Buat bung Jaya:
Bung katakan di positng sebelumnya menggambarkan kepada saya bahwa bung Jaya
tau benar soal aksi mahasiswa Forkot dan Famred itu hingga dapat memberi
kesimpulan bagi mereka yang berjuang juga sesuai dengan idealismenya.
Lho..lho...malah berbalik nanya kepada bang Ariston,... " apa agenda Forkot
sekarang ini"?  Trus...jawaban dari bang Ariston diperuntukkan menjawab
pertanyaan dari Saya yah....:-))))

Buat bung Ariston:
Masak bung Jaya di dapur...eh...maksud saya,  masak bung Jaya tidak tau
agenda aksi Forkot sebenarnya....trus...trus ... langsung menilai negatip
mereka. Bagaimana nih...
Sorry yah...saya memang kurang intelek banding bung Jaya dan bang
Ariston...tetapi kalau kejadian seperti ini....mohon hati - hati dong
mengambil kesimpulan (untuk bung Jaya)....mohon dong kalau mengambil
kesimpulan itu jangan terlalu sesuai keahlian kale( khusus bung Jaya
nih...)....sampe mengikut-ikutkan yang namanya rakyat ( rakyat yang
bagaimana?Siapa mereka?)

:-)))
KT



>Irwan Ariston Napitupulu wrote:
>
>> Irwan:
>> Bung Jaya, tidak ada alasan yg bisa digunakan oleh ABRI dengan mengatakan
>> bahwa yg menembak itu adalah ABRI yg membelot atau pun ABRI lagi ngga
>> solid. Rakyat tahunya itu adalah ABRI dan ABRI harus bertanggung jawab
penuh.
>> Adalah kesalahan ABRI sampai ada anggotanya yg pecah. Masak sih kesalahan
>> ABRI ini mau dijatuhi ke rakyat, yg bener aja dong bung Jaya.
>> Kalau memang begitu, seharusnya rakyat sekarang dipersenjatai aja biar
bisa
>> melawan ABRI-2 itu. Ini baru fair namanya, rakyat ngga dijadiin sasaran
hidup
>> lagi.
>
>Ya memang ABRI/TNI harus bertanggung jawab bila ada anggotanya yg
>bertindak di luar garis komando pentolan tertingginya. Cuman ya itu, alasan
>di balik penembakan itu juga masih jadi tanda tanya besar. Apalagi kalo
nembaknya
>random gitu. Gini lho mas, kalo yg ditembak adalah pentolan demonstran,
>mungkin ada maksud yg jelas terhadap mahasiswa. Tapi kalo secara random
gitu,
>maka ada 2 hal di benak saya:
>- terjadi perebutan pengaruh di dalam tubuh ABRI.
>- sedang menjalankan skenario yg jauh lebih besar untuk menjatuhkan
seseorang.
>
>Jadi sebetulnya korban mahasiswa adalah korban sampingan. Yang diarah bukan
>mereka. Waktu itu polisi yg sudah nggak populer sampe bilang bahwa mereka
>menjadi korban. Ini yang menggiring mereka untuk memisahkan diri dari tubuh
>ABRI tho? Wong sudah bosen dijadikan tameng mulu.
>
>Nah, yg dimaksud bung Irwan tanggung jawab penuh itu yg kayak gimana?
>Ini bukan mau menimpakan kesalahan ke rakyat (tepatnya mahasiswa).
>Apakah mesti menyantuni, atau meminta maaf secara terbuka?
>
>
>> Irwan:
>> Dalam posting terdahulu sudah saya katakan saya menulis tidak dalam
membela
>> apa yg dilakukan oleh mahasiswa tapi lebih kepada mencoba melihat
kemungkinan
>> situasi yg ada. Pertanyaan saya ke anda bung Jaya, apakah ada rekan dekat
>> atau keluarga anda yg menjadi korban demo2 selama ini khususnya yg
dilakukan
>> oleh aparat?
>
>Ya pas dengan saya. Wah kebetulan endak, tapi pertanyaannya apa relevan.
>Kalau korban demo karena kemacetan sih banyak. Sekarang gini, kita mesti
>lihat agenda demo itu sendiri. Apa sih yg lagi dibawa. Mesti balik lagi
dong
>apa sih aspirasinya. Kalo mewakili aspirasi orang banyak, ya jelas
direstui,
>kalo nggak ya bisa jadi malah dicerca.
>
>
>> Tambahan lagi bung Jaya, apa anda pikir demo2 mahasiswa yg akhirnya
membuat
>> Soeharto mundur tahun lalu dilakukan dengan manis2?  Mereka, mahasiswa,
>> maju terus ngga berhari2. Gagal hari ini, coba lagi besok. Begitu terus
sampai
>> tujuan mereka bisa tercapai. Resiko nyawa menjadi taruhan mereka. Coba
deh
>> pikir,
>> apa sih yg mereka perjuangkan, apakah mereka hanya memperjuangkan untuk
>> kepentingan mereka sendiri? Kita mah di sini, di negeri jauh bisa enak2an
>> tinggal
>> nulis email, bilang ini itu, sementara mereka bermandi hujan dan berpanas
>> terik untuk
>> memperjuangkan sesuatu yg mungkin hasilnya kelak malah kita yg
nikmatin...:(
>
>Hehe....
>
>
>> Dalam masa pergolakan, tindakan2 orang menjadi lebih kasar dari biasanya
itu
>> bagi saya sudah lumrah saja. Begitu pula saya bisa menyadari situasi
dimana
>> ketika rakyat kelaparan maka mereka menjadi lebih "ganas" dari biasanya.
>> Dalam masa pergolakan itu adalah cukup wajar bila terjadi pergeseran2.
>
>Setuju..... sekali lagi saya nanya, agenda forkot kali ini apa? Apa
merupakan
>aspirasi orang banyak?
>
>
>> Mengenai aparat keamanan sendiri, sepengamatan saya dari tivi2 seperti
CNN
>> yg memuat demo2 dari manca negara, sudah biasa tuh aparat keamanannya
>> dilempari benda2 keras bahkan bom molotov, dan mereka ngga pada nembakin
>> dengan peluru betulan. Jadi bung Jaya jangan berharap  mereka2 yg demo
itu
>> akan menggunakan kata2 manis. Khan jadinya ngga lucu kalau kita dengar,
>> "Mas polisi, 'ta lempar dengan bom molotov mau ya?"....hehehehe....ada2
aja
>> ah....:)
>
>Wah, di kita yg nembak dengan peluru tajam kan yg di Semanggi tho?
>Kalau di manca negara kita bisa lihat tentara Israel pake peluru tajam
juga.
>Kalo pasukan anti huru-hara mukul pake pentungan, wuah, hampir semua
>demo yg berakhir dg kekerasan akan selalu gitu. Berbagai pentung akan
>nikmatin korban, dan berbagai gas airmata akan ditembakan. Apalagi kalo
>bom molotov digunakan. Ndak usah jauh-jauh..... itu yg rame-rame riot
student
>di MSU apa ndak pake pentung dan gas airmata.
>
>
>> Sekali lagi saya tekankan, saya tidak sedang membenarkan atau pun
menyalahkan
>> apa yg sedang dilakukan oleh mahasiswa2 saat ini karena saya bisa
menyadari
>> dan merasakan kondisinya saat ini yg berbeda dari sebelum tahun 1997.
>> Bagi saya mau demo keras mau demo lembut ngga ada masalah.
>> Wong demo secara baik2 aja mengenai permintaan pengusutan peristiwa
>> semanggi sampai sekarang ngga diurus2, ya pantes aja mereka ngamuk.
>> Belum lagi demo2 yg minta agar Soeharto segera diadili sejak tahun lalu
sampai
>> sekarang belum ada kemajuan berarti. Jaksanya malah terlihat menjadi
seperti
>> pembela Soeharto. Ini khan aneh. Masak pemerintahan seperti ini yg anda
>> bela, bung Jaya. Ya ngga toh. Jadi, kalau secara lembut ngga bisa, ya
secara
>> keras
>> saja sekalian. Bagi saya, pemilu kali ini mulai tercium bau seperti
mencari
>> penglegitimasian pemerintahan Golkar yg ada. Saya berharap saya salah,
>> tapi kalau ternyata ini yg terjadi, anda bisa duga apa yg akan terjadi
>> berikutnya.
>
>Hehehe...mosok ane lagi mbela pemerintah. Kalo banyak-banyakan posting yg
>ngritik pemerintah ya jelas banyakan ane tho? Banyak-banyakan posting yg
>kritik ABRI juga jelas banyak ane juauh. Jadi ya jangan bilang ane mbelain
pemerintah
>atau ABRI dong...hehehe..gimana sih Bung Irwan ini...
>
>Balik lagi ke forkot.........  opo sih yg lagi jadi agenda utamanya saat
ini?
>Ane sudah sepuluh kali nulis part yg berikut ini nih.... Ane juga punya
pikiran sama
>bahwa pemerintah sekarang pengen nagmbil keuntungan dari kemefetan waktu
femilu.
>Tapi kalo partai oposisi berani ya sudah jalan saja. Wong sudah sama-sama
berani
>tarung. Jadi ya ndak ferlu sibuk demo bilang femilu ndak sah dlsb. Ini
urusannya kan
>bukan melawan pemerintah lagi tho? Juga parte-parte yg bersedia ikut pemilu
juga
>berarti dilawan juga. Wis ah.... oe sekola dulu nih...
>
>
>--
>Salam,
>Jaya
>
>
>--> I disapprove of what you say, but I will
>    defend to death your right to say it. - Voltaire
>
>               \\\|///
>             \\  - -  //
>              (  @ @  )
>------------oOOo-(_)-oOOo-----------
>FNU Brawijaya
>Dept of Civil Engineering
>Rensselaer Polytechnic Institute
>mailto:[EMAIL PROTECTED]
>--------------------Oooo------------
>           oooO     (   )
>          (   )      ) /
>           \ (      (_/
>            \_)

Kirim email ke