[GELORA45]

2020-03-31 Terurut Topik kh djie dji...@gmail.com [GELORA45]
A 93-year-old man in Italy was hospitalized. After his condition improved,
he was told that he needed to pay for a ventilator for one day. The old man
was crying, and the doctor advised him not to cry over the bill.

What the old man said next made the doctor cry.

The old man said, "I don’t cry because I have to pay. I can pay all the
money. I cry because I have been breathing the air of God for 93 years, but
I have never paid a penny. The ventilator pays 5000f a day. Do you know how
much I owe God? I have never thanked him for it before. "

The doctor lowered his head and cried.


[GELORA45] Ketika kasus COVID-19 bertambah dari 2 menjadi 1.528

2020-03-31 Terurut Topik ChanCT sa...@netvigator.com [GELORA45]


   Artikel 


 Ketika kasus COVID-19 bertambah dari 2 menjadi 1.528

Oleh Laily RahmawatyRabu, 1 April 2020 07:08 WIB

Ketika kasus COVID-19 bertambah dari 2 menjadi 1.528

Warga turun dari motornya saat pemberlakuan penutupan akses wilayah di 
Komplek Pondok Jaya, Jakarta Selatan, Senin (30/3/2020). ANTARA 
FOTO/Indrianto Eko Suwarso/foc.


kebijakan 'social distancing' dilakukan supaya penularan COVID-19 tidak 
cepat, ini ditargetkan untuk usia produktif, karena di Indonesia banyak 
kelompok milenilal yang usia produktif memiliki aktivitas mobilitas yang 
tinggi.
Jakarta (ANTARA) - Sebulan sudah sejak pertama kali Presiden Joko Widodo 
didampingi Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengumumkan dua kasus 
pasien positif COVID-19 asal Indonesia pada Senin (2/3).


Seperti  bendera "start" diangkat, masyarakat Indonesia berlomba-lomba 
belanja kebutuhan bahkan di pasar masker hilang, hand sanitizer sulit 
ditemukan, bahkan alat pelindung diri (APD) yang dibutuhkan tenaga medis 
ikut habis.


Ditambah lagi dengan berseliweran berita bohong (hoaks) melalui media 
massa dan jaringan pertemanan tentang pandemi itu. Polda menyebutkan 
sudah ada 43 kasus hoaks yang ditangani serta beberapa pelakunya sudah 
mendekam dalam penjara.


"/Panic buying/' juga menjadi fakta yang menyertai selama 
pandemi terjadi. Bahkan sehari pascadiumumkan, warga Jakarta 
berbondong-bondong mendatangi pusat perbelanjaan, memborong perbekalan 
mulai dari bahan pokok, tisu hingga makanan kalengan.


Pengamat Sosial dari Universitas Indonesia Devie Rahmawati mengatakan 
'/panic buying/' sebagai reaksi alamiah manusia yang merespon situasi 
yang tidak terkendali.


'Panic buying' tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi negara-negara 
seperti Amerika dan Eropa juga mengalami kejadian serupa.


"'Panic buying' bagian dari upaya manusia untuk memastikan dirinya dan 
keluarganya siap menghadapi situasi," kata Devie.


Devie melihat, di tengah '/panic buying'/tersebut ada kondisi di mana 
masyarakat tidak mendapatkan informasi yang utuh tentang penanganan 
COVID-19 di Indonesia.


Maraknya kabar bohong yang memicu ketidakpastian di masyarakat. Perlu 
informasi yang komprehensif dan masif yang diperbaharui setiap warga 
untuk meminimalkan gejolak di masyarakat terkait COVID-19.


*Baca juga:Polisi sebut pemberlakuan isolasi mandiri harus dijaga 
kondusifitas 



Baca juga:Menkumham terbitkan larangan sementara orang asing masuk 
Indonesia 



Baca juga:Kelurahan Jatipulo pasang pagar pembatas untuk cegah sebaran 
COVID-19 



Baca juga:Kemarin, wacana karantina hingga pengecer ikan di Jakarta 
*



*'Social Distancing'*

Dua pasien positif COVID-19 seorang ibu usia (61) dan anaknya (31) lalu 
diberi nama pasien 01 dan 02. Setelah keduanya menjalani isolasi di RSPI 
Sulianti Saroso, tim medis menemukan lagi pasien 03 yang juga putri dari 
pasien 01.


Ketika ditelusuri riwayat perjalanan kontaknya dengan pasien positif 
COVID-19 asal Malaysia terjadi di lantai dansa di sebuah bar di bilangan 
Kemang, Jakarta Selatan pada tanggal 14 Februari 2020.


Dari temuan pasien 01, 02, lalu 03, angka tersebut terus bertambah, 
seiring dipulangkannya 258 anak buah kapal (ABK) Diamond Princes dan 
World Dream ke Pulau Sebaru.


Selain itu, kasus impor transmition atau penularan dari orang-orang yang 
melakukan perjalanan keluar negeri juga menambah daftar jumlah pasien 
COVID-19 di Indonesia khususnya Jakarta.


Tanggal 15 Maret 2020 Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan meminta 
warga Ibu Kota melakukan 'social distancing' atau pembatasan sosial 
dengan menjaga jarak saat beraktivitas.


"Dalam menjalani hari- hari ke depan semua warga Jakarta harus melakukan 
yang namanya/social distancing measure/. yaitu menjaga jarak antar 
warga, mengurangi kontak fisik, menjauhi tempat- tempat berkumpul orang 
banyak,"kata Anies dalam pesan suaranya yang diterima ANTARA, Minggu (15/3).


Langkah cepat yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk 
mencegah penyebaran virus corona COVID-19 yang begitu cepat di masyarakat.


Hingga langkah tersebut diperluas cakupannya, dengan menginstruksikan 
warga tetap di rumah, yakni bekerja di rumah, belajar di rumah dan 
beribadah di rumah.


Seiring perjalanan waktu istilah '/social distancing/', kembali 
dipersempit dengan melakukan pembatasan fisik atau '/physical 
distancing/' tujuannya agar warga benar-benar menjaga jarak secara fisik 
dengan yang lainnya supaya penularan virus bisa dicegah.


Kini kebijakan '/social distancing/' 

[GELORA45] The surge is coming

2020-03-31 Terurut Topik 'nesa...@yahoo.com' nesa...@yahoo.com [GELORA45]
2 minggu yad bakalan parah di usa. Bisa 100 ribu mati dr statistik. Gak bisa 
apa2. Tadinya 10 ribu ventilators mau didistribusikan ttp terpaksa ditahan utk 
antisipasi 2 minggu ini. The surge is coming.Indonesia belum ttp akan.. Jaga2 
dan siap2. Ada yg bisa dilkkan silahkan ditaati sot social distancing dsn 
social gathering.  Sepanjang vaksinasi blm ada, yg bisa dilkkan hanyalah 
menjaga penyebaran. Salam prihatin.Dr Fauci jawara nya infectious disease 
bilang clinical testing utk vaksinasi at least months, arti bhs inggrisnya 
berbulan2 lbh dr 3 bln. Biasanya approval dr FDA utk clinical kayak gini bisa 
setahunan. Ini artinya months itu cepat skl.Skrg ini WH trump dll bsru selesai 
briefing.
Nesare
Sent from Yahoo Mail on Android

[GELORA45] Is the coronovirus man made?

2020-03-31 Terurut Topik Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
https://www.youtube.com/watch?v=EMKBymXB6w4


[GELORA45] "Saya jatuh CINTA dengan INDONESIA,

2020-03-31 Terurut Topik Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
https://www.youtube.com/watch?v=FVHwpBVVLBI


[GELORA45] PKS Tantang Jokowi, Wapres, dan Para Menteri Donasikan Semua Gajinya

2020-03-31 Terurut Topik Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
*Apakah kas negara sudah kosong atau untuk mencegah runtuhnya kerajaan
neo-Mojopahit? Kalah mereka sumbangkan gaji mereka, lantas isteri-isteri
dan anak-anaknya tidak kekuarangan fulus untuk hidup? Pertanyaan demikian
bagus sekali, tetapi dilupakan bahwa kalau para petinggi kasi sesuatu
dengan tangan kanan, tangan kiri  mreka akan mengambil kembali  berlipat
ganda donasi mereka. Bukankah NKRI adalah singkatan dari Negara Koruptor
Republik Indonesia? hehehehehehe*

https://www.jawapos.com/nasional/politik/30/03/2020/pks-tantang-jokowi-wapres-dan-para-menteri-donasikan-semua-gajinya/



PKS Tantang Jokowi, Wapres, dan Para Menteri Donasikan Semua Gajinya
POLITIK 
30 Maret 2020, 13:51:04 WIB

*JawaPos.com* – Anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Nasir Djamil
meminta Presiden, wapres dan jajaran Kabinet Indonesia Maju agar memberikan
seluruh gajinya untuk donasi penanganan Covid-19. Ketimbang pemerintah
membuak rekening donasi.

Selain menimbulkan citra negatif, tindakan itu menunjukkan bahwa cara kerja
penyelenggara negara di rezim ini tidak beda dengan organisasi
nonpemerintah.

“Dari berita yang saya baca, di negara tetangga Malayasia, justru para
petinggi pemerintahnya mendonasikan gaji mereka menolong rakyat yang
terpapar dan tertular virus Korona,” kata Nasir Djamil, Senin (30/3).

Dikatakan Anggota DPR asal Aceh ini, pemerintah seharusnya fokus bekerja
agar dapat dipercaya untuk mengakhiri wabah ini dalam satu atau dua bulan
ke depan. Urusan donasi biar diinisiasi oleh  warga, partai politik,
pengelola media massa, dan organisasi LSM.

“Saat ini yang dibutuhkan oleh rakyat indonesia adalah harapan untuk
terhindar dari virus Korona,” katanya.

Oleh sebab itu jika seluruh Kabinet Indonesia Maju memberikan gajinya. Maka
rakyat akan sangat senang. Sehingga menimbulkan citra positif bagi
pemerintah Jokowi-Ma’ruf Amin.

“Jika Presiden, Wakil Presiden dan para menteri mau berkorban mengeluarkan
gajinya maka ini adalah harapan yang ditunggu rakyat,” ungkapnya.

Diketahui, besar gaji yang diterima Presiden dan Wakil Presiden diatur
dalam UU No 7 tahun 1978 tentang hak keuangan atau administratif Presiden
serta Wakil Presiden. Dalam pasal 2 UU, diatur besaran gaji pokok Presiden
dan wakil Presiden yang berbunyi:

*(1) gaji pokok Presiden adalah 6× (enam kali) gaji pokok tertinggi Pejabat
Negara Republik Indonesia selain Presiden dan Wakil Presiden.*

*(2). Gaji pokok Wakil Presiden adalah 4× (empat kali) gaji gaji pokok
tertinggi Pejabat Negara Republik Indonesia selain Presiden dan Wakil
Presiden.*

*Sementara gaji pimpinan lembaga tinggi negara diatur dalam Peraturan
Pemerintah no 75 tahun 2000 tentang gaji Pokok Pimpinan Lembaga
Tertinggi/Tinggi Negara dan Anggota Lembaga Tinggi Negara Serta Uang
Kehormatan Anggota Lembaga Tertinggi Negara.*

*Dalam pasal 1 UU, mengatur besaran gaji pokok Ketua Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR), Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Ketua
Dewan Pertimbangan Agung, Ketua Badan Pemeriksa Keuangan, dan Ketua
Mahkamah Agung adalah sebesar Rp 5.040.000,00 per bulan.*

*Dengan demikian, jika dihitung gaji pokok Presiden sebesar Rp 30.240.000.
Sementara, gaji Wapres sebesar Rp 20.160.00.*

Editor : Dimas Ryandi

Reporter : Gunawan Wibisono


Re: [GELORA45] Disiplin

2020-03-31 Terurut Topik 'B.H. Jo' b...@yahoo.com [GELORA45]
Kalau ber-KORUPSI sih tidak perlu diajarin utk ber-DISIPLIN lagi, hahaha

Sent from Yahoo Mail on Android 
 
  On Tue, Mar 31, 2020 at 3:27 PM, kh djie dji...@gmail.com 
[GELORA45] wrote:       

Sudah biasa diselipin, mana tahu disiplin..
Op di 31 mrt. 2020 om 22:11 schreef 'j.gedearka' j.gedea...@upcmail.nl 
[GELORA45] :

     


-- 
j.gedearka 

https://mediaindonesia.com/podiums/detail_podiums/1790-disiplin

Selasa 31 Maret 2020, 05:30 WIB

Disiplin

Suryopratomo, Dewan Redaksi Media Group | Editorial
 
Disiplin

MI/Ebet
Suryopratomo, Dewan Redaksi Media Group.

KETUA Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo 
konsisten dengan sikapnya. Hanya tiga hal yang membuat bangsa ini bisa selamat 
dari ancaman wabah virus korona yaitu, “Disiplin, disiplin, dan disiplin.”

Disiplin merupakan kata yang mudah diucapkan, tetapi sulit untuk dilaksanakan. 
Banyak negara maju gagal untuk mengendalikan penyebaran virus korona karena 
lemahnya disiplin. Italia, Spanyol, bahkan Amerika Serikat terus bertambah 
warga yang terpapar covid-19 karena tidak mampu menegakkan disiplin.

Sebaliknya negara demokrasi yang mampu menanamkan sikap disiplin seperti Korea 
Selatan dan Jerman bisa menyelamatkan banyak jiwa warganya. Demikian pula 
negara yang sentralistis seperti Tiongkok dan Vietnam sukses untuk 
mengendalikan penyebaran virus korona, karena disiplin menjadi keharusan.

Di mana kira-kira kita berada? Jujur harus kita katakan, bangsa ini rendah 
disiplinnya. Bahkan sistem demokrasi membuat semua orang merasa boleh berbuat 
apa saja. Kebebasan tanpa tanggung jawab membuat kita cenderung menabrak semua 
aturan.

Ketidaktertiban mudah sekali kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Pengendara 
motor yang melawan arus sama sekali tidak peduli keselamatan orang lain. Kalau 
ia diperingatkan bukannya berterima kasih, tetapi malah bisa balik memarahi 
kita.

Kebebasan tanpa batas membuat negara ini tidak mengenal lagi kata ‘rahasia’. 
Surat berklasifikasi ‘rahasia’ pada satu lembaga bisa beredar dengan bebas di 
media sosial. Bahkan pers pun menggunakan materi itu untuk dijadikan berita 
dengan interprestasi yang sesukanya dibuat. Lebih ironis lagi ketika pejabat 
negara bersikap seperti bukan pengamat, bukan menjadi seorang eksekutif.

Dengan kondisi seperti ini aneh jika banyak pihak mendesak pemerintah untuk 
melakukan karantina wilayah. Bahkan bahasanya dibuat mentereng seperti di 
negara lain yaitu lockdown. Seakan itulah satu-satunya jawaban untuk 
mengendalikan wabah virus korona.

Padahal kebijakan apa pun jika tidak diikuti dengan di­siplin, hasilnya akan 
sama sama. Mau itu lockdown maupun tidak lockdown, kalau warganya tetap terus 
berdekatan, tetap masih berkerumun, tidak disiplin kepada dirinya, termasuk 
masih mudah memegang mulut, hidung, dan mata dengan tangan yang belum dicuci 
pakai sabun, penularan masih akan terjadi.

Ketika warga kita pun masih banyak yang tinggal di tempat yang tidak layak, 
entah lingkungannya kumuh atau satu rumah diisi beberapa keluarga, potensi 
penularannya semakin tinggi. Apalagi jika tidak diikuti sikap disiplin untuk 
tetap tinggal di rumah, akan membuat kebijakan apa pun tidak mungkin bisa 
berjalan efektif.

Apalagi sekarang Dana Moneter Internasional sudah mengingatkan, pandemi virus 
korona telah menciptakan resesi global. Kehidupan ke depan akan semakin berat. 
Apalagi ketika negara tidak memiliki kemampuan memberikan jaminan sosial dalam 
jangka waktu yang panjang.

Kesalahan dalam mengambil kebijakan akan membuat kita mengulang peristiwa kelam 
1998. Krisis kesehatan akan memantik krisis ekonomi dan akhirnya menjadi krisis 
sosial. Ketika krisis sosial tidak tertangani, yang akan terjadi krisis politik.

Lalu langkah terbaik apa yang harus kita lakukan? Kembali ke disiplin tadi. 
Bagaimana kita mau menyadari bahwa virus korona ini sangat berbahaya? 
Penularannya melalui percikan air liur dari orang yang terpapar covid-19. Untuk 
itu kita harus disiplin untuk tidak berdekatan dan tidak berkerumun.

Satu hal yang juga harus kita pahami, virus korona itu takut dengan sabun. 
Kalau kita sering mencuci tangan memakai sabun, virus ini akan mati. Kita harus 
disiplin untuk sering mencuci tangan dan jangan memegang mulut, hidung, dan 
mata sebelum mencuci tangan dengan sabun.

Kalau kita bisa disiplin melakukan itu, kita bisa seperti bangsa Jerman. Mereka 
tidak perlu melakukan karantina wilayah untuk mencegah penyebaran virus. Kalau 
14 hari penularan bisa diputus, negara itu akan terbebas dari virus korona.

Sekarang yang lebih penting kita pikirkan, bagaimana persoalan ekonomi dan 
sosial masyarakat bisa ditangani? Daripada terus berdebat soal karantina 
wilayah, lebih baik kita menggalang solidaritas sosial. Tidak perlu 
besar-besar, cukup kita peduli kepada mereka yang kekurangan di RT kita 
masing-masing. Kalau semua mau berbuat dan diikuti dengan disiplin diri, kita 
akan cepat melewati masa-masa yang membuat kita tertekan ini.
 


   
  

Re: [GELORA45] Disiplin

2020-03-31 Terurut Topik kh djie dji...@gmail.com [GELORA45]
Sudah biasa *diselipin,* mana tahu disiplin..

Op di 31 mrt. 2020 om 22:11 schreef 'j.gedearka' j.gedea...@upcmail.nl
[GELORA45] :

>
>
>
>
> --
> j.gedearka 
>
> https://mediaindonesia.com/podiums/detail_podiums/1790-disiplin
>
> Selasa 31 Maret 2020, 05:30 WIB
>
> Disiplin
>
> Suryopratomo, Dewan Redaksi Media Group | Editorial
>  
> Disiplin
>
> MI/Ebet
> Suryopratomo, Dewan Redaksi Media Group.
>
> KETUA Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo
> konsisten dengan sikapnya. Hanya tiga hal yang membuat bangsa ini bisa
> selamat dari ancaman wabah virus korona yaitu, “Disiplin, disiplin, dan
> disiplin.”
>
> Disiplin merupakan kata yang mudah diucapkan, tetapi sulit untuk
> dilaksanakan. Banyak negara maju gagal untuk mengendalikan penyebaran virus
> korona karena lemahnya disiplin. Italia, Spanyol, bahkan Amerika Serikat
> terus bertambah warga yang terpapar covid-19 karena tidak mampu menegakkan
> disiplin.
>
> Sebaliknya negara demokrasi yang mampu menanamkan sikap disiplin seperti
> Korea Selatan dan Jerman bisa menyelamatkan banyak jiwa warganya. Demikian
> pula negara yang sentralistis seperti Tiongkok dan Vietnam sukses untuk
> mengendalikan penyebaran virus korona, karena disiplin menjadi keharusan.
>
> Di mana kira-kira kita berada? Jujur harus kita katakan, bangsa ini rendah
> disiplinnya. Bahkan sistem demokrasi membuat semua orang merasa boleh
> berbuat apa saja. Kebebasan tanpa tanggung jawab membuat kita cenderung
> menabrak semua aturan.
>
> Ketidaktertiban mudah sekali kita lihat dalam kehidupan sehari-hari.
> Pengendara motor yang melawan arus sama sekali tidak peduli keselamatan
> orang lain. Kalau ia diperingatkan bukannya berterima kasih, tetapi malah
> bisa balik memarahi kita.
>
> Kebebasan tanpa batas membuat negara ini tidak mengenal lagi kata
> ‘rahasia’. Surat berklasifikasi ‘rahasia’ pada satu lembaga bisa beredar
> dengan bebas di media sosial. Bahkan pers pun menggunakan materi itu untuk
> dijadikan berita dengan interprestasi yang sesukanya dibuat. Lebih ironis
> lagi ketika pejabat negara bersikap seperti bukan pengamat, bukan menjadi
> seorang eksekutif.
>
> Dengan kondisi seperti ini aneh jika banyak pihak mendesak pemerintah
> untuk melakukan karantina wilayah. Bahkan bahasanya dibuat mentereng
> seperti di negara lain yaitu lockdown. Seakan itulah satu-satunya jawaban
> untuk mengendalikan wabah virus korona.
>
> Padahal kebijakan apa pun jika tidak diikuti dengan di­siplin, hasilnya
> akan sama sama. Mau itu lockdown maupun tidak lockdown, kalau warganya
> tetap terus berdekatan, tetap masih berkerumun, tidak disiplin kepada
> dirinya, termasuk masih mudah memegang mulut, hidung, dan mata dengan
> tangan yang belum dicuci pakai sabun, penularan masih akan terjadi.
>
> Ketika warga kita pun masih banyak yang tinggal di tempat yang tidak
> layak, entah lingkungannya kumuh atau satu rumah diisi beberapa keluarga,
> potensi penularannya semakin tinggi. Apalagi jika tidak diikuti sikap
> disiplin untuk tetap tinggal di rumah, akan membuat kebijakan apa pun tidak
> mungkin bisa berjalan efektif.
>
> Apalagi sekarang Dana Moneter Internasional sudah mengingatkan, pandemi
> virus korona telah menciptakan resesi global. Kehidupan ke depan akan
> semakin berat. Apalagi ketika negara tidak memiliki kemampuan memberikan
> jaminan sosial dalam jangka waktu yang panjang.
>
> Kesalahan dalam mengambil kebijakan akan membuat kita mengulang peristiwa
> kelam 1998. Krisis kesehatan akan memantik krisis ekonomi dan akhirnya
> menjadi krisis sosial. Ketika krisis sosial tidak tertangani, yang akan
> terjadi krisis politik.
>
> Lalu langkah terbaik apa yang harus kita lakukan? Kembali ke disiplin
> tadi. Bagaimana kita mau menyadari bahwa virus korona ini sangat berbahaya?
> Penularannya melalui percikan air liur dari orang yang terpapar covid-19.
> Untuk itu kita harus disiplin untuk tidak berdekatan dan tidak berkerumun..
>
> Satu hal yang juga harus kita pahami, virus korona itu takut dengan sabun..
> Kalau kita sering mencuci tangan memakai sabun, virus ini akan mati. Kita
> harus disiplin untuk sering mencuci tangan dan jangan memegang mulut,
> hidung, dan mata sebelum mencuci tangan dengan sabun.
>
> Kalau kita bisa disiplin melakukan itu, kita bisa seperti bangsa Jerman.
> Mereka tidak perlu melakukan karantina wilayah untuk mencegah penyebaran
> virus. Kalau 14 hari penularan bisa diputus, negara itu akan terbebas dari
> virus korona.
>
> Sekarang yang lebih penting kita pikirkan, bagaimana persoalan ekonomi dan
> sosial masyarakat bisa ditangani? Daripada terus berdebat soal karantina
> wilayah, lebih baik kita menggalang solidaritas sosial. Tidak perlu
> besar-besar, cukup kita peduli kepada mereka yang kekurangan di RT kita
> masing-masing. Kalau semua mau berbuat dan diikuti dengan disiplin diri,
> kita akan cepat melewati masa-masa yang membuat kita tertekan ini.
>  
>
> 
>


[GELORA45] Presiden:Defisit APBN Bisa Lebih dari 3% Hingga 3 Tahun ke Depan

2020-03-31 Terurut Topik Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
*NKRI berumur 75 tahun, kapan dalam sejarah NKRI tidak terjadi defisit
APBN? Bayangkan saja jika sesorang sejak lahirnya selalu menderita anemia
dan astma yang tak dpat diobati. masih mujur bisa berumur 75 tahun,
diperpanjang hidupnya dengan bantuan keluarga dan alat pembatu pernapasan
dsb. Orang ini secara kasar sudah tidak mampu berbuat banyak dalam hidupnya
untuk sesama manusia. Itulah senario tragisnya. Sama halnya dengan NKRI.
Seperti diketahui klik neo-Mojopahit nan berkuasa dan konco bin sahabat
mereka mengambil keuntungan dari berbagai daerah, misalnya batubara serta
hasil tambang lainya, hutan digundul untuk membuat perkebunan kelapa sawit
mereka tanpa kompensasi memada kepada daerah. Mereka meninggalkan
lobang-lobang diperut bumi. Hak penduduk setempat tidak mereka indahkan,
kadang kala dengan tentara dan polisi. Lalu apa yang harus dikerjakan untuk
mengatasi masalah ini*?



https://mediaindonesia.com/read/detail/300208-presiden-defisit-apbn-bisa-lebih-dari-3-hingga-3-tahun-ke-depan


*Selasa 31 Maret 2020, 17:45 WIB*
*Presiden: Defisit APBN Bisa Lebih dari 3% Hingga 3 Tahun ke Depan*

*Andhika prasetyo | **Ekonomi* 


[image: Presiden: Defisit APBN Bisa Lebih dari 3% Hingga 3 Tahun ke Depan]
ANTARA
FOTO/Hafidz Mubarak A
Layar menampilkan rapat terbatas (ratas) melalui konferensi video yang
dipimpin Presiden Joko Widodo dari Istana Bogor.



PRESIDEN Joko Widodo telah menandatangani Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-undang (Perppu) tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas
Sistem Keuangan, pada Selasa (31/3).

Melalui perppu tersebut, pemerintah diperkenankan melebarkan defisit
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dari semula hanya 3% menjadi
di atas 3% terhadap produk domestik bruto (PDB).

*Baca juga: **Arahan Lengkap Presiden Dalam Penanganan Covid-19
*

Namun, ia memastikan bahwa relaksasi kebijakan defisit APBN di atas 3%
hanya akan berlaku selama tiga tahun terhitung mulai dari 2020.

"Itu hanya berlaku untuk tiga tahun yakni 2020, 2021 dan 2022. Setelah itu,
kita akan kembali ke disiplin fiskal minimal 3% mulai 2023," jelas Jokowi.

Ia mengatakan pemerintah akan segera menyampaikan perppu tersebut ke DPR RI
untuk kemudian mendapat persetujuan dan disahkan menjadi undang-undang.

"Saya mengharapkan adanya dukungan dari DPR RI. Perppu yang baru saja saya
tanda tangani ini akan segera diundangkan dan dilaksanakan dan dalam waktu
secepat-cepatnya kami akan sampaikan ke DPR untuk mendapat persetujuan
menjadi UU," tandasnya.(OL-4


[GELORA45] Hewan Laut ini Lindungi Manusia dari Jutaan Virus

2020-03-31 Terurut Topik 'j.gedearka' j.gedea...@upcmail.nl [GELORA45]


-- 
j.gedearka 


https://mediaindonesia.com/read/detail/300246-hewan-laut-ini-lindungi-manusia-dari-jutaan-virus



Rabu 01 April 2020, 02:10 WIB

Hewan Laut ini Lindungi Manusia dari Jutaan Virus

Abdillah Marzuqi | Weekend
 
Hewan Laut ini Lindungi Manusia dari Jutaan Virus

Unsplash/NOAA
Ilustrasi spons laut

Jumlah pasti jenis virus masih menjadi misteri hingga saat ini. Bahkan, muncul 
anggapan bahwa yang selama ini diketahui hanyalah permukaan saja dari potensi 
triliunan yang ada. Estimasi lain menyebut ada puluhan juta jenis virus berbeda 
berada di lautan. Bayangkan ada 10 juta virus ditemukan dalam satu mililiter 
air.

Berita baiknya, tidak setiap virus menginfeksi makhluk hidup dan ada beberapa 
hewan pemusnah virus. Pelipur itu berasal dari studi yang diketuai ahli ekologi 
kelautan dari Lembaga Penelitian Laut Kerajaan Belanda (NIOZ), Jennifer Welsh.

"Virus adalah entitas biologis paling melimpah di lingkungan laut. Terlepas 
dari potensi implikasi ekologisnya, memang sedikit yang diketahui tentang 
pemusnahan virus oleh organisme non-inang," terang Welsh.

Para peneliti menyelidiki berbagai organisme laut non-inang mampu menghilangkan 
partikel virus dari sekitar lingkungan akuatik mereka. Hasil uji laboratorium 
menunjukkan dari 10 spesies ternyata ada beberapa hewan yang paling efektif 
mengurangi kelimpahan virus, yakni kepiting, kerang, tiram, dan spons laut 
(bunga karang).

"Dalam percobaan kami, spons mengurangi virus hingga 94% dalam waktu tiga jam," 
jelas Welsh.

Meski demikian, setelah 24 jam, angka itu hanya mencapai 98%. Artinya tidak 
bisa memusnahkan virus secara total.

"Eksperimen lain menunjukkan bahwa pemusnahan virus itu memang sangat cepat dan 
efektif. Bahkan jika kami memasukkan virus baru ke air setiap 20 menit, spons 
tetap sangat efektif dalam menghilangkan virus," tambahnya.

Sedangkan posisi berikutnya adalah kepiting. Hewan itu mengurangi kelimpahan 
virus sebesar 90% selama 24 jam, sementara kerang berhasil 43%, dan tiram 12%.

Meski demikian, hasil laboratorium tersebut tidak mencerminkan kondisi yang 
sama di alam liar. Ada berbagai perubahan yang dapat mempengaruhi lingkungan 
akuatik, belum lagi sejumlah variabel lingkungan lainnya.

"Situasinya jauh lebih kompleks, karena banyak spesies hewan lain hadir dan 
saling mempengaruhi," kata Welsh.

Welsh mencontohkan ketika tiram sedang menyaring makanan lalu datang kepiting, 
maka tiram akan menghentikan penyaringannya. Selain itu, masih ada 
faktor-faktor seperti arus pasang surut, suhu, dan cahaya UV.

Meskipun demikian, para peneliti berpikir kemampuan alami hewan itu dapat 
dimanfaatkan untuk kepentingan lain, seperti akuakultur. (ScienceAlert/M-2)







[GELORA45] Disiplin

2020-03-31 Terurut Topik 'j.gedearka' j.gedea...@upcmail.nl [GELORA45]


-- 
j.gedearka 


https://mediaindonesia.com/podiums/detail_podiums/1790-disiplin



Selasa 31 Maret 2020, 05:30 WIB

Disiplin

Suryopratomo, Dewan Redaksi Media Group | Editorial
 
Disiplin

MI/Ebet
Suryopratomo, Dewan Redaksi Media Group.

KETUA Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo 
konsisten dengan sikapnya. Hanya tiga hal yang membuat bangsa ini bisa selamat 
dari ancaman wabah virus korona yaitu, “Disiplin, disiplin, dan disiplin.”

Disiplin merupakan kata yang mudah diucapkan, tetapi sulit untuk dilaksanakan. 
Banyak negara maju gagal untuk mengendalikan penyebaran virus korona karena 
lemahnya disiplin. Italia, Spanyol, bahkan Amerika Serikat terus bertambah 
warga yang terpapar covid-19 karena tidak mampu menegakkan disiplin.

Sebaliknya negara demokrasi yang mampu menanamkan sikap disiplin seperti Korea 
Selatan dan Jerman bisa menyelamatkan banyak jiwa warganya. Demikian pula 
negara yang sentralistis seperti Tiongkok dan Vietnam sukses untuk 
mengendalikan penyebaran virus korona, karena disiplin menjadi keharusan.

Di mana kira-kira kita berada? Jujur harus kita katakan, bangsa ini rendah 
disiplinnya. Bahkan sistem demokrasi membuat semua orang merasa boleh berbuat 
apa saja. Kebebasan tanpa tanggung jawab membuat kita cenderung menabrak semua 
aturan.

Ketidaktertiban mudah sekali kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Pengendara 
motor yang melawan arus sama sekali tidak peduli keselamatan orang lain. Kalau 
ia diperingatkan bukannya berterima kasih, tetapi malah bisa balik memarahi 
kita.

Kebebasan tanpa batas membuat negara ini tidak mengenal lagi kata ‘rahasia’. 
Surat berklasifikasi ‘rahasia’ pada satu lembaga bisa beredar dengan bebas di 
media sosial. Bahkan pers pun menggunakan materi itu untuk dijadikan berita 
dengan interprestasi yang sesukanya dibuat. Lebih ironis lagi ketika pejabat 
negara bersikap seperti bukan pengamat, bukan menjadi seorang eksekutif.

Dengan kondisi seperti ini aneh jika banyak pihak mendesak pemerintah untuk 
melakukan karantina wilayah. Bahkan bahasanya dibuat mentereng seperti di 
negara lain yaitu lockdown. Seakan itulah satu-satunya jawaban untuk 
mengendalikan wabah virus korona.

Padahal kebijakan apa pun jika tidak diikuti dengan di­siplin, hasilnya akan 
sama sama. Mau itu lockdown maupun tidak lockdown, kalau warganya tetap terus 
berdekatan, tetap masih berkerumun, tidak disiplin kepada dirinya, termasuk 
masih mudah memegang mulut, hidung, dan mata dengan tangan yang belum dicuci 
pakai sabun, penularan masih akan terjadi.

Ketika warga kita pun masih banyak yang tinggal di tempat yang tidak layak, 
entah lingkungannya kumuh atau satu rumah diisi beberapa keluarga, potensi 
penularannya semakin tinggi. Apalagi jika tidak diikuti sikap disiplin untuk 
tetap tinggal di rumah, akan membuat kebijakan apa pun tidak mungkin bisa 
berjalan efektif.

Apalagi sekarang Dana Moneter Internasional sudah mengingatkan, pandemi virus 
korona telah menciptakan resesi global. Kehidupan ke depan akan semakin berat. 
Apalagi ketika negara tidak memiliki kemampuan memberikan jaminan sosial dalam 
jangka waktu yang panjang.

Kesalahan dalam mengambil kebijakan akan membuat kita mengulang peristiwa kelam 
1998. Krisis kesehatan akan memantik krisis ekonomi dan akhirnya menjadi krisis 
sosial. Ketika krisis sosial tidak tertangani, yang akan terjadi krisis politik.

Lalu langkah terbaik apa yang harus kita lakukan? Kembali ke disiplin tadi. 
Bagaimana kita mau menyadari bahwa virus korona ini sangat berbahaya? 
Penularannya melalui percikan air liur dari orang yang terpapar covid-19. Untuk 
itu kita harus disiplin untuk tidak berdekatan dan tidak berkerumun.

Satu hal yang juga harus kita pahami, virus korona itu takut dengan sabun. 
Kalau kita sering mencuci tangan memakai sabun, virus ini akan mati. Kita harus 
disiplin untuk sering mencuci tangan dan jangan memegang mulut, hidung, dan 
mata sebelum mencuci tangan dengan sabun.

Kalau kita bisa disiplin melakukan itu, kita bisa seperti bangsa Jerman. Mereka 
tidak perlu melakukan karantina wilayah untuk mencegah penyebaran virus. Kalau 
14 hari penularan bisa diputus, negara itu akan terbebas dari virus korona.

Sekarang yang lebih penting kita pikirkan, bagaimana persoalan ekonomi dan 
sosial masyarakat bisa ditangani? Daripada terus berdebat soal karantina 
wilayah, lebih baik kita menggalang solidaritas sosial. Tidak perlu 
besar-besar, cukup kita peduli kepada mereka yang kekurangan di RT kita 
masing-masing. Kalau semua mau berbuat dan diikuti dengan disiplin diri, kita 
akan cepat melewati masa-masa yang membuat kita tertekan ini.
 








[GELORA45] Upaya Paksa Cegah Korona

2020-03-31 Terurut Topik 'j.gedearka' j.gedea...@upcmail.nl [GELORA45]


-- 
j.gedearka 


https://mediaindonesia.com/editorials/detail_editorials/1968-upaya-paksa-cegah-korona



Selasa 31 Maret 2020, 05:00 WIB

Upaya Paksa Cegah Korona

Administrator | Editorial
 
Upaya Paksa Cegah Korona

MI/Duta
Ilustrasi.

PERKEMBANGAN wabah virus covid-19 di Tanah Air kian mengkhawatirkan. Selain 
jumlah penderita terus bertambah, potensi membengkaknya pasien yang terpapar 
vi­rus korona varian baru itu pun semakin besar karena tidak op­timalnya 
realisasi imbauan peme­rintah untuk menjaga jarak.

Penyebaran virus covid-19 bahkan dikhawatirkan akan kian menggila dengan 
cakupan wilayah yang jauh lebih luas pula. Jika selama ini Ja­kar­ta dan 
sekitarnya menjadi episentrum wabah ko­rona, daerah-daerah lain di Indonesia 
diprediksi bi­sa mengalami nasib serupa. Penyebabnya tak lain ialah begitu 
banyak warga yang mudik prematur ke kampung halaman masing-masing.

Menurut Presiden Joko Widodo, selama delapan hari terakhir saja tak kurang dari 
14 ribu orang mudik dari Jabodetabek ke Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, 
dan Daerah Istmewa Yogyakarta. Mereka menggunakan 876 bus. Belum lagi yang 
menggunakan moda transportasi lain.

Mereka, para pemudik itu, selain membawa harta ben­da yang tersisa, bukan tak 
mungkin pula membawa pulang virus korona. Tanpa sadar, karena yang terpapar 
terkadang juga tak menunjukkan gejala, mereka menjadi penular bagi virus korona 
untuk memperluas ekspansinya.

Banyaknya warga yang memilih pulang kampung lebih awal memang patut kita 
sesalkan. Namun, kita tak lantas begitu saja bisa menyalahkan mereka. Mereka 
yang mayoritas pekerja informal itu meninggalkan Ibu Kota karena terpaksa. 
Terpaksa lantaran tak ada lagi sumber penghasilan setelah perekonomian mati 
suri akibat serangan korona.

Meski begitu, apa pun alasannya, pulang kampung dalam situasi seperti sekarang 
pantang dibiarkan. Pa­da konteks itulah kita mendukung sepenuhnya per­nyataan 
Presiden Jokowi, kemarin, akan perlunya langkah lebih tegas untuk mencegah 
masyarakat di Ja­bodetabek mudik.

Tepat pula peraturan presiden dan instruksi presiden yang disiapkan pemerintah 
untuk mengatur soal mudik Lebaran nanti demi mencegah persebaran ko­rona. 
Bahkan, penerapan status darurat sipil seperti yang dilontarkan Presiden untuk 
menopang kebijakan pembatasan sosial dengan skala lebih besar tak ada salahnya 
dilakukan jika memang dibutuhkan.

Langkah tegas menjadi keniscayaan karena langkah lunak terus diabaikan. Imbauan 
dari pemerintah dan para tokoh soal pentingnya social distancing dan physical 
distancing sebagai cara paling tepat untuk membendung penularan korona, 
misalnya, terbukti majal. Pun dengan kebijakan kerja dari rumah, belajar dari 
rumah, dan ibadah di rumah.

Bagi sebagian rakyat kita, upaya paksa tampaknya harus diberlakukan agar mereka 
mematuhi kebijakan yang ada. Di sinilah pentingnya kewibawaan negara untuk 
memastikan strategi dalam pertempuran hidup mati melawan korona membuahkan 
kemenangan.

Ketika keselamatan rakyat berada dalam ancaman luar biasa akibat covid-19, 
menjadi tugas negara untuk melakukan segala upaya penyelamatan, apa pun 
bentuknya. Ketika negara dalam bahaya akibat virus korona, menjadi kewajiban 
pemerintah pusat dan pe­merintah daerah untuk melindunginya, apa pun caranya.

Tiada lagi pembenaran untuk menoleransi sikap dan perilaku yang bisa 
memperparah keadaaan. Ke­tegasan sikap dan tindakan pemerintah amatlah vital 
bagi sukses-tidaknya negara menghadang penyebaran korona.

Kepada pemerintah daerah sentra ekonomi, tutuplah pintu serapat-rapatnya agar 
tak ada lagi warga yang pulang kampung. Untuk masyarakat yang telanjur mu­dik, 
pemerintah daerah mesti memantau ketat, bahkan kalau perlu, memaksa mereka 
untuk mengisolasi diri agar tidak menjadi penyebar virus korona.

Namun, perlu diingatkan pula, negara juga berkewajiban menjamin kehidupan 
sehari-hari rakyat. Eksekusi segera berbagai bantuan ke masyarakat untuk 
mengurangi beban berat mereka. Tanpa itu, pembatasan sosial dalam skala besar 
justru bisa membuat situasi menjadi liar.
 









[GELORA45] MPR dukung kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar

2020-03-31 Terurut Topik 'j.gedearka' j.gedea...@upcmail.nl [GELORA45]


-- 
j.gedearka 


https://www.antaranews.com/berita/1393990/mpr-dukung-kebijakan-pembatasan-sosial-berskala-besar



MPR dukung kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar

Selasa, 31 Maret 2020 18:58 WIB

Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo berbicara dalam 
wawancara khusus untuk Kantor Berita Antara di kompleks MPR RI, Jakarta, Selasa 
(29-10-2019). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/hp. (ANTARA FOTO/Aditya Pradana 
Putra/hp.)
Jakarta (ANTARA) - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mendukung penuh langkah 
Presiden Joko Widodo menetapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar 
(PSBB) dan status Kedaruratan Kesehatan Masyarakat.

Dia juga mengapresiasi langkah cepat Pemerintah menerbitkan Peraturan 
Pemerintah (PP) tentang PSBB dan Keputusan Presiden (Keppres) Penetapan 
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat.

"Langkah Presiden Jokowi menetapkan kebijakan PSBB dan menetapkan status 
kedaruratan kesehatan masyarakat sangat tepat," kata Bamsoet dalam 
keterangannya di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Presiden Jokowi tetapkan status Pembatasan Sosial Berskala Besar
Baca juga: Ganjar: Jawa Tengah siap terapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar

Hal itu dikatakan Bamsoet usai mengikuti Rapat Dengar Pendapat secara virtual 
melaui 'video conference' bersama Komisi III DPR RI dan Kapolri beserta 
jajarannya serta para Kapolda dari seluruh Indonesia dari ruang kerjanya di 
Jakarta, Selasa.

Dia juga mengapresiasi kesiapan Kapolri untuk mengamankan jalannya kebijakan 
itu seperti yang diungkapkan Kapolri saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi 
III DPR secara virtual Selasa siang.

Bamsoet mengharapkan kebijakan tersebut bisa mengeliminasi penyebaran COVID-19 
yang semakin meluas di tanah air.

Baca juga: Wapres: PSBB dan Karantina Wilayah Terbatas efektif atasi COVID-19
Baca juga: Kapolri siap laksanakan Pembatasan Sosial Berskala Besar

Dia menilai dengan telah ditetapkannya kebijakan PSBB dan status kedaruratan 
kesehatan masyarakat oleh pemerintah pusat, maka dapat segera diterapkan oleh 
semua pemerintah daerah.

"Pemerintah daerah tidak membuat kebijakan sendiri yang tidak sejalan dengan 
kebijakan pemerintah pusat," ujarnya.

Ketua DPR RI periode 2014-2019 itu mengatakan semua pihak harus berkoordinasi 
dan satu langkah dari pusat hingga daerah dalam memerangi wabah COVID-19..

Baca juga: Presiden keluarkan PP dan Keppres terkait kedaruratan kesehatan

Dia juga menilai dengan terbitnya PP PSBB dan Keppres Kedaruratan Kesehatan 
Masyarakat, daerah tidak boleh membuat kebijakan yang bertentangan dengan 
peraturan yang dibuat pusat.

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: M Arief Iskandar
COPYRIGHT © ANTARA 2020








[GELORA45] Presiden Jokowi minta kepala daerah lebih tegas cegah warga mudik

2020-03-31 Terurut Topik 'j.gedearka' j.gedea...@upcmail.nl [GELORA45]


-- 
j.gedearka 


https://www.antaranews.com/berita/1390110/presiden-jokowi-minta-kepala-daerah-lebih-tegas-cegah-warga-mudik


Presiden Jokowi minta kepala daerah lebih tegas cegah warga mudik

Senin, 30 Maret 2020 12:30 WIB

Calon penumpang bersiap menaiki bus Antar Kota Antar Provinsi di Terminal Pulo 
Gebang, Jakarta, Minggu (29/3/2020). Kementerian Perhubungan mengimbau agar 
warga membatalkan niatnya pulang kampung, untuk mencegah penyebaran COVID-19. 
ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/foc/pri.
Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo meminta para kepala daerah melakukan 
langkah-langkah lebih tegas untuk mencegah pemudik dari Jakarta, Depok, Bogor, 
Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) masuk ke daerahnya di tengah merebaknya 
pandemi COVID-19.

"Demi keselamatan bersama, saya minta dilakukan langkah-langkah lebih tegas 
untuk mencegah terjadinya pergerakan orang ke daerah," kata Presiden Joko 
Widodo di Istana Kepresidenan RI, Bogor, Senin.

Presiden Jokowi menyampaikan hal tersebut dalam rapat terbatas dengan tema 
"Antisipasi Mudik Lebaran" melalui video conference bersama para menteri 
Kabinet Indonesia Maju.

"Sudah ada imbauan dari tokoh-tokoh dan gubernur kepada perantau di Jabodetabek 
agar tidak mudik dan ini saya minta tolong diteruskan dan digencarkan lagi," 
kata Presiden.

Presiden menilai langkah-langkah yang dilakukan para kepala daerah saat ini 
belum cukup dan butuh langkah-langkah lebih tegas untuk memutus rantai 
penyebaran COVID-19.

"Selama 8 hari terakhir tercatat 876 armada bus antarprovinsi yang membawa 
lebih kurang 14.000 penumpang dari Jabodetabek ke Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I. 
Yogyakarta, dan Jawa Timur. Ini belum dihitung yang menggunakan transportasi 
massal, misalnya kereta api dan kapal dan angkutan udara serta mobil pribadi," 
kata Presiden.

Presiden menegaskan bahwa fokus pemerintah saat ini adalah mencegah meluasnya 
COVID-19 dengan mengurangi atau membatasi pergerakan orang dari satu tempat ke 
tempat yang lain.

Baca juga: Guru besar ingatkan penyemprotan disinfektan bisa matikan bakteri 
baik

"Oleh sebab itu, di tengah merebaknya pandemi COVID-19, adanya mobilitas orang 
yang sebesar itu sangat berisiko memperluas COVID-19, bahkan laporan yang saya 
terima dari Gubernur Jawa Tengah dan Gubernur D.I. Yogyakarta, pergerakan arus 
mudik sudah terjadi lebih awal dari biasanya," kata Presiden.

Arus mudik itu, menurut Presiden Jokowi, sudah berlangsung sejak penetapan 
tanggap darurat di DKI Jakarta pada tanggal 20 Maret 2020.

"Telah terjadi percepatan arus mudik, terutama dari pekerja informal di 
Jabodetabek ke provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta dan Jawa 
Timur," kata Presiden.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan bahwa pihaknya telah 
berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa 
Timur untuk melarang warganya pulang ke kampung halaman masing-masing.

Ganjar meminta warga yang berada di DKI Jakarta tetaplah di Jakarta. Begitu 
pula mereka yang berada di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Bahkan, 
Ganjar sepakat dengan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X untuk 
mengategorikan seluruh pemudik sebagai orang dalam Pengawasan (ODP) COVID-19.

Ganjar mengungkapkan hal itu tak terlepas dari arus mudik yang terjadi lebih 
awal. Dia mencatat hingga 26 Maret 2020 ada 66.871 orang pemudik dari berbagai 
provinsi yang pulang ke Jawa Tengah dengan Wonogiri menjadi wilayah dengan 
pemudik terbanyak, yakni 42.838 orang.

Baca juga: Hong Kong larang perkumpulan di tempat umum lebih dari empat orang

Hingga Minggu (29/3), jumlah positif COVID-19 di Indonesia mencapai 1.285 kasus 
dengan 64 orang dinyatakan sembuh dan 114 orang meninggal dunia.

Kasus positif COVID-19 ini sudah menyebar di 30 provinsi di Indonesia, yaitu 
DKI Jakarta (675), Jawa Barat (149), Banten (106), Jawa Timur (90), Jawa Tengah 
(63), Sulawesi Selatan (47), Yogyakarta (22), Kalimantan Timur (17), Bali (10), 
Sumatera Utara (8), Papua (9), Kalimantan Tengah (7), Kepulauan Riau (5), 
Sumatera Barat (5), dan Lampung (4).

Selanjutnya, Kalimantan Barat (8), Sulawesi Tenggara (3), Riau (2), Nusa 
Tenggara Barat (2), Sulawesi Utara (2), Aceh (5), Jambi (1), Sumatera Selatan 
(2), Kalimantan Selatan (1), Sulawesi Tengah (2), Maluku (1), Maluku Utara (1), 
Kalimantan Utara (2), Papua Barat (2), dan Sulawesi Barat (1)

Berdasarkan data dari situs Worldometers, hingga Senin (30/3) pagi 
terkonfirmasi di dunia tercatat 722.196 orang yang terinfeksi virus corona 
dengan 33.976 kematian, sedangkan 151.766 orang yang dinyatakan sembuh. Kasus 
di Amerika Serikat mencapai 142.178 kasus, di Italia 97.689 kasus, di Tiongkok 
sebanyak 81.470 kasus, di Spanyol 80.110 kasus, dan di Jerman 62.435 kasus.

Jumlah kematian tertinggi bahkan saat ini terjadi di Italia sebanyak 10.779 
orang, disusul Spanyol 6.803 orang, di RRT 3.304 orang, di Iran sebanyak 2..640 
orang, dan Prancis 2.606 orang. Saat ini sudah ada sekitar 186 negara yang 
mengonfirmasi 

[GELORA45] Indonesia terlibat riset gabungan penemuan obat COVID-19

2020-03-31 Terurut Topik 'j.gedearka' j.gedea...@upcmail.nl [GELORA45]


-- 
j.gedearka 


https://kaltara.antaranews.com/berita/465922/indonesia-terlibat-riset-gabungan-penemuan-obat-covid-19



Indonesia terlibat riset gabungan penemuan obat COVID-19

Selasa, 31 Maret 2020 20:28 WIB

Indonesia ikut riset gabungan penemuan obat COVID-19
Jakarta (ANTARA) - Peneliti Indonesia turut serta berpartisipasi dalam riset 
gabungan penemuan obat untuk COVID-19 yang diikuti oleh berbagai peneliti di 
seluruh dunia di bawah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk mempercepat 
proses pengujian klinis.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan 
Siswanto dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa, 
menjelaskan Kemenkes telah menyampaikan kesediaan Indonesia untuk bergabung 
dalam Solidarity Trial, yaitu penelitian gabungan untuk mempercepat penemuan 
obat COVID-19.

Siswanto mengatakan awalnya Indonesia sudah turut serta dalam penelitian 
bersama untuk pengujian satu jenis obat, namun sesuai dengan hasil pembahasan 
lebih lanjut dengan WHO kini Indonesia siap berpartisipasi pada riset untuk 
empat alternatif terapi obat yang dikembangkan WHO.

“Indonesia siap berpartisipasi aktif pada riset empat alternatif terapi 
COVID-19 dalam Solidarity Trial WHO. Melalui partisipasi aktif ini diharapkan 
dapat segera ditemukan alternatif terbaik dalam perawatan pasien COVID-19 di 
Indonesia," kata Siswanto.

Baca juga:Ujicoba vaksin corona pada manusia dilakukan September 2020

Selain Indonesia, tercatat sebanyak lebih dari 45 negara lainnya juga 
berpartisipasi pada riset tersebut. Perwakilan WHO untuk Indonesia, Dr 
Navaratnasamy Paranietharan menyambut baik kesediaan Indonesia yang dinilainya 
akan menjadi kontribusi penting Indonesia dalam upaya global untuk mempercepat 
penemuan obat yang efektif dalam penanganan COVID-19.

Solidarity Trial merupakan suatu program WHO untuk melakukan pengujian klinis 
terhadap empat alternatif terapi yang sudah dilakukan selama ini, yaitu 
remdesivir, gabungan lopinavir atau ritonavir, gabungan lopinavir atau 
ritonavir ditambah interferon (ß1b), dan chloroquine.

Riset ini dilaksanakan untuk mendapatkan bukti klinis yang lebih kuat dan valid 
terhadap efektifitas dan keamanan terbaik terhadap pasien COVID-19. Penelitian 
bersama ini didesain secara khusus untuk mempersingkat waktu yang diperlukan 
untuk menghasilkan bukti yang kuat terhadap empat alternatif terapi tersebut 
tanpa mengesampingkan prinsip-prinsip Cara Uji Klinis yang Baik/Good Clinical 
Practice (CUKB/GCP).

Untuk memastikan bahwa pelaksanaan Solidarity Trial di Indonesia dilakukan 
sesuai standar, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian 
Kesehatan secara langsung terlibat dalam mengkoordinasikan pelaksanaan riset 
ini.

Baca juga:Kemristek harapkan penelitian multi institusi untuk vaksin COVID-19 
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Zita Meirina

Pewarta : Redaksi   
Editor : Iskandar Zulkarnaen
COPYRIGHT © ANTARA 2020








[GELORA45] Merawat Kewaspadaan dan Ketenangan

2020-03-31 Terurut Topik 'j.gedearka' j.gedea...@upcmail.nl [GELORA45]


-- 
j.gedearka 


https://news.detik.com/kolom/d-4959377/merawat-kewaspadaan-dan-ketenangan?tag_from=wp_cb_kolom_list


Kolom

Merawat Kewaspadaan dan Ketenangan

Bayu Jatmiko - detikNews
Selasa, 31 Mar 2020 11:30 WIB
0 komentar
SHARE URL telah disalin
cara Buat Lilin
Foto: Youtube
Jakarta -

Kewaspadaan sebagai reaksi alami manusia dalam menghadapi ancaman perlu dijaga 
agar tidak terjatuh ke dalam rasa takut. Kewaspadaan dalam menghadapi wabah 
Covid-19 membuat manusia mencoba menghindar agar tidak terinfeksi. Kewaspadaan 
menghasilkan pemikiran logis, rasional, dan jernih untuk bisa menghindar. 
Bentuk kewaspadaan yang paling sederhana yang bisa dilakukan dalam menghadapi 
Covid-19 adalah tinggal di rumah dan jaga jarak dengan orang lain.

Sikap waspada juga bisa ditularkan kepada orang lain sehingga orang di sekitar 
juga ikut menjadi waspada dengan cara menyebarkan informasi dan imbauan yang 
diperlukan. Imbauan mengubah Covid-19 yang tadinya dianggap bukan ancaman 
menjadi ancaman yang harus diwaspadai. Imbauan untuk tinggal di rumah dan 
menjaga jarak perlu terus dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat.

Imbauan tersebut dapat dimulai dari keluarga yakni masing-masing anggota 
keluarga terus mengingatkan agar untuk sementara tinggal di rumah dan menjaga 
jarak. Kemudian kepada tetangga, teman, lingkungan RT, RW, Kelurahan, 
Kecamatan, Kotamadya, Kabupaten, Provinsi sampai Negara semua membangun 
kewaspadaan bersama dalam bentuk yang paling sederhana yakni tinggal di rumah 
dan jaga jarak.

Kewaspadaan perlu dijaga agar tidak jatuh ke dalam rasa takut dan berubah 
menjadi kepanikan. Namun, kondisi waspada yang terus-menerus dapat membuat otak 
lelah sehingga kehilangan kemampuan berpikir jernih yang membuat kewaspadaan 
jatuh ke dalam rasa takut.

Pada dasarnya rasa takut dan kewaspadaan memiliki pola reaksi fisik yang sama 
pada tubuh ketika menghadapi ancaman yakni jantung berdebar dan tubuh menjadi 
siaga untuk menghadapi ancaman namun yang berbeda adalah pada kemampuan 
berpikir. Ketika waspada, maka otak mampu berpikir jernih; kebalikannya pada 
rasa takut, maka otak akan kehilangan kemampuan berpikirnya.

Rasa takut akan mengakibatkan kepanikan, yakni sebuah penyaluran energi dalam 
menghadapi ancaman tanpa disertai oleh pemikiran yang jernih. Kepanikan ini 
suatu yang sangat berbahaya karena sama halnya dengan waspada, kepanikan juga 
bisa ditularkan ke orang lain sehingga orang di sekitar juga bisa ikut menjadi 
panik.

Ketakutan bersama bisa menghasilkan kepanikan massal. Apabila ini yang terjadi, 
maka bisa menghasilkan kekacauan. Satu-dua orang merasa takut, maka masih bisa 
ditenangkan. Namun masyarakat yang dipenuhi rasa takut akan sangat mudah 
berubah menjadi panik sehingga tercipta kekacauan massal. Masyarakat yang panik 
akan sangat sulit diatur karena kemampuan berpikir jernihnya sudah hilang, 
keteraturan untuk kepentingan bersama akan sulit untuk dibentuk.

Biasanya pemerintah akan melakukan tindakan yang keras untuk mengembalikan 
keteraturan --situasi yang tidak ingin kita hadapi bersama. Maka dari itu 
sangat penting untung menjaga kewaspadaan agar tidak terjatuh ke dalam rasa 
takut.

Risiko terbesar mengalami kelelahan karena terus-menerus dalam kondisi waspada 
tentu saja ada pada tenaga medis, termasuk tekanan karena menanggung risiko 
tertular Covid-19. Sehingga pemerintah dan elemen masyarakat harus betul-betul 
menjaga pola hidup dan keseimbangan kesehatan fisik serta psikologis tenaga 
medis agar tetap bisa menjaga kondisi kewaspadaannya dalam kondisi stabil, 
yakni agar tidak terlalu stres.

Pola hidup teratur dan memiliki waktu untuk meningkatkan ketenangan merupakan 
cara paling dasar untuk mengurangi kelelahan karena terus-menerus waspada dalam 
menghadapi ancaman. Ritme kehidupan harus dibuat seimbang mungkin bagi para 
tenaga medis agar bisa terus berjuang melawan Covid-19.

Selain kewaspadaan terhadap ancaman Covid-19, yang tidak kalah penting adalah 
kewaspadaan terhadap ancaman ekonomi. Bagi yang berkecukupan saja merasa cemas 
akan ancaman keuangan, apalagi bagi para pekerja informal yang perlu bekerja 
setiap hari untuk bisa memenuhi kebutuhan ekonominya. Maka dari itu sangat 
penting menjaga dan memelihara kewaspadaan baik terhadap Covid-19 maupun 
terhadap ancaman ekonomi.

Tugas pemerintah untuk merumuskan strategi ekonomi guna menjaga kewaspadaan 
terhadap ancaman ekonomi agar kewaspadaan tidak berubah menjadi rasa takut yang 
mengarah kepada kepanikan yang bisa memberikan kerugian yang lebih besar baik 
dari aspek ekonomi maupun korban jiwa.

Ketenangan

Pola hidup ideal dalam menghadapi bencana seperti pandemi Covid-19 adalah 
menjaga kewaspadaan, merawat ketenangan. Tanpa ketenangan, maka kewaspadaan 
akan mudah terjatuh ke dalam rasa takut apabila terus-menerus merasa terancam. 
Oleh sebab itu pemerintah perlu berhati-hati dalam usahanya memberikan 
informasi yang terus-menerus mengenai ancaman Covid-19.

Setelah masyarakat melaksanakan imbauan 

[GELORA45] Kandasnya Permintaan Anies Karantina Wilayah Jakarta yang Ditolak Jokowi

2020-03-31 Terurut Topik 'j.gedearka' j.gedea...@upcmail.nl [GELORA45]


-- 
j.gedearka 


https://news.detik.com/berita/d-4960459/kandasnya-permintaan-anies-karantina-wilayah-jakarta-yang-ditolak-jokowi?tag_from=wp_cb_mostPopular_list



Round-Up

Kandasnya Permintaan Anies Karantina Wilayah Jakarta yang Ditolak Jokowi

Hestiana Dharmastuti - detikNews
Selasa, 31 Mar 2020 23:11 WIB
58 komentar
SHARE URL telah disalin
Jokowi dan Anies di Tol Becakayu
Potret Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersama Presiden Jokowi (Danu 
Damarjati/detikcom)
Jakarta -

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta pertimbangan pemerintah pusat untuk 
memberlakukan karantina wilayah di Jakarta. Istana angkat bicara menjawabnya.

Permintaan Anies itu dituangkan dalam surat yang dikirim ke pemerintah pusat. 
Surat Anies awalnya diungkap oleh Menko Polhukam Mahfud Md. Mahfud mengatakan 
surat itu tertulis tanggal 28 Maret dan diterima pada 29 Maret 2020.

"Ya, suratnya bernomor 143 tertanggal 28 Maret 2020, diterima tanggal 29 Maret 
2020 sore," kata Mahfud melalui pesan singkat kepada detikcom pada Senin 
(30/3/2020).
Baca juga:
Jokowi Tolak Usul Karantina Wilayah Anies, DPRD Minta Warga Diberi Subsidi

"Isinya minta pertimbangan pemberlakuan karantina wilayah. Itu saja dulu," 
lanjut Mahfud.

Sejurus kemudian Anies mengatakan keputusan karantina wilayah merupakan 
kewenangan pemerintah pusat. Pemprov DKI, kata Anies, hanya mengusulkan.

"Keputusan mengenai karantina wilayah itu ada di kewenangan pemerintah pusat. 
Kami di DKI Jakarta memang mengusulkan itu. Kami menyampaikan surat terkait 
dengan itu," kata Anies saat jumpa pers di Balai Kota, Jakarta, Senin (30/3).

Selanjutnya
Halaman
1 2 3


https://news.detik.com/berita/d-4960459/kandasnya-permintaan-anies-karantina-wilayah-jakarta-yang-ditolak-jokowi/2


Round-Up

Kandasnya Permintaan Anies Karantina Wilayah Jakarta yang Ditolak Jokowi

Hestiana Dharmastuti - detikNews
Selasa, 31 Mar 2020 23:11 WIB
58 komentar
SHARE URL telah disalin
Jokowi dan Anies di Tol Becakayu
Potret Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersama Presiden Jokowi (Danu 
Damarjati/detikcom)

Di dalam usulan ke pemerintah pusat itu, Anies menyebut ada beberapa sektor 
kebutuhan mendasar di DKI yang harus tetap berjalan. Di antaranya sektor 
kesehatan hingga pangan.

"Di dalam usulan kami, kami menyebutkan ada beberapa sektor yang harus tetap 
bisa berkegiatan. Pertama ada energi, yang kedua adalah pangan, ketiga adalah 
kesehatan, keempat adalah komunikasi, dan kelima adalah keuangan. Itu yang kami 
pandang perlu mendapatkan perhatian," ujar Anies.

Namun, Anies menjelaskan, bukan hanya terbatas pada lima sektor itu. Sektor 
kebutuhan pokok lainnya tetap harus berkegiatan.
Baca juga:
Jokowi-Anies Beda Jalan Soal Karantina Jakarta

"Tentu akan ada sektor-sektor esensial lain, jadi ini contoh saja, lima tapi 
tidak terbatas lima. Artinya, kebutuhan-kebutuhan pokok dan lain-lain tetap 
harus bisa berkegiatan seperti semula, jadi lima itu esensial," imbuhnya.

Menanggapi permintaan Anies, pihak Istana Kepresidenan buka suara. Pihak Istana 
Kepresidenan mengatakan permintaan Anies untuk memberlakukan karantina wilayah 
di Jakarta ditolak.

"Tidak diterima, itu otomatis ditolak," kata juru bicara Presiden Jokowi, 
Fadjroel Rachman, pada Senin (30/3) malam.

Selanjutnya
Halaman
1 2 3


https://news.detik.com/berita/d-4960459/kandasnya-permintaan-anies-karantina-wilayah-jakarta-yang-ditolak-jokowi/3

Round-Up

Kandasnya Permintaan Anies Karantina Wilayah Jakarta yang Ditolak Jokowi

Hestiana Dharmastuti - detikNews
Selasa, 31 Mar 2020 23:11 WIB
58 komentar
SHARE URL telah disalin
Jokowi dan Anies di Tol Becakayu
Potret Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersama Presiden Jokowi (Danu 
Damarjati/detikcom)

Fadjroel menjawab pertanyaan apakah permintaan karantina wilayah Jakarta 
ditolak setelah Jokowi mengumumkan akan menerapkan kebijakan pembatasan sosial 
berskala besar.

Kendati demikian, menurut Fadjroel, pemerintah daerah masih bisa menerapkan 
isolasi terbatas di wilayahnya. Isolasi itu diberlakukan di tingkat RT/RW atau 
desa.

"Walaupun ada kebijakan, sebenarnya bisa dikerjakan nanti oleh pemda dengan 
istilah isolasi terbatas. Ada tingkat RT, RW, desa/kelurahan dengan kebijakan 
gubernur, misalnya. Tapi, kalau tingkatan nasional atau provinsi itu harus di 
tangan Presiden. Tapi Presiden tidak mengambil karantina wilayah," ujar dia.
Baca juga:
Anies Usulkan Karantina Jakarta, Jokowi Ambil Opsi Beda

Selain itu, PP Karantina Wilayah, yang sebelumnya disebut tengah disiapkan 
pemerintah, tak dibahas dalam rapat terbatas. Pembahasan hanya terkait 
pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar dan aturan mengenai mudik.

"Otomatis sekarang tidak dibahas. Yang tadi dibahas PSBB pendisiplinan hukum 
saja, kemudian yang kedua dibahas tadi tentang keppres dan inpres mengenai 
mudik Lebaran," kata Fadjroel.
Halaman
1 2 3 








[GELORA45] How Long Does the Coronavirus Live on Surfaces?

2020-03-31 Terurut Topik Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
https://www.webmd.com/lung/how-long-covid-19-lives-on-surfaces?ecd=wnl_spr_032920=wnl-spr-032920_nsl-LeadModule_cta=EsK%2fv1kKdCX87D0lUcGhkRJZpsk9%40mj56yEpHjCHFE8%3d


How Long Does the Coronavirus Live on Surfaces?

[image: photo of person spraying counter]




https://www.webmd.com/lung/how-long-covid-19-lives-on-surfaces?ecd=wnl_spr_032920=wnl-spr-032920_nsl-LeadModule_cta=EsK%2fv1kKdCX87D0lUcGhkRJZpsk9%40mj56yEpHjCHFE8%3d%0A%20%20%20%0A%20To%20view,%20click%20on%20the%20address%20above%20or%20copy%20and%20paste%20it%20into%20your%20Web%20browser.%0A%20%20%20%0A%20LEARN%20MORE%20AT%20WEBMD%20-%20the%20nation%27s%20most%20trusted%20health%20and%20wellness%20resource.%0A%20https://www.webmd.com/%20%0A%20Copyright%202020%20WebMD,%20All%20rights%20reserved.%20%0A%20WebMD%20does%20not%20provide%20medical%20advice,%20diagnosis%20or%20treatment.>





https://www.webmd.com/lung/how-long-covid-19-lives-on-surfaces?ecd=wnl_spr_032920=wnl-spr-032920_nsl-LeadModule_cta=EsK%2fv1kKdCX87D0lUcGhkRJZpsk9%40mj56yEpHjCHFE8%3d%0A%20%20%20%0A%20To%20view,%20click%20on%20the%20address%20above%20or%20copy%20and%20paste%20it%20into%20your%20Web%20browser.%0A%20%20%20%0A%20LEARN%20MORE%20AT%20WEBMD%20-%20the%20nation%27s%20most%20trusted%20health%20and%20wellness%20resource.%0A%20https://www.webmd.com/%20%0A%20Copyright%202020%20WebMD,%20All%20rights%20reserved.%20%0A%20WebMD%20does%20not%20provide%20medical%20advice,%20diagnosis%20or%20treatment.>

IN THIS ARTICLE

   - What You Can Do
   


*Get the latest news on the coronavirus pandemic here.
*

The coronavirus  that causes
COVID-19 mainly spreads from person to person. When someone who is infected
coughs  or sneezes, they send
droplets containing the virus into the air. A healthy person can then
breathe in those droplets. You can also catch the virus if you touch a
surface or object that has the virus on it and then touch your mouth, nose,
or eyes.

*Coronavirus: What you Need to Know
*

The coronavirus can live for hours to days on surfaces like countertops and
doorknobs. How long it survives depends on the material the surface is made
from.

Here's a guide to how long coronaviruses -- the family of viruses that
includes the one that causes COVID-19 -- can live on some of the surfaces
you probably touch on a daily basis. Keep in mind that researchers still
have a lot to learn about the new coronavirus that causes COVID-19. For
example, they don't know whether exposure to heat, cold, or sunlight
affects how long it lives on surfaces.

Metal
Examples: doorknobs, jewelry, silverware
5 days

Wood
Examples: furniture, decking
4 days
Play
Current Time0:00
/
Duration Time0:00
Mute
Fullscreen
Progress: 0%
Control Spread of Coronavirus

As COVID-19 spreads, what habits should we practice in our daily lives to
avoid infecting others? WebMD’s Chief Medical Officer, John Whyte, speaks
with U.S. Surgeon General Jerome Adams to address common questions and

Re: [GELORA45] Re: Lockdown

2020-03-31 Terurut Topik kh djie dji...@gmail.com [GELORA45]
Lockdown itu diciptakan waktu zaman Perang Salib.
Ksatria yang pergi perang bawa kunci gemboknya.

Op di 31 mrt. 2020 om 20:24 schreef Sunny ambon :

> Bung Djie,
> Ini salah satu alat lockdown :(chastity belt)
> 
> 
> Venetian  chastity belt on display
> in the Doge's palace
> . (Claimed to be
> 16th–17th century.)
>
>
> On Tue, Mar 31, 2020 at 4:19 PM kh djie  wrote:
>
>> Si istri bilang itu perintah negara.ha, ha,..
>>
>> Op di 31 mrt. 2020 om 15:30 schreef Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com
>> [GELORA45] :
>>
>>>
>>>
>>> Apakah tidak susah payah kalau itu  yang di bawah dikunci?
>>>
>>> 
>>>
>>


Re: [GELORA45] Re: Lockdown

2020-03-31 Terurut Topik Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
Bung Djie,
Ini salah satu alat lockdown :(chastity belt)


Venetian  chastity belt on display in
the Doge's palace .
(Claimed to be 16th–17th century.)


On Tue, Mar 31, 2020 at 4:19 PM kh djie  wrote:

> Si istri bilang itu perintah negara.ha, ha,..
>
> Op di 31 mrt. 2020 om 15:30 schreef Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com
> [GELORA45] :
>
>>
>>
>> Apakah tidak susah payah kalau itu  yang di bawah dikunci?
>>
>> 
>>
>


[GELORA45] lobal Covid-19 death toll hits 40,000 as countries continue to struggle with outbreak

2020-03-31 Terurut Topik Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
https://www.rt.com/news/484588-global-coronavirus-death-toll-4/?utm_source=browser_medium=push_notifications_campaign=push_notifications



Global Covid-19 death toll hits 40,000 as countries continue to struggle
with outbreak
31 Mar, 2020 16:42 / Updated 1 hour ago
The latest coronavirus figures compiled separately by the Johns Hopkins
Coronavirus Resource Center and the AFP news agency each show that the
global death toll from Covid-19 has reached 40,000.

An increasing death toll across both Western Europe and in the US was a
major contributor to the somber milestone.

Earlier on Tuesday, Spanish authorities confirmed a jump of 849 in Covid-19
deaths – the largest number of fatalities the country has recorded in a
24-hour period since the pandemic began.

Meanwhile, authorities in Germany said the country now has at least 67,051
confirmed cases and a cumulative total of at least 650 deaths from the
coronavirus.

Earlier on Tuesday, data from Johns Hopkins showed that the world had
crossed the 800,000 mark of confirmed cases, despite reported successes in
China, the original epicenter of the coronavirus crisis, and other
countries who have apparently managed to ‘flatten the curve’ of infection.
ALSO ON RT.COMWorld reaches another grim Covid-19 milestone as global cases
surpass 800,000


In recent weeks, the US has seen a massive surge in the number of cases and
is expected to become the new epicenter of the crisis in the coming days,
with over 164,700 confirmed cases and 3,170 deaths at the time of writing.

The one faint glimmer of hope is that some 172,000 people around the world
have recovered from the infection.


[GELORA45] WG: [nasional-list] Jokowi Rencanakan Darurat Sipil, Warganet: Mangkir dari Kewajiban

2020-03-31 Terurut Topik Roeslan roesla...@googlemail.com [GELORA45]
 

 

Von: Roeslan [mailto:roesla...@gmail.com] 
Gesendet: Dienstag, 31. März 2020 10:53
An: 'nasional-l...@yahoogroups.com'
Betreff: AW: [nasional-list] Jokowi Rencanakan Darurat Sipil, Warganet: Mangkir 
dari Kewajiban

 

REFLEKSI : Betul jika Rakyat menolak kehendak Jokowi untuk menetapkan status  
 darurat sipil untuk mengatasi wabah 
COVID-19. Mengapa darurat sipil  harus ditolak, karena darurat sipil itu bisa 
dilakukan jika: Keamanan atau ketertiban hukum di seluruh wilayah atau di 
sebagian wilayah Negara Republik Indonesia terancam oleh pemberontakan, 
kerusuhan-kerusuhan atau akibat bencana alam, sehingga dikhawatirkan tidak 
dapat diatasi oleh alat-alat perlengkapan secara biasa; Jika timbul perang atau 
bahaya perang atau dikhawatirkan perkosaan wilayah Negara Republik Indonesia 
dengan cara apapun juga. 

 

Sebagai Presiden Jokowi seharusnya menmahami secara hakiki masalah apa yang 
disebut darurat sipil, bukan asal-asalan saja menggunakan istialh darurat 
sipil. Bisa dipercaya ketetapan Jokowi  menetapkan darurat sipil itu hanya 
mengikuti usulan dari pembantu-pembantunya yang bermentakitet ABS.

 

Rezim Jokowi menolak Lockdown dengan alasan istilah Lockdown tidak ada dalam 
konstitusi NKRI, oleh karena itu diganti dengan istikah Karantina OK.  Tepati 
rezim Jokowi ngotot mau melaksanakan Undang-Undang Omnibus Law, apakah 
Undang-undang Omnibus law itu ada di dalam kostitusi NKRI? Jadi jika konstitusi 
NKRI tidak mengnal Omnibus Law,tapi mengapa rezim Jokowi tetap ngotot hendak  
memaksakan melakuan UU Omnibus Law? Apakah memang rezim Jokowi secara sadar 
hendak melanggar konstitusi NKRI?. Jika ini yang terjadi, maka tidak dapat 
disalahkan jika Rakyat menuntut pelengseran Jokowi sebagai Presiden, karena 
telah melanggar Konstitusi dan sumpah jabatan.

 

Roeslan

 

Von: nasional-l...@yahoogroups.com [mailto:nasional-l...@yahoogroups.com] 
Gesendet: Dienstag, 31. März 2020 08:42
An: undisclosed-recipients:
Betreff: [nasional-list] Jokowi Rencanakan Darurat Sipil, Warganet: Mangkir 
dari Kewajiban

 

  

Rencana bencana?

 

https://www.suara.com/news/2020/03/31/085745/jokowi-rencanakan-darurat-sipil-warganet-mangkir-dari-kewajiban?utm_source=izooto
 

 _medium=notification_campaign=terpopuler 

 

 


Jokowi Rencanakan Darurat Sipil, Warganet: Mangkir dari Kewajiban


Dany Garjito | Ruhaeni Intan

Selasa, 31 Maret 2020 | 08:57 WIB

Jokowi Rencanakan Darurat Sipil, Warganet: Mangkir dari Kewajiban

Presiden Jokowi ketika menggelar Ratas Laporan Gugus Tugas Covid-19, 30 Maret 
2020. (YouTube/Sekretariat Presiden)


Rencana pemberlakukan status darurat sipil yang dilakukan Presiden Jokowi 
menuai polemik dari banyak pihak.


Suara.com - Rencana kebijakan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo 
menetapkan status   darurat sipil 
untuk mengatasi wabah corona menuai polemik. Warganet menyebutnya sebagai upaya 
untuk mangkir dari kewajiban.

"Ajaib benar negaramu buat mangkir dari kewajiban bro," tulis pengguna Twitter 
@libertees_id.

Cuitan warganet yang menolak rencana kebijakan darurat sipil (Twitter).Cuitan 
warganet yang menolak rencana kebijakan darurat sipil (Twitter).

Rencana tersebut menuai protes dari berbagai kalangan karena dinilai tidak 
tepat untuk mengatasi pandemi corona yang semakin hari semakin menelan banyak 
korban. Selain itu, status darurat sipil membuat negara tidak berkewajiban 
menanggung biaya hidup masyarakat yang terdampak.

"Keadaan bencana wabah tapi wacana yang dimunculkan darurat sipil bukan 
karantina wilayah, karena karantina wilayah berarti negara harus menjamin 
kebutuhan hidup warganya, sedangkan darurat sipil negara bebas merepresi," kata 
warganet @libertees_id.

Sebelumnya, pada hari Senin (30/3/2020), Presiden  
 Jokowi mengumumkan akan melakukan Pembatasan 
Sosial Berskala Besar (PSBB) dengan lebih ketat didampingi status darurat sipil 
apabila diperlukan.

"Saya minta kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar physical distancing 
dilakukan dengan lebih tegas lebih disiplin dan lebih efektif lagi. Tadi sudah 
saya sampaikan, perlu didampingi adanya kebijakan darurat sipil," katanya di 
Istana negara dalam rapat terbatas laporan Gugus Tugas Covid-19.

Juru bicara presiden, Fadjroel Rachman kemudian menuliskan penjelasan dari 
pernyataan Jokowi mengenai kebijakan darurat sipil tersebut.

"  Presiden Jokowi menetapkan 
tahapan baru melawan covid-19 yaitu Pembatasan Sosial Berskala Besar dengan 
kekarantinaan kesehatan. Hanya jika keadaan sangat memburuk dapat menuju 
Darurat Sipil," kata Fadjroel dalam keterangan tertulis, Senin (30/3/2020).

Gelombang penolakan terkait rencana ini membuat tagar #TolakDaruratSipil 
trending di 

[GELORA45] The world’s most polluted river | DW Documentary

2020-03-31 Terurut Topik Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
https://www.youtube.com/watch?v=GEHOlmcJAEk


Re: [GELORA45] Re: Lockdown

2020-03-31 Terurut Topik kh djie dji...@gmail.com [GELORA45]
Si istri bilang itu perintah negara.ha, ha,..

Op di 31 mrt. 2020 om 15:30 schreef Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com
[GELORA45] :

>
>
> Apakah tidak susah payah kalau itu  yang di bawah dikunci?
>
> 
>


[GELORA45] Re: Lockdown

2020-03-31 Terurut Topik Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
Apakah tidak susah payah kalau itu  yang di bawah dikunci?


[GELORA45] Darurat Sipil Tak Tepat, Presiden Cukup Pakai UU Bencana-UU Karantina

2020-03-31 Terurut Topik Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45]

Darurat Sipil Tak Tepat, Presiden Cukup Pakai UU Bencana-UU Karantina
Andi Saputra - detikNewsSenin, 30 Mar 2020 16:34 WIB

Presiden Jokowi (Pool/Biro Pers Setpres/Muclis Jr)Jakarta - 
Koalisi Masyarakat Sipil untuk Reformasi Sektor Keamanan mendesak pemerintah 
tetap mengacu pada UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dan UU 
Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan sebagai payung hukum dalam 
mengatasi pandemi Corona. Hal ini didasarkan pada isu COVID-19 yang merupakan 
kondisi yang disebabkan oleh bencana penyakit. Sedangkan Darurat Sipil karena 
faktor keamanan dan pertahanan.

"Pemerintah belum saatnya menerapkan keadaan darurat sipil atau darurat 
militer," kata anggota koalisi, Erwin Natosmal Oemar, kepada wartawan, Senin 
(30/3/2020).
ILNET Indonesia, dan KontraS. Menurut mereka, Presiden Jokowi harus berpijak 
kepada UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dan UU Nomor 6 
Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan dalam menanggulangi permasalahan 
wabah COVID-19.Koalisi terdiri atas ELSAM, Imparsial, LBH Jakarta, LBH 
Masyarakat, LBH Pers, ICW, PBHI, PILNET Indonesia, dan KontraS. Menurut mereka, 
Presiden Jokowi harus berpijak kepada UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang 
Penanggulangan Bencana dan UU Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan 
Kesehatan dalam menanggulangi permasalahan wabah COVID-19.
Dalam Keppres tersebut, juga harus memasukkan dan menanggulangi kerugian 
terhadap pihak-pihak yang terdampak dari kebijakan tersebut, baik ekonomi, 
sosial, maupun kesehatan.


"Demi efektivitas penanganan kekarantinaan kesehatan pemerintah perlu segera 
mengeluarkan peraturan pelaksanaannya (PP) yang sesuai dengan prinsip-prinsip 
HAM, terutama dalam aspek pembatasan," cetus Erwin
"Presiden harus mengeluarkan Keppres terkait penetapan status bencana nasional 
yang akan menjadi payung hukum penerapan kebijakan pembatasan sosial. Keppres 
tersebut termasuk mengatur struktur komando pengendalian (kodal) bencana yang 
lebih jelas yang dipimpin oleh Presiden sendiri," ujar Erwin.



"Presiden harus mengeluarkan Keppres terkait penetapan status bencana nasional 
yang akan menjadi payung hukum penerapan kebijakan pembatasan sosial. Keppres 
tersebut termasuk mengatur struktur komando pengendalian (kodal) bencana yang 
lebih jelas yang dipimpin oleh Presiden sendiri," ujar Erwin.

| Baca juga:Istana: Penerapan Darurat Sipil Merupakan Langkah Terakhir |


Dalam Keppres tersebut, juga harus memasukkan dan menanggulangi kerugian 
terhadap pihak-pihak yang terdampak dari kebijakan tersebut, baik ekonomi, 
sosial, maupun kesehatan.

"Demi efektivitas penanganan kekarantinaan kesehatan pemerintah perlu segera 
mengeluarkan peraturan pelaksanaannya (PP) yang sesuai dengan prinsip-prinsip 
HAM, terutama dalam aspek pembatasan," cetus Erwin.



Re: [GELORA45] Re: [GELORA45] Fwd: Trump’s Chinese Virus

2020-03-31 Terurut Topik Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45]
 Ancaman bukan kepada saya, tapi kepada Ajeg. Bagi saya itu jelas intimidasi, 
dan Chan memang betul akhirnya memang mengeluarkannya dari milis. Ketika Ajeg 
marah-marah karena chan masih kirim postingannya kepadanya, dia minta 
dikeluarkan. chan menjawab, kalau mau keluar bisa keluar sendiri. Tapi kan 
sebetulnya Chan memang mengeluarkannya. itu diakuinya kepada anda. 
Dan sikap mengancam dan mengeluarkan orang yang beda pendapat juga terjadi pada 
orang yang di AS. Saya tidak mempersoalkan isi perdebatan kalian. Yang jelas 
ada perbedaan pendapat. Yang saya anggap sikap angkuh dan sewenang-wenang 
adalah mengancam dan mengeluarkannya. Akhirnya memang dia sendiri yang memilih 
keluar, dari pada dikeluarkan Chan. 
Saya juga dikeluarkan oleh milis Sastra Pembebasan karena mereka tidak senang 
dengan pendapat saya tentang Jokowi dan pemerintahnya.  Mereka pengelola dan 
merasa berkuasa, ya silahkan saja. Hanya bagi saya jelas, mereka yang melakukan 
itu disebabkan karena sebenarnya tidak punya argumentasi. 
Saya tidak mengikuti perdebatan anda dengan Ajeg soal tuduhannya kepada Tkk dan 
juga tidak ingin sekarang memasuki masalahnya, apalagi Ajeg sudah tidak ada di 
milis.   Saya hanya heran,  sikap Ajeg dalam menghakimi Tkk tidak seberapa 
dibanding dengan sikap saya...Kok hanya begitu, sudah dituduh rasis segala!!! 
Itu saja. Kalau anda anggap sikap Ajeg itu sudah memenuhi kriteria anda untuk 
katakan rasis, ya itu urusan dan hak anda. Yang jelas Ajeg sudah dikeluarkan. 
Mudah-mudahan senang dengan tindakan Chan itu. 
Saya malah melihat  orang Tiongkok yang bekerja di negeri-negeri dunia ketiga, 
banyak yang rasis dan memandang rendah buruh atau penduduk setempat. Misalnya,  
menganggap buruh Tiongkok lebih trampil, lebih giat bekerja, dari pada buruh 
Indonesia sehingga membenarkan pengiriman buruh Tkk bahkan buruh kasar ke 
Indonesia, bagi saya itu merupakan penghinaan dan sikap rasis kepada buruh 
Indonesia. Negaralah yang harusnya bertanggung jawab untuk meningkatkan 
ketrampilan buruh dan memberi upah layak sehingga buruh dan keluarganya dapat 
hidup layak. Tapi sudah tentu itu harapan di tengah hari bolong!! Kaum buruh 
harus berjuang untuk mendapatkannya, bukan mengemis sedekah!!
On Monday, March 30, 2020, 11:38:46 PM GMT+2, 'nesare' nesa...@yahoo.com 
[GELORA45]  wrote:  
 
     


Bung sudah betul memang pendapat bung berbeda dgn chan krn perbedaan ideologi.

  

Tidak ada yg mengancam kan?

Bung chan memberitahukan kalau ajeg rasis. Begitu juga saya sebelumnya sudah 
katakan ajeg rasis. Apakah bung belum tahu atau tidak mau mengakui komentar 
saya yg mengatakan ajeg rasis itu?

Baca baik2 apa komentar saya mengatakan ajeg rasis itu.

AJEG ITU RASIS KETIKA MEMFITNAH RRT MENUDUH CORONAVIRUS ASAL MUASALNYA DARI 
INDONESIA. 

Ini tidak benar. Ajeg menggunakan 1 data Zhang yg bung sendiri berkomentar: koq 
hanya 1 orang diributin. Ini permasalahannya. Ajeg menggunakan data 1 orang 
Zhang ini lalu memfitnah RRT mengatakan coronavirus asal muasalnya dari RRT. 

  

SUDAH MENGERTI BELUM AJEG ITU MEMFITNAH?

Ini dulu diterima atau tidak?

  

Lalu baru selanjutnya bung bolehlah bertanya kenapa ajeg memfitnah itu?

Ini yg saya katakan dia rasis. Coba baca selanjutnya komentar2nya.

  

Bung jelas2 berbeda dgn ajeg. Bung menyerang RRT krn perbedaan ideologi. Ini 
bukan rasis. Moso’ bung tidak mengerti antara rasis dan perbedaan ideologi?

  

Saya kaitkan ide2nya ajeg itu dgn Adhie M massardi bekas jubir nya Gus Dur. 
Persis sama omongan2nya. Coba ikutin di tweeter gimana sekarang rasisnya sosok 
Adhie M Massardi ini. Orang ini adalah sosok yg idealis dulunya. Kenapa bisa 
berubah seperti sekarang menjadi anti cina dan anti komunis? Ya dia anti 
komunis. Sampai2 adhie ini bilang di tweeternya: Cina yang komunis. Saya tidak 
mengada2. Coba baca masih ada di tweeter nya.

  

Coba cek dan recek tulisan orang lain. Baca dgn jernih. Jangan belum apa2 krn 
apriori, bung jadi defensif. Ya selanjutnya komentarnya jadi salah krn gak 
nyambung.

  

Kita di milis ini sudah pada tua. Ngapain ribut2. Silahkan kalau mau diskusi. 
Saya sudah bilang mau gebrak mejapun silahkan ttp kepala dinginlah. Emangnya 
kita dapet duit dari tulis menulis ini. Kan hanya isi2 waktu senggang dan kalau 
ada yg baca ya semoga yg membaca dapat belajar dari sisi lain. Itu saja kan? 
Wong obrolan di warkop koq sampai harus benci membenci. Saya mah gak pernah 
benci sama siapapun termasuk ajeg, bung, martha, jonathan. Gak ada sepertik 
sekecil apapun kebencian itu. Hanya kalau jengkel ya memang ada krn kesel lihat 
orang ngeyel dan sukanya nyinyir aja. Santai saja.

  

Nesare

  

  

From: GELORA45@yahoogroups.com  
Sent: Friday, March 27, 2020 5:22 PM
To: gelor...@yahoogroups..com; 'ChanCT' ; 
GELORA45@yahoogroups.com; nesare 
Subject: Re: [GELORA45] Re: [GELORA45] Fwd: Trump’s Chinese Virus

  

  

Jelas parameter yang kita pakai untuk menilai seseorang rasis tidak sama. 
Perbedaan pendapat dan perdebatan, bahkan sangat tajam di 

[GELORA45] Lockdown

2020-03-31 Terurut Topik kh djie dji...@gmail.com [GELORA45]
Lockdown itu apa? Itu adalah lauk daun, makanan vegetarier.
O, itu lock kan artinya dikunci. Down itu bawah. Jadi bagian bawah lagi
dikunci.


Re: [GELORA45] Jokowi Rencanakan Darurat Sipil, Warganet: Mangkir dari Kewajiban

2020-03-31 Terurut Topik Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45]
 Apa yang bisa diharapkan dari sang raja yang bisanya hanya ngemis modal 
asing???
On Tuesday, March 31, 2020, 08:42:25 AM GMT+2, Sunny ambon 
ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]  wrote:  
 
     

Rencana bencana?

https://www.suara.com/news/2020/03/31/085745/jokowi-rencanakan-darurat-sipil-warganet-mangkir-dari-kewajiban?utm_source=izooto_medium=notification_campaign=terpopuler
 
 

Jokowi Rencanakan Darurat Sipil, Warganet: Mangkir dari Kewajiban
Dany Garjito | Ruhaeni IntanSelasa, 31 Maret 2020 | 08:57 WIBPresiden Jokowi 
ketika menggelar Ratas Laporan Gugus Tugas Covid-19, 30 Maret 2020. 
(YouTube/Sekretariat Presiden)
Rencana pemberlakukan status darurat sipil yang dilakukan Presiden Jokowi 
menuai polemik dari banyak pihak.

Suara.com - Rencana kebijakan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo 
menetapkan status darurat sipil untuk mengatasi wabah corona menuai polemik. 
Warganet menyebutnya sebagai upaya untuk mangkir dari kewajiban..

"Ajaib benar negaramu buat mangkir dari kewajiban bro," tulis pengguna Twitter 
@libertees_id.
Cuitan warganet yang menolak rencana kebijakan darurat sipil (Twitter).
Rencana tersebut menuai protes dari berbagai kalangan karena dinilai tidak 
tepat untuk mengatasi pandemi corona yang semakin hari semakin menelan banyak 
korban. Selain itu, status darurat sipil membuat negara tidak berkewajiban 
menanggung biaya hidup masyarakat yang terdampak.

"Keadaan bencana wabah tapi wacana yang dimunculkan darurat sipil bukan 
karantina wilayah, karena karantina wilayah berarti negara harus menjamin 
kebutuhan hidup warganya, sedangkan darurat sipil negara bebas merepresi," kata 
warganet @libertees_id.

Sebelumnya, pada hari Senin (30/3/2020), Presiden Jokowi mengumumkan akan 
melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dengan lebih ketat didampingi 
status darurat sipil apabila diperlukan.

"Saya minta kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar physical distancing 
dilakukan dengan lebih tegas lebih disiplin dan lebih efektif lagi. Tadi sudah 
saya sampaikan, perlu didampingi adanya kebijakan darurat sipil," katanya di 
Istana negara dalam rapat terbatas laporan Gugus Tugas Covid-19.

Juru bicara presiden, Fadjroel Rachman kemudian menuliskan penjelasan dari 
pernyataan Jokowi mengenai kebijakan darurat sipil tersebut.

"Presiden Jokowi menetapkan tahapan baru melawan covid-19 yaitu Pembatasan 
Sosial Berskala Besar dengan kekarantinaan kesehatan. Hanya jika keadaan sangat 
memburuk dapat menuju Darurat Sipil," kata Fadjroel dalam keterangan tertulis, 
Senin (30/3/2020).

Gelombang penolakan terkait rencana ini membuat tagar #TolakDaruratSipil 
trending di Twitter. Baik warganet biasa hingga para pejabat pengguna Twitter 
menolak dengan keras rencana tersebut, salah satunya Muhammad Said Didu. Mantan 
Sekretaris Kementerian BUMN itu terang-terangan menolak kebijakan darurat sipil.

"Corona mengejar nyawa rakyatmu. Pemimpin negara yang normal membantu 
rakyatnya. Tapi Anda malah mengejar rakyatmu dengan cambuk darurat sipil. Ya 
Allah lindungi kami dari kedholiman ini #tolakDaruratSipil," tulisnya via 
Twitter @msaid_didu.



BACA JUGA
  #yiv6248883007 #yiv6248883007 -- #yiv6248883007ygrp-mkp {border:1px solid 
#d8d8d8;font-family:Arial;margin:10px 0;padding:0 10px;}#yiv6248883007 
#yiv6248883007ygrp-mkp hr {border:1px solid #d8d8d8;}#yiv6248883007 
#yiv6248883007ygrp-mkp #yiv6248883007hd 
{color:#628c2a;font-size:85%;font-weight:700;line-height:122%;margin:10px 
0;}#yiv6248883007 #yiv6248883007ygrp-mkp #yiv6248883007ads 
{margin-bottom:10px;}#yiv6248883007 #yiv6248883007ygrp-mkp .yiv6248883007ad 
{padding:0 0;}#yiv6248883007 #yiv6248883007ygrp-mkp .yiv6248883007ad p 
{margin:0;}#yiv6248883007 #yiv6248883007ygrp-mkp .yiv6248883007ad a 
{color:#ff;text-decoration:none;}#yiv6248883007 #yiv6248883007ygrp-sponsor 
#yiv6248883007ygrp-lc {font-family:Arial;}#yiv6248883007 
#yiv6248883007ygrp-sponsor #yiv6248883007ygrp-lc #yiv6248883007hd {margin:10px 
0px;font-weight:700;font-size:78%;line-height:122%;}#yiv6248883007 
#yiv6248883007ygrp-sponsor #yiv6248883007ygrp-lc .yiv6248883007ad 
{margin-bottom:10px;padding:0 0;}#yiv6248883007 #yiv6248883007actions 
{font-family:Verdana;font-size:11px;padding:10px 0;}#yiv6248883007 
#yiv6248883007activity 
{background-color:#e0ecee;float:left;font-family:Verdana;font-size:10px;padding:10px;}#yiv6248883007
 #yiv6248883007activity span {font-weight:700;}#yiv6248883007 
#yiv6248883007activity span:first-child 
{text-transform:uppercase;}#yiv6248883007 #yiv6248883007activity span a 
{color:#5085b6;text-decoration:none;}#yiv6248883007 #yiv6248883007activity span 
span {color:#ff7900;}#yiv6248883007 #yiv6248883007activity span 
.yiv6248883007underline {text-decoration:underline;}#yiv6248883007 
.yiv6248883007attach 
{clear:both;display:table;font-family:Arial;font-size:12px;padding:10px 
0;width:400px;}#yiv6248883007 .yiv6248883007attach div a 
{text-decoration:none;}#yiv6248883007 .yiv6248883007attach img 

[GELORA45] he Rise And Fall Of ISIS: The Most Brutal Terrorist Group In Modern History

2020-03-31 Terurut Topik Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
https://www.youtube.com/watch?v=1_89L-xIpWc


[GELORA45] Coronavirus disease (COVID-19) - SINGAPORE

2020-03-31 Terurut Topik Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
https://www.youtube.com/watch?v=IdDpmAt3lxo


[GELORA45] Ramai-ramai karantina wilayah

2020-03-31 Terurut Topik Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
https://www.youtube.com/watch?v=hoTX61xQm-M


[GELORA45] COVID-19: Bali declares state of emergency

2020-03-31 Terurut Topik Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
https://www.thejakartapost.com/news/2020/03/31/covid-19-bali-declares-state-of-emergency-as-cases-climb-local-transmission-detected.html



COVID-19: Bali declares state of emergency as cases climb, local
transmission detected

   - Ni Komang Erviani

   The Jakarta Post

Denpasar   /   Tue, March 31, 2020   /   11:14 am

Bali has declared a state of emergency by imposing stricter measures on
visitors in an effort to curb the spread of COVID-19 as cases continue to
climb with local transmission detected.

With the status, the famous resort island will tighten checks at entrance
gates and enforce a 14-day self-quarantine for all people entering the
island, the Bali administration’s regional secretary Dewa Made Indra said.

The decision was taken by Bali Governor Wayan Koster after a meeting with
the COVID-19 task force on Monday. The administration took into
consideration the growing number of cases of the highly contagious viral
disease on the island and confirmed local transmission cases.

The number of cases climbed 90 percent in a single day, with nine new cases
on Monday, bringing the tally to 19. Among the new people who tested
positive, eight are Indonesian and one is a foreign national, Dewa said.

“With the status, the administration, police, Indonesian Military (TNI) and
other elements can carry out stricter efforts to prevent COVID-19. This is
important to give stronger protection to Bali residents,” Dewa, who is also
the chairman of Bali’s COVID-19 task force said on Monday.

The administration had previously issued an advisory level of Siaga (watch)
for the province from March 16 to 30 in its effort to stem the spread of
the respiratory illness that has dealt a blow to tourism on the island.

Dewa further said the task force had recorded cases of local transmission,
the first on Bali after only having reported imported cases.

“There have been three cases of local transmission. This means the virus
has been transmitted between people on the island,” he said.

Among the three cases, one is a nurse who handled a patient infected with
the viral disease, highlighting the high risk of transmission faced by
medical workers amid a shortage of protective gear across the country.

   - 
   
   
   
   


*If you want to help in the fight against COVID-19, we have compiled an
up-to-date list of community initiatives designed to aid medical workers
and low-income people in this article. Link: [UPDATED] Anti-COVID-19
initiatives: Helping Indonesia fight the outbreak
*


[GELORA45] Tuai Kritik

2020-03-31 Terurut Topik Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
Click situs :
https://foto.tempo.co/read/79394/tuai-kritik-begini-suasana-rapat-paripurna-di-tengah-corona



Tuai Kritik, Begini Suasana Rapat Paripurna di Tengah Corona

oleh:
Nufus Nita Hidayati
Senin, 30 Maret 2020 21:00 WIB


[GELORA45] Covid-19: Komunikasi Istana 'gaduh' picu gejolak sosial

2020-03-31 Terurut Topik Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
https://www.alinea.id/nasional/covid-19-komunikasi-istana-gaduh-picu-gejolak-sosial-b1ZJY9sSq




Covid-19: Komunikasi Istana 'gaduh' picu gejolak sosialPresiden Jokowi pun
diminta bersikap lebih tegas kepada anak buahnya yang inkompeten itu.
[image: Fatah Hidayat Sidiq]
Fatah Hidayat Sidiq Selasa,
31 Mar 2020 13:22 WIB

   -
   -
   -
   -
   -
   -

[image: Covid-19: Komunikasi Istana 'gaduh' picu gejolak sosial]
Informasi mutakhir perkembangan Covid-19 di Indonesia bisa dilihat di sini


Banyak pejabat di Istana dan inkompeten dalam penanganan pandemi
coronavirus baru (Covid-19) berkomentar. Padahal, Presiden Joko Widodo
(Jokowi) telah membentuk gugus tugas dan menunjuk juru bicara untuk
menanganinya.

Orang-orang di Istana yang "turut merecoki" penanganan Covid-19 itu,
seperti Juru bicara Presiden, Fadjroel Rachman serta dua Tenaga Ahli Utama
Kantor Staf Presiden (KSP), Donny Gahral Adian dan Ali Mochtar Ngabalin.
Imbasnya, kinerja pemerintah tampak berantakan.

"Sangat berbahaya. Karena masyarakat tak mendapatkan informasi yang tepat
dan benar dari Istana. Pejabatnya komentar masing-masing," kata pengamat
politik Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Jakarta, Ujang Komarudin, saat
dihubungi Alinea.id, Selasa (31/3).

Jokowi diketahui telah menunjuk Kepala Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB), Letjen TNI Doni Monardo, sebagai Ketua Gugus Tugas
Percepatan Penanganan Covid-19. Sedangkan Sekretaris Ditjen Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes, Achmad Yurianto, sebagai juru bicara
pemerintah.
BACA JUGA

   - Kapolri sebut status darurat sipil sejalan dengan maklumatnya
   

   - Mabes Polri akui 7 siswa Setukpa Lemdiklat positif Covid-19
   

   - Cegah penularan Covid-19, pemerintah harus setop operasional bus AKAP
   


Motif pejabat inkompeten ini muncul, Ujang menduga, untuk "mencuri
panggung" alih-alih "penyambung lidah" presiden dengan rakyat. "Tapi yang
terjadi, memperburuk citra Istana," ucapnya.

Apabila komunikasi publik Istana tetap serampangan, Direktur Eksekutif
Indonesia Political Review (IPR) itu mengingatkan, bakal memupus
kepercayaan publik terhadap pemerintah. Juga hal-hal lebih buruk ke
depannya.

"Bisa saja akan terjadi gejolak sosial. Karena informasi yang keluar dari
pemerintah tidak bisa dipahami oleh masyarakat," tuturnya.

Kendati demikian, Ujang menilai, Jokowi sudah menertibkan anak buahnya.
Sayangnya, membandel dan tetap "berkoar". Karenanya, presiden diminta lebih
tegas. "Langsung pecat," kata dia.
Sponsored


[GELORA45] jokowi bicara

2020-03-31 Terurut Topik Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
https://www.youtube.com/watch?v=vXUGkYaGdfY


Re: [GELORA45] Puncak Penyebaran Virus Corona di Indonesia Diprediksi Terjadi saat Lebaran

2020-03-31 Terurut Topik kh djie dji...@gmail.com [GELORA45]
Ya, kalau waktu lebaran, pintu dibuka lebar lebar untuk masuknya
coronavirus..

Op di 31 mrt. 2020 om 08:46 schreef Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com
[GELORA45] :

>
>
>
>
>
> https://www.suara.com/news/2020/03/31/103646/puncak-penyebaran-virus-corona-di-indonesia-diprediksi-terjadi-saat-lebaran?utm_source=izooto_medium=notification_campaign=terpopuler
>
>
>
> Puncak Penyebaran Virus Corona di Indonesia Diprediksi Terjadi saat Lebaran
> Dany Garjito | Chyntia Sami Bhayangkara
> Selasa, 31 Maret 2020 | 10:36 WIB
> [image: Puncak Penyebaran Virus Corona di Indonesia Diprediksi Terjadi
> saat Lebaran]
> [Gerry Fletcher/BBC]
> Puncak penyebaran virus corona diprediksi akan terjadi pada Mei hingga
> Juni 2020
>
> Suara.com - Peneliti Joko Hariyono memprediksi puncak penyebaran virus
> corona  baru Covid-19 di
> Indonesia akan terjadi pada Mei hingga Juni 2020. Waktu puncak tersebut
> bertepatan dengan bulan ramadhan dan lebaran.
>
> ASN di Pemda Daerah Istimewa Yogyakarta itu menggunakan metode prediksi
>  berbasis konteks dalam menentukan
> periode puncak penyebaran corona.. Hasil penelitian yang digunakan
> berdasarkan data harian corona di Indonesia per 21 Maret 2020.
>
> "Dari perolehan data tersebut dihasilkan prediksi periode puncak terjadi
> antara 70 sampai 100 hari dari kasus pertama ditemukan," kata Joko dalam
> laporan hasil penelitiannya, Selasa (31/3/2020).
>
> Berbeda dengan hasil prediksi dalam penelitian sebelumnya, penelitian kali
> ini mempertimbangkan beberapa konteks sebagai variabel deviasi untuk
> menentukan rentang waktu dari awal wabah Covid 19 terjadi di tanah air,
> hingga Indonesia dinyatakan sembuh dari wabah tersebut.
>
> Konteks yang menjadi pertimbangan antara lain Inisiatif pemerintah dalam
> membangun kebijakan yang terintegrasi dengan seluruh daerah di tanah air
> sebagai Informasi Makro, kesiapan penyelesaian secara massif dan penegakan
> disiplin tindakan preventif untuk menekan angka pertambahan harian, sebagai
> Informasi pembatasan (restriction); serta internalisasi prosedur preventif
> oleh masing-masing individu, sebagai informasi individu.
>
> Diperkirakan masa akhir penyebaran virus corona
> , jumlah kasus orang
> terinfeksi corona tidak kurang dari 10 ribu kasus.
>
> "Faktor lemahnya penerapan ketegasan Pemerintah ini yang ditengarai
> peningkatkan angka
> penambahan harian yang tinggi," ungkapnya.
>
> Periode krisis diperkirakan terjadi pada rentang 40 hingga 70 hari. Dalam
> periode tersebut, angka penambahan pasien mengalami peningkatan yang cukup
> drastis.
>
> Sementara itu, waktu penyembuhan diprediksi akan berlangsung lebih lama,
> yakni 120 hingga 150 hari dari kasus pertama ditemukan atau sekitar bulan
> Juni hingga Juli 2020.
>
> 
>


[GELORA45] Puncak Penyebaran Virus Corona di Indonesia Diprediksi Terjadi saat Lebaran

2020-03-31 Terurut Topik Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
https://www.suara.com/news/2020/03/31/103646/puncak-penyebaran-virus-corona-di-indonesia-diprediksi-terjadi-saat-lebaran?utm_source=izooto_medium=notification_campaign=terpopuler



Puncak Penyebaran Virus Corona di Indonesia Diprediksi Terjadi saat Lebaran
Dany Garjito | Chyntia Sami Bhayangkara
Selasa, 31 Maret 2020 | 10:36 WIB
[image: Puncak Penyebaran Virus Corona di Indonesia Diprediksi Terjadi saat
Lebaran]
[Gerry Fletcher/BBC]
Puncak penyebaran virus corona diprediksi akan terjadi pada Mei hingga Juni
2020

Suara.com - Peneliti Joko Hariyono memprediksi puncak penyebaran virus
corona  baru Covid-19 di Indonesia
akan terjadi pada Mei hingga Juni 2020. Waktu puncak tersebut bertepatan
dengan bulan ramadhan dan lebaran.

ASN di Pemda Daerah Istimewa Yogyakarta itu menggunakan metode prediksi
 berbasis konteks dalam menentukan
periode puncak penyebaran corona. Hasil penelitian yang digunakan
berdasarkan data harian corona di Indonesia per 21 Maret 2020.

"Dari perolehan data tersebut dihasilkan prediksi periode puncak terjadi
antara 70 sampai 100 hari dari kasus pertama ditemukan," kata Joko dalam
laporan hasil penelitiannya, Selasa (31/3/2020).

Berbeda dengan hasil prediksi dalam penelitian sebelumnya, penelitian kali
ini mempertimbangkan beberapa konteks sebagai variabel deviasi untuk
menentukan rentang waktu dari awal wabah Covid 19 terjadi di tanah air,
hingga Indonesia dinyatakan sembuh dari wabah tersebut.

Konteks yang menjadi pertimbangan antara lain Inisiatif pemerintah dalam
membangun kebijakan yang terintegrasi dengan seluruh daerah di tanah air
sebagai Informasi Makro, kesiapan penyelesaian secara massif dan penegakan
disiplin tindakan preventif untuk menekan angka pertambahan harian, sebagai
Informasi pembatasan (restriction); serta internalisasi prosedur preventif
oleh masing-masing individu, sebagai informasi individu.

Diperkirakan masa akhir penyebaran virus corona
, jumlah kasus orang
terinfeksi corona tidak kurang dari 10 ribu kasus.

"Faktor lemahnya penerapan ketegasan Pemerintah ini yang ditengarai
peningkatkan angka
penambahan harian yang tinggi," ungkapnya.

Periode krisis diperkirakan terjadi pada rentang 40 hingga 70 hari. Dalam
periode tersebut, angka penambahan pasien mengalami peningkatan yang cukup
drastis.

Sementara itu, waktu penyembuhan diprediksi akan berlangsung lebih lama,
yakni 120 hingga 150 hari dari kasus pertama ditemukan atau sekitar bulan
Juni hingga Juli 2020.


[GELORA45] Jokowi Rencanakan Darurat Sipil, Warganet: Mangkir dari Kewajiban

2020-03-31 Terurut Topik Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
*Rencana bencana?*

https://www.suara.com/news/2020/03/31/085745/jokowi-rencanakan-darurat-sipil-warganet-mangkir-dari-kewajiban?utm_source=izooto_medium=notification_campaign=terpopuler



Jokowi Rencanakan Darurat Sipil, Warganet: Mangkir dari Kewajiban
Dany Garjito | Ruhaeni Intan
Selasa, 31 Maret 2020 | 08:57 WIB
[image: Jokowi Rencanakan Darurat Sipil, Warganet: Mangkir dari Kewajiban]
Presiden Jokowi ketika menggelar Ratas Laporan Gugus Tugas Covid-19, 30
Maret 2020. (YouTube/Sekretariat Presiden)
Rencana pemberlakukan status darurat sipil yang dilakukan Presiden Jokowi
menuai polemik dari banyak pihak.

Suara.com - Rencana kebijakan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo
menetapkan status darurat sipil  untuk
mengatasi wabah corona menuai polemik. Warganet menyebutnya sebagai upaya
untuk mangkir dari kewajiban.

"Ajaib benar negaramu buat mangkir dari kewajiban bro," tulis pengguna
Twitter @libertees_id.
[image: Cuitan warganet yang menolak rencana kebijakan darurat sipil
(Twitter).]Cuitan warganet yang menolak rencana kebijakan darurat sipil
(Twitter).

Rencana tersebut menuai protes dari berbagai kalangan karena dinilai tidak
tepat untuk mengatasi pandemi corona yang semakin hari semakin menelan
banyak korban. Selain itu, status darurat sipil membuat negara tidak
berkewajiban menanggung biaya hidup masyarakat yang terdampak.

"Keadaan bencana wabah tapi wacana yang dimunculkan darurat sipil bukan
karantina wilayah, karena karantina wilayah berarti negara harus menjamin
kebutuhan hidup warganya, sedangkan darurat sipil negara bebas merepresi,"
kata warganet @libertees_id.

Sebelumnya, pada hari Senin (30/3/2020), Presiden Jokowi
 mengumumkan akan melakukan Pembatasan
Sosial Berskala Besar (PSBB) dengan lebih ketat didampingi status darurat
sipil apabila diperlukan.

"Saya minta kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar physical distancing
dilakukan dengan lebih tegas lebih disiplin dan lebih efektif lagi. Tadi
sudah saya sampaikan, perlu didampingi adanya kebijakan darurat sipil,"
katanya di Istana negara dalam rapat terbatas laporan Gugus Tugas Covid-19.

Juru bicara presiden, Fadjroel Rachman kemudian menuliskan penjelasan dari
pernyataan Jokowi mengenai kebijakan darurat sipil tersebut.

"Presiden Jokowi  menetapkan
tahapan baru melawan covid-19 yaitu Pembatasan Sosial Berskala Besar dengan
kekarantinaan kesehatan. Hanya jika keadaan sangat memburuk dapat menuju
Darurat Sipil," kata Fadjroel dalam keterangan tertulis, Senin (30/3/2020).

Gelombang penolakan terkait rencana ini membuat tagar #TolakDaruratSipil
trending di Twitter. Baik warganet biasa hingga para pejabat pengguna
Twitter menolak dengan keras rencana tersebut, salah satunya Muhammad Said
Didu. Mantan Sekretaris Kementerian BUMN itu terang-terangan menolak
kebijakan darurat sipil.

"Corona mengejar nyawa rakyatmu. Pemimpin negara yang normal membantu
rakyatnya. Tapi Anda malah mengejar rakyatmu dengan cambuk darurat sipil.
Ya Allah lindungi kami dari kedholiman ini #tolakDaruratSipil," tulisnya
via Twitter @msaid_didu.

BACA JUGA



[GELORA45] Bob Hassan tutup usia

2020-03-31 Terurut Topik Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
https://www.suara.com/sport/2020/03/31/121539/innalillahi-ketum-pb-pasi-dan-mantan-menperindag-bob-hasan-tutup-usia?utm_source=izooto_medium=notification_campaign=terpopuler



nnalillahi, Ketum PB PASI dan Mantan Menperindag Bob Hasan Tutup Usia
Rizki Nurmansyah
Selasa, 31 Maret 2020 | 12:15 WIB
[image: Innalillahi, Ketum PB PASI dan Mantan Menperindag Bob Hasan Tutup
Usia]
Ketua Umum PB PASI Bob Hasan di Stadion Madya, Kompleks GBK, Jakarta, Kamis
(29/3/2018) [Suara.com/Arief Apriadi]
Almarhum Bob Hasan tutup usia pada, Selasa (31/3/2020) pukul 11.00 WIB, di
RSPAD.

Suara.com - Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia
(PB PASI ) dan mantan Menteri Perindustrian
dan Perdagangan Bob Hasan  meninggal
dunia.

Almarhum Bob Hasan tutup usia pada, Selasa (31/3/2020) pukul 11.00 WIB, di
Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta Pusat.

Kabar meninggalnya mantan Menperindag di era Presiden RI ke-2 Soeharto
dikonfirmasi Sesmenpora Gatot S. Dewa Broto.

Namun Gatot belum menjelaskan ihwal penyakit yang diderita Bob Hasan yang
meninggal pada usia 89 tahun.

"Baru saja saya telepon Pak Tigor (Tanjung, Sekjen PB PASI)," kata Gatot
kepada wartawan, Selasa (31/3/2020).

"Menurut rencana akan dimakamkan di Ungaran, Jawa Tengah. Tak ada kaitannya
dengan Corona ," jelasnya.

Almarhum Bob Hasan yang lahir di Semarang, Jawa Tengah, tahun 1931, sejak
kecil diasuh sebagai anak oleh Jenderal Gatot Soebroto.


[GELORA45] Fwd: Dengan Solidaritas dan Kerja Sama Kuasai “Jendela Kesempatan” ke-2 ; Kemlu Tiongkok: Jangan Politisasi Masalah Kualitas Bahan Penanggulangan Wabah Yang Disumbangkan Tiongkok

2020-03-31 Terurut Topik ChanCT sa...@netvigator.com [GELORA45]




 Forwarded Message 
Subject: 	Dengan Solidaritas dan Kerja Sama Kuasai “Jendela Kesempatan” 
ke-2 ; Kemlu Tiongkok: Jangan Politisasi Masalah Kualitas Bahan 
Penanggulangan Wabah Yang Disumbangkan Tiongkok

Date:   Tue, 31 Mar 2020 11:44:30 +0800
From:   ChanCT 
To: GELORA_In 



 Dengan Solidaritas dan Kerja Sama Kuasai “Jendela Kesempatan” ke-2

2020-03-31 11:37:10 
http://indonesian.cri.cn/20200331/1053d13c-4a70-8dab-243d-2b5ce2a93329.html


Wabah Covid-19 tengah merebak di seluruh dunia. Wabah begitu gawat dan 
negara manapun sulit mengontrolnya sendiri. Masyarakat internasional 
lebih membutuhkan solidaritas dan kerja sama daripada waktu kapannya.


Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus baru-baru ini dengan 
penyesalan mengatakan, selama dua bulan ini, banyak negara dalam waktu 
begitu lama belum mengadakan persiapan dan mengambil tindakan yang 
relevan sehingga telah menyia-nyiakan jendela kesempatan pertama untuk 
mengekarang wabah Covid-19. Ia menghimbau agar berbagai negara mengambil 
tindakan yang lebih proaktif dan tidak menyia-nyiakan jendela kesempatan 
ke-2.


Kesepahaman yang dicapai KTT Luar Biasa G20 mengenai penanganan Wabah 
Covid-19 baru-baru ini tak pelak akan membantu masyarakat internasional 
menguasai jendela kesempatan kedua untuk menanggulangi wabah.


Di depan KTT tersebut, pemimpin Tiongkok menyerukan peningkatan kerja 
sama internasional secara menyeluruh dengan mengemukakan 4 butir 
inisiatif yaitu dengan tegas melancarkan perang seluruh dunia untuk 
mengatasi wabah Covid-19, dengan efektif melakukan pengontrolan bersama 
internasional, aktif mendukung organisasi internasional memainkan 
peranannya dan meningkatkan penyelarasan kebijakan ekonomi makro 
internasional sehingga telah menginjeksikan keyakinan dan tenaga 
penggerak yang perkasa kepada kerja sama penanggulangan wabah seluruh 
dunia ke depan.


Pernyataan yang dikemukakan KTT menarik sepenuhnya inisiatif Tiongkok. 
Setiap langkah yang ditetpkan dalam pernyataan KTT sangat akurat dan 
dapat dioperasionalkan, dan menguntungkan dikumpulkannya kekuatan kerja 
sama seluruh dunia untuk mengatasi wabah.


Kini, telah ditetapkan arah kerja sama global untuk mengatasi wabah. 
Yang penting ialah berbagai pihak hendaknya melaksanakan hasil KTT dan 
secara tuntas membuang sejumlah perbuatan yang merintangi penanggulangan 
wabah internasional.


Sebagai dua ekonomi terbesar di dunia, kerja sama Tiongkok dan AS dalam 
penanggulangan wabah tak saja menguntungkan pengontrolan sedini mungkin 
momentum menjalarnya wabah di AS dan juga menguntungkan keamanan 
kesehatan publik global.


 Kerja sama internasional yang disponsori dalam pernyataan KTT LB G20 
itu justru selalu dipromosi dan dipraktekkan pihak Tiongkok. Terhitung 
sampai tanggal 26 Maret, Tiongkok telah memberikan bantuan empat 
gelombang kepada 89 negara dan empat organisasi internasional.


Tiongkok kini berada pada tahap kritis untuk mencegah masuknya wabah 
dari luar negeri dan munculnya kembali wabah di dalam negeri. Pemerintah 
Tiongkok bersamaan mengadakan pengontrolan sepenuhnya di dalam negeri 
akan terus ikut serta dalam kerja sama internasional dan berupaya 
bersama mengatasi wabah.



 Kemlu Tiongkok: Jangan Politisasi Masalah Kualitas Bahan
 Penanggulangan Wabah Yang Disumbangkan Tiongkok

2020-03-31 11:35:32 
http://indonesian.cri.cn/20200331/2def93aa-4b29-d32d-822b-a748a5354e0b.html


Berkenaan dengan pelaporn sejumlah negara mengenai kualitas bahan 
penanggulangan wabah dari Tiongkok baru-baru ini, Jurubicara Kementerian 
Luar Negeri Tiongkok Hua Chunying hari Senin kemarin (30/3) dalam jumpa 
pers di Beijing menyatakan, masalah-masalah terkait hendaknya 
diselesaikan dengan bertolak dari sikap dan semangat yang realistis dan 
tidak boleh dipolitisasi.


Hua Chunying menyatakan hal tersebut ketika ditanya wartawan mengenai 
pernyataan Slovakia, Filipina, Belanda dan negara-negara lain bahwa 
bahan medis yang dibelanja dari pasar Tiongkok ada masalah kualitas.


Ia mengatakan, pejabat pemerintah Slovakia beberapa hari yang lalu 
meragukan keandalan kit reagen deteksi cepat yang dibeli dari Tiongkok, 
Kedutaan Besar Tiongkok untuk Slovakia dengan cegera mengadakan 
penyelidikan terhadap perusahaan terkait Tiongkok dan hasil tahap 
pertamanya ialah tenaga media terkait dengan keliru menggunakan cara 
deteksi Reagan asam nukleak dalam Reagan kit yang baru dibeli sehingga 
mengakibatkan ketidak-pastian hasil deteksi. Kedubes Tiongkok telah 
memberikan penjelasan mengenai hal tersebut. Selain itu, Kementerian 
Kesehatan Filipina baru-baru ini juga telah mengadakan penjelasan bahwa 
hasil Reagan kit sumbangan pemerintah Tiongkok sama dengan hasil Reagan 
deteksi yang disediakan WHO dan pihaknya menyatakan minta maaf atas 
kesalah-pahaman dalam opininya sebelumnya. Pejabat terkait Belanda 
baru-baru ini menyatakan bahwa masker impor dari Tiongkok tidak sesuai 
dengan standar keamanan dan Kedubes Tiongkok dengan segera mengadakan