RE: [iagi-net-l] Re: [Geologi UGM] Lumpur Lapindo Update

2012-08-08 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Rekans,
Hanya orang yang "bersih" yang berani bersaksi sedemikian kuat berdasarkan
profesionalisme dan etika scientific, terima kasih Prof Koesoema, semoga
kita- kita yang berpredikat ilmuwan berani mencontoh semangat ini.
Ingat belum tentu ini berhasil, keputusan pengadilan dapat berbeda, kita
doakan saja semoga kebenaran betul- betul mendapat tempatnya kali ini.
Meskipun jelas sangat memalukan, gempa Yogya yang tak terasa geli di kaki di
Sidoarjo dipakai kambing hitam sehingga mampu untuk meng- aktifkan sesar dan
memicu semburan??
Salam,
Yatno 

-Original Message-
From: Nataniel Mangiwa [mailto:nataniel.mang...@gmail.com] 
Sent: Wednesday, August 08, 2012 2:50 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geologi UGM] Lumpur Lapindo Update

Wah..senang kalau baca2 begini. Jabatan tidak kekal selama2nya,
pejabat2 turun, kebenaran terungkap = pejabat yg membencana-alamkan
lusi.

Mudahan IAGI tidak cukup dengan 'memantau' saja dan berdiri di luar
lingkaran.


2012/8/8 nyoto - ke-el :
> Alhamdulillah, akhirnya terkuak juga kebenaran di Lusi ...
>
> wass,
> nyoto
>
>
>
> 2012/8/8 amien widodo 
>>
>> Ahli: Semburan Lumpur Lapindo karena Salah Pengeboran
>>
>> Nasional | Selasa, 7 Agustus 2012 15:55 WIB
>>
>> Metrotvnews.com, Jakarta: Ahli Geologi RP Koesoemadinata mengatakan,
>> bencana semburan lumpur panas di Sidoarjo mutlak karena kesalahan
>> operasional pengeboran PT Lapindo Brantas. Hal itu diungkapkan
>> Koesoemadinata saat bersaksi sebagai ahli dalam sidang pengujian Pasal 18
UU
>> Nomor 4 Tahun 2012 tentang APBN-P 2012 di Mahkamah Konstitusi, Jakarta,
>> Selasa (7/8)
>>
>> Menurut dia, sulit menjelaskan lumpur Lapindo merupakan bencana alam.
>> Karena pada dasarnya terjadi kesalahan dalam melakukan pengeboran.
"Dinding
>> sumur tidak dipasang hingga dasar. Padahal, dalam rencana dinding
dipasang
>> hingga dasar tempat melakukan pengeboran," kata Koesoemadinata. Dari
>> ilustrasi, kata Koesoemadinata, operator hanya memasang dinding
seperempat
>> dari kedalaman pengeboran.
>>
>> Hal yang sama dikatakan oleh anggota Drilling Engineers Club Kersam
>> Sumanta. Dia menjelaskan, semburan lumpur Lapindo bukan bencana alam,
tetapi
>> bencana akibat ulah manusia.
>>
>> Dalam program tertulis dinding harus dipasang hingga kedalaman 8.500
kaki,
>> namun pada kenyataannya hal itu tidak dipenuh. "Bahkan pengeboran terus
>> dilakukan hingga kedalaman 9,297 kaki," papar Kersam.
>>
>> "Tidak mematuhi program yang sudah disetujui bersama, dan mengabaikan
>> saran 'shareholder' MEDCO untuk memasang dinding hingga kedalaman 8.500
kaki
>> sebelum melanjutkan pengeboran, tanpa alasan yang jelas," jelas Sumanta.
>>
>> Karena dinding tidak dipasang hingga kedalaman 8.500 kaki, maka tekanan
>> air dari dalam terus naik ke atas dan mencari celah yang akhirnya
menyembur
>> tidak jauh dari sumur pengeboran. Sumanta mengatakan, alasan semburan
>> terjadi karena gempa bumi di Yogyakarta pada 27 Mei 2006 terlalu
>> dibuat-buat.
>>
>> Anggota Drilling Engineers Club lainnya, Mustiko Saleh, mengatakan tidak
>> ada kaitan gempa dengan semburan lumpur. "Gempa Yogyakarta itu dua hari
>> sebelum lumpur Lapindo menyembur, kemudian paling jauh dampak gempa hanya
>> 100 km. Sidoarjo itu jaraknya 275 km. Di Sidoarjo tidak ada bangunan yang
>> roboh. Jadi alasan itu tidak benar," tukas Mustiko.
>>
>> Pengujian pasal ini diajukan oleh pensiunan dosen Fakultas Ekonomi
>> Universitas Airlangga Surabaya Tjuk K Sukiadi, Purnawirawan Marinir
Suharto
>> dan penulis buku "Konspirasi SBY-Lapindo" dan peneliti kasus Lumpur
Lapindo
>> Ali Azhar Akbar.
>>
>> Menurut pemohon, kasus Lumpur Lapindo di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur,
>> terjadi karena kesalahan dan kelalaian Lapindo Brantas Inc. Makanya,
>> ketentuan Pasal 18 UU APBNP 2012 menimbulkan terjadinya pelaksanaan yang
>> tidak murni dan tidak konsekuen terhadap UUD 1945.
>>
>> Pemohon mengatakan, Pasal 18 UU APBN-P 2012 berpotensi menimbulkan
>> kerugian pemohon karena keuangan negara yang bersumber dari pajak untuk
>> membayar dan memberikan ganti rugi akibat kasus Lumpur Lapindo. (ant/DOR)
>>
>> KAYAKANYA SAYA DUKUNG USAHA P TJUK K SUKIADI, KARENA SAYA TIDAK RELA
>> UANGKU (PAJAKKU) DIPAKAI MBAYARI KESALAHAN LAPINDO
>>
>> Ini ada lagu lumpur yang bagus yang diciptakan masyarakat setempat
>>
>> http://www.youtube.com/watch?v=uytZ9NnXoFQ&feature=related
>>
>> --
>> Keluar dari milis: kirim email ke geologiugm+unsubscr...@googlegroups.com
>> Situs web alumni: http://kumpulgeologi.wordpress.com
>
>



PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com


Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman
abstrak 28 Februari 2012.
--

RE: [iagi-net-l] Kebijakan Wamen yang Baru

2012-07-31 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
epan IAGI, saya jadikan
"Alternative energy" sebagai prioritas terakir, yaitu nomer 11.

Moga-moga keterangan singkat ini bisa menerangkan mengapa Anda harus
mengambil fresh graduate untuk proyek well site Anda. Lupakan mutu??

Salam,

HL Ong

-Original Message-
From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id] 
Sent: Monday, July 30, 2012 2:58 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Kebijakan Wamen yang Baru

Yaitu Pak Ong, kebijakan yang sering tidak diimbangi dengan sarana/
prasarana yang memadai.
Pengalaman saya, esplorasi di geothermal tendernya murah sekali, bayangkan,
wellsite geologistnya standard harganya (fee) gak ada 1/3 fee utk wellsite
geologist di HC, padahal kerja fisiknya jauh lebih berat, sehingga sulit utk
mencari wellsite geologist yang capable, terpaksa saya harus merekrut fresh
graduate sambil didampingi seniornya. Ini sekedar contoh kecil.
Salam,
Yatno

-Original Message-
From: Ong Han Ling [mailto:wim...@singnet.com.sg]
Sent: Tuesday, July 10, 2012 3:54 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Kebijakan Wamen yang Baru

Sdr. Shofiyuddin,

Geothermal Indonesia tidak mungkin berkembang karena adanya subsidi BBM. PLN
juga harus menghemat dan akan membandingkan harga geothermal dengan harga
migas atau batubara. PLN cenderung mengunakan migas yang jauh lebih murah
karena mendapat subsidi. Geothermal yang sekarang bisa berkembang di
Indonesia hanyalah Geothermal yang premium seperti: dekat dengan gardu
listrik, dry stream (ump.Kamojang), lean gas (low H2S), low carbonate
(scaling), low silicate (scaling), tidak ada gas racun seperti Hg, lokasi
dekat daerah yang membutuhkan, listrik belum ada, dsb. Begitu geothermal
agak kotor seperti mengandung silica atau sour gas (Dieng), umpamanya, perlu
dibersihkan dan harga akan naik dan tidak ekonomis.

Setelah 10 tahun beroperasi, Pemerintah dua tahun yang lalu menaikkan harga
geothermal menjadi sekitar 9.6 cent/kwh. Inipun masih terlalu rendah. Waktu
diadakan tender setahun yang lalu hanya Pertamina yang ikut tender dan
mendapatkan beberapa daerah baru. Swasta tidak ada karena mereka menganggap
harga terlalu rendah, paling tidak mereka minta 12 cent/kwh.(Note: Swasta di
Flores ikut tapi ini adalah BUMD). Pemerintah tidak rela memberikan swasta
keuntungan yang memadai. PLN tetap lebih untung kalau beli diesel ataupun
gas yang disubsidi ketimbang geothermal.

ESDM gencar promosi geothermal. Setiap tahun diadakan World Geothermal
Congress di Bali disponsori oleh Pemerintah. Indonesia selalu mendengungkan
bahwa 40% potensi geothermal dunia ada di Indonesia. Benar potensi tinggi
tetapi kalau harus bertanding dengan harga diesel dan gas yang disubsidi,
sukar bagi PLN memilih Geothermal energi, kecuali Geothermal premium seperti
diuraikan diatas.

Bagaimana diluar negeri. Di Eropa, harga BBM dikenakan pajak sampai 300%.
Jadi segala sesuatu yang bisa mengalahkan BBM plus 300% akan bisa
dikembangkan dan dijadikan energi. Umpama di Paris basin, geothermal low
enthalpy, temparaturnya hanya 50 derajat celcius. Tapi mereka bisa di
manfaatkan untuk memanaskan gedung-gedung waktu musim dingin. Untuk
mengalahkan harga BBM plus 300% mudah. Demikian juga geothermal di Filipina
dan Jepang, harus melawan energi impor migas yang dikenakan pajak tinggi.
Selain itu untuk renewable energy Pemerintah biasanya memberikan insentif.
Geothermal di California sampai sekarang pun masih mendapatkan tax break dan
VAT (Pajak Penambahan Nilai) dibebaskan.

Di Indonesia renewable energy seperti Geothermal sangat dianjurkan
Pemerintah tetapi harus melawan BBM yang disubsidi atau melawan BBM minus
50%, bukan melawan BBM plus 300% seperti yang terjadi di luar negeri.

Moga-moga keterangan singkat ini berguna bagi Anda.

HL Ong.



-Original Message-
From: Shofiyuddin [mailto:shofiyud...@gmail.com]
Sent: Tuesday, July 10, 2012 9:31 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Kebijakan Wamen yang Baru

Pak Ong. Menarik sekali.
Kalau boleh saya bertanya tentang hal sepele, kenapa kita tidak
mengembangkan energy panas bumi yang jelas jelas di depan mata?
renewable, berlimpah sepanjang volcanic belt. begitu juga energy gelombang
yg melimpah ruah sepanjang pantai selatan?
kenapa ya?

2012/7/10 Ong Han Ling :
> Rekan-rekan IAGI,
>
>
>
> Terima kasih atas usulan Sdr. LL untuk merubah judul menjadi 
> "Menghadapi kenaikan permintaan energi dan pembengkaan subsidi BBM: 11 
> prioritas yang komprehensif". Judul yang menarik dan akan saya pikirkan.
>
>
>
> Saya ingin menarik perhatian anggota IAGI terhadap subsidi yang 
> sekarang out of control. Koran Business Indonesia tgl. 6 Juli, 2012 
> menulis bahwa untuk semester-1, 2012, subsidi BBM mencapai Rp.88,9 
> trilliun. Padahal untuk semester-1, 2011 subsidi hanya Rp.41,6 
> triliun. Jadi tahun ini subsidi mengalami kenaikan lebih dari 100% 
> meskipun Pemerintah melakukan segala upaya untuk membendungnya.
>

RE: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG

2012-07-31 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Mas, koreksi: kekar kolom dapat terbentuk pada neck, dyke, sill maupun lava
flow, bahkan pada welded tuff kadang- kadang membentuk kekar kolom.

Salam,

Yatno

 

From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: Monday, July 30, 2012 6:33 PM
To: Iagi
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG

 

Aku baru dari labnya andre, dia telah sayat kekarkolom dari gn padang,
surprise bagi ku, ternyata diabas. Tadinya aku kira andesit lho.
Kekarkolom akan terjadi bukan pada aliran lava, tetapi pada sill atau dike
yang tidak muncul dipermukaan.
Perlu waktu dan peredam panas untuk membentuk membuat kristal dan kekarnya.
Kalau terlalu cepat membeku kan akan jadi gelas. 
Arah ke gn gede, lebih cocok dibentuk oleh dike yang radial dengan kepundan
gn gede. 
Kedalaman/ketebalan batuan penutup berapa yang mampu menahan panas,sehingga
xtalisasi sempurna, akan aku cari dari literatur.(Ada yang dapat sharing?)
Salam. 





RE: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di Indonesia ?

2012-07-30 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Danny dan rekan-rekan.

Saya barusan confirm (lewat telpon) dengan P Asnawir Nasution (salah seorang
dari penulis yang abstrak-nya ditulis Danny mengenai G Rinjani). Saat ini P
Asnawir lagi di Sumut dengan team Jepang utk penelitian gunungapi di sana.
Menurut Bang Asnawir memang umur erupsi pembentukan kaldera antara abad 11
dan 13 dari carbon dating produk tefra- nya. Tapi menurut dia masih akan di
confirm lagi dengan menggali sejarah dan catatan karena kejadiannya pada
jaman sejarah, bukan pra- sejarah. Sejauh ini dia belum berhasil menemukan
catatan-2 yang dimaksud maupun legenda/ cerita rakyat. 

Kalo memang dating tersebut akurat, wah..kita punya Vesuvius dong, bedanya
Letusan Vesuvius ter- record sejarah, bahkan Pliny yang mendiskripsi letusan
tersebut (bukan ilmuwan gunungapi), namanya diabadikan sampai sekarang,
yaitu letusan maha dahsyat disebut sebagai Type Plinian. Bahkan kita mungkin
akan mendapatkan fosil manusia/ binatang pada endapan tefra ybs, seperti di
Vesuvius?

Salam,

Yatno



RE: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG

2012-07-30 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Danny,

Bagus sekali usaha anda dkk. Apapun hasilnya, pasti data anda akan sangat
bermanfaat bagi geologi. Data boleh sama, interpretasi sering berbeda, ini
sah- sah saja dalam geosciences. Yang penting data- nya harus open, saya
bayangkan nanti semua data dapat diakses semua orang kalo perlu menjadi
"public domain". Wah bagus sekali, saya bayangkan dengan data yang sama
nanti ada sintesa berbeda- beda, baik dari segi arkeologis maupun geologis.
OK, proficiate atas usahanya. Kita tunggu.

Salam,

Yatno

 

From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com] 
Sent: Monday, July 30, 2012 8:19 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG

 

Mungkin ada manfaatnya kami share beberapa poin penting dari "progress
report" penelitian Gunung padang ini untuk melengkapi kepenasarannya Pak
Ketum dan barangkali rekan-rekan lain juga J karena tentunya acara talk show
di TV sangat terbatas untuk menerangkan yang lebih detil dan ilmiah (bagi
yang berminat saja karena agak panjang uraiannya).

 

Gunung padang yang dianggap situs oleh peneliti terdahulu menurut tim kami
hanya mendefinisikan "topinya" saja, yaitu susunan teras batu di puncaknya
saja (yang di dalam pagar), sedangkan 'kepala' dan 'badan'nya tidak dianggap
situs, alias sudah di-vonis bebas artefak.  Hasil penelitian kami menunjukan
sebaliknya, susunan terasering batu (buatan manusia)  itu tidak hanya di
atas bukit tapi melapisi lereng-lerengnya.  Sebagai geologist tentunya kita
dituntut untuk bisa membedakan mana kolom andesit yang tertumpuk alamiah dan
mana yang sudah disusun oleh manusia bukan?   Tidak mudah untuk
membedakannya kalau hanya melihat sepintas dari yang tersingkap
dipermukaannya saja (apalagi dari foto), tapi harus lebih cermat dan
menyeluruh.   Dalam penelitian dilakukan test hand drilling dan eskavasi
(test pit) arkeologi diberbagai lokasi di lerengnya dan juga dibantu oleh
pemindaian bawah  permukaan oleh survey georadar.  Sebagai "hint" awal,
tumpukan kolom-kolom batu (andesit) yang (disusun) menutupi permukaan lereng
timur umumnya berorientasi barat-timur, sedangkan di lereng utara
berorientasi utara-selatan (selaras dengan dinding teras situs batu di atas
bukit).  Saya yang mencoba meng-auger lereng bukit timur diberbagai titik
hanya bisa menembus tanah 50 - 80 cm saja, mentok dilapisan tumpukan kolom
andesit ini.  Batasnya tajam.  Singkat cerita, kami (khususnya Pak Ali
Akbar) menyimpulkan bahwa monumen Gunung  Padang ini jauh lebih besar dan
megah (serta kompleks) dari yang sudah disimpulkan oleh penelitian
sebelumnya  karena kelihatannya meliputi seluruh bukit.  Pak Pon Purajatnika
(arsitektur) menyimpulkan bahwa susunan batuan dari puncak sampai kaki
bukitnya bukan hasil kerja kebudayaan primitif yang asal-asalan tapi by
design architect yang spectaculer dari peradaban yang sudah maju.  Jadi dari
hasil penelitian fakta didekat permukaan  saja yang notabene dapat dilihat
dan diraba sebetulnya sudah merupakan hal baru yang tidak main-main. 

Pemindaian georadar dan geolistrik tentu bukan hal mudah tapi perlu
kehati-hatian dalam pengambilan data, data processing serta interpretasinya.
Dalam penelitian ini interpretasi kami tidak hanya berdasarkan satu
alat/metoda saja tapi terintegrasi antara hasil survey georadar, geolistrik,
dan juga data bor .  Survey yang dilakukan sudah cukup intensif.   Ada
beberapa lintasan geolistrik yang mencakup seluruh bukit (dari puncak sampai
level parkir = tinggi ~100m) dengan spacing electroda/resolusi yang
berbeda-beda.  Khusus untuk bagian puncak sampai kedalaman ~25-30 meter
sudah  dilakukan survey geolistrik 3D (dengan SuperSting).  Data processing
dan pemodelan yang dilakukan tidak satu tapi sudah dicoba puluhan model
(untuk setiap datanya) dengan parameter model yang berbeda-beda.  Lintasan
georadar yang dilakukan juga sudah cukup banyak, lebih dari 70 lintasan
mencakup semua teras batu di puncak, dan lereng timur serta lereng utaranya,
juga dilakukan dengan beberapa frekuensi yaitu 270 Mhz, 100 Mhz, 80 Mhz, 40
Mhz, dan 18 Mhz (skin depth dan resolusi yang berbeda-beda).   Setahu saya
Pak Sutikno, ahli gunung api kita,  baru melihat sebagian saja hasil survey
geolistrik yang saya perlihatkan waktu ketemu di G.Padang dan juga di
seminar IAGI dulu, banyak detilnya serta data-data baru, khususnya data
georadar yang belum dilihat.  

 

Kemudian, pemboran-coring dilakukan oleh ADB di dua titik di atas situs
masing-masing sampai kedalaman 27m dan 15m.  Bor 1 secara umum
memperlihatkan tiga paket lapisan/Unit stratigrafi, yaitu: dari 0 s/d
=kedalaman 5m Lapisan tanah setebal beberapa puluh cm, dibawahnya tumpukan
lapisan kolom andesit (seperti terlihat di permukaan) ditata
berbaring/horisontal yang diselingi lapisan material silty yang dilandasi
oleh lapisan pasir kerikilan setebal 30-40cm (catatan: dari georadar
diketahui lapisan pasir ini konsisten melandasi seluruh situs teras batu);
dibawah lapisan pasir dari kedalaman 5m s/d 16m adala

RE: [iagi-net-l] INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG

2012-07-30 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Kalo mau belajar volkanoklastik, salah satu yang terbaik di lereng G
Tengger, di sana banyak maar, orang setempat menamakan Ranu. Di sekeliling
maar (Ranu) diendapkan tuf- tuf lapili, hasil erupsi freato- magmatis), very
well sorted dan loose, ada graded bedding, cross-bedding, bahkan dune &
anti-dune structure, free of clay (clean sand), khs dan umum untuk endapan
base-surge, pyroclastic flow dan fall.

Salam,

Yatno

 

From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: Sunday, July 29, 2012 2:09 PM
To: Iagi
Subject: Re: [iagi-net-l] INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG

 

Juriga ya mas, ada batu dibalik udang?
Iya pintu rahasia tidak terungkap sedikitpun.

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: nyoto - ke-el  

Date: Sun, 29 Jul 2012 14:07:11 +0800

To: 

ReplyTo:  

Subject: Re: [iagi-net-l] INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG

 

Diskusinya sepertinya di-arah2kan utk kesimpulan ada bangunan prasejarah
disitu, tempat pemujaan ruh "nenek moyang"...?  padahal kalau ditemukannya
natural "columnar joints" itu memang jelas ada, dari kenampakan batuan2
andesit berbentuk kotak2 kubus & kubus panjang yg berserakan didaerah puncak
bukitnya ... tapi kalau kesimpulan ada bangunan prasejarah (situs) disitu
.???  Wallahualam ...

 

Data pemboran yg menunjukkan adanya/ditemukannya perlapisan batuan & lapisan
batu pasir halus dan lapisan tanah 7 m tebalnya dipermukaan, itu semua
sangat umum dijumpai di endapan gunung berapi (volcanic deposite atau
volcaniclastik rock yg pengendapanannya dipengaruhi oleh kegiatan sungai yg
bisa sebagai penyaring alam yg sangat bagus waktu pengendapannya, sehingga
bisa terjadi lapisan2 endapan pasir halus bersortasi bagus, selang seling dg
lapisan pasir agak kasar atau kasar dan kadang2 konglomeratik, yg banyak
dijumpai pada endapan volcaniclastic Pleistocene, yg tersebar dipermukaan
pulau Jawa).

 

Wass,

nyoto

 



 

2012/7/29 


Kayaknya diskusinya msh sama dg diskusi2 dimilis, blm ada perkembangan, lbh2
spt yg dikatakan adanya pintu msk. Fz 

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: Rovicky Dwi Putrohari  

Date: Sun, 29 Jul 2012 10:23:15 +0700

To: IAGI

ReplyTo:  

Subject: [iagi-net-l] INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG

 


INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG

GlobalTV, Minggu (29/7), Jam 11.30-13.00

Topik: Paparan Lengkap Gunung Padang (Peradaban Tertua Dunia?)

Tim Terpadu Penelitian Mandiri dgn Narasumber:

1. Danny Hilman/GL-ITB'80, Pakar Geotek LIPI;
2. Andang Bacthiar/GL-ITB'79, Pakar Paleosedimentasi;
3. Pon Purajatnika/AR-ITB'80, Pakar Arsitek dan Kawasan;
4. Ali Akbar/FIB-UI'96, Pakar Arkeologi UI.

-- 
"Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"

 



RE: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di Indonesia ?

2012-07-30 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
some interesting news about the missing 1258 A.D. eruption. I 
> wrote about the eruption a few months back, speculating on some 
> potential volcanoes that could be the culprit for this 
> climate-altering event. However, trying to match a sulfate signal on 
> the poles with a volcano somewhere on the planet is hard, so finding 
> that “smoking gun” is a challenge to say the least.
> However, Franck Lavigne  from the Panthéon-Sorbonne University’s 
> Laboratory of Physical Geography in Meudon, France claimed to have 
> solved the mystery.
> It isn’t that simple, though. Lavigne will not reveal the site of the 
> eruption until his study is published (it may or may not be submitted 
> for peer review at this point). So, instead of sharing news of his 
> discovery, he showed the data he used to “solve” the mystery … but 
> never revealed what volcano it was! What harm could come from Lavigne 
> revealing his location before the article is published, especially if 
> he is willing to show data that supposedly correlates the sulfate and 
> ash composition in the polar record with the terrestrial record of the 
> mystery volcano? Overall, this is shocking behavior for a geologist at 
> a large meeting such as this – people commonly discuss data and 
> information that has not be published yet, so why Lavigne chose to do 
> this is beyond me (unless you want to think theatrics are part of the 
> rationale).
>
> The consensus of people at the meeting (N.B., I am not at the meeting) 
> is that the mystery volcano is in Indonesia. Lavigne wouldn’t confirm 
> or deny this assessment, but it got me thinking – what might a 
> contender be for a caldera eruption in Indonesia during the 13th 
> century. Indonesia is filled with volcanoes, and as I mentioned a few 
> weeks back when I discussed a recent study by Salisbury and others 
> (2012), we really don’t have a lot of good ages for Indonesian 
> eruptions prior to ~1800 A.D. However, one very likely candidate might 
> be the ~6 x 8.5 km Rinjani caldera. Rinjani hosts a caldera that may 
> have formed in the 13th century, so it not only fulfills the role of 
> being a large eruption but also falls within the right century.
> We don’t have any good ages for the caldera eruption beyond some 
> charcoal dated at 1210-1260 A.D. However, with the evidence that 
> Lavingne’s volcano is in Indonesia and how little we know about the 
> caldera eruption at Rinjani, it makes sense that Rinjani could be an 
> excellent candidate for an eruption that could be matched with the 
> polar sulfate and ash.
>
> At this point, all we can do is wait for Lavigne’s study to be 
> published, but we might be able to narrow the search for the 1257-58 
> eruption to Indonesia – and even to a target caldera that might be the 
> weapon of choice.
>
>
>
>
>
>
>
> From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id]
> Sent: 06 Juli 2012 15:23
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: RE: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di 
> Indonesia ?
>
>
>
> Rekan Danny,
>
> Gak peduli Bule atau Melayu, kalo statement nya (maaf) terlalu berani 
> dan menurut saya (terbatas pada disiplin ilmu yang saya tekuni) kurang 
> logis ya saya akan berikan opini. Contohnya ini: G. Rinjani meletus 
> dengan skala letusan 7 pada abat 13 Begitu bodohnya orang 
> Indonesia pada waktu itukah, sehingga sama sekali tidak ada catatan 
> mengenai peristiwa alam begitu dahsyatnya? Misal dalam Babat Tanah 
> Jawi atau legenda rakyat dan sejenisnya (barangkali Awang Satyana bisa 
> memberi pencerahan krn koleksi bukunya luar biasa, sebagai referensi). 
> Kedua, tidak ada catatan dari Direktorat Volkanologi yang pernah saya 
> baca dan dengar mengenai super erupsi Rinjani pada abat tersebut? 
> Ketiga, data yang kita lihat lewat satelit dapat memperlihatkan berapa 
> ukuran kaldera dari G Rinjani ini yang diakibatkan super erupsi ini? 
> Kalau melihat ukuran kalderanya mungkin Kaldera Tengger lebih prospek 
> jadi kandidatnya (hanya melihat ukuran kaldera), tapi saya tidak tahu 
> apakah Dir Volk kita sudah punya data umur kapan terbentuknya kaldera 
> Tengger (dan juga Rinjani?).
>
> Danny, jangan tersinggung kalau saya ber-opini keras terutama yang 
> menyangkut bidang saya, inilah gunanya sharing pengetahuan.
>
> Salam,
>
> Yatno (YSY).
>
>
>
> From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com]
> Sent: Tuesday, July 03, 2012 1:40 PM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: RE: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di 
> Indonesia ?
>
>
>
> Salah besar pak.
>
> Culpritnya memang Rinjani.  Bisa dilihat di:
>
>
>
> http://www.sciencenews.org/view/generic/id/341497/title/13th_century_v
> olcan

RE: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di Indonesia ?

2012-07-30 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Danny, tks infonya.

Salam,

Yatno

 

From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com] 
Sent: Monday, July 16, 2012 2:14 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di Indonesia ?

 

Dating carbon tentu bisa untuk ratusan tahun pak, kecuali yang umurnya
dibawah 250 tahunan BP (1950) alias setelah 1700 Masehi – uncertainty sangat
besar.  Saya lihat pada chart (di-attach) untuk koreksi umur C-14 yang
700-an tahun BP ke kalendar masehinya (=1250M) okay pak.  Lab yang punya
reputasi internasional bagus di Beta Analytic di
http://www.radiocarbon.com/.

 

Salam

DHN

 

From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id] 
Sent: 16 Juli 2012 13:47
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di Indonesia ?

 

OK,

Kalau sifatnya masih spekulatif gini ya sudah kita tunggu aja published
paper- nya. Wah saya mungkin ketinggalan zaman ya, apa ada instrument baru
yg bis dating charcoal sampai skala ratusan tahun? Mungkin Danny tahu lab
mana ya?

Salam,

YSY

 

From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com] 
Sent: Saturday, July 07, 2012 7:27 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di Indonesia ?

 

Pak Yatno, Frank Lavigne memang belum mau bilang Gunung Api di Indonesia
yang mana yang meletus tahun 1257/8 AD yang menyebabkan dunia menjadi dingin
dan memasuki jaman es kecil itu (i.e. little ice age).  Mungkin takut
dibajak orang lain meneliti/mempublikasikannya.  Tapi sebagian ahli menduga
kuat yang dimaksud adalah Rinjani.  Di
http://en.wikipedia.org/wiki/Mount_Rinjani disebutkan kaldera Rinjani
terbentuk di Abad 13, tapi belum ada info tahun persisnya. Di copy-an berita
di bawah katanya  sudah ada charcoal dating yang menunjuk ke 1210-1260 AD
untuk letusan Rinjani itu.  Jadi bagi saya sih logis saja kalo mengajukan
Rinjani sebagai tersangka-nya kalau memang info umur kaldera ini benar.  

 

Hayoo siapa yang mau ngedulu-in si Frank, buruan  J

 

Salam,

DHN

 

Di bawah ini komentar seorang ahli tentang isue Si Frank dan Rinjani itu:

http://goodnewsfromindonesia.org/category/nature/

If you’ve been following the news out the AGU Chapman Meeting of Volcanoes &
the Atmospheremeeting going on this week, you might have seen some
interesting news about the missing 1258 A.D. eruption. I wrote about the
eruption a few months back, speculating on some potential volcanoes that
could be the culprit for this climate-altering event. However, trying to
match a sulfate signal on the poles with a volcano somewhere on the planet
is hard, so finding that “smoking gun” is a challenge to say the least.
However, Franck Lavigne  from the Panthéon-Sorbonne University’s Laboratory
of Physical Geography in Meudon, France claimed to have solved the mystery.
It isn’t that simple, though. Lavigne will not reveal the site of the
eruption until his study is published (it may or may not be submitted for
peer review at this point). So, instead of sharing news of his discovery, he
showed the data he used to “solve” the mystery … but never revealed what
volcano it was! What harm could come from Lavigne revealing his location
before the article is published, especially if he is willing to show data
that supposedly correlates the sulfate and ash composition in the polar
record with the terrestrial record of the mystery volcano? Overall, this is
shocking behavior for a geologist at a large meeting such as this – people
commonly discuss data and information that has not be published yet, so why
Lavigne chose to do this is beyond me (unless you want to think theatrics
are part of the rationale).

The consensus of people at the meeting (N.B., I am not at the meeting) is
that the mystery volcano is in Indonesia. Lavigne wouldn’t confirm or deny
this assessment, but it got me thinking – what might a contender be for a
caldera eruption in Indonesia during the 13th century. Indonesia is filled
with volcanoes, and as I mentioned a few weeks back when I discussed a
recent study by Salisbury and others (2012), we really don’t have a lot of
good ages for Indonesian eruptions prior to ~1800 A.D. However, one very
likely candidate might be the ~6 x 8.5 km Rinjani caldera. Rinjani hosts a
caldera that may have formed in the 13th century, so it not only fulfills
the role of being a large eruption but also falls within the right century.
We don’t have any good ages for the caldera eruption beyond some charcoal
dated at 1210-1260 A.D. However, with the evidence that Lavingne’s volcano
is in Indonesia and how little we know about the caldera eruption at
Rinjani, it makes sense that Rinjani could be an excellent candidate for an
eruption that could be matched with the polar sulfate and ash.

At this point, all we can do is wait for Lavigne’s study to be published,
but we might be able to narrow the search for the 1257-58 eruption to
Indonesia – and even to a target caldera that might be

RE: [iagi-net-l] Kebijakan Wamen yang Baru

2012-07-30 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Yaitu Pak Ong, kebijakan yang sering tidak diimbangi dengan sarana/
prasarana yang memadai.
Pengalaman saya, esplorasi di geothermal tendernya murah sekali, bayangkan,
wellsite geologistnya standard harganya (fee) gak ada 1/3 fee utk wellsite
geologist di HC, padahal kerja fisiknya jauh lebih berat, sehingga sulit utk
mencari wellsite geologist yang capable, terpaksa saya harus merekrut fresh
graduate sambil didampingi seniornya. Ini sekedar contoh kecil.
Salam,
Yatno

-Original Message-
From: Ong Han Ling [mailto:wim...@singnet.com.sg] 
Sent: Tuesday, July 10, 2012 3:54 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Kebijakan Wamen yang Baru

Sdr. Shofiyuddin,

Geothermal Indonesia tidak mungkin berkembang karena adanya subsidi BBM. PLN
juga harus menghemat dan akan membandingkan harga geothermal dengan harga
migas atau batubara. PLN cenderung mengunakan migas yang jauh lebih murah
karena mendapat subsidi. Geothermal yang sekarang bisa berkembang di
Indonesia hanyalah Geothermal yang premium seperti: dekat dengan gardu
listrik, dry stream (ump.Kamojang), lean gas (low H2S), low carbonate
(scaling), low silicate (scaling), tidak ada gas racun seperti Hg, lokasi
dekat daerah yang membutuhkan, listrik belum ada, dsb. Begitu geothermal
agak kotor seperti mengandung silica atau sour gas (Dieng), umpamanya, perlu
dibersihkan dan harga akan naik dan tidak ekonomis.

Setelah 10 tahun beroperasi, Pemerintah dua tahun yang lalu menaikkan harga
geothermal menjadi sekitar 9.6 cent/kwh. Inipun masih terlalu rendah. Waktu
diadakan tender setahun yang lalu hanya Pertamina yang ikut tender dan
mendapatkan beberapa daerah baru. Swasta tidak ada karena mereka menganggap
harga terlalu rendah, paling tidak mereka minta 12 cent/kwh.(Note: Swasta di
Flores ikut tapi ini adalah BUMD). Pemerintah tidak rela memberikan swasta
keuntungan yang memadai. PLN tetap lebih untung kalau beli diesel ataupun
gas yang disubsidi ketimbang geothermal.

ESDM gencar promosi geothermal. Setiap tahun diadakan World Geothermal
Congress di Bali disponsori oleh Pemerintah. Indonesia selalu mendengungkan
bahwa 40% potensi geothermal dunia ada di Indonesia. Benar potensi tinggi
tetapi kalau harus bertanding dengan harga diesel dan gas yang disubsidi,
sukar bagi PLN memilih Geothermal energi, kecuali Geothermal premium seperti
diuraikan diatas.   

Bagaimana diluar negeri. Di Eropa, harga BBM dikenakan pajak sampai 300%.
Jadi segala sesuatu yang bisa mengalahkan BBM plus 300% akan bisa
dikembangkan dan dijadikan energi. Umpama di Paris basin, geothermal low
enthalpy, temparaturnya hanya 50 derajat celcius. Tapi mereka bisa di
manfaatkan untuk memanaskan gedung-gedung waktu musim dingin. Untuk
mengalahkan harga BBM plus 300% mudah. Demikian juga geothermal di Filipina
dan Jepang, harus melawan energi impor migas yang dikenakan pajak tinggi.
Selain itu untuk renewable energy Pemerintah biasanya memberikan insentif.
Geothermal di California sampai sekarang pun masih mendapatkan tax break dan
VAT (Pajak Penambahan Nilai) dibebaskan. 

Di Indonesia renewable energy seperti Geothermal sangat dianjurkan
Pemerintah tetapi harus melawan BBM yang disubsidi atau melawan BBM minus
50%, bukan melawan BBM plus 300% seperti yang terjadi di luar negeri.  

Moga-moga keterangan singkat ini berguna bagi Anda.

HL Ong. 

 

-Original Message-
From: Shofiyuddin [mailto:shofiyud...@gmail.com] 
Sent: Tuesday, July 10, 2012 9:31 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Kebijakan Wamen yang Baru

Pak Ong. Menarik sekali.
Kalau boleh saya bertanya tentang hal sepele, kenapa kita tidak
mengembangkan energy panas bumi yang jelas jelas di depan mata?
renewable, berlimpah sepanjang volcanic belt. begitu juga energy gelombang
yg melimpah ruah sepanjang pantai selatan?
kenapa ya?

2012/7/10 Ong Han Ling :
> Rekan-rekan IAGI,
>
>
>
> Terima kasih atas usulan Sdr. LL untuk merubah judul menjadi 
> "Menghadapi kenaikan permintaan energi dan pembengkaan subsidi BBM: 11 
> prioritas yang komprehensif". Judul yang menarik dan akan saya pikirkan.
>
>
>
> Saya ingin menarik perhatian anggota IAGI terhadap subsidi yang 
> sekarang out of control. Koran Business Indonesia tgl. 6 Juli, 2012 
> menulis bahwa untuk semester-1, 2012, subsidi BBM mencapai Rp.88,9 
> trilliun. Padahal untuk semester-1, 2011 subsidi hanya Rp.41,6 
> triliun. Jadi tahun ini subsidi mengalami kenaikan lebih dari 100% 
> meskipun Pemerintah melakukan segala upaya untuk membendungnya.
>
>
>
> Sekarang produksi migas dengan subsidinya, tidak lagi menyokong tetapi 
> telah mengerogoti APBN. Sekarang  Industri migas sudah mulai disokong 
> oleh industri lain. Pelaku Industri migas dan mineral yang relatip 
> tinggi benefitnya harus disubsidi oleh industri yang relatip lebih 
> miskin. Hal ini tidak sustainable dan gaji kita harus diturunkan.
>
>
>
> Memang alternatif energi banyak sekali. Shale gas salah satu. Sekarang 
> di US mulai shale oil di Texas dan  Dakota. Tenaga nuklir, oil s

RE: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di Indonesia ?

2012-07-15 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
OK,

Kalau sifatnya masih spekulatif gini ya sudah kita tunggu aja published
paper- nya. Wah saya mungkin ketinggalan zaman ya, apa ada instrument baru
yg bis dating charcoal sampai skala ratusan tahun? Mungkin Danny tahu lab
mana ya?

Salam,

YSY

 

From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com] 
Sent: Saturday, July 07, 2012 7:27 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di Indonesia ?

 

Pak Yatno, Frank Lavigne memang belum mau bilang Gunung Api di Indonesia
yang mana yang meletus tahun 1257/8 AD yang menyebabkan dunia menjadi dingin
dan memasuki jaman es kecil itu (i.e. little ice age).  Mungkin takut
dibajak orang lain meneliti/mempublikasikannya.  Tapi sebagian ahli menduga
kuat yang dimaksud adalah Rinjani.  Di
http://en.wikipedia.org/wiki/Mount_Rinjani disebutkan kaldera Rinjani
terbentuk di Abad 13, tapi belum ada info tahun persisnya. Di copy-an berita
di bawah katanya  sudah ada charcoal dating yang menunjuk ke 1210-1260 AD
untuk letusan Rinjani itu.  Jadi bagi saya sih logis saja kalo mengajukan
Rinjani sebagai tersangka-nya kalau memang info umur kaldera ini benar.  

 

Hayoo siapa yang mau ngedulu-in si Frank, buruan  J

 

Salam,

DHN

 

Di bawah ini komentar seorang ahli tentang isue Si Frank dan Rinjani itu:

http://goodnewsfromindonesia.org/category/nature/

If you’ve been following the news out the AGU Chapman Meeting of Volcanoes &
the Atmospheremeeting going on this week, you might have seen some
interesting news about the missing 1258 A.D. eruption. I wrote about the
eruption a few months back, speculating on some potential volcanoes that
could be the culprit for this climate-altering event. However, trying to
match a sulfate signal on the poles with a volcano somewhere on the planet
is hard, so finding that “smoking gun” is a challenge to say the least.
However, Franck Lavigne  from the Panthéon-Sorbonne University’s Laboratory
of Physical Geography in Meudon, France claimed to have solved the mystery.
It isn’t that simple, though. Lavigne will not reveal the site of the
eruption until his study is published (it may or may not be submitted for
peer review at this point). So, instead of sharing news of his discovery, he
showed the data he used to “solve” the mystery … but never revealed what
volcano it was! What harm could come from Lavigne revealing his location
before the article is published, especially if he is willing to show data
that supposedly correlates the sulfate and ash composition in the polar
record with the terrestrial record of the mystery volcano? Overall, this is
shocking behavior for a geologist at a large meeting such as this – people
commonly discuss data and information that has not be published yet, so why
Lavigne chose to do this is beyond me (unless you want to think theatrics
are part of the rationale).

The consensus of people at the meeting (N.B., I am not at the meeting) is
that the mystery volcano is in Indonesia. Lavigne wouldn’t confirm or deny
this assessment, but it got me thinking – what might a contender be for a
caldera eruption in Indonesia during the 13th century. Indonesia is filled
with volcanoes, and as I mentioned a few weeks back when I discussed a
recent study by Salisbury and others (2012), we really don’t have a lot of
good ages for Indonesian eruptions prior to ~1800 A.D. However, one very
likely candidate might be the ~6 x 8.5 km Rinjani caldera. Rinjani hosts a
caldera that may have formed in the 13th century, so it not only fulfills
the role of being a large eruption but also falls within the right century.
We don’t have any good ages for the caldera eruption beyond some charcoal
dated at 1210-1260 A.D. However, with the evidence that Lavingne’s volcano
is in Indonesia and how little we know about the caldera eruption at
Rinjani, it makes sense that Rinjani could be an excellent candidate for an
eruption that could be matched with the polar sulfate and ash.

At this point, all we can do is wait for Lavigne’s study to be published,
but we might be able to narrow the search for the 1257-58 eruption to
Indonesia – and even to a target caldera that might be the weapon of choice.

 

 

 

From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id] 
Sent: 06 Juli 2012 15:23
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di Indonesia ?

 

Rekan Danny,

Gak peduli Bule atau Melayu, kalo statement nya (maaf) terlalu berani dan
menurut saya (terbatas pada disiplin ilmu yang saya tekuni) kurang logis ya
saya akan berikan opini. Contohnya ini: G. Rinjani meletus dengan skala
letusan 7 pada abat 13 Begitu bodohnya orang Indonesia pada waktu
itukah, sehingga sama sekali tidak ada catatan mengenai peristiwa alam
begitu dahsyatnya? Misal dalam Babat Tanah Jawi atau legenda rakyat dan
sejenisnya (barangkali Awang Satyana bisa memberi pencerahan krn koleksi
bukunya luar biasa, sebagai referensi). Kedua, tidak ada catatan dari
Direkt

RE: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di Indonesia ?

2012-07-15 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Sejak Jurusan Geofisika misah dengan Jurusan Geologi, dan disertasi saya (1987) 
topic Petrologi Produk Volkanik.

Salam,

YSY

 

From: ok.taufik [mailto:ok.tau...@gmail.com] 
Sent: Friday, July 06, 2012 4:14 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di Indonesia ?

 

Pak Yatno,

Sepengetahuan saya bapak kan dulunya di bawah alm. Pak Rubini di bidang 
petrologi, saat itu yg ngajar mk vulkanologi adalah pak Djoko (dikti sekarang) 
sejak kapan ke vulkanologinya?.


Rgds

OK Taufik

Powered by Telkomsel BlackBerry®

  _  

From: "Yustinus Suyatno Yuwono"  

Date: Fri, 6 Jul 2012 15:45:01 +0700

To: 

ReplyTo:  

Subject: RE: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di Indonesia ?

 

Danny,

Kalo masalah ilmu, saya gak peduli Bule atau Melayu. Th. 1979 (saya lulus S-1 
th 1976), waktu saya jadi counterpart sbg hydrogeologist proyek air minum di 
Solo (di bawah Cipta Karya), saya menendang keluar hydrogeologis Bule dan Team 
Leader-nya (yang dua2 nya orang Amrik) sampai mereka nangis-2 karena ada 
klausul: kalau tidak kapabel dapat diputus kontrak tanpa pesangon maupun tiket 
pesawat. Caranya, saya lapor ke Pak Dirjen (padahal saya bukan orang Cipta 
Karya, saya hanya di- hired oleh konsultan local untuk counterparting dengan 
expatriate), mereka itu tidak becus, saya minta mereka diganti expert yang 
lebih capable, alasan saya sangat logis: setelah 6 bulan proyek berjalan, tidak 
ada progress berarti, padahal saya sudah cape kumpulkan data lapangan maupun 
data sekunder. Betul, setelah diganti expert (nama expert penggantinya saya 
masih ingat, yaitu Dr.  Turner), dalam waktu 2 minggu laporan akhir sudah 
selesai dan dia memuji kualitas data yang saya kumpulkan, bahkan dari 
beliau-lah saya belajar hydrogeology secara benar, karena pada waktu itu di 
Indonesia belum ada ahli hydrogeology nya, semua autodidak, di kampus belum ada 
dosen maupun mata kuliah hidrogeologi.

Salam,

YSY

 

From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com] 
Sent: Tuesday, July 03, 2012 1:39 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di Indonesia ?

 

He he he, kalo ahli tsunami tapi bule yang  ikut-ikutan meneliti gunung api 
didukung  ya Pak ...  J Saya mancing aja kok; Setuju banget, jangankan masih 
geologist yang neliti gunung api, orang yang nemuin konstruksi cakar ayam aja 
ahli mesin bukan sipil.

Saya kebetulan menemukan signal erupsi Tambora tahun 1815 itu di cora rings 
karena waktu itu sedang menganalisa Gempa raksasa tahun 1797 dan 1833 di 
Mentawai.  Nah diantaranya ada sinyal/anomali aneh diantaranya  tahun 1815 dan 
ternyata dari abu tambora.  Saya sekarang sedang meneliti gempa besar dalam 
abad 13 di Mentawai (sudah punya banyak sekali sampel koral dari abad 13), 
siapa tahu nanti ketemu bukti letusan gunung api tahun 1258 itu.  Susahnya 
untuk itu perlu analisa isotop  yang cukup  intensif dan kita di sini engga 
punya lab. yang bagus.

 

Salam

DHN

 

From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id] 
Sent: 03 Juli 2012 12:13
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di Indonesia ?

 

Ya Danny, tlg confirm dengan coral reef ini kan bidang keahlian anda, 
kontribusi anda sangat kita perlukan. Meskipun Lavigne bukan volcanologist 
temuannya wajib kita apresiasi. Saya ingat Haroun Tassief yg bukan 
volcanologist, tapi dokumentasinya banyak di apresiasi oleh para volcanologist 
dunia.

Selamat berburu koral berumur abat 13.

Salam,

YSY

 

From: danny.hil...@gmail.com [mailto:danny.hil...@gmail.com] 
Sent: Saturday, June 16, 2012 10:12 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di Indonesia ?

 


Di artikel itu disebutkan ada data treering dan historical record di seluruh 
dunia, jadI wajar saja kalo akurasinya bisa 1-2 tahun. Yang dperdebatkan adalah 
gunung yang mana?
Surprise juga kalo G Rinjani yg meletus kita yang punya gunung ga tahu, malah 
orang luar yg nemukannya. Padahal seharusnya ada dalam sejarah (masa 
Majapahit). Bagaimana impact-nya ke masyarakat/kerajaan waktu itu ya?
Kalo benar Rinjani, satu fakta nyata kita sangat sedikit mempelajari sejarah 
dan bencana2 di massa lalu.

Saya akan cari juga di data coral rings sekitar tahun itu, sisapa tahu ada 
sesuatu. Yg jelas data erupsi Tambora 1815 terlihat jelas pada rekaman koral.

Frank Lavigne itu rasanya bukan volcanologist. Dia dulu ikut studi tsunami Aceh 
dan membuat film dan animasi yg bagus. Dia istrinya orang Jogya klo ga salah.

Salam
DHN

Danny Hilman Natawidjaja
LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
Geoteknologi - LIPI

  _  

From: Franciscus B Sinartio  

Date: Sat, 16 Jun 2012 05:42:53 -0700 (PDT)

To: iagi-net@iagi.or.id <mailto:iagi-net@iagi.or.id%3ciagi-...@iagi.or.id> 


ReplyTo:  

Subject: Re: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di Indonesia ?

 

wah hebat ya dating system nya sam

RE: [iagi-net-l] Berita IAGI Edisi No.1 - 2012

2012-07-09 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Bukan begitu Oom Abah,

Sebaiknya IAGI selamatan dulu kalo mengganti nama seseorang.

Yatno

 

From: Yanto R. Sumantri [mailto:yrs_...@yahoo.com] 
Sent: Friday, June 29, 2012 11:03 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Berita IAGI Edisi No.1 - 2012

 

Set IAGI

 

Terima kasih Berita IAGI sudah saya terima , cuntik dan isinya OK.

Masih ada kesalahan typing , tapi tida mengganggu , mungkin lain kali bisa
lebih teliti dalam editing.

Di halaman - 1 ada anggota baru di Penasihat ya Suyanto Sumantri
??? Siapakah itu ???

Hehehe , just kidding , tapi mungkin lain kali lebih teliti deh.

 

si Abah

 

  _  

From: "premonow...@gmail.com" 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Thursday, June 28, 2012 2:58 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Berita IAGI Edisi No.1 - 2012





Kami Jurusan Teknik Geo UPN jga sdh menerima Berita IAGI yg cantik. Tentu
kami akan sgr membayar iuran tahunan. Terima kasih dan Salam

Sent from my BlackBerryR smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung
Teruuusss...!

  _  

From: Luhkito Hadisoemarto  

Date: Thu, 28 Jun 2012 12:10:59 +0700

To: ; iagi

ReplyTo:  

Subject: [iagi-net-l] Berita IAGI Edisi No.1 - 2012

 

Assalamuallaikum, wr.wb. 

Bapak-Bapak Redaksi Yth.,

Hanya pemberitahuan dan Ucapan terimakasih, hari ini Kamis 28 Juni 2012 Jam
11.45 WIB, kiriman Berita IAGI Edisi No.1 - 2012 sudah saya terima dengan
baik. Sekali lagi terimakasih atas perhatiannya.

Wassalamuallaikum, wr.wb.


Luhkito Hadisoemarto

PT. Position Consultant

Perkantoran Metro Soekarno-Hatta

Jl. Venus Barat No.16 Bandung 40295. Indonesia

Phone/ Fax : 022 7513966 / 022 7506348; 

Mobile: +62 81298314884; Skype: luhkitosky1

Web:   www.positionconsultant.com; 

Email:  
luhk...@positionconsultant.com,   lkt...@gmail.com

 

 



RE: [iagi-net-l] Re: [economicgeology] Mohon doa restu kesembuhan Pak Sukmandaru

2012-07-09 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Trimakasih Prof Sukendar Asikin yang amat saya hormati.

Nasehat yang bagus bagi kita semua.

Salam sehat,

YSY

 

 

From: Yanto R. Sumantri [mailto:yrs_...@yahoo.com] 
Sent: Friday, June 29, 2012 11:08 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [economicgeology] Mohon doa restu kesembuhan Pak 
Sukmandaru

 

Good information dari Pak Kendar ,

Tapi yang perlu diteladani dari Pak Kendar adalah semangat kerjanya tidak 
luntur dan mundur karena sakit.

Perlu diteladani .

Mugi teras sehat Pak .

 

si Abah

 

  _  

From: Sukendar Asikin 
To: ""  
Cc: "iagi-net@iagi.or.id"  
Sent: Friday, June 29, 2012 9:02 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [economicgeology] Mohon doa restu kesembuhan Pak 
Sukmandaru





Alhamdulillah pk Sukmandaru telahulih kembali. Saya sangat mendukung saran 
beliau agar tidak memaksakan diri walaupun "merasa masih super " . Hal ini saya 
alami sendiri, barangkali yg pernah mengenal saya dilapangan, saya mempunyai 
sifat yg kurang baik, yaitu "tidak mau kalah " sama mahasiswa. Begitupun dalam 
olah raga. Dulu saya penggemar tenis. Akhirnya saya di bypass 3 saluran dan 
di-disten satu. Masih belum cukup, akhirnya saya harus dipasang pacu jantung, 
dan ternyata kemampuan pompa jantung saya hanya 22%, bayangkan yang normal 
adalah 100-80 %. akibatnya jantung saya dudah tidak mampu mengalirkan darah ke 
ginjal. Akhirnya saya menderita gagal ginjal dan harus "cuci darah" 3 X 
seminggu, sehingga hanya ada waktu 3 hari kerja saja. Akibat lainnya adalah 
cepat cape jadi saya sekarang menjadi GEOLOOG YANG IMPOTENT. Padahal geologi 
lapangan adalah cita-cita saya.

 

Mohon ini dianggap sebagai nasihat saya agar"tidak berakhi" seperti 
saya.sayabukan menakut-nakuti, tetapi hanya untuk nasihat. Sekarang lapangan, 
Karangsambung, hanya menyisakan kenangan yg indah saja. Kalau pergi kesebuah 
kota, pertama kali yg hrs dikonfirmasi adalah adatempatcuci darah atau tidak. 
Itulah sebabnya "IPA- IAGi" saya tidak/jarang datang.

 

Nasihat untuk pk Sukmandaru dan pak Yatno.

 

Wass. sukendar a.

 



Sent from my iPad


On 28 Jun 2012, at 15:54, rakhmadi avianto  wrote:

Thanks God finally you are back bro, oke mas Daru ojo dowo2 sikik, istirahat 
dulu, we are all supporting you.

Avi

2012/6/28 S. (Daru) Prihatmoko 

Rekan-rekan IAGI-MGEI,

 

Melalui email ini saya ingin menyampaikan terima kasih tak terhingga atas doa 
dan dukungan buat saya dan keluarga atas kejadian yang menimpa saya hari Sabtu 
lalu sehingga harus dirawat di rumah sakit selama bbrp hari. Alhamdulillah, 
atas doa dan dukungan semua rekan-rekan kondisi kesehatan saya sudah berangsur 
pulih dan normal kembali, dan saat ini sudah bisa berkumpul dengan keluarga di 
rumah sejak kemarin sore. Terharu dan gembira sekali rasanya mendapatkan 
simpati, perhatian dan doa dari rekan-rekan baik yang langsung datang menjenguk 
di rumah sakit maupun melalui ucapan penyemangat via milist ini. Hanya Allah 
swt yang akan mampu membalas budi baik rekan-rekan semua, dan semoga ini 
menjadi catatan amal baik di hadapan Allah swt. 

 

Sedikit berbagi, kejadian yg menimpa saya kemungkinan besar disebabkan oleh 
olah raga tennis yg agak berlebihan di Sabtu pagi tsb. Sejak lebih dari 2 tahun 
lalu saya memang sudah pasang stent/ ring (3 buah) untuk mengatasi problem 
sumbatan pada koroner saya, dan telah melakukan diet kolesterol lumayan ketat, 
cek lab dan dokter secara rutin, serta olah raga teratur (tennis dan jogging) 
sesuai anjuran dokter. Biasanya saya memang main tennis seminggu sekali atau 2x 
dan main 2 – 3 games, tetapi dengan break di antara masing-masing game. Hal ini 
selama 2 tahun telah saya lakukan secara rutin tidak ada masalah bahkan saya 
merasa badan makin fit. Tapi pagi tsb krn akan ada acara lain (agak buru-buru), 
maka saya lakukan tennis 2 games non stop (tanpa break) kemudian pulang ke 
rumah.  Kemungkinan tsb barangkali yg memicu kerja jantung terlalu keras dan 
menimbulkan problem. Saat datangnya serangan saya sudah ada di rumah, dan 
alhamdulillah saya tetap sadar dan sempat memasang obat darurat (yg diletakkan 
di bawah lidah) – yg biasa di bawa penderita gangguan jantung, sehingga bisa 
dibawa ke rumah sakit dengan aman, dan mendapatkan pertolongan semestinya 
sampai kondisi pulih kembali.  

 

Pelajaran yg di dapat (paling tidak buat saya sendiri) adalah dalam olah raga 
bagi penderita masalah jantung mesti mengukur diri sesuai kemampuan, dan olah 
raga yg bersifat game (mencari menang – kalah) perlu dihindari karena pasti 
melibatkan emosi. Terima kasih sekali untuk masukan dari rekan-rekan (termasuk 
dari Abah Yanto) ttg jenis2 olah raga yg pas untuk penderita masalah jantung. 

 

Mohon maaf kalau ini ngelantur menjadi OOT, tapi mudah-mudahan bermanfaat bagi 
rekan2 geologist yg pada umumnya selalu bersemangat di segala bidang untuk 
tetap bisa mengontrol diri kita masing-masing. 

 

Salam hidup sehat,

Daru

 

From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com] 
Sent: Sunday, June 24, 2012 11:43

RE: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di Indonesia ?

2012-07-06 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Dari dulu saya tidak pernah komentari Salamology dari Rekan Maryanto itu karena 
teori- teorinya di luar jangkauan otak dan pengetahuan saya, apa ini sejenis 
cabang ilmu metafisika? Saya hanya ikuti di milis secara pasif.

Salam,

YSY

 

From: argo wuryanto [mailto:masargo...@yahoo.com] 
Sent: Tuesday, July 03, 2012 2:10 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Bls: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di Indonesia ?

 

Wah penelitinya sepertinya ada relasi dengan Pak Maryanto, secara angkanya kok 
bisa pas yah: 7000 th yang lalu :)

 

Penemuan ini semakin mengukuhkan Theory Salamology yah? 

http://salamology.wordpress.com/salamology/

 

 

salam,

Argo-3711

 

Dari: Yustinus Suyatno Yuwono 
Kepada: iagi-net@iagi.or.id 
Dikirim: Selasa, 3 Juli 2012 13:03
Judul: RE: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di Indonesia ?





Salah besar…, G Toba meledak besar 70.000 th yl

YSY

 

From: Franciscus B Sinartio [mailto:fbsinar...@yahoo.com] 
Sent: Saturday, June 16, 2012 7:43 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di Indonesia ?

 

wah hebat ya dating system nya sampai tahu thn nya dengan ketepatan 2 tahun  
(1257 atau 1258).

lah kalau ngak salah katanya saat itu Gunung Toba yang meledak?

 

 

fbs

 

 

From: Rovicky Dwi Putrohari 
To: IAGI ; "geologi...@googlegroups.com" 
 
Sent: Saturday, June 16, 2012 7:31 PM
Subject: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di Indonesia ?

 

Gunung mana ya ?

 

Rdp

 

http://www.sciencenews.org/view/generic/id/341497/title/13th_century_volcano_mystery_may_be_solved

 

13th Century Volcano Mystery May Be Solved - Science News

SELFOSS, Iceland — One of the biggest mysteries in volcanology may finally have 
a solution. An eruption long thought to have gone off in the year 1258, 
spreading cooling sulfur particles around the globe, happened the year before 
in Indonesia, scientists report.

Until now, researchers have known a big volcano went off somewhere in the world 
around that time, but they didn’t know exactly where or when.

The new report still remains something of a mystery. Franck Lavigne, a 
geoscientist at Panthéon-Sorbonne University's Laboratory of Physical Geography 
in Meudon, France, showed data and close-up photographs of the remains of the 
perpetrator volcano on June 14 at an American Geophysical Union conference on 
volcanism and the atmosphere. But he declined to name the specific volcano, 
saying he had agreed with his international colleagues not to identify it until 
the work is published in a peer-reviewed journal.

“We have new and solid evidence for the biggest volcanic eruption in 7,000 
years,” Lavigne said.

Consensus in the meeting hallways was that he showed pictures of Indonesia. 
Lavigne would say only that Indonesia has more than 130 active volcanoes.

Scientists know a big eruption must have happened in the mid-13th century 
because ice cores from Greenland and Antarctica dating to that time contain 
huge amounts of sulfur. Tree rings, historical records and other evidence also 
show that the planet cooled soon thereafter. Big volcanic eruptions can spew 
sulfur particles into the upper atmosphere, where they spread around the globe 
and reflect sunlight, temporarily chilling the planet.

Leading candidates for the 1258 eruption have included Mexico’s El Chichón, 
which also erupted in 1982, and Quilotoa in the Ecuadorean Andes. But the 
chemical composition of rocks from those volcanoes, among other factors, don’t 
really match the 1258 sulfur from ice cores.

At the meeting, Lavigne showed geochemical analyses of rocks from his mystery 
volcano. They matched the chemistry of the polar sulfur almost perfectly. The 
rocks come from a caldera, the collapsed remains left behind after a large 
volcanic eruption drains an underground magma chamber.

Newly unearthed historical records and other evidence show that climate changes 
were already happening in the region by the winter of 1257-1258, Lavigne said. 
“We think the eruption may have been in the late spring or summer of 1257,” he 
said. That’s nearly a year earlier than previously thought.

Computer simulations suggest the eruption sent pumice flying into the air more 
than 40 kilometers high, showering debris for tens of kilometers around. The 
eruption would have ranked a 7 on the volcanic explosivity scale that measures 
an eruption’s magnitude. That scale tops out at 8.

Still, volcanologists have spent decades looking for the source of the 
1257/1258 eruption. It’s not yet clear whether Lavigne will be able to marshal 
enough evidence to convince everyone else.

 



-- 
"Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"

 

 



RE: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di Indonesia ?

2012-07-06 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Danny,

Kalo masalah ilmu, saya gak peduli Bule atau Melayu. Th. 1979 (saya lulus S-1 
th 1976), waktu saya jadi counterpart sbg hydrogeologist proyek air minum di 
Solo (di bawah Cipta Karya), saya menendang keluar hydrogeologis Bule dan Team 
Leader-nya (yang dua2 nya orang Amrik) sampai mereka nangis-2 karena ada 
klausul: kalau tidak kapabel dapat diputus kontrak tanpa pesangon maupun tiket 
pesawat. Caranya, saya lapor ke Pak Dirjen (padahal saya bukan orang Cipta 
Karya, saya hanya di- hired oleh konsultan local untuk counterparting dengan 
expatriate), mereka itu tidak becus, saya minta mereka diganti expert yang 
lebih capable, alasan saya sangat logis: setelah 6 bulan proyek berjalan, tidak 
ada progress berarti, padahal saya sudah cape kumpulkan data lapangan maupun 
data sekunder. Betul, setelah diganti expert (nama expert penggantinya saya 
masih ingat, yaitu Dr.  Turner), dalam waktu 2 minggu laporan akhir sudah 
selesai dan dia memuji kualitas data yang saya kumpulkan, bahkan dari 
beliau-lah saya belajar hydrogeology secara benar, karena pada waktu itu di 
Indonesia belum ada ahli hydrogeology nya, semua autodidak, di kampus belum ada 
dosen maupun mata kuliah hidrogeologi.

Salam,

YSY

 

From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com] 
Sent: Tuesday, July 03, 2012 1:39 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di Indonesia ?

 

He he he, kalo ahli tsunami tapi bule yang  ikut-ikutan meneliti gunung api 
didukung  ya Pak ...  J Saya mancing aja kok; Setuju banget, jangankan masih 
geologist yang neliti gunung api, orang yang nemuin konstruksi cakar ayam aja 
ahli mesin bukan sipil.

Saya kebetulan menemukan signal erupsi Tambora tahun 1815 itu di cora rings 
karena waktu itu sedang menganalisa Gempa raksasa tahun 1797 dan 1833 di 
Mentawai.  Nah diantaranya ada sinyal/anomali aneh diantaranya  tahun 1815 dan 
ternyata dari abu tambora.  Saya sekarang sedang meneliti gempa besar dalam 
abad 13 di Mentawai (sudah punya banyak sekali sampel koral dari abad 13), 
siapa tahu nanti ketemu bukti letusan gunung api tahun 1258 itu.  Susahnya 
untuk itu perlu analisa isotop  yang cukup  intensif dan kita di sini engga 
punya lab. yang bagus.

 

Salam

DHN

 

From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id] 
Sent: 03 Juli 2012 12:13
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di Indonesia ?

 

Ya Danny, tlg confirm dengan coral reef ini kan bidang keahlian anda, 
kontribusi anda sangat kita perlukan. Meskipun Lavigne bukan volcanologist 
temuannya wajib kita apresiasi. Saya ingat Haroun Tassief yg bukan 
volcanologist, tapi dokumentasinya banyak di apresiasi oleh para volcanologist 
dunia.

Selamat berburu koral berumur abat 13.

Salam,

YSY

 

From: danny.hil...@gmail.com [mailto:danny.hil...@gmail.com] 
Sent: Saturday, June 16, 2012 10:12 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di Indonesia ?

 


Di artikel itu disebutkan ada data treering dan historical record di seluruh 
dunia, jadI wajar saja kalo akurasinya bisa 1-2 tahun. Yang dperdebatkan adalah 
gunung yang mana?
Surprise juga kalo G Rinjani yg meletus kita yang punya gunung ga tahu, malah 
orang luar yg nemukannya. Padahal seharusnya ada dalam sejarah (masa 
Majapahit). Bagaimana impact-nya ke masyarakat/kerajaan waktu itu ya?
Kalo benar Rinjani, satu fakta nyata kita sangat sedikit mempelajari sejarah 
dan bencana2 di massa lalu.

Saya akan cari juga di data coral rings sekitar tahun itu, sisapa tahu ada 
sesuatu. Yg jelas data erupsi Tambora 1815 terlihat jelas pada rekaman koral.

Frank Lavigne itu rasanya bukan volcanologist. Dia dulu ikut studi tsunami Aceh 
dan membuat film dan animasi yg bagus. Dia istrinya orang Jogya klo ga salah.

Salam
DHN

Danny Hilman Natawidjaja
LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
Geoteknologi - LIPI

  _  

From: Franciscus B Sinartio  

Date: Sat, 16 Jun 2012 05:42:53 -0700 (PDT)

To: iagi-net@iagi.or.id <mailto:iagi-net@iagi.or.id%3ciagi-...@iagi.or.id> 


ReplyTo:  

Subject: Re: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di Indonesia ?

 

wah hebat ya dating system nya sampai tahu thn nya dengan ketepatan 2 tahun  
(1257 atau 1258).

lah kalau ngak salah katanya saat itu Gunung Toba yang meledak?

 

 

fbs

 

 

  _  

From: Rovicky Dwi Putrohari 
To: IAGI ; "geologi...@googlegroups.com" 
 
Sent: Saturday, June 16, 2012 7:31 PM
Subject: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di Indonesia ?

 

Gunung mana ya ?

 

Rdp

 

http://www.sciencenews.org/view/generic/id/341497/title/13th_century_volcano_mystery_may_be_solved

 


13th Century Volcano Mystery May Be Solved - Science News


SELFOSS, Iceland — One of the biggest mysteries in volcanology may finally have 
a solution. An eruption long thought to have gone off in the year 1258, 
spreading cooling sulfur particles around the globe, happened

RE: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di Indonesia ?

2012-07-06 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Rekan Danny,

Gak peduli Bule atau Melayu, kalo statement nya (maaf) terlalu berani dan
menurut saya (terbatas pada disiplin ilmu yang saya tekuni) kurang logis ya
saya akan berikan opini. Contohnya ini: G. Rinjani meletus dengan skala
letusan 7 pada abat 13 Begitu bodohnya orang Indonesia pada waktu
itukah, sehingga sama sekali tidak ada catatan mengenai peristiwa alam
begitu dahsyatnya? Misal dalam Babat Tanah Jawi atau legenda rakyat dan
sejenisnya (barangkali Awang Satyana bisa memberi pencerahan krn koleksi
bukunya luar biasa, sebagai referensi). Kedua, tidak ada catatan dari
Direktorat Volkanologi yang pernah saya baca dan dengar mengenai super
erupsi Rinjani pada abat tersebut? Ketiga, data yang kita lihat lewat
satelit dapat memperlihatkan berapa ukuran kaldera dari G Rinjani ini yang
diakibatkan super erupsi ini? Kalau melihat ukuran kalderanya mungkin
Kaldera Tengger lebih prospek jadi kandidatnya (hanya melihat ukuran
kaldera), tapi saya tidak tahu apakah Dir Volk kita sudah punya data umur
kapan terbentuknya kaldera Tengger (dan juga Rinjani?).  

Danny, jangan tersinggung kalau saya ber-opini keras terutama yang
menyangkut bidang saya, inilah gunanya sharing pengetahuan.

Salam,

Yatno (YSY).

 

From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com] 
Sent: Tuesday, July 03, 2012 1:40 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di Indonesia ?

 

Salah besar pak.

Culpritnya memang Rinjani.  Bisa dilihat di:

 

http://www.sciencenews.org/view/generic/id/341497/title/13th_century_volcano
_mystery_may_be_solved

 

http://en.wikipedia.org/wiki/Mount_Rinjani

 

http://volcano.oregonstate.edu/aggregator/sources/9

 

 

From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id] 
Sent: 03 Juli 2012 12:05
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di Indonesia ?

 

He… geodukun lagi?

YSY

 

From: abacht...@cbn.net.id [mailto:abacht...@cbn.net.id] 
Sent: Saturday, June 16, 2012 7:48 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di Indonesia ?

 

Gunung Rinjani, Vick.

Powered by Telkomsel BlackBerry®

  _  

From: Rovicky Dwi Putrohari  

Date: Sat, 16 Jun 2012 19:31:05 +0700

To: IAGI; geologi...@googlegroups.com
<mailto:geologi...@googlegroups.com%3cgeologi...@googlegroups.com>


ReplyTo:  

Subject: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di Indonesia ?

 

Gunung mana ya ?

 

Rdp

 

http://www.sciencenews.org/view/generic/id/341497/title/13th_century_volcano
_mystery_may_be_solved

 


13th Century Volcano Mystery May Be Solved - Science News


SELFOSS, Iceland — One of the biggest mysteries in volcanology may finally
have a solution. An eruption long thought to have gone off in the year 1258,
spreading cooling sulfur particles around the globe, happened the year
before in Indonesia, scientists report.

Until now, researchers have known a big volcano went off somewhere in the
world around that time, but they didn’t know exactly where or when.

The new report still remains something of a mystery. Franck Lavigne, a
geoscientist at Panthéon-Sorbonne University's Laboratory of Physical
Geography in Meudon, France, showed data and close-up photographs of the
remains of the perpetrator volcano on June 14 at an American Geophysical
Union conference on volcanism and the atmosphere. But he declined to name
the specific volcano, saying he had agreed with his international colleagues
not to identify it until the work is published in a peer-reviewed journal.

“We have new and solid evidence for the biggest volcanic eruption in 7,000
years,” Lavigne said.

Consensus in the meeting hallways was that he showed pictures of Indonesia.
Lavigne would say only that Indonesia has more than 130 active volcanoes.

Scientists know a big eruption must have happened in the mid-13th century
because ice cores from Greenland and Antarctica dating to that time contain
huge amounts of sulfur. Tree rings, historical records and other evidence
also show that the planet cooled soon thereafter. Big volcanic eruptions can
spew sulfur particles into the upper atmosphere, where they spread around
the globe and reflect sunlight, temporarily chilling the planet.

Leading candidates for the 1258 eruption have included Mexico’s El Chichón,
which also erupted in 1982, and Quilotoa in the Ecuadorean Andes. But the
chemical composition of rocks from those volcanoes, among other factors,
don’t really match the 1258 sulfur from ice cores.

At the meeting, Lavigne showed geochemical analyses of rocks from his
mystery volcano. They matched the chemistry of the polar sulfur almost
perfectly. The rocks come from a caldera, the collapsed remains left behind
after a large volcanic eruption drains an underground magma chamber.

Newly unearthed historical records and other evidence show that climate
changes were already happening in the region by the winter of 1257-1258,
L

RE: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di Indonesia ?

2012-07-02 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Ya Danny, tlg confirm dengan coral reef ini kan bidang keahlian anda, 
kontribusi anda sangat kita perlukan. Meskipun Lavigne bukan volcanologist 
temuannya wajib kita apresiasi. Saya ingat Haroun Tassief yg bukan 
volcanologist, tapi dokumentasinya banyak di apresiasi oleh para volcanologist 
dunia.

Selamat berburu koral berumur abat 13.

Salam,

YSY

 

From: danny.hil...@gmail.com [mailto:danny.hil...@gmail.com] 
Sent: Saturday, June 16, 2012 10:12 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di Indonesia ?

 


Di artikel itu disebutkan ada data treering dan historical record di seluruh 
dunia, jadI wajar saja kalo akurasinya bisa 1-2 tahun. Yang dperdebatkan adalah 
gunung yang mana?
Surprise juga kalo G Rinjani yg meletus kita yang punya gunung ga tahu, malah 
orang luar yg nemukannya. Padahal seharusnya ada dalam sejarah (masa 
Majapahit). Bagaimana impact-nya ke masyarakat/kerajaan waktu itu ya?
Kalo benar Rinjani, satu fakta nyata kita sangat sedikit mempelajari sejarah 
dan bencana2 di massa lalu.

Saya akan cari juga di data coral rings sekitar tahun itu, sisapa tahu ada 
sesuatu. Yg jelas data erupsi Tambora 1815 terlihat jelas pada rekaman koral.

Frank Lavigne itu rasanya bukan volcanologist. Dia dulu ikut studi tsunami Aceh 
dan membuat film dan animasi yg bagus. Dia istrinya orang Jogya klo ga salah.

Salam
DHN

Danny Hilman Natawidjaja
LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
Geoteknologi - LIPI

  _  

From: Franciscus B Sinartio  

Date: Sat, 16 Jun 2012 05:42:53 -0700 (PDT)

To: iagi-net@iagi.or.id

ReplyTo:  

Subject: Re: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di Indonesia ?

 

wah hebat ya dating system nya sampai tahu thn nya dengan ketepatan 2 tahun  
(1257 atau 1258).

lah kalau ngak salah katanya saat itu Gunung Toba yang meledak?

 

 

fbs

 

 

  _  

From: Rovicky Dwi Putrohari 
To: IAGI ; "geologi...@googlegroups.com" 
 
Sent: Saturday, June 16, 2012 7:31 PM
Subject: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di Indonesia ?

 

Gunung mana ya ?

 

Rdp

 

http://www.sciencenews.org/view/generic/id/341497/title/13th_century_volcano_mystery_may_be_solved

 


13th Century Volcano Mystery May Be Solved - Science News


SELFOSS, Iceland — One of the biggest mysteries in volcanology may finally have 
a solution. An eruption long thought to have gone off in the year 1258, 
spreading cooling sulfur particles around the globe, happened the year before 
in Indonesia, scientists report.

Until now, researchers have known a big volcano went off somewhere in the world 
around that time, but they didn’t know exactly where or when.

The new report still remains something of a mystery. Franck Lavigne, a 
geoscientist at Panthéon-Sorbonne University's Laboratory of Physical Geography 
in Meudon, France, showed data and close-up photographs of the remains of the 
perpetrator volcano on June 14 at an American Geophysical Union conference on 
volcanism and the atmosphere. But he declined to name the specific volcano, 
saying he had agreed with his international colleagues not to identify it until 
the work is published in a peer-reviewed journal.

“We have new and solid evidence for the biggest volcanic eruption in 7,000 
years,” Lavigne said.

Consensus in the meeting hallways was that he showed pictures of Indonesia. 
Lavigne would say only that Indonesia has more than 130 active volcanoes.

Scientists know a big eruption must have happened in the mid-13th century 
because ice cores from Greenland and Antarctica dating to that time contain 
huge amounts of sulfur. Tree rings, historical records and other evidence also 
show that the planet cooled soon thereafter. Big volcanic eruptions can spew 
sulfur particles into the upper atmosphere, where they spread around the globe 
and reflect sunlight, temporarily chilling the planet.

Leading candidates for the 1258 eruption have included Mexico’s El Chichón, 
which also erupted in 1982, and Quilotoa in the Ecuadorean Andes. But the 
chemical composition of rocks from those volcanoes, among other factors, don’t 
really match the 1258 sulfur from ice cores.

At the meeting, Lavigne showed geochemical analyses of rocks from his mystery 
volcano. They matched the chemistry of the polar sulfur almost perfectly. The 
rocks come from a caldera, the collapsed remains left behind after a large 
volcanic eruption drains an underground magma chamber.

Newly unearthed historical records and other evidence show that climate changes 
were already happening in the region by the winter of 1257-1258, Lavigne said. 
“We think the eruption may have been in the late spring or summer of 1257,” he 
said. That’s nearly a year earlier than previously thought.

Computer simulations suggest the eruption sent pumice flying into the air more 
than 40 kilometers high, showering debris for tens of kilometers around. The 
eruption would have ranked a 7 on the volcanic explosivity scale that measures 
an erupti

RE: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di Indonesia ?

2012-07-02 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Hee… Aussie kemana aja lu

Tolong dibaca yg bener dong: ada letusan besar selama 7.000 .th ini. Dating 
yang dilakukan bukan terhadap batuan gunungapinya, tapi dari perubahan global 
climate, dan es kutub yang mengandung S tinggi pada sekitar th tersebut. Jadi 
belum ada data absolutr dating yg di released!!!

Salam,

YSY

 

From: aussie gautama [mailto:aussiegaut...@yahoo.com] 
Sent: Saturday, June 16, 2012 8:32 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di Indonesia ?

 

Iya hebat, presisi 2 tahun,  tapi dibagian lain dia mention ..." ...the biggest 
volcanic eruption in 7000 years..",  meleset 6300 tahun...hehe 

 

  _  

From: Franciscus B Sinartio 
To: "iagi-net@iagi.or.id"  
Sent: Saturday, June 16, 2012 8:42 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di Indonesia ?

 

wah hebat ya dating system nya sampai tahu thn nya dengan ketepatan 2 tahun  
(1257 atau 1258).

lah kalau ngak salah katanya saat itu Gunung Toba yang meledak?

 

 

fbs

 

 

  _  

From: Rovicky Dwi Putrohari 
To: IAGI ; "geologi...@googlegroups.com" 
 
Sent: Saturday, June 16, 2012 7:31 PM
Subject: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di Indonesia ?

 

Gunung mana ya ?

 

Rdp

 

http://www.sciencenews.org/view/generic/id/341497/title/13th_century_volcano_mystery_may_be_solved

 


13th Century Volcano Mystery May Be Solved - Science News


SELFOSS, Iceland — One of the biggest mysteries in volcanology may finally have 
a solution. An eruption long thought to have gone off in the year 1258, 
spreading cooling sulfur particles around the globe, happened the year before 
in Indonesia, scientists report.

Until now, researchers have known a big volcano went off somewhere in the world 
around that time, but they didn’t know exactly where or when.

The new report still remains something of a mystery. Franck Lavigne, a 
geoscientist at Panthéon-Sorbonne University's Laboratory of Physical Geography 
in Meudon, France, showed data and close-up photographs of the remains of the 
perpetrator volcano on June 14 at an American Geophysical Union conference on 
volcanism and the atmosphere. But he declined to name the specific volcano, 
saying he had agreed with his international colleagues not to identify it until 
the work is published in a peer-reviewed journal.

“We have new and solid evidence for the biggest volcanic eruption in 7,000 
years,” Lavigne said.

Consensus in the meeting hallways was that he showed pictures of Indonesia. 
Lavigne would say only that Indonesia has more than 130 active volcanoes.

Scientists know a big eruption must have happened in the mid-13th century 
because ice cores from Greenland and Antarctica dating to that time contain 
huge amounts of sulfur. Tree rings, historical records and other evidence also 
show that the planet cooled soon thereafter. Big volcanic eruptions can spew 
sulfur particles into the upper atmosphere, where they spread around the globe 
and reflect sunlight, temporarily chilling the planet.

Leading candidates for the 1258 eruption have included Mexico’s El Chichón, 
which also erupted in 1982, and Quilotoa in the Ecuadorean Andes. But the 
chemical composition of rocks from those volcanoes, among other factors, don’t 
really match the 1258 sulfur from ice cores.

At the meeting, Lavigne showed geochemical analyses of rocks from his mystery 
volcano. They matched the chemistry of the polar sulfur almost perfectly. The 
rocks come from a caldera, the collapsed remains left behind after a large 
volcanic eruption drains an underground magma chamber.

Newly unearthed historical records and other evidence show that climate changes 
were already happening in the region by the winter of 1257-1258, Lavigne said. 
“We think the eruption may have been in the late spring or summer of 1257,” he 
said. That’s nearly a year earlier than previously thought.

Computer simulations suggest the eruption sent pumice flying into the air more 
than 40 kilometers high, showering debris for tens of kilometers around. The 
eruption would have ranked a 7 on the volcanic explosivity scale that measures 
an eruption’s magnitude. That scale tops out at 8.

Still, volcanologists have spent decades looking for the source of the 
1257/1258 eruption. It’s not yet clear whether Lavigne will be able to marshal 
enough evidence to convince everyone else.

 



-- 
"Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"

 

 



RE: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di Indonesia ?

2012-07-02 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
He… geodukun lagi?

YSY

 

From: abacht...@cbn.net.id [mailto:abacht...@cbn.net.id] 
Sent: Saturday, June 16, 2012 7:48 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di Indonesia ?

 

Gunung Rinjani, Vick.

Powered by Telkomsel BlackBerry®

  _  

From: Rovicky Dwi Putrohari  

Date: Sat, 16 Jun 2012 19:31:05 +0700

To: IAGI;
geologi...@googlegroups.com

ReplyTo:  

Subject: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di Indonesia ?

 

Gunung mana ya ?

 

Rdp

 

http://www.sciencenews.org/view/generic/id/341497/title/13th_century_volcano
_mystery_may_be_solved

 


13th Century Volcano Mystery May Be Solved - Science News


SELFOSS, Iceland — One of the biggest mysteries in volcanology may finally
have a solution. An eruption long thought to have gone off in the year 1258,
spreading cooling sulfur particles around the globe, happened the year
before in Indonesia, scientists report.

Until now, researchers have known a big volcano went off somewhere in the
world around that time, but they didn’t know exactly where or when.

The new report still remains something of a mystery. Franck Lavigne, a
geoscientist at Panthéon-Sorbonne University's Laboratory of Physical
Geography in Meudon, France, showed data and close-up photographs of the
remains of the perpetrator volcano on June 14 at an American Geophysical
Union conference on volcanism and the atmosphere. But he declined to name
the specific volcano, saying he had agreed with his international colleagues
not to identify it until the work is published in a peer-reviewed journal.

“We have new and solid evidence for the biggest volcanic eruption in 7,000
years,” Lavigne said.

Consensus in the meeting hallways was that he showed pictures of Indonesia.
Lavigne would say only that Indonesia has more than 130 active volcanoes.

Scientists know a big eruption must have happened in the mid-13th century
because ice cores from Greenland and Antarctica dating to that time contain
huge amounts of sulfur. Tree rings, historical records and other evidence
also show that the planet cooled soon thereafter. Big volcanic eruptions can
spew sulfur particles into the upper atmosphere, where they spread around
the globe and reflect sunlight, temporarily chilling the planet.

Leading candidates for the 1258 eruption have included Mexico’s El Chichón,
which also erupted in 1982, and Quilotoa in the Ecuadorean Andes. But the
chemical composition of rocks from those volcanoes, among other factors,
don’t really match the 1258 sulfur from ice cores.

At the meeting, Lavigne showed geochemical analyses of rocks from his
mystery volcano. They matched the chemistry of the polar sulfur almost
perfectly. The rocks come from a caldera, the collapsed remains left behind
after a large volcanic eruption drains an underground magma chamber.

Newly unearthed historical records and other evidence show that climate
changes were already happening in the region by the winter of 1257-1258,
Lavigne said. “We think the eruption may have been in the late spring or
summer of 1257,” he said. That’s nearly a year earlier than previously
thought.

Computer simulations suggest the eruption sent pumice flying into the air
more than 40 kilometers high, showering debris for tens of kilometers
around. The eruption would have ranked a 7 on the volcanic explosivity scale
that measures an eruption’s magnitude. That scale tops out at 8.

Still, volcanologists have spent decades looking for the source of the
1257/1258 eruption. It’s not yet clear whether Lavigne will be able to
marshal enough evidence to convince everyone else.

 



-- 
"Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"



RE: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di Indonesia ?

2012-07-02 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Salah besar…, G Toba meledak besar 70.000 th yl

YSY

 

From: Franciscus B Sinartio [mailto:fbsinar...@yahoo.com] 
Sent: Saturday, June 16, 2012 7:43 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di Indonesia ?

 

wah hebat ya dating system nya sampai tahu thn nya dengan ketepatan 2 tahun  
(1257 atau 1258).

lah kalau ngak salah katanya saat itu Gunung Toba yang meledak?

 

 

fbs

 

 

  _  

From: Rovicky Dwi Putrohari 
To: IAGI ; "geologi...@googlegroups.com" 
 
Sent: Saturday, June 16, 2012 7:31 PM
Subject: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di Indonesia ?

 

Gunung mana ya ?

 

Rdp

 

http://www.sciencenews.org/view/generic/id/341497/title/13th_century_volcano_mystery_may_be_solved

 


13th Century Volcano Mystery May Be Solved - Science News


SELFOSS, Iceland — One of the biggest mysteries in volcanology may finally have 
a solution. An eruption long thought to have gone off in the year 1258, 
spreading cooling sulfur particles around the globe, happened the year before 
in Indonesia, scientists report.

Until now, researchers have known a big volcano went off somewhere in the world 
around that time, but they didn’t know exactly where or when.

The new report still remains something of a mystery. Franck Lavigne, a 
geoscientist at Panthéon-Sorbonne University's Laboratory of Physical Geography 
in Meudon, France, showed data and close-up photographs of the remains of the 
perpetrator volcano on June 14 at an American Geophysical Union conference on 
volcanism and the atmosphere. But he declined to name the specific volcano, 
saying he had agreed with his international colleagues not to identify it until 
the work is published in a peer-reviewed journal.

“We have new and solid evidence for the biggest volcanic eruption in 7,000 
years,” Lavigne said.

Consensus in the meeting hallways was that he showed pictures of Indonesia. 
Lavigne would say only that Indonesia has more than 130 active volcanoes.

Scientists know a big eruption must have happened in the mid-13th century 
because ice cores from Greenland and Antarctica dating to that time contain 
huge amounts of sulfur. Tree rings, historical records and other evidence also 
show that the planet cooled soon thereafter. Big volcanic eruptions can spew 
sulfur particles into the upper atmosphere, where they spread around the globe 
and reflect sunlight, temporarily chilling the planet.

Leading candidates for the 1258 eruption have included Mexico’s El Chichón, 
which also erupted in 1982, and Quilotoa in the Ecuadorean Andes. But the 
chemical composition of rocks from those volcanoes, among other factors, don’t 
really match the 1258 sulfur from ice cores.

At the meeting, Lavigne showed geochemical analyses of rocks from his mystery 
volcano. They matched the chemistry of the polar sulfur almost perfectly. The 
rocks come from a caldera, the collapsed remains left behind after a large 
volcanic eruption drains an underground magma chamber.

Newly unearthed historical records and other evidence show that climate changes 
were already happening in the region by the winter of 1257-1258, Lavigne said. 
“We think the eruption may have been in the late spring or summer of 1257,” he 
said. That’s nearly a year earlier than previously thought.

Computer simulations suggest the eruption sent pumice flying into the air more 
than 40 kilometers high, showering debris for tens of kilometers around. The 
eruption would have ranked a 7 on the volcanic explosivity scale that measures 
an eruption’s magnitude. That scale tops out at 8.

Still, volcanologists have spent decades looking for the source of the 
1257/1258 eruption. It’s not yet clear whether Lavigne will be able to marshal 
enough evidence to convince everyone else.

 



-- 
"Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"

 



RE: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di Indonesia ?

2012-07-02 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Temuan yang luar biasa, tunggu aja published report nya.

YSY

 

From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com] 
Sent: Saturday, June 16, 2012 7:31 PM
To: IAGI; geologi...@googlegroups.com
Subject: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di Indonesia ?

 

Gunung mana ya ?

 

Rdp

 

http://www.sciencenews.org/view/generic/id/341497/title/13th_century_volcano
_mystery_may_be_solved

 


13th Century Volcano Mystery May Be Solved - Science News


SELFOSS, Iceland — One of the biggest mysteries in volcanology may finally
have a solution. An eruption long thought to have gone off in the year 1258,
spreading cooling sulfur particles around the globe, happened the year
before in Indonesia, scientists report.

Until now, researchers have known a big volcano went off somewhere in the
world around that time, but they didn’t know exactly where or when.

The new report still remains something of a mystery. Franck Lavigne, a
geoscientist at Panthéon-Sorbonne University's Laboratory of Physical
Geography in Meudon, France, showed data and close-up photographs of the
remains of the perpetrator volcano on June 14 at an American Geophysical
Union conference on volcanism and the atmosphere. But he declined to name
the specific volcano, saying he had agreed with his international colleagues
not to identify it until the work is published in a peer-reviewed journal.

“We have new and solid evidence for the biggest volcanic eruption in 7,000
years,” Lavigne said.

Consensus in the meeting hallways was that he showed pictures of Indonesia.
Lavigne would say only that Indonesia has more than 130 active volcanoes.

Scientists know a big eruption must have happened in the mid-13th century
because ice cores from Greenland and Antarctica dating to that time contain
huge amounts of sulfur. Tree rings, historical records and other evidence
also show that the planet cooled soon thereafter. Big volcanic eruptions can
spew sulfur particles into the upper atmosphere, where they spread around
the globe and reflect sunlight, temporarily chilling the planet.

Leading candidates for the 1258 eruption have included Mexico’s El Chichón,
which also erupted in 1982, and Quilotoa in the Ecuadorean Andes. But the
chemical composition of rocks from those volcanoes, among other factors,
don’t really match the 1258 sulfur from ice cores.

At the meeting, Lavigne showed geochemical analyses of rocks from his
mystery volcano. They matched the chemistry of the polar sulfur almost
perfectly. The rocks come from a caldera, the collapsed remains left behind
after a large volcanic eruption drains an underground magma chamber.

Newly unearthed historical records and other evidence show that climate
changes were already happening in the region by the winter of 1257-1258,
Lavigne said. “We think the eruption may have been in the late spring or
summer of 1257,” he said. That’s nearly a year earlier than previously
thought.

Computer simulations suggest the eruption sent pumice flying into the air
more than 40 kilometers high, showering debris for tens of kilometers
around. The eruption would have ranked a 7 on the volcanic explosivity scale
that measures an eruption’s magnitude. That scale tops out at 8.

Still, volcanologists have spent decades looking for the source of the
1257/1258 eruption. It’s not yet clear whether Lavigne will be able to
marshal enough evidence to convince everyone else.

 



-- 
"Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"



RE: [iagi-net-l] Re: [economicgeology] Mohon doa restu kesembuhan Pak Sukmandaru

2012-06-28 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Rekan Daru yth.

Syukurlah dah sehat kembali, tinggal pemulihan.

Berbagi pengalaman, 10 th yang lalu saya masih rajin tennis 2X seminggu,
tapi sekarang dah berhenti total. Gara-2 nya saya waktu itu ngajar di UPN
Yogya, sorenya main tennis sama teman-2 dosen. Pertengahan permainan game ke
2, saya diingatkan seorang teman, mungkin karena saya terlihat terlalu
emosional, untuk berhenti istirahat dulu. Untung saya mengikutinya dan
istirahat, lalu pulang ke hotel. Sampai di hotel, saya merasa kurang enak
badan, sakit kepala (pusing) terpaksa manggil dokter dan diperiksa serta
diberi obat-obatan. Sejak itu saya tidak pernah lagi main tennis, olah raga
ringan, dan meditasi (yoga- pernapasan). Syukur saya tidak sampai kasusnya
seperti anda (dirawat di rumah sakit). OK, sharing- nya cukup di sini,
intinya, bagi teman-2 yg sudah di atas 50 th, hindari olah raga jenis
permainan yang sering menguras emosi.

Salam, dan selamat berkumpul keluarga kembali, dan cepat pulih seperti sedia
kala, Amin.

Salam sehat,

Yatno.

 



RE: [iagi-net-l] Juru Kunci Gunung Padang Temukan Gerbang

2012-06-28 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Keliatannya, Kang Dany Hilman dan Mas Andang Bachtiar betul- betul
memerlukan seorang ahli produk gunungapi, saya anjurkan Dr. Sutikno Bronto
untuk dimasukkan dalam team anda, mudah-2 an beliau bersedia. Saya sendiri
sudah tidak pernah ke lapangan beberapa tahun terakhir karena kondisi fisik
(pernah vertigo), sehingga tidak dapat membantu anda.  Dengan demikian hasil
penelitian nanti lebih baik karena didukung expert yang kompeten terhadap
volcanic products.

Salam,

Yatno

 

From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id] 
Sent: Thursday, June 28, 2012 2:53 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Juru Kunci Gunung Padang Temukan Gerbang

 

Rekans,

Kita tunggu aja penelitian rekan-rekan yang telah berusaha untuk menyingkap
misteri situs tanpa merusaknya.

Sungguh merupakan rahmat bila penelitian berhasil mengungkap data geologis
maupun arkeologis, sehingga memperkaya kasanah keilmuan kita.

Salam,

Yatno (YSY)

 

From: Arul Kamil [mailto:arulka...@yahoo.com] 
Sent: Thursday, June 28, 2012 9:06 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Juru Kunci Gunung Padang Temukan Gerbang

 

Mungkin itu cuma celah2 yang terbentuk karena columnar joint, masyarakat di
Desa Campaka memang selalu mengaitkan G. Padang terhadap hal2 yang berbau
mistis dan tidak masuk logika. Kita ini geologist selalu melihat sesuatu
secara logis dan dari sudut pandang geologi.

Salam,

 

Syahrul Kamil

 

  _  

From: David 
To: "iagi-net@iagi.or.id"  
Sent: Thursday, June 28, 2012 8:49 AM
Subject: [iagi-net-l] Juru Kunci Gunung Padang Temukan Gerbang

 

fyi..

 

Juru Kunci Gunung Padang Temukan Gerbang

http://oase.kompas.com/read/2012/06/28/04053230/Juru.Kunci.Gunung.Padang.Tem
ukan.Gerbang 

| Jodhi Yudono | Kamis, 28 Juni 2012 | 04:05 WIB 

Image removed by sender.

Dibaca: 6450

Image removed by sender.

Komentar
<http://oase.kompas.com/read/2012/06/28/04053230/Juru.Kunci.Gunung.Padang.Te
mukan.Gerbang#komentar> : 1

| 

Image removed by sender.

 
<http://twitter.com/home?status=Juru+Kunci+Gunung+Padang+Temukan+Gerbang+htt
p://kom.ps/ABjnhF+via+%40kompasdotcom> Image removed by sender.

 
<http://oase.kompas.com/read/2012/06/28/04053230/Juru.Kunci.Gunung.Padang.Te
mukan.Gerbang> Image removed by sender.

Share:

Image removed by sender.

Kompas/Rony Ariyanto Nugroho

Hamparan batu yang tertata di Situs Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat,
Jumat (10/2). Situs Gunung Padang di ketinggian 894 meter diatas permukaan
laut (mdpl) ini merupakan peningalan peradaban Megalitik sekitar rentang
waktu 2500 - 1500 SM dan merupakan situs megalitik terbesar se Asia
Tenggara. 

CIANJUR, KOMPAS.com--Juru kunci Situs Megalit Gunung Padang, di Kecamatan
Campaka, Cianjur, Jabar, Senin, mengaku telah menemukan pintu masuk situs
yang terletak dibagian timur 40 tahun yang lalu bersama ayahnya. Dadi (52),
juru kunci itu, menceritakan saat usianya 12 tahun, dia sering menemani
ayahnya mencari sarang madu lebah liar yang ada di daerah tersebut. Ketika
itulah, dia pernah masuk ke dalam perut situs melalui goa yang memiliki
gerbang layaknya sebuah rumah. "Posisinya sejajar dengan teras pertama, di
sebelah timur. Ketika itu,  rasa penasaran sempat membuat saya nekad untuk
masuk lebih dalam, namun ayah saya melarang saya untuk terus masuk ke bagian
dalam," kisahnya.

 

Ketika itu, ayahnya bercerita perihal pantangan masuk ke bagian dalam situs
tersebut karena di dalamnya terdapat harta karun yang berlimpah, namun
dijaga beberapa ekor ular besar.

"Sejak saat itu, saya tidak berani melanggar larangan ayah saya itu,
termasuk masyarakat di sekitar situs ini. Tidak ada yang berani masuk
sekalipun mereka mengetahui gerbang masuk ke dalam situs," katanya.Pengakuan
Dadi tersebut, membuat tim ahli, dengan menggunakan alat cangih teknologi,
berusaha memindai dari atas altar pertama, tepatnya dari permukaan maupun
tebing. Hasil  geolistrik dan georadar 3D ditemukan 2 pintu masuk dalam
lorong. Saat ini, lorong tersebut diupayakan untuk dibuka.Pemindaian yang
dilakukan, memperkuat indikasi keberadaan lorong tersebut. Setelah para
geolog bekerja, kata ketua tim ahli, Danny Hilman,  selanjutnya pihaknya
menyerahkan penelitian selanjutnya ke tim arkeolog.

"Untuk memastikan titik tersebut, kami masih melakukan penelitian, namun
kami melihat ada lapukan batuan, sehingga kondisinya labil, sehingga dapat
mengakibatkan langit-langit runtuh," kata Ali Akbar, ketua tim
arkeolog.Sementara itu, beberapa orang arkeolog masih bekerja di lokasi,
untuk mencarai kebenaran gerbang masuk situs tersebut. Mereka  bekerja
dengan sangat hati-hati, menggunakan alat sederhana seperti pacul, kuas,
untuk membuat kotak ekskavasi. "Temuan terbaru saat ini, tim telah menemukan
tangga yang kondisinya rusak. Diduga tangga tersebut, menuju pintu utama
bangunan di perut Gunung Padang," tandasnya.

  

 

 

<><>

RE: [iagi-net-l] Juru Kunci Gunung Padang Temukan Gerbang

2012-06-28 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Rekans,

Kita tunggu aja penelitian rekan-rekan yang telah berusaha untuk menyingkap
misteri situs tanpa merusaknya.

Sungguh merupakan rahmat bila penelitian berhasil mengungkap data geologis
maupun arkeologis, sehingga memperkaya kasanah keilmuan kita.

Salam,

Yatno (YSY)

 

From: Arul Kamil [mailto:arulka...@yahoo.com] 
Sent: Thursday, June 28, 2012 9:06 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Juru Kunci Gunung Padang Temukan Gerbang

 

Mungkin itu cuma celah2 yang terbentuk karena columnar joint, masyarakat di
Desa Campaka memang selalu mengaitkan G. Padang terhadap hal2 yang berbau
mistis dan tidak masuk logika. Kita ini geologist selalu melihat sesuatu
secara logis dan dari sudut pandang geologi.

Salam,

 

Syahrul Kamil

 

  _  

From: David 
To: "iagi-net@iagi.or.id"  
Sent: Thursday, June 28, 2012 8:49 AM
Subject: [iagi-net-l] Juru Kunci Gunung Padang Temukan Gerbang

 

fyi..

 

Juru Kunci Gunung Padang Temukan Gerbang

http://oase.kompas.com/read/2012/06/28/04053230/Juru.Kunci.Gunung.Padang.Tem
ukan.Gerbang 

| Jodhi Yudono | Kamis, 28 Juni 2012 | 04:05 WIB 

Image removed by sender.

Dibaca: 6450

Image removed by sender.

Komentar
 : 1

| 

Image removed by sender.

 
 Image removed by sender.

 
 Image removed by sender.

Share:

Image removed by sender.

Kompas/Rony Ariyanto Nugroho

Hamparan batu yang tertata di Situs Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat,
Jumat (10/2). Situs Gunung Padang di ketinggian 894 meter diatas permukaan
laut (mdpl) ini merupakan peningalan peradaban Megalitik sekitar rentang
waktu 2500 - 1500 SM dan merupakan situs megalitik terbesar se Asia
Tenggara. 

CIANJUR, KOMPAS.com--Juru kunci Situs Megalit Gunung Padang, di Kecamatan
Campaka, Cianjur, Jabar, Senin, mengaku telah menemukan pintu masuk situs
yang terletak dibagian timur 40 tahun yang lalu bersama ayahnya. Dadi (52),
juru kunci itu, menceritakan saat usianya 12 tahun, dia sering menemani
ayahnya mencari sarang madu lebah liar yang ada di daerah tersebut. Ketika
itulah, dia pernah masuk ke dalam perut situs melalui goa yang memiliki
gerbang layaknya sebuah rumah. "Posisinya sejajar dengan teras pertama, di
sebelah timur. Ketika itu,  rasa penasaran sempat membuat saya nekad untuk
masuk lebih dalam, namun ayah saya melarang saya untuk terus masuk ke bagian
dalam," kisahnya.

 

Ketika itu, ayahnya bercerita perihal pantangan masuk ke bagian dalam situs
tersebut karena di dalamnya terdapat harta karun yang berlimpah, namun
dijaga beberapa ekor ular besar.

"Sejak saat itu, saya tidak berani melanggar larangan ayah saya itu,
termasuk masyarakat di sekitar situs ini. Tidak ada yang berani masuk
sekalipun mereka mengetahui gerbang masuk ke dalam situs," katanya.Pengakuan
Dadi tersebut, membuat tim ahli, dengan menggunakan alat cangih teknologi,
berusaha memindai dari atas altar pertama, tepatnya dari permukaan maupun
tebing. Hasil  geolistrik dan georadar 3D ditemukan 2 pintu masuk dalam
lorong. Saat ini, lorong tersebut diupayakan untuk dibuka.Pemindaian yang
dilakukan, memperkuat indikasi keberadaan lorong tersebut. Setelah para
geolog bekerja, kata ketua tim ahli, Danny Hilman,  selanjutnya pihaknya
menyerahkan penelitian selanjutnya ke tim arkeolog.

"Untuk memastikan titik tersebut, kami masih melakukan penelitian, namun
kami melihat ada lapukan batuan, sehingga kondisinya labil, sehingga dapat
mengakibatkan langit-langit runtuh," kata Ali Akbar, ketua tim
arkeolog.Sementara itu, beberapa orang arkeolog masih bekerja di lokasi,
untuk mencarai kebenaran gerbang masuk situs tersebut. Mereka  bekerja
dengan sangat hati-hati, menggunakan alat sederhana seperti pacul, kuas,
untuk membuat kotak ekskavasi. "Temuan terbaru saat ini, tim telah menemukan
tangga yang kondisinya rusak. Diduga tangga tersebut, menuju pintu utama
bangunan di perut Gunung Padang," tandasnya.

  

 

 

<<~WRD000.jpg>><>

[iagi-net-l] Herman Darman

2012-06-27 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Mohon bantuan apabila ada rekan yang tahu alamat (e-mail atau HP) dari rekan
Herman Darman, tolong info kan ke japri aja. Karena saya sudah lama kirim
buku memoir tp belum ada konfirmasi sdh terima atau belum, jg untuk rekan-
rekan lainnya yang belum confirm, apa sdh diterima apa belum, trimakasih.

Salam,

YSY



RE: [iagi-net-l] Yth Pak Ong dan Prof. Sukendar Asikin

2012-06-27 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
He..he.. Mas Yanto Abah yg semakin bijak, trimakasih atas atensinya, gimana
kalau ada yang buka paguyuban pensiunan geologi Indonesia??

Salam hangat,

YSY

 

From: Yanto R. Sumantri [mailto:yrs_...@yahoo.com] 
Sent: Wednesday, June 27, 2012 1:23 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Yth Pak Ong dan Prof. Sukendar Asikin

 

Sdr Yatno sang Mahaguru yang baik hati.

 

Selamat atas tercapainya masa bakti sampai ke jenjang purna bakti , semoga
tetap berkiprah dan tetap berjiwa guru sehingga tidak berhenti untuk
menebarkan ilmu yang Anda miliki.

 

 

Selamat.

 

si Abah

 

  _  

From: Yustinus Suyatno Yuwono 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Tuesday, June 26, 2012 5:26 PM
Subject: [iagi-net-l] Yth Pak Ong dan Prof. Sukendar Asikin





Trimakasih Pak Ong dan Prof Sukendar Asikin atas attensinya yang adalah
guru- guru saya di luar maupun di dalam kelas. Pak Kendar sory, waktu itu
yang bikin undangan panitia seminar, mungkin Bp. terlewatkan. Sekali- kali
saya tidak akan pernah melupakan Bp yang adalah salah satu guru teladan
favorit saya. Ternyata kita telah sama- sama tua, sudah pada pension. Terima
kasih atas encouragement-nya Pak, semoga saya masih punya kesempatan berbagi
ilmu, amin.

Salam,

Yatno.

 

From: Ong Han Ling [mailto:wim...@singnet.com.sg] 
Sent: Tuesday, June 12, 2012 8:13 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Buku petrologi gratis

 

Pak Yatno,

 

Saya ingin mengucapkan selamat atas masa purnabakti Anda. Maaf sekali saya
waktu itu tidak buka internet hingga tidak tahu. Memang saya jarang bertemu
akir-akir ini. Tapi saya masih ingat akan keuletan Anda untuk memberi ilmu
ke siapa saya yang memerlukan. Kegigihan ini harap diteruskan. Sekarang
banyak data bisa diperoleh dari internet. Jadi moga-moga Anda terus
menyumbangkan pengetahuan Anda.

 

Salam untuk keluarga Anda.

 

HL Ong.

 

 

 

From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id] 
Sent: Monday, June 11, 2012 3:27 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Buku petrologi gratis

 

Rekan-2 semua yth.

Maaf, buku memoir petrologi sudah habis terkirim, maaf yang tidak kebagian.

Trimakasih atas tanggapannya yang positif.

Salam,

YSY.

 

From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id] 
Sent: Wednesday, May 30, 2012 12:06 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Buku petrologi gratis

 

Rekan-2  yth.

Saya mencetak buku memoir purnabakti 300 hal berjudul : Petrologi dan
magmatisme Sulawesi Selatan dan Jawa serta implikasi Tektoniknya, dibagikan
pada tgl 16 Mei yl di Sabuga pada saat seminar sehari pelepasan purnabakti
saya dan P Theo. Masih ada sisa buku, siapa yang berminat bidang petrologi
maupun tektonik, juga para mhs bekas bimbingan saya (S1, S2, maupun S3) yang
berminat nanti saya kirim via pos, tolong kirim alamat lengkap sms kan ke no
HP saya No 081220328909. Prinsipnya buku tidak dijual, tetapi kalo ada yang
mo nyumbang ongkos cetak dan ongkos kirim akan diterima dengan senang.

Salam,

YSY (Yatno)

 



RE: [iagi-net-l] Mohon doa restu kesembuhan Pak Sukmandaru

2012-06-26 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Smoga Pak Daru segera sembuh dan aktif kembali, Amin.

YSY

 

From: Mufti M. Darissalam [mailto:mmda...@yahoo.com] 
Sent: Saturday, June 23, 2012 10:17 PM
To: iagi-net@iagi.or.id; ajis...@ymail.com
Subject: Re: [iagi-net-l] Mohon doa restu kesembuhan Pak Sukmandaru

 


Semoga om Sukmandaru cepat sehat wal afiat kembali seperti sedia kala. Amien

Yang tua yg muda perlu hati2, jangan sampai kelelahan mental, pikiran dan
fisik. Kadang sok ngejago olahraga sampai mabuk2an(over trained) krn untuk
menghilangkan stress (apapun stressnya, termasuk stress seksuil?), padahal
stress tsb juga telah menguras energi fisiknya. Jadi akhirnya ya kelelahan,
kadang sampai supply oksigin ke otak terhambat katanya, atau kadang malah
dehidrasi katanya lagi.

Luwih becik sakmadyo wae, istilahe kyai Mustofa Bisri sing adil karo fisik
lan mentale.

Md71

 

  _  

From: seno aji ; 
To: iagi-net@iagi.or.id ; 
Subject: Re: [iagi-net-l] Mohon doa restu kesembuhan Pak Sukmandaru 
Sent: Sat, Jun 23, 2012 7:56:13 AM 


Mas Ndaru, kami semua berdoa agar mas Ndaru segera sembuh dan Insya Allah
mas Ndaru segera kembali sehat seperti sedia kala. Amiin

Salam
SA
Sekjen
Sent from my @ipad

-Original Message-
From: za...@bdg.centrin.net.id  
Date: Sat, 23 Jun 2012 07:27:02 
To:  >;
 >
Reply-To:  >
Subject: [iagi-net-l] Mohon doa restu kesembuhan Pak Sukmandaru

Rekan2 Geologist ysh,

Baru saja saya dapat informasi, Pak Sukmandaru Prihatmoko (Ketua MGEI),
mengalami kelelahan sehabis main tenis tadi pagi, dan sekarang sedang
dirawat intensif di RS Astra Bogor (beliau dalam keadaan sadar).

Mohon doa restu dari rekan2 semua, agar Pak Sukmandaru dapat segera pulih
dan kembali beraktifitas. Amin.

Wassalam,


ZardiR

 



[iagi-net-l] Yth Pak Ong dan Prof. Sukendar Asikin

2012-06-26 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Trimakasih Pak Ong dan Prof Sukendar Asikin atas attensinya yang adalah
guru- guru saya di luar maupun di dalam kelas. Pak Kendar sory, waktu itu
yang bikin undangan panitia seminar, mungkin Bp. terlewatkan. Sekali- kali
saya tidak akan pernah melupakan Bp yang adalah salah satu guru teladan
favorit saya. Ternyata kita telah sama- sama tua, sudah pada pension. Terima
kasih atas encouragement-nya Pak, semoga saya masih punya kesempatan berbagi
ilmu, amin.

Salam,

Yatno.

 

From: Ong Han Ling [mailto:wim...@singnet.com.sg] 
Sent: Tuesday, June 12, 2012 8:13 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Buku petrologi gratis

 

Pak Yatno,

 

Saya ingin mengucapkan selamat atas masa purnabakti Anda. Maaf sekali saya
waktu itu tidak buka internet hingga tidak tahu. Memang saya jarang bertemu
akir-akir ini. Tapi saya masih ingat akan keuletan Anda untuk memberi ilmu
ke siapa saya yang memerlukan. Kegigihan ini harap diteruskan. Sekarang
banyak data bisa diperoleh dari internet. Jadi moga-moga Anda terus
menyumbangkan pengetahuan Anda.

 

Salam untuk keluarga Anda.

 

HL Ong.

 

 

 

From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id] 
Sent: Monday, June 11, 2012 3:27 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Buku petrologi gratis

 

Rekan-2 semua yth.

Maaf, buku memoir petrologi sudah habis terkirim, maaf yang tidak kebagian.

Trimakasih atas tanggapannya yang positif.

Salam,

YSY.

 

From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id] 
Sent: Wednesday, May 30, 2012 12:06 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Buku petrologi gratis

 

Rekan-2  yth.

Saya mencetak buku memoir purnabakti 300 hal berjudul : Petrologi dan
magmatisme Sulawesi Selatan dan Jawa serta implikasi Tektoniknya, dibagikan
pada tgl 16 Mei yl di Sabuga pada saat seminar sehari pelepasan purnabakti
saya dan P Theo. Masih ada sisa buku, siapa yang berminat bidang petrologi
maupun tektonik, juga para mhs bekas bimbingan saya (S1, S2, maupun S3) yang
berminat nanti saya kirim via pos, tolong kirim alamat lengkap sms kan ke no
HP saya No 081220328909. Prinsipnya buku tidak dijual, tetapi kalo ada yang
mo nyumbang ongkos cetak dan ongkos kirim akan diterima dengan senang.

Salam,

YSY (Yatno)



RE: [iagi-net-l] Buku petrologi gratis

2012-06-11 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Rekan-2 semua yth.

Maaf, buku memoir petrologi sudah habis terkirim, maaf yang tidak kebagian.

Trimakasih atas tanggapannya yang positif.

Salam,

YSY.

 

From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id] 
Sent: Wednesday, May 30, 2012 12:06 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Buku petrologi gratis

 

Rekan-2  yth.

Saya mencetak buku memoir purnabakti 300 hal berjudul : Petrologi dan
magmatisme Sulawesi Selatan dan Jawa serta implikasi Tektoniknya, dibagikan
pada tgl 16 Mei yl di Sabuga pada saat seminar sehari pelepasan purnabakti
saya dan P Theo. Masih ada sisa buku, siapa yang berminat bidang petrologi
maupun tektonik, juga para mhs bekas bimbingan saya (S1, S2, maupun S3) yang
berminat nanti saya kirim via pos, tolong kirim alamat lengkap sms kan ke no
HP saya No 081220328909. Prinsipnya buku tidak dijual, tetapi kalo ada yang
mo nyumbang ongkos cetak dan ongkos kirim akan diterima dengan senang.

Salam,

YSY (Yatno)



[iagi-net-l] Buku petrologi gratis

2012-05-29 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Rekan-2  yth.

Saya mencetak buku memoir purnabakti 300 hal berjudul : Petrologi dan
magmatisme Sulawesi Selatan dan Jawa serta implikasi Tektoniknya, dibagikan
pada tgl 16 Mei yl di Sabuga pada saat seminar sehari pelepasan purnabakti
saya dan P Theo. Masih ada sisa buku, siapa yang berminat bidang petrologi
maupun tektonik, juga para mhs bekas bimbingan saya (S1, S2, maupun S3) yang
berminat nanti saya kirim via pos, tolong kirim alamat lengkap sms kan ke no
HP saya No 081220328909. Prinsipnya buku tidak dijual, tetapi kalo ada yang
mo nyumbang ongkos cetak dan ongkos kirim akan diterima dengan senang.

Salam,

YSY (Yatno)



RE: [iagi-net-l] Kronik Lumpur Lapindo_buku baru

2012-05-29 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Meneer Bos, gak apa-2 dibayar dobel jangan dikembalikan, sumbangkan aja ke
Sawo Kecik. Sekali lagi tks atas kiriman yang cepat.

Salam,

Yatno

 

From: bosman batubara [mailto:bosman200...@yahoo.com] 
Sent: Monday, May 28, 2012 4:09 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Kronik Lumpur Lapindo_buku baru

 

Sama2 pak Yatno atas apresiasinya. Saya pulang mungkin akhir tahun ini.
Nugroho sendiri mungkin masih setahun lagi. Ngomong2 soal bukunya, itu sudah
dibayar lho Pak, ;). Enggak tau kenapa mereka mengirimkan faktur lagi???
nanti saya coba cari tahu duduk persoalannya ya Pak.  

 

tabik

bosman batubara 

  _  

From: Yustinus Suyatno Yuwono 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Monday, May 28, 2012 10:17 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Kronik Lumpur Lapindo_buku baru

 

Hebat, langsung saya terima bukunya, dan saya bergidik membaca dokumentasi
anda, begitu berat penderitaan saudara- saudara kita di sana.

OK tks ya Pak, saya juga sudah transfer harga buku dan ongkos kirimnya
sesuai dengan faktur yg dilampirkan. Selamat ya, kapan pulang? Saya dengar
Nugroho juga segera selesai S3 nya di Jepang.

Salam,

Yatno.

 

From: bosman batubara [mailto:bosman200...@yahoo.com] 
Sent: Thursday, May 10, 2012 4:13 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Kronik Lumpur Lapindo_buku baru

 

Hallo Pak Yatno,

 

Terima kasih untuk ketertarikannya. Untuk sementara buku itu baru bisa
dibeli di penerbitnya melalui link website pada email saya sebelumnya. Dalam
beberapa minggu ke depan akan ada di toko2 buku. Tapi, khusus untuk Pak
Yatno...

 
Karena Pak Yatno adalah pembimbing thesis sahabat terbaik saya ketika di T
Geologi UGM dulu, Nugroho Imam Setiawan, maka akan saya coba bagaimana
caranya agar sesegera mungkin satu eksemplar buku ini sampai di rumah Bapak.
Dari kami untuk Pak Yatno. 

salam hangat dari Leuven

bosman batubara (yang belum jadi boss)

 

  _  

From: Yustinus Suyatno Yuwono 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Thursday, May 10, 2012 7:14 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Kronik Lumpur Lapindo_buku baru

 

Halo Bos (mudah-mudahan juga sudah Boss)

Pengin beli, caranya gimana?

Salam,

Yatno (YSY)

 

 



RE: [iagi-net-l] Kronik Lumpur Lapindo_buku baru

2012-05-28 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Hebat, langsung saya terima bukunya, dan saya bergidik membaca dokumentasi
anda, begitu berat penderitaan saudara- saudara kita di sana.

OK tks ya Pak, saya juga sudah transfer harga buku dan ongkos kirimnya
sesuai dengan faktur yg dilampirkan. Selamat ya, kapan pulang? Saya dengar
Nugroho juga segera selesai S3 nya di Jepang.

Salam,

Yatno.

 

From: bosman batubara [mailto:bosman200...@yahoo.com] 
Sent: Thursday, May 10, 2012 4:13 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Kronik Lumpur Lapindo_buku baru

 

Hallo Pak Yatno,

 

Terima kasih untuk ketertarikannya. Untuk sementara buku itu baru bisa
dibeli di penerbitnya melalui link website pada email saya sebelumnya. Dalam
beberapa minggu ke depan akan ada di toko2 buku. Tapi, khusus untuk Pak
Yatno...

 
Karena Pak Yatno adalah pembimbing thesis sahabat terbaik saya ketika di T
Geologi UGM dulu, Nugroho Imam Setiawan, maka akan saya coba bagaimana
caranya agar sesegera mungkin satu eksemplar buku ini sampai di rumah Bapak.
Dari kami untuk Pak Yatno. 

salam hangat dari Leuven

bosman batubara (yang belum jadi boss)

 

  _  

From: Yustinus Suyatno Yuwono 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Thursday, May 10, 2012 7:14 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Kronik Lumpur Lapindo_buku baru

 

Halo Bos (mudah-mudahan juga sudah Boss)

Pengin beli, caranya gimana?

Salam,

Yatno (YSY)

 



[iagi-net-l] Seminar 16 Mei

2012-05-15 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Rekan-rekan yth.

Tgl. 16 Mei besok, ada acara pelepasan purnabakti Pak Theopilus Matasak dan
saya sendiri bertempat di Gd. Sabuga Jl. Tamansari. Ada acara seminar dengan
tema: Geologi Batubara dan Geologi Gunungapi mulai jam 8.00-14.00.
Rekan-rekan terutama bekas bimbingan Pak Theo dan bimbingan saya (baik S-1,
S-2 dan S3) silakan hadir.

Salam,
Y S Yuwono (Yatno)- GL ITB.




PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com

Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman 
abstrak 28 Februari 2012.

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



[iagi-net-l] Kursus basement reservoir/ jadwal ulang

2012-05-15 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Rekan-rekan Yth.

 

Atas saran dan info Mas Ipul, Kursus Basement Reservoir yang tadinya
direncanakan pada tgl 24 sd 26 Mei 2012, karena bersamaan waktu dengan IPA,
atas persetujuan dari para calon peserta yang sudah mendaftar maka
penyelenggaraan kursus diundur menjadi Tgl. 14 sd 16 Juni 2012. Keterangan
lebih lanjut silakan menghubungi steering comm., yaitu:  Sdr. Dr. Ir. C.
Prasetyadi: HP 081-5686-7499, e-mail cprasety...@yahoo.com, terimakasih, dan
salam.

Yatno (YSY) 

 

From: mohammad syaiful [mailto:mohammadsyai...@gmail.com] 
Sent: Wednesday, April 11, 2012 3:08 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Kursus basement reservoir

 

Om Yatno,

 

Sekedar info ya. Jika targetnya adalah non-migas, maka 24-26 Mei nggak
masalah. Tapi jika targetnya adalah migas (lihat judulnya sih, utk migas),
maka akan bentrok dg acara tahunan IPA, 23-25 di Jakarta, dimana sebagian
besar komunitas migas akan berada di Balai Sidang Senayan.

 

Salam,

Syaiful

2012/4/11 Yustinus Suyatno Yuwono 


Rekan Avi dan rekan-2 lain.

Ada kesempatan bertemu saya langsung di Yogya 24 sd 26 Mei, karena saya akan
menyelenggarakan kursus Basement Reservoir: Petrology Assessment.Silakan
daftar, tempat terbatas, kita akan diskusikan secara mendalam masalah
petrology basement. Saya kira flyer- nya sudah di released dan juga dikirim
ke companies.Tks.

Salam,
Yatno - ITB.

-Original Message-
From: rakhmadi.avia...@gmail.com [mailto:rakhmadi.avia...@gmail.com]
Sent: Monday, February 20, 2012 2:58 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Cak Yatno tak kiro jenengan itu masih remaja loh ternyata udah 65th

Ok tetep semangat pak se kali2 kita kopi darat ya

Suwun
Avi 0666 nomor cantik

Powered by Telkomsel BlackBerryR








RE: [iagi-net-l] Kronik Lumpur Lapindo_buku baru

2012-05-09 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Halo Bos (mudah-mudahan juga sudah Boss)

Pengin beli, caranya gimana?

Salam,

Yatno (YSY)

 

From: bosman batubara [mailto:bosman200...@yahoo.com] 
Sent: Wednesday, May 09, 2012 3:26 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Kronik Lumpur Lapindo_buku baru

 

Terima kasih atas emailnya,

 

buat Pak Bandono, soal tanpa casing, terutama kami mengutip makalah Tingay
et al. (2008?) yang menjelaskan proses pemboran dan tanpa casing. lebih
detil soal pembagian bab buku ini ada di link berikut:
  
http://blog.insist.or.id/insistpress/archives/3248

 
buat Kang Dandy, sepertinya dalam waktu dekat akan ada di toko2 buku di
beberapa kota. mudah2an.



tabik

bosman batubara 

 

  _  

From: Dandy Hidayat 
To: iagi  
Sent: Wednesday, May 9, 2012 10:18 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Kronik Lumpur Lapindo_buku baru

 

Boleh tanya 
 
Apa buku ini sudah dijual di toko buku seperti Gramedia atau Gunung Agung 
 
Mohon Info 

Salam 

Dandy 
 

  _  

To: iagi-net@iagi.or.id
From: bandon...@gmail.com
Date: Wed, 9 May 2012 08:04:09 +
Subject: Re: [iagi-net-l] Kronik Lumpur Lapindo_buku baru

Apa dibuku ini ada juga hal yang mengungkap kenapa boleh mengebor pada
daerah lempung yang tersesar dan terkekar secara seismic, tanpa casing?? 

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: bosman batubara  

Date: Tue, 8 May 2012 23:50:18 -0700 (PDT)

To: iagi net; KNU- AS
KANADA

ReplyTo:  

Subject: [iagi-net-l] Kronik Lumpur Lapindo_buku baru

 

Hallo... 

Telah terbit buku kami dengan judul :

"Kronik Lumpur Lapindo: Skandal Bencana Industri Pengeboran Migas di
Sidoarjo" (Bosman Batubara dan Paring Waluyo Utomo, 2012).

ini teks di halaman belakangnya: 

**
Enam tahun lalu di Kecamatan Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, tiba-tiba perut
Bumi memuntahkan lumpur panas. Bak bah, lumpur membeludak hingga menggulung
apapun yang ada: rumah, pekarangan, fasilitas umum, hingga kenangan. Tujuh
desa tenggelam dalam lautan lumpur panas. Tidak ada yang mengira bencana itu
akan datang sebegitu mendadak.


Namun, ini bukanlah azab seperti dalam kisah Nabi Nuh tentang Tuhan yang
murka. Penyebabnya adalah pengeboran minyak yang dilakukan oleh PT Lapindo
Brantas Inc., tiga bulan sebelum lumpur meluap. Ini bencana lumpur Lapindo,
meski hingga kini pemerintah belum juga menentukan siapa yang bersalah atas
bencana ini. Sementara pemerintah gamang, warga desa-desa yang rumahnya
tenggelam malah semakin ditenggelamkan dalam kesulitan hidup sehari-hari
karena mekanisme koruptif dan licik di lapangan. 

Buku ini ditulis secara kronologis oleh dua aktivis yang turut mengadvokasi
masyarakat korban lumpur Lapindo. Mereka telah mengikuti kasus lumpur
Lapindo sejak awal. Buku ini merangkum perkembangan bencana ini sejak
bermula hingga tahun 2011. Mengutip kata-kata novelis Ceko, Milan Kundera,
buku ini adalah usaha konkret untuk menolak lupa. 

*** 
Lima puluh persen dari royalti penulis buku ini didonasikan kepada Koperasi
Sawo Kecik. Koperasi ini didirikan pada 2009 atas prakarsa ibu-ibu korban
lumpur Lapindo dari Desa Gempolsari, Ronokenongo, dan Kedungbendo, dengan
inisiatif Lafadl Initiative. Dengan modal awal Rp5 juta dan tujuh anggota,
kini koperasi tersebut telah mengembangkan modal menjadi Rp20 juta dan
diikuti 33 anggota. Koperasi ini juga memberi pinjaman kepada ratusan korban
lumpur, meski mereka belum menjadi anggota. Peran tersebut ditujukan agar
para korban lumpur Lapindo dapat meraih hidup yang lebih baik. 


**
Informasi pemesanan dapat dilakukan di link berikut: 

http://blog.insist.or.id/insistpress/archives/3054 

Image removed by sender.

 

salam hangat dari Leuven

bosman batubara 

 

<<~WRD000.jpg>>

RE: [iagi-net-l] Kursus basement reservoir

2012-05-06 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Mas Ipul yth

Tks atas info-nya, kursus ini sudah di jadwal lama, jadi gimana lagi, mudah-
mudahan oil kumpeni dapat membagi staf nya supaya semua sukses. Saya akan
coba ngontak Steering Comitee bias dijadwal ulang enggak.

Salam,

Yatno

 

From: mohammad syaiful [mailto:mohammadsyai...@gmail.com] 
Sent: Wednesday, April 11, 2012 3:08 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Kursus basement reservoir

 

Om Yatno,

 

Sekedar info ya. Jika targetnya adalah non-migas, maka 24-26 Mei nggak
masalah. Tapi jika targetnya adalah migas (lihat judulnya sih, utk migas),
maka akan bentrok dg acara tahunan IPA, 23-25 di Jakarta, dimana sebagian
besar komunitas migas akan berada di Balai Sidang Senayan.

 

Salam,

Syaiful

2012/4/11 Yustinus Suyatno Yuwono 


Rekan Avi dan rekan-2 lain.

Ada kesempatan bertemu saya langsung di Yogya 24 sd 26 Mei, karena saya akan
menyelenggarakan kursus Basement Reservoir: Petrology Assessment.Silakan
daftar, tempat terbatas, kita akan diskusikan secara mendalam masalah
petrology basement. Saya kira flyer- nya sudah di released dan juga dikirim
ke companies.Tks.

Salam,
Yatno - ITB.

-Original Message-
From: rakhmadi.avia...@gmail.com [mailto:rakhmadi.avia...@gmail.com]
Sent: Monday, February 20, 2012 2:58 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Cak Yatno tak kiro jenengan itu masih remaja loh ternyata udah 65th

Ok tetep semangat pak se kali2 kita kopi darat ya

Suwun
Avi 0666 nomor cantik

Powered by Telkomsel BlackBerryR





PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com


Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman
abstrak 28 Februari 2012.


To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the
email to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
<http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/%0d%0aIAGI-net> 
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted
on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall
IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct
or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss
of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any
information posted on IAGI mailing list.
-





 

-- 
Mohammad Syaiful - Explorationist, Consultant Geologist
Mobile: 62-812-9372808
Emails:
msyai...@etti.co.id (business)
mohammadsyai...@gmail.com

Technical Manager of
Exploration Think Tank Indonesia (ETTI)



[iagi-net-l] Kursus basement reservoir

2012-04-11 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono

Rekan Avi dan rekan-2 lain.

Ada kesempatan bertemu saya langsung di Yogya 24 sd 26 Mei, karena saya akan
menyelenggarakan kursus Basement Reservoir: Petrology Assessment.Silakan
daftar, tempat terbatas, kita akan diskusikan secara mendalam masalah
petrology basement. Saya kira flyer- nya sudah di released dan juga dikirim
ke companies.Tks.

Salam,
Yatno - ITB.

-Original Message-
From: rakhmadi.avia...@gmail.com [mailto:rakhmadi.avia...@gmail.com] 
Sent: Monday, February 20, 2012 2:58 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Cak Yatno tak kiro jenengan itu masih remaja loh ternyata udah 65th

Ok tetep semangat pak se kali2 kita kopi darat ya

Suwun
Avi 0666 nomor cantik

Powered by Telkomsel BlackBerryR




PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com

Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman 
abstrak 28 Februari 2012.

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



RE: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

2012-03-11 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Kang Abah yang baik,

Banyak lulusan ITB yang telah saya bimbing tugas akhir di geothermal tapi 
rupanya mereka terserap habis di kumpeni?

Salam,

YSY

 

From: Sukendar Asikin [mailto:asikin_suken...@yahoo.com] 
Sent: Monday, March 12, 2012 11:16 AM
To: 
Cc: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

 

Informasi unt abah :

Pada tahun 2000 sayat kebetulan menjabat dekan FTM di UPN Yogyakarta. Kami 
mendapat kepercayaan unt mendirikan pusat penelitian geologi panasbumi. Pusat 
penelitian itu menggabungkan 2 jurusan, geologi dan TM. Dengan kerjasama dengan 
Pertamina dan dibiayai oleh Pertamina kita membangun lab penelitian. Kita juga 
mendapat

superfisi dri Pertamina ( pk Yogi dan pernah juga pk Basukin Puspo ). Sebagai 
bahan studi/penelitian diambil Kamojang yang datanya sudah banyak dengan 
ultimate goal pengembangan lapangan. Jadi memang "pure research" dengan harapan 
UPN dapat mencetak geologists-2 yang mengkhususkan diri ke geothermal. Tetapi 
setelah saya selesai menjabat dan kembali ke induk. Rupanya tidak ada yg 
melanjutkan. Mungkin kesulitan mencari dana, atay Pertamina tidak memperpenjang 
kontrak kerjasamanya. 

Jadi kesimpulannya: wajar kalau Abah tidak menemukan geologists panasbumi. 
Pendidkan yg mengkhususkan panasbumi tidak/belum ada.

Tapi sekarang saya tidak tahu? Dulu yg dipake alasan adalah potensi panasbumi 
yg melimpah, no 2 setelah US.  Jadi gimana ya?

Sent from my iPad


On 12 Mar 2012, at 10:06, "Yanto R. Sumantri"  wrote:

 

 


  _  


Apa bener Indonesia ini potensi geothermal - nya tinggi ?
Tapi anehnya saya cari geothermal geologist belum nemu tuh 
Apa para ahli geologi tidak tertarik ke gethermal ya ?

si Abah

> Hehe.. agak terbawa suasana Pak.. 
>
> Dan saya setuju lagi Pak Franc!
> Geothermal memang paling cocok terutama di daerah yang
> memiliki potensinya seperti Indonesia. Untuk kapasitas
> pembangkit yang sama, surface area yang diperlukan
> geothermal sangat sedikit dibandingkan pembangkit listrik
> tenaga surya maupun angin.  Plus supply energi yang konstan,
> all day all night, gak peduli cuaca gak peduli musim.
> Kekurangan geothermal hanya satu: lokasi.
> Tidak semua daerah memiliki potensi geothermal, dan yang ada
> potensi juga sering terbentur dengan isu lingkungan karena
> rata-rata berlokasi di pegunungan yang cenderung menjadi
> daerah dilindungi.  Jadi miris kalau melihat ada proyek
> geothermal yang ditolak LSM dan DPRD (yg mengatasnamakan
> rakyat, padahal rakyatnya belum tentu sepikiran), bahkan
> oleh profesor (tapi tampaknya tidak paham geothermal) dengan
> alasan geothermal itu merusak lingkungannya. Dan sekarang
> malah mau mengkaji pilihan pembangkit berbahan bakar
> batubara untuk provinsi tersebut. Maaf malah jadi curhat
> sedikit.. hehe.. 
>
>
> Betul Pak Avi, bapake londo, lahir di Bali, jadinya
> londobali..  hehehe..
>
> Salam,
> WHY
>
>
>
> 
> From: Franciscus B Sinartio 
> To: "iagi-net@iagi.or.id" 
> Sent: Saturday, March 10, 2012 3:47 PM
> Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re:
> Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
>
>
> Makin asik diskusi sampe pake angka2 segala.  he.. he.. he..
>
> dari diskusi yang ada, kelihatannya geothermal energy  yang
> paling feasibel untuk buat hydrogen nya ( quote dari RPK).
>
> dan energy gelombang laut, solar energy, dan energy angin
> masih memerlukan riset yang cukup dalam untuk meningkatkan
> efisiensi perubahan energy nya menjadi energy listrik.
>
> selamat ber akhir pekan,
> frank
>
>
>
>
>
> 
> From: Wayan Heru Young 
> To: "iagi-net@iagi.or.id" 
> Sent: Saturday, March 10, 2012 12:44 PM
> Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re:
> Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
>
>
> Betul Pak Franc, 
>
> Rata-rata satu barrel oil equivalent itu mengandung energy
> sebanyak 5.900 MJ. Solar (photovoltaic) panel rata-rata
> sudah memiliki efisiensi diatas 10%, tapi untuk mempermudah
> kita pakai saja efisiensi 10%.  Dengan effisiensi segitu,
> dan rata-rata irradiasi surya di permukaan Bumi Indonesia
> ~4.5 kWh/m2 per hari, artinya solar panel tsb dapat
> menghasilkan 1.62 MJ/m2 per hari. Dengan kata lain, 1 m2
> solar panel membutuhkan 3642 hari untuk mengumpulkan jumlah
> energi yang setara dengan 1 barrel minyak.  Atau 100 m2
> solar panel (10x10m) membutuhkan 36,42 hari. 
> atau 10.000 m2 (100x100m) panel membutuhkan 0.3642 hari,
> atau seharinya bisa setara dengan ~ 2,5 boe.
>
> Cukup banyak solar cell yang dibutuhkan untuk menyaingi 1
> barrel oil, tapi perlu juga diingat bahwa 1 barrel oil itu
> juga membutuhkan energi untuk berhasil ditemukan, kemudian
> diangkat ke permukaan, transportasi, refinery, penyimpanan,
> dsb. Dan ini belum dimasukkan dalam perhitungan diatas. The
> bottom line adalah dari segi cost, tentunya oil masih belum
> bisa disaingi, masih jauh lebih murah dibanding

RE: [iagi-net-l] Re: History time line

2012-03-04 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Memang itu fakta science, karena di sana beruntung sekali, iklimnya mendukung 
sehingga artefak dapat tersimpan dengan baik di lapisan- lapisan tanah yang 
digali dari peninggalan yang ribuan tahun yang lalu.

Di daerah iklim lembab seperti Indonesia memang benda- benda lama sulit 
bertahan dari gempuran iklim lembab, sehingga sulit ditemukan bukti- buktinya.

Salam,

YSY

 

From: o - musakti [mailto:o_musa...@yahoo.com.au] 
Sent: Monday, March 05, 2012 12:17 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: History time line

 


Setahu saya, yang mendapat kehormatan sebagai 'kota' , settlement/pemukiman 
mungkin istilah yang lebih tepat, tertua di dunia adalah Catal Hoyuk, anatolian 
plain di Turkey. Dating situs ini diperkirakan mulai sekitar 7500 tahun SM, 
hanya sebentar setelah dramatic sea level rise 8000 SM yang menurut bebrapa 
peneliti merupakan event banjir Nabi Nuh. Sebagai bandingan, Mohenjo Daro 
didirikan 3-4 ribu tahun setelahnya (meskipun ada yang berpendapat bahwa 
Damaskus dan jericho di Israel dibangun diatas pemukiman tua yang bisa di trace 
sampai 10-11 ribu tahun SM).

Penelitian arkheologi menunjukkan bahwa pada masa puncaknya lebih dari 8000 
orang tinggal di catalhoyuk. 

Sampai saat ini, disana hanya dijumpai ratusan rumah tinggal dan belum 
ditemukan (exkavasi masih berjalan) adanya gedung- gedung monumental seperti 
kuil atau town hall, banyak artefak-artefak antara lain 'seated mother goddess' 
dan arca sapi jantan (sacred bullentah apakah ada hubungannya dengan Apis, 
lembu suci orang mesir; nandini , lembu tunggangan batara guru ataupun anak 
lembu sembahan bani israil saat ditinggal nabi musa) yang menunjukkan bahwa 
suatu sistem agama yang cukup komplex sudah ada pada masa itu.

Beberapa dari artefak Catalhouyuk serta replika dari interior rumah dan lubang 
penguburan (didalam rumah) bisa dilihat di Museum of ancient anatolian 
civilisation di Ankara. Sedangkan situs penggaliannya terletak di selatan Konya 
, kota tempat wafat dan makam sufi besar Maulana Jalaludin Rumi dan sekarang 
menjadi pusat berkumpulnya para whirling dervish, penari sufi yang berzikir 
sambil putar-putar badan.Semuanya worth visiting




 

  _  

From: Sugeng Hartono ; 
To: ; ; 
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: History time line 
Sent: Mon, Mar 5, 2012 1:08:39 AM 


Pak Danny Yth,

 

Selama ini buku-2 sejarah dunia banyak ditulis oleh para akhli-2 Barat, 
biasanya dimulai dari sejarah Mesir Kuno, Babilonia di Iraq, lalu Imperium 
Romawi lalu kemajuan Eropa, sementara sejarah di tempat lain hanya disinggung 
secara singkat dan sedikit. Benar bahwa kota-2 Mehenyodaro dan Harapa di India 
sudah merupakan kota berperadapan maju sejak lama (ternyata kedua kota ini 
sekarang terletak di wilayah Pakistan; dulu India dan Pakistan adalah satu 
negara, lalu oleh pemerintah kolonial Inggris dibagi menjadi dua berdasarkan 
mayoritas agama).

 

Ada buku baru (cukup tebal) berjudul Sejarah Dunia Ditulis dari Menara Bagdad, 
di situ diceritakan/ditonjolkan kemajuan peradaban Timur Tengah yang membentang 
mulai dari sekitar Afrika bagian Utara-Tim-Teng-ke timur sampai Lembah Indus. 
Buku ini mengulas sampai Perang Teluk yang baru berlangsung belum lama ini.

Ada buku lain yang mengatakan bahwa jauh sebelumnya China adalah raksasa tidur. 
Pada Abad Pertengahan (mungkin Eropa masih disebut jaman kegelapan?), China 
adalah bangsa utama di Bumi, dan paling maju secara teknologi. Contoh 
kontribusi China untuk peradaban: menemukan kertas, mesin cetak, kompas, 
teleskop, dan mesiu. Orang-2 Barat mendapatkan manfaat dari kaum genius China 
selama ribuan tahun. Namun di masa lalu, bbrp ide yang sebenarnya bagus perlu 
waktu untuk dicetuskan. Contohnya gerobak dorong (dengan roda kayu). Gerobak 
sederhana, yang ditemukan di China, perlu waktu 200 tahun untuk sampai masuk 
Eropa. Tanur, yang digunakan untuk menempa besi, perlu 1.800 tahun untuk sampai 
di Barat. Dan barang sesederhana korek api biasa digunakan di China selama 200 
tahun sebelum menjamah Barat. Dan saat ini Dunia semakin mengecil dan terbuka...

 

Mempelajari sejarah memang selalu menarik.

Trimakasih mas Rovicky yang telah "melempar" artikel menarik ini.

 

Salam hangat,

sugeng

 

 

- Original Message - 

From: Danny Hilman Natawidjaja   

To: iagi-net@iagi.or.id   ; geologi...@googlegroups.com 
  

Sent: Saturday, March 03, 2012 9:11 AM

Subject: RE: [iagi-net-l] Re: History time line

 

Sampai saat ini Sejarah Dunia dimulai sejak 3000 BC dan tentu saja cenderung 
berpihak ke kejayaan Eropa kalau yang menulisnya bule, meskipun sekitar 3000 BC 
Lembah Harapa di India sudah menjadi Kota Metropolis Dunia.  Sejarah Nusantara 
kelihatannya dimulai dengan Masa Supremasi peradaban dunia sebelum 6000 BC … 
tapi masih gelap…wallahualam.

 

Marker beds geologi yang utama untuk menyusun sekuen stratigrafi peradaban 
manusia adalah kejadian bencana katastropik…

 

Selamat berakhir pecan

 

 

 

From: Rovicky Dwi Putrohari [mail

RE: [iagi-net-l] Baru nongol sudah mau digebuk

2012-03-04 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Temen saya yang Dosen UGM kalo lagi kesel ama pemerintah selalu ngedumel: 
JELEK2 YA INILAH BANGSAKU, DAN BANGSATMU?

(Maaf rada fulgar, wong nanmanya aja menggerutu.

Salam,

YSY

 

From: Prakosa Rachwibowo [mailto:siwo_g...@yahoo.com] 
Sent: Monday, March 05, 2012 9:15 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Baru nongol sudah mau digebuk

 

nderek belosungkowo...siwo'72

 

 

  _  

From: Yanto R. Sumantri 
To: "iagi-net@iagi.or.id" ; 
"poverepertaminagr...@yahoogroups.com"  
Sent: Saturday, 3 March 2012 2:12 PM
Subject: [iagi-net-l] Baru nongol sudah mau digebuk

 

 

 

Baru saja nongol esemka sudah bikin raksasa otomotif ketakutan !!!

 

Saya baca Koran “Rakyat Merdeka” halaman 16 yang berjudul : “ Mannuver 3 
menteri bisa kubur program ESEMKA”,

Saya kutipkan beberapa bagian sebagai illustrasi : 

1.   Nasib mobil produksi dalam negeri atau mobil nasional (mobnas) bisa 
tinggal  nama . Menteri Perindustrian ( Menperin) MS.Hidayat dan Menko 
Perekonomian Hatta Radjasa SEPAKAT membuat mobil murah Dibawah 100 juta. 
SPONSORNYA TOYOTA , DAIHATSU DAN HONDA…..

2.   .” Mereka ( 4 produsen ??? ) sanggup menyediakan  dana 1,8 juta AS  
atau Rp 16,2 trilliun. Akhir tahun ini akan masuk ke Indonesia  dan dia akan 
menyerap banyak tenaga kerja baik di Industri komponen maupun” jelas Hidayat” 
……(heem mana banyak kalau yang ngerjain malahan pekerja mobnas ???).

3.   …….” Senada dengan Hidayat , Menko Perekonomian ……… mengatakan , …… 
Pemerintah akan memberikan insentif  cukai kepada produsen mobil ramah 
lingkungan .

4.   “ Kita sudah sepakat dengan Menteri Keuangan , untuk untuk 
menyikapinya dengan cukai sehingga dapat mendorong penggunaan kendaraan 
kendaraan low cost green car di industry industry dalam negeri ….”

5.   Menkeu . “ kita akan  berikan , tidak terkecuali kepada 
investor yang mau membuat kendaraan yang ramah lingkungan” ujarnya.

Dan seterusnya ………. Apa yang dapat dibaca dari berita ini  ???  

1.The three stooges (mungKin dengan “koordinasi” yang baik dengan produsen 
raksasa)  sudah sepakat untuk mengeksploitasi momentum kegagalan uji emisi 
emisi esemka ,.dengan demikian diharapkan esemka dapat “layu sebelum 
berkembang”..

2,Ketiga stooges ini bukannya mencarikan jalan bagaimana kegagalan yang dialami 
esemka tetap dapat diatasi sehingga menjadi  suatu sukses , dan program mobnas 
berjalan.

3. Nyata sekali   spirit liberalisme menjadi dasar tindakan mereka atau 
dijadika alas an “pembenaran” kebijakan yang diambil mereka 
--heem sangat menyedihkan.

Dimanakah nasionalisme kita letakan ???Dimana keberpihakan Pemerintah atas 
inovasi anak bangsa ???

 

Sangat menyedihkan  Kang Ah !

 

 

 



RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

2012-02-28 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Mas Miko, 

Rekan Danny saya liat dari tulisannya di bawah ini keliatan kesal dengan
produk akhir lulusan Geologi ITB, kenapa minatnya kurang sekali di bidang
Geologi Kwarter. Tapi cara nulisnya begitu, akhirnya ya ada yang menangkap
kesannya melecehkan lembaga pendidikan kita (ITB). Kekesalan serupa yang
saya alami ketika tidak ada mhs yang berminat di Petrologi Volkanik dan
Pemetaan Volkanik (dulu). Memang kesan tulisan Danny dapat ditangkap kita-
kita ini ( geologiwan Indonesia ) :"lack of knowledge" pada bidang tertentu,
karena makin berkembangnya ilmu makin dituntut spesialisasi yang makin
mendalam. Oleh karena itu, saya hanya mau memberi komentar yang betul-2 saya
tahu, supaya saya tidak dicap "lack of knowledge", atau dianggap sok pintar.
Di bidang science sebetulnya sekarang ini mudah sekali menilai seseorang
dengan melihat karya ilmiahnya (termasuk bidangnya apa), dengan klik google,
untuk melihat "citation index". Dari citation index ini akan kelihatan siapa
saja yang dianggap Danny sebagai "lack of knowledge"

 

Salam,

YSY (tidak kesal bila tidak ada yang berminat pada bidangnya)

 

From: miko [mailto:m...@cbn.net.id] 
Sent: Sunday, February 26, 2012 10:38 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 

Pak Danny,

Semoga dosen-dosen geologi dasar, geologi struktur, geomorfologi dll,
khususnya di lingkungan ITB tidak membaca judgement /penilaian Anda tentang
kualitas para lulusannya.

Kata-kata celoteh, bungkam, lack of knowledge, dll. rasanya kurang pantas
ditujukan kepada mereka yang telah digembleng oleh Prof. Katili, Prof
Sukendar, Prof Koesoema, Prof.Sampurno, Prof Tjia Hong Djin, Prof Sartono,
Prof Zaim, dll. Semoga lain kali lebih bijak ya Pak,

Salam prihatin,

Mang Okim 

  _  

From: "Danny Hilman Natawidjaja"  

Date: Sun, 26 Feb 2012 09:52:49 +0700

To: 

ReplyTo:  

Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 

Artikel yang sangat menarik dan bagus. 

Konsep yang diketengahkan olek Pak Zaim dalam artikel ini juga menjadi
konsep dasar yang kami terapkan, plus hipotesis bahwa perkembangan peradaban
termasuk IPTEK, khususnya sejak masa pra-sejarah, itu tidak  kontinyu tapi
terputus atau dapat ter-reset oleh bencana katastrofis.  Demikian juga
konsep IPTEK (macam, prinsip, teknik) di masa lalu tidak harus sama dengan
yang kita kenal sekarang.  Pak Zaim menguraikan proses alam pada masa
sejarah yang didominasi oleh susut laut - turunnya muka airlaut, sehingga
banyak wilayah yang terkena dampak sedimentasi dan pendangkalan.  Ini benar
karena dari Mid-Holocene sampai kurang lebih 100 tahun lalu muka airlaut
global turun sekitar 2-3 meter.  Sebaliknya, dari 20.000 tahun (puncak Zaman
Es) sampai Mid-Holocene, muka air laut naik 130 meter.  Jadi tentu banyak
peradaban yang 'terendam'.   Interaksi dari perubahan muka airlaut yang
drastis, yang banyak diduga juga berkaitan dengan kejadian bencana
katastropik seperti letusan gunung api, dengan perkembangan peradaban
manusia ini belum banyak dieksplorasi.  Kami menduga kuat ada
"ketidakselaran" budaya yang besar yang memisahkan Jaman Sejarah dan Pra
Sejarah; bahkan dari Jaman Kerajaan ke Jaman kita sekarang pun kelihatannya
'tidak selaras'.  Jangan-jangan ini salah satu penyebab budaya kita sekarang
jadi 'kurang waras'  J (bercanda).

 

Salah satu alasan utama kenapa penelitian arkeo-geologi yang sudah dirintis
oleh Alm. Pak Sartono, kemudian Pak Sampoerno, kemudian juga diteruskan oleh
Pak Zaim ini kurang/tidak berkembang adalah karena ilmu geologi Kuarter
Indonesia tidak berkembang.  Ahli geologi kita umumnya mendapatpengajaran
dan training untuk 'membaca' sejarah geologi dari masa pra-manusia
(jutaan-puluhan juta tahun lalu) yang ter-rekam pada lapisan bebatuan, baik
pada singkapan ataupun pada data bor, karena tujuannya untuk eksplorasi
tambang.  Tapi kita umumnya tidak terlatih untuk membaca proses dan sejarah
geologi dari BENTANG ALAM yang kita lihat disekitar kita sekarang.
Geologiawan Indonesia umumnya akan pandai berceloteh kalau ketemu singkapan,
tapi akan bungkam kalau disuruh mengidentifikasi  mana teras-teras sungai
mana tebing patahan aktif, mana alluvial mana collovial, dlsb;  dan
bagaimana proses geologi yang membentuk bentang alam 'destruktif' dan
'konstruktif' yang terlihat sekarang.  Belum lagi tentang proses-proses
gunung api Kuarter-Holosen dan produk-produknya.  "Alot'nya membahas
'masalah piramid' tidak terlepas dari "lack of knowledge" kita dibidang ini.
Mudah-mudahan 'isue piramid' dapat memberikan angin segar kepada bidang yang
dianggap kering ini, sehingga  nyanyian orang yang berkiprah di bidang ini
tidak lagi terlalu serak tapi menjadi serak-serak basah sehingga merdu.

 

Selamat berakhir pekan.

DHN

 

 

 

From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com] 
Sent: Saturday, February 25, 2012 11:04 PM
To: IAGI
Subject: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 

Fyi,

-- Forwarded message --
From:
Date: Sunday, February 26, 2012
Subject: ARTIKEL KORAN PR
T

RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

2012-02-28 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Rekan-rekan,

Baru saja beberapa hari yang lalu saya ngomong, minta supaya diskusinya yang
baik-2, proporsional, supaya tambah ilmu, malah sekarang ada yang marah-
marah. Ini forum sharing, bukan forum saling menjatuhkan. Tak iyo?

Buat rekan saya Danny dan Andang, maju terus penelitiannya ya, yang mungkin
bias saya kategorikan bidang Geologi Kwarter, cuma pesan saya satu yaitu
proporsional di bidang kita aja, yaitu geologi. Untuk bidang arkheologi,
ilmu kita ini hanya  membantu memecahkan masalah mereka.

Salam,

YSY

 

From: andangbacht...@yahoo.com [mailto:andangbacht...@yahoo.com] 
Sent: Sunday, February 26, 2012 12:40 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 

Mas Avi, Al Hajj,
Nyuwun sewu juga, mudah2an semakin memanjat usia kita semakin dimudahkan
oleh Gusti Allah untuk menyebarkan kata2 dan kalimat2 toyibah yg
menenangkan, terutama di "pergaulan ilmiah" seperti di IAGI-NET ini.

Bahkan menegur orang dg "Mangkanya jangan asal ngomong tapi dipikir dulu"
pun saya pikir agak mengkalutkan, bukan malah menenangkan. Karena kita tahu
persis teguran tsb ditujukan pada scientist peneliti yg sudah banyak pula
menuliskan pemikirannya di jurnal2 ilmiah baik di dalam maupun di luar
negeri yg insyaallah sudah dipikirkan betul dan ditimbang2 kalimat2 yg akan
dituliskannya.

Selain itu pernyataan bahwa saya dan Danny mungkin sdh tidak ada masalah
perut sehingga tertarik mempelajari Holocene sediment, nampaknya perlu
dikoreksi juga. Dalam riset2 sebagai sedimentologist saya juga harus sering
berhubungan dg sedimen 
Kwarter - Holosen, spt delta Mahakam modern, Endapan Danau Toba, Delta
Cimanuk, Sungai Tamiang, dsb,... Selain itu Danny sbg earthquake geologist
otomatis juga berhubungan dg peristiwa2 (dan sedimen2) Holosen-lah. Jadi itu
semua adalah adalah masalah militansi riset, kepedulian, dan tentui saja
profesionalisme. Kalau kita mengkampanyekan dg benar riset2 spt yg kami
lakukan kepada anak2 geologi (yang baru lulus), insyaallah akan makin banyak
yang mau terjun terlibat dalam usaha2 mitigasi bencana. Dan selanjutnya akan
makin banyak sumberdaya alam yg telah ditemukan bisa lebih diefisienkan
penggunaannya untuk hidup berdampingan dg potensi bencana. 

Sebagian dari kita mungkin tidak terlalu beruntung bisa meluaskan wawasan
keilmuan di luar bidang profesi yg kita geluti. Tetapi tentunya itu tidak
membuat kita terus menutup diri dan menganggap kebenaran persepsi kita
adalah segalanya (kebenaran kita yg paling benar). Kalau kita tidak mengerti
suatu disiplin ilmu lain secara mendalam, marilah kita belajar menyimak dan
mendengarkan dengan baik, supaya bisa mendapatkan berkah hidayah pengetahuan
yg bermanfaat darinya. Kalau ingin bertanya dan beropini, marilah bertanya,
berdiskusi, beropini dengan sehat, sopan, santun dan menyenangkan.

Insyaallah semua jadi berkah, kalau kita bisa saling menyebarkan ukhuwah.

Salam Njagong (Reunian) juga, cak!!!

ADB

Note: mudah2an kawan2 admin milis ini (selain PTA, pak ketum RDP juga khan?)
bisa lebih aktif juga memoderasi diskusi suatu thread shg lebih banyak
manfaat yg bisa diambil drpd sekedar saling berbalas melontar pernyataan yg
tdk essensial...

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: rakhmadi.avia...@gmail.com 

Date: Sun, 26 Feb 2012 04:46:03 +

To: 

ReplyTo:  

Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 

Mangkanya jangan asal ngomong tapi dipikir dulu kalo memang nulis lewat desk
top dibaca lagi, karena topik anda ini menurut saya agak antagonis dari main
stream science. Saya kira anda dan ADB tidak ada masalah perut mungkin tapi
buat adik2 yg belum lulus dan akan lulus tentu mrk lebih senang mempelajari
yg bisa menghasilkan uang banyak jadi wajar kalo mereka tidak terarik dg
holocene sedimen

Avi 0666
Lagi jagong

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: "Danny Hilman Natawidjaja"  

Date: Sun, 26 Feb 2012 11:35:25 +0700

To: 

ReplyTo:  

Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 

Mohon tidak dicampur-adukan dengan Kualitas Lulusan Pak.

Yang saya ulas hanya tentang pengembangan/pendidikan bidang geologi yang
mempelajari proses dan bentang alam muda/sekarang (Kuarter - Resen),
termasuk Geologi Kuarter, patahan aktif, gunung api, kebencanaan, dan
arkeo-geologi.  Senada dengan apa yang dikemukakan olek Pak Zaim ttg
kurangnya minat mahasiswa di bidang yang beliau ajarkan.

Silahkan teman-teman dosen yang lebih punya pengetahuan tentang masalah ini
berkontribusi, supaya berimbang wacana-nya.

 

Sejalan dengan wacana ini, alangkah baiknya melihat "the big picture"
dibalik masalah 'piramida' , tidak terlalu di'cupat'kan ( J maap. nebeng
istilah ADB).

 

Salam

DHN

 

Catatan: 

Sekedar sharing pengalaman, ketika diawal-awal saya belajar earthquake
geology untuk S3, tidak mudah bagi saya untuk melihat proses geologi dibalik
bentang alam yang kita lihat karena sebelumnya sudah demikian terbiasa
dengan 'pengajaran geologi singkapan'.  Dalam setiap fieldtrip di masa
kuliahnya, saya 'dipaksa' u

RE: [iagi-net-l] Seminar sore Kebencanaan Purba dan Mitigasi kebencanaan (Kamis, 1 Maret, 17:00-20:00)

2012-02-28 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Pak BKG yang bijak,

Saya juga gak tahu tuh mau dibawa ke mana IAGI ini, atau mungkin di merger 
dengan Archeologi aja ya?

Salam,

YSY

 

From: Brahmantyo Gunawan [mailto:brm...@yahoo.com] 
Sent: Tuesday, February 28, 2012 1:34 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Bls: [iagi-net-l] Seminar sore Kebencanaan Purba dan Mitigasi 
kebencanaan (Kamis, 1 Maret, 17:00-20:00)

 


Menurut Saya, temanya rada bias (mungkin bisa diklarifikasi panitia) . Seminar 
dengan tema: "Jejak Bencana dari Situs-situs Purbakala: Aplikasi Konsep dan 
Metoda Geologi Untuk Mitigasi Bencana Indonesia" ini apakah pembahasannya : 

- Tentang pembuktian 'situs purbakala' yg dari kemarin sudah dibahas ? (karena 
diembel-embeli dengan catatan: 

“Ada apa dengan Sadahurip dan Gn Padang ?“). Karena  Gn. Sadahurip pun belom 
jelas sebagai situs purbakala buatan manusia atau bentukan alam. 

 - Tentang bencana (geologi) yg terjadi di situs2 purbakala ? Kebanyakan situs 
bangunan purbakala di Indonesia kan umumnya tertutup material erupsi volkanik 
dan sebagian mungkin karena  banjir (air/lumpur), atau kena gempa ?  Bencana 
ini kan sangat lumrah terjadi di wilayah NKRI. Lalu, apa kira2 yang akan 
dibahas ? Kalau secara teknologi, tentu masyarakat purba belum sampai pada 
tahap membuat bangunan/candi yang tahan-gempa  (atau mungkin sudah?), tetapi 
kalau kena endapan material volkanik sih, jangankan candi zaman baheula, 
bangunan sekarang-pun ya bisa saja terkena, selama posisinya deket dengan 
Gunung Api.  Kalau mau dipertanyakan, kenapa bangun Candi/kuil nya ko di deket 
Gn.Api ?  Lha wong maunya mereka mbangun disitu dan memang dihadapkan ke gunung 
tsb. 

- Tentang Mitigasi Bencana Geologi (Aplikasi Konsep dan Metode Geologi) ?, nah 
kalo ini penting dan perlu. Tetapi, apakah sebaiknya juga ada narasumbe dari 
PVMGB yang lebih kompeten ?

 

Maaf kalo pertanyaannya lugu dan naif. karena Saya tidak kompeten di bidang 
geoarkeolog maupun geobencana. Image removed by sender.

 

Salam,

BKG

--- Pada Sel, 28/2/12, iagi  menulis:


Dari: iagi 
Judul: [iagi-net-l] Seminar sore Kebencanaan Purba dan Mitigasi kebencanaan 
(Kamis, 1 Maret, 17:00-20:00)
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Tanggal: Selasa, 28 Februari, 2012, 10:15 AM

 

“Ada apa dengan Sadahurip dan Gn Padang ?“

 

PP-IAGI Mengundang anggota IAGI untuk berdiskusi dalam bahasa kegeologian. 
dalam Seminar Sore "Jejak Bencana dari Situs-situs Purbakala: Aplikasi Konsep 
dan Metoda Geologi Untuk Mitigasi Bencana Indonesia"

Bersama Dr Andang Bachtiar, Dr Danny Hilman, dan Prof D Sutikno Bronto. 

*   Hari/Tanggal : Kamis, 1 Maret 2012
*   Waktu : 17:00 – 20:00 Wib
*   Tempat : Ruang Rapat Gedung Batubara Lt 2, Direktorat Pembinaan 
Pengusahaan Batubara Jl. Prof. Dr. Supomo SH. No 10, Jakarta

 

RSVP :

Phone (62-21) 83702848 Fax (62-21) 8370257 Email iagi...@cbn.net.id 
 

 

 

 


PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com

Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman 
abstrak 28 Februari 2012.

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id 
 
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id  
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-

 

<<~WRD000.jpg>>

RE: [iagi-net-l] YAYASAN TUMARITIS : PIRAMIDA SADAHURIP DIBANGUN 150.000 TAHUN NYANG LALU

2012-02-28 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Mas Okim,

Jangan bingung, bedakan science dengan legenda atu mythology. Gunungapi,
dalam mythology Yunani dan Romawi adalah bengkel Dewa Volcan untuk membuat
senjata dewa- dewa lain seperti Zeus. Kalo gunungapinya aktif, Dewa Volcan
katanya sedang bekerja membuat senjata. Dalam ajaran Kristen Kuno, kepundan
gunungapi adalah pintu menuju neraka di mana para pendosa dibakar.

Salam,

YSY

 

From: Sujatmiko [mailto:m...@cbn.net.id] 
Sent: Friday, February 24, 2012 12:34 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] YAYASAN TUMARITIS : PIRAMIDA SADAHURIP DIBANGUN
150.000 TAHUN NYANG LALU

 

Rekan-rekan IAGI yang budiman,

 

Sebetulnya, mengikuti advis beberapa rekan dan sahabat , tadinya mang Okim
mau diam-diam saja atau istilah kerennya cooling down dalam masalah Piramida
Sadahurip. Tetapi setelah kemaren ada berita menarik di koran Gala Media
Bandung dan  hari ini di Tribune Jabar yang memuat pendapat Yayasan
Tumaritis Garut tentang Piramida tersebut, maka mang Okim terpaksa deeh
minta pencerahan dari rekan-rekan  yang mendalami ilmu supranatural .
Singkatan berita tersebut mang Okim sampaikan di bawah ini :

 

1.   Anggota Yayasan Tumaritis  terdiri atas sekelompok orang yang
mendalami ilmu supranatural.

2.   Gunung Sadahurip tadinya terbentuk secara alamiah .

3.   Kemudian dibentuk oleh tangan-tangan manusia Lemburia  menjadi
piramida sekitar 150.000 tahun yl.

4.   Bangsa Lemburia hidup di Negara Tawanggantungan yang diperintah
oleh Maharaja Prabu Ulung-ulung.

5.   Patihnya waktu itu adalah patih Naragati.

6.   Bangsa Lemburia merupakan cikal bakal suku Sunda dan bangsa
Atlantis serta peradaban dunia.

7.   Gunung Sadahurip merupakan kunci peradaban dunia yang suatu waktu
bakal terungkap.

 

Nah, dengan berita di atas, siapa tahu ada rekan yang mau sharing atau ridho
memberikan pencerahan. Barangkali Pak RPK atau Pak Bandono Salim punya
simpanan referensi  tentang asal muasal suku Sunda ?

 

Wassalam,

 

Mang okim 

( di KA Argo Wilis menuju Yogyakarta ).

 

 

<>
PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com

Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman 
abstrak 28 Februari 2012.

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-

RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

2012-02-27 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Rekan Danny yang bijak,

Maju terus Kang, Geologi Kwarter akan makin penting di depan, anda bias
kerjasama dengan rekan lain di Perguruan Tinggi (misalnya Pak Zaim), nanti
akan membuahkan hasil. Saya berjuang 20 th lebih (sejak 1987) untuk
memasyarakatkan surface mapping di volcanic terrain alhamdullilah, sekarang
sudah banyak mhs yang ambil tugas akhir volkanik. Kuliah elektif saya
(Petrogenesis) peminatnya tiap semester antara 20-35 mhs, lumayan buat
bidang petrologi yang termasuk kategori kering juga. Semua perlu komitmen
dan perjuangan.

Salam,

YSY

 

From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com] 
Sent: Sunday, February 26, 2012 3:07 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 

Ulasan yang sangat relevan dan sangat menarik dari Pak Argo.

Seperti di-email saya sebelumnya, penelitian 'geologi-gua' ini adalah
"frontier research" yang luarbiasa.  Seperti halnya terumbu karang di laut,
karang digua ini adalah "multi-proxy recorder" yang luarbiasa untuk
reknstruksi paleoclimate dan kejadian katastropik.  Masing-masing punya
lapisan tahun seperti kambrium di pohon dan juga bisa di-dating dengan
sangat akurat (+/- beberapa tahun dan bahkan bulan!) oleh metoda U-Th
radiometric dating.  Bedanya kalau koral lapisan tahun ini 1-3 cm, tapi
untuk stalagtit hanya 1-3 mm; jadi core stalagtit sepanjang 1 meter saja
span datanya sampai 1000 tahun!.  TIM RSES-ANU dan LIPI ini berambisi untuk
merekonstruksi paleoclimate-environment sampai 500.000 tahun kebelakang.
Dalam beberapa tahun mendatang data geologi-gua-tropis ini akan menjadi
rival atau lebih tepatnya padanan untuk data dari kutub (ice-core) yang
selama ini menjadi sumber data utama untuk plaeoclimate-environment.
Masalahnya, memang tidak banyak ahli geologi atau mahasiswa yang rela
menjadi 'manusia gua' di jaman modern sekarang ini J

 

Wass

DHN

 

From: AWY [mailto:masargo...@yahoo.com] 
Sent: Sunday, February 26, 2012 1:27 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 

Sugeng siang,

Semalam di NGC didongengkan tentang penyelidikan gua karst di Kepulauan
Bahama. Gua ini sendiri saat ini sudah digenangi air dengan kedalaman s/d
100m. Beberapa peneliti terlibat dlm penelitian tsb, tdr dari beragam multi
disiplin mulai dari arkeologi, paleontologi, geologist yang juga tentu saja
para penyelam yang handal.

Background penelitiannya sendiri salah satunya adalah untuk menyelidiki
siapakah yang menemukan Amerika? Apakah ada Penemu sebelum Colombus?. Di gua
di bawah air tersebut, yang tentu saja menantang dari segi keselamatan para
peneliti - karena seringnya jatuhan dari stalagtit2nya - ditemukan beberapa
tengkorak kepala yang seingat memiliki ciri khas suku "...", dicirikan
dengan "defect" pada tengkorak tsb (bentuk kerucut), yang dikenal sebagai
kebiasaan suku trsbt yaitu dengan mengikat anak kecil/bayi di papan,
demikian juga kepala eh kelapanya :), yg menyebabkan bentuk khas tsb.
Sehingga bisa ditarik kesipulan sebenarnya sktr 800-1000thn y.l. Sudah ada
suku2 dari Amerika Selatan yang menyebrang melalui jembatan alami Kepulauan
Karibia ke Amerika Utara.

Dalam penelitian tersebut selain diambil tengkorak, juga diambil sampel
stalagmit. Baru tahu saya, ternyata ketika stalagmit dibelah, secara
bentukannya mirip kambium pohon, yang bisa digunakan utk menceritakan
panjang pendeknya musim penghujan-kemarau dalam melalui garis2 kambium,
sedangkan utk stalagmit ini bisa digunakan utk menceritakan bagaimana
perubahan iklim berlangsung di dunia.

Kepulauan Bahama ini sangat menarik karena kepulauan ini merupakan jalur
arus laut atlantik yang dilewati oleh sirkulasi air panas dari afrika dan
juga arus dingin dari kutub. Sehingga seperinya banyak koral2 yang senang
hidup di kepulauan ini.

Dari peristiwa perlarutan/ perkolasi koral (material karbonat) terbentuklah
stalagtit dan stalagmit, yg juga berlaku sbg recorder perubahan iklim dan
muka air laut. Dari conto stalagmit yang diambil sendiri, memberikan rekaman
kurang lebih dari sekitar 200.000thn y.l. S/d saat ini. Dari hasil analisis
dsimpulkan ada beberapa peristiwa pembanjiran/ sea level rise/ atau tepatnya
mungkin MFS ya? (nah ini cara analisisnya gmn, klo di delta kan shale yg plg
tebal yah? He...he.. :))

Ada hal lainnya yang tak kalah menarik, yaitu dari setiap peristiwa flooding
/ MFS tersebut selalu didahului oleh "garis hitam-kemerahan" yang tebal.
Data sample menunjukan bahwa ada skrt 4 atau 5 (lupa?). Dimana dari hasil
dating peristiwa "hitam kemerahan" tadi secara geologi relatif singkat,
"hanya" berlangsung kurang lebih 40-50thn. Endapan hitam-kemerahan ini
selain di stalagtit juga muncul di gua, sebagai lapisan tipis kurang lebih
2-5cm. Setelah diteliti secara kimia ternyata garis hitam tsb berasal dari
unsur besi. Asumsi saya, material pembuat garis tersebut berasal dari hasil
erupsi gunung api, ternyata dari hasil studi kimia, unsur penyusunnya
berasal dari pasir Gurun Sahara yang tentu saja berjarak sekian ribu mil

RE: [iagi-net-l] Stalagmit untuk mempelajari MFS Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

2012-02-27 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Mas Bandono,

Pak Zaim itu nyindir saya, mobil saya H accord th 1982 gak ganti-2, mobil dia 
kan umurnya lebih muda, jadi yang lebih NINGRAT siapa sih?

Salam,

YSY

 

From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: Sunday, February 26, 2012 5:02 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Stalagmit untuk mempelajari MFS Re: [iagi-net-l] Fwd: 
ARTIKEL KORAN PR

 

Jangan gitu prof, masak pening dan melarat. Tar gak bisa mikir lho.
Yang penting prof selalu cukup, dpt mencapai apa yang di cita2kan.
Salam.

Powered by Telkomsel BlackBerry®

  _  

From: "yahdi zaim"  

Date: Sun, 26 Feb 2012 09:50:57 +

To: 

ReplyTo:  

Subject: Re: [iagi-net-l] Stalagmit untuk mempelajari MFS Re: [iagi-net-l] Fwd: 
ARTIKEL KORAN PR

 

Rekans,agak panjang sy tulis ini.
Teman saya mhs S3 di Perancis disertasinya ttg paleoklimatologi dgn penelitian 
stalagtit/mit Kuarter-Holosen gua di selatan Perancis. Ia melakukan penelitian 
dg berbagai metoda, mineralogi,dating,isotop dll,tapi yg menarik dan sbg temuan 
utama disertasinya adalah:BAKTERI! Dng SEM lingkaran2 "kambium"(bkn kambrium 
spt ditulis Kang Dany) stalagtit/mit dpt dideteksi adanya perkembangan bakteri 
yg pesat pd iklim hangat dan nyaris tdk ada bakteri pd iklim dingin. Jenis 
bakteri (genus dan spesies)nya pun berbeda dari tiap lingkaran,yg artinya jg 
berbeda tiap waktunya. Penelitian ini utk manyingkap iklim purba berkaitan dgn 
temuan manusia purba di Gua Tautavel,Perancis Selatan umur datingnya 700-800rb 
tyl. Jadi,penelitian dasar (basic research) geologi dlm pengertian luas,sangat 
berkembang dan banyak peminatnya di Eropa, tapi sebaliknya,kurang peminat di 
Indonesia krn,salah satu contohnya Geologi Kuarter, adalah ilmu NINGRAT 
sehingga tdk diminati,krn artinya: ilmunya PeNING tapi/dan melaRAT??
Wasalam,
Zaim yang ningrat

Powered by Telkomsel BlackBerry®

  _  

From: Franciscus B Sinartio  

Date: Sun, 26 Feb 2012 00:48:02 -0800 (PST)

To: iagi-net@iagi.or.id

ReplyTo:  

Subject: [iagi-net-l] Stalagmit untuk mempelajari MFS Re: [iagi-net-l] Fwd: 
ARTIKEL KORAN PR

 

Pak Danny dan Pak Argo,

menarik sekali.  baru kali ini saya dengar penggunaan stalagmit dan stalagtit 
untuk deteksi MFS.  

Berarti rekamannya hanya yang big cycle nya saja?  

 

boleh dong di share disini kalau ada artikel lainnya tentang hal ini.

 

fbs

 

 

  _  

From: Danny Hilman Natawidjaja 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Sunday, February 26, 2012 3:06 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 

Ulasan yang sangat relevan dan sangat menarik dari Pak Argo.

Seperti di-email saya sebelumnya, penelitian ‘geologi-gua’ ini adalah “frontier 
research” yang luarbiasa.  Seperti halnya terumbu karang di laut, karang digua 
ini adalah “multi-proxy recorder” yang luarbiasa untuk reknstruksi paleoclimate 
dan kejadian katastropik.  Masing-masing punya lapisan tahun seperti kambrium 
di pohon dan juga bisa di-dating dengan sangat akurat (+/- beberapa tahun dan 
bahkan bulan!) oleh metoda U-Th radiometric dating.  Bedanya kalau koral 
lapisan tahun ini 1-3 cm, tapi untuk stalagtit hanya 1-3 mm; jadi core 
stalagtit sepanjang 1 meter saja span datanya sampai 1000 tahun!.  TIM RSES-ANU 
dan LIPI ini berambisi untuk merekonstruksi paleoclimate-environment sampai 
500.000 tahun kebelakang.  Dalam beberapa tahun mendatang data 
geologi-gua-tropis ini akan menjadi rival atau lebih tepatnya padanan untuk 
data dari kutub (ice-core) yang selama ini menjadi sumber data utama untuk 
plaeoclimate-environment.  Masalahnya, memang tidak banyak ahli geologi atau 
mahasiswa yang rela menjadi ‘manusia gua’ di jaman modern sekarang ini J

 

Wass

DHN

 

From: AWY [mailto:masargo...@yahoo.com] 
Sent: Sunday, February 26, 2012 1:27 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 

Sugeng siang,

Semalam di NGC didongengkan tentang penyelidikan gua karst di Kepulauan Bahama. 
Gua ini sendiri saat ini sudah digenangi air dengan kedalaman s/d 100m. 
Beberapa peneliti terlibat dlm penelitian tsb, tdr dari beragam multi disiplin 
mulai dari arkeologi, paleontologi, geologist yang juga tentu saja para 
penyelam yang handal.

Background penelitiannya sendiri salah satunya adalah untuk menyelidiki 
siapakah yang menemukan Amerika? Apakah ada Penemu sebelum Colombus?. Di gua di 
bawah air tersebut, yang tentu saja menantang dari segi keselamatan para 
peneliti - karena seringnya jatuhan dari stalagtit2nya - ditemukan beberapa 
tengkorak kepala yang seingat memiliki ciri khas suku "...", dicirikan dengan 
"defect" pada tengkorak tsb (bentuk kerucut), yang dikenal sebagai kebiasaan 
suku trsbt yaitu dengan mengikat anak kecil/bayi di papan, demikian juga kepala 
eh kelapanya :), yg menyebabkan bentuk khas tsb.
Sehingga bisa ditarik kesipulan sebenarnya sktr 800-1000thn y.l. Sudah ada 
suku2 dari Amerika Selatan yang menyebrang melalui jembatan alami Kepulauan 
Karibia ke Amerika Utara.

Dalam penelitian tersebut selain diambil tengkorak, juga 

RE: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG

2012-02-27 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Menyelamatkan air?

Mudah sekali Bro!! Sudah seabreg ahli dan praktisi kita di bidang hidrologi.

Yang diperlukan adalah komitmen masarakat dan pejabatnya. Jangan mulai yang
sulit-2 dulu teori resapan dsb. nya, rakyat gak ngerti Bro!

Mulai aja yang keliatan, semua sungai harus disehatkan, lingkungan sungai
dijaga, bila perlu bikin undang-2 siapa yang mengotori sungai dihukum berat.
Lalu bereskan management DAS, neraca air dijaga, penghijauan digalakkan,
ditanggung hasilnya pasti positip. Rakyat akan tau karena barang yang
dikerjakan kelihatan semua dan mereka diajak partisipasi aktif, tidak perlu
penelitian yang sulit-2 yang hanya kita-kita yang tahu. Jadi sekali lagi
komitment pejabat dan rakyat itu yang perlu digalakkan.

Salam,

YSY

 

From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: Monday, February 27, 2012 6:50 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG

 

Wah kalau mengandalkan pemerintah (proyek ?) Ya agAk sulit, krn urusan
energi, urusan longsor, karena air dianggap pemberian alam.

Bagaimana cara menyimpan air yang secara alami melimpah, itu yang harus
dipikir. Mau buat embung, bendung, bendungan atau kolam maupun bak dlm tanah
semua itu ok saja.
Tinggal memilih lokasi yang baik.
Salam.

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: amienwid...@yahoo.com 

Date: Mon, 27 Feb 2012 11:25:55 +

To: 

ReplyTo:  

Subject: Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG

 

Klita sangat butuh banyak masukan untuk bisa meyakinkan pemerintah dan dpr
serta masyarakat umum tentang menyelamatkan air ini, makin banayka masukan
akan berguna untuk kita.
Nantinya setiap masukan yg didukung data ilmiah dan akurat akan kita bukukan
untuk diberikan pada seluruh stake holder yg ikut Workshop Selamatkan air tg
23 April 2012 di ITS Surabaya.

AW

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: "Bandono Salim"  

Date: Mon, 27 Feb 2012 11:04:42 +

To: 

ReplyTo:  

Subject: Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG

 

Setahu saya, kalau ada pohon besar akarnya mampu membuat tanah berpori dan
permeable, sehingga air bisa meresap dan tertahan. Makin banyak pohon makin
mudah air meresap dan tersimpan. Beberapa literatur mengatakan satu pohon
sejenis beringin/trembesi dpt menyimpan sampai 40mkbk. (Anda dpt hubungi
supardiono sobirin untuk ini). Kalau tanah miring, yaa terjadi larian. Untuk
meresap diperlukan waktu untuk tergenang. Maka akar pohon akan menuntun air
meresap kedalam tanah.
Ini yang aku tahu. Tambahkan ilmu Anda.
Salam.

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: Fajar Lubis  

Date: Mon, 27 Feb 2012 15:27:47 +0800 (SGT)

To: amien widodo;
iagi-net@iagi.or.id

ReplyTo:  

Subject: Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG

 

Kurang jelasnya di kriteria hidrogeologinya pak,

 

Apa yang menjadi dasar kawasan itu resapan mutlak, terbatas dan terbatas
ketat? Nilai infiltrasi, Intensitas curah hujan, besaran konduktifitas
hidraulik, parameter kimia fisik atau parameter lainnya?

 

Kalau permasalahan penggunaan untuk hunian, itu adalah salahsatu implikasi
tata ruangnya dan untuk yang satu ini kita juga harus mempertimbangkan unsur
resapan buatan yang memungkinkan untuk mengatasi masalah ini.

 

Untuk permasalahan debit sungai yang berkurang, ini harus dilihat satu
persatu masalahnya. Apakah karena semakin banyak pengguna? berkurangnya
debit mataair atau(bisa ditambahkan jika perlu).

 

 

Salam,

Fajar (2114)

"diskusi yang menarik.. atau kita pindah ke gelanggangnya Bang Bosman dulu?"

 

 

  _  

From: amien widodo 
To: Fajar Lubis ; "iagi-net@iagi.or.id"
 
Sent: Monday, February 27, 2012 12:14 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG

 

P Fajar,

 

Saya share tulisan ini saya sangat berharap dari bapak-bapak dan ibu ibu
semuanya tertarik dan mau menyumbangkan pikiran/tulisan/tekonologi untuk
menyelamatkan air, karena saat ini air lebih banyak mengalir sebagai air
banjir. 

 

Ada yang usul segera ditetapkan KAWASAN RESAPAN MUTLAK, KAWASAN RESAPAN
TERBATAS, KAWASAN TERBATAS KETAT . Kurang jelasnya dimana pak? KAWASAN
RESAPAN MUTLAK ( kawasan yang hanya untuk resapan, tidak boleh ada hunian
sama sekali), KAWASAN RESAPAN TERBATAS (kawasan resapan dengan sedikit
hunian (pedesaan), KAWASAN RESAPAN TERBATAS KETAT (kawasan resapan dengan
hunian permukiman modern dan diharusan membangun air limbah komunal, 

 

Beberapa sungai di Jawa Timur yang dulunya berair saat musim kemarau
sekarang tidak ada atau debitnya sangat kurang sehingga masyarakat
menggunakan air tanah untuk pertanian. 

 

Ada usulan pak?

 

AW

 

 



RE: [iagi-net-l] Running Text MetroTV dan TVOne : Himbauan pada anggota IAGI

2012-02-22 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Pak RDP yang baik.

Saya sangat mendukung anda (saya anggota IAGI no. 425). Saya juga himbau
rekan-rekan lain anggota maupun non anggota IAGI yang berpredikat geologist.
Diskusi mohon berlangsung dengan baik, jangan saling menyalahkan, tapi
saling melengkapi sesuai dengan keahlian masing- masing. Dalam diskusi topic
pyramid yang berlangsung ini sudah rusak, campur baur gak keruan, prinsip
geologi campur aduk dengan prinsip arkeologi bahkan ada yang agak sinis
menyebut geoklenik dan geomenyan.

Untuk saya pribadi sebetulnya masalahnya sangat- sangat sederhana. Memang
diperlukan disiplin ilmu berbeda- beda untuk mencapai tujuan penelitian ini:
Arkeologi, Geologi volkanik, dibantu survey geofisika. Yang ahli geologi
tolong membatasi diri hanya pada ilmu geologi nya saja, begitu pula akhli
geofisiknya. Setelah memperoleh kesimpulan (geologi) serahkan ke ahli
Arkeologi , data lalu di integrasi baru akan diperoleh hasil  kesimpulan
yang ilmiah. Nah kalau geologiwan nimbrung kasih opini arkeologi apa ini gk
kebablasan, begitu pula sebaliknya. Bayangkan saja ilmu geologi sendiri amat
luas, maka ada rekan- rekan yang mengkususkan diri (misalnya ambil Doktor)
di salah satu bidang. Ahli tektonik memerlukan back up ahli petrologi dan
geofisik untuk memperoleh hasil penelitian yang baik. Ahli stratigrafi
memerlukan ahli paleontology dst., dst. Ahli sedimen pasti bingung membuat
interpretasi batuan volkanik, dst. Maaf kalau ada yang terganggu dengan
pernyataan saya berikut: Seseorang yang hanya membaca, tidak pernah
melakukan penelitian dalam satu bidang secara formal (yang hasilnya telah
published pada jurnah ilmiah yang diakui) jangan menganggap dirinya ahli
pada bidang yang hanya dibaca dari buku-2 itu. Itu bukan ahli tapi hanya
identik dengan guru SD atau SMA (di bidang tersebut). Karena yang dibaca itu
hanya sekedar pengetahuan, bukan keahlian akademis. Seorang ahli ada yang
tidak perlu bergelar doctor, contoh Haroun Tassaif dari Perancis, dia bukan
volkanolog, tetapi dokumen- dokumen volkanologinya banyak dipakai referensi
para ahli volkanologi, karena kualitas nya yang sungguh luar biasa baik.

Sekali lagi saya dukung Pak Ketum IAGI

Salam,

Yatno

 

From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com] 
Sent: Wednesday, February 15, 2012 2:53 PM
To: IAGI
Subject: [iagi-net-l] Running Text MetroTV dan TVOne : Himbauan pada anggota
IAGI

 

Pagi-pagi saya disms Pak Awang H Satyana :

*   AHS : "Slmt pagi p. Rovicky. Smalam di metro tv dan tv1 ada running
text bhwa IAGI menyatakan sadahurip bukan piramida, tp tumpukan lava yg
mengeras. Benarkah itu brdasarkan berita resmi IAGI dan sepengetahuan p.
Rovicky? Tkasih."
*   RDP : "Bukan pernyataan PPIAGI. Mungkin Pengda Jabar. Selama ini PP
IAGI tidak pernah memberi pernyataan apapun ttg hal itu."
*   AHS : " P. Vicky, karena isunya mungkin sudah brskala nasional,
bukan lg daerah, tak ada knsultasi dulu dg PP ya? Klihatannya ada bbrapa org
yg ingin 'memaksakan' pndapat pribadi/golongan ke publik tp mnggunakan
legitimasi lembaga."
*   RDP : Iya Pak Awang. Mungkin IAGI perlu membuat release ttg hal ini.
Tapi hingga saat ini saya pribadi masih menganggap terlalu dini, perlu
pengkajian riset utk menyatakan sesuatu. Namun akan saya bahas di rapat
pleno sabtu besok. Btw, mnurut pak Awang apakah Sadahurip ini manmade dan
ada bangunan tinggalan manusia didalamnya ?

*   AHS : "Sy setuju skali dg sikap IAGI spt yg dikemukakan p. Rovicky.
Trlalu dini untuk mnntukan sikap/brkesimpulan, juga sy pikir akan susah
mnengahi suatu prdebatan, bhkan ketika nnti riset sudah trkumpul banyak
sebab slalu ada ruang intrpretasi dalam geologi maupun arkeologi. Sy pikir
IAGI tak perlu release apa2 ttg sadahurip, biarkan aja anggota2nya saling
brpndapat & brdebat. Yg perlu diklarifikasi adalah pndapat2 'liar' yg mmakai
nama IAGI, apa pun pandangannya, selama IAGI tak mrasa mngeluarkan release
apa2. Buat sy, sadahurip sesuatu yg kompleks, tak sederhana shingga mudah
disimpulkan. Kalau kita prcaya geolistrik, model & intrpretasinya bisa
ditafsirkan macam2 baik natural maupun manmade, tp tak mnunjukkan bahwa itu
cinder cone spt blkangan mngemuka di milis, knapa bukan cindercone nnti sy
tulis di milis. Ttg sadahurip, sy lebih mnyoroti fakta hilangnya sebelah
punggungan lava baturahong yg lokasinya frontal thd sadahurip. Dr
pnyelidikan lapangan dan brbagai analisis sy mnafsirkan massa yg  hilang ini
sbg area 'bongkaran', pnambangan batuan, skala masif, yg trjadi pada masa yg
jauh dlm sejarah/prasejarah (masa ini sy tafsirkan dr wawancara dg pnduduk
skitar yg mngatakan bhwa dlm sejarah yg trukur oleh mreka tak ada riwayat
pnambangan di skitar sdhurip, artinya kalau ada pnambangan maka trjadi sblum
ada pnduduk masa kini dan leluhurnya). Daerah bongkaran baturahong prnah
ditafsirkan sbg amblesan sesar, ttapi sy tak mnemukan buktinya. Cekungan
baturahong adalah manmade, sekian banyak batu yg digali itu lalu dipakai
apa, nah ini yg putus, dan sy tak mau brspekulasi dipakai mmbangun pir

RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-22 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Bukan gitu Mas,

Nanti jadi Geoklenik lagi, maksud saya jangan dicampur aduk, penelitian
ilmiah jangan pake kaidah rohaniah dan sebaliknya, kecuali ada bagian yang
jelas overlapping antara dua pendekatan itu.

Yatno

 

From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: Tuesday, February 21, 2012 3:32 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 

Lha nggih niku. Kalau pendekatan ilmu rohani dan ilmu katon dapat dilakukan,
haruskah geologiwan juga belajar ilmu rokhani?
Semoga dua jalur ilmu ini tidak bertentangan.

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: "Yustinus Suyatno Yuwono"  

Date: Tue, 21 Feb 2012 13:49:52 +0700

To: 

ReplyTo:  

Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 

Mas Bandono yang baik,

Namanya Mbah Maridjan. Beliau bukan ilmuwan, tetapi rohaniwan yang dipercaya
Sultan untuk menjaga G Merapi dan penduduk sekitar. Pendekatannya adalah
kekuatan rohani. Sedangkan Mbah Surono rekan kita itu adalah ilmuwan seperti
kita ini, dengan pendekatan ilmiah. Menurut saya dua jenis pendekatan ini
adalah sah-sah saja. Dan saya percaya Mbah Maridjan (alm) sekarang ini
sangat bahagia. Meninggalnya aja gk sakit, mungkin hanya hitungan detik atau
menit ketika ditelan Wedhus Gembel Merapi. Kita- kita ini belum tahu apakah
nantinya lebih bahagia dari Mbah Maridjan??

Yatno

 

From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: Monday, February 20, 2012 3:45 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 

Lha kalau mbah samijan(sarijan)_ ahli gn merapi juga kan? Hehe sekelompok
sama turangga seta kaleee, 
Maaf kalau salah.

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: Ok Taufik  

Date: Mon, 20 Feb 2012 15:41:42 +0700

To: 

ReplyTo:  

Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 

Waktu itu pak Yatno ada di grup studi petrologi di bawah pak Rubini, Ibu
Emmi dll. Kuliah Vulkanologi dihantarkan oleh pejabat dirjen Dikti sekarang
Bp.Djoko S). Ahli Vulkanologi banyak dikenal kalau ada letusan Gn.Api, Bapak
Adjat Sudradjat saat Gn.Galunggung Meletus (sekarang dosen di Geologi
Unpad), dan baru-baru ini Mbah Rono karena aktivitas Merapi.

2012/2/20 Bandono Salim 

Lah kan Dany sAma Andang tidak belajar volkanologi dan pemetaannya dari pak
Yatno. Bisa saja beda persepsi.
Memang sulit pemetaan di gn api, sudah sulit duitnya dikit.
Salam, salamat pensiun, mau terus di vkanik atau ilmu perburungan pak?
Powered by Telkomsel BlackBerryR


-Original Message-----
From: "Yustinus Suyatno Yuwono" 

Date: Mon, 20 Feb 2012 13:20:30
To: 
Reply-To: 
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Pak Danny yang baik.

Lho saya tidak menakuti siapapun. Justru senang sekali ada lebih banyak yang
peduli tentang batuan volkanik. Cuma yaitu, hati- hati membuat
interpretasinya.
Saya bulan ini pension dari ITB karena memang sudah umur 65 th. Sejak
kembali dari Prancis 1987 saya sudah galakkan penelitian volkanik, sudah
banyak lulusan S-1, S-2, dan ada juga S-3 yang mengambil topic pemetaan
volkanik yang saya bimbing, yang sebelumnya selalu menghindari volcanic
terrain. Setelah pension mudah-2 an ada yang mau meneruskan usaha saya ini.
25 th lebih saya menggeluti petrologi volkanik ini, saya sedih bila gak ada
yang mau meneruskannya. Indonesia kaya gunungapi tapi geologisnya kurang
peduli tentang volcanic product- nya. Ironis kan??? Berapa % lulusan geologi
kita ini yang tugas akhirnya (pemetaan lapangan S-1) di volcanic terrain dan
mampu memahami prinsip-2 stratigrafi tefra? Mengambil sample dan observasi
yang baik (tidak sembarangan) di lapangan sampai analisa petrografi, major
and trace elements chemistry dan isotop sampai kimiawi kristal-nya?

Dari puluhan mahasiswa yang telah lulus yang saya bimbing malahan gak ada
yang me- respon milis ini!!! Sudah pada lupa ilmunya barangkali atau sudah
sibuk dan melupakannya???

He... he... Pak Danny, selamat berburu volcanic products, dulu saya pernah
pesan sama Pak Dr Sutikno Bronto ketika beliau baru selesai DR nya (G
Galunggung) saya ucapkan cuga selamat berburu volcanic product kepada
beliau. Kalo P Tikno disertasi nya di Volkanik Kwarter, saya di volkanik
Tersier sampai Plestosen, itu bedanya.
Salam,
Yatno (bulan ini pension dari PNS)


-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com]
Sent: Thursday, February 16, 2012 8:10 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Terimakasih pak Yatno,
Perfectly understood.  Saya juga dulu belajar kegunung apian cukup intens,
setahun mengambil course di Geothermal Institute Univ. Auckland NZ waktu
ngambil S2 di sana, dan juga dapat kuliah-dan lapangan kegunungapian waktu
ngambil S3 di Caltech.
Saran saya lebih baik kita "encourage" orang untuk belajar geologi gunung
api bukan malah terkesan menakut-nakuti dengan kompleksitasnya.  Dalam dua
decade t

RE: [iagi-net-l] IAGI - Ekskursi ke Situs Megalith G Padang (Sabtu 25 Februari 2012)

2012-02-22 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Saudara-saudara hee saudara..saudara!!!

 

Apa sebaiknya IAGI gak ambil inisiatif secara professional, yaitu melakukan
penelitian geologi konvensional di G Padang dan gunung lainnya yang jadi
polemic itu

Setahu saya, penelitian geologi yang diajarkan dosen- dosen kita dulu (dan
saya sekarang mengajarkan pada mhs saya), dilakukan bertahap:

1.   Surface mapping, dibantu interpretasi peta top dan citra satelit/
foto udara sampai membuat penampang geologi- nya (interpretative).

2.   Survey geofisik, untuk penafsiran bawah permukaan- nya

3.   Pemboran, untuk sampling bawah permukaan maupun analisa bawah
permukaan yang lebih akurat.

4.   Sintesa geologi terintregasi (dari data surface, geofisik, dan
drilling)

Hasil yang diperoleh adalah data dasar geologi, lalu terserah diaplikasikan
untuk: arkeologi, geologi teknik, hidrokarbon, perencanaan tata ruang,
geothermal, endapan mineral dst..dst

Kalo IAGI mau serius, mestinya itu yang harus dilakukan, tak iyo? Setelah
selesai baru rame-rame diskusi dan go public.

Jangan mentang- mentang kita ini sudah senior, sudah doctor dsb. nya main
bor atau main setrum padahal belum punya surface map (tentu saja dengan
skala yang memadai menurut area of interest nya)

Salam,

Yatno

 

From: ajis...@ymail.com [mailto:ajis...@ymail.com] 
Sent: Wednesday, February 22, 2012 12:51 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] IAGI - Ekskursi ke Situs Megalith G Padang (Sabtu
25 Februari 2012)

 

Saya sepakat dengan mas noor, sebaiknya internal excursion ini jangan
diliput media dulu, sehingga nanti tidak muncul IAGI berkesimpulan bla bla
bla

Setelah konsep jelas, baru bawa media kesana.

Salam
SA

sent from my @ipad

  _  

From: noor syarifuddin  

Date: Tue, 21 Feb 2012 21:43:09 -0800 (PST)

To: 

ReplyTo:  

Subject: Re: [iagi-net-l] IAGI - Ekskursi ke Situs Megalith G Padang (Sabtu
25 Februari 2012)

 


hmmm.

apa nggak tambah runyam nih...ekskursi langsung diliput media

scenario yang mungkin: sebagian peserat akan dimintai pendapat...maka makin
jelaslah di publik bahwa dalam IAGI pendapatnya belum sama atau bahasa
media..:.Para Ahli Geologi terbelah pendapatnya...:-)

 

salam,
--- On Wed, 2/22/12, Rovicky Dwi Putrohari  wrote:


From: Rovicky Dwi Putrohari 
Subject: Re: [iagi-net-l] IAGI - Ekskursi ke Situs Megalith G Padang (Sabtu
25 Februari 2012)
To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Wednesday, February 22, 2012, 12:35 AM

Silahkan saja Mas Dandy, 

Tadi TVOne juga berkenan meliputnya, sedang mencari crew.

 

RDP

2012/2/22 Dandy Hidayat http://us.mc369.mail.yahoo.com/mc/compose?to=dhida...@live.com> >

Pak Rovicky 
 
Tadi saya sempat ngobrol dengan Ibu Halida Nurliah Hatta , beliau selain
putri Bung Hatta juga pernah di TransTV . Salah satu isi pembicaraan tentang
si Piramida ini , 
 
Nah waktu saya bilang ada acara kunjungan ke Gunung Padang , dia tertarik
untuk mengirim reportase dari Trans7 . 
 
Namun sebelumnya saya perlu dapat ijin dulu , dari PP-IAGI apa boleh
Jurnalis ikut juga ke acara ini , paling nggak survey dulu untuk nanti
mungkin diliput. 
 
kalau Oke , akan saya infokan ke Bu halida Hatta , sekalian bisa saya kasih
no telephonnya 
 
Salam 

Dandy  
 

  _  

Date: Wed, 22 Feb 2012 08:28:00 +0700

From: rovi...@gmail.com
  


To: iagi-net@iagi.or.id
 
Subject: [iagi-net-l] IAGI - Ekskursi ke Situs Megalith G Padang (Sabtu 25
Februari 2012)

Dear Anggota IAGI.

 

Sehubungan dengan semakin menariknya diskusi tentang "piramida" dalam
diskusi di mailist maupun perbinangan media, maka PP IAGI akan mengadakan
ekskursi ke Gunung Padang pada hari Sabtu, 25 February 2012. Acara ini akan
dipandu Aris Setyawan yang akan mejadi penunjuk jalan ke lokasi. PPIAGI
mengundang anggota yang berminat dengan "first come first serve" yang
mendaftar duluan akan dilayani. PP-IAGI akan menyediakan satu bus kecil,
kapasitas 25 orang. 

Acara: Eksursi PP-IAGI ke GunungPadang

Hari/Tanggal   : Sabtu, 25 Februari 2012

Skedul acara : 

Berangkat pukul 06:00 pagi dan kembali ke Jakarta sekitar pukul 14:00 dari
Gunung Padang.  

Alamat pemberangkatan 

Sekretariat PP-Ikatan Ahli Geologi Indonesia
Mineral & Batubara Building.
Jalan Prof Dr Soepomo SH No.10
Jakarta Selatan 12970
Phone (62-21) 83702848 
Fax (62-21) 83702577

Kepada anggota IAGI yang berminat masih ada tempat 15 orang, sekali lagi
dengan first come first serve, dengan mendaftar ke sekretariat PP-IAGI
mengirim email ke sekretariat iagi http://us.mc369.mail.yahoo.com/mc/compose?to=iagi...@cbn.net.id> >, atau
telepon ke sekretariat ke Pak Sutar, dengan no telepon diatas. 


Mari kita berkomentar dan memberikan informasi dengan melihat "batu"-nya.
Akan kita lihat profil geolistrik serta foto batupasir yang konon dijumpai
dari sumur yg di bor dari situs megalith ini. 

 

Salam

 

RDP
-- 
"Sejarah itu

RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-21 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Ngomong-omong kaderisasi, th yl saya membimbing Dosen Yunior dari UGM,
namanya Nugroho, sekarang ambil S-3 di Jepang. Thesis S-2 nya topic nya
volkanik Dakah, Karang Sambung. Mudah- mudahan nanti balik lagi jadi dosen
di UGM dan mau meneruskan hoby saya ini di sana. Tapi yaitu tadi, sedikit
sekali yang berminat penelitian di volcanic petrology.

Yatno

 

From: Ok Taufik [mailto:ok.tau...@gmail.com] 
Sent: Monday, February 20, 2012 1:30 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 

Pak Yatno,

 

kalau bapak sedih setelah pension tak ada yang meneruskan petrologi
volcaniknya..ya salah pak Yatno lah tak mempersiapkan kadernya..wah bapak
bisa di class action nih pakai uang negara tak melakukan kaderisasi:)))

2012/2/20 Yustinus Suyatno Yuwono 

Pak Danny yang baik.

Lho saya tidak menakuti siapapun. Justru senang sekali ada lebih banyak yang
peduli tentang batuan volkanik. Cuma yaitu, hati- hati membuat
interpretasinya.
Saya bulan ini pension dari ITB karena memang sudah umur 65 th. Sejak
kembali dari Prancis 1987 saya sudah galakkan penelitian volkanik, sudah
banyak lulusan S-1, S-2, dan ada juga S-3 yang mengambil topic pemetaan
volkanik yang saya bimbing, yang sebelumnya selalu menghindari volcanic
terrain. Setelah pension mudah-2 an ada yang mau meneruskan usaha saya ini.
25 th lebih saya menggeluti petrologi volkanik ini, saya sedih bila gak ada
yang mau meneruskannya. Indonesia kaya gunungapi tapi geologisnya kurang
peduli tentang volcanic product- nya. Ironis kan??? Berapa % lulusan geologi
kita ini yang tugas akhirnya (pemetaan lapangan S-1) di volcanic terrain dan
mampu memahami prinsip-2 stratigrafi tefra? Mengambil sample dan observasi
yang baik (tidak sembarangan) di lapangan sampai analisa petrografi, major
and trace elements chemistry dan isotop sampai kimiawi kristal-nya?

Dari puluhan mahasiswa yang telah lulus yang saya bimbing malahan gak ada
yang me- respon milis ini!!! Sudah pada lupa ilmunya barangkali atau sudah
sibuk dan melupakannya???

He... he... Pak Danny, selamat berburu volcanic products, dulu saya pernah
pesan sama Pak Dr Sutikno Bronto ketika beliau baru selesai DR nya (G
Galunggung) saya ucapkan cuga selamat berburu volcanic product kepada
beliau. Kalo P Tikno disertasi nya di Volkanik Kwarter, saya di volkanik
Tersier sampai Plestosen, itu bedanya.
Salam,
Yatno (bulan ini pension dari PNS)



-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com]

Sent: Thursday, February 16, 2012 8:10 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Terimakasih pak Yatno,
Perfectly understood.  Saya juga dulu belajar kegunung apian cukup intens,
setahun mengambil course di Geothermal Institute Univ. Auckland NZ waktu
ngambil S2 di sana, dan juga dapat kuliah-dan lapangan kegunungapian waktu
ngambil S3 di Caltech.
Saran saya lebih baik kita "encourage" orang untuk belajar geologi gunung
api bukan malah terkesan menakut-nakuti dengan kompleksitasnya.  Dalam dua
decade terakhir ini penelitian geologi/stratigrafi gunung api di Indonesia
seperti mati suri... bahkan kelihatannya tidak lagi ada pelajaran mata
kuliah gunung api di Jurusan Geologi.  Sampai saat ini setahu saya
pengetahuan bentukan stratigrafi gunung api masih kebanyakan dalam teori
saja. Contoh atau data aktual-nya sangat sedikit...Ini salah satu hambatan
besar untuk mencari jejak artefak diantara tumpukan endapan volkanik... tapi
kita tidak ada pilihan.  Harus siap maju menjawab tantangan.

Salam
DHN


-Original Message-----
From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id]
Sent: Thursday, February 16, 2012 4:51 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Pak Danny,
Saya hanya sharing, bahwa genesa dan produk volkanik itu banyak sekali aspek
heterogenitasnya, baik secara lateral maupun vertical. Pesan saya cuma hati-
hati interpretasi di volkanik.
Salam,
Yatno

-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com]
Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:52 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Referensi dari Pak Yatno ttg contoh cinder cone sangat menarik dan berguna.
Kalau saja ada survey geophysical subsurface-nya (seperti Geolistrik atau
Geo-seismictomografi) dari G. Kiamis ini tentu akan lebih bermanfaat lagi
untuk khasanah ilmu volcano-stratigrafi.  G.Padang, dari penampang
geolistrik dan georadar, tidak mirip dengan sketsa cinder cone ini.

Salam
DHN

-Original Message-
From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com]
Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:11 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Wah pAk yatno ini lebih cenderung ke non piramid ya.

Kata piramider (pendukung piramid), mereka tidak nemukan volkanik neck di
bawah gn padang maupun sadahurip, berdasar hasil geolistrik.
Mungkin keci

RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-21 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Saya mo buka kartu aja ya sama rekan-2.
Bidang Hard rock memang susah cari duit. Tapi Rezeki di Atas yang ngatur.
Saya banyak pengalaman lain di luar Petrologi: Geothermal, Basement
Reservoir, ANDAL, Geologi Teknik, Geohidrologi, selain Petrografi untuk
Hydrocarbon dan Mineral Deposit. Itu untuk menunjang hidup keluarga karena
gaji PNS sangat kecil, dan untuk mengembangkan hoby Petrology Volcanic yang
kering tapi penting itu.
Salam,
Yatno

-Original Message-
From: lia...@indo.net.id [mailto:lia...@indo.net.id] 
Sent: Monday, February 20, 2012 1:55 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

yo gak harus begitu to , tugasnya memberikan pencerahan , lha
urusan minat atau karir kan itu pilihan masing masing.Mungkin banyak yg
minat ke yg lain spt migas biar cepet duitnya
banyak...
ISM



> Pak Yatno,
>
> kalau bapak sedih setelah pension tak ada yang meneruskan
> petrologi volcaniknya..ya salah pak Yatno lah tak
> mempersiapkan kadernya..wah bapak bisa di class action nih
> pakai uang negara tak melakukan kaderisasi:))) 2012/2/20
> Yustinus Suyatno Yuwono 
>
>> Pak Danny yang baik.
>>
>> Lho saya tidak menakuti siapapun. Justru senang sekali ada
>> lebih banyak yang
>> peduli tentang batuan volkanik. Cuma yaitu, hati- hati
>> membuat
>> interpretasinya.
>> Saya bulan ini pension dari ITB karena memang sudah umur 65
>> th. Sejak kembali dari Prancis 1987 saya sudah galakkan
>> penelitian volkanik, sudah banyak lulusan S-1, S-2, dan ada
>> juga S-3 yang mengambil topic pemetaan volkanik yang saya
>> bimbing, yang sebelumnya selalu menghindari volcanic
>> terrain. Setelah pension mudah-2 an ada yang mau meneruskan
>> usaha saya ini. 25 th lebih saya menggeluti petrologi
>> volkanik ini, saya sedih bila gak ada yang mau
>> meneruskannya. Indonesia kaya gunungapi tapi geologisnya
>> kurang peduli tentang volcanic product- nya. Ironis kan???
>> Berapa % lulusan geologi
>> kita ini yang tugas akhirnya (pemetaan lapangan S-1) di
>> volcanic terrain dan
>> mampu memahami prinsip-2 stratigrafi tefra? Mengambil
>> sample dan observasi yang baik (tidak sembarangan) di
>> lapangan sampai analisa petrografi, major and trace
>> elements chemistry dan isotop sampai kimiawi kristal-nya?
>>
>> Dari puluhan mahasiswa yang telah lulus yang saya bimbing
>> malahan gak ada yang me- respon milis ini!!! Sudah pada
>> lupa ilmunya barangkali atau sudah sibuk dan
>> melupakannya???
>>
>> He... he... Pak Danny, selamat berburu volcanic products,
>> dulu saya pernah pesan sama Pak Dr Sutikno Bronto ketika
>> beliau baru selesai DR nya (G Galunggung) saya ucapkan cuga
>> selamat berburu volcanic product kepada beliau. Kalo P
>> Tikno disertasi nya di Volkanik Kwarter, saya di volkanik
>> Tersier sampai Plestosen, itu bedanya.
>> Salam,
>> Yatno (bulan ini pension dari PNS)
>>
>>
>> -Original Message-
>> From: Danny Hilman Natawidjaja
>> [mailto:danny.hil...@gmail.com]
>>  Sent: Thursday, February 16, 2012 8:10 PM
>> To: iagi-net@iagi.or.id
>> Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK
>> YATNO
>>
>> Terimakasih pak Yatno,
>> Perfectly understood.  Saya juga dulu belajar kegunung
>> apian cukup intens, setahun mengambil course di Geothermal
>> Institute Univ. Auckland NZ waktu ngambil S2 di sana, dan
>> juga dapat kuliah-dan lapangan kegunungapian waktu ngambil
>> S3 di Caltech.
>> Saran saya lebih baik kita "encourage" orang untuk belajar
>> geologi gunung api bukan malah terkesan menakut-nakuti
>> dengan kompleksitasnya.  Dalam dua decade terakhir ini
>> penelitian geologi/stratigrafi gunung api di Indonesia
>> seperti mati suri... bahkan kelihatannya tidak lagi ada
>> pelajaran mata kuliah gunung api di Jurusan Geologi.
>> Sampai saat ini setahu saya pengetahuan bentukan
>> stratigrafi gunung api masih kebanyakan dalam teori saja.
>> Contoh atau data aktual-nya sangat sedikit...Ini salah satu
>> hambatan besar untuk mencari jejak artefak diantara
>> tumpukan endapan volkanik... tapi
>> kita tidak ada pilihan.  Harus siap maju menjawab
>> tantangan.
>>
>> Salam
>> DHN
>>
>>
>> -Original Message-
>> From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id]
>> Sent: Thursday, February 16, 2012 4:51 PM
>> To: iagi-net@iagi.or.id
>> Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK
>> YATNO
>>
>> Pak Danny,
>> Saya hanya sharing, bahwa genesa dan produk volkanik itu
>> banyak sekali aspek
>> heterogenitasnya, baik secara

RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-20 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Dulu memang saya geologist lapangan, sering bantu Pertamina (HC maupun
Geothermal)

Saya pernah MS di Cekungan Melawi Kalbar sepanjang 30 Km.

Yatno

 

From: Franciscus B Sinartio [mailto:fbsinar...@yahoo.com] 
Sent: Monday, February 20, 2012 1:55 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 

Pak Yatno tidak menakuti siapapun, tetapi membuat orang lebih tertarik pada
batuan sediment.

Seingat saya dulu, Pak Yatno jadi reference ttg sedimentology beberapa
senior saya dulu di perusahaan minyak.

 

tapi benar juga nih Taufik, apa Pak Yatno tidak sedih tidak ada penerus nya?

kayak cerita Kho Ping Ho, mesti terus bertahan di dunia persilatan sampai
ketemu murid yang bisa digemleng jadi penggantinya.

 

selamat berhari senin.

 

fbs

 

 

  _  

From: Ok Taufik 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Monday, February 20, 2012 1:29 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 

Pak Yatno,

 

kalau bapak sedih setelah pension tak ada yang meneruskan petrologi
volcaniknya..ya salah pak Yatno lah tak mempersiapkan kadernya..wah bapak
bisa di class action nih pakai uang negara tak melakukan kaderisasi:)))

2012/2/20 Yustinus Suyatno Yuwono 

Pak Danny yang baik.

Lho saya tidak menakuti siapapun. Justru senang sekali ada lebih banyak yang
peduli tentang batuan volkanik. Cuma yaitu, hati- hati membuat
interpretasinya.
Saya bulan ini pension dari ITB karena memang sudah umur 65 th. Sejak
kembali dari Prancis 1987 saya sudah galakkan penelitian volkanik, sudah
banyak lulusan S-1, S-2, dan ada juga S-3 yang mengambil topic pemetaan
volkanik yang saya bimbing, yang sebelumnya selalu menghindari volcanic
terrain. Setelah pension mudah-2 an ada yang mau meneruskan usaha saya ini.
25 th lebih saya menggeluti petrologi volkanik ini, saya sedih bila gak ada
yang mau meneruskannya. Indonesia kaya gunungapi tapi geologisnya kurang
peduli tentang volcanic product- nya. Ironis kan??? Berapa % lulusan geologi
kita ini yang tugas akhirnya (pemetaan lapangan S-1) di volcanic terrain dan
mampu memahami prinsip-2 stratigrafi tefra? Mengambil sample dan observasi
yang baik (tidak sembarangan) di lapangan sampai analisa petrografi, major
and trace elements chemistry dan isotop sampai kimiawi kristal-nya?

Dari puluhan mahasiswa yang telah lulus yang saya bimbing malahan gak ada
yang me- respon milis ini!!! Sudah pada lupa ilmunya barangkali atau sudah
sibuk dan melupakannya???

He... he... Pak Danny, selamat berburu volcanic products, dulu saya pernah
pesan sama Pak Dr Sutikno Bronto ketika beliau baru selesai DR nya (G
Galunggung) saya ucapkan cuga selamat berburu volcanic product kepada
beliau. Kalo P Tikno disertasi nya di Volkanik Kwarter, saya di volkanik
Tersier sampai Plestosen, itu bedanya.
Salam,
Yatno (bulan ini pension dari PNS)



-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com]

Sent: Thursday, February 16, 2012 8:10 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Terimakasih pak Yatno,
Perfectly understood.  Saya juga dulu belajar kegunung apian cukup intens,
setahun mengambil course di Geothermal Institute Univ. Auckland NZ waktu
ngambil S2 di sana, dan juga dapat kuliah-dan lapangan kegunungapian waktu
ngambil S3 di Caltech.
Saran saya lebih baik kita "encourage" orang untuk belajar geologi gunung
api bukan malah terkesan menakut-nakuti dengan kompleksitasnya.  Dalam dua
decade terakhir ini penelitian geologi/stratigrafi gunung api di Indonesia
seperti mati suri... bahkan kelihatannya tidak lagi ada pelajaran mata
kuliah gunung api di Jurusan Geologi.  Sampai saat ini setahu saya
pengetahuan bentukan stratigrafi gunung api masih kebanyakan dalam teori
saja. Contoh atau data aktual-nya sangat sedikit...Ini salah satu hambatan
besar untuk mencari jejak artefak diantara tumpukan endapan volkanik... tapi
kita tidak ada pilihan.  Harus siap maju menjawab tantangan.

Salam
DHN


-Original Message-----
From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id]
Sent: Thursday, February 16, 2012 4:51 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Pak Danny,
Saya hanya sharing, bahwa genesa dan produk volkanik itu banyak sekali aspek
heterogenitasnya, baik secara lateral maupun vertical. Pesan saya cuma hati-
hati interpretasi di volkanik.
Salam,
Yatno

-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com]
Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:52 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Referensi dari Pak Yatno ttg contoh cinder cone sangat menarik dan berguna.
Kalau saja ada survey geophysical subsurface-nya (seperti Geolistrik atau
Geo-seismictomografi) dari G. Kiamis ini tentu akan lebih bermanfaat lagi
untuk khasanah ilmu volcano-stratigrafi.  G.Padang, dari penampang
geolistrik dan georadar, tidak mirip dengan sketsa cinder cone i

RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-20 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Gambar yang super bagus,

Nah mirip "Pyramid" ya?? Lebih indah dari piramyt Giza, paling tidak
bagian luarnya. Hebaa..

 

Salam 

Yatno

 

From: amien widodo [mailto:amienwid...@yahoo.com] 
Sent: Monday, February 20, 2012 2:49 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 

Perdebatan asal kolumnar joint yang dipakai di Candi Gunung Padang dan pasir
yang ada di dalamnya masih rame,

exsitu atau insitu.

Ini ada contoh kubah lava G Kelud yang lama memperlihatkan columnar joint
dan yang baru (2007) anak G kelud 

berupa "gundukan pasir - kerikil sampai bongkah" (lava terbreksikan???)
(attachment). 

Jangan-jangan di Gunung Padang sama semua material INSITU seperti yg ada di
G Kelud.

 

 

AW 



RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-20 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Saya sudah lama over sex (over seket) dan over sweet (over swidak)
Ok dapat diatur kopi daratnya. Mungkin workshop di Yogya, yang ngatur Gus
Ipul sama Gus Daru tuh.

Yatno

-Original Message-
From: rakhmadi.avia...@gmail.com [mailto:rakhmadi.avia...@gmail.com] 
Sent: Monday, February 20, 2012 2:58 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Cak Yatno tak kiro jenengan itu masih remaja loh ternyata udah 65th

Ok tetep semangat pak se kali2 kita kopi darat ya

Suwun
Avi 0666 nomor cantik

Powered by Telkomsel BlackBerryR

-Original Message-
From: "Yustinus Suyatno Yuwono" 
Date: Mon, 20 Feb 2012 13:20:30 
To: 
Reply-To: 
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Pak Danny yang baik.

Lho saya tidak menakuti siapapun. Justru senang sekali ada lebih banyak yang
peduli tentang batuan volkanik. Cuma yaitu, hati- hati membuat
interpretasinya.
Saya bulan ini pension dari ITB karena memang sudah umur 65 th. Sejak
kembali dari Prancis 1987 saya sudah galakkan penelitian volkanik, sudah
banyak lulusan S-1, S-2, dan ada juga S-3 yang mengambil topic pemetaan
volkanik yang saya bimbing, yang sebelumnya selalu menghindari volcanic
terrain. Setelah pension mudah-2 an ada yang mau meneruskan usaha saya ini.
25 th lebih saya menggeluti petrologi volkanik ini, saya sedih bila gak ada
yang mau meneruskannya. Indonesia kaya gunungapi tapi geologisnya kurang
peduli tentang volcanic product- nya. Ironis kan??? Berapa % lulusan geologi
kita ini yang tugas akhirnya (pemetaan lapangan S-1) di volcanic terrain dan
mampu memahami prinsip-2 stratigrafi tefra? Mengambil sample dan observasi
yang baik (tidak sembarangan) di lapangan sampai analisa petrografi, major
and trace elements chemistry dan isotop sampai kimiawi kristal-nya? 

Dari puluhan mahasiswa yang telah lulus yang saya bimbing malahan gak ada
yang me- respon milis ini!!! Sudah pada lupa ilmunya barangkali atau sudah
sibuk dan melupakannya???

He... he... Pak Danny, selamat berburu volcanic products, dulu saya pernah
pesan sama Pak Dr Sutikno Bronto ketika beliau baru selesai DR nya (G
Galunggung) saya ucapkan cuga selamat berburu volcanic product kepada
beliau. Kalo P Tikno disertasi nya di Volkanik Kwarter, saya di volkanik
Tersier sampai Plestosen, itu bedanya.
Salam,
Yatno (bulan ini pension dari PNS)


-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com] 
Sent: Thursday, February 16, 2012 8:10 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Terimakasih pak Yatno,
Perfectly understood.  Saya juga dulu belajar kegunung apian cukup intens,
setahun mengambil course di Geothermal Institute Univ. Auckland NZ waktu
ngambil S2 di sana, dan juga dapat kuliah-dan lapangan kegunungapian waktu
ngambil S3 di Caltech.
Saran saya lebih baik kita "encourage" orang untuk belajar geologi gunung
api bukan malah terkesan menakut-nakuti dengan kompleksitasnya.  Dalam dua
decade terakhir ini penelitian geologi/stratigrafi gunung api di Indonesia
seperti mati suri... bahkan kelihatannya tidak lagi ada pelajaran mata
kuliah gunung api di Jurusan Geologi.  Sampai saat ini setahu saya
pengetahuan bentukan stratigrafi gunung api masih kebanyakan dalam teori
saja. Contoh atau data aktual-nya sangat sedikit...Ini salah satu hambatan
besar untuk mencari jejak artefak diantara tumpukan endapan volkanik... tapi
kita tidak ada pilihan.  Harus siap maju menjawab tantangan.

Salam
DHN


-Original Message-
From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id] 
Sent: Thursday, February 16, 2012 4:51 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Pak Danny,
Saya hanya sharing, bahwa genesa dan produk volkanik itu banyak sekali aspek
heterogenitasnya, baik secara lateral maupun vertical. Pesan saya cuma hati-
hati interpretasi di volkanik.
Salam,
Yatno

-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com] 
Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:52 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Referensi dari Pak Yatno ttg contoh cinder cone sangat menarik dan berguna.
Kalau saja ada survey geophysical subsurface-nya (seperti Geolistrik atau
Geo-seismictomografi) dari G. Kiamis ini tentu akan lebih bermanfaat lagi
untuk khasanah ilmu volcano-stratigrafi.  G.Padang, dari penampang
geolistrik dan georadar, tidak mirip dengan sketsa cinder cone ini.

Salam
DHN

-Original Message-
From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:11 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Wah pAk yatno ini lebih cenderung ke non piramid ya.

Kata piramider (pendukung piramid), mereka tidak nemukan volkanik neck di
bawah gn padang maupun sadahurip, berdasar hasil geolistrik.
Mungkin kecil sehingga tersamarkan  karena r

RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-20 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Pul,
Mungkin servernya nge send sendiri.
Saya sudah jawab ke Daru tuh dah dibaca belum?

Yatno

-Original Message-
From: mohammadsyai...@gmail.com [mailto:mohammadsyai...@gmail.com] 
Sent: Monday, February 20, 2012 3:32 PM
To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Om Yatno, beberapa kali kok menuliskan bahwa mau pensiun. Ingin tahu nih,
setelah pensiun bulan ini, om Yatno mau melakukan apa?

Jika masih bingung (semoga tidak), bagaimana jika ikut saya di IAGI untuk
bikin kursus ttg "volcanic products" atau semacamnya seperti cerita om Gito
di negeri sono? Berani terima tantangan ini?

Salam,
Syaiful

Sent from my deep hart

On Feb 20, 2012, at 1:20 PM, "Yustinus Suyatno Yuwono" 
wrote:

> Pak Danny yang baik.
> 
> Lho saya tidak menakuti siapapun. Justru senang sekali ada lebih banyak
yang
> peduli tentang batuan volkanik. Cuma yaitu, hati- hati membuat
> interpretasinya.
> Saya bulan ini pension dari ITB karena memang sudah umur 65 th. Sejak
> kembali dari Prancis 1987 saya sudah galakkan penelitian volkanik, sudah
> banyak lulusan S-1, S-2, dan ada juga S-3 yang mengambil topic pemetaan
> volkanik yang saya bimbing, yang sebelumnya selalu menghindari volcanic
> terrain. Setelah pension mudah-2 an ada yang mau meneruskan usaha saya
ini.
> 25 th lebih saya menggeluti petrologi volkanik ini, saya sedih bila gak
ada
> yang mau meneruskannya. Indonesia kaya gunungapi tapi geologisnya kurang
> peduli tentang volcanic product- nya. Ironis kan??? Berapa % lulusan
geologi
> kita ini yang tugas akhirnya (pemetaan lapangan S-1) di volcanic terrain
dan
> mampu memahami prinsip-2 stratigrafi tefra? Mengambil sample dan observasi
> yang baik (tidak sembarangan) di lapangan sampai analisa petrografi, major
> and trace elements chemistry dan isotop sampai kimiawi kristal-nya? 
> 
> Dari puluhan mahasiswa yang telah lulus yang saya bimbing malahan gak ada
> yang me- respon milis ini!!! Sudah pada lupa ilmunya barangkali atau sudah
> sibuk dan melupakannya???
> 
> He... he... Pak Danny, selamat berburu volcanic products, dulu saya pernah
> pesan sama Pak Dr Sutikno Bronto ketika beliau baru selesai DR nya (G
> Galunggung) saya ucapkan cuga selamat berburu volcanic product kepada
> beliau. Kalo P Tikno disertasi nya di Volkanik Kwarter, saya di volkanik
> Tersier sampai Plestosen, itu bedanya.
> Salam,
> Yatno (bulan ini pension dari PNS)
> 
> 
> -Original Message-
> From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com] 
> Sent: Thursday, February 16, 2012 8:10 PM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
> 
> Terimakasih pak Yatno,
> Perfectly understood.  Saya juga dulu belajar kegunung apian cukup intens,
> setahun mengambil course di Geothermal Institute Univ. Auckland NZ waktu
> ngambil S2 di sana, dan juga dapat kuliah-dan lapangan kegunungapian waktu
> ngambil S3 di Caltech.
> Saran saya lebih baik kita "encourage" orang untuk belajar geologi gunung
> api bukan malah terkesan menakut-nakuti dengan kompleksitasnya.  Dalam dua
> decade terakhir ini penelitian geologi/stratigrafi gunung api di Indonesia
> seperti mati suri... bahkan kelihatannya tidak lagi ada pelajaran mata
> kuliah gunung api di Jurusan Geologi.  Sampai saat ini setahu saya
> pengetahuan bentukan stratigrafi gunung api masih kebanyakan dalam teori
> saja. Contoh atau data aktual-nya sangat sedikit...Ini salah satu hambatan
> besar untuk mencari jejak artefak diantara tumpukan endapan volkanik...
tapi
> kita tidak ada pilihan.  Harus siap maju menjawab tantangan.
> 
> Salam
> DHN
> 
> 
> -Original Message-
> From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id] 
> Sent: Thursday, February 16, 2012 4:51 PM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
> 
> Pak Danny,
> Saya hanya sharing, bahwa genesa dan produk volkanik itu banyak sekali
aspek
> heterogenitasnya, baik secara lateral maupun vertical. Pesan saya cuma
hati-
> hati interpretasi di volkanik.
> Salam,
> Yatno
> 
> -Original Message-
> From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com] 
> Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:52 AM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
> 
> Referensi dari Pak Yatno ttg contoh cinder cone sangat menarik dan
berguna.
> Kalau saja ada survey geophysical subsurface-nya (seperti Geolistrik atau
> Geo-seismictomografi) dari G. Kiamis ini tentu akan lebih bermanfaat lagi
> untuk khasanah ilmu volcano-stratigrafi.  G.Padang, dari penampang
> geolistrik dan georadar, tidak mirip dengan sketsa cinder cone ini.
> 
> Salam
> DHN
> 
> -Original Message

RE: [iagi-net-l] Volcanic Product --> was: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-20 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono




Ipul dan Daru,

Ipul, jangan manas- manasi wong tuwo, mengko kuwalat.

Daru,Saya coba siapkan, tetapi karena sudah ada Pak Tikno dan Mbakyu McPhie
yang lebih muda, biarlah mereka yang focus di bagian field nya, saya akan
sharing pengetahuan di bidang "petrogenesis & implikasi tektonik gunungapi,
gimana Pak?
Salam,
Yatno

-Original Message-
From: mohammadsyai...@gmail.com [mailto:mohammadsyai...@gmail.com] 
Sent: Tuesday, February 21, 2012 5:13 AM
To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Volcanic Product --> was: [iagi-net-l] GUNUNG
PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Itulah yg kumaksud pula, he..he..
Pak nDaru, tapi bisa dimainkan utk reguler setiap 2 bulan utk pak Yatno,
'kan? Tapi terus-terang saya ragu jika pak Yatno berani, he..he.. 'Kan mesti
bikin rancangan acara kursus utk 3 hari (misalnya), terus bikin materi
presentasinya, terus siapkan contoh2 batuan atau volcanic product-nya,
terus..terus..

Kalo berani sih, om Heru Utomo tentu bisa menangkap peluang keberanian ini.

Salam dari mBogor,
Syaiful

Sent from my deep hart

On Feb 20, 2012, at 4:35 PM, "S. (Daru) Prihatmoko" 
wrote:

> Pak Yatno (juga gus Ipul)judulnya saya ganti...
> 
> Saya ngikuti tautan diskusi "pyramide" ini "on and off"tetapi
berkaitan
> dng volcanic product, MGEI-IAGI akan mengadakan workshop/ kursus ttg
> "volcanology and volcanic products" sbg pre-convention workshop (PIT IAGI
> Yogya) Sept nanti. Di dunia "hard rocker" pengetahuan ttg volcanic product
> ini adalah esensial sekali, dan kita memang perlu penyegaran kembali ttg
> materi ini. Pembicara/ instruktur yg kita undang dan sedang bersiap-siap
> adalah pak Sutikno Bronto dan Jocyline McPhie (Utas, Tasmania). Mbak
McPhie
> ini adalah yg menulis buku fenomenal "Volcanic Textures" yg banyak dirujuk
> oleh penggemar volcanic rocks. Kalau pak Yatno bersedia, dengan senang
hati
> kita akan mengundang untuk menjadi salah satu instruktur-nya..
> 
> Lanjut lagi pak...diskusi pyramid-nya, saya ikut menikmati...
> 
> Salam - Daru 
> 
> -Original Message-
> From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id] 
> Sent: Monday, February 20, 2012 1:21 PM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
> 
> Pak Danny yang baik.
> 
> Lho saya tidak menakuti siapapun. Justru senang sekali ada lebih banyak
yang
> peduli tentang batuan volkanik. Cuma yaitu, hati- hati membuat
> interpretasinya.
> Saya bulan ini pension dari ITB karena memang sudah umur 65 th. Sejak
> kembali dari Prancis 1987 saya sudah galakkan penelitian volkanik, sudah
> banyak lulusan S-1, S-2, dan ada juga S-3 yang mengambil topic pemetaan
> volkanik yang saya bimbing, yang sebelumnya selalu menghindari volcanic
> terrain. Setelah pension mudah-2 an ada yang mau meneruskan usaha saya
ini.
> 25 th lebih saya menggeluti petrologi volkanik ini, saya sedih bila gak
ada
> yang mau meneruskannya. Indonesia kaya gunungapi tapi geologisnya kurang
> peduli tentang volcanic product- nya. Ironis kan??? Berapa % lulusan
geologi
> kita ini yang tugas akhirnya (pemetaan lapangan S-1) di volcanic terrain
dan
> mampu memahami prinsip-2 stratigrafi tefra? Mengambil sample dan observasi
> yang baik (tidak sembarangan) di lapangan sampai analisa petrografi, major
> and trace elements chemistry dan isotop sampai kimiawi kristal-nya? 
> 
> Dari puluhan mahasiswa yang telah lulus yang saya bimbing malahan gak ada
> yang me- respon milis ini!!! Sudah pada lupa ilmunya barangkali atau sudah
> sibuk dan melupakannya???
> 
> He... he... Pak Danny, selamat berburu volcanic products, dulu saya pernah
> pesan sama Pak Dr Sutikno Bronto ketika beliau baru selesai DR nya (G
> Galunggung) saya ucapkan cuga selamat berburu volcanic product kepada
> beliau. Kalo P Tikno disertasi nya di Volkanik Kwarter, saya di volkanik
> Tersier sampai Plestosen, itu bedanya.
> Salam,
> Yatno (bulan ini pension dari PNS)
> 
> 
> -Original Message-
> From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com] 
> Sent: Thursday, February 16, 2012 8:10 PM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
> 
> Terimakasih pak Yatno,
> Perfectly understood.  Saya juga dulu belajar kegunung apian cukup intens,
> setahun mengambil course di Geothermal Institute Univ. Auckland NZ waktu
> ngambil S2 di sana, dan juga dapat kuliah-dan lapangan kegunungapian waktu
> ngambil S3 di Caltech.
> Saran saya lebih baik kita "encourage" orang untuk belajar geologi gunung
> api bukan malah terkesan menakut-nakuti dengan kompleksitasnya.  Dalam dua
> decade terakhir ini penelitian geologi/stratigrafi gunung api di Indonesia
> seperti mati suri... bahkan kelihatannya tidak

RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-20 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Mas Bandono yang baik,

Namanya Mbah Maridjan. Beliau bukan ilmuwan, tetapi rohaniwan yang dipercaya
Sultan untuk menjaga G Merapi dan penduduk sekitar. Pendekatannya adalah
kekuatan rohani. Sedangkan Mbah Surono rekan kita itu adalah ilmuwan seperti
kita ini, dengan pendekatan ilmiah. Menurut saya dua jenis pendekatan ini
adalah sah-sah saja. Dan saya percaya Mbah Maridjan (alm) sekarang ini
sangat bahagia. Meninggalnya aja gk sakit, mungkin hanya hitungan detik atau
menit ketika ditelan Wedhus Gembel Merapi. Kita- kita ini belum tahu apakah
nantinya lebih bahagia dari Mbah Maridjan??

Yatno

 

From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: Monday, February 20, 2012 3:45 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 

Lha kalau mbah samijan(sarijan)_ ahli gn merapi juga kan? Hehe sekelompok
sama turangga seta kaleee, 
Maaf kalau salah.

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: Ok Taufik  

Date: Mon, 20 Feb 2012 15:41:42 +0700

To: 

ReplyTo:  

Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 

Waktu itu pak Yatno ada di grup studi petrologi di bawah pak Rubini, Ibu
Emmi dll. Kuliah Vulkanologi dihantarkan oleh pejabat dirjen Dikti sekarang
Bp.Djoko S). Ahli Vulkanologi banyak dikenal kalau ada letusan Gn.Api, Bapak
Adjat Sudradjat saat Gn.Galunggung Meletus (sekarang dosen di Geologi
Unpad), dan baru-baru ini Mbah Rono karena aktivitas Merapi.

2012/2/20 Bandono Salim 

Lah kan Dany sAma Andang tidak belajar volkanologi dan pemetaannya dari pak
Yatno. Bisa saja beda persepsi.
Memang sulit pemetaan di gn api, sudah sulit duitnya dikit.
Salam, salamat pensiun, mau terus di vkanik atau ilmu perburungan pak?
Powered by Telkomsel BlackBerryR


-Original Message-
From: "Yustinus Suyatno Yuwono" 

Date: Mon, 20 Feb 2012 13:20:30
To: 
Reply-To: 
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Pak Danny yang baik.

Lho saya tidak menakuti siapapun. Justru senang sekali ada lebih banyak yang
peduli tentang batuan volkanik. Cuma yaitu, hati- hati membuat
interpretasinya.
Saya bulan ini pension dari ITB karena memang sudah umur 65 th. Sejak
kembali dari Prancis 1987 saya sudah galakkan penelitian volkanik, sudah
banyak lulusan S-1, S-2, dan ada juga S-3 yang mengambil topic pemetaan
volkanik yang saya bimbing, yang sebelumnya selalu menghindari volcanic
terrain. Setelah pension mudah-2 an ada yang mau meneruskan usaha saya ini.
25 th lebih saya menggeluti petrologi volkanik ini, saya sedih bila gak ada
yang mau meneruskannya. Indonesia kaya gunungapi tapi geologisnya kurang
peduli tentang volcanic product- nya. Ironis kan??? Berapa % lulusan geologi
kita ini yang tugas akhirnya (pemetaan lapangan S-1) di volcanic terrain dan
mampu memahami prinsip-2 stratigrafi tefra? Mengambil sample dan observasi
yang baik (tidak sembarangan) di lapangan sampai analisa petrografi, major
and trace elements chemistry dan isotop sampai kimiawi kristal-nya?

Dari puluhan mahasiswa yang telah lulus yang saya bimbing malahan gak ada
yang me- respon milis ini!!! Sudah pada lupa ilmunya barangkali atau sudah
sibuk dan melupakannya???

He... he... Pak Danny, selamat berburu volcanic products, dulu saya pernah
pesan sama Pak Dr Sutikno Bronto ketika beliau baru selesai DR nya (G
Galunggung) saya ucapkan cuga selamat berburu volcanic product kepada
beliau. Kalo P Tikno disertasi nya di Volkanik Kwarter, saya di volkanik
Tersier sampai Plestosen, itu bedanya.
Salam,
Yatno (bulan ini pension dari PNS)


-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com]
Sent: Thursday, February 16, 2012 8:10 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Terimakasih pak Yatno,
Perfectly understood.  Saya juga dulu belajar kegunung apian cukup intens,
setahun mengambil course di Geothermal Institute Univ. Auckland NZ waktu
ngambil S2 di sana, dan juga dapat kuliah-dan lapangan kegunungapian waktu
ngambil S3 di Caltech.
Saran saya lebih baik kita "encourage" orang untuk belajar geologi gunung
api bukan malah terkesan menakut-nakuti dengan kompleksitasnya.  Dalam dua
decade terakhir ini penelitian geologi/stratigrafi gunung api di Indonesia
seperti mati suri... bahkan kelihatannya tidak lagi ada pelajaran mata
kuliah gunung api di Jurusan Geologi.  Sampai saat ini setahu saya
pengetahuan bentukan stratigrafi gunung api masih kebanyakan dalam teori
saja. Contoh atau data aktual-nya sangat sedikit...Ini salah satu hambatan
besar untuk mencari jejak artefak diantara tumpukan endapan volkanik... tapi
kita tidak ada pilihan.  Harus siap maju menjawab tantangan.

Salam
DHN


-Original Message-
From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id]
Sent: Thursday, February 16, 2012 4:51 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Pak Danny,
Saya hanya sharing, bahwa genesa dan produk volkanik itu

RE: [iagi-net-l] Pak Yatno

2012-02-20 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Sdr Agus Budiluhur yth.

 

Syukur anda masih ingat/ nempel ilmu itu. Gak apa-apa, anda kerja di
batubara. Maksud saya dulu waktu ngasih kuliah sih tidak berharap semua
mahasiswa akan berkarya di penelitian. Bahkan kalo gk ada satupun bagi saya
ya gak apa-2, tapi bekal yang saya berikan itu mungkin pada suatu saat
dibutuhkan sehingga dapat membantu masalah yang dihadapi, itu saja. Waktu
membimbing anda cs di Sulawesi dulu saya ingat satu mhs Gajahmada yang
meninggal jatuh ke jurang, kalo gk salah lembar pemetaan-nya di sebelah
lembar pemetaan Suratman. Siapa nama mhs yang meninggal itu ya Gus?

Salam,

Yatno

 

From: Agus Budiluhur [mailto:agus.budilu...@gmail.com] 
Sent: Tuesday, February 21, 2012 11:05 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Pak Yatno

 

Yth Pak Yatno

Saya adalah salah satu murid bimbingannya Pak Yatno, saya mengambil TA S-1
mengenai vulkanologi dan mineralisasi di Gorontalo. Dan ilmu dari bapak
pernah erat menemani saya waktu saya bekerja di beberapa perusahaan
eksplorasi mineral. Bahkan saya masih ingat, saya pernah diberi handbook
sama bapak yaitu Pyroclastic Rocks dari R.V. Fisher. Walaupun saat ini saya
banyak bekerja di batubara, tapi basics dari ilmu petrologi tsb masih terus
nempel. 

Saya pribadi berharap bapak terus berkarya walaupun nantinya akan pensiun,
bahkan kalau kapan kapan ada kursus dari Pak Yatno, saya InsyaAlloh akan
datang. 

Salam hormat

Agus Budiluhur

N.P.A 2156

 

2012/2/21 Yanto R. Sumantri 

dear pak Yatno

 

Menjadi pensiunan bukanlah akhir dari pengabdian jadi ndak usah berhenti
berkarya  apalagi Anda adalah orang kampus . Jadi lebih banyak waktu lagi
untuk menekuni "hobby" petrologi batuan beku.

Merasa sedih karena merasa tidak ada kader ??? Jangan putus asa , karena
dalam dunia persilatan ada pepatah "ombak yang dibelakang mendorong ombak
yang didepan " . Akan selalu ada generasi muda yang mungkin lebih pintar.

 

Pak Yatno tahu penyakit orang pensiunan , yaitu sering berkata : "
...Dulu jaman saya disitu ..dst "

Semoga kita tidak kena penyakit itu ya.

 

Salam kangen.

 

si Abah

  _  

From: "hse...@gmail.com" 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Monday, February 20, 2012 4:25 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 

Iya juga ya Pak. Malah sering terjadi banjir lahar hujan. 

Terima kasih pencerahannya Pak. 

Sent via BlackBerry from Maxis

  _  

From: "Bandono Salim"  

Date: Mon, 20 Feb 2012 08:28:55 +

To: 

ReplyTo:  

Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 

Lho basahlah pak, kan tepat turunnya hujan, dan tempat orang cari emas. 

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: hse...@gmail.com 

Date: Mon, 20 Feb 2012 08:00:50 +

To: 

ReplyTo:  

Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 

Mungkin karena dianggap lahan kering, jadi enggak banyak yang mau??? 

Sent via BlackBerry from Maxis

  _  

From: Ok Taufik  

Date: Mon, 20 Feb 2012 13:29:58 +0700

To: 

ReplyTo:  

Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 

Pak Yatno,

 

kalau bapak sedih setelah pension tak ada yang meneruskan petrologi
volcaniknya..ya salah pak Yatno lah tak mempersiapkan kadernya..wah bapak
bisa di class action nih pakai uang negara tak melakukan kaderisasi:)))

2012/2/20 Yustinus Suyatno Yuwono 

Pak Danny yang baik.

Lho saya tidak menakuti siapapun. Justru senang sekali ada lebih banyak yang
peduli tentang batuan volkanik. Cuma yaitu, hati- hati membuat
interpretasinya.
Saya bulan ini pension dari ITB karena memang sudah umur 65 th. Sejak
kembali dari Prancis 1987 saya sudah galakkan penelitian volkanik, sudah
banyak lulusan S-1, S-2, dan ada juga S-3 yang mengambil topic pemetaan
volkanik yang saya bimbing, yang sebelumnya selalu menghindari volcanic
terrain. Setelah pension mudah-2 an ada yang mau meneruskan usaha saya ini.
25 th lebih saya menggeluti petrologi volkanik ini, saya sedih bila gak ada
yang mau meneruskannya. Indonesia kaya gunungapi tapi geologisnya kurang
peduli tentang volcanic product- nya. Ironis kan??? Berapa % lulusan geologi
kita ini yang tugas akhirnya (pemetaan lapangan S-1) di volcanic terrain dan
mampu memahami prinsip-2 stratigrafi tefra? Mengambil sample dan observasi
yang baik (tidak sembarangan) di lapangan sampai analisa petrografi, major
and trace elements chemistry dan isotop sampai kimiawi kristal-nya?

Dari puluhan mahasiswa yang telah lulus yang saya bimbing malahan gak ada
yang me- respon milis ini!!! Sudah pada lupa ilmunya barangkali atau sudah
sibuk dan melupakannya???

He... he... Pak Danny, selamat berburu volcanic products, dulu saya pernah
pesan sama Pak Dr Sutikno Bronto ketika beliau baru selesai DR nya (G
Galunggung) saya ucapkan cuga selamat berburu volcanic product kepada
beliau. Kalo P Tikno disertasi nya di Volkanik Kwarter, saya di volkanik
Tersier sampai Plestosen, itu bedanya.
Salam,
Yatno (bu

RE: [iagi-net-l] Volcanic Product --> was: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-20 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Itulah Indonesia Bro!!! Geolog Indonesia adalah Geoduit. Bidang yang basah 
melimpah peminatnya. Bidang Petrologidan basic science lainnya?? Bahkan 
di ITB sejak kurikulum 2005 Mata kuliah Mineral Optik digabung dengan 
Petrografi menjadi MK Mineral Optik dan Petrografi, 1 semester 3 SKS, yang 
tadinya 6 SKS. Sudah gitu Pak Danny enak aja menyalahkan saya kenapa gk 
kaderisasi Bukan gk kaderisasi, peminatnya itu lho..selain 
alokasi jumlah dosen juga terbatas.
Salam,
Yatno


-Original Message-
From: Prianggito Sulistiono [mailto:git_m...@yahoo.com] 
Sent: Monday, February 20, 2012 6:05 PM
To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Volcanic Product --> was: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG 
: PENCERAHAN PAK YATNO

Saya amati, geolog2 Australia banyak yg tertarik akan volkanologi karena 
volkanisme itu suatu rangkaian proses alami yg menakjubkan yg di negaranya 
tidak dijumpai. Begitu punya uang sedikit mereka langsung pergi mencari volkano 
di Selandia Baru, Indonesia atau negara Pasifik lainnya utk dikagumi dan 
dipelajari.
Geolog Indonesia sejak lahir sudah mengenal gunungapi. Anak2 TK-SD selalu 
menggambar volkano berdekatan dengan sawah. Hidup berdampingan dengan gunungapi 
adalah sesuatu yg being taken for granted. Hal ini ternyata mengurangi 
antusiasme utk secara bersungguh2 mempelajari ilmu kegunungapian. Mahasiswa 
geologi melakukan pendakian gunung dg semangat pecinta alam, bukan pecinta ilmu 
kegunungapian
(salut akan usaha RDP, Budi Brahmantyo dkk dalam menggeologikan masyarakat dan 
memasyarakatkan geologi)

Wslm
Prianggito

Sent from my iPhone


On 20/02/2012, at 9:43 PM, "Bandono Salim"  wrote:

> Kapan? Boleh sbg peserta? Ini ilmu sangat menarik (bg pensiunan) krn banyak 
> sangkutannya mulai dari. :pembekuan magma sedimentasi, ubahan, pelapukan, 
> bahkan struktur geologi akibat letusan gn api maupun dorongan intrusinya.
> Selain itu ada hydrothermal dan cebakan mineral.
> Lho iya geologi kerekayasaan (engineering geology) juga ada.
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> 
> -Original Message-
> From: "S. (Daru) Prihatmoko" 
> Date: Mon, 20 Feb 2012 16:35:49 
> To: 
> Reply-To: 
> Cc: 
> Subject: [iagi-net-l] Volcanic Product --> was: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : 
> PENCERAHAN PAK YATNO
> Pak Yatno (juga gus Ipul)judulnya saya ganti...
> 
> Saya ngikuti tautan diskusi "pyramide" ini "on and off"tetapi berkaitan
> dng volcanic product, MGEI-IAGI akan mengadakan workshop/ kursus ttg
> "volcanology and volcanic products" sbg pre-convention workshop (PIT IAGI
> Yogya) Sept nanti. Di dunia "hard rocker" pengetahuan ttg volcanic product
> ini adalah esensial sekali, dan kita memang perlu penyegaran kembali ttg
> materi ini. Pembicara/ instruktur yg kita undang dan sedang bersiap-siap
> adalah pak Sutikno Bronto dan Jocyline McPhie (Utas, Tasmania). Mbak McPhie
> ini adalah yg menulis buku fenomenal "Volcanic Textures" yg banyak dirujuk
> oleh penggemar volcanic rocks. Kalau pak Yatno bersedia, dengan senang hati
> kita akan mengundang untuk menjadi salah satu instruktur-nya..
> 
> Lanjut lagi pak...diskusi pyramid-nya, saya ikut menikmati...
> 
> Salam - Daru 
> 
> -Original Message-
> From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id] 
> Sent: Monday, February 20, 2012 1:21 PM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
> 
> Pak Danny yang baik.
> 
> Lho saya tidak menakuti siapapun. Justru senang sekali ada lebih banyak yang
> peduli tentang batuan volkanik. Cuma yaitu, hati- hati membuat
> interpretasinya.
> Saya bulan ini pension dari ITB karena memang sudah umur 65 th. Sejak
> kembali dari Prancis 1987 saya sudah galakkan penelitian volkanik, sudah
> banyak lulusan S-1, S-2, dan ada juga S-3 yang mengambil topic pemetaan
> volkanik yang saya bimbing, yang sebelumnya selalu menghindari volcanic
> terrain. Setelah pension mudah-2 an ada yang mau meneruskan usaha saya ini.
> 25 th lebih saya menggeluti petrologi volkanik ini, saya sedih bila gak ada
> yang mau meneruskannya. Indonesia kaya gunungapi tapi geologisnya kurang
> peduli tentang volcanic product- nya. Ironis kan??? Berapa % lulusan geologi
> kita ini yang tugas akhirnya (pemetaan lapangan S-1) di volcanic terrain dan
> mampu memahami prinsip-2 stratigrafi tefra? Mengambil sample dan observasi
> yang baik (tidak sembarangan) di lapangan sampai analisa petrografi, major
> and trace elements chemistry dan isotop sampai kimiawi kristal-nya? 
> 
> Dari puluhan mahasiswa yang telah lulus yang saya bimbing malahan gak ada
> yang me- respon milis ini!!! Sudah pada lupa ilmunya barangkali atau sudah
> sibuk dan melupakannya???
> 
> He... he... Pak Danny, selamat berburu volcanic pro

RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-20 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Andi yang baik,
Sekarang sudah jamannya digital, berguru tidak perlu pergi jauh-2 ke
orangnya. Baca aja published paper- nya. Di petrologi, banyak rekan- rekan
bule yang me- refer ke paper-paper saya, terutama yang mengenai batuan
potasik- ultrapotasik yang tadinya hanya diketahui banyak ditemukan di
Italy, ternyata di Indonesia (Sulawesi dan Jawa) juga dijumpai.

Salam,
Yatno

-Original Message-
From: a_baiq...@yahoo.com [mailto:a_baiq...@yahoo.com] 
Sent: Monday, February 20, 2012 10:45 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

'Tantangan' Mas Syaiful merupakan ide yang brilliant tuh Pak Yatno.

Semoga kedepannya para hard rocker kita (dan juga dr luar) justru berguru
dari ahli-ahli Indonesia yang sudah liat gunung sejak SD semacam Pak Yatno.

Salam 'Siapa Takut?'
Andi.
*yang juga sempat diajar sama Pak Yatno*

Powered by Telkomsel BlackBerryR

-Original Message-
From: mohammadsyai...@gmail.com
Date: Mon, 20 Feb 2012 15:32:16 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Om Yatno, beberapa kali kok menuliskan bahwa mau pensiun. Ingin tahu nih,
setelah pensiun bulan ini, om Yatno mau melakukan apa?

Jika masih bingung (semoga tidak), bagaimana jika ikut saya di IAGI untuk
bikin kursus ttg "volcanic products" atau semacamnya seperti cerita om Gito
di negeri sono? Berani terima tantangan ini?

Salam,
Syaiful

Sent from my deep hart

On Feb 20, 2012, at 1:20 PM, "Yustinus Suyatno Yuwono" 
wrote:

> Pak Danny yang baik.
> 
> Lho saya tidak menakuti siapapun. Justru senang sekali ada lebih banyak
yang
> peduli tentang batuan volkanik. Cuma yaitu, hati- hati membuat
> interpretasinya.
> Saya bulan ini pension dari ITB karena memang sudah umur 65 th. Sejak
> kembali dari Prancis 1987 saya sudah galakkan penelitian volkanik, sudah
> banyak lulusan S-1, S-2, dan ada juga S-3 yang mengambil topic pemetaan
> volkanik yang saya bimbing, yang sebelumnya selalu menghindari volcanic
> terrain. Setelah pension mudah-2 an ada yang mau meneruskan usaha saya
ini.
> 25 th lebih saya menggeluti petrologi volkanik ini, saya sedih bila gak
ada
> yang mau meneruskannya. Indonesia kaya gunungapi tapi geologisnya kurang
> peduli tentang volcanic product- nya. Ironis kan??? Berapa % lulusan
geologi
> kita ini yang tugas akhirnya (pemetaan lapangan S-1) di volcanic terrain
dan
> mampu memahami prinsip-2 stratigrafi tefra? Mengambil sample dan observasi
> yang baik (tidak sembarangan) di lapangan sampai analisa petrografi, major
> and trace elements chemistry dan isotop sampai kimiawi kristal-nya? 
> 
> Dari puluhan mahasiswa yang telah lulus yang saya bimbing malahan gak ada
> yang me- respon milis ini!!! Sudah pada lupa ilmunya barangkali atau sudah
> sibuk dan melupakannya???
> 
> He... he... Pak Danny, selamat berburu volcanic products, dulu saya pernah
> pesan sama Pak Dr Sutikno Bronto ketika beliau baru selesai DR nya (G
> Galunggung) saya ucapkan cuga selamat berburu volcanic product kepada
> beliau. Kalo P Tikno disertasi nya di Volkanik Kwarter, saya di volkanik
> Tersier sampai Plestosen, itu bedanya.
> Salam,
> Yatno (bulan ini pension dari PNS)
> 
> 
> -Original Message-
> From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com] 
> Sent: Thursday, February 16, 2012 8:10 PM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
> 
> Terimakasih pak Yatno,
> Perfectly understood.  Saya juga dulu belajar kegunung apian cukup intens,
> setahun mengambil course di Geothermal Institute Univ. Auckland NZ waktu
> ngambil S2 di sana, dan juga dapat kuliah-dan lapangan kegunungapian waktu
> ngambil S3 di Caltech.
> Saran saya lebih baik kita "encourage" orang untuk belajar geologi gunung
> api bukan malah terkesan menakut-nakuti dengan kompleksitasnya.  Dalam dua
> decade terakhir ini penelitian geologi/stratigrafi gunung api di Indonesia
> seperti mati suri... bahkan kelihatannya tidak lagi ada pelajaran mata
> kuliah gunung api di Jurusan Geologi.  Sampai saat ini setahu saya
> pengetahuan bentukan stratigrafi gunung api masih kebanyakan dalam teori
> saja. Contoh atau data aktual-nya sangat sedikit...Ini salah satu hambatan
> besar untuk mencari jejak artefak diantara tumpukan endapan volkanik...
tapi
> kita tidak ada pilihan.  Harus siap maju menjawab tantangan.
> 
> Salam
> DHN
> 
> 
> -Original Message-
> From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id] 
> Sent: Thursday, February 16, 2012 4:51 PM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
> 
> Pak Danny,
> Saya hanya sharing, bahwa genesa dan produk volkanik itu banyak sekali
aspek
> heterogenitasnya, baik secara late

RE: [iagi-net-l] Volcanic Product --> was: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-20 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Ipul dan Daru,

Ipul, jangan manas- manasi wong tuwo, mengko kuwalat.

Daru,Saya coba siapkan, tetapi karena sudah ada Pak Tikno dan Mbakyu McPhie
yang lebih muda, biarlah mereka yang focus di bagian field nya, saya akan
sharing pengetahuan di bidang "petrogenesis & implikasi tektonik gunungapi,
gimana Pak?
Salam,
Yatno

-Original Message-
From: mohammadsyai...@gmail.com [mailto:mohammadsyai...@gmail.com] 
Sent: Tuesday, February 21, 2012 5:13 AM
To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Volcanic Product --> was: [iagi-net-l] GUNUNG
PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Itulah yg kumaksud pula, he..he..
Pak nDaru, tapi bisa dimainkan utk reguler setiap 2 bulan utk pak Yatno,
'kan? Tapi terus-terang saya ragu jika pak Yatno berani, he..he.. 'Kan mesti
bikin rancangan acara kursus utk 3 hari (misalnya), terus bikin materi
presentasinya, terus siapkan contoh2 batuan atau volcanic product-nya,
terus..terus..

Kalo berani sih, om Heru Utomo tentu bisa menangkap peluang keberanian ini.

Salam dari mBogor,
Syaiful

Sent from my deep hart

On Feb 20, 2012, at 4:35 PM, "S. (Daru) Prihatmoko" 
wrote:

> Pak Yatno (juga gus Ipul)judulnya saya ganti...
> 
> Saya ngikuti tautan diskusi "pyramide" ini "on and off"tetapi
berkaitan
> dng volcanic product, MGEI-IAGI akan mengadakan workshop/ kursus ttg
> "volcanology and volcanic products" sbg pre-convention workshop (PIT IAGI
> Yogya) Sept nanti. Di dunia "hard rocker" pengetahuan ttg volcanic product
> ini adalah esensial sekali, dan kita memang perlu penyegaran kembali ttg
> materi ini. Pembicara/ instruktur yg kita undang dan sedang bersiap-siap
> adalah pak Sutikno Bronto dan Jocyline McPhie (Utas, Tasmania). Mbak
McPhie
> ini adalah yg menulis buku fenomenal "Volcanic Textures" yg banyak dirujuk
> oleh penggemar volcanic rocks. Kalau pak Yatno bersedia, dengan senang
hati
> kita akan mengundang untuk menjadi salah satu instruktur-nya..
> 
> Lanjut lagi pak...diskusi pyramid-nya, saya ikut menikmati...
> 
> Salam - Daru 
> 
> -Original Message-
> From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id] 
> Sent: Monday, February 20, 2012 1:21 PM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
> 
> Pak Danny yang baik.
> 
> Lho saya tidak menakuti siapapun. Justru senang sekali ada lebih banyak
yang
> peduli tentang batuan volkanik. Cuma yaitu, hati- hati membuat
> interpretasinya.
> Saya bulan ini pension dari ITB karena memang sudah umur 65 th. Sejak
> kembali dari Prancis 1987 saya sudah galakkan penelitian volkanik, sudah
> banyak lulusan S-1, S-2, dan ada juga S-3 yang mengambil topic pemetaan
> volkanik yang saya bimbing, yang sebelumnya selalu menghindari volcanic
> terrain. Setelah pension mudah-2 an ada yang mau meneruskan usaha saya
ini.
> 25 th lebih saya menggeluti petrologi volkanik ini, saya sedih bila gak
ada
> yang mau meneruskannya. Indonesia kaya gunungapi tapi geologisnya kurang
> peduli tentang volcanic product- nya. Ironis kan??? Berapa % lulusan
geologi
> kita ini yang tugas akhirnya (pemetaan lapangan S-1) di volcanic terrain
dan
> mampu memahami prinsip-2 stratigrafi tefra? Mengambil sample dan observasi
> yang baik (tidak sembarangan) di lapangan sampai analisa petrografi, major
> and trace elements chemistry dan isotop sampai kimiawi kristal-nya? 
> 
> Dari puluhan mahasiswa yang telah lulus yang saya bimbing malahan gak ada
> yang me- respon milis ini!!! Sudah pada lupa ilmunya barangkali atau sudah
> sibuk dan melupakannya???
> 
> He... he... Pak Danny, selamat berburu volcanic products, dulu saya pernah
> pesan sama Pak Dr Sutikno Bronto ketika beliau baru selesai DR nya (G
> Galunggung) saya ucapkan cuga selamat berburu volcanic product kepada
> beliau. Kalo P Tikno disertasi nya di Volkanik Kwarter, saya di volkanik
> Tersier sampai Plestosen, itu bedanya.
> Salam,
> Yatno (bulan ini pension dari PNS)
> 
> 
> -Original Message-
> From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com] 
> Sent: Thursday, February 16, 2012 8:10 PM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
> 
> Terimakasih pak Yatno,
> Perfectly understood.  Saya juga dulu belajar kegunung apian cukup intens,
> setahun mengambil course di Geothermal Institute Univ. Auckland NZ waktu
> ngambil S2 di sana, dan juga dapat kuliah-dan lapangan kegunungapian waktu
> ngambil S3 di Caltech.
> Saran saya lebih baik kita "encourage" orang untuk belajar geologi gunung
> api bukan malah terkesan menakut-nakuti dengan kompleksitasnya.  Dalam dua
> decade terakhir ini penelitian geologi/stratigrafi gunung api di Indonesia
> seperti mati suri... bahkan kelihatannya tidak lagi ad

RE: [iagi-net-l] Pak Yatno

2012-02-20 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Kang Abah Yanto yang bijak.

 

Tentu saja, pension akan saya nikmati dan sukuri sambil menekuni hoby
petrologi ini. Terima kasih atas encouragement nya. Sebetulnya ada satu
kader yang sekarang lagi di Jepang ambil S-3, sebentar lagi pulang karena
baru saja selesai programnya.

Salam, 

Yatno

 

From: Yanto R. Sumantri [mailto:yrs_...@yahoo.com] 
Sent: Tuesday, February 21, 2012 10:36 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Pak Yatno

 

dear pak Yatno

 

Menjadi pensiunan bukanlah akhir dari pengabdian jadi ndak usah berhenti
berkarya  apalagi Anda adalah orang kampus . Jadi lebih banyak waktu lagi
untuk menekuni "hobby" petrologi batuan beku.

Merasa sedih karena merasa tidak ada kader ??? Jangan putus asa , karena
dalam dunia persilatan ada pepatah "ombak yang dibelakang mendorong ombak
yang didepan " . Akan selalu ada generasi muda yang mungkin lebih pintar.

 

Pak Yatno tahu penyakit orang pensiunan , yaitu sering berkata : "
...Dulu jaman saya disitu ..dst "

Semoga kita tidak kena penyakit itu ya.

 

Salam kangen.

 

si Abah

  _  

From: "hse...@gmail.com" 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Monday, February 20, 2012 4:25 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO





Iya juga ya Pak. Malah sering terjadi banjir lahar hujan. 

Terima kasih pencerahannya Pak.

Sent via BlackBerry from Maxis

  _  

From: "Bandono Salim"  

Date: Mon, 20 Feb 2012 08:28:55 +

To: 

ReplyTo:  

Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 

Lho basahlah pak, kan tepat turunnya hujan, dan tempat orang cari emas.

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: hse...@gmail.com 

Date: Mon, 20 Feb 2012 08:00:50 +

To: 

ReplyTo:  

Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 

Mungkin karena dianggap lahan kering, jadi enggak banyak yang mau??? 

Sent via BlackBerry from Maxis

  _  

From: Ok Taufik  

Date: Mon, 20 Feb 2012 13:29:58 +0700

To: 

ReplyTo:  

Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 

Pak Yatno,

 

kalau bapak sedih setelah pension tak ada yang meneruskan petrologi
volcaniknya..ya salah pak Yatno lah tak mempersiapkan kadernya..wah bapak
bisa di class action nih pakai uang negara tak melakukan kaderisasi:)))

2012/2/20 Yustinus Suyatno Yuwono 

Pak Danny yang baik.

Lho saya tidak menakuti siapapun. Justru senang sekali ada lebih banyak yang
peduli tentang batuan volkanik. Cuma yaitu, hati- hati membuat
interpretasinya.
Saya bulan ini pension dari ITB karena memang sudah umur 65 th. Sejak
kembali dari Prancis 1987 saya sudah galakkan penelitian volkanik, sudah
banyak lulusan S-1, S-2, dan ada juga S-3 yang mengambil topic pemetaan
volkanik yang saya bimbing, yang sebelumnya selalu menghindari volcanic
terrain. Setelah pension mudah-2 an ada yang mau meneruskan usaha saya ini.
25 th lebih saya menggeluti petrologi volkanik ini, saya sedih bila gak ada
yang mau meneruskannya. Indonesia kaya gunungapi tapi geologisnya kurang
peduli tentang volcanic product- nya. Ironis kan??? Berapa % lulusan geologi
kita ini yang tugas akhirnya (pemetaan lapangan S-1) di volcanic terrain dan
mampu memahami prinsip-2 stratigrafi tefra? Mengambil sample dan observasi
yang baik (tidak sembarangan) di lapangan sampai analisa petrografi, major
and trace elements chemistry dan isotop sampai kimiawi kristal-nya?

Dari puluhan mahasiswa yang telah lulus yang saya bimbing malahan gak ada
yang me- respon milis ini!!! Sudah pada lupa ilmunya barangkali atau sudah
sibuk dan melupakannya???

He... he... Pak Danny, selamat berburu volcanic products, dulu saya pernah
pesan sama Pak Dr Sutikno Bronto ketika beliau baru selesai DR nya (G
Galunggung) saya ucapkan cuga selamat berburu volcanic product kepada
beliau. Kalo P Tikno disertasi nya di Volkanik Kwarter, saya di volkanik
Tersier sampai Plestosen, itu bedanya.
Salam,
Yatno (bulan ini pension dari PNS)



-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com]

Sent: Thursday, February 16, 2012 8:10 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Terimakasih pak Yatno,
Perfectly understood.  Saya juga dulu belajar kegunung apian cukup intens,
setahun mengambil course di Geothermal Institute Univ. Auckland NZ waktu
ngambil S2 di sana, dan juga dapat kuliah-dan lapangan kegunungapian waktu
ngambil S3 di Caltech.
Saran saya lebih baik kita "encourage" orang untuk belajar geologi gunung
api bukan malah terkesan menakut-nakuti dengan kompleksitasnya.  Dalam dua
decade terakhir ini penelitian geologi/stratigrafi gunung api di Indonesia
seperti mati suri... bahkan kelihatannya tidak lagi ada pelajaran mata
kuliah gunung api di Jurusan Geologi.  Sampai saat ini setahu saya
pengetahuan bentukan stratigrafi gunung api masih kebanyakan dalam teori
saja. Contoh atau data aktual-nya sangat sedikit...Ini sa

RE: [iagi-net-l] Pak Yatno

2012-02-20 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Agus Budiluhur yang baik,

Sukur masih nempel ilmu itu, gak apa-2, bagus juga kerja di bidang batubara.
Siapa tahu pada suatu saat ilmu itu diperlukan? Ok. Dalam waktu dekat saya
berencana akan buat short course mengenai : Petrology basement reservoir
(hydro carbon), sekitar April- Mei. Tempat mungkin saya pilih Yogya. Tunggu
aja nanti flyer- nya.

Salam,

Yatno 

 

From: Agus Budiluhur [mailto:agus.budilu...@gmail.com] 
Sent: Tuesday, February 21, 2012 11:05 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Pak Yatno

 

Yth Pak Yatno

Saya adalah salah satu murid bimbingannya Pak Yatno, saya mengambil TA S-1
mengenai vulkanologi dan mineralisasi di Gorontalo. Dan ilmu dari bapak
pernah erat menemani saya waktu saya bekerja di beberapa perusahaan
eksplorasi mineral. Bahkan saya masih ingat, saya pernah diberi handbook
sama bapak yaitu Pyroclastic Rocks dari R.V. Fisher. Walaupun saat ini saya
banyak bekerja di batubara, tapi basics dari ilmu petrologi tsb masih terus
nempel. 

Saya pribadi berharap bapak terus berkarya walaupun nantinya akan pensiun,
bahkan kalau kapan kapan ada kursus dari Pak Yatno, saya InsyaAlloh akan
datang. 

Salam hormat

Agus Budiluhur

N.P.A 2156

 

2012/2/21 Yanto R. Sumantri 

dear pak Yatno

 

Menjadi pensiunan bukanlah akhir dari pengabdian jadi ndak usah berhenti
berkarya  apalagi Anda adalah orang kampus . Jadi lebih banyak waktu lagi
untuk menekuni "hobby" petrologi batuan beku.

Merasa sedih karena merasa tidak ada kader ??? Jangan putus asa , karena
dalam dunia persilatan ada pepatah "ombak yang dibelakang mendorong ombak
yang didepan " . Akan selalu ada generasi muda yang mungkin lebih pintar.

 

Pak Yatno tahu penyakit orang pensiunan , yaitu sering berkata : "
...Dulu jaman saya disitu ..dst "

Semoga kita tidak kena penyakit itu ya.

 

Salam kangen.

 

si Abah

  _  

From: "hse...@gmail.com" 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Monday, February 20, 2012 4:25 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 

Iya juga ya Pak. Malah sering terjadi banjir lahar hujan. 

Terima kasih pencerahannya Pak. 

Sent via BlackBerry from Maxis

  _  

From: "Bandono Salim"  

Date: Mon, 20 Feb 2012 08:28:55 +

To: 

ReplyTo:  

Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 

Lho basahlah pak, kan tepat turunnya hujan, dan tempat orang cari emas. 

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: hse...@gmail.com 

Date: Mon, 20 Feb 2012 08:00:50 +

To: 

ReplyTo:  

Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 

Mungkin karena dianggap lahan kering, jadi enggak banyak yang mau??? 

Sent via BlackBerry from Maxis

  _  

From: Ok Taufik  

Date: Mon, 20 Feb 2012 13:29:58 +0700

To: 

ReplyTo:  

Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 

Pak Yatno,

 

kalau bapak sedih setelah pension tak ada yang meneruskan petrologi
volcaniknya..ya salah pak Yatno lah tak mempersiapkan kadernya..wah bapak
bisa di class action nih pakai uang negara tak melakukan kaderisasi:)))

2012/2/20 Yustinus Suyatno Yuwono 

Pak Danny yang baik.

Lho saya tidak menakuti siapapun. Justru senang sekali ada lebih banyak yang
peduli tentang batuan volkanik. Cuma yaitu, hati- hati membuat
interpretasinya.
Saya bulan ini pension dari ITB karena memang sudah umur 65 th. Sejak
kembali dari Prancis 1987 saya sudah galakkan penelitian volkanik, sudah
banyak lulusan S-1, S-2, dan ada juga S-3 yang mengambil topic pemetaan
volkanik yang saya bimbing, yang sebelumnya selalu menghindari volcanic
terrain. Setelah pension mudah-2 an ada yang mau meneruskan usaha saya ini.
25 th lebih saya menggeluti petrologi volkanik ini, saya sedih bila gak ada
yang mau meneruskannya. Indonesia kaya gunungapi tapi geologisnya kurang
peduli tentang volcanic product- nya. Ironis kan??? Berapa % lulusan geologi
kita ini yang tugas akhirnya (pemetaan lapangan S-1) di volcanic terrain dan
mampu memahami prinsip-2 stratigrafi tefra? Mengambil sample dan observasi
yang baik (tidak sembarangan) di lapangan sampai analisa petrografi, major
and trace elements chemistry dan isotop sampai kimiawi kristal-nya?

Dari puluhan mahasiswa yang telah lulus yang saya bimbing malahan gak ada
yang me- respon milis ini!!! Sudah pada lupa ilmunya barangkali atau sudah
sibuk dan melupakannya???

He... he... Pak Danny, selamat berburu volcanic products, dulu saya pernah
pesan sama Pak Dr Sutikno Bronto ketika beliau baru selesai DR nya (G
Galunggung) saya ucapkan cuga selamat berburu volcanic product kepada
beliau. Kalo P Tikno disertasi nya di Volkanik Kwarter, saya di volkanik
Tersier sampai Plestosen, itu bedanya.
Salam,
Yatno (bulan ini pension dari PNS)



-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com]

Sent: Thursday, February 16, 2012 8:10 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO


RE: [iagi-net-l] Gunung Sadahurip : Piramida Alam?

2012-02-19 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Setuju Bang Ben, and Horasss.

Masih sementara kan kesimpulannya?
Salam,

Yatno

 

From: benyamin sembiring [mailto:benyaminsembir...@gmail.com] 
Sent: Thursday, February 16, 2012 5:34 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Gunung Sadahurip : Piramida Alam?

 

Gunung Sadahurip : Piramida Alam?

 

Menyimak diskusi tentang Gunung Sadahurip apakah sebuah piramida buatan
manusia atau gunung bentukan alam sangat menarik. Masing-masing punya
argumentasi nya. 

Dari diskusi ini ada beberpa hal yang menjadi ketertarikan saya untuk
mengambil "kesimpulan sementara" tentang perdebatan ini, yaitu :

1.   - Piramida bukan saja harus mengacu kepada piramida besar , Giza,
yang ada di mesir.  Menurut saya pernyataan ini bahwa apabila ada bentukan
mirip piramida bisa saja dikatan piramida walaupun tidak mengikuti aturan
piramida di Mesir

2.  -  Hasil penelitian beberapa ahli geologi bahwa di Gunung Sadahurip
terdapat batuan beku yang berbentuk columnar joint, andesit dll. Sehingga
kelompok ini menapsirkan bahwa Gunung Sadahurip adalah bentukan alam yang
mirip piramida. 

3.  -  Ada juga sekelompok ahli geologi yang melakukan penelitian di
Gunung Sadahurip bahwa disana ditemukan sisa sisa/bekas aktivitas manusia
(artefak/ekofak). Bahkan kelompok ini juga melakukan penelitian geofisika
sehingga yakin betul bentukan tersebut berbeda (ada bedanya) dengan bentukan
alam biasa. Kelompok ini meyakini bahwa Gunung Sadahurip adalah piramida
buatan manusia.

Ada banyak bentukan alam yang dipergunakan oleh manusia untuk membangun
suatu tempat beraktivitas, bisa saja itu tempat hunian maupun tempat
pemujaan. Misalnya Gua Gajah di Bali, Gua Selomangleng di Kediri. Paling
tidak kedua tempat itu adalah batuan bentukan alam yang dibangun oleh
manusia untuk keperluan beribadah, mungkin. Namun dilakukan berbabagi
bentukan sehingga tempat itu bukan murni hasil bentukan alam, tapi sudah ada
modifikasi manusia. Nah..bisakah Gunung Sadahurip seperti itu?

 

Yang ingin saya katakan bahwa ada banyak bentukan alam yang bisa
dipergunakan oleh manusia untuk berbagai keperluannya. Jadi kalau Gunung
Sadahurip yang berbentuk piramida itu dipergunakan oleh manusia untuk
keperluannya dan membangun sesuatu disana adalah hal yang wajar saja.
Apalagi kalau piramida gak harus mengacu kepada bentuk piramida Giza.

 

Memperhatikan hal di atas apakah tidak mungkin Gunung Sadahurip adalah
gunung bentukan alam, yang kebetulan berbentuk piramida, dimanfaatkan
manusia untuk dijadikan tempat untuk keperluan manusia saat itu. Begitu
cerdasnya manusia saat itu, untuk apa mengangkat batuan sekian banyaknya
untuk buat piramida, toh sudah ada gunung bentukan alam yang bisa
dipergunakan, tinggal memolesnya saja menjadi seperti yang diinginkan. Bisa
saja membangun suatu bangunan di puncak ataupun sisi lain sehingga
diperkirakan beberapa ahli ada sebuah ruangan hasil karya manusia.

 

Oleh karena itu, jadilah Gunung Sadahurip adalah Piramida Alam. 

 

Terlalu dini memang.

 

Salam 

Benyamin Sembiring



RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-19 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Pak Danny yang baik.

Lho saya tidak menakuti siapapun. Justru senang sekali ada lebih banyak yang
peduli tentang batuan volkanik. Cuma yaitu, hati- hati membuat
interpretasinya.
Saya bulan ini pension dari ITB karena memang sudah umur 65 th. Sejak
kembali dari Prancis 1987 saya sudah galakkan penelitian volkanik, sudah
banyak lulusan S-1, S-2, dan ada juga S-3 yang mengambil topic pemetaan
volkanik yang saya bimbing, yang sebelumnya selalu menghindari volcanic
terrain. Setelah pension mudah-2 an ada yang mau meneruskan usaha saya ini.
25 th lebih saya menggeluti petrologi volkanik ini, saya sedih bila gak ada
yang mau meneruskannya. Indonesia kaya gunungapi tapi geologisnya kurang
peduli tentang volcanic product- nya. Ironis kan??? Berapa % lulusan geologi
kita ini yang tugas akhirnya (pemetaan lapangan S-1) di volcanic terrain dan
mampu memahami prinsip-2 stratigrafi tefra? Mengambil sample dan observasi
yang baik (tidak sembarangan) di lapangan sampai analisa petrografi, major
and trace elements chemistry dan isotop sampai kimiawi kristal-nya? 

Dari puluhan mahasiswa yang telah lulus yang saya bimbing malahan gak ada
yang me- respon milis ini!!! Sudah pada lupa ilmunya barangkali atau sudah
sibuk dan melupakannya???

He... he... Pak Danny, selamat berburu volcanic products, dulu saya pernah
pesan sama Pak Dr Sutikno Bronto ketika beliau baru selesai DR nya (G
Galunggung) saya ucapkan cuga selamat berburu volcanic product kepada
beliau. Kalo P Tikno disertasi nya di Volkanik Kwarter, saya di volkanik
Tersier sampai Plestosen, itu bedanya.
Salam,
Yatno (bulan ini pension dari PNS)


-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com] 
Sent: Thursday, February 16, 2012 8:10 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Terimakasih pak Yatno,
Perfectly understood.  Saya juga dulu belajar kegunung apian cukup intens,
setahun mengambil course di Geothermal Institute Univ. Auckland NZ waktu
ngambil S2 di sana, dan juga dapat kuliah-dan lapangan kegunungapian waktu
ngambil S3 di Caltech.
Saran saya lebih baik kita "encourage" orang untuk belajar geologi gunung
api bukan malah terkesan menakut-nakuti dengan kompleksitasnya.  Dalam dua
decade terakhir ini penelitian geologi/stratigrafi gunung api di Indonesia
seperti mati suri... bahkan kelihatannya tidak lagi ada pelajaran mata
kuliah gunung api di Jurusan Geologi.  Sampai saat ini setahu saya
pengetahuan bentukan stratigrafi gunung api masih kebanyakan dalam teori
saja. Contoh atau data aktual-nya sangat sedikit...Ini salah satu hambatan
besar untuk mencari jejak artefak diantara tumpukan endapan volkanik... tapi
kita tidak ada pilihan.  Harus siap maju menjawab tantangan.

Salam
DHN


-Original Message-----
From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id] 
Sent: Thursday, February 16, 2012 4:51 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Pak Danny,
Saya hanya sharing, bahwa genesa dan produk volkanik itu banyak sekali aspek
heterogenitasnya, baik secara lateral maupun vertical. Pesan saya cuma hati-
hati interpretasi di volkanik.
Salam,
Yatno

-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com] 
Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:52 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Referensi dari Pak Yatno ttg contoh cinder cone sangat menarik dan berguna.
Kalau saja ada survey geophysical subsurface-nya (seperti Geolistrik atau
Geo-seismictomografi) dari G. Kiamis ini tentu akan lebih bermanfaat lagi
untuk khasanah ilmu volcano-stratigrafi.  G.Padang, dari penampang
geolistrik dan georadar, tidak mirip dengan sketsa cinder cone ini.

Salam
DHN

-Original Message-
From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:11 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Wah pAk yatno ini lebih cenderung ke non piramid ya.

Kata piramider (pendukung piramid), mereka tidak nemukan volkanik neck di
bawah gn padang maupun sadahurip, berdasar hasil geolistrik.
Mungkin kecil sehingga tersamarkan  karena rentang geolistriknya cukup
panjang.
Powered by Telkomsel BlackBerryR

-Original Message-----
From: "Yustinus Suyatno Yuwono" 
Date: Tue, 14 Feb 2012 10:52:02 
To: 
Reply-To: 
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Rekan rekan Yth.

Ini saya coba buat sketsa suatu gunungapi kecil (biasanya tingginya hanya
ratusan meter saja) yang disebut "cinder cone" (bhs Prancisnya "Cone de
cendre"). Di dalam body gunungapi kecil ini strukturnya sangat kompleks,
bias ada rongga-2, paleo soil, dll. Perlu diketahui juga, dari permukaan
gunungapi ini tidak terlihat adanya tanda- tanda pusat erupsi seperti
kepundan (crater), kawah (crater lake), volcanic plug dsb. Yang Nampak hanya
bentuk dome yang isinya lapili- 

RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG... Angle of Repose

2012-02-16 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Pak Awang, 
Terima kasih penjelasannya. Satu lagi: apakah kalau hanya satu sisi gunung saja 
yang ada situs berundak, sedang sisi lainnya tidak ada sentuhan manusia sama 
sekali, apakah dalam arkeologi juga disebut pyramid? Kalau ini juga disebut 
pyramid, maka harus ada konvensi baru untuk istilah pyramid ini. Dan saya harus 
protes pada guru-guru SD yang mendeskripsi pyramid itu, supaya di diskripsi 
ulang.
Salam,
Yatno

-Original Message-
From: Awang Harun Satyana [mailto:aha...@bpmigas.go.id] 
Sent: Thursday, February 16, 2012 4:27 PM
To: 'iagi-net@iagi.or.id'
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG... Angle of Repose

Pak Yatno,

Terima kasih atas tambahan informasinya, salah satu jenis bukit volkanik lain 
juga adalah apa yang disebut dalam bahasa Indonesia "gumuk piroklastika" yang 
mungkin juga tak punya pipa kepundan, hanya tumpukan piroklastika.

Tentang piramida, banyak jenisnya, yang Pak Yatno sebutkan di bawah adalah yang 
dklasifikasikan sebagai "square pyramid" yang diwakili oleh piramida2 terkenal 
di kompleks Giza, selatan Cairo. Kebanyakan orang menganggap bahwa itulah 
satu2nya bentuk piramid, ternyata bukan. Bahkan yang tak simetris pun tetapi 
disebut piramid ada, yaitu "bent pyramid", misalnya piramid Snefru (2600 SM) 
atau Pepi (2250 SM).

Piramida2 di Mesir berkembang dari punden berundak yang juga dinamakan sebagai 
piramida, berangkat dari punden berundak dua-tiga tingkat yang terkenal dengan 
nama "mastaba", atau punden berundak yang lebih tinggi misalnya piramida Djoser 
(2630 SM). Dan pembangunan piramida2 terkenal di Giza itu, Cheops/Khufu 
misalnya ia tahap pembangunannya melalui punden berundak (step pyramid) lalu 
di-casing sehingga undakannya tidak terlihat, sisa bidang miringnya.

Dalam terminologi baku, punden berundak diterjemahkan sebagai 'step pyramid' 
dan Gunung Padang serta Borobudur telah biasa masuk dalam literatur2 arkeologi 
dari luar disebut sebagai 'step pyramid'.

Salam,
Awang

-Original Message-
From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id] 
Sent: 16 Februari 2012 4:09
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG... Angle of Repose

Pak Awang, 

Maaf saya tidak pernah menafsirkan Sadahurip, G. Padang G. Lalakon dsb sebagai 
cinder cone. Saya hanya sharing, bahwa suatu volcanic activity tidak selalu 
ditandai adanya center eruption features seperti sisa kepundan, kawah, volcanic 
neck dsb. Saya hanya ngasih contoh aja G. Kiamis yang kebetulan ada di Garut 
adalah cindercone. Pesan saya jelas, tidak mudah untuk interpretasi volkanik. 
Ada lagi volcano (kecil) yang disebut "hornito" ("rootless volcano").yang 
terakir ini adalah kerucut kecil gunungapi yang tidak punya feeder (kepundan) 
jadi tidak ada volcanic neck segala.Letusan terjadi saat lava panas mengalir ke 
laut, impact antara lava dan air laut menimbulkan letusan, hasilnya sering juga 
disebut littoral cone atau hornito dalam bhs Mexico.Sekali lagi saya juga tidak 
menyimpulkan Sadahurip adalah hornito.
Mengenai critical angle, itu memang betul terutama untuk material lepas. 
Critical angle itu hanya berlaku pada saat erupsi selesai. Setelah itu ada 
proses erosi, digenesis, mungkin alterasi dsb yang akhirnya memberikan bentuk 
morfologi yang sekarang.
Harap tahu saja, kalo anda sempat jalan- jalan mulai Padalarang, Cililin, 
Cimahi, Banjaran, sampai Garut Selatan, anda akan menjumpai puluhan "Piramid" 
dengan berbagai ukuran dan bentuk, ada yang simetris, ada yang tidak simetris, 
bahkan di Bandung Selatan sudah banyak yang dibuat Quarry sehingga bagian dalam 
"Pyramid" ini jelas terlihat. Dan itu semua adalah volcanic remnant yang 
umurnya mungkin sekitar Miosen Atas- Plestosen. Dan nama yang cocok adalah 
"kerucut" bukan "pyramid". Karena kalau pyramid harus segi empat dasarnya 
dengan pinggiran yang runcing.Satu hal yang saya sangat setuju adalah adanya 
situs megalitik di tempat G Padang itu. Pertanyaan saya kpd rekan arkeologis: 
Apakah Situs Berundak itu sama atau identik dengan Pyramid? Setahu saya situs 
megalitik di dunia dikenal dari susunan batu-batu besar, menhir, dolmen, 
patung-patung besar dengan bentuk primitive, dan tidak ada sentuhan teknologi 
canggih seperti pada Piramid Mesir, atau Candi, atau bangunan besar lainnya. 
Maaf saya tanya karena saya bukan arkeologis.
Salam,
Yatno

-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com] 
Sent: Wednesday, February 15, 2012 5:08 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG... Angle of Repose


Critical angle of repose perlu diterapkan ke penafsiran
cinder cone, bukan ke step pyramid, kecuali kalau perundakan piramida ini mau 
ditutupi 'casing' sehingga membentuk bidang miring, tetapi bidang miring 
bukanlah arkitektur Gunung Padang.

Gunung Padang secara regional duduk di atas/di sekitar jalur Sesar 

RE: [iagi-net-l] Dating situs arkeologi, bagaimana kaidahnya ?

2012-02-16 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Pak Danny yang baik.

Pentarikhan radiometri apapun (C14, K/Ar dll.) ada prosedurnya. Atmosferik
radioactive sudah diperhitungkan oleh lab dan ada factor koreksi/
pengukuran, bahkan satu tempat kalau diukur atmospheric radioaktifnya akan
berbeda dengan tempat lain meskipun dalam waktu yang sama. Jadi sekarangpun
kita bs ngukur dengan baik asal mengikuti prosedur. Nah lab juga punya
prosedur, bila atmosferik back ground melampaui batas, biasanya hasilnya
di-reject. Batuan yang kita ukur pasti berumur sebelum th 1950 kan? Jadi gk
masalah dengan melimpahnya bahan radioaktif setelah th 1950. Kualitas sample
juga berpengaruh besar, pengambilan sample juga ada prosedurnya, misalnya
sampling C14, sampelnya setelah diambil lalu dibungkus aluminium foil di
lapangan.

Salam,

Yatno

 

From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com] 
Sent: Tuesday, February 14, 2012 9:49 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Dating situs arkeologi, bagaimana kaidahnya ?

 

"Uncalibrated radiocarbon age - BP me-refer ke 1950 karena setelah 1950 AD
banyak percobaan bom atom dan berbagai pelepasan carbon akibat maraknya
dunia industri sehingga level carbon-14 di atmosphere kacau balau.
Perhitungan  carbon dating sangat tergantung pada variasi level carbon di
atmosfer ini sehingga sudah tidak mungkin menghitung peluruhan C-14 setelah
1950.  Radiocarbon age (BP) harus dikonversi/dikalibrasi ke "calendar age"
karena level carbon ini tidak tetap tapi bervariasi.  Seperti hasil carbon
dating dari sampel di Gunung Padang dari kedalaman 3.5 m yaitu sekitar 5500
Radiocarbon age BP, maka ini kalau dikonversi ke calendar age menjadi
sekitar 6700 BP (calendar age) atau 4700 BC (SM). Ini saya sertakan  graph
umum untuk kalibrasi radiocarbon age sampai 7000 BP.

 

From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: Monday, February 13, 2012 5:43 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Dating situs arkeologi, bagaimana kaidahnya ?

 

Terimakasih pak RPK, jadi ingat lagi.

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

 



RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-16 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Saya tidak cenderung ke siapa-2 wong datanya masih amat- amat sedikit gitu
Mas Bandono,
Cuma ingin sharing kalau interpretasi di volkanik, tidak seperti di sedimen,
hati-2, Tanya orang yang familiar dengan volcanic products, misalnya P. Mas
Ace Purbawinata, P. Sutikno Bronto, atau lainnya. Contoh, pasir lepas yang
ditemukan dalam pemboran yang katanya seperti diayak itu seperti apa? Dengan
petrografi sederhana bs diketahui apakah tefra, atau pasir sungai atau pasir
yang lain?
Salam,
Yatno

-Original Message-
From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:11 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Wah pAk yatno ini lebih cenderung ke non piramid ya.

Kata piramider (pendukung piramid), mereka tidak nemukan volkanik neck di
bawah gn padang maupun sadahurip, berdasar hasil geolistrik.
Mungkin kecil sehingga tersamarkan  karena rentang geolistriknya cukup
panjang.
Powered by Telkomsel BlackBerryR

-Original Message-
From: "Yustinus Suyatno Yuwono" 
Date: Tue, 14 Feb 2012 10:52:02 
To: 
Reply-To: 
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Rekan rekan Yth.

Ini saya coba buat sketsa suatu gunungapi kecil (biasanya tingginya hanya
ratusan meter saja) yang disebut "cinder cone" (bhs Prancisnya "Cone de
cendre"). Di dalam body gunungapi kecil ini strukturnya sangat kompleks,
bias ada rongga-2, paleo soil, dll. Perlu diketahui juga, dari permukaan
gunungapi ini tidak terlihat adanya tanda- tanda pusat erupsi seperti
kepundan (crater), kawah (crater lake), volcanic plug dsb. Yang Nampak hanya
bentuk dome yang isinya lapili- tuff yang relative loose, mudah tererosi
membentuk endapan lahar dsb. Lapilli itu dihasilkan suatu erupsi, biasanya
tipe phreato- magmatic, bs dibayangkan saat di- erupsikan mirip kembang api
raksasa dan jatuh (pyroclasti fall) di sekitar pusat erupsi bahkan menutupi
volcanic edifice- nya. Sketsa itu saya buat contoh untuk G. Kiamis, Garut
(selatan konsesi geothermal Darajat), lava flow nya berupa obsidian yang
tersingkap dekat Desa Toblong)

Salam,
Yatno





PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com

Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman 
abstrak 28 Februari 2012.

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-16 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Pak Danny,
Saya hanya sharing, bahwa genesa dan produk volkanik itu banyak sekali aspek
heterogenitasnya, baik secara lateral maupun vertical. Pesan saya cuma hati-
hati interpretasi di volkanik.
Salam,
Yatno

-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com] 
Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:52 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Referensi dari Pak Yatno ttg contoh cinder cone sangat menarik dan berguna.
Kalau saja ada survey geophysical subsurface-nya (seperti Geolistrik atau
Geo-seismictomografi) dari G. Kiamis ini tentu akan lebih bermanfaat lagi
untuk khasanah ilmu volcano-stratigrafi.  G.Padang, dari penampang
geolistrik dan georadar, tidak mirip dengan sketsa cinder cone ini.

Salam
DHN

-Original Message-
From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:11 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Wah pAk yatno ini lebih cenderung ke non piramid ya.

Kata piramider (pendukung piramid), mereka tidak nemukan volkanik neck di
bawah gn padang maupun sadahurip, berdasar hasil geolistrik.
Mungkin kecil sehingga tersamarkan  karena rentang geolistriknya cukup
panjang.
Powered by Telkomsel BlackBerryR

-Original Message-
From: "Yustinus Suyatno Yuwono" 
Date: Tue, 14 Feb 2012 10:52:02 
To: 
Reply-To: 
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Rekan rekan Yth.

Ini saya coba buat sketsa suatu gunungapi kecil (biasanya tingginya hanya
ratusan meter saja) yang disebut "cinder cone" (bhs Prancisnya "Cone de
cendre"). Di dalam body gunungapi kecil ini strukturnya sangat kompleks,
bias ada rongga-2, paleo soil, dll. Perlu diketahui juga, dari permukaan
gunungapi ini tidak terlihat adanya tanda- tanda pusat erupsi seperti
kepundan (crater), kawah (crater lake), volcanic plug dsb. Yang Nampak hanya
bentuk dome yang isinya lapili- tuff yang relative loose, mudah tererosi
membentuk endapan lahar dsb. Lapilli itu dihasilkan suatu erupsi, biasanya
tipe phreato- magmatic, bs dibayangkan saat di- erupsikan mirip kembang api
raksasa dan jatuh (pyroclasti fall) di sekitar pusat erupsi bahkan menutupi
volcanic edifice- nya. Sketsa itu saya buat contoh untuk G. Kiamis, Garut
(selatan konsesi geothermal Darajat), lava flow nya berupa obsidian yang
tersingkap dekat Desa Toblong)

Salam,
Yatno


-



PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com

Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman 
abstrak 28 Februari 2012.

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-16 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Pak Bandono,
Memang mendatar, tapi sebarannya akan menebal dekat sumber, menipis kalau
menjauhi. Cindercone biasanya massif tak berstructur, tapi kalau tererosi
bagian tengah/ bawah akan berlapis misalnya dengan lava flow yang
berselingan dengan tuf/ tuf lapili. Kalau erosi sangat lanjut, akan
menyisakan volcanic neck seperti tiang seperti pada umumnya pusat erupsi
jenis lainnya.
Salam,
Yatno

-Original Message-
From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: Tuesday, February 14, 2012 4:55 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Pak yatno, secara teoritis kan endapan jatuh dari atas akan tersebar
mendatar, tidak membentuk kerucut. Maka gambar lapisan akan mendatar, aliran
lavanya juga agak mendatar, sehingga gambarnya seperti yang didapat
geolistriknya pak Dany. 
Kalau lava agak kental maka njendelnya bisa membentuk agak kerucut, begitu
sakterusnya. Hehehe mungkin aku salah ya.

Powered by Telkomsel BlackBerryR

-Original Message-
From: "Yustinus Suyatno Yuwono" 
Date: Tue, 14 Feb 2012 10:52:02 
To: 
Reply-To: 
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Rekan rekan Yth.

Ini saya coba buat sketsa suatu gunungapi kecil (biasanya tingginya hanya
ratusan meter saja) yang disebut "cinder cone" (bhs Prancisnya "Cone de
cendre"). Di dalam body gunungapi kecil ini strukturnya sangat kompleks,
bias ada rongga-2, paleo soil, dll. Perlu diketahui juga, dari permukaan
gunungapi ini tidak terlihat adanya tanda- tanda pusat erupsi seperti
kepundan (crater), kawah (crater lake), volcanic plug dsb. Yang Nampak hanya
bentuk dome yang isinya lapili- tuff yang relative loose, mudah tererosi
membentuk endapan lahar dsb. Lapilli itu dihasilkan suatu erupsi, biasanya
tipe phreato- magmatic, bs dibayangkan saat di- erupsikan mirip kembang api
raksasa dan jatuh (pyroclasti fall) di sekitar pusat erupsi bahkan menutupi
volcanic edifice- nya. Sketsa itu saya buat contoh untuk G. Kiamis, Garut
(selatan konsesi geothermal Darajat), lava flow nya berupa obsidian yang
tersingkap dekat Desa Toblong)

Salam,
Yatno





PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com

Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman 
abstrak 28 Februari 2012.

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-16 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Itu Cuma contoh salah satu bentukan volcanism. Feeder biasanya vertical,
tapi tidak jarang yang miring, cindercone kebanyakan adalah volcan parasite
atau volkan advendip, bukan gunungapi utama-nya.

Salam,

Yatno

 

From: Rus Soeripto [mailto:rsoeri...@yahoo.com] 
Sent: Tuesday, February 14, 2012 5:21 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 

Pak Yatno,

Terimakasih telah menambah pengetahuan saya, karena sepanjang jadi geologist
jarang bersentuhan dengan vulkanologi..

Pertanyaan saya adalah; apakah feedernya mesti vertikal,  apakah kejadiannya
seperti parasitic cone dimana feedernya berupa cabang dari "main volcanic
neck" dg posisi menyudut menerobos sesuai dengan posisi rekahan sebagai
konduit.  

Atau bahkan konduitnya sejajar lapisan berongga seperti kejadian sill atau
pacolith.  Apabila sketsa profil "cinder cone" Pak Yatno dengan feeder
miring sudut rendah, seakan-akan gak punya volcanic neck, seperti data
geolistrik piramida ?

Just thinking outloud saja pak, meramaikan debat piramid vs vulkanik..

Salam Ruskamto

 

 

  _____  

From: Yustinus Suyatno Yuwono 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Tuesday, February 14, 2012 10:52 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO


Rekan rekan Yth.

Ini saya coba buat sketsa suatu gunungapi kecil (biasanya tingginya hanya
ratusan meter saja) yang disebut "cinder cone" (bhs Prancisnya "Cone de
cendre"). Di dalam body gunungapi kecil ini strukturnya sangat kompleks,
bias ada rongga-2, paleo soil, dll. Perlu diketahui juga, dari permukaan
gunungapi ini tidak terlihat adanya tanda- tanda pusat erupsi seperti
kepundan (crater), kawah (crater lake), volcanic plug dsb. Yang Nampak hanya
bentuk dome yang isinya lapili- tuff yang relative loose, mudah tererosi
membentuk endapan lahar dsb. Lapilli itu dihasilkan suatu erupsi, biasanya
tipe phreato- magmatic, bs dibayangkan saat di- erupsikan mirip kembang api
raksasa dan jatuh (pyroclasti fall) di sekitar pusat erupsi bahkan menutupi
volcanic edifice- nya. Sketsa itu saya buat contoh untuk G. Kiamis, Garut
(selatan konsesi geothermal Darajat), lava flow nya berupa obsidian yang
tersingkap dekat Desa Toblong)

Salam,
Yatno







RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-16 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Bhs Madagaskar kotoran manusia adalah "tai" persis bhs. Jawa tai. Serius,
bukan olok-2.
Salam,
Yatno

-Original Message-
From: yahdi zaim [mailto:z...@gc.itb.ac.id] 
Sent: Wednesday, February 15, 2012 12:23 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Pak Budi,
Saya tambahkan,ketika saya sekolah di Perancis sewaktu makan siang dikantin
mahasiswa satu meja dgn mhs dari Madagaskar,ia cerita kalau nenek moyangnya
dari Jawa berasal dari Majapahi,yg ia dapatkan cerita itu sewaktu disekolah
menengah diajar sejarah (pakai bahasa dan kurikulum Perancis) bahwa
komunitas utama Madagaskar adalah keturunan asal Jawa-Majapahit dan
Afrika.Mhs tadi mengucapkan banyak istilah/bahasanya yang ternyata sama
dengan bahasa Jawa spt: manuk (=ayam), asu (anjing), alis,irung (hidung) dll
msh banyak lagi.
Demikian sekedar tambahan dari saya.
Wslm,
Zaim




PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com

Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman 
abstrak 28 Februari 2012.

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-16 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Volcanic neck andesit bias 90 bahkan ada yang lebih besar (ada gunung yang
satu sisinya kelihatan “menggantung”.

Salam,

Yatno 

 

From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: Wednesday, February 15, 2012 1:17 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 

Mas kalau granit sbg masa bisa lebih dari 90•
Kalau remukan granit, mungkin tabel diatas betul.

Powered by Telkomsel BlackBerry®

  _  

From: Rovicky Dwi Putrohari  

Date: Wed, 15 Feb 2012 13:04:31 +0700

To: 

ReplyTo:  

Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 

Pak Amien, hanya minta klarifikasi
Apakah ini 50-55 derajat ataukan 50-55 % (persen). Kalau memang benar dalam
derajat berarti AoR nya sangat curam sekali ya ? Mungkin karena materialnya
tidak seragam sehingga ada faktor "pengisi" diantara ruang kosong yg
mempengaruhi AoR (cmiiw)

Dibawah ini saya ambil dari wiki:


Material (condition) 

Angle of Repose (degrees)


Ashes 

40°


Asphalt (crushed) 

30–45°


Bark (wood refuse) 

45°


Bran 

30–45°


Chalk 

45°


Clay (dry lump) 

25–40°


Clay (wet excavated) 

15°


Clover seed 

28°


Coconut (shredded) 

45°


Coffee bean (fresh) 

35–45°


Earth 

30–45°


Flour (wheat) 

45°


Granite 

35–40°


Gravel (loose dry) 

30–45°


Gravel (natural w/ sand) 

25–30°


Malt 

30–45°


Sand (dry) 

34°


Sand (water filled) 

15–30°


Sand (wet) 

45°


Wheat 

28°


sebagai info saja AoR lebih tepatnya critical angle of repose, ini sudut yg
dibentuk oleh horizon (datar) lereng material lepas (uncemented/uncompacted
cmiiw).

RDP

2012/2/15 

kebetulan saya punya penelitian terkait dengan Angle of Repose pasir gunung
Bromo (pasir andesit basaltis). Penelitian bertujuan untuk mendesain atap
rumah di kawan rawan hujan abu. Hasilnya sekitar 50-55 derajat dan kalau
basah > 55 derajat.

Powered by Telkomsel BlackBerry®




rah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"



RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG... Angle of Repose

2012-02-16 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Pak Awang, 

Maaf saya tidak pernah menafsirkan Sadahurip, G. Padang G. Lalakon dsb sebagai 
cinder cone. Saya hanya sharing, bahwa suatu volcanic activity tidak selalu 
ditandai adanya center eruption features seperti sisa kepundan, kawah, volcanic 
neck dsb. Saya hanya ngasih contoh aja G. Kiamis yang kebetulan ada di Garut 
adalah cindercone. Pesan saya jelas, tidak mudah untuk interpretasi volkanik. 
Ada lagi volcano (kecil) yang disebut "hornito" ("rootless volcano").yang 
terakir ini adalah kerucut kecil gunungapi yang tidak punya feeder (kepundan) 
jadi tidak ada volcanic neck segala.Letusan terjadi saat lava panas mengalir ke 
laut, impact antara lava dan air laut menimbulkan letusan, hasilnya sering juga 
disebut littoral cone atau hornito dalam bhs Mexico.Sekali lagi saya juga tidak 
menyimpulkan Sadahurip adalah hornito.
Mengenai critical angle, itu memang betul terutama untuk material lepas. 
Critical angle itu hanya berlaku pada saat erupsi selesai. Setelah itu ada 
proses erosi, digenesis, mungkin alterasi dsb yang akhirnya memberikan bentuk 
morfologi yang sekarang.
Harap tahu saja, kalo anda sempat jalan- jalan mulai Padalarang, Cililin, 
Cimahi, Banjaran, sampai Garut Selatan, anda akan menjumpai puluhan "Piramid" 
dengan berbagai ukuran dan bentuk, ada yang simetris, ada yang tidak simetris, 
bahkan di Bandung Selatan sudah banyak yang dibuat Quarry sehingga bagian dalam 
"Pyramid" ini jelas terlihat. Dan itu semua adalah volcanic remnant yang 
umurnya mungkin sekitar Miosen Atas- Plestosen. Dan nama yang cocok adalah 
"kerucut" bukan "pyramid". Karena kalau pyramid harus segi empat dasarnya 
dengan pinggiran yang runcing.Satu hal yang saya sangat setuju adalah adanya 
situs megalitik di tempat G Padang itu. Pertanyaan saya kpd rekan arkeologis: 
Apakah Situs Berundak itu sama atau identik dengan Pyramid? Setahu saya situs 
megalitik di dunia dikenal dari susunan batu-batu besar, menhir, dolmen, 
patung-patung besar dengan bentuk primitive, dan tidak ada sentuhan teknologi 
canggih seperti pada Piramid Mesir, atau Candi, atau bangunan besar lainnya. 
Maaf saya tanya karena saya bukan arkeologis.
Salam,
Yatno

-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com] 
Sent: Wednesday, February 15, 2012 5:08 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG... Angle of Repose


Critical angle of repose perlu diterapkan ke penafsiran
cinder cone, bukan ke step pyramid, kecuali kalau perundakan piramida ini mau 
ditutupi 'casing' sehingga membentuk bidang miring, tetapi bidang miring 
bukanlah arkitektur Gunung Padang.

Gunung Padang secara regional duduk di atas/di sekitar jalur Sesar 
Cimandiri,goyangan gempa tentu jadi risikonya. Orang2 dulu para pembangunnya 
telah menyadari hal ini dan mereka memasukkan butiran pasir di antara bilah2 
kolom andesit basaltik sebagai peredam adalah sebuah kecerdasan yang patut 
dikagumi dibanding masanya, bandingannya adalah seperti bantalan peluru bulat 
di poros engkol mekanik yang senantiasa bergerak.

Gempa tentu tak terlihat, hanya goyangannya dirasakan, dulu waktu membangunnya 
juga mungkin sempat porak-poranda, tetapi mungkin mereka kemudian menemukan 
cara meredamnya. Letusan gunungapi Gunung Gede tentu mereka lihat dan 
menakutkan, Sang Hyang yang menghuni Gunung Gede marah, maka mereka mendirikan 
"kuil" alam Gunung Padang buat menyembahnya. Kosmologi agama purba Jawa 
menyatakan gunung adalah tempat suci yang harus diindahkan, dan ini berlanjut 
terus sampai masa sejarah.

Jadi meskipun mereka cerdas menemukan teknologi peredam gempa, toh mereka
menyembah gunung juga, wajar saja itu terjadi pada sekitar 3000 SM.

Perhatikan bahwa semua piramida di Mesir saja dibangun di tepi barat Sungai 
Nil, tak ada yang di tepi timurnya, melambangkan bahwa bangunan ini dibangun 
dengan suatu kepercayaan akan Dewa Matahari (Ra) dan tempat kematian saat 
matahari terbenam, maka di tepi barat; tak masalah bahwa piramida ini dibangun 
dengan teknologi canggih pada masanya, dibangun pada saat manusia belum 
mengenal teknologi roda...

salam,
Awang







PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com

Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman 
abstrak 28 Februari 2012.

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota dituju

RE: [iagi-net-l] Angle of Repose

2012-02-15 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Rekan AW yang baik.

Penelitian pasir Bromo sangat menarik. Saya pernah juga ke Bromo, Cuma sekedar 
rekreasi. Saya lihat sekilas sorting sangat baik, apa anda melakukan 
granulometri? Sorting bagaimana? Kalo ternyata well- sorted, kan tidak perlu 
ada yang meng-ayaknya? Tefra akibat pyroclastic fall yang tipe halus umum 
sekali mempunyai tekstur yang well- sorted, tidak perlu diayak (manusia). 
Sekedar sharing pengalaman saja. Begitu variatifnya produk volkanik. Pasir yang 
di Sadahurip deskripsinya gimana ya? (tekstur & mineralogy) siapa tahu saya 
bias bantu interpretasi.

Salam

Yatno

 

From: amien widodo [mailto:amienwid...@yahoo.com] 
Sent: Wednesday, February 15, 2012 7:00 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Angle of Repose

 

Itulah penelitianku dengan menggunakan pasir bormo yang ada di beberapa desa, 
dengan berbagai variasi tipe atap dari genting soka, genting cor, seng, asbes, 
dan genteng fiber. Tujuannya jelas untuk membantu desain atap rumah masyarakat 
yang bermukim di  daerah rawan hujan abu khususnya di Bromo.

Insya Allah sudah bisa saya presentasikan di PIT IAGI 2012 di yogya.

 

AW 

 

  _  

From: Bandono Salim 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Wednesday, February 15, 2012 1:40 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG... Angle of Repose

 

Bentuk pasirnya mas, memyudut kalee. Tyris atepnya apa? Kalau genteng agak 
kasat yaa dpt menahan pasir. Bisa kirim ke lab geologi teknik itb?

Powered by Telkomsel BlackBerry®

  _  



RE: [iagi-net-l] Dating situs arkeologi, bagaimana kaidahnya ?

2012-02-12 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Koreksi nih:

Dating pakai C14, spread umurnya 5.000 - 50.000. Di luar spread itu
kesalahan akan besar. Kecuali di Jerman ada lab yang katanya mampu mendetect
umur < 5.000 th BP ??

Salam,

YSY

 

From: David [mailto:david_ontos...@yahoo.com] 
Sent: Monday, February 13, 2012 7:50 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Dating situs arkeologi, bagaimana kaidahnya ?

 

Maaf lampirannya ketinggalan..

 

salam

 

David

 

  _  

From: David 
To: "iagi-net@iagi.or.id"  
Sent: Monday, February 13, 2012 8:37 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Dating situs arkeologi, bagaimana kaidahnya ?

 

 

Dear Bapak B. Priadi dan Bapak Ibu IAGI net-ers yth,

 

Terkait detail penggunaan alat yang mengandung unsur radiometrik untuk
penanggalan umur suatu situs prasejarah, saya belum pernah melakukannya.
Namun dari banyak referensi, memang banyak limitasi di penanggalan karbon,
salah satunya adalah batasan waktu nya yang hanya bisa memprediksi sampai 50
ribu sampa 100 ribu tahun yang lalu. Untuk rangka fosil yang jauh lebih tua
dari itu (misalnya dinosaurus), memang penanggalan karbon tidak bisa
digunakan. 

 

beberapa referensi :

 

- Radiocarbon (RC) or (C-14) dating of linen, cotton, bones, fossils, wood,
sea shells, seeds, coal, diamond (anything with carbon) is one of the most
common and well understood of the various scientific dating
methods.(http://www.dinosaurc14ages.com/carbondating.htm)

- Radiometric Dating and the Geological Time Scale
(http://www.talkorigins.org/faqs/dating.html#radiomet)

- Carbon-14 dating is a way of determining the age of certain archeological
artifacts of a biological origin up to about 50,000 years old. It is used in
dating things such as bone, cloth, wood and plant fibers that were created
in the relatively recent past by human activities
(http://science.howstuffworks.com/environmental/earth/geology/carbon-14.htm)

 

Error! Filename not specified.

 

Demikian, mohon maaf jika ada yang kurang atau lebihnya.

 

Salam

 

David

  _  

From: "bpri...@gc.itb.ac.id" 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Monday, February 13, 2012 5:46 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Dating situs arkeologi, bagaimana kaidahnya ?

 

Pak David,

Ikut tanya pak.
Kalau sisa2 tulang belulang, komposisinya kan dominan Ca dan P, apa masih
ada karbonnya shg bisa di-dating dgn metoda karbon? Bgm bila memakai sistem
K-Ar tapi yg sisi K-Ca? Apa terlalu muda unt di-dating dgn K-Ar/K-Ca ini?

Nuhun, BPriadi 

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: David  

Date: Mon, 13 Feb 2012 00:04:54 +0800 (SGT)

To: iagi-net@iagi.or.id

ReplyTo:  

Subject: Re: [iagi-net-l] Dating situs arkeologi, bagaimana kaidahnya ?

 

Dear Pak Rovicky dan Bapak / ibu yth

 

Sewaktu mahasiswa dulu pernah melakukan project bersama dengan tim dari
Geologi, Geografi dan Arkeologi UGM untuk situs pra sejarah gua-gua di
Gunung Kidul / Pegunungan Selatan. Dari situ, saya mencoba memahami
arkeologi dimana sederhananya dibagi tiga : arkeologi pra sejarah, arkeologi
sejarah dan arkeologi modern. Untuk arkeologi pra sejarah, karena tidak ada
rekaman tertulis (rekaman tertulis adalah batasan mutlak antara pra sejarah
dan sejarah), maka hanya ada dua peninggalan : artefak (art = hasil cipta,
rasa dan karya manusia), dan ekofak (pola keruangan situs : geologi,
geografi, arsitektur, paleoantropologi, dll. 

 

Karena tidak ada bukti tertulis dan rekaman ada dua macam tersebut, yang
bisa di tarik untuk penanggalan hanya dua : artefak (benda - nya) dan ekofak
(pola susunan material dan suasana yang "menutupinya"). Untuk penelitian
yang menghadirkan dua macam temuan arkeologi prasejarah berupa megalitik dan
logam pada satu situs yang berdekatan atau satu situs yang sama, ada salah
satu contohnya yakni di situs megalitik di Stone henge, Inggris (menurut
versi National Geographic 2011). Nature-nya masyarakat indigenous Inggris
pada jaman Stone henge adalah budaya megalitik. Hadirnya teknologi logam
(melalui temuan logam pada situs yang sama dengan StoneHenge) diyakini
datang belakangan melalui pendatang dari daratan eropa (kemungkinan dari
Prancis) dengan cara pertukaran budaya dan mengubah budaya asli a'la
masyarakat primitif feodal - centris di Inggris menjadi sistem multi
kerajaan dengan unsur - unsur logam yang kuat (sampai sekarang). 

 

Jadi penanggalan yang dilakukan pada peneiltian arkeologi, pada umumnya
tidak hanya pada material yang terkubur (penanggalan unsur karbon umumnya
untuk  tulang belulang), tapi juga pada material yang mengubur dan pola
hubungan super posisi hingga pola interupsi budaya nya. Mana yang hadir
duluan, dan mana yang "interupt" belakangan.

 

Begitu kira - kira...

 

Salam

 

David 02

 

 

  _  

From: Rovicky Dwi Putrohari 
To: IAGI ; "geologi...@googlegroups.com"
 
Sent: Sunday, February 12, 2012 10:46 PM
Subject: [iagi-net-l] Dating situs arkeologi, bagaimana kaidahnya ?

 

Saya tertarik tentang bagaimana melakukan dating atauentarikhan sebuah situs
arkeologi ? Apakah sama dengan petarikhan ba

RE: [iagi-net-l] Dating situs arkeologi, bagaimana kaidahnya ?

2012-02-12 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Saya ingat gua gong di Pacitan. Klo kita ke sana dengan bayar beberapa ribu
rupiah, crew setempat akan nabuh stalagmite-2 di situ menyajikan gending.
Mungkin manusia Pacitan dulu (Neo- lithic atau Paleo- lithic?) melakukan hal
yang sama?

Salam,

YSY

 

 

From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id] 
Sent: Monday, February 13, 2012 9:38 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Dating situs arkeologi, bagaimana kaidahnya ?

 

Untuk diketahui bahwa memang di banyak situs megalithic sering diketemukan
alat music dari batu, yang konon katanya benar2 bisa bunyi kalau dipukul

Bahkan secara petrologi dikenal batuan yang bernama "phonolith", kalau
dipukul bunyi

RPK



RE: [iagi-net-l] Gn Padang Coring

2012-02-10 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Vi, banyak sekali aspek volkanik yang berbeda dengan aspek sedimen yang
lain.

Di volkanik juga sudah dicoba diterapkan facies seperti di sedimen: Facies
core, F. Proximal, F. Medial, F. Distal, masing- masing facies dicirikan
himpunan dan struktur batuan yang khas.

Salam,

YSY

 

From: rakhmadi avianto [mailto:rakhmadi.avia...@gmail.com] 
Sent: Friday, February 10, 2012 3:08 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Gn Padang Coring

 

Wah suwun mas Yatno, dadi di vulkanik koyo di kars juga yo, ini menarik
karena kalo di aplikasikan ke Oil and gas malah jadi sangat menarik. Opo
maneh cak yg khas dari Vulkanik strati graphy.

Suwun
Avi 0666
Bendahara IAGI



2012/2/10 Yustinus Suyatno Yuwono 

Brisik amat sih ya diskusi pyramid () ini?

Pertanyaan saya sederhana sekali: Yang involved project ini ada ahli- nya
batuan volkanik (volcanic products, volcanic stratigraphy, etc. tidak sih?

Setahu saya yang telah belajar volkanik cukup lama ini, stratigrafi volkanik
sangat kompleks dan sangat berbeda dengan stratigrafi sedimen. Di daerah
volkanik juga umum sekali dijumpai rongga yang berukuran bervariasi, salah
satu rongga yang besar (tinggi bisa 2-3m panjang beberapa km) disebut lava
tube, sehingga jeep bias jalan- jalan masuk rongga ini. Belum lagi adanya
proses alterasi yang memproduksi mineral lempung melimpah (bisa salah tafsir
bila dilihat dari resistivity).
Di Dieng ada rongga- rongga ini membentuk guha, sering dipakai bertapa atau
samadi para praktisi kerohanian.
Di Cokrotulung (lereng timur G. Merapi) ada mata-air dengan debit lebih dari
2500 l/det. Debit sebesar ini saya perkirakan hanya bias terjadi bila air
tanah melalui rongga- rongga bawah tanah barangkali semacam lava tube, mirip
sungai bawah tanah di carst topography.
Sharing pengalaman saja.

Salam,
Yatno ITB (YSY)

-Original Message-
From: Ruskamto [mailto:rsoeri...@yahoo.com]
Sent: Friday, February 10, 2012 7:32 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Gn Padang Coring

Betul Pak RPK. Pemboran tersebut baru membuktikan; kalau ada loss berarti
ada rongga... Interpretasi rongga dengan kamar masih sangat spekulatif.  Di
kedalaman 8m pada lerengan, potensi adanya rekahan yang terisi pasir
penyebab loss circ juga mungkin.  Kalau dari data bor inti 1 in, bagaimana
membedakan boulder andesite dengan slab bikinan manusia ?,  menurut saya
juga masih spekulatif dan multi tafsir..
Ruskamto 1061
-Original Message-
From: koeso...@melsa.net.id
Date: Thu, 9 Feb 2012 07:27:42
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Gn Padang Coring

Ya utk membuktikan adanya bangunan lama dan bukan alami, yg memastikan kan
adanya ruangan kosong. Kalau tdk diketemukan, ya tentu down-hole camera tdk
perlu. Jadi kalau mencari bangunan tua (tertimbun) dg pemboran harus
dipersiapkan down-hole camera, dg antisipasi diketemukan rongga, utk
menentukan pakah rongga alami (gua) atau rongga buatan. Kalau rongga2 tdk
diketemukan tentu camera tdk diperlukan. Tapi saya sangsi apakah bisa
dibedakan antara pasir halus buatan dg pasir halus alami, kecuali jika
rongga itu diisi 'bedak' barangkali, kurang masuk akal kalau orang zaman
dulu khusus buat pasir buatan, orang modern saja pake pasir alami untuk
campuran beton.
Powered by Telkomsel BlackBerryR

-Original Message-
From: mufar...@gmail.com
Date: Thu, 9 Feb 2012 07:02:50
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Gn Padang Coring

Kan sdh dapat core-nya pak kok harus pake camera lagi? Kalo total loss
begitu mgkn boreholenya harus di casing dulu baru bisa pake downhole cam
Apa mungkin bisa pake cross well seismic atau cross well resistivity ya?

Salam
Razi

-Original Message-
From: koeso...@melsa.net.id
Date: Thu, 9 Feb 2012 03:08:26
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Gn Padang Coring
Betul sekali, tapi kalau sewa dari Haliburton kan mahal. Ini kan hanya
penyangkut kedalaman puluhan meter, atau paling tdk sekitar seratusan, jadi
bisa dirakit sendiri dari surveillance camera, bahkan dari web-cam. Juga
tujuannya adalah adalah untuk ngintip kalau ada rongga besar/ruangan bukan
rock image dari bore-hole. 'Esemka drillhole peephole camera' barangkali
namanya RPK
Powered by Telkomsel BlackBerryR

-Original Message-
From: Shofiyuddin 
Date: Thu, 9 Feb 2012 09:50:09
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Gn Padang Coring

Pak Koesoema,
Maksudnya mungkin Downhole Camera ya pak?
Itu Halliburton punya kalo gak salah.

Shofi


On Thu, Feb 9, 2012 at 9:04 AM, R.P.Koesoemadinata
 wrote:
> Apakah dalam acara pemboran ini tidak ada alat seperti "endoscope" yang
> dipakai di ilmu kedokteran, yaiut kamera kecil (dan pencahayaannya) yang
> digantung pada kabel serat optik dan dimasukkan ke dalam lubang bor.
Begitu
> ada gejala ruangan kososng(circulation loss, core loss dsb), langsung bisa
> di lihat di monitor. Saya pernah lihat ini entah di Discovery Channel atau
> di National Geographic (atau mungkin di film Indiana Jones?). S

RE: [iagi-net-l] Gn Padang Coring

2012-02-10 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Wong yang ditemukan dari coring cuma batu, pasir dan tanah, dan rongga: dari
data ini kita bisa interpretasi apa saja. Lain halnya kalau ditemukan
grabah, keramik, peralatan batu dsb., yang jelas merupakan sisa peninggalan
suatu budaya manusia.

Salam,

YSY

 

 

From: o - musakti [mailto:o_musa...@yahoo.com.au] 
Sent: Wednesday, February 08, 2012 4:45 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Gn Padang Coring

 


Pertanyaan dari saya yang awam soal penentuan umur untuk arkheologi

Apa signifikansi carbon dating paleosol ? Dalam benak saya umur yang didapat
hanya bisa ditarik sebagai batas bawah alias 'not older than' dari struktur
bangunan diatasnya. seumpama Daendels bikin villa di daerah inipun, dating
paleosol bakal menunjukkan umur yang sama yaitu 5500 ybp.

Apakah ada material lain yang bisa di dating untuk menunjukkan kapan 'candi'
ini berdiri ? Mortar perekat blok-blok batu (kalau ada) , mungkin ?

 

  _  

From: abacht...@cbn.net.id ; 
To: ; 
Subject: Re: [iagi-net-l] Gn Padang Coring 
Sent: Wed, Feb 8, 2012 9:19:53 AM 


Sori salah ketik harusnya Karbom Dating-nya angkanya 5500+/-130 (bkn 4500)

Salam
ADB
Powered by Telkomsel BlackBerryR

-Original Message-
From: abacht...@cbn.net.id  
Date: Wed, 8 Feb 2012 09:12:43 
To:  >
Reply-To:  >
Subject: [iagi-net-l] Gn Padang Coring
Rekan2 geosains,

Pd seminar 7Feb 2012 ttg "Bencana Katastropik Purba" di Jkt telah kami
paparkan hasil temuan sementara penelitian - pemboran inti di atas Gn.
Padang yg baru saja selesai Minggu 5Feb 2012 (2hr sebelumnya). Bahwa kami
telah menembus tembok konstruksi miring sampai minimal kedalaman 17m di
teras-3 dan kmungkinan itu menerus sampai TD bor @26m; dan bahwa kami telah
menembus ruangan berisi pasir lepas kering berbutir sangat seragam
500-710mikron di kedalaman 8m sampai 10m, dan 2 ruang serupa di bawahnya dg
masing2 ketebalan 1,5m dan 80cm yg dibatasi satu dengan lainnya secara
vertikal oleh konstruksi batu andesit lapuk. Total loss dan pipe stuck
menyertai pemboran inti di interval2 tsb shg harus banyak mencampurkan
polimer di air pemboran. Di bawah Gn. Padang kemungkinan besar ada
bangunan2/ruangan2 bikinan manusia.

Dan kami umumkan juga hasil penarikhan karbon (carbon dating) pada sample
paleosol kedalaman 3,5m di teras 3 yg menghasilkan umur 4500 +/- 130 th yg
lalu. Selama ini blm pernah dilakukan penarikhan karbon pada situs
"megalitikum" Gn Padang tsb, para arkeolog hanya memperkirakan dari kesamaan
bentuk, teknologi, dan interpretasi kegunaan bangunan berundak tsb bahwa
situs Gn. Padang berumur 2500th. 

Dengan demikian hasil awal kami paling tidak menunjukka suatu fakta baru yg
berbeda dg pemahaman sebelumnya bahwa situs Gn. Padang tsb hanyalah situs di
atas permukaan tanah saja dan umurnya hanya 2500th. Sampai sekarang kami
masih terus mengolah data dan sample, serta menunggu hasil2 dr lab analyses
yg sdg kami lakukan. Insyaallah penulisan / publikasi ilmiah lengkap dan
laporan rekomndasi ke pihak2 terkait akan kami lakukan dengan seksama dan
dalam waktu sesingkat2nya.

Salam
ADB-DHN
Powered by Telkomsel BlackBerryR

 



RE: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY

2012-02-09 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Ungkapan yang sangat indah, saya setuju sekali.

Tetapi masalahnya apa arti ungkapan itu. Bagi saya pribadi, bila manusia
menguasai iptek dan tidak dibimbing rohaninya, yang terjadi adalah
kekacauan. Bila kita menguasai kaidah agama tanpa memperhatikan kemajuan
iptek, ya akan ditertawakan orang. Tapi jangan sekali- kali mencampur-
adukkan kaidah agama dengan kaidah iptek secara membabi buta, akan kacau.
Contoh nyata: kalau saya memberi soal ujian di disiplin ilmu saya pada mhs
saya (baik S-1, S-2, maupun S-3), lalu ada yang menjawab: Itu adalah
kehendak Tuhan, saya pasti akan menyalahkan jawaban itu, artinya tidak
lulus. Lalu apakah saya akan masuk neraka karena tidak meluluskan mhs tsb?

He..he..

YSY

 

From: ecep suryana [mailto:ec...@yahoo.com] 
Sent: Wednesday, February 08, 2012 6:07 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY

 


Pak rovicky,ada ungkapan"Ilmu tanpa agama buta,agama tanpa ilmu lumpuh"
Sy selalu yakin kalau ilmu adalah tuntutan yg harus dieksplorasi untuk
mencari kaidah kebenaran agama...oleh karena itu ilmu tanpa batas dan akan
terus berkembang seiring tuntutan permintaan akan pembuktian/hipotesa...

Wslkm
ES



Sent from Yahoo! Mail on Android BelekBeurit

 

  _  

From: Rovicky Dwi Putrohari ; 
To: ; 
Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY 
Sent: Wed, Feb 8, 2012 10:44:21 AM 


saya rasa ketika sitiran-sitirannya sudah mengarah kenabian dan kitab
suci menjadikan science atau "scientific approach" menjadi kabur. atau
malah boleh disebut psudo sciece.
walaupun saya juga beragama namun agaknya kurang tepat kalau
menyatakan bahwa agama mengandung data science (walau dalam arti
refrensi).
namun saya juga meyakini bahwa kebenaran hakiki bukanlah hanya
kebenaran science. science memang tidak atau belum mampu menjelaskan
semua fenomena, tetapi menggabungkan science dan agama bukan
(seringkali tidak) menjadikan kebenaran yang lebih tinggi (lebih
benar).

rdp

On 2/8/12, Yustinus Suyatno Yuwono 
> wrote:
> Sekali lagi mohon dicermati antara Isi Kitab-2 Suci dan Dokumen-2 Science.
> Yang satu untuk kehidupan Rohani, yang satunya untuk kepentingan Fisik
> (duniawi). Tentu saja ada bagian-2 yang overlapping di sana. Sebagai
> scientist saya sulit sekali menerima dengan akal sehat saya bahwa ada Nabi
> Adam (cikal bakal seluruh umat manusia), apalagi untuk menelusuri kapan N
> Adam hidup (bila memang demikian). Tetapi sebagai manusia rohani saya
> menerima Kitab-2 Suci itu, termasuk N Adam dan nabi-2 lainnya, untuk
> membimbing Roh saya dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Itupun kalau
> kita percaya adanya Roh.
>
> Salam,
>
> YSY
>
>
>
> From: Muhammad Razi [mailto:mufar...@gmail.com  ]
> Sent: Wednesday, February 08, 2012 2:11 AM
> To: iagi-net@iagi.or.id  
> Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY
>
>
>
> kalo di runut kejadiannya (gabungan ceritanya milis iagi dan bukunya
NatGeo
> - concise history of the World - Neil Kagan)
>
>
>
> 76,000 BCE - Toba erupsion
>
> 72,000 BCE - arrival modern humans in southeast asia
>
> 60,000 BCE - modern humans reach New guinea and Australia; first sign of
> human burial found in Australia
>
> 40,000 BCE - Modern humans arrive at Europe; living along side with
> Neanderthal
>
> 28,000 BCE - Neanderthal extintc in Spain; Solomon island settled
>
> 16,000 BCE - Humans cross the Bering strait to Alaska. Native Americans
are
> likely present.
>
> 14,000 - 8,000 BCE - chatastrophic events (???); Humans arrived in South
> America
>
> 12,000 - 8,000 BCE - start of ceramic arts in Japan
>
> 11,500 BCE - Clovis culture (paleo-indian) begins in North America's great
> plains
>
> 11,000 BCE - Human reach Chile
>
> 11,000 BCE - Cultivation on wild rye in euphrates Syria
>
> 10,000 BCE - first sign of agriculture in China and Mediteran
>
> 7250 BCE - Catal huyuk in Anatolia reached population of 6000
>
> 7000 BCE - Farming tribes spreads from Anatolia into Greece
>
> 5400 BCE - Bandkeramik culture develops in Europe
>
> 4000 - 2000 BCE - ? (some literature listed the forming of modern
> deserts)
>
> 2100 BCE - Ibrahim era in Ur
>
>
>
> katastropi di rentang 14,000 - 8000 BCE sepertinya banyak pendukungnya,
>
> tapi jika dibilang induk peradaban pertanian dan peternakan berasal dari
> nusantara kok agak meragukan ya?
>
> China, mediterania dan middle east sudah mengklaim nya terlebih dahulu ??
> (dengan waktu yg hampir bersamaan, 1 BCE)
>
>
>
> Ditinjau dari sisi agama Islam, berandai-andai hadits riwayat Hakim ttg
umur
> umat terdahulu adalah shahih
>
> maka, jarak Ibrahim ke Nuh "hanya" 1000 tahun; artinya kemungkinan ada
satu
> even

RE: [iagi-net-l] Gn Padang Coring

2012-02-09 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Brisik amat sih ya diskusi pyramid () ini?

Pertanyaan saya sederhana sekali: Yang involved project ini ada ahli- nya
batuan volkanik (volcanic products, volcanic stratigraphy, etc. tidak sih?

Setahu saya yang telah belajar volkanik cukup lama ini, stratigrafi volkanik
sangat kompleks dan sangat berbeda dengan stratigrafi sedimen. Di daerah
volkanik juga umum sekali dijumpai rongga yang berukuran bervariasi, salah
satu rongga yang besar (tinggi bisa 2-3m panjang beberapa km) disebut lava
tube, sehingga jeep bias jalan- jalan masuk rongga ini. Belum lagi adanya
proses alterasi yang memproduksi mineral lempung melimpah (bisa salah tafsir
bila dilihat dari resistivity).
Di Dieng ada rongga- rongga ini membentuk guha, sering dipakai bertapa atau
samadi para praktisi kerohanian.
Di Cokrotulung (lereng timur G. Merapi) ada mata-air dengan debit lebih dari
2500 l/det. Debit sebesar ini saya perkirakan hanya bias terjadi bila air
tanah melalui rongga- rongga bawah tanah barangkali semacam lava tube, mirip
sungai bawah tanah di carst topography.
Sharing pengalaman saja.

Salam,
Yatno ITB (YSY)

-Original Message-
From: Ruskamto [mailto:rsoeri...@yahoo.com] 
Sent: Friday, February 10, 2012 7:32 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Gn Padang Coring

Betul Pak RPK. Pemboran tersebut baru membuktikan; kalau ada loss berarti
ada rongga... Interpretasi rongga dengan kamar masih sangat spekulatif.  Di
kedalaman 8m pada lerengan, potensi adanya rekahan yang terisi pasir
penyebab loss circ juga mungkin.  Kalau dari data bor inti 1 in, bagaimana
membedakan boulder andesite dengan slab bikinan manusia ?,  menurut saya
juga masih spekulatif dan multi tafsir..
Ruskamto 1061
-Original Message-
From: koeso...@melsa.net.id
Date: Thu, 9 Feb 2012 07:27:42 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Gn Padang Coring

Ya utk membuktikan adanya bangunan lama dan bukan alami, yg memastikan kan
adanya ruangan kosong. Kalau tdk diketemukan, ya tentu down-hole camera tdk
perlu. Jadi kalau mencari bangunan tua (tertimbun) dg pemboran harus
dipersiapkan down-hole camera, dg antisipasi diketemukan rongga, utk
menentukan pakah rongga alami (gua) atau rongga buatan. Kalau rongga2 tdk
diketemukan tentu camera tdk diperlukan. Tapi saya sangsi apakah bisa
dibedakan antara pasir halus buatan dg pasir halus alami, kecuali jika
rongga itu diisi 'bedak' barangkali, kurang masuk akal kalau orang zaman
dulu khusus buat pasir buatan, orang modern saja pake pasir alami untuk
campuran beton.
Powered by Telkomsel BlackBerryR

-Original Message-
From: mufar...@gmail.com
Date: Thu, 9 Feb 2012 07:02:50 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Gn Padang Coring

Kan sdh dapat core-nya pak kok harus pake camera lagi? Kalo total loss
begitu mgkn boreholenya harus di casing dulu baru bisa pake downhole cam
Apa mungkin bisa pake cross well seismic atau cross well resistivity ya? 

Salam
Razi 

-Original Message-
From: koeso...@melsa.net.id
Date: Thu, 9 Feb 2012 03:08:26 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Gn Padang Coring
Betul sekali, tapi kalau sewa dari Haliburton kan mahal. Ini kan hanya
penyangkut kedalaman puluhan meter, atau paling tdk sekitar seratusan, jadi
bisa dirakit sendiri dari surveillance camera, bahkan dari web-cam. Juga
tujuannya adalah adalah untuk ngintip kalau ada rongga besar/ruangan bukan
rock image dari bore-hole. 'Esemka drillhole peephole camera' barangkali
namanya RPK
Powered by Telkomsel BlackBerryR

-Original Message-
From: Shofiyuddin 
Date: Thu, 9 Feb 2012 09:50:09 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Gn Padang Coring

Pak Koesoema,
Maksudnya mungkin Downhole Camera ya pak?
Itu Halliburton punya kalo gak salah.

Shofi


On Thu, Feb 9, 2012 at 9:04 AM, R.P.Koesoemadinata
 wrote:
> Apakah dalam acara pemboran ini tidak ada alat seperti "endoscope" yang
> dipakai di ilmu kedokteran, yaiut kamera kecil (dan pencahayaannya) yang
> digantung pada kabel serat optik dan dimasukkan ke dalam lubang bor.
Begitu
> ada gejala ruangan kososng(circulation loss, core loss dsb), langsung bisa
> di lihat di monitor. Saya pernah lihat ini entah di Discovery Channel atau
> di National Geographic (atau mungkin di film Indiana Jones?). Saya pikir
> alat ini dapat dibuat lokal (mungkin Pak Andri dari Geologi ITB juga bisa)
> Wassalam
> RPK
>
> - Original Message -
> From: Andang Bachtiar
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Sent: Thursday, February 09, 2012 8:40 AM
> Subject: RE: [iagi-net-l] Gn Padang Coring
>
> Seperti juga prosedur2 yang jamak diterapkan di eksplorasi migas, mineral,
> airtanah, dan sejenisnya, tentu saja pemboran dilakukan setelah data2
> geologi permukaan dan geofisika bawah permukaan diakuisisi, diinterpretasi
> dan disintesakan (sehingga ketemu prospek area dan rencana lokasi
pemboran).
> Geolistrik dengan berbagai konfigurasi dan spread baik 2D maupun 3D, GPR
> berbagai frekwensi, dan juga Geomagnet survey telah dilakukan di bulan2
> sebelum pemboran tersebut. 

RE: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY

2012-02-07 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Sekali lagi mohon dicermati antara Isi Kitab-2 Suci dan Dokumen-2 Science.
Yang satu untuk kehidupan Rohani, yang satunya untuk kepentingan Fisik
(duniawi). Tentu saja ada bagian-2 yang overlapping di sana. Sebagai
scientist saya sulit sekali menerima dengan akal sehat saya bahwa ada Nabi
Adam (cikal bakal seluruh umat manusia), apalagi untuk menelusuri kapan N
Adam hidup (bila memang demikian). Tetapi sebagai manusia rohani saya
menerima Kitab-2 Suci itu, termasuk N Adam dan nabi-2 lainnya, untuk
membimbing Roh saya dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Itupun kalau
kita percaya adanya Roh.

Salam,

YSY

 

From: Muhammad Razi [mailto:mufar...@gmail.com] 
Sent: Wednesday, February 08, 2012 2:11 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY

 

kalo di runut kejadiannya (gabungan ceritanya milis iagi dan bukunya NatGeo
- concise history of the World - Neil Kagan)

 

76,000 BCE - Toba erupsion

72,000 BCE - arrival modern humans in southeast asia

60,000 BCE - modern humans reach New guinea and Australia; first sign of
human burial found in Australia

40,000 BCE - Modern humans arrive at Europe; living along side with
Neanderthal

28,000 BCE - Neanderthal extintc in Spain; Solomon island settled

16,000 BCE - Humans cross the Bering strait to Alaska. Native Americans are
likely present.

14,000 - 8,000 BCE - chatastrophic events (???); Humans arrived in South
America

12,000 - 8,000 BCE - start of ceramic arts in Japan

11,500 BCE - Clovis culture (paleo-indian) begins in North America's great
plains

11,000 BCE - Human reach Chile

11,000 BCE - Cultivation on wild rye in euphrates Syria

10,000 BCE - first sign of agriculture in China and Mediteran

7250 BCE - Catal huyuk in Anatolia reached population of 6000

7000 BCE - Farming tribes spreads from Anatolia into Greece 

5400 BCE - Bandkeramik culture develops in Europe

4000 - 2000 BCE - ? (some literature listed the forming of modern
deserts)

2100 BCE - Ibrahim era in Ur

 

katastropi di rentang 14,000 - 8000 BCE sepertinya banyak pendukungnya, 

tapi jika dibilang induk peradaban pertanian dan peternakan berasal dari
nusantara kok agak meragukan ya? 

China, mediterania dan middle east sudah mengklaim nya terlebih dahulu ??
(dengan waktu yg hampir bersamaan, 1 BCE)

 

Ditinjau dari sisi agama Islam, berandai-andai hadits riwayat Hakim ttg umur
umat terdahulu adalah shahih

maka, jarak Ibrahim ke Nuh "hanya" 1000 tahun; artinya kemungkinan ada satu
even katastropik lagi yg terjadi di kisaran tahun 4000-3000 BCE 

yg menyebabkan terjadinya "human dispersal" jilid terakhir sebelum masa
modern (yg diawali tahun 3000 BCE)

yang lebih menarik lagi, jarak Nuh ke Adam dituliskan "hanya" 1000 tahun
juga .., apa mungkin homo sapiens itu sebenarnya hanya dimulai sejak
4000 BCE?

lalu siapa manusia yang hidup sebelum 4000 BCE  neanderthal semua? atau
homo sapiens jenis lain??

 

udah ah, kebanyakan berandai-andai 

 

salam

Razi

 

 

2012/2/4 Danny Hilman Natawidjaja 

Mang Okim dan Rekan-rekan IAGI yang baik,

Perkenankan saya menguraikan ini dari sudut yang berbeda.

Kebetulan saya berkesempatan berdiskusi panjang lebar sampai 1 jam lebih
dengan Mang Stephen Oppenheimer itu waktu  tgl 2 Februari kemarin.  Saya
juga hadir ketika rombongan Pak Gumilar dan Mang Oppenheimer  bertemu dan
berbincang-bincang dengan Presiden SBY.



Oppenheimer adalah seorang dokter spesialisasi di bidang genetika. Obyek
utama dari riset beliau adalah DNA manusia dari berbagai pelosok Indonesia,
Asia, Afrika, dll. Saya sangat kagum dengan kemampuan dari riset DNA ini,
meskipun terusterang belum mengerti sepenuhnya.  Yang jelas, dari DNA
manusia yang hidup di satu wilayah kita bisa merekonstruksi evolusi
perkembangan DNA tersebut sampai sampai puluhan ribu tahun ke belakang
dengan ketelitian yang mengagumkan (meskipun tentu saja tidak seakurat
radiometric dating untuk time histories-nya).  Nah berdasarkan riset DNA,
manusia Indonesia yang hidup sekarang dapat diketahui bahwa nenek moyang nya
sudah di Nusantara sejak 60.000 tahun lalu.  Ini sangat menarik, karena
kemungkinannya adalah permulaan masa re-populasi manusia setelah Letusan
Katastropik Toba!

Dari meneliti DNA ini pula Openheimer dapat memetakan pergerakan populasi
manusia purba. Yang membuat saya "excited" adalah hasil pemetaan DNA yang
menunjukan adanya penyebaran populasi tiba-tiba dari manusia (human
dispersions) sebagai respon terhadap bencana banjir besar (kenaikan airlaut
yang sangat cepat atau tiba-tiba) sebanyak tiga kali yaitu dalam perioda
15.000 sampai dengan 8.000 tahun lalu (seperti yang pernah saya uraikan di
email ke Pak Koesoema).  Alhamdulillah, saya juga dapat Info baru dari
Oppenheimer bahwa diduga kuat terjadi banjir katastropik purba sekitar 8000
tahun lalu (6000 SM) ditandai oleh "human dispersal" tsb .  Jadi banjir
katastropik ini tidak hanya terjadi pada sekitar 14.800 tahun lalu dan
12.000-an tahun lalu saja seperti

RE: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY

2012-02-07 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Tidak perlu dipertentangkan antara dua teori, baik uniformitarism maupun
catastrophic. Dua- duanya bisa saling melengkapi, perbedaannya hanya pada
"Rate of Process": high rate menimbulkan katastrofi, Low Rate mengakibatkan
Uniformitarisme.Tinggal menerapkannya pada kasus per kasus, tak iyo?
Salam,
YSY

-Original Message-
From: koeso...@melsa.net.id [mailto:koeso...@melsa.net.id] 
Sent: Wednesday, February 08, 2012 9:45 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY

Saya dapat memahami, namun masih belum bisa melihat bagaimana hubungannya
dengan peradaban. Jelas sekali bencana (katastropi?) sangat 'disrupt'
kehidupan manusia, tapi sampai di mana hubungannya dg peradaban manusia
sebagai mana didengungkan dalam Sarasehan? RPK
Powered by Telkomsel BlackBerryR

-Original Message-
From: "Danny Hilman Natawidjaja" 
Date: Wed, 8 Feb 2012 09:05:53 
To: 
Reply-To: 
Subject: RE: [iagi-net-l] KUNJUNGAN  STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY

Uraian Pak Koesoema yang sangat menarik mengingatkan saya kembali tentang
prinsip dasar dalam "mainstream geology".  Ada sudut pandang yang berbeda
dari ilmu geologi yang mempelajari gempa dan bencana alam dengan
"mainstream" ini.  Perbedaan ini utamanya ada pada skala waktunya.
Mainstream cerita tentang sejarah geologi selama jutaan-puluhan juta tahun
sedangkan geologi bencana fokusnya kepada sejarah geologi selama tahunan,
ratusan, puluhan ribu sampai ratusan ribu tahun.  Paleoseismology umumnya
hanya meneliti stratigrafi sampai ribuan tahun, jarang sampai lebih tua dari
10.000 (Holocene).
Seorang mainstream geology melihat fault offsets 100 meter dianggap sebagai
bagian kecil dari pergerakan tektonik yang jauh lebih besar selama jutaan
tahun, sedangkan earthquake geology mengartikan 100 meter offsets tersebut
setara dengan kejadian 5 kali bencana besar gempa yang berkekuatan 9 SR (Mw
9)!
Ilmu tektonik melihat sebuah bangunan (tektonik) besar yang berdiri di atas
suatu ketidakselaran dengan bumi tempatnya berdiri sedangkan earthquake
geology focus kepada elemen-elemen yang membangun bangunan tersebut
(bata-bata, pintu, jendela)yang dibatasi oleh "ketidakselarasan" yang lebih
kecil ("earthquakes are tectonic bricks to mountains").  Ahli tektonik
melihat proses uplift (permanent deformations) yang perlahan-lahan
(uniformitarianisms) pada accretionary prisms - subduction zone sehingga
membentuk fore-arc ridges seperti Kep. Mentawai selama jutaan-puluhan juta
tahun; sedangkan earthquake geology melihat earthquake/megathrust cycles
akibat proses elastic deformation yang membuat outer-arc ridge
bergerak-gerak seperti yo-yo dalam skala ratusan-ribuan tahun.
Mainstream melihat Unconformity-Catastrophic yang besar seperti
Cretaceous-Tertiary (C-T) boundary yang diakibatkan tumbukan meteor yang
jatuh di Chixulub, Mexico.  C-T Unconformity membatasi berakhirnya zaman
dinosaurus dan mulainya dominasi species mamalia dst... sampai munculnya
Homo Sapiens/manusia.   sedangkan geologi bencana focus  kepada proses
"catastrophic" yang terjadi pada masa dominasi Homo Sapiens ini.  Dalam
skala waktu ini, kejadian bencana "katastropik" seperti letusan gunung
Krakatau 1883 dan gempa-tsunami besar seperti di Aceh tahun 2004  ini bukan
catastrophic dan tidak meninggalkan jejak "unconformity geology" dalam
pandangan mainstream, tapi terlihat sebagai "disrupted stratigraphy" yang
dapat membatasi dua masa kehidupan yang berbeda di atas dan bawahnya.

Wass.
DHN

-Original Message-
From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id] 
Sent: Sunday, February 05, 2012 1:55 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY

Dari penjelasan Pak Danny, terkuak adanya pemunculan teori atau lebih yang 
prinsip yang mendasar (fundamental prinsiple) baru yaitu kembalinya 
Catastrophism Principle (atau dalam bahasa Indonesia disebut teori 
Malapetaka) dalam ilmu geologi, dan sekarang diaplikasikan ke bidang 
Archeologi, runtuhnya atau hilangnya suatu peradaban adalah disebabkan 
karena adanya bencana, bencana lokal maupun bencana global.

Sebagaimana diketahui ilmu geologi modern dinyatakan setelah munculnya 
Prinsip Uniformitarianism dari James Hutton yang melawan prinsip Malapetaka,

yang terutama meng-"invoke" adanya suatu  bencana (global) untuk 
perubahan-perubahan yang terjadi di muka bumi, khususnya kepunahan massal 
yang pada waktu itu diketahui dari penelitian fossil, adanya urut-urutan 
lapisan yang masing-masing mengandung susunan (assemblage) fossil tertentu 
dibandingkan dengan urutan lapisan yang di atas maupun di bawahnya, yang 
oleh Cuvier disebabkan terjadi malapetaka global setiap kalinya (kalau tidak

salah dinyatakan ada 13 kali bencana global). Prinsip ini secara telak 
dikalahkan dengan prinsip uniformitarianism, di mana proses2 di bumi 
berjalan seragam, kepunahan massal masih dapat diterangkan dengan evolusi 
yang dipercepat (tentu sangat diperkuat dengan ajaran Dar

RE: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY

2012-02-07 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Dari penggalian arkeologis di Timur Tengah, exodus Nabi Musa terjadi sekitar
abad 11 SM. N Nuh belum diketahui temuan bukti arkeologisnya. Kalo 2500 Th
SM Mesir sudah begitu tinggi peradabannya, Bangsa Yahudi (cikal bakal Agama
Ibrahim: Yahudi, Kristen, Islam) masih mengembara dan tinggal di tenda-
tenda, ini sedikit lebih maju daripada tinggal di gua-2, paling tidak sampai
abad 11 SM.
Salam,
YSY


-Original Message-
From: koeso...@melsa.net.id [mailto:koeso...@melsa.net.id] 
Sent: Wednesday, February 08, 2012 11:06 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY

Saya Anda terpengaruh oleh adanya Atlantis di Sundaland, yg memang logisnya
ada di daerah tropis, karena 10 ribu th yl adalah zaman es, juga didukung
oleh teori dari 0ppenheimer mengenai asal usur pertanian. Namun akhir
peradaban ini tdk perlu karena bencana, sea level rise saja cukup.
Powered by Telkomsel BlackBerryR

-Original Message-
From: "Danny Hilman Natawidjaja" 
Date: Wed, 8 Feb 2012 10:40:50 
To: 
Reply-To: 
Subject: RE: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY

Terimakasih atas uraian dan dukungannya Pak.
Motivasi saya, selain rasanya sulit menerima "data ilmiah"(yang ada) yang
diyakini oleh dunia bahwa dari mulai kemunculan Homo Sapiens
(150.000-200.000 tahun lalu) sampai 10.000 tahun lalu tidak pernah ada
peradaban, juga tertantang oleh Info Absolut dari Al-Quran bahwa dahulu kala
ada "Kaum-kaum" yang dimusnahkan, seperti Kaum Ad, Tsamud, dan Nuh, oleh
bencana alam (seperti di Firman-kan: mereka "dibenamkan dalam bumi",
"bumi-nya dibalikan" atau kaum Nabi Nuh yang ditenggelamkan oleh banjir
besar - yang tersisa hanyalah yang naik ke 'perahu').  Nah, saya menafsirkan
"kaum"/"ummat" ini sebagai peradaban.  

Dilihat dari sejarah nabi-nabi 25 (yang belum ketahuan kronologi waktunya
itu - meskipun tafsiran tidak jelas sih banyak) pun rasanya tidak masuk akal
kalau manusia tidak pernah mencapai peradaban tinggi sejak Nabi Adam.  Masa
iya peradaban canggih hanya dicapai oleh Ummat setelah Musa, Isa dan
Muhammad saja.  Nabi Isa menandai permulaan Masehi, Nabi Muhammad dari
600-an Masehi.  Nabi Musa kapan ya? (apakah Kaum di masa Musa ini yang buat
Piramid Mesir?), Nabi Sulaiman kapan? Dalam AlQur'an dikatakan bahwa
Sulaiman dikarunia "kekuatan" (= IpTek?) yang sangat tinggi yang TIDAK akan
pernah dikalahkan oleh ummat-ummat setelahnya!  Nabi Nuh, kapan?  Setelah
Nuh dunia di-repopulasi oleh manusia yang selamat di Kapal;  Nabi Idris
kapan? (waktu jaman Nabi Idris dikatakan jelas oleh AlQur'an bahwa manusia
sudah tidak tinggal di-gua2 tapi di bangunan tembok). 

Tentu akan 'sesuatu banget' kalau kita dapat menemukan (sebagian) jawabannya
di bumi Nusantara ini.

Wass.
DHN


-Original Message-
From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id] 
Sent: Monday, February 06, 2012 9:57 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY

Pak Sudjatmiko dan Pak Danny:
Dalam ilmu budaya itu dibedakan antara pengertian Peradaban (Civilization) 
dan Budaya (Culture).
Pengertian budaya/culture, seperti Budaya Pacitan, diartikan sebagai 
komunitas yang masih primitif, tetapi sudah melakukan cocok tanam selain 
berburu, dan para anggotanya belum terorganisir dalam bidang keahlian 
(petani, pedagang, pengrajin dsb), dan juga belum ada agama yang 
terorganisir. Keberadaan budaya ini ditafsirkan dari artefact-2 yang 
ditinggalkan, berupa alat pertanian/perburuan.
Peradaban/civilization, seperti Peradaban Maya, merupakan komunitas yang 
lebih maju lagi dengan adanya sistim pemerintahan dengan hierarchy-nya, dan 
masyarakatnya yang terorganisier dalam perbagai keahlian, termasuk tentara, 
dan juga sudah ada agama atau pemujaan yang terorganisir, biasanya dalam 
bentuk kuil atau temple. Peradaban dapat dikenali bukan saja dari artefact 
saja tetapi juga dari adanya bangunan, candi (antara lain 'piramida', 
tatakota, istana jalan rumah penduduk dsb.
Dengan diketemukan adanya aftefact, walaupun dari logam, belum tentu disitu 
ada Peradaban, walaupun dalam iklim tropis mungkin bangunan-bagunannya bisa 
saja terbentuk dari kayu.
Dari tulisan Pak Danny, kelihatannya Neo-catastrophism ini sudah ditarik ke 
arah yang extreme, di mana setiap "unconformity" dianggap "catastrophy". 
Memang tidak semua catastrophy bersifat global, banyak juga yang bersifat 
lokal. Contoh the Spokane Megaflood di barat laut Amerika Serikat.

Karena saresehan ini berjudul:
MENGUAK TABIR PERADABAN DAN BENCANA KATASTROPIK PURBA DI NUSANTARA UNTUK 
MEMPERKUAT KARAKTER DAN KETAHANAN NASIONAL
yang jadi topik adalah Peradaban, bukan sekedar budaya/culture, dan tentu 
dalam hubungan dengan bencana purba.

Tentu ini sudah masuk ranah arkeologi/sejarah, di mana saya kurang paham.
Seingat saya tidak ada peradaban kuno yang menghilang karena disebabkan 
suatu bencana: Kebudayaan Mesir, Kebudayaan Yunani Lama, Kebudayaan Romawi, 
Kebudayaan Aztec, Kebudayaa

Re: [iagi-net-l] Re: [Geologi UGM] Minyak Dan Energi Lain Masih Cukup Untuk Menghidupi Dunia [Skenario dunia damai]

2011-11-15 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
He..he...
Itulah politik, dari dulu saya mah sama sekali tidak senang sama politik dan 
politikus. Tapi mau tidak mau, senang tidak senang kita dipaksa hidup di 
dalam-nya. Jangankan dengan penguasa dunia, penguasa lokal pun sering 
menginjak-injak hak yang lemah.
Salam,
YSY
  - Original Message - 
  From: a-b 
  To: iagi-net@iagi.or.id 
  Sent: Friday, November 11, 2011 12:49 PM
  Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geologi UGM] Minyak Dan Energi Lain Masih 
Cukup Untuk Menghidupi Dunia [Skenario dunia damai]


  Realitasnya, alasan2 itu bisa dibuat sesuai selera "polisi dunia". Bahkan 
kadang alasan itu mengelabui (melecehkan) akal sehat kita. Berapa banyak 
resolusi PBB yg diabaikan (kalau tdk "dilangar" sendiri) oleh "penguasa dunia" 
yg katanya selalu peduli pada hukum universal dan jg HAM sbg sebuah tata nilai 
dunia yg damai. Bagaimana logikanya menempatkan hak veto di dalam sistem 
demokrasi yg adil? Bukankah adil itu adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya? 
Dimanakah penghargaan terhadap kedaulatan dan hukum lokal?

  "Jebakan batman"? Ekivalenkah dg konspirasi jahat atau pembodohan berencana 
atau penipuan cerdas? Mhn pencerahannya. Nhn

  Have a nice weekend

  Best regards,
  3323
  thx&rgd, a-b

--

  From: Rovicky Dwi Putrohari  
  Date: Fri, 11 Nov 2011 10:10:27 +0700
  To: ; IAGI; 
Migas_Indonesiar
  ReplyTo:  
  Subject: [iagi-net-l] Re: [Geologi UGM] Minyak Dan Energi Lain Masih Cukup 
Untuk Menghidupi Dunia [Skenario dunia damai]


  2011/11/11 

Bagaimana dgn berita Hari ini bahwa Australia menyetujui didirikannya us 
base marinir di darwin, apakah dalam rangka mengamankan Aset energi dan 
tambang?..
Tambang freeport, tangguh dan abadi field Ada dalam jangkauan pangkalan 
militer itu.

Salam,
Ujay'95


  Sebagai tujuan "Mengamankan aset" barangkali memang iya. Artinya sesuatu yang 
sudah disetujui bersama sebelumnya akan dipertahankan mati-matian. Namun saya 
yakin tidak akan aggresive menyerang apabila tatanilai dunia yg ada saat ini 
tidak dilanggar pemerintah. 


  Jangan sampai mereka memiliki alasan untuk menyerang karena kesalahan 
penggunaan tata nilai dunia global.
  - Iraq diserang Amrik dkk karena alasan aneksasi Iraq ke Kuweit, ini 
kesalahan fatal yg dipakai alasan, selain dituduh memiliki WMD.
  - Mesir direcokin karena alasan negara ini tidak demokratis. Mau ngga mau 
tata nilai demokrasi dipakai sebagai alasan untuk merusak tatanan lokal.
  - Khadafi juga dijebak dan diadu dengan rakyatnya sendiri sehingga ada alasan 
pasukan asing masuk ikutan menyerang.


  Ketiga hal diatas menunjukkan bahwa selama Pemerintah kita mengikuti pola 
tata nilai serta tata cara dunia yang dianggap wajar dan benar maka kita akan 
aman. Walaupun seringkali tata nilai dunia itu tidak sesuai dengan yg berlaku 
di sini. Hati-hati dengan "jebakan batman". Iran sedang dicoba untuk 
diudreg-udreg dengan berbagai tuduhan termasuk WMD (nuklir). Nah Indonesia juga 
dicoba di FMI diadu antara pemerintah pusat dengan daerah juga perpecahan NKRI. 
Kalau kita lengah dan terjadi pelanggaran HAM bisa-bisa dipakai alasan untuk 
hal yg sama seperti diatas. 


  Dunia saat ini sangat kental aturan hukumnya. Pemahaman hukum internasional 
mesti diperdalam kalau tidak ingin masuk "jebakan batman". Jebakan ini terutama 
ada pada perjanjian kontrak. Ini yang mestinya kita awasi sejak dibuatnya draft.


  rdp

Re: [iagi-net-l] UU 24/2009 dan Bahasa Pengantar dalam PIT IAGI dan PIT HAGI

2011-10-10 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Dulu waktu masih di kampus teman-2 nya dan kita para dosen lebih mengenalnya 
dengan nama Vita.

Salam,
YSY
- Original Message - 
From: 

To: 
Sent: Friday, October 07, 2011 2:21 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] UU 24/2009 dan Bahasa Pengantar dalam PIT IAGI dan 
PIT HAGI



Kok lebih pas dipanggil Vita instead of Siregar lho pak Aviya kan mbak 
Vita?

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: rakhmadi.avia...@gmail.com
Date: Fri, 7 Oct 2011 00:43:07
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] UU 24/2009 dan Bahasa Pengantar dalam PIT IAGI 
dan PIT HAGI
Biasanya yg usul yg bisa mbak Siregar wis ga usah malu2 langsung aja mbak 
Siregar yg jadi translator buat IAGI aku bisa jadi ajudannya gimana?


Salam damai

Avi Al Haj
NPA 0666

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Parvita Siregar 
Date: Fri, 7 Oct 2011 00:38:28
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: 
Subject: RE: [iagi-net-l] UU 24/2009 dan Bahasa Pengantar dalam PIT IAGI 
dan

PIT HAGI
Saya jadi ingat dulu kerja di perusahaan Itali, lalu dileskan bahasa Itali 
supaya mengerti sedikit bahasanya dan budayanya.  Susah lho.  Apalagi 
rekanan Itali nya berbahasa Inggris juga . Males deh 
belajar bahasa Itali (kecuali kata2 yang sehari2 dipakai).  Saya rasa 
begitu juga orang2 expat di Indonesia, mereka bisa bahasa Indonesia tetapi 
yang 'asal bisa', bukan bahasa baku.  Asal bisa pun dipakai kalau mereka 
di luar kantor, karena di kantor mereka bisa berkomunikasi dengan rekanan 
orang Indonesia yang bisa berbahasa Inggris.


Bahasa Inggris itu, musti diakui, adalah bahasa Internasional.  Bahasa 
yang dipakai untuk bisa berkomunikasi dengan bangsa lain.  Sementara 
Bahasa Indonesia adalah bahasa kesatuan negara kita.  Karena itu menurut 
saya, IAGI tidak apa2 memakai bahasa Indonesia.  Malah bagus kalau paper2 
terbaiknya dibuat terjemahannya supaya bisa berkiprah di forum 
internasional, atau versi bahasa Inggris.  Karena biar bagaimana juga, 
lebih efektif kalau forum Indonesia dilakukan dengan bahasa Indonesia.


Sekarang, siapa redaktur yang mau terjemahkan paper2 yang bagus2 itu ke 
bahasa Inggris?


Parvita

-Original Message-
From: lia...@indo.net.id [mailto:lia...@indo.net.id]
Sent: Thursday, October 06, 2011 7:00 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] UU 24/2009 dan Bahasa Pengantar dalam PIT IAGI 
dan PIT HAGI


Makanya aneh juga kalau seorang expatriat asing yang di

sudah tahunan di kantor indonesia dan berada di dominan
komunitas Indonesia tidak bisa berbahasa Indoensia, begitu
pula di saat  meeting rutin hanya ada seorang expatria, tapi
kita malah memaksakan bahasa pengantarnya berbahasa asing,
semestinya expatriat tersebut yg sadar untuk berbahasa
Indonesia.


==

Apa ini Tidak Berarti Bahasa Indonesia telah "Dijajah" Bahasa
Inggris...hik..hik...hikkk

ISM



Kita memang perlu menguasai bahasa asing untuk kepentingan
ilmu,
perdagangan, pergaulan intenasional dll, demi kemajuan
pribadi syukur-syukur buat bangsa. Tapi untuk di dalam
negeri kita harus meningkatkan kualitas pemakaiannya dan
keutamaan Bahasa Indonesia demi kesatuan bangsa ini, yang di
khawatirkan Ibu Wulandari memang benar adanya di masyarakat,
tidak usah jauh-jauh pada pertemuan resmi ataupun
perkantoran, di pergaulan sehari-hari pemakaian bahasa asing
lebih populer di banding bahasa Indonesia yang benar.
Seharusnya pemakaian bahasa Indoensia yang benar harus terus
di dorong di
tengah bangsa ini, karena menurut saya pribadi  berbahasa
Indonesia dengan masyarakat beragam suku saja sering menjadi
kendala. Rasanya gampang sekali mendapatkan seseorang di
pelosok Jawa sana yang tidak bisa berbicara bahasa
indonesia, atau kalaupun bisa sering susah di pahami karena
campur aduk dengan bahasa lokal dan ungkapan lokalnya. Malah
berbahasa Indonesia dengan penduduk lokal di Indonesia Timur
terasa lebih baku dan benar rasanya, kosa kata bahasa
Indonesia yang tak pernah kita pakai dan dengar di pulau
Jawa ini malah masih sering digunakan oleh mereka.

Makanya aneh juga kalau seorang expatriat asing yang di
sudah tahunan di kantor indonesia dan berada di dominan
komunitas Indonesia tidak bisa berbahasa Indoensia, begitu
pula di saat  meeting rutin hanya ada seorang expatria, tapi
kita malah memaksakan bahasa pengantarnya berbahasa asing,
semestinya expatriat tersebut yg sadar untuk berbahasa
Indonesia.
Tindakan pemerintah dengan mengeluarkan aturannya dalam
pemakaian bahasa Indonesia di forum resmi sudah tepat,
tinggal kemauan dan kesadaran kita untuk menjalankan dan
memanfaatkannya.


OK Taufik





___
indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id




PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, 

Re: [iagi-net-l] Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris di PIT IAGI & HAGI (?)

2011-10-10 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono

Halo Noor apa kabar?
Ho...ho jangan salah, ini bukan notulen rapat, itu reputasi internasional, 
terutama di Eropa sangat dihargai, banyak paper lain di majalah ilmiah 
bergengsi me -refer ke C.R.Acad. Sci. Paris untuk masalah yang relevan.
Tambahan info: sejak dua dekade terakhir ada persyaratan, judul paper, judul 
gambar, judul tabel, dan abstrak harus ditulis dalam 2 bhs, Prancis dan 
Inggris.

Salam,
Yatno
- Original Message - 
From: "noor syarifuddin" 

To: 
Sent: Monday, October 03, 2011 3:22 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris di PIT IAGI & 
HAGI (?)



CR: Compte Rendu, kalau nggak salah alih bahasanya adalah notulen atau MoM. 
Tentunya super cepat, karena memang ditulis untuk mensarikan hasil 
diskusi/pertemuan. Namun apa bener ini masuk dalam kategori publikasi 
ilmiah..?


Omong-omong soal bahasa pengantar dalam pertemuan IAGI saya jadi ingat 
kembali polemik soal ini sekitar 15 tahun yl (sehabis PIT yang pertama 
diadakan di Bidakara - ADB jadi ketua panitianya).


Awalnya adalah keinginan untuk membuat PIT IAGI lebih dikenal dan 
terpublikasi lebih luas, maka saat itu panitia membuat komitmen untuk 
pemakaian pengantar bahasa Inggris dalam PIT (termasuk dalam proposal 
kegiatan). Terlepas dari polemik yang muncul kemudian, ada beberapa hal 
positif:


- proses pencarian dana lebih mudah dan lancar (nggak perlu pakai "surat 
sakti", kemungkinan karena proposal bisa dipahami dengan baik oleh manajemen 
yang menjadi sponsor)


- proceedings (seingat saya masih campuran bahasa Indonesia dan bahasa 
Inggris) dicetak dengan standar IPA (jenis kertas, hard cover serta mutu 
cetakan) dan juga didistribusikan dengan luas, termasuk yang kemudian 
panitia kirimkan ke semua sponsor, perpustakaan nasional, asosiasi sejenis 
(AAPG, GSA dll) serta semua perguruan tinggi yang punya jurusan geologi 
dengan harapan makalah yang dipaparkan dalam PIT tersebut dapat menjadi 
acuan bagi para peneliti dan praktisi ilmu geologi


Jadi niat awalnya adalah untuk lebih memperkenalkan hasil pertemuan itu 
sendiri ke kalangan yang lebih luas. Sama sekali bukan untuk gaya, bukan 
pula karena tidak bangga atau minder berbahasa Indonesia. Sangat disayangkan 
sekali jikalau hasil penelitian dan tulisan anggota IAGI menjadi terbatas 
penerapannya hanya karena tidak "terbaca" oleh para praktisi.


Tapi memang soal bahasa pengantar ini kemudian menjadi polemik yang tidak 
berujung (dan rupanya sampai sekarang..:-). Mungkin usulan Prof Koesoema itu 
bisa menjadi kompromi: PIT yang klasik (boleh bahasa Indonesia atau bahasa 
Inggris) dan kemudian yang tiap 3 atau 5 tahunan yang sifatnya internasional 
(model Symposium Mesozoikum di Bandung pada tahun 2010 yl).




salam,

NSy







--- On Mon, 10/3/11, Yustinus Suyatno Yuwono  wrote:


From: Yustinus Suyatno Yuwono 
Subject: Re: [iagi-net-l] Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris di PIT IAGI 
& HAGI (?)

To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Monday, October 3, 2011, 12:37 AM
Setuju banget Prof!
Di Prancis ada terbitan ilmiah super cepat, umurnya dah
ratusan tahun, sampai sekarang pake bhs Prancis, namanya: CR
Acad. Sci. Paris (Compte Rendu Academie des Sceinces de
Paris).
Setiap tahun ratusan paper singkat diterbitkan, gunanya
untuk informasi temuan/ penelitian ilmiah mutakhir dengan
cepat, masing-masing paper dibatasi max 4 hal? (seingat
saya). Jadi jangan minder dengan penggunaan bhs
Indonesia
Salam,
YSY
- Original Message - From: 
To: 
Sent: Saturday, October 01, 2011 12:37 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Bahasa Indonesia atau Bahasa
Inggris di PIT IAGI & HAGI (?)


> Saya kira kita harus pertimbangkan juga adanya Panitya
Penilai Karya Ilmiah yg memberikan nilai lebih tinggi pada
makalah yg diterima oleh Journal dan Kongres International
dari pada majalah/kongres national. Bagi kalangan perguruan
tinggi dan jabatan fungsional di berbagai instansi, hal ini
tdk asing lagi, yg dikenal dengan nilai 'kum'. Sampai kini
IPA Convention dianggap kongres internasional, sedangkan PIT
IAGI dianggap kongres nasional. Dengan demikian saya
tdk lihat mengapa harus berbahasa Inggris, karena sifatnya
nasional. Mungkin bagi mereka yg bekerja di perusahaan multi
dirasakan bahasa Inggris adalah keharusan, tapi tidaklah
demikian di intansi pemerintah, bahkan di perguruan tinggi
kuliah, thesis disertasi masih menggunakan bahasa Indonesia.
Tanya juga orang Perancis, Rusia, Jepang, bahkan Cinapun (yg
sdh go international) apakah mereka tdk lagi menulis dalam
bahasanya sendiri? RPK
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>
> -Original Message-
> From: rakhmadi.avia...@gmail.com
> Date: Sat, 1 Oct 2011 05:15:42
> To: 
> Reply-To: 
> Subject: Re: [iagi-net-l] Bahasa Indonesia atau Bahasa
Inggris di PIT IAGI & HAGI (?)
>
> Siiap Cak Rovicky
>
> Mohon maaf sebelumnya saya pribadi menganggap IAGI
second class thd IPA tapi rupanya saya salah, bukan tidak
mungkin banyak

Re: [iagi-net-l] Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris di PIT IAGI & HAGI (?)

2011-10-02 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono

Setuju banget Prof!
Di Prancis ada terbitan ilmiah super cepat, umurnya dah ratusan tahun, 
sampai sekarang pake bhs Prancis, namanya: CR Acad. Sci. Paris (Compte Rendu 
Academie des Sceinces de Paris).
Setiap tahun ratusan paper singkat diterbitkan, gunanya untuk informasi 
temuan/ penelitian ilmiah mutakhir dengan cepat, masing-masing paper 
dibatasi max 4 hal? (seingat saya). Jadi jangan minder dengan penggunaan bhs 
Indonesia

Salam,
YSY
- Original Message - 
From: 

To: 
Sent: Saturday, October 01, 2011 12:37 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris di PIT IAGI & 
HAGI (?)



Saya kira kita harus pertimbangkan juga adanya Panitya Penilai Karya 
Ilmiah yg memberikan nilai lebih tinggi pada makalah yg diterima oleh 
Journal dan Kongres International dari pada majalah/kongres national. Bagi 
kalangan perguruan tinggi dan jabatan fungsional di berbagai instansi, hal 
ini tdk asing lagi, yg dikenal dengan nilai 'kum'. Sampai kini IPA 
Convention dianggap kongres internasional, sedangkan PIT IAGI dianggap 
kongres nasional. Dengan demikian saya  tdk lihat mengapa harus berbahasa 
Inggris, karena sifatnya nasional. Mungkin bagi mereka yg bekerja di 
perusahaan multi dirasakan bahasa Inggris adalah keharusan, tapi tidaklah 
demikian di intansi pemerintah, bahkan di perguruan tinggi kuliah, thesis 
disertasi masih menggunakan bahasa Indonesia. Tanya juga orang Perancis, 
Rusia, Jepang, bahkan Cinapun (yg sdh go international) apakah mereka tdk 
lagi menulis dalam bahasanya sendiri? RPK

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: rakhmadi.avia...@gmail.com
Date: Sat, 1 Oct 2011 05:15:42
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris di PIT IAGI 
& HAGI (?)


Siiap Cak Rovicky

Mohon maaf sebelumnya saya pribadi menganggap IAGI second class thd IPA 
tapi rupanya saya salah, bukan tidak mungkin banyak anggota yg lain yg 
berpendapat sama ini terutama memang kesannya IAGI itu bukan untuk 
kalangan elite Geoscientist sebab golongan ini ngumpul di IPA


Nah kalo ada yg berpendapat demikian tidak ada salahnya toh tapi adalah 
tugas Rovicky dan jajarannya kedepan bagaimana agar di lokal saja IAGI 
bisa punya nilai sama dg IPA sukur2 bisa lebih


RDP good luck you are facing a lot of wind of change from to day to come, 
hope you can be the best skipper for the IAGI ship


Salam
Avi NPA 0666

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari 
Date: Sat, 1 Oct 2011 12:02:10
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris di PIT IAGI 
&

HAGI (?)
Usulan-usulan yg sangat menarik.
Saya sebagai ketua terpilih tentunya sangat bangga dengan antusiasme
anggota yg semakin menggelora. Namun saya juga sangat menghormati
apapun keputusan pengurus sebelumnya yang akan di serahterimakan dalam
beberapa bulan mendatang.
Tentunya akan ada catatan pekerjaan dari Pak Lambok dkk yg harus
dilanjutkan dan dikembangkan.

Usulan-usulan menarik ini akan menjadi catatan khusus yg akan saya
garis bawahi tentusaja.

Ayo, mari kita terus maju memperbaiki dan mengembangkan organisasi
kita yg smakin membanggakan ini.

Salam sukses.

Rovicky.

On 01/10/2011, Chairul Nas  wrote:

Prof. Koesoemadinata yth:
Sudah sedemikian seniornya Bapak masih sangat peduli kepada IAGI. Hal ini
memberikan semangat kepada kami-kami yang jauh lebih yunior ini walaupun
usia sudah lebih 60. Mungkin, karena Bapak pernah menjadi Ketua Umum 
IAGI.
Saya pribadi sangat setuju 100% dengan usul Bapak tsb. Karena beberapa 
kali

PIT IAGI saya perhatikan, presentasi makalah orang Indonesia yang
disampaikan dalam bahasa Inggris kelihatannya seperti ajang latihan. 
Jadinya

kurang menggigit dan kurang improvisasi, dan akibatnya kurang menarik.
Diskusipun saya lihat sangat kurang berkembang, sementara diskusi pada
forum-forum seperti ini sangatlah penting untuk menguji keandalan dan
kesahihan informasi atau metoda yang disajikan.
Sekali lagi saya sangat setuju Pak.
Wassalam,
Chairul Nas
mantan murid Pak RPK.

--- Pada Jum, 30/9/11, R.P.Koesoemadinata  
menulis:


Dari: R.P.Koesoemadinata 
Judul: Re: [iagi-net-l] Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris di PIT IAGI 
&

HAGI (?)
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Tanggal: Jumat, 30 September, 2011, 10:14 PM





 _filtered #yiv1634116423 {
font-family:Cambria Math;}
 _filtered #yiv1634116423 {
font-family:Calibri;}
 _filtered #yiv1634116423 {
font-family:Tahoma;}
 _filtered #yiv1634116423 {margin:72.0pt 72.0pt 72.0pt 72.0pt;}
#yiv1634116423 P.yiv1634116423MsoNormal {
FONT-SIZE:12pt;MARGIN:0cm 0cm 0pt;FONT-FAMILY:"serif";}
#yiv1634116423 LI.yiv1634116423MsoNormal {
FONT-SIZE:12pt;MARGIN:0cm 0cm 0pt;FONT-FAMILY:"serif";}
#yiv1634116423 DIV.yiv1634116423MsoNormal {
FONT-SIZE:12pt;MARGIN:0cm 0cm 0pt;FONT-FAMILY:"serif";}
#yiv1634116423 A:link {
COLOR:blue;TEXT-DECORATION:underline;}
#yiv1634116423 SPAN.yiv1634116423MsoHyperlink {
COLOR:blue;TEXT-DECORATION:underline;}
#yiv1634116423 A:visit

Re: [iagi-net-l] GEMS-LOVERS : TANGGAPAN ATAS ARTIKEL BURUK MUKA - - -

2011-08-14 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Rekan Agus yth
Tahukah anda kalo batu mulia jenis piroksen ada yang sangat terkenal yaitu 
Giok? Giok ini mineralnya jadeit (salah satu klino-px). Pada umumnya di pasaran 
jadeit berupa mikro atau kripto-kristalin, jarang yang berupa kristal utuh 
single seperti diamond.
Salam,
YSY
  - Original Message - 
  From: Agus 
  To:  
  Sent: Saturday, August 13, 2011 12:19 PM
  Subject: Re: [iagi-net-l] GEMS-LOVERS : TANGGAPAN ATAS ARTIKEL BURUK MUKA - - 
-


  Mang Okim yth, pernah dengar kelompok batu mulia yg srg disebut dg "batu 
Bacan". Ini kelompok batumulia dari pulau Bacan di Halmahera Selatan, Malut. 
Warna batumulia didomimasi warna hijau kebiruan, seperti kelompok krisokola 
atau batumulia dg impurites Cu, atau kelompok batuan gunungapi oligosin dari 
formasi bacan, yg terpropilitisasi. Sy menjumpai berupa urat urat dalam 
andesit, warna hijau kebiruan di daerah pesisir timur Bacan. Batu Bacan, bagi 
yg pernah mendarat di bandara ternate, ada kios souvenir batu bacan disamping 
kios kios makan depan ruang tunggu bandara. Tapi variasi dari kelompok 
krisokola ini, kira kira apa sj mang Okim? Jelas sy tidak lagi memandang 
sebelah mata tentang kecantikan batumulia krisokola ini, dan di pasaran  
batumulia kan cukup mahal kan?
  Piroksen sj yg dipakai sbg mata cincinnya Pak Made Surata (komandan Geomin 
Antam) itu nampak cantik dan anggun, tapi kemarin mau ditukar dg cincin amethys 
afrika punyaku, sy kagak mau, tp sy dengar malah diberikan kawannya yg 
geologist dari korea, cincin bermata piroksen atau piroksenit itu, blaik.
  Salam, gushend.89



  Sent from my iPad

  On 12 Agu 2011, at 22:56, "Sujatmiko (Miko)"  wrote:


Rekan-rekan Gem-Lovers yang budiman,



Artikel berjudul : Buruk Muka, Cermin Jangan Dibelah alhamdulilah telah 
mendapat tanggapan hangat dari berbagai pihak, tidak saja dari kalangan IAGI , 
tetapi juga dari banyak anggota SOLARIS SHELL dan kalangan lainnya. Selain dari 
itu, yang sangat menggembirakan, artikel tersebut  diterima untuk dimuat di 
Bulletin Searchers Gem and Mineral Society  Anaheim USA , perkumpulan pencinta 
batumulia terkemuka di Amerika yang punya workshop besar dan setiap bulan 
mengadakan field trip ke berbagai pelosok Amerika ( kebetulan mang Okim jadi 
anggotanya sejak tahun lalu ).



Diawali oleh Pak Rovicky yang bermaksud memasukkan artikel tersebut di Blog 
IAGI, Pak Dady Hendarmin , sahabat lama mang Okim sejak di Balikpapan, minta 
izin untuk meneruskannya ke milis komunitas pensiunan Huffco – Vico yang mang 
Okim kenal sebagian besar anggotanya ( l’ancient combatant a  Balikpapan 1975 – 
1985 ). Dan berkat adanya masukan  dari Pak Gunardi dan Mas Yo Sumartoyo di 
Atalanta,  maka alhamdulilah Prof. Koesoemadinata jadi muncul juga meramaikan  
dialog .



Perkumpulan SOLARIS SHELL yang  mengkhususkan organisasinya dalam bidang 
Moluska Resen ( pendiriannya dipelopori oleh antara lain  Pak Bunyamin Dharma, 
penulis beberapa buku penting tentang Moluska ), mendesak mang Okim untuk tetap 
memosting artikel-artikel tentang batumulia di milis mereka ( sebagai reaksi 
atas pernyataan sungkan mang Okim untuk memosting artikel yang berbeda dengan 
focus organisasinya ). Mereka merasa mendapatkan tambahan wawasan dan 
pengetahuan baru yang tak kalah mengasyikkannya dari hobbi utama mereka . 



Mang Okim berharap semoga hal-hal yang mang Okim sampaikan ini tidak 
dianggap sebagai suatu keriaan melainkan sesuatu yang sesuai dengan  tugas 
amanah mang Okim di PP IAGI yaitu menyosialisasikan dan mempopulerkan ilmu 
geologi / batumulia di kalangan sendiri dan masyarakat awam. Di bawah ini mang 
Okim sampaikan sebagian tanggapan dari berbagai kalangan, semoga bermanfaat.



Salam Gems and Mineral Lovers,



Mang Okim



TANGGAPAN  DARI BERBAGAI  KALANGAN


---

Pipit  ( Geologi ) :

10 Agustus : Terima kasih pak, selalu senang membaca tulisan bapak, 
deskripsinya bagus, serasa turut hadir di TKP dan terkagum kagum. Kelanjutan 
ceritanya gmn pak? Regards, Pipit


---

Gunardi SF  ( ex ANTAM ) :

11 Agustus : Hatur nuhun Mang Okim, menarik & menyenangkn sekali kisah 
anda.tentang  realgar / urat kemerahan. Coba di test kemungkinan Cuprite (CuO) 
yg bersaudara dgn Malachite&Azurite.yg setahap deui jadi native Cu. Bravo.



12 Agustus  : Asslm Mang Okim, .hatur nuhun responsnya. Menyenangkan sekali 
berada di komunitas Gem-lovers yg sangat 

scientific oriented dan humble. Apa Prof Emmy sdh diajak. Beliau sbg akhli 
petrologi mdh2an mau cawe2 utk intermezo. Wasslm





Rovicky Dwi Putrohari :

11 Agustus : Pak Miko, Dua tulisannya saya masukkan di Blog IAGI ya ? 
http://geolog

Re: [iagi-net-l] Kompleks Gunungapi Bawahlaut "Old Andesites" Tanjung Aan, Lombok

2011-08-01 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Rekans,
Di Karang Sambung, volkanisme sudah dimulai pada Eosen yang overlap dengan F 
Karangsambung dan F Totogan bagian atas. Jadi, Eosen adalah initial volkanisme 
Tersier Busur Kepulauan dari Busur Sunda minimal di P Jawa. Volkanisme Eosen 
ini berafinitas toleitik busur kepulauan yang mengawali aktivitas volkanisme 
busur kepulauan secara umum. Kami mengusulkan formasi : "Volkanik Dakah" yang 
merupakan Anggota Banjarsari dari F Karangsambung dan Facies Volkanik dari F 
Totogan -nya Asikin (1974) . Baca: Yuwono Y.S.(1997). The occurence of 
Submarine Arc- volcanism in the Accretionary Complex of The Luk Ulo Area, 
Central Java. Buletin Geologi (T Geologi ITB), vol. 27, no.I/3, pp.15-26.
Salam,
YSY 
  - Original Message - 
  From: Awang Harun Satyana 
  To: 'iagi-net@iagi.or.id' 
  Cc: 'Awang Satyana' 
  Sent: Monday, August 01, 2011 1:35 PM
  Subject: RE: [iagi-net-l] Kompleks Gunungapi Bawahlaut "Old Andesites" 
Tanjung Aan, Lombok


  Abah,

   

  Di Kulonprogo (Nanggulan) Formasi batugamping Jonggrangan (N7-N12, Miosen 
Awal-Miosen Tengah; Lunt, 2004 -unpublished) betul duduk di atas Old Andesite 
Miosen Awal N4-N5; jadi ada hiatus; tetapi deeper facies Jonggrangan 
(shale-mudstone) duduk tanpa hiatus di atas Formasi Sentolo (N5-N7) yang 
sebagian ditafsirkan orang bagian paling atas Old Andesite. Betul juga bahwa 
sumur Borelis dan Alveolina (Bolliger & Ruiter, 1975, Proceedings IPA) 
menargetkan batugamping yang duduk di atas Old Andesite. Sumur Alveolina-1 
(Java Shell) menemukan karbonat Middle Miocene yang ekivalen Jonggrangan, 
tetapi sebagiknya tak menyebutnya sebagai Jonggrangan, melainkan Wonosari. 
Sedangkan sumur berikutnya, Borelis-1 tak menemukan gamping tersebut, sekuen 
Middle Mioene-nya hilang. 

   

  Formasi Sambipitu N4/N5 (Miosen Awal), kelihatannya bagian transgresif dari 
old andesites di Pegunungan Jiwo & Pegunungan Kidul, didominasi shale dan tuf 
turbidit, secara umur ekivalen dengan apa yang terkenal sebagai First Breccia 
Tuff/ Waturanda (Harloff, 1935) di Karang Sambung. Batuannya lebih kurang 
mirip, bila Sambipitu dan formasi bawahnya, yaitu breksi Nglanggran dibawa 
sekaligus dan dikorelasikan ke Waturanda Karang Sambung yang didominasi tuff, 
shale dan breccia.

   

  Secara lokal, Old Andesite volcanism telah terjadi pada Eosen, misalnya 
sisipan lapisan tuf di Formasi Bayah (Eosen Tengah) dan Cicarucup (Eosen 
Akhir), juga di beberapa tempat di Pegunungan Selatan Jawa, tetapi secara 
dominan, Old Andesite volcanism terjadi pada Aquitanian (Oligo-Miosen), 
terutama Miosen Awal (N4-N5). Ini sejalan dengan plot umur radiometri dari 
Soeria-Atmadja et al. (1994) yang menunjukkan dominasi umur2 
Oligo-Miosen/Miosen Awal dibandingkan Eosen. Jelas, bahwa Jawa punya busur 
volkanik definitif pertama adalah pada Aquitanian, yang memanjang dari Sumatra 
bagian selatan - Sumbawa. Tak ada busur volkanik Eosen sejauh ini yang 
definitif di Jawa.

   

  Salam,
  Awang

   

  From: Yanto R.Sumantri [mailto:yrs...@rad.net.id] 
  Sent: 01 Agustus 2011 1:01
  To: iagi-net
  Subject: Re: [iagi-net-l] Kompleks Gunungapi Bawahlaut "Old Andesites" 
Tanjung Aan, Lombok

   

  Pak Awang

  Saya pernah melakukan pemetaan di Blok Kulon Progo .
  Seingat saya batu gamping Formasi Jonggrangan itu alasnya adalah OAF ,
  hal yang sama juga di sumur Shell Alveolina dan Borelis di laut Hindia.
  Apa begitu ?

  Kalau Formasi Sambiputi yang tersingkap di Kulon Progo itu korelasi dengan 
daerah Karang Sambung apa ya ?

  si Abah.

  On Mon, August 1, 2011 11:37 am, Awang Satyana wrote:
  > Pak Agus,
  > 
  > Terima kasih atas koreksinya, mungkin penamaan Formasi 'Old Andesites'
  > (OAF) di Kulon Progo sudah waktunya disesuaikan dengan yang berlaku
  > menurut SSI (Sandi Stratigrafi Indonesia) yang telah diperbaharui
  > (misalnya SSI revisi 1996). Juga beberapa hirarki stratigrafi Old
  > Andesites ini di sepanjang Pegunungan Selatan masih belum taat asas
  > (konsisten) dengan yang tertuang di SSI seperti penamaan Kelompok,
  > Formasi, Anggota. Barangkali juga perlu meninjaunya lagi menggunakan
  > konsep volkanostratigrafi karena Old Andesites dominan diendapkan sebagai
  > endapan piroklastik dan epiklastik dari volkaniklastik.
  > 
  > Tentang 'fosil2' berbentuk pasir2 bulat2 di pantai Kuta dan Tanjung Aan
  > yang seperti merica itu memang banyak geologist yang menduganya sebagai
  > Orbulina sp., tetapi seorang peneliti mikropaleontologi dari LIPI pernah
  > menuliskan bahwa itu bukan Orbulina tetapi fosil-fosil dari spesies
  > Schlumbergerella floresiana (Adisaputra, 1991). Mencari info lebih detail
  > tentang fosil ini saya belum dapat karena referensi tersebut tak tercantum
  > di makalah yang saya baca.
  > 
  > salam,
  > Awang
  > 
  > --- Pada Sab, 30/7/11, Agus  menulis:
  > 
  >> Dari: Agus 
  >> Judul: Re: [iagi-net-l] Kompleks Gunungapi Bawahlaut "Old Andesites"
  >> Tanjung Aan, Lombok
  >> Kepada: "" 
  >> Tanggal: Sabtu, 30 Juli, 2011, 9:01 AM
  >> Ulasan si

Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

2011-07-19 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Rekans,
Memang agama harus tidak dibenturkan (istilah saya sendiri) dengan science. 
Ibarat 2 buah lingkaran, itu pasti tidak berimpitan, tetapi ada bagian yang 
overlapping. Nah bagian yang overlapping itulah dua-duanya akan bersesuaian, 
sedangkan bagian yang tidak overlap harus kita cermati dengan bijak dengan 
prinsipnya masing-2, tak iyo? Contohnya: bagaimana anda menjelaskan Bouraq 
secara ilmiah? sekali lagi secara ilmiah? Bagaimana menjelaskan Nabi Isa 
Almasih yang lahir tanpa adanya hubungan sex dari ibundanya Maria dengan Nabi 
Yusup? Tetapi dua hal itu di-imani oleh para pemeluknya, termasuk saya ini.
Salam,
YSY
  - Original Message - 
  From: strivea...@gmail.com 
  To: iagi-net@iagi.or.id 
  Sent: Monday, July 18, 2011 1:46 PM
  Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia


  Terima kasih Pak,
  Tapi saya berpikir bahwa sains dan agama itu tidak bisa dipisahkan, agama 
yang tidak bisa dikonfrontir dengan sains sama saja hoax. Agama meyakini adanya 
Great Organizer, sains meyakini adanya greatly organized things, jadi orang 
berilmu yang beragama wajib mengklopkan keduanya dan bukan separated.

  Ntahlah kalau agama hanya dianggap heredited rituals

  visit strivearth.com and be entertained


--

  From: "Yustinus Suyatno Yuwono"  
  Date: Mon, 18 Jul 2011 13:35:17 +0700
  To: 
  ReplyTo:  
  Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia


  Mas Eko yang amat bijak.
  Saya mohon maaf sebesar-besarnya kalo anda tersinggung berat dengan 
pernyataan saya, karena sama sekali tidak ada niatan mengusir anda dari 
scientific society. Saya tidak meremehkan para Ustadz, karena saya sendiri 
adalah seorang ustadz pada agama/keyakinan/iman saya sendiri. Maksud saya, kalo 
berbicara ilmiah ya dasarnya dan rule of the game nya ilmiah, bicara agama ya 
rule of the game nya iman. Begitu dua hal itu dicampur aduk, maka yang terjadi 
adalah mala petaka. Saya tahu banyak juga ustadz yang ilmu pengetahuannya 
melebihi saya, ataupun Prof Koesoema, meskipun saya sudah menggeluti ilmu 
geologi lebih dari 35 th, ambil Master dan doktor di Perancis selama 4,5 th. 
dan th depan pensiun dari dosen ITB. Tetapi sekali lagi harus didudukkan 
perkaranya menurut porsinya. Ustadz itu urusannya yg resmi adalah kerohanian. 
Sedangkan ilmuwan urusannya adalah fenomiena fisik, biologi, kimia. Sukur 
seseorang bisa ahli dalam dua-duanya, nah itu baru sempurna, tak iyo?Seperti 
Prof Koesoema juga, saya juga nyaman hidup sebagai scientist yang juga taat 
beragama, karena saya dapat mendudukkan permasalahan di tempatnya masing-2.
  Terima kasih rekan-2 yang mensuport, menengahi, dan ambil bagian dalam 
diskusi yang cukup panas(?) ini, terutama kepada Prof Koesoema yang adalah 
mantan dosen saya yang sangat saya hormati.
  Untuk Mas Eko jangan berkecil hati, marilah kita bersama-sama belajar dalam 
bidang apapun, karena segala macam ilmu pasti ada gunanya.
  Salam,
  YSY (baru balas sekarang karena baru sehat dari operasi sebulan yl di rumah 
sakit).
- Original Message - 
From: Eko Prasetyo 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Thursday, July 07, 2011 12:24 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia


perkataan anda seperti seorang otoritas ilmuwan dan merendahkan level 
ustadz. Banyak doktor-doktor ilmu yang lebih tinggi dari anda yang menganggap 
evolusi itu sampah. Banyak ustadz-ustadz yang level keilmuan eksaknya mungkin 
lebih tinggi dari anda. 

Newton sendiri mungkin jauh lebih religius dari para saintis-saintis atheis 
norak yang memaksakan kalau Tuhan itu imajinari tapi kalau ditanya kenapa Alam 
Semesta itu ada dia berkata "ya ada aja" Sebuah jawaban yang tidak ilmiah dan 
munafik.

sudah baca bahwa penemu homo erectus solo menyembunyikan tulang tengkorak 
yang bisa membantah teori homo erectus di bawah kasurnya selama berpuluh tahun? 
sudah membaca bahwa homo erectus solo itu direkonstruksi dari dua tulang yang 
jauhnya berbelas kaki dan mempunyai kemungkinan perbedaan individu tapi 
dipaksakan sebagai satu kejadian?

Atau fosil sebuah "nenek moyang manusia" yang ditentukan hanya dari sebuah 
fosil. gigi.

Atau fosil kadal-burung dari china yang ternyata hoax.

Atau kenyataan bahwa banyak manusia sekarang yang tinggi besar berdahi rata 
mirip Neanderthal tapi ternyata homo sapiens.

Atau fosil tengkorak anak berkelainan megacephalus yang diklaim sebagai 
fosil alien.


Lalu apa anda sudah mempelajari bahwa di alam tidak ada yang random, random 
itu hanyalah simplifikasi dari kompleksitas yang tidak dipahami manusia? Bahkan 
ilmu "eksak" geosaintis pun hanya bisa berkata "kemungkinan minyak di sini 
90%". Sebuah ketidakeksakan. 

Sekarang pikirkan: apa kemungkinan dua spesimen jantan dan betina dari  
spesies berkelamin ganda yang akan menggantikan spes

Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

2011-07-17 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Mas Eko yang amat bijak.
Saya mohon maaf sebesar-besarnya kalo anda tersinggung berat dengan pernyataan 
saya, karena sama sekali tidak ada niatan mengusir anda dari scientific 
society. Saya tidak meremehkan para Ustadz, karena saya sendiri adalah seorang 
ustadz pada agama/keyakinan/iman saya sendiri. Maksud saya, kalo berbicara 
ilmiah ya dasarnya dan rule of the game nya ilmiah, bicara agama ya rule of the 
game nya iman. Begitu dua hal itu dicampur aduk, maka yang terjadi adalah mala 
petaka. Saya tahu banyak juga ustadz yang ilmu pengetahuannya melebihi saya, 
ataupun Prof Koesoema, meskipun saya sudah menggeluti ilmu geologi lebih dari 
35 th, ambil Master dan doktor di Perancis selama 4,5 th. dan th depan pensiun 
dari dosen ITB. Tetapi sekali lagi harus didudukkan perkaranya menurut 
porsinya. Ustadz itu urusannya yg resmi adalah kerohanian. Sedangkan ilmuwan 
urusannya adalah fenomiena fisik, biologi, kimia. Sukur seseorang bisa ahli 
dalam dua-duanya, nah itu baru sempurna, tak iyo?Seperti Prof Koesoema juga, 
saya juga nyaman hidup sebagai scientist yang juga taat beragama, karena saya 
dapat mendudukkan permasalahan di tempatnya masing-2.
Terima kasih rekan-2 yang mensuport, menengahi, dan ambil bagian dalam diskusi 
yang cukup panas(?) ini, terutama kepada Prof Koesoema yang adalah mantan dosen 
saya yang sangat saya hormati.
Untuk Mas Eko jangan berkecil hati, marilah kita bersama-sama belajar dalam 
bidang apapun, karena segala macam ilmu pasti ada gunanya.
Salam,
YSY (baru balas sekarang karena baru sehat dari operasi sebulan yl di rumah 
sakit).
  - Original Message - 
  From: Eko Prasetyo 
  To: iagi-net@iagi.or.id 
  Sent: Thursday, July 07, 2011 12:24 PM
  Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia


  perkataan anda seperti seorang otoritas ilmuwan dan merendahkan level ustadz. 
Banyak doktor-doktor ilmu yang lebih tinggi dari anda yang menganggap evolusi 
itu sampah. Banyak ustadz-ustadz yang level keilmuan eksaknya mungkin lebih 
tinggi dari anda. 

  Newton sendiri mungkin jauh lebih religius dari para saintis-saintis atheis 
norak yang memaksakan kalau Tuhan itu imajinari tapi kalau ditanya kenapa Alam 
Semesta itu ada dia berkata "ya ada aja" Sebuah jawaban yang tidak ilmiah dan 
munafik.

  sudah baca bahwa penemu homo erectus solo menyembunyikan tulang tengkorak 
yang bisa membantah teori homo erectus di bawah kasurnya selama berpuluh tahun? 
sudah membaca bahwa homo erectus solo itu direkonstruksi dari dua tulang yang 
jauhnya berbelas kaki dan mempunyai kemungkinan perbedaan individu tapi 
dipaksakan sebagai satu kejadian?

  Atau fosil sebuah "nenek moyang manusia" yang ditentukan hanya dari sebuah 
fosil. gigi.

  Atau fosil kadal-burung dari china yang ternyata hoax.

  Atau kenyataan bahwa banyak manusia sekarang yang tinggi besar berdahi rata 
mirip Neanderthal tapi ternyata homo sapiens.

  Atau fosil tengkorak anak berkelainan megacephalus yang diklaim sebagai fosil 
alien.


  Lalu apa anda sudah mempelajari bahwa di alam tidak ada yang random, random 
itu hanyalah simplifikasi dari kompleksitas yang tidak dipahami manusia? Bahkan 
ilmu "eksak" geosaintis pun hanya bisa berkata "kemungkinan minyak di sini 
90%". Sebuah ketidakeksakan. 

  Sekarang pikirkan: apa kemungkinan dua spesimen jantan dan betina dari  
spesies berkelamin ganda yang akan menggantikan spesies sebelumnya lahir pada 
waktu yang sama, dengan tingkat kecocokan tinggi, dan dilahirkan dari spesies 
yang lama?

  Limit mendekati nol.

  Mempercayai evolusi itu nyata sama saja mempercayai bahwa logam mentah bisa 
menjadi mobil yang fungsional hanya dengan terjadinya badai besar-besaran.

  Sekarang siapa yang harus melepaskan diri dari keilmuwan? Saya yang sudah 
membaca dua sisi dari evolusi atau anda yang gak punya landasan kuat tapi 
mengusir saya dari keilmiahan?


  2011/7/7 Yustinus Suyatno Yuwono 

Kalo anda menganggap teori evolusi adalah hoax, berhenti saja sebagai 
ilmuwan, lalu menjadi ustadz saja.
Salam,
YSY
- Original Message - From: 

To: 

Sent: Wednesday, July 06, 2011 7:53 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia




  Dari teori ke teori, saya semakin yakin kalo evolusi ini hoax

  visit strivearth.com and be entertained

  -Original Message-
  From: Rovicky Dwi Putrohari 
  Date: Wed, 6 Jul 2011 07:42:29
  To: IAGI; 
geologi...@googlegroups.com
  Reply-To: 
  Subject: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
  Mnarik.
  Untungnya nenek moyangku orang pelaut :)

  Rdp
  --

  Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

  
  » Homo erectus, nenek moyang homo sapiens

  Muhammad Firman | Rabu, 6 Juli 2011, 05:29 WIB

  VIVAnews - Sebuah studi yang diketuai oleh Etty Indriati, peneliti
  dari Universitas Gadjah Mada, Indonesia melakukan in

Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

2011-07-06 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Kalo anda menganggap teori evolusi adalah hoax, berhenti saja sebagai 
ilmuwan, lalu menjadi ustadz saja.

Salam,
YSY
- Original Message - 
From: 

To: 
Sent: Wednesday, July 06, 2011 7:53 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia



Dari teori ke teori, saya semakin yakin kalo evolusi ini hoax

visit strivearth.com and be entertained

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari 
Date: Wed, 6 Jul 2011 07:42:29
To: IAGI; 
geologi...@googlegroups.com

Reply-To: 
Subject: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
Mnarik.
Untungnya nenek moyangku orang pelaut :)

Rdp
--

Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia


» Homo erectus, nenek moyang homo sapiens

Muhammad Firman | Rabu, 6 Juli 2011, 05:29 WIB

VIVAnews - Sebuah studi yang diketuai oleh Etty Indriati, peneliti
dari Universitas Gadjah Mada, Indonesia melakukan investigasi dari dua
situs di sungai Bengawan Solo. Dari penelitian, disimpulkan bahwa Homo
erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama dengan manusia
modern.

Temuan ini memunculkan keraguan pada teori evolusi manusia sebelumnya
dan mengindikasikan bahwa nenek moyang manusia modern itu punah jauh
lebih awal dibandingkan perkiraan sebelumnya.

Seperti diketahui, Homo erectus, yang meninggalkan Afrika sekitar 1,8
juta tahun lalu, disepakati sebagai nenek moyang langsung spesies kita
yakni Homo sapiens. Kedua spesies ini sebelumnya diyakini pernah hidup
berdampingan. Setidaknya sampai muncul teori baru yang membantah itu.

Selama ini, ilmuwan memperkirakan, sekitar 500 ribu tahun lalu Homo
erectus lenyap dari Afrika dan sebagian besar Afrika dan diperkirakan,
bertahan hidup di Indonesia hingga 35 ribu tahun lalu. Adapun Homo
sapiens awal tinggal di kawasan Indonesia sejak 40 ribu tahun lalu dan
tinggal bersama dengan nenek moyangnya tersebut.

Penelitian yang dilakukan Etty dan timnya menunjukkan bahwa asumsi
selama ini tidak benar dan Homo erectus lenyap jauh sebelum kedatangan
Homo sapiens di Asia.

“Homo erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama dengan
manusia modern,” kata Etty, seperti dikutip dari DailyMail, 5 Juli
2011.

Dari ekskavasi dan analisa waktu, hasilnya mengindikasikan bahwa Homo
erectus punah setidaknya 143 ribu tahun lalu, dan bahkan mungkin lebih
dari 550 ribu tahun lalu.

Jika demikian yang terjadi, maka temuan ini membantah teori ‘Out of
Africa’ yang sudah disepakati sebelumnya yakni hipotesis seputar
manusia modern telah berevolusi sepenuhnya di Afrika sebelum
bermigrasi ke belahan lain di Bumi.

Teori itu memperkirakan terjadinya overlap antara Homo sapiens dan
spesies lebih tuah yang mereka gantikan di luar Afrika. Homo erectus
yang ditemukan masih bertahan hidup di Indonesia pada masa itu
dianggap sebagai bukti pendukung teori tersebut.

Dengan temuan terbaru, peneliti menawarkan hipotesis baru bahwa
manusia modern berevolusi dari spesies terdahulu di Afrika, Asia, dan
Eropa. Hasil temuan ini sendiri dipublikasikan di jurnal Public
Library of Science ONE. (sj

--
Sent from my mobile device

*"Everybody is safety leader, You can stop any unsafe operation !"*


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...

Ayo siapkan diri!
Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 26-29
September 2011
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event 
shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to 
direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with 
the use of any information posted on IAGI mailing list.

-






PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen,

Re: [iagi-net-l] Andang Protes

2011-05-26 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Kalo dah masuk ranah politik, moto yang berlaku adalah: Yang menang adalah yang 
benar.
Salam,
Yatno
  - Original Message - 
  From: nyoto - ke-el 
  To: iagi-net@iagi.or.id 
  Sent: Friday, May 27, 2011 9:36 AM
  Subject: Re: [iagi-net-l] Andang Protes


  Hebat sekali, sampai 2 top geologists Indonesia bisa dikadalin (paling tidak 
itu menurut pengakuan langsung dari mereka sendiri, yaitu guru besar Teknik 
Geologi ITB & juga bekas ketua IAGI pak Koesoemadinata & pak Andang Bachtiar, 
bekas ketua IAGI, keduanya dedengkot geologi Indonesia yg paling top sampai 
saat ini), sangat2 memprihatinkan, ya Allah tunjukkanlah Kebesaran & KeadilanMU 
kepada kita bangsa Indonesia, khususnya masyarakat korban Lusi ...aameeen YRA.


  Wass,
  nyoto



   
  2011/5/27 R.P.Koesoemadinata 

Ya maksud saya seolah-olah usulannya "diperhatikan" dengan menambahnya 
pembicara dari dalam negeri/universitas di Indonesia. Tapi yang diajukan jelas 
kemana arahnya.
Saya pun juga dikadalin. Saya sebenarnya juga diundang menghadiri 
simposium, bahkan ditelepon beberapa kali. Namun setelah saya baca flyer-nya, 
saya lihat jelas ke mana arahnya dan maksudnya. Sayapun menyatakan tidak bisa 
hadlir karena saya kebetulan ada acara presentasi/rapat di Jakarta.
Waktu saya di Jambi minggu yang lalu untuk menjadi panelist dalam suatu 
diskusi mengenai bagihasil minyak bagi Jambi (katanya direkomendasikan oleh Pak 
Andang juga) saya terus menerus ditelepon oleh seorang wartawati dari TVOne, 
katanya dia ditugaskan mewawancara saya, mengenai dunia perminyakan Indonesia. 
Akhirnya saya setuju dan wawancara berlangsung di kamar hotel di Jakarta. 
Wawancara berlangsung mungkin lebih dari 30 menit dan juga muncul pertanyaan 
mengenai Lumpur Lapindo. Off the record saya katakan, "kalian itu bagaimana, 
kan saya tahu siapa yang punya TVOne dan pendapat saya mengenai masalah itu kan 
jelas saya utarakan pada wawancara". Saya katakan pasti kalau sudah sampai di 
editor, hasil wawancara ini bakal kena editing berat, bahkan mungkin juga tidak 
akan ditayangkan."
Mereka sih senyum-senyum saja.
Ternyata benar sekali, pada acara Tahukah Anda kemarin sore saya hanya 
muncul beberapa detik saja membicarakan mengenai 'Indonesia sebagai 
net-importer oil dan sudah keluar dari OPEC' (hal yang kurang relevant), 
sedangkan yang muncul lainnya Prof Sukendar dan Ir Sunu (dari Lapindo) yang 
berbicara mengenai Lusi cukup panjang lebar. Saya sendiri tidak nonton acara 
itu karena masih dalam perjalanan dari Jakarta ke Bandung.
Wah jadi dikadalin juga, walaupun sudah tahu apa yang akan terjadi.
Wassalam
RPK
  - Original Message - 
  From: Andang Bachtiar 
  To: iagi-net@iagi.or.id 
  Sent: Friday, May 27, 2011 8:50 AM
  Subject: RE: [iagi-net-l] Andang Protes


  Koreksi Prof, saya tidak ikut datang di Symposium. Jadi, luput dijadikan 
kadal.



  Note (lagi):



1.. Kalau memang benar mau berorientasi pada penyelesaian ke depan, 
akan lebih logis, elegan, dan bermanfaat simposiumnya membahas bagaimana disain 
3D/4D seismic, disain MT, disain subsidence GPS survey-nya dikaitkan dengan 
modeling subsidence, perluasan area terdampak, dan kemungkinan pengaruhnya pada 
infrastruktur yang ada maupun yg direncanakan dibangun (jalan tol, jalan 
kereta, jalan biasa, lapangan2 migas, jalur2 pipa, dsb) 
2.. Dan akan lebih klop kalau kawan2 dari Badan Geologi sebagai lembaga 
geologi resmi pemerintah juga diundang  2-3 orang untuk mempresentasikan 
berbagai hasil riset mereka dalam 3 tahun terakhir ini (geokimia, amblesan, 
struktur dangkal, air tanah, dsb), termasuk rencana akuisisi seismic 3D yang 
sekarang sedang dalam proses tender dsb. 
3.. Format workshop lebih cocok dari pada symposium: spy hasilnya 
kongkrit ke depan. 


  Salam



  ADB




--

  From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id] 
  Sent: Friday, May 27, 2011 8:17 AM
  To: iagi-net@iagi.or.id
  Subject: Re: [iagi-net-l] Andang Protes



  Wah sebetulnya saya sudah tidak ingin berkomentar lagi mengenai Lumpur 
Lapindo ini

  Tapi, maaf saja, Pak Andang. Anda kelihatannya akhirnya dikadalin juga

  Hehe
  Wassalam

  RPK

- Original Message - 

From: abacht...@cbn.net.id 

To: iagi-net@iagi.or.id 

Sent: Friday, May 27, 2011 5:53 AM

Subject: Re: [iagi-net-l] Andang Protes



Saya menuliskannya sebagai catatan (note) di facebook saya SEMINGGU yg 
lalu, bukan tiba2 kemarin. Mungkin untuk menjadikannya berita wartawan lebih 
cocoknya memuatnya pas kemarin pelaksanaan acara.

Note fb itu saya tulis setelah saya komunikasikan concern ke panitianya 
ttg TIDAK ADANYA PEMBICARA DR PERISET PERGURUAN TINGGI INDONESIA dan dominannya 
periset asing (10 orang) dlm info undangan ke saya maupun dlm website Humanitus 
sampai 2 hari yg lalu.

Re: [iagi-net-l] Andang Protes

2011-05-26 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Setuju pisan Prof.
Yatno
  - Original Message - 
  From: R.P.Koesoemadinata 
  To: iagi-net@iagi.or.id 
  Sent: Friday, May 27, 2011 12:19 AM
  Subject: Re: [iagi-net-l] Andang Protes


  Yang 'pro-kesalahan pemboran' tidak punya vested interest apa2 dalam  masalah 
Lumpur Lapindo ini, mengapa harus melakukan apa2?, dan  mengapa harus ngotot 
soal pendapatnya? 

  Biarkan lah  pihak yang mempunyai vested interest  untuk berjuang untuk 
melindungi kepentingannya. 
  Kalau untuk saya pribadi masalah ini sudah selesai. Jika masih ada pihak yang 
belum merasa berhasil meyakinkan masyarakat (ilmiah), dan masih merasa terancam 
kepentingannya ya silahkan saja , melakukan research dan mencari data baru,  
menyelenggarakan  seminar untuk menunjang pendapatnya sampai yakin bahwa 
kepentingannya tidak lagi terancam.
  Wassalam
  RPK
- Original Message - 
From: Nataniel Mangiwa 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Thursday, May 26, 2011 9:47 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Andang Protes


Saya sampai detik ini tidak bisa melihat, cara apa yang bisa dilakukan oleh 
kaum 'pro pemboran' untuk melawan pendapat dari 'pro gempa/sesar'. Pak Koesoema 
sudah pernah membuat protes terbuka, Pak Andang juga sudah di artikel ini, tapi 
tidak ada yang berubah.

Pada titik seperti ini mungkin sebagai manusia yang punya banyak sekali 
keterbatasan, yang bisa dilakukan cuma berdoa, semoga suatu saat IAGI bisa 
netral. Karena yang paling menyedihkan adalah IAGI belum melakukan revisi 
pendapat terhadap keputusan yang lalu jaman Pak Ahmad Lutfi, yang kalau bahasa 
kasarnya IAGI pendapatnya lebih pro gempa/sesar.

Pandangan wartawan dll sebenarnya tidak merisaukan tetapi pendapat IAGI itu 
adalah bottom line dari keprihatinan ini, dan saya lebih respect ke IAGI lebih 
baik abstain (tidak pro gempa/pro pemboran) daripada mendukung Lusi karena 
gempa/sesar/reaktivasi dll.

Dari lubuk hati terdalam, cuma bisa merasakan dan menyampaikan salam 
prihatin.

Salam,
Natan


2011/5/26 R.P.Koesoemadinata 

  Apakah betul mengirimkan surat protes atas terselenggaranya Symposium on 
Indonesia's mud volcano yang berlangsung pada 25-26 Mei 2011 di Sidoarjo 
sebagai mana dikutip Wartawan Tempo di Tempo Online hari ini? 
http://www.tempointeraktif.com/hg/iptek/2011/05/26/brk,20110526-336947,id.html

  Wassalam
  RPK



Re: [iagi-net-l] Exxon Finds 2nd Oil Field at Indonesia Cepu Block

2011-05-23 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
FBS,
Justru skrg semua ingin tahu, kalau Paleocene sediment termasuk karbonatnya 
cukup tebal, kenapa tidak? Saratnya posisinya harus di "high", spy migrasi HC 
dari source yang lebih muda tetapi posisinya ada di "low" dapat berjalan baik. 
Selain gas, oil kemungkinan jg masih ada di bsmt belajar dari temuan2 di South 
Sumatra Basin.
Salam,
Yatno
  - Original Message - 
  From: Franciscus B Sinartio 
  To: iagi-net@iagi.or.id 
  Sent: Monday, May 23, 2011 4:48 PM
  Subject: Re: [iagi-net-l] Exxon Finds 2nd Oil Field at Indonesia Cepu Block


  Pak YSY,  apakah Eocene carbonate dan clastics nya prospective juga?
  apakah masih ada kemungkinan prospecting oil  atau hanya untuk gas?

  fbs





--
  From: R.P.Koesoemadinata 
  To: iagi-net@iagi.or.id
  Sent: Mon, May 23, 2011 7:49:50 AM
  Subject: Re: [iagi-net-l] Exxon Finds 2nd Oil Field at Indonesia Cepu Block


  Masalah duit, ngebor itu perlu duit, kalau sudah puas dapat minyak, buat apa 
ngebor ke basm?
- Original Message - 
From: Yustinus Suyatno Yuwono 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Wednesday, April 27, 2011 11:36 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Exxon Finds 2nd Oil Field at Indonesia Cepu Block


Kenapa gk berani ngebor sampai basement nya Ya?
YSY
  - Original Message - 
  From: R.P.Koesoemadinata 
  To: iagi-net@iagi.or.id 
  Sent: Tuesday, April 26, 2011 1:02 PM
  Subject: Re: [iagi-net-l] Exxon Finds 2nd Oil Field at Indonesia Cepu 
Block


  Waduh, Kedungkeris itu prospectnya sudah ditemukan  pada waktu zaman 
Humpuss tahun 1995. Yang saya herankan adalah mengapa baru dibor sekarang 15 
tahun kemudian? 

  Kedungkeris itu berada antara Banyuurip dan Sukowati (Petrochina), dan di 
seismic section Kujung Reef-build-up nya itu sangat ideal seperti di textbook.

  Yang baru kalau Exxon Mobil menemukan minyak di formasi Ngimbang

  Wassalam
  RPK
- Original Message - 
From: Amir Al Amin 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Tuesday, April 26, 2011 8:00 AM
Subject: [iagi-net-l] Exxon Finds 2nd Oil Field at Indonesia Cepu Block


Just sharring

Exxon Finds 2nd Oil Field at Indonesia Cepu Block 
by  Andreas Ismar
|
Dow Jones Newswires
|
Monday, April 25, 2011


  ExxonMobil's Indonesian unit said it has discovered a second oil 
field at the Cepu Block it operates in East Java Province.

  "Its similarity to the other Cepu fields provides confirmation of 
our exploration strategy on the block, and its proximity to Banyu Urip provides 
a good opportunity to advance development of this new oil discovery," Mobil 
Cepu Ltd. President Terry McPhail said.

  The well is located about 14 kilometers from Banyu Urip, the 
first oil field found on the Cepu block in 2001.

  The company will analyze data from the newly found Kedung Keris-1 
field to evaluate the resource potential of the reservoir.

  Mobil Cepu and Ampolex (Cepu) Pte. Ltd., both subsidiaries of 
Exxon Mobil, have a combined 45% stake in the block, while Pertamina EP Cepu 
owns 45% and the Cepu Block Cooperation Body, or BKS, holds the remaining 10%.
 



__ NOD32 5559 (20101024) Information __

This message was checked by NOD32 antivirus system.
http://www.eset.com


Re: [iagi-net-l] Exxon Finds 2nd Oil Field at Indonesia Cepu Block

2011-05-23 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Prof RPK yth
Memang saya tahu juga itu masalah duit, lalu hrs dipertangg jwb kan ke 
management. Masalahnya sekarang fihak pengusul (esplorasi) berani gak propose 
sampai bsmt? Kalo gk tahu bagaimana prospecting di bsmt ya pasti gk berani 
propose tak iyo?
YSY
  - Original Message - 
  From: R.P.Koesoemadinata 
  To: iagi-net@iagi.or.id 
  Sent: Monday, May 23, 2011 1:49 PM
  Subject: Re: [iagi-net-l] Exxon Finds 2nd Oil Field at Indonesia Cepu Block


  Masalah duit, ngebor itu perlu duit, kalau sudah puas dapat minyak, buat apa 
ngebor ke basm?
- Original Message - 
From: Yustinus Suyatno Yuwono 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Wednesday, April 27, 2011 11:36 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Exxon Finds 2nd Oil Field at Indonesia Cepu Block


Kenapa gk berani ngebor sampai basement nya Ya?
YSY
  - Original Message - 
  From: R.P.Koesoemadinata 
  To: iagi-net@iagi.or.id 
  Sent: Tuesday, April 26, 2011 1:02 PM
  Subject: Re: [iagi-net-l] Exxon Finds 2nd Oil Field at Indonesia Cepu 
Block


  Waduh, Kedungkeris itu prospectnya sudah ditemukan  pada waktu zaman 
Humpuss tahun 1995. Yang saya herankan adalah mengapa baru dibor sekarang 15 
tahun kemudian? 

  Kedungkeris itu berada antara Banyuurip dan Sukowati (Petrochina), dan di 
seismic section Kujung Reef-build-up nya itu sangat ideal seperti di textbook.

  Yang baru kalau Exxon Mobil menemukan minyak di formasi Ngimbang

  Wassalam
  RPK
- Original Message - 
From: Amir Al Amin 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Tuesday, April 26, 2011 8:00 AM
Subject: [iagi-net-l] Exxon Finds 2nd Oil Field at Indonesia Cepu Block


Just sharring

Exxon Finds 2nd Oil Field at Indonesia Cepu Block 
by  Andreas Ismar
|
Dow Jones Newswires
|
Monday, April 25, 2011


  ExxonMobil's Indonesian unit said it has discovered a second oil 
field at the Cepu Block it operates in East Java Province.

  "Its similarity to the other Cepu fields provides confirmation of 
our exploration strategy on the block, and its proximity to Banyu Urip provides 
a good opportunity to advance development of this new oil discovery," Mobil 
Cepu Ltd. President Terry McPhail said.

  The well is located about 14 kilometers from Banyu Urip, the 
first oil field found on the Cepu block in 2001.

  The company will analyze data from the newly found Kedung Keris-1 
field to evaluate the resource potential of the reservoir.

  Mobil Cepu and Ampolex (Cepu) Pte. Ltd., both subsidiaries of 
Exxon Mobil, have a combined 45% stake in the block, while Pertamina EP Cepu 
owns 45% and the Cepu Block Cooperation Body, or BKS, holds the remaining 10%.
 



__ NOD32 5559 (20101024) Information __

This message was checked by NOD32 antivirus system.
http://www.eset.com


Re: [iagi-net-l] Exxon Finds 2nd Oil Field at Indonesia Cepu Block

2011-05-22 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Maksud saya kalo sampai di basement kan info bagus utk potensi basement 
reservoir mengingat sampai sekarang ternyata basement reservoir bukan hal aneh 
atau anomali karena adanya temuan-temuan adanya basement reservoir yang pada 
umumnya ditemukan secara by accident. Bulan yl saya diundang Medco untuk 
presentasi basement petrology, saya berikan penjelasan mengenai basement 
potential based on the petrological point of view, dan saya berikan juga "play" 
apa saja secara ilmiah yang dapat dipakai untuk pedoman untuk keperluan 
basement prospecting/study.
Salam,
YSY 
  - Original Message - 
  From: Amir Al Amin 
  To: iagi-net@iagi.or.id 
  Sent: Monday, May 23, 2011 1:17 PM
  Subject: Re: [iagi-net-l] Exxon Finds 2nd Oil Field at Indonesia Cepu Block


  ya wajar toh.. Pak Yatno kan lebih tertarik Beku-Matamorfnya :-)

  mongomong, adakah pemboran yang dilakukan/ diteruskan dg science di Indonesia?

  saya pernah baca bebeapa sumur yg di bor di jepang, rusia untuk penelitian.


  On Mon, May 23, 2011 at 1:04 PM, Shofiyuddin  wrote:

Kalo dah ketemu definif OWC nya, kenapa harus ke basement? kecuali 
sebaliknya.  



On Wed, Apr 27, 2011 at 11:36 AM, Yustinus Suyatno Yuwono 
 wrote:

  Kenapa gk berani ngebor sampai basement nya Ya?
  YSY
- Original Message - 
From: R.P.Koesoemadinata 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Tuesday, April 26, 2011 1:02 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Exxon Finds 2nd Oil Field at Indonesia Cepu 
Block


Waduh, Kedungkeris itu prospectnya sudah ditemukan  pada waktu zaman 
Humpuss tahun 1995. Yang saya herankan adalah mengapa baru dibor sekarang 15 
tahun kemudian? 

Kedungkeris itu berada antara Banyuurip dan Sukowati (Petrochina), dan 
di seismic section Kujung Reef-build-up nya itu sangat ideal seperti di 
textbook.

Yang baru kalau Exxon Mobil menemukan minyak di formasi Ngimbang

Wassalam
RPK
  - Original Message - 
  From: Amir Al Amin 
  To: iagi-net@iagi.or.id 
  Sent: Tuesday, April 26, 2011 8:00 AM
  Subject: [iagi-net-l] Exxon Finds 2nd Oil Field at Indonesia Cepu 
Block


  Just sharring
  
  Exxon Finds 2nd Oil Field at Indonesia Cepu Block 
  by  Andreas Ismar
  |
  Dow Jones Newswires
  |
  Monday, April 25, 2011


ExxonMobil's Indonesian unit said it has discovered a second 
oil field at the Cepu Block it operates in East Java Province.

"Its similarity to the other Cepu fields provides confirmation 
of our exploration strategy on the block, and its proximity to Banyu Urip 
provides a good opportunity to advance development of this new oil discovery," 
Mobil Cepu Ltd. President Terry McPhail said.

The well is located about 14 kilometers from Banyu Urip, the 
first oil field found on the Cepu block in 2001.

The company will analyze data from the newly found Kedung 
Keris-1 field to evaluate the resource potential of the reservoir.

Mobil Cepu and Ampolex (Cepu) Pte. Ltd., both subsidiaries of 
Exxon Mobil, have a combined 45% stake in the block, while Pertamina EP Cepu 
owns 45% and the Cepu Block Cooperation Body, or BKS, holds the remaining 10%.
   






  -- 
  ***
  Amir Al Amin
  Operations/ Wellsite Geologist
  (62)811592902
  amir13120[at]yahoo.com
  amir.al.amin[at]gmail.com
  


Re: [iagi-net-l] Exxon Finds 2nd Oil Field at Indonesia Cepu Block

2011-05-22 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Kenapa gk berani ngebor sampai basement nya Ya?
YSY
  - Original Message - 
  From: R.P.Koesoemadinata 
  To: iagi-net@iagi.or.id 
  Sent: Tuesday, April 26, 2011 1:02 PM
  Subject: Re: [iagi-net-l] Exxon Finds 2nd Oil Field at Indonesia Cepu Block


  Waduh, Kedungkeris itu prospectnya sudah ditemukan  pada waktu zaman Humpuss 
tahun 1995. Yang saya herankan adalah mengapa baru dibor sekarang 15 tahun 
kemudian? 

  Kedungkeris itu berada antara Banyuurip dan Sukowati (Petrochina), dan di 
seismic section Kujung Reef-build-up nya itu sangat ideal seperti di textbook.

  Yang baru kalau Exxon Mobil menemukan minyak di formasi Ngimbang

  Wassalam
  RPK
- Original Message - 
From: Amir Al Amin 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Tuesday, April 26, 2011 8:00 AM
Subject: [iagi-net-l] Exxon Finds 2nd Oil Field at Indonesia Cepu Block


Just sharring

Exxon Finds 2nd Oil Field at Indonesia Cepu Block 
by  Andreas Ismar
|
Dow Jones Newswires
|
Monday, April 25, 2011


  ExxonMobil's Indonesian unit said it has discovered a second oil 
field at the Cepu Block it operates in East Java Province.

  "Its similarity to the other Cepu fields provides confirmation of our 
exploration strategy on the block, and its proximity to Banyu Urip provides a 
good opportunity to advance development of this new oil discovery," Mobil Cepu 
Ltd. President Terry McPhail said.

  The well is located about 14 kilometers from Banyu Urip, the first 
oil field found on the Cepu block in 2001.

  The company will analyze data from the newly found Kedung Keris-1 
field to evaluate the resource potential of the reservoir.

  Mobil Cepu and Ampolex (Cepu) Pte. Ltd., both subsidiaries of Exxon 
Mobil, have a combined 45% stake in the block, while Pertamina EP Cepu owns 45% 
and the Cepu Block Cooperation Body, or BKS, holds the remaining 10%.
 


  1   2   >