[GELORA45] JAUH-JAUH KIRIM MAHASISWA KE LUAR NEGERI, UJUNG-UJUNGNYA IMPOR DOSEN ASING JUGA

2018-04-21 Terurut Topik jonathango...@yahoo.com [GELORA45]


 
 
 JAUH-JAUH KIRIM MAHASISWA KE LUAR NEGERI, UJUNG-UJUNGNYA IMPOR DOSEN ASING 
JUGA 
https://mojok.co/prima-sulistya/komen/pojokan/kirim-mahasiswa-ke-luar-negeri-impor-dosen-asing/
 PRIMA SULISTYA https://mojok.co/penulis/prima-sulistya/ 22 APRIL 2018

 MOJOK.CO – Maunya pemerintah apa sih? Mahasiswa disuruh kuliah ke luar negeri, 
eh sekarang dosen asing disuruh ngajar di sini.
 Halo, anak-anak LPDP, sudah cukup deg-degan membaca berita dosen asing boleh 
bekerja full time di Indonesia? Hehehe.
 Bukan cuma dosen dan para awardee yang terhormat yang deg-degan, kalau mau 
tahu, guru-guru juga ikut sport jantung. Jangan-jangan habis ini guru SMA juga 
boleh impor? Guru-guru sekolah internasional? Guru-guru kelas internasional? 
Guru-guru les bahasa asing? Guru kungfu? Guru masak?
 Wajar guru, dosen, dan awardee resah, konsumen kita kan silau sama yang 
asing-asing. Ini ke-nya-ta-an. Apalagi kalau asingnya ori. Belajar yoga 
langsung dengan guru dari India. Belajar bahasa Inggris sama native dari UK. 
Belajar ngaji sama hafiz dari Arab.
 Bungkus luarnya, ini kayak sentimen asing vs pribumi. Lapisan di bawahnya, ini 
soal perebutan kesempatan kerja.
 Ya, gimana nggak minder. Kalau ngomong dosen, asing pula, pikirannya pasti 
melayang ke orang-orang kaukasia itu. Dan jelas mereka lebih unggul karena 
kiblat pendidikan kita ke sana semua. Diktat kuliah, buku dari ilmuwan luar. 
Seminar internasional, yang ngisi peneliti luar. Model pendidikan ideal, dari 
luar. Ki Hadjar Dewantara who? Yang bikin slogan di topi SD itu yha?
 Katanya, ini mental poskolonial. Mental negara yang pernah dijajah. Ngomong 
soal ini saya jadi pengin cerita.
 Ada teman saya suatu hari bertanya, kenapa ya orang Barat itu kalau pidato 
bagus-bagus? Dari pejabat sekelas Obama, siswa SMA, sampai bocah balita yang 
videonya wara-wiri viral. Mereka tuh kayak… fasih banget ngomong. Bisa lugas, 
jelas, dan mengena, gitu.
 (Saat si teman bertanya, kami masing-masing langsung bayangin Sandiaga Uno 
diwawancarai soal banjir.)
 BACA JUGA:  Di Klojen, Kami Menyebut Sekolah 8 Jam itu "Kakean Cangkem" 
https://mojok.co/dandhy-dwi-laksono/esai/di-klojen-kami-menyebut-sekolah-8-jam-itu-kakean-cangkem/
 Agak nggak pentinglah analisis warung kopi yang kami bikin untuk menjawab 
pertanyaan itu. Poinnya sih, kadang memang ada praduga yang merupakan bawaan 
dari mental minder bekas jajahan. Tapi, di lain waktu, ada momen-momen yang 
bikin kita kalah beneran.
 Misal, kayak guru bahasa Inggris yang pasti minder kalau dibandingin guru 
bahasa Inggris native. Hiks.
 Saya heran sama pemerintah. Mereka menentukan kebijakan kayak merumuskan nomor 
togel saja. Spontan tiap bangun tidur, bawaannya pengin bikin kebijakan baru. 
Sementara orang di mana-mana berteriak, cari kerja susah, kesenjangan ekonomi 
makin ekstrem, mereka malah bikin pernyataan yang nggak pernah lengkap.
 Iya, setiap ada kehebohan seperti ini, akarnya selalu sama kok. Penjelasannya 
nggak lengkap. Detailnya mana, wahai pemerintah? Wajar orang jadi insecure. 
Mereka kan memang nggak ngerti ini duduk perkaranya kayak apa. Akhirnya respons 
pertamanya ya marah. Persis kamu yang marah kalau diputusin tanpa penjelasan 
detail. Padahal ternyata putus pacaran untuk diajak menikah. Maksudnya baik 
jadi buruk karena tidak selesai mengutarakannya. Kayak video yang dipotong.
 Sejumlah orang sudah menulis soal baik buruknya membolehkan dosen asing 
bekerja penuh waktu di Indonesia. Tapi, itu soal lain, itu bahasan soal mutu 
dan kualifikasi. Sementara, hal yang bikin orang resah ialah perkara gaji dan 
kesempatan kerja. Bukankah itu yang bisa kita tangkap dari kepanikan yang 
menyertai hoax sekian juta pekerja China masuk Indonesia? Beritanya sih hoax, 
sudah dikonfirmasi Menteri Tenaga kerja, tetapi rasa takutnya riil.
 Saya rasa, orang bukan anti sama asing. Buktinya kita masih menjadikan kuliah 
ke luar negeri sebagai tolok ukur mutu dan kebanggaan. Tidak sedikit juga yang 
senang ketika dosen bermutu dari penjuru dunia kini mungkin untuk mengajar di 
Indonesia. Tapi, bagi tenaga kerja, perlu ada kepastian di muka. Bagaimana 
nasib dosen yang sekarang sudah ada? Nasib dosen honorer? Nasib anak-anak yang 
sedang kuliah di luar negeri? Nasib kesetaraan gaji dan jaminan tidak ada 
diskriminasi?
 BACA JUGA:  Hal Terpenting dari Surat Kepala Sekolah Mutiara Persada 
https://mojok.co/redaksi/komen/status/yang-penting-dari-surat-kepala-sekolah-mutiara-persada/
 
 Cukup dengan merasakan kehidupan sehari-hari orang kebanyakan, harusnya 
presiden atau menteri paham hal-hal seperti ini. Sederhana sekali. Bagaimana 
mau meningkatkan mutu pemerintahan kalau yang pejabatnya sulit paham? Masak 
kita perlu impor presiden dan menteri asing yang lebih berkualitas?
 

 



Re: [GELORA45] Airlangga Hartarto dorong industri MRO dongkrak daya saing

2018-04-21 Terurut Topik Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
Kalau ditaruh "industri" sebagai kata sifat maka pasti hebat.


[GELORA45] Pertahankan Tesis tentang Alquran dan Politik Islam, Putra Politisi PKS ini Raih Master di King Saud University

2018-04-21 Terurut Topik Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
*Wah hebat pengetahuan master tentang ilmu kosmoslogi. hehehehehe*


http://www.suara-islam.com/read/kabar/silaturahim/25781/Pertahankan-Tesis-tentang-Alquran-dan-Politik-Islam-Putra-Politisi-PKS-ini-Raih-Master-di-King-Saud-University



Pertahankan Tesis tentang Alquran dan Politik Islam, Putra Politisi PKS ini
Raih Master di King Saud University

18 April 18:19 | Dilihat : 1827

[image: Pertahankan Tesis tentang Alquran dan Politik Islam, Putra Politisi
PKS ini Raih Master di King Saud University] Faris Jihady (tengah) usai
sidang tesis di King Saud University (KSU), Riyadh, Saudi Arabia, Rabu
(18/04)

*Riyadh (SI Online) *– Salah satu putra Indonesia yang sedang belajar di
King Saud University (KSU), Riyadh, Saudi Arabia, Faris Jihady, berhasil
mempertahankan tesisnya dan dinyatakan lulus.

Mahasiswa pascasarjana jurusan tafsir itu dinyatakan lulus setelah diuji
selama dua jam oleh tiga orang dosen penguji, Rabu 18 April 2018. Ujian
tesis itu dipimpin oleh Dr. Shalih bin Nashir An Nashir, dengan anggota
Prof. Dr. Nashir bin Muhammad Al Mani',  dan Dr. Muhsin bin Hamid Al
Muthiri.

Faris, yang hafal Al Qur'an semenjak kecil ini, mempertahankan tesisnya
berjudul *"Al Istidlal bil Ayat Al Qur'aniyyah fi Kutub As Siyasah Asy
Syar'iyyah, Dirosah Tahliliyyah", *yang dalam bahasa Indonesia berarti
"Studi Analitis Penggunaan Dalil Ayat Al Quran dalam Literatur Politik
Islam *(Siyasah Syar’iyyah)".*

Penelitian ilmiah yang ditulis lebih dari 300 halaman ini dikritisi ketat
oleh para penguji. Nampak terlihat tegang dari wajah alumni LIPIA Jakarta
ini.

Dalam pembukaan sidang, Faris memaparkan ayat-ayat yang terkait  pembahasan
siyasah syar'iyyah dengan detil. Selama dua jam, Faris dapat mempertahankan
argumen di hadapan penguji.

Di akhir sidang, tim penguji memberikan keputusan bahwa Faris dinyatakan
lulus. "Seandainya boleh memberikan nilai, maka kami memberikan nilai tesis
ini *cumlaude*," kata Dr. Shalih, selaku pimpinan sidang.

Bukan hanya pemberitahuan kelulusan, ketua tim penguji menyarankan agar
karya ilmiyah ini dicetak dan disebarluaskan.

"Karena bagusnya karya tulis ini, kami mewasiatkan agar karya tulis ini
dapat dicetak dan disebarluaskan," kata Syaikh Shalih.

Usai pengumuman oleh tim penguji, nampak wajah gembira pada Faris. Terlihat
padanya senyum menyumbul. Hal ini berbeda dengan keadaan sebelumnya.

Usai sidang ditutup, Faris berpose di depan kamera dengan tim penguji dan
rekan-rekan mahasiswa Indonesia yang hadir.

Peserta yang menyaksikan sidang, satu persatu memeluk Faris dan mengucapkan
selamat kepadanya.

Selamat kepada Ustadz Faris Jihadi, Lc, MA. Semoga Allah memberkahimu, dan
ilmunya bermanfaat bagi diri, agama, dan bangsa.

Sebagai informasi, Faris Jihady Hanifa adalah putra kedua dari pasangan
politisi, aktivis Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mutammimul Ula dan
Wirianingsih. Faris menjadi penghafal Al-Quran saat usianya masih 10 tahun.
Ia mendapatkan predikat mumtaz sebagai penghafal Al-Quran.

Faris meraih sertifikat Sanad Syathibiyah dalam bacaan Hafsh dari Aashim.
Prestasi ini didapat tidak lebih dari tiga bulan. Ia berhasil menuntaskan
setoran hafalan Al-Quran di hadapan Syekh Hasan Awaajiy, di sebuah masjid
kecil bilangan kompleks Perumahan Dosen King Saud University, Riyadh.

Rep: Budi Marta
Red: Shodiq Ramadhan


[GELORA45] https://papua.antaranews.com/berita/466970/mayoritas-bupatiwali-kota-tidak-menghadiri-pembukaan-musrenbang-provinsi-papua Mayoritas bupati/wali kota tidak menghadiri pembukaan Musrenbang Pr

2018-04-21 Terurut Topik Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
*Mengapa setiap kali pilkada di Indonesia Timur selalu didatangkan pejabat
gubernur dari Jakarta? Apakah rakyat disana tidak mengerti apa-apa dan
harus dibimbing seperti kerbau?*
https://papua.antaranews.com/berita/466970/mayoritas-bupatiwali-kota-tidak-menghadiri-pembukaan-musrenbang-provinsi-papua



Mayoritas bupati/wali kota tidak menghadiri pembukaan Musrenbang Provinsi
Papua

Jumat, 20 April 2018 12:24 WIB

Penjabat Gubernur Papua Soedarmo (Foto: Antaranews Papua/Hendrina Dian
Kandipi)

Dari 29 kabupaten/kota se-Papua yang hadir hanya 12 orang bupati, jadi
belum 50 persen yang hadir

Jayapura (Antaranews Papua) - Penjabat Gubernur Papua Soedarmo menyayangkan
ketidakhadiran sebagian besar bupati dan wali kota pada pembukaan
Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) di lingkungan pemerintah
provinsi setempat.

"Dari 29 kabupaten/kota se-Papua yang hadir hanya 12 orang bupati, jadi
belum 50 persen yang hadir," ujar purnawirawan TNI tersebut di Jayapura,
Jumat.

Menurut Soedarmo, pihaknya memberikan apresiasi yang tinggi kepada para
kepala daerah yang sudah hadir pada musrenbang tersebut.

"Musrenbang ini merupakan program penyatuan untuk mensinergikan antara
pemerintah provinsi dan kabupaten/kota, disertai harapan apabila
program-program ini sudah jadi maka sasaran ini akan bisa terwujud di mana
harus dikomandoi oleh para kepala daerah," katanya.

Dia menjelaskan selain itu juga kehadiran para bupati/walikota diharapkan
dapat memahami??betul tentang program-program apa yang harus dilakukan oleh
OPDnya masing-masing.

"Penyelenggaraan musrenbang provinsi merupakan tahapan yang harus dilakukan
secara bersama-sama dengan seluruh stakeholder atau pemangku kepentingan di
tingkat provinsi untuk membicarakan prioritas-prioritas pembangunan dan
berbagai permasalahannya," ujarnya lagi.

Dia menambahkan terutama dalam mengintegrasikan, mensinergikan
program-program pembangunan antara provinsi, kabupaten/kota khususnya
tentang program dan kegiatan prioritas yang bersifat penting juga mendesak
untuk segera dilaksanakan serta yang mempunyai dampak nyata, terukur,
langsung dirasakan oleh masyarakat.

"Musrenbang ini juga mempunyai makna yang strategis, karena akan
membicarakan dan mendiskusikan penyelenggaraan pemerintahan juga
pembangunan Provinsi Papua khususnya lagi membahas arah kebijakan serta
prioritas pembangunan pada 2019," katanya lagi. (*)

Pewarta : Hendrina Dian Kandipi
Editor: Anwar Maga
COPYRIGHT © ANTARA 2018


Re: [GELORA45] Rachmawati: Ahok Saja Yang Hina Islam Secara Spontan Dihukum

2018-04-21 Terurut Topik Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
Ahok hina Islam?

2018-04-20 18:20 GMT+02:00 Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com
[GELORA45] :

>
>
> Geleng2 kepala nggak ngerti aku, Rachmawati dan Sukmawati itu khan kakak
> adik.
>
> ---
> "Kalau Ahok kan spontanitas, tapi kalau sudah tertulis di puisi sudah
> pasti itu terencana," ungkap dia.
>
> Pendiri Yayasan Pendidikan Soekarno itu berharap hukum harus ditegakan.
> Dia mempertanyakan jika Sukma tidak diproses sementara Ahok saja yang
> melakukan penistaan secara spontanitas dijatuhi hukuman.
> ...
> Rachmawati: Ahok Saja Yang Hina Islam Secara Spontan Dihukum
> 
>
>  JUM'AT, 20 APRIL 2018 , 20:04:00 WIB | *LAPORAN*: ADITYO NUGROHO
>
> *RMOL. *Kepolisian diminta untuk serius menangani kasus dugaan menista
> agama Islam yang dilakukan Sukmawati Soekarnoputri.
>
> "Saya minta Bareskrim untuk tuntaskan ini," kata Wakil Ketua Umum Bidang
> Ideologi Partai Gerindra Rachmawati Soekarnoputri saat ditemui di kawasan
> Mampang, Jakarta Selatan, Jumat (20/4).
>
> Penghinaan agama diduga dilakukan Sukmawati di JCC Senayan saat acara
> peringatan 29 tahun Anne Avantie Berkarya. Soekma membaca puisi karyanya
> sendiri berjudul "Ibu Indonesia". Dalam puisinya Rachma menghina syariat
> Islam, adzan, dan cadar.
>
> Rachma menilai penghinaan yang dilakukan adiknya lebih berat ketimbang
> sangkaan yang dituduhkan kepada Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
>
> "Kalau Ahok kan spontanitas, tapi kalau sudah tertulis di puisi sudah
> pasti itu terencana," ungkap dia.
>
> Pendiri Yayasan Pendidikan Soekarno itu berharap hukum harus ditegakan.
> Dia mempertanyakan jika Sukma tidak diproses sementara Ahok saja yang
> melakukan penistaan secara spontanitas dijatuhi hukuman.*[dem]*
>
> 
>


Re: [GELORA45] bahasa Indonesia itu mudah dan menyenangkan

2018-04-21 Terurut Topik ajegil...@yahoo.com [GELORA45]
Oke. Jadi, menurut Anda peraturan itu memang 
 menghalangi masuknya TKA yang tidak punya 

 keahlian serta ketrampilan untuk dialihkan ke pekerja 

 Indonesia. Alias, TKA modal dengkul yang juga tak 

 punya kemampuan mengenal budaya & bahasa asing. 

 Punyanya cuma kemauan merampas penghidupan 

 pemilik bahasa tsb.
 

 Ya pantas Anda ribut kalangkabut begini. 

 Tak tahu berterimakasih pula sekalipun peraturannya 

 sudah dicabut.
  

 --- jonathangoeij@... wrote:
 

 Dalam kasus Luis Milla (yg pada waktu d-recruit tdk bisa berbahasa Indonesia) 
memang seharusnya/sepantasnya anda berterima kasih pada Jokowi.
 

--- ajegilelu@... wrote:
 
 
 Peraturannya sudah dicabut.
Apa lagi yang dipusingkan?

Tinggal berterimakasih pada Jokowi.

--- jonathangoeij@... wrote:

 Kelihatannya saya mencampur adukkan pembicaraan pada topik "ketentuan 
berbahasa Indonesia" dgn "bahasa Indonesia itu mudah dan menyenangkan"
 

 Pertanyaan "Cuman kenapa kok tenaga ahli berbahasa Mandarin menjadi 
persoalan?"  bukan artinya orang yg berbahasa Mandarin sulit mempelajari bahasa 
asing. Pokok penekanannya ada pada perbedaan perlakuan thd mereka yang 
berbahasa Mandarin (dalam cerita Fahri Hamzah). Bukankah yg berbahasa Spanyol 
itu pada waktu di-recruit jadi pelatih juga tidak bisa berbahasa Indonesia dus 
artinya juga tidak memenuhi ketentuan harus bisa berbahasa Indonesia.
 

 Catatan: sekedar kata2 sapaan seperti selamat pagi, apa kabar dan sejenisnya 
itu apakah juga termasuk bisa berbahasa Indonesia? Saya juga bisa ngomong guten 
tag, ich liebe dich, tetapi jelas nggak bakalan berani bilang bisa bahasa 
Jerman. 

--- ajegilelu@... wrote :

Anda yang menganggap orang yang berbahasa Mandarin 
sulit mempelajari bahasa asing. Kalau tidak, buat apa lontarkan
pertanyaan ini: "Cuman kenapa kok tenaga ahli berbahasa Mandarin 
menjadi persoalan?"

Saya justru membantah dengan menunjukkan atlet paralayang 
RRC yang cuma 2 pekan berada di Indonesia. Lagipula 
peraturan itu berlaku untuk semua orang asing. Jadi, kenapa 
cuma yang berbahasa Mandarin yang ribut?

--- jonathangoeij@... wrote:

 Kenapa kok anda beranggapan "orang yang berbahasa Mandarin sulit mempelajari 
bahasa asing" anggapan ini salah besar, dari survey orang asing yg berbahasa 
Inggris didapati mereka yg paling baik dari India dan China (posisi 1 dan 2) 
sedang yg dari Indonesia pada posisi lebih jauh dibelakang (tdk ingat posisi 
berapa). Setidaknya hal yg menunjukkan mereka yg berbahasa mandarin tidak 
mengalami kesukaran belajar bahasa asing. 

 Yg saya maksud adalah masalah ketentuan tenaga kerja asing harus bisa 
berbahasa Indonesia terlebih dahulu dimana dalam hal ini sepertinya anda bias, 
dalam kasus Luis Milla terlihat beliau tidak bisa berbahasa Indonesia waktu 
di-recruit tetapi setelah bekerja dan tinggal di Indonesia baru mulai belajar. 
Itulah mengapa saya bilang "Terkesan anda tidak keberatan adanya tenaga ahli 
Luis Milla ini yg berbahasa Sepanyol."
 

 Ngomong apa adanya, dgn contoh pelatih asing, apakah bisa dan memungkinkan 
menemukan pelatih asing yg bisa berbahasa Indonesia? jelas hal itu langka 
sekali. 
 

 Yg penting adalah keahlihan tenaga asing itu dan bagaimana mengatur agar bisa 
berkomunikasi dan keahlihan itu bermanfaat.







--- ajegilelu@... wrote :

 Apa alasan saya untuk keberatan dengan Luis Milla? 
Toh dia sendiri punya kebutuhan untuk berbahasa Indonesia,

 untuk memperlancar komunikasinya dengan sekitar. 

 

 Jangankan atlet dan pelatih asing yang dikontrak untuk 

 satu-dua musim, atlet yang datang mengikuti suatu 

 kejuaraan juga ada yang tertarik untuk mengenal kata-kata 

 dalam bahasa Indonesia. Karena Anda mempersoalkan orang 

 yang berbahasa Mandarin, jadi ya saya kasih tau beberapa 
tahun lalu ada atlet paralayang RRC yang baru pertamakali ke 

 Indonesia dan hanya tinggal 2 pekan selama kejuaraan sudah 
bisa mengucap beberapa kata, terutama kata "indah" untuk 
mengungkap ketakjubannya pada arena kejuaraan di Puncak. 
Belum lagi atlet & pelatih asing yang bolak-balik ikut kejuaraan 
di Indonesia seperti atlet bulutangkis, maraton, sepeda touring, 
layar, selam dsb. 

 

 Semua itu contoh bahwa belajar bahasa Indonesia itu mudah 
bagi pekerja olahraga, pekerja seni, orang asing. Itu juga yang 
terjadi ketika atlet, seniman, orang Indonesia ke negara lain. 
Belajar kenal, pun di negara yang bahasanya terbilang rumit. 
Hal yang normal dalam pergaulan manusia. Anda saja yang 
menganggap orang yang berbahasa Mandarin sulit mempelajari 
bahasa asing.

--- jonathangoeij@... wrote :

Melihat berita ini kelihatannya Luis Milla ini biarpun sekarang bisa sedikit2 
bhs Indonesia ala kadarnya dan senang belajar tetapi awalnya tidak bisa 
berbahasa Indonesia, bahkan saat inipun masih mengandalkan penerjemah.

Terkesan anda tidak keberatan adanya tenaga ahli Luis Milla ini yg berbahasa 
Sepanyol.
 
Cuman kenapa kok tenaga ahli berbahasa Mandarin menjadi persoalan?

 

--- ajegilelu@... wrote :

 Berbahasa Indonesia itu mudah dan 

[GELORA45] PCW confirms visit to site of alleged chemical attack in Syria

2018-04-21 Terurut Topik Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
https://www.rt.com/news/424778-opcw-visit-chemical-douma/


PCW confirms visit to site of alleged chemical attack in Syria

Published time: 21 Apr, 2018 15:00 Edited time: 21 Apr, 2018 15:49


© John Thys / AFP

   -


The OPCW confirmed that a team visited the site in Douma where an alleged
chemical attack took place. The Russian Foreign Ministry has voiced
concerns about the watchdog’s plans to visit fewer sites and speak to fewer
witnesses.

On Saturday the Organisation for the Prohibition of Chemical Weapons (OPCW)
confirmed on Twitter that its fact-finding mission team “*visited one of
the sites”* in Douma *“to collect samples for analysis in connection with
allegations of chemical weapons use on 7 April 2018.” *

The collected samples will be sent to OPCW's laboratory in Rijswijk,
Netherlands and then “dispatched for analysis to the OPCW’s designated
labs,” the mission said in a statement.

The watchdog said it would *"evaluate the situation and consider future
steps including another possible visit to Douma."*


[image: Hassan Diab, who was featured in the video of the alleged chemical
attack in Douma, talks to an RT Arabic crew]
 RT visits hospital
seen in Douma ‘chemical attack’ video, talks to boy from footage (VIDEO)


The OPCW team departed for the city in Eastern Ghouta 11 days after
Damascus sent a formal request to the watchdog to inspect the area, Russian
Foreign Ministry spokeswoman Maria Zakharova said.

*“Such delays in such a resonating case, regardless of the motives, are
unacceptable, since not only the Syrian side but the Russian military
[stationed in Syria] guaranteed the security of the OPCW team,” *she stated.

Moscow expects the OPCW to investigate the alleged chemical incident
impartially. However, the mission’s plans to visit fewer sites linked to
the purported attack and interview fewer witnesses raises* “serious
concerns,” *Zakharova said. According to the spokeswoman, these plans only*
“demonstrate the unwillingness to shed light on yet another staged
provocation with the use of chemicals, which served as a reason for the
missile strike” *by the US, UK, and France.

The fact-finding mission faced a series of security-related setbacks in its
attempts to reach Douma. On Wednesday, the OPCW confirmed that its mission
to Douma was delayed from entering the city after a UN security team came
under *“small arms fire.”* Contrary to a US claim, the watchdog didn’t say
that the delay was caused by Russia or Syria. Washington had previously
accused Damascus and Moscow of blocking the fact-finding team from reaching
the city.

The OPCW team’s arrival in Douma was postponed on April 14 after the US,
UK, and France unleashed a bombing campaign on Syria. The airstrikes were
carried out in response to the alleged gas attack in Douma on April 7,
which the West blamed on Bashar Assad’s government. The operation started
hours before the team was due to reach the city.
Last Saturday, Syrian defenses were scrambled to repel 103 cruise missiles
and air-surface missiles launched at civilian and military targets by the
Western trio. It managed to intercept at least 71 of them, the Russian
Defense Ministry said at the time.


[GELORA45] Military base rumors stoke Western allies’ fear of losing the Pacific to China

2018-04-21 Terurut Topik Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
https://www.rt.com/op-ed/424685-china-australia-military-pacific/


Military base rumors stoke Western allies’ fear of losing the Pacific to
China

Published time: 20 Apr, 2018 12:55

Get short URL 

[image: Military base rumors stoke Western allies’ fear of losing the
Pacific to China]China's aircraft carrier formation conducts exercises in
South China Sea © China Military


In early April, reports began emerging that China was seeking to build a
military base in the Pacific. Are these reports “fake news,” or are we
witnessing the early stages of a regional showdown between Western powers
and China?

The unsubstantiated rumor of a Chinese military base in the Pacific was
first reported

on by Fairfax media this month, which cited unnamed sources while affirming
that no formal proposal had yet been made. However, the report stated that
the prospect of a Chinese military post close to Australia had been
discussed at the “*highest levels in Canberra and Washington.*”

According to the report, a “*base less than 2000 kilometres from the
Australian coast would allow China to project military power into the
Pacific Ocean and upend the long-standing strategic balance in the region,
potentially increasing the risk of confrontation between China and the
United States.*”

Read more

[image: U.S. Navy aircraft carrier, USS Carl Vinson, docks at a port in
Danang, Vietnam March 5, 2018. © Nguyen Huy Kham]
 USS
Carl Vinson in Vietnam port: Americans hammer out new scheme to deter China


The prospective Pacific island nation in question is Vanuatu, a country
with a noticeably close relationship with China. While the Western powers,
especially Australia, have become increasingly concerned by China’s growing
military capacity in the South China Sea through its reclaimed reefs and
artificial islands, Vanuatu has been one of the very few countries who have
openly supported Beijing’s island-building program. China has also donated
military vehicles to Vanuatu, invested millions of dollars in
infrastructure, and reportedly accounts for nearly half of Vanuatu’s $440
million foreign debt.
The Allies’ Response

As one can imagine, the report of a looming Chinese military base was not
welcomed at all by US allies in the region, particularly New Zealand and
Australia

..

Australian Prime Minister Malcolm Turnbull said at the time that he
viewed “*with
great concern the establishment of any foreign military bases in those
Pacific Island countries and neighbours of ours.*”

“*The maintenance of peace and stability in the Pacific is of utmost
importance to us, to Australia — it’s one of the key priorities of the
foreign policy white paper*,” the prime minister also reportedly

said.

In other words, Australia may seek to use this threat to justify a renewed
militaristic foreign policy strategy of its own. After all, Australia has
been sending warships to the South China Sea for military exercises

even
as recently as last year, and even felt it necessary to openly consider
sending more vessels to confront China’s expanding influence just a few
months ago. Australia also facilitated

the
proposal for a British warship, the HMS Sutherland, to depart Australia and
voyage to the South China Sea to assert its so-called “*freedom of
navigation rights.*” The US, for its part, sent warships

to
the South China Sea just this past month, as well as in January of this
year, saber-rattling China in the process. Not to mention that Trump’s
nominee for the US ambassador to Australia is a known anti-Chinese war hawk

..

In solidarity with Australia, New Zealand’s prime minister, Jacinda Ardern,
also voiced

her
opposition to what she termed the “*militarization*” of the Pacific, even
though she hadn’t even been formally briefed on the issue at the time.

According

[GELORA45] MUI Minta Produsen Miras Oplosan Dihukum Berat

2018-04-21 Terurut Topik Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
*Produsen Miras Oplosan dihukum berat seperti koruptor ataukah lebih berat
hukumannya?*


http://www.suara-islam.com/read/kabar/nasional/25817/MUI-Minta-Produsen-Miras-Oplosan-Dihukum-Berat



MUI Minta Produsen Miras Oplosan Dihukum Berat

21 April 11:02 | Dilihat : 108

[image: MUI Minta Produsen Miras Oplosan Dihukum Berat] Wakil Ketua MUI
Zainut Tauhid Sa'adi (Foto Tempo.co)

*Jakarta (SI Online)* -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengapresiasi
Kepolisian RI (Polri) yang bertindak cepat dan tegas melakukan razia
besar-besaran terhadap para produsen serta penjual minuman keras (miras)
oplosan. MUI minta produsen dan penjual miras oplosan dihukum berat karena
sudah banyak menelan korban jiwa.

Dilansir *republika online* (21/4), Wakil Ketum MUI menegaskan : "Hal ini
menunjukkan keseriusan Polri dalam menindaklanjuti laporan masyarakat serta
kesungguhan Polri dalam menuntaskan masalah miras oplosan ini sampai ke
akar persoalannya," kata Wakil Ketua Umum MUI, Zainut Tauhid Sa'adi.

Zainut mengatakan, MUI selanjutnya meminta Polri untuk memproses hukum para
pelakunya dengan pasal pidana yang berlapis. Juga dengan tuntutan hukuman
yang seberat-beratnya untuk memberikan efek jera kepada para pelakunya.
Sebab telah terbukti miras oplosan merenggut banyak nyawa umat manusia.

Ia menyampaikan, MUI meminta kepada masyarakat untuk terus meningkatkan
kewaspadaannya. Juga meminta masyarakat pro aktif memberikan laporan kepada
Polri jika masih menemukan orang yang memproduksi, menjual dan mengkonsumsi
miras oplosan di lingkungannya.

"Agar segera diambil tindakan oleh Polri, sehingga dapat dicegah jatuhnya
korban berikutnya," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, aparat kepolisian tengah fokus mengungkap kasus
miras oplosan yang menewaskan 45 orang di Kabupaten Bandung. Termasuk fokus
memeriksa tersangka peracik minuman jenis ginseng yang menewaskan tersebut.

 Zainut Tauhid Saadi mengatakan beredarnya minuman keras (Miras) oplosan
yang memakan banyak korban membuktikan masih lemahnya pengawasan. Zainut
meminta Polri menindak tegas produsen dan distributor Miras oplosan. "Hal
ini menunjukkan masih lemahnya pengawasan oleh pihak aparat keamanan
sehingga miras yang seharusnya merupakan barang yang tidak boleh
diperdagangkan secara terbuka menjadi barang dagangan yang bebas dibeli dan
dikonsumsi oleh siapa pun," kata Zainut di Jakarta.

Situasi  miris dan MUI prihatin atas maraknya peredaran miras oplosan yang
menelan korban dalam jumlah yang besar sebagaimana di Cicalengka, Kabupaten
Bandung, Jawa Barat.  Korban di Cicalengka sudah mencapai 157 orang. Jumlah
korban meninggal akibat miras oplosan tersebut mencapai 45 orang.

Langkah kepolisian merazia kios-kios yang diduga menjual miras oplosan
sangat bagus. Tapi menurut dia, kepolisian juga harus menindak tegas
produsen dan distributornya sehingga peredarannya dapat dicegah dan dibasmi
sampai ke akarnya.

"MUI mengimbau tokoh agama, tokoh masyarakat dan pemerintah untuk terus
melakukan dakwah, kampanye dan sosialisasi tentang bahaya miras," kata dia.

Miras, kata dia, selain dilarang agama dan haram hukumnya, juga sangat
membahayakan jiwa manusia, untuk itu harus dijauhi. MUI, lanjut dia,
mendesak pemerintah dan DPR untuk segera menuntaskan pembahasan RUU tentang
Minuman Beralkohol karena payung hukum tentang pengaturan miras masih
sangat lemah.

Minuman beralkohol saat ini hanya diatur melalui Peraturan Menteri
Perdagangan Nomor 06/M-DAG/PER/1/2015 tentang Pengendalian dan Pengawasan
terhadap Pengadaan, Peredaran dan Penjualan Minuman Beralkohol.

"Permendag tersebut kami nilai sudah tidak lagi memadai sehingga perlu
segera dibuat payung hukum yang lebih kuat untuk pengaturannya," katanya.

sumber : republika online


Re: [GELORA45] Re: Mengajar di Indonesia, Dosen Asing Akan Digaji Rp65 Juta

2018-04-21 Terurut Topik Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
*Kalau dosen dari Arab Saudi pasti mudah mengajar, karena bahasa yang
dipakai ialah bahasa Arab, bahasa yang tidak asing dan dimengerti oleh
maoritas mahasiswa  NKRI  misalnya saja sudah mengerti apa arti asalam
alaikum wabarakatu dsbnya. Bila kesulitan bisa pakai penterjemah dari MUI.
hehehehehehehehehehe*

2018-04-21 12:23 GMT+02:00 iqbalsant...@yahoo.com.au [GELORA45] <
GELORA45@yahoogroups.com>:

>
>
>
> Untuk bisa merekrut dosen yang berkualitas, selain faktor gaji juga harus
> dipertimbangkan faktor pengembangan untuk dosen tsb. yang mungkin menjadi
> faktor yang lebih menentukan. Misalnya apakah dosen tsb bisa meneruskan dan
> mengembangkan risetnya yang mungkin memerlukan laboratorium yang biayanya
> lebih besar daripada APBD. Apakah dosen asing tsb bisa melakukan kolaborasi
> riset dengan dosen lokal sesuai dengan bidangnya dst dst.
>
> Yang lebih masuk akal mungkin merekrut satu dosen sangat berkualitas dan
> berpengalaman, bukan untuk mengajar, tetapi untuk ditempatkan sebagai
> kepala fakultas atau kepala jurusan, dan ditugaskan untuk mengembangkan
> fakultas atau jurusan tersebut seperti kurikulum, fasilitas, networking dgn
> universitas lain di luar negeri untuk kolaborasi dll.
>
> Kalau hanya sekedar untuk mengajar, rasanya mahasiswa lokal yang memiliki
> cukup motivasi bisa melakukannya dengan mengikuti kuliah melalui internet
> yang ditawarkan oleh universitas ternama seperti MIT, Harvard, dll secara
> online dan gratis. Mahasiswa berprestasi biasanya bisa belajar sendiri
> tanpa perlu diajarkan oleh dosen di papan tulis.
>
>
>
>
>
> ---In gelora45@yahoogroups.com,  wrote :
>
>
> Ngomong sejujurnya saja, dengan gaji dibawah lha apa mungkin bisa dapat
> dosen berkwalitas tinggi dan berpengalaman?
> Untuk yg cuman lulusan BS/BA saja gaji dibawah juga cuman entry level
> alias baru lulus. Sedang dosen tentu sebaiknya punya doctoral degree,
> kalaupun mau ngajar di Indonesia juga kebanyakan adventurer iseng cari
> pengalaman.
>
> Kriteria "memiliki karya publikasi ilmiah serta berasal dari 100 kampus
> top dunia" itu akan sangat sukar tercapai.
>
>
> kutipan:
> Dirjen Sumber Daya Iptek Dikti Ali Ghufron Mukti mengatakan, para dosen
> tersebut akan menerima gaji antara 3.000 hingga 5.000 USD atau setara Rp39
> juta-Rp65 juta (kurs Rp13.000)
> ...
> Ia optimistik para dosen asing mau mengajar di Indonesia. Sementara
> kualifikasi dosen asing yang akan mengajar di Tanah Air tentu harus
> familiar dan memiliki karya publikasi ilmiah serta berasal dari 100 kampus
> top dunia
>
>
> ---In GELORA45@yahoogroups.com,  wrote :
>
> Selamat datang!!! Siapa tahu bisa meningkatkan mentalitas orang Indonesia
> yang terus tenggelam dalam penjajahan!!! Mengajar di Indonesia, Dosen
> Asing Akan Digaji Rp65 Juta
> Susi Fatimah, Jurnalis *·* Kamis 19 April 2018 17:03 WIB
>
> [image: https: img-o.okeinfo.net content 2018 04 19 65 180
> mengajar-di-indonesia-dosen-asing-akan-digaji-rp65-juta-sUMSSsU6JX.jpg]
> JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan
> Tinggi (Kemristekdikti) akan mendatangkan 200 dosen asing ke Indonesia
> untuk meningkatkan kualitas mutu pendidikan tinggi di Tanah Air.
> Dirjen Sumber Daya Iptek Dikti Ali Ghufron Mukti mengatakan, para dosen
> tersebut akan menerima gaji antara 3.000 hingga 5.000 USD atau setara Rp39
> juta-Rp65 juta (kurs Rp13.000).
>
> "Nanti akomodasi kami siapkan juga. Surat perizinan seperti dan lain-lain
> juga mengikuti," tutur Ghufron di Jakarta, Kamis (19/4/2018).
> Menurutnya, nominal gaji tersebut sudah sesuai dengan standar yang ada. Ia
> yakin hal tersebut tidak akan menimbulkan kecemburuan dengan dosen-dosen di
> Tanah Air.
> "Angka segitu sudah umum ya," tuturnya.
> Mantan Wakil Menteri Kesehatan itu menuturkan, pada tahun 2017, sebanyak
> 84 dosen sudah mengajar di Indonesia. Mayoritas mereka tertarik mengajar
> dan melakukan penelitian di Indonesia karena sumber daya alam Indonesia
> yang kaya.
> "Banyak hal-hal baru yang bisa mereka ekplore untuk penelitian dan banyak
> potensi juga yang ingin diteliti. Misalnya di luar negeri sana tidak ada
> Malaria, di Indonesia ada bahkan hingga menyebabkan banyak jatuh korban dan
> lain-lain," paparnya.
> Ia optimistik para dosen asing mau mengajar di Indonesia. Sementara
> kualifikasi dosen asing yang akan mengajar di Tanah Air tentu harus
> familiar dan memiliki karya publikasi ilmiah serta berasal dari 100 kampus
> top dunia.
> "Tugas mereka adalah mentransfer ilmu pengetahuan dan membangun iklim
> akademik penelitian di Indonesia tumbuh sebab penulisan publikasi ilmiah
> kita masih rendah. Diharapkan para dosen asing tersebut dapat membantu,"
> tuturnya.
> (sus)
>
>- TAG :
>- kemristekdikti 
>- pendidikan tinggi 
>- Dosen Asing 
>
>
> 
>


[GELORA45] Re: Mengajar di Indonesia, Dosen Asing Akan Digaji Rp65 Juta

2018-04-21 Terurut Topik iqbalsant...@yahoo.com.au [GELORA45]

Untuk bisa merekrut dosen yang berkualitas, selain faktor gaji juga harus 
dipertimbangkan faktor pengembangan untuk dosen tsb. yang mungkin menjadi 
faktor yang lebih menentukan. Misalnya apakah dosen tsb bisa meneruskan dan 
mengembangkan risetnya yang mungkin memerlukan laboratorium yang biayanya lebih 
besar daripada APBD. Apakah dosen asing tsb bisa melakukan kolaborasi riset 
dengan dosen lokal sesuai dengan bidangnya dst dst. 

 Yang lebih masuk akal mungkin merekrut satu dosen sangat berkualitas dan 
berpengalaman, bukan untuk mengajar, tetapi untuk ditempatkan sebagai kepala 
fakultas atau kepala jurusan, dan ditugaskan untuk mengembangkan fakultas atau 
jurusan tersebut seperti kurikulum, fasilitas, networking dgn universitas lain 
di luar negeri untuk kolaborasi dll.
 

 Kalau hanya sekedar untuk mengajar, rasanya mahasiswa lokal yang memiliki 
cukup motivasi bisa melakukannya dengan mengikuti kuliah melalui internet yang 
ditawarkan oleh universitas ternama seperti MIT, Harvard, dll secara online dan 
gratis. Mahasiswa berprestasi biasanya bisa belajar sendiri tanpa perlu 
diajarkan oleh dosen di papan tulis.
 

 

 

 

---In gelora45@yahoogroups.com,  wrote :

 
 Ngomong sejujurnya saja, dengan gaji dibawah lha apa mungkin bisa dapat dosen 
berkwalitas tinggi dan berpengalaman?


 Untuk yg cuman lulusan BS/BA saja gaji dibawah juga cuman entry level alias 
baru lulus. Sedang dosen tentu sebaiknya punya doctoral degree, kalaupun mau 
ngajar di Indonesia juga kebanyakan adventurer iseng cari pengalaman.
 

 Kriteria "memiliki karya publikasi ilmiah serta berasal dari 100 kampus top 
dunia" itu akan sangat sukar tercapai.
 

 

 kutipan:

 Dirjen Sumber Daya Iptek Dikti Ali Ghufron Mukti mengatakan, para dosen 
tersebut akan menerima gaji antara 3.000 hingga 5.000 USD atau setara Rp39 
juta-Rp65 juta (kurs Rp13.000)

 ...
 Ia optimistik para dosen asing mau mengajar di Indonesia. Sementara 
kualifikasi dosen asing yang akan mengajar di Tanah Air tentu harus familiar 
dan memiliki karya publikasi ilmiah serta berasal dari 100 kampus top dunia

 

 

 ---In GELORA45@yahoogroups.com,  wrote :

 Selamat datang!!! Siapa tahu bisa meningkatkan mentalitas orang Indonesia yang 
terus tenggelam dalam penjajahan!!!  Mengajar di Indonesia, Dosen Asing Akan 
Digaji Rp65 Juta
 Susi Fatimah, Jurnalis · Kamis 19 April 2018 17:03 WIB

 

 

 JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan 
Tinggi (Kemristekdikti) akan mendatangkan 200 dosen asing ke Indonesia untuk 
meningkatkan kualitas mutu pendidikan tinggi di Tanah Air.
 Dirjen Sumber Daya Iptek Dikti Ali Ghufron Mukti mengatakan, para dosen 
tersebut akan menerima gaji antara 3.000 hingga 5.000 USD atau setara Rp39 
juta-Rp65 juta (kurs Rp13.000).
 

 "Nanti akomodasi kami siapkan juga. Surat perizinan seperti dan lain-lain juga 
mengikuti," tutur Ghufron di Jakarta, Kamis (19/4/2018).
 Menurutnya, nominal gaji tersebut sudah sesuai dengan standar yang ada. Ia 
yakin hal tersebut tidak akan menimbulkan kecemburuan dengan dosen-dosen di 
Tanah Air.
 
 "Angka segitu sudah umum ya," tuturnya.
 Mantan Wakil Menteri Kesehatan itu menuturkan, pada tahun 2017, sebanyak 84 
dosen sudah mengajar di Indonesia. Mayoritas mereka tertarik mengajar dan 
melakukan penelitian di Indonesia karena sumber daya alam Indonesia yang kaya.
 "Banyak hal-hal baru yang bisa mereka ekplore untuk penelitian dan banyak 
potensi juga yang ingin diteliti. Misalnya di luar negeri sana tidak ada 
Malaria, di Indonesia ada bahkan hingga menyebabkan banyak jatuh korban dan 
lain-lain," paparnya.
 Ia optimistik para dosen asing mau mengajar di Indonesia. Sementara 
kualifikasi dosen asing yang akan mengajar di Tanah Air tentu harus familiar 
dan memiliki karya publikasi ilmiah serta berasal dari 100 kampus top dunia.
 "Tugas mereka adalah mentransfer ilmu pengetahuan dan membangun iklim akademik 
penelitian di Indonesia tumbuh sebab penulisan publikasi ilmiah kita masih 
rendah. Diharapkan para dosen asing tersebut dapat membantu," tuturnya.
 (sus)
 TAG : kemristekdikti https://www.okezone.com/tag/kemristekdikti pendidikan 
tinggi https://www.okezone.com/tag/pendidikan-tinggi Dosen Asing 
https://www.okezone.com/tag/dosen-asing
 










 
 





Re: [GELORA45] TKI an TKA

2018-04-21 Terurut Topik kh djie dji...@gmail.com [GELORA45]
Bung Billy,
Benar, faktor kebudayaan juga penting.
Tetapi sekarang di berbagai daerah, orang sudah berani kerja jauh, melihat
tetanggnya, yang balik, ada yang jadi makmur.
Meskipun belum sampai dapat jabatan pimpinan, semua crew dari bagian
pembuatan air minum dari air laut di kapal Cruise Holland Amerian Line
sepanjang
pantai New Zealand, semuanya orang Indonesia. Kepalanya, orang Belanda,
lulusan TU Delft. Saya dan satu teman dari Amerika untung diijinkan lihat
dan
tanya2. Wah, multiple evaporatornya sebesar multiple evaporator pabrik gula..
Air hasil penyulingn dialirkan ke batu2 mineral, supaya rasanya seperti air
minum biasa, mengandung bermacam2 ion.
Kalau di bagian dapur, crew dan tukang masaknya semuanya orang Korea.
Kalau di bagian bediening makan, crew dari Indonesia sudah mulai banyak
naik
jabatan, jadi kepala grup, mengepalai beberapa orang. Bahasa Inggris mereka
maju pesat, karena mereka dari lulusan sekolah perhotelan, tidak seperti 20
tahun
yang lalu. Waktu itu orang2 India, yang banyak jadi kepala grup, karena
lancar
bahasa Inggrisnya.
Anak teman di jakarta buka bebrapa fakultas. Yang paling laris, adalah
fakultas
perhotelan. Begitu lulus, langsung dapat pekerjaan dengan gaji bagus.
Beberapa
hotel Indonesia di Jakarta pakai management asing. Wah, ya, memang maju
pesat.
Manager2 asing di Jakarta diminta bantu beri kuliah hotel management.
Wah Tiongkok kalah, bagian receptienya terlalu zakelijk, kurang membantu
kalau
tidak diminta, dan seperti tidak pernah tersenyum..
Umumnya di perusahaan2 kalau ada probleem, dilakukan brainstorming setelah
probleem
didefinisikan. Tiap orang yang hadir mengajukan saran, dan ditulis di papan
tulis.
Yang lain pada sessie pertama belum boleh mendebat, menyatakan setuju
tidaknya.
Kemudian saran2 dikelompokkan, Baru tiap orang menjelaskan idee mengatasi
probleem itu. Kemudian ada yang memajukan keberatan pada idee2 tertentu,
dengan
alasannya. Kemudian dicari apa ada idee2 yang kalau digabungkan, dapat
mengatasi
probleem lebih baik.
Jadi yang dicari solution bersama.
Neef saya di Singapore cerita, wah kalau bossnya selalu menggunakan
brainstorming
meskipun dia tahu bagaimana mengatasinya. Ini untuk melatih bawahannya
memikirkan
penyelesaian persoalan dari berbagai sudut pandang.
Salam,
KH

2018-04-21 10:58 GMT+02:00 BILLY GUNADIE :

>
> Di samping itu semua .. kebudayaan .. dan terbentuknya suatu sifat manusia
> oleh ALAM/ecology...
>
> Dalam bahasa Sunda ada istilah "Engke deui wae lah..." kenapa...?
> Iklim yang sepoi sepoi anginnya dan sepanjang masa hidupnya matahari terbit
> pukul 6 pagi dan terbenam pukul 6 sore . kenikmatan hdup yang tidak di
> kejar waktu atau musim... temperatur sekitar 20an sampak sekitar 30an
> Celcius ... tanah yang subur/volcanic ...
>
>
>
> On Saturday, April 21, 2018 3:24 AM, kh djie  wrote:
>
>
> Masalahnya tidak saja soal ketrampilan dan keahlian, tetapi juga apa itu
> turn key project, atau suatu joint venture yang pemerintah ikut .
> Ada pekerjaan yang membutuhkan keahlian pada waktu pembangunan pabrik. Ini
> yang paling sulit dipenuhi oleh tenaga kerja dalam
> negeri. Orang yang sudah punya keahlian sudah dapat kerjaan yang mapan,
> enggan kerja di lokasi yang sulit. Faktor lain, begitu pabrik selesai
> berdiri, dia mesti cari kerja lain. Faktor lain lagi, adalah kalau turn key
> project. Kontraktor bisa rugi besar, kalau projectnya molor, tidak
> selesai pada waktunya, kena denda besar, karena pemilik pabrik ingin cepat2
> bisa berproduksi supaya modalnya cepat kembali.
> Mungkin cara terbaik adalah seperti joint venture antara pemerintah dengan
> modal dari Tiongkok bangun Suromadu, dan nanti project
> High Speed Train Jakarta-Bandung. Di situ jelas bagian kerja berbagai BUMN
> indonesia, dan bagian kerja Perusahaan Asing , dan mana yang dikerjakan
> bersama-sama ( design, bagian2 tertentu dll). Pengalihan teknologi bisa
> berjalan lancar. Pada turn key project, orang praktis tidak belajar
> banyak, kecuali yang kebetulan mau dan bisa dapat kerja waktu pembangunan
> project.
> BUMN 2 bekerja sama. Di samping itu BUMN punya cabang2, sehingga bis
> mengumpulkan tenaga2 ahli dari berbagai sektor untuk
> mengerjakan bagiannya. Mereka ini adalah orang2 yang biasa dikirim ke
> mana2 mengerjakan project2 dari BUMN. Kalau project
> selesai, mereka tetap kerja sebagai pegawai di BUMN, tidak perlu cari
> kerja lain.
> Melihat situasi begini, orang2 lokal yang mau kerja, dapat bagiannya hanya
> kerja kasar, yang berat2. Kalau pabrik sudah berdiri,
> orang2 lokal dapat diberi pekerjaan jadi operator dengan bimbingan,
> menjalankan 1-2 mesin dulu. Biasanya dalam 1 minggu orang
> yang tidak pernah kerja di pabrik sudah bisa dengan didampingi instructor..
> Pemerintah rupanya tidak cukup waktu dan kemampuan membuka pendidikan
> resmi bagi tenaga kerja lokal untuk mmenuhi kebutuhan ini. Mungkin
> pemerintah daerah perlu melakukan positieve discriminatie. Misalnya saja,
> perusahaan yang 

[GELORA45] Beef grief as Indonesia fails at self-sufficiency

2018-04-21 Terurut Topik Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
http://www.atimes.com/article/beef-grief-indonesia-fails-self-sufficiency/

Asia Business

Beef grief as Indonesia fails at self-sufficiency Government quest to meet
all local beef demand with domestic cattle stocks has stalled as cheaper
buffalo meat imports surge

By John McBeth  Jakarta, April
20, 2018 5:52 PM (UTC+8)


[image: An Indonesian farmer works with a buffalo on rice terraces in Bali,
Indonesia. Photo: iStock/Getty Images]

An Indonesian farmer works with a buffalo on rice terraces in Bali,
Indonesia. Photo: iStock/Getty Images

Its ambitious quest for beef self-sufficiency apparently stalled,
Indonesia’s government is now importing substantial quantities of
low-quality Indian buffalo meat to make up for an ongoing shortfall and
reduce the country’s reliance on costlier Australian beef imports.

The State Logistics Agency (Bulog) has approval to import an additional
100,000 tons of buffalo meat this year, with the first shipment due to
arrive shortly before the Ramadan and Idul Fitri Muslim holidays in
May-June when beef consumption annually peaks.

Whether that import substitution is having the desired impact on prices,
however, is another story.

President Joko Widodo has said he wants the price of buffalo meat imports
set at 80,000 rupiah per kilogram. In many wet markets, however, it is now
selling for up to 110,000 rupiah – only 5,000-10,000 rupiah less than
locally slaughtered beef.

That, industry sources say, is due to supply chain irregularities in which
there is a 50-60,000 rupiah mark-up between import and local retail prices,
as well as the influence of criminal gangs whose control over the markets
is seemingly condoned by local authorities for mutual benefit.

Still, buffalo meat is a cheaper substitute in many Indonesian dishes, such
as *rendang* and *semur daging*.

[image: Rendang Padang, the most famous Padangnese dish of spicy dry beef
stew. Plated on a rectangular ceramic plate that has been lined with banana
leaf. Two chili peppers are used to garnish the dish.]

A plate of Indonesian rendang beef stew. Photo: iStock/Getty Images

According to Meat and Livestock Australia (MLA), a public authority that
provides research on the red meat and poultry industries, that makes
buffalo meat popular among small manufacturers and food service operators
who often blend it with fresh beef.

Rejected in the past because of the threat of foot and mouth disease (FMD),
buffalo meat, so-called daging kerbau, was first allowed into Indonesia in
mid-2016 with 85,000 tons imported up until last December. That’s much
higher than the 2016 volume of Australian imports to Indonesia

The government was forced to suspend buffalo imports briefly early last
year after the Constitutional Court ruled that meat from FMD-prone
countries could only be imported under emergency circumstances and with
“maximum security standards.”

FMD is a highly infectious and sometimes fatal virus which causes fever,
followed by blisters inside the mouth and on the feet of cattle and other
cloven-hoofed animals. It can spread rapidly among herds and is widely
feared in countries that rely on agriculture and primary produce as a main
source of export revenues.

It is not clear what precautions are being taken by the main importer, PT
Sumber Agro Semesta, a unit of influential tycoon Tomy Winata’s diversified
Artha Graha Group. The company started in rice seed and has since expanded
into other agri-business sectors.

[image: Varanasi, India - January 2, 2013: Many black buffalos have rest on
the streets of the oldest city in the world on January 2, 2013. Varanasi
has a population of 1,435,113 people,only 4% work in agriculture]

Black buffalos have rest on the streets of Varanasi, India, in a 2013 file
photo. Image: iStock/Getty Images

But the ban only lasted seven months in the face of Widodo’s determination
to ensure that Indonesia’s growing middle class and even poorer segments of
its 266 million-strong population have access to cheaper meat, with locally
produced beef prices nearly double those on international markets.

Although FMD is considered endemic, India long ago overtook the United
States, Australia and Brazil as the world’s largest exporter of beef and
buffalo meat, known as carabeef – all of it supposedly subject to
microbiological and other testing.

Most of India’s 1.95 million tons of carabeef was exported last year to
price-sensitive customers in Asia, Africa and the Middle East, but Indian
traders have adopted voluntary vaccination programs in an effort to
penetrate higher-value markets.

Animal health experts say there is a low risk of the virus being
transmitted through frozen meat when millions of tons have already been
shipped to Vietnam, Malaysia and other destinations across Southeast Asia
without serious incident.

It is already having a significant impact on Australia’s 

[GELORA45] Fwd: [alumniBandungJakartaCS] Fwd: Video from Maria Dolorosa

2018-04-21 Terurut Topik kh djie dji...@gmail.com [GELORA45]
-- Forwarded message --
Date: 21 April 2018 at 08:43
Subject:  Fwd: Video from Maria Dolorosa [1 Attachment]


-- Forwarded message --

1 of 1 File(s)
VID-20180416-WA0012.mp4

--

--
Reply via web post

• Reply to sender

• Reply to group

• Start a New Topic

• Messages in this topic

(1)
--
Have you tried the highest rated email app? 
With 4.5 stars in iTunes, the Yahoo Mail app is the highest rated email app
on the market. What are you waiting for? Now you can access all your
inboxes (Gmail, Outlook, AOL and more) in one place. Never delete an email
again with 1000GB of free cloud storage.
--
Visit Your Group



[image: Yahoo! Groups]

• Privacy  •
Unsubscribe

• Terms
of Use 

..




Re: [GELORA45] TKI an TKA

2018-04-21 Terurut Topik kh djie dji...@gmail.com [GELORA45]
Masalahnya tidak saja soal ketrampilan dan keahlian, tetapi juga apa itu
turn key project, atau suatu joint venture yang pemerintah ikut .
Ada pekerjaan yang membutuhkan keahlian pada waktu pembangunan pabrik. Ini
yang paling sulit dipenuhi oleh tenaga kerja dalam
negeri. Orang yang sudah punya keahlian sudah dapat kerjaan yang mapan,
enggan kerja di lokasi yang sulit. Faktor lain, begitu pabrik selesai
berdiri, dia mesti cari kerja lain. Faktor lain lagi, adalah kalau turn key
project. Kontraktor bisa rugi besar, kalau projectnya molor, tidak selesai
pada waktunya, kena denda besar, karena pemilik pabrik ingin cepat2 bisa
berproduksi supaya modalnya cepat kembali.
Mungkin cara terbaik adalah seperti joint venture antara pemerintah dengan
modal dari Tiongkok bangun Suromadu, dan nanti project
High Speed Train Jakarta-Bandung. Di situ jelas bagian kerja berbagai BUMN
indonesia, dan bagian kerja Perusahaan Asing , dan mana yang dikerjakan
bersama-sama ( design, bagian2 tertentu dll). Pengalihan teknologi bisa
berjalan lancar. Pada turn key project, orang praktis tidak belajar banyak,
kecuali yang kebetulan mau dan bisa dapat kerja waktu pembangunan project.
BUMN 2 bekerja sama. Di samping itu BUMN punya cabang2, sehingga bis
mengumpulkan tenaga2 ahli dari berbagai sektor untuk
mengerjakan bagiannya. Mereka ini adalah orang2 yang biasa dikirim ke mana2
mengerjakan project2 dari BUMN. Kalau project
selesai, mereka tetap kerja sebagai pegawai di BUMN, tidak perlu cari kerja
lain.
Melihat situasi begini, orang2 lokal yang mau kerja, dapat bagiannya hanya
kerja kasar, yang berat2. Kalau pabrik sudah berdiri,
orang2 lokal dapat diberi pekerjaan jadi operator dengan bimbingan,
menjalankan 1-2 mesin dulu. Biasanya dalam 1 minggu orang
yang tidak pernah kerja di pabrik sudah bisa dengan didampingi instructor.
Pemerintah rupanya tidak cukup waktu dan kemampuan membuka pendidikan resmi
bagi tenaga kerja lokal untuk mmenuhi kebutuhan ini. Mungkin pemerintah
daerah perlu melakukan positieve discriminatie. Misalnya saja, perusahaan
yang pakai tenaga lokal, bulan pertama diganti uang pembayaran pekerja
lokal itu 100 % penuh. Tiap bulan berikutnya turun 20 %. Sehingga pada
bulan ke lima, pekerja lokal sudah punya kemampuan penuh dan perusahaan
harus bayar gaji pekerja lokal sendiri. Juga perlu pengaturan berapa % dari
pegawai perusahaan harus pekerja lokal. Mungkinkah dengan cara begini,
gesekan2 dapat berkurang, dan meskipun tanpa pendidikan resmi, pnduduk
lokal bisa mencapai ketrampilan tertentu, dan dapat kerja tetap.
Perusahaan juga wajib melakukan pendidikan intern untuk menaikkan
efficiency kerja, mengurangi kesalahan dalam berproduksi. Dengan pendidikan
intern yang baik, efficiency kerja bisa naik 25 - 33% yang sangat
menguntungkan perusahaan, tanpa orang harus kerja lebih berat, lebih cepat.
Perusahaan dapat memberikan gaji bulan ke 13. Kalau di Indonesia sudah ada,
jadi gaji bulan ke 14.
Orang2 yang sudah bekerja seperti di perusahaan konpeksi ada yang mengajari
teman2nya di rumah teknik menjahit. Setelah bisa, temannya dibantu melamar
kerja. Karena ternyata sudah bisa menjahit waktu diuji, langsung diterima
kerja.
TKI di Belanda bawa temannya yang baru datang dari Indonesia untuk belajar
kerja, ikuti dia bersih2 rumah dan kaca. Belajar cara2 pakai stofzuiger,
pakai stoom apparaat bersihkan kamar mandi, pakai alat bersihkan kaca,
pakai bahan2 apa untuk bersihkan ini itu. Dua kali ikut, sudah bisa, sudah
bisa dicarikan pekerjaan. Orang mau terima, karena sudah tidak perlu
ngajari lagi.
Barangkali ada saran2 lain untuk mengatasi berbagai probleem ini ?

2018-04-21 6:59 GMT+02:00 Tatiana Lukman :

> 1. Pada pokoknya, saya tidak mempersoalkan soal bahasa. Itu saya anggap
> masalah sekunder.
> 2. Soal ketrampilan, untuk memenuhi syarat, dsb, sekali lagi, adalah tugas
> Pemerintah. Lagi-lagi soal keberpihakan. Kalau sebuah pemerintah memang
> berpihak kepada buruhnya, maka dia akan kembangkan ketrampilan buruhnya.
> Soal kesediaan meninggalkan keluarga dan bekerja berpindah-pindah,
> sebenarnya sudah dibuktikan dengan buruh migran Indonesia yang pergi ke
> luar negeri untuk cari makan. Bukan hanya meninggalkan keluarganya, bahkan
> mempertaruhkan nyawanya!! Itu yang ke luar negeri. Sedangkan yang
> pindah-pindah di dalam negeri juga dibuktikan dengan GSBI Papua Barat yang
> menuntut agar distop aliran buruh dari luar Papua, mereka menuntut agar
> Pemerintah berusaha meningkatkan ketrampilan buruh lokal supaya mengurangi
> pengangguran di kalangan penduduk lokal. Jadi sebenarnya soal pindah-pindah
> juga bukan masalah. Kesimpulan: bagi saya, masalah pokoknya adalah
> keberpihakan pemerintah yang menentukan kebijakannya. Karena pemerintah
> tidak perduli pada nasib buruh Indonesia, maka lahirlah semua kebijakan
> yang sangat merugikan dan menyengsarakan kaum buruh.
>
>
> On Friday, April 20, 2018 10:52 PM, kh djie  wrote:
>
>
> 1. Peraturan TKA harus bisa berbahasa Indonesia 

Re: [GELORA45] TKI an TKA

2018-04-21 Terurut Topik Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45]
1. Pada pokoknya, saya tidak mempersoalkan soal bahasa. Itu saya anggap masalah 
sekunder.2. Soal ketrampilan, untuk memenuhi syarat, dsb, sekali lagi, adalah 
tugas Pemerintah. Lagi-lagi soal keberpihakan. Kalau sebuah pemerintah memang 
berpihak kepada buruhnya, maka dia akan kembangkan ketrampilan buruhnya. Soal 
kesediaan meninggalkan keluarga dan bekerja berpindah-pindah, sebenarnya sudah 
dibuktikan dengan buruh migran Indonesia yang pergi ke luar negeri untuk cari 
makan. Bukan hanya meninggalkan keluarganya, bahkan mempertaruhkan nyawanya!! 
Itu yang ke luar negeri. Sedangkan yang pindah-pindah di dalam negeri juga 
dibuktikan dengan GSBI Papua Barat yang menuntut agar distop aliran buruh dari 
luar Papua, mereka menuntut agar Pemerintah berusaha meningkatkan ketrampilan 
buruh lokal supaya mengurangi pengangguran di kalangan penduduk lokal. Jadi 
sebenarnya soal pindah-pindah juga bukan masalah. Kesimpulan: bagi saya, 
masalah pokoknya adalah keberpihakan pemerintah yang menentukan kebijakannya. 
Karena pemerintah tidak perduli pada nasib buruh Indonesia, maka lahirlah semua 
kebijakan yang sangat merugikan dan menyengsarakan kaum buruh. 

On Friday, April 20, 2018 10:52 PM, kh djie  wrote:
 

 1. Peraturan TKA harus bisa berbahasa Indonesia sudah dicabut. Jadi sulit 
untuk dipersoalkan lagi.2. Persoalan TKA . Kalau Indonesia sudah punya tenaga 
kerja yang memenuhi syarat dan ondernemer2    yang dapat mengerjakan sebagian 
projek, pembangun pabrik akan lebih murah pakai tenaga Indonesia.    Kalau 
untuk membangun bangunan pabrik, mestinya onderanemer dari pulau Jawa sudah 
bisa, mengingat    mereka sudah sanggup membangun gedung2 tinggi. Tetapi apakah 
mereka mau kerja di luar Jawa, merekrut    dan membawa tenaga kerja yang sudah 
berpengalaman dari jawa, dan berbulan-bulan kerja mulai dari babat    hutan, 
dan meninggalkan keluarga, meskipun diiming-iming dengan bayaran extra ?    
Orang2 di Tiongkok sudah biasa bekerja berpindah pindah dari satu kota ke kota 
lain, berbulan-bulan     meninggalkan keluarganya di desa.    Suatu turn key 
project perusahaan asing yang ada dead timenya, menyebabkan perusahaan asing 
takut denda
    kalau terlambat menyelesaikan proyeknya. Mereka bawa tenaga2 yang sudah 
berpengalaman, yang pernah    membangun proyek yang sama di tempat2 lain.    
Suatu proyek seperti Suramadu dengan pembagian jelas, mana yang diselesaikan 
BUMN Indonesia, mana yang     oleh perusahaan asing, mana yang bersama ( di 
situ pengalihan teknologi dapat terjadi dengan cepat) mungkin    paling baik. 
Jadi BUMN Indonesia kalau perlu bisa cari ondernemer2 yang terpercaya hasil 
kerjanya..
2018-04-20 21:18 GMT+02:00 Tatiana Lukman :

Rupanya bung tidak tahu bahwa untuk melawan ketidak adilan dan kebijakan yang 
merugikan diperlukan instrumen. Bung kira setiap orang yang mengalami ketidak 
adilan, lantas kontan bisa melawan atau protes??? Seandainya protes, apakah 
lantas bisa berhasil??? Jalannya panjang bung Disitulah arti penting dari 
BERORGANISASI Pernah saya postingkan sebuah penelitian tentang kehidupan 
buruh pertambangan Nikel di Sulawesi yang dikelola modal Tkk yang membawa 
buruhnya sendiri. Buruh Indonesia yang diwawancarai sudah tentu tidak senang 
dengan adanya buruh Tkk yang jelas-jelas kondisi hidup dan upahnya jauh lebih 
baik dan tinggi dari pada dia dan kawan-kawan buruh lainnya.. Namun, dia tidak 
bisa berbuat apa-apa?? Mengapa? Di situ tidak ada serikat buruh!!Dan 
mengorganisasi SB tidak mudah!!! Kemudian masih harus dilihat SB yang 
bagaimana?? Serikat buruh yang membela sungguh-sungguh kepentingan buruhnya 
atau yang berpihak kepada pengusahaBuruh mau berorganisasi ketika sadar 
akan arti penting organisasi sebagai alat perjuangan. Dan untuk mencapai 
kesadaran itu perlu proses pendidikan yang hanya bisa didapat dari pengalaman 
perjuangannya sendiri melalui organisasi buruh.Masalah ketrampilan, proyek di 
luar Jawa dan seterusnya adalah masalah yang justru seharusnya menjadi tanggung 
jawab Pemerintah. Disinilah letak akar masalahnya: kebijakan pemerintah yang 
TIDAK MEMIHAK KEPADA kaum buruhnya sendiriMaka itu jangan salahkan 
ormas-ormas rakyat yang terus berjuang melawan politik/kebijakan Jokowi-JK dan 
menunjuk pemerintah sebagai boneka imperialis!! Itu bukan tuduhan kosong tanpa 
dasar!! Anda ambil contoh perusahaan asing di Tkk yang mengerjakan pekerja 
asing karena keunggulan bahasa Inggrisnya. Nah, ini juga pencerminan dari 
kebijakan Pemerintah kapitalis Tiongkok yang tidak memihak dan membela 
kepentingan buruh Tiongkoknya sendiri. Masak mendidik buruhnya sendiri  supaya 
bisa berbahasa Inggris saja tidak mampu??? Sampai harus mendatangkan orang dari 
Malaysia dan Scotland. Dulu, pada jaman Mao, ketika hubungan masih baik dengan 
Soviet, banyak ahli dari Uni Soviet. Masalah bahasa adalah masalah sekunder 
yang mudah diselesaikan!!! Lagi-lagi soalnya terletak pada politik/kebijakan 
pemerintahnya