kalau pernah ke pantai klayar dan pantai srau (pacitan), nanti revisi lagi
lho penilaiannya.
2010/6/28 heriseti...@ahlikeuangan-indonesia.com
Pantai Prigi itu di Trenggalek Pak. Kalau di Tulungagung namanya Pantai
Popoh. :-)
Tapi saya setuju Prigi adalah pantai terindah yang saya temui.
Beda deh yang backgroundnya fotografer :-)
Btw kalo dari pembahasan sebelumnya cenderung terlalu banyak hambatan untuk
orang melakukan investasi di Indonesia, saya tiba2 berpikir, bagaimana kalau
indonesia fokus saja sama apa yang menjadi keunggulan negeri ini. Kalau
unggulnya banyak, ya satu
Ini kok malah bahas pantai mana yang paling bagus?
Terkait topik sebenarnya mengapa Indonesia belum menjadi tempat tujuan FDI yang
seksi, khususnya untuk industri otomotif.
Ada tulisan yang menarik, yang pernah dimuat di Kompas
Ya memang di pantai selatan Jawa Timur terbentang rangkaian pantai pantai yang
potensial jadi obyek parawisata dari Ngliyep di Malang hingga pantainya Pak SBY
di Pacitan yang belum banyak digarap. Tak heran ada yang ngebet meminang Julia
Peres sebagai salah satu pucuk pimpinan di Pacitan agar
Membaca editorial Media Indonesia hari ini, rupaya wacana mengurangi subsidi
mulai mendapatkan angin (dimillis ini sih anginnya dari dulu juga dah kencang).
Inti tulisan ini sih saya setuju saha walaupun data yg diajukan, rada ngak
masuk akal. Contoh bahwa subsidi BBM yg dinikmati pemilik mobil
Potensi tambang kita juga ok sayang pengolahan bahan tambang mentah yg
dihasilkan di luar negeri sehingga penerimaan negara nggak bisa maksimal. hasil
tambang yg sudah diolah malah diimpor lagi ama kita...dengan harga lebih mahal
dari jualnya tentu saja karena jualnya dalam kondisi belum
Dear mas Okeu,
Sepanjang gak ada alternatif angkutan umum yang aman dan nyaman, berani
taruhan berapapun disinsentif yang dikenakan, tetep akan dibayar bahkan
malah bisa menyulut inflasi lebih dengan tuntutan adanya kenaikan gaji,
kenaikan biaya produksi dll.
Oke, beban pemerintah berkurang
2.4T per bulan klo asumsi sehari pake 1 liter (untuk motor yg dirawat 1 liter
bensin bisa jalan sekitar 50 km dalam kondisi jalan normal sampe agak macet)
dan dipake 30 hari sebulan( asumsi mobilnya dipake 20 hari sebulan ya sabtu
minggu tinggal di rumah :) ). Mungkin yg jadi perhatian juga
Sekarang kan lagi berwacana, mulai dari pemasangan ac di metromini,
pembatasan penumpang, pembatasan mikrolet di jalan besar dll. tp klo menurut
saya yg harus dibenahi terlebih dahulu adl kebiasaan angkutan umum untuk
ngetem sembarangan. Setiap persimpangan ato di depan pasar/mall ato tempat
On 28/06/2010 16:49, arief rachman wrote:
andai, setiap sen dari pengurangan subsidi BBM dialihkan utk
mensubsidi perbaikan transportasi umum. mungkin transportasi umum
kita bisa murah nyaman. kota2 besar kita tidak akan semrawut seperti
sekarang. kepikiran kalau transportasi umum tiap thn
ngeri nih, artanti ada di mana mana ... ^^
btw, kalau mau naik harga bbm, jgn samai bulan agustus, jadi perusahaan
empat kasih kenaikan gaji spesial karena kenaikan BBM ^^
* kalau keburu nopember, alamat gak bakalan ada * :p
salam,
Ari
2010/6/28 Artanti Purborini.
kalau pedagang kecil yg keliling pake motor gerobak/box, orang jualan somai
pakai motor gerobak, jualan aqua galonan tukan gordyn, juga nelayan yg
melaut pakai bensin (yg gak disubsidi lagi) kagak diitung kenaikan biaya
operasional plus kenaikan beban hidup karena harga lain pada naik yah, oom ?
Nimbrung lagi ya?..
Dari 5 why yang pernah saya tuliskan di posting terdahulu.
Pokok pangkal permasalahan adalah tersebarnya mobilitas yang meningkatkan
jumlah kebutuhan transportasi,yang ujung2nya mengkonsumsi bbm.
Kalau dilihat, mohon maaf kalau saya berasumsi, bahwa penggunaan bbm
Lagipula para pengusaha otomotif, gk akan terima kalau ada kebijakan yg membuat
mereka terganggu bisnisnya,
Dilihat target penjualan saja, setiap merek, malah berusaha meningkatkan volume
penjualan. Maka itu, memang sebaiknya subsidi para pemakai kendaraan pribadi
dihentikan . Hanya
kenyataan dalam praktik ada time lag ketika kucuran duit turun.
misale, mister x, dipecat dari tempat kerja di dealer motor si kampret
sayang karena para tukang ojek yg beli lewat mereka di finance duit mbah
mu pada gak nerusin bayar cicilan. motor juga pada dibalikin ke finance
karena pada gak
--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, ical...@... wrote:
Misalkan tukang ojek, atau supir angkutan umum berdemo atas dihapuskannya
subsidi bbm , sedangkan mereka bisa membeli rokok 1 bungkus - 2 bungkus dalam
1 hari
Itu logika di satu sisi Bang. Tapi logika politisi lain lagi. Demi
pilihannya sekarang :
1. tinggal di jkt, duit ngalir lebih kenceng, carikerja lebih gampang, tapi
pemerintah baru beresin transportasi masalnya 10-15 tahun lagi. sementara
itu anda stress dan mati berdiri.
2. tinggal di daerah, godaan lebih dikit, tapi duit lebih dikit. tapi anda
bisa
Justru dengan dihapuskan subsidi, logicnya kendaraan sepeda motor akan
bertambah, memang betul, pada saat sudah bertambah, dan semakin tidak
terkendali, maka tentunya akan ada langkah penyelesaian mengacu pada kebijakan
pemerintah.
Tapi yang ditarik dari semua itu, kan step forward, artinya
Kalau pilihan itu bergantung pada individu masing2, yang jelas begini,
Kalau saya perhatikan, kenapa masyarakat itu terbagi menjadi 2 golongan, miskin
parah dan yang kaya. Semakin kaya,
Secara umum saya melihat, memang ilmu mereka sangat terbatas, dan jurang
pemisahnya adalah komputer.,
Urusan motor saya sudah lepas tangan, sehari2 udah pindah dan tinggal di
apartement, (baca postingan sebelum ini) ke kantor tinggal 10 menit sampe,
paling kalau jalan sama keluarga, hari sabtu atau minggu saja, memang yg dicari
jaman sekarang, kualitas hidup, aku mikir, kalau kayak begitu tiap
kalau kerja kantoran masih bisa diatasi dengan sewa apartemen, mas. abis itu
kagak keluarga dari kubical kecuali meeting, makan siang dan pulang.
Lha kalo kerjanya jadi orang sales atau marketing ? biar kata ada
apartemen, hidupnya sehari hari tetep di jalan. dan di jabodetabek kerja
jadi gak
21 matches
Mail list logo