Sanak Adrinof, Sanak Rahyussalim dan Dunsanak Sadonyo.

 

Maaf jangan2 yang kita diskusikan ini ternyata sudah terselesaikan
sebelumnya? 

 

Tadi iseng2 nanya2 ke mak Google, kata Mak Google Bantuan selilai USD 200
ribu sudah diserahkan oleh Wakil Kepala Kantor Ekonomi dan Perdagangan
Perwakilan Taiwan di Jakarta George TK. Li kepada Gubernur Sumbar Gamawan
Fauzi di Padang, Jumat (9/10). Bantuan itu dikoordinasi melalui Ketua
Lembaga Persahabatan Indonesia-Taiwan Ade Daud Nasution. Selain dari
pemerintah, Palang Merah Taiwan juga menyumbang  USD 200 ribu. Jadi total
dari Taiwan USD 400 ribu.

 

Lengkapnya ada di Situs Pemprov Sumbar
http://www.sumbarprov.go.id/detail_news.php?id=460 ; atau di
http://www.tvone.co.id/berita/view/25093/2009/10/09/taiwan_bantu_korban_gemp
a_sumbar_us_200000 dan di
http://kmitw.org/berita/35-kabar-tanah-air/178-taiwan-tambah-bantuan-untuk-s
umbar-us-50000.html 

 

"MengAmini" informasi Sanak Rahyussalim, Mak Google juga bilang kalau Taiwan
juga pernah memberikan bantuan ketika gempa di Aceh tahun 2004, Yogyakarta
2006, dan Padang (mungkin maksudnya Padangpanjang?) 2007.

 

BTW, kalau ambo cubo mencari kaitan antaro posting Sanak Adnirof,
Rahyussalim, dan keterangan Mak Google, kesimpulan nan ambo dapek adalah:
"Kami sangat berterimakasih dengan niat anda membantu, tapi jangan G to G
lah, toh banyak cara lain. Kalau soal cara ngirimnya masa itu ga bisa diatur
sih, ngirim dagangan aja anda bisa, masa ngirim bantuan ga bisa .. 

 

Riri

Bekasi, l, 47

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

From: rantaunet@googlegroups.com [mailto:rantau...@googlegroups.com] On
Behalf Of rahyussalim
Sent: Thursday, October 15, 2009 6:09 AM
To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: [...@ntau-net] Re: Peluang Bantuan Nyaris Hilang

 

Sato lo saketek Uda Adrinof,

Kalau indak salah untuk bantuan aceh dulu juo masalahnyo sarupo iko, namun
wakatu itu di bongka di batam.

Apo untuk bantuan Padang indak bisa pulo di cari win2 solution sarupo nan
alah tajadi untuk bantuan aceh.

Barita urang pulo nan ambo sampaikan.(maaf kalau indak akurat)

 

rahyussalim

 

From: rantaunet@googlegroups.com [mailto:rantau...@googlegroups.com] On
Behalf Of Andrinof A Chaniago
Sent: Wednesday, October 14, 2009 10:40 PM
To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: [...@ntau-net] Re: Peluang Bantuan Nyaris Hilang

 

Tentu berbeda Pak Riri antara barang komersial yang kita dapatkan dengan
membeli, seperti laptop dengan barang bantuan yg kita bisa kita terima
dengan gratis. Kita mendapatkan barang swasta itu di sini setelah kita
membayarnya sesuai harga pasar, termasuk di dalamnya komponen biaya
pengangkutan. Barang-barang buatan Taiwan bukan saja sampai ke sini, tetapi
juga ke China daratan sendiri. Bahkan di Guang Zou, perusahaan-perusahaan
Taiwan memiliki kawasan industri sendiri. Semuanya itu karena mekanisme
pasar. Urusan produsen dan konsumen. Tetapi barang bantuan dari negara
manapun pasti dikirim dengan alat angkut yang dimiliki pemerintahnya.
 
Taiwan melihat ada jalan yang memungkinkan untuk pengiriman bantuan
kemanusiaan itu. Selain statusnya sbg bantuan kemanusiaan, mereka sudah
menjanjikan pesawat mereka tidak akan mampir di bandara manapun di
Indonesia, melainkan terbang langsung ke Padang dan juga langsung kembali
setelah membongkar muatan dan mengisi bahan bakar, Mereka juga siap datang
malam hari dan kembali dini hari. 

2009/10/14 Riri Mairizal Chaidir <riri.chai...@rantaunet.org>

Maaf, baru baca, dan ini menarik juga.

 

Kalau memang Taiwan mau bantu tapi nyngkut karena masalah politik, kenapa
mereka ga ngirim pake jalur lain selain G to G?

 

Toh barang2 dagangannya bisa sampai ke sini. Ini saya pake komputer buatan
Taiwan. 

 

Kok ngirim dagangan bisa, ngirim bantuan harus G to G?

 

riri

 

 

 

 

From: rantaunet@googlegroups.com [mailto:rantau...@googlegroups.com] On
Behalf Of Andrinof A Chaniago
Sent: Wednesday, October 14, 2009 2:54 PM
To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: [...@ntau-net] Re: Peluang Bantuan Nyaris Hilang

 

Semua negara ASEAN menganut prinsip One China Policy. Negara-negara yang
mengakui Taiwan di dunia hanya sekitar 24 negara. Umumnya negara-negara
kecil di Pasifik Selatan, sisanya di Karibia dan Afrika 
Selatan. Taiwan adalah negara dengan cadangan devisa no 5 terbesar di dunia.
Rakyatnya sangat ramah dan bersahabat. 

AACh

2009/10/14 Datuk Endang <datuk_end...@yahoo.com>


Waalaikumsalam w.w.

Satu caro nan mungkin adolah manitipkan bantuan itu ka salah satu nagaro
(Asean) nan mampunyoi hubungan.

 

Wassalam.



--- On Wed, 10/14/09, Andrinof A Chaniago <andri...@gmail.com> wrote:

Assalamualakum Wr. Wb., 

Upaya mendapatkan bantuan barang-barang kebutuhan korban gempa Sumbar dari
Taiwan tampaknya buntu. Padahal, nilai dan banyaknya bantuan yang bersedia
diberikan cukup besar, yakni 10 (sepuluh) kali angkut pesawat Hercules C
130. Rencana ini dimulai hari Kamis minggu lalu, ketika Pejabat Kepala
Perwakilan Ekonomi dan Perdagangan Taiwan (TETO), atau setingkat Dubes kalau
mereka di negara yang mengakui kedaulatan Taiwan sebagai sebuah negara,
mengundang saya ketemu sambil makan siang di sebuah restoran. Mereka
besoknya ke Padang untuk bertemu Gubernur Sumbar dan Walikota Padang. 

  

Sebagai negara yang mengakui Satu China, kita tentu harus memperhatikan
kendala pengiriman bantuan ini, walaupun ini adalah bantuan kemanusiaan.
Karena itu, saya harus mendorong beberapa penjaga pintu kebijakan dan
pengetuk pintu tersebut agar membantu terwujudnya rencana ini. Saya mencoba
menindaklanjuti apa yang saya bisa. Pertama, menyampaikan maksud dan tujuan
ke Menhan Juwono Sudarsono, dan kedua meyakinkan Gubernur dan Wagus Sumbar
tentang pentingnya peluang ini. Pak Wagub, Prof Marlis membalas singkat via
SMS, "Terima kasih." Sementara, Gubernur Pak Gamawan menjawab, "Kalau
Pemerintah Pusat mengijinkan, kita bersedia menerimanya, karena pengalaman
Kepulauan Riau tentunya kita perlu hati-hati Pak Andrinof . Wassalam". (08
Oktober 2009). 

  

Menhan Pak Juwono membalas SMS saya, "Akan diusahakan melalui AsOps Panglima
TNI yang bertugas di BNPB, penjuru semua saluran bantuan. Salam, JS". SMS
tersebut kemudian disusul dengan CC SMS Menhan yang ditujukan ke Sekjen
Dephan berikut, "Yth. Sekjen Dephan, sejauh tidak mengganggu hubungan dengan
RRC, mohon bantuan AsOps Pang TNI/BNPB.dst fwrd SMS dari saya" (08 Oktober
2009).  Untuk mendorong dan meyakinkan Gubernur, SMS ini saya forward ke Pak
Gubernur. 

  

Untuk lebih dapat kepastian saya kembali mengirim SMS ke Menhan, sekaligus
memberi tahun nomor kontak Pejabat TETO yang siap menghadap Sekjen Dephan.
Tetapi, sampai hari ini belum ada balasan lagi dari Menhan hingga sekarang.
Saya hanya menduga-duga berbagai kemungkinan: karena masa jabatan menteri
tinggal beberapa hari lagi, atau pihak TNI punya sikap lain sehingga tidak
menindaklanjuti memo dari Menhan, atau kemungkinan lain. 

  

Kemarin saya check ke Staf Senior TETO yang biasa kontak dengan saya, apakah
sudah ada pihak Dephan yang menghubungi. Ternyata, dia jawab, "Not yet.".
Sejak ini harpan saya makin tipis. Akhirnya, saya minta tolong ke Dino Pati
Djalal, jubir Presiden untuk masalah luar negeri. Sampai saat ini saya juga
belum mendapatkan kabar. 

  

Biasanya, saya juga meminta bantuan beberapa anggota DPR untuk usaha-usaha
seperti ini. Tetapi, kali ini saya tidak melakukannya karena saya duga tidak
akan efektif, meningat DPR yang baru belum efektif bekerja dan Ketua Komisi
II belum dipilih. Juga, saya duga, Posisi DPR di mata Dephan tentu sedikit
berbeda disbanding posisi DPR di mata Departemen-departemen lain. 

  

Peluang lain yang masih tersisa sebetulnya adalah surat dorongan dari
Gubernur Sumbar ke Pemerintah Pusat, kalau bantuan 10 kali muat C 130 itu
merasa dibutuhkan. Tetapi, dari balasan SMS Pak Gubernur saya melihat
Gubernur tidak melihat ini punya nilai penting. Kalau jumlah dan nilai ini
dianggap penting, ya tinggal berinisiatif menyampaikan permohonan kepada
Pemerintah Pusat melalui BNPB yang saat ini sedang melakukan kontak intensif
dengan Gubernur dan para pejabat Pemda Sumbar lainnya. 

  

Saya mohon maaf, bila usaha ini tidak berhasil. Sebagai warga negara RI yang
tahu niat baik bangsa Taiwan, saya pribadi malu melihat rakyat Taiwan yang
mau membantu malah harus memohon-mohon untuk diberi kesempatan membantu.
Negara ini salahs atu negara paling berpengalaman dengan gempa besar dan
memiliki sistem penanganan paska gempa yang canggih yang tidak kalah dengan
Jepang. 

  

Salam, 

  

Andrinof A. Chaniago 

 

PENTING. Pesan: Mohon kiranya email ini tidak disebarkan keluar dari milis
ini. 

 

 

 

 

 



 


--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke