>> Akibatnya industri migas di Indonesia semakin memburuk, hampir tidak ada 
>> investasi baru di beberapa blok migas selama selama 10 tahun ke belakang.
 
Pak Kurtubi jelas bicara tanpa data. Dalam sepuluh tahun terakhir telah 
ditandatangani 165 investasi baru di blok-blok/WK  migas (tidak termasuk 
CBM/GMB) yang tersebar di seluruh Indonesia. Dalam periode itu, Pemerintah 
menawarkan 307 WK secara regular tender dan direct offer; laku terjual 54 % 
(165 WK) saya pikir menunjukkan iklim investasi yang baik.
 
Mekanisme penawaran WK2 tersebut dengan cara regular tender dan direct offer. 
Permintaan direct offer, yang miulai dibuka pada tahun 2003, menunjukkan minat 
yang tinggi, mengindikasikan bahwa investor agresif berusaha di bidang migas 
Indonesia. Keterlibatan investor lokal (DN) dalam investasi migas semakin 
tinggi yang meliputi banyak ragam core business mereka (misalnya, perusahaan 
'event organizer' di bidang migas pun ada yang mengajukan direct offer WK 
bermitra dengan perusahaan2 lainnya). 
 
Memang beberapa perusahaan lokal belum mampu memenuhi komitmen kontraknya 
secara tepat waktu karena berbagai persoalan; perusahaan2 besar yang 
internasional pun sama saja soal pemenuhan komitmen yang tepat waktu ini. 
Ditjen Migas sebagai penyelenggara penawaran WK terus menyeleksi calon 
inverstor ini agar mereka merupakan investor yang benar2 bisa melaksanakan 
komitmennya, dan BPMIGAS sebagai pengawas pelaksanaan komitmen terus mengejar 
pelaksanaan komitmen ini termasuk menerapkan berbagai sanksi.
 
Dengan tingginya minat investasi migas ini, banyak yang telah merasakan 
manfaatnya; salah satunya saja yang menyakut SDM (sumberdaya manusia) 
perguruan2 tinggi pelaksana joint studies dalam rangka direct offer, juga para 
geologist/geophysicist yang telah purnabakti masih bisa berkarya membantu 
investor2 lokal yang baru terjun di bidang migas ini. Itu yang saya amati.  Itu 
adalah pemberdayaan kapasitas nasional, yang juga merupakan salah satu agenda 
migas nasional.
 
>> Kurtubi menambahkan, kondisi investasi migas itu bertambah aneh dengan 
>> adanya kebijakan dimana investor migas harus membayar bermacam jenis pajak 
>> selama masa eksplorasi.
 
Semula memang begitu, tetapi beberapa pajak telah dihapuskan karena Pemerintah 
(c.q. Departemen Keuangan) telah menyadari masalah pentingnya eksplorasi 
sebagai ujung tombak keberlanjutan produksi migas nasional.
 
Harus diwaspadai bahwa jajak pendapat yang dilakukan lembaga-lembaga itu 
(nasional/internasional) tidak sepenuhnya murni sekedar survei, tetapi juga 
bisa memuat agenda-agenda tertentu dalam politik atau misi-misi korporasi besar 
yang akibatnya bisa merugikan posisi Indonesia. Kritislah melihatnya.
 
salam,
Awang 
 
(Tim Penilai Penawaran WK Migas & CBM/GMB) 

--- Pada Sab, 26/3/11, apwid...@patranusa.com <apwid...@patranusa.com> menulis:


Dari: apwid...@patranusa.com <apwid...@patranusa.com>
Judul: [iagi-net-l] Parah! Kondisi Investasi Migas RI Termasuk Terburuk di Dunia
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Tanggal: Sabtu, 26 Maret, 2011, 6:30 AM


http://www.detikfinance.com/read/2011/03/25/122411/1601186/1034/parah-kondisi-investasi-migas-ri-termasuk-terburuk-di-dunia?f9911033

Parah! Kondisi Investasi Migas RI Termasuk Terburuk di Dunia  Akhmad 
Nurismarsyah -detikFinance
  
Jakarta - Kondisi investasi di bidang minyak dan gas Indonesia dinilai masih 
sangat buruk. Indonesia berada di rangking 111 dari 113 negara dalam survei 
kondisi investasi migas versi Global Petroleum Survey 2010.Demikian disampaikan 
oleh Direktur Center for Petroleum and Energy Economic Studies, Kurtubi pada 
diskusi energi yang dilaksanakan di ruang Fraksi PPP DPR RI, Senayan, Jakarta, 
Jumat (25/3/2011)."Kondisi investasi migas di Indonesia sangat buruk. Kita 
berada di rangking 111 dari 113 negara di dunia," kata Kurtubi.Berdasarkan 
survei dari Global Petroleum Survey 2010, Indonesia memiliki kondisi investasi 
migas paling buruk di kawasan Oceania. Lebih buruk dari Papua Nugini (PNG), 
Malaysia, Brunei, Filipina, Australia, Selandia Baru."Kita hanya lebih baik 
sedikit dari Timor Timur," timpal Kurtubi.Ia menjelaskan, penyebab buruknya 
kondisi investasi tersebut disebabkan masih adanya tindak korupsi serta 
minimnya data yang dibutuhkan bagi
 investor. "Kita juga perlu menggan UU Migas No 22/2001. Substansi UU Migas 
yang harus dirubah dengan menyederhanakan pola B to B, mengefisiensikan 
pengelolaan BBM dengan pola 'integrated oil company' bagi Pertamina, 
memberlakukan sistem 'lex specialist', dan memperjelas definisi dan pengelola 
aset kekayaan cadangan minyak nasional," tutur Kurtubi.Dari segi birokrasi, 
dirinya juga menilai bahwa banyak investor yang dirumitkan dengan birokrasi 
yang 'ribet'. Akibatnya industri migas di Indonesia semakin memburuk, hampir 
tidak ada investasi baru di beberapa blok migas selama selama 10 tahun ke 
belakang. "Berdasarkan undang-undang yang lama, para investor hanya perlu 
bertemu dan meneken kontrak (PSC/Production Sharing Contract) dengan Pertamina 
saja," ucapnya.Kurtubi menambahkan, kondisi investasi migas itu bertambah aneh 
dengan adanya kebijakan dimana investor migas harus membayar bermacam jenis 
pajak selama masa eksplorasi. Padahal, di undang-undang yang
 lama, investor hanya perlu membayar pajak setelah mereka menemukan dan 
mengeksplorasi migas.(nrs/qom)


Powered by Telkomsel BlackBerry®


From: mohammad syaiful <mohammadsyai...@gmail.com> 
Date: Fri, 25 Mar 2011 16:02:26 +0700
To: <iagi-net@iagi.or.id>
ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id> 
Cc: setiawan dedi<dedi...@yahoo.com>; sutar_iagi<iagi...@cbn.net.id>; su 
tarjo<sutarjo.i...@gmail.com>
Subject: Re: [iagi-net-l] Intro


pak dedi, nanti pak sutar dari sekretariat iagi akan membantu.
 
salam,
syaiful

2011/3/25 setiawan dedi <dedi...@yahoo.com>





Selamat siang,

Perkenalkan nama saya DEDI SETIAWAN. Geologi ITB angkatan 87.
Baru bergabung dengan forum ini, sekalian mau tanya bagaimana cara mengurus 
membership IAGI.
Terimakasih sebelumnya


-Regards-


DEDI SETIAWAN




-- 
Mohammad Syaiful - Explorationist, Consultant Geologist
Mobile: 62-812-9372808
Emails:
msyai...@etti.co.id (business)
mohammadsyai...@gmail.com

Technical Manager of
Exploration Think Tank Indonesia (ETTI)


Kirim email ke