Tanya Louisiana State University
Saya ingin minta bantuan, seandainya ada member dari mailling list permias ini yang pernah kuliah di Louisiana State University -- Baton Rouge / punya teman di situ, untuk informasinya. Terima kasih sebelumnya. --- AFLHI 058009990407128029/089802
Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])
In a message dated 10/13/99 1:15:53 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: hehehe.. samaaa ... saya juga udah pada di box.. males bongkarnya.. dilibrary apa lagi.. sampe 10 lantai Bung Faran, anda ini aneh. Anda sendiri yg kemarin2 mengatakan bahwa apa yg anda katakan adalah sesuai dengan teori bahwa tidak peduli pada level berapa pun, asal suatu mata uang stabil maka bisa diterima. Sementara saya katakan pada anda bahwa saya belum pernah membaca teori yg bunyinya seperti itu. Saya minta anda memberikan referensi dari ucapan anda yg anda katakan banyak termuat dibuku2 itu, satu buku saja dan sebutkan halaman yg memuat teori tersebut. Tapi apa respon anda? Anda jawab seperti di atas. Sementara pada posting sebelumnya saya memberikan satu pertanyaan situasi pada anda yg untuk menjawabnya tidak perlu cari2 dibuku teori, tapi cukup menggunakan nalar anda. Apakah ekonomi Jepang tidak akan bermasalah bila saat ini dibuat Yen stabil di Y10 (sepuluh yen) per dolarnya. Apakah ekonomi Jepang tidak akan bermasalah bila saat ini dibuat Yen stabil di Y300 (tigaratus yen) per dolarnya. Apakah ekonomi Indonesia tidak akan bermasalah bila saat ini dibuat Rupiah stabil di Rp100 (seratus rupiah) per dolarnya. Apakah ekonomi Indonsia tidak akan bermasalah bila saat ini dibuat Rupiah stabil di Rp200,000 (dua ratus ribu rupiah) per dolarnya. Kenapa anda tidak berani menjawab pertanyaan saya tersebut? Apakah karena anda kini menyadari bahwa bila Yen saat ini stabil di 10 yen per dolarnya anda bermasalah untuk ekonomi Jepang? Tidak butuh teori yg hebat2 untuk mencoba menjawab pertanyaan2 di atas yg saya sengaja lemparkan dalam bentuk ekstrim untuk melihat kembali "teori" yg anda katakan bahwa ==tidak peduli diberapapun nilai tukar, asal stabil maka akan bisa diterima/tidak bermasalah== adalah sangat tidak bisa diterima kebenarannya alias SALAH! Kalau anda bertanggung jawab dengan pernyataan yg sudah anda lontarkan, bahkan sampai menyebut2 atas nama "teori", adalah sudah menjadi tugas anda untuk mensupport teori yg anda ungkapkan tersebut dengan memberikan referensinya. Ini kalau kita mau diskusi secara sehat. Saya sendiri dari awal diskusi tidak mengatasnamakan teori, tidak juga mengagung2kan teori, tidak juga dalam analisa2 saya menggunakan kata2 "menurut teori", karena memang analisa2 saya tersebut adalah gabungan antara teori dengan kondisi dilapangan. Saya cenderung mengajak rekan2 disini menggunakan nalar yg ada karena saya tahu anggota milis ini punya latar pendidikan yg bisa beragam, karenanya dalam menulis saya mencoba menggunakan bahasa sederhana yg mudah2an bisa diterima/ditangkap. (Perhatikan, bagaimana anda dalam satu posting coba2 pakai istilah2 ekonomi seperti FIFO/LIFO tapi ternyata anda salah dalam menerapkan pengertian dari FIFO/LIFO itu sendiri) Saya memang bukan theory minded tapi juga bukan anti theory. Hal ini karena saya sadari ketika berhubungan dengan masalah ilmu sosial seperti ekonomi, maka akan banyak kondisi2 yg perlu diperhatikan bila kita ingin menerapkan suatu teori. Rekan2 di milis sekarang semakin tahu, siapa sebenarnya di milis ini yg asbun, siapa sebenarnya yg "hanya segitu saja", siapa sebenarnya yg "tidak berdasarkan teori", siapa sebenarnya yang "tidak mau mendengarkan orang lain". Saya masih memberikan kesempatan pada anda untuk membuktikan bahwa apa yg anda ucapkan sebelumnya bahwa "pada level berapapun nilai tukar suatu mata uang asalkan stabil maka tidak akan bermasalah" adalah memang benar ada landasan teorinya dengan cara memberikan referensi (satu saja) nama buku dan halaman yg memuat hal tersebut. Semoga diskusi di milis ini bisa lebih berbobot dan tidak asbun. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Tolak laporan pertanggung jawaban Habibie.
Mudah2an laporan pertangung jawaban Habibie ditolak. Ini sepenuhnya harapan saya. Hal ini karena saya melihat dan merasa selama satu tahun lebih kondisi negara kita tetap parah. KKN tetap tumbuh subur, bahkan mungkin makin parah (lebih edan), kasus Soeharto malah diberhentikan. Padahal TAP MPR yg lalu antara lain menyinggung masalah KKN dan kasus Soeharto. Karenanya saya tidak melihat alasan satu pun untuk bisa menerima laporan pertanggung jawaban Habibie. Saya juga tidak setuju dengan istilah "menerima dengan catatan" (emangnya si boy, punya catatan segala hehehehe). Masih lebih baik bila diterima atau tidaknya diberikan bersarkan poin-poin tertentu. Misalkan untuk pertanggung jawaban kasus KKN, ditolak. pertanggung jawaban kasus Soeharto, ditolak. pertanggung jawaban bla...bla...bla.dst Sekarang kita tunggu, apakah Amien Rais sanggung bikin "onar" seperti dugaan2 kita sebelumnya? Saya mengharapkan AR mampu bikin "onar" karena saat ini bisa dibilang awalnya untuk memperkirakan seperti apa nanti sepak terjangnya AR dalam posisinya sebagai ketua MPR. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Mental Operator 911 (was: Penghapusan ATHAN...)
Sungguh banyak (lk. 50) tanggapan -pros and cons- yang saya terima (lewat japri) atas e-mail Pengahapusan ATHAN KBRI D.C., bahkan ada seorang yang mengaku sebagai anak diplomat sempat ngomel-ngomel dan menuduh saya mempermainkan pemerintah (Deplu, Red). Tapi setelah saya tanya apa kira-kira reaksi dia, jika pemerintah mempermainkan rakyat, e-mail saya sampai sekarang belum dibalas;-) Overall, thanks to everyone. Tapi ijinkanlah saya untuk merespond e-mail2 tsb melalui tulisan di bawah ini: Dalam sebuah buku tentang Quantum Electrodynamics (pengarangnya kalo nggak salah Richard Feynman) pernah saya dapatkan kalimat yang berbunyi sbb, there are times in life where we can describe something but we cant explain it, and thats also true in science and quantum mechanics. Well, let me try to apply this statement in a real life. Saya sendiri sadar e-mail tentang penghapusan atase pertahanan K.B.R.I D.C dan atase Politik memang sesuata yang mustahil, lagipula mana ada lagi namanya Atase Politik di K.B.R.I., yang adakan Kepala Bidang Politik (KabidPol). E-mail tersebut adalah hanya sebagai alat to send my message across. Lalu bagaimana hubungannya Atase Pertahanan/KabidPol dan e-mail saya tsb? Ini karena saya sudah muak dengan komentar2 masalah Tim-Tim di koran2 Indonesia dan juga dimilis2 (e.g. Bincang, Imaam, Permias Syracuse). Komentator2 orang kebanyakan hanya menyalahkan orang Australia dan orang Tim2 yang pro-kemerdekaan, sangat jarang yang ingin melakukan introspeksi diri kita sendiri. Nah kalo masih bingung juga apa semua ini hubungannya dengan Atase Pertahanan dan KabidPol K.B.R.I Washington, D.C., to describe this, its the job of the rest of this e-mail. Descriptions of the past. First, sekitar dua tahun lalu-Spring Season (kalo nggak salah), pernah ada seminar tentang Tim-Tim yang diselanggarakan oleh PERMIAS D.C. Waktu itu pembicaranya adalah seorang student (pro-Indonesia) kelahiran asli Tim-Tim dan KabidPol, dan acaranya diadakan di K.B.R.I. D.C. yang dengar mayoritas mahasiswa Indonesia di D.C. area. Menurut sumber yang saya dapatkan, untuk uang kuliah di U.S., si student ini mendapat beasiswa langsung dari Regime Soeharto (Cendana, Red). Terus ada juga uncorfirmed reports dua tahu lalu tentang beberapa orang Tim-Tim yang pro Indonesia yang disekolahkan at the expensive-university, Georgetown, untuk hanya belajar bahasa Inggris bo. The Bad Side: Forget about the unconfirm report, lets focus our attention pada acara di KBRI tsb. Bukankah si student ini semestinya melobbi orang Amerika, kok target audience-nya malah mahasiswa Indonesia. Untuk apa? Untuk apa? Apakah dia lupa bahwa kita sudah didoctrine habis2-an di Indonesia untuk mengakui Tim-Tim sebagai province yang ke 27. I refused to attend that meeting, dan saya sempat mengajak beberapa teman2 untuk memboikot acara tersebut, tapi nggak ada yang gubris. Malah saya sempat bilang mulai dari sekarang (dua tahun lalu), Permias D.C. sudah harus memasukkan activitas politik dalam program2-nya. Maksudnya, jika lain kali ada orang Amerika yang kepingin belajar atau debat masalah politik di Indonesia, kita (mahasiswa) sudah siap dan kita bukannya hanya bisa menari atau hanya bisa pakai baju adat istiadat (pertunjukan kesenian, Red). Permias D.C. memang banyak mengalami peningkatan2 (terutama waktu Pak Ketuanya Okki), but those improvements were/are/and will not be enough. Akibatnya apa sekarang? Permias di Amerika, particularly in D.C., hanya mempunyai mental Operator 911. Kita cuman bisa merespond kalau sesuatu sudah terjadi, kita cuma bisa berteriak di internet (yang subscriber2-nya mayoritas orang melayu), and we cannot put our words into action. Were not organized at all, dan inilah kelemahan kita. Saya dan seorang teman pernah bertanya kepada salah seorang bekas Duta Besar U.S. untuk Indonesia mengenai kesuksesan ETAN atau activists pro-kemerdekaan Tim-Tim melobbi rakyat Amerika. Jawaban beliau adalah karena activist2 tsb very organize dalam mempromosikan issue2 Tim-Tim in a simple and easy way to comprehend, dan orang-orang Amerika sudah capek bekerja seharian, jadi mereka take for granted issue2 tsb tanpa perlu mengadakan cross check. Nah yang itu untuk public, bagaimana kalo untuk pemerintah U.S.? Jawabannya bisa kita dapatkan dalam article The New Double Standard by Aryeh Neier di Foreign Policy # 105 (winter 1996). Neier ini mengatakan sbb, The movement [human right movement for foreign policy] was required to improve its information gathering, its reporting, and overall professionalism of its work .Eventually the human rights movement won: By and large, it prevailed in its debates in the adminstration. Waktu kemarin2, pers Amerika mulai menjelekkan the 210-million rakyat Indonesia atas kasus2 di Tim-Tim, hati saya pun mulai terbetik untuk membela rakyat Indonesia. Caranya sih hampir sama dengan Mbak Ida of Illinois. Saya mulai meyakinkan dan menjelaskan ke teman2 Amerika tentang
Re: Tolak laporan pertanggung jawaban Habibie.
Bung Irwan, malam ini TVRI dan semua stasiun TV swasta menyiarkan bentrokan ribuan mahasiswa yang demo di seputar Senayan dengan Pasukan Anti Huru-hara. Mereka sepakat dengan anda, menolak pertanggunganjawab Habibie, malam ini. Saya juga sepakat dengan anda kok - Original Message - From: Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: 14 Oktober 1999 20:01 Subject: Tolak laporan pertanggung jawaban Habibie. | Mudah2an laporan pertangung jawaban Habibie ditolak. | Ini sepenuhnya harapan saya. Hal ini karena saya | melihat dan merasa selama satu tahun lebih kondisi | negara kita tetap parah. KKN tetap tumbuh subur, | bahkan mungkin makin parah (lebih edan), kasus Soeharto | malah diberhentikan. Padahal TAP MPR yg lalu | antara lain menyinggung masalah KKN dan kasus Soeharto. | | Karenanya saya tidak melihat alasan satu pun untuk | bisa menerima laporan pertanggung jawaban Habibie. | Saya juga tidak setuju dengan istilah | "menerima dengan catatan" (emangnya si boy, punya | catatan segala hehehehe). | Masih lebih baik bila diterima atau tidaknya diberikan | bersarkan poin-poin tertentu. | Misalkan untuk | pertanggung jawaban kasus KKN, ditolak. | pertanggung jawaban kasus Soeharto, ditolak. | pertanggung jawaban bla...bla...bla.dst | | Sekarang kita tunggu, apakah Amien Rais sanggung | bikin "onar" seperti dugaan2 kita sebelumnya? | Saya mengharapkan AR mampu bikin "onar" | karena saat ini bisa dibilang awalnya untuk memperkirakan | seperti apa nanti sepak terjangnya AR dalam posisinya | sebagai ketua MPR. | | jabat erat, | Irwan Ariston Napitupulu
Re: Seroja
Hehemelihat jawaban anda, anda melihat saya seperti kapuspen ABRI ya;) Saya hanya pelajar seperti anda tuh. Saya berusaha memandang tanpa berpihak, tetapi anda memaksa saya untuk berpihak. Wow what a wonderful student. Terima kasih. Saya lebih baik berhenti bicara dengan single-sided seperti anda. Bye..;) From: Donald Saluling [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Seroja Date: Thu, 14 Oct 1999 04:39:02 EDT Menjawab sanggahan saudara Jefferey. Jeff : Mungkin saya masih kekenyangan makan shg nggak bisa mikir yg lain. Mari kita menjauh sedikit dari issue-issue HAM, invasi, dlsb. DS: Sangat emosional sekali apa yang sudah tertulis tentang operasi Seroja. Sangat memilukan apa yang harus dihadapi oleh prajurit2 kita itu. Pengorbanan mereka sangat besar dan memang patut dihargai. Yang menjadi pertanyaan sekarang, kenapa yang dikirim itu adalah pasukan sukarelawan, kenapa yang dikirim itu adalah tentara2 yang kurang terlatih ? Apakah sebenarnya tugas Kopasandha itu ... secret service ? Kenapa hal-hal ini tidak diajarkan disekolah2? Deklarasi Balibo itu di hadiri oleh partai2 yang sudah terbius oleh tentara2 yang disusupkan kedalam Tim-Tim ... bukankah demikian? Kenapa pula sampai sekarang isu2 tentang komunisme itu selalu ada ? Jeff: Kopasandha? Lho mas, ini kan nama lama dari Kopassus. Yang namanya komando jelas lain dengan tentara reguler. Bekerja dalam satuan yg kecil, kemampuan individu dan kerja sama tim jauh lebih tinggi, pelatihannya khusus, blah-blah... DS: blah blah ... tugasnya apa ? itu yang saya tanyakan bukan blah2. Semua orang juga tau Kopasandha dan kopassus itu cuma ganti nama. Komando Pasukan Sandi Yudha. Dulu bernama Cakrabirawa. Pasukan yang nggak jelas maksudnya mo ngapain kecuali ngebunuhin orang ya nggak? Apakah ini yang anda maksudkan dengan blah-blah? Jeff: Jelas berhubung jumlahnya kecil mereka hanya ditugaskan khusus untuk yg special pakai telur. Kalau untuk menyerangan dalam perang terbuka rasanya nggak tepat. Tugasnya ya macam-macam, kalau di AS setara Green Berets, atau di Inggris setara dengan SAS, Aussie juga. Atau kalau di AL namanya pasukan Seal, KKO (dulu), dll. Jadi dari sononya emang tugasnya infiltrasi, sabotase, menggempur sasaran strategis dengan cepat, dll. DS: ya itu tugas khusus, nusuk orang dari belakang. Ya nggak ? Memang sangat tepat tugas Kopasandha kita itu. Infiltrasi nama terus juga supaya dosa2 lama nggak usah dibawa2. Err.. Prabowo, tukang ngilangin orang dari mana tuh satuannya ? Whoops. KoPassus juga ... apaan Kopassus ? Kopasandha lagi ... special telur, pas untuk bersihin tai2 nya ORBA baru dipake. Tapi seperti biasa, turunin dulu itu pasukan yang tidak berpengalaman di depan, supaya mati dibunuh2in sama Fretilin, trus Kopasandha yang mempelajari taktik perang Fretilin, trus take the credit to themselves. Kalo Kopasandha tugasnya benar untuk infiltrasi, dan dinyana berhasil waktu itu, berarti betul2 tidak memperkirakan kemungkinan meninggalnya para serdadu2 yang diimin-imingi pangkat tinggi tapi tidak punya skill sama sekali. Salah lagi gue ? Nggak dong,buktinya tuh banyak yang tewas, sampe bercucur2 airmata di Jakarta membayangkan masa lampau. Singkat kata, negara kita yang katanya jago berdiplomasi, yang sudah meninggalkan cara berjuang secara fisik duulluuu banget, kok sekarang pake militer dalam mengadakan pergerakan. Kalau kita dulu mencoba melepaskan diri dari penjajahan lewat meja perundingan, kok tahun 1975, malah invasi karena ada isu komunisme/dukungan barat .K alau anda menilai ini semua (invasi, spionasi oleh Kopassus, pengiriman satuan2 dalam waktu sangat singkat) kudu dilakukan, mengandung nilai tersendiri, saya melihat ini seperti istilah kawin paksa. :) Jeff: Yang dimaksud dengan tentara kurang terlatih bukan berarti tentara yang jarang latihan nembak, latihan lari. Yang dimaksud adalah tidak pernah mengenal bau mesiu perang sesungguhnya. Sudah jelas kita nggak punya pengalaman karena emang nggak pernah perang lagi. Sebagai pengingat, yang diterjunkan perang jelas bukan Kopasandha. Kalau nggak salah yang diterjunkan pertama adalah satuan dari Kostrad. Ya memang AD, AL, AU, tapi kekuatan inti pertamanya ya mereka. Nah, ceritanya pasukan Kostrad itu juga sudah merupakan satuan yg terbaik. Tapi biarpun terbaik kalau belum pernah nembak musuh beneran artinya ya nggak terlatih. No wonder AS paling seneng ikut campur kan? Ya karena mereka pingin pasukannya sebanyak-banyaknya mengenal medan tempur beneran. DS: ahh, masak lupa sih. Jaman sebelum invasi itu kan sempat ada recruitment gila-gilaan di pusat. Semuanya dipanggil menjadi militer karena negara kita membutuhkan pasukan untuk mengamankan keadaan negara. Kostrad namanya, isinya orang2 lugu. No wonder Indonesia ikut2an kan ? Jangan bawa2 AS mulu dong, kita salah (TNI/Govt.) dan tetap salah Jeff: Kenapa nggak diajarkan di sekolah? Wah, apa memang perlu? Memangnya dulu
Tommy Soeharto dan Ricardo Gelael Divonis Bebas
...tidak cukup bukti untuk menyatakan putra mantan Presiden Soeharto tersebut melakukan tindak pidana korupsi. ... Dalam amar putusan majelis hakim itu dinyatakan, dengan adanya putusan bebas bagi kedua terdakwa, maka nama baik kedua terdakwa harus direhabilitasi.* -- Kenyataan yang sangat menyedihkan. Apakah hukum di Indonesia bisa terpuruk lebih rendah lagi? Siapapun pemerintah Indonesia yang baru, saya rasa prioritas pertama adalah mereformasi lembaga hukum. Tanpa hukum yang baik, tak akan ada keberesan. MPRlah yang harus menyetujui para hakim dan kita juga perlu meningkatkan mutu hakim-hakim di Indonesia. Wibawa hukum sudah sangat perlu diperbaiki. Kamis, 14 Oktober 1999, 18:51 WIB Tommy Soeharto dan Ricardo Gelael Divonis Bebas Jakarta, Antara Dua terdakwa dalam kasus dugaan korupsi ruislag gedung Bulog dengan pertokoan Goro di Kelapa Gading, Jakarta Timur, yakni Tommy Soeharto dan Ricardo Gelael, dibebaskan dari tuduhan karena tidak ditemukan bukti-bukti kuat keterlibatan mereka. Dalam sidang terpisah di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis, yang berjalan secara maraton sejak pukul 10:00 WIB hingga pukul 17:45 WIB, majelis hakim yang diketuai R Soenarto SH, berpendapat, tidak cukup bukti untuk menyatakan putra mantan Presiden Soeharto tersebut melakukan tindak pidana korupsi. Dinyatakan, dalam kasus ruislag Bulog itu, yang terjadi adalah hubungan hukum keperdataan, dimana baik Tommy maupun Ricardo Gelael melakukan kegiatan bisnis untuk kepentingan perseroan. Demikian juga majelis hakim yang mengadili Ricardo Gelael, dalam amar putusannya menyatakan bahwa terdakwa tidak terbukti terlibat melakukan tindak pidana korupsi dalam kasus ruislag gedung Bulog dengan Goro tersebut. Terhadap putusan majelis hakim tersebut, baik jaksa penuntut umum dalam perkara Tommy Soeharto, yakni Fachmi SH, maupun jaksa penuntut umum dalam perkara Ricardo Gelael, yakni D Munthe SH, menyatakan mengajukan kasasi. Alasan keduanya yaitu dalam kasus itu telah terjadi penyelewengan penggunaan keuangan negara karena PT Goro Batara Sakti --dimana Tommy selaku Komisaris Utama punya saham 80 persen dan Ricardo Gelael selaku Direktur Utama punya saham 20 persen-- seharusnya mengeluarkan dana untuk pembebasan lahan. Kenyataannya, justru yang membayar seluruh dana pembebasan lahan di Marunda sebagai ganti komplek pertokoan Goro di Kelapa Gading adalah pihak Bulog, bukan pihak PT Goro Batara Sakti yang mendapat lahan dari Bulog. Majelis hakim menyatakan, dari 35 saksi yang diperiksa tidak satupun yang menyebut adanya kerugian negara bahkan dari Kepala Bulog sendiri, Rahardi Ramelan. Dalam amar putusan majelis hakim itu dinyatakan, dengan adanya putusan bebas bagi kedua terdakwa, maka nama baik kedua terdakwa harus direhabilitasi.*
Re: Seroja
Bung Irwan, setelah 50 menit mengetik tiba-tiba netscapenya kok hilang sendiri. Mengetik ulang rasanya juga sayang. Padahal saya juga mau memperbaiki beberapa pemahaman saya yang salah, dan meluruskan beberapa kesimpulan anda yg 'saya rasa' kurang tepat. Saya sarankan saja untuk tidak meneropong tulisan Gatra tentang kronologi secara kata-per-kata, karena ini cuman artikel singkat. Pemahaman dengan berdasar logika atas kronologi singkat masih bisa dilakukan untuk pemahaman awal/sementara saja. Yang perlu kita ingat bersama adalah suasana partai-partai pasca portugal ngabur. Pergerakan dan strategi mereka berubah dengan cepat. Yang tadinya ASDT meminta tolong RI masuk lalu berubah setelah melihat UDT berhasil melakukan kup. Setelah itu Fretilin menang, UDT minggir. Jadi banyak yg mula-mula jadi musuh lalu jadi teman, yg teman jadi musuh. Sama dengan suasana partai di Indonesia saat ini. Silakan baca beberapa buku, dan untuk menjaga keseimbangan tentunya beberapa buku. Sebetulnya tidak ingin mengingatkan tapi kadang ada saja yg menjadikan satu buku sebagai primbon. Jeffrey Anjasmara ' From: Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Seroja Date: Wed, 13 Oct 1999 22:51:38 EDT In a message dated 10/13/99 6:23:15 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Kemarin saya mereply Bung Irwan dg jawaban yg kurang tepat. Jadi mending saya luruskan. Untuk beritanya, saya rasa memang dari Tempo. Sayang tidak bisa search karena mesti jadi anggota. Yang dari Gatra lumayan juga sih. Irwan: Bung Jeffrey, karena saya tidak menguasai masalah Timtim karenanya posisi saya dalam diskusi ini akan cenderung lebih banyak bertanya. Moga2 anda bisa memaklumi dan ngga segan2 bagi pengatahuan seputar hal ini. Karena saya tidak punya bahan/sumber, maka sumber yg akan saya gunakan ya sumber yg anda berikan. Bagi rekan2 lainnya yg merasa perlu memberikan informasi atau pun penyanggahan, silahkan saja. Saya cenderung akan menyerap semuanya dan memasukan ke database di kepala saya untuk menambah wawasan saya akan masalah Timtim. Berikut ini, saya butuh pencerahan anda atas artikel yg ada di Gatra. Oh ya, mengenai artikel yg anda kutipkan saya cenderung hendaknya kita melihat dari dua sisi. Saya bisa memaklumi perasaan anggota TNI yg pernah dikirim ke Timtim yg menginginkan Timtim tetap berada dalam wilayah Indonesia, tapi kita perlu juga memperhatikan perasaan para pejuang Timtim dan keluarga korban pejuang Timtim yang juga menginginkan Timtim lepas dari Indonesia. Mereka juga menderita tak kalah hebatnya seperti para anggota tentara kita selama di Timtim. Penderitaan tersebut tidak dapat kita jadikan alasan untuk mempertahankan sesuatu yg sebenarnya bukan milik/hak kita. Berikut ini hal2 yg saya ingin bahas/tanyakan. Ada beberapa hal yg saya temukan dari artikel di gatra tersebut. http://www.gatra.com/V/43/LPT2-43.html Peristiwa Penting di Timtim 1974-1999 25 April 1974: Gerakan Angkatan Bersenjata (Armed Forces Movement) melancarkan kup di Lisbon, Portugal, untuk menggulingkan rezim Caetano. 5 Mei 1974: Gubernur Timor Timur mengeluarkan pernyataan tentang pembentukan partai-partai politik. 11 Mei 1974: Unido Democratica Timorense (UDT -Serikat Demokratik Timor) dibentuk. 12 Mei 1974: Associacao Social Democratica Timorense (ASDT -Perhimpunan Sosial Demokratik Timor) didirikan. 17 Juni 1974: Menteri Luar Negeri Indonesia Adam Malik mengirim surat kepada perwakilan ASDT, Jose Ramos Horta, bahwa Indonesia mendukung kemerdekaan Timor Timur. Irwan: Peristiwa ini baru saya ketahui, INDONESIA MENDUKUNG KEMERDEKAAN TIMTIM. Mari kita ikuti lagi kronologis peristiwanya. 6 September 1974: Perdana Menteri Australia Gough Whitlam bertemu dengan Presiden Soeharto di Wonosobo, Jawa Tengah, dan menyatakan setuju bahwa integrasi Timor Timur dengan Indonesia tidak dapat dihindari. Irwan: Bila kita lihat di atas, hanya kurang 3 bulan telah terjadi perubahan pandangan di sisi pemerintah Indonesia, dari awalnya sepakat mendukung kemerdekaan Timtim, tiba2 berubah menjadi membicarakan masalah integrasi Timtim. Bisakah dijelaskan hal2 yg terjadi antara tanggal tersebut yg tidak termuat di gatra? Apa yg menyebabkan terjadinya pergeseran posisi/pandangan pemerintah kita dalam memandang Timtim? Koq yg tadinya mendukung kemerdekaan Timtim eh tiba2 berubah menjadi integrasi Timtim menjadi wilayah Indonesia? Hal yg tidak kalah anehnya adalah saat itu khan Timtim masih dibawah Portugal, koq bisa2nya kita sudah punya pikiran integrasi Timtim ke Indonesia dan "minta" persetujuan Australia? Ada apa ini? 12 September 1974: ASDT diubah menjadi Frente Revolucionaria de Timor Leste Indepente (Fretilin -Front Revolusioner bagi Kemerdekaan Timor Timur). Irwan: Ini juga menarik diperhatikan. Hanya 6 hari setelah peristiwa pertemuan Indonesia dan
Sumbang Pemikiran Penyelesaian Timtim
Saudara-saudara Permias, Masalah Timtim dari dulu sampai dilaksanakannya jajak pendapat tanggal 30 Agustus 1999 memiliki dua dimensi, dimensi act of self determination dan dimensi pelanggaran HAM. Masalah act of self determination terjadi karena PBB dan dunia internasional tidak mengakui integrasi Timtim kedalam Indonesia. Oleh karena itu, apapun dalih Indonesia, mulai dari ancaman komunisme sampai kepada diturunkannya pasukan sukarelawan dsb, dunia tidak mau menerimanya. Rakyat Timtim harus diberikan kebebasan untuk menentukan status kedaulatan negara itu. Dilain pihak, masalah pelanggaran HAM terus berlangsung selama 23 tahun integrasi Timtim kedalam Indonesia. Pelanggaran HAM ini sebenarnya juga terjadi di beberapa propinsi lain, namun tidak mengemuka di dunia internasional karena tidak dibarengi dengan dimensi self determination itu. Sebenarnya banyak negara di dunia yang rela menutup mata terhadap masalah act of self determination itu dan mengakui Timtim secara de facto sebagai bagian dari Indonesia, karena pertimbangan strategis maupun karena Timtim memang tidak feasible menjadi negara yg merdeka. Namun karena masalah pelanggaran HAM tidak selesai juga, bahkan sebaliknya semakin marak seiring dengan ramainya irama KKN yang terjadi di seluruh Indonesia, maka negara-negara itupun menjadi kapok mendukung Indonesia terus-terusan. Keadaan itu tentu saja dibarengi dengan semakin maraknya isu HAM dan Demokrasi dikumandangkan di dunia barat setelah perang dingin selesai. Alasan strategis seperti membendung pengaruh komunisme di Asia Tenggara dsb menjadi tidak relevan lagi setelah kondisi dunia internasional berubah. Bagaimana nasib Timtim sekarang dan masa depan? Masalah act of self determination sebenarnya sudah selesai dengan terlaksananya jajak pendapat tanggal 30 Agustus yang lalu dengan hasil mayoritas rakyat Timtim ingin merdeka. Indonesia harus menghormati keputusan itu, karena memang itulah yang diinginkan oleh rakyat Timtim. Bahwa terdapat tuduhan kecurangan yg dilakukan oleh UNAMET dalam membela pro-kemerdekaan memang tidak dapat disangkal atau diabaikan begitu saja. Namun demikian, hal itu hendaknya tidak mengubah sikap Indonesia untuk menghormati hasil jajak pendapat itu. Sekarang bagaimana dengan masalah HAM? Banyak pihak di dunia yg menginginkan persoalan HAM di Timtim dibongkar lebar-lebar demi keadilan. Hal itu dapat dipahami dan wajar-wajar saja, karena persoalannya memang jelas. Namun kita harus menyadari konsekwensi dari dilaksanakannya hal itu. Konsekwensi pertama, pihak-pihak yg sangat bernapsu menyeret Indonesia ke pengadilan internasional tidak segan-segan mengeluarkan cerita-cerita yg luar biasa seramnya tanpa bukti sama sekali. Hal ini jelas suatu rekayasa untuk menghalalkan segala cara demi menghukum oknum-oknum tertentu di Indonesia. Akibatnya sangat jelas, yaitu walaupun berbagai narasumber dan berita menjelaskan bahwa tidak ada bukti pembunuhan massal, namun Indonesia terus saja dikecam dan dicaci-maki oleh dunia internasional berdasarkan pemberitaan yang ngawur itu. On top of that, Indonesia diancam dari segala penjuru oleh sanksi ekonomi, perdagangan yg akibatnya tentu saja semakin menghancurkan citra bangsa kita, not to mention implikasi thd semakin terpuruknya ekonomi dan business confidence kpd RI. Terhadap hal ini, kita sebagai bangsa Indonesia tentu saja tidak dapat menerimanya. Kedua, upaya menyeret oknum-oknum itu tidak akan menyelesaikan rekonsiliasi diantara masyarakat Timtim sendiri. Pengadilan itu hanya akan menghakimi mereka yang pro-integrasi, padahal dalam suatu perang saudara pelanggaran tentu saja dilakukan kedua pihak. Akibatnya, pihak yang merasa dirugikan oleh proses itu akan terus berusaha mati-matian untuk membuat kondisi sosial dan politik disana kacau. Apabila hal ini terus berlangsung dapat dibayangkan bahwa rekonsiliasi rakyat Timtim yg diperlukan sebagai prakondisi perdamaian di wilayah itu tidak akan terjadi. Oleh karena itu prioritas utama dunia internasional hendaknya bukan menghakimi suatu kelompok di Timtim, namun justru membantu rekonsiliasi rakyat Timtim sesegera mungkin. Untuk menjalankan fungsi itu, dunia internasional harus menghentikan keberpihakan kepada salah satu kelompok yg hanya akan menjadikan masalah tambah runyam. Untuk Indonesia misalnya, kita dapat menyarankan kepada mereka yang pro-integrasi untuk meletakkan senjata dan membentuk parpol dalam konteks persiapan pemerintahan Timtim merdeka. Silakan mereka menyalurkan keinginan untuk tetap menjadi bagian Indonesia dalam konteks percaturan politik dalam negeri Timtim. Indonesia harus berhenti campur-tangan dalam masalah ini, karena pada saatnya nanti sudah menjadi urusan negara lain, Timtim merdeka. Sedangkan untuk PBB, mereka harus berhenti memihak kepada pro-independen dan berusaha mengundang kelompok pro-integrasi dalam proses perundingan perdamaian selanjutnya. Konsep The winner takes all tidak
Re: [Tommy Soeharto dan Ricardo Gelael Divonis Bebas]
jeals engga' bisa di tuduh korupsi, orang dia yang punya perusahaan sendiri kok. Kalau yang Kolusi dan Nepotisme-nya yang harusnya di bantai. dasar jaksa goblok, penakut, masih aja nurut. ichal Yohanes Sulaiman [EMAIL PROTECTED] wrote: ...tidak cukup bukti untuk menyatakan putra mantan Presiden Soeharto tersebut melakukan tindak pidana korupsi. ... Dalam amar putusan majelis hakim itu dinyatakan, dengan adanya putusan bebas bagi kedua terdakwa, maka nama baik kedua terdakwa harus direhabilitasi.* -- Kenyataan yang sangat menyedihkan. Apakah hukum di Indonesia bisa terpuruk lebih rendah lagi? Siapapun pemerintah Indonesia yang baru, saya rasa prioritas pertama adalah mereformasi lembaga hukum. Tanpa hukum yang baik, tak akan ada keberesan. MPRlah yang harus menyetujui para hakim dan kita juga perlu meningkatkan mutu hakim-hakim di Indonesia. Wibawa hukum sudah sangat perlu diperbaiki. Kamis, 14 Oktober 1999, 18:51 WIB Tommy Soeharto dan Ricardo Gelael Divonis Bebas Jakarta, Antara Dua terdakwa dalam kasus dugaan korupsi ruislag gedung Bulog dengan pertokoan Goro di Kelapa Gading, Jakarta Timur, yakni Tommy Soeharto dan Ricardo Gelael, dibebaskan dari tuduhan karena tidak ditemukan bukti-bukti kuat keterlibatan mereka. Dalam sidang terpisah di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis, yang berjalan secara maraton sejak pukul 10:00 WIB hingga pukul 17:45 WIB, majelis hakim yang diketuai R Soenarto SH, berpendapat, tidak cukup bukti untuk menyatakan putra mantan Presiden Soeharto tersebut melakukan tindak pidana korupsi. Dinyatakan, dalam kasus ruislag Bulog itu, yang terjadi adalah hubungan hukum keperdataan, dimana baik Tommy maupun Ricardo Gelael melakukan kegiatan bisnis untuk kepentingan perseroan. Demikian juga majelis hakim yang mengadili Ricardo Gelael, dalam amar putusannya menyatakan bahwa terdakwa tidak terbukti terlibat melakukan tindak pidana korupsi dalam kasus ruislag gedung Bulog dengan Goro tersebut. Terhadap putusan majelis hakim tersebut, baik jaksa penuntut umum dalam perkara Tommy Soeharto, yakni Fachmi SH, maupun jaksa penuntut umum dalam perkara Ricardo Gelael, yakni D Munthe SH, menyatakan mengajukan kasasi. Alasan keduanya yaitu dalam kasus itu telah terjadi penyelewengan penggunaan keuangan negara karena PT Goro Batara Sakti --dimana Tommy selaku Komisaris Utama punya saham 80 persen dan Ricardo Gelael selaku Direktur Utama punya saham 20 persen-- seharusnya mengeluarkan dana untuk pembebasan lahan. Kenyataannya, justru yang membayar seluruh dana pembebasan lahan di Marunda sebagai ganti komplek pertokoan Goro di Kelapa Gading adalah pihak Bulog, bukan pihak PT Goro Batara Sakti yang mendapat lahan dari Bulog. Majelis hakim menyatakan, dari 35 saksi yang diperiksa tidak satupun yang menyebut adanya kerugian negara bahkan dari Kepala Bulog sendiri, Rahardi Ramelan. Dalam amar putusan majelis hakim itu dinyatakan, dengan adanya putusan bebas bagi kedua terdakwa, maka nama baik kedua terdakwa harus direhabilitasi.* Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at http://webmail.netscape.com.
Re: [Tommy Soeharto dan Ricardo Gelael Divonis Bebas]
Jaksanya katanya nggak terima Tommy dibebaskan kok. From: Rizal Az [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [Tommy Soeharto dan Ricardo Gelael Divonis Bebas] Date: Thu, 14 Oct 1999 08:50:44 PDT jeals engga' bisa di tuduh korupsi, orang dia yang punya perusahaan sendiri kok. Kalau yang Kolusi dan Nepotisme-nya yang harusnya di bantai. dasar jaksa goblok, penakut, masih aja nurut. ichal Yohanes Sulaiman [EMAIL PROTECTED] wrote: ...tidak cukup bukti untuk menyatakan putra mantan Presiden Soeharto tersebut melakukan tindak pidana korupsi. ... Dalam amar putusan majelis hakim itu dinyatakan, dengan adanya putusan bebas bagi kedua terdakwa, maka nama baik kedua terdakwa harus direhabilitasi.* -- Kenyataan yang sangat menyedihkan. Apakah hukum di Indonesia bisa terpuruk lebih rendah lagi? Siapapun pemerintah Indonesia yang baru, saya rasa prioritas pertama adalah mereformasi lembaga hukum. Tanpa hukum yang baik, tak akan ada keberesan. MPRlah yang harus menyetujui para hakim dan kita juga perlu meningkatkan mutu hakim-hakim di Indonesia. Wibawa hukum sudah sangat perlu diperbaiki. Kamis, 14 Oktober 1999, 18:51 WIB Tommy Soeharto dan Ricardo Gelael Divonis Bebas Jakarta, Antara Dua terdakwa dalam kasus dugaan korupsi ruislag gedung Bulog dengan pertokoan Goro di Kelapa Gading, Jakarta Timur, yakni Tommy Soeharto dan Ricardo Gelael, dibebaskan dari tuduhan karena tidak ditemukan bukti-bukti kuat keterlibatan mereka. Dalam sidang terpisah di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis, yang berjalan secara maraton sejak pukul 10:00 WIB hingga pukul 17:45 WIB, majelis hakim yang diketuai R Soenarto SH, berpendapat, tidak cukup bukti untuk menyatakan putra mantan Presiden Soeharto tersebut melakukan tindak pidana korupsi. Dinyatakan, dalam kasus ruislag Bulog itu, yang terjadi adalah hubungan hukum keperdataan, dimana baik Tommy maupun Ricardo Gelael melakukan kegiatan bisnis untuk kepentingan perseroan. Demikian juga majelis hakim yang mengadili Ricardo Gelael, dalam amar putusannya menyatakan bahwa terdakwa tidak terbukti terlibat melakukan tindak pidana korupsi dalam kasus ruislag gedung Bulog dengan Goro tersebut. Terhadap putusan majelis hakim tersebut, baik jaksa penuntut umum dalam perkara Tommy Soeharto, yakni Fachmi SH, maupun jaksa penuntut umum dalam perkara Ricardo Gelael, yakni D Munthe SH, menyatakan mengajukan kasasi. Alasan keduanya yaitu dalam kasus itu telah terjadi penyelewengan penggunaan keuangan negara karena PT Goro Batara Sakti --dimana Tommy selaku Komisaris Utama punya saham 80 persen dan Ricardo Gelael selaku Direktur Utama punya saham 20 persen-- seharusnya mengeluarkan dana untuk pembebasan lahan. Kenyataannya, justru yang membayar seluruh dana pembebasan lahan di Marunda sebagai ganti komplek pertokoan Goro di Kelapa Gading adalah pihak Bulog, bukan pihak PT Goro Batara Sakti yang mendapat lahan dari Bulog. Majelis hakim menyatakan, dari 35 saksi yang diperiksa tidak satupun yang menyebut adanya kerugian negara bahkan dari Kepala Bulog sendiri, Rahardi Ramelan. Dalam amar putusan majelis hakim itu dinyatakan, dengan adanya putusan bebas bagi kedua terdakwa, maka nama baik kedua terdakwa harus direhabilitasi.* Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at http://webmail.netscape.com. __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: [Tommy Soeharto dan Ricardo Gelael Divonis Bebas]
Biasa bung Jeffrey, mereka lagi bikin sinetron tuh. Kalaupun jaksanya ngotot mengajukan kasasi, terus memang ada kasasi ya hasilnya sih tetap sama, bebas + rehabilitasi nama baik. Tidak usah terlalu berharaplah. Tapi mungkin sinetron ini bisa masuk nominasi FSI kategori apa yah .(isi sendiri deh) Salam, Dika From: Jeffrey Anjasmara [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [Tommy Soeharto dan Ricardo Gelael Divonis Bebas] Date: Thu, 14 Oct 1999 12:44:33 EDT Jaksanya katanya nggak terima Tommy dibebaskan kok. From: Rizal Az [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [Tommy Soeharto dan Ricardo Gelael Divonis Bebas] Date: Thu, 14 Oct 1999 08:50:44 PDT jeals engga' bisa di tuduh korupsi, orang dia yang punya perusahaan sendiri kok. Kalau yang Kolusi dan Nepotisme-nya yang harusnya di bantai. dasar jaksa goblok, penakut, masih aja nurut. ichal Yohanes Sulaiman [EMAIL PROTECTED] wrote: ...tidak cukup bukti untuk menyatakan putra mantan Presiden Soeharto tersebut melakukan tindak pidana korupsi. ... Dalam amar putusan majelis hakim itu dinyatakan, dengan adanya putusan bebas bagi kedua terdakwa, maka nama baik kedua terdakwa harus direhabilitasi.* -- Kenyataan yang sangat menyedihkan. Apakah hukum di Indonesia bisa terpuruk lebih rendah lagi? Siapapun pemerintah Indonesia yang baru, saya rasa prioritas pertama adalah mereformasi lembaga hukum. Tanpa hukum yang baik, tak akan ada keberesan. MPRlah yang harus menyetujui para hakim dan kita juga perlu meningkatkan mutu hakim-hakim di Indonesia. Wibawa hukum sudah sangat perlu diperbaiki. Kamis, 14 Oktober 1999, 18:51 WIB Tommy Soeharto dan Ricardo Gelael Divonis Bebas Jakarta, Antara Dua terdakwa dalam kasus dugaan korupsi ruislag gedung Bulog dengan pertokoan Goro di Kelapa Gading, Jakarta Timur, yakni Tommy Soeharto dan Ricardo Gelael, dibebaskan dari tuduhan karena tidak ditemukan bukti-bukti kuat keterlibatan mereka. Dalam sidang terpisah di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis, yang berjalan secara maraton sejak pukul 10:00 WIB hingga pukul 17:45 WIB, majelis hakim yang diketuai R Soenarto SH, berpendapat, tidak cukup bukti untuk menyatakan putra mantan Presiden Soeharto tersebut melakukan tindak pidana korupsi. Dinyatakan, dalam kasus ruislag Bulog itu, yang terjadi adalah hubungan hukum keperdataan, dimana baik Tommy maupun Ricardo Gelael melakukan kegiatan bisnis untuk kepentingan perseroan. Demikian juga majelis hakim yang mengadili Ricardo Gelael, dalam amar putusannya menyatakan bahwa terdakwa tidak terbukti terlibat melakukan tindak pidana korupsi dalam kasus ruislag gedung Bulog dengan Goro tersebut. Terhadap putusan majelis hakim tersebut, baik jaksa penuntut umum dalam perkara Tommy Soeharto, yakni Fachmi SH, maupun jaksa penuntut umum dalam perkara Ricardo Gelael, yakni D Munthe SH, menyatakan mengajukan kasasi. Alasan keduanya yaitu dalam kasus itu telah terjadi penyelewengan penggunaan keuangan negara karena PT Goro Batara Sakti --dimana Tommy selaku Komisaris Utama punya saham 80 persen dan Ricardo Gelael selaku Direktur Utama punya saham 20 persen-- seharusnya mengeluarkan dana untuk pembebasan lahan. Kenyataannya, justru yang membayar seluruh dana pembebasan lahan di Marunda sebagai ganti komplek pertokoan Goro di Kelapa Gading adalah pihak Bulog, bukan pihak PT Goro Batara Sakti yang mendapat lahan dari Bulog. Majelis hakim menyatakan, dari 35 saksi yang diperiksa tidak satupun yang menyebut adanya kerugian negara bahkan dari Kepala Bulog sendiri, Rahardi Ramelan. Dalam amar putusan majelis hakim itu dinyatakan, dengan adanya putusan bebas bagi kedua terdakwa, maka nama baik kedua terdakwa harus direhabilitasi.* Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at http://webmail.netscape.com. __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: Will there be a tomorrow?
Kalau saya sih mendingan baca forwardnya bung Satria saja, daripada mengikuti sidangnya TOMY JERRY. Wah terima kasih buat forward-nya Bung Satria, isteri saya sampai terharu bacanya. Salam, Dika From: Satria Pinandhita [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Will there be a tomorrow? Date: Wed, 13 Oct 1999 21:19:23 -0400 It all started when I was 6 years old. While I was playing outside on my farm in California, I met a boy. He was an average kind of boy who teased you then you chased them and beat them up. After the first meeting in which I beat him up we kept on meeting and beating each other up at the fence. That only lasted for a while though. We would meet at the fence all the time and we were always together. I would tell him all my secrets. He was very quiet and he would listen to what I had to say. I found him easy to talk to and I could talk to him everything. In school we had separate friends but when we got home we would always talk about what happened in school. One day I said to him that a guy I liked hurt me and broke my heart. He just comforted me and said everything would be okay. He gave me words of encouragement and helped me to get over him. I was happy and thought of him as a real friend. But I knew that there was something else about him that I liked. I thought of it that night and figured that it was just a friend kinda thing that I was feeling. All through high school and even through graudation we're always together and of course I thought of it as being friends. But I knew deep inside that I really felt differently. On graduation night even though we had different dates to the prom I wanted to be with him. That night after everybody went home I went to his house and wanted to tell him that I wanted to see him. Well, that night was my big chance and all I did was just sit there with him watching the stars and talking about what his dream was. How he wanted to get married and settle down. He said how he wanted to be rich and successful. All I could do was to tell him my dream and cuddle next to him. I went home hurting because I didn't tell him just how I felt. All through college I wanted to tell him but he always had someone with him. After graduation he got a job in New York. I was happy for him but at the same time I was sad to see him go. I was sad also because I didn't tell him how I felt. But I couldn't let him know now that he was leaving for his big job. So I just kept it to myself and watched him go on the plane. I cried as I hugged him for what I felt was going to be the last time. I went home that night and cried my eyes out. I felt hurt that I didn't tell him what I had inside my heart. Well, I got a job as a secretary and then worked my way to a computeranalyst. I was proud of what I had accomplished. One day, I got a letter with an invitation to a marriage. It was from him. I was happy and sad at the same time. Now I know that I could never be with him and that we could only be friends. I went to the wedding the next month. It was a big occasion. The big church wedding and the reception at the hotel. I met the bride and of course him. I fell in love one more time. But I held back so it wouldn't spoil what should be the happiest day in his life. I tried to have fun that night but it was killing me inside watching him being so happy and me trying to be happy covering up my sadness tears inside of me. I left New York feeling that I did the right thing. Before I left on the flight, he came running out of nowhere and said his good-byes and how he was happy to see me. I came home and just tried to forget about what went on in New York, I had to go on with my life. As the years went on, we wrote to each other on what was going on and how he had missed talking to me. On one occasion he never wrote back to me at all. I was getting worried as to why he hadn't written anything for a long time after I had already written 6 letters to him. Well, just when everything seemed hopeless and sad in my life, I got a note that said: "meet me at the fence where we used to talk about things". I went and saw him there. I was happy to see him, but he was broken-hearted and sad inside. We hugged until we couldn't breathe anymore. Then he told me about the divorce and why he hadn't written for a long time. He cried till he couldn't cry anymore. Finally, we went back to the house and talked about and laughed about what I had been going and catch up on old times. But in all of this, I couldn't tell him how I felt about him. In the days that followed, he had fun and forgot about all his problem and his divorce. I fell in love with him. When it came time for him to leave New York, I went to see him off and cried. I hated to see him leave.
Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])
hehehehe.. next time deh.kalo ada kesempatan ketemu langsung. kita bisa diskusi langsung. kalo perlu dilibrary. jadi enak langsung saya kasih liat bukunnya. dengan saya hanya point out bukunya apa. menurut saya useless. terus terang saya sangat sibuk dengan sekolah. jadi nggak sempet nulis analisa plus theory dibelakangnya. bagaimana kalo seminar permias mendatang kita janjian untuk diskusi ? mungkin rekan2 yang lain dapat berpartisipasi juga ? faran -- On Thu, 14 Oct 1999 08:47:25 Irwan Ariston Napitupulu wrote: In a message dated 10/13/99 1:15:53 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: hehehe.. samaaa ... saya juga udah pada di box.. males bongkarnya.. dilibrary apa lagi.. sampe 10 lantai Bung Faran, anda ini aneh. Anda sendiri yg kemarin2 mengatakan bahwa apa yg anda katakan adalah sesuai dengan teori bahwa tidak peduli pada level berapa pun, asal suatu mata uang stabil maka bisa diterima. Sementara saya katakan pada anda bahwa saya belum pernah membaca teori yg bunyinya seperti itu. Saya minta anda memberikan referensi dari ucapan anda yg anda katakan banyak termuat dibuku2 itu, satu buku saja dan sebutkan halaman yg memuat teori tersebut. Tapi apa respon anda? Anda jawab seperti di atas. Sementara pada posting sebelumnya saya memberikan satu pertanyaan situasi pada anda yg untuk menjawabnya tidak perlu cari2 dibuku teori, tapi cukup menggunakan nalar anda. Apakah ekonomi Jepang tidak akan bermasalah bila saat ini dibuat Yen stabil di Y10 (sepuluh yen) per dolarnya. Apakah ekonomi Jepang tidak akan bermasalah bila saat ini dibuat Yen stabil di Y300 (tigaratus yen) per dolarnya. Apakah ekonomi Indonesia tidak akan bermasalah bila saat ini dibuat Rupiah stabil di Rp100 (seratus rupiah) per dolarnya. Apakah ekonomi Indonsia tidak akan bermasalah bila saat ini dibuat Rupiah stabil di Rp200,000 (dua ratus ribu rupiah) per dolarnya. Kenapa anda tidak berani menjawab pertanyaan saya tersebut? Apakah karena anda kini menyadari bahwa bila Yen saat ini stabil di 10 yen per dolarnya anda bermasalah untuk ekonomi Jepang? Tidak butuh teori yg hebat2 untuk mencoba menjawab pertanyaan2 di atas yg saya sengaja lemparkan dalam bentuk ekstrim untuk melihat kembali "teori" yg anda katakan bahwa ==tidak peduli diberapapun nilai tukar, asal stabil maka akan bisa diterima/tidak bermasalah== adalah sangat tidak bisa diterima kebenarannya alias SALAH! Kalau anda bertanggung jawab dengan pernyataan yg sudah anda lontarkan, bahkan sampai menyebut2 atas nama "teori", adalah sudah menjadi tugas anda untuk mensupport teori yg anda ungkapkan tersebut dengan memberikan referensinya. Ini kalau kita mau diskusi secara sehat. Saya sendiri dari awal diskusi tidak mengatasnamakan teori, tidak juga mengagung2kan teori, tidak juga dalam analisa2 saya menggunakan kata2 "menurut teori", karena memang analisa2 saya tersebut adalah gabungan antara teori dengan kondisi dilapangan. Saya cenderung mengajak rekan2 disini menggunakan nalar yg ada karena saya tahu anggota milis ini punya latar pendidikan yg bisa beragam, karenanya dalam menulis saya mencoba menggunakan bahasa sederhana yg mudah2an bisa diterima/ditangkap. (Perhatikan, bagaimana anda dalam satu posting coba2 pakai istilah2 ekonomi seperti FIFO/LIFO tapi ternyata anda salah dalam menerapkan pengertian dari FIFO/LIFO itu sendiri) Saya memang bukan theory minded tapi juga bukan anti theory. Hal ini karena saya sadari ketika berhubungan dengan masalah ilmu sosial seperti ekonomi, maka akan banyak kondisi2 yg perlu diperhatikan bila kita ingin menerapkan suatu teori. Rekan2 di milis sekarang semakin tahu, siapa sebenarnya di milis ini yg asbun, siapa sebenarnya yg "hanya segitu saja", siapa sebenarnya yg "tidak berdasarkan teori", siapa sebenarnya yang "tidak mau mendengarkan orang lain". Saya masih memberikan kesempatan pada anda untuk membuktikan bahwa apa yg anda ucapkan sebelumnya bahwa "pada level berapapun nilai tukar suatu mata uang asalkan stabil maka tidak akan bermasalah" adalah memang benar ada landasan teorinya dengan cara memberikan referensi (satu saja) nama buku dan halaman yg memuat hal tersebut. Semoga diskusi di milis ini bisa lebih berbobot dan tidak asbun. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu DC Email! free email for the community - http://www.DCemail.com
Re: Tommy Soeharto dan Ricardo Gelael Divonis Bebas
menurut saya memang tidak bisa dalam beberapa bulan sistem hukum kita dibenahi. mudah2an setelah pemerintahan reformasi terbentuk, sistem kita yang bobrok dapat diupgrade ke Y2K-Reform system faran -- On Thu, 14 Oct 1999 07:21:27 Yohanes Sulaiman wrote: ...tidak cukup bukti untuk menyatakan putra mantan Presiden Soeharto tersebut melakukan tindak pidana korupsi. ... Dalam amar putusan majelis hakim itu dinyatakan, dengan adanya putusan bebas bagi kedua terdakwa, maka nama baik kedua terdakwa harus direhabilitasi.* -- Kenyataan yang sangat menyedihkan. Apakah hukum di Indonesia bisa terpuruk lebih rendah lagi? Siapapun pemerintah Indonesia yang baru, saya rasa prioritas pertama adalah mereformasi lembaga hukum. Tanpa hukum yang baik, tak akan ada keberesan. MPRlah yang harus menyetujui para hakim dan kita juga perlu meningkatkan mutu hakim-hakim di Indonesia. Wibawa hukum sudah sangat perlu diperbaiki. Kamis, 14 Oktober 1999, 18:51 WIB Tommy Soeharto dan Ricardo Gelael Divonis Bebas Jakarta, Antara Dua terdakwa dalam kasus dugaan korupsi ruislag gedung Bulog dengan pertokoan Goro di Kelapa Gading, Jakarta Timur, yakni Tommy Soeharto dan Ricardo Gelael, dibebaskan dari tuduhan karena tidak ditemukan bukti-bukti kuat keterlibatan mereka. Dalam sidang terpisah di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis, yang berjalan secara maraton sejak pukul 10:00 WIB hingga pukul 17:45 WIB, majelis hakim yang diketuai R Soenarto SH, berpendapat, tidak cukup bukti untuk menyatakan putra mantan Presiden Soeharto tersebut melakukan tindak pidana korupsi. Dinyatakan, dalam kasus ruislag Bulog itu, yang terjadi adalah hubungan hukum keperdataan, dimana baik Tommy maupun Ricardo Gelael melakukan kegiatan bisnis untuk kepentingan perseroan. Demikian juga majelis hakim yang mengadili Ricardo Gelael, dalam amar putusannya menyatakan bahwa terdakwa tidak terbukti terlibat melakukan tindak pidana korupsi dalam kasus ruislag gedung Bulog dengan Goro tersebut. Terhadap putusan majelis hakim tersebut, baik jaksa penuntut umum dalam perkara Tommy Soeharto, yakni Fachmi SH, maupun jaksa penuntut umum dalam perkara Ricardo Gelael, yakni D Munthe SH, menyatakan mengajukan kasasi. Alasan keduanya yaitu dalam kasus itu telah terjadi penyelewengan penggunaan keuangan negara karena PT Goro Batara Sakti --dimana Tommy selaku Komisaris Utama punya saham 80 persen dan Ricardo Gelael selaku Direktur Utama punya saham 20 persen-- seharusnya mengeluarkan dana untuk pembebasan lahan. Kenyataannya, justru yang membayar seluruh dana pembebasan lahan di Marunda sebagai ganti komplek pertokoan Goro di Kelapa Gading adalah pihak Bulog, bukan pihak PT Goro Batara Sakti yang mendapat lahan dari Bulog. Majelis hakim menyatakan, dari 35 saksi yang diperiksa tidak satupun yang menyebut adanya kerugian negara bahkan dari Kepala Bulog sendiri, Rahardi Ramelan. Dalam amar putusan majelis hakim itu dinyatakan, dengan adanya putusan bebas bagi kedua terdakwa, maka nama baik kedua terdakwa harus direhabilitasi.* DC Email! free email for the community - http://www.DCemail.com
Re: Tolak laporan pertanggung jawaban Habibie.
Menurut saya, bukan amien rais saja yang perlu bikin "onar" semua anggota MPR perlu ber"onar" tapi jangan yang dijalanan itu.. kesian rakyat yang disekitarnya ! faran -- On Thu, 14 Oct 1999 09:01:38 Irwan Ariston Napitupulu wrote: Mudah2an laporan pertangung jawaban Habibie ditolak. Ini sepenuhnya harapan saya. Hal ini karena saya melihat dan merasa selama satu tahun lebih kondisi negara kita tetap parah. KKN tetap tumbuh subur, bahkan mungkin makin parah (lebih edan), kasus Soeharto malah diberhentikan. Padahal TAP MPR yg lalu antara lain menyinggung masalah KKN dan kasus Soeharto. Karenanya saya tidak melihat alasan satu pun untuk bisa menerima laporan pertanggung jawaban Habibie. Saya juga tidak setuju dengan istilah "menerima dengan catatan" (emangnya si boy, punya catatan segala hehehehe). Masih lebih baik bila diterima atau tidaknya diberikan bersarkan poin-poin tertentu. Misalkan untuk pertanggung jawaban kasus KKN, ditolak. pertanggung jawaban kasus Soeharto, ditolak. pertanggung jawaban bla...bla...bla.dst Sekarang kita tunggu, apakah Amien Rais sanggung bikin "onar" seperti dugaan2 kita sebelumnya? Saya mengharapkan AR mampu bikin "onar" karena saat ini bisa dibilang awalnya untuk memperkirakan seperti apa nanti sepak terjangnya AR dalam posisinya sebagai ketua MPR. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu DC Email! free email for the community - http://www.DCemail.com
Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])
In a message dated 10/14/99 1:23:16 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: hehehehe.. next time deh.kalo ada kesempatan ketemu langsung. kita bisa diskusi langsung. kalo perlu dilibrary. jadi enak langsung saya kasih liat bukunnya. Irwan: Anda ini benar2 aneh. Pertama anda bilang ada puluhan buku di perpustakaan yg akan memuat teori yg anda maksud. Lalu saya tanyakan tolong sebutkan satu buku saja sekaligus halamannya yg memuat teori tersebut. Kemudian posting tersebut anda respon dengan menjawab buku anda sudah ada di box. Kemudian saya kasih kesempatan lagi untuk anda memberikan salah satu referensi buku yg memuat teori tersebut. Eh, lagi2 anda hanya bilang seperti di atas. Sebenarnya anda punya referensi ngga sih? Kalau memang seperti kata anda di atas bahwa anda bisa kasih unjuk langsung bukunya, kenapa saat ini anda sulit sekali menyebutkan referensi buku plus halaman yg memuat teori yg anda sebutkan terdahulu? Ini khan ngga masuk akal namanya. Jadi anda meminta saya datang ke satu tempat bertemu dengan anda, baru nanti anda mau bongkar box buku anda, trus kita lihatnya di library? Lho koq muter2 sih. Padahal tinggal nyebut buku dan halaman yg memuat teori yg anda sebutkan khan gampang banget. Apalagi anda di milis ini sudah menyatakan bahwa anda termasuk orang yg theory minded. dengan saya hanya point out bukunya apa. menurut saya useless. terus terang saya sangat sibuk dengan sekolah. jadi nggak sempet nulis analisa plus theory dibelakangnya. Irwan: Alasan "terus terang saya sangat sibuk dengan sekolah" itu alasan orang2 yg hanya mau cari amannya saja. Lari dari permasalahan yg sebenarnya. Dengan memberikan referensi nama buku dan halaman yg memuat teori yg anda sebutkan terdahulu, maka saya dengan mudah mengeceknya di library untuk membuktikan teori yg anda sebutkan itu memang benar ada. Anda ngga perlu nulis analisa, cuma saya minta anda bertanggung jawab atas ucapan anda dengan menyebutkan bahwa "pada level berapa pun suatu nilai tukar mata uang, asalkan stabil maka tidak bermasalah" adalah suatu teori yg tertulis di buku. Saudara Alex H mungkin bisa anda kelabui dengan mengatakan bahwa itu sesuai dengan teori. Tapi maaf, saya tidak ingin anda kelabui karena seumur2 saya tidak pernah mendengar teori tersebut. Ditambah lagi hal tersebut sangat tidak masuk akal dan sangat mudah dipatahkan. Ini posting respon anda kedua yg belum bersedia menjawab pertanyaan situasi (Yen dan rupiah) yg saya berikan. Kenapa anda tidak bersedia menjawab? Apakah terlalu sulit buat anda untuk menjawab pertanyaan yg kalau ditanyakan ke rekan non ekonomi pun dengan mudah dan cepat menjawabnya. bagaimana kalo seminar permias mendatang kita janjian untuk diskusi ? mungkin rekan2 yang lain dapat berpartisipasi juga ? Irwan: Ini mengalihkan topik pembicaraan? Mbok ya jangan lari2 dong kalau lagi membahas satu masalah. Apa yg saya tanyakan ke anda itu, mengenari referensi, adalah untuk melihat anda itu asbun atau tidak. Beberapa kali kesalahan mendasar yg anda buat sehubungan dengan diskusi kita ini. Anda memberi contoh mobil dengan sudut pandang tidak konsisten (skenario pertama dari sudut produsen pas skenario kedua dari sudut konsumen). Kemudian, anda mencoba menerangkan dengan menggunakan istilah FIFO/LIFO yg ternyata anda salah mengartikan apa itu sebenarnya FIFO/LIFO yg terlihat dari cara anda membahasnya yg ngawur. Rekan2 di milis ini menjadi saksi dan melihat seperti apakah anda sebenarnya. Siapa yg sebenarnya asbun. Rekan2 yg undergrade bahkan high school pun saya yakin bisa melihat kesalahan2 fatal yg anda lakukan seperti yg saya lihat dan sudah saya bahas pada posting saya terdahulu. Silahkan buktikan bahwa ucapan anda terdahulu memang berasal dari buku. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Re: Seroja
Analysis buat saudara Jefferey, Yang ingin saya sampaikan pada anda ialah keberanian melihat diri sendiri. Berani mengakui bahwa kita tidak luput dari dosa2 di Tim-Tim. Jangan pake pembenaran gaya right or wrong my country. Sudah nggak jaman. Tidak ada unsur paksaan untuk berpihak, tapi paksaan utuk membuka mata. Saya berpihak sama kebenaran, anda berpihak pada apa? Masalah Tim Tim tidak dapat dilepaskan dari masalah pelanggaran HAM yang suda terjadi disana. Historynya penuh dengan itu. Sama dengan di Indonesia. Lihat saja Aceh, Ambon. Irian, kagak selesai2 masalahnya karena kebobrokan pemerintahan dan military kita. Anda tidak harus setuju dengan saya, tapi saya punya references bahwa apa yang saya tulis itu semuanya punya basis. Basis moral dan basis otak. Reference anda itu apa, kasi ke sini supaya saya analysis dan jangan langsung tuduh2 an single minded segalalah. Kalo anda tuduh saya sebagai single minded pro reformasi-revolusi, ya saya setuju saya itu single minded. Saya determined kita harus sukseskan era baru yang bersih dari unsur2 KKN dan feodalisme. Saya determined rakyat indonesia harus ditingkatkan kesejahteraannya, kalau perlu dengan pengorbanan upper class yang selama ini mengambil keuntungan dari orang2 miskin Indonesia. Kalau anda menuduh saya single minded dan tidak bisa diajak bertukar pikiran then anda kurang akurat. BUt again, apakah anda kapuspen abri kek, student kek, anda punya hak berbicara dan saya tidak pernah menuduh anda tapi saya menuduh tipe pemikiran anda yang masih terperangkap gaya pemikiran orba. Regardless, mari bangun INdonesia bersama-sama. Selamat berjuang, Donald
Re: Tolak laporan pertanggung jawaban Habibie.
Jelas harus ditolak ! Bahkan kalau diterima, maka makin jelas adanya permainan disini Menurut informasi, banyak data dalam Pidato itu yang terkesan 'bohong'... Sedih ngga sih kalau bener Presiden kita berbohong ? Saya tidak mempermasalahkan siapa yang kelak akan menjadi Presiden, namun kalau Habibie...?? Salam, bRidWaN At 08:24 PM 10/14/99 +0700, Hidayatullah Masruch wrote: Bung Irwan, malam ini TVRI dan semua stasiun TV swasta menyiarkan bentrokan ribuan mahasiswa yang demo di seputar Senayan dengan Pasukan Anti Huru-hara. Mereka sepakat dengan anda, menolak pertanggunganjawab Habibie, malam ini. Saya juga sepakat dengan anda kok - Original Message - From: Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: 14 Oktober 1999 20:01 Subject: Tolak laporan pertanggung jawaban Habibie. | Mudah2an laporan pertangung jawaban Habibie ditolak. | Ini sepenuhnya harapan saya. Hal ini karena saya | melihat dan merasa selama satu tahun lebih kondisi | negara kita tetap parah. KKN tetap tumbuh subur, | bahkan mungkin makin parah (lebih edan), kasus Soeharto | malah diberhentikan. Padahal TAP MPR yg lalu | antara lain menyinggung masalah KKN dan kasus Soeharto. | | Karenanya saya tidak melihat alasan satu pun untuk | bisa menerima laporan pertanggung jawaban Habibie. | Saya juga tidak setuju dengan istilah | "menerima dengan catatan" (emangnya si boy, punya | catatan segala hehehehe). | Masih lebih baik bila diterima atau tidaknya diberikan | bersarkan poin-poin tertentu. | Misalkan untuk | pertanggung jawaban kasus KKN, ditolak. | pertanggung jawaban kasus Soeharto, ditolak. | pertanggung jawaban bla...bla...bla.dst | | Sekarang kita tunggu, apakah Amien Rais sanggung | bikin "onar" seperti dugaan2 kita sebelumnya? | Saya mengharapkan AR mampu bikin "onar" | karena saat ini bisa dibilang awalnya untuk memperkirakan | seperti apa nanti sepak terjangnya AR dalam posisinya | sebagai ketua MPR. | | jabat erat, | Irwan Ariston Napitupulu
Re: Tolak laporan pertanggung jawaban Habibie.
Lae Irwan, Sejak tahun lalu, kita (atau saya) selalu mempermasalahkan kesalahan dan tanggung jawab Golkar, yang indentik dengan Orde Baru. Itu sebabnya saya selalu dengan enteng membawa slogan : ASAL BUKAN ORANG LAMA . Ternyata Orang Lama masih banyak yang bergentayangan.:( Salam, bRidWaN At 09:44 AM 10/14/99 EDT, Irwan Ariston Napitupulu wrote: In a message dated 10/14/99 9:39:23 AM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Bung Irwan, malam ini TVRI dan semua stasiun TV swasta menyiarkan bentrokan ribuan mahasiswa yang demo di seputar Senayan dengan Pasukan Anti Huru-hara. Mereka sepakat dengan anda, menolak pertanggunganjawab Habibie, malam ini. Saya juga sepakat dengan anda kok Inilah yg saya takutkan terjadi, Habibie menggunakan Wiranto sebagai tamengnya. Saya tidak ingin melihat TNI jadi berpihak kepada penguasa dan bukan yg seharusnya yaitu ke rakyat. Mudah2an Wiranto tidak sedang mabuk kekuasaan. Akan sangat berbahaya bila dia cukup bernafsu dengan posisi wapres sehingga TNI yg ada dibawahnya bisa salah arah dan menjadi berdiri berseberangan dengan rakyat. Saya masih percaya, sebagian TNI yg masih punya hati nurani dan ingin kembali mendukung dan berdiri bersama rakyat. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Re: Tommy Soeharto dan Ricardo Gelael Divonis Bebas
Perintahan Reformasi ? Kapan akan terbentuknya ? Tahun 2004 ? Mudah2an sih tahun 1999. Namun melihat masih banyaknya ORANG LAMA bergentayangan, maka agak sudah dipastikan akan adanya Pemerintahan Reformasi. Salam, bRidWaN At 01:24 PM 10/14/99 -0400, Faransyah Jaya wrote: menurut saya memang tidak bisa dalam beberapa bulan sistem hukum kita dibenahi. mudah2an setelah pemerintahan reformasi terbentuk, sistem kita yang bobrok dapat diupgrade ke Y2K-Reform system faran -- On Thu, 14 Oct 1999 07:21:27 Yohanes Sulaiman wrote: ...tidak cukup bukti untuk menyatakan putra mantan Presiden Soeharto tersebut melakukan tindak pidana korupsi. ... Dalam amar putusan majelis hakim itu dinyatakan, dengan adanya putusan bebas bagi kedua terdakwa, maka nama baik kedua terdakwa harus direhabilitasi.* -- Kenyataan yang sangat menyedihkan. Apakah hukum di Indonesia bisa terpuruk lebih rendah lagi? Siapapun pemerintah Indonesia yang baru, saya rasa prioritas pertama adalah mereformasi lembaga hukum. Tanpa hukum yang baik, tak akan ada keberesan. MPRlah yang harus menyetujui para hakim dan kita juga perlu meningkatkan mutu hakim-hakim di Indonesia. Wibawa hukum sudah sangat perlu diperbaiki. Kamis, 14 Oktober 1999, 18:51 WIB Tommy Soeharto dan Ricardo Gelael Divonis Bebas Jakarta, Antara Dua terdakwa dalam kasus dugaan korupsi ruislag gedung Bulog dengan pertokoan Goro di Kelapa Gading, Jakarta Timur, yakni Tommy Soeharto dan Ricardo Gelael, dibebaskan dari tuduhan karena tidak ditemukan bukti-bukti kuat keterlibatan mereka. Dalam sidang terpisah di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis, yang berjalan secara maraton sejak pukul 10:00 WIB hingga pukul 17:45 WIB, majelis hakim yang diketuai R Soenarto SH, berpendapat, tidak cukup bukti untuk menyatakan putra mantan Presiden Soeharto tersebut melakukan tindak pidana korupsi. Dinyatakan, dalam kasus ruislag Bulog itu, yang terjadi adalah hubungan hukum keperdataan, dimana baik Tommy maupun Ricardo Gelael melakukan kegiatan bisnis untuk kepentingan perseroan. Demikian juga majelis hakim yang mengadili Ricardo Gelael, dalam amar putusannya menyatakan bahwa terdakwa tidak terbukti terlibat melakukan tindak pidana korupsi dalam kasus ruislag gedung Bulog dengan Goro tersebut. Terhadap putusan majelis hakim tersebut, baik jaksa penuntut umum dalam perkara Tommy Soeharto, yakni Fachmi SH, maupun jaksa penuntut umum dalam perkara Ricardo Gelael, yakni D Munthe SH, menyatakan mengajukan kasasi. Alasan keduanya yaitu dalam kasus itu telah terjadi penyelewengan penggunaan keuangan negara karena PT Goro Batara Sakti --dimana Tommy selaku Komisaris Utama punya saham 80 persen dan Ricardo Gelael selaku Direktur Utama punya saham 20 persen-- seharusnya mengeluarkan dana untuk pembebasan lahan. Kenyataannya, justru yang membayar seluruh dana pembebasan lahan di Marunda sebagai ganti komplek pertokoan Goro di Kelapa Gading adalah pihak Bulog, bukan pihak PT Goro Batara Sakti yang mendapat lahan dari Bulog. Majelis hakim menyatakan, dari 35 saksi yang diperiksa tidak satupun yang menyebut adanya kerugian negara bahkan dari Kepala Bulog sendiri, Rahardi Ramelan. Dalam amar putusan majelis hakim itu dinyatakan, dengan adanya putusan bebas bagi kedua terdakwa, maka nama baik kedua terdakwa harus direhabilitasi.* DC Email! free email for the community - http://www.DCemail.com
Re: [Tommy Soeharto dan Ricardo Gelael Divonis Bebas]
Jaksanya beneran atau sedang main sinetron ? At 12:44 PM 10/14/99 EDT, Jeffrey Anjasmara wrote: Jaksanya katanya nggak terima Tommy dibebaskan kok. From: Rizal Az [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [Tommy Soeharto dan Ricardo Gelael Divonis Bebas] Date: Thu, 14 Oct 1999 08:50:44 PDT jeals engga' bisa di tuduh korupsi, orang dia yang punya perusahaan sendiri kok. Kalau yang Kolusi dan Nepotisme-nya yang harusnya di bantai. dasar jaksa goblok, penakut, masih aja nurut. ichal Yohanes Sulaiman [EMAIL PROTECTED] wrote: ...tidak cukup bukti untuk menyatakan putra mantan Presiden Soeharto tersebut melakukan tindak pidana korupsi. ... Dalam amar putusan majelis hakim itu dinyatakan, dengan adanya putusan bebas bagi kedua terdakwa, maka nama baik kedua terdakwa harus direhabilitasi.* -- Kenyataan yang sangat menyedihkan. Apakah hukum di Indonesia bisa terpuruk lebih rendah lagi? Siapapun pemerintah Indonesia yang baru, saya rasa prioritas pertama adalah mereformasi lembaga hukum. Tanpa hukum yang baik, tak akan ada keberesan. MPRlah yang harus menyetujui para hakim dan kita juga perlu meningkatkan mutu hakim-hakim di Indonesia. Wibawa hukum sudah sangat perlu diperbaiki. Kamis, 14 Oktober 1999, 18:51 WIB Tommy Soeharto dan Ricardo Gelael Divonis Bebas Jakarta, Antara Dua terdakwa dalam kasus dugaan korupsi ruislag gedung Bulog dengan pertokoan Goro di Kelapa Gading, Jakarta Timur, yakni Tommy Soeharto dan Ricardo Gelael, dibebaskan dari tuduhan karena tidak ditemukan bukti-bukti kuat keterlibatan mereka. Dalam sidang terpisah di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis, yang berjalan secara maraton sejak pukul 10:00 WIB hingga pukul 17:45 WIB, majelis hakim yang diketuai R Soenarto SH, berpendapat, tidak cukup bukti untuk menyatakan putra mantan Presiden Soeharto tersebut melakukan tindak pidana korupsi. Dinyatakan, dalam kasus ruislag Bulog itu, yang terjadi adalah hubungan hukum keperdataan, dimana baik Tommy maupun Ricardo Gelael melakukan kegiatan bisnis untuk kepentingan perseroan. Demikian juga majelis hakim yang mengadili Ricardo Gelael, dalam amar putusannya menyatakan bahwa terdakwa tidak terbukti terlibat melakukan tindak pidana korupsi dalam kasus ruislag gedung Bulog dengan Goro tersebut. Terhadap putusan majelis hakim tersebut, baik jaksa penuntut umum dalam perkara Tommy Soeharto, yakni Fachmi SH, maupun jaksa penuntut umum dalam perkara Ricardo Gelael, yakni D Munthe SH, menyatakan mengajukan kasasi. Alasan keduanya yaitu dalam kasus itu telah terjadi penyelewengan penggunaan keuangan negara karena PT Goro Batara Sakti --dimana Tommy selaku Komisaris Utama punya saham 80 persen dan Ricardo Gelael selaku Direktur Utama punya saham 20 persen-- seharusnya mengeluarkan dana untuk pembebasan lahan. Kenyataannya, justru yang membayar seluruh dana pembebasan lahan di Marunda sebagai ganti komplek pertokoan Goro di Kelapa Gading adalah pihak Bulog, bukan pihak PT Goro Batara Sakti yang mendapat lahan dari Bulog. Majelis hakim menyatakan, dari 35 saksi yang diperiksa tidak satupun yang menyebut adanya kerugian negara bahkan dari Kepala Bulog sendiri, Rahardi Ramelan. Dalam amar putusan majelis hakim itu dinyatakan, dengan adanya putusan bebas bagi kedua terdakwa, maka nama baik kedua terdakwa harus direhabilitasi.* Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at http://webmail.netscape.com. __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: [Tommy Soeharto dan Ricardo Gelael Divonis Bebas]
Kayaknya sedang melenong, mungkin mau meneruskan lenong rumpi. Sayangnya yang nonton bukannya ketawa, malah nangis frustrasi. Jaksanya beneran atau sedang main sinetron ? At 12:44 PM 10/14/99 EDT, Jeffrey Anjasmara wrote: Jaksanya katanya nggak terima Tommy dibebaskan kok. jeals engga' bisa di tuduh korupsi, orang dia yang punya perusahaan sendiri kok. Kalau yang Kolusi dan Nepotisme-nya yang harusnya di bantai. dasar jaksa goblok, penakut, masih aja nurut. ichal Yohanes Sulaiman [EMAIL PROTECTED] wrote: ...tidak cukup bukti untuk menyatakan putra mantan Presiden Soeharto tersebut melakukan tindak pidana korupsi. ... Dalam amar putusan majelis hakim itu dinyatakan, dengan adanya putusan bebas bagi kedua terdakwa, maka nama baik kedua terdakwa harus direhabilitasi.* -- Kenyataan yang sangat menyedihkan. Apakah hukum di Indonesia bisa terpuruk lebih rendah lagi? Siapapun pemerintah Indonesia yang baru, saya rasa prioritas pertama adalah mereformasi lembaga hukum. Tanpa hukum yang baik, tak akan ada keberesan. MPRlah yang harus menyetujui para hakim dan kita juga perlu meningkatkan mutu hakim-hakim di Indonesia. Wibawa hukum sudah sangat perlu diperbaiki. Kamis, 14 Oktober 1999, 18:51 WIB Tommy Soeharto dan Ricardo Gelael Divonis Bebas Jakarta, Antara Dua terdakwa dalam kasus dugaan korupsi ruislag gedung Bulog dengan pertokoan Goro di Kelapa Gading, Jakarta Timur, yakni Tommy Soeharto dan Ricardo Gelael, dibebaskan dari tuduhan karena tidak ditemukan bukti-bukti kuat keterlibatan mereka. Dalam sidang terpisah di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis, yang berjalan secara maraton sejak pukul 10:00 WIB hingga pukul 17:45 WIB, majelis hakim yang diketuai R Soenarto SH, berpendapat, tidak cukup bukti untuk menyatakan putra mantan Presiden Soeharto tersebut melakukan tindak pidana korupsi. Dinyatakan, dalam kasus ruislag Bulog itu, yang terjadi adalah hubungan hukum keperdataan, dimana baik Tommy maupun Ricardo Gelael melakukan kegiatan bisnis untuk kepentingan perseroan. Demikian juga majelis hakim yang mengadili Ricardo Gelael, dalam amar putusannya menyatakan bahwa terdakwa tidak terbukti terlibat melakukan tindak pidana korupsi dalam kasus ruislag gedung Bulog dengan Goro tersebut. Terhadap putusan majelis hakim tersebut, baik jaksa penuntut umum dalam perkara Tommy Soeharto, yakni Fachmi SH, maupun jaksa penuntut umum dalam perkara Ricardo Gelael, yakni D Munthe SH, menyatakan mengajukan kasasi. Alasan keduanya yaitu dalam kasus itu telah terjadi penyelewengan penggunaan keuangan negara karena PT Goro Batara Sakti --dimana Tommy selaku Komisaris Utama punya saham 80 persen dan Ricardo Gelael selaku Direktur Utama punya saham 20 persen-- seharusnya mengeluarkan dana untuk pembebasan lahan. Kenyataannya, justru yang membayar seluruh dana pembebasan lahan di Marunda sebagai ganti komplek pertokoan Goro di Kelapa Gading adalah pihak Bulog, bukan pihak PT Goro Batara Sakti yang mendapat lahan dari Bulog. Majelis hakim menyatakan, dari 35 saksi yang diperiksa tidak satupun yang menyebut adanya kerugian negara bahkan dari Kepala Bulog sendiri, Rahardi Ramelan. Dalam amar putusan majelis hakim itu dinyatakan, dengan adanya putusan bebas bagi kedua terdakwa, maka nama baik kedua terdakwa harus direhabilitasi.* Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at http://webmail.netscape.com. __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: Tommy Soeharto dan Ricardo Gelael Divonis Bebas
Pernah ada yang menanyakan apakah di-Indonesia ada 'HUKUM', dijawab : ada ! Ternyata memang ada koq:) Hukum harusnya ada, cuma karena enggak ada yang menegakkannya, jadinya Oh, tapi enggak juga ya. Hukum khan dibuat untuk dilanggar YS
Re: Tolak laporan pertanggung jawaban Habibie.
Maksudnya 'Orang lama' yang gentayangan itu, yang masih di atas tanah atau yang sudah di bawah tanah? Kayaknya yang sudah di bawah tanah enggak terlalu merugikan, malah bisa jadi komoditas obrolan seru di malam Jumat. Kalau yang masih di atas tanah malah menyebarkan benih KKN melulu YS Lae Irwan, Sejak tahun lalu, kita (atau saya) selalu mempermasalahkan kesalahan dan tanggung jawab Golkar, yang indentik dengan Orde Baru. Itu sebabnya saya selalu dengan enteng membawa slogan : ASAL BUKAN ORANG LAMA . Ternyata Orang Lama masih banyak yang bergentayangan.:( Salam, bRidWaN At 09:44 AM 10/14/99 EDT, Irwan Ariston Napitupulu wrote: In a message dated 10/14/99 9:39:23 AM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Bung Irwan, malam ini TVRI dan semua stasiun TV swasta menyiarkan bentrokan ribuan mahasiswa yang demo di seputar Senayan dengan Pasukan Anti Huru-hara. Mereka sepakat dengan anda, menolak pertanggunganjawab Habibie, malam ini. Saya juga sepakat dengan anda kok Inilah yg saya takutkan terjadi, Habibie menggunakan Wiranto sebagai tamengnya. Saya tidak ingin melihat TNI jadi berpihak kepada penguasa dan bukan yg seharusnya yaitu ke rakyat. Mudah2an Wiranto tidak sedang mabuk kekuasaan. Akan sangat berbahaya bila dia cukup bernafsu dengan posisi wapres sehingga TNI yg ada dibawahnya bisa salah arah dan menjadi berdiri berseberangan dengan rakyat. Saya masih percaya, sebagian TNI yg masih punya hati nurani dan ingin kembali mendukung dan berdiri bersama rakyat. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
URGENT: TOLAK HABIBIE, GD. BEJ-JUM'AT 15 Oktober '99 Jam 13:15
TOLONG SEBARKAN E-MAIL INI SELUAS MUNGKIN Kini saatnya profesional bergerak... TOLAK HABIBIE! MARI KITA TUNJUKKAN SOLIDARITAS bersama anggota masyarakat serta wakil-wakil rakyat di MPR pro-reformasi di Lobby Gedung Bursa Efek Jakarta, Jum'at 15 Oktober, 1999 Pukul 13:15 (Setelah shalat Jum'at) Mengapa kita berkumpul? Waktu berkejaran menuju tanggal 20 Oktober 1999, hari dimana presiden baru akan dipilih, Tidak lagi ada waktu untuk berpangku melihat politisi bertransaksi posisi untuk jabatan dan kekuasaan Eksekutif muda... SAATNYA ADALAH SEKARANG, untuk menyuarakan hati-nurani bagi pembentukan pemerintahan yang benar-benar reformatif, bersih dari sisa-sisa orde baru. Good, clean and credible governance hanya bisa lahir dari pemimpin yang dapat dipercaya oleh rakyat, yang berpihak pada rakyat. Kehadiran anda di BEJ hari Jum'at sudah menunjukkan bahwa kita peduli akan masa depan kita bersama Saya, anda dan dia tidak akan dapat bekerja dan berkarya dengan Habibie sebagai pemimpin. Let's break the silence and show the people that we fight together for the better future! Ajakan Masyarakat Profesional Indonesia yang didukung oleh: Gerakan Sarjana Jakarta (GSJ) Masyarakat Profesional untuk Demokrasi (MPD) Masyarakat Transparansi Indonesia (MTI) Solidaritas Profesional untuk Reformasi (SPuR) dan Individu-individu profesional lain yang peduli akan masa depan bangsa kontak e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])
hehehehe.. lagian saya juga emang nggak mau mengelabui. ngapain juga lagi.. saya kan cuman ngasih pendapat dan ide dasar dari ilmu yang saya terima. kalo nggak sependapat sih nggak masalah.. mana mungkin didunia ini semua orang setuju dengan satu ide. dengan banyaknya perbedaan membuat dunia maju. faran -- On Thu, 14 Oct 1999 15:14:05 Alexander Hutapea wrote: Wah bang Irwan, masa saya dibilang dikelabui sih ;) Saya tidak merespon (reply) balik e-mail yg itu, karena saya berpikiran ngak ada gunanya diskusi lagi ttg topik itu. Saya ngak sependapat "pada level berapa pun suatu nilai tukar mata uang, asalkan stabil maka tidak bermasalah" Dan nampaknya Faransyah Jaya tetap berkeras dgn teori tsb. Dan bung Faransyah juga berpendapat walaupun $ vs Rp. besarnya unlimited tetapi stabil, NPV akan tetap positip. Kan ini ngak bener banget (menurut saya). Jadi saya mengambil keputusan, mundur sajalah. :) Begitu penjelasan dari saya. salam, Alex DC Email! free email for the community - http://www.DCemail.com
Re: Will there be a tomorrow?
hehehehe... jadi nih maju jadi presiden ? ato jadi wakil presiden ? faran -- On Thu, 14 Oct 1999 17:52:25 Dede Rukli wrote: The story is very touchy Thank you for sending it.now i know what i have to do is better now or never huh.:-) Fiana. DC Email! free email for the community - http://www.DCemail.com
Re: Megawati in secret deal with Golkar
Wah... kalo beneran bisa2 dollar jadi 2500 lagi nih... faran -- On Thu, 14 Oct 1999 17:01:24 Jeffrey Anjasmara wrote: Megawati in secret deal with Golkar over power carve-up By LINDSAY MURDOCH, Herald Correspondent in Jakarta Indonesia's opposition leader, Ms Megawati Sukarnoputri, has struck a secret deal to secure the presidency that would split the Golkar party of the floundering incumbent, Dr B.J. Habibie. Under the deal Golkar's chairman, Mr Akbar Tandjung, would serve as Ms Megawati's vice-president with a "full mandate to run everything" in return for supporting her presidential bid next week. A source close to Ms Megawati yesterday confirmed the deal had been struck two weeks ago at a meeting at which more than 75 Golkar MPs promised in signed statements they were prepared to desert Dr Habibie at the last minute. Ms Megawati's presidency would be largely symbolic, with immense power remaining with Golkar, the party that backed the disgraced former president Soeharto for 32 years. Golkar this week re-endorsed Dr Habibie as its candidate when the 700-seat People's Consultative Assembly, or MPR, meets next Wednesday to choose the next president. But party delegates also gave Mr Tandjung or other members of Golkar's board the authority to dump the unpopular Dr Habibie and nominate another candidate if the MPR votes to reject an accountability speech he was due to make last night. The speech will be debated by MPs today and tomorrow. Ms Megawati's party, which won the June parliamentary election, and the party of the third presidential contender, Mr Abdurrahman Wahid, have already said they expect to reject the speech, the last hurdle in Dr Habibie's faltering re-election bid. Dr Habibie's credibility has been badly damaged by a banking scandal, East Timor, and failure to prosecute Soeharto over graft during his 32-year rule. (A Jakarta court yesterday also acquitted Soeharto's youngest son, "Tommy" Mandala Putra, of all charges in a corruption trial relating to a land deal.) Dr Habibie's speech was expected to highlight economic achievements during his 512 days as President, including success in boosting the rupiah's exchange rate, bringing down inflation and interest rates, opening rice procurement, passing a banking law and scrapping some monopolies. Mr Tandjung, 54, is an experienced political operator, having served for 10 years in successive Soeharto cabinets. A recent convert to democratisation and one of the key reformists in Golkar, Mr Tandjung was last week elected to the powerful post of parliamentary speaker. Analysts say many Golkar MPs might back a Megawati-Tandjung ticket rather than risk losing power altogether. But they add Dr Habibie's ability to attract votes should not be underestimated, as he is believed to have access to millions of dollars to bribe MPs. Dr Habibie has already nominated as his running mate the head of the armed forces, General Wiranto, who controls a crucial 38 military-appointed seats. General Wiranto would be deeply unhappy about Ms Megawati winning the presidency without a political role for the armed forces leadership. Yesterday demonstrators demanding Dr Habibie step down clashed with security forces near parliament. __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com DC Email! free email for the community - http://www.DCemail.com
Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])
Saya kira juga demikian sekarang mari kita kembali topik pembahasan semula. terus terang saya sangat tertarik dengan diskusi ini. sebagai seorang yang berlatarbelakang ekonomi (lokal) barangkali utk sementara saya memposisikan diri sebagai penyimak yang baik dan ingin lebih banyak lagi mendengar analisa-analisa bung Irwan dan yang lainnya, perihal ekonomi Indonesia untuk menambah wawasan saya. Dan jika bung Irwan dan yang lain tidak keberatan, tolong analisa-analisa seputar Kurs rupiah (masalah ekonomi yang lain) yang pernah anda tulis di forward ke saya. Terima kasih sebelumnya. salam arez Irwan Ariston Napitupulu wrote: In a message dated 10/14/99 3:20:54 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Saya kira berpikir 'bijaksana' dan 'matang' sangat diperlukan dalam berdiskusi dan terutama menghormati dan tetap menghargai teman dan lawan bicara. Salam, Budi Memang demikian bung Budi. Ada satu lagi yg perlu ditambahkan, "mengakui telah salah ucap/kutip" jauh lebih bijaksana dan terhormat ketimbang lari kiri lari kanan, ngeles kiri ngeles kanan ngga karuan. Setiap orang bisa punya keterbatasan dan kekurangan. Hendaknya ini disadari dan oleh karenanya kita tidak perlu malu atau gengsi mengakui kesalahan atau kekurangan kita. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Re: Will there be a tomorrow?
Aduh bung Faran pura-pura nggak tau segala, read between the lines lah. Kasihan mbak Fiana tuh:) From: Faransyah Jaya [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Will there be a tomorrow? Date: Thu, 14 Oct 1999 18:00:57 -0400 hehehehe... jadi nih maju jadi presiden ? ato jadi wakil presiden ? faran -- On Thu, 14 Oct 1999 17:52:25 Dede Rukli wrote: The story is very touchy Thank you for sending it.now i know what i have to do is better now or never huh.:-) Fiana. DC Email! free email for the community - http://www.DCemail.com __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: Seroja
Masak iya saya terperangkap? Saya lupa kalau anda adalah gembong ETAN. Anda bukan single-minded reformasi, tetapi single-minded yang tidak mau melihat sesuatu berdasarkan runtutan waktunya. TNI adalah suatu institusi. Dalam perjalanan waktu mereka selalu ada perubahan. Semua tergantung pada operatornya. Ini terlepas dari perubahannya masih kurang atau belum. Yang anda demonstrasikan tidak menunjukkan pemahaman ini. Justru pemikiran yang hanya memegang buntutnya ini yang merupakan gaya ORBA. Selalu main cap, tidak mau melihat ada apa sepanjang perjalanan itu. Kadang juga didasari oleh sesuatu yg 'kurang' benar atau pengambilan referensi yg masih sepihak. Contoh, anda belum paham tugas-tugas satuan-satuan dalam kemiliteran. Anda masih bingung dengan menyangkutkan Kopasandha dengan Cakrabirawa yang jelas tidak ada hubungannya, pengambilan sejarah Timtim hanya dari satu buku saja, etc-etc. Sudah ah, saya merasa tidak memperoleh manfaat pengetahuan dari anda. Thanks again, no more. Jeffrey Anjasmara '-- From: Donald Saluling [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Seroja Date: Thu, 14 Oct 1999 14:47:17 EDT Analysis buat saudara Jefferey, Yang ingin saya sampaikan pada anda ialah keberanian melihat diri sendiri. Berani mengakui bahwa kita tidak luput dari dosa2 di Tim-Tim. Jangan pake pembenaran gaya right or wrong my country. Sudah nggak jaman. Tidak ada unsur paksaan untuk berpihak, tapi paksaan utuk membuka mata. Saya berpihak sama kebenaran, anda berpihak pada apa? Masalah Tim Tim tidak dapat dilepaskan dari masalah pelanggaran HAM yang suda terjadi disana. Historynya penuh dengan itu. Sama dengan di Indonesia. Lihat saja Aceh, Ambon. Irian, kagak selesai2 masalahnya karena kebobrokan pemerintahan dan military kita. Anda tidak harus setuju dengan saya, tapi saya punya references bahwa apa yang saya tulis itu semuanya punya basis. Basis moral dan basis otak. Reference anda itu apa, kasi ke sini supaya saya analysis dan jangan langsung tuduh2 an single minded segalalah. Kalo anda tuduh saya sebagai single minded pro reformasi-revolusi, ya saya setuju saya itu single minded. Saya determined kita harus sukseskan era baru yang bersih dari unsur2 KKN dan feodalisme. Saya determined rakyat indonesia harus ditingkatkan kesejahteraannya, kalau perlu dengan pengorbanan upper class yang selama ini mengambil keuntungan dari orang2 miskin Indonesia. Kalau anda menuduh saya single minded dan tidak bisa diajak bertukar pikiran then anda kurang akurat. BUt again, apakah anda kapuspen abri kek, student kek, anda punya hak berbicara dan saya tidak pernah menuduh anda tapi saya menuduh tipe pemikiran anda yang masih terperangkap gaya pemikiran orba. Regardless, mari bangun INdonesia bersama-sama. Selamat berjuang, Donald __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])
In a message dated 10/14/99 5:31:50 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Wah bang Irwan, masa saya dibilang dikelabui sih ;) Saya tidak merespon (reply) balik e-mail yg itu, karena saya berpikiran ngak ada gunanya diskusi lagi ttg topik itu. Saya ngak sependapat "pada level berapa pun suatu nilai tukar mata uang, asalkan stabil maka tidak bermasalah" Dan nampaknya Faransyah Jaya tetap berkeras dgn teori tsb. Dan bung Faransyah juga berpendapat walaupun $ vs Rp. besarnya unlimited tetapi stabil, NPV akan tetap positip. Kan ini ngak bener banget (menurut saya). Jadi saya mengambil keputusan, mundur sajalah. :) Begitu penjelasan dari saya. salam, Alex Hehehehebener juga ya bung Alex:) Jangan2 netters lainnya disini banyak yg punya pikiran seperti anda, sudah bisa melihat letak ketidakbenaran teori yg disampaikan oleh Faran. Gue denger2, malah ada yg sampai tertawa membaca teorinya Faran (gue ngga mengada2, tapi ini fakta yg gue denger dari seorang rekan). Wah, dari pada nanti gue malah ikut ditertawain karena ngeladenin hal2 yg ngga perlu ngeladenin, mending mundur juga ah. Toh ternyata banyak rekan2 disini sebenarnya yg sudah tahu dan ngga akan tertipu walau pake embel2 "menurut teori":) Udah ah, gue juga mau hemat tenaga untuk topik2 lain yg lebih menarik:) jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])
Saya juga melihat ketidak-benaran argumen anda tuh, tepatnya kebenaran yg tidak mutlak. Teori anda tentang berbagai currency cuman teori umum. Anda sendiri bilang bidang sosial tidak ada yang pasti. Nyatanya anda tidak mampu memprediksi dengan baik kejadian rupiah yg anjlok sampai menembus 15,000. Saya masih ingat yang itu. Kalau model menebak-nebak sih bukan kerjaan sulit. Maaf saja ini bukannya memandang rendah anda. Nyatanya analisis KKG (yg kadung didaulat ahli ekonomi) saja tidak ada yang menyenggol kebenaran sama sekali. Bahkan sampai sekarangpun. Satu hal dari yg di atas, apa yg anda sebutkan bisa salah bisa betul. Ada dua issue yg anda jadikan modal untuk meyakinkan peserta milis, yaitu teori currency, dan situasi politik. Berhubung yg menyangkut currency cuman global saja, saya atau siapapun tidak akan menyalahkan. Tetapi giliran anda hubungkan dengan politik, anda menjadi keluar dari sikap ilmiah anda karena spekulasi sudah mulai anda masukkan. Ingat lho, kemarin anda hanya menghubungkan teori currency dengan text book, dan memberikan sekelumit teori di sini. Jelas yang begituan segudang dong. Cuman giliran anda menghubungkan dengan keyakinan pasar dengan naiknya Megawati, nah itu menjadi sekedar spekulasi saja. Namanya juga spekulasi, jelas anda tidak akan dapat memberikan data berupa referensi textbook. Hasilnya ya seperti kita ngobrol di warung kopi. Tidak ada yg bisa membantah, tetapi tidak ada pula yang bisa membenarkan. Yah namanya juga rumour mas...;). Ngomong-ngomong kenapa anda tidak memasukkan policy keuangan RI saat ini, dan juga pengaruh policy luar negeri macam Singapura dan Jepang ke dalam analisis anda sih? Jeffrey Anjasmara '-- From: Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut]) Date: Fri, 15 Oct 1999 02:15:50 EDT In a message dated 10/14/99 5:31:50 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Wah bang Irwan, masa saya dibilang dikelabui sih ;) Saya tidak merespon (reply) balik e-mail yg itu, karena saya berpikiran ngak ada gunanya diskusi lagi ttg topik itu. Saya ngak sependapat "pada level berapa pun suatu nilai tukar mata uang, asalkan stabil maka tidak bermasalah" Dan nampaknya Faransyah Jaya tetap berkeras dgn teori tsb. Dan bung Faransyah juga berpendapat walaupun $ vs Rp. besarnya unlimited tetapi stabil, NPV akan tetap positip. Kan ini ngak bener banget (menurut saya). Jadi saya mengambil keputusan, mundur sajalah. :) Begitu penjelasan dari saya. salam, Alex Hehehehebener juga ya bung Alex:) Jangan2 netters lainnya disini banyak yg punya pikiran seperti anda, sudah bisa melihat letak ketidakbenaran teori yg disampaikan oleh Faran. Gue denger2, malah ada yg sampai tertawa membaca teorinya Faran (gue ngga mengada2, tapi ini fakta yg gue denger dari seorang rekan). Wah, dari pada nanti gue malah ikut ditertawain karena ngeladenin hal2 yg ngga perlu ngeladenin, mending mundur juga ah. Toh ternyata banyak rekan2 disini sebenarnya yg sudah tahu dan ngga akan tertipu walau pake embel2 "menurut teori":) Udah ah, gue juga mau hemat tenaga untuk topik2 lain yg lebih menarik:) jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Bravo, Pidato Habibi Bagus Sekali
Warning: Mungkin sedikit out of topic. Sorry about that. Yg tidak berkenan, silakan delete langsung. ;-) Semalam, saking indahnya pidato Habib pake i di belakangnya, saya sampe ketiduran; nggak tuntas. Luar biasa, pidato yang bagus sekali (eh, wong ketiduran, kok mengambil kesimpulan. Biarin aja, soalnya yg gini-gini lagi trendy... Buktinya, kemarin itu orang-orang yg protes UU-PKB banyakan juga nggak pernah baca tuntas what the hell UU-PPKB is). Sampe mana tadi... Oh, ya, soal pidato: Pidato Habibi itu benar-benar digarap secara piawai... Cermat, tidak ada salahnya barang sedikit pun; dan sempat dipuji-puji penuh kegembiraan oleh para pengamat ekonomi, sosial, politik, dan bahkan oleh pengamat pertandingan sepakbola, dan bulutangkis. Demikian pula, saking sukanya dengan pidato itu, para demonstran, mahasiswa, dan sebagainya menyambut suka cita dengan pesta kembang api dan bedug bertalu-talu. Ini harus disyukuri dengan sebaik-baiknya. Habibie tampil dengan penuh rasa rendah hati. Semua orang juga tahu, presiden itu manusia, dan tentu ada kelebihan dan kekurangannya; dan Habibie sebagai negarawan yg berjiwa besar segede gajah, tampil sangat rendah hati. Di Indonesia ini, yg arogan-arogan biasanya terpinggirkan. Dulu Amien Rais agak arogan, akhirnya pemilu cuma dapet dikit,... terus introspeksi, jadi lebih rendah hati, bisa jadi ketua MPR. PDIP dulu agak arogan, mentang-mentang menang pemilu, eh, terus voting kalah terus. Terus introspeksi, dan akhirnya dagangan sapinya laku... (ketua DPR terpilih sesuai skenario mereka ;-). Lha, rupanya Habibie menyadari hal itu. Di pidatonya dia tidak menyombong barang sedikit pun. Dengan lapang dada, dia mau mengakui segala kekurangan dan kegagalannya. Demikian pula, recovery ekonomi, inflasi rendah, rupiah terstabilisasi, dan sebagainya, yang jelas-jelas merupakan jasanya secara pribadi, dan rakyat Indonesia yang lain tidak ada yang ikut berkontribusi aktif... sama sekali tidak diakuinya sebagai kesuksesannya. Sebaliknya, untuk kasus Bank Bali, dimana tidak ada seorang pun anak buahnya yang terlibat, malah secara legawa diakuinya sebagai kesalahannya, dan munduk-munduk meminta maaf kepada rakyat. Mengharukan. Mungkin untuk pidato sekualitas ini, rakyat Indonesia perlu tampil bahu membahu, kalo perlu membawa bambu runcing di kedua tangan, dan mengacungkan jempol untuk presidennya. (Sedikit catatan teknis: karena kedua tangan sudah memegang bambu runcing, perlu dipikirkan jempol yang mana yang harus diacungkan). Dengan pidato yang sebaik itu, mungkin agenda reformasi berikutnya bisa berjalan dengan mulus. ;-) ;-)