sebenarnya untuk hidup susah mencapai martabat tinggi karena mentalitas 
inferiority complex dan susah hidup damai di bumi persoalannya bukan semata 
umat islam tidak punya pemimpin tunggal internasional, tetapi terjebak pada 
mentalitas / pemikiran hitam putih, aku/kami yang paling benar kalian yang 
kafir/sesat adalah salah. Mengapa orang umat Hindu, Budha, Tao dan Atheis atau 
Agnostik bisa hidup damai tanpa saling membunuh padahal tidak punya 
kepemimpinan kolektif tunggal internasional ?? Paling-paling ada yang menjudged 
hidup damai orang non muslim kan semu ??.

Kebanyakan yang merindukan kekhalifahan islam itu karena memang dimotivasi oleh 
Qur'an, "Dan Allah telah berjanji kepada
orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang
saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka
bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka
berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah
diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan)
mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka
tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan
Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka
mereka itulah orang-orang yang fasik" QS 24:55.

Persoalannya adalah "liyatakhlifannahum fil ardli = menjadikan mereka berkuasa 
dimuka bumi" ditafsirkan dengan menarik arah jarum jam mundur dengan mengcopy 
paste sistem kekhalifahan model awal islam dipaksakan hadir implemented di 
zaman sekarang yang lagi trend nation state ini.

Umat islam memang tidak akan mengingkari janji Allah dalam qur'an tetapi 
menafsirkan pesan ilahi yang sesuai dengan tantangan zaman itulah yang perlu 
digaungkan.

Wassalam
Abdul Mu'iz 

--- Pada Sab, 10/7/10, kmj...@indosat.net.id <kmj...@indosat.net.id> menulis:

Dari: kmj...@indosat.net.id <kmj...@indosat.net.id>
Judul: Re: Khilafah dan Khalifah <=Re: Trik-trik Penyusupan Neo-Marxisme <= Re: 
mesttinya ranggas <= Re: [wanita-muslimah] FPI Akan Bongkar Patung Naga di Kota
Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Tanggal: Sabtu, 10 Juli, 2010, 6:45 PM







 



  


    
      
      
      Walah untuk gelar sultan saja minta dikukuhkan oleh raja 

lain. Betapa besar rasa rendah diri (inferiority complex) 

bangsa ini dari sejak jaman dulu. Pantas mudah dijajah, dan 

sekarang bahkan menginginkan dijajah lagi.

KM



----Original Message----

From: wal...@plasa.com

Date: 10/07/2010 18:18 

To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>

Subj: Khilafah dan Khalifah <=Re: Trik-trik Penyusupan Neo-

Marxisme <= Re: mesttinya ranggas <= Re: [wanita-muslimah] 

FPI Akan Bongkar Patung Naga di Kota



> "H. M. Nur Abdurahman" <mnur.abdurrah...@...> wrote:

> *********************************************

> KHILAFAH ISLAMIYAH DAN ALAM MELAYU    

> "SEJARAH YANG DISEMBUNYIKAN"

> 

> Dr. Sallehuddin Ibrahim

> Ikatan Intelektual Nusantara, [IKIN]

> ===cut====

> Banyak  institusi  politik  melayu  di  Nusantara  

mendapatkan 

> gelaran sultan dari pemerintah tertentu di Timur Tengah. 

Pada tahun > 1048H/1638 M,  pemimpin  Banten,  Abd  al-

Qodir  (berkuasa  

> 1037-1063H/1626-1651) dianugerahkan gelaran sultan oleh 

Syarif 

> Mekah sebagai hasil dari misi khusus  yang dikirim 

olehnya untuk 

> tujuan itu ke Tanah Suci. 

> ====cut====



Dalam buku "Puncak Kekuasaan Mataram, Politik Ekspansi 

Sultan Agung", karangan Dr. H.J. Graaf, KITLV-Geafiti Pers, 

memang disebutkan bahwa pada taun 1638M, Pangeran Banten 

menerima "nama SULTAN dan sebuah bendera yang dikirim 

kepadanya oleh ulama besar dari Mekah". Tapi rupanya ini 

menimbulkan "iri hati" yang besar pada Raja Mataram yang 

menginginkan hal yang serupa. Diesbutkan dalam buku itu 

gelar sultan buat pangeran Banten itu didapat berkat jasa-

jasa Inggris.



Raja Mataram (Sultan Agung), mendekati orang-orang 

Inggris  agar lewat merekalah dapat diperoleh pengangkutan 

ke Mekah. Bukankah Raja Banten juga memanfaatkan  jasa-jasa 

mereka?. Di Jepara ada beberapa orang Inggris yang hampir 

terus menerus bertempat tinggal semanjak tahun 1618.



Akhirnya ditahun 1642, Raja Mataram mengirim 18 orang Jawa 

terkemuka dan sejumlah uang untuk ziarah ke Mekkah atas 

nama Raja dengan menumpang kapal Inggris "Reformation". 

Ketika Kompeni (Batavia) mengetahui hal ini, kapal 

Reformation dicegat  dan diserang di perairan Pulau Onrust 

pada tanggal 11 Juli 1642. Akibatna seorang Inggris 

terbunuh, menangkap dua ulama Jawa dan mengambil 5740 real 

logam, 12 urang jawa lainnya terpaksa dibunuh karena 

mangamuk.



Dan sebagainya, silahkan saja baca bukunya, tapi yang 

jelas dalam buku itu tidak disebut-sebut  Kekhalifahan 

Turki Ustmani "menolong"  raja-raja Jawa ini (Banten dan 

Mataram) untuk berhubungan dengan tanah Suci, tapi malah 

memanfaatkan persaingan Inggris dan Belanda yang saling 

berebut pengaruh/ dagang di Nusantara .... 



Salam,

WALUYA   





    
     

    
    


 



  







[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke