On 4/21/06, adi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> On Thu, Apr 20, 2006 at 07:03:21PM -0700, m.c. ptrwn wrote:
> > bukan seperti sebagian org indonesia yang dikit2 "kita buat sendiri" ,
> > "emang orang indonesia gak bisa ?" padahal sebenarnya kita/mereka/dia
> > belum ada "pupu-pupu"nya (bahasa halus contekan dari om arie).
>
> ini kembali soal wajah :-) sepertinya perlu datang ke sini dan lihat
> sendiri deh. gini, kenyataannya, sebagian expat itu asal comot. jadi
> musti dibedakan antara 'kita buat sendiri' dan 'menjual bangsa sendiri'.

Di sini (Indonesia) memang - lagi-lagi - anomali.
Penggunaan expat memang sering salah!
(Don't get me start on this.)
Saya pernah ngomel (atau lebih tepatnya, ngamuk he he he) soal
hal ini, karena di sebuah pekerjaan ada expat yang dibayar lebih
tinggi dari saya (berlipat) hanya karena dia warga negara asing.
(Standar Bapenas ngaco!)
Padahal kalau dilihat pendidikannya, sama-sama pendidikan
asing (kebetulan sama-sama jebolan Canada). Bahkan dia hanya
Bachelor sementara saya sudah S3. Jadi aneh.
Gara-gara warga negara saya Indonesia, maka saya digaji lebih
murah *di negara sendiri*!!! Opo tumon.


Tapi kita ambil contoh Singapura. Maaf, terpaksa ambil contoh
negara lain. Mereka punya visi yang kemudian diimplementasikan.
Jika dalam implementasinya dibutuhkan orang yang memiliki
kemampuan tertentu, maka dia tidak peduli warga negara mana,
yang penting *the best*!
(Dari situ mereka juga bisa belajar.)
Itulah sebabnya mereka masih mencoba menarik orang2 terbaik
di regional ini.

(Hal yang sama terjadi di Silicon Valley. Tidak merata di seluruh
Amerika lho. Hanya di beberapa tempat di Amerika dimana yang
menonjol adalah Silicon Valley.)

Yang dilakukan oleh Singapura, yaitu dengan mendatangkan yang
terbaik bukan berarti mereka minder atau tidak percaya kepada
kemampuan sendiri, tapi mereka tahu bahwa untuk Singapura
mereka harus mendapatkan yang terbaik.


> lebih jelas lagi ya soal pengelolaan hasil bumi.

yang ini memang sudah jelas:
kita bodoh dalam mengambil keputusan!
tidak memiliki visi jangka panjang!

(dengan kondisi seperti ini, semakin sedikit/tidak ada orang
yang berani mengambil keputusan yang tidak populis.
salah-salah ... dianggap korupsi. hik hik hik.)


> sadar atau tidak, statement yang mengambang seperti di atas, justru
> meng-encourage orang untuk tidak percaya pada bangsa sendiri, yang
> ironisnya, justru saat ini kepercayaan diri sudah pada titik nadir.

tapi yang herannya, justru statement seperti yang dikatakan oleh
carlos datang dari orang-orang yang sangat percaya kepada
kemampuan orang indonesia (dan justru ingin meng-encourage
orang indonesia agar percaya diri). lihat saja email2 carlos.
demikian pula orang lain yang mengatakan yang senada.
ybs. justru heran kalau orang indonesia tidak percaya diri.


-- budi

Kirim email ke