Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - media pemusatan - Kabah= berhala?!

2007-05-13 Terurut Topik L.Meilany
Sama jugalah di Indonesia dengan umat Islamnya yg banyak; terdapat ritual
Islam yg ditengarainya juga memakai perantara. Karena di islam figur orang [ 
baca : Rasulullah] 
kan gak boleh digambarkan, dijadiin patung maka yg di 'berhala' kan adalah 
makam2 wali misalnya, masjid2.

Coba saja lihat kalo yg senang ikutan wisata ziarah, Dari Banten Lama, Cirebon, 
Kudus, Gresik.
Mereka datangi makam2 para aulia, masjid2 lama. Kalo punya nadar bisa mereka 
menyepi, tirakat di sana.
Shalat Sunnah ber-rakaat-rakaat menghadap makam :-)
Pengurus, juru kunci makam, masjid bisa ditanya bahwa banyak juga pejabat, 
parpol yg 'ngalap berkah'
supaya bisa sukses di pemilu, bisa naik jabatan, bisa kepilih jadi menteri 
misalnya.

Di tarekat tertentu gambar imamnya di pajang, dipigura lantas kalo di tarok di 
meja sisi kanan dan kiri di tarok 
bunga hidup, atau bunga imitasi pokoknya bunga2lah.
Kalo di gantung di tembok gambarnya dikalungi rangkaian bunga.
Padahal tarekat itu gak memperkenankan masang2 foto, nyimpen foto, memajang 
lukisan bahkan kaligrafi juga enggak;
kecuali foto imamnya.
Dalam sholatpun demikan dalam bacaan shalawat, tahiyat diselipkan juga nama 
imamnya.

salam 
l.meilany

  - Original Message - 
  From: Flora Pamungkas 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, May 08, 2007 8:12 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - media pemusatan - Kabah= 
berhala?!



  Ini ada cerita beneran asli, terjadi sekitar 8 tahun yll. 
  Waktu kami tinggal di Argentina, seorang teman dari Indonesia menceritakan
  pengalaman lucu. 
  Saat itu dia sedang berada di field, jadi tinggal di hotel / mess milik
  perusahaan. 
  Teman sekamarnya, seorang Argentino memperhatikan teman WNI ini melakukan
  sholat. 
  Tak ada komentar setelah itu. Demikian juga hari2 berikutnya. 
  Pada suatu hari, si Argentino itu duduk di depan teman yang sedang shalat
  itu. 
  Setelah shalat selesai, dengan raut muka yang amat, amat serius, 
  si Argentino ini bertanya: Kamu berdo'a, tapi kenapa tidak ada patung di
  depanmu? Lha tuhanmu itu manaa?? 
  Katanya kamu berdoa menghadap tuhan, lha kok di depanmu tak ada apa2,
  kosong? 
  Teman WNI ini balik bertanya: lha kamu kalau berdoa bagaimana? 
  Dijawab oleh si Argentino: Aku berdoa menghadap Tuhan, makanya aku taruh di
  depanku sebuah patung kecil. 
  Di rumahku juga dibuat capilla mini (mini chapel) diletakkan di atas rak
  yang dipaku ke tembok. Kami rawat dan hormati patung ini, karena ke situlah
  kami berdoa kepada tuhan. 

  Mendengar cerita ini kami geli dan kebingungan. 
  btw, kalau saya bingung nggak dilarang kan? Saya jangan didukani lho 

  Di sana sering kami lihat di jalan-jalan yang menghubungkan satu kota ke
  kota lain, 
  akan didapati capilla2 mini di pinggir jalan penuh dengan botol2 soft drink
  kaleng bir 
  bekas offering dari orang yang berdoa di situ. 

  Ada juga patung besar ditempatkan di pinggir pantai penuh dengan untaian
  saputangan bergelantungan. 
  Katanya itu adalah tempat La Virgen de los Pañuelos, Perawan Sapu Tangan. 
  Orang2 banyak yang berdoa, memohon kepada Perawan agar dikabulkan
  permintaannya. 
  Seorang peziarah diwawancarai TV, dengan berurai air mata kebahagiaan. 
  Dia bilang bahwa dia datang kemari untuk mengucapkan terima kasih kepada 
  Perawan Sapu Tangan yang telah mengabulkan permohonannya, yaitu anaknya
  mendapat pekerjaan. 

  Atau ada lagi, berbondong-bondong orang2 melakukan peregrinacion /
  pilgrimage 
  yaitu berjalan berkilo-kilometer dengan kedua lututnya , sampai lututnya
  berdarah-darah nglothok2 
  Patung Perawan juga di-arak2, tujuan akhirnya adalah ke bukit tempat patung
  San Cayetano dipancangkan di situ. 
  Mereka berdoa, agar pengorbanan berjalan dengan kedua lutut itu diterima
  oleh San Cayetano, dengan imbalan dikabulkannya permohonan masing2. 

  OOT ... 
  pernah dalam perjalanan kami menempuh jarak sekitar 1000 km, ke kota Rio
  Gallegos, 
  letaknya di ujung selatan mendekati ke kutub selatan. 
  Selain mendapati capilla2 itu, ada juga kami lihat rambu lalu lintas 
  gambarnya telepon umum, 100 km lagi! 
  atau gambar keranjang sampah, 25 km lagi 
  Untuk melawan kantuk, saya dan suami menghitung jumlah mobil yang berpapasan

  Kami lambaikan tangan ke mereka, sok akrab gitu. Cuma nyampe 10 jari jumlah
  mobilnya!! 
  Pengin lihat keindahan Glacier Perito Moreno kok begini jauhnya . di
  tengah la pampa 
  we were in the middle of nowhere! 
  Tapi setelah sampai, vale la pena, it's worth it!! 
  Subhanallah  spektakuler itu glacier, terutama saat bongkahan sungai es
  itu pecah 
  suara gemuruh membahana. Sungai es itu bermuara di lago Argentino (danau
  Argentina) 
  Tapi belum sampai bermuara, air sungai sudah terlanjur beku, hingga
  membentuk tembok es setinggi 10 meteran dan panjang sekali dari tempat
  asalnya yaitu pegunungan Andes. 

  Para wisatawan bertepuk tangan! Kami berkenalan dengan para wisatawan itu,
  wah ... dari segala penjuru dunia! 
  Maha

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-05-13 Terurut Topik L.Meilany
Nah ini dia baru mak nyusss.:-)
Trimakasih Pak HMNA.

Ternyata susah sekali mendiskripsikan Ka'bah sesuai 
yg saya maksud dengan menuangkannya di tulisan.

Trimakasih skali lagi

Salam 
l.meilany


  - Original Message - 
  From: H. M. Nur Abdurrahman 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, May 07, 2007 10:11 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?


  Ka'bah itu hanya arah qiblat, bukan media pemusatan pikiran, hanya pemusatan 
arah saja. Shalat dalam kendaraan misalnya di atas pesawat terbang yang arah 
terbangnya membelakangi Makkah, maka orang shalat itu tidak menghadap Ka'bah. 
Atau sedang kabut, tidak punya pedoman, ya diperkirakan saja di mana itu arah 
Qiblat. Dan setelah selesai shalat, udara cerah kembali, kabut sudah hilang dan 
ternyata shalat kita waktu kabut itu tadi tidak betul arahnya, alias tidak 
menghadap ke Ka'bah, maka shalat TIDAK PERLU DIULANGI.

  Ummat Islam sangat dianjurkan shalat berjamaah. Kalau tidak ada aturan shalat 
menghadap Ka'bah, dan yang mau shalat Maghrib itu terdiri atas orang Cina, 
Arab, Indian, Eskimo, Indonesia, Le Soto (tahu Le Soto itu di mana?) dan 
masing-masing ngotot mau menghadap ke Ibu Kota negaranya masing-masing, dan 
berunding, berunding, belum ada keputusan, sudah masuk waktu 'Isya, karena 
waktu Maghrib itu pendek, tidak jadilah itu shalat. Jadi kalau mau pakai otak 
sedikit, maka itu penentuan arah qiblat ke Ka'bah, itu masalah teknis saja.
  Think !
  Wassalam
  HMNA
  

  Posted by: Chae [EMAIL PROTECTED] chairunisa_mahadewi
  Mon May 7, 2007 12:12 am (PST)
  Ia Mba Mei, bagaimana kalau itu juga berlaku didalam agama-agama yang
  kita kira sebagai agama penyembah berhala padahal bagi mereka
  berhala-berhala itu juga hanya sebagai media pemusatan;))


  -
  Sekarang dengan penyimpanan 1GB
  http://id.mail.yahoo.com/

  [Non-text portions of this message have been removed]



   

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? Ka'bah

2007-05-13 Terurut Topik L.Meilany
Pak Ary jangan salah mengerti juga. Ini bukan masalah empati bukan masalah sapa 
yg bener sapa yg salah.
Tapi inilah realita keberagaman ibadah tiap agama :-)
Di Islam, dalam ibadah shalat kiblat itu suatu yg prinsip, bukan berarti kita 
mau memberhalakan yg jadi kiblat.
Itu poin utamanya. Kita sepakat.

Di agama lain ritual ibadah mereka juga punya hal yg prinsip yg tidak sama 
dengan kita. Tapi bukan masalah kiblat/arah,
atau memberhalakan patung
Saya sejak semula tidak menganggap kristen memberhalakan patung, lha wong 
kenyataannya gak gitu.
[ saya kan hidup dengan oran nasrani puluhan tahun :-) ]
Saya juga pernah kok lihat ibadah mereka [masuk gereja ]
Shalat perlu arah, setuju dengan istilahnya Pak HMNA karena juga tatacara 
shalat yg unik. Ada gerakan2 yg perlu ruang cukup lebar, lha kalo gak punya 
arah yg pasti bisa dong sholatnya amprokan, kalo lagi berjamaah :-)
Sedangkan di nasrani tatacara ibadah mereka lebih luwes. Ke gereja itu ibarat 
kita shalat jamaah di masjid. Kalo di rumah mereka bisa melakukan ibadat sambil 
duduk, berlutut mau madep mana juga gak pa-pa, mau pake baju yg gak nutup aurat 
nggak usah suci juga ndak apa2.
Yg sering saya lihat adalah melingkar dengan imamnya di tengah atau ada juga yg 
seperti anak sekolahan.
Di komunitas kristen advent hari ke 7 bahkan 'gereja' nya seperti rumah/gedung 
biasa, karena mereka tidak suka hiasan2, mereka kan juga tidak berhias misalnya 
pake kalung salib.
Di kristen ortodoks bahkan mereka beribadah ada yg seperti kalo kita zikiran, 
duduk lesehan sambil menyanyi kidung2, yg perempuan memakai kerudung, imamnya 
memakai gamis kayak orang Arab tapi hitam dan tanpa kafiyeh :-)

Arah kiblat itu juga jadi kepedulian gak melulu untuk sholat tapi juga 
'fengshui' letak tempat tidur misalanya. Afdolnya menghadap kiblat, orang mati 
dikubur juga gitu. Di perumahan islamic village, karawaci tangerang konon bikin 
rumah konsepnya juga mengarah 
ke model rumah islami.
--
Masalahnya sekarang Nisa seolah [ seolah nih ya] yg dapat saya cerna 
tulisannya;menganggap bahwa agama non Islam juga punya 'tradisi' yg sama dengan 
penuturan : 'jikalau' tentang cara ibadah [ masalah kiblat/arah ] yaitu dengan 
memberhalakan patung. Untuk masalah agama itu ngomong; jikalau; jika, kalau, 
umpama hal yg sensitif :-)
Saya kan dah pengumuman dari dulu bahwa WM itu juga di baca oleh anggota diam, 
yg non muslim juga banyak.
Saya itu seperti penyambung lidah bagi mereka :-)

Kalo di milisnya Pak Radityo memang mereka saling 'berantem', tapi di WM; non 
muslim itu jadi penonton.
Kemudian kalo keyakinan mereka diomongin meskipun hanya dengan 'misalnya'- 
jikalau' pasti ada juga yg nasping.
Hingga perlu Pak HMNA di milis tetangga itu juga kasih kotbah :-)
Atau ada juga yg japri saya.

Salam :-)
l.meilany



  - Original Message - 
  From: asetijadi2004 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, May 08, 2007 1:58 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? Ka'bah



  mbak Mei,

  saya kira memang nggak nyambung.

  IMHO, Mbak Chae itu mau bilang, adalah TERSESAT jika kita TIDAK PUNYA 
  EMPATI (ini kata kunci) untuk mengerti orang lain dan cuman dengan 
  keras kepala bilang GUE YANG BENER, ELO SALAH.

  BAGI KITA MUSLIM, dan saya kira mbak Chae juga sudah tahu, tentu saja 
  menghadap ka'bah itu BUKAN penyembahan berhala. Dan BAGI MEREKA NON 
  MUSLIM, keberadaan patung-patung atau simbol-simbol itu juga BUKAN 
  penyembahan berhala.

  Kalo mbak Mei bilang itu 'pemusatan' (apapun artinya). Ya MIRIP 
  begitu itu juga lah makna patung2 itu bagi MEREKA.

  Nah, kita yang muslim ini sering SOK TAHU DAN USIL bilang bahwa orang 
  yang beragama lain itu MENYEMBAH BERHALA.

  salam
  Ary

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany [EMAIL PROTECTED] 
  wrote:
  
   Saya pikir Nisa salah mengerti:-)
   Saya lebih menekankan masalah pemusatan pikiran[ hening cipta] 
  ketika shalat.
   Di Islam hening cipta pada Allah dipusatkan/diarahkan/kiblat ke 
  arah Masjidil Haram.
   Orang melakukan sesuatu kan harus ada tujuannya/arah.
   Dalam hidup juga harus punya arah, pelaut juga harus punya kompas 
  supaya gak nyasar :-)
   
   Dan kebetulan saja Ka'bah berada di Masjidil Haram.
   Saya pikir kita tidak memberhalakan Ka'bah.
   
   Kalo diagama lain apakah benar patung Yesus, Bunda Maria, Budha, 
  Trimurti itu sebagai media pemusatan?
   Kita kan tidak boleh gegabah mengatakan demikian :-)
   Kala mereka beribadat di gereja misalnya mereka kan ada imamnya : 
  pastur, pendeta, pedande misalnya yg memimpin
   peribadatan.
   Mereka mengatakan patung2 itu adalah sekedar ornamen, Seperti 
  misalnya di masjid sering banyak lukisan 
   kaligrafi dari ayat2 Qur'an sepanjang dinding. Ada marmer2, 
  keramik yg bertuliskan ayat2 suci di jual di toko bangunan, 
  digeletakan begitu saja, katanya sih orang2 yg mbangun masjid sering 
  pesan, lebih murah daripada nyewa orang untuk menulis
   seluas dinding masjid

[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-05-10 Terurut Topik Chae
Dear Abah,

Dalam kasus agama lain juga begitu Abah, patung dan ornamen lainya
merupakan petunjuk arah saja ...kebayang kan kalau pas berdoa
sama-sama kalau tidak ada patung atau ornamen yang lainya bisa-bisa
saling munggungin;)) jadi sama kan hanya masalah teknis saja..itu
kalau mau pake otak loh!!!:))

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Ka'bah itu hanya arah qiblat, bukan media pemusatan pikiran, hanya
pemusatan arah saja. Shalat dalam kendaraan misalnya di atas pesawat
terbang yang arah terbangnya membelakangi Makkah, maka orang shalat
itu tidak menghadap Ka'bah. Atau sedang kabut, tidak punya pedoman, ya
diperkirakan saja di mana itu arah Qiblat. Dan setelah selesai shalat,
udara cerah kembali, kabut sudah hilang dan ternyata shalat kita waktu
kabut itu tadi tidak betul arahnya, alias tidak menghadap ke Ka'bah,
maka shalat TIDAK PERLU DIULANGI.
 
 Ummat Islam sangat dianjurkan shalat berjamaah. Kalau tidak ada
aturan shalat menghadap Ka'bah, dan yang mau shalat Maghrib itu
terdiri atas orang Cina, Arab, Indian, Eskimo, Indonesia, Le Soto
(tahu Le Soto itu di mana?) dan masing-masing ngotot mau menghadap ke
Ibu Kota negaranya masing-masing, dan berunding, berunding, belum ada
keputusan, sudah masuk waktu 'Isya, karena waktu Maghrib itu pendek,
tidak jadilah itu shalat. Jadi kalau mau pakai otak sedikit, maka itu
penentuan arah qiblat ke Ka'bah, itu masalah teknis saja.
 Think !
 Wassalam
 HMNA
 
 
 
 Posted by: Chae chairunisa_mahadewi@ chairunisa_mahadewi
  Mon May 7, 2007 12:12 am (PST)
  Ia Mba Mei, bagaimana kalau itu juga berlaku didalam agama-agama yang
  kita kira sebagai agama penyembah berhala padahal bagi mereka
  berhala-berhala itu juga hanya sebagai media pemusatan;))
  
   
 -
 Sekarang dengan penyimpanan 1GB
  http://id.mail.yahoo.com/
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - tawassul

2007-05-09 Terurut Topik Flora Pamungkas
. Ali Imron
:194) 

Oleh karena itu kita boleh juga berdo'a : Allahumma Innaka Wa'adta Man Daa
ka Bil-Ijabati, Fastafib Du'aaii (Ya Allah engkau telah menjanjikan kepada
orang yang berdo'a  pada-MU akan dipenuhi, maka penuhilah do'aku ini). 

4. Bertawassul kepada Allah dengan perbuatan-perbuatan-Nya (Af'aal) 


Seseorang boleh saja berdoa : Ya Allah Wahai Dzat yang pernah menolong
Muhammad SAW pada hari Badar maka tolonglah kami atas orang-orang yang kafir
. Hal ini sebagimana doa yang dibaca ketika tahiyyat. 

5. Bertawassul kepada Allah dengan ibadah, baik ibadah hati, perbuatan
maupun ucapan. 

Hal tersebut sebagaimana firman Allah SWT: 


Sesungguhnya, ada segolongan dari hamba-hamba-Ku berdo'a : Ya Tuhan kami,
kami telah beriman, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkau
adalah Pemberi rahmat Yang Paling Baik. (QS. Al-Mu'minun: 109). 

Hal tersebut juga pernah dilakukan oleh tiga orang yang masuk ke dalam goa
yang pintunya tertutup longsoran batu, ketiganya bertawassul dengan amal
sholeh yang terbaik yang pernah mereka lakukan agar Allah SWt menyelamatakan
mereka semua. (HR Bukhori No. 2215 dan 2272, Muslim NO. 2743) 

6. Bertawassul kepada Allah dengan menyebut keadaan dirinya bahwa ia sangat
membutuhkan rahmat dan pertolongan Allah SWT. 

Hal tersebut sebagaimana pernah dilakukan oleh Nabi Musa AS. 

Ya Tuhanku sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau
turunkan kepadaku (QS. Al-Qoshosh : 24 ). 

7. Bertawassul dengan doa orang sholih dengan harapan agar Allah
memperkenankan doa orang tersebut. 

Dengan syarat orang tersebut adalah seorang muslim yang masih hidup. Hal
tersebut pernah dilakukan oleh Anak-anak Nabi Ya'kub AS : 


Wahai ayah kami, mohonkanlah ampun bagi kami terhadap dosa-dosa kami,
sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bersalah. (QS. Yusuf : 97) 

Hal tersebut juga pernah dilakukan oleh seorang sahabat yang meminta kepada
Rasulullah SAW agar memohon kepada Allah supaya Ia menurunkan hujan (HR
Bukhori No. 1013 dan Muslim 897) 

Sedangkan yang termasuk tawassul yang TERLARANG antara lain 

1. Bertawassul dengan perantaraan orang-orang yang mati, meskipun orang
tersebut adalah orang yang sholeh. 

2. Bertawassul kepada benda-benda mati.

Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab,
Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh. 


http://www.syariahonline.com/new_index.php/id/1/cn/10627

--
Re: The Name of Allah - media pemusatan - Kabah= berhala?! 
Posted by: Ari Condrowahono [EMAIL PROTECTED]   masarcon 
Tue May 8, 2007 9:28 pm (PST) 
konsep tawasul yg jadi polemik dalam Islam, sebenarnya juga gak jauh dari
hal hal yg kita ejek dari agama lain itu kok.

yah, suka suka aja lah.

salam,
Ari Condro

- Original Message - 
From: Flora Pamungkas 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
Sent: Tuesday, May 08, 2007 8:12 PM
Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - media pemusatan - Kabah= 
berhala?!

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - tawassul

2007-05-09 Terurut Topik Dwi W. Soegardi
On 5/9/07, Flora Pamungkas [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Ngomong2 soal tawassul, di bawah ini sekedar  untuk refreshing, terutama 2
 point paling akhir.

http://bahrusshofa.blogspot.com/search/label/Tawassul
(seluk-beluk tawassul di kalangan nahdiyin)

http://hadithproofsfortawassul.blogspot.com/
(bantahan terhadap kaum wahabis, al-Albani, dll tentang tawassul)

tawassul itu sudah isu baheula.
terima aja,
hitung-hitung sebagai latihan
pluralisme beragama dimulai dari pluralisme intra agama.

salam,
DWS



 Wassalam,
 Flora



[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? Ka'bah

2007-05-08 Terurut Topik asetijadi2004

mbak Mei,

saya kira memang nggak nyambung.

IMHO, Mbak Chae itu mau bilang, adalah TERSESAT jika kita TIDAK PUNYA 
EMPATI (ini kata kunci) untuk mengerti orang lain dan cuman dengan 
keras kepala bilang GUE YANG BENER, ELO SALAH.

BAGI KITA MUSLIM, dan saya kira mbak Chae juga sudah tahu, tentu saja 
menghadap ka'bah itu BUKAN penyembahan berhala. Dan BAGI MEREKA NON 
MUSLIM, keberadaan patung-patung atau simbol-simbol itu juga BUKAN 
penyembahan berhala.

Kalo mbak Mei bilang itu 'pemusatan' (apapun artinya). Ya MIRIP 
begitu itu juga lah makna patung2 itu bagi MEREKA.

Nah, kita yang muslim ini sering SOK TAHU DAN USIL bilang bahwa orang 
yang beragama lain itu MENYEMBAH BERHALA.

salam
Ary




--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Saya pikir Nisa salah mengerti:-)
 Saya lebih menekankan masalah pemusatan pikiran[ hening cipta] 
ketika shalat.
 Di Islam hening cipta pada Allah dipusatkan/diarahkan/kiblat ke 
arah Masjidil Haram.
 Orang melakukan sesuatu kan harus ada tujuannya/arah.
 Dalam hidup juga harus punya arah, pelaut juga harus punya kompas 
supaya gak nyasar :-)
 
 Dan kebetulan saja Ka'bah berada di Masjidil Haram.
 Saya pikir kita tidak memberhalakan Ka'bah.
 
 Kalo diagama lain apakah benar patung Yesus, Bunda Maria, Budha, 
Trimurti itu sebagai media pemusatan?
 Kita kan tidak boleh gegabah mengatakan demikian :-)
 Kala mereka beribadat di gereja misalnya mereka kan ada imamnya : 
pastur, pendeta, pedande misalnya yg memimpin
 peribadatan.
 Mereka mengatakan patung2 itu adalah sekedar ornamen, Seperti 
misalnya di masjid sering banyak lukisan 
 kaligrafi dari ayat2 Qur'an sepanjang dinding. Ada marmer2, 
keramik  yg bertuliskan ayat2 suci di jual di toko bangunan, 
digeletakan begitu saja, katanya sih orang2 yg mbangun masjid sering 
pesan, lebih murah daripada nyewa orang untuk menulis
 seluas dinding masjid :-)
 Di rumah2 bahkan ada pigura ayat kursi, surat yasin, asmaul husna, 
apakah itu di berhalakan.
 Itu kan cuma hiasan. Dibuat dari tinta emas, benang emas, kruistik, 
lukisan, ukiran dll.
 Lina Alwi-Koestoer sang arsitek [ kemanakah dia ] tentu  lebih 
tahu... :-)
 Tapi kan ada juga memang 'memberhalakan'; katanya tarok pigura ayat 
kursi dekat pintu masuk supaya rumahnya aman sejahtera, nggak 
kemasukkan maling?
 Sebenarnya kan pigura itu sebagai pengingat, jadi ketika lewat 
pintu itu 10 x, 10 x pulalah ayat kursi di baca :-).
 Kita jadi 'eling' -sadar kemanapun melangkah apapapun yg kita 
kerjakan, Allah melihat.
 Gusti Allah ora sare, begitulah kira2nya ayah saya dulu bilang :-)
 
 Patung2 Yesus, Bunda Maria, Budha tidak diberhalakan [ di sembah]. 
Kalo disembah masakan miniatur patung itu bisa 
 dijual dipasar, toko suvenir  untuk hiasan, pajangan, ngganjel 
kertas dll. Itu kan hanya sebuah benda yg tak ada ruhnya. 
 Benda2 itu bukan berhala. Berhala itu dituhankan, dihormati:-)
 
 Jadi seperti Pak Wikan bilang; bahwa terjadi salah mengerti.  Bahwa 
berhala itu kan artinya patung dewa2 yg dipuja/disembah.
 Lha Yesus, Bunda Maria, Budha kan juga manusia, bukan berhala 
seperti latha, uzza, manat :-)
 :-)
 
 salam
 l.meilany
 
   - Original Message - 
   From: Chae 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Monday, May 07, 2007 2:10 PM
   Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama 
sama?
 
 
   Ia Mba Mei, bagaimana kalau itu juga berlaku didalam agama-agama 
yang
   kita kira sebagai agama penyembah berhala padahal bagi mereka
   berhala-berhala itu juga hanya sebagai media pemusatan;))
 
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany wpamungk@ 
wrote:
   
Nisa, saya pikir kita tidak menyembah Ka'bah.
Shalat itu bentuk 'pemusatan' pikiran terhadap keberadaan Allah
Kebetulan saja kiblat itu ada di Masjidil Haram dimana Ka'bah 
berada.

Tadinya kan kiblat itu di Masjidil Aqsha kemudian datang 
perintah
   Allah untuk 
memindahkan kiblat ke arah Masjidil Haram [Al Baqarah 144].

Mengenai kiblat [arah shalat] ini diakui oleh seorang teman non 
Islam.
Bahwa katanya ibadah sholat bisa punya arah/tujuan yg jelas pada
   satu titik - kiblat - masjidil haram.
Katanya kalo bisa dilihat dari langit ketika seluruh umat 
didunia
   ini shalat mereka menghadapkan diri ke pusat yg sama.
Subhanallah!

Salam 
l.meilany

- Original Message - 
From: Chae 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
Sent: Tuesday, May 01, 2007 4:21 PM
Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama 
sama?


Apa umat Islam sendiri masih seperti Umat islam dizaman Nabi??
penyimpangan umat beragama berlaku untuk semua agama Pak:)) 
kadang
mitos seperti ini yang bikin kita terlena...menjadi tidak 
waspada dan
jauh dari intropeksi diri..

Kalau buda dan hindu pada menyembah patuh bukanya kita 5 kali 
sehari
SECARA FISIK MENYEMBAH KA'BAH?? INI SECARA FISIK LOH

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com

[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? Ka'bah

2007-05-08 Terurut Topik Chae
 
 berhala itu kan artinya patung dewa2 yg dipuja/disembah.
  Lha Yesus, Bunda Maria, Budha kan juga manusia, bukan berhala 
 seperti latha, uzza, manat :-)
  :-)
  
  salam
  l.meilany
  
- Original Message - 
From: Chae 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
Sent: Monday, May 07, 2007 2:10 PM
Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama 
 sama?
  
  
Ia Mba Mei, bagaimana kalau itu juga berlaku didalam agama-agama 
 yang
kita kira sebagai agama penyembah berhala padahal bagi mereka
berhala-berhala itu juga hanya sebagai media pemusatan;))
  
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany wpamungk@ 
 wrote:

 Nisa, saya pikir kita tidak menyembah Ka'bah.
 Shalat itu bentuk 'pemusatan' pikiran terhadap keberadaan Allah
 Kebetulan saja kiblat itu ada di Masjidil Haram dimana Ka'bah 
 berada.
 
 Tadinya kan kiblat itu di Masjidil Aqsha kemudian datang 
 perintah
Allah untuk 
 memindahkan kiblat ke arah Masjidil Haram [Al Baqarah 144].
 
 Mengenai kiblat [arah shalat] ini diakui oleh seorang teman non 
 Islam.
 Bahwa katanya ibadah sholat bisa punya arah/tujuan yg jelas pada
satu titik - kiblat - masjidil haram.
 Katanya kalo bisa dilihat dari langit ketika seluruh umat 
 didunia
ini shalat mereka menghadapkan diri ke pusat yg sama.
 Subhanallah!
 
 Salam 
 l.meilany
 
 - Original Message - 
 From: Chae 
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
 Sent: Tuesday, May 01, 2007 4:21 PM
 Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama 
 sama?
 
 
 Apa umat Islam sendiri masih seperti Umat islam dizaman Nabi??
 penyimpangan umat beragama berlaku untuk semua agama Pak:)) 
 kadang
 mitos seperti ini yang bikin kita terlena...menjadi tidak 
 waspada dan
 jauh dari intropeksi diri..
 
 Kalau buda dan hindu pada menyembah patuh bukanya kita 5 kali 
 sehari
 SECARA FISIK MENYEMBAH KA'BAH?? INI SECARA FISIK LOH
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Fadhli.Halim@ wrote:
 
  memang kristen adalah agama yang diturunkan allah melalui isa,
tetapi 
  sekali lagi bukan kristen sekarang yang sudah memiliki ajaran 
 dan 
  kepercayaan menyimpang...
  
  demikian juga dengan ajaran hindu, budha yang memang tidak 
 ada di
 qur'an 
  dan nyata2 menyembah patung.
  
  menurut saya, kita sebaiknya jangan mengakui agama selain 
 islam
dalam 
  kepercayaan kita, kecuali agama2 yang pernah diturunkan allah
kepada 
  pendahulu muhammad dan ajarannya masih murni
  
  
  
  
  
  
  
  
  Dan dana.pamilih@
  Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  05/01/2007 03:45 PM
  Please respond to wanita-muslimah
  
  
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  cc: (bcc: Fadhli Halim/PRO/Tripatra)
  Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah -
 semua agama sama?
  
  
  
  
  Hampir setiap agama merasa yg tersempurna dan terakhir. Dan 
 sering
  juga mereka memiliki konsep Imam Mahdi yaitu pemimpin yg 
 dijanjikan
  akan datang di masa depan.
  
  Ini sih normal2 aja. Namanya juga keyakinan, pasti beda2 dan
walaupun
  demikian semua demi tujuan yg baik.
  
  Tapi bagi saya uji utama baik tidaknya suatu agama itu 
 dilihat dari
  perilaku ummatnya. Kalau ummatnya ngaco artinya ajarannya 
 ngaco. 
  Kalau umatnya baik pasti ajarannya baik.
  
  Repotnya di dunia Islam itu seringkali ummatnya ngaco tapi 
 kita
tidak
  boleh bilang ajarannya ngaco. Jadi yg bisa kita bilang ialah
  pemahamannya perlu disempurnakan, karena banyak juga ummat 
 Islam yg
  sangat terpuji perilakunya. Yg repot sudah ngaco tapi merasa 
 benar
  dan ngocol...
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Flora Pamungkas
  florapamungkas@ wrote:
  
   
   Dalam hadistnya, nabi Muhammad SAW menyebutkan bahwa Allah
mempunyai
  utusan
   sebanyak 124 ribu orang yang tersebar di segala penjuru 
 dunia bagi
  masing2
   bangsa tempat utusan2 itu berasal, dan hukum2nya berlaku 
 untuk
masing2
   jamannya. Di dalam Al Qur'an, nama2 dari 124 ribu utusan 
 itu tidak
   disebutkan semuanya, hanya 25 orang saja, dan Nabi Muhammad 
 adalah
 Nabi
   penutup dari mata rantai kenabian/utusan2 Allah (QS 33:40). 
 Sebagaimana
   disebutkan dalam salah satu point khutbah terakhir 
 beliau: O
 People! No
   Prophet or apostle will come after me and no new faith will 
 be
born.
  Reason
   well, therefore O People! and understand words that I convey
to you.
  I leave
   behind me two things, the Quran and the Sunnah and if you 
 follow
  these, you
   will never go astray.
   
   Jadi, bisa saja kitab Regweda dan Tripittaka termasuk dalam

[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - media pemusatan - Kabah= berhala?!

2007-05-08 Terurut Topik Flora Pamungkas

Ini ada cerita beneran asli, terjadi sekitar 8 tahun yll.
Waktu kami tinggal di Argentina, seorang teman dari Indonesia menceritakan
pengalaman lucu.
Saat itu dia sedang berada di field, jadi tinggal di hotel / mess milik
perusahaan.
Teman sekamarnya, seorang Argentino memperhatikan teman WNI ini melakukan
sholat.
Tak ada komentar setelah itu.  Demikian juga hari2 berikutnya.
Pada suatu hari, si Argentino itu duduk di depan teman yang sedang shalat
itu.
Setelah shalat selesai, dengan raut muka yang amat, amat serius, 
si Argentino ini bertanya: Kamu berdo'a, tapi kenapa tidak ada patung di
depanmu? Lha tuhanmu itu manaa??
Katanya kamu berdoa menghadap tuhan, lha kok di depanmu tak ada apa2,
kosong?
Teman WNI ini balik bertanya: lha kamu kalau berdoa bagaimana?
Dijawab oleh si Argentino: Aku berdoa menghadap Tuhan, makanya aku taruh di
depanku sebuah patung kecil.
Di rumahku juga dibuat capilla mini (mini chapel) diletakkan di atas rak
yang dipaku ke tembok.  Kami rawat dan hormati patung ini, karena ke situlah
kami berdoa kepada tuhan.

Mendengar cerita ini kami geli dan kebingungan.
btw, kalau saya bingung nggak dilarang kan? Saya jangan didukani lho

Di sana sering kami lihat di jalan-jalan yang menghubungkan satu kota ke
kota lain,
akan didapati capilla2 mini  di pinggir jalan penuh dengan botol2 soft drink
 kaleng bir
bekas offering dari orang yang berdoa di situ.

Ada juga patung besar ditempatkan di pinggir pantai penuh dengan untaian
saputangan bergelantungan.
Katanya itu adalah tempat La Virgen de los Pañuelos, Perawan Sapu Tangan.
Orang2 banyak yang berdoa, memohon kepada Perawan agar dikabulkan
permintaannya.
Seorang peziarah diwawancarai TV, dengan berurai air mata kebahagiaan.  
Dia bilang bahwa dia datang kemari untuk mengucapkan terima kasih kepada 
Perawan Sapu Tangan yang telah mengabulkan permohonannya, yaitu anaknya
mendapat pekerjaan.

Atau ada lagi, berbondong-bondong orang2 melakukan peregrinacion /
pilgrimage 
yaitu berjalan berkilo-kilometer dengan kedua lututnya , sampai lututnya
berdarah-darah nglothok2
Patung Perawan juga di-arak2, tujuan akhirnya adalah ke bukit tempat patung
San Cayetano dipancangkan di situ.
Mereka berdoa, agar pengorbanan berjalan dengan kedua lutut itu diterima
oleh San Cayetano, dengan imbalan dikabulkannya permohonan masing2.

OOT ...
pernah dalam perjalanan kami menempuh jarak sekitar 1000 km, ke kota Rio
Gallegos,
letaknya di ujung selatan mendekati ke kutub selatan.
Selain mendapati capilla2 itu, ada juga kami lihat rambu lalu lintas
gambarnya telepon umum, 100 km lagi!
atau gambar keranjang sampah, 25 km lagi
Untuk melawan kantuk, saya dan suami menghitung jumlah mobil yang berpapasan

Kami lambaikan tangan ke mereka, sok akrab gitu.  Cuma nyampe 10 jari jumlah
mobilnya!!
Pengin lihat keindahan Glacier Perito Moreno kok begini jauhnya . di
tengah la pampa
we were in the middle of nowhere!
Tapi setelah sampai, vale la pena, it's worth it!!
Subhanallah  spektakuler itu glacier, terutama saat bongkahan sungai es
itu pecah
suara gemuruh membahana.  Sungai es itu bermuara di lago Argentino (danau
Argentina)
Tapi belum sampai bermuara, air sungai sudah terlanjur beku, hingga
membentuk tembok es setinggi 10 meteran dan panjang sekali dari tempat
asalnya yaitu pegunungan Andes.

Para wisatawan bertepuk tangan! Kami berkenalan dengan para wisatawan itu,
wah ... dari segala penjuru dunia!
Maha Besar Allah, dengan segala ciptaanNya, seisi alam semesta beserta semua
makhluknya.

Wassalam,
Flora

Re: The Name of Allah - media pemusatan - Kabah = berhala?! 
Posted by: Chae [EMAIL PROTECTED]   chairunisa_mahadewi 
Mon May 7, 2007 8:48 pm (PST) 
Kalau begitu silahkan tanya langsung kepada umat kristen apakah mereka
memang penyembah patung Yesus, dan kepada umat hindu dan budha apakah
mereka menyembah patung-patung dewa brahmana, siwa, wisnu??;) kalau
dari sisi saya maka yang muncul adalah jika;))

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - media pemusatan - Kabah= berhala?!

2007-05-08 Terurut Topik satriyo
wah ... polemik yang seperti apa tu?

kalo dibilnang 'gak jauh beda' artinya memang beda dong ya?

ya memang agama-agama itu tidak sama alias beda ko, ... sekedar sama 
pada fakta bahwa semua agama itu adalah agama. Sebagaimana semua 
manusia/orang itu sama, tapi tetap saja ada bedanya dan itu yang 
penting.

dalam islam, yang membedakan kita manusia (muslim) adalah taqwa 
kita ... nah, dalam agama (internal) saja ada beda, bagaimana yang 
antar agama? ya kan?

salam,
satriyo
;-]

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condrowahono 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 konsep tawasul yg jadi polemik dalam Islam, sebenarnya juga gak 
jauh dari hal hal yg kita ejek dari agama lain itu kok.
 
 yah, suka suka aja lah.
 
 salam,
 Ari Condro
 
   - Original Message - 
   From: Flora Pamungkas 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Tuesday, May 08, 2007 8:12 PM
   Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - 
media pemusatan - Kabah= berhala?!
 
 
 
   Ini ada cerita beneran asli, terjadi sekitar 8 tahun yll. 
   Waktu kami tinggal di Argentina, seorang teman dari Indonesia 
menceritakan
   pengalaman lucu. 
   Saat itu dia sedang berada di field, jadi tinggal di hotel / mess 
milik
   perusahaan. 
   Teman sekamarnya, seorang Argentino memperhatikan teman WNI ini 
melakukan
   sholat. 
   Tak ada komentar setelah itu. Demikian juga hari2 berikutnya. 
   Pada suatu hari, si Argentino itu duduk di depan teman yang 
sedang shalat
   itu. 
   Setelah shalat selesai, dengan raut muka yang amat, amat serius, 
   si Argentino ini bertanya: Kamu berdo'a, tapi kenapa tidak ada 
patung di
   depanmu? Lha tuhanmu itu manaa?? 
   Katanya kamu berdoa menghadap tuhan, lha kok di depanmu tak ada 
apa2,
   kosong? 
   Teman WNI ini balik bertanya: lha kamu kalau berdoa bagaimana? 
   Dijawab oleh si Argentino: Aku berdoa menghadap Tuhan, makanya 
aku taruh di
   depanku sebuah patung kecil. 
   Di rumahku juga dibuat capilla mini (mini chapel) diletakkan di 
atas rak
   yang dipaku ke tembok. Kami rawat dan hormati patung ini, karena 
ke situlah
   kami berdoa kepada tuhan. 
 
   Mendengar cerita ini kami geli dan kebingungan. 
   btw, kalau saya bingung nggak dilarang kan? Saya jangan didukani 
lho 
 
   Di sana sering kami lihat di jalan-jalan yang menghubungkan satu 
kota ke
   kota lain, 
   akan didapati capilla2 mini di pinggir jalan penuh dengan botol2 
soft drink
   kaleng bir 
   bekas offering dari orang yang berdoa di situ. 
 
   Ada juga patung besar ditempatkan di pinggir pantai penuh dengan 
untaian
   saputangan bergelantungan. 
   Katanya itu adalah tempat La Virgen de los Pañuelos, Perawan Sapu 
Tangan. 
   Orang2 banyak yang berdoa, memohon kepada Perawan agar dikabulkan
   permintaannya. 
   Seorang peziarah diwawancarai TV, dengan berurai air mata 
kebahagiaan. 
   Dia bilang bahwa dia datang kemari untuk mengucapkan terima kasih 
kepada 
   Perawan Sapu Tangan yang telah mengabulkan permohonannya, yaitu 
anaknya
   mendapat pekerjaan. 
 
   Atau ada lagi, berbondong-bondong orang2 melakukan peregrinacion /
   pilgrimage 
   yaitu berjalan berkilo-kilometer dengan kedua lututnya , sampai 
lututnya
   berdarah-darah nglothok2 
   Patung Perawan juga di-arak2, tujuan akhirnya adalah ke bukit 
tempat patung
   San Cayetano dipancangkan di situ. 
   Mereka berdoa, agar pengorbanan berjalan dengan kedua lutut itu 
diterima
   oleh San Cayetano, dengan imbalan dikabulkannya permohonan 
masing2. 
 
   OOT ... 
   pernah dalam perjalanan kami menempuh jarak sekitar 1000 km, ke 
kota Rio
   Gallegos, 
   letaknya di ujung selatan mendekati ke kutub selatan. 
   Selain mendapati capilla2 itu, ada juga kami lihat rambu lalu 
lintas 
   gambarnya telepon umum, 100 km lagi! 
   atau gambar keranjang sampah, 25 km lagi 
   Untuk melawan kantuk, saya dan suami menghitung jumlah mobil yang 
berpapasan
 
   Kami lambaikan tangan ke mereka, sok akrab gitu. Cuma nyampe 10 
jari jumlah
   mobilnya!! 
   Pengin lihat keindahan Glacier Perito Moreno kok begini 
jauhnya . di
   tengah la pampa 
   we were in the middle of nowhere! 
   Tapi setelah sampai, vale la pena, it's worth it!! 
   Subhanallah  spektakuler itu glacier, terutama saat bongkahan 
sungai es
   itu pecah 
   suara gemuruh membahana. Sungai es itu bermuara di lago Argentino 
(danau
   Argentina) 
   Tapi belum sampai bermuara, air sungai sudah terlanjur beku, 
hingga
   membentuk tembok es setinggi 10 meteran dan panjang sekali dari 
tempat
   asalnya yaitu pegunungan Andes. 
 
   Para wisatawan bertepuk tangan! Kami berkenalan dengan para 
wisatawan itu,
   wah ... dari segala penjuru dunia! 
   Maha Besar Allah, dengan segala ciptaanNya, seisi alam semesta 
beserta semua
   makhluknya. 
 
   Wassalam, 
   Flora 
 
   Re: The Name of Allah - media pemusatan - Kabah = berhala?! 
   Posted by: Chae [EMAIL PROTECTED] chairunisa_mahadewi 
   Mon May 7, 2007 8:48 pm (PST) 
   Kalau begitu silahkan tanya langsung kepada umat kristen

[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-05-07 Terurut Topik Chae
Ia Mba Mei, bagaimana kalau itu juga berlaku didalam agama-agama yang
kita kira sebagai agama penyembah berhala padahal bagi mereka
berhala-berhala itu juga hanya sebagai media pemusatan;))

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Nisa, saya pikir kita tidak menyembah Ka'bah.
 Shalat itu bentuk 'pemusatan' pikiran terhadap keberadaan Allah
 Kebetulan saja kiblat itu ada di Masjidil Haram dimana Ka'bah berada.
 
 Tadinya kan kiblat itu di Masjidil Aqsha kemudian datang perintah
Allah untuk 
 memindahkan kiblat ke arah Masjidil Haram [Al Baqarah 144].
 
 Mengenai kiblat [arah shalat] ini diakui oleh seorang teman non Islam.
 Bahwa katanya ibadah sholat bisa punya arah/tujuan yg jelas pada
satu titik - kiblat - masjidil haram.
 Katanya kalo bisa dilihat dari langit ketika seluruh umat didunia
ini shalat mereka menghadapkan diri ke pusat yg sama.
 Subhanallah!
 
 Salam 
 l.meilany
 
   - Original Message - 
   From: Chae 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Tuesday, May 01, 2007 4:21 PM
   Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
 
 
   Apa umat Islam sendiri masih seperti Umat islam dizaman Nabi??
   penyimpangan umat beragama berlaku untuk semua agama Pak:)) kadang
   mitos seperti ini yang bikin kita terlena...menjadi tidak waspada dan
   jauh dari intropeksi diri..
 
   Kalau buda dan hindu pada menyembah patuh bukanya kita 5 kali sehari
   SECARA FISIK MENYEMBAH KA'BAH?? INI SECARA FISIK LOH
 
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Fadhli.Halim@ wrote:
   
memang kristen adalah agama yang diturunkan allah melalui isa,
tetapi 
sekali lagi bukan kristen sekarang yang sudah memiliki ajaran dan 
kepercayaan menyimpang...

demikian juga dengan ajaran hindu, budha yang memang tidak ada di
   qur'an 
dan nyata2 menyembah patung.

menurut saya, kita sebaiknya jangan mengakui agama selain islam
dalam 
kepercayaan kita, kecuali agama2 yang pernah diturunkan allah
kepada 
pendahulu muhammad dan ajarannya masih murni








Dan dana.pamilih@
Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com
05/01/2007 03:45 PM
Please respond to wanita-muslimah


To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
cc: (bcc: Fadhli Halim/PRO/Tripatra)
Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah -
   semua agama sama?




Hampir setiap agama merasa yg tersempurna dan terakhir. Dan sering
juga mereka memiliki konsep Imam Mahdi yaitu pemimpin yg dijanjikan
akan datang di masa depan.

Ini sih normal2 aja. Namanya juga keyakinan, pasti beda2 dan
walaupun
demikian semua demi tujuan yg baik.

Tapi bagi saya uji utama baik tidaknya suatu agama itu dilihat dari
perilaku ummatnya. Kalau ummatnya ngaco artinya ajarannya ngaco. 
Kalau umatnya baik pasti ajarannya baik.

Repotnya di dunia Islam itu seringkali ummatnya ngaco tapi kita
tidak
boleh bilang ajarannya ngaco. Jadi yg bisa kita bilang ialah
pemahamannya perlu disempurnakan, karena banyak juga ummat Islam yg
sangat terpuji perilakunya. Yg repot sudah ngaco tapi merasa benar
dan ngocol...

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Flora Pamungkas
florapamungkas@ wrote:

 
 Dalam hadistnya, nabi Muhammad SAW menyebutkan bahwa Allah
mempunyai
utusan
 sebanyak 124 ribu orang yang tersebar di segala penjuru dunia bagi
masing2
 bangsa tempat utusan2 itu berasal, dan hukum2nya berlaku untuk
masing2
 jamannya. Di dalam Al Qur'an, nama2 dari 124 ribu utusan itu tidak
 disebutkan semuanya, hanya 25 orang saja, dan Nabi Muhammad adalah
   Nabi
 penutup dari mata rantai kenabian/utusan2 Allah (QS 33:40). 
   Sebagaimana
 disebutkan dalam salah satu point khutbah terakhir beliau: O
   People! No
 Prophet or apostle will come after me and no new faith will be
born.
Reason
 well, therefore O People! and understand words that I convey
to you.
I leave
 behind me two things, the Quran and the Sunnah and if you follow
these, you
 will never go astray.
 
 Jadi, bisa saja kitab Regweda dan Tripittaka termasuk dalam kitab2
   yang
 dimaksud Allah dalam QS 13:38-39 serta kitab dari sejumlah
Nabi yang
 disebutkan oleh Rasulullah. Bahkan dalam ceramah Dr. Zakir Naik,
   pakar
 comparative religions dan direktur Islamic Research Foundation,
   Mumbai,
 India, dalam topiknya : Prophet Muhammad in the Religious
Scriptures, bahwa
 dalam kitab Regweda, Tripittaka, Zoroaster, Kitab Injiil, masing2
dari kitab
 itu menyebutkan tentang kedatangan dan kenabian Muhammad SAW. 
Sebagaimana
 disebutkan dalam Al Qur'an, dalam perjalanan waktu, memang terjadi
 penyimpangan, penambahan, inovasi, korupsi dari tangan2
manusia atas
kitab2
 itu. Hanya kitab Al Qur'an sebagai kitabNya yang terakhir, terjaga
 kemurniannya dari

[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-05-07 Terurut Topik satriyo
Ibu Chairunisa,
Mau tanya dong, yang dimaksud 'itu' di ...bagaimana kalau itu juga 
berlaku didalam agama-agama... ?
Lalu kenapa kalo memang berhala-berhala itu JUGA (saya tekankan kata 
ini krn menunjukkan bukan satu2nya) HANYA (saya tekankan kata ini 
juga krn ko ga sinkron, menggabungkan JUGA HANYA, at least bagi saya) 
sebagai media pemusatan? Apakah ibu ingin menyampaikan bhw Islam 
pun punya berhala dan dalam islam berhala itu hanya sebagai 
media pemusatan? 
Lalu, terakhir, yang ibu maksud dengan pemusatan itu apa ya?

terima kasih,

salam,
satriyo
;-]

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Ia Mba Mei, bagaimana kalau itu juga berlaku didalam agama-agama 
yang
 kita kira sebagai agama penyembah berhala padahal bagi mereka
 berhala-berhala itu juga hanya sebagai media pemusatan;))
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany wpamungk@ 
wrote:
 
  Nisa, saya pikir kita tidak menyembah Ka'bah.
  Shalat itu bentuk 'pemusatan' pikiran terhadap keberadaan Allah
  Kebetulan saja kiblat itu ada di Masjidil Haram dimana Ka'bah 
berada.
  
  Tadinya kan kiblat itu di Masjidil Aqsha kemudian datang perintah
 Allah untuk 
  memindahkan kiblat ke arah Masjidil Haram [Al Baqarah 144].
  
  Mengenai kiblat [arah shalat] ini diakui oleh seorang teman non 
Islam.
  Bahwa katanya ibadah sholat bisa punya arah/tujuan yg jelas pada
 satu titik - kiblat - masjidil haram.
  Katanya kalo bisa dilihat dari langit ketika seluruh umat didunia
 ini shalat mereka menghadapkan diri ke pusat yg sama.
  Subhanallah!
  
  Salam 
  l.meilany
  
- Original Message - 
From: Chae 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
Sent: Tuesday, May 01, 2007 4:21 PM
Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama 
sama?
  
  
Apa umat Islam sendiri masih seperti Umat islam dizaman Nabi??
penyimpangan umat beragama berlaku untuk semua agama Pak:)) 
kadang
mitos seperti ini yang bikin kita terlena...menjadi tidak 
waspada dan
jauh dari intropeksi diri..
  
Kalau buda dan hindu pada menyembah patuh bukanya kita 5 kali 
sehari
SECARA FISIK MENYEMBAH KA'BAH?? INI SECARA FISIK LOH
  
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Fadhli.Halim@ wrote:

 memang kristen adalah agama yang diturunkan allah melalui isa,
 tetapi 
 sekali lagi bukan kristen sekarang yang sudah memiliki ajaran 
dan 
 kepercayaan menyimpang...
 
 demikian juga dengan ajaran hindu, budha yang memang tidak 
ada di
qur'an 
 dan nyata2 menyembah patung.
 
 menurut saya, kita sebaiknya jangan mengakui agama selain 
islam
 dalam 
 kepercayaan kita, kecuali agama2 yang pernah diturunkan allah
 kepada 
 pendahulu muhammad dan ajarannya masih murni
 
 
 
 
 
 
 
 
 Dan dana.pamilih@
 Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 05/01/2007 03:45 PM
 Please respond to wanita-muslimah
 
 
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 cc: (bcc: Fadhli Halim/PRO/Tripatra)
 Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah -
semua agama sama?
 
 
 
 
 Hampir setiap agama merasa yg tersempurna dan terakhir. Dan 
sering
 juga mereka memiliki konsep Imam Mahdi yaitu pemimpin yg 
dijanjikan
 akan datang di masa depan.
 
 Ini sih normal2 aja. Namanya juga keyakinan, pasti beda2 dan
 walaupun
 demikian semua demi tujuan yg baik.
 
 Tapi bagi saya uji utama baik tidaknya suatu agama itu 
dilihat dari
 perilaku ummatnya. Kalau ummatnya ngaco artinya ajarannya 
ngaco. 
 Kalau umatnya baik pasti ajarannya baik.
 
 Repotnya di dunia Islam itu seringkali ummatnya ngaco tapi 
kita
 tidak
 boleh bilang ajarannya ngaco. Jadi yg bisa kita bilang ialah
 pemahamannya perlu disempurnakan, karena banyak juga ummat 
Islam yg
 sangat terpuji perilakunya. Yg repot sudah ngaco tapi merasa 
benar
 dan ngocol...
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Flora Pamungkas
 florapamungkas@ wrote:
 
  
  Dalam hadistnya, nabi Muhammad SAW menyebutkan bahwa Allah
 mempunyai
 utusan
  sebanyak 124 ribu orang yang tersebar di segala penjuru 
dunia bagi
 masing2
  bangsa tempat utusan2 itu berasal, dan hukum2nya berlaku 
untuk
 masing2
  jamannya. Di dalam Al Qur'an, nama2 dari 124 ribu utusan 
itu tidak
  disebutkan semuanya, hanya 25 orang saja, dan Nabi Muhammad 
adalah
Nabi
  penutup dari mata rantai kenabian/utusan2 Allah (QS 33:40). 
Sebagaimana
  disebutkan dalam salah satu point khutbah terakhir 
beliau: O
People! No
  Prophet or apostle will come after me and no new faith will 
be
 born.
 Reason
  well, therefore O People! and understand words that I convey
 to you.
 I leave
  behind me two things, the Quran and the Sunnah and if you 
follow
 these, you
  will never go astray.
  
  Jadi, bisa saja kitab Regweda dan

[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-05-07 Terurut Topik Chae
Seringkali bagi non muslim kedudukan ka'bah sama dengan padangan umat
muslim terhadap patung2 yang ada pada agama kristen, buda dan hindu.
JIka Islam beralasan ka'bah sebagai media pemusatan seperti yang
dijelaskan Mba Mei (silahkan baca postingan Mba Mei) lalu bagaimana
jika kedudukan patung2 (yang saya istilahkan dengan berhala) sama
dengan kedudukan ka'bah.:)

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Ibu Chairunisa,
 Mau tanya dong, yang dimaksud 'itu' di ...bagaimana kalau itu juga 
 berlaku didalam agama-agama... ?
 Lalu kenapa kalo memang berhala-berhala itu JUGA (saya tekankan kata 
 ini krn menunjukkan bukan satu2nya) HANYA (saya tekankan kata ini 
 juga krn ko ga sinkron, menggabungkan JUGA HANYA, at least bagi saya) 
 sebagai media pemusatan? Apakah ibu ingin menyampaikan bhw Islam 
 pun punya berhala dan dalam islam berhala itu hanya sebagai 
 media pemusatan? 
 Lalu, terakhir, yang ibu maksud dengan pemusatan itu apa ya?
 
 terima kasih,
 
 salam,
 satriyo
 ;-]
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  Ia Mba Mei, bagaimana kalau itu juga berlaku didalam agama-agama 
 yang
  kita kira sebagai agama penyembah berhala padahal bagi mereka
  berhala-berhala itu juga hanya sebagai media pemusatan;))
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany wpamungk@ 
 wrote:
  
   Nisa, saya pikir kita tidak menyembah Ka'bah.
   Shalat itu bentuk 'pemusatan' pikiran terhadap keberadaan Allah
   Kebetulan saja kiblat itu ada di Masjidil Haram dimana Ka'bah 
 berada.
   
   Tadinya kan kiblat itu di Masjidil Aqsha kemudian datang perintah
  Allah untuk 
   memindahkan kiblat ke arah Masjidil Haram [Al Baqarah 144].
   
   Mengenai kiblat [arah shalat] ini diakui oleh seorang teman non 
 Islam.
   Bahwa katanya ibadah sholat bisa punya arah/tujuan yg jelas pada
  satu titik - kiblat - masjidil haram.
   Katanya kalo bisa dilihat dari langit ketika seluruh umat didunia
  ini shalat mereka menghadapkan diri ke pusat yg sama.
   Subhanallah!
   
   Salam 
   l.meilany
   
 - Original Message - 
 From: Chae 
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
 Sent: Tuesday, May 01, 2007 4:21 PM
 Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama 
 sama?
   
   
 Apa umat Islam sendiri masih seperti Umat islam dizaman Nabi??
 penyimpangan umat beragama berlaku untuk semua agama Pak:)) 
 kadang
 mitos seperti ini yang bikin kita terlena...menjadi tidak 
 waspada dan
 jauh dari intropeksi diri..
   
 Kalau buda dan hindu pada menyembah patuh bukanya kita 5 kali 
 sehari
 SECARA FISIK MENYEMBAH KA'BAH?? INI SECARA FISIK LOH
   
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Fadhli.Halim@ wrote:
 
  memang kristen adalah agama yang diturunkan allah melalui isa,
  tetapi 
  sekali lagi bukan kristen sekarang yang sudah memiliki ajaran 
 dan 
  kepercayaan menyimpang...
  
  demikian juga dengan ajaran hindu, budha yang memang tidak 
 ada di
 qur'an 
  dan nyata2 menyembah patung.
  
  menurut saya, kita sebaiknya jangan mengakui agama selain 
 islam
  dalam 
  kepercayaan kita, kecuali agama2 yang pernah diturunkan allah
  kepada 
  pendahulu muhammad dan ajarannya masih murni
  
  
  
  
  
  
  
  
  Dan dana.pamilih@
  Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  05/01/2007 03:45 PM
  Please respond to wanita-muslimah
  
  
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  cc: (bcc: Fadhli Halim/PRO/Tripatra)
  Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah -
 semua agama sama?
  
  
  
  
  Hampir setiap agama merasa yg tersempurna dan terakhir. Dan 
 sering
  juga mereka memiliki konsep Imam Mahdi yaitu pemimpin yg 
 dijanjikan
  akan datang di masa depan.
  
  Ini sih normal2 aja. Namanya juga keyakinan, pasti beda2 dan
  walaupun
  demikian semua demi tujuan yg baik.
  
  Tapi bagi saya uji utama baik tidaknya suatu agama itu 
 dilihat dari
  perilaku ummatnya. Kalau ummatnya ngaco artinya ajarannya 
 ngaco. 
  Kalau umatnya baik pasti ajarannya baik.
  
  Repotnya di dunia Islam itu seringkali ummatnya ngaco tapi 
 kita
  tidak
  boleh bilang ajarannya ngaco. Jadi yg bisa kita bilang ialah
  pemahamannya perlu disempurnakan, karena banyak juga ummat 
 Islam yg
  sangat terpuji perilakunya. Yg repot sudah ngaco tapi merasa 
 benar
  dan ngocol...
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Flora Pamungkas
  florapamungkas@ wrote:
  
   
   Dalam hadistnya, nabi Muhammad SAW menyebutkan bahwa Allah
  mempunyai
  utusan
   sebanyak 124 ribu orang yang tersebar di segala penjuru 
 dunia bagi
  masing2
   bangsa tempat utusan2 itu berasal, dan hukum2nya berlaku 
 untuk
  masing2
   jamannya. Di dalam Al Qur'an, nama2 dari 124 ribu utusan 
 itu tidak

[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer)

2007-05-07 Terurut Topik Chae
Enggak malu Mba Mei, saya malah salut dengan Mba Mei yang sudah bisa
mengambil keputusan dan menanggung resiko pada usia 14 tahun. Padahal
saya sewaktu usia 14 tahun masih hidup di dunia dongeng:))

Agama Bagi saya ibarat kendaraan untuk mencapai satu tujuan, tentu
saja mengoperasikan kendaraan itu berbeda-beda. Semisal sepeda dengan
mobi, motor dengan pesawat terbang, dan kereta api dengan kapal laut.
Setiap orang akan memilih kendaraan yang sesuai dengan kemampuanya

tentu saja hal yang buruk memaksakan orang yang hanya mampu memakai
sepeda untuk menaiki pesawat walau kita menunjukan bukti-bukti bahwa
dengan naik pesawat akan lebih terasa nyaman dan cepat.

Jadi memang benar secara syariat agama satu dengan yang lain
berbeda-beda tapi semua agama adalah sama pada fungsi dan kedudukan;))

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Nisadear,  saya produk beda agama.
 Terus terang saja saya bilang dengan sdikit rasa malu bahwa saya
baru mengenal shalat ketika umur 14 tahun.
 Kemudian shalat saya masih gak bener, bolong2, amburadul sampai saya
usia 20-an tahun.
 Selanjutnya suka banyak terombang-ambing sebelum akhirnya lapor pada
DIA.
 Yes! Saya adalah muslim, tunjukanlah selalu kebaikan dan yg benar,
mudahkanlah segala urusan, bukakanlah hati ini untuk menerima yg
Engkau perintahkan
 :-)
 
 Kedua orang tua saya entah gimana critanya nggak sedikitpun ngajarin
anak2nya agama.
 Tapi kami tahu bahwa agama mereka berbeda. Bapak saya shalat dan
sering menggeletakan buku 
 tata cara shalat sembarangan tapi kami anak2nya nggak pernah
sedikitpun menyentuh.
 
 Kami cuma diajari mengenai perilaku, moral/akhlak yg baik. Nggak
pernah kedengaran kata2 neraka surga, 
 dosa atau pahala.
 Tapi entah kenapa, kalo orang bilang takdir, hidayah atau apalah 
ahirnya waktu saya umur SMP; saya di sekolahkan 
 di perguruan muhammadiyah. Ibu saya juga gak protes karena di
sekolah itu juga ada beberapa murid yg nasrani.
 Padahal sekolah itu lebih mahal daripada sekolah negeri yg ada di
tempat kami tinggal.
 
 Dari situlah kami mulai kenal agama dan bisa menemukan mana yg baik
- sesuai bagi kami.
 Kalo mau dipikir secara logika mustinya agama nasranilah yg bisa
mendapat hati pada kami.
 Mengingat sampai sekarang famili dari pihak Ibu hampir semuanya
nasrani, bahkan ada yg jadi pastur, pendeta.
 Dari keluarga ayah saya juga Islamnya cuma sedikit.
 
 Jadi menurut saya, jika kita menghadapi kenyataan yg beda, sebaiknya
kita bisa menerima keberadaan yg berbeda 
 itu tidak dengan lebur kedalamnya, harus punya identitas diri. 
 Islam bagi saya bukan  begitu saja terjadi atau taken for granted,
tradisi atau apalah.
 
 Dulu saya ingat waktu masih umur 10 tahunan ditanya agama kamu apa?
Saya diam saja. Mau bilang Islam, shalat, puasa saja enggak tahu. Mau
bilang kristen ke gereja juga enggak pernah.
 Lebaran juga gak pernah bikin ketupat enggak pernah pakai baju baru :-)
 Pernah di rapor SD Negeri, agama merah, karena saya tidak mau ikut
pelajaran agama. Karena waktu saya sekolah di SD untuk anak tentara
bahasa daerah dan agama itu tidak diajarkan.
 
 Saya tahunya kalo lebaran kami dikirimi ketupat oleh tetangga. Kalo
bulan puasa kita harus puasa tapi kalo kuat, nggak wajib.
 Ibu saya hanya membangunkan, memasak tapi ia tidak ikut puasa dan
selalu khawatir dengan puasa kami, takut kalo kami jatuh sakit :-)
 Kalo natalan kami ke famili yg natal dan disana banyak kue2. Ibu
saya minum sampanye anggur merah/putih.
 
 Dari situ saya tahu bahwa tiap agama itu TIDAK SAMA. Kalo sama
ngapain ada yg beragama Islam, 
 ada yg Nasrani ada yg Budha ada yg Hindu?
 Tapi, moral ajaran semua agama adalah SAMA. Kesamaannya adalah
semua agama membawa misi kebaikan, 
 kedamaian bagi diri pribadi, bagi orang lain, makhluk hidup yg lain
serta alam. 
 Nggak ada gitu agama yg menganjurkan nyolong, misalnya :-)
 
 Tapi mengenai kebenaran hanya penganutnyalah yg bisa mengiyakan.
 Mengapa saya jadi Islam karena merasa Islam benar, realistis, sesuai
untuk saya
 Mengapa orang jadi Nasrani, Hindu, Budha karena mereka juga merasa
bahwa agama yg dianutnya adalah cocok dan benar bagi mereka. Inilah yg
membuat berbeda - masalah ' kebenaran' :-)
 Mengapa akhirnya Ibu saya menjadi Islam, karena setelah anak2nya
punya agama, malahan anaknya menjadi lebih baik dan manis2. Lagi pula
anak2nya lah yg bilang kalo ingin bisa sama2 terus dengan ayah saya 
di alam sana agamanya musti sama :-)
 Ibu saya adalah perempuan yg sangat mencintai dan memuja ayah saya,
pengorbanannya begitu besar sebagai isteri tentara.
 
 Salam
 l.meilany
 
 
 
   - Original Message - 
   From: Chae 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Monday, April 30, 2007 1:34 PM
   Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama
sama? (Dialog imaginer)
 
 
   Mba Mia dan Mba Mei,
 
   Saya sendiri kalau diminta saran oleh anaku akan memberikan saran
   mencari pasangan yang seakidah bukan apa-apa dengan yang satu aturan
   saja dalam berumah tangga itu

[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-05-07 Terurut Topik satriyo
Terima kasih ... tapi ibu menjawab yang mana dari sekian pertanyaan 
saya?

salam,
satriyo
;-]

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Seringkali bagi non muslim kedudukan ka'bah sama dengan padangan 
umat
 muslim terhadap patung2 yang ada pada agama kristen, buda dan hindu.
 JIka Islam beralasan ka'bah sebagai media pemusatan seperti yang
 dijelaskan Mba Mei (silahkan baca postingan Mba Mei) lalu bagaimana
 jika kedudukan patung2 (yang saya istilahkan dengan berhala) sama
 dengan kedudukan ka'bah.:)
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo efikoe@ wrote:
 
  Ibu Chairunisa,
  Mau tanya dong, yang dimaksud 'itu' di ...bagaimana kalau itu 
juga 
  berlaku didalam agama-agama... ?
  Lalu kenapa kalo memang berhala-berhala itu JUGA (saya tekankan 
kata 
  ini krn menunjukkan bukan satu2nya) HANYA (saya tekankan kata ini 
  juga krn ko ga sinkron, menggabungkan JUGA HANYA, at least bagi 
saya) 
  sebagai media pemusatan? Apakah ibu ingin menyampaikan bhw 
Islam 
  pun punya berhala dan dalam islam berhala itu hanya sebagai 
  media pemusatan? 
  Lalu, terakhir, yang ibu maksud dengan pemusatan itu apa ya?
  
  terima kasih,
  
  salam,
  satriyo
  ;-]
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
  chairunisa_mahadewi@ wrote:
  
   Ia Mba Mei, bagaimana kalau itu juga berlaku didalam agama-
agama 
  yang
   kita kira sebagai agama penyembah berhala padahal bagi mereka
   berhala-berhala itu juga hanya sebagai media pemusatan;))
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany wpamungk@ 
  wrote:
   
Nisa, saya pikir kita tidak menyembah Ka'bah.
Shalat itu bentuk 'pemusatan' pikiran terhadap keberadaan 
Allah
Kebetulan saja kiblat itu ada di Masjidil Haram dimana Ka'bah 
  berada.

Tadinya kan kiblat itu di Masjidil Aqsha kemudian datang 
perintah
   Allah untuk 
memindahkan kiblat ke arah Masjidil Haram [Al Baqarah 144].

Mengenai kiblat [arah shalat] ini diakui oleh seorang teman 
non 
  Islam.
Bahwa katanya ibadah sholat bisa punya arah/tujuan yg jelas 
pada
   satu titik - kiblat - masjidil haram.
Katanya kalo bisa dilihat dari langit ketika seluruh umat 
didunia
   ini shalat mereka menghadapkan diri ke pusat yg sama.
Subhanallah!

Salam 
l.meilany

  - Original Message - 
  From: Chae 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, May 01, 2007 4:21 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua 
agama 
  sama?


  Apa umat Islam sendiri masih seperti Umat islam dizaman 
Nabi??
  penyimpangan umat beragama berlaku untuk semua agama Pak:)) 
  kadang
  mitos seperti ini yang bikin kita terlena...menjadi tidak 
  waspada dan
  jauh dari intropeksi diri..

  Kalau buda dan hindu pada menyembah patuh bukanya kita 5 
kali 
  sehari
  SECARA FISIK MENYEMBAH KA'BAH?? INI SECARA FISIK LOH

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Fadhli.Halim@ wrote:
  
   memang kristen adalah agama yang diturunkan allah melalui 
isa,
   tetapi 
   sekali lagi bukan kristen sekarang yang sudah memiliki 
ajaran 
  dan 
   kepercayaan menyimpang...
   
   demikian juga dengan ajaran hindu, budha yang memang 
tidak 
  ada di
  qur'an 
   dan nyata2 menyembah patung.
   
   menurut saya, kita sebaiknya jangan mengakui agama selain 
  islam
   dalam 
   kepercayaan kita, kecuali agama2 yang pernah diturunkan 
allah
   kepada 
   pendahulu muhammad dan ajarannya masih murni
   
   
   
   
   
   
   
   
   Dan dana.pamilih@
   Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com
   05/01/2007 03:45 PM
   Please respond to wanita-muslimah
   
   
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
   cc: (bcc: Fadhli Halim/PRO/Tripatra)
   Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah -
  semua agama sama?
   
   
   
   
   Hampir setiap agama merasa yg tersempurna dan terakhir. 
Dan 
  sering
   juga mereka memiliki konsep Imam Mahdi yaitu pemimpin yg 
  dijanjikan
   akan datang di masa depan.
   
   Ini sih normal2 aja. Namanya juga keyakinan, pasti beda2 
dan
   walaupun
   demikian semua demi tujuan yg baik.
   
   Tapi bagi saya uji utama baik tidaknya suatu agama itu 
  dilihat dari
   perilaku ummatnya. Kalau ummatnya ngaco artinya ajarannya 
  ngaco. 
   Kalau umatnya baik pasti ajarannya baik.
   
   Repotnya di dunia Islam itu seringkali ummatnya ngaco 
tapi 
  kita
   tidak
   boleh bilang ajarannya ngaco. Jadi yg bisa kita bilang 
ialah
   pemahamannya perlu disempurnakan, karena banyak juga 
ummat 
  Islam yg
   sangat terpuji perilakunya. Yg repot sudah ngaco tapi 
merasa 
  benar
   dan ngocol...
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Flora Pamungkas
   florapamungkas@ wrote

[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-05-07 Terurut Topik Chae
hehehehe:)) lebih baik baca e-mailnya Mba Mei dulu yang membahas
,masalah ini sebelumnya:))

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Terima kasih ... tapi ibu menjawab yang mana dari sekian pertanyaan 
 saya?
 
 salam,
 satriyo
 ;-]
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  Seringkali bagi non muslim kedudukan ka'bah sama dengan padangan 
 umat
  muslim terhadap patung2 yang ada pada agama kristen, buda dan hindu.
  JIka Islam beralasan ka'bah sebagai media pemusatan seperti yang
  dijelaskan Mba Mei (silahkan baca postingan Mba Mei) lalu bagaimana
  jika kedudukan patung2 (yang saya istilahkan dengan berhala) sama
  dengan kedudukan ka'bah.:)
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo efikoe@ wrote:
  
   Ibu Chairunisa,
   Mau tanya dong, yang dimaksud 'itu' di ...bagaimana kalau itu 
 juga 
   berlaku didalam agama-agama... ?
   Lalu kenapa kalo memang berhala-berhala itu JUGA (saya tekankan 
 kata 
   ini krn menunjukkan bukan satu2nya) HANYA (saya tekankan kata ini 
   juga krn ko ga sinkron, menggabungkan JUGA HANYA, at least bagi 
 saya) 
   sebagai media pemusatan? Apakah ibu ingin menyampaikan bhw 
 Islam 
   pun punya berhala dan dalam islam berhala itu hanya sebagai 
   media pemusatan? 
   Lalu, terakhir, yang ibu maksud dengan pemusatan itu apa ya?
   
   terima kasih,
   
   salam,
   satriyo
   ;-]
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
   chairunisa_mahadewi@ wrote:
   
Ia Mba Mei, bagaimana kalau itu juga berlaku didalam agama-
 agama 
   yang
kita kira sebagai agama penyembah berhala padahal bagi mereka
berhala-berhala itu juga hanya sebagai media pemusatan;))

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany wpamungk@ 
   wrote:

 Nisa, saya pikir kita tidak menyembah Ka'bah.
 Shalat itu bentuk 'pemusatan' pikiran terhadap keberadaan 
 Allah
 Kebetulan saja kiblat itu ada di Masjidil Haram dimana Ka'bah 
   berada.
 
 Tadinya kan kiblat itu di Masjidil Aqsha kemudian datang 
 perintah
Allah untuk 
 memindahkan kiblat ke arah Masjidil Haram [Al Baqarah 144].
 
 Mengenai kiblat [arah shalat] ini diakui oleh seorang teman 
 non 
   Islam.
 Bahwa katanya ibadah sholat bisa punya arah/tujuan yg jelas 
 pada
satu titik - kiblat - masjidil haram.
 Katanya kalo bisa dilihat dari langit ketika seluruh umat 
 didunia
ini shalat mereka menghadapkan diri ke pusat yg sama.
 Subhanallah!
 
 Salam 
 l.meilany
 
   - Original Message - 
   From: Chae 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Tuesday, May 01, 2007 4:21 PM
   Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua 
 agama 
   sama?
 
 
   Apa umat Islam sendiri masih seperti Umat islam dizaman 
 Nabi??
   penyimpangan umat beragama berlaku untuk semua agama Pak:)) 
   kadang
   mitos seperti ini yang bikin kita terlena...menjadi tidak 
   waspada dan
   jauh dari intropeksi diri..
 
   Kalau buda dan hindu pada menyembah patuh bukanya kita 5 
 kali 
   sehari
   SECARA FISIK MENYEMBAH KA'BAH?? INI SECARA FISIK LOH
 
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Fadhli.Halim@ wrote:
   
memang kristen adalah agama yang diturunkan allah melalui 
 isa,
tetapi 
sekali lagi bukan kristen sekarang yang sudah memiliki 
 ajaran 
   dan 
kepercayaan menyimpang...

demikian juga dengan ajaran hindu, budha yang memang 
 tidak 
   ada di
   qur'an 
dan nyata2 menyembah patung.

menurut saya, kita sebaiknya jangan mengakui agama selain 
   islam
dalam 
kepercayaan kita, kecuali agama2 yang pernah diturunkan 
 allah
kepada 
pendahulu muhammad dan ajarannya masih murni








Dan dana.pamilih@
Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com
05/01/2007 03:45 PM
Please respond to wanita-muslimah


To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
cc: (bcc: Fadhli Halim/PRO/Tripatra)
Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah -
   semua agama sama?




Hampir setiap agama merasa yg tersempurna dan terakhir. 
 Dan 
   sering
juga mereka memiliki konsep Imam Mahdi yaitu pemimpin yg 
   dijanjikan
akan datang di masa depan.

Ini sih normal2 aja. Namanya juga keyakinan, pasti beda2 
 dan
walaupun
demikian semua demi tujuan yg baik.

Tapi bagi saya uji utama baik tidaknya suatu agama itu 
   dilihat dari
perilaku ummatnya. Kalau ummatnya ngaco artinya ajarannya 
   ngaco. 
Kalau umatnya baik pasti ajarannya baik.

Repotnya di dunia Islam itu seringkali ummatnya ngaco 
 tapi 
   kita
tidak
boleh bilang ajarannya ngaco

[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer)

2007-05-07 Terurut Topik satriyo
.
  Ibu saya hanya membangunkan, memasak tapi ia tidak ikut puasa dan
 selalu khawatir dengan puasa kami, takut kalo kami jatuh sakit :-)
  Kalo natalan kami ke famili yg natal dan disana banyak kue2. Ibu
 saya minum sampanye anggur merah/putih.
  
  Dari situ saya tahu bahwa tiap agama itu TIDAK SAMA. Kalo sama
 ngapain ada yg beragama Islam, 
  ada yg Nasrani ada yg Budha ada yg Hindu?
  Tapi, moral ajaran semua agama adalah SAMA. Kesamaannya adalah
 semua agama membawa misi kebaikan, 
  kedamaian bagi diri pribadi, bagi orang lain, makhluk hidup yg 
lain
 serta alam. 
  Nggak ada gitu agama yg menganjurkan nyolong, misalnya :-)
  
  Tapi mengenai kebenaran hanya penganutnyalah yg bisa mengiyakan.
  Mengapa saya jadi Islam karena merasa Islam benar, realistis, 
sesuai
 untuk saya
  Mengapa orang jadi Nasrani, Hindu, Budha karena mereka juga merasa
 bahwa agama yg dianutnya adalah cocok dan benar bagi mereka. Inilah 
yg
 membuat berbeda - masalah ' kebenaran' :-)
  Mengapa akhirnya Ibu saya menjadi Islam, karena setelah anak2nya
 punya agama, malahan anaknya menjadi lebih baik dan manis2. Lagi 
pula
 anak2nya lah yg bilang kalo ingin bisa sama2 terus dengan ayah saya 
 di alam sana agamanya musti sama :-)
  Ibu saya adalah perempuan yg sangat mencintai dan memuja ayah 
saya,
 pengorbanannya begitu besar sebagai isteri tentara.
  
  Salam
  l.meilany
  
  
  
- Original Message - 
From: Chae 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
Sent: Monday, April 30, 2007 1:34 PM
Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama
 sama? (Dialog imaginer)
  
  
Mba Mia dan Mba Mei,
  
Saya sendiri kalau diminta saran oleh anaku akan memberikan 
saran
mencari pasangan yang seakidah bukan apa-apa dengan yang satu 
aturan
saja dalam berumah tangga itu berat menyatukanya apalagi 
dengan
pihak yang berbeda aturan akan semakin berat tantanganya, 
prinsip
untuk selalu mengeliminasi resiko muncul dan tidak berspekulasi 
sering
saya tanamakan sejak dini kepada anak-anak saya walau pun 
seringkali
mendapatkan perdebatan yang sengit sampe berdarah-darah tapi 
begitulah
resiko seorang Ibu he..he..he..;))
  
Ketika kita menanamkan konsep semua agama itu benar bukan 
berarti
tidak ada khususan dalam kita beragama. Ibarat orang yang 
hendak
mencapai satu titik tujuan maka semua dimulai dari titik awal
masing-masing tentu saja tidak bisa pake peta orang lain karena 
titik
awal kita yang berbeda tapi walaupun jelas bahwa peta yang kita
gunakan berbeda-beda kita tidak bisa mentakan bahwa tujuan 
orang lain
yang menggunakan peta yang berbeda adalah beda dengan tujuan 
kita.
KITA TIDAK BISA MENIKLAI DARI PETA YANG BSIA KITA NILAI ADALAH
SAMPAINYA KE TUJUAN. Karena bagi saya pribadi Agama pada 
dasarnya
diluar ritual yang berlaku adalah sebauh jalan untuk membedakan 
YANG
HAK DENGAN YANG BATHIL dan Tuhan adalah yang Maha Haq QS.22:6)
  
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote:

 Wah, kalo aku pesen ke anakku untuk nggak melupakan dirinya 
sebagai 
 Muslim, sebisanya cari isteri Muslim, mendidik anak2nya secara
 Islam. 
 Why? Karena adanya keberlanjutan, yaitu fakta bahwa Islam 
adalah 
 bagian dari kehidupan keluarga kita sendiri. Melupakan 
kenyataan
 ini 
 adalah sama dengan menyangkal bagian dari kita sendiri. Dan
 kemudian 
 jadilah Muslim yang baik, progressif dan inklusif, karena 
hanya 
 dengan perbuatan kita yang nyata kita bisa menunjukkan kepada 
dunia 
 bagaimana Islam dan Muslim itu. 
 
 Anakku pernah bilang begini: 'walaupun aku muslim, nantinya 
kan 
 terserah anakku mau pilih agama yang mana'. Eit, ntar 
dulu, 
 kataku. Tentu saja pintu pilihan nggak pernah tertutup, dan 
nggak 
 boleh ada yang menutup pintu pilihan. Tapi pertanyaanku 
sekarang, 
 bagaimana kamu akan mendidik anak2mu...bagaimana kamu akan 
 mempraktekkan kehidupan dan disiplin beragama di keluargamu? 
Be a 
 good Muslim!
 
 Ini dialog nyata di antara keluarga besar, dimana ada anggota 
 keluarga lain yang non Muslim. Dan mereka menganggung-angguk 
 setujukarena mereka merasa nggak pernah terancam 
dengan 'a good 
 Muslim'
 
 salam
 Mia
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany 
wpamungk@ 
 wrote:
 
  Nimbrung :
  Kalo ini benar2 kejadian; bukan dialog imajiner. 
  Artinya anaknya Nisa telah diajarkan untuk menganut 
kepercayaan 
 sinkretisme :-)
  Di milis tetangga lagi sibuk juga membahas kepercayaan
 sinkretisme 
 yg lagi mulai naik daun di Indonesia
  Kepercayaan Baha'i - Sempalan Syiah
  
  Beberapa waktu lalu adik saya ke India dan waktu acara 
jalan2 
 selain ke monumen cinta Taj Mahal
  sempat juga berkunjung ke rumah ibadah Baha'i yg megah dan 
 mendapatkan juga keterangan/leaflet 
  mengenai sejarah munculnya Baha'i

[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-05-07 Terurut Topik satriyo
terima kasih, ... sebuah diskusi yang renyah ...

salam,
satriyo
;-]


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 hehehehe:)) lebih baik baca e-mailnya Mba Mei dulu yang membahas
 ,masalah ini sebelumnya:))
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo efikoe@ wrote:
 
  Terima kasih ... tapi ibu menjawab yang mana dari sekian 
pertanyaan 
  saya?
  
  salam,
  satriyo
  ;-]
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
  chairunisa_mahadewi@ wrote:
  
   Seringkali bagi non muslim kedudukan ka'bah sama dengan 
padangan 
  umat
   muslim terhadap patung2 yang ada pada agama kristen, buda dan 
hindu.
   JIka Islam beralasan ka'bah sebagai media pemusatan seperti 
yang
   dijelaskan Mba Mei (silahkan baca postingan Mba Mei) lalu 
bagaimana
   jika kedudukan patung2 (yang saya istilahkan dengan berhala) 
sama
   dengan kedudukan ka'bah.:)
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo efikoe@ 
wrote:
   
Ibu Chairunisa,
Mau tanya dong, yang dimaksud 'itu' di ...bagaimana kalau 
itu 
  juga 
berlaku didalam agama-agama... ?
Lalu kenapa kalo memang berhala-berhala itu JUGA (saya 
tekankan 
  kata 
ini krn menunjukkan bukan satu2nya) HANYA (saya tekankan kata 
ini 
juga krn ko ga sinkron, menggabungkan JUGA HANYA, at least 
bagi 
  saya) 
sebagai media pemusatan? Apakah ibu ingin menyampaikan bhw 
  Islam 
pun punya berhala dan dalam islam berhala itu hanya 
sebagai 
media pemusatan? 
Lalu, terakhir, yang ibu maksud dengan pemusatan itu apa ya?

terima kasih,

salam,
satriyo
;-]

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
chairunisa_mahadewi@ wrote:

 Ia Mba Mei, bagaimana kalau itu juga berlaku didalam agama-
  agama 
yang
 kita kira sebagai agama penyembah berhala padahal bagi 
mereka
 berhala-berhala itu juga hanya sebagai media pemusatan;))
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany 
wpamungk@ 
wrote:
 
  Nisa, saya pikir kita tidak menyembah Ka'bah.
  Shalat itu bentuk 'pemusatan' pikiran terhadap keberadaan 
  Allah
  Kebetulan saja kiblat itu ada di Masjidil Haram dimana 
Ka'bah 
berada.
  
  Tadinya kan kiblat itu di Masjidil Aqsha kemudian datang 
  perintah
 Allah untuk 
  memindahkan kiblat ke arah Masjidil Haram [Al Baqarah 
144].
  
  Mengenai kiblat [arah shalat] ini diakui oleh seorang 
teman 
  non 
Islam.
  Bahwa katanya ibadah sholat bisa punya arah/tujuan yg 
jelas 
  pada
 satu titik - kiblat - masjidil haram.
  Katanya kalo bisa dilihat dari langit ketika seluruh umat 
  didunia
 ini shalat mereka menghadapkan diri ke pusat yg sama.
  Subhanallah!
  
  Salam 
  l.meilany
  
- Original Message - 
From: Chae 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
Sent: Tuesday, May 01, 2007 4:21 PM
Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - 
semua 
  agama 
sama?
  
  
Apa umat Islam sendiri masih seperti Umat islam dizaman 
  Nabi??
penyimpangan umat beragama berlaku untuk semua agama 
Pak:)) 
kadang
mitos seperti ini yang bikin kita terlena...menjadi 
tidak 
waspada dan
jauh dari intropeksi diri..
  
Kalau buda dan hindu pada menyembah patuh bukanya kita 
5 
  kali 
sehari
SECARA FISIK MENYEMBAH KA'BAH?? INI SECARA FISIK LOH
  
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Fadhli.Halim@ 
wrote:

 memang kristen adalah agama yang diturunkan allah 
melalui 
  isa,
 tetapi 
 sekali lagi bukan kristen sekarang yang sudah 
memiliki 
  ajaran 
dan 
 kepercayaan menyimpang...
 
 demikian juga dengan ajaran hindu, budha yang memang 
  tidak 
ada di
qur'an 
 dan nyata2 menyembah patung.
 
 menurut saya, kita sebaiknya jangan mengakui agama 
selain 
islam
 dalam 
 kepercayaan kita, kecuali agama2 yang pernah 
diturunkan 
  allah
 kepada 
 pendahulu muhammad dan ajarannya masih murni
 
 
 
 
 
 
 
 
 Dan dana.pamilih@
 Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 05/01/2007 03:45 PM
 Please respond to wanita-muslimah
 
 
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 cc: (bcc: Fadhli Halim/PRO/Tripatra)
 Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah -
semua agama sama?
 
 
 
 
 Hampir setiap agama merasa yg tersempurna dan 
terakhir. 
  Dan 
sering
 juga mereka memiliki konsep Imam Mahdi yaitu pemimpin 
yg 
dijanjikan
 akan datang di masa depan.
 
 Ini sih normal2 aja. Namanya juga keyakinan, pasti 
beda2 
  dan
 walaupun
 demikian semua demi tujuan yg baik.
 
 Tapi bagi

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-05-07 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
pernyataan ibu chae ini masuk akal kok. banyak orang non-muslim yang
mengira bahwa orang Islam itu menyembah Ka'bah. Terus Islam itu agama
orang Arab, dewanya namanya Allah, dan tidak sama dengan Tuhan yang di
Bible. Yah stereotyp semacam ini mungkin terjadi, karena gak ada
komunikasi dari pihak lain, akhirnya informasi diberikan oleh orang
non-muslim sendiri yang sok tahu tentang Islam. Bagusnya, belakangan
ini dari kalangan muslim berusaha untuk memberikan informasi yang
benar tentang Islam, bahwa Islam itu agama universal (bukan khusus
untuk orang Arab), tidak menyembah Ka'bah, tidak menyembah babi (ada
lho orang non-muslim yang berpikir orang Islam menyembah babi karena
dianalogikan orang Hindu tidak memakan sapi), nabi2-nya sama dengan
nabi orang kristen, dan Allah itu Tuhan seperti dalam Bible.

salam,
--
wikan
http://wikan.multiply.com

On 5/7/07, Chae [EMAIL PROTECTED] wrote:






 Seringkali bagi non muslim kedudukan ka'bah sama dengan padangan umat
  muslim terhadap patung2 yang ada pada agama kristen, buda dan hindu.
  JIka Islam beralasan ka'bah sebagai media pemusatan seperti yang
  dijelaskan Mba Mei (silahkan baca postingan Mba Mei) lalu bagaimana
  jika kedudukan patung2 (yang saya istilahkan dengan berhala) sama
  dengan kedudukan ka'bah.:)


Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer)

2007-05-07 Terurut Topik jano ko
 kebenaran hanya penganutnyalah yg bisa mengiyakan.
 Mengapa saya jadi Islam karena merasa Islam benar, realistis, sesuai
untuk saya
 Mengapa orang jadi Nasrani, Hindu, Budha karena mereka juga merasa
bahwa agama yg dianutnya adalah cocok dan benar bagi mereka. Inilah yg
membuat berbeda - masalah ' kebenaran' :-)
 Mengapa akhirnya Ibu saya menjadi Islam, karena setelah anak2nya
punya agama, malahan anaknya menjadi lebih baik dan manis2. Lagi pula
anak2nya lah yg bilang kalo ingin bisa sama2 terus dengan ayah saya 
di alam sana agamanya musti sama :-)
 Ibu saya adalah perempuan yg sangat mencintai dan memuja ayah saya,
pengorbanannya begitu besar sebagai isteri tentara.
 
 Salam
 l.meilany
 
 
 
 - Original Message - 
 From: Chae 
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
 Sent: Monday, April 30, 2007 1:34 PM
 Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama
sama? (Dialog imaginer)
 
 
 Mba Mia dan Mba Mei,
 
 Saya sendiri kalau diminta saran oleh anaku akan memberikan saran
 mencari pasangan yang seakidah bukan apa-apa dengan yang satu aturan
 saja dalam berumah tangga itu berat menyatukanya apalagi dengan
 pihak yang berbeda aturan akan semakin berat tantanganya, prinsip
 untuk selalu mengeliminasi resiko muncul dan tidak berspekulasi sering
 saya tanamakan sejak dini kepada anak-anak saya walau pun seringkali
 mendapatkan perdebatan yang sengit sampe berdarah-darah tapi begitulah
 resiko seorang Ibu he..he..he..;))
 
 Ketika kita menanamkan konsep semua agama itu benar bukan berarti
 tidak ada khususan dalam kita beragama. Ibarat orang yang hendak
 mencapai satu titik tujuan maka semua dimulai dari titik awal
 masing-masing tentu saja tidak bisa pake peta orang lain karena titik
 awal kita yang berbeda tapi walaupun jelas bahwa peta yang kita
 gunakan berbeda-beda kita tidak bisa mentakan bahwa tujuan orang lain
 yang menggunakan peta yang berbeda adalah beda dengan tujuan kita.
 KITA TIDAK BISA MENIKLAI DARI PETA YANG BSIA KITA NILAI ADALAH
 SAMPAINYA KE TUJUAN. Karena bagi saya pribadi Agama pada dasarnya
 diluar ritual yang berlaku adalah sebauh jalan untuk membedakan YANG
 HAK DENGAN YANG BATHIL dan Tuhan adalah yang Maha Haq QS.22:6)
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote:
 
  Wah, kalo aku pesen ke anakku untuk nggak melupakan dirinya sebagai 
  Muslim, sebisanya cari isteri Muslim, mendidik anak2nya secara
Islam. 
  Why? Karena adanya keberlanjutan, yaitu fakta bahwa Islam adalah 
  bagian dari kehidupan keluarga kita sendiri. Melupakan kenyataan
ini 
  adalah sama dengan menyangkal bagian dari kita sendiri. Dan
kemudian 
  jadilah Muslim yang baik, progressif dan inklusif, karena hanya 
  dengan perbuatan kita yang nyata kita bisa menunjukkan kepada dunia 
  bagaimana Islam dan Muslim itu. 
  
  Anakku pernah bilang begini: 'walaupun aku muslim, nantinya kan 
  terserah anakku mau pilih agama yang mana'. Eit, ntar dulu, 
  kataku. Tentu saja pintu pilihan nggak pernah tertutup, dan nggak 
  boleh ada yang menutup pintu pilihan. Tapi pertanyaanku sekarang, 
  bagaimana kamu akan mendidik anak2mu...bagaimana kamu akan 
  mempraktekkan kehidupan dan disiplin beragama di keluargamu? Be a 
  good Muslim!
  
  Ini dialog nyata di antara keluarga besar, dimana ada anggota 
  keluarga lain yang non Muslim. Dan mereka menganggung-angguk 
  setujukarena mereka merasa nggak pernah terancam dengan 'a good 
  Muslim'
  
  salam
  Mia
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany wpamungk@ 
  wrote:
  
   Nimbrung :
   Kalo ini benar2 kejadian; bukan dialog imajiner. 
   Artinya anaknya Nisa telah diajarkan untuk menganut kepercayaan 
  sinkretisme :-)
   Di milis tetangga lagi sibuk juga membahas kepercayaan
sinkretisme 
  yg lagi mulai naik daun di Indonesia
   Kepercayaan Baha'i - Sempalan Syiah
   
   Beberapa waktu lalu adik saya ke India dan waktu acara jalan2 
  selain ke monumen cinta Taj Mahal
   sempat juga berkunjung ke rumah ibadah Baha'i yg megah dan 
  mendapatkan juga keterangan/leaflet 
   mengenai sejarah munculnya Baha'i.
   
   Salam 
   l.meilany
   
   - Original Message - 
   From: Tri Budi Lestyaningsih (Ning) 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Thursday, April 26, 2007 11:28 AM
   Subject: RE: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua 
  agama sama? (Dialog imaginer)
   
   
   
   Yang ini penggalan surat mbak Chae, cerita tentan dialog mbak Chae
   dengan putrinya, Annisa 
   
   ...
   
   menurut Kaka mana yang benar panggilan buat Kaka?? eyangti??
   eyangku??Bude dan tante?? atau yang lain??
   
   Semua juga benar dong Mam, karena semua sayang sama Kaka
   
begitu juga dengan panggilan Tuhan, selama kita memanggil-Nya 
  dengan
   rasa sayang kita kepada-Nya maka semua panggilan itu akan benar 
  adanya.
   
   Bagaimana kita tahu kalau kita memanggil-Nya dengan rasa sayang 
  mam??
   
   Kita tahu karena ketika kita memanggil-Nya maka kita berbuat 
  kebaikan
   di atas muka bumi ini

[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - media pemusatan

2007-05-07 Terurut Topik Flora Pamungkas
Ada perbedaan, bahwa Ka'bah itu juga diinjak-injak Bilal waktu dia
mengumandangkan adzan.
Lalu orang2 petugas pengganti selubung Ka'bah itu juga pada injak2 Ka'bah.
Jika Ka'bah itu dianggap disembah, disucikan, mana mungkin penyembahnya
berani menginjak-injak sesembahannya?
Kalau dibilang suci ... toh juga burung2 pada nelek di situ.  Kalau hujan,
air di pancuran mas itu mengalir dengan muatan tahi burung.

Ini bukti Ka'bah itu bukan apa2, cuma penanda arah sholat kita, kemana kita
menghadapkan wajah, ngalor, ngidul, ngetan, ngulon .. gitu lho.  Jadi semua
yang sholat menghadapnya seragam, sama ke titik itu, titik yang gede gitu. 
Unity of prayers.

Sedangkan patung2 yang katanya juga media pemusatan, kok sampai
disembah-sembah?
Bahkan ada anak yang tak sengaja menjatuhkan patung mini yang dipajang di
rak khusus di dinding, lengkap dengan segala pernak-pernik seperti lilin dsb
 kemudian anak itu dipukuli orang tuanya karena dianggap kurang ajar
terhadap patung itu.
Bagaimana kalau ada patung gede lalu dipanjati dan diinjak-injak kepalanya
oleh penyembahnya?
Apa boleh??

Wassalam,

Flora


Re: The Name of Allah - semua agama sama? 
Posted by: Chae [EMAIL PROTECTED]   chairunisa_mahadewi 
Mon May 7, 2007 12:12 am (PST) 
Ia Mba Mei, bagaimana kalau itu juga berlaku didalam agama-agama yang
kita kira sebagai agama penyembah berhala padahal bagi mereka
berhala-berhala itu juga hanya sebagai media pemusatan;))

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - media pemusatan

2007-05-07 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
ah mosok sih mbak flora, ka'bah bukan apa2 ...
lha wong ada orang israel  orang amerika mengusulkan ka'bah dibom,
orang islam pada ngamuk2. berarti ka'bah kan termasuk simbol yang
berharga buat umat islam.

salam,
--
wikan
http://wikan.multiply.com

On 5/7/07, Flora Pamungkas [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Ada perbedaan, bahwa Ka'bah itu juga diinjak-injak Bilal waktu dia
  mengumandangkan adzan.
  Lalu orang2 petugas pengganti selubung Ka'bah itu juga pada injak2 Ka'bah.
  Jika Ka'bah itu dianggap disembah, disucikan, mana mungkin penyembahnya
  berani menginjak-injak sesembahannya?
  Kalau dibilang suci ... toh juga burung2 pada nelek di situ.  Kalau hujan,
  air di pancuran mas itu mengalir dengan muatan tahi burung.

  Ini bukti Ka'bah itu bukan apa2, cuma penanda arah sholat kita, kemana kita
  menghadapkan wajah, ngalor, ngidul, ngetan, ngulon .. gitu lho.  Jadi semua
  yang sholat menghadapnya seragam, sama ke titik itu, titik yang gede gitu.
  Unity of prayers.


Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - media pemusatan

2007-05-07 Terurut Topik Sunny
Dimana ditulis? Kalau Kabah mau dibom barangkali mereka lebih dulu habiskan 
mesjid yang ada di Israel. 20% dari warganegara Israel [Arab/Palestina] 
beragama Islam.

  - Original Message - 
  From: Wikan Danar Sunindyo 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, May 07, 2007 6:18 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - media pemusatan


  ah mosok sih mbak flora, ka'bah bukan apa2 ...
  lha wong ada orang israel  orang amerika mengusulkan ka'bah dibom,
  orang islam pada ngamuk2. berarti ka'bah kan termasuk simbol yang
  berharga buat umat islam.

  salam,
  --
  wikan
  http://wikan.multiply.com

  On 5/7/07, Flora Pamungkas [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Ada perbedaan, bahwa Ka'bah itu juga diinjak-injak Bilal waktu dia
   mengumandangkan adzan.
   Lalu orang2 petugas pengganti selubung Ka'bah itu juga pada injak2 Ka'bah.
   Jika Ka'bah itu dianggap disembah, disucikan, mana mungkin penyembahnya
   berani menginjak-injak sesembahannya?
   Kalau dibilang suci ... toh juga burung2 pada nelek di situ. Kalau hujan,
   air di pancuran mas itu mengalir dengan muatan tahi burung.
  
   Ini bukti Ka'bah itu bukan apa2, cuma penanda arah sholat kita, kemana kita
   menghadapkan wajah, ngalor, ngidul, ngetan, ngulon .. gitu lho. Jadi semua
   yang sholat menghadapnya seragam, sama ke titik itu, titik yang gede gitu.
   Unity of prayers.


   


--


  No virus found in this incoming message.
  Checked by AVG Free Edition. 
  Version: 7.5.467 / Virus Database: 269.6.5/792 - Release Date: 5/6/2007 9:01 
PM


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - media pemusatan - Kabah = berhala?!

2007-05-07 Terurut Topik satriyo
Iya mba Flora,
Seorang muslim yang menganggap Ka'bah berhala, sebagaimana agama 
tertentu yang menyembah berhala, sepatutnya perlu mengoreksi 
pandangannya itu. Sekalipun itu sekedar permisalan dalam 
rangka 'memandang' semua agama sama ...
Yang saya tahu, Al-Qur'an dan Hadis nabi selalu mengacu dan menyebut 
Ka'bah QIBLAT, sesudah sebelumnya QIBLAT kaum muslim adalah 
Yerusalem. Dan sebelum rezim Saudi yang beraliran wahaby 
menghilangkan mihrab yang menandakan QIBLAT lama di Masjid Qiblatain 
(yg sekaligus 'menghilangkan' masjid itu krn tidak lagi sesuai dengan 
namanya), jelas ada terbukti secara akurat data bahwa memang dulu 
QIBLAT ummat islam bukan Ka'bah.
Jadi jelas bahwa memang Ka'bah bukan apa-apa, tapi sekadar penentu 
arah ketika shalat atau QIBLAT. Terbukti juga beberapa kali Ka'bah 
dipugar, bahkan sempat rusak krn pertikaian internal ummat Islam kala 
itu. Apakah ada ummat Islam yang melolong seolah kiamat?
Ka'bah = berhala?!
Please deh ... don't over stretch the fact ah ...
;-]

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Flora Pamungkas 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Ada perbedaan, bahwa Ka'bah itu juga diinjak-injak Bilal waktu dia
 mengumandangkan adzan.
 Lalu orang2 petugas pengganti selubung Ka'bah itu juga pada injak2 
Ka'bah.
 Jika Ka'bah itu dianggap disembah, disucikan, mana mungkin 
penyembahnya
 berani menginjak-injak sesembahannya?
 Kalau dibilang suci ... toh juga burung2 pada nelek di situ.  
Kalau hujan,
 air di pancuran mas itu mengalir dengan muatan tahi burung.
 
 Ini bukti Ka'bah itu bukan apa2, cuma penanda arah sholat kita, 
kemana kita
 menghadapkan wajah, ngalor, ngidul, ngetan, ngulon .. gitu lho.  
Jadi semua
 yang sholat menghadapnya seragam, sama ke titik itu, titik yang 
gede gitu. 
 Unity of prayers.
 
 Sedangkan patung2 yang katanya juga media pemusatan, kok sampai
 disembah-sembah?
 Bahkan ada anak yang tak sengaja menjatuhkan patung mini yang 
dipajang di
 rak khusus di dinding, lengkap dengan segala pernak-pernik seperti 
lilin dsb
  kemudian anak itu dipukuli orang tuanya karena dianggap kurang ajar
 terhadap patung itu.
 Bagaimana kalau ada patung gede lalu dipanjati dan diinjak-injak 
kepalanya
 oleh penyembahnya?
 Apa boleh??
 
 Wassalam,
 
 Flora
 
 
 Re: The Name of Allah - semua agama sama? 
 Posted by: Chae [EMAIL PROTECTED]   chairunisa_mahadewi 
 Mon May 7, 2007 12:12 am (PST) 
 Ia Mba Mei, bagaimana kalau itu juga berlaku didalam agama-agama 
yang
 kita kira sebagai agama penyembah berhala padahal bagi mereka
 berhala-berhala itu juga hanya sebagai media pemusatan;))
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-05-07 Terurut Topik satriyo
Setuju mbakyu,
tapi semua di dunia ini tidak ada yang kebetulan lhoo ... masa si 
Allah tidak ada grand scenario buat ciptaan-Nya sendiri? hehehe ...
Yang saya tahu dari apa yang pernah saya 'teliti' ternyata posisi 
ka'bah itu menunjukkan sec geograifs 'centre' dari bumi ini, baik 
daratan maupun lautannya. Kan memang konon Ka'bah adalah bangunan 
pertama di bumi yang dibangun oleh nabi Adam atas perintah Allah.

Jadi pemusatan atau apalah namanya, tidak berlaku dalam Islam jika 
yang dimaksud adalah perantaran, karena dalam Islam sajalah manusia 
itu punya direct contact dengan Allah Sang Pencipta, Maha Segala. 
Adapun jika pemusatan itu maksudnya adalah konsentrasi, atau 
khusyu, dalam Islam ya aktifitas yang dominan untuk itu adalah spt 
mbak bilang, shalat. Sedemikian dahsyat nilai shalat hingga Rasul 
mengabarkan bahwa amal pertama yang dihisab Allah atas anak Adam 
adalah shalatnya.
allaahu a'lam

salam,
satriyo
;-]

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Nisa, saya pikir kita tidak menyembah Ka'bah.
 Shalat itu bentuk 'pemusatan' pikiran terhadap keberadaan Allah
 Kebetulan saja kiblat itu ada di Masjidil Haram dimana Ka'bah 
berada.
 
 Tadinya kan kiblat itu di Masjidil Aqsha kemudian datang perintah 
Allah untuk 
 memindahkan kiblat ke arah Masjidil Haram [Al Baqarah 144].
 
 Mengenai kiblat [arah shalat] ini diakui oleh seorang teman non 
Islam.
 Bahwa katanya ibadah sholat bisa punya arah/tujuan yg jelas pada 
satu titik - kiblat - masjidil haram.
 Katanya kalo bisa dilihat dari langit ketika seluruh umat didunia 
ini shalat mereka menghadapkan diri ke pusat yg sama.
 Subhanallah!
 
 Salam 
 l.meilany
 
   - Original Message - 
   From: Chae 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Tuesday, May 01, 2007 4:21 PM
   Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama 
sama?
 
 
   Apa umat Islam sendiri masih seperti Umat islam dizaman Nabi??
   penyimpangan umat beragama berlaku untuk semua agama Pak:)) kadang
   mitos seperti ini yang bikin kita terlena...menjadi tidak waspada 
dan
   jauh dari intropeksi diri..
 
   Kalau buda dan hindu pada menyembah patuh bukanya kita 5 kali 
sehari
   SECARA FISIK MENYEMBAH KA'BAH?? INI SECARA FISIK LOH
 
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Fadhli.Halim@ wrote:
   
memang kristen adalah agama yang diturunkan allah melalui isa, 
tetapi 
sekali lagi bukan kristen sekarang yang sudah memiliki ajaran 
dan 
kepercayaan menyimpang...

demikian juga dengan ajaran hindu, budha yang memang tidak ada 
di
   qur'an 
dan nyata2 menyembah patung.

menurut saya, kita sebaiknya jangan mengakui agama selain islam 
dalam 
kepercayaan kita, kecuali agama2 yang pernah diturunkan allah 
kepada 
pendahulu muhammad dan ajarannya masih murni








Dan dana.pamilih@
Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com
05/01/2007 03:45 PM
Please respond to wanita-muslimah


To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
cc: (bcc: Fadhli Halim/PRO/Tripatra)
Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah -
   semua agama sama?




Hampir setiap agama merasa yg tersempurna dan terakhir. Dan 
sering
juga mereka memiliki konsep Imam Mahdi yaitu pemimpin yg 
dijanjikan
akan datang di masa depan.

Ini sih normal2 aja. Namanya juga keyakinan, pasti beda2 dan 
walaupun
demikian semua demi tujuan yg baik.

Tapi bagi saya uji utama baik tidaknya suatu agama itu dilihat 
dari
perilaku ummatnya. Kalau ummatnya ngaco artinya ajarannya 
ngaco. 
Kalau umatnya baik pasti ajarannya baik.

Repotnya di dunia Islam itu seringkali ummatnya ngaco tapi kita 
tidak
boleh bilang ajarannya ngaco. Jadi yg bisa kita bilang ialah
pemahamannya perlu disempurnakan, karena banyak juga ummat 
Islam yg
sangat terpuji perilakunya. Yg repot sudah ngaco tapi merasa 
benar
dan ngocol...

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Flora Pamungkas
florapamungkas@ wrote:

 
 Dalam hadistnya, nabi Muhammad SAW menyebutkan bahwa Allah 
mempunyai
utusan
 sebanyak 124 ribu orang yang tersebar di segala penjuru dunia 
bagi
masing2
 bangsa tempat utusan2 itu berasal, dan hukum2nya berlaku 
untuk masing2
 jamannya. Di dalam Al Qur'an, nama2 dari 124 ribu utusan itu 
tidak
 disebutkan semuanya, hanya 25 orang saja, dan Nabi Muhammad 
adalah
   Nabi
 penutup dari mata rantai kenabian/utusan2 Allah (QS 33:40). 
   Sebagaimana
 disebutkan dalam salah satu point khutbah terakhir beliau: O
   People! No
 Prophet or apostle will come after me and no new faith will 
be born.
Reason
 well, therefore O People! and understand words that I convey 
to you.
I leave
 behind me two things, the Quran and the Sunnah and if you 
follow
these, you
 will never go astray.
 
 Jadi, bisa saja kitab Regweda dan

[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - media pemusatan - Kabah = berhala?!

2007-05-07 Terurut Topik Chae
Bagaimana jika kedudukan patung2 didalam agama-agama lain jga sama
kedudukanya dengan ka'bah, hanya sebagai pusat kiblat dalam skala yang
berbeda??

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Iya mba Flora,
 Seorang muslim yang menganggap Ka'bah berhala, sebagaimana agama 
 tertentu yang menyembah berhala, sepatutnya perlu mengoreksi 
 pandangannya itu. Sekalipun itu sekedar permisalan dalam 
 rangka 'memandang' semua agama sama ...
 Yang saya tahu, Al-Qur'an dan Hadis nabi selalu mengacu dan menyebut 
 Ka'bah QIBLAT, sesudah sebelumnya QIBLAT kaum muslim adalah 
 Yerusalem. Dan sebelum rezim Saudi yang beraliran wahaby 
 menghilangkan mihrab yang menandakan QIBLAT lama di Masjid Qiblatain 
 (yg sekaligus 'menghilangkan' masjid itu krn tidak lagi sesuai dengan 
 namanya), jelas ada terbukti secara akurat data bahwa memang dulu 
 QIBLAT ummat islam bukan Ka'bah.
 Jadi jelas bahwa memang Ka'bah bukan apa-apa, tapi sekadar penentu 
 arah ketika shalat atau QIBLAT. Terbukti juga beberapa kali Ka'bah 
 dipugar, bahkan sempat rusak krn pertikaian internal ummat Islam kala 
 itu. Apakah ada ummat Islam yang melolong seolah kiamat?
 Ka'bah = berhala?!
 Please deh ... don't over stretch the fact ah ...
 ;-]
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Flora Pamungkas 
 florapamungkas@ wrote:
 
  Ada perbedaan, bahwa Ka'bah itu juga diinjak-injak Bilal waktu dia
  mengumandangkan adzan.
  Lalu orang2 petugas pengganti selubung Ka'bah itu juga pada injak2 
 Ka'bah.
  Jika Ka'bah itu dianggap disembah, disucikan, mana mungkin 
 penyembahnya
  berani menginjak-injak sesembahannya?
  Kalau dibilang suci ... toh juga burung2 pada nelek di situ.  
 Kalau hujan,
  air di pancuran mas itu mengalir dengan muatan tahi burung.
  
  Ini bukti Ka'bah itu bukan apa2, cuma penanda arah sholat kita, 
 kemana kita
  menghadapkan wajah, ngalor, ngidul, ngetan, ngulon .. gitu lho.  
 Jadi semua
  yang sholat menghadapnya seragam, sama ke titik itu, titik yang 
 gede gitu. 
  Unity of prayers.
  
  Sedangkan patung2 yang katanya juga media pemusatan, kok sampai
  disembah-sembah?
  Bahkan ada anak yang tak sengaja menjatuhkan patung mini yang 
 dipajang di
  rak khusus di dinding, lengkap dengan segala pernak-pernik seperti 
 lilin dsb
   kemudian anak itu dipukuli orang tuanya karena dianggap kurang ajar
  terhadap patung itu.
  Bagaimana kalau ada patung gede lalu dipanjati dan diinjak-injak 
 kepalanya
  oleh penyembahnya?
  Apa boleh??
  
  Wassalam,
  
  Flora
  
  
  Re: The Name of Allah - semua agama sama? 
  Posted by: Chae chairunisa_mahadewi@   chairunisa_mahadewi 
  Mon May 7, 2007 12:12 am (PST) 
  Ia Mba Mei, bagaimana kalau itu juga berlaku didalam agama-agama 
 yang
  kita kira sebagai agama penyembah berhala padahal bagi mereka
  berhala-berhala itu juga hanya sebagai media pemusatan;))
  
  [Non-text portions of this message have been removed]
 





[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - media pemusatan - Kabah = berhala?!

2007-05-07 Terurut Topik satriyo
Jika surga dan neraka tidak ad ... (kata Ahmad Dhani looohhh ...)
;-]

Jika dan jika ... ah tak ada yang pasti dengan jika, dan konon Rasul 
tidak suka kata 'jika' ... sayang saya lupa hadisnya.

jikalau atau Andy Lau yaa ..?

Yang pasti-pasti aja yuk ...

;-]

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Bagaimana jika kedudukan patung2 didalam agama-agama lain jga sama
 kedudukanya dengan ka'bah, hanya sebagai pusat kiblat dalam skala 
yang
 berbeda??
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo efikoe@ wrote:
 
  Iya mba Flora,
  Seorang muslim yang menganggap Ka'bah berhala, sebagaimana agama 
  tertentu yang menyembah berhala, sepatutnya perlu mengoreksi 
  pandangannya itu. Sekalipun itu sekedar permisalan dalam 
  rangka 'memandang' semua agama sama ...
  Yang saya tahu, Al-Qur'an dan Hadis nabi selalu mengacu dan 
menyebut 
  Ka'bah QIBLAT, sesudah sebelumnya QIBLAT kaum muslim adalah 
  Yerusalem. Dan sebelum rezim Saudi yang beraliran wahaby 
  menghilangkan mihrab yang menandakan QIBLAT lama di Masjid 
Qiblatain 
  (yg sekaligus 'menghilangkan' masjid itu krn tidak lagi sesuai 
dengan 
  namanya), jelas ada terbukti secara akurat data bahwa memang dulu 
  QIBLAT ummat islam bukan Ka'bah.
  Jadi jelas bahwa memang Ka'bah bukan apa-apa, tapi sekadar 
penentu 
  arah ketika shalat atau QIBLAT. Terbukti juga beberapa kali 
Ka'bah 
  dipugar, bahkan sempat rusak krn pertikaian internal ummat Islam 
kala 
  itu. Apakah ada ummat Islam yang melolong seolah kiamat?
  Ka'bah = berhala?!
  Please deh ... don't over stretch the fact ah ...
  ;-]
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Flora Pamungkas 
  florapamungkas@ wrote:
  
   Ada perbedaan, bahwa Ka'bah itu juga diinjak-injak Bilal waktu 
dia
   mengumandangkan adzan.
   Lalu orang2 petugas pengganti selubung Ka'bah itu juga pada 
injak2 
  Ka'bah.
   Jika Ka'bah itu dianggap disembah, disucikan, mana mungkin 
  penyembahnya
   berani menginjak-injak sesembahannya?
   Kalau dibilang suci ... toh juga burung2 pada nelek di situ.  
  Kalau hujan,
   air di pancuran mas itu mengalir dengan muatan tahi burung.
   
   Ini bukti Ka'bah itu bukan apa2, cuma penanda arah sholat kita, 
  kemana kita
   menghadapkan wajah, ngalor, ngidul, ngetan, ngulon .. gitu 
lho.  
  Jadi semua
   yang sholat menghadapnya seragam, sama ke titik itu, titik yang 
  gede gitu. 
   Unity of prayers.
   
   Sedangkan patung2 yang katanya juga media pemusatan, kok 
sampai
   disembah-sembah?
   Bahkan ada anak yang tak sengaja menjatuhkan patung mini yang 
  dipajang di
   rak khusus di dinding, lengkap dengan segala pernak-pernik 
seperti 
  lilin dsb
kemudian anak itu dipukuli orang tuanya karena dianggap kurang 
ajar
   terhadap patung itu.
   Bagaimana kalau ada patung gede lalu dipanjati dan diinjak-
injak 
  kepalanya
   oleh penyembahnya?
   Apa boleh??
   
   Wassalam,
   
   Flora
   
   
   Re: The Name of Allah - semua agama sama? 
   Posted by: Chae chairunisa_mahadewi@   chairunisa_mahadewi 
   Mon May 7, 2007 12:12 am (PST) 
   Ia Mba Mei, bagaimana kalau itu juga berlaku didalam agama-
agama 
  yang
   kita kira sebagai agama penyembah berhala padahal bagi mereka
   berhala-berhala itu juga hanya sebagai media pemusatan;))
   
   [Non-text portions of this message have been removed]
  
 





[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - media pemusatan - Kabah = berhala?!

2007-05-07 Terurut Topik Chae
Kalau begitu silahkan tanya langsung kepada umat kristen apakah mereka
memang penyembah patung Yesus, dan kepada umat hindu dan budha apakah
mereka menyembah patung-patung dewa brahmana, siwa, wisnu??;) kalau
dari sisi saya maka yang muncul adalah jika;))

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Jika surga dan neraka tidak ad ... (kata Ahmad Dhani looohhh ...)
 ;-]
 
 Jika dan jika ... ah tak ada yang pasti dengan jika, dan konon Rasul 
 tidak suka kata 'jika' ... sayang saya lupa hadisnya.
 
 jikalau atau Andy Lau yaa ..?
 
 Yang pasti-pasti aja yuk ...
 
 ;-]
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  Bagaimana jika kedudukan patung2 didalam agama-agama lain jga sama
  kedudukanya dengan ka'bah, hanya sebagai pusat kiblat dalam skala 
 yang
  berbeda??
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo efikoe@ wrote:
  
   Iya mba Flora,
   Seorang muslim yang menganggap Ka'bah berhala, sebagaimana agama 
   tertentu yang menyembah berhala, sepatutnya perlu mengoreksi 
   pandangannya itu. Sekalipun itu sekedar permisalan dalam 
   rangka 'memandang' semua agama sama ...
   Yang saya tahu, Al-Qur'an dan Hadis nabi selalu mengacu dan 
 menyebut 
   Ka'bah QIBLAT, sesudah sebelumnya QIBLAT kaum muslim adalah 
   Yerusalem. Dan sebelum rezim Saudi yang beraliran wahaby 
   menghilangkan mihrab yang menandakan QIBLAT lama di Masjid 
 Qiblatain 
   (yg sekaligus 'menghilangkan' masjid itu krn tidak lagi sesuai 
 dengan 
   namanya), jelas ada terbukti secara akurat data bahwa memang dulu 
   QIBLAT ummat islam bukan Ka'bah.
   Jadi jelas bahwa memang Ka'bah bukan apa-apa, tapi sekadar 
 penentu 
   arah ketika shalat atau QIBLAT. Terbukti juga beberapa kali 
 Ka'bah 
   dipugar, bahkan sempat rusak krn pertikaian internal ummat Islam 
 kala 
   itu. Apakah ada ummat Islam yang melolong seolah kiamat?
   Ka'bah = berhala?!
   Please deh ... don't over stretch the fact ah ...
   ;-]
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Flora Pamungkas 
   florapamungkas@ wrote:
   
Ada perbedaan, bahwa Ka'bah itu juga diinjak-injak Bilal waktu 
 dia
mengumandangkan adzan.
Lalu orang2 petugas pengganti selubung Ka'bah itu juga pada 
 injak2 
   Ka'bah.
Jika Ka'bah itu dianggap disembah, disucikan, mana mungkin 
   penyembahnya
berani menginjak-injak sesembahannya?
Kalau dibilang suci ... toh juga burung2 pada nelek di situ.  
   Kalau hujan,
air di pancuran mas itu mengalir dengan muatan tahi burung.

Ini bukti Ka'bah itu bukan apa2, cuma penanda arah sholat kita, 
   kemana kita
menghadapkan wajah, ngalor, ngidul, ngetan, ngulon .. gitu 
 lho.  
   Jadi semua
yang sholat menghadapnya seragam, sama ke titik itu, titik yang 
   gede gitu. 
Unity of prayers.

Sedangkan patung2 yang katanya juga media pemusatan, kok 
 sampai
disembah-sembah?
Bahkan ada anak yang tak sengaja menjatuhkan patung mini yang 
   dipajang di
rak khusus di dinding, lengkap dengan segala pernak-pernik 
 seperti 
   lilin dsb
 kemudian anak itu dipukuli orang tuanya karena dianggap kurang 
 ajar
terhadap patung itu.
Bagaimana kalau ada patung gede lalu dipanjati dan diinjak-
 injak 
   kepalanya
oleh penyembahnya?
Apa boleh??

Wassalam,

Flora


Re: The Name of Allah - semua agama sama? 
Posted by: Chae chairunisa_mahadewi@   chairunisa_mahadewi 
Mon May 7, 2007 12:12 am (PST) 
Ia Mba Mei, bagaimana kalau itu juga berlaku didalam agama-
 agama 
   yang
kita kira sebagai agama penyembah berhala padahal bagi mereka
berhala-berhala itu juga hanya sebagai media pemusatan;))

[Non-text portions of this message have been removed]
   
  
 





[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - media pemusatan - Kabah = berhala?!

2007-05-07 Terurut Topik satriyo
;-]
wah ... tenang bu, kan saya hanya mengingatkan saja, daripada ibu 
tidak pasti, lebih baik jangan deh. Nah, yang sepatutnya bertanya 
langsung kepada mereka ya tentu ibu, kan ibu yang sisinya 
muncul 'jika' bukan saya ... ya kan?

silakan bu jangan malu-malu. kalo perlu saya bisa tanyakan mas Adian 
Husaini yang punya link ke para pendeta kristen dan biarawan hindu 
dan budha nomor kontak mereka, biar ibu bisa pasti dan tidak 'jika'2 
lagi ..

;-]

PS: jangan dianggap oleh yang lain saya dan Chairunisa kurang kerjaan 
ngurusin agama orang ya ... ini penegasan saja. hehehe
;-]

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Kalau begitu silahkan tanya langsung kepada umat kristen apakah 
mereka
 memang penyembah patung Yesus, dan kepada umat hindu dan budha 
apakah
 mereka menyembah patung-patung dewa brahmana, siwa, wisnu??;) kalau
 dari sisi saya maka yang muncul adalah jika;))
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo efikoe@ wrote:
 
  Jika surga dan neraka tidak ad ... (kata Ahmad Dhani 
looohhh ...)
  ;-]
  
  Jika dan jika ... ah tak ada yang pasti dengan jika, dan konon 
Rasul 
  tidak suka kata 'jika' ... sayang saya lupa hadisnya.
  
  jikalau atau Andy Lau yaa ..?
  
  Yang pasti-pasti aja yuk ...
  
  ;-]
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
  chairunisa_mahadewi@ wrote:
  
   Bagaimana jika kedudukan patung2 didalam agama-agama lain jga 
sama
   kedudukanya dengan ka'bah, hanya sebagai pusat kiblat dalam 
skala 
  yang
   berbeda??
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo efikoe@ 
wrote:
   
Iya mba Flora,
Seorang muslim yang menganggap Ka'bah berhala, sebagaimana 
agama 
tertentu yang menyembah berhala, sepatutnya perlu mengoreksi 
pandangannya itu. Sekalipun itu sekedar permisalan dalam 
rangka 'memandang' semua agama sama ...
Yang saya tahu, Al-Qur'an dan Hadis nabi selalu mengacu dan 
  menyebut 
Ka'bah QIBLAT, sesudah sebelumnya QIBLAT kaum muslim adalah 
Yerusalem. Dan sebelum rezim Saudi yang beraliran wahaby 
menghilangkan mihrab yang menandakan QIBLAT lama di Masjid 
  Qiblatain 
(yg sekaligus 'menghilangkan' masjid itu krn tidak lagi 
sesuai 
  dengan 
namanya), jelas ada terbukti secara akurat data bahwa memang 
dulu 
QIBLAT ummat islam bukan Ka'bah.
Jadi jelas bahwa memang Ka'bah bukan apa-apa, tapi sekadar 
  penentu 
arah ketika shalat atau QIBLAT. Terbukti juga beberapa kali 
  Ka'bah 
dipugar, bahkan sempat rusak krn pertikaian internal ummat 
Islam 
  kala 
itu. Apakah ada ummat Islam yang melolong seolah kiamat?
Ka'bah = berhala?!
Please deh ... don't over stretch the fact ah ...
;-]

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Flora Pamungkas 
florapamungkas@ wrote:

 Ada perbedaan, bahwa Ka'bah itu juga diinjak-injak Bilal 
waktu 
  dia
 mengumandangkan adzan.
 Lalu orang2 petugas pengganti selubung Ka'bah itu juga pada 
  injak2 
Ka'bah.
 Jika Ka'bah itu dianggap disembah, disucikan, mana mungkin 
penyembahnya
 berani menginjak-injak sesembahannya?
 Kalau dibilang suci ... toh juga burung2 pada nelek di 
situ.  
Kalau hujan,
 air di pancuran mas itu mengalir dengan muatan tahi burung.
 
 Ini bukti Ka'bah itu bukan apa2, cuma penanda arah sholat 
kita, 
kemana kita
 menghadapkan wajah, ngalor, ngidul, ngetan, ngulon .. gitu 
  lho.  
Jadi semua
 yang sholat menghadapnya seragam, sama ke titik itu, titik 
yang 
gede gitu. 
 Unity of prayers.
 
 Sedangkan patung2 yang katanya juga media pemusatan, kok 
  sampai
 disembah-sembah?
 Bahkan ada anak yang tak sengaja menjatuhkan patung mini 
yang 
dipajang di
 rak khusus di dinding, lengkap dengan segala pernak-pernik 
  seperti 
lilin dsb
  kemudian anak itu dipukuli orang tuanya karena dianggap 
kurang 
  ajar
 terhadap patung itu.
 Bagaimana kalau ada patung gede lalu dipanjati dan diinjak-
  injak 
kepalanya
 oleh penyembahnya?
 Apa boleh??
 
 Wassalam,
 
 Flora
 
 
 Re: The Name of Allah - semua agama sama? 
 Posted by: Chae chairunisa_mahadewi@   
chairunisa_mahadewi 
 Mon May 7, 2007 12:12 am (PST) 
 Ia Mba Mei, bagaimana kalau itu juga berlaku didalam agama-
  agama 
yang
 kita kira sebagai agama penyembah berhala padahal bagi 
mereka
 berhala-berhala itu juga hanya sebagai media pemusatan;))
 
 [Non-text portions of this message have been removed]

   
  
 





Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? Ka'bah

2007-05-07 Terurut Topik L.Meilany
Saya pikir Nisa salah mengerti:-)
Saya lebih menekankan masalah pemusatan pikiran[ hening cipta] ketika shalat.
Di Islam hening cipta pada Allah dipusatkan/diarahkan/kiblat ke arah Masjidil 
Haram.
Orang melakukan sesuatu kan harus ada tujuannya/arah.
Dalam hidup juga harus punya arah, pelaut juga harus punya kompas supaya gak 
nyasar :-)

Dan kebetulan saja Ka'bah berada di Masjidil Haram.
Saya pikir kita tidak memberhalakan Ka'bah.

Kalo diagama lain apakah benar patung Yesus, Bunda Maria, Budha, Trimurti itu 
sebagai media pemusatan?
Kita kan tidak boleh gegabah mengatakan demikian :-)
Kala mereka beribadat di gereja misalnya mereka kan ada imamnya : pastur, 
pendeta, pedande misalnya yg memimpin
peribadatan.
Mereka mengatakan patung2 itu adalah sekedar ornamen, Seperti misalnya di 
masjid sering banyak lukisan 
kaligrafi dari ayat2 Qur'an sepanjang dinding. Ada marmer2, keramik  yg 
bertuliskan ayat2 suci di jual di toko bangunan, digeletakan begitu saja, 
katanya sih orang2 yg mbangun masjid sering pesan, lebih murah daripada nyewa 
orang untuk menulis
seluas dinding masjid :-)
Di rumah2 bahkan ada pigura ayat kursi, surat yasin, asmaul husna, apakah itu 
di berhalakan.
Itu kan cuma hiasan. Dibuat dari tinta emas, benang emas, kruistik, lukisan, 
ukiran dll.
Lina Alwi-Koestoer sang arsitek [ kemanakah dia ] tentu  lebih tahu... :-)
Tapi kan ada juga memang 'memberhalakan'; katanya tarok pigura ayat kursi dekat 
pintu masuk supaya rumahnya aman sejahtera, nggak kemasukkan maling?
Sebenarnya kan pigura itu sebagai pengingat, jadi ketika lewat pintu itu 10 x, 
10 x pulalah ayat kursi di baca :-).
Kita jadi 'eling' -sadar kemanapun melangkah apapapun yg kita kerjakan, Allah 
melihat.
Gusti Allah ora sare, begitulah kira2nya ayah saya dulu bilang :-)

Patung2 Yesus, Bunda Maria, Budha tidak diberhalakan [ di sembah]. Kalo 
disembah masakan miniatur patung itu bisa 
dijual dipasar, toko suvenir  untuk hiasan, pajangan, ngganjel kertas dll. Itu 
kan hanya sebuah benda yg tak ada ruhnya. 
Benda2 itu bukan berhala. Berhala itu dituhankan, dihormati:-)

Jadi seperti Pak Wikan bilang; bahwa terjadi salah mengerti.  Bahwa berhala itu 
kan artinya patung dewa2 yg dipuja/disembah.
Lha Yesus, Bunda Maria, Budha kan juga manusia, bukan berhala seperti latha, 
uzza, manat :-)
:-)

salam
l.meilany

  - Original Message - 
  From: Chae 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, May 07, 2007 2:10 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?


  Ia Mba Mei, bagaimana kalau itu juga berlaku didalam agama-agama yang
  kita kira sebagai agama penyembah berhala padahal bagi mereka
  berhala-berhala itu juga hanya sebagai media pemusatan;))

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   Nisa, saya pikir kita tidak menyembah Ka'bah.
   Shalat itu bentuk 'pemusatan' pikiran terhadap keberadaan Allah
   Kebetulan saja kiblat itu ada di Masjidil Haram dimana Ka'bah berada.
   
   Tadinya kan kiblat itu di Masjidil Aqsha kemudian datang perintah
  Allah untuk 
   memindahkan kiblat ke arah Masjidil Haram [Al Baqarah 144].
   
   Mengenai kiblat [arah shalat] ini diakui oleh seorang teman non Islam.
   Bahwa katanya ibadah sholat bisa punya arah/tujuan yg jelas pada
  satu titik - kiblat - masjidil haram.
   Katanya kalo bisa dilihat dari langit ketika seluruh umat didunia
  ini shalat mereka menghadapkan diri ke pusat yg sama.
   Subhanallah!
   
   Salam 
   l.meilany
   
   - Original Message - 
   From: Chae 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Tuesday, May 01, 2007 4:21 PM
   Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
   
   
   Apa umat Islam sendiri masih seperti Umat islam dizaman Nabi??
   penyimpangan umat beragama berlaku untuk semua agama Pak:)) kadang
   mitos seperti ini yang bikin kita terlena...menjadi tidak waspada dan
   jauh dari intropeksi diri..
   
   Kalau buda dan hindu pada menyembah patuh bukanya kita 5 kali sehari
   SECARA FISIK MENYEMBAH KA'BAH?? INI SECARA FISIK LOH
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Fadhli.Halim@ wrote:
   
memang kristen adalah agama yang diturunkan allah melalui isa,
  tetapi 
sekali lagi bukan kristen sekarang yang sudah memiliki ajaran dan 
kepercayaan menyimpang...

demikian juga dengan ajaran hindu, budha yang memang tidak ada di
   qur'an 
dan nyata2 menyembah patung.

menurut saya, kita sebaiknya jangan mengakui agama selain islam
  dalam 
kepercayaan kita, kecuali agama2 yang pernah diturunkan allah
  kepada 
pendahulu muhammad dan ajarannya masih murni








Dan dana.pamilih@
Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com
05/01/2007 03:45 PM
Please respond to wanita-muslimah


To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
cc: (bcc: Fadhli Halim/PRO/Tripatra)
Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah -
   semua agama sama

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-05-07 Terurut Topik L.Meilany
Nisa coba simak tulisan saya yg pertama .
Saya sama sekali tidak mengatakan Ka'bah sebagai media 'pemusatan'
Yang jadi arah/kiblat pemusatan shalat kita adalah Masjidil Haram.
Masjidil Haram adalah masjid pertama yg dibuat Rasulullah dengan patokan 
keberadaan Ka'bah
sebagai bangunan pertama dibangun oleh Ibrahim as dan Ismail as di atas bumi yg 
digunakan untuk 
menyembah Allah [ bukan menyembah berhala] seperti firman dalam Ali Imran 96
Ka'bah disebut juga Baitullah - rumah Allah atau Baitul 'Atiq [ rumah 
kemerdekaan]
Jadi jangan diputar balikkan :-)

Orang lebih senang menyebut Ka'bah sebagai kiblat daripada masjidil haram; 
artinya kan : 
Rasulullah telah memberikan contoh yg baik gimana kita memperlakukan ka'bah, 
hajar aswad.

Yg sebenarnya kita tidak memberhalakan ka'bah, hajar aswad, tapi tak bolehkah 
kita kagum?
Sebagaimana seorang ibu yg bangga dan kagum misalnya dengan nilai rapor 
anaknya, apa artinya si ibu lantas 
memberhalakan rapor, nilai dan di pajang di bingkai di tempel di tembok
:-)

Orang kristen karismatik anti patung2, anti hiasan2, oranamen2 berbentuk 
makhluk hidup.
'Patung2'  lukisan orang kudus adalah semata-mata ornamen/hiasan bukan untuk 
diberhalakan.
Misalnya saja patung2 riwayat kelahiran Isa di palungan bisa saja di punyai 
seorang anak yg menyamakannya 
dengan koleksi boneka barbie :-)

salam 
l.meilany

  - Original Message - 
  From: Chae 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, May 07, 2007 2:58 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?


  Seringkali bagi non muslim kedudukan ka'bah sama dengan padangan umat
  muslim terhadap patung2 yang ada pada agama kristen, buda dan hindu.
  JIka Islam beralasan ka'bah sebagai media pemusatan seperti yang
  dijelaskan Mba Mei (silahkan baca postingan Mba Mei) lalu bagaimana
  jika kedudukan patung2 (yang saya istilahkan dengan berhala) sama
  dengan kedudukan ka'bah.:)

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   Ibu Chairunisa,
   Mau tanya dong, yang dimaksud 'itu' di ...bagaimana kalau itu juga 
   berlaku didalam agama-agama... ?
   Lalu kenapa kalo memang berhala-berhala itu JUGA (saya tekankan kata 
   ini krn menunjukkan bukan satu2nya) HANYA (saya tekankan kata ini 
   juga krn ko ga sinkron, menggabungkan JUGA HANYA, at least bagi saya) 
   sebagai media pemusatan? Apakah ibu ingin menyampaikan bhw Islam 
   pun punya berhala dan dalam islam berhala itu hanya sebagai 
   media pemusatan? 
   Lalu, terakhir, yang ibu maksud dengan pemusatan itu apa ya?
   
   terima kasih,
   
   salam,
   satriyo
   ;-]
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
   chairunisa_mahadewi@ wrote:
   
Ia Mba Mei, bagaimana kalau itu juga berlaku didalam agama-agama 
   yang
kita kira sebagai agama penyembah berhala padahal bagi mereka
berhala-berhala itu juga hanya sebagai media pemusatan;))

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany wpamungk@ 
   wrote:

 Nisa, saya pikir kita tidak menyembah Ka'bah.
 Shalat itu bentuk 'pemusatan' pikiran terhadap keberadaan Allah
 Kebetulan saja kiblat itu ada di Masjidil Haram dimana Ka'bah 
   berada.
 
 Tadinya kan kiblat itu di Masjidil Aqsha kemudian datang perintah
Allah untuk 
 memindahkan kiblat ke arah Masjidil Haram [Al Baqarah 144].
 
 Mengenai kiblat [arah shalat] ini diakui oleh seorang teman non 
   Islam.
 Bahwa katanya ibadah sholat bisa punya arah/tujuan yg jelas pada
satu titik - kiblat - masjidil haram.
 Katanya kalo bisa dilihat dari langit ketika seluruh umat didunia
ini shalat mereka menghadapkan diri ke pusat yg sama.
 Subhanallah!
 
 Salam 
 l.meilany
 
 - Original Message - 
 From: Chae 
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
 Sent: Tuesday, May 01, 2007 4:21 PM
 Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama 
   sama?
 
 
 Apa umat Islam sendiri masih seperti Umat islam dizaman Nabi??
 penyimpangan umat beragama berlaku untuk semua agama Pak:)) 
   kadang
 mitos seperti ini yang bikin kita terlena...menjadi tidak 
   waspada dan
 jauh dari intropeksi diri..
 
 Kalau buda dan hindu pada menyembah patuh bukanya kita 5 kali 
   sehari
 SECARA FISIK MENYEMBAH KA'BAH?? INI SECARA FISIK LOH
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Fadhli.Halim@ wrote:
 
  memang kristen adalah agama yang diturunkan allah melalui isa,
tetapi 
  sekali lagi bukan kristen sekarang yang sudah memiliki ajaran 
   dan 
  kepercayaan menyimpang...
  
  demikian juga dengan ajaran hindu, budha yang memang tidak 
   ada di
 qur'an 
  dan nyata2 menyembah patung.
  
  menurut saya, kita sebaiknya jangan mengakui agama selain 
   islam
dalam 
  kepercayaan kita, kecuali agama2 yang pernah diturunkan allah
kepada 
  pendahulu muhammad dan ajarannya masih

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-05-07 Terurut Topik L.Meilany
Begini Pak Satriyo saya jadi berpikir dengan apa yg saya bilang.
Kata 'pemusatan' kok jadi ada salah pengertian [ ada member WM diam yg bilang]

Kata, kalimat2  yg di tuliskan memang suka susah dimengerti.

Jadi pada teman member diam/tetangga WM bisanya cuma sms-an, maksute begini :

Kalo dari rumah saya menuju ke Blok M arahnya ke timur.
Yg jadi tujuan saya adalah Blok M [ kalo sholat adalah Allah]
Untuk menuju ke arah blok M saya harus melangkahkan kaki ke arah timur, 
arah timur itu diartikan dengan kiblat.

Kalo saya berada di Tebet kan harus ke arah barat untuk sampai ke blok M.

Jadi Blok M adalah pusat dimana kita bertemu. [ Mosok nulis di milis saja ndak 
mau]
Puaaa yapuass :-D

Salam puas
l.meilany


  - Original Message - 
  From: satriyo 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, May 08, 2007 9:01 AM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?


  Setuju mbakyu,
  tapi semua di dunia ini tidak ada yang kebetulan lhoo ... masa si 
  Allah tidak ada grand scenario buat ciptaan-Nya sendiri? hehehe ...
  Yang saya tahu dari apa yang pernah saya 'teliti' ternyata posisi 
  ka'bah itu menunjukkan sec geograifs 'centre' dari bumi ini, baik 
  daratan maupun lautannya. Kan memang konon Ka'bah adalah bangunan 
  pertama di bumi yang dibangun oleh nabi Adam atas perintah Allah.

  Jadi pemusatan atau apalah namanya, tidak berlaku dalam Islam jika 
  yang dimaksud adalah perantaran, karena dalam Islam sajalah manusia 
  itu punya direct contact dengan Allah Sang Pencipta, Maha Segala. 
  Adapun jika pemusatan itu maksudnya adalah konsentrasi, atau 
  khusyu, dalam Islam ya aktifitas yang dominan untuk itu adalah spt 
  mbak bilang, shalat. Sedemikian dahsyat nilai shalat hingga Rasul 
  mengabarkan bahwa amal pertama yang dihisab Allah atas anak Adam 
  adalah shalatnya.
  allaahu a'lam

  salam,
  satriyo
  ;-]

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany [EMAIL PROTECTED] 
  wrote:
  
   Nisa, saya pikir kita tidak menyembah Ka'bah.
   Shalat itu bentuk 'pemusatan' pikiran terhadap keberadaan Allah
   Kebetulan saja kiblat itu ada di Masjidil Haram dimana Ka'bah 
  berada.
   
   Tadinya kan kiblat itu di Masjidil Aqsha kemudian datang perintah 
  Allah untuk 
   memindahkan kiblat ke arah Masjidil Haram [Al Baqarah 144].
   
   Mengenai kiblat [arah shalat] ini diakui oleh seorang teman non 
  Islam.
   Bahwa katanya ibadah sholat bisa punya arah/tujuan yg jelas pada 
  satu titik - kiblat - masjidil haram.
   Katanya kalo bisa dilihat dari langit ketika seluruh umat didunia 
  ini shalat mereka menghadapkan diri ke pusat yg sama.
   Subhanallah!
   
   Salam 
   l.meilany
   
   - Original Message - 
   From: Chae 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Tuesday, May 01, 2007 4:21 PM
   Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama 
  sama?
   
   
   Apa umat Islam sendiri masih seperti Umat islam dizaman Nabi??
   penyimpangan umat beragama berlaku untuk semua agama Pak:)) kadang
   mitos seperti ini yang bikin kita terlena...menjadi tidak waspada 
  dan
   jauh dari intropeksi diri..
   
   Kalau buda dan hindu pada menyembah patuh bukanya kita 5 kali 
  sehari
   SECARA FISIK MENYEMBAH KA'BAH?? INI SECARA FISIK LOH
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Fadhli.Halim@ wrote:
   
memang kristen adalah agama yang diturunkan allah melalui isa, 
  tetapi 
sekali lagi bukan kristen sekarang yang sudah memiliki ajaran 
  dan 
kepercayaan menyimpang...

demikian juga dengan ajaran hindu, budha yang memang tidak ada 
  di
   qur'an 
dan nyata2 menyembah patung.

menurut saya, kita sebaiknya jangan mengakui agama selain islam 
  dalam 
kepercayaan kita, kecuali agama2 yang pernah diturunkan allah 
  kepada 
pendahulu muhammad dan ajarannya masih murni








Dan dana.pamilih@
Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com
05/01/2007 03:45 PM
Please respond to wanita-muslimah


To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
cc: (bcc: Fadhli Halim/PRO/Tripatra)
Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah -
   semua agama sama?




Hampir setiap agama merasa yg tersempurna dan terakhir. Dan 
  sering
juga mereka memiliki konsep Imam Mahdi yaitu pemimpin yg 
  dijanjikan
akan datang di masa depan.

Ini sih normal2 aja. Namanya juga keyakinan, pasti beda2 dan 
  walaupun
demikian semua demi tujuan yg baik.

Tapi bagi saya uji utama baik tidaknya suatu agama itu dilihat 
  dari
perilaku ummatnya. Kalau ummatnya ngaco artinya ajarannya 
  ngaco. 
Kalau umatnya baik pasti ajarannya baik.

Repotnya di dunia Islam itu seringkali ummatnya ngaco tapi kita 
  tidak
boleh bilang ajarannya ngaco. Jadi yg bisa kita bilang ialah
pemahamannya perlu disempurnakan, karena banyak juga ummat 
  Islam yg
sangat terpuji perilakunya. Yg repot

[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-05-07 Terurut Topik satriyo
Ra mudheng aku mba ...

eh ampun, gak pake 'disobek-sobek' kaannn...?!

salam ampun,
satriyo

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Begini Pak Satriyo saya jadi berpikir dengan apa yg saya bilang.
 Kata 'pemusatan' kok jadi ada salah pengertian [ ada member WM diam 
yg bilang]
 
 Kata, kalimat2  yg di tuliskan memang suka susah dimengerti.
 
 Jadi pada teman member diam/tetangga WM bisanya cuma sms-an, 
maksute begini :
 
 Kalo dari rumah saya menuju ke Blok M arahnya ke timur.
 Yg jadi tujuan saya adalah Blok M [ kalo sholat adalah Allah]
 Untuk menuju ke arah blok M saya harus melangkahkan kaki ke arah 
timur, 
 arah timur itu diartikan dengan kiblat.
 
 Kalo saya berada di Tebet kan harus ke arah barat untuk sampai ke 
blok M.
 
 Jadi Blok M adalah pusat dimana kita bertemu. [ Mosok nulis di 
milis saja ndak mau]
 Puaaa yapuass :-D
 
 Salam puas
 l.meilany
 
 
   - Original Message - 
   From: satriyo 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Tuesday, May 08, 2007 9:01 AM
   Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama 
sama?
 
 
   Setuju mbakyu,
   tapi semua di dunia ini tidak ada yang kebetulan lhoo ... masa si 
   Allah tidak ada grand scenario buat ciptaan-Nya sendiri? 
hehehe ...
   Yang saya tahu dari apa yang pernah saya 'teliti' ternyata posisi 
   ka'bah itu menunjukkan sec geograifs 'centre' dari bumi ini, baik 
   daratan maupun lautannya. Kan memang konon Ka'bah adalah bangunan 
   pertama di bumi yang dibangun oleh nabi Adam atas perintah Allah.
 
   Jadi pemusatan atau apalah namanya, tidak berlaku dalam Islam 
jika 
   yang dimaksud adalah perantaran, karena dalam Islam sajalah 
manusia 
   itu punya direct contact dengan Allah Sang Pencipta, Maha Segala. 
   Adapun jika pemusatan itu maksudnya adalah konsentrasi, atau 
   khusyu, dalam Islam ya aktifitas yang dominan untuk itu adalah 
spt 
   mbak bilang, shalat. Sedemikian dahsyat nilai shalat hingga Rasul 
   mengabarkan bahwa amal pertama yang dihisab Allah atas anak Adam 
   adalah shalatnya.
   allaahu a'lam
 
   salam,
   satriyo
   ;-]
 
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany wpamungk@ 
   wrote:
   
Nisa, saya pikir kita tidak menyembah Ka'bah.
Shalat itu bentuk 'pemusatan' pikiran terhadap keberadaan Allah
Kebetulan saja kiblat itu ada di Masjidil Haram dimana Ka'bah 
   berada.

Tadinya kan kiblat itu di Masjidil Aqsha kemudian datang 
perintah 
   Allah untuk 
memindahkan kiblat ke arah Masjidil Haram [Al Baqarah 144].

Mengenai kiblat [arah shalat] ini diakui oleh seorang teman non 
   Islam.
Bahwa katanya ibadah sholat bisa punya arah/tujuan yg jelas 
pada 
   satu titik - kiblat - masjidil haram.
Katanya kalo bisa dilihat dari langit ketika seluruh umat 
didunia 
   ini shalat mereka menghadapkan diri ke pusat yg sama.
Subhanallah!

Salam 
l.meilany

- Original Message - 
From: Chae 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
Sent: Tuesday, May 01, 2007 4:21 PM
Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama 
   sama?


Apa umat Islam sendiri masih seperti Umat islam dizaman Nabi??
penyimpangan umat beragama berlaku untuk semua agama Pak:)) 
kadang
mitos seperti ini yang bikin kita terlena...menjadi tidak 
waspada 
   dan
jauh dari intropeksi diri..

Kalau buda dan hindu pada menyembah patuh bukanya kita 5 kali 
   sehari
SECARA FISIK MENYEMBAH KA'BAH?? INI SECARA FISIK LOH

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Fadhli.Halim@ wrote:

 memang kristen adalah agama yang diturunkan allah melalui 
isa, 
   tetapi 
 sekali lagi bukan kristen sekarang yang sudah memiliki ajaran 
   dan 
 kepercayaan menyimpang...
 
 demikian juga dengan ajaran hindu, budha yang memang tidak 
ada 
   di
qur'an 
 dan nyata2 menyembah patung.
 
 menurut saya, kita sebaiknya jangan mengakui agama selain 
islam 
   dalam 
 kepercayaan kita, kecuali agama2 yang pernah diturunkan allah 
   kepada 
 pendahulu muhammad dan ajarannya masih murni
 
 
 
 
 
 
 
 
 Dan dana.pamilih@
 Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 05/01/2007 03:45 PM
 Please respond to wanita-muslimah
 
 
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 cc: (bcc: Fadhli Halim/PRO/Tripatra)
 Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah -
semua agama sama?
 
 
 
 
 Hampir setiap agama merasa yg tersempurna dan terakhir. Dan 
   sering
 juga mereka memiliki konsep Imam Mahdi yaitu pemimpin yg 
   dijanjikan
 akan datang di masa depan.
 
 Ini sih normal2 aja. Namanya juga keyakinan, pasti beda2 dan 
   walaupun
 demikian semua demi tujuan yg baik.
 
 Tapi bagi saya uji utama baik tidaknya suatu agama itu 
dilihat 
   dari
 perilaku ummatnya. Kalau ummatnya ngaco artinya

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-05-05 Terurut Topik L.Meilany
Pak Dana,
Semua agama membawa misi kedamaian, kebajikan.
Jangan dilihat agamanya tapi penganutnya.
Kebetulan saja di Indonesia banyak Islam, jadi perilaku umat Islamlah yg 
kelihatan.

Masalah kebenaran juga demikian. 
Islam dulu lahir di tengah masyarakat yg nomaden, rentan terhadap pertikaian 
antar suku
untuk mempertahankan kepemilikan.
Ketika dimasa sekarang corak/tradisi itu tetap di lakukan pada masyarakat 
muslim dunia yg 
sudah dikotak2-an dalam sebuah institusi [ negara] maka yg terjadi adalah 
adalah penistaan satu sama lain.
Saya benar, situ salah :-)
Misalnya:
Ketika dahulunya jihad dimaknai sebagai upaya mempertahankan Islam, apakah 
sekarang jihad 
bisa dipahami sebagai upaya mempertahankan/membela agama? Urusannya kan 
sekarang politik.

Itulah kemudian yg menimbulkan imej yg kurang sedap. Umat Islam dianggap senang 
kekerasan.
Karena bagi para pelakunya menganggap itu sebagai kebenaran yg harus dilakukan 
demi menggapai ridha Allah.
Seperti masa belasan abad lalu, perbedaan harus diperangi, dikerasi.

Islam adalah agama pembebasan, kedamaian dan keselamatan.
Mustinya bagaimana kita umat Islam memperjuangkan upaya itu dalam kehidupan 
bermasyarakat.

Salam 
l.meilany


  - Original Message - 
  From: Dan 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, May 01, 2007 3:45 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?


  Hampir setiap agama merasa yg tersempurna dan terakhir. Dan sering
  juga mereka memiliki konsep Imam Mahdi yaitu pemimpin yg dijanjikan
  akan datang di masa depan.

  Ini sih normal2 aja. Namanya juga keyakinan, pasti beda2 dan walaupun
  demikian semua demi tujuan yg baik.

  Tapi bagi saya uji utama baik tidaknya suatu agama itu dilihat dari
  perilaku ummatnya. Kalau ummatnya ngaco artinya ajarannya ngaco. 
  Kalau umatnya baik pasti ajarannya baik.

  Repotnya di dunia Islam itu seringkali ummatnya ngaco tapi kita tidak
  boleh bilang ajarannya ngaco. Jadi yg bisa kita bilang ialah
  pemahamannya perlu disempurnakan, karena banyak juga ummat Islam yg
  sangat terpuji perilakunya. Yg repot sudah ngaco tapi merasa benar
  dan ngocol...

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Flora Pamungkas
  [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   
   Dalam hadistnya, nabi Muhammad SAW menyebutkan bahwa Allah mempunyai
  utusan
   sebanyak 124 ribu orang yang tersebar di segala penjuru dunia bagi
  masing2
   bangsa tempat utusan2 itu berasal, dan hukum2nya berlaku untuk masing2
   jamannya. Di dalam Al Qur'an, nama2 dari 124 ribu utusan itu tidak
   disebutkan semuanya, hanya 25 orang saja, dan Nabi Muhammad adalah Nabi
   penutup dari mata rantai kenabian/utusan2 Allah (QS 33:40). Sebagaimana
   disebutkan dalam salah satu point khutbah terakhir beliau: O People! No
   Prophet or apostle will come after me and no new faith will be born.
  Reason
   well, therefore O People! and understand words that I convey to you.
  I leave
   behind me two things, the Quran and the Sunnah and if you follow
  these, you
   will never go astray.
   
   Jadi, bisa saja kitab Regweda dan Tripittaka termasuk dalam kitab2 yang
   dimaksud Allah dalam QS 13:38-39 serta kitab dari sejumlah Nabi yang
   disebutkan oleh Rasulullah. Bahkan dalam ceramah Dr. Zakir Naik, pakar
   comparative religions dan direktur Islamic Research Foundation, Mumbai,
   India, dalam topiknya : Prophet Muhammad in the Religious
  Scriptures, bahwa
   dalam kitab Regweda, Tripittaka, Zoroaster, Kitab Injiil, masing2
  dari kitab
   itu menyebutkan tentang kedatangan dan kenabian Muhammad SAW. 
  Sebagaimana
   disebutkan dalam Al Qur'an, dalam perjalanan waktu, memang terjadi
   penyimpangan, penambahan, inovasi, korupsi dari tangan2 manusia atas
  kitab2
   itu. Hanya kitab Al Qur'an sebagai kitabNya yang terakhir, terjaga
   kemurniannya dari tangan2 yang corrupt.
   
   Salah satu syarat kemusliman seseorang adalah percaya pada kitab2
  Allah yang
   diwahyukan antara lain kepada Nabi Sulaiman, Nabi Musa, Nabi Yesus.
  Namun,
   sebagai muslim, kita tidak wajib melaksanakan syariat yang ada pada
  kitab2
   sebelum Al Qur'an, karena kitab2 itu benar sesuai jamannya, disesuaikan
   dengan level akal budi manusia pada jaman dulu kala.
   
   Saya melihat kitab2 yang diturunkan kepada Nabi2 sebelum Muhammad
  SAW adalah
   sebagai cikal-bakal Islam. The last and final Testament dari Allah itu
   berupa Al Qur'an, the most complete guidance for all humankind and
  will stay
   forever.
   
   Sikap saya terhadap kitab2 sebelum Al Qur'an, seperti ibaratnya, jikalau
   saya melihat foto saya waktu masih sekolah di TK, SD, SMP, SMA,
  perguruan
   tinggi, dan foto sekarang yang sudah jadi ibu2. Semua itu adalah bagian
   dari kehidupan saya.
   Kitab2 yang lain itu, adalah bagian dari Al Qur'an, dan yang saya
  laksanakan
   adalah syariatnya Al Qur'an sebagai syariat yang final/terakhir.
   
   Wassalam,
   Flora
   
   ---
   Re: The Name of Allah - semua agama sama

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer)

2007-05-05 Terurut Topik L.Meilany
Nisadear,  saya produk beda agama.
Terus terang saja saya bilang dengan sdikit rasa malu bahwa saya baru mengenal 
shalat ketika umur 14 tahun.
Kemudian shalat saya masih gak bener, bolong2, amburadul sampai saya usia 20-an 
tahun.
Selanjutnya suka banyak terombang-ambing sebelum akhirnya lapor pada DIA.
Yes! Saya adalah muslim, tunjukanlah selalu kebaikan dan yg benar, mudahkanlah 
segala urusan, bukakanlah hati ini untuk menerima yg Engkau perintahkan
:-)

Kedua orang tua saya entah gimana critanya nggak sedikitpun ngajarin anak2nya 
agama.
Tapi kami tahu bahwa agama mereka berbeda. Bapak saya shalat dan sering 
menggeletakan buku 
tata cara shalat sembarangan tapi kami anak2nya nggak pernah sedikitpun 
menyentuh.

Kami cuma diajari mengenai perilaku, moral/akhlak yg baik. Nggak pernah 
kedengaran kata2 neraka surga, 
dosa atau pahala.
Tapi entah kenapa, kalo orang bilang takdir, hidayah atau apalah  ahirnya waktu 
saya umur SMP; saya di sekolahkan 
di perguruan muhammadiyah. Ibu saya juga gak protes karena di sekolah itu juga 
ada beberapa murid yg nasrani.
Padahal sekolah itu lebih mahal daripada sekolah negeri yg ada di tempat kami 
tinggal.

Dari situlah kami mulai kenal agama dan bisa menemukan mana yg baik - sesuai 
bagi kami.
Kalo mau dipikir secara logika mustinya agama nasranilah yg bisa mendapat hati 
pada kami.
Mengingat sampai sekarang famili dari pihak Ibu hampir semuanya nasrani, bahkan 
ada yg jadi pastur, pendeta.
Dari keluarga ayah saya juga Islamnya cuma sedikit.

Jadi menurut saya, jika kita menghadapi kenyataan yg beda, sebaiknya kita bisa 
menerima keberadaan yg berbeda 
itu tidak dengan lebur kedalamnya, harus punya identitas diri. 
Islam bagi saya bukan  begitu saja terjadi atau taken for granted, tradisi atau 
apalah.

Dulu saya ingat waktu masih umur 10 tahunan ditanya agama kamu apa? Saya diam 
saja. Mau bilang Islam, shalat, puasa saja enggak tahu. Mau bilang kristen ke 
gereja juga enggak pernah.
Lebaran juga gak pernah bikin ketupat enggak pernah pakai baju baru :-)
Pernah di rapor SD Negeri, agama merah, karena saya tidak mau ikut pelajaran 
agama. Karena waktu saya sekolah di SD untuk anak tentara bahasa daerah dan 
agama itu tidak diajarkan.

Saya tahunya kalo lebaran kami dikirimi ketupat oleh tetangga. Kalo bulan puasa 
kita harus puasa tapi kalo kuat, nggak wajib.
Ibu saya hanya membangunkan, memasak tapi ia tidak ikut puasa dan selalu 
khawatir dengan puasa kami, takut kalo kami jatuh sakit :-)
Kalo natalan kami ke famili yg natal dan disana banyak kue2. Ibu saya minum 
sampanye anggur merah/putih.

Dari situ saya tahu bahwa tiap agama itu TIDAK SAMA. Kalo sama ngapain ada yg 
beragama Islam, 
ada yg Nasrani ada yg Budha ada yg Hindu?
Tapi, moral ajaran semua agama adalah SAMA. Kesamaannya adalah semua agama 
membawa misi kebaikan, 
kedamaian bagi diri pribadi, bagi orang lain, makhluk hidup yg lain serta alam. 
Nggak ada gitu agama yg menganjurkan nyolong, misalnya :-)

Tapi mengenai kebenaran hanya penganutnyalah yg bisa mengiyakan.
Mengapa saya jadi Islam karena merasa Islam benar, realistis, sesuai untuk saya
Mengapa orang jadi Nasrani, Hindu, Budha karena mereka juga merasa bahwa agama 
yg dianutnya adalah cocok dan benar bagi mereka. Inilah yg membuat berbeda - 
masalah ' kebenaran' :-)
Mengapa akhirnya Ibu saya menjadi Islam, karena setelah anak2nya punya agama, 
malahan anaknya menjadi lebih baik dan manis2. Lagi pula anak2nya lah yg bilang 
kalo ingin bisa sama2 terus dengan ayah saya  di alam sana agamanya musti sama 
:-)
Ibu saya adalah perempuan yg sangat mencintai dan memuja ayah saya, 
pengorbanannya begitu besar sebagai isteri tentara.

Salam
l.meilany



  - Original Message - 
  From: Chae 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, April 30, 2007 1:34 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog 
imaginer)


  Mba Mia dan Mba Mei,

  Saya sendiri kalau diminta saran oleh anaku akan memberikan saran
  mencari pasangan yang seakidah bukan apa-apa dengan yang satu aturan
  saja dalam berumah tangga itu berat menyatukanya apalagi dengan
  pihak yang berbeda aturan akan semakin berat tantanganya, prinsip
  untuk selalu mengeliminasi resiko muncul dan tidak berspekulasi sering
  saya tanamakan sejak dini kepada anak-anak saya walau pun seringkali
  mendapatkan perdebatan yang sengit sampe berdarah-darah tapi begitulah
  resiko seorang Ibu he..he..he..;))

  Ketika kita menanamkan konsep semua agama itu benar bukan berarti
  tidak ada khususan dalam kita beragama. Ibarat orang yang hendak
  mencapai satu titik tujuan maka semua dimulai dari titik awal
  masing-masing tentu saja tidak bisa pake peta orang lain karena titik
  awal kita yang berbeda tapi walaupun jelas bahwa peta yang kita
  gunakan berbeda-beda kita tidak bisa mentakan bahwa tujuan orang lain
  yang menggunakan peta yang berbeda adalah beda dengan tujuan kita.
  KITA TIDAK BISA MENIKLAI DARI PETA YANG BSIA KITA NILAI ADALAH
  SAMPAINYA

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-05-05 Terurut Topik L.Meilany
Nisa, saya pikir kita tidak menyembah Ka'bah.
Shalat itu bentuk 'pemusatan' pikiran terhadap keberadaan Allah
Kebetulan saja kiblat itu ada di Masjidil Haram dimana Ka'bah berada.

Tadinya kan kiblat itu di Masjidil Aqsha kemudian datang perintah Allah untuk 
memindahkan kiblat ke arah Masjidil Haram [Al Baqarah 144].

Mengenai kiblat [arah shalat] ini diakui oleh seorang teman non Islam.
Bahwa katanya ibadah sholat bisa punya arah/tujuan yg jelas pada satu titik - 
kiblat - masjidil haram.
Katanya kalo bisa dilihat dari langit ketika seluruh umat didunia ini shalat 
mereka menghadapkan diri ke pusat yg sama.
Subhanallah!

Salam 
l.meilany

  - Original Message - 
  From: Chae 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, May 01, 2007 4:21 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?


  Apa umat Islam sendiri masih seperti Umat islam dizaman Nabi??
  penyimpangan umat beragama berlaku untuk semua agama Pak:)) kadang
  mitos seperti ini yang bikin kita terlena...menjadi tidak waspada dan
  jauh dari intropeksi diri..

  Kalau buda dan hindu pada menyembah patuh bukanya kita 5 kali sehari
  SECARA FISIK MENYEMBAH KA'BAH?? INI SECARA FISIK LOH

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   memang kristen adalah agama yang diturunkan allah melalui isa, tetapi 
   sekali lagi bukan kristen sekarang yang sudah memiliki ajaran dan 
   kepercayaan menyimpang...
   
   demikian juga dengan ajaran hindu, budha yang memang tidak ada di
  qur'an 
   dan nyata2 menyembah patung.
   
   menurut saya, kita sebaiknya jangan mengakui agama selain islam dalam 
   kepercayaan kita, kecuali agama2 yang pernah diturunkan allah kepada 
   pendahulu muhammad dan ajarannya masih murni
   
   
   
   
   
   
   
   
   Dan [EMAIL PROTECTED]
   Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com
   05/01/2007 03:45 PM
   Please respond to wanita-muslimah
   
   
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
   cc: (bcc: Fadhli Halim/PRO/Tripatra)
   Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah -
  semua agama sama?
   
   
   
   
   Hampir setiap agama merasa yg tersempurna dan terakhir. Dan sering
   juga mereka memiliki konsep Imam Mahdi yaitu pemimpin yg dijanjikan
   akan datang di masa depan.
   
   Ini sih normal2 aja. Namanya juga keyakinan, pasti beda2 dan walaupun
   demikian semua demi tujuan yg baik.
   
   Tapi bagi saya uji utama baik tidaknya suatu agama itu dilihat dari
   perilaku ummatnya. Kalau ummatnya ngaco artinya ajarannya ngaco. 
   Kalau umatnya baik pasti ajarannya baik.
   
   Repotnya di dunia Islam itu seringkali ummatnya ngaco tapi kita tidak
   boleh bilang ajarannya ngaco. Jadi yg bisa kita bilang ialah
   pemahamannya perlu disempurnakan, karena banyak juga ummat Islam yg
   sangat terpuji perilakunya. Yg repot sudah ngaco tapi merasa benar
   dan ngocol...
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Flora Pamungkas
   florapamungkas@ wrote:
   

Dalam hadistnya, nabi Muhammad SAW menyebutkan bahwa Allah mempunyai
   utusan
sebanyak 124 ribu orang yang tersebar di segala penjuru dunia bagi
   masing2
bangsa tempat utusan2 itu berasal, dan hukum2nya berlaku untuk masing2
jamannya. Di dalam Al Qur'an, nama2 dari 124 ribu utusan itu tidak
disebutkan semuanya, hanya 25 orang saja, dan Nabi Muhammad adalah
  Nabi
penutup dari mata rantai kenabian/utusan2 Allah (QS 33:40). 
  Sebagaimana
disebutkan dalam salah satu point khutbah terakhir beliau: O
  People! No
Prophet or apostle will come after me and no new faith will be born.
   Reason
well, therefore O People! and understand words that I convey to you.
   I leave
behind me two things, the Quran and the Sunnah and if you follow
   these, you
will never go astray.

Jadi, bisa saja kitab Regweda dan Tripittaka termasuk dalam kitab2
  yang
dimaksud Allah dalam QS 13:38-39 serta kitab dari sejumlah Nabi yang
disebutkan oleh Rasulullah. Bahkan dalam ceramah Dr. Zakir Naik,
  pakar
comparative religions dan direktur Islamic Research Foundation,
  Mumbai,
India, dalam topiknya : Prophet Muhammad in the Religious
   Scriptures, bahwa
dalam kitab Regweda, Tripittaka, Zoroaster, Kitab Injiil, masing2
   dari kitab
itu menyebutkan tentang kedatangan dan kenabian Muhammad SAW. 
   Sebagaimana
disebutkan dalam Al Qur'an, dalam perjalanan waktu, memang terjadi
penyimpangan, penambahan, inovasi, korupsi dari tangan2 manusia atas
   kitab2
itu. Hanya kitab Al Qur'an sebagai kitabNya yang terakhir, terjaga
kemurniannya dari tangan2 yang corrupt.

Salah satu syarat kemusliman seseorang adalah percaya pada kitab2
   Allah yang
diwahyukan antara lain kepada Nabi Sulaiman, Nabi Musa, Nabi Yesus.
   Namun,
sebagai muslim, kita tidak wajib melaksanakan syariat yang ada pada
   kitab2
sebelum Al Qur'an, karena kitab2 itu benar sesuai jamannya,
  disesuaikan
dengan level akal budi

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer)

2007-05-05 Terurut Topik jano ko

Bu Mei :
   
  Dari situ saya tahu bahwa tiap agama itu TIDAK SAMA. Kalo sama ngapain ada yg 
beragama Islam, 

  -
   
  Jano - ko :
   
  Pemberitahuan saja, chae itu sekarang sudah berpedoman kepada Piagam Madinah 
koq. 
   
  Itu saja.
   
  Wassalam
   
  --oo0oo--
L.Meilany [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Nisadear, saya produk beda agama.
Terus terang saja saya bilang dengan sdikit rasa malu bahwa saya baru mengenal 
shalat ketika umur 14 tahun.
Kemudian shalat saya masih gak bener, bolong2, amburadul sampai saya usia 20-an 
tahun.
Selanjutnya suka banyak terombang-ambing sebelum akhirnya lapor pada DIA.
Yes! Saya adalah muslim, tunjukanlah selalu kebaikan dan yg benar, mudahkanlah 
segala urusan, bukakanlah hati ini untuk menerima yg Engkau perintahkan
:-)

Kedua orang tua saya entah gimana critanya nggak sedikitpun ngajarin anak2nya 
agama.
Tapi kami tahu bahwa agama mereka berbeda. Bapak saya shalat dan sering 
menggeletakan buku 
tata cara shalat sembarangan tapi kami anak2nya nggak pernah sedikitpun 
menyentuh.

Kami cuma diajari mengenai perilaku, moral/akhlak yg baik. Nggak pernah 
kedengaran kata2 neraka surga, 
dosa atau pahala.
Tapi entah kenapa, kalo orang bilang takdir, hidayah atau apalah ahirnya waktu 
saya umur SMP; saya di sekolahkan 
di perguruan muhammadiyah. Ibu saya juga gak protes karena di sekolah itu juga 
ada beberapa murid yg nasrani.
Padahal sekolah itu lebih mahal daripada sekolah negeri yg ada di tempat kami 
tinggal.

Dari situlah kami mulai kenal agama dan bisa menemukan mana yg baik - sesuai 
bagi kami.
Kalo mau dipikir secara logika mustinya agama nasranilah yg bisa mendapat hati 
pada kami.
Mengingat sampai sekarang famili dari pihak Ibu hampir semuanya nasrani, bahkan 
ada yg jadi pastur, pendeta.
Dari keluarga ayah saya juga Islamnya cuma sedikit.

Jadi menurut saya, jika kita menghadapi kenyataan yg beda, sebaiknya kita bisa 
menerima keberadaan yg berbeda 
itu tidak dengan lebur kedalamnya, harus punya identitas diri. 
Islam bagi saya bukan begitu saja terjadi atau taken for granted, tradisi atau 
apalah.

Dulu saya ingat waktu masih umur 10 tahunan ditanya agama kamu apa? Saya diam 
saja. Mau bilang Islam, shalat, puasa saja enggak tahu. Mau bilang kristen ke 
gereja juga enggak pernah.
Lebaran juga gak pernah bikin ketupat enggak pernah pakai baju baru :-)
Pernah di rapor SD Negeri, agama merah, karena saya tidak mau ikut pelajaran 
agama. Karena waktu saya sekolah di SD untuk anak tentara bahasa daerah dan 
agama itu tidak diajarkan.

Saya tahunya kalo lebaran kami dikirimi ketupat oleh tetangga. Kalo bulan puasa 
kita harus puasa tapi kalo kuat, nggak wajib.
Ibu saya hanya membangunkan, memasak tapi ia tidak ikut puasa dan selalu 
khawatir dengan puasa kami, takut kalo kami jatuh sakit :-)
Kalo natalan kami ke famili yg natal dan disana banyak kue2. Ibu saya minum 
sampanye anggur merah/putih.

Dari situ saya tahu bahwa tiap agama itu TIDAK SAMA. Kalo sama ngapain ada yg 
beragama Islam, 
ada yg Nasrani ada yg Budha ada yg Hindu?
Tapi, moral ajaran semua agama adalah SAMA. Kesamaannya adalah semua agama 
membawa misi kebaikan, 
kedamaian bagi diri pribadi, bagi orang lain, makhluk hidup yg lain serta alam. 
Nggak ada gitu agama yg menganjurkan nyolong, misalnya :-)

Tapi mengenai kebenaran hanya penganutnyalah yg bisa mengiyakan.
Mengapa saya jadi Islam karena merasa Islam benar, realistis, sesuai untuk saya
Mengapa orang jadi Nasrani, Hindu, Budha karena mereka juga merasa bahwa agama 
yg dianutnya adalah cocok dan benar bagi mereka. Inilah yg membuat berbeda - 
masalah ' kebenaran' :-)
Mengapa akhirnya Ibu saya menjadi Islam, karena setelah anak2nya punya agama, 
malahan anaknya menjadi lebih baik dan manis2. Lagi pula anak2nya lah yg bilang 
kalo ingin bisa sama2 terus dengan ayah saya di alam sana agamanya musti sama 
:-)
Ibu saya adalah perempuan yg sangat mencintai dan memuja ayah saya, 
pengorbanannya begitu besar sebagai isteri tentara.

Salam
l.meilany

- Original Message - 
From: Chae 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
Sent: Monday, April 30, 2007 1:34 PM
Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog 
imaginer)

Mba Mia dan Mba Mei,

Saya sendiri kalau diminta saran oleh anaku akan memberikan saran
mencari pasangan yang seakidah bukan apa-apa dengan yang satu aturan
saja dalam berumah tangga itu berat menyatukanya apalagi dengan
pihak yang berbeda aturan akan semakin berat tantanganya, prinsip
untuk selalu mengeliminasi resiko muncul dan tidak berspekulasi sering
saya tanamakan sejak dini kepada anak-anak saya walau pun seringkali
mendapatkan perdebatan yang sengit sampe berdarah-darah tapi begitulah
resiko seorang Ibu he..he..he..;))

Ketika kita menanamkan konsep semua agama itu benar bukan berarti
tidak ada khususan dalam kita beragama. Ibarat orang yang hendak
mencapai satu titik tujuan maka semua dimulai dari titik awal
masing-masing tentu saja tidak bisa pake peta

[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer)

2007-05-01 Terurut Topik satriyo
 Islam dan Islam itu satu-
satunya 
  yang benar, tapi di sisi lain, mereka tidak boleh menjelek-
jelekkan 
  atau menghina agama dan pemeluk agama lain. Dan setelah mereka 
  dewasa, lebih faqih dengan Diin-nya, Islam, dan setelah mereka 
juga 
  tahu tentang agama-agama lain, saya akan persilahkan mereka untuk 
  memutuskan bagaimana bersikap. Toh Al-Qur'an dan Al-Hadis/As-
Sunnah 
  juga jelas, gamblang dan lengkap dalam memberika gambaran ini, di 
  antaranya laa ikraaha fiddiin dan surat Al-Kaafiruun.
  
  sulitnya adalah ketika mereka keluar rumah, maka dominasi 
keluarga 
  agak sedikit tergeser atau terganggu oleh pengaruh lingkungan, 
  termasuk keluarga besar. jadi memang semua bermula dari rumah, 
dari 
  kita sebagai orang tua. Saya selalu memegang hadis Rasul yang 
intinya 
  apapun juga, kita sebagai orang tua tetap bertanggung jawab 
  atas 'fitrah' anak kita, apakah kelak tetap muslim, atau menjadi 
  kafir/non-muslim.
  
  maaf jika tidak nyambung.
  
  salam,
  satriyo
  
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
  chairunisa_mahadewi@ wrote:
  
   Mba Mia dan Mba Mei,
   
   Saya sendiri kalau diminta saran oleh anaku akan memberikan 
saran
   mencari pasangan yang seakidah bukan apa-apa dengan yang satu 
aturan
   saja dalam berumah tangga itu berat menyatukanya apalagi 
dengan
   pihak yang berbeda aturan akan semakin berat tantanganya, 
prinsip
   untuk selalu mengeliminasi resiko muncul dan tidak berspekulasi 
  sering
   saya tanamakan sejak dini kepada anak-anak saya walau pun 
seringkali
   mendapatkan perdebatan yang sengit sampe berdarah-darah tapi 
  begitulah
   resiko seorang Ibu he..he..he..;))
   
   Ketika kita menanamkan konsep semua agama itu benar bukan 
berarti
   tidak ada khususan dalam kita beragama. Ibarat orang yang 
hendak
   mencapai satu titik tujuan maka semua dimulai dari titik awal
   masing-masing tentu saja tidak bisa pake peta orang lain karena 
  titik
   awal kita yang berbeda tapi walaupun jelas bahwa peta yang kita
   gunakan berbeda-beda kita tidak bisa mentakan bahwa tujuan 
orang 
  lain
   yang menggunakan peta yang berbeda adalah beda dengan tujuan 
kita.
   KITA TIDAK BISA MENIKLAI DARI PETA YANG BSIA KITA NILAI ADALAH
   SAMPAINYA KE TUJUAN. Karena bagi saya pribadi Agama pada 
dasarnya
   diluar ritual yang berlaku adalah sebauh jalan untuk membedakan 
YANG
   HAK DENGAN YANG BATHIL dan Tuhan adalah yang Maha Haq QS.22:6)
   
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote:
   
Wah, kalo aku pesen ke anakku untuk nggak melupakan dirinya 
  sebagai 
Muslim, sebisanya cari isteri Muslim, mendidik anak2nya 
secara 
  Islam. 
Why? Karena adanya keberlanjutan, yaitu fakta bahwa Islam 
adalah 
bagian dari kehidupan keluarga kita sendiri.  Melupakan 
kenyataan 
  ini 
adalah sama dengan menyangkal bagian dari kita sendiri.  Dan 
  kemudian 
jadilah Muslim yang baik, progressif dan inklusif, karena 
hanya 
dengan perbuatan kita yang nyata kita bisa menunjukkan kepada 
  dunia 
bagaimana Islam dan Muslim itu.  

Anakku pernah bilang begini: 'walaupun aku muslim, nantinya 
kan 
terserah anakku mau pilih agama yang mana'.  Eit, ntar 
dulu, 
kataku.  Tentu saja pintu pilihan nggak pernah tertutup, dan 
  nggak 
boleh ada yang menutup pintu pilihan. Tapi pertanyaanku 
sekarang, 
bagaimana kamu akan mendidik anak2mu...bagaimana kamu akan 
mempraktekkan kehidupan dan disiplin beragama di keluargamu?  
Be 
  a 
good Muslim!

Ini dialog nyata di antara keluarga besar, dimana ada anggota 
keluarga lain yang non Muslim. Dan mereka menganggung-angguk 
setujukarena mereka merasa nggak pernah terancam 
dengan 'a 
  good 
Muslim'

salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany 
wpamungk@ 
wrote:

 Nimbrung :
 Kalo ini benar2 kejadian; bukan dialog imajiner. 
 Artinya anaknya Nisa telah diajarkan untuk menganut 
kepercayaan 
sinkretisme :-)
 Di milis tetangga lagi sibuk juga membahas kepercayaan 
  sinkretisme 
yg lagi mulai naik daun di Indonesia
 Kepercayaan Baha'i - Sempalan Syiah
 
 Beberapa waktu lalu adik saya ke India dan waktu acara 
jalan2 
selain ke monumen cinta Taj Mahal
 sempat juga berkunjung ke rumah ibadah Baha'i yg megah dan 
mendapatkan juga keterangan/leaflet 
 mengenai sejarah munculnya Baha'i.
 
 Salam 
 l.meilany
 
   - Original Message - 
   From: Tri Budi Lestyaningsih (Ning) 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Thursday, April 26, 2007 11:28 AM
   Subject: RE: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - 
semua 
agama sama? (Dialog imaginer)
 
 
 
   Yang ini penggalan surat mbak Chae, cerita tentan dialog 
mbak 
  Chae
   dengan putrinya, Annisa 
 
   ...
 
   menurut Kaka mana yang benar panggilan buat Kaka?? 
eyangti

[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-05-01 Terurut Topik Dan
Hampir setiap agama merasa yg tersempurna dan terakhir.  Dan sering
juga mereka memiliki konsep Imam Mahdi yaitu pemimpin yg dijanjikan
akan datang di masa depan.

Ini sih normal2 aja.  Namanya juga keyakinan, pasti beda2 dan walaupun
demikian semua demi tujuan yg baik.

Tapi bagi saya uji utama baik tidaknya suatu agama itu dilihat dari
perilaku ummatnya.  Kalau ummatnya ngaco artinya ajarannya ngaco. 
Kalau umatnya baik pasti ajarannya baik.

Repotnya di dunia Islam itu seringkali ummatnya ngaco tapi kita tidak
boleh bilang ajarannya ngaco.  Jadi yg bisa kita bilang ialah
pemahamannya perlu disempurnakan, karena banyak juga ummat Islam yg
sangat terpuji perilakunya.  Yg repot sudah ngaco tapi merasa benar
dan ngocol...


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Flora Pamungkas
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 Dalam hadistnya, nabi Muhammad SAW menyebutkan bahwa Allah mempunyai
utusan
 sebanyak 124 ribu orang yang tersebar di segala penjuru dunia bagi
masing2
 bangsa tempat utusan2 itu berasal, dan hukum2nya berlaku untuk masing2
 jamannya.  Di dalam Al Qur'an, nama2 dari 124 ribu utusan itu tidak
 disebutkan semuanya, hanya 25 orang saja, dan Nabi Muhammad adalah Nabi
 penutup dari mata rantai kenabian/utusan2 Allah (QS 33:40).  Sebagaimana
 disebutkan dalam salah satu point khutbah terakhir beliau: O People! No
 Prophet or apostle will come after me and no new faith will be born.
Reason
 well, therefore O People! and understand words that I convey to you.
I leave
 behind me two things, the Quran and the Sunnah and if you follow
these, you
 will never go astray.
 
 Jadi, bisa saja kitab Regweda dan Tripittaka termasuk dalam kitab2 yang
 dimaksud Allah dalam QS 13:38-39 serta kitab dari sejumlah Nabi yang
 disebutkan oleh Rasulullah.  Bahkan dalam ceramah Dr. Zakir Naik, pakar
 comparative religions dan direktur Islamic Research Foundation, Mumbai,
 India, dalam topiknya : Prophet Muhammad in the Religious
Scriptures, bahwa
 dalam kitab Regweda, Tripittaka, Zoroaster, Kitab Injiil, masing2
dari kitab
 itu menyebutkan tentang kedatangan dan kenabian Muhammad SAW. 
Sebagaimana
 disebutkan dalam Al Qur'an, dalam perjalanan waktu, memang terjadi
 penyimpangan, penambahan, inovasi, korupsi dari tangan2 manusia atas
kitab2
 itu.  Hanya kitab Al Qur'an sebagai kitabNya yang terakhir, terjaga
 kemurniannya dari tangan2 yang corrupt.
 
 Salah satu syarat kemusliman seseorang adalah percaya pada kitab2
Allah yang
 diwahyukan antara lain kepada Nabi Sulaiman, Nabi Musa, Nabi Yesus.
 Namun,
 sebagai muslim, kita tidak wajib melaksanakan syariat yang ada pada
kitab2
 sebelum Al Qur'an, karena kitab2 itu benar sesuai jamannya, disesuaikan
 dengan level akal budi manusia pada jaman dulu kala.
 
 Saya melihat kitab2 yang diturunkan kepada Nabi2 sebelum Muhammad
SAW adalah
 sebagai cikal-bakal Islam.  The last and final Testament dari Allah itu
 berupa Al Qur'an, the most complete guidance for all humankind and
will stay
 forever.
 
 Sikap saya terhadap kitab2 sebelum Al Qur'an, seperti ibaratnya, jikalau
 saya melihat foto saya waktu masih sekolah di TK, SD, SMP, SMA,
perguruan
 tinggi, dan foto sekarang yang sudah jadi ibu2.  Semua itu adalah bagian
 dari kehidupan saya.
 Kitab2 yang lain itu, adalah bagian dari Al Qur'an, dan yang saya
laksanakan
 adalah syariatnya Al Qur'an sebagai syariat yang final/terakhir.
 
 Wassalam,
 Flora
 
 ---
 Re: The Name of Allah - semua agama sama? 
 Posted by: satriyo [EMAIL PROTECTED]   satriyo_as 
 Wed Apr 25, 2007 8:42 pm (PST) 
  dst...
 
 Dan sungguh bagian/paragraf akhir tulisan ibu membuat saya terhenyak, 
 apakah hanya murni pendapat ibu atau ada dalil kuat yang mendukung 
 itu saya pikir bahwa kitab weda dan tripitaka pun merupakan kitab2 
 yang seharusnya di akui karena Allah SWT telah memberitahukan adanya 
 rasul2 yang lain dengan kitabnya masing2 ...!
 ---
 Re: The Name of Allah - semua agama sama? 
 Posted by: Chae [EMAIL PROTECTED]   chairunisa_mahadewi 
 Wed Apr 25, 2007 7:53 pm (PST) 
 Mbak Flora,
 
 . dst...
 
 dan saya pikir bahwa
 kitab weda dan tripitaka pun merupakan kitab2 yang seharusnya di akui
 karena Allah SWT telah memberitahukan adanya rasul2 yang lain dengan
 kitabnya masing2.
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-05-01 Terurut Topik satriyo
Tolong dong kasih bocoran, ajaran mana yang paling beres, ... ga 
ngaco, ... pengeen banget deh jadi beres dan ga ngaco.

baidewei, Dana ikut ajaran apa?

salam,
satriyo


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dan [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Hampir setiap agama merasa yg tersempurna dan terakhir.  Dan sering
 juga mereka memiliki konsep Imam Mahdi yaitu pemimpin yg dijanjikan
 akan datang di masa depan.
 
 Ini sih normal2 aja.  Namanya juga keyakinan, pasti beda2 dan 
walaupun
 demikian semua demi tujuan yg baik.
 
 Tapi bagi saya uji utama baik tidaknya suatu agama itu dilihat dari
 perilaku ummatnya.  Kalau ummatnya ngaco artinya ajarannya ngaco. 
 Kalau umatnya baik pasti ajarannya baik.
 
 Repotnya di dunia Islam itu seringkali ummatnya ngaco tapi kita 
tidak
 boleh bilang ajarannya ngaco.  Jadi yg bisa kita bilang ialah
 pemahamannya perlu disempurnakan, karena banyak juga ummat Islam yg
 sangat terpuji perilakunya.  Yg repot sudah ngaco tapi merasa benar
 dan ngocol...
 
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Flora Pamungkas
 florapamungkas@ wrote:
 
  
  Dalam hadistnya, nabi Muhammad SAW menyebutkan bahwa Allah 
mempunyai
 utusan
  sebanyak 124 ribu orang yang tersebar di segala penjuru dunia bagi
 masing2
  bangsa tempat utusan2 itu berasal, dan hukum2nya berlaku untuk 
masing2
  jamannya.  Di dalam Al Qur'an, nama2 dari 124 ribu utusan itu 
tidak
  disebutkan semuanya, hanya 25 orang saja, dan Nabi Muhammad 
adalah Nabi
  penutup dari mata rantai kenabian/utusan2 Allah (QS 33:40).  
Sebagaimana
  disebutkan dalam salah satu point khutbah terakhir beliau: O 
People! No
  Prophet or apostle will come after me and no new faith will be 
born.
 Reason
  well, therefore O People! and understand words that I convey to 
you.
 I leave
  behind me two things, the Quran and the Sunnah and if you follow
 these, you
  will never go astray.
  
  Jadi, bisa saja kitab Regweda dan Tripittaka termasuk dalam 
kitab2 yang
  dimaksud Allah dalam QS 13:38-39 serta kitab dari sejumlah Nabi 
yang
  disebutkan oleh Rasulullah.  Bahkan dalam ceramah Dr. Zakir Naik, 
pakar
  comparative religions dan direktur Islamic Research Foundation, 
Mumbai,
  India, dalam topiknya : Prophet Muhammad in the Religious
 Scriptures, bahwa
  dalam kitab Regweda, Tripittaka, Zoroaster, Kitab Injiil, masing2
 dari kitab
  itu menyebutkan tentang kedatangan dan kenabian Muhammad SAW. 
 Sebagaimana
  disebutkan dalam Al Qur'an, dalam perjalanan waktu, memang terjadi
  penyimpangan, penambahan, inovasi, korupsi dari tangan2 manusia 
atas
 kitab2
  itu.  Hanya kitab Al Qur'an sebagai kitabNya yang terakhir, 
terjaga
  kemurniannya dari tangan2 yang corrupt.
  
  Salah satu syarat kemusliman seseorang adalah percaya pada kitab2
 Allah yang
  diwahyukan antara lain kepada Nabi Sulaiman, Nabi Musa, Nabi 
Yesus.
  Namun,
  sebagai muslim, kita tidak wajib melaksanakan syariat yang ada 
pada
 kitab2
  sebelum Al Qur'an, karena kitab2 itu benar sesuai jamannya, 
disesuaikan
  dengan level akal budi manusia pada jaman dulu kala.
  
  Saya melihat kitab2 yang diturunkan kepada Nabi2 sebelum Muhammad
 SAW adalah
  sebagai cikal-bakal Islam.  The last and final Testament dari 
Allah itu
  berupa Al Qur'an, the most complete guidance for all humankind and
 will stay
  forever.
  
  Sikap saya terhadap kitab2 sebelum Al Qur'an, seperti ibaratnya, 
jikalau
  saya melihat foto saya waktu masih sekolah di TK, SD, SMP, SMA,
 perguruan
  tinggi, dan foto sekarang yang sudah jadi ibu2.  Semua itu adalah 
bagian
  dari kehidupan saya.
  Kitab2 yang lain itu, adalah bagian dari Al Qur'an, dan yang saya
 laksanakan
  adalah syariatnya Al Qur'an sebagai syariat yang final/terakhir.
  
  Wassalam,
  Flora
  
  ---
  Re: The Name of Allah - semua agama sama? 
  Posted by: satriyo efikoe@   satriyo_as 
  Wed Apr 25, 2007 8:42 pm (PST) 
   dst...
  
  Dan sungguh bagian/paragraf akhir tulisan ibu membuat saya 
terhenyak, 
  apakah hanya murni pendapat ibu atau ada dalil kuat yang 
mendukung 
  itu saya pikir bahwa kitab weda dan tripitaka pun merupakan 
kitab2 
  yang seharusnya di akui karena Allah SWT telah memberitahukan 
adanya 
  rasul2 yang lain dengan kitabnya masing2 ...!
  ---
  Re: The Name of Allah - semua agama sama? 
  Posted by: Chae chairunisa_mahadewi@   chairunisa_mahadewi 
  Wed Apr 25, 2007 7:53 pm (PST) 
  Mbak Flora,
  
  . dst...
  
  dan saya pikir bahwa
  kitab weda dan tripitaka pun merupakan kitab2 yang seharusnya di 
akui
  karena Allah SWT telah memberitahukan adanya rasul2 yang lain 
dengan
  kitabnya masing2.
  
  [Non-text portions of this message have been removed]
 





Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-05-01 Terurut Topik Fadhli . Halim
ASSALAMU 'ALAIKUM WR WB... 

dmana2 pasti ada orang jahat
jangan salahkan agama tentang itu..
qita tidak boleh membenarkan agama selain islam selain dengan konteks 
al'quran...
memang kristen adalah agama yang diturunkan allah melalui isa, tetapi 
sekali lagi bukan kristen sekarang yang sudah memiliki ajaran dan 
kepercayaan menyimpang...

demikian juga dengan ajaran hindu, budha yang memang tidak ada di qur'an 
dan nyata2 menyembah patung.

menurut saya, kita sebaiknya jangan mengakui agama selain islam dalam 
kepercayaan kita, kecuali agama2 yang pernah diturunkan allah kepada 
pendahulu muhammad dan ajarannya masih murni








Dan [EMAIL PROTECTED]
Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com
05/01/2007 03:45 PM
Please respond to wanita-muslimah

 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
cc: (bcc: Fadhli Halim/PRO/Tripatra)
Subject:[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama 
sama?




Hampir setiap agama merasa yg tersempurna dan terakhir.  Dan sering
juga mereka memiliki konsep Imam Mahdi yaitu pemimpin yg dijanjikan
akan datang di masa depan.

Ini sih normal2 aja.  Namanya juga keyakinan, pasti beda2 dan walaupun
demikian semua demi tujuan yg baik.

Tapi bagi saya uji utama baik tidaknya suatu agama itu dilihat dari
perilaku ummatnya.  Kalau ummatnya ngaco artinya ajarannya ngaco. 
Kalau umatnya baik pasti ajarannya baik.

Repotnya di dunia Islam itu seringkali ummatnya ngaco tapi kita tidak
boleh bilang ajarannya ngaco.  Jadi yg bisa kita bilang ialah
pemahamannya perlu disempurnakan, karena banyak juga ummat Islam yg
sangat terpuji perilakunya.  Yg repot sudah ngaco tapi merasa benar
dan ngocol...

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Flora Pamungkas
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 Dalam hadistnya, nabi Muhammad SAW menyebutkan bahwa Allah mempunyai
utusan
 sebanyak 124 ribu orang yang tersebar di segala penjuru dunia bagi
masing2
 bangsa tempat utusan2 itu berasal, dan hukum2nya berlaku untuk masing2
 jamannya.  Di dalam Al Qur'an, nama2 dari 124 ribu utusan itu tidak
 disebutkan semuanya, hanya 25 orang saja, dan Nabi Muhammad adalah Nabi
 penutup dari mata rantai kenabian/utusan2 Allah (QS 33:40).  Sebagaimana
 disebutkan dalam salah satu point khutbah terakhir beliau: O People! No
 Prophet or apostle will come after me and no new faith will be born.
Reason
 well, therefore O People! and understand words that I convey to you.
I leave
 behind me two things, the Quran and the Sunnah and if you follow
these, you
 will never go astray.
 
 Jadi, bisa saja kitab Regweda dan Tripittaka termasuk dalam kitab2 yang
 dimaksud Allah dalam QS 13:38-39 serta kitab dari sejumlah Nabi yang
 disebutkan oleh Rasulullah.  Bahkan dalam ceramah Dr. Zakir Naik, pakar
 comparative religions dan direktur Islamic Research Foundation, Mumbai,
 India, dalam topiknya : Prophet Muhammad in the Religious
Scriptures, bahwa
 dalam kitab Regweda, Tripittaka, Zoroaster, Kitab Injiil, masing2
dari kitab
 itu menyebutkan tentang kedatangan dan kenabian Muhammad SAW. 
Sebagaimana
 disebutkan dalam Al Qur'an, dalam perjalanan waktu, memang terjadi
 penyimpangan, penambahan, inovasi, korupsi dari tangan2 manusia atas
kitab2
 itu.  Hanya kitab Al Qur'an sebagai kitabNya yang terakhir, terjaga
 kemurniannya dari tangan2 yang corrupt.
 
 Salah satu syarat kemusliman seseorang adalah percaya pada kitab2
Allah yang
 diwahyukan antara lain kepada Nabi Sulaiman, Nabi Musa, Nabi Yesus.
Namun,
 sebagai muslim, kita tidak wajib melaksanakan syariat yang ada pada
kitab2
 sebelum Al Qur'an, karena kitab2 itu benar sesuai jamannya, disesuaikan
 dengan level akal budi manusia pada jaman dulu kala.
 
 Saya melihat kitab2 yang diturunkan kepada Nabi2 sebelum Muhammad
SAW adalah
 sebagai cikal-bakal Islam.  The last and final Testament dari Allah itu
 berupa Al Qur'an, the most complete guidance for all humankind and
will stay
 forever.
 
 Sikap saya terhadap kitab2 sebelum Al Qur'an, seperti ibaratnya, jikalau
 saya melihat foto saya waktu masih sekolah di TK, SD, SMP, SMA,
perguruan
 tinggi, dan foto sekarang yang sudah jadi ibu2.  Semua itu adalah bagian
 dari kehidupan saya.
 Kitab2 yang lain itu, adalah bagian dari Al Qur'an, dan yang saya
laksanakan
 adalah syariatnya Al Qur'an sebagai syariat yang final/terakhir.
 
 Wassalam,
 Flora
 
 ---
 Re: The Name of Allah - semua agama sama? 
 Posted by: satriyo [EMAIL PROTECTED]   satriyo_as 
 Wed Apr 25, 2007 8:42 pm (PST) 
  dst...
 
 Dan sungguh bagian/paragraf akhir tulisan ibu membuat saya terhenyak, 
 apakah hanya murni pendapat ibu atau ada dalil kuat yang mendukung 
 itu saya pikir bahwa kitab weda dan tripitaka pun merupakan kitab2 
 yang seharusnya di akui karena Allah SWT telah memberitahukan adanya 
 rasul2 yang lain dengan kitabnya masing2 ...!
 ---
 Re: The Name of Allah - semua agama sama? 
 Posted by: Chae [EMAIL PROTECTED]   chairunisa_mahadewi

[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-05-01 Terurut Topik Chae

 Lina: Karena idealnya beragama harus pake otak, gak telen mentah2 
 apa kata para ulama masing2 agama.

Chae: Kalau menurut saya dalam beragama tidak lepas dari akar budaya
yang ada dilingkungan kita terutama keluarga makanya enggak salah
kalau kita beragama dengan dasar taken for grandted, tapi yang paling
penting justru ketika kita menjalani atau menjabarkan agama itu dalam
kehidupan kita sehari-hari yang harus maka hal inilah yang harus
dilandasi otak/pemikiran tidak asal di cuci otak dan hidup dalam
dokrinitas atau dogma-dogma yang justru mematikan kreativitas kita
dalam beragama.
  
 Lina: Bukan setengah hati, mbak. Tapi harus berfikir dikotomis

Chae: Pemikiran dikotomis ini lah yang seringkali menyesatkan, jauh
dari sikap bijaksana. Setiap saat Qur'an mengingatkan kita untuk
menghilangkan pemikiran dikotomis salah satu contohnya dengan
mengatakan bahwa Taurat, injil dan Qur'an adalah sama. Juga contoh
lain tentang kesamaan untuk golongan Islam, Yahudi, kristen, Majusi,
dan Shaabiin dll.

 Lina: Kalo saya sih buat pribadi ya mesti absolut, tidak mendua. 
 Buat pribadi tidak ada kebenaran ganda. Tidak perlu menerima 
 kebenaran agama lain. Yang penting bisa hidup rukun dengan agama 
 lain. Kebenaran agama lain, itu urusan orang lain tsb. Kalo sampe 
 mbak Chae, misalnya, membetulkan keimanan trinitas yang Isa (as) itu 
 Tuhan, ya keimanan mbak perlu dipertanyakan. 

Chae: Kenapa harus dipertanyakan??;)) dan apakah bisa kita hidup
berdampingan sejajar dalam keseimbangan jika dalam diri kita
sendiri ada keyakinan gue bener dan elo salah?? bagaimana bisa
hidup rukun?? damai?? jangan2 ini cuman kamuflase saja:))
 
 Lina: Bergantung apa ukuran 'baik' itu

Chae: ukuran baik yang saya tahu adalah tidak berbuat kerusakan dan
kejahatan di muka bumi.
 

 Lina: Dialog ini menjadi aneh ketika mamanya memulai dengan kata 
 memaksa/hal yang buruk tsb...:-)

Chae: hi..hi..hi.. :))buruk kah??? maksudnya?? 
 
 Lina: Kalo anak saya pasti menjawab,karena Allah gak perlu masuk 
 surga, maaa. Yang mau masuk surga itu manusi. Jadi, itu emang 
 urusan manusia.

Chae: he..he..he..urusan memasukan seseorang ke surga itu urusan
Allah, kita mah cuman kuat di NIAT jadi enggak ada otoritas kita
untuk menghakimi yang lain apakah dia masuk surga apa
tidak...setidaknya anak saya lebih memahaminya:))
 
 Lina: Ini bukan menghakimi, maaa. Ini diskusi!

Chae: ha..ha..ha...:))
 
 Mamaku sayang, aku mau tanya deh. Kata mama kan manusia itu 
 representative Allah. Allah kan Maha Tahu ya ma, pastinya 
 representativenya tau dong, ma. meskipun gak Maha. Allah kan Maha 
 Menghakimi, pastinya manusia juga bisa dong menghakimi tapi tidak 
 Maha...:-). Jadi, manusia itu memang terbatas krn gak ada Mahanya. 
 Jadi, manusia itu bisa menghakimi sebatas ilmu dan yg dimiliki saja. 
 Makanya banyak hakim, maaa termasuk hakim garis...:-))
 priiit! out!

Chae: Untuk itu sayang... KARENA KITA TIDAK MAHA MAKA JANGAN
MENGHAKIMI SESUATU YANG KITA TIDAK TAHU ATAU PENGETAHUAN KITA TERBATAS
AKAN HAL ITU...kalau kita berbuat seperti itu maka kita termasuk yang
MELAMPAUI BATAS:))
 
 
  
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan linadahlan@
  wrote:
  
   Iya mbak Chae, itu intinya. Idealnya, beragama itu tidak 'taken 
 for 
   granted' tapi kalo bernegara idealnya memang 'taken for granted' 
   (mau pindah kewargaan-negara ya bisa saja, tapi tetep aja 
 asalnya 
   dia orang Indonesia itu gak bisa dihapus). 
   
   Kalau 'semua agama sama' dengan arti demikian sih buat saya no 
   problem. Semua agama baik bagi masing-masing pemeluknya. Semua 
 agama 
   mengajarkan kebaikan bagi masing2 pemeluknya.
   
   wassalam,
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
   chairunisa_mahadewi@ wrote:
   
Mba Lina  Mba Mia,

Kenapa saya pakai perbandingan negara untuk masalah kebenaran 
   agama
karena saya melihat persamaan penerimaan kebenaran agama 
 seperti
ahalnya kebenaran dalam beragama. Dimana kebanyakan dari kita 
   menerima
agama sama seperti halnya menerima kewarganegaraan dengan 
 kosnep 
   taken
for grandted. Kita lahir dalam lingkungan muslim dengan 
 sendirinya
kita beragama Islam, kita lahir di Indonesia dengan sendirinya 
 kita
berkebangsaan Indonesia WALAU TIDAK MELIPUTI SEMUA KASUS, 
 ARTINYA 
   ADA
BEBERAPA KASUS YANG BERBEDA TAPI MOSTLY YA..DEMIKIAN ADANYA.

Semua agama sama, dalam arti bahwa setiap ajaran agama berusaha
membentuk umatnya menjadi manusia yang terbaik, bagi alam 
 semesta
sehingga manusia bisa MENJADI REPRESENTATIVE KEBERADAAN TUHAN 
 DI
DUNIA.Kalau pemikiran saya justru inti point inilah yang 
 menjadi 
   dasar
bagaimana kita memandang bahwa setiap agama adalah benar 
   adanya...ini
sebanarnya masih menggantung tapi sedikit2 saja dulu bukan apa-
 apa
tapi saya sendiri juga masing pusing;))

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote:

 Perbandingan dari mba Chae ttg 'kebenaran agama' 
 dan 'kebenaran 

[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-05-01 Terurut Topik Chae
Apa umat Islam sendiri masih seperti Umat islam dizaman Nabi??
penyimpangan umat beragama berlaku untuk semua agama Pak:)) kadang
mitos seperti ini yang bikin kita terlena...menjadi tidak waspada dan
jauh dari intropeksi diri..

Kalau buda dan hindu pada menyembah patuh bukanya kita 5 kali sehari
SECARA FISIK MENYEMBAH KA'BAH?? INI SECARA FISIK LOH

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote:

 memang kristen adalah agama yang diturunkan allah melalui isa, tetapi 
 sekali lagi bukan kristen sekarang yang sudah memiliki ajaran dan 
 kepercayaan menyimpang...
 
 demikian juga dengan ajaran hindu, budha yang memang tidak ada di
qur'an 
 dan nyata2 menyembah patung.
 
 menurut saya, kita sebaiknya jangan mengakui agama selain islam dalam 
 kepercayaan kita, kecuali agama2 yang pernah diturunkan allah kepada 
 pendahulu muhammad dan ajarannya masih murni
 
 
 
 
 
 
 
 
 Dan [EMAIL PROTECTED]
 Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 05/01/2007 03:45 PM
 Please respond to wanita-muslimah
 
  
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 cc: (bcc: Fadhli Halim/PRO/Tripatra)
 Subject:[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah -
semua agama sama?
 
 
 
 
 Hampir setiap agama merasa yg tersempurna dan terakhir.  Dan sering
 juga mereka memiliki konsep Imam Mahdi yaitu pemimpin yg dijanjikan
 akan datang di masa depan.
 
 Ini sih normal2 aja.  Namanya juga keyakinan, pasti beda2 dan walaupun
 demikian semua demi tujuan yg baik.
 
 Tapi bagi saya uji utama baik tidaknya suatu agama itu dilihat dari
 perilaku ummatnya.  Kalau ummatnya ngaco artinya ajarannya ngaco. 
 Kalau umatnya baik pasti ajarannya baik.
 
 Repotnya di dunia Islam itu seringkali ummatnya ngaco tapi kita tidak
 boleh bilang ajarannya ngaco.  Jadi yg bisa kita bilang ialah
 pemahamannya perlu disempurnakan, karena banyak juga ummat Islam yg
 sangat terpuji perilakunya.  Yg repot sudah ngaco tapi merasa benar
 dan ngocol...
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Flora Pamungkas
 florapamungkas@ wrote:
 
  
  Dalam hadistnya, nabi Muhammad SAW menyebutkan bahwa Allah mempunyai
 utusan
  sebanyak 124 ribu orang yang tersebar di segala penjuru dunia bagi
 masing2
  bangsa tempat utusan2 itu berasal, dan hukum2nya berlaku untuk masing2
  jamannya.  Di dalam Al Qur'an, nama2 dari 124 ribu utusan itu tidak
  disebutkan semuanya, hanya 25 orang saja, dan Nabi Muhammad adalah
Nabi
  penutup dari mata rantai kenabian/utusan2 Allah (QS 33:40). 
Sebagaimana
  disebutkan dalam salah satu point khutbah terakhir beliau: O
People! No
  Prophet or apostle will come after me and no new faith will be born.
 Reason
  well, therefore O People! and understand words that I convey to you.
 I leave
  behind me two things, the Quran and the Sunnah and if you follow
 these, you
  will never go astray.
  
  Jadi, bisa saja kitab Regweda dan Tripittaka termasuk dalam kitab2
yang
  dimaksud Allah dalam QS 13:38-39 serta kitab dari sejumlah Nabi yang
  disebutkan oleh Rasulullah.  Bahkan dalam ceramah Dr. Zakir Naik,
pakar
  comparative religions dan direktur Islamic Research Foundation,
Mumbai,
  India, dalam topiknya : Prophet Muhammad in the Religious
 Scriptures, bahwa
  dalam kitab Regweda, Tripittaka, Zoroaster, Kitab Injiil, masing2
 dari kitab
  itu menyebutkan tentang kedatangan dan kenabian Muhammad SAW. 
 Sebagaimana
  disebutkan dalam Al Qur'an, dalam perjalanan waktu, memang terjadi
  penyimpangan, penambahan, inovasi, korupsi dari tangan2 manusia atas
 kitab2
  itu.  Hanya kitab Al Qur'an sebagai kitabNya yang terakhir, terjaga
  kemurniannya dari tangan2 yang corrupt.
  
  Salah satu syarat kemusliman seseorang adalah percaya pada kitab2
 Allah yang
  diwahyukan antara lain kepada Nabi Sulaiman, Nabi Musa, Nabi Yesus.
 Namun,
  sebagai muslim, kita tidak wajib melaksanakan syariat yang ada pada
 kitab2
  sebelum Al Qur'an, karena kitab2 itu benar sesuai jamannya,
disesuaikan
  dengan level akal budi manusia pada jaman dulu kala.
  
  Saya melihat kitab2 yang diturunkan kepada Nabi2 sebelum Muhammad
 SAW adalah
  sebagai cikal-bakal Islam.  The last and final Testament dari
Allah itu
  berupa Al Qur'an, the most complete guidance for all humankind and
 will stay
  forever.
  
  Sikap saya terhadap kitab2 sebelum Al Qur'an, seperti ibaratnya,
jikalau
  saya melihat foto saya waktu masih sekolah di TK, SD, SMP, SMA,
 perguruan
  tinggi, dan foto sekarang yang sudah jadi ibu2.  Semua itu adalah
bagian
  dari kehidupan saya.
  Kitab2 yang lain itu, adalah bagian dari Al Qur'an, dan yang saya
 laksanakan
  adalah syariatnya Al Qur'an sebagai syariat yang final/terakhir.
  
  Wassalam,
  Flora
  
  ---
  Re: The Name of Allah - semua agama sama? 
  Posted by: satriyo efikoe@   satriyo_as 
  Wed Apr 25, 2007 8:42 pm (PST) 
   dst...
  
  Dan sungguh bagian/paragraf akhir tulisan ibu membuat saya terhenyak, 
  apakah hanya murni pendapat ibu atau ada dalil kuat

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-05-01 Terurut Topik Fadhli . Halim
assalamu 'alaikum wr.wb
BUKAN BEGITU MAKSDU SAYA BU'

Ka'bah itu adalah rumah ibadah yang dibangun oleh ibrahim... dan kita 
disuruh menyembah dia karena perintah tuhan... (tuhan mengabulkan do'a 
ibrahim)
kalau mengenai ajaran, islam masih murni disamping banyak juga aliran2 
yang menyimpang yang muncul akir2 ini...
muhammad sudah menjamin, kalo kita g bakal tersesat jika kita berpegang 
kepada al qur'an dan hadist. dan nyata2 alqur'an dan hadist itu masih asli 
bahkan sampai kiamat nanti (untuk alqur'an)
nabi muhammad sudah berkata dan mengklaim bahwa, suatu saat nanti 
(menjelang kiamat) akan ada 71 golonganqu, 1 yang selamat dan yang lain 
masuk neraka...

kalo mbak udah berpikir kayak gitu, itu adalah termasuk sirik mbak...
kita mengelilingi ka'bah harus dengan niat atas perintah tuhan, dan bukan 
ada tuah2nya disana...

wassalam











Chae [EMAIL PROTECTED]
Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com
05/01/2007 04:21 PM
Please respond to wanita-muslimah

 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
cc: (bcc: Fadhli Halim/PRO/Tripatra)
Subject:[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama 
sama?




Apa umat Islam sendiri masih seperti Umat islam dizaman Nabi??
penyimpangan umat beragama berlaku untuk semua agama Pak:)) kadang
mitos seperti ini yang bikin kita terlena...menjadi tidak waspada dan
jauh dari intropeksi diri..

Kalau buda dan hindu pada menyembah patuh bukanya kita 5 kali sehari
SECARA FISIK MENYEMBAH KA'BAH?? INI SECARA FISIK LOH

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote:

 memang kristen adalah agama yang diturunkan allah melalui isa, tetapi 
 sekali lagi bukan kristen sekarang yang sudah memiliki ajaran dan 
 kepercayaan menyimpang...
 
 demikian juga dengan ajaran hindu, budha yang memang tidak ada di
qur'an 
 dan nyata2 menyembah patung.
 
 menurut saya, kita sebaiknya jangan mengakui agama selain islam dalam 
 kepercayaan kita, kecuali agama2 yang pernah diturunkan allah kepada 
 pendahulu muhammad dan ajarannya masih murni
 
 
 
 
 
 
 
 
 Dan [EMAIL PROTECTED]
 Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 05/01/2007 03:45 PM
 Please respond to wanita-muslimah
 
 
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 cc: (bcc: Fadhli Halim/PRO/Tripatra)
 Subject:[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah -
semua agama sama?
 
 
 
 
 Hampir setiap agama merasa yg tersempurna dan terakhir.  Dan sering
 juga mereka memiliki konsep Imam Mahdi yaitu pemimpin yg dijanjikan
 akan datang di masa depan.
 
 Ini sih normal2 aja.  Namanya juga keyakinan, pasti beda2 dan walaupun
 demikian semua demi tujuan yg baik.
 
 Tapi bagi saya uji utama baik tidaknya suatu agama itu dilihat dari
 perilaku ummatnya.  Kalau ummatnya ngaco artinya ajarannya ngaco. 
 Kalau umatnya baik pasti ajarannya baik.
 
 Repotnya di dunia Islam itu seringkali ummatnya ngaco tapi kita tidak
 boleh bilang ajarannya ngaco.  Jadi yg bisa kita bilang ialah
 pemahamannya perlu disempurnakan, karena banyak juga ummat Islam yg
 sangat terpuji perilakunya.  Yg repot sudah ngaco tapi merasa benar
 dan ngocol...
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Flora Pamungkas
 florapamungkas@ wrote:
 
  
  Dalam hadistnya, nabi Muhammad SAW menyebutkan bahwa Allah mempunyai
 utusan
  sebanyak 124 ribu orang yang tersebar di segala penjuru dunia bagi
 masing2
  bangsa tempat utusan2 itu berasal, dan hukum2nya berlaku untuk masing2
  jamannya.  Di dalam Al Qur'an, nama2 dari 124 ribu utusan itu tidak
  disebutkan semuanya, hanya 25 orang saja, dan Nabi Muhammad adalah
Nabi
  penutup dari mata rantai kenabian/utusan2 Allah (QS 33:40). 
Sebagaimana
  disebutkan dalam salah satu point khutbah terakhir beliau: O
People! No
  Prophet or apostle will come after me and no new faith will be born.
 Reason
  well, therefore O People! and understand words that I convey to you.
 I leave
  behind me two things, the Quran and the Sunnah and if you follow
 these, you
  will never go astray.
  
  Jadi, bisa saja kitab Regweda dan Tripittaka termasuk dalam kitab2
yang
  dimaksud Allah dalam QS 13:38-39 serta kitab dari sejumlah Nabi yang
  disebutkan oleh Rasulullah.  Bahkan dalam ceramah Dr. Zakir Naik,
pakar
  comparative religions dan direktur Islamic Research Foundation,
Mumbai,
  India, dalam topiknya : Prophet Muhammad in the Religious
 Scriptures, bahwa
  dalam kitab Regweda, Tripittaka, Zoroaster, Kitab Injiil, masing2
 dari kitab
  itu menyebutkan tentang kedatangan dan kenabian Muhammad SAW. 
 Sebagaimana
  disebutkan dalam Al Qur'an, dalam perjalanan waktu, memang terjadi
  penyimpangan, penambahan, inovasi, korupsi dari tangan2 manusia atas
 kitab2
  itu.  Hanya kitab Al Qur'an sebagai kitabNya yang terakhir, terjaga
  kemurniannya dari tangan2 yang corrupt.
  
  Salah satu syarat kemusliman seseorang adalah percaya pada kitab2
 Allah yang
  diwahyukan antara lain kepada Nabi Sulaiman, Nabi Musa, Nabi Yesus.
 Namun,
  sebagai muslim, kita tidak wajib

[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-05-01 Terurut Topik Chae
Pak Fadhli,

Bagaimana kalau patung2 yang ada di dalam umat Budha dan hindu sama
fungsinya dengan Ka'bah??

Dan bagaimana dengan Islam yang masih murni yang anda maksud, bisa
dijelaskan??;)

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote:

 assalamu 'alaikum wr.wb
 BUKAN BEGITU MAKSDU SAYA BU'
 
 Ka'bah itu adalah rumah ibadah yang dibangun oleh ibrahim... dan kita 
 disuruh menyembah dia karena perintah tuhan... (tuhan mengabulkan do'a 
 ibrahim)
 kalau mengenai ajaran, islam masih murni disamping banyak juga aliran2 
 yang menyimpang yang muncul akir2 ini...
 muhammad sudah menjamin, kalo kita g bakal tersesat jika kita berpegang 
 kepada al qur'an dan hadist. dan nyata2 alqur'an dan hadist itu
masih asli 
 bahkan sampai kiamat nanti (untuk alqur'an)
 nabi muhammad sudah berkata dan mengklaim bahwa, suatu saat nanti 
 (menjelang kiamat) akan ada 71 golonganqu, 1 yang selamat dan yang lain 
 masuk neraka...
 
 kalo mbak udah berpikir kayak gitu, itu adalah termasuk sirik mbak...
 kita mengelilingi ka'bah harus dengan niat atas perintah tuhan, dan
bukan 
 ada tuah2nya disana...
 
 wassalam
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 Chae [EMAIL PROTECTED]
 Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 05/01/2007 04:21 PM
 Please respond to wanita-muslimah
 
  
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 cc: (bcc: Fadhli Halim/PRO/Tripatra)
 Subject:[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah -
semua agama sama?
 
 
 
 
 Apa umat Islam sendiri masih seperti Umat islam dizaman Nabi??
 penyimpangan umat beragama berlaku untuk semua agama Pak:)) kadang
 mitos seperti ini yang bikin kita terlena...menjadi tidak waspada dan
 jauh dari intropeksi diri..
 
 Kalau buda dan hindu pada menyembah patuh bukanya kita 5 kali sehari
 SECARA FISIK MENYEMBAH KA'BAH?? INI SECARA FISIK LOH
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Fadhli.Halim@ wrote:
 
  memang kristen adalah agama yang diturunkan allah melalui isa, tetapi 
  sekali lagi bukan kristen sekarang yang sudah memiliki ajaran dan 
  kepercayaan menyimpang...
  
  demikian juga dengan ajaran hindu, budha yang memang tidak ada di
 qur'an 
  dan nyata2 menyembah patung.
  
  menurut saya, kita sebaiknya jangan mengakui agama selain islam dalam 
  kepercayaan kita, kecuali agama2 yang pernah diturunkan allah kepada 
  pendahulu muhammad dan ajarannya masih murni
  
  
  
  
  
  
  
  
  Dan dana.pamilih@
  Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  05/01/2007 03:45 PM
  Please respond to wanita-muslimah
  
  
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  cc: (bcc: Fadhli Halim/PRO/Tripatra)
  Subject:[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah -
 semua agama sama?
  
  
  
  
  Hampir setiap agama merasa yg tersempurna dan terakhir.  Dan sering
  juga mereka memiliki konsep Imam Mahdi yaitu pemimpin yg dijanjikan
  akan datang di masa depan.
  
  Ini sih normal2 aja.  Namanya juga keyakinan, pasti beda2 dan walaupun
  demikian semua demi tujuan yg baik.
  
  Tapi bagi saya uji utama baik tidaknya suatu agama itu dilihat dari
  perilaku ummatnya.  Kalau ummatnya ngaco artinya ajarannya ngaco. 
  Kalau umatnya baik pasti ajarannya baik.
  
  Repotnya di dunia Islam itu seringkali ummatnya ngaco tapi kita tidak
  boleh bilang ajarannya ngaco.  Jadi yg bisa kita bilang ialah
  pemahamannya perlu disempurnakan, karena banyak juga ummat Islam yg
  sangat terpuji perilakunya.  Yg repot sudah ngaco tapi merasa benar
  dan ngocol...
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Flora Pamungkas
  florapamungkas@ wrote:
  
   
   Dalam hadistnya, nabi Muhammad SAW menyebutkan bahwa Allah mempunyai
  utusan
   sebanyak 124 ribu orang yang tersebar di segala penjuru dunia bagi
  masing2
   bangsa tempat utusan2 itu berasal, dan hukum2nya berlaku untuk
masing2
   jamannya.  Di dalam Al Qur'an, nama2 dari 124 ribu utusan itu tidak
   disebutkan semuanya, hanya 25 orang saja, dan Nabi Muhammad adalah
 Nabi
   penutup dari mata rantai kenabian/utusan2 Allah (QS 33:40). 
 Sebagaimana
   disebutkan dalam salah satu point khutbah terakhir beliau: O
 People! No
   Prophet or apostle will come after me and no new faith will be born.
  Reason
   well, therefore O People! and understand words that I convey to you.
  I leave
   behind me two things, the Quran and the Sunnah and if you follow
  these, you
   will never go astray.
   
   Jadi, bisa saja kitab Regweda dan Tripittaka termasuk dalam kitab2
 yang
   dimaksud Allah dalam QS 13:38-39 serta kitab dari sejumlah Nabi yang
   disebutkan oleh Rasulullah.  Bahkan dalam ceramah Dr. Zakir Naik,
 pakar
   comparative religions dan direktur Islamic Research Foundation,
 Mumbai,
   India, dalam topiknya : Prophet Muhammad in the Religious
  Scriptures, bahwa
   dalam kitab Regweda, Tripittaka, Zoroaster, Kitab Injiil, masing2
  dari kitab
   itu menyebutkan tentang kedatangan dan kenabian Muhammad SAW. 
  Sebagaimana
   disebutkan dalam Al Qur'an, dalam perjalanan waktu, memang

[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer)

2007-05-01 Terurut Topik Chae

 Saya mungkin tidak lebih tahu dari ibu atau siapapun di milis ini, 
 tapi setidaknya ada perbedaan ketika kita memandang hal yang sama.

= Sama Pak, saya juga tidak lebih tahu dari siapapun;) mari kita
berbagi saja..
 
 Dari uraian singkat ibu saya tangkap bahwa ibu merasa bahwa
beragama, atau memilih untuk memeluk dan menjalankan satu agama, jika
memang agama itu baik otomatis penganutnya juga harus baik. Dari apa
yang saya tangkap ini saya akan coba jelaskan tanggapan saya.

= Agama adalah way of life kalau tidak salah demikian kan Pak? jadi
kalau hadil akhirnya baik apakah boleh kita katakan bahwa way of
lifenya baik?

 
 Pertama mohon bedakan antara Islam sebagai sebuah sistem panduan 
 hidup yang berasal dari pencipta alam ini, dan muslim, penganut 
 Islam. Islam sebagai sebuah petunjuk tentu tidak mungkin cacat dan 
 punya potensi buruk karena sumbernya adalah Allah, yang Maha segala. 
 Dan Islam sebagai sebuah panduan atau petunjuk Allah bagi manusia 
 adalah 'sama' sejak zaman penciptaan Adam as, hingga akhir zaman, 
 saat wafatnya Isa as setelah ia diturunkan Allah kembali ke dunia dan 
 datangnya hari Kiamat.

= Ok, tapi saya re-confirm dulu apakah Islam yang anda maksud sebagai
nilai2 universal atau Islam dalam konteks syariat yang dibawa Nabi
Muhammad saw??

 Saya katakan 'sama' karena bersumber dari Allah dan tujuannya adalah 
 petunjuk, hudan, bagi manusia. 'Bedanya' adalah bahwa tiap terjadi 
 penyimpangan, maka Allah turunkan Nabi untuk melurukannya, dan Rasul 
 jika itu adalah sebuah syariat, atau hukum yang menyempurnakan yang 
 sebelumnya, spt Al-Qur'an menyempurnakan Injil, Injil menyempurnakan 
 Taurat, dst. Semakin ke penghujung waktu, semakin lengkap dan utuhlah 
 syariat Islam itu. Maka dari itu semua Nabi dan Rasul adalah muslim 
 karena mereka membawa Islam dari Allah swt.

= Adakah dasarnya mengenai hujah bahwa Injil menyempurnakan Taurat dan
Al-Qur'an menyempurnakan Injil??
 
 Dari sedikit uraian di atas, terlihat bahwa secara umum, Islam 
 tetaplah wahyu Allah, sebagai petunjuk bagi manusia. Dengan demikian, 
 siapapun bisa mengikuti petunjuk itu, tapi tidak berarti hasilnya 
 sama. Artinya, ketika ibu memegang sebuah buku manual atau peta, dan 
 saya memegang hal yang sama, apakah pasti apa yang ibu kerjakan dalam 
 upaya mengikuti manual atau peta itu sama dengan yang saya kerjakan? 
 Tidak bukan? Apalagi dengan nafsu yang dimilikinya, manusia 
 bisa 'memanipulasi' petunjuk itu, dan sejarah membuktikan itu terjadi 
 kepada Taurat dan Injil. Hal yang sama tentu juga 'sedang' terjadi 
 dengan Al-Qur'an. Bedanya, Allah sendiri yang 'berjanji' untuk selalu 
 menjaga agar isi Al-Qur'an tetap terjaga. Salah satu bukti adalah, 
 hanya Al-Qur'an kitab suci yang paling banyak dibaca dan dihafal 
 huruf per huruf, bahkan ada yang hingga hafal tafsirnya, atau hafal 
 kitab2 yang membahas Al-Qur'an! Tidak ada kitab lain yang nasibnya 
 spt Al-Qur'an al-Karim!

= Saya mau tanya? jika Allah berjanji menjaga Al-Qur'an dalam hal
isinya, apakah ada janji bahwa Allah akan menjaga juga kemurnian dari
pelaksanaan Al-Qur'an??

 Sejauh ini, terlihat bahwa tidak berbanding lurus bahwa Islam=muslim 
 atau sebaliknya. Islam sebagai wahyu Allah tdk akan pernah berubah 
 dan tidak mungkin berisi sesuatu yang buruk. Manusia di lain pihak 
 bukanlah 'robot' atau 'komputer' yang tidak punya kemauan atau hawa 
 nafsu, elemen bak pisau bermata dua, artinya ketika dimanage, nafsu 
 itu menjadi kendaraan kita, tapi jika dibiarkan liar, akan balik 
 menunggangi kita. Nah saat nafsu yang berkuasa itulah maka seolah 
 AGAMA atau ISLAM itu jadi jelek, sejelek (asosiasinya) dengan MUSLIM, 
 penganutnya!

= Apakah ini berlaku juga untuk ajaran diluar Islam?? dimana sama
dengan umat Islam...umat2 yang lain juga ada yang baik dan ada yang
tidak baik...bagaimana kesimpulanya??
 




Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah ... buat mba Ning dan ibu Chairunisa :-)

2007-05-01 Terurut Topik Achmad Chodjim
Abah, yarhamukallah.

(1) Tentang al-asma'a al-husna

Dengan demikian, sejauh ini saya temukan 3 versi 99 nama baik Allah.
Versi 1, nama Allah termasuk dalam 99 al-asma'a al-husna. Al-Rabb tidak tidak 
termasuk di dalamnya.
Versi 2, nama Allah TIDAK termasuk di dalamnya, tapi Al-Rabb masuk pada nama 
ke-3.
Versi 3, nama Allah TIDAK termasuk di dalamnya, tapi Al-Ahad ditempatkan pada 
nama yang ke-67 sesudah Al-Wahid, sebelum Al-Shamad.

Tentu, kita tak bisa menentukan mana susunan nama baik tersebut yang benar bila 
tidak didukung oleh hadis-hadis sahih baik secara isnad maupun matannya.


(2) Tanwin atau nunation terhadap nama diri (proper name).

Kita tentu tidak bisa menyebut keistimewaan Allah berdasarkan spekulasi, 
lantaran setiap bahasa ada aturan main atau gramatikanya. Kalau kata benda 
Allah sebagai nama diri tidak bisa ditanwin, lalu apa bedanya nama Allah 
dengan nama Ibrahim, Ismail, Ishaq, Idris dan Ilyas yang semuanya juga tidak 
bisa ditanwin?

Abah, ini hanyalah share saja dengan Abah tentang nahwu. Sekiranya, jawaban 
saya ini tak berkenan di hati Abah, maka saya mohon maaf; dan tak ada pihak 
yang perlu dipersalahkan.

Wassalam,
chodjim
 

 
  - Original Message - 
  From: H. M. Nur Abdurrahman 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Sunday, April 29, 2007 10:37 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah ... buat mba Ning dan 
ibu Chairunisa :-)



  1. ALRhMN
  2. ALRhYM
  3. ALRB
  4. ALMLK
  5 ALQDS
  6 ALSLAM
  7 ALMWaMN
  8 ALMHYMN
  9 AL'AZYZ
  10 ALJBAR
  11 ALMTKBR
  12 ALKhALQ
  13 ALBARYa
  14 ALShWR
  15 ALGhFAR
  16 ALQHAR
  17 ALWHAB
  18 ALRZAQ
  19 ALFTAh
  20 AL'ALYM
  21 ALQABDh
  22 ALBASTh
  23 ALKhAFDh
  24 ALRAF'A
  25 ALM'AZ
  26 ALMDzL
  27 ALSMY'A
  28 ALBShYR
  29 ALhKM
  30 AL'ADL
  31 ALLThYF
  32 ALKhBYR
  33 ALhLYM
  34 AL'AZhYM
  35 ALGhFWR
  36 ALSyKWR
  37 AL'ALY
  38 ALKBYR
  39 ALhFYZh
  40 ALMQYT
  41 ALhSYB
  42 ALJLYL
  43 ALKRYM
  44 ALRQYB
  45 ALMJYB
  46 ALWAS'A
  47 ALhKYM
  48 ALWDWD
  49 ALMJYD
  50 ALBA'ATs
  51 ALSyHYD
  52 ALJQ
  53 ALWKYL
  54 ALQWY
  55 ALMTYN
  56 ALWLY
  57 ALhMYD
  58 ALMhShY
  59`ALMDYa
  60 ALM'AYD
  61 ALMhYY
  62 ALMMYT
  63 ALhY
  64 ALQYWM
  65 ALWAJD
  66 ALMAJD
  67 ALWAhD
  68 ALShMD
  69 ALQADR
  70 ALMQTDR
  71 ALMQDM
  72 ALMWaKhR
  73 ALAWL
  74 ALAKhR
  75 ALZhAHR
  76 ALBAThN
  77 ALWALY
  78 ALMT'AL
  79 ALBR
  80 ALTWAB
  81 ALMNTQM
  82 AL'AFW
  83 ALRaWF
  84 MALKALMLK
  85 DzALJLALWALKRAM
  86 ALMQShTh
  87 ALJAM'A
  88 ALGhNY
  89 ALMGhNY
  90 ALMAN'A
  91 ALDhR
  92 ALNAF'A
  93 ALNWR
  94 ALHADY
  95 ALBDY'A
  96 ALBAQY
  97 ALWARTS
  98 ALRSyYD
  99 ALShBWR

  Selanjutnya lihat jawaban langsung disisipkan di bawah
  Wassalam
  HMNA

  - Original Message - 
  From: Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED]
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Sent: Sunday, April 29, 2007 18:22
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah ... buat mba Ning dan 
  ibu Chairunisa :-)

   Abah,
  
   (1) Bukankah Allah itu salah satu dari Asma'a al-husna yang 99 itu. Mohon 
   maaf lho kalau saya salah. Seingat saya, 99 nama baik itu ya termasuk 
   Allah sendiri, dengan yang pertama Allah dan yang ke-99 al-shabuur.
  
   Memang ada sebagian orang yang tidak memasukkan nama Allah dalam 
   al-asma'a al-husna, yaitu dengan cara memasukkan al-ahad setelah 
   al-wahid, yang malah membuat tumpang tindih maknanya. Nah, bagi yang 
   tidak menerima sisipan al-ahad, tentu Allah bukan proper name lagi.
  
   (2) Kata benda nama diri atau proper name yang khususnya Arab asli bukan 
   dari bahasa serapan atau asing (ajam), kan harus ditanwin, seperti 
   Muhammadun (in, an), fathimatun (in,an), 'aliyyun (in, an), dan 
   lain-lainnya. Lha, kalau Allah itu proper name, maka nama Allah pun bisa 
   ditanwin menjadi Allahun, Allahin, Allahan. Ternyata tak satu pun kata 
   Allah ditanwin. Sedangkan sebagai kata bendanya seperti ilaah, maka akan 
   kita jumpai sebagai bentuk ilaahun, ilaahin, ilaahan. Nah, baru setelah 
   ada al sebagai definite article, maka kata-kata tersebut menjadi 
   al-ilaahu, al-ilaahi, al-ilaaha. Dan, tentu saja tidak kita jumpai 
   bentuk kata-kata tersebut di dalam Alquran, karena kata 
   ilaahun/ilaahin/ilaahan di dalam Alquran diperbandingkan dengan Allah.
  **
  HMNA:
  Di situlah keistimewaan Allah sebagai Proper Name. Walam yakun lahu kufuwan 
  ahad
  **
  
   (3) Bila Allah itu proper name, maka partikel atau huruf jarr seperti 
   ilaa, min, dan bi tidak akan bisa disambung dengan proper namenya. Jadi, 
   tetap terpisah seperti bi Muhammad, bi Ibrahim, bi Ismail dan 
   lain-lainnya. Nah, seharusnya kalau bi diletakkan di depan kata Allaah 
   menjadi bi Allaahi, bukan billaahi.
  **
  HMNA:
  Silakan baca S. Yusuf, 12:21 =  li disambugn dengan Yusuf:
  WKDzLK MKNA LYWSF FY ALARDh

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? - Blaming Islam

2007-05-01 Terurut Topik jano ko
Mas Dana :
   
  Repotnya di dunia Islam itu seringkali ummatnya ngaco tapi kita tidak
boleh bilang ajarannya ngaco. Jadi yg bisa kita bilang ialah
pemahamannya perlu disempurnakan, karena banyak juga ummat Islam yg
sangat terpuji perilakunya. Yg repot sudah ngaco tapi merasa benar
dan ngocol...
=
   
  Jano - ko :
   
  Hanya mau tanya aja, pernyataan mas dana itu masuk kategori hate crime 
engga ya ?
   
  Jano - ko koreksi, yang benar umat islam itu selalu dikacau.
  Siapa yang ngacau ?, mungkin kita bisa minta informasi kepada para 
orientalist, disini ada engga yang menjadi anggota orientalist ?
   
  --
   
  
http://www.milligazette.com/dailyupdate/2006/200612033_blaming_islam_islamophobia.htm
   
  BLAMING ISLAM
   
  Blaming Islam for the lack of democratic and scientific developments in 
Muslim countries is not a new idea but an old enterprise rooted in the 
nineteenth and twentieth century European Orientalism. The late Edward Said 
succeeded, in the 1980s, in unmasking Orientalist notions within Western 
academia and exposing its false pretense. In his seminal work, Orientalism, 
Said demonstrated that Orientalist views of Islam were used to justify the 
European colonial ambitions in the Muslim world.
   
  ---
   
  Nah silahkan mas dana belajar yang rajin, hayati dan resapi artikel diatas, 
jangan sampai mas dana menjadi korban dari BRAINWASHING, lebih baik mencuci 
hati kita supaya cermerlang.
   
  Malem WIB
   
  --oo0oo--
   
  

Dan [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Hampir setiap agama merasa yg tersempurna dan terakhir. Dan sering
juga mereka memiliki konsep Imam Mahdi yaitu pemimpin yg dijanjikan
akan datang di masa depan.

Ini sih normal2 aja. Namanya juga keyakinan, pasti beda2 dan walaupun
demikian semua demi tujuan yg baik.

Tapi bagi saya uji utama baik tidaknya suatu agama itu dilihat dari
perilaku ummatnya. Kalau ummatnya ngaco artinya ajarannya ngaco. 
Kalau umatnya baik pasti ajarannya baik.

Repotnya di dunia Islam itu seringkali ummatnya ngaco tapi kita tidak
boleh bilang ajarannya ngaco. Jadi yg bisa kita bilang ialah
pemahamannya perlu disempurnakan, karena banyak juga ummat Islam yg
sangat terpuji perilakunya. Yg repot sudah ngaco tapi merasa benar
dan ngocol...

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Flora Pamungkas
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 Dalam hadistnya, nabi Muhammad SAW menyebutkan bahwa Allah mempunyai
utusan
 sebanyak 124 ribu orang yang tersebar di segala penjuru dunia bagi
masing2
 bangsa tempat utusan2 itu berasal, dan hukum2nya berlaku untuk masing2
 jamannya. Di dalam Al Qur'an, nama2 dari 124 ribu utusan itu tidak
 disebutkan semuanya, hanya 25 orang saja, dan Nabi Muhammad adalah Nabi
 penutup dari mata rantai kenabian/utusan2 Allah (QS 33:40). Sebagaimana
 disebutkan dalam salah satu point khutbah terakhir beliau: O People! No
 Prophet or apostle will come after me and no new faith will be born.
Reason
 well, therefore O People! and understand words that I convey to you.
I leave
 behind me two things, the Quran and the Sunnah and if you follow
these, you
 will never go astray.
 
 Jadi, bisa saja kitab Regweda dan Tripittaka termasuk dalam kitab2 yang
 dimaksud Allah dalam QS 13:38-39 serta kitab dari sejumlah Nabi yang
 disebutkan oleh Rasulullah. Bahkan dalam ceramah Dr. Zakir Naik, pakar
 comparative religions dan direktur Islamic Research Foundation, Mumbai,
 India, dalam topiknya : Prophet Muhammad in the Religious
Scriptures, bahwa
 dalam kitab Regweda, Tripittaka, Zoroaster, Kitab Injiil, masing2
dari kitab
 itu menyebutkan tentang kedatangan dan kenabian Muhammad SAW. 
Sebagaimana
 disebutkan dalam Al Qur'an, dalam perjalanan waktu, memang terjadi
 penyimpangan, penambahan, inovasi, korupsi dari tangan2 manusia atas
kitab2
 itu. Hanya kitab Al Qur'an sebagai kitabNya yang terakhir, terjaga
 kemurniannya dari tangan2 yang corrupt.
 
 Salah satu syarat kemusliman seseorang adalah percaya pada kitab2
Allah yang
 diwahyukan antara lain kepada Nabi Sulaiman, Nabi Musa, Nabi Yesus.
Namun,
 sebagai muslim, kita tidak wajib melaksanakan syariat yang ada pada
kitab2
 sebelum Al Qur'an, karena kitab2 itu benar sesuai jamannya, disesuaikan
 dengan level akal budi manusia pada jaman dulu kala.
 
 Saya melihat kitab2 yang diturunkan kepada Nabi2 sebelum Muhammad
SAW adalah
 sebagai cikal-bakal Islam. The last and final Testament dari Allah itu
 berupa Al Qur'an, the most complete guidance for all humankind and
will stay
 forever.
 
 Sikap saya terhadap kitab2 sebelum Al Qur'an, seperti ibaratnya, jikalau
 saya melihat foto saya waktu masih sekolah di TK, SD, SMP, SMA,
perguruan
 tinggi, dan foto sekarang yang sudah jadi ibu2. Semua itu adalah bagian
 dari kehidupan saya.
 Kitab2 yang lain itu, adalah bagian dari Al Qur'an, dan yang saya
laksanakan
 adalah syariatnya Al Qur'an sebagai syariat yang final/terakhir.
 
 Wassalam,
 Flora
 
 ---
 Re: The Name of Allah - semua agama sama? 
 Posted by: satriyo [EMAIL PROTECTED] 

[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer)

2007-04-30 Terurut Topik Chae
Mba Mia dan Mba Mei,

Saya sendiri kalau diminta saran oleh anaku akan memberikan saran
mencari pasangan yang seakidah bukan apa-apa dengan yang satu aturan
saja dalam berumah tangga itu berat menyatukanya apalagi dengan
pihak yang berbeda aturan akan semakin berat tantanganya, prinsip
untuk selalu mengeliminasi resiko muncul dan tidak berspekulasi sering
saya tanamakan sejak dini kepada anak-anak saya walau pun seringkali
mendapatkan perdebatan yang sengit sampe berdarah-darah tapi begitulah
resiko seorang Ibu he..he..he..;))

Ketika kita menanamkan konsep semua agama itu benar bukan berarti
tidak ada khususan dalam kita beragama. Ibarat orang yang hendak
mencapai satu titik tujuan maka semua dimulai dari titik awal
masing-masing tentu saja tidak bisa pake peta orang lain karena titik
awal kita yang berbeda tapi walaupun jelas bahwa peta yang kita
gunakan berbeda-beda kita tidak bisa mentakan bahwa tujuan orang lain
yang menggunakan peta yang berbeda adalah beda dengan tujuan kita.
KITA TIDAK BISA MENIKLAI DARI PETA YANG BSIA KITA NILAI ADALAH
SAMPAINYA KE TUJUAN. Karena bagi saya pribadi Agama pada dasarnya
diluar ritual yang berlaku adalah sebauh jalan untuk membedakan YANG
HAK DENGAN YANG BATHIL dan Tuhan adalah yang Maha Haq QS.22:6)


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Wah, kalo aku pesen ke anakku untuk nggak melupakan dirinya sebagai 
 Muslim, sebisanya cari isteri Muslim, mendidik anak2nya secara Islam. 
 Why? Karena adanya keberlanjutan, yaitu fakta bahwa Islam adalah 
 bagian dari kehidupan keluarga kita sendiri.  Melupakan kenyataan ini 
 adalah sama dengan menyangkal bagian dari kita sendiri.  Dan kemudian 
 jadilah Muslim yang baik, progressif dan inklusif, karena hanya 
 dengan perbuatan kita yang nyata kita bisa menunjukkan kepada dunia 
 bagaimana Islam dan Muslim itu.  
 
 Anakku pernah bilang begini: 'walaupun aku muslim, nantinya kan 
 terserah anakku mau pilih agama yang mana'.  Eit, ntar dulu, 
 kataku.  Tentu saja pintu pilihan nggak pernah tertutup, dan nggak 
 boleh ada yang menutup pintu pilihan. Tapi pertanyaanku sekarang, 
 bagaimana kamu akan mendidik anak2mu...bagaimana kamu akan 
 mempraktekkan kehidupan dan disiplin beragama di keluargamu?  Be a 
 good Muslim!
 
 Ini dialog nyata di antara keluarga besar, dimana ada anggota 
 keluarga lain yang non Muslim. Dan mereka menganggung-angguk 
 setujukarena mereka merasa nggak pernah terancam dengan 'a good 
 Muslim'
 
 salam
 Mia
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany wpamungk@ 
 wrote:
 
  Nimbrung :
  Kalo ini benar2 kejadian; bukan dialog imajiner. 
  Artinya anaknya Nisa telah diajarkan untuk menganut kepercayaan 
 sinkretisme :-)
  Di milis tetangga lagi sibuk juga membahas kepercayaan sinkretisme 
 yg lagi mulai naik daun di Indonesia
  Kepercayaan Baha'i - Sempalan Syiah
  
  Beberapa waktu lalu adik saya ke India dan waktu acara jalan2 
 selain ke monumen cinta Taj Mahal
  sempat juga berkunjung ke rumah ibadah Baha'i yg megah dan 
 mendapatkan juga keterangan/leaflet 
  mengenai sejarah munculnya Baha'i.
  
  Salam 
  l.meilany
  
- Original Message - 
From: Tri Budi Lestyaningsih (Ning) 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
Sent: Thursday, April 26, 2007 11:28 AM
Subject: RE: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua 
 agama sama? (Dialog imaginer)
  
  
  
Yang ini penggalan surat mbak Chae, cerita tentan dialog mbak Chae
dengan putrinya, Annisa 
  
...
  
menurut Kaka mana yang benar panggilan buat Kaka?? eyangti??
eyangku??Bude dan tante?? atau yang lain??
  
Semua juga benar dong Mam, karena semua sayang sama Kaka
  
 begitu juga dengan panggilan Tuhan, selama kita memanggil-Nya 
 dengan
rasa sayang kita kepada-Nya maka semua panggilan itu akan benar 
 adanya.
  
Bagaimana kita tahu kalau kita memanggil-Nya dengan rasa sayang 
 mam??
  
Kita tahu karena ketika kita memanggil-Nya maka kita berbuat 
 kebaikan
di atas muka bumi ini, ketika kita memanggil-Nya maka kita saling
berkasih sayang pada semua makhluk-NYa, dan ketika kita memanggil-
 Nya
maka kita saling tolong menolong dalam kebaikan dengan semua
makhluk-Nya. tapi sebaliknya walau kita memanggil-Nya dengan 
 sebutan
yang Hebat dan Agung tapi ketika kita memanggil-Nya maka kita 
 berbuat
kerusakan, kejahatan, aniaya dan kezaliman sesungguhnya yang kita
panggil bukan diri-Nya tapi kita memanggil nafsu syeitan yang ada
didalam dada kita sendiri.
  
ohhh...katanya... 
  
Yang di bawah ini dialog lanjutan, tapi ini hanya imaginasi saya 
 aja
(Ning), jadi bukan betulan lho.. Mbak Chae ngga marah kan ? Saya 
 tau
mbak Chae ngga akan marah, soalnya dia itu penyayang dan lembut 
 hati
kok.
  
Jadi mam, kita boleh panggil Tuhan kita dengan nama apa saja ya,
asalkan dengan rasa sayang ?
  
Betul, sayang. Kamu memang anak pintar.
  
OK deh mam, kalau begitu

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer)

2007-04-30 Terurut Topik jano ko
  Dewa itu sesuatu
 yang berbeda. Ya saya jawab :  Ya, itu menurut teman mama itu lho 
de'..
 Dan itu tidak benar. Tidak benar bahwa semua agama itu sama, tidak 
benar
 pula bahwa tuhan mereka itu sama dengan tuhan kita. Tuhan kita itu
 ALLAH. Namanya, ALLAH. Jangan panggil dengan nama lain kecuali 
ALLAH dan
 nama-nama yang ada di asmaul husna yang sudah kita hafalkan..
 
 Selanjutnya, papanya melanjutkan dengan kadang-kadang kita ngaku-
ngaku
 bertuhan ALLAH, tapi yang kita sembah malahan yang lain lho... 
Misalnya
 Game, atau film kartun.. He..he..he.. soalnya anak-anak kadang-
kadang
 kalau lagi main game atau nonton kartun, suka lelet disuruh sholat..
 
 Wassalaam,
 -Ning
 
 
 
 
 From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of L.Meilany
 Sent: Saturday, April 28, 2007 6:01 PM
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama 
sama?
 (Dialog imaginer)
 
 
 
 Nimbrung :
 Kalo ini benar2 kejadian; bukan dialog imajiner. 
 Artinya anaknya Nisa telah diajarkan untuk menganut kepercayaan
 sinkretisme :-)
 Di milis tetangga lagi sibuk juga membahas kepercayaan sinkretisme 
yg
 lagi mulai naik daun di Indonesia
 Kepercayaan Baha'i - Sempalan Syiah
 
 Beberapa waktu lalu adik saya ke India dan waktu acara jalan2 
selain ke
 monumen cinta Taj Mahal
 sempat juga berkunjung ke rumah ibadah Baha'i yg megah dan 
mendapatkan
 juga keterangan/leaflet 
 mengenai sejarah munculnya Baha'i.
 
 Salam 
 l.meilany
 
 - Original Message - 
 From: Tri Budi Lestyaningsih (Ning) 
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com 
 Sent: Thursday, April 26, 2007 11:28 AM
 Subject: RE: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama 
sama?
 (Dialog imaginer)
 
 Yang ini penggalan surat mbak Chae, cerita tentan dialog mbak Chae
 dengan putrinya, Annisa 
 
 ...
 
 menurut Kaka mana yang benar panggilan buat Kaka?? eyangti??
 eyangku??Bude dan tante?? atau yang lain??
 
 Semua juga benar dong Mam, karena semua sayang sama Kaka
 
  begitu juga dengan panggilan Tuhan, selama kita memanggil-Nya 
dengan
 rasa sayang kita kepada-Nya maka semua panggilan itu akan benar 
adanya.
 
 Bagaimana kita tahu kalau kita memanggil-Nya dengan rasa sayang 
mam??
 
 Kita tahu karena ketika kita memanggil-Nya maka kita berbuat 
kebaikan
 di atas muka bumi ini, ketika kita memanggil-Nya maka kita saling
 berkasih sayang pada semua makhluk-NYa, dan ketika kita memanggil-
Nya
 maka kita saling tolong menolong dalam kebaikan dengan semua
 makhluk-Nya. tapi sebaliknya walau kita memanggil-Nya dengan sebutan
 yang Hebat dan Agung tapi ketika kita memanggil-Nya maka kita 
berbuat
 kerusakan, kejahatan, aniaya dan kezaliman sesungguhnya yang kita
 panggil bukan diri-Nya tapi kita memanggil nafsu syeitan yang ada
 didalam dada kita sendiri.
 
 ohhh...katanya... 
 
 Yang di bawah ini dialog lanjutan, tapi ini hanya imaginasi saya aja
 (Ning), jadi bukan betulan lho.. Mbak Chae ngga marah kan ? Saya tau
 mbak Chae ngga akan marah, soalnya dia itu penyayang dan lembut hati
 kok.
 
 Jadi mam, kita boleh panggil Tuhan kita dengan nama apa saja ya,
 asalkan dengan rasa sayang ?
 
 Betul, sayang. Kamu memang anak pintar.
 
 OK deh mam, kalau begitu besok pas berdoa, kaka mau bilang gini : 
 Ya Yesus, ampunkanlah dosaku
 Ya Dewa, sayangilah ibu bapaku
 Ya Allah, cintai mereka sebagaimana mereka mencintai aku waktu 
kecil.
 Amiin.
 Jadi semua namanya disebut, biar komplit. Boleh kan Mam ?
 
 Ya... Asal dengan rasa sayang manggilnya, boleh ..
 
 ...
 
 Wassalaam,
 -Ning
 
 [Non-text portions of this message have been removed]
 
 
 
 
 
 
 [Non-text portions of this message have been removed]




 

 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-04-30 Terurut Topik Chae
Mba Lina,

Mengapa idealnya dalam beragama seseorang tidak boleh taken for
grandted??

Saya pikir agama tidak begitu saja tumbuh dalam diri seseorang tapi
mempunyai akar sejarah yang memang tidak lepas dari titik awal
seseorang untuk berkembang (asli Mba, susah menerangkanya;)

Masalahnya dalam memandang semua agama sama, kita seringkali setengah
hati dan kadang bersikap mendua...hal ini terjadi ketika kita
menghadapi satu permasalahn mengenai Klaim kebenaran.

Apakah bisa kita menerima bahwa dalam agama lain pun ada yang namanya
jalan kebenaran. Ketika kita memeluk satu agama dan kemudian kita di
doktrin tentang ke absolutan dari kebenaran agama kita maka secara
otomatis kita di giring dalam satu pemikiran bahwa tidak ada kebenaran
dalam agama lain. Kita mungkin bisa menerima keberadaan agama lain
tapi apakah kita bisa menerima kebenaran agama lain?? seringkali
orang-orang yang bisa menerima kebenaran dalam agama lain diragukan
keimanannya terhadap agama yang di anutnya, apakah memang dengan
mengakui kebenaran dalam agama lain dengan demikian keimanan kita
sendiri dipertanyakan??

Bagi saya pribadi agama adalah suatu cara/jalan untuk menempuh satu
process pembentukan diri menjadi khalifah dan process pembentukan
ini akan bermacam-macam cara (agama) karena seperti yang saya sebutkan
dari awal bahwa ini tidak terlepas dari ruang lingkup titik awal
seseorang. Artinya dalam Islam kita bisa menjadi be good muslim, dalam
kristen kita bisa jadi be a good kristen, dalam hindu kita bisa jadi
be good hindu, dalam budha kita bisa jadi be good budha, dalam Yahudi
bisa jadi be good Yahudi, dalam kejawawen bisa jadi be good kejawan,
dalam sintho bisa jadi be good sintho dll

Saya termasuk yang percaya bahwa semua agama bisa membawa kita menjadi
seorang khalifah atau representative Allah.

Pernah menjadi dialog antara saya dan putri sulung saya mengenai ini.

Kaka:  Mam, apakah orang-orang yang bukan Islam pada akhirnya akan
masuk neraka?? walaupun mereka adalah orang-orang yang baik dan tidak
jahat??

Apakah masuk neraka atau surga adalah hal sangat penting, sayang??

Iya lah Mam, bukankah kita semua menginginkan untuk bisa masuk surga??

 menurut Kaka baiknya bagaimana?? memaksa mereka untuk menerima Islam??

Bidadariku cuman bisa menggelengkan kepalanya, baginya ide memaksa
adalah hal yang buruk, jangan kan soal agama dari hal yang kecil saja
kami terbiasa mendidik agar tidak pernah memaksakan kehendak pada
orang lain.

Sayang, menurutmu siapakah yang berhak memutuskan seseorang masuk
surga atau neraka??

Hanya Allah SWT saja, Mam??

Lalu untuk apa urusan Surga dan Neraka menjadi masalah mu?

Kupeluk erat anaku,Sayang...jika demikian tidak perlu kita menghakimi
orang lain dengan masalah Surga dan Neraka karena kita tidak pernah
memiliki otoritas untuk menentukanya bahkan untuk diri kita
sendiri...yang seharusnya kita lakukan adalah menjadi orang yang bisa
menciptakan surga di dunia ini surga bagi dirinya, bagi
orang-orang yang dicintainya dan surga bagi semua umat
manusia...karena kita tidak pernah tahu apakah kita akan mendapatkan
surga nantinya 


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Iya mbak Chae, itu intinya. Idealnya, beragama itu tidak 'taken for 
 granted' tapi kalo bernegara idealnya memang 'taken for granted' 
 (mau pindah kewargaan-negara ya bisa saja, tapi tetep aja asalnya 
 dia orang Indonesia itu gak bisa dihapus). 
 
 Kalau 'semua agama sama' dengan arti demikian sih buat saya no 
 problem. Semua agama baik bagi masing-masing pemeluknya. Semua agama 
 mengajarkan kebaikan bagi masing2 pemeluknya.
 
 wassalam,
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  Mba Lina  Mba Mia,
  
  Kenapa saya pakai perbandingan negara untuk masalah kebenaran 
 agama
  karena saya melihat persamaan penerimaan kebenaran agama seperti
  ahalnya kebenaran dalam beragama. Dimana kebanyakan dari kita 
 menerima
  agama sama seperti halnya menerima kewarganegaraan dengan kosnep 
 taken
  for grandted. Kita lahir dalam lingkungan muslim dengan sendirinya
  kita beragama Islam, kita lahir di Indonesia dengan sendirinya kita
  berkebangsaan Indonesia WALAU TIDAK MELIPUTI SEMUA KASUS, ARTINYA 
 ADA
  BEBERAPA KASUS YANG BERBEDA TAPI MOSTLY YA..DEMIKIAN ADANYA.
  
  Semua agama sama, dalam arti bahwa setiap ajaran agama berusaha
  membentuk umatnya menjadi manusia yang terbaik, bagi alam semesta
  sehingga manusia bisa MENJADI REPRESENTATIVE KEBERADAAN TUHAN DI
  DUNIA.Kalau pemikiran saya justru inti point inilah yang menjadi 
 dasar
  bagaimana kita memandang bahwa setiap agama adalah benar 
 adanya...ini
  sebanarnya masih menggantung tapi sedikit2 saja dulu bukan apa-apa
  tapi saya sendiri juga masing pusing;))
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote:
  
   Perbandingan dari mba Chae ttg 'kebenaran agama' dan 'kebenaran 
   negara' mungkin kurang ideal, meskipun untuk banyak orang negara 
 bisa 
   jadi kayak agama, 

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-04-30 Terurut Topik jano ko
Chae :

  Kaka:  Mam, apakah orang-orang yang bukan Islam pada akhirnya akan
masuk neraka?? walaupun mereka adalah orang-orang yang baik dan tidak
jahat??

  =
   
  Jano - ko :
   
  Hanya mau menambahkan saja, seharusnya chae menjelaskan secara tuntas apakah 
itu Islam, sambil menggiring keng puteri / ananda, untuk mulai belajar membuka 
Al Qur'an dan Hadis, gitu.
  Jano-ko khawatir kalau chae tidak menjelaskan definisi dan apa itu islam maka 
akan membuat puterinya jadi tambah bingung.
  Bisa saja dimulai dengan menjelaskan apa itu Rukun Islam, Rukun Iman dst.
  Ini hanya saran lho.
   
  Gitu.
   
  Selamat siang.
   
  --oo0oo--
  

Chae [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Mba Lina,

Mengapa idealnya dalam beragama seseorang tidak boleh taken for
grandted??

Saya pikir agama tidak begitu saja tumbuh dalam diri seseorang tapi
mempunyai akar sejarah yang memang tidak lepas dari titik awal
seseorang untuk berkembang (asli Mba, susah menerangkanya;)

Masalahnya dalam memandang semua agama sama, kita seringkali setengah
hati dan kadang bersikap mendua...hal ini terjadi ketika kita
menghadapi satu permasalahn mengenai Klaim kebenaran.

Apakah bisa kita menerima bahwa dalam agama lain pun ada yang namanya
jalan kebenaran. Ketika kita memeluk satu agama dan kemudian kita di
doktrin tentang ke absolutan dari kebenaran agama kita maka secara
otomatis kita di giring dalam satu pemikiran bahwa tidak ada kebenaran
dalam agama lain. Kita mungkin bisa menerima keberadaan agama lain
tapi apakah kita bisa menerima kebenaran agama lain?? seringkali
orang-orang yang bisa menerima kebenaran dalam agama lain diragukan
keimanannya terhadap agama yang di anutnya, apakah memang dengan
mengakui kebenaran dalam agama lain dengan demikian keimanan kita
sendiri dipertanyakan??

Bagi saya pribadi agama adalah suatu cara/jalan untuk menempuh satu
process pembentukan diri menjadi khalifah dan process pembentukan
ini akan bermacam-macam cara (agama) karena seperti yang saya sebutkan
dari awal bahwa ini tidak terlepas dari ruang lingkup titik awal
seseorang. Artinya dalam Islam kita bisa menjadi be good muslim, dalam
kristen kita bisa jadi be a good kristen, dalam hindu kita bisa jadi
be good hindu, dalam budha kita bisa jadi be good budha, dalam Yahudi
bisa jadi be good Yahudi, dalam kejawawen bisa jadi be good kejawan,
dalam sintho bisa jadi be good sintho dll

Saya termasuk yang percaya bahwa semua agama bisa membawa kita menjadi
seorang khalifah atau representative Allah.

Pernah menjadi dialog antara saya dan putri sulung saya mengenai ini.

Kaka:  Mam, apakah orang-orang yang bukan Islam pada akhirnya akan
masuk neraka?? walaupun mereka adalah orang-orang yang baik dan tidak
jahat??

Apakah masuk neraka atau surga adalah hal sangat penting, sayang??

Iya lah Mam, bukankah kita semua menginginkan untuk bisa masuk surga??

 menurut Kaka baiknya bagaimana?? memaksa mereka untuk menerima Islam??

Bidadariku cuman bisa menggelengkan kepalanya, baginya ide memaksa
adalah hal yang buruk, jangan kan soal agama dari hal yang kecil saja
kami terbiasa mendidik agar tidak pernah memaksakan kehendak pada
orang lain.

Sayang, menurutmu siapakah yang berhak memutuskan seseorang masuk
surga atau neraka??

Hanya Allah SWT saja, Mam??

Lalu untuk apa urusan Surga dan Neraka menjadi masalah mu?

Kupeluk erat anaku,Sayang...jika demikian tidak perlu kita menghakimi
orang lain dengan masalah Surga dan Neraka karena kita tidak pernah
memiliki otoritas untuk menentukanya bahkan untuk diri kita
sendiri...yang seharusnya kita lakukan adalah menjadi orang yang bisa
menciptakan surga di dunia ini surga bagi dirinya, bagi
orang-orang yang dicintainya dan surga bagi semua umat
manusia...karena kita tidak pernah tahu apakah kita akan mendapatkan
surga nantinya 

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Iya mbak Chae, itu intinya. Idealnya, beragama itu tidak 'taken for 
 granted' tapi kalo bernegara idealnya memang 'taken for granted' 
 (mau pindah kewargaan-negara ya bisa saja, tapi tetep aja asalnya 
 dia orang Indonesia itu gak bisa dihapus). 
 
 Kalau 'semua agama sama' dengan arti demikian sih buat saya no 
 problem. Semua agama baik bagi masing-masing pemeluknya. Semua agama 
 mengajarkan kebaikan bagi masing2 pemeluknya.
 
 wassalam,
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  Mba Lina  Mba Mia,
  
  Kenapa saya pakai perbandingan negara untuk masalah kebenaran 
 agama
  karena saya melihat persamaan penerimaan kebenaran agama seperti
  ahalnya kebenaran dalam beragama. Dimana kebanyakan dari kita 
 menerima
  agama sama seperti halnya menerima kewarganegaraan dengan kosnep 
 taken
  for grandted. Kita lahir dalam lingkungan muslim dengan sendirinya
  kita beragama Islam, kita lahir di Indonesia dengan sendirinya kita
  berkebangsaan Indonesia WALAU TIDAK MELIPUTI SEMUA KASUS, ARTINYA 
 ADA
  BEBERAPA KASUS YANG BERBEDA TAPI MOSTLY YA..DEMIKIAN ADANYA.
  
  Semua 

[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer)

2007-04-30 Terurut Topik satriyo
Ibu-ibu sekalian,

Singkat kata, saya dan istri mengambil kebijakan bahwa anak-anak 
harus percaya dan yakin kebenaran Islam dan Islam itu satu-satunya 
yang benar, tapi di sisi lain, mereka tidak boleh menjelek-jelekkan 
atau menghina agama dan pemeluk agama lain. Dan setelah mereka 
dewasa, lebih faqih dengan Diin-nya, Islam, dan setelah mereka juga 
tahu tentang agama-agama lain, saya akan persilahkan mereka untuk 
memutuskan bagaimana bersikap. Toh Al-Qur'an dan Al-Hadis/As-Sunnah 
juga jelas, gamblang dan lengkap dalam memberika gambaran ini, di 
antaranya laa ikraaha fiddiin dan surat Al-Kaafiruun.

sulitnya adalah ketika mereka keluar rumah, maka dominasi keluarga 
agak sedikit tergeser atau terganggu oleh pengaruh lingkungan, 
termasuk keluarga besar. jadi memang semua bermula dari rumah, dari 
kita sebagai orang tua. Saya selalu memegang hadis Rasul yang intinya 
apapun juga, kita sebagai orang tua tetap bertanggung jawab 
atas 'fitrah' anak kita, apakah kelak tetap muslim, atau menjadi 
kafir/non-muslim.

maaf jika tidak nyambung.

salam,
satriyo


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Mba Mia dan Mba Mei,
 
 Saya sendiri kalau diminta saran oleh anaku akan memberikan saran
 mencari pasangan yang seakidah bukan apa-apa dengan yang satu aturan
 saja dalam berumah tangga itu berat menyatukanya apalagi dengan
 pihak yang berbeda aturan akan semakin berat tantanganya, prinsip
 untuk selalu mengeliminasi resiko muncul dan tidak berspekulasi 
sering
 saya tanamakan sejak dini kepada anak-anak saya walau pun seringkali
 mendapatkan perdebatan yang sengit sampe berdarah-darah tapi 
begitulah
 resiko seorang Ibu he..he..he..;))
 
 Ketika kita menanamkan konsep semua agama itu benar bukan berarti
 tidak ada khususan dalam kita beragama. Ibarat orang yang hendak
 mencapai satu titik tujuan maka semua dimulai dari titik awal
 masing-masing tentu saja tidak bisa pake peta orang lain karena 
titik
 awal kita yang berbeda tapi walaupun jelas bahwa peta yang kita
 gunakan berbeda-beda kita tidak bisa mentakan bahwa tujuan orang 
lain
 yang menggunakan peta yang berbeda adalah beda dengan tujuan kita.
 KITA TIDAK BISA MENIKLAI DARI PETA YANG BSIA KITA NILAI ADALAH
 SAMPAINYA KE TUJUAN. Karena bagi saya pribadi Agama pada dasarnya
 diluar ritual yang berlaku adalah sebauh jalan untuk membedakan YANG
 HAK DENGAN YANG BATHIL dan Tuhan adalah yang Maha Haq QS.22:6)
 
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote:
 
  Wah, kalo aku pesen ke anakku untuk nggak melupakan dirinya 
sebagai 
  Muslim, sebisanya cari isteri Muslim, mendidik anak2nya secara 
Islam. 
  Why? Karena adanya keberlanjutan, yaitu fakta bahwa Islam adalah 
  bagian dari kehidupan keluarga kita sendiri.  Melupakan kenyataan 
ini 
  adalah sama dengan menyangkal bagian dari kita sendiri.  Dan 
kemudian 
  jadilah Muslim yang baik, progressif dan inklusif, karena hanya 
  dengan perbuatan kita yang nyata kita bisa menunjukkan kepada 
dunia 
  bagaimana Islam dan Muslim itu.  
  
  Anakku pernah bilang begini: 'walaupun aku muslim, nantinya kan 
  terserah anakku mau pilih agama yang mana'.  Eit, ntar dulu, 
  kataku.  Tentu saja pintu pilihan nggak pernah tertutup, dan 
nggak 
  boleh ada yang menutup pintu pilihan. Tapi pertanyaanku sekarang, 
  bagaimana kamu akan mendidik anak2mu...bagaimana kamu akan 
  mempraktekkan kehidupan dan disiplin beragama di keluargamu?  Be 
a 
  good Muslim!
  
  Ini dialog nyata di antara keluarga besar, dimana ada anggota 
  keluarga lain yang non Muslim. Dan mereka menganggung-angguk 
  setujukarena mereka merasa nggak pernah terancam dengan 'a 
good 
  Muslim'
  
  salam
  Mia
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany wpamungk@ 
  wrote:
  
   Nimbrung :
   Kalo ini benar2 kejadian; bukan dialog imajiner. 
   Artinya anaknya Nisa telah diajarkan untuk menganut kepercayaan 
  sinkretisme :-)
   Di milis tetangga lagi sibuk juga membahas kepercayaan 
sinkretisme 
  yg lagi mulai naik daun di Indonesia
   Kepercayaan Baha'i - Sempalan Syiah
   
   Beberapa waktu lalu adik saya ke India dan waktu acara jalan2 
  selain ke monumen cinta Taj Mahal
   sempat juga berkunjung ke rumah ibadah Baha'i yg megah dan 
  mendapatkan juga keterangan/leaflet 
   mengenai sejarah munculnya Baha'i.
   
   Salam 
   l.meilany
   
 - Original Message - 
 From: Tri Budi Lestyaningsih (Ning) 
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
 Sent: Thursday, April 26, 2007 11:28 AM
 Subject: RE: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua 
  agama sama? (Dialog imaginer)
   
   
   
 Yang ini penggalan surat mbak Chae, cerita tentan dialog mbak 
Chae
 dengan putrinya, Annisa 
   
 ...
   
 menurut Kaka mana yang benar panggilan buat Kaka?? eyangti??
 eyangku??Bude dan tante?? atau yang lain??
   
 Semua juga benar dong Mam, karena semua sayang sama Kaka
   
  begitu juga dengan panggilan Tuhan, selama kita

[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer)

2007-04-30 Terurut Topik Chae
 Muslim. Dan mereka menganggung-angguk 
   setujukarena mereka merasa nggak pernah terancam dengan 'a 
 good 
   Muslim'
   
   salam
   Mia
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany wpamungk@ 
   wrote:
   
Nimbrung :
Kalo ini benar2 kejadian; bukan dialog imajiner. 
Artinya anaknya Nisa telah diajarkan untuk menganut kepercayaan 
   sinkretisme :-)
Di milis tetangga lagi sibuk juga membahas kepercayaan 
 sinkretisme 
   yg lagi mulai naik daun di Indonesia
Kepercayaan Baha'i - Sempalan Syiah

Beberapa waktu lalu adik saya ke India dan waktu acara jalan2 
   selain ke monumen cinta Taj Mahal
sempat juga berkunjung ke rumah ibadah Baha'i yg megah dan 
   mendapatkan juga keterangan/leaflet 
mengenai sejarah munculnya Baha'i.

Salam 
l.meilany

  - Original Message - 
  From: Tri Budi Lestyaningsih (Ning) 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Thursday, April 26, 2007 11:28 AM
  Subject: RE: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua 
   agama sama? (Dialog imaginer)



  Yang ini penggalan surat mbak Chae, cerita tentan dialog mbak 
 Chae
  dengan putrinya, Annisa 

  ...

  menurut Kaka mana yang benar panggilan buat Kaka?? eyangti??
  eyangku??Bude dan tante?? atau yang lain??

  Semua juga benar dong Mam, karena semua sayang sama Kaka

   begitu juga dengan panggilan Tuhan, selama kita memanggil-
 Nya 
   dengan
  rasa sayang kita kepada-Nya maka semua panggilan itu akan 
 benar 
   adanya.

  Bagaimana kita tahu kalau kita memanggil-Nya dengan rasa 
 sayang 
   mam??

  Kita tahu karena ketika kita memanggil-Nya maka kita berbuat 
   kebaikan
  di atas muka bumi ini, ketika kita memanggil-Nya maka kita 
 saling
  berkasih sayang pada semua makhluk-NYa, dan ketika kita 
 memanggil-
   Nya
  maka kita saling tolong menolong dalam kebaikan dengan semua
  makhluk-Nya. tapi sebaliknya walau kita memanggil-Nya dengan 
   sebutan
  yang Hebat dan Agung tapi ketika kita memanggil-Nya maka kita 
   berbuat
  kerusakan, kejahatan, aniaya dan kezaliman sesungguhnya yang 
 kita
  panggil bukan diri-Nya tapi kita memanggil nafsu syeitan yang 
 ada
  didalam dada kita sendiri.

  ohhh...katanya... 

  Yang di bawah ini dialog lanjutan, tapi ini hanya imaginasi 
 saya 
   aja
  (Ning), jadi bukan betulan lho.. Mbak Chae ngga marah kan ? 
 Saya 
   tau
  mbak Chae ngga akan marah, soalnya dia itu penyayang dan 
 lembut 
   hati
  kok.

  Jadi mam, kita boleh panggil Tuhan kita dengan nama apa saja 
 ya,
  asalkan dengan rasa sayang ?

  Betul, sayang. Kamu memang anak pintar.

  OK deh mam, kalau begitu besok pas berdoa, kaka mau bilang 
   gini : 
  Ya Yesus, ampunkanlah dosaku
  Ya Dewa, sayangilah ibu bapaku
  Ya Allah, cintai mereka sebagaimana mereka mencintai aku 
 waktu 
   kecil.
  Amiin.
  Jadi semua namanya disebut, biar komplit. Boleh kan Mam ?

  Ya... Asal dengan rasa sayang manggilnya, boleh ..

  ...

  Wassalaam,
  -Ning


   

[Non-text portions of this message have been removed]
   
  
 





[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-04-30 Terurut Topik Lina Dahlan
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Mba Lina,
 
 Mengapa idealnya dalam beragama seseorang tidak boleh taken for
 grandted??

Lina: Karena idealnya beragama harus pake otak, gak telen mentah2 
apa kata para ulama masing2 agama.
 
 Saya pikir agama tidak begitu saja tumbuh dalam diri seseorang tapi
 mempunyai akar sejarah yang memang tidak lepas dari titik awal
 seseorang untuk berkembang (asli Mba, susah menerangkanya;)
 
 Masalahnya dalam memandang semua agama sama, kita seringkali 
setengah hati dan kadang bersikap mendua...hal ini terjadi ketika 
kita menghadapi satu permasalahn mengenai Klaim kebenaran.

Lina: Bukan setengah hati, mbak. Tapi harus berfikir dikotomis
 
 Apakah bisa kita menerima bahwa dalam agama lain pun ada yang 
namanya jalan kebenaran. Ketika kita memeluk satu agama dan 
kemudian kita di doktrin tentang ke absolutan dari kebenaran agama 
kita maka secara otomatis kita di giring dalam satu pemikiran bahwa 
tidak ada kebenaran dalam agama lain. Kita mungkin bisa menerima 
keberadaan agama lain tapi apakah kita bisa menerima kebenaran 
agama lain?? seringkali orang-orang yang bisa menerima kebenaran 
dalam agama lain diragukan keimanannya terhadap agama yang di 
anutnya, apakah memang dengan mengakui kebenaran dalam agama lain 
dengan demikian keimanan kita sendiri dipertanyakan??

Lina: Kalo saya sih buat pribadi ya mesti absolut, tidak mendua. 
Buat pribadi tidak ada kebenaran ganda. Tidak perlu menerima 
kebenaran agama lain. Yang penting bisa hidup rukun dengan agama 
lain. Kebenaran agama lain, itu urusan orang lain tsb. Kalo sampe 
mbak Chae, misalnya, membetulkan keimanan trinitas yang Isa (as) itu 
Tuhan, ya keimanan mbak perlu dipertanyakan. 
 
 Bagi saya pribadi agama adalah suatu cara/jalan untuk menempuh satu
 process pembentukan diri menjadi khalifah dan process pembentukan
 ini akan bermacam-macam cara (agama) karena seperti yang saya 
sebutkan dari awal bahwa ini tidak terlepas dari ruang lingkup 
titik awal seseorang. Artinya dalam Islam kita bisa menjadi be good 
muslim, dalam kristen kita bisa jadi be a good kristen, dalam hindu 
kita bisa jadi be good hindu, dalam budha kita bisa jadi be good 
budha, dalam Yahudi bisa jadi be good Yahudi, dalam kejawawen bisa 
jadi be good kejawan, dalam sintho bisa jadi be good sintho dll

Lina: Bergantung apa ukuran 'baik' itu
 
 Saya termasuk yang percaya bahwa semua agama bisa membawa kita 
menjadi seorang khalifah atau representative Allah.
 
 Pernah menjadi dialog antara saya dan putri sulung saya mengenai 
ini.
 
 Kaka:  Mam, apakah orang-orang yang bukan Islam pada akhirnya akan
 masuk neraka?? walaupun mereka adalah orang-orang yang baik dan 
tidak jahat??
 
 Apakah masuk neraka atau surga adalah hal sangat penting, 
sayang??
 
 Iya lah Mam, bukankah kita semua menginginkan untuk bisa masuk 
surga??
 
  menurut Kaka baiknya bagaimana?? memaksa mereka untuk menerima 
Islam??

Lina: Dialog ini menjadi aneh ketika mamanya memulai dengan kata 
memaksa/hal yang buruk tsb...:-)
 
 Bidadariku cuman bisa menggelengkan kepalanya, baginya 
ide memaksa adalah hal yang buruk, jangan kan soal agama dari hal 
yang kecil saja kami terbiasa mendidik agar tidak pernah memaksakan 
kehendak pada orang lain.
 
 Sayang, menurutmu siapakah yang berhak memutuskan seseorang masuk
 surga atau neraka??
 
 Hanya Allah SWT saja, Mam??
 
 Lalu untuk apa urusan Surga dan Neraka menjadi masalah mu?

Lina: Kalo anak saya pasti menjawab,karena Allah gak perlu masuk 
surga, maaa. Yang mau masuk surga itu manusi. Jadi, itu emang 
urusan manusia.
 
 Kupeluk erat anaku,Sayang...jika demikian tidak perlu kita 
menghakimi orang lain dengan masalah Surga dan Neraka karena kita 
tidak pernah memiliki otoritas untuk menentukanya bahkan untuk diri 
kita sendiri...yang seharusnya kita lakukan adalah menjadi orang 
yang bisa menciptakan surga di dunia ini surga bagi dirinya, 
bagi orang-orang yang dicintainya dan surga bagi semua umat
 manusia...karena kita tidak pernah tahu apakah kita akan 
mendapatkan surga nantinya 

Lina: Ini bukan menghakimi, maaa. Ini diskusi!

Mamaku sayang, aku mau tanya deh. Kata mama kan manusia itu 
representative Allah. Allah kan Maha Tahu ya ma, pastinya 
representativenya tau dong, ma. meskipun gak Maha. Allah kan Maha 
Menghakimi, pastinya manusia juga bisa dong menghakimi tapi tidak 
Maha...:-). Jadi, manusia itu memang terbatas krn gak ada Mahanya. 
Jadi, manusia itu bisa menghakimi sebatas ilmu dan yg dimiliki saja. 
Makanya banyak hakim, maaa termasuk hakim garis...:-))
priiit! out!


 
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan linadahlan@
 wrote:
 
  Iya mbak Chae, itu intinya. Idealnya, beragama itu tidak 'taken 
for 
  granted' tapi kalo bernegara idealnya memang 'taken for granted' 
  (mau pindah kewargaan-negara ya bisa saja, tapi tetep aja 
asalnya 
  dia orang Indonesia itu gak bisa dihapus). 
  
  Kalau 'semua agama sama' dengan arti demikian sih buat saya no 
  

[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-04-29 Terurut Topik Rani Kirana
Mas JaN OKO

komentar-komentar anda kayak iklan di TV aja..nongol tanpa 
diundang..dan cenderung menyebalkan karena mengganggu alur cerita..

dua orang sedang berdiskusi, tiba-tiba harus terputus dengan 
komentar anda yang ndak nyambung blass..

udah deh..kalau mau menaikkan rating anda..jangan asal nyerobot gitu.

tapi yang harus anda lakukan adalah belajar menulis yang baik dan 
benar..; logika anda juga perlu anda atur supaya dapat memahami dan 
dipahami orang lain..

salam hari Ahad

Rani

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Mia :

   Dalam filosofi Baduy Dalam untuk menekankan hukum 
 alam dan sikap egaliter, setelah larangan adat no 1, 2, 3, 4, 
 terussseh larangan terakhir adalah nggak boleh melarang orang 
 lain...lha..
 
 ===

   Jano - ko :

   Chae sudah deklarasi koq, kalau dia mengikuti Piagam Madinah, 
begitu, jadi ya kita hormati saja pilihan chae tersebut, ngono mia.

   Selamat pagi lagi


   --oo0oo--

   
 Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Perbandingan dari mba Chae ttg 'kebenaran agama' 
dan 'kebenaran 
 negara' mungkin kurang ideal, meskipun untuk banyak orang negara 
bisa 
 jadi kayak agama, misalnya the promised land.
 
 Semua agama adalah sama memang sungguh gampang disalahartikan 
 karena inti konsepnya sangat halus. Sedemikian halus, jaman 
sekarang 
 kita sudah kehilangan upaya dan rasa untuk mengerti konsep ini. 
 Dalam agama2 dan budaya kuno ada 'perennial philosophy' yang 
 disimbolkan dalam mitos2 mereka, dimana intinya adalah sikap 
egaliter 
 terhadap keberagaman agama, konsep dan budaya. Sesungguhnya inti 
 semangat inilah yang ingin ditampilkan Quran, ayat2 yang 
 mengandung 'perennial philosophy' atau benang2 merah yang telah 
 dikutip mba Chae. Dalam filosofi Baduy Dalam untuk menekankan 
hukum 
 alam dan sikap egaliter, setelah larangan adat no 1, 2, 3, 4, 
 terussseh larangan terakhir adalah nggak boleh melarang orang 
 lain...lha..
 
 Tapi di jaman modern yang sekular ini bukannya nggak ada perennial 
 philosophy. Nilai2 universal the golden rules seperti 'nggak 
sombong, 
 peramah, sopan dan rajin menabung'...:-) adalah the golden rules. 
 Dimana sebagian anak2 yang beruntung dibesarkan dalam kaidah ini, 
 sebagian lain nggak cukup beruntung. Apalagi udah gede, makin 
susah 
 saja mempraktekkan the golden rules ini...:-( karena sudah banyak 
 terkontaminasi paradigma2 yang salah seperti paradigmanya Pak 
HMNA..:-
 )
 
 salam
 Mia
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan 
 linadahlan@ wrote:
 
  Kalo menurut saya malah mbak Chae yang terjebak pemikirannya 
pada 
  pemisalan perbandingan kebenaran kitab suci dan kebenaran, 
  keberadaan, dan kesejajaran bangsa-bangsa. Ini perbandingan yang 
  tidak selevel sehingga tidak bisa di buat suatu kesimpulan yang 
  sebanding pula ttg konsekwensi keberadaan. 
  
  Pemisalan:
  ***
  Saya menjadi pengikut Kristen krn saya yakin akan kebenaran 
Injil. 
  Saya menjadi bangsa Indonesia krn saya yakin akan kebenaran 
  Indonesia???. Nah gak level kan? Ada yg salah dengan pemisalan 
ini.
  
  Saya menjadi pengikut Kristen tapi saya yakin akan kebenaran 
Injil, 
  AlQur'an, dan Tripitaka (impossible deh). Saya menjadi orang 
  Indonesia tapi saya yakin akan kebenaran bangsa lain (ini sah2 
saja 
  kan?)
  ***
  Kalau yang dimaksudkan adalah kesejajaran kitab suci bagi negara-
  negara...ya negara memang harus menganggapnya sejajar...:-)
  
  Seperti yang sudah saya katakan bhw saya bisa menemukan 
kebenaran 
  dalam Injil atau kitab apapun lainnya setelah berkesesuaian 
dengan 
  AlQur'an, misalnya ayat2 yang mengatakan bhw Tuhan itu satu. 
Tapi 
  ketika saya menemukan ayat2 dalam Injil (kini) bhw anak pertama 
  Ibrahim (as) yang harus dikorbankan adalah Ishaq (as), saya 
  mengatakan Injil itu salah karena AlQur'an menyatakan yang 
  dikurbankan anak pertama yg bernama Ismaei (as). Ini salah satu 
  contoh saja. Allah menegur ahli kitab yg jahil QS3:71 Hai Ahli 
  Kitab, mengapa kamu mencampur adukkan yang haq dengan yang bathil
  [203], dan menyembunyikan kebenaran[204], padahal kamu 
  mengetahuinya?. Menyembunyikan kebenaran adalah salah. 
  
  Akhirnya dengan saya temukan banyak kesalahan2 spt itu dalam 
kitab 
  suci lain, secara menyeluruh kesimpulan saya adalah tidak 
mungkin 
  suatu kitab suci yang dianggap suci mengandung kesalahan2 itu. 
Saya 
  yakin kalau Taurat (asli) dan Injil (asli) akan berkesesuaian 
 dengan 
  AlQur'an. Jadi, saya juga beriman kepada Taurat dan Injil Asli 
yang 
  dari Allah SWT. 
  
  Lalu, ketika ada kitab suci yang mengisahkan nabi Allah 
melakukan 
  incest, apakah kitab suci itu benar? Ketika ada kitab suci yang 
  mengisahkan bhw Tuhan memberikan tanah A kpd suatu kaum pilihan 
dan 
  tuhan memberikan 'kuasa'nya kpd kaum pilihan utk membunuh dan 
  mengusir (memerangi penduduk yg didalam tanah tsb?) Apakah kitab 
  suci benar? Kitab suci itu yg dimaksud ayat QS2:41 dan QS3:3 yg 
 mbak 
  

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? - 2 : 147

2007-04-29 Terurut Topik jano ko
Jano - ko :
   
  Hallo jeng Rani,
  Dibawah ini tak ulang lagi katanya mia :
   
  ---
   
  Mia =
  Sesungguhnya inti 
 semangat inilah yang ingin ditampilkan Quran, ayat2 yang 
 mengandung 'perennial philosophy' atau benang2 merah yang telah 
 dikutip mba Chae. Dalam filosofi Baduy Dalam untuk menekankan  
hukum 
 alam dan sikap egaliter, setelah larangan adat no 1, 2, 3, 4, 
 terussseh larangan terakhir adalah nggak boleh melarang orang 
 lain...lha..
   
  
   
  jano - ko :
   
  Sebelum jano-ko menjawab, jano-ko mau bertanya dulu kepada jeng Rani tentang 
apa yang disebut dengan perennial philosophy ( the existence of a universal 
set of truths and values common to all peoples and cultures ) yang dicetuskan 
oleh Augostino Steuco in his book entitled: De perenni philosophia libri X 
(1540). 
  Mia juga bisa turut menjelaskan.
   
  Yang kedua, saya tidak mau menggunakan kata filsafat yang kaitannya dengan 
Islam, kalau bicara filsafat dan Islam harus dilakukan pada ruangan tertutup. 
Karena kebenaran dalam filsafat itu bisa apa saja, sedangkan kebenaran dalam 
islam itu adalah dari Allah.
   
  ---
   
  Al Qur'an
   
  [2.147] Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu 
termasuk orang-orang yang ragu. 
   
  
   
  Daripada jano-ko menggunakan istilah Perennial Philosophy, lebih baik gimana 
kalau jano-ko menggunakan istilah kebenaran ?
   
  Nah tolong jeng Rani menjelaskan kebenaran menurut Islam dan kebenaran 
menurut suku Baduy.
  Bisa juga lho jeng Rani menjelaskan versi kebenarannya jeng Rani.
   
  Ini tidak membuka aib dan ngrasani lho, tapi diskusi ilmiah,
  Wajar saja kalau mia juga pusing, bagaimanamungkin mia ini bicara soal 
perennial philosophy, sedangkan mia masih suka menilai pak HMNA dengan 
penilaian menurut ukurannya sendiri ? 
   
  Nah kalau mia ini menilai orang lain dengan ukurannya sendiri berarti mia 
telah terjebak oleh dirinya sendiri, yaitu mengingkari perennial philosophy 
yang mia sebutkan itu. Ingat lho,  Perennial Philosophy itu juga mengakui 
kebenaran Islam yang diyakini oleh pak HMNA.
  Apa pendapatmu wahai mia ?
   
   
  Monggo.
   
   
  :)
   
   
  --oo0oo--
   
  


Rani Kirana [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Mas JaN OKO

komentar-komentar anda kayak iklan di TV aja..nongol tanpa 
diundang..dan cenderung menyebalkan karena mengganggu alur cerita..

dua orang sedang berdiskusi, tiba-tiba harus terputus dengan 
komentar anda yang ndak nyambung blass..

udah deh..kalau mau menaikkan rating anda..jangan asal nyerobot gitu.

tapi yang harus anda lakukan adalah belajar menulis yang baik dan 
benar..; logika anda juga perlu anda atur supaya dapat memahami dan 
dipahami orang lain..

salam hari Ahad

Rani

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Mia :
 
 Dalam filosofi Baduy Dalam untuk menekankan hukum 
 alam dan sikap egaliter, setelah larangan adat no 1, 2, 3, 4, 
 terussseh larangan terakhir adalah nggak boleh melarang orang 
 lain...lha..
 
 ===
 
 Jano - ko :
 
 Chae sudah deklarasi koq, kalau dia mengikuti Piagam Madinah, 
begitu, jadi ya kita hormati saja pilihan chae tersebut, ngono mia.
 
 Selamat pagi lagi
 
 
 --oo0oo--
 
 
 Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Perbandingan dari mba Chae ttg 'kebenaran agama' 
dan 'kebenaran 
 negara' mungkin kurang ideal, meskipun untuk banyak orang negara 
bisa 
 jadi kayak agama, misalnya the promised land.
 
 Semua agama adalah sama memang sungguh gampang disalahartikan 
 karena inti konsepnya sangat halus. Sedemikian halus, jaman 
sekarang 
 kita sudah kehilangan upaya dan rasa untuk mengerti konsep ini. 
 Dalam agama2 dan budaya kuno ada 'perennial philosophy' yang 
 disimbolkan dalam mitos2 mereka, dimana intinya adalah sikap 
egaliter 
 terhadap keberagaman agama, konsep dan budaya. Sesungguhnya inti 
 semangat inilah yang ingin ditampilkan Quran, ayat2 yang 
 mengandung 'perennial philosophy' atau benang2 merah yang telah 
 dikutip mba Chae. Dalam filosofi Baduy Dalam untuk menekankan 
hukum 
 alam dan sikap egaliter, setelah larangan adat no 1, 2, 3, 4, 
 terussseh larangan terakhir adalah nggak boleh melarang orang 
 lain...lha..
 
 Tapi di jaman modern yang sekular ini bukannya nggak ada perennial 
 philosophy. Nilai2 universal the golden rules seperti 'nggak 
sombong, 
 peramah, sopan dan rajin menabung'...:-) adalah the golden rules. 
 Dimana sebagian anak2 yang beruntung dibesarkan dalam kaidah ini, 
 sebagian lain nggak cukup beruntung. Apalagi udah gede, makin 
susah 
 saja mempraktekkan the golden rules ini...:-( karena sudah banyak 
 terkontaminasi paradigma2 yang salah seperti paradigmanya Pak 
HMNA..:-
 )
 
 salam
 Mia
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan 
 linadahlan@ wrote:
 
  Kalo menurut saya malah mbak Chae yang terjebak pemikirannya 
pada 
  pemisalan perbandingan kebenaran kitab suci dan kebenaran, 
  keberadaan, dan kesejajaran bangsa-bangsa. Ini perbandingan yang 
  tidak selevel 

RE: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer)

2007-04-29 Terurut Topik Tri Budi Lestyaningsih \(Ning\)
 
Cerita awal  minggu nih.
 
Kemarin, seusai maghrib berjamaah, saya bercerita pada keluarga (suami
dan anak-anak), mengenai dialog ini. Sebagai kongklusi, saya bilang
gini. 
Jadi, menurut teman mama itu, orang boleh memanggil tuhan dengan nama
apa saja, asal itu memuaskan perasaanya dan mencerminkan kesempurnaan
yang ada dalam imajinasi orang tersebut, tentang Tuhan yang
disembahnya..
 
Anak saya yang terkecil (TK), nyeletuk :
Jadi menurut teman mama itu, orang Kristen boleh ya berdoa pada Dewa ?

 
Wah, bingung juga jawabnya. Pertanyaan itu mencerminkan bahwa paradigma
berfikir anak saya itu adalah memang ALlah, Yesus  Dewa itu sesuatu
yang berbeda. Ya saya jawab :  Ya, itu menurut teman mama itu lho de'..
Dan itu tidak benar. Tidak benar bahwa semua agama itu sama, tidak benar
pula bahwa tuhan mereka itu sama dengan tuhan kita. Tuhan kita itu
ALLAH. Namanya, ALLAH. Jangan panggil dengan nama lain kecuali ALLAH dan
nama-nama yang ada di asmaul husna yang sudah kita hafalkan..
 
Selanjutnya, papanya melanjutkan dengan kadang-kadang kita ngaku-ngaku
bertuhan ALLAH, tapi yang kita sembah malahan yang lain lho... Misalnya
Game, atau film kartun.. He..he..he.. soalnya anak-anak kadang-kadang
kalau lagi main game atau nonton kartun, suka lelet disuruh sholat..
 
Wassalaam,
-Ning
 



From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of L.Meilany
Sent: Saturday, April 28, 2007 6:01 PM
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
(Dialog imaginer)



Nimbrung :
Kalo ini benar2 kejadian; bukan dialog imajiner. 
Artinya anaknya Nisa telah diajarkan untuk menganut kepercayaan
sinkretisme :-)
Di milis tetangga lagi sibuk juga membahas kepercayaan sinkretisme yg
lagi mulai naik daun di Indonesia
Kepercayaan Baha'i - Sempalan Syiah

Beberapa waktu lalu adik saya ke India dan waktu acara jalan2 selain ke
monumen cinta Taj Mahal
sempat juga berkunjung ke rumah ibadah Baha'i yg megah dan mendapatkan
juga keterangan/leaflet 
mengenai sejarah munculnya Baha'i.

Salam 
l.meilany

- Original Message - 
From: Tri Budi Lestyaningsih (Ning) 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com  
Sent: Thursday, April 26, 2007 11:28 AM
Subject: RE: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
(Dialog imaginer)

Yang ini penggalan surat mbak Chae, cerita tentan dialog mbak Chae
dengan putrinya, Annisa 

...

menurut Kaka mana yang benar panggilan buat Kaka?? eyangti??
eyangku??Bude dan tante?? atau yang lain??

Semua juga benar dong Mam, karena semua sayang sama Kaka

 begitu juga dengan panggilan Tuhan, selama kita memanggil-Nya dengan
rasa sayang kita kepada-Nya maka semua panggilan itu akan benar adanya.

Bagaimana kita tahu kalau kita memanggil-Nya dengan rasa sayang mam??

Kita tahu karena ketika kita memanggil-Nya maka kita berbuat kebaikan
di atas muka bumi ini, ketika kita memanggil-Nya maka kita saling
berkasih sayang pada semua makhluk-NYa, dan ketika kita memanggil-Nya
maka kita saling tolong menolong dalam kebaikan dengan semua
makhluk-Nya. tapi sebaliknya walau kita memanggil-Nya dengan sebutan
yang Hebat dan Agung tapi ketika kita memanggil-Nya maka kita berbuat
kerusakan, kejahatan, aniaya dan kezaliman sesungguhnya yang kita
panggil bukan diri-Nya tapi kita memanggil nafsu syeitan yang ada
didalam dada kita sendiri.

ohhh...katanya... 

Yang di bawah ini dialog lanjutan, tapi ini hanya imaginasi saya aja
(Ning), jadi bukan betulan lho.. Mbak Chae ngga marah kan ? Saya tau
mbak Chae ngga akan marah, soalnya dia itu penyayang dan lembut hati
kok.

Jadi mam, kita boleh panggil Tuhan kita dengan nama apa saja ya,
asalkan dengan rasa sayang ?

Betul, sayang. Kamu memang anak pintar.

OK deh mam, kalau begitu besok pas berdoa, kaka mau bilang gini : 
Ya Yesus, ampunkanlah dosaku
Ya Dewa, sayangilah ibu bapaku
Ya Allah, cintai mereka sebagaimana mereka mencintai aku waktu kecil.
Amiin.
Jadi semua namanya disebut, biar komplit. Boleh kan Mam ?

Ya... Asal dengan rasa sayang manggilnya, boleh ..

...

Wassalaam,
-Ning

[Non-text portions of this message have been removed]



 


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-04-29 Terurut Topik jano ko
Jeng Rani :
  dua orang sedang berdiskusi, tiba-tiba harus terputus dengan 
komentar anda yang ndak nyambung blass..

udah deh..kalau mau menaikkan rating anda..jangan asal nyerobot gitu.

  
   
  Jani - ki :
   
  --
   
  Al Qur'an
   
  2. Al Baqarah
   
  148. Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap 
kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kamu 
berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). 
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. 
   
  ---
   
  Dari Sayyidina Khalid bin Al-Walid Radiallahu'anhu telah berkata : Telah 
datang seorang arab desa kepada Rasulullah S.A.W yang mana dia menyatakan 
tujuannya : Wahai Rasulullah! sesungguhnya kedatanganku ini adalah untuk 
bertanya kepada engkau mengenai apa yang akan menyempurnakan diriku di dunia 
dan akhirat. Maka baginda S.A.W telah berkata kepadanya  Tanyalah apa yang 
engkau kehendaki : 
   
  Dia berkata : Aku mau menjadi orang yang paling baik  
Baginda S.A.W menjawab: Jadilah orang yang berguna kepada masyarakat maka 
engkau akan jadi sebaik-baik manusia   
   
   
  Dia berkata : Aku mau dikasihi oleh Allah pada hari qiamat
Baginda S.A.W menjawab : Kasihanilah dirimu dan kasihanilah orang lain nescaya 
Allah akan mengasihanimu pada hari qiamat   
   
  ---
   
  4. Di dalam Hadis Qudsi yang artinya : Satu kebaikan akan diganda sepuluh 
malah lebih, manakala satu kejahatan tetap dikira satu (tidak diganda) ataupun 
aku mengampuninya. Sekalipun kamu menemuiKu(selepas ,mati) dengan dosa sebesar 
bumi tetapi tidak syirik kepadaKu dengan sesuatu maka Aku akan menemuinya 
dengan mengampuni dosa sebesar itu.   
 - Dipetik dari kitab Al-Ittihafat -  
  
 
  
   
  Al Qur'an
   
  Katakanlah: Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar). Dan 
sesungguhnya jika kamu mengikuti kemahuan mereka setelah pengetahuan datang 
kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” (al 
Baqarah :120)  

--
   
  Wassalam
   
   
  ---oo0oo---
   
   
   
  Rani Kirana [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Mas JaN OKO

komentar-komentar anda kayak iklan di TV aja..nongol tanpa 
diundang..dan cenderung menyebalkan karena mengganggu alur cerita..

dua orang sedang berdiskusi, tiba-tiba harus terputus dengan 
komentar anda yang ndak nyambung blass..

udah deh..kalau mau menaikkan rating anda..jangan asal nyerobot gitu.

tapi yang harus anda lakukan adalah belajar menulis yang baik dan 
benar..; logika anda juga perlu anda atur supaya dapat memahami dan 
dipahami orang lain..

salam hari Ahad

Rani

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Mia :
 
 Dalam filosofi Baduy Dalam untuk menekankan hukum 
 alam dan sikap egaliter, setelah larangan adat no 1, 2, 3, 4, 
 terussseh larangan terakhir adalah nggak boleh melarang orang 
 lain...lha..
 
 ===
 
 Jano - ko :
 
 Chae sudah deklarasi koq, kalau dia mengikuti Piagam Madinah, 
begitu, jadi ya kita hormati saja pilihan chae tersebut, ngono mia.
 
 Selamat pagi lagi
 
 
 --oo0oo--
 
 
 Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Perbandingan dari mba Chae ttg 'kebenaran agama' 
dan 'kebenaran 
 negara' mungkin kurang ideal, meskipun untuk banyak orang negara 
bisa 
 jadi kayak agama, misalnya the promised land.
 
 Semua agama adalah sama memang sungguh gampang disalahartikan 
 karena inti konsepnya sangat halus. Sedemikian halus, jaman 
sekarang 
 kita sudah kehilangan upaya dan rasa untuk mengerti konsep ini. 
 Dalam agama2 dan budaya kuno ada 'perennial philosophy' yang 
 disimbolkan dalam mitos2 mereka, dimana intinya adalah sikap 
egaliter 
 terhadap keberagaman agama, konsep dan budaya. Sesungguhnya inti 
 semangat inilah yang ingin ditampilkan Quran, ayat2 yang 
 mengandung 'perennial philosophy' atau benang2 merah yang telah 
 dikutip mba Chae. Dalam filosofi Baduy Dalam untuk menekankan 
hukum 
 alam dan sikap egaliter, setelah larangan adat no 1, 2, 3, 4, 
 terussseh larangan terakhir adalah nggak boleh melarang orang 
 lain...lha..
 
 Tapi di jaman modern yang sekular ini bukannya nggak ada perennial 
 philosophy. Nilai2 universal the golden rules seperti 'nggak 
sombong, 
 peramah, sopan dan rajin menabung'...:-) adalah the golden rules. 
 Dimana sebagian anak2 yang beruntung dibesarkan dalam kaidah ini, 
 sebagian lain nggak cukup beruntung. Apalagi udah gede, makin 
susah 
 saja mempraktekkan the golden rules ini...:-( karena sudah banyak 
 terkontaminasi paradigma2 yang salah seperti paradigmanya Pak 
HMNA..:-
 )
 
 salam
 Mia
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan 
 linadahlan@ wrote:
 
  Kalo menurut saya malah mbak Chae yang terjebak pemikirannya 
pada 
  pemisalan perbandingan kebenaran kitab suci dan kebenaran, 
  keberadaan, dan kesejajaran bangsa-bangsa. Ini perbandingan yang 
  tidak selevel sehingga tidak bisa di buat suatu kesimpulan yang 
  sebanding pula ttg konsekwensi keberadaan. 
  
  Pemisalan:
  ***
  Saya 

[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer)

2007-04-29 Terurut Topik asetijadi2004
mbak Ning,

IMHO, 
saya kira dialog mbak Ning sama mbak Chae agak nggak nyambung.
Dalam arti nggak masuk point dari masing-masing.

Persoalan kita kan, 
apakah Tuhan yang dimaksud oleh semua orang dalam banyak agama itu 
sama. Apakah ketika orang Kristen bilang Allah, Tuhan Bapak, orang 
Islam bilang Allah, orang Hindu Sang Hyang Tunggal itu mengacu 
pada hakekat yang sama.

Pembicaraan level Tuhan Yesus, Dewa Brahma sebetulnya tidak 
mengacu pada hakekat yang sama, tapi sudah pada urusan fiqh masing-
masing agama. Kalau contoh di-Islam mungkin berada pada level urusan 
syafaat Rasul, atau ridho wali dll. 

Tentu saja kalo orang Islam bilang Tuhan Yesus untuk mengacu Tuhan, 
atau orang Hindu bilang Allah malah jadi ngawur sesuai dengan kata-
kata ngawur dari fiqh masing-masing agama. 
Kalo istilah mas Aman, dari sisi Islam dari sisi keislaman.

Tuhan Yesus tentu saja berbeda dengan Allah. Peng-ilahan Isa 
adalah kesalahan yang jelas bagi orang Islam. 

Tapi jika bicara dalam konteks Trinitas orang Kristen yang ternyata 
bermakna sangat cair, yang berevolusi terus, itulah syariat mereka, 
fiqh mereka. (ini tentu saja good-sign buat kita orang Islam jika 
kita percaya pada universalitas nilai-nilai Islam yang akan muncul 
dengan sendirinya sehingga kita apresiatif dengan evolusi mereka, 
bahkan introspeksi thd kemandegan kita, jika ada, jangan malah di-
ece, diejek atau dicaci).

Sehingga saya menilai, mbak Chae sudah memberikan jawaban yang cantik 
ketika orang boleh memanggil tuhan dengan nama apa saja, asal itu 
memuaskan perasaanya dan mencerminkan kesempurnaan yang ada dalam 
imajinasi orang tersebut, tentang Tuhan yang disembahnya.. 

sehingga 

pas jika orang Islam akan memanggil dengan kata-kata Allah atau 
misalkan dengan sesuatu yang netral seperti Gusti Pangeran(Al-
Malik, O' Lord), Gusti sing ora sare (Ya Rabb),  karena nama-nama 
itulah yang memuaskan perasaan dalam mengacu pada zat yang serba Maha 
itu.

Orang Islam yang terpuaskan mengacu Tuhan dengan Allah,Tuhan Bapak 
untuk mengacu tentu secara fiqh bukan orang Islam , tapi orang 
Kristen.

Bagi Orang Islam, Tuhan itu namanya Allah, bagi orang Kristen 
ada Allah, Tuhan Bapak dll. Itu kita, umat Islam disyariatkan untuk 
bersaksi bahwa semua Tuhan itu sesungguhnya Tuhan yang satu. Kita 
tidak boleh bilang Tuhan-nya orang Kristen itu berbeda dengan Tuhan 
kita, karena hal itu malah berarti kita mensejajarkan Allah dengan 
yang lain. Bahwa kita menganggap ada masalah tengan Teologi agama 
lain, itu persoalan lain.

Yang masalah itu orang yang cuman maen-maen dalam mengacu Tuhan, 
karena ukurannya bukan kesungguhan mengacu pada zat itu, tapi bisa 
jadi lebih ke arah penghambaan kepada diri sendiri.

salam
Ary

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Tri Budi Lestyaningsih 
\(Ning\) [EMAIL PROTECTED] wrote:

  
 Cerita awal  minggu nih.
  
 Kemarin, seusai maghrib berjamaah, saya bercerita pada keluarga 
(suami
 dan anak-anak), mengenai dialog ini. Sebagai kongklusi, saya bilang
 gini. 
 Jadi, menurut teman mama itu, orang boleh memanggil tuhan dengan 
nama
 apa saja, asal itu memuaskan perasaanya dan mencerminkan 
kesempurnaan
 yang ada dalam imajinasi orang tersebut, tentang Tuhan yang
 disembahnya..
  
 Anak saya yang terkecil (TK), nyeletuk :
 Jadi menurut teman mama itu, orang Kristen boleh ya berdoa pada 
Dewa ?
 
  
 Wah, bingung juga jawabnya. Pertanyaan itu mencerminkan bahwa 
paradigma
 berfikir anak saya itu adalah memang ALlah, Yesus  Dewa itu sesuatu
 yang berbeda. Ya saya jawab :  Ya, itu menurut teman mama itu lho 
de'..
 Dan itu tidak benar. Tidak benar bahwa semua agama itu sama, tidak 
benar
 pula bahwa tuhan mereka itu sama dengan tuhan kita. Tuhan kita itu
 ALLAH. Namanya, ALLAH. Jangan panggil dengan nama lain kecuali 
ALLAH dan
 nama-nama yang ada di asmaul husna yang sudah kita hafalkan..
  
 Selanjutnya, papanya melanjutkan dengan kadang-kadang kita ngaku-
ngaku
 bertuhan ALLAH, tapi yang kita sembah malahan yang lain lho... 
Misalnya
 Game, atau film kartun.. He..he..he.. soalnya anak-anak kadang-
kadang
 kalau lagi main game atau nonton kartun, suka lelet disuruh sholat..
  
 Wassalaam,
 -Ning
  
 
 
 
 From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of L.Meilany
 Sent: Saturday, April 28, 2007 6:01 PM
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama 
sama?
 (Dialog imaginer)
 
 
 
 Nimbrung :
 Kalo ini benar2 kejadian; bukan dialog imajiner. 
 Artinya anaknya Nisa telah diajarkan untuk menganut kepercayaan
 sinkretisme :-)
 Di milis tetangga lagi sibuk juga membahas kepercayaan sinkretisme 
yg
 lagi mulai naik daun di Indonesia
 Kepercayaan Baha'i - Sempalan Syiah
 
 Beberapa waktu lalu adik saya ke India dan waktu acara jalan2 
selain ke
 monumen cinta Taj Mahal
 sempat juga berkunjung ke rumah ibadah Baha'i yg megah dan 
mendapatkan
 juga keterangan/leaflet 
 mengenai sejarah munculnya Baha'i.
 
 Salam

[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer)

2007-04-29 Terurut Topik Chae
Mungkin Mba Ning benar bahwa paradigma berfikir anak kecil itu adalah
memang ALlah, Yesus  Dewa itu sesuatu yang berbeda.

Apa yang saya alami sejak kecil dari TK,SD,SMP dan sampai SMA di
dokrin oleh lingkungan baik di rumah dan disekolah juga di lingkungan
tepat tinggal ditanamkan kepercayaan bahwa Tuhan antar agama
berbeda-beda. Dan sejauh itu pemahaman tsb baik-baik saja sampai
ketika saya menjadi seorang Ibu dan melihat kenyataan bahwa anak-anak
saya mendapatkan dokrinitas yang sama. Dan akibatnya ada sikap
perbedaan yang menimbulkan gap-gap yang memisahkan.

Ketika ada pemikiran bahwa tiap agama mempunyai satu Tuhan yang
berbeda dengan Tuhan2 dari agama yang lain maka muncul sikap untuk
saling membela untuk tuhanya masing-masing, muncul sikap permusuhan
yang dilatarbelakangi perjuangan untuk membela tuhanya
masing-masing. Sehingga kita terbiasa menghakimi seseorang dari
BAGAIMANA DIA MENYEMBAH TUHAN TAPI LEBIH KEPADA APA YANG DIA SEMBAH..

Dengan demikian sering kali membutakan mata kita, seperti contoh
bagaimana kita sering mencari-cari pembenaran terhadap tindakan Imam
Samudra cs, FPI cs yang mengusung nama Tuhan dalam perbuatan
jahatnya dan justru kita berburuk sangka pada bantuan asing untuk
kemanusiaan.

Padahal dalam Qur'an sendiri ada penegasan untuk mempunyai prinsip
mencari persamaan daripada perbedaan termasuk ke masalah keberadan
Tuhan QS. 3:64

Saya dan suami sering mengajak anak-anak kami untuk senantiasa
bertukar pikiran, saling mengutarakan permasalahn dari sudut pandang
masing-masing dan kami menekankan pada anak-anak untuk menilai segala
sesuatunya dari sisi perbuatan seseorang dan bukan dari apa yang dia
percayai, hubungan manusia dan Tuhanya adalah sebauh hubungan yang
sangat pribadi karena Tuhan sangat dekat dengan hamba-hamba-Nya lebih
dekat daripada urat lehernya QS. 50:16



--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Tri Budi Lestyaningsih
\(Ning\) [EMAIL PROTECTED] wrote:

  
 Cerita awal  minggu nih.
  
 Kemarin, seusai maghrib berjamaah, saya bercerita pada keluarga (suami
 dan anak-anak), mengenai dialog ini. Sebagai kongklusi, saya bilang
 gini. 
 Jadi, menurut teman mama itu, orang boleh memanggil tuhan dengan nama
 apa saja, asal itu memuaskan perasaanya dan mencerminkan kesempurnaan
 yang ada dalam imajinasi orang tersebut, tentang Tuhan yang
 disembahnya..
  
 Anak saya yang terkecil (TK), nyeletuk :
 Jadi menurut teman mama itu, orang Kristen boleh ya berdoa pada Dewa ?
 
  
 Wah, bingung juga jawabnya. Pertanyaan itu mencerminkan bahwa paradigma
 berfikir anak saya itu adalah memang ALlah, Yesus  Dewa itu sesuatu
 yang berbeda. Ya saya jawab :  Ya, itu menurut teman mama itu lho de'..
 Dan itu tidak benar. Tidak benar bahwa semua agama itu sama, tidak benar
 pula bahwa tuhan mereka itu sama dengan tuhan kita. Tuhan kita itu
 ALLAH. Namanya, ALLAH. Jangan panggil dengan nama lain kecuali ALLAH dan
 nama-nama yang ada di asmaul husna yang sudah kita hafalkan..
  
 Selanjutnya, papanya melanjutkan dengan kadang-kadang kita ngaku-ngaku
 bertuhan ALLAH, tapi yang kita sembah malahan yang lain lho... Misalnya
 Game, atau film kartun.. He..he..he.. soalnya anak-anak kadang-kadang
 kalau lagi main game atau nonton kartun, suka lelet disuruh sholat..
  
 Wassalaam,
 -Ning
  
 
 
 
 From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of L.Meilany
 Sent: Saturday, April 28, 2007 6:01 PM
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
 (Dialog imaginer)
 
 
 
 Nimbrung :
 Kalo ini benar2 kejadian; bukan dialog imajiner. 
 Artinya anaknya Nisa telah diajarkan untuk menganut kepercayaan
 sinkretisme :-)
 Di milis tetangga lagi sibuk juga membahas kepercayaan sinkretisme yg
 lagi mulai naik daun di Indonesia
 Kepercayaan Baha'i - Sempalan Syiah
 
 Beberapa waktu lalu adik saya ke India dan waktu acara jalan2 selain ke
 monumen cinta Taj Mahal
 sempat juga berkunjung ke rumah ibadah Baha'i yg megah dan mendapatkan
 juga keterangan/leaflet 
 mengenai sejarah munculnya Baha'i.
 
 Salam 
 l.meilany
 
 - Original Message - 
 From: Tri Budi Lestyaningsih (Ning) 
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com  
 Sent: Thursday, April 26, 2007 11:28 AM
 Subject: RE: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
 (Dialog imaginer)
 
 Yang ini penggalan surat mbak Chae, cerita tentan dialog mbak Chae
 dengan putrinya, Annisa 
 
 ...
 
 menurut Kaka mana yang benar panggilan buat Kaka?? eyangti??
 eyangku??Bude dan tante?? atau yang lain??
 
 Semua juga benar dong Mam, karena semua sayang sama Kaka
 
  begitu juga dengan panggilan Tuhan, selama kita memanggil-Nya dengan
 rasa sayang kita kepada-Nya maka semua panggilan itu akan benar adanya.
 
 Bagaimana kita tahu kalau kita memanggil-Nya dengan rasa sayang mam??
 
 Kita tahu karena ketika kita memanggil-Nya maka kita berbuat kebaikan
 di atas muka bumi ini

[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-04-29 Terurut Topik Chae
Mba Lina  Mba Mia,

Kenapa saya pakai perbandingan negara untuk masalah kebenaran agama
karena saya melihat persamaan penerimaan kebenaran agama seperti
ahalnya kebenaran dalam beragama. Dimana kebanyakan dari kita menerima
agama sama seperti halnya menerima kewarganegaraan dengan kosnep taken
for grandted. Kita lahir dalam lingkungan muslim dengan sendirinya
kita beragama Islam, kita lahir di Indonesia dengan sendirinya kita
berkebangsaan Indonesia WALAU TIDAK MELIPUTI SEMUA KASUS, ARTINYA ADA
BEBERAPA KASUS YANG BERBEDA TAPI MOSTLY YA..DEMIKIAN ADANYA.

Semua agama sama, dalam arti bahwa setiap ajaran agama berusaha
membentuk umatnya menjadi manusia yang terbaik, bagi alam semesta
sehingga manusia bisa MENJADI REPRESENTATIVE KEBERADAAN TUHAN DI
DUNIA.Kalau pemikiran saya justru inti point inilah yang menjadi dasar
bagaimana kita memandang bahwa setiap agama adalah benar adanya...ini
sebanarnya masih menggantung tapi sedikit2 saja dulu bukan apa-apa
tapi saya sendiri juga masing pusing;))

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Perbandingan dari mba Chae ttg 'kebenaran agama' dan 'kebenaran 
 negara' mungkin kurang ideal, meskipun untuk banyak orang negara bisa 
 jadi kayak agama, misalnya the promised land.
 
 Semua agama adalah sama memang sungguh gampang disalahartikan 
 karena inti konsepnya sangat halus.  Sedemikian halus, jaman sekarang 
 kita sudah kehilangan upaya dan rasa untuk mengerti konsep ini.  
 Dalam agama2 dan budaya kuno ada 'perennial philosophy' yang 
 disimbolkan dalam mitos2 mereka, dimana intinya adalah sikap egaliter 
 terhadap keberagaman agama, konsep dan budaya.  Sesungguhnya inti 
 semangat inilah yang ingin ditampilkan Quran, ayat2 yang 
 mengandung 'perennial philosophy' atau benang2 merah yang telah 
 dikutip mba Chae.  Dalam filosofi Baduy Dalam untuk menekankan hukum 
 alam dan sikap egaliter, setelah larangan adat no 1, 2, 3, 4, 
 terussseh larangan terakhir adalah nggak boleh melarang orang 
 lain...lha..
 
 Tapi di jaman modern yang sekular ini bukannya nggak ada perennial 
 philosophy. Nilai2 universal the golden rules seperti 'nggak sombong, 
 peramah, sopan dan rajin menabung'...:-) adalah the golden rules.  
 Dimana sebagian anak2 yang beruntung dibesarkan dalam kaidah ini, 
 sebagian lain nggak cukup beruntung. Apalagi udah gede, makin susah 
 saja mempraktekkan the golden rules ini...:-( karena sudah banyak 
 terkontaminasi paradigma2 yang salah seperti paradigmanya Pak HMNA..:-
 )
 
 salam
 Mia
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan 
 linadahlan@ wrote:
 
  Kalo menurut saya malah mbak Chae yang terjebak pemikirannya pada 
  pemisalan perbandingan kebenaran kitab suci dan kebenaran, 
  keberadaan, dan kesejajaran bangsa-bangsa. Ini perbandingan yang 
  tidak selevel sehingga tidak bisa di buat suatu kesimpulan yang 
  sebanding pula ttg konsekwensi keberadaan. 
  
  Pemisalan:
  ***
  Saya menjadi pengikut Kristen krn saya yakin akan kebenaran Injil. 
  Saya menjadi bangsa Indonesia krn saya yakin akan kebenaran 
  Indonesia???. Nah gak level kan? Ada yg salah dengan pemisalan ini.
  
  Saya menjadi pengikut Kristen tapi saya yakin akan kebenaran Injil, 
  AlQur'an, dan Tripitaka (impossible deh). Saya menjadi orang 
  Indonesia tapi saya yakin akan kebenaran bangsa lain (ini sah2 saja 
  kan?)
  ***
  Kalau yang dimaksudkan adalah kesejajaran kitab suci bagi negara-
  negara...ya negara memang harus menganggapnya sejajar...:-)
  
  Seperti yang sudah saya katakan bhw saya bisa menemukan kebenaran 
  dalam Injil atau kitab apapun lainnya setelah berkesesuaian dengan 
  AlQur'an, misalnya ayat2 yang mengatakan bhw Tuhan itu satu. Tapi 
  ketika saya menemukan ayat2 dalam Injil (kini) bhw anak pertama 
  Ibrahim (as) yang harus dikorbankan adalah Ishaq (as), saya 
  mengatakan Injil itu salah karena AlQur'an menyatakan yang 
  dikurbankan anak pertama yg bernama Ismaei (as). Ini salah satu 
  contoh saja. Allah menegur ahli kitab yg jahil QS3:71 Hai Ahli 
  Kitab, mengapa kamu mencampur adukkan yang haq dengan yang bathil
  [203], dan menyembunyikan kebenaran[204], padahal kamu 
  mengetahuinya?. Menyembunyikan kebenaran adalah salah. 
  
  Akhirnya dengan saya temukan banyak kesalahan2 spt itu dalam kitab 
  suci lain, secara menyeluruh kesimpulan saya adalah tidak mungkin 
  suatu kitab suci yang dianggap suci mengandung kesalahan2 itu. Saya 
  yakin kalau Taurat (asli) dan Injil (asli) akan berkesesuaian 
 dengan 
  AlQur'an. Jadi, saya juga beriman kepada Taurat dan Injil Asli yang 
  dari Allah SWT. 
  
  Lalu, ketika ada kitab suci yang mengisahkan nabi Allah melakukan 
  incest, apakah kitab suci itu benar? Ketika ada kitab suci yang 
  mengisahkan bhw Tuhan memberikan tanah A kpd suatu kaum pilihan dan 
  tuhan memberikan 'kuasa'nya kpd kaum pilihan utk membunuh dan 
  mengusir (memerangi penduduk yg didalam tanah tsb?) Apakah kitab 
  suci benar? Kitab suci itu yg dimaksud ayat QS2:41 dan QS3:3 yg 
 mbak 

[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-04-29 Terurut Topik satriyo
Sejawat WM semua,

Saya sangat senang bisa bertukar pandang dengan anda semua, baik yang 
tidak setuju dengan pernyataan Semua agama sama maupun yang setuju, 
dan masing-masing sejauh ini mengedepankan hujjahnya dengan harapan 
agar pihak lain mau menerima pendapatnya, atau setidaknya pihak lain 
mau mengerti mengapa pendapatnya seperti demikian.

Memang keberagaman itu indah ... to a certain point, menurut saya.

Eniwe, ada satu hal yang ingin saya tanyakan tanggapannya di sini, 
dan ada hal lain yang terkait sebagai konsekuensinya. Begini, saya 
sebagai yang setuju dengan menyatakan bahwa 
pernyataan/kalimat semuga agama sama itu tidak benar, atau dengan 
kata lain saya tidak sepakat menyatakan semua agama sama, punya 
sedikit kelemahan. Saya masih jauh dari memahami Islam terutama dari 
segi hikmah dan praktis, dan untuk itu saya selalu memohon kepada 
Allah agar saya dipahamkan tentang Islam ini, agar 'faqih' 
dalam 'Diin' ini. Tapi dalam keterbatasan saya, memahami ... dan 
terlebih lagi memahamkan orang lain (membuat orang lain jadi paham), 
saya tetap punya 'gut-feeling' atau instinct yang kuat untuk meyakini 
bahwa Islam itu berbeda dari 
agama/keyakinan/ideologi/keimanan/pandangan-hdiup lain sehingga (yang 
benar dan) kebenaran itu hanya ada di Islam.

Sampai di sini saya kira (semoga) jelas posisi saya.

Nah, hal lain yang sebetulnya patut tapi belum saya lakukan adalah 
lebih mengetahui agama lain sebelum saya yakin seberapa sama dengan 
Islam. Mana mungkin saya bisa menyatakan A itu sama dengan B, C dan D 
ketika saya hanya tahu A saja, sedangkan terhadap B, C dan D saya 
hanya asumsi/kira-kira/menduga?

Pertanyaan saya, apakah yang mengatakan semua agama sama di milis ini 
memang tahu benar agama2 lain (sebagaiman asumsi saya) seperti 
tahunya akan Islam?

Ini belum ke masalah Sophia perrennis/hikmah abadi/universal 
religion ... yang akan lain lagi saya kira thread nya krn lebih ke 
filsafat. Mungkin Ibu Mia mau mencoba memulai share dengan kita soal 
ini, lepas dari siapa di depan atau belakang.

terim kasih,
salam,
satriyo



--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Mba Lina  Mba Mia,
 
 Kenapa saya pakai perbandingan negara untuk masalah kebenaran 
agama
 karena saya melihat persamaan penerimaan kebenaran agama seperti
 ahalnya kebenaran dalam beragama. Dimana kebanyakan dari kita 
menerima
 agama sama seperti halnya menerima kewarganegaraan dengan kosnep 
taken
 for grandted. Kita lahir dalam lingkungan muslim dengan sendirinya
 kita beragama Islam, kita lahir di Indonesia dengan sendirinya kita
 berkebangsaan Indonesia WALAU TIDAK MELIPUTI SEMUA KASUS, ARTINYA 
ADA
 BEBERAPA KASUS YANG BERBEDA TAPI MOSTLY YA..DEMIKIAN ADANYA.
 
 Semua agama sama, dalam arti bahwa setiap ajaran agama berusaha
 membentuk umatnya menjadi manusia yang terbaik, bagi alam semesta
 sehingga manusia bisa MENJADI REPRESENTATIVE KEBERADAAN TUHAN DI
 DUNIA.Kalau pemikiran saya justru inti point inilah yang menjadi 
dasar
 bagaimana kita memandang bahwa setiap agama adalah benar 
adanya...ini
 sebanarnya masih menggantung tapi sedikit2 saja dulu bukan apa-apa
 tapi saya sendiri juga masing pusing;))
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote:
 
  Perbandingan dari mba Chae ttg 'kebenaran agama' dan 'kebenaran 
  negara' mungkin kurang ideal, meskipun untuk banyak orang negara 
bisa 
  jadi kayak agama, misalnya the promised land.
  
  Semua agama adalah sama memang sungguh gampang disalahartikan 
  karena inti konsepnya sangat halus.  Sedemikian halus, jaman 
sekarang 
  kita sudah kehilangan upaya dan rasa untuk mengerti konsep ini.  
  Dalam agama2 dan budaya kuno ada 'perennial philosophy' yang 
  disimbolkan dalam mitos2 mereka, dimana intinya adalah sikap 
egaliter 
  terhadap keberagaman agama, konsep dan budaya.  Sesungguhnya inti 
  semangat inilah yang ingin ditampilkan Quran, ayat2 yang 
  mengandung 'perennial philosophy' atau benang2 merah yang telah 
  dikutip mba Chae.  Dalam filosofi Baduy Dalam untuk menekankan 
hukum 
  alam dan sikap egaliter, setelah larangan adat no 1, 2, 3, 4, 
  terussseh larangan terakhir adalah nggak boleh melarang orang 
  lain...lha..
  
  Tapi di jaman modern yang sekular ini bukannya nggak ada 
perennial 
  philosophy. Nilai2 universal the golden rules seperti 'nggak 
sombong, 
  peramah, sopan dan rajin menabung'...:-) adalah the golden 
rules.  
  Dimana sebagian anak2 yang beruntung dibesarkan dalam kaidah ini, 
  sebagian lain nggak cukup beruntung. Apalagi udah gede, makin 
susah 
  saja mempraktekkan the golden rules ini...:-( karena sudah banyak 
  terkontaminasi paradigma2 yang salah seperti paradigmanya Pak 
HMNA..:-
  )
  
  salam
  Mia
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan 
  linadahlan@ wrote:
  
   Kalo menurut saya malah mbak Chae yang terjebak pemikirannya 
pada 
   pemisalan perbandingan kebenaran kitab suci dan kebenaran, 
   keberadaan, dan kesejajaran bangsa-bangsa. Ini 

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer)

2007-04-28 Terurut Topik L.Meilany
Nimbrung :
Kalo ini benar2 kejadian; bukan dialog imajiner. 
Artinya anaknya Nisa telah diajarkan untuk menganut kepercayaan sinkretisme :-)
Di milis tetangga lagi sibuk juga membahas kepercayaan sinkretisme yg lagi 
mulai naik daun di Indonesia
Kepercayaan Baha'i - Sempalan Syiah

Beberapa waktu lalu adik saya ke India dan waktu acara jalan2 selain ke monumen 
cinta Taj Mahal
sempat juga berkunjung ke rumah ibadah Baha'i yg megah dan mendapatkan juga 
keterangan/leaflet 
mengenai sejarah munculnya Baha'i.

Salam 
l.meilany

  - Original Message - 
  From: Tri Budi Lestyaningsih (Ning) 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Thursday, April 26, 2007 11:28 AM
  Subject: RE: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? 
(Dialog imaginer)



  Yang ini penggalan surat mbak Chae, cerita tentan dialog mbak Chae
  dengan putrinya, Annisa 

  ...

  menurut Kaka mana yang benar panggilan buat Kaka?? eyangti??
  eyangku??Bude dan tante?? atau yang lain??

  Semua juga benar dong Mam, karena semua sayang sama Kaka

   begitu juga dengan panggilan Tuhan, selama kita memanggil-Nya dengan
  rasa sayang kita kepada-Nya maka semua panggilan itu akan benar adanya.

  Bagaimana kita tahu kalau kita memanggil-Nya dengan rasa sayang mam??

  Kita tahu karena ketika kita memanggil-Nya maka kita berbuat kebaikan
  di atas muka bumi ini, ketika kita memanggil-Nya maka kita saling
  berkasih sayang pada semua makhluk-NYa, dan ketika kita memanggil-Nya
  maka kita saling tolong menolong dalam kebaikan dengan semua
  makhluk-Nya. tapi sebaliknya walau kita memanggil-Nya dengan sebutan
  yang Hebat dan Agung tapi ketika kita memanggil-Nya maka kita berbuat
  kerusakan, kejahatan, aniaya dan kezaliman sesungguhnya yang kita
  panggil bukan diri-Nya tapi kita memanggil nafsu syeitan yang ada
  didalam dada kita sendiri.

  ohhh...katanya... 

  Yang di bawah ini dialog lanjutan, tapi ini hanya imaginasi saya aja
  (Ning), jadi bukan betulan lho.. Mbak Chae ngga marah kan ? Saya tau
  mbak Chae ngga akan marah, soalnya dia itu penyayang dan lembut hati
  kok.

  Jadi mam, kita boleh panggil Tuhan kita dengan nama apa saja ya,
  asalkan dengan rasa sayang ?

  Betul, sayang. Kamu memang anak pintar.

  OK deh mam, kalau begitu besok pas berdoa, kaka mau bilang gini : 
  Ya Yesus, ampunkanlah dosaku
  Ya Dewa, sayangilah ibu bapaku
  Ya Allah, cintai mereka sebagaimana mereka mencintai aku waktu kecil.
  Amiin.
  Jadi semua namanya disebut, biar komplit. Boleh kan Mam ?

  Ya... Asal dengan rasa sayang manggilnya, boleh ..

  ...

  Wassalaam,
  -Ning


   

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-04-28 Terurut Topik L.Meilany
Nambahin keterangan Flora :
Islam itu dari bahasa Arab artinya: tunduk dan patuh terhadap perintah.
Oleh karenanya ada sebagian yg mengatakan bahwa agama samawi [ agama nasrani ] 
adalah juga islam.

Menurut keyakinan 'agama Islam' para Nabi-rasul adalah manusia2 yg tunduk dan 
patuh pada Tuhan.
Bermula dari kisah Adam as yg harus diimani/dipercaya. Sedangkan Musa as adalah 
keturunan Ibrahim as
Ibrahim dalam keyakinan agama Islam adalah seorang rasul yg mengajak bangsanya 
agar mereka hanya percaya pada 
Tuhan Yg Esa [monotheisme ]. 
[Dalam Kejadian 12 Ibrahim/Abraham adalah 'bapa' bangsa Israel dan Arab. Karena 
kepercayaannya yg kuat maka Ibrahim 
juga dinamakan Bapa segala orang yg percaya - Di Islam sesuai QS 46:35- Ibrahim 
as, Nuh as, Musa as, Isa as dan Muhammad SAW termasuk dalam golongan 'Ulul 
Azmi' atau mereka yg punya keteguhan hati ]
Sedangkan 'agama Islam' yg saat ini dipraktekkan adalah kelanjutan agama 
Ibrahim yg kemudian Alloh SWT menyempurnakan dengan memberi petunjuk tata cara 
peribadahan, hukum2 sosial kemasyarakatan, budi pekerti  dan lainnya yg jika di 
ringkas ada 10 macam; melalui Muhammad SAW tatkala beliau bertafakur, beribadah 
menurut agama Ibrahim as. 

Penyempurnaan agama Ibrahim inilah yg 'dibumikan' dan diberi judul Al Qur'an 
kemudian contoh praktek, pelaksanaan bertambah melalui yg dilakukan, dikatakan 
oleh Muhammad SAW yg di sebut sebagai hadis. Keduanya menjadi tuntunan bagi yg 
mengaku beragama islam. 

Jadi sebenernya Islam adalah penyempurnaan dari agama yg terdahulu.
Jika kemudian seperti disinggung Nisa masih ada yg nggak mau sempurna dan 
kemudian kita bisa 'menerima' keberadaan kepercayaan yg lain; menurut saya 
adalah sebagai sikap pluralistik dalam beragama.

Di kehidupan sekarang berpluralisme terhadap lain kepercayaan merupakan upaya 
untuk mengeliminir perbedaan yg menimbulkan ketidak serasian dalam 
bermasyarakat. Kan cagub DKI dari PKS juga gak akan menutup tempat2 yg dianggap 
maksiat :-)))

Jadi saya juga kurang sependapat dengan Nisa bahwa semua agama sama. Yg dapat 
saya pahami adalah idealnya kita bisa menerima keberadaan keperyaan yg lain 
dalam bermasyarakat. sepanjang ia tidak meresahkan/kriminal.

Emha Ainun Nadjib [EAN] budayawan yg dianggap mengkampanyekan pluralitas agama 
mengilustrasikan masalah pluralisme ini dengan indah.
Menurut EAN; agama itu ibarat isteri yg kita cintai yg kita tahu seluk beluk 
tubuhnya. Kemudian ketika kumpul2 dengan para pria beristeri lainnya apakah 
kita akan mengritik isteri masing2. Misalnya isterimu itu jelek, jari kakinya 
12, misalnya. Atau akankah kita bilang isterimu sama dengan isteriku? Biar 
gimanapun isteri kita tetap yg tercantik, terbaik, tersayang gak sama dengan yg 
lain :-)
Isteri itu belahan jiwa. Begitu juga menyikapi agama yg kita anut seperti kata 
sasterawan entah siapa lupa namanya; dengan tuturannya yg beraroma sufi  
mengatakan bahwa jiwa agama [ Alloh] itu adalah sumber kehidupan ia menyatu 
dengan darah. Apapun yg kita lakukan kita senantiasa menyertakan DIA.
Kecuali sih kalo beragamanya dipaksa, terpaksa - lain soal; jiwanya selalu 
gelisah :-)

Salam 
l.meilany

  - Original Message - 
  From: Flora Pamungkas 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, April 25, 2007 10:29 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?


  Setiap ajaran Allah yang diwahyukan kepada para nabi itu adalah
  berprosesnya/ perjalanannya agama Islam. 
  Ruh Islam sudah ada dari sejak jaman Nabi Adam. Dalam S. Ar R'ad ayat 38-39
  difirmankan oleh Allah, bahwa setiap jaman diberikan kitab untuk manusia,
  yang berlaku hanya untuk jaman itu saja dan di wilayah geografisnya para
  nabi (sebelum Nabi Muhammad SAW) itu saja. 

  QS 13:38-39. 

  Dan sungguh Kami telah mengutus rasul-rasul sebelum engkau dan Kami jadikan
  bagi mereka istri dan keturunan. Seorang rasul tak akan mendatangkan suatu
  ayat kecuali berdasarkan izin Allah. Bagi tiap-tiap masa ada kitabnya. 

  Allah menghapuskan apa (ayat) yang Dia kehendaki dan menetapkan ayat yang
  Dia kehendaki. Di sisi-Nya ada induk Alkitab. 

  Proses perjalanan ajaran Allah ini mencapai puncak kesempurnaannya, berupa
  kitabNya yang terakhir, yaitu Al Qur'an dan ajaran ini diberiNya judul/nama:
  ISLAM. Ajaran ini final, tuntas, berlaku hingga akhir jaman. Oleh
  karenanya, Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah yang terakhir/ penutup,
  adalah Nabi untuk seluruh manusia di manapun wilayahnya, dari sejak 1400
  tahun yang lalu hingga akhir jaman nanti. Maka seharusnya, manusia jaman
  sekarang ini dan jaman kemudian, hingga akhir jaman nanti, adalah pengikut
  ajaran Al Qur'an dan meneladani nabi Muhammad SAW, sebagai muslim. Karena
  Al Qur'an adalah kitab yang paling akhir, maka ajaran di dalamnyalah yang
  paling valid. 


  Namun, Allah juga mengingatkan dalam S. Al Baqarah 256: Tidak ada paksaan
  memasuki agama Islam 


  256. Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah
  jelas

[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-04-28 Terurut Topik Mia
Perbandingan dari mba Chae ttg 'kebenaran agama' dan 'kebenaran 
negara' mungkin kurang ideal, meskipun untuk banyak orang negara bisa 
jadi kayak agama, misalnya the promised land.

Semua agama adalah sama memang sungguh gampang disalahartikan 
karena inti konsepnya sangat halus.  Sedemikian halus, jaman sekarang 
kita sudah kehilangan upaya dan rasa untuk mengerti konsep ini.  
Dalam agama2 dan budaya kuno ada 'perennial philosophy' yang 
disimbolkan dalam mitos2 mereka, dimana intinya adalah sikap egaliter 
terhadap keberagaman agama, konsep dan budaya.  Sesungguhnya inti 
semangat inilah yang ingin ditampilkan Quran, ayat2 yang 
mengandung 'perennial philosophy' atau benang2 merah yang telah 
dikutip mba Chae.  Dalam filosofi Baduy Dalam untuk menekankan hukum 
alam dan sikap egaliter, setelah larangan adat no 1, 2, 3, 4, 
terussseh larangan terakhir adalah nggak boleh melarang orang 
lain...lha..

Tapi di jaman modern yang sekular ini bukannya nggak ada perennial 
philosophy. Nilai2 universal the golden rules seperti 'nggak sombong, 
peramah, sopan dan rajin menabung'...:-) adalah the golden rules.  
Dimana sebagian anak2 yang beruntung dibesarkan dalam kaidah ini, 
sebagian lain nggak cukup beruntung. Apalagi udah gede, makin susah 
saja mempraktekkan the golden rules ini...:-( karena sudah banyak 
terkontaminasi paradigma2 yang salah seperti paradigmanya Pak HMNA..:-
)

salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Kalo menurut saya malah mbak Chae yang terjebak pemikirannya pada 
 pemisalan perbandingan kebenaran kitab suci dan kebenaran, 
 keberadaan, dan kesejajaran bangsa-bangsa. Ini perbandingan yang 
 tidak selevel sehingga tidak bisa di buat suatu kesimpulan yang 
 sebanding pula ttg konsekwensi keberadaan. 
 
 Pemisalan:
 ***
 Saya menjadi pengikut Kristen krn saya yakin akan kebenaran Injil. 
 Saya menjadi bangsa Indonesia krn saya yakin akan kebenaran 
 Indonesia???. Nah gak level kan? Ada yg salah dengan pemisalan ini.
 
 Saya menjadi pengikut Kristen tapi saya yakin akan kebenaran Injil, 
 AlQur'an, dan Tripitaka (impossible deh). Saya menjadi orang 
 Indonesia tapi saya yakin akan kebenaran bangsa lain (ini sah2 saja 
 kan?)
 ***
 Kalau yang dimaksudkan adalah kesejajaran kitab suci bagi negara-
 negara...ya negara memang harus menganggapnya sejajar...:-)
 
 Seperti yang sudah saya katakan bhw saya bisa menemukan kebenaran 
 dalam Injil atau kitab apapun lainnya setelah berkesesuaian dengan 
 AlQur'an, misalnya ayat2 yang mengatakan bhw Tuhan itu satu. Tapi 
 ketika saya menemukan ayat2 dalam Injil (kini) bhw anak pertama 
 Ibrahim (as) yang harus dikorbankan adalah Ishaq (as), saya 
 mengatakan Injil itu salah karena AlQur'an menyatakan yang 
 dikurbankan anak pertama yg bernama Ismaei (as). Ini salah satu 
 contoh saja. Allah menegur ahli kitab yg jahil QS3:71 Hai Ahli 
 Kitab, mengapa kamu mencampur adukkan yang haq dengan yang bathil
 [203], dan menyembunyikan kebenaran[204], padahal kamu 
 mengetahuinya?. Menyembunyikan kebenaran adalah salah. 
 
 Akhirnya dengan saya temukan banyak kesalahan2 spt itu dalam kitab 
 suci lain, secara menyeluruh kesimpulan saya adalah tidak mungkin 
 suatu kitab suci yang dianggap suci mengandung kesalahan2 itu. Saya 
 yakin kalau Taurat (asli) dan Injil (asli) akan berkesesuaian 
dengan 
 AlQur'an. Jadi, saya juga beriman kepada Taurat dan Injil Asli yang 
 dari Allah SWT. 
 
 Lalu, ketika ada kitab suci yang mengisahkan nabi Allah melakukan 
 incest, apakah kitab suci itu benar? Ketika ada kitab suci yang 
 mengisahkan bhw Tuhan memberikan tanah A kpd suatu kaum pilihan dan 
 tuhan memberikan 'kuasa'nya kpd kaum pilihan utk membunuh dan 
 mengusir (memerangi penduduk yg didalam tanah tsb?) Apakah kitab 
 suci benar? Kitab suci itu yg dimaksud ayat QS2:41 dan QS3:3 yg 
mbak 
 kutip?
 
 wassalam,
 
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  Jika kita berpatokan pada apa yang dinyatakan Qur'an 
makaseharusnya
  sikap melabeli kitab2 lain dengan nilai salah.
  
  Seringkali kita terjebak pemikiran bahwa ketika kita mengakui
  kebenaran kita lain semisal taurat atau injil maka konsekwensinya 
 kita
  harus menjadi pengikut agama yahudi atau kristen. Apa benar
  konsekwensinya demikian?? semisal kita mengakui keberadaan dan
  kebenaran serta kesejajaran bangsa-bangsa di dunia ini bukan 
 berarti
  dengan kemudian kita jadi multi kebangsaan kan??
 
 Saya menjadi pengikut Kristen krn saya yakin akan Injil. Saya 
 menjadi bangsa Indonesia krn saya yakin akan Indonesia???
  
  Al-Qur'an sendiri lebih banyak menekankan kesamaan, kebenaran dan
  diakuinya kitab-kitab lain.
  
  Dan berimanlah kamu kepada apa ang telah Aku turunkan (al-Qur'an) 
 yang
  membenarkan apa yang ada padamu (Taurat),...  (QS. 2:41)
  
  Dia menurunkan Al-Kitab (al-Qur'an) kepadamu dengan sebenarnya;
  membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan
  Taurat dan Injil. (QS. 3:3)
  

[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer)

2007-04-28 Terurut Topik Mia
Wah, kalo aku pesen ke anakku untuk nggak melupakan dirinya sebagai 
Muslim, sebisanya cari isteri Muslim, mendidik anak2nya secara Islam. 
Why? Karena adanya keberlanjutan, yaitu fakta bahwa Islam adalah 
bagian dari kehidupan keluarga kita sendiri.  Melupakan kenyataan ini 
adalah sama dengan menyangkal bagian dari kita sendiri.  Dan kemudian 
jadilah Muslim yang baik, progressif dan inklusif, karena hanya 
dengan perbuatan kita yang nyata kita bisa menunjukkan kepada dunia 
bagaimana Islam dan Muslim itu.  

Anakku pernah bilang begini: 'walaupun aku muslim, nantinya kan 
terserah anakku mau pilih agama yang mana'.  Eit, ntar dulu, 
kataku.  Tentu saja pintu pilihan nggak pernah tertutup, dan nggak 
boleh ada yang menutup pintu pilihan. Tapi pertanyaanku sekarang, 
bagaimana kamu akan mendidik anak2mu...bagaimana kamu akan 
mempraktekkan kehidupan dan disiplin beragama di keluargamu?  Be a 
good Muslim!

Ini dialog nyata di antara keluarga besar, dimana ada anggota 
keluarga lain yang non Muslim. Dan mereka menganggung-angguk 
setujukarena mereka merasa nggak pernah terancam dengan 'a good 
Muslim'

salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Nimbrung :
 Kalo ini benar2 kejadian; bukan dialog imajiner. 
 Artinya anaknya Nisa telah diajarkan untuk menganut kepercayaan 
sinkretisme :-)
 Di milis tetangga lagi sibuk juga membahas kepercayaan sinkretisme 
yg lagi mulai naik daun di Indonesia
 Kepercayaan Baha'i - Sempalan Syiah
 
 Beberapa waktu lalu adik saya ke India dan waktu acara jalan2 
selain ke monumen cinta Taj Mahal
 sempat juga berkunjung ke rumah ibadah Baha'i yg megah dan 
mendapatkan juga keterangan/leaflet 
 mengenai sejarah munculnya Baha'i.
 
 Salam 
 l.meilany
 
   - Original Message - 
   From: Tri Budi Lestyaningsih (Ning) 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Thursday, April 26, 2007 11:28 AM
   Subject: RE: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua 
agama sama? (Dialog imaginer)
 
 
 
   Yang ini penggalan surat mbak Chae, cerita tentan dialog mbak Chae
   dengan putrinya, Annisa 
 
   ...
 
   menurut Kaka mana yang benar panggilan buat Kaka?? eyangti??
   eyangku??Bude dan tante?? atau yang lain??
 
   Semua juga benar dong Mam, karena semua sayang sama Kaka
 
begitu juga dengan panggilan Tuhan, selama kita memanggil-Nya 
dengan
   rasa sayang kita kepada-Nya maka semua panggilan itu akan benar 
adanya.
 
   Bagaimana kita tahu kalau kita memanggil-Nya dengan rasa sayang 
mam??
 
   Kita tahu karena ketika kita memanggil-Nya maka kita berbuat 
kebaikan
   di atas muka bumi ini, ketika kita memanggil-Nya maka kita saling
   berkasih sayang pada semua makhluk-NYa, dan ketika kita memanggil-
Nya
   maka kita saling tolong menolong dalam kebaikan dengan semua
   makhluk-Nya. tapi sebaliknya walau kita memanggil-Nya dengan 
sebutan
   yang Hebat dan Agung tapi ketika kita memanggil-Nya maka kita 
berbuat
   kerusakan, kejahatan, aniaya dan kezaliman sesungguhnya yang kita
   panggil bukan diri-Nya tapi kita memanggil nafsu syeitan yang ada
   didalam dada kita sendiri.
 
   ohhh...katanya... 
 
   Yang di bawah ini dialog lanjutan, tapi ini hanya imaginasi saya 
aja
   (Ning), jadi bukan betulan lho.. Mbak Chae ngga marah kan ? Saya 
tau
   mbak Chae ngga akan marah, soalnya dia itu penyayang dan lembut 
hati
   kok.
 
   Jadi mam, kita boleh panggil Tuhan kita dengan nama apa saja ya,
   asalkan dengan rasa sayang ?
 
   Betul, sayang. Kamu memang anak pintar.
 
   OK deh mam, kalau begitu besok pas berdoa, kaka mau bilang 
gini : 
   Ya Yesus, ampunkanlah dosaku
   Ya Dewa, sayangilah ibu bapaku
   Ya Allah, cintai mereka sebagaimana mereka mencintai aku waktu 
kecil.
   Amiin.
   Jadi semua namanya disebut, biar komplit. Boleh kan Mam ?
 
   Ya... Asal dengan rasa sayang manggilnya, boleh ..
 
   ...
 
   Wassalaam,
   -Ning
 
 

 
 [Non-text portions of this message have been removed]





Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-04-28 Terurut Topik jano ko
Mia :
   
  Dalam filosofi Baduy Dalam untuk menekankan hukum 
alam dan sikap egaliter, setelah larangan adat no 1, 2, 3, 4, 
terussseh larangan terakhir adalah nggak boleh melarang orang 
lain...lha..

===
   
  Jano - ko :
   
  Chae sudah deklarasi koq, kalau dia mengikuti Piagam Madinah, begitu, jadi 
ya kita hormati saja pilihan chae tersebut, ngono mia.
   
  Selamat pagi lagi
   
   
  --oo0oo--
   
  
Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Perbandingan dari mba Chae ttg 'kebenaran agama' dan 'kebenaran 
negara' mungkin kurang ideal, meskipun untuk banyak orang negara bisa 
jadi kayak agama, misalnya the promised land.

Semua agama adalah sama memang sungguh gampang disalahartikan 
karena inti konsepnya sangat halus. Sedemikian halus, jaman sekarang 
kita sudah kehilangan upaya dan rasa untuk mengerti konsep ini. 
Dalam agama2 dan budaya kuno ada 'perennial philosophy' yang 
disimbolkan dalam mitos2 mereka, dimana intinya adalah sikap egaliter 
terhadap keberagaman agama, konsep dan budaya. Sesungguhnya inti 
semangat inilah yang ingin ditampilkan Quran, ayat2 yang 
mengandung 'perennial philosophy' atau benang2 merah yang telah 
dikutip mba Chae. Dalam filosofi Baduy Dalam untuk menekankan hukum 
alam dan sikap egaliter, setelah larangan adat no 1, 2, 3, 4, 
terussseh larangan terakhir adalah nggak boleh melarang orang 
lain...lha..

Tapi di jaman modern yang sekular ini bukannya nggak ada perennial 
philosophy. Nilai2 universal the golden rules seperti 'nggak sombong, 
peramah, sopan dan rajin menabung'...:-) adalah the golden rules. 
Dimana sebagian anak2 yang beruntung dibesarkan dalam kaidah ini, 
sebagian lain nggak cukup beruntung. Apalagi udah gede, makin susah 
saja mempraktekkan the golden rules ini...:-( karena sudah banyak 
terkontaminasi paradigma2 yang salah seperti paradigmanya Pak HMNA..:-
)

salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Kalo menurut saya malah mbak Chae yang terjebak pemikirannya pada 
 pemisalan perbandingan kebenaran kitab suci dan kebenaran, 
 keberadaan, dan kesejajaran bangsa-bangsa. Ini perbandingan yang 
 tidak selevel sehingga tidak bisa di buat suatu kesimpulan yang 
 sebanding pula ttg konsekwensi keberadaan. 
 
 Pemisalan:
 ***
 Saya menjadi pengikut Kristen krn saya yakin akan kebenaran Injil. 
 Saya menjadi bangsa Indonesia krn saya yakin akan kebenaran 
 Indonesia???. Nah gak level kan? Ada yg salah dengan pemisalan ini.
 
 Saya menjadi pengikut Kristen tapi saya yakin akan kebenaran Injil, 
 AlQur'an, dan Tripitaka (impossible deh). Saya menjadi orang 
 Indonesia tapi saya yakin akan kebenaran bangsa lain (ini sah2 saja 
 kan?)
 ***
 Kalau yang dimaksudkan adalah kesejajaran kitab suci bagi negara-
 negara...ya negara memang harus menganggapnya sejajar...:-)
 
 Seperti yang sudah saya katakan bhw saya bisa menemukan kebenaran 
 dalam Injil atau kitab apapun lainnya setelah berkesesuaian dengan 
 AlQur'an, misalnya ayat2 yang mengatakan bhw Tuhan itu satu. Tapi 
 ketika saya menemukan ayat2 dalam Injil (kini) bhw anak pertama 
 Ibrahim (as) yang harus dikorbankan adalah Ishaq (as), saya 
 mengatakan Injil itu salah karena AlQur'an menyatakan yang 
 dikurbankan anak pertama yg bernama Ismaei (as). Ini salah satu 
 contoh saja. Allah menegur ahli kitab yg jahil QS3:71 Hai Ahli 
 Kitab, mengapa kamu mencampur adukkan yang haq dengan yang bathil
 [203], dan menyembunyikan kebenaran[204], padahal kamu 
 mengetahuinya?. Menyembunyikan kebenaran adalah salah. 
 
 Akhirnya dengan saya temukan banyak kesalahan2 spt itu dalam kitab 
 suci lain, secara menyeluruh kesimpulan saya adalah tidak mungkin 
 suatu kitab suci yang dianggap suci mengandung kesalahan2 itu. Saya 
 yakin kalau Taurat (asli) dan Injil (asli) akan berkesesuaian 
dengan 
 AlQur'an. Jadi, saya juga beriman kepada Taurat dan Injil Asli yang 
 dari Allah SWT. 
 
 Lalu, ketika ada kitab suci yang mengisahkan nabi Allah melakukan 
 incest, apakah kitab suci itu benar? Ketika ada kitab suci yang 
 mengisahkan bhw Tuhan memberikan tanah A kpd suatu kaum pilihan dan 
 tuhan memberikan 'kuasa'nya kpd kaum pilihan utk membunuh dan 
 mengusir (memerangi penduduk yg didalam tanah tsb?) Apakah kitab 
 suci benar? Kitab suci itu yg dimaksud ayat QS2:41 dan QS3:3 yg 
mbak 
 kutip?
 
 wassalam,
 
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  Jika kita berpatokan pada apa yang dinyatakan Qur'an 
makaseharusnya
  sikap melabeli kitab2 lain dengan nilai salah.
  
  Seringkali kita terjebak pemikiran bahwa ketika kita mengakui
  kebenaran kita lain semisal taurat atau injil maka konsekwensinya 
 kita
  harus menjadi pengikut agama yahudi atau kristen. Apa benar
  konsekwensinya demikian?? semisal kita mengakui keberadaan dan
  kebenaran serta kesejajaran bangsa-bangsa di dunia ini bukan 
 berarti
  dengan kemudian kita jadi multi kebangsaan kan??
 
 Saya menjadi pengikut Kristen krn saya yakin akan Injil. Saya 
 menjadi 

[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-04-28 Terurut Topik Mia
Kalau saya nggak salah baca dalam ngikutin thread ini, 
ungkapan 'semua agama sama', menurut mba Chae salah satunya dikaitkan 
dengan amal perbuatan dan pikiran kita (taqwa), dan itulah inti 
beragama, bukan eklusivitas kebenaran kelompok Muslim, Yahudi dsb.

Namun sejujurnya, saya nggak tau cara mengungkapkannya dalam kalimat2 
diskusi kita. Ngomongin perennial philosophy juga mungkin sulit untuk 
dicerna, tapi kalau bilang 'semua agama sama' akan mengundang 
kesalahpahaman. Ini sama ribetnya seperti ngomongin evolusi 'manusia 
keturunan monyet'.

'Semua agama sama' dan perennial philosophy yang berdasarkan fakta 
keberagaman, adalah wacana masa depan yang pasti akan kita masuki. 
Mba Chae sudah berada di garis depan.

salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Jadi saya juga kurang sependapat dengan Nisa bahwa semua agama 
sama. Yg dapat saya pahami adalah idealnya kita bisa menerima 
keberadaan keperyaan yg lain dalam bermasyarakat. sepanjang ia tidak 
meresahkan/kriminal.
 
 
 Salam 
 l.meilany
 




[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-04-27 Terurut Topik Chae
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo [EMAIL PROTECTED] wrote:

 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 [EMAIL PROTECTED]:

 SATRIYO:
 Arah dari pertanyaan saya kepada anda adalah dapatkah anda 
 membuktikan bahwa saat Rasul (entah karena hormat atau apa, yang 
 sejauh semata-mata asumsi dan bukan bukti dari anda) mengangkat 
 Najasy sebagai saksi status Najasy itu masih Kristen atau sudah 
 Muslim ... sederhana kan? Saya akan berusaha sejelas mungkin agar 
 anda mengerti ... 
 ;-)


Chae: terima kasih semoga cara menjelaskan anda bisa tetap baik
seperti ini;), Raja Najasi dikenal sebagai raja beragama Kristen dan
ketika ada yang mengatakan bahwa dia masuk Islam secara diam-diam
seharusnya pihak yang memberikan informasi terbaru tsb harus
membuktikan kapan Raja Najasi masuk Islam dan bagaimana sehingga kita
bisa cross check apakah ketika dia menikahkan Rasul dan Ummu Habibah
sudah berstatus Islam atau tidak?? Coba anda tiru ABAH ku tersayang,
tidak sekedar kasih kesimpulan saja tapi berikut dasar2 dari
kesimpulanya walau masih bisa di perdebatkan. 


 SATRIYO:
 Anda menyatakan Konsep bebas memelik agama masing2 bisa termasuk 
 kedlam agama Nasrani, artinya setiap orang dilindungi kepercayaanya 
 masing2. Nah ini kan namanya asumsi, anda melebarkan atau 
 menerjemahkan sesuatu yang tidak termaktub dalam perjanjian antara 
 dua pihak dan anda menariknya sedemikian rupa hingga anda memaksa 
 memasukkan pihak lain yang sama sekali tidak terlibat perjanjian. 
 Dengan kata lain, itu kan kata anda, bukan pernyataan atau 
 kesepakatan pihak Muslim maupun Yahudi ketika itu. Yang juga perlu 
 anda cermati, sebelum kesepakatan dengan Yahudi, terlebih dahulu 
 Rasul memastikan adanya kesepakatan 'internal' kaum muslim. Jadi 
 sepantasnya anda tidak mencari-cari 'tafsir bi ra'yi' atas teks 
 kesepakatan yang sifatnya eksplisit. Mana bisa kesepakatan itu 
 sengaja meluangkan tempat untuk multiinterpretasi/implisitas? Jangan 
 samakan dengan Al-Qur'an, karena Al-Qur'an bukan kesepakatan 
 sebagaimana piagam madinah atau kesepakatan lain antar manusia. 
 Apalagi dalam pernyataan anda, anda menggunakan kata 'bisa' yang 
 artinya anda pun tidak pasti dan hanya 'mengira' saja.

Chae:Asumsi saya berdasarkan pasal 25 ada Piagam medinah dimana setiap
orang berhak memeluk agamanya masing2, sedangkan asumsi anda yang
mengatakan sebaliknya berdasarkan apa???;) ayooo kembangkan cara
diskusnya
 

 SATRIYO:
 Hubugannya apa dengan pertanyaan saya? Saya kan bertanya bagaimana 
 mungkin anda menyamakan 'nasikh-mansukh' Al-Qur'an yang 'devinely 
 inspired' dengan perubahan yang terjadi dalam Taurat dan Injil yang 
 mutlak merupakan hasil tangan manusia? Dan anda sekarang menyamakan 
 dan mensejajarkan NABI (ketika anda 'bertameng' kepada beliau soal 
 Mut'ah yang anda klaim dilakukan 'sekarang ini' oleh 'umat islam 
 sendiri') dengan manusia biasa yang korup, yaitu mereka yang telah 
 mengobrak-abrik wahyu Allah dalam Taurat dan Injil? 
 
 Mohon yang konsisten dalam berdiskusi jadi tidak menambah masalah. 
 jawab saja pertanyaan saya to the point tanpa mancari dalih ke hal 
 lain yang malah melebarkan masalah.

Chae: Loh dalam hal nikah mut'ah yang ada dalam Qs.4:24 diaman oleh
MANUSIA JUSTRU SEKARANG DIHARAMKAN, artinya ada perubahan yang
dilakukan oleh MANUSIA SEPERTI YANG TERJADI PADA TAURAT DAN INJIL;
 
 salam,
 satriyo
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo efikoe@ wrote:
  
   
   Satriyo:[1] Rasul sangat hormat pada Raja dan rakyat 
ethopia yang menganut ajaran Kristen...,
   
  Chae: Silahkan check di sirah Nabi, ketika Nabi menikahi Ummu 
 Habibah
  maka Raja Najasi menjadi saksi pernikahannya dan Raja Najasi juga 
 yang
  melamarkan Ummu Habibah untuk Nabi dengan Mas Kawin 400 dinar.
  Silahkan check di wikipedia Indonesia..ini saya kutip
  Melalui al Najashi, nabi Muhammad s.a.w. melamar Ummu Habibah dan
  upacara pernikahan dilakukan oleh Khalid bin Said al-As dengan mas
  kawin 400 dirham, dibayar oleh al Najashi bagi pihak nabi.
  
  Seorang saksi dengan berbeda agama, jelas merupakan penghormatan
  terhadap kedudukanya sebagai RAJA YANG BERAGAMA KRISTEN. 
  
   
   Satriyo: [2] ... dizaman Rasul saja 
kedua ajaran tersebut masih di akui ...,
   Idem ditto bu, apa sumber rujukan ibu, atau SETIDAKNYA bisa ibu 
 copy 
   paste bagian mana dari Piagam Madinah yang ibu maksud menunjukkan 
   Rasul mengakui ajaran Yahudi dan Nasrani.
   
   
  Chae: Isi PIAGAMA MEDINAH: Pasal 25:
  Wa anna yahuda bani `Auf ummatun ma'a al-mu'minin, lil
  yahudi dinuhum wa lil muslimin dinuhum, mawalihim wa anfusuhum illa
  man dlalama wa atsima, fa innahu la yuqi'u illa nafsahu wa ahla 
  baitihi
   
  Artinya:
   
  Kaum Yahudi Bani `Auf bersama dengan warga yang beriman adalah satu
  umah. Kedua belah pihak, kaum Yahudi dan kaum Muslimin, BEBAS 
 MEMELUK
  AGAMA MASING-MASING. DEMIKIAN PULA HALNYA DENGAN SEKUTU DAN DIRI
  

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? - Piagam Madinah

2007-04-27 Terurut Topik jano ko
Chae :
   
  Selamat juga kepada Pak Janoko yang bisa mamahami isi Piagam medinah
pasal 25 sbb:... Kaum Yahudi bebas memeluk agama mereka, sebagai kaum
Muslimin bebas memeluk agama mereka. 3. Kebebasan ini berlaku juga
terhadap pengikut-pengikut/ sekutu-sekutu mereka, dan diri mereka sendiri. 

   
  =
   
   
  Jano - ko :
   
   
  Terjawab sudah pertanyaan Chae yang berbunyi dibawah ini :

Untuk itu mengapa kita tidak bisa memandang semua agama adalah 
 sama??? 

  ---
   
  Piagam Madina dengan jelas mengajarkan kepada kita bahwa perbedaan dihormati 
( perbedaan menurut konsep Islam ).
  Dengan kata lain tidak semua agama sama,  Islam mempunyai istilah sendiri 
untuk menjelaskan sesuatu yang oleh orang awam disebut agama yaitu sebutlah 
Islam dengan  Ad Diin
   
  ---
   
  Masalah kebebasan memeluk apa yang diyakini, sudah ada didalam Al Qur'an 
sebelum HAM lahir dibarat. 
  Mengenai hal tersebut sudah jano-ko posting kemarin dulu, untuk itu jano-ko 
ulang lagi informasinya.
   
  --
   
  TIDAK ADA PAKSAAN DALAM MASALAH TERSEBUT.
   
  Al Qur'an
   
  There should be no coercion in the matter of faith. (2:256)
   
  
   
  Terjemahan lengkap :
   
  2. Al Baqarah
  256. Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah 
jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang 
ingkar kepada Thaghut[162] dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah 
berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah 
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. 
   
  [162]. Thaghut ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain dari Allah 
s.w.t. 

---
   
  Pengakuan chae terhadap Piagam Madinah Pasal 25, secara otomatis juga 
menerima Piagam Madinah dengan khusus khususnya Pasal 23 yang berbunyi,
   
  Pasal 23 Apabila timbul perbezaan pendapat di antara kamu di dalam suatu 
soal, maka kembalikanlah penyelesaiannya pada (hukum) Tuhan dan (keputusan) 
Muhammad SAW.
   
  ---
   
  Berarti juga menerima firman Allah didalam Al Qur'an dibawah ini, 
   
if (!document.layers)  document.write('')  ---
   
  Those who do not judge by what God has sent down are the disbelievers. 5:44
   
  Terjemahan :
   
  5. Al Maa'idah
  Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka 
mereka itu adalah orang-orang yang kafir. 
   
  ---
   
   
  Wassalam
   
   
  --oo0oo--
   
   
  Chae [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Selamat juga kepada Pak Janoko yang bisa mamahami isi Piagam medinah
pasal 25 sbb:... Kaum Yahudi bebas memeluk agama mereka, sebagai kaum
Muslimin bebas memeluk agama mereka. 3. Kebebasan ini berlaku juga
terhadap pengikut-pengikut/sekutu-sekutu mereka, dan diri mereka sendiri. 

Coba Bapa pelajari ayatberikut ini semoga panjenengan makin ok..;)

Dan bagaimana mereka mengangkatmu menjadi hakim mereka, padahal mereka
mempunyai Taurat yang didalamnya (ada) hukum Allah, kemudian mereka
berpaling sesudah itu (dari putusan mu) dan mereka sungguh-sunguh
bukan orang yang beriman. (QS. 5:43)

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Chae: Isi PIAGAMA MEDINAH: Pasal 25:
 
 Wa anna yahuda bani `Auf ummatun ma'a al-mu'minin, lil
 yahudi dinuhum wa lil muslimin dinuhum, mawalihim wa anfusuhum illa
 man dlalama wa atsima, fa innahu la yuqi'u illa nafsahu wa ahla 
 baitihi
 
 Artinya:
 
 Kaum Yahudi Bani `Auf bersama dengan warga yang beriman adalah satu
 umah. Kedua belah pihak, kaum Yahudi dan kaum Muslimin, BEBAS MEMELUK
 AGAMA MASING-MASING. DEMIKIAN PULA HALNYA DENGAN SEKUTU DAN DIRI
 MEREKA SENDIRI. Bila diantara mereka ada yang melakukan aniaya dan
 dosa dalam hal ini, maka akibatnya akan ditanggung oleh diri dan 
 warganya.
 
 ===
 
 Jano - ko :
 
 Hanya ingin membandingkan saja,
 
 Piagam Madinah
 
 Pasal 25 1. Kaum Yahudi dari suku 'Awf adalah satu bangsa-negara
(ummat) dengan warga yang beriman. 2. Kaum Yahudi bebas memeluk agama
mereka, sebagai kaum Muslimin bebas memeluk agama mereka. 3. Kebebasan
ini berlaku juga terhadap pengikut-pengikut/sekutu-sekutu mereka, dan
diri mereka sendiri. 4. Kecuali kalau ada yang mengacau dan berbuat
kejahatan, yang menimpa diri orang yang bersangkutan dan keluarganya.
 
 ---
 
 Lumayan, chae ada kemajuan, menerima Piagam Madinah, nasehat
jano-ko kepada chae,...silahkan chae juga menerima pasal-pasal dari
Piagam Madinah yang lain, salah satunya adalah Pasal 23 Piagam Madinah
 
 Pasal 23 Apabila timbul perbedaan pendapat di antara kamu di dalam
suatu soal, maka kembalikanlah penyelesaiannya pada (hukum) Tuhan dan
(keputusan) Muhammad SAW.
 
 ---
 
 Selamat untuk chae yang telah dengan ikhlas berpedoman kepada Al
Qur'an, Hadis dan Sunah Nabi Muhammad SAW.
 
 Wassalam
 
 
 --oo0oo--
 
 
 
 
 
 
 
 
 Chae [EMAIL PROTECTED] wrote:
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo
efikoe@ wrote:
 
  
  Satriyo:[1] Rasul sangat hormat pada Raja dan rakyat 
   ethopia yang menganut ajaran Kristen...,
  
 Chae: 

[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-04-27 Terurut Topik Chae
 Allah
 berfirman kepadanya: Jadilah (seorang manusia), Maka jadilah Dia.
 60.  (Apa yang telah kami ceritakan itu), Itulah yang benar, yang datang
 dari Tuhanmu, Karena itu janganlah kamu termasuk orang-orang yang
ragu-ragu.
 61.  Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu (yang
 meyakinkan kamu), Maka Katakanlah (kepadanya): Marilah kita memanggil
 anak-anak kami dan anak-anak kamu, isteri-isteri kami dan isteri-isteri
 kamu, diri kami dan diri kamu; Kemudian marilah kita bermubahalah(*)
kepada
 Allah dan kita minta supaya la'nat Allah ditimpakan kepada
orang-orang yang
 dusta.
 
 (*)
 Mubahalah ialah masing-masing pihak diantara orang-orang yang berbeda
 pendapat mendoa kepada Allah dengan bersungguh-sungguh, agar Allah
 menjatuhkan la'nat kepada pihak yang berdusta. nabi mengajak utusan
Nasrani
 Najran bermubahalah tetapi mereka tidak berani-HMNA-
 
 ***
 
 
 Inilah umpan balik dari saya.
 
 Flavius Valerius Aurelius Constantinus (280 - 337) M, Roman emperor
(306 -
 377) M. Persuaded to adopt Chritianiy, became sole Emperor of the
West (312)
 M; called the great Council of Nicaea (325) M at which Nicene Creed was
 adopted. [Webster's Biographical Dictionary, Spring field, USA, pg.
342].
 The Creed of Nicaea: We believe in one God the Father, Almighty,
maker of
 all things visible and invisible; and in one Lord Jesus Christ, the
Son of
 God, begotten of the Father, only begotten that is, from the
substance of
 the Father; God from God, light from light, Very God from Very
God.. (The
 History of Christianity, a Lion handbook, p. 177). Creed ini menguatkan
 doctrine Athanasius, di mana dalam council doctrine Athanasius
memenangkan
 secara mayoritas doctrine Arius Alexander bahwa hanya ada satu
Tuhan, yaitu
 Tuhan yang selalu Ada dan tidak mempunyai asal usul, Dia Ada tanpa
 keberadaan sebelumnya. Dalam hal ini Arius membedakan antara unsur
 keistimewaan yang tetap ada di dalam Tuhan, yang  merupakan kekuatan
 yang
 kekal  dengan unsur keistimewaan Jesus sebagai suatu kelebihan yang
 diberikan oleh Tuhan selayaknya seorang Nabi.
 
 Penganut doctrine Athanasius kemudian dikenal dengan Trinitarian
Christian
 yang mayoritas sampai sekarang, sedangkan doctrine Arius dikenal dengan
 Unitarian Christian, yang sekarang merupakan golongan minoritas,
yaitu ummat
 Qibthi (Copti) di Mesir. Secara teologis Unitarian Christian ini sangat
 dekat dengan ajaran Islam, seperti yang didemontrasikan oleh Najasi
sebagai
 garis sambil berkata: Antara agama tuan-tuan dan agama kami sebenarnya
 tidak lebih dari garis ini. Ini menunjukkan bahwa Najasi penganut
doctrine
 Arius Alexander. Sedangkan para delegasi dari Najran adalah pengatut
 Trinitarian Chistian, sehingga secara teologis tidak bisa ketemu dengan
 ajaran Islam, yang menjadi asbabun nuzul, latar belakang turunnya ayat
 tentang mubahalah. Wallahu a'lamu bisshawab.
 
 *** Makassar, 26 November 2006
  [H.Muh.Nur Abdurrahman]
 
 
 
 
 
 - Original Message - 
 From: Chae [EMAIL PROTECTED]
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Sent: Thursday, April 26, 2007 10:52
 Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
 
 
  Mba Flora,
 
  Kaum Yahudi dizaman Rasul tetap berpedoman pada Taurat, begitu juga
  dengan masyarakat Nasrani dimana Rasul sangat hormat pada Raja dan
  rakyat ethopia yang menganut ajaran Kristen.
 
  Jika dizaman Rasul saja kedua ajaran tersebut masih di akui lalu
  mengapa sekarang kita justru menampikan kebenaran kedua ajaran tsb?
 
  Jika alasanya karena terjadi penyimpangan terhadap kedua ajaran tsb,
  bukankah penyimpangan tersebut juga ada dizaman Rasul dan tercatat
  didalam Qur'an??
 
  Soal penhapusan ayat, ini tidak hanya terjadi pada Taurat dan injil
  saja tapi juga apply terhadap Qur'an juga. Jadi apa alasan kita
  menampikan kebenaran dalam kedua ajaran tsb? dan saya pikir bahwa
  kitab weda dan tripitaka pun merupakan kitab2 yang seharusnya di akui
  karena Allah SWT telah memberitahukan adanya rasul2 yang lain dengan
  kitabnya masing2.
 
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Flora Pamungkas
  florapamungkas@ wrote:
  
   Setiap ajaran Allah yang diwahyukan kepada para nabi itu adalah
   berprosesnya/ perjalanannya agama Islam.
   Ruh Islam sudah ada dari sejak jaman Nabi Adam.  Dalam S. Ar R'ad
  ayat 38-39
   difirmankan oleh Allah, bahwa setiap jaman diberikan kitab untuk
  manusia,
   yang berlaku hanya untuk jaman itu saja dan di wilayah
geografisnya para
   nabi (sebelum Nabi Muhammad SAW) itu saja.
  
   QS 13:38-39.
  
   Dan sungguh Kami telah mengutus rasul-rasul sebelum engkau dan Kami
  jadikan
   bagi mereka istri dan keturunan. Seorang rasul tak akan mendatangkan
  suatu
   ayat kecuali berdasarkan izin Allah. Bagi tiap-tiap masa ada
kitabnya.
  
   Allah menghapuskan apa (ayat) yang Dia kehendaki dan menetapkan
  ayat yang
   Dia kehendaki. Di sisi-Nya ada induk Alkitab.
  
   Proses perjalanan ajaran

[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? - Piagam Madinah

2007-04-27 Terurut Topik Chae
Rasanya memang terjawab Pak Janoko dimana semua agama memang harus
dipandang sama kedudukanya untuk diakui, dihormati dan juga
dilindungi. Yang berhak menghakimi hanya Allah SWT saja.

Sesungguhnya orang-orang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang
Shaabi-iin, orang-orang Nasrani, orang-orang Majusi dan orang-orang
musyrik, Allah akan memberi keputusan di antara mereka pada hari
kiamat. Sesungguhnya Allah menyaksikan segala sesuatu. (QS. 22:17)

Dan Din yang dimaksud bukan sekedar syariat islam tapi islam sebagai
dasar dari Ketauhidan seperti hal nya islamnya Ibrahim, Musa, Daud,
Isa dan Muhammad saw.





--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Chae :

   Selamat juga kepada Pak Janoko yang bisa mamahami isi Piagam medinah
 pasal 25 sbb:... Kaum Yahudi bebas memeluk agama mereka, sebagai kaum
 Muslimin bebas memeluk agama mereka. 3. Kebebasan ini berlaku juga
 terhadap pengikut-pengikut/ sekutu-sekutu mereka, dan diri mereka
sendiri. 
 

   =


   Jano - ko :


   Terjawab sudah pertanyaan Chae yang berbunyi dibawah ini :
 
 Untuk itu mengapa kita tidak bisa memandang semua agama adalah 
  sama??? 
 
   ---

   Piagam Madina dengan jelas mengajarkan kepada kita bahwa perbedaan
dihormati ( perbedaan menurut konsep Islam ).
   Dengan kata lain tidak semua agama sama,  Islam mempunyai istilah
sendiri untuk menjelaskan sesuatu yang oleh orang awam disebut agama
yaitu sebutlah Islam dengan  Ad Diin

   ---

   Masalah kebebasan memeluk apa yang diyakini, sudah ada didalam Al
Qur'an sebelum HAM lahir dibarat. 
   Mengenai hal tersebut sudah jano-ko posting kemarin dulu, untuk
itu jano-ko ulang lagi informasinya.

   --

   TIDAK ADA PAKSAAN DALAM MASALAH TERSEBUT.

   Al Qur'an

   There should be no coercion in the matter of faith. (2:256)

   

   Terjemahan lengkap :

   2. Al Baqarah
   256. Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam);
sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat.
Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut[162] dan beriman
kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali
yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui. 

   [162]. Thaghut ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain
dari Allah s.w.t. 
 
 ---

   Pengakuan chae terhadap Piagam Madinah Pasal 25, secara otomatis
juga menerima Piagam Madinah dengan khusus khususnya Pasal 23 yang
berbunyi,

   Pasal 23 Apabila timbul perbezaan pendapat di antara kamu di dalam
suatu soal, maka kembalikanlah penyelesaiannya pada (hukum) Tuhan dan
(keputusan) Muhammad SAW.

   ---

   Berarti juga menerima firman Allah didalam Al Qur'an dibawah ini, 

 if (!document.layers)  document.write('')  ---

   Those who do not judge by what God has sent down are the
disbelievers. 5:44

   Terjemahan :

   5. Al Maa'idah
   Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan
Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir. 

   ---


   Wassalam


   --oo0oo--


   Chae [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Selamat juga kepada Pak Janoko yang bisa mamahami isi
Piagam medinah
 pasal 25 sbb:... Kaum Yahudi bebas memeluk agama mereka, sebagai kaum
 Muslimin bebas memeluk agama mereka. 3. Kebebasan ini berlaku juga
 terhadap pengikut-pengikut/sekutu-sekutu mereka, dan diri mereka
sendiri. 
 
 Coba Bapa pelajari ayatberikut ini semoga panjenengan makin ok..;)
 
 Dan bagaimana mereka mengangkatmu menjadi hakim mereka, padahal mereka
 mempunyai Taurat yang didalamnya (ada) hukum Allah, kemudian mereka
 berpaling sesudah itu (dari putusan mu) dan mereka sungguh-sunguh
 bukan orang yang beriman. (QS. 5:43)
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko ko_jano@ wrote:
 
  Chae: Isi PIAGAMA MEDINAH: Pasal 25:
  
  Wa anna yahuda bani `Auf ummatun ma'a al-mu'minin, lil
  yahudi dinuhum wa lil muslimin dinuhum, mawalihim wa anfusuhum illa
  man dlalama wa atsima, fa innahu la yuqi'u illa nafsahu wa ahla 
  baitihi
  
  Artinya:
  
  Kaum Yahudi Bani `Auf bersama dengan warga yang beriman adalah satu
  umah. Kedua belah pihak, kaum Yahudi dan kaum Muslimin, BEBAS MEMELUK
  AGAMA MASING-MASING. DEMIKIAN PULA HALNYA DENGAN SEKUTU DAN DIRI
  MEREKA SENDIRI. Bila diantara mereka ada yang melakukan aniaya dan
  dosa dalam hal ini, maka akibatnya akan ditanggung oleh diri dan 
  warganya.
  
  ===
  
  Jano - ko :
  
  Hanya ingin membandingkan saja,
  
  Piagam Madinah
  
  Pasal 25 1. Kaum Yahudi dari suku 'Awf adalah satu bangsa-negara
 (ummat) dengan warga yang beriman. 2. Kaum Yahudi bebas memeluk agama
 mereka, sebagai kaum Muslimin bebas memeluk agama mereka. 3. Kebebasan
 ini berlaku juga terhadap pengikut-pengikut/sekutu-sekutu mereka, dan
 diri mereka sendiri. 4. Kecuali kalau ada yang mengacau dan berbuat
 kejahatan, yang menimpa diri orang 

[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-04-27 Terurut Topik asetijadi2004
Tambahan, 
karena tiba-tiba saya teringat pernah membaca di Sirah Ibn Hisyam:

tatkala delegasi Najasi datang kepada Rasulullah saw., maka 
Rasulullah sendiri berdiri untuk memberikan sambutan kepada mereka, 
dan sahabah beliau menanyakan kepada beliau, Ya Rasulullah cukuplah 
oleh kami saja. Rasulullah saw. bersabda, Dia (Raja Abesinia) 
memperlakukan sahabah-sahabah kami dengan baik. Dia sangat 
menghormatinya. Dan dia telah mendudukkannya di dekatnya, oleh karena
itu saya menyukai bahwa saya sendiri yang membayar (membalas) kebaikan
itu. 

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo [EMAIL PROTECTED] wrote:

 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 [EMAIL PROTECTED]:
 
 Chae: Silahkan check di sirah Nabi, ketika Nabi menikahi Ummu 
Habibah
 maka Raja Najasi menjadi saksi pernikahannya dan Raja Najasi juga 
yang
 melamarkan Ummu Habibah untuk Nabi dengan Mas Kawin 400 dinar.
 Silahkan check di wikipedia Indonesia..ini saya kutip
 Melalui al Najashi, nabi Muhammad s.a.w. melamar Ummu Habibah dan
 upacara pernikahan dilakukan oleh Khalid bin Said al-As dengan mas
 kawin 400 dirham, dibayar oleh al Najashi bagi pihak nabi.
 
 Seorang saksi dengan berbeda agama, jelas merupakan penghormatan
 terhadap kedudukanya sebagai RAJA YANG BERAGAMA KRISTEN. 
 
 SATRIYO:
 Arah dari pertanyaan saya kepada anda adalah dapatkah anda 
 membuktikan bahwa saat Rasul (entah karena hormat atau apa, yang 
 sejauh semata-mata asumsi dan bukan bukti dari anda) mengangkat 
 Najasy sebagai saksi status Najasy itu masih Kristen atau sudah 
 Muslim ... sederhana kan? Saya akan berusaha sejelas mungkin agar 
 anda mengerti ... 
 ;-)
 
 
 Chae: Isi PIAGAMA MEDINAH: Pasal 25:
 Wa anna yahuda bani `Auf ummatun ma'a al-mu'minin, lil
 yahudi dinuhum wa lil muslimin dinuhum, mawalihim wa anfusuhum illa
 man dlalama wa atsima, fa innahu la yuqi'u illa nafsahu wa ahla 
 baitihi
  
 Artinya:
  
 Kaum Yahudi Bani `Auf bersama dengan warga yang beriman adalah satu
 umah. Kedua belah pihak, kaum Yahudi dan kaum Muslimin, BEBAS 
MEMELUK
 AGAMA MASING-MASING. DEMIKIAN PULA HALNYA DENGAN SEKUTU DAN DIRI
 MEREKA SENDIRI. Bila diantara mereka ada yang melakukan aniaya dan
 dosa dalam hal ini, maka akibatnya akan ditanggung oleh diri dan 
 warganya.
 
 Konsep bebas memelik agama masing2 bisa termasuk kedlam agama 
Nasrani,
 artinya setiap orang dilindungi kepercayaanya masing2. 
  
 SATRIYO:
 Anda menyatakan Konsep bebas memelik agama masing2 bisa termasuk 
 kedlam agama Nasrani, artinya setiap orang dilindungi kepercayaanya 
 masing2. Nah ini kan namanya asumsi, anda melebarkan atau 
 menerjemahkan sesuatu yang tidak termaktub dalam perjanjian antara 
 dua pihak dan anda menariknya sedemikian rupa hingga anda memaksa 
 memasukkan pihak lain yang sama sekali tidak terlibat perjanjian. 
 Dengan kata lain, itu kan kata anda, bukan pernyataan atau 
 kesepakatan pihak Muslim maupun Yahudi ketika itu. Yang juga perlu 
 anda cermati, sebelum kesepakatan dengan Yahudi, terlebih dahulu 
 Rasul memastikan adanya kesepakatan 'internal' kaum muslim. Jadi 
 sepantasnya anda tidak mencari-cari 'tafsir bi ra'yi' atas teks 
 kesepakatan yang sifatnya eksplisit. Mana bisa kesepakatan itu 
 sengaja meluangkan tempat untuk multiinterpretasi/implisitas? 
Jangan 
 samakan dengan Al-Qur'an, karena Al-Qur'an bukan kesepakatan 
 sebagaimana piagam madinah atau kesepakatan lain antar manusia. 
 Apalagi dalam pernyataan anda, anda menggunakan kata 'bisa' yang 
 artinya anda pun tidak pasti dan hanya 'mengira' saja.
 
 Chae: apakah anda sendiri tidak melihat fenomena sekarang ini dimana
 ayat2 Al-Qur'an banyak yang dihapus oleh umat Islam sendiri semisal
 Kawin Mut'ah??? dimana Nabi sendiri mengijinkan nikah Mut'ah dan 
jika
 anda pendapat Nabi telah menasikh nya...apakah Nabi melakukan
 penghapusan terhadap ayat nikah mut'ah???
 
 SATRIYO:
 Hubugannya apa dengan pertanyaan saya? Saya kan bertanya bagaimana 
 mungkin anda menyamakan 'nasikh-mansukh' Al-Qur'an yang 'devinely 
 inspired' dengan perubahan yang terjadi dalam Taurat dan Injil yang 
 mutlak merupakan hasil tangan manusia? Dan anda sekarang menyamakan 
 dan mensejajarkan NABI (ketika anda 'bertameng' kepada beliau soal 
 Mut'ah yang anda klaim dilakukan 'sekarang ini' oleh 'umat islam 
 sendiri') dengan manusia biasa yang korup, yaitu mereka yang telah 
 mengobrak-abrik wahyu Allah dalam Taurat dan Injil? 
 
 Mohon yang konsisten dalam berdiskusi jadi tidak menambah masalah. 
 jawab saja pertanyaan saya to the point tanpa mancari dalih ke hal 
 lain yang malah melebarkan masalah.
 
 salam,
 satriyo
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo efikoe@ wrote:
  
   
   Satriyo:[1] Rasul sangat hormat pada Raja dan rakyat 
ethopia yang menganut ajaran Kristen...,
   
  Chae: Silahkan check di sirah Nabi, ketika Nabi menikahi Ummu 
 Habibah
  maka Raja Najasi menjadi saksi pernikahannya dan Raja Najasi juga 
 yang
  

[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-04-27 Terurut Topik satriyo
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

  SATRIYO:
  Arah dari pertanyaan saya kepada anda adalah dapatkah anda 
  membuktikan bahwa saat Rasul (entah karena hormat atau apa, yang 
  sejauh semata-mata asumsi dan bukan bukti dari anda) mengangkat 
  Najasy sebagai saksi status Najasy itu masih Kristen atau sudah 
  Muslim ... sederhana kan? Saya akan berusaha sejelas mungkin agar 
  anda mengerti ... 
  ;-)
 
 
 Chae: terima kasih semoga cara menjelaskan anda bisa tetap baik
 seperti ini;), Raja Najasi dikenal sebagai raja beragama Kristen dan
 ketika ada yang mengatakan bahwa dia masuk Islam secara diam-diam
 seharusnya pihak yang memberikan informasi terbaru tsb harus
 membuktikan kapan Raja Najasi masuk Islam dan bagaimana sehingga 
kita
 bisa cross check apakah ketika dia menikahkan Rasul dan Ummu Habibah
 sudah berstatus Islam atau tidak?? Coba anda tiru ABAH ku 
tersayang,
 tidak sekedar kasih kesimpulan saja tapi berikut dasar2 dari
 kesimpulanya walau masih bisa di perdebatkan. 

SATRIYO:
Apakah ketika anda menyampaikan informasi yang sama soal najasyi anda 
sertakan bukti akurat? Apa saya harus spt orang lain? Apa tidak bisa 
anda misalnya dengan akses yang anda punya, spt google atau wikipedia 
misalnya, menelusurinya sendiri? Saya menyampaikan apa yang saya 
ketahui sebagaimana yang saya baca ... dan jika anda tidak percaya 
silakan saja, toh bukan hanya saya yang tahu hal yang sama. Bisa anda 
cek ke milis ini atau milis lain .. kalo mau. Dan tolong perhatikan 
menggunakan kata-kata. Saya tidak menyimpulkan apa-apa, tapi 
menyatakan/meyampaikan apa yang saya tahu. Anda tahu dong sekadar 
menyatakan dan menyimpulkan? Dari mana pula anda bisa menuduh saya 
menyimpulkan? Karena anda tidak tahu apa yang saya tahu?
 
 
  SATRIYO:
  Anda menyatakan Konsep bebas memelik agama masing2 bisa termasuk 
  kedlam agama Nasrani, artinya setiap orang dilindungi 
kepercayaanya 
  masing2. Nah ini kan namanya asumsi, anda melebarkan atau 
  menerjemahkan sesuatu yang tidak termaktub dalam perjanjian 
antara 
  dua pihak dan anda menariknya sedemikian rupa hingga anda memaksa 
  memasukkan pihak lain yang sama sekali tidak terlibat perjanjian. 
  Dengan kata lain, itu kan kata anda, bukan pernyataan atau 
  kesepakatan pihak Muslim maupun Yahudi ketika itu. Yang juga 
perlu 
  anda cermati, sebelum kesepakatan dengan Yahudi, terlebih dahulu 
  Rasul memastikan adanya kesepakatan 'internal' kaum muslim. Jadi 
  sepantasnya anda tidak mencari-cari 'tafsir bi ra'yi' atas teks 
  kesepakatan yang sifatnya eksplisit. Mana bisa kesepakatan itu 
  sengaja meluangkan tempat untuk multiinterpretasi/implisitas? 
Jangan 
  samakan dengan Al-Qur'an, karena Al-Qur'an bukan kesepakatan 
  sebagaimana piagam madinah atau kesepakatan lain antar manusia. 
  Apalagi dalam pernyataan anda, anda menggunakan kata 'bisa' yang 
  artinya anda pun tidak pasti dan hanya 'mengira' saja.
 
 Chae:Asumsi saya berdasarkan pasal 25 ada Piagam medinah dimana 
setiap
 orang berhak memeluk agamanya masing2, sedangkan asumsi anda yang
 mengatakan sebaliknya berdasarkan apa???;) ayooo kembangkan cara
 diskusnya

SATRIYO:
Kok malah membalikkan kata-kata sih?!! Justru anda yang harus 
menjelaskan dasar asumsi anda dan buktikan bukan asal kutip. Itu sih 
anak TK (meniru ucapan yang lain di milis ini) juga bisa. Anda 
memberikan suatu asumsi tapi tidak jelas bagaimana anda sampai pada 
asumsi anda. Kan saya tandaskan bahwa anda tidak bisa menafsirkan 
suatu kesepakatan yang eksplisit. Tapi anda bersiteguh. Malah 
sekarang menuntut saya sesuatu yang sudah jelas ada di kesepakatan 
Madinah itu seolah saya yang berasumsi ... piye to?!!

  
 
  SATRIYO:
  Hubugannya apa dengan pertanyaan saya? Saya kan bertanya 
bagaimana 
  mungkin anda menyamakan 'nasikh-mansukh' Al-Qur'an yang 'devinely 
  inspired' dengan perubahan yang terjadi dalam Taurat dan Injil 
yang 
  mutlak merupakan hasil tangan manusia? Dan anda sekarang 
menyamakan 
  dan mensejajarkan NABI (ketika anda 'bertameng' kepada beliau 
soal 
  Mut'ah yang anda klaim dilakukan 'sekarang ini' oleh 'umat islam 
  sendiri') dengan manusia biasa yang korup, yaitu mereka yang 
telah 
  mengobrak-abrik wahyu Allah dalam Taurat dan Injil? 
  
  Mohon yang konsisten dalam berdiskusi jadi tidak menambah 
masalah. 
  jawab saja pertanyaan saya to the point tanpa mancari dalih ke 
hal 
  lain yang malah melebarkan masalah.
 
 Chae: Loh dalam hal nikah mut'ah yang ada dalam Qs.4:24 diaman oleh
 MANUSIA JUSTRU SEKARANG DIHARAMKAN, artinya ada perubahan yang
 dilakukan oleh MANUSIA SEPERTI YANG TERJADI PADA TAURAT DAN INJIL;

SATRIYO:
Silakan anda tunjukkan dari mana anda tahu ada 'MANUSIA yang SEKARANG 
MENGHARAMKAN nikah mut'ah yang ada dalam Qs.4:24' ...! Ini artinya 
bukan sekedar kemampuan nalar/logika tapi dalil yang jelas untuk itu, 
apapun itu.

Dan dari mana kesamaan antara nasikh-mansukh di Al-Qur'an 
dengan 'yang dilakukan oleh MANUSIA SEPERTI YANG TERJADI PADA 

[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-04-27 Terurut Topik satriyo
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 Chae: Anda punya reff kisah Muhammad dari Haekal, silahkan di baca
 disana ada informasi bahwa Raja Najasi adalah seorang Kristen, dan
 sekarang silahkan anda berikan data akurat mengenai masuk Islamnya
 Raja Najasi secara diam-diam yang anda klaim sebelumnya:)

SATRIYO:
Nah yang lebih lengkap ada di jilid 2 dari 3 jilid Kelengkapan Tarikh 
Nabi Muhammad saw karangan KH Moenawar Cholil, Bab 34: Surat-surat 
dakwah Nabi Muhammad saw, Sub-bab L: Sambutan Ash-Himah Najasyi, ada 
kisahnya. Mau tahu ...? Hehehe ... semoga AKURAT ... ;-)

Saya kutip ya, Ash-Himah Najasyi, Raja Habsyi, menerima utusan Nabi 
saw yang membawa surat dakwah beliau dengan ramah dan sopan, karena 
Raja Habsyi ini pernah menerima kaum muslimin yang hijrah ke 
negerinya, yaitu pada tahun 5 hijrah.136

Najasyi, ketika menerima surat dakwah dari Nabi saw, yang dibawa oleh 
Amr bin Umayyah adh-Dhamri, meletakkan surat itu di atas kedua 
matanya. Lalu, turunlah ia dari kursi yang didudukinya lantas duduk 
di atas tanah. Seketika itu juga ia menyatakan telah memeluk Islam. 
Kemudian ia menyuruh orang supaya mengambilkan sebuah bejana kecil 
yang terbuat dari gading gajah dan surat dari Nabi saw itu lalu ia 
simpat baik-baik di tempat itu. Sesudah selesai penyambutannya 
terhadap utusan pembawa surat NAbi saw itu, ia menulis kepada Nabi 
saw yang berbunyi ...

(Maaf suratnya panjang dan tidak saya kutip)

Demikian jawaban surat ...

Menurut riwayat yang lain, Nabi saw mengirim dua helai surat kepada 
Najasy. Satu surat berisi dakwah seperti di atas dan satu surat yang 
lain berisi urusan Ummu Habibah anak wanita Abu Sufyan, yang ketika 
itu dalam keadaan janda di negeri HAbsyi.

(footnote 136: Sebenarnya Najasyi yang dikirimi surat oleh Nabi saw 
itu sudah megnikuti Islam sejak kedatangan rombongan kaum muslimin 
yang hijrah ke Habsyi. Lihat, bab 16 (jilid 1). Sebagai bukti bahwa 
ia telah sejak lama memeluk Islam dapat dilihat isi surat jawabannya 
terahadap surat dakwah NAbi saw yang dikirimkan pada akhir tahum 6 
hijrah. Juga dapat ditilik dari pembelaannya dan perlindungannya atas 
rombongan kaum muslimin yang hijrah ke Habsyi pada tahun 5 atau 7 
kenabian, sebagaimana telah diuraikan (Pen.))

Demikian kutipannya.

 
  SATRIYO:
  Kok malah membalikkan kata-kata sih?!! Justru anda yang harus 
  menjelaskan dasar asumsi anda dan buktikan bukan asal kutip. Itu 
sih 
  anak TK (meniru ucapan yang lain di milis ini) juga bisa. Anda 
  memberikan suatu asumsi tapi tidak jelas bagaimana anda sampai 
pada 
  asumsi anda. Kan saya tandaskan bahwa anda tidak bisa menafsirkan 
  suatu kesepakatan yang eksplisit. Tapi anda bersiteguh. Malah 
  sekarang menuntut saya sesuatu yang sudah jelas ada di 
kesepakatan 
  Madinah itu seolah saya yang berasumsi ... piye to?!!
 
 Chae: ha..ha..ha.. coba anda periksa pasal 25 isi piagam medinah 
yangs
 saya posting, ini saya kutip lagi..kaum Yahudi dan kaum Muslimin,
 bebas memeluk agama masing-masing. Demikian pula halnya dengan 
sekutu
 dan diri mereka sendiri. 
 
 Jelas tertulis disana mengenai kebebasan memeluk agama masing-masing
 baik muslim dan Yahudi BESERTA SEKUTU dan ketika zaman Rasul kaum
 Nasrani/kristen sudah ada jadi agama tsb pun diakui keberadanya...
(INI
 DASAR ARGUMENTASI SAYA)
 
 MANA DASAR ARGUMENTASI ANDA YANG MENYATAKAN BAHWA RASUL TIDAK 
MENGAKUI
 KEBERADAAN AGAMA YAHUDI DAN KRISTEN??;))

SATRIYO:
Maaf, memang ada data akurat bahwa SEKUTU itu memang termasuk 
nasrani? Memang ketika itu Nasrani diakui keberadannya, tapi itu juga 
sama dengan ini piagam Madinah, mengakui keberadaan Yahudi dan 
agamanya, TAPI TIDAK KEBENARAN kedua agama itu!!! Pleas deh  ...
 
  SATRIYO:
  Silakan anda tunjukkan dari mana anda tahu ada 'MANUSIA yang 
SEKARANG 
  MENGHARAMKAN nikah mut'ah yang ada dalam Qs.4:24' ...! Ini 
artinya 
  bukan sekedar kemampuan nalar/logika tapi dalil yang jelas untuk 
itu, 
  apapun itu.
  
  Dan dari mana kesamaan antara nasikh-mansukh di Al-Qur'an 
  dengan 'yang dilakukan oleh MANUSIA SEPERTI YANG TERJADI PADA 
TAURAT 
  DAN INJIL' ... jika memang anda bisa buktikan bahwa memang 'YANG 
  TERJADI PADA TAURAT DAN INJIL' itu adalah sebuah proses yang 
HALAL 
  untuk disamakan dengan nasikh-mansukh di Al-Qur'an.
 
 Chae: hi..hi..hi... bagi kaum golongan suni termasuk ahli sunah wal
 jama'ah, nikah mut'ah adalah haram, berarti merubah apa yang ada 
pada
 Qs.4:24 dan ini sama dgn yang terjadi pada Taurat dan Injil kecuali
 anda bisa menunjukan bedanya dimana.

SATRIYO:
Ini belum menjawab. Tolong dong jawabannya yang nyambung dan AKURAT. 
Apalagi main KESIMPULAN SENDIRI: bagi kaum golongan suni termasuk 
ahli sunah wal jama'ah, nikah mut'ah adalah haram, berarti 
merubah ... wah enak kalo MENGEMBANGKAN cara diskusi spt ini ...
 
 Omong-omong apakah anda termasuk orang yang menghalalkan nikah 
mut'ah???

SATRIYO:
Lho yang ungkit2 Mut'ah kan anda? Pandai ya membalik-balik 
pernyataan. Sing eling too ..

BTW, 

[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-04-27 Terurut Topik Chae
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo [EMAIL PROTECTED] wrote:

 SATRIYO:
 Nah yang lebih lengkap ada di jilid 2 dari 3 jilid Kelengkapan Tarikh 
 Nabi Muhammad saw karangan KH Moenawar Cholil, Bab 34: Surat-surat 
 dakwah Nabi Muhammad saw, Sub-bab L: Sambutan Ash-Himah Najasyi, ada 
 kisahnya. Mau tahu ...? Hehehe ... semoga AKURAT ... ;-)
 
 Saya kutip ya, Ash-Himah Najasyi, Raja Habsyi, menerima utusan Nabi 
 saw yang membawa surat dakwah beliau dengan ramah dan sopan, karena 
 Raja Habsyi ini pernah menerima kaum muslimin yang hijrah ke 
 negerinya, yaitu pada tahun 5 hijrah.136
 
 Najasyi, ketika menerima surat dakwah dari Nabi saw, yang dibawa oleh 
 Amr bin Umayyah adh-Dhamri, meletakkan surat itu di atas kedua 
 matanya. Lalu, turunlah ia dari kursi yang didudukinya lantas duduk 
 di atas tanah. Seketika itu juga ia menyatakan telah memeluk Islam. 
 Kemudian ia menyuruh orang supaya mengambilkan sebuah bejana kecil 
 yang terbuat dari gading gajah dan surat dari Nabi saw itu lalu ia 
 simpat baik-baik di tempat itu. Sesudah selesai penyambutannya 
 terhadap utusan pembawa surat NAbi saw itu, ia menulis kepada Nabi 
 saw yang berbunyi ...
 
 (Maaf suratnya panjang dan tidak saya kutip)
 
 Demikian jawaban surat ...
 
 Menurut riwayat yang lain, Nabi saw mengirim dua helai surat kepada 
 Najasy. Satu surat berisi dakwah seperti di atas dan satu surat yang 
 lain berisi urusan Ummu Habibah anak wanita Abu Sufyan, yang ketika 
 itu dalam keadaan janda di negeri HAbsyi.
 
 (footnote 136: Sebenarnya Najasyi yang dikirimi surat oleh Nabi saw 
 itu sudah megnikuti Islam sejak kedatangan rombongan kaum muslimin 
 yang hijrah ke Habsyi. Lihat, bab 16 (jilid 1). Sebagai bukti bahwa 
 ia telah sejak lama memeluk Islam dapat dilihat isi surat jawabannya 
 terahadap surat dakwah NAbi saw yang dikirimkan pada akhir tahum 6 
 hijrah. Juga dapat ditilik dari pembelaannya dan perlindungannya atas 
 rombongan kaum muslimin yang hijrah ke Habsyi pada tahun 5 atau 7 
 kenabian, sebagaimana telah diuraikan (Pen.))
 
 Demikian kutipannya.

Chae: kok ndak ada keterangan mengani Raja Najasi masuk Islam kecuali
di Footnote yang hanya merupakan catatan penulis saja, sedangkan
penulis (KH Moenawar Cholil) kalau memang ada keterangan di Bab 16
(jilid 1) silahkan di posting disini datanya, saya enggak bisa cross
check karena ndak punya bukunya;)


 SATRIYO:
 Maaf, memang ada data akurat bahwa SEKUTU itu memang termasuk 
 nasrani? Memang ketika itu Nasrani diakui keberadannya, tapi itu juga 
 sama dengan ini piagam Madinah, mengakui keberadaan Yahudi dan 
 agamanya, TAPI TIDAK KEBENARAN kedua agama itu!!! Pleas deh  ...

Chae: ha..ha..ha..:)) menurut anda sekutu yang dimaksud itu siapa??
coba saya ingin tahu dari sudut pandang anda?? dan berdasarkan apa
anda menolak persepsi saya bahwa sekutu itu umat Nasrani?? sedangkan
saya merujuk kepada keberadaan umat Nasrani di zaman Rasul

hi..hi..hi.;)). jadi anda setuju Nabi mengakui keberadaan Keberadaan
Yahudi???  ini dulu dech...


 SATRIYO:
 Ini belum menjawab. Tolong dong jawabannya yang nyambung dan AKURAT. 
 Apalagi main KESIMPULAN SENDIRI: bagi kaum golongan suni termasuk 
 ahli sunah wal jama'ah, nikah mut'ah adalah haram, berarti 
 merubah ... wah enak kalo MENGEMBANGKAN cara diskusi spt ini ...
  
  Omong-omong apakah anda termasuk orang yang menghalalkan nikah 
 mut'ah???

Chae: ok, saya coba pelan-pelan biar mudah bagi anda, dalam Qs.4:24
ada penghalalan Nikah Mut'ah tapi bagi golongan suni dan juga
mayoritas muslim di Indonesia yaitu Ahli Sunah wal Jama'ah, nikah
mut'ah itu haram dengan kata lain ada penghapusan terhadap Qs.4:24.
kira-kira sudah jelas;))
 
 SATRIYO:
 Lho yang ungkit2 Mut'ah kan anda? Pandai ya membalik-balik 
 pernyataan. Sing eling too ..
  BTW, BISA AKURAT SEPERTI SAYA DALAM MEMBERIKAN DASAR PERNYATAAN? 
 SEJAUH INI ANDA MENJAWAB TAPI SESUKA ANDA ... CONTOHNYA SOAL MENGUBAH 
 AYAT, APA IYA ANDA SUDAH MENJAWAB SESUAI PERTANYAAN SAYA... ;-)

Chae: ha..ha..ha..ha.. senangnya berdiskusi dengan anda;)) saya hanya
tanya anda sendiri bagaimana bersikap soal nikah Mut'ah apakah tetap
menghalalkan sesuai Qs.4:24 atau menghapuskan kehalalanya alias
mengharamkan nikah mut'ah yang berarti MENGHAPUSKAN AYAT
QS.2:24...GAMPANG KOK BUAT DIJAWAB;))

 
 salam,
 satriyo





Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah

2007-04-27 Terurut Topik H. M. Nur Abdurrahman
Syahadat itu ada dua penggal, tepatnya syahadatain. Penggalan pertama ada
nama Allah dan penggalan kedua ada juga nama Allah. Itulah sebabnya Abah
katakan Syema Ysrael, Adonai Elohenu, Adonay Ehad itu belum lengkap. Lagi
pula itukan hanya rekaan yang dianggap terjemahan melalui hermeneutika
dari bahasa aslinya yang telah mati yaitu Hebreu Kuno (Al-'Ibriyyah
Al-Qadiymah), ya dari Kitab Tawrah asli yang telah hilang itu, sehingga
sampai sekarang orang sudah tidak tahu lagi bagaimana sesungguhnya
redaksional asli dari syahadatnya ummat Nabi Musa AS tersebut. Silakan
disimak:
-- And he buried him in a valley in the land of Moab, over against
Beth-peor; but no men knoweth of his sepulchre unto this day. And Moses was
an hundred and twenty years old when he died [KJVR-Deuteronomy 34:6-7],.

Dari kata-kata he buried him , unto this day, when he died , menunjukkan
bahwa Tawrah dituliskan oleh para sect of writers setelah wafatnya Nabi
Musa AS, jadi seperti menuliskan Hadits RasuluLlah SAW. Bedanya ialah dalam
hal Hadits jelas orangnya terutama wataknya dari orang yang pertama yang
mendengar dan melihat langsung ucapan dan perbuatan Nabi Muhammad SAW dan
sanadnya secara sinambung diteruskan kepada orang kedua, ketiga dan
seterusnya hingga sampai kepada perawi Hadits yang menuliskannya. Sedangkan
pada penulisan Tawrah tidak jelas siapa para sect of writers setelah Nabi
Musa AS wafat, siapa itu he dalam he buried him. Juga tidak jelas jangka
waktu antara wafatnya Nabi Musa AS dengan yang dimaksud oleh penulis Tawrah
dengan ungkapan kata: unto this day, yakni hari mulai kalimat-kalimat
[KJVR-Deuteronomy 34:6-7] itu dituliskan.

Wassalam
Abah

- Original Message - 
From: Chae [EMAIL PROTECTED]
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Thursday, April 26, 2007 14:25
Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah


 My Dearest Abah,

 kan lagi bahas masalah proper name atau bukankankah Allah itu??
 sehingga syahadat yang saya sajikan cukup bukan??;)

 Justru jika Allah adalah proper name maka sejak zaman Nabi Musa sudah
 di perkenalkan dan tidak ada perubahan nama pada kitab2 sebelum
 Qur'an...gitu loh Abah;))

 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  KJVR-Deu 6:4  Hear, O Israel: The LORD our God is one LORD:
  Lalu mana itu syahadat ttg pengakuan Nabi Musa AS sebagai Nabi,
 utusan YHWH.
  Bukankah Abah tulis: Saya sendiri belum mendapatkan informasi syahadat
  uumatnya Nabi Musa AS.
  Syahadat yang di atas itu belum lengkap bagi ummatnya Nabi Musa AS.
 
  Fyi, coba lihat, YHWH diterjemahkan ke dalam bhs Inggris LORD.
 Itulah yang
  mereka lakukan thd Allah, juga Allah mereka terjemahkan , karena mereka
  anggap YHWH itu bukan proper name, mereka paralelkan dengan Allah
 juga bukan
  Proper Name, jadi bisa diterjemahkan..
  Wassalam
  Abah
 
 
  - Original Message - 
  From: Chae [EMAIL PROTECTED]
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Sent: Wednesday, April 25, 2007 11:31
  Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah
 
 
  
   Abah...
  
   Ini salah satu syahadat dari kita PL yang berbahasa Ibrani;
  
   Ulangan 6 : 4 dalam bahasa asli (Ibrani):
  
   Syema Ysrael, Adonai Elohenu, Adonay Ehad.
  
  
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman
   mnabdurrahman@ wrote:
   
Saya sendiri belum mendapatkan informasi syahadat uumatnya Nabi
 Musa AS.
Akan tetapi syahadat Kristian saya dapatkan sebagai berikut (tetapi
   sayang,
tidak dari Injil):
Konsili Nicaea I (sumber dari Wikipedia)
Konsili Nicea Pertama dihimpunkan oleh Kaisar Roma Konstantin Agung
   pada 325
M. Ini adalah konferensi ekumenis pertama para uskup dari Gereja
   Kristen.
Tujuan konsili ini (yang juga disebut sinode) adalah memecahkan
   perbedaan
pendapat di Gereja Alexandria mengenai hakikat Yesus dalam
 hubungannya
dengan Sang Bapa; khususnya apakah Yesus mempunyai hakikat yang sama
   atau
serupa dengan Allah Bapa. St. Alexander dari Alexandria
 mengambil posisi
yang pertama; penatua Arius yang populer, yang merupakan asal-usul
   istilah
pertikaian Arian datang, dan mengambil posisi yang kedua.
 Konsili ini
memutuskan menentang kaum Arian. Hasil lain dari konsili ini adalah
kesepakatan mengenai tanggal perayaan Paskah Kristen, yang mulanya
   berkaitan
dengan Paskah Yahudi. Perayaan ini adalah perayaan terpenting dalam
kehidupan Gereja. Konsili memutuskan untuk merayakan Paskah pada
   hari Minggu
pertama setelah equinox musim semi, bebas dari Kalender Ibrani
 Alkitab
(lihat pula Quartodecimanisme), dan memberikan wewenang kepada Uskup
Alexandria kemungkinan menggunakan kalendar Alexandria) untuk
   mengumumkan
setiap tahunnya tanggal yang persis kepada rekan-rekan uskupnya.
 Konsili
Nicea secara historis penting karena ini adalah upaya pertama untuk
   mencapai
konsensus di kalangan gereja melalui sebuah persidangan yang
 mewakili
seluruh dunia Kristen

[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-04-27 Terurut Topik satriyo
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
[EMAIL PROTECTED] wrote:
 Chae: kok ndak ada keterangan mengani Raja Najasi masuk Islam 
kecuali
 di Footnote yang hanya merupakan catatan penulis saja, sedangkan
 penulis (KH Moenawar Cholil) kalau memang ada keterangan di Bab 16
 (jilid 1) silahkan di posting disini datanya, saya enggak bisa cross
 check karena ndak punya bukunya;)

SATRIYO:
sammaaa ... saya juga tidak punya. ;-)
Tapi apakah BERARTI kutipan di atas tidak ada AKURASInya? Jika memang 
ingin tahuu banget ya sumaonggo, ga mahal ko buku yang 
jilid 1 nya. Gantian anda yang bantu saya ... ;-)
 
 
 Chae: ha..ha..ha..:)) menurut anda sekutu yang dimaksud itu siapa??
 coba saya ingin tahu dari sudut pandang anda?? dan berdasarkan apa
 anda menolak persepsi saya bahwa sekutu itu umat Nasrani?? sedangkan
 saya merujuk kepada keberadaan umat Nasrani di zaman Rasul

SATRIYO:
Waduh cah wadon ngakak ngono ... weleh weleh ... ra apik to.
enwei, ... ko jadi saya yang anda tuding ya? justru anda yang 
menggunakan asumsi, kesimpulan dan tidak bisa menunjukkan data ko ... 
kan anda yang make-make piagam, ya pakelah dengan benar ... dan 
akurat. ;-)
 
 hi..hi..hi.;)). jadi anda setuju Nabi mengakui keberadaan Keberadaan
 Yahudi???  ini dulu dech...

SATRIYO:
Lho memangnya yang saya bilang apa?
Ko ngguyu maning ... ki.
Memang sama mengakui keberadaan artinya memang mereka ada dan 
mengakui KEBENARAN ajaran mereka? piye to ... iya iay ini dulu aja
cappeee deee
 
 
 
 Chae: ok, saya coba pelan-pelan biar mudah bagi anda, dalam Qs.4:24
 ada penghalalan Nikah Mut'ah tapi bagi golongan suni dan juga
 mayoritas muslim di Indonesia yaitu Ahli Sunah wal Jama'ah, nikah
 mut'ah itu haram dengan kata lain ada penghapusan terhadap Qs.4:24.
 kira-kira sudah jelas;))

SATRIYO:
Memangnya saya tanyakan mut'ah? Artinya apa memang bagi anda hanya 
soal Mut'ah yang bagi anda mewakili klaim anda bahwa ada perubahan 
dalam Qur'an yang perubahan itu bagi anda sama dengan perubahan 
Taurat dan Injil di tangan kaum yahudi dan nasrani?

  

 
 Chae: ha..ha..ha..ha.. senangnya berdiskusi dengan anda;)) saya 
hanya
 tanya anda sendiri bagaimana bersikap soal nikah Mut'ah apakah tetap
 menghalalkan sesuai Qs.4:24 atau menghapuskan kehalalanya alias
 mengharamkan nikah mut'ah yang berarti MENGHAPUSKAN AYAT
 QS.2:24...GAMPANG KOK BUAT DIJAWAB;))

SATRIYO:
ya gampang kalo jelas pertanyaannya. lagi-lagi kan itu dari persepsi 
anda. jangan gitu terus donggg ...
Kalo begitu anda menghalalkan mut'ah? Kalo ya bukankah RASUL yang 
atas wahyu Allah membatalkannya? Silakan cari sendiri dalilnya, saya 
sudah bantu tegaskan bahwa bukan manusia yang mengubah Quran, dalam 
konteks anda ttg mut'ah, tapi Allah melalui Rasulnya ...

Silakan anda juga belajar lagi dan baca lagi ... jika mau tidak 
disuapi terus ... di mata saya begitu.

salam,
satriyo




[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-04-27 Terurut Topik Lina Dahlan
Kalo menurut saya malah mbak Chae yang terjebak pemikirannya pada 
pemisalan perbandingan kebenaran kitab suci dan kebenaran, 
keberadaan, dan kesejajaran bangsa-bangsa. Ini perbandingan yang 
tidak selevel sehingga tidak bisa di buat suatu kesimpulan yang 
sebanding pula ttg konsekwensi keberadaan. 

Pemisalan:
***
Saya menjadi pengikut Kristen krn saya yakin akan kebenaran Injil. 
Saya menjadi bangsa Indonesia krn saya yakin akan kebenaran 
Indonesia???. Nah gak level kan? Ada yg salah dengan pemisalan ini.

Saya menjadi pengikut Kristen tapi saya yakin akan kebenaran Injil, 
AlQur'an, dan Tripitaka (impossible deh). Saya menjadi orang 
Indonesia tapi saya yakin akan kebenaran bangsa lain (ini sah2 saja 
kan?)
***
Kalau yang dimaksudkan adalah kesejajaran kitab suci bagi negara-
negara...ya negara memang harus menganggapnya sejajar...:-)

Seperti yang sudah saya katakan bhw saya bisa menemukan kebenaran 
dalam Injil atau kitab apapun lainnya setelah berkesesuaian dengan 
AlQur'an, misalnya ayat2 yang mengatakan bhw Tuhan itu satu. Tapi 
ketika saya menemukan ayat2 dalam Injil (kini) bhw anak pertama 
Ibrahim (as) yang harus dikorbankan adalah Ishaq (as), saya 
mengatakan Injil itu salah karena AlQur'an menyatakan yang 
dikurbankan anak pertama yg bernama Ismaei (as). Ini salah satu 
contoh saja. Allah menegur ahli kitab yg jahil QS3:71 Hai Ahli 
Kitab, mengapa kamu mencampur adukkan yang haq dengan yang bathil
[203], dan menyembunyikan kebenaran[204], padahal kamu 
mengetahuinya?. Menyembunyikan kebenaran adalah salah. 

Akhirnya dengan saya temukan banyak kesalahan2 spt itu dalam kitab 
suci lain, secara menyeluruh kesimpulan saya adalah tidak mungkin 
suatu kitab suci yang dianggap suci mengandung kesalahan2 itu. Saya 
yakin kalau Taurat (asli) dan Injil (asli) akan berkesesuaian dengan 
AlQur'an. Jadi, saya juga beriman kepada Taurat dan Injil Asli yang 
dari Allah SWT. 

Lalu, ketika ada kitab suci yang mengisahkan nabi Allah melakukan 
incest, apakah kitab suci itu benar? Ketika ada kitab suci yang 
mengisahkan bhw Tuhan memberikan tanah A kpd suatu kaum pilihan dan 
tuhan memberikan 'kuasa'nya kpd kaum pilihan utk membunuh dan 
mengusir (memerangi penduduk yg didalam tanah tsb?) Apakah kitab 
suci benar? Kitab suci itu yg dimaksud ayat QS2:41 dan QS3:3 yg mbak 
kutip?

wassalam,


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Jika kita berpatokan pada apa yang dinyatakan Qur'an makaseharusnya
 sikap melabeli kitab2 lain dengan nilai salah.
 
 Seringkali kita terjebak pemikiran bahwa ketika kita mengakui
 kebenaran kita lain semisal taurat atau injil maka konsekwensinya 
kita
 harus menjadi pengikut agama yahudi atau kristen. Apa benar
 konsekwensinya demikian?? semisal kita mengakui keberadaan dan
 kebenaran serta kesejajaran bangsa-bangsa di dunia ini bukan 
berarti
 dengan kemudian kita jadi multi kebangsaan kan??

Saya menjadi pengikut Kristen krn saya yakin akan Injil. Saya 
menjadi bangsa Indonesia krn saya yakin akan Indonesia???
 
 Al-Qur'an sendiri lebih banyak menekankan kesamaan, kebenaran dan
 diakuinya kitab-kitab lain.
 
 Dan berimanlah kamu kepada apa ang telah Aku turunkan (al-Qur'an) 
yang
 membenarkan apa yang ada padamu (Taurat),...  (QS. 2:41)
 
 Dia menurunkan Al-Kitab (al-Qur'an) kepadamu dengan sebenarnya;
 membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan
 Taurat dan Injil. (QS. 3:3)
 
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan 
linadahlan@ 
  Sebagai muslimah saya menyatakan AlQur'an yang benar, maka 
  konsekwensinya bagi saya (muslimah), kitab suci lain salah. Lha 
  buktinya saya tidak menyatakan saya adalah Kristen atopun Budha.
  
  Menurut saya sih, ini bukan soal menghakimi tapi tak ingin 
mendua.
  
  Saya juga bisa maklum kalo kemudian orang Kristen bilang Alkitab 
  (Injil) yang benar yang lain salah.
  
  Sebagai konsekwensinya lagi saya sih gak sakit kalo AlQur'an 
  dihakimi. Kasihan saja sama orang2 yang menghakiminya. 
  
  Konsekwensi aja.
  
  Saya juga mengatakan ada kebenaran dalam Injil dan kitab suci 
lain. 
  Tapi itu tidak berarti bhw kitab Injil adalah benar. Ketika 
dalam 
  Injil or kitab suci lain itu berkesesuain dgn AlQur'an itu lah 
yang 
  benar. Jadi AlQur'an itu merupakan filter.
  
  wassalam,
 





[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-04-27 Terurut Topik Chae
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo [EMAIL PROTECTED] wrote:

 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:

 SATRIYO:
 sammaaa ... saya juga tidak punya. ;-)
 Tapi apakah BERARTI kutipan di atas tidak ada AKURASInya? Jika memang 
 ingin tahuu banget ya sumaonggo, ga mahal ko buku yang 
 jilid 1 nya. Gantian anda yang bantu saya ... ;-)

Chae: hi..hi..hi.. (kalau ketawa gini boleh ndak??;)) yaaa namanya
catatan penulis tanpa data otentik bisa disamakan posisinya sebagai
pendapat semata, justru KALAU SAYA PIKIR lebih otentik data yang
menyatakan bahwa Raja Najasi itu Kristen.

 SATRIYO:
 Waduh cah wadon ngakak ngono ... weleh weleh ... ra apik to.
 enwei, ... ko jadi saya yang anda tuding ya? justru anda yang 
 menggunakan asumsi, kesimpulan dan tidak bisa menunjukkan data ko ... 
 kan anda yang make-make piagam, ya pakelah dengan benar ... dan 
 akurat. ;-)

Chae: loh..loh... kan pendapat saya berdasarkan bahwa adanya komunitas
Nasrani dizaman Nabi (ini otentik loh!!!) sedangkan pendapay anda yang
menyatakan sebaliknya itu berdasarkan apa?? bukan maksud balik
menuding tapi kalau mengeluarkan statement harus bisa dipertanggung
jawabkan..oce;))

 SATRIYO:
 Lho memangnya yang saya bilang apa?
 Ko ngguyu maning ... ki.
 Memang sama mengakui keberadaan artinya memang mereka ada dan 
 mengakui KEBENARAN ajaran mereka? piye to ... iya iay ini dulu aja
 cappeee deee

Chae: Jadi confirmed nich bahwa Nabi Mengakui keberadaan agama
Yahudi?? ini dulu dech...tinggal jawab Iya atau tidak...sekali lagi
KEBERADAAN...

 
 SATRIYO:
 Memangnya saya tanyakan mut'ah? Artinya apa memang bagi anda hanya 
 soal Mut'ah yang bagi anda mewakili klaim anda bahwa ada perubahan 
 dalam Qur'an yang perubahan itu bagi anda sama dengan perubahan 
 Taurat dan Injil di tangan kaum yahudi dan nasrani?

Chae: ho..ho..ho.. (boleh kan ketawa kaya gini;)), kan saya hanya
membuktikan bahwa ada penghapusan ayat didalam Qur'an dengan masalah
nikah mut'ah kalau menurut anda berbeda dengan perubahan Taurat dan
Injil, silahkan ditunjukan perbedaanyaoce;))
 
 
 SATRIYO:
 ya gampang kalo jelas pertanyaannya. lagi-lagi kan itu dari persepsi 
 anda. jangan gitu terus donggg ...
 Kalo begitu anda menghalalkan mut'ah? Kalo ya bukankah RASUL yang 
 atas wahyu Allah membatalkannya? Silakan cari sendiri dalilnya, saya 
 sudah bantu tegaskan bahwa bukan manusia yang mengubah Quran, dalam 
 konteks anda ttg mut'ah, tapi Allah melalui Rasulnya ...
 
 Silakan anda juga belajar lagi dan baca lagi ... jika mau tidak 
 disuapi terus ... di mata saya begitu.

Chae: ha..ha..ha..ha.. (sekali-kali boleh dong ketawa lepas karena
bahagia). wahyu Allah yang mana yang diturunkan kepada Nabi sehingga
Nabi bisa membatalkan ayat Qs.4:24...ay dijawab;))

Saya yang disuapin tapi kok saya yang pegang sendok???;))) hehehehehe...
 






[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-04-26 Terurut Topik Chae

Satriyo:Tidak hanya sampai di sana, tanpa diketahui sebagian besar
rakyatnya, sang Raja memeluk Islam hingga akhir hayatnya.

Chae: Adakah data akurat mengenai masuk Islamnya Raja Habasya??

Satriyo:Lalu, jangan pula lupa surat-surat Rasuk ke para penguasa
negara2 adidaya ketika itu, Parsi (kaum majusi) dan Bizantium (kaum
nasrani romawi) yang mengajak mereka kepada Islam.

Chae: Pengiriman surat oleh Rasul kepada para Raja2 di wilayah lain
berkaitan dengan masalah politik, dimana Rasul berusaha menegaskan
kemerdekaan Medinah secara de fakto dan de jure. Buktinya tidak ada
penyerangan terhadap negara2 lain yang tidak mengikuti ajaran islam.
Benar tidak?? Saya pikir ajaran Islam lebih banyak dikembangkan oleh
dakwah dan bukan oleh sebuah ultimatum pemaksaan:))

Satriyo:Yang lain adalah kisah betapa Rasul 'marah' kepada Umar (yang
sudah memeluk Islam) yang satu saat kedapatan tengah memegang
mushhaf/kitab Taurat, dan beliau bahkan menimpali dengan perkataan
(kurang lebih) Wahai Umar, sekiranya Musa masih hidup niscaya dia
akan mengikuti aku!

Chae:Untuk hadis tsb, bisa di beritahukan secara keseluruhan isi hadis
tsb dan juga matanya?? bsia kita telaah maksud dan tujuan hadis tsb
juga apakah hadis tsb shahih atau tidak mau dari sisi matan maupun
sanad. Ironisnya sekarang ini hukum taurat dalam zinah malah di adopsi
oleh sebagian umat Islam.

Satriyo:  Lalu bagaimana dengan ayat ini, Katakanlah: Hai, Ahli
Kitab, marilah (berpegang) kepada 'kalimatun sawaa' (common
terms/kalimat[ketetapan] yang tiada perselihan) di antara kami dan
kalian, bahwa tidak kita beribadah kepada/sembah kecuali Allah dan
tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula)
sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain
Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah, Saksikanlah, bahwa
kami adalah orang-orang Muslim, yang berasal dari Al-Qur'an surat Ali
Imran ayat 64.

Chae: Bukankah ayat2 tsb turun karena adanya pertanyaan tentang Isa as
dari para sahabat Nabi dan juga dari para pendeta dan dgn turunya ayat
tersebut justru Qur'an mengajak kepada mencari persamaan dan bukan
kepada perbedaan. Dan banyak juga dalam terdapat dalam Qur'an perintah
agar orang Yahudi dan Nasrani kembali kepada Taurat dan Injil salah
satunya Qs.5:68 dan QS. 3:23

Satriyo: Dan sungguh bagian/paragraf akhir tulisan ibu membuat saya
terhenyak, apakah hanya murni pendapat ibu atau ada dalil kuat yang
mendukung itu saya pikir bahwa kitab weda dan tripitaka pun merupakan
kitab2  yang seharusnya di akui karena Allah SWT telah memberitahukan
adanya rasul2 yang lain dengan kitabnya masing2 ...!

Chae: Coba Tela'ah Qs.2: 151,Qs.3:164,Qs.4:41,Qs.4:165, Qs.5:19
sehingga anda tidak terhenyak lagi:))
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Bu Chairunisa,
 
 Mohon diingat bahwa saat Hijrah pertama ke Habasya (sekarang kira-
 kira Ethiopia-Somalia), Raja Habsyi sempat hampir menolak para 
 muhajirin krn fitnah utusan Quraisy (saya lupa nama pemimpin 
 utusannya itu), tapi setelah salah seorang Shahabat menjelaskan 
 sebisanya apa itu Islam, wa bil khusus, penggalan surat Maryam, maka 
 beliau mengurungkan niatnya mengusir muhajirin dan malah 
 mengembalikan 'haidah' utusan Quraisy. Tidak hanya sampai di sana, 
 tanpa diketahui sebagian besar rakyatnya, sang Raja memeluk Islam 
 hingga akhir hayatnya. Dan dg alasan inilah Rasul meminta sebagian 
 shahabat hijrah 'kecil' ke Habasyah, bukan sekedar rasa Hormat.
 
 Lalu, jangan pula lupa surat-surat Rasuk ke para penguasa negara2 
 adidaya ketika itu, Parsi (kaum majusi) dan Bizantium (kaum nasrani 
 romawi) yang mengajak mereka kepada Islam. Jelas sekali bahwa Rasul 
 memang menjalankan 'tugas' beliau yaitu mengajak manusia kepada Islam.
 
 Yang lain adalah kisah betapa Rasul 'marah' kepada Umar (yang sudah 
 memeluk Islam) yang satu saat kedapatan tengah memegang mushhaf/kitab 
 Taurat, dan beliau bahkan menimpali dengan perkataan (kurang 
 lebih) Wahai Umar, sekiranya Musa masih hidup niscaya dia akan 
 mengikuti aku!
 
 Apakah semua hal di atas menunjukkan kebenaran kedua ajaran itu? 
 Apakah logis Rasul masih berusaha 'mendakwahkan' Islam 
 pada 'kebenaran' lain yang setara? Aneh, kan?
 
 Lalu bagaimana dengan ayat ini, Katakanlah: Hai, Ahli Kitab, 
 marilah (berpegang) kepada 'kalimatun sawaa' (common terms/kalimat 
 [ketetapan] yang tiada perselihan) di antara kami dan kalian, bahwa 
 tidak kita beribadah kepada/sembah kecuali Allah dan tidak kita 
 persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita 
 menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika 
 mereka berpaling maka katakanlah, Saksikanlah, bahwa kami adalah 
 orang-orang Muslim, yang berasal dari Al-Qur'an surat Ali Imran ayat 
 64. Menurut asbabunnuzul, ayat-ayat yang sebelumnya (59-63) turun 
 karena Rasul ingin menjelaskan duduk perkara sebenarnya siapa itu Isa 
 as kepada utusan Kristen arab dari Najran. Dan ketika mereka 'klaim' 
 bahwa mereka sudah lebih dahulu Islam 

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? - Monggo bersyahadat

2007-04-26 Terurut Topik jano ko
Chae ber.
   
  Untuk itu mengapa kita tidak bisa memandang semua agama adalah 
 sama???

  
   
  Jano - ko :
   
  Sebaiknya Chae menganjurkan semua pemeluk agama yang belum syahadat segera 
bersyahadat dan menerima Rukun Islam dan Rukun Iman.
   
  ---
   
  Rukun Islam, yaitu:
   
  Mengucap dua kalimah syahadat dan meyakini bahwa tidak ada yang berhak 
ditaati dan disembah selain Allah dan meyakini bahwa Nabi Muhammad SAW adalah 
rasul Allah.
   
  Menunaikan shalat lima kali sehari.
   
  Berpuasa pada bulan Ramadhan.
   
  Membayar zakat.
   
  Menunaikan ibadah haji bagi mereka yang mampu
   
  ---
   
  Kita semua sudah tahu dan menghayati Rukun Iman
   
  Rukun Iman :
   
  Iman kepada Allah
  Iman kepada malaikat Allah
  Iman kepada kitab-kitab Allah 
  Iman kepada nabi dan rasul Allah
  Iman kepada hari kiamat
  Iman kepada qada dan qadar
   
  
   
  Sebaiknya Chae menganjurkan kepada semua pemeluk agama didunia untuk menerima 
Rukun Iman tersebut diatas.
   
  Monggo.
   
  Selamat siang
   
   
  --oo0oo--
   
   
  

Chae [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
Satriyo:Tidak hanya sampai di sana, tanpa diketahui sebagian besar
rakyatnya, sang Raja memeluk Islam hingga akhir hayatnya.

Chae: Adakah data akurat mengenai masuk Islamnya Raja Habasya??

Satriyo:Lalu, jangan pula lupa surat-surat Rasuk ke para penguasa
negara2 adidaya ketika itu, Parsi (kaum majusi) dan Bizantium (kaum
nasrani romawi) yang mengajak mereka kepada Islam.

Chae: Pengiriman surat oleh Rasul kepada para Raja2 di wilayah lain
berkaitan dengan masalah politik, dimana Rasul berusaha menegaskan
kemerdekaan Medinah secara de fakto dan de jure. Buktinya tidak ada
penyerangan terhadap negara2 lain yang tidak mengikuti ajaran islam.
Benar tidak?? Saya pikir ajaran Islam lebih banyak dikembangkan oleh
dakwah dan bukan oleh sebuah ultimatum pemaksaan:))

Satriyo:Yang lain adalah kisah betapa Rasul 'marah' kepada Umar (yang
sudah memeluk Islam) yang satu saat kedapatan tengah memegang
mushhaf/kitab Taurat, dan beliau bahkan menimpali dengan perkataan
(kurang lebih) Wahai Umar, sekiranya Musa masih hidup niscaya dia
akan mengikuti aku!

Chae:Untuk hadis tsb, bisa di beritahukan secara keseluruhan isi hadis
tsb dan juga matanya?? bsia kita telaah maksud dan tujuan hadis tsb
juga apakah hadis tsb shahih atau tidak mau dari sisi matan maupun
sanad. Ironisnya sekarang ini hukum taurat dalam zinah malah di adopsi
oleh sebagian umat Islam.

Satriyo:  Lalu bagaimana dengan ayat ini, Katakanlah: Hai, Ahli
Kitab, marilah (berpegang) kepada 'kalimatun sawaa' (common
terms/kalimat[ketetapan] yang tiada perselihan) di antara kami dan
kalian, bahwa tidak kita beribadah kepada/sembah kecuali Allah dan
tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula)
sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain
Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah, Saksikanlah, bahwa
kami adalah orang-orang Muslim, yang berasal dari Al-Qur'an surat Ali
Imran ayat 64.

Chae: Bukankah ayat2 tsb turun karena adanya pertanyaan tentang Isa as
dari para sahabat Nabi dan juga dari para pendeta dan dgn turunya ayat
tersebut justru Qur'an mengajak kepada mencari persamaan dan bukan
kepada perbedaan. Dan banyak juga dalam terdapat dalam Qur'an perintah
agar orang Yahudi dan Nasrani kembali kepada Taurat dan Injil salah
satunya Qs.5:68 dan QS. 3:23

Satriyo: Dan sungguh bagian/paragraf akhir tulisan ibu membuat saya
terhenyak, apakah hanya murni pendapat ibu atau ada dalil kuat yang
mendukung itu saya pikir bahwa kitab weda dan tripitaka pun merupakan
kitab2 yang seharusnya di akui karena Allah SWT telah memberitahukan
adanya rasul2 yang lain dengan kitabnya masing2 ...!

Chae: Coba Tela'ah Qs.2: 151,Qs.3:164,Qs.4:41,Qs.4:165, Qs.5:19
sehingga anda tidak terhenyak lagi:))
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Bu Chairunisa,
 
 Mohon diingat bahwa saat Hijrah pertama ke Habasya (sekarang kira-
 kira Ethiopia-Somalia), Raja Habsyi sempat hampir menolak para 
 muhajirin krn fitnah utusan Quraisy (saya lupa nama pemimpin 
 utusannya itu), tapi setelah salah seorang Shahabat menjelaskan 
 sebisanya apa itu Islam, wa bil khusus, penggalan surat Maryam, maka 
 beliau mengurungkan niatnya mengusir muhajirin dan malah 
 mengembalikan 'haidah' utusan Quraisy. Tidak hanya sampai di sana, 
 tanpa diketahui sebagian besar rakyatnya, sang Raja memeluk Islam 
 hingga akhir hayatnya. Dan dg alasan inilah Rasul meminta sebagian 
 shahabat hijrah 'kecil' ke Habasyah, bukan sekedar rasa Hormat.
 
 Lalu, jangan pula lupa surat-surat Rasuk ke para penguasa negara2 
 adidaya ketika itu, Parsi (kaum majusi) dan Bizantium (kaum nasrani 
 romawi) yang mengajak mereka kepada Islam. Jelas sekali bahwa Rasul 
 memang menjalankan 'tugas' beliau yaitu mengajak manusia kepada Islam.
 
 Yang lain adalah kisah betapa Rasul 'marah' kepada Umar (yang sudah 
 memeluk Islam) yang satu saat kedapatan tengah memegang mushhaf/kitab 
 

[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-04-26 Terurut Topik satriyo
Ibu Chairunisa,

Sebagaimana ibu menanyakan 'data akurat' atas pernyataan saya, agar 
imbang saya juga tanyakan data akurat ibu atas pernyataan ibu kepada 
mba Flora, yaitu [1] Rasul sangat hormat pada Raja dan rakyat 
ethopia yang menganut ajaran Kristen..., [2] ... dizaman Rasul saja 
kedua ajaran tersebut masih di akui ..., [3] ...Soal penhapusan 
ayat, ini tidak hanya terjadi pada Taurat dan injil saja tapi juga 
apply terhadap Qur'an juga.

Sekiranya data akurat ibu itu dari hadis atau riwayat, mohon sebutkan 
sumbernya artinya siapa rawinya, apakah shahih atau tidak, termasuk 
matannya. Untuk #2, selain sumber data yang ibu pakai, sekiranya di 
data itu tidak disebutkan 'diakui' dari mana ibu 
menyimpulkan 'diakui' nya itu? Untuk #3, apakah ibu menyamakan proses 
penghapusan yang Allah sendiri lakukan terhadap firman2nya dengan 
manipulasi atau kesengajaan perubahan (deliberate change--both in 
meaning or in typing) yang dilakukan para rahib yahudi dan pendeta 
nasrani? Mohon ibu sertakan rujukan dalil ibu berupa data akurat 
sekiranya bagi ibu penghapusan itu sama saja.

Lalu untuk pernyataan ibu dalam menanggapi saya, dari mana ibu 
peroleh data akurat bahwa [1] Pengiriman surat oleh Rasul kepada para 
Raja2 di wilayah lain berkaitan dengan masalah politik, dimana Rasul 
berusaha menegaskan kemerdekaan Medinah secara de fakto dan de jure, 
[2] tidak ada penyerangan terhadap negara2 lain yang tidak mengikuti 
ajaran islam, [3] Ironisnya sekarang ini hukum taurat dalam zinah 
malah di adopsi oleh sebagian umat Islam, [4] ayat2 tsb turun karena 
adanya pertanyaan tentang Isa as dari para sahabat Nabi dan juga dari 
para pendeta dan dgn turunya ayat tersebut justru Qur'an mengajak 
kepada mencari persamaan dan bukan kepada perbedaan, ...?

Untuk #4, dalam asbabunnuzul atau sebab2 turunnya suatu ayat(2) -- 
saya gunakan yang terbitan CV Diponegoro -- disebutkan di sana bahwa 
yang menanyakan hanyalah para pendeta, dan Allah lalu menurunkan 
ayat2 sebelum Ali Imran 64, yaitu ayat 59-63. Di ayat 63 jelas Allah 
kabarkan bahwa Rasul mengajak para pendeta Najran diutus untuk 
berdialog dengan beliau dan menanyakan Isa as itu untuk bermubahalah, 
untuk memastikan aakah Isa versi Nasrani atau Islam yang benar, tapi 
mereka takut dan sebagai gantinya mereka memberi jizyah.

Terima kasih buat sodoran ayat2nya, dan setelah saya 'telaah' ayat2 
Qs.2: 151,Qs.3:164,Qs.4:41,Qs.4:165, Qs.5:19, saya tetap terhenyak 
bahkan terperangan karena hampir semua merupakan bagian dari 
rangkaian ayat, sehingga tidak bisa ditelaah tanpa melihat ayat2 
sebelum dan atau sesudahnya. Untuk 5:19, yang juga rangkaian dari 
ayat sebelum dan sesudahnya, jelas dinyatakan di sana bahwa ahli 
kitab (yahudi dan nasrani) oleh Allah diutuskan Rasul sebagai pembawa 
berita gembira dan 'bukti' bahwa mereka telah didatangkan Rasul 
dengan syariat baru untuk diikuti, dan otomatis mereka harus 
meninggalkan syariat mereka yang berasal dari Taurat asli Musa as dan 
Injil asli Isa as, yang telah mereka ubah dan ganti isinya ... dan 
Allah berulangkali nyatakan ini, QS. 2:135, 4:171, 5:15,59,65,68.

di bagian lain firman2NYA Allah jelas mengelompokkan Yahudi dan 
Nasrani (ahli kitab) pada posisi yang bersebrangan dengan muslim. 
Apakah ini masih belum menunjukkan bahwa agama mereka itu beda, dan 
dakwah kepada mereka adalah mengajak mereka kembali ke syariat asli 
Musa as dan Isa as, yaitu Islam dalam bentuknya yang sempurna, yaitu 
syariat yang dibawa oleh Muhammad saw?

Untuk data akurat (saya tidak terlalu paham maksud ibu) yang ibu 
minta, dengan mudah bisa ibu lihat di buku2 tentang riwayat hidup 
Rasul atau Sirah nabawiyah, atau juga riwayat hidup para Shahabat. 
Agak lama dan sulit ya jika ibu menuntut harus saya hidangkan saat 
ini juga semua data itu. Semoga ibu sudah pernah beli satu atau dua 
buku sejarah Nabi/Rasul. Yang populer adalah karangan Haekal.

terima kasih,

salam,
satriyo


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 Satriyo:Tidak hanya sampai di sana, tanpa diketahui sebagian besar
 rakyatnya, sang Raja memeluk Islam hingga akhir hayatnya.
 
 Chae: Adakah data akurat mengenai masuk Islamnya Raja Habasya??
 
 Satriyo:Lalu, jangan pula lupa surat-surat Rasuk ke para penguasa
 negara2 adidaya ketika itu, Parsi (kaum majusi) dan Bizantium (kaum
 nasrani romawi) yang mengajak mereka kepada Islam.
 
 Chae: Pengiriman surat oleh Rasul kepada para Raja2 di wilayah lain
 berkaitan dengan masalah politik, dimana Rasul berusaha menegaskan
 kemerdekaan Medinah secara de fakto dan de jure. Buktinya tidak ada
 penyerangan terhadap negara2 lain yang tidak mengikuti ajaran islam.
 Benar tidak?? Saya pikir ajaran Islam lebih banyak dikembangkan oleh
 dakwah dan bukan oleh sebuah ultimatum pemaksaan:))
 
 Satriyo:Yang lain adalah kisah betapa Rasul 'marah' kepada Umar 
(yang
 sudah memeluk Islam) yang satu saat kedapatan tengah memegang
 mushhaf/kitab Taurat, dan beliau bahkan menimpali dengan perkataan
 (kurang 

[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-04-26 Terurut Topik satriyo
Koreksi, yang saya maksud, Ali imran ayat 61, bukan 63, tentang 
mubahalah.

salam,
satriyo

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Ibu Chairunisa,
 
 Sebagaimana ibu menanyakan 'data akurat' atas pernyataan saya, agar 
 imbang saya juga tanyakan data akurat ibu atas pernyataan ibu 
kepada 
 mba Flora, yaitu [1] Rasul sangat hormat pada Raja dan rakyat 
 ethopia yang menganut ajaran Kristen..., [2] ... dizaman Rasul 
saja 
 kedua ajaran tersebut masih di akui ..., [3] ...Soal penhapusan 
 ayat, ini tidak hanya terjadi pada Taurat dan injil saja tapi juga 
 apply terhadap Qur'an juga.
 
 Sekiranya data akurat ibu itu dari hadis atau riwayat, mohon 
sebutkan 
 sumbernya artinya siapa rawinya, apakah shahih atau tidak, termasuk 
 matannya. Untuk #2, selain sumber data yang ibu pakai, sekiranya di 
 data itu tidak disebutkan 'diakui' dari mana ibu 
 menyimpulkan 'diakui' nya itu? Untuk #3, apakah ibu menyamakan 
proses 
 penghapusan yang Allah sendiri lakukan terhadap firman2nya dengan 
 manipulasi atau kesengajaan perubahan (deliberate change--both in 
 meaning or in typing) yang dilakukan para rahib yahudi dan pendeta 
 nasrani? Mohon ibu sertakan rujukan dalil ibu berupa data akurat 
 sekiranya bagi ibu penghapusan itu sama saja.
 
 Lalu untuk pernyataan ibu dalam menanggapi saya, dari mana ibu 
 peroleh data akurat bahwa [1] Pengiriman surat oleh Rasul kepada 
para 
 Raja2 di wilayah lain berkaitan dengan masalah politik, dimana 
Rasul 
 berusaha menegaskan kemerdekaan Medinah secara de fakto dan de 
jure, 
 [2] tidak ada penyerangan terhadap negara2 lain yang tidak 
mengikuti 
 ajaran islam, [3] Ironisnya sekarang ini hukum taurat dalam zinah 
 malah di adopsi oleh sebagian umat Islam, [4] ayat2 tsb turun 
karena 
 adanya pertanyaan tentang Isa as dari para sahabat Nabi dan juga 
dari 
 para pendeta dan dgn turunya ayat tersebut justru Qur'an mengajak 
 kepada mencari persamaan dan bukan kepada perbedaan, ...?
 
 Untuk #4, dalam asbabunnuzul atau sebab2 turunnya suatu ayat(2) -- 
 saya gunakan yang terbitan CV Diponegoro -- disebutkan di sana 
bahwa 
 yang menanyakan hanyalah para pendeta, dan Allah lalu menurunkan 
 ayat2 sebelum Ali Imran 64, yaitu ayat 59-63. Di ayat 63 jelas 
Allah 
 kabarkan bahwa Rasul mengajak para pendeta Najran diutus untuk 
 berdialog dengan beliau dan menanyakan Isa as itu untuk 
bermubahalah, 
 untuk memastikan aakah Isa versi Nasrani atau Islam yang benar, 
tapi 
 mereka takut dan sebagai gantinya mereka memberi jizyah.
 
 Terima kasih buat sodoran ayat2nya, dan setelah saya 'telaah' ayat2 
 Qs.2: 151,Qs.3:164,Qs.4:41,Qs.4:165, Qs.5:19, saya tetap terhenyak 
 bahkan terperangan karena hampir semua merupakan bagian dari 
 rangkaian ayat, sehingga tidak bisa ditelaah tanpa melihat ayat2 
 sebelum dan atau sesudahnya. Untuk 5:19, yang juga rangkaian dari 
 ayat sebelum dan sesudahnya, jelas dinyatakan di sana bahwa ahli 
 kitab (yahudi dan nasrani) oleh Allah diutuskan Rasul sebagai 
pembawa 
 berita gembira dan 'bukti' bahwa mereka telah didatangkan Rasul 
 dengan syariat baru untuk diikuti, dan otomatis mereka harus 
 meninggalkan syariat mereka yang berasal dari Taurat asli Musa as 
dan 
 Injil asli Isa as, yang telah mereka ubah dan ganti isinya ... dan 
 Allah berulangkali nyatakan ini, QS. 2:135, 4:171, 5:15,59,65,68.
 
 di bagian lain firman2NYA Allah jelas mengelompokkan Yahudi dan 
 Nasrani (ahli kitab) pada posisi yang bersebrangan dengan muslim. 
 Apakah ini masih belum menunjukkan bahwa agama mereka itu beda, dan 
 dakwah kepada mereka adalah mengajak mereka kembali ke syariat asli 
 Musa as dan Isa as, yaitu Islam dalam bentuknya yang sempurna, 
yaitu 
 syariat yang dibawa oleh Muhammad saw?
 
 Untuk data akurat (saya tidak terlalu paham maksud ibu) yang ibu 
 minta, dengan mudah bisa ibu lihat di buku2 tentang riwayat hidup 
 Rasul atau Sirah nabawiyah, atau juga riwayat hidup para Shahabat. 
 Agak lama dan sulit ya jika ibu menuntut harus saya hidangkan saat 
 ini juga semua data itu. Semoga ibu sudah pernah beli satu atau dua 
 buku sejarah Nabi/Rasul. Yang populer adalah karangan Haekal.
 
 terima kasih,
 
 salam,
 satriyo
 
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  
  Satriyo:Tidak hanya sampai di sana, tanpa diketahui sebagian besar
  rakyatnya, sang Raja memeluk Islam hingga akhir hayatnya.
  
  Chae: Adakah data akurat mengenai masuk Islamnya Raja Habasya??
  
  Satriyo:Lalu, jangan pula lupa surat-surat Rasuk ke para penguasa
  negara2 adidaya ketika itu, Parsi (kaum majusi) dan Bizantium 
(kaum
  nasrani romawi) yang mengajak mereka kepada Islam.
  
  Chae: Pengiriman surat oleh Rasul kepada para Raja2 di wilayah 
lain
  berkaitan dengan masalah politik, dimana Rasul berusaha menegaskan
  kemerdekaan Medinah secara de fakto dan de jure. Buktinya tidak 
ada
  penyerangan terhadap negara2 lain yang tidak mengikuti ajaran 
islam.
  Benar tidak?? Saya pikir ajaran Islam lebih banyak 

[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-04-26 Terurut Topik Chae
Mudah-mudahan anda juga memberikan hal yang berimbang yaaa;)

Satriyo:[1] Rasul sangat hormat pada Raja dan rakyat 
 ethopia yang menganut ajaran Kristen...,

Chae: Silahkan check di sirah Nabi, ketika Nabi menikahi Ummu Habibah
maka Raja Najasi menjadi saksi pernikahannya dan Raja Najasi juga yang
melamarkan Ummu Habibah untuk Nabi dengan Mas Kawin 400 dinar.

Satriyo: [2] ... dizaman Rasul saja 
 kedua ajaran tersebut masih di akui ...,

Chae: silahkan check isi Piagam Medinah;

Pasal 25: Wa anna yahuda bani `Auf ummatun ma'a al-mu'minin, lil
yahudi dinuhum wa lil muslimin dinuhum, mawalihim wa anfusuhum illa
man dlalama wa atsima, fa innahu la yuqi'u illa nafsahu wa ahla baitihi

Artinya:

Kaum Yahudi Bani `Auf bersama dengan warga yang beriman adalah satu
umah. Kedua belah pihak, kaum Yahudi dan kaum Muslimin, bebas memeluk
agama masing-masing. Demikian pula halnya dengan sekutu dan diri
mereka sendiri. Bila diantara mereka ada yang melakukan aniaya dan
dosa dalam hal ini, maka akibatnya akan ditanggung oleh diri dan warganya.

Satriyo: [3] ...Soal penhapusan 
 ayat, ini tidak hanya terjadi pada Taurat dan injil saja tapi juga 
 apply terhadap Qur'an juga.

Chae: satu contoh saja ya Pak;) Qs.4:15 di nasikh oleh Qs.24:2

Pak Satriyo, saya sudah kasih tiga dari yang anda minta, silahkan
jawab permintaan saya tentang masalah Raja Najasi masuk Islam...ok:))

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Ibu Chairunisa,
 
 Sebagaimana ibu menanyakan 'data akurat' atas pernyataan saya, agar 
 imbang saya juga tanyakan data akurat ibu atas pernyataan ibu kepada 
 mba Flora, yaitu [1] Rasul sangat hormat pada Raja dan rakyat 
 ethopia yang menganut ajaran Kristen..., [2] ... dizaman Rasul saja 
 kedua ajaran tersebut masih di akui ..., [3] ...Soal penhapusan 
 ayat, ini tidak hanya terjadi pada Taurat dan injil saja tapi juga 
 apply terhadap Qur'an juga.
 
 Sekiranya data akurat ibu itu dari hadis atau riwayat, mohon sebutkan 
 sumbernya artinya siapa rawinya, apakah shahih atau tidak, termasuk 
 matannya. Untuk #2, selain sumber data yang ibu pakai, sekiranya di 
 data itu tidak disebutkan 'diakui' dari mana ibu 
 menyimpulkan 'diakui' nya itu? Untuk #3, apakah ibu menyamakan proses 
 penghapusan yang Allah sendiri lakukan terhadap firman2nya dengan 
 manipulasi atau kesengajaan perubahan (deliberate change--both in 
 meaning or in typing) yang dilakukan para rahib yahudi dan pendeta 
 nasrani? Mohon ibu sertakan rujukan dalil ibu berupa data akurat 
 sekiranya bagi ibu penghapusan itu sama saja.
 
 Lalu untuk pernyataan ibu dalam menanggapi saya, dari mana ibu 
 peroleh data akurat bahwa [1] Pengiriman surat oleh Rasul kepada para 
 Raja2 di wilayah lain berkaitan dengan masalah politik, dimana Rasul 
 berusaha menegaskan kemerdekaan Medinah secara de fakto dan de jure, 
 [2] tidak ada penyerangan terhadap negara2 lain yang tidak mengikuti 
 ajaran islam, [3] Ironisnya sekarang ini hukum taurat dalam zinah 
 malah di adopsi oleh sebagian umat Islam, [4] ayat2 tsb turun karena 
 adanya pertanyaan tentang Isa as dari para sahabat Nabi dan juga dari 
 para pendeta dan dgn turunya ayat tersebut justru Qur'an mengajak 
 kepada mencari persamaan dan bukan kepada perbedaan, ...?
 
 Untuk #4, dalam asbabunnuzul atau sebab2 turunnya suatu ayat(2) -- 
 saya gunakan yang terbitan CV Diponegoro -- disebutkan di sana bahwa 
 yang menanyakan hanyalah para pendeta, dan Allah lalu menurunkan 
 ayat2 sebelum Ali Imran 64, yaitu ayat 59-63. Di ayat 63 jelas Allah 
 kabarkan bahwa Rasul mengajak para pendeta Najran diutus untuk 
 berdialog dengan beliau dan menanyakan Isa as itu untuk bermubahalah, 
 untuk memastikan aakah Isa versi Nasrani atau Islam yang benar, tapi 
 mereka takut dan sebagai gantinya mereka memberi jizyah.
 
 Terima kasih buat sodoran ayat2nya, dan setelah saya 'telaah' ayat2 
 Qs.2: 151,Qs.3:164,Qs.4:41,Qs.4:165, Qs.5:19, saya tetap terhenyak 
 bahkan terperangan karena hampir semua merupakan bagian dari 
 rangkaian ayat, sehingga tidak bisa ditelaah tanpa melihat ayat2 
 sebelum dan atau sesudahnya. Untuk 5:19, yang juga rangkaian dari 
 ayat sebelum dan sesudahnya, jelas dinyatakan di sana bahwa ahli 
 kitab (yahudi dan nasrani) oleh Allah diutuskan Rasul sebagai pembawa 
 berita gembira dan 'bukti' bahwa mereka telah didatangkan Rasul 
 dengan syariat baru untuk diikuti, dan otomatis mereka harus 
 meninggalkan syariat mereka yang berasal dari Taurat asli Musa as dan 
 Injil asli Isa as, yang telah mereka ubah dan ganti isinya ... dan 
 Allah berulangkali nyatakan ini, QS. 2:135, 4:171, 5:15,59,65,68.
 
 di bagian lain firman2NYA Allah jelas mengelompokkan Yahudi dan 
 Nasrani (ahli kitab) pada posisi yang bersebrangan dengan muslim. 
 Apakah ini masih belum menunjukkan bahwa agama mereka itu beda, dan 
 dakwah kepada mereka adalah mengajak mereka kembali ke syariat asli 
 Musa as dan Isa as, yaitu Islam dalam bentuknya yang sempurna, yaitu 
 syariat yang dibawa oleh 

[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-04-26 Terurut Topik satriyo
Ibu Chairunisa,

Ibu nampaknya yakin sekali ya sudah memberikan yang saya minta tanpa 
konfirmasi/tabayun lagi kepada saya sebagai pihak yang meminta. Ini 
seperti anak ibu minta makan, lalu ibu suapkan sesendok nasi lalu 
sudah. Apakah memang itu yang sepatutnya? Tentu tidak bukan.

Jadi sebelum saya memberi yang ibu minta, yaitu perihal masuk 
islamnya Raja Najasy, penguasa Habsy/Habasyah, saya minta ibu 
perhatikan lagi apa yang ibu rasa sudah berikan (dan memadai bagi 
ibu) kepada saya:

Satriyo:[1] Rasul sangat hormat pada Raja dan rakyat 
 ethopia yang menganut ajaran Kristen...,

Chae: Silahkan check di sirah Nabi, ketika Nabi menikahi Ummu Habibah
maka Raja Najasi menjadi saksi pernikahannya dan Raja Najasi juga yang
melamarkan Ummu Habibah untuk Nabi dengan Mas Kawin 400 dinar.

SATRIYO:
Sebelum ibu meminta saya memeriksa ke sumber rujukan, tentu lebih 
baik ibu sebutkan sumber mana yang ibu pakai. Bukankah sudah saya 
minta untuk 'akurat' yang maknanya ya jelas, tidak hanya bagi ibu 
juga bagi saya. Jadi mohon beri tahu sumber data akurat ibu agar bisa 
saya corss-check tentang raja non-muslim yang menjadi saksi nikah 
muslim ini, dan hubungannya dengan penghormatan Rasul atas beliau 
sebagai seorang kristen dan bukan hanya raja.


Satriyo: [2] ... dizaman Rasul saja 
 kedua ajaran tersebut masih di akui ...,

Chae: silahkan check isi Piagam Medinah;

SATRIYO:
Idem ditto bu, apa sumber rujukan ibu, atau SETIDAKNYA bisa ibu copy 
paste bagian mana dari Piagam Madinah yang ibu maksud menunjukkan 
Rasul mengakui ajaran Yahudi dan Nasrani.


Pasal 25: Wa anna yahuda bani `Auf ummatun ma'a al-mu'minin, lil
yahudi dinuhum wa lil muslimin dinuhum, mawalihim wa anfusuhum illa
man dlalama wa atsima, fa innahu la yuqi'u illa nafsahu wa ahla 
baitihi

Artinya:

Kaum Yahudi Bani `Auf bersama dengan warga yang beriman adalah satu
umah. Kedua belah pihak, kaum Yahudi dan kaum Muslimin, bebas memeluk
agama masing-masing. Demikian pula halnya dengan sekutu dan diri
mereka sendiri. Bila diantara mereka ada yang melakukan aniaya dan
dosa dalam hal ini, maka akibatnya akan ditanggung oleh diri dan 
warganya.

SATRIYO:
Bagian yang ibu kutip ini sama sekali tidak menunjukkan pengakuan 
atas dua ajaran, bahkan pengakuan atas ajaran yahudi saja tidak, 
sedangkan tidak ada disebut nasrani di sana. maaf ...


Satriyo: [3] ...Soal penhapusan 
 ayat, ini tidak hanya terjadi pada Taurat dan injil saja tapi juga 
 apply terhadap Qur'an juga.

Chae: satu contoh saja ya Pak;) Qs.4:15 di nasikh oleh Qs.24:2

SATRIYO:
Hmmm nampaknya ibu tidak menangkap atau mengerti pertanyaan saya ya. 
Coba saya ulang pertanyaan saya, apakah ibu menyamakan proses 
penghapusan yang Allah sendiri lakukan terhadap firman2nya dengan 
manipulasi atau kesengajaan perubahan (deliberate change--both in 
meaning or in typing) yang dilakukan para rahib yahudi dan pendeta 
nasrani? atau lebih jelasnya, Apakah ibu menyamakan tindakan Allah 
melakukan 'ralat' (ini pilihan kata saya) atas firman2NYA sendiri, 
dengan perbuatan petinggi agama yahudi dan nasrani(rahib/rabi, 
rahi/pendeta) yang atas kemauan sendiri dan disengaja mengubah dan 
mengganti isi Taurat dan Injil sesuai nafsu mereka? ... Jelas bu? 
Jadi saya tidak meminta contoh ayat di Quran yang menggambarkan 
Allah 'meralat' firmannya sendiri.

salam,
satriyo


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Mudah-mudahan anda juga memberikan hal yang berimbang yaaa;)
 
 Satriyo:[1] Rasul sangat hormat pada Raja dan rakyat 
  ethopia yang menganut ajaran Kristen...,
 
 Chae: Silahkan check di sirah Nabi, ketika Nabi menikahi Ummu 
Habibah
 maka Raja Najasi menjadi saksi pernikahannya dan Raja Najasi juga 
yang
 melamarkan Ummu Habibah untuk Nabi dengan Mas Kawin 400 dinar.
 
 Satriyo: [2] ... dizaman Rasul saja 
  kedua ajaran tersebut masih di akui ...,
 
 Chae: silahkan check isi Piagam Medinah;
 
 Pasal 25: Wa anna yahuda bani `Auf ummatun ma'a al-mu'minin, lil
 yahudi dinuhum wa lil muslimin dinuhum, mawalihim wa anfusuhum illa
 man dlalama wa atsima, fa innahu la yuqi'u illa nafsahu wa ahla 
baitihi
 
 Artinya:
 
 Kaum Yahudi Bani `Auf bersama dengan warga yang beriman adalah satu
 umah. Kedua belah pihak, kaum Yahudi dan kaum Muslimin, bebas 
memeluk
 agama masing-masing. Demikian pula halnya dengan sekutu dan diri
 mereka sendiri. Bila diantara mereka ada yang melakukan aniaya dan
 dosa dalam hal ini, maka akibatnya akan ditanggung oleh diri dan 
warganya.
 
 Satriyo: [3] ...Soal penhapusan 
  ayat, ini tidak hanya terjadi pada Taurat dan injil saja tapi 
juga 
  apply terhadap Qur'an juga.
 
 Chae: satu contoh saja ya Pak;) Qs.4:15 di nasikh oleh Qs.24:2
 
 Pak Satriyo, saya sudah kasih tiga dari yang anda minta, silahkan
 jawab permintaan saya tentang masalah Raja Najasi masuk 
Islam...ok:))
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo efikoe@ wrote:
 
  Ibu Chairunisa,
  
  Sebagaimana ibu menanyakan 'data akurat' atas pernyataan saya, 
agar 
  imbang saya 

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-04-26 Terurut Topik sir BATS
On Thu, 26 Apr 2007 09:52:41 +0700, Chae [EMAIL PROTECTED]  
wrote:

 Mba Flora,

 Kaum Yahudi dizaman Rasul tetap berpedoman pada Taurat, begitu juga
 dengan masyarakat Nasrani dimana Rasul sangat hormat pada Raja dan
 rakyat ethopia yang menganut ajaran Kristen.

 Jika dizaman Rasul saja kedua ajaran tersebut masih di akui lalu
 mengapa sekarang kita justru menampikan kebenaran kedua ajaran tsb?

 Jika alasanya karena terjadi penyimpangan terhadap kedua ajaran tsb,
 bukankah penyimpangan tersebut juga ada dizaman Rasul dan tercatat
 didalam Qur'an??

 Soal penhapusan ayat, ini tidak hanya terjadi pada Taurat dan injil
 saja tapi juga apply terhadap Qur'an juga. Jadi apa alasan kita
 menampikan kebenaran dalam kedua ajaran tsb? dan saya pikir bahwa
 kitab weda dan tripitaka pun merupakan kitab2 yang seharusnya di akui
 karena Allah SWT telah memberitahukan adanya rasul2 yang lain dengan
 kitabnya masing2.

sebagai Muslim kita memang hanya berpegang pada al-Qur'an ; kitab lain mah  
sebodo amat. Tapi kalao kemudian kita menghujat manusia lain yang  
mempercayai kitab lain, ini baru akan mengganggu ketertiban umum. Sebagai  
muslim saya menyatakan hanya al-Qur'an yang benar. Kitab Injil, Injul,  
Injal, Inul tidak benar :=) tapi kalao ada yang mempercayai kitab2 tsb ya  
silahkan saja. Tidak ada paksaan dalam agama. Saya merasa tidak punya  
hak untuk menghakimi kitab lain, seperti saya juga akan merasa sakit bila  
kitab yg saya yakini dihakimi orang lain.

quote :
suci yang engkau yakini, indah yang engkau cintai .

-- 
Linux Registered User # 421968


[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-04-26 Terurut Topik Chae
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo [EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 Satriyo:[1] Rasul sangat hormat pada Raja dan rakyat 
  ethopia yang menganut ajaran Kristen...,
 
Chae: Silahkan check di sirah Nabi, ketika Nabi menikahi Ummu Habibah
maka Raja Najasi menjadi saksi pernikahannya dan Raja Najasi juga yang
melamarkan Ummu Habibah untuk Nabi dengan Mas Kawin 400 dinar.
Silahkan check di wikipedia Indonesia..ini saya kutip
Melalui al Najashi, nabi Muhammad s.a.w. melamar Ummu Habibah dan
upacara pernikahan dilakukan oleh Khalid bin Said al-As dengan mas
kawin 400 dirham, dibayar oleh al Najashi bagi pihak nabi.

Seorang saksi dengan berbeda agama, jelas merupakan penghormatan
terhadap kedudukanya sebagai RAJA YANG BERAGAMA KRISTEN. 

 
 Satriyo: [2] ... dizaman Rasul saja 
  kedua ajaran tersebut masih di akui ...,
 Idem ditto bu, apa sumber rujukan ibu, atau SETIDAKNYA bisa ibu copy 
 paste bagian mana dari Piagam Madinah yang ibu maksud menunjukkan 
 Rasul mengakui ajaran Yahudi dan Nasrani.
 
 
Chae: Isi PIAGAMA MEDINAH: Pasal 25:
Wa anna yahuda bani `Auf ummatun ma'a al-mu'minin, lil
yahudi dinuhum wa lil muslimin dinuhum, mawalihim wa anfusuhum illa
man dlalama wa atsima, fa innahu la yuqi'u illa nafsahu wa ahla 
baitihi
 
Artinya:
 
Kaum Yahudi Bani `Auf bersama dengan warga yang beriman adalah satu
umah. Kedua belah pihak, kaum Yahudi dan kaum Muslimin, BEBAS MEMELUK
AGAMA MASING-MASING. DEMIKIAN PULA HALNYA DENGAN SEKUTU DAN DIRI
MEREKA SENDIRI. Bila diantara mereka ada yang melakukan aniaya dan
dosa dalam hal ini, maka akibatnya akan ditanggung oleh diri dan 
warganya.

Konsep bebas memelik agama masing2 bisa termasuk kedlam agama Nasrani,
artinya setiap orang dilindungi kepercayaanya masing2. 
 
 SATRIYO:
 Hmmm nampaknya ibu tidak menangkap atau mengerti pertanyaan saya ya. 
 Coba saya ulang pertanyaan saya, apakah ibu menyamakan proses 
 penghapusan yang Allah sendiri lakukan terhadap firman2nya dengan 
 manipulasi atau kesengajaan perubahan (deliberate change--both in 
 meaning or in typing) yang dilakukan para rahib yahudi dan pendeta 
 nasrani? atau lebih jelasnya, Apakah ibu menyamakan tindakan Allah 
 melakukan 'ralat' (ini pilihan kata saya) atas firman2NYA sendiri, 
 dengan perbuatan petinggi agama yahudi dan nasrani(rahib/rabi, 
 rahi/pendeta) yang atas kemauan sendiri dan disengaja mengubah dan 
 mengganti isi Taurat dan Injil sesuai nafsu mereka? ... Jelas bu? 
 Jadi saya tidak meminta contoh ayat di Quran yang menggambarkan 
 Allah 'meralat' firmannya sendiri.

Chae: apakah anda sendiri tidak melihat fenomena sekarang ini dimana
ayat2 Al-Qur'an banyak yang dihapus oleh umat Islam sendiri semisal
Kawin Mut'ah??? dimana Nabi sendiri mengijinkan nikah Mut'ah dan jika
anda pendapat Nabi telah menasikh nya...apakah Nabi melakukan
penghapusan terhadap ayat nikah mut'ah???

 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  Mudah-mudahan anda juga memberikan hal yang berimbang yaaa;)
  
  Satriyo:[1] Rasul sangat hormat pada Raja dan rakyat 
   ethopia yang menganut ajaran Kristen...,
  
  Chae: Silahkan check di sirah Nabi, ketika Nabi menikahi Ummu 
 Habibah
  maka Raja Najasi menjadi saksi pernikahannya dan Raja Najasi juga 
 yang
  melamarkan Ummu Habibah untuk Nabi dengan Mas Kawin 400 dinar.
  
  Satriyo: [2] ... dizaman Rasul saja 
   kedua ajaran tersebut masih di akui ...,
  
  Chae: silahkan check isi Piagam Medinah;
  
  Pasal 25: Wa anna yahuda bani `Auf ummatun ma'a al-mu'minin, lil
  yahudi dinuhum wa lil muslimin dinuhum, mawalihim wa anfusuhum illa
  man dlalama wa atsima, fa innahu la yuqi'u illa nafsahu wa ahla 
 baitihi
  
  Artinya:
  
  Kaum Yahudi Bani `Auf bersama dengan warga yang beriman adalah satu
  umah. Kedua belah pihak, kaum Yahudi dan kaum Muslimin, bebas 
 memeluk
  agama masing-masing. Demikian pula halnya dengan sekutu dan diri
  mereka sendiri. Bila diantara mereka ada yang melakukan aniaya dan
  dosa dalam hal ini, maka akibatnya akan ditanggung oleh diri dan 
 warganya.
  
  Satriyo: [3] ...Soal penhapusan 
   ayat, ini tidak hanya terjadi pada Taurat dan injil saja tapi 
 juga 
   apply terhadap Qur'an juga.
  
  Chae: satu contoh saja ya Pak;) Qs.4:15 di nasikh oleh Qs.24:2
  
  Pak Satriyo, saya sudah kasih tiga dari yang anda minta, silahkan
  jawab permintaan saya tentang masalah Raja Najasi masuk 
 Islam...ok:))
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo efikoe@ wrote:
  
   Ibu Chairunisa,
   
   Sebagaimana ibu menanyakan 'data akurat' atas pernyataan saya, 
 agar 
   imbang saya juga tanyakan data akurat ibu atas pernyataan ibu 
 kepada 
   mba Flora, yaitu [1] Rasul sangat hormat pada Raja dan rakyat 
   ethopia yang menganut ajaran Kristen..., [2] ... dizaman Rasul 
 saja 
   kedua ajaran tersebut masih di akui ..., [3] ...Soal penhapusan 
   ayat, ini tidak hanya terjadi pada Taurat dan injil saja tapi 
 juga 
   apply terhadap Qur'an juga.
   
   Sekiranya data akurat ibu itu dari hadis atau 

RE: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer)

2007-04-26 Terurut Topik Tri Budi Lestyaningsih \(Ning\)

Saya baca e-mail yang di bawah itu, ngga nemu tuh jawabannya, mbak.

Apa maksudnya mbak itu, Allah itu boleh saja dipanggil dengan nama apa
saja, yang penting memanggilnya dengan rasa sayang. Tapi Allah sendiri
menggunakan nama Allah untuk diri-Nya, bukan Yesus, bukan Dewa ataupun
yang lainnya. Apa begitu maksudnya mbak ? (Saya analogikan dari Annisa
yang membolehkan dirinya dipanggil dengan nama apa saja, asal
memanggilnya dengan rasa sayang. Tetapi ia sendiri menggunakan nama Kaka
untuk dirinya)

Berarti dialog imajiner yang saya buat benar dong ya ? Maksudnya,
kalau Annisa mau berdoa dengan menyebut Yesus, Dewa, Allah atau apa pun
sebutan nama tuhan dari agama lain, akan mbak benarkan. Gitu ya ?

Sorry kalau saya lemot.

Wass,
-Ning

-Original Message-
From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Chae
Sent: Thursday, April 26, 2007 1:11 PM
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
(Dialog imaginer)


saya enggak marah kok, soalnya sering di ingatkan sama si kecil kalau
saya marah sedikit aja sudah kaya nenek sihir;)

mungkin MBa Ning belum baca yang ini atau mungkin sudah...mudah2'an bisa
memberikan jawabanya..:))

Anak saya memanggil dirinya dengan sebutan Kaka, sama dengan yang saya
dan ayah serta adiknya jika memanggil dirinya. Tentu saja dia memiliki
alasan kenapa dia sendiri menggunakan panggilan Kaka, padahal bagi
dirinya nama panggilan lainya yang berbeda seperti Ninis, Cayu,
Nengce..adalah benar adanya karena dia merasakan bahwa Nama panggilan
itu digunakan untuk memberikan kasih sayang padanya.

Tapi kenapa dia sendiri menggunakan nama Kaka untuk dirinya, tidak dgn
Ninis, Cayu atau Nengce bahkan sekarang Om nya kalau panggil pake nama
Tuyil (tuyul kecil karena suka minta dijajanin terus hi..hi..hi..;)

Saya belum bertanya langsung pada anaknya hanya sekedar analisa seorang
Ibu saja bahwa dengan sebutan Kaka, anak sulungku merasakan
kesempurnaanya dari berbagai sisi, salah satunya pengakuan
keberadaanya sebagai yang pertama, memiliki tanggung jawab lebih
terhadap adiknya dll.



--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Tri Budi Lestyaningsih
\(Ning\) [EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 Yang ini penggalan surat mbak Chae, cerita tentan dialog mbak Chae 
 dengan putrinya, Annisa
 
 ...
 
 menurut Kaka mana yang benar panggilan buat Kaka?? eyangti??
 eyangku??Bude dan tante?? atau yang lain??
 
 Semua juga benar dong Mam, karena semua sayang sama Kaka
 
  begitu juga dengan panggilan Tuhan, selama kita memanggil-Nya dengan

 rasa sayang kita kepada-Nya maka semua panggilan itu akan benar
adanya.
 
 Bagaimana kita tahu kalau kita memanggil-Nya dengan rasa sayang mam??
 
 Kita tahu karena ketika kita memanggil-Nya maka kita berbuat kebaikan

 di atas muka bumi ini, ketika kita memanggil-Nya maka kita saling 
 berkasih sayang pada semua makhluk-NYa, dan ketika kita memanggil-Nya 
 maka kita saling tolong menolong dalam kebaikan dengan semua 
 makhluk-Nya. tapi sebaliknya walau kita memanggil-Nya dengan sebutan 
 yang Hebat dan Agung tapi ketika kita memanggil-Nya maka kita berbuat 
 kerusakan, kejahatan, aniaya dan kezaliman sesungguhnya yang kita 
 panggil bukan diri-Nya tapi kita memanggil nafsu syeitan yang ada 
 didalam dada kita sendiri.
 
 ohhh...katanya... 
 
 Yang di bawah ini dialog lanjutan, tapi ini hanya imaginasi saya aja 
 (Ning), jadi bukan betulan lho.. Mbak Chae ngga marah kan ? Saya tau 
 mbak Chae ngga akan marah, soalnya dia itu penyayang dan lembut hati 
 kok.
 
 Jadi mam, kita boleh panggil Tuhan kita dengan nama apa saja ya, 
 asalkan dengan rasa sayang ?
 
 Betul, sayang. Kamu memang anak pintar.
 
 OK deh mam, kalau begitu besok pas berdoa, kaka mau bilang gini : 
 Ya Yesus, ampunkanlah dosaku
 Ya Dewa, sayangilah ibu bapaku
 Ya Allah, cintai mereka sebagaimana mereka mencintai aku waktu kecil.
 Amiin.
 Jadi semua namanya disebut, biar komplit. Boleh kan Mam ?
 
 Ya... Asal dengan rasa sayang manggilnya, boleh ..
 
 
 ...
 
 Wassalaam,
 -Ning





===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI :
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Anak Muda Islam mailto:[EMAIL PROTECTED]

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment
 
Yahoo! Groups Links





[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-04-26 Terurut Topik Lina Dahlan
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, sir BATS [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 On Thu, 26 Apr 2007 09:52:41 +0700, Chae 
[EMAIL PROTECTED]  
 wrote:
 
  Mba Flora,
 
  Kaum Yahudi dizaman Rasul tetap berpedoman pada Taurat, begitu 
juga
  dengan masyarakat Nasrani dimana Rasul sangat hormat pada Raja 
dan
  rakyat ethopia yang menganut ajaran Kristen.
 
  Jika dizaman Rasul saja kedua ajaran tersebut masih di akui lalu
  mengapa sekarang kita justru menampikan kebenaran kedua ajaran 
tsb?
 
  Jika alasanya karena terjadi penyimpangan terhadap kedua ajaran 
tsb,
  bukankah penyimpangan tersebut juga ada dizaman Rasul dan 
tercatat
  didalam Qur'an??
 
  Soal penhapusan ayat, ini tidak hanya terjadi pada Taurat dan 
injil
  saja tapi juga apply terhadap Qur'an juga. Jadi apa alasan kita
  menampikan kebenaran dalam kedua ajaran tsb? dan saya pikir bahwa
  kitab weda dan tripitaka pun merupakan kitab2 yang seharusnya di 
akui
  karena Allah SWT telah memberitahukan adanya rasul2 yang lain 
dengan
  kitabnya masing2.
 
 sebagai Muslim kita memang hanya berpegang pada al-Qur'an ; kitab 
lain mah  
 sebodo amat. Tapi kalao kemudian kita menghujat manusia lain 
yang  
 mempercayai kitab lain, ini baru akan mengganggu ketertiban umum. 
Sebagai  
 muslim saya menyatakan hanya al-Qur'an yang benar. Kitab Injil, 
Injul,  
 Injal, Inul tidak benar :=) tapi kalao ada yang mempercayai kitab2 
tsb ya  
 silahkan saja. Tidak ada paksaan dalam agama. Saya merasa tidak 
punya  
 hak untuk menghakimi kitab lain, seperti saya juga akan merasa 
sakit bila  
 kitab yg saya yakini dihakimi orang lain.
 
 quote :
 suci yang engkau yakini, indah yang engkau cintai .
 
 -- 
 Linux Registered User # 421968


Sebagai muslimah saya menyatakan AlQur'an yang benar, maka 
konsekwensinya bagi saya (muslimah), kitab suci lain salah. Lha 
buktinya saya tidak menyatakan saya adalah Kristen atopun Budha.

Menurut saya sih, ini bukan soal menghakimi tapi tak ingin mendua.

Saya juga bisa maklum kalo kemudian orang Kristen bilang Alkitab 
(Injil) yang benar yang lain salah.

Sebagai konsekwensinya lagi saya sih gak sakit kalo AlQur'an 
dihakimi. Kasihan saja sama orang2 yang menghakiminya. 

Konsekwensi aja.

Saya juga mengatakan ada kebenaran dalam Injil dan kitab suci lain. 
Tapi itu tidak berarti bhw kitab Injil adalah benar. Ketika dalam 
Injil or kitab suci lain itu berkesesuain dgn AlQur'an itu lah yang 
benar. Jadi AlQur'an itu merupakan filter.

wassalam,





Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? - Piagam Madinah

2007-04-26 Terurut Topik jano ko
Chae: Isi PIAGAMA MEDINAH: Pasal 25:
  
Wa anna yahuda bani `Auf ummatun ma'a al-mu'minin, lil
yahudi dinuhum wa lil muslimin dinuhum, mawalihim wa anfusuhum illa
man dlalama wa atsima, fa innahu la yuqi'u illa nafsahu wa ahla 
baitihi

Artinya:

Kaum Yahudi Bani `Auf bersama dengan warga yang beriman adalah satu
umah. Kedua belah pihak, kaum Yahudi dan kaum Muslimin, BEBAS MEMELUK
AGAMA MASING-MASING. DEMIKIAN PULA HALNYA DENGAN SEKUTU DAN DIRI
MEREKA SENDIRI. Bila diantara mereka ada yang melakukan aniaya dan
dosa dalam hal ini, maka akibatnya akan ditanggung oleh diri dan 
warganya.

===
   
  Jano - ko :
   
  Hanya ingin membandingkan saja,
   
  Piagam Madinah
   
  Pasal 25 1. Kaum Yahudi dari suku 'Awf adalah satu bangsa-negara (ummat) 
dengan warga yang beriman. 2. Kaum Yahudi bebas memeluk agama mereka, sebagai 
kaum Muslimin bebas memeluk agama mereka. 3. Kebebasan ini berlaku juga 
terhadap pengikut-pengikut/sekutu-sekutu mereka, dan diri mereka sendiri. 4. 
Kecuali kalau ada yang mengacau dan berbuat kejahatan, yang menimpa diri orang 
yang bersangkutan dan keluarganya.
   
  ---
   
  Lumayan, chae ada kemajuan, menerima Piagam Madinah, nasehat jano-ko kepada 
chae,...silahkan chae juga menerima pasal-pasal dari Piagam Madinah yang lain, 
salah satunya adalah Pasal 23 Piagam Madinah
   
  Pasal 23 Apabila timbul perbedaan pendapat di antara kamu di dalam suatu 
soal, maka kembalikanlah penyelesaiannya pada (hukum) Tuhan dan (keputusan) 
Muhammad SAW.
   
  ---
   
  Selamat untuk chae yang telah dengan ikhlas berpedoman kepada Al Qur'an, 
Hadis dan Sunah Nabi Muhammad SAW.
   
  Wassalam
   
   
  --oo0oo--
   
   
   
   
   
   
   
  
Chae [EMAIL PROTECTED] wrote:
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 
 Satriyo:[1] Rasul sangat hormat pada Raja dan rakyat 
  ethopia yang menganut ajaran Kristen...,
 
Chae: Silahkan check di sirah Nabi, ketika Nabi menikahi Ummu Habibah
maka Raja Najasi menjadi saksi pernikahannya dan Raja Najasi juga yang
melamarkan Ummu Habibah untuk Nabi dengan Mas Kawin 400 dinar.
Silahkan check di wikipedia Indonesia..ini saya kutip
Melalui al Najashi, nabi Muhammad s.a.w. melamar Ummu Habibah dan
upacara pernikahan dilakukan oleh Khalid bin Said al-As dengan mas
kawin 400 dirham, dibayar oleh al Najashi bagi pihak nabi.

Seorang saksi dengan berbeda agama, jelas merupakan penghormatan
terhadap kedudukanya sebagai RAJA YANG BERAGAMA KRISTEN. 

 
 Satriyo: [2] ... dizaman Rasul saja 
  kedua ajaran tersebut masih di akui ...,
 Idem ditto bu, apa sumber rujukan ibu, atau SETIDAKNYA bisa ibu copy 
 paste bagian mana dari Piagam Madinah yang ibu maksud menunjukkan 
 Rasul mengakui ajaran Yahudi dan Nasrani.
 
 
Chae: Isi PIAGAMA MEDINAH: Pasal 25:
Wa anna yahuda bani `Auf ummatun ma'a al-mu'minin, lil
yahudi dinuhum wa lil muslimin dinuhum, mawalihim wa anfusuhum illa
man dlalama wa atsima, fa innahu la yuqi'u illa nafsahu wa ahla 
baitihi

Artinya:

Kaum Yahudi Bani `Auf bersama dengan warga yang beriman adalah satu
umah. Kedua belah pihak, kaum Yahudi dan kaum Muslimin, BEBAS MEMELUK
AGAMA MASING-MASING. DEMIKIAN PULA HALNYA DENGAN SEKUTU DAN DIRI
MEREKA SENDIRI. Bila diantara mereka ada yang melakukan aniaya dan
dosa dalam hal ini, maka akibatnya akan ditanggung oleh diri dan 
warganya.

Konsep bebas memelik agama masing2 bisa termasuk kedlam agama Nasrani,
artinya setiap orang dilindungi kepercayaanya masing2. 

 SATRIYO:
 Hmmm nampaknya ibu tidak menangkap atau mengerti pertanyaan saya ya. 
 Coba saya ulang pertanyaan saya, apakah ibu menyamakan proses 
 penghapusan yang Allah sendiri lakukan terhadap firman2nya dengan 
 manipulasi atau kesengajaan perubahan (deliberate change--both in 
 meaning or in typing) yang dilakukan para rahib yahudi dan pendeta 
 nasrani? atau lebih jelasnya, Apakah ibu menyamakan tindakan Allah 
 melakukan 'ralat' (ini pilihan kata saya) atas firman2NYA sendiri, 
 dengan perbuatan petinggi agama yahudi dan nasrani(rahib/rabi, 
 rahi/pendeta) yang atas kemauan sendiri dan disengaja mengubah dan 
 mengganti isi Taurat dan Injil sesuai nafsu mereka? ... Jelas bu? 
 Jadi saya tidak meminta contoh ayat di Quran yang menggambarkan 
 Allah 'meralat' firmannya sendiri.

Chae: apakah anda sendiri tidak melihat fenomena sekarang ini dimana
ayat2 Al-Qur'an banyak yang dihapus oleh umat Islam sendiri semisal
Kawin Mut'ah??? dimana Nabi sendiri mengijinkan nikah Mut'ah dan jika
anda pendapat Nabi telah menasikh nya...apakah Nabi melakukan
penghapusan terhadap ayat nikah mut'ah???

 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  Mudah-mudahan anda juga memberikan hal yang berimbang yaaa;)
  
  Satriyo:[1] Rasul sangat hormat pada Raja dan rakyat 
   ethopia yang menganut ajaran Kristen...,
  
  Chae: Silahkan check di sirah Nabi, ketika Nabi menikahi Ummu 
 Habibah
  maka Raja Najasi menjadi saksi pernikahannya dan Raja Najasi juga 
 yang
  melamarkan Ummu Habibah untuk 

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-04-26 Terurut Topik H. M. Nur Abdurrahman
 la'nat kepada pihak yang berdusta. nabi mengajak utusan Nasrani
Najran bermubahalah tetapi mereka tidak berani-HMNA-

***


Inilah umpan balik dari saya.

Flavius Valerius Aurelius Constantinus (280 - 337) M, Roman emperor (306 -
377) M. Persuaded to adopt Chritianiy, became sole Emperor of the West (312)
M; called the great Council of Nicaea (325) M at which Nicene Creed was
adopted. [Webster's Biographical Dictionary, Spring field, USA, pg. 342].
The Creed of Nicaea: We believe in one God the Father, Almighty, maker of
all things visible and invisible; and in one Lord Jesus Christ, the Son of
God, begotten of the Father, only begotten that is, from the substance of
the Father; God from God, light from light, Very God from Very God.. (The
History of Christianity, a Lion handbook, p. 177). Creed ini menguatkan
doctrine Athanasius, di mana dalam council doctrine Athanasius memenangkan
secara mayoritas doctrine Arius Alexander bahwa hanya ada satu Tuhan, yaitu
Tuhan yang selalu Ada dan tidak mempunyai asal usul, Dia Ada tanpa
keberadaan sebelumnya. Dalam hal ini Arius membedakan antara unsur
keistimewaan yang tetap ada di dalam Tuhan, yang  merupakan kekuatan  yang
kekal  dengan unsur keistimewaan Jesus sebagai suatu kelebihan yang
diberikan oleh Tuhan selayaknya seorang Nabi.

Penganut doctrine Athanasius kemudian dikenal dengan Trinitarian Christian
yang mayoritas sampai sekarang, sedangkan doctrine Arius dikenal dengan
Unitarian Christian, yang sekarang merupakan golongan minoritas, yaitu ummat
Qibthi (Copti) di Mesir. Secara teologis Unitarian Christian ini sangat
dekat dengan ajaran Islam, seperti yang didemontrasikan oleh Najasi sebagai
garis sambil berkata: Antara agama tuan-tuan dan agama kami sebenarnya
tidak lebih dari garis ini. Ini menunjukkan bahwa Najasi penganut doctrine
Arius Alexander. Sedangkan para delegasi dari Najran adalah pengatut
Trinitarian Chistian, sehingga secara teologis tidak bisa ketemu dengan
ajaran Islam, yang menjadi asbabun nuzul, latar belakang turunnya ayat
tentang mubahalah. Wallahu a'lamu bisshawab.

*** Makassar, 26 November 2006
 [H.Muh.Nur Abdurrahman]





- Original Message - 
From: Chae [EMAIL PROTECTED]
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Thursday, April 26, 2007 10:52
Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?


 Mba Flora,

 Kaum Yahudi dizaman Rasul tetap berpedoman pada Taurat, begitu juga
 dengan masyarakat Nasrani dimana Rasul sangat hormat pada Raja dan
 rakyat ethopia yang menganut ajaran Kristen.

 Jika dizaman Rasul saja kedua ajaran tersebut masih di akui lalu
 mengapa sekarang kita justru menampikan kebenaran kedua ajaran tsb?

 Jika alasanya karena terjadi penyimpangan terhadap kedua ajaran tsb,
 bukankah penyimpangan tersebut juga ada dizaman Rasul dan tercatat
 didalam Qur'an??

 Soal penhapusan ayat, ini tidak hanya terjadi pada Taurat dan injil
 saja tapi juga apply terhadap Qur'an juga. Jadi apa alasan kita
 menampikan kebenaran dalam kedua ajaran tsb? dan saya pikir bahwa
 kitab weda dan tripitaka pun merupakan kitab2 yang seharusnya di akui
 karena Allah SWT telah memberitahukan adanya rasul2 yang lain dengan
 kitabnya masing2.

 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Flora Pamungkas
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Setiap ajaran Allah yang diwahyukan kepada para nabi itu adalah
  berprosesnya/ perjalanannya agama Islam.
  Ruh Islam sudah ada dari sejak jaman Nabi Adam.  Dalam S. Ar R'ad
 ayat 38-39
  difirmankan oleh Allah, bahwa setiap jaman diberikan kitab untuk
 manusia,
  yang berlaku hanya untuk jaman itu saja dan di wilayah geografisnya para
  nabi (sebelum Nabi Muhammad SAW) itu saja.
 
  QS 13:38-39.
 
  Dan sungguh Kami telah mengutus rasul-rasul sebelum engkau dan Kami
 jadikan
  bagi mereka istri dan keturunan. Seorang rasul tak akan mendatangkan
 suatu
  ayat kecuali berdasarkan izin Allah. Bagi tiap-tiap masa ada kitabnya.
 
  Allah menghapuskan apa (ayat) yang Dia kehendaki dan menetapkan
 ayat yang
  Dia kehendaki. Di sisi-Nya ada induk Alkitab.
 
  Proses perjalanan ajaran Allah ini mencapai puncak kesempurnaannya,
 berupa
  kitabNya yang terakhir, yaitu Al Qur'an dan ajaran ini diberiNya
 judul/nama:
  ISLAM.  Ajaran ini final, tuntas, berlaku hingga akhir jaman.  Oleh
  karenanya, Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah yang terakhir/
 penutup,
  adalah Nabi untuk seluruh manusia di manapun wilayahnya, dari sejak 1400
  tahun yang lalu hingga akhir jaman nanti.  Maka seharusnya, manusia
 jaman
  sekarang ini dan jaman kemudian, hingga akhir jaman nanti, adalah
 pengikut
  ajaran Al Qur'an dan meneladani nabi Muhammad SAW, sebagai muslim.
 Karena
  Al Qur'an adalah kitab yang paling akhir, maka ajaran di dalamnyalah
 yang
  paling valid.
 
 
  Namun, Allah juga mengingatkan dalam S. Al Baqarah 256: Tidak ada
 paksaan
  memasuki agama Islam
 
 
  256. Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya
 telah
  jelas jalan

[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-04-26 Terurut Topik Flora Pamungkas

Dalam hadistnya, nabi Muhammad SAW menyebutkan bahwa Allah mempunyai utusan
sebanyak 124 ribu orang yang tersebar di segala penjuru dunia bagi masing2
bangsa tempat utusan2 itu berasal, dan hukum2nya berlaku untuk masing2
jamannya.  Di dalam Al Qur'an, nama2 dari 124 ribu utusan itu tidak
disebutkan semuanya, hanya 25 orang saja, dan Nabi Muhammad adalah Nabi
penutup dari mata rantai kenabian/utusan2 Allah (QS 33:40).  Sebagaimana
disebutkan dalam salah satu point khutbah terakhir beliau: “O People! No
Prophet or apostle will come after me and no new faith will be born. Reason
well, therefore O People! and understand words that I convey to you. I leave
behind me two things, the Quran and the Sunnah and if you follow these, you
will never go astray.”

Jadi, bisa saja kitab Regweda dan Tripittaka termasuk dalam kitab2 yang
dimaksud Allah dalam QS 13:38-39 serta kitab dari sejumlah Nabi yang
disebutkan oleh Rasulullah.  Bahkan dalam ceramah Dr. Zakir Naik, pakar
comparative religions dan direktur Islamic Research Foundation, Mumbai,
India, dalam topiknya : Prophet Muhammad in the Religious Scriptures, bahwa
dalam kitab Regweda, Tripittaka, Zoroaster, Kitab Injiil, masing2 dari kitab
itu menyebutkan tentang kedatangan dan kenabian Muhammad SAW.  Sebagaimana
disebutkan dalam Al Qur'an, dalam perjalanan waktu, memang terjadi
penyimpangan, penambahan, inovasi, korupsi dari tangan2 manusia atas kitab2
itu.  Hanya kitab Al Qur'an sebagai kitabNya yang terakhir, terjaga
kemurniannya dari tangan2 yang corrupt.

Salah satu syarat kemusliman seseorang adalah percaya pada kitab2 Allah yang
diwahyukan antara lain kepada Nabi Sulaiman, Nabi Musa, Nabi Yesus.  Namun,
sebagai muslim, kita tidak wajib melaksanakan syariat yang ada pada kitab2
sebelum Al Qur'an, karena kitab2 itu benar sesuai jamannya, disesuaikan
dengan level akal budi manusia pada jaman dulu kala.

Saya melihat kitab2 yang diturunkan kepada Nabi2 sebelum Muhammad SAW adalah
sebagai cikal-bakal Islam.  The last and final Testament dari Allah itu
berupa Al Qur'an, the most complete guidance for all humankind and will stay
forever.

Sikap saya terhadap kitab2 sebelum Al Qur'an, seperti ibaratnya, jikalau
saya melihat foto saya waktu masih sekolah di TK, SD, SMP, SMA, perguruan
tinggi, dan foto sekarang yang sudah jadi ibu2.  Semua itu adalah bagian
dari kehidupan saya.
Kitab2 yang lain itu, adalah bagian dari Al Qur'an, dan yang saya laksanakan
adalah syariatnya Al Qur'an sebagai syariat yang final/terakhir.

Wassalam,
Flora

---
Re: The Name of Allah - semua agama sama? 
Posted by: satriyo [EMAIL PROTECTED]   satriyo_as 
Wed Apr 25, 2007 8:42 pm (PST) 
 dst...

Dan sungguh bagian/paragraf akhir tulisan ibu membuat saya terhenyak, 
apakah hanya murni pendapat ibu atau ada dalil kuat yang mendukung 
itu saya pikir bahwa kitab weda dan tripitaka pun merupakan kitab2 
yang seharusnya di akui karena Allah SWT telah memberitahukan adanya 
rasul2 yang lain dengan kitabnya masing2 ...!
---
Re: The Name of Allah - semua agama sama? 
Posted by: Chae [EMAIL PROTECTED]   chairunisa_mahadewi 
Wed Apr 25, 2007 7:53 pm (PST) 
Mbak Flora,

. dst...

dan saya pikir bahwa
kitab weda dan tripitaka pun merupakan kitab2 yang seharusnya di akui
karena Allah SWT telah memberitahukan adanya rasul2 yang lain dengan
kitabnya masing2.

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-04-26 Terurut Topik H. M. Nur Abdurrahman
Ramlah binti Abi Sofyan adalah isteri dari 'Ubaidillah bin Jahsy al-Asadiy,
anak saudara perempuan ayah Nabi SAW, kakak Zainab binti Jahsiy, Ummul
Mu'minin. 'Ubaidillah sudah msuk Islam bersama-sama Ramlah, sedangkan
ayahnya Abu Sufyan masih kafir. Ramlah menghindar dari gangguan ayahnya,
lalu suami isteri menjadi rombongan Muhajirin pertama ke Habasyah dalam
keadaan hamil tua. Dia meninggalkan Abu Sufyan di Makkah dalam keadaan
marah, dan keganasannya menggila. Sesampainya di Habasyah Ramlah yang hamil
tua melahirkan puternya yang pertama Habibah binti 'Ubaidillah, itulah
sebabnya Ramlah dipanggil dengan nama Ummu Habibah. Di Habasyah 'Ubaidillah
murtad beralih agama menjadi Nasrani dan berupaya menarik isterinya masuk
Nasrani pula, tetapi Ummu Habibah tidak mau, sehingga mereka bercerai. Dalam
keadaan janda di negeri orang pada suatu hari ada orang mengetuk pintunya
minta izin untuk masuk. Ia seorang budak perempuan milik Raja Najasi. Ummu
Habibah memuka pintu , lalu budak perempuan itu masuk sambil menyodorkan
surat dari Raja Najasi yang berbunyi:
Raja Najasi berkata kepadamu: Wakilkanlah siapa yang akan menikahkanmu
dengan Nabi berbangsa Arab, karena sudah datang seorang utusan kepada Raja,
agar Raja meminang engkau untuk beliau.
Ummu Habibah menrima pinangan itu. Maka Najasi mengundang kaum Muslimin yang
berada di Habasyah. Raja Najsi mulai berbicara dengan perantaraan
penterjemah: Sesungguhnya Muhammad Bin Abdullah mengirim surat kepada saya,
agar saya menikahkan beliau dengan Ummu Habibah bnti Abu Sufyan, siapa di
antara kalian yang paling dekat hubungan keluarganya? Najasi mendapat
jawaban: Khalid bin Sa'id. Maka Najsipun mengalihkan pembicaraaan kepada
Khalid dan berkata: Saudara Khalid, nikahkanlah Ummu Habibah dengan Nabi
Muhammad SAW(*), saya menjdi waklinya, dan atas nama beliau saya memberikan
mahar untuknya sebesar empat ratus dinar.Lalu Khalid menikahkan RasuluLlah
SAW dengan Ummu Habibah: Saya telah melakukan yang diminta RasuluLlah SAW.
Saya nikahkan beliau dengan Ummu Habibah dengan mahar empat ratus dinar.
---
(*)
Pada waktu itu Najasi sudah masuk Islam secara diam-diam, itulah sebabnya
menyebut Nabi dengan Nabi Muhammad SAW . Pada waktu Najasi wafat, setelah
sampai berita itu ke Madinah, RasuluLlah SAW bersama sahabat melakukan
shalat Ghaib untuk Najasi. Hanya orang Islamlah yang dishalat jenazahkan dan
dishalat ghaibkan, sehingga itulah bukti bahwa Najasi memang sudah menganut
Islam.


- Original Message - 
From: Chae [EMAIL PROTECTED]
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Thursday, April 26, 2007 18:33
Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?


 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo [EMAIL PROTECTED] wrote:

 
  Satriyo:[1] Rasul sangat hormat pada Raja dan rakyat
   ethopia yang menganut ajaran Kristen...,
 
 Chae: Silahkan check di sirah Nabi, ketika Nabi menikahi Ummu Habibah
 maka Raja Najasi menjadi saksi pernikahannya dan Raja Najasi juga yang
 melamarkan Ummu Habibah untuk Nabi dengan Mas Kawin 400 dinar.
 Silahkan check di wikipedia Indonesia..ini saya kutip
 Melalui al Najashi, nabi Muhammad s.a.w. melamar Ummu Habibah dan
 upacara pernikahan dilakukan oleh Khalid bin Said al-As dengan mas
 kawin 400 dirham, dibayar oleh al Najashi bagi pihak nabi.

 Seorang saksi dengan berbeda agama, jelas merupakan penghormatan
 terhadap kedudukanya sebagai RAJA YANG BERAGAMA KRISTEN.

 
  Satriyo: [2] ... dizaman Rasul saja
   kedua ajaran tersebut masih di akui ...,
  Idem ditto bu, apa sumber rujukan ibu, atau SETIDAKNYA bisa ibu copy
  paste bagian mana dari Piagam Madinah yang ibu maksud menunjukkan
  Rasul mengakui ajaran Yahudi dan Nasrani.
 
 
 Chae: Isi PIAGAMA MEDINAH: Pasal 25:
 Wa anna yahuda bani `Auf ummatun ma'a al-mu'minin, lil
 yahudi dinuhum wa lil muslimin dinuhum, mawalihim wa anfusuhum illa
 man dlalama wa atsima, fa innahu la yuqi'u illa nafsahu wa ahla
 baitihi

 Artinya:

 Kaum Yahudi Bani `Auf bersama dengan warga yang beriman adalah satu
 umah. Kedua belah pihak, kaum Yahudi dan kaum Muslimin, BEBAS MEMELUK
 AGAMA MASING-MASING. DEMIKIAN PULA HALNYA DENGAN SEKUTU DAN DIRI
 MEREKA SENDIRI. Bila diantara mereka ada yang melakukan aniaya dan
 dosa dalam hal ini, maka akibatnya akan ditanggung oleh diri dan
 warganya.

 Konsep bebas memelik agama masing2 bisa termasuk kedlam agama Nasrani,
 artinya setiap orang dilindungi kepercayaanya masing2.

  SATRIYO:
  Hmmm nampaknya ibu tidak menangkap atau mengerti pertanyaan saya ya.
  Coba saya ulang pertanyaan saya, apakah ibu menyamakan proses
  penghapusan yang Allah sendiri lakukan terhadap firman2nya dengan
  manipulasi atau kesengajaan perubahan (deliberate change--both in
  meaning or in typing) yang dilakukan para rahib yahudi dan pendeta
  nasrani? atau lebih jelasnya, Apakah ibu menyamakan tindakan Allah
  melakukan 'ralat' (ini pilihan kata saya) atas firman2NYA sendiri,
  dengan perbuatan petinggi agama yahudi dan nasrani(rahib/rabi

[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer)

2007-04-26 Terurut Topik Chae
Enggak apa-apa kok Mba Ning, saya juga kadang suka lemot, biar lemot
tapi yang penting niatnya yang baik;)

Maksudnya begini Mba Ning...

Anak saya mengakui banyak nama panggilan untuk dirinya dan semuanya
benar karena memanggil dengan rasa sayang tapi untuk dirinya sendiri
dia tetap memanggil dengan nama yang dia yakini/dia percaya/ dan dgn
panggilan yang dia gunakan dia merasa nyaman dan terpenuhi keberadaanya.

Begitu juga dengan kita ketika memanggil Tuhan, setiap orang akan
memanggilnya dengan panggilan yang paling dia percaya, paling dia
yakini...panggilan yang mampu mengisi semua imaginasi dan keberadaan
akan Sang Pencipta bagi dirinya. Jadi prinsip untuk mengakui bahwa
kebenaran akan nama panggilan Tuhan bagi setiap individu tidak begitu
saja membuat seseorang dgn mudah berpaling dari kepercayaanya.

Mudah-mudahan bisa dipahami ya...tapi kalau dirasa masih lemot jangan
sungkan untuk bertanya lagi;))

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Tri Budi Lestyaningsih
\(Ning\) [EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 Saya baca e-mail yang di bawah itu, ngga nemu tuh jawabannya, mbak.
 
 Apa maksudnya mbak itu, Allah itu boleh saja dipanggil dengan nama apa
 saja, yang penting memanggilnya dengan rasa sayang. Tapi Allah sendiri
 menggunakan nama Allah untuk diri-Nya, bukan Yesus, bukan Dewa ataupun
 yang lainnya. Apa begitu maksudnya mbak ? (Saya analogikan dari Annisa
 yang membolehkan dirinya dipanggil dengan nama apa saja, asal
 memanggilnya dengan rasa sayang. Tetapi ia sendiri menggunakan nama Kaka
 untuk dirinya)
 
 Berarti dialog imajiner yang saya buat benar dong ya ? Maksudnya,
 kalau Annisa mau berdoa dengan menyebut Yesus, Dewa, Allah atau apa pun
 sebutan nama tuhan dari agama lain, akan mbak benarkan. Gitu ya ?
 
 Sorry kalau saya lemot.
 
 Wass,
 -Ning
 
 -Original Message-
 From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Chae
 Sent: Thursday, April 26, 2007 1:11 PM
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
 (Dialog imaginer)
 
 
 saya enggak marah kok, soalnya sering di ingatkan sama si kecil kalau
 saya marah sedikit aja sudah kaya nenek sihir;)
 
 mungkin MBa Ning belum baca yang ini atau mungkin sudah...mudah2'an bisa
 memberikan jawabanya..:))
 
 Anak saya memanggil dirinya dengan sebutan Kaka, sama dengan yang saya
 dan ayah serta adiknya jika memanggil dirinya. Tentu saja dia memiliki
 alasan kenapa dia sendiri menggunakan panggilan Kaka, padahal bagi
 dirinya nama panggilan lainya yang berbeda seperti Ninis, Cayu,
 Nengce..adalah benar adanya karena dia merasakan bahwa Nama panggilan
 itu digunakan untuk memberikan kasih sayang padanya.
 
 Tapi kenapa dia sendiri menggunakan nama Kaka untuk dirinya, tidak dgn
 Ninis, Cayu atau Nengce bahkan sekarang Om nya kalau panggil pake nama
 Tuyil (tuyul kecil karena suka minta dijajanin terus hi..hi..hi..;)
 
 Saya belum bertanya langsung pada anaknya hanya sekedar analisa seorang
 Ibu saja bahwa dengan sebutan Kaka, anak sulungku merasakan
 kesempurnaanya dari berbagai sisi, salah satunya pengakuan
 keberadaanya sebagai yang pertama, memiliki tanggung jawab lebih
 terhadap adiknya dll.
 
 
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Tri Budi Lestyaningsih
 \(Ning\) ninghdw@ wrote:
 
  
  Yang ini penggalan surat mbak Chae, cerita tentan dialog mbak Chae 
  dengan putrinya, Annisa
  
  ...
  
  menurut Kaka mana yang benar panggilan buat Kaka?? eyangti??
  eyangku??Bude dan tante?? atau yang lain??
  
  Semua juga benar dong Mam, karena semua sayang sama Kaka
  
   begitu juga dengan panggilan Tuhan, selama kita memanggil-Nya dengan
 
  rasa sayang kita kepada-Nya maka semua panggilan itu akan benar
 adanya.
  
  Bagaimana kita tahu kalau kita memanggil-Nya dengan rasa sayang mam??
  
  Kita tahu karena ketika kita memanggil-Nya maka kita berbuat kebaikan
 
  di atas muka bumi ini, ketika kita memanggil-Nya maka kita saling 
  berkasih sayang pada semua makhluk-NYa, dan ketika kita memanggil-Nya 
  maka kita saling tolong menolong dalam kebaikan dengan semua 
  makhluk-Nya. tapi sebaliknya walau kita memanggil-Nya dengan sebutan 
  yang Hebat dan Agung tapi ketika kita memanggil-Nya maka kita berbuat 
  kerusakan, kejahatan, aniaya dan kezaliman sesungguhnya yang kita 
  panggil bukan diri-Nya tapi kita memanggil nafsu syeitan yang ada 
  didalam dada kita sendiri.
  
  ohhh...katanya... 
  
  Yang di bawah ini dialog lanjutan, tapi ini hanya imaginasi saya aja 
  (Ning), jadi bukan betulan lho.. Mbak Chae ngga marah kan ? Saya tau 
  mbak Chae ngga akan marah, soalnya dia itu penyayang dan lembut hati 
  kok.
  
  Jadi mam, kita boleh panggil Tuhan kita dengan nama apa saja ya, 
  asalkan dengan rasa sayang ?
  
  Betul, sayang. Kamu memang anak pintar.
  
  OK deh mam, kalau begitu besok pas berdoa, kaka mau bilang gini : 
  Ya Yesus, ampunkanlah dosaku
  Ya Dewa, sayangilah ibu bapaku
  Ya Allah, cintai mereka sebagaimana mereka

[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-04-26 Terurut Topik Chae
Jika kita berpatokan pada apa yang dinyatakan Qur'an makaseharusnya
sikap melabeli kitab2 lain dengan nilai salah.

Seringkali kita terjebak pemikiran bahwa ketika kita mengakui
kebenaran kita lain semisal taurat atau injil maka konsekwensinya kita
harus menjadi pengikut agama yahudi atau kristen. Apa benar
konsekwensinya demikian?? semisal kita mengakui keberadaan dan
kebenaran serta kesejajaran bangsa-bangsa di dunia ini bukan berarti
dengan kemudian kita jadi multi kebangsaan kan??

Al-Qur'an sendiri lebih banyak menekankan kesamaan, kebenaran dan
diakuinya kitab-kitab lain.

Dan berimanlah kamu kepada apa ang telah Aku turunkan (al-Qur'an) yang
membenarkan apa yang ada padamu (Taurat),...  (QS. 2:41)

Dia menurunkan Al-Kitab (al-Qur'an) kepadamu dengan sebenarnya;
membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan
Taurat dan Injil. (QS. 3:3)


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] 
 Sebagai muslimah saya menyatakan AlQur'an yang benar, maka 
 konsekwensinya bagi saya (muslimah), kitab suci lain salah. Lha 
 buktinya saya tidak menyatakan saya adalah Kristen atopun Budha.
 
 Menurut saya sih, ini bukan soal menghakimi tapi tak ingin mendua.
 
 Saya juga bisa maklum kalo kemudian orang Kristen bilang Alkitab 
 (Injil) yang benar yang lain salah.
 
 Sebagai konsekwensinya lagi saya sih gak sakit kalo AlQur'an 
 dihakimi. Kasihan saja sama orang2 yang menghakiminya. 
 
 Konsekwensi aja.
 
 Saya juga mengatakan ada kebenaran dalam Injil dan kitab suci lain. 
 Tapi itu tidak berarti bhw kitab Injil adalah benar. Ketika dalam 
 Injil or kitab suci lain itu berkesesuain dgn AlQur'an itu lah yang 
 benar. Jadi AlQur'an itu merupakan filter.
 
 wassalam,





[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? - Piagam Madinah

2007-04-26 Terurut Topik Chae
Selamat juga kepada Pak Janoko yang bisa mamahami isi Piagam medinah
pasal 25 sbb:... Kaum Yahudi bebas memeluk agama mereka, sebagai kaum
Muslimin bebas memeluk agama mereka. 3. Kebebasan ini berlaku juga
terhadap pengikut-pengikut/sekutu-sekutu mereka, dan diri mereka sendiri. 

Coba Bapa pelajari ayatberikut ini semoga panjenengan makin ok..;)

Dan bagaimana mereka mengangkatmu menjadi hakim mereka, padahal mereka
mempunyai Taurat yang didalamnya (ada) hukum Allah, kemudian mereka
berpaling sesudah itu (dari putusan mu) dan mereka sungguh-sunguh
bukan orang yang beriman. (QS. 5:43)

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Chae: Isi PIAGAMA MEDINAH: Pasal 25:
   
 Wa anna yahuda bani `Auf ummatun ma'a al-mu'minin, lil
 yahudi dinuhum wa lil muslimin dinuhum, mawalihim wa anfusuhum illa
 man dlalama wa atsima, fa innahu la yuqi'u illa nafsahu wa ahla 
 baitihi
 
 Artinya:
 
 Kaum Yahudi Bani `Auf bersama dengan warga yang beriman adalah satu
 umah. Kedua belah pihak, kaum Yahudi dan kaum Muslimin, BEBAS MEMELUK
 AGAMA MASING-MASING. DEMIKIAN PULA HALNYA DENGAN SEKUTU DAN DIRI
 MEREKA SENDIRI. Bila diantara mereka ada yang melakukan aniaya dan
 dosa dalam hal ini, maka akibatnya akan ditanggung oleh diri dan 
 warganya.
 
 ===

   Jano - ko :

   Hanya ingin membandingkan saja,

   Piagam Madinah

   Pasal 25 1. Kaum Yahudi dari suku 'Awf adalah satu bangsa-negara
(ummat) dengan warga yang beriman. 2. Kaum Yahudi bebas memeluk agama
mereka, sebagai kaum Muslimin bebas memeluk agama mereka. 3. Kebebasan
ini berlaku juga terhadap pengikut-pengikut/sekutu-sekutu mereka, dan
diri mereka sendiri. 4. Kecuali kalau ada yang mengacau dan berbuat
kejahatan, yang menimpa diri orang yang bersangkutan dan keluarganya.

   ---

   Lumayan, chae ada kemajuan, menerima Piagam Madinah, nasehat
jano-ko kepada chae,...silahkan chae juga menerima pasal-pasal dari
Piagam Madinah yang lain, salah satunya adalah Pasal 23 Piagam Madinah

   Pasal 23 Apabila timbul perbedaan pendapat di antara kamu di dalam
suatu soal, maka kembalikanlah penyelesaiannya pada (hukum) Tuhan dan
(keputusan) Muhammad SAW.

   ---

   Selamat untuk chae yang telah dengan ikhlas berpedoman kepada Al
Qur'an, Hadis dan Sunah Nabi Muhammad SAW.

   Wassalam


   --oo0oo--







   
 Chae [EMAIL PROTECTED] wrote:
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo
efikoe@ wrote:
 
  
  Satriyo:[1] Rasul sangat hormat pada Raja dan rakyat 
   ethopia yang menganut ajaran Kristen...,
  
 Chae: Silahkan check di sirah Nabi, ketika Nabi menikahi Ummu Habibah
 maka Raja Najasi menjadi saksi pernikahannya dan Raja Najasi juga yang
 melamarkan Ummu Habibah untuk Nabi dengan Mas Kawin 400 dinar.
 Silahkan check di wikipedia Indonesia..ini saya kutip
 Melalui al Najashi, nabi Muhammad s.a.w. melamar Ummu Habibah dan
 upacara pernikahan dilakukan oleh Khalid bin Said al-As dengan mas
 kawin 400 dirham, dibayar oleh al Najashi bagi pihak nabi.
 
 Seorang saksi dengan berbeda agama, jelas merupakan penghormatan
 terhadap kedudukanya sebagai RAJA YANG BERAGAMA KRISTEN. 
 
  
  Satriyo: [2] ... dizaman Rasul saja 
   kedua ajaran tersebut masih di akui ...,
  Idem ditto bu, apa sumber rujukan ibu, atau SETIDAKNYA bisa ibu copy 
  paste bagian mana dari Piagam Madinah yang ibu maksud menunjukkan 
  Rasul mengakui ajaran Yahudi dan Nasrani.
  
  
 Chae: Isi PIAGAMA MEDINAH: Pasal 25:
 Wa anna yahuda bani `Auf ummatun ma'a al-mu'minin, lil
 yahudi dinuhum wa lil muslimin dinuhum, mawalihim wa anfusuhum illa
 man dlalama wa atsima, fa innahu la yuqi'u illa nafsahu wa ahla 
 baitihi
 
 Artinya:
 
 Kaum Yahudi Bani `Auf bersama dengan warga yang beriman adalah satu
 umah. Kedua belah pihak, kaum Yahudi dan kaum Muslimin, BEBAS MEMELUK
 AGAMA MASING-MASING. DEMIKIAN PULA HALNYA DENGAN SEKUTU DAN DIRI
 MEREKA SENDIRI. Bila diantara mereka ada yang melakukan aniaya dan
 dosa dalam hal ini, maka akibatnya akan ditanggung oleh diri dan 
 warganya.
 
 Konsep bebas memelik agama masing2 bisa termasuk kedlam agama Nasrani,
 artinya setiap orang dilindungi kepercayaanya masing2. 
 
  SATRIYO:
  Hmmm nampaknya ibu tidak menangkap atau mengerti pertanyaan saya ya. 
  Coba saya ulang pertanyaan saya, apakah ibu menyamakan proses 
  penghapusan yang Allah sendiri lakukan terhadap firman2nya dengan 
  manipulasi atau kesengajaan perubahan (deliberate change--both in 
  meaning or in typing) yang dilakukan para rahib yahudi dan pendeta 
  nasrani? atau lebih jelasnya, Apakah ibu menyamakan tindakan Allah 
  melakukan 'ralat' (ini pilihan kata saya) atas firman2NYA sendiri, 
  dengan perbuatan petinggi agama yahudi dan nasrani(rahib/rabi, 
  rahi/pendeta) yang atas kemauan sendiri dan disengaja mengubah dan 
  mengganti isi Taurat dan Injil sesuai nafsu mereka? ... Jelas bu? 
  Jadi saya tidak meminta contoh ayat di Quran yang menggambarkan 
  Allah 'meralat' firmannya 

[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-04-26 Terurut Topik satriyo
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
[EMAIL PROTECTED]:

Chae: Silahkan check di sirah Nabi, ketika Nabi menikahi Ummu Habibah
maka Raja Najasi menjadi saksi pernikahannya dan Raja Najasi juga yang
melamarkan Ummu Habibah untuk Nabi dengan Mas Kawin 400 dinar.
Silahkan check di wikipedia Indonesia..ini saya kutip
Melalui al Najashi, nabi Muhammad s.a.w. melamar Ummu Habibah dan
upacara pernikahan dilakukan oleh Khalid bin Said al-As dengan mas
kawin 400 dirham, dibayar oleh al Najashi bagi pihak nabi.

Seorang saksi dengan berbeda agama, jelas merupakan penghormatan
terhadap kedudukanya sebagai RAJA YANG BERAGAMA KRISTEN. 

SATRIYO:
Arah dari pertanyaan saya kepada anda adalah dapatkah anda 
membuktikan bahwa saat Rasul (entah karena hormat atau apa, yang 
sejauh semata-mata asumsi dan bukan bukti dari anda) mengangkat 
Najasy sebagai saksi status Najasy itu masih Kristen atau sudah 
Muslim ... sederhana kan? Saya akan berusaha sejelas mungkin agar 
anda mengerti ... 
;-)


Chae: Isi PIAGAMA MEDINAH: Pasal 25:
Wa anna yahuda bani `Auf ummatun ma'a al-mu'minin, lil
yahudi dinuhum wa lil muslimin dinuhum, mawalihim wa anfusuhum illa
man dlalama wa atsima, fa innahu la yuqi'u illa nafsahu wa ahla 
baitihi
 
Artinya:
 
Kaum Yahudi Bani `Auf bersama dengan warga yang beriman adalah satu
umah. Kedua belah pihak, kaum Yahudi dan kaum Muslimin, BEBAS MEMELUK
AGAMA MASING-MASING. DEMIKIAN PULA HALNYA DENGAN SEKUTU DAN DIRI
MEREKA SENDIRI. Bila diantara mereka ada yang melakukan aniaya dan
dosa dalam hal ini, maka akibatnya akan ditanggung oleh diri dan 
warganya.

Konsep bebas memelik agama masing2 bisa termasuk kedlam agama Nasrani,
artinya setiap orang dilindungi kepercayaanya masing2. 
 
SATRIYO:
Anda menyatakan Konsep bebas memelik agama masing2 bisa termasuk 
kedlam agama Nasrani, artinya setiap orang dilindungi kepercayaanya 
masing2. Nah ini kan namanya asumsi, anda melebarkan atau 
menerjemahkan sesuatu yang tidak termaktub dalam perjanjian antara 
dua pihak dan anda menariknya sedemikian rupa hingga anda memaksa 
memasukkan pihak lain yang sama sekali tidak terlibat perjanjian. 
Dengan kata lain, itu kan kata anda, bukan pernyataan atau 
kesepakatan pihak Muslim maupun Yahudi ketika itu. Yang juga perlu 
anda cermati, sebelum kesepakatan dengan Yahudi, terlebih dahulu 
Rasul memastikan adanya kesepakatan 'internal' kaum muslim. Jadi 
sepantasnya anda tidak mencari-cari 'tafsir bi ra'yi' atas teks 
kesepakatan yang sifatnya eksplisit. Mana bisa kesepakatan itu 
sengaja meluangkan tempat untuk multiinterpretasi/implisitas? Jangan 
samakan dengan Al-Qur'an, karena Al-Qur'an bukan kesepakatan 
sebagaimana piagam madinah atau kesepakatan lain antar manusia. 
Apalagi dalam pernyataan anda, anda menggunakan kata 'bisa' yang 
artinya anda pun tidak pasti dan hanya 'mengira' saja.

Chae: apakah anda sendiri tidak melihat fenomena sekarang ini dimana
ayat2 Al-Qur'an banyak yang dihapus oleh umat Islam sendiri semisal
Kawin Mut'ah??? dimana Nabi sendiri mengijinkan nikah Mut'ah dan jika
anda pendapat Nabi telah menasikh nya...apakah Nabi melakukan
penghapusan terhadap ayat nikah mut'ah???

SATRIYO:
Hubugannya apa dengan pertanyaan saya? Saya kan bertanya bagaimana 
mungkin anda menyamakan 'nasikh-mansukh' Al-Qur'an yang 'devinely 
inspired' dengan perubahan yang terjadi dalam Taurat dan Injil yang 
mutlak merupakan hasil tangan manusia? Dan anda sekarang menyamakan 
dan mensejajarkan NABI (ketika anda 'bertameng' kepada beliau soal 
Mut'ah yang anda klaim dilakukan 'sekarang ini' oleh 'umat islam 
sendiri') dengan manusia biasa yang korup, yaitu mereka yang telah 
mengobrak-abrik wahyu Allah dalam Taurat dan Injil? 

Mohon yang konsisten dalam berdiskusi jadi tidak menambah masalah. 
jawab saja pertanyaan saya to the point tanpa mancari dalih ke hal 
lain yang malah melebarkan masalah.

salam,
satriyo

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo efikoe@ wrote:
 
  
  Satriyo:[1] Rasul sangat hormat pada Raja dan rakyat 
   ethopia yang menganut ajaran Kristen...,
  
 Chae: Silahkan check di sirah Nabi, ketika Nabi menikahi Ummu 
Habibah
 maka Raja Najasi menjadi saksi pernikahannya dan Raja Najasi juga 
yang
 melamarkan Ummu Habibah untuk Nabi dengan Mas Kawin 400 dinar.
 Silahkan check di wikipedia Indonesia..ini saya kutip
 Melalui al Najashi, nabi Muhammad s.a.w. melamar Ummu Habibah dan
 upacara pernikahan dilakukan oleh Khalid bin Said al-As dengan mas
 kawin 400 dirham, dibayar oleh al Najashi bagi pihak nabi.
 
 Seorang saksi dengan berbeda agama, jelas merupakan penghormatan
 terhadap kedudukanya sebagai RAJA YANG BERAGAMA KRISTEN. 
 
  
  Satriyo: [2] ... dizaman Rasul saja 
   kedua ajaran tersebut masih di akui ...,
  Idem ditto bu, apa sumber rujukan ibu, atau SETIDAKNYA bisa ibu 
copy 
  paste bagian mana dari Piagam Madinah yang ibu maksud menunjukkan 
  Rasul mengakui ajaran Yahudi dan Nasrani.
  
  
 Chae: Isi 

[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-04-26 Terurut Topik asetijadi2004

Kalo contoh soal Rasul menghormati umat nasrani,
salah satunya jelas terlihat pada kisah ketika Rasul mempersilahkan 
delegasi Najran untuk beribadah di mesjid.

Wow..rasul mempersilahkan delegasi Najran untuk beribadah di mesjid 
nabawi. Kalo kita sih, mereka beribadah kebaktian di rumahnya saja 
kadang-kadang masih punya rasa dengki, dengan bilang mengganggulah 
atau apapun juga alasannya
;-)



--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo [EMAIL PROTECTED] wrote:

 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 [EMAIL PROTECTED]:
 
 Chae: Silahkan check di sirah Nabi, ketika Nabi menikahi Ummu 
Habibah
 maka Raja Najasi menjadi saksi pernikahannya dan Raja Najasi juga 
yang
 melamarkan Ummu Habibah untuk Nabi dengan Mas Kawin 400 dinar.
 Silahkan check di wikipedia Indonesia..ini saya kutip
 Melalui al Najashi, nabi Muhammad s.a.w. melamar Ummu Habibah dan
 upacara pernikahan dilakukan oleh Khalid bin Said al-As dengan mas
 kawin 400 dirham, dibayar oleh al Najashi bagi pihak nabi.
 
 Seorang saksi dengan berbeda agama, jelas merupakan penghormatan
 terhadap kedudukanya sebagai RAJA YANG BERAGAMA KRISTEN. 
 
 SATRIYO:
 Arah dari pertanyaan saya kepada anda adalah dapatkah anda 
 membuktikan bahwa saat Rasul (entah karena hormat atau apa, yang 
 sejauh semata-mata asumsi dan bukan bukti dari anda) mengangkat 
 Najasy sebagai saksi status Najasy itu masih Kristen atau sudah 
 Muslim ... sederhana kan? Saya akan berusaha sejelas mungkin agar 
 anda mengerti ... 
 ;-)
 
 
 Chae: Isi PIAGAMA MEDINAH: Pasal 25:
 Wa anna yahuda bani `Auf ummatun ma'a al-mu'minin, lil
 yahudi dinuhum wa lil muslimin dinuhum, mawalihim wa anfusuhum illa
 man dlalama wa atsima, fa innahu la yuqi'u illa nafsahu wa ahla 
 baitihi
  
 Artinya:
  
 Kaum Yahudi Bani `Auf bersama dengan warga yang beriman adalah satu
 umah. Kedua belah pihak, kaum Yahudi dan kaum Muslimin, BEBAS 
MEMELUK
 AGAMA MASING-MASING. DEMIKIAN PULA HALNYA DENGAN SEKUTU DAN DIRI
 MEREKA SENDIRI. Bila diantara mereka ada yang melakukan aniaya dan
 dosa dalam hal ini, maka akibatnya akan ditanggung oleh diri dan 
 warganya.
 
 Konsep bebas memelik agama masing2 bisa termasuk kedlam agama 
Nasrani,
 artinya setiap orang dilindungi kepercayaanya masing2. 
  
 SATRIYO:
 Anda menyatakan Konsep bebas memelik agama masing2 bisa termasuk 
 kedlam agama Nasrani, artinya setiap orang dilindungi kepercayaanya 
 masing2. Nah ini kan namanya asumsi, anda melebarkan atau 
 menerjemahkan sesuatu yang tidak termaktub dalam perjanjian antara 
 dua pihak dan anda menariknya sedemikian rupa hingga anda memaksa 
 memasukkan pihak lain yang sama sekali tidak terlibat perjanjian. 
 Dengan kata lain, itu kan kata anda, bukan pernyataan atau 
 kesepakatan pihak Muslim maupun Yahudi ketika itu. Yang juga perlu 
 anda cermati, sebelum kesepakatan dengan Yahudi, terlebih dahulu 
 Rasul memastikan adanya kesepakatan 'internal' kaum muslim. Jadi 
 sepantasnya anda tidak mencari-cari 'tafsir bi ra'yi' atas teks 
 kesepakatan yang sifatnya eksplisit. Mana bisa kesepakatan itu 
 sengaja meluangkan tempat untuk multiinterpretasi/implisitas? 
Jangan 
 samakan dengan Al-Qur'an, karena Al-Qur'an bukan kesepakatan 
 sebagaimana piagam madinah atau kesepakatan lain antar manusia. 
 Apalagi dalam pernyataan anda, anda menggunakan kata 'bisa' yang 
 artinya anda pun tidak pasti dan hanya 'mengira' saja.
 
 Chae: apakah anda sendiri tidak melihat fenomena sekarang ini dimana
 ayat2 Al-Qur'an banyak yang dihapus oleh umat Islam sendiri semisal
 Kawin Mut'ah??? dimana Nabi sendiri mengijinkan nikah Mut'ah dan 
jika
 anda pendapat Nabi telah menasikh nya...apakah Nabi melakukan
 penghapusan terhadap ayat nikah mut'ah???
 
 SATRIYO:
 Hubugannya apa dengan pertanyaan saya? Saya kan bertanya bagaimana 
 mungkin anda menyamakan 'nasikh-mansukh' Al-Qur'an yang 'devinely 
 inspired' dengan perubahan yang terjadi dalam Taurat dan Injil yang 
 mutlak merupakan hasil tangan manusia? Dan anda sekarang menyamakan 
 dan mensejajarkan NABI (ketika anda 'bertameng' kepada beliau soal 
 Mut'ah yang anda klaim dilakukan 'sekarang ini' oleh 'umat islam 
 sendiri') dengan manusia biasa yang korup, yaitu mereka yang telah 
 mengobrak-abrik wahyu Allah dalam Taurat dan Injil? 
 
 Mohon yang konsisten dalam berdiskusi jadi tidak menambah masalah. 
 jawab saja pertanyaan saya to the point tanpa mancari dalih ke hal 
 lain yang malah melebarkan masalah.
 
 salam,
 satriyo
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo efikoe@ wrote:
  
   
   Satriyo:[1] Rasul sangat hormat pada Raja dan rakyat 
ethopia yang menganut ajaran Kristen...,
   
  Chae: Silahkan check di sirah Nabi, ketika Nabi menikahi Ummu 
 Habibah
  maka Raja Najasi menjadi saksi pernikahannya dan Raja Najasi juga 
 yang
  melamarkan Ummu Habibah untuk Nabi dengan Mas Kawin 400 dinar.
  Silahkan check di wikipedia Indonesia..ini saya kutip
  Melalui al Najashi, nabi 

  1   2   >