Ini catatan saya di facebook, yang kemudian saya gelar untuk palanta.
Menteri, Calon Manteri dan Bibit Korupsi Sudah Disemai... Seorang menteri, Rabu (14/12) siang, meminta saya datang ke ruang kerjanya. Saya mengenalnya selama ini, karena program-programnya boleh dikatakan luar biasa. Banyak keberhasilan, prestasi bangsa ini di bawah kepemimpinannya. Banyak yang mengakui keberhasilannya. Ditemani teh hangat, sang menteri yang ganteng itu (agak menjurus, supaya Anda bisa menebak), tampak kurang semangat. Oleh daerah asalnya ia jadi tumpuan, sehingga ia pun terpilih jadi anggota DPR RI periode 2009-2014. Cuma karena komitmennya menuntaskan kerjanya di kementerian, akhirnya ia ikhlas mundur. Masih berharapkah ia jadi menteri? Mungkin itu pertanyaan yang bisa kita ajukan. Dengan mundur di DPR RI, mungkin saja. Yang pasti ia tak menawarkan diri, tak mengajukan curriculum vitae. Semua diserahkan kepada Sang Presiden yang punya hak prerogatif. Lantas, karena tekanan dari partai semakin memuncak. kecil kemungkinan Sang Presiden, SBY pasti, punya hak 100 persen untuk memilih orang yang menurut dia pas jadi menterinya, pembantunya. Pemerintahan ke depan, kabinet SBY, tak lebih dari bagi-bagi kekuasaan, balas jasa (atas nama koalisi) dan sebagainya. Kembali ke sang menteri. Melihat kondisi sekarang, menjelang Presiden dilantik dan kabinet diumumkan, sang menteri mulai jengkel. Tidak ke pemerintah, tapi ke pihak partai. Ternyata, untuk bisa nama diajukan jadi calon menteri, (pimpinan) partai yang selama ini ia besarkan, meminta "sumbangan" sebesar Rp4 miliar. Sekali lagi, Rp4 miliar. "Uang sebesar itu, dari mana bisa didapatkan? Sesuatu yang mustahil, kecuali kalau mau korup..." ujarnya. Tapi saya yakin, hal seperti itu sangat jauh dari perilakunya. Apa tak bisa tawar menawar?" saya balik bertanya. "Tidak sama sekali," katanya."Tapi sudahlah, saya tidak menyangka...." "Bagaimana dulu, apa juga sebesar itu?" saya kembali bertanya. "Dulu tidak ada keharusan menyumbang. Kalau pun menyumbang, itu di luar kepentingan untuk jadi menteri," ujarnya. Dan sang menteri itu, dulunya ketika terjun jadi fungsionaris partai, merupakan penyumbang terbesar Apakah hal seperti ini juga terjadi di partai lain? "Saya kira sama saja. Semua partai saya kira akan seperti itu," cerita sang menteri. Angka Rp4 miliar, bagi calon menteri lain, dan atau dari partai lain, mungkin sedikit. Yang penting kebanggaan jadi menteri. Apalagi, dengan jabatan itu, nilai sumbangan akan bisa dikembalikan, bahkan bisa melebihi nilai sumbangan itu yang bisa terkumpul selama jadi menteri. Bagaimana caranya, saya tak ingin mencari tahu itu. Kecuali kalau saya berhadapan dengan menteri yang tidak punya mental bersih, antikorupsi. Akan saya cecar dengan pertanyaan. Sang menteri sempat melihatkan sebuah berita rumor di harian sore, yang menyatakan ia hengkang ke partai....Ia kesal, kenapa rumor bisa jadi berita? Kenapa tidak ada konfirmasi? Yang ia cemaskan, pimpinan partai menganggap berita rumor tersebuat sebagai sebuah kebenaran, tanpa mesti melakukan cek dan ricek. Saya baca, pengurus pusat partai tersebut ikut berbicara, dengan pernyataan yang pedas. "...Kalau hengkang, tau sendiri resikonya," begitu antara lain kalimat yang seolah-olah telah memvonis. Sebagai wartawan, saya mencoba koreksi diri. bagi saya, dan media saya, rumor memang tak layak jadi berita. Terlihat benar betapa bodohnya wartawan yang menjadikan rumor sebagai berita. Tapi, itu urusan media mereka. Tak tahu kalau ada motif di balik itu, ingin merusak citra sang menteri tadi, sehingga ada alasan ia tidak bisa diajukan lagi. Padahal, di balik pengajuan nama calon menteri oleh partai itu, yang penting setoran sumbangannya. Bisa dibayangkan kondisi bangsa ini kelak. Korupsi akan semakin merajalela. Peran KPK dilemahkan, ternyata, tujuan akhirnya agar korupsi bisa berjalan diam-diam. Kasihan Antasari, jadi korban "persengkongkolan" pihak-pihak yang ingin korupsinya tidak diusik-usik.... Mengetahui kenyataan seperti ini, bagaimana sikap Anda? Jakarta, 14 Oktober 2009 Salam prihatin yurnaldi > > > > > > > --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ . Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama =========================================================== Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---