[yonsatu] Nggak nyambung (Re: Re: Iran (Re: Re: Sekularisme) Korupsi)

2003-11-13 Terurut Topik Akhmad Bukhari Saleh
- Original Message -
From: Abdullah Sodik
To: '[EMAIL PROTECTED]'
Sent: 13 Nopember 2003 11:48
Subject: [yonsatu] Re: Iran (Re: Re: Sekularisme)  Korupsi

 Ketika SD kita belajar pribahasa, salah satunya
 Gajah di pelupuk mata tak tampak, kuman di
 seberang lautan tampak.

 Memang, dengan mudah kita mengatakan bahwa
 terjadi korupsi besar-besaran baik di Arab Saudi
 bahkan Iran, seolah kita melupakan bahwa di negeri kita
 tercinta Indonesia bebas dari korupsi.

Wah rada nggak nyambung thread Anda nih, Sodik!

Kita sedang membahas apakah suatu negara yang korupsinya meruyak
seperti Iran bisa dipakai sebagai contoh negara yang Islami atau
tidak.

Bukan sedang menghindar dari membahas bahwa di Indonesia korupsi sudah
parah sekali, malahan menurut saya bisa-bisa lebih parah dari Iran.

Wasalam.


--[YONSATU - ITB]--
Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net
Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED]
Vacation   : mailto:[EMAIL PROTECTED]




[yonsatu] Re: Nggak nyambung (Re: Re: Iran (Re: Re: Sekularis me) Korupsi)

2003-11-13 Terurut Topik Abdullah Sodik
Pak Joni 
Menurut saya Iran bisa dipakai sebagai contoh negara yang Islami seperti
yang dimaksudkan, karena Iran  Arab Saudi (yang sedang kita diskusikan),
Syria dan Malaysia mempunyai angka korupsi jauh dibawah Indonesia seperti
Email saya sebelumnya pak

dihapus-
. Lebih parah lagi, diperlihatkan International Country Risk Guide Index
(ICRGI)sejak tahun 1992-2000, indeks korupsi di Indonesia terus meningkat
dari 7 menjadi mendekati 9(tahun 2000). Kecenderungan yang sama terjadi di
Rusia, yang mayoritas penduduknya Kristen, dengan indeks hampir 9 (tahun
2000). Sementara itu negara-negara mayoritas berpenduduk Muslim lain seperti
Pakistan, Banglades, dan Nigeria juga memiliki indeks korupsi amat tinggi,
rata-rata di atas 7. Begitu juga negara-negara berpenduduk mayoritas
Kristiani, seperti Argentina, Meksiko, Filipina, atau Kolombia yang indeks
korupsinya juga di atas 7. Bahkan, Thailand yang mayoritas penduduknya
Buddha, indeks korupsinya juga hampir mencapai 8. Kumaha eui

Sebaliknya Negara-negara lain yang juga mayoritas beragama Islam seperti
Iran  Arab Saudi (yang sedang kita diskusikan), Syria, atau Malaysia dengan
angka korupsi justru jauh lebih rendah dibanding Indonesia atau
Pakistan...dihapus..

Salam
Asodik


-Original Message-
From: Akhmad Bukhari Saleh [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, November 13, 2003 3:25 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [yonsatu] Nggak nyambung (Re: Re: Iran (Re: Re: Sekularisme) 
Korupsi)

- Original Message -
From: Abdullah Sodik
To: '[EMAIL PROTECTED]'
Sent: 13 Nopember 2003 11:48
Subject: [yonsatu] Re: Iran (Re: Re: Sekularisme)  Korupsi

 Ketika SD kita belajar pribahasa, salah satunya
 Gajah di pelupuk mata tak tampak, kuman di
 seberang lautan tampak.

 Memang, dengan mudah kita mengatakan bahwa
 terjadi korupsi besar-besaran baik di Arab Saudi
 bahkan Iran, seolah kita melupakan bahwa di negeri kita
 tercinta Indonesia bebas dari korupsi.

Wah rada nggak nyambung thread Anda nih, Sodik!

Kita sedang membahas apakah suatu negara yang korupsinya meruyak
seperti Iran bisa dipakai sebagai contoh negara yang Islami atau
tidak.

Bukan sedang menghindar dari membahas bahwa di Indonesia korupsi sudah
parah sekali, malahan menurut saya bisa-bisa lebih parah dari Iran.

Wasalam.


--[YONSATU - ITB]--
Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net
Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED]
Vacation   : mailto:[EMAIL PROTECTED]


--[YONSATU - ITB]--
Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net
Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED]
Vacation   : mailto:[EMAIL PROTECTED]




[yonsatu] Re: Barat - Timur (Re: Re: Iran (Re: Re: Sekularisme))

2003-11-13 Terurut Topik Andoko
kalau saya perhatikan berita di media masa (koran atau tabloid) , kayaknya
ada semacam kata-kata sandi yang digunakan (maaf kalau salah), tapi istilah
Barat-Timur memang kerapkali digunakan untuk mengasosiasikan Barat=Kristen,
Timur=Dunia Ketiga, yang mayoritas muslim. dan ada juga kata-kata sandi lain
yang sering digunakan,misalnya kalau ada kriminal yang sedang diadili atau
baru ditangkap, kalau tertulis, si anu, pria berkulit kuning langsat, atau
 pria berinisial THA (3huruf), asosiasinya ke suku tionghoa, mungkin ga
general, mungkin cuma beberapa media, dan merupakan kebijakan penulisnya
pribadi, bukan saya berburuk sangka lho.

- Original Message -
From: Akhmad Bukhari Saleh [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, November 12, 2003 11:33 PM
Subject: [yonsatu] Barat - Timur (Re: Re: Iran (Re: Re: Sekularisme))


 Wah, koq malah ditanyain ke saya soal arah mata angin ini, kan yang
 memunculkan kata pemerintahan Barat mulanya Doedoeng.
 Kalau soal negara maju dan terbelakang, kan arah mata angin yang lazim
 dipakai Utara dan Selatan.
 Jadi saya betul-betul bingung mengikuti penjelasan Doedoeng ini.
 Apalagi mendadak Jepang jadi Barat, bagaimana ngaturnya tuh?

 Kemudian kalau yang dibilang negara terbelakang itu Timur dan
 mayoritasnya kaum muslimin, apa milyaran orang di India dan Afrika
 sudah bukan negara terbelakang.
 Jangan-jangan maksud Doedoeng, Barat itu Kristen dan Timur itu
 Islam!? Ha ha ha...
 Lantas India yang Hindu, Cina yang Konghucu dan Jepang yang Shinto,
 arah mata anginnya apa yaa?

 Wasalam.
 
 PS:
 Saya baca ASWJ juga waktu nginap di Sheraton Yogya, ketika konferensi
 PII se-ASEAN bulan lalu. Jadi sama-sama hobby baca majalah tanpa beli
 juga 'Doeng, he he he.
 Pengungkapannya cukup detail, nama-nama keluarga Khameini yang jadi
 kaya raya lengkap disebut disertai profile-nya, metode KKN-nya juga
 dijelaskan.
 Juga dijelaskan bahwa KKN itu bisa meruyak, karena sistem theokrasi
 yang berlaku di Iran sekarang ini tidak mengenal check and balances.
 Jadi mungkin ini satu-satunya korupsi yang dilakukan orang
 terang-terangan atas nama Islam.
 Kalau lihat nama reporter penulisnya, walau saya lupa persisnya,
 tetapi nama Timur Tengah.

 ===
   - Original Message -
   From: [EMAIL PROTECTED]
   To: [EMAIL PROTECTED]
   Sent: 12 Nopember 2003 11:53
   Subject: [yonsatu] Re: Iran (Re: Re: Sekularisme)


   AWW.

   Sempat baca kalau kebetulan ada di rumah atau kantor senior yang
 berlangganan, atau di beberapa hotel tertentu.
   Kalau langganan jelas belum kuat, gaji PNS tahu sendiri lah, kecuali
   kalau korup (nau'dzubillahimindzalik).
   Barat?, secara umum mereka yang memiliki world view westernisasi
 dan memandang bahwa timur sebagai negara terbelakang atau dunia
 ketiga. Kebetulan negara dunia ketiga tersebut, mayoritas berpenduduk
 muslim. Dalam konteks ini, Jepang pun menjadi Barat.
   Mohon maaf kalau saya salah mengidentifikasi.
   BTW, Pak Djoni Saleh mohon share ke kita mengenai Barat dan
 Timur. Ditunggu dech.
   Wassalam. DZArifin.


 --[YONSATU -
ITB]--
 Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net
 Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Vacation   : mailto:[EMAIL PROTECTED]




--[YONSATU - ITB]--
Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net
Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED]
Vacation   : mailto:[EMAIL PROTECTED]




[yonsatu] Re: Ekslusif dan Inklusif

2003-11-13 Terurut Topik hermansyah
Hello rekans semua,
Sharif Dayan wrote:
Bangsa kita memang masih membutuhkan didikan mengenai bagaimana caranya
hidup saling menghargai. Paling tidak Korps bisa diharapkan untuk 
berjalan
paling depan dalam hal ini. Dengan demikian, tugas para penerus kita akan
menjadi lebih mudah karena kita sudah memulainya. Okeeh ?

Saya setuju sekali ini.  Saya jadi ingat, di RT saya tinggal dulu di 
Bandung, ada satu keluarga Katholik.  Pada waktu Natal, kami berkunjung 
kerumah mereka untuk mengucapkan selamat natal.  Warga yang lain tidak ada 
satupun yang datang mengucapkan selamat, karena menurut mereka itu haram. 
Sebaliknya pada saat Lebaran, warga katholik ini justru datang berkunjung 
kepada seluruh warga muslim untuk mengucapkan selamat.  Dalam hati saya 
berkata, betapa asosialnya warga muslim di RT saya ini.  Tapi, ya mau 
bagaimana lagi, diajarinnya ya begitu itu sih sama orang2 yang 
diaku/mengaku paling paham soal Islam.

Waktu adik kami berkunjung ke Belanda dan pulang ke Indonesia dengan 
membawa oleh2 dari kami yang berupa air suci Lourdes buat warga Katholik 
itu, matanya basah dilinangi air mata ketika menerimanya.  Dengan tersedu2 
dia lalu mengatakan bahwa sejak kami meninggalkan Indonesia hampir 4 tahun 
yll, sama sekali tidak ada seorangpun warga RT yang mau mengucapkan 
selamat kepadanya di hari Natal.  Sambil berlinang air mata dia bilang ke 
adik kami, bhw dia tidak akan melupakan kami sampai akhir hayatnya. 

Aduuh, hati saya amat sangat tersentuh mendengar pesannya itu.  Betapa 
indahnya hubungan antar manusia kalau kita mampu menembus barrier 
kepicikan pikiran dan kekakuan hati kita, untuk kemudian memberikan cinta 
kasih yang tulus kepada sesama, tanpa melihat embel2 agama.

Saya amat sangat setuju dengan rekan Sharif bahwa Korps seyogyanya 
berjalan di barisan terdepan dalam memberi contoh kerukunan hidup umat 
beragama di Republik ini.

Salam hangat,
Hermansyah XIV.







Sharif Dayan [EMAIL PROTECTED]
11/12/2003 20:48
Please respond to yonsatu

 
To: Yon 1 Mahawarman [EMAIL PROTECTED]
cc: 
Subject:[yonsatu] Re: Ekslusif dan Inklusif


Widya Çastrena Dharmasiddha !

At 22:52 12-11-2003 +0700, Edy Christiono wrote:

saya muslim, istri dan anak2 saya kristen...sejauh ini aman-aman
saja...

Ayah saya Muslim, Ibu saya Protestan. Saya dan adik dipersilakan memilih 
apa
yang akan dianut. Sampai dengan SMA, saya suka mengikuti Mata Pelajaran
Agama Islam, walau pada usia SD sudah dibaptis di gereja. Bagi saya,
mempelajari apa pun ada manfaatnya. Lagi pula, kami dibesarkan dalam 
komplek
sebuah BUMN, yang heterogen dalam hal agama.

Sepengetahuan saya -entah pada surah apa dinyatakan dalam Al Qur'an- 
memang
pria Muslim tidak boleh menikah dengan wanita ahli kitab. Kalau boleh 
tahu,
bagaimana tahapannya, sehingga Anda menikah dengan wanita Kristen ?


saya yakin jika memang Tuhan ada tentunya di
kehidupan kekal nanti nggak bagi-bagi kapling seperti real estate

Sampai saat ini, masih merupakan misteri bagi saya, bagaimana tiap-tiap
orang bisa meyakini mengenai sesuatu yang berada di luar dirinya. Termasuk
dalam hal ini adalah yang atheis. Bagi saya, komunis atau sosialis tidak
berarti tidak beragama atau tidak memiliki keyakinan mengenai kekuatan 
lain
di luar dirinya. Sebaliknya, yang menyatakan diri beragama -dst...- belum
tentu mengikuti syariat yang seharusnya mereka patuhi.

Masih dalam nada yang sama, saya pernah bertanyatanya, bagaimana mungkin 
ada
tentara -yang salah satu kewenangan yang diberikan padanya adalah boleh
membunuh dalam menjalankan tugasnya- yang menjalankan kehidupan sesuai
keyakinannya.


kalau sudah kemaleman dan masih nyanyi keras-keras
ngganggu tetangga.jumpmasternya  sukris keluar..turun ke 
bawah
dan berkata maaf saudara-saudara sekalian sudah malam jangan keras-keras
nyanyinya , cukup sudah,   sekarang waktunya saudara-saudara  pulang 
!!
pulang...

Dalam mengikuti ibadah-ibadah keluarga -mingguan, dibagi dalam sektor 
sesuai
pengelompokan tempat tinggal, merupakan rangkaian ibadah umum pada hari
Minggu- saya sering merasa kurang sreg ketika seusai ibadah -sekitar 
20:30-
diikuti dengan berlatih paduan suara. Tidak begitu menjadi masalah 
-menurut
saya- kalau para tetangga juga Kristen. Tapi kalau bukan, maka saya
menganggap hal itu sudah mengganggu.

Pada kesempatan Hari Raya Idul Fitri, saya menyadari bahwa warga sektor 
yang
saya kenali ternyata tidak mengunjungi warga Muslim yang tinggal 
bertetangga
dengan gereja. Saya kira hal itu kurang baik, sehingga pada tahun 
berikutnya
saya berprakarsa mengunjungi keluarga Ketua RT.

Bangsa kita memang masih membutuhkan didikan mengenai bagaimana caranya
hidup saling menghargai. Paling tidak Korps bisa diharapkan untuk berjalan
paling depan dalam hal ini. Dengan demikian, tugas para penerus kita akan
menjadi lebih mudah karena kita sudah memulainya. Okeeh ?
:-)


Sharif Dayan


--[YONSATU - 

[yonsatu] Re: Iran (Re: Re: Sekularisme) Korupsi

2003-11-13 Terurut Topik Syafril Hermansyah
On Thu, 13 Nov 2003 11:48:57 +0700
Abdullah Sodik [EMAIL PROTECTED] wrote:

[ ... ]

 Jadi menurut hemat saya, gambaran kasar tersebut memberi indikasi
 bahwa tinggi-rendahnya korupsi tidak banyak berkait dengan agama,
 tetapi lebih terkait dengan tatanan hukum yang jelas dan tegas yang
 diiringi penegakan hukum berat terhadap para koruptor. 

Mungkin benar begitu ...tp adakah yg tahu kriteria korupsi yg
digunakan oleh Global Corruption Index atau Transparency International
Index seperti apa ?

Tolok ukur kita terhadap sesuatu sangat dipengaruhi oleh lingkungan.
Misalkan saja orang-2x yg lama bekerja di rumah sakit, maka kriteria
(dan tolok ukur) dia dalam menentukan seseorang sakitnya parah atau
tidak parah akan berbeda dg orang biasa; shg sering kita jadi gemes
melihat perawat yg lamban beresponse padahal pasiennya sudah parah.

Kita sering mendengar akhir-2x ini mengenai betapa malangnya negeri ini
krn departemen yg mendidik kita (depdiknas), yg mengurusi soal moral
(dep. agama), yg mengurusi kesehatan (DepKes) dan mengadili
benar/tidaknya (DepKeh dan Kejaksaan) mrpkan departemen terkorup di
negeri ini. Tentu saja mereka tidak berpendapat seperti itu, dan ini
akibat perbedaan kriteria (tolok ukur).

Saya dulu sempat berpendapat bahwa kalau kita bisa berantas korupsi
(KKN) maka produktifitas anak negeri ini akan meningkat, tp setelah saya
pikir ulang pendapat itu tidak bagus. Dg pola berpikir seperti itu maka
kita jadi terperangkap kepada hal-2x negatif yg justru merusak
produktifitas.

Mestinya semua orang berpikir soal pencapaian target, dan membuat tolok
ukur pencapaiannya; shg semua orang berlomba-lomba mencapai tolok ukur
tsb dan tidak lagi punya waktu untuk melakukan korupsi.
Transparansi juga akan mencegah niatan berkorupsi, plus meningkatkan
semangat kompetisi dalam pencapaian target.
Siapa yg tidak bisa memenuhi kriteria produktifitas dalam kurun waktu
tertentu, ya langsung mundur jabatan ... terlihat jelas ukurannya,
terlihat jelas maslahatnya bagi orang banyak.


-- 
syafril
---
Syafril Hermansyah


--[YONSATU - ITB]--
Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net
Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED]
Vacation   : mailto:[EMAIL PROTECTED]




[yonsatu] Fw: Re: Iran (Re: Re: Sekularisme) Korupsi

2003-11-13 Terurut Topik Syafril Hermansyah
Sorry dikoreksi krn ada kata-2x yg kurang.

Begin forwarded message:

Date: Thu, 13 Nov 2003 16:30:25 +0700
From: Syafril Hermansyah [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [yonsatu] Re: Iran   (Re: Re: Sekularisme)  Korupsi


On Thu, 13 Nov 2003 11:48:57 +0700
Abdullah Sodik [EMAIL PROTECTED] wrote:

[ ... ]

 Jadi menurut hemat saya, gambaran kasar tersebut memberi indikasi
 bahwa tinggi-rendahnya korupsi tidak banyak berkait dengan agama,
 tetapi lebih terkait dengan tatanan hukum yang jelas dan tegas yang
 diiringi penegakan hukum berat terhadap para koruptor. 

Mungkin benar begitu ...tp adakah yg tahu kriteria korupsi yg
digunakan oleh Global Corruption Index atau Transparency International
Index seperti apa ?

Tolok ukur kita terhadap sesuatu sangat dipengaruhi oleh lingkungan.
Misalkan saja orang-2x yg lama bekerja di rumah sakit, maka kriteria
(dan tolok ukur) dia dalam menentukan seseorang sakitnya parah atau
tidak parah akan berbeda dg orang biasa; shg sering kita jadi gemes
melihat perawat yg lamban beresponse padahal pasiennya sudah parah.

Kita sering mendengar akhir-2x ini mengenai betapa malangnya negeri ini
krn departemen yg mendidik kita (depdiknas), yg mengurusi soal moral
(dep. agama), yg mengurusi kesehatan (DepKes) dan mengadili
benar/tidaknya (DepKeh dan Kejaksaan) mrpkan departemen terkorup di
negeri ini. Tentu saja mereka tidak berpendapat seperti itu, dan ini
akibat perbedaan kriteria (tolok ukur).

Bagaimana kita bisa mengambil manfaat dari perbedaan tolok ukur ini ?

Saya dulu sempat berpendapat bahwa kalau kita bisa berantas korupsi
(KKN) maka produktifitas anak negeri ini akan meningkat, tp setelah saya
pikir ulang pendapat itu tidak bagus. Dg pola berpikir seperti itu maka
kita jadi terperangkap kepada hal-2x negatif yg justru merusak
produktifitas.

Mestinya semua orang berpikir soal pencapaian target, dan membuat tolok
ukur pencapaiannya; shg semua orang berlomba-lomba mencapai tolok ukur
tsb dan tidak lagi punya waktu untuk melakukan korupsi.
Transparansi juga akan mencegah niatan berkorupsi, plus meningkatkan
semangat kompetisi dalam pencapaian target.
Siapa yg tidak bisa memenuhi kriteria produktifitas dalam kurun waktu
tertentu, ya langsung mundur jabatan ... terlihat jelas ukurannya,
terlihat jelas maslahatnya bagi orang banyak.


-- 
syafril
---
Syafril Hermansyah


--[YONSATU - ITB]--
Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net
Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED]
Vacation   : mailto:[EMAIL PROTECTED]




[yonsatu] Re: Nggak nyambung (Re: Re: Iran (Re: Re: Sekularis me) Korupsi)

2003-11-13 Terurut Topik hermansyah
Hello bung Sodik,
Kalau acuannya bebas korupsi, kenapa kok yang dicontoh bukan negara yang 
dianggap paling clean didunia yaitu: Finlandia (lihat website Transparency 
International di: http://www.transparency.org/cpi/2002/cpi2002.en.html)?. 
Didalam tabel ini kita lihat Indonesia berada pada posisi ke 96 dari 102 
negara, sementara Saudi Arabia dan Iran malah nggak masuk tabel sama 
sekali.

Taruhlah International Country Risk Guide Index (ICRGI)kedua negara itu lebih baik 
dari Indonesia yang dari 7 terus naik jadi 9 
di tahun 2000 (barangkali di tahun 2003 ini naik lagi jadi 11, ha ha ha), 
toch saya kira ICRGI nya Finland, Swedia dan Singapore masih jauh lebih 
lebih baik dari Saudi Arabia dan Iran. 

Jadi, kalau tolok ukurnya adalah korupsi, menurut saya negara Islami yang 
anda contohkan melalui Saudi Arabia dan Iran itu bukanlah contoh yang 
baik.  Tapi, kalau anda bilang: 

Jadi menurut hemat saya, gambaran kasar tersebut memberi indikasi bahwa
tinggi-rendahnya korupsi tidak banyak berkait dengan agama, tetapi lebih
terkait dengan tatanan hukum yang jelas dan tegas yang diiringi penegakan
hukum berat terhadap para koruptor. Harus diakui, agama lebih merupakan
imbauan moral; meski agama juga memberi ancaman bagi pelaku yang 
melakukan
tindak jinayah (kriminal) seperti korupsi, hukuman itu umumnya hanya 
berlaku
di akhirat kelak.

Ini saya setuju sekali.  Hanya dengan hukum yang konsisten dan yang tidak 
pandang bululah korupsi bisa diberantas, sementara agama lebih bersifat 
sebagai pagar moral kita. 

Hukum yang konsisten dan tidak pandang bulu itu, menurut saya nggak perlu 
harus hukum Islami, karena contoh negara Islami yang anda sebutkan, 
disamping ICRGInya masih kalah dibandingkan Finlandia, Swedia dan 
Singapore, ternyata merekapun nggak masuk dalam tabel Transparency 
International, ha ha ha.  Kalau mereka lebih clean dari Finlandia nggak 
mungkin dong!

Salam hangat,
HermanSyah XIV.






Abdullah Sodik [EMAIL PROTECTED]
11/13/2003 09:58
Please respond to yonsatu

 
To: '[EMAIL PROTECTED]' [EMAIL PROTECTED]
cc: 
Subject:[yonsatu] Re: Nggak nyambung   (Re: Re: Iran   (Re: Re: 
Sekularis me)  
Korupsi)


Pak Joni 
Menurut saya Iran bisa dipakai sebagai contoh negara yang Islami seperti
yang dimaksudkan, karena Iran  Arab Saudi (yang sedang kita diskusikan),
Syria dan Malaysia mempunyai angka korupsi jauh dibawah Indonesia seperti
Email saya sebelumnya pak

dihapus-
. Lebih parah lagi, diperlihatkan International Country Risk Guide 
Index
(ICRGI)sejak tahun 1992-2000, indeks korupsi di Indonesia terus meningkat
dari 7 menjadi mendekati 9(tahun 2000). Kecenderungan yang sama terjadi di
Rusia, yang mayoritas penduduknya Kristen, dengan indeks hampir 9 (tahun
2000). Sementara itu negara-negara mayoritas berpenduduk Muslim lain 
seperti
Pakistan, Banglades, dan Nigeria juga memiliki indeks korupsi amat tinggi,
rata-rata di atas 7. Begitu juga negara-negara berpenduduk mayoritas
Kristiani, seperti Argentina, Meksiko, Filipina, atau Kolombia yang indeks
korupsinya juga di atas 7. Bahkan, Thailand yang mayoritas penduduknya
Buddha, indeks korupsinya juga hampir mencapai 8. Kumaha eui

Sebaliknya Negara-negara lain yang juga mayoritas beragama Islam seperti
Iran  Arab Saudi (yang sedang kita diskusikan), Syria, atau Malaysia 
dengan
angka korupsi justru jauh lebih rendah dibanding Indonesia atau
Pakistan...dihapus..

Salam
Asodik


-Original Message-
From: Akhmad Bukhari Saleh [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, November 13, 2003 3:25 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [yonsatu] Nggak nyambung (Re: Re: Iran (Re: Re: Sekularisme) 
Korupsi)

- Original Message -
From: Abdullah Sodik
To: '[EMAIL PROTECTED]'
Sent: 13 Nopember 2003 11:48
Subject: [yonsatu] Re: Iran (Re: Re: Sekularisme)  Korupsi

 Ketika SD kita belajar pribahasa, salah satunya
 Gajah di pelupuk mata tak tampak, kuman di
 seberang lautan tampak.

 Memang, dengan mudah kita mengatakan bahwa
 terjadi korupsi besar-besaran baik di Arab Saudi
 bahkan Iran, seolah kita melupakan bahwa di negeri kita
 tercinta Indonesia bebas dari korupsi.

Wah rada nggak nyambung thread Anda nih, Sodik!

Kita sedang membahas apakah suatu negara yang korupsinya meruyak
seperti Iran bisa dipakai sebagai contoh negara yang Islami atau
tidak.

Bukan sedang menghindar dari membahas bahwa di Indonesia korupsi sudah
parah sekali, malahan menurut saya bisa-bisa lebih parah dari Iran.

Wasalam.


--[YONSATU - 
ITB]--
Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net
Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED]
Vacation   : mailto:[EMAIL PROTECTED]


--[YONSATU - 
ITB]--
Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net
Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED]
Vacation   : mailto:[EMAIL 

[yonsatu] Re: Komentar wanita pakai jilbab dari Utami!

2003-11-13 Terurut Topik hermansyah
Hello rekan Rizal,
Nah, disini saya bingung, jadi apa yang membedakan negara yang menganut 
demokrasi dengan negara totalitarian/fascist/communist, kalau mereka 
menekan 
kelompok minoritas hanya karena mereka mayoritas atau karena mereka 
berkuasa? Karena setau saya hanya negara-negara tersebut yang selalu 
hantam-kromo terhadap hak-hak asasi orang lain.

Ah sepengetahuan saya mereka nggak hantam kromo kok.  Sebelum suatu UU 
dibuat, parlemen dan pemerintah mereka berdebat berminggu-minggu, dan 
perdebatan ini bisa diikuti oleh setiap warga negara.  Bahkan kalau ada UU 
yang ternyata nggak diterima oleh kalangan minoritas, mereka boleh 
demonstrasi kok, nggak dilarang, nggak ditangkepin.  Yang ditangkepin itu 
kalau berdemonstrasi dengan mengganggu ketertiban umum, apalagi pake 
lempar bom, he he he.

Kalau demonstrasi itu berlarut2 sehingga bisa mengganggu kestabilan 
ekonomi dan keamanan negara, maka Pengadilan turun tangan.  Pengadilanlah 
yang memutuskan masalahnya musti diapakan.  Kalau Pengadilan sudah 
mengeluarkan putusannya maka semua orang nurut, walaupun pasti ada pihak2 
yang nurutnya terpaksa.  Ya kalau aturan mainnya bilang bahwa putusan 
pengadilan harus dipatuhi, ya kan musti dipatuhi dong.  Kalau nggak bukan 
negara hukum lagi namanya.

Sekalipun demikian, yang namanya orang hidup, pasti aja ada segelintir 
orang yang sama sekali nggak mau nurut sama putusan pengadilan itu. 
Alasannya pengadilannya fascist lah, totaliterlah, kafirlah, dsb.  Nah, 
orang2 inilah yang akhirnya jadi pengacau masyarakat bahkan jadi teroris, 
jadi musti ditangkep dan dihukum. So simple is that!

Kalau negara totalitarian/fascist/communist, kan proses nangkepin orangnya 
nggak lewat mekanisme diatas?  Jadi beda banget dong sama negara 
demokrasi.

Mengkaitkan dengan hal pelarangan jilbab, membuat saya termenung, kok 
bisa2nya mereka nunjuk hidung kita dan bilang: kowe orang tidak 
melindungi 
kaum minoritas punya hak2, tetapi secara simultan mereka juga melakukan 
hal 
yg sama.

Sampai detik ini setahu saya belum ada UU yang melarang kaum muslim 
berjilbab di negara2 Eropa Barat dan US, khususnya Belanda (Saya baru cek 
ulang, ternyata UU larangan memakai jilbab di Belanda memang nggak ada. 
Bahwasanya disuatu sekolah non muslim yang pernah saya sebut diemail saya 
terdahulu ada larangan berjilbab, itu karena sekolah tsb. kebetulan punya 
aturan main begitu.  Ini sempat jadi perdebatan publik yang cukup lama, 
sampai pengadilan memutuskan bahwa sekolah itu berhak melaksanakan 
peraturannya dan si siswa musti nurut kalau mau tetap bersekolah disana, 
atau cari sekolah lain). 

Bahwasanya pemerintah Perancis ingin membuat UU melarang berjilbab (lihat 
posting pertama kali yang dilempar oleh rekan Doedoeng, kalau nggak 
salah), kita lihat saja, pasti prosesnya akan lama sekali dan belum tentu 
berhasil.  Silakan anda ikuti dan nikmati sendiri proses demokrasi mereka.

Saya sih tidak mempermasalahkan wajib atau tidak memakai jilbab/kerudung, 

hanya menitikberatkan jika orang memakainya karena keyakinannya, sudah 
seharusnya tidak boleh ada yg melarang karena itu berhubungan dengan 
hak-hak 
asasi manusia yang diakui oleh Piagam PBB dan mungkin UUD negara mereka.

Setuju sekali.  Yang penting kan berjilbab itu karena memang keinginan 
sendiri, nggak pake jilbab juga karena kemauan sendiri, bukan karena 
dipaksa-paksa apalagi di intimidasi!

Salam hangat,
HermanSyah XIV.






Rizal Ahmad [EMAIL PROTECTED]
11/12/2003 19:48
Please respond to yonsatu

 
To: [EMAIL PROTECTED]
cc: 
Subject:[yonsatu] Re: Komentar wanita pakai jilbab dari Utami!


Hallo rekan Rizal,

Hi, Mas Hermansyah, met kenal

Sepegetahuan saya, di negara2 Eropa barat dan US, kalau ada peraturan 
yang
diskriminatif, maka biasanya langsung timbul reaksi dari masyarakat, 
bahkan
demonstrasi.

Sdh pasti mas, namanya negara demokrasi. Tetapi karena memang minoritas, 
demonstrasinya tidak banyak.

Tapi, kalaupun ada UU atau peraturan yang terkesan diskriminatif dan kaum
minoritas tidak bisa menggagalkannya, yah inilah risiko demokrasi, 
terpaksa
suara mayoritas harus diterima dengan sportif.
Untuk kaum muslim yang sudah kelompok minoritas kemudian terlalu kaku 
pula
pada pendiriannya, bisa masuk akal kalau larangan berjilbab misalnya,
mereka lihat sbg. menginjak-injak hak azasi mereka.

Nah, disini saya bingung, jadi apa yang membedakan negara yang menganut 
demokrasi dengan negara totalitarian/fascist/communist, kalau mereka 
menekan 
kelompok minoritas hanya karena mereka mayoritas atau karena mereka 
berkuasa? Karena setau saya hanya negara-negara tersebut yang selalu 
hantam-kromo terhadap hak-hak asasi orang lain.

Dan yg lebih menggelikan lagi, kalau tidak mau dibilang 
memiriskan/memilukan, USA melalui Department of State dan European Union, 
selalu mengeluarkan Laporan Tahuan mengenai Hak-hak asasi manusia dan 
pelanggarannya. Dan kalau tidak salah memasukan Indonesia dan sudah tentu 
Cina daratan sebagai 

[yonsatu] Re: Nggak nyambung (Re: Re: Iran (Re: Re: Sekularis me) Korupsi)

2003-11-13 Terurut Topik Syafril Hermansyah
On Thu, 13 Nov 2003 11:11:22 +0100
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Jadi menurut hemat saya, gambaran kasar tersebut memberi indikasi
 bahwa tinggi-rendahnya korupsi tidak banyak berkait dengan agama,
 tetapi lebih terkait dengan tatanan hukum yang jelas dan tegas yang
 diiringi penegakan hukum berat terhadap para koruptor. Harus diakui,
 agama lebih merupakan imbauan moral; meski agama juga memberi ancaman
 bagi pelaku yang  melakukan tindak jinayah (kriminal) seperti   
  korupsi, hukuman itu umumnya hanya  berlaku
 di akhirat kelak.
 
 Ini saya setuju sekali.  Hanya dengan hukum yang konsisten dan yang
 tidak pandang bululah korupsi bisa diberantas, sementara agama lebih
 bersifat sebagai pagar moral kita. 

Ah Anda berdua jangan mencampurkan antara negara yg menerapkan hukum
agama sbg hukum negara (baca hukum syariah) dg negara yg mayoritas
memeluk agama tertentu. Kalau negara yg menerapkan hukum agama sbg hukum
negara maka agama merupakan tolok ukurnya (spt Saudi, Vatikan dll), tp
kalau sebaliknya maka agama hanya sebagai pagar moral.

Berikut, soal hukum dan pelaksanaannya adalah 2 hal yg berbeda.
Hukum (tertulis) bisa bagus, akan tetapi kalau tidak dilaksanakan ya
percuma saja.
Hukum tidak dilaksanakan bisa karena banyak hal :
- hukumnya susah, rumit utk diimplementasikan
- masyarakatnya tidak cukup sadar hukum (sosialisasi kurang).
- hukumnya bukan pengejawantahan dari norma yg berlaku di masyarakat.
- pemimpin masyarakan kurang akal dalam menerapkan hukum
  dilingkungannya.
 
Kita sudah pernah mendiskusikan bahwa orang Indonesia yg berada di luar
negeri malah lebih tertib hukum, lebih fight dalam menghadapi hidup;
sebaliknya orang bule yg berada di Indonesia malah jadi cenderung tidak
tertib hukum. Jadi ini

 Hukum yang konsisten dan tidak pandang bulu itu, menurut saya nggak
 perlu harus hukum Islami, karena contoh negara Islami yang anda
 sebutkan, disamping ICRGInya masih kalah dibandingkan Finlandia,
 Swedia dan Singapore, ternyata merekapun nggak masuk dalam tabel
 Transparency International, ha ha ha.  Kalau mereka lebih clean dari
 Finlandia nggak mungkin dong!

Selama ini banyak orang yg mengatakan soal Hukum yg perlu ditegakkan di
negara ini lbh dahulu barulah bisa korupsi dan KKN diberantas, apakah
ini berarti kita harus memulai dulu dari pembenahan di bidang hukum ?
(ingat soal aparat hukum yg tidak beres di negara kita ini, soal mafia
pengadilan misalnya).


-- 
syafril
---
Syafril Hermansyah


--[YONSATU - ITB]--
Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net
Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED]
Vacation   : mailto:[EMAIL PROTECTED]




[yonsatu] Re: Nggak nyambung (Re: Re: Iran (Re: Re: Sekularis me) Korupsi)

2003-11-13 Terurut Topik hermansyah

Hello pak Syafril,

Ah Anda berdua jangan mencampurkan antara negara yg menerapkan hukum
agama sbg hukum negara (baca hukum syariah) dg negara yg mayoritas
memeluk agama tertentu. Kalau negara yg menerapkan hukum agama sbg hukum
negara maka agama merupakan tolok ukurnya (spt Saudi, Vatikan dll), tp
kalau sebaliknya maka agama hanya sebagai pagar moral.

Oops, sorry kalau ternyata kurang jelas.  Kalau dalam benak saya, hukum
yang diterapkan itu adalah hukum sekular, bukan hukum agama, makanya saya
bilang agama hanya pagar moral.

Kita sudah pernah mendiskusikan bahwa orang Indonesia yg berada di luar
negeri malah lebih tertib hukum, lebih fight dalam menghadapi hidup;
sebaliknya orang bule yg berada di Indonesia malah jadi cenderung tidak
tertib hukum. Jadi ini

Nah, kenapa orang Indonesia di negerinya sendiri berperilaku 'barbar'
begitu?.  Wah, kita bisa diskusi 7 maleman barangkali untuk membahasnya.
Barangkali kitapun perlu pendapat rekan2 yang backgroundnya Anthropologi,
Psikologi, Sosial, Sejarah dan Ilmu2 Agama.  Sebab, rusak beratnya moral
bangsa kita itu kan akibat proses yang telah berjalan puluhan, bahkan
mungkin ratusan tahun (kita mengklaimnya ini karena kesalahan Orba, tapi,
apakah selama 350 tahun di jajah belanda, dan 1000 tahun sebelumnya dijaman
raja2 Nusantara pengaruhnya nggak ada sama sekali?).

Tapi, kalau kita nggak mau cari sebab, karena mbulet, maka yang perlu kita
segera lakukan sekarang sebagai solusi, menurut saya adalah:

1- Terapkan negara sekular dengan konsisten.  Pemimpin negara dan politikus
ya ngurusin negara saja, jangan sok jadi orang suci dengan meng'quote'
ayat2 kitab suci dalam pidato2nya dan/atau dalam tindak tanduk
sehari-harinya, sementara pemimpin umat ya ngurusin agama saja, jangan
mencampuri urusan negara, apalagi mengklaim bahwa agamanya tidak bisa
dipisahkan dari urusan negara.

2- Hidup sederhana dan hemat.  Jangan menilai orang dari atributnya.  Beli
barang2 konsumtif sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan, bukan buat show.

3- Bekerja dengan keras dan fair.  Jangan melakukan jalan pintas, karena
fondasi yang rapuh pada suatu saat akan meruntuhkan bangunan yang berdiri
diatasnya.

4- Buat UU yang membatasi kekayaan seseorang (yang berlaku sampai misalnya
GNP Indonesia telah mencapai 10.000 USD/kapita).  Batasan kekayaan ini
misalnya: rumah hanya boleh 1 (isi rumahnya sih bebas), mobil maksimal 2,
tanah/kebun hanya 1 ha.  Orang2 yang memiliki kekayaan melampaui batasan
itu, kelebihan kekayaannya diambil negara untuk program pengentasan
kemiskinan, pendidikan, dan untuk kepentingan rakyat banyak lainnya.

5- Tunduk pada hukum dan peraturan yang berlaku.  Dimulai dengan al:
berhenti kalau traffic light berwarna merah, tidak menyogok kalau kena
Tilang atau minta disogok, dsb. (Ah,ini sih klise ya...,semua orang sudah
tahu ini, tapi tetap aja melakukannya).

6- Point 2 s/d 5 itu harus segera dicontohkan oleh para pemimpin negara,
pemimpin masyarakat dan pemimpin umat.

7- Bentuk lembaga yang berjudul misalnya 'Badan Pengawasan Progam Perbaikan
Mentalitas Bangsa'.  Lembaga ini kerjanya memonitor kemajuan perbaikan
mentalitas bangsa, dan memberikan laporan kepada pemimpin negara dan
masyarakat luas atas kemajuan2 yang dicapai dan kendala2 yang dihadapi, dan
bertugas mempermalukan (melalui karikatur dan anekdot) para pemimpin negara
dan pemimpin umat yang kedapatan mentalnya rusak. Lembaga macam ini
barangkali bisa jadi bahan tertawaan dunia, tapi saya nggak melihat ada
solusi yang lebih elegant lagi buat negeri kita tercinta ini dalam upaya
memperbaiki mentalitas yang sudah rusak berat itu.

8- Terapkan hukuman mati untuk koruptor.
9- Terapkan hukuman penjara seberat-beratnya untuk orang2 yang dengan dalih
agama memaksa atau mengintimidasi orang lain untuk mengikuti kemauannya.

10- Boleh ditambahin oleh rekan2 yang lain, he he he.

Selama ini banyak orang yg mengatakan soal Hukum yg perlu ditegakkan di
negara ini lbh dahulu barulah bisa korupsi dan KKN diberantas, apakah
ini berarti kita harus memulai dulu dari pembenahan di bidang hukum ?

Menurut saya pembenahan hukum itu musti jadi satu paket dengan butir 1 s/d
10 atau s/d 100 (kalau ada yang nambahin) diatas.

Salam hangat,
HermanSyah  XIV.













--[YONSATU - ITB]--
Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net
Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED]
Vacation   : mailto:[EMAIL PROTECTED]




[yonsatu] Re: Ekslusif dan Inklusif

2003-11-13 Terurut Topik Priyo Pribadi Soemarno
Naah , ini sudah mulai positif ,
Kita memerlukan sikap toleran dan persaudaraan semacam ini ,..
Inilah yang membuat Indonesia mampu memerdekakan bangsanya setelah 
dijajah 350 tahun dan terpecah-pecah dalam berbagai suku , ras , agama 
dan berbagai perbedaan lainnya .
Salam hangat buat Mansyah , Sharif dan Dimas Sukris ,..
Wassalam,
Priyo PS
Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Date: Thu, 13 Nov 2003 10:19:05 +0100
Subject: [yonsatu] Re: Ekslusif dan Inklusif

 Hello rekans semua,
 Sharif Dayan wrote:
 Bangsa kita memang masih membutuhkan didikan mengenai bagaimana
 caranya
 hidup saling menghargai. Paling tidak Korps bisa diharapkan untuk 
 berjalan
 paling depan dalam hal ini. Dengan demikian, tugas para penerus kita
 akan
 menjadi lebih mudah karena kita sudah memulainya. Okeeh ?
 
 Saya setuju sekali ini.  Saya jadi ingat, di RT saya tinggal dulu di 
 Bandung, ada satu keluarga Katholik.  Pada waktu Natal, kami berkunjung
 kerumah mereka untuk mengucapkan selamat natal.  Warga yang lain tidak
 ada 
 satupun yang datang mengucapkan selamat, karena menurut mereka itu
 haram. 
 Sebaliknya pada saat Lebaran, warga katholik ini justru datang
 berkunjung 
 kepada seluruh warga muslim untuk mengucapkan selamat.  Dalam hati saya
 berkata, betapa asosialnya warga muslim di RT saya ini.  Tapi, ya mau 
 bagaimana lagi, diajarinnya ya begitu itu sih sama orang2 yang 
 diaku/mengaku paling paham soal Islam.
 
 Waktu adik kami berkunjung ke Belanda dan pulang ke Indonesia dengan 
 membawa oleh2 dari kami yang berupa air suci Lourdes buat warga
 Katholik 
 itu, matanya basah dilinangi air mata ketika menerimanya.  Dengan
 tersedu2 
 dia lalu mengatakan bahwa sejak kami meninggalkan Indonesia hampir 4
 tahun 
 yll, sama sekali tidak ada seorangpun warga RT yang mau mengucapkan 
 selamat kepadanya di hari Natal.  Sambil berlinang air mata dia bilang
 ke 
 adik kami, bhw dia tidak akan melupakan kami sampai akhir hayatnya. 
 
 Aduuh, hati saya amat sangat tersentuh mendengar pesannya itu.  Betapa 
 indahnya hubungan antar manusia kalau kita mampu menembus barrier 
 kepicikan pikiran dan kekakuan hati kita, untuk kemudian memberikan
 cinta 
 kasih yang tulus kepada sesama, tanpa melihat embel2 agama.
 
 Saya amat sangat setuju dengan rekan Sharif bahwa Korps seyogyanya 
 berjalan di barisan terdepan dalam memberi contoh kerukunan hidup umat 
 beragama di Republik ini.
 
 Salam hangat,
 Hermansyah XIV.
 
 
 
 
 
 
 
 Sharif Dayan [EMAIL PROTECTED]
 11/12/2003 20:48
 Please respond to yonsatu
 
  
 To: Yon 1 Mahawarman [EMAIL PROTECTED]
 cc: 
 Subject:[yonsatu] Re: Ekslusif dan Inklusif
 
 
 Widya Çastrena Dharmasiddha !
 
 At 22:52 12-11-2003 +0700, Edy Christiono wrote:
 
 saya muslim, istri dan anak2 saya kristen...sejauh ini aman-aman
 saja...
 
 Ayah saya Muslim, Ibu saya Protestan. Saya dan adik dipersilakan
 memilih 
 apa
 yang akan dianut. Sampai dengan SMA, saya suka mengikuti Mata Pelajaran
 Agama Islam, walau pada usia SD sudah dibaptis di gereja. Bagi saya,
 mempelajari apa pun ada manfaatnya. Lagi pula, kami dibesarkan dalam 
 komplek
 sebuah BUMN, yang heterogen dalam hal agama.
 
 Sepengetahuan saya -entah pada surah apa dinyatakan dalam Al Qur'an- 
 memang
 pria Muslim tidak boleh menikah dengan wanita ahli kitab. Kalau boleh 
 tahu,
 bagaimana tahapannya, sehingga Anda menikah dengan wanita Kristen ?
 
 
 saya yakin jika memang Tuhan ada tentunya di
 kehidupan kekal nanti nggak bagi-bagi kapling seperti real estate
 
 Sampai saat ini, masih merupakan misteri bagi saya, bagaimana tiap-tiap
 orang bisa meyakini mengenai sesuatu yang berada di luar dirinya.
 Termasuk
 dalam hal ini adalah yang atheis. Bagi saya, komunis atau sosialis
 tidak
 berarti tidak beragama atau tidak memiliki keyakinan mengenai kekuatan 
 lain
 di luar dirinya. Sebaliknya, yang menyatakan diri beragama -dst...-
 belum
 tentu mengikuti syariat yang seharusnya mereka patuhi.
 
 Masih dalam nada yang sama, saya pernah bertanyatanya, bagaimana
 mungkin 
 ada
 tentara -yang salah satu kewenangan yang diberikan padanya adalah boleh
 membunuh dalam menjalankan tugasnya- yang menjalankan kehidupan sesuai
 keyakinannya.
 
 
 kalau sudah kemaleman dan masih nyanyi keras-keras
 ngganggu tetangga.jumpmasternya  sukris keluar..turun ke
 bawah
 dan berkata maaf saudara-saudara sekalian sudah malam jangan
 keras-keras
 nyanyinya , cukup sudah,   sekarang waktunya saudara-saudara  pulang 
 !!
 pulang...
 
 Dalam mengikuti ibadah-ibadah keluarga -mingguan, dibagi dalam sektor 
 sesuai
 pengelompokan tempat tinggal, merupakan rangkaian ibadah umum pada hari
 Minggu- saya sering merasa kurang sreg ketika seusai ibadah -sekitar 
 20:30-
 diikuti dengan berlatih paduan suara. Tidak begitu menjadi masalah 
 -menurut
 saya- kalau para tetangga juga Kristen. Tapi kalau bukan, maka saya
 menganggap hal itu sudah mengganggu.
 
 

[yonsatu] Re: Ekslusif dan Inklusif

2003-11-13 Terurut Topik edy christiono

. Kalau boleh tahu,
 bagaimana tahapannya, sehingga Anda menikah dengan wanita Kristen ?


waduh ceritanya panjang bangetorang istri saya temen sekelas dari
klas I SMA, yang jelas istri saya dri kecil sampai  SMA masih Islam (KTP 
ikut pelajaran agama Islam di kelas)..waktu kuliah dia pindah ke
kristen, saya tetep saja moslem.kisah selanjutnya kok agak sensitif
kalau diceritain di forum ini lebih baik pakai japri saja, takut ada
yang kurang berkenan...

salam,

sukris





--[YONSATU - ITB]--
Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net
Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED]
Vacation   : mailto:[EMAIL PROTECTED]




[yonsatu] Re: Ekslusif dan Inklusif (dh: Kiamat 'gagal')

2003-11-13 Terurut Topik edy christiono
Kita mah ketemunya cuma sama bidadari2
 nan cantik jelita ,..
 Kapan survai lagi ,...
 Wassalam ,
 Priyo PS
Terimakasih Ndan,

 nanti kita sama-sama menemui para bidadari nan cantik
jelitatapi mesti ati2 takutnya sudah keduluan (disalip) senior cikal
bakal yon-1 ... kami yunior mah selalu di urutan terakhir di tiap
kesempatan (contohnya antre makan di kondangan) tahu diri he he
he..

Sabtu minggu ini kami survey lagimudah-mudahan cuaca cerah di
seputaran Subang Kota Kenangan..ada yang pingin ikut ?
jalan-jalan sore ngabuburit di kota Subang bersama anak asuh sungguh
sangat indah untuk
dinikmati..Senayan Plaza mah lewat...

terlampir (saya forward via  milis anggota) salah satu siswa kami yang
bernama Vitri (baca PITRI) asli penduduk Kalijati sedang belajar arching
dilatih oleh instruktur Rusli dari Wingdik III Paskhas, Rusli adalah salah
satu peterjun terbaik di negara ini .; foto kedua anak asuh sedang
persiapan untuk boarding. kalah kan senayan plaza he he he.

sukris




-- Binary/unsupported file stripped by Listar --
-- Type: image/jpeg
-- File: siswa-2.jpg


-- Binary/unsupported file stripped by Listar --
-- Type: image/jpeg
-- File: anak-asuh-x.jpg


--[YONSATU - ITB]--
Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net
Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED]
Vacation   : mailto:[EMAIL PROTECTED]




[yonsatu] Re: Keindahan ,...Re: Ekslusif dan Inklusif (dh: Kiamat 'gagal')

2003-11-13 Terurut Topik Priyo Pribadi Soemarno
On  Thu, 13 Nov 2003 23:21:23 +0700  Dimas Sukris  wrote  :
Subject: [yonsatu] Re: Ekslusif dan Inklusif (dh: Kiamat 'gagal')


 
  nanti kita sama-sama menemui para bidadari nan cantik
 jelitatapi mesti ati2 takutnya sudah keduluan (disalip) senior
 cikal bakal yon-1 ... kami yunior mah selalu di urutan terakhir di 
tiap kesempatan (contohnya antre makan di kondangan) tahu diri he he
 he..

(PPS)
Dimas , kalau disalip senior , itu mah karena jam terbang mereka yang 
jaah diatas kita ,..
Tapi , saya pernah juga disuatu peristiwa mendapat kesempatan 
sbb : ..OK , you yang yunior , aku kasih kesempetan ,..you are the 
first , but ,.after me ,..??
 
 Sabtu minggu ini kami survey lagimudah-mudahan cuaca cerah di
 seputaran Subang Kota Kenangan..ada yang pingin ikut ?
 jalan-jalan sore ngabuburit di kota Subang bersama anak asuh sungguh
 sangat indah untuk dinikmati..Senayan Plaza mah lewat...

(PPS)
Dimas , saya masih terkenang2 kubah mesjid di Ciater yang tersembul 
diantara pebukitan dengan warna2 meriah ,..Ini aliran arsitektur mesjid 
yang baru , karena biasanya kubah yang dari logam (aluminium) cuma 
dibiarkan putih mengkilat begitu saja ,.. Ini mengingatkan saya terhadap 
bangunan berkubah di Lapangan Merah Moscow , yang dibangun sejak beberapa 
abad yang lalu , .. sampai sekarang masih berdiri dengan megah dan indah 
sekali ,..
Saya percaya , jika kita membuat atau menciptakan sesuatu dilandasi 
dengan sikap loyal , cinta  dan kasih , maka akan dilahirkan karya2 
besar ,..

 
 terlampir (saya forward via  milis anggota) salah satu siswa kami yang
 bernama Vitri (baca PITRI) asli penduduk Kalijati sedang belajar
 arching dilatih oleh instruktur Rusli dari Wingdik III Paskhas, Rusli 
adalah salah satu peterjun terbaik di negara ini .; foto 
kedua anak asuh sedang persiapan untuk boarding. kalah kan 
senayan plaza he he

(PPS)
Walaaah , Dimas kena setrip sama si Listar ,...
Gambarnya nggak kelihatan atau diumpetin ,...he,he,he,..
Salam hangat ,
Wassalam ,
Priyo PS
---



--[YONSATU - ITB]--
Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net
Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED]
Vacation   : mailto:[EMAIL PROTECTED]




[yonsatu] Re: Iran (Re: Re: Sekularisme) Korupsi

2003-11-13 Terurut Topik Abas F Soeriawidjaja

Saya ingin kembali pada kepercayaan saya dan pernah saya kemukakan
dalam milis ini, bahwa sumber ketidak beresan di Tanah Air tercinta ini
adalah KEMISKINAN.

Coba jejerkan ( disepadankan ) ranking korupsi dari negara2 didunia
dengan masing2 pendapatannya per kapita.
Saya pernah melakukannya, tapi sayang datanya sudah hilang.
Yang saya ingat kalau 10 angka tertinggi korupsinya, maka rangking dari
negara2 dengan angka ranking pada batas angka 5 kebawah, maka itu
terdiri dari negara2 dengan pendapatan perkapita dibawah USD.3500.
USD.3500 perkapita juga merupakan Benchmark dimana Demokrasi dinegara2
tersebut sudah mulai dijalankan dengan benar dan mencapai tujuannya.
Statistik ini secara empiris bisa disimpulkan, makin miskin negaranya,
makin tinggi tingkat korupsinya/KKN nya

Sebenarnya setelah Perang Dunia II, negara2 di Asia, khususnya Timur
Jauh yakni Cina, Korea, Taiwan, Negara2 Asia Tenggara,ditahun 1945
masing2 negara berangkat dari titik nol yang sama yaitu sebagai negara
bekas Jajahan Jepang.
Tapi kenapa, saat ini kesejahteraannya berbeda-beda ?
Menurut pendapat saya, kuncinya adalah KEPEMIMPINAN NASIONAL dengan
SIKAP KERAS, TEGAS, BERANI DAN MEMILIKI KEKUASAAN YANG PENUH DITANGANNYA
( Cenderung otoriter )
Negara2 itu Korea Selatan, Taiwan, Singapura, Malaysia dan sekarang Cina
sebagai buah hasil Kepemimpinan Mao, yang direformasi oleh Deng Tsao
Ping.
Korea Selatan oleh Kim Dae Yung, Taiwan oleh Chang Kai Sek, Singapura
oleh Lie Kwan Yu, Malaysia oleh Mahatir.
Mereka adalah PEMIMPIN2 YANG CINTA TANAH AIR DAN BANGSANYA, berhati
teguh atas keyakinannya untuk membawa bangsanya menjadi bangsa yang
sejahtera dan dihormati oleh bangsa2 lain didunia.
Sekarang negara2 itu berpendapatan perkapita diatas USD.3500, bandingkan
dengan Indonesia yang saat ini adalah USD.660 perkapita dan sebelum
krisis hanya USD.1100 per kapita.

Menghidupkan Demokrasi di negara miskin hanya usaha menegakkan benang
basah, yang tercipta adalah kekacauan politik, sehingga pembangunan
menjadi tersendat2,
Lihat contohnya India.Mungkin India adalah negara yang paling dahulu
memilih demokrasi di Asia, tapi hasilnya hanya menjadi negara yang kumuh
karena tidak mampu menahan laju pertambahan penduduk, yang sebetulnya
merupakan masalah utama di India.Pendapatan perkapitanya saat ini
sekitar USD.600.

Menurut pendapat saya , KKN tidak ada hubungannya dengan agama, tapi
berhubungan erat dengan Nation Character melalui Kepemimpinan Nasional.

Wass,





-Original Message-
From: Syafril Hermansyah [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, November 13, 2003 4:30 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [yonsatu] Re: Iran (Re: Re: Sekularisme)  Korupsi


On Thu, 13 Nov 2003 11:48:57 +0700
Abdullah Sodik [EMAIL PROTECTED] wrote:

[ ... ]

 Jadi menurut hemat saya, gambaran kasar tersebut memberi indikasi 
 bahwa tinggi-rendahnya korupsi tidak banyak berkait dengan agama, 
 tetapi lebih terkait dengan tatanan hukum yang jelas dan tegas yang 
 diiringi penegakan hukum berat terhadap para koruptor.

Mungkin benar begitu ...tp adakah yg tahu kriteria korupsi yg
digunakan oleh Global Corruption Index atau Transparency International
Index seperti apa ?

Tolok ukur kita terhadap sesuatu sangat dipengaruhi oleh lingkungan.
Misalkan saja orang-2x yg lama bekerja di rumah sakit, maka kriteria
(dan tolok ukur) dia dalam menentukan seseorang sakitnya parah atau
tidak parah akan berbeda dg orang biasa; shg sering kita jadi gemes
melihat perawat yg lamban beresponse padahal pasiennya sudah parah.

Kita sering mendengar akhir-2x ini mengenai betapa malangnya negeri ini
krn departemen yg mendidik kita (depdiknas), yg mengurusi soal moral
(dep. agama), yg mengurusi kesehatan (DepKes) dan mengadili
benar/tidaknya (DepKeh dan Kejaksaan) mrpkan departemen terkorup di
negeri ini. Tentu saja mereka tidak berpendapat seperti itu, dan ini
akibat perbedaan kriteria (tolok ukur).

Saya dulu sempat berpendapat bahwa kalau kita bisa berantas korupsi
(KKN) maka produktifitas anak negeri ini akan meningkat, tp setelah saya
pikir ulang pendapat itu tidak bagus. Dg pola berpikir seperti itu maka
kita jadi terperangkap kepada hal-2x negatif yg justru merusak
produktifitas.

Mestinya semua orang berpikir soal pencapaian target, dan membuat tolok
ukur pencapaiannya; shg semua orang berlomba-lomba mencapai tolok ukur
tsb dan tidak lagi punya waktu untuk melakukan korupsi. Transparansi
juga akan mencegah niatan berkorupsi, plus meningkatkan semangat
kompetisi dalam pencapaian target. Siapa yg tidak bisa memenuhi kriteria
produktifitas dalam kurun waktu tertentu, ya langsung mundur jabatan ...
terlihat jelas ukurannya, terlihat jelas maslahatnya bagi orang banyak.


-- 
syafril
---
Syafril Hermansyah


--[YONSATU -
ITB]--
Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net
Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED]
Vacation   : mailto:[EMAIL PROTECTED]


--[YONSATU - 

[yonsatu] Re: yonsatu Digest V3 #220

2003-11-13 Terurut Topik harry . kusna

Date: Thu, 13 Nov 2003 08:46:29 +0700
From: Koni Nusetyo Ekantono [EMAIL PROTECTED]
Subject: [yonsatu] Diskusi dalam milis Yon1 Mahawarman

Saudara-saudaraku yang tercinta.
Makin dekat dengan acara Hanata 2004, dalam situasi Ramadhan diskusi
masalah agama adalah baik. Tetapi usulan bagaimana menyelamatkan Yon 1,
makin jauh panggang dari api, apakah cukup diserahkan kepada panitya aja,
tanpa prolog diskusi di milis ini langkah-langkah riil untuk Yon 1
tercinta!
Salam dari KNE
**
Mas Koni,

Diskusi agama baik dan tulisannya bagus2, hal itu banyak membuka wawasan
saya.  Saya berterimakasih sekali.  Tetapi usulan Mas Koni juga bagus, dan
untuk itu ada beberapa usulan saya untuk dipikirkan (kalau boleh) yaitu:

   Pak Syafril, mungkin bagus kalau di setiap akhir listar ini, disisipkan
   no. account Yon-1, jadi orang yang mau nyumbang, nggak usah nyari2 lagi
   nomor accountnya, tinggal liat aja no. account yang ada di setiap akhir
   listar.  Soal mau nyumbang atau nggak, dan berapa2 nya, itu sih terserah
   .. he he he
   Dulu kan ada usulan untuk ngumpulin Rp. 25,000 perbulan peranggota,
   (kalau mau dan mampu),  dengan adanya nomor account yang jelas ini,
   lewat bank bisa dimintakan untuk secara otomatis ditransferkan sejumlah
   tsb. dari account kita ke no. account tsb.  setiap bulan.  Saya pikir
   yang berat itu adalah being consistent, dan dengan cara ini, hal berat
   tsb sudah teratasi.  Kita nggak usahsetiap bulan pergi ke bank dan ngisi
   formulir transfer ... betul nggak?
   Untuk mudahnya di organisasi, pengeluaran2 rutin sebaiknya serahkan saja
   ke bank, seperti misalnya bea-siswa dsb.  Nanti bank tinggal melaporkan
   pemasukan dan pengeluarannya saja dan ini bisa di attach-kan di email
   sehingga setiap anggota milist bisa tau.  Mudah ...  kan?
   Acara Hanata ini diharapkan tidak hanya untuk kumpul2 terus nanti udahan
   dan habis begitu saja, tetapi harus ada kelanjutannya dan rencana2
   kelanjutan ini mungkin ini bisa di tarik dari floor dalam acara Hanata.
   Apa sih yang terpikir dan dinginkan oleh khalayak Yon-1 yang kiranya
   bisa ditindak lanjuti sesudah HANATA ini  Jadi nanti kalau datang ke
   acara, mohon hal ini juga bisa diakomodir oleh penyelenggara dan
   dipikirkan oleh peserta.  Salah satunya, dari ratusan alumni Yon 1 ini
   pasti tidak semuanya kaya, dan rekan2 di PTDI (dan mungkin juga di
   tempat lain) baru saja kehilangan pekerjaannya.  Dengan data yang baik,
   kita akan bisa mengiventarisir kekuatan kita, menggalang keuangan yang
   kuat, dan kemudian turut mermbantu rekan2 yang membutuhkan.   Saya yakin
   panitia sudah memasukkan hal ini dalam RENSTRA-nya ke depan, tapi ini
   sekedar memohonkannya kembali
Ini saja dulu ah 



From: edy christiono [EMAIL PROTECTED]
Subject: [yonsatu] Re: Iran   (Re: Re: Sekularisme)
Date: Wed, 12 Nov 2003 22:37:47 +0700

..kalau pakai email address kantor untuk berkomunikasi di forum seperti
ini bisa disebut
korupsi apa tidak ? atau yang sangat sederhana, saat jam kerja kita masih
sempat baca koran..korupsi apa bukan ? bingung euy..

sukris
***
Pak Sukris,
Betul juga sih yang terpikirkan oleh Pak Sukris.  Kalau di kami, memang ada
etika-nya (Standards of business conduct) seperti misalnya penggunaan
telepon, email dan fasilitas kantor lainnya.  Kami tidak dilarang untuk
menggunakan telepon untuk kepentingan pribadi sepanjang untuk hal2 yang
reasonable. (ini juga bias, tetapi secara ekstreem, nggak masuk akal kalau
kita sepanjang hari terus2an nelepon ke rumah ber-lama2 misalnya).  Untuk
email juga demikian.  Tetapi sepanjang kita bisa
mempertanggung-jawabkannya, di kami hal ini tidak menjadi masalah.  Itu
sebanya saya minta kepada Pak Syafril untuk hanya mengirim listar-nya saja
 he he he   :-)

===
To: [EMAIL PROTECTED]
cc:
Subject:[yonsatu] Re: Sekularisme

AWW.

From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 dgn imbalan dikelilingi bidadari yang cantik2 dengan sungai2 yang
dialiri susu (Dalam hati saya
bertanya2,kenapa kok imbalannya musti bidadari yang cantik2?, lalu kenapa
nggak adabidadara yang tampan2?) ..
***
Kalau nggak salah, surga memang di gambarkan secara demikian di AQ, tetapi
pengertiannya mungkin tidak secara harfiah bagitu, tetapi perlu penafsiran
kembali.  Sulitnya, penafsiran akan bergantung kepada orang yang
menafsirkan yang kemampuan penafsirannya juga bergantung bagaimana latar
belakang pendidikan dia, keluarga/lingkungan dia dibesarkan, pengalaman
dsb.   Kalau kita mengacu kepada pengertian bahwa surga itu merupakan suatu
tempat tujuan kita semua untuk mencapai kebahagiaan, maka terlebih dahulu
kita harus mendefinisikan apa yang dimaksud dengan kebahagiaan.  Di dunia
katanya juga ada kebahagiaan, tetapi sifatnya tidak kekal.  Kalau kita
amati mungkin memang demikian, seperti misalnya sewaktu mhsw, kita ujian

[yonsatu] Siapa ynag akan menjadi Pengganti Dan Yon I?

2003-11-13 Terurut Topik susilo . siswoutomo

Waktu rapat Panitia Hanata baru baru ini, Mas Onang menginformasikan bahwa
awal tahun depan ada tiga orang anggota yon I aktif (dari 4-5 orang) yang
akan selesai kuliahnya dan akan diwisuda, termasuk barangkali Dan Yon Agung
serta putranya pak Onang. Jadi tantangan kita kita ini sekarang adalah
mencari calon pengganti Dan Yon. Dan itu sudah didepan mata.
Pak Iftikar any plan?
Regards
Susilo Siswoutomo
EMOI - Wisma GKBI 31st Floor
Phone: 62 21 571 5126
Fax : 62 21 571 5057
Mobile: 0811 84 25 43
E-mail  : [EMAIL PROTECTED]


--[YONSATU - ITB]--
Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net
Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED]
Vacation   : mailto:[EMAIL PROTECTED]




[yonsatu] Re: Re Re: Iran (Re: Re: Sekularisme) Korupsi

2003-11-13 Terurut Topik Aden Ottoloewa


 Saya ingin kembali pada kepercayaan saya dan pernah saya kemukakan
 dalam milis ini, bahwa sumber ketidak beresan di Tanah Air tercinta ini
 adalah KEMISKINAN.
 
 Tidak semuanya, mas. Yang paling membikin Tanah Air tercinta ini 
_berantakan_ adalah hampir semua (sorry)yang menjadi: pejabat, pemimpin, 
wakil rakyat _bermental buruk_ , yang penting aing mah dapat  
teruskan sendiri, perioda berikut masih/harus dipilih lagi oleh ...gang 
gue. sorry yaa mas-mas, akang-akang pemimpin, komamdan, dan pejabat. 
please... pikirkan dan tengoklah hati nurani anda. 
 
 
 
 
 -Original Message-
 From: Syafril Hermansyah [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
 Sent: Thursday, November 13, 2003 4:30 PM
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Subject: [yonsatu] Re: Iran (Re: Re: Sekularisme)  Korupsi
 
 
 On Thu, 13 Nov 2003 11:48:57 +0700
 Abdullah Sodik [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 [ ... ]
 
  Jadi menurut hemat saya, gambaran kasar tersebut memberi indikasi 
  bahwa tinggi-rendahnya korupsi tidak banyak berkait dengan agama, 
  tetapi lebih terkait dengan tatanan hukum yang jelas dan tegas yang 
  diiringi penegakan hukum berat terhadap para koruptor.
 
 Mungkin benar begitu ...tp adakah yg tahu kriteria korupsi yg
 digunakan oleh Global Corruption Index atau Transparency International
 Index seperti apa ?
 
 Tolok ukur kita terhadap sesuatu sangat dipengaruhi oleh lingkungan.
 Misalkan saja orang-2x yg lama bekerja di rumah sakit, maka kriteria
 (dan tolok ukur) dia dalam menentukan seseorang sakitnya parah atau
 tidak parah akan berbeda dg orang biasa; shg sering kita jadi gemes
 melihat perawat yg lamban beresponse padahal pasiennya sudah parah.
 
 Kita sering mendengar akhir-2x ini mengenai betapa malangnya negeri ini
 krn departemen yg mendidik kita (depdiknas), yg mengurusi soal moral
 (dep. agama), yg mengurusi kesehatan (DepKes) dan mengadili
 benar/tidaknya (DepKeh dan Kejaksaan) mrpkan departemen terkorup di
 negeri ini. Tentu saja mereka tidak berpendapat seperti itu, dan ini
 akibat perbedaan kriteria (tolok ukur).
 
 Saya dulu sempat berpendapat bahwa kalau kita bisa berantas korupsi
 (KKN) maka produktifitas anak negeri ini akan meningkat, tp setelah
 saya
 pikir ulang pendapat itu tidak bagus. Dg pola berpikir seperti itu maka
 kita jadi terperangkap kepada hal-2x negatif yg justru merusak
 produktifitas.
 
 Mestinya semua orang berpikir soal pencapaian target, dan membuat tolok
 ukur pencapaiannya; shg semua orang berlomba-lomba mencapai tolok ukur
 tsb dan tidak lagi punya waktu untuk melakukan korupsi. Transparansi
 juga akan mencegah niatan berkorupsi, plus meningkatkan semangat
 kompetisi dalam pencapaian target. Siapa yg tidak bisa memenuhi
 kriteria
 produktifitas dalam kurun waktu tertentu, ya langsung mundur jabatan
 ...
 terlihat jelas ukurannya, terlihat jelas maslahatnya bagi orang banyak.
 
 
 -- 
 syafril
 ---
 Syafril Hermansyah
 
 
 --[YONSATU -
 ITB]--
 Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net
 Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Vacation   : mailto:[EMAIL PROTECTED]
 
 
 --[YONSATU -
 ITB]--
 Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net
 Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Vacation   : mailto:[EMAIL PROTECTED]
 
 



--[YONSATU - ITB]--
Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net
Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED]
Vacation   : mailto:[EMAIL PROTECTED]




[yonsatu] Re: Nggak nyambung (Re: Re: Iran (Re: Re: Sekularis me) Korupsi)

2003-11-13 Terurut Topik waycibi
AWW.

Saya setuju bahwa apabila hukum (bersumber pada agama ataupun
tidak) ditegakkan secara konsisten akan dicapai suatu kemajuan
dan kesejahteraan. Ini karena manusia mewarisi ruh Tuhan dan
sifat-sifatnya yang memungkinkan mencapai kebaikan-kebaikan.
Namun bila Tuhan dianggap (misal) sebagai pencipta kehidupan,
dan untuk itu Tuhan membuat manual dalam bentuk wahyu, maka
tentu manual wahyu itu lebih pas daripada manual yang dibuat
oleh bukan penciptanya. Tentu saja berdasarkan manual tersebut 
manusia bisa melakukan modifikasi selama tidak mengubah
kerangka dasar penciptaannya.
Wassalam. DZArifin.


Jadi menurut hemat saya, gambaran kasar tersebut memberi
indikasi bahwa tinggi-rendahnya korupsi tidak banyak berkait
dengan agama, tetapi lebih terkait dengan tatanan hukum yang
jelas dan tegas yang diiringi penegakan hukum berat terhadap
para koruptor. Harus diakui, agama lebih merupakan imbauan
moral; meski agama juga memberi ancaman bagi pelaku yang
 melakukan
tindak jinayah (kriminal) seperti korupsi, hukuman itu
umumnya hanya
 berlaku
di akhirat kelak.

 Ini saya setuju sekali.  Hanya dengan hukum yang konsisten
 dan yang tidak  pandang bululah korupsi bisa diberantas,
 sementara agama lebih bersifat  sebagai pagar moral kita.

 Hukum yang konsisten dan tidak pandang bulu itu, menurut
 saya nggak perlu  harus hukum Islami, karena contoh negara
 Islami yang anda sebutkan,  disamping ICRGInya masih kalah
 dibandingkan Finlandia, Swedia dan  Singapore, ternyata
 merekapun nggak masuk dalam tabel Transparency
 International, ha ha ha.  Kalau mereka lebih clean dari
 Finlandia nggak  mungkin dong!

 Salam hangat,
 HermanSyah XIV.






 Abdullah Sodik [EMAIL PROTECTED]
 11/13/2003 09:58
 Please respond to yonsatu


To: '[EMAIL PROTECTED]'
[EMAIL PROTECTED] cc:
Subject:[yonsatu] Re: Nggak nyambung   (Re:
Re: Iran   (Re: Re: Sekularis me) 
 Korupsi)


 Pak Joni
 Menurut saya Iran bisa dipakai sebagai contoh negara yang
 Islami seperti yang dimaksudkan, karena Iran  Arab Saudi
 (yang sedang kita diskusikan), Syria dan Malaysia mempunyai
 angka korupsi jauh dibawah Indonesia seperti Email saya
 sebelumnya pak

 dihapus-
 . Lebih parah lagi, diperlihatkan International Country
 Risk Guide  Index
 (ICRGI)sejak tahun 1992-2000, indeks korupsi di Indonesia
 terus meningkat dari 7 menjadi mendekati 9(tahun 2000).
 Kecenderungan yang sama terjadi di Rusia, yang mayoritas
 penduduknya Kristen, dengan indeks hampir 9 (tahun 2000).
 Sementara itu negara-negara mayoritas berpenduduk Muslim
 lain  seperti
 Pakistan, Banglades, dan Nigeria juga memiliki indeks
 korupsi amat tinggi, rata-rata di atas 7. Begitu juga
 negara-negara berpenduduk mayoritas Kristiani, seperti
 Argentina, Meksiko, Filipina, atau Kolombia yang indeks
 korupsinya juga di atas 7. Bahkan, Thailand yang mayoritas
 penduduknya Buddha, indeks korupsinya juga hampir mencapai
 8. Kumaha eui

 Sebaliknya Negara-negara lain yang juga mayoritas beragama
 Islam seperti Iran  Arab Saudi (yang sedang kita
 diskusikan), Syria, atau Malaysia  dengan
 angka korupsi justru jauh lebih rendah dibanding Indonesia
 atau
 Pakistan...dihapus..

 Salam
 Asodik


 -Original Message-
 From: Akhmad Bukhari Saleh [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Thursday, November 13, 2003 3:25 PM
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Subject: [yonsatu] Nggak nyambung (Re: Re: Iran (Re: Re:
 Sekularisme)  Korupsi)

 - Original Message -
 From: Abdullah Sodik
 To: '[EMAIL PROTECTED]'
 Sent: 13 Nopember 2003 11:48
 Subject: [yonsatu] Re: Iran (Re: Re: Sekularisme)  Korupsi

 Ketika SD kita belajar pribahasa, salah satunya
 Gajah di pelupuk mata tak tampak, kuman di
 seberang lautan tampak.

 Memang, dengan mudah kita mengatakan bahwa
 terjadi korupsi besar-besaran baik di Arab Saudi
 bahkan Iran, seolah kita melupakan bahwa di negeri kita
 tercinta Indonesia bebas dari korupsi.

 Wah rada nggak nyambung thread Anda nih, Sodik!

 Kita sedang membahas apakah suatu negara yang korupsinya
 meruyak
 seperti Iran bisa dipakai sebagai contoh negara yang Islami
 atau
 tidak.

 Bukan sedang menghindar dari membahas bahwa di Indonesia
 korupsi sudah parah sekali, malahan menurut saya bisa-bisa
 lebih parah dari Iran.

 Wasalam.


 --[YONSATU -
 ITB]--
 Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net
 Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Vacation   :
 mailto:[EMAIL PROTECTED]


 --[YONSATU -
 ITB]--
 Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net
 Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Vacation   :
 mailto:[EMAIL PROTECTED]






 --[YONSATU -
 ITB]--
 Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net
 Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Unsubscribe: 

[yonsatu] Re: Diskusi dalam milis Yon1 Mahawarman

2003-11-13 Terurut Topik Krishna S. Pribadi
Mas koni dan mas Chatif, mohon diskusi ini dilanjutkan, tapi dilakukan
melalui milis reposisi
Terima kasih
Krishna
- Original Message -
From: Chatief Kunjaya [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, November 13, 2003 11:38 AM
Subject: [yonsatu] Re: Diskusi dalam milis Yon1 Mahawarman


 Baiklah pak, usul saya :
 kita negosiasi dengan
 1. Pimpinan ITB
 2. TNI
 untuk membuka jalan bagi seorang mahasiswa anggota (atau calon) untuk bisa
 KKN (bukan Korupsi Kolusi Nepotisme tapi Kuliah Kerja Nyata)
 di lingkungan TNI dan kegiatannya bisa diakui sebagai kegiatan
 KKN ITB.
 Mungkin nggak ya pak ?
 Kalau hal ini bisa terjadi, saya rasa bisa menjadi daya tarik bagi
 mahasiswa untuk menjadi anggota.
 Selanjutnya, bisa dikembangkan kegiatan lebih lanjut yang memungkinkan
 penugasan anggota menwa di situasi nyata di bawah komando satuan TNI.
 Contoh kegiatan seperti ini adalah seperti yang dulu itu, ikut kontingen
 Garuda bertugas di bawah naungan PBB.
 Contoh lain, pada saat terjadi bencana alam, ikut di dalam satuan TNI
 yang ditugaskan membantu masyarakat yang tertimpa bencana.

 Salam,
 Kunjaya

 Koni Nusetyo Ekantono writes:

  Saudara-saudaraku yang tercinta.
  Makin dekat dengan acara Hanata 2004, dalam situasi Ramadhan diskusi
  masalah agama adalah baik. Tetapi usulan bagaimana menyelamatkan Yon 1,
  makin jauh panggang dari api, apakah cukup diserahkan kepada panitya
aja,
  tanpa prolog diskusi di milis ini langkah-langkah riil untuk Yon 1
  tercinta!
  Salam dari KNE
 



 --[YONSATU -
ITB]--
 Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net
 Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Vacation   : mailto:[EMAIL PROTECTED]





---
Outgoing mail is certified Virus Free.
Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
Version: 6.0.491 / Virus Database: 290 - Release Date: 6/18/03


--[YONSATU - ITB]--
Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net
Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED]
Vacation   : mailto:[EMAIL PROTECTED]




[yonsatu] Re: Re Re: Iran (Re: Re: Sekularisme) Korupsi

2003-11-13 Terurut Topik Suryadi Siregar
Bang Aden  dkk
Maaf numpang lewat, kalau diskusi tentang korupsi aku ikut gatal untuik 
nulis. Biang kerok dari semua permasalahan dinegara kita ini ada pada 
pembinaan SDM yang amburadul. Coba lihat institusi yang bertanggung jawab 
dalam pembinaan intelektualitas dan moral bangsa adalah yang paling korup di 
republik ini. Juara dari tahun ke tahun selalu Depdiknas atau Departemen 
Agama. Untuk Depdiknas sendiri, Media Indonesia kemarin(rabu atau 
kamis?)mengungkapkan korupsi terbanyak ada di Direktorat Pendidikan Tinggi. 
Jadi biang kerok semua ini ternyata didominasi oleh golongan terpelajar,yang 
banyak bergelar Prof.Dr.KH .. Kasihan bangsa ini sudah membiayai PT 
lulusannya ternyata banyak jadi...maling, he..he
Salam
Suryadi 

Aden Ottoloewa writes: 

  
 
 Saya ingin kembali pada kepercayaan saya dan pernah saya kemukakan
 dalam milis ini, bahwa sumber ketidak beresan di Tanah Air tercinta ini
 adalah KEMISKINAN. 
 
 Tidak semuanya, mas. Yang paling membikin Tanah Air tercinta ini 
 _berantakan_ adalah hampir semua (sorry)yang menjadi: pejabat, pemimpin, 
 wakil rakyat _bermental buruk_ , yang penting aing mah dapat  
 teruskan sendiri, perioda berikut masih/harus dipilih lagi oleh ...gang 
 gue. sorry yaa mas-mas, akang-akang pemimpin, komamdan, dan pejabat. 
 please... pikirkan dan tengoklah hati nurani anda. 
  
 
  
 
 -Original Message-
 From: Syafril Hermansyah [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
 Sent: Thursday, November 13, 2003 4:30 PM
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Subject: [yonsatu] Re: Iran (Re: Re: Sekularisme)  Korupsi 
 
 
 On Thu, 13 Nov 2003 11:48:57 +0700
 Abdullah Sodik [EMAIL PROTECTED] wrote: 
 
 [ ... ] 
 
  Jadi menurut hemat saya, gambaran kasar tersebut memberi indikasi 
  bahwa tinggi-rendahnya korupsi tidak banyak berkait dengan agama, 
  tetapi lebih terkait dengan tatanan hukum yang jelas dan tegas yang 
  diiringi penegakan hukum berat terhadap para koruptor. 
 
 Mungkin benar begitu ...tp adakah yg tahu kriteria korupsi yg
 digunakan oleh Global Corruption Index atau Transparency International
 Index seperti apa ? 
 
 Tolok ukur kita terhadap sesuatu sangat dipengaruhi oleh lingkungan.
 Misalkan saja orang-2x yg lama bekerja di rumah sakit, maka kriteria
 (dan tolok ukur) dia dalam menentukan seseorang sakitnya parah atau
 tidak parah akan berbeda dg orang biasa; shg sering kita jadi gemes
 melihat perawat yg lamban beresponse padahal pasiennya sudah parah. 
 
 Kita sering mendengar akhir-2x ini mengenai betapa malangnya negeri ini
 krn departemen yg mendidik kita (depdiknas), yg mengurusi soal moral
 (dep. agama), yg mengurusi kesehatan (DepKes) dan mengadili
 benar/tidaknya (DepKeh dan Kejaksaan) mrpkan departemen terkorup di
 negeri ini. Tentu saja mereka tidak berpendapat seperti itu, dan ini
 akibat perbedaan kriteria (tolok ukur). 
 
 Saya dulu sempat berpendapat bahwa kalau kita bisa berantas korupsi
 (KKN) maka produktifitas anak negeri ini akan meningkat, tp setelah
 saya
 pikir ulang pendapat itu tidak bagus. Dg pola berpikir seperti itu maka
 kita jadi terperangkap kepada hal-2x negatif yg justru merusak
 produktifitas. 
 
 Mestinya semua orang berpikir soal pencapaian target, dan membuat tolok
 ukur pencapaiannya; shg semua orang berlomba-lomba mencapai tolok ukur
 tsb dan tidak lagi punya waktu untuk melakukan korupsi. Transparansi
 juga akan mencegah niatan berkorupsi, plus meningkatkan semangat
 kompetisi dalam pencapaian target. Siapa yg tidak bisa memenuhi
 kriteria
 produktifitas dalam kurun waktu tertentu, ya langsung mundur jabatan
 ...
 terlihat jelas ukurannya, terlihat jelas maslahatnya bagi orang banyak. 
 
 
 -- 
 syafril
 ---
 Syafril Hermansyah 
 
 
 --[YONSATU -
 ITB]--
 Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net
 Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Vacation   : mailto:[EMAIL PROTECTED] 
 
 
 --[YONSATU -
 ITB]--
 Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net
 Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Vacation   : mailto:[EMAIL PROTECTED] 
 
 
  
 
 
 --[YONSATU - ITB]--
 Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net
 Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Vacation   : mailto:[EMAIL PROTECTED] 
 
 
 


Dr. Suryadi Siregar DEA
Department of Astronomy
Bandung Institute of Technology
Jl. Ganesha 10
Bandung 40132
tel:+62-22-2511576; fax : +62-22-2509170
mp: +62-818-212178 ; e-mail:[EMAIL PROTECTED]
 - 


--[YONSATU - ITB]--
Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net
Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED]
Vacation   : mailto:[EMAIL PROTECTED]




[yonsatu] Re: Iran (Re: Re: Sekularisme) Korupsi

2003-11-13 Terurut Topik Syafril Hermansyah
On Fri, 14 Nov 2003 00:39:31 +0700
Abas F Soeriawidjaja [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 Saya ingin kembali pada kepercayaan saya dan pernah saya kemukakan
 dalam milis ini, bahwa sumber ketidak beresan di Tanah Air tercinta
 ini adalah KEMISKINAN.

Saya sepakat.
 
 Sebenarnya setelah Perang Dunia II, negara2 di Asia, khususnya Timur
 Jauh yakni Cina, Korea, Taiwan, Negara2 Asia Tenggara,ditahun 1945
 masing2 negara berangkat dari titik nol yang sama yaitu sebagai
 negara bekas Jajahan Jepang.
 Tapi kenapa, saat ini kesejahteraannya berbeda-beda ?
 Menurut pendapat saya, kuncinya adalah KEPEMIMPINAN NASIONAL dengan
 SIKAP KERAS, TEGAS, BERANI DAN MEMILIKI KEKUASAAN YANG PENUH
 DITANGANNYA( Cenderung otoriter )
 Negara2 itu Korea Selatan, Taiwan, Singapura, Malaysia dan sekarang
 Cina sebagai buah hasil Kepemimpinan Mao, yang direformasi oleh Deng
 Tsao Ping.
 Korea Selatan oleh Kim Dae Yung, Taiwan oleh Chang Kai Sek, Singapura
 oleh Lie Kwan Yu, Malaysia oleh Mahatir.
 Mereka adalah PEMIMPIN2 YANG CINTA TANAH AIR DAN BANGSANYA, berhati
 teguh atas keyakinannya untuk membawa bangsanya menjadi bangsa yang
 sejahtera dan dihormati oleh bangsa2 lain didunia.
 Sekarang negara2 itu berpendapatan perkapita diatas USD.3500,
 bandingkan dengan Indonesia yang saat ini adalah USD.660 perkapita dan
 sebelum krisis hanya USD.1100 per kapita.

Lagi saya sepakat dg Mang Abas, soal perlunya pemimpin yg otoriterpun
saya setuju, walau ada batasnya ... ada masanya pola itu diubah.
Di dunia usaha kata-2x dari Konosuke Matsushita sangat pas dg kata hati
saya (saya kutipkan dari ingatan, mungkin tidak persis-2x amat)
 Saat perusahaan baru berdiri, pemimpin harus berada di paling depan
untuk merintis jalan ... saat perusahaan sudah stabil, pemimpin berada
di tengah untuk mengkoordinasikan semua sumber daya...dan saat
perusahaan sudah maju, pemimpin berada disamping untuk mengawasi dan
memberikan nasehat 
 
 Menghidupkan Demokrasi di negara miskin hanya usaha menegakkan benang
 basah, yang tercipta adalah kekacauan politik, sehingga pembangunan
 menjadi tersendat2,
 
 Menurut pendapat saya , KKN tidak ada hubungannya dengan agama, tapi
 berhubungan erat dengan Nation Character melalui Kepemimpinan
 Nasional.

Dan karena resouces kita terbatas, maka lebih baik pusatkan resources
itu untuk meningkatkan produktivitas nasional daripada membuat
undang-undang atau komite-2x an utk ngurusin korupsi, cukup 1 kata utk
koruptor sikat !.


-- 
syafril
---
Syafril Hermansyah


--[YONSATU - ITB]--
Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net
Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED]
Vacation   : mailto:[EMAIL PROTECTED]




[yonsatu] Re: Re Re: Iran (Re: Re: Sekularisme) Korupsi

2003-11-13 Terurut Topik Syafril Hermansyah
On Fri, 14 Nov 2003 10:52:25 +0700
Suryadi Siregar [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Juara dari tahun ke tahun selalu Depdiknas atau Departemen 
 Agama. Untuk Depdiknas sendiri, Media Indonesia kemarin(rabu atau 
 kamis?)mengungkapkan korupsi terbanyak ada di Direktorat Pendidikan
 Tinggi.  Jadi biang kerok semua ini ternyata didominasi oleh golongan
 terpelajar,yang banyak bergelar Prof.Dr.KH .. Kasihan bangsa ini sudah
 membiayai PT lulusannya ternyata banyak jadi...maling, he..he

Mereka ahli matematika kelihatannya, yg bisa menghitung sampai rinci
berapa besar dosa dan pahala untuk setiap tindakan, shg buku besarnya
selalu balance.

-- 
syafril
---
Syafril Hermansyah


--[YONSATU - ITB]--
Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net
Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED]
Vacation   : mailto:[EMAIL PROTECTED]




[yonsatu] Fw: [Keuangan] FW: Bagi nasabah Tahapan BCA

2003-11-13 Terurut Topik Syafril Hermansyah
Ini korupsi juga bukan ya ?

Begin forwarded message:

Date: Thu, 13 Nov 2003 18:22:07 +0800
From: Daswa A. RAUF [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [Keuangan] FW: Bagi nasabah Tahapan BCA


Dear all,

Dari sebuah milis, apakah benar bahwa ada main pada pejabat BCA pada
artikel dibawah ini? Silahkan yg bekerja di BCA menjawabnya. Terima
kasih atas pencerahannya.

Wassalam,
Daswa

-Original Message-
From: Ardiansyah Suryaputra
[mailto:[EMAIL PROTECTED]


Purwadi/ipunxk
CSR Indovision
5828000 ext 7756
- Original Message - 
From: Luqm4N 

- Original Message - 
From: Andika Nugroho (Ipang) [EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, November 12, 2003 7:48 PM
Subject: Bagi nasabah Tahapan BCA


Kepada pemegang rekening Tahapan BCA Seperti tersiar kabar bahwa BCA
akan mengundi hadiah utamanya sabtu ini dan sabtu depan,seperti kita
ketahui undian berhadiah dimanapun (apalagi bank) jarang sekali yang
sungguh diundi secara fair karena 99% nya adalah rekayasa para
pejabatnya, seperti kita ketahui peluang pemegang rekening bca hanya 1%
dari sekian puluh juta nasabah untuk memenangkan hadiah2 tersebut. 

Seperti kita ketahui satu dua nomor (dari ratusan hadiah) yang diundi
sungguhan di depan publik layar kaca sabtu nanti adalah nomor undiannya
(bukan nomor rekening kita langsung) dan yang tahu nomor undian kita
hanya pihak BCA, sehingga ketika nomor dari bola ping pong itu keluar
hanya bisa di ketahui pemiliknya oleh BCA juga...

Oleh karena itu untuk memanfaatkan 1% secara fair, dihimbau para nasabah
kecil dan menengah tahapan BCA untuk meminta nomor undian yang
dimilikinya di cabang BCA tempat asal membuka rekening nya, sehingga
kita bisa langsung tahu nomor undian yang dikeluarkan itu milik kita
atau bukan... 

Cara ini sedikit mengurangi peluang BCA melakukan undian dengan
kewenangannya 100%.Kebiasaan meminta nomor undian ini memang sangat baru
bagi BCA karena tak satu pun yg pernah meminta nya, hingga pada saat
saya melakukan ini di salah satu cabang BCA di daerah kota Jakarta, CSO
nya terbengong-bengong dan hanya bisa menerangkan sedikit prosedure nya
lalu berkilah hendak menanyakan dulu pada KSO nya dan akhirnya
menerbitkannya dengan seijin atasannya. 

Sebagai tambahan informasi (mengapa saya sebut untuk nasabah kecil dan
menengah diatas), sekitar satu bulan yang lalu kantor kami secara
kebetulan menerima fax nyasar dari BCA Pluit yang hendak menyetorkan
daftar 10 besar debitur dan krediturnya. Terdaftar para pemegang saldo
terbesar mereka (antar 1M s/d 5M) juga para pemilik hutang terbesar
kepada BCA. Rumor yang terdengar daftar itu disetor kepada satu team di
salah satu kantor pusat untuk di 'olah' dan dihubungi dalam rangka
'bagi2' hadiah dengan rekayasa dalam rangka mencari tambahan sampingan
bagi team itu dan sekaligus dalam rangka 'maintain' para nasabah kakap
BCA dengan hadiah2 besarnya. 

Maka nasabah kecil akan tinggal didalam mimpi untuk meraih hadiah puncak
BCA, walaupun ada sekitar 1% yang diundi sungguhan (dan yang keluar buat
iklan). 


Selamat mencoba,


Salah satu nasabah Tahapan BCA
Andika Nugroho 
Email: [EMAIL PROTECTED]


-- 
syafril
---
Syafril Hermansyah


--[YONSATU - ITB]--
Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net
Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED]
Vacation   : mailto:[EMAIL PROTECTED]