[teknologia] Re: Terjemahan outsourcing (was: Re: Infrastruktur TI Indonesia)
On 11/25/05, didik achmadi [EMAIL PROTECTED] wrote: mungkin [IMHO juga] ejaan menyubkontrakkan kurang sesuai oom bas.. karena dasarnya adalah sub kontrak.. jadi lebih tepat ke mensubkontrakkan. Untuk mendelegasikan dalam persepsi kelihatannya juga kurang sesuai. Barangkali Baskara melihat dari kelaziman s di awal kata berubah menjadi ny, seperti sapu -- menyapu. Saya belum tahu persis aturannya, cuma memang agak terbentur untuk kata serapan, misalnya: sinkron -- mensinkronkan atau menyinkronkan? Kalau dicari di Google seperti yang dilakukan oleh Baskara, hehehe... bisa jadi yang salah kaprah lebih banyak dibanding yang taat azas. ;) Tanya dikit nih oom amal, penggunaan tanda - itu sebenarnya bagaimana untuk kata kata tertentu, misal ya, yang sesuai itu men-subkontrak-kan atau mensubkontrakkan ? Tanda hubung hanya dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing. (dikutip dari Pedoman Umum EYD) Contoh: * di-smash * pen-tackle-an Karena sub kontrak bukan kata asing, maka digabung saja, mensubkotrakkan. *waktu sekolah duluw gak pernah mikirin hal2 semacam gini, baru akhir2 ini saja :D* Sama. Setelah baca buku Tata Bahasa Bahasa Indonesia, Pedoman Umum EYD dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah, asyik kok. -- amal
[teknologia] Re: Infrastruktur TI Indonesia was [teknologia] Bangalore, one of the least expensive cities
On 11/24/05, adi [EMAIL PROTECTED] wrote: On Wed, Nov 23, 2005 at 12:14:34PM +0100, Made Wiryana wrote: BTW, kalo mo niru Silicon Valley, Bangalore dsb, jangan kirim orang teknik ke sana, kirim orang antropologi. Biar belajar dari sisi non teknis, semangat, dan sejarah.atau mungkin tidak perlu benar-benar kirim orang (?) misalnya kalausudah ada hasil studi kualitatif di sana bisa jadi kasih insight yanglebih baik. Ini yg saya tulis tersirat ndak penting orang itu dikirim dg biaya sendiri atau tidak dikirim. Artinya kalo sudah ada, atau ada orang yg di sana, itu yg digunakan hal yang serupa bisa dilakukan untuk aspek ekonomi, bisnis dan juga'teknis'. buku/research paper itu bisa jadi quantum leap lho :-) Banyak studi seperti itu, tapi seperti yang saya sebut jarang disinggung dalam diskusi berkhayal utk membuat Silocon Valley Filial di sini Tapi namanya berkhayal khan boleh boleh aja nggak pakai teori-teori. Walau itu bisa akhirnya membedakan antara Keith Emerson dan saya kalo main keyboard (apa hubungannya coba) IMW
[teknologia] Re: Infrastruktur TI Indonesia was [teknologia] Bangalore, one of the least expensive cities
On 11/24/05, adi [EMAIL PROTECTED] wrote: atau mungkin tidak perlu benar-benar kirim orang (?) misalnya kalau sudah ada hasil studi kualitatif di sana bisa jadi kasih insight yang lebih baik. ... ada hal-hal yang tidak terungkap di dalam hasil studi. biasanya hal-hal ini yang bersifat personal, atau kalau ditulis bisa dituntut. he he he. contohnya, susah bagi saya menerangkan suasana kampus ITB kepada orang yang belum pernah datang ke kampus ITB. misalnya, pikiran banyak orang bahwa kalau sekolah di ITB pasti bisa bahasa Sunda. kenyataanya, ... malah jadi bisa bahasa jawa timuran dan dialek medan. (at least, it yang terjadi di angkatan saya dulu.) india dulu mulainya juga dengan mengirimkan orang2 ke amerika. jadi memang bisa kita pahami bahwa mereka mengerti kondisi di the valley. dalam email terdahulu carlos juga mengatakan bahwa singapore (NUS?) buka kantor di sana. jadi ingin tahu lebih lanjut. dulu ada sobat saya yang kerja di fujitsu labs of america. pas saya ke sana, saya dipertemukan dengan bosnya (yang tentu saja orang jepang). saya tanya2 mengapa mereka di sini, dst. jadi fujitsu pun merasa perlu untuk memiliki kantor (penelitian) di silicon valley. (gak tahu apakah fla ini masih exist atau tidak.) saya dan pak armein waktu tahun 2000-an kemarin sudah mengantungi formulir untuk pendaftaran perusahaan di california :) belum sempat dieksekusi terus. tapi ... sayangnya alasan ini (harus benar2 pergi ke luar negeri) dijadikan alasan pejabat kita yang terhormat untuk jalan-jalan ke luar negeri. -- budi
[teknologia] Re: Infrastruktur TI Indonesia was [teknologia] Bangalore, one of the least expensive cities
On 11/25/05, Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED] wrote: On 11/24/05, adi [EMAIL PROTECTED] wrote: atau mungkin tidak perlu benar-benar kirim orang (?) misalnya kalau sudah ada hasil studi kualitatif di sana bisa jadi kasih insight yang lebih baikada hal-hal yang tidak terungkap di dalam hasil studi.biasanya hal-hal ini yang bersifat personal, ataukalau ditulis bisa dituntut. he he he. Setahu saya studi ethnography yang baik memiliki trick-trick tertentu utk tetap menjabarkan permasalah hal tersebut tetapi tanpa terkena tuntutan. Tentu saja bagi mereka yg memang biasa melakukan studi tersebut bukan seperti saya atau rekan-rekan teknis yang tidak terlatih melakukan studi tersebut. india dulu mulainya juga dengan mengirimkan orang2ke amerika. jadi memang bisa kita pahami bahwa mereka mengerti kondisi di the valley. India memulai dg menguatkan dasar serta melakukan penciptaan engineer secara massal (awal 60-an sudah dimulai). Ini dimulai dg mereka mulai membuka pusat pendidikan teknis (7 titik di seluruh India), sekitar tengah 60-an. (atau malah awal 60-an). Jadi mereka sudah berani masuk ke Sil Val dsb, itu adalah dampak dari PR yg mereka sudah lakukan dari lama. Jadi bukan ujug-ujug langsung bisa masuk ke Sil Val. Salah satu PR yg mereka sudah lakukan dan belum kita lakukan (di Indonesia) - Pemeratanaan kualitas dan masalisasi SDM (alias jangan ngumpul di satu lokasi, dan institusi saja) - Modal dasar ilmu - Mental swadesi dalam email terdahulu carlos juga mengatakan bahwasingapore (NUS?) buka kantor di sana. jadi ingin tahu lebih lanjut. Carlos buka juga donk kantor di sana, minimal jual makanan Indonesia :-) tapi ... sayangnya alasan ini (harus benar2 pergi keluar negeri) dijadikan alasan pejabat kita yang terhormat untuk jalan-jalan ke luar negeri. Ya harus ubah strateginya, manfaatkan staf yg lagi kebetulan di LN (studi atau apa), berikan mereka tugas buat ngintip-ngintip (jangan ngingtip peep show aja) IMW
[teknologia] Re: Terjemahan outsourcing (was: Re: Infrastruktur TI Indonesia)
On 11/25/05, Ikhlasul Amal [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau dicari di Google seperti yang dilakukan oleh Baskara, hehehe...bisa jadi yang salah kaprah lebih banyak dibanding yang taat azas. ;) Di milis bahtera sekarang pun sering Google digunakan untuk perbandingan. Paling tidak untuk mengetahui manakah yang sering digunakan masyarakat, bukan sebagai patokan mana yang benar dan salah. *waktu sekolah duluw gak pernah mikirin hal2 semacam gini, baru akhir2 ini saja :D* Sama. Setelah baca buku Tata Bahasa Bahasa Indonesia, Pedoman Umum EYDdan Pedoman Umum Pembentukan Istilah, asyik kok. Saya masih sering baca buku ini sebagai patokan kalau bingung dalam menulis bahasa Indonesia. Sayang buku EYD saya di Jerman ini sangat terbatas (waktu liburan cuma sempat bawa koleksi saya 3 buku untuk pedoman dan kesalahan ejaan). Seandainya ada versi elektronis mungkin akan sangat membantu sekali IMW
[teknologia] Teka-teki 7-segment
Lihat http://ariya.blogspot.com/2005/11/seven-segment-problem.html Catatan: ini dari real-world problem :-) Banyak solusinya, dari cara yang tercepat sampai yang muter-muter nggak jelas. Yang penting kreatif! Selamat mencoba... -- Ariya Hidayat
[teknologia] Re: Terjemahan outsourcing (was: Re: Infrastruktur TI Indonesia)
On Fri, Nov 25, 2005 at 03:22:25PM +0700, Ikhlasul Amal wrote: Barangkali Baskara melihat dari kelaziman s di awal kata berubah menjadi ny, seperti sapu -- menyapu. Saya belum tahu persis aturannya, cuma memang agak terbentur untuk kata serapan, misalnya: sinkron -- mensinkronkan atau menyinkronkan? 's' bisa luruh kalau menjadi bagian dari kata-kata asli bahasa indonesia (atau dijadikan sebagai bahasa indonesia, bukan serapan). subkontrak (note: tidak dipisah, bahasa indoensia tidak mengenal 'sub'), walaupun ditulis ala bahasa indonesia, itu bukan kata yang diserap, jadi 's' tidak bisa luruh. contoh: satu - menyatukan sesat - menyesatkan senang - menyenangkan sinkron- mensinkronkan subkontrak - mensubkontrakkan (contoh di atas dibaca dengan gmail jadinya gimana? :-) Karena sub kontrak bukan kata asing, maka digabung saja, mensubkotrakkan. itu juga bukan bahasa indonesia (bisa saja sih dianggap kata majemuk hi..hi..). btw, banyak kesalahan dilakukan karena bahasa indonesia tidak mengenal bentuk jamak, kalau ada bentuk jamak harus diulang (pakai '-'). contoh, orang menggunakan kata 'metoda' untuk metode-metode, 'hipotesa' untuk hipotesis-hipotesis. penggunakan kata 'metoda' dan 'hipotesa' itu salah (kalau diartikan jamak). Salam, P.Y. Adi Prasaja -- Ini signature saya. Pasang iklan anda di sini ... tarif menantang :-)
[teknologia] Re: Infrastruktur TI Indonesia was [teknologia] Bangalore, one of the least expensive cities
On Fri, Nov 25, 2005 at 04:28:16PM +0100, Made Wiryana wrote: Salah satu PR yg mereka sudah lakukan dan belum kita lakukan (di Indonesia) - Pemeratanaan kualitas dan masalisasi SDM (alias jangan ngumpul di satu lokasi, dan institusi saja) - Modal dasar ilmu - Mental swadesi saya setuju soal swadesi ini. ayo kita ramaikan pemanfaatan groups.or.id, baik untuk user maupun developer (upss.. hi..hi..). btw, di sini pun sebenarnya banyak 'pasar', asal mau digali potensinya (seperti usaha pak rus dkk). kalau swadesi ini bisa jadi kesepakatan nasional, bisa jadi modal yang bagus. pemerintah tidak perlu ikutan, tapi cukup keluarkan kebijakan, misalnya: appliances, router 'branded' dari luar di-larang masuk, atau instansi pemerintah harus menggunakan router lokal atau yang lain (misalnya lho). instansi pemerintah, harus menggunakan perangkat lunak GPL. alasannya jelas, mengurangi jumlah konsultan asing. dll..dll..dll.. komputer built-up masuk dari luar jadi mahal karena tetap mereka dipajakin per komponen (masih seperti ini? ini mulai tahun 1980-an kalau ndak salah). sayangnya, ini berlaku juga bagi industri perakit komputer nasional yang komponennya diimpor, jadi bikin sistem yang menyebabkan ongkos produksi komputer rakitan nasional jadi lebih murah dsb..dsb... siapa tahu hal yang sama seperti yang terjadi dengan industri musik di tanah air (atas perjuangan mas candra darusman) bisa terjadi juga dalam pengembangan infrastruktur IT di Indonesia. Salam, P.Y. Adi Prasaja -- Ini signature saya. Pasang iklan anda di sini ... tarif menantang :-)
[teknologia] Re: Terjemahan outsourcing (was: Re: Infrastruktur TI Indonesia)
On Fri, Nov 25, 2005 at 09:27:49AM +0700, Ikhlasul Amal wrote: mas amal, outsource itu terjemahannya apa? Saya belum tahu terjemahan yang tepat dan -- apalagi -- sudah cukup diterima. Saya periksa di beberapa dokumen resmi yang dikeluarkan beberapa instansi (dapat dari Google), mereka masih membiarkan sebagai outsourcing. menurut saya juga baiknya digunakan gitu saja. kalau di bahasa jawa (ini 'serapan' bahasa belanda?) ada istilah 'diborekke' ('e' yang pertama dieja seperti pada kata enam, 'e' yang ke dua dieja seperti dalam kata enak), yang artinya kurang lebih diberikan ke orang lain untuk dikerjakan. Salam, P.Y. Adi Prasaja -- Ini signature saya. Pasang iklan anda di sini ... tarif menantang :-)
[teknologia] Re: Infrastruktur TI Indonesia was [teknologia] Bangalore, one of the least expensive cities
On Fri, Nov 25, 2005 at 06:50:58PM +0700, Budi Rahardjo wrote: ada hal-hal yang tidak terungkap di dalam hasil studi. biasanya hal-hal ini yang bersifat personal, atau kalau ditulis bisa dituntut. he he he. tapi itu tdk bersifat 'universe' :-) anyway, welcome to the real world. tidak ada satu pun di dunia ini yang bisa 'diterangkan' dengan 100% komprehensif. untuk itu ada epistemologi, ada orang yang secara spesifik memusatkan hidupnya untuk mencari/menjelaskan fenomena, entah menggunakan pendekatan kuantitatif, kualitatif, kedua-duanya. penelitian kualitatif yang baik adalah mampu menjadi 'potret'. dan untuk mampu membaca penelitian kualitatif yang baik, diperlukan pengetahuan dan keahlian tertentu (sama lah untuk kuantitatif juga, critical appraisal). dari situ, tanpa di tuntut, antara penulis dan pembaca bisa mengkomunikasikan hal-hal yang punya potensi dituntut :-) sebagus apa pun, tetap saja tidak akan komprehensif 100%. dengan meletakkan orang di sana juga bisa 100% komprehensif? :-) sebenarnya maksudnya lebih ke pemanfaatan hasil-hasil studi (buku) yang sudah ada, misalnya untuk BHTV atau yang lain. jadi, sebaiknya karena dianggap 'tidak komprehensif' terus ditinggal atau dilewati. alasannya sederhana: murah. contoh: tuh magister manajemen teknologi usir panu fakultas pasca sarjana universitas im-yang-bu-tek-cin-keng tiap tahun bisa menerima 1000 orang mahasiswa, makanya ayuh kita bikin juga jurusan yang sama di sini. usut punya usut, ternyata mahasiswa 1000 orang per tahun itu adalah proyek pemerintah bantuan dari asian development bank yang merasa prihatin dengan penyebaran penyakit panu yang sudah menjadi pandemik. makanya perlu sdm yang banyak untuk menanggulangi hal ini. dari info ini, orang bisa punya 'hint' tentang langkah apa yang harus diambil demi keberhasilan jurusan yang mau dibikin tersebut. Salam, P.Y. Adi Prasaja -- Ini signature saya. Pasang iklan anda di sini ... tarif menantang :-)
[teknologia] Re: Terjemahan outsourcing (was: Re: Infrastruktur TI Indonesia)
On Fri, Nov 25, 2005 at 12:39:33PM +0700, fade2blac wrote: alih daya? SOL alih sumber. sebenarnya 'alih' ini bentuk yang benar dari ahli. Salam, P.Y. Adi Prasaja -- Ini signature saya. Pasang iklan anda di sini ... tarif menantang :-)
[teknologia] Re: Terjemahan outsourcing (was: Re: Infrastruktur TI Indonesia)
On Sat, Nov 26, 2005 at 04:37:06AM +0700, adi wrote: kalau di bahasa jawa (ini 'serapan' bahasa belanda?) ada istilah 'diborekke' ('e' yang pertama dieja seperti pada kata enam, 'e' yang ke dua dieja seperti dalam kata enak), yang artinya kurang lebih diberikan ke orang lain untuk dikerjakan. sorry, salah :-) yang di rumah ngingetin, kalau dalam bahasa jawa: 'diburuhke' (diburuhkan). Salam, P.Y. Adi Prasaja -- Ini signature saya. Pasang iklan anda di sini ... tarif menantang :-)
[teknologia] Re: Terjemahan outsourcing (was: Re: Infrastruktur TI Indonesia)
On 11/25/05, Made Wiryana [EMAIL PROTECTED] wrote: Di milis bahtera sekarang pun sering Google digunakan untuk perbandingan. Paling tidak untuk mengetahui manakah yang sering digunakan masyarakat, bukan sebagai patokan mana yang benar dan salah. Benar. Ini manfaat tambahan dari mesin pencari ya? ;) Saya masih sering baca buku ini sebagai patokan kalau bingung dalam menulis bahasa Indonesia. Sayang buku EYD saya di Jerman ini sangat terbatas (waktu liburan cuma sempat bawa koleksi saya 3 buku untuk pedoman dan kesalahan ejaan). Seandainya ada versi elektronis mungkin akan sangat membantu sekali Saya ingin memulai menyediakan Pedoman EYD dan Pembentukan Istilah yang tipis itu, namun belum mulai bergerak juga. Kelihatannya tidak ada persoalan juga dari sisi lisensi (CMIIW). Buku Tata Bahasa yang lebih bagus dan lengkap, namun yang ini tidak boleh disalin begitu saja ke media digital. -- amal
[teknologia] Re: Terjemahan outsourcing (was: Re: Infrastruktur TI Indonesia)
On 11/26/05, adi [EMAIL PROTECTED] wrote: untuk hipotesis-hipotesis. penggunakan kata 'metoda' dan 'hipotesa' itu salah (kalau diartikan jamak). Seperti halnya analisis (bukan analisa), jadi seharusnya mengikuti sumber kata tersebut: hipotesis (bukan hipotesa). -- amal
[teknologia] Re: Infrastruktur TI Indonesia was [teknologia] Bangalore, one of the least expensive cities
On Sat, Nov 26, 2005 at 05:05:12AM +0700, adi wrote: sebenarnya maksudnya lebih ke pemanfaatan hasil-hasil studi (buku) yang sudah ada, misalnya untuk BHTV atau yang lain. jadi, sebaiknya karena dianggap 'tidak komprehensif' terus ditinggal atau dilewati. alasannya sederhana: murah. maaf, seharusnya: jadi, sebaiknya jadi komplemen. jangan karena dianggap 'tidak komprehensif' terus ditinggal atau dilewati. Salam, P.Y. Adi Prasaja -- Ini signature saya. Pasang iklan anda di sini ... tarif menantang :-)
[teknologia] Re: Infrastruktur TI Indonesia was [teknologia] Bangalore, one of the least expensive cities
On 11/26/05, adi [EMAIL PROTECTED] wrote: ... tidak ada satu pun di dunia ini yang bisa 'diterangkan' dengan 100% komprehensif. ... setuju. sebenarnya maksudnya lebih ke pemanfaatan hasil-hasil studi (buku) yang sudah ada, misalnya untuk BHTV atau yang lain. jadi, sebaiknya karena dianggap 'tidak komprehensif' terus ditinggal atau dilewati. alasannya sederhana: murah. ini sudah dan sedang kita lakukan terus. hanya, komentar dari orang-orang adalah: ah, itu kan kata buku. he he he. saya setuju dengan mas adi bahwa pendekatan tersebut harus tetap dilakukan. hanya, saya ingin menambahkan bahwa pengalaman praktek di lapangan (rubbing against other people) itu penting untuk mengetahui hal-hal yang tidak / kurang terekam dalam dokumentasi. saya mau ambil contoh lagi. bagaimana menjelaskan ke dunia luar tentang kondisi per-internet-an di indonesia? bukan masalah teknisnya, akan tetapi masalah non-teknis. (karena toh kesuksesan sebuah bisnis/aktivitas tidak hanya bergantung kepada masalah teknis saja, toh?) bagaiman bisa menjelaskan politik internet indonesia. hi hi hi. you know what i mean ... (ha ha ha, saya nyontek cara ini saja.) kembali ke soal kultur di silicon valley sana, kultur hippies lah yang mendorong kesuksesannya. ini yang terdokumentasi di beberapa sumber yang saya gali (termasuk dari jerry garcia, dari band greatful dead itu. ha ha ha. yup, dia diwawancara juga.) salah satu referensi yang saya suka adalah The Making of Silicon Valley: A One Hundred Year Renaissance ada videonya juga. (ini dulu saya beli di toko bukunya stanford university.) (catatan: perhatikan ... 100 YEAR!!!) -- budi
[teknologia] Re: Asosiasi Pembayar Pajak Indonesia
On 11/24/05, risiyanto budi [EMAIL PROTECTED] wrote: --cut--Saya ingin tahu, uang yang kita setor sebagai pajak itu digunakan untukapa saja? Kalau di Indonesia, pajak itu digunakan sebagai alat pembayar hutang yang bisa jadi manfaatnya tidak kembali lagi ke masyarakat. -- Oskar Syahbanahttp://www.permagnus.com/http://blog.permagnus.com/
[teknologia] Re: Teka-teki 7-segment
On 11/26/05, Ariya Hidayat [EMAIL PROTECTED] wrote: Lihat http://ariya.blogspot.com/2005/11/seven-segment-problem.html Catatan: ini dari real-world problem :-) Banyak solusinya, dari cara yang tercepat sampai yang muter-muter nggak jelas. Yang penting kreatif! Selamat mencoba... 8 XOR 1? :-) Intinya hanya menghilangkan sisi kanan dari angka 8. *eh..salah ya?* :P
[teknologia] Re: Teka-teki 7-segment
- Original Message - From: baskara [EMAIL PROTECTED] To: teknologia@googlegroups.com Sent: Saturday, November 26, 2005 12:50 AM Subject: [teknologia] Re: Teka-teki 7-segment On 11/26/05, Ariya Hidayat [EMAIL PROTECTED] wrote: Lihat http://ariya.blogspot.com/2005/11/seven-segment-problem.html Catatan: ini dari real-world problem :-) Banyak solusinya, dari cara yang tercepat sampai yang muter-muter nggak jelas. Yang penting kreatif! Selamat mencoba... 8 XOR 1? :-) Intinya hanya menghilangkan sisi kanan dari angka 8. *eh..salah ya?* :P -- Kenapa nggak langsung 1st complement dari 1 saja?
[teknologia] Re: Infrastruktur TI Indonesia was [teknologia] Bangalore, one of the least expensive cities
2005/11/26, Made Wiryana [EMAIL PROTECTED]: dalam email terdahulu carlos juga mengatakan bahwa singapore (NUS?) buka kantor di sana. jadi ingin tahu lebih lanjut. Carlos buka juga donk kantor di sana, minimal jual makanan Indonesia :-) Ide bagus nih. ayo dong om Carlos. Jadi mahasiswa2 nanti bisa kerja praktek disana. -- Pakcik Under Construction
[teknologia] Re: Infrastruktur TI Indonesia was [teknologia] Bangalore, one of the least expensive cities
Pakcik wrote: 2005/11/26, Made Wiryana [EMAIL PROTECTED]: dalam email terdahulu carlos juga mengatakan bahwa singapore (NUS?) buka kantor di sana. jadi ingin tahu lebih lanjut. Carlos buka juga donk kantor di sana, minimal jual makanan Indonesia :-) Ide bagus nih. ayo dong om Carlos. Jadi mahasiswa2 nanti bisa kerja praktek disana. Makanya doain my-next-startup-company sukses (tahu kapan) ,go to IPO dan stocknya 100 dollarhahaha :) Biar langsung resign dan buka company khusus untuk Indonesian. Sebenarnya metodenya orang India juga kayak begini sich. Carlos
[teknologia] Re: Infrastruktur TI Indonesia was [teknologia] Bangalore, one of the least expensive cities
dalam email terdahulu carlos juga mengatakan bahwa singapore (NUS?) buka kantor di sana. jadi ingin tahu lebih lanjut. Sorrry... ini kayaknya URLnya lebih bagus deh: NUS Enterprise Centre in Silicon Valley http://www.enterprise.nus.edu.sg/nvs/overseas/overseas_SV_faq.html NUS- VC Supports: http://www.enterprise.nus.edu.sg/nvs/index.html
[teknologia] Re: Asosiasi Pembayar Pajak Indonesia
Kalo memang benar demikian, maka fenomena ini persis seperti yang saya utarakan. Ketidakseimbangan antara aspek in dan out, ketidakseimbangan antara masuk dari mana dan keluar untuk siapa. Yang kiri koboi yang kanan keju. Earmarking yang transparan sebenarnya dimungkinkan. Tapi untuk menggiring ke arah itu, perlu dibangun pemahaman dan sekaligus opini publik yang menuntut kejelasan, transparansi dan kelayakan penggunaan. Dari mana mulainya?