Tolong dibaca aturan di footer dibawah
--------------------------------------

On 11/9/06, Syafrinal Syarien <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Perbandingan yang diambil ini tidak apple-to-apple.
...
> Apakah dalam praktek ruqyah tsb ada terjadi perampasan
> hak org lain? Adakah kezaliman terhadap manusia lain
> terjadi di sana?
>

Benar tidak apple-to-apple penuh karena kalau kita bicara ruqyah yang
menyimpang seperti mengandung kesyirikan sudah bukan lagi melanggar
hak manusia namun melanggar hak Allah. Justru contoh yang saya
sampaikan adalah pelanggaran yang lebih ringan.

"Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, di waktu ia
memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu
mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah
benar-benar kelaliman yang besar"." (QS. Luqman 31:13)

Merampok, membunuh, korupsi dan maksiat selain syirik masih dapat
diampuni jika Allah kehendaki namun syirik tidak akan diampuni jika
pelakunya tidak bertaubat darinya.

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia
mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang
dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh
ia telah berbuat dosa yang besar." (QS. an-Nisaa' 4:48)

Tentunya hak Allah akan lebih besar bagi orang-orang yang beriman dan
akan diabaikan oleh mereka yang tidak beriman. Namun belum tentu yang
dianggap manusia baik memang baik dan belum tentu yang dianggap
manusia buruk memang buruk. Oleh karena itu Allah memberikan syari'at
untuk diikuti.

"Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu
yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat
baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia
amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui."
(QS. al-Baqarah 2:216)

> Ada ambiguitas dalam kalimat ini: dikehendaki tapi tidak dicintai. Sama 
> halnya dengan
> statement bahwa perceraian itu halal tapi dibenci Allah. Kalau perceraian itu
> dibenci, kenapa tidak diharamkan saja?
>

Tidak ada ambiguitas dalam masalah ini. Kehendak dan Cinta adalah hal
yang berbeda. Allah mencintai orang-orang yang beriman dan Ia juga
berkehendak untuk memberikan ujian kepada mereka sebagai penguat
keimanan mereka.

"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang
kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum
kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta
digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul
dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya
pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat
dekat." (QS. al-Baqarah 2:214)

Bahkan Rasulullah Shallallahu 'alayhi wa Sallam, manusia yang paling
dicintai-Nya juga mengalami berbagai ujian. Bukan berarti Allah
mencintai malapetaka dan kesengsaraan namun berbagai mushibah yang
menimpa orang beriman menjadi pembersih dosa-dosa mereka jika mereka
bersabar.

Dari sudut pandang seorang manusia suatu kejadian bisa baik atau buruk
bagi dirinya namun dalam segala sesuatu ada hikmahnya. Sebagaimana
penyakit ada agar kita mensyukuri kesehatan dan kekafiran ada agar
kita mensyukuri keimanan.

Sedangkan hadits "Perkara halal yang dibenci Allah adalah perceraian",
"perceraian menggetarkan al-'Arsy", dan semacamnya, setahu saya, tidak
sah sehingga tidak dapat dijadikan dalil.

Ada contoh yang lebih jelas dalam masalah ini yakni firman Allah
Ta'ala (yang artinya):

"Seandainya Allah menghendaki, tidaklah mereka berbunuh-bunuhan. Akan
tetapi Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya." (QS. al-Baqarah 2:253)

Apakah Allah mencintai pembunuhan? Tentu tidak namun ada hikmah di
balik Kehendak-Nya itu yang kadang kita pahami dan kadang tidak.

Di bawah saya salinkan sebuah artikel tentang sifat-sifat Allah:
Al-Iradah, Al-Masyi'ah, Al-Mahabbah, Al-Mawaddah, Ar-Rahmah, dan
Al-Maghfirah. Di dalamnya dijelaskan pembagian Kehendak-Nya.

> Bukankah seyogyanya, Ia tidak menghendaki apa yang dibenciNya?
> Bicara masalah kehendakNya kadangkala membuat kita gampang terjebak dalam 
> paham
> jabariyah.
>

Apakah pantas bagi kita untuk berkata "seyogyanya" kepada Allah?

"Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya, dan merekalah yang
akan ditanyai." (QS. al-Anbyaa' 21:23)

Benar bahwa kita tidak boleh terjatuh dalam paham Jabbariyah
(menganggap manusia tidak punya pilihan) namun kita juga tidak boleh
terjatuh dalam paham Qadariyah (menganggap ada hal-hal yang terjadi di
luar Kehendak-Nya). Jabbariyah menolak ajaran agama sedangkan
Qadariyah mempersekutukan Allah.

Pemahaman ahlus sunnah wal jama'ah adalah di pertengahan. Manusia
memiliki pilihan namun tidaklah akan terjadi pilihan itu kecuali
dengan Kehendak-Nya. Itulah kenapa kita terus berusaha dan tidak lupa
untuk berdoa dan mengucapkan Insya Allah serta Laa hawla wa laa
quwwata illa billah. Allahu Ta'ala a'lam.

"Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan terhadap sesuatu:
"Sesungguhnya aku akan mengerjakan itu besok pagi, kecuali (dengan
menyebut): "Insya-Allah". Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa
dan katakanlah: "Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada
yang lebih dekat kebenarannya daripada ini"." (QS. al-Kahfi 18:23-24)

"Dan mengapa kamu tidak mengucapkan tatkala kamu memasuki kebunmu "Maa
syaa Allah, Laa Quwwata illa billah" (Sungguh atas kehendak Allah
semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah)."
(QS. al-Kahfi 18:39)

Allahu Ta'ala a'lam.

Wassalaamu 'alaykum warahmatullahi wabarakaatuh,
-- 
Ahmad Ridha bin Zainal Arifin bin Muhammad Hamim
(l. 1400 H/1980 M)

-------------------------------------

http://almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=1530&bagian=0

AYAT-AYAT DAN HADITS-HADITS TENTANG SIFAT-SIFAT ALLAH

Oleh
Sa'id bin Ali bin Wahf Al-Qathani

[11]. Sifat Al-Iradah Dan [12]. Sifat Al-Masyi'ah (Menghendaki)

"Artinya : Seandainya Allah menghendaki, tidaklah mereka
berbunuh-bunuhan. Akan tetapi Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya."
[Al-Baqarah : 253]

"Artinya : Barangsiapa yang Allah berkehendak untuk memberikan
petunjuk kepadanya, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk)
Islam. Dan barangsiapa yang Allah berkehendak untuk menyesatkannya,
niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia
sedang mendaki ke langit."[Al-An'am : 125]

Iradah (kehendak) Allah terbagi menjadi dua :

[1]. Al-Iradah Al-Kauniyah
Al-Iradah Al-Kauniyah ini bersinonim dengan Al-Masyi'ah. Iradah
Kauniyah atau Masyi'ah ini berkenaan dengan apa saja yang hendak
dilakukan dan diadakan oleh Allah Subhanallahu wa ta'ala Apabila Allah
Subhanallahu wa ta'ala menghendaki terjadinya sesuatu, maka sesuatu
itu terjadi begitu. Dia menghendakinya. Sebagaimana firman Allah
Ta'ala :

"Artinya : Sesungguhnya pcrintah-Nya, apabila Dia menghendaki sesuatu,
hanyalah berkata kepadanya"Kun" (Jadilah), maka terjadilah ia." [Yasin
: 82]

Jadi, apapun yang dikehendaki oleh Allah, niscaya terjadi, sedangkan
apapun yang dikehendaki Allah untuk tidak terjadi, niscaya tidak
terjadi.

[2]. Al-Iradah Asy-Syar'iyah
Iradah ini berkaitan dengan apa saja yang diperintahkan oleh Allah
kepada hamba-hamba-Nya, berupa hal-hal yang dicintai dan diridhai-Nya.
Iradah ini disebutkan, misalnya, dalam firman Allah Ta'ala :

" Artinya : Allah menghendaki kemudahan bagimn, dan tidak menghendaki
kesukaran bagimu." [Al-Baqarah : 185]

Perbedaan Antara Kedua Iradah Ini.

Al-Iradah Al-Kauniyah Al-Qadariyah bersifat umum, meliputi seluruh
peristiwa dan apapun yang terjadi di jagad raya ini, entah berupa
kebaikan maupun keburukan, kekafiran maupun keimanan, dan ketaatan
maupun kemaksiatan.
Adapun Al-Iradah Ad-Diniyah Asy-Syar'iyah bersifat khusus berkaitan
dengan apa saja yang dicintai dan diridhai oleh Allah, yang dijelaskan
di dalam Al-Kitab dan As-sunah.

Kedua Iradah di atas berpadu pada diri seorang hamba yang taat. Adapun
orang yang bermaksiat dan kafir hanya mengikuti Al-Iradah Al-Kauniyah
Al-Qadariyah. Artinya, ketaatan seseorang itu sesuai dengan iradah
(kehendak) Allah, baik Al-Iradah Ad-Diniyah Asy-Syar'iyah maupun
Al-Iradah Al-Kauniyah Al-Qadariyah. Adapun orang kafir, perbuatannya
itu sesuai dengan iradah kauniyah qadariyah, tetapi tidak sesuai
dengan iradah diniyah syar'iyah. [1]

[13]. Sifat Al-Mahabbah (Cinta) [14]. Al-Mawaddah (Cinta yang Murni)

"Artinya : Dan berbuat baiklah, sesungguhnya Allah mencintai
orang-orang yang berbuat baik." [Al-Baqarah : 195]

Cinta Allah itu merupakan sifat yang sesuai dengan keagunganNya,
sebagaimana telah dijelaskan di muka. la merupakan sifat Fi'liyah,
yang muncul disebabkan dilaksanakannya perintah Allah, yaitu ibadah
kepada Allah dengan baik dan perbuatan baik kepada hamba-hamba-Nya.
Demikian halnya sifat Mawaddah. Karena Allah berfirman :

" Artinya : Dan Dia Maha Pengampun dan Maha Pencinta dengan kecintaan
yang murni." [Al-Buruj : 14]

Al-Wudd artinya kecintaan yang bersih dan murni.

[15]. Sifat Ar-Rahmah (Kasih Sayang) [16]. Al-Maghfirah (Mengampuni)

"Artinya : Wahai Rabb kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi sesutu."
[Ghafir : 7]

"Artinya : Dan Dia Yang memberikan ampunan dan sayang." [Yunus : 107]

Pada ayat pertama, Allah menetapkan sifat rahmah bagi diriNya,
sedangkan pada ayat kedua, Allah Subhanallahu wa ta'ala menetapkan
sifat Maghfirah. Kita menetapkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah
bagi diriNya, dengan artian yang layak bagi-Nya


[Disalin dari kitab Syrah Al-Aqidah Al-Wasithiyah Li Syaikh Al-Islam
Ibnu Taimiyah, Penulis Sa'id bin Ali bin Wahf Al-Qathaniy, Terbitan
At-Tibyan]
_________
Foote Note.
[1]. "Al-'Aqidah Ath-Thawiyah", hal.116, "Syarh Al-Wasithiyah"
Al-Haras, hal. 52 dan "Al-Ushuliyah", hal.48

--------------------------------------------------------------
Website: http://www.rantaunet.org
=========================================================
* Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi 
keanggotaan,
silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting
* Posting dan membaca email lewat web di
http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages
dengan tetap harus terdaftar di sini.
--------------------------------------------------------------
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Posting email, DITOLAK atau DIMODERASI oleh system, jika:
1. Email ukuran besar dari >100KB.
2. Email dengan attachment.
3. Email dikirim untuk banyak penerima.
================================================

Kirim email ke