[GELORA45] MEMBANGUN LOGIKA BERPIKIR SOAL UYGHUR

2019-12-26 Terurut Topik ChanCT sa...@netvigator.com [GELORA45]


 MEMBANGUN LOGIKA BERPIKIR SOAL UYGHUR

http://indonesian.cri.cn/20191227/76ab9458-b4d2-6634-ade6-a516a6c5c3c0.html
2019-12-27 10:41:16

Saya menulis ini dengan berdasarkan pengalaman perjalanan saya berkuliah 
di Republik Rakyat Tiongkok. Saya bukan ahli ilmu Hubungan 
Internasional, Hukum Internasional, atau mungkin ilmu Sosiologi, ilmu 
yang terkait dengan apa yang sedang heboh dibicarakan akhir-akhir ini 
dimedia sosial kita.  Sehingga saya hanya menyampaikan pengalaman yang 
saya dapatkan dan peroleh secara apa adanya. Beserta informasi-informasi 
resmi dari dokumen dan aturan Undang-Undang Pemerintah Republik Rakyat 
Tiongkok. Semoga pengalaman dan tulisan saya ini bisa menjadi jembatan 
logika dalam berpikir kita melihat persoalan di Provinsi/Xinjiang/di 
Republik Rakyat Tiongkok.


图片默认标题_fororder_微信图片_20191227104015

*Bertemu Mahasiswa Asal Xinjiang Dari Suku Uyghur*

Kisah pertama, sebagai mahasiswa perantau saya mengisi waktu luang 
dengan pergi ke lapangan sepakbola kampus dan ikut bermain dengan 
teman-teman yang ada disana. Siapapun yang berkumpul terlihat dipinggir 
lapangan, saya datang dan meminta untuk ikut bermain. Niatnya sederhana, 
menambah teman. Sekedar memiliki kesempatan awal untuk berbincang, 
bertukar akun/We Chat/, dan selanjutnya menjadi teman baru.


Cerita ini sekitar bulan Oktober. Suatu hari, seperti biasa di waktu 
sore saya berangkat bermain sepakbola. Singkat cerita, setelah selesai 
saya menghampiri satu orang teman. Kulitnya berkulit putih, matanya 
sipit namun tidak begitu sipit dibanding orang Tiongkok pada biasanya, 
jika dibandingkan, wajahnya lebih mirip orang dari negara “tan”, 
misalkan : Uzbekistan, Kazakhstan, dsb. Kami berkenalan, ia memiliki 
nama latin Ahmed, tentunya memiliki nama/Chinese/sejak lahir. Seperti 
saya yang pada akhirnya memiliki nama/Chinese/yang dibuat ketika 
registrasi awal masuk kuliah. Dia mahasiswa Sarjana Teknik Elektro. 
Ternyata Ahmed berasal dari Provinsi/Xinjiang/, provinsi paling barat di 
Republik Rakyat Tiongkok. Beliau beragama muslim dan berasal dari 
suku/Uyghur/. Pantas saja dia bermain sepakbola menggunakan celana 
olahraga panjang, muslim yang taat pikir saya, dibanding saya yang 
bermain dengan celana pendek. Singkat cerita setelah berkenalan, saya 
teringat soal pemberitaan Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok melakukan 
tindakan persekusi dan penahanan paksa dalam sebuah/camp/kepada 
masyarakat/Xinjiang/. Saya tanyakan kepada Ahmed, “Saya mendengar kabar 
soal keadaan penduduk di/Xinjiang/yang dilakukan persekusi serta dipaksa 
untuk tinggal dalam/camp/, serta kehidupan beribadah disana juga 
dihambat oleh pemerintah, bagaimana itu? Apakah benar?”. Tapi wajah 
Ahmed terlihat bingung dan bahkan balik bertanya kepada saya, “Maksudnya 
berita apa ya? Saya tidak tahu”. Saya cari berita tersebut 
di/handphone/saya dan saya mendapatkan link beritanya dari media/BBC/dan 
berbahasa Inggris. Lalu saya tunjukkan kepadanya. Setelah membaca, 
beliau menjawab bahwa berita itu tidak benar. Sama sekali tidak ada 
kejadian seperti yang diberitakan. Keluarga dan teman-temannya sangat 
aman semua, menjalani hidup seperti biasa, kehidupan beribadahpun juga 
normal. Ahmed hanya bercerita bahwa disana Pemerintah Republik Rakyat 
Tiongkok hanya mewajibkan penduduknya untuk diberikan pelatihan semacam 
pelatihan keahlian, seperti menjahit, memperbaiki alat-alat elektronik, 
cara beternak, dsb tapi sama sekali tidak ada kekerasan dan kekejaman 
seperti yang diberitakan. Semuanya normal. Diakhir cerita Ahmed 
menunjukkan gambar mesjid yang indah Masjid Selatan, di Kota/Umruqi/, 
Provinsi/Xinjiang/.


*Berislam di Kota/Tianjin/*

Kisah yang kedua adalah kisah saya berkehidupan sebagai seorang muslim 
Indonesia di Kota/Tianjin/, Republik Rakyat Tiongkok. Kisah ini sudah 
pernah saya tulis disebuah media online dengan judul “Menjadi Muslim di 
Kota/Tianjin/, Republik Rakyat Tiongkok”. Tulisan ini saya buat 
berdasarkan pengalaman saya selama beberapa bulan di Kota/Tianjin/, 
Republik Rakyat Tiongkok, khususnya bagi saya dan tentunya orang 
Indonesia lain yang beragama Islam sangat istimewa, karena kami menjadi 
minoritas disini. Kondisi terbalik ketika kami di Indonesia, bahwa kami 
adalah penduduk mayoritas : orang Indonesia asli, Warga Negara Indonesia 
(WNI), bukan keturunan, dan tentunya beragama Islam, agama mayoritas 
penduduk Indonesia.


Kota/Tianjin/memiliki penduduk yang beragama Islam sebanyak 200.000 
jiwa. Kota/Tianjin/memiliki 57 masjid. Pembangunan serta renovasi 
(perbaikan) masjid ini didukung oleh pemerintah. Misalkan, hasil 
bincang-bincang saya dengan Ketua DKM Masjid Xiningroad , yaitu Mr. Li 
Xiaochun, pembangunan Masjid Xiningroad menghabiskan biaya 4.5 
Juta/RMB/atau sebesar 9 Miliar Rupiah. Dibangun dengan 2 lantai sejak 30 
tahun yang lalu. Semua biaya tersebut Pemerintah Republik Rakyat 
Tiongkok yang mengalokasikan biayanya. Masjid ini berada di 
tengah-tengah Kota/Tianjin/dekat pusat perbelanjaan/Binjiang Dao/. 

[GELORA45] Keterbukaan Hasilkan Lebih Banyak “Bonus Tiongkok”

2019-12-26 Terurut Topik ChanCT sa...@netvigator.com [GELORA45]


 Keterbukaan Hasilkan Lebih Banyak “Bonus Tiongkok”

2019-12-27 11:12:15 
http://indonesian.cri.cn/20191227/186da4b3-e184-8bb6-8b8d-aa8cdcc5e764.html


Komisi Peraturan Tarif Dewan Negara Tiongkok baru-baru ini meluncurkan 
pemberitahuan, mulai dari 1 Januari tahun 2020, tarif masuk sebagian 
komoditas akan diaturkan kembali. Juru bicara Kementerian Perdagangan 
Tiongkok dalam keterangan pers kemarin (26/12) menyatakan, menurunkan 
tarif masuk merupakan langkah konkret untuk memperluas lebih lanjut 
keterbukaan pasar, hal itu bermanfaat untuk memperluas impor produk yang 
berkualitas. Sebenarnya pada tahun 2019 yang segera lewat, “keterbukaan” 
selalu merupakan kosakata kunci dalam perkembangan Tiongkok, juga 
merupakan kunci bagi Tiongkok untuk menghasilkan lebih banyak bonus.


Di bawah dorongan serangkaian langkah keterbukaan terhadap dunia luar, 
perekonomian Tiongkok mencapai kemajuan nyata pada tahun 2019. Dari 
Januari hingga November tahun ini, nilai total impor dan ekspor 
perdagangan barang Tiongkok tercatat 28,5 triliun yuan RMB, naik 2,4% 
dibandingkan dengan periode sama tahun lalu. Status negara perdagangan 
menjadi semakin kuat, sedangkan penggunaan investasi asing mencapai 
845,9 miliar yuan, naik 6,0% dari pada masa sama tahun lalu. Sementara 
itu, Tiongkok meneruskan reformasi dengan berdasarkan keterbukaan, 
mendorong inovasi teknik perusahaan dan eskalasi struktur produk dengan 
mengizinkan pedagang asing untuk memegang saham atau melalui bisnis 
modal sendiri, dalam rangka mendorong perkembangan ekonomi beralih ke 
kualitas tinggi.


Tiongkok yang terus memperluas keterbukaan telah menciptakan semakin 
banyak “bonus Tiongkok” kepada dunia. Tiongkok membuka pasar konsumsi 
yang luas untuk dunia dengan mengambil berbagai langkah penurunan tarif 
masuk, sementara ekspor Tiongkok telah menyediakan sejumlah besar produk 
berkualitas dengan harga rendah kepada berbagai negara.


Di samping itu, Tiongkok terus mendorong pembangunan ekonomi dunia tipe 
terbuka, dengan tegas mengeluarkan “suara Tiongkok” untuk mendukung 
globalisasi ekonomi, meluncurkan serangkaian langkah terkait. Misalnya 
berkoneksi efektif antara pembangunan “sabuk dan jalan” dengan strategi 
pembangunan berbagai negara serta dengan agenda perkembangan regional 
dan internasional, menganjurkan lebih banyak negara dan perusahaan untuk 
berpartisipasi dalam pembangunan bersama “sabuk dan jalan”. Forum Puncak 
Kerja Sama Internasional “Sabuk dan Jalan” yang diadakan pada April 
tahun ini telah mencapai 283 hasil pragmatis dan program kerja sama 
senilai US$ 64 miliar. Mengenai hal tersebut, Ekonom Kolombia Enrique 
Posada berpendapat, inisiatif “sabuk dan jalan” dapat mendorong 
perkembangan ekonomi, saling menguntungkan dan menang bersama.


Yang patut diperhatikan ialah, pada tahun ini, Tiongkok berupaya bersama 
dengan berbagai pihak, perundingan tentang Persetujuan Kemitraan Ekonomi 
Komprehensif Regional (RCEP) mencapai terobosan besar, sementara aktif 
mendorong proses perundingan terkait perdagangan bebas antara Tiongkok, 
Jepang dan Korea Selatan serta  Dewan Kerja Sama Teluk.


Pada tahun 2018, Presiden Tiongkok Xi Jinping dalam pidatonya di depan 
Forum Asia Bo’ao menunjukkan, perkembangan ekonomi Tiongkok selama 40 
tahu dicapai dalam kondisi keterbukaan, perkembangan berkualitas ekonomi 
Tiongkok di masa depan juga akan terwujud dalam kondisi yang lebih 
terbuka. Ketika memasuki era baru keterbukaan yang lebih berkualitas, 
Tiongkok akan terus memperluas pasar, terus menyempurnakan konfigurasi 
keterbukaan, terus mengoptimalkan iklim bisnis, terus meningkatkan kerja 
sama multilateral, terus mendorong pembangunan bersama “sabuk dan 
jalan”, menginjeksi keyakinan kuat dan daya penggerak kepada 
perekonomian dunia.




Re: [GELORA45] Ratna Sarumpaet Bebas Bersyarat, Pelapor: Semoga Beliau Sadar

2019-12-26 Terurut Topik kh djie dji...@gmail.com [GELORA45]
Sudah kepepet, tidak nerompet lagi?

Pada tanggal Jum, 27 Des 2019 pukul 04.51 ChanCT sa...@netvigator.com
[GELORA45]  menulis:

>
>
> Ratna Sarumpaet Bebas Bersyarat, Pelapor: Semoga Beliau Sadar
> Reporter:  Antara
> Editor:  Ninis Chairunnisa
> Jumat, 27 Desember 2019 10:26 WIB
> [image: Ratna Sarumpaet saat memberikan keterangan pers di kediamannya di
> Jalan Kampung Melayu Kecil V, Jakarta, Kamis, 26 Desember 2019. Ia divonis
> dua tahun penjara yang diterimanya untuk dakwaan menyebarkan berita bohong
> alias hoax. TEMPO/Hilman Fathurrahman W]
> 
>
> Ratna Sarumpaet saat memberikan keterangan pers di kediamannya di Jalan
> Kampung Melayu Kecil V, Jakarta, Kamis, 26 Desember 2019. Ia divonis dua
> tahun penjara yang diterimanya untuk dakwaan menyebarkan berita bohong
> alias hoax. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
>
> *TEMPO.CO , Jakarta* - Ketua Umum Cyber Indonesia,
> Muannas Alaidid berharap Ratna Sarumpaet
>  tidak mengulangi kesalahan
> usai bebas bersyarat setelah menjalani masa hukuman akibat kasus penyebaran
> berita bohong alias hoaks.
>
> "Semoga peristiwa ini menyadarkan beliau untuk tidak mengulangi lagi
> perbuatannya. Berpolitiklah dengan sehat bukan dengan menghalalkan segala
> cara," kata Muannas melalui keterangan tertulis di Jakarta, Kamis, 26
> Desember 2019.
>
> Muannas adalah pelapor kasus penyebaran berita bohong yang dilakukan Ratna
> Sarumpaet. Kala itu, ia melaporkan Ratna yang mengaku dianiaya oleh
> sekelompok orang saat berada di Bandung. Foto lebam Ratna tersebar di media
> sosial sampai direspons oleh sejumlah tokoh politik. Namun kemudian
> diketahui lebam Ratna berasal dari perawatan wajah di kilinik kecantikan.
>
> Atas kasus tersebut, Ratna divonis dua tahun penjara. Ia bebas bersyarat
> pada 26 Desember lalu setelah menjalani hukuman selama 15 bulan.
>
> Muannas tidak mempermasalahkan Ratna memperoleh pembebasan bersyarat dari
> hukuman di Lapas Perempuan Klas IIA Pondok Bambu. "Sebagai pelapor dalam
> kasus Ratna Sarumpaet, saya tidak dapat membatasi apa yang menjadi hak
> terpidana termasuk hak Ratna untuk memperoleh pembebasan bersyarat,"
> ujarnya.
>
> Setelah mendapat bebas bersyarat, Ratna Sarumpaet
>  diharuskan wajib lapor sebulan
> sekali ke Lapas Perempuan Klas IIA Pondok Bambu selama masa menjalani bebas
> bersyarat.
>
> 
>


[GELORA45] Kenang Gus Dur, Gus Mus: di Dekatnya Selalu Merasa Kecil

2019-12-26 Terurut Topik ChanCT sa...@netvigator.com [GELORA45]


 Kenang Gus Dur, Gus Mus: di Dekatnya Selalu Merasa Kecil

Reporter:


   Marvela

Editor:


   Istiqomatul Hayati

Jumat, 27 Desember 2019 09:05 WIB

Gus Mus Unggah Foto Lawasnya dengan Gus Dur di akun Instagramnya, Kamis, 
26 Desember 2019.Gus Mus Unggah Foto Lawasnya dengan Gus Dur di akun 
Instagramnya, Kamis, 26 Desember 2019.


*TEMPO.CO*,*Jakarta*- Ahmad Mustofa Bisri atauGus 
Musmengenang pertemuan pertamanya 
dengan mendiang Abdurrahman Wahid atau Gus Dur ketika di Kairo, Mesir. 
Kedua sahabat karib ini pertama kali bertemu 55 tahun lalu pada 1964.


Gus Mus juga mengunggah foto ketika mereka mereka masih muda. "Sosok di 
sebelahku ini sejak pertama kali aku mengenalnya (di Kairo Mesir, tahun 
1964), sudah menarik hatiku," tulis Gus Mus di Instagramnya pada Kamis, 
26 Desember 2019.


Walaupun itu merupakan pertemuan pertamanya, Gus Dur tidak 
memperlakukannya seperti orang asing. "Begitu berjumpa, sikapnya 
seolah-olah dia sudah mengenalku sejak lama," tulisnya.


Dengan sikap yang ditunjukkan Gus Dur itu membuat Gus Mus merasa 
canggung. "Tak ada basa-basi lazimnya orang baru bertemu dan berkenalan. 
Justru aku yang canggung dengan sikapnya yang tidak umum itu," ujarnya.


Unggahan pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Rembang, Jawa 
Tengah ini untuk memperingati haul sepuluh tahunGus Dur 
. 
Presiden keempat Indonesia ini wafat pada 30 Desember 2009.


Gus Mus menuturkan, usai pertemuan pertama itu, Gus Dur memanggilnya 
dengan sebutan "Mus." Ia sendiri memanggil cucu pendiri Nahdlatul Ulama 
ini dengan panggilan "Mas." Namun panggilan tersebut berubah ketika 
mereka pulang ke Indonesia.


Almarhum KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur bersama Mbah Liem (kanan) 
dalam acara Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar NU di 
Bandar Lampung, 1992. Dok. TEMPO/Hidayat S. G.


"Baru ketika pulang di tanah air, ketika orang-orang memanggilnya Gus, 
dia pun memanggilku "Gus", meski aku tetap memanggilnya Mas," tulisnya. 
Gus Mus mengaku setiap berada di dekat Gus Dur, ia merasa sangat kecil. 
"Mungkin karena, aku selalu memperhatikan pikiran-pikirannya yang 
besar," tulisnya.


Mustofa Bisri 
 pun 
salut dengan sahabat yang sudah seperti saudaranya ini, karena sejak 
kuliah ia sudah memikirkan kemajuan Bangsa Indonesia. Saat ia masih 
sibuk memikirkan kuliah dan persiapan menghadapi ujian, 
Abdurrahman Wahid sudah memikirkan Indonesia dan bagaimana bisa 
mempersiapkan khidmah yang optimal bagi negeri yang dicintainya itu.


ADVERTISEMENT

"Ketika aku baru memikirkan bagaimana setelah pulang nanti aku membangun 
rumah tangga, dia sudah memikirkan bagaimana membangun peradaban dunia."


Gus Mus juga mengungkapkan bahwa Gus Dur sangat mengutamakan Sang 
Pencipta. "Baginya dunia ini, termasuk kekuasaan hanyalah main-main dan 
senda gurau belaka, seperti difirmankan oleh Tuhannya sendiri," 
tulisnya, "Baginya, yang terbesar dan terpenting ialah Allah, kemudian 
hamba-hambaNya."


Sehingga menurutGus Mus 
kalimat 
yang sangat identik dengan Gus Dur memiliki arti yang sangat mendalam 
dan penuh makna. "Karena itu ungkapannya, 'begitu saja kok repot...' , 
bagiku, bukan ungkapan majaz atau kinayah belaka," tulisnya.


MARVELA




[GELORA45] Ratna Sarumpaet Bebas Bersyarat, Pelapor: Semoga Beliau Sadar

2019-12-26 Terurut Topik ChanCT sa...@netvigator.com [GELORA45]


 Ratna Sarumpaet Bebas Bersyarat, Pelapor: Semoga Beliau Sadar

Reporter:


   Antara

Editor:


   Ninis Chairunnisa

Jumat, 27 Desember 2019 10:26 WIB
Ratna Sarumpaet saat memberikan keterangan pers di kediamannya di Jalan 
Kampung Melayu Kecil V, Jakarta, Kamis, 26 Desember 2019. Ia divonis dua 
tahun penjara yang diterimanya untuk dakwaan menyebarkan berita bohong 
alias hoax. TEMPO/Hilman Fathurrahman W 



Ratna Sarumpaet saat memberikan keterangan pers di kediamannya di Jalan 
Kampung Melayu Kecil V, Jakarta, Kamis, 26 Desember 2019. Ia divonis dua 
tahun penjara yang diterimanya untuk dakwaan menyebarkan berita bohong 
alias hoax. TEMPO/Hilman Fathurrahman W


*TEMPO.CO, Jakarta*- Ketua Umum Cyber Indonesia, Muannas Alaidid 
berharapRatna Sarumpaet tidak 
mengulangi kesalahan usai bebas bersyarat setelah menjalani masa hukuman 
akibat kasus penyebaran berita bohong alias hoaks.


"Semoga peristiwa ini menyadarkan beliau untuk tidak mengulangi lagi 
perbuatannya. Berpolitiklah dengan sehat bukan dengan menghalalkan 
segala cara," kata Muannas melalui keterangan tertulis di Jakarta, 
Kamis, 26 Desember 2019.


Muannas adalah pelapor kasus penyebaran berita bohong yang dilakukan 
Ratna Sarumpaet. Kala itu, ia melaporkan Ratna yang mengaku dianiaya 
oleh sekelompok orang saat berada di Bandung. Foto lebam Ratna tersebar 
di media sosial sampai direspons oleh sejumlah tokoh politik. Namun 
kemudian diketahui lebam Ratna berasal dari perawatan wajah di kilinik 
kecantikan.


Atas kasus tersebut, Ratna divonis dua tahun penjara. Ia bebas bersyarat 
pada 26 Desember lalu setelah menjalani hukuman selama 15 bulan.


Muannas tidak mempermasalahkan Ratna memperoleh pembebasan bersyarat 
dari hukuman di Lapas Perempuan Klas IIA Pondok Bambu. "Sebagai pelapor 
dalam kasus Ratna Sarumpaet, saya tidak dapat membatasi apa yang menjadi 
hak terpidana termasuk hak Ratna untuk memperoleh pembebasan bersyarat," 
ujarnya.


Setelah mendapat bebas bersyarat,Ratna Sarumpaet 
diharuskan wajib lapor sebulan 
sekali ke Lapas Perempuan Klas IIA Pondok Bambu selama masa menjalani 
bebas bersyarat.




[GELORA45] Kiat Indonesia dekati pasar Amerika Latin, Karibia

2019-12-26 Terurut Topik ChanCT sa...@netvigator.com [GELORA45]


   Kilas Balik 2019 


 Kiat Indonesia dekati pasar Amerika Latin, Karibia

Oleh Yashinta Difa PramudyaniJumat, 27 Desember 2019 09:19 WIB

Kiat Indonesia dekati pasar Amerika Latin, Karibia

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memaparkan prioritas politik luar 
negeri RI untuk periode 2019-2024 kepada wartawan di Jakarta, Selasa 
(29/10/2019). ANTARA/Kemlu RI/am.


Jakarta (ANTARA) -Setelah Afrika, kini giliran Amerika Latin dan Karibia 
yang menjadi sasaran Indonesia dalam visi pengembangan pasar 
nontradisionalnya.


Pemilihan kawasan Amerika Latin dan Karibia bukannya tanpa alasan. 
Kawasan ini memiliki potensi besar dengan populasi 647 juta jiwa dan 
produk domestik bruto (PDB) mencapai 4,22 triliun dolar AS pada 2018.


Namun, total perdagangan Indonesia dengan negara-negara Amerika Latin 
dan Karibia baru senilai 7,6 miliar dolar AS atau 0,37 persen dari total 
perdagangan kawasan itu dengan dunia.


Sama halnya dengan perdagangan, volume investasi negara-negara Amerika 
Latin dan Karibia ke Indonesia pun terbilang kecil, hanya sekitar 2,8 
juta dolar AS selama semester pertama 2019. Jumlah tersebut hanya 
mencakup 0,02 persen dari total investasi asing ke Indonesia sebesar 
14,2 miliar dolar AS.


Minimnya informasi mengenai potensi pasar di Amerika Latin dan Karibia 
dan jarak yang jauh disebut sebagai kendala utama bagi Indonesia untuk 
mengembangkan kerja sama ekonomi dengan kawasan tersebut.


Padahal, Indonesia memiliki daya tawar yang cukup kuat di mata 
negara-negara Amerika Latin dan Karibia, mengingat jumlah penduduknya 
yang besar dan perkembangan ekonomi yang positif dalam beberapa tahun 
terakhir.


Indonesia, yang merupakan negara berpenduduk terbesar keempat dunia, 
diproyeksikan akan menduduki peringkat keenam dunia dari sisi PDB 
berdasarkan paritas daya beli (/purchasing power parity//PPP) pada 2023. 
Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan PDB Indonesia akan 
meningkat dari 3,5 triliun dolar AS pada 2018 menjadi 4,97 triliun dolar AS.


“Mereka (Amerika Latin dan Karibia) melihat kita bisa menjadi/hub/untuk 
masuk ke pasar ASEAN. Itu yang ingin kita kejar, makanya kita berupaya 
untuk lebih agresif sekarang,” kata Direktur Amerika II Kementerian Luar 
Negeri RI Darianto Harsono.


Berangkat dari semangat itu, pemerintah menginisiasi Forum Bisnis 
Indonesia-Amerika Latin dan Karibia (/Indonesia-Latin America and the 
Caribbean Business Forum//INA-LAC) pada 14-15 Oktober 2019 untuk 
memperkuat diplomasi ekonomi di kawasan tersebut melalui penciptaan 
kesepakatan bisnis dan infrastruktur perdagangan seperti perjanjian 
bilateral.


Forum yang diselenggarakan di Serpong, Banten, bersamaan dengan gelaran 
tahunan/Trade Expo Indonesia/itu, menghasilkan kesepakatan dagang 
senilai 33,12 juta dolar AS di sektor kecantikan, makanan dan minuman, 
suku cadang, produk karet, serta furnitur.


Selain itu, forum tersebut membuahkan komitmen investasi senilai 5 
miliar dolar AS dalam jangka waktu lima tahun untuk pertambangan nikel 
di Sulawesi, oleh perusahaan tambang asal Brazil.


Melalui kegiatan/company visit/, diskusi,/business matching/, 
serta/business consultation/yang diselenggarakan dalam Forum INA-LAC, 
Indonesia berupaya memitigasi berbagai tantangan seperti letak 
geografis, konektivitas, serta hambatan tarif dan non-tarif dengan 
negara-negara Amerika Latin dan Karibia.



   
   MoFA Indonesia*✔*@Kemlu_RI
   
   

   1. Indonesia-Latin America & the Caribbean #INALAC
    Business Forum dimulai
   dengan company visit ke @Sinar_MasID
    di Tangerang u/ melihat langsung
   perusahaan Indonesia yang telah sukses membangun jaringan bisnis
   sektor pulp & paper di skala global #IniDiplomasi
    #RintisKemajuan
   

   View image on Twitter
   

   24 
   7:10 PM - Oct 14, 2019
   
   Twitter Ads info and privacy
   

See MoFA Indonesia's other Tweets



Khusus untuk menangani hambatan tarif, pemerintah Indonesia terus 
melakukan penjajakan untuk perundingan perjanjian perdagangan dalam 
mekanisme PTA, FTA, maupun CEPA.


Sejauh ini, Indonesia tercatat baru memiliki satu perjanjian perdagangan 
dengan negara di Amerika Latin yaitu Perjanjian Kemitraan Ekonomi 
Komprehensif Indonesia-Chile yang ditandatangani pada Desember 2017.


Melalui IC-CEPA yang mulai berlaku 10 Agustus 2019, sebanyak 80,3 persen 
pos tarif Chile dan 86,1 persen pos tarif Indonesia dihapus.


Saat 

[GELORA45] Investigation: Why is China on the move in the South Pacific?

2019-12-26 Terurut Topik Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
https://www.youtube.com/watch?v=BzCqQKnF9Oo

https://www.youtube.com/watch?v=zdR-I35Ladk


[GELORA45] New Money: The Greatest Wealth Creation Event in History (2019

2019-12-26 Terurut Topik Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
https://www.youtube.com/watch?v=CaELQS5kTso


[GELORA45] Are US-China relations heading for a new cold war in 2020?

2019-12-26 Terurut Topik Hsin Hui Lin ehh...@gmail.com [GELORA45]
Look what I shared: Are US-China relations heading for a new cold war in
2020? | South China Morning Post @MIUI|
https://www.scmp.com/news/china/diplomacy/article/3043557/are-us-china-relations-heading-new-cold-war-2020?utm_medium=email_source=mailchimp_campaign=enlz-scmp_today_content=20191227=cd660fab2f=f200412473=3775521f5f542047246d9c827=6


[GELORA45] Shangri-La Tibetan village enjoys the holidays with harmony

2019-12-26 Terurut Topik Hsin Hui Lin ehh...@gmail.com [GELORA45]
Look what I shared: Shangri-La Tibetan village enjoys the holidays with
harmony - Global Times @MIUI|
https://www.globaltimes.cn/content/1174793.shtml

 Hari Natal di sebuah desa di Tibet


[GELORA45] Peringatan 70 Tahun, Tiongkok Kini Kapitalis dan Tanpa Solidaritas Proletar 24 Desember 2019

2019-12-26 Terurut Topik Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45]

Peringatan 70 Tahun, Tiongkok Kini Kapitalis dan Tanpa Solidaritas Proletar
24 Desember 2019
   
   - 
   - 
   - 
   - 
   - 
Ilustrasi perbandingan Tiongkok di bawah Xi Jinping setelah restorasi 
kapitalisme dan di bawah Mao Zedong dengan sosialisme/The Economist
Koran Sulindo – Ketika menerima undangan untuk menghadiri sebuah konferensi 
debat tentang Tiongkok di Lille, Prancis, dalam rangka memperingati hari 
jadinya, sebenarnya saya tidak begitu antusias. Apalagi konferensi akan 
dihadiri perwakilan Kedutaan Besar Tiongkok. Cerita apa yang bisa kita harapkan 
dari seorang wakil pemerintahan yang sudah mengkhianati sosialisme dan rakyat 
pekerja Tiongkok?

Tapi seorang kawan berpendapat sebaiknya hadir, sekalian untuk menemaninya. 
Kata “debat” sepertinya akan memberi kesempatan kepada peserta untuk 
mengemukakan pendapat yang berbeda, yang bisa menimbulkan perdebatan.

Pada suatu Sabtu November 2019, waktu menunjukkan 13.30 di Lille, kami sudah 
tiba di tempat pertemuan. Tembok sebelah kiri, kanan dan juga di depan terlihat 
beberapa poster dan slogan-slogan solidaritas dengan Kuba, Venezuela, Palestina 
dan Bolivia. Yang merusak pemandangan adalah dipasangnya foto Mao Zedong 
bersama dengan Xi Jinping dan juga beberapa poster yang biasa kita temukan pada 
zaman pembangunan sosialisme Tiongkok. Kasihan sekali kawan-kawan ini. Mereka 
tidak sadar bahwa poster-poster seperti itu di Tiongkok sudah masuk museum, 
sejak Deng Xiaoping melaksanakan reform kapitalis guna menghancurkan basis 
ekonomi sosialis yang dibangun rakyat Tiongkok di bawah pimpinan Mao.

Pendengaran kita terusik ketika didengungkan lagu Tiongkok “modern” yang sama 
sekali tidak ada bau-baunya dengan sosialisme. Untung, tak lama kemudian 
berkumandang suara Victor Jara, aktivis komunis, penyair dan penyanyi yang 
disiksa dan dibunuh kediktatoran Pinochet di Cile.

Sambil menunggu, kami melihat sejumlah besar buku yang ditawarkan kepada para 
pengunjung di atas 4 meja besar di tengah ruangan. Tak terduga, saya temukan 
Staline, Histoire et Critique d”une Legende Noire (terjemahan langsung: Stalin, 
Sejarah dan Kritik terhadap Legenda Hitam), yang ditulis almarhum Domenico 
Losurdo, mantan Direktur Institut Ilmu Filsafat dan Pedagogi, Dekan Fakultas 
Ilmu Pendidikan dan Guru Besar Sejarah Filsafat di Universitas Urbino, Italia.

Saya pernah turut menandatangani sebuah petisi supaya buku itu diterjemahkan ke 
dalam bahasa Inggris, mengingat arti penting dari tulisan tersebut.

Moderator serta 5 pembicara sudah duduk di hadapan para peserta pertemuan yang 
segera akan dimulai. Kedutaan Besar Tiongkok mengirim 2 wakil, Sekretaris 
Ketiga dan Atase Kebudayaan yang menjadi pembicara pertama. Siapa saja yang 
rajin membaca berita yang dikeluarkan pemerintah serta media resmi Tiongkok 
pasti sudah kenal tema-tema utama yang diajukan. Angka pertumbuhan ekonomi, 
pembangunan infrastruktur, perkembangan teknologi, posisi ekonomi Tiongkok di 
dunia, ratusan juta rakyat yang diangkat dan dibebaskan dari kemiskinan, proyek 
“One Belt One Road” (OBOR) yang menurutnya akan menguntungkan semua negara 
perserta.

Jelas dia tidak menyinggung Martin Jacques yang melabeli OBOR sebagai 
globalisasi ala Tiongkok. Inisitiaf itu mengingatkan kita kepada strategi 
Belanda 4 abad yang lalu, yaitu membangun sebuah “kekaisaran dalam kredit dan 
perdagangan”. Belanda membangun armada raksasa serta pos-pos perdagangan 
sepanjang jalan yang ia ingin kuasai. Begitu juga Tiongkok dengan armada 
perdagangan raksasanya. Zona Ekonomi Khusus merupakan garnisun-garnisun 
dagangnya dalam rantai pasokan yang memungkinkan Tiongkok untuk berdagang 
dengan aman.

Lain dengan Tiongkok sosialis yang dengan berdikari memenuhi kebutuhannya 
sendiri, tak tergantung kepada pasar dunia. Sekarang, pembangunan infrastruktur 
telah menyusutkan tanah pertanian. Tiongkok hanya memiliki 7% dari tanah subur 
di dunia untuk memberi makan kepada 18% penduduk dunia. Tiongkok memproduksi 
barang konsumsi jauh lebih besar dan melampaui kebutuhan dalam negerinya. Maka 
sibuklah ia merebut pasar melalui perjanjian perdagangan bebas dengan negeri 
seperti Indonesia untuk melempar produk yang melimpah ruah. Kita sudah tahu 
akibatnya: kebangkrutan bagi usaha nasional yang tak bisa berkompetisi. Hanya 
pemerintah anti-rakyat yang tak melindungi kepentingan pengusaha nasional dan 
membiarkannya bangkrut di hadapan pembanjiran pasar nasional oleh produk impor 
Tiongkok dan negeri lain.

Pembicara kedua, Remy Herera, seorang ahli ekonomi dan peneliti dari Pusat 
Nasional untuk Penelitian Ilmiah (CNRS, akronim dalam bahasa Prancis), penulis 
buku La Chine est-elle capitaliste? (terjemahan langsung: Apakah Tiongkok 
Kapitalis?). Yang menarik dalam uraiannya adalah penekanan terhadap fakta bahwa 
pertumbuhan ekonomi yang sekarang membuat banyak orang takjub, sebetulnya tidak 
hanya terjadi setelah Deng Xiaoping melakukan reform kapitalis. Dia bicara 
tentang angka pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan 

[GELORA45] Đổi Mới

2019-12-26 Terurut Topik Noroyono 1963 noroyono1...@gmail.com [GELORA45]
*Đổi Mới*



Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas



Doi Moi atau Đổi Mới (pelafalan Vietnam: [ɗo᷉i mə̌ːi]; bahasa Indonesia:
Renovasi atau Pembaharuan) adalah nama yang diberikan untuk reformasi
ekonomi yang dimulai di Vietnam pada tahun 1986 dengan tujuan untuk
menciptakan sebuah "ekonomi pasar berorientasi sosialis". Istilah đổi mới
itu sendiri adalah sebuah istilah umum dengan penggunaan luas dalam bahasa
Vietnam, namun Kebijakan Doi Moi (Chính sách Đổi Mới) mengacu secara khusus
kepada reformasi-reformasi ini. Pemerintah komunis di utara, Republik
Demokratik Vietnam (RDV), mengadopsi ekonomi berencana terpusat sejak awal
berdirinya.



Di bawah ekonomi komando, pemerintah pusat memutuskan target produksi dan
harga, pasokan input, grosir dan perdagangan ritel dalam negeri, dan
perdagangan internasional; negara ini bermaksud menciptakan ekonomi yang
terintegrasi secara vertikal dimana tidak ada kontak komersial antara unit
produksi individu secara horizontal.[1]:200



Di sektor pertanian, pemerintah membentuk koperasi dalam tiga tahap;
kelompok solidaritas produksi, koperasi tingkat yang lebih rendah dimana
lahan dan peralatan dibagikan, dan koperasi tingkat yang lebih tinggi
dimana sebuah sistem titik kerja menentukan distribusi untuk semua
penghasilan.[2] Namun, ekonomi komando dihapuskan oleh akhir tahun 1980-an
setelah Kongres Nasional Partai Komunis Vietnam ke-6.



*Daftar isi*



1.   Latar belakang

2.   Referensi

3.   Bacaan lebih lanjut

4.   Pranala luar



*Latar belakang*



Adalah nyata sebuah program reformasi atas-bawah yang membutuhkan
segelintir tokoh politik terkemuka paling berpengaruh di Vietnam pada
pertengahan 1980-an.[3]



Sebelum Doi Moi, Vietnam menghadapi krisis ekonomi; inflasi melambung
tinggi menjadi lebih dari 700 persen, pertumbuhan ekonomi melambat, dan
pendapatan ekspor mencapai kurang dari total nilai impor. Hal ini
menyebabkan perdebatan sengit tentang kesalahan masa lalu di bawah sistem
perencanaan pusat dan kebutuhan untuk memperkenalkan perubahan besar
menjelang pelaksanaan Kongres Nasional Partai Komunis Vietnam ke-6.[4]



Selain itu, salah satu perkembangan penting yang memicu perubahan adalah
kematian Sekretaris Partai, Le Duan, pad bulan Juli 1986.[5] Pemimpin
partai yang menjabat dalam waktu yang lama termasuk Le Duan, Trường Chinh
dan Pham Van Dong dianggap dikaitkan dengan bagian dari krisis sosialisme
negara Vietnam.[5] Akibatnya, Kongres Nasional Partai Keenam pada bulan
Desember 1986 memilih Nguyễn Van Linh yang lebih liberal sebagai Sekretaris
Partai.



*Referensi*



1.   ^ Melanie Beresford, Vietnam: the Transition for Central Planning.
In Garry Rodan et al(Eds.), The Political Economy of South-East Asia:
Markets, power and contestation. Oxford University Press. Third Edition.
2006.

2.   ^ Beresford Melanie, Vietnam: Politics, Economics and Society,
London: Pinter. 1988.

3.   ^ Vuong, Q.H.; Dam, V.N,; Van Houtte, D.; Tran, T.D. (Dec 2011).
"The entrepreneurial facets as precursor to Vietnam's economic renovation
in 1986" (PDF). The IUP Journal of Entrepreneurship Development. VIII (4):
6–47. Diakses tanggal 25 December 2012.

4.   ^ Brian Van Arkadie and Raymond Mallon,[1] VIET NAM: a transition
tiger. Asia Pacific Press, January 2004

5.   ^ a b Jonathan London, Vietnam and the making of market-Leninism,
Pacific Review, Vol 22, No 3, pp 375–399. 2009



https://id.wikipedia.org/wiki/%C4%90%E1%BB%95i_M%E1%BB%9Bi


[GELORA45] DENGAN PARADIGMA HOLISTIK SELAMATKAN DEMOKRASI INDONESIA

2019-12-26 Terurut Topik Roeslan roesla...@googlemail.com [GELORA45]
Dengan Paradigma Holarki selamatkan Demokrasi Indonesia

(sebuah analisa)

Di Indonesia dan di negeri-negeri bekas jajahan di Asia pada umumnya tidak
ada tradisi yang mendalam tentang kehidupan demokrasi. Dampak feodalisme
masih saja bertumpu dilahan hubungan sosial dan budaya. Di Indonesia pada
masa orde baru  berkuasa, meskipun secara formal ada kehidupan
parlementarisme, namun klik militer yang mendominasi kekuasaan politik dan
membelenggu kebebasan demokratis. Apa yang disebut dengan demokrasi
Pancasila pada jamannya Orde baru adalah demokrasi semu (plasebo demokrasi)
untuk menutupi otoriterisme militer yang anti demokrasi dan anti rakyat.
Kini reformasi sudah berjalan selama 21 tahun, namun demikian kita masih
belum dapat menemukan pola demokrasi yang sejalan dengan tuntutan konstitusi
UUD 45 dan Pancasila, demi tercapainya suatu sistem masyarakat yang adil dan
makmur.  Lalu dimana salahnya?

Judul tulisan ini mencoba  untuk memberikan jawaban mengapa kita harus
banting stir merubah pola berpikir kita masa lalu, yang didominasi oleh pola
pikir budaya feodalisme yang bersandar pada paradigma hirarki wewenang atau
hirarki kekuasaan. Dalam masalah ini saya berpendapat bahwa untuk merubah
polapikir kiranya tidak hanya sekedar bahwa kita harus membalikkan telapak
tangan dan memperluas daya penangkapan dan pola pikir kita, akan tetapi
disamping itu kita harus mempunyai kemampuan dan keberanian untuk  membuat
formulasi atau difinisi baru tentang "Nilai" , terutama yang berkaitan
dengan kepentingan gerakan revolusioner,demokrasi , keadilan, hukum yang
mengabdi pada kepentingan seluruh rakyat Indonesia dalam menuju terbentuknya
suatu masyarakat yang adil dan makmur.

Polapikir baru juga berarti bahwa kita harus meninggalkan pola-pola pikir
lama yang kolot, yaitu pola pikir  kartesianisme mekanik yang muncul sejak
jamannya Rene Decartes sampai Newton, dimana dunia dan manusianya dipandang
sebagai mesin, untuk selanjutnya  kita harus mengikuti  pola pikir menurut
paradigma holistis (Holarki) dan pandangan-pandangan ekologi. 
Jika kita sudah bisa memahami polapikir secara Holarki (holistis atau
integral) dan juga kesadaran  ekologi secara mendasar dan mendalam
(ekologi-dalam ), kiranya tidaklah sukar untuk mengadakan perubahan dari
pola pikir menurut paradigma lama ke arah pola pikir menurut paradigma baru,
yaitu kesadaran yang bersumber pada paradigma holistis dan ekologis. 

Didalam masalah ini,  saya "melihat" ada dua hal yang sangat menarik dan
sangat erat hubungannya satu sama lain yang perlu kita garisbawahi, yaitu
masalah   "perubahan  pola pikir" dan "perubahan  nilai" . Kedua-duanya
dapat diartikan sebagai perubahan dari pendapat sendiri  kearah pendapat
secara keseluruhan  atau pendapat umum. 
Kedua kecenderungan tersebut, yaitu : ``pendapat sendiri dan pendapat umum``
adalah merupakan aspek dari adanya seluruh simtem penghidupan kita. Tidak
ada di antaranya yang dapat disebut baik atau jelek. Baik atau sehat adalah
merupakan keseimbangan yang dinamis, sedangkan jelek atau tidak sehat adalah
tidak merupakan adanya keseimbangan yang dinamis; karena disini ada
kecenderungan kearah tekanan yang berlebihan dan mengabaikan adanya faktor
yang lain.

Jika masalah ini  di terapkan didalam kehidupan  masyarakat, misalnya
kehidupan berorganisasi, yaitu kehidupan feodalosme, dan kehidupan politik
dinasti (kerajaan), atau dalam suatu kehidupan perusahaan atau
perindosterian, maka sikap seseorang yang memaksakan pendapat sendiri itu,
selalu akan mengabaikan sikap keseluruhan. Jadi seperti halnya didalam
pikiran kita maupun didalam penilain kita, disini  mengajarkan pada kita
tentang adanya dua hal yang selalu bertentangan yaitu pendapat sendiri dan
pendapat umum. Kecenderungan tersebut menunjukkan adanya dua hal yang
bertentangan kedudukannya. Misalnya : Rasional (menurut pendapat sendiri)
adalah berlawanan dengan intuitif (intuitive, berdasarkan intuisi, menurut
pendapat umum). Demikian juga Analisa dan Synthese, linier dan tidak linier.
Ini ditinjau menurut jalan pikiran atau pola pikir. Selain dari pada itu
juga dalam hal pemberian nilai misalnya : Ekspansi (menurut pendapat
sendiri) dan bertahan (menurut pendapat umum), Kongkuren dan Koperasi,
Kwantitet dan Kwalitet. Selalu menunjukkan dua hal yang berlawanan.

Jika kita perhatikan contoh-contoh diatas, maka kita akan melihat bahwa
perkataan "pendapat sendiri" pada umumnya  ada sangkut pautnya dengan watak
orang laki-laki (pria). Hal demikian itu terlihat di dalam masyarakat yang
patriarkhat (patriaki), keadaan semacam itu terutama menonjol di bidang
ekonomi dan kekuasaan politik. Dengan alasan demikianlah, maka kebanyakan
orang mengalami kesukaran dalam proses penggantian definisi tentang "nilai"
, terutaman golongan pria. 
  
Sebagai contoh misalnya tentang arti kata "Kekuasaan".  Pada umumnya  arti
kata kekuasaan dalam  praktek kehidupan selalu  diberi makna (nilai)
menguasai orang lain, dominasi  atas orang lain;  pemberian nilai seperti
itu adalah 

[GELORA45] Pendeta mimpin umatnya menyanyikan lagu anti-fasis....

2019-12-26 Terurut Topik Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45]
Dengarkan sendiri bagaimana umat kristen dibikin sadar politik oleh 
perkembangan kapitalisme monopoli yang sedang laju menuju fasismeHanya 
orang yang terus membenamkan kepalanya dalam tempurung revisionis, pengkhianat 
sosialisme yang tak mampu mengapresiasi perlawanan rakyat yang akan semakin 
besar..
Bella Ciao Sung At Italian Church


| 
| 
| 
|  |  |

 |

 |
| 
|  | 
Bella Ciao Sung At Italian Church

Italian priest sings the anti-fascist resistance song "Bella Ciao" with his 
parish.
 |

 |

 |





Re: [GELORA45] Semua penindas...

2019-12-26 Terurut Topik Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45]
 Tidak ada gunanya berdebat dengan seroang renegad, revisionis , pendukung 
penghisapan dan penindasan!!! Selama bertahun-tahun sudah terbelejeti sikap 
yang selalu mendukung status-quo, berpihak kepada kelas penguasa dan 
anti-sosialisCukup sudah berdebat selama hampir lima tahun!! Banyak 
pekerjaan yang jauh lebih penting dan berguna dari pada melayani pengikut setia 
dedengkot remo Tkk Liu-Deng!
On Thursday, December 26, 2019, 02:47:46 AM GMT+1, ChanCT 
sa...@netvigator.com [GELORA45]  wrote:  
 
     
 

Ooouh, ... jadi wanita dalam poster itu ternyata bukan Tatiana??? Atau bukan 
mewakili pemikiran Tatiana, nenek dalam tempurung itu??? 
 
 
Begitu ekstrim dan radikalnya, ... pemikiran nenek dalam tempurung ini, selalu 
menghendaki segalanya "MURNI" dan sedikitpun tak boleh ada cacad apalagi titik 
hitam. Begitu ada cacad dan titik hitam sudah dianggap busuk, hitam, penindas! 
Tanpa bisa melihat bahwa segala hal ihwal didunia ini tumbuh berkembang sesuai 
proses yang ada, tidak mungkin berubah melompat dari hitam menjadi putih atau 
sebaliknya. Tanpa bisa melihat bahwa perkembangan masyarakat yang lebih rumit 
itu, harus melalui proses panjang dan lama yang tidak mungkin berubah sekejab 
mata, meenghilangkan dan menghapus "penindasan manusia oleh manusia", membasmi 
kapitalis perseorangan begitu saja, ... sehingga tidak bisa melihat bagaimana 
perkembangan Republik Rakyat Tiongkok sekarang berhasil membebaskan 1,4 milyar 
Rakyat dari kemiskinan! Sedang dalam proses kemajuan menuju masyarakat 
sosialisme dalam kenyataan yang terjadi didunia ini, ... menuju satu masyarakat 
yang benar-benar tiada penindasan manusia oleh manusia lagi!
 
Ingat, masyarakat SOSIALISME itu bukan meratakan KEMISKINAN, tapi meratakan 
KEMAKMURAN! Jadi, harus dicapai lebih dahulu KEMAKMURAN tertentu didalam 
kehidupan masyarakat, baru lebih lanjut menghapuskan penindasan manusia oleh 
manusia!
 
 
Begitu juga nenek dalam tempurung ini, TIDAK BERHASIL melihat masyarakat 
Indonesia sedang berkutat menemukan jalan dan caranya sendiri untuk maju 
membangun masyarakat adil dan makmur, ... Tentu saja TIDAK MUNGKIN dan sangat 
tidak masuk akal menuntut segalanya beres, merakyat! Apalagi setelah PKI, 
partai yang benar-benar mewakili rakyat itu dibasmi dan belum nampak ada partai 
politik lain yang bisa tampil mewakili! Tanpa ada satu partai politik yang 
tegak kuat berdiri, bagaimana mungkin memimpin satu gerakan rakyat dan 
memenangkan perjuangan??? Lalu?
 
Yaa, mesti maju selangkah demi selangkah! Capailah apa yang bisa dicapai sesuai 
kondisi konkrit dahulu, jangan semua digempur seolah-olah dirinya sudah menjadi 
pentinju klas berat yg mampu menggempur semua sekaligus! Kalau saja diri 
sendiri masih lemah, bahkan sangat lemah dan berdiri saja belum bisa, yaa 
cobalah maju dengan merayap dahulu, ...! Capailah kemajuan itu sekalipun dengan 
merangkak! Jangan sekali-kali paksakan diri untuk berdiri apalagi berlari, ... 
pasti akan terjungkel dan membuat masyarakat menderita lebih parah dan 
berkepanjangan lagi!
 
Jokowi jelas bukan seorang tokoh RAKYAT sebagaimana kita harapkan dan dia juga 
jelas TIDAK ADA KEKUATAN pendukung yang memungkinkan melepaskan diri dari 
kekuatan-kekuatan penindas rakyat! Jangan bermimpi, ...! Namun, betapapun 
sedikit dan kecilnya yang bisa dicapai Jokowi dalam memperbaiki birokrasi 
pemerintah RI, sebaiknya tidak digempur semua! Doronglah dan dukunglah yang 
agak baik untuk maju dan memperbaiki bidangnya. 
 
 
Bangunlah dari mimpi, sehingga bisa realistislah dalam berpikir, ...! TIDAK 
hanya berteriak-teriak dengan semboyan-semboyan bombastis seolah-olah diri 
sudah kuat dan mampu mewujudkan menjadi kenyataan sekarang juga!
 
 

 
 On 25/12/2019 下午7:48, Tatiana Lukman wrote:
  
  Ngatain orang lain dalam tempurung, tapi sesungguhnya selama ini selalu 
menunjukkan bahwa dirinyalah yang dalam tempurung Tiongkok kapitalis, sehingga 
tidak mampu lagi mengerti poster sindiran seperti ini.Kasihan banget! 
  On Wednesday, December 25, 2019, 12:42:18 PM GMT+1, ChanCT 
 wrote:  
  
 
Hahahaa, ... sungguh luarbinasa yang namanya Tatiana ini! Rupanya begitu bangun 
tidur menjadi penguasa yang berkemampuan memberi segala macam jabatan, ... 
 
 
Tapi, kenapa yang dipilih tidak sebagaimana yang dimimpikan??? Semua 
terbalik-balik!!! Dalam mimpi menghaps semua penindas, setelah bangun malah 
bersekutu dengan penindas!
 

 
 

 
  On 25/12/2019 下午6:25, Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45] wrote:
  
 
  
  
  
 
   
  #yiv5161028367 #yiv5161028367 -- #yiv5161028367ygrp-mkp {border:1px solid 
#d8d8d8;font-family:Arial;margin:10px 0;padding:0 10px;}#yiv5161028367 
#yiv5161028367ygrp-mkp hr {border:1px solid #d8d8d8;}#yiv5161028367 
#yiv5161028367ygrp-mkp #yiv5161028367hd 
{color:#628c2a;font-size:85%;font-weight:700;line-height:122%;margin:10px 
0;}#yiv5161028367 #yiv5161028367ygrp-mkp #yiv5161028367ads 
{margin-bottom:10px;}#yiv5161028367 #yiv5161028367ygrp-mkp 

[GELORA45] PemidanaanLima Tapol Maluku, Bentuk Pelanggaran HAM, KonTraS : Majelis Hakim PNAmbon Diminta Batalkan Dakwaan JPU

2019-12-26 Terurut Topik Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
http://tabaos.id/pemidanaan-lima-tapol-maluku-bentuk-pelanggaran-ham-kontras-majelis-hakim-pn-ambon-diminta-batalkan-dakwaan-jpu/
Pemidanaan Lima Tapol Maluku, Bentuk Pelanggaran HAM, KonTraS : Majelis
Hakim PN Ambon Diminta Batalkan Dakwaan JPU

By *Redaksi* 

0/12/2019

Lima
Orang Tahanan Politik RMS Asal Negeri Hulaliu Yang sementara menjalani
persidangan di Pengadilan Klas I Negeri Ambon. dari kiri-kanan : Pelpina
Siahaya, Izaak Siahaya, Basten Noya, Johan Noya, Josias Siahaya

*TABAOS.ID *,Sikap aparat penegak hukum  mempidanakan
lima warga Hulaliu yang dijerat pasal makar, adalah  merupakan tindakan
keliru dan terkesan dipaksakan.   Pemidanaan atas rencana kegiatan ekspresi
dari keyakinan politik warga, adalah bentuk nyata pelanggaran Hak Asasi
Manusia (HAM) dan berbagai instrumen hukum.

Menyikapi hal itu, Ketua Pengadilan Negeri Ambon dan Majelis Hakim yang
memeriksa kasus tersebut diminta untuk membatalkan dakwaan yang diajukan
Jaksa Penuntut Umum (JPU) dan kemudian menghentikan perkara tersebut demi
hukum.

Permintaan itu disampaikan Tim Advokasi Tapol Maluku yang terdiri dari
KONTRAS dan Lembaga Advokasi Hak Asasi Manusia Maluku (LIAMMA)  melalui
Press Release  yang diterima redaksi *tabaos.id *,
kemarin.

Lima warga Hulaliu yang ditahan pada 29 Juni 2019, sekitar pukul 10.00
WIT,  di kediaman  Izaak Josias Siahaya alias Cak di Negeri Hulaliu,
Kecamatan  Pulau Haruku, Kabupaten  Maluku Tengah, adalah,  Johan Noya,
Basten Noya,  Pelpina Siahaja dan  Izaak Josias Siahaya.  Saat  percakapan
diantara mereka berlangsung  sekitar 10 menit, tiba-tiba  10  anggota
Polresta Ambon dan P.p Lease bersama beberapa anggota personil Anggota TNI
masuk dan melakukan penangkapan dan penggeledahan.

Mereka dituding sebagai simpatisan RMS yang hendak merencanakan melakukan
peribadatan pada tanggal 30 Juni 2019. Dari dinding rumah, polisi
mengamankan satu helai bendera RMS.Kasus mereka kini sedang disidangkan
di Pengadilan negeri Ambon, dengan agenda pemeriksaan saksi.

KontraS   melalui Andi Muhammad Rezaldy  dan  LIAMMA, Buce Hahury
menjelaskan,  apa yang dilakukan oleh lima Tapol, dijamin  Pasal 18 ayat
(1) Konvenan Hak-Hak Sipil dan Politik, yang telah diratifikasi menjadi
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2005.

“Bentuk pelanggaran hak itu  tampak dengan adanya pemidanaan yang dilakukan
aparat penegak hukum atas perencanaan ibadah bersama yang akan dilakukan
pada tanggal 30 Juni 2019. Oleh karena itu, kami mendesak Ketua Pengadilan
Negeri Ambon dan Majelis Hakim yang memeriksa kasus tersebut membatalkan
dakwaan JPU  dan kemudian menghentikan perkara tersebut demi hukum,”ungkap
keduanya.

*Baca Juga*  *Kasus Korupsi Panwaslu Kabupaten Buru Mandek, ada apa dengan
Auditor BPKP ?*


Disamping itu, terjadi pelanggaran atas kebebasan berekspresi, sebagaimana
diatur Pasal 19 Konvenan Hak-Hak Sipil dan Politik. Kebebasan berekspresi
yang dimaksud adalah manifestasi pikiran melalui karya bendera yang telah
disangka mirip dengan bendera Negara RMS.

“Seandainya benar bendera yang disangkakan itu merupakan bendera RMS,
menurut kami tidak ada konsekuensi atau akibat hukumnya, karena sejauh ini
belum ada aturan atau larangan dalam bentuk aturan perundang-undangan yang
mengatur terkait dengan pelarangan terhadap bendera yang disangkakan mirip
bendera Negara RMS maupun bendera – bendera lainnya.”ungkapnya.

Tim Advokasi Tapol juga menyebutkan, pelanggaran atas hak untuk menentukan
nasib sendiri dan berkumpul secara damai, juga dijamin Pasal 1 dan 21
Konvenan Hak-Hak Sipil dan Politik.

Antara Pasal 1 dan Pasal 21 memiliki keterkaitan yang sangat erat.   Sebab
secara historis,  mereka memiliki pandangan atau keyakinan politik yang
berbeda dengan pemerintah.  Perbedaan itu diekspresikan dengan usaha-usaha
yang damai, melalui perkumpulan salah satunya.

Menurut pasal-pasal tersebut, Tim Advokasi Tapol berpendapat, seharusnya
negara dapat menghargai hak itu, bukan sebaliknya  melalui aparat penegak
hukum memidanakan paksa  mereka dengan tuduhan makar.

Tindakan anggota kepolisian dan anggota TNI yang melakukan upaya paksa
(penangkapan, penggeledahan, dan penyitaan) tanpa disertai dengan prosedur
administratif  juga dinilai  merupakan bentuk tindakan maladministrasi dan
pelanggaran terhadap Kitab Undang – Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).
Pasalnya,  tindak pidana yang disangkakan terhadap kelima orang tersebut
bukan merupakan peristiwa tangkap tangan, yang  mengacu bahwa proses hukum
didasari atas laporan polisi nomor: LP/522/VI/2019/Maluku/Res Ambon tanggal
29 Juni 2019).

“Maka sudah sepatutnya,  proses upaya paksa tersebut harus dilengkapi
secara administratif.  Secara locus delicti, penangkapan terhadap lima
warga di Pulau Haruku yang  berada di wilayah 

[GELORA45] BUMN: Sudah Jelek kok Jiwasraya Sponsorin Manchester City?

2019-12-26 Terurut Topik kh djie dji...@gmail.com [GELORA45]
https://www.cnbcindonesia.com/market/20191226171823-17-125816/bumn-sudah-jelek-kok-jiwasraya-sponsorin-manchester-city?utm_source=notifikasi_campaign=browser_medium=desktop


[GELORA45] MahasiswiJadi Wanita Panggilan, Segini Pendapatannya

2019-12-26 Terurut Topik Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
http://ambonekspres.fajar.co.id/2017/05/26/mahasiswi-jadi-wanita-panggilan-segini-pendapatannya/
Mahasiswi Jadi Wanita Panggilan, Segini Pendapatannya

26 May 2017 @21:21byambon ekspress


*AMEKS ONLINE, –* Wanita panggilan bisa dari kalangan mana saja. Termasuk
mahasiswi. Mereka biasanya ingin hidup mewah dengan cara instan. Meski
harus rela melayani para hidung belang. Baik untuk sekadar menemani sang
pria bernyanyi, atau bahkan bisa lebih dari itu.

Kepada Radar Cirebon (Jawa Pos Group) CR (20) mau berbagi cerita. Mahasiswi
salah satu kampus di Kota Cirebon, itu ditemui di kantor Satpol PP Kota
Cirebon beberapa waktu lalu usai gelaran operasi pekat jelang Ramadan.

CR yang saat itu ditangkap petugas di salah satu kamar hotel melati di Kota
Cirebon bersama teman laki-lakinya awalnya mengelak berprofesi ganda.

Dia hanya mengaku seorang mahasiswi yang sedang beristirahat untuk makan
dan menunggu kedatangan teman.

Namun, CR akhirnya buka-bukaan setelah didesak petugas. Pakaiannya yang
minim serta dandanan yang menor membuat CR tidak bisa berkutik.

“Sudah dua tahunan jadi freelance, tidak stand by di tempat. Hanya kalau
dipanggil mami saja,” sebut CR.

Menurut CR,  dia terjun ke dunia malam tersebut sebenarnya lebih karena
kecelakaan. Dia yang mengaku asal Indramayu itu, pertama kali datang ke
Cirebon untuk kuliah. Tapi malah bergaul dengan teman-temannya yang lebih
senior yang mengajaknya ikut dalam bisnis tersebut.

“Awalnya ikut-ikutan teman. Kok kayak enak ya. Uangnya banyak bisa beli
make up, bisa beli baju. Kalau minta ke orang tua kan lama dapatnya,” ujar
CR blak-blakan.

Dia pun masih mengingat awal-awal pertama kali menerima orderan. Seorang
pria meminta ditemani bernyanyi. Saat itu ia menerima bayaran sekitar Rp500
ribu dari pria yang umurnya mungkin sebaya dengan ayahnya.

“Dari situ mulai nyaman. Cuma nemenin nyanyi tapi uangnya dapat banyak,”
paparnya.

Sekarang, total uang yang bisa ia dapat sekitar Rp750 ribu per minggu. Uang
tersebut dikoordinir oleh seorang mami di salah satu tempat karaoke di Kota
Cirebon.

“Ada maminya. Kalau gak pake mami susah nyari tamu. Cuma ngandelin kenalan
saja. Kalau pakai mami, tiap hari pasti ngelayanin tamu,” akunya.

Profesi barunya tersebut menurut CR tidak pernah ia umbar. Dia merahasiakan
hal tersebut dari orang tuanya dan pacarnya yang berada di Indramayu.
Bahkan jika pulang kampung, maka ia akan berubah drastis, terutama dari
segi penampilan.

“Kalau Bapak tahu ya bisa dibunuh. Pacar saya juga gak tahu,” katanya.

Selama menjalani profesi tersebut, CR mengaku selalu all out. Baginya
kepuasan pelanggan adalah hal utama dan penting. Namun, CR menegaskan
service yang ia berikan tidak pernah lebih dari menemani menyanyi dan
menuangkan minuman.

“Pernah juga ada yang ngajak ngamar setelah karaoke, tapi saya tolak.
Bahkan mau ngasih uang Rp5 juta. Kalau kerja gak pernah lebih dari ciuman
dan grepe-grepe aja. Untuk lanjut ke kamar masih takut,” ungkapnya.
* (dri/yuz/JPG)*