[kisunda] Pemimpin Syiah Iran ngaharamkan Penghinaan terhadap Aisyah dan Ahlussunnah
salam Baraya, ieu hiji buktos yen kaum Muslim Syiah teu nghina atawa ngagorengkeun mazhab ahlu sunnah. Salam, Berikut ini ada sebuah fatwa dari Pemimpin Islam (Rahbar) Republik Islam Iran (yang saya ambil dari note seorang ustadz di http://www.facebook.com/note.php?savednote_id=474137258979#!/notes/muhsin-labi\ b/imam-khamenei-haramkan-penghinaan-terhadap-aisyah-dan-semua-simbol-ahlussunnah\ /481781330729). Selamat membaca: Imam Sayyed Ali Khamenei Pemimpin Agung Iran menerbitkan sebuah fatwa yang mengharamkan perlakuan buruk terhadap istri Nabi, Ummul Mu'minin Aisyah dan melecehkan simbol-simbol (tokoh-tokoh yang diagungkan) Ahlussunnah wal Jamaah. Hal itu tertera dalam jawaban atas istifta' (permohonan fatwa) yang diajukan oleh sejumlah ulama dan cendeiawan Ahsa menyusul penghinaan-penghinaan yang akhir-akhir ini dilontarkan seorang pribadi tak terpuji mengaku bernama Yasir al-Habib yang berdomisili di London terhadap istri Nabi, Aisyah. Para pemohon fatwa menghimbau kepada Sayyid Khamenei menyampaikan pandangannya terhadap penghujatan jelas dan penghinaan berupa kalimat-kalimat tak senonoh dan melecehkan terhadap istri Rasul, Ummul Mun'min Aisyah. Menjawab hal itu, Khamenei mengatakan, diharamkan melakukan penghinaan terhadap (tokoh-tokoh yang diagungkan) Ahlussunnah wal Jamaah apalagi melontarkan tuduhan terhadap istri Nabi dengan perkataan-perkataan yang menodai kehormatannya, bahkan tindakan demikian haram dilakukan terhadap istri-istri para Nabi terutama penghulu mereka Rasul termulia. Fatwa Khamenei ini dapat dapat dianggap sebagai fatwa paling mutakhir dan menempati posisi terpenting dalam rangakain reaksi-reaksi luas kalangan Syiah sebagai kecaman terhadap pelecehan yang dilontarkan oleh Yasir al-Habib terhadap Siti Aisyah. Sebelumnya puluhan pemuka agama di kalangan Syiah di Arab Saudi, negara-negara Teluk dan Iran telah mengecam dengan keras pernyataan-pernyataan dan setiap keterangan yang menghina Siti Aisyah atau salah satu istri Nabi termulia saw. SUMBER fatwa : klik http://abna.ir/data.asp?lang=2id=204925
Re: Trs: [kisunda] Agama - Antara PERSIS jeung Budaya?
hahahaha ah eta mah nu kasampak di rahayat. nya mun asup kanu leuwih jero sapertos tasawuf mah moal aya pancegakadan; dalah jeung Yahudi, Nasrani, Majusi, Hindu, Budha, Sunda Wiwitan ge meureun sarua ari geus wilayah hakikat mah. Ngan nu kitu teh can tiasa ditarima ku urang Persis mah. Karek ku NU jeung IJABI... --- On Thu, 9/30/10, Roza R. Mintaredja roza.kalasu...@gmail.com wrote: From: Roza R. Mintaredja roza.kalasu...@gmail.com Subject: Re: Trs: [kisunda] Agama - Antara PERSIS jeung Budaya? To: kisunda@yahoogroups.com Date: Thursday, September 30, 2010, 8:23 PM persis pisan kang ahmad eta kamandang teh. memang mun urang kudu milah milah budaya nusantara mana anu cocok jeung budaya arab pasti teu hese, komo sabari dibarung ku dalil, jadi dianggap soheh ti dituna teh, ti gustina budaya jeung agama misah kitu? beu budaya arab/timur tengah nya agama arab, rek yahudi, nasoro, islam dina jero budaya teh, aya unsur kapercayaan ka gusti malah religi teh sabenerna mangrupa platform budaya. jadi moal beak2 ngawacana keun dua kutub budaya anu anomali pisan budaya padang pasir anu gersang, jeung budaya hejo lembokna curcor caina. sabab ulinna dina cangkang sare'at lain dina eusi hakekat komo kana ma'rifatna persis hartina persis ti ditu nyokotna. alias copy paste lolobana umat islam ulin dina sare'at, numatak bisa gampang kajebak ku papaseaan. jadi kudu bisa akulturasi keur adopsi budaya teh, atawa adumanis tea hn*0catea 2010/9/17 Ahmad Sahidin ahmadsahi...@ymail.com sok atuh geura buktikeun, geuning tradisi nu islami sapertos tahlilan sok dicaram... kumaha ieu teh Persis? www.ahmadsahidin.wordpress.com --- Pada Kam, 16/9/10, mh khs...@gmail.com menulis: Dari: mh khs...@gmail.com Judul: [kisunda] Agama - Antara PERSIS jeung Budaya? Kepada: Ki Sunda kisunda@yahoogroups.com Tanggal: Kamis, 16 September, 2010, 9:56 PM Persis juga Memperhatikan Budaya Lokal FOTO dari kanan, Staf Ahli Mensesneg Prof. Dr. H. Dadan Wildan Anas, Ketua Umum Persis H. Maman Abdurrahman, pengamat Islam Yudi Latif, Rektor Unpad Prof. Dr. Ganjar Kurnia, Ketua Pelaksana Muktamar Persis Atif Latifulhayat, dalam diskusi terbatas di Aula Redaksi Pikiran Rakyat, Kamis (16/9).* M. GELORA SAPTA/PR BANDUNG, (PR).- Kehadiran Persatuan Islam (Persis) di Indonesia bukan untuk memberantas budaya lokal. Persis hadir untuk menjaga kemurnian akidah dengan menempatkan budaya lokal secara proporsional. Hal itu dikatakan Ketua Pelaksana Muktamar ke-14 Persis, Atip Latifulhayat dalam diskusi terbatas Persis, Islam, dan Budaya yang digelar di Aula Redaksi Pikiran Rakyat Jln. Soekarno-Hatta 147 Bandung, Kamis (16/9). Menurut dia, selama ini sebagian masyarakat memandang Persis antibudaya. Hal itu tidak sepenuhnya tepat, katanya. Diskusi yang dipandu Redaktur Dalam Negeri PR, H. Wakhudin ini juga dihadiri Pemimpin Redaksi PR H. Budhiana, Ketua Umum Persis H. Maman Abdurrahman, Rektor Universitas Padjadjaran Ganjar Kurnia, pengamat studi Islam dan kenegaraan Yudi Latif, dan Staf Ahli Mensesneg Dadan Wildan. Atip menuturkan, kesan bahwa Persis kurang ramah terhadap budaya hanya merupakan konsekuensi dari aktivitas Persis yang cenderung menggunakan pendekatan normatif dan tidak kompromistis, seperti memberantas takhayul, bid’ah, dan khurafat. Sementara budaya, menurut dia, cenderung bersifat dinamis. Untuk menengahinya, Persis melakukan filterisasi terhadap budaya yang berpotensi mengganggu akidah Islam. Filternya adalah akidah dan syariat Islam, ujarnya. Berbeda dengan sejumlah organisasi kemasyarakatan (ormas) sejenis yang mengambil nama organisasinya dari bahasa Arab, Atip mencontohkan, penamaan Persis diambil dari bahasa Indonesia. Persis juga tidak sepenuhnya menyampaikan khotbah Jumat dengan bahasa Arab, tetapi juga disertai dengan bahasa yang dimengerti jemaahnya. Bahkan, untuk tingkat lokal, Persis juga memiliki majalah berbahasa Sunda Iber yang telah terbit selama tiga puluh tahun. Itu bukti bahwa Persis tidak antibudaya, tuturnya Ketua Umum Persis H. Maman Abdurrahman mengatakan, dalam aktivitasnya, Persis senantiasa melakukan purifikasi (pemurnian) Islam dengan mengajak masyarakat untuk kembali kepada Alquran dan Sunah. Namun, menurut dia, Persis mencoba memberikan pandangan kepada masyarakat bahwa Islam tidak hanya mengatur masalah fikih ibadah, tetapi juga semua sektor kehidupan, termasuk budaya. Bahkan, Islam juga dapat diterapkan dalam kehidupan sosial dan politik, katanya. Rektor Unpad sekaligus budayawan, Ganjar Kurnia mengatakan, budaya dan kesenian lokal seyogianya dapat dijadikan sarana dakwah sebagaimana juga dilakukan
RE: [kisunda] KANG NANO S, TILAR DUNYA
amiin ya Rabbal 'alamin. duh, ihonong sunda teh hiji-hiji ngantunkeun bakal aya kitu nu bakal neruskeun? --- On Thu, 9/30/10, Sulkan, Muhamad (DDTooling) muhamad.sul...@mattel.com wrote: From: Sulkan, Muhamad (DDTooling) muhamad.sul...@mattel.com Subject: RE: [kisunda] KANG NANO S, TILAR DUNYA To: kisunda@yahoogroups.com Date: Thursday, September 30, 2010, 1:02 AM Innalillahi Wa inna illahi Roji’un. Mugia Almarhum di tampi sadaya amal ibadahna kasaeanana. Mugia kulawargina nu dikantunkeunna tiasa nampi kana dikantunkeunna. Sareng mugia aya deui bibit2 unggul ti kasundaan nu tiasa ngarojong tur neraskeun kana Budaya Seni sunda na. Amiin Yaa Rabb Alamiin. From: kisunda@yahoogroups.com [mailto:kisu...@yahoogroups.com] On Behalf Of mh Sent: Thursday, September 30, 2010 5:37 AM To: kisunda@yahoogroups.com Subject: Re: [kisunda] KANG NANO S, TILAR DUNYA innalillahi wa-ina ilaihi rojiun mugia almarhum ditampi sagala amal ibadahna 2010/9/29 Roza R. Mintaredja roza.kalasu...@gmail.com KANG NANO S TILAR DUNYAWENGI IEU TBH 24 2010/9/22 mh khs...@gmail.com beunang nyalin tina blogna kang denny yanuar === Karinding, Alat Musik Karuhun Nan Unik by Denny Yanuar on Tuesday, September 21, 2010 at 11:09pm BILA dilihat dari segi popularitasnya, mungkin hanya sedikit dari kita yang mengenal keberadaan alat musik karinding. Padahal, alat musik ini diprediksi sebagai salah satu jenis instrumen tertua yang merupakan warisan dari peradaban kuno. Tempaan perjalanan sejarah yang sangat panjang tersebut temyata tidak menjadikan eksistensinya makin dikenal masyarakat Terlebih, alat musik karinding sempat dianggap musik komunis, karena kerap dimainkan anggota Lekra, lembaga kebudayaan yang diprediksi bentukan Partai Komunis Indonesia (PKT). Akibatnya, pada masa Orde Baru popularitas alat musik ini makin tenggelam dan dilarang dimainkan. Terlepas dari masalah politik itu, mungkin generasi sebelum kita juga tidak berani mengeksplorasi alat musik karinding, kata Man Jasad (32), salah seorang seniman Sunda yang mencoba mengangkat kembali popularitas alat musik tersebut, saat ditemui di Common Room, Kamis (24/6).Bentuk dari alat musik ini cukup sederhana. Ukuran standar karinding hanya sepanjang sekitar 10 sentimeter dengan lebar 2 sentimeter. Semula alatmusik ini dibuat dari pelepah kawung. Namun, karena sulitnya menemukan pelepah kawung, saat ini para seniman memodifikasi pembuatan alat musik karinding menggunakan bahan baku dari batang bambu. Menurut Man, untuk memainkan alat musik ini cukup mudah. Karinding dimainkan dengan cara ditempelkan di mulut, lalu ditabuh (dipukul) salah satu ujungnya dengan menggunakan telunjuk. Getaran antara karinding dan mulut tersebutlah yang dapat menghasilkan irama yang unik dan menarik.Alat musik karinding dapatdipadukan dengan berbagai jenis alat musik lain, seperti lem-pung, suling, toleat, bahkan koto (alat musik Jepang). Tidak hanya itu, dari beberapa eksplorasi yang pernah dilakukan, terbukti pula bahwa karinding dapat dikolaborasikan dengan beberapa band modern, seperti dengan grup band Burger Kill, beberapa waktu yang lalu. Lebih lanjut Man mengatakan, banyak alat musik yang hampir serupa dengan karinding di daerah lain, seperti genggong di Bali, rinding di Jawa Tengah bahkan dari luar negeri seperti alat musik jeusharp dari Tibet. Akan tetapi, belum adasejarah tertulis dari naskah kuno yang saya temukan. Hanya berupa cerita lisan dari beberapa orang tua, ucapnya. Perlu pengembangan Untuk dapat memopulerkan kembali alat musik karinding di tengah derasnya arus globalisasi bukanlah suatu perkara yang mudah. Pasalnya, hingga saat ini apresiasi masyarakat terhadap perkembangan seni dan budaya masih sangat minim, terlebih pada seni tradisional. Untuk menyiasatinya, sejak 2008, Man Jasad bersama beberapa rekan seniman lainnya mencoba mengembangkan alat musik karinding ini sesuai dengan kondisi zaman. Buat pengembangannya, yang terpenting adalah pengemasan komposisi musik agar bisa diterima oleh anak muda zaman sekarang. Jadi, intinya dikemas dengan gaya kekinian, dari mulai penyajian sampai performanya, tuturnya.Pengembangan musik karin- ding tersebut temyata cukup membuahkan hasil. Hingga saat ini, telah banyak terbentuk grup karinding di berbagai tempat. Di Cicalengka misalnya, terdapat grup Markipat Karinding yang memainkan alat musik tersebut dengan menggunakan gaya vokal khas aliran death metal. Selain itu, dalam beberapa pergelaran seni juga kerap ditemukan pemaduan karinding dalam pembacaan puisi.Tidak hanya terbatas sampai disitu. Bila kita perhatikan, di beberapa pertunjukan musik metal maupun underground di Kota Bandung, saat ini tidak jarang diselipkan unsur budaya tradisional di sela-sela acaranya. Kebetulan saya sendiri sudah belasan tahun berkecimpung di dunia musik metal. Jadi
[kisunda] Prasasti yang Sekian Lama Diabaikan
SAAT pertama kali menemukan batu kali jenis andesit di pelataran rumahnya pada 1959 lalu, Oong Rusmana (62) tak berani memindahkannya. Sebab, Oong merasa sebagai pendatang, sedangkan benda yang ada di dekat Kampung Cimaung RT 7 RW 7 Kelurahan Tamansari, Kec. Bandung Wetan, Kota Bandung, itu sudah lebih dahulu ada di sana. Alasan lainnya, batunya besar dan sebagian besar masuk di dalam tanah. Pada bagian permukaan terdapat pahatan tulisan. Hingga akhirnya tahun 2006 silam, batu andesit tersebut tidak pernah berubah dan tidak juga diteliti isi pesan tulisannya. Keberadaan batu tulis tersebut lalu diketahui oleh Nandang Rusnanda, staf peneliti dari Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional (BPSNT). Karena merasa yakin akan temuannya tersebut, Nandang lalu melaporkannya ke Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jawa Barat serta ke Balai Purbakala dan Nilai-nilai Tradisional yang merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Disparbud Jabar. Namun, setelah ditunggu, tidak juga mendapat kejelasan, hingga akhirnya Nandang melaporkan ke dinas ataupun instansi terkait di Kota Bandung. Ternyata hasilnya sama saja, hingga akhirnya hari ini (Selasa, 5/10) saya mengundang wartawan agar masyarakat tahu bahwa di daerah sini ada penanda masa lalu yang butuh penelitian lebih lanjut, ujarnya. Batu dengan diameter sekitar 180 sentimeter, lebar 70 sentimeter, dan tinggi 55 sentimeter, itu diperkirakan berasal dari abad ke-14 hingga ke-18 masehi. Masih berdasarkan perkiraan, keberadaan batu tersebut berasal dari periode masa klasik Hindu muda atau masa Kerajaan Kendan. Namun, untuk lebih memastikannya perlu penelitian lebih lanjut, karena di Kota Bandung ini bukan hanya batu tulis di Cimaung ini yang ditemukan tetapi juga di daerah Tahura (Taman Hutan Raya Djuanda) dan Simpang Dago, kata Nandang yang juga Peneliti Madya BPSNT Jabar. Berdasarkan hasil penelitian sementara, batu tulis Cimaung tersebut memiliki dua baris tulisan. Tulisan baris pertama memiliki panjang 15 sentimeter, sedangkan tulisan kedua memiliki panjang 20 sentimeter. Baris pertama terdiri atas 6 huruf sementara baris kedua terdiri atas 12 huruf. Tulisan pada baris pertama memiliki tinggi 2,5 sentimeter, sedangkan tulisan kedua 3,5 sentimeter, dengan jenis tulisan huruf Sunda kuna, ujar Nandang. Pada bagian kiri tulisan terdapat penanda berupa telapak kaki manusia (anak kecil) dan bagian kanan berupa telapak tangan (anak kecil). Sementara di bagian atas terdapat lambang kepala manusia disilang bagian bawahnya. Tulisan prasasti pada baris pertama berupa Unggal Jagat dan baris kedua mengandung arti Jalma H Dhap. Ada banyak arti ataupun makna khusus yang dapat ditarik. Prasasti ini mengandung peringatan bagi warga yang digambarkan dengan kepala di atas tulisan. Sementara gambar telapak kaki dan tangan mencirikan hegemoni atau daerah kekuasaan raja Kerajaan Kendan di kawasan tersebut, ujar Nandang. Sementara mengenai perkiraan bahwa batu tulis Cimaung tersebut berasal dari abad ke-14 ataupun ke-18, didasarkan pada jenis tulisan yang sudah rapi. Selain itu, masa Kerajaan Kendan di Sunda Kuno tengah berkuasa setelah hancurnya Kerajaan Tarumanegara. Sementara peneliti dari Balai Arkeologi (Balar) Bandung, Lutfi Youndri menyebutkan, temuan prasasti tersebut merupakan temuan yang paling penting bagi sejarah wilayah Bandung. Sebelumnya di wilayah Bandung telah ada temuan arkeologi, mulai dari zaman prasejarah sampai dengan zaman sejarah, hingga zaman kolonial. Artinya, temuan di wilayah Bandung ini merupakan temuan paling komplet mulai dari temuan benda sebelum prasejarah di kawasan Dago Pakar, temuan prasejarah di kawasan Kars Citatah (Pawon), temuan masa klasik (Arca Durga, Candi Bojong Menje, Bojong Mas), masa sejarah, dan masa kolonial. Di daerah lain, saya belum menemukan temuan yang sedemikian komplet ini, ujar Lutfi, seraya menambahkan, pada masa kejayaan Kerajaan Sunda Kuno, Sungai Cikapundung merupakan urat nadi bagi warga yang tinggal di kawasan Bandung. Sementara itu, Kasi Purbakala Balai Kepurbakalaan Sejarah dan Nilai Tradisi Disparbud Jabar, Romlah menyebutkan, pihaknya akan menindaklanjuti temuan tersebut dan melaporkannya kepada pimpinan. Kami tentu akan melindungi dan melestarikannya, jika hasil penelitian sudah ada, katanya. (Retno HY/PR)***http://newspaper.pikiran-rakyat.com/prprint.php?mib=beritadetailid=158974 www.ahmadsahidin.wordpress.com Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/kisunda/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/kisunda/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: kisunda-dig...@yahoogroups.com kisunda-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: kisunda-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo!
[kisunda] Oleh-oleh Mudik Kang Ajip Rosidi
Pemerintah harus memiliki undang-undang maupun peraturan daerah untuk melindungi kebudayaan lokal yang menjadi identitas bangsa. Paradigma pendidikan pun harus diubah agar lebih apresiatif terhadap kearifan budaya lokal. Itu merupakan modal besar ketika melangkah ke masa depan. Budayawan Ajip Rosidi, Rabu (22/9), mengemukakan hal itu. Pada kegiatan pulang kampung, Ajip berbicara banyak tentang perlunya pemberdayaan khazanah lokal. Hadir para seniman di Majalengka serta para pejabat, tak terkecuali Bupati H. Sutrisno. Kiamat kebudayaan terbesar ialah bila budaya lokal sudah terkontaminasi budaya asing atau bahkan punah, kata dia. Kang Ajip, demikian panggilan akrabnya menuturkan keprihatinannya. Menurut dia, berkembangnya kebudayaan tidak boleh bergantung pada figur pimpinan, baik di pusat maupun daerah. Namun, harus berporos pada sistem. Itu kenapa penting ada peraturan daerah yang melindungi kekayaan lokal. Ini supaya tumbuh prakarasa masyarakat untuk mencintai budaya sendiri sehingga tidak terjadi kegagapan. Misalnya kita tidak pede berbicara di depan umum tanpa memakai mike. Padahal kita berbicara di ruang kecil dengan audiens sedikit. Baru gagah kalau bicara pakai mike, ujar Ajip yang saat itu menolak menggunakan mike di ruang Bina Asih, Pemerintah Daerah Majalengka. Contoh lain, masyarakat yang telah menjadi budak modernisasi handphone. Tak ada perjuangan dari kita untuk bertemu langsung keluarga atau sahabat. Saat Lebaran, mengucapkan selamat cukup dengan pesan pendek. Ajip mengatakan, perlunya sistem pendidikan diarahkan pada pembentukan matra budaya ciri khas bangsa. Membangun kekuatan dan kearifan lokal.Ini bukan berarti tertutup. Justru harus terbuka. Kita tetap mempelajari bahasa asing justru untuk mengembangkan budaya lokal, ujar dia. Koridor budaya Pada kesempatan itu, Bupati Majalengka H. Sutrisno menjelaskan, Majalengka memiliki dua koridor budaya. Antara budaya pantura Cerbon dan Dermayonan, serta Parahyangan di wilayah tengah dan selatan. Kekhasannya pada ruang tempat dua corak budaya utara selatan itu bertemu. Di utara masyarakat sawah. Terbuka dan lebih apresiatif menerima pembaruan. Oleh karena itu, corak keseniannya beragam, ujar Bupati. Sementara di selatan, masyarakat pegunungan yang relatif tertutup. Kesenian asli juga relatif terjaga. Masyarakat selatan memiliki ketahanan budaya dan teguh mempertahankan keasliannya. Bupati Sutrisno berharap Majalengka ke depan bisa maju dan unggul karena kekuatan dua budaya itu. Memadukan sikap kedua masyarakat itu sehingga menjadi jangkar kekuatan bagi orang Majalengka . Silaturahmi yang dihelat Dinas Pemuda Olah Raga Kebudayaan dan Pariwisata Majalengka itu juga menghadirkan budayawan Arthur S. Nalan dari Bandung. Diramaikan pula dengan pembacaan sajak Ki Bagus Rangin oleh seniman Edi Kinjun dari Komunitas Seni Jatitujuh. (Rais)***http://newspaper.pikiran-rakyat.com/prprint.php?mib=beritadetailid=158836 www.ahmadsahidin.wordpress.com Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/kisunda/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/kisunda/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: kisunda-dig...@yahoogroups.com kisunda-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: kisunda-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[kisunda] Menikah 101010, Penghulu pun Bingung
ANGKA bagus yang membingungkan. Hal itu dialami aparat Kantor Urusan Agama (KUA) yang harus melayani banyaknya permintaan menikah pada Minggu (10/10) karena angkanya berurutan 101010, 10 Oktober 2010. Apalagi tak sedikit pasangan mempelai yang meminta agar waktu ijab kabul juga disesuaikan dengan angka 1010 yakni pada pukul 10.10 WIB. Kalau sudah urusan permintaan pihak mempelai, maka yang pusing para penghulu di KUA yang bertugas menikahkan mempelai, kata staf KUA Lembang Kab. Bandung Barat, Cecep Koswara, Selasa (5/10). Menurut Cecep, dengan waktu nikah yang sama mengharuskan penghulu mewakilkan tugasnya kepada Petugas Pembantu Pencatat Nikah (P3N) atau lebe. Tidak mungkin seorang penghulu datang ke dua tempat pernikahan pada waktu yang sama sehingga cukup lebe yang menikahkan dan mencatat peristiwa pernikahan tersebut, katanya. Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kab. Bandung menyatakan, pernikahan pada 10 Oktober 2010 (101010) tidak boleh dikaitkan dengan takhayul. Tidak ada kelebihan ataupun keutamaan pernikahan pada 101010 karena ajaran Islam mengatur hari utama untuk menikah pada hari Jumat, kata Ketua Umum MUI Kab. Bandung K.H. Anwar Saifuddin Kamil, di sela-sela walimatussafar (syukuran sebelum keberangkatan ibadah haji) Kepala SMPN 3 Ciparay, Rucitta, di Desa Batukarut, Arjasari, Kab. Bandung, Selasa (5/10). Menurut Kiai Anwar, kemungkinan besar warga yang menikah pada 101010 karena angkanya mudah diingat. Bahkan, kalau perlu nikahnya pada pukul 10.10 WIB. Bayangkan kalau semua mempelai meminta dinikahkan pukul 10.10 WIB, akan membuat kalang kabut keluarga mempelai ataupun penghulu, katanya sembari tersenyum. Pernikahan semacam 101010 juga terjadi pada tahun-tahun sebelumnya seperti tahun 2008 dan 2009. Ada juga yang ingin angkanya berurutan misalnya 80910 atau 8 September 2010. Itu hanya permainan angka yang tidak boleh diyakini akan mendatangkan rezeki yang lebih banyak, katanya. Hal senada juga dikatakan Ketua Yayasan Assalaam K.H. Habib Syarief Muhammad Al-Aydarus, di SMA dan SMK Assalaam Jln. Situ Teratai Cibaduyut, Kec. Dayeuhkolot. Maraknya pernikahan pada tanggal 10 Oktober 2010 atau 101010 sekadar tren zaman. Padahal, ajaran Islam lebih menganjurkan melangsungkan pernikahan pada hari Jumat, katanya. Habib Syarief mengakui mendapat banyak undangan pernikahan pada 101010 sehingga membuatnya bingung. Dalam sehari bisa lebih dari satu undangan yang menikah pada Minggu (10/10) ini. Bahkan, waktu pernikahan juga disengaja pada pukul 10.10 WIB, ucapnya. Hal itu dibenarkan oleh Ranti Lastiani yang akan menggelar pernikahannya pada 101010. Ranti mengatakan, dia memilih tanggal tersebut menjadi hari pernikahannya dengan Julian Chandra Pramana di Jln. Stasiun No. 48 Kab. Ciamis, karena termasuk tanggal yang unik dan bisa menjadi sejarah hidup, tanggal tersebut mudah diingat di kemudian hari. Tanggal itu juga jatuh pada hari Minggu, artinya hari libur, dan biasanya pesta perkawinan lebih banyak dilaksanakan pada hari libur. Bagi keluarga kami kalau mengadakan pesta perkawinan biasanya dilaksanakan pada hari libur, katanya. Ranti juga menyebutkan, tanggal tersebut selain dipakai hari pernikahan juga untuk hari melahirkan. Para ibu banyak yang mendambakan melahirkan pada tanggal tersebut. Teman saya juga sudah punya rencana untuk melahirkan anaknya pada tanggal 10 Oktober 2010, meskipun harus dilakukan secara caesar, katanya. Tidak hanya Ranti, Trisno Gumilang juga memilih tanggal yang sama untuk melangsungkan pernikahannya dengan Neneng di Jln. Batu Permata 1 No. 35 Ciwastra Buahbatu, Bandung. Trisno menyebutkan tanggal tersebut akan menjadi tanggal keramat baginya, karena pada hari tersebut akan menjadi suami bagi wanita idamannya. Meskipun bukan pernikahan yang pertama kali, karena istri Trisno telah meninggal dunia, bagi dia pernikahan kali ini akan lebih spesial karena mengambil tanggal dan hari yang memang tidak akan terjadi pada masa yang akan datang. (Sarnapi/Yedi Supriadi/PR)***http://newspaper.pikiran-rakyat.com/prprint.php?mib=beritadetailid=159120 www.ahmadsahidin.wordpress.com Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/kisunda/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/kisunda/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: kisunda-dig...@yahoogroups.com kisunda-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: kisunda-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [kisunda] Re: Pidato Ghadir Khum -ketuhanan
kantenan eta mah kang. mung abdi mah teu ngartos teh kunaon Depag atanapi Diknas hanteu ngaluarkeun buku sajarah nu dua versi atanapi nu bener saba'da ditalungtik ku para ahli sajarah. www.ahmadsahidin.wordpress.com --- On Sat, 10/9/10, Waluya waluya2...@yahoo.co.id wrote: From: Waluya waluya2...@yahoo.co.id Subject: [kisunda] Re: Pidato Ghadir Khum -ketuhanan To: kisunda@yahoogroups.com Date: Saturday, October 9, 2010, 1:19 PM ahmad sahidin aa...@... wrote: duh... meuni seur kitu. ngan badi mah teu ngartos naha na buku sajarah Islam sapertos Sejarah Muhammad kenging Muhammad Husein Haekal teu dicarioskeun ngeunaa Ghodir Khum teh. Ari na buku Sejarah Nabi Muhammad saw kenging Jafar Subhani mah aya. Lengkep sami sareng disebatkeun di habndap ngenaan riwayatna. Abdi ge diajar sajarh di UIN Bandung teh teu dibahas ku dosen na eta teh. Kitu deui buku-buku sajarah kebudayaan Islam nu dianggo ku madrasah2 teu disebat2 ngeunaan Ghodir Khum teh. Pan sajarah mah cenah kumaha kapentingan nu nulis Baktos, WALUYA
Re: [kisunda] Prabu siliwangi jeung Islam
sumuhun kang. ngan kuring mah hoyong terang posisi agemanna nu jelas saba'da nanjeur na Karaton/Kasultanan Cirebon. Panginten ari sateu acan nanjeur Kasultanan Cirebon mah masih keneh agama nu mayoritas kapungkur. punten kasadayana, manawi aya nu tiasa metakeun periodesasi ageman masyarakat Sunda ti mimiti karajan nu pertama muncul (mun teu lepat mah Salakanagara) dugi kiwari... www.ahmadsahidin.wordpress.com --- On Sat, 10/9/10, Tirta widjaja tirt...@yahoo.com wrote: From: Tirta widjaja tirt...@yahoo.com Subject: Re: [kisunda] Prabu siliwangi jeung Islam To: kisunda@yahoogroups.com Date: Saturday, October 9, 2010, 1:45 PM Punten nyele antrian yeuh, sae tah pendapat teh tapi lah geuning asa ngahandapkeun akhlak KS, SMH, SGJ. Kahade ah urusan pulitik rebutan wilayah ulah jadi dibaca perang maksakeun kaimanan... Asa jadi konyol urang sunda muslim jeung urang sunda wiwitan rebutan status ageman PS.lamun terus dikekewek teh kesana jadi jiga nu teu pede he he... Punten puntn bilih neunggar, nyiku para wargi... ~ experientia docet sapientiam ~ From: ahmad sahidin aa...@ymail.com To: kisunda@yahoogroups.com Sent: Thursday, October 7, 2010 21:31:50 Subject: Re: [kisunda] Prabu siliwangi jeung Islam salam, sae tah tafsir teh. ngan anu dugi ka abdi, sareng nu diaos na novel kenging E.Rokajat Asura mah putra sareng incuna teh mimitiuna mah ngangge jalan dakwah bil lisan. kusabab alim bae nya atuh diserang dugi PS teh kabur sareng cumariosn anjeuna moal lebet Islam; keun bae rahayat rek asup mah. Abdi teu acan mendakan nu samodel pendapat Kang Oman nu didukung ku fakta nu langkung eces. Mlahan Pak Mansur mah... nyebatkeun PS teh tos lebet Islam. punten bilih teu nyambung www.ahmadsahidin.wordpress.com --- On Fri, 10/8/10, oman abdurahman omana...@gmail.com wrote: From: oman abdurahman omana...@gmail.com Subject: Re: [kisunda] Prabu siliwangi jeung Islam To: kisunda@yahoogroups.com Date: Friday, October 8, 2010, 4:20 AM Para wargi, Sapuk kana pamadegan kang Oca, KT oge nu sanesna, ngeunaan adu renyom ageman PS anu dipagedrugkeun jeung Islam atawa agama tinangtu hade dieureunan wae, asa moal aya tungtungna. Anu perlu mah - ceuk pikiran kuring - neuleuman jeung neang raratan naon anu geus dilakukeun ku PS nepi ka namina sakitu seungitna di rengrengan gede urang Sunda. Naon anu geus dilakukeun ku PS sabagean geus kabuka, sakumaha dina prasasti Batu Tulis, Bogor, oge ngalangkang dina sababaraha naskah kuno Sunda samodel Sanghiyang Siksa Kanda Ng Karesian jeung nu sejenna. Diantara tapak lacak PS ieu nyaeta ngokolakeun cai, leuweung, jalan liliwatan jeung kaperluan kahirupan agama mangsa harita. Nya lamun jaman ayeuna mah naon rupa pembangunan anu aya di Kementrian Pekerjaan Umum, Sosial, Agam jeung lianna, Hukum pikeun katartiban hirup. Rarasaan mah leuwih gampang neangan picontoeun ti PS tinimbang ngotektak bahan pacengkadan anjeunna jeung palaputerana (lamun enya tea mah aya). Di jihat lain, asa pamohalan Kean Santang (atawa saha wae jenenganana) jeung putera PS anu sanesna salaku muslim (anu nganut2 Islam) sakitu rupa kalakuan ka nu jadi sepuh, nepi ka ngudag-ngudag alatan anu jadi sepuh - ceuk cenah - henteu saageman jeung aranjeunna. Lain dina ajaran Islam oge (dina Al Qur'an) dijelaskeun kumaha kuduna perilaku ka nu jadi sepuh salami sepuh teh henteu merangan. Sajarah Islam oge nuduhkeun kumaha kuduna Islam damai ka anu nganut agama sejan salila eta anu nganut agama sejen teh henteu merangan atawa nyieun kadzoliman ka umat Islam (Piagam Madinah). Moal boa, dongeng perang anak ka kolot dina level raja di Sunda teh jieunan bangsa anu memang hayang ngadudombakeun masyarakat Sunda atawa pemeluk agama tinangtu? Bisa jadi aya kajadian anu rada logis. Upamana wae, para putera PS dina hiji dialog sareng ramana ngajak ka ramana sangkan lebet Islam, Islam dina harti ceuk umum sakumaha harita anu disebarkeun ku para wali atawa para raja ti Banten jeung Cirebon. Tapi, anu jadi rama, ningal fakta Islam teh dijadikeun alatan pikeun ngarebut atawa ngalegaan kakawasaan. Sakitu rupa eta dialog, anu hiji keukeuh ngajak, pihak anu diajak tetep mugen (sanes mugen turbo ieu mah), nepi ka kaluar ucap sakumaha anu diposting ku kang Sulkan. Sok sanajan kitu, hal eta dina sawangan kuring mah, lamun enya oge aya, lain dina hiji kajadian putera ngungudag rama atawa merangan anu jadi sepuh, balikta dina hiji kajadian anu estuning elegan alias jantan, dialog da'wah biasa. Kabehdieunakeun beja eta ngalegaan, jadi beje, jadi putera merangan rama. Kusaha dilegaanana? Nya balik deui ka nu tadi, ka nu teu resep urang Sunda atawa urang Indonesia hirup rukun jeung tengtrem bari berdaulat sagemblengna. Rupina sakitu jabung tumalapung si kuring dina ieu jejer. manar 2010/10/8 Tirta widjaja tirt...@yahoo.com Ha ha taaah sae pesen ti Kang Oca, ka urang sunda nu muslim tos
[kisunda] Menimbang Hari Jadi Jawa Barat
Hari jadi atau hari ulang tahun, baik seseorang, organisasi, pemerintahan, wilayah, maupun aktivitas, biasanya mengacu pada sebuah peristiwa mahapenting, berkesan, memiliki nilai yang patut dikenang, bahkan mengandung unsur historis yang membanggakan. Lalu kapan hari jadi Provinsi Jawa Barat akan ditetapkan? Secara historis, istilah Jawa Barat atau West Java dapat dilacak secara samar-samar dari pengelompokan Alfred Russel Wallace yang menyebut West Java dalam buku yang berisi kisah perjalanannya pada 1861. Kemudian, pada 1879, Coolsma menerbitkan buku yang yang juga mencantumkan West Java untuk menggambarkan bahwa Pulau Jawa dibagi ke dalam dua bagian, yaitu Jawa Barat (West Java) dan Jawa Timur (Oost Java). Pembagian wilayah Pulau Jawa ke dalam wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur dimulai pada masa pemerintah kolonial Belanda. Ketika Perang Diponegoro (1825-1830), Pulau Jawa dibagi menjadi tiga daerah militer, yaitu Daerah Militer I, West Java; Daerah Militer II, Midden Java; dan Daerah Militer III, Oost Java. Pembagian Pulau Jawa ke dalam tiga daerah militer itu, terus digunakan hingga saat ini; Jawa Barat di bawah Komando Daerah Militer (Kodam) Siliwangi; Jawa Tengah, Kodam Diponegoro; dan Jawa Timur, Kodam Brawijaya. Jawa Barat dalam pengertian istilah administratif mulai digunakan pada 1925, ketika pemerintah kolonial membentuk Provincie West Java sebagai pelaksanaan dari perubahan pemerintahan atau Bestrshervormingwet Tahun 1922. Pemerintah kolonial membentuk kesatuan administrasi pemerintahan setingkat provinsi sebagaimana tertuang dalam Staatsblad No. 285 dan 378 Tahun 1925. Pulau Jawa dibagi ke dalam tiga provinsi. Provinsi yang pertama kali dibentuk adalah Jawa Barat atau Provincie West Java pada 1 Januari 1926 yang meliputi wilayah Karesidenan Banten, Batavia, Bogor, Priangan, Cirebon, dan enam kotapraja. Namun, dengan datangnya pemerintah pendudukan Jepang (1942-1945), pembagian wilayah administrasi itu, dihapuskan. Setelah Proklamasi Kemerdekaan, pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) 19 Agustus 1945, ditetapkan, NKRI terdiri atas delapan provinsi yang dikepalai oleh gubernur. Kedelapan provinsi itu adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatra, Borneo, Sulawesi, Maluku, dan Sunda Kecil. Mr. R. Sutardjo Kartohadikusumo diangkat sebagai Gubernur Jawa Barat pertama yang berkantor di Jakarta. Pada September 1945, kedudukan Gubernur Jawa Barat dipindahkan ke Bandung. Sejak itu, Bandung menjadi pusat pemerintahan Provinsi Jawa Barat. Pasca-Perang Kemerdekaan (1945-1949), negara Republik Indonesia Serikat (RIS) yang lahir pada 17 Desember 1949 dan berakhir pada 17 Agustus 1950, memicu keluarnya UU Darurat No. 11 tertanggal 8 Maret 1950. Sejak itu, mulai Maret dan April 1950, dicapai kesepakatan, semua bekas daerah RIS bergabung kembali ke dalam negara Republik Indonesia. Hal itu berdampak pula pada ditetapkannya kembali Provinsi Jawa Barat pada 4 Juli 1950. Dari ketiganya, terjadi kebimbangan manakah tanggal yang tepat untuk menjadi titimangsa yang tepat lahirnya Provinsi Jawa Barat? Terdapat beberapa pertimbangan interpretasi yang layak dirujuk. Pertama, interpretasi logis dan faktual. Secara logis dan faktual, ketiga tanggal itu memang dapat dipertanggung jawabkan. Ketiganya didasarkan pada pernyataan administrasi dan politik, baik oleh pemerintah kolonial Belanda maupun oleh pemerintah Republik Indonesia. Kedua, interpretasi teknis. Pembentukan Provinsi Jawa Barat jika merujuk pada provinsi yang berada di bawah naungan negara Republik Indonesia---bukan negara jajahan---secara teknis lebih tepat didirikan sejak proklamasi kemerdekaan. Bukan merujuk pada wilayah provinsi yang dibentuk oleh pemerintah jajahan dan untuk kepentingan kolonial. Ketiga, interpretasi historis. Jika mengacu pada 1 Januari 1926, Provinsi Jawa Barat dibentuk oleh pemerintah kolonial Belanda. Nilai historis dari tanggal ini, hanyalah catatan pembagian wilayah administratif pemerintahan kolonial, yang notabene membentuk provinsi ini untuk kepentingan negara jajahan. Unsur nilai kesejarahan, kejuangan, dan emosional dari rakyat dan Pemprov Jawa Barat, tidak tampak bahkan cenderung inferior jika mengambil tanggal ini. Berbeda dengan 19 Agustus 1945, nilai historis, emosional, dan kejuangan sangat terasa. Negara Republik Indonesia baru dua hari merdeka. Provinsi Jawa Barat berada di bawah NKRI yang baru merdeka pula. Provinsi Jawa Barat juga dibentuk oleh pemerintahan yang sah dan berdaulat dan pertama kali dibentuk di era proklamasi kemerdekaan. Sementara titimangsa 4 Juli 1950, hanyalah sebatas pernyataan penetapan kembali Provinsi Jawa Barat yang ditetapkan sebelumnya. Penetapan ini dilatarbelakangi kondisi politik dalam periode perang kemerdekaan 1945-1949 dan didorong kembalinya RIS menjadi NKRI. Dari ketiga tanggal tersebut, sesungguhnya penentu kebijakan tinggal memilih tanggal mana yang memiliki makna
Re: Bls: [kisunda] Fw: agama mah identitas
salam, wah geuning meuni rame nya ngomongkeun nu kieu mah. dugi kiwari mun kuurang diteungetan harti agama masing-masing jelema jeung daerah beda ngahartikeunna. namung mun diudag na jero na mah kayakinan ka Nu Maha Sagalana... mun ceuk Islam mah Allah disebatna, ceuk Yahudi maha Yahweh jeung sajabana. Tiap agama gaduh nami masing2 nyebat nu disembah sareng dipuja na teh. Na sual ieu mah kuring masih nyepeng pamendakna Abdul Karim Souroush yen agama teh dua: agama yg berdasarkan kebenaran jeung agama identitas. Nu ku urang diributkeun teh cenah mah agama identitas--penafsiran manusa nu nyokot na ti ajaran2 universal. punten mun teu nyambung...:) www.ahmadsahidin.wordpress.com --- On Wed, 10/13/10, Mohammad zen zenhus...@yahoo.com wrote: From: Mohammad zen zenhus...@yahoo.com Subject: Re: Bls: [kisunda] Fw: Atheis leuwih apal agama--Re: Fw: Alam Semesta, Hawking, dan Tuhan To: kisunda@yahoogroups.com Date: Wednesday, October 13, 2010, 7:14 PM ngiring nambihan : mumkin aya dina masalah agama teh dua perkara : 1. Sajarah kamunculan agama, berkisar kana saha nu nyandak timana, kumaha perjalannana nepi ka nyebar, sumberna, dll, tah lamun dina sudut pandang sajarah urang tiasa ningali agama islam teh munculna ti mana, teras indonesia keur ngageman naon basa harita, aya teu agama tauhid di Indonesia atawa henteu?dina masalah ieu urang tiasa ningali kana periodisasi penyebaran keyakinan, samisal : asli masyarakat indonesia teh timana, pan ujung2na mah ti Adam as, ngan pas datang ka indonesia teh ngageman naon? teras berkembangna naon, teras perubahan kayakinan ti abad ka abad naon, jadi lamun ditilik2 kecap pengklaiman kana agama milik agama lokal teh rada kirang kuat dalilna, kulantaran keyakinan eta sabenerna mah hasil tina banyaknya perubahan ti zaman kazaman, jadi mana anu asli? 2. Eusi agama, kana masalah hakikat atawa ajaran agama, didieu urang teu tiasa nyebatkeun ieu agama di belah kulon itu agama ti belah wetan, kulantaran eusi agama bijilna ti mana, tah lamun ti Gusti, pasti urang apal yen Gusti nurunkeun agama ka hiji nabi heula (anu sangkutpaut jeung sajarah agama) dina hiji tempat kan moal mungkin brek (langsung) ka kabeh wilayah ... tapi ari eusi na mah deuk di arab deuk di indonesia deuk di mana oge, deuk jaman Adam as nepi ka akhir zaman sami nyaeta Tauhid jeung penghambaan ka gusti Allah, ku cara nu cara gusti Allah , ku kayang nu kahoyong gusti Allah. samisal : Muhammad saww teh manusia unggul ti turunan nu unggul para nabi baheula meunangkeun cenel jadi Nabi pikeun masihan Hidayah ka arab jahiliah, anu kajahiliahanana ruksak pisan. seueru nu narima seueur oge nu asobiah kana kaarabanana. nepi aya dina sajarah yen orang Arab ku heurasna asobiah kaarabanana nyarios tibatan nyebut Laailaahaillallah meningan kuring ngangkat gunung eta ku tanaga kuing. Arab jeung Islam beda budayana jeung ajaran anu diyakinina. Jadi Arab teh sanes Islam jeung Islam sanes Arab. Kulantaran Nabi urang saww lahir ti Mekkah maka makruf nu aya yen Islam teh ti Arab. eta mah disebatna sifat i'tibari (injeuman) tina hakiki. Kulantaran gusti Allah ngutus Muhammad saww kanggo mere petunjuk ka seluruh dunia dina harita Allah milih hiji bahasa anu cocok kana arab jahiliah eta jeung disisi lain anu bisa luas maknana, kukituna memang bahasa Arab Fushah fasih quran teh tepat jadi bahasa Quran, kaduana Bahasa Quran anu ngelehkeun bahasa arab nu aya (mukjizat tea) kukituna Orang arab oge kudu belajar deui kana bahasa Quran anu luhur sastra jeung nilaina. loginaka lamun tingkatan bahasa quran jeung arab nu aya sarua, mereka teu perlu diajar deui kana bahasa quran. nepi ka ayeuna Arab masih keneh boga kaasobiahan leuwih gede, tibatan ngabela kaislamanana. Isu keluarga nabi pun ditingali ku bangasa arab sebagai kecemburuan suku, padahal keluarga nabi teh aliran hidayah , anu ditunjuk ku Gusti Allah. kulantaran musti ayana hidayah Allah teh langgeng nepi ka akhir zaman, ku kituna Allah milih ti umat ieu ti zaman Adam asa ka Idris, ka nabi2 lainna, nepi ka ahlulbaet as walapun sanes nabi.anu disebat dina Alquran Ahlulbaetna. anu terakhir pesan Quran teh hakikatna selaras jeung sifat fitraj insani urang. From: engkus ruswana engkusrusw...@yahoo.com To: kisunda@yahoogroups.com Sent: Wed, October 13, 2010 8:59:00 PM Subject: Bls: [kisunda] Fw: Atheis leuwih apal agama--Re: Fw: Alam Semesta, Hawking, dan Tuhan He...he...he., kang Koko anu Budiman saleresna agama teh milik pituin urang Nusantara, margi eta kecap asli Nusantara... aya nami tangtos aya nu dinamian pan. Tah pami nu model agama di Nusantara dina basa Arabna mah aya Din, aya Milah sareng Nilah, pami ceuk urang India disebatna Dharma, kecap Inggrisna Religion jeung sajabana unggal bangsa nyebatna beda-beda, Tah Agama jeung Drigama mah anu urang Nusantara (Lokal), jadi saleresna nu gaduh hak ngaku agama teh nya nu disebat agama
[kisunda] Platinum Track-Jalan Ilahiah
Salam, Saya ingin sedikit berbagi dan mudah2an bermanfaat. KAMIS sore kemarin sebelum pulang (sambil menunggu hujan reda di kantor) saya membuka-buka buku yang berjilid hardcover hitam dengan foto seseorang sedang duduk di meja kerja. Wajahnya kalem, tetapi sedikit serius. Memakai kacamata dengan pandangan fokus ke depan (seperti sedang mengamati sebuah arah kehidupan masa depan). Belakangnya terpampang sebuah jam antik dan deretan buku yang sedikit rapi (seperti yang telah dibaca kemudian disimpan lagi). Bagian atas cover tertulis: N. SYAMSUDDIN CH.HAESY, “PLATINUM TRACK” dan bagian bawah tertera: Pengantar: Sofyan A. Djalil (Menteri Negara BUMN). Lembar demi lembar saya buka. Halaman pengantar pun say abaca dengan santai. Terasa renyah dan apik bahasa yang digunakannya. Mata saya terus menelusuri untaian kata dan kalimat yang tersusun rapi. Hingga tibalah pada halaman romawi v, paragraph ketiga: ... puncak kesuksesan tidak terletak pada posisi 'kekuasaan tertinggi' manusia di dunia, tetapi pada kualitas kemanfaatan diri..., tulisnya. Setelah rampung membaca pengantar Pak Menteri kemudian membaca catatan (sambutan) dari H. Hotbonar Sinaga, Direktur Utama PT (Persero) Jamsostek; yang secara garis besar menyatakan bahwa buku “PLATINUM TRACK” telah “mengingatkan tentang hakikat sukses sebagai paduan ikhtiar manusia dan keridhaan Ilahi” (hal.viii). Lalu, masuk pada catatan dari Akhmad Mukhlis Yusuf, Direktur Utama Perum LKBN ANTARA; yang secara garis besar memuji isi buku Kang Sem (panggilannya pada penulis) sebagai“lintasan kehidupan menuju kemuliaan hidup” yang disebutnya ‘jalan kemuliaan’ (hal.xi). Kemudian saya buka daftar isi. Di sana berserakan tema-tema bahasan Bang Sem (panggilan penulis) yang merupakan isi dari buku yang diterbitkan Salamadani, Juli 2009. Ada sekira 57 tema bahasan yang menarik dan penting dalam buku ini. Yang menarik adalah tentang yang berkaitan dengan inti buku ini, yaitu ‘Jalan Sukses, Jalan Ilahiah’. Dalam tema ini, Bang Sem membuka tulisan dengan kutipan kalam Ilahi surah Ali Imran ayat 26 tentang penegasan kekuasaan dan keesaan Allah sekaligus doa ‘penghormatan dan pengakuan’ manusia terhadap kesempurnaan Allah. Bang Sem kemudian menguraikan bahwa manusia yang sukses adalah menjalankan jalan Ilahiah. Sistem dan praktik kehidupan atau ‘jalan-hidup’ apa pun yang dipilih manusia yang tidak sesuai dengan aturan Ilahi maka tidak akan pernah sukses; lambat laun kesuksesan yang diraihnya akan berbalik menerkam dan memusnahkan dirinya. Karena itu, satu-satunya ‘jalan kehidupan’ yang dapat membawa kesuksesan adalah ‘Jalan Ilahiah’. Apa itu ‘Jalan Ilahiah’? Bang Sem menulis: “ Jalan Ilahiah adalah keseimbangan antara dimensi kekuasaan Allah dan dimensi ikhtiar insani. Allah yang memilih siapa pun yang memenuhi kriteria untuk diberi kesuksesan dan Dia pula yang memilih siapa saja yang memenuhi kriteria kegagalan” (hal.22). Siapakah mereka yang berhak sukses? Bang Sem menjawab: mereka yang memenuhi kriteria sukses seperti amanah (dapat dipercaya), shiddiq (berkhidmat pada kebenaran), fathanah (cerdas), dan tabligh (mau dan mampu mengomunikasikan nilai-nilai Ilahiah atau kebenaran di lingkungannya). Singkatnya, mereka yang meniti sukses di jalan Ilahi adalah mereka yang sadar, terencana, dan terukur menggerakan seluruh potensi dirinya menjadi pelopor, inisiator, dan eksekutor. Tentu saja untuk melangkah sekaligus menjadi “Manusia Sukses berkah Jalan Ilahiah’ ini bukanlah perkara gampang dan tidak juga tidak sulit. Hanya membutuhkan keberanian dan kesungguhan untuk mengharmonikan segala potensi dan dimensi ruh dan dimensi fisikal manusia. Salam,Ahsa www.ahmadsahidin.wordpress.com
[kisunda] Naskah Kuno Terancam Musnah
Puluhan naskah kuno di situs Kabuyutan Ciburuy Kecamatan Bayongbong, Kabupaten Garut, terancam musnah akibat tidak adanya biaya perawatan. Hal itu disebabkan selama ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut belum pernah mengalokasikan biaya pemeliharaan untuk barang-barang bersejarah tersebut. Kepala Seksi Peninggalan Sejarah dan Kepurbakalaan Dinas Pariwisata Kabupaten Garut, Warjita, menjelaskan, saat ini kondisi naskah kuno yang ada di situs Kabuyutan Ciburuy cukup mengkhawatirkan akibat kerusakan yang cukup parah. Jika hal ini terus dibiarkan, maka tak menutup kemungkinan barang-barang yang terhitung langka dan bersejarah tersebut akan musnah. Selama ini pemerintah daerah tidak pernah mengalokasi biaya pemeliharaan naskah. Padahal kami telah berulang kali mengajukan biaya perawatan dalam setiap penyusunan anggaran pendapatan dan belanja daerah setiap tahunnya, ujar Warjita. Ia mengakui, dalam anggaran tahun 2011 mendatang pihaknya telah mengajukan biaya pemeliharaan sebesar Rp 150 juta. Namun sampai saat ini belum ada kepastian apakah dana tersebut akan disetujui atau tidak. Kami tidak tahu kenapa, setiap kali mengajukan anggaran untuk pemeliharaan barang-barang bersejarah dan langka tersebut selalu dicoret. Ini menunjukan perhatian terhadap sejarah ini sangat kurang dan tentunya ini sangat disesalkan, ujarnya. Ia mengatakan, untuk mencegah agar naskah tidak sampai rusak, pihaknya terus berupaya tetap melakukan pemeliharaan meskipun dengan cara-cara tradisional. Naskah kuno ini diperkirakan dibuat pada abad ke 16 periode Hindu atau masa Kerajaan Padjadjaran. Teks naskah kuno ditulis pada daun lontar dengan menggunakan Bahasa Sunda dan Jawa Kuno dengan cara ditoreh. Jumlah naskah yang tersimpan di Kabuyutan Ciburuy saat ini sebanyak 27 kropak yang tersimpan dalam tiga peti. Setiap kropak jumlahnya bervariasi antara 15 sampai 30 lempir (lembar-Red). Tiap lempir naskah berukuran 28,5 x 3 sentimeter dengan ukuran ruang tulisan 25,5 x 2,5 sentimeter. Tiap halaman memuat empat baris tulisan, ujarnya menjelaskan. Warjita mengakui, dari jumlah tersebut saat ini hanya tinggal 10 kropak yang masih dapat dikatakan utuh. Sedangkan sisanya, tidak lengkap karena sudah terlepas dari masing-masing ikatannya ditambah lagi banyak lempiran yang patah dan hancur. Naskah lontar yang berada di wilayahnya itu, tutur Warjita, perlu dilakukan pengkajian ahli filolog. Soalnya hingga saat ini isi naskah lontar tersebut belum sepenuhnya terungkap. Padahal tidak menutup kemungkinan isi naskah tersebut mengandung unsur kearifan lokal. Menanggapi hal tersebut, Ketua Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Garut, Helmi Budiman dengan tegas membantah jika dikatakan pihaknya telah mencoret anggaran pemeliharaan naskah lontar. Bahkan menurutnya, pemeliharan terhadap benda sejarah dan budaya harus dilakukan dengan baik. (E-22)*** http://newspaper.pikiran-rakyat.com/prprint.php?mib=beritadetailid=161794 www.ahmadsahidin.wordpress.com
[kisunda] Kesalahpahaman Jenaka Jemaah Saat Berhaji
BERHAJI adalah pengalaman yang multirasa, multinuansa, dan karenanya multikenangan bagi me-reka yang pernah melakukan-nya. Ada rasa senang dan bahagia, karena kita mampu meme-nuhi panggilan Allah, suatu cita-cita yang mungkin lama kita idam-idamkan. Ada rasa sedih, karena kita harus meninggal-kan keluarga yang kita cintai. Di antara kedua rasa itu, selama pengalaman di Tanah Suci, boleh jadi kita memperoleh ba-nyak pengalaman lain yang dramatis, menakjubkan, menjengkelkan, ironis, jenaka, dan sebagainya. Banyak jemaah yang datang ke Tanah Suci untuk pertama kali dan tidak memahami bahasa Arab serta nilai yang dianut masyarakat Arab, sehingga tidak jarang terjadi benturan antara mereka dan masyarakat pribumi. Jika benturan itu ber-kepanjangan dan membuat kita depresi dan ingin pulang, pe-ngalaman itu disebut gegar budaya. Hal itu mungkin hanya dialami segelintir orang, de-ngan kepribadian labil dan kurang tegar. Untuk bisa bertahan di suatu negara asing, kita memang harus tahan banting. Anggaplah segala pengalaman tak menyenangkan itu sebagai bumbu perjalanan. Sikap sabar, humoris, dan berpikir positif menjadi modal sosial yang akan membuat kita dapat menikmati perjalanan dalam berhaji. Jangan lupa, orang Arab yang datang ke negara asing pun tidak jarang mengalami hal serupa. Kesalahpahaman menjadi hal biasa. Sebagai ilustrasi, di salah sa-tu kota di Malaysia, beberapa pendatang Arab yang tidak bisa berbahasa Melayu bermaksud membeli bensin untuk mobil yang mereka kendarai. Seorang dari mereka mengutarakan maksudnya dalam bahasa Arab, tetapi dijawab oleh pegawai pom bensin dalam bahasa Melayu bahwa bensinnya sudah habis terjual. Akan teta-pi, orang Arab tersebut tidak mengerti jawaban orang Ma-laysia itu. Mereka ngotot ingin membeli bensin. Menyadari bahwa ada kemacetan komunikasi, sang pegawai mencari akal. Akhirnya ia mengucapkan, Shadaqallahul adzim (lazim diucapkan kaum Muslim untuk menutup bacaan Alqu-ran). Orang Arab itu akhirnya mengerti. Mereka pun tertawa. Contoh lain, meskipun mungkin lebih bersifat lelucon, suatu hari seorang tamu datang dari Arab untuk berkunjung ke Kota Bandung. Dalam perja-lanan dari Bandara Soekarno-Hatta ke Bandung, orang Arab itu sengaja meminta sopir untuk melewati wilayah Puncak. Saat melihat rambu lalu lintas yang menggambarkan dua gunung yang berdekatan (di depan yang akan dilewati pengendara), orang Arab itu sangat ka-get. Serta merta ia pun berteriak, Haram! Haram! Haram! Rambu lalu lintas itu rupanya mengingatkan orang Arab itu akan bagian sensitif tubuh wanita. Kesalahpaham antarbudaya orang asing yang datang ke Ta-nah Arab, termasuk orang Indonesia, baik dalam rangka berhaji ataupun bukan, pastilah melimpah termasuk pengala-man jenaka. Contohnya adalah pengalaman berikut yang diceritakan seorang mahasiswa Fi-kom Unpad. Kejadian ini dialami orang tua teman saya yang menunaikan ibadah haji. Saat berjalan-jalan mereka me-lihat bus yang sedang berhenti mencari penumpang. Kebetul-an mereka kelelahan dan ingin kembali ke perkemahan. Mereka pun memutuskan untuk na-ik bus tersebut. Ketika menginjakkan kaki di tangga bus, tiba-tiba sopirnya berteriak, Ha-ram, Haram! Mereka kaget, mengira tidak boleh naik. Ya, namanya juga sedang na-ik haji, pasti akan selalu waspada terhadap yang haram-ha-ram. Mereka pun tidak jadi naik bus itu, lalu berjalan kaki sampai ke perkemahan yang jauh. Sesampainya di perke-mahan, dengan napas yang masih terengah-engah setelah berjalan belasan kilometer, si ibu cerita kepada temannya yang sudah naik haji berkali-kali. Ia pun menjelaskan bahwa Haram itu berarti ke Masjidilharam. Bukan tidak boleh naik. Terkadang pengalaman jenaka itu menjadi semacam anekdot, yang sumbernya tidak jelas lagi. Misalnya, seorang pria Arab dari luar Arab Saudi ter-sesat di Mekah. Ia bertanya kepada seorang pria Indonesia dalam bahasa Arab arah ke Masjidilharam. Pria Indonesia itu tahu arah ke masjid. Namun, karena ia tak dapat berbahasa Arab, maka ia menjawab, Ihdinassiratal mustaqiim suatu ayat dalam surat Al Fatihah (Tunjukkanlah aku ke jalan yang lurus) seraya menunjuk arah ke masjid suci ter-sebut. Kesalahpahaman di atas bersifat verbal. Kesalahpahaman nonverbal boleh jadi lebih banyak lagi. Jika Anda datang ke Arab Saudi untuk pertama kalinya, jangan kaget jika pria Arab yang baru Anda kenal pun memeluk Anda, bukan karena ia homoseksual tetapi karena ia menyukai Anda atau sedang membujuk Anda agar Anda membeli barang yang ia tawarkan. Di kalangan pria Arab, membaui tubuh orang Arab dan merasakan sapuan napasnya adalah hal yang menyenang-kan. Pada zaman dulu bahkan suatu keluarga mengirim utus-an untuk membaui badan ca-lon menantunya, untuk mengetahui apakah calon menantu-nya itu kelak prospektif atau ti-dak. Orang Arab sesama jenis memang terbiasa berdekatan. Seorang pria Arab bahkan mencium pipi kawan akrabnya, dengan bibirnya saat bertemu. Kecupannya itu
[kisunda] Rilis-Bedah Buku Tan Malaka-Gerakan Kiri dan Revolusi Indonesia Jilid III
Bedah Buku Tan Malaka, Gerakan Kiri dan Revolusi Indonesia Jilid III Pembicara : Harry A. Poeze (penulis dan Peneliti KITLV Belanda), Ajid Thohir (Dosen Historiografi UIN SGD BDG), Taufik Rahman (Dosen Filsafat UIN SGD BDG), Thalib Rahmatillah (Dosen Sejarah UIN SGD BDG). diselenggarakan pada 03 November · 19:00 - 21:30 di Aula UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Jalan AH Nasution Cibiru Bandung. Penyelenggara: HIMA AQIDAH FILSAFAT DAN SENAT MAHASISWA FAK. USHULUDDIN GRATIS !! DITAMBAH COFFEBREAKS !! Dimeriahkan oleh : MAPAHLAYUNG (Musikalisasi Puisi) www.ahmadsahidin.wordpress.com
[kisunda] Seni Kuda Renggong Dalam Masyarakat Sumedang
Masyarakat jawa barat, terutama kabupaten sumedang, mengenal yang namanya kesenian kuda renggong dalam kehidupan keseharian masyarakatnya. Kuda renggong merupakan salah satu seni pertunjukan rakyat. Kata renggong di dalam kesenian ini merupakan metatesis dari kata ronggeng, yaitu kamonesan (bahasa Sunda untuk keterampilan) cara berjalan kuda yang telah dilatih untuk menari mengikuti irama musik, terutama kendang, yang biasanya dipakai sebagai media tunggangan dalam arak-arakan anak sunat. Berdasarkan literatur sejarah, lahirnya kesenian kuda renggong di Kabupaten Sumedang mulai muncul sekitar tahun 1910. Awalnya, Pangeran Aria Suriaatmaja yang memerintah Kabupaten Sumedang selama 37 tahun (1882-1919) berusaha untuk memajukan bidang peternakan. Pangeran Suriaatmaja sengaja mendatangkan bibit kuda unggul dari Pulau Sumba dan Sumbawa. Selain digunakan sebagai alat transportasi bangsawan, pada masa tersebut kuda juga sering difungsikan sebagai pacuan kuda dan alat hiburan. Mulai tahun 1910 hingga sekarang, kuda renggong secara tradisional sering dipertontonkan pada acara khitan/sunatan. Sebelum seorang anak dikhitan, sang anak diarak mengelilingi kota di atas punggung kuda renggong diikuti oleh anggota keluarga dan kerabat dekat yang ikut menari di depanya dan berkeliling dari satu desa ke desa lainya. Lalu dengan berpakaian wayang tokoh Gatotkaca, dinaikkan ke atas kuda renggong lalu diarak meninggalkan rumahnya berkeliling mengelilingi desa. Musik pengiring dengan penuh semangat mengiringi sambung-menyambung dengan tembang-tembang yang dipilih, antara lain Kaleked, Mojang Geulis, Rayak-rayak, Ole-ole Bandung, Kembang Beureum. Sepanjang jalan, kuda renggong bergerak menari dikelilingi oleh sejumlah orang yang terdiri atas anak-anak dan remaja desa, bahkan orang-orang tua yang mengikuti irama musik. Setelah berkeliling desa, rombongan kuda renggong kembali ke rumah anak sunat, biasanya diiringi dengan lagu Pileuleuyan (perpisahan). Ketika anak sunat selesai diturunkan dari kuda renggong, biasanya dilanjutkan dengan acara saweran (menaburkan uang logam dan beras putih) yang menjadi acara yang ditunggu-tunggu, terutama oleh anak-anak desa. Menurut Euis Suhaenah, dosen tari STSI Bandung, kesenian kuda renggong menjadi kesenian yang sarat akan nilai filosofis. Mengajak kuda merayakan bersama pesta untuk mengantarkan seorang anak ke gerbang kedewasaannya. Doa dipanjatkan melalui lagu anak berpakaian Gatotkaca, seorang ksatria yang gagah berani mati untuk negara dan sangat patuh pada orang tua. Ada satu kuda dikosongkan untuk tunggangan para karuhun (nenek moyang atau sesepuh) yang telah tiada untuk ikut serta mengantar sang anak menuju gerbang kedewasaan dan mengemban tanggung jawab yang lebih besar. Di sisi lain, para seniman mengungkapkan semangat yang disampaikan kesenian kuda renggong merupakan rangkaian upacara inisiasi (pendewasaan) dari seorang anak laki-laki yang disunat. Kekuatan kuda renggong yang tampil akan membekas di sanubari anak sunat, juga pemakaian kostum tokoh wayang Gatotkaca yang dikenal sebagai figur pahlawan. Dalam perkembangannya, kesenian kuda renggong terus mengalami perkembangan, sumedang sebagai salah satu simbol kesenian kuda renggong pun tak juga lepas dari pengaruh tersebut. salah satu yang paling disorot adalah iringan lagu dalam pementasaan, pada substansinya penggunanan lagu iringan tersebut merupakan sekaligus panjatan doa kepada Sang Pencipta, tetapi pada masa kini pementasaan kuda rengggong tak jarang menggunakan lagu-lagu yang jauh dari makna doa itu sendiri. Akan tetapi, kuda renggong sebagai salah satu simbol daerah Sumedang tentunya patut terus dijaga kemurniaannya sebagai salah satu warisan kesenian leluhur yang sarat dengan makna filosofis kepada Sang Pencipta. (Ardinanda, mahasiswa Unpad)*** http://newspaper.pikiran-rakyat.com/prprint.php?mib=beritadetailid=162770 www.ahmadsahidin.wordpress.com
[kisunda] Membunyikan Prasasti Cikapundung
Prasasti sebagai salah satu tinggalan karuhun orang Sunda masa lampau, bisa dijadikan sebagai ciri utama adanya perubahan dalam kehidupan budaya orang Sunda, dari kebudayaan prasejarah kepada kebudayaan sejarah (bandingkan Ekadjati, 2006). Tulisan prasasti terdiri atas rangkaian aksara. Aksara itu sendiri merupakan lambang suara, terutama suara yang dikeluarkan atau yang dipakai dan digunakan oleh manusia. Dengan adanya prasasti, tampak bahwa aksara, menulis, dan membaca sudah menjadi pengetahuan dan kegiatan baru dalam kehidupan sehari-hari orang Sunda pada masa itu di Tatar Sunda. Prasasti merupakan tulisan yang dipahat di atas batu atau lembaran logam. Cara menulisnya dengan teknis ditatah umumnya alatnya terbuat dari besi, sedangkan alat pemukulnya menggunakan batu atau berupa lempengan besi. Hasilnya akan berupa rangkaian aksara yang tampak legok dan menjorok ke dalam di atas batu tersebut berbahasa singkat. Prasasti yang dalam bahasa asing disebut glory, laudation, direction, atau guidance merupakan pujian, sanjungan, keagungan, petunjuk, pedoman atau doa yang menyatakan suatu permohonan (keinginan untuk kedamaian dalam kerajaan; atau inskripsi dalam bahasa yang indah (berirama). Ahli prasasti itu sendiri biasa disebut epigraf, sedangkan ilmunya disebut epigrafi. Ada perbedaan antara epigrafi dengan paleografi. Epigrafi merupakan aksara kuno mendasarkan pada bahan-bahan tertulis (teks), sedangkan paleografi adalah penyelidikan aksara didasarkan kepada bentuk dan perkembangan aksara itu sendiri. Sesuai dengan fungsinya, prasasti berusaha merekonstruksi sejarah sunda kuno. Adapun bahannya ada yang terbuat dari tamra (tembaga), ripta (daun tal), dan upala (batu). Isinya beragam, di antaranya ada yang berupa: surat kepada raja, memperingati peresmian bangunan suci/arca, peringatan kemenangan raja dalam menaklukkan daerah, ketetapan hukum/keputusan pengadilan, tulisan lain, berupa mantra magis dalam upacara. Prasasti ada juga yang berfungsi sebagai legitimasi. Raja-raja yang membuat silsilah biasanya yang tidak berhak atas takhta kerajaan. Prasasti meliputi: baris awal berupa penanggalan. Ada yang disebut pancawarna yakni pasaran, wugu yaitu kedudukan terhadap matahari. Cara penulisannya ada yang dari atas ke bawah, berputar dari sisi pertama sampai keempat, ada juga yang berputar dari bawah pada dua sisi. Pada prasasti ada sambada, yang meliputi perintah raja, biasanya berupa nama raja atau pejabat, pejabat yang menerima perintah, isi perintah raja, alasan, keterangan, nama penulis (citraleka/patralekha), dan persembahan. Berkaitan dengan penemuan batu yang ditengarai sebagai `prasasti` yang berada dekat rumah Pak Oong, aksara yang terpahat pada batu itu tampak jelas, meliputi dua baris tulisan. Baris pertama ditengarai terdiri atas enam aksara, sedangkan baris kedua ditengarai sembilan aksara. Menurut pembaca pertama (Nandang Rusnandar), teks itu berbunyi unggal jagat/ jalma hdap yang diterjemahkan, setiap manusia di bumi ini akan melakukan sesuatu. Andai menyimak dan memperhatikan teks yang tertera pada batu itu secara saksama, pembacaan dan pembunyian serta penerjemahan atas teks tersebut `terlalu dini` sebagaimana dikatakan Undang A. Darsa (filolog Unpad) dalam acara urun rembuk, juga terlalu berani menurut penulis, meskipun itu sah-sah saja. Mengapa terlalu dini dan berani? Karena baik Dr. Hasan Djapar (Dosen Jurusan Arkeologi FIB UI) maupun Dr. Titi Surti Nastiti (Koordinator Peneliti Puslit Arkenas) yang datang ke lokasi didampingi Kepala Balai Arkeologi Bandung, mereka hanya berkomentar tentang jenis tulisan dan cara memahatnya yang `kaku`, tidak luwes, serta seperti asal-asalan, dalam pengertian bahwa tulisan tersebut bukan dibuat oleh citraleka/patraleka yang ahli. Arkeolog sekahot Hasan pun sangat hati-hati untuk berkomentar. Bukan karena mereka tidak bisa `membaca`, tetapi mereka tidak mau berspekulasi dan gegabah sebelum menelitinya lebih jauh. Dari dua baris aksara yang tertuang di atas batu tersebut hanya beberapa aksara yang `terbaca`, serta ada dua aksara yang mirip. Aksara yang kami tengarai sebagai aksara `ha` dalam foto, setelah dibuktikan ke lokasi ternyata bukan, karena aksaranya terpisah. Demikian juga dengan aksara yang ditengarai `ga`, ada perbedaan, karena aksara dalam teks prasasti itu, di bagian `bawahnya` seperti `memakai sepatu`. Aksara yang telah dibaca `ung`, tampaknya seperti `ong` sebagaimana terbaca pada prasasti lainnya. Ada lagi yang sama, seperti aksara `sa` dalam prasasti lain, pada `prasasti Cikapundung` ada tambahan lengkung di akhir tulisannya. Apakah aksara itu harus dibaca `sa` juga? Selebihnya, aksaranya belum `terbaca` dan belum bisa `dibunyikan` secara keseluruhan. Dengan demikian, isi dan makna yang terkandung di dalamnya pun belum terkuak. Pembacaan dan penelusuran teks salah satu prasasti harus dibaca dan ditelusuri dari berbagai aspek, baik melalui intern evidentie maupun ekstern evidentie. Banyak aspek penunjang lainnya yang harus
[kisunda] Seminar Menyingkap Tabir Sejarah Sunda
BANDUNG, (PR).-Masyarakat Sunda, ternyata memiliki sejarah lebih panjang daripada yang diketahui sebelumnya. Bukti-bukti di Kompleks Percandian Batujaya Karawang, tak hanya menjelaskan tentang kehidupan masyarakat Sunda zaman sejarah, tetapi juga zaman prasejarah. Sayang, temuan-temuan arkeologi yang bisa menjadi bukti tersebut belum tersampaikan kepada masyarakat secara luas. Oleh karena itu, Jurusan Sastra Inggris Fakultas Ilmu Seni dan Sastra (FISS) Universitas Pasundan, akan menyelenggarakan seminar dan diskusi buku dengan tema Menyingkap Tabir Sejarah Sunda. Panitia telah memilih buku Kompleks Percandian Batujaya karya Dr. Hasan Djafar untuk didiskusikan di Aula Unpas pada Kamis (11/11). Buku ini dinilai fenomenal, karena mengungkap temuan kompleks percandian di Karawang Jawa Barat. Rektor Unpas, Prof. Didi Turmudzi mengatakan, seminar dan diskusi buku tersebut diselenggarakan dalam rangka memperingati HUT emas (50 tahun) Universitas Pasundan Bandung. Selama ini, orang Sunda dikenal tidak punya candi yang monumental. Ternyata, melalui penelitian arkeologi di Batujaya, candi-candi yang tersebar di kompleks itu sangat monumental. Bukan hanya menunjukkan kebesaran kerajaan Tarumanagara, melainkan juga bisa membalikkan teori sejarah candi di Indonesia, katanya. Sementara itu, Ketua Panitia Senny S. Alwasilah menjelaskan, kegiatan seminar dan diskusi itu merupakan salah satu dari rangkaian acara pada Pesta Sastra Unpas 2010. Selain diskusi buku, kami juga menyelenggarakan tiga kegiatan lain, yakni pembacaan dan apresiasi puisi, pameran kriya dan buku, serta pementasan drama, katanya. Pada acara pembacaan dan apresiasi puisi, panitia menghadirkan Acep Zamzam Noor dan Godi Suwarna. Selain itu juga dipentaskan drama Si Kabayan di Negeri Romeo yang disutradarai oleh Rosyid E. Abby. Tiga belas pemain yang akan tampil dalam drama itu adalah mahasiswa Jurusan Sastra Inggris FISS Unpas, kata Senny. (A-185) *** http://newspaper.pikiran-rakyat.com/prprint.php?mib=beritadetailid=163205 www.ahmadsahidin.wordpress.com
[kisunda] kesimpulan Mang Hasan (Dr.Hasan Djafar) ttng KOMPLEKS PERCANDIAN BATUJAYA-Tarumanagara
Alhamdulillah, pada kamis kemarin (11 nov 2010) saya menghadiri diskusi buku KOMPLEKS PERCANDIAN BATUJAYA karya Dr. Hasan Djafar di Aula Unpas, Jalan Setia Budi Bandung. Nah, berikut ini kesimpulan dari Mang Hasan (Dr. Hasan Djafar) berkaitan dengan penelitiannya yang dibukukan. Perlu diketahui, Mang Hasan melakukan penelitian arkeologi di kawasan situs Batujaya sejak tahun 1985 hingga kini, telah menghasilkan beberapa kesimpulan, di antaranya sebagai berikut: 1. Hingga kini telah teridentifikasikan 30 situs yang tersebar di areal seluas 5 km². Dari 22 situs yang telah diekskavasi diketahui terdapat 16 struktur bangunan candi yang terbuat dari bata. Dari bentuk struktur bangunannya, tiga candi yaitu Candi Segaran I (Candi Jiwa), Candi Segaran V (Candi Blandongan), dan Candi Telagajaya V (Candi Asem) merupakan candi berbentuk stupa, yang mencermin- kan latar agama Buddha. 2. Telah ditemukan sejumlah inskripsi yang dituliskan pada lempengan emas, pada meterai (votive tablet) dan lempengan terakota yang ditulis dengan aksara Palawa dan bahasa Sanskerta, berisi ayat-ayat suci agama Buddha tentang ajaran karma yang bersumber pada kitab Pratītyasamutpāda sūtra, sebuah kitab suci agama Buddha Mahayana awal. Secara paleografi aksara pada prasasti-prasasti Batujaya ini berasal dari masa antara abad ke-7 dan ke-8. Agama Buddha yang tercermin dari isi inskripsi-inskripsi Batujaya tersebut adalah agama Buddha Mahayana. 3. Arca-arca dan hiasan stuko yang yang ditemukan di kompleks percandi Batujaya memperlihatkan ciri-ciri kesenian agam Buddha yang berasal dari pusat agama Buddha di Nālandā, India. Kehadiran kompleks percandian di daerah pantai utara Jawa Barat ini sangatlah penting, bukan saja karena tinggalan budaya berupa candi di Jawa Barat sangat sedikit, melainkan karena hingga kini kompleks percandian Batujaya ini merupakan satu-satunya percandian yang berlatar agama Buddha yang terdapat di wilayah Jawa bagian barat, khususnya di Jawa Barat. 4. Kompleks percandian Batujaya telah menggunakan bata sebagai bahan bangunan. Hal ini telah membantah anggapan yang dipertahankan selama ini, yaitu bahwa bangunan candi yang terbuat dari batu dianggap merupa- kan bangunan candi dari periode yang tua, dan bangunan candi yang ter- buat dari bata dianggap berasal dari masa yang muda, dari periode akhir Hindu-Buddha. Dengan demikian dalam tradisi pembuatan candi, bata sudah sejak awal telah digunakan sebagai bahan bangunan, dan bangunan candi bata tidak selalu harus ditempatkan pada babakan terakhir dari masa Hindu-Buddha. 5. Percandian Batujaya telah membuktikan adanya penggu stuko (stucco) sebagai bahan plesteran (vajra-lepa) untuk melepa seluruh permukaan b angunan candi, dan sebagai bahan untuk pembuatan arca, ornamen pada bangunan candi, dan beton stuko untuk lantai bangunan maupun untuk penutup halaman candi. 6. Bata yang digunakan sebagai bahan bangunan candi dibuat dari tanah tanah liat yang diberi campuran (temper) kulit padi. Dari kulit padi yang terbakar di dalam bata ini diperoleh arang yang dapat ditanggali melalui metoda analisis isotop Carbon-14 yang dikenal sebagai metode pertang- galan absolut C14 (Radio Carbon Dating). 7. Berdasarkan pertanggalan C14 dari arang kulit padi yang terdapat dalam bata candi diperoleh pertanggalan absolut untuk kompleks percndian Batujaya yang berkisar antara tahun 680-750 dan 760-900 Masehi (Wk- 10423). 8. Dari sudut kronologinya, kompleks percandian Batujaya memiliki pertang galan yang cukup tua, yang dapat ditempatkan pada masa perkembangan kerajaan Tārumānagara, kerajaan tertua di Pulau Jawa. 9. Berdasarkan adanya kulit padi yang digunakan sebagai campuran tanah liat dalam teknologi pembuatan bata di daerah Batujaya pada masa itu, dan adanya pembuatan kanal-kanal dari sungai Candrabhaga dan Gomati seperti disebutkan dalam Prasasti Tugu (sekitar tahun 450) yang dikeluar- kan oleh Pūrn)awarman raja Tārumānagara, diperoleh pula petunjuk kuat bahwa masyarakat daerah pantai utara Jawa bagian barat pada masa itu merupakan masyarakat agraris yang menanam padi dengan sistem per- sawahan beririgasi (wet rice cultivation). Anggapan bahwa masyarakat Jawa Barat (Sunda) sebagai masyarakat peladang, perlu ditinjau kembali. 10. Kompleks percandian Batujaya dapat dipastikan merupakan sebuah kompleks percandian agama Buddha Mahāyāna, yang tertua di Jawa. www.ahmadsahidin.wordpress.com
[kisunda] Fw: [ikhwanusshafa] Undangan Pembacaan Doa Arafah di Muthahhari (hari ini)
www.ahmadsahidin.wordpress.com --- On Tue, 11/16/10, aa...@ymail.com aa...@ymail.com wrote: From: aa...@ymail.com aa...@ymail.com Subject: [ikhwanusshafa] Undangan Pembacaan Doa Arafah di Muthahhari (hari ini) To: ikhwanussh...@yahoogroups.com Date: Tuesday, November 16, 2010, 2:05 AM salam Undangan pembacaan Doa Arafah pada HARI INI jam 12.30 wib di SMA Plus Muthahhari, Jalan Kampus II, Kebaktian, Kiaracondong Bandung. Doa ini dibimbing oleh Ustadz Miftah Fauzi Rakhmat. wasallam. =Allahumma Shalli ala Muhammad wa aali MuhammadYahoo! Groups Links
[kisunda] Konspirasi Anti Syiah dan Upaya Adu Domba CIA
Konspirasi Anti Syiah dan Upaya Adu Domba CIA (dari FB Idrus Shahab) Sebuah buku berjudul “A Plan to Divide and Destroy the Theology” telah terbit di AS. Buku ini berisi wawancara detail dengan Dr. Michael Brant, mantan tangan kanan direktur CIA. Dalam wawancara ini diungkapkan hal-hal yang sangat mengejutkan. Dikatakan bahwa CIA telah mengalokasikan dana sebesar 900 juta US dolar untuk melancarkan berbagai aktivitas anti-Syiah. Dr. Michael Brant sendiri telah lama bertugas di bagian tersebut, akan tetapi ia kemudian dipecat dengan tuduhan korupsi dan penyelewengan jabatan. Tampaknya dalam rangka balas dendam, ia membongkar rencana-rencana rahasia CIA ini. Brant berkata bahwa sejak beberapa abad silam dunia Islam berada di bawah kekuasaan negara-negara Barat. Meskipun kemudian sebagian besar negara-negara Islam ini sudah merdeka, akan tetapi negara-negara Barat tetap menguasai kebebasan, politik, pendidikan, dan budaya mereka, terutama sistem politik dan ekonomi mereka. Oleh sebab itu, meski telah merdeka dari penjajahan fisik, mereka masih banyak terikat kepada Barat. Pada 1979, kemenangan Revolusi Islam telah menggagalkan politik-politik kami. Pada mulanya Revolusi Islam ini dianggap hanya sebagai reaksi wajar dari politik-politik Syah Iran. Dan setelah Syah tersingkir, kami (AS) akan menempatkan lagi orang-orang kami di dalam pemerintahan Iran yang baru, sehingga kami akan dapat melanjutkan politik-politik kami di Iran. Setelah kegagalan besar AS dalam dua tahun pertama (dikuasainya Kedubes AS di Teheran dan hancurnya pesawat-pesawat tempur AS di Tabas) dan setelah semakin meningkatnya kebangkitan Islam dan kebencian terhadap Barat, juga setelah munculnya pengaruh-pengaruh Revolusi Islam Iran di kalangan Syiah di berbagai negara–terutama Libanon, Irak, Kuwait, Bahrain, dan Pakistan–akhirnya para pejabat tinggi CIA menggelar pertemuan besar yang disertai pula oleh wakil-wakil dari Badan Intelijen Inggris. Inggris dikenal telah memiliki pengalaman luas dalam berurusan dengan negara-negara ini. Dalam pertemuan tersebut, kami sampai pada beberapa kesimpulan, di antaranya bahwa Revolusi Islam Iran bukan sekadar reaksi alami dari politik Syah Iran. Tetapi, terdapat berbagai faktor dan hakikat lain, di mana faktor terkuatnya adalah adanya kepemimpinan politik Marjaiyah (kepemimpinan agama) dan syahidnya Husein, cucu Rasulullah, 1400 tahun lalu, yang hingga kini masih tetap diperingati oleh kaum Syiah melalui upacara-upacara kesedihan secara luas. Sesungguhnya dua faktor ini yang membuat Syiah lebih aktif dibanding Muslimin lainnya. Dalam pertemuan CIA itu, telah diputuskan bahwa sebuah lembaga independen akan didirikan untuk mempelajari Islam Syiah secara khusus dan menyusun strategi dalam menghadapi Syiah. Bujet awal sebesar 40 juta US dolar juga telah disediakan. UNTUK PENYEMPURNAAN PROYEK INI, ADA TIGA TAHAP PROGRAM: 1. Pengumpulan informasi tentang Syiah, markas-markas dan jumlah lengkap pengikutnya. 2. Program-program jangka pendek: propaganda anti-Syiah, mencetuskan permusuhan dan bentrokan besar antara Syiah dan Sunni dalam rangka membenturkan Syiah... dengan Sunni yang merupakan mayoritas Muslim, lalu menarik mereka (kaum Syiah) kepada AS. 3. Program-program jangka panjang: demi merealisasikan tahap pertama, CIA telah mengutus para peneliti ke seluruh dunia, di mana enam orang dari mereka telah diutus ke Pakistan, untuk mengadakan penelitian tentang upacara kesedihan bulan Muharram. PARA PENELITI CIA INI HARUS MENDAPATKAN JAWABAN BAGI SOAL-SOAL BERIKUT: a. Di kawasan dunia manakah kaum Syiah tinggal dan berapa jumlah mereka? b. Bagaimanakah status sosial-ekonomi kaum Syiah dan apa perbedaan-perbedaan di antara mereka? c. Bagaimanakah cara untuk menciptakan pertentangan internal di kalangan Syiah? d. Bagaimanakah cara memperbesar perpecahan antara Syiah dan Sunni? e. Mengapa mereka kuatir terhadap Syiah? Dr. Michael Brant berkata bahwa setelah melalui berbagai polling tahap pertama dan setelah terkumpulnya informasi tentang pengikut Syiah di berbagai negara, didapat poin-poin yang disepakati, sebagai berikut: Para Marja’ Syiah adalah sumber utama kekuatan mazhab ini, yang pada setiap zaman selalu melindungi mazhab Syiah dan menjaga sendi-sendinya. Dalam sejarah panjang Syiah, kaum ulama (para Marja) tidak pernah menyatakan baiat (kesetiaan) kepada penguasa yang tidak Islami. Akibat fatwa Ayatullah Syirazi, Marja Syiah saat itu, Inggris tidak mampu bertahan di Iran. Di Irak yang merupakan pusat terbesar ilmu-ilmu Syiah, Saddam dengan segala kekuatan dan segenap usaha tidak mampu membasmi Syiah. Pada akhirnya, ia terpaksa mengakhiri usahanya itu. Ketika semua pusat ilmu lain di dunia selalu mengambil langkah beriringan dengan para penguasa, Hauzah Ilmiyah Qom justru menggulung singgasana kerajaan tirani Syah. Di Libanon, Ayatullah Musa Shadr memaksa pasukan militer Inggris, Perancis, dan Israel melarikan diri.
[kisunda] Konspirasi Anti Syiah dan Upaya Adu Domba CIA
Konspirasi Anti Syiah dan Upaya Adu Domba CIA (dari FB Idrus Shahab) Sebuah buku berjudul “A Plan to Divide and Destroy the Theology” telah terbit di AS. Buku ini berisi wawancara detail dengan Dr. Michael Brant, mantan tangan kanan direktur CIA. Dalam wawancara ini diungkapkan hal-hal yang sangat mengejutkan. Dikatakan bahwa CIA telah mengalokasikan dana sebesar 900 juta US dolar untuk melancarkan berbagai aktivitas anti-Syiah. Dr. Michael Brant sendiri telah lama bertugas di bagian tersebut, akan tetapi ia kemudian dipecat dengan tuduhan korupsi dan penyelewengan jabatan. Tampaknya dalam rangka balas dendam, ia membongkar rencana-rencana rahasia CIA ini. Brant berkata bahwa sejak beberapa abad silam dunia Islam berada di bawah kekuasaan negara-negara Barat. Meskipun kemudian sebagian besar negara-negara Islam ini sudah merdeka, akan tetapi negara-negara Barat tetap menguasai kebebasan, politik, pendidikan, dan budaya mereka, terutama sistem politik dan ekonomi mereka. Oleh sebab itu, meski telah merdeka dari penjajahan fisik, mereka masih banyak terikat kepada Barat. Pada 1979, kemenangan Revolusi Islam telah menggagalkan politik-politik kami. Pada mulanya Revolusi Islam ini dianggap hanya sebagai reaksi wajar dari politik-politik Syah Iran. Dan setelah Syah tersingkir, kami (AS) akan menempatkan lagi orang-orang kami di dalam pemerintahan Iran yang baru, sehingga kami akan dapat melanjutkan politik-politik kami di Iran. Setelah kegagalan besar AS dalam dua tahun pertama (dikuasainya Kedubes AS di Teheran dan hancurnya pesawat-pesawat tempur AS di Tabas) dan setelah semakin meningkatnya kebangkitan Islam dan kebencian terhadap Barat, juga setelah munculnya pengaruh-pengaruh Revolusi Islam Iran di kalangan Syiah di berbagai negara–terutama Libanon, Irak, Kuwait, Bahrain, dan Pakistan–akhirnya para pejabat tinggi CIA menggelar pertemuan besar yang disertai pula oleh wakil-wakil dari Badan Intelijen Inggris. Inggris dikenal telah memiliki pengalaman luas dalam berurusan dengan negara-negara ini. Dalam pertemuan tersebut, kami sampai pada beberapa kesimpulan, di antaranya bahwa Revolusi Islam Iran bukan sekadar reaksi alami dari politik Syah Iran. Tetapi, terdapat berbagai faktor dan hakikat lain, di mana faktor terkuatnya adalah adanya kepemimpinan politik Marjaiyah (kepemimpinan agama) dan syahidnya Husein, cucu Rasulullah, 1400 tahun lalu, yang hingga kini masih tetap diperingati oleh kaum Syiah melalui upacara-upacara kesedihan secara luas. Sesungguhnya dua faktor ini yang membuat Syiah lebih aktif dibanding Muslimin lainnya. Dalam pertemuan CIA itu, telah diputuskan bahwa sebuah lembaga independen akan didirikan untuk mempelajari Islam Syiah secara khusus dan menyusun strategi dalam menghadapi Syiah. Bujet awal sebesar 40 juta US dolar juga telah disediakan. UNTUK PENYEMPURNAAN PROYEK INI, ADA TIGA TAHAP PROGRAM: 1. Pengumpulan informasi tentang Syiah, markas-markas dan jumlah lengkap pengikutnya. 2. Program-program jangka pendek: propaganda anti-Syiah, mencetuskan permusuhan dan bentrokan besar antara Syiah dan Sunni dalam rangka membenturkan Syiah... dengan Sunni yang merupakan mayoritas Muslim, lalu menarik mereka (kaum Syiah) kepada AS. 3. Program-program jangka panjang: demi merealisasikan tahap pertama, CIA telah mengutus para peneliti ke seluruh dunia, di mana enam orang dari mereka telah diutus ke Pakistan, untuk mengadakan penelitian tentang upacara kesedihan bulan Muharram. PARA PENELITI CIA INI HARUS MENDAPATKAN JAWABAN BAGI SOAL-SOAL BERIKUT: a. Di kawasan dunia manakah kaum Syiah tinggal dan berapa jumlah mereka? b. Bagaimanakah status sosial-ekonomi kaum Syiah dan apa perbedaan-perbedaan di antara mereka? c. Bagaimanakah cara untuk menciptakan pertentangan internal di kalangan Syiah? d. Bagaimanakah cara memperbesar perpecahan antara Syiah dan Sunni? e. Mengapa mereka kuatir terhadap Syiah? Dr. Michael Brant berkata bahwa setelah melalui berbagai polling tahap pertama dan setelah terkumpulnya informasi tentang pengikut Syiah di berbagai negara, didapat poin-poin yang disepakati, sebagai berikut: Para Marja’ Syiah adalah sumber utama kekuatan mazhab ini, yang pada setiap zaman selalu melindungi mazhab Syiah dan menjaga sendi-sendinya. Dalam sejarah panjang Syiah, kaum ulama (para Marja) tidak pernah menyatakan baiat (kesetiaan) kepada penguasa yang tidak Islami. Akibat fatwa Ayatullah Syirazi, Marja Syiah saat itu, Inggris tidak mampu bertahan di Iran. Di Irak yang merupakan pusat terbesar ilmu-ilmu Syiah, Saddam dengan segala kekuatan dan segenap usaha tidak mampu membasmi Syiah. Pada akhirnya, ia terpaksa mengakhiri usahanya itu. Ketika semua pusat ilmu lain di dunia selalu mengambil langkah beriringan dengan para penguasa, Hauzah Ilmiyah Qom justru menggulung singgasana kerajaan tirani Syah. Di Libanon, Ayatullah Musa Shadr memaksa pasukan militer Inggris, Perancis, dan Israel melarikan diri.
[kisunda] Hentikan kirim Pembantu
Hentikan kirim Pembantu JAKARTA, (PR).- Pemerintah didesak segera menghentikan pengiriman tenaga kerja Indonesia yang menjadi pembantu rumah tangga (PRT) ke luar negeri. Sebagai solusinya, pemerintah diharapkan menciptakan lapangan kerja di perdesaan dengan cara mengembalikan sistem ekonomi kerakyatan. Permintaan tersebut disampaikan Ketua Presidium Federasi Serikat Pekerja Badan Usaha Milik Negara-Bersatu, Arief Poyuono kepada PR, di Jakarta, Kamis (18/11). Hal itu disampaikannya berkaitan dengan kasus TKI asal Dompu, Nusa Tenggara Barat, Sumiati, yang dianiaya majikannya. Sumiati yang bekerja di Arab Saudi itu disiksa majikannya, hingga harus dirawat di rumah sakit akibat luka-luka yang dideritanya. Arief yang juga salah satu Ketua DPP Partai Gerindra bidang ketenagakerjaan dan TKI mengatakan, pemerintah seharusnya mengelola BUMN dengan baik, agar bisa menjadi salah satu mesin penggerak perekonomian di perdesaan. Dengan demikian, diharapkan tercipta lapangan kerja di perdesaan, dan penduduknya, terutama kaum wanita tidak mengadu nasib menjadi TKI yang sering mendapatkan perlakukan tidak baik. Menurut Arief, penyiksaan terhadap Sumiati itu merupakan kabar yang sangat menyesakkan, apalagi hal itu terjadi dan terungkap menjelang Iduladha. Kasus ini merupakan peristiwa memilukan yang sudah sering menimpa kaum Hawa yang menjadi TKI di sejumlah negara, seperti di kawasan Timur Tengah, Malaysia, dan Singapura. Menurut Arief, pemerintah Arab Saudi sudah menunda pengeluaran visa terhadap 50.000 calon TKI yang akan dijadikan pembantu rumah tangga di negara tersebut. Penundaan itu terjadi akibat desakan National Committee for Recruitment (Asosiasi Agen Perekrutan Tenaga Kerja) Saudi Arabia. Meski ditunda seperti itu, tetapi ironisnya pemerintah Indonesia masih saja memaksakan tetap mengirim TKI ke Saudi dengan alasan ingin mencapai target penerimaan devisa dari kantong para pekerja migran di luar negeri. Tentu, ini merupakan target pemerintah yang salah dalam mengejar devisa, katanya. (A-75/A-109)*** www.ahmadsahidin.wordpress.com Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/kisunda/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/kisunda/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: kisunda-dig...@yahoogroups.com kisunda-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: kisunda-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[kisunda] membahas hadis puasa 10 Muharram
salam ini salah satu tulisan lama saya yg pernah dimuat dalam blog... mudah2an bermanfaat:) SALAH seorang sahabat Nabi Muhammad saw, Abdullah Ibn Abbas menceritakan bahwa ketika Nabi Muhammad saw datang ke Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi melakukan puasa di hari Asyura. Rasulullah saw bertanya, “Hari apa ini?” Orang-orang Yahudi menjawab, “Ini adalah hari baik, pada hari ini Allah selamatkan Bani Israil dari musuhnya, maka Musa ‘alaihissalam berpuasa pada hari ini.” Setelah mendengar penjelasan itu Nabi Muhammad saw berkata, “Saya lebih berhak mengikuti Musa daripada kalian (kaum Yahudi).” Maka saat itu beliau berpuasa pada hari Asyura itu dan memerintahkan umatnya untuk melakukannya. (Shahih Bukhari No.1900) Hadis mengenai puasa Asyura ini diterima juga oleh Aisyah binti Abu Bakar, yang menyampaikan, “Dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam memerintahkan untuk puasa di hari Asyura. Dan ketika puasa Ramadhan diwajibkan, (bersabda) barangsiapa yang ingin (berpuasa di hari ‘Asyura) ia boleh berpuasa dan barangsiapa yang ingin (tidak berpuasa) ia boleh berbuka.” (HR.Bukhari No.1897) Menurut Ustadz Abdullah Beik, ketua Departemen Pendidikan Islamic Center Jakarta, puasa sunnah yang dianjurkan Nabi Muhammad saw biasanya berkaitan dengan hari-hari bahagia atau berkaitan dengan ritual Islam seperti Senin yang merupakan hari kelahiran Nabi, puasa tanggal 9 Dzulhijjah berkaitan dengan wukuf arafah, puasa ayyamul bidh tanggal 13,14,15 bulan komariah, dan lainnya. Asyura bukanlah hari bahagia, tapi hari kesedihan atas wafatnya cucu Rasulullah saw yang dibantai pasukan musuh Islam. Karena itu, dalam mazhab Ahlulbait dilarang berpuasa pada hari Asyura, yang ada hanya dianjurkan untuk imsak (baca: tidak makan dan tidak minum) sampai waktu zuhur dalam rangka meresapi dan merasakan kehausan yang dialami oleh Imam Husain bin Ali bin Abu Thalib, keluarga dan sahabatnya saat menjalani perang melawan pasukan Yazid bin Muawiyah di Karbala. Memang sering disebutkan alasan-alasan dianjurkannya berpuasa pada 10 Muharram. Namun banyak ulama, Ahlulbait khususnya, yang menyatakan bahwa hadis-hadis tentang keutamaan puasa Asyura tersebut tidak benar karena para perawinya tidak terpercaya (tsiqah) dan terkesan dibuat-buat. “Contohnya tentang bumi yang diciptakan pada 10 Muharram. Ini betul-betul sangat aneh, bukankah tanggalan dan hari itu menunjukkan akan perputaran bumi di sekeliling matahari atau bulan? Jika bumi, bulan dan mataharinya belum diciptakan bagaimana muncul tanggal 10 Muharram itu? Itu yang pertama. Yang kedua, andaikan semua yang disebutkan di dalam hadis itu benar adanya, namun pasca kesyahidan Imam Husain tentu hukumnya harus berubah, karena malapetaka yang menimpa keluarga Rasulullah tidak ada bandingannya. Sehingga kesedihan yang seharusnya dirasakan seluruh umat Rasulullah yang diharuskan mencintai Rasulullah dan keluarganya akan menutup semua kejadian menggembirakan dan menyenangkan di atas,” tegasnya. Di Indonesia, memperingati Asyura dengan menjalankan puasa seringkali dianggap sunnah Nabi saw. Mungkin karena tidak memahami ilmu-ilmu hadis, sehingga sumber yang tak jelas pun dianggap benar. Padahal, bila ditelusuri secara akal sehat, isi hadis keutamaan 10 Muharram itu tidak rasional dan tampak dibuat-buat. Ada tiga alasan mengapa hadis tentang puasa Asyura yang dimuat di awal tulisan harus diragukan kebenarannya. Pertama, Rasulullah saw datang pertama kali ke Madinah bulan Rabiul Awal, bukan bulan Muaharram. Jadi, tak masuk akal bila orang berpuasa Asyura pada bulan Rabiul Awwal. Kedua, mungkin orang berkata yang dimaksudkan datangya Nabi Muhammad saw ke Madinah itu sudah lama, tetapi baru tahu tahun terakhir (masa hidup Rasulullah) saat mengetahui kebiasaan kaum Yahudi. Itu pun tak mungkin baru mengetahui kalau sudah menetap di Madinah cukup lama. Bukankah hadis tentang puasa Asyura ini hadirnya beberapa hari menjelang wafat Rasulullah saw. Ketiga, tidak mungkin Rasulullah saw mengikuti kebiasaan Yahudi. Bukankah sudah ada aturan ibadah yang penentuannya jelas dari Allah. Karena itu, tak mungkin Rasulullah saw mengikuti syariat terdahulu yang tidak jelas perintahnya. Lalu, mengapa ada hadis-hadis tersebut? Mengapa hari Asyura dianjurkan puasa? Adakah sisi politis dari perawi saat proses tadwin (pengumpulan) hadis? Dalam sejarah Islam pasca-Rasulullah saw dan khulafarrasyidun, 10 Muharram merupakan hari bersejarah karena terjadi sebuah peristiwa yang memilukan. Cucu Nabi Muhammad saw, Imam Husain bin Ali bin Abu Thalib dipenggal kepalanya—termasuk keluarga dan pengikutnya pun dihabisi—secara keji di Karbala oleh pasukan Yazid Ibn Muawiyah. Peristiwa tersebut kemudian diperingati setiap 10 Muharram oleh kaum Muslim Syiah di seluruh dunia. Mungkin dari peristiwa Karbala ini, penguasa Bani Umayyah menciptakan hadis-hadis palsu untuk menutupi keburukan dan kekejaman yang dilakukan terhadap keturunan Rasulullah saw dan para
[kisunda] undangan-majelis asyura nasional 1432 di Pusdai jabar (bandung)
ASYURA NASIONAL 1432 H. di Pusat Dakwah Islam (PUSDAI) JABAR jalan diponegoro no.63 Bandung dihadiri Wagub Jabar Dede Yusuf, Ustadz Jalaluddin Rakhmat, Kedubes Iran, dan tim asyura Muthahhari dan Ijabi. KAMIS, 16 Desember 2010 jam 19.00-selesai. www.ahmadsahidin.wordpress.com Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/kisunda/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/kisunda/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: kisunda-dig...@yahoogroups.com kisunda-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: kisunda-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[kisunda] Peringatan Hari Asyura (10 Muharam)-Para Jemaah Meneteskan Air Mata
liputan kamari wengi ti Galamedia Peringatan Hari Asyura, 10 Muharam; Para Jemaah Meneteskan Air Mata RIBUAN jemaah yang berpakaian serbahitam terus mengumandangkan selawat. Mereka dengan khusyuk mendengarkan kisah tentang Imam Husein bin Ali bin Abi Thalib, cucu Nabi Muhammad SAW. Cerita dituturkan dengan khidmat, diselingi irama musik dan lagu orkestra. Sebuah fragmen religi yang menyentuh. Banyak jemaah yang meneteskan air mata saat Ketua Dewan Syuro Ijabi, Jalaluddin Rakhmat mengisahkan terbunuhnya Imam Husein oleh tentara Yazid bin Muawiyah di Karbala. Kegiatan tersebut merupakan peringatan Hari Asyura (10 Muharam) yang digelar Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (Ijabi) Jabar, di Pusdai Jabar, Jln. Pusdai Bandung, Kamis (16/12) malam. Hadir dalam kesempatan tersebut Mr. Rabbani, atase kebudayaan Irak. Kegiatan diisi dengan kisah-kisah seputar kesyahidan Imam Husein. Menurut Ketua Ijabi PW Jabar, Ma'mun, tragedi itu terjadi pada 10 Muharam 61 H. Bertepatan dengan dengan 10 Oktober 680 Masehi. Waktu itu kekuasaan Islam berada di tangan zalim di bawah kepemimpinan Yazid bin Muawiyah. Imam Husein dan keluarga Nabi Muhammad tidak bisa membiarkan kepemimpinan Islam jatuh kepada tiran. Mereka lalu berangkat dari Madinah menuju Mekah, ungkap Ma'mun. Setelah menggelar khutbah kepada jemaah haji di Mekah untuk sebuah revolusi memperbaiki agama kakeknya, Imam Husein dan keluarganya berangkat menuju Karbala. Di Karbala, mereka yang berjumlah 70 orang dicegat pasukan Yazid bin Muawiyah yang berjumlah ribuan. Setelah bertahan beberapa hari, tepat 10 Muharam akhirnya keluarga Nabi Muhammad SAW dibantai dengan kejam. Yang tersisa hanya kaum perempuan dan salah satu putra Imam Husein yang masih kecil dan sakit. Sementara kepala Imam Husein dipenggal dan diarak dari Karbala hingga ke Damaskus di Suriah. Acara tersebut diselingi dengan aksi teatrikal sufistik. Tidak hanya kisah Imam Husein, dalam peringatan Hari Asyura pun para jemaah diajak untuk mengevaluasi dan introspeksi diri atas kondisi bangsa, atas musibah dan bencana yang terjadi. Kegiatan Hari Asyura diakhiri dengan tausiah dari keluarga keturunan Imam Husein dari Irak. (eli siti wasliah/GM)** http://www.klik-galamedia.com/indexnews.php?wartakode=20101217031640idkolom=beritautama Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/kisunda/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/kisunda/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: kisunda-dig...@yahoogroups.com kisunda-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: kisunda-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [kisunda] Re: Islam - Fatwa Nyalatkeun Mayit?
lahiriah urangbisa nilai, tapi nu batiniah meureun hese... www.ahmadsahidin.wordpress.com --- Pada Sen, 9/8/10, Mohammad zen zenhus...@yahoo.com menulis: Dari: Mohammad zen zenhus...@yahoo.com Judul: Re: [kisunda] Re: Islam - Fatwa Nyalatkeun Mayit? Kepada: kisunda@yahoogroups.com Tanggal: Senin, 9 Agustus, 2010, 8:45 AM saya jadi teu ngarti ka ieu Fatwa ari tukang koruptor pan lamun islam diakuna islam oge walau sacara dhahir , tah dina aturan Islam boh dina mazhab suni jeung syiah sacara dhahirna Islam wajib kifayah nyolatkeun nu muslim nu sok maksiat atawa nu henteuna... tah ari kitu mah ieu fatwa jiga geus ngahukuman kafir kanu nu sok maksiat lain??? tah ieu meureun penerapan nu kudu taliti dina fatwa... hukuman tukang maksiat jeung tukang koruptor mah kuduna dina HUDUD (hukum pemerintahan) lain dina perkara ulah nyolatkeun atawa lainna. kecuali lamun sacara dhahir manehna lain muslim anu lain laailaahaillallah muhammadarrasuulull ah... tah lamun kieu mah teu aya kawajiban nyolatkeunana. .. From: Abbas abas_amin08@ yahoo.com To: kisu...@yahoogroups .com Sent: Sun, August 8, 2010 6:45:50 PM Subject: [kisunda] Re: Islam - Fatwa Nyalatkeun Mayit? Upamina wae, ustadz, ustuzah. Kyayi di hiji pasantren. Nu sok mingpin do'a ari tahlilan .. tah eta nu disebat tokoh masyarakat teh. Tapi ieu mah mung penyeluk ( himbauan ) wungkul. Ari palaksanana mah, duka teh teuing atuh. --- In kisu...@yahoogroups .com, tohaan.kayuwangi@ ... wrote: Nu kumaha tokoh agama jeung tokoh masyarakat nu dimaksud?? Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Abbas abas_amin08@ ... Sender: kisu...@yahoogroups .com Date: Sun, 08 Aug 2010 22:06:11 To: kisu...@yahoogroups .com Reply-To: kisu...@yahoogroups .com Subject: [kisunda] Re: Islam - Fatwa Nyalatkeun Mayit? Fatwa seperti ini, sebenarnya lebih bagus ketimbang fatwa2 MUI. Ini langsung TERASA bagi para Koruptor. Jadi buat saya fatwa seperti ii, termasuk positif. Pasti ada pro @ kontra. Itu sih biasa. --- In kisu...@yahoogroups .com, mh khs579@ wrote: Tokoh Agama tak Boleh Salatkan Jenazah Koruptor SOREANG, (PR).- Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP Persis) mengeluarkan fatwa agar para tokoh agama dan tokoh masyarakat tidak menyalatkan jenazah pelaku dosa besar. Di antaranya koruptor, orang yang bunuh diri, meninggal akibat minuman keras, ber-zina, dan pemimpin yang menzalimi rakyatnya. Hal itu dikemukakan Ketua Umum PP Persis Prof. Dr. K.H. M. Abdurrahman, ketika membahas masalah-masalah aktual di Hotel Antik Soreang, Minggu (8/8). Acara tersebut dihadiri para pengurus Dewan Hisbah PP Persis. Masalah lain yang dibahas pada acara itu antara lain hukum salat malam lebih dari sebelas rakaat, terlambat salat Id dan salat gerhana, serta tawaf saat masih berhadas. Menurut Abdurrahman, ajaran Islam mengenal adanya dosa-dosa besar minimal sebanyak tujuh puluh jenis. Dosa-dosa besar itu antara lain syirik, membunuh, sihir, meninggalkan salat, tidak membayar zakat, tidak puasa tanpa sebab syara, tidak berhaji meski mampu, dan durhaka kepada orang tua. Dosa besar juga bagi perilaku korupsi, zina, homoseks, memakan harta anak yatim piatu, pemimpin yang menzalimi rakyatnya, ataupun meminum minuman keras, katanya. Abdurrahman mengatakan, fenomena bunuh diri ataupun membunuh orang lain, zina, dan korupsi semakin marak. Ketika kehidupan semakin sulit, dengan mudahnya seseorang mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri. Padahal, bunuh diri termasuk dosa besar, ujarnya. Bahkan, zina dianggap hal yang bukan tabu lagi malah disiarkan di berbagai media massa, seperti yang dilakukan artis terkenal. Demikian pula dengan suap, mengurangi timbangan, sumpah palsu, dan memakan barang haram, sudah tidak begitu dipedulikan kaum Muslimin, katanya. Terhadap umat Islam yang melakukan dosa-dosa besar selama hidupnya, kata Ustaz Abdurrahman, tokoh agama seperti ulama dan ustaz tak perlu menyalatkannya ketika meninggal dunia. Tokoh masyarakat ataupun orang yang memiliki kedudukan khusus juga tidak perlu ikut menyalatkan. Biarlah masyarakat biasa yang menyalatkan jenazah pelaku dosa besar tersebut, ucapnya. Tindakan tidak ikut menyalatkan, menurut Abdurrahman, merupakan sanksi moral dan sanksi sosial kepada pelaku dosa besar. Kalau Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PW NU) Jawa Timur memfatwakan haram hukumnya menyalatkan koruptor, PP Persis membolehkan masyarakat menyalatkan jenazah koruptor. Hanya, para tokoh agama dan tokoh masyarakat yang tidak boleh ikut menyalatkan pelaku dosa besar, termasuk koruptor, ucapnya. (A-71)*** web: http://newspaper. pikiran-rakyat. com/prprint. php?mib=beritade tailid=151933
RE: [kisunda] [Urang Sunda] kondang keur coklat == Re: warna-warna
dupi ka tatangkalan atanapi dangdaunan kumaha? www.ahmadsahidin.wordpress.com --- Pada Sen, 9/8/10, Ii Sumirat sumi...@bdg.bumiputera.co.id menulis: Dari: Ii Sumirat sumi...@bdg.bumiputera.co.id Judul: RE: [kisunda] [Urang Sunda] kondang keur coklat == Re: warna-warna Kepada: kisunda@yahoogroups.com Tanggal: Senin, 9 Agustus, 2010, 7:42 AM Warna kondang mah dilarapkeunana naha sok ka domba, Atawa aya larapan nu laina ? From: kisu...@yahoogroups .com [mailto:kisunda@ yahoogroups. com] On Behalf Of mh Sent: Monday, August 09, 2010 11:12 AM To: kisu...@yahoogroups .com Subject: Re: [kisunda] [Urang Sunda] kondang keur coklat == Re: warna-warna hehehe, jaman tai kotok dilebuan ayeuna mah jaman tai kotok dikarungan, nya bah aa. mahal keur pupuk sayur organik 2010/8/9 Abbas abas_amin08@ yahoo.com Warna KOPI mah atauh tos ti Jaman tai kotok dilebuan ge tso aya, mh. moal enya teu uniga ? hhehehehe --- In kisu...@yahoogroups .com, mh khs...@... wrote: tah ayeuna aya dua kandidat, antara kopi jeung kondang. cing urang pada noong, numana nu leuwih luyu keur narjamahkeun coklat atawa brown tea. jigana perlu aya ijiran nu perlu digunakeun. aya sababaraha alternatif keur ijiranana. ke ah diteruskeun. pakepuk heula. 2010/8/9 Abbas abas_amin08@ ... Aya, KOPI tea. --- In urangsu...@yahoogro ups.com, mh khs579@ wrote: beda kontekna bah abbas: sunda diganti ku sinda, euweuh gawe ngaranna, nu geus aya mah keur naon diaya-ayakeun, kari pake we. ari coklat jadi kondang mah, pedah can manggih padanan keur coklat dina basa sunda. nu matak dasarna perlu logika, ngarah diskusina rada ngeunah geura. hahahaha 2010/8/8 Abbas abas_amin08@ Sok atuh pilarian deui kecap2 nu araheng/ araneh/nyeleneh kanggo ngeuyeuban Basa Sunda. Urang SINDA teh biasana mah rikrik gemi. Saha sok nu rek bisa ngungkulan Urang SINDA ? Urang SINDA tea. atuh ? Urang Sinda bisa teu nya di biasakeun ngomongna ti na SUNDA jadi SINDA. dan meureun ari geus dibiasakeun mah lila2 jadi LOGOR tea. Hahahahahha. ayeuna peret soteh. Engke mah nyarita SINDA teh biasaaa w. Tah sok kang Oman naon deui tah kosa kata anyar? Sok sosialisasikeun sugan we atuh rata2 jadi nyebut SINDA ti batan Sunda. --- In urangsu...@yahoogro ups.com, mh khs579@ wrote: urang toong tina sisi sejen, naon untunngna mun urang make kondang keur coklat: 1. kosakecap entri kamus basa sunda bakal nambahan, mun ayeuna aya n kosakecap, sanggeus aya kondang, bakal jadi n+1. najan nambahan ngan ukur 1, ieu nandakeun yen basa sunda hirup ngagedean lain metotan. 2. mun kondang jadi entri anyar keur kelir, urang sunda bakal tereh leupas tina panyakit buta warna. mun bebas buta warna hartina basa sunda kaci dipake keur ngabahas urusan farmasi, kedokteran jeung sajabana. hahaha. 2010/8/8 Abbas abas_amin08@ Kuring kamari asup ka toko pakean; kuring meuli hiji, nu wearna kondang. Hehehehe. Eta budak nu make warna kondang, anak pak ASsep. Hehehehe Asa teu srek pisan ka na mamaras tah --- In kisu...@yahoogroups .com kisunda%40yahoogroups. com, mh khs579@ wrote: hehehe. pan eta, keur analogi mun aya kecap nu can umum dipake, upama sering mah dipakena, lila-lila ge bakal karasa umum, teu beda jeung nu pered bakat ku haben mah dipake nya jadi logor. 2010/8/8 Abbas abas_amin08@ Hahahaha, naon make peret jeung logor sagala ...? ?? Hahahahaha.. . . kakuping ku ibu2 mah matak guyur salelembur ear sajajgat. Hahahaha --- In kisu...@yahoogroups .com kisunda%40yahoogroups. com kisunda% 40yahoogroups. com, mh khs579@ wrote: sagala rupa ge nu anyar mah sok karasa teu umum. lila-lila, mun geus biasa nu pered jadi logor, nu heureut jadi manjangan. sapatu anyar karasa pered, geus dipake sabulan mah ngeunah we. jadi lebah dieu mah gumantung karep, erek atawa moal, hayang atawa henteu. perlu atawa henteu. nya patokanana nu paling gampang logis atawa henteu mun coklat disundakeun kondang. 2010/8/8 Abbas abas_amin08@ Bisa wae, NGAN ...Teu UMUM --- In urangsu...@yahoogro ups.com urangsunda% 40yahoogroups. comurangsunda% 40yahoogroups. com, mh khs579@ wrote: 2010/8/7 Abbas abas_amin08@
[kisunda] fatwa ti PP PERSIS perkawis mayit koruptor
Tokoh Agama tak Boleh Salatkan Jenazah Koruptor SOREANG, (PR).- Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP Persis) mengeluarkan fatwa agar para tokoh agama dan tokoh masyarakat tidak menyalatkan jenazah pelaku dosa besar. Di antaranya koruptor, orang yang bunuh diri, meninggal akibat minuman keras, ber-zina, dan pemimpin yang menzalimi rakyatnya. Hal itu dikemukakan Ketua Umum PP Persis Prof. Dr. K.H. M. Abdurrahman, ketika membahas masalah-masalah aktual di Hotel Antik Soreang, Minggu (8/8). Acara tersebut dihadiri para pengurus Dewan Hisbah PP Persis. Masalah lain yang dibahas pada acara itu antara lain hukum salat malam lebih dari sebelas rakaat, terlambat salat Id dan salat gerhana, serta tawaf saat masih berhadas. Menurut Abdurrahman, ajaran Islam mengenal adanya dosa-dosa besar minimal sebanyak tujuh puluh jenis. Dosa-dosa besar itu antara lain syirik, membunuh, sihir, meninggalkan salat, tidak membayar zakat, tidak puasa tanpa sebab syara, tidak berhaji meski mampu, dan durhaka kepada orang tua. Dosa besar juga bagi perilaku korupsi, zina, homoseks, memakan harta anak yatim piatu, pemimpin yang menzalimi rakyatnya, ataupun meminum minuman keras, katanya. Abdurrahman mengatakan, fenomena bunuh diri ataupun membunuh orang lain, zina, dan korupsi semakin marak. Ketika kehidupan semakin sulit, dengan mudahnya seseorang mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri. Padahal, bunuh diri termasuk dosa besar, ujarnya. Bahkan, zina dianggap hal yang bukan tabu lagi malah disiarkan di berbagai media massa, seperti yang dilakukan artis terkenal. Demikian pula dengan suap, mengurangi timbangan, sumpah palsu, dan memakan barang haram, sudah tidak begitu dipedulikan kaum Muslimin, katanya. Terhadap umat Islam yang melakukan dosa-dosa besar selama hidupnya, kata Ustaz Abdurrahman, tokoh agama seperti ulama dan ustaz tak perlu menyalatkannya ketika meninggal dunia. Tokoh masyarakat ataupun orang yang memiliki kedudukan khusus juga tidak perlu ikut menyalatkan. Biarlah masyarakat biasa yang menyalatkan jenazah pelaku dosa besar tersebut, ucapnya. Tindakan tidak ikut menyalatkan, menurut Abdurrahman, merupakan sanksi moral dan sanksi sosial kepada pelaku dosa besar. Kalau Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PW NU) Jawa Timur memfatwakan haram hukumnya menyalatkan koruptor, PP Persis membolehkan masyarakat menyalatkan jenazah koruptor. Hanya, para tokoh agama dan tokoh masyarakat yang tidak boleh ikut menyalatkan pelaku dosa besar, termasuk koruptor, ucapnya. (A-71)*** www.ahmadsahidin.wordpress.com
Bls: [kisunda] Fw: neda tawakup
wilujeng ibadah puasa... hapunten samudaya kalepatan... www.ahmadsahidin.wordpress.com --- Pada Sel, 10/8/10, Abbas Amin abas_ami...@yahoo.com menulis: Dari: Abbas Amin abas_ami...@yahoo.com Judul: [kisunda] Fw: neda tawakup Kepada: kisunda kisunda@yahoogroups.com Tanggal: Selasa, 10 Agustus, 2010, 2:16 AM --- On Tue, 8/10/10, Abbas Amin abas_amin08@ yahoo.com wrote: From: Abbas Amin abas_amin08@ yahoo.com Subject: Fw: neda tawakup To: kisunda kisu...@yahoogroups .com, urangsunda urangsu...@yahoogro ups.com Cc: ta...@yahoogroups. com Date: Tuesday, August 10, 2010, 2:15 AM --- On Tue, 8/10/10, Abbas Amin abas_amin08@ yahoo.com wrote: From: Abbas Amin abas_amin08@ yahoo.com Subject: Fw: neda tawakup To: kisunda kisu...@yahoogroups .com, urangsunda urangsu...@yahoogro ups.com Cc: ta...@yahoogroups. com Date: Tuesday, August 10, 2010, 2:09 AM --- On Tue, 8/10/10, Abbas Amin abas_amin08@ yahoo.com wrote: From: Abbas Amin abas_amin08@ yahoo.com Subject: neda tawakup To: kisunda kisu...@yahoogroups .com, urangsunda urangsu...@yahoogro ups.com Cc: ta...@yahoogroups. com, grek_2...@yahoo. com Date: Tuesday, August 10, 2010, 1:46 AM Barang nuju ngarupingkeun kasauran Ibu nu nuju sasauran, yen ulah sok sasaur saurna, anjunna nyaurkeun supados supaya urang sarerea, ulah sok langsung saur bahe carek, naha keur kitu teh aya nu nyauran mani tarik: saur! saur!! saur !! sababaraha kali Hehehehe wirehna bade ngawitan puasa, sim abdi sakulawarga ngawilujengkeun ka Umat Islam di milis ieu, wilujeng ibadah puasa. Abdi sakulawargi, nyuhunkeun dihapunten ti na samudayaning kalepatan. Neda agung cukup lumur. Neda tawakup. hehehehehe,
Re: [kisunda] Re: Islam - Fatwa Nyalatkeun Mayit?
hehehe si Akang mah... _ www.ahmadsahidin.wordpress.com --- Pada Sel, 10/8/10, Tirta widjaja tirt...@yahoo.com menulis: Dari: Tirta widjaja tirt...@yahoo.com Judul: Re: [kisunda] Re: Islam - Fatwa Nyalatkeun Mayit? Kepada: kisunda@yahoogroups.com Tanggal: Selasa, 10 Agustus, 2010, 3:31 AM Mayit MUSLIM nu boga dosa gede teu dishalatkeun: Mh: Mayit mah moal protes. AA: Nu protes kulawargana mayit. Status MUSLIM di WAIVE?? ~ experientia docet sapientiam ~ From: Abbas abas_amin08@ yahoo.com To: kisu...@yahoogroups .com Sent: Tuesday, August 10, 2010 10:47:25 Subject: [kisunda] Re: Islam - Fatwa Nyalatkeun Mayit? Nu sok PROTES teh KULAWARGA mayit. Tapi naha atuh keur waktu hirupna teu dipapatahan sing bener ? --- In kisu...@yahoogroups .com, Tirta widjaja tirt...@... wrote: Husssh ulah kitu Mh kapan dina shalat mayyit teh aya ngadu'akeun mayyit, beurat pan nyanghareupan ti dibetot ruh terus kadituna ditaros malaikat kubur. ~ experientia docet sapientiam ~ _ _ __ From: mh khs...@... To: kisu...@yahoogroups .com Sent: Monday, August 9, 2010 17:48:08 Subject: Re: [kisunda] Re: Islam - Fatwa Nyalatkeun Mayit? enya da mayit mah moal protes, rek dishalatkeun, rek henteu, kumaha nu hirup. 2010/8/9 Mohammad zen zenhus...@yahoo. com saya jadi teu ngarti ka ieu Fatwa ari tukang koruptor pan lamun islam diakuna islam oge walau sacara dhahir , tah dina aturan Islam boh dina mazhab suni jeung syiah sacara dhahirna Islam wajib kifayah nyolatkeun nu muslim nu sok maksiat atawa nu henteuna... tah ari kitu mah ieu fatwa jiga geus ngahukuman kafir kanu nu sok maksiat lain??? tah ieu meureun penerapan nu kudu taliti dina fatwa... hukuman tukang maksiat jeung tukang koruptor mah kuduna dina HUDUD (hukum pemerintahan) lain dina perkara ulah nyolatkeun atawa lainna. kecuali lamun sacara dhahir manehna lain muslim anu lain laailaahaillallah muhammadarrasuulull ah... tah lamun kieu mah teu aya kawajiban nyolatkeunana. .. _ _ __ From: Abbas abas_amin08@ yahoo.com To: kisu...@yahoogroups .com Sent: Sun, August 8, 2010 6:45:50 PM Subject: [kisunda] Re: Islam - Fatwa Nyalatkeun Mayit? Upamina wae, ustadz, ustuzah. Kyayi di hiji pasantren. Nu sok mingpin do'a ari tahlilan .. tah eta nu disebat tokoh masyarakat teh. Tapi ieu mah mung penyeluk ( himbauan ) wungkul. Ari palaksanana mah, duka teh teuing atuh. --- In kisu...@yahoogroups .com, tohaan.kayuwangi@ ... wrote: Nu kumaha tokoh agama jeung tokoh masyarakat nu dimaksud?? Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Abbas abas_amin08@ ... Sender: kisu...@yahoogroups .com Date: Sun, 08 Aug 2010 22:06:11 To: kisu...@yahoogroups .com Reply-To: kisu...@yahoogroups .com Subject: [kisunda] Re: Islam - Fatwa Nyalatkeun Mayit? Fatwa seperti ini, sebenarnya lebih bagus ketimbang fatwa2 MUI. Ini langsung TERASA bagi para Koruptor. Jadi buat saya fatwa seperti ii, termasuk positif. Pasti ada pro @ kontra. Itu sih biasa. --- In kisu...@yahoogroups .com, mh khs579@ wrote: Tokoh Agama tak Boleh Salatkan Jenazah Koruptor SOREANG, (PR).- Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP Persis) mengeluarkan fatwa agar para tokoh agama dan tokoh masyarakat tidak menyalatkan jenazah pelaku dosa besar. Di antaranya koruptor, orang yang bunuh diri, meninggal akibat minuman keras, ber-zina, dan pemimpin yang menzalimi rakyatnya. Hal itu dikemukakan Ketua Umum PP Persis Prof. Dr. K.H. M. Abdurrahman, ketika membahas masalah-masalah aktual di Hotel Antik Soreang, Minggu (8/8). Acara tersebut dihadiri para pengurus Dewan Hisbah PP Persis. Masalah lain yang dibahas pada acara itu antara lain hukum salat malam lebih dari sebelas rakaat, terlambat salat Id dan salat gerhana, serta tawaf saat masih berhadas. Menurut Abdurrahman, ajaran Islam mengenal adanya dosa-dosa besar minimal sebanyak tujuh puluh jenis. Dosa-dosa besar itu antara lain syirik, membunuh, sihir, meninggalkan salat, tidak membayar zakat, tidak puasa tanpa sebab syara, tidak berhaji meski mampu, dan durhaka kepada orang tua. Dosa besar juga bagi perilaku korupsi, zina, homoseks, memakan harta anak yatim piatu, pemimpin yang menzalimi rakyatnya, ataupun meminum minuman keras, katanya. Abdurrahman mengatakan, fenomena bunuh diri ataupun membunuh orang lain, zina, dan korupsi semakin marak. Ketika kehidupan semakin sulit, dengan mudahnya seseorang mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri. Padahal, bunuh diri termasuk dosa besar, ujarnya. Bahkan, zina dianggap hal yang bukan tabu lagi malah disiarkan di berbagai
Bls: [kisunda] 10000 kali tamat maca quran
jigana alus aya tadarusan quran via online... sok atuh Ki Sunda bisa teu ngayakeun? www.ahmadsahidin.wordpress.com --- Pada Jum, 13/8/10, irpan rispandi mr.rispa...@gmail.com menulis: Dari: irpan rispandi mr.rispa...@gmail.com Judul: [kisunda] 1 kali tamat maca quran Kepada: urangsu...@yahoogroups.com Cc: kisunda@yahoogroups.com Tanggal: Jumat, 13 Agustus, 2010, 6:08 AM angka eta lain tamat maca ku sorangan, tapi rereongan. ieu panganteurna ti kuring hampura teu disundakeun : *** Menurut website www.islamicpopulation.com, pada tahun 2009 manusia di muka bumi yang memeluk agama Islam mencapai 1,82 Miliar. Sekarang di pertengahan 2010, jumlahnya mungkin bertambah. Manusia sebanyak hampir dua milyar ini tentulah sangat banyak. 1,820,000,000. 10,000. coba bandingkan, 10,000 dari 1,820,000,000. adalah jumlah yang sangat sedikit bukan? Lantas apakah yang 10,000 itu? Angka 10,000 ini adalah hasil penghitungan suara :) . Angka itu adalah angka yang ingin dicapai oleh Panitia Ramadhan Mesjid Al-Hikmah, yang beralamat di Jl. bangka 2, Mampang, Jakarta Selatan (www.alhikmah-online.com). Angka itu adalah angka yang menunjukkan berapa kali para jama'ah dan muslimin lainnya telah khatam baca Al-Quran, pada bulan Ramadhan tahun ini. Sebagai referensi, pada tahun kemarin, Mesjid ini membuat program yang sama, namun targetnya masih kecil yakni 1500 kali khatam Al-Quran. Dan tebak apa yang terjadi. Targetnya tercapai bahkan terlampaui. Dari target 1500 kali khatam, yang tercapai adalah sekitar 2800 kali khatam. Subhanallah. Bagaimana mereka 'menghitung suara'-nya? Caranya adalah mereka memberikan pengumuman kepada para jama'ah tentang program tersebut. Kemudian para jama'ah yang telah mengkhatamkan baca Qur'annya kemudian mengirim SMS ke SMS center Mesjid Al-Hikmah. Selain itu, para jama'ah yang mengetahui keberadaan program ini, kemudian memberitahu sanak saudara maupun teman-temannya. Sehingga semakin banyak orang yang terpacu untuk juga meng-khatamkan bacaan Qur'annya. And story goes on, target pun terlampaui. Nah, setelah sukses dengan target yang 1500, sekarang Masjid Al-Hikmah menaikkan targetnya menjadi 1. Berani terima tantangan ini ? Mari membaca Al-Qur'an kemudian khatamkan. Tak perlu banyak-banyak dulu, minimal 1 kali aja. Setelah khatam, kirim SMS ke no 0857 8046 4248 dengan format: Nama Alamat Jumlah khatam. Contoh : Abdullah Jakarta 3 Kali Masa dari yang 1,82 milyar, gak ada 10,000 orang pun yang khatam membaca Al-Quran. Gak meksens ya. Dan anda bisa menjadi bahagian dari 1 orang yang berbahagia itu -- R. Irpan Rispadi Raksagalaksibimasakti Nupalingningrat, teureuh Planet Krypton
Re: [kisunda] Re: Gatotkacha-2
hehehe... nya kade ah kawalat ka ajengan mah www.ahmadsahidin.wordpress.com
Re: [kisunda] Ngeunaan TUHAN
satuju Ki Hasan. Pangeran atanapi Gusti we keur urang Sunda mah. Punten, dupi aya teu nu tiasa ngajentrekeun asa usul kalimah/kata Pangeran atau Gusti. Rarasan kuring mah Gusti dinggo oge ku urang Jawa. Nyebat raja atanapi salahsahiji kulawarga raj di Jawa mah, nyebatna ge Gusti. Gusti Pembayun. Ari di Urang Sunda kumaha, kapungkur nuju zaman karajaan baheula?
Bls: [kisunda] Re: Fw: Ba'asyir dan Pemikiran Radikal
alah meni lieur2, keun welah sakumaha bral na urang sunda jeung budaya na. www.ahmadsahidin.wordpress.com --- Pada Sen, 16/8/10, Abbas abas_ami...@yahoo.com menulis: Dari: Abbas abas_ami...@yahoo.com Judul: [kisunda] Re: Fw: Ba'asyir dan Pemikiran Radikal Kepada: kisunda@yahoogroups.com Tanggal: Senin, 16 Agustus, 2010, 9:10 AM Maksadna masing naon wae oge tetep kamekaran Sunda kudu dikahareupkeun. --- In kisunda@yahoogroups.com, mh khs...@... wrote: cul dogdog tinggal igel. mun si nini ngaleupaskeun dogdogna, nya si nini kari ngengklak. meureun eta maksudna nu tadina rek ngareog, hayoh poho jadi ngibing. [image: [Copy+of+651240831966_6342067_n.jpg]] 2010/8/16 Abbas abas_ami...@... Sok atuh ah Der! Saha nu bade makalangan ti payun ? Tuh kendang pencana tos ngungkung tah .. Kade ulah nepi ka CUL Dogdog tinggal IGEL ! Hahahaha Sok lah. nulis naon wae, keur kamekaran Basa SUNDA ! Nulis wayang sing bener basa sundana. Atuh nulis soal agama atawa Gusti, sing bener basa Sundana Ulah sakadaek, bari pacampur direumbeuy ku Basa Indonesia. Jadi di dieu lain wae masalah ELMUNA; tapi oge Basa Sundana ! Mun bade Dakwah mah atauh nya ku basa Indonesia; mangga di SABILI ulah di kisunda. Jadi didieu ngamajukeun dakwah, sakaligus Basa Sundana Upami bade babagi ELMU (sharing); nya atuh ku Basa Sunda. Ngan upami kisunda kangge info wungkul; nu utama ka milis sejen eta mah teu naon2 basa indonesia. sok lah de pdungdungkeun kainyah.. mana kembang beureumna/ mana tepak tiluna ? mana cikalongan?cibarusahan? cimandean ? sok ah...pleredan. --- In kisunda@yahoogroups.com kisunda%40yahoogroups.com, mh khs579@ wrote: buntut bangkong ukurana robah mondokan sajalan jeung umurna nu ngolotan: ti mimiti buruy nu buntutna panjang, nepi ka dewasa nu buntutna ukur kari tunggulna. [image: The life cycle of frogs. (Reproduced by permission of The Gale Group.)] The life cycle of frogs. (Reproduced by permission of The Gale Group) http://www.scienceclarified.com/Al-As/Amphibians.html meureun kaideuan ku fenomena jiga kitu, karuhun urang sunda nyieun babasan ngabuntut bangkong keur ngagambarkeun obrolan nu teu tuntas.
Re: [kisunda] Kang Ibing
Selamat jalan Kang Ibing, mudah2an tinemu sareng kabagjaan akherat di gedengeun Anjeunna Anu Maha Asih Maha Welas. amiin ya Rabbal 'alamin. www.ahmadsahidin.wordpress.com
[kisunda] kajian filsafat di ITB
FORUM Pecinta Filsafat Bandung (Philospphie Amator Bandungensis) Yayasan Mutahhari akan menggelar kajian filsafat bertema Amalan Ramadan dan Filosofinya, Senin-Selasa (23-24/8) di ITB Jln. Ganeca No. 10 Bandung. Kajian diisi Jalaluddin Rakhmat (Kang Jalal). www.ahmadsahidin.wordpress.com
[kisunda] Kisah Imam Ali bin Abi Thalib as dan Raden Kian Santang
salam...berikut ini ada sebuha ulasan tentang KianSantang, tokoh penyebar Islam di Jawa Barat. Kian Santang ialah tokoh tasawuf dari tanah sunda. tokoh ini dikisahkan oleh Raden Cakrabuana (Pangeran Walangsungsang) saat menyebarkan ajaran Islam di tanah Pasundan dan Cirebon. Beliau ialah putra dari Prabu Siliwangi dan Nyai Subang Larang yang merupakan putri dari Syeikh Maulana Hasanudin (Syeikh Kuro Krawang). Raden Cakrabuana pergi meninggalkan Pajajaran bersama adiknya yang bernama Rara Santang (Ibunda dari Sunan Gunung Jati) dikarenakan perbedaan pemahaman agama dimana ayahnya memeluk keyakinan menyembah Sang Hyang. Beliau bersama adiknya kemudian mensyiarkan agama Islam dengan membuka perkampungan di pesisir utara yang menjadi cikal bakal kerajaan Cirebon. Legenda Kian Santang diambil dari kisah nyata yang tertulis rapi pada perpustakaan kerajaan Pajajaran. Dikisahkan bahwa Kian Santang ialah Putra Mahkota Sakti bernama Gagak Lumayung yang dalam tataran sunda dan sekitarnya tidak ada seorang pun mampu menandingi kesaktian ilmunya, hingga suatu saat datang pasukan besar dari kerajaan Tang yang hendak menaklukan kerajaan Tarumanegara. Namun berkat kehebatan Gagak Lumayung, pasukan tersebut dapat dihancurkan dengan mudah. Semenjak itulah Gagak Lumayung disebut sebagai Ki An Santang (Penakluk Pasukan Tang). Dalam legenda, dikisahkan karena kesaktiannya yang luar biasa dan tanpa tanding. suatu saat Kian Santang pun rindu menyaksikan darah menetes dari tubuhnya. Dalam sebuah pertapaan dia mendapat wangsit bahwa disebuah tempat di tanah Arab terdapat seseorang bernama Ali yang mampu mengalahkannya, bahkan ilmu yang dimiliki oleh Kian Santang tak sampai seujung kuku bila dibandingkan dengan ilmu dari pria tersebut. Akhirnya dia pun berniat untuk mendatangi sendiri pria tersebut. ditanyakannya kemana arah tanah Arab untuk kemudian dia tuju. dikisahkan bahwa saking saktinya Kian Santang. ia mampu berpindah tempat secepat angin. tak berapa lama sampailah ia di pesisir tanah Arab. Sesampainya di tanah Arab, dia bertemu seorang kakek tua renta yang ramah berpakaian usang dan tubuh yang kering. dengan gagahnya Kian Santang bertanya dimana tempat tinggal Ali dan bercerita tentang maksud kedatangannya. dengan senang hati sang kakek mengantar Kian Santang menuju rumah kediaman Ali dengan langkah tergopoh - gopoh karena usia lanjut. dengan tidak sabar Kian Santang berjalan mengikuti langkah sang kakek menempuh jarak yang jauh menuju kediaman Ali. Setelah mereka sampai didepan pintu rumah Ali, sang kakek akhirnya teringat bahwa ia telah meninggalkan tongkat kesayangannya dan akhirnya bersedih. karena puas dengan jasa sang kakek, akhirnya Kian Santang menawarkan dirinya untuk mengambilkan tongkat sang kakek yang tertinggal di tempat pertama mereka bertemu. Dalam sekejap Kian Santang sampai di depan tongkat batang kayu sang kakek yang tertancap di atas tanah tempat mereka berbincang sebelumnya. Tentunya tongkat kayu yang terlihat rapuh itu dengan santainya ia coba raih dengan sebelah tangan, namun ternyata tongkat tersebut menancap kuat kedalam tanah, tak mau dianggap remeh oleh sang kakek, Kian Santang pun mengeluarkan jurus - jurus saktinya untuk mengeluarkan tongkat tersebut dari genggaman tanah. namun segala daya dan upaya yang dikerahkan Kian Santang tak membuahkan hasil, tongkat tersebut tetap berdiri tak bergetar meski telah ditarik atau dipaksa keluar. akhirnya ia mengeluarkan seluruh kemampuan dan tenaganya yang tersisa dan mengeluarkan ilmunya yang paling sakti hingga darahpun menggantikan keringatnya keluar dari bulih - bulih kulit di sekujur tubuhnya hingga tak sadar bahwa ternyata kakek tua itu sudah berada disampingnya, Kian Santang pun kaget dan berhenti. kakek itu pun akhirnya bercerita bahwa ialah yang bernama Ali. setelah sadar bahwa tongkatnya pun tak bisa ia taklukkan, apalagi jika sampai ia berhadapan dengan pemiliknya. Kian Santang pun menyerah pada sang kakek. Setelah membaca kalimat Syahadat yang diajarkan oleh Ali kepadanya Kian Santang pun akhirnya dapat mencabut tongkat tersebut dari atas tanah. Kisah tersebut diatas dikisahkan oleh pangeran Cakrabuana sebagai media dakwah dan penyebaran islam di bumi Cirebon sehingga sampai sekarang banyak yang mengira bahwa pangeran Cakrabuana lah sosok Kian Santang tersebut. bahkan sebagian orang menganggap bahwa Kian Santang ialah adik dari pangeran Cakrabuana dan kakak dari Rara Santang. Raden Walangsungsang mengambil kisah ini dari perpustakaan kerajaan pajajaran dengan pertimbangan karena kisah itu mirip dengan kisah hidupnya sendiri dimana Kian Santang setelah pulang dari arab dia ingin mengislamkan ayahnya yaitu Prabu Purnawarman namun di tolaknya sehingga Kian Santang memilih meninggalkan istana dan tahtanya untuk dia berikan untuk adiknya yaitu Darmayawarman Begitu pula Raden Walang Sungsang yang pernah merantau ke Arab dan menikahkan adiknya Rara Santang dengan saudara anak sepupu darinya, pernikahan berlangsung di mesir, dari pernikahan ini
Bls: [kisunda] Sejarah - Darmamurcaya
euleuh meni resep kanu sajarah model kieu... nuhun ah kang mh :) www.ahmadsahidin.wordpress.com --- Pada Rab, 25/8/10, mh khs...@gmail.com menulis: Dari: mh khs...@gmail.com Judul: [kisunda] Sejarah - Darmamurcaya Kepada: Ki Sunda kisunda@yahoogroups.com Tanggal: Rabu, 25 Agustus, 2010, 1:58 PM DARMAMURCAYA alias JURU BAHASA PADA MASA KARAJAAN SUNDAby Richadiana Kartakusuma on Wednesday, August 25, 2010 at 6:31pm Penterjemah Bahasa Pada Zaman Kerajaan SundaKepentingan penerjemahan bahasa sebagai usaha untuk berkomunikasi dengan bangsa lain yang berbeda bahasa ternyata telah dlakukan oleh para leluhur di Kerajaan Sunda. Profesi penerjemah dianggap salah satu profesi yang cukup penting sebab tidak semua orang dapat memahami berbagai bahasa yang ada pada waktu itu. Selain Sangsakerta, salah satu bahasa yang digunakan untuk memperdalam sastra (agama) Hindu-Budha pada waktu itu adalah Jawa Kuna (digunakan hampir di seluruh pulau Jawa dan Bali). Salah satu tokoh yang ternama pada masa itu yaitu Bujangga Manik. Ia dikisahkan pergi ke belahan timur pulau Jawa dari tanah kelahirannya, Sunda, untuk mencari arti kehidupan dan menimba ilmu agama. Tentunya dalam melakukan perjalanannya itu, ia dapat berkomunikasi dengan orang-orang yang berbahasa Jawa (kuna), selain menguasai bahasa Sunda (kuna) sebagai bahasa ibunya.Edi S. Ekadjati memaparkan dalam bukunya, Kebudayaan Sunda Zaman Pajajaran, Jilid 2, halaman 204-205; Berhubung dengan tidak setiap orang memahami dan menguasai banyak bahasa, maka tampillah orang-orang yang menawarkan jasa pelayanan bagi yang memerlukan komunikasi dengan macam-macam orang asing itu. Mereka menguasai beberapa bahasa dan memilih profesi sebagai penterjemah atau juru bahasa. Profesi penerjemah diakui dalam masyarakat Sunda masa itu sehingga terdapat istilah tersendiri untuk menyebutnya yaitu jurubasa darmamurcaya. Dalam naskah Sanghyang Siksa Kandang Karesian dikatakan bahwa bila ingin tahu bahasa-bahasa negeri lain, bahasa-bahasa: Cina, Keling, Parsi, Mesir, Samudra, Banggala, Makasar, Pahang, Kalantan, Bangka, Buwun, Beten (red: Buton?), Tulangbawang, Sela, Pasay, Pariaman, Nagara Dekan, Madinah, Andalas, Tego, Maluku, Badan, Pego, Minangkabau, Mekah, Buretet, Lawe, Sasak, Sumbawa, Bali, Jenggi, Nusa Bini, Ogan, Kanangan, Komering, Simpangtiga, Gumantung, Manumbi, Bubu, Nyiri, Sapari, Patukangan, Surabaya, Lampung, Jambudipa, Seran, Gedah, Solot, Solodong, Indragiri, Tanjungpura, Sekampung, Cempa, Baluk, Jawa; segala macam bahasa negara-negara lain, tanyalah sang Jurubasa Darmamucarya (Atja Saleh Danasasmita, 1981a:17,42-43; Danasasmita dkk., 1987:86,110). Kutipan itu memberi informasi bahwa pada masa itu (1518) masyarakat Sunda, paling tidak kalangan elit dan intelektualnya, mengenal sejumlah bahasa asing yang digunakan oleh orang-orang dari berbagai negeri (disebut 55 negeri) di Nusantara dan luar Nusantara. Di samping itu, ada orang yang berprofesi sebagai penterjemah bahasa-bahasa dimaksud yang disebut sang Jurubasa Darmamurcaya. Para penterjemah itu, tentu bisa orang asing yang bermukim di Tanah sunda, bisa pula orang Sunda sendiri; yang jelas mereka berada di Kerajaan Sunda. Keberadaan mereka mencerminkan kekayaan pengetahuan atau penguasaan bahasa yang cukup luas untuk zamannya. Seperti telah disebutkan, Bujangga Manik misalnya paling tidak menguasai dua bahasa, yaitu bahasa Sunda sebagai bahasa ibu dan bahasa Jawa sebagai bahasa ilmu. Dia bisa menterjemahkan pembicaraan dan teks tertulis berbahasa Sunda ke dalam bahasa Jawa dan sebaliknya. http://www.facebook.com/notes/richadiana-kartakusuma/darmamurcaya-alias-juru-bahasa-pada-masa-karajaan-sunda/425002254474
[kisunda] OOT-Undangan Tabligh Akbar dan Dialog Ramadhan di Salam Book House (Jumat, 27 Agustus 2010)
Ramadhan merupakan momen penting untuk mendekatkan diri kepada Allah. Kaum Muslim oleh Allah dan Rasul-Nya diperintahkan untuk mengisi Ramadhan dengan kegiatan yang bermanfaat sehingga mendapatkan keberkahan, rahmat, dan ampunan dari Allah swt. Karena itu, dalam rangka menyemarakkan momen Ramadhan dan menyemarakkan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republika Indonesia ke-65, khususnya di komunitas Salam Book House (SBH) Bandung, menyelenggarakan “Tabligh Akbar dan Dialog Ramadhan” dengan narasumber KH. Tengku Maulana. Insya Allah kegiatan ini dilaksanakan pada Jumat, 27 Agustus 2010 jam 15.30 sampai selesai di Jalan Pasirwangi No.1 (Pasirluyu), Soerkarno-Hatta, Bandung 40254. Gratis dan terbuka untuk umum!! www.ahmadsahidin.wordpress.com
Re: [kisunda] Sastra - Pantun Sunda
kedahna Kang Oman nu nafsirkeun... :) www.ahmadsahidin.wordpress.com --- Pada Kam, 26/8/10, oman abdurahman omana...@gmail.com menulis: Dari: oman abdurahman omana...@gmail.com Judul: Re: [kisunda] Sastra - Pantun Sunda Kepada: kisunda@yahoogroups.com Tanggal: Kamis, 26 Agustus, 2010, 7:46 AM kang Zia, samemeh pada nafsirkeun, sigana aya sababara salah ketik anu kudu dibenerkeun heula dina pantun kintunan salira teh. Di handap ieu kecap anu - ceuk kuring - salah nulis (dibere warna koneng), jeung koreksianana dina jero kurung. Nyanggakeun dina pantun postingan salira wae langsung di handap ieu. manar On Thu, Aug 26, 2010 at 2:34 PM, Muhammad Ziaulhaq em_...@yahoo.com wrote: Ngiring ngocoblak... ieu contoh pantun dina tradisi Sunda, eusina rajah panutup mun juru pantun geus beres tembang ngapantun : Rangkunang ngan ing (ngaran ing) beurang Nu ngancang dina cangkangna beurang Rangkuning ngaran ing peuting Nu nyungging dina kulitna peuting Beurang kasambut ku peuting Peuting kasambut ku berang (beurang) Katunda lalakonna semet dieu Urang teundeun masing heubeul Urang tunda masing lawas Bisi aya para ratu nu teu kasebutan Para raja nu kaliwat teu kasebatkeun Patih mantra nu teu dipanggihkeun Bisi aya naga anu kaliwat Nu heula dipandeurikeun silap kempil Beda (Neda) agung nya paralun Panjang pangampura Titip diri sangsang badan Bubuhan anu kumawula Ngawulakeun kawulaaneun Neda kaberkahannana Neda kasalametannana Salamet anu mantun salamet anu dipangmanntunkeun (dipangmantunkeun) Sareng sadérék ahli wajibna Nu dipaké mantun Anu nyaraksiannana Urang pada cageur beuteung waras batin Adoh balaina parek rejekina Ageung bagjana Jembar akalna Ditulak ku tulak bala. Mangga diantos nu kersa nafsir hartosna diantos. Baktos, Zya nu ngantos. --- On Wed, 8/25/10, Roslee Kartawi rosleek2...@yahoo.com.sg wrote: Tetapi Sastera Melayu ada kategori Syair dan Gurindam Dalam Syair dan Gurindam bahasa rima akhirnya sama seperti dalam pantun Namun Syair dan Gurindam disampaikan dalam bentuk lagu Asasnya tetap satu yakni daripada pantun jika dilihat daripada penyampaian dan bahasa dalam Syair dan Gurindam --- On Thu, 26/8/10, mh khs...@gmail.com wrote: lee, pantun sunda beda bentukna jeung pantun malayu. pantun sunda mah, bentukna prosa, biasa sok dikawihkeun dipirig ku kacapi. sastra sunda nu jiga pantun malayu, disebutna sisindiran, jiga kieu geura: Aya roda di tanjakan, katinggang ku pangpung jengkol. Aya ronda gogoakan, katinggang ku panakol kohkol. aya listrik di masigit, caangna kamana-mana. aya istri jangkung alit, cangkengna kamana-manabandingkeun jeung pantun malayu: Sirih junjung sirih pinang Sirih kami susun bertingkat Adat dijunjung pusaka dikenang Bangsa berbudi hidup muafakat Sirih junjung sirih pinang Sirih kuning diberi nama Adat dijunjung pusaka dikenang Hidup berbudi muafakat bersama On Thu, Aug 26, 2010 at 1:10 PM, Roslee Kartawi rosleek2...@yahoo.com.sg wrote: Thanks for the information --- On Tue, 24/8/10, mh khs...@gmail.com wrote: From: mh khs...@gmail.com Subject: [kisunda] Sastra - Pantun Sunda To: Ki Sunda kisunda@yahoogroups.com Date: Tuesday, 24 August, 2010, 3:11 PM PANTUN SUNDAby Richadiana Kartakusuma on Tuesday, August 24, 2010 at 1:17pm Pantun SundaPantun Sunda is a type of Sundanese oral narrative performance interspersed with songs and music played on a kacapi, a kind of zither. A pantun used to be recited during an evening-length performance. A single performer relates the tales the story of a hero's initiation; the protagonist leaves his kingdom in order to seek experiences, beautiful princesses to become his wife, power, other kingdoms to subject, the realization of a dream (Rosidi 1984a:143); after having succeeded in reaching his goal he finally returns to his kingdom. Alongside memories of historical events the stories often contain mythical elements. Pantun were not written down, the bards often being illiterate, in many case blind. Originally they had a sacral character, as was clear from the offerings, until recently made at the beginning of the recitation and also from the content of the introductory part of the story, called rajah; this was an invocatory song, imploring the help of divine figures to ward off bad influences. The form of the pantun was not strictly fixed; however, the dominant language from employed in most pantun was the octosyllabic verse. For a detailed description of the nature and form of a Sundanese pantun you are referred to Eringa (1949), to Hermansoemantri (1977-79). Currently there are not so many Pantun Sunda shows because there is no regeneration for reserving the music genre especially when radio has been a household appliance in West Java.
Bls: [kisunda] Kisah Imam Ali bin Abi Thalib as dan Raden Kian Santang
sumuhun Kang, numutkeun Ahmad Mansur Suryanegara na buku Api Sejarah jilid 1, yen Prabu Siliwangi teh tos lebet Islam. Sabab teu mungkin urang Muslim ngawinkeun Muslimah kanu teu Islam. Mun sabalikna mah bisa. Ngan emang, dugi kiwari teu acan buktos arkeologis yen Prabu Siliwangi teh Muslim. Mangga nu sanesna, panginten aya nu gaduh data-data sajarah nu enggal sareng kiat secara metodologi sejarah. Abdi kantos maos jeung ngadangu nuju seminar Sunan Gunung Djati di Karaton Kasepuhan Cirebon, Prof Nina Herlina Lubis nyebatkeun yen wali Sunan Gunung Djati ge saurna mah tokoh fiktif sabab secara penelitian sejarah sareng arkeologis teu acan ngjentrekeun. almarhum Prof Ayatrohaedi langsung ngusulkeun aya pembongkoran makam sunan gunung djati sareng ditalungtik secara medis/otopsi tea asa na teh. Tapi, kulawarga karaton teu ngatujuan. www.ahmadsahidin.wordpress.com --- Pada Jum, 27/8/10, Wilistya Redanta wilistya.reda...@yahoo.co.id menulis: Dari: Wilistya Redanta wilistya.reda...@yahoo.co.id Judul: Bls: [kisunda] Kisah Imam Ali bin Abi Thalib as dan Raden Kian Santang Kepada: kisunda@yahoogroups.com Tanggal: Jumat, 27 Agustus, 2010, 3:34 AM Sok atuh para ahli sejarah Sunda, geuning carita Kian Santang jadi kieu ???Karunya teuing Prabu Siliwangi, dituduh kapir. Moal mungkin anjeuna tiasa ngalamar Ratu Subang Larang mun teu Islam. Tapi mun dituduh kapir oge teu kunanaon ketang, apalah arti pengakuan manusia, Allah mah tetep wae nyaah ka anjeuna mah. --- Pada Sen, 23/8/10, Ahmad Sahidin ahmadsahi...@ymail.com menulis: Dari: Ahmad Sahidin ahmadsahi...@ymail.com Judul: [kisunda] Kisah Imam Ali bin Abi Thalib as dan Raden Kian Santang Kepada: ALTANWIR milis altan...@yahoogroups.com, Ki Sunda Milis kisunda@yahoogroups.com, SuaraHati suarah...@yahoogroups.com Tanggal: Senin, 23 Agustus, 2010, 8:25 AM salam...berikut ini ada sebuha ulasan tentang KianSantang, tokoh penyebar Islam di Jawa Barat. Kian Santang ialah tokoh tasawuf dari tanah sunda. tokoh ini dikisahkan oleh Raden Cakrabuana (Pangeran Walangsungsang) saat menyebarkan ajaran Islam di tanah Pasundan dan Cirebon. Beliau ialah putra dari Prabu Siliwangi dan Nyai Subang Larang yang merupakan putri dari Syeikh Maulana Hasanudin (Syeikh Kuro Krawang). Raden Cakrabuana pergi meninggalkan Pajajaran bersama adiknya yang bernama Rara Santang (Ibunda dari Sunan Gunung Jati) dikarenakan perbedaan pemahaman agama dimana ayahnya memeluk keyakinan menyembah Sang Hyang. Beliau bersama adiknya kemudian mensyiarkan agama Islam dengan membuka perkampungan di pesisir utara yang menjadi cikal bakal kerajaan Cirebon. Legenda Kian Santang diambil dari kisah nyata yang tertulis rapi pada perpustakaan kerajaan Pajajaran. Dikisahkan bahwa Kian Santang ialah Putra Mahkota Sakti bernama Gagak Lumayung yang dalam tataran sunda dan sekitarnya tidak ada seorang pun mampu menandingi kesaktian ilmunya, hingga suatu saat datang pasukan besar dari kerajaan Tang yang hendak menaklukan kerajaan Tarumanegara. Namun berkat kehebatan Gagak Lumayung, pasukan tersebut dapat dihancurkan dengan mudah. Semenjak itulah Gagak Lumayung disebut sebagai Ki An Santang (Penakluk Pasukan Tang). Dalam legenda, dikisahkan karena kesaktiannya yang luar biasa dan tanpa tanding. suatu saat Kian Santang pun rindu menyaksikan darah menetes dari tubuhnya. Dalam sebuah pertapaan dia mendapat wangsit bahwa disebuah tempat di tanah Arab terdapat seseorang bernama Ali yang mampu mengalahkannya, bahkan ilmu yang dimiliki oleh Kian Santang tak sampai seujung kuku bila dibandingkan dengan ilmu dari pria tersebut. Akhirnya dia pun berniat untuk mendatangi sendiri pria tersebut. ditanyakannya kemana arah tanah Arab untuk kemudian dia tuju. dikisahkan bahwa saking saktinya Kian Santang. ia mampu berpindah tempat secepat angin. tak berapa lama sampailah ia di pesisir tanah Arab. Sesampainya di tanah Arab, dia bertemu seorang kakek tua renta yang ramah berpakaian usang dan tubuh yang kering. dengan gagahnya Kian Santang bertanya dimana tempat tinggal Ali dan bercerita tentang maksud kedatangannya. dengan senang hati sang kakek mengantar Kian Santang menuju rumah kediaman Ali dengan langkah tergopoh - gopoh karena usia lanjut. dengan tidak sabar Kian Santang berjalan mengikuti langkah sang kakek menempuh jarak yang jauh menuju kediaman Ali. Setelah mereka sampai didepan pintu rumah Ali, sang kakek akhirnya teringat bahwa ia telah meninggalkan tongkat kesayangannya dan akhirnya bersedih. karena puas dengan jasa sang kakek, akhirnya Kian Santang menawarkan dirinya untuk mengambilkan tongkat sang kakek yang tertinggal di tempat pertama mereka bertemu. Dalam sekejap Kian Santang sampai di depan tongkat batang kayu sang kakek yang tertancap di atas tanah tempat mereka berbincang sebelumnya. Tentunya tongkat kayu yang terlihat rapuh itu dengan santainya ia coba raih dengan sebelah tangan, namun ternyata
Re: [kisunda] Kisah Imam Ali bin Abi Thalib as dan Raden Kian Santang
leres kang. Namung mun ninggal doktrin Islam mah; saleresna kedah Islam heula mun bade ngawin Muslimah mah. Abdi kantos gaduh tatangga; Muslimah nu kuliah di UNPAR teras ngajalin hubungan sareng nu Agama na Kristen. Dina eta hubungan teh dugi ka pacampur samodel salaki pamajikan, tuluy we melendung. Tak, kolot na menta saran ka Almarhum pun Bapa. JInah eta teh. Mun rek kawin mah kudu asup Islam heula, tapi engke geus lahir budak. Kolot awewe eta langsung ka lalaki2 nu eta menta tanggungjawab. Ngajawabna: Mangga, tapi kawinna di Gereja sareng anjeunna kedah lebet Kristen. Ambeuk tah kolotna teh. Salain ambeuk teh jeung wirang da salembur arapaleun. Anjeunna milari lalaki Muslim ti Kuningan teras dikawinkeunna di Kuningan. (punten teu nyambungnya...) Kang Waluya, kuring dugi kiwari teu acan mendakkan katerangan agama Islam: yen Muslimah tiasa kawin jeung lalaki non Muslim. Ari fakta nu disebatkeun ku Kang Waluya mah meureun bisa kaasup nyandak pemikiran nyalira. Meuerun nya leres da urusan duriat mah hese dipagerna agama ge ditorobos. Soal Gandhi, seur ulama nu teu satuju. Meureun eta tah dasarna duriat tea sareng pluralisme agama. Janten kaasup naon atuhnya perkawinan model kitu teh? Mun disebat zinah mah embung meureun hehehe. Punten ah, Kang Waluya. Mugi Kang Waluya, waluya saterasna. Mangga nu sanes na mungkin aya pamikiran nu langkung caang. www.ahmadsahidin.wordpress.com --- Pada Jum, 27/8/10, Waluya waluya2...@yahoo.co.id menulis: Dari: Waluya waluya2...@yahoo.co.id Judul: Re: [kisunda] Kisah Imam Ali bin Abi Thalib as dan Raden Kian Santang Kepada: kisunda@yahoogroups.com Tanggal: Jumat, 27 Agustus, 2010, 7:01 AM From: Ahmad Sahidin sumuhun Kang, numutkeun Ahmad Mansur Suryanegara na buku Api Sejarah jilid 1, yen Prabu Siliwangi teh tos lebet Islam. Sabab teu mungkin urang Muslim ngawinkeun Muslimah kanu teu Islam. Saleresna mah kacindekan Prabu Siliwangi lebet Islam kulantaran ngawin muslimah, hiji kacindekan maksa jeung gurunggusuh, ukur make kacamata jaman ayeuna (maksud teh 30-40 taun katukang). Padahal awewe Islam, salakina Hindhu sabenerna mah bisa ditempo di Bali, tapi nu karawinna baheula (samemeh aya UU di urang nu teu ngameunangkeun kawin beda agama). Kuring kungsi papanggih jeung awewe Sunda, muslim, tapi salakina urang Hindu Bali (tanggtu we papanggihna di Bali). Mungkin ayeuna kajadian kawin beda agama teh dianggap teu mungkin (sabab nagara memang ngalarang), ngan ari baheula mah (30-40 taun katukang) mah, saencanna aya UU nu ngalarang, mungkin wae sanajan memang masyarakat aya nu nganggap kurang ilahar/ teu lazim. Di India, kawin antara Hindhu jeung Islam teh geus biasa. Istrina Mahatama Gandhi teh saurang muslimah. Waktu keur ngora keneh, Gandhi ngumbara di Afrika Selatan jeung bojona. Manehna ngumbara di komunitas India di Afsel. Hiji waktu penjajah Inggris di Afsel nyieun aturan urang India nu kawin beda agama, kawinna teu sah. Hartina perkawinan Gandhi jeung bojona oge teu sah. Aturan ieu ditentang Gandhi, manehna bajuang bareng masyarakat India sejenna supaya aturan ieu dicabut. AKhirna penjajah Inggris teh ngelehan, nyabut aturan ieu . Hubunganana sareng Prabu Siliwangi Subang Larang ? Lamun ningali conto2 di jaman ayeuna, yen sabenerna mah aya pasangan perkawinan Hindhu-Islam, hartina komo jaman baheula. Janten mungkin wae Prabu Siliwangi jeung istrina beda ageman ..da kajadianana ge 400 taun katukang . Salam, WALUYA
[kisunda] Tragedi 19 Ramadhan
PAGI itu fajar mulai berpijar. Merah kuning emas hiasi langit. Di seberang sana sebuah tentara pasukan berkuda dengan senjata lengkap berjejer rapi. Pemandangan serupa tampak di seberang lainnya. Di antara dua pasukan yang siap tempur itu, seseorang berdiri di tengah-tengah. Ia memandang keduanya. Wajah bingung sangat tampak. Kembali ia memandang, seakan-akan meminta jawab. Ia berjalan mendekat ke seberang yang rata-rata berjejer para sahabat dan keturunan tokoh Quraisy Mekkah yang dipimpin Muawiyah bin Abu Sufyan. Ia bertanya, “Mengapa kalian berperang? Bukankah sama-sama Muslim?” Hening. Tak ada yang menjawab. Ia berlari ke seberang yang berbaris dengan barisan keturunan Rasulullah Saw. Ia berdiri dan bertanya, “Ya Amirul Mukminin, bukankah mereka itu Muslim? Kenapa mesti berperang? Bukankah mereka shalat dan ibadah seperti Anda?” Sambil memegang panji hitam, Ammar bin Yassir, atas perintah Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib, menjawab, ”Kaulihat lihat bendera itu di sana. Dahulu, bersama Rasulullah Saw, aku memerangi bendera itu untuk tanzil al-quran (membenarkan wahyu). Kini memerangi bendera yang sama untuk membela ta`wil al-quran (berperang karena berbeda memahami dan menafsirkan quran). Sahabatku, kau benar, mereka itu Muslim. Yang menjadikan kita berperang karena mereka berbeda dengan kita. Kita mengusung kebenaran ilahiyah dan berperang untuk Allah, Rasulullah, dan agama Islam. Sedang mereka tidak seperti kita.” Terjadilah peperangan. Dalam peperangan itu pihak Muawiyah terdesak. Penasehatnya, Amr bin Ash, menyarankan agar mengacungkan Al-Quran dan melakukan tahkim (damai). “Tuanku, jika mereka menyetujui kita atur dulu siasat yang bagus sehingga Tuan tetap jadi khalifah Islam,” saran Amr. Muawiyah pun mengiyakannya. Lalu kedua pihak sepakat untuk mengirimkan perwakilannya. Mulanya Ali bin Abu Thalib memilih Malik al-Asytar. Tetapi sebagian pengikutnya yang berasal dari Arab baduy menolak karena dianggap sangat dekat dengan Ali. Mereka memutuskan Musa al-Asyari, yang lebih tua, mewakili Ali bin Abu Thalib. Kedua pihak sepakat menurunkan dua pimpinan dan kemudian akan memilih secara bersama-sama di antara keduanya. Karena Musa lebih senior, sebagai penghormatan, Amr mempersilahkannya untuk lebih dahulu ke mimbar dan mengumumkan bahwa Ali telah diturunkan dari kedudukannya sebagai pimpinan. Selanjutnya, Amr naik mimbar dan berpidato, “Terimakasih saudaraku, Musa al-Asyari, karena Ali bin Abi Thalib telah turun sebagai khalifah, maka dengan ini saya tegaskan secara bersama bahwa Muawiyah bin Abu Sufyan menjadi khalifah Islam kalian semua.” Melihat kelicikan itu, sebagian pengikut Ali mengamuk. Orang-orang berlarian entah kemana. Pengikut Ali yang mengamuk ini dikenal sebagai Khawarij—yang memisahkan dari barisan—dan membentuk firqah sendiri dengan aturan hukum yang harfiah. Menurut Khawarij, kedua pihak yang berdamai tidak menjalankan hukum Allah. Karena itu, Amr-Muawiyah-Musa-Ali termasuk yang murtad dan harus bertobat. Ajakan tobat mereka tak digubris. Ali bin Abu Thalib membantah, “bukankah mereka yang awalnya menghendaki adanya tahkim. Merekalah yang harus bertobat karena tak patuh dan membantah perintahku dalam melanjutkan perang yang akan meraih kemenangan”. Khawarij tetap pada pendiriannya. Keempat orang itu tetap dianggap telah murtad dan kafir sehingga pantas untuk dihukum mati atas dosa-dosanya yang menjadikan wafat ribuan umat Islam dalam perang. Mereka berpijak pada argumen, tidak ada hukum kecuali berhukum dengan hukum Allah. Barangsiapa yang tak berhukum dengan ketentuan-Nya, maka layak untuk ditiadakan—meski sudah bersyahadat—kalau tak bertobat. Hanya satu orang yang berhasil, yaitu Ali bin Abu Thalib. Ali wafat pada 21 Ramadhan tahun 40 Hijriah di Masjid Kufah saat shalat subuh. Menantu Rasulullah Saw ini ditebas seorang Khawarij bernama Ibnu Muljam pada 19 Ramadhan. Selama dua hari, Imam Ali terbaring sakit akibat lukanya yang amat parah dan pada 21 Ramadhan, beliau berpulang ke rahmatullah. Beberapa sebelum wafat, Ali berwasiat kepada kedua anaknya, Hasan dan Husein, “Janganlah kalian membunuh kaum khawarij sepeninggalku. Sebab, berbeda antara orang yang mencari kebenaran dan terjerumus dalam kesalahan; dengan orang yang mencari kebatilan dan mendapatkannya.” (Nahjul Balaghah—khutbah 59) Imam Ali juga meriwayatkan sebuah hadits, Rasulullah saw bersabda, ”Pada akhir zaman akan muncul kaum yang muda usia dan lemah akalnya.Mereka berkata-kata seolah-olah mereka adalah manusia yang terbaik. Mereka membaca Al-Quran tetapi tidak melepasi kerongkong mereka. Mereka keluar dari agama sebagaimana anak panah menembusi binatang buruan. Apabila kamu bertemu dengan mereka, maka bunuhlah mereka karena sesungguhnya, membunuh mereka ada pahalanya di sisi Allah pada Hari Kiamat.” (HR.Muslim) http://sejarah.kompasiana.com/2010/08/29/tragedi-19-ramadhan-1/ www.ahmadsahidin.wordpress.com
[kisunda] Trs: Uleman-Kajian Ahad bersama Kang Jalal
Untuk pencerahan pemikiran, PW IJABI Jabar menyelenggarakan Kajian Ahad, 29 Agustus 2010 Jam 08.00 s.d. 10.00 WIB di Masjid al Munawwrah, Jln. Kampus II No 15 Babakansari Kiaracondong Bandung. Kegiatan diisi oleh K.H. D.R. Jalaluddin Rakhmat, M.Sc dalam bentuk ceramah dan tanya jawab interaktif. Kegiatan terbuka untuk umum dan gratis.*** www.ahmadsahidin.wordpress.com
Re: [kisunda] Prabu siliwangi jeung Islam
nya urang dangoan heula sugan we aya deui pamendak nu langkung mencrang :) Eta kuring maca novel Prabu Siliwangi (dua jilid) karya E Rokajat Asura, PS teh diudag-udag ku putra jeung incuna: Cakrabuana jeung Sunan Gunung Djati sangkan asup Islam. Tapi PS alimeun, ngan teu ngalarang anak incuna nyebarkan di Tatar Sunda sareng mere kabebasan ka rahayat sareng pengikutnya2. Teras mun maca novel kenging Saini KM Seri Kesatria Hutan Larangan (tilu jilid) meuni katinggal aman tentrem karajaan nu dipimpin PS teh. Bahkan, aya pasukan khusus sagala nu ngarana Puragabaya; satengah pandita satengah jawara. www.ahmadsahidin.wordpress.com --- Pada Ming, 29/8/10, oman abdurahman omana...@gmail.com menulis: Dari: oman abdurahman omana...@gmail.com Judul: Re: [kisunda] Prabu siliwangi jeung Islam Kepada: kisunda@yahoogroups.com Tanggal: Minggu, 29 Agustus, 2010, 2:48 PM Ngeunaan agama Prabu Siliwangi (PS) memang matak pogot ngadiskusikeunana. Anu jelas, soal agama anu diagem di Sunda harita monotheisme eta tos jadi kacindekan sababara panalungtik. Parios, upamana wae, seratan p Saleh Danasasmita alm. Tah, naha monotheisme eta aya dina pigura Islam atawa henteu, eta pasoalan sejen. Ngeunaan Islamna anu mana - naha, upamana, Sunni NU, Sunni Wahabi atawa Syi'i jst - eta oge pasoalan saterusna. Kuring boga hipotesa sawatara ieu, yen dina enyana PS asup Islam, tapi Islam anu dianutna teh lain Islam anu mentingkeun dimensi ritual, tapi leuwih kana Islam anu esensina wae atawa dina sawangan dimensi mah Islam dimensi mistikal jeung sosialna wae. Urang teruskeun ieu hipotesa: alasan tindakan PS harita nyokot jalan anu eta taya lian kaayan masyarakat anu sakitu pluralna dina nganut agama. Di Sunda harita geus aya Hindu jeung Sunda wiwitan anu geus ti heula, Budha oge (Talaga), Kristen geus asup, oge Islam. PS kudu merhatikeun kaayan anu plural ieu di jero masyarakatna. PS kudu ngajaga karukunan masyarakatna kaasup karukunan dina widang kahirupan agama. Sawatara ti eta, anu kapendak ku PS Islam dina main stream teh nyaeta Islam anu dijadikeun alat pikeun ngalegaan kakawasaan. Kaayan harita lebah dieu tiasa dipaluruh dina buku sajarah, kumaha kaayaan jeung kamekaran karajaan anu basisna Islam (Banten, Demak, Cirebon, jst) anu henteu luput tina rebutan kakawasaan. Munasabah upama karajaan Sunda harita anu kakepung - kungsi kabelejog - menta bantuan atawa nyieun fakta kerjasama pertahanan jeung Portugis anu geus mangkal di Malaka (padahal kabuktian, Portugis datangan ka Nusantara oge mawa spirit ngajajah alias mekarkeun kakawasaan). Kuring ngabayangkeun PS hanjelu nyaksian kaayaan harita. Agama anu sakuduna mawa katengtreman malah dijadikeun dadasar mekarkeun kakawasaan. Karana sakitu, hipotesa kuring ngeunaan PS anjeunna nyepeng agama teh lain agama keur mertahankeun kakawasaan dina harti vulgar. Tapi agama anu esensina pikeun katengtreman hirup. Karana sakitu, anjeunna henteu maksakeun hiji agama pikeun dianut ku sakumna masyarakatna. Malah, ka agama Islam anu anyar datang, anjeunna mere kasempetan ku masrahkeun wewengkon Cirebon ka puterana / katurunana (anu kabehdieunakeun ieu Cirebon kolaborasi jeung Banten merangan Pajajaran). Kuring teu rek biluk kamana-mana, sabab nya kitu kamekaran sajarah. Mana kitu oge sejarah urang Sunda kudu ngalaman pergolakan saperti kitu. Ngan, upama tea mah aya anu bisa diconto, nya sikep anu mentingkeun katengtreman ieu payus upama ku urang dikali leuwih jero deui pikeun dilarapkeun mangsa ayeuna jeung pikahareupeun. Sok sanajan kitu, naon anu ditepikeun bieu di luhur estuning karek hipotesa atawa gagasan awal wae. Ongkoh deui, sabagean gede tina sajarah Sunda jaman harita masih perlu dtalungtik deui, masih perlu diteangan bukti-buktina oge masih loba wacana diskusi ti para ahli. Upamana wae, kamari kuring ngobrol jeung dosen jurusan Sastra Sunda Unpad anu keur nalungtik prabu Borosngora tina sisi basa (istilah). Ceuk anjeunna, istilah borosngora nyoko kana maksud gancang dewasa (boros = gancang beak). Jadi, anu bergelar borosngora teh anjeunna anu geus dilantik jadi raja dina umur ngora keneh pisan. Di Sunda, dina mangsa harita, raja ngora atawa anu ngora-ngora geus jadi raja taya lian ti Prabu Wastukancana anu diwastu atawa dilantik jadi raja dina umur 14 taun (sakumaha kaunggel dina naskah wangsakerta jeung sababaraha naskah kuna Sunda sejenna) nalika ramana (Prabu Linggabuana) perlaya di Bubat. Ceuk dina naskah, Prabu Wastukancana dimakamkeunana di Nusa Pakel, Situ Lengkong. Pon kitu keneh ceuk carita rakyat Panjalu, Borosngora oge dikurebkeunana di Nusa Pakel, Situ Lengkong. Ceuk eta ahli basa Sunda, bisa jadi, Cakradewa teh taya lian ti Mangkubumi (raina Linggabuana) atawa Linggabuana ku anjeun. Sedengkeun istana anu di Cipanjalu eta istana sejenna lian ti anu di Kawali. Kapan geus jadi kabiasaan nepi ka ayeuna, pimpinan Pamarentahan (presiden) sok boga tempat peristirahatan
Bls: [kisunda] Kiblat urang Jawa Suriname
Tapi mun ninggal ka esensi ibadah, sareng na Quran ge ditrerangkeun yen nyinghareup ka mana wae eta nyinghareup ka Allah (wihdatul wujud). Soal mun jauh ti sumberna (dalam konteks kawasan jeung lokasi tempat lahir na Islam) sok rada teubih ti kaaslianna; teu ngajamin jelema eta bener na pengamalan ibadahna. Gagasan samodel kitu, yen mun jauh ti sumberna maka bakal jauh ti kaasliana, mun teu salah teori sajarah na salah saurang Orientalis. Kuring hilap deui, aya di bahas na buku Azyumardi Azra judulna Renaisans Islam Asia Tenggara. Ngan ceuk pameundak Marshal GS Hodgson mah na buku The Venture of Islam; dalam konteks kawasan Islam tidak ada istilah asli dan tidak. Karena pada dasarnya Islam itu doktrin dan nilai yang pada saat masuk pada wilayah manusia menjadi bukan lagi doktrin. Istilahna islamicate; islam yg mewujud dalam bentuk budaya dan tradisi serta pola keagamaan yang beda karena masing2 wilayah dan pemahaman manusia beda2. Islam Indonesia, Malaysia, jeung ju sejenna beda jeung Arab dan lainnya. Di tanah lahirna Islam, abdi mah yakin aya budaya dan tradisi Arab nu menjadi bagian dari keislaman karena dimasukan nilai-nilai Islam. Tah, kasimpulan na buku eta, nu kapendak ku kuring mah: Islam hadir memberi warna baru dan mengisinya dengan nilai atau ajaran yang lebih universal dan bernuansa spiritualitas. Nabi Muhammad saw di Arab mengganti tradisi haji yang berbau jahiliah dengan ajaran Islam. Bahkan, mengubah perilaku buruk yang membudaya di Makkah dan Madinah menjadi sebaliknya. Begitu juga dengan mereka yang biasanya berperang antarsuku disatukan dalam satu komunitas: umat Islam. Mereka yang menganggap anak perempuan sebagai beban ekonomi keluarga diberi pencerahan bahwa anak (baik laki-laki atau perempuan) merupakan anugerah dan amanah dari Allah serta menjadi kekayaan yang berharga bagi keluarga. Pernikahan ubah sesuai dengan nilai-nilai Islam sehingga unsur penindasan dan menganggap istri sekadar pemuas seks dihapuskan. Pernikahan diatur secara syariah sehingga bernilai sakral dan kaum lelaki-lelaki tidak lagi seenaknya dalam memperlakukan istri dan anak-anaknya. Kebiasaan menindas terhadap kaum dhuafa dihilangkan dengan mengangkat kaum dhuafa setara atau sederajat dengan masyarakat lainnya. punten ah, bilih teu nyambung www.ahmadsahidin.wordpress.com --- Pada Ming, 29/8/10, Waluya waluya2...@yahoo.co.id menulis: Dari: Waluya waluya2...@yahoo.co.id Judul: [kisunda] Kiblat urang Jawa Suriname Kepada: kisunda@yahoogroups.com Tanggal: Minggu, 29 Agustus, 2010, 4:05 PM Sababaraha poe katukang dina TVone aya reportase soal urang Jawa di Suriname. Saperti luluhurna, urang Jawa Suriname oge mayoritas agamana Islam. Nu aneh jeung rada lucu, aya sabagian urang Jawa Islam suriname umpama sholat teh tetep kiblatna ka KULON ...hehehe lain ka wetan, padahal Suriname sacara geografi mah ayana di kuloneun Mekkah, jadi sholatna kuduna nyanghareup ka wetan lain ka kulon. Meureun baheulana akibat ku teu nyaho Suriname kuloneun Mekkah. Mimiti tina kateunyahoan diteruskeun kana kasatiaan kana tradisi karuhun, sabagian urang Jawa Suriname, sanajan ayeuna geus nyaho, keukeuh we sholat teh kudu ngulon. Tapi aya oge nu geus narima yen baheula teh salah, sholatna dibenerkeun jadi nyanghareup ka wetan. Alhasil di Suriname aya masjid nu ngiblat wetan jeung aya oge masjid nu ngiblat ngulon. Untungna teu siga di urang, nu sok saling salahkeun, di Suriname beda arah kiblat ieu, teu jadi masalah nanaon, saling hargaan wae. Hiji conto, lamun jauh teuing, sakapeung sok teu saluyu jeung aslina Baktos, WALUYA
Bls: [kisunda] Re: Kisah Imam Ali bin Abi Thalib as dan Raden Kian Santang
kekeke... mun teu lepat mah saur sejarawan Azyumardi Azra, naskah lokal teu kasebat sumber primer. Duka tah mun salira nyebat kitu mah. Da kanggo abdi mah, yen agama naon ge teu penting. Nu peunting mah naon nu geus dilakukeun Prabu Siliwangi keu tatar sunda. Punteh ah www.ahmadsahidin.wordpress.com --- Pada Sen, 30/8/10, Waluya waluya2...@yahoo.co.id menulis: Dari: Waluya waluya2...@yahoo.co.id Judul: [kisunda] Re: Kisah Imam Ali bin Abi Thalib as dan Raden Kian Santang Kepada: kisunda@yahoogroups.com Tanggal: Senin, 30 Agustus, 2010, 2:48 AM Ahmad Sahidin ahmadsahi...@... wrote: Leres kang. hehehe... jigana Kanjeng Prabu teh boga agama nyalira kitu? agama pluralisme hehehe punten mun teu nyambung. Saleresna mah aya sumber primer nu paling kuat perkara agama nu diagem ku Pajajaran di abad 14-15, nyaeta Naskah Bujangga Manik. Jelas dina naskah ieu, agama di Pajajaran teh Hindhu, Bujangga Manik sorangan disebutkeun saurang pangeran ti Pakuan (Pangeran = anak raja) nu milih jadi resi/ mandita. Baktos, WALUYA
Re: boros=gancang beak? Re: [kisunda] Prabu siliwangi jeung Islam
tah leres, asa na teh bongsor www.ahmadsahidin.wordpress.com --- Pada Sen, 30/8/10, mh khs...@gmail.com menulis: Dari: mh khs...@gmail.com Judul: Re: boros=gancang beak? Re: [kisunda] Prabu siliwangi jeung Islam Kepada: kisunda@yahoogroups.com Tanggal: Senin, 30 Agustus, 2010, 8:38 AM singet uing mah nu maksudna gancang gede mah bongsor, enya kitu? 2010/8/30 oman abdurahman omana...@gmail.com Aeh enya ketang nya, boros teh bisa jadi lain basa Sunda, atawa basa Sunda serepan tina basa Indonesia (dina harti gancang beak mah). Ke urang tanyakeun deui ka anjeunna. Ngan, bener wae, harita kuring oge teu taliti, ditarima wae yen boros di dinya teh maksudna sarua jeung tereh beak atawa gancang beak (ngorana). manar 2010/8/30 Dudi Herlianto dudi.herlia...@gmail.com naha enya boros teh gancang beak? lamun nu ngomong jiga kuring nu samasakali lain ahli basa sunda, ukur resep, tangtu definisi ieu teh moal nepi ka ditatanyakeun. ngan lantaran anjeunna teh dosen sastra (komo) sunda (komo) unpad, kuring jadi hayang ngomentaran ku pananya. tangtu wae ukur komentar jalma nu resep (wungkul) ka basa sunda. basa kuring leutik, karesep teh ngadengekeun dongeng si rawing. lamun si rawing nu boga leungeung geheng ieu keur ngalalana, mileuweungan, manehna mah tara mawa bekel nanaon ti imah, estuning daharna teh ngandelkeun naon nu aya di leuweung. daging cangehgar, huhuian, jeung bongborosan. bongborosan, mun dipantarkeun ka pupucukan hartina sarupaning boros nu cek situs unpad mah contona teh temu lawak, temu kunci, jeung nu sejenna. mun boros nu gancang beak mah kuring apal sanggeus wawawuhan jeung basa indonesia. dina kbbi daring, boros memang dihartian cara eta, berlebih-lebihan dl pemakaian uang, barang, dsb. nu jadi pertanyaan kuring, naha kecap boros dina basa sunda teh hartosna naon atuh? naha ukur sarupaning temulawak, temukunci? atawa tiasa oge hartina teh gancang beak? inggis kuring mah, kusabab dimimitian ku nu salah, dosen sastra sunda unpad nu nuju nalungtik prabu borosngora teh nungtungan ku kacindengan nu salah. hatur nuhun, sareng punten... 2010/8/29 oman abdurahman omana...@gmail.com Sok sanajan kitu, naon anu ditepikeun bieu di luhur estuning karek hipotesa atawa gagasan awal wae. Ongkoh deui, sabagean gede tina sajarah Sunda jaman harita masih perlu dtalungtik deui, masih perlu diteangan bukti-buktina oge masih loba wacana diskusi ti para ahli. Upamana wae, kamari kuring ngobrol jeung dosen jurusan Sastra Sunda Unpad anu keur nalungtik prabu Borosngora tina sisi basa (istilah). Ceuk anjeunna, istilah borosngora nyoko kana maksud gancang dewasa (boros = gancang beak). Jadi, anu bergelar borosngora teh anjeunna anu geus dilantik jadi raja dina umur ngora keneh pisan. Di Sunda, dina mangsa harita, raja ngora atawa anu ngora-ngora geus jadi raja taya lian ti Prabu Wastukancana anu diwastu atawa dilantik jadi raja dina umur 14 taun (sakumaha kaunggel dina naskah wangsakerta jeung sababaraha naskah kuna Sunda sejenna) nalika ramana (Prabu Linggabuana) perlaya di Bubat. Ceuk dina naskah, Prabu Wastukancana dimakamkeunana di Nusa Pakel, Situ Lengkong. Pon kitu keneh ceuk carita rakyat Panjalu, Borosngora oge dikurebkeunana di Nusa Pakel, Situ Lengkong. Ceuk eta ahli basa Sunda, bisa jadi, Cakradewa teh taya lian ti Mangkubumi (raina Linggabuana) atawa Linggabuana ku anjeun. Sedengkeun istana anu di Cipanjalu eta istana sejenna lian ti anu di Kawali. Kapan geus jadi kabiasaan nepi ka ayeuna, pimpinan Pamarentahan (presiden) sok boga tempat peristirahatan atawa istana leuwih ti hiji. Pon kitu keneh jaman baheula, saurna. Upama eta hipotesa sang dosen bisa dibuktikeun, menarik. Sabab, ceuk legenda, Prabu Borosngora teh anu terkenal diajar Islam ka Mekkah, anu teras pependak sareng Syaidina Ali, anu mulangna deui ka lemah cai nyandak cai dina siwur karancang (bolong-bolong) sakumaha ditugaskeun ku ramana (kamampuan mawa cai dina siwur karancang mangrupa syarat ti ramana, yen lamun geus bisa mawa cai dina siwur karancang hartina geus papangih jeung agama atawa ajaran sajati anu ditareangan ku manusa pikeun kasalametan hirupna. Eta cai saterusna diawurkeun ka hiji lengkob anu engkena jadi situ Lengkong ayeuna. Eta carita bener henteuna wallohu 'alam. Ongkoh deui di Sunda mah geus jadi kabiasaan banyak carita sajarah anu dituturkeun (dicaritakeun ka generasi saterusna) dina wangun silib / simbol. Di Sunda kawentar silib, sindir, siloka jeung sasmita (4S) salaku media nepikeun hiji informasi. Dina lebah dieu, sajarah Borosngora (jeung Panjalu) anu nepi ka ayeuna teu jelas raratanana (ceuk elmu sajarah akademis) kaasup informasi anu ditepikeun ku simbol atawa 4S tea (momen Borosngora pependak sareng Syaidina Ali kw oge kaasup
[kisunda] Duel Berujung Maut karena Tersinggung Diluruskan Bacaan Saat Tadarus
Tomi, 28, warga Kebonsari Kulon, Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo akhirnya harus melupakan keinginannya untuk bisa ikut merayakan Idul Fitri. Pemuda yang masih lajang ini meninggal dunia setelah terlibat carok dengan temannya sendiri, Feri Romadhon, 20, warga RT 4 RW 1 Kelurahan Kebonsari Wetan. Akibat peristiwa berdarah usai Salat Tarawih, Rabu (25/6) sekitar pukul 21.35 WIB ini, Tomi mengalami luka bacok di bagian lengan kiri, dada kiri hingga tembus tulang rusuk dan luka di pantat bagian belakang sebelah kiri. Kendati sempat dibawa ke RSUD dr Muhammad Saleh Kota Probolinggo, namun nyawa Tomi tidak tertolong lagi. Ia mengembuskan nafas terakhirnya karena terlalu banyak darah keluar dari lukanya. Sedangkan Feri Romadlon hanya mengalami luka di lengan bagian kiri. Akibat perbuatannya, kini Feri diamankan di Mapolres Probolinggo untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Pria yang memiliki anak yang masih berusia 4 bulan itu digelandang petugas ke Mapolresta Probolinggo usai dirawat di rumah sakit PG Wonolangan PTP Perkebunan XI, Dringu, Kabupaten Probolinggo. Menurut M Rofii, Lurah Kebonsari Wetan, kedua pemuda yang terlibat perkelahian menggunakan celurit ini sebenarnya dilatarbelakangi persoalan sepele. Malam itu, usai Tarawih, keduanya ikut kegiatan tadarus di Musalla Ar-Ridho, Kelurahan Kebonsari Wetan yang tak jauh dari rumahnya. Dirasa pelafalan tajwid (bacaan) Alquran yang dilakukan Feri kurang tepat, Tomi menegurnya. Tidak terima ditegur teman tadarusnya, Feri marah-marah dan menantang carok. Tomi yang kesehariannya bekerja mencari penumpang di terminal bus Bayuangga, Kota Probolinggo ini langsung menyambut tantangan Feri. Keduanya pun pulang ke rumah masing-masing untuk mengambil senjata tajam berupa celurit. Tidak berselang lama, keduanya berpapasan di luar halaman musala. Tanpa ada komando, keduanya saling serang dengan senjata tajam. Nahas, sabetan Feri berkali-kali mengenai tubuh Tomi sehingga membuatnya terkapar bersimbah darah. Begitu melihat Tomi roboh, Feri melarikan diri dengan sepedanya. “Informasinya begitu, Cuma saya enggak tahu persis, dia kabur dengan sepeda motor atau sepeda pancal,” jelas Lurah Kebonsari Wetan. Sebenarnya saat berlangsung carok, ada beberapa warga yang mengetahui pertarungan tersebut. Namun mereka mengaku tidak berani memisah karena masing-masing memegang celurit. Bahkan warga memilih menyingkir. Sehingga Tomi yang kala itu sudah roboh, tidak segera mendapat pertolongan, karena warga telanjur menyingkir. Sementara itu, warga sekitar mengaku prihatin dengan peristiwa carok tersebut. Mestinya, menurut mereka, persoalan yang dipicu masalah sepele itu diselesaikan dengan cara damai. Apalagi, kata warga, keduanya merupakan sahabat dan sering tadarus bersama. Kapolresta Probolinggo melalui Kasat Reskrim AKP Agus I Supriyanto mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan penyebab terjadinya saling bacok tersebut. Namun pihaknya mengaku telah mengamankan barang bukti berupa sandal dan sarung celurit di tempat kejadian. “Kami masih mendalami peristiwa ini,” jelas Kasat saat berada di kamar mayat RSUD dr Muhammad Saleh, Kamis (26/8). [Surya]http://www.facebook.com/ah0sa#!/notes/muhsin-labib/duel-berujung-maut-karena-tersinggung-diluruskan-bacaan-saat-tadarus/468822800729 www.ahmadsahidin.wordpress.com
Re: [kisunda] Prabu siliwangi jeung Islam
hahahahaha tapi naha bet dibahas wae nya? teu sieun ku jurig atawa jin kitu? Soal falsafah hirup, lain di Prabu Siliwangi wae nu boga. Hampir kabeh manusa nu hirup jeung nu makalangan di dunya mah boga falsafah hirup, najan teu karumuskeun na konsep filsafat atanapi teori2. Asa ingeut ka Kanjeng Rasul saw/Sayyidina Ali (mun teu lepat nyarios) saurna: ambil hikmah di mana pun ia berada. Soal eta Prabu Siliwangi, Islam atanapi lain Islam mah, geus lah keun bae engke di akherat urang tinggali asup ka golongan mana: katuhu atawa kenca (surga atawa naraka)... www.ahmadsahidin.wordpress.com --- Pada Sel, 31/8/10, Empat Munjul sdn4.munjulj...@yahoo.com menulis: Dari: Empat Munjul sdn4.munjulj...@yahoo.com Judul: Re: [kisunda] Prabu siliwangi jeung Islam Kepada: kisunda@yahoogroups.com Tanggal: Selasa, 31 Agustus, 2010, 3:54 AM ;percaya kanu mitos mereun, ceuk kuring mah ari sadayana carita ngeunaan prabu siliwangi nyaeta falsafah kahirupana manusa baheula, nu ruang lingkup na kabudayaan sunda, dasarna agama hindu, nu diudag-udag ku jalma ayeuna ngan saukur jurig jeung jin na, --- On Mon, 8/30/10, Dudi Herlianto dudi.herlia...@gmail.com wrote: From: Dudi Herlianto dudi.herlia...@gmail.com Subject: Re: [kisunda] Prabu siliwangi jeung Islam To: kisunda@yahoogroups.com Date: Monday, August 30, 2010, 7:08 AM hehe kalimah ieu: 'kayakinan sebagian besar urang sunda cenah'... mantaf pisan. kalimah politis atawa statistis tah? :p 2010/8/28 Mohammad zen zenhus...@yahoo.com seueur memang perdebatan masalah Prabu siliwangi ieu ngan mumkin nu kuring terang dadanguan di kulawarga mah yen prabu siliwangi teh Islam banter na mah islam sunda wiwitan , tah ieu jadi kayakinan sabagaian besar urang sunda cenah. didieu aya pendapat oge yen prabu ten urang islam sunda http://www.kalangsunda.net/apps/forums/topics/show/3301267-raja-suryakancana-seda?page=last -- d-: dudi herlianto :-q kunyuk nuyun kuuk, kuuk nuyun kunyuk
Bls: [kisunda] borobudur jieunan jin nabi sulaiman
hehehe hebatnya, kreatif! www.ahmadsahidin.wordpress.com --- Pada Rab, 1/9/10, Dudi Herlianto dudi.herlia...@gmail.com menulis: Dari: Dudi Herlianto dudi.herlia...@gmail.com Judul: [kisunda] borobudur jieunan jin nabi sulaiman Kepada: kisunda@yahoogroups.com Tanggal: Rabu, 1 September, 2010, 2:54 AM kumaha kasalahan etimologi bisa ngahasilkeun kacindekan nu lieur aya dina kasus klaim k.h. (kiai haji) fahmi basya yen borobudur teh dijieun ku jin-na nabi sulaiman. sleman cenah asalna tina sulaeman wonosobo cenah leuweung (wana) ratu sabaratu boko teh ratu bilqissu dina sulaeman teh nuduhkeun yen ieu nabi asalna ti jawa jiga sukarno atawa suharto.jawa teh asalna tina jew (yahudi). baca polemik hal ieu di:http://unik.kompasiana.com/2010/08/28/candi-borobudur-akan-digugat-ke-mahkamah-konstitusi/ http://www.kaskus.us/showthread.php?t=5084288 lumayan keur ngabuburit heuheu -- d-: dudi herlianto :-q kunyuk nuyun kuuk, kuuk nuyun kunyuk
[kisunda] Sirah Nabawiyah versi Sunni-Syiah
Untuk mengetahui bedanya, antara versi Sunni dan Syiah, baiklah kita bandingkan sedikit dengan buku-buku yang pernah saya baca. Apabila membaca “Sejarah Hidup Muhammad” karya Muhammad Husein Haekal, “Sirah Nabawiyah” karya Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfury, atau buku sejarah Muhammad lainnya dari para penulis beraliran Islam-Sunni, biasanya Rasulullah digambarkan pernah keliru dan tidak mengetahui bahwa dirinya seorang Nabi. Begitu juga tentang peristiwa mendapatkan wahyu pun dramatis; sampai ketakutan dan lari kemudian berlindung kepada istrinya, Khadijah. Peristiwa ditegur Allah karena tidak menghiraukan orang buta, soal penyerbukan kurma yang malah merugikan petani, atau Nabi berniat menceraikan Aisyah karena kedapatan berduaan dengan Shafwan dalam perjalanan yang tertinggal, adalah masuk dalam karya sejarawan Ahlu Sunnah atau Sunni. Berbeda dengan buku Sirah Nabawiyah dari kalangan sejarawan Syiah atau Ahlul Bait. Sebut saja nama Ja`far Subhani dengan karyanya “The Message” (terbitan Foreign Departement of Be`that Foundation, 1984) dan Ja`far Murtadha Amili dengan karyanya “Al-Shahih Min Sirat Al-Nabiy Al-A`Zham Saw”. Dalam kedua buku tersebut, hampir tidak ada peristiwa sejarah yang membuat Nabi Muhammad saw linglung, ketakutan, atau tidak mengetahui kenabiannya. Dalam buku tersebut ditulis bahwa Nabi Muhammad saw adalah manusia bersih dari kesalahan dan sempurna dalam perilaku serta pendapatnya berdasarkan wahyu. Jadi, setiap ucapan dan kehidupannya benar-benar teladan untuk umat Islam. Bahkan, Sayyid A.A Razwy dalam buku Menapak Jalan Suci Sang Putri Mekkah: Sejarah Khadijah al-Kubra, istri Rasulullah Saw (Jakarta: Lentera, 2002; h.179-180) menyebutkan Khadijah bukan janda, tetapi seorang lajang yang belum menemukan calon yang cocok. Menurut Razwy, Khadijah banyak menerima lamaran dari para pemuka dan penguasa Arab Mekkah, tetapi ia menampiknya. Khadijah tidak tergoda dengan kekayaan karena ia sendiri seorang pengusaha yang terkenal kaya raya di Mekkah. Siapa pun yang mencoba (melamar) mengesankannya dengan harta atau kekuasaan, jika tidak bodoh, tentu saja naif. Karena itu, Khadijah membuat target sampai adanya seorang laki-laki yang benar-benar mengesankannya, yaitu Muhammad bin Abdullah. Lainnya, yang jarang dikemukakan sejarawan Ahlu Sunnah adalah tentang peristiwa pengangkatan pemimpin setelah Rasulullah saw di Ghadir Khum. Ghadir Khum dan kisah pembangkangan sahabat dekat dalam Perang Uhud menjadi kupasan pada buku-buku sejarah versi Syiah. Kalau diringkas: Ahlu Sunnah lebih memanusiakan Muhammad sehingga ia masih dapat berbuat salah atau keliru. Sedangkan Ahlul Bait menyajikan Muhammad saw sebagai sosok sempurna, berperilaku mulia, dan di bawah bimbingan Ilahi. www.ahmadsahidin.wordpress.com
Re: [kisunda] Sirah Nabawiyah versi Sunni-Syiah
berbagi informasi saja. jadi, lain na soal fikih wae beda teh, na sejarah Rasul na ge beda. www.ahmadsahidin.wordpress.com --- Pada Jum, 3/9/10, JeBe jungkir_balik2...@yahoo.com menulis: Dari: JeBe jungkir_balik2...@yahoo.com Judul: Re: [kisunda] Sirah Nabawiyah versi Sunni-Syiah Kepada: kisunda@yahoogroups.com Tanggal: Jumat, 3 September, 2010, 6:23 AM Punten kang ahsa, kinten2 poin inti maksud tina email ieu naon nya? Hatur nuhun Sent from MobilePhone®From: Ahmad Sahidin ahmadsahi...@ymail.com Sender: kisunda@yahoogroups.com Date: Fri, 3 Sep 2010 10:51:21 +0800 (SGT)To: ALTANWIR milisaltan...@yahoogroups.com; Ki Sunda Miliskisunda@yahoogroups.com; SuaraHatisuarah...@yahoogroups.com; musyawarah-burung Milismusyawarah-bur...@yahoogroups.com; zamanku Miliszama...@yahoogroups.comReplyTo: kisunda@yahoogroups.com Subject: [kisunda] Sirah Nabawiyah versi Sunni-Syiah Untuk mengetahui bedanya, antara versi Sunni dan Syiah, baiklah kita bandingkan sedikit dengan buku-buku yang pernah saya baca. Apabila membaca “Sejarah Hidup Muhammad” karya Muhammad Husein Haekal, “Sirah Nabawiyah” karya Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfury, atau buku sejarah Muhammad lainnya dari para penulis beraliran Islam-Sunni, biasanya Rasulullah digambarkan pernah keliru dan tidak mengetahui bahwa dirinya seorang Nabi. Begitu juga tentang peristiwa mendapatkan wahyu pun dramatis; sampai ketakutan dan lari kemudian berlindung kepada istrinya, Khadijah. Peristiwa ditegur Allah karena tidak menghiraukan orang buta, soal penyerbukan kurma yang malah merugikan petani, atau Nabi berniat menceraikan Aisyah karena kedapatan berduaan dengan Shafwan dalam perjalanan yang tertinggal, adalah masuk dalam karya sejarawan Ahlu Sunnah atau Sunni. Berbeda dengan buku Sirah Nabawiyah dari kalangan sejarawan Syiah atau Ahlul Bait. Sebut saja nama Ja`far Subhani dengan karyanya “The Message” (terbitan Foreign Departement of Be`that Foundation, 1984) dan Ja`far Murtadha Amili dengan karyanya “Al-Shahih Min Sirat Al-Nabiy Al-A`Zham Saw”. Dalam kedua buku tersebut, hampir tidak ada peristiwa sejarah yang membuat Nabi Muhammad saw linglung, ketakutan, atau tidak mengetahui kenabiannya. Dalam buku tersebut ditulis bahwa Nabi Muhammad saw adalah manusia bersih dari kesalahan dan sempurna dalam perilaku serta pendapatnya berdasarkan wahyu. Jadi, setiap ucapan dan kehidupannya benar-benar teladan untuk umat Islam. Bahkan, Sayyid A.A Razwy dalam buku Menapak Jalan Suci Sang Putri Mekkah: Sejarah Khadijah al-Kubra, istri Rasulullah Saw (Jakarta: Lentera, 2002; h.179-180) menyebutkan Khadijah bukan janda, tetapi seorang lajang yang belum menemukan calon yang cocok. Menurut Razwy, Khadijah banyak menerima lamaran dari para pemuka dan penguasa Arab Mekkah, tetapi ia menampiknya. Khadijah tidak tergoda dengan kekayaan karena ia sendiri seorang pengusaha yang terkenal kaya raya di Mekkah. Siapa pun yang mencoba (melamar) mengesankannya dengan harta atau kekuasaan, jika tidak bodoh, tentu saja naif. Karena itu, Khadijah membuat target sampai adanya seorang laki-laki yang benar-benar mengesankannya, yaitu Muhammad bin Abdullah. Lainnya, yang jarang dikemukakan sejarawan Ahlu Sunnah adalah tentang peristiwa pengangkatan pemimpin setelah Rasulullah saw di Ghadir Khum. Ghadir Khum dan kisah pembangkangan sahabat dekat dalam Perang Uhud menjadi kupasan pada buku-buku sejarah versi Syiah. Kalau diringkas: Ahlu Sunnah lebih memanusiakan Muhammad sehingga ia masih dapat berbuat salah atau keliru. Sedangkan Ahlul Bait menyajikan Muhammad saw sebagai sosok sempurna, berperilaku mulia, dan di bawah bimbingan Ilahi. www.ahmadsahidin.wordpress.com
Bls: [kisunda] Re: [Urang Sunda] Hadits
kiwari mah nu unggul na widang tehnologi teh pan Eropa, lain tiongkok. elmu naonnya nu unggul di tiongkok; elmu solin sareng ubar-ubaran kitu. Tapi ketang di urang ge seur nu kitu mah... www.ahmadsahidin.wordpress.com --- Pada Sen, 6/9/10, mh khs...@gmail.com menulis: Dari: mh khs...@gmail.com Judul: [kisunda] Re: [Urang Sunda] Hadits Kepada: kisunda@yahoogroups.com Tanggal: Senin, 6 September, 2010, 6:40 AM jauh-jauh neangan langit ka tiongkok, langit mah di lembur uing ge katoong. mun arek noong elmu naon nu perlu di-susud ka tiongkok, jigana bisa ditoong jiga kieu: naon nu unggul kiwari di tiongkok? tah nu unggulna we nu perlu ditoong mah, nu butut na mah jigana teu perlu 2010/9/6 Abbas Amin abas_ami...@yahoo.com Cek Hadits : Urang wajib diajar elmu naon wae nu pialuseun masing ka Nagri China oge jauhna. Naon atuh Elmu Utama ti Nagri China teh !? Euweuh deui iwal ti THIAN nu hartina Tuhan = LANGIT. Mangga lenyepan ku sadayana. Utamina Kang Oman sareng si Emang ( mh ).
[kisunda] Ulama Hanya Setujui Miras di Hotel Bintang 5: Persetujuan Ulama Kota Bandung
BANDUNG, (PR).- Para ulama di Kota Bandung berharap pemerintah hanya menyetujui keberadaan minuman beralkohol/minuman keras (miras) di hotel bintang lima. Selain itu, mereka juga menginginkan agar setiap orang yang akan membeli minuman beralkohol, menunjukkan KTP terlebih dahulu. Demikian disampaikan Ketua Umum PP Persatuan Islam (Persis) Prof. Dr. K.H. Maman Abdurrahman seusai mengikuti penyaluran zakat profesi di Balai Kota Bandung, Senin (6/9). Maman mengatakan, sebenarnya para ulama di Kota Bandung menginginkan Kota Bandung bebas dari minuman beralkohol. Akan tetapi, mereka menyadari bahwa itu tidak dapat dilakukan sekaligus. Oleh karena itu, dalam pembahasan Raperda Pelarangan, Pengawasan, dan Pengendalian Minuman Beralkohol di DPRD Kota Bandung, Maman menitipkan agar minuman beralkohol hanya dijual di hotel berbintang lima. Jangan di hotel bintang tiga ke atas, soalnya hotel bintang tiga itu pengunjungnya berasal dari latar belakang ekonomi yang lebih beragam, tuturnya. Selain itu, Maman berharap raperda ini juga dapat mengatur setiap calon pembeli minuman beralkohol agar menunjukkan KTP terlebih dahulu. Ini bertujuan untuk memantau usia calon pembeli, apakah sudah cukup umur atau belum, serta agama calon pembeli. Ya, saya harap kalau agamanya Islam enggak usah dikasih minuman beralkohol. Di Amerika saja yang negara bebas, konsumen minuman beralkohol itu dibatasi umurnya, katanya. Kota agamis Maman memahami bahwa untuk membebaskan Bandung dari minuman beralkohol memerlukan proses yang panjang. Pembuatan raperda yang mengatur mengenai pembatasan penjualan minuman beralkohol itu dianggap sebagai langkah-langkah menuju ke arah itu. Maman juga berharap agar Satpol PP dan polisi lebih giat lagi melakukan operasi-operasi minuman beralkohol hingga ke warung-warung kecil. Wali Kota Bandung Dada Rosada mengakui, saat ini pembahasan raperda mengenai minuman beralkohol untuk sementara ditunda karena masih ada pro dan kontra pendapat antara beberapa pihak. Dia juga mengingatkan bahwa visi Kota Bandung adalah menjadi kota agamis yang mampu mengakomodasi aspirasi berbagai umat beragama. Namun, Dada menjamin bahwa Raperda Pelarangan, Pengawasan, dan Pengendalian Minuman Beralkohol tidak akan dibatalkan. Drafnya sekarang sedang kita perbaiki, enggak akan sampai dibatalkan kok. Kita harus pikirkan juga toleransi dalam pembahasan raperda ini, ujarnya. (A-180)*** http://newspaper.pikiran-rakyat.com/prprint.php?mib=beritadetailid=155545 www.ahmadsahidin.wordpress.com Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/kisunda/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/kisunda/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: kisunda-dig...@yahoogroups.com kisunda-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: kisunda-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[kisunda] HHM: Jejak Akhir Relasi Budaya Lokal dan Pesantren
Oleh: Ahmad Gibson al-Bustomi “Baheula ku basa Sunda ahirna ku basa Arab; jadi kaula nyundakeun Arab nguyang ka Arab, ngarabkeun Sunda tina Basa Arab” (Hasan Mustapa, Qur’anul Adhimi) Relasi kebudayaan Sunda dan Islam telah cukup lama menjadi pembicaraan, khususnya dari kalangan akademisi, baik dari sisi histroris maupun kajian budaya. Keakraban antara dunia pesantren dengan kebudayaan Sunda, diantaranya ditandai oleh banyaknya nadoman dan pupujian yang menggunakan bahasa Sunda dan biasa dilantunkan di pesantren atau majelis taklim di mesjid-mesjid. Demikian juga sebaliknya, tidak sedikit dangding atau tembang Sunda yang bertemakan keagamaan, Islam. Unsur-unsur kebudayaan memang sangat beragam, bukan hanya bidang seni belaka, akan tetapi keberadaan seni paling tidak bisa dijadikan indikator yang lebih bisa diukur berkenaan dengan relasi antara sub-kultur pesantren dengan kebudayaan lokal di mana pesantren itu berada. Diantara sejumlah karya seni yang mengindikasikan adanya relasi antara tradisi pesantren dengan tradisi lokal Sunda, dalam kadar yang cukup “kental” adalah karya-karya dangding Haji Hasan Mustapa (HHM). Tokoh yang kedua kakinya secara sangat kokoh menapak di kedua wilayah tersebut (tradisi pesantren-Islam, dan kebudayaan lokal Sunda). Sosok K.H. Hasan Mustapa, baik sebagai tokoh agama (Kyai), maupun sebagai tokoh budaya berada di persimpangan, hadir sebagai sosok dari tokoh misterius. Sebagai bujangga, seperti dikatakan Hawe Setiawan, apa pun peran dan posisi HHM dalam sejarah kolonialisme di Indonesia, yang jelas karya-karya (sastra)-nya sangat luar biasa, dan sangat sulit mencari tandingannya di tatar Sunda, sampai sekarang. Dengan kata lain, posisi HHM dalam khazanah sastra lokal Sunda tidak diragukan, juga tidak ada yang meragukannya, baik dari sisi kualitas maupun dari kuantitas. Siapa diantara budayawan Sunda (bahkan mungkin Nasional), yang memiliki produktivitas di atas 10.000 puisi (dangding)? Bukan hanya jumlahnya, tetapi juga kualitas karya sastranya. Karya sastra HHM yang dikategorikan sebagai sasta religius, belum termasuk sejumlah karya tulis keagamaan dalam bentuk esai, dan juga mengingat posisinya sebagai Penghulu Agama, tentunya HHM memliki posisi tersendiri dalam dinamika keagamaan pesantren, paling tidak di wilayah Bandung dan Priangan; oleh karenanya HHM dikenal dan dijuluki sebagai Kyai. Namun demikian, ada misteri besar berkenaan dengan “ketokohan” HHM, baik sebagai bujangga (sastrawan) maupun sebagai elite agama. Kebesaran nama dan karyanya tidak sebesar pengenalan masyarakat agama dan budayawan (sastrawan) lokal terhadap karya-karya besarnya. Misteri dari tidak populernya pemikiran dan ketokohan HHM dalam bidang pemikiran keagamaan di kalangan pesantren sebenarnya masih sangat bisa dimengerti. Karena, dalam wilayah pemikiran keagamaan HHM yang mengindikasikan faham sufistik (wujudiah) yang dengan tegas banyak ditolak oleh komuniatas pesantren dan komunitas agama lainnya, khsusunya dari kalangan pembaharu. Lebih dari itu, karena tipologi keberagamaan masyarakat Sunda (dan umumnya Indonesia) adalah tipologi keberagamaan fiqhiyah; tipologi keberagamaan yang oleh HHM disebut tipologi keagamaan “nyembah nyabeulah“, maka sangat wajar bila pemikiran keagamaan HHM yang sarat dengan pemikiran sufistik tersebut tidak begitu akrab dengan kehidupan keagamaan masyarakatnya. Kalau pun ada diantara mereka yang cukup mengenalnya, paling tidak namanya dan diakui sebagai seorang Kyai, bisa dipastikan itu ada dari kalangan tua, dan itu pun dari komunitas yang menganut faham keagamaan (pesantren) tradisonal dan mempraktekkan amalan sufistik, thariqat. Lalu bagaimana dari kalangan budayawan? Sejauh mana sebenarnya budayawan (lokal) Sunda mengenal HHM sebagai bujangga? Atau, seberapa sering dan komunitas budaya lokal Sunda mana yang sering mementaskan karya-karya besar HHM? Kalau ada, dangding yang mana yang biasa dan sering dipentaskan? Rasanya sangat langka untuk tidak mengatakan bahwa tidak pernah ada komunitas budaya lokal yang pernah dan biasa mementaskan karya-karya besar HHM. Kecuali di kalangan yang sangat terbatas dan memang secara spesifik membicarakan dan mengupas tentang karya dan ketokohan HHM, yang hal itu pun masih sangat jarang dilakukan. Bahkan, tidak pula menjadi salah satu pokok bahasan dalam materi pengajaran Bahasa Sunda dan kebudayaan Sunda di sekolah-sekolah tatar Sunda. Konon, kesulitan terbesar dari kalangan budayawan dalam mengapresiasi karya-karya HHM adalah justru karena sarat dengan pemikiran dan petuah yang bersifat religus (sufistik) yang sangat sulit untuk dipahami dan dimengerti. Asumsi dan argumen ini secara tidak langsung mengindikasikan renggangnya relasi budaya lokal dengan pesantren serta terjadinya proses pewarisan budaya di kalangan komunitas budaya yang tidak lengkap, yang hanya mengedepankan aspek permukaan (artistik) dari karya-karya budaya pendahulunya, dan mengenyampingkan
[kisunda] Wilujeng Boboran Shiam 1431 H
Salam. Sampurasun... Kanggo baraya milis Ki Sunda: Wilujeng Boboran Shiam 1431 H. Hapunten Samudaya Kalepatan. Mugi amal ibadah urang sadaya sareng sawala urang janten elmu sareng kenging ganjaran ti Gusti Allah, Pangeran urang sadayana. Allohumma bi haqqi Muhammmadin wa aali Muhammad Taqobbalallohu minna waminkum. Amiin ya Rabbal 'alamin. Ahsa sakulawargi di Sukamenak, Kopo, Kabupaten Bandung www.ahmadsahidin.wordpress.com Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/kisunda/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/kisunda/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: kisunda-dig...@yahoogroups.com kisunda-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: kisunda-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Bls: Trs: [kisunda] Agama - Antara PERSIS jeung Budaya?
sok atuh geura buktikeun, geuning tradisi nu islami sapertos tahlilan sok dicaram... kumaha ieu teh Persis? www.ahmadsahidin.wordpress.com --- Pada Kam, 16/9/10, mh khs...@gmail.com menulis: Dari: mh khs...@gmail.com Judul: [kisunda] Agama - Antara PERSIS jeung Budaya? Kepada: Ki Sunda kisunda@yahoogroups.com Tanggal: Kamis, 16 September, 2010, 9:56 PM Persis juga Memperhatikan Budaya Lokal FOTO dari kanan, Staf Ahli Mensesneg Prof. Dr. H. Dadan Wildan Anas, Ketua Umum Persis H. Maman Abdurrahman, pengamat Islam Yudi Latif, Rektor Unpad Prof. Dr. Ganjar Kurnia, Ketua Pelaksana Muktamar Persis Atif Latifulhayat, dalam diskusi terbatas di Aula Redaksi Pikiran Rakyat, Kamis (16/9).* M. GELORA SAPTA/PR BANDUNG, (PR).- Kehadiran Persatuan Islam (Persis) di Indonesia bukan untuk memberantas budaya lokal. Persis hadir untuk menjaga kemurnian akidah dengan menempatkan budaya lokal secara proporsional. Hal itu dikatakan Ketua Pelaksana Muktamar ke-14 Persis, Atip Latifulhayat dalam diskusi terbatas Persis, Islam, dan Budaya yang digelar di Aula Redaksi Pikiran Rakyat Jln. Soekarno-Hatta 147 Bandung, Kamis (16/9). Menurut dia, selama ini sebagian masyarakat memandang Persis antibudaya. Hal itu tidak sepenuhnya tepat, katanya. Diskusi yang dipandu Redaktur Dalam Negeri PR, H. Wakhudin ini juga dihadiri Pemimpin Redaksi PR H. Budhiana, Ketua Umum Persis H. Maman Abdurrahman, Rektor Universitas Padjadjaran Ganjar Kurnia, pengamat studi Islam dan kenegaraan Yudi Latif, dan Staf Ahli Mensesneg Dadan Wildan. Atip menuturkan, kesan bahwa Persis kurang ramah terhadap budaya hanya merupakan konsekuensi dari aktivitas Persis yang cenderung menggunakan pendekatan normatif dan tidak kompromistis, seperti memberantas takhayul, bid’ah, dan khurafat. Sementara budaya, menurut dia, cenderung bersifat dinamis. Untuk menengahinya, Persis melakukan filterisasi terhadap budaya yang berpotensi mengganggu akidah Islam. Filternya adalah akidah dan syariat Islam, ujarnya. Berbeda dengan sejumlah organisasi kemasyarakatan (ormas) sejenis yang mengambil nama organisasinya dari bahasa Arab, Atip mencontohkan, penamaan Persis diambil dari bahasa Indonesia. Persis juga tidak sepenuhnya menyampaikan khotbah Jumat dengan bahasa Arab, tetapi juga disertai dengan bahasa yang dimengerti jemaahnya. Bahkan, untuk tingkat lokal, Persis juga memiliki majalah berbahasa Sunda Iber yang telah terbit selama tiga puluh tahun. Itu bukti bahwa Persis tidak antibudaya, tuturnya Ketua Umum Persis H. Maman Abdurrahman mengatakan, dalam aktivitasnya, Persis senantiasa melakukan purifikasi (pemurnian) Islam dengan mengajak masyarakat untuk kembali kepada Alquran dan Sunah. Namun, menurut dia, Persis mencoba memberikan pandangan kepada masyarakat bahwa Islam tidak hanya mengatur masalah fikih ibadah, tetapi juga semua sektor kehidupan, termasuk budaya. Bahkan, Islam juga dapat diterapkan dalam kehidupan sosial dan politik, katanya. Rektor Unpad sekaligus budayawan, Ganjar Kurnia mengatakan, budaya dan kesenian lokal seyogianya dapat dijadikan sarana dakwah sebagaimana juga dilakukan Wali Sanga. Dia menyebutkan, berdakwah melalui musik ataupun lagu biasanya lebih meninggalkan kesan daripada ceramah biasa. Jika dakwah dengan menggunakan seni, masyarakat pun akan lebih mudah menerimanya, kata Ganjar. Hal senada diungkapkan pengamat studi Islam dan kenegaraan, Yudi Latif. Menurut dia, jika beberapa tradisi lokal dipertahankan, Persis akan lebih berpengaruh bagi masyarakat. Persis ini tidak hanya reformis, tetapi juga modernis, yakni terbuka terhadap peradaban baru selama itu tidak bertentangan dengan akidah, ujarnya. Sementara menurut Staf Ahli Mensesneg sekaligus Ketua Dewan Tafkir Persis, Dadan Wildan, pada abad ke-21 ini, Persis dituntut untuk mampu menjembatani tiga arus peradaban yang ada saat ini, yakni Islam, Timur, dan Barat. Jika hanya berkutat di sekitar bid’ah dan takhayul, sudah bukan zamannya lagi, ucapnya. Menurut dia, kini Persis harus mampu menjawab masalah faktual, di antaranya ekonomi dan pendidikan berbasis syariah. Pemimpin Redaksi PR H. Budhiana mengatakan, kegiatan diskusi ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pandangan pergerakan Islam yang ada di Indonesia, khususnya yang berpengaruh di Jawa Barat. Muktamar ke-14 Persis akan diselenggarakan pada 25-27 September 2010 di enam lokasi di Tasikmalaya dan Garut. Muktamar ini rencananya akan dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono serta sejumlah duta besar, antara lain dari Amerika, Australia, dan Singapura. Seluruh peserta yang akan hadir pada muktamar diperkirakan mencapai delapan ribu orang. Agenda muktamar tersebut di
[kisunda] PERSIS-Berada di Persimpangan Jalan
oleh Tiar Anwar Bachtiar MUKTAMAR Persis dan otonomnya (Persistri, Pemuda Persis, Pemudi Persis, Himpunan Mahasiswa Persis, dan Himpunan Mahasiswi Persis) yang akan diselenggarakan serempak di Garut dan Tasikmalaya, 25-27 September 2010 ini memiliki nilai strategis yang akan sangat menentukan gerak langkah Persis di masa yang akan datang. Secara umum, selain akan menentukan kepemimpinan baru setelah ditinggalkan K.H. Sidiq Amin, Persis juga sesungguhnya menghadapi tantangan kekinian yang harus segara disikapi dengan pandangan jauh ke depan. Kalau tidak disikapi secara tepat, dakwah Persis di masa mendatang akan segera tergeser oleh munculnya gerakan-gerakan dakwah baru yang lebih agresif dan visioner. Kepercayaan umat akan semakin turun. Itu artinya, Persis tidak dapat lagi ber-fastabiqul-khairât untuk turut berjihad melayani umat. Secara hitungan usia, Persatuan Islam (Persis) termasuk ormas yang sudah berdiri sejak lama (tahun 1923), bahkan sebelum lahirnya republik ini. Pada kemunculannya pertama kali, Persis tampil dengan ciri khasnya sendiri yang tidak terlalu banyak ditekuni organisasi lain. Persis tampil sebagai corong pemikiran keagamaan yang belakangan disebut oleh para peneliti sebagai pemikiran modernis atau reformis. Sekalipun istilah ini tidak selalu tepat, tetapi nama inilah yang kemudian populer. Persis bukan yang pertama, tetapi agresivitas Persis melalui media-media yang dipublikasikannya ke seluruh Indonesia membuat nama aktivisnya yang hanya beberapa menjadi dikenal cukup baik. Tidak kurang dari tokoh seperti Soekarno merasa harus berkonsultasi dengan A. Hassan mengenai masalah agama saat dia ditahan di Endeh. Rekaman dialog A. Hassan dengan Soekarno diabadikan dalam salah satu bab buku Soekarno Di Bawah Bendera Revolusi Jilid I dan satu buku kecil bertajuk Surat-Surat dari Endeh. Saat itu Persis seolah mendapatkan positioning yang tepat dalam gerakan Islam di Indonesia sehingga keberadaannya memiliki tempat tersendiri. Sebelum munculnya Institut Agama Islam Negeri, ormas yang memiliki perhatian terhadap masalah-masalah pemikiran keagamaan seperti Persis menjadi salah satu kawah candradimuka lahirnya ahli-ahli agama. Inilah kemudian yang mengantarkan Persis memantapkan posisinya dengan mendirikan lembaga pendidikan yang berbeda dari gerakan modernis lain, yaitu pesantren. Padahal, pesantren adalah trademark kelompok yang oleh para peneliti disebut tradisionalis. Pada saat Muhammadiyah lebih fokus mengembangkan sekolah-sekolah umum yang kelak akan mempersiapkan calon teknokrat, Persis lebih memilih mendirikan pesantren yang akan mempersiapkan calon-calon ulama dan ahli agama. Bahkan sampai saat ini, dari dua ratusan lebih lembaga pendidikan Persis yang tersebar di seluruh Indonesia, sembilan puluh persen masih berlabel pesantren. Mirip NU Secara kultur pun manajemen kaderisasi dan pengembangan organisasi masih bertumpu pada jaringan-jaringan pesantren. Dari sisi ini sesungguhnya Persis lebih mirip dengan NU yang disebut tradisionalis dibandingkan dengan Muhammadiyah yang modernis. Walaupun demikian, identitas sebagai kelompok modernis-perkotaan yang telanjur melekat membuat Persis berada di persimpangan. Di satu sisi pengembangan organisasi ingin dimodernisasi, tetapi pengaruh kultur pesantren cukup kuat mengakar. Pemaduan di antara kedua kultur ini tidak selalu berhasil baik dalam berbagai hal. Persoalannya bukan pada mana yang lebih baik, tetapi apa penanganan paling tepat dalam konteks kultural seperti ini. Di satu sisi, ketika ingin ditangani dengan model organisasi modern-perkotaan, perpindahan aktivisme Persis dari pusat-pusat kota ke perdasaan sejak paling kurang empat puluh tahun belakangan ini telah membentuk gugus kultural baru. Gugus budaya ini tidak dapat ditangani dengan skema pengembangan organisasi modern dengan logika masyarakat perkotaan. Masyarakat perdesaan yang lebih senang hidup secara guyub, tidak bisa didekati dengan cara-cara masyarakat perkotaan yang formal dan matematis. Di sisi lain, sejarah Persis yang dilahirkan di tengah-tengah masyarakat perkotaan masih menyisakan semangat modernisasi-perkotaan dari sebagian aktivisnya. Kondisi kultural semacam ini harus dipahami dengan baik oleh siapa pun ke depan yang akan menjadi pemimpin Persis. Secara kreatif dan sinergis, kedua potensi kultural ini harus dipadukan untuk melahirkan kekuatan baru Persis dalam konteks dakwah Islam di Indonesia. Kelihatannya, selama ini tarik-menarik dan saling curiga di antara kedua gugus kultural yang masih berkembang di Persis ini masih terlalu tinggi. Akibatnya, bukan sinergi yang terjadi, melainkan saling melemahkan. Walaupun sampai saat ini dakwah Persis masih tetap bertahan dan secara kuantitas terus berkembang, tetapi sering Persis seolah kehilangan isu. Mengangkat isu lama sudah tidak relevan, menggali isu baru masih terlihat agak belum terbiasa. Dakwah Persis pun menjadi agak asing di tengah derasnya gelombang
[kisunda] [Info Buku] Mau Haji dan Umrah bersama Ustadz Yusuf Mansur?
Ibadah haji merupakan salah satu ritual Islam yang memiliki rukun-rukun, baik wajib maupun sunnah. Selain sebagai bagian dari rukun Islam, ibadah haji dan umrah juga bisa disebut ibadah ziarah. Karena itu, perjalanan haji atau umrah bukan sekadar ritual dan wisata ruhani semata, tetapi pada hakikatnya sebuah proses penyucian sekaligus menyempurnakan keislaman kita. Karena itu, dalam pelaksanaan ibadah haji dan umrah perlu dilakukan dengan sungguh-sungguh dan persiapan yang matang. Tidak hanya aspek fiqih dan bacaan (doa) yang perlu dikuasai para calon haji atau umrah, tetapi juga tips dan informasi serta panduan praktis berkaitan dengan ibadah tersebut. Dalam upaya menyiapkan sebuah panduan haji dan umrah yang praktis, buku Travel Guide Haji Umrah karya Ustadz Yusuf Mansur ini kami terbitkan. Ustadz Yusuf Mansur, penulis yang juga seorang pembimbing haji dan umrah, kepada pembaca berbagi pengetahuan tentang persiapan-persiapan ibadah haji, tata cara ibadah haji dan umrah beserta rukunrukunnya, doa dan bacaan pada setiap pelaksanaan rukun haji dan umrah, serta tips meraih haji dan umrah yang mabrur. Judul: Travel Guide Haji Umrah Penulis: Ustadz Yusuf Mansur Penerbit: Salamadani Tahun: 2010 http://hiburan.kompasiana.com/group/buku/2010/09/28/mau-haji-dan-umrah-bersama-ustadz-yusuf-mansur/
[kisunda] KABAR untuk Para Pecinta dan Pekerja Buku
IKATAN Penerbit Indonesia (IKAPI) pada 2-10 Oktober 2010 akan mengadakan pameran buku Indonesia Book Fair (IBF) di Istora Senayan Jakarta. Seperti tahun sebelumnya, IBF diisi dengan berbagai acara dan stan penerbit buku yang ada di Indonesia. Penerbit-penerbit buku di Bandung, Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, bahkan Malaysia dan Brunei Darussalam pada tahun lalu hadir. Apakah pada IBF kali ini akan hadir para penerbit dari luar Indonesia? Kita lihat saja nanti. Namun yang jelas, pameran buku tersebut bagi para pegiat dan pembaca buku sangat dinantikan. Terlebih untuk pekerja buku seperti editor, writer, desainer, layouter, dan lainnya, menjadi momen untuk meng-update informasi buku terbaru. Betapa tidak hampir semua penerbit besar dan yang sedang berkembang muncul menjajakan produk-produk pilihannya. Tidak salah kalau setiap stan menampilkan karakter dan kekhasannya masing-masing. Kali ini, panitia mengusung tema “Menguak Cakrawala Bumi Parahyangan” pada IBF 2010 ini. Mengapa Parahyangan yang dilirik? Dalam rilisnya, panitia menyebutkan: “Bumi Parahyangan mempunyai kontribusi dan peranan yang sangat penting dalam perbukuan di Tanah Air. Bumi Parahyangan melahirkan banyak penulis besar Indonesia: Achdiat Kartamiharja, Ramadhan KH, Ajip Rosidi, dll. Para penggiat perbukuan Bandung generasi kini pun aktif memberi makna dalam perkembangan perbukuan. Mereka membuat gerakan-gerakan literasi, membuka toko buku-toko buku alternatif, dan aktif memberikan ilmu mereka kepada masyarakat luas. Bumi Parahyangan pun memberi inspirasi tak berakhir bagi para penulis. Sepanjang Jalan Braga ditulis oleh beberapa orang penulis dengan sudut pandang dan cerita yang berbeda. Dalam bidang seni budaya, Angklung sebagai salah satau kebanggaan Urang Sunda, tengah berjuang untuk diakui sebagai warisan budaya Indonesia.” Salamadani (Grafindo Media Pratama) Selain penerbit besar, Salamadani (Grafindo Media Pratama) pun akan hadir pada IBF 2010. Penerbit yang mengeluarkan buku-buku agama, populer, novel, anak, dan pendidikan ini kabarnya akan memberikan diskon mulai 30-50% atau harga Rp5.000 sampai Rp20.000. Salamadani juga akan menggelar bedah buku “Travel Guide Haji dan Umrah” dan “Launching Program Umroh bersama Ustadz Yusuf Mansur” pada hari terakhir (Ahad, 10 Oktober 2010, jam 10.00-13.00 wib). [ahsa al-banduni]
Re: [kisunda] Re: Sejarah - Na Enya Sundaland Atlantis Nu Leungit?
sumuhun Kang Engkus eces pisan sareng mundel komentarna. .. www.ahmadsahidin.wordpress.com --- On Fri, 10/1/10, oman abdurahman omana...@gmail.com wrote: From: oman abdurahman omana...@gmail.com Subject: Re: [kisunda] Re: Sejarah - Na Enya Sundaland Atlantis Nu Leungit? To: kisunda@yahoogroups.com Date: Friday, October 1, 2010, 10:49 AM Ngiring bingah, pemikiran kang Engkus ieu tos salevel sareng pemikiran ahli irfan (ahli filsafat + tasawuf) ti Iran nyaeta Sayid Muthahhari nalika anjeunna ngaguar asma Alloh salaku Anu Maha Nyiptakeun. Wilujeng. manar 2010/10/1 engkus ruswana engkusrusw...@yahoo.com Tah nu kapikir ku simkuring, yen di alam ieu teh aya unsur hirup pibakaleun mahlukTah dimana aya suasana/habitat nu cocog pikeun ngawujudna mahluk hirup breng bae aya kahirupan.. Tah ku kituna pamikiran kuring, bisa bae manusa ge kitu lain ngan ukur asal ti dua jalma, bisa bae gumelar ka dunya di sababraha wewengkon nu habitatna cocog pikeun gumelarna manusa, sedengkeun riwayat gubragna manusa di dunya nurutkeun kitab2 suci, tangtu kudu dibaca ku cara kacerdasan, sabab nu jelas naon nu ditulis dina kitab suci naon bae atawa ajaran agama naon bae, umumna ngandung siloka nu perlu dihartikeun kalayan bijak. cag ah... simkuring rek mikiran deui sireum mimiti dilahirkeun dimana? Engkus --- Pada Kam, 30/9/10, Roza R. Mintaredja roza.kalasu...@gmail.com menulis: Dari: Roza R. Mintaredja roza.kalasu...@gmail.com Judul: Re: [kisunda] Re: Sejarah - Na Enya Sundaland Atlantis Nu Leungit? Kepada: kisunda@yahoogroups.com Tanggal: Kamis, 30 September, 2010, 10:38 PM numatak mun rek parebut pamadegan saha manusa anu mimiti aya didunya, aya data sajarah agama jeung data sajarah evolusi manusa/ilmiah. *anggap adam sacara sajarah agama ti timur tengah, pangkolotna umur 20 rewu taun katukang we. ngarah aman,(conto anu 'deet' ti sajarah agama, nabi adam teh umurna 5872sm by sami bin abdullah bin ahmad al maghluts, obaikan, saudi arabia, kaca 46, cet ka vi .1426 h- the best seller) dina coverna make motto ti q.s yusuf ayat 111: sabenerna carita-carita aranjeunna(para nabi) keur pangajaran keur jelema-jelema anu baroga akal. *sedengkeun dina teori evolusi manusa, paling ngora teh homo sapien(manusa modern) umurna 100rewu taun katukang. jadi adam anu mana si homo sapien teh? *komo homo erectus(sunda land) mah 1,7 yuta taun katukang? can anu di afrika, 2,5 yuta taun katukang. adam anu mana deui atuh? ah, akal uin jadi buntu ari kieu mah atuh, jadi pagedrug kieu? arek cukup di imanan wae buku best seller teh? semua berpulang kepada anda sadayana. cag! hn*0ca 2010/8/22 oman abdurahman omana...@gmail.com Informasi peradaban Atlantis kl 11.000 kaliwat mah ti Plato ku anjeun dina bukuna Timaeus and Critias. Kitu kateranganana. Kanggo ngetang Nabi Adam as sabaraha rebu taun ka tukang persisna mangsa jumenengna, peryogi data anu lengkep. Ngan, ceuk perkiraan. Naha tiasa pas kl 11.000 ka tukang? Urang antosan buku Eaden in the East (Oppenheimer), sugan aya katerangan atawa bisa ditarik hiji kacindekan. manar 2010/8/22 Mohammad zen zenhus...@yahoo.com Memang Menarik Cobian kang Nabi Adam kira2 taun kasabaraha? Ari Adam as aya silsilahna jadi tiasa kira2 ari Atlantis timana nya nebak taunna? From: oman abdurahman omana...@gmail.com To: kisunda@yahoogroups.com Sent: Sat, August 21, 2010 6:54:14 AM Subject: Re: [kisunda] Re: Sejarah - Na Enya Sundaland Atlantis Nu Leungit? Sigana, mangsa Atlantis anu dicaritakeun ku Plato jauh samameh jaman Nabi Nuh as. Upama dilacak tina data anu aya, mangsa Nabi Nuh as jumeneng kl 6.000 samemeh Masehi taun kaliwat. Ieu obrolan kuring sareng Sdr Rochadi Reza perkara eta: # rezha_rochadi: tp Ibrahim ini hidupnya kurang lebih 2000 SM rezha_rochadi: klw Atlantis kan katanya 13rb taun yg lalu yaa o_arahman: Atlantis arround 11.000 SM bubarnya rezha_rochadi: jauhh skali rezha_rochadi: Nabi Nuh aja datuk 10 generasi diatas Nabi Ibrahim o_arahman: ya...jadi, kesimpulannya? Nabi Nuh itu sebelum Atlantis? rezha_rochadi: klw Atlantis aja 11000 SM rezha_rochadi: yaa ini jauh sebelum Nabi Nuh pak :D rezha_rochadi: 10 generasi diatas Nabi Ibrahim..paling 3000-4000 SM rezha_rochadi: masih jauh ke 11rb SM o_arahman: ic o_arahman: menarik ya kalo ada data lain rezha_rochadi: iya rezha_rochadi: klw menurut data sejarah Ibn Katsir rezha_rochadi: kuil Solomon yaa di palestina yg skarang direbutin itu rezha_rochadi: Qishash Al Anbiya Ibn Katsir adalah rujukan sjarah nabi2 terlengkap yg kudapat skarang rezha_rochadi: dia ambil dr quran hadust sama pendapat ahlul kitab rezha_rochadi: geneologi bangsa2 sama galur keturunan Nabi2
[kisunda] Menanti Pertanggungjawaban Republika soal Karbala
salam Berikut ini ada sebuah berita yang mengulas artikel soal Karbala. Mudah2an bermanfaat dan menambah wawasan keislaman. Menanti Pertanggungjawaban Republika soal Karbala Ahad, 12 Desember 2010 lalu, situs harian Republika mengangkat tulisan Syahruddin El-Fikri yang mencoba mengungkap dalang di balik peristiwa pembantaian Imam Husein as dan sahabatnya di Padang Karbala. Dalam tulisannya itu, El-Fikri mengajukan suatu bantahan bahwa Yazid bin Muawiyah bukan pembunuh Imam Husein. Sayangnya, landasan argumentatif yang dibangun lulusan Universitas Darul Ulum Jombang itu sangat tendensius dan layak diperdebatkan ulang. Menanggapi tulisan tersebut, Ustadz Dr. Jalaluddin Rakhmat membeberkan bantahan terperinci atas tulisan yang diangkat Republika itu. Cendekiawan muslim yang akrab disapa Kang Jalal itu mencatat: Saya ingin mengomentari artikel yang dimuat di surat kabar Republika hari ahad 12 Desember 2010 ditulis oleh Syahrudin Elfikri, di ujung ia mengatakan begini.Riwayat yang mengatakan pihak Yazid sebagai pembunuh Hussain di karbala itu berasal dari Abu Mikhnaf Luth bin Yahya. demikian disebutkan dalam kitab A'yaan al-syiah jilid 1 halaman 127. Tapi hal ini dibantah oleh sejumlah ahli sejarah lain Imam Adz Dzahabi dalam mizanul I'tidal menjelaskan ketika peristiwa karbala itu terjadi Abu Mikhnaf belum lahir. Ia meninggal pada tahun 170 H. serunya. Ia adalah seorang pembohong besar. Ungkap Imam as-Suyuthi dalam kitabnya Alaailu al-Masnu'ah. Saudara - saudara, saya ingin meminta bantuan saudara - saudara, apa yang dibantah itu? Apakah yang dibantah itu ialah pihak Yazid sebagai pembunuh Imam Hussain, atau yang dibantah itu ialah bahwa berita itu hanya berasal dari Abu Mikhnaf Luth bin Yahya atau yang dibantah itu ialah kitab A'yaan al- Syiah jilid 1 halaman 127. Saya sebetulnya agak sulit memahami tulisan ini. Tapi kemudian saya mencari siapa Abu Mikhnaf Luth bin Yahya itu. Dalam Mizan al-I'tidal Luth bin Yahya bin Abi Mikhnaf di dhaifkan oleh para ahli hadist dengan alasan huwa syi'iyun mukhtariq (Dia ini seorang Syiah Ekstrem). Dosanya kenapa riwayatnya tidak bisa dipercaya karena ia syi'iyun mukhtariq, dia syiah yang ekstrem. ‘La yu thaqu bihi' tidak bisa dipercaya. Tapi Mizan al-I'tidaltidak menyebutkannya sebagai pembohong yang besar. Cuma dia tidak bisa dipercaya. Begitu kata Adz Dzahabi. Saya kemudian mencari bahwa Abu Mikhnaf sebetulnya nama lengkapnya bukan Luth bin Yahya, tapi Yahya bin Said bin Mikhnaf, dan digelari Abu Mikhnaf, walaupun kakeknya juga bernama sama dengannya. Menurut para ahli sejarah tidak jelas apakah dia itu Sunni atau Syiah. Mungkin dia disebut sebagai Syiah karena dia menulis sebuah kitab khusus bercerita tentang peristiwa Karbala dan kitabnya itu, termasuk kitab - kitab awal yang bercerita tentang Karbala yang dikutip oleh para ulama lain sesudah itu. Ada seorang penulis bernama Ursula Sezgin, dia menulis khusus tentang Abu Mikhnaf ini. Ia menulis Abu Mihnaf: Ein Beitrag zur Historiographie der Umaiyadischen Zeit. Sebelum Republika meributkan Abu Mikhnaf, Ia sudah menulis penelitian yang sangat terperinci. Karyanya diterbitkan di Universitas Leiden pada tahun 1971. Tapi menurut dia, Abu Mikhnaf itu bahkan adalah salah seorang diantara satu ahli sejarah pertama di dalam Islam. Kata Robinson di dalam Islamic historiography: Abu Mikhnaf itu sejarawan yang boleh kita sejajarkan sekelas ibnu ishak didalam periwayatan sejarah, malah disebutkan bahwa ia adalah sumber yang terpercaya baik oleh Ahlus Sunnah maupun Syiah. Jadi dia termasuk yang dipercaya ‘consided reliable'. Sementara menurut Republika, yang meriwayatkan bahwa Yazid adalah pembunuh Imam Hussain adalah Abu Mikhnaf. Dan Abu Mikhnaf itu, katanya dengan mengutip as-Suyuthi - dia itu seorang pembohong besar. Artinya kita tidak bisa percaya. Tujuan dari penulisan Republika mungkin ialah, bahwa peristiwa Karbala itu tidak pernah terjadi. Bahwa ini riwayat bohong yang dibikin oleh seorang syiah, yang bernama Abu Mikhnaf. Dalam penelitian saya, ternyata kesyiahan Abu Mikhnaf pun diragukan. Misalnya dalam kitab - kitab rijal Syiah, Abu Mikhnaf tidak termasuk sebagai sahabat para Imam. Dia juga tidak dikenal meriwayatkan dari para Imam Ahlul Bait yang sezaman dengannya. Penggunaan kata Syi'I oleh Adz-Dzahabi juga tidak serta merta merujuk pada kesyi'ahan Abu Mikhnaf. Karena penisbatan pada orang Syiah waktu itu menggunakan kata Rafidhi. Adapun kata Syi'I besar kemungkinan digunakan untuk orang yang cenderung mencintai Ahlul Bait Nabi Saw. Komentar Ibnu Abi al-Hadid dalam Syarh Nahj al-Balaghah 1:147 memperkuat pendapat bahwa Abu Mikhnaf bukan orang Syiah. Berikut tulisan Ibn Abi al-Hadid: Abu Mikhnaf termasuk muhadditsin yang berpendapat tentang sahnya imamah dengan pilihan. Dia bukan Syiah dan tidak dihitung sebagai rijal Syiah. Wa laisa min al-syiah wa laa ma'duudan min rijaaliha. Di universitas Edinburgh, ada seorang dosen, A.K.A Howard namanya. Dia menulis
[kisunda] Syahidnya Imam Husein dalam Shahih Bukhari
Salaam: Saya mohon izin utk menyampaikan hal-hal yg berkaitan dg syahidnya Al- Husayn dlm hadis2 Sunni. Mudah2an ini menjadi tambahan informasi bagi kita semua. Syahadah Al-Husayn dlm Shahih Bukhari: [1] Kitab Fadhail alShahabat, Bab Manaqib al-Hasan wa al-Husayn Hadis # 3538: dari Anas bin Malik: Dibawa ke Ubaidillah bin Ziyad kepala Al-Husain bin Ali a.s dan diletakkan pada bejana. Ibn Ziyad menusuk-nusuknya dan mengatakan sesuatu (yg buruk) ttg ketampanan wajahnya. Kata Anas: Wajah itu plg mirip Rasulullah saw. Rambutnya dicelup dg wasmah (bahan pewarna). [2] Hadis # 3543: Aku mendengar Abdullah bin Umar ttg org ihram yg membunuh -aku kira, kata Syu'bah- lalat. Ibnu Umar berkata: ahli Iraq mempertanyakn lalat padahal mrk telah membunuh anak dari putri Rasulullah saw. Nabi saw bersabda: keduanya -AlHasan dan AlHusayn wewangianku di dunia. Saya tdk mencantumkan komentar para ahli hadis, seprti Ibn Hajar al-Asqalani, ttg riwayat di atas. Sekiranya posting ini diizinkan masuk, mohon izin utk melanjutkannya dg hadis-hadis lainnya dlm kitab-kitab Sunni. Saya berharap mendapatkan kebesaran hati dari para pengikut Ahli Sunnah utk membaca hadis-hadis dari para Imam Ahli Sunnah. [catatan tsb ditulis oleh Ustadz Jalaluddin Rakhmat yang terdapat dalam milis SuaraHati, dan beberapa catatannya tidak diaprove lagi oleh milis tsb] www.ahmadsahidin.wordpress.com Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/kisunda/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/kisunda/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: kisunda-dig...@yahoogroups.com kisunda-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: kisunda-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[kisunda] Trs: [misykat] Hadiri Majelis Ilmu bersama Kang Jalal
salam... manawi gaduh kersa rurumpaheun... kanggo ngaluuhan Majelis Ilmu (PENGAJIAN AHAD) bersama Prof.Dr.KH.Jalaluddin Rakhmat,M.Sc (Kang Jalal) Masjid Al-Munawwarah, Jalan Kampus III Kebaktian Kiaracondong Bandung. Setiap minggu jam 08.00 sampai selesai. Terbuka untuk umum!! wassalam
[kisunda] Majelis Ilmu dan Arbain Imam Husein
salam Pak Moderator/Admin, mohon izin sebar informasi majelis ilmu. Mudah2an ada yang tertarik untuk sekadar menyempatkan waktu menimba ilmu-ilmu keislaman…. Insya Allah Gratis Insya Allah, Peringatan Arbain Imam Husain (nasional) akan dilaksanakan di Istana Kana, Jalan Kawaluyaan Soekarno Hatta Bandung, pada Ahad siang (ba'da zuhur) tanggal 23 Januari 2011. Akan diisi penampilan drama kafilah keluarga Nabi pasca pembantaian terhadap Imam Husein, tausiyah dari ulama/ustadz pecinta keluarga Nabi, pembacaan maqtal, dan doa ziarah. PENGAJIAN SABTU di Pusdai Jabar bersama Dr.Dimitri Mahayana (dosen ITB dan peminat filsafat Islam). Acaranya setiap Sabtu ba'da zuhur di Pusat Dakwah Islam (Pusdai) Jalan Diponegoro Bandung. Insya Allah dalam kajian ini akan dibahas hal2 yang berkaitan dengan Tauhid, Filsafat, dan ushuluddin. PENGAJIAN AHAD bersama Prof.Dr.KH.Jalaluddin Rakhmat(cendekiawan dan Ketua Dewan Syura Ikatan Jamaah Ahlulbayt Indonesia) di Masjid Al-Munawwarah, Jalan Kampus III Kebaktian Kiaracondong Bandung. Acaranya setiap Minggu jam 08.00 – selesai. wassalam www.ahmadsahidin.wordpress.com Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/kisunda/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/kisunda/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: kisunda-dig...@yahoogroups.com kisunda-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: kisunda-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[kisunda] Rebo Kasan
salam, Berikut ini sebuah tulisan yang saya ambil dari blog http://muhsinlabib.wordpress.com/2009/02/02/wasapadai-rabu-terakhir-shafar%E2%80%A6/ Isinya berkaitan dengan Rebo Kasan. Mudah2an bermanfaat. Sudah menjadi tradisi di kalangan sebagian umat Islam terutama di masayarakat Islam Jawa merayakan Rebo Wekasan atau Rabu Pungkasan (Yogyakarta) atau Rebo Kasan (Sunda Banten) dengan berbagai cara. Ada yang merayakan dengan cara bersa-besaran, ada yang merayakan secara sederhana dengan membuat makanan yang kemudian dibagikan kepada orang-orang yang hadir, namun diawali dengan tahmid, takbir, zikir dan tahlil serta diakhir dengan doa. Di Indonesia, upacara Rabu Kasan setiap tahun diadakan di desa Air Anyer Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka. Upacara ini merupakan tolak balak yang dilaksanakan tiap-tiap hari Rabu di bulan Shafar Tahun Hijriah. Konon, istilah Rabu Kasan berasal dari kata Rabu yang terakhir (Bulan Shafar) dan Kasan berasal dari nama Imam Hasan bin Ali bin Abi Thalib. (Diambil dari buku RAHASIA HARI DAN PRIMBON ISLAM, akan diterbitkan Zahra Publisher) www.ahmadsahidin.wordpress.com Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/kisunda/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/kisunda/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: kisunda-dig...@yahoogroups.com kisunda-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: kisunda-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[kisunda] Maulid Nabi Muhammad saw di Bandung
Salam, Kepada moderator/admin, mohon izin sebar informasi acara Maulid Nabi Muhammad saw 1432 H. Insya Allah... Maulid Nabi Muhammad Saw 1432 H. Selasa, 15 Februari 2011 pukul 08.00 s/d selesai di Aula Pusat Dakwah Islam (PUSDAI) Jawa Barat. Jl. Diponegoro No. 63 Bandung. Agenda: penampilan kreasi seni anak, lomba untuk anak, bazar, dan seminar. Maulid Nabi Muhammad Saw 1432 H 720 menit dibawah kubah langit, Selasa, 15 Februari 2011 pukul 19.30 s/d selesai, Gedung Kesenian Sunan Ambu, STSI Bandung, Jl. Buah Batu No. 212 Bandung. Ditunggu kehadirannya... Gratis :-) Wassalam www.ahmadsahidin.wordpress.com Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/kisunda/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/kisunda/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: kisunda-dig...@yahoogroups.com kisunda-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: kisunda-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[kisunda] Info Maulidur Rasul di Bandung
Salam, Berikut ini informasi MAULIDUR RASUL di Bandung. Maulid kali ini bertemakan: SEBARKAN SENYUM SANG NABI. Lokasi: Pusdai, Jln.Diponegoro 63 Bandung. Selasa, 15 Feb 2011, jam: 08.30-15.00. Acara: 100 tumpeng untuk Sang Nabi, Penampilan kreasi anak SCM-SMP Bahtera-SMP dan SMU Plus Muthahhari-Madrasah As-Sajjadiyyah, Lomba dan seminar parenting, dan Seminar Internasional: Rasulullah saw dan Imam Jafar Ash-Shadiq. www.ahmadsahidin.wordpress.com Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/kisunda/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/kisunda/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: kisunda-dig...@yahoogroups.com kisunda-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: kisunda-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[kisunda] Trs: [apisejarah] Pria India punya 39 istri
www.ahmadsahidin.wordpress.com --- Pada Rab, 23/2/11, Ahsa ahmadsahi...@ymail.com menulis: Dari: Ahsa ahmadsahi...@ymail.com Judul: [apisejarah] Pria India punya 39 istri Kepada: apiseja...@yahoogroups.com Tanggal: Rabu, 23 Februari, 2011, 6:48 AM Salam, Aa Gym juga kayaknya kalah dengan pemimpin sekte chana India ini. GUWAHATI, KOMPAS.com — Ungkapan semakin banyak, semakin asyik cocok untuk Ziona Chana (66). Pria India itu punya 39 istri, 94 anak, dan 33 cucu, tinggal di rumah berlantai empat dengan 100 kamar di pegunungan terpencil Negara Bagian Mizor...am, India timur laut. Pemimpin sekte Chana itu membagi tugas dengan meminta istrinya bergantian masak, anak perempuannya membersihkan rumah dan mencuci, serta anak laki-lakinya bertani dan beternak. Semuanya ada 167 orang dalam keluarga itu, yang menghabiskan 91 kilogram beras dan lebih dari 59 kg kentang setiap hari. Mereka hidup dari hasil pertanian dan sumbangan dari pengikutnya yang berjumlah 400 keluarga. (Reuters/Was) http://id.news.yahoo.com/kmps/20110223/twl-pria-ini-punya-istri-39-orang-70701a2.htmlLihat Selengkapnya
[kisunda] Maulidur Rasul 1432 H di Purwakarta: Sebarkan Senyum Sang Nabi
Pengurus Daerah Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI) Kab. Purwakarta menyelenggarakan Maulidur Rasul 1432 H: Sebarkan Senyum Sang Nabi. Insya Allah dilaksanakan pada Minggu, 17 Rabiul awal 1432 H./ 20 Februari 2011 M; Pukul 10 s/d selesai di Aula kampus STAI Dr.KH.EZ Mutaqien, Jln. Baru No.14 Purwakarta. Diisi oleh KH.Dr.Jalaluddin Rakhmat, M.Sc dan dimeriahkan dengan pemotongan nasi tumpeng (ngarasulkeun), dan doa ziarah. www.ahmadsahidin.wordpress.com Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/kisunda/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/kisunda/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: kisunda-dig...@yahoogroups.com kisunda-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: kisunda-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[kisunda] Kapolda: Penyerang Ponpes Al Ma'hadul adalah Kelompok Aswaja
REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA - Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur (Jatim), Irjen Badroddin Haiti, mengatakan penyerangan terhadap Pondok Pesantren (Ponpes) Al Ma'hadatul Islam Yayasan Pesantren Islam (Yapi) di Desa Kerep, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Selasa (15/2), dilakukan massa pengajian Ahlu Sunnah Wal Jamaah (Aswaja). Pelaku penyerangan dipastikan kelompok pengajian Aswaja. Mereka spontan melakukan penyerangan akibat terbawa emosi setelah saling ejek dengan santri Ponpes Al Ma'hadatul Islam, ujar Badroddin kepada wartawan di Markas Polda Jatim, Jalan Ahmad Yani, Surabaya, Rabu (15/2). Menurut Badroddin, proses penyerangan dilakukan secara tiba-tiba, bukan sistematis dan terencana seperti isu yang berkembang di masyarakat. Badroddin menjelaskan kronologis kejadian tersebut dimulai saat ratusan massa Aswaja dari Pasuruan, Bangil, dan Pandaan, pulang seusai mengikuti pengajian di Singosari, Selasa pagi. Dalam perjalanan pulang menuju Pasuruan, kata Badroddin, ratusan massa menggunakan sepeda motor melewati Ponpes Al Ma'hatul Islam yang terletak di Jalan Pandaan-Pasuruan. Saat massa berhenti di depan ponpes beraliran Islam Syiah tersebut, massa Aswaja dengan santri ponpes saling mengolok dan menjelek-jelekkan satu sama lain. Dari situ, entah tiba-tiba terjadi aksi saling lempar yang pertama dilakukan massa Aswaja. Karena diserang, santri ponpes balik melakukan lemparan. Karena ternyata jumlah santri banyak, massa penyerang buyar dengan sendirinya, katanya. Akibat lemparan batu, Badroddin mengatakan bahwa pos satpam, ruang tamu, dan papan nama ponpes rusak. Sedangkan, korban jiwa dari pihak ponpes sebanyak enam orang, empat santri dan dua karyawan. Dari massa penyerang juga terdapat satu korban luka, tapi tak teridentifikasi sebab ikut kabur, jelas Badroddin. Terkait proses penyerangan, Badroddin sudah melakukan identifikasi lapangan dan menemukan bahwa batu yang disita, yang menjadi alat untuk melempar ponpes itu tidak dibawa dari luar daerah, namun berasal dari depan ponpes. Setelah kami cocokan dengan batu yang terletak di sepanjang jalan ponpes, ternyata cocok dan memiliki kemiripan. Dari situ bisa dilihat tak ada perencanaan dalam aksi penyerangan, tegas Badroddin. http://id.news.yahoo.com/repu/20110216/tpl-kapolda-penyerang-ponpes-al-ma-hadul-97b2f71.html www.ahmadsahidin.wordpress.com Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/kisunda/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/kisunda/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: kisunda-dig...@yahoogroups.com kisunda-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: kisunda-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[kisunda] Tiga Tahun Diserang, Ponpes Al Ma'hadul Islam Rutin Lapor ke Polisi
Pasuruan - Aksi penyerangan terhadap Ponpes Al Ma'hadul Islam Yayasan Pesantren Islam (YAPI) di Pasuruan sudah berlangsung sejak tiga tahun terakhir ini. Pihak ponpes telah melaporkan aksi brutal tersebut ke polisi, namun penyerangan tetap saja terjadi. Selama tiga tahun itu, penyerangan dilakukan oleh massa yang tak dikenal dari luar pagar ponpes. Namun tak disangka, massa menyerang kembali dan bahkan berani masuk halaman dan melakukan pengerusakan. Sebelumnya mereka tidak sampai masuk. Kalau yang terakhir ini masuk dan tentu santri kami wajib membela diri karena sebagai pemilik rumah, jelas Muhammad Alwi, salah satu pengurus YAPI, kepada wartawan di depan ponpes, Rabu dinihari (16/2/2011). Pihak yayasan juga sudah seringkali melaporkan aksi penyerangan yang dialaminya kepada aparat keamanan, Polres Pasuruan maupun Polda Jatim. Namun laporan yang disertai rekaman gambar pelaku itu tidak pernah mendapatkan tanggapan serius. Sudah kita laporkan semua ke polisi, selalu kita laporkan. Termasuk rekaman gambar pelakunya juga. Tapi aksi serangan masih saja terus terjadi, tegasnya. Menurut Alwi, selama aksi penyerangan terjadi yang terparah adalah perusakan yang menimpa dua rumah pengurus pondok beberapa waktu lalu. Itu jauh lebih parah daripada yang baru ini. Dan pengerusakan itu juga sudah kita laporkan ke polisi pula, terangnya. Buntut penyerangan yang terjadi Selasa (15/2/2011) yang dilakukan massa bersarung yang datang mengendarai motor itu membuat sekitar 6 santri luka akibat timpukan batu. Mereka diantara mengalami bocor di kepala maupun luka di wajah. Untuk menghindari serangan susulan, polisi bersenjata lengkap dan anggota Banser terlihat masih berjaga di sekitar pondok yang berada di Desa Kenep itu. Polda Jatim menerjunkan 2 Kompi Brimob. Sementara polisi telah mengamankan tiga orang yang diduga terlibat penyerangan. (gik/gik) http://surabaya.detik.com/read/2011/02/16/011551/1571648/475/tiga-tahun-diserang-ponpes-al-mahadul-islam-rutin-lapor-ke-polisi http://www.detiknews.com/read/2011/02/16/085016/1571712/10/penyerangan-ponpes-al-mahadul-islam-berlangsung-30-menit?9911022 www.ahmadsahidin.wordpress.com Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/kisunda/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/kisunda/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: kisunda-dig...@yahoogroups.com kisunda-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: kisunda-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[kisunda] Trs: [islamalternatif] ‘Tangan-tangan Misterius’ Kembali Beraksi di Bangil
semakin tampak kebencian terhadap perbedaan dan persatuan dalam Islam... www.ahmadsahidin.wordpress.com --- Pada Sel, 15/2/11, Novel Olas jeddoub...@yahoo.com menulis: Dari: Novel Olas jeddoub...@yahoo.com Judul: [islamalternatif] ‘Tangan-tangan Misterius’ Kembali Beraksi di Bangil Kepada: islam_alterna...@yahoogroups.com, kajian_is...@yahoogroups.com, jurnalis...@yahoogroups.com, diskusi_fati...@yahoogroups.com, Asyura Info asy...@yahoogroups.com Tanggal: Selasa, 15 Februari, 2011, 9:32 AM http://www.islamtimes.org/vdcf01dt.w6djya8,iw.html ‘Tangan-tangan Misterius’ Kembali Beraksi di Bangil Islam Times- Yayasan Pendidikan Islam adalah salah satu pesantren tertua di Bangil. Berdiri di tahun 1970-an, santri-santrinya berasal dari hampir seluruh provinsi, bahkan luar negeri. Puluhan orang tak dikenal menyerang sebuah pesantren terkemuka di Kenep, pinggiran Bangil, Jawa Timur, memperpanjang daftar penyerangan warga sipil oleh komplotan pengacau misterius. Reporter Islam Times mengetahui kalau sedikitnya dua lusin santri terluka akibat serangan. Kabar-kabar yang sampai sejauh ini menyebutkan puluhan orang misterius datang dari luar Kenep, bermotor dan melampiaskan amarah dengan melemparkan batu ke arah pesentren dan menggebah sejumlah santri dengan pentungan. Yayasan Pendidikan Islam adalah salah satu pesantren tertua di Bangil. Berdiri di tahun 1970-an, santri-santrinya berasal dari hampir seluruh provinsi, bahkan luar negeri. Tragedi ini terjadi tepat di hari santri-santri mengenang hari mulia, Hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Ini juga terjadi sepekan lepas sekelompok orang misterius berdialek Jakarta mendalangi rusuh dan pembakaran tiga gereja di Temanggung. Polisi belum berhasil mengungkap keberadaan para perusuh di balik Temanggung. Sejumlah organisasi Muslim di Temanggung mengingatkan kegagalan polisi mengungkap dalang kerusuhan membuka peluang pecahnya rusuh dan penyerangan yang sama di kota-kota lainnya di Jawa. Belum ada respon dari polisi Bangil sejauh ini. Markas polisi kurang dari 20 menit bermobil dari lokasi pesantren. [Islam Times/K-014] Expecting? Get great news right away with email Auto-Check. Try the Yahoo! Mail Beta.
[kisunda] Membedah Pemikiran Prof Dr KH Jalaluddin Rakhmat di UIN Makasar
UIN Online – Pascasarjana UIN Alauddin Makassar mempertemukan Syiah dan Sunni melalui kajian terbatas, Kamis (24/02/2011) malam, di ruang sidang promosi lantai dua gedung pascasarjana Kampus I Gunungsari Makassar. Topik diskusi mengusung tema ‘Kajian Sunni-Syiah membedah pemikiran Prof Dr KH Jalaluddin Rakhmat MSc', dibuka oleh rektor, Prof Dr Qadir Gassing HT Ms, dan dihadiri 100 orang undangan. Mereka berasal dari Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (Ijabi), Lembaga Pengkajian dan Penelitian Islam (LPPI), para organisasi Islam dari berbagai daerah seperti Palu, Manado, juga para guru besar serta mahasiswa Program Pascasarjana (PPs) UIN Alauddin Makassar. “Saya berharap kajian ini memberi manfaat yang bersifat akademik untuk semua, dan ke depan dapat melangsungkan kajian itu dengan lebih mengutamakan rasionalisme daripada perasaan. Jadi dialog ini betul-betul menjadi dialog yang layaknya dilakukan oleh seorang pemikir,” kata Prof Gassing saat menyampaikan sambutan. Prof Qadir juga mengungkapkan bahwa kedepannya UIN Alauddin akan tetap memberi wadah untuk berdialog dengan kajian apapun, bahkan bukan hanya bagi agama Islam, juga dari agama apa pun yang penting dialog tersebut merupakan dialog yang bersifat akademik. Hal senada diungkapkan direktur PPs Prof DR Ahmad M Sewang MA. ”Dialog yang kita laksanakan merupakan dialog bersifat akademik dengan mengedepankan argumentasi dari pada perasaan.” “Jadi, bagi rekan-rekan yang datang kesini dengan tujuan mencari kemenangan, yakinlah Anda akan kecewa, karena tujuan dialog kita bukan untuk mencari pemenang, tetapi untuk saling bertukar argumen yang bersifat ilmiah,” tambah Prof Ahmad Sewang. Kajian terbatas Sunni-Syiah ini menghadirkan ketua dewan Syura Ijabi, Prof Dr KH Jalalauddin MSc dan wakil ketua LPPI perwakilan Indonesia Timur Ust Rahmat Abd Rahmat Lc MA sebagai pemateri dan Drs H Azwar Hasan MSi sebagai moderator. (*) http://www.uin-alauddin.ac.id/index.php?module=detailberitaid=1121 Allahumma shalli 'ala Muhammad wa aali Muhammad Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/kisunda/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/kisunda/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: kisunda-dig...@yahoogroups.com kisunda-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: kisunda-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[kisunda] Mendialogkan Pemikiran Keagamaan (Catatan atas Dialog Sunni-Syiah)
Mendialogkan Pemikiran Keagamaan (Catatan atas Dialog Sunni-Syiah) Oleh: Barsihannor (Dosen Pemikiran Islam UIN Alauddin Makassar) Kamis malam (22/2) bertempat di ruang pola Pascasarjana UIN Alauddin Makassar, diadakan dialog terbatas ”Sunni-Syiah” yang membahas pemikiran Prof. Dr. Jalaluddin Rahmat. Dialog ini menghadirkan dua orang narasumber utama yaitu Ust. Rahmat, Lc., MA mewakili LPPI (Lembaga Pengkajian dan Penelitian Islam) dan Jalaluddin Rahmat, mewakili IJABI (Ikatan Jemaah Ahlul Bait Indonesia) Dialog akademis yang dipandu oleh Drs. H. Aswar Hasan, M. Si berlangsung hangat dan penuh nuansa akademik. Ratusan peserta baik dari LPPI, IJABI maupun sejumlah akademisi hadir menyaksikan dan menyimak dengan tenang jalannya dialog yang bertujuan membedah sejumlah pemikiran Jalaluddin Rahmat dalam sejumlah buku yang oleh LPPI perlu dikritisi secara dialogis dengan tujuan mengklarifikasi sejumlah tulisannya yang dipandang berbeda dengan keyakinan Ahlussunnah wal Jamaah. Dialog yang difasilitasi dan dimediasi oleh Pascasarjana UIN Alauddin ini merupakan sebuah karya cerdas yang patut diapresiasi dalam rangka membangun tradisi ilmiyah-akademis dan upaya mencerdaskan serta mencerahkan umat. Ini disebabkan, di era keterbukaan seperti sekarang ini, upaya mendialogkan pemikiran keagamaan memang dirasa sangat penting mengingat sejumlah kekerasan yang terjadi di kalangan umat beragama banyak diakibatkan oleh adanya kecurigaan dan sikap ekslusifisme. Tantangan teologis terbesar di era postmodernisme saat ini adalah bagaimana seseorang dapat mendefinisikan dirinya di tengah agama atau paham orang lain. Setiap hari, semakin dirasakan betapa intensnya pertemuan antar agama dan paham keberagamaan. M. Qasim Mathar menegaskan bahwa di zaman sekarang ini, persentuhan dan interaksi sosial di antara orang-orang yang memiliki perbedaan merupakan hal yang tidak mungkin lagi terhindarkan, bahkan intensitasnya semakin tinggi. Interaksi sosial itu terjadi disebabkan oleh antara lain kesamaan profesi, bertetangga, aktifitas sehari-hari dan lain-lain, atau karena ketidaksamaan tertentu seperti aspirasi politik, ekonomi, budaya yang di antaranya berkembang menjadi konflik bernuansa etnis dan agama. Efek dari itu muncul pelemik yang berujung kepada konflik dan kekerasan. Pluralitas pemikiran di dunia Islam ini menyebabkan terjadinya dinamika pemikiran yang senantiasa berkembang dari waktu ke waktu. Terkadang terjadi kesepahaman di antara kelompok pemikiran dan mazhab tersebut, tetapi tidak jarang juga terjadi konflik di antara mereka, saling menyalahkan, membid’ahkan bahkan mengafirkan. Fenomena seperti bukanlah hal baru dalam dunia Islam. Di zaman Islam klasik, kelompok Khawarij menuduh Ali r.a, Muawiyah bin Abi Sofyan dan orang yang terlibat dalamperjanjian damai antara Ali dan Muawiyah dalam perang Siffin sebagai kafir, dan karenanya boleh dibunuh. Dalam perkembangan berikutnya muncul paham Murjiah yang menyatakan bahwa soal iman dan kafir bukan wewenang manusia, tetapi harus diserahkan kepada Allah. Hanya Dia yang maha mengetahui secara pasti apakah seseorang dipandang kafir atau masih dalam keimanan. Dalam perspektif agama, akidah atau keyakinan terhadap doktrin agama yang dianut memang menjadi satu hal yang paling sakral, bahkan bisa jadi lebih sakral dari agama itu sendiri. Ketika keyakinan itu diusik, atau hanya karena ada kelompok lain yang berbeda dengan paham yang dianut, maka muncul persoalan dan melahirkan benturan antar kelompok yang menjurus kepada kekerasan bahkan stigma pengafiran. Untuk menggambarkan betapa ragamnya khazanah pemikiran keagamaan dalam Islam, Harun Nasuiton (1995) membuat peta pemikiran Islam sebagai berikut; Pertama, di bidang politik, lahir kelompok Syiah dan Sunni yang keduanya juga akhirnya memiliki paham teologis. Islam Sunni mengukuhkan dirinya sebagai pengikut Ahlussunnah wal jamaah yang kemudian berkembang dan menyebar menjadi sebuah kekuatan teologi mainstream hampir ke seluruh wilayah yang terdapat komunitas muslimnya termasuk di Indonesia, sedangkan Islam Syiah mengukuhkan dirinya di Iran sebagai pusat kekuatan spiritualitas syiah dan sebagian teologinya cenderung ke Mu’tazilah. Kedua, di bidang hukum melahirkan empat mazhab yang masyhur yaitu mazhab Maliki, Syafi’i, Hanafi dan Hanbali. Keempat mazhab ini melahirkan perbedaan dalam furuiyah (khilafiyah di bidang fikih). Ketiga, di bidang teologi melahirkan dua paham yaitu Jabariyah dan Qadariyah serta beberapa aliran seperti Murjiah, Mu’tazilah, Asyariyah dan Maturidiyah. Wajah pemikiran keagamaan yang variatif ini jika dikelola dengan tradisi akademik yang baik akan menghadirkan khazanah pengetahuan yang sangat luar biasa. Sebab dari sini kemudian muncul sejumlah karya akademik yang saling melengkapi satu sama lain, bahkan mampu menempatkan diri pada wilayah yang mencerminkan sebagai ummatan wasatan. Menurut A. Wijdan (2007), tak dapat disangkal bahwa pemikiran
[kisunda] informasi kajian tauhid di Pusdai Jabar Bandung
Salam, Bagi yang berada di Bandung atau berencana ke Bandung, bisa meluangkan waktu untuk dapat mengikuti Kajian Tauhid di Pusat Dakwah Islam (Pusdai Jabar) bersama Dr.Dimitri Mahayana, Ustadz Miftah Fauzi Rakhmat, dan Dr.Zainal Abidin. Acaranya berlangsung pada Sabtu 05-Maret-2011 (lantai dua), Jalan Diponegoro Bandung; ba'da ashar. Bagi Anda yang memerlukan materi tauhid dan kenabian yang lengkap dapat diunduh dari website: http://filsafatislam.net/ Wassalam. Allahumma shalli 'ala Muhammad wa aali Muhammad Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/kisunda/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/kisunda/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: kisunda-dig...@yahoogroups.com kisunda-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: kisunda-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[kisunda] Dr Jalaluddin Rakhmat- Dahulukan Akhlak di Atas Fikih
Salah satu perkembangan memprihatinkan di masyarakat Islam Indonesia belakangan ini adalah makin kuatnya kecenderungan meninggalkan akhlak ketika menghadapi perbedaan dalam paham keagamaan. Karena itu, Dr. Jalaluddin Rakhmat menulis buku Dahulukan Akhlak di Atas Fikih, yang akan diluncurkan pekan ini di Jakarta. Apa isi buku itu dan bagaimana Kang Jalal—sapaan cendikiawan muslim itu—melihat perkembangan masyarakat Indonesia? Berikut perbincangan Burhanuddin dan M. Guntur Romli dari Jaringan Islam Liberal (KIUK) dengan beliau, Kamis (29/9) lalu. JIL: Kang Jalal, tanggal 8 Oktober ini, Anda akan meluncurkan buku Dahulukan Akhlak di Atas Fikih. Apa latar belakang penulisannya? DR. JALALUDDIN RAHMAT: Saya harus mengingat kembali pengalaman hidup saya. Saya dilahirkan dalam keluarga nahdliyin. Kakek saya punya pesantren di puncak bukit Cicalengka. Ayah saya pernah ikut serta dalam gerakan keagamaan untuk menegakkan syariat Islam. Begitu bersemangatnya, beliau sampai meninggalkan saya pada waktu kecil dan bergabung dengan para pecinta syariat. Saya lalu berangkat ke kota untuk belajar, dan bergabung mula-mula dengan kelompok Persatuan Islam (Persis) dan masuk kelompok diskusi yang menyebut dirinya Rijâlul Ghad, atau pemimpin masa depan. Pada saat yang sama, saya juga bergabung dengan Muhammadiyah, dan dididik di Darul Arqam Muhammadiyah, dan pusat pengkaderan Muhammadiyah. Dari latar belakang itu, saya sempat kembali ke kampung untuk memberantas bid’ah, khurafat, dan tahayul. Tapi sebetulnya, yang saya berantas adalah perbedaan fikih antara fikih Muhammadiyah dengan fikih NU orang kampung saya. Misi hidup saya waktu itu saya rumuskan singkat: menegakkan misi Muhammadiyah dengan memuhammadiyahkan orang lain. Tapi apa yang kemudian terjadi? Saya bertengkar dengan Uwa’ (paman) saya yang masih membina pesantren, dan penduduk kampung. Sebab, ketika semua orang berdiri untuk salat qabliyah Jumat, saya duduk secara demonstratif. Saya hampir-hampir dipukuli karena membawa fikih yang baru itu. Singkat cerita, melalui pengalaman hidup, saya menemukan bahwa fikih hanyalah pendapat para ulama dengan merujuk pada sumber yang sama, yaitu Alqur’an dan sunnah. Hanya saja, kemudian berkembang pendapat yang berbeda-beda. Kekeliruan saya waktu itu: berpikir bahwa fikih itu sama dengan Alqur’an dan sunnah. Artinya, kalau orang menentang Alqur’an dan sunnah, jelas dia kafir. Tapi kalau hanya menentang pendapat orang tentang Alquran dan sunnah, kita tidak boleh menyebutnya kafir. Itu perbedaan tafsiran saja. Karena itulah kemudian saya berpikir bahwa sebenarnya ada hal yang mungkin mempersatukan kita semua, yaitu akhlak. Dalam bidang akhlak, semua orang bisa bersetuju, apapun mazhabnya. Lalu saya punya pendirian: kalau berhadapan dengan perbedaan pada level fikih, saya akan dahulukan akhlak. Kalau datang ke jamaah NU yang qunut subuh, demi ukhuwwah dan memelihara akhlak di tengah-tengah saudara saya, saya akan ikut qunut, walau saya misalnya orang Muhammadiyah yang tidak qunut. Tapi, ketika bergabung dengan orang-orang Muhammadiyah, saya mungkin tidak qunut demi menghargai jamaah sekitar saya. Itu yang saya maksud mendahulukan akhlak di atas fikih. JIL: Akhlak di sini dalam makna seperti apa, Kang? Bukankah pandangan tentang akhlak juga berbeda-beda dan cenderung sektarian juga? Menurut saya, akhlak sebenarnya tidak ada yang sektarian. Saya percaya, tidak ada relativisme moral, termasuk relativisme akhlak. Ada yang mengatakan bahwa akhlak itu relatif. Menurut saya, orang baik yang menurut orang lain bukan orang baik itu tidak ada. Apakah membantu orang lain, menyebar cinta kasih, menolong mereka yang teraniaya, baik menurut mazhab tertentu, tapi buruk menurut mazhab lain? Saya ingin tahu: adakah akhlak yang sektarianistis? Beri saya satu contoh agar saya tidak kebingungan. Katanya, orang bingung membaca buku saya, karena definisi akhlaknya membingungkan. Menurut saya, akhlak tidak usah didefinisikan. Sebab semua orang tahu mana akhlak baik dan mana yang buruk. Yang ingin saya tahu: kira-kira, apa akhlak yang baik menurut satu mazhab tapi buruk menurut mazhab lain? JIL: Apakah dalam menentukan akhlak tidak akan terjadi perbedaan standar? Menurut saya, boleh saja orang lain memakai standar berbeda-beda. Tapi, standarnya adalah akhlak yang disepakati bersama. Kalau bicara tentang akhlak, saya bicara tentang sesuatu yang kebaikannya disepakati bersama. Itulah yang disebut nilai-nilai universal, universal values. Dalam setiap agama, termasuk Islam, terdapat nilai-nilai universal itu. Kita bisa berbagi, hatta dengan agama lain dalam soal nilai-nilai universal ini. Kalau dianalogikan dengan hukum, jadinya kira-kira begini. Di hukum itu, sebenarnya ada masalah antara kepastian hukum dan keadilan. Kalau kita berpegang pada aksara, kepada hukum secara letterlijk, akan ada suatu situasi di mana hukum menjadi tidak adil. Di situlah kepastian hukum bertabrakan dengan
[kisunda] Jalaluddin Rakhmat: Rahmat Tuhan Tidak Terbatas
Salam... ieu aya hiji deui pemikiran Ustadz Jalal, numutkeun kuring mah janten landasan ti konsep Islam/Agama Madani nu sawatara waktu katukang kungsi dipedar na Kompas oge na ieu milis. Mangga... urang pedar :-) Naha aya pakuatkaitna sareng ide DAHULUKAN AKHLAK DI ATAS FIKIH? --- Saya sering bicara tentang Islam di banyak gereja. Lalu banyak orang yang bertanya, sejak kapan Islam mengajarkan pluralisme? Kalau dalam Katolik baru dimulai sejak John Paul II atau Paus Johanes Palus II. Saya lalu katakan, pluralisme ada sejak zaman Rasulullah. Seorang pluralis adalah orang yang mengakui adanya banyak jalan menuju Tuhan. Lewat jalan yang beragam itu, masing-masing pemudik disemangati oleh etos bermusabaqah dalam kebajikan. Rahmat Tuhan yang tak terbataslah yang nantinya akan menentukan mana yang terbaik di antara para pemudik itu, tanpa memandang perbedaan agama dan golongannya. Demikian perbincangan Novriantoni dari Kajian Islam Utan Kayu (KIUK), Kamis (28/9) lalu, dengan Jalaluddin Rakhmat, intelektual Islam-Syiah yang meluncurkan buku Islam dan Pluralisme, pertengahan September lalu. Kang Jalal, apa yang mendorong Anda menulis buku Islam dan Pluralisme yang diluncukan pertengahan September lalu di Universitas Paramadina? Saya ingin memberi tunjangan atau support teologis dengan rujukan Alqur’an langsung untuk membenarkan pluralisme. Sebab, kalau bicara soal Islam, rujukan utama kita adalah Alqur’an. Karena itu, bab pertama buku itu bicara soal ayat-ayat Alqur’an tentang pluralisme. Jadi buku ini ingin memberi argumentasi keislaman tentang pluralisme dan seakan-akan menjadi sebuah jawaban terhadap Majelis Ulama Indonesia (MUI). Kalau MUI mengatakan pluralisme haram, pleace tunjukkan dalilnya dari Alqur’an dan hadits. Kalau saya yang mendukung pluralisme ditanya dalil bisa dibenarkankannya pluralisme dalam Islam, nah buku inilah jawabannya. Saya jadi ingat buku Gamal Al-Banna Doktrin Pluralisme dalam Alqur’an yang (terjemahan dari Arab). Di situ antara lain ditegaskan al-i`tirâf biwahdaniyatilLâh yaqtadlî al-i’tirâf bita`addudiyyati ghairihi (pengakuan akan keesaan Tuhan mensyaratkan pengakuan akan kebhinekaan lainnya). Apakan proposisi seperti itu bisa dibenarkan? Salah satu buku yang banyak saya kutip juga untuk penulisan buku ini termasuk buku Gamal Al-Banna itu. Menurut saya, buku Al-Banna itu sangat menarik. Pertama, karena posisi Al-Banna yang mendukung pluralisme memang menarik bagi kita. Sebab, dia pernah juga menjadi seorang fundamentalis. Dia pernah masuk penjara dan bekerja untuk pembenahan instalasi listrik bersama tokoh-tokoh Ikhwanul Muslimun lainnya di Mesir. Saya kira, Gamal Al-Banna pasti punya hubungan kekeluargaan dengan Hasan Al-Banna (Gamal memang adik bungsu Hassan Al-Banna, pendiri kelompok Ikhwanul Muslimin, Red). Kita tahulah bahwa Hassan Al-Banna adalah idolanya kaum fundamentalis. Dan adiknya ini pernah pula masuk penjara demi mempertahankan fundamentalismenya. Nah yang menarik bagi saya, dalam posisi yang sangat fundamentalis itu, kita masih menemukan dalam dirinya pandangan-pandangan yang sangat pluralistik. Dia hafal Alquran dan memberi argumennya dari Alquranul karim sendiri. Saya akan beri contoh tentang pandangan Al-Banna yang saya kutip juga dalam buku saya. Dia mengatakan, Thomas Alva Edison itu pasti akan masuk surga. Sebab, berkat temuannya jutaan umat manusia dapat diterangi dan kita menikmati kenyamanan-kenyamanan hidup seperti kulkas dan AC. Itu semua berkat jasa Alva Edison. Orang-orang fundamentalis di sekelilingnya menyangkal, ”Tak mungkin si Thomas masuk surga. Dia kan kafir?!” Dengan mengutip Alqur’an, Al-Banna menjawab: “Sekiranya manusia punya wewenang untuk mengelola perbendaraan kasih sayang Tuhannya (khazâinna rahmati Robbi), pastilah mereka akan menahannya untuk kelompoknya saja.” Lalu diujung ayat itu dikatakan, ”Sesungguhnya manusia itu memang bahil (kaana qatûrâ).”Karena bakhil, surga pun akan mereka tahan dan kavling-kavling untuk kelompok mereka saja. Bagi orang Islam, surga hanya diperuntukkan bagi orang Islam. Dan bagi orang Kristen, mungkin ia hanya untuk orang Kristen. Masing-masing mereka menahan perbendaraan kasih sayang Tuhannya; enggan berbagi-bagi. Nah, ketika membicarakan pluralisme, saya selalu teringat akan ayat itu: Tuhan tidak ingin membatasi rahmat-Nya hanya untuk kelompok tertentu saja. Apa yang Anda maksud dengan pluralisme ketika menulis buku itu? Isme itu adalah sebuah paham. Ekslusivisme, inklusivisme, dan pluralisme, di dalam dunia akademis sebetulnya masih bagian dari religious studies atau pendekatan yang sekular untuk memahami gejala-gejala keberagamaan. Pluralisme itu bisa berupa paham tapi bisa juga disebut orientasi keberagamaan. Kita memang harus bisa membedakan pluralisme dan pluralitas. Pluralistas adalah kenyataan sosial ketika kita menyaksikan adanya masyarakat yang plural atau majemuk.
[kisunda] Kafir itu Label Moral, bukan Akidah
Fenomena bom bunuh diri yang dilegitimasikan atas nama agama sekarang ini terjadi juga di Indonesia. Biasanya kita hanya mendengarnya di Palestina atau negara-negara Timur Tengah untuk melawan Israel. Tiba-tiba istilah ini menjadi akrab buat kita di negeri kita. Sebenarnya bagaimana sih kok bisa ada bom bunuh diri? Apakah perbuatan ini dibenarkan dalam Islam? Benarkah mereka yang melakukannya demi jihad melawan kaum kafir? Siapakah kaum kafir itu? Fenomena bom bunuh diri yang dilegitimasikan atas nama agama sekarang ini terjadi juga di Indonesia. Biasanya kita hanya mendengarnya di Palestina atau negara-negara Timur Tengah untuk melawan Israel. Tiba-tiba istilah ini menjadi akrab buat kita di negeri kita. Sebenarnya bagaimana sih kok bisa ada bom bunuh diri? Apakah perbuatan ini dibenarkan dalam Islam? Benarkah mereka yang melakukannya demi jihad melawan kaum kafir? Siapakah kaum kafir itu? Pertanyaan-pertanyaan ini dibahas tuntas oleh Dr. Jalaluddin Rahmat, cendikiawan muslim dari Bandung yang baru-baru ini menerbitkan buku “Dahulukan Akhlak di atas Fiqh“ dalam wawancara dengan Ulil Abshar-Abdalla dari Kajian Islam Utan Kayu, tanggal 11 September 2003, kamis lalu. Berikut petikannya: ULIL ABSHAR-ABDALLA: Kang Jalal, sekarang ini kita banyak sekali menyimak tentang kasus bom bunuh diri, entah di Palestina, Riyadh, Casablanca, maupun Jakarta. Bom bunuh diri ini menjadi fenomena yang menakutkan karena semakin banyak jumlahnya. Yang paling ironis, aksi bom bunuh diri itu tak jarang menggunakan agama sebagai alasan pembenar. Secara umum, bagaimana Anda melihat fenomena bom bunuh diri ini? DR. JALALUDDIN RAHMAT (KANG JALAL): Pertama, kita sekarang ini harus membedakan antara dua hal. Pertama, suicide bomber dalam pengertian yang sebenarnya, yaitu sekelompok orang yang memperuntukkan dirinya sebagai bom untuk mempertahankan keyakinan ataupun memperjuangkan ideologinya. Yang kedua adalah orang yang sebetulnya tidak melakukan apapun tapi kemudian dinisbahkan pada dirinya predikat suicide bomber, pelaku bom bunuh diri. Saya menduga, apa yang terjadi di Indonesia adalah satu di antara kedua hal itu tadi. Untuk kemungkinan yang pertama, suicide bomber-nya seringkali dinisbahkan dengan kelompok Islam, seperti di Maroko, Riyadh, dan Palestina. Padahal, sebetulnya secara statistik, tindak bunuh diri yang paling banyak frekuensinya justru yang dilakukan oleh kelompok Tamil Ilam di Srilanka. Tapi ajaibnya, kalau kita berbicara perihal suicide bomber, maka bayangan kita serta merta mengarah pada orang-orang Islam. Itu menurut saya kurang benar. Dalam sejarahnya, orang Jepang juga punya tradisi suicide bombing. Bahkan, kelompok Kamikaze adalah suicide bomber yang pertama, jauh sebelum orang-orang Islam melakukannya. ULIL: Uniknya, alasan pembenar bom bunuh diri tak jarang diambilkan dari agama. Apakah masalah ini genuine berpijak dari landasan agama atau sempalan saja? KANG JALAL: Saya kira, sebagian besar aksi suicide bombing memang genuine, memang didasari oleh satu keyakinan agama tertentu. Keyakinan seperti itu ada pada tiap agama. Pengebom Kamikaze di Jepang juga didasari ajaran Shinto dan untuk berkhidmat kepada kaisar. Di dalam Islam, kita juga mengenal ajaran tentang mati syahid. Sebetulnya, isu suicide bombing masuk dalam persoalan agama Islam agak ketinggalan jika dibandingkan dengan agama lain. Pada masa awal-awal munculnya fenomena ini, kebanyakan orang Islam tidak menyetujuinya. Dulu, ketika pasukan Hizbullah dari Libanon melakukan bom bunuh diri, dari Mesir keluar fatwa yang menyatakan bahwa bom bunuh diri adalah perbuatan yang berkonsekuensi dosa yang besar. Jadi pelaku bom bunuh diri kelak masuk neraka, kata mereka. Jadi bom bunuh diri tidak dibolehkan dalam Islam. Tapi yang agak aneh, belakangan ulama-ulama Nahdlatul Ulama, dalam salah satu keputusannya mengatakan bahwa bom bunuh diri bisa dibenarkan untuk pembelaan atas agama dan penentangan atas kezaliman. ULIL: Secara doktrinal, ajaran tentang jihad banyak dianggap sebagai biang berbagai aksi bom bunuh diri. Para pelaku bom Bali seperti Amrozi dan Imam Samudra tampak bangga sekali atas perbuatannya dan menjadikan doktrin jihad sebagai pengesah. Bagaimana tanggapan Anda? KANG JALAL: Saya tidak mau berpegang pada data berupa ucapan Amrozi di depan media massa atau sebagaimana yang didramaturgikan oleh aparat-aparat kita. Memang, ada suatu kenyataan, bahwa di dalam Islam kita didorong—dengan merujuk pada teks-teks Alqur’an dan Hadis—untuk mati di jalan Allah, terbunuh di jalan yang diridhai Allah. Imam Ali misalnya pernah berkata, “Aku tidak perduli apakah maut mau menjemputku atau aku yang menjemput maut.” Jadi, ada semacam suatu kebanggan tersendiri untuk bisa mati secara syahid. Saya kira, banyak sekali teks Alqur’an yang menyebutkan keutamaan orang-orang yang terbunuh di jalan Allah. Saya mengemukakan berbagai dalil itu untuk menunjukkan bahwa tidak terlalu mengherankan bila ada saja
[kisunda] MUHSIN (Majlis Ukhuwah Sunni Syiah)
Senin 14 Maret 2011 kemarin di Istiqlal, telah ditandatangani Nota Kesepahaman antara Pimpinan Pusat Dewan Masjid Indonesia (DMI) dan Pengurus Pusat Ikatan Jamaah Ahlulbait Indonesia (IJABI), untuk membentuk MUHSIN (Majlis Ukhuwah Sunni Syiah). Insya Allah Deklarasi MUHSIN bersama ormas-ormas lain secara terbuka akan dilaksanakan bulan depan. Berikut beberapa petikan Nota Kesepahaman tersebut: MEMPERHATIKAN: 1. Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam Al- Quran surat al-Hujurat ayat 10 yang terjemahannya berbunyi: Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara maka damaikanlah di antara saudaramu... � 2. Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam Al- Quran surat Ali Imran ayat 103 yang terjemahannya berbunyi: Berpegang teguhlah kamu sekalian pada tali agama Allah dan janganlah bercerai berai�. 3. Sabda Nabi Muhammad SAW: Jauhilah prasangka karena prasangka itu omongan yang paling bohong. Janganlah saling mencari kesalahan, saling memata-matai, saling mendengki, saling berpaling, dan saling membenci. Jadilah semua hamba Allah itu bersaudara� (Shahihul Bukhari, hadis 5717; Shahih Muslim, hadis 5463; Sunan al-Turmudzi, hadis 1935; Sunan Ibn Majah, hadis 3840; Sunan Abi Dawud, hadis 4910; Sunan al-Nasai, hadis 10718; Al-Muwatha 1699; Musnad Ahmad, hadis 6) MENIMBANG: 1. Kerjasama yang telah dilakukan antara Pimpinan Pusat DMI dengan IJABI perlu dilakukan tindak lanjut dengan membentuk suatu wadah guna merumuskan, menentukan dan melaksanakan kerjasama secara lebih optimal. 2. Situasi dan kondisi saat ini menunjukkan konflik-konflik sosial yang bermotifkan keagamaan, sehingga memerlukan model kolaborasi antara dan intra umat beragama dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. MAKA OLEH KARENA ITU, DMI dan IJABI bersepakat untuk lebih mempererat tali persaudaraan sesama muslim dalam sebuah wadah yang bernama Majlis Ukhuwah Sunnah-Syiah Indonesia, yang selanjutnya disebut MUHSIN. Secara garis besar MUHSIN bergerak dalam aktivitas yang akan mencakup hal-hal sebagai berikut: 1.Bekerja sama dalam memakmurkan masjid-masjid, yang mencakup namun tidak terbatas pada hal-hal berikut: melakukan salat berjamaah, secara bersama memperingati hari-hari besar Islam, baik berskala lokal, nasional maupun internasional, mengadakan majelis taklim/ pengajian secara berkesinambungan serta pelatihan kader muballigh. 2.Menyelenggarakan kajian keagamaan/ seminar/ pertemuan-pertemuan ilmiah/ dialog akademis, dengan tujuan untuk saling memahami, saling mengapresiasi, dan saling mencintai dengan berpegang teguh pada Al-Quran dan Sunnah Nabi yang shahihah. 3.Melakukan ishlah yang adil di antara beberapa pihak yang bertikai dengan mendahulukan persaudaraan, solidaritas, dan kepentingan umat Islam secara keseluruhan 4.Menjalankan bersama kegiatan-kegiatan ekonomi dan atau kegiatan-kegiatan lainnya untuk memberdayakan dan mensejahterakan jamaah masjid. 5.Kerjasama tersebut akan diatur secara lebih rinci pada perjanjian-perjanji an/ kesepakatan- kesepakatan yang akan dibuat oleh para pihak. Demikian Nota Kesepahaman ini dibuat di Jakarta pada tanggal sebagaimana disebutkan di atas. Diambil dari milis: suarah...@yahoogroups.com www.ahmadsahidin.wordpress.com Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/kisunda/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/kisunda/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: kisunda-dig...@yahoogroups.com kisunda-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: kisunda-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[kisunda] Merajut Ukhuwah Islamiyah Di Tengah Pluralitas Pemikiran dan Gerakan Islam di Indonesia
Komisi Ukhuwah Islamiyah Majelis Ulama Indonesia menggelar diskusi yang bertema Merajut Ukhuwah Islamiyah Di Tengah Pluralitas Pemikiran dan Gerakan Islam di Indonesia. Diskusi bertempat di kantor Pusat Majelis Ulama Indonesia Jl. Proklamasi Jakarta Pusat digelar kemarin (Senin, 14/3/2011). Diskusi itu melibatkan tokoh-tokoh agama di tingkat nasional seperti Prof. Dr. Azyumardi Azra, Prof. Dr. K. H. Aqiel Siradj, Dr. K.H. Qureisy Shihab dan Dr. Khalid Walid. Prof. Azyumardi Azra dalam diskusi itu mengulas perspektifnya yang berjudul, Realitas Pemikiran dan Gerakan Islam di Indonesia dan Tantangannya dari Masa ke Masa. Prof. Azyumardi mengatakan, Di Indonesia terdapat upaya aktualisasi Umat Wahdatan yang tidak berada dalam titik ekstrim. Baru belakangan ini muncul gerakan trans-nasional yang mudah mengkafirkan dan mengecam pandangan yang berbeda termasuk menolak maulid. Menurut Prof Azyumardi, kelompok ini menjadi sumber konflik dan pemecah belah umat Islam di Indonesia. Prof, Azyumardi juga menambahkan, Kelompok ini juga cenderung menyalahkan semua pandangan dan melakukan tindakan kekerasan seperti yang terjadi terhadap Ahmadiyah. Lebih lanjut Prof. Azyumardi Azra, Saya khawatir, Syiah akan menjadi sasaran berikutnya. Padahal Syiah adalah sahabat kita. Saya sangat menyesalkan pelarangan Syiah yang terjadi di Malaysia. Prof. Azyumardi juga menyatakan dirinya sebagai simpatisan Syiah. Dalam diskusi yang mengangkat tema Ukhuwah Islamiyah itu, Ketua PBNU, Prof. Dr. K.H. Aqiel Siradj juga menjadi salah satu pembicara inti. Dalam diskusi, Prof Aqiel Siradj mengulas pandangannya yang bertema, ‘Menjaga, Memelihara dan Merawat Ukhuwah Islamiyah. Dalam kesempatan itu, Prof Aqiel Siradj mencontohkan masa Nabi. Dikatakannya, Di masa Nabi ada pluralitas keyakinan, dan tetap dilindungi dan dihormati. Prof Aqiel Siradj mencontohkan Piagam Madinah sebagai dasar kebersamaan dan apresiasi. Lebih Lanjut Aqiel Siradj yang juga pimpinan organisasi Islam terbesar di Indonesia, menawarkan empat kiat untuk melangkah seperti yang dilakukan Rasulullah Saw dalam Piagam Madinah. Dikatakannya, Kiat pertama, memahami orang lain. Kiat kedua, mengembangkan dan melestarikan tradisi. Ketiga, menjaga komitmen kemanusiaan dalam berbangsa dan bernegara. Keempat, memahami ideologi lain. Prof Aqiel Siradj dalam pernyataannya di diskusi yang bertema Ukhuwah Islamiyah itu menyayangkan kekerasan yang seringkali dilakukan. Padahal menurut Aqiel Siradj, perbedaan adalah hal yang diciptakan Allah, bahkan bagian dinamika kehidupan. Lebih lanjut Prof Aqiel Siradj mengaku kagum atas mazhab Syiah yang melahirkan intelektual-intelektual luar biasa dan tetap berpegang teguh pada keyakinan agama. Masih dalam diskusi Ukhuwah Islamiyah, Prof. Dr. K.H. Qureisy Shihab juga ikut menyumbang pandangan yang memilih tema, Membangun Visi Bersama Umat Islam Indonesia. Dikatakannya, Perbedaan adalah keniscayaan. Perbedaan dalam Islam adalah hal yang alami. Prof Qureisy Shihab dalam pernyataannya menegaskan, Perbedaan antarmazhab hanyalah pada tingkat ushul mazhab dan furu'u-dien semata (baca: prinsip mazhab bukan agama). Menurut Prof Qureisy Shihab, hal tersebut hampir ditemukan pada seluruh mazhab atau aliran dalam Islam, baik Mu'tazilah, bahkan Wahabiyah. Dalam penjelasannya, Qureisy Shihab menjelaskan, Syiah memiliki ushul mazhab imamah atau kepemimpinan. Karena hal tersebut merupakan ushul mazhab, maka mereka yang tidak menerima Imamah tidaklah berarti kafir. Prof Qureisy Shihab juga menyayangkan kelompok-kelompok yang sering mengkafirkan kelompok lain. Menurut Prof Qureisy Shihab, pengkafiran bermula dari kedangkalan pengetahuan. Di penghujung acara, Dr.Khalid Walid yang juga penggagas acara tersebut menyatakan bahwa acara seperti ini harus terus digalakkan demi persatuan umat dan kesatuan bangsa Indonesia di nusantara. Diskusi ilmiah yang bertema Merajut Ukhuwah Islamiyah di tengah Pluralitas Pemikiran dan Gerakan Islam di Indonesia, dihadiri sekitar 200 peserta dari kalangan akademisi dan wakil pengurus pusat ormas-ormas Islam Indonesia termasuk Organisasi Ahlul Bait Indonesia atau ABI. (IRIB/AR) http://indonesian.irib.ir/index.php?option=com_contentview=articleid=31473 www.ahmadsahidin.wordpress.com Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/kisunda/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/kisunda/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: kisunda-dig...@yahoogroups.com kisunda-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: kisunda-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[kisunda] Akhlak Al-Quran Menyikapi Perbedaan
Islam dan Pluralisme; Akhlak Al-Quran Menyikapi Perbedaan Penulis : Jalaluddin Rakhmat Cetakan : II November 2006 Penerbit : Serambil Ilmu Semesta Apakah hanya Islam agama yang diterima Allah? Dengan kata lain, apakah orang yang beragama selain Islam, seperti Kristen, Hindu, Buddha, akan memperoleh keselamatan di sisi Allah? Apakah nonmuslim juga menerima pahala amal salehnya? Lantas, kenapa Tuhan menciptakan agama yang bermacam-macam? Kenapa Allah tidak menjadikan semua agama itu satu saja? Apa tujuan penciptaan berbagai agama itu? Bagaimana seharusnya kita menyikapi perbedaan ini? Pertanyaan ini meletupkan kontroversi. Buku ini mencoba mencari jawabannya dalam Alquran. Lewat analisis bahasa dan telaah yang tajam atas ragam tafsir yang ada, Kang Jalal mendedah makna Islam dan agama ( din ), mengungkap spirit firman-Allah dalam memandang agama-agama lain dan menyikapi perbedaan itu, serta merumuskan bagaimana kita beriman secara autentik di tengah pluralitas kebenaran itu. Dengan gaya-ungkap yang menawan, segar, dan cerdas, cendekiawan muslim yang pakar komunikasi ini juga mengajak kita menelaah berbagai wacana keislaman dan fenomena keberagamaan kontemporer: dari cara mengenal Tuhan hingga menjadi manusia, dari fundamentalisme hingga ateisme, dan dari penegakan syariat hingga transparansi sosial. www.ahmadsahidin.wordpress.com Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/kisunda/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/kisunda/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: kisunda-dig...@yahoogroups.com kisunda-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: kisunda-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[kisunda] Dewan Revolusi Islam sudah terbentuk
Al Khaththath mengumumkan Dewan Revolusi Islam (DRI). Jika informasi ini benar berarti ada upaya makar yang cukup serius. Sekjen Forum Umat Islam (FUI) itu melalui http://kontaktokoh.multiply.com mengumumkan aparatur negara dari dewan fuqaha, kepala negara, jajaran menteri hingga ketua DPR/MPR. Di pengumuman itu tertulis “Siapa mau ikhlas gabung untuk menjadi para garda revolusi Islam silakan daftar.” Jelas, ini bukan hanya pengumuman biasa, tapi juga ajakan revolusi untuk menggulingkan pemerintahan yang sah terpilih melalui pemilu. Ini bukan kali pertama ancaman revolusi terhadap pemerintahan Susilo Bambang Yodhoyono (SBY). Saat Peringatan Maulid Akbar Nabi Muhammad SAW di bilangan Petamburan yang digelar DPP FPI pertengahan Februari lalu terdapat spanduk besar yang bertuliskan “Bubarkan Ahmadiyah atau Revolusi.” Dalam orasinya pada unjuk rasa gabungan FPI, FUI, dan sejumlah ormas lain yang mendesak pembubaran Ahmadiyah di Bunderan HI pada awal Maret lalu, Rizieq Shihab juga dengan tegas menyatakan “Presiden bubarkan Ahmadiyah atau revolusi.” Ketua Front Pembela Islam (FPI) yang juga menjabat sebagai kepala negara DRI itu juga menegaskan bahwa istana adalah tempat setan. Beberapa kali ancaman revolusi ini tak juga ditanggapi pemerintahan SBY. Ada dua hal yang mungkin ada di benak SBY. Pertama, SBY takut dengan kekuatan garis keras sehingga tidak pernah menanggapi berbagai ancaman revolusi itu. Bisa jadi menurut perhitungan politik SBY, hal itu akan menjadi bumerang baginya. Kedua, SBY tak menganggap ancaman revolusi itu sebagai hal penting yang tak perlu ditanggapi. Mungkin SBY berasumsi bahwa dia memiliki pemerintahan yang kuat sehingga tak mungkin digulingkan siapapun. Rilis mengenai DRI diunggah pada 4 Maret 2010 lalu. Sudah setahun lebih DRI dibentuk. Sudah setahun lebih pula ancaman revolusi tak mendapat tanggapan dari pemerintahan SBY. Dengan terbentuknya DRI bukan hal yang mustahil kekuatan garis keras akan semakin terkonsolidasi. SBY tak semestinya berdiam diri lagi dengan berbagai ancaman revolusi itu. Jika DRI itu benar adanya, maka ini adalah salah satu upaya serius dari kelompok garis keras untuk makar terhadap pemerintahan SBY. Di akhir pengumuman itu tertulis “Jika pasca pansus ini keadaan vakum. DRI Siap ambil alih kekuasaan untuk menjalankan roda pemerintahan Indonesia dengan syariat Islam.” Ya, mungkin mereka sedang menunggu kevakuman negara ini. Berikut susunannya: Dewan Fuqoha: KH. Abu Bakar Ba'asyir, KH. Makruf Amin, KH. Abdur Rasyid AS.,KH. Syukran Makmun, KH. Luthfi Basori Alwi, KH. A. Hamid Baidowi, KH. Hasyim Muzadi. Kepala Negara: Habib Riziq Sihab. Wakil KN: Abu Jibril. Sejumlah Menteri: Menhankam: Munarman SH Menko Ekuin BUMN: Hendri Saparini. Menkeu: Ichsanudin Noorsy. Menag: KH. Cholil Ridwan. Mendiknas: KH. Maman Abdurrahman. Men Perburuhan: Eggy Sujana. Menkes: Jose Rizal. Menpora: Alfian Tanjung. Men ESDM: Ahmad Daryoko. Mendagri: MS Kaban, Menlu: Ali Mochtar Ngabalin. Menkopolkam: Tyasno Sudarto. MenKebudayaan: Ridwan Saidi, Menkominfo: Aru Seif Asadullah. MenPDT: Ahmad Sumargono. Menkumham: Wirawan Adnan, SH. Jaksa Agung: M Luthfie Hakim, SH.MH. Ketua DPRS/MPRS: Dien Syamsuddin. Sumber Foto: kontaktokoh.multiply.com, www.suara-islam.com/news/berita/nasional/1999 www.ahmadsahidin.wordpress.com Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/kisunda/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/kisunda/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: kisunda-dig...@yahoogroups.com kisunda-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: kisunda-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[kisunda] Prof Jaih Mubarok-umat wajib menjaga agama
Prof Jaih Mubarok, Umat Wajib Menjaga Agama Belum lama ini, aksi kekerasan yang berlatar belakang agama sempat terjadi di beberapa daerah di Tanah Air. Peristiwa kekerasan berlatar belakang agama seharusnya tak perlu terjadi jika semua pihak bersikap toleran dalam menjalankan agamanya masing-masing. Kewajiban kita untuk memelihara dan menjaga agama yang berarti bahwa agama tidak boleh dinodai karena menodainya termasuk kekerasan secara psikis; kekerasan secara psikis dapat memicu lahirnya kekerasan fisik, ujar Prof Jaih Mubarok, guru besar Hukum Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung kepada wartawan Republika, Nashih Nashrullah. Menurutnya, semua pihak harus hidup berdampingan dengan saling menghormati. Kerusuhan bernuansa SARA kelihatannya karena kita gagal menjadi Mukmin yang moderat yang bertitik taut dengan nilai ihsan. Islam mengajarkan kepada kita agar berbuat baik terhadap pihak yang berbuat buruk atau jahat kepada kita, subhanallah,'' tutur anggota Badan Pelaksana Harian Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia itu. Berikut petikan wawancara dengan salah seorang pengawas Syariah PT Bank Jabar Banten Syariah itu tentang hukum Islam. Ada distingsi (perbedaan) jelas antara term (istilah) fikih dan syariah, bisa Anda jelaskan? Antara syariah dan fikih terdapat perbedaan yang signifikan. Syariah adalah jalan hidup yang diberikan Allah dan rasul-Nya yang terdapat dalam Alquran dan sunah, sedangkan fikih adalah pemahaman ulama terhadap Alquran dan sunah. Ulama menggunakan pendekatan dan metode yang ragam dalam memahami Quran-Sunah sebagai tergambar dalam ilmu ushul fikih. Oleh karena itu, pemahaman ulama terhadap Quran-Sunah kadang-kadang berbeda. Dampaknya adalah bahwa syariah bersifat seragam, sedangkan fikih sangat kaya dengan wacana yang cenderung ragam, sebagai tergambar dalam sejarah mengenai tumbuh dan berkembangnya aliran-aliran fikih yang secara lambat laun terbentuk mazhab seperti Malikiah yang berkembang di Madinah dan Andalusia, Hanafiah yang berkembang di Irak dan India, Syafiiah yang berkembang di Mesir dan kawasan Asia Tenggara, dan Hanbaliah yang berkembang di Arab Saudi. Apa sajakah karakter masing-masing fikih dan syariah? Syariah sudah diterima apa adanya dari Allah dan rasul-Nya. Dengan kata lain, syariah bersifat statis, tidak berubah karena perubahan perkembangan peradaban manusia. Sebaliknya, fikih bersifat dinamis, on going process, dan mengalami perubahan karena perkembangan pemikiran serta peradaban manusia. Hal itu terjadi karena syariah diyakini bersifat sempurna, final, dan mengandung nilai universal karena bersifat ilahiyat. Sebaliknya, fikih diyakini bersifat nisbi, mengandung kemungkinan benar dan salah karena kebenarannya kadang-kadang berdimensi lokal dan bersifat insaniyat sebagai dampak dari hadis Nabi SAW yang menyatakan bahwa manusia terkena sifat salah dan lupa. Hukum Islam tidak didasarkan atas zhan, tetapi berdasar pada dalil qath', bisa dijelaskan? Terminologi hukum Islam (Islamic law; Muhammadan Law) merupakan istilah yang dikenal setelah para ilmuwan Barat (di antaranya orientalis) mempelajari dan memperkenalkan ajaran Islam. Jika dijelaskan lebih perinci kira-kira penjelasannya begini: syariah merupakan wahyu Allah dan sabda rasul-Nya yang terdapat dalam Alquran-Sunah. Oleh karena itu, syariah bersifat ilahiyat. Fikih adalah produk berpikir ulama yang menggunakan pendekatan, kaidah, dan metode tertentu. Oleh karena itu, fikih bersifat akademik yang berusaha memberikan jawaban yang berupa sejumlah alternatif dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi umat Islam. Dengan kata lain, fikih berdimensi akademik atau intelek, sedangkan hukum Islam secara samar dan diam-diam kelihatannya memiliki dimensi politik karena pembentukan dan pemberlakuan hukum Islam (misal: undang-undang atau qanun) ditetapkan oleh pihak legislatif dan eksekutif sebuah negara. Hal ini sejalan dengan pendapat al-Mawardi mengenai posisi negara sebagai media untuk memelihara dan mengembangkan agama. Terminologi dalil qath'i dan zhanni terdapat dalam Ilmu Ushul fikih, qath'i dan zhanni dilihat dari segi wurud al-dalil dan penunjukkan dalil terhadap makna. Quran dari segi wurudnya bernilai qath'I, sedangkan sunah yang berderajat maqbul pada umumnya dinilai qath'i pula. Apabila sebuah dalil mengandung makna yang tertentu yang sudah jelas yang tidak memungkinkan diartikan dengan arti selain arti tertentu tersebut, dalil tersebut dinilai qath'i. Sebaliknya, apabila dalil memiliki banyak makna yang memungkinkan dipahami secara ragam, dalil tersebut dinilai zhani dalam penunjukkan maknanya. Menurut Anda, sejauh manakah prinsip ihthiyathi (kehati-hatian) bisa diterapkan dalam fikih? Pertanyaan ini sulit dijawab. Akan tetapi, ilustrasi berikut kiranya dapat mendekati jawaban atas pertanyaan tersebut. Sumber hukum yang hakiki adalah Allah dan rasul-Nya, sedangkan sumber hukum yang majazi adalah dalil,
[kisunda] Mas Darwan Cinta Nabi
Salam. Ini ada tulisan lama yang ditulis Ustadz Jalaluddin Rakhmat berkaitan dengan pengalamannya. - Pada pertengahan tahun enam puluhan, saya membentuk keluarga sederhana di tengah tetangga-tetangga yang sederhana dan di perumahan sangat sederhana. Pendapat saya tentang agama juga sederhana. Pegangan saya Al-Quran dan hadis, titik. Saya tidak suka pada peringatan maulid, karena tidak diperintahkan dalam Al-Quran dan hadis. Saya tidak suka salawat yang bermacam-macam selain salawat yang memang tercantum dalam hadis-hadis sahih. Saya senang berdebat mempertahankan paham saya. Saya selalu menang, sampai saya bertemu dengan Mas Darwan. Mas Darwan adalah orang yang jauh lebih sederhana dari saya. Mungkin pendidikannya tidak melebihi sekolah dasar. Ia pensiunan PJKA. Usianya boleh jadi sekitar enam puluhan. Tetapi penderitaan hidup membuatnya tampak lebih tua. Pendengarannya sudah rusak. Karena itu, ia sedikit bicara, banyak bekerja. Ia sering memperbaiki rumahku tanpa saya minta. Ia sangat menghormati saya, yang dianggapnya seorang kiyai muda di kampung itu. Padahal ia tahu bahwa saya selalu datang terlambat ke mesjid untuk salat subuh. Untuk mengisi waktunya, ia mencangkul petak-petak kosong yang terletak di antara rel kereta api di dekat stasiun Kiaracondong. Ia menanaminya dengan ubi. Pada suatu hari, ketika ia asyik mencangkul, kereta api cepat dari Yogya menyenggol belakangnya. Ia jatuh terkapar berlumuran darah. Ketika saya mengunjunginya di kamar gawat darurat, saya mendapatkan tubuh Mas Darwan sudah dipenuhi dengan slang-slang transfusi. Saya melihat matanya mengedip padaku dan pada isterinya. Istrinya mendekatkan telinganya ke mulut Mas Darwan. Saya tidak mendengar apa-apa. Sesaat kemudian, ia menghembuskan nafas terakhir. Saya pulang dengan sedih dan rasa ingin tahu. Apa gerangan yang dibisikkan oleh Mas Darwan pada detik-detik terakhir kehidupannya? Pada hari berikutnya, isterinya mengantarkan nasi tumpeng ke rumahku. Saya hampir menolaknya, karena saya tidak suka selamatan kematian yang biasa disebut sebagai tahlilan. Isterinya bertutur, “Pak Kiyai ingat ketika Masku berbisik padaku? Ia berpesan: Bulan ini bulan maulid. Jangan lupa slametan buat Kanjeng Nabi saw.” Pada saat-saat terakhir, Mas Darwan tidak ingat petak-petak ubinya. Ia lupa isteri dan anak-anaknya. Ia lupa dunia dan segala isinya. Yang diingatnya pada waktu itu hanyalah Rasulullah saw. Kepongahan saya sebagai orang yang mengerti agama runtuh. Mas Darwan tidak banyak membaca hadis atau tarikh Nabi saw. Ia memang buta huruf. Ia hanya mendengar tentang Nabi dari guru-gurunya. Ia tidak mengerti apa bedanya sunah dan bid’ah. Ia hanya tahu bahwa Kanjeng Nabi adalah sosok manusia suci yang menjadi rahmat bagi alam semesta. Tak terasa airmata menghangatkan pipiku. Saya hanya bisa menyimpulkan apa yang terjadi pada Mas Darwan dengan dua patah kata: Cinta Nabi. Mas Darwan memiliki kecintaan kepada Rasulullah saw yang jauh lebih tulus dariku. Kemampuanku berdebat habis dibakar oleh api cintanya. Pesan terakhir Mas Darwan adalah definisi cinta yang paling tepat. “Tidak mungkin cinta didefinisikan secara lebih jelas kecuali dengan cinta lagi. Definisi cinta dalah wujud cinta itu sendiri. Cinta tidak dapat digambarkan lebih jelas daripada apa yang digambarkan oleh cinta lagi,” kata Ibn Qayyim al-Jawziyyah dalam Madarij al-Salikin. (KH.Jalaluddin Rakhmat) www.ahmadsahidin.wordpress.com Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/kisunda/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/kisunda/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: kisunda-dig...@yahoogroups.com kisunda-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: kisunda-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[kisunda] Fikih Imam Jafar (Kata Pengantar Oleh UMAR SHAHAB)
Jangan sampai jika terjadi pertengkaran atau perselisihan mengenai keuangan diantara kamu, kamu angkat persoalannya kepada para fasik itu. Pilihlah seseorang yang mengetahui urusan yang halal dan haram diantara kamu sebagai pemutus perkara, karena aku telah tetapkan ia sebagai qadi, hakim bagimu. Aku peringatkan, jangan sampai ada diantara kamu yang mengangkat perselisihannya kepada penguasa yang zalim. Pernyataan di atas dikeluarkan oleh Imam Ja’far Shadiq, imam ke enam dalam keyakinan Syiah Itsna-’Asyariyah atau Syiah Dua Belas Imam. Dalam tradisi fiqih Syiah, Imam Ja’far Shadiq dapat disebut sebagai bapak fiqih Syiah, karena sebagian besar masalah fiqih yang dibahas dalam fiqih Syiah bersumber atau mencerminkan “pandangan-pandangannya”. Imam Ja’far Shadiq terkenal sebagai orang yang paling alim pada masanya. Imam Abu Hanifah pernah memujinya, “Aku tidak pernah melihat seseorang yang lebih ahli dalam urusan agama selain Ja’far Ibn Muhammad.” Maa ra’aitu afqah min Ja’far Ibn Muhammad. Demikian pula Imam Malik bin Anas. Dia berkata, “Sungguh mata tidak pernah melihat, telinga tidak pernah mendengar, dan tidak pernah terlintas di benak manusia ada seorang yang lebih afdal dari Ja’far Ibn Muhammad, dari segi ilmu, ibadah, dan kewara’an.” Maka tidak heran jika beberapa penulis sejarah, seperti Hafidz Abu Abbas Ahmad Ibn Uqdah (wafat tahun 320 H) dan Syaikh Najm ad-Din dalam kitabnya al-Mu’tabar mencatat tidak kurang dari empat ribu ulama yang pernah belajar kepada Imam Ja’far Shadiq. Karena itulah maka fiqiih Syiah lebih populer, terutama di kalangan non-Syiah, dengan sebutan: Fiqih Imam Ja’far Shadiq, atau Fiqih Ja’fari, atau ada juga yang menyebutnya Mazhab Ja’dari. Akan tetap, perlu ditegaskan di sini bahwa pemakaian istilah Fiqih Ja’fari atau Mazhab Ja’fari bagi fiqih Syiah tidak sama dengan pemakaian istilah Mazhab Syafi’i atau Mazhab Hanafi, misalnya, dalam fiqih Sunni. Kedua nama Mazhab Sunni itu menunjuk pada kumpulan pendapat atau hasil ijtihad yang dilakukan oleh kedua imam mazhab tersebut. Tapi tidak demikian dengan istilah Mazhab Ja’fari. Istilah itu sama sekali tidak mencerminkan kumpulan pendapat atau hasil ijtihad Imam Ja’far Shadiq. Sebab, dalam pandangan Syiah, Imam Ja’far Shadiq, demikian pula kesebelas imam lainnya, yaitu (berturut dari imam pertama sampai imam terakhir) Ali Ibn Abi Thalib, Hasan Ibn Ali, Husain Ibn Ali, Ali Zainal Abidin, Muhammad Baqir, Ja’far Shadiq, Musa Kadzim, Ali Ridha, Muhammad Jawad, Ali Hadi, Hasan Askari, dan Muhammad Mahdi, bukan seorang mujtahid, tapi imam yang memiliki otoritas penetapan atau pembuatan hukum, tasyri’ al-hukm. Supaya tidak terjadi kesalahpahaman, saya merasa perlu menjelaskan masalah ini lebih lanjut. Istilah imamah (dari kata itu muncul istilah imam) dalam Syiah tidak sama dengan istilah khilafah atau imarah—masing-masing melahirkan kata khilafah dan amirul mukminin—dalam Sunni. Istilah khilafah dan imarah lebih bersifat politis. Ia dimaksudkan bagi seseorang yang memangku jabatan kepala negara dalam sistem “politik Islam”. Sementara istilah imamah, dalam teologi Syiah, tidak harus identik dengan jabatan kepala negara. Imam adalah seseorang yang diserahi tugas meneruskan risalah Islam setelah Nabi Muhammad saw. Karena fungsinya yang sama dengan Nabi Muhammad saw, maka imam bersifat maksum. Ia tidak pernah melakukan kesalahan atau dosa. Semua kata dan perilakunya mencerminkan kebenaran. Karena itu, sebagaimana Rasul, semua kata dan perilaku imam adalah hujjah, mesti diikuti oleh setiap orang yang beriman padanya. Dengan kata lain, fungsi kata dan perilaku imam, dalam pandangan Syiah, sama dengan fungsi kata dan perilaku Nabi saw. Bedanya, Rasul saw mendapatkan wahyu langsung dari Allah SWT, sedangkan imam tidak. Imam mendapat bimbingan dan petunjuk dari Allah berupa ilham atau firasah. Makanya, sekalipun Abu Bakar Shiddiq ra, Umar Ibn Khathab ra, dan Utsman Ibn Affan ra adalah penguasa-penguasa Islam pada zamannya, tidak menjadi halangan bagi Syiah untuk meyakini Ali Ibn Abi Thalib sebagai imam yang wajibut-tha’ah. Posisi keimamahan Ali tidak otomatis batal dengan didudukinya bangku kekhilafahan oleh tiga sahabat besar Nabi saw tersebut. Karena kedudukan imam yang seperti itu, maka dalam menjalankan tugas keimamahannya, para murid imam-imam dua belas itu senantiasa mencatat apa saja yang mereka terima atau lihat dari Sang Imam. seperti yang dilakukan para sahabat terhadap kata dan perilaku Nabi saw. Akan tetap, karena hanya Imam Ja’far Shadiq sajalah yang paling banyak mendapat kesempatan untuk membimbing umat—para imam yang lain, jika tidak kena tahanan rumah, mereka dibatasai berhubungan dengan kaum Muslim, sedangkan pada masa Imam Ja’fari Shadiq, para penguasa Bani Umayah sibuk menghadapi berbagai pemberontakan dan Bani Abbasiyah, yang muncul sesudahnya, lebih banyak memusatkan perhatian untuk memperkuat kekuasaan mereka yang masih baru—maka kumpulan catatan tentang kata
[kisunda] Galang Kekuatan melalui Internet
Liputan6.com, Riyadh: Panggilan aksi massa besar-besaran melalui dunia maya dikumandangkan kaum Syiah di Arab Saudi. Kaum minoritas itu, seperti dilansir NHK, Jumat (4/3), berharap bisa membebaskan ulama Syiah terkemuka, Taufik Al Amir, seraya menyuarakan ketidakpuasannya atas perlakukan kaum Sunni terhadap kaum Syiah. Kaum Syiah yang bermukim di daerah timur, daerah yang kaya minyak, merasa tersingkirkan. Rencananya, mereka akan menggelar aksinya, Sabtu (5/3) besok. Untuk mengantisipasi aksi itu, pemerintah Arab Saudi terus meningkatkan keamanan. Pasukan keamanan menyiagakan kendaraan-kendaraan militer untuk menghalau aksi massa.(SHA) http://id.berita.yahoo.com/kaum-syiah-galang-kekuatan-melalui-internet-20110304-061700-553.html www.ahmadsahidin.wordpress.com Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/kisunda/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/kisunda/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: kisunda-dig...@yahoogroups.com kisunda-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: kisunda-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[kisunda] Diskusi buku Sahabat Nabi di UIN Bandung
Berikut ini ada kabar dari kawan2 di UIN Bandung bahwa... Jurusan Sejarah Peradaban Islam UIN Sunan Gunung Djati Bnadung akan menggelar Diskusi Buku berjudul Sahabat Nabi: Siapa, Ke Mana, dan Bagaimana? Karya Dr. Fu'ad Jabali yang diterbitkan Mizan. Buku ini merupakan karya disertasi beliau yang diterbitkan di Brill, Leiden dengan judul The Companions of the Prophet: A Study of Geographical Distribution and Political Alignments. Insya Allah akan digelar pada hari Rabu, 16 Maret 201,1 jam 09.00 sd selesai di Ruang Sidang Al-Jami'ah UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Dengan pembicara yang akan membahasnya adalah Prof.Dr.KH.Jalaluddin Rakhmat (Ketua Dewan Syura Ijabi) dan Dr. Fu'ad Jabali (penulis dan dosen sejarah UIN Jakarta. www.ahmadsahidin.wordpress.com Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/kisunda/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/kisunda/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: kisunda-dig...@yahoogroups.com kisunda-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: kisunda-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[kisunda] Diskusi buku Sahabat Nabi-Sunnah yang Dijalankan Umat Islam Bukan Sunnah Nabi
Salam… Alhamdulillah… Rabu pagi kemarin (16 Maret 2011) saya dapat menghadiri diskusi buku Sahabat Nabi karya Dr.Fuad Jabali yang diterbitkan Mizan. Acara yang diprakarsai Jurusan Sejarah Peradaban Islam Fakultas Adab dan Humaniora UIN Bandung ini digelar di Ruang Al-Jamiah Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung. Dan... pimpinan tempat saya beraktivitas mengizinkan saya untuk menghadiri diskusi buku yang dikupas oleh guru saya; Prof.Dr.KH.Jalaluddin Rakhmat—yang biasa saya sapa dengan Ustadz Jalal. Setiba di lokasi, saya kaget karena ruangan diskusi sudah penuh dan beberapa kawan lama, termasuk dosen-dosen yang pernah mengajar saya di Jurusan Sejarah Peradaban Islam, pun pada hadir. Biasanya kalau acara diskusi buku, para dosen enggan hadir. Jadi, pas tiba, serasa lepas kangen. Biasalah…tanya ini itu. Sekira pukul 10-an, Ustadz Jalal tiba dan saat muncul dari tangga yang langsung menuju ruangan diskusi, segera saya hampiri kemudian mencium tangannya. DISKUSI yang dipandu Dr.Sulasman, M.Hum (dosen sejarah UIN Bandung) ini diawali dengan pemaparan Pak Fuad yang membahas tentang proses penulisan buku yang asalnya disertasi doktor sejarah di Universitas Leiden, Belanda. Menurut Fuad, buku Sahabat Nabi ini tersimpan sudah sekira sepuluh tahun dan belum disentuh lagi untuk perbaikan data-datanya. Kemudian Mizan meminta diterbitkan. Meskipun berat, kata Fuad, tapi dipaksakan—meskipun tahu bahwa disertasi tersebut banyak kekurangannya. Hasilnya, buku tersebut terbit pada awal 2011 dengan tebal buku lebih dari 300 halaman; yang lampiran-lampiran dan data statistik yang digunakan penulisan buku tersebut hampir setengah dari isi buku. Jadi, buku tersebut lebih kaya dengan data atau rujukan ketimbang bahasannya. Fuad bercerita, lebih dari dua tahun menelusuri data tentang para sahabat yang tersimpan di perpustakaan Leiden. “Saya membaca sekira 2000 biografi para sahabat untuk menulis buku ini. Saya coba menulis sejarah Islam dengan sumber dari ahlu hadis, bukan dari buku-buku sejarah, dan tetap menggunakan metodologi sejarah,” kata Fuad. Dari kajiannya itu, Fuad menyimpulkan bahwa sahabat Nabi bukan manusia sempurna sehingga banyak kesalahan dan keterbatasan dalam beragama. Apalagi tidak semua sahabat terus menerus hidupnya bersama Rasulullah saw maka tingkat pemahaman keagamaan pun seadanya. Begitu pun dengan definisi sahabat sempat dikritik. Menurut Fuad, terjadi kekacauan definisi sahabat yang disusun para ulama hadis sehingga orang-orang yang sekadar hidup sezaman dan berada dilingkungan Nabi Muhammad saw, orang-orang yang mabuk tetapi pernah bertemu Nabi, mereka yang diusir Nabi, dan pembunuh pun disebut sahabat. 80% Sunnah Sahabat Dalam diskusi itu, Ustadz Jalal yang menjadi pembicara kedua memberikan pujian atas keberanian Fuad membuka khazanah Islam pascaRasulullah saw. Ustadz Jalal mengaku bahwa setelah membaca buku karya Fuad, merasa terharu dan menangis, tetapi juga geram terhadap perilaku-perilaku sahabat yang tidak patuh pada Rasulullah saw. Menurut Ustadz Jalal, fanatisme para ahli hadis terhadap sahabat Nabi menyebabkan umat Islam sekarang enggan untuk melakukan studi kritis. Banyak perilaku dari para sahabat yang jauh dari akhlak Rasulullah saw, tetapi tetap diteladani dan disakralkan. Apabila dikemukakan perilaku tercela mereka maka akan dikecam sebagai zindiq atau sesat. Anehnya, kecaman sahabat terhadap sahabat lainnya tidak pernah disebut zindiq. Ustadz Jalal juga mengemukakan bahwa kali pertama yang mengecam sahabat dalam sejarah adalah Abbas bin Abdul Muthalib yang mengecam Imam Ali dalam sebuah persidangan—kisahnya terdapat dalam Shahih Muslim. “Jadi, bukan orang-orang Syiah yang mengecam sahabat itu,” kelakar Ustadz Jalal yang disambut tawa para hadirin. Selain memberikan pujian, Ustadz Jalal juga memberikan sedikit kritik pada karya Fuad Jabali tersebut, khususnya hal yang menjadi penyebab lahirnya perang antar sahabat; Perang Jamal dan Shiffin. Sambil membacakan halaman bukunya, Ustadz Jalal menjelaskan bahwa kesalahan Fuad dalam buku tersebut adalah menyatakan Imam Ali bin Abi Thalib dan Ahlulbayt Nabi mengalami peningkatan kekayaan setelah wafat Nabi. Hal tersebut dibantah oleh Ustadz Jalal, justru yang tertindas dan tidak memiliki kekayaan adalah keluarga Nabi. “Tanah Fadak yang merupakan warisan Nabi untuk Fathimah dan yang digarap Imam Ali untuk kehidupan sehari-hari diambil oleh penguasa. Sejarah mencatat bahwa justru para sahabat yang menjadi khalifah dan para pejabatnya yang hidupnya makmur dengan kekayaan,” sanggah Ustadz Jalal yang menyebutkan kekayaan mereka yang ditulisnya dalam kata pengantar buku tersebut. Dalam diskusi itu juga Ustadz Jalal menginformasikan bahwa dalam penelitian disertasi doktoralnya yang akan diujikan kelak di UIN Makasar menemukan kesimpulan sementara bahwa 80% sunnah yang dijalankan Umat Islam bukan sunnah Nabi. Ustadz Jalal menyebutkan bahwa para sahabat
[kisunda] Sembuh karena Berbuat Baik
Salam.Berikut ini ada sebuah tulisan yang ditranskrips dari ceramah Ustadz Jalaluddin Rakhmat. Mudah2an bermanfaat. Sembuh karena Berbuat Baik Oleh KH JALALUDDIN RAKHMAT Hari-hari Rita adalah hari-hari sibuk. Ia kepala Taman Kanak-kanak di sebuah kota kecil. Ia harus bekerja keras agar TK yang dipimpinnya mampu bersaing dengan TK-TK lain yang tumbuh seperti jamur di musim hujan. Ia juga memikul beban untuk membesarkan anak-anaknya yang ABG. Untuk menutupi kebutuhannya ia harus bekerja dari pagi sampai petang. Setiap hari selalu saja ada masalah, di rumahnya, di taman kanak-kanaknya, di kampungnya, di mana pun ia berada. Pada suatu sore, masih dalam keadaan penat dan stres, ia bergegas datang ke tempat bersalin, agak jauh dari rumahnya. Ia mendengar berita bahwa tempat bersalin itu kekurangan tenaga untuk mengurus bayi-bayi yang ditelantarkan orangtuanya. Ada bayi yang ditinggalkan ibunya yang datang ke tempat itu hanya untuk melahirkan. Ada juga bayi yang ditemukan di tempat pembuangan sampah. Umumnya keadaan bayi itu sangat mengenaskan. Rita mendaftar sebagai tenaga sukarela. Bayi pertama yang ia pegang punya cacat bawaan. Kepalanya menempel dengan punggungnya. Tubuhnya panas, mungkin demam. Ia menyeka bayi itu dengan handuk hangat, membedakinya, dan mengenakan pakaian bersih. Ketika ia menimangnya, ia mencium bau yang segar. Ajaib, bau segar bayi itu masuk ke lubang hidungnya, menembus pembuluh-pembuluh darahnya, dan mengalirkan kehangatan ke seluruh tubuhnya. Ia merasakan kesegaran, kesehatan, dan kenyamanan yang sulit digambarkan. Stres karena berbagai masalah yang dihadapinya menguap. Paling ajaib dari semuanya itu, sakit punggungnya juga hilang. Sebulan sebelumnya ia pernah dirawat karena sakit punggungnya itu. Obat-obat yang dimakannya hanya menambah jumlah utangnya dan mengurangi sakitnya sebentar. Tetapi setelah membantu merawat bayi-bayi terlantar itu, sakit punggungnya hilang sama sekali. Ia meperoleh keuntungan tambahan. Makan dan tidurnya lebih enak. Hatinya lebih tenteram. Dan ia memandang dunia dengan lebih optimis. Kisah Rita itu adalah kisah sebenarnya, yang saya ubah setting kulturalnya sedikit. Ini adalah salah satu dari kisah ribuan orang yang disurvei oleh Allan Luks. Pada 1991 dan sekali lagi 2001, Luks melaporkan hasil surveinya dalam buku The Healing Power of Doing Good: The Health and Spiritual Benefits of Helping Others; Daya Penyembuh dari Berbuat Baik: Faidah kesehatan dan keruhanian karena membantu orang lain. Di samping sakit punggung, Allan Luks menyebutkan sejumlah penyakit yang dapat disembuhkan karena menolong orang. Sakit kepala, tidak bisa tidur, infeksi, sakit maag, arthritis (peradangan pada persendian), lupus (sakit persendian), asthma, gangguan jantung, bahkan kanker. Efek paling kecil adalah mengurangi rasa sakit. Allan Luks juga menemukan bahwa membantu orang juga menyembuhkan gangguan-gangguan psikologis seperti stress, marah, dendam, cemas, takut, dan sedih. Bukan tempatnya di sini kita memberikan penjelasan medis tentang pengaruh menolong pada sistem imun kita. Buku Allan Luks mengingatkan saya pada sabda-sabda Nabi saw tentang puasa. Kata Nabi, puasalah supaya kamu sehat. Dalam khotbahnya menyambut Ramadhan, Nabi saw mengajarkan puasa yang menyehatkan: “Bersedekahlan pada fakir miskin di antara kalian, muliakan orang-orang besar kalian, sayangi orang-orang kecil kalian, sambungkan persaudaraanmu, jaga lidah kamu…lindungi dirimu dari api neraka walaupun dengan sebutir kurma; lindungi dirimu dari neraka walaupun dengan seteguk air.” (Mafatih al-Jinan 273) Puasa menyehatkan kita bukan karena selama puasa terjadi proses pembersihan tubuh dari zat-zat beracun saja; tetapi karena puasa juga memberikan peluang untuk membantu orang lain. Bulan puasa adalah bulan bersedekah. Kata sedekah berasal dari asal kata shadaqah. Kata ini dengan berbagai derivasinya berarti ketulusan, persahabatan, pembuktian, keabsahan, kepercayaan, kriteria atau ukuran. Bersedekah berarti melakukan agama dengan tulus, membuktikan komitmennya kepada kebenaran, memenuhi kriteria keimanan kepada Allah dan RasulNya. Dalam hadis-hadis Nabi, bersedekah bukan hanya memasukkan uang recehan ke dalam kotak amal jariah di surau. Ia memberikan beberapa contoh sedekah: kau tersenyum ketika berjumpa dengan sahabatmu, kauambilkan air buat orang lain, kautunjuki jalan orang yang sesat, kausingkirkan duri dari pinggir jalan, kaubimbing orang yang buta, kauhibur orang yang menderita dan sebagainya. www.ahmadsahidin.wordpress.com Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/kisunda/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/kisunda/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: kisunda-dig...@yahoogroups.com kisunda-fullfeatu...@yahoogroups.com *
[kisunda] Saya lebih mengusulkan syariat Islam...
TANYA: Bagaimana menurut Anda tentang penerapan Syariat Islam di Indonesia? Apakah yang seharusnya diterapkan, syariat Islam atau syariat Islami? JR[Jalaluddin Rakhmat]:Saya diundang oleh Walikotamadya Bandung. Beliau ingin menjadikan Bandung sebagai kota bersyariat Islam. Beliau mengundang saya untuk meminta pendapat saya. Saya menyambut baik adanya Perda Syariat Islam. Akan tetapi dengan catatan, agar menerapkan syariat Islam sebagai rahmat seluruh alam. Kalau aturan syariat Islam yang dimaksud adalah wanita harus mengenakan jilbab, atau pegawai negeri wajib sholat jamaah dan bisa membaca al-Quran, saya tidak setuju. Saya lebih mengusulkan syariat Islam seperti: menyantuni fakir miskin, meningkatkan upah minimum kota/regional, memberi pekerjaan bagi yang belum mendapat pekerjaan. Kalau ayat tentang kewajiban mengenakan jilbab, saya bisa tunjukkan satu dua ayat. Tapi jika Anda ingin ayat tentang perintah menyantuni fakir miskin, maka saya dapat memberikan ratusan ayat pada Anda. Dengan syariat Islam menurut pengertian yang kedua inilah, bukan hanya saya saja yang mendukung, saya yakin pemeluk agama lain pun juga akan menudukung. Perda-perda syariat Islam tidak sekaligus jadi. Maka seharusnya penerapan syariat Islam harus bersifat rahmat lil alamin karena akan membawa kedamaian bagi agama-agama lain. Begitu banyak ayat-ayat yang menyuruh kita menyantuni fakir miskin daripada sekadar mengenakan jilbab. Kalau syariat Islam menurut pengertian yang pertama, sepertinya kita bukan benar-benar menegakkan syariat Islam, tapi hanya ingin tampil beda saja dari agama lain. Coba bayangkan kalau daerah mayoritas Kristen menuntut penegakan syariat Kristen. Atau daerah mayoritas Hindu ingin menegakkan syariat Hindu. Maka dari itu, jangan memperlakukan orang lain semena-mena hanya karena kita ingin tampil beda. TANYA: Akhir-akhir ini kita sering mengalami masalah dengan peribadatan haji. Tiap tahun banyak yang ingin pergi haji tapi terbatas kuota. Padahal agama kita mengajarkan agar jika kita mampu, kita wajib melaksanakan haji. Bagaimana menanggapi hal ini? Bagaimana kalau kita perpanjang saja waktu ibadah haji itu sehingga banyak orang berkesempatan melaksanakan ibadah haji? JR[Jalaluddin Rakhmat]: Allah swt berfirman: يريد الله بكم اليسر ولا يريد بكم العسر (Allah menghendaki kemudahan dan Dia tidak menghendaki kesukaran). Agama, intinya adalah memberi kemudahan. Akan tetapi dalam agama ada unsur yang qath’iyyat yakni yang tidak boleh diganti-ganti termasuk di dalamnya rakaat sholat. Kalau kita pikir-pikir, seharusnya sholat shubuh itu 10 roka’at supaya orang-orang tidak kantuk. Dan seharusnya sholat dhuhur itu cuma satu roka’at karena waktu itu manusia sibuk sekali bekerja. Akan tetapi, agama telah menetapkan dan ini sudah pasti dan tidak bisa diubah-ubah. Memang, dalam agama ada juga peraturan-peraturan yang dinamis. Dan peraturan yang semacam inilah yang dapat diubah-ubah sesuai perkembangan zaman. Kalau tentang ibadah haji, sebenarnya tidak ada persoalan dalam menyangkut manasik haji. Yang perlu dipikirkan adalah, manajemen ibadah hajinya. Sebab sampai saat ini pelaksanaan ibadah haji sepenuhnya diatur oleh Pelayan Dua Tanah Suci (khodimul haramain). Di Barat sudah ada teor queueing theory (teori mengantri) yakni perhitungan yang dibuat untuk mengatur mengantri. Perhitungan yang rumit ini seharusnya bisa dipakai dalam masalah ibadah haji. TANYA: Anda membagi orang muslim menjadi dua: ahlu adh-dhawahir dan ahlu al-bawathin. Apa maksud keduanya ini? JR[Jalaluddin Rakhmat]:Ada bagian-bagian dari ilmu ajaran Islam yang hanya berhubungan dengan hal-hal lahiriah saja seperti bagaimana cara kita berwudlu, sholat, dll. Ini dikenal dengan istilah fiqh. Orang-orang yang menekuni hal-hal yang lahiriah inilah yang disebut ahli dhawahir. Sedangkan ada juga dalam ajaran agama ini yang bersifat bathiniah. Orang-orang yang menekuni hal-hal yang bersifat bathiniyah inilah yang disebut bawathin. Orang-orang dhahiriyah berpegang teguh pada teks-teks. Misalnya, dalam hal memanjangkan jenggot. Orang-orang dhawahir menilai memelihara jenggot sebagai hal yang sunnah karena rasulullah saw juga memanjangkan jenggot. Mereka tidak melihat aspek memelihara keindahan. Demikian pula dalam kasus bersiwak. Mereka memandang aspek bersiwak sebagai aspek yang disunnahkan, bukan menggosok giginya. Jadi, menurut kalangan dawahir, yang sunnah bukan menggosok gigi melainkan menggunakan siwak. Dan masih banyak lagi contohnya. Sementara ahli bawathin meninjau aspek bathiniyahnya misalnya dalam kasus-kasus di atas. Orang-orang bawathin memandang aspek menjaga keindahan tubuh dalam hadits tentang rasulullah memanjangkan jenggotnya. Mereka juga memandang kesunnahan menggosok gigi dalam hadits tentang rasulullah yang selalu menggunakan siwak saat menggosok gigi. Akan tetapi kita tidak bisa secara langsung menghakimi seseorang apakah ia termasuk ahli dhawahir atau bawathin. Sebenarnya
[kisunda] Raden Haji Abdul Manaf, Ulama Sunda di Bandung Selatan Abad ke-17/18
Salam. Ini ada tulisan yang coba mengungkap tokoh Islam Sunda yg belum banyak dibahas dalam buku sejarah. Tulisan ini dibuat oleh Moeflich Hasbullah, dosen sejarah UIN SGD Bandung. - Raden Haji Abdul Manaf disebut juga Eyang Dalem Mahmud adalah seorang ulama Sunda yang hidup pada abad peralihan abad ke-17/18, hidup diperkirakan antara tahun 1650–1725. Hingga saat ini, riwayat ulama ini belum banyak diketahui. Belum ada penelitian mendalam yang mengungkap peranannya di Kota Bandung pada abad tersebut. Tentang tempat asalnya, beredar dua versi: dari keturunan Cirebon dan dari keturunan Mataram. Mungkin, dari Mataram, ke Cirebon terus ke Bandung. Tapi melihat para leluhurnya, ia adalah seorang keturunan Sunda. Bukti pasti bahwa ia seorang ulama berpengaruh adalah makamnya yang dianggap keramat dan hingga kini banyak diziarahi banyak orang. Selain makam, ia pun meninggalkan peninggalannya yaitu sebuah kampung unik yang disebut Kampung Mahmud di Desa Mekar Rahayu, Kecamatan Marga Asih. Kampung ini berada dipinggiran Sungai Citarum yang melewati kawasan Bandung Selatan. Letaknya yang di pinggiran sungai ini, membuat kampung ini eksklusif, menutup komunikasi langsung sehari-hari warganya dengan dunia luar sehingga dalam waktu cukup lama keaslian tradisinya terjaga. Keunikannya adalah, rumah-rumah di kawasan Mahmud bentuknya sama yaitu rumah panggung, pantangan memakai kaca, menggali sumur dan bertembok. Kemudian, dilarang menyetel musik dan memelihara binatang. Namun, seperti akan diuraikan, nilai-nilai adat ini kini sudah banyak dilanggar. Keadaan mulai banyak berubah. Riwayat Haji Abdul Manaf[1] Menurut tradisi lisan, diceritakan oleh Raden Haji Mangkurat Natapradja (Lurah Desa Babakan Ciparay tahun 1915-1950), bahwa bupati saat itu bernama Dalem Dipati Agung Suriadinata. Ia mempunyai putra bernama Dalem Natapradja. Natapraja ini adalah ayahnya Raden Haji (RH) Abdul Manaf atau dikenal dengan sebutan Dalem Mahmud. Suatu saat, RH. Abdul Manaf pergi menunaikan haji ke Mekkah. Ketika ia berada di depan Ka’bah ia bermunajat kepada Allah dan mendapat ilham (wangsit) berbentuk perintah: “Kamu harus mengambil segenggam tanah dari pelataran Ka’bah ini untuk dibawa pulang ke tanah air. Setibanya di kampung halamanmu, tanah itu harus ditebarkan di sekitar rumah kemudian namailah kampungmu itu dengan nama Mahmud. Kemudian kampung Mahmud itu harus dijadikan kawasan “haram” (tanah suci) yang tidak boleh dikunjungi dan diinjak oleh seseorang yang tidak beragama Islam. Selanjutnya, tandailah dengan sebuah tugu yang menjadi tanda bahwa tanah itu adalah tanah haram.” Sepulang dari Mekkah, Abdul Manaf melaksanakan perintah itu. Kampung Mahmud itu bertahan beratus-ratus tahun berhasil menjadi kampung yang terjaga sesuai pesan dari Mekkah itu. Setelah kampung itu bernama Mahmud, tempat itu berkembang menjadi salah satu pusat pelajaran spiritual Islam[2] terkenal di tatar Sunda dan sekaligus menjadi sebuah tempat perlindungan (persembunyian) dan pengayoman bagi mereka yang mencari perlindungan. Sebuah kisah diceritakan R. Endih Natapraja dan pernah ditulis oleh R. Suandi Natapraja sebagai berikut: Suatu ketika, Eyang Dalem Mahmud kedatangan seoang pria setengah baya yang mengaku berasal dari daerah timur bernama Zainal Arif. Tamu itu menceritakan bahwa kedatangannya dalam rangka melarikan diri karena ia dituduh membahayakan keamanan penguasa Kolonial Belanda. Setelah menempuh perjalanan sekian jauh, atas petunjuk beberapa orang yang ditemuinya, sampailah ia ke kawasan Mahmud tersebut dan menemui RH. Abdul Manaf. Ia kemudian memohon perlindungan. Abdul Manaf menerimanya dan menjadikannya sebagai murid serta pengikutnya. Setelah sekian lama mengikuti pelajaran, ternyata didapati bahwa Zainal Arif adalah seorang pemuda yang pandai, cerdas dan cekatan dalam menerima pelajaran yang diberikan. Karena ia pun menunjukkan kesetiaannya sebagai murid Eyang, ia pun akhirnya dinikahkah dengan salah seorang keturunannya kemudian diberi gelar Eyang Agung. Zainal Arif yang telah menjadi menantu Eyang Dalem kemudian berpengaruh dan tumbuh menjadi “Eyang kedua.” Eyang Dalem Mahmud Haji Abdul Manaf diperkirakan wafat tahun 1725. Dari catatan keturunannya yang masih hidup hingga sekarang, terdapat urutan silsilahnya leluhur dan keturunannya sebagai berikut: Prabu Linggawastu Prabu Mundingkawati (Siliwangi I) Prabu Anggalarang (Siliwangi II) Parubu Pucuk Umum (Siliwangi III) Prabu Anggalarang (Siliwangi IV) Prabu Seda (Siliwangi V) Prabu Guru Bantangan Prabu Lingga Pakuan Panandean Ukur Dipati Ukur Ageung Dipati Ukur Anom Dipati Ukur Delem Suriadinata Dalem Nayadireja (Sontak Dulang) Raden Haji Abdul Manaf Raden Saedi Raden Jeneng Raden Jamblang Raden Brajayuda Sepuh (Jagasatru I) Raden Haji Abdul Jabar (Jagasatru II) Raden Brajayuda Anom (Jagasatru III) Raden Haji Mangkurat Natapradja (H. Abdulmanap) Sedangkan silsilah Zainal Arif, nyambung kepada
[kisunda] Mengetuk Pintu Tuhan
Buku : JALAN RAHMAT; Mengetuk Pintu Tuhan Penulis: Jalaluddin Rakhmat Terbit: April 2011 Penerbit: Quanta Elexmedia komputindo Suatu hari seorang Arab dari dusun mengotori masjid Nabawi. Puluhan sahabat Nabi serentak berdiri, sebagian menghunus pedang mereka, siap menghentak kepalanya: a fadhribu `unuqahu ya Rasulallah? teriak seorang di antara mereka. Apa harus aku pukul tengkuknya Ya Rasulallah? Rasulallah Saw. menggeleng. Ia memerintahkan agar Arab dusun itu dibiarkan. Setelah itu, ia minta sahabat mengambilkan ember berisi air. Lalu ia mencuci bekas kotoran itu dengan tangannya sendiri. Inilah perwujudan rahmat Allah bagi alam semesta. Ia tebarkan kasih, ia sunggingkan sebaris senyum, ia berdakwah dengan cara yang indah, dengan perilaku yang terpuji. Sungguh, betapa umat manusia merindukan orang seperti beliau. Sebarkan senyuman Sang Nabi. Inilah misi yang diusung oleh buku ini. Menyebarkan semangat senyum Sang Nabi. Di tengah kecamuk angkara murka, reka perdaya durjana, dan musibah yang menguji rongga dada, merindukan Sang Nabi adalah obat penenteram jiwa. Inilah jalan Sang Nabi, jalan rahmatan lil `alamin. Melalui buku ini, KH DR Jalaluddin Rakhmat ingin mengajak kita semua kembali pada misi awal Sang Nabi. Dengan bahasa yang mudah, ulasan yang indah, dan kisah-kisah yang menggugah, ia memaparkan peta perjalanan untuk meneladani manusia kekasih Tuhan ini. Lengkap dengan bekal perjalanan, dasar perjalanan dan teladan-teladan manusia pilihan sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat memberanikan diri menghamba dan mengetuk pintu Tuhan, yang terbuka lebar melalui jalan rahmat, jalan Rasulullah saw., keluarganya yang suci, dan para sahabat yang shaleh. Membaca buku ini, kita diajak untuk menegakkan Islam Madani, Islam sebagai rahmat untuk alam semesta. www.ahmadsahidin.wordpress.com Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/kisunda/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/kisunda/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: kisunda-dig...@yahoogroups.com kisunda-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: kisunda-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[kisunda] Protes dari Lembaga Penelitian Pengkajian Islam (LPPI)
Harian FAJAR, Rabu 27/4/2011, menuliskan sebuah judul di halaman 9: PROSES DOKTORAL KANG JALAL DIPROTES Inti beritanya, seperti yg juga dijelaskan Prof DR Ahmad M Sewang (PR I UIN Alauddin yg juga mantan Direktur PPs UIN Alauddin sekaligus Pembimbing I S3 Ustadz Jalal) kemarin kepada saya lewat telepon: - Serombongan 'Ustadz' dari Lembaga Penelitian Pengkajian Islam (LPPI) yg bernaung dibawa Wahdah Islamiyah, dipimpin Ketuanya M Said Abd Shamad, mendatangi Rektor UIN Alauddin. Ikut serta juga dalam rombongan itu, Ketua FPI SulSel, tokoh Muhammadiyah H Iskandar Tompo, juga KH Bakry Wahid. Mereka ditemui oleh Rektor UIN Alaudin Prof DR Qadir Gassing, yang didampingi Prof DR AHmad M Sewang, dan Ketua Dewan Guru Besar UIN Alauddin Prod Dr Abd Muin Salim. - Tuntutan mereka: UIN membatalkan memberikan gelar Doktor bidang Pemikiran Islam pada Ustadz Jalal, krn mereka anggap tidak layak, Ketidaklayakannya karena Ustadz Jalal adalah penganut dan penyebar Syiah, yg ajarannya telah dinyatakan meyimpang oleh MUI (menurut mereka). - Seperti kata Prof Ahmad Sewang, UIN tidak menyetujui tuntutan mereka krn sebuah Perguruan Tinggi tidak dapat menolak gelar Doktor kepada siapa saja yg telah melalui tahapan2 ujian dan memenuhi persyaratan akademik. Tidak diperbolehkan sebuah PT menolak dgn alasan diskriminatif, misalnya faktor agama, mazhab, suku, dan sejenisnya. - Dalam pemberitaan di FAJAR, Ustadz Jalal juga menyampaikan bantahan. Kata beliau, apa yang (akan) beliau tulis dalam disertasinya merupakan kutipan dari sejumlah buku sejarah Islam dan hadits. Sebetulnyam tulisan itu harus ditanggapi dengan tulisan juga. Kalau tidak setuju dgn tulisan maka bikin sanggahan tertulis dgn ilmiah pula. Ini masalah penelitian. Dan penelitian ilmiah memang kadang mengguncangkan. Ustadz Jalal juga menambahkan, gelar Doktor yang akan beliau peroleh nanti bukanlah pemberian/anugerah dr kampus (seperti honoris causa) tapi Doktor hasil perjuangannya sendiri melewati tahapan akademik yg dipersyaratkan. Universitas di manapun di dunia menerima mahasiswa bukan berdasarkan mazhab dan agama namun berdasarkan kualitas akademik yg dimilikinya. Lagi-lagi, gerakan kaum Wahabi itu, patah di tengah jalan! Tentu mereka akan menempuh cara lain... Wassalam, Syam's www.ahmadsahidin.wordpress.com Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/kisunda/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/kisunda/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: kisunda-dig...@yahoogroups.com kisunda-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: kisunda-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[kisunda] Narasi Nabi (catatan novel-novel profetis)
Narasi Nabi (catatan novel-novel profetis) Oleh AHMAD SAHIDIN BEBERAPA pekan lalu saya menyempatkan diri bersama istri ke sebuah Toko Buku di Bandung. Selain dalam rangka mencari buku-buku yang dibutuhkan, juga untuk meng-update informasi tentang perbukuan. Saat berjalan ke sana kemari; dari rak ke rak, sampailah pada rak khusus novel. Betapa kagetnya saya melihat novel-novel yang dipajang di sana, yang sebagian besar diisi dengan novel yang bertemakan sejarah dan tokoh lokal seperti Siliwangi, Prajurit Pajajaran, Perang Bubat, Gajah Mada, Raden Saleh, Samudera Pasai, dan beberapa novel terjemahan dari luar negeri. Begitu juga pada saat datang pada pameran buku yang berlokasi di Jalan Braga Bandung, terdapat beberapa novel sejarah yang diterbitkan oleh Tiga Serangkai, Bentang, Eldeweis, Sygma, dan lainnya. Sembari melihat-lihat novel, saya bertanya-tanya dalam hati: kenapa sekarang lebih banyak novel yang bertemaka sejarah dan tokoh lokal? Saya terus berpikir, tetapi tidak dapat menyimpulkan gejala tersebut. Namun bagi saya selaku penikmat buku, banyaknya novel yang bernuansa sejarah dan tokoh-tokoh lokal, dapat bisa disebut kemajuan karena kalau dilihat dari tema-tema novel Indonesia sebelumnya masih bertemakan klasik: cinta, pengorbanan, tobat, perselingkuhan, cinta terlarang, petualangan, dan traficking. Selain itu, saya juga menemukan beberapa novel terjemahan tentang Nabi Muhammad saw dan khualafa ar-rasyidun (Abu Bakar, Umar bin Khaththab, Utsman bin Affan, dan Sayyidina Ali bin Abi Thalib) karya Abdurrahamn Syarqawi. Juga terdapat novel biografi Muhammad saw yang ditulis orang Indonesia. Misalnya Idrus Shahab dengan judul “Sesungguhnya, Dialah Muhammad” yang beberapa kali cetak ulang dan “Muhammad: Lelaki Penggenggam Hujan” karya Tasaro GK dan Mei 2011 akan diluncurkan buku keduanya “Muhammad: Para Pengeja Hujan”. Saya tidak tahu; apakah isinya akan lebih banyak nuansa imajinasi atau fakta yang disuguhkan seorang Tasaro dalam karya lanjutan tersebut. Mudah-mudahan bukan sebuah pengulangan dari kisah lama yang dikemas dalam narasi baru. Kita tunggu dan lihat bersama. Kemudian muncul novel seri inspirasi Nabi yang ditulis oleh Fatih Beeman dan diterbitkan Salamadani (Agustus 2010). Ada empat judul: Yusuf, Sulaiman, Daud, dan Musa. Keempat novel ini, kabarnya terinspirasi dari kisah para Nabi yang ditulis dengan gaya penulisan sastrawi berbentuk novel. Mungkin hal baru yang disajikan dalam novel tersebut adalah seting zamannya dan lokasi serta konteks cerita. Apalagi kalau dilihat dari jumlah halaman yang kurang tebal, tampaknya novel inspirasi Nabi ini dapat disebut ”karya tanggung” dan terlalu dipaksakan sehingga kurang berkesan sempurna untuk ukuran novel Indonesia. Apabila dibandingkan dengan Tasaro GK, Ayu Utami, atau Ahmad Tohari, sangat jauh kelasnya. Mungkin sebagai catatan untuk perbaikan ke depannya, saya menemukan beberapa “ketanggungan”. Pertama, peralihan cerita demi ceritanya sangat dekat sehingga alurnya terasa loncat-loncat; tersekat dan terpenggal saat membacanya. Kedua, tokoh-tokoh muncul begitu saja tanpa ada latar belakangnya atau penjelasan di akhir. Ketiga, konflik yang dibangun kurang dramatis dan terasa kering serta endingnya pun kurang seru dan memuaskan. Keempat, penggunaan dan pilihan diksi (kata) masih biasa-biasa sehingga saya selaku pembaca tidak mendapatkan pencerahan baru. Setelah membacanya, saya jadi bertanya-tanya: apa yang hendak disuguhkan oleh Fatih Beeman? Apakah hanya mengambil setting kisah Nabi semata dan mengalihkannya dalam bentuk cerita lain dengan alur sama? Atau membuat kisah yang sekadar terinspirasi kisah Nabi? Namun dari pertanyaan itu saya sedikit memahami: kemungkinan naskahnya belum final dan diburu-buru oleh penerbit karena dikejar target marketing untuk bersaing dengan novel-novel sejarah kini sedang marak. Kalau hanya sekadar memenuhi tuntutan market dan tren, tanggung jadinya. www.ahmadsahidin.wordpress.com Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/kisunda/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/kisunda/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: kisunda-dig...@yahoogroups.com kisunda-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: kisunda-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[kisunda] Trs: [apisejarah] Sunny-Syiah Bersatu dalam Wadah Muhsin
www.ahmadsahidin.wordpress.com - Pesan yang Diteruskan - Dari: Ahsa ahmadsahi...@ymail.com Kepada: apiseja...@yahoogroups.com Dikirim: Senin, 23 Mei 2011 8:28 Judul: [apisejarah] Sunny-Syiah Bersatu dalam Wadah Muhsin Sunny-Syiah Bersatu dalam Wadah Muhsin JAKARTA--MICOM: Untuk pertama kalinya di dunia, dua mazhab besar dalam Islam, Sunni dan Syiah secara resmi tergabung dalam organisasi resmi, dan itu terjadi di Indonesia. Pimpinan Pusat Dewan Masjid Indonesia (PP DMI) bekerja sama dengan Pengurus Pusat Ikatan Jamaah Ahlulbait Indonesia (PP IJABI) mengumumkan deklarasi kelahiran Muhsin (Majelis Ukhuwah Sunni—Syiah Indonesia) di Masjid Agung Kemayoran, Jakarta, Jumat (20/5). Kami yakin Sunni-Syiah bisa bersatu dalam bingkai kebhinekaan dan semangat persatuan NKRI tanpa memandang aspek fiqih, kata Ketua Departemen Kepemudaan Dewan Masjid Indonesia Daud Poliradja saat ditemui pada acara deklarasi dan seminar Kerukunan Ummat Beragama sebagai Modal Dasar untuk Kelestarian Kebangkitan Nasional. Semangat deklarasi itu, lanjut Daud, diharapkan dapat membangun persatuan umat Islam dan juga menjadi langkah baru sebagai modal dasar kerukunan antarumat beragama dalam lingkup NKRI. Hal itu dikarenakan di Indonesia kerap kali terjadi konflik horizontal bermotif agama. Kita mengharapkan ini memberikan efek informasi psikologi dan efek perubahan sikap untuk Islam dunia. Kita tentu prihatin akan masalah-masalah yang ada di Iran dan negara Islam lainnya. Indonesia berada di barisan depan untuk menunjukan bahwa Sunni dan Syiah menjadi pelopor bahwa perbedaan mazhab justru harus semakin mempererat setiap perbedaan, papar Daud. Deklarasi itu dihadiri oleh Lembaga Macan Kemayoran (LMK), Aliansi Masyarakat Peduli Bangsa (AMPB), Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII). Dihadiri pula oleh Staf Ahli Bidang Ideologi dan Konstitusi Kemenko Polhukam Laksma TNI Christina M Rantetana, Sekretaris Jendral Dewan Ketahanan Nasional Manahan Daulay, dan Duta Besar Republik Islam Iran Mahmoud Farazandeh. Kami mengundang dari berbagai pihak, termasuk dari Kementerian Polhukam, walau tidak dapat hadir karena ada acara lain. Pihak Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga kami undang tetapi menolak untuk hadir, kata Ketua Dewan Syura IJABI Jalaludin Rakhmat di sela pendeklarasian. (OL-8) http://www.mediaindonesia.com/read/2011/05/20/227510/284/1/Sunny-Syiah-Bersatu-dalam-Wadah-Muhsin Di Luar Negeri Sunni dan Syiah Berseteru, di Indonesia Malah Bersatu REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Jika di luar negeri Sunni dan Syiah, kerap bersertu, tidak halnya di Indonesia. Sebab, untuk kali pertama terjadi di dunia, dua aliran besar dalam Islam itu menyatu dalam satu majelis, dan itu terjadi di Indonesia. Kumpulan bernama majelis Sunni Syiah Indonesia (MUHSIN) itu dideklarasikan sebelum salat Jumat di Masjid Akbar, Kemayoran, Jakarta, oleh Pengurus Pusat Dewan Mesjid Indonesia (DMI) yang mewakili Sunni dan Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI) yang mewakili Syi'ah. Majelis ini adalah yang pertama di dunia, kata Ketua IJABI Jalaluddin Rahmat dalam seminar bertema 'Kerukunan Ummat Beragama Sebagai Modal Dasar Untuk Kelestarian dan Kebangkitan Bangsa' yang juga ajang deklarasi majelis itu di Jakarta, Jumat (20/5). Jalaluddin mengatakan, umat Islam harus bangga pada majelis ini karena ini sejarah baru bagi kedua mazhab yang sering diliputi perpecahan, untuk menjalin ikatan persaudaraan antarsesama muslim. Jalaluddin menegaskan majelis itu tidak mencampurkan dua paham atau ajaran kedua mazhab itu, melainkan hanya sebagai tempat untuk berkumpul, berdialog, dan melakukan kegiatan sosial. Masalah ajaran itu masing-masing, Lakum Dinukum Waliyadin (Bagimu Agamamu, Bagiku Agamaku) dan menjalin ukhuwah Islamiyah adalah perintah Allah dalam Alquran, katanya mengutip surat Al-Kafirun dalam Alquran. Sementara anggota Pengurus Pusat DMI Daud Poliradja menyebut majelis itu didirikan atas latar belakang banyaknya perpecahan yang mengatasnamakan agama di Indonesia, padahal semua agama mengajarkan kebaikan dan bahwa perbedaan bukanlah penghalang untuk hidup rukun. Umat beragama saling menjelekkan agamanya, sedangkan kita hidup di Indonesia yang berasaskan Pancasila, sambung Daud. Selain dihadiri Jalaluddin Rahmat dan Daud Poliradja, deklarasi MUHSIN itu dihadiri pula Duta Besar Iran untuk Indonesia Mahmoud Farazandeh dan Pembantu Deputi Bidang Politik Nasional Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional, Brigjen (Pol) Manahan Daulay. Sementara Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto dan beberapa perwakilan lembaga Islam dan organisasi masyarakat seperti MUI, FPI dan FBR, tidak tampak hadir, padahal mereka sudah diundang. Kami tidak tahu mengapa tidak hadir, tapi kami sudah mengirimkan undangannya,kata Daud. Salah satu dari lima poin deklarasi MUHSIN menyebutklan, memendam dalam-dalam warisan perpecahan dan permusuhan di antara kaum mukmin.
[kisunda] quran Mushaf Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat
Segera Dicetak: Alquran Mushaf Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat Senin, 30 Mei 2011 15:15 WIB REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Lembaga Percetakan Al-Qur'an (LPQ) Kementerian Agama RI) bekerjasama dengan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) mencetak dan menerbitkan Mushaf Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat. Sehubungan dengan hal tersebut telah dilakukan penandatanganan MoU Penerbitan Mushaf Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat antara ketiga belah pihak, di Gedhong Jene Kraton Yogyakarta, Senin (30/5). Penandatanganan MoU tersebut dilakukan oleh Kawedanan Ageng Panitro Puro (Sekjen) Karaton Ngayogyakarta GBPH Joyokusumo, Direktur LPQ Kementerian Agama, Samidin Nasir; dan Ketua IPHI, Kurdi Mustofa yang disaksikan oleh Sultan Hamengku Buwono X dan Muhaimin Lutfi yang mewakili Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama. Menurut Koordinator Pembaharuan Naskah Mushaf LPQ Salim Rusydi, diterbitkan mushaf Karaton Ngayogyakarta bertujuan untuk memasyarakatkan Alquran dan menggali budaya Islam Keraton Ngayogayakarta. Manuskrip kuno Quran Ngayogyakarta yang aslinya bernama serat Kyai Al-Qur'an diperbaharui dengan hiasan-hiasannya diambil dari corak-corak yang ada dalam keraton dan manuskrip kuno Quran Ngayogyakarta. Yang terlibat dalam tim ini ada 70 orang. ''Penerbitan mushaf Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat ini merupakan salah satu mimpi dari Ngarso Dalem (Sultan HB X, red) dan seluruh keluarga kraton Yogyakarta. Boleh dikatakan sudah 264 tahun kraton Yogyakarta belum pernah menerbitkan Alquran, katanya. Mushaf Keraton Ngayogakarta yang diterbitkan ini isinya tetap dengan bahasa Arab, tetapi iluminasi (hiasannya) dikombinasi dengan karya sastra karaton Yogyakarta. Sehingga mushaf ini betul-betul bercirikan Keraton Ngayogyakarta. www.ahmadsahidin.wordpress.com
[kisunda] majelis ilmu nisfu sya'ban di Muthahhari Bandung
Salam. Insya Allah pada Sabtu, 16 Juli 2011 di Masjid Al-Munawwarah (Yayasan Muthahhari), Jalan Kampus IV, Kebaktian kiaracondong, Bandung; ada majelis ilmu Nisfu Sya'ban. Majelis akan diisi oleh Ustadz Jalaluddin Rakhmat dan Ustadz Miftah Fauzi Rakhmat. Mulai jam 20.30-selesai. Wassalam. www.ahmadsahidin.wordpress.com
[kisunda] IJABI mengikuti Pemerintah RI dalam Penetapan Tanggal 1 Bulan Ramadhan
IJABI mengikuti Pemerintah RI dalam Penetapan Tanggal 1 Bulan Ramadhan Menurut para ahli fiqih, keputusan waliyyul amri atau hakim syar'i atau pemerintah, yarfa'ul khilaf, menyelesaikan perpecahan. Secara sederhana, hukum fiqh terbagi 2, yaitu urusan privat urusan publik. Kita boleh berbeda dalam mengamalkan hukum2 fiqh yg berkaitan dg urusan privat. Soal fiqh wudhu, shalat, puasa, bahkan haji boleh kita lakukan sesuai mazhab masing2. Tapi ketika ibadah kita atau hukum-hukum fiqh sudah memasuki wilayah publik, kita tidak boleh ikhtilaf. Demi kepastian hukum ketertiban umum. Mazhab2 yg berbeda menetapkan hari wukuf di Arafah yg juga berbeda-beda. Tapi ketika Kerajaan Saudi menetapkan hari wukuf (misalnya Kamis), maka seluruh jamaah haji mematuhi. Apapun mazhabnya. Syiah Sunni wukuf pd hari yg sama. Bisa Anda bayangkan apa yg terjadi sekiranya tiap mazhab bertahan dgn keputusan yg berbeda-beda? Bayangkan kacau balaunya ibadah haji karena 2 kali wukuf, 2 kali melempar jumrah, dst. (Dikutip dari penjelasan Prof DR Jalaluddin Rakhmat, Ketua Dewan Syura IJABI) Karena itu, sesuai fatwa Ayatullah Sayyid Ali Khamenei (semoga Allah panjangkan usia beliau dalam keberkahan) bahwa dalam penetapan tanggal 1 Bulan Ramadhan kita harus mengikuti Keputusan Hakim Syar'i di negerinya masing-masing (dalam hal ini, di Indonesia adalah Pemerintah Republik Indonesia c.q. Kementerian Agama), maka Ketua Dewan Syura IJABI Prof DR Jalaluddin Rakhmat menetapkan bahwa awal dimulainya puasa bulan Ramadhan (Tanggal 1 Bulan Ramadhan) adalah pada Tanggal 1 Agustus 2011, sesuai Keputusan Pemerintah RI. Tambahan penjelasan, merujuk dari Kitab Ayatullah Sayyid Ali Khamenei: Ajwibah Istifta'at, Perkara no. 837: Sekiranya penentuan awal bulan Ramadhan atau Idul Fitri karena tiadanya kemungkinan melihat Hilal atau menentukan wujudnya di langit karena sebab yg lain, dan 30 hari di bulan Sya'ban atau bulan Ramadhan belum lengkap sepenuhnya, apakah bagi kami yg tinggal di Jepang diperbolehkan utk mengikuti Ufuq Iran atau mengikuti penanggalan yang kami yakini? Apa kewajiban kami? Jawab: Sekiranya awal bulan tdk memungkinkan diketahui dari ru'yat Hilal bahkan di ufuk kota-kota yg bertetangga yang satu ufuk, atau dari kesaksian dua orang adil, atau dari ketentuan Hakim (pemerintah), maka ia harus berihtiyath hingga awal bulan ditentukan. Perkara no. 841: Sekiranya di antara para ulama satu kota terjadi ikhtilaf menentukan keberadaan Hilal, semua ulama itu dikenal adil di antara para mukallaf, bahkan dalil2 yg mereka berikan pun meyakinkan, apa kewajiban kami dlm perkara seperti ini? Jawab: Sekiranya ikhtilaf yg terjadi antara kepastian iya tidak, yaitu bahwa yg satu menegaskan keberadaan Hilal yg lain menegasikannya, ikhtilaf ini menjatuhkan kedua pendapat itu. Kewajiban mukallaf adlh utk mengesampingkan keduanya. Dan mengenai berpuasa atau tidak, mendasarkan dirinya pd ketentuan asal. Tapi sekiranya perbedaan yg terjadi adalah antara yg menegaskan wujud Hilal yg tdk mengetahui ttg keberadaannya, maka sekiranya yg menegaskan keberadaan Hilal dikenal sbg seorang yg adil, maka itu cukup menjadi hujjah syar'i, wajib utk diikuti. Begitu pula sekiranya keberadaan Hilal sudah ditentukan oleh Hakim Syar'i, ketentuan itu hujjah syar'i bagi semua mukallaf wajib utk menaati mengikutinya. Perkara no. 848: Apakah awal bulan suci Ramadhan atau akhirnya harus ditentukan dari ru'yat Hilal atau dapat kami tentukan dari penanggalan, walaupun bulan Sya'ban belum genap tigapuluh hari? Jawab: Awal atau akhir bulan Ramadhan ditentukan oleh ru'yat mukallaf sendiri, atau kesaksian dua adil, atau dia yang dikenal karena keilmuannya atau dgn genap berlalunya tigapuluh hari atau dengan ketentuan hukum Hakim (di sini tanpa tertulis syar'i). Perkara no. 849: Sekiranya sudah diperbolehkan mengikuti pengumuman ru'yat hilal dari Pemerintah (bahasa Persianya: Daulat), dan pengumuman pemerintah itu bersandarkan pada dalil-dalil ilmiah untuk juga menentukan keberadaan bulan bagi negara-negara di sekitarnya, apakah Islami atau tidaknya menjadi syarat bagi pemerintah ini? Sekiranya pemerintahnya zalim dan fajir, apakah juga boleh mengikuti pengumumannya? Jawab: Penguasa, dalam urusan ini, adalah penentu keyakinan dalam ru'yat di daerah itu. Bagi mukallaf cukup untuk mengikutinya. Sumber: Diterjemahkan oleh Ustadz Miftah F. Rakhmat dari Risalah-e Ajwibah-e al-Istiftaa'at, Bahasa Persia, halaman 186 - 189. Cetakan Intisyarat Bainal Milali al-Huda 1386 HS, Teheran. Terimakasih kepada Ustadz Miftah Fauzi Rakhmat, Anggota Dewan Syura IJABI, yg telah mengutip menerjemahkan bagian-bagian tersebut utk diketahui para pengikut Ahlulbait khususnya ijabiyyun se-Indonesia. Tambahan catatan dari Prof DR Jalaluddin Rakhmat [Ketua Dewan Syura IJABI] : Saya akan kutipkan penjelasan Ayatullah Al-Uzhma Syaikh Ja'far Subhani dalam kitabnya yang bisa diakses di internet: