[teknologia] Re: Laptop dengan Linux in one package, kenapa tidak laku?
Assalamu 'alaikum wr.wb. Saya nggak yakin orang bakal banyak switch ke Mac OS X kalau nggak ada Microsoft Office di Mac. Setelah Office ada di Mac, jauh lebih gampang menyuruh orang pindah ke Mac daripada sebelumnya, dimana ada image bahwa Mac hanya dipakai oleh Designer desktop publishing. Saya pribadi sih sebenarnya lebih suka advocating Mac OS X client server untuk sebuah organisasi berisi beberapa puluh orang. Organisasi ini biasanya tahu mereka butuh sistem Internet dsb, tapi mereka nggak punya kemampuan teknis untuk bertarung dengan security woes nya Windows. Kalau mereka punya duit, enakan suruh mereka invest Mac OS X server ama client nya eMac atau Mac Mini. Tinggal klak klik klak klik, udah bisa bikin user, pasang firewall, bikin mail server, mailing list, bikin blog server dst. Nggak ada worm, virus dan segala macem kekacauan yg ada di Windows itu. Nggak perlu admin yang canggih dan jagoan untuk men-administer server Mac OS X itu. Tetapi kalau dibilang Windows itu nggak secure sekali, juga nggak benar. Ada kok caranya bikin infrastruktur Windows server yang secure itu, cuma nggak terlalu mudah. Servernya musti diamankan (menurut pengalamanku lebih susah daripada mengamankan server UNIX), pasang Windows Update Server lokal, konfigur firewall di client, bikin partisi terpisah antara system dan data (agar kalau diinstall ulang, datanya nggak hilang), dsb. Sayangnya hal ini harus dilakukan sejak awal lagi, agar tidak merepotkan di kemudian hari. Kalau mau diubah, walaupun dilakukan dengan pelan-pelan, jadinya seperti cuci piring. Kalau solusi Linux/BSD, itu lebih cocok untuk solusi fire and forget, sekali diinstall, ditinggal tidur juga nggak apa-apa, dengan catatan, organisasi tadi harus memelihara admin standby yang betul-betul mengerti. Kalau ditinggal sendirian ya nggak bisa, takutnya ada partisi yang penuh, sistem ngehang, usernya nggak bisa apa-apa. Jadi kesimpulannya : - advocating Mac utk organisasi yang nggak ada adminnya sama sekali - advocating Linux/BSD untuk organisasi yang punya admin standby - advocating Windows bisa dilakukan, asal dilakukan dengan benar sejak awal. Maafkan saya kalau hari ini saya meracau, wass.wr.wb. -affan
[teknologia] Re: Laptop dengan Linux in one package, kenapa tidak laku?
On Sat, 2005-07-16 at 07:49 +, Affan Basalamah wrote: Saya pribadi sih sebenarnya lebih suka advocating Mac OS X client server untuk sebuah organisasi berisi beberapa puluh orang. Sik sik pak, tuh ada beberapa artikel yang melakukan standard server apps test di atas Mac OS X, kalo gak salah Apache dan MySQL (atau Postgress yah lupa), dan ternyata Mac OS X berantakan habis skor-nya karena kebanyakan IPC, sebabnya ya karena inherent design dari kernel awalnya. Kalo untuk Desktop, no problemo. Kalau solusi Linux/BSD, itu lebih cocok untuk solusi fire and forget, fire and forget, tapi missilenya gak kena sasaran, hehehe, just kidding. Lebih tepatnya saya pikir Solusi Linux/BDS itu customisable, jadi enak buat disusun atau dipreteli untuk suatu target tertentu. sekali diinstall, ditinggal tidur juga nggak apa-apa, dengan catatan, organisasi tadi harus memelihara admin standby yang betul-betul mengerti. Kalau ditinggal sendirian ya nggak bisa, takutnya ada partisi yang penuh, sistem ngehang, usernya nggak bisa apa-apa. Eh sebetulnya kalo pakai solusi Linux/BSD hal hal tersebut di atas bisa dicegah lho : 1. pasang watchdog timer, kalo hang, otomatis reboot 2. kalo lebih pinter lagi, setup failover cluster 3. partition separation. /, /usr, /var, /opt, /home, /var. /usr bisa dimount ro, / dimount nosuid, /home dan /var ditaruh di atas LVM sehinnga bisa di-grow secara online. 4. user kalo rese bisa dipasangi quota
[teknologia] Re: Laptop dengan Linux in one package, kenapa tidak laku?
--- Yulian Firdaus H. [EMAIL PROTECTED] wrote: On 7/15/05, Arie Reynaldi Z [EMAIL PROTECTED] wrote: Akhirnya kembali ke masalah market atau users. Linux marketnya kurang, mungkin salah beberapanya: 1. Terlalu banyak distro, jadi bikin bingung developer. itu bukan kesalahan, itu kondisi kondisi yang dibentuk oleh linux developer sendiri. kalo hardware: lepas diagram design hardware/chipset ke public, dengan senang hati kernel hacker akan membuatkan drivernya keburu diancam ama microsoft kali ya jadi ndak berani ngeluarin diagram? :) mungkin saja loh ini. kalo software: source code aplikasi jadikan open source kalo vendor berkutat membuat sendiri binary driver atau binary aplikasi pasti kelimpungan dengan ngebutnya update kernel, compiler, library dan aplikasi serta beragamnya distribusi waduh, terus beralih bisnis model ke open source? jualan support? :( bisnis ini bukannya ndak jalan, tapi kalau untuk existing application yang sudah well established, mana mau beralih? Misalnya Photoshop, Macromedia, dll. Cuma mimpi kalau vendor2 besar seperti di atas beralih ke open source. Jadi, kalau cuma menunggu jelas sangat sulit untuk maju. kalo soal game mungkin developer game harus mencontoh John Carmack, game Quake3 baik di windows atau di linux hanya dihandle oleh sebuah binary file berukuran kurang dari 1MB, sisanya 600MB lebih hanyalah konfigurasi dan data/map/sound/tekstur Ndak banyak developer yang sekaliber id. Boro2 bikin multiplatform, ngebayarin developernya untuk support Windows platform aja mungkin sudah empot-empotan di dalam pasar software yang sedemikian ketatnya. JA. __ Do you Yahoo!? Yahoo! Mail - Helps protect you from nasty viruses. http://promotions.yahoo.com/new_mail
[teknologia] Re: Laptop dengan Linux in one package, kenapa tidak laku?
On 7/15/05, baskara [EMAIL PROTECTED] wrote: Mac OS X sukses (salah satunya) karena aplikasi juga. Microsoft Office versi Mac ada. Photoshop juga ada. Games juga tidak kalah banyaknya. about games, either you're kidding, or you are not a gamer. nb: i wrote this on a mac. -- I solemnly swear that I'm up to no good http://data.startrek.or.id http://kiozk.com
[teknologia] Re: Laptop dengan Linux in one package, kenapa tidak laku?
On 7/17/05, Ryo Saeba [EMAIL PROTECTED] wrote: about games, either you're kidding, or you are not a gamer. nb: i wrote this on a mac. He he he. I am not a mac gamer, but silakan datang ke toko-toko yang menjual games. Di Apple's download site juga bisa dicek (ada 700-an titles). Kualitasnya jangan dibandingkan. Masih menang PS2. ;-) *ini bukan milis id-mac, kan?*
[teknologia] Re: Laptop dengan Linux in one package, kenapa tidak laku?
On 7/17/05, baskara [EMAIL PROTECTED] wrote: On 7/17/05, Ryo Saeba [EMAIL PROTECTED] wrote: about games, either you're kidding, or you are not a gamer. nb: i wrote this on a mac. He he he. I am not a mac gamer, but silakan datang ke toko-toko yang menjual games. Di Apple's download site juga bisa dicek (ada 700-an titles). Kualitasnya jangan dibandingkan. Masih menang PS2. ;-) ah. loe nulisnya: tidak kalah banyak. itu salah besar. jauh lebih banyak game titles buat pc ketimbang mac. apalagi kalo cuman yang download. seharusnya loe nulis, game di mac juga banyak. not tidak kalah banyak. wong jelas kalah banget banyaknya. -- I solemnly swear that I'm up to no good http://data.startrek.or.id http://kiozk.com
[teknologia] Re: Laptop dengan Linux in one package, kenapa tidak laku?
On Fri, 2005-07-15 at 16:44 +0700, Yulian Firdaus H. wrote: tidak hanya game tapi juga aplikasi lain (only design for windows) atau hardware (hanya disediakan driver for windows) jadi linux sering dijadikan tumbal karena kurang support terhadap berbagai aplikasi atau hardware, sedangkan kenyataannya adalah aplikasi atau hardware yang enggan mendukung linux Problem utama dalam deploy aplikasi game untuk Linux adalah kurangnya jaminan adanya unified base configuration yang bisa dijadikan reference platform. Developer game pasti berpikirnya game users adalah fun loving people yang tidak mau repot memikirkan banyak implikasi dalam instalasi maupun meluangkan waktu untuk troubleshootingnya. Sedihnya, di dalam distro Linux yang Gratis, banyak terjadi forking yang menyebabkan your Linux X is different than my Linux X, even though they are the same X distro. Pengalaman buruk saya di Fedora Core 1,2,3,4 selama 1 tahun ini mengajarkan saya untuk begitu. Rasanya persis seperti democrazy di Indonesia, setiap orang ngomong ini itu dan kita harus terpaksa menghormati pendapat setiap orang dan mengakibatkan kita tidak percaya ataupun agnostic ke semua pendapat itu. Inget, Linus Torvald hanya mengatur kernel, tapi tidak distro-nya. a.Solusinya mungkin adalah Enterprise Linux, yang berbayar, seperti dari Red Hat dan SuSe. Mereka menyajikan interfacing, roadmap dan blueprints yang konsisten dan dijamin stable paling tidak untuk 3 tahun ke depan. Atau mungkin Linux Desktop distro yang berbayar, seperti Xandros dan Linspire. Tapi kembali, banyak yang akan bertanya balik. Kalo kudu bayar, kenapa tidak pakai Windows saja? b.Solusi lain mungkin adalah Linux Distro Gratis, tapi dengan generous patron yang membiayai core team developer dan mengeluarkan update secara systematic, seperti Canonical Ubuntu. Ada yang tahu selain Ubuntu, distro dekstop lain yang punya patron seperti ini? c.Solusi lain mungkin adalah deploy aplikasi game dalam bentuk monolitic lengkap dengan all static library built in seperti Quake dan Doom. Tapi apakah ini bijaksana dari sisi penghematan resources? Mungkin iyah, toh gamers kan punya excuse untuk punya mesin yang powerful. Just my 2 cents.
[teknologia] Re: Laptop dengan Linux in one package, kenapa tidak laku?
On Fri, Jul 15, 2005 at 02:44:59PM +0800, The_Eye_In_The_Sky wrote: Menurut anda apakah saja faktor yang memungkinkan kegagalan itu? Yang baru kepikir : 1. Hardwarenya tidak cool seperti iBook 2. Linux emang sucks ! Any more ideas? Saya cenderung ke hardwarenya yg kurang bagus. Hehe. Mungkin juga org yg beli takut gak biasa pake Linux. Ronny pgpeWcTC7A6BG.pgp Description: PGP signature
[teknologia] Re: Laptop dengan Linux in one package, kenapa tidak laku?
On 7/15/05, Ronny Haryanto [EMAIL PROTECTED] wrote: On Fri, Jul 15, 2005 at 02:44:59PM +0800, The_Eye_In_The_Sky wrote: Menurut anda apakah saja faktor yang memungkinkan kegagalan itu? Yang baru kepikir : 1. Hardwarenya tidak cool seperti iBook 2. Linux emang sucks ! Any more ideas? Saya cenderung ke hardwarenya yg kurang bagus. Hehe. Mungkin juga org yg beli takut gak biasa pake Linux. 1. Orang COOL pake Mac 2. Orang GAGAH pake Linux 3. Orang BIASA pake Windows (Kalau ada masalah tetangga kiri kanan bisa bantu) Microsoft gak bisa menangkan market orang Cool. Jadi gimana caranya? Beli saham Apple. Linux gak bisa menangkan market orang biasa, solusinya? beli saham Microsoft. hehe -- Pakcik Under Construction
[teknologia] Re: Laptop dengan Linux in one package, kenapa tidak laku?
Menurut pengamatan pribadi: The applications. Orang kebanyakan membutuhkan aplikasi yang berjalan di atas sistem operasi, bukan sistem operasinya. Mari kita lihat aplikasi apa yang berjalan di atas Linux. - aplikasi perkantoran: OpenOffice, etc? Masih belum senyaman Microsoft Office - aplikasi grafis: GIMP, xfig, etc? Belum bisa dibandingkan dengan Photoshop, Freehand, dll - aplikasi games: apalagi yang ini. Orang yang sudah terbiasa dengan aplikasi di atas Ms Windows tentu saja akan produktivitasnya akan berkurang kalau memakai aplikasi di atas Linux tsb. Selain karena belum familiar, juga masih kurangnya feature. Jadi, buat apa saya beli mesin yang isinya hanya seperti itu? Mac OS X sukses (salah satunya) karena aplikasi juga. Microsoft Office versi Mac ada. Photoshop juga ada. Games juga tidak kalah banyaknya. Dengan berat hati saya juga lebih memilih windows XP untuk di desktop. Linux memang bagus, kalau lingkungan pekerjaan kita menggunakan linux semua, dari depan ke belakang (marketing ... finance). Sekarang, pengguna windows akan berpikir 2 kali karena rata-rata lingkungannya semua masih menggunakan windows, belum lagi learning curve yang harus mereka lewati. Juga kemudahan penggunaan, seperti sharing printer, sharing folder dan yang lain. Jadi, walaupun laptop linux lebih murah, mereka prefer menggunakan laptop pakai OS windows. Atau mereka tetap beli laptop linux, reinstall dengan windows bajakan. -- Arie Reynaldi Zanahar reymanx at gmail.com http://www.reynaldi.or.id
[teknologia] Re: Laptop dengan Linux in one package, kenapa tidak laku?
Ronny Haryanto wrote: On Fri, Jul 15, 2005 at 02:44:59PM +0800, The_Eye_In_The_Sky wrote: Menurut anda apakah saja faktor yang memungkinkan kegagalan itu? Yang baru kepikir : 1. Hardwarenya tidak cool seperti iBook 2. Linux emang sucks ! Any more ideas? Saya cenderung ke hardwarenya yg kurang bagus. Hehe. Mungkin juga org yg beli takut gak biasa pake Linux. Ronny Ikutan nih, Yang paling sulit bagi saya adalah dukungannya terhadap game yang biasa saya mainkan. Linux juga sangat dibatasi dalam hardware tertentu, seperti kebanyakan modem internal yang sering bisanya hanya dengan windows. presario saya sampai sekarang kelemahannya adalah dukungannya terhadap fwt, nokia dan dial-up internal modem. Selainnya itu, Ubuntu, Mandriva atau Fedora gampang dan user friendly. Salam Kenal Teddy Budiwan
[teknologia] Re: Laptop dengan Linux in one package, kenapa tidak laku?
On Fri, 2005-07-15 at 16:17 +0900, baskara wrote: Internet juga sukses karena aplikasi. Pada awalnya, karena orang kepincut email dan WWW yang membuatnya laku. IP multicast belum laku juga sampai sekarang, karena aplikasinya memang belum ada (yang memungkinkan untuk dibuat komersial). ATM tidak laku juga (salah satunya) karena tidak mempromosikan aplikasi yang bisa berjalan di atasnya, sementara perancang Internet sudah memamerkan email, WWW, BBS, irc, dll. So, why do I need Linux box? So bottom line, kualitas software aplikasi di Linux lebih buruk dari Windows world? Saya bisa dukung itu juga, namun saya pilih Linux HARI INI, karena : 1. Saya tidak mau bayar, maunya gratis melulu 2. Saya takut kena virus, worm dan trojan. Oleh karena itu saya pilih Linux karena tidak perlu buang CPU cycle untuk antivirus, updating that dan firewall yang memonitor aplikasi (bukan network firewall). Terus terang saya gelisah ini karena melihat Longhorn kok bagus di Just The Fact document-nya. Memang betul dia butuh resource besar, tapi bukannya sekarang mesin kelas 2GHz dan 512MB itu sudah lumrah? Bahkan mesin mesin ini sudah lama nganggur CPU cycle-nya karena kebanyakan software belum bisa menggunakan power sebesar ini. Kalaulah Longhorn bisa menjawab masalah security dari item 2 di atas secara lengkap, why do I need Linux box? Memang saat ini belum terbukti yah, baru sekedar janji Microsoft. Jadi kepingin tahu gimana kalo saya koleksi virus Windows XP lalu saya tularkanke Longhorn ya, mungkin bisa dicoba. Tapi kalau ternyata Longhorn terbukti secure, pilihan desktop Linux adalah karena : 1. Murah 2. Bisa dipakai di mesin yang lebih rendah performancenya Terus terang kalau sebagai Engineer, common sense saya tidak akan pernah puas memakai jawaban seperti itu :(
[teknologia] Re: Laptop dengan Linux in one package, kenapa tidak laku?
On Fri, Jul 15, 2005 at 04:44:26PM +0700, Yulian Firdaus H. wrote: jadi linux sering dijadikan tumbal karena kurang support terhadap berbagai aplikasi atau hardware, sedangkan kenyataannya adalah aplikasi atau hardware yang enggan mendukung linux Iya, padahal kalo MAU sebetulnya game2 itu hampir tidak ada yg tidak bisa dibuat dg apa yg ada di Linux skrg. Wong diemulasi pake WineX atau Cedega aja banyak yg bisa kok. Apalagi kalo mau dibuat native. Akhirnya kembali ke masalah market atau users. Linux marketnya kurang, mungkin salah beberapanya: 1. Terlalu banyak distro, jadi bikin bingung developer. 2. Support end-user, baik dari reseller, vendor, 3rd party. Support rata2 dari internet, milis, om google. Sedangkan sebagian besar pengguna komputer sekarang, bukan geek kayak warga milis ini :) 3. Penetrasi Windows terlalu kuat untuk digoyahkan, penetrasi tidak hanya ke market, tapi juga ke vendor software dan hardware. Gak heran kalo banyak yang gak mau support linux. Jadi, untuk mengganti linux di desktop / laptop, mungkin masih mimpi di siang hari bolong. :) -- Arie Reynaldi Zanahar reymanx at gmail.com http://www.reynaldi.or.id
[teknologia] Re: Laptop dengan Linux in one package, kenapa tidak laku?
On 7/15/05, Arie Reynaldi Z [EMAIL PROTECTED] wrote: Akhirnya kembali ke masalah market atau users. Linux marketnya kurang, mungkin salah beberapanya: 1. Terlalu banyak distro, jadi bikin bingung developer. itu bukan kesalahan, itu kondisi kalo hardware: lepas diagram design hardware/chipset ke public, dengan senang hati kernel hacker akan membuatkan drivernya kalo software: source code aplikasi jadikan open source kalo vendor berkutat membuat sendiri binary driver atau binary aplikasi pasti kelimpungan dengan ngebutnya update kernel, compiler, library dan aplikasi serta beragamnya distribusi kalo soal game mungkin developer game harus mencontoh John Carmack, game Quake3 baik di windows atau di linux hanya dihandle oleh sebuah binary file berukuran kurang dari 1MB, sisanya 600MB lebih hanyalah konfigurasi dan data/map/sound/tekstur -- Jay adalah Yulian -- http://yulian.firdaus.or.id
[teknologia] Re: Laptop dengan Linux in one package, kenapa tidak laku?
Ini pengalaman pribadi nih menginstall Linux di Compaq Presario seri 2500 (yang emang sejak awal pre-installed Windows XP). Dicoba di install dengan Ubuntu Linux karena di desktop saya sudah terbiasa untuk menginstall distro ini. Setelah dicoba di install tidak ada masalah besar tetapi masalah - masalah kecil yang cukup mengganggu adalah ketidakakuratan pembacaan baterai laptop oleh OS dan juga tidak terbacanya driver untuk keyboard laptop yang memang berbeda dengan komputer biasa. Gagal karena memang society-nya saja yang belum siap. Walaupun saya orang yang tidak terlalu banyak berkutat dalam hal desain dan lebih banyak bergelut dalam bidang penulisan, tetapi bila saya memiliki uang untuk membelinya, tentu saya akan memilih PowerBook dari Apple dibandingkan Laptop dengan OS Linux ataupun Windows.On 7/15/05, Yulian Firdaus H. [EMAIL PROTECTED] wrote: On 7/15/05, Arie Reynaldi Z [EMAIL PROTECTED] wrote: Akhirnya kembali ke masalah market atau users. Linux marketnya kurang, mungkin salah beberapanya: 1. Terlalu banyak distro, jadi bikin bingung developer.itu bukan kesalahan, itu kondisi kalo hardware: lepas diagram design hardware/chipset ke public, dengansenang hati kernel hacker akan membuatkan drivernyakalo software: source code aplikasi jadikan open sourcekalo vendor berkutat membuat sendiri binary driver atau binary aplikasi pasti kelimpungan dengan ngebutnya update kernel, compiler,library dan aplikasi serta beragamnya distribusikalo soal game mungkin developer game harus mencontoh John Carmack,game Quake3 baik di windows atau di linux hanya dihandle oleh sebuah binary file berukuran kurang dari 1MB, sisanya 600MB lebih hanyalahkonfigurasi dan data/map/sound/tekstur--Jay adalah Yulian --http://yulian.firdaus.or.id
[teknologia] Re: Laptop dengan Linux in one package, kenapa tidak laku?
On 7/15/05, Ronny Haryanto [EMAIL PROTECTED] wrote: Iya, padahal kalo MAU sebetulnya game2 itu hampir tidak ada yg tidak bisa dibuat dg apa yg ada di Linux skrg. Wong diemulasi pake WineX atau Cedega aja banyak yg bisa kok. Apalagi kalo mau dibuat native. kebetulan dulu sewaktu namanya masih winex pernah dapet binary-nya. Memang bisa menjalankan game dengan winex itu, tapi hanya terbatas pada game-game yang tidak membutuhkan kerja grafis yang berat. Pernah nyoba install FIFA 2003 dan gagal dijalankan. padahal kartu grafisnya memenuhi syarat. Ngga tau juga kalo yang sekarang ini (cedega). -- aldi, aldi.kriwil.com
[teknologia] Re: Laptop dengan Linux in one package, kenapa tidak laku?
On Sat, Jul 16, 2005 at 07:12:18AM +0700, Aldi wrote: kebetulan dulu sewaktu namanya masih winex pernah dapet binary-nya. Memang bisa menjalankan game dengan winex itu, tapi hanya terbatas pada game-game yang tidak membutuhkan kerja grafis yang berat. Pernah nyoba install FIFA 2003 dan gagal dijalankan. padahal kartu grafisnya memenuhi syarat. Ngga tau juga kalo yang sekarang ini (cedega). Saya bisa maen Warcraft III dan yg Frozen Throne juga pake Cedega tanpa ada masalah. Gak kerasa maen bukan di Windows. Pernah maen Doom 3 juga yg native Linux client gak berasa beda sama di Widnows. Ronny pgp5UXd6xpCbL.pgp Description: PGP signature