Assalaamuâalaykum wa Rahmatullaahi wa Barakatuhu

Sanak Ahmad Ridha, saya katakan membuang-buang waktu karena yang dibicarakan
adalah kotaknya atau frameworknya saja, padahal isinya sama. Coba sanak
jelaskan kapan mulai diadakannya penyebutan tauhid-tauhid rububiyah,
uluhiyah, asma' wa shifat? Isinya memang sudah ada sejak Al-Qur'an
diturunkan dan Rasulullaah SAW menyampaikan hadits-haditsnya. Tetapi apakah
Rasulullaah SAW dan para shahabatnya sudah membagi-bagi tauhid tersebut
menurut istilah yang ada sekarang?

Saya tidak menemukan dalam fatwa-fatwa ulama Saudi yang sanak tuliskan
mengenai pelafazan tauhid rububiyyah, uluhiyah dan asma' wasshifat pada
jaman Rasulullaah SAW, dan saya tidak ingin memperdebatkan masalah ini.
Tetapi sayangnya hanya karena mengatakan adanya konsep tauhid mulkiyyah
sanak langsung menyampaikan fatwa yang membid'ahkan orang yang mengatakan
seperti itu, dan saya anggap itu adalah pendapat yang sanak ikuti. Pendapat
seperti itu saya kembalikan kepada yang mengatakannya, tanpa mengurangi
hormat saya kepada sanak dan ulama yang mengatakannya.

Saya di sini berdiskusi dengan berusaha mencari persamaan-persamaan di
antara kita, tetapi saya melihat sanak mengajak saya berdebat, suatu hal
yang seharusnya dihindari oleh kaum muslimin, karena hanya memperlebar
perbedaan-perbedaan yang ada. Saya katakan di sini saya tidak ingin berdebat
dengan sanak, kalau sanak ingin berdebat, silahkan lakukan sendiri. Tendensi
berdebat ini saya lihat juga karena sanak tidak menjawab
pertanyaan-pertanyaan saya dan juga tidak memberikan alternatif terhadap
hal-hal yang sanak anggap tidak sesuai dengan sanak. Juga ketika kita
berbicara masalah teknis, sanak terus saja berbicara tentang hal-hal yang
normatif, sehingga terlihat diskusi di sini tidak nyambung, hanya
berputar-putar tanpa menghasilkan sesuatu yang kongkrit.

Jadi saya kira tidak ada gunanya meneruskan diskusi atau mungkin lebih baik
disebut debat(?) ini, karena tidak akan menghasilkan suatu kesepakatan. Di
bawah saya lampirkan hadits-hadits tentang utamanya meninggalkan perdebatan,
semoga dapat menjadi rujukan buat kita semua.

Kemudian jika sanak ingin mengetahui lebih lanjut mengenai PKS, sekali lagi
saya katakan, datangilah kantor-kantor PKS di dekat sanak, berdialog
langsunglah dengan para ustadz di sana, agar sanak mendapatkan pemahaman
langsung dari yang berkompeten. Kalau sanak hanya menanyakan lewat mail,
ketahuilah bahwa penjelasan melalui mail masih menyisakan kemungkinan
kesalahan penafsiran, seperti yang saya ketahui dari mail-mail sanak di
milis ini. Saya kira sanak adalah orang yang mengutamakan pencarian ilmu
langsung kepada yang memilikinya, nah silahkan melakukan itu juga untuk
mengetahui masalah yang sanak tanyakan itu sebaik-baiknya.
Wassalaamu'alaykum wa Rahmatullahi wa Barakatuhu
Muhammad Arfian
[EMAIL PROTECTED]
[EMAIL PROTECTED]
090-6149-4886
"Isy Kariman Aw Mut Syahidan"

--------------

Dikeluarkan oleh Abu Daud dari Abu Umamah,
berikut terjemahannya oleh Bey Arifin, Victory Agencie, jld 5, ms 155, no:
4632:

"Aku pemimpin di rumah di taman syurga bagi orang yang meninggalkan
perbantahan sekalipun tentang yang hak, dan juga di rumah di tengah syurga
bagi yang meninggalkan dusta sekalipun sekadar berguyon (bergurau) dan juga
di rumah di syurga yang paling tinggi bagi yang baik perangainya."

Dalam isnad hadis ini terdapat Ayub bin Muhd. As-Saadi, beliau adalah
lemah. Namun hadis dengan lafaz ini juga dikeluarkan oleh ath-Thabarani dari
dua jalan berbeza, setiapnya memiliki kelemahan. Akan ttp ketiga-tiga jalan
ini saling menyokong antara satu sama lain hingga dapat didudukkan di tangga
hasan li-ghairihi. Demikian terang Albani dalam Silsilah Hadis Sahih, no
273.

Maksud hadis:

Ada dua perkara yang memerlukan penerangan dari hadis di atas:

Pertama:

"Orang yang meninggalkan perbantahan sekalipun tentang yang hak"

Iaitu orang yang mengelakkan diri dari berbantah, berdebat dan bertengkar
tentang sesuatu perkara agama sekalipun dia memiliki hujah dan dalil yang
benar. Sememangnya menjadi kewajipan untuk seseorang itu menerangkan
kebenaran terhadap sesuatu perkara yang batil. Kebenaran itu hendaklah
diterangkan dengan sebaik-baiknya, iaitu mengajar, menasihati dan menegur.

Akan ttp jika pihak yang dinasihati menerima nasihat/pengajaran tersebut
secara
negatif, yaitu dia tidak mau mendengar ttp lebih suka menjadikannya isu
pertengkaran, pergaduhan, perdebatan dan permusuhan, maka mengelakkan diri
adalah lebih mulia dari ikut terus berbantah-bantahan.

Kedua:
"Meninggalkan dusta sekalipun bergurau."

Yaitu tidak berdusta sekalipun atas tujuan bergurau atau untuk "menyedapkan"
cerita.

Lebih lanjut lihat kitab Imam Ghazali:  Ihya Ulumuddin (Bab Bahaya Lisan,
Bahaya Keempat: Berbantahan & Pertengkaran).

Ada hadith lain yang menyokong pengertian di atas sekalipun dhaif.
Terjemahan lafaz Tirmizi :

"Barangsiapa yang meninggalkan dusta sedangkan dusta itu batil, nescaya
dibangunkan baginya di sekitar syurga. Barangsiapa yang meninggalkan
berbantah-bantahan sedangkan berbantah-bantahan itu benar, nescaya
dibangunkan baginya di tengah syurga. Barangsiapa yang membaguskan
perangainya nescaya dibangunkan baginya di tempat syurga yang paling
tinggi."

Berikut adalah terjemahan lafaz Ibnu Majah:
"Barangsiapa yang meninggalkan berkata dusta sedangkan dia dalam posisi
bersalah, maka akan dibangunkan baginya istana di sekitar / pinggir syurga.
Dan barangsiapa yang meninggalkan perdebatan sedangkan dia pada posisi yang
benar maka akan dibangunkan baginya istana ditengah-tengah syurga. Dan
barangsiapa membaguskan akhlaknya maka akan dibangunkan baginya istana di
atasnya."

Kedua-dua lafaz di atas dikeluarkan dari jalan Salamah bin Wardan dan adalah
beliau seorang yang daif. Lihat Ibnu Hajar ãTaqrib at-Tahzib ãno: 2514,
al-Mubarakfuri ãTuhfat al-Ahwazi, jld 6, ms 109, Sunan Ibnu Majah tahqiq
Mahmud Hasan Nasir, jld 1, ms 53, Daif Sunan Ibnu Majah ãno: 51 dan Daif
Sunan Tirmizi ãno: 1993.

[EMAIL PROTECTED]
-------------------------------------------

----- Original Message -----
From: "Ahmad Ridha" <[EMAIL PROTECTED]>
To: "Muhammad Arfian" <[EMAIL PROTECTED]>; "Komunitas MINANGKABAU (Urang
Awak) Pertama di Internet (sejak 1993)" <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Friday, April 16, 2004 6:11 PM
Subject: [EMAIL PROTECTED] Tauhid Mulkiyyah Re: Kenapa takut dengan PKS?
jawabanterhadap SanakAhmad Ridha


____________________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
____________________________________________________

Kirim email ke