[teknologia] Re: Showcase demo 3d game buatan indonesia
On 11/19/05, Arief Bayu Purwanto [EMAIL PROTECTED] wrote: Pada tanggal 10/31/05, Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED] menulis: Bagaimana kalau games ini di-show-case-kan di Bandung? Rencananya Juni (atau Juli 2006) ada tempat Cinema di Bandung yang mau saya push menjadi tempat Digital kawula muda. Nah, diusulkan adanya kegiatan untuk memperagakan games buatan orang Indonesia secara berkala. Siap didemo (dalam artian yang postif he he he)? Komunitas gamedevID tertarik nggak ya? Kebutuhan untuk mendemokan apa ya? Cukup komputer2 dan mungkin layar lebar? ... Bolehkan email ini saya forward ke forum Horgame section Amateur Game Dev? Disana cukup banyak developer2 game amatir (walau beberapa masih menggunakan tools bantuan) yang sudah menghasilkan game yang lumayan keren. Tentu saja boleh. Justru tujuan email saya adalah agar untuk lebih mengenal dan menarik para game developer. -- budi
[teknologia] Re: Bangalore, one of the least expensive cities
Berarti high-tech industry tidak identik dengan high cost, juga tidak identik dengan kota metropolitan spt. Jakarta, juga tidak identik dengan airport standard internasional, juga tidak identik dengan jalan2 layang. Nah, points yang sangat bagus itulah Bang Ary. Dulu saya juga mengira kalau hitech = bangunan mewah tapi tidak lagi. Di Valley juga bangunan paling tinggi cuman tiga lantai. It's 80% about Human Resources Quality. Berarti high-tech industry tidak identik dengan high cost, High cost disini mungkin maksudnya adalah harga tanah per-meter-persegi yang memang tinggi dimanapun industri hi-tech berkembang.Ini terjadi karena buying power di lingkungan tanah tersebut tiba-tiba melonjak sangat tinggi. Harga land yang sangat tinggi di Silicon Valley juga terjadi di Bangalore dalam waktu yang sangat cepat.Tapi ini terjadi karena daya beli/buying power yang tiba-tiba naik sangat tinggi,karena perusahaan-perushaan Amerika,Eropah,Jepang dan China itu bidding land price in ANY prices.Yang penting Bangalore,kata mereka. Menurut teman saya,harga tanah di Bangalore itu double dalam waktu 4 tahun. Makanya,kalau industri IT di Bandung mulai dilirik investor asing,Buruan dah beli tanah2 di Bandung/Cimahi ..hehehe. ;-) juga tidak identik dengan kota metropolitan spt. Jakarta, juga tidak identik dengan airport standard internasional, juga tidak identik dengan jalan2 layang. Tahu tidak Kenapa Bangalore yang ternyata paling maju di bidang IT. Ada Beberapa Hal berdasarkan diskusi saya selama ini dengan mereka. 1. Simply because InfoSys Infosys ini persh India yang paling maju dan pioneer dalam hal outsourcing,jauh sebelum orang berbicara tentang outsourcing mereka sudah ada dan established. Waku pertama2 kali persh asing itu mencoba outsourcing model,ya kebanyakan mereka lari ke InfoSys dan saingan2nya seperti HCL,Wipro yg bermarkas di Bangalore. 2. Bangalore State(Karnataka), memberikan banyak kemudahan bagi industri IT di luar yang ingin membangun RD atau menanamkan modalnya di state Karnataka,dalam hal tax dan import/export barang2 IT misalnya. 3. Bangalore berkembang bukan karena faktor pendidikan. Ini sedikit mengagetkan tapi berdasarkan informasi yang saya dapat,state Karnataka sebenarnya educationya gak bagus bagus amat. Top university seperti IIT (yang diklaim Indians lebih susah maksudnya dibandung ke Stanford) dan punya lokasi dimana2 itu lokasi paling bagusnya justru berada di Kanpur dan Mumbay yang berada di Central/North India. Kesimpulan sedikit, **mungkin** untuk mengembangkan hi-tech sector IT,kita harus punya satu perushaan lokal yang can get the job done in any levels dan bisa menampung pekerja IT secara masive (bukan tipikal 1 s/d 100 pegawai) dan tentunya kemudahan2 bagi persh asing untuk buka RD yang dibuat oleh pemerintah. Mudah-mudahan waktu SBY datang ke Bangalore 1 bulan yang lalu,hal seperti ini masuk kedalam pemikiran beliau. Carlos
[teknologia] Re: Google (was: Re: Gosip IT :) )
Oskar Syahbana wrote: On 11/19/05, Muhamad Carlos Patriawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Tapi iklannya sebentar lagi tidak hanya iklan di online websites,tapi juga offline seperti billboard di freeway yang bisa di kontrol dari web. Wow, that's cool! Nanti hacking engga bakalan hanya terjadi online, tapi juga offline (hey, it's possible kan kalau billboardnya udah connected?) Hehehe..iyalah, makanya growthnya Google menurut kebanyakan analyst masih bisa unlimited karena mereka mencoba bisnis model yang gak terbayangkan sebelumnya. Terus mereka juga sedang bikin advertisement yang dibuat berdasarkan behavior/attitude user di Internet,misalnya web site-web site apa saja yang akan dikunjungi. Bukannya sekarang sudah ya? Apakah itu yang membuat mereka meluncurkan program - program yang intinya mining user's behaviour kayak Gmail dan Analytic? Yuppe, start dari situ sepertinya. tidak ada setahu saya,yang lain kan persh yang mengasilkan produk dan service ala Old Economy 1.0 dan Old Economy 2.0 :-) Dan perusahaan - perusahaan tersebut lah yang (at least for now) memiliki sustainable growth selama ini ;-) Kebanyakan leader di Internet kan baru muncul pada periode 1996-1998 dan sempat mengalami masa-masa sangat berat pada periode 2000-2003 sebelum rebounces sampai saat ini. Sewaktu mereka mengalami the hard time ini,hal ini menyadarkan mereka bahwa tujuan persh hanya satu- making profits (bukan revenue),akhirnya toch persh2 seperti Amazon,Yahoo,Ebay,Cisco semuanya bisa recover dan growthnya kembali ke jalan yg benar.Saya pikir semua Internet-related company yang berhasil melewati the hard time kedepannya akan punya growth dan sustainable bisnis yang bagus. Kalau pernah ngikutin betapa susahnya masa2 hard-time,ada beberapa CEO persh2 tersebut yang sampai menyewa BodyGuards,takut investor yang kehilangan duit bakal berbuat something bad ke mereka. Carlos
[teknologia] Re: Bangalore, one of the least expensive cities
On 11/20/05, Muhamad Carlos Patriawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Nah, points yang sangat bagus itulah Bang Ary.Dulu saya juga mengira kalau hitech = bangunan mewah tapi tidak lagi. Di Valley juga bangunan paling tinggi cuman tiga lantai.It's 80% about Human Resources Quality. Jangan lupa, Human Resource Quality tanpa koneksi internet yang baik pun akan terbuang percuma. Contohnya India yang bisa men-sustain SDMnya agar tetap berkarya di India (dan akhirnya jadi penyumbang devisa) dan Indonesia yang walaupun SDMnya unggul, koneksi internetnya sucks (yang berakibat orang - orangnya pada kabur keluar dan ga balik - balik lagi hehehe). Harga land yang sangat tinggi di Silicon Valley juga terjadi diBangalore dalam waktu yang sangat cepat.Tapi ini terjadi karena dayabeli/buying power yang tiba-tiba naik sangat tinggi,karenaperusahaan-perushaan Amerika,Eropah,Jepang dan China itu bidding landprice in ANY prices.Yang penting Bangalore,kata mereka. Bagaimana dengan Bombai? Di Fortune beberapa edisi lalu, Bombay (Mumbay) juga merupakan tujuan perusahaan - perusahaan asing. Menurut teman saya,harga tanah di Bangalore itu double dalam waktu 4tahun. Makanya,kalau industri IT di Bandung mulai dilirik investorasing,Buruan dah beli tanah2 di Bandung/Cimahi ..hehehe. ;-) The question is when? BHTV itu kalau tidak salah sudah dicanangkan sejak lama deh tapi realisasinya masih belum (karena you-know-what) -Kesimpulan sedikit, **mungkin** untuk mengembangkan hi-tech sectorIT,kita harus punya satu perushaan lokal yang can get the job done in any levels dan bisa menampung pekerja IT secara masive (bukan tipikal 1s/d 100 pegawai) dan tentunya kemudahan2 bagi persh asing untuk bukaRD yang dibuat oleh pemerintah. Jadi curious... ada yang punya copy tax regulations Indonesia yang terbaru (yang masih jadi RUU kalo ga salah)? Mudah-mudahan waktu SBY datang ke Bangalore 1 bulan yang lalu,halseperti ini masuk kedalam pemikiran beliau. Loh bukannya beliau masih tetap ngotot menjadikan Bill Gates dan Microsoftnya sebagai IT partner Indonesia? Kalau memang punya pemikiran seperti itu, seharusnya beliau (lebih tepatnya: penasihat - penasihatnya) sadar kalau propietary software (setidaknya untuk kondisi sekarang) bukanlah jawaban. -- Oskar Syahbanahttp://www.permagnus.com/http://blog.permagnus.com/
[teknologia] Another Bold Move by Google
http://gigaom.com/2005/11/16/googles-riya-designs/ Apakah beneran bakal terjadi? Hm... jadi was - was juga nantinya kalau Google terlalu lama menjadi pemimpin pasar (seperti Microsoft dulu)...-- Oskar Syahbanahttp://www.permagnus.com/ http://blog.permagnus.com/
[teknologia] Re: Bangalore, one of the least expensive cities
Nah, points yang sangat bagus itulah Bang Ary. Dulu saya juga mengira kalau hitech = bangunan mewah tapi tidak lagi. Di Valley juga bangunan paling tinggi cuman tiga lantai. It's 80% about Human Resources Quality. Jangan lupa, Human Resource Quality tanpa koneksi internet yang baik pun akan terbuang percuma. Contohnya India yang bisa men-sustain SDMnya agar Kalau dari sisi end-user/retail,yang dibutuhkan sebenarnya Konektivitas Broadband always-on yang murah.Harusnya bisa kayak di AS cuman cuman Rp. 140.000 per-bulan untuk koneksi 384k. tetap berkarya di India (dan akhirnya jadi penyumbang devisa) dan Indonesia yang walaupun SDMnya unggul, koneksi internetnya sucks (yang berakibat orang - orangnya pada kabur keluar dan ga balik - balik lagi hehehe). Percaya deh sama saya. Kalaupun ada orang Indonesia yang keluar dan berkarya di IT,secara statistik jumlahnya masih sangat-sangat sedikit,jadi jangan terlalu banyak expektasi dengan mereka,karena memang sedikit,ada sich yang super sukses seperti Pak Pantas tapi itu masih bisa dhitung dengan jari. Yang orang Indonesia IT **dimanapun* harus lakukan seharusnya adalah menjadi *agent of change* di komunitinya masing2 daripada nunggu perubahan topdown (dari gov.). Harga land yang sangat tinggi di Silicon Valley juga terjadi di Bangalore dalam waktu yang sangat cepat.Tapi ini terjadi karena daya beli/buying power yang tiba-tiba naik sangat tinggi,karena perusahaan-perushaan Amerika,Eropah,Jepang dan China itu bidding land price in ANY prices.Yang penting Bangalore,kata mereka. Bagaimana dengan Bombai? Di Fortune beberapa edisi lalu, Bombay (Mumbay) juga merupakan tujuan perusahaan - perusahaan asing. Bombay dan Hyderabad pelan2 kali ya.lagian kalau ada industri IT di Mombay,mungkin industri untuk support Shahruk Khan(Bolywod) seperti animasi grafis (persh2 seperti Pixar?)...hehehe Menurut teman saya,harga tanah di Bangalore itu double dalam waktu 4 tahun. Makanya,kalau industri IT di Bandung mulai dilirik investor asing,Buruan dah beli tanah2 di Bandung/Cimahi ..hehehe. ;-) The question is when? BHTV itu kalau tidak salah sudah dicanangkan sejak lama deh tapi realisasinya masih belum (karena you-know-what) Kalau anda lihat ceritanya India,memang benar ekonominya baru dibuka pada 1991 oleh Manmohan Singh (PM yang sekarang), tapi jauh sebelum itupun,sudah banyak orang India IT yang punya mega-success story dan berkiprah di dunia global. Kalau saya gak salah,Vinod Khosla bikin Sun di mid 80-kan. Persh Infosys juga berdiri pada 1980an.Sudah ada ribuan Indians yang berkiprah di dunia IT jauh sebelum 1991 (Note: Di Silicon Valley,banyak Indian developer yang umurnya dari 20 sampai 50an). Jadi sewaktu Mammohan Singh membuka pintu ekonominya,itu hanya membuka gerbang dari sisi regulasi menuju free-trade dan enterpreneurship saja (yang sebelumnya lebih dikontrol government),tapi sebelumnyapun SDM mereka (secara massive quantity dan quality) sudah sangat siap. Kenapa individu-individu India bisa maju ? Simple: Keinginan mereka sangat keras untuk mengentaskan kemiskinan di keluarganya masing-masing sehingga mereka Kerja Keras extra-hard dan mempunyai motivasi sangat tinggi.Jadi memang dari individunya masing2 mereka mau maju.dan yang namanya mau maju,gak perlu pen-canangan ... hehehe :) Loh bukannya beliau masih tetap ngotot menjadikan Bill Gates dan Microsoftnya sebagai IT partner Indonesia? Kalau memang punya pemikiran seperti itu, seharusnya beliau (lebih tepatnya: penasihat - penasihatnya) sadar kalau propietary software (setidaknya untuk kondisi sekarang) bukanlah jawaban. Hahaha...sabar-sabar (NOEE: by the way,thread ini sudah bagus jalannya jadi buat yang belum tahu bisa tahu kenapa India maju,tapi tolong jangan kemudian dibelokan ke flame open source vs microsoft yach) Begini deh saya beri jawaban. Kalau anda survey di programer2 di Bangalore dan Valley,mungkin jawabanya kurang lebih seperti ini: 1. Apa anda bisa menggunakan open-source code (BSD/Linux) sehari2 ? 80 persen mengatakan Ya 2. Apakah anda mengerti source code di open-source? 50 persen mengatakan Ya 3. Apa anda ikut terlibat dalam open-source code (BSD/Linux) ? mungkin 10-20 persen mengatakan Ya 4. Apakah anda hidup dan cari makan sehari-hari dari open-source code ? Mungkin kurang dari 5% yang tunjuk tangan. Jadi open-source bagus untuk digunakan sebagai tools sehari2 (dan hukumnya wajib untuk mempelajari itu) ,tapi jangan open-source dijadikan sebagai tujuan dan ketergantungan untuk cari makan. Kembali ke masalah SBY,hal-hal seperti Microsoft RD ndak masalah,toh pada kenyataanya,developer2 yang bekerja diatas platform MS dan aplikasi diatasnya masih majoritas,sangat-sangat banyak jumlahnya dan mempunyai kontribusi besar dalam hal devisa untuk negara. Carlos
[teknologia] Re: Akuisisi (was: Re: Gosip IT :) )
Mungkin nanti kalau perusahaannya sudah sukses seperti Apple, baru bisa diceritakan cerita2 di belakang layarnya. (Lihat http://www.folklore.org) Lho tapi saya baca di blog katanya nggak mau jadi perush yg besar, berarti nggak bakal cerita dong just kidding :) Di persh2 inovatif yang sudah maju/established dan persh startup juga,biasanya CEO-level dipimpin oleh orang-orang veteran yang 10-20+ tahun berpengalaman di bidang management/marketing.Orang2 Foundernya biasanya responsible sebagai VP Engineering atau CTO dan men-drive Engineering team. Buanyak banget contohnya,mulai dari Cisco's Chambers,Meg Whitman's Ebay sampai Eric Schmid's Google. Dan Cisco tidak bisa menjadi Cisco yang sekarang tanpa seorang John Chambers. Google gak menjadi Google sekarang tanpa Schmidt. Saya termasuk fans berat leader legendaris seperti Chambers,anyhow. Carlos
[teknologia] Re: Akuisisi (was: Re: Gosip IT :) )
On 11/21/05, Muhamad Carlos Patriawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Di persh2 inovatif yang sudah maju/established dan persh startup juga,biasanya CEO-level dipimpin oleh orang-orang veteran yang 10-20+ tahun berpengalaman di bidang management/marketing.Orang2 Foundernya biasanya responsible sebagai VP Engineering atau CTO dan men-drive Engineering team. Buanyak banget contohnya,mulai dari Cisco's Chambers,Meg Whitman's Ebay sampai Eric Schmid's Google. Setuju. Tapi perlu diingat, bahwa saya membawa kacamata founder dan engineers (yang berbeda dengan kacamata CEO). Saya membawa kacamata: - Len Bosack Sandy Lerner - Jim Clark - Steve Jobs (waktu dulu, bukan sekarang...) - ... [Hayo, coba tebak perusahaan apa saja yang mereka dirikan.] Mereka *DITENDANG* dari perusahaan yang mereka dirikan! -- budi
[teknologia] Re: Bangalore, one of the least expensive cities
On 11/20/05, Oskar Syahbana [EMAIL PROTECTED] wrote: Jangan lupa, Human Resource Quality tanpa koneksi internet yang baik pun akan terbuang percuma. Contohnya India yang bisa men-sustain SDMnya agar tetap berkarya di India (dan akhirnya jadi penyumbang devisa) dan Indonesia yang walaupun SDMnya unggul, koneksi internetnya sucks (yang berakibat orang - orangnya pada kabur keluar dan ga balik - balik lagi hehehe). Ah yang bener ... Sudah pernah nyoba infrastrukturnya India? Saya sudah. Ternyata nggak hebat-hebat amat. Bahkan cenderung lebih buruk daripada di Indonesia. Sudah nyoba infrastrukturnya Silicon Valley? Sama saja. Nggak hebat-hebat amat. [Beberapa minggu lalu, juga nyoba internetnya Singapore. Biasa saja.] Di Indonesia ini kita sering mengeluh dan menggunakan resources tidak semestinya. Akses Internet di Indonesia ini juga kenceng2 kok. Buktinya rekan-rekan kita hobbynya download film2. he he he. [No need to name names. ha ha ha. Soalnya saya kecipratan hasilnya.] The question is when? BHTV itu kalau tidak salah sudah dicanangkan sejak lama deh tapi realisasinya masih belum (karena you-know-what) No, I don't know you-know-what? Kalau ada yang tahu jawabannya, tolong diberitahu. [ps: diskusi semacam ini, dan membuat link dengan orang2 di LN seperti Carlos ini, merupakan salah satu aktivitas yang bisa diklaim sebagai aktivitas BHTV lho.] Mudah-mudahan waktu SBY datang ke Bangalore 1 bulan yang lalu,hal seperti ini masuk kedalam pemikiran beliau. Loh bukannya beliau masih tetap ngotot menjadikan Bill Gates dan Microsoftnya sebagai IT partner Indonesia? Kalau memang punya pemikiran seperti itu, seharusnya beliau (lebih tepatnya: penasihat - penasihatnya) sadar kalau propietary software (setidaknya untuk kondisi sekarang) bukanlah jawaban. He he he ... lantas para software developer itu cari makan dimana ya? ;-) Kalau saya, karena bukan software developer, build services on top open source / free software. Jadi memang untuk jenis layanan / bisnis seperti yang saya tekuni, free / open source software sangat mendukung. Jadi jelas saya pro open source / free software movement. Namun, saya kebayang kalau *semua* software itu dibuat non-proprietary, para developer makan apa ya? he he he. Siapa yang menggaji mereka? Google? (Itulah sebabnya saya jadi mikir2 ingin melamar jadi country managernya Google di Indonesia supaya bisa bayarin programmer/tukang utak atik di Indonesia untuk ngoprek open source.) Saya perhatikan (tidak punya data yang sahih), para software developer di Indonesia kebanyakan buat aplikasi kecil2 (seperti accounting, dll.) yang sifatnya *PROPRIETARY*. Kayaknya sih cukup untuk makan mereka sehari-hari, tetapi tidak/belum menjadi industri. -- budi
[teknologia] Re: Bangalore, one of the least expensive cities
On 11/21/05, Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED] wrote: He he he ... lantas para software developer itu cari makan dimana ya? ;-)Kalau saya, karena bukan software developer, build services on topopen source / free software. Jadi memang untuk jenis layanan / bisnis seperti yang saya tekuni, free / open source software sangat mendukung.Jadi jelas saya pro open source / free software movement.Namun, saya kebayang kalau *semua* software itu dibuat non-proprietary,para developer makan apa ya? he he he. Siapa yang menggaji mereka? Google?(Itulah sebabnya saya jadi mikir2 ingin melamar jadi country managernyaGoogle di Indonesia supaya bisa bayarin programmer/tukang utak atikdi Indonesia untuk ngoprek open source.) ooo.. kenapa cuman mikir pak budi.. langsung apply aja deh. Tanggung lagi. Saya perhatikan (tidak punya data yang sahih), para software developerdi Indonesia kebanyakan buat aplikasi kecil2 (seperti accounting, dll.)yang sifatnya *PROPRIETARY*. Kayaknya sih cukup untuk makanmereka sehari-hari, tetapi tidak/belum menjadi industri. Opini ini mungkin terbentuk karena proses pengembangan industri perangkat lunak sungguh kurang mendapatkan iklim yang kondusif, terutama dalam hal pendanaan dan segala informasi yang sekiranya terkait. Saya pernah iseng2 menanyakan bagaimana support pihak banking untuk industri perangkat lunak yang masih muda. Mereka tidak menanyakan produk dan kemungkinan perkembangan perusahaan tersebut lebih lanjut, tapi langsung memberikan respon yang kurang positif. Mereka hanya mengatakan bahwa mereka belum memiliki produk yang mendukung usaha tersebut. Padahal bank tersebut terbilang salah satu bank dengan reputasi excellent di Indonesia, dan juga termasuk grup perbankan yang well established di dunia. Jadi waktu pertama kali denger oom carlos mengatakan bahwa dengan ide yang bagus yang didukung kemampuan dan kesungguhan untuk mewujudkan suatu sistem itu ternyata bisa dapat dukungan penuh di valley, saya jadi ngiri... -- Best RegardsDidik Achmadihttp://achmadi.blogsome.com
[teknologia] Re: Akuisisi (was: Re: Gosip IT :) )
Budi Rahardjo wrote: On 11/21/05, Muhamad Carlos Patriawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Di persh2 inovatif yang sudah maju/established dan persh startup juga,biasanya CEO-level dipimpin oleh orang-orang veteran yang 10-20+ tahun berpengalaman di bidang management/marketing.Orang2 Foundernya biasanya responsible sebagai VP Engineering atau CTO dan men-drive Engineering team. Buanyak banget contohnya,mulai dari Cisco's Chambers,Meg Whitman's Ebay sampai Eric Schmid's Google. Setuju. Tapi perlu diingat, bahwa saya membawa kacamata founder dan engineers (yang berbeda dengan kacamata CEO). Saya membawa kacamata: - Len Bosack Sandy Lerner - Jim Clark - Steve Jobs (waktu dulu, bukan sekarang...) - ... [Hayo, coba tebak perusahaan apa saja yang mereka dirikan.] Mereka *DITENDANG* dari perusahaan yang mereka dirikan! hihihihi...pak Budi takut ditendang ya Pak hehehe :-) Akan tetapi masih banyak contoh interaksi positif antara next-CEO dan founder,seperti Whitman's Ebay dan Pieter Ottaker (sory kalau ejaanya salah),Larry Page Google yang bawa Eric Schmidt dan yang lain-lain.Memang masa transisinya harus smooth sekali. Ada juga sich,founder yang ditendang seperti distartup saya pertama dulu, Engineer/Foundernya Russian yang menemukan grid-computing untuk interchassis router,dia AAA+ engineer lah untuk hal teknis,tapi kemudian ditendang VC karena progress/milestonenya gak tercapai. Dan di list ini mungkin termasuk Bossack yg founding Cisco..i know their story --masak gak tahu storynya..wong mantan founder --- ...but eventually,Cisco is great today because of Chambers and not the original founder. For me company success is depends on teamwork, with the great leadership from the CEO. Carlos
[teknologia] Re: Bangalore, one of the least expensive cities
The question is when? BHTV itu kalau tidak salah sudah dicanangkan sejak lama deh tapi realisasinya masih belum (karena you-know-what) No, I don't know you-know-what? Kalau ada yang tahu jawabannya, tolong diberitahu. [ps: diskusi semacam ini, dan membuat link dengan orang2 di LN seperti Carlos ini, merupakan salah satu aktivitas yang bisa diklaim sebagai aktivitas BHTV lho.] Yang maunya sebagian kawan-kawan disini,begitu lulus langsung Cisco Indonesia,Juniper Indonesia,Google Indonesia,Microsoft Indonesia,Intel Indonesia dan Red Hat Indonesia recruit mereka langsung didepan kampus untuk langsung terlibat RD-nya kayak di India .. hehe :-) Tapi ya balik ke hal pertama itu dulu kawan-kawan,kita harus buktikan dulu kalau kita can get the job done.Kalau kualitas dan kredibilitas India,cs kan memang sudah tidak dipertanyakan lagi melalui evolusi berpuluh-puluh tahun. Carlos
[teknologia] Re: Bangalore, one of the least expensive cities
(Itulah sebabnya saya jadi mikir2 ingin melamar jadi country managernya Google di Indonesia supaya bisa bayarin programmer/tukang utak atik di Indonesia untuk ngoprek open source.) Saya perhatikan (tidak punya data yang sahih), para software developer di Indonesia kebanyakan buat aplikasi kecil2 (seperti accounting, dll.) yang sifatnya *PROPRIETARY*. Kayaknya sih cukup untuk makan mereka sehari-hari, tetapi tidak/belum menjadi industri. Go Ahead Pak Budi ! I understand *exactly* what you're saying. Kalau Pak Budi bisa memberikan impact yang jauh lebih besar kepada society melalui korporasi besar yang inovatif seperti Google,mengapa tidak. Paling entar keluarga komplain karena sering jalan2 ke luar negeri .. hehhe :) Terus terang sebenarnya dari dulu saya nunggu2 nich kapan pak Budi cs(pak Armin dkk) bisa jadi BOD member atau Advisory board di persh2 inovatif biar bisa lebih efektif lagi men-direct arah industri IT :) Thanks, Carlos
[teknologia] Re: Bangalore, one of the least expensive cities
2005/11/21, Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED]: Saya perhatikan (tidak punya data yang sahih), para software developer di Indonesia kebanyakan buat aplikasi kecil2 (seperti accounting, dll.) yang sifatnya *PROPRIETARY*. Kayaknya sih cukup untuk makan mereka sehari-hari, tetapi tidak/belum menjadi industri. ada perkumpulan (tempat tukar2 informasi) dari yang bikin SOFTWARE2 KECIL ini nggak? menurut gue, ini yang REAL di depan mata. kenapa ini gak DIRAME kan? biar jadi industri. Kebanyakan yang bikin software2 kecil ini, ada sekarang, besok2 udah bubar. Karna biasanya anak2 muda yang baru lulus atau belum lulus kuliah yang bikin. Belum ada pengalaman. Perlu di arahkan biar jangan mati. Gue orang yang percaya sama URUTAN. Bahwa itu harus dimulai dari pengembangan manusianya. Di Silicon valley dulu gak ada Google, Microsoft, dan lain2 itu. Manusianya yang bikin itu. Dulu gak ada infrastruktur bagus disana, manusianya yang bikin. Jadi ini kritik saya buat BHTV. Mendatangkan Google, Microsoft dan lain2 itu bukanlah prioritas. Gak perlu diharap2kan. Membangun infrastruktur seperti di Cimahi juga bukan. Mulainya harus dari Task no. 1 membangun manusianya. Karna yang ada, yang REAL adalah yang bikin software2 kecil, ya ini di rame kan. ada data berapa jumlah developer di Indonesia gak pak Budi? Kalau ITB, paling bisa menghasilkan 200 developer tiap tahun kan?? Dari situ berapa orang yang capable? Bagi yang bilang software development adalah fancy typing, pasti akan menjawab, semua developer Indonesia itu capable. Dulu baca berita, katanya pemerintah menyiapkan 300 hektar di cikarang untuk microsoft research center. 300 hektar? mau ngapain? nanam singkong? Jadi kita hentikan lah mimpi di siang bolong beginian. Kalau kita mau maju IT nya, ayo kita rame kan apa yang REAL di depan mata kita. Gue lebih senang kalau kita ekspos perusahaan2 kecil itu. Tunjukkan bahwa kita berkualitas lewat perusahaan2 kecil itu. Kalau kita udah rame di Indonesia, perusahaan2 raksasa itu akan datang dengan sendirinya. -- Pakcik Under Construction
[teknologia] Re: Akuisisi (was: Re: Gosip IT :) )
On 11/21/05, Muhamad Carlos Patriawan [EMAIL PROTECTED] wrote: ... eventually,Cisco is great today because of Chambers and not the original founder. ... Nah, definisi great ini yang banyak orang berbeda. Jika kita sebagai shareholder, maka great ini terkait dengan nilai saham, market capitalization, dll. Akan tetapi jika kita sebagai seorang pekerja (biasanya founder termasuk pekerja di awal-awalnya), maka great di sini bisa berarti suasana kerja yang nyaman (malah berkesan tempat main) dengan co-workers yang enak. Untuk sementara ini, saya mentargetkan perusahaan saya *maksimum* 20 orang. Jika sudah (akan) lebih, saya berencana membuat perusahaan baru saja :) he he he. Don't tell my shareholders. whua ha ha ha... (Of course, they will be invited to join the next company if my current company is successful.) -- budi
[teknologia] Re: Akuisisi (was: Re: Gosip IT :) )
Budi Rahardjo wrote: On 11/21/05, Muhamad Carlos Patriawan [EMAIL PROTECTED] wrote: ... eventually,Cisco is great today because of Chambers and not the original founder. ... Nah, definisi great ini yang banyak orang berbeda. Jika kita sebagai shareholder, maka great ini terkait dengan nilai saham, market capitalization, dll. Akan tetapi jika kita sebagai seorang pekerja (biasanya founder termasuk pekerja di awal-awalnya), maka great di sini bisa berarti suasana kerja yang nyaman (malah berkesan tempat main) dengan co-workers yang enak. Hehehe yang pak Budi risaukan mungkin sebenarnya evil VC/financier :-) Kalau situasi kerja yang nyaman kayak tempat main-main seperti di startup,masih banyak koq persh besar yang masih punya culture dan environment seperti itu,termasuk di tempat saya sekarang ini sebenarnyadi Cisco dulu juga begitu.. :) Point penting yang bikin tempat kerja nyaman itu dua: TRUST dan SHARING. Punya founder yang jujur dan berkaliber,CEO yang jujur dan gak nyimpan rahasia dan punya VC yang gak punya secret agenda memang idaman. Carlos
[teknologia] Re: Bangalore, one of the least expensive cities
On 11/21/05, didik achmadi [EMAIL PROTECTED] wrote: (Itulah sebabnya saya jadi mikir2 ingin melamar jadi country managernya Google di Indonesia supaya bisa bayarin programmer/tukang utak atik di Indonesia untuk ngoprek open source.) ooo.. kenapa cuman mikir pak budi.. langsung apply aja deh. Tanggung lagi. Ada beberapa alasan mengapa saya tidak melamar ke Google (or other big companies for that matter, eg: Microsoft, IBM, Schlumberger, etc.) Nanti akan saya tuliskan lengkapnya di blog. Hal yang paling mengganjel: saya sudah punya komitmen di perusahaan saya, ... kecuali perusahaan ini dibeli Google! he he he. Then, I'll work for Google. ... Opini ini mungkin terbentuk karena proses pengembangan industri perangkat lunak sungguh kurang mendapatkan iklim yang kondusif, terutama dalam hal pendanaan dan segala informasi yang sekiranya terkait. Saya pernah iseng2 menanyakan bagaimana support pihak banking untuk industri perangkat lunak yang masih muda. ... Ini tidak betul. 1. Dahulu, saya sering (saya ulangi: SERING) kedatangan orang yang punya duit (baca: investor) yang mencari tempat untuk menanam modal. Hanya, mereka belum menemukan orang IT yang bisa diberi dana. Range dananya bervariasi antara Rp 500 juta sd Rp 10 milyar. (Waktu itu kebanyakan Rp 2 milyar, yang dalam pandangan saya *terlalu besar* untuk skala starup sehingga para founder yang kebanyakan mahasiswa malah tidak berani) 2. Dalam hal pendanaan untuk start-up, JAUHI BANK! Kalau saya lihat referensi, buku, sejarah, dan yang saya alami sendiri ... lebih baik pada tahap awal adalah dengan yang disebut angel investor, yaitu kawan, sodara, dll. dulu. Setalah itu masih banyak sumber finansial lain. Bank itu alternatif terakhir kalau sudah mentok dan benar2 mentok. Pendekatan dengan bank sangat beresiko untuk kita pribadi. Saya sangat tidak setuju kalau anda menggadaikan rumah (warisan) untuk start-up. Lebih baik share risk dengan orang lain, dengan imbalan kepemilikan di perusahaan. Mudah2an manfaat. -- budi
[teknologia] Re: Bangalore, one of the least expensive cities
On 11/21/05, Muhamad Carlos Patriawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Tapi ya balik ke hal pertama itu dulu kawan-kawan,kita harus buktikan dulu kalau kita can get the job done.Kalau kualitas dan kredibilitas India,cs kan memang sudah tidak dipertanyakan lagi melalui evolusi berpuluh-puluh tahun. ... Kelemahan dari kita (di Indonesia) adalah: project management Saya kasih tanda kutip karena yang saya maksud bukan proyek management yang academic dengan menggunakan software, atau hal-hal yang textbook, akan tetapi ke sisi praktis. Beberapa hari yang lalu saya membaca sebuah blog (lupa URLnya, dapat link dari planet terasi), yang intinya dia harus kejam kepada temannya karena dia harus memastikan bahwa proyek harus selesai tepat waktu. Itu dia! Memang dia harus *kejam* terhadap kawan. Kalau kawan kita asyik main game, browsing internet, baca milis (seperti ini, apalagi ikutan milis gajah, he he he ... sorry for the cheap shot to all gajahers) padahal pekerjaan belum selesai, maka dia harus bisa mengatakan *stop doing whatever you're doing now, and finish this job*. Steve Jobs merupakan salah satu ikon yang terkenal dengan kekasarannya. Kalau pekerjaan belum selesai, maaf ... anda tidak bisa pulang berlebaran/natalan! Techies di Indonesia banyak. Orang yang bisa memanage project, ini yang tidak banyak! India? Banyak! Hal yang kedua yang kita lemah dibandingkan India adalah proses. Mereka memiliki proses untuk memecah-mecah pekerjaan menjadi beberapa bagian yang bisa dikerjakan oleh unit2/individu yang terpisah. This is not an easy task! Itulah sebabnya mereka bisa mengerjakan proyek dalam skala yang raksasa. Tapi ... jangan kecil hati. Saya baca cerita dari seorang entrepreneur yang membuka usaha di China. Dia mengalami hal yang sama. Mencari sumber finansial, mudah. Mencari pekerja, mudah. Mencari manager yang bisa dipercaya ... SUSAH! 1. Bisa jadi managernya orang tua yang sudah terbiasa dengan budaya santai (kalau di kita, budaya PNS he he he) 2. Manager muda ... terlalu koboy, cavalier! Tiba-tiba malah pekerjaan kita disabotase dan diambil alih oleh dia sendiri. Terlalu beresiko. Tapi ... katanya sekarang sudah mulai berubah dengan mulai banyaknya anak muda China yang lulusan pendidikan barat. Jadi, ada harapan di China dan ini terbukti. Artinya buat kita ... ada harapan! China saja yang demikian terpuruk bisa berubah, mosok kita nggak bisa. Nah ... tinggal kita mau atau tidak? -- budi
[teknologia] Re: Bangalore, one of the least expensive cities
On 11/21/05, Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED] wrote: On 11/21/05, didik achmadi [EMAIL PROTECTED] wrote: (Itulah sebabnya saya jadi mikir2 ingin melamar jadi country managernya Google di Indonesia supaya bisa bayarin programmer/tukang utak atik di Indonesia untuk ngoprek open source.)ooo.. kenapa cuman mikir pak budi.. langsung apply aja deh.Tanggung lagi.Ada beberapa alasan mengapa saya tidak melamar ke Google(or other big companies for that matter, eg: Microsoft, IBM, Schlumberger, etc.)Nanti akan saya tuliskan lengkapnya di blog.Hal yang paling mengganjel: saya sudah punya komitmen diperusahaan saya, ... kecuali perusahaan ini dibeli Google!he he he. Then, I'll work for Google. ... Opini ini mungkin terbentuk karena proses pengembangan industri perangkat lunak sungguh kurang mendapatkan iklim yang kondusif, terutama dalam hal pendanaan dan segala informasi yang sekiranya terkait. Saya pernah iseng2 menanyakan bagaimana support pihak banking untuk industri perangkat lunak yang masih mudaIni tidak betul.1. Dahulu, saya sering (saya ulangi: SERING) kedatangan orang yang punya duit (baca: investor) yang mencari tempat untuk menanam modal. Hanya, mereka belum menemukan orang IT yang bisa diberi dana. Range dananya bervariasi antara Rp 500 juta sd Rp 10 milyar. (Waktu itu kebanyakan Rp 2 milyar, yang dalam pandangan saya *terlalu besar* untuk skala starup sehingga para founder yang kebanyakan mahasiswa malah tidak berani)2. Dalam hal pendanaan untuk start-up, JAUHI BANK! Kalau saya lihat referensi, buku, sejarah, dan yang saya alami sendiri ... lebih baik pada tahap awal adalah dengan yang disebut angel investor, yaitu kawan, sodara, dll. dulu. Setalah itu masih banyak sumber finansial lain. Bank itu alternatif terakhir kalau sudah mentok dan benar2 mentok. Pendekatan dengan bank sangat beresiko untuk kita pribadi. Saya sangat tidak setuju kalau anda menggadaikan rumah (warisan) untuk start-up. Lebih baik share risk dengan orang lain, dengan imbalan kepemilikan di perusahaan. Mudah2an manfaat.-- buditerima kasih banyak pak budi. ini sangat membantu dan menginspirasi. :)sorry kalau posting ini dikategorikan dalam hal one liner -- Best RegardsDidik Achmadihttp://achmadi.blogsome.com
[teknologia] Re: Bangalore, one of the least expensive cities
2. Dalam hal pendanaan untuk start-up, JAUHI BANK! Kalau saya lihat referensi, buku, sejarah, dan yang saya alami sendiri ... lebih baik pada tahap awal adalah dengan yang disebut angel investor, yaitu kawan, sodara, dll. dulu. Setalah itu masih banyak sumber finansial lain. Ini persis dengan diskusi yang kemaren2 ini saya hadiri dan ada VC dari Foundation Capital (http://www.nusea.org/mixer).Kebetulan Foundation Capital termasuk VC yang dulunya backup startup saya (sebelum dibeli). Jadi memang menurutnya untuk round 1 startup funding sebaiknya menggunakan dana dari Family Friends connection.Ini targetnya untuk bikin software/prototype awal. Untuk kasus di Indonesia, Family Friendsnya bisa temen2nya Pak Budi tuch,udah di-sodorin VCnya siapa ... :) Carlos
[teknologia] Infrastruktur e-commerce - was Re: Akuisisi
On 11/18/2005 at 10:47 PM Muhamad Carlos Patriawan wrote: Oh ya, Yang saya lihat(karena sering pakai) dan kepikiran ,ini banyak persh2 mini yang bikin produk web-based untuk world market,contohnya web-based equity analytics di equity market atau Ebay-related-produk-something.Penjualanya dibikin subscribtion-based (bukan one-time software package begitu) menggunakan Paypal. Ini salah satu masalah infrastruktur Internet di Indonesia - belum ada cara pembayaran yang nyaman untuk digunakan untuk transaksi online. Disini credit card masih banyak yang mengenakan iuran tahunan, tapi sudah mulai ada terobosan2. Spt kemarin ini account saya di BRI mendapat debit card yang sekaligus MasterCard. Kalau ini sudah lebih menyebar, maka transaksi online di Indonesia bisa meningkat. Salam, Harry
[teknologia] Re: Bangalore, one of the least expensive cities
On 11/21/05, Pakcik [EMAIL PROTECTED] wrote: ... ada perkumpulan (tempat tukar2 informasi) dari yang bikin SOFTWARE2 KECIL ini nggak? menurut gue, ini yang REAL di depan mata. kenapa ini gak DIRAME kan? biar jadi industri. ... Ada, tapi saya amati beda bentuknya dengan di LN. Kalau di LN, orang2 yang seide dan sependeritaan ini kadang2 ngumpul2 di kampus (sewa ruangan) dan diskusi. [Sejarah] Dulu Homebrew computer club yang sering ngumpul di Stanford merupakan tempat untuk orang2 ngoprek. Dari sini muncul eksperimen dengan Altair dan ... munculnya Apple computer. Aura yang ada dalam pertemuan tersebut adalah: - apa yang bisa saya perbuat - show off; nih saya bisa ini, kamu mau? Am I a great guy (helping you)? he he he. - cerita tentang pengalaman (baik *DAN* buruk) Jadi ... semua mendapatkan manfaat Kalau di Indonesia, ketika kita kumpul2 ... kebanyakan yang datang *MINTA DISUAPI*. Mereka datang kemudian bertanya, saya dapat apa? Dalam pertemuan BHTV pun saya mendeteksi aura ini. Kalau nggak dapet apa-apa (dalam jangka dekat), ngapain saya ikutan ini. Padahal dalam pertemuan seperti inilah timbulnya ide, bisnis, sparks, etc. Kebanyakan yang bikin software2 kecil ini, ada sekarang, besok2 udah bubar. Karna biasanya anak2 muda yang baru lulus atau belum lulus kuliah yang bikin. Belum ada pengalaman. Perlu di arahkan biar jangan mati. Setuju. Tapi ... harus sabar. Gue orang yang percaya sama URUTAN. Bahwa itu harus dimulai dari pengembangan manusianya. Di Silicon valley dulu gak ada Google, Microsoft, dan lain2 itu. Manusianya yang bikin itu. Dulu gak ada infrastruktur bagus disana, manusianya yang bikin. Are you sure? he he he. Contohnya manusianya yang dibikin dulu itu gimana? Memang bedanya antara Silicon Valley dan tempat2 lain di dunia adalah mereka fluid (pindah sana sini). TIDAK HARUS mereka menciptakan orangnya sendiri. Yang penting, orangnya ada. Contohnya, yang dekat2 ini ... ya si Carlos ini. he he he. Dia kan bukan buatan/didikan Silicon Valley, akan tetapi perusahaan di sana ambil dia juga. They don't really care if you graduated from Stanford or Nigeria. As long as you can get the job done, we'll hire you. Saya bukan berniat untuk mengecilkan peranan pengembangan SDM lho. Justru sebaliknya, salah satu kunci keberhasilan sebuah daerah dengan industri teknologinya adalah adanya mekanisme untuk melakukan pengembangan SDM. Ini bisa lewat perguruan tinggi, training, research, dan ambil dari tempat lain. Yang penting, ada SDM-nya. (Itulah sebabnya saya tidak yakin Balicamp sukses karena sulit menghasilkan SDM di sana. Of course, this is a hindsight evaluation.) Jadi saya lebih yakin *BANDUNG* is the place. The ingredient (yaitu SDM generator) sudah ada! Yang kurang, justru ketidak adaanya MNC! Jadi ini kritik saya buat BHTV. Mendatangkan Google, Microsoft dan lain2 itu bukanlah prioritas. Gak perlu diharap2kan. Maaf, Anda salah untuk hal ini. Justru ini yang tidak ada di Bandung. Wired magazine berkali-kali memebuat evaluasi mengenai tempat2 yang mau nyontek Silicon Valley di seluruh dunia. (Ada banyak yang mau seperti ini, bukan hanya Bandung.) Mereka membuat 4 kriteria: • the ability of area universities and research facilities to train skilled workers or develop new technologies; • the presence of established companies and multinationals to provide expertise and economic stability; • the population's entrepreneurial drive to start new ventures; • the availability of venture capital to ensure that the ideas make it to market. Kalau diperhatikan, salah satunya adalah: the presence of established companies ... Ini yang tidak ada di Bandung, yang membuat saya ngotot. Mengapa ini penting? Well, start-up (di bidang apa pun, termasuk IT, biotech,...) memiliki resiko yang tinggi. Siapa yang sanggup meng- absorb resiko yang tinggi ini? Ada dua: - perusahaan besar tersebut - pemerintah (dengan research grants) Ceritanya begini. Kalau misalnya saya buka start-up kemudian gagal, kemana orang2 saya harus pergi? Sayang kalau orang2 ini dilepaskan. Mereka bagus, tapi saya gak punya dana untuk keep mereka. Caranya ... saya titipkan di perusahaan besar tersebut. Mereka bisa bekerja ke Google tersebut, sampai saya punya ide lagi dan punya dana untuk memulai start-up lagi. Orang2 tsb. saya tarik lagi dari Google :D Cara lain adalah, orang2 ini saya titipkan di research center yang mendapat dana (grant) dari Pemerintah untuk meneliti sebuah hal tertentu. Nah, di Silicon Valley keduanya ada. Ada perusahaan besar yang bisa menjadi bemper kalau start-up kita pingsan! Ada juga research grant dari DoD, dst. Lihat saja, si Carlos. Perusahaan start-up dimana dia kerja tutup. Dia bisa pindah ke tempat lain. Gak perlu pulang ke Indonesia. Bagi Silicon Valley ini sebuah keuntungan karena mereka tidak perlu memulangkan Carlos dan jika ada sebuah ide baru lagi, mereka tinggal tarik Carlos. Kepentingan adalah kepentingan bersama, bukan kepentingan sebuah
[teknologia] Re: Infrastruktur e-commerce - was Re: Akuisisi
Harry Sufehmi wrote: On 11/18/2005 at 10:47 PM Muhamad Carlos Patriawan wrote: Oh ya, Yang saya lihat(karena sering pakai) dan kepikiran ,ini banyak persh2 mini yang bikin produk web-based untuk world market,contohnya web-based equity analytics di equity market atau Ebay-related-produk-something.Penjualanya dibikin subscribtion-based (bukan one-time software package begitu) menggunakan Paypal. Ini salah satu masalah infrastruktur Internet di Indonesia - belum ada cara pembayaran yang nyaman untuk digunakan untuk transaksi online. Disini credit card masih banyak yang mengenakan iuran tahunan, tapi sudah mulai ada terobosan2. Spt kemarin ini account saya di BRI mendapat debit card yang sekaligus MasterCard. Kalau ini sudah lebih menyebar, maka transaksi online di Indonesia bisa meningkat. Bang Harry, Mangkanye yang ane maksud diatas adalah produk web-based untuk world market ,ane gak target-kan produk web-based untuk Indonesia market. Kenapa ? simple,karena buying power masyrakat di luar sangat tinggi dan kalo masuk ke kantong kita dollar,lumayan banget kan . Setup online Paypal,etc kan masalah mudah saja.Kalau software web-based yang subscribtion-based,tinggal masuk feenya ke paypal kita,dari situ masuk ke account Citibank kita yang tiap bulanya ditransfer ke Citibank Indonesia dengan biaya 10 USD saja...eh koq buka-buka rahasia ya . hehe...asli banyak peluang bisnis lho disini.. :) Carlos
[teknologia] Re: Infrastruktur e-commerce - was Re: Akuisisi
On 11/21/05, Muhamad Carlos Patriawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Bang Harry,Mangkanye yang ane maksud diatas adalah produk web-based untuk worldmarket ,ane gak target-kan produk web-based untuk Indonesia market.Kenapa ? simple,karena buying power masyrakat di luar sangat tinggi dan kalo masuk ke kantong kita dollar,lumayan banget kan . Hm... I can think of something... :P Setup online Paypal,etc kan masalah mudah saja.Kalau software web-basedyang subscribtion-based,tinggal masuk feenya ke paypal kita,dari situ masuk ke account Citibank kita yang tiap bulanya ditransfer ke CitibankIndonesia dengan biaya 10 USD saja...eh koq buka-buka rahasia ya .hehe...asli banyak peluang bisnis lho disini.. :) Loh memangnya sudah bisa yah Paypal menerima pembukaan account dari Indonesia? Sudah beberapa kali saya tanyakan dan jawaban mereka engga bisa. Anehnya, saya banyak sekali melihat orang Indonesia yang tinggal di Indonesia tetapi memiliki account paypal. Gimana caranya yah... ada yang tau? -- Oskar Syahbanahttp://www.permagnus.com/http://blog.permagnus.com/
[teknologia] Re: Infrastruktur e-commerce - was Re: Akuisisi
Loh memangnya sudah bisa yah Paypal menerima pembukaan account dari Indonesia? Sudah beberapa kali saya tanyakan dan jawaban mereka engga bisa. Anehnya, saya banyak sekali melihat orang Indonesia yang tinggal di Indonesia tetapi memiliki account paypal. Gimana caranya yah... ada yang tau? Makanya gua bilang,bikinnya pake account gua saja yang sudah lama established..feedback rating saya di Paypal sudah sangat tinggi lho...kalau orang trading sama saya pasti percaya :) Jadi gini aja,kita setup something, pakai acct saya yang diluar,nanti tiap bulan di Indonesia terima bersih. Kalu perlu alamat US,pakai alamat Pobox di US sudah cukup. Kalau perlu telepon dengan nomor AS,pakai VoIP saja model outsourcing (vonage,etc). Lagi-lagi,target market kita world market yang buying powernya tinggi,iye nggak...enak kan dapat income Dollar tapi kerja di Indonesia... :) Carlos
[teknologia] [Fwd: Solaris 10 University Challenge - USD 100,000 Grand Price]
Saya barusan dapat forwardan email ini. Yang menarik bagi saya adalah ... Indonesia masuk ke dalam negara yang boleh ikutan!!! At least, Indonesia sudah masuk ke dalam petanya Sun. Nah, apakah ANDA tertantang untuk challenge ini??? (I am too old for this. Hik. hik. hik.) -- budi -- Forwarded message -- From: Andre Wenas [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Date: Sun, 20 Nov 2005 09:57:25 +0800 Subject: Solaris 10 University Challenge - USD 100,000 Grand Price Solaris 10 University Challenge Contest Be an Innovator! » Cliquez ici pour la traduction francaise We know that innovation and creativity come from many sources. And nowhere else is that more true than on the thousands of university campuses around the world. Students are the future of software development. Sun is fostering the opportunity for student developers to harness that innovation and creativity by sponsoring an international Solaris 10 University Challenge. This Challenge will run from November 16, 2005 to June 10, 2006. To participate you must be a registered student or graduate student, faculty or university IT staff at an accredited university or academic institution. At the time of entry, you must be the age of majority in your country, province or state and a resident of the fifty United States and the District of Columbia, the United Kingdom, India, China, Japan, Korea, Germany, Canada, Australia, Singapore, Mexico, France, Russia, Switzerland, Czech Republic, and Indonesia.* Get Started! To enter, you must first register your intent to participate during the Contest Period by completing the online registration form. Student or Staff participants must also have their faculty advisor/professor or supervisor, complete and submit online a participant acknowledgment form. Your faculty advisor/professor or supervisor will automatically receive the acknowledgment form once you register. REGISTER NOW! » Formulaire d'inscription Submit your projects by following the instructions on our Project Submission Instructions page. http://www.sun.com/software/solaris/contest/univ_challenge_instruction.jsp Check out our resources page to get started with Solaris 10 or OpenSolaris technology and let your creativity run wild! Win Big! Create something new or port an existing utility or application. Solve a customer problem using Solaris 10 or OpenSolaris. Use your own design ideas or check out some of our project ideas . Either way, you could win big. One individual or one team of up to four individuals from the same university will be awarded the Grand Prize - US$5,000 prize purse per individual, plus a Sun Ultra 20 Workstation. The winner's university will receive a credit with a retail value of US$100,000 good towards the purchase of Sun Microsystems products including Sun Fire x64 systems and UltraSPARC processor-based systems.
[teknologia] Re: Bangalore, one of the least expensive cities
Gue orang yang percaya sama URUTAN. Bahwa itu harus dimulai dari pengembangan manusianya. Di Silicon valley dulu gak ada Google, Microsoft, dan lain2 itu. Manusianya yang bikin itu. Dulu gak ada infrastruktur bagus disana, manusianya yang bikin. You're absolutely right pak cik, Saya juga sependapat dengan ide ini dan lebih percaya dengan membangun komunitas software developer adalah hal yg penting. Saya tidak begitu Tapi kalau kelamaan nunggu URUTAN terutama dari faktor luar mah sudah keburu tua dulu.BHTV ada atau tidak ada ; atau nunggu korupsi yang baru bisa hilang 15 tahun seperti kata SBY mah kelamaan.Terus selama itu mau ngapain ? typing wordstar ? Untuk model situasi di Indonesia memang kita harus pakai metoda inkonvensional dan needs to be little bit crazy.Kenapa ? Sederhana, pemth kita secara finansial nyaris bangkrut akibat mismanajemen selama 30 tahun. Makanya langkah SBY untuk mengunjungi Redmond dan Bangalore saja sudah sangat tepat.Plus ditambah orang-orang kayak Pak Budi/Armien yang bisa drive dari belakang. Kalau dari sisi praktisnya,persh inovasi kan Engineering groupnya terdiri dari 40% software engineering,25% software QA,sisanya lagi hardware engineer,TAC Engineer,Escalation Engineer,Technical Writer,Project Manager. Nah untuk posisi2 mid-level SW Engineering-level + QA dan TAC Engineer itu kita masih bisa bersaing koq.Ini tiap hari kita mengalami kerugian karena posisi posisi itu direbut sama India,Pakistan,China,Taiwan.padahal orang Indonesia mampu (but don't know how). Jadi gak perlu minder,kalau mau terjun langsung ke Valley setelah 2-3 tahun pengalaman kerja di persh lokal di Indonesia bukan hal yang menakjubkan sebenarnya. Kalau gua ceritain gimana ceritanya engineer2 India masukin istri-nya ke persh di Silicon Valley,bakal kaget lhoemang pinter banget tuh mereka memanfaatkan situasi.. :) Carlos
[teknologia] Re: Bangalore, one of the least expensive cities
2005/11/21, Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED]: Kalau di Indonesia, ketika kita kumpul2 ... kebanyakan yang datang *MINTA DISUAPI*. Mereka datang kemudian bertanya, saya dapat apa? Dalam pertemuan BHTV pun saya mendeteksi aura ini. Kalau nggak dapet apa-apa (dalam jangka dekat), ngapain saya ikutan ini. Padahal dalam pertemuan seperti inilah timbulnya ide, bisnis, sparks, etc. Jadi BHTV dibangun di atas orang2 ini? Gue orang yang percaya sama URUTAN. Bahwa itu harus dimulai dari pengembangan manusianya. Di Silicon valley dulu gak ada Google, Microsoft, dan lain2 itu. Manusianya yang bikin itu. Dulu gak ada infrastruktur bagus disana, manusianya yang bikin. Are you sure? he he he. Contohnya manusianya yang dibikin dulu itu gimana? SDM yang gimana? bukannya pak Budi yang bilang bahwa Silicon Valley itu culture? Dan Culture itu tentang manusia kan? Apa Silicon Valley itu adalah tentang culture Big Company? So apa pentingnya mengharapkan Big Company datang kalau Silicon valley itu bukan tentang Big Company. Liat video lucu steve ballmer yang yang teriak2 developer .. developer .. ? Liat gimana steve jobs memuji developernya abis setiap keynote? baca google gak, claim mereka punya the best human resource? Heboh berita engineer dari sun banyak pindah ke Google. Berapa orang Carlos (gue percaya Carlos good engineer :) ) bisa kita dapet di Indonesia? Kalau pak Budi bilang ada banyak, saya kira pak Budi terlalu banyak bikin asumsi dibelakangnya. Atau berharap import engineer dari luar negri? Kalau kita mau maju IT nya, ayo kita rame kan apa yang REAL di depan mata kita. Kalau yang di depan mata adalah short term bikin accounting software semua, saya yakin bakalan tetap seperti itu seumur hidup. he he he. why not? kalau kita punya the best accounting software on planet kenapa tidak? Kalau itu yang kita bisa, kenapa bukan itu yang kita lakukan? Itu yang realistis. Pak Budi bikin product dong (atau jangan2 udah ada??), jangan consulting aja. Biar kerasa susahnya cari SDM di Indonesia. Pengalaman develope product bisa jadi masukan bagus untuk BHTV mungkin. Anyway, saya tetap mendukung usaha pak Budi untuk bikin BHTV. Mimpi itu bagus, tapi jangan mimpi terus, get real sekali2. Keep fighting untuk BHTV nya. -- Pakcik Under Construction
[teknologia] Re: Infrastruktur e-commerce - was Re: Akuisisi
Makanya gua bilang,bikinnya pake account gua saja yang sudah lamaestablished..feedback rating saya di Paypal sudah sangat tinggi lho...kalau orang trading sama saya pasti percaya :)Jadi gini aja,kita setup something, pakai acct saya yang diluar,nantitiap bulan di Indonesia terima bersih.Lagi-lagi,target market kita world market yang buying powernya tinggi,iye nggak...enak kan dapat income Dollar tapi kerja diIndonesia... :)Carlosiya nih bang carlos, mo setup opensource donate nya pake paypal jadi susah.. :-(, pake iKOBO transfer ratenya mahal, enak kan kalo bisa di tariknya bulanan :-P
[teknologia] Re: Infrastruktur e-commerce - was Re: Akuisisi
iya nih bang carlos, mo setup opensource donate nya pake paypal jadi susah.. :-(, pake iKOBO transfer ratenya mahal, enak kan kalo bisa di tariknya bulanan :-P Ndak apa-apa,bikin aja APInya terus redirect ke saya,atau kalau perlu bikin acct baru.Japri saja. FYI,dalam hal donation-pun,para online Charity sudah menggunakan Paypal sebagai online payment method. Ini contohnya,sebuah Charity yang dibuat rekan-rekan Muslim di San Jose/Silicon Valley untuk Pembangunan Fasilitas Rumah Yatim Piatu para Korban Tsunami di Aceh,kebetulan pernah terlibat awal-awalnya: http://www.givelight.org/index_files/sponsorship.html Cheers, Carlos