Pak Irwan, Pak Danny, hatur nuhun diskusinya.
Seperti yang saya harapkan, semoga bencana gempa Tohoku Jepang ini, meskipun
tetap sebagai bencana yang merenggut ribuan korban dan merusak banyak fasilitas
dan harta benda manusia, dan bahkan juga memberikan efek berantai berupa
radiasi
Pak Danny,
menarik sekali ulasan artikel ini.
jadi mungkin metode seperti ini bisa dipakai di Indonesia.
kalau Pak ADB usul di selediki di selatan P. Jawa, mungkin bisa bikin high
resolution- shallow seismic dengan kapal Baruna nya BPPT, untuk melengkapi
data2
yang sudah dimiliki BPPT.
Hanya
Vick ,
Dijual ke Singapura
, Anda itu beneran apa bercanda ???
PLTN , di BABEL dengan segala
resiko yang bisa besar walaupun BUKAN karena gempa , kan bisa saja seperti
Chernobyl , yang menikmatinya Snagpura . akh yang bener saja.
Saya kira kabel listrik bawah laut pun masih bisa
2011/3/21 Yanto R.Sumantri yrs...@rad.net.id:
Vick ,
Dijual ke Singapura
, Anda itu beneran apa bercanda ???
PLTN , di BABEL dengan segala resiko yang bisa besar walaupun BUKAN karena
gempa , kan bisa saja seperti Chernobyl , yang menikmatinya Snagpura . akh
yang bener saja.
Saya
Ikut menambahkan utk diskusi gempabumi, sy melihat gempabumi yg terjadi dari
sisi yang lain, just curiosity.
Kalau disebutkan gempabumi terjadi dgn pusat gempa misalnya dgn kedalaman 30 km
di jalur subdaksi (Wadati-Benioff Zone) dgn magnitute 8,0 sekian dst…., saya
membayangkan sebenarnya apa
Halo apakabar Ade?
Benar, energi gempa dangkal (20-50km) akibat deformasi elastik adalah mekanik
(strain) bukan akibat perubahan fasa mineral. Tapi kalau gempa-gempa dalam,
misalnya di zona benioff kedalaman di atas 100 km (dalam lingkungan ductile)
energi-nya justru umumnya lebih didominasi
Saya pernah ikut nyrempet-nyerempet soal penentuan tapak (site) untuk PLTN
itu.
Yang jadi masalah adalah bahwa selain lokasi yang aman dari bencana alam,
juga pertimbangannya adalah pasaran bagi tenaga listrik yang dibangkitkan.
Listrik yang dibangkitkan adalah untuk memenuhi kebutuhan dalam
Awang
Menarik dan sangat menggembirakan bahwa pada masa
seperi sekarang dimana materi menjadi faktor utama , masih ada sekelompok
warga yang berminat untuk menelaah hal hal spt ini.
Terlepas dari
pro dan kon -nya , saluut dari si Abah .
Ada pertanyaan mengenai
tokoh Jatayu yang anda sitir
Pak Kusuma
Tahun 1970 saya pernah ke Pulau Karimun Jawa ,
memang merupakan daerah dengan dominasi kwarsit (karena itu pantainya
sangat jernih).
Tapi rasanya saya tidak melihat
perbukitan yang tinggi sampai 600 meter..
Mungkin saya
tidak melewati daerah tsb.
si Abah .
\On
Mon, February
Rekan-rekan IAGI yang budiman,
Mang Okim sangat beruntung dapat hadir di pertemuan Gedung Sate Bandung
tanggal 3 Maret 2011 yang lalu , untuk mendengarkan presentasi Pak Agung dan
team Turangga Seta (TS) tentang temuannya di Candi Cetho dan Candi Penataran .
Presentasinya yang dilengkapi
Thx Awang .
si Abah
On Tue, March 22,
2011 9:51 am, Awang Harun Satyana wrote:
Abah,
Jatayu muncul baik dalam cerita Mahabharata maupun Ramayana.
Dalam
Mahabharata versi India, Jatayu yang sering menjadi
kendaraan para dewa
itu, adalah anak Aruna dan Syeni (tak
populer di Indonesia).
Kalau di penggalian purbakala / arkeologi, apakah ada metode tidak langsung
(geophysical method etc) yang bisa digunakan untuk memastikan kalau memang
ada situs arkeologi di tempat tertentu sebelum dilakukan penggalian ?
Ambil contoh gunung dengan piramida ...
kalau memang disitu ada bentuk
Tentu saja ada metode2 geofisika untuk membantu penelitian2 arkeologi.
Masalahnya adalah pada pemilihan metode yang tepat dan penafsiran yang baik.
Ekskavasi arkeologi bersifat destruktif karena membongkar satu kawasan
tertentu. Iya kalau ada artefak di dalamnya, akan berguna untuk ilmu
Rekan rekan
Dari info informal yang saya dengar (ada
bocoran draft UU Migas yang katanya versi DPR) , bahkan dalam RUU yang
baru segala sesuatu termasuk kontrak harus dengan persetujuan
DPR.
Untuk diketahui , saat ini Cost Recovery (karena dianggap utang
negara) harus dimasukan kedalam RAPBN
14 matches
Mail list logo