RE: [fogri] Eh FOGRI masih ada ya ?

2011-12-13 Terurut Topik Leonard Lisapaly
Ini servernya di IAGI-net. Kalo di Yahoo mungkin sudah punah.
 
LL



From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com]
Sent: Wed 12/14/2011 6:23 AM
To: fogri@iagi.or.id
Subject: [fogri] Eh FOGRI masih ada ya ?



Kaget dapet email yng dulu sempat menjadi ajang diskusi ketika kuliah di UI
Reservoir Geophysics

Rdp

On Wednesday, December 14, 2011, Edison Sembiring ediso...@yahoo.com wrote:
  
  
  
  
  
 From Edison Sembiring
  
 Sr. Geophysicist Consultant at HALLIBURTON - Landmark, Middle East and
North Africa
 Kuwait
  
  
  

 FOGRI,

 I'd like to add you to my professional network on LinkedIn.

 - Edison

  
  
  
 Confirm that you know Edison
  
  
  
 You are receiving Invitation to Connect emails. Unsubscribe
 © 2011, LinkedIn Corporation. 2029 Stierlin Ct. Mountain View, CA 94043,
USA
   

-
To unsubscribe, e-mail: fogri-unsubscr...@iagi.or.id
Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id
FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/
-

RE: [fogri] Konsep Spectral Balancing pada metode SpecDecomp

2007-06-18 Terurut Topik Leonard Lisapaly
 

Kalau menurut saya, keduanya sama secara matematis.

 

Menurut saya juga, ekualisasi ini tidak remove wavelet tetapi hanyalah
teknik menyamakan dynamic range tampilan frequency slice. Menurut saya,
waveletnya tetap ada, tetapi info reflektivitas-nya diambil dari notch
frequency.

 

LL

 



From: attar kusuma [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Saturday, June 16, 2007 6:58 AM
To: fogri@iagi.or.id
Subject: [fogri] Konsep Spectral Balancing pada metode SpecDecomp

 

Dear all,

 

Saya mau nanya lagi nih, 
Tentang konsep dari spectral balancing pada metoda spectral decomposition, 
Dari referensi yang saya miliki ada perbedaan algorithm yang diperkenalkan
tetang metode dari spectral balancing 

- Chopra  Marfurt : dengan menkalkulasi spectral compensation factor : 

persamaan matematisnya :

1/(a(f)+e(a)max) 
a(f) = rata2 spectral component pada frequency f 
(a)max = peak amplitude 
e = noise treshold

Klu dilihat dari persamaan matematisnya, mungkin maksudnya penskalaan ulang
(penskalaan kebawah) pada frequency slice, sehingga spectral components
dibawah noise treshold akan terskalakan menjadi nol. sehingga secara
statistic akan remove efek dari source wavelet yang tidak diketahui. 

- Partyka : equalizing each frequency slice according to its average
amplitude, klu matematisnya ini gimana ya ? 

mohon penjelasannya kenapa bisa berbeda? 

 

 

Salam



 

 



Moody friends. Drama queens. Your life? Nope! - their life, your story.
Play Sims Stories at Yahoo! Games.
http://us.rd.yahoo.com/evt=48224/*http:/sims.yahoo.com/ 



RE: [fogri] Tanya masalah inversi

2007-05-15 Terurut Topik Leonard Lisapaly
 

Pak Hilfan,

 

Apakah R di sini adalah reflectivity ?

 

LL



From: Befriko Murdianto [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, May 16, 2007 10:15 AM
To: fogri@iagi.or.id
Subject: Re: [fogri] Tanya masalah inversi

 

Pak Hilfan,

Saya coba jawab sependek pengetahuan saya:

1. Bentuk persamaan d=G.m hanyalah bentuk umum dari sistem persamaan di
geofisika yg umumnya bersifat over-determined dan dapat diselesaikan
menggunakan least-squares. Solusi dari persamaan ini adalah yg memiliki harga
kesalahan rata2 kuadrat (mean square error) minimum, yaitu e=||Gm-d||^2.
Dalam metode inversi least squares, kita mencari kuadrat kesalahan kumulatif
yg terkecil, sehingga G'G m=G' d. Persamaan ini disebut persamaan normal yg
dapat diselesaikan dgn berbagai cara. Jika didefinisikan R=G' G, maka didapat
harga m=inv(R) G' d. Invers dari R dapat diselesaikan dgn menghitung matriks
invers (jika matriks R berbentuk Toepplitz), namun ada kalanya matriks R ini
memiliki harga eigen yg mendekati nol, sehingga dapat menggunakan cara lain,
misalnya Marquardt - Levenberg seperti yg disarankan Pak Leo.

2. Untuk kasus Pak Hilfan, dapat dihitung dulu matriks jacobi G, yaitu
matriks yg dihasilkan dari turunan parsial persamaan R =
((Km-Kd)/Km)^2*(1/((Vp^2-Vs^2) -Kd)) terhadap masing2 parameter yg ingin
diestimasi (Kd, Vp, Vs). Kemudian dapat dihitung harga m yg menentukan
besarnya perubahan parameter untuk meng-update model kita.

3. Mungkin pakai polynomial fitting?

Semoga membantu,

bsm

At 12:22 AM 5/14/2007, you wrote:



Dear all,

Keterbatasan akal saya menemukan permasalahan inversi seperti di bawah, mohon
pencerahan dari rekan-rekan:

1. Dalam mendapatkan estimasi parameter model melalui iteratif seperti CG,
perlu diturunkan matrik Kernel untuk menghitung besarnya langkah alpha.
Bagaimana mendapatkan matrik ini apabila persamaan yang akan di inversi bukan
linear dan bukan penjumlahan ? apakah bisa didekati dengan matrik Jacobi?.
Dengan kata lain sangat susah untuk menjabarkan persamaan dalam bentuk matrik
d = G.m

Contoh persamaan : R =  ((Km-Kd)/Km)^2*(1/((Vp^2-Vs^2) -Kd)) dan ingin
diestimasi Kd, Vp dan Vs. 

2. Untuk memecahkan inversi melalui iteratif perlu diketahui matrik kernel A.
Apabila saya melakukan linerasisasi dahulu melalui penguraian deret Taylor
lantas persolan berubah menjadi memecahkan harga delta model (delta m) dengan
matrik Kernel berubah menjadi matrik Jacobi. Bolehkah setelah itu saya
gunakan CG untuk memecahkan persoalan inversi?

3. Adakah cara lain untuk memecahkan inversi non-linear selain linearisasi
melalui deret Taylor?

Terima kasih bantuannya.

Hilfan Khairy


It's here! Your new message!
Get new email alerts
http://us.rd.yahoo.com/evt=49938/*http:/tools.search.yahoo.com/toolbar/featu
res/mail/  with the free Yahoo! Toolbar. 



RE: [fogri] Tanya masalah inversi

2007-05-14 Terurut Topik Leonard Lisapaly
 

Pak Hilfan,

 

Mungkin perlu dicoba Marquard-Levenberg, yang merupakan kombinasi CG dan NG.

 

Hal lain yang penting adalah melihat dependensi antar parameter. Kalau ada
dependensi yang kuat, bagusnya jumlah parameter direduksi.

 

Hal yang paling penting adalah menguji apakah sistem persamaan memiliki
beberapa local minima.

 

LL



From: Hilfan Khairy [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, May 14, 2007 12:22 AM
To: fogri@iagi.or.id
Subject: [fogri] Tanya masalah inversi

 

Dear all,

Keterbatasan akal saya menemukan permasalahan inversi seperti di bawah, mohon
pencerahan dari rekan-rekan:

1. Dalam mendapatkan estimasi parameter model melalui iteratif seperti CG,
perlu diturunkan matrik Kernel untuk menghitung besarnya langkah alpha.
Bagaimana mendapatkan matrik ini apabila persamaan yang akan di inversi bukan
linear dan bukan penjumlahan ? apakah bisa didekati dengan matrik Jacobi?.
Dengan kata lain sangat susah untuk menjabarkan persamaan dalam bentuk matrik
d = G.m

Contoh persamaan : R =  ((Km-Kd)/Km)^2*(1/((Vp^2-Vs^2) -Kd)) dan ingin
diestimasi Kd, Vp dan Vs. 

2. Untuk memecahkan inversi melalui iteratif perlu diketahui matrik kernel A.
Apabila saya melakukan linerasisasi dahulu melalui penguraian deret Taylor
lantas persolan berubah menjadi memecahkan harga delta model (delta m) dengan
matrik Kernel berubah menjadi matrik Jacobi. Bolehkah setelah itu saya
gunakan CG untuk memecahkan persoalan inversi?

3. Adakah cara lain untuk memecahkan inversi non-linear selain linearisasi
melalui deret Taylor?

Terima kasih bantuannya.

Hilfan Khairy

 



It's here! Your new message!
Get new email alerts
http://us.rd.yahoo.com/evt=49938/*http:/tools.search.yahoo.com/toolbar/featu
res/mail/  with the free Yahoo! Toolbar.



RE: [fogri] Spectral balancing

2007-03-16 Terurut Topik Leonard Lisapaly


Ya.

LL

-Original Message-
From: Paulus Tangke Allo [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, March 16, 2007 5:18 PM
To: fogri@iagi.or.id
Subject: Re: [fogri] Spectral balancing

ini maksudnya taper yah pak, supaya hasilnya tidak ringing?


--pta


On 3/15/07, Leonard Lisapaly [EMAIL PROTECTED] wrote:


 Kalau spektrumnya flat untuk range frekuensi yang lebar, memang cenderung
 menjadi spike. Tapi kalau flat untuk range frekuensi yang terbatas,
biasanya
 side lobe malah lebih kuat dibandingkan bell shape spectra. Karena itu,
dalam
 seismic processing, jarang orang menggunakan rectangle window, biasanya
yang
 ada zona transisi di kiri dan kanan (Butterworth, trapesium, Kaiser, etc).

 LL

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id
FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/
-

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id
FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/
-



RE: [fogri] Spectral balancing

2007-03-14 Terurut Topik Leonard Lisapaly
 

Jadi spectral balancing ini tidak lewat operator tapi lewat Q compensation?

 

LL

 



From: Befriko Murdianto [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, March 14, 2007 3:13 PM
To: fogri@iagi.or.id
Subject: RE: [fogri] Spectral balancing

 

Coba saya ikut jawab dgn bahasa yg sederhana mudah2an gak tambah bingungin.

Idealnya, apa yg kita rekam di permukaan bumi adalah hasil konvolusi antara
koefisien refleksi (perbedaan batas lapisan di bawah permukaan) dgn apa yg
kita kirim (seismik wavelet) ditambah dgn noise. Harapan kita adalah bahwa
wavelet yg kita kirim tidak berubah sepanjang perjalanan menembus bumi, dgn
demikian dapat dilakukan proses dekonvolusi (kebalikan dari konvolusi) utk
mendapatkan koefisien refleksi dari lapisan2 di bawah permukaan. Pada
kenyataannya, wavelet ini berubah secara vertikal dan lateral (amplitudo,
frekuensi, dan fasanya) sepanjang perjalanannya karena berbagai hal, antara
lain karena geologi (mis. anelastisitas/Q factor) dan prosesing (mis. nmo
strecth).
Akibatnya, kandungan frekuensi kita akan berubah secara vertikal dan lateral.
Hal ini akan terasa sekali apabila kita melakukan angle stack, maka pada near
stack kita kandungan frekuensi akan relatif lebih tinggi daripada mid dan far
angle stack. Untuk mengkompensasinya, biasanya digunakan spectral balancing,
yg umum dilakukan adalah menggunakan high-cut filter pada near angle stack
dan spectral whitening pada far angle stack dgn tujuan menyamakan keduanya ke
dalam range frekuensi dari mid angle stack. Mid angle stack biasanya
digunakan sebagai referensi karena S/N ratio (perbandingan antara signal dan
noise) relatif lebih tinggi daripada near angle stack yg biasanya masih
mengandung sisa2 noise dari multiple, sekaligus frekensi band-nya masih
relatif lebih luas daripada far angle stack.
Jika ada data sumur, maka dapat dibuat sebuah target trace yg dibuat dari
data seismik di sumur di mana target trace ini dapat digunakan sebagai
referensi untuk membuat near, mid dan far angle stack kita ke dalam satu
referensi yg sama dgn menggunakan semacam operator atau filter.
Istilah Pak Leo yg menyebutkan spektrum seismic yg bentuknya seperti lonceng
dibikin rata menurut pendapat saya pribadi lebih cocok digunakan untuk
spectral whitening daripada spectral balancing. Spectral balancing bagi saya
lebih untuk mendapatkan hasil yg balanced in term of spectral content, atau
dapat juga disebut spectral shaping, sedangkan spectral whitening prinsipnya
hanya ekstrapolasi spektra dgn tujun untuk membuat kandungan frekuensi lebih
luas, sehingga resolusinya bertambah.

Mohon maaf kalo kepanjangan.

bsm

At 12:32 PM 3/14/2007, you wrote:



 
Mungkin bahasa simpelnya : Spektrum seismic yang bentuknya seperti lonceng
dibikin rata  ?
 
LL



From: adi widyantoro [ mailto:[EMAIL PROTECTED]
mailto:[EMAIL PROTECTED] ] 
Sent: Wednesday, March 14, 2007 12:10 PM
To: fogri@iagi.or.id
Subject: RE: [fogri] Spectral balancing
 
Bapak-bapak:
Ini masalah pengertian fundamental penting yang sekarang mungkin sedang
dibaca oleh adik-adik kita di universitas.
Jadi mestinya harus ada klarifikasi bagi yang mengerti, dan pada akhir email
adik kita ATTAR yang bertanya harus bisa menyimpulkan dengan jelas apa yang
dia tanyakan.
Karena dari email-email bapak-bapak di bawah saya jadi tambah bingung karena
menyangkut survey segala, survey apa ya?. 
Jadi penalaran saya, saya bawa ke pengertian fisika dulu sebelum ke rumus
matematis atau aplikasi software.
 
Mari sejenak mengingat-ingat masalah penjalaran gelombang yang bersifat tidak
stasioner sepanjang penembusan bawah permukaan. Waveform yang kita terima di
permukaan sebagai akibat dari wavelet yang berubah bentuk dan fasa sepanjang
perjalanan waktu karena ada atenuasi frekuensi tinggi yang terjadi pada
lapisan yang jauh lebih dalam, Belum lagi ada ground roll dan macem-macem. 
Jadi sebetulnya waveform yang kita baca bukan karena semakin dalam tidak ada
frekuensi tinggi tetapi karena adanya divergensi frekuensi vertikal dan
lateral juga perlambatan waktu tempuh. 
Jadi karena pengertian ini, maka secara teoritis dapat diestimasi peluruhan
frekuensi dan inversinya untuk membalikkan peluruhan itu dalam domain
frekuensi (spectral). Fungsi untuk membalikkan peluruhan ini yang mestinya
sering disebut-sebut sebagai operator dalam literatur. Matematisnya
macem-macem, silahkan diuprek-uprek sendiri.
Dengan mengaplikasikan operator terhadap data dalam domain frkuensi maka
frekuensi akhir waveform jadi seperti seimbang (lebih tepat dibayangkan
frekuensinya lengkap) karena tidak terpengaruh oleh peluruhan bawah
permukaan. Terutama wajib untuk data seismik darat, karena energi ground roll
berkurang atau hilang.
 
Maka sekarang kita dapat membayangkan rumus matematisnya..hmmm...

Leonard Lisapaly [EMAIL PROTECTED] wrote:



Kayaknya begitu.

LL

-Original Message-

From: Paulus Tangke Allo [ mailto:[EMAIL PROTECTED]
mailto:[EMAIL PROTECTED] ] 

Sent

RE: [fogri] Spectral balancing

2007-03-14 Terurut Topik Leonard Lisapaly
 seimbang (lebih tepat dibayangkan
frekuensinya lengkap) karena tidak terpengaruh oleh peluruhan bawah
permukaan. Terutama wajib untuk data seismik darat, karena energi ground roll
berkurang atau hilang.
 
Maka sekarang kita dapat membayangkan rumus matematisnya..hmmm...

Leonard Lisapaly [EMAIL PROTECTED] wrote:

Kayaknya begitu.
LL
-Original Message-
From: Paulus Tangke Allo [ mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, March 14, 2007 11:22 AM
To: fogri@iagi.or.id
Subject: Re: [fogri] Spectral balancing
oh iya, keleru
utk spectral balancing, salah satu survey dijadikan target,
kemudian utk survey2 lain dibuatkan operator-nya utk shaping ke target
spectral.
begitu yah?

--pta

On 3/14/07, Leonard Lisapaly wrote:
 
 Kalau RMS yang dihitung, apa bukan namanya amplitude balancing ?
 
 LL
-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id http://fogri.or.id/ 
FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/
http://www.mail-archive.com/fogri@iagi.or.id/ 
-
-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id http://fogri.or.id/ 
FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/
http://www.mail-archive.com/fogri@iagi.or.id/ 
-
 

  

 

The fish are biting.
Get more visitors
http://us.rd.yahoo.com/evt=49679/*http:/searchmarketing.yahoo.com/arp/sponso
redsearch_v2.php?o=US2140cmp=Yahooctv=Q107Taglines=Ys2=EMb=50  on your
site using Yahoo! Search Marketing.



RE: [fogri] Spectral balancing

2007-03-14 Terurut Topik Leonard Lisapaly


Balancing dalam pengertian menyamakan bandwidth dapat dilakukan dengan
transformasi Z seperti rumus di bawah. Teoretikal bisa, tapi saya belum coba
bandingkan dengan kalau kita melakukan Q compensation. Coba saja buat tugas
akhir. Saya pikir cukup menarik karena kalau memang bisa kita lakukan,
berarti proses spectral balancing akan lebih sederhana.

LL

-Original Message-
From: attar kusuma [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, March 14, 2007 7:12 PM
To: fogri@iagi.or.id
Subject: RE: [fogri] Spectral balancing

makasih atas tanggapannya 

yang saya maksud sebenarnya spectral balancing dalam
Specdecom. 
dalam papernya partyka dijelaskan:
The tuning cube has three components:
thin-bed interference, wavelet overprint,
and noise (Figure 7). Since the
geologic response is the most interesting
component for the interpreter,
it is prudent to balance the wavelet
amplitude without degrading the geologic
information. This reduces the
tuning cube to thin-bed interference
and noise.
Common spectral balancing techniques
rely on sparse invariant stationary
statistics. If we assume that the
geologic tuning varies considerably
along any flattened horizon, then we
balance the wavelet spectrum by
equalizing each frequency slice according
to its average amplitude (Figure 8).
After whitening to minimize the
wavelet effect, the tuning cube retains
two main components: thin-bed interference
and noise.
In frequency-slice form, thin-bed
interference appears as coherent
amplitude variations. Random noise
speckles the interference pattern in a
similar fashion to poor quality television
reception. At dominant frequencies,
the relatively high signal-to-noise ratio (SNR)
results in clear pictures of
thin-bed tuning. Movement away
from dominant frequency causes the
SNR to degrade. At frequencies
beyond usable bandwidth, the poor
SNR results in a noise map.

apakah mungkin spectral balancing tidak akan
menghilangkan informasi geologic-nya?

apa sih sebenarnya wavelet overprint?

to pak leonard: spectral balancing bisa menggunakan
rumus : Z=( x - Xmean) / standart deviation ?


attarkusuma

student

--- adi widyantoro [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Bapak-bapak:
   Ini masalah pengertian fundamental penting yang
 sekarang mungkin sedang dibaca oleh adik-adik kita
 di universitas.
   Jadi mestinya harus ada klarifikasi bagi yang
 mengerti, dan pada akhir email adik kita ATTAR yang
 bertanya harus bisa menyimpulkan dengan jelas apa
 yang dia tanyakan.
   Karena dari email-email bapak-bapak di bawah saya
 jadi tambah bingung karena menyangkut survey
 segala, survey apa ya?. 
   Jadi penalaran saya, saya bawa ke pengertian
 fisika dulu sebelum ke rumus matematis atau aplikasi
 software.

   Mari sejenak mengingat-ingat masalah penjalaran
 gelombang yang bersifat tidak stasioner sepanjang
 penembusan bawah permukaan. Waveform yang kita
 terima di permukaan sebagai akibat dari wavelet yang
 berubah bentuk dan fasa sepanjang perjalanan waktu
 karena ada atenuasi frekuensi tinggi yang terjadi
 pada lapisan yang jauh lebih dalam, Belum lagi ada
 ground roll dan macem-macem. 
   Jadi sebetulnya waveform yang kita baca bukan
 karena semakin dalam tidak ada frekuensi tinggi
 tetapi karena adanya divergensi frekuensi vertikal
 dan lateral juga perlambatan waktu tempuh. 
   Jadi karena pengertian ini, maka secara teoritis
 dapat diestimasi peluruhan frekuensi dan inversinya
 untuk membalikkan peluruhan itu dalam domain
 frekuensi (spectral). Fungsi untuk membalikkan
 peluruhan ini yang mestinya sering disebut-sebut
 sebagai operator dalam literatur. Matematisnya
 macem-macem, silahkan diuprek-uprek sendiri.
   Dengan mengaplikasikan operator terhadap data
 dalam domain frkuensi maka frekuensi akhir waveform
 jadi seperti seimbang (lebih tepat dibayangkan
 frekuensinya lengkap) karena tidak terpengaruh oleh
 peluruhan bawah permukaan. Terutama wajib untuk data
 seismik darat, karena energi ground roll berkurang
 atau hilang.

   Maka sekarang kita dapat membayangkan rumus
 matematisnya..hmmm...
   
 Leonard Lisapaly [EMAIL PROTECTED] wrote:
   
 
 Kayaknya begitu.
 
 LL
 
 -Original Message-
 From: Paulus Tangke Allo
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
 Sent: Wednesday, March 14, 2007 11:22 AM
 To: fogri@iagi.or.id
 Subject: Re: [fogri] Spectral balancing
 
 oh iya, keleru
 
 utk spectral balancing, salah satu survey dijadikan
 target,
 kemudian utk survey2 lain dibuatkan operator-nya utk
 shaping ke target
 spectral.
 
 begitu yah?
 
 
 --pta
 
 
 On 3/14/07, Leonard Lisapaly wrote:
 
  Kalau RMS yang dihitung, apa bukan namanya
 amplitude balancing ?
 
  LL
 

-
 To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
 Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id
 FOGRI Archive:
 http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id

RE: [fogri] Spectral balancing

2007-03-14 Terurut Topik Leonard Lisapaly


Kalau spektrumnya flat untuk range frekuensi yang lebar, memang cenderung
menjadi spike. Tapi kalau flat untuk range frekuensi yang terbatas, biasanya
side lobe malah lebih kuat dibandingkan bell shape spectra. Karena itu, dalam
seismic processing, jarang orang menggunakan rectangle window, biasanya yang
ada zona transisi di kiri dan kanan (Butterworth, trapesium, Kaiser, etc).

LL

-Original Message-
From: Paulus Tangke Allo [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, March 14, 2007 8:16 PM
To: fogri@iagi.or.id
Subject: Re: [fogri] Spectral balancing

ohh, ini sih maksudnya spectral whitening ngkali

spectral whitening tentu saja bisa menghilangkan geologic information-nya.
makanya dikatakan:
 it is prudent to balance the wavelet
 amplitude without degrading the geologic information.
jadi kalau balancing, yah jangan sampai degrading the geologic
information-nya.

kenapa perlu whitening?
ini kaitannya dgn wavelet overprint.
kurang lebih maksudnya, efek wavelet sidelobe.
semakin flat spektrum-nya, sidelobe waveletnya makin kecil dan mendekati
spike.
jadi karena efek sidelobe waveletnya makin kecil maka frequency slice
hanya akan berisi
informasi thin bed interference dan noise.

mudah2an membantu.

--pta




On 3/14/07, attar kusuma [EMAIL PROTECTED] wrote:
 makasih atas tanggapannya

 yang saya maksud sebenarnya spectral balancing dalam
 Specdecom.
 dalam papernya partyka dijelaskan:
 The tuning cube has three components:
 thin-bed interference, wavelet overprint,
 and noise (Figure 7). Since the
 geologic response is the most interesting
 component for the interpreter,
 it is prudent to balance the wavelet
 amplitude without degrading the geologic
 information. This reduces the
 tuning cube to thin-bed interference
 and noise.
 Common spectral balancing techniques
 rely on sparse invariant stationary
 statistics. If we assume that the
 geologic tuning varies considerably
 along any flattened horizon, then we
 balance the wavelet spectrum by
 equalizing each frequency slice according
 to its average amplitude (Figure 8).
 After whitening to minimize the
 wavelet effect, the tuning cube retains
 two main components: thin-bed interference
 and noise.
 In frequency-slice form, thin-bed
 interference appears as coherent
 amplitude variations. Random noise
 speckles the interference pattern in a
 similar fashion to poor quality television
 reception. At dominant frequencies,
 the relatively high signal-to-noise ratio (SNR)
 results in clear pictures of
 thin-bed tuning. Movement away
 from dominant frequency causes the
 SNR to degrade. At frequencies
 beyond usable bandwidth, the poor
 SNR results in a noise map.

 apakah mungkin spectral balancing tidak akan
 menghilangkan informasi geologic-nya?

 apa sih sebenarnya wavelet overprint?

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id
FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/
-

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id
FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/
-



RE: [fogri] Spectral balancing

2007-03-13 Terurut Topik Leonard Lisapaly


Kayaknya begitu.

LL

-Original Message-
From: Paulus Tangke Allo [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, March 14, 2007 11:22 AM
To: fogri@iagi.or.id
Subject: Re: [fogri] Spectral balancing

oh iya, keleru

utk spectral balancing, salah satu survey dijadikan target,
kemudian utk survey2 lain dibuatkan operator-nya utk shaping ke target
spectral.

begitu yah?


--pta


On 3/14/07, Leonard Lisapaly [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Kalau RMS yang dihitung, apa bukan namanya amplitude balancing ?

 LL

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id
FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/
-

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id
FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/
-



RE: [fogri] Spectral balancing

2007-03-13 Terurut Topik Leonard Lisapaly
 

Mungkin bahasa simpelnya : Spektrum seismic yang bentuknya seperti lonceng
dibikin rata  ?

 

LL



From: adi widyantoro [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, March 14, 2007 12:10 PM
To: fogri@iagi.or.id
Subject: RE: [fogri] Spectral balancing

 

Bapak-bapak:

Ini masalah pengertian fundamental penting yang sekarang mungkin sedang
dibaca oleh adik-adik kita di universitas.

Jadi mestinya harus ada klarifikasi bagi yang mengerti, dan pada akhir email
adik kita ATTAR yang bertanya harus bisa menyimpulkan dengan jelas apa yang
dia tanyakan.

Karena dari email-email bapak-bapak di bawah saya jadi tambah bingung karena
menyangkut survey segala, survey apa ya?. 

Jadi penalaran saya, saya bawa ke pengertian fisika dulu sebelum ke rumus
matematis atau aplikasi software.

 

Mari sejenak mengingat-ingat masalah penjalaran gelombang yang bersifat tidak
stasioner sepanjang penembusan bawah permukaan. Waveform yang kita terima di
permukaan sebagai akibat dari wavelet yang berubah bentuk dan fasa sepanjang
perjalanan waktu karena ada atenuasi frekuensi tinggi yang terjadi pada
lapisan yang jauh lebih dalam, Belum lagi ada ground roll dan macem-macem. 

Jadi sebetulnya waveform yang kita baca bukan karena semakin dalam tidak ada
frekuensi tinggi tetapi karena adanya divergensi frekuensi vertikal dan
lateral juga perlambatan waktu tempuh. 

Jadi karena pengertian ini, maka secara teoritis dapat diestimasi peluruhan
frekuensi dan inversinya untuk membalikkan peluruhan itu dalam domain
frekuensi (spectral). Fungsi untuk membalikkan peluruhan ini yang mestinya
sering disebut-sebut sebagai operator dalam literatur. Matematisnya
macem-macem, silahkan diuprek-uprek sendiri.

Dengan mengaplikasikan operator terhadap data dalam domain frkuensi maka
frekuensi akhir waveform jadi seperti seimbang (lebih tepat dibayangkan
frekuensinya lengkap) karena tidak terpengaruh oleh peluruhan bawah
permukaan. Terutama wajib untuk data seismik darat, karena energi ground roll
berkurang atau hilang.

 

Maka sekarang kita dapat membayangkan rumus matematisnya..hmmm...


Leonard Lisapaly [EMAIL PROTECTED] wrote:



Kayaknya begitu.

LL

-Original Message-
From: Paulus Tangke Allo [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, March 14, 2007 11:22 AM
To: fogri@iagi.or.id
Subject: Re: [fogri] Spectral balancing

oh iya, keleru

utk spectral balancing, salah satu survey dijadikan target,
kemudian utk survey2 lain dibuatkan operator-nya utk shaping ke
target
spectral.

begitu yah?


--pta


On 3/14/07, Leonard Lisapaly wrote:

 Kalau RMS yang dihitung, apa bukan namanya amplitude balancing ?

 LL

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id
FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/
-

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id
FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/
-

 

  



The fish are biting.
Get more visitors
http://us.rd.yahoo.com/evt=49679/*http:/searchmarketing.yahoo.com/arp/sponso
redsearch_v2.php?o=US2140cmp=Yahooctv=Q107Taglines=Ys2=EMb=50  on your
site using Yahoo! Search Marketing.



RE: [fogri] Overpressure from seismic data

2006-06-15 Terurut Topik Leonard Lisapaly

Yang dimaksud resolusi ?

LL

-Original Message-
From: Paulus Tangke Allo [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, June 16, 2006 6:52 AM
To: fogri@iagi.or.id
Subject: Re: [fogri] Overpressure from seismic data

jadi apa yang resolusinya bagus untuk tingkatan development well?
(tanpa survey baru tentunya).

kalau stacking velocity, aku lihat smooth sekali,
kadang terpikir, perlu ada suatu overpressure yang dimensinya besar sekali
baru
bisa dirasakan oleh stacking velocity.


--pta


On 6/15/06, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote:
 resolusinya sangat tidak bagus ...

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id
FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/
-

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id
FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/
-



RE: [fogri] tanya tentang CRS

2006-06-08 Terurut Topik Leonard Lisapaly

Oopppst, ini common reflection surface, surfacenya pengertiannya di permukaan
atau memang di sub-surface (analog dengan perbandingan antara CMP dan CDP).
Kalau di sub-surface saya pikir OK dan mestinya bagus.

Kalau smear out maksudnya amplitudonya rata2, jadi karakter aslinya hilang.

LL

-Original Message-
From: Paulus Tangke Allo [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, June 09, 2006 8:04 AM
To: fogri@iagi.or.id
Subject: Re: [fogri] tanya tentang CRS

maksudnya smear-out itu seperti apa yah pak?

klaim dari beberapa publikasi, hasil dari CRS ini, fold coverage
meningkat (entah gimana caranya fold coverage bisa meningkat) sehingga
S/N ratio meningkat dan resolusi vertikal juga meningkat.

kalau sekilas membaca publikasi yang ada, kelihatannya kuncinya di
velocity field yang lebih akurat dari processing konvensional.
jadi velocity field hasil dari CRS ini yang dipakai utk move-out
correction sehingga image hasil stack-nya lebih tajam.

yang bikin penasaran, utk mendapatkan image yang lebih baik, apakah
CRS ini cuma improving velocity field-nya saja? atau jangan2 mirip
kayak supergathers?


--pta



On 6/9/06, Leonard Lisapaly [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Pak Frank,

 Justru preserve amplitude itu yang jadi concern. Kalau CDP, praktis titik
 pantulnya diambil dari permukaan pantul yang sama, sehingga karakter
 amplitudonya mencerminkan kondisi sebenarnya. Tapi kalau CRS, dugaan saya
 titik pantulnya beda-beda, sehingga amplitudonya mestinya smear out.

 PP

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id
FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/
-

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id
FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/
-



RE: [fogri] Resend: [fogri] tanya tentang CRS

2006-06-07 Terurut Topik Leonard Lisapaly










Bagaimana kalau strukturnya kompleks ? 



LL











From: adi widyantoro
[mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, June 08, 2006
12:03 PM
To: fogri@iagi.or.id
Subject: RE: [fogri] Resend:
[fogri] tanya tentang CRS







Sebetulnyamalah dibilang komplemen atas metode stack yang ada
(CMP, NMO-DMO sequence, preSDM), dimana operator stack-nya untuk mengumpulkan
sinyal dari berbagai trace semakin banyak dengan menggunakan datanya sendiri
pake analisa koherensi, jadi definisinya spasial bukan lagi point-wise (contoh
ekstrim: Common Mid Point).Semakin banyak trace,semakin tinggi S/N. Apapun proses yang dilakukan setelahnyaakan
menjadi lebih baik.











Sampai saat saya mendengarnya, masih dicoba di data 2D dan data 3D
marin yang resolusinya tinggi, dan mungkin harus multicomponent (PP dan PS). 





Belum saya dengar dicoba dengan akuisisi darat yang datanya mediocre
dan bukan multicomponent.











Mungkin saya salah, Maaf.


















Leonard
 Lisapaly [EMAIL PROTECTED] wrote:






Kalo gak salah ini untuk processing (stacking untuk meningkatkan
signal-to-noise ratio). Ada
artikel di jurnal Geophysics tahun 2001 tentang
ini.

LL

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, June 08, 2006 8:18 AM
To: fogri@iagi.or.id
Cc: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [fogri] Resend: [fogri] tanya tentang CRS

Apakah prosesing ini utkk tujuan geometrical correction, imaging, post
processing atau yang lain ?
sorri kalau nanyanya basic banget :)

RDP

On 6/8/06, adi widyantoro <[EMAIL PROTECTED]>wrote:

 Saya pernah berkomunikasi dengan Pak Dr. (Deny) M. Rachmat Sule (rachmat
at
 gf.ib.ac.id) dosen Geofisika-ITB yang memiliki first hand experience
dengan
 CRS stack. Tapi tersendat karena mungkin kesibukan kami berdua.
 Beliau baru kembali dari Karlshruhre
 Univ. dan dekat dengan
pengembang CRS
 di Jerman.
 Rasanya belum banyak contoh aplikasi pragmatis sukses yang dipublikasikan,
 apalagi di Indo., mungkin kita praktisi perlu menyeriusi aplikasinya di
 Industri lewat pak Deny-ITB melalui kerjasama konsorsium
 Industri-Universitas yang belum banyak kita lakukan di Indo. untuk pure
 science.
 Sebagian besar kerjasama konsorsium Industri-Univ. berorientasi pasar
 (jumlah minyak dan net value)
 Ini merupakan tantangan untuk direalisasikan, agar tidak berhenti sampai
 pembicaraan di milis saja.
 Pak Deny mohon sarannya.

 Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]>wrote:
 Apaan sih CRS ?
 Apa da bedanya dengan CR Point ?

 rdp

 On 6/8/06, Paulus Tangke Allo wrote:
  ada yang punya success story dalam menggunakan CRS (Common
Reflectionn
  Surface) Processing?
 
 
  --pta

 -
 To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
 Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id
 FOGRI Archive:
 http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/
 -





 __
 Do You Yahoo!?
 Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around
 http://mail.yahoo.com


-- 
How to win the game without breaking the rule -- make the new one !

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id
FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/
-

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id
FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/
-





__
Do You Yahoo!?
Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 








RE: [fogri] Common sense vs software canggih

2006-02-15 Terurut Topik Leonard Lisapaly


Mbak Yuriza,

Bagaimana kita memvalidasi model yang dihasilkan di daerah yang agak jauh
dari well ? Pengalaman saya, model yang dihasilkan lewat proses modeling
tanpa menggunakan seismik seringkali tidak merepresentasikan data seismik
(caranya mudah sekali : bandingkan saja seismik dengan seismik sintetik dari
model yang dihasilkan).

Leo 

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, February 15, 2006 3:52 PM
To: fogri@iagi.or.id
Cc: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [fogri] Common sense vs software canggih

makanya Japex lebih suka bikin model geostatistik : ambil data well, ambil
data core, ambil contoh analogi dan modelkan .

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id
FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/
-



RE: [fogri] Seismic Inversion - Still the Best Tool for Reservoir Characterization

2006-02-14 Terurut Topik Leonard Lisapaly

Kalau freeware, bisa pakai Scilab (Matlab versi keroyokan). Memang mesti
menulis program, tapi jauh lebih mudah daripada membuat script ataupun bahasa
programming lainnya. 

LL

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, February 14, 2006 4:54 PM
To: fogri@iagi.or.id
Cc: fogri@iagi.or.id
Subject: RE: [fogri] Seismic Inversion - Still the Best Tool for Reservoir
Characterization


Kalo kita mau mencocokkan seismic/inversi dengan log tertentu dari well,
biasanya kalo nggak di desimate samplenya, atau dibikin log yang sudah
difilter lopass frekuensi.
supaya kita mendapat resolusi yg sama.
Kalo nggak pake commercial software tertentu..  bisa nggak sih kita
melakukannya? katakanlah di unix script atau di excell? atau ada freeware?
thanks

/mfz


 

  Hasan Sidi

  [EMAIL PROTECTED] To:  fogri@iagi.or.id

  on.com  cc:

   Subject: RE: [fogri] Seismic
Inversion - Still the Best Tool for Reservoir Characterization
  14/02/2006 03:54

  PM

  Please respond

  to fogri

 

 




Tambahan: Merubah seismik ke domain yang sama dengan well log.

Mungkin sekilas tampak simple tapi yang terjadi banyak membuat interpreter
lebih mudah me-link dengan well data karena tidak perlu lagi pusing dengan
polarity seismik, zero or minimum phase, etc. Belum lagi kalo ketemu vintage
yang berbeda.
Lebih jauh lagi, bisa lebih kuantitatif (eg. bright spot akibat coal atau
gas).


FHS

 -Original Message-
 From: Leonard Lisapaly [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Tuesday, February 14, 2006 3:37 PM
 To: fogri@iagi.or.id
 Subject: RE: [fogri] Seismic Inversion - Still the Best Tool for 
 Reservoir Characterization ???



 Mungkin bahasa gampangnya narik garisnya lebih mudah.

 LL

 -Original Message-
 From: Paulus Tangke Allo [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Tuesday, February 14, 2006 2:18 PM
 To: fogri@iagi.or.id
 Subject: Re: [fogri] Seismic Inversion - Still the Best Tool for 
 Reservoir Characterization ???

 maaf pak kurang jelas,
 maksudnya lebih bagus itu bagaimana?
 lebih kontinu? atau lebih detil? (misalkan utk strat trap)


 --pta


 On 2/14/06, Leonard Lisapaly [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Dari pengalaman, interpretasi pakai seismik konvensional dan 
  interpretasi pakai hasil inversi seringkali berbeda. Interpretasi 
  pakai hasil inversi biasanya lebih bagus.

 -

 To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

 Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id

 FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/

 -

 -

 To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

 Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id

 FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/

 -



-

To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id

FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/

-








-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit FOGRI Website:
http://fogri.or.id FOGRI Archive:
http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/
-

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id
FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/
-



RE: [fogri] Seismic Inversion – Still the Best Tool for Reservo ir Characterization ???????????

2006-02-13 Terurut Topik Leonard Lisapaly

Dari pengalaman, interpretasi pakai seismik konvensional dan interpretasi
pakai hasil inversi seringkali berbeda. Interpretasi pakai hasil inversi
biasanya lebih bagus.

Sebenarnya, inversi dan forward modeling itu tetanggaan. Kalau kita punya
hasil inversi, kita bisa melakukan forward modeling untuk menguji apakah
model bumi dari hasil inversi bisa mendeskripsikan data seismik dengan baik.

Memang ada banyak metode untuk karakterisasi reservoir dengan algoritma
sendiri. Yang perlu dipahami adalah dalam inversi, wavelet yang terkandung
dalam data seismik dibuang sehingga resolusi inversi lebih bagus dari data
seismik, apalagi data seismik yang di-lowpass (setahu saya justru kalau
interpretasi mau pakai data seismik, bandwidth-nya kalau bisa malah
diperlebar, tidak dipersempit).

LL



-Original Message-
From: Franciscus B Sinartio [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, February 13, 2006 8:13 PM
To: fogri@iagi.or.id
Subject: Re: [fogri] Seismic Inversion – Still the Best Tool for Reservoir
Characterization ???

Vicky dan yang lain,
saya kira tidak ada metode yang terbaik, semuanya  tergantung case masing2.
mulai dari geologic setting, fluid contents sampai kondisi data.
Yang terbaik adalah yang menggunakan semua metode yang ada, tentu saja dengan
mengingat time dan cost, dan informasi tambahan apa yang bisa didapatkan dari
proses tsb.
 
cuma kalau Relative AI saya pikir akan sangat membantu sekali kalau dipakai
untuk interpretasi.
 
Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam seismic inversi (secara umum dan
keseluruhan) yaitu Uniqueness, simplification dan  GIGO (garbage in garbage
out).
 
Inversion adalah proses yang umumnya tidak memberikan solusi yang unique.
justru itu sering dipakai metode statistik untuk membantu.  jadi sebenar nya
geostatistic inversion bukan satu2 nya metode inversion yang pakai statistik
algorithm.
pembuatan relative AI juga.  coba simak lagi algorithma2 tsb.  metode
statistik dipakai untuk membantu mencapai konvergensi.
 
Banyak sekali atau mungkin hampir semua algorithma yang dipakai  memakai
asumsi sejak awal, apakah di persamaan gelombang nya atau di rock physics
nya.
 
GIGO saya kira semua tahu, dan yang paling penting diingat adalah input
inversi sering adalah hasil interpretasi apakah first degree dst.
 
Jadi saya pikir perlu dilengkapi dengan yang lain.
 
kalau cukup waktu(dan uang) untuk evaluasi reservoir characterization nya,
bisa bikin close loop antara inversion dan forward modelling.  Sekarang di
SEG pusat akan dibuat komite mengenai seismic simulation, atau sejenis
itulah, lupa namanya.
saya yakin hasilnya nanti akan sangat berguna dalam membuat close loop
inverse modelling dan forward modelling.
tentu saja output SEG selalu berupa philosophy aja, apllikasi nya... ya
silahkan berlomba membuat software.
 
saya pernah ketemu anggota dari satu group orang yang bersatu untuk bikin
konsultasi reservoir characterization yang memakai semua metode yang mungkin
bisa dipakai tetapi maintain cost yang cukup rendah dengan mengurangi
resolusi.  alasan nya mereka adalah karena toh resolusi yang dipakai pada
Reservoir simulation juga rendah.
 
mereka mulai dengan interpretasi struktur dengan hanya pakai seismic data
yang telah di filter low pass frequency.  Lalu interpretasi nya di refine
pakai seismic normal.  Mereka melakukan hal yang sama pakai relative AI.
mereka juga baru2 ini mulai pakai structural smoothing nya petrel dan mulai
meninggalkan low pass filter.
setelah interpretasi struktur mereka bikin volume baru yang berupa volume
yang sudah di flat, dan hanya menggambarkan satu parasequence  atau satu unit
yang menurut mereka significant (maksud nya boundary nya significantly
membedakan unit yang diatasnya dengan body itu. demikian juga boundary
bawah nya.
mereka pakai seismic sculpture untuk project yang dananya cukup.
Nah di volume ini lah mereka main2.
kemudian pengerjaannya pakai sistem ban berjalan, dan yang mengerjakan satu
step tidak boleh tahu step yang lainnya.
setelah semua selesai batu mereka duduk sama2. lalu bikin interpretasi.
setelah itu masing2 mengerjakan satu  facies atau satu unit flow atau dst.
 
kata mereka satu Full Field Review (FFR) mereka selesai kan dalam 6 bulan
dengan anggota 6 orang dan tentu saja ada beberapa pekerjaan yang di
outsource kan misalnya inversi, dll.  mereka juga punya tenaga junior yang
bekerja sebagai operator software. jadi maksudnya jadi ce-klik girl.  (he...
he... katanya cewek lebih telaten kalau urusan kayak gini).
 
mudah2an mereka mau bekerja sama dengan orang MY untuk buka cabang di KL atau
Jakarta.  supaya kita bisa ketemu mereka, maksudnya team secara utuh.
Katanya mereka lagi ngerjain project di Thailand.  
 
Coba tebak apa professional back ground boss nya
iya benar reservoir engineer,  bukan geologist atau geophycisist
 
fbs

- Original Message 
From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]
To: fogri@iagi.or.id
Sent: Sunday, February 12, 2006 4:25:04 PM
Subject: [fogri] Seismic 

RE: [fogri] Spectral inversion untuk facies analysis {Re: [fogri] facies analysis}

2006-02-12 Terurut Topik Leonard Lisapaly

Saya pikir normalisasi amplitudo dalam domain frekuensi tidak akan
menghilangkan wavelet. Setahu saya yang lazim adalah wavelet dihilangkan
dengan proses statistik di dalam domain frekuensi. 

LL 

-Original Message-
From: Franciscus Sinartio [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Sunday, February 12, 2006 4:16 PM
To: fogri@iagi.or.id
Subject: [fogri] Spectral inversion untuk facies analysis {Re: [fogri] facies
analysis}

mau ikut ikutan juga..

yang pernah di presentasi kan oleh BP siap yah namanya disalah satu forum
Canadian SEG, dia juga menyebutkan bahwa AI bisa juga di compose dalam
frequency domain.
walaupun disebutkan bahwa effect wavelet bisa di hilangkan dengan normalisasi
amplitude dalam freq domain.
dia juga menyebutkan untuk memakai semua frequency (bukan cari freq yang
paling cocok), lalu di bikin semacam freq. slice dan dilihat seismic
geomorphology yang kelihatan dalam setiap freq slice lalu digabung facies
yang didapatkan (atau mungkin lebih cocok disebut depositional finger print
kali ya? soalnya walaupun ada facies yang kelihatan cukup konsisten dalam
beberapa slice dan bahkan attribute kalau tidak bisa digambarkan
deposiitional setting nya mungkin kita ragu2 mengambilnya sebagai suatu
facies.)  Pemakaian banyak freq. ini mengingat ketebalan yang mau di deteksi
tidak selalu sama, walaupun dalam satu channel deposit.


dia juga menyebutkan bahwa ia mulai pakai phase spectrum bukan amplitude
spectrum aja.  cuma kelihatannya masih rahasia.
dan yang paling baru adalah spectral inversion...kawan2 dari BP mungkin 
bisa bagi bagi info ttg ini

kalau pakai iso frequency nya petrel, tolong hati2 pemakaian nya dalam
menentukan limit data yang di transform ke frequency domain.  soalnya cara
pembuatan seismic attribute petrel mirip paradigm dimana volume nya dibuat
dulu, lalu di ekstraksi attribute di timslice atau horizon slice yang
diinginkan.
hasil nya beda.

kalau mau pakai iso frequency Petrel  sebaiknya data nya di flat dulu lalu di
potong di window yang di inginkan baru di run iso freq.  Kalau di paradigm
bisa di sculpture seismic nya.

Vick, kamu point out suatu point yang sangat penting.  spectral decomp ini
seringnya dipakai untuk bikin outline facies aja, karena banyak alasan salah
satunya adalah resolusi, tetapi kalau mengingat kita akan upscaling juga
kalau bikin dynamic modelling, mungkin ini bisa dipakai juga.  dan banyak
yang sudah pakai katanya.

mungkin baik juga kalau kita mengingat bahwa kita bisa juga  pakai lateral
resolution untuk membantu deteksi facies.  justru itu yang thin sand yang
ketebalannya dibawah detectable resolution (secara vertical) sering masih
juga bisa di deteksi di horizon slice kalau kontrast (rock+fluid) properties
nya cukup besar.

fbs
nb: kelihatannya diskusi kurang mendapat perhatian ya?  berapa sih anggota 
milis ini ?
saya sendiri baru lihat diskusi ini.  Paul jangan lupa di ganti email 
address ku ya? tq.

_
FREE pop-up blocking with the new MSN Toolbar - get it now! 
http://toolbar.msn.click-url.com/go/onm00200415ave/direct/01/


-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id
FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/
-

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id
FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/
-



RE: [fogri] Seismic Inversion - Still the Best Tool for Reservoir Characterization

2006-02-12 Terurut Topik Leonard Lisapaly

He he he  Cari praktisnya saja. BTW, saya sudah dapat lewat japri dari
Hasan Sidi.

LL 

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, February 13, 2006 7:52 AM
To: fogri@iagi.or.id
Subject: Re: [fogri] Seismic Inversion - Still the Best Tool for Reservoir
Characterization

Wela dlah.
Aku itu menjaga supaya tidak beriklan je ...
lah yang nulis itu Dr. John Pendrel, F-Jxxxn Canada, kan boss di Jxxxn
tah ?
Kalau anda bisa memperolehnya aku malah yg mintak  lak kuwalik ta ?
krn aku yakin ini pasti menarik paper kumplitnya  :p

RDP

On 2/13/06, Leonard Lisapaly [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Vick,

 Ada attachmentnya ?

 LL


-

To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id

FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/

-

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id
FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/
-



RE: [fogri] facies analysis

2006-02-08 Terurut Topik Leonard Lisapaly

Vick, kalau bisa saya terjemahkan, analisa dengan menggunakan, misalnya,
specdecom (mungkin akan muncul tak lama lagi cepsdecom) adalah sekedar
menemukan amplopnya, sedang geostatistik adalah melihat isi amplopnya ?

LL

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, February 09, 2006 7:39 AM
To: fogri@iagi.or.id
Subject: Re: [fogri] facies analysis

memang sulit kalau melihat individual channel body masih utuh satu body.
Karena proses geologi tidak selalu episodic, tetapi continuum proccess.
Jadi seperti yg saya gambarkan satu sisi erosi, sisi yg lain deposisi dst.

Channel like feature dalam horizon slices inipun saya lihat sebagai sebuah
snap shot, dimana lebih banyak memberikan perkiran dalam membantu
interpretasi 'deposition environment' ketimbang lithological body.

Yg melakukan stochastic utk body channel salah satunya ada di Buku AAPG
Memoirs yg judulnya ada kata-kata Stochastic Modelling (lupa detilnya). Kalau
anda lihat sampul depannya akan lihat mereka menggunakan shoestring channel
sebagai individual channel yg distochatickan

rdp
On 2/9/06, [EMAIL PROTECTED]
[EMAIL PROTECTED] wrote:
 ngeliat body channel apa enggak tergantung juga dengan kontras 
 lithologi dengan sekitarnya...?
 mis : channel motong bar kayaknya enggak bakalan nampak deh di 
 seismic...kecuali emang seismicanya shallow dan highfreq tapi kalau 
 channel motong coal ,organic shale,limestone baru keliatan ada 
 channel like feature yang setelah dibor baru ketahuan beneran 
 channel atau cuma artifact.
 belum lagi penyebaran lithology di dalam channelnya apa memang 
 seismic mampu melihat penyebaran lithology di dalam channel tersebut?

 saya kok belum pernah mendengar ada pemodelan channel yang menggunakan 
 geostatistic/stochastic  ya...?
 biasanya lebih deterministic dalam penggambaran channelnya.. memakai 
 konsep sedimentology dengan data lubang bor dan kadang seismic 
 guidance

 atau mungkin saya telat infonya

 Regards

 Kartiko-Samodro
 Telp : 3852



-

To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id

FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/

-

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id
FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/
-



RE: [fogri] Amplitude di Syncline-Anticline

2006-01-02 Terurut Topik Leonard Lisapaly

Ada istilah focusing (syncline) dan defocusing (anticline). Ini mirip dengan
pelajaran cermin cekung dan cembung. Syncline analog dengan cermin cekung,
dimana cahaya dikumpulkan (dengan kata lain gelombang seismik diperkuat),
sedang anticline mirip dengan cermin cembung dimana gelombang disebarkan.

LL 

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, January 02, 2006 5:26 PM
To: fogri@iagi.or.id
Subject: [fogri] Amplitude di Syncline-Anticline

Kalau saya amati dalam seismic daerah deepwater, sering terlihat amplitude yg
lebih tinggi di daerah sinklin, sedang di daerah antiklin amplitudenya
lemah..
Secara geologi memang ada kemungkinan ponded reservoir didaerah syncline,
tatapi kalau aku hanya melihat amplitude merupakan manifestasi lithology akan
sulit menjualnya. Saya harus menunjukkan bahwa tidk ada efek geometri.

Apakah ada efek geometry ? dimana syncline akan menghasilkan amplitude lebih
besar (focusing) ketimbang anticline.
Adakah yg pernah melakukan foreward modeling ?

RDP

--
--Writer need 10 steps faster than readeR --

-

To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id

FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/

-

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id
FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/
-



RE: [fogri] Amplitude di Syncline-Anticline

2006-01-02 Terurut Topik Leonard Lisapaly

Dari segi seismik, difraksi atau scattering mungkin saja terjadi. Ini
biasanya memperlemah amplitudo.

LL 

-Original Message-
From: Bambang Murti [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, January 03, 2006 8:12 AM
To: fogri@iagi.or.id
Subject: RE: [fogri] Amplitude di Syncline-Anticline

One possible explanation.
Fenomena yang sejenis juga beberapa kali ditemui pada saat tracking near
basement high. Ini efek dari adanya saprolite atau karena difraksi ya?

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, January 03, 2006 8:05 AM
To: fogri@iagi.or.id
Subject: Re: [fogri] Amplitude di Syncline-Anticline

On 1/3/06, Bambang Murti [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Kalau dari faktor geologi-nya sendiri, pada struktur antiklin
cenderung
 untuk memiliki lebih banyak joint yang terbuka dibanding dengan zona 
 sinklin.
 Mungkin...joint-joint ini dalam skala yang lebih luas, menjadi semacam 
 bidang difraksi yang menyebabkan energi seismic tidak terfokus? Bisa 
 saja ini ber-sinergi dengan geometri antiklin seperti penjelasan mas
Leo
 ini.
 Sinklin tinggal kebalikannya.
 BSM

Mas Bambang efek joint ini mempengaruhi amplitide juga kah ?
Antiklin - terrekahkan -terdifraksi -  amplitude relatif lemah begitu kah
?

RDP

-

To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id

FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/

-


--
This e-mail, including any attached files, may contain confidential and
privileged information for the sole use of the intended recipient.  Any
review, use, distribution, or disclosure by others is strictly prohibited.
If you are not the intended recipient (or authorized to receive information
for the intended recipient), please contact the sender by reply e-mail and
delete all copies of this message.

-

To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id

FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/

-

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id
FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/
-



RE: [fogri] 80-20 inversion

2005-04-28 Terurut Topik Leonard Lisapaly

Normalisasi (Z-transform) mungkin bagus juga, tapi tergantung kondisi data. 
Kalau normalisasi lebih bagus, silakan gunakan. Kalau tanpa normalisasi sudah 
bagus, gak perlu normalisasi. Dalam proses automatic classification seperti 
cluster analysis atau neural network normalisasi mungkin perlu untuk 
mem-balance dynamic range dari log yang berbeda2. 

Dari pengalaman, separasi dengan xplot densiti vs properti lainnya bagus juga 
(baik litologi maupun fluida), tapi seperti kata Pak Noor arah perubahannya 
tidak dalam satu sumbu saja, tapi cenderung punya arah resultan. Artinya, 
overlapping jika data dilihat dari satu parameter saja mungkin saja terjadi. 

Untuk litologi analisis, seperti kata RDP, biasanya dicari logs yang kompeten 
(misalnya gamma ray, NTG ratio, resistivity, water saturation, porosity, PEF, 
etc). Setelah itu baru dilihat apakah kelas litologi ini bisa dipisahkan dalam 
domain P-impedance, S-impedance, density, Vp/Vs, Poisson ratio, LambdaRho, 
MuRho, atau yang lainnya, yang merupakan output dari inversi. 

LL

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, April 29, 2005 7:10 AM
To: fogri@iagi.or.id
Cc: fogri@iagi.or.id
Subject: RE: [fogri] 80-20  inversion

Mas Franc

mungkin bisa dilakukan normalization scale dulu sebelum menggunakan logs dengan 
different unit di xplot
mis : density 1.7 - 2.7 bisa kita scale jadi 0-1 begitu juga dengan dt 40-140 
bisa kita scale dari 0-1 sehingga pada saat kita crossplot atau process , 
besaran yang dipakai sama...

normalization juga bisa menggunakan rumus  Z=( x - Xmean) / standart deviation

detailnya bisa dibaca di buku statistic bagaimana membuat standarization dari 
logs yang berbeda unit atau kalau mau langsung bisa pake software spss...


Regards

Ferdinandus Kartiko Samodro
TOTAL EP Indonesie Balikpapan
DKS/EXR/GLG
0542- 533852






Franciscus Sinartio [EMAIL PROTECTED]
29/04/2005 06:21 AM
Please respond to fogri

 
To: fogri@iagi.or.id
cc: 
Subject:RE: [fogri] 80-20  inversion


Pertama saya jelaskan dulu maksud saya pemakaian density secara terpisah.
maksudnya pakai density sebagai entity sendiri  bukan dikalikan dengan velocity 
dalam bentuk impedance atau lambda-rho atau Mu-rho.
karena besaran density nya tenggelam dalam angka Velocity atau lambda yang 
besar.




-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit FOGRI Website: 
http://fogri.or.id FOGRI Archive: 
http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/
-


-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id
FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/
-



RE: [fogri] 80-20 inversion

2005-04-28 Terurut Topik Leonard Lisapaly



Flow iterasi kelihatannya mulai umum. Interpretasi - 
inversi - reinterpretasi - inversi lagi.

LL


From: Rovicky Dwi Putrohari 
[mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, April 29, 2005 10:37 
AMTo: fogri@iagi.or.idSubject: Re: [fogri] 80-20  
inversion

Yang ideal tentunya ada iterasi dalam proses2 ini, namun seringkali yg 
kulihat flownya masih searah. Artinya jarang yg melakukan inversi ulang setelah 
ada interpretasi baru ... 
lah ya mahal lah yaw :(

RDP


RE: Fwd: [fogri] AVO Fluid Inversion (AFI)

2005-04-17 Terurut Topik Leonard Lisapaly

Sekedar tambahan, untuk studi awal yang lebih realistik, data sintetiknya juga 
dapat ditambahkan noise.

LL 

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, April 18, 2005 7:39 AM
To: fogri@iagi.or.id
Subject: Re: Fwd: [fogri] AVO Fluid Inversion (AFI)

Yang membedakan inversion biasa dengan AVO inversion adalah komponen shearnya. 
Pada inversion biasa kita main dilevel post stack ( diasumsikan 0
angle)  jadi tidak perlu komponen shear. Pada inversion post stack ini kita 
akan mendapatkan Ip cube.
Sementara pada inversion AVO (mau itu untuk fluid atau sekedar lithologi) kita 
perlu komponen anglenya, jadi kita terpaksa bekerja di beberapa substack (near, 
mid, far, ultra far dsb) dan ujungnya kita akan mendapatkan Ip dan Is, yang 
nanti bisa kita goreng goreng  jadi apa saja (porosity cube, fluid cube, litho 
cube dsb) tergantung hasil study PEM kita. Metoda inversinya sendiri ada 
berbagai tawaran dari kontraktor, bisa  pake simultaneous, bisa pake LF trend 
dari awal atau LF trend di masukkan terakhir, pake stochastik dll, harganya 
beda beda. Tapi sebelum menerjunkan diri ke project  yang bisa makan duit 1 
juta dollar untuk 1000 sqkm  ini kita perlu study dulu dengan baik untuk tahu 
batas dan kemampuan data kita.

Ini ada beberapa langkah yang harus dikerjakan sebelumnya :

-  PEM ; petro elastic modeling - untuk mengetahui bagaimana behaviour seismic 
dan property petrophysic didaerah itu. Contohnya apakah pasir dan lempung bisa 
dibedakan, apakah pasir berair dan pasir berhidrokarbon bisa dibedakan, apakah 
zona reservoir target kita termasuk pada zona AVO atau tidak. Harap diingat 
kalau kita terlalu dangkal (porous)  dan terlalu dalam
(compacted) AVO biasanya tidak jalan.  Kalau seandainya dari study PEM kita 
dapatkan bahwa kita tidak punya effect anomaly AVO yang berarti stop saja sudah 
project AVO Fluid inversionnya, wong didata seismic sintetik saja (PEM kan pake 
sintetik) udah nggak kelihatan apa lagi kalau pake seismik beneran yang sudah 
pasti ada tambahan noisenya. O ya lupa untuk study PEM ini kita perlu punya Vs 
(shear velocity yang datangnya tentunya dari Shear
sonic)

- Processlah  data seismik agar AVO friendly - nmo, statik, efek mask sudah 
dikoreksi dengan benar sehingga seismik amplitudenya benar ..
setahu saya ini yang paling kritis .. karena bagaimanapun juga kita itu 
sebenarnya bermain pada amplitude relative, sehingga bila level amplitude kita 
tidak sama (misalnya karena efek mask) sulitlah kita mempercayai si AVO itu 

rekan rekan lain silahkan tambahkan ..



-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit FOGRI Website: 
http://fogri.or.id FOGRI Archive: 
http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/
-


-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id
FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/
-



[fogri] FW: Berita Duka Cita

2004-08-09 Terurut Topik Leonard Lisapaly
 
FYI.
Berita duka dari Frank Sinartio.

Salam
Leo Lisapaly

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, August 10, 2004 7:58 AM
To: Linda Hanalim
Subject: Berita Duka Cita

Teman teman,

Saya baru saja dapat sms berita duka cita dr Franciscus Sinartio.
Mamanya meninggal hari ini 10 Agustus jam 8.30 (WIT).
Sekarang dia di Makassar. No hpnya 0818927729.

Semoga Allah berkenan mengantar beliau dalam menuju pada kehidupan
kekalnya. Amien.

Note: tolong sampaikan pada teman teman di Jason, karena Frank pernah
kerja disana. Tx a lot.
nk






-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id
FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/
-



RE: [fogri] crossplot intercept vs gradient

2004-07-29 Terurut Topik Leonard Lisapaly




Ada beberapa kemungkinan 

1. Sudut untuk xplot referensi dari well dapat 
ditentukan pasti tapi sudut dari data seismik tidak akurat.
2. Inversi-nya nggak bagus (bisa dari wavelet, dari 
well seismic tie, dst).
2. Dibuangnya data mid mungkin memberikan bias pada A 
dan B

LL


From: feafa fdsafa 
[mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, July 30, 2004 8:46 
AMTo: [EMAIL PROTECTED]Subject: RE: [fogri] crossplot 
intercept vs gradient

Oh iya Pak, yang saya lakukan AVO, data realnya near, mid,n far. 
dari 
 
R(G)=A+Bsin(G), note : 
G=teta
sayapakaimatriks : 
 
|A| = inversi dari 
|1 (sin G)^2|dikali |R(G)|
 
|B| 
 
|1 (sin 
O)^2| 
|R(O)|R(G)= 
data 1 (near)
R(O)= 
data 2 (far atw mid)
A=intercept
 
B=Gradient
seandainya saya dapatkan 
 
inversi dari |1 (sin G)^2| 
= |a b| 
 
|1 (sin 
O)^2| |c 
d|
maka saya bisa tuliskan 
 
A = a*R(G)+b*R(O) dan 
B=c*R(G)+d*R(O)

hasilnya berupa cube data seismik A dan B. Lalu saya slice keduanya dan 
diambil zona interestnya di sekitar horizon, untuk selanjutnya ini digunakan 
sebagai input data reallalu dicrossplot membentuk cluster sperti yang 
Bapak bilang, di mana hasil crossplot PG dari simulasi sumur sebagai model 
yang akan diaplikasikan pada crossplot data real ini. Mungkin singkatnya saya 
akan melakukan overlay antara "crossplot PG data real VS crossplot PG 
data model" dengan cara mengalikannya dengan suatu skalar.

Nah, permasalahannya sussahh banget overlaynya Pak, Bu... ada ide saya 
harus mengutak-utik apa?:) sekarang ini saya sedang mencoba merubah2 metoda 
slicingnya, sudutnya dan memberi gain pada amplitude data realnya. Mohon 
informasinya, terima kasih. Saya senang membaca diskusi di forum ini.


cheers,
joko waneng
Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] 
wrote:
Wah 
  aku kurang jelas dengan pertanyaannya. Mungkin sebutkan dulu apa yg 
  dikerjakan. mUlai dari apa saja data yg dipakai, pendekatan siapa (kalau 
  ada refrensi). Apakah soal ini AVO, soal simulasi produksi, modeling 
  reservoir ?.Soal crosplot ini saja mungkin yang aku bisa kasih 
  saran general masalah cros plot.Cross plot tidak harus menghasil 
  satu hubungan korelasional. Cros plot sering muncul atau menghasilkan 
  "cluster", atau kelompok-kelompok data. Jadi tidak menghasilkan hubungan 
  linier (ataupun hiperbolik dsb) utk keseluruhan sebaran data, sehingga 
  tidak memunculkan satu hubungan matematis (non single 
  relation).Seringkali pula crossplot menhasilkan "envelope", sebuah 
  kelompok data yg memunculkan modus tertentu pada klas tertentu. Misalnya 
  crosplot antara kedalaman dan jumlah (reserves) minyak thd kedalaman. 
  Karena mi nyak itu biasanya terkumpul pada kedalaman (katakanlah) antara 
  1000-2000 meter, maka reserves minyak akan dominan pada kedalaman ini. 
  Karena kalau terlalu dalam akan berubah (transpose) menjadi gas, kalau 
  terlalu dangkal malah recovery factornya rendah.Jadi kalau membuat 
  cross plot, coba pilah-pilahkan masing-masing data point-nya. Atau berilah 
  attribut lain dalam tiap-tiap data point. Misalnya kelompokkan berdasarkan 
  jenis batuan, atau kelompokkan berdasarkan faciesnya. Atau kelompokkan 
  berdasarkan saturasi dari data sumurnya dsb.Have a nice crossplotting 
  ... :)RDP


Do you Yahoo!?New 
and Improved Yahoo! Mail - Send 10MB messages!


RE: [fogri] Inversi seismik

2004-04-14 Terurut Topik Leonard Lisapaly



Betul 
bahwa Z(w) akan diredam pada frekuensi tinggi.
Tetapi, bukankah memang demikian karakter dari 
spektrumnya Z ?
(Coba 
Paulus ambil P-impedance dari log dalam time domain
dan 
lakukan Fourier transform lalu lihat spektrumnya. Pasti
di 
bagian high frekuensi amplitudonya kecil-kecil).

Darimana high resolutionnya ? Teori Fourier mengatakan 
bahwa
amplitudo spektrum pada frekuensi tertentu merupakan 
sumasi
dari 
temporal thickness. Jadi setiap frekuensi mengandung 
thickness.
Kalau 
amplitudo spektrumnya kita redam, tidak ada perubahan 
temporal thickness yang terjadi. 

LL


  -Original Message-From: Allo, Paulus T 
  [mailto:[EMAIL PROTECTED]Sent: Wednesday, April 14, 
  2004 2:48 PMTo: [EMAIL PROTECTED]Subject: RE: [fogri] 
  Inversi seismik
  dari rumus dasarnya saja.proses 
  forward modeling bisa dituliskan dgn:s(t) = (1/2) d/dt [ln z(t)] * 
  w(t)dimanas(t) adalah seismic trace dalam fungsi waktuz(t) 
  adalah AI dalam fungsi waktu; danw(t) adalah wavelet dalam fungsi 
  waktudalam frequency domain menjadi:S() = 
  (1/2) i  Z() W()
  utk mendapatkan Z dari S maka:
  2 S() (-i/) = Z() W()
  dalam proses ini (-i) akan sama dgn phase rotation 
  90 derajat dan
  perkalian dgn fungsi (1/) justru akan menurunkan 
  sumbangan dari frekuensi tinggi.
  jadi, dimanakah proses yg bisa meningkatkan 
  resolusi seismik?
  
  cmiiw.
  --paulusConocoPhillips IndonesiaOnce upon a time 
  Leonard Lisapaly wrote : Melihatnya darimana ? 
  LL


RE: [fogri] Inversi seismik

2004-04-14 Terurut Topik Leonard Lisapaly



Ditutup dengan sepihak . 8-)

LL

  -Original Message-From: Al Sinaga 
  [mailto:[EMAIL PROTECTED]Sent: Wednesday, April 14, 2004 
  5:41 PMTo: [EMAIL PROTECTED]Subject: RE: [fogri] Inversi 
  seismik
  
  JJJ ditutup dengan kuorum? 
  JJJ
  
  
  
  Salam,
  Al
  
  -Original 
  Message-From: Leonard 
  Lisapaly [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, April 14, 2004 5:13 
  PMTo: 
  [EMAIL PROTECTED]Subject: RE: 
  [fogri] Inversi seismik
  
  
  Sebenarnya sih bahasa 
  sederhananya karena waveletnya sudah
  
  diremove.
  
  
  
  BTW, 
  diskusinya saya tutup saja.
  
  
  
  LL
  
-Original 
Message-From: Allo, 
Paulus T [mailto:[EMAIL PROTECTED]Sent: Wednesday, April 14, 2004 4:52 
PMTo: 
[EMAIL PROTECTED]Subject: 
RE: [fogri] Inversi seismik

  Betul bahwa Z(w) 
  akan diredam pada frekuensi tinggi.
  
  Tetapi, bukankah 
  memang demikian karakter dari spektrumnya Z 
  ?
  
  (Coba Paulus 
  ambil P-impedance dari log dalam time 
  domain
  
  dan 
  lakukan Fourier transform lalu lihat spektrumnya. 
  Pasti
  
  di 
  bagian high frekuensi amplitudonya 
  kecil-kecil).
  
  
  
  
  
  PTA:
  
  bukan Z()-nya yg 
  diredam tapi S()-nya.
  
  dgn 
  kata lain,pada seismik inversi ada proses dimana spectrum seismik 
  dikalikan dgn (1/),
  
  akibatnyahigh 
  frequency dari seismik akan diredam oleh fungsi (1/) 
  tsb.
  
  
  
  lain 
  halnya pada proses lain, misalkan spectral shaping 
  dimana
  
  peningkatan 
  resolusi diusahakan dgn mem "boost" high frequency data 
  seismik.
  
  
  kalau dikatakan 
  hasil dari seismik inversi bisa punya higher resolution, bagaimana 
  bisa?
  
  soalnya high 
  frequency part dari data seismik justru teredam.
  
  bukannya justru 
  resolusinya jadi turun?
  
  
  
  --
  
  Paulus
  
  


RE: [fogri] Réf. : [fogri] Re: Tanya/diskusi AVO

2004-04-13 Terurut Topik Leonard Lisapaly

Kalau yang di-xplot adalah amplitude vs sin^2(theta), maka
intercept adalah amplitudo pada zero offset.

Rumus Aki-Richard yang ditulis di email pada dasarnya adalah
reflektivitas ( = amplitudo dari intercept / amplitudo wavelet ).
Setahu saya analisis AVO biasanya bermain dengan xplot antara
P dan G, lalu kita lihat data kita ter-cluster di kwadran
yang mana.

LL


-Original Message-
From: NOOR Yuriza [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, April 14, 2004 8:53 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [fogri] Réf. : [fogri] Re: Tanya/diskusi AVO



Hallo Joko,

Pada kasus AVO kita mestinya bekerja  pada 'offset gather' dan pada
'time(event)' tertentu saja.
Untuk setiap harga offset,  amplitude 'event' ini dipetakan pada sumbu y vs
harga sin2Q nya di sumbu x, dimana Q adalah sudut yang dibentuk offset tsb
terhadap sumbu vertikal.
Kalau di offset gather kita punya 50 offset, maka kita akan punya 50 harga
amplitude dan 50 harga sin2Q pada suatu 'time/event)  tertentu (tentu saja
pada event yang kita curigai ada effect AVOnya !!).
Setelah kelima puluh pasang harga itu dibuat xplotnya , maka kitapun bisa
menarik garis regresinya, perpotongan garis tsb dengan sumbu y adalah harga
intercept, sementara kemiringan garis adalah harga gradien kita.
Pekerjaan yang tampaknya sederhana ini runyam dilakukan kalau offset gather
kita anggotanya lumayan besar, 50 seperti contoh diatas kan lumayan
banyak kemudian karena noise dan ketidak sempurnaan processing bisa
jadi amplitude juga terpengaruh,  akibatnya  xplot amplitude vs sin2Qnya
cloudy . narik garis regresinya jadi membingungkan  .

Untuk mengatasi masalah diatas orang orang ambil jalan pintas, dibuat tiga
substack : mid , near dan far cara ini tidak terlalu tepat,  sebaiknya
dibuat substack berdasarkan sudutnya  :  substack 0-15, substack 15 -25,
substack 25-45 misalnya . penbuatan substack mestinya  dengan
memperhatikan efect AVO (level) mana yang mau dipelajari   supaya efect
AVO jangan malah nyampur dan terjadi superposisi destruktive .
Dengan 3 substack (atau lebih) ini kita sekarang seolah olah hanya bekerja
dengan 3 offset (Q diambil harga tengah masing masing substack itu), pada
suatu event/time tertentu kita buat lah xplotnya, tentu akan lebih mudah
karena kita cuma 'bermain' dengan 3 pasang harga,   maka  dengan cepat kita
bisa mempelajari behaviour  AVO event tsb.

Kemudahan lain yang timbul dari 3 substack ini adalah kita bisa mempelajari
quick look effect AVO dari peta attribute. Dengan menggunakan
horizon/marker tempat event yang dicurigai ada AVO effect itu berada (bisa
diambil pickingan horizon hasil kerjaan team structural misalnya), kita
extract amplitude strength di ketiga substack ini, dari membandingkan
hasilnya kita bisa secara quicklook mengklasifikasikan AVO effectnya
(apakah  benar kita punya effect AVO, apakah AVOnya tipe 1, 2 atau 3 dll).
Kalau kita tidak menemukan apa apa di seismik bukan berarti reservoir kita
tidak bereaksi terhadap AVO, bisa jadi seismik kita jelek akibat salah
akusisi atau salah processing 

Langkah awal sebelum pergi keseismik mestinya adalah mempelajari efek AVO
ini di reservoir kita. dengan memakai data sumur kita buat seismik
synthetic di sekitar reservoir itu. Ini disebut studi petroelastique, dan
untuk ini kita perlu menggunakan Aki Richard yang Joko sebut sebut tadi.
Pada dasarnya si Aki ini kita gunakan untuk menghitung Impedance Elastique
untuk sudut  offset yang berbeda beda. IE ini kemudian kita gunakan untuk
membuat synthetic seismogram. Dengan melihat variasi amplitude pada
berbagai synthetic seismogram pada sudut/offset yang  berbeda beda ini
kemudian kita bisa simpulkan apakah benar kita punya effect AVO.
O iya si Aki perlu Shear Sonic alias Vs, biasanya ini yang kita tidak punya
.beberapa waktu yang lalu  sonic belum direkam secara fullwave cuma Vp
saja yang ada .

Mudah mudahan cukup jelas dan saya rasa banyak rekan lain yang bisa bantu








  Rovicky Dwi
  Putrohari   Pour :   [EMAIL PROTECTED]
  [EMAIL PROTECTED] cc :
  .net.id Objet :  [fogri] Re:
Tanya/diskusi AVO

  14/04/2004 02:55
  PM
  Veuillez
  répondre à fogri






Help me on this ...:)

RDP
- Forwarded by Rovicky Dwi/MAL/MOC on 04/14/2004 07:57 AM -
 feafa fdsafa [EMAIL PROTECTED]
 04/14/2004 03:53 AM

  To: [EMAIL PROTECTED]
  cc:
  Subject: Re: Tanya/diskusi AVO


Salam Pak!
Bagaimana khabarnya?Saya Joko Wanengpati yang tempo hari menanyakan cara
mencari gradien untuk analisa AVO, Pak saya sudah mencari nilai gradiennya.
Data yang saya miliki bagi menjadi 3 section (near,mid,far) stack. Saya
mencari nilai gradien dengan melakukan crossplot antara sin^2(-)
{sin_kuadrat_teta}. Untuk 

RE: [fogri] Inversi seismik

2004-04-13 Terurut Topik Leonard Lisapaly

Melihatnya darimana ?

LL

-Original Message-
From: Allo, Paulus T [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, April 14, 2004 10:57 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [fogri] Inversi seismik


saya pribadi tidak percaya kalau resolusi vertikal hasil seismik inversi
bisa lebih tinggi dari data seismiknya sendiri.
soalnya kalau dilihat dari proses seismik inversi itu sendiri,
saya tidak melihat adanya proses yg bisa meningkatkan vertical
resolution dari seismik.

tapi bisa jadi saya salah liat, comments?


--
paulus



Once upon a time Al Sinaga wrote :

 Sorry, telat merespon. The answer is I really don't know,  people
 have different views about this issue. Any comments?

 Regards,

 Al

- To
unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit FOGRI Website:
http://fogri.or.id FOGRI Archive:
http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/ 
-


-

To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id

FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/

-




RE: [fogri] Tanya/diskusi AVO

2004-04-13 Terurut Topik Leonard Lisapaly

Kalau gas sand, mungkin lebih enak P vs G.
Kalau bukan, mungkin lebih mudah far vs near ?

LL

-Original Message-
From: Allo, Paulus T [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, April 14, 2004 10:30 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [fogri] Tanya/diskusi AVO


kalau punya near dan far stack,
bukannya bisa bikin pseudogradient (far - near)?
jadi nanti xplot-nya tetap P vs G bukan xplot far vs near.

--
paulus


Once upon a time NOOR Yuriza wrote :

 Tergantung kebiasaan sih Leo.
 Kalau sudah punya substack kenapa malah tidak pakai xplot far vs near,
 mirip juga sama p vs g tapi klasifikasi AVO menurut cluster jatuhnya
 dikuadran mana memang agak berbeda   terus terang ide memakai
 gradien mambuat pening kepala .

- To
unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit FOGRI Website:
http://fogri.or.id FOGRI Archive:
http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/ 
-


-

To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id

FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/

-




RE: [fogri] Inversi seismik2

2004-04-11 Terurut Topik Leonard Lisapaly

Kalau kita bisa hubungkan porosity dengan impedans, maka
kita akan dapat high resolution porosity section atau cube
karena impedans juga memiliki resolusi tinggi. Kalau kita
punya impedans dari inversi data seismik,  maka praktis
kita mempunyai porosity ke arah lateral maupun vertikal
(thickness !) dengan resolusi yang baik.

LL


-Original Message-
From: aida - [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, April 09, 2004 10:03 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [fogri] Inversi seismik2


Terima kasih atas bberapa penjelasannya.

Saya baru mendengar ttg pers. Wyllie, mungkin bisa dijelaskan secara
prinsip? (maaf sy org baru) Sy pernah baca makalah publikasi ttg cmplex
reservoir...by Ruben et al (SEG publikasi); tertulis kalau menggunakan
persamaan stochastic untuk kasus seismiknya trus dikorelasikan dengan well
log untuk vol. batuannya bisa memperoleh hasil inversi yg lbh bagus,
resolusi tinggi. Tp saya tdk mengerti cara mengetahui posority thickness
sprt yg dilakukan stlh inversi Lhitology Constrain Inverse-nya dlm makalah
tsb, mungkin ada yg bisa membantu/menambahkan?

Disebutkan LL, akan diperoleh distribusi lateral porositasnya, apakah hal
tsb berarti poosity thickness yg dimksd? (apakah keduanya sama saja) atau
berbeda.

best rgrds,
Riry

***
Kalau kita punya data seismik, maka kita dapat menghitung AI
dengan inversi seismik. AI ini kemudian kita petakan menjadi
porositas berdasarkan relasi dari sumur tadi. Dengan demikian
kita punya distribusi lateral dari porositas.

LL

[EMAIL PROTECTED] wrote:
mungkin juga ya ?

Leonard
Lisapaly To:
jason.com Subject: RE: [fogri] Inversi seismik

04/07/2004 01:58
PM
Please respond to
fogri


Mungkin karena lain lubuk lain ikannya ?

LL

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, April 07, 2004 1:48 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [fogri] Inversi seismik

bisa diterangkan kenapa persamaan Wyllie kuraag bagus diterapkan untuk case
tsb, Fan ?

-



-
Do you Yahoo!?
Yahoo! Small Business $15K Web Design Giveaway - Enter today


-

To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id

FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/

-




RE: [fogri] Inversi seismik

2004-04-06 Terurut Topik Leonard Lisapaly

Karena biasanya ada relasi langsung antara AI dan porositas
yang dapat direpresentasikan dalam sebuah persamaan yang
menghubungkan keduanya, maka kalau kita tahu AI, kita dapat
menghitung porositas dari persamaan tersebut.

Biasanya hubungan ini diturunkan dari sumur.

Kalau kita punya data seismik, maka kita dapat menghitung AI
dengan inversi seismik. AI ini kemudian kita petakan menjadi
porositas berdasarkan relasi dari sumur tadi. Dengan demikian
kita punya distribusi lateral dari porositas.

LL

-Original Message-
From: aida - [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, April 07, 2004 11:04 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [fogri] Inversi seismik



 Salam hormat,

saya mahasiswa geofisika, yang baru tertarik belajar AI untuk mengetahui
sebaran porositas reservoar sandstone. Yang mungkin bagi teman-teman,
Bapak/Ibu, sudah sering berkecimpung di dalamnya. Pemahaman saya dalam hal
ini masih kurang, untuk itu mohon bantuan dari teman2, Bapak/Ibu yang
bersedia memberi penjelasan ttg aplikasi AI dalam estimasi porositas. Atau
mungkin ada di antara teman2, Bapak/Ibu yang pernah melakukan penelitian
dalam estimasi porositas menggunakan AI hasil inversi.

rgrds,

Riry


-
Do you Yahoo!?
Yahoo! Small Business $15K Web Design Giveaway - Enter today


-

To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id

FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/

-




RE: [fogri] spec decomp

2004-03-26 Terurut Topik Leonard Lisapaly

Ups, rupanya pakai maximum enthropy juga.

Betul kita ketemu tapi saya agak ragu kalau itu Pak Bambang.

Salam
Leo

-Original Message-
From: Bambang Murti [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, March 26, 2004 3:03 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [fogri] spec decomp


Untuk pak Leo,
Betul, case yang di Serawak tersebut mereka punya high res - dense sample
rate seismic, too dense samplenya kalu mau dibilang, lagian ini di offshore.
Juga saya pakai Maximum Enthropy, jadi sampel-nya ndak terlalu banyak. Kalau
pakai DFT suka ndak kelihatan kalau body-nya tipis-tipis.apalagi kalau
di bandpasstamat deh.
(Rasanya saya ketemu pak Leo di Grand Senyiur tahun lalu ?)


Salam,
Bambang


-Original Message-
From: NOOR Yuriza [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, March 25, 2004 5:16 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [fogri] Réf. : RE: [fogri] spec decomp



Sebenarnya kiat kerjanya  gimana sih untuk menggunakan si spec decomp ini
agar tepat guna ?.
Apakah kita bener bener harus mencreate cube berfrekuensi tertentu akhirnya
?. dan kayak apa cube ini apakah dia berdomain time juga ?.
Setahu saya pada  Spec Decompnya Landmark kita pakai window kerja tertentu
yang cukup lebar (40 - 200 ms), dan hasil spec decompnya adalah map map
(phase dan amplitude) pada frekuensi frekuensi yang ingin kita test 
bisa saja kita test dari  5 - 250 Hz dengan increment 5 Hz misalnya
Pada map map inilah  kalau memang geological objek kita tuned-in pada
frekuensi tertentu  akan terlihat
Persoalannya buat saya dan membuat saya bingung adalah semisalnya seperti
kasusnya turbidit serawak yang tunenya di 120 Hz ( tentunya tipis sekali)
dan window perhitungan misalnya 200 ms, dimana tepatnya dalam interval
window 200 ms itu si turbiditic body itu berada  apalagi kalau  punya
stacking turbiditic bodies di well pengontrolnya ... yang mana turbiditic
body yang kita lihat di map itu  .






Bambang Murti

[EMAIL PROTECTED]Pour :  [EMAIL PROTECTED]

om  cc :

 Objet :  RE: [fogri] spec
decomp
25/03/2004

09:26 AM

Veuillez

répondre à

fogri









Wah, itu pertanyaan bagus banget...sebegitu jauh yang pernah aku coba pada
suatu carbonate build-up, dapatnya malah regular pattern yang setelah
dikalibrasikan dengan sumur, diinterpretasikan sebagai paleosinkhole yang
terisi oleh paleosol...ini yang menyebabkan ketidak cocokan pada saat
matching antara sumur dan seismik, padahal ada VSP-nya...jebul-e (maksudku:
ternyata)masalahnya karena metode picking-nya (antara geologist dan
geophysicist) beda.
Lha dirimu mau pakai untuk melihat apa ?
Bambang
-Original Message-
From: Allo, Paulus T [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, March 25, 2004 8:13 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [fogri] spec decomp


kalau itu sih udah ada licensenya Mas 8-)

btw, ada yg pernah make spec decomp di carbonate?

--
paulus
ConocoPhillips Indonesia


Once upon a time Bambang Murti wrote :

 Paulus,
 Udah pernah coba Spectral Decomposition ? Resolusinya memang tetep 1/4
 lambda, tapi pada discrete frequency, jadi kalau objeknya memang
 tipis, dia akan tuned-in pada frequensi yang lebih tinggi. Case di
 offshore Sarawak, ada turbidite body yang terlihat (tuned in) pada
 frequency 120 Hz, nah silahkan konversikan aja dah ketebalan
 temporalnya. Minta aja sama Russel buat request demo license. So far
 baru untuk seismik 3D aja.
 Have fun
 Bambang

-

To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id

FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/

-


-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id
FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/
-






-

To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id

FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/

-


- To
unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit FOGRI Website:
http://fogri.or.id FOGRI Archive:
http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/ 
-


-

To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id

FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/


RE: [fogri] inversi dan limit resolusi

2004-03-24 Terurut Topik Leonard Lisapaly

Masak sih wedge model (baji) tidak ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari ?

LL

-Original Message-
From: Allo, Paulus T [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, March 24, 2004 2:57 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [fogri] inversi dan limit resolusi

dgn kata lain, contoh model membaji itu hampir tidak pernah ditemukan dalam
sehari-hari.
berhubung apa yg terdapat di model tsb tidak pernah ditemukan dalam
kenyataan
sehari-hari, maka timbullah pertanyaan: apa iya inversi masih bisa resolve
dgn benar sampai 1/8 lambda?
kalau inversi cuma bisa resolve dgn benar sampai katakanlah 1/4 lambda, trus
apa bedanya dgn seismik?



-

To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id

FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/

-




RE: [fogri] Réf. : RE: [fogri] inversi dan limit resolusi

2004-03-24 Terurut Topik Leonard Lisapaly

Yang pasti turunnya nggak sampai resolusi seismik. Masih
di atasnya, kok. Kalau data seismiknya bagus, resolusinya
mestinya mendekati sampling interval untuk kasus deterministik.

LL

-Original Message-
From: NOOR Yuriza [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, March 25, 2004 8:36 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [fogri] Réf. : RE: [fogri] inversi dan limit resolusi



Kenapa pada data real inversi akan menurunkan  resolusi ?.
Sejauh  data realnya cukup bagus (korelasi sekitar 0.7 misalnya) logisnya
inversi akan menaikan resolusi (dengan membuang efek wavelet) paling kurang
disekitar control wellnya bukan ?.
Walaupun masalah resolusi cuma salah satu tujuan inversi, sedih juga kalau
medapatkan hasil inversi dengan resolusi dibawah seismic amplitude.




Leonard
LisapalyPour :  [EMAIL PROTECTED]
[EMAIL PROTECTED]cc :
jason.com   Objet :  RE: [fogri]
inversi dan limit resolusi

25/03/2004 09:18
AM
Veuillez répondre
à fogri







Kebetulan saya pernah menulis program seismic inversion sendiri.
Untuk data sintetik, resolusi yang bisa dicapai oleh program saya
adalah satu sampling interval. Jadi kalau sampling interval dari
seismik adalah 2ms, maka itu adalah resolusi yang bisa dicapai dan
ini deterministic case.  Ini juga berlaku untuk any frequency !!
Jadi Qing Li mungkin ada benarnya juga. Kalau data real jelas
resolusi akan turun.

LL

-Original Message-
From: Allo, Paulus T [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, March 25, 2004 6:29 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [fogri] inversi dan limit resolusi

apalagi kalau melihat contoh wedge modelnya Qing Li
dimana dgn dominan frekuensi 30 Hz dan sample rate seismic 2 ms,
maka hasil SS inversion masih bisa mendeteksi wedge yg tebalnya 2 ms dgn
akurat
(ini ngomongin deterministic inversion yah, bukan yg stochastic inversion),
akibatnya orang akan semakin yakin bahwa memang seismic inversion


-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id
FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/
-






- To
unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit FOGRI Website:
http://fogri.or.id FOGRI Archive:
http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/ 
-


-

To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id

FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/

-




RE: [fogri] seismic refleksi untuk coal

2004-03-22 Terurut Topik Leonard Lisapaly

Inversi menurunkan vertical resolution.
Oh ya ?

LL

-Original Message-
From: Allo, Paulus T [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, March 23, 2004 8:08 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [fogri] seismic refleksi untuk coal


salah satu cara utk meningkatkan resolusi dgn inversi?
kok bisa? berapa besar peningkatannya?
inversi bukannya malah menurunkan vertical resolution?

--
paulus
ConocoPhillips Indonesia


Once upon a time Leonard Lisapaly wrote :

 Untuk meningkatkan resolusi ada dua cara :

 1. dekonvolusi
 2. inversi

- To
unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit FOGRI Website:
http://fogri.or.id FOGRI Archive:
http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/ 
-


-

To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id

FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/

-




RE: [fogri] seismic refleksi untuk coal

2004-03-22 Terurut Topik Leonard Lisapaly

Sebenarnya contoh klasik bisa dilihat dari aplikasi
inversi ke model wedge (baji), dimana horizon picking
pada model baji tsb dapat dilakukan lebih mudah dibandingkan
dengan pada picking pada seismic.

LL

-Original Message-
From: Irfan, Mufti [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, March 23, 2004 8:50 AM
To: '[EMAIL PROTECTED]'
Subject: RE: [fogri] seismic refleksi untuk coal


Mungkin ada benarnya pak Leo. Karena inversi bermakna pembalikan, mk cara
berpikir orang menjadi ter-balik2.
Jadi kalau hasil inversi bisa dipakai utk refining interpretation, mk
tentunya inversi berarti memperbaiki resolusi seismik vertically and
laterally.
Di dalam proses inversi terlibat low and high component frequency. Dan ini
yg menjadikan inversi memperbaiki resolusi.
Kalau yg menurunkan resolusi vertikal itu, jangan2 yg dimaksud adalah ...
PSDM ? Wah barangkali saya salah lagi. Mohon dikoreksi !!.

muf



-Original Message-
From: Leonard Lisapaly [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, March 23, 2004 8:33 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [fogri] seismic refleksi untuk coal



Inversi menurunkan vertical resolution.
Oh ya ?

LL

-Original Message-
From: Allo, Paulus T [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, March 23, 2004 8:08 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [fogri] seismic refleksi untuk coal


salah satu cara utk meningkatkan resolusi dgn inversi?
kok bisa? berapa besar peningkatannya?
inversi bukannya malah menurunkan vertical resolution?

--
paulus
ConocoPhillips Indonesia


Once upon a time Leonard Lisapaly wrote :

 Untuk meningkatkan resolusi ada dua cara :

 1. dekonvolusi
 2. inversi

- To
unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit FOGRI Website:
http://fogri.or.id FOGRI Archive:
http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/ 
-


-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id
FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/
-

- To
unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit FOGRI Website:
http://fogri.or.id FOGRI Archive:
http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/ 
-


-

To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id

FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/

-




RE: [fogri] Time-Depth curve

2003-11-17 Terurut Topik Leonard Lisapaly

Mungkin karena targetnya dangkal dengan sebaran offset
yang lebar, sehingga tidak memenuhi kriteria Dix.
Kedua, velocity dalam formasi tidak konstan.
Ketiga, anisotrophy ?

LL

-Original Message-
From: Allo, Paulus T [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, November 18, 2003 6:37 AM
sori kalau tulalit,
btw, kenapa pers Dix-nya malah gak jalan yah??



-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id
FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/
-



[fogri] JCJ2003 English presentation

2003-11-17 Terurut Topik Leonard Lisapaly

Dear All,

Sehubungan dengan adanya pertanyaan tentang paper mana saja
yang akan dipresentasikan dalam bahasa Inggris, dan untuk
membantu kita semua dalam memberikan informasi kepada
calon participant yang tidak bisa berbicara bahasa Indonesia,
maka bersama ini kami beritahukan bahwa mulai hari ini
akan dilakukan updating di http://jcj2003.iagi.or.id/list.php
dimana paper yang akan dipresentasikan dalam bahasa Inggris
dapat dikenali dengan tanda Will be presented in ENGLISH
dalam warna merah.

Updating akan dilakukan secara bertahap, tetapi diharapkan akhir 
minggu ini sudah dapat diselesaikan semuanya.

Terima kasih
Leonard Lisapaly

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id
FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/
-



Re: [fogri] inversi tapi beda vintage

2002-09-04 Terurut Topik Leonard Lisapaly


Maaf dengan email sebelumnya, terjadi salah klik
dan sedikit masalah di komputer saya.

Saya hanya mau menggaris-bawahi kalau seismic and
well tie memang bagian yang sangat penting dalam
inversi.

LL


 Paulus Allo berkata:


 Hendrawan,
 antara Strata dan Jason agak beda dikit cara ekstraknya.
 kalau di Strata, begitu kita pilih statistical, dia akan langsung mencari
 wavelet rata-rata dari trace2 yg ada di sekitar well.
 bener2 statistical ajah, jadi gak ada acara well tie segala.

 kalau di Jason, ekstraksi wavelet akan melakukan rata-rata
 dari trace di sekitar well (sampai disini masih mirip dgn Strata), tapi
 setelah itu, dilakukankan operasi matematik sedemikian rupa
 sehingga well ties-nya akan maksimum. nahh...tambahan ini yang
 membedakan cara ekstraksi wavelet di Strata dan Jason, jadi kalau mau
 ekstraksi wavelet di Jason, mau gak mau harus ngebenerin
 well tie. proses ini bener2 iteratif, dimana awalnya kita ekstrak wavelet,
 trus cek well tie, abis itu ekstrak wavelet yg baru, trus cek well tie
 lagi, begitu seterusnya sampai kita mendapatkan wavelet yg benar2 baik.
 baik dalam artian, synthetic residualnya minimal dan frekuensi content-nya
 sudah mencakup frekuensi content-nya data seismik.
 kalau well tie-nya masih jelek, ketahuan banget di Jason, soalnya kalau
 kita lihat spektrum amplitude dari waveletnya, pasti seakan-akan kita
 kehilangan bagian frekuensi tinggi. ada orang yg meng-counter hal ini dgn
 buru2 mengekstrak spektrum amplitude dari seismik (hanya spektrum
 amplitudenya
 saja) lalu di-tambahkan saat ekstraksi wavelet, supaya spektrum
 amplitude waveletnya lebih lebar (prosesnya lebih gampang dan lebih cepat,
 kan orang Indo biasanya males yg susah-susah), padahal hal ini tidak perlu
 terlalu cepat dilakukan.
 pengalaman saya, begitu kita mulai mendekati well tie yg baik, spektrum
 amplitude dari wavelet akan perlahan-lahan melebar dgn sendirinya sampai
 mencakup seluruh frekuensi data seismik.

 untuk pertanyaan kedua, saya kira (ini masih kira-kira lohhh),
 cara itu tetap tidak bisa dilakukan karena masalahnya bukan
 cuma meminimalkan mistie antar vintage tapi adanya perbedaan
 parameter akuisisi yg menyebabkan amplitude, frekuensi content
 dan fasenya berbeda, padahal ini benar2 penting dalam inversi.
 kalaupun kita melakukan amplitude balancing untuk kedua vintage, mungkin
 itu hanya membereskan masalah amplitudenya saja, tapi bagaimana dengan
 frekuensi content dan fase? justru saya khawatirnya perlakuan ini justru
 akan merusak data.

 mohon dikoreksi kalau ada yg salah.




 Paulus
 ==


 Mas Djoko, sya kira tergantung dari cara ekstrak wavelet nya aja. Kalo
 kita ekstrak dengan metode statistical, rasanya kita ngak perlu well tie
 yang baik
 karena kita sepenuhnya mengekstrak wavelet dari data seismik itu sendiri.
 Kalo
 eksrak dengan metode deterministik, saya kira barulah kita perlu well
 seismik
 tie terlebih dahulu.
 Kemudian untuk case no.4: bagaimana kalo hasil bulk time shift yang
 dilakukan
 untuk data seismik yang berbeda vintage tersebut benar-benar match
 ..bisakah kemudian kita menggunakan suatu wavelet tunggal ?

 Please koreksi bila ada yang salah ..hehe..


 salam

 Hendrawan




 - To
 unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 IAGI-net Archive: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 =
 Indonesian Association of Geologists [IAGI] - 31st Annual Convention
 September 30 - October2, 2002 - Shangri La Hotel, SURABAYA


 --




 - To
 unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 IAGI-net Archive: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 =
 Indonesian Association of Geologists [IAGI] - 31st Annual Convention
 September 30 - October2, 2002 - Shangri La Hotel, SURABAYA


-- 




-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
=
Indonesian Association of Geologists [IAGI] - 31st Annual Convention
September 30 - October2, 2002 - Shangri La Hotel, SURABAYA