Mestinya bisa sedikit malu pada dirinya sendiri. Kalau tidak, alamak, kasihan 
betul para pujangga dan budayawan yang bangga mengisahkan sifat ksatria para 
pendekar. 

--- jetaimemucho1@... wrote:
    Ah, sebuah kekuasaan imperialis mana kenal malu??? Menjarah kekayaan alam 
milik negeri lain, menghisap buruh negeri lain di pabrik-pabrik di bawah 
kontrol modal Tiongkok...itu kan jelas-jelas perbuatan hina dina kaum kolonial 
yang dulu juga menguasai tiongkok... apa malu sang Kaisar??? Malah dibanggakan 
oleh para pendukungnya!!
   On Thursday, April 4, 2019, 4:21:10 PM GMT+2, ajeg wrote:
 Lepas dari soal kemampuan senjata, apa Cina tidak malu berperang lawan 
Filipina?
---
Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, mengakui adanya potensi konflik dengan Cina.
Filipina Protes Kehadiran Ratusan Kapal Cina




Reporter:

Tempo.co


Editor: 


Budi Riza





Kamis, 4 April 2019 16:55 WIB




TEMPO.CO, Manila – Kementerian LuarNegeri Filipina mengatakan kehadiran ratusan 
kapal nelayan Cina dekat pulauyang dikuasai Manila di Laut Cina Selatan sebagai 
ilegal. Ini juga disebutsebagai pelanggaran jelas kedaulatan Filipina.




“Tindakan-tindakan itu jika tidak disangkal olehpemerintah Cina akan terlihat 
bahwa tindakan itu memang dilakukannya,” katakemenlu Filipina dalam pernyataan 
seperti dilansir Reuters pada Kamis, 4 April2019.




Pemerintah Filipina mengeluhkan kehadiran kapalnelayan Cina di dekat pulau 
Thitu, yang terjadi berulang kali dalam periodeyang lama. Ini memunculkan 
pertanyaan apakah ada niat atau peran dalammendukung tujuan yang bersifat 
koersif.




Data pemerintah Filipina mencatat ada sekitar 200kapal nelayan asal Cina 
berlayar di dekat pulau Thitu atau Pagas, yangmerupakan nama lokal pulau itu, 
dari Januari hingga Maret 2019.




Saat ini, selain Filipina sejumlah negara ASEAN jugamengklaim kepemilikan 
wilayah di Laut Cina Selatan seperti Brunei, Malaysia,dan Vietnam. LCS diduga 
memiliki cadangan minyak dan gas berlimpah sertamenjadi jalur perdagangan dunia 
dengan nilai sekitar US$3.4 triliun atausekitar Rp48 ribu triliun per tahun. 





Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, mengakui adanya potensi konflik dengan 
Cina. Namun dia menyebut kemampuan teknologi persenjataan negara itu masih 
kalah jauh dari Cina sehingga mudah kalah jika berperang.



 Duterte, seperti dilansir Philstar, mengaku khawatir karena Cina memiliki 
rudal jelajah presisi yang mampu menghancurkan ibu kota Manila dalam waktu 
tujuh menit sejak diluncurkan.

Kirim email ke