gw tambahin ah biar rame.....
menurut aku yang penting itu intelectual knowledge termasuk kehandalan memakai software.
belum lama ini team aku sukses memakai kombinasi freq, AI and geologi. tapi belon di kasih bonus neh.... . modeling teamku ya sgs itu dalam batasan geometri freq. hanya saja kita jg memasukan shale dalam body channel. walaupun semua usaha ini ngak menjamin kesuksesan berikutnya, kami masih belajar untuk lebih cerah lagi.
 
salam,
Gunawan

 
On 2/8/06, [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED] > wrote:

tambahin 1 sen lagi biar pas jadi 5.
- sebenarnya beda antara specdecom & isofrekuensi, di specdecom domainnya
(z-nya) adalah frekuensi, sedang di isofrekuensi, domainnya masih time.
setahuku specdecom nih buat melihat geometri-nya. Soalnya kalo domainnya
frekuensi, gimana caranya ya mau dijadikan softdata untuk reservoir?
aku nggak mau ngomong banyak ttg spec decom ini..  takut diketawain sama
mas Bambang Murti.
-masalah deterministik ataupun stochastic, tentunya semua setuju kalo
sesuatu bisa dibikin dengan cara deterministik, tentu akan lebih bagus dan
range uncertaintynya bisa lebih kecil. Jadi kalo body facies bisa di pick
dari seismic, tentunya itu yg harus dilakukan, tapi kan susah mbanget..
makanya kemudian ditempuh jalan stochastic untuk mempopulasikan body facies
seperti yang sudah diutarakan oleh mas Adi. Banyak jalan ke roma untuk
sampai kepada populasi rock property, hal tersebut menyangkut kemampuan
sebuah software juga. Di gxxxd bisa menyebarkan indicator property
(discreet) di dalam indicator sedangkan di pxxxl tidak.
Contohnya adalah org yg menggunakan gxxxd pertama kali mempopulasi facies
indicator (katakan channel,bar,dll), kemudian dimasing body-2 facies tadi
disebarkan indicator yg lain yaitu rocktype (sand,shale,etc), Nah didalam
body rocktype tadi barulah disebarkan rock property yang sifatnya adalah
kontinyu.
sedang di pxxxl dalam body-2 facies tadi langsung disebarkan rock property.

salam,
fauzi






                     [EMAIL PROTECTED]
                     nas.com.my               To:      <fogri@iagi.or.id>
                                              cc:
                     09/02/2006 03:59         Subject: Re: [fogri] facies analysis
                     PM
                     Please respond
                     to fogri






2 cents juga :
Geometry channel ada berbagai macam. Dari mimic seismic dan log pattern
mestinya kita boleh mempunyai pandangan awal tentang jenis morphology
channel tsb. Untuk meandering channel, biasanya tercermin dalam high
sinuosity yang cukup tinggi, jika dibandingkan dengan braided system or
anastomosing system. Ketika system utama ini mempunyai sand deposition yang
berbeda.
Untuk meandering, sand akan banyak dijumpai di "lekukan" morphology channel
tsb. Untuk braided dan anastomosing, sand kemungkinan besar dijumpai di
dalam morphology channel itu sendiri.
Di PxxxL software, Iso Freq yang disebutkan oleh mas Fauzi, fungsinya
hampir sama dengan SpecDecomp. Ini memudahkan geologist untuk main dikit2
dengan seismic..he hee..
Terpenting adalah penentuan boundary Channel Belt, diperlukan slicing,
sehingga untuk memodelkankan, boundary Channel Belt tersebut sudah cukup
merangkum semua morphology channel ( berdasarkan history ) didalam paket
reservoir yang sudah ditentukan. Susah bukan, mendapatkan 1 single channel
dengan ketebalan 20 m ??? Kalau stack channel, mungkin banyak dijumpai, dan
setiap paket, ada kemungkinan mempunyai arah sedimentasi yang berlainan
dari paket dibawah atau paket diatasnya. Perubahan arah orientasi ini akan
terangkum dalam boundary Channel Belt, dan variogram range. Dari hasil
upscaling properties ( sebelum disebarkan ), sebenarnya kita bisa melihat
variasi lithology per well. Ini yang mesti di QC, QC dan QC lagi sebelum
disebarkan. Banyak algoritme yang bisa dipakai untuk menyebarkan property
ini, kebetulan SIS/SGS or object based cukup mudah dilakukan. Menurut saya,
Facies adalah kunci awal, kontainer harus ada dahulu, kemudian property
lainnya ( porosity, vclay, perm dll ) baru diisi. Porosity, Perm, Vclay,
bahkan Sw boleh jadi dikontrol 100% oleh penyebaran facies.
Silahkan ditambahi,

Salam, Adi



|---------+--------------------------->
|         |           Rovicky Dwi     |
|         |           Putrohari       |
|         |           <[EMAIL PROTECTED]|
|         |           om>             |
|         |                           |
|         |           08/02/2006 03:10|
|         |           PM              |
|         |           Please respond  |
|         |           to fogri        |
|         |                           |
|---------+--------------------------->
>
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------|

|
|
|        To:       fogri@iagi.or.id
|
|        cc:
|
|        Subject: Re: [fogri] facies analysis
|
>
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------|





Zi,

Apakah berarti hasil dari SpecDecomp itu hanya utk boundarynya saja
atau geometrinya saja. Namun internal propertiesnya bukan dari value
hasil spect decomp. Gitu ya ?
Ini kah yg dimaksud thickness detectability dengan specdecomp lebih
kecil dari tuning thickness ?

nah ketika anda menyebarkan properties didalam body-body ini dengan
distribusi seperti apa ?
Kalau menggunakan metode geostatistis dalam penyebaran property-nya
... apakah body-body ini yg di-geostatistik-kan, atau propertiesnya
saja yg di-geostatistik-kan ? atau kedua-duanya ?

RDP

On 2/8/06, [EMAIL PROTECTED]
< [EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> my 2 cents:
> - untuk melihat geometri channel dari frekuensi, cara yang lebih efektif
> bisa menggunakan dua macam  cube frekuensi, yang satu frekuensi domain
cube
> (seperti specdecom) dan iso frekuensi cube. Kita ambil sebuah kasus
dengan
> tebal channel sekitar 10 ms, sedang tebal interval yg dipakai untuk
membuat
> frek domain cube adalah 50 ms. thickness cube yg diambil lebih tebal bisa
> karena variasi ketebalan channel, untuk mengambil lebih dari satu
channel,
> atau keterbatasan software, etc.
> dari frekuensi domain cube tersebut kita bisa slicing dan mencari
frekuensi
> optimal yg memperlihatkan channel. setelah kita ketemu, katakanlah 31 Hz,
> kemudian kitakembali ke depth domain mencari posisi vertikal channel
> tersebut pada cube iso frekuensi 31Hz.
> - setuju sekali dengan pak Hasan Sidi, bahwa dalam dalam sebuah channel
ada
> penyebaran lithologi. Jadi dalam sand filled channel, ada penyebaran sand
> atau silt di dalamnya. Oleh karena itu dalam memodelkan memang sepatutnya
> kita jadikan channel2 tersebut sebagai regions/boundaries. Didalam region
> itulah kemudian kita sebarkan lithology yang distribusinya (mostly
vertical
> distribution) bisa kita guide dari sifat-2 region atau dari well.
>
>

---------------------------------------------------------------------

To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id

FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/

---------------------------------------------------------------------







---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id
FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/
---------------------------------------------------------------------







---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id
FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/
---------------------------------------------------------------------


Kirim email ke