Menurut hemat saya yang buta trik-trik politik, orang yang paling rugi baik 
finasial maupun politik dengan justifikasi yang berbelit-belit untuk 
menghindari tanggungjawab social ini adalah pemilik Lapindo sendiri. 1000 
ilmuwan dari luar negeri untuk menjustifikasi bahwa pemicu semburan lumpur 
adalah gempa Jogjakarta tidak akan mampu melawan "opini" public. Terlalu mahal 
untuk 2014 :)

Kalau boleh berandai-andai. Sendainya seluruh biaya yang telah dikeluarkan 
Lapindo dan Pemerintah sejak 5 tahun yang lalu digunakan untuk merelokasi 
masyarakat terdampak maka itu "mungkin" lebih dari cukup untuk ganti UNTUNG 
100x lipat (adakah yang punya angka exact berapa dana yang sudah dihabiskan?).
Seandainya itu dilakukan dari awal maka LUSI ini tidak akan dipandang sebagai 
bencana kemanusiaan, paling tidak hanya disebut "kejadian alam" sebagaimana 
dikehendaki Lapindo sekarang. Kejadian alam yang dipicu oleh pemboran ataupun 
gempa Jogjakarta tidak lagi jadi soal, masyarakat sudah senang. Dan jika semua 
tanahnya sudah dibebaskan Lapindo, maka Lapindo akan punya Laboratorium Mud 
Volcano yang bisa dijadikan pusat penelitian Mud Volcano dunia dan juga bisa 
dijadikan pusat parawisata serta kegiatan ekonomi lainnya. Seandainya itu yang 
dilakukan, Rakyat senang vs Lapindo senang. 2014 menang...
ngimpi mode oon (bukan ON) :)

Salam canda,
MJP

From: kartiko samodro [mailto:kartiko.samo...@gmail.com]
Sent: Tuesday, May 31, 2011 9:27 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Andang Protes

Sepertinya kalau memang tulus hendak membayar lunas sekaligus juga bisa deh 
...kenapa harus mencicil ?
Kasihan kan kalau dicicil, mau pindah ke tempat yang baru tidak cukup, mau 
terus ditungguin susah...
padahal kalau sudah lunas , mereka kan bisa cari tempat tinggal baru, memulai 
kehidupan yang baru, sekolah lagi dsb.

sebenarnya bottomline dari perdebatan rekan rekan geologist kan bukan murni 
karena science tapi lebih karena keprihatinan akan kondisi korban 
lapindo...coba kalau masalah korban lapindo ini sudah beres, kita akan lebih 
jernih mencari solusi untuk penanganan lumpur ini selanjutnya.

jangan sampai seperti kecelakaan di jalan, orang saling ribut menyalahkan siapa 
yang menubruk duluan , sementara korban kecelakaan yang sudah megap megap 
dibiarkan.

2011/5/31 nyoto - ke-el ssoena...@gmail.com<mailto:ssoena...@gmail.com>

Dan para korban Lapindo yg seperti pak Zainul ini jumlahnya buanyak sekali.  
Pihak dari Lapindo menerangkan bahwa yg membayar ganti rugi ke pak Zainul (dan 
para korban lainnya) adalah dari keuangan keluarga Bakrie katanya, jadi bukan 
dari Lapindo, makanya dibayarnya secara dicicil.


Wass,
nyoto



***** This message may contain confidential and/or privileged information. If 
you are not the addressee or authorized to receive this for the addressee, you 
must not use, copy, disclose or take any action based on this message or any 
information herein. If you have received this communication in error, please 
notify us immediately by responding to this email and then delete it from your 
system. PT Pertamina (Persero) is neither liable for the proper and complete 
transmission of the information contained in this communication nor for any 
delay in its receipt. *****

Kirim email ke