[yonsatu] Re: Sekularisme
AWW. Subhanalloh, Mahabenar Alloh dengan segala firman-Nya. Terima kasih saudaraku. Wassalam. DZArifin. Mari kita lihat beberapa ayat al-Qur'an berikut ini: QS Al Hijr 15:22, Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh2-an) dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya. Pada tahun 630-an, bagaimana mungkin ummat bisa memahami tentang perkawinan pada tumbuhan?. Perkawinan pada tumbuhan terjadi jika ada benang-sari, yang jika bertemu dengan putik, akan mengasilkan tumbuhan baru? Benang-sari bisa dibawa oleh angin, jatuh ke bunga betina (berupa putik), putik sedang terbuka, benang-sari masuk, putik menutup kembali. Selanjutnya terjadilah proses pembentukan buah dan bisa menjadi tanaman baru. Pengetahuan tentang tumbuhan, baru ada pada tahun 1600-an. Artinya ada rentang waktu hampir 1000 tahun untuk bisa memahami kandungan isi ayat al-Qur'an ini. QS An'Aam 6:95, Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh2-an dan biji buah2-an. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. (Yang memiliki sifat2) demikian ialah Allah, maka mengapa kamu masih berpaling?. Biji jagung, kedele, kacang kering yang nampaknya sudah mati, ternyata bisa hidup jika ditanam dan disiram. Di dalam biji kering tersebut, ada suatu sel yang akan bisa tumbuh jika kondisi lingkungannya mendukung. Dalam ilmu pengetahuan modern tentang kloning, sel yang nampak sudah mati dari suatu fossil, dari kuku atau rambut, bisa dibuat hidup kembali. Biji2an yang nampak mati diperoleh dari tumbuhan yang masih hidup. Allah mengeluarkan yang mati dari yang hidup. QS An Nahl 16:79. Tidakkah mereka memperhatikan burung2 yang dimudahkan terbang di angkasa bebas. Tidak ada yang menahannya selain daripada Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar2 terdapat tanda2 (kebesaran Tuhan) bagi orang2 yang beriman. Kita diminta untuk memperhatikan bagaimana burung bisa terbang. Burung yang nampak mudah terbang melayang dan tambah tinggi adalah burung elang yang hanya dengan cara berputar. Bentuk sayap pesawat, bentuk sayap gantole dibuat mirip dengan sayap burung dengan bentuk melengkung ke atas, sehingga secara aerodinamis aliran udara di bagian atas lebih cepat daripada yang bagian bawah. Hukum Bernouli mengatakan pada aliran yang lebih cepat, maka tekanannya turun. Artinya tekanan di atas sayap lebih kecil daripada tekanan di bagian bawahnya, sehingga sayap bisa terangkat. Disamping itu, udara yang hangat akan ikut mendorong burung, gantole, pesawat terbang layang naik ke atas. Inilah yang dinamakan sunnatullah, hukum Allah yang mesti berlaku. QS An Naml 27:88, Dan kamu lihat gunung2 itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal dia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap2 sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Menurut pengetahuan modern, daratan Asia, Eropa, dan Afrika dulu menyatu. Indonesia juga merupakan daratan benua Asia. Akibat adanya pergerakan tanah, maka benua Afrika terpisah, Indonesia juga terpisah dari benua Asia. Di Indonesia banyak terdapat gunung di Sumatra, Jawa. Kalau daratannya bergerak, artinya gunungnya juga ikut bergerak. Menurut ahli geologi, Prof. Dr. Katili dari Bandung, gunung2 ternyata bergerak sekitar 2 - 5 cm per tahun, saling menjauhi atau saling mendekati. QS Yaasin 36:65, Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkata kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan. QS Fushshilat 41:20, Sehingga apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang mereka kerjakan . QS Fushshilat 41:21, Dan mereka berkata kepada kulit mereka: Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami?. Kulit menjawab: Allah yang menjadikan segala sesuatu pandai berkata, telah menjadikan kami pandai (pula) berkata, dan Dia lah yang menciptakan kamu pada kali yang pertama dan hanya kepada Nya lah kamu dikembalikan. QS Fushshilat 41:22, Kamu se-kali2 tidak dapat bersembunyi dari persaksian pendengaran, penglihatan dan kulitmu terhadapmu bahkan kamu mengira bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang kamu kerjakan. Bagaimana cara memahami bahwa tangan, kaki, panca indera bisa menjadi saksi atas segala perbuatan kita? Mari kita tinjau dari segi iptek yang ada sekarang. Rekaman gambar dulu dilakukan dengan menggunakan selulosa (film) dengan menggunakan kamera, sementara rekaman suara menggunakan mikrofon dan disimpan dalam bentuk piringan hitam, benda keras (ebonit) yang dibuat bergelombang (tepatnya bergerigi halus) pada jalurnya. Kemudian ada teknologi baru cara merekam gambar dengan kamera digital, dan direkam dalam bentuk magnetik digital pada pita magnetik. Demikian juga rekaman suara diambil lewat
[yonsatu] Re: Sekularisme
Suatu mukjizad AlQuran yang tidak dapat disangkal. Hanya sayangnya kemajuan ilmu pengetahuan, sebagai inventor dan inovator adalah kaum yang dicap Sekularis Telepon genggam Samsung sedang mengembangkan telepon genggam yang dengan bantuan GPS dapat menunjukan arah kiblat yang tepat dari seluruh tempat dimuka bumi ini, juga lengkap dengan Takbir pada waktu2 solat dimana telepon genmggam itu digunakan. Katanya tahun 2004 sudah akan dipasarkan. Konsumennya pasti yang beragama Islam, tapi inovatornya adalah orang2 yang sebagian besar beragama Budha. Wass, -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, November 10, 2003 4:02 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [yonsatu] Re: Sekularisme AWW. Subhanalloh, Mahabenar Alloh dengan segala firman-Nya. Terima kasih saudaraku. Wassalam. DZArifin. Mari kita lihat beberapa ayat al-Qur'an berikut ini: QS Al Hijr 15:22, Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh2-an) dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya. Pada tahun 630-an, bagaimana mungkin ummat bisa memahami tentang perkawinan pada tumbuhan?. Perkawinan pada tumbuhan terjadi jika ada benang-sari, yang jika bertemu dengan putik, akan mengasilkan tumbuhan baru? Benang-sari bisa dibawa oleh angin, jatuh ke bunga betina (berupa putik), putik sedang terbuka, benang-sari masuk, putik menutup kembali. Selanjutnya terjadilah proses pembentukan buah dan bisa menjadi tanaman baru. Pengetahuan tentang tumbuhan, baru ada pada tahun 1600-an. Artinya ada rentang waktu hampir 1000 tahun untuk bisa memahami kandungan isi ayat al-Qur'an ini. QS An'Aam 6:95, Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh2-an dan biji buah2-an. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. (Yang memiliki sifat2) demikian ialah Allah, maka mengapa kamu masih berpaling?. Biji jagung, kedele, kacang kering yang nampaknya sudah mati, ternyata bisa hidup jika ditanam dan disiram. Di dalam biji kering tersebut, ada suatu sel yang akan bisa tumbuh jika kondisi lingkungannya mendukung. Dalam ilmu pengetahuan modern tentang kloning, sel yang nampak sudah mati dari suatu fossil, dari kuku atau rambut, bisa dibuat hidup kembali. Biji2an yang nampak mati diperoleh dari tumbuhan yang masih hidup. Allah mengeluarkan yang mati dari yang hidup. QS An Nahl 16:79. Tidakkah mereka memperhatikan burung2 yang dimudahkan terbang di angkasa bebas. Tidak ada yang menahannya selain daripada Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar2 terdapat tanda2 (kebesaran Tuhan) bagi orang2 yang beriman. Kita diminta untuk memperhatikan bagaimana burung bisa terbang. Burung yang nampak mudah terbang melayang dan tambah tinggi adalah burung elang yang hanya dengan cara berputar. Bentuk sayap pesawat, bentuk sayap gantole dibuat mirip dengan sayap burung dengan bentuk melengkung ke atas, sehingga secara aerodinamis aliran udara di bagian atas lebih cepat daripada yang bagian bawah. Hukum Bernouli mengatakan pada aliran yang lebih cepat, maka tekanannya turun. Artinya tekanan di atas sayap lebih kecil daripada tekanan di bagian bawahnya, sehingga sayap bisa terangkat. Disamping itu, udara yang hangat akan ikut mendorong burung, gantole, pesawat terbang layang naik ke atas. Inilah yang dinamakan sunnatullah, hukum Allah yang mesti berlaku. QS An Naml 27:88, Dan kamu lihat gunung2 itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal dia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap2 sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Menurut pengetahuan modern, daratan Asia, Eropa, dan Afrika dulu menyatu. Indonesia juga merupakan daratan benua Asia. Akibat adanya pergerakan tanah, maka benua Afrika terpisah, Indonesia juga terpisah dari benua Asia. Di Indonesia banyak terdapat gunung di Sumatra, Jawa. Kalau daratannya bergerak, artinya gunungnya juga ikut bergerak. Menurut ahli geologi, Prof. Dr. Katili dari Bandung, gunung2 ternyata bergerak sekitar 2 - 5 cm per tahun, saling menjauhi atau saling mendekati. QS Yaasin 36:65, Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkata kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan. QS Fushshilat 41:20, Sehingga apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang mereka kerjakan . QS Fushshilat 41:21, Dan mereka berkata kepada kulit mereka: Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami?. Kulit menjawab: Allah yang menjadikan segala sesuatu pandai berkata, telah menjadikan kami pandai (pula) berkata, dan Dia lah yang menciptakan kamu pada kali yang pertama dan hanya kepada Nya lah kamu dikembalikan. QS Fushshilat 41:22, Kamu se-kali2 tidak dapat bersembunyi dari
[yonsatu] Re: Sekularisme
AWW. From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Menurut saya, tanpa atau dengan agama manusia akan terus menerus mencari jawaban mengenai alam semesta dan kehidupan ini, yang akan berakibat pada berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. == Saya setuju bahwa dengan atau tanpa agama manusia akan senantiasa menjelajah makro kosmos dan mikro kosmos (dirinya), fenomena penciptaan, keadilan, dan kebangkitan setelah kematian, termasuk tentang adanya sesuatu yang berada di balik ini semua. Dan bila mengikuti alur logika Sejarah Tuhan, alih-alih Tuhan menciptakan manusia, malah sesungguhnya manusialah yang menciptakan Tuhan sebagai respon ketidakberdayaannya terhadap alam dan berbagai masalah yang tidak sanggup dihadapinya. Sigmund Freud mengatakannya sebagai universal obessional neurosis (proyeksi dari keinginan waktu kita anak-anak). Supaya kita tidak ngelantur, kita fokus kembali pada masalah sekularisme dan Islam, dengan pengertian apakah urusan agama (Islam) terpisah dengan urusan dunia atau sebaliknya, urusan agama adalah urusan dunia juga atau dpl urusan dunia adalah urusan agama juga. === Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu suatu saat pasti akan bersinggungan dengan prinsip2 moral yang dianut, seperti yang kitasudah lihat sendiri seperti misalnya: apakah bom atom boleh digunakan,apakah clonning, abortus, euthanasia boleh dilakukan, apakah kondom untukmencegah HIV/AIDS boleh dipergunakan, apakah Keluarga Bercelana, eh.. Berencana boleh dilakukan, dsb.,..dst. Sudah pasti pelaksanaan hal2diatas bertentangan dengan agama, akan tetapi, agama tidak memberikanjawaban bagaimana mencegah meningkatnya korban HIV/AIDS, bagaimana mencegah meningkatnya kelahiran bayi2 yang tidak inginkan beserta ibu2 muda tanpa masa depan yang menjadi korbannya itu, dst., dsb., kecuali hanya melarang dan melarang, sementara kita tahu manusia itu tidakbisa dilarang, dan tidak setiap orang dapat mengendalikan nafsunya, lalumemandang lurus kedepan, tidak lirik kiri kanan dan dada dibusungkanseperti rekan Doedoeng bilang. Padahal, larang melarang ini sudah pakai ancaman masuk neraka segala, dgn imbalan dikelilingi bidadari yangcantik2 dengan sungai2 yang dialiri susu. (Dalam hati saya bertanya2,kenapa kok imbalannya musti bidadari yang cantik2?, lalu kenapa nggak adabidadara yang tampan2?) === Pertama, saya ingin mengatakan bahwa Al Quran dan Al Sunnah bukanlah ensiklopedi apalagi manual pencegahan HIV/AIDS atau juknis aborsi. Bila dikatakan Islam tidak mencegah dalam arti memberikan warning pencegahan HIV atau VD jelas salah. Islam sangat menentang hal-hal yang dapat menjerumuskan manusia kepada hal tsb. Namun apakah AQ menjelaskan dosis penisilin yang harus diberikan kepada pasein VD jelas sia-sia pencarian tersebut. Menurut jalan pikiran Pak HermanSyah, dengan kasus itu menjadi bukti bahwa agama (AQ) tidak bisa mengatasi persoalan dunia. Di sinilah letak perbedaan sudut pandang antara Islam dengan sekularisme (sekali lagi saya ungkapkan). Ada hadits yang sangat terkenal ketika Rasululloh mengutus Muadz bin Jabal menjadi hakim di Syiria (kalau tidak salah). Dia ditanya oleh Rasululloh, dengan apa wahai Muadz engkau akan memutuskan satu perkara? Dengan nash Quran, jawab Muadz. Lantas bagaimana kalau engkau tidak mendapati nash tersebut? Saya akan putuskan sesuai dengan contoh engkau ya Rasululloh. Lalu bagaimana bila engkau tidak mendapati aku memutuskan perkara tersebut? Aku akan menggunakan nalarku. Maka jawab Rasululloh, Beruntunglah engkau wahai utusan Rasululloh. Hadits ini disepakati oleh jumhur (mayoritas) ulama sebagai petunjuk dibukanya pintu ijtihad (eksplorasi akal) dalam memutuskan perkara yang secara nash tidak terdapat dalam Quran dan Hadits. Dan menjadi dalil bagi bersatunya (integralnya) antara Quran dan akal atau agama (dalam tanda kutip sebagai dogma atau keyakinan) dan iptek. Dalam hadits yang lain disebutkan pula bahwa apabila kita hendak melakukan sesuatu kebaikan, maka hendaknya dimulai dengan basmallah (in the name of Alloh), kalau tidak maka pahalanya tertolak. Ini jelas sekali bahwa semua aspek kehidupan dalam Islam berada dalam lingkup agama. Ketika Pak HermanSyah menulis komentar untuk saya dengan keyakinan bahwa akan memberikan kemaslahatan bagi umat manusia, dan Pak HermanSyah memulainya dengan basmallah, maka itu akan menjadi pahala atau kebajikan. Fenomena korupsi dan kejahatan sosial lainnya, menurut saya, antara lain karena menurut pelaku di luar mesjid, gereja, sinagog, vihara, klenteng dll, Tuhan tidak terlibat atau bahkan tidak ada. Pernyataan Pak HermanSyah berikut .. apakah kondom untuk mencegah HIV/AIDS boleh dipergunakan, apakah Keluarga Bercelana,eh.. Berencana boleh dilakukan, dsb.,..dst. Sudah pasti pelaksanaan hal2diatas bertentangan dengan agama, akan tetapi, agama tidak memberikan jawaban bagaimana mencegah meningkatnya korban HIV/AIDS, bagaimana mencegah meningkatnya kelahiran bayi2 yang tidak inginkan
[yonsatu] Re: SEKULARISME Larangan Berjilbab
AWW. Inilah yang ingin saya katakan. Trim's Pak Rizal. Wassalam. DZArifin. - Original Message - From: Rizal Ahmad [EMAIL PROTECTED] Mengenai jilbab, yg terjadi di sana Perancis, Jerman, atau tetangga dekat kita Singapura, lebih berbau diskriminasi. Orang-orang yahudi diperbolehkan menggunakan tutup kepala mereka sesuai dengan ajaran agamanya, orang sikh boleh memakai tutup kepala di tempat2 pendidikan yang dibiayai negara. Kenapa memakai jilbab dikecualikan? --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED]
[yonsatu] Re: Sekularisme
AWW. Pada saat diintroduksi sekitar tahun 1846 oleh George Jacob Holyoake (lihat: http://atheism.about.com/library/FAQs/religion/blrel_sec_def.htm) sekularisme adalah suatu pemikiran yang mengusulkan untuk tidak membawa2 aspek spritual dalam menjawab masalah2 kehidupan. Tapi berjalan dengan waktu pemikiran itu berkembang menjadi yang sekarang kita kenal itu, yaitu dipisahkannya pengaturan hal2 yang 'duniawi' dengan yang 'bukan duniawi'. Terima kasih atas informasinya. Tapi kalau kita lihat eksistensi agama2 besar didunia yg sudah berkembang sejak beberapa ribu tahun yang lalu (Hindu, Budha), Kristen (2000 tahun) dan Islam (1400 tahun), yang sedikit banyak telah mempengaruhi sikap hidup 6 milyard penduduk bumi ini, maka menurut saya, nggak akan mungkin agama akan dapat diabaikan begitu saja dalam memecahkan masalah2 dunia. Tidak akan mungkin paham yang diintroduksi pada tahun 1846 itu dapat merubah manusia untuk sama sekali tidak mengikut sertakan keyakinan beragamanya dalam berpikir, bersikap dan mengambil keputusan. Pemisahan pengaturan hal2 'duniawi' dan 'bukan duniawi' memang bisa secara formal dilakukan, akan tetapi dalam pengambilan2 dan pelaksanaan2 keputusan duniawi, tetap saja keyakinan seseorang akan turut berperan serta. Jadi, kita nggak perlu khawatir kalau Indonesia itu negara sekular . Saya jelas khawatir, karena konsep sekularisme dan Islam berbeda secara diametral. Anda juga nggak perlu khawatir kalau negara akan meninggalkan agama. Karena, orang2 yang duduk di pemerintahan mustinya akan mengambil segala keputusan publik berdasarkan akal budi dan pengaruh baik agama2 Mustinya tidak selalu realitasnya, karena tidak ada sanksi. Padahal kasus pemilihan Gubernur Bali saja membuat beberapa anggota DPRD dari PDIP dikenakan sanksi karena tidak mematuhi keputusan DPP. Karena itu menurut saya kalau agama (Islam) tanpa sanksi (misalnya dipecat dari keanggotaan Islam, seperti halnya anggota partai yang melakukan pelanggaran berat terhadap partainya) maka tidak akan ada/ setidaknya kurang loyalitasnya, akibatnya seorang muslim lebih loyal terhadap partai atau kantornya tempat bekerja dari pada terhadap Islam. yang mereka anut. Hanya saja mereka tidak dapat mengatakakan secara letterlijk ayat kitab suci nomor berapa yang mereka jadikan referensi dlm membuat keputusan2 itu . Tapi ini kan nggak penting, yang lebih penting adalah apakah ajaran baik agama yang dianut itu bisa dipraktekkan secara nyata atau nggak. Ini soal teknis, bisa ya bisa tidak. Tapi kalau kita membuat Kepmen misalnya, biasanya merujuk kepada UU pasal berapa atau PP pasal berapa. Masalahnya kan penduduk Indonesia itu agamanya macam2. Kalau 100% penduduknyua beragama Islam, saya kira dari dulu2 RI itu judulnya Republik Islam Indonesia. Atau, kalau mayoritas dari penduduknya menginginkan RI itu negara Islam, ya pasti jadi juga. Tapi kan UUD45 sudah menutup kemungkinan membentuk negara Islam. Ya sudah, tutup saja cerita. Ngapain berangan-angan dan berupaya terus menjadikan RI sebagai negara Islam, sementara 30 juta orang saat ini jadi pengangguran, sementara korban bencana alam datang silih berganti, sementara korupsi makin merajalela, sementara rakyat miskin semakin banyak, you name it...! Apakah semua masalah itu akan selesai dengan hanya merubah RImenjadi RII? Sementara untuk melakukan perubahan itu, musti betot sana betot sini, bom sana bom sini, intimidasi sana intimidasi sini. Hanya akan menambah missery saja. Lagi pula, adakah negara Islam didunia ini yang dapat dijadikan contoh soal? Apakah Arab Saudi yang negara Islam itu negara demokratis? Coba kita lihat berita berikut (lihat http://www.sltrib.com/2003/Mar/03232003/nation_w/41051.asp): Many Saudis wish Western-style democracy would come faster. Still, in a monarchy without elected rulers and representatives, the majlis is about as good as it gets -- a tradition that dates back to the times when Arabs still lived under tribal codes that obligated the leader never to turn away a supplicant Untung saja penduduknya tidak banyak, punya minyak dan punya Kaabah yang menghasilkan milyardan dollar. Kalau nggak, dari dulu2 pasti sudah terjadi revolusi rakyat disana. Untuk menjadi negara Islami (bukan negara Islam) tidak harus 100% penduduknya muslim (karena itu tidak mungkin. Zaman Rasululloh dulu banyak komunitas Yahudi dan Kristen di Medinah. Masalahnya adalah, apakah kita (terutama Muslim), siap untuk menyatakan bahwa sumber kekuasaan dan kedaulatan itu Alloh Swt, yang berarti semua manusia equal. Tidak ada keharusan untuk menyebut Negara Islam, itu instrumen saja, ketika Rasul memimpin Medinah pun tidak menyebutnya sebagai Negara Islam Medinah. Contoh di dunia, ya itu tadi Medinah semasa Rasululloh dan para khulafaur rasyidin. Pemerintahan Arab Saudi adalah contoh buruk, walaupun monarki bisa baik (kebanyakan buruk), menurut banyak ulama, yang mendekati semangat Islam adalah republik (contoh aktual
[yonsatu] Re: Sekularisme
AWW. Pak HermanSyah, saya lanjutkan lagi. - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] Dalam Islam, narkoba sedikit atau banyak tetap haram, baik untuk dipakai sendiri apalagi diperjual belikan. Dalam konteks ini, sekali lagi, Islam dan sekularisme tidak bisa dikompromikan Masalah pelacuran atau zina adalah masalah maksiat (dalam Islam termasuk dosa besar), kedudukannya dalam konteks dosa sama saja dengan berbohong, KKN, atau berprasangka jelek, jangankan agama, Tuhan pun tidak bisa menghilangkannya (maaf saya agak kasar). Tapi tentu ada maksud Tuhan mengapa dosa tidak bisa hilang di muka bumi (buka cuma pelacuran), karena kita adalah manusia, bukan malaikat, perjuangan untuk menghindari dosa adalah sarana kita untuk meng up grade posisi kita menjadi lebih mulia dari malaikat, tapi kalau kita terjerembab dan lebih memperturutkan hawa nafsu, maka posisi kita tidak lebih baik dari unta, bahkan lebih jelek lagi. Saya ingin mempertegas lagi, walaupun pelacuran atau korupsi (KKN) tidak bisa diberantas, tapi Islam tidak memberi toleransi pada umatnya untuk melakukan hal tersebut, inilah bedanya dengan sekularisme. Kasus lesbi dan gay tercatat dalam al Quran pada kasus Nabi Luth (dalam tradisi Kristiani dikenal dengan Sodom dan Gomorah). Islam sangat menentang hal tersebut dan mengatakannya sebagai perbuatan yang sangat keji. Lihat QS Al Ankabut (29) ayat 26 - 33. Menyebut penerimaan terhadap lesbi dan gay sebagai masyarakat maju, rasanya sebuah kemunduran. Tapi saya bisa faham karena maju dalam bingkai sekular. Saya kira tidak ada negara yang mau rakyatnya jadi korban narkoba, jadi menurut saya nggak mungkin 'penghalalan' itu terjadi. Memang di negara2 Eropa Barat, spt Belanda, dan Swiss, orang boleh mengkonsumsi narkoba sejauh itu untuk kepentingan sendiri dan tidak memperjual belikannya. Kalau ketahuan memproduksi dan memperjual belikannya bukan untuk keperluan rumah sakit dan obat2an, ya diseret ke meja hijau. Kalau soal pelacuran, ini kan profesi paling tua di dunia. Menurut saya ia akan terus exist selama manusia ada. Agama apapun di dunia ini nggak akan mampu mencegahnya. Kalaupun terlihat mampu, sebenarnya itu hanya dari luarnya saja. Penyebab timbulnya pelacuran menurut saya sangat komplex. Tidak bisa dibasmi hanya dengan dogma2 agama. Kalau soal lesby dan gay, seingat saya, ada ayat di Qur'an yang mengakui keberadaan manusia jenis ini. Tapi lupa ayat yang mana. Bisa juga saya salah. Terlepas dari agama, masalah ini kan sebenarnya lama sekali menjadi perdebatan publik sebelum akhirnya diakui sebagai bagian dari kenyataan yang hidup dan boleh hidup di masyarakat? Jadi, pasti bukan tanpa alasan lesbi dan gay itu akhirnya diterima oleh masyarakat (terutama oleh masyarakat maju). Tapi, kalau setahu anda, Al Qur'an mengatakan apa mengenai lesbi dan gay ini? Persis Pak HermanSyah, memilih agama dengan akal. Karena itu dalam pikiran saya, Islam itu adalah sebuah sistem yang pasti lebih sempurna dari aturan partai politik. Untuk memasukinya orang harus tahu hak dan kewajibannya, mempelajari AD ART, bahkan ada latsarmil-nya sebelum pembaretan. Dan yang pasti ada PUD-nya, kalau melanggar berat bisa dipecat dari kesatuan. Kalau Islam yang sekedarnya hanya karena bapak ibunya Islam (padahal bila bapak ibunya PII anaknya tidak otomatis PII kan Pak Joni?), tidak pernah bayar iuran tahunan seperti mayoritas anggota PII, tahun berikutnya dia tidak diberi kartu anggota lagi. Pendek kata, Islam itu sistem, dan tidak bisa asal-asalan memasukinya. Ada kesadaran untuk memasukinya, karena begitu masuk, dia menjadi obyak dan subyek hukum. Karena itu Tuhan berkata, Tidak ada paksaan dalam memasuki Islam, telah jelas mana yang salah dan mana yang benar artinya si 'calon' ini harus mengetahui dulu mana yang benar dan mana yang salah, baru masuk atau menolak. Kalau Islam tidak begitu, kategorinya adalah budaya seperti yang dijelaskan Pak hermanSyah. Dalam tradisi Islam, ilmu Alloh itu meliputi segala hal (tidak sekedar psikologi, kedokteran, ekonomi, teknik, pendidikan, dsb.), bahkan Tuhan membuat perumpamaan seandainya semua pohon dijadikan pena dan air laut dijadikan tinta untuk menuliskan ilmu Alloh, pasti tidak akan cukup, bahkan jika didatangkan dua kali lipatnya pun masih tidak akan cukup. Inilah integralisme Islam atas agama dan iptek. Ya, dan seyogyanya kita memilih suatu agama dengan akal pula, jadi bukan karena turun temurun atau karena dipaksa-paksa. Tapi untuk masyarakat berkembang, hal ini pasti sangat sulit sekali dilakukan. Berdasarkan ilmu pengetahuan, agama adalah bagian dari suatu kebudayaan. Dan kebudayaan termasuk sebagai sebuah cabang ilmu. Dengan demikian agama bisa kita asumsikan sebagai bagian dari ilmu kebudayaan, yang berarti juga merupakan bagian integral dari ilmu pengetahuan, sementara kalau dalam Islam menurut anda, ilmu pengetahuanlah yang merupakan bagian integral dari agama. Definisi mana yang lebih tepat? Barangkali
[yonsatu] Re: Sekularisme
Hallo rekan Doedoeng, Di sini yang saya belum bisa faham, bagaimana mungkin agama ditinggalkan oleh Negara, padahal apa yang diurus oleh agama (Islam), diurus oleh pula oleh Negara. Pada saat diintroduksi sekitar tahun 1846 oleh George Jacob Holyoake (lihat: http://atheism.about.com/library/FAQs/religion/blrel_sec_def.htm) sekularisme adalah suatu pemikiran yang mengusulkan untuk tidak membawa2 aspek spritual dalam menjawab masalah2 kehidupan. Tapi berjalan dengan waktu pemikiran itu berkembang menjadi yang sekarang kita kenal itu, yaitu dipisahkannya pengaturan hal2 yang 'duniawi' dengan yang 'bukan duniawi'. Tapi kalau kita lihat eksistensi agama2 besar didunia yg sudah berkembang sejak beberapa ribu tahun yang lalu (Hindu, Budha), Kristen (2000 tahun) dan Islam (1400 tahun), yang sedikit banyak telah mempengaruhi sikap hidup 6 milyard penduduk bumi ini, maka menurut saya, nggak akan mungkin agama akan dapat diabaikan begitu saja dalam memecahkan masalah2 dunia. Tidak akan mungkin paham yang diintroduksi pada tahun 1846 itu dapat merubah manusia untuk sama sekali tidak mengikut sertakan keyakinan beragamanya dalam berpikir, bersikap dan mengambil keputusan. Pemisahan pengaturan hal2 'duniawi' dan 'bukan duniawi' memang bisa secara formal dilakukan, akan tetapi dalam pengambilan2 dan pelaksanaan2 keputusan duniawi, tetap saja keyakinan seseorang akan turut berperan serta. Jadi, kita nggak perlu khawatir kalau Indonesia itu negara sekular. Anda juga nggak perlu khawatir kalau negara akan meninggalkan agama. Karena, orang2 yang duduk di pemerintahan mustinya akan mengambil segala keputusan publik berdasarkan akal budi dan pengaruh baik agama2 yang mereka anut. Hanya saja mereka tidak dapat mengatakakan secara letterlijk ayat kitab suci nomor berapa yang mereka jadikan referensi dlm membuat keputusan2 itu . Tapi ini kan nggak penting, yang lebih penting adalah apakah ajaran baik agama yang dianut itu bisa dipraktekkan secara nyata atau nggak. Kalau pun negara sekuler mendukung kebutuhan rakyatnya untuk beribadah, itu hanya dalam konteks ritual. Islam bukan sekedar ritual, memenuhi timbangan dalam berjual beli adalah ibadah, menjadi seorang ilmuwan adalah ibadah, menjadi aktivis partai ibadah, bahkan membuang duri di jalan pun ibadah. Masalahnya kan penduduk Indonesia itu agamanya macam2. Kalau 100% penduduknyua beragama Islam, saya kira dari dulu2 RI itu judulnya Republik Islam Indonesia. Atau, kalau mayoritas dari penduduknya menginginkan RI itu negara Islam, ya pasti jadi juga. Tapi kan UUD45 sudah menutup kemungkinan membentuk negara Islam. Ya sudah, tutup saja cerita. Ngapain berangan-angan dan berupaya terus menjadikan RI sebagai negara Islam, sementara 30 juta orang saat ini jadi pengangguran, sementara korban bencana alam datang silih berganti, sementara korupsi makin merajalela, sementara rakyat miskin semakin banyak, you name it...! Apakah semua masalah itu akan selesai dengan hanya merubah RImenjadi RII? Sementara untuk melakukan perubahan itu, musti betot sana betot sini, bom sana bom sini, intimidasi sana intimidasi sini. Hanya akan menambah missery saja. Lagi pula, adakah negara Islam didunia ini yang dapat dijadikan contoh soal? Apakah Arab Saudi yang negara Islam itu negara demokratis? Coba kita lihat berita berikut (lihat http://www.sltrib.com/2003/Mar/03232003/nation_w/41051.asp): Many Saudis wish Western-style democracy would come faster. Still, in a monarchy without elected rulers and representatives, the majlis is about as good as it gets -- a tradition that dates back to the times when Arabs still lived under tribal codes that obligated the leader never to turn away a supplicant Untung saja penduduknya tidak banyak, punya minyak dan punya Kaabah yang menghasilkan milyardan dollar. Kalau nggak, dari dulu2 pasti sudah terjadi revolusi rakyat disana. Itulah bedanya demokrasi dalam Islam dengan demokrasi sekuler, semua nilai positif demokrasi maujud dalam Islam, namun dalam demokrasi sekuler bisa menjadi vox populi vox evil, contoh, penghalalan narkoba, miras, pelacuran, lesbi dan gay bisa terjadi dalam demokrasi sekuler. Saya kira tidak ada negara yang mau rakyatnya jadi korban narkoba, jadi menurut saya nggak mungkin 'penghalalan' itu terjadi. Memang di negara2 Eropa Barat, spt Belanda, dan Swiss, orang boleh mengkonsumsi narkoba sejauh itu untuk kepentingan sendiri dan tidak memperjual belikannya. Kalau ketahuan memproduksi dan memperjual belikannya bukan untuk keperluan rumah sakit dan obat2an, ya diseret ke meja hijau. Kalau soal pelacuran, ini kan profesi paling tua di dunia. Menurut saya ia akan terus exist selama manusia ada. Agama apapun di dunia ini nggak akan mampu mencegahnya. Kalaupun terlihat mampu, sebenarnya itu hanya dari luarnya saja. Penyebab timbulnya pelacuran menurut saya sangat komplex. Tidak bisa dibasmi hanya dengan dogma2 agama. Kalau soal lesby dan gay, seingat saya, ada ayat
[yonsatu] Re: Sekularisme
Kalau soal pelacuran, ini kan profesi paling tua di dunia. Menurut saya ia akan terus exist selama manusia ada. Agama apapun di dunia ini nggak akan mampu mencegahnya. Kalaupun terlihat mampu, sebenarnya itu hanya dari luarnya saja. Penyebab timbulnya pelacuran menurut saya sangat komplex. Tidak bisa dibasmi hanya dengan dogma2 agama. suatu ketika pernah berkesempatan tinggal beberapa minggu di kota kuno Ephesus sebelah selatan Izmir Turky, dipercaya Bunda Maria menjalani hari-hari akhir kehidupannya di daerah ini .direruntuhan kota romawi yang relatif masih lengkap...selain tentunya ada teater..penjara.., ada wc umum (busyet sejak ribuan tahun lalu orang sono kalau ke wc sudah duduk rupanya, bukan jongkok) ,ada gedung besar.disebut apa gedung itu ? Whore Housecopacabana juga kalah.jadi keinget film Caligula. --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED]
[yonsatu] Re: Sekularisme
Kalau menurut saya ilmu pengetahuan merupakan bagian dari agama Apa yg diajarkan agama dlm kitab sucinya justru dinamis krn ketidakterbatasannya /unlimited knowledge, tdk seperti ilmu pengetahuan yg selalu berubah krn belum tentu benar.misalnya : Sekitar 1000 tahun yang lalu, orang masih ber'frame' bahwa dunia adalah datar. Muncul paradigma baru dunia adalah bulat. Kemudian 500 tahun lalu, orang ber'frame' bahwa bumi adalah pusat semesta, lalu muncul frame baru setelah Copernicus bahwa matahari adalah pusat tata surya. 200 tahun lalu, orang ber'frame' bahwa kita hanya hidup dalam 3 dimensi, setelah relativitas Einstein, bahwa kita hidup dalam 4 dimensi. Lalu muncul Planck dan Schroedinger yang mengatakan bahwa gerak pada level mikro adalah suatu probabilitas. Lihatlah betapa 'frame' berpikir atau logika manusia bisa berubah-ubah. Dan ini terus akn berkembang, sampai mungkin sekrang kata si Hawking, alam semesta kita adalah berada dalam suatu membrane (?). -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, November 07, 2003 7:14 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [yonsatu] Re: Sekularisme Hallo rekan Doedoeng, Di sini yang saya belum bisa faham, bagaimana mungkin agama ditinggalkan oleh Negara, padahal apa yang diurus oleh agama (Islam), diurus oleh pula oleh Negara. Pada saat diintroduksi sekitar tahun 1846 oleh George Jacob Holyoake (lihat: http://atheism.about.com/library/FAQs/religion/blrel_sec_def.htm) sekularisme adalah suatu pemikiran yang mengusulkan untuk tidak membawa2 aspek spritual dalam menjawab masalah2 kehidupan. Tapi berjalan dengan waktu pemikiran itu berkembang menjadi yang sekarang kita kenal itu, yaitu dipisahkannya pengaturan hal2 yang 'duniawi' dengan yang 'bukan duniawi'. Tapi kalau kita lihat eksistensi agama2 besar didunia yg sudah berkembang sejak beberapa ribu tahun yang lalu (Hindu, Budha), Kristen (2000 tahun) dan Islam (1400 tahun), yang sedikit banyak telah mempengaruhi sikap hidup 6 milyard penduduk bumi ini, maka menurut saya, nggak akan mungkin agama akan dapat diabaikan begitu saja dalam memecahkan masalah2 dunia. Tidak akan mungkin paham yang diintroduksi pada tahun 1846 itu dapat merubah manusia untuk sama sekali tidak mengikut sertakan keyakinan beragamanya dalam berpikir, bersikap dan mengambil keputusan. Pemisahan pengaturan hal2 'duniawi' dan 'bukan duniawi' memang bisa secara formal dilakukan, akan tetapi dalam pengambilan2 dan pelaksanaan2 keputusan duniawi, tetap saja keyakinan seseorang akan turut berperan serta. Jadi, kita nggak perlu khawatir kalau Indonesia itu negara sekular. Anda juga nggak perlu khawatir kalau negara akan meninggalkan agama. Karena, orang2 yang duduk di pemerintahan mustinya akan mengambil segala keputusan publik berdasarkan akal budi dan pengaruh baik agama2 yang mereka anut. Hanya saja mereka tidak dapat mengatakakan secara letterlijk ayat kitab suci nomor berapa yang mereka jadikan referensi dlm membuat keputusan2 itu . Tapi ini kan nggak penting, yang lebih penting adalah apakah ajaran baik agama yang dianut itu bisa dipraktekkan secara nyata atau nggak. Kalau pun negara sekuler mendukung kebutuhan rakyatnya untuk beribadah, itu hanya dalam konteks ritual. Islam bukan sekedar ritual, memenuhi timbangan dalam berjual beli adalah ibadah, menjadi seorang ilmuwan adalah ibadah, menjadi aktivis partai ibadah, bahkan membuang duri di jalan pun ibadah. Masalahnya kan penduduk Indonesia itu agamanya macam2. Kalau 100% penduduknyua beragama Islam, saya kira dari dulu2 RI itu judulnya Republik Islam Indonesia. Atau, kalau mayoritas dari penduduknya menginginkan RI itu negara Islam, ya pasti jadi juga. Tapi kan UUD45 sudah menutup kemungkinan membentuk negara Islam. Ya sudah, tutup saja cerita. Ngapain berangan-angan dan berupaya terus menjadikan RI sebagai negara Islam, sementara 30 juta orang saat ini jadi pengangguran, sementara korban bencana alam datang silih berganti, sementara korupsi makin merajalela, sementara rakyat miskin semakin banyak, you name it...! Apakah semua masalah itu akan selesai dengan hanya merubah RImenjadi RII? Sementara untuk melakukan perubahan itu, musti betot sana betot sini, bom sana bom sini, intimidasi sana intimidasi sini. Hanya akan menambah missery saja. Lagi pula, adakah negara Islam didunia ini yang dapat dijadikan contoh soal? Apakah Arab Saudi yang negara Islam itu negara demokratis? Coba kita lihat berita berikut (lihat http://www.sltrib.com/2003/Mar/03232003/nation_w/41051.asp): Many Saudis wish Western-style democracy would come faster. Still, in a monarchy without elected rulers and representatives, the majlis is about as good as it gets -- a tradition that dates back to the times when Arabs still lived under tribal codes that obligated the leader never to turn away a supplicant Untung saja penduduknya tidak banyak, punya minyak dan punya Kaabah yang menghasilkan milyardan dollar. Kalau
[yonsatu] Re: Sekularisme
Kalau menurut saya setiap WN bebas menggunakan pakaiannya sesuai dengan selera dan/atau berdasarkan keyakinannya masing2, selama hal itu tidak melanggar hukum dan norma2 yang berlaku di masyarakat dimana WN itu tinggal. Mau pakai jilbab kek, mau pake kebaya kek, mau pake rok mini kek, up to you, selama itu tadi, nggak melanggar aturan dan norma2 yang berlaku di masyarakat itu. Khusus soal jilbab, yang repot kan sudah seringkali terjadi bahwa wanita muslim berjilbab karena dipaksa (dan ditakut-takuti). Entah oleh orang tuanya, entah oleh suaminya entah oleh teman2nya, entah oleh pacarnya, entah oleh ulama, entah oleh orang yang lebih tua darinya. Kalau memakai jilbab itu dasarnya adalah pemaksaan, maka tentu saja akan muncul konflik dengan nilai2 humanisme. Nah, konflik2 inilah yang akhirnya mengakibatkan Belanda, misalnya, melarang pemakaian jilbab di sekolah2 non muslim, lalu sekarang Perancis akan memulainya pula, tapi untuk seluruh sekolah. Repotnya lagi yang namanya keyakinan itu kan nggak bisa dinegosiasikan, nggak bisa ditawar-tawar. Kalau sudah katanya haram, ya haram. Kalau sudah katanya bakalan masuk neraka jahanam, ya masuklah ke neraka jahanam. Kalau keyakinan ini hanya untuk diri sendiri, ya tentu baik2 saja. Tapi, kalau keyakinan ini sudah mulai untuk ditularkan ke orang2 di sekelilingnya, apalagi dengan cara pemaksaan, ya itu tadi, mulailah konflik dengan nilai2 humanisme muncul. Pertanyaannya sekarang, kenapa kok timbul konflik? Ya, karena manusia itu kan dinamis. Manusia itu berkembang akal budinya. Manusia itu tidak statis. Maka denisi mengenai nilai2 kemanusiaanpun berkembang. Kalau dulu orang bisa dipaksa oleh yang berkuasa, maka sekarang kemungkinan itu semakin kecil. Kalau dulu orang bisa menyatakan perang demi agama, sekarang orang mencoba menghindari perang sebanyak-banyaknya. Pada dekade bintang John-Lennon masih hidup, orang2 malah berteriak 'better make love than make war'. Sementara agama bagamana? Agama itu menurut saya statis, sekalipun para ahli agama selalu mencoba menarik garis penghubung antara jaman pada saat agama itu diturunkan dengan keadaan jaman sekarang. Ya, wajar2 saja. Namanya juga menyebarkan keyakinan. Jadi, segala upaya akan dicari untuk menunjukkan bahwa agama adalah solusi untuk masalah2 kehidupan di segala jaman. Tinggal sekarang kita sendiri maunya bagaimana. Sebagai orang yang hidup diabad modern ini, sebagai orang yang merdeka dan yang mempertanggung jawabkan langsung perbuatan2 kita kepada Tuhan YME, ingin bersikap bagaimana terhadap agama itu? The choice is yours. Akan tetapi, kalau kita sudah memulai memaksakan keyakinan kita itu kepada orang lain, maka seperti saya sebutkan diatas, konflik humanisme akan muncul. Kalau kita tidak mau menerima kenyataan ini, sebaiknya kita masuk ke terowongan waktu, lalu go back to the past saja!. Salam hangat, HermanSyah XIV. [EMAIL PROTECTED] 11/06/2003 05:02 Please respond to yonsatu To: [EMAIL PROTECTED] cc: Subject:[yonsatu] Sekularisme AWW. Mohon komentar dari para penganjur atau pendukung Sekularisme di Indonesia. Apakah sekularisme yang ingin diterapkan di Indonesia akan seperti ini juga? Wassalam DZArifin Perancis Akan Larang Penggunaan Jilbab di Kelas Paris- Rol -- Presiden Perancis Jacques Chirac telah memutuskan akan mendukung penggagas UU yang akan menghentikan penggunaan jilbab (penutup kepala perempuan Muslim) di dalam kelas sekolah-sekolah, kata para pejabat Istana Elysee (5/11). Pejabat-pejabat Pemerintah Perancis itu menyampaikan komentar tersebut sebagai konfirmasi dari laporan-laporan lewat radio sebelumnya yang menyebutkan Chirac dan PM Jean-Pierre Raffarin akan mendorong penerapan sebuah UU baru yang sangat ketat tahun depan. Bulan lalu Presiden Chirac memberi isyarat kuat ia mendukung larangan penggunaan tutup kepala itu saat memberi sambutan di Kota Valenciennes. Ia mengatakan sekularisme tak bisa dirundingkan. Chirac mengatakan Perancis tidak akan membiarkan orang berlindung di balik pemikiran yang menantang dengan berdalih kebebasan beragama untuk melawan UU negara, atau untuk mengancam prinsip-prinsip suatu masyarakat modern. Perancis telah terlibat dalam perdebatan pahit mengenai apakah penggunaan penutup kepala Muslim oleh pelajar-pelajar putri di sekolah-sekolah berarti pelanggaran dari prinsip pemisahan urusan agama dengan urusan negara. Perancis telah menerapkan pemisahan antara urusan agama dari urusan negara itu dalam waktu seabad terakhir. Sebuah komisi yang diketuai mantan menteri Bernard Stasi telah melakukan serangkaian pertemuan menyangkut isu tersebut dengan para guru, pemimpin agama, sosiolog, politisi dan sejarawan. Komisi tersebut dijadwalkan sudah harus menyerahkan laporannya mengenai simbol-simbol keagamaan dan sekularisme sebelum akhir tahun ini. ant/mim ___ indomail - Your everyday mail -
[yonsatu] Re: Sekularisme
AWW. Menarik sekali komentar Pak HermanSyah ini. Pertanyaan saya, apakah UU yang melarang penggunaan jilbab juga bisa dianggap sebagai pemaksaan kehendak oleh mayoritas yang tidak menghendaki pemakaian jilbab terhadap minoritas pemakai jilbab, dan sebagai legalisasi keyakinan bahwa berjilbab itu urusan agama dan UU adalah urusan negara? Bagaimana kalau kondisinya terbalik, misalnya ada UU (yg berarti suara mayoritas) yang mengatur bahwa berjilbab itu boleh dan mengatakan bahwa negara merupakan sarana dalam beragama? Wassalam. DZArifin. O ya, informasi tsb dari republika.co.id hari ini 06112003. ___ indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED]
[yonsatu] Re: Sekularisme
AWW. Saya berani bertaruh, bahwa lebih banyak wanita yang dipaksa tidak berjilbab (oleh sekolah, kantor, pacar, orang tua, dan kiai seperti Gus Dur) dibanding sebaliknya. Saya mengalami fase tersebut pada tahun 80 - 90 an. Wassalam. DZArifin. Khusus soal jilbab, yang repot kan sudah seringkali terjadi bahwawanita muslim berjilbab karena dipaksa (dan ditakut-takuti). Entah oleh orang tuanya, entah oleh suaminya entah oleh teman2nya, entah oleh pacarnya, entah oleh ulama, entah oleh orang yang lebih tua darinya ___ indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED]
[yonsatu] Re: Sekularisme
AWW. Nambah lagi Pak. Repotnya lagi yang namanya keyakinan itu kan nggak bisa dinegosiasikan, nggak bisa ditawar-tawar. Kalau sudah katanya haram, ya haram. Kalau sudah katanya bakalan masuk neraka jahanam, ya masuklah ke neraka jahanam. Kalau keyakinan ini hanya untuk diri sendiri, ya tentu baik2 saja. Tapi, kalau keyakinan ini sudah mulai untuk ditularkan ke orang2 di sekelilingnya, apalagi dengan cara pemaksaan, ya itu tadi, mulailah konflik dengan nilai2 humanisme muncul. Apakah hal itu terjadi juga pada keyakinan sekularisme yang menganggap bahwa kalau sudah haram agama mencampuri negara ya tetap haram. Kalau dulu orang bisa menyatakan perang demi agama, sekarang orang mencoba menghindari perang sebanyak-banyaknya. Pada dekade bintang John-Lennon masih hidup, orang2 malah berteriak 'better make love than make war'. Saya melihatnya kok terbalik, saya melihat justru saat ini perang bukan karena agama, coba sebut perang mana yang karena agama pada abad XX dan XXI ini? Sementara agama bagamana? Agama itu menurut saya statis, sekalipun para ahli agama selalu mencoba menarik garis penghubung antara jaman pada saat agama itu diturunkan dengan keadaan jaman sekarang. Ya, wajar2 saja. Namanya juga menyebarkan keyakinan. Jadi, segala upaya akan dicari untuk menunjukkan bahwa agama adalah solusi untuk masalah2 kehidupan di segala jaman. Mungkin untuk agama lain ya statis (mohon maaf bila saya salah, ini berdasar pendapat Pak HermanSyah saja), saya melihat Islam sangat dinamis untuk hal-hal yang tidak diatur oleh Alloh langsung. Sama seperti statisnya vox populi vox dei yang tidak berubah menjadi vox populi vox evil Tinggal sekarang kita sendiri maunya bagaimana. Sebagai orang yang hidup diabad modern ini, sebagai orang yang merdeka dan yang mempertanggung jawabkan langsung perbuatan2 kita kepada Tuhan YME, ingin bersikap bagaimana terhadap agama itu? The choice is yours. Akan tetapi, kalau kita sudah memulai memaksakan keyakinan kita itu kepada orang lain, maka seperti saya sebutkan diatas, konflik humanisme akan muncul. Kalau kita tidak mau menerima kenyataan ini, sebaiknya kita masuk ke terowongan waktu, lalu go back to the past saja!. Dalam Islam namanya bukan memaksakan kehendak, tapi mengajak atau dakwah, tidak ada paksaan dalam memasuki agama Islam, sama seperti tidak ada paksaan untuk berdemokrasi, tapi kalau sudah masuk dalam kancah demokrasi, ya pasti harus ikut aturan mainnya. Sampai saat ini, saya melihat masih lemah argumen bahwa agama tidak bisa masuk dalam kehidupan bernegara. Wassalam. DZArifin ___ indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED]
[yonsatu] Re: Sekularisme
AWW. WCDS. Informasinya memang hanya sepenggal itu, kebetulan saya kutip dari republika.co.id hari ini (tadi pagi 06112003) WCDS, wah... saya rasa perlu informasi lebih banyak lagi pak., maksud saya, apakah sekuler-isme di Perancis itu untuk membatasi urusan negara dan urusan agama seperti di paragraf terakhir (kalau gitu, artinya semua agama dong, soalnya kaum khatolik juga untuk kalangan tertentu pakai jilbab lho), atau untuk agama tertentu saja. Saya setuju bahwa tidak perlu ada keterangan agama dalam KTP ataupun urusan melamar kerja tidak membawa-bawa agama. Tapi hal itu tidak ada kaitannya dengan sekularisme atapun bukan. Saya belum jelas apa maksudnya Presiden mengatur-atur MPR, apakah itu berarti negara mengatur Tuhan, yang benar kan MPR mengatur presiden atau d.p.l Tuhan mengatur negara (menurut logika Mas Andoko)? Wassalam. DZArifin Tapi, pendapat pribadi saya sih harusnya urusan agama dan negara itu dipisahkan saja lah., implikasinya ngga perlu ada keterangan agama di KTP kita, ga perlu ditanya apa agama kita kalau ngelamar kerja - kecuali dengan alasan tertentu ya, misalnya untuk pegawai bank syariah, dsb. alasan saya adalah secara logika, layaknya kedudukan Presiden RI dibawah MPR, kedudukan negara kan dibawah Tuhan (direpresentasikan oleh agama), masak Presiden ngatur-ngatur MPR? sekian dulu deh... takut kepanjangan :) Andoko 96.77.08.32536 - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, November 06, 2003 11:02 AM Subject: [yonsatu] Sekularisme AWW. Mohon komentar dari para penganjur atau pendukung Sekularisme di Indonesia. Apakah sekularisme yang ingin diterapkan di Indonesia akan seperti ini juga? Wassalam DZArifin Perancis Akan Larang Penggunaan Jilbab di Kelas Paris- Rol -- Presiden Perancis Jacques Chirac telah memutuskan akan mendukung penggagas UU yang akan menghentikan penggunaan jilbab (penutup kepala perempuan Muslim) di dalam kelas sekolah-sekolah, kata para pejabat Istana Elysee (5/11). Pejabat-pejabat Pemerintah Perancis itu menyampaikan komentar tersebut sebagai konfirmasi dari laporan-laporan lewat radio sebelumnya yang menyebutkan Chirac dan PM Jean-Pierre Raffarin akan mendorong penerapan sebuah UU baru yang sangat ketat tahun depan. Bulan lalu Presiden Chirac memberi isyarat kuat ia mendukung larangan penggunaan tutup kepala itu saat memberi sambutan di Kota Valenciennes. Ia mengatakan sekularisme tak bisa dirundingkan. Chirac mengatakan Perancis tidak akan membiarkan orang berlindung di balik pemikiran yang menantang dengan berdalih kebebasan beragama untuk melawan UU negara, atau untuk mengancam prinsip-prinsip suatu masyarakat modern. Perancis telah terlibat dalam perdebatan pahit mengenai apakah penggunaan penutup kepala Muslim oleh pelajar-pelajar putri di sekolah-sekolah berarti pelanggaran dari prinsip pemisahan urusan agama dengan urusan negara. Perancis telah menerapkan pemisahan antara urusan agama dari urusan negara itu dalam waktu seabad terakhir. Sebuah komisi yang diketuai mantan menteri Bernard Stasi telah melakukan serangkaian pertemuan menyangkut isu tersebut dengan para guru, pemimpin agama, sosiolog, politisi dan sejarawan. Komisi tersebut dijadwalkan sudah harus menyerahkan laporannya mengenai simbol-simbol keagamaan dan sekularisme sebelum akhir tahun ini. ant/mim ___ indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED] --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED] ___ indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED]
[yonsatu] Re: Sekularisme
. [EMAIL PROTECTED] 11/06/2003 13:47 Please respond to yonsatu To: [EMAIL PROTECTED] cc: Subject:[yonsatu] Re: Sekularisme AWW. Menarik sekali komentar Pak HermanSyah ini. Pertanyaan saya, apakah UU yang melarang penggunaan jilbab juga bisa dianggap sebagai pemaksaan kehendak oleh mayoritas yang tidak menghendaki pemakaian jilbab terhadap minoritas pemakai jilbab, dan sebagai legalisasi keyakinan bahwa berjilbab itu urusan agama dan UU adalah urusan negara? Bagaimana kalau kondisinya terbalik, misalnya ada UU (yg berarti suara mayoritas) yang mengatur bahwa berjilbab itu boleh dan mengatakan bahwa negara merupakan sarana dalam beragama? Wassalam. DZArifin. O ya, informasi tsb dari republika.co.id hari ini 06112003. ___ indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED] --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED]
[yonsatu] Re: Sekularisme
-Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [SMTP:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, April 02, 2035 2:20 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [yonsatu] Re: Sekularisme Yang jadi masalah menurut saya adalah bahwa banyak sekali orang memeluk agama tertentu karena orang tuanya beragama tsb. Saya kira sedikit sekali saat ini yang memilih agama berdasarkan pilihannya sendiri. Orang2 yang memeluk agama hanya berdasarkan turun temurun ini menurut saya hidupnya dapat menjadi sangat terjepit. [Budi Nirwanto] Oh iya, apakah mereka yang termasuk dalam golongan ini sudah pernah benar-benar mempelajari Agama tersebut. Sehingga benar-benar bisa memahami mengapa agama itu ada ?, mengapa sebuah aturan kehidupan itu ada. Kalau belum sampai tahap ini, analisa ini bisa dimengerti. Disatu pihak mereka tidak bisa menerima aturan main agama itu, karena nggak atau belum cocok dengan akal pikiran dan hati nurani mereka, akan tetapi di pihak lain takut meninggalkan agama itu, karena mereka sudah keburu takut masuk neraka. [Budi Nirwanto] Perlu diingat bahwa, mempelajari agama tidak sekedar mempelajari bagaimana cara berdoa, bagaimana cara bersembahnyang. Akhirnya mereka cuma jadi 'floating mass' saja. Ke kiri ayo, ke kanan ayo, kalau didepan bilang A, di belakang bilang Z. [Budi Nirwanto] Ini adalah golongan orang yang tidak mempelajari agama yang dianut dengan sungguh-sungguh dan tentu saja berdasarkan sumber yang tidak tepat. Tapi nggak sedikit juga dari orang2 ini yang menjadi sangat fanatik dengan agamanya, karena ya dari turun temurunnya diajarkannya begitu. Orang2 ini hanya berpikiran bagaimana caranya bisa menjadikan manusia diseluruh dunia ini menganut agama yang sama dengannya. [Budi Nirwanto] Pada dasarnya manusia itu tumbuh dan berkembang, setiap manusia dibekali akal agar bisa berfikir. Suatu hal yang sangat wajar, jika segala sesuatu pada awal kehidupannya itu diwarnai oleh orang tuanya masing-masing, termasuk agama yang dianut. Persoalannya adalah, apakah dalam perkembangan kehidupannya, dia juga mengembangkan akal pikirannya sehubungan dengan hal-hal yang diketahui --termasuk agamanya -- Kita sendiri berada dimana? Sebagai seorang cendekiawan yang berakal budi, saya kira kita mustinya tidak termasuk kedalam salah satu dari kedua jenis manusia itu. [Budi Nirwanto] Nah ini dia, golongan orang ini adalah mereka yang harus mempunyai kemampuan melihat lebih jelas dan kritis. Pelajari agama yang dianut dan silahkan analisa apakah ada yang salah pada agamanya atau ada yang tidak bisa diterima oleh akal pikirannya. Sekali lagi pelajari dari sumber-sumber yang tepat. [Budi Nirwanto] Salam hangat, HermanSyah XIV. [EMAIL PROTECTED] 11/06/2003 13:47 Please respond to yonsatu To: [EMAIL PROTECTED] cc: Subject:[yonsatu] Re: Sekularisme AWW. Menarik sekali komentar Pak HermanSyah ini. Pertanyaan saya, apakah UU yang melarang penggunaan jilbab juga bisa dianggap sebagai pemaksaan kehendak oleh mayoritas yang tidak menghendaki pemakaian jilbab terhadap minoritas pemakai jilbab, dan sebagai legalisasi keyakinan bahwa berjilbab itu urusan agama dan UU adalah urusan negara? Bagaimana kalau kondisinya terbalik, misalnya ada UU (yg berarti suara mayoritas) yang mengatur bahwa berjilbab itu boleh dan mengatakan bahwa negara merupakan sarana dalam beragama? Wassalam. DZArifin. O ya, informasi tsb dari republika.co.id hari ini 06112003. ___ indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED] --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED] --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED]