Rekan-rekan yth.,
Saya setuju dengan pendapat KH Ali Yafii tsb., karena inilah akar
permasalahan yang ada di republik kita selama ini. Apa yang terjadi
selama ini adalah sebagai 'outcome' dari 'input' yang tidak baik dan
'process' yang buruk. Katakanlah 'input' di sini adalah para pimpinan
Terima kasih bang bRidWaN (he..he..he.. selalu nggak salah khan nulis
namanya..),
Enak sekali membaca berita bernuansa seperti ini
psh. menjadikan mata semakin berat...
dan mengantu.
Salam,
Budi
bRidWaN wrote:
Boleh juga bung Akbar
Terima kasih kembali Mas Budi, anda tidak salah
menuliskan nama saya. Memang terlalu susah ya
menulis nama antik ini, maklumlah, orangnya juga
'antik' sih, apalagi pemikirannya=))
Salam,
bRidWaN
At 21:25 27/02/99 -0800, Budi Haryanto wrote:
Terima kasih bang bRidWaN (he..he..he.. selalu
Bung Budi,
Dari ulasan anda ini, apakah anda ingin mengatakan bahwa
calon Pemimpin kita untuk masa transisi 1999-2004 nanti
adalah lebih diutamakan yang bermoral daripada tingkat
pendidikannya, baik formal maupun non formal, sehingga
kelak ia capable untuk memulai rehabilitasi mental tsb
Assalamu'alaikum wr. wb.
Mas Budi yang budiman,
Terima kasih atas komentar anda. Secara umum saya sependapat dengan anda
tentang kriteria seorang pemimpin. Tapi koq saya kurang sependapat dengan
pandangan bahwa acara talk show itu adalah model Amerika. Prinsip demokrasi
adalah keterbukaan, dan
parameter yang dipakai apa nih, untuk menjustify seorang pemimpin
bermoral apa enggak?
---bRidWaN [EMAIL PROTECTED] wrote:
Bung Budi,
Dari ulasan anda ini, apakah anda ingin mengatakan bahwa
calon Pemimpin kita untuk masa transisi 1999-2004 nanti
adalah lebih diutamakan yang bermoral
Assalamu'alaikum,
Ikut nimbrung dikit nih, saya kok tertarik ngikutin pembicaraan
tentang kriteria pemimpin bangsa kita nanti, apalagi sekarang kita di
hadapkan pada beberapa pilihan yang punya karakteristik berbeda beda,
dan semuanya "masih di dalam karung". Menurut saya, acara talk show
Ini bukan main stupid-stupitan, bukan karena paling banyak tertindas lalu
boleh dengan seenaknya menjelek-jelekan atau memojokkan pihak lain donk.
Ada tata krama dan aturan dalam memberitakan suatu pemberitaan yang
"berimbang dan netral"
Hanya karena yang muslim tertindas di Ambon lalu boleh
Wah..wah..tolok ukur tekhnis yang bung Ridwan kemukakan ideal sekali
nih. Saya nggak bisa bayangin gimana enaknya punya unsur pimpinan dan
pemerintahan seperti itu. Tapi rasanya saya juga belum pernah
mendengar suatu pemerintahan yang ideal seperti itu. Mudah2an nanti
ada..:)
---bRidWaN
Gimana kalau kita kembali saja ke jamannya machiavelli. Punya seorang
"prince" yang otoriter, tapi prince nya harus bener2 berkualitas, yang
memenuhi kriteria bung Ridwan itu..??
---bRidWaN [EMAIL PROTECTED] wrote:
wah banyak dong yah...:))
misalnya saja : dia bilang kita harus 'A', eh
Oooohh
alangkah indahnya hidup ini kalau kita bisa keluar dari lingkaran
religious conflict yang tak pernah ada penyelesaiannya.
Udah deh...lakum dinukum waliyadin aja dah. Tiap2 agama ngurusin
religious quality dari ummatnya masing2, nggak usah saling mencela dan
tetek bengeknya.
Saya
Sekarang yang menjadi pertanyaan, Bisa ngga?
saya dan anda bisa saja bilang, Indonesia seharusnya, menjadi negara sekuler,
namun pedapat Gus Dur, Anda, dan penganut sekulerisme lainnya kan tidak bisa
dijadikan tolak ukur pendapat nasional secara keseluruhan.
Sekarang partai-partai yang
Setuju mas Isman. Pemimpin itu harus dilihat pada kemauan dan niat
baiknya untuk rakyat. Kita perlu pemimpin yang mau berkorban untuk
kepentingan rakyat, bukan pemimpin yang mau mengorbankan rakyat untuk
kepentingan nama baiknya.
peace.
ismanuyono wrote:
Saya kira ujian yang terbaik untuk
Buat Mas Budi, mencoba untuk mengetahui ada apa dibalik niatan MS, saya
kira cuma satu. MS bersedia mempertaruhkan nama baiknya untuk
kepentingan rakyat. Ini juga sangat baik untuk diteladani oleh
pemimpin-pemimpin lainnya. Sudah lama kita tunggu-tunggu pemimpin yang
tidak peduli nama baiknya
Terkenang kembali kata-kata KH Ali Yafie beberapa waktu yang lalu, bahwa
Islam adalah Damai dan Kristen adalah Kasih. Terkadang saya merenung
apakah ini merupakan pujian buat kita-kita yang memeluknya ataukah
sebagai peringatan buat orang-orang yang merasa memeluk agama ini.
Sering saya merasa
Bung Dodo, saya setuju dengan anda bahwa agama dan politik jangan
dicampur aduk.
Masalahnya masih banyak yang hobi mencampuraduk kedua hal ini agar bisa
cepat mencapai pucuk pimpinan. Ada satu hal yang menjadi pegangan saya
buat seorang yang benar-benar beragama. Orang ini hanya akan mendekatkan
Lebih setuju lagi kalau kemampuan menjawab pertanyaan rakyat segera
direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sudah banyak krisis dan
penderitaan rakyat yang terjadi, saya kira menjawab pertanyaan dalam
diskusi tidak cukup untuk rakyat, yang diharapkan pemimpin langsung
turun kelapangan untuk
Bung Nur yang budiman,
Maaf, kalau komentar saya sebelumnya salah ucap. Dalam komentar tsb.
saya hanya berpikir (ingin mengatakan) bahwa Megawati mungkin
berpendapat acara talk show (debat terbuka yang sudah menjadi tradisi
politik Amerika dan sebagian negara barat lainnya) tidak/belum sesuai
Lha iya tho mas,
Semua orang kan sudah tahu kalau agama itu suci, sedangkan politik itu
kotor. Lha kalau yang kotor dicampur aduk dengan yang bersih (suci),
jadinya ya keruh dong.
Ibaratnya juga mempertemukan dua pihak yang berlawanan diatas suatu
arena, maka arena itu akan selalu diwarnai
Wah..wah..wah,
Saya rasa pak Harto dulu ndak kurang kurangnya turun ke daerah
membantu rakyat. Tapi karena rakyat tidak pernah di didik politik
secara terbuka, dan pak Harto tidak pernah di debat di depan umum,
akhirnya rakyat ya bodoh saja. Orang orang di sekeliling pak Harto
selalu membenarkan
Menurut pendapat anda yang logis-nya itu apa?
Mayoritas korban Agama A sedang tertindas, tetapi diberitakan Agama A
menindas agama B ( Agama Islam sedang tertindas, tetapi diberitakan Agama
Islam menindas Kristen ) penafsiran saya benar ngga nih?
Fakta dan analisa anda sendiri berkata apa?
He...he...Bang Bridwan ... jangan seneng duluKoq ya kita mudah sekali menjadi senang begitu tarif telkom jadi kenaikan rata-rata 15%.Harus dilihat duluapa ada udang dibalik batuSaya mikir kemungkinan besar hampir pasti Telkom itu punya alternatif perhitungan berapa Telkom harus
:-)
Bukan main stupid - stupid an...tapi saya ngajak menggunakan akal dan
pikiran dalam melihat fakta dan pemberitaan.
Saya ngajak untuk kita (terserah agamanya apa saja) untuk berbesar hati
mengakui dan meminta maaf, kalau memang ada orang dalam agamanya sendiri
sedang menindas agama orang
Menurut pemikiran saya :Penganut agama Islam (baik dia orang Ambon, Sulawesi, dll) sedang menjadi sasaran pembakaran, pembunuhan dan penindasan.Pelakunya ... yang saya tidak tahu. Meskipun ada juga selain penganut agama Islam yang menjadi korban.Bukti jelas : Pengungsian besar-besaran orang
-Original Message-From:
Ismail Rahim [EMAIL PROTECTED]To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]Date:
Wednesday, February 10, 1999 11:18 PMSubject: 25 cents/menit
nelpon ke Indonesia25 cents/min ke
Indo
KEPADA TEMAN-TEMAN YANG INGIN MENELPON KE
Menurut apa yang saya tangkap:
bukan hanya yang Muslim saja yang menjadi sasaran pembakaran, pembunuhan
dan penindasan. Yang Kristen juga menderita yang sama dengan yang Muslim.
Fakta:
Kampung/negeri Kristen dan Islam saling serang menyerang
Yang Kristen dan Islam sama sama resah tidak bisa
Itulah ... kita tunggu saja ... yg diperlukan MS
adalah keberanian utk tampil dg pemikiran2 murninya ...
jadi kesan pengkultusan bisa mulai dieliminir...
Saya pikir bung Blucer juga setuju ...
-Original Message-
From: Dodo D. [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
Yang jelas, kita yang berada di LN tidak bisa dijadikan sumber berita, maupun yang berada di Jakarta. Pihak-pihak yang menjadi saksi hidup dari kerusuhan ini sajalah yang dapat memberikan masukan yang dapat dipercaya. Ini adalah intinyaPergunakan akal dan pikiran kita dalam membaca sebuah
Berarti anda menarik kembali artikel yang anda postingkan dari
sabili atau apalah namanya millist itu, sesuai dengan seperti yang anda
bilang.
siapa nih yang berpura-pura bodoh dalam kategori anda?
dan yang lebih pasti lagi, kita sebagai yang tahu bahwa yang bodoh terus
dibodohi oleh yang
Stay cool and kalem mbak Rani :-) dan Bang Andy... :-)Kadang - kadang saya harus berputar-putar dulu untuk sampai ke tujuan yang saya maksud :-) He...he.. :-).Biar seruKeep SmileHadeer.-- From: Rani Elsanti Ambyo [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Ampun... ;-)
wah...anda puter-puter, saya yang "celeng" duluan...
maklum lah masih ada perasaan takut waktu naik mikrolet dulu, diajak
puter-puter, ngaku sang sopirnya detour padahal biar penumpangnya
olahraga diturunin beberapa blok dari tujuan.
andrew pattiwael
On Mon, 1 Mar 1999, Hadeer wrote:
Stay
31 matches
Mail list logo