Menteri yang mundur dari DPR cuma dua orang, mudah sekali menerkanya.
Mereka tentu akan memberikan alasan basi bahwa menjalankan partai itu perlu
dana yang tidak sedikit.
Rupanya
Itu juga yang melandasi praktek setoran-setoran untuk dicalonkan dalam
pilkada beberapa tahun belakangan ini.
Pertanyaannya, bukankah dalam pertimbangan mendirikan partai, masalah ini
seharusnya sudah
diprediksi dan ditemukan solusinya yang ideal tanpa terjebak
pragmatisme seperti sekarang ini?


Ichwan, 42


On 10/14/09, Lies Suryadi <niadil...@yahoo.co.id> wrote:
>
> Nal,Ini memang sudah parah. Tapi ini jauh menyangkut pandangan dan
> filosofi hidup, terutama kaitannya dengan UANG yang dalam bahasa Melayu
> banyak benar padanannya--fulus, kepeng, pitis......
>
> Budaya uang ini belum lama tumbuh dalam masyarakat kita. Tapi daya rusaknya
> luar biasa.
>
> Salam,
> Suryadi
>
> --- Pada *Rab, 14/10/09, nal naldi <nalkom...@yahoo.com>* menulis:
>
>
> Dari: nal naldi <nalkom...@yahoo.com>
> Judul: [...@ntau-net] silakan urut dada, apa lagi yg anda banggakan dg
> bangsa ini?
> Kepada: rantaunet@googlegroups.com
> Tanggal: Rabu, 14 Oktober, 2009, 4:05 PM
>
>
> Ini catatan saya di facebook, yang kemudian saya gelar untuk palanta.
>
>
>
> Menteri, Calon Manteri dan Bibit Korupsi Sudah Disemai...
>
> Seorang menteri, Rabu (14/12) siang, meminta saya datang ke ruang kerjanya.
> Saya mengenalnya selama ini, karena program-programnya boleh dikatakan luar
> biasa. Banyak keberhasilan, prestasi bangsa ini di bawah kepemimpinannya.
> Banyak yang mengakui keberhasilannya.
> Ditemani teh hangat, sang menteri yang ganteng itu (agak menjurus, supaya
> Anda bisa menebak), tampak kurang semangat. Oleh daerah asalnya ia jadi
> tumpuan, sehingga ia pun terpilih jadi anggota DPR RI periode 2009-2014.
> Cuma karena komitmennya menuntaskan kerjanya di kementerian, akhirnya ia
> ikhlas mundur.
> Masih berharapkah ia jadi menteri? Mungkin itu pertanyaan yang bisa kita
> ajukan. Dengan mundur di DPR RI, mungkin saja. Yang pasti ia tak menawarkan
> diri, tak mengajukan curriculum vitae. Semua diserahkan kepada Sang Presiden
> yang punya hak prerogatif.
> Lantas, karena tekanan dari partai semakin memuncak. kecil kemungkinan Sang
> Presiden, SBY pasti, punya hak 100 persen untuk memilih orang yang menurut
> dia pas jadi menterinya, pembantunya. Pemerintahan ke depan, kabinet SBY,
> tak lebih dari bagi-bagi kekuasaan, balas jasa (atas nama koalisi) dan
> sebagainya.
> Kembali ke sang menteri. Melihat kondisi sekarang, menjelang Presiden
> dilantik dan kabinet diumumkan, sang menteri mulai jengkel. Tidak ke
> pemerintah, tapi ke pihak partai. Ternyata, untuk bisa nama diajukan jadi
> calon menteri, (pimpinan) partai yang selama ini ia besarkan, meminta
> "sumbangan" sebesar Rp4 miliar. Sekali lagi, Rp4 miliar.
> "Uang sebesar itu, dari mana bisa didapatkan? Sesuatu yang mustahil,
> kecuali kalau mau korup..." ujarnya.
> Tapi saya yakin, hal seperti itu sangat jauh dari perilakunya.
> Apa tak bisa tawar menawar?" saya balik bertanya.
> "Tidak sama sekali," katanya."Tapi sudahlah, saya tidak menyangka...."
> "Bagaimana dulu, apa juga sebesar itu?" saya kembali bertanya.
> "Dulu tidak ada keharusan menyumbang. Kalau pun menyumbang, itu di luar
> kepentingan untuk jadi menteri," ujarnya.
> Dan sang menteri itu, dulunya ketika terjun jadi fungsionaris partai,
> merupakan penyumbang terbesar
> Apakah hal seperti ini juga terjadi di partai lain?
> "Saya kira sama saja. Semua partai saya kira akan seperti itu," cerita sang
> menteri.
> Angka Rp4 miliar, bagi calon menteri lain, dan atau dari partai lain,
> mungkin sedikit. Yang penting kebanggaan jadi menteri. Apalagi, dengan
> jabatan itu, nilai sumbangan akan bisa dikembalikan, bahkan bisa melebihi
> nilai sumbangan itu yang bisa terkumpul selama jadi menteri. Bagaimana
> caranya, saya tak ingin mencari tahu itu. Kecuali kalau saya berhadapan
> dengan menteri yang tidak punya mental bersih, antikorupsi. Akan saya cecar
> dengan pertanyaan.
> Sang menteri sempat melihatkan sebuah berita rumor di harian sore, yang
> menyatakan ia hengkang ke partai....Ia kesal, kenapa rumor bisa jadi berita?
> Kenapa tidak ada konfirmasi? Yang ia cemaskan, pimpinan partai menganggap
> berita rumor tersebuat sebagai sebuah kebenaran, tanpa mesti melakukan cek
> dan ricek.
> Saya baca, pengurus pusat partai tersebut ikut berbicara, dengan pernyataan
> yang pedas. "...Kalau hengkang, tau sendiri resikonya," begitu antara lain
> kalimat yang seolah-olah telah memvonis.
> Sebagai wartawan, saya mencoba koreksi diri. bagi saya, dan media saya,
> rumor memang tak layak jadi berita. Terlihat benar betapa bodohnya wartawan
> yang menjadikan rumor sebagai berita. Tapi, itu urusan media mereka. Tak
> tahu kalau ada motif di balik itu, ingin merusak citra sang menteri tadi,
> sehingga ada alasan ia tidak bisa diajukan lagi. Padahal, di balik pengajuan
> nama calon menteri oleh partai itu, yang penting setoran sumbangannya.
> Bisa dibayangkan kondisi bangsa ini kelak. Korupsi akan semakin merajalela.
> Peran KPK dilemahkan, ternyata, tujuan akhirnya agar korupsi bisa berjalan
> diam-diam. Kasihan Antasari, jadi korban "persengkongkolan" pihak-pihak yang
> ingin korupsinya tidak diusik-usik....
> Mengetahui kenyataan seperti ini, bagaimana sikap Anda?
>
> Jakarta, 14 Oktober 2009
> Salam prihatin
>
> yurnaldi
>
>
>
>
>
>
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
>
>
>
>
> ------------------------------
> Nama baru untuk Anda!
> <http://sg.rd.yahoo.com/id/mail/domainchoice/mail/signature/*http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/>
> Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan
> @rocketmail.
> Cepat sebelum diambil orang lain
> >
>


-- 
************************************************************************
---  Have you try these application ?
http://apps.facebook.com/zodiac-you-and-celeb
http://apps.facebook.com/rahasia-terdalam

---  Sudahkah anda membaca info di www.avail.001webs.com ?  ---
************************************************************************

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke