Ramalan Joyoboyo kaimpun dening Budiyono wonten Purwokerto:

1999-04-16 Terurut Topik Indi Soemardjan

Besuk yen wis ana kreta tanpa jaran,
 Tanah Jawa kalungan wesi,
 Perahu mlaku ing duwur awang-awang,
 Kali ilang kedunge,
 Pasar ilang kumandhang.
 Iku tanda yen tekane zaman Joyoboyo wis cedhak.

Artinya  :
 Nanti kalau sudah ada Kereta tanpa kuda (Kereta api,
mobil/kendaraan bermotor lainnya),
 Tanah Jawa (Nusantara/Indonesia) berkalung besi (maksudnya : Rel
Kereta Api), Perahu berjalan di atas
 angkasa (pesawat),
 Sungai hilang alirannya (maksudnya : bendungan),
 Pasar hilang keramaiannya (adanya Mall, Plaza, dll sejenisnya).
 Itu tandanya kalau datangnya Zaman Joyoboyo sudah dekat.



Ramalan Joyoboyo kaimpun dening Budiyono wonten
Purwokerto:
http://members.tripod.com/~jowoni/joyoboyo.html
http://members.tripod.com/~jowoni/rawuh.html
--
Majalah bagus: "Media Transparansi"
http://www.transparansi.or.id/majalah.html
-
Habibie-Joyoboyo:
http://www.geocities.com/CapitolHill/Senate/9545/habibie.htm
---
Sowan Pak Subuh:
http://www.xs4all.nl/~wichm/subud1.html
-
Link to Javanese Spiritualism:
http://www.xs4all.nl/~wichm/index.html

WIRID.The book of mystical teachings of the eight
saints of Java:
http://www.xs4all.nl/~wichm/wirid.html


--

Indi Soemardjan
Be my guest: http://pagina.de/indradi



Di surat kabar KOMPAS, pakar sosiologi Prof. DR.

1999-04-16 Terurut Topik Indi Soemardjan

Di surat kabar KOMPAS, pakar sosiologi Prof. DR. Selo Soemardjan dalam
tulisannya dengan gamblang, tanpa
rasa sungkan menyebutkan bahwa Habibie, Presiden Indonesia ke-3 itu tak
memiliki wahyu setitik pun sebagai
kepala pemerintahan.


baca lebih lanjut:
http://www.geocities.com/CapitolHill/Senate/9545/habibie.htm


--

Indi Soemardjan
Be my guest: http://pagina.de/indradi



Fw: Kena Cekal?

1999-04-16 Terurut Topik Vincent Sitindjak

- Original Message -
From: [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, April 16, 1999 8:56 AM
Subject: Kena Cekal?


 Sudah dua hari ini saya tidak bisa ngirim ke Permias@. Mungkin ada lebih
50
 kali saya coba mengirim-- tapi sebanyak itu pula gagal terus. Dicoba lagi.
 Gagal lagi. Tapi, herannya, saya bisa menerima semua milis
Permias.Listserve
 yang ada.

 Seorang teman menduga bahwa saya DICEKAL sehingga tidak boleh MENGIRIM.
Hanya
 boleh  MEMBACA. Jika ini benar-- saya menyayangkan sekali. Pencekalan,
 menurut saya, adalah tindakan yang paling barbar dalam peradaban politik
 untuk level apa pun.

 Terima kasih.

 salam,
 ramadhan pohan
 [EMAIL PROTECTED]



Re: Di surat kabar KOMPAS, pakar sosiologi Prof. DR.

1999-04-16 Terurut Topik bRidWaN

h.Orang Lama ya tetap Orang Lama...
Biarkanlah Orang Baru yang mengisi gerbong Reformasi..

Salam,
bRidWaN

At 08:12 16/04/99 -0500, Indi Soemardjan wrote:
Di surat kabar KOMPAS, pakar sosiologi Prof. DR. Selo Soemardjan dalam
tulisannya dengan gamblang, tanpa
rasa sungkan menyebutkan bahwa Habibie, Presiden Indonesia ke-3 itu tak
memiliki wahyu setitik pun sebagai
kepala pemerintahan.


baca lebih lanjut:
http://www.geocities.com/CapitolHill/Senate/9545/habibie.htm


--

Indi Soemardjan
Be my guest: http://pagina.de/indradi





Re: Fw: Kena Cekal?

1999-04-16 Terurut Topik FNU Brawijaya

Kita baca email B. Pohan isinya test-test...4 kali deh.

Vincent Sitindjak wrote:

 - Original Message -
 From: [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Sent: Friday, April 16, 1999 8:56 AM
 Subject: Kena Cekal?

  Sudah dua hari ini saya tidak bisa ngirim ke Permias@. Mungkin ada lebih
 50
  kali saya coba mengirim-- tapi sebanyak itu pula gagal terus. Dicoba lagi.
  Gagal lagi. Tapi, herannya, saya bisa menerima semua milis
 Permias.Listserve
  yang ada.
 
  Seorang teman menduga bahwa saya DICEKAL sehingga tidak boleh MENGIRIM.
 Hanya
  boleh  MEMBACA. Jika ini benar-- saya menyayangkan sekali. Pencekalan,
  menurut saya, adalah tindakan yang paling barbar dalam peradaban politik
  untuk level apa pun.
 
  Terima kasih.
 
  salam,
  ramadhan pohan
  [EMAIL PROTECTED]

--
   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Re: Pernyataan Bpk. Soeharto ttg Pemilu

1999-04-16 Terurut Topik Alexander Lumbantobing

Guys:

Blucer menulis begini:

"Ini semua menunjukkan bahwa ada kekuatan yang tidak terkendali
atau tidak mampu dikendalikan oleh pemerintahan yang sekarang.
Hanya kekuatan rakyat, doa rakyat dan anugerah Tuhan sajalah yang mampu
menyelamatkan bangsa kita dari musibah yang lebih parah"

Saya jadi ingat pepatah Cina kuno: "Di atas langit masih ada langit".

Jadi, jangan khawatir dengan manusia-manusia yang merasa di atas sistem
("langit"), karena masih ada hal-hal yang tidak bisa dia atasi juga:
memangnya ada orang yang ingin mati tua merana disumpahin beberapa ratus juta
manusia :))

Rgds,

Alex

Rgds,

Alex



Re: Di surat kabar KOMPAS, pakar sosiologi Prof. DR.

1999-04-16 Terurut Topik Alexander Lumbantobing

Kalau menunggu wahyu, ini sama saja dengan pendekatan "top-down". Sekarang
reformasi sedang bergerak "bottom-up".

Perihal mendapatkan wahyu untuk menjadi pemimpin, ini khas ajaran feodalisme
lama. Bukan hanya terdapat dalam budaya Jawa, tapi ini juga sangat mirip
dengan Eropa di Abad Pertengahan sewaktu dipimpin raja-raja dan para ksatria
(knights and chivalries) yang berkolusi dengan para rohaniwan yang menjadi
penghubung dunia "atas" dan dunia "bawah".

Budaya seperti ini selalu dipakai sebagai salah satu alat Suharto untuk
melanggengkan kekuasaan. Tidak heran jika kemudian banyak melahirkan kaum
penjilat dan tukang cari muka:

"Jilat ke atas, menginjak ke bawah, meludah ke depan, kentut ke belakang,
sambil sikut kiri dan kanan"

Dengan dibudayakannya cara pandang "top-down" seperti ini, para bawahan
(bawah=down) diharuskan berorientasi ke atas (top), supaya mendapatkan aliran
sinar biru itu. Semua bawahan jadi manggut-manggut jika sang atasan berbicara
atau memberikan keterangan. Atau cengar-cengir seperti kuda jika sang atasan
sedang melucu yang tidak lucu. Betul-betul mematikan pemikiran-pemikiran
kreatif. Memang benar-benar ajaran beberapa abad yang lalu

Rgds,

Alexander Lumbantobing



Re: Soal last name wanita

1999-04-16 Terurut Topik Alexander Lumbantobing

Salam:

Wah, seharusnya istri saya membaca tulisan Anda ini. Dia pasti senang sekali.
Sampai sekarang istri saya masih mempertahankan "maiden name". Memang ada
alasan yang dikondisikan oleh sistem di Amerika ini, yaitu supaya mempermudah
urusan laporan pajak :)) dan beberapa urusan administrasi lainnya (social
security, kartu-kartu kredit, rekening bank, tagihan telepon, dll).

Saya akui ada untungnya juga istri saya mempertahankan "maiden name" :))

Ada benarnya bahwa beberapa orang (pira dan wanita) mempertahankan last name
untuk alasan-alasan lain. Saya ingat ada seorang kawan saya di Jakarta yang
tiba-tiba selalu memperkenalkan diri dengan menyebut nama orangtuanya (first
name ayah, bukan last name / family name). Belakangan saya ketahui kalau
orangtuanya baru saja menduduki posisi pengambilan keputusan :))) Dasar masih
kagetan! Atau ada lagi orang yang memasang last name kakeknya untuk melakukan
"pengumuman" kepada khalayak mengenai siapa dirinya. Contohnya adalah
kejadian dalam proses tender pengadaan daya listrik di PLN. Cucu Suharto
dengan senang hati memasang last name sang kakek. Kemudian berkata "Salam
dari Mbah..." sambil tersenyum-senyum menyerahkan proposal tender yang di
"mark-up" habis-habisan kepada Dirut PLN (cerita dari mantan dosen saya yang
pernah diberi tugas negara untuk memimpin PLN).

Sebaliknya saya pernah  berkenalan dengan sopir Angkutan Kota (angkot) Blok M
- Lebak Bulus (jurusan S 02) yang mempunyai last name "Hasibuan", tanpa ada
hubungan dengan - misalnya - Albert Hasibuan (anggota Komnas HAM). Jadi
memang masih ada beberapa orang yang mendadak senang menggunakan last name
supaya masyarakat menghubung-hubungkan dirinya dengan suatu pribadi lain yang
diketahui masyarakat banyak, sementara ada yang memang menggunakan last name
karena memang berada di budaya yang mengenal last name.

Jika wanita yang menikah diharuskan - oleh sistem budaya - untuk mengganti
last name mengikuti last name suaminya, ini tentunya karena memang di dunia
ini masih berlaku ketidakadilan gender :)

Rgds,


Alexander Lumbantobing



Re: Di surat kabar KOMPAS, pakar sosiologi Prof. DR.

1999-04-16 Terurut Topik Indi Soemardjan

analisa Anda bagus sekali!

setuju!

FNU Brawijaya wrote:

 Mungkin Bung Alex tidak perlu membaca secara leterlek...
 Memang sulit bagi anda untuk memahami budaya penuh perlambang
 yang dianut oleh sebagian masy. kita. Pada jaman modern ini, yang
 dimaksud tidak mempunyai wahyu adalah tidak mempunyai tanda-tanda
 kepemimpinan.

 Buat Bung Blucer, kalau mau memimpin 30 tahun dan kaya lalu dimaki
 200 juta orang apa mau? Sekarang gini aja, apa sih pemikiran orang yang
 sudah tua, yg sudah mau mati? Tentu keselamatan keturunannya kan?
 Suharto saat ini sudah terhukum oleh rasa was-was bagaimana anak-cucu-
 nya nanti. Saat ini mungkin masih banyak yg merasa kasihan dengan sosok
 tua yang disamping banyak dosa kepada rakyat, tetapi juga punya jasa
 kan? Kalau sudah meninggal, siapa yg dapat menjamin keselamatan anak
 cucunya.

 Lagipula ya mari kita bicara tentang Maslow deh
 Suharto sudah punya kelima-limanya. Di akhir senjanya justru dia kehilangan
 satu buah (atau dua buah) yaitu pengakuan dan pencapaian. Sejelek-jeleknya
 seorang pemimpin, apa tidak ingin dikenang sebagai pahlawan, atau orang
 yang berjasa buat negara. Yang inilah yang saat ini hilang dari rengkuhan
 Suharto. Selama 10 tahun pertama tidak ada yg tidak mengakui kepiawaian
 dia. Siapa nyana 20 tahun kemudian semua pencapaiannya hilang.
 Pengakuan sebagai bapak pembangunan juga menjadi bahan ejekan...

 Apakah sudah selesai? Belum nak-anake belum beres.
 Makanya...menurut saya, saat inipun Suharto sudah terhukum. Dan masih
 akan menerima jenis hukuman lain. Ini yang dimaksud dengan KUALAT.
 Hukuman masyarakat lebih pedih dari hukuman penjara. Apalagi kalau
 menerima keduanya.

 Eh, Ini terlepas dari bagaimana dia memperoleh kekuasaan. Ken Arok saja
 (yg diledekin terus oleh CW) di akhir hayatnya dikenang orang kerajaannya
 sebagai orang terhotmat. Dari sekedar Tumapel menjadi Singasari yang
 besar. Padahal anake rampok, ngerebut bini orang, bunuh bos-nya, toh
 masih dapat pengakuan dan pencapaian. Siapa yang meledek Ken Arok?
 Paling CW. Kalau nasib Suharto?

 Salam,
 Jaya

 
 Alexander Lumbantobing wrote:

  Kalau menunggu wahyu, ini sama saja dengan pendekatan "top-down". Sekarang
  reformasi sedang bergerak "bottom-up".
 
  Perihal mendapatkan wahyu untuk menjadi pemimpin, ini khas ajaran feodalisme
  lama. Bukan hanya terdapat dalam budaya Jawa, tapi ini juga sangat mirip
  dengan Eropa di Abad Pertengahan sewaktu dipimpin raja-raja dan para ksatria
  (knights and chivalries) yang berkolusi dengan para rohaniwan yang menjadi
  penghubung dunia "atas" dan dunia "bawah".
 
  Budaya seperti ini selalu dipakai sebagai salah satu alat Suharto untuk
  melanggengkan kekuasaan. Tidak heran jika kemudian banyak melahirkan kaum
  penjilat dan tukang cari muka:
 
  "Jilat ke atas, menginjak ke bawah, meludah ke depan, kentut ke belakang,
  sambil sikut kiri dan kanan"
 
  Dengan dibudayakannya cara pandang "top-down" seperti ini, para bawahan
  (bawah=down) diharuskan berorientasi ke atas (top), supaya mendapatkan aliran
  sinar biru itu. Semua bawahan jadi manggut-manggut jika sang atasan berbicara
  atau memberikan keterangan. Atau cengar-cengir seperti kuda jika sang atasan
  sedang melucu yang tidak lucu. Betul-betul mematikan pemikiran-pemikiran
  kreatif. Memang benar-benar ajaran beberapa abad yang lalu
 
  Rgds,
 
  Alexander Lumbantobing

 --
\\\|///
  \\  - -  //
   (  @ @  )
 oOOo-(_)-oOOo---
 FNU Brawijaya
 Dept of Civil Engineering
 Rensselaer Polytechnic Institute
 mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Oooo
oooO (   )
   (   )  ) /
\ (  (_/
 \_)

--

Indi Soemardjan
Be my guest: http://pagina.de/indradi



Joke Agak SARA

1999-04-16 Terurut Topik Alexander Lumbantobing

Dari seorang kawan ([EMAIL PROTECTED])

Enjoy,

Alex
-

Mr. Singh is appearing for his University final examination.  He takes
his seat in the examination hall, stares at the question paper for five
minutes, and then in a fit of inspiration takes his shoes off and throws
them out of the window.  He then removes his turban and throws it away
as well. His shirt, pant, socks and watch follow suit.

The invigilator, alarmed, approaches him and asks what is going on.
"Sir, I am only following the instructions," he says, "it says here,
'Answer the following questions in brief'."

 ***

The doctor told Mr. Singh that if he ran eight kilometers a day for 300
days, he would loose 34 kilos. At the end of 300 days, Mr. Singh called
the doctor to report he had lost the weight, but he had a problem.
"What's the problem?" asked the doctor.
"I'm 2400 kms from home."

 ***

Mr Singh was filling up an application form for a job. He promptly
filled the columns titled NAME, AGE, ADRESS etc.  Then he came to the
column:
"SEX:  "
He was not sure as to what to be filled there.  After much thought he
wrote:...
TWICE A WEEK.
On seeing this in his application form, he was told that it was wrong
and what they wanted it to be filled was either MALE or FEMALE. Again Mr
Singh thought for a long time before coming up with  the
answer
PREFERABLY FEMALES.

 *

Mr Singh was filling up an application form for a job. He promptly
filled the columns titled NAME, AGE, ADDRESS etc. Then he came to the
column
" Salary Expected : . "
He was not sure as to what to be filled there. After much thought he
wrote : ..
YES

*
Santa Singh and Banta Singh were sitting on a tree and Santa Singh was
singing a song. After 4 songs Santa Singh hung himself upside down and
started singing again. Banta Singh : "Santa Singh what is the matter
with you? Why are you hanging upside down.
Santa Singh : "I am singing the B side."



Re: Di surat kabar KOMPAS, pakar sosiologi Prof. DR.

1999-04-16 Terurut Topik Ali Simplido

--- bRidWaN [EMAIL PROTECTED] wrote:
 h.Orang Lama ya tetap Orang Lama...
 Biarkanlah Orang Baru yang mengisi gerbong
 Reformasi..

 Salam,
 bRidWaN

 At 08:12 16/04/99 -0500, Indi Soemardjan wrote:
 Di surat kabar KOMPAS, pakar sosiologi Prof. DR.
 Selo Soemardjan dalam
 tulisannya dengan gamblang, tanpa
 rasa sungkan menyebutkan bahwa Habibie, Presiden
 Indonesia ke-3 itu tak
 memiliki wahyu setitik pun sebagai
 kepala pemerintahan.
 

Apakah Hitler mendapat wahyu untuk memimpin NAZI???
Apakah Slobodan Milosovec mendapat wahyu untuk memimpin Yugoslavia?

dll

Ali Simplido
_
Do You Yahoo!?
Get your free @yahoo.com address at http://mail.yahoo.com



Re: Di surat kabar KOMPAS, pakar sosiologi Prof. DR.

1999-04-16 Terurut Topik Blucer Rajagukguk

Barusan saja Wahyu lewat didepan saya :)

peace,
-Blucer-

Alexander Lumbantobing wrote:

 Kalau menunggu wahyu, ini sama saja dengan pendekatan "top-down". Sekarang
 reformasi sedang bergerak "bottom-up".

 Perihal mendapatkan wahyu untuk menjadi pemimpin, ini khas ajaran feodalisme
 lama. Bukan hanya terdapat dalam budaya Jawa, tapi ini juga sangat mirip
 dengan Eropa di Abad Pertengahan sewaktu dipimpin raja-raja dan para ksatria
 (knights and chivalries) yang berkolusi dengan para rohaniwan yang menjadi
 penghubung dunia "atas" dan dunia "bawah".

 Budaya seperti ini selalu dipakai sebagai salah satu alat Suharto untuk
 melanggengkan kekuasaan. Tidak heran jika kemudian banyak melahirkan kaum
 penjilat dan tukang cari muka:

 "Jilat ke atas, menginjak ke bawah, meludah ke depan, kentut ke belakang,
 sambil sikut kiri dan kanan"

 Dengan dibudayakannya cara pandang "top-down" seperti ini, para bawahan
 (bawah=down) diharuskan berorientasi ke atas (top), supaya mendapatkan aliran
 sinar biru itu. Semua bawahan jadi manggut-manggut jika sang atasan berbicara
 atau memberikan keterangan. Atau cengar-cengir seperti kuda jika sang atasan
 sedang melucu yang tidak lucu. Betul-betul mematikan pemikiran-pemikiran
 kreatif. Memang benar-benar ajaran beberapa abad yang lalu

 Rgds,

 Alexander Lumbantobing



Re: Kena Cekal?

1999-04-16 Terurut Topik Indra Adrisudiro

Selama beberapa tahun langganan Permias@, belum sekalipun
saya pernah kena cekal. Memang ada kasus beberapa kali
saya nggak bisa ngirim, tapi setelah saya check ulang,
ternyata internal error di server saya, dan bukan salah
Permias@. Coba deh dicheck ke admin email server anda.

Penyebab lainnya: mungkin anda subscribe dengan email
address A dan kirim dengan email address B. Sepanjang yang
saya tahu (sudah pernah saya coba) Permias@ di-set "open".
Jadi biarpun saya langganan Permias@ dengan "[EMAIL PROTECTED]"
saya bisa aja kirim posting dengan address "[EMAIL PROTECTED]"
Tapi mungkin setting ini sudah diubah oleh Admin Permias@.

Gitu ...

Indra

On Fri, 16 Apr 1999 09:07:48 -0500, Vincent Sitindjak forwarded:
- Original Message -
From: [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, April 16, 1999 8:56 AM
Subject: Kena Cekal?

 Sudah dua hari ini saya tidak bisa ngirim ke Permias@. Mungkin ada
 lebih 50 kali saya coba mengirim-- tapi sebanyak itu pula gagal
 terus. Dicoba lagi. Gagal lagi. Tapi, herannya, saya bisa menerima
 semua milis Permias.Listserve yang ada.

 Seorang teman menduga bahwa saya DICEKAL sehingga tidak boleh
 MENGIRIM. Hanya boleh  MEMBACA. Jika ini benar-- saya menyayangkan
 sekali. Pencekalan, menurut saya, adalah tindakan yang paling barbar
 dalam peradaban politik untuk level apa pun.

 Terima kasih.

 salam,
 ramadhan pohan
 [EMAIL PROTECTED]



Babak Buka-bukaan: Lindungi Suharto!

1999-04-16 Terurut Topik FNU Brawijaya

Nah, sekarang jamannya buka-bukaan. Sekarang pihak
Suharto mengancam membuka korupsi BJH dan para
menteri.

Buat rakyat jelata seperti saya, langkah ini malah bagus.
Jadi BJH mesti bener-bener mengusut harta Suharto, dan
sebaliknya Suharto mengusut BJH dan para menteri.
Nah, kapoke kapan

Yang mesti dipikirkan, bagaimana supaya pihak bekas
penguasa ini tetap hidup untuk membuka borok BJH dan
para menteri. Soalnya kan kita tidak tahu sebenarnya
Suharto masih ada yang melindungi tidak? Maklum kalau
dibuka pasti seperti efek domino, bakal kemana-mana
termasuk peringkat atas ABRI. Kalau mungkin kemarin
ABRI sudah komit mau melindungi Suhartopun, sekarang
mendapat potensi ancaman seperti ini apa tidak berubah
pikiran?

Nah, mesti ada modal untuk menuntut pihak yang disalahkan
bila Suharto lalu terpeleset lah, terbunuh lah. Kena serangan
jantung lah. Pokoknya segala sesuatu yang di luar kewajaran
mesti diterjemahkan sebagai usaha cover up dari orang-orang
yang berkepentingan.

Kita masih ingat cerita (entah dongeng atau beneran) bahwa
Dewi Sukarno pernah komplain kok Sukarno yang sehat
walafiat kok bisa tiba-tiba mati. Lalu bermacam-macam teori
dimunculkan. Nah, sekarang jaman sudah maju, jangan sampai
Suharto yang bisa menjadi "saksi penting" lalu tidak dapat
bersaksi lagi. Ya biar saja masing-masing pihak jadi saksi
lalu sama-sama dihukum. Lho lha yang jadi presiden siapa ya?
Hehehe ya sudah presidium saja, anggotanya peserta milis


Salam,
Jaya

--
   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Re: Fw: Kena Cekal?

1999-04-16 Terurut Topik Blucer Rajagukguk

Syafri ini 100% kompeten, dijamin enggak bakal cekal-mencekal. Coba
sarannya dilaksanakan, pasti ada perbaikan :)
peace.

syafri afriansyah wrote:

 Ah gombal.. lha ini apaan...!? Coba deh sign off dulu -- terus
 subscribe lagi... Atau subscribe dengan alamat yang berbeda..

 ++syafri

 --- hoyaho [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Lhokoq masalahnya sama ama aku yaa, gua juga
  hanya nerima ajaa
  tuu...tapi koq ndak bisa ngirim atuh..., gua minta
  penjelasan
  dong*plsss* :(
 
  salam
  *hoya*
  -Original Message-
  From: Vincent Sitindjak [EMAIL PROTECTED]
  To: [EMAIL PROTECTED]
  [EMAIL PROTECTED]
  Date: Friday, April 16, 1999 7:08 AM
  Subject: Fw: Kena Cekal?
 
 
  - Original Message -
  From: [EMAIL PROTECTED]
  To: [EMAIL PROTECTED]
  Sent: Friday, April 16, 1999 8:56 AM
  Subject: Kena Cekal?
  
  
   Sudah dua hari ini saya tidak bisa ngirim ke
  Permias@. Mungkin ada lebih
  50
   kali saya coba mengirim-- tapi sebanyak itu pula
  gagal terus. Dicoba
  lagi.
   Gagal lagi. Tapi, herannya, saya bisa menerima
  semua milis
  Permias.Listserve
   yang ada.
  
   Seorang teman menduga bahwa saya DICEKAL sehingga
  tidak boleh MENGIRIM.
  Hanya
   boleh  MEMBACA. Jika ini benar-- saya
  menyayangkan sekali. Pencekalan,
   menurut saya, adalah tindakan yang paling barbar
  dalam peradaban politik
   untuk level apa pun.
  
   Terima kasih.
  
   salam,
   ramadhan pohan
   [EMAIL PROTECTED]
 

 _
 Do You Yahoo!?
 Get your free @yahoo.com address at http://mail.yahoo.com



Re: WWW.RADIOCLICK.COM

1999-04-16 Terurut Topik alex

Dear Netters,


SILAKAN KUNJUNGIWWW.RADIOCLICK.COM dan masukan komentar anda...
WWW.RADIOCLICK.COM
WWW.RADIOCLICK.COM
WWW.RADIOCLICK.COM


Terima Kasih



Re: Fw: Kena Cekal?

1999-04-16 Terurut Topik hoyaho

Lho sapa yang gombal syafri??
Gua mah ndak biasa gombal atuh...*kalo ngerayu mah baru biasa
gitu*...hehhehehe :)
Tapi syukur deh kalo gua sekarang udah bisa ngirim @mail ke Permias@...
thank's buat permias@ :)

salam
*hoya*

-Original Message-
From: syafri afriansyah [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
Date: Friday, April 16, 1999 5:30 PM
Subject: Re: Fw: Kena Cekal?


Ah gombal.. lha ini apaan...!? Coba deh sign off dulu -- terus
subscribe lagi... Atau subscribe dengan alamat yang berbeda..

++syafri

--- hoyaho [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Lhokoq masalahnya sama ama aku yaa, gua juga
 hanya nerima ajaa
 tuu...tapi koq ndak bisa ngirim atuh..., gua minta
 penjelasan
 dong*plsss* :(

 salam
 *hoya*
 -Original Message-
 From: Vincent Sitindjak [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED]
 [EMAIL PROTECTED]
 Date: Friday, April 16, 1999 7:08 AM
 Subject: Fw: Kena Cekal?


 - Original Message -
 From: [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Sent: Friday, April 16, 1999 8:56 AM
 Subject: Kena Cekal?
 
 
  Sudah dua hari ini saya tidak bisa ngirim ke
 Permias@. Mungkin ada lebih
 50
  kali saya coba mengirim-- tapi sebanyak itu pula
 gagal terus. Dicoba
 lagi.
  Gagal lagi. Tapi, herannya, saya bisa menerima
 semua milis
 Permias.Listserve
  yang ada.
 
  Seorang teman menduga bahwa saya DICEKAL sehingga
 tidak boleh MENGIRIM.
 Hanya
  boleh  MEMBACA. Jika ini benar-- saya
 menyayangkan sekali. Pencekalan,
  menurut saya, adalah tindakan yang paling barbar
 dalam peradaban politik
  untuk level apa pun.
 
  Terima kasih.
 
  salam,
  ramadhan pohan
  [EMAIL PROTECTED]


_
Do You Yahoo!?
Get your free @yahoo.com address at http://mail.yahoo.com



Re: Di surat kabar KOMPAS, pakar sosiologi Prof. DR.

1999-04-16 Terurut Topik FNU Brawijaya

 FNU Brawijaya wrote:
  Buat Bung Blucer, kalau mau memimpin 30 tahun dan kaya lalu dimaki
  200 juta orang apa mau?
 FNA (Blucer): daripada enggak pernah mimpin dan enggak pernah kaya, tapi
 tetap dimaki orang, yach saya pilih yang atas sajalah :)

Wah, susah urusan sama yg pesimistis giniheheya enak mimpin, kaya,
dan disayang orang dong.

 FNA:
 pemikirannya banyak, bukan keselamatan keturunannya saja. Bisa ingin
 berlibur ke Hawaii, atau ke London, atau ke New Zealand (yang ini
 kayaknya hobinya Joop Ave, habis banyak yang imut-imut sich disana),
 ataupun menambah partner hidup (selir).

Wah, sudah mau masuk liang kubur masak gitu. Yang proporsional ah.
Kalau mau ngabur, sekarang dia bisa ngabur. Nggak perlu ke Inggris,
ke negara Amerika Latin banyak yang senang menerima rangkayo
seperti ini. So, argumen Bung Blucer kok serasa tidak masuk ke saya yah
Bener lho, menurut saya kalau mereka mau ngabur nobody can't stop them.


 FNU:
  Suharto saat ini sudah terhukum oleh rasa was-was bagaimana anak-cucu-
  nya nanti. Saat ini mungkin masih banyak yg merasa kasihan dengan sosok tua yang 
disamping banyak dosa kepada rakyat, tetapi juga punya jasa kan? Kalau sudah 
meninggal, siapa yg dapat menjamin keselamatan anak cucunya.
 FNA: Saya bisa membayangkan sampai sejauh mana was-wasnya pak harto,
 yang tentunya tidak sebesar was-wasnya 80 juta orang miskin untuk
 makannya dan keluarganya untuk esok hari (enggak usah menunggu sampai
 meninggal). Was-wasnya Pak Harto juga tidak sebesar was-wasnya penduduk
 Ambon dan Sambas untuk keluar dimalam hari. Was-wasnya yang cuma sebesar
 itu telah terbayar dengan mendapat kedudukan pemimpin selama 32 tahun
 dan mewariskan harta trilyunan kepada anak (ponakan), adik, cucu dan
 cicit tersayang.

Weleh...kepriben ini oom. Latar belakang argumennya bagaimana ini? Hopo
iya 80 juta orang waswas ndak makan? Mosok iya Pak Harto nggak was-was
keluar rumah. Kalau menurut akal saya (ndak tahu sehat atau tidak) Suharto
akan sangat was-was untuk keluar rumah. Kita ndak bicara bayar-membayar
rasa was-was kan?


  FNU Lagipula ya mari kita bicara tentang Maslow deh
  Suharto sudah punya kelima-limanya. Di akhir senjanya justru dia kehilangan
  satu buah (atau dua buah) yaitu pengakuan dan pencapaian. Sejelek-jeleknya
  seorang pemimpin, apa tidak ingin dikenang sebagai pahlawan, atau orang
  yang berjasa buat negara. Yang inilah yang saat ini hilang dari rengkuhan
  Suharto. Selama 10 tahun pertama tidak ada yg tidak mengakui kepiawaian
  dia. Siapa nyana 20 tahun kemudian semua pencapaiannya hilang.
  Pengakuan sebagai bapak pembangunan juga menjadi bahan ejekan...
 FNA: Akh Maslow mana cocok untuk Pak Harto. Diperlukan teori kepuasan
 baru untuk beliau. Bukankah lima macam elemen Maslow sebenarnya telah
 diraih, hanya beliau saja tidak puas dan mau mencari elemen keenam dan
 ketujuh.

Coba disebutkan elemen keenam dan ketujuhnya itu.


 FNU Apakah sudah selesai? Belum nak-anake belum beres.
  Makanya...menurut saya, saat inipun Suharto sudah terhukum. Dan masih
  akan menerima jenis hukuman lain. Ini yang dimaksud dengan KUALAT.
  Hukuman masyarakat lebih pedih dari hukuman penjara. Apalagi kalau
  menerima keduanya.
 FNA: Kalau dibilang pedih, saya cuma komentar mungkin saja. Karena
 kedalaman hati pak harto susah diukur, buktinya beliau masih sempat
 komentar disurat kabar jepang. Pengikut juga masih banyak, apanya yang
 kualat, pak Karno malah lebih pedih lagi diakhir hidupnya, padahal
 beliau yang malah korban supersemar. Pak harto masih bisa lihat cable,
 ngobrol sana-sini, pak karno dulu (berdasarkan bukti-bukti sejarah)
 benar-benar diisolasi.

Hehe.sulit kalau diskusi dengan gelap mata gini. Pengikut Suharto masih
banyak sudah didasarkan pengamatan belum? Tidak relevan
membandingkan kepedihan Sukarno dan Suharto. Jamannya beda. Yang
boleh bilang pedih cuman Yuni Shara aja kalau nyanyi. Rasa nikmat tidak
dapat diukur oleh ada tidaknya cable.


 FNU Eh, Ini terlepas dari bagaimana dia memperoleh kekuasaan. Ken Arok
 saja (yg diledekin terus oleh CW) di akhir hayatnya dikenang orang
 kerajaannya sebagai orang terhotmat. Dari sekedar Tumapel menjadi
 Singasari yang
  besar. Padahal anake rampok, ngerebut bini orang, bunuh bos-nya, toh
  masih dapat pengakuan dan pencapaian. Siapa yang meledek Ken Arok?
  Paling CW. Kalau nasib Suharto?
 FNA: kalau soal mengenang akan kembali keindividu. Apakah akan dikenang
 sebagai orang yang terhormat, atau dikenal sebagai orang yang gila
 hormat. Saya akan tetap meledek ken Arok, karena saya tak pernah suka
 sama orang yang ngerebut bini orang (malu-maluin lah yauw..:)

Lho, anda ini gimana sih. Kalau endak suka sama orang yang suka
ngerebut bini orang kok bisa seneng sama Bung Karno? Hehehe
weleh...weleh itu mbahnya bajul itu. wah, baca lebih lengkap lagi dong.
Kalau saya hormat dengan Bung Karno dengan dasar yang beda. Tapi
kalau masalah kebajulan Bung Karnowahampun  udah ah...
ngomongin 

Re: Fw: Kena Cekal?/Maaf

1999-04-16 Terurut Topik Ramadhan Pohan

Salam,
Ketika saya mengeluhkan kegagalan kirim saya, itu semata-maata bukan untuk
menuduh. Saya bertanya sembari mengutip pendapat teman, yang menduga soal
cekal-mencekal. Saya pun sempat mengirim e-mail pribadi ke administrator,
yang pertama, tidak mendapat jawaban. Lalu kedua, dengan pakai 'dugaan
teman'' tadi -- maka langsung dapat respon.

E-mail pribadi itu terpaksa saya sampaikan karena rasa frustrasi saya
mengalami kegagalan mengirim berulang-ulang selama dua hari. Dengan bertanya
kepada administrator, saya berharap akan memperoleh penjelasan.

Saya menjadi lebih kaget ketika e-mail pribadi saya malah muncul di jalur
umum. Sesuatu yang mestinya bisa diselesaikan dan dijelaskan secara 'pribadi'
(karena ini masalah pribadi saya), saya pikir tidak perlu dibuka kepada umum.
Jika saya mau mengangkatnya ke khalayak Permias Listserve seluruhnya, itu
bisa saya lakukan lewat alamat e-mail teman saya yang lain.

Tetapi saya berpikiran bahwa administrator sudah bekerja keras menjadi
"mediator' perbincangan antar kita di milis ini. Saya sendiri banyak
merasakan manfaatnya-- berkenalan, bersilaturahmi dan mengenal  aneka
pemikiran teman-teman lain atas pelbagai  isu yg diangkat.

Hanya satu saran saya, hendaknya kita lebih berhati-hati dalam pemberitahuan
yang bersifat jalur pribadi dan jalur umum. Apabila ada kata atau kalimat
saya yang menyinggung hati para pengasuh milis tercinta ini atau teman-teman
lain seperti bung Blucer dkk yang terlanjur diganggu oleh soal ini, saya
menghaturkan rasa maaf saya yang sebesar-besarnya. Ini pertanda kelemahan
saya sebagai manusia yang rentan akan dosa dan kesalahan

Salam,
ramadhan pohan
# # # #

In a message dated 4/17/99 12:30:38 AM !!!First Boot!!!, [EMAIL PROTECTED]
writes:


 Ah gombal.. lha ini apaan...!? Coba deh sign off dulu -- terus
 subscribe lagi... Atau subscribe dengan alamat yang berbeda..

 ++syafri

 --- hoyaho [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Lhokoq masalahnya sama ama aku yaa, gua juga
  hanya nerima ajaa
  tuu...tapi koq ndak bisa ngirim atuh..., gua minta
  penjelasan
  dong*plsss* :(
 
  salam
  *hoya*
  -Original Message-
  From: Vincent Sitindjak [EMAIL PROTECTED]
  To: [EMAIL PROTECTED]
  [EMAIL PROTECTED]
  Date: Friday, April 16, 1999 7:08 AM
  Subject: Fw: Kena Cekal?
 
 
  - Original Message -
  From: [EMAIL PROTECTED]
  To: [EMAIL PROTECTED]
  Sent: Friday, April 16, 1999 8:56 AM
  Subject: Kena Cekal?
  
  
   Sudah dua hari ini saya tidak bisa ngirim ke
  Permias@. Mungkin ada lebih
  50
   kali saya coba mengirim-- tapi sebanyak itu pula
  gagal terus. Dicoba
  lagi.
   Gagal lagi. Tapi, herannya, saya bisa menerima
  semua milis
  Permias.Listserve
   yang ada.
  
   Seorang teman menduga bahwa saya DICEKAL sehingga
  tidak boleh MENGIRIM.
  Hanya
   boleh  MEMBACA. Jika ini benar-- saya
  menyayangkan sekali. Pencekalan,
   menurut saya, adalah tindakan yang paling barbar
  dalam peradaban politik
   untuk level apa pun.
  
   Terima kasih.
  
   salam,
   ramadhan pohan
   [EMAIL PROTECTED]
 
  



BERITA PENTING !!!

1999-04-16 Terurut Topik Mohammad Rosadi

Assalamualikum wr.wb

Salam Permias,


Sehubungan akan dilaksanakannya pemilu di Indonesia pada bulan Juni
mendatang, alhamdulillah telah berhasil dibentuk Panitia Pemilihan
Luar Negeri (PPLN) untuk daerah Washington DC dan sekitarnya. Adapun
para pengurus dan anggota PPLN tsb terdiri dari wakil-wakil partai
(PAN, Partai Keadilan, PDI-P,PPP, Golkar, dan Partai Umat Islam)serta
wakil dari masyarakat dan pemerintah. PPLN ini nantinya yang akan
mempersiapkan dan melaksanakan pemilu untuk masyarakat Indonesia yg
tinggal di wilayah Washington DC, Virginia, Maryland,North Carolina,
dan Delaware, Pennsylvania.

Untuk tahap awal, PPLN lebih memfokuskan kerjanya pada pendataan dan
pendaftaran calon pemilih. Bagi masyarakat Indonesia yg berada di
wilayah kerja PPLN Washington DC, mohon diperhatikan jadwal pendataan
dan pendaftaran dibawah ini.


16-21 April, 1999  : Pendataan calon pemilih dan sosialisasi pemilu

22-29 April, 1999  : Pendaftaran calon pemilih dan sosialisasi pemilu

30 April, 1999 : Pengecekan dan pengiriman daftar calon pemilih ke
 Panitia Pemilihan Indonesia (PPI) di Jakarta.

Saat ini kami masih terus mendata masyarakat Indonesia yg berada
diwilayah kerja kami. Namun karena keterbatasan data dan informasi yg
dipunyai, kami agak kesulitan dalam masalah ini. Oleh karena itu
bantuan dari berbagai pihak dalam hal penyediaan data dan informasi
ttg masyarakat Indonesia yg tinggal di wilayah kerja PPLN washington
DC dan sekitarnya sangatlah kami harapkan.

Mengingat waktu yg sudah sangat mendesak, kami Panitia Pemilihan Luar
Negeri (PPLN) Washington DC dan sekitarnya menghimbau kepada
masyarakat Indonesia di wilayah kerja kami yg ingin menggunakan
hak-nya dalam pemilu mendatang, agar segera mendaftarkan diri ke KBRI
Washington DC (sesuai jadwal diatas), dengan membawa bukti diri/tanda
pengenal berupa KTP atau passport. Tidak ada pendaftaran susulan
diluar jadwal yg telah ditetapkan.

Untuk Informasi lebih lanjut silahkan menghubungi PPLN Washington DC,
dengan alamat:

  KBRI Washington DC
  2020 Massachusetts Avenue, N.W.
  Washington, D.C. 20036

  Telp (sementara)  : (202) 775-5212
  Fax  (sementara)  : (202) 775-5260
  E-mail (sementara): [EMAIL PROTECTED]
  Contact Person: Bp.Risno Samsie (atau pengurus PPLN)

Demikianlah pemberitahuan dari kami selaku Panitia Pemilu Luar Negeri
(PPLN) Washington D.C dan sekitarnya.

Atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih

Wassalam,

a.n. PPLN Washington D.C

Mohamad Rosadi
Sekretaris





__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com