Tanya Louisiana State University

1999-10-14 Terurut Topik Irwan Hadi

Saya ingin minta bantuan, seandainya ada member dari mailling list permias
ini yang pernah kuliah di Louisiana State University -- Baton Rouge / punya
teman di situ, untuk informasinya.

Terima kasih sebelumnya.
---
AFLHI 058009990407128029/089802



Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])

1999-10-14 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 10/13/99 1:15:53 PM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

 hehehe..
  samaaa ... saya juga udah pada di box..
  males bongkarnya..
  dilibrary apa lagi..
  sampe 10 lantai

Bung Faran, anda ini aneh. Anda sendiri yg kemarin2
mengatakan bahwa apa yg anda katakan adalah sesuai
dengan teori bahwa tidak peduli pada level berapa pun, asal
suatu mata uang stabil maka bisa diterima.
Sementara saya katakan pada anda bahwa saya belum pernah
membaca teori yg bunyinya seperti itu. Saya minta anda
memberikan referensi dari ucapan anda yg anda katakan
banyak termuat dibuku2 itu, satu buku saja dan sebutkan halaman
yg memuat teori tersebut. Tapi apa respon anda? Anda jawab
seperti di atas.
Sementara pada posting sebelumnya saya memberikan satu
pertanyaan situasi pada anda yg untuk menjawabnya tidak perlu
cari2 dibuku teori, tapi cukup menggunakan nalar anda.

Apakah ekonomi Jepang tidak akan bermasalah bila
saat ini dibuat Yen stabil di Y10 (sepuluh yen) per dolarnya.
Apakah ekonomi Jepang tidak akan bermasalah bila saat ini
dibuat Yen stabil di Y300 (tigaratus yen) per dolarnya.
Apakah ekonomi Indonesia tidak akan bermasalah bila saat ini
dibuat Rupiah stabil di Rp100 (seratus rupiah) per dolarnya.
Apakah ekonomi Indonsia tidak akan bermasalah bila saat ini
dibuat Rupiah stabil di Rp200,000 (dua ratus ribu rupiah) per dolarnya.

Kenapa anda tidak berani menjawab pertanyaan saya tersebut?
Apakah karena anda kini menyadari bahwa bila Yen saat ini
stabil di 10 yen per dolarnya anda bermasalah untuk ekonomi Jepang?

Tidak butuh teori yg hebat2 untuk mencoba menjawab pertanyaan2
di atas yg saya sengaja lemparkan dalam bentuk ekstrim untuk
melihat kembali "teori" yg anda katakan bahwa ==tidak peduli
diberapapun nilai tukar, asal stabil maka akan bisa diterima/tidak
bermasalah== adalah sangat tidak bisa diterima kebenarannya
alias SALAH!

Kalau anda bertanggung jawab dengan pernyataan yg sudah anda
lontarkan, bahkan sampai menyebut2 atas nama "teori", adalah
sudah menjadi tugas anda untuk mensupport teori yg anda ungkapkan
tersebut dengan memberikan referensinya.
Ini kalau kita mau diskusi secara sehat.
Saya sendiri dari awal diskusi tidak mengatasnamakan teori,
tidak juga mengagung2kan teori, tidak juga dalam analisa2 saya
menggunakan kata2 "menurut teori", karena memang analisa2 saya
tersebut adalah gabungan antara teori dengan kondisi dilapangan.
Saya cenderung mengajak rekan2 disini menggunakan nalar yg
ada karena saya tahu anggota milis ini punya latar pendidikan yg
bisa beragam, karenanya dalam menulis saya mencoba menggunakan
bahasa sederhana yg mudah2an bisa diterima/ditangkap.

(Perhatikan, bagaimana anda dalam satu posting coba2 pakai
istilah2 ekonomi seperti FIFO/LIFO tapi ternyata anda salah
dalam menerapkan pengertian dari FIFO/LIFO itu sendiri)

Saya memang bukan theory minded tapi juga bukan anti theory.
Hal ini karena saya sadari ketika berhubungan dengan masalah
ilmu sosial seperti ekonomi, maka akan banyak kondisi2 yg
perlu diperhatikan bila kita ingin menerapkan suatu teori.

Rekan2 di milis sekarang semakin tahu, siapa sebenarnya
di milis ini yg asbun, siapa sebenarnya yg "hanya segitu saja",
siapa sebenarnya yg "tidak berdasarkan teori", siapa sebenarnya
yang "tidak mau mendengarkan orang lain".

Saya masih memberikan kesempatan pada anda untuk membuktikan
bahwa apa yg anda ucapkan sebelumnya bahwa "pada level berapapun
nilai tukar suatu mata uang asalkan stabil maka tidak akan bermasalah"
adalah memang benar ada landasan teorinya dengan cara memberikan
referensi (satu saja) nama buku dan halaman yg memuat hal tersebut.

Semoga diskusi di milis ini bisa lebih berbobot dan tidak asbun.

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Tolak laporan pertanggung jawaban Habibie.

1999-10-14 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

Mudah2an laporan pertangung jawaban Habibie ditolak.
Ini sepenuhnya harapan saya. Hal ini karena saya
melihat dan merasa selama satu tahun lebih kondisi
negara kita tetap parah.  KKN tetap tumbuh subur,
bahkan mungkin makin parah (lebih edan), kasus Soeharto
malah diberhentikan.  Padahal TAP MPR yg lalu
antara lain menyinggung masalah KKN dan kasus Soeharto.

Karenanya saya tidak melihat alasan satu pun untuk
bisa menerima laporan pertanggung jawaban Habibie.
Saya juga tidak setuju dengan istilah
"menerima dengan catatan" (emangnya si boy, punya
catatan segala hehehehe).
Masih lebih baik bila diterima atau tidaknya diberikan
bersarkan poin-poin tertentu.
Misalkan untuk
pertanggung jawaban kasus KKN, ditolak.
pertanggung jawaban kasus Soeharto, ditolak.
pertanggung jawaban bla...bla...bla.dst

Sekarang kita tunggu, apakah Amien Rais sanggung
bikin "onar" seperti dugaan2 kita sebelumnya?
Saya mengharapkan AR mampu bikin "onar"
karena saat ini bisa dibilang awalnya untuk memperkirakan
seperti apa nanti sepak terjangnya AR dalam posisinya
sebagai ketua MPR.

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Mental Operator 911 (was: Penghapusan ATHAN...)

1999-10-14 Terurut Topik Ali Simplido

Sungguh banyak (lk. 50) tanggapan -pros and cons-
yang saya terima  (lewat japri) atas e-mail
“Pengahapusan ATHAN KBRI D.C.”, bahkan ada  seorang
yang mengaku sebagai “anak diplomat” sempat
ngomel-ngomel dan menuduh saya “mempermainkan”
pemerintah (Deplu, Red).  Tapi setelah saya tanya apa
kira-kira reaksi dia,  jika pemerintah “mempermainkan”
rakyat, e-mail saya sampai sekarang belum dibalas;-)
Overall, thanks to everyone.

Tapi ijinkanlah saya untuk merespond e-mail2 tsb
melalui tulisan di bawah ini:

Dalam sebuah buku tentang Quantum Electrodynamics
(pengarangnya kalo nggak salah Richard Feynman) pernah
saya dapatkan kalimat yang berbunyi sbb, “there are
times in life where we can describe something but we
can’t explain it, and that’s also true in science and
quantum mechanics.”

Well, let me try to apply  this statement in a real
life.

Saya sendiri sadar e-mail tentang “penghapusan atase
pertahanan K.B.R.I D.C dan atase Politik” memang
sesuata yang mustahil, lagipula mana ada lagi namanya
“Atase Politik’ di K.B.R.I., yang adakan Kepala Bidang
Politik (KabidPol).  E-mail tersebut  adalah hanya
sebagai alat to send my message across.

Lalu bagaimana hubungannya Atase Pertahanan/KabidPol
dan e-mail saya tsb? Ini karena saya sudah “muak”
dengan komentar2 masalah Tim-Tim di koran2 Indonesia
dan juga dimilis2 (e.g. Bincang, Imaam, Permias
Syracuse).  Komentator2 orang kebanyakan hanya
menyalahkan orang Australia dan orang Tim2 yang
pro-kemerdekaan, sangat jarang yang ingin melakukan
introspeksi diri kita sendiri.

Nah kalo masih bingung juga apa semua ini hubungannya
dengan Atase Pertahanan dan KabidPol K.B.R.I
Washington, D.C., to “describe” this, it’s the job of
the rest of this e-mail.

Descriptions of the past.
First, sekitar dua tahun lalu-Spring Season (kalo
nggak salah), pernah ada seminar tentang Tim-Tim yang
diselanggarakan oleh PERMIAS D.C. Waktu itu
pembicaranya adalah seorang student (pro-Indonesia)
kelahiran asli Tim-Tim dan KabidPol, dan  acaranya
diadakan di K.B.R.I. D.C. yang dengar mayoritas
mahasiswa Indonesia di D.C. area.  Menurut sumber yang
saya dapatkan, untuk uang kuliah di U.S., si student
ini mendapat beasiswa langsung dari Regime Soeharto
(Cendana, Red).  Terus ada juga uncorfirmed reports
dua tahu lalu  tentang beberapa orang Tim-Tim yang pro
Indonesia yang disekolahkan at the
expensive-university, Georgetown, untuk hanya belajar
bahasa Inggris bo’.

The Bad Side:
Forget about the unconfirm report, let’s focus our
attention pada acara di KBRI tsb.
Bukankah si student ini semestinya melobbi orang
Amerika, kok target audience-nya malah mahasiswa
Indonesia. Untuk apa? Untuk apa? Apakah dia lupa bahwa
kita sudah didoctrine habis2-an di Indonesia untuk
mengakui Tim-Tim sebagai province yang ke 27.   I
refused to attend that meeting, dan saya sempat
mengajak beberapa teman2 untuk memboikot acara
tersebut, tapi nggak ada yang gubris.  Malah saya
sempat bilang mulai dari sekarang (dua tahun lalu),
Permias D.C. sudah harus memasukkan activitas politik
dalam program2-nya.  Maksudnya, jika lain kali ada
orang Amerika yang kepingin belajar atau debat masalah
politik di Indonesia, kita (mahasiswa) sudah siap dan
kita bukannya hanya bisa menari atau hanya bisa pakai
baju adat istiadat (pertunjukan kesenian, Red).
Permias D.C. memang banyak mengalami peningkatan2
(terutama waktu Pak Ketuanya Okki), but those
improvements were/are/and will not be enough.

Akibatnya apa sekarang?  Permias di Amerika,
particularly in D.C., hanya mempunyai mental “Operator
911.”  Kita cuman bisa merespond kalau sesuatu sudah
terjadi, kita cuma bisa berteriak di internet (yang
subscriber2-nya mayoritas orang melayu), and we cannot
put “our words” into action. We’re not organized at
all, dan inilah kelemahan kita.

Saya dan seorang teman pernah bertanya kepada salah
seorang bekas Duta Besar U.S. untuk Indonesia mengenai
kesuksesan ETAN atau activists pro-kemerdekaan Tim-Tim
melobbi rakyat Amerika.  Jawaban beliau adalah karena
activist2 tsb very organize dalam  mempromosikan
issue2 Tim-Tim in a simple and easy way to comprehend,
dan orang-orang Amerika sudah capek bekerja seharian,
jadi mereka take for granted issue2 tsb tanpa perlu
mengadakan cross check.

Nah yang itu untuk public, bagaimana kalo untuk
pemerintah U.S.?  Jawabannya bisa kita dapatkan dalam
article “The New Double Standard” by Aryeh Neier di
Foreign Policy # 105 (winter 1996).  Neier ini
mengatakan sbb, “ The movement [human right movement
for foreign policy] was required to improve its
information gathering, its reporting, and overall
professionalism of its work….Eventually the human
rights movement won: By and large, it prevailed in its
debates in the adminstration.”

Waktu kemarin2, pers Amerika mulai menjelekkan the
210-million rakyat Indonesia atas kasus2 di Tim-Tim,
hati saya pun mulai terbetik untuk membela rakyat
Indonesia.  Caranya sih hampir sama dengan Mbak Ida of
Illinois.  Saya mulai meyakinkan dan menjelaskan ke
teman2 Amerika tentang 

Re: Tolak laporan pertanggung jawaban Habibie.

1999-10-14 Terurut Topik Hidayatullah Masruch

Bung Irwan, malam ini TVRI dan semua stasiun TV swasta menyiarkan bentrokan
ribuan mahasiswa yang demo di seputar Senayan dengan Pasukan Anti Huru-hara.
Mereka sepakat dengan anda, menolak pertanggunganjawab Habibie, malam ini. Saya
juga sepakat dengan anda kok

- Original Message -
From: Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: 14 Oktober 1999 20:01
Subject: Tolak laporan pertanggung jawaban Habibie.


| Mudah2an laporan pertangung jawaban Habibie ditolak.
| Ini sepenuhnya harapan saya. Hal ini karena saya
| melihat dan merasa selama satu tahun lebih kondisi
| negara kita tetap parah.  KKN tetap tumbuh subur,
| bahkan mungkin makin parah (lebih edan), kasus Soeharto
| malah diberhentikan.  Padahal TAP MPR yg lalu
| antara lain menyinggung masalah KKN dan kasus Soeharto.
|
| Karenanya saya tidak melihat alasan satu pun untuk
| bisa menerima laporan pertanggung jawaban Habibie.
| Saya juga tidak setuju dengan istilah
| "menerima dengan catatan" (emangnya si boy, punya
| catatan segala hehehehe).
| Masih lebih baik bila diterima atau tidaknya diberikan
| bersarkan poin-poin tertentu.
| Misalkan untuk
| pertanggung jawaban kasus KKN, ditolak.
| pertanggung jawaban kasus Soeharto, ditolak.
| pertanggung jawaban bla...bla...bla.dst
|
| Sekarang kita tunggu, apakah Amien Rais sanggung
| bikin "onar" seperti dugaan2 kita sebelumnya?
| Saya mengharapkan AR mampu bikin "onar"
| karena saat ini bisa dibilang awalnya untuk memperkirakan
| seperti apa nanti sepak terjangnya AR dalam posisinya
| sebagai ketua MPR.
|
| jabat erat,
| Irwan Ariston Napitupulu



Re: Seroja

1999-10-14 Terurut Topik Jeffrey Anjasmara

Hehemelihat jawaban anda, anda melihat saya seperti kapuspen ABRI
ya;) Saya hanya pelajar seperti anda tuh. Saya berusaha memandang tanpa
berpihak, tetapi anda memaksa saya untuk berpihak. Wow what a wonderful
student. Terima kasih. Saya lebih baik berhenti bicara dengan single-sided
seperti anda. Bye..;)


From: Donald Saluling [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: Seroja
Date: Thu, 14 Oct 1999 04:39:02 EDT

Menjawab sanggahan saudara Jefferey. 

Jeff :
 Mungkin saya masih kekenyangan makan shg nggak bisa mikir yg lain.
Mari kita menjauh sedikit dari issue-issue HAM, invasi, dlsb.

DS:
 Sangat emosional sekali apa yang sudah tertulis tentang operasi Seroja.
 Sangat memilukan apa yang harus dihadapi oleh prajurit2 kita itu.
 Pengorbanan
 mereka sangat besar dan memang patut dihargai.
 
   Yang menjadi pertanyaan sekarang, kenapa yang dikirim itu adalah
pasukan
 sukarelawan, kenapa yang dikirim itu adalah tentara2 yang kurang terlatih
?
 Apakah sebenarnya tugas Kopasandha itu ... secret service ?  Kenapa
hal-hal
 ini tidak diajarkan disekolah2? Deklarasi Balibo itu di hadiri oleh
partai2
 yang sudah terbius oleh tentara2 yang disusupkan kedalam Tim-Tim ...
 bukankah
 demikian? Kenapa pula sampai sekarang isu2 tentang komunisme itu selalu
ada
 ?

Jeff:
Kopasandha? Lho mas, ini kan nama lama dari Kopassus. Yang namanya komando
jelas lain dengan tentara reguler. Bekerja dalam satuan yg kecil, kemampuan
individu dan kerja sama tim jauh lebih tinggi, pelatihannya khusus,
blah-blah...

DS:  blah blah ... tugasnya apa ? itu yang saya tanyakan bukan blah2.
Semua
orang juga tau Kopasandha dan kopassus itu cuma ganti nama. Komando Pasukan
Sandi Yudha. Dulu bernama Cakrabirawa. Pasukan yang nggak jelas maksudnya
mo
ngapain kecuali ngebunuhin orang ya nggak? Apakah ini yang anda maksudkan
dengan blah-blah?

Jeff:
Jelas berhubung jumlahnya kecil mereka hanya ditugaskan khusus untuk yg
special pakai telur. Kalau untuk menyerangan dalam perang terbuka rasanya
nggak tepat. Tugasnya ya macam-macam, kalau di AS setara Green Berets, atau
di Inggris setara dengan SAS, Aussie juga. Atau kalau di AL namanya pasukan
Seal, KKO (dulu), dll. Jadi dari sononya emang tugasnya infiltrasi,
sabotase, menggempur sasaran strategis dengan cepat, dll.

DS:
 ya itu tugas khusus, nusuk orang dari belakang. Ya nggak ? Memang sangat
tepat tugas Kopasandha kita itu. Infiltrasi nama terus juga supaya dosa2
lama
nggak usah dibawa2. Err.. Prabowo, tukang ngilangin orang dari mana tuh
satuannya ? Whoops. KoPassus juga ... apaan Kopassus ? Kopasandha lagi ...
special telur, pas untuk bersihin tai2 nya ORBA baru dipake. Tapi seperti
biasa, turunin dulu itu pasukan yang tidak berpengalaman di depan, supaya
mati dibunuh2in sama Fretilin, trus Kopasandha yang mempelajari taktik
perang
Fretilin, trus take the credit to themselves. Kalo Kopasandha tugasnya
benar
untuk infiltrasi, dan dinyana berhasil waktu itu, berarti betul2 tidak
memperkirakan kemungkinan meninggalnya para serdadu2 yang diimin-imingi
pangkat tinggi tapi tidak punya skill sama sekali. Salah lagi gue ? Nggak
dong,buktinya tuh banyak yang tewas, sampe bercucur2 airmata di Jakarta
membayangkan masa lampau. Singkat kata, negara kita yang katanya jago
berdiplomasi, yang sudah meninggalkan cara berjuang secara fisik duulluuu
banget, kok sekarang pake militer dalam mengadakan pergerakan. Kalau kita
dulu mencoba melepaskan diri dari penjajahan lewat meja perundingan, kok
tahun 1975, malah invasi karena ada isu komunisme/dukungan barat .K alau
anda
menilai ini semua  (invasi, spionasi oleh Kopassus, pengiriman satuan2
dalam
waktu sangat singkat)  kudu dilakukan, mengandung nilai tersendiri,  saya
melihat ini seperti istilah kawin paksa. :) 

Jeff:
Yang dimaksud dengan tentara kurang terlatih bukan berarti tentara yang
jarang latihan nembak, latihan lari. Yang dimaksud adalah tidak pernah
mengenal bau mesiu perang sesungguhnya. Sudah jelas kita nggak punya
pengalaman karena emang nggak pernah perang lagi. Sebagai pengingat, yang
diterjunkan perang jelas bukan Kopasandha. Kalau nggak salah yang
diterjunkan pertama adalah satuan dari Kostrad. Ya memang AD, AL, AU, tapi
kekuatan inti pertamanya ya mereka. Nah, ceritanya pasukan Kostrad itu juga
sudah merupakan satuan yg terbaik. Tapi biarpun terbaik kalau belum pernah
nembak musuh beneran artinya ya nggak terlatih. No wonder AS paling seneng
ikut campur kan? Ya karena mereka pingin pasukannya sebanyak-banyaknya
mengenal medan tempur beneran.

DS:
 ahh, masak lupa sih. Jaman sebelum invasi itu kan sempat ada recruitment
gila-gilaan di pusat. Semuanya dipanggil menjadi militer karena negara kita
membutuhkan pasukan untuk mengamankan keadaan negara. Kostrad namanya,
isinya
orang2 lugu. No wonder Indonesia ikut2an kan ? Jangan bawa2 AS mulu dong,
kita salah (TNI/Govt.) dan tetap salah

Jeff:
Kenapa nggak diajarkan di sekolah? Wah, apa memang perlu? Memangnya dulu

Tommy Soeharto dan Ricardo Gelael Divonis Bebas

1999-10-14 Terurut Topik Yohanes Sulaiman

...tidak cukup bukti untuk menyatakan putra mantan Presiden Soeharto
tersebut melakukan tindak pidana korupsi.
...
Dalam amar putusan majelis hakim itu dinyatakan, dengan adanya
putusan
bebas bagi kedua terdakwa, maka nama baik kedua terdakwa
harus
direhabilitasi.*

--
Kenyataan yang sangat menyedihkan. Apakah hukum di Indonesia bisa
terpuruk lebih rendah lagi? Siapapun pemerintah Indonesia yang baru,
saya rasa prioritas pertama adalah mereformasi lembaga hukum. Tanpa
hukum yang baik, tak akan ada keberesan. MPRlah yang harus
menyetujui para hakim dan kita juga perlu meningkatkan mutu
hakim-hakim di Indonesia. Wibawa hukum sudah sangat perlu diperbaiki.





Kamis, 14 Oktober 1999, 18:51 WIB

Tommy Soeharto dan Ricardo Gelael
Divonis Bebas
Jakarta, Antara
Dua terdakwa dalam kasus dugaan korupsi ruislag gedung Bulog dengan
pertokoan Goro di Kelapa Gading, Jakarta Timur, yakni Tommy Soeharto
dan Ricardo Gelael, dibebaskan dari tuduhan karena tidak ditemukan
bukti-bukti kuat keterlibatan mereka.

Dalam sidang terpisah di Pengadilan
Negeri Jakarta Selatan, Kamis, yang
berjalan secara maraton sejak pukul 10:00 WIB hingga pukul 17:45 WIB,
majelis hakim yang diketuai R Soenarto SH, berpendapat, tidak cukup bukti
untuk menyatakan putra mantan Presiden Soeharto tersebut melakukan
tindak pidana korupsi.

Dinyatakan, dalam kasus ruislag Bulog itu, yang
terjadi adalah
hubungan hukum keperdataan, dimana baik Tommy maupun
Ricardo Gelael
melakukan kegiatan bisnis untuk kepentingan perseroan.

Demikian juga
majelis hakim yang mengadili Ricardo Gelael, dalam
amar putusannya
menyatakan bahwa terdakwa tidak terbukti terlibat melakukan
tindak pidana korupsi dalam kasus ruislag gedung Bulog dengan Goro
tersebut.

Terhadap putusan majelis hakim tersebut, baik jaksa penuntut
umum dalam
perkara Tommy Soeharto, yakni Fachmi SH, maupun jaksa penuntut umum
dalam perkara Ricardo Gelael, yakni D Munthe SH, menyatakan mengajukan
kasasi.

Alasan keduanya yaitu dalam kasus itu telah terjadi penyelewengan
penggunaan
keuangan negara karena PT Goro Batara Sakti --dimana Tommy selaku Komisaris
Utama punya saham 80 persen dan Ricardo Gelael selaku Direktur Utama punya
saham 20 persen-- seharusnya mengeluarkan dana untuk pembebasan lahan.


Kenyataannya, justru yang membayar seluruh dana pembebasan lahan di
Marunda sebagai ganti komplek pertokoan Goro di Kelapa Gading adalah
pihak Bulog, bukan pihak PT Goro Batara Sakti yang mendapat lahan dari
Bulog.

Majelis hakim menyatakan, dari 35 saksi yang diperiksa tidak

satupun yang menyebut adanya kerugian negara bahkan dari Kepala
Bulog
sendiri, Rahardi Ramelan.

Dalam amar putusan majelis hakim itu
dinyatakan, dengan adanya
putusan bebas bagi kedua terdakwa, maka nama
baik kedua terdakwa
harus direhabilitasi.*



Re: Seroja

1999-10-14 Terurut Topik Jeffrey Anjasmara

Bung Irwan, setelah 50 menit mengetik tiba-tiba netscapenya kok hilang
sendiri. Mengetik ulang rasanya juga sayang. Padahal saya juga mau
memperbaiki beberapa pemahaman saya yang salah, dan meluruskan beberapa
kesimpulan anda yg 'saya rasa' kurang tepat.

Saya sarankan saja untuk tidak meneropong tulisan Gatra tentang kronologi
secara kata-per-kata, karena ini cuman artikel singkat. Pemahaman dengan
berdasar logika atas kronologi singkat masih bisa dilakukan untuk pemahaman
awal/sementara saja.

Yang perlu kita ingat bersama adalah suasana partai-partai pasca portugal
ngabur. Pergerakan dan strategi mereka berubah dengan cepat. Yang tadinya
ASDT meminta tolong RI masuk lalu berubah setelah melihat UDT berhasil
melakukan kup. Setelah itu Fretilin menang, UDT minggir. Jadi banyak yg
mula-mula jadi musuh lalu jadi teman, yg teman jadi musuh. Sama dengan
suasana partai di Indonesia saat ini.

Silakan baca beberapa buku, dan untuk menjaga keseimbangan tentunya beberapa
buku. Sebetulnya tidak ingin mengingatkan tapi kadang ada saja yg menjadikan
satu buku sebagai primbon.

Jeffrey Anjasmara

'
From: Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: Seroja
Date: Wed, 13 Oct 1999 22:51:38 EDT

In a message dated 10/13/99 6:23:15 PM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

  Kemarin saya mereply Bung Irwan dg jawaban yg kurang
   tepat. Jadi mending saya luruskan. Untuk beritanya, saya
   rasa memang dari Tempo. Sayang tidak bisa search karena
   mesti jadi anggota. Yang dari Gatra lumayan juga sih.

Irwan:
Bung Jeffrey, karena saya tidak menguasai masalah
Timtim karenanya posisi saya dalam diskusi ini akan
cenderung lebih banyak bertanya. Moga2 anda bisa
memaklumi dan ngga segan2 bagi pengatahuan seputar
hal ini. Karena saya tidak punya bahan/sumber, maka
sumber yg akan saya gunakan ya sumber yg anda berikan.

Bagi rekan2 lainnya yg merasa perlu memberikan informasi
atau pun penyanggahan, silahkan saja. Saya cenderung
akan menyerap semuanya dan memasukan ke database
di kepala saya untuk menambah wawasan saya akan
masalah Timtim.

Berikut ini, saya butuh pencerahan anda atas artikel
yg ada di Gatra. Oh ya, mengenai artikel yg anda
kutipkan saya cenderung hendaknya kita melihat dari
dua sisi. Saya bisa memaklumi perasaan anggota
TNI yg pernah dikirim ke Timtim yg menginginkan
Timtim tetap berada dalam wilayah Indonesia, tapi
kita perlu juga memperhatikan perasaan para pejuang
Timtim dan keluarga korban pejuang Timtim yang
juga menginginkan Timtim lepas dari Indonesia.
Mereka juga menderita tak kalah hebatnya seperti para anggota
tentara kita selama di Timtim. Penderitaan tersebut
tidak dapat kita jadikan alasan untuk mempertahankan
sesuatu yg sebenarnya bukan milik/hak kita.

Berikut ini hal2 yg saya ingin bahas/tanyakan.

Ada beberapa hal yg saya temukan dari artikel
di gatra tersebut.
http://www.gatra.com/V/43/LPT2-43.html

Peristiwa Penting di Timtim 1974-1999

25 April 1974: Gerakan Angkatan Bersenjata (Armed Forces Movement)
melancarkan kup di Lisbon, Portugal, untuk menggulingkan rezim
Caetano.

5 Mei 1974: Gubernur Timor Timur mengeluarkan pernyataan tentang
pembentukan partai-partai politik.

11 Mei 1974: Unido Democratica Timorense (UDT -Serikat Demokratik
Timor) dibentuk.

12 Mei 1974: Associacao Social Democratica Timorense (ASDT
-Perhimpunan Sosial Demokratik Timor) didirikan.

17 Juni 1974: Menteri Luar Negeri Indonesia Adam Malik mengirim surat
kepada perwakilan ASDT, Jose Ramos Horta, bahwa Indonesia mendukung
kemerdekaan Timor Timur.

Irwan:
Peristiwa ini baru saya ketahui, INDONESIA MENDUKUNG KEMERDEKAAN TIMTIM.
Mari kita ikuti lagi kronologis peristiwanya.

6 September 1974: Perdana Menteri Australia Gough Whitlam bertemu
dengan Presiden Soeharto di Wonosobo, Jawa Tengah, dan menyatakan
setuju bahwa integrasi Timor Timur dengan Indonesia tidak dapat
dihindari.

Irwan:
Bila kita lihat di atas, hanya kurang 3 bulan telah terjadi
perubahan pandangan di sisi pemerintah Indonesia,
dari awalnya sepakat mendukung kemerdekaan Timtim,
tiba2 berubah menjadi membicarakan masalah integrasi Timtim.
Bisakah dijelaskan hal2 yg terjadi antara tanggal tersebut
yg tidak termuat di gatra? Apa yg menyebabkan terjadinya
pergeseran posisi/pandangan pemerintah kita dalam memandang
Timtim? Koq yg tadinya mendukung kemerdekaan Timtim eh tiba2
berubah menjadi integrasi Timtim menjadi wilayah Indonesia?
Hal yg tidak kalah anehnya adalah saat itu khan Timtim masih
dibawah Portugal, koq bisa2nya kita sudah punya pikiran
integrasi Timtim ke Indonesia dan "minta" persetujuan Australia?
Ada apa ini?

12 September 1974: ASDT diubah menjadi Frente Revolucionaria de Timor
Leste Indepente (Fretilin -Front Revolusioner bagi Kemerdekaan Timor
Timur).

Irwan:
Ini juga menarik diperhatikan. Hanya 6 hari setelah peristiwa pertemuan
Indonesia dan 

Sumbang Pemikiran Penyelesaian Timtim

1999-10-14 Terurut Topik Mahendra Siregar




Saudara-saudara Permias,

Masalah Timtim dari dulu sampai dilaksanakannya 
jajak pendapat tanggal 30 Agustus 1999 memiliki dua dimensi, dimensi act of self 
determination dan dimensi pelanggaran HAM. 

Masalah act of self determination terjadi karena 
PBB dan dunia internasional tidak mengakui integrasi Timtim kedalam Indonesia. 
Oleh karena itu, apapun dalih Indonesia, mulai dari ancaman komunisme sampai 
kepada diturunkannya pasukan sukarelawan dsb, dunia tidak mau 
menerimanya. Rakyat Timtim harus diberikan kebebasan untuk menentukan status 
kedaulatan negara itu. 

Dilain pihak, masalah pelanggaran HAM terus 
berlangsung selama 23 tahun integrasi Timtim kedalam Indonesia. Pelanggaran HAM 
ini sebenarnya juga terjadi di beberapa propinsi lain, namun tidak mengemuka di 
dunia internasional karena tidak dibarengi dengan dimensi self determination 
itu. 

Sebenarnya banyak negara di dunia yang rela 
menutup mata terhadap masalah act of self determination itu dan 
mengakui Timtim secara de facto sebagai bagian dari Indonesia, karena 
pertimbangan strategis maupun karena Timtim memang tidak feasible 
menjadi negara yg merdeka. Namun karena masalah pelanggaran HAM tidak selesai 
juga, bahkan sebaliknya semakin marak seiring dengan ramainya irama KKN yang 
terjadi di seluruh Indonesia, maka negara-negara itupun menjadi 
kapok mendukung Indonesia terus-terusan. Keadaan itu tentu saja 
dibarengi dengan semakin maraknya isu HAM dan Demokrasi dikumandangkan di dunia 
barat setelah perang dingin selesai. Alasan strategis seperti membendung 
pengaruh komunisme di Asia Tenggara dsb menjadi tidak relevan lagi setelah 
kondisi dunia internasional berubah.

Bagaimana nasib Timtim sekarang dan masa depan?

Masalah act of self determination sebenarnya sudah selesai 
dengan terlaksananya jajak pendapat tanggal 30 Agustus yang lalu dengan hasil 
mayoritas rakyat Timtim ingin merdeka. Indonesia harus menghormati keputusan 
itu, karena memang itulah yang diinginkan oleh rakyat Timtim. Bahwa terdapat 
tuduhan kecurangan yg dilakukan oleh UNAMET dalam membela pro-kemerdekaan memang 
tidak dapat disangkal atau diabaikan begitu saja. Namun demikian, hal itu 
hendaknya tidak mengubah sikap Indonesia untuk menghormati hasil jajak pendapat 
itu.

Sekarang bagaimana dengan masalah HAM?

Banyak pihak di dunia yg menginginkan persoalan HAM di Timtim 
dibongkar lebar-lebar demi keadilan. Hal itu dapat dipahami dan wajar-wajar 
saja, karena persoalannya memang jelas. Namun kita harus menyadari konsekwensi 
dari dilaksanakannya hal itu.

Konsekwensi pertama, pihak-pihak yg sangat bernapsu 
menyeret Indonesia ke pengadilan internasional tidak segan-segan 
mengeluarkan cerita-cerita yg luar biasa seramnya tanpa bukti sama sekali. Hal 
ini jelas suatu rekayasa untuk menghalalkan segala cara demi 
menghukum oknum-oknum tertentu di Indonesia. Akibatnya sangat jelas, 
yaitu walaupun berbagai narasumber dan berita menjelaskan bahwa tidak ada bukti 
pembunuhan massal, namun Indonesia terus saja dikecam dan dicaci-maki oleh dunia 
internasional berdasarkan pemberitaan yang ngawur itu. On top of that, Indonesia 
diancam dari segala penjuru oleh sanksi ekonomi, perdagangan yg akibatnya tentu 
saja semakin menghancurkan citra bangsa kita, not to mention implikasi thd 
semakin terpuruknya ekonomi dan business confidence kpd RI. Terhadap hal ini, 
kita sebagai bangsa Indonesia tentu saja tidak dapat menerimanya. 

Kedua, upaya menyeret oknum-oknum itu tidak akan menyelesaikan 
rekonsiliasi diantara masyarakat Timtim sendiri. Pengadilan itu hanya akan 
menghakimi mereka yang pro-integrasi, padahal dalam suatu perang 
saudara pelanggaran tentu saja dilakukan kedua pihak. Akibatnya, pihak 
yang merasa dirugikan oleh proses itu akan terus berusaha mati-matian untuk 
membuat kondisi sosial dan politik disana kacau. Apabila hal ini terus 
berlangsung dapat dibayangkan bahwa rekonsiliasi rakyat Timtim yg diperlukan 
sebagai prakondisi perdamaian di wilayah itu tidak akan terjadi. Oleh karena itu 
prioritas utama dunia internasional hendaknya bukan menghakimi suatu kelompok di 
Timtim, namun justru membantu rekonsiliasi rakyat Timtim sesegera mungkin. 


Untuk menjalankan fungsi itu, dunia internasional harus 
menghentikan keberpihakan kepada salah satu kelompok yg hanya akan menjadikan 
masalah tambah runyam. Untuk Indonesia misalnya, kita dapat menyarankan kepada 
mereka yang pro-integrasi untuk meletakkan senjata dan membentuk parpol dalam 
konteks persiapan pemerintahan Timtim merdeka. Silakan mereka menyalurkan 
keinginan untuk tetap menjadi bagian Indonesia dalam konteks percaturan politik 
dalam negeri Timtim. Indonesia harus berhenti campur-tangan dalam masalah ini, 
karena pada saatnya nanti sudah menjadi urusan negara lain, Timtim merdeka. 
Sedangkan untuk PBB, mereka harus berhenti memihak kepada pro-independen dan 
berusaha mengundang kelompok pro-integrasi dalam proses perundingan perdamaian 
selanjutnya. Konsep The winner takes all tidak 

Re: [Tommy Soeharto dan Ricardo Gelael Divonis Bebas]

1999-10-14 Terurut Topik Rizal Az

jeals engga' bisa di tuduh korupsi, orang dia yang punya perusahaan sendiri
kok. Kalau yang Kolusi dan Nepotisme-nya yang harusnya di bantai.
dasar jaksa goblok, penakut, masih aja nurut.

ichal

Yohanes Sulaiman [EMAIL PROTECTED] wrote:
...tidak cukup bukti untuk menyatakan putra mantan Presiden Soeharto
tersebut melakukan tindak pidana korupsi.
...
Dalam amar putusan majelis hakim itu dinyatakan, dengan adanya
putusan
bebas bagi kedua terdakwa, maka nama baik kedua terdakwa
harus
direhabilitasi.*

--
Kenyataan yang sangat menyedihkan. Apakah hukum di Indonesia bisa
terpuruk lebih rendah lagi? Siapapun pemerintah Indonesia yang baru,
saya rasa prioritas pertama adalah mereformasi lembaga hukum. Tanpa
hukum yang baik, tak akan ada keberesan. MPRlah yang harus
menyetujui para hakim dan kita juga perlu meningkatkan mutu
hakim-hakim di Indonesia. Wibawa hukum sudah sangat perlu diperbaiki.





Kamis, 14 Oktober 1999, 18:51 WIB

Tommy Soeharto dan Ricardo Gelael
Divonis Bebas
Jakarta, Antara
Dua terdakwa dalam kasus dugaan korupsi ruislag gedung Bulog dengan
pertokoan Goro di Kelapa Gading, Jakarta Timur, yakni Tommy Soeharto
dan Ricardo Gelael, dibebaskan dari tuduhan karena tidak ditemukan
bukti-bukti kuat keterlibatan mereka.

Dalam sidang terpisah di Pengadilan
Negeri Jakarta Selatan, Kamis, yang
berjalan secara maraton sejak pukul 10:00 WIB hingga pukul 17:45 WIB,
majelis hakim yang diketuai R Soenarto SH, berpendapat, tidak cukup bukti
untuk menyatakan putra mantan Presiden Soeharto tersebut melakukan
tindak pidana korupsi.

Dinyatakan, dalam kasus ruislag Bulog itu, yang
terjadi adalah
hubungan hukum keperdataan, dimana baik Tommy maupun
Ricardo Gelael
melakukan kegiatan bisnis untuk kepentingan perseroan.

Demikian juga
majelis hakim yang mengadili Ricardo Gelael, dalam
amar putusannya
menyatakan bahwa terdakwa tidak terbukti terlibat melakukan
tindak pidana korupsi dalam kasus ruislag gedung Bulog dengan Goro
tersebut.

Terhadap putusan majelis hakim tersebut, baik jaksa penuntut
umum dalam
perkara Tommy Soeharto, yakni Fachmi SH, maupun jaksa penuntut umum
dalam perkara Ricardo Gelael, yakni D Munthe SH, menyatakan mengajukan
kasasi.

Alasan keduanya yaitu dalam kasus itu telah terjadi penyelewengan
penggunaan
keuangan negara karena PT Goro Batara Sakti --dimana Tommy selaku Komisaris
Utama punya saham 80 persen dan Ricardo Gelael selaku Direktur Utama punya
saham 20 persen-- seharusnya mengeluarkan dana untuk pembebasan lahan.


Kenyataannya, justru yang membayar seluruh dana pembebasan lahan di
Marunda sebagai ganti komplek pertokoan Goro di Kelapa Gading adalah
pihak Bulog, bukan pihak PT Goro Batara Sakti yang mendapat lahan dari
Bulog.

Majelis hakim menyatakan, dari 35 saksi yang diperiksa tidak

satupun yang menyebut adanya kerugian negara bahkan dari Kepala
Bulog
sendiri, Rahardi Ramelan.

Dalam amar putusan majelis hakim itu
dinyatakan, dengan adanya
putusan bebas bagi kedua terdakwa, maka nama
baik kedua terdakwa
harus direhabilitasi.*



Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at 
http://webmail.netscape.com.



Re: [Tommy Soeharto dan Ricardo Gelael Divonis Bebas]

1999-10-14 Terurut Topik Jeffrey Anjasmara

Jaksanya katanya nggak terima Tommy dibebaskan kok.


From: Rizal Az [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [Tommy Soeharto dan Ricardo Gelael Divonis Bebas]
Date: Thu, 14 Oct 1999 08:50:44 PDT

jeals engga' bisa di tuduh korupsi, orang dia yang punya perusahaan sendiri
kok. Kalau yang Kolusi dan Nepotisme-nya yang harusnya di bantai.
dasar jaksa goblok, penakut, masih aja nurut.

ichal

Yohanes Sulaiman [EMAIL PROTECTED] wrote:
...tidak cukup bukti untuk menyatakan putra mantan Presiden Soeharto
tersebut melakukan tindak pidana korupsi.
...
Dalam amar putusan majelis hakim itu dinyatakan, dengan adanya
putusan
bebas bagi kedua terdakwa, maka nama baik kedua terdakwa
harus
direhabilitasi.*

--
Kenyataan yang sangat menyedihkan. Apakah hukum di Indonesia bisa
terpuruk lebih rendah lagi? Siapapun pemerintah Indonesia yang baru,
saya rasa prioritas pertama adalah mereformasi lembaga hukum. Tanpa
hukum yang baik, tak akan ada keberesan. MPRlah yang harus
menyetujui para hakim dan kita juga perlu meningkatkan mutu
hakim-hakim di Indonesia. Wibawa hukum sudah sangat perlu diperbaiki.





Kamis, 14 Oktober 1999, 18:51 WIB

Tommy Soeharto dan Ricardo Gelael
Divonis Bebas
Jakarta, Antara
Dua terdakwa dalam kasus dugaan korupsi ruislag gedung Bulog dengan
pertokoan Goro di Kelapa Gading, Jakarta Timur, yakni Tommy Soeharto
dan Ricardo Gelael, dibebaskan dari tuduhan karena tidak ditemukan
bukti-bukti kuat keterlibatan mereka.

Dalam sidang terpisah di Pengadilan
Negeri Jakarta Selatan, Kamis, yang
berjalan secara maraton sejak pukul 10:00 WIB hingga pukul 17:45 WIB,
majelis hakim yang diketuai R Soenarto SH, berpendapat, tidak cukup bukti
untuk menyatakan putra mantan Presiden Soeharto tersebut melakukan
tindak pidana korupsi.

Dinyatakan, dalam kasus ruislag Bulog itu, yang
terjadi adalah
hubungan hukum keperdataan, dimana baik Tommy maupun
Ricardo Gelael
melakukan kegiatan bisnis untuk kepentingan perseroan.

Demikian juga
majelis hakim yang mengadili Ricardo Gelael, dalam
amar putusannya
menyatakan bahwa terdakwa tidak terbukti terlibat melakukan
tindak pidana korupsi dalam kasus ruislag gedung Bulog dengan Goro
tersebut.

Terhadap putusan majelis hakim tersebut, baik jaksa penuntut
umum dalam
perkara Tommy Soeharto, yakni Fachmi SH, maupun jaksa penuntut umum
dalam perkara Ricardo Gelael, yakni D Munthe SH, menyatakan mengajukan
kasasi.

Alasan keduanya yaitu dalam kasus itu telah terjadi penyelewengan
penggunaan
keuangan negara karena PT Goro Batara Sakti --dimana Tommy selaku Komisaris
Utama punya saham 80 persen dan Ricardo Gelael selaku Direktur Utama punya
saham 20 persen-- seharusnya mengeluarkan dana untuk pembebasan lahan.


Kenyataannya, justru yang membayar seluruh dana pembebasan lahan di
Marunda sebagai ganti komplek pertokoan Goro di Kelapa Gading adalah
pihak Bulog, bukan pihak PT Goro Batara Sakti yang mendapat lahan dari
Bulog.

Majelis hakim menyatakan, dari 35 saksi yang diperiksa tidak

satupun yang menyebut adanya kerugian negara bahkan dari Kepala
Bulog
sendiri, Rahardi Ramelan.

Dalam amar putusan majelis hakim itu
dinyatakan, dengan adanya
putusan bebas bagi kedua terdakwa, maka nama
baik kedua terdakwa
harus direhabilitasi.*



Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at
http://webmail.netscape.com.

__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Re: [Tommy Soeharto dan Ricardo Gelael Divonis Bebas]

1999-10-14 Terurut Topik Paten Deh

Biasa bung Jeffrey, mereka lagi bikin sinetron tuh. Kalaupun jaksanya ngotot
mengajukan kasasi, terus memang ada kasasi ya hasilnya sih tetap sama, bebas
+ rehabilitasi nama baik. Tidak usah terlalu berharaplah. Tapi mungkin
sinetron ini bisa masuk nominasi FSI kategori apa yah .(isi sendiri deh)

Salam,
Dika


From: Jeffrey Anjasmara [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [Tommy Soeharto dan Ricardo Gelael Divonis Bebas]
Date: Thu, 14 Oct 1999 12:44:33 EDT

Jaksanya katanya nggak terima Tommy dibebaskan kok.


From: Rizal Az [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [Tommy Soeharto dan Ricardo Gelael Divonis Bebas]
Date: Thu, 14 Oct 1999 08:50:44 PDT

jeals engga' bisa di tuduh korupsi, orang dia yang punya perusahaan
sendiri
kok. Kalau yang Kolusi dan Nepotisme-nya yang harusnya di bantai.
dasar jaksa goblok, penakut, masih aja nurut.

ichal

Yohanes Sulaiman [EMAIL PROTECTED] wrote:
...tidak cukup bukti untuk menyatakan putra mantan Presiden Soeharto
tersebut melakukan tindak pidana korupsi.
...
Dalam amar putusan majelis hakim itu dinyatakan, dengan adanya
putusan
bebas bagi kedua terdakwa, maka nama baik kedua terdakwa
harus
direhabilitasi.*

--
Kenyataan yang sangat menyedihkan. Apakah hukum di Indonesia bisa
terpuruk lebih rendah lagi? Siapapun pemerintah Indonesia yang baru,
saya rasa prioritas pertama adalah mereformasi lembaga hukum. Tanpa
hukum yang baik, tak akan ada keberesan. MPRlah yang harus
menyetujui para hakim dan kita juga perlu meningkatkan mutu
hakim-hakim di Indonesia. Wibawa hukum sudah sangat perlu diperbaiki.





Kamis, 14 Oktober 1999, 18:51 WIB

Tommy Soeharto dan Ricardo Gelael
Divonis Bebas
Jakarta, Antara
Dua terdakwa dalam kasus dugaan korupsi ruislag gedung Bulog dengan
pertokoan Goro di Kelapa Gading, Jakarta Timur, yakni Tommy Soeharto
dan Ricardo Gelael, dibebaskan dari tuduhan karena tidak ditemukan
bukti-bukti kuat keterlibatan mereka.

Dalam sidang terpisah di Pengadilan
Negeri Jakarta Selatan, Kamis, yang
berjalan secara maraton sejak pukul 10:00 WIB hingga pukul 17:45 WIB,
majelis hakim yang diketuai R Soenarto SH, berpendapat, tidak cukup bukti
untuk menyatakan putra mantan Presiden Soeharto tersebut melakukan
tindak pidana korupsi.

Dinyatakan, dalam kasus ruislag Bulog itu, yang
terjadi adalah
hubungan hukum keperdataan, dimana baik Tommy maupun
Ricardo Gelael
melakukan kegiatan bisnis untuk kepentingan perseroan.

Demikian juga
majelis hakim yang mengadili Ricardo Gelael, dalam
amar putusannya
menyatakan bahwa terdakwa tidak terbukti terlibat melakukan
tindak pidana korupsi dalam kasus ruislag gedung Bulog dengan Goro
tersebut.

Terhadap putusan majelis hakim tersebut, baik jaksa penuntut
umum dalam
perkara Tommy Soeharto, yakni Fachmi SH, maupun jaksa penuntut umum
dalam perkara Ricardo Gelael, yakni D Munthe SH, menyatakan mengajukan
kasasi.

Alasan keduanya yaitu dalam kasus itu telah terjadi penyelewengan
penggunaan
keuangan negara karena PT Goro Batara Sakti --dimana Tommy selaku
Komisaris
Utama punya saham 80 persen dan Ricardo Gelael selaku Direktur Utama punya
saham 20 persen-- seharusnya mengeluarkan dana untuk pembebasan lahan.


Kenyataannya, justru yang membayar seluruh dana pembebasan lahan di
Marunda sebagai ganti komplek pertokoan Goro di Kelapa Gading adalah
pihak Bulog, bukan pihak PT Goro Batara Sakti yang mendapat lahan dari
Bulog.

Majelis hakim menyatakan, dari 35 saksi yang diperiksa tidak

satupun yang menyebut adanya kerugian negara bahkan dari Kepala
Bulog
sendiri, Rahardi Ramelan.

Dalam amar putusan majelis hakim itu
dinyatakan, dengan adanya
putusan bebas bagi kedua terdakwa, maka nama
baik kedua terdakwa
harus direhabilitasi.*



Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at
http://webmail.netscape.com.

__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com

__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Re: Will there be a tomorrow?

1999-10-14 Terurut Topik Paten Deh

Kalau saya sih mendingan baca forwardnya bung Satria saja, daripada
mengikuti sidangnya TOMY  JERRY. Wah terima kasih buat forward-nya Bung
Satria, isteri saya sampai terharu bacanya.

Salam,
Dika

From: Satria Pinandhita [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Will there be a tomorrow?
Date: Wed, 13 Oct 1999 21:19:23 -0400

  It all started when I was 6 years old. While I was playing outside on my
  farm in California, I met a boy. He was an average kind of boy who
teased
  you then you chased them and beat them up. After the first meeting in
  which I beat him up we kept on meeting and beating each other up at the
  fence.
  That only lasted for a while though. We would meet at the fence all the
  time and we were always together.
 
I would tell him all my secrets. He was very quiet and he would listen
  to what I had to say. I found him easy to talk to and I could talk to
him
  everything. In school we had separate friends but when we got home we
  would always talk about what happened in school.
 
 One day I said to him that a guy I liked hurt me and broke my heart.
   He just comforted me and said everything would be okay. He gave me
words
of
  encouragement and helped me to get over him. I was happy and thought of
  him as a real friend. But I knew that there was something else about him
  that
   I liked. I thought of it that night and figured that it was just a
friend
  kinda thing that I was feeling.
 
 All through high school and even through graudation we're always
  together and of course I thought of it as being friends. But I knew deep
  inside
   that I really felt differently.
 
 On graduation night even though we had different dates to the prom I
  wanted to be with him. That night after everybody went home I went to
his
  house and wanted to tell him that I wanted to see him. Well, that night
  was my big chance and all I did was just sit there with him watching the
   stars and talking about what his dream was. How he wanted to get
married
  and
  settle down. He said how he wanted to be rich and successful. All I
could
  do was to tell him my dream and cuddle next to him. I went home hurting
  because I didn't tell him just how I felt.
 
 All through college I wanted to tell him but he always had someone
  with him. After graduation he got a job in New York. I was happy for him
but
  at the same time I was sad to see him go. I was sad also because I
didn't
  tell him how I felt. But I couldn't let him know now that he was leaving
for
  his big job. So I just kept it to myself and watched him go on the
plane.
I
  cried as I hugged him for what I felt was going to be the last time. I
   went home that night and cried my eyes out. I felt hurt that I didn't
tell
  him
  what I had inside my heart.
 
  Well, I got a job as a secretary and then worked my way to a
  computeranalyst. I was proud of what I had accomplished.
  One day, I got a letter with an invitation to a marriage. It was from
him.
I
  was happy and sad at the same time. Now I know that I could never be
with
  him and that we could only be friends. I went to the wedding the next
month.
  It was a big occasion. The big church wedding and the reception at the
  hotel. I met the bride and of course him. I fell in love one more
  time.
 
  But I held back so it wouldn't spoil what should be the happiest day in
  his life. I tried to have fun that night but it was killing me inside
  watching him being so happy and me trying to be happy covering up my
sadness
  tears
  inside of me.  I left New York feeling that I did the right thing.
Before
I
  left on
  the flight, he came running out of nowhere and said his good-byes and
how
he
  was happy to see me. I came home and just tried to forget about what
went
on
  in New York, I had to go on with my life.
 
  As the years went on, we wrote to each other on what was going on and
  how he had missed talking to me. On one occasion he never wrote back to
me
  at
  all. I was getting worried as to why he hadn't written anything for a
  long time after I had already written 6 letters to him. Well, just when
  everything seemed hopeless and sad in my life, I got a note that said:
  "meet me at the fence where we used to talk about things". I went and
saw
  him
  there. I was happy to see him, but he was broken-hearted and sad inside.
  We hugged until we couldn't breathe anymore. Then he told me about the
  divorce and why he hadn't written for a long time. He cried till he
couldn't
  cry
  anymore.
 
  Finally, we went back to the house and talked about and laughed about
  what I had been going and catch up on old times. But in all of this, I
  couldn't tell him how I felt about him.  In the days that followed, he
had
  fun and forgot about all his problem
  and his divorce. I fell in love with him. When it came time for him to
  leave New York, I went to see him off and cried. I hated to see him
leave.
  

Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])

1999-10-14 Terurut Topik Faransyah Jaya

hehehehe..
next time deh.kalo ada kesempatan ketemu langsung.
kita bisa diskusi langsung.
kalo perlu dilibrary. jadi enak langsung saya kasih liat bukunnya.

dengan saya hanya point out bukunya apa. menurut saya useless.
terus terang saya sangat sibuk dengan sekolah.
jadi nggak sempet nulis analisa plus theory dibelakangnya.

bagaimana kalo seminar permias mendatang kita janjian untuk diskusi ?

mungkin rekan2 yang lain dapat berpartisipasi juga ?

faran
--

On Thu, 14 Oct 1999 08:47:25   Irwan Ariston Napitupulu wrote:
In a message dated 10/13/99 1:15:53 PM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

 hehehe..
  samaaa ... saya juga udah pada di box..
  males bongkarnya..
  dilibrary apa lagi..
  sampe 10 lantai

Bung Faran, anda ini aneh. Anda sendiri yg kemarin2
mengatakan bahwa apa yg anda katakan adalah sesuai
dengan teori bahwa tidak peduli pada level berapa pun, asal
suatu mata uang stabil maka bisa diterima.
Sementara saya katakan pada anda bahwa saya belum pernah
membaca teori yg bunyinya seperti itu. Saya minta anda
memberikan referensi dari ucapan anda yg anda katakan
banyak termuat dibuku2 itu, satu buku saja dan sebutkan halaman
yg memuat teori tersebut. Tapi apa respon anda? Anda jawab
seperti di atas.
Sementara pada posting sebelumnya saya memberikan satu
pertanyaan situasi pada anda yg untuk menjawabnya tidak perlu
cari2 dibuku teori, tapi cukup menggunakan nalar anda.

Apakah ekonomi Jepang tidak akan bermasalah bila
saat ini dibuat Yen stabil di Y10 (sepuluh yen) per dolarnya.
Apakah ekonomi Jepang tidak akan bermasalah bila saat ini
dibuat Yen stabil di Y300 (tigaratus yen) per dolarnya.
Apakah ekonomi Indonesia tidak akan bermasalah bila saat ini
dibuat Rupiah stabil di Rp100 (seratus rupiah) per dolarnya.
Apakah ekonomi Indonsia tidak akan bermasalah bila saat ini
dibuat Rupiah stabil di Rp200,000 (dua ratus ribu rupiah) per dolarnya.

Kenapa anda tidak berani menjawab pertanyaan saya tersebut?
Apakah karena anda kini menyadari bahwa bila Yen saat ini
stabil di 10 yen per dolarnya anda bermasalah untuk ekonomi Jepang?

Tidak butuh teori yg hebat2 untuk mencoba menjawab pertanyaan2
di atas yg saya sengaja lemparkan dalam bentuk ekstrim untuk
melihat kembali "teori" yg anda katakan bahwa ==tidak peduli
diberapapun nilai tukar, asal stabil maka akan bisa diterima/tidak
bermasalah== adalah sangat tidak bisa diterima kebenarannya
alias SALAH!

Kalau anda bertanggung jawab dengan pernyataan yg sudah anda
lontarkan, bahkan sampai menyebut2 atas nama "teori", adalah
sudah menjadi tugas anda untuk mensupport teori yg anda ungkapkan
tersebut dengan memberikan referensinya.
Ini kalau kita mau diskusi secara sehat.
Saya sendiri dari awal diskusi tidak mengatasnamakan teori,
tidak juga mengagung2kan teori, tidak juga dalam analisa2 saya
menggunakan kata2 "menurut teori", karena memang analisa2 saya
tersebut adalah gabungan antara teori dengan kondisi dilapangan.
Saya cenderung mengajak rekan2 disini menggunakan nalar yg
ada karena saya tahu anggota milis ini punya latar pendidikan yg
bisa beragam, karenanya dalam menulis saya mencoba menggunakan
bahasa sederhana yg mudah2an bisa diterima/ditangkap.

(Perhatikan, bagaimana anda dalam satu posting coba2 pakai
istilah2 ekonomi seperti FIFO/LIFO tapi ternyata anda salah
dalam menerapkan pengertian dari FIFO/LIFO itu sendiri)

Saya memang bukan theory minded tapi juga bukan anti theory.
Hal ini karena saya sadari ketika berhubungan dengan masalah
ilmu sosial seperti ekonomi, maka akan banyak kondisi2 yg
perlu diperhatikan bila kita ingin menerapkan suatu teori.

Rekan2 di milis sekarang semakin tahu, siapa sebenarnya
di milis ini yg asbun, siapa sebenarnya yg "hanya segitu saja",
siapa sebenarnya yg "tidak berdasarkan teori", siapa sebenarnya
yang "tidak mau mendengarkan orang lain".

Saya masih memberikan kesempatan pada anda untuk membuktikan
bahwa apa yg anda ucapkan sebelumnya bahwa "pada level berapapun
nilai tukar suatu mata uang asalkan stabil maka tidak akan bermasalah"
adalah memang benar ada landasan teorinya dengan cara memberikan
referensi (satu saja) nama buku dan halaman yg memuat hal tersebut.

Semoga diskusi di milis ini bisa lebih berbobot dan tidak asbun.

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



DC Email!
free email for the community - http://www.DCemail.com



Re: Tommy Soeharto dan Ricardo Gelael Divonis Bebas

1999-10-14 Terurut Topik Faransyah Jaya

menurut saya memang tidak bisa dalam beberapa bulan sistem hukum kita dibenahi.

mudah2an setelah pemerintahan reformasi terbentuk, sistem kita yang bobrok dapat 
diupgrade ke Y2K-Reform system

faran
--

On Thu, 14 Oct 1999 07:21:27   Yohanes Sulaiman wrote:
...tidak cukup bukti untuk menyatakan putra mantan Presiden Soeharto
tersebut melakukan tindak pidana korupsi.
...
Dalam amar putusan majelis hakim itu dinyatakan, dengan adanya
putusan
bebas bagi kedua terdakwa, maka nama baik kedua terdakwa
harus
direhabilitasi.*

--
Kenyataan yang sangat menyedihkan. Apakah hukum di Indonesia bisa
terpuruk lebih rendah lagi? Siapapun pemerintah Indonesia yang baru,
saya rasa prioritas pertama adalah mereformasi lembaga hukum. Tanpa
hukum yang baik, tak akan ada keberesan. MPRlah yang harus
menyetujui para hakim dan kita juga perlu meningkatkan mutu
hakim-hakim di Indonesia. Wibawa hukum sudah sangat perlu diperbaiki.





Kamis, 14 Oktober 1999, 18:51 WIB

Tommy Soeharto dan Ricardo Gelael
Divonis Bebas
Jakarta, Antara
Dua terdakwa dalam kasus dugaan korupsi ruislag gedung Bulog dengan
pertokoan Goro di Kelapa Gading, Jakarta Timur, yakni Tommy Soeharto
dan Ricardo Gelael, dibebaskan dari tuduhan karena tidak ditemukan
bukti-bukti kuat keterlibatan mereka.

Dalam sidang terpisah di Pengadilan
Negeri Jakarta Selatan, Kamis, yang
berjalan secara maraton sejak pukul 10:00 WIB hingga pukul 17:45 WIB,
majelis hakim yang diketuai R Soenarto SH, berpendapat, tidak cukup bukti
untuk menyatakan putra mantan Presiden Soeharto tersebut melakukan
tindak pidana korupsi.

Dinyatakan, dalam kasus ruislag Bulog itu, yang
terjadi adalah
hubungan hukum keperdataan, dimana baik Tommy maupun
Ricardo Gelael
melakukan kegiatan bisnis untuk kepentingan perseroan.

Demikian juga
majelis hakim yang mengadili Ricardo Gelael, dalam
amar putusannya
menyatakan bahwa terdakwa tidak terbukti terlibat melakukan
tindak pidana korupsi dalam kasus ruislag gedung Bulog dengan Goro
tersebut.

Terhadap putusan majelis hakim tersebut, baik jaksa penuntut
umum dalam
perkara Tommy Soeharto, yakni Fachmi SH, maupun jaksa penuntut umum
dalam perkara Ricardo Gelael, yakni D Munthe SH, menyatakan mengajukan
kasasi.

Alasan keduanya yaitu dalam kasus itu telah terjadi penyelewengan
penggunaan
keuangan negara karena PT Goro Batara Sakti --dimana Tommy selaku Komisaris
Utama punya saham 80 persen dan Ricardo Gelael selaku Direktur Utama punya
saham 20 persen-- seharusnya mengeluarkan dana untuk pembebasan lahan.


Kenyataannya, justru yang membayar seluruh dana pembebasan lahan di
Marunda sebagai ganti komplek pertokoan Goro di Kelapa Gading adalah
pihak Bulog, bukan pihak PT Goro Batara Sakti yang mendapat lahan dari
Bulog.

Majelis hakim menyatakan, dari 35 saksi yang diperiksa tidak

satupun yang menyebut adanya kerugian negara bahkan dari Kepala
Bulog
sendiri, Rahardi Ramelan.

Dalam amar putusan majelis hakim itu
dinyatakan, dengan adanya
putusan bebas bagi kedua terdakwa, maka nama
baik kedua terdakwa
harus direhabilitasi.*



DC Email!
free email for the community - http://www.DCemail.com



Re: Tolak laporan pertanggung jawaban Habibie.

1999-10-14 Terurut Topik Faransyah Jaya

Menurut saya, bukan amien rais saja yang perlu bikin "onar" semua anggota MPR perlu 
ber"onar"

tapi jangan yang dijalanan itu..
kesian rakyat yang disekitarnya !

faran
--

On Thu, 14 Oct 1999 09:01:38   Irwan Ariston Napitupulu wrote:
Mudah2an laporan pertangung jawaban Habibie ditolak.
Ini sepenuhnya harapan saya. Hal ini karena saya
melihat dan merasa selama satu tahun lebih kondisi
negara kita tetap parah.  KKN tetap tumbuh subur,
bahkan mungkin makin parah (lebih edan), kasus Soeharto
malah diberhentikan.  Padahal TAP MPR yg lalu
antara lain menyinggung masalah KKN dan kasus Soeharto.

Karenanya saya tidak melihat alasan satu pun untuk
bisa menerima laporan pertanggung jawaban Habibie.
Saya juga tidak setuju dengan istilah
"menerima dengan catatan" (emangnya si boy, punya
catatan segala hehehehe).
Masih lebih baik bila diterima atau tidaknya diberikan
bersarkan poin-poin tertentu.
Misalkan untuk
pertanggung jawaban kasus KKN, ditolak.
pertanggung jawaban kasus Soeharto, ditolak.
pertanggung jawaban bla...bla...bla.dst

Sekarang kita tunggu, apakah Amien Rais sanggung
bikin "onar" seperti dugaan2 kita sebelumnya?
Saya mengharapkan AR mampu bikin "onar"
karena saat ini bisa dibilang awalnya untuk memperkirakan
seperti apa nanti sepak terjangnya AR dalam posisinya
sebagai ketua MPR.

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



DC Email!
free email for the community - http://www.DCemail.com



Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])

1999-10-14 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 10/14/99 1:23:16 PM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

 hehehehe..
  next time deh.kalo ada kesempatan ketemu langsung.
  kita bisa diskusi langsung.
  kalo perlu dilibrary. jadi enak langsung saya kasih liat bukunnya.

Irwan:
Anda ini benar2 aneh. Pertama anda bilang ada puluhan
buku di perpustakaan yg akan memuat teori yg anda maksud.
Lalu saya tanyakan tolong sebutkan satu buku saja sekaligus
halamannya yg memuat teori tersebut. Kemudian posting
tersebut anda respon dengan menjawab buku anda sudah ada
di box. Kemudian saya kasih kesempatan lagi untuk anda
memberikan salah satu referensi buku yg memuat teori tersebut.
Eh, lagi2 anda hanya bilang seperti di atas. Sebenarnya anda
punya referensi ngga sih? Kalau memang seperti kata anda
di atas bahwa anda bisa kasih unjuk langsung bukunya,
kenapa saat ini anda sulit sekali menyebutkan referensi
buku plus halaman yg memuat teori yg anda sebutkan terdahulu?
Ini khan ngga masuk akal namanya. Jadi anda meminta
saya datang ke satu tempat bertemu dengan anda, baru nanti
anda mau bongkar box buku anda, trus kita lihatnya di library?
Lho koq muter2 sih. Padahal tinggal nyebut buku dan halaman
yg memuat teori yg anda sebutkan khan gampang banget.
Apalagi anda di milis ini sudah menyatakan bahwa anda
termasuk orang yg theory minded.


  dengan saya hanya point out bukunya apa. menurut saya useless.
  terus terang saya sangat sibuk dengan sekolah.
  jadi nggak sempet nulis analisa plus theory dibelakangnya.

Irwan:
Alasan "terus terang saya sangat sibuk dengan sekolah"
itu alasan orang2 yg hanya mau cari amannya saja.
Lari dari permasalahan yg sebenarnya.
Dengan memberikan referensi nama buku dan halaman
yg memuat teori yg anda sebutkan terdahulu,
maka saya dengan mudah mengeceknya di library untuk
membuktikan teori yg anda sebutkan itu memang benar ada.
Anda ngga perlu nulis analisa, cuma saya minta anda
bertanggung jawab atas ucapan anda dengan menyebutkan
bahwa "pada level berapa pun suatu nilai tukar mata uang,
asalkan stabil maka tidak bermasalah" adalah suatu teori
yg tertulis di buku. Saudara Alex H mungkin bisa anda
kelabui dengan mengatakan bahwa itu sesuai dengan teori.
Tapi maaf, saya tidak ingin anda kelabui karena seumur2
saya tidak pernah mendengar teori tersebut. Ditambah
lagi hal tersebut sangat tidak masuk akal dan sangat
mudah dipatahkan.
Ini posting  respon anda kedua yg belum bersedia menjawab
pertanyaan situasi (Yen dan rupiah) yg saya berikan.
Kenapa anda tidak bersedia menjawab? Apakah terlalu sulit
buat anda untuk menjawab pertanyaan yg kalau ditanyakan
ke rekan non ekonomi pun dengan mudah dan cepat
menjawabnya.

  bagaimana kalo seminar permias mendatang kita janjian untuk diskusi ?

  mungkin rekan2 yang lain dapat berpartisipasi juga ?

Irwan:
Ini mengalihkan topik pembicaraan?
Mbok ya jangan lari2 dong kalau lagi membahas
satu masalah. Apa yg saya tanyakan ke anda itu,
mengenari referensi, adalah untuk melihat anda itu
asbun atau tidak.

Beberapa kali kesalahan mendasar yg anda buat
sehubungan dengan diskusi kita ini. Anda
memberi contoh mobil dengan sudut pandang
tidak konsisten (skenario pertama dari sudut produsen
pas skenario kedua dari sudut konsumen).
Kemudian, anda mencoba menerangkan dengan
menggunakan istilah FIFO/LIFO yg ternyata anda
salah mengartikan apa itu sebenarnya FIFO/LIFO
yg terlihat dari cara anda membahasnya yg ngawur.

Rekan2 di milis ini menjadi saksi dan melihat
seperti apakah anda sebenarnya. Siapa yg sebenarnya
asbun.  Rekan2 yg  undergrade bahkan high school pun
saya yakin bisa melihat kesalahan2 fatal yg anda lakukan
seperti yg saya lihat dan sudah saya bahas pada posting
saya terdahulu.
Silahkan buktikan bahwa ucapan anda terdahulu memang
berasal dari buku.

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Re: Seroja

1999-10-14 Terurut Topik Donald Saluling

Analysis buat saudara Jefferey,
Yang ingin saya sampaikan pada anda ialah keberanian melihat diri sendiri.
Berani mengakui bahwa kita tidak luput dari dosa2 di Tim-Tim. Jangan pake
pembenaran gaya right or wrong my country. Sudah nggak jaman. Tidak ada unsur
paksaan untuk berpihak, tapi paksaan utuk membuka mata. Saya berpihak sama
kebenaran, anda berpihak pada apa?
Masalah Tim Tim tidak dapat dilepaskan dari masalah pelanggaran HAM yang suda
terjadi disana. Historynya penuh dengan itu. Sama dengan di Indonesia. Lihat
saja Aceh, Ambon. Irian, kagak selesai2 masalahnya karena kebobrokan
pemerintahan dan military kita. Anda tidak harus setuju dengan saya, tapi
saya punya references bahwa apa yang saya tulis itu semuanya punya basis.
Basis moral dan basis otak. Reference anda itu apa, kasi ke sini supaya saya
analysis dan jangan langsung tuduh2 an single minded segalalah. Kalo anda
tuduh saya sebagai single minded pro reformasi-revolusi, ya saya setuju saya
itu single minded. Saya determined kita harus sukseskan era baru yang bersih
dari unsur2 KKN dan feodalisme. Saya determined rakyat indonesia harus
ditingkatkan kesejahteraannya, kalau perlu dengan pengorbanan upper class
yang selama ini mengambil keuntungan dari orang2  miskin Indonesia. Kalau
anda menuduh saya single minded dan tidak bisa diajak bertukar pikiran then
anda kurang akurat. BUt again, apakah anda kapuspen abri kek, student kek,
anda punya hak berbicara dan saya tidak pernah menuduh anda tapi saya menuduh
tipe pemikiran anda yang masih terperangkap gaya pemikiran orba.

Regardless, mari bangun INdonesia bersama-sama.

Selamat berjuang,
Donald



Re: Tolak laporan pertanggung jawaban Habibie.

1999-10-14 Terurut Topik bRidWaN

Jelas harus ditolak !
Bahkan kalau diterima, maka makin jelas adanya
permainan disini

Menurut informasi, banyak data dalam Pidato
itu yang terkesan 'bohong'...
Sedih ngga sih kalau bener Presiden kita berbohong ?

Saya tidak mempermasalahkan siapa yang kelak
akan menjadi Presiden, namun kalau Habibie...??

Salam,
bRidWaN


At 08:24 PM 10/14/99 +0700, Hidayatullah Masruch wrote:
Bung Irwan, malam ini TVRI dan semua stasiun TV swasta menyiarkan bentrokan
ribuan mahasiswa yang demo di seputar Senayan dengan Pasukan Anti Huru-hara.
Mereka sepakat dengan anda, menolak pertanggunganjawab Habibie, malam ini.
Saya
juga sepakat dengan anda kok

- Original Message -
From: Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: 14 Oktober 1999 20:01
Subject: Tolak laporan pertanggung jawaban Habibie.


| Mudah2an laporan pertangung jawaban Habibie ditolak.
| Ini sepenuhnya harapan saya. Hal ini karena saya
| melihat dan merasa selama satu tahun lebih kondisi
| negara kita tetap parah.  KKN tetap tumbuh subur,
| bahkan mungkin makin parah (lebih edan), kasus Soeharto
| malah diberhentikan.  Padahal TAP MPR yg lalu
| antara lain menyinggung masalah KKN dan kasus Soeharto.
|
| Karenanya saya tidak melihat alasan satu pun untuk
| bisa menerima laporan pertanggung jawaban Habibie.
| Saya juga tidak setuju dengan istilah
| "menerima dengan catatan" (emangnya si boy, punya
| catatan segala hehehehe).
| Masih lebih baik bila diterima atau tidaknya diberikan
| bersarkan poin-poin tertentu.
| Misalkan untuk
| pertanggung jawaban kasus KKN, ditolak.
| pertanggung jawaban kasus Soeharto, ditolak.
| pertanggung jawaban bla...bla...bla.dst
|
| Sekarang kita tunggu, apakah Amien Rais sanggung
| bikin "onar" seperti dugaan2 kita sebelumnya?
| Saya mengharapkan AR mampu bikin "onar"
| karena saat ini bisa dibilang awalnya untuk memperkirakan
| seperti apa nanti sepak terjangnya AR dalam posisinya
| sebagai ketua MPR.
|
| jabat erat,
| Irwan Ariston Napitupulu





Re: Tolak laporan pertanggung jawaban Habibie.

1999-10-14 Terurut Topik bRidWaN

Lae Irwan,
Sejak tahun lalu, kita (atau saya) selalu mempermasalahkan
kesalahan dan tanggung jawab Golkar, yang indentik dengan
Orde Baru. Itu sebabnya saya selalu dengan enteng membawa
slogan : ASAL BUKAN ORANG LAMA .

Ternyata Orang Lama masih banyak yang bergentayangan.:(


Salam,
bRidWaN

At 09:44 AM 10/14/99 EDT, Irwan Ariston Napitupulu wrote:
In a message dated 10/14/99 9:39:23 AM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

 Bung Irwan, malam ini TVRI dan semua stasiun TV swasta menyiarkan bentrokan
  ribuan mahasiswa yang demo di seputar Senayan dengan Pasukan Anti
Huru-hara.
  Mereka sepakat dengan anda, menolak pertanggunganjawab Habibie, malam ini.
 Saya
  juga sepakat dengan anda kok


Inilah yg saya takutkan terjadi, Habibie menggunakan Wiranto
sebagai tamengnya. Saya tidak ingin melihat TNI jadi berpihak
kepada penguasa dan bukan yg seharusnya yaitu ke rakyat.

Mudah2an Wiranto tidak sedang mabuk kekuasaan.
Akan sangat berbahaya bila dia cukup bernafsu dengan posisi
wapres sehingga TNI yg ada dibawahnya bisa salah arah dan
menjadi berdiri berseberangan dengan rakyat.

Saya masih percaya, sebagian TNI yg masih punya hati nurani
dan ingin kembali mendukung dan berdiri bersama rakyat.


jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu





Re: Tommy Soeharto dan Ricardo Gelael Divonis Bebas

1999-10-14 Terurut Topik bRidWaN

Perintahan Reformasi ?
Kapan akan terbentuknya ? Tahun 2004 ?

Mudah2an sih tahun 1999. Namun melihat masih
banyaknya ORANG LAMA bergentayangan, maka agak
sudah dipastikan akan adanya Pemerintahan Reformasi.


Salam,
bRidWaN

At 01:24 PM 10/14/99 -0400, Faransyah Jaya wrote:
menurut saya memang tidak bisa dalam beberapa bulan sistem hukum
kita dibenahi.

mudah2an setelah pemerintahan reformasi terbentuk, sistem kita
yang bobrok dapat diupgrade ke Y2K-Reform system

faran
--

On Thu, 14 Oct 1999 07:21:27   Yohanes Sulaiman wrote:
...tidak cukup bukti untuk menyatakan putra mantan Presiden Soeharto
tersebut melakukan tindak pidana korupsi.
...
Dalam amar putusan majelis hakim itu dinyatakan, dengan adanya
putusan
bebas bagi kedua terdakwa, maka nama baik kedua terdakwa
harus
direhabilitasi.*

--
Kenyataan yang sangat menyedihkan. Apakah hukum di Indonesia bisa
terpuruk lebih rendah lagi? Siapapun pemerintah Indonesia yang baru,
saya rasa prioritas pertama adalah mereformasi lembaga hukum. Tanpa
hukum yang baik, tak akan ada keberesan. MPRlah yang harus
menyetujui para hakim dan kita juga perlu meningkatkan mutu
hakim-hakim di Indonesia. Wibawa hukum sudah sangat perlu diperbaiki.





Kamis, 14 Oktober 1999, 18:51 WIB

Tommy Soeharto dan Ricardo Gelael
Divonis Bebas
Jakarta, Antara
Dua terdakwa dalam kasus dugaan korupsi ruislag gedung Bulog dengan
pertokoan Goro di Kelapa Gading, Jakarta Timur, yakni Tommy Soeharto
dan Ricardo Gelael, dibebaskan dari tuduhan karena tidak ditemukan
bukti-bukti kuat keterlibatan mereka.

Dalam sidang terpisah di Pengadilan
Negeri Jakarta Selatan, Kamis, yang
berjalan secara maraton sejak pukul 10:00 WIB hingga pukul 17:45 WIB,
majelis hakim yang diketuai R Soenarto SH, berpendapat, tidak cukup bukti
untuk menyatakan putra mantan Presiden Soeharto tersebut melakukan
tindak pidana korupsi.

Dinyatakan, dalam kasus ruislag Bulog itu, yang
terjadi adalah
hubungan hukum keperdataan, dimana baik Tommy maupun
Ricardo Gelael
melakukan kegiatan bisnis untuk kepentingan perseroan.

Demikian juga
majelis hakim yang mengadili Ricardo Gelael, dalam
amar putusannya
menyatakan bahwa terdakwa tidak terbukti terlibat melakukan
tindak pidana korupsi dalam kasus ruislag gedung Bulog dengan Goro
tersebut.

Terhadap putusan majelis hakim tersebut, baik jaksa penuntut
umum dalam
perkara Tommy Soeharto, yakni Fachmi SH, maupun jaksa penuntut umum
dalam perkara Ricardo Gelael, yakni D Munthe SH, menyatakan mengajukan
kasasi.

Alasan keduanya yaitu dalam kasus itu telah terjadi penyelewengan
penggunaan
keuangan negara karena PT Goro Batara Sakti --dimana Tommy selaku Komisaris
Utama punya saham 80 persen dan Ricardo Gelael selaku Direktur Utama punya
saham 20 persen-- seharusnya mengeluarkan dana untuk pembebasan lahan.


Kenyataannya, justru yang membayar seluruh dana pembebasan lahan di
Marunda sebagai ganti komplek pertokoan Goro di Kelapa Gading adalah
pihak Bulog, bukan pihak PT Goro Batara Sakti yang mendapat lahan dari
Bulog.

Majelis hakim menyatakan, dari 35 saksi yang diperiksa tidak

satupun yang menyebut adanya kerugian negara bahkan dari Kepala
Bulog
sendiri, Rahardi Ramelan.

Dalam amar putusan majelis hakim itu
dinyatakan, dengan adanya
putusan bebas bagi kedua terdakwa, maka nama
baik kedua terdakwa
harus direhabilitasi.*



DC Email!
free email for the community - http://www.DCemail.com





Re: [Tommy Soeharto dan Ricardo Gelael Divonis Bebas]

1999-10-14 Terurut Topik bRidWaN

Jaksanya beneran atau sedang main sinetron ?

At 12:44 PM 10/14/99 EDT, Jeffrey Anjasmara wrote:
Jaksanya katanya nggak terima Tommy dibebaskan kok.


From: Rizal Az [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [Tommy Soeharto dan Ricardo Gelael Divonis Bebas]
Date: Thu, 14 Oct 1999 08:50:44 PDT

jeals engga' bisa di tuduh korupsi, orang dia yang punya perusahaan sendiri
kok. Kalau yang Kolusi dan Nepotisme-nya yang harusnya di bantai.
dasar jaksa goblok, penakut, masih aja nurut.

ichal

Yohanes Sulaiman [EMAIL PROTECTED] wrote:
...tidak cukup bukti untuk menyatakan putra mantan Presiden Soeharto
tersebut melakukan tindak pidana korupsi.
...
Dalam amar putusan majelis hakim itu dinyatakan, dengan adanya
putusan
bebas bagi kedua terdakwa, maka nama baik kedua terdakwa
harus
direhabilitasi.*

--
Kenyataan yang sangat menyedihkan. Apakah hukum di Indonesia bisa
terpuruk lebih rendah lagi? Siapapun pemerintah Indonesia yang baru,
saya rasa prioritas pertama adalah mereformasi lembaga hukum. Tanpa
hukum yang baik, tak akan ada keberesan. MPRlah yang harus
menyetujui para hakim dan kita juga perlu meningkatkan mutu
hakim-hakim di Indonesia. Wibawa hukum sudah sangat perlu diperbaiki.





Kamis, 14 Oktober 1999, 18:51 WIB

Tommy Soeharto dan Ricardo Gelael
Divonis Bebas
Jakarta, Antara
Dua terdakwa dalam kasus dugaan korupsi ruislag gedung Bulog dengan
pertokoan Goro di Kelapa Gading, Jakarta Timur, yakni Tommy Soeharto
dan Ricardo Gelael, dibebaskan dari tuduhan karena tidak ditemukan
bukti-bukti kuat keterlibatan mereka.

Dalam sidang terpisah di Pengadilan
Negeri Jakarta Selatan, Kamis, yang
berjalan secara maraton sejak pukul 10:00 WIB hingga pukul 17:45 WIB,
majelis hakim yang diketuai R Soenarto SH, berpendapat, tidak cukup bukti
untuk menyatakan putra mantan Presiden Soeharto tersebut melakukan
tindak pidana korupsi.

Dinyatakan, dalam kasus ruislag Bulog itu, yang
terjadi adalah
hubungan hukum keperdataan, dimana baik Tommy maupun
Ricardo Gelael
melakukan kegiatan bisnis untuk kepentingan perseroan.

Demikian juga
majelis hakim yang mengadili Ricardo Gelael, dalam
amar putusannya
menyatakan bahwa terdakwa tidak terbukti terlibat melakukan
tindak pidana korupsi dalam kasus ruislag gedung Bulog dengan Goro
tersebut.

Terhadap putusan majelis hakim tersebut, baik jaksa penuntut
umum dalam
perkara Tommy Soeharto, yakni Fachmi SH, maupun jaksa penuntut umum
dalam perkara Ricardo Gelael, yakni D Munthe SH, menyatakan mengajukan
kasasi.

Alasan keduanya yaitu dalam kasus itu telah terjadi penyelewengan
penggunaan
keuangan negara karena PT Goro Batara Sakti --dimana Tommy selaku Komisaris
Utama punya saham 80 persen dan Ricardo Gelael selaku Direktur Utama punya
saham 20 persen-- seharusnya mengeluarkan dana untuk pembebasan lahan.


Kenyataannya, justru yang membayar seluruh dana pembebasan lahan di
Marunda sebagai ganti komplek pertokoan Goro di Kelapa Gading adalah
pihak Bulog, bukan pihak PT Goro Batara Sakti yang mendapat lahan dari
Bulog.

Majelis hakim menyatakan, dari 35 saksi yang diperiksa tidak

satupun yang menyebut adanya kerugian negara bahkan dari Kepala
Bulog
sendiri, Rahardi Ramelan.

Dalam amar putusan majelis hakim itu
dinyatakan, dengan adanya
putusan bebas bagi kedua terdakwa, maka nama
baik kedua terdakwa
harus direhabilitasi.*



Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at
http://webmail.netscape.com.

__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com





Re: [Tommy Soeharto dan Ricardo Gelael Divonis Bebas]

1999-10-14 Terurut Topik Yohanes Sulaiman

Kayaknya sedang melenong, mungkin mau meneruskan lenong rumpi.
Sayangnya yang nonton bukannya ketawa, malah nangis frustrasi.

Jaksanya beneran atau sedang main sinetron ?

At 12:44 PM 10/14/99 EDT, Jeffrey Anjasmara wrote:
Jaksanya katanya nggak terima Tommy dibebaskan kok.


jeals engga' bisa di tuduh korupsi, orang dia yang punya perusahaan sendiri

kok. Kalau yang Kolusi dan Nepotisme-nya yang harusnya di bantai.
dasar jaksa goblok, penakut, masih aja nurut.

ichal

Yohanes Sulaiman [EMAIL PROTECTED] wrote:
...tidak cukup bukti untuk menyatakan putra mantan Presiden Soeharto
tersebut melakukan tindak pidana korupsi.
...
Dalam amar putusan majelis hakim itu dinyatakan, dengan adanya
putusan
bebas bagi kedua terdakwa, maka nama baik kedua terdakwa
harus
direhabilitasi.*

--
Kenyataan yang sangat menyedihkan. Apakah hukum di Indonesia bisa
terpuruk lebih rendah lagi? Siapapun pemerintah Indonesia yang baru,
saya rasa prioritas pertama adalah mereformasi lembaga hukum. Tanpa
hukum yang baik, tak akan ada keberesan. MPRlah yang harus
menyetujui para hakim dan kita juga perlu meningkatkan mutu
hakim-hakim di Indonesia. Wibawa hukum sudah sangat perlu diperbaiki.





Kamis, 14 Oktober 1999, 18:51 WIB

Tommy Soeharto dan Ricardo Gelael
Divonis Bebas
Jakarta, Antara
Dua terdakwa dalam kasus dugaan korupsi ruislag gedung Bulog dengan
pertokoan Goro di Kelapa Gading, Jakarta Timur, yakni Tommy Soeharto
dan Ricardo Gelael, dibebaskan dari tuduhan karena tidak ditemukan
bukti-bukti kuat keterlibatan mereka.

Dalam sidang terpisah di Pengadilan
Negeri Jakarta Selatan, Kamis, yang
berjalan secara maraton sejak pukul 10:00 WIB hingga pukul 17:45 WIB,
majelis hakim yang diketuai R Soenarto SH, berpendapat, tidak cukup bukti

untuk menyatakan putra mantan Presiden Soeharto tersebut melakukan
tindak pidana korupsi.

Dinyatakan, dalam kasus ruislag Bulog itu, yang
terjadi adalah
hubungan hukum keperdataan, dimana baik Tommy maupun
Ricardo Gelael
melakukan kegiatan bisnis untuk kepentingan perseroan.

Demikian juga
majelis hakim yang mengadili Ricardo Gelael, dalam
amar putusannya
menyatakan bahwa terdakwa tidak terbukti terlibat melakukan
tindak pidana korupsi dalam kasus ruislag gedung Bulog dengan Goro
tersebut.

Terhadap putusan majelis hakim tersebut, baik jaksa penuntut
umum dalam
perkara Tommy Soeharto, yakni Fachmi SH, maupun jaksa penuntut umum
dalam perkara Ricardo Gelael, yakni D Munthe SH, menyatakan mengajukan
kasasi.

Alasan keduanya yaitu dalam kasus itu telah terjadi penyelewengan
penggunaan
keuangan negara karena PT Goro Batara Sakti --dimana Tommy selaku Komisaris

Utama punya saham 80 persen dan Ricardo Gelael selaku Direktur Utama punya

saham 20 persen-- seharusnya mengeluarkan dana untuk pembebasan lahan.


Kenyataannya, justru yang membayar seluruh dana pembebasan lahan di
Marunda sebagai ganti komplek pertokoan Goro di Kelapa Gading adalah
pihak Bulog, bukan pihak PT Goro Batara Sakti yang mendapat lahan dari
Bulog.

Majelis hakim menyatakan, dari 35 saksi yang diperiksa tidak

satupun yang menyebut adanya kerugian negara bahkan dari Kepala
Bulog
sendiri, Rahardi Ramelan.

Dalam amar putusan majelis hakim itu
dinyatakan, dengan adanya
putusan bebas bagi kedua terdakwa, maka nama
baik kedua terdakwa
harus direhabilitasi.*



Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at
http://webmail.netscape.com.

__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com







Re: Tommy Soeharto dan Ricardo Gelael Divonis Bebas

1999-10-14 Terurut Topik Yohanes Sulaiman

Pernah ada yang menanyakan apakah di-Indonesia ada 'HUKUM',
dijawab : ada ! Ternyata memang ada koq:)



Hukum harusnya ada, cuma karena enggak ada yang menegakkannya,
jadinya
Oh, tapi enggak juga ya. Hukum khan dibuat untuk dilanggar

YS



Re: Tolak laporan pertanggung jawaban Habibie.

1999-10-14 Terurut Topik Yohanes Sulaiman

Maksudnya 'Orang lama' yang gentayangan itu, yang masih di atas
tanah atau yang sudah di bawah tanah? Kayaknya yang sudah di
bawah tanah enggak terlalu merugikan, malah bisa jadi komoditas
obrolan seru di malam Jumat. Kalau yang masih di atas tanah
malah menyebarkan benih KKN melulu

YS


Lae Irwan,
Sejak tahun lalu, kita (atau saya) selalu mempermasalahkan
kesalahan dan tanggung jawab Golkar, yang indentik dengan
Orde Baru. Itu sebabnya saya selalu dengan enteng membawa
slogan : ASAL BUKAN ORANG LAMA .

Ternyata Orang Lama masih banyak yang bergentayangan.:(


Salam,
bRidWaN

At 09:44 AM 10/14/99 EDT, Irwan Ariston Napitupulu wrote:
In a message dated 10/14/99 9:39:23 AM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

 Bung Irwan, malam ini TVRI dan semua stasiun TV swasta menyiarkan bentrokan

  ribuan mahasiswa yang demo di seputar Senayan dengan Pasukan Anti
Huru-hara.
  Mereka sepakat dengan anda, menolak pertanggunganjawab Habibie, malam ini.

 Saya
  juga sepakat dengan anda kok


Inilah yg saya takutkan terjadi, Habibie menggunakan Wiranto
sebagai tamengnya. Saya tidak ingin melihat TNI jadi berpihak
kepada penguasa dan bukan yg seharusnya yaitu ke rakyat.

Mudah2an Wiranto tidak sedang mabuk kekuasaan.
Akan sangat berbahaya bila dia cukup bernafsu dengan posisi
wapres sehingga TNI yg ada dibawahnya bisa salah arah dan
menjadi berdiri berseberangan dengan rakyat.

Saya masih percaya, sebagian TNI yg masih punya hati nurani
dan ingin kembali mendukung dan berdiri bersama rakyat.


jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu







URGENT: TOLAK HABIBIE, GD. BEJ-JUM'AT 15 Oktober '99 Jam 13:15

1999-10-14 Terurut Topik Andi Saleh

TOLONG SEBARKAN E-MAIL INI SELUAS MUNGKIN

Kini saatnya profesional bergerak...
TOLAK HABIBIE!

MARI KITA TUNJUKKAN SOLIDARITAS bersama anggota masyarakat serta wakil-wakil
rakyat di MPR pro-reformasi
di Lobby Gedung Bursa Efek Jakarta,
Jum'at 15 Oktober, 1999
Pukul 13:15 (Setelah shalat Jum'at)


Mengapa kita berkumpul?
Waktu berkejaran menuju tanggal 20 Oktober 1999, hari dimana presiden baru
akan
dipilih,
Tidak lagi ada waktu untuk berpangku melihat politisi bertransaksi posisi
untuk
jabatan dan kekuasaan

Eksekutif muda...
SAATNYA ADALAH SEKARANG,
untuk menyuarakan hati-nurani bagi pembentukan pemerintahan yang benar-benar
reformatif, bersih dari sisa-sisa orde baru.
Good, clean and credible governance hanya bisa lahir
dari pemimpin yang dapat dipercaya oleh rakyat, yang berpihak pada rakyat.


Kehadiran anda di BEJ hari Jum'at sudah menunjukkan bahwa kita peduli akan
masa
depan kita bersama
Saya, anda dan dia tidak akan dapat bekerja dan berkarya dengan Habibie
sebagai
pemimpin.
Let's break the silence and show the people that we fight together for the
better future!


Ajakan Masyarakat Profesional Indonesia yang didukung oleh:
Gerakan Sarjana Jakarta (GSJ)
Masyarakat Profesional untuk Demokrasi (MPD)
Masyarakat Transparansi Indonesia (MTI)
Solidaritas Profesional untuk Reformasi (SPuR)
dan
Individu-individu profesional lain yang peduli akan masa depan bangsa
kontak e-mail: [EMAIL PROTECTED]



Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])

1999-10-14 Terurut Topik Faransyah Jaya

hehehehe..
lagian saya juga emang nggak mau mengelabui.
ngapain juga lagi..
saya kan cuman ngasih pendapat dan ide dasar dari ilmu yang saya terima.

kalo nggak sependapat sih nggak masalah..

mana mungkin didunia ini semua orang setuju dengan satu ide.

dengan banyaknya perbedaan membuat dunia maju.

faran
--

On Thu, 14 Oct 1999 15:14:05   Alexander Hutapea wrote:


Wah bang Irwan, masa saya dibilang dikelabui sih ;)

Saya tidak merespon (reply) balik e-mail yg itu, karena saya berpikiran
ngak ada gunanya diskusi lagi ttg topik itu. Saya ngak sependapat "pada
level berapa pun suatu nilai tukar mata uang, asalkan stabil maka tidak
bermasalah" Dan nampaknya Faransyah Jaya tetap berkeras dgn teori tsb.
Dan bung Faransyah juga berpendapat walaupun $ vs Rp. besarnya unlimited
tetapi stabil, NPV akan tetap positip. Kan ini ngak bener banget (menurut
saya). Jadi saya mengambil keputusan, mundur sajalah. :)

Begitu penjelasan dari saya.

salam,
Alex



DC Email!
free email for the community - http://www.DCemail.com



Re: Will there be a tomorrow?

1999-10-14 Terurut Topik Faransyah Jaya

hehehehe...
jadi nih maju jadi presiden ?
ato jadi wakil presiden ?

faran
--

On Thu, 14 Oct 1999 17:52:25   Dede Rukli wrote:
The story is very touchy Thank you for sending it.now i
know what i have to do is better now or never huh.:-)

Fiana.



DC Email!
free email for the community - http://www.DCemail.com



Re: Megawati in secret deal with Golkar

1999-10-14 Terurut Topik Faransyah Jaya

Wah...
kalo beneran bisa2 dollar jadi 2500 lagi nih...

faran
--

On Thu, 14 Oct 1999 17:01:24   Jeffrey Anjasmara wrote:
Megawati in secret deal with Golkar over power carve-up

By LINDSAY MURDOCH, Herald Correspondent in Jakarta

Indonesia's opposition leader, Ms Megawati Sukarnoputri, has struck a secret
deal to secure the presidency that would split the Golkar party of the
floundering incumbent, Dr B.J. Habibie.

Under the deal Golkar's chairman, Mr Akbar Tandjung, would serve as Ms
Megawati's vice-president with a "full mandate to run everything" in return
for supporting her presidential bid next week.

A source close to Ms Megawati yesterday confirmed the deal had been struck
two weeks ago at a meeting at which more than 75 Golkar MPs promised in
signed statements they were prepared to desert Dr Habibie at the last
minute.

Ms Megawati's presidency would be largely symbolic, with immense power
remaining with Golkar, the party that backed the disgraced former president
Soeharto for 32 years.

Golkar this week re-endorsed Dr Habibie as its candidate when the 700-seat
People's Consultative Assembly, or MPR, meets next Wednesday to choose the
next president.

But party delegates also gave Mr Tandjung or other members of Golkar's board
the authority to dump the unpopular Dr Habibie and nominate another
candidate if the MPR votes to reject an accountability speech he was due to
make last night. The speech will be debated by MPs today and tomorrow.

Ms Megawati's party, which won the June parliamentary election, and the
party of the third presidential contender, Mr Abdurrahman Wahid, have
already said they expect to reject the speech, the last hurdle in Dr
Habibie's faltering re-election bid.

Dr Habibie's credibility has been badly damaged by a banking scandal, East
Timor, and failure to prosecute Soeharto over graft during his 32-year rule.

(A Jakarta court yesterday also acquitted Soeharto's youngest son, "Tommy"
Mandala Putra, of all charges in a corruption trial relating to a land
deal.)

Dr Habibie's speech was expected to highlight economic achievements during
his 512 days as President, including success in boosting the rupiah's
exchange rate, bringing down inflation and interest rates, opening rice
procurement, passing a banking law and scrapping some monopolies.

Mr Tandjung, 54, is an experienced political operator, having served for 10
years in successive Soeharto cabinets.

A recent convert to democratisation and one of the key reformists in Golkar,
Mr Tandjung was last week elected to the powerful post of parliamentary
speaker.

Analysts say many Golkar MPs might back a Megawati-Tandjung ticket rather
than risk losing power altogether. But they add Dr Habibie's ability to
attract votes should not be underestimated, as he is believed to have access
to millions of dollars to bribe MPs.

Dr Habibie has already nominated as his running mate the head of the armed
forces, General Wiranto, who controls a crucial 38 military-appointed seats.

General Wiranto would be deeply unhappy about Ms Megawati winning the
presidency without a political role for the armed forces leadership.

Yesterday demonstrators demanding Dr Habibie step down clashed with security
forces near parliament.

__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



DC Email!
free email for the community - http://www.DCemail.com



Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])

1999-10-14 Terurut Topik arezdaps

Saya kira juga demikian
sekarang mari kita kembali topik pembahasan semula.
terus terang saya sangat tertarik dengan diskusi ini.
sebagai seorang yang berlatarbelakang ekonomi (lokal) barangkali  utk sementara
saya memposisikan diri sebagai penyimak yang baik dan  ingin lebih banyak lagi
mendengar analisa-analisa bung Irwan dan yang lainnya, perihal ekonomi
Indonesia untuk menambah wawasan saya.
Dan jika bung Irwan dan yang lain tidak keberatan, tolong analisa-analisa
seputar Kurs rupiah (masalah ekonomi yang lain)  yang pernah anda tulis di
forward ke saya.
Terima kasih sebelumnya.

salam
arez


Irwan Ariston Napitupulu wrote:

 In a message dated 10/14/99 3:20:54 PM Eastern Daylight Time,
 [EMAIL PROTECTED] writes:

  Saya kira berpikir 'bijaksana' dan 'matang' sangat diperlukan dalam
   berdiskusi dan terutama menghormati dan tetap menghargai teman dan lawan
   bicara.
 
   Salam,
   Budi

 Memang demikian bung Budi.
 Ada satu lagi yg perlu ditambahkan,
 "mengakui telah salah ucap/kutip" jauh lebih bijaksana
 dan terhormat ketimbang lari kiri lari kanan, ngeles
 kiri ngeles kanan ngga karuan.

 Setiap orang bisa punya keterbatasan dan kekurangan.
 Hendaknya ini disadari dan oleh karenanya kita tidak perlu
 malu atau gengsi mengakui kesalahan atau kekurangan kita.

 jabat erat,
 Irwan Ariston Napitupulu



Re: Will there be a tomorrow?

1999-10-14 Terurut Topik Paten Deh

Aduh bung Faran pura-pura nggak tau segala, read between the lines lah.
Kasihan mbak Fiana tuh:)


From: Faransyah Jaya [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: Will there be a tomorrow?
Date: Thu, 14 Oct 1999 18:00:57 -0400

hehehehe...
jadi nih maju jadi presiden ?
ato jadi wakil presiden ?

faran
--

On Thu, 14 Oct 1999 17:52:25   Dede Rukli wrote:
 The story is very touchy Thank you for sending it.now
i
 know what i have to do is better now or never huh.:-)
 
 Fiana.
 


DC Email!
free email for the community - http://www.DCemail.com


__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Re: Seroja

1999-10-14 Terurut Topik Jeffrey Anjasmara

Masak iya saya terperangkap? Saya lupa kalau anda adalah gembong ETAN. Anda
bukan single-minded reformasi, tetapi single-minded yang tidak mau melihat
sesuatu berdasarkan runtutan waktunya.

TNI adalah suatu institusi. Dalam perjalanan waktu mereka selalu ada
perubahan. Semua tergantung pada operatornya. Ini terlepas dari perubahannya
masih kurang atau belum. Yang anda demonstrasikan tidak menunjukkan
pemahaman ini. Justru pemikiran yang hanya memegang buntutnya ini yang
merupakan gaya ORBA. Selalu main cap, tidak mau melihat ada apa sepanjang
perjalanan itu. Kadang juga didasari oleh sesuatu yg 'kurang' benar atau
pengambilan referensi yg masih sepihak. Contoh, anda belum paham tugas-tugas
satuan-satuan dalam kemiliteran. Anda masih bingung dengan menyangkutkan
Kopasandha dengan Cakrabirawa yang jelas tidak ada hubungannya, pengambilan
sejarah Timtim hanya dari satu buku saja, etc-etc.

Sudah ah, saya merasa tidak memperoleh manfaat pengetahuan dari anda. Thanks
again, no more.

Jeffrey Anjasmara

'--
From: Donald Saluling [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: Seroja
Date: Thu, 14 Oct 1999 14:47:17 EDT

Analysis buat saudara Jefferey,
Yang ingin saya sampaikan pada anda ialah keberanian melihat diri sendiri.
Berani mengakui bahwa kita tidak luput dari dosa2 di Tim-Tim. Jangan pake
pembenaran gaya right or wrong my country. Sudah nggak jaman. Tidak ada
unsur
paksaan untuk berpihak, tapi paksaan utuk membuka mata. Saya berpihak sama
kebenaran, anda berpihak pada apa?
Masalah Tim Tim tidak dapat dilepaskan dari masalah pelanggaran HAM yang
suda
terjadi disana. Historynya penuh dengan itu. Sama dengan di Indonesia.
Lihat
saja Aceh, Ambon. Irian, kagak selesai2 masalahnya karena kebobrokan
pemerintahan dan military kita. Anda tidak harus setuju dengan saya, tapi
saya punya references bahwa apa yang saya tulis itu semuanya punya basis.
Basis moral dan basis otak. Reference anda itu apa, kasi ke sini supaya
saya
analysis dan jangan langsung tuduh2 an single minded segalalah. Kalo anda
tuduh saya sebagai single minded pro reformasi-revolusi, ya saya setuju
saya
itu single minded. Saya determined kita harus sukseskan era baru yang
bersih
dari unsur2 KKN dan feodalisme. Saya determined rakyat indonesia harus
ditingkatkan kesejahteraannya, kalau perlu dengan pengorbanan upper class
yang selama ini mengambil keuntungan dari orang2  miskin Indonesia. Kalau
anda menuduh saya single minded dan tidak bisa diajak bertukar pikiran then
anda kurang akurat. BUt again, apakah anda kapuspen abri kek, student kek,
anda punya hak berbicara dan saya tidak pernah menuduh anda tapi saya
menuduh
tipe pemikiran anda yang masih terperangkap gaya pemikiran orba.

Regardless, mari bangun INdonesia bersama-sama.

Selamat berjuang,
Donald


__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])

1999-10-14 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 10/14/99 5:31:50 PM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

 Wah bang Irwan, masa saya dibilang dikelabui sih ;)

  Saya tidak merespon (reply) balik e-mail yg itu, karena saya berpikiran
  ngak ada gunanya diskusi lagi ttg topik itu. Saya ngak sependapat "pada
  level berapa pun suatu nilai tukar mata uang, asalkan stabil maka tidak
  bermasalah" Dan nampaknya Faransyah Jaya tetap berkeras dgn teori tsb.
  Dan bung Faransyah juga berpendapat walaupun $ vs Rp. besarnya unlimited
  tetapi stabil, NPV akan tetap positip. Kan ini ngak bener banget (menurut
  saya). Jadi saya mengambil keputusan, mundur sajalah. :)

  Begitu penjelasan dari saya.

  salam,
  Alex


Hehehehebener juga ya bung Alex:)
Jangan2 netters lainnya disini banyak yg punya pikiran seperti
anda, sudah bisa melihat letak ketidakbenaran teori yg disampaikan
oleh Faran. Gue denger2, malah ada yg sampai tertawa membaca
teorinya Faran (gue ngga mengada2, tapi ini fakta yg gue denger
dari seorang rekan).  Wah, dari pada nanti gue malah ikut ditertawain
karena ngeladenin hal2 yg ngga perlu ngeladenin, mending mundur
juga ah. Toh ternyata banyak rekan2 disini sebenarnya yg sudah
tahu dan ngga akan tertipu walau pake embel2 "menurut teori":)

Udah ah, gue juga mau hemat tenaga untuk topik2 lain yg lebih
menarik:)

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])

1999-10-14 Terurut Topik Jeffrey Anjasmara

Saya juga melihat ketidak-benaran argumen anda tuh, tepatnya kebenaran yg
tidak mutlak. Teori anda tentang berbagai currency cuman teori umum. Anda
sendiri bilang bidang sosial tidak ada yang pasti.

Nyatanya anda tidak mampu memprediksi dengan baik kejadian rupiah yg anjlok
sampai menembus 15,000. Saya masih ingat yang itu. Kalau model menebak-nebak
sih bukan kerjaan sulit. Maaf saja ini bukannya memandang rendah anda.
Nyatanya analisis KKG (yg kadung didaulat ahli ekonomi) saja tidak ada yang
menyenggol kebenaran sama sekali. Bahkan sampai sekarangpun.

Satu hal dari yg di atas, apa yg anda sebutkan bisa salah bisa betul. Ada
dua issue yg anda jadikan modal untuk meyakinkan peserta milis, yaitu teori
currency, dan situasi politik. Berhubung yg menyangkut currency cuman global
saja, saya atau siapapun tidak akan menyalahkan. Tetapi giliran anda
hubungkan dengan politik, anda menjadi keluar dari sikap ilmiah anda karena
spekulasi sudah mulai anda masukkan.

Ingat lho, kemarin anda hanya menghubungkan teori currency dengan text book,
dan memberikan sekelumit teori di sini. Jelas yang begituan segudang dong.
Cuman giliran anda menghubungkan dengan keyakinan pasar dengan naiknya
Megawati, nah itu menjadi sekedar spekulasi saja. Namanya juga spekulasi,
jelas anda tidak akan dapat memberikan data berupa referensi textbook.
Hasilnya ya seperti kita ngobrol di warung kopi. Tidak ada yg bisa
membantah, tetapi tidak ada pula yang bisa membenarkan. Yah namanya juga
rumour mas...;).

Ngomong-ngomong kenapa anda tidak memasukkan policy keuangan RI saat ini,
dan juga pengaruh policy luar negeri macam Singapura dan Jepang ke dalam
analisis anda sih?


Jeffrey Anjasmara

'--
From: Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])
Date: Fri, 15 Oct 1999 02:15:50 EDT

In a message dated 10/14/99 5:31:50 PM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

  Wah bang Irwan, masa saya dibilang dikelabui sih ;)
 
   Saya tidak merespon (reply) balik e-mail yg itu, karena saya berpikiran
   ngak ada gunanya diskusi lagi ttg topik itu. Saya ngak sependapat "pada
   level berapa pun suatu nilai tukar mata uang, asalkan stabil maka tidak
   bermasalah" Dan nampaknya Faransyah Jaya tetap berkeras dgn teori tsb.
   Dan bung Faransyah juga berpendapat walaupun $ vs Rp. besarnya
unlimited
   tetapi stabil, NPV akan tetap positip. Kan ini ngak bener banget
(menurut
   saya). Jadi saya mengambil keputusan, mundur sajalah. :)
 
   Begitu penjelasan dari saya.
 
   salam,
   Alex


Hehehehebener juga ya bung Alex:)
Jangan2 netters lainnya disini banyak yg punya pikiran seperti
anda, sudah bisa melihat letak ketidakbenaran teori yg disampaikan
oleh Faran. Gue denger2, malah ada yg sampai tertawa membaca
teorinya Faran (gue ngga mengada2, tapi ini fakta yg gue denger
dari seorang rekan).  Wah, dari pada nanti gue malah ikut ditertawain
karena ngeladenin hal2 yg ngga perlu ngeladenin, mending mundur
juga ah. Toh ternyata banyak rekan2 disini sebenarnya yg sudah
tahu dan ngga akan tertipu walau pake embel2 "menurut teori":)

Udah ah, gue juga mau hemat tenaga untuk topik2 lain yg lebih
menarik:)

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu

__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Bravo, Pidato Habibi Bagus Sekali

1999-10-14 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

Warning: Mungkin sedikit out of topic. Sorry about that.
 Yg tidak berkenan, silakan delete langsung.
;-)

Semalam, saking indahnya pidato Habib pake i di belakangnya,
saya sampe ketiduran; nggak tuntas. Luar biasa, pidato yang
bagus sekali (eh, wong ketiduran, kok mengambil kesimpulan.
Biarin aja, soalnya yg gini-gini lagi trendy... Buktinya,
kemarin itu orang-orang yg protes UU-PKB banyakan juga
nggak pernah baca tuntas what the hell UU-PPKB is).

Sampe mana tadi...
Oh, ya, soal pidato:

Pidato Habibi itu benar-benar digarap secara piawai...
Cermat, tidak ada salahnya barang sedikit pun; dan sempat
dipuji-puji penuh kegembiraan oleh para pengamat ekonomi,
sosial, politik, dan bahkan oleh pengamat pertandingan
sepakbola, dan bulutangkis.

Demikian pula, saking sukanya dengan pidato itu, para
demonstran, mahasiswa, dan sebagainya menyambut suka cita
dengan pesta kembang api dan bedug bertalu-talu. Ini
harus disyukuri dengan sebaik-baiknya.

Habibie tampil dengan penuh rasa rendah hati.
Semua orang juga tahu, presiden itu manusia, dan tentu
ada kelebihan dan kekurangannya; dan Habibie sebagai
negarawan yg berjiwa besar segede gajah, tampil sangat
rendah hati.

Di Indonesia ini, yg arogan-arogan biasanya terpinggirkan.
Dulu Amien Rais agak arogan, akhirnya pemilu cuma dapet dikit,...
terus introspeksi, jadi lebih rendah hati, bisa jadi ketua MPR.

PDIP dulu agak arogan, mentang-mentang menang pemilu, eh, terus
voting kalah terus. Terus introspeksi, dan akhirnya dagangan
sapinya laku... (ketua DPR terpilih sesuai skenario mereka ;-).

Lha, rupanya Habibie menyadari hal itu. Di pidatonya dia
tidak menyombong barang sedikit pun. Dengan lapang dada,
dia mau mengakui segala kekurangan dan kegagalannya. Demikian
pula, recovery ekonomi, inflasi rendah, rupiah terstabilisasi,
dan sebagainya, yang jelas-jelas merupakan jasanya secara
pribadi, dan rakyat Indonesia yang lain tidak ada yang
ikut berkontribusi aktif... sama sekali tidak diakuinya
sebagai kesuksesannya.

Sebaliknya, untuk kasus Bank Bali, dimana tidak ada seorang
pun anak buahnya yang terlibat, malah secara legawa diakuinya
sebagai kesalahannya, dan munduk-munduk meminta maaf kepada
rakyat. Mengharukan.

Mungkin untuk pidato sekualitas ini, rakyat Indonesia
perlu tampil bahu membahu, kalo perlu membawa bambu runcing
di kedua tangan, dan mengacungkan jempol untuk presidennya.
(Sedikit catatan teknis: karena kedua tangan sudah memegang
bambu runcing, perlu dipikirkan jempol yang mana yang harus
diacungkan).

Dengan pidato yang sebaik itu, mungkin agenda reformasi
berikutnya bisa berjalan dengan mulus. ;-)

;-)