Re: [GELORA45] Jokowi Teken Perpres Permudah Tenaga Kerja Asing

2018-04-13 Terurut Topik Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45]
Nah, sekarang diajukan kasus Tiongkok!!! Ngatain orang lain dalam tempurung, 
padahal dirinya sendiri yang selalu memperlihatkan ceteknya pengetahuan 
umumnya. Bayangin Tkk yang sudah melalui sebuah revolusi dan pembangunan 
sosialis di masa Mao dan sudah membangun dasar-dasar industri untuk tinggal 
landas, mau dibandingkan dengan negeri-negeri Dunia Ketiga Dasar remo, dan 
pemuja modal!! Ingat nggak pernah si Chan menulis di mana tercermin pikirannya 
bahwa modal harus dibela, tidak boleh dihujat. Katanya menjunjung Lenin dan 
Mao, tapi hakekat penghisapan yang disebabkan oleh modal pun sudah dia 
pungkiri... yah, apa yang bisa diharapkan dari seseroang yang sudah 
meninggalkan "jacket merahnya", bukan? Dan idolanya itu termasuk bosnya 
Lippo!!! Berapa kali dia mempostingkan berita tentang "keunggulan karakter" 
sang bos conglomerat Lippo!!!  

On Friday, April 13, 2018 5:30 PM, "ajeg ajegil...@yahoo.com [GELORA45]" 
 wrote:
 

  Ada, Chan sudah mengeluarkan pendapatnya walau dengan 
melepas jasmerah dan bersikap dari kondisi kontemporer.
Saya hargai pilihan Chan untuk berdiri di sana dan berpendapat 
dari sisi itu. Sayangnya, contoh 3 negara yang disebut berhasil 
menggunakan modal asing (kesempatan) tidak satu pun yang 
kondisi negeri (SDA) dan situasi masyarakatnya (SDM) mirip 
Indonesia. Latar sejarah, budaya, dan gejolak politiknya juga beda. 
Keresahan seperti yang ditimbulkan langkah-langkah Jokowi ini 
(mengabaikan hak warga atas pekerjaan) juga belum tentu muncul 
di 3 negara itu. 

Mengenai Ekuador (untuk contoh negara yang Anda sebut), 
setahu saya masih mengakui jerih payah buruh migrannya sebagai 
pendapatan resmi negara. Artinya, masih menghargai keringat 
warga yang kehilangan kesempatan bekerja di negara sendiri.

Untuk Zimbabwe, hehe.. sepertinya kita sedang bekerja keras 
menyusulnya dengan memperbanyak utang lalu berharap, mak jebret... 
... cancels debts...

--- jetaimemucho1@... wrote:


     Sampai sekarang belum/tidak ada yang menjelaskan hubungan antara investasi 
dan perbaikan dalam ekonomi nasional. Yang jelas banyak pernyataan resmi 
pejabat baik Tiongkok kapitalis maupun Indonesia, hanyalah penipuan belaka. 
Kenyataan di lapangan bertentangan dengan yang dikoar-koarkan. Dari dulu sampai 
sekarang, investasi yang datang dari negara-negara kapitalis-imperialis, sudah 
tentu Tiongkok termasuk dalam kategori ini, walaupun orang-orang remo tidak mau 
menerima tanpa argumentasi yang membantah Tkk sebagai negara imperialis, tidak 
pernah menguntungkan rakyat  negeri yang menjadi sasaran investasi itu. Mana 
ada negeri Dunia Ketiga yang sudah puluhan tahun bergantung pada investasi 
modal asing, mencapai kemakmuran, dan berkembang ekonomi nasionalnya. bukannya 
berkembang, tapi malah semakin  terpuruk. Bayangkan, Ecuador sampai sekarang 
harus terus menggunakan dolas AS sebagai mata uang resminya, Zimbawe, saya 
dengar, sudah pakai mata uang Yen (masih harus saya verifikasi). Apa itu 
artinya??? Bla...bla...bla sama- sama beruntung 
On Thursday, April 12, 2018 4:34 PM, ajeg wrote:
 
 Semoga ada yang bisa menjelaskan hubungan antara 
investasi asing dan perbaikan ekonomi nasional. 
Kalau tidak ada, berarti rancangan untuk menjadikan 
Indonesia kekuatan ekonomi pada tahun 2050 (atau 2040?) 
memang tidak ada. Cuma omong kosong seperti hoax 
mobil Esemka.

Nah, dengan sikap kerja seperti itu lantas bagaimana 
caranya membantah Indonesia bubar 2030?
--- jetaimemucho1@ wrote:
Pernah dulu ketika berdebat dengan si Chan soal modal yang berasal dari 
Tiongkok, dia menganggap modal dari Tkk lebih baik dari pada modal dari AS, 
negeri-negeri Eropa atau negeri lain. Pokoknya dia bela dan senang melihat 
penanamam modal Tiongkok semakin meningkat. Saya bilang modal tidak 
berkebangsaan, dari manapun asalnya, tujuannya sama, yaitu mencari keuntungan 
semaksimal mungkin. Itu seperti pepatah Spanyol "de Guatemala masuk ke 
Guatepeor" ( kurang lebih artinya, keluar dari mulut singa atau harimau masuk 
ke mulut buaya). Lantas ada orang yang nimbrung, karena dia tidak percaya modal 
Tkk akan membuat keadaan Indonesia lebih buruk. Nah, sekarang kenyataan sudah 
kita semua lihat. Jutaan buruh Tkk masuk Indonesia, yang legal maupun yang 
gelap. Jadi kenyataan justru menunjukkan modal Tkk disertai dengan 
buruh-buruhnya ( saya tidak pernah baca berita modal AS atau negeri Eropa 
lainnya yang disertai dengan buruh-buruhnya!!). Ini saja sudah cukup untuk 
membantah kata-kata menlu Tkk yang selalu bilang bahwa penanaman modalnya 
selalu buat keuntungan bersama. Yang jelas , lapangan pekerjaan yang memang 
sudah terbatas, semakin terbatas lagi dengan masuknya buruh kasar Tkk. apakah 
itu baik untuk Indonesia. Buruh Indonesia diupah lebih rendah dan kondisi 
hidupnya lebih buruk dari pada buruh Tiongkok. Hal ini pernah dengan jelas 
dibuktikan dalam sebuah penelitian terhadap pertambangan nikel di Sulawesi yang 
dikelola modal Tkk, yang pernah saya postingkan.Dan juga jelas terlihat b

Re: [GELORA45] Jokowi Teken Perpres Permudah Tenaga Kerja Asing

2018-04-13 Terurut Topik 'Chan CT' sa...@netvigator.com [GELORA45]
Kaslau saja Korsel dikatakan sengaja digenjot AS untuk ditampilkan sebagai 
etalase kapitalisme, lalu keberhasilan Singapore untuk menghadapi Indonesia di 
ASEAN, dan Taiwan untuk menghadapi RRT, lalu keberhasilan RRT itu juga digenjot 
AS untuk melawan dirinyanya sendiri??? Yang tidak disangka-sangka AS, RRT 
justru telah menggeliat menjadi NAGA-KUNING yang mengancam dirinya sendiri! 
Hehehee, ... baguuus juga logika nenek dalam tempurung!

Tidak berani melihat bahwa MODAL/KAPITAL itu sesungguhnya NETRAL, sangat 
tergantung dan ditentukan siapa yang pegang dan gunakan! Kapital bisa menjadi 
baik juga bisa jadi jahat! Begitu juga dengan saat kita menerima modal-asing 
masuk kenegara kita, ... bisa jadi BAIK juga bisa jadi JAHAT! Itu sangat 
tergantung dari PEMERINTAH yang berkuasa saja. Bagaimana Pemerintah yang 
berkuasa itu bersikap dan menggunakan MODAL-ASING itu untuk kepentingan 
NASIONAL, meningkatkan kesejahteraan rakyatnya, atau lebih menduhulukan perut 
pejabat-pejabat korup itu saja! 

Yang perlu lebih diperhatikan, negara-negara tanpa SDA yang baik/makmur saja 
bisa tumbuh makmur, kenapa Indonesia yg SDA begitu makmur justru TETAP 
merupakan negara terbelakang dan miskin, ... menjadi itik mati dilumbung 
beras??? Jadi, jangan BERPIKIR dan mengharapkan belas-kasihan dari MODAL-ASING 
darimanapun yang diterima masuk, ... untuk bangun Indonesia lebih baik! Benahi 
dan tegakkan Pemerintah yang berkuasa itu benar-benar berperan dan berkemampuan 
untuk menggunakan MODAL-Asing itu menodorng maju ekonomi nasional dan 
meningkatkan kesejahteraan rakyat, ...! Yang menjadi masalah, di Indonesia 
kekuatan rakyat belum kuat, sedang kekuatan anti-rakyat masih jauh lebih kuat! 
Bagaimana merubah imbangan kekuatan, memperbesar dan memperkuat kekuatan 
RAKYAT. Perjuangan yang digencarkan utamanya bukan menentang MODAL-asing, tapi 
menuntut pemerintah bisa nekaksanakan dan menegakkan UUD45 lebih baik, bahwa 
SDA untuk kepentingan rakyat banyak! Itu saja, ...

SELAMA Pemerintah yang berkuasa masih kuasai banyak siluman-siluman, ... 
bagaimana bisa mengharapkan masuknya MODAL-asing itu mendorong maju ekonomi 
nasional dan meningkatkan kesejahteraan rakyat! Yang terjadi ya macam Indonesia 
jaman ORBA, 32 tahun Suharto berkuasa itu saja, sedikit “MAKMUR” dengan 
gelembung bola sabun indahnya gemerlapan warna-warni gedung pencakar langit, 
mobil-mewah, ...tapi begitu digempur krismon, meledaklah hilanglah bola-bola 
sabun yg gemerlapan itu! Karena MODAL-Asing tidak digunakan untuk membangun 
dasar ekonomi dengan baik, tapi digunakan untuk menguras habis-hab isan SDA 
yang ada dalam bumi Nusantara ini, dan, ... semua itu digunakan untuk 
menggendutkan perut Cendana dan kroni2nya saja! 

Salam,
ChanCT


From: Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45] 
Sent: Friday, April 13, 2018 11:48 PM
To: ajeg ; GELORA45@yahoogroups.com 
Cc: Yahoogroups 
Subject: Re: [GELORA45] Jokowi Teken Perpres Permudah Tenaga Kerja Asing

  

Ya jelas, sama sekali tidak bisa ditampilkan tiga negara itu sebagai contoh 
"keberhasilan" investasi asing. Apalagi kasus Korsel yang karena posisinya 
sebagai lawan pembangunan Korut, sengaja digenjot AS untuk ditampilkan sebagai 
etalase keberhasilan kapitalisme... Persis seperti Plan Marshal yang 
digelontorkan ke negeri-negeri Eropa Barat yang hancur sebagai akibat PDII 
untuk meredam perjuangan kelas dan menumpulkan tuntutan dan perjuangan rakyat 
untuk sosialisme.



On Friday, April 13, 2018 5:30 PM, ajeg  wrote:




Ada, Chan sudah mengeluarkan pendapatnya walau dengan 

melepas jasmerah dan bersikap dari kondisi kontemporer.


Saya hargai pilihan Chan untuk berdiri di sana dan berpendapat 

dari sisi itu. Sayangnya, contoh 3 negara yang disebut berhasil 

menggunakan modal asing (kesempatan) tidak satu pun yang 

kondisi negeri (SDA) dan situasi masyarakatnya (SDM) mirip 

Indonesia. Latar sejarah, budaya, dan gejolak politiknya juga beda. 

Keresahan seperti yang ditimbulkan langkah-langkah Jokowi ini 

(mengabaikan hak warga atas pekerjaan) juga belum tentu muncul 

di 3 negara itu. 



Mengenai Ekuador (untuk contoh negara yang Anda sebut), 

setahu saya masih mengakui jerih payah buruh migrannya sebagai 

pendapatan resmi negara. Artinya, masih menghargai keringat 

warga yang kehilangan kesempatan bekerja di negara sendiri.



Untuk Zimbabwe, hehe.. sepertinya kita sedang bekerja keras 

menyusulnya dengan memperbanyak utang lalu berharap, mak jebret... 

... cancels debts...


--- jetaimemucho1@... wrote:




  
Sampai sekarang belum/tidak ada yang menjelaskan hubungan antara investasi dan 
perbaikan dalam ekonomi nasional. Yang jelas banyak pernyataan resmi pejabat 
baik Tiongkok kapitalis maupun Indonesia, hanyalah penipuan belaka. Kenyataan 
di lapangan bertentangan dengan yang dikoar-koarkan. Dari dulu sampai sekarang, 
investasi yang datang dari negara-negara kapitalis-imperialis, sudah tentu 
Tiongkok termasuk dalam kategori ini, walaupun orang-orang remo tidak mau

Re: [GELORA45] Jokowi Teken Perpres Permudah Tenaga Kerja Asing

2018-04-13 Terurut Topik Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45]
Ya jelas, sama sekali tidak bisa ditampilkan tiga negara itu sebagai contoh 
"keberhasilan" investasi asing. Apalagi kasus Korsel yang karena posisinya 
sebagai lawan pembangunan Korut, sengaja digenjot AS untuk ditampilkan sebagai 
etalase keberhasilan kapitalisme... Persis seperti Plan Marshal yang 
digelontorkan ke negeri-negeri Eropa Barat yang hancur sebagai akibat PDII 
untuk meredam perjuangan kelas dan menumpulkan tuntutan dan perjuangan rakyat 
untuk sosialisme. 

On Friday, April 13, 2018 5:30 PM, ajeg  wrote:
 

  Ada, Chan sudah mengeluarkan pendapatnya walau dengan 
melepas jasmerah dan bersikap dari kondisi kontemporer.
Saya hargai pilihan Chan untuk berdiri di sana dan berpendapat 
dari sisi itu. Sayangnya, contoh 3 negara yang disebut berhasil 
menggunakan modal asing (kesempatan) tidak satu pun yang 
kondisi negeri (SDA) dan situasi masyarakatnya (SDM) mirip 
Indonesia. Latar sejarah, budaya, dan gejolak politiknya juga beda. 
Keresahan seperti yang ditimbulkan langkah-langkah Jokowi ini 
(mengabaikan hak warga atas pekerjaan) juga belum tentu muncul 
di 3 negara itu. 

Mengenai Ekuador (untuk contoh negara yang Anda sebut), 
setahu saya masih mengakui jerih payah buruh migrannya sebagai 
pendapatan resmi negara. Artinya, masih menghargai keringat 
warga yang kehilangan kesempatan bekerja di negara sendiri.

Untuk Zimbabwe, hehe.. sepertinya kita sedang bekerja keras 
menyusulnya dengan memperbanyak utang lalu berharap, mak jebret... 
... cancels debts...

--- jetaimemucho1@... wrote:


     Sampai sekarang belum/tidak ada yang menjelaskan hubungan antara investasi 
dan perbaikan dalam ekonomi nasional. Yang jelas banyak pernyataan resmi 
pejabat baik Tiongkok kapitalis maupun Indonesia, hanyalah penipuan belaka. 
Kenyataan di lapangan bertentangan dengan yang dikoar-koarkan. Dari dulu sampai 
sekarang, investasi yang datang dari negara-negara kapitalis-imperialis, sudah 
tentu Tiongkok termasuk dalam kategori ini, walaupun orang-orang remo tidak mau 
menerima tanpa argumentasi yang membantah Tkk sebagai negara imperialis, tidak 
pernah menguntungkan rakyat  negeri yang menjadi sasaran investasi itu. Mana 
ada negeri Dunia Ketiga yang sudah puluhan tahun bergantung pada investasi 
modal asing, mencapai kemakmuran, dan berkembang ekonomi nasionalnya. bukannya 
berkembang, tapi malah semakin  terpuruk. Bayangkan, Ecuador sampai sekarang 
harus terus menggunakan dolas AS sebagai mata uang resminya, Zimbawe, saya 
dengar, sudah pakai mata uang Yen (masih harus saya verifikasi). Apa itu 
artinya??? Bla...bla...bla sama- sama beruntung 
On Thursday, April 12, 2018 4:34 PM, ajeg wrote:
 
 Semoga ada yang bisa menjelaskan hubungan antara 
investasi asing dan perbaikan ekonomi nasional. 
Kalau tidak ada, berarti rancangan untuk menjadikan 
Indonesia kekuatan ekonomi pada tahun 2050 (atau 2040?) 
memang tidak ada. Cuma omong kosong seperti hoax 
mobil Esemka.

Nah, dengan sikap kerja seperti itu lantas bagaimana 
caranya membantah Indonesia bubar 2030?
--- jetaimemucho1@ wrote:
Pernah dulu ketika berdebat dengan si Chan soal modal yang berasal dari 
Tiongkok, dia menganggap modal dari Tkk lebih baik dari pada modal dari AS, 
negeri-negeri Eropa atau negeri lain. Pokoknya dia bela dan senang melihat 
penanamam modal Tiongkok semakin meningkat. Saya bilang modal tidak 
berkebangsaan, dari manapun asalnya, tujuannya sama, yaitu mencari keuntungan 
semaksimal mungkin. Itu seperti pepatah Spanyol "de Guatemala masuk ke 
Guatepeor" ( kurang lebih artinya, keluar dari mulut singa atau harimau masuk 
ke mulut buaya). Lantas ada orang yang nimbrung, karena dia tidak percaya modal 
Tkk akan membuat keadaan Indonesia lebih buruk. Nah, sekarang kenyataan sudah 
kita semua lihat. Jutaan buruh Tkk masuk Indonesia, yang legal maupun yang 
gelap. Jadi kenyataan justru menunjukkan modal Tkk disertai dengan 
buruh-buruhnya ( saya tidak pernah baca berita modal AS atau negeri Eropa 
lainnya yang disertai dengan buruh-buruhnya!!). Ini saja sudah cukup untuk 
membantah kata-kata menlu Tkk yang selalu bilang bahwa penanaman modalnya 
selalu buat keuntungan bersama. Yang jelas , lapangan pekerjaan yang memang 
sudah terbatas, semakin terbatas lagi dengan masuknya buruh kasar Tkk. apakah 
itu baik untuk Indonesia. Buruh Indonesia diupah lebih rendah dan kondisi 
hidupnya lebih buruk dari pada buruh Tiongkok. Hal ini pernah dengan jelas 
dibuktikan dalam sebuah penelitian terhadap pertambangan nikel di Sulawesi yang 
dikelola modal Tkk, yang pernah saya postingkan.Dan juga jelas terlihat bahwa 
buruh-buruh itu sama sekali BUKAN tenaga ahli, pekerjaannya sepenuhnya dapat 
dilakukan oleh buruh Indonesia. Jadi dimana keuntungan buruh Indonesia dalam 
hal penanaman modal Tkk yang disertai oleh buruhnya sendiri?
Sekarang Jokowi  mengeluarkan Perpres permudah TKA. Di situ tertera segala 
macam peraturan yang harus dipenuhi untuk bekerja di Indonesia. Tapi 
kenyataannya, buruh Tkk terus mengalir hanya dengan vi

AW: [temu_eropa] Re: [GELORA45] Jokowi Teken Perpres Permudah Tenaga Kerja Asing

2018-04-13 Terurut Topik Roeslan roesla...@googlemail.com [GELORA45]
Refleksi ; Betul bung Marco , menurut pengamatan saya, Rezim neoliberal 
Jokowi-JK telah melakukan pelanggaran Konstitusi Negara kita, ini jelas tak 
terbantahkan, karena  kebijaksanaan  pembangunan  ekonomi (kebijakan investasi, 
industrialisasi) tidak boleh bertentangan dan harus  mendukung serta 
bertanggung jawab  ketiga Pasal UUD 45 yaitu:  Pasal 33 yang berada di dalam 
Bab IV UUD 45 dengan judul Babnya Kesejahteraan Sosial. Yang diikuti oleh Pasal 
34 UUD 45 mengenai hak kaum fakir miskin dan anak-anak terlantar didalam Bab 
yang sama, maka lengkaplah dimensi kesejahteraan sosial Indonesia.  Melengkapi 
kedua Pasal tersebut adalah (ayat 2) UUD 45, yang bunyinya : “Tiap-tiap  
warganegara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan“

 

Semua pasal-pasal tersebut diatas telah kini telah di abaikan oleh rezim 
neolibral Jokowi-JK, dan diganti dengan Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2018 
tentang Penggunaan Tenaga Kerja Asing. 

 

Bagi Warga negaranya sendiri tidak di sediakan lapangan kerja, tapi dijual 
sebagai budak-budak belian moderen, kenegeri-negeri misalnya Malaysia, Saudi 
Arabia, Hongkong dan entah di manalagi, yang semuanya itu penuh dengan resiko, 
penyiksaan,pelecehan seksual sampai pembuhuhan dll. Kebijakan penjualan manusia 
sebagai budak-budak belian ini dengan maksud untuk mendapatkan devisa yaitu 
valuta asing yang bisa digunakan untuk transaksi pembayaran utang luar negeri 
yang diterima dan diakui luas oleh dunia internasional. Sebagai imbalan bagi 
para korban dari kebijakan yang melanggar konstitusi tersebut, mereka para 
korban diberi nama pahlawan devisa. Demikanlah pembodohan yang dilakukan oleh 
rezim neolibearl Jokowi-Jk terhadap rakyat Indonesia.

 

Kesimpulan akhir : 20 tahun ``reformasi`` telah menghasilkan suatu rezim yang 
secara bebas dapat keluar sak enaknya sendiri dari norma-norma ketentuan 
konstiutusi yaitu UUD 45 dan Pancasila 1 Juni 1945.

 

Roeslan.

 

 

 

 

Von: temu_er...@yahoogroups.com [mailto:temu_er...@yahoogroups.com]  
Gesendet: Freitag, 13. April 2018 15:58
An: 'arif.hars...@t-online.de' arif.hars...@t-online.de [temu_eropa]
Cc: GELORA45@yahoogroups.com; ajeg; Harry Singgih; Rachmat Hadi-Soetjipto; 
Daeng; Gol; Mitri; Lingkar Sitompul; in...@ozemail.com.au; Farida Ishaja; Oman 
Romana; Harsono Sutedjo; Billy Gunadi; da...@telia.com; Ronggo A.; Sie Tik Tan; 
Sahala Silalahi; Andreas Sungkono; Tjoa; Nunu Nugroho; Everistus Kayep
Betreff: Re: [temu_eropa] Re: [GELORA45] Jokowi Teken Perpres Permudah Tenaga 
Kerja Asing

 

  

INDONESIA dan POLITIK EKONOMINYA YANG SERBA terbalik dan CONTROVERSIAL 

 

1. Politik Ekonomi Orba  : Liberalisasi (Buas ) Ekonomi Indonesia - 

 Conceptor: Prof.Dr.Soemitro 
Djojohadikoesumo ( Bapak dari 

 

 

2018-04-12 16:32 GMT+02:00 Marco 45665 :

Permudah Tenaga Kerja Asing untuk bek

​e​

rja di Tanah Air ...dan PERSULIT TENAGA KERJA  SENDIRI / TKI/ untuk mendapat 
Lapangangan Pekerjaan di Tanah 

​A​

irnya sendiri

​ ​



​ > 

untuk lebih Baik 

​

​

​

​

​

dijadikan  MIGRAN murahaan di Luar Negri .

 

​MAKANYA JANG TERLALU ​BANYAK BERHUTANG dan MENGGANTUNGKAN pada HUTANG ( 
Kendatipun hampir Tidak negara didunia ini Yang TIDAK BERHUTANG - paling tidak  
sedikit Berhutang,..),  karena sudah pada PRINSIPNYA , bahwa SETIAP HUTANG 
ITU MENGIKAT.. Tidak Percaya ?? Jika demikian marilah kita ambil 
contoh praktis dari Kehidupan dari Kita se-hari2 sbb :

 

>> KALAU  kITA PINJAM UANG DARI TETANGGA  (walaupun tanpa Bunga) atau apalagi 
>> kalau Kita Pinjam Uang dan atau Ambil Hypotek dari Bank untuk beli Rumah, 
>> atau sbg Credit Investasi Usaha kita, maka yang jelas Kita terikat Banyak 
>> Persyaratan yang Mau Tak Mau HARUS Kita Penuhi  agar Kita mendapatkan 
>> Pinjaman Uang dan atau Hypotek dari Bank tanpa Masalah ( Persyaratan Mana 
>> diantaranya Data2 Pribadi yang Harus diisi menurut Persyaratan dan atau 
>> Peraturan  Bank tentang - termasuk Asset/Income atau Gajih/Penghasilan tetap 
>> per Bulan dan Hutang-Piutang yg kita punyai , Harta Kekayaan yang kita 
>> miliki sebagai Jaminan , Jabatan dan Pekerjaan Tetap, dll, dll . Kemudian 
>> Juga Kita diharuskan membayar Cicilan Hutang Per Bulan dalam jumblah 
>> tertentu dan selama Waktu tertentu yang ditentukan oleh Bank , Lalu Bunga 
>> Pinjaman dan atau Bunga Hypotek  yang ditentukan oleh Bank dan HARUS MUTLAK 
>> KITA BAYAR MENURUT PERSYARATAN YANG SUDAH DITENTUKAN dan yang sudah menjadi 
>> PERHITUNGAN BANK... dan yang KESEMUANYA HARUS kITA BAYAR PADA WAKTUNYA. 

Dan setiap Penungggakan Pembayaran , maka Bank akan mengenakan Denda sekian % 
tertentu /per bulan dari Jumblah atau Sisa Jumblah  Pinjaman  Uang yg sudah 
terbayar...( diluar % Bunga dari Pinjaman yang telah ditentukan dan sebelumnya 
- menurut Perjanjian yan

Re: [GELORA45] Jokowi Teken Perpres Permudah Tenaga Kerja Asing

2018-04-13 Terurut Topik ajeg ajegil...@yahoo.com [GELORA45]
 Ada, Chan sudah mengeluarkan pendapatnya walau dengan 
melepas jasmerah dan bersikap dari kondisi kontemporer.
Saya hargai pilihan Chan untuk berdiri di sana dan berpendapat 
dari sisi itu. Sayangnya, contoh 3 negara yang disebut berhasil 
menggunakan modal asing (kesempatan) tidak satu pun yang 
kondisi negeri (SDA) dan situasi masyarakatnya (SDM) mirip 
Indonesia. Latar sejarah, budaya, dan gejolak politiknya juga beda. 
Keresahan seperti yang ditimbulkan langkah-langkah Jokowi ini 
(mengabaikan hak warga atas pekerjaan) juga belum tentu muncul 
di 3 negara itu. 

Mengenai Ekuador (untuk contoh negara yang Anda sebut), 
setahu saya masih mengakui jerih payah buruh migrannya sebagai 
pendapatan resmi negara. Artinya, masih menghargai keringat 
warga yang kehilangan kesempatan bekerja di negara sendiri.

Untuk Zimbabwe, hehe.. sepertinya kita sedang bekerja keras 
menyusulnya dengan memperbanyak utang lalu berharap, mak jebret... 
... cancels debts...

--- jetaimemucho1@... wrote:


     Sampai sekarang belum/tidak ada yang menjelaskan hubungan antara investasi 
dan perbaikan dalam ekonomi nasional. Yang jelas banyak pernyataan resmi 
pejabat baik Tiongkok kapitalis maupun Indonesia, hanyalah penipuan belaka. 
Kenyataan di lapangan bertentangan dengan yang dikoar-koarkan. Dari dulu sampai 
sekarang, investasi yang datang dari negara-negara kapitalis-imperialis, sudah 
tentu Tiongkok termasuk dalam kategori ini, walaupun orang-orang remo tidak mau 
menerima tanpa argumentasi yang membantah Tkk sebagai negara imperialis, tidak 
pernah menguntungkan rakyat  negeri yang menjadi sasaran investasi itu. Mana 
ada negeri Dunia Ketiga yang sudah puluhan tahun bergantung pada investasi 
modal asing, mencapai kemakmuran, dan berkembang ekonomi nasionalnya. bukannya 
berkembang, tapi malah semakin  terpuruk. Bayangkan, Ecuador sampai sekarang 
harus terus menggunakan dolas AS sebagai mata uang resminya, Zimbawe, saya 
dengar, sudah pakai mata uang Yen (masih harus saya verifikasi). Apa itu 
artinya??? Bla...bla...bla sama- sama beruntung 
On Thursday, April 12, 2018 4:34 PM, ajeg wrote:
 
 Semoga ada yang bisa menjelaskan hubungan antara 
investasi asing dan perbaikan ekonomi nasional. 
Kalau tidak ada, berarti rancangan untuk menjadikan 
Indonesia kekuatan ekonomi pada tahun 2050 (atau 2040?) 
memang tidak ada. Cuma omong kosong seperti hoax 
mobil Esemka.

Nah, dengan sikap kerja seperti itu lantas bagaimana 
caranya membantah Indonesia bubar 2030?
--- jetaimemucho1@ wrote:
Pernah dulu ketika berdebat dengan si Chan soal modal yang berasal dari 
Tiongkok, dia menganggap modal dari Tkk lebih baik dari pada modal dari AS, 
negeri-negeri Eropa atau negeri lain. Pokoknya dia bela dan senang melihat 
penanamam modal Tiongkok semakin meningkat. Saya bilang modal tidak 
berkebangsaan, dari manapun asalnya, tujuannya sama, yaitu mencari keuntungan 
semaksimal mungkin. Itu seperti pepatah Spanyol "de Guatemala masuk ke 
Guatepeor" ( kurang lebih artinya, keluar dari mulut singa atau harimau masuk 
ke mulut buaya). Lantas ada orang yang nimbrung, karena dia tidak percaya modal 
Tkk akan membuat keadaan Indonesia lebih buruk. Nah, sekarang kenyataan sudah 
kita semua lihat. Jutaan buruh Tkk masuk Indonesia, yang legal maupun yang 
gelap. Jadi kenyataan justru menunjukkan modal Tkk disertai dengan 
buruh-buruhnya ( saya tidak pernah baca berita modal AS atau negeri Eropa 
lainnya yang disertai dengan buruh-buruhnya!!). Ini saja sudah cukup untuk 
membantah kata-kata menlu Tkk yang selalu bilang bahwa penanaman modalnya 
selalu buat keuntungan bersama. Yang jelas , lapangan pekerjaan yang memang 
sudah terbatas, semakin terbatas lagi dengan masuknya buruh kasar Tkk. apakah 
itu baik untuk Indonesia. Buruh Indonesia diupah lebih rendah dan kondisi 
hidupnya lebih buruk dari pada buruh Tiongkok. Hal ini pernah dengan jelas 
dibuktikan dalam sebuah penelitian terhadap pertambangan nikel di Sulawesi yang 
dikelola modal Tkk, yang pernah saya postingkan.Dan juga jelas terlihat bahwa 
buruh-buruh itu sama sekali BUKAN tenaga ahli, pekerjaannya sepenuhnya dapat 
dilakukan oleh buruh Indonesia. Jadi dimana keuntungan buruh Indonesia dalam 
hal penanaman modal Tkk yang disertai oleh buruhnya sendiri?
Sekarang Jokowi  mengeluarkan Perpres permudah TKA. Di situ tertera segala 
macam peraturan yang harus dipenuhi untuk bekerja di Indonesia. Tapi 
kenyataannya, buruh Tkk terus mengalir hanya dengan visa turis! Terbukti dari 
video yang saya postingkan kemarin. Kira-kira 30 orang Tkk yang masuk ke 
Sulawesi itu akan bekerja di pertambangan. Itukah para ahli Tkk yang dibutuhkan 
Indonesia??Bisakah pendukung Jokowi menjawab atau membuat komentar tentang 
terus mengalirnya buruh Tiongkok ini??? Di artikel diatas juga tertera dengan 
ditandatangani Perpres permudah TKA , diharapkan investasi meningkat dan 
ekonomi nasional tambah baik. Ada yang bisa menjelaskan bagaimana hubungan 
antara investasi dengan perbaikan nyata ekonomi n

Re: [GELORA45] Jokowi Teken Perpres Permudah Tenaga Kerja Asing

2018-04-13 Terurut Topik ajeg ajegil...@yahoo.com [GELORA45]
Setuju, kesempatan harus digunakan sebaiknya-baiknya. 

Baik, saya tanggapi pendapat Anda dimulai dengan lebih dulu menyentil jauh-jauh 
pendapat bahwa negara yang menolak menggunakan investasi asing adalah negara 
bodoh. Saya sentil bukan karena pendapat ini mirip pendapat Jokowi, tapi semata 
karena fakta bahwa sekarang ini tidak ada negara miskin yang berani menolak 
investasi asing karena terus diteror, dikatai bodoh, oleh kapitalis yang dengan 
garang menyabet-nyabetkan tiang bendera "globlalisasi neolib". Saya tahu Anda 
tidak mungkin menyebut Jokowi bodoh karena mengatakan pendapat sefiktif itu. 
Jadi, karena "negara bodoh" itu cuma fiktif ya tidak perlu dibahas. Cukup 
disentil atau dihembus supaya menjauh. Sekarang ini mana ada negara miskin yang 
sebodoh itu. Yang ada hanyalah negara yang menyalahgunakan kesempatannya. 
Nah, masuk di sini kita punya titik temu; kesempatan memang harus digunakan 
sebaiknya-baiknya oleh pemerintahan yang berkuasa berdasarkan sikap dan 
pendirian yang jelas arahnya, yang sesuai dengan tujuan negaranya.
Lalu, ke mana tujuan Indonesia? 

Seingat saya janjiannya doeloe tujuan Indonesia adalah masyarakat adil-makmur. 
Sejahtera. Ini sikap kita, sikap bangsa-bangsa di Kepulauan Nusantara sejak 
menyusun kekuatan untuk mengusir kolonialisme-imperialisme. Sikap yang 
dipertegas dengan menciptakan kesempatan untuk memproklamirkan kemerdekaan lalu 
mendirikan sebuah negara bersama. Dan, konsekuensi dari bernegara seperti ini 
(negara bersama) adalah membentuk pemerintahan untuk menjalankan sikap bersama 
tadi yaitu pemerintahan republik. Alias, pemerintahan yang tampuknya berasal 
dari publik. Dari Rakyat, oleh Rakyat dan untuk Rakyat. Tentu, republik yang 
menegakkan azas demokrasi, Sila Kerakyatan, dan bukan republik kolegial macam 
Republik Roma tempo doeloe. 
Masalahnya, Anda selalu betul setiap melihat tampuk pemerintahan sekarang yang 
pandai menggunakan kesempatan yang ada. Dan saya salah karena terus 
menginginkan pemimpin-pemimpin yang bisa menciptakan kesempatan(-kesempatan). 
Di sini kita berbeda. 
Anda betul, Jokowi pandai menggunakan kesempatan. Tapi ya sebatas kesempatan 
yang ada. Dia tidak menciptakan kesempatan. Dia pandai menggunakan kesempatan 
jadi gubernur ketika kesempatan itu ada. Juga ketika ada kesempatan jadi 
presiden. Ada kesempatan berutang pun tidak disia-siakan, langsung dia terkam 
sambil melupakan janji / sikap untuk tidak berutang. Giliran ada kesempatan 
mendapat investasi asing, dia buatlah peraturan yang mempermudah orang asing 
bekerja di Indonesia. 
Terus terang saya tidak perlu mengatakan Jokowi menggunakan 
kesempatan ini untuk menjual kedaulatan bangsa karena jejak langkah 
Jokowi tsb toh jelas mengarah kepada hilangnya kesempatan (baca: hak) 
warganegara atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi 
kemanusiaan (Pasal 27 UUD'45).

Nah, kalau kesempatan (baca: hak) warga atas pekerjaan dicampakkan sedemikian 
rupa, bagaimana warga bisa memperbaiki perekonomiannya sendiri -- yang kemudian 
berakumulasi menjadi perbaikan ekonomi bersama (nasional)? 
Singkatnya, pendapat atau anjuran untuk 'menggunakan kesempatan yang ada' lebih 
berlaku untuk para investor berikut pasukan tenaga kerjanya. Dengan kata lain, 
investasi asing lebih bermanfaat untuk perbaikan ekonomi TKA, investor, dan 
negara mereka. Negara kita, sedang dirintis untuk bubar melalui 
peraturan-peraturan & perundang-undangan yang bodoh. 
Heheh...

   --- sadar@... wrote:
Kalau boleh saya kemukakan pendapat saya, sekalipun awam soal ekonomi. Menurut 
saya investasi modal asing hanyalah KESEMPATAN yang bisa digunakan, yang LEBIH 
PENTING bagaimana SIKAP/PENDIRIAN Pemerintah yang berkuasa menggunakan 
kesempatan (saat menerima masuk modal-asing) yang ada itu! Bisa tidak 
menggunakan kesempatan itu sebaik-baiknya untuk meningkatkan ekonomi nasional! 
Bagi satu negara yang masih terbelakang dan MISKIN, adalah satu KEBODOHAN kalau 
menolak dan TIDAK BERANI menggunakan KESEMPATAN yang ada dan bahkan harus bisa 
menciptakan kondisi sebaik mungkin agar investasi modal-asing mungkin terjadi, 
...  Saya perhatikan, Singapore, Korea-Selatan  dan Taiwan, bahkan juga RRT 
sejak tahun 1980 itu BERHASIL dengan baik gunakan modal-asing yang masuk untuk 
mengembangkan dan mendorong maju ekonomi nasional! Tidak banyak contoh konkrit 
di Singapore, Korea-Selatan yang saya ikuti, ... tapi ada beberapa contoh 
modal-asing masuk di Tiongkok untuk mendorong maju ekonomi nasional! Kalau 
diperhatikan, bagaimana Shen Zhen, daerah khusus ekonomi yang dijadikan pilot 
awal jalankan politik “Reformasi dan Keterbukaan” Deng Xiao Ping itu, 
dinyatakan bisa berhasil justru adanya modal Huakiao yang berani menanamkan 
modalnya kembali di Tiongkok daratan. Tidak jelas angka konkritnya, tapi ada 
yang menyatakan diawal mula itu, 60% modal yang masuk adalah dari Huakiao dari 
HK, Macao, AS, Kanada dan Saudara Sekandung Taiwan, ...! Baru kemudian juga 
masuk dan RRT menerima pinjaman dari IMF/Bank Dunia, ...

Re: [GELORA45] Jokowi Teken Perpres Permudah Tenaga Kerja Asing

2018-04-13 Terurut Topik Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45]
Sampai sekarang belum/tidak ada yang menjelaskan hubungan antara investasi dan 
perbaikan dalam ekonomi nasional. Yang jelas banyak pernyataan resmi pejabat 
baik Tiongkok kapitalis maupun Indonesia, hanyalah penipuan belaka. Kenyataan 
di lapangan bertentangan dengan yang dikoar-koarkan. Dari dulu sampai sekarang, 
investasi yang datang dari negara-negara kapitalis-imperialis, sudah tentu 
Tiongkok termasuk dalam kategori ini, walaupun orang-orang remo tidak mau 
menerima tanpa argumentasi yang membantah Tkk sebagai negara imperialis, tidak 
pernah menguntungkan rakyat  negeri yang menjadi sasaran investasi itu. Mana 
ada negeri Dunia Ketiga yang sudah puluhan tahun bergantung pada investasi 
modal asing, mencapai kemakmuran, dan berkembang ekonomi nasionalnya. bukannya 
berkembang, tapi malah semakin  terpuruk. Bayangkan, Ecuador sampai sekarang 
harus terus menggunakan dolas AS sebagai mata uang resminya, Zimbawe, saya 
dengar, sudah pakai mata uang Yen (masih harus saya verifikasi). Apa itu 
artinya??? Bla...bla...bla sama- sama beruntung 

On Thursday, April 12, 2018 4:34 PM, ajeg  wrote:
 

 Semoga ada yang bisa menjelaskan hubungan antara 
investasi asing dan perbaikan ekonomi nasional. 
Kalau tidak ada, berarti rancangan untuk menjadikan 
Indonesia kekuatan ekonomi pada tahun 2050 (atau 2040?) 
memang tidak ada. Cuma omong kosong seperti hoax 
mobil Esemka.

Nah, dengan sikap kerja seperti itu lantas bagaimana 
caranya membantah Indonesia bubar 2030?
--- jetaimemucho1@... wrote:


 Pernah dulu ketika berdebat dengan si Chan soal modal yang berasal dari 
Tiongkok, dia menganggap modal dari Tkk lebih baik dari pada modal dari AS, 
negeri-negeri Eropa atau negeri lain. Pokoknya dia bela dan senang melihat 
penanamam modal Tiongkok semakin meningkat. Saya bilang modal tidak 
berkebangsaan, dari manapun asalnya, tujuannya sama, yaitu mencari keuntungan 
semaksimal mungkin. Itu seperti pepatah Spanyol "de Guatemala masuk ke 
Guatepeor" ( kurang lebih artinya, keluar dari mulut singa atau harimau masuk 
ke mulut buaya). Lantas ada orang yang nimbrung, karena dia tidak percaya modal 
Tkk akan membuat keadaan Indonesia lebih buruk. Nah, sekarang kenyataan sudah 
kita semua lihat. Jutaan buruh Tkk masuk Indonesia, yang legal maupun yang 
gelap. Jadi kenyataan justru menunjukkan modal Tkk disertai dengan 
buruh-buruhnya ( saya tidak pernah baca berita modal AS atau negeri Eropa 
lainnya yang disertai dengan buruh-buruhnya!!). Ini saja sudah cukup untuk 
membantah kata-kata menlu Tkk yang selalu bilang bahwa penanaman modalnya 
selalu buat keuntungan bersama. Yang jelas , lapangan pekerjaan yang memang 
sudah terbatas, semakin terbatas lagi dengan masuknya buruh kasar Tkk. apakah 
itu baik untuk Indonesia. Buruh Indonesia diupah lebih rendah dan kondisi 
hidupnya lebih buruk dari pada buruh Tiongkok. Hal ini pernah dengan jelas 
dibuktikan dalam sebuah penelitian terhadap pertambangan nikel di Sulawesi yang 
dikelola modal Tkk, yang pernah saya postingkan.Dan juga jelas terlihat bahwa 
buruh-buruh itu sama sekali BUKAN tenaga ahli, pekerjaannya sepenuhnya dapat 
dilakukan oleh buruh Indonesia. Jadi dimana keuntungan buruh Indonesia dalam 
hal penanaman modal Tkk yang disertai oleh buruhnya sendiri?
Sekarang Jokowi  mengeluarkan Perpres permudah TKA. Di situ tertera segala 
macam peraturan yang harus dipenuhi untuk bekerja di Indonesia. Tapi 
kenyataannya, buruh Tkk terus mengalir hanya dengan visa turis! Terbukti dari 
video yang saya postingkan kemarin. Kira-kira 30 orang Tkk yang masuk ke 
Sulawesi itu akan bekerja di pertambangan. Itukah para ahli Tkk yang dibutuhkan 
Indonesia??Bisakah pendukung Jokowi menjawab atau membuat komentar tentang 
terus mengalirnya buruh Tiongkok ini??? Di artikel diatas juga tertera dengan 
ditandatangani Perpres permudah TKA , diharapkan investasi meningkat dan 
ekonomi nasional tambah baik. Ada yang bisa menjelaskan bagaimana hubungan 
antara investasi dengan perbaikan nyata ekonomi nasional?

On Thursday, April 12, 2018 2:56 PM, ajeg wrote:
 
     Kelihatannya Jokowi ini senang melihat para pemudi 
dan ibu-ibu rumahtangga kita menjadi pembantu di negara 
orang.
-

JokowiTeken Perpres Permudah Tenaga Kerja Asing IHSANUDDINKompas.com 
-05/04/2018, 10:39 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden JokoWidodo menandatangani Peraturan Presiden 
Nomor 20 Tahun 2018 tentang PenggunaanTenaga Kerja Asing.  Perpres ini 
diharapkan bisa mempermudah tenaga kerjaasing (TKA) masuk ke Indonesia yang 
berujung pada peningkatan investasi danperbaikan ekonomi nasional.  Dalam 
perpres ini disebutkan, setiap pemberi kerja TKAyang menggunakan TKA harus 
memiliki rencana penggunaan tenaga kerja asing(RPTKA) yang disahkan menteri 
atau pejabat yang ditunjuk.  Namun, pemberi kerja TKA tidak wajib memiliki 
RPTKAuntuk mempekerjakan TKA yang merupakan:  a. pemegang saham yang menjabat 
anggota direksi atauanggota dewan komisaris pada pemberi kerja TKA b. pegawai 
diplomatik dan konsuler pada per

Re: [GELORA45] Jokowi Teken Perpres Permudah Tenaga Kerja Asing

2018-04-12 Terurut Topik 'Chan CT' sa...@netvigator.com [GELORA45]
Kalau boleh saya kemukakan pendapat saya, sekalipun awam soal ekonomi. Menurut 
saya investasi modal asing hanyalah KESEMPATAN yang bisa digunakan, yang LEBIH 
PENTING bagaimana SIKAP/PENDIRIAN Pemerintah yang berkuasa menggunakan 
kesempatan (saat menerima masuk modal-asing) yang ada itu! Bisa tidak 
menggunakan kesempatan itu sebaik-baiknya untuk meningkatkan ekonomi nasional! 
Bagi satu negara yang masih terbelakang dan MISKIN, adalah satu KEBODOHAN kalau 
menolak dan TIDAK BERANI menggunakan KESEMPATAN yang ada dan bahkan harus bisa 
menciptakan kondisi sebaik mungkin agar investasi modal-asing mungkin terjadi, 
... 

Saya perhatikan, Singapore, Korea-Selatan  dan Taiwan, bahkan juga RRT sejak 
tahun 1980 itu BERHASIL dengan baik gunakan modal-asing yang masuk untuk 
mengembangkan dan mendorong maju ekonomi nasional! Tidak banyak contoh konkrit 
di Singapore, Korea-Selatan yang saya ikuti, ... tapi ada beberapa contoh 
modal-asing masuk di Tiongkok untuk mendorong maju ekonomi nasional! Kalau 
diperhatikan, bagaimana Shen Zhen, daerah khusus ekonomi yang dijadikan pilot 
awal jalankan politik “Reformasi dan Keterbukaan” Deng Xiao Ping itu, 
dinyatakan bisa berhasil justru adanya modal Huakiao yang berani menanamkan 
modalnya kembali di Tiongkok daratan. Tidak jelas angka konkritnya, tapi ada 
yang menyatakan diawal mula itu, 60% modal yang masuk adalah dari Huakiao dari 
HK, Macao, AS, Kanada dan Saudara Sekandung Taiwan, ...! Baru kemudian juga 
masuk dan RRT menerima pinjaman dari IMF/Bank Dunia, ...! 

Bukankah kenyataan sampai sekarang negara-negara itu tetap tumbuh dan 
berkembang maju dan masih TETAP gunakan dan masih mengharapkan makin banyak 
modal-asing bisa investasi, ...! Begitulah kondisi dunia modern sekarang ini, 
memasuki globalisasi yang harus berani dihadapi. Dan tidak seharusnya mengurung 
diri rapat-rapat dalam tempurungnya sendiri saja!

Sedang masalah BURUH-Asing, berlakukan saja ketentuan PERBURUHAN yang baik bagi 
kepentingan BURUH lokal saja! Yang PENTING usaha jalan lancar, produksi tumbuh 
berkeembang dengan baik, sebaliknya kesejahteraan warga juga ikut tumbuh 
berkembang dengan lebih baik! Itulah TUGAS Pemerintah yang berkuasa membuat 
keseimbangan sebaik-baiknya! Harus bisa menjamin keuntungan bersama, kemajuan 
bersama dan MENANAG BERSAMA! TIDAK JOMPLANG secara ekstrim, hanya menekankan 
kepentingan buruh/pekerja setempat dan tidak menguntungkan modal-asing yang 
masuk. Atau sebaliknya! Jangan biarkan sampai terjadi buruh-asing membanjiri 
dan merebut mata-pencaharian warga setempat! TINDAK TEGAS saja buruh-asing 
liar/gelap yang terjadi tanpa ijin dan diluarbatas darimanapun dia! 

Salam,
ChanCT



From: ajeg ajegil...@yahoo.com [GELORA45] 
Sent: Thursday, April 12, 2018 10:34 PM
To: Tatiana Lukman ; GELORA45@yahoogroups.com 
Subject: Re: [GELORA45] Jokowi Teken Perpres Permudah Tenaga Kerja Asing

  

Semoga ada yang bisa menjelaskan hubungan antara 

investasi asing dan perbaikan ekonomi nasional. 

Kalau tidak ada, berarti rancangan untuk menjadikan 

Indonesia kekuatan ekonomi pada tahun 2050 (atau 2040?) 

memang tidak ada. Cuma omong kosong seperti hoax 

mobil Esemka.



Nah, dengan sikap kerja seperti itu lantas bagaimana 

caranya membantah Indonesia bubar 2030?


--- jetaimemucho1@... wrote:




Pernah dulu ketika berdebat dengan si Chan soal modal yang berasal dari 
Tiongkok, dia menganggap modal dari Tkk lebih baik dari pada modal dari AS, 
negeri-negeri Eropa atau negeri lain. Pokoknya dia bela dan senang melihat 
penanamam modal Tiongkok semakin meningkat. Saya bilang modal tidak 
berkebangsaan, dari manapun asalnya, tujuannya sama, yaitu mencari keuntungan 
semaksimal mungkin. Itu seperti pepatah Spanyol "de Guatemala masuk ke 
Guatepeor" ( kurang lebih artinya, keluar dari mulut singa atau harimau masuk 
ke mulut buaya). Lantas ada orang yang nimbrung, karena dia tidak percaya modal 
Tkk akan membuat keadaan Indonesia lebih buruk. Nah, sekarang kenyataan sudah 
kita semua lihat. Jutaan buruh Tkk masuk Indonesia, yang legal maupun yang 
gelap. Jadi kenyataan justru menunjukkan modal Tkk disertai dengan 
buruh-buruhnya ( saya tidak pernah baca berita modal AS atau negeri Eropa 
lainnya yang disertai dengan buruh-buruhnya!!). Ini saja sudah cukup untuk 
membantah kata-kata menlu Tkk yang selalu bilang bahwa penanaman modalnya 
selalu buat keuntungan bersama. Yang jelas , lapangan pekerjaan yang memang 
sudah terbatas, semakin terbatas lagi dengan masuknya buruh kasar Tkk. apakah 
itu baik untuk Indonesia. Buruh Indonesia diupah lebih rendah dan kondisi 
hidupnya lebih buruk dari pada buruh Tiongkok. Hal ini pernah dengan jelas 
dibuktikan dalam sebuah penelitian terhadap pertambangan nikel di Sulawesi yang 
dikelola modal Tkk, yang pernah saya postingkan.Dan juga jelas terlihat bahwa 
buruh-buruh itu sama sekali BUKAN tenaga ahli, pekerjaannya sepenuhnya dapat 
dilakukan oleh buruh Indonesia. Jadi dimana keuntungan buruh Indonesia dalam 
hal penan

Re: [GELORA45] Jokowi Teken Perpres Permudah Tenaga Kerja Asing

2018-04-12 Terurut Topik ajeg ajegil...@yahoo.com [GELORA45]
Semoga ada yang bisa menjelaskan hubungan antara 
investasi asing dan perbaikan ekonomi nasional. 
Kalau tidak ada, berarti rancangan untuk menjadikan 
Indonesia kekuatan ekonomi pada tahun 2050 (atau 2040?) 
memang tidak ada. Cuma omong kosong seperti hoax 
mobil Esemka.

Nah, dengan sikap kerja seperti itu lantas bagaimana 
caranya membantah Indonesia bubar 2030?
--- jetaimemucho1@... wrote:


 Pernah dulu ketika berdebat dengan si Chan soal modal yang berasal dari 
Tiongkok, dia menganggap modal dari Tkk lebih baik dari pada modal dari AS, 
negeri-negeri Eropa atau negeri lain. Pokoknya dia bela dan senang melihat 
penanamam modal Tiongkok semakin meningkat. Saya bilang modal tidak 
berkebangsaan, dari manapun asalnya, tujuannya sama, yaitu mencari keuntungan 
semaksimal mungkin. Itu seperti pepatah Spanyol "de Guatemala masuk ke 
Guatepeor" ( kurang lebih artinya, keluar dari mulut singa atau harimau masuk 
ke mulut buaya). Lantas ada orang yang nimbrung, karena dia tidak percaya modal 
Tkk akan membuat keadaan Indonesia lebih buruk. Nah, sekarang kenyataan sudah 
kita semua lihat. Jutaan buruh Tkk masuk Indonesia, yang legal maupun yang 
gelap. Jadi kenyataan justru menunjukkan modal Tkk disertai dengan 
buruh-buruhnya ( saya tidak pernah baca berita modal AS atau negeri Eropa 
lainnya yang disertai dengan buruh-buruhnya!!). Ini saja sudah cukup untuk 
membantah kata-kata menlu Tkk yang selalu bilang bahwa penanaman modalnya 
selalu buat keuntungan bersama. Yang jelas , lapangan pekerjaan yang memang 
sudah terbatas, semakin terbatas lagi dengan masuknya buruh kasar Tkk. apakah 
itu baik untuk Indonesia. Buruh Indonesia diupah lebih rendah dan kondisi 
hidupnya lebih buruk dari pada buruh Tiongkok. Hal ini pernah dengan jelas 
dibuktikan dalam sebuah penelitian terhadap pertambangan nikel di Sulawesi yang 
dikelola modal Tkk, yang pernah saya postingkan.Dan juga jelas terlihat bahwa 
buruh-buruh itu sama sekali BUKAN tenaga ahli, pekerjaannya sepenuhnya dapat 
dilakukan oleh buruh Indonesia. Jadi dimana keuntungan buruh Indonesia dalam 
hal penanaman modal Tkk yang disertai oleh buruhnya sendiri?
Sekarang Jokowi  mengeluarkan Perpres permudah TKA. Di situ tertera segala 
macam peraturan yang harus dipenuhi untuk bekerja di Indonesia. Tapi 
kenyataannya, buruh Tkk terus mengalir hanya dengan visa turis! Terbukti dari 
video yang saya postingkan kemarin. Kira-kira 30 orang Tkk yang masuk ke 
Sulawesi itu akan bekerja di pertambangan. Itukah para ahli Tkk yang dibutuhkan 
Indonesia??Bisakah pendukung Jokowi menjawab atau membuat komentar tentang 
terus mengalirnya buruh Tiongkok ini??? Di artikel diatas juga tertera dengan 
ditandatangani Perpres permudah TKA , diharapkan investasi meningkat dan 
ekonomi nasional tambah baik. Ada yang bisa menjelaskan bagaimana hubungan 
antara investasi dengan perbaikan nyata ekonomi nasional?

On Thursday, April 12, 2018 2:56 PM, ajeg wrote:
 
     Kelihatannya Jokowi ini senang melihat para pemudi 
dan ibu-ibu rumahtangga kita menjadi pembantu di negara 
orang.
-

JokowiTeken Perpres Permudah Tenaga Kerja Asing IHSANUDDINKompas.com 
-05/04/2018, 10:39 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden JokoWidodo menandatangani Peraturan Presiden 
Nomor 20 Tahun 2018 tentang PenggunaanTenaga Kerja Asing.  Perpres ini 
diharapkan bisa mempermudah tenaga kerjaasing (TKA) masuk ke Indonesia yang 
berujung pada peningkatan investasi danperbaikan ekonomi nasional.  Dalam 
perpres ini disebutkan, setiap pemberi kerja TKAyang menggunakan TKA harus 
memiliki rencana penggunaan tenaga kerja asing(RPTKA) yang disahkan menteri 
atau pejabat yang ditunjuk.  Namun, pemberi kerja TKA tidak wajib memiliki 
RPTKAuntuk mempekerjakan TKA yang merupakan:  a. pemegang saham yang menjabat 
anggota direksi atauanggota dewan komisaris pada pemberi kerja TKA b. pegawai 
diplomatik dan konsuler pada perwakilannegara asing c. TKA pada jenis pekerjaan 
yang dibutuhkanpemerintah.

Untuk pekerjaan yang bersifat darurat dan mendesak, menurut perpres ini,pemberi 
kerja TKA dapat mempekerjakan TKA dengan mengajukan permohonanpengesahan RPTKA 
kepada menteri atau pejabat yang ditunjuk paling lama dua harikerja setelah TKA 
bekerja.  Dalam perpres ini juga ditegaskan, setiap TKA yangbekerja di 
Indonesia wajib memiliki visa tinggal terbatas (vitas) untuk bekerjayang 
dimohonkan oleh pemberi kerja TKA atau TKA kepada menteri yang membidangiurusan 
pemerintahan di bidang hukum dan hak asasi manusia atau pejabat yangditunjuk 
dengan melampirkan notifikasi dan bukti pembayaran.  Permohonan vitas 
sebagaimana dimaksud sekaligus dapatdijadikan permohonan izin tinggal sementara 
(itas).  Izin tinggal bagi TKA untuk pertama kali diberikanpaling lama dua 
tahun dan dapat diperpanjang sesuai dengan ketentuan 
peraturanperundang-undangan.  Pemberian itas bagi TKA sekaligus disertai 
denganpemberian izin masuk kembali untuk beberapa kali perjalanan yang 
masaberlakunya sesuai dengan dengan masa berlaku itas.  Perpres ini mewajib