Nah ini dia baru keluar ... mas Gunawan barusan sukses menggunakan s****d***m untuk memetakan distribusi minyak diantara perlapisan gas. kondisi yg cukup sulit untuk bisa dipetakan dengan seismic. Wah ntar dikira promosi nih..
gtaslim <gunawan.taslim@ To: fogri@iagi.or.id gmail.com> cc: Subject: Re: [fogri] facies analysis 08/02/2006 10:27 PM Please respond to fogri gw tambahin ah biar rame..... menurut aku yang penting itu intelectual knowledge termasuk kehandalan memakai software. belum lama ini team aku sukses memakai kombinasi freq, AI and geologi. tapi belon di kasih bonus neh.... . modeling teamku ya sgs itu dalam batasan geometri freq. hanya saja kita jg memasukan shale dalam body channel. walaupun semua usaha ini ngak menjamin kesuksesan berikutnya, kami masih belajar untuk lebih cerah lagi. salam, Gunawan On 2/8/06, [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED] > wrote: tambahin 1 sen lagi biar pas jadi 5. - sebenarnya beda antara specdecom & isofrekuensi, di specdecom domainnya (z-nya) adalah frekuensi, sedang di isofrekuensi, domainnya masih time. setahuku specdecom nih buat melihat geometri-nya. Soalnya kalo domainnya frekuensi, gimana caranya ya mau dijadikan softdata untuk reservoir? aku nggak mau ngomong banyak ttg spec decom ini.. takut diketawain sama mas Bambang Murti. -masalah deterministik ataupun stochastic, tentunya semua setuju kalo sesuatu bisa dibikin dengan cara deterministik, tentu akan lebih bagus dan range uncertaintynya bisa lebih kecil. Jadi kalo body facies bisa di pick dari seismic, tentunya itu yg harus dilakukan, tapi kan susah mbanget.. makanya kemudian ditempuh jalan stochastic untuk mempopulasikan body facies seperti yang sudah diutarakan oleh mas Adi. Banyak jalan ke roma untuk sampai kepada populasi rock property, hal tersebut menyangkut kemampuan sebuah software juga. Di gxxxd bisa menyebarkan indicator property (discreet) di dalam indicator sedangkan di pxxxl tidak. Contohnya adalah org yg menggunakan gxxxd pertama kali mempopulasi facies indicator (katakan channel,bar,dll), kemudian dimasing body-2 facies tadi disebarkan indicator yg lain yaitu rocktype (sand,shale,etc), Nah didalam body rocktype tadi barulah disebarkan rock property yang sifatnya adalah kontinyu. sedang di pxxxl dalam body-2 facies tadi langsung disebarkan rock property. salam, fauzi [EMAIL PROTECTED] nas.com.my To: <fogri@iagi.or.id> cc: 09/02/2006 03:59 Subject: Re: [fogri] facies analysis PM Please respond to fogri 2 cents juga : Geometry channel ada berbagai macam. Dari mimic seismic dan log pattern mestinya kita boleh mempunyai pandangan awal tentang jenis morphology channel tsb. Untuk meandering channel, biasanya tercermin dalam high sinuosity yang cukup tinggi, jika dibandingkan dengan braided system or anastomosing system. Ketika system utama ini mempunyai sand deposition yang berbeda. Untuk meandering, sand akan banyak dijumpai di "lekukan" morphology channel tsb. Untuk braided dan anastomosing, sand kemungkinan besar dijumpai di dalam morphology channel itu sendiri. Di PxxxL software, Iso Freq yang disebutkan oleh mas Fauzi, fungsinya hampir sama dengan SpecDecomp. Ini memudahkan geologist untuk main dikit2 dengan seismic..he hee.. Terpenting adalah penentuan boundary Channel Belt, diperlukan slicing, sehingga untuk memodelkankan, boundary Channel Belt tersebut sudah cukup merangkum semua morphology channel ( berdasarkan history ) didalam paket reservoir yang sudah ditentukan. Susah bukan, mendapatkan 1 single channel dengan ketebalan 20 m ??? Kalau stack channel, mungkin banyak dijumpai, dan setiap paket, ada kemungkinan mempunyai arah sedimentasi yang berlainan dari paket dibawah atau paket diatasnya. Perubahan arah orientasi ini akan terangkum dalam boundary Channel Belt, dan variogram range. Dari hasil upscaling properties ( sebelum disebarkan ), sebenarnya kita bisa melihat variasi lithology per well. Ini yang mesti di QC, QC dan QC lagi sebelum disebarkan. Banyak algoritme yang bisa dipakai untuk menyebarkan property ini, kebetulan SIS/SGS or object based cukup mudah dilakukan. Menurut saya, Facies adalah kunci awal, kontainer harus ada dahulu, kemudian property lainnya ( porosity, vclay, perm dll ) baru diisi. Porosity, Perm, Vclay, bahkan Sw boleh jadi dikontrol 100% oleh penyebaran facies. Silahkan ditambahi, Salam, Adi |---------+---------------------------> | | Rovicky Dwi | | | Putrohari | | | <[EMAIL PROTECTED]| | | om> | | | | | | 08/02/2006 03:10| | | PM | | | Please respond | | | to fogri | | | | |---------+---------------------------> > -----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------| | | | To: fogri@iagi.or.id | | cc: | | Subject: Re: [fogri] facies analysis | > -----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------| Zi, Apakah berarti hasil dari SpecDecomp itu hanya utk boundarynya saja atau geometrinya saja. Namun internal propertiesnya bukan dari value hasil spect decomp. Gitu ya ? Ini kah yg dimaksud thickness detectability dengan specdecomp lebih kecil dari tuning thickness ? nah ketika anda menyebarkan properties didalam body-body ini dengan distribusi seperti apa ? Kalau menggunakan metode geostatistis dalam penyebaran property-nya ... apakah body-body ini yg di-geostatistik-kan, atau propertiesnya saja yg di-geostatistik-kan ? atau kedua-duanya ? RDP On 2/8/06, [EMAIL PROTECTED] < [EMAIL PROTECTED]> wrote: > > my 2 cents: > - untuk melihat geometri channel dari frekuensi, cara yang lebih efektif > bisa menggunakan dua macam cube frekuensi, yang satu frekuensi domain cube > (seperti specdecom) dan iso frekuensi cube. Kita ambil sebuah kasus dengan > tebal channel sekitar 10 ms, sedang tebal interval yg dipakai untuk membuat > frek domain cube adalah 50 ms. thickness cube yg diambil lebih tebal bisa > karena variasi ketebalan channel, untuk mengambil lebih dari satu channel, > atau keterbatasan software, etc. > dari frekuensi domain cube tersebut kita bisa slicing dan mencari frekuensi > optimal yg memperlihatkan channel. setelah kita ketemu, katakanlah 31 Hz, > kemudian kitakembali ke depth domain mencari posisi vertikal channel > tersebut pada cube iso frekuensi 31Hz. > - setuju sekali dengan pak Hasan Sidi, bahwa dalam dalam sebuah channel ada > penyebaran lithologi. Jadi dalam sand filled channel, ada penyebaran sand > atau silt di dalamnya. Oleh karena itu dalam memodelkan memang sepatutnya > kita jadikan channel2 tersebut sebagai regions/boundaries. Didalam region > itulah kemudian kita sebarkan lithology yang distribusinya (mostly vertical > distribution) bisa kita guide dari sifat-2 region atau dari well. > > --------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/ --------------------------------------------------------------------- --------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/ --------------------------------------------------------------------- --------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/ --------------------------------------------------------------------- --------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/ ---------------------------------------------------------------------