On 5/2/06, Estananto [EMAIL PROTECTED] wrote:
Mimpi saya: para petani bisa tahu harga pasar, bisatahu jalur distribusi langsung ke pasar induk, bisaakses langsung ke pabrik pupuk, bisa akses ke ahlipertanian, bisa tahu prakiraan cuaca dan iklim.Mau bantu pak Made?
Salam,NanoMunich
Jadi ingat
On 5/2/06, adi [EMAIL PROTECTED] wrote:
atau, buat thread baru saja Pak. setidaknya, pertanyaan-pertanyaan sayasebelumnya bisa dijawab dulu dengan ehem .. lebih konkrit, dari padaharus capek-capek melabel orang sebagai .. ehem .. ngeyel. kasihansaya dong ntar :-)
Jadi inget 5-6 tahun lalu saya
adi wrote:
sekarang tolong jelaskan ini: kenapa mendatangkan RB ke indonesia atau hijrah
ke luar bisa menolong Indonesia bisa melepaskan diri dari kesulitan yang
sekarang?
Pak Adi,
Wah ini menarik buat saya. Kalo memang ternyata kerjaan bisa dilewatkan
ke mana saja menggunakan 'metoda
--- Made Wiryana [EMAIL PROTECTED] schrieb:
Mungkin mending simple aja, ndak peduli apa kata
dunia (apa mau jadi
unggulan atau tidak), yang penting masalah lokal
terselesaikan. Misal pak
tani bisa tahu kapan nanem yang tepat, dan pak
nelayan tahu dimana harus
cari ikan.
IMW
Mimpi
Estananto wrote:
--- Made Wiryana [EMAIL PROTECTED] schrieb:
Mungkin mending simple aja, ndak peduli apa kata
dunia (apa mau jadi
unggulan atau tidak), yang penting masalah lokal
terselesaikan. Misal pak
tani bisa tahu kapan nanem yang tepat, dan pak
nelayan tahu dimana harus
On 5/2/06, Estananto [EMAIL PROTECTED] wrote:
terselesaikan. Misal pak tani bisa tahu kapan nanem yang tepat, dan pak nelayan tahu dimana harus cari ikan. IMWMimpi saya: para petani bisa tahu harga pasar, bisa
tahu jalur distribusi langsung ke pasar induk, bisaakses langsung ke pabrik pupuk, bisa
On 5/2/06, m.c. cptrwn [EMAIL PROTECTED] wrote:
terselesaikan. Misal pak tani bisa tahu kapan nanem yang tepat, dan pak nelayan tahu dimana harus cari ikan. IMW Mimpi saya: para petani bisa tahu harga pasar, bisa
tahu jalur distribusi langsung ke pasar induk, bisa akses langsung ke pabrik
Made Wiryana wrote:
On 5/2/06, m.c. cptrwn [EMAIL PROTECTED] wrote:
Makanya bikin kampus jangan mahal-mahal biaya kuliahnya. Kasih beasiswa
yang banyak. Tapi kembali lagi apa ada niatan dari kampus tersebut. Sebab
langkah itu bukan langkah yang bikin kapus keren beda kalau kampus bikin
On Tue, May 02, 2006 at 06:08:19PM +0200, Made Wiryana wrote:
Makanya bikin kampus jangan mahal-mahal biaya kuliahnya. Kasih beasiswa
yang banyak. Tapi kembali lagi apa ada niatan dari kampus tersebut. Sebab
langkah itu bukan langkah yang bikin kapus keren beda kalau kampus bikin
label
On Tue, May 02, 2006 at 04:50:09PM +0200, Estananto wrote:
Mimpi saya: para petani bisa tahu harga pasar, bisa
tahu jalur distribusi langsung ke pasar induk, bisa
akses langsung ke pabrik pupuk, bisa akses ke ahli
pertanian, bisa tahu prakiraan cuaca dan iklim.
misalnya petani dikasih hp?
On 5/2/06, adi [EMAIL PROTECTED] wrote:
On Tue, May 02, 2006 at 04:50:09PM +0200, Estananto wrote: Mimpi saya: para petani bisa tahu harga pasar, bisa tahu jalur distribusi langsung ke pasar induk, bisa akses langsung ke pabrik pupuk, bisa akses ke ahli
pertanian, bisa tahu prakiraan cuaca dan
On 5/2/06, m.c. cptrwn [EMAIL PROTECTED] wrote:
Dulu saya dan temen temen penerima beasiswa pernah bikin seperti ini, bkin dana abadi kecil-kecilan dan bunganya buat ngasih beasiswa anak SD/SMP tak mampu.Karena sifatnya dana abadi ya jalan terus
IMWhe he he.. kalau kampus mahal gak ikut ikut
On 5/2/06, adi [EMAIL PROTECTED] wrote:
yang banyak. Tapi kembali lagi apa ada niatan dari kampus tersebut.Sebab langkah itu bukan langkah yang bikin kapus keren beda kalau kampus bikin label memiliki hot spot di mana-mana
kasih beasiswa jauh lebih mahal dibanding buat hotspot, yang kalau
Made Wiryana wrote:
On 5/2/06, m.c. cptrwn [EMAIL PROTECTED] wrote:
Dulu saya dan temen temen penerima beasiswa pernah bikin seperti ini,
bkin
dana abadi kecil-kecilan dan bunganya buat ngasih beasiswa anak SD/SMP
tak
mampu. Karena sifatnya dana abadi ya jalan terus
IMW
On Sun, Apr 30, 2006 at 09:42:17PM -0700, m.c. cptrwn wrote:
untuk IT:
- menambah drastis kemampuan coding dan mengerti kompleksitas sebuah
produk
- mengerti cara membangun system dari ground up.
- pengalaman dalam hal non-teknis dan managerial (bagaimana menghandle
extreme programming
On Mon, May 01, 2006 at 02:19:56AM -, m.c. cptrwn wrote:
Lho koq salah ? sebenarnya market dan buying power negara2 miskin itu
NOTHING alias kecil sekali jika dibanding negara maju dan negara besar.
agak geli juga saya. biasanya orang yang berada di luar bisa melihat
dengan lebih jernih.
On Mon, May 01, 2006 at 09:26:03AM +0700, Budi Rahardjo wrote:
bisa dilihat seperti itu: cutting cost karena mendatangkan
orang2 india/china ke amerika lebih mahal.
yeah .. the united state of whatever :-)
kalau berpikirnya begitu, ngapain sekolah? kalau pinter nanti diambil negara
lain,
On Mon, May 01, 2006 at 12:36:07PM +0700, Budi Rahardjo wrote:
...
lucu sebenarnya, negara lain yang sdmnya bener2 mampu dan capable
justru sangat mengidolakan mereka untuk datang, sementara di indonesia
yang sdmnya belum tentu juga capable secara teknis udah ribet duluan
dengan hal2 yg
On Mon, May 01, 2006 at 03:18:33AM -, m.c. cptrwn wrote:
ini maksudnya buka RD di AS dengan upah jogja ? ya mana bisa.
soalnya persh lain bakal kasih offer yg lebih tinggi dan pantas.
buat hint saja, kalau masih gak ngeh: sekarang si nggedebush itu bingung
karena AS kekurangan di bidang
On 5/1/06, adi [EMAIL PROTECTED] wrote:
coba simak. misal saya yang nulis seperti di atas ('belum tentu capable'),
kemungkinan komentarnya gini: gitu deh tipikal indon, pesimistis, tapi
sok nasionalis hi..hi..
he he he.
gini aja deh. kita lihat aja.
yang di luar negeri, seperti made, ariya,
adi wrote:
On Mon, May 01, 2006 at 02:19:56AM -, m.c. cptrwn wrote:
Lho koq salah ? sebenarnya market dan buying power negara2 miskin itu
NOTHING alias kecil sekali jika dibanding negara maju dan negara besar.
agak geli juga saya. biasanya orang yang berada di luar bisa melihat
dengan
adi wrote:
On Mon, May 01, 2006 at 03:18:33AM -, m.c. cptrwn wrote:
ini maksudnya buka RD di AS dengan upah jogja ? ya mana bisa.
soalnya persh lain bakal kasih offer yg lebih tinggi dan pantas.
buat hint saja, kalau masih gak ngeh: sekarang si nggedebush itu bingung
karena AS
Oh ok.. sekarang saya jadi tahu apa yang dimaksud dengan manfaat dibenak
Om Carlos. Tentang hal ini, mungkin nggak perlu tunggu sampai gugle
bikin RD di Indo, cukup pilih project di sourceforge yang
kompleks/aktif/rumit/keren, dan ikutan.
ooh betul banget itu --gak perlu nunggu google dan
On Mon, May 01, 2006 at 06:37:35AM -0700, m.c. cptrwn wrote:
On Mon, May 01, 2006 at 02:19:56AM -, m.c. cptrwn wrote:
Lho koq salah ? sebenarnya market dan buying power negara2 miskin itu
NOTHING alias kecil sekali jika
On Mon, May 01, 2006 at 06:50:01AM -0700, m.c. cptrwn wrote:
ya di india 50% lebih murah dibanding di US, tapi 3 tahun lalu proyeksi
mereka adalah saving 70%, jadi cutting cost mereka sebenarnya gak
terlalu berhasil karena ternyata:
a) sdm india ada juga limitnya (yang berpengalaman)
b)
On Mon, May 01, 2006 at 07:46:29PM +0700, Budi Rahardjo wrote:
gini aja deh. kita lihat aja.
yang di luar negeri, seperti made, ariya, mdamt, dll.
bisa menghasilkan karya untuk indonesia (dan dunia).
nah ... saya mau tahu karya mas adi deh. he he he.
ups .. sorry, dejavu, sepertinya ada yang
wah ente campur aduk semua hal deh.
he..he.. untung anda tidak lagi menulis skripsi. variabel latent yang
namanya buying power itu anda ukur dengan variabel jumlah 'appliance'
yang laku di Indonesia.
ini dalam konteks yang ente bikin sendiri dimana rd = dagang.
seperti juga kehandalan
adi wrote:
On Mon, May 01, 2006 at 06:50:01AM -0700, m.c. cptrwn wrote:
ya di india 50% lebih murah dibanding di US, tapi 3 tahun lalu proyeksi
mereka adalah saving 70%, jadi cutting cost mereka sebenarnya gak
terlalu berhasil karena ternyata:
a) sdm india ada juga limitnya (yang
On Mon, May 01, 2006 at 03:14:40PM -, m.c. cptrwn wrote:
wah ente campur aduk semua hal deh.
he..he.. untung anda tidak lagi menulis skripsi. variabel latent yang
namanya buying power itu anda ukur dengan variabel jumlah 'appliance'
yang laku di Indonesia.
ini dalam konteks yang
m.c. cptrwn wrote:
kalau tidak melakukan apa apa ( seperti sekarang ) alias status quo
juga gak apa apa koq. mau stop import juga tidak apa-apa. tidak ada
investor masuk juga tidak apa apa. tidak beri beasiswa juga bisa.
it's your choice (zaki tm)
Haduh, sejak kapan di teknologia
On 5/1/06, adi [EMAIL PROTECTED] wrote:
a) sdm india ada juga limitnya (yang berpengalaman)
b) terlalu banyak persh yang mau invest rd di sana.
itu artinya target cutting cost tidak terpenuhi. tinggal tunggu saja,
kalau cost justru membengkak, RB akan diungsikan lagi ke negara bagian
On 5/1/06, adi [EMAIL PROTECTED] wrote:
ups .. sorry, dejavu, sepertinya ada yang pernah dapat pertanyaan
seperti ini bbrp waktu lalu. sekarang kena ke saya :-))
terus terang saya jadi pingin tahu apa relevansi pertanyaan tsb. thd
topik yang sedang dibahas.
sederhana: saya ingin tahu mas adi
On 5/1/06, fade2blac [EMAIL PROTECTED] wrote:
Kalau sudah terbukti manfaatnya, kenapa ya nggak disatukan energiuntuk sesuatu yang secara _nyata_ membawa pemintaran bagi parapartisipannya. Mungkin karena nggak keren.Mendatangkan perusahaan besar untuk RD di Indonesia, perasaan memang
heibat. Tapi
On Tue, May 02, 2006 at 05:45:39AM +0700, Budi Rahardjo wrote:
sederhana: saya ingin tahu mas adi ini lagi mau ngeyel atau
memang sungguhan cari solusi.
kalau memang hanya mau ngeyel, ya sudah.
...
kalau mas adi sebagai developer abcd kemudian protes kepada
sebuah kondisi IT di indonesia,
Made Wiryana wrote:
On 5/1/06, fade2blac [EMAIL PROTECTED] wrote:
Kalau sudah terbukti manfaatnya, kenapa ya nggak disatukan energi
untuk sesuatu yang secara _nyata_ membawa pemintaran bagi para
partisipannya. Mungkin karena nggak keren.
Mendatangkan perusahaan besar untuk RD di
Budi Rahardjo wrote:
On 4/30/06, adi [EMAIL PROTECTED] wrote:
di silicon valley sono memang HaKI / intellectual property
dihargai (terutama di management ke atas), akan tetapi di
antara para engineers ... sharing tetap kental!
sebab mereka loyal kepada engineering/yang diutak atik,
bukan
adi wrote:
On Sun, Apr 30, 2006 at 05:18:16PM -, m.c. cptrwn wrote:
masalahnya sebagian dari kita bikin hal2 proprietary vs non proprietary
jadi alasan sich :)
kita? :-)) he..he.. yang bener aja.
kembali ke soal penguasaan terhadap intelectual capital itu yang sudah jadi
isu.
kalau
On 5/1/06, Estananto [EMAIL PROTECTED] wrote:
Lho pak Budi, bukannya memang paten itu hanya berlaku
nasional?
Dengan adanya WTO dan TRIPs maka itu tidak berlaku lagi.
Paten akan menjadi mendunia. Ini isyu berat memang.
Jadi kalau sebuah paten didaftarkan di Amerika, maka
dia akan (harus!)
On 5/1/06, adi [EMAIL PROTECTED] wrote:
...
gimana caranya? anda sudah ke luar negeri? sudah. sudah ada transfer
teknologi untuk _INDONESIA_ ? mana? terima kasih.
...
meskipun pertanyaan ini bukan ditujukan kepada saya, tapi
saya mau ngebelain teman-teman yang di luar negeri.
contoh yang
On Mon, May 01, 2006 at 06:43:40AM +0700, Budi Rahardjo wrote:
contoh yang paling nyata, temen-temennya pak Made dkk. sudah
membantu menghasilkan distro Linux dan dokumentasi2 dalam
Bahasa Indonesia. Itu yang spesifik Indonesia.
Kalau yang nggak spesifik Indonesia, ya yang dilakukan Ariya
adi wrote:
On Mon, May 01, 2006 at 06:43:40AM +0700, Budi Rahardjo wrote:
mempertanyakan relevansi mengundang RB vendor komersial ke indonesia,
dan atau hijrah ke luar demi _transfer_teknologi_. non-sense, seperti
Pak Made bilang: kalau mau dagang, ya dagang saja he..he..
satu catatan
On 5/1/06, adi [EMAIL PROTECTED] wrote:
yang jelas, lingkup yang saya singgung semata-mata
mempertanyakan relevansi mengundang RB vendor komersial ke indonesia,
dan atau hijrah ke luar demi _transfer_teknologi_. non-sense, seperti
Pak Made bilang: kalau mau dagang, ya dagang saja he..he..
On 5/1/06, adi [EMAIL PROTECTED] wrote:
Saya ngeri sama provokasinya itu lho, seakan-akan kalau tidak melakukan
hal tsb. kita akan ketinggalan dibanding cina, india (jadi bangsa yang
bodoh?). mungkin benar .. tapi mbok yao ada reasoning yang lebih masuk
akal gitu .. :-)
Gampangnya saja,
Budi Rahardjo wrote:
On 5/1/06, adi [EMAIL PROTECTED] wrote:
tentu saja ada yang menggunakan cara lain.
endorse persh2 software lokal seperti jatis, trabas , balicamp,dll
(regardless open source atau closed source). endorse ini bisa berarti
mempromosikan mereka ke LN sehingga dapat order
On Mon, May 01, 2006 at 09:51:13AM +0900, baskara wrote:
Gampangnya saja, orang Indonesia kebanyakan baru mampu di jual-beli
tanah, jual-beli mobil, jual-beli rumah, investasi ruko, dan jualan
pakaian bekas. Yang berbau hi-tech, lumayan... sudah bisa jualan
komputer, handphone, dan cisco
On Mon, May 01, 2006 at 07:40:28AM +0700, Budi Rahardjo wrote:
kita harus mencoba berbagai cara, termasuk cara2 yang dilakukan
oleh negara lain (seperti india, china, vietnam, brazil, dll.)
nah cara yang kami usulkan adalah mengundang RD di indonesia.
ini cara yang belum pernah dilakukan di
adi wrote:
On Mon, May 01, 2006 at 07:40:28AM +0700, Budi Rahardjo wrote:
kita harus mencoba berbagai cara, termasuk cara2 yang dilakukan
oleh negara lain (seperti india, china, vietnam, brazil, dll.)
nah cara yang kami usulkan adalah mengundang RD di indonesia.
ini cara yang belum
On 5/1/06, adi [EMAIL PROTECTED] wrote:
kalau membangun RD itu bukan lagi soal re-invent the wheel Pak :-)
Yang pasti, nilai ekonomi dengan meletakkan RD di negara-negara
'miskin' itu sudah jelas: cutting cost!
bisa dilihat seperti itu: cutting cost karena mendatangkan
orang2 india/china ke
On 5/1/06, adi [EMAIL PROTECTED] wrote:
On Mon, May 01, 2006 at 09:51:13AM +0900, baskara wrote:
Gampangnya saja, orang Indonesia kebanyakan baru mampu di jual-beli
tanah, jual-beli mobil, jual-beli rumah, investasi ruko, dan jualan
pakaian bekas. Yang berbau hi-tech, lumayan... sudah bisa
On Sun, Apr 30, 2006 at 09:17:58PM -, m.c. cptrwn wrote:
memang iya. tergantung siapa 'honey'nya disitu, kalo si x bisa jadi
'honey'nya ya si x yang diuntungkan.
kalo dengan open source berjuta orang bisa merasakan manfaatnya
semuanya juga sudah tahu. nothing new.
untuk sebagian org
fade2blac wrote:
On Sun, Apr 30, 2006 at 09:17:58PM -, m.c. cptrwn wrote:
memang iya. tergantung siapa 'honey'nya disitu, kalo si x bisa jadi
'honey'nya ya si x yang diuntungkan.
kalo dengan open source berjuta orang bisa merasakan manfaatnya
semuanya juga sudah tahu. nothing
adi wrote:
On Mon, May 01, 2006 at 09:51:13AM +0900, baskara wrote:
$100K/bln (berdasar kontrak), kemudian bisnis jalan. Akhirnya engkong
X ini membuka RD di AS dengan upah UMR Yogyakarta. Siapa yang untung?
masih memusingkan soal siapa yang bisa? :-)
ini maksudnya buka RD di AS dengan upah
On Mon, May 01, 2006 at 03:07:34AM -, m.c. cptrwn wrote:
gak koq, bukan cuman keren-kerenan.
dampak persh rd di .id akan terasa dampaknya secara panjang...kalau
buat saya, undang aja semua: redhat,cisco,genentech , etc... kalau
memang mampu dan niat.
Apa ya misalnya? Saya selalu
fade2blac wrote:
On Mon, May 01, 2006 at 03:07:34AM -, m.c. cptrwn wrote:
gak koq, bukan cuman keren-kerenan.
dampak persh rd di .id akan terasa dampaknya secara panjang...kalau
buat saya, undang aja semua: redhat,cisco,genentech , etc... kalau
memang mampu dan niat.
Apa ya
On 5/1/06, m.c. cptrwn [EMAIL PROTECTED] wrote:
...
lucu sebenarnya, negara lain yang sdmnya bener2 mampu dan capable
justru sangat mengidolakan mereka untuk datang, sementara di indonesia
yang sdmnya belum tentu juga capable secara teknis udah ribet duluan
dengan hal2 yg kurang signifikan.
55 matches
Mail list logo