melakukan price discrimination, yaitu mengenali konsumen yang rela membayar lebih dan mengenakan harga yang lebih tinggi. Kalau saya tidak salah ingat, istilahnya adalah memerah demand surplus. Original Message Subject: [Keuangan] Lehman Brothers : Harga Minyak Bisa di US$ 80 From: Heri Setiono herisetiono004@ Date: Sun, May 11, 2008 5:18 am To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Minggu, 11/05/2008 15:30 WIB Harga Minyak Bisa di US$ 80 Dadan Kuswaraharja - detikFinance Arab Saudi juga diperkirakan akan menaikkan produksinya setelah pesta pemilihan presiden di AS selesai. Jika Arab Saudi membuka keran minyak, dalam kata lain, harga minyak akan turun. Suka ada sejarahnya dalam peningkatan produksi. Produksi minyak selalu meningkat beberapa bulan setelah pemilihan presiden AS, ujar Crandell. ( ddn / ddn ) Hubungan yang menarik dan mengundang teori konspirasi :-) Yang sekarang ini menarik bagi saya adalah pernyataan SBY tentang keluarnya Indonesia dari OPEC. Saya melihatnya sebagai teknik dia agar Indonesia punya pilihan tambahan dalam mengeruk keuntungan atau memotong kerugian perubahan harga minyak, salah satunya karena OPEC membatasi produksi minyak anggotanya. - Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! Answers [Non-text portions of this message have been removed]
RE: [Keuangan] Lehman Brothers : Harga Minyak Bisa di US$ 80
Terimakasih atas komentar Bapak. Komentar saya cukup mengulangi point disclaimer yang sudah tertulis di email sebelumnya: : Think out of the box. Skenario yang saya kemukakan di atas bisa terjadi kalau kondisinya relevan. Kalau kondisinya berubah, strategi pun berubah Salam :) Original Message Subject: Re: [Keuangan] Lehman Brothers : Harga Minyak Bisa di US$ 80 From: Amitz Sekali [EMAIL PROTECTED] Date: Tue, May 13, 2008 11:05 pm To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote: Yah, tidak apa-apa Pak. Biar saya jelaskan yang saya maksud. Harga sekarang $ 126/bbl. Harga masa depan $ 134/bbl. Biaya penyimpanan $ 4/bbl. Dengan menimbun minyak, pemilik/bandar tinggal ongkang-ongkang kaki bisa dapet duit gratis $4/bbl. Betul? Betul, tapi keuntungan itu bisa didapat tanpa perlu menerbitkan forward contract kan? Bagaimana caranya produsen minyak bisa beruntung? Kalau memang harga naik ya produsen minyak untung, tapi bukan karena forward contract tersebut. Dengan menahan minyak, harga jadi naik. Mungkin nanti malah jadi $134/bbl. Dan kalau didukung oleh kondisi: misalnya ada shock atau serangan teroris ke pipeline minyak. Ekspektasi pasar naik lagi. Minyak ditahan lagi. Lalu forward yang dijual laku diterbitkan pada excercise price yg lebih tinggi lagi. Dan begitu seterusnya. Jadi dengan kata lain, produsen minyak bisa menjual forward contract yang harga contractnya tinggi sekali, karena konsumen takut harga minyak akan naik luar biasa tinggi. Itu intinya kan produsen minyak men-konsumsi consumer surplus, di mana produsen dengan forward contractnya bisa mengenali konsumen yang rela membeli harga yang lebih tinggi (paling tidak demi sebuah kepastian harga). Tapi saya tidak bisa melihat bagaimana skema ini bisa berulang-ulang terjadi menjadi Dan begitu seterusnya. Skema ini cuma terjadi kalau ada event besar, itupun tidak bisa berulang-ulang. Itu kan sama seperti taktik dagang di mana dikatakan karena ada event besar, harga akan naik tinggi sehingga konsumen diajak membeli sebanyak-banyaknya. Kalau satu dua event besar terbukti tidak mengakibatkan kenaikan harga, ya konsumen tidak akan tertipu lagi. Jadi kesimpulannya, produsen minyak yang sekaligus menjual forward contract, bukanlah kombinasi mengerikan yang bisa mengerjai konsumen seenaknya. Kalau dari sudut teknik/strategi derivatif, Bapak mungkin pernah mendengar ada teknik-teknik yang disebut strategi rolling, averaging, dst. Apa yang saya kemukakan ini mirip dengan strategi averaging atau domino berantai. Kalau dari apa yang saya baca selama ini, demand dari Cina meningkat.. Mm..Bukankah sejak dua-tiga tahun yang lalu juga sudah meningkat ya Pak? Sekarang saya tanya, tahun berapa sih sebenarnya tingkat pertumbuhan ekonomi Cina yang tertinggi sepuluh tahun terakhir? Tahun ini? Bukan. Kan intinya permintaan meningkat, tidak peduli meningkatnya berapa pesat.. Salam :) Salam,
RE: [Keuangan] Stiglitz: The urgent need to abandon inflation targeting
Wah Bank Indonesia sudah menetapkan kebijakan Inflation Targeting Framework (ITF). Belum tiga tahun masa mesti ngubah peraturan lagi? :) Peace, Original Message Subject: [Keuangan] Stiglitz: The urgent need to abandon inflation targeting From: sidqy suyitno [EMAIL PROTECTED] Date: Sun, May 11, 2008 7:52 pm To: [EMAIL PROTECTED] Posted to the web on: 08 May 2008 The urgent need to abandon inflation targeting Joseph Stiglitz THE world's central bankers are a close-knit club, given to fads and fashions. In the early 1980s, they fell under the spell of monetarism, a simplistic economic theory promoted by Milton Friedman. After monetarism was discredited - at great cost to those countries that succumbed to it - the quest began for a new mantra. The answer came in the form of inflation targeting, which says that whenever price growth exceeds a target level, interest rates should be raised. This crude recipe is based on little economic theory or empirical evidence; there is no reason to expect that regardless of the source of inflation, the best response is to increase interest rates. One hopes that most countries will have the good sense not to implement inflation targeting; my sympathies go to the unfortunate citizens of those that do. (Among the list of those who have officially adopted inflation targeting are: Israel, the Czech Republic, Poland, Brazil, Chile, Colombia, SA, Thailand, Korea, Mexico, Hungary, Peru, the Philippines, Slovakia, Indonesia, Romania, New Zealand, Canada, the UK, Sweden, Australia, Iceland and Norway.) Today, inflation targeting is being put to the test - and it will almost certainly fail. Developing countries currently face higher rates of inflation, not because of poorer macro-management, but because oil and food prices are soaring, and these items represent a much larger share of the average household budget than in rich countries. In China, for example, inflation is approaching 8% or more. In Vietnam, it is expected to approach 18,2% this year, and in Indiait is 5,8% . By contrast, USinflation stands at 3%. Does that mean that these developing countries should raise their interest rates far more than the US? Inflation in these countries is, for the most part, imported. Raising interest rates won't have much effect on the international price of grains or fuel. Indeed, given the size of the USeconomy, a slowdown there might conceivably have a far bigger effect on global prices than a slowdown in any developing country, which suggests that, from a global perspective, US interest rates, and not those in developing countries, should be raised. So long as developing countries remain integrated into the global economy - and do not take measures to restrain the impact of international prices on domestic prices - domestic prices of rice and other grains are bound to rise markedly when international prices do. Raising interest rates can reduce aggregate demand, which can slow the economy and tame increases in prices of some goods and services, especially nontraded goods and services. But, unless taken to an intolerable level, these measures by themselves cannot bring inflation down to the targeted levels. For example, even if global energy and food prices increase at a more moderate rate than now - for example, 20% per year - and get reflected in domestic prices, bringing the overall inflation rate to, say, 3% would require markedly falling prices elsewhere. That would almost surely entail a marked economic slowdown and high unemployment. The cure would be worse than the disease. So, what should be done? First, politicians, or central bankers, should not be blamed for imported inflation, just as we should not give them credit for low inflation when the global environment is benign. Second, we must recognise that high prices can cause enormous stress, especially for poorer people . Riots and protests in some developing countries are just the worst manifestation of this. Advocates of trade liberalisation touted its advantages; but they were never fully honest about its risks, against which markets typically fail to provide adequate insurance. When it comes to agriculture, developed countries, such as the USand European Union members, insulate both consumers and farmers from these risks. But most developing countries do not have the institutional structures, or the resources, to do likewise. Many are imposing emergency measures like export taxes or bans, which help their own citizens, but at the expense of those elsewhere. If we are to avoid an even stronger backlash against globalisation, the west must respond quickly. Biofuel subsidies, which have encouraged the shift of land from producing food into energy, must be repealed. Some of the billions spent to subsidise western farmers should now be spent to help poorer developing countries meet their basic food and energy needs. Most importantly, both developing and developed countries need to abandon inflation
RE: [Keuangan] equity negatif?
Sebuah contoh sederhana, katakanlah posisi ekuitas suatu perusahaan pada tanggal 31 Desember 2007 terdiri dari item-item berikut ini: Saham biasa $ 1.000 (a) Agio saham2.000 (b) Laba Ditahan 1.500 (c) + Total ekuitas (a+b+c) = $ 4.500 Di tahun 2008, perusahaan beroperasi mengalami kerugian sangat besar, $ 6.000 Maka posisi ekuitas pada akhir tutup buku akan menjadi negatif. Saham biasa $ 1.000 Agio saham2.000 Laba Ditahan -4.500 + Total ekuitas (a+b+c) = - $ 1.500 Regards, J Original Message Subject: [Keuangan] equity negatif? From: wahyudi saptono [EMAIL PROTECTED] Date: Mon, April 07, 2008 3:42 am To: ahli keuangan ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com saya tanya donk! kenapa perusahaan bisa memiliki nilai equity negatif? apa sebabnya? trimakasih atas tanggapanya..
RE: [Keuangan] Fix cost and variable cost
Iya Benar. Fixed cost dan variable cost tergantung konteks dan relevansinya. Regards, Original Message Subject: Re: [Keuangan] Fix cost and variable cost From: Dhanisworo Dhanisworo [EMAIL PROTECTED] Date: Sat, April 05, 2008 12:47 am To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Product yg anda jual ini apakah porduct jadi seperti Microsoft Office, atau product yg dapat dicustomize lagi seperti produk ERP, CRM dll ? atau malah product yg baru dibuat setelah ada permintaan dari client ? Dalam kasus pertama, fixed cost dan variable menjadi tidak relevant karena product tsb sudah jadi dan dalam IT product sperti MS Office cukup diproduksi sekali, CD instalasi nya yg kemudian perlu diproduksi banyak. Dalam kaitan dgn CD instalasinya maka fixed cost adalah upah pekerja pabrik, biaya sewa lahan pabrik, biaya listrik pabrik (dgn asumsi kapasitas produksi masih belum terpakai semua dan jam produksi berjalan normal tanpa lembur) Variable cost adalah segala sesuatu yg perlu bertambah seiring jumlah CD instalasi yg ingin diproduksi (dgn asumsi di atas) misalnya bahan baku CD, kertas label, bahan kotak CD dll. Kalo kasusnya sperti produk CRM,ERP maka fixed costnya adalah upah engineer nya, varible costnya adalah misalnya biaya perjalanan akomodasi si Engineer ke tempat client. Kalo utk kasus yg terakhir mirip dgn kasus ERP. Kemudian pertanyaannya utk case 1 dan 2 adalah biaya awal produksi developement software nya dikemanakan ? Menurut saya hal tsb bukan bagian dari productio cost tapi lebih mirip pada depreciation cost dan perlu ditambahkan pada nilai akhir dari production cost untuk mendapatkan real cost nya. Jadi anda tinggal menentukan biaya awal tsb akan didepresiasikan berapa lama atau berapa banyak instalasi kemudian ditambahkan pada production cost yg sudah dihitung. regards,Dyan Dhanisworo 2008/4/4 Irman Irawan [EMAIL PROTECTED]: Dear Pak Eddi dan rekan-rekan, Terima kasih atas responnya. Benar yang saya tanyakan bukan defenisi. Pertanyaan ini saya lemparkan sehubungan dengan kasus saya menentukan standar harga untuk jualan saya (Produk IT). Saya yakin fix cost dan variable cost akan berbeda untuk setiap kasus. Ada yang bisa bantu saya ? Best regards Irman Irawan
[Keuangan] Re: Pembunuhan Karakter BI
Please apologize.. Saya betul-betul mohon maaf telah salah menggunakan kata sapaan. Tidak ada intensi saya untuk kesengajaan. Please apologize.. Salam, Jerry --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, kunto_binawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Bung Jerry, Yang betul Bapak Christovita Wiloto. Betul beliau moderator milis IYE dan kalau tidak salah juga founders Power PR. Salam, Kunto - cut -
Re: [Keuangan] Belanja Persenjataan Singapura Berlebihan!
Yes Sir. Si vis pacem, para bellum. Dari zaman Alexander, Constatine, sampai Bush proverbs ini selalu berulang. Regards, --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, C. Kartorahardjo [EMAIL PROTECTED] wrote: Wah, saya tidak ahli membahas dari segala sisi, tapi saya Cuma ingat ada satu kata-kata yang menurut saya mencerminkan hal-hal yang dibahas ini if you want peace prepare for war ato kadang juga di kenal sebagai: Si vis pacem, para bellum. Jadi, belanja militer besar belum tentu berarti mau perang, mungkin saja itu sekedar cara menjaga agar semua pihak tetap 'berdamai'. Candra [Non-text portions of this message have been removed]
[Keuangan] Re: Pembunuhan Karakter BI
Ini Ibu Christovita Wiloto moderator milis Indonesia Young Entrepeneurship /IYE!? Salam kenal, Bu. Regards, Jerry --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Christovita Wiloto [EMAIL PROTECTED] wrote: Investor Daily --- -- Pembunuhan Karakter BI Oleh Christovita Wiloto Managing Partner - cut -
[Keuangan] Re: Beban Gaji apakah dapat di tangguhkan.(Biaya Pra Operasional)
Bapak Chandra Yth, Sayangnya tidak beban gaji yang dibayar setiap bulannya tidak boleh dikapitalisasi Pak, meskipun perusahaan baru praoperasional. Ini mendasar sekali Pak. Apalagi kalau Bapak mengatakan bahwa dia di- expense-kan 'setelah' project selesai. Karyawan memberikan jasa/tenaganya kepada perusahaan. Masa manfaat dari tenaga yang diberikan itu habis pada bulan terjadinya. Gaji Januari dibayarkan untuk jasanya di bulan Januari. Nanti Februari untuk bulan Februari,dst. Dia memberi manfaat pada bulan terjadinya, dia diexpense-kan, dan dia dibayar. Bandingkan apa yang saya sebutkan di atas dengan yang terjadi perusahaan manufaktur, dimana komponen biaya persediaan terdiri dari direct material, direct manufacturing labor, dan manufacturing overhead. Biaya direct manufacturing (buruh pabrik) langsung, itu kan masuk ke inventory. Dia bisa diidentifikasi. Inventorynya jelas kelihatan dan bisa disimpan. Inventory akan dibebankan sebagai cost of goods sold (expense) saat inventory-nya terjual. Istilahnya, dia itu inventoriable. Sementara itu upah tenaga kerja normal yang tidak berkaitan langsung dengan inventory, harus di-expense-kan as incurred. Warm regards, Jerry Matanari --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, wong-solo Januari [EMAIL PROTECTED] wrote: Selamat siang , Perusahaan tempat saya kerja masih dalam tahap pengembangan dan persiapan untuk operasional . Apakah Beban Gaji yang dibayar setiap bulan dan telah dipungut pajak pasal 21 dapat diakui sebagai Biaya Pra Operasional yang ditangguhkan (dikapitalisasi) dan untuk kemudian dilakukan amortisasi setelah proyek tersebut secara penuh beroperasi secara komersial ? Mohon pencerahannya dari teman-teman. Terimakasih. Chandra - Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Keuangan] Pengakuan pendapatan
Seperti yang dikatakan Bapak Fitriyanto, faktur pajak dibuat kalau kas pembayaran sudah diterima Desember atau paling lambat di akhir bulan berikutnya (31 Januari) Regards, Jerry --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Archangela Sisca Marlian Wiriyadie [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau diakui, bagaimana dengan faktur pajaknya
[Keuangan] Re: Contributed Surplus
Sama-sama Pak. Warm regards, Jerry --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Yudhia Kusuma [EMAIL PROTECTED] wrote: Yth. Sdr. Jerry, Terimakasih sebelumnya atas tanggapannya yg sangat berharga bagi saya. Mungkin saya bisa sedikit memberi keterangan. Perusahaan tersebut bergerak dalam bidang mining exploration dan pendanaannya dari induknya di LN. Dan berbentuk Intercompany Loan Advance dan kucuran dananya akan bertambah terus. Dan HQ di LN tidak mengharapkan fixed return ataupun deviden (mungkin seperti yg bapak sebutkan yaitu Donated/Contributed). Salam, Yudhia 2008/2/21 Jerry Matanari [EMAIL PROTECTED]: Bapak Yudhia Kusuma Yth, Contributed surplus adalah 'the amount of money that a company earns from sources other than its profits'. The contributed surplus helps both investors and the company to distinguish between non- operational and operational income. It is found within the balance sheet. Dalam IAS 1/PSAK 1 mengenai kerangka dasar disebutkan bahwa substansi harus mengungguli bentuk. Harus dipertanyakan lagi substansi transaksi yang Bapak sebutkan tsb apa. Kalau memang substansinya pinjaman, ya harus dicatat sebagai hutang. Otherwise kalau substansinya modal ya dicatat sebagai penambah ekuitas. Ini pun harus diperjelas lagi substansi kucurannya apa. Misalnya common stock, preferred stock, atau donated/contributed capital. Kalau boleh saya menyarankan, berikut ini merupakan pertanyaan- pertanyaan guideline yang mampu menjawab sendiri pertanyaan Bapak: 1.Apakah voting right (hak suara) dari pemberi kucuran akan bertambah? 2.Apakah corporate chain (LN) mengharapkan dividen? fixed return/interest? Atau tidak sama sekali (donated/contributed)? Untuk lebih jelasnya Bapak boleh japri ke saya. Warm regards, S Jerry M --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.comAhliKeuangan- Indonesia%40yahoogroups.com, Yudhia Kusuma g.lushka05@ wrote: Dear rekan2, Saya ada pertanyaan dari kolega saya yang di Kanada yaitu mengenai funding Perusahaan di Indonesia. Ketika modal dikucurkan dari the corporate chain (LN) ke dalam Perusahaan di Indonesia, biasanya kita akan men-set sebagai Debt atau Share Capita atau yg sejenisnya. Apakah di Indonesia ada suatu konsep yang mengijinkan penggunaan dari termContributed Surplus untuk digunakan sebagai ganti debt atau share capital ? Mohon bantuan pencerahannya. Salam, Yudhia Kusuma [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
[Keuangan] Re: Pengakuan pendapatan
Dear Bu, Saat pengakuan pendapatan (revenue recognition) menurut akuntansi dan pajak sedikit berbeda. Secara akuntansi, Ibu akan berhak mengakui pendapatan bila Ibu sudah merender service atau sudah mendeliver pesanan ke konsumen. Maka itu Ibu menerbitkan invoice dan mencatat piutang (accounts receivable) pada pendapatan. Sedangkan basis untuk saat pajak terutang adalah tanggal penyerahan atau tanggal kas diterima mana yang lebih duluan. Kalau kas sudah diterima duluan, padahal kerja belum dilakukan secara pajak sudah terutang, tapi secara akuntansi tidak boleh dicatat sebagai pendapatan melainkan sebagai unearned revenue. Unearned revenue termasuk pos kewajiban lancar. Regards, --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Archangela Sisca Marlian Wiriyadie [EMAIL PROTECTED] wrote: Mohon masukannya lagi yah Boleh nggak Pengakuan pendapatan saat invoice dibuat tapi pembayaran belum diterima? kalo boleh bagaimana dengan PPNnya apakah bisa dilaporkannya saat pembayaran diterima ? contoh kasus. PT A menagih kepada PT B dengan invoice tertanggal 20 Desember 2007, tetapi oleh PT B baru di bayar pertanggal 20 pebruari 2008. Bisakah PT A mengakui pendapatan tsb di bulan desember 2007? dan bisakan faktur pajak baru dibuat pertanggal 20 pebruari 2008??? terima kasih -- Archangela Sisca Marlian Wiriyadie http//chik4.blogspot.com [Non-text portions of this message have been removed]
[Keuangan] Re: Kapitalisasi kerugian
Maaf Pak ^^ saya tanyakan dulu supaya konteksnya tepat, Ada going concern issue ngga? Otherwise apa Perusahaannya baru berdiri? Lebih detail bisa konsultasi japri ke saya, Warm regards, S Jerry M Partner, The Chosen One Optima Consulting 0881-2100-631 --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Nugroho Adi Pratama [EMAIL PROTECTED] wrote: mohon pencerahan anggota milis sekalian; apakah dimungkinkan secara ketentuan (mohon no PSAK atau ketentuan pencatatan lainnya) sebuah perusahaan mencatatkan rugi kedalam biaya yang dikapitalisasi sebagai aset dan kemudian diamortisasi. Jika ini dimungkinkan kerugian seperti apa yang dapat dikapitalisasi? Apakah kerugian karena kurs bisa? Apakah kerugian karena lonjakan suku bunga bisa? trims, atas masukannya sebelumnya saya ucapkan terimakasih Nugroho Adi Pratama
[Keuangan] Re: ttg inventaris
Misalnya inventaris dulu itu dicatat sebagai equipment (eg komputer, laptop) maka saat dijual pencatatannya Accumulated depreciation xxx Equipment xxx Gain from sale of equipment xxx Gain from sale of equipment termasuk dalam pos other income di Income Statement. --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, EKO-KERTAJAYA [EMAIL PROTECTED] wrote: dear rekans mo nanya dikit nih, mohon pencerahannya. ceritanya ini perusahaan mau membersihkan gudangnya. ada barang2 inventaris dan non inventaris di dalamnya. barang inventaris tsb nilai bukunya sudah nihil/ tinggal nilai residu. sehingga di neracapun sudah tidak nampak. kalo semua barang tsb dijual misalnya kpd karyawan atau pihak lain, hasilnya dibukukan di pos mana ya ? bolehkan hasil penjualan tsb tdk masuk di neraca ? mohon juga peraturan/psaknya ada nggak ya ? demikian terima kasih PT. BANK ARTHA GRAHA INTERNASIONAL TBK. DISCLAIMER: This email and any files transmitted with it are confidential and intended solely for the use of the individual or entity to whom they are addressed. If you have received this email in error please notify the system manager. This message contains confidential information and is intended only for the individual named. If you are not the named addressee you should not disseminate, distribute or copy this e-mail. Please notify the sender immediately by e-mail if you have received this e-mail by mistake and delete this e-mail from your system. If you are not the intended recipient you are notified that disclosing, copying, distributing or taking any action in reliance on the contents of this information is strictly prohibited. [Non-text portions of this message have been removed]
[Keuangan] Re: Mungkinkah Kompas Dibagikan Gratis?
Think out the box! Ungkapan lama, namun saya ingat dilontarkan salah satu mantan dosen saya Bapak Theo M Tuanakotta. Beliau salah satu seorang yang amat saya respect. Bagi orang kebanyakan mungkin mengulas dan memprediksi strategi perusahaan adalah suatu hal yang silly. Tapi bagi saya memang menarik, Pak. Karna memang kebanyakan inovasi bisa berawal dari situ. Warm regards, S Jerry M Partner, The Chosen One Optima Consulting 0881-121-00631 --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Dikky Zulfikar [EMAIL PROTECTED] wrote: Terimakasih Bung Jerry. Dz From: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Jerry Matanari Sent: 04 Februari 2008 11:42 To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Subject: [Keuangan] Re: Mungkinkah Kompas Dibagikan Gratis? Ulasan strategi yang cukup menarik, Pak. Regards, S Jerry M Accountant/Consultant (021) -98765 -903 --- In HYPERLINK mailto:AhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.comAhliKeuangan- [EMAIL PROTECTED] ogroups.com, Dikky Zulfikar dikkyz@ wrote: Buat rekan-rekan pembaca dan penggemar Kompas, berikut artikel saya tentang surat kabar Kompas. Mohon pendapatnya. Gebrakan Kompas Update: Mungkin kah Nantinya Kompas Dibagikan Gratis? HYPERLINK HYPERLINK http://www.dikkyzulfikar.comhttp://www.dikkyzulfikar.comwww.dikk yzulfikar .com Setiap sore hari, khususnya di lampu merah perempatan jalan di kota-kota besar, penjaja koran menawarkan koran murah, Kompas Update, seharga Rp 1.000,-. Ini lah strategi jitu dari salah satu harian nasional, Kompas. Harga seribu perak untuk koran Kompas, tentunya menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengguna kendaraan bermotor yang sedang menunggu lampu merah. Dengan banyaknya penjaja koran yang menawarkan Kompas Update tersebut sebagai dagangan utama, dapat disimpulkan peminat koran tersebut cukup banyak. Tentu saja hal ini menjadi pukulan telak bagi harian lain yang terbit sore hari. Saya penasaran, hari ini (1/2/08) saya membeli Kompas Update untuk membandingkan dengan Kompas yang terbit pagi hari. Hasilnya adalah: 1. Jumlah halaman Kompas pagi hari 60 + 12 halaman, sedangkan Update hanya 32 + 12 halaman. 2. Yang tidak ada dalam Update adalah halaman rubrik seperti Sport, Teropong, dan Sorotan (total 28 halaman) 3. Yang baru dari Updata dan tidak ada dalam halaman Kompas pagi hanyalah dua halaman koran, yaitu halaman 1 dan halaman 15 yang berubah sama sekali (karena update berita). Selain halaman tersebut maka sama persis. 4. Iklan-iklan dan berita (selain disebut poin 3) di Kompas pagi sama persis dengan Update. 5. Harga Kompas pagi Rp 2.900,- sedangkan harga Update Rp. 1.000,- Bagi orang yang sudah berlangganan atau membeli Kompas pagi, maka membeli Update hanya akan mendapatkan berita baru di halaman 1 dan 15. Selebihnya sama persis. Sehingga harga seribu perak untuk update berita tersebut di atas menurut saya terlalu mahal. Bagi orang yang belum membaca Kompas dan membeli Kompas 32+12 halaman seharga Rp 1.000,- maka tidak terlalu murah, karena dibandingkan mendapatkan 60+12 halaman apabila membayar Rp 2.900,- tentunya Kompas pagi lebih menarik. Artinya lebih baik beli edisi pagi, karena yang pasti lebih lengkap walau sedikit lebih mahal. Mungkin edisi pagi tidak memuat berita Update, namun 28 halaman tambahan yang tidak ada di Update terlalu sayang untuk dilewatkan. Mungkin karena alasan di atas pula, manajemen Kompas tidak kuatir Update akan mengkanibal Kompas pagi yang artinya pelanggan Kompas pagi tidak akan beralih ke Update. Terhadap mereka yang sudah membaca Kompas pagi namun gila dengan berita up to date, ya memang harus menambah seribu perak untuk mendapatkan dua halaman berita baru, dan selebihnya masuk tong sampah. Mari kita gali kenapa Kompas memutuskan menerbitkan edisi Update pada sore hari dengan harga Rp1.000,-. Menurut saya adalah sebagai berikut: 1. Kompas ingin memukul telak pesaingnya di sore hari, yaitu koran-koran sore seperti Suara Pembaruan. Karena dari sisi harga lebih murah, dan dari sisi berita juga up to date (walaupun cuma dua halaman update saja). 2. Tidak sampai disitu, strategi ini adalah double strike, yaitu selain memukul koran sore juga menyikut koran pagi yang masih dijual sore, seperti Jawa Pos, Republika, Media Indonesia, Sindo dan lainnya. Keunggulannya adalah harga yang pasti lebih murah dan ditambah lagi berita lebih up to date dibandingkan dengan koran-koran pagi tersebut. 3. Dengan kemampuan menjual di bawah harga standar, yaitu seribu perak, maka Kompas akan memperluas basis pembacanya. Yaitu para pembaca yang tadinya tidak beli koran sama sekali, pembaca yang sudah beli koran sekelas Kompas dalam hal harga, maupun pembaca yang
[Keuangan] Re: Surat keterangan penerimaan dana dari bank
Dear Bapak Yth, Apakah Bapak sudah coba lalu Bank menolak memberikan Remittance Advise (RA) kepada Bapak? Sebenarnya kalau Bapak hanya sekedar ingin tahu kapan dan berapa duit yang masuk paling gampangnya dengan mengecek rekening koran. Kemudian perusahaan Bapak membuat bukti penerimaannya kepada Customer. Warm regards, S Jerry M Partner, The Chosen One Optima Consulting 0881-121-00631 --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Amitz Sekali [EMAIL PROTECTED] wrote: Rekan2, Seandainya saya ingin mendapatkan surat keterangan bahwa benar saya menerima transfer uang sejumlah sekian dari sebuah perusahaan, bolehkah bank tempat saya membuka rekening menolak memberikannya? Selain di bank tersebut, adakah tempat lain yg bisa melakukannya? Trims sebelumnya.
Re: [Keuangan] Flowchart Akuntansi
Flowchart akuntansi mah gampang Pak.. Ntar Bapak bisa lihat sendiri deh.. Justru isu utamanya adalah apakah applicable di perusahaan, atau tidak.. Kalau terlalu rumit itu sama seperti makai baju kelonggaran. Sebaliknya kalau kesempitan, ntar tidak mengakomodir semuanya. Kalau boleh saya menyarankan, setelah Bapak menguasai konsep SIAnya, sebaiknya Bapak banyak berdiskusi dengan user. Sehingga sebelum membuat coding program udah ada gambaran jelas user mau dan butuhnya seperti apa. Kalau ndak, ntar Bapak bisa cape sendiri. We may be work hard, but that's better if work smart ^_^ Warm regards, S Jerry M Partner, The Chosen One Optima Consulting 0881-121-00631 --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Idealisman Tambunan [EMAIL PROTECTED] wrote: Karena itu saya ingin membuat yang bisa dikustomize sesuai keinginnan end-user dimana mereka dapat mengambil yang mereka butuhkan dan mana yang tidak. Bisa kah teman mengkopy melalui email ini flowchart yang dari pak mulyadi (Namun saya akan coba ke Gramedia untuk mencari jika masih ada) dan sekaligus menunjukkan di bagian mana yang harus diperhatikan dalam perbuatan softwarenya nanti yang akan diedit oleh end-user untuk kepentingan mereka sendiri. Terima kasih.
[Keuangan] Re: Mungkinkah Kompas Dibagikan Gratis?
Ulasan strategi yang cukup menarik, Pak. Regards, S Jerry M Accountant/Consultant (021) -98765 -903 --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Dikky Zulfikar [EMAIL PROTECTED] wrote: Buat rekan-rekan pembaca dan penggemar Kompas, berikut artikel saya tentang surat kabar Kompas. Mohon pendapatnya. Gebrakan Kompas Update: Mungkin kah Nantinya Kompas Dibagikan Gratis? HYPERLINK http://www.dikkyzulfikar.comwww.dikkyzulfikar.com Setiap sore hari, khususnya di lampu merah perempatan jalan di kota-kota besar, penjaja koran menawarkan koran murah, Kompas Update, seharga Rp 1.000,-. Ini lah strategi jitu dari salah satu harian nasional, Kompas. Harga seribu perak untuk koran Kompas, tentunya menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengguna kendaraan bermotor yang sedang menunggu lampu merah. Dengan banyaknya penjaja koran yang menawarkan Kompas Update tersebut sebagai dagangan utama, dapat disimpulkan peminat koran tersebut cukup banyak. Tentu saja hal ini menjadi pukulan telak bagi harian lain yang terbit sore hari. Saya penasaran, hari ini (1/2/08) saya membeli Kompas Update untuk membandingkan dengan Kompas yang terbit pagi hari. Hasilnya adalah: 1. Jumlah halaman Kompas pagi hari 60 + 12 halaman, sedangkan Update hanya 32 + 12 halaman. 2. Yang tidak ada dalam Update adalah halaman rubrik seperti Sport, Teropong, dan Sorotan (total 28 halaman) 3. Yang baru dari Updata dan tidak ada dalam halaman Kompas pagi hanyalah dua halaman koran, yaitu halaman 1 dan halaman 15 yang berubah sama sekali (karena update berita). Selain halaman tersebut maka sama persis. 4. Iklan-iklan dan berita (selain disebut poin 3) di Kompas pagi sama persis dengan Update. 5. Harga Kompas pagi Rp 2.900,- sedangkan harga Update Rp. 1.000,- Bagi orang yang sudah berlangganan atau membeli Kompas pagi, maka membeli Update hanya akan mendapatkan berita baru di halaman 1 dan 15. Selebihnya sama persis. Sehingga harga seribu perak untuk update berita tersebut di atas menurut saya terlalu mahal. Bagi orang yang belum membaca Kompas dan membeli Kompas 32+12 halaman seharga Rp 1.000,- maka tidak terlalu murah, karena dibandingkan mendapatkan 60+12 halaman apabila membayar Rp 2.900,- tentunya Kompas pagi lebih menarik. Artinya lebih baik beli edisi pagi, karena yang pasti lebih lengkap walau sedikit lebih mahal. Mungkin edisi pagi tidak memuat berita Update, namun 28 halaman tambahan yang tidak ada di Update terlalu sayang untuk dilewatkan. Mungkin karena alasan di atas pula, manajemen Kompas tidak kuatir Update akan mengkanibal Kompas pagi yang artinya pelanggan Kompas pagi tidak akan beralih ke Update. Terhadap mereka yang sudah membaca Kompas pagi namun gila dengan berita up to date, ya memang harus menambah seribu perak untuk mendapatkan dua halaman berita baru, dan selebihnya masuk tong sampah. Mari kita gali kenapa Kompas memutuskan menerbitkan edisi Update pada sore hari dengan harga Rp1.000,-. Menurut saya adalah sebagai berikut: 1. Kompas ingin memukul telak pesaingnya di sore hari, yaitu koran-koran sore seperti Suara Pembaruan. Karena dari sisi harga lebih murah, dan dari sisi berita juga up to date (walaupun cuma dua halaman update saja). 2. Tidak sampai disitu, strategi ini adalah double strike, yaitu selain memukul koran sore juga menyikut koran pagi yang masih dijual sore, seperti Jawa Pos, Republika, Media Indonesia, Sindo dan lainnya. Keunggulannya adalah harga yang pasti lebih murah dan ditambah lagi berita lebih up to date dibandingkan dengan koran-koran pagi tersebut. 3. Dengan kemampuan menjual di bawah harga standar, yaitu seribu perak, maka Kompas akan memperluas basis pembacanya. Yaitu para pembaca yang tadinya tidak beli koran sama sekali, pembaca yang sudah beli koran sekelas Kompas dalam hal harga, maupun pembaca yang biasa membeli koran murah, yaitu koran seribu perak, seperti harian Lampu Merah. Tiga alasan tersebut di atas dapat dikategorikan strategi agresif, karena langsung menyerang para pesaing dengan senjata harga. Harga yang lebih murah dijadikan alat yang sangat efektif untuk mendapatkan pembaca baru dan mengalihkan pembaca koran pesaing kepada Kompas. Pertanyaannya apakah Kompas tidak rugi dengan menjual di bawah harga standar?. Sudah disebutkan di atas bahwa Kompas menjual Update dengan harga seribu perak tapi mengurangi jumlah halaman secara signifikan. Dari tadinya 60+12 halaman, menjadi 32+12 halaman. Dengan demikian, sebenarnya dalam hal jumlah halaman, harga yang ditetapkan untuk Update masih masuk akal. Justru ada keuntungan strategis lainnya yang didapatkan Kompas dengan strategi Updatenya tersebut, yaitu: 1. Total oplah koran Kompas akan bertambah secara signifikan. 2. Dengan semakin besarnya oplah Kompas, maka koran tersebut akan lebih mudah
RE: [Keuangan] (BN ) Subprime, CDO Bank Losses May Exceed $265 Billion, SP Says
Dear Pak, Kalau saya salah, saya akan terima. Namun bisakah langsung di point-out maksud Bapak kesalahannya dimana? Regards, Jerry Arianro Pantun Daud [EMAIL PROTECTED] wrote: Salah berat. Piye to mas... Rgds, Arianro Ingat krismon 98? Pada saat itu perusahaan Indo jg banyak berhutang ke LN. Dan ingat resep IMF? Naikkan suku bunga gila-gilaan! Akibatnya: Perusahaan Indo yg butuh duit bwt bayar utang ke LN kelabakan. Minjem duit mau dari mana dengan suku bunga yang gila-gilaan? Ya gulung tikar! == Bandingkan dengan yang sekarang dilakukan pemerintah Amerika: Memotong tingkat suku bunga.. Dasar.. Tahun 1998 negara kita dikasih saran asing dikibulin mentah-mentah. Okay deh. Buat bank sentral Amerika, selamat bekerja keras! he he he Regards, S Jerry M Accountant/Consultant (021) -98765 -903 [Non-text portions of this message have been removed] - Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Keuangan] (BN ) Subprime, CDO Bank Losses May Exceed $265 Billion, SP Says
Kekhawatiran Bapak benar. Saat inflasi tinggi, suku bunga memang biasanya dinaikkan oleh Bank Sentral untuk meredam inflasi. Namun bukankah menaikkan suku bunga secara gila-gilaan juga akan mematikan dunia usaha? Apalagi bila banyak hutang yang mesti jatuh tempo (kalau di neraca, posisinya berada di posisi current liabilities) Maka pertayaannya akan menjadi relatif.. Kita pro siapa? atau.. Siapakah yang akan dijadikan sebagai korban (lambs for sacrifice)? Dan seperti yang Bapak katakan, ini bukanlah dilema yang mudah.. Point out dari analisis saya sebelumnya adalah: 'seharusnya, tidak ada yang lebih mencintai negara sendiri selain warna negaranya sendiri. Saat suprime mortgage disekuritisasi di US, efeknya menjadi lebih berantai (efek Truman) dibandingkan kalau dia tidak sekuritisasi. Financial institution dan hedge fund di US bertindak terlalu agresif membeli SPM. Akibatnya, saat kridit KPR nasabah macet (underlying asset-nya kacau), para hedge fund ini pun kelabakan. Apalagi para hedge fund yang berlomba-lomba membeli SPM dengan cara ngutang (nyari leverage lagi) dari pinjaman luar negeri..Berantai lah akibatnya..Dan Amerika Serikat yang katanya saat ini 'terancam' krismon, boleh membuat keputusan tanpa tekanan dari IMF. Terkait IMF, ya gimana yah Pak.. Abu-abu juga.. Soalnya dalam setiap tindakan ekonomi, saya percaya tidak hanya ada penjelasan logika matematis, melainkan ada juga motif dibalik itu. Logika matematis bisa gampang kita baca.. tapi motif IMF? Justru karena kita tidak tahu dengan pasti motif negara asing terhadap negara kita, menurut saya lebih baik berhati-hati dengan apa yang namanya 'paket-paket kebijakan IMF', apalagi kalau 'paket-paket kebijakan' tersebut sangat volatile atau ekstrim dampaknya.. Kalau ada orang nanya saya, percaya mana Pak Poltak (bangsa sendiri) atau percaya ama IMF? Saya lebih prefer menjawab: Pak Poltak aja.. Terima kasih Pak atas komentar dan penjelasan Bapak sebelumnya. Warm Regards, S Jerry M (021) -98765 -903 = Poltak Hotradero [EMAIL PROTECTED] wrote: At 04:53 PM 1/31/2008, you wrote: Ingat krismon 98? Pada saat itu perusahaan Indo jg banyak berhutang ke LN. Dan ingat resep IMF? Naikkan suku bunga gila-gilaan! Akibatnya: Perusahaan Indo yg butuh duit bwt bayar utang ke LN kelabakan. Minjem duit mau dari mana dengan suku bunga yang gila-gilaan? Ya gulung tikar! Tidak bisa dipandang sesederhana itu. Menaikkan suku bunga diperlukan untuk meredam inflasi. Inflasi muncul karena posisi M1 dan M2 mengalami ekspansi melebihi kebutuhan. Terlalu banyak uang mengejar terlalu sedikit barang. Satu-satunya cara untuk meredam inflasi adalah melakukan aksi moneter menaikkan suku bunga supaya orang lebih berminat menyimpan uangnya di bank (karena bunganya tinggi) - ketimbang melarikannya ke luar negeri atau membeli barang (yang bisa berakibat kelangkaan dan kenaikan harga lebih lanjut). Tanpa adanya kenaikan suku bunga -- maka yang akan terjadi adalah hyper-inflation. Pada keadaan seperti ini orang akan kembali ke era barter Memang selalu ada trade-off. Bank jadi korban karena balance sheet mereka tergerus kiri-kanan. Itu sebabnya sistem perbankan perlu diselamtkan dengan cara melakukan rekapitalisasi -- dan membuang kredit bermasalah yang ada di dalam perbankan supaya bank tersebut dapat kembali mengucurkan pinjaman. Kenapa M1 dan M2 bisa melonjak? Karena ada tekanan di sisi nilai tukar rupiah yang melemah. Kenapa melemah? Karena banyak proyek jangka panjang dibiayai oleh dana jangka pendek. Mismatch. Ketika jatuh tempo - maka berbondong-bondonglah uang ini keluar Indonesia untuk membayar bunga -- dan ketika diconvert menjadi mata uang asing untuk repatriasi -- tersisalah sejumlah besar rupiah yang membuat M1 dan M2 meningkat drastis. Bisa saja kita tidak mengikuti nasihat IMF. Tapi konsekuensinya jelas: ekonomi PASTI ambruk karena terkena hyper-inflasi ditambah perbankan yang collapsed. Dalam keadaan seperti itu duit tidak lebih dari kertas. = Bandingkan dengan yang sekarang dilakukan pemerintah Amerika: Memotong tingkat suku bunga.. Dasar.. Tahun 1998 negara kita dikasih saran asing dikibulin mentah-mentah. Pemerintah Amerika tidak pernah memotong suku bunga -- karena otoritas moneter BUKAN terletak pada pemerintah Amerika -- melainkan pada Federal Reserve yang merupakan gabungan dari berbagai bank swasta di Amerika. (Amerika tidak punya Bank BUMN). Para direktur Federal Reserve umumnya bukan orang bank, kebanyakan adalah akademisi - seperti contoh Bernanke dan Mishkin. Itu sebabnya Federal Reserve bisa independen - karena mereka tidak bisa diatur oleh pemerintah. Bagaimana dengan Indonesia? Bank Sentral di Indonesia baru independen setelah tahun 2000. Dan salah satu biang krisis moneter di Indonesia adalah tidak independen-nya Bank Sentral - karena cuma berperan sebagai
Re: [Keuangan] Nanya Saham
Iya Pak, Benar kata Pak Poltak. Saham itu bukan mainan.. Apalagi kalo pas company IPO, yang kebanyakan 'bermain' adalah ekspektasi. Biasanya siy, kalau perusahaan baru IPO, harga sahamnya di awal-awal akan naik -- game ekspektasi. Setelah itu baru menukik turun, hehe.. Katenye sih 'koreksi pasar' Warm regards, S Jerry M Accountant/Consultant (021) -98765 -903 Poltak Hotradero [EMAIL PROTECTED] wrote: At 07:16 PM 1/25/2008, you wrote: Guys, Gw punya saham perdana, gimana yah cara main saham, serta lika-likunya ?. Karena saya awam nih, mohon pencerahannya bang poltak dan kawan-2. Makasih atas sharing ilmunya. Salam., -Edoy- Main bagaimana? Memangnya saham itu mainan? Saya sih sudah kenyang melihat orang yang dipermainkan saham Balik ke soal saham perdana. Saham perdana tidak ada pakem yang jelas. Mau pakai analisa fundamental -- ya percuma karena lebih banyak ekspektasi yang bermain (gimana coba mau menghitung beta-nya saham demikian?). Mau pake teknikal -- juga nggak bisa karena nggak ada sejarahnya. Jadi apa yang bisa dipakai acuan? Ya perasaan masing-masing. - Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Keuangan] minyak tembus 100 dollar AS per barrel
Ya karena hukum ekonomi, Pak. Demand vs Supply. Nilai kurs mata uang 'negara lain' tersebut naik, karna permintaan terhadap mata uangnya memang meningkat. Bisa disebabkan karna ekspor negara tersebut meningkat. Kalo ekspor negara, katakanlah Malaysia meningkat, maka negara pengimpornya akan membutuhkan uang ringgit untuk membayar komoditi yang dijual Malaysia tsb. Akibatnya permintaannya Ringgit akan naik. Kursnya juga naik. Kasus yang berkebalikan akan terjadi untuk negara yang lebih banyak mengimpor daripada mengekspor. Lebih banyak membeli daripada menjual. Gak semua negara, Pak, senang kalau nilai kursnya naik. Pemerintah Cina misalnya, terus mem-peg Yuan supaya gak naik signifikan sehingga produk-produk Cina harganya selalu lebih murah dibanding pesaing. Jadi pemerintah Cina melakukan intervensi. Kalo pemerintah kita mau melakukan intervensi penuh, cadangan devisanya nggak sanggup Pak. Lihat aja kasus 1998. Ya, karna itu terpaksa nilai tukar Rupiah dibiarin aja mengambang (sesuai mekanisme demand-supply pasar). Kalo ekspor Indonesia menguat, secara alami nilai Rupiah akan terdongkrak naik kecuali pemerintah melakukan intervensi. Warm regards, S Jerry M Accountant/Consultant (021) -98765 -903 --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, albert [EMAIL PROTECTED] wrote: mauikutan nimbrung tp utk bertanya hehe. pelemahan rupiah ... atau kekuatan rupiah utk bertahan kok tidak diimbangi oleh negara lain ya? kita selalu berpatokan thd dollar, jadi perubahan 9000 - 9400, selalu bilang oh wajar, tp kalo diperhatikan kenapa mata uang negara lain menguat terus ya? yg paling signifikan ya dollar kanada dulu dari 7000an sekarang 9600 melebihi dollar amerika? bisa bantu jelasin?thx On Jan 5, 2008 10:37 AM, EKO-KERTAJAYA [EMAIL PROTECTED] wrote: -- Regards, Albert Ricardo http://newabe.wordpress.com http://ihedge.wordpress.com [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Keuangan] minyak tembus 100 dollar AS per barrel
Tidaklah perlu terlalu panik, Pak. Tiap negara punya kesusahannya masing-masing. Kalau kita memandang lebih luas, pemerintah Amerika Serikat pun sekarang sedang dipusingkan masalah subprime mortgage. -- Masalah akibat hutang dibiayai dengan hutang.. =) Akibat masalah dari sektor finansial ini, nilai tukar USD terhadap Yen diprediksi akan melemah setidaknya untuk beberapa bulan ke depan.. Alih-alih memusingkan APBN, kenaikan harga BBM dampaknya akan lebih terasa pada biaya produksi, apalagi bagi industri yang banyak membutuhkan listrik maupun BBM. Kini sudah saatnyalah berinovasi beralih ke sumber energi yang lebih murah secara biaya (supaya bisa meningkatkan daya saing ekspor) dan tentunya yang ramah lingkungan., Regards, S Jerry M Cost Accountant/Financial Consultant (021) -98765 -903 Deni Ridwan [EMAIL PROTECTED] wrote: Salam, Kalo kita lihat pemberitaan di Media massa, kenaikan harga minyak akan meningkatkan beban APBN karena kenaikan revenue masih lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan subsidi BBM belum lagi revenue tsb masih harus dibagi dengan pemerintah daerah. Yg cukup mengkhawatirkan adalah kenaikan harga minyak ini juga dibarengi dengan pelemahan rupiah terhadap dollar amerika padahal mata uang lain cenderung menguat thd USD ini akibatnya tekanan inflasi utk indonesia jadi makin berat yaitu akibat kenaikan harga minyak plus pelemahan IDR terhadap USD apa benar demikian? mohon pencerahan Salam Deni Ridwan --potong sedikit (^^)--
Re: [Keuangan] manajemen risiko
Dear Pak, Di dalam attachment terdapat satu free journal buat Bapak. Kalau Bapak mau, Bapak juga bisa melihat lagi ke referensi jurnal tersebut. Untuk buku, mungkin Bapak bisa mencoba bukunya Joel Bessis, Risk Management in Banking, John Wiley and Sons. Kalau tidak salah edisi terbaru keluaran 2008 sudah ada. Warm regards, S Jerry M Cost Accountant/Financial Consultant (021) -98765 -903 soedjiharto83 [EMAIL PROTECTED] wrote: mau nanya donk.. ada yang tau referensi buku ato jurnal ga ? Tentang manajemen risiko operasional perbankan.. Lg nulis skripsi tapi lg stuck nich. tq y - Never miss a thing. Make Yahoo your homepage. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Keuangan] minyak tembus 100 dollar AS per barrel
Yang dikatakan Bapak Arief, ada benarnya. Kenaikan harga minyak di satu sisi akan menambah subsidi BBM (di sisi pengeluaran negara). Namun kita perlu pula melihat dari dua sisi, bahwa kenaikan harga BBM juga (di sisi pendapatan negara) akan menaikkan penerimaan pula. Masalahnya, informasi apakah status Indonesia adalah net importer minyak atau tidak itu perlu dipertanyakan publik secara kritis. Perlu masyarakat ketahui secara luas bahwa kontrak bagi hasil antara BPMigas dan kontraktor asing (seperti Exxon, BP, Conoco, Chevron, dll) melalui mekanisme PSC (Profit Sharing Contract) adalah 85:15 untuk minyak. -- 85 persen untuk BPMigas, dan 15% untuk kontraktor. Proporsi pemerintah/BPMigas besar sekali bukan? Lalu sebenarnya sebesar apa sih, volume konsumsi BBM Indonesia? Kita butuh informasi angka ini secara valid sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara transparan kepada publik. Mengapa kontraktor asing yang mendapat proporsi hanya 15% bisa untung (ingat, biaya eksplorasi dan beban gaji pegawai perusahaan minyak itu besar-besar) . Sementara itu pemerintah yang mendapat proporsi 85% selalu tekor/rugi? Soal angka 85:15 itu merupakan angka standar yang umum diketahui industri migas. Regards, S Jerry M Cost Accountant/Financial Consultant (021) -98765 -903 -- --- Arief R Rasyid [EMAIL PROTECTED] wrote: yg pasti akan menambah subsidi BBM di APBN. andai subsidi dikurangi pasti akan mengurangi daya beli masyarakat utk sementara waktu. kalau soal krisis, kayaknya fundamental pemerintah saat ini cukup kuat dg makin meningkatnya cadangan devisa om. arief - Original Message - From: anton ms wardhana To: ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com Sent: Thursday, January 03, 2008 9:25 AM Subject: [Keuangan] minyak tembus 100 dollar AS per barrel Pengaruhnya baik atau buruk buat Indonesia ya? pengalaman kemaren-kemaren sih, kalo negara lain krisis, kita ikutan krisis negara lain kemudian membaik setelah melalui kesulitan, kita masih tetep krisis *menghela napas* [ari.ams] http://www.kompas.co.id Recent Activity a.. 18New Members Visit Your Group Y! Messenger Send pics quick Share photos while you IM friends. Endurance Zone on Yahoo! Groups Communities about higher endurance. Fitness Challenge on Yahoo! Groups Get in shape w/the Special K Challenge. . [Non-text portions of this message have been removed] Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ
Re: [Keuangan] Indonesia Will Made Sovereign Wealth Fund
Keseimbangan sektor riil dan moneter di Indonesia semakin mengkhawatirkan. Cari duit di sektor keuangan lebih gampang. Sementara sektor riil kita relatif mandek. Main saja di index HangSeng misalnya, returnnya bisa gila-gilaan (risikonya sebenarnya besar pula tentunya). Bandingkan dengan sektor riil yang mesti mikirin keluar duit bulanan buat sewa kantor, bayar pegawai, listrik, ATK, dan lain sebagainyanya. Sementara sektor finansial orang keluar duitnya cuma buat brokerage fee atau financing charge saja, returnnya bisa gila-gilaan. Padahal sebenarnya yang cara cari duit yang kelihatan fast track dan lebih canggih itu, pastilah nggak sustainable untuk jangka panjang. Lihat saja kasus crash harga situs dot.com di Amerika Serikat akibat overbubble harga pas tahun 2000-an. Atau yang baru-baru ini di Indonesia ada saham CPRO yang nggorengnya dulu gila-gilaan. Atau sekarang ini kasus paling hot di Amerika: soal subprime mortgage. Bayangkan, betapa kreatif-nya investment banker di sana itu. Masa, hutang dibiayai dengan hutang?. Efeknya, yah, domino. Yang rugi? Investor? Pemerintah sono juga jadi pusing kok. Jadi sebenarnya petuah kuno orang-orang dulu benarlah adanya. Mau kaya? Ya, kerja keras! Produksi barang, jual barang, untungnya direinvest, kalau butuh modal buat ekspansi baru terbitin saham atau obligasi di pasar keuangan. No pain, no gain. Warm regards, S Jerry M Financial Planner/Consultant (021) -98765 -903 ardhi amirullah [EMAIL PROTECTED] wrote: Miranda Usulkan Pembentukan 'Sovereign Wealth Fund' JAKARTA--MEDIA: Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia (BI) Miranda Swaray Goeltom mengusulkan perlunya keberadaan semacam dana yang disebut sovereign wealth fund (SWF) yang memiliki fungsi stabilisasi, investasi, maupun tabungan.Ke depan hal ini sangat relevan dengan tantangan ekonomi global bagi perekonomian Indonesia dalam bentuk ketidakpastian yang semakin tinggi terutama di sektor keuangan, kata Miranda dalam pidato pengukuhan gurubesar ekonomi di hadapan Dewan Guru Besar Universitas Indonesia (UI) di Jakarta, Sabtu (15/12). selanjutnya: http://tazbatlaw.blogspot.com/2007/12/indonesia-will-make-sovereign-wealth.html - Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! Search. [Non-text portions of this message have been removed] - Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Keuangan] Minta cara perhitungan HPP
Dear Ibu Wijaya Yth, Berarti ada joint cost ya? Sayangnya Ibu tidak memberitahu detail komponen biayanya di perusahaan Ibu, mana saja cost-cost yang dibagi bersama (joint cost), dan mana saja biaya yang traceable ke masing-masing PK, CPO, dan PKO. Traceable cost + alokasi joint cost akan menjadi HPPr atau COGM (Cost of Good Manufactured), selanjutnya HPP = Beginning inventory + COGM - Ending Inventory. Pertanyaannya mungkin adalah bagaimana cara alokasi akuntansi biaya yang tepat untuk joint cost PK,CPO, dan PKO di perusahaan Ibu. Tentunya untuk hal ini diperlukan informasi lebih rinci tentang struktur biaya dan volume produksi. Warm regards, S Jerry M Financial Planner/Consultant (021) -98765 -903 [EMAIL PROTECTED] Kristina Wijaya [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear All, Teman-teman mau tanya donk.. Cara menghitung HPP PKO (Palm kernel Oils) untuk perkebunan kelapa sawit gimana ya? Dimana kita ada menghasilkan CPO PK juga. Untuk penjualan hanya ada CPO dan PKO, sedangkan untuk PK diolah lagi ke PKO. Jikalau temen-temen ada yang tau cara perhitungannya, minta di share ya.. Thanks ya sebelumnya. salam, kristin __ Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ [Non-text portions of this message have been removed] - Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Keuangan] Re: KAP yang masuk dalam daftar Bapepam
Iya, kalau ketahuan setup opini, akuntan publiknya bisa kena suspend, Regards, Jerry anton m. suryawardhana [EMAIL PROTECTED] wrote: kalo membantu mencarikan KAP yang terdaftar di Bapepam (ada sttd-nya), bisa jalan-jalan ke link ini http://www.bapepam.go.id/neoakuntanpublik/viewpublikap.aspx Kalo supaya laporan auditor bunyinya wajar tanpa pengecualian, itu bukan tergantung sudah atau belum pernah diaudit sebelumnya, melainkan: 1. seberapa taat azas dan seberapa konsisten kita menerapkan standar akuntansi yang disusun IAI di perusahaan kita, dan 2. seberapa andal bukti2 pendukung transaksi kita yang digunakan untuk pelaksanaan poin 1 Maksud saya ya bisa aja kan jurnalnya semuanya beres sesuai SAK, giliran dicek buktinya bodong semua (^^) Ini memang perlu kerjasama antara front dan back office. Jadi kalo pencatatan akuntansi di perusahaan Ibu belum memenuhi poin 1 dan 2, ya pls dibetulin dulu sebelum KAP-nya mulai bertugas. Dan harus dibetulin sebelum diaudit Bu, soalnya KAP yang sama ngga boleh nyusunin pembukuan kompeni Ibu sekaligus melakukan auditnya. Ngga fair hehehe Nah, kalo Ibu butuh bantuan soal pelaksanaan poin 1 dan 2 itu, banyak kantor konsultan yang siap membantu Ibu. Saya aja ngga nolak kok, Bu (Joking) Kalo itu sudah terlaksana, baru deh bisa dijamin hasil akhirnya sesuai keinginan Bos. Kalo maksud Ibu itu maunya setup supaya opini dari KAP jadi WTP, meski poin 1 dan 2 belum dilakukan.. hmmm.. Dari saya sih menyarankan jangan. Kasihan KAP-nya, kelak (^^) salam, ari ams --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Archangela Sisca Marlian Wiriyadie [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear rekan-rekan semua, Saya lagi bingung nih, perusahaan tempat saya bekerja ingin di audit oleh KAP dalam rangka menjadikan Perusahaan Tbk, masalahnya perusahaan saya tuh belum pernah di audit sama sekali dan si bos pengennya hasil audit wajar tanpa syarat. Nah beberapa waktu lalu sempet membicarakan hal ini dengan beberapa KAP besar dan mereka tidak bisa memenuhi keinginan bos saya dengan alasan karena belum pernah diaudit sebelumnya. Ada yang bisa bantu saya untuk mendapatkan solusinya gak yah??? secara saya sebagai anak buah harus mengikuti keinginan atasankan?? saat ini saya diminta mencarikan KAP yang masuk dalam daftar Bapepam tetapi bisa memberikan hasil yang sesuai dengan keinginan bos, mungkin ada rekan-rekan yang pernah mengalami hal yang sama dan mau berbagi dengan saya. terima kasih sebelumnya. -- Archangela Sisca Marlian Wiriyadie http//chik4.blogspot.com [Non-text portions of this message have been removed] - Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Keuangan] Minta Rekomendasi Toko Buku
Kieso? Horngren? Keown? Baker? Di Gramedia juga ada kok Pak, atau kalau kebetulan lagi kosong pesan indent saja, Di Kwitang juga ada,hehe Mudah2an bisa memberi pencerahan dan solusi. :) Regards, S Jerry M Financial Planner/Consultant (021) -98765 -903 habibie_nw [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu'alaikum. Saat ini saya baru lulus dari Sekolah Tinggi Akuntansi Negara. Karena saya adalah mahasiswa ikatan dinas, saya terbiasa mendapatkan pinjaman buku-buku kuliah dari kampus. Setelah saya lulus, saya ingin membeli beberapa buku akuntansi, ekonomi, dan keuangan sebagai referensi saya saat bekerja. Jadi, saya ingin meminta rekomendasi dari rekan-rekan semua, dimanakah toko yang menjual buku-buku asing yang asli (berbahasa inggris)? Saya saat ini sangat kesulitan dalam mencari toko yang menyediakan buku- buku yang benar-benar saya perlukan. Terima kasih saya ucapkan. Habibie Nugroho Wicaksono - Never miss a thing. Make Yahoo your homepage. [Non-text portions of this message have been removed]