On Mon, 28 Oct 2002, adi wrote: > On Sun, Oct 27, 2002 at 06:14:32AM +0700, Budi Rahardjo wrote: > > > karena tidak ada bedanya antara sensor thd nama > > > suatu domain dengan sensor terhada isi suatu > > > webpages. > > > > jelas ada bedanya dong. > > domain nggak selalu terkait dengan webpage lho. > > benar. secara alami dan teknis memang begitu. walaupun > sebenarnya maksud saya lebih berkenaan dengan sensor > terhadap 'kata-kata' tabu, entah itu ke nama suatu domain > atau isi suatu webpages. > > kata-katanya 'sama', itu maksud saya. > > misal: sinta mendaftar domain use.or.id, kemudian > membuat subdomain sehingga bisa dikirim dengan alamat > [EMAIL PROTECTED] atau ani dengan tembak.or.id, > alamat email [EMAIL PROTECTED] :-))) > > ya itu cuma contoh saja. maksud saya dari pada idnic > mengurusi segala remeh temeh seperti ini, sebaiknya > ini dikerjakan oleh pihak lain, kepolisian misalnya.
Pak Adi, saya kira sekarang mungkin saatnya IDNIC bekerjasama dg lembaga lain seperti kepolisian tsb, MUI, PGI, dll. Shg IDNIC tidak dipusingkan dg soal content, bila IDNIC harus mengurus content kebayang begitu lamanya waktu kemajuan domain Indonesia yg harus ditempuh, sebab para adminnya harus belajar ke pesantren dulu, ke sekolah teologi dulu, ke sekolah agama hindu dulu dll atau belajar di AKPOL dulu ;-). Belajar itu tiada lain agar eksekusi IDNIC bisa "benar" menindak situs porno, situs SARA dll ;-). Bila sekarang IDNIC harus jadi eksekutor situs demikian (misalnya karena tuntutan masyarakat IT eh maaf salah maksudnya masyarakat internet Indonesia), jelas IDNIC amat lemah baik secara yuridis formal maupun informal ;-). Di pengadilan IDNIC tak jauh posisinya dengan kita-kita, bila bilaIDNIC dituduh berkolabirasi dg pengelola situs porno atau SARA, jelas juga KUHP Indonesia masih perlu ditambahi soal IT ini ;-). Itu sebabnya cyberlaw masih tetap digodok agar supaya lembaga umum seperti IDNIC yg diperlukan dalam masyarakat IT, tidak menghilang karena selalu dituduh memelopori situs SARA atau porno ;-). > menurut hemat saya: tabu itu lebih ke interpretatif, > sedang idnic lebih ke arah teknis. Setuju, bila soal teknis harus menyelesaikan soal non teknis, saya kira amat sangat dibutuhkan Artificial Intelegnence ya pak ;-). Salam -marno- > > Salam, > > P.Y. Adi Prasaja > > _______________________________________________ > Idnic mailing list > [EMAIL PROTECTED] > http://www.idnic.net.id/cgi-bin/mailman/listinfo/idnic > _______________________________________________ Idnic mailing list [EMAIL PROTECTED] http://www.idnic.net.id/cgi-bin/mailman/listinfo/idnic