Re: Kliping Artikel Abdullah Gymnastiar

2003-10-20 Terurut Topik singgihdicor
Bisa engga kami minta buat bacaan dan siraman rokhani di ruma?

Wass.,
Singgih

- Original Message -
From: Uda Nasrul [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Saturday, October 18, 2003 11:35 PM
Subject: Kliping Artikel Abdullah Gymnastiar


 Ass Wr. Wb.

 Saya mempunyai 76 file  (75 file dalam format rtf dan 1 file dalam format
htm). Jumlah kapasitas semuanya 1,46 MB. 74 file di antaranya berisi kliping
artikel Abdullah Gymnastiar. . Layoutnya kami disain sedemikian rupa
sehingga diharapkan bisa memberikan nilai tambah kenyamanan saat membacanya.

 Apakah anda bersedia menjadikannya sebagai salah satu materi bagi situs
anda (bila memang punya)?
 Bila ya mohon menulis email kepada kami.

 Wassalam,

 Nasrullah Idris
 -
 [EMAIL PROTECTED]



Kliping Artikel Abdullah Gymnastiar

2003-10-19 Terurut Topik Uda Nasrul
Ass Wr. Wb.

Saya mempunyai 76 file  (75 file dalam format rtf dan 1 file dalam format htm). Jumlah 
kapasitas semuanya 1,46 MB. 74 file di antaranya berisi kliping artikel Abdullah 
Gymnastiar. . Layoutnya kami disain sedemikian rupa sehingga diharapkan bisa 
memberikan nilai tambah kenyamanan saat membacanya.

Apakah anda bersedia menjadikannya sebagai salah satu materi bagi situs anda (bila 
memang punya)?
Bila ya mohon menulis email kepada kami.

Wassalam,

Nasrullah Idris
-
[EMAIL PROTECTED]


Artikel anemia+ Melahirkan di US

2001-10-06 Terurut Topik cortino sukotjo

Teman,

berikut artikel dari teman kita: erni setiadi  (nutritionist lulusan UC
berkeley) + artikel mengenai cara mengurus kehamilan yang mungkin berguna
bagi teman-teman, especially para mahasiswa. Oh yach, bila ada yang bisa
menambahkan mengenai proses pengurusan melahirkan di US, mungkin bisa
dibagi pengalamannya terhadap kita semua.

Selengkapnya silahkan baca di kolom kesehatan actual news. Edisi berikutnya
akan memuat mengenai Kesehatan gigi + Pansistolik murmur (salah satu tanda
adanya kelainan jantung).
.
salam,
[EMAIL PROTECTED]



Anemia*

Dalam rangka menanggapi serangan teroris di New York dan Washington
D.C.,
beberapa dari kita mungkin tergerak untuk membantu para korban dengan
menyumbangkan darah melalui Palang Merah Amerika (the American Red Cross).
Pada
umumnya, para donor kehilangan sebanyak 450 ml darah (hampir 10% dari
jumlah total
darah dalam tubuh) setiap kali menyumbang.  Dengan berkurangnya darah dalam
waktu
singkat, beberapa dari kita mungkin akan mengalami rasa pusing, lemas,
sulit untuk
konsentrasi, terlihat pucat dan merasa dingin pada tangan dan kaki setelah
menyumbang
darah.  Gejala-gejala ini adalah gejala-gejala dari pernyakit anemia. Kala
menyumbang
darah hanya menimbulkan gejala-gejala anemia yang sementara karena sel
darah merah
(dan komponen darah yang lain) yang hilang segera digantikan oleh tubuh, tetapi
gejala-gejala tersebut didapatkan menetap pada penderita anemia.
Sebetulnya apakah
anemia itu?
Anemia adalah kondisi dimana jumlah (konsentrasi) sel darah merah lebih
sedikit dari
keadaan normal, sehingga menurunkan jumlah oksigen yang dapat dibawa. Hal
ini dapat
disebabkan oleh rendahnya produksi hemoglobin dan sel-sel darah merah atau
tubuh
kehilangan sel darah merah dalam jumlah lebih dari biasanya, misalnya karena
pendarahan atau sel darah merah pecah/rusak sebelum waktunya.  Karena
oksigen sangat
dibutuhkan dalam proses merubah makanan menjadi energi yang diperlukan tubuh,
kekurangan oksigen dalam peredaran di dalam tubuh merupakan kondisi yang
yang perlu
diperhatikan, karena bisa menjadi berbahaya.
Anemia dibagi menjadi 2 kategori utama:  non-nutritional anemia dan
nutritional anemia.
Non-nutritional anemia umumnya menyangkut hilangnya sel-sel darah merah dan
hemoglobin yang berlebihan melalui pendarahan atau genetic faktor.
Pendarahan adalah
penyebab umum dari non-nutritional anemia, contohnya seperti menstruasi yang
berlebihan, pendarahan dalam atau luar dari luka-luka, atau infeksi karena
parasit.
Sumsum tulang, di mana sel-sel darah merah dibentuk, jika tidak berfungsi
normal juga
dapat menyebabkan anemia. Nutritional anemia menyangkut menurunnya produksi
sel-sel darah merah atau hemoglobin yang disebabkan oleh kekurangan zat-zat
gizi
tertentu yang merupakan komponen pembentukan sel darah merah. Nutritional
anemia
bisa dicegah dengan mengkonsumsi zat-zat gizi seperti asam folat, vitamin
B12, dan zat
besi.  Artikel ini akan membahas nutritional anemia, suatu kondisi yang
bisa dicegah.
Nutritional anemia dibagi kembali menjadi 2 jenis: macrocytic anemia dan
microcytic
anemia. Macrocytic anemia adalah nutritional anemia yang disebabkan oleh
kekurangan
vitamin B12 dan asam folat (folic acid atau folate).  Vitamin B12 dan asam
folat
memegang peranan dalam proses pembentukan sel-sel darah merah.  Dalam
kondisi yang
normal, pada saat level oksigen menjadi rendah, calon sel-sel darah merah
(erythroblast)
yang berukuran lebih besar dari sel-sel darah merah yang sudah mencapai
maturasi akan
membelah diri kira-kira tiga kali untuk mencapai target ukuran sel
tertentu.  Pembelahan
sel akan selesai ketika hemoglobin (pengangkut oksigen di dalam sel-sel
darah merah)
mencapai 20% dari volume sel.  Setelah itu, sintese (pembentukan)
hemoglobin terus
berlangsung dalam setiap sel sampai konsentrasi hemoglobin dalam tiap sel
darah merah
mencapai 34% dari volume sel.  Pada saat inilah sel darah merah dinyatakan
telah
mencapai maturasi dan dapat berfungsi sebagaimana mestinya.  Kekurangan
vitamin B12
dan asam folat menyebabkan menurunnya kecepatan pembelahan sel-sel, sedangkan
sintese hemoglobin tetap berlangsung secara normal.  Dengan kata lain,
calon sel-sel
darah merah tidak dapat membelah diri sebanyak semestinya, sedangkan
konsentrasi
hemoglobin terus meningkat sampai 20% dimana saat ini pembelahan sel telah
selesai.
Akibatnya, sel-sel darah tersebut tidak sempat untuk membelah diri dan
tidak mencapai
ukuran yang normal.  Proses ini menghasilkan sel-sel darah merah yang
berukuran besar
dan berjumlah sedikit.  Membran (pelapis) sel-sel darah merah ini sangat
mudah pecah,
sehingga sel-sel darah ini tidak berumur panjang.  Di Amerika Serikat,
setiap tahun
banyak kasus anemia yang disebabkan oleh kekurangan asam folat, terutama
pada wanita
hamil dan alkoholik (pengkonsumsi minuman alkohol berlebihan).
Microcytic anemia atau iron-deficiency anemia adalah jenis
nutritional anemia yang lebih
dikenal secara umum

Artikel Kesehatan: Pengaruh Bangunan terhadap Kesehatan, Pertanyaan Kesehatan Gigi

2001-09-02 Terurut Topik Cortino Sukotjo

Untuk lebih lengkapnya, silahkan baca actual news terbaru.

tino
--
Kolom Kesehatan Actual News

++
Tips Kesehatan


Pengaruh Bangunan Terhadap Kesehatan


Apakah rumah, apartemen atau kantor anda 'sehat' untuk
ditinggali? Apakah dampak 'kesehatan' bangunan
terhadap kesehatan penghuninya? Bangunan mempunyai
dampak yang tinggi sekali terhadap kesehatan,
dikarenakan 80-90% dari waktu kita sehari-hari
diluangkan di dalam bangunan. Berdasarkan sebuah riset
yang dilakukan oleh World Health Organization tahun
1984, hampir 30% dari tempat tinggal di seluruh dunia
berkualitas udara buruk. Jadi apabila tempat tinggal
atau tempat bekerja kita tidak 'sehat' maka ada
kemungkinan kesehatan kita juga terpengaruh karenanya.


Sindrom  Bangunan 'Sakit', dikenal sebagai Sick
Building Syndrome di Amerika, disebabkan karena
beberapa macam polusi seperti polusi biologi,
pestisida, gas, metal, mineral, radiasi dan uap udara.
Polusi-polusi tersebut sudah tersinyalir sebagai
penyebab penyakit ringan dari alergi, pusing-pusing,
iritasi hidung, sampai penyakit berat seperti penyakit
hati dan kanker. Bahkan, menurut artikel Indoor Air
Pollution in Massachusetts tahun 1989, polusi
bangunan merupakan penyebab dari 50% penyakit di
Amerika. Penyakit-penyakit tersebut dapat berjangkit
dalam waktu yang singkat maupun tahunan.

Polusi biologi disebabkan oleh kutu debu, jamur,
bakteri, serbuk sari tanaman, dan organisme lain yang
bisa mempengaruhi kesehatan anda. Beberapa gejala
ketidaksehatan seperti alergi, hidung mampet, mata
gatal, pusing kepala, dan asma bisa disebabkan karena
polusi biologi dalam bangunan. Dari semua penyebab
polusi biologi tersebut di atas, kutu debu merupakan
salah satu yang sering menyebabkan alergi dan asma.
Makhluk mikroskopik ini biasanya tinggal di antara
selah-selah karpet, mengkonsumsi partikel-partikel
kulit mati yang kita produksi setiap harinya.
Penggunaan shampoo karpet untuk membersihkan karpet
juga telah dihubungkan dengan Kawasaki Syndrome yang
terjadi pada anak-anak usia lima tahun ke bawah dengan
gejala panas yang tinggi dan gatal-gatal pada badan,
yang menyebabkan kerusakan pada beberapa sistem organ
tubuh, seperti hati, sistem sirkulasi darah, kulit dan
ketahanan tubuh. Oleh karena itu, karpet merupakan
salah satu bahan bangunan yang paling membahayakan
bagi kesehatan, dan apabila memungkinkan, maka
disarankan pencegahan penggunaannya.

Pestisida dan fungisida banyak digunakan untuk
melindungi kayu dari rayap dan jamur. Pestisida telah
terbukti menyebabkan banyak penyakit seperti sakit
kepala, mual-mual, kesensitifan terhadap zat kimia,
problema pernafasan, kerusakan genetik, kecacatan
lahiriah, polusi lingkungan, polusi air, dan kanker.

Polusi gas, selain datang dari asap pembuangan
kendaraan bermotor, juga terjadi di bangunan tempat
tinggal kita seperti tungku api dan pemanas yang tidak
disertai dengan sistem ventilasi yang baik, dan juga
dari kompor gas yang mengeluarkan carbon monoxida,
carbon dioxida, sulfur dioxida, dan nitrogen dioxida.
Selain itu juga banyak sekali materi bangunan modern,
seperti cat rumah yang masih baru diaplikasikan, papan
partikel [particle board], papan fiber [fiberboard],
dan berbagai macam perabotan plastik yang mengeluarkan
gas organic dalam jangka tahunan.

Salah satu polusi metal yang paling dikenal adalah
penggunaan cat rumah yang mengandung timah [lead
paint]. Cat timah apabila terkelupas akan menjadi
partikel-partikel metal [biasanya ditemui di pojok-2
pintu atau jendela] yang sangat membahayakan kesehatan
apabila terhirup oleh sistem pernafasan kita, apalagi
bila termakan oleh anak-anak yang suka bermain di
dekat jendela. Cat timah dapat menyebabkan kerusakan
otak yang permanen. Walaupun penggunaan cat timah
sudah dilarang di Amerika, namun banyak sekali
bangunan-bangunan tua di Amerika yang masih
menggunakan cat timah. Cat yang mengandung zat
merkuri, begitu pula dengan kayu yang diproses secara
kimia kebanyakan mengandung metal [biasanya berwarna
kehijauan dan digunakan untuk membangun dek] juga bisa
membahayakan bagi kesehatan. Penggunaan kayu yang
diproses secara kimia juga sangat tidak dianjurkan
dikarenakan kebanyakan dari produk tersebut mengandung
lem yang mengeluarkan gas formaldehyde yang bisa
menyebabkan asma dan bronkitis.

Asbestos merupakan salah satu contoh polusi mineral
yang sangat dikenal bahayanya. Asbestos biasa ditemui
pada insulasi rumah, alas lantai vinyl, lapisan luar
rumah [siding] dan juga lapisan dalam rumah [drywall]
yang banyak digunakan dalam konstruksi bangunan di
Amerika. Walaupun penggunaan asbestos sudah dilarang
di Amerika, banyak sekali gedung-gedung tua yang masih
mengandung zat mineral ini. Asbestos dan fiberglass,
apabila terhirup pernafasan kita, dapat menyebabkan
kanker paru-paru.

Penyebab polusi radiasi yang paling ditakuti dalam
bangunan adalah radon, yang bisa menyebabkan kanker
paru-paru. Radon adalah sejenis gas radioaktif yang
biasanya terkandung dalam tanah. Radon menjadi

Bedah Artikel Kedokteran Gigi

2001-08-01 Terurut Topik cortino sukotjo


Tolong diteruskan ke rekan sejawat dokter gigi atau mahasiswa kedokteran
gigi yang anda kenal


Rekan-rekan sejawat para dokter gigi serta rekan mahasiswa yang saya hormati...

Tujuan saya menulis email ke mailing list/email anda adalah untuk mengajak
teman-teman bergabung dalam mailing list Kedokteran Gigi Indonesia, dimana
mailing list ini merupakan wahana untuk berdikusi mengenai masalah
kedokteran gigi dengan tujuan untuk meningkat citra kedokteran gigi
indonesia baik dalam hal akademis maupun profesional.

Mailing list ini telah didukung oleh beberapa dosen maupun profesor dari
beberapa FKG di universitas terkemuka baik di Indonesia maupun di luar
negeri namun sifatnya terbuka, bukan milik satu grup dan tidak berafiliasi
kemanapun.

Mailing list ini mempunyai beberapa aturan dasar seperti:
 a. Mailing list (ML) bersifat independent, tidak berafiliasi ke
organisasi, institusi maupun company maupun.
 b. tujuan ML ini adalah untuk berdiskusi mengenai cara meningkatkan mutu
dan kualitas Kedokteran gigi Indonesia baik dari segi profesi maupun
akademis.
c. Diskusi dapat berbentuk apa saja, mulai dari diskusi mengenai produk
baru, diskusi kasus pasien, diskusi riset, diskusi akademis dll.
d. bila terjadi perbedaan pendapat, maka silahkan berargumentasi secara
ilmiah dengan mengajukan referensi-referensi berdasarkan dasar-dasar dan
kaidah ilmiah.
e. merupakan tempat/wacana untuk mensosialisasikan perkembangan the latest
riset and technologi in Dentistry.
f. keanggotaan bersifat terbuka, dapat dari mahasiswa, dokter gigi
profesional maupun akademis, researcher bahkan sampai dengan representative
dari suatu company.
g. no chain mail dan diskusi hanya yang berhubungan dengan kedokteran gigi
h. di mailing list ini tidak ada struktur organisasi (karena memang bukan
organisasi), yang ada hanya aturan main dan moderator (yang berfungsi hanya
memoderatori)

Beberapa hal yang sudah kami lakukan adalah saling menukar informasi
mengenai  site-site dentaljournal maupun juga artikel-artikel yang menarik
untuk dibaca oleh para anggota. Saat ini kami sedang akan mencoba program
E-learning, dimana kami akan mencoba melakukan Bedah Artikel dan
mendiskusikannya via mailing list.

Untuk rekan-rekan yang tertarik menjadi anggota mailing list, silahkan
kirimkan email kosong ke [EMAIL PROTECTED]

Saya berikan contoh artikel yang akan didiskusikan, silahkan download dari
http://groups.yahoo.com/group/KedokteranGigiIndonesia/message/28
http://groups.yahoo.com/group/KedokteranGigiIndonesia/message/29

dan untuk membukanya, anda harus mempunyai acrobat reader 4.0 atau 5.0 dan
anda dapat mendownload gratis di http://www.adobe.com

Selamat membaca dan terimakasih atas perhatiannya,



Cortino Sukotjo, DDS

The Jane and Jerry Weintraub Center
for Reconstructive Biotechnology
Section of Advanced Prosthodontics
UCLA School of Dentistry, Room: B3-068, CHS
10833 Le Conte Avenue
Los Angeles, CA 90095-1668
Tel: 310-825-5889 (administrator)
Tel: 310-267-2786 (direct)
Fax: 310-825-6345

Email:[EMAIL PROTECTED]
http://www.weintraub.dent.ucla.edu/




Artikel/Dompet Sampit

2001-03-02 Terurut Topik Ramadhan Pohan

Salam!
Di bawah ini adalah artikel Priyo yang dimuat di Jawa Pos Sabtu.
Menarik didiskusikan. Wacana Otda memang memerlukan diskusi, pemahaman dan
pemikiran dialektis yang tanpa putus.

Sebagai info bunga-bunga, honor tulisan ini 100% disumbangkan penulisnya
buat Dompet Sampit. Ketika ihwal ini saya sampaikan ke editor dan bagian
keuangan kami, sikap penulis artikel ini memang terasa memberikan satu sisi
ketauladanan. Semoga Tuhan YME selalu memberikan  kemudahan  dan kemurahan
yang setimpal bagi kita semua. Amin.

tabek,
rap
###


http://www.jawapos.com/cetak/detail.php?u_cat=5210

Sabtu, 03/03/2001 - 21:41 WIB
Otda; Belajarlah dari Federalisme Amerika

Oleh: Priyo Pujiwasono



Gonjang-ganjing di panggung politik, tampaknya, telah menelantarkan berbagai
agenda penting yang seharusnya menjadi prioritas utama para elite politik
kita. Salah satu agenda penting yang harus dicermati adalah pelaksanaan
otonomi daerah yang dimulai pada awal tahun ini dengan diberlakukannya UU
No. 25/1999.
Sejak awal kemerdekan Indonesia, sebenarnya telah banyak terjadi
pertentangan pendapat antara bentuk negara kesatuan terpusat (centrally
planned) dan negara Indonesia Serikat (federal). Bahkan, UUD RIS (Republik
Indonesia Serikat) pernah diberlakukan pada 1949-1950. Sementara itu, UUD
1945 yang kemudian disahkan lagi sebagai konstitusi NKRI (Negara Kesatuan
Republik Indonesia) dengan Dekrit Presiden 1959 memberikan kewenangan yang
begitu besar kepada presiden dan pemerintah pusat, sehingga kepentingan
daerah hampir tidak mendapat tempat yang semestinya.
Akibatnya, beberapa kali terjadi pemberontakan yang bernuansa kedaerahan,
seperti dilakukan Kahar Muzakar dan PRRI/Permesta. Terbukti pula, sejak awal
kemerdekaan hingga masa Orde Baru -dalam konteks hubungan pusat-daerah-,
daerah selalu menjadi sapi perahan pemerintah pusat. Bahkan, setiap
tuntutan/aspirasi daerah selalu dicap sebagai gerakan inkonstitusional yang
membahayakan stabilitas nasional.
Federalisme ala Amerika?
Negara Federal Amerika yang diproklamirkan 4 Juli 1776 pada awalnya
merupakan sebuah gabungan (united) dari 13 negara koloni (state) di wilayah
timur dan selatan Amerika. Barangkali inilah salah satu perbedaan yang cukup
signifikan dari konsep nation building antara Amerika dan Indonesia.
Mengutip pendapat Salim Said, nasionalisme Indonesia sudah selesai terbentuk
sebelum masa proklamasi kemerdekaan, dengan diikrarkannya Sumpah Pemuda 28
Oktober 1928. Nasionalisme Amerika justru sebaliknya. Konsep united masih
terus berproses panjang setelah Declaration of Independence, berkembang dari
13 states menjadi 50 states dewasa ini.
Demikian pula, authority (kewenangan) pemerintah federal di Amerika justru
dirumuskan oleh ke-13 states. Sedangkan yang terjadi di Indonesia,
pemerintah pusat terlebih dahulu berdiri (established) daripada pemerintahan
di daerah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sebenarnya konsep
otonomi atau federalisme Amerika terlebih dahulu "matang" dibandingkan
dengan keberadaan pemerintah pusat. Pada Articles of Confederation 1787
mengenai kesepakatan bersama 13 states, juga disebutkan bahwa dengan adanya
penggabungan atau konfederasi ini yang dinamai United States of America,
masing-masing state tetap memegang/mempertahankan kedaulatan, kebebasan, dan
kemerdekaan, serta hak-haknya selama ini. Konsep konfederasi ini terus
berkembang sehingga menghasilkan pemerintahan federal yang kuat. Namun,
posisi state government tidak pernah terkooptasi oleh kepentingan pusat.
Meski demikian, federalisme Amerika bukan berarti suatu proses yang instan
karena dalam sejarah, Amerika Serikat juga pernah mengalami fase
guncangan-guncangan politik terhadap keutuhan konfederasi. Puncaknya adalah
meletusnya Civil War (Perang Saudara) antara kelompok Utara dan kelompok
Selatan pada 1861-1865 yang hampir-hampir menghancurkan keutuhan Amerika.
Wilayah utara Amerika (para industrialis) menuntut penghapusan perbudakan,
sementara wilayah selatan (daerah perkebunan yang memerlukan banyak pekerja)
menolaknya. Pertempuran yang berkecamuk pada masa pemerintahan Lincoln itu
melibatkan 3 juta orang dan menewaskan korban tak kurang dari 600 ribu jiwa.
Untungnya, pertempuran ini akhirnya dimenangkan kelompok Utara sehingga
perbudakan dihapuskan dari bumi Amerika serta keinginan kelompok selatan
untuk melepaskan diri dari Amerika tidak pernah terwujud. Abraham Lincoln
yang terbunuh pada 1865 dikenang sebagai pahlawan pejuang antiperbudakan dan
diabadikan dalam bangunan Lincoln Memorial di Washington, D.C.
Pelajaran dari Federalisme Amerika
Mengingat pluralisme penduduk dan budaya, tentu kita harus lebih
berhati-hati dalam menerapkan konsep otonomi/federalisme di Indonesia.
Kesenjangan antardaerah dan keragaman budaya masyarakat memang harus
dicermati, namun tidak perlu pesimistis bahwa daerah yang terbelakang akan
makin terpuruk dengan penerapan otonomi. Terbukti di Amerika, dengan adanya
kewenangan state government untuk mengurus daerah sendiri, justru muncul
k

Milis Baru Sebagai Tempat Promosi Artikel Anda

2001-02-19 Terurut Topik Nasrullah Idris

MILIS SEBAGAI TEMPAT PROMOSI ARTIKEL ANDA


 Terkadang penulis mengalami kesulitan mencari media massa yang bersedia
memuat artikelnya.
 Terkadang redaktur mengalami kesulitan mencari artikel yang aktual
serta sesuai dengan momentum.
 Karena itulah, kami mendirikan milis
[EMAIL PROTECTED]
 Bila anda ingin masuk silakan kirim email kosong ke
 [EMAIL PROTECTED]

 Anda sebagai penulis silakan mengirimkan email ke milis ini yang isinya
:

 * Nama Katagori Artikel Anda
 * Nama Judul Artikel Anda pastikan belum pernah dimuat di media massa
mana pun, termasuk internet
 * Sinopsis Singkat dari Artikel Anda maksimal 10 baris
 * Nama Anda
 * Email Anda
 * Biodata Anda
 * Panjang Artikel

 Anda sebagai redaktur silakan menghubungi penulis secara langsung untuk
merundingkan atau menindaklanjutinya. Ini mohon tidak dilakukan di milis
ini.
 Sedangkan melalui milis ini, redaktur bisa memberitahukan seputar
media-massa yang ditanganinya, seperti "prosedur pengiriman artikel",
"maksimal panjang artikel", dan "besar honorarium artikel".

 Semoga milis ini bisa menjadi mediator bagi terciptanya kerjasama yang
saling menguntungkan antara "Anda sebagai penulis" dan "Anda sebagai
redaktur".

Moderator
-



Re: Artikel Reflektif Notrida

2001-02-12 Terurut Topik Ramadhan Pohan
r tak akan berani melakukan aksi terornya. Konflik
etnis tak akan terjadi karena tangan hukum segera menangkap kaum provokator
dan menghukum mereka dengan tegas. Pemerintah yang berwibawa dengan dasar
hukum akan ditakuti dan sekaligus dicintai rakyatnya. Namun, kerapuhan hukum
di negara kita menyebabkan gerakan-gerakan terorisme tersebut tak bisa
diatasi. Dan hasilnya, Indonesia semakin rapuh dihantam gelombang.
Terakhir, tulisan Notrida memang tepat dalam menuliskan kesadaran-kesadaran
yang diperlukan untuk membangun kastil yang indah. Memang Indonesia sekarang
ini butuh pilar-pilar yang kuat dan kerangka bangunan yang kukuh untuk
menuju ke era baru. Namun, jika fondasi kastil ini tak dalam, sekuat apa pun
pilar kita, kastil kita akan tetap roboh jika melawan gelombang.


*Yohanes Sulaiman, mahasiswa PhD International Relations Ohio State
University, Columbus, Ohio

http://www.jawapos.com/cetak/detail.php?u_kat=1989





##
From: Budi Haryanto [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: Artikel Reflektif
Date: Sun, 11 Feb 2001 07:29:20 +0700

Dear Cak Pohan,

Terima kasih atas info tulisan teman kita Ida yang dimuat di Jawa Pos.
Sayang, ketika address terlampir di-klik, Jawa Pos-nya nongol namun
artikel-nya kok nggak ikutan, alias ruang artikel-nya kosong. Jadinya ya
cuman bisa mbayangin aja lanjutan tulisan rekan Ida tsb.

Menyoal perilaku politik di Indonesia belakangan ini, saya saat ini
hampir-hampir nyerah karena bingung dan nggak habis pikir. Kecenderungan
dan
'benang merah'nya susah untuk dirunut. Sedemikian banyaknya informasi dari
berbagai jenis media yang setiap saat saya ikuti dengan tingkat
reliabilitas
masing-masing, hanya menambah kebingungan. Tentu saja saya menyadari bahwa
saya tidak belajar formal soal ilmu perpolitikan, sehingga tidak bisa
mengenali ilmu politik macam apa yang sedang terjadi di republik kita saat
ini.

Eh ngomong-omong, presiden kita betul-betul yakin lho tidak akan ada SI ke
depan ini seperti yang diucapkannya dalam dialog mahasiswa beberapa hari
ini
(yang ternyata tidak dihadiri oleh para tokoh-tokoh mahasiswa pejuang
reformasi yang turun ke DPR beberapa hari sebelumnya, karena mereka tidak
mau datang dengan alasan undangannya ditulis tangan dan 'mencurigakan').

Saat ini adalah Minggu pagi di Indonesia, waktu saya untuk bergabung dengan
teman-teman main tennis. H ., Indonesia masih indah kok

Salam,
Budi

-Original Message-
From: Indonesian Students in the US [mailto:[EMAIL PROTECTED]]On
Behalf Of Ramadhan Pohan
Sent: Saturday, February 10, 2001 9:58 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Artikel Reflektif


Bacaan menarik untuk weekend ini.

salam,
rap
##

Kastil Pasir Politik Indonesia

Oleh Notrida Mandica


Melihat kondisi politik Indonesia saat ini persis seperti melihat sebuah
kastil pasir. Awalnya, dilihat sepintas, politik Indonesia tampak seperti
sangat kukuh. Namun, begitu bersentuhan dengan gelombang kebebasan dan
demokrasi, bangunan politik Indonesia itu ternyata amat rapuh.Ada sejumlah
penyebab mengapa bangunan politik Indonesia sedemikian rapuh seperti kastil
pasir.

Selanjutnya:

http://www.jawapos.com/cetak/detail.php?u_cat=1729
_
Get your FREE download of MSN Explorer at http://explorer.msn.com

_
Get your FREE download of MSN Explorer at http://explorer.msn.com



Re: Artikel Reflektif

2001-02-10 Terurut Topik Budi Haryanto

Dear Cak Pohan,

Terima kasih atas info tulisan teman kita Ida yang dimuat di Jawa Pos.
Sayang, ketika address terlampir di-klik, Jawa Pos-nya nongol namun
artikel-nya kok nggak ikutan, alias ruang artikel-nya kosong. Jadinya ya
cuman bisa mbayangin aja lanjutan tulisan rekan Ida tsb.

Menyoal perilaku politik di Indonesia belakangan ini, saya saat ini
hampir-hampir nyerah karena bingung dan nggak habis pikir. Kecenderungan dan
'benang merah'nya susah untuk dirunut. Sedemikian banyaknya informasi dari
berbagai jenis media yang setiap saat saya ikuti dengan tingkat reliabilitas
masing-masing, hanya menambah kebingungan. Tentu saja saya menyadari bahwa
saya tidak belajar formal soal ilmu perpolitikan, sehingga tidak bisa
mengenali ilmu politik macam apa yang sedang terjadi di republik kita saat
ini.

Eh ngomong-omong, presiden kita betul-betul yakin lho tidak akan ada SI ke
depan ini seperti yang diucapkannya dalam dialog mahasiswa beberapa hari ini
(yang ternyata tidak dihadiri oleh para tokoh-tokoh mahasiswa pejuang
reformasi yang turun ke DPR beberapa hari sebelumnya, karena mereka tidak
mau datang dengan alasan undangannya ditulis tangan dan 'mencurigakan').

Saat ini adalah Minggu pagi di Indonesia, waktu saya untuk bergabung dengan
teman-teman main tennis. H ., Indonesia masih indah kok

Salam,
Budi

-Original Message-
From: Indonesian Students in the US [mailto:[EMAIL PROTECTED]]On
Behalf Of Ramadhan Pohan
Sent: Saturday, February 10, 2001 9:58 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Artikel Reflektif


Bacaan menarik untuk weekend ini.

salam,
rap
##

Kastil Pasir Politik Indonesia

Oleh Notrida Mandica


Melihat kondisi politik Indonesia saat ini persis seperti melihat sebuah
kastil pasir. Awalnya, dilihat sepintas, politik Indonesia tampak seperti
sangat kukuh. Namun, begitu bersentuhan dengan gelombang kebebasan dan
demokrasi, bangunan politik Indonesia itu ternyata amat rapuh.Ada sejumlah
penyebab mengapa bangunan politik Indonesia sedemikian rapuh seperti kastil
pasir.

Selanjutnya:

http://www.jawapos.com/cetak/detail.php?u_cat=1729
_
Get your FREE download of MSN Explorer at http://explorer.msn.com



artikel

2001-01-14 Terurut Topik Boni Hendarin Pinardi Boni

Halo Permias...

Aku sekarang ini sedang berusaha mengumpulkan berbagai tulisan ilmiah
mengenai Indonesia, dengan topik pembahasan apa saja. Mulai dari Politik
sampai gaya hidup dan Lingkungan Hidup. Mulai dari tentang peristiwa Malari
sampai dengan tokoh-tokoh.

Bila ada yang memiliki tulisan-tulisan tersebut dan bersedia mengirimkannya,
mohon dikirim ke [EMAIL PROTECTED] . Mohon agar diberi keterangan
tentang tulisan tersebut, seperti topik pembahasannya, tanggal penerbitan,
penerbit, dan penulis untuk keperluan bibliography. Penulis bisa siapa saja,
bisa orang Indonesia bisa orang asing. Kalau bisa, aku lebih mengharapkan
kalo documentnya itu dalam bentuk pdf. sehingga bisa dibaca dengan acrobat
reader. Tapi kalo dikirim dengan word document juga enggak apa-apa.

Terima kasih sebelumnya, atas kesediaannya membantu Aku mengumpulkan
karya-karya tersebut.


Boni





___
Send a cool gift with your E-Card
http://www.bluemountain.com/giftcenter/



##### Agen Artikel bagi Penulis Lepas, Mengapa Tidak?

2000-09-17 Terurut Topik Nasrullah Idris

 Anda ingin membuka lapangan kerja baru?
 Jadilah agen artikel bagi para penulis lepas. Kalau perlu jadikan rumah
sebagai kantornya. Sehingga para penulis  lepas tidak lagi mengurus
tulisannya sendiri-sendiri, tetapi melalui agen, sebagaimana yang kita lihat
sekarang.
 Agen diberi kebebasan untuk melakukan negosiasi honor yang akan
diterima para penulis lepas dari tulisan yang dimuat. Sementara agen itu
sendiri memperoleh komisi yang  besar prosentasenya sudah ditentukan.
Bila agen perjalanan dan pengurusan STNK sudah mentradisi di Indonesia,
mengapa agen artikel hampir boleh dikatakan belum ada? Padahal tradisi
penulisan artikel itu sendiri sudah mentradisi jauh sebelumnya.
Siapa tahu dengan kehadiran agen-agen itu, gairah penulisan artikel di
Indonesia akan semakin semarak, yang gilirannya meningkat kecerdasan bangsa.
Yang penting jangan sampai yang satu merasa diperlakukan sebagai "sapi
perahan" bagi yang lain.


Salam,

Nasrullah Idris
--
P.O. Box 1380 - Bandung 40013
Bidang Studi : Reformasi Sains Matematika Teknologi
http://bdg.centrin.net.id/~acu

Ide : LJS Amerika Serikat



##### Situs Toko Artikel untuk Media Massa

2000-08-21 Terurut Topik Nasrullah Idris

 Saya mengusulkan ada di antara anda, khususnya ahli pengelola situs,
untuk membuat situs "Toko Artikel untuk Media Massa".
 Isinya ya artikel dari berbagai kalangan seperti ilmuwan, akademisi,
sampai kolomnis.
 Namanya juga toko. Berarti semua artikelnya bersifat komersil, dalam
artian, dijual kepada media cetak yang hendak memuatnya dan media
elektrionika yang hendak menyiarkannya.
 Bagi "ilmuwan, akademisi, sampai kolumnis" yang hendak menjual
artikelnya lewat situs tersebut harus melakukan registrasi dan pengisian
password yang telah disediakan pengelolanya.
 Saat mengup-loadkan artikelnya, mereka cukup mengisi user dan password
yang juga sudah disediakan pengelolanya.
 Tentu saja ketika sebuah artikel terpublikasikan tidak semua isinya
ditampilkan. Paling juga tiga baris saja yang berisikan garis besar isinya.
 Nanti media massa yang hendak mendown-loadnya terlebih dahulu harus
melakukan transaksi elektronika dengan "credit card" yang mekanismenya pun
sudah diatur pihak pengelolanya.
 Untuk masalah komisi bagi sang pengelola yang diambil dari hasil jual
artikel itu atur sajalah sesuai dengan pasaran dan kewajaran.
 Untuk masalah harga ya tergantung :
 Apakah mau dijual lepas? Apakah sifatnya eksklusif? Atau dijual dalam
artian memberikan hak kepada media massa tersebut untuk mempublikasikannya.
 Masalah kekurangan, tantangan, peluang, atau kelebihan pemikiran ini
silakan anda bahas.
 Ide ini saya peroleh dari seorang netter dari suatu mailing list yang
namanya lupa tuh.

Salam,


Nasrullah Idris
--
P.O. Box 1380 - Bandung 40013
Bidang Studi : Reformasi Sains Matematika Teknologi
http://bdg.centrin.net.id/~acu



[Fwd: ada yang mau baca artikel karangan saya ??]

2000-03-08 Terurut Topik Johnson Chandra





Artikel ini saya buat sewaktu Soeharto masih bertahta dan sebenarnya untuk PPI
Jerman
waktu itu.
Tapi tampaknya masih relevan sampai saat ini.
Mudah-mudahan artikel ini bisa menjadi bahan diskusi untuk kita semua.

Karena takut filenya terlalu besar, saya bagi menjadi 2 bagian.

-- Bagian satu

Globalisasi : Peluang atau Perangkap

Johnson Chandra

-- Global Player

Suka atau tidak suka, mau atau tidak mau, kita semua menuju zaman globalisasi.
Runtuhnya tembok Berlin yang mengawali kejatuhan blok Timur, pembentukan WTO,
pembebasan pengaliran kapital, revolusi teknologi informasi-komunikasi,
internet, telefon selular, semua membentuk bumi ini semakin menjadi desa
global,
melewati batas negara dan bangsa. Deregulasi di berbagai bidang, di berbagai
negara,
baik disukai atau tidak, membuat suatu fenomena baru yang sebenarnya tidak bisa

dikatakan baru, yaitu munculnya makhluk yang disebut Global Player. Makhluk ini

tumbuh seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi. Apakah sebenarnya
makhluk ini ?

Global Player adalah istilah untuk perusahaan-perusahaan raksasa yang daerah
operasinya
hampir ada di seluruh dunia, dan anggaran rumah tangganya beberapa kali lipat
melebihi
anggaran rumah tangga negara-negara berkembang. Contohnya Daimler-Chrysler,
Sony, Citicorp,
dll. Perusahaan-perusahaan ini mempengaruhi kehidupan orang banyak, sehingga
mempunyai
kekuasaan tidak terlihat yang besar sekali. Coba bayangkan, bila
Daimler-Chrysler memutuskan
untuk membuka pabrik di Indonesia, berapa banyak tenaga kerja yang bisa
terserap ?
Atau sebaliknya, berapa banyak orang akan jadi pengangguran di Jerman ? Di
Indonesia
misalnya Salim Group, Putra-Putri Penguasa Group, dll. Itu jugalah yang menjadi
dilema saat
ini di Indonesia. Kita ribut-ribut soal korupsi, kolusi dan nepotisme, yang
membuat
perusahaan itu dulu bisa sampai sebesar sekarang ini. Lah, kalau perusahaan itu

dinasionalisasikan, apakah tidak mungkin kalau sebelum itu dilakukan,
oknum-oknumnya sudah
melarikan modal terlebih dahulu ke luar negeri ? Kalau tidak, bagaimana dengan
nasib orang banyak,
yang praktis tidak mempunyai kesempatan untuk berkembang lagi ? Apakah mungkin
oknum-oknum tersebut
sukarela memberikan apa yang selama ini mereka punyai kepada negara ?


-- Ramalan Marx menjadi kenyataan ?

Marilah kita membuat beberapa anggapan yang bisa kita simpulkan dari kehidupan
sehari-hari.

Anggapan 1 : Manusia selalu ingin puas, tetapi tidak pernah mengenal puas.
Anggapan 2 : Manusia bila sudah tidak mempunyai apa-apa lagi, akan berani
berbuat apa saja.
Anggapan 3 : Semua manusia mempunyai kesempatan yang sama.
Anggapan 4 : Globalisasi akan menguntungkan semua pihak.

Anggapan pertama jelas. Kita semua harus mengakui itu. Bila manusia sudah puas
dengan keadaannya,
maka tidak akan ada lagi perkembangan karena manusia berkembang didorong oleh
rasa ketidak-puasannya.
Uang di sini memegang peranan penting, sebab uang adalah pengukur keberhasilan
seseorang, dan juga
pendorong semangat yang kuat sekali. Bila diiming-imingi uang, seseorang akan
langsung memeras otaknya
untuk mendapatkannya.

Anggapan kedua juga jelas. Bila seseorang tidak mempunyai apa-apa lagi, maka ia
akan cenderung lebih
nekad(ingat juga anggapan pertama). Perang, kekacauan, anarki bisa terjadi bila
rakyat sudah mencapai
keadaan itu. Toh sudah tidak punya apa-apa lagi. Ingatlah juga keadaan
Indonesia saat ini, yang mungkin
bisa lebih kacau lagi, bila pemerintah masih juga sama seperti yang dulu.

Anggapan ketiga menurut saya adalah salah. Mengapa ?

Kolusi, korupsi dan nepotisme yang gila-gilaan.
Semua teori ekonomi apapun akan runtuh kalau sudah menghadapi sindrom tersebut.
Pada zaman Orde Lama,
Indonesia juga mengalami krisis, dengan sistem pemerintahan yang anti
Imperialismus. Orde Baru dengan
sistem yang sangat bertolak belakang, setelah 32 tahun, jatuh juga. Padahal
sistemnya beda 100 persen.
Tidak ada resep yang bisa mengatasi sindrom ini kecuali moral dari kita semua.
Sindrom ini juga tidak
bisa dihilangkan seratus persen, tetapi kita(baca: pemerintah) HARUS membuat
mekanisme kontrol untuk
mencegah sindrom ini untuk berkembang. Dilihat dari sudut psikologis, tentu
kita akan berpikir
berulang-kali, atau berusaha selicin mungkin, agar tidak ketahuan, bila
hukumnya jelas. Kita lihat
Indonesia, di mana KKN dipraktekan dari level teratas sampai terbawah, sehingga
justru kalau tidak
begitu, malah tidak normal. Runtuhlah ekonomi negara. Krisis yang melanda
negara-negara Asia hanyalah
pemicunya, sedangkan bom waktunya sudah dibuat kita semua selama 32 tahun.
Dengan KKN, TIDAK semua
orang mempunyai kesempatan yang sama. Yang penting bukan kemampuan, tetapi
bapak/ibu/saudaranya siapa.

Dan juga pemilikan modal yang tidak seimbang.
Contoh kongkret, perang antara Netscape dan Microsoft. Netscape yang merupakan
perintis di bidang Internet,
pada mulanya berkembang dengan sangat pesat dan sampai sekarang sebagian besar
pasar masih dikuasainya.
Microsoft yang tampil belakangan, dengan kekuatan

artikel amazon.com

2000-03-01 Terurut Topik Boni Hendarin Pinardi Boni

Hallo semuanya,
Aku sedang nyari artikel tentang bagaimana Amazon.com menggunakan internet
sebagai strategy marketingnya. Kira-kira kalau misalnya ada yang tahu dimana
nyarinya, atau ada yang punya mohon dikirim kesini yaa...
Dan artikelnya itu musti berbahasa inggris.

Thanks

Boni





___
Get 100% FREE Internet Access powered by Excite
Visit http://freeworld.excite.com



Re: artikel amazon.com

2000-03-01 Terurut Topik Faransyah Jaya

kalo nggak salah sempet dibahas panjang lebar sama majalah TIME deh. edisi tahunan. 
tentang man of the year. si CEO nya itu.
coba cek ke homepage nya aja.
yang dibahas sebenernya sih CEO nya.. tapi kalo nggak salah dibahas juga teknik 
markettingnya..

good luck.

faran


Date: Wed, 1 Mar 2000 07:21:08 -0800
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
From: Boni Hendarin Pinardi Boni [EMAIL PROTECTED]
Subject:  artikel amazon.com
To: [EMAIL PROTECTED]

Hallo semuanya,
Aku sedang nyari artikel tentang bagaimana Amazon.com menggunakan internet
sebagai strategy marketingnya. Kira-kira kalau misalnya ada yang tahu dimana
nyarinya, atau ada yang punya mohon dikirim kesini yaa...
Dan artikelnya itu musti berbahasa inggris.

Thanks

Boni





___
Get 100% FREE Internet Access powered by Excite
Visit http://freeworld.excite.com





Happy New Millenium from the staff at DCEmail.com
http://www.dcemail.com -  FREE Email for the Community



Artikel Hasil Diskusi di IDS

1999-12-01 Terurut Topik Nasrullah Idris



Title: REFORMASI SAINS MATEMATIKA TEKNOLOGI










INDONESIA BISA KALAHKAN TEKNOLOGI
BARAT? 
A
Oleh : Nasrullah
Idris 

AHarus
kita akui, krisis ekonomi yang menimpa Indonesia tidak
terlepas dari ketergantungan kita pada bangsa Barat di
bidang teknologi. Rentetan momentum sejarah bangsa kita
telah membuat skrenario demikian. 
ADalam
sebuah diskusi (Indonesia Studies Development) yang
diikuti oleh para pakar Indonesia dari berbagai bidang
ilmu, saya mengajukan konsep yang boleh dikatakan
melambung, yang selanjutnya menimbulkan perdebatan, yaitu
: 
AApakah
Indonesia bisa mengalahkan reputasi teknologi Barat
(Amerika/Eropa)? Langsung saya jawab saat itu juga :
Bisa. Menurut saya kepada mereka, untuk
mengwujudkannya diperlukan sejumlah syarat. 
A1.
Hilangkan mitos, seolah-olah Indonesia tidak akan mampu
melakukannya. Karena secara ilmiah, tidak ada tanda-tanda
suatu negara harus selalu di bawah negara lain di bidang
tersebut. 
A2.
Mempelajari hal hal yang bertalian dengan teknologi
dengan semangat merah-putih. Meskipun tampaknya sepele,
tetapi justru bisa merupakan semangat besar untuk
mengolah otak, yang selanjutnya mencari apa-apa dari
teknologi yang belum pernah ditemukan oleh bangsa Barat.
Sementara setiap mempelajari teknologi akan terdorong
untuk memberikan kehormatan bangsa, yang gilirannya
meningkatkan citra peradaban bangsa kita dalam perjalanan
sejarah ummat manusia. 
A3. Adanya
kesadaran bahwa produk monumental, sebagaimana yang
pernah ditemukan Johann Guttenberg, Thomas Alva Edison,
dan Graham Bell, tidak seberapa banyak ketimbang yang
belum ditemukan. Singkatnya, buang jauh-jauh kesan,
seakan-akan untuk mencapainya sudah tertentu, sehingga
tidak perlu bersusah payah untuk mencarinya. 
A4.
Memantau segala bentuk opini yang bisa mematahkan
semangat bangsa Indonesia untuk hal tersebut, terutama
yang dibentuk para mantan negara kolonialisme. 
PERINTIS  KOMPETITIF Seterusnya
saya presentasikan pula, untuk memberikan kehormatan
bangsa melalui teknologi terdapat dua jalur, yaitu jalur
reformasi dan jalur kompetitif. 
AContoh
jalur kompetitif kita anggaplah IPTN, meskipun
keberadaannya terus menimbulkan polemik dalam beberapa
tahun terakhir ini. 
AUntuk
jalur perintis saya belum tahu. Yang jelas ini bisa
memberi peluang sangat banyak mengingat sifatnya yang
eksternalisasi. 
AOkelah
saya berikan sedikuit ilustrasinya : 
ATaroklah
pelajar Indonesia di Barat belajar MARTABAK TELOR 
GORENG TAHU. Kalau bangsa kita ingin disebut sebagai
perintis di bidang teknologi, maka ketika mereka kembali
ke tanah air jangan hanya membuat industri MARTABAK
TELOR maupun GORENG TAHU. Juga
bagaimana mendirikan industri MARTABAK TAHU.
Karena kalau hendak berkompetitif tentang kedua makanan
pertama itu jelas kita akan kalah. Soalnya ketika mereka
pulang ke tanah air, Barat sudah menemukan resep baru
untuk memberi nilai tambah MARTABAK TELOR
maupun TAHU GORENG. Jelas resep itu tidak
akan diberikan kepada pelajar kita. Mungkin mereka akan
berkata, Enaknya minta. Emangnya loe akan berbakti
untuk negara gua? Ya begitulah kira-kira kalau
dilarikan ke bahasa prokem. 
AJadi mau
tidak mau ya membuat pebrik MARTABAK TAHU
kemudian dieskpor. Termasuk ke negara di mana pelajar
kita menimba ilmu. Sehingga selain terhindar dari
persaingan untuk kurun waktu tertentu, identitas bangsa
sedikit-banyak akan terangkat. 
AGambaran
ini akan benar-benar terasa ketika perdagangan bebas
mulai berlaku secara global. 
ASalah
seorang peserta, DP (pakar komunikasi dari Jakarta)
mempertanyakan, Siapa yang bermurah hati untuk
bertindak memfasilitasinya
A 
AYa ...
itu tergantung, berapa besar gerakan pengembangan
teknologi. Di sini pemerintah sangat berperan. Buktinya :
GERAKAN MENANAM CABAI, sebagaimana yang
diberlakukan pada tahun 1996. Hasilnya tampak sekali.
Cabai menjadi jenuh Bisakah itu dijadikan cermin untuk
kemudian membuat gerakan pengembangan
teknologi? 
ASemua
kita setuju, bahwa diantara 200 juta rakyat Indonesia,
tentu banyak yang genius. Demikian potongan
komentar MM(pakar Kimia dari Swis. 
AYa betul.
Hanya di antaranya 

Artikel Gus Dur ttg Orang Tionghoa

1999-10-28 Terurut Topik Mahendra Siregar

Judul: BERI JALAN ORANG CINA
Penulis: Abdurrahman Wahid (Gus Dur)
Sumber: Editor, 21 April 1990

Jadi orang Cina di negeri ini, di masa ini pula, memang serba salah.
Walaupun sudah ganti nama, masih juga ditanyakan 'nama asli'nya kalau
mendaftarkan anak ke sekolah atau jika membuat paspor. Mungkin, karena
memang nama yang digunakan terasa tidak pas bagi orang lain, seperti
nama Nagaria. Biasanya naga menggambarkan kemarahan dan keganasan.
Apakah si naga yang riang gembira ini tertawa-tawa? Hartadinata, terasa
lucu, karena tidak klop antara kekayaan dan keanggunan jabatan, antara
harta dan nata.

Ternyata bukan hanya karena nama baru orang-orang Cina terasa tidak sreg
di telinga orang lain. Tetapi karena keputusan politik, untuk membedakan
orang Cina dari pribumi. Memang tidak ada peraturan tertulis, melainkan
dalam bentuk kesepakatan memperlakukan orang Cina tersendiri. Mengapa?

Karena mereka kuat, punya kemampuan terlebih, sehingga dikhawatirkan
akan meninggalkan suku-suku bangsa lainnya. Apalagi mereka terkenal
dalam hal kewiraswastaan. Kombinasi kemampuan finansial yang kuat, dan
kemampuan lain yang juga tinggi, dikhawatirkan akan membuat mereka jauh
melebihi orang lain dalam waktu singkat.

Secara terasa, 'kesepakatan' meluas itu akhirnya mengambil bentuk
pembatasan bagi ruang gerak orang Cina. Mau jadi tentara? Boleh masuk
AKABRI, lulus jadi perwira. Tetapi harus siap menerima kenyataan, tidak
akan dapat naik pangkat lebih dari kolonel. Mau jadi dokter? Silakan,
namun jangan mimpi dapat meniti karier hingga menjadi kepala rumah sakit
umum. Mau masuk dunia politik? Bagus, tetapi jangan menduduki jabatan
kunci. Di birokrasi? Jadi pejabat urusan teknis sajalah, jangan jadi
eselon satu. Apalagi jadi menteri.

Sialnya lagi, 'jalan buntu' itu ternyata tidak membawakan alternatif
yang memuaskan. Jalan terbuka satu-satunya adalah mencari uang. Dan itu
sesuai pula dengan kecenderungan sosiologis mereka sejak masa lampau,
karena di masa kolonial pun mereka hanya boleh cari uang. Usaha
berhasil, uang masuk berlimpah-limpah, kekayaan makin bertambah.

Celakanya, justru karena itu mereka disalahkan pula: penyebab
kesenjangan sosial. Akumulasi modal dan bertambahnya kekayaan ternyata
tidak membawa keberuntungan.

Cara mereka menggunakan uang dinilai sebagai penyebab kecenderungan
hedonistik di kalangan generasi muda kita, padahal permasalahannya
sangat kompleks. Kekayaan mereka dianggap diperoleh melalui pengisapan
si kecil, padahal orang Cina hanyalah satu saja dari sekian banyak
faktor kemiskinan. Dengan kata lain, orang Cina dipersalahkan bagi
kebanyakan hal yang dirasakan tidak benar dalam kehidupan kita.

Salah satu hukum kehidupan masyarakat adalah pentingnya kemampuan
bertahan. Potensi untuk survive ini dimiliki orang Cina, di mana pun
mereka berada. Dan potensi itu diwujudkan di negeri kita oleh mereka,
dengan memanfaatkan satu-satunya 'jalur kolektif' yang masih terbuka:
bidang ekonomi. Segala tenaga dan daya dicurahkan untuk mencari
kekayaan. Perkecualiannya hanyalah sedikit orang Cina yang menjadi
intelektual, akademisi, tenaga profesi, politisi dan sebagainya.

Kemampuan bertahan demikian tinggi bila dimampatkan ke dalam sebuah
"sasaran kolektif' mencari kekayaan, sudah tentu sangat besar hasilnya.
Apa pula dibantu oleh kemudahan di segenap faktor produksi dan sektor
usaha. Karenanya wajar-wajar saja bila mereka berhasil, tidak perlu
dikembalikan kepada sifat serakah, atau direferensikan kepada rujukan
akan licin dan sejenisnya. Bahwa banyak sekali orang Cina melakukan
hal-hal seperti itu, tetapi tentunya tidak dapat dianggap sebagai watak
rasial atau sifat etnis dari orang Cina. Orang lain juga berbuat sama.

Dengan demikian, persoalannya bukanlah bagaimana orang Cina itu bisa
dibuktikan bersalah, melainkan bagaimana mereka dapat ditarik ke dalam
alur umum (mainstream) kehidupan bangsa. Bagaimana kepada mereka dapat
diberikan perlakuan yang benar-benar sama di segala bidang kehidupan.

Tanpa perlu ditakutkan bahwa sikap seperti itu akan memperkokoh 'posisi
kolektif' mereka dalam kehidupan bangsa, karena hal-hal seperti itu
dalam jangka panjang ternyata hanyalah sesuatu yang berupa mitos belaka.
Keperkasaan orang putih ternyata dapat disaingi oleh keperkasaan orang
hitam di Amerika Serikat. Orang Melayu di Singapura juga menyimpan
kemampuan sama maju dengan orang Cina, seperti semakin banyak terbukti
saat ini. Begitu pula bangsa-bangsa lain, baik yang menjadi minoritas
maupun mayoritas. Tesis pokoknya di sini adalah: dapatkah kelebihan
kekayaan orang Cina dimanfaatkan bagi usaha lebih memeratakan lagi
tingkat pendapatan segala lapisan masyarakat bangsa kita di masa depan?

Jawabnya, menurut penulis, adalah positif. Orang Cina, sebagaimana
orang-orang lain juga, dapat di-appeal untuk berkorban bagi kepentingan
masa depan bangsa dan negara. Tentu dengan tetap menghormati hal-hal
mendasar yang mereka yakini, seperti kesucian hak-milik dari
campur-tangan orang lain.

Pemindahan kekayaan secara masif 

artikel..

1999-09-29 Terurut Topik Mirza Raditya

Salam Permias,

Kiranya ada rekan2 permias ada yg bisa bantu saya utk 2 hal:

1.Beberapa waktu lalu ada berita ttg warga tim-tim yg dibakar oleh tentara
australia...
kira2 ada diantara rekan2 permias yg punya artikel/ceritanya dlm versi
english yg legitimate... krn setau saya dikoran2 US / Canada local tidak
ada.

2. Beberapa waktu lalu ada seorg teman saya yg berniat liburan ke negri
belanda. Tapi sewaktu ingin meminta visa, langsung ditolak mentah2 stlh tahu
temen saya itu warganegara Indonesia. walaupun semua persyaratan dan
terlebih tiket return nya sdh ada ditangan temen saya. yg lebih tragis lagi,
ada yg berniat akan menunaikan ibadah haji, tapi sudah di 'kasari' sewaktu
ingin menanyakan segala persyaratan utk menjalan ibadah haji itu, (case nya
sama dgn yg pertama, stlh di tanya kewarga negaraannya..)

apa skrg ini org2 indonesia sdh di 'cekal' oleh beberapa negara. karna
belakangan saya dengar, canada juga sdh mulai dgn aksi yg serupa.

ada yg bisa membantu menjawab pertanyaan saya
sblmnya terima kasih

salam,
Mirza




__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Re: artikel..

1999-09-29 Terurut Topik Jeffrey Anjasmara

Sebagai gambaran. Saat ini terjadi usaha penutupan Timtim dari pandangan RI.
Semua wartawan harus mendapat rekomendasi, dan pergi ke Darwin. Jadi mereka
(Interfet dan Aussie) dapat dikatakan 'mencekal' wartawan Indonesia. Hal
inilah yang menyedihkan karena waktu TNI di sanapun semua wartawan dari
manapun boleh masuk. Ini adalah upaya cuci otak.

Mengenai kejadian pembakaran memang tidak pernah ada di berita luar negeri,
kecuali di harian Sidney Morning Herald, yang sekaligus membantah tuduhan
itu. Petinggi militer Aussie menyatakan bahwa hal ini fitnah. Saya sangat
heran mengapa ABCNews dan CNN yang biasanya tidak pernah ketinggalan dengan
SMH sama sekali tidak menyinggungnya. Makanya, tuduhan bahwa terjadi
konspirasi barat menjadi relevan.

Mungkin anda dapat membaca tanggapan Mahathir di New York (baca ABCNews, di
bagian raw material. Ucapan senada pernah diucapkan oleh Mahathir lagi di
harian "Bernama" (www.bernama.com) 2 hari lalu, eh, sekarang jadi 3 hari yg
lalu.

Penolakan-penolakan oleh negara-negara tertentu sangat keterlaluan. Inilah
bukti dari kelakuan kekanak-kanakan bangsa barat yang mengaku menjunjung
demokrasi, tetapi suka memaksakan kehendak.



From: Mirza Raditya [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: artikel..
Date: Thu, 30 Sep 1999 01:04:18 GMT

Salam Permias,

Kiranya ada rekan2 permias ada yg bisa bantu saya utk 2 hal:

1.Beberapa waktu lalu ada berita ttg warga tim-tim yg dibakar oleh tentara
australia...
kira2 ada diantara rekan2 permias yg punya artikel/ceritanya dlm versi
english yg legitimate... krn setau saya dikoran2 US / Canada local tidak
ada.

2. Beberapa waktu lalu ada seorg teman saya yg berniat liburan ke negri
belanda. Tapi sewaktu ingin meminta visa, langsung ditolak mentah2 stlh
tahu
temen saya itu warganegara Indonesia. walaupun semua persyaratan dan
terlebih tiket return nya sdh ada ditangan temen saya. yg lebih tragis
lagi,
ada yg berniat akan menunaikan ibadah haji, tapi sudah di 'kasari' sewaktu
ingin menanyakan segala persyaratan utk menjalan ibadah haji itu, (case nya
sama dgn yg pertama, stlh di tanya kewarga negaraannya..)

apa skrg ini org2 indonesia sdh di 'cekal' oleh beberapa negara. karna
belakangan saya dengar, canada juga sdh mulai dgn aksi yg serupa.

ada yg bisa membantu menjawab pertanyaan saya
sblmnya terima kasih

salam,
Mirza




__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com

__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Re: Fwd: Re: [bincang] Artikel Arief Budiman (Masih soal Pram)

1999-04-12 Terurut Topik Ichwan Ramli

Saya sependapat dengan Arief Budiman. Diperlukan kearifan untuk
memilah-milah karya dan sikap politik seseorang. Menghentikan tindakan atas
motif balas dendam dan memulai tradisi baru. Mendengarkan kebenaran pendapat
seseorang ketimbang melihat siapa yang mengatakan-nya. Dalam kasus Pamoedya,
saya rasa ia juga sudah menjalani hukumannya (walau saya tidak tahu pasti
apakah melalui pengadilan yang bebas dan adil), karenanya tidaklah perlu
terus memperpanjang hukuman atas tindakan-nya di masa lalu, walau tidak
berarti menghapusnya dalam catatan sejarah.

- Original Message -
From: Mohammad Rosadi [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, April 13, 1999 8:51 AM
Subject: Fwd: Re: [bincang] Artikel Arief Budiman (Masih soal Pram)


 Berikut saya postingkan beberapa email dari seorang rekan mengenai
 Pramoedya Ananta Toer yang akan menerima Doctor HC dari Univ. of
 Michigan dan pernah ditahan di P. Buru, serta pernah menerima hadiah
 Ramon Magsaysay dari pemerintah Filipina/Ford Foundation itu.

 Semoga bermanfaat bagi rekan-rekan dalam menilai tokoh yg satu ini.

 Salam
 Mohamad Rosadi


 ==
 Postingan I:




 From: "Anies Baswedan" [EMAIL PROTECTED]
 Reply-To: "Anies Baswedan" [EMAIL PROTECTED]
 To: "Bincang Permias" [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Re: [bincang] Artikel Arief Budiman (Masih soal Pram)
 Date: Sun, 11 Apr 1999 00:22:15 -0500
 
 Pengantar:
 
 Dibawah ini saya lampirkan naskah artikelnya Arief Budiman dan Taufiq
 Ismail yang berkaitan dengan Pramoedya Ananta Toer. Naskah asli kedua
 artikel tsb ditulis dalam bahasa Indonesia dan dimuat di harian
 KOMPAS tgl 14 dan 21 Agustus 1995. Arief Budiman dan Taufiq Ismail
 memiliki pandangan yang berbeda mengenai sikap "kita" terhadap
 Pramoedya, karena itu kedua artikel ini -mungkin- akan bisa membantu
 kita dalam belajar membaca dan menilai sejarah secara jujur. Meskipun
 mereka berbeda pandangan ttg sikap thd Pramoedya, tapi kedua penulis
 ini sepaham dan menguatkan fakta sejarah, bahwa ketika "berkuasa",
 Pramoedya berperan besar dalam menindas kebebasan berkarya, suatu
 peran yang tidak pernah bisa dilakukan oleh seorang sastrawan,
 budayawan, ataupun demokrat yang sejati.
 
 Salam, AB
 
 Note: Nomor catatan kaki ditulis di dalam parenthesis ( )
 
 --
 
 PRAMOEDYA ANANTA TOER, THE MAGSAYSAY AWARD AND THE NEW CULTURE
 by Arief Budiman
 
 -

 This writer does not forget what Pram did in the early 1960's
 But Arief, one of Manifes Kebudayaan signatories, got the impression
 that his former fellow signatories were retaliating by signing the
 Magsaysay statement  I promise to myself, he said, that whenever
 I get power, I am not going to suppress the freedom of others
 -


 Lately, a number of well-known writers made a statement protesting
 the Magsaysay Award extended to Pramoedya Ananta Toer. This statement,
 among others, was signed by Taufiq Ismail (originator), Mochtar Lubis,
 HB Jassin, Rosihan Anwar, Asrul Sani, Wiratmo Soekito, WS Rendra, and
 more.
 Several of them were signatories of the Manifes Kebudayaan, a
 cultural manifesto defending the rights of creative freedom, later on
 banned by President Soekarno in 1964.
 
 It was asserted in the statement that Pramoedya directed campaigns
 against non-communist artists in the early 1960's, by accusing them
 being anti Manipol-Usdek and therefore counter-revolutionaries.
 These campaigns in many ways contributed to the banning of the
 Manifes Kebudayaan or Manikebu. Until today Pram has never openly
 regretted at what he did at that time.

 By presenting the award to Pram, the Magsaysay Award Foundation
 implicitly approved his actions in suppressing creative life then.
 The statement also asserted that it would be quite an irony that Pram
 would be sitting on the same bench with Mochtar Lubis, a  fighter for
 freedom of expression  who is also a Magsaysay awardee some years
 ago.

 I was informed about the statement when I was visiting Pesantren
 Raudhatut Thalibien in Rembang. I had breakfast sitting on a mat on
 the floor with KH Cholil Bisri, KH Mustofa Bisri, and several other
 kiai, santri  and other guests. Gus Mus (KH Mustofa Bisri) brought me
 a fresh fax letter from Taufiq Ismail addressed to me, asking whether
 I agree with the statement written in the fax..
 
 After reading it, people around me (especially the journalists)
 immediately asked me on its content. Believing that it had a national
 significance, I informed them. I stated my assessment. I disagreed
 with the statement, and I asked for their comments on my opinion. I
 felt lucky the fax arrived at a time when I was in the middle of
 those enlightened people, so that I could discuss it together with
 them. S

Re: ARTIKEL PERMIAS/AMBON

1999-03-03 Terurut Topik Ramadhan Pohan

In a message dated 3/3/99 10:03:14 AM !!!First Boot!!!, [EMAIL PROTECTED]
writes:


 Saya akan mencoba menulis artikel kepada harian-harian yang terutama
 dapat dikirim lewat email. Mengingat keterbelakangan saya dan
 ketidakpahaman saya ttg penulisan artikel yang benar, saya mungkin hanya
 akan memakai HASIL DIALOG PERMIAS@ MENGENAI PENYELESAIAN KERUKUNAN DI
 AMBON. Saya lebih percaya hasil yang kita dapat secara bersama, daripada
 pemikiran pribadi saya sendiri, yang mungkin dapat mengandung unsur BIAS
 juga 

##
Saya sangat mendukung upaya yang tengah dilakukan  bung Andrew dkk-- dan siap
membantu sebisanya. Bagaimana jika ini bisa kita selesaikan sebelum Jumat ini
(lusa)?
Dan tentang NYT, saya berlangganan NYT juga nggak menemukan artikel yg kita
kirimkan dulu. Tapi bung Andrew, dalam edisi terakhir mereka (2 hari lalu?),
NYT sudah banyak berubah dan berkurang biasnya (walau belum sepenuhnya
memuaskan kita semua).

Saya pikir perubahan itu, tak lepas dari upaya kita dulu. Substansi khan
terletak pada "perubahan", bukan "pemuatan" berita semata, ya nggak?  Maju
Permias!

salam!
ramadhan pohan