[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Intervensi Asing dalam Pembuatan 79 Undang-Undang di RI

2010-08-17 Terurut Topik Alex Simanjuntak
Semuanya demi penguasaan kekayaan alam Indonesia dan bangsa oleh pemerintahan 
dibiarkan hidup dalam sikon setengah jajahan, merana melata di negeri yang 
sangat kaya raya.

--- On Mon, 8/16/10, Satrio Arismunandar  wrote:



Beritasatu.com | Senin, 16 Agustus 2010

Asing Turut Campur Pembuatan Undang-Undang

http://www.beritasa tu.com/articles/ read/2010/ 8/955/asing- turut-campur- 
pembuatan- undang-undang

Badan Intelijen Negara atau BIN melaporkan, proses pembuatan 79 undang-undang 
di DPR dikonsep oleh konsultan asing.

Pernyataan itu disampaikan oleh anggota DPR dari Fraksi PDI-P, Eva Kusuma 
Sundari, yang mengaku mendapatkan informasi tersebut dari laporan BIN.

"Pasca reformasi, berdasarkan hasil laporan BIN, 79 UU kita, dikonsep oleh 
konsultan asing," kata Eva dalam sebuah acara diskusi di Jakarta.

Eva mengatakan, campur tangan asing dalam pembuatan undang-undang itu adalah 
bentuk subversif terhadap konstitusi karena regulasi yang dibuat dan dihasilkan 
tidak lagi merujuk konstitusi.

"Ke depan, guidance value kebijakan itu harus merujuk pada konstitusi," kata 
Eva.

Sektor Mingas dan Pertanian
Menurut Eva, campur tangan asing dalam proses pembuatan undang-undang 
kebanyakan menyangkut regulasi di sektor strategis. Antara lain undang-undang 
di sektor minyak dan gas, energi dan pertanian.

"Bayangkan saja, sekarang 80 persen tambang kita dikuasai asing. Wajar bila 
sustaibility energi listrik, pupuk dan energi di dalam negeri tak terpenuhi," 
kata Eva.

Dia memberi contoh, campur tangan asing dalam eksplorasi gas di Sulawesi. 
"Belum-belum, negara sudah menyatakan 20 persen hanya untuk dalam negeri. 
Padahal perusahaan gas negara teriak-teriak, " ujar Eva.

Dia juga merujuk hasil kajian Serikat Tani yang menyebutkan ada 23 
undang-undang yang berhubungan dengan pertanian tidak memihak para petani dalam 
negeri.

"Undang-undang yang terkait migas, energi dan pertanian, sangat pro corporate," 
kata Eva.

Dia menyimpulkan, praktek kekuasaan saat ini jarang sekali menggunakan 
konstitusi sebagai pegangan karena semua diserahkan kepada selera pasar 
sehingga yang muncul kemudian adalah negosiasi politik transaksional.
Salah satu contohnya adalah Undang-Undang Politik yang di dalamnya ada wacana 
ambang batas atau parliamentary treshold.

"Banyak partai setuju [ambang batas] 5 persen. PDI-P juga. Namun nanti akan ada 
transaksi, sehingga di dapat angka 3,5 persen," ujarnya.

Memukul Kredibilitas DPR
Menurut Eva, campur tangan asing dalam proses legislasi di Indonesia bukan saja 
mengejutkan, tapi juga berbahaya bagi kedaulatan dan kemandirian Indonesia 
sebagai sebuah bangsa.

Menurutnya, campur tangan asing itu juga memukul kredibilitas parlemen sebagai 
lembaga legislasi.

"Anggap saja [laporan BIN] itu otokritik bagi DPR. Ke depan jangan terjadi 
lagi. Biarlah alon-alon [pelan-pelan- Red] tapi orientasi pembuatan 
undang-undang benar-benar demi bangsa," kata dia.

Rekan Eva di DPR, Teguh Juwarno mengatakan, sebagai sebuah bangsa, Indonesia 
bisa dikatakan adalah bangsa yang rendah diri karena semua tergantung asing.

"Beli susu dari Australia. Padahal kita ini negara besar. Semua berkepentingan 
dengan Indonesia, misalnya kalau Australia mencoba menekan Indonesia, negara 
lain seperti Jepang akan bereaksi, karena akan ke mana Honda dan Kawasaki 
dipasarkan," kata
wakil ketua komisi II DPR RI dari Fraksi PAN itu.

Menurut Teguh, potensi penduduk yang besar tidak disertai mental pemimpin yang 
berdaulat.

"Kita ini sebagai bangsa terbiasa ditanamkan sebagai bekas jajahan. Jadi 
mentalnya inlander. Mental penjilat," kata Teguh.***









Satrio Arismunandar
Executive Producer
News Division, Trans TV, Lantai 3
Jl. Kapten P. Tendean Kav. 12 - 14 A, Jakarta 12790
Phone: 7917-7000, 7918-4544 ext. 3542,  Fax: 79184558, 79184627
 
http://satrioarismunandar6.blogspot.com
HP: 0819 0819 9163

"Janganlah mengira kita semua sudah cukup berjasa dengan turunnya si tigawarna 
(Belanda). Selama masih ada ratap tangis di gubuk-gubuk, belumlah pekerjaan 
kita selesai! Berjuanglah terus dengan mengucurkan sebanyak-banyaknya keringat"

(Pidato Bung Karno, 17 Agustus 1950)







[Forum-Pembaca-KOMPAS] SBY Dinilai Tak Cocok Jadi Bapak Kesejahteraan- Tokoh-Tokoh Nasional Soroti Kepempinan SBY

2010-08-17 Terurut Topik Alex Simanjuntak





SBY Dinilai Tak Cocok Jadi Bapak Kesejahteraan

JAKARTA - Legasi atau simbol Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai bapak 
kesejahteraan ditanggapi berbagai pihak. Legasi yang diberikan Center for 
Information and Development Studies (Cides) itu dinilai tidak cocok disematkan 
kepada SBY.

''Saya kira, itu baik-baik saja. Namun, apa sebenarnya indikatornya?'' kata 
Priyo Budi Santoso, wakil ketua DPR, di gedung parlemen, Jakarta, kemarin 
(13/8). Indikator legasi bapak kesejahteraan yang diberikan Cides tersebut 
adalah SBY merupakan presiden yang mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat. 
Legasi tersebut baru sebatas usul dari Cides.

Sebagai anggota kehormatan Cides, Priyo mengaku tidak tahu-menahu legasi bapak 
kesejahteraan itu telah diberikan. Menurut dia, legasi bagi SBY yang lebih 
tepat adalah presiden pertama yang dipilih langsung oleh rakyat. Terlebih, SBY 
juga terpilih selama dua periode berturut-turut dengan perolehan suara yang 
meyakinkan. ''Kalau saya, cenderung SBY sebagai The Best Son of The Country 
(Anak Bangsa Terbaik, Red),'' ujar Priyo.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Cides Ricky Rahmadi mengusulkan legasi bapak 
kesejahteraan diberikan kepada SBY. Menurut dia, dengan dua kali kepemimpinan, 
sudah saatnya SBY memiliki legasi yang cocok bagi dirinya. Mengingat, para 
presiden RI sebelumnya juga memiliki legasi yang berbeda-beda.

Sekjen DPP PDIP Tjahjo Kumolo menilai sah-sah saja usul SBY sebagai simbol 
bapak kesejahteraan itu. Menurut dia, setiap warga berhak mengusulkannya. Tapi, 
dengan nada menyindir, dia meyakini bahwa SBY masih belum berkenan.

''Sebab, peningkatan kesejahteraan rakyat sebagaimana janji kampanye pilpres 
dan pidato pelantikan presiden periode kedua sampai sekarang belum menunjukkan 
hasil optimal,'' ungkap ketua Fraksi PDIP di DPR itu.

Tjahjo menyatakan bahwa angka kemiskinan masih cukup tinggi. Angka pengangguran 
juga belum menunjukkan perbaikan dan penurunan yang signifikan. Sementara itu, 
program-program kesejahteraan rakyat seperti PNPM dan dana BOS masih 
menggunakan dana utang, belum dana penerimaan mandiri.

''Saya kira, usul tersebut bisa disampaikan lagi saat berakhirnya jabatan 
beliau pada 2014 sambil kita evaluasi kembali keberhasilannya selama sepuluh 
tahun pemerintahan ini ke depan,'' ujar Tjahjo.

Ketua DPR yang juga Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Marzuki Alie 
menolak menanggapi wacana yang dilontarkan Cides tersebut. ''Soal itu, biar 
masyarakat saja yang menilai,'' katanya setelah salat Jumat di masjid DPR 
kemarin. (bay/pri/c5/agm)
 
[ Sabtu, 14 Agustus 2010 ]
Tokoh-Tokoh Nasional Soroti Kepemimpinan SBY

BELASAN tokoh nasional kemarin (13/8) menggelar refleksi kritis. Dalam 
pandangan mereka, selama 65 tahun Indonesia merdeka, rakyat belum terbebaskan 
dari keterkungkungan, penderitaan, keterbelakangan, dan diskriminasi.

''Justru sekarang lah kita mendapati persoalan semakin meruyak, terus bertambah 
pula kesusahan rakyat,'' kata mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli di 
sekretariat Gerakan Indonesia Bersih (GIB), Jakarta, kemarin.

Pembicara lain, Frans Magnis Suseno mengatakan, ada tiga ten­densi negatif yang 
berpotensi mengancam eksistensi bangsa Indonesia di usianya ke -65. Yang 
pertama adalah kesenjangan kesejahteraan. ''Ada sesuatu yang tidak beres dalam 
kebijaan ekonomi politik bangsa ini,'' katanya.

Tendensi kedua, masih adanya batasan untuk beribadah tanpa rasa takut. Menurut 
dia, intoleransi terus berkembang di tengah masyarakat. ''Orang yang dulu bisa 
hidup bersama sekarang dipenuhi rasa benci,'' ujar Frans Magnis.

Persoalan ketiga adalah korupsi. Frans Magnis mengingatkan, dalam sepuluh bulan 
terakhir, rakyat dijejali persoalan Century, Susno, sampai rekening bermasalah 
di tubuh Polri. (pri/c4/agm)[ Sabtu, 14 Agustus 2010 ]

Tokoh-Tokoh Nasional Soroti Kepemimpinan SBY

BELASAN tokoh nasional kemarin (13/8) menggelar refleksi kritis. Dalam 
pandangan mereka, selama 65 tahun Indonesia merdeka, rakyat belum terbebaskan 
dari keterkungkungan, penderitaan, keterbelakangan, dan diskriminasi.

''Justru sekarang lah kita mendapati persoalan semakin meruyak, terus bertambah 
pula kesusahan rakyat,'' kata mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli di 
sekretariat Gerakan Indonesia Bersih (GIB), Jakarta, kemarin.

Pembicara lain, Frans Magnis Suseno mengatakan, ada tiga ten­densi negatif yang 
berpotensi mengancam eksistensi bangsa Indonesia di usianya ke -65. Yang 
pertama adalah kesenjangan kesejahteraan. ''Ada sesuatu yang tidak beres dalam 
kebijaan ekonomi politik bangsa ini,'' katanya.

Tendensi kedua, masih adanya batasan untuk beribadah tanpa rasa takut. Menurut 
dia, intoleransi terus berkembang di tengah masyarakat. ''Orang yang dulu bisa 
hidup bersama sekarang dipenuhi rasa benci,'' ujar Frans Magnis.

Persoalan ketiga adalah korupsi. Frans Magnis mengingatkan, dalam sepuluh bulan 
terakhir, rakyat dijejali persoalan Century, Susno, sampai rekening bermasalah 
di tubuh Polri. (pri/c4/agm)






[Non-t

[Forum-Pembaca-KOMPAS] PDI-P: Kenaikan Gaji Hanya Pencitraan

2010-08-17 Terurut Topik Alex Simanjuntak
Sama saja dengan BLT sebelum pemilu dan pilpres yang lalu. Tidak menyelesaikan 
permasalahan yang lebih menyeluruh!
 
PDI-P: Kenaikan Gaji Hanya Pencitraan
Senin, 16 Agustus 2010 | 17:59 WIB
 
KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan pidato kenegaraan dalam rangka 
peringatan HUT ke-65 RI pada Sidang Bersama DPR dan DPD di Gedung DPR, Jakarta, 
Senin (16/8/2010). 


JAKARTA, KOMPAS.com — Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) 
Oli Dondo Kambey, yang juga Wakil Ketua Badan Anggaran DPR RI, mengatakan, 
keputusan pemerintah menaikkan gaji pokok pegawai negeri sipil/TNI/Polri dan 
pensiun pokok sebesar rata-rata sebesar 10 persen hanya sekadar politik 
pencitraan SBY.

"Tahun depan, inflasi tahun 2011 naik 7 persen. Lalu, tarif dasar listrik naik 
8 persen. Jadi, kenaikan gaji hanya lipstik, politik pencitraan," ujar Oli 
kepada para wartawan di Ruang Fraksi PDI-P DPR RI, Jakarta, Senin (16/8/2010). 

Selain menaikkan gaji, kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, pemerintah juga 
tetap memberikan gaji dan pensiun bulan ke-13 bagi PNS/TNI/Polri dan pensiunan. 
"Melalui kebijakan ini, penghasilan PNS dengan pangkat terendah meningkat dari 
Rp 1.895.700 menjadi sekitar Rp 2.000.000. Khusus bagi guru dengan pangkat 
terendah, pendapatannya meningkat dari Rp 2.496.100 menjadi Rp 2.654.000," kata 
Presiden. 

Sementara itu, bagi anggota TNI/Polri dengan pangkat terendah, penghasilannya 
meningkat dari Rp 2.505.200 menjadi Rp 2.625.000. Perbaikan pendapatan, kata 
Presiden, dimaksudkan agar guru dapat melaksanakan tanggung jawabnya sebagai 
pendidik generasi mendatang.





Penulis: Hindra Liauw   |   Editor: Tri Wahono Dibaca : 1428 



[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Pengamat: Pidato SBY Datar

2010-08-17 Terurut Topik Alex Simanjuntak


NATO: NO ACTIONS TJITRA ONLY
Pengamat: Pidato SBY Datar
Headline News / Polkam / Senin, 16 Agustus 2010 11:41 WIB


Metrotvnews.com, Jakarta: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan pidato 
kenegaraan di Gedung MPR/DPR, Senayan, Jakarta Pusat. Namun, menurut sejumlah 
pengamat politik, pidato Presiden datar.

Cendekiawan Komaruddin Hidayat, misalnya. Harusnya, kata dia, pidato itu lebih 
menukik kepada substansi masalah. "Tapi tadi SBY bicara normatif. Tidak masuk 
pada substansi. Datar-datar saja," kata Komaruddin di Jakarta, Senin (16/8).

Komaruddin menilai pidato tersebut kurang inspiratif. "Saya berharap ada satu 
visi, komitmen dan pikiran yang jernih. Tapi pidato tadi tidak membangkitkan 
suatu optimisme bagi saya," pungkas Komaruddin.

Sementara pakar komunikasi politik Effendy Ghazali menilai tidak ada 
perkembangan dalam pidato presiden dari tahun ke tahun. Menurut Effendi, pidato 
SBY hanya mengangkat keberhasilan dan tidak menyinggung kegagalan.

Kritik keras pun dilontarkan pengamat politik Eep Saefullah Fatah. Menurut Eep, 
SBY tanpa ekspresi saat berpidato. "Sebagai komunikator, saya tidak tergugah 
dengan cara berpidato seperti itu," tegas Eep.

Dalam pidatonya, menurut Eep, SBY sebagai seseorang yang terus berkampanye 
sepanjang hayat. "Ketika kampanye, Anda bisa ngomong indah. Saat memerintah, 
puisi itu harus menjadi prosa. Untuk hal itu, SBY terus berpuisi," kata 
Eep.(RAS)




[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Hati-hati Mengelola Utang

2010-08-15 Terurut Topik Alex Simanjuntak




Dengan "banjir bandang" hot money, Indonesia disanjung oleh media Barat (siapa 
lagi) sebagai ekonomi yang mantap, tentu sesuai tolok ukur neoliberalisme yang 
predatoris. Sekejap hot money bisa disedot, imbasnya bukan pada yang super 
kaya, pada semua yang kian melarat. Kita sungguh perlu pemerintah yang pro 
rakyat. Status quo pelestarian kemiskinan 2004-2014 teramat panjang!
Hati-Hati Mengelola Utang
Suryopratomo
METROTVNEWS
Kamis, 12 Agustus 2010 19:09 WIB

EKSPOSE utang luar negeri kita yang melewati angka Rp1.600 triliun memang bisa 
dilihat dari dua sisi yang berbeda. Dilihat dari perbandingannya terhadap 
produk domestik bruto yang tercatat 25 persen, utang itu masih dalam tingkatan 
yang aman. Namun dilihat dari sisi nominalnya, angka itu tergolong menakutkan.

Mengapa kita katakan seperti itu? Karena dilihat dari sisi perbandingannya 
terhadap PDB masih dalam batasan wajar. Utang-utang negara lain ada yang di 
atas 60 persen, bahkan banyak yang di atas 100 persen.

Namun melihat kewajiban pembayaran pokok dan bunga yang mencapai Rp110 triliun 
per tahun, kita pantas untuk berhati-hati. Belum lagi pembayaran bunga obligasi 
peninggalan krisis keuangan 1998 yang mencapai Rp60 triliun per tahun, artinya 
hampir 20 persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara habis untuk 
membayar utang.

Hal yang harus kita perhatikan dari utang itu adalah bagaimana penggunaannya. 
Untuk apa semua utang itu dipergunakan? Apakah utang itu dipakai untuk 
kepentingan yang produktif ataukah dipakai untuk konsumtif.

Menarik penjelasan yang disampaikan Menteri Keuangan Agus Martowardojo pada 
rapat kerja di Istana Bogor pekan lalu. Menurut Menkeu, APBN yang ada sekarang 
sekitar 91 persen habis untuk biaya rutin. Anggaran yang tersedia untuk 
pembangunan hanya sekitar sembilan persen dari APBN sekitar Rp1.000 triliun 
atau sekitar Rp90 triliun saja.

Artinya, APBN yang kita siapkan setiap tahun itu lebih banyak dipakai untuk 
membayar utang daripada untuk membangun. Lalu dengan kondisi seperti itu, dari 
mana kita mendapatkan modal untuk membayar kembali utang yang di atas Rp1.600 
triliun itu?

Inilah yang pantas membuka mata kita. Utang yang kita buat setiap tahun itu 
lebih banyak dipakai untuk kepentingan yang tidak produktif. Anggaran kita 
lebih banyak dipakai untuk membiayai provinsi atau kabupaten baru yang 
terbentuk karena pemekaran.

Kita mendukung langkah moratorium pemekaran daerah. Kalau pemekaran hanya 
sekadar memerbesar biaya dan tidak lebih menyejahterakan kehidupan masyarakat 
di daerah, lebih pemekaran itu dihentikan dulu sementara. Lebih baik anggaran 
yang tersedia dipakai dulu untuk membangun negara ini.

Kita harus meningkatkan produksi nasional. Kita harus menggerakkan sektor riil 
agar kita mampu membangun industri yang lebih kokoh. Dengan hadirnya industri 
yang bisa diandalkan dan membawa keunggulan bagi bangsa dan negara ini, maka 
kita akan mampu mengakumulasikan modal. Akumulasi modal dari kegiatan usaha 
itulah yang bisa dipakai untuk melunasi utang negara kita itu.

Kalau kita sekadar mengandalkan dari PDB artinya kita hanya mengandalkan kepada 
sumber daya alam yang kita miliki. Memang dengan menjual hasil tambang, minyak, 
dan hasil kehutanan dalam bentuk mentah, kita bisa mendapatkan devisa untuk 
melunasi utang itu. Namun ketika kekayaan alam itu habis, maka kita tinggal 
gigit jari tidak lagi memiliki apa pun untuk membangun negara kita.

Oleh karena itulah kita tidak bosan-bosan mengingatkan agar kita segera 
mengubah orientasi. Kita tidak bisa hanya mengandalkan kekayaan alam, tetapi 
secara sungguh-sungguh membangun industri yang berlandaskan kekuatan kita. Apa 
itu? Industri berbasis pertanian serta tambang dan energi.

Kalau kita membangun perkebunan dengan industri pendukungnya, maka kita akan 
menjadi raksasa yang menakutkan. Mulai dari kelapa sawit, karet, kakao, gula, 
kita bisa menjadi raksasa dunia. Demikian pula di industri kertas dan bubur 
kertas, kita seharusnya tidak perlu kalah dari Amerika Serikat yang produksinya 
bisa mencapai 30 juta ton per tahun.

Demikian pula kalau kita mampu membangun industri tambang dan energi. Kita 
seharusnya menjadi raksasa di industri petrokimia. Kita seharusnya bisa 
memiliki industri tambang emas, tembaga, timah, bauksit yang besar karena kita 
memiliki semua sumber alam itu.

Sungguh ironis kalau untuk bahan bakar minyak saja kita harus membeli dari 
Singapura. Bahkan harga BBM yang kita jual menggunakan patokan harga Singapura. 
Siapa Singapura itu? Apa yang dimiliki oleh negara itu? Mengapa kita yang lebih 
kaya justru harus berkiblat ke negara kota itu.

Ada yang salah dalam pengelolaan negeri ini. Bukan hanya sekarang, tetapi 
selama 45 tahun ada yang keliru dari arah pembangunan negara kita ini. Kita 
terlalu terpaku kepada kekayaan alam dan lupa untuk meningkatkan kualitas 
manusia kita. Akibatnya, kekayaan yang kita miliki tidak membuat kita menjadi 
kekuatan ekonomi utama dunia.

Kita bahkan semakin terperosok ke d

[Forum-Pembaca-KOMPAS] Turunkan Bendera GAM, Kapolsek Dibacok

2010-08-11 Terurut Topik Alex Simanjuntak
Sisa-sisa Separatisme
Turunkan Bendera GAM, Kapolsek Dibacok
Rabu, 11 Agustus 2010 | 02:39 WIB
 
Serambi Indonesia
Kapolsek Iptu M Hasyem Ibrahim saat dirawat di rumah sakit. 


TERKAIT:


Kalla: Tiro Pergi sebagai WNI 
BERITA FOTO: Hasan Tiro Tinggalkan Aceh 
TNI Diminta Hentikan Penangkapan Ilegal di Aceh 
Tim Gegana Polda NAD Temukan Bom di Jembatan 
Perdamaian Pemerintah dan GAM Ternodai 

ACEH, KOMPAS.com — Kepala Polsek Madat, Aceh Timur, Iptu M Hasyem Ibrahim (48), 
dibacok oleh Rusli B (30) gara-gara akan menurunkan bendera Gerakan Aceh 
Merdeka (GAM).


Saat dia hendak membacok lagi, barulah saya tembak kakinya. Selain itu, satu 
peluru anggota saya mengenai pinggang pelaku. 

Rusli yang diduga kurang waras itu tiba-tiba membacokkan parang panjang pada 
kelingking Kapolsek Madat hingga lengan kiri dan kelingking tangan kanan nyaris 
putus.

Peristiwa itu terjadi saat Hasyem melintas di sebuah jembatan yang 
menguhubungkan Desa Lueng Sa dan Matang Guru. Kapolsek saat itu hendak meminta 
Rusli agar segera menurunkan bendera GAM yang terpasang sejak 3 hari lalu di 
pekarangan rumah ibunya. 
Tiba-tiba, Rusli yang menyembunyikan parang di punggungnya langsung membacok 
Hasyem yang mendekatinya begitu turun dari mobil dinas.

Hasyem langsung dilarikan ke Puskesmas Pantonlabu, Aceh Utara. Namun, karena 
tidak sanggup ditangani dokter setempat, korban diboyong ke Rumah Sakit PMI 
Lhokseumawe. Setelah mendapat perawatan sementara, korban dirujuk ke Rumah 
Sakit Kesrem Lhokseumawe untuk dioperasi.

Kejadian ini bermula ketika Kapolsek Hasyem menerima informasi dari masyarakat 
bahwa ada orang yang mengibarkan tiga bendera GAM di Desa Pante Bayam, 
kecamatan yang sama. Pengibar bendera bulan bintang bergaris putih hitam itu 
dipastikan Rusli Basyah, warga Desa Tanjung Dalam, Kecamatan Langkahan, Aceh 
Utara.

"Saat itu kami mau melihat dan ingin menurunkan bendera GAM yang dia kibarkan. 
Ketika sampai di jembatan Desa Lueng Sa, pelaku ternyata sudah menunggu sambil 
menyembunyikan parang di belakang punggungnya. Begitu saya turun dari mobil, 
langsung dibacoknya," ujar Kapolsek saat terbaring di rumah sakit.

Saat bacokan pertama, Kapolsek berhasil menangkis sehingga jari kelingking 
tangan kirinya putus. Tersangka membacok lagi dan mengenai lengan kiri 
Kapolsek. 
"Saat pembacokan kedua, langsung saya tarik pistol dan menembak ke atas. Saya 
juga perintahkan anggota saya untuk menembak pelaku. Saat dia hendak membacok 
lagi, barulah saya tembak kakinya. Selain itu, satu peluru anggota saya 
mengenai pinggang pelaku," sebut Kapolsek.







Editor: yuli   |   Sumber :Serambi Indonesia Dibaca : 26144 



[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: [nasional-list] Mbah Tardjo Kesulitan Dana untuk Berobat - Soetardjo Soerjogoeritno Dimakamkan dengan Upacara Militer - Inilah Biodata Mbah Tardjo

2010-08-09 Terurut Topik Alex Simanjuntak
Mbah Tardjo Alm yang politisi kaliber nasional kesulitan dana berobat, lalu 
bagaimana dengan 200 juta lebih rakyat Indonesia? Quo vadis, pemerintah? 
Kemiskinan mayoritas warga berimbas pada stres massal, yang terpaksa secara 
naif dilawan dengan merokok karena nikotin konon bisa mendatangkan euforia. 
Namun paru-paru luluh, dana negara sering bocor, dana pribadi sangat minim atau 
bahkan nol. Kesehatan masyarakat sangat terlantar. Citra tidak akan menyehatkan 
bangsa, apalagi memajukannya secara multidimensi! Sedih ...

--- On Mon, 8/9/10, GELORA45  wrote:


From: GELORA45 
Subject: [nasional-list] Mbah Tardjo Kesulitan Dana untuk Berobat - Soetardjo 
Soerjogoeritno Dimakamkan dengan Upacara Militer - Inilah Biodata Mbah Tardjo
To: "GELORA_In" 
Received: Monday, August 9, 2010, 4:20 AM


  



 

WAFATNYA MANTAN WAKIL KETUA DPR
Mbah Tardjo Kesulitan Dana untuk Berobat
Laporan wartawan Persda Network Rachmat Hidayat
Minggu, 8 Agustus 2010 | 19:52 WIB


PERSDA NETWORK/FX ISMANTO
Mbah Tardjo 

TERKAIT:


Soal Merokok, Jangan Tiru Mbah Tardjo 
Jenazah Mbah Tardjo Diberangkatkan 
Buku Mbah Tardjo Sedang Dicetak 
Mbah Tardjo Ingin Pulang ke Yogya 
Boediono Kenal Mbah Tardjo sejak 1974 

JAKARTA, KOMPAS.com - Menyandang status sebagai mantan pejabat negara, sebagai 
mantan Wakil Ketua DPR, belum tentu menjamin bisa tetap hidup mapan. Hal ini 
diakui oleh Ribka Tjiptaning, Ketua Komisi IX DPR dari Fraksi PDI Perjuangan 
yang mengaku, almarhum Sutardjo Suryoguritno atau Mbah Tardjo kerap kesulitan 
dana untuk berobat ke rumah sakit

Ribka yang akrab dipanggil Mbak Ning ini menuturkan, sebelum dibawa ke rumah 
sakit, istri almarhum  Mbah Tardjo sempat bertanya kepadanya, menanyakan ke 
mana Mbah Tardjo harus dibawa. Ia kemudian menyarankan agar Mbah Tardjo dibawa 
ke rumah sakit pemerintah saja. Mbah Tardjo kemudian dibawa ke Rumah Sakit 
Fatmawati dan akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya. Sebelum meninggal, 
menurut asisten pribadinya, Mbah Tardjo mengalami sesak nafas.

"Memang, Mbah Tardjo sudah lama kesulitan keungan untuk berobat. Kerap Bu 
Tardjo bertanya ke saya sebelum dibawa ke rumah sakit karena kesulitan. 
Sakitnya memang sudah sejak lama, berobatnya juga sudah lama," kata Mbak Ning 
saat menghadiri penghormatan terakhir almarhum Setia Permana di DPR, Sabtu 
(7/8/2010) malam lalu.

Seharusnya, kata Mbak Ning, orang seperti Mbah Tardjo harus dibayar oleh negara 
setiap kali berobat. Apalagi, Mbah Tardjo menyandang sebagai mantan pejabat 
negara. "Sekarang sudah tau semua kan? Berapa sih pensiunan anggota DPR? 
Sekitar 3 jutaan. Nah, pensiun yang didapat, kan hanya gaji pokok saja. 
Sementara untuk berobat berapa, cuma dapat apa," aku Mbak Ning. "Artinya, semua 
terjadi begitu. Ketika pensiun, ya seperti itu."

Mbak Ning kemudian menuturkan lagi, susahnya untuk meminta kepada Mbah Tardjo 
berhenti merokok. Semasa hidup, Mbak Ning kerap meminta kepada Mbah Tardjo 
untuk menyudahi kebiasaan merokok, tapi tak kunjung berhasil. "Sudah sering 
saya nasihati untuk berhenti merokok. Tapi ya, Mbah orangnya lucu gitu, ngeyel. 
Susah. Terakhir saat ketemu, dia bilang begini, Ning, kalau kamu mau pergi 
tinggali aku ya. Ya, aku tinggali (kasih uang), tapi jangan untuk beli rokok 
semua ya. Tapi ya tetep saja ngeyel," cerita Mbak Ning.
 
Soetardjo Soerjogoeritno Dimakamkan dengan Upacara Militer
Minggu, 8 Agustus 2010 16:35 WIB | Peristiwa | Umum | Dibaca 623 kali

Yogyakarta (ANTARA News) - Jenazah politisi senior Partai Demokrasi Indonesia 
Perjuangan Soetardjo Soerjogoeritno atau biasa dipanggil Mbah Tardjo dimakamkan 
di Taman Makam Pahlawan Kusumanegara Yogyakarta, Minggu, dengan upacara militer.

Jenazah mantan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) itu tiba di Taman 
Makam Pahlawan (TMP) Kusumanegara sekitar pukul 14.55 WIB, setelah disemayamkan 
di rumah duka Gang Megatruh Jalan Kaliurang Km 5 Yogyakarta.

Ketika jenazah penerima penghargaan Bintang Mahaputra Adipradana itu memasuki 
TMP Kusumanegara disambut tembakan salvo oleh personel Batalyon 403/Wirasada 
Pratista (WP) Yogyakarta. Tembakan ke udara itu sebagai wujud penghormatan 
kepada jenazah.

Selanjutnya, upacara militer untuk memakamkan jenazah dimulai yang dipimpin 
Inspektur Upacara Komandan Batalyon 403/WP Letkol Inf Satriyo Pinandoyo dengan 
Komandan Upacara Kapten Inf Sholeh.

Saat jenazah dimasukkan ke liang lahat juga diiringi tembakan salvo dari 
personel Batalyon 403/WP, dengan disaksikan ratusan pelayat, baik keluarga, 
kerabat, rekan maupun kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Tampak hadir di pemakaman Mbah Tardjo antara lain Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo, 
anggota DPR dari PDIP Djuwarto dan Edi Mihati, Ketua DPRD DIY Yoeke Indra 
Agung, dan Bupati Bantul Sri Suryawidati.

Mbah Tardjo meninggal dunia di usia 76 tahun di Rumah Sakit Fatmawati Jakarta 
pada Sabtu (7/8) akibat komplikasi penyakit yang dideritanya. Jenazah kemudian 
diterbangkan dari rumah duka Lenteng Agung Jakarta Selatan dengan pesawat 
carteran melalui

[Forum-Pembaca-KOMPAS] Fw: Kwik: Ekonomi Indonesia Dualistik

2010-08-09 Terurut Topik Alex Simanjuntak


--- On Thu, 8/5/10, awind  wrote:


From: awind 
Subject: [nasional-list] Kwik: Ekonomi Indonesia Dualistik
To: nasional-l...@yahoogroups.com
Received: Thursday, August 5, 2010, 9:42 PM


  




http://www.antarane ws.com/berita/ 1281000892/ kwik-ekonomi- indonesia- 
dualistik
 






Kwik: Ekonomi Indonesia Dualistik
Kamis, 5 Agustus 2010 16:34 WIB | Ekonomi & Bisnis | Makro | Dibaca 519 kali


Ekonom Kwik Kian Gie. (ANTARA/Ujang Zaelani)Malang (ANTARA News) - Ekonom Kwik 
Kian Gie menilai, sampai 65 tahun Indonesia merdeka dari belenggu penjajahan, 
sistem perekonomian negeri ini tetap dualistik seperti diterapkan pemerintahan 
Hindia Belanda.

"Hanya saja kedudukan bangsa penjajah sekarang ini digantikan oleh sekelompok 
kecil elite bangsa Indonesia, baik dilakukan sendiri maupun bersama-sama dengan 
mitra asing," tegas Kwik ketika berbicara dalam Seminar Refleksi 65 Tahun 
Kemerdekaan Ekonomi Indonesia di Malang, Kamis.

Dia menilai perusahaan padat modal dan berteknologi, memiliki mitra dari 
Indonesia yang hanya berfungsi sebagai agen perampokan kekayaan alam di wilayah 
Republik Indonesia.

Dahulu, katanya, dibawah ancaman bayonet dan bedil, rakyat Indonesia dipaksa 
menanam rempah-rempah dengan upah rendah, tapi sekarang dengan landasan 
undang-undang yang legal dan praktik KKN, segelintir orang Indonesia dan 
perusahaan asing mengeruk dan memiliki kekayaan alam negeri ini.

Menurutnya, dibandingkan dengan perolehan kolonialis Belanda, nilai yang 
diambil bangsa asing di masa merdeka justru beribu-ribu kali, bahkan berdampak 
pada perusakan lingkungan dan terkurasnya mineral tidak terbarukan.

Penerapan sistem ekonomi dualistik tersebut, tegasnya, sangat jelas terlihat 
dari bentuk badan hukum semua kegiatan usaha di Indonesia sudah diatur dalam 
UUD 1945, yakni koperasi, bukan kumpulan modal, di mana hak suara setiap orang 
sebanding dengan modal yang dimilikinya.

Tapi faktanya, jumlah usaha kecil (UMKM) sebanyak 49.640.469 dan jumlah 
perusahaan besar hanya 4.527 perusahaan. 

Namun, dalam sumbangan pendapatan domestik bruto (PDB) sangat tidak seimbang, 
masing-masing 54 persen (UMKM) dan 46 persen (perusahaan besar). 

Setiap perusahaan besar mampu menyumbang PDB Rp406 miliar per tahun, sedangkan 
UMKM hanya Rp43 juta per tahun. 

Artinya, perusahaan besar mampu menyumbang 9.400 kali lipat dari sumbangan UMKM.

"Jadi jangan heran, meskipun kita sudah merdeka 65 tahun lalu, kondisi ekonomi 
kita tidak pernah beranjak menjadi lebih baik karena dualistik itu menciptakan 
kesenjangan yang cukup dalam," tegas Kwik.

 
 
 
 








[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Soetardjo Soeryogoeritno Tutup Usia

2010-08-09 Terurut Topik Alex Simanjuntak

Semoga arwahnya diterima disisiNya. Perjuangan tak kenal henti untuk bangsa dan 
wong cilik akan terus berjalan.
Soetardjo Soeryogoeritno Tutup Usia   
Sabtu, 07 Agustus 2010 | 20:57 WIB
 

  
Soetardjo Soerjogoeritno. TEMPO/Wahyu Setiawan


TEMPO Interaktif, Jakarta -Politikus senior Partai Demokrasi Indonesia 
Perjuangan, Soetardjo Soeryogoeritno, tutup usia. Bekas Wakil Ketua Dewan 
Perwakilan Rakyat ini wafat di rumahnya di kawasan Lenteng Agung, Jakarta, 
sekitar pukul 18.00 tadi. “Beliau wafat karena sudah sepuh,” kata Wakil Ketua 
DPR Pramono Anung, saat dihubungi, Sabtu (7/8). 

Soetarjo atau biasa disapa Mbah Tardjo ini wafat pada usia 76 tahun. Mbah 
Tardjo meninggalkan istri, Sri Adiati, dan dua anak.  Semasa hidupnya, Mbah 
Tardjo dikenal sebagai tangan kanan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Dia 
bergabung dengan PDIP sejak awal partai ini berdiri. 

 
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan merasa kehilangan sosok Soetardjo 
Soerjogoeritno. “Kami kehilangan. Bangsa Indoensia juga kehilangan,” katanya.
Menurut Pramono, Mbah Tardjo adalah sosok politikus pintar. “Beliau bisa 
mempermudah hal-hal yang sulit dengan gayanya yang kocak,” katanya. “Dia sangat 
handal.”

ANTON SEPTIAN





[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Megawati Kritik Keras Kebijakan SBY (Jawa Pos)

2010-08-09 Terurut Topik Alex Simanjuntak
[ Kamis, 05 Agustus 2010 ] 
Megawati Kritik Keras Kebijakan SBY 

Redenominasi Rupiah Dianggap Bingungkan Rakyat 

BOGOR - Megawati Soekarnoputri membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) I 
PDIP dengan ekspresi yang sangat lepas. Meskipun tetap melayangkan kritik keras 
kepada pemerintah, mulai soal ledakan tabung elpiji, kenaikan harga sembako, 
sampai rencana redenominasi rupiah, ketua umum PDIP itu menyelipkan 
sentilan-sentilan kocak.

Ketika mengkritisi naiknya harga, Megawati menceritakan keluhan seorang ibu 
kepadanya beberapa waktu lalu. Saat bertemu, ibu tersebut mengeluhkan secara 
ekstrem melambungnya harga cabai yang per biji saja sudah mencapai Rp 1.000. 
"Jadi, kalau bikin sambal dan butuh cabai lima, perlu uang Rp 5 ribu," ujar 
Megawati saat berpidato di Sentul International Convention Centre (SICC), 
Bogor, kemarin (4/8). "Ada yang bilang tidak ada kenaikan harga-harga. Terus, 
sing naik iku opo yo? Saya baca koran, lho," pancing dia.

Megawati juga menyoroti maraknya ledakan tabung gas. Menurut dia, republik ini 
memang sudah kacau-balau. Sebab, tidak jelas otoritas yang harus 
mempertanggungjawabkan kondisi itu. "Mengurusi ledakan gas saja susah sekali," 
papar dia. 

"Wong cuma 3 kilogram saja, repotnya kok setengah mati," imbuh presiden kelima 
RI tersebut. Megawati menyatakan terpaksa melayangkan kritik itu. Sebab, dia 
tidak tega saat melihat banyaknya korban yang telah berjatuhan.

Belum tuntas menyampaikan unek-unek, dengan ekspresi yang masih serius 
tiba-tiba istri Taufik Kiemas itu memandang tajam ke arah sejumlah kamera 
televisi. Dengan nada setengah bercanda, dia meminta pernyataannya tidak 
dipotong. "Ayo, saya dimasukin di televisi. Jangan di-cut," ucap Megawati. 
Spontan, kalimat tersebut membuat ribuan peserta rakornas tergelak, tak 
terkecuali para kamerawan dan reporter televisi.

Megawati menegaskan tidak pernah menolak konversi minyak tanah ke elpiji. 
Menjelang pilpres lalu, dia hanya meminta kepada pemerintah diterapkan dulu 
masa transisi dua tahun untuk program konversi tersebut. Sebab, program itu 
menyangkut perubahan budaya.

Dengan masa transisi itu, papar Megawati, masyarakat bisa benar-benar mengerti 
cara aman menggunakan tabung elpiji. Pemerintah juga bisa lebih siap 
bertanggung jawab ketika terjadi masalah dalam pelaksanaan program tersebut. 
"Sudah meledak-meleduk, kok baru sosialisasi," sindirnya.

Rencana redenominasi atau penyederhanaan nilai mata uang rupiah juga ditanggapi 
Megawati dalam pidato itu. Dia mengatakan bahwa rakyat masih bingung dengan 
konsep redenominasi. Megawati sendiri menuturkan masih sulit menyebut istilah 
tersebut. "Susah banget mengatakannya. Apa ya istilahnya dalam bahasa 
Indonesia? Jadi, lebih baik pakai bahasa rakyat saja," katanya.

Dengan gaya bahasa sederhana, Megawati menjelaskan, dalam pemahamannya 
redenominasi itu adalah penghilangan sejumlah angka nol dalam satuan rupiah. 
Misalnya, nominal rupiah yang awalnya memiliki empat angka nol kemudian hanya 
mencantumkan satu angka nol. Artinya, tiga angka nolnya dihilangkan. Contohnya, 
Rp 30 ribu menjadi Rp 30 saja atau Rp 50 ribu menjadi Rp 50. "Nah, kalau 
seratus perak jadi piro? Apa nggak mumet? Belum lagi pecahannya. Karepe 
pemerintah iki opo yo? Tolong disosialisasikan lagi biar rakyat mengerti," 
imbuh dia. 

Setelah melontarkan banyak kritik, lagi-lagi Megawati bergaya kocak. Dia 
seolah-olah takut ada intelijen pemerintah yang menyusup di acara itu. "Ada BIN 
(Badan Intelijen Negara, Red) nggak? Aduh, jadi deg-degan," ujar dia.

Selain itu, tiba-tiba dia bertanya kepada belasan pengurus DPP yang duduk di 
belakangnya, apakah ada saluran televisi yang menyiarkan secara live pembukaan 
rakornas itu. Beberapa ketua DPP, termasuk Sekjen DPP PDIP Tjahjo Kumolo, 
membenarkan hal tersebut. Mendengar itu, Megawati langsung pasang ekspresi 
kaget.

"Lho, ini disiarkan langsung? Saya nggak tahu. Mudah-mudahan banyak yang 
dengar. Sip," ucap dia sambil mengacungkan jempolnya. (pri/c11/agm)


  



[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Fw: PERNYATAAN SIKAP GERAKAN PEMUDA ANSOR SE-WILAYAH III JAWA BARAT TERKAIT KEKERASAN YANG TERJADI TERHADAP JEMAAT AHMADIYAH DI MANIS LOR

2010-08-03 Terurut Topik Alex Simanjuntak


--- On Tue, 8/3/10, Al Faqir Ilmi  wrote:


From: Al Faqir Ilmi 
Subject: [nasional-list] PERNYATAAN SIKAP GERAKAN PEMUDA ANSOR SE-WILAYAH III 
JAWA BARAT TERKAIT KEKERASAN YANG TERJADI TERHADAP JEMAAT AHMADIYAH DI MANIS LOR
To: 
Received: Tuesday, August 3, 2010, 3:22 AM


  












PERNYATAAN SIKAP
GERAKAN PEMUDA ANSOR SE-WILAYAH III JAWA BARAT
TERKAIT KEKERASAN YANG TERJADI TERHADAP JEMAAT AHMADIYAH DI MANIS LOR, 
JALAKSANA, KUNINGAN, PADA TANGGAL 29 JULI 2010.

Menanggapi peristiwa kekerasan yang terjadi terhadap Jemaat Ahmadiyah pada
Kamis, 29 Juli 2010,GP. Ansor Se-Wilayah III Jawa Barat (Kab. Majalengka, Kab.
Cirebon, Kota Cirebon, Kab. Kuningan dan Kab. Indramayu), menyatakan:

1. Mengutuk tindak kekerasan yang dilakukan kelompok yang tidak
bertanggungjawab.

2. Siap bahu membahu bersama eksponen bangsa untuk membela NKRI,
Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika.

3. Menunggu perintah dari kyai-kyai NU untuk melaksanakan tugas-tugas yang
diperlukan demi pengamanan dan keamanan bangsa serta keutuhan NKRI.

4. Meminta kepada pemerintah, termasuk aparat keamanan untuk menindak
tegas pelaku kekerasan dari pihak manapun dan memberikan perlindungan
terhadap semua komponen bangsa, tanpa memandang suku, agama, ras, golongan
maupun keyakinan.

5. Siap membantu aparat keamanan dalam melakukan pengamanan, dengan
mengerahkan 50.000 Barisan Ansor Serba Guna (BANSER) Se-wilayah III Jawa
Barat. Tugas ini sebagai kontribusi Gerakan Pemuda Ansor bagi terciptanya
kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang menjunjung tinggi supremasi
hukum.

6. Meminta masyarakat untuk mendepankan etika dan supremasi hukum dengan
menyerahkan masalah Ahmadiyah kepada Pemerintah Pusat dalam hal ini
Kementerian Agama, Jaksa Agung dan Kementerian Dalam Negeri sebagaimana
tertuang dalam SKB 3 Menteri Nomor 3 tahun 2008 tentang Peringatan dan
Perintah kepada Penganut, Anggota, dan/atau Anggota Pengurus Jemaat
Ahmadiyah Indonesia (JAI) dan Warga Masyarakat, tertanggal 9 Juni 2008
Kuningan, 30 Juli 2010 Yang menyatakan:

1. GP. Ansor Kabupaten Kuningan. 1. Emup Muplihudin
2. GP. Ansor Kabupaten Cirebon.   2. M. Nuruzaman
3. GP. Ansor Kabupaten Majalengka. 3. Adhie Patria
4. GP. Ansor Kota Cirebon. 4. Moh. Yani
5. GP. Ansor Kabupaten Indramyu.    5. Asroruddin

Marzuki Rais
Jl. Raya Tengah Tani Ds. Dawuan Blok Wuni 1 Rt. 02/04 Tengah Tani Kab. Cirebon
email: zucky_2...@. .., marzukirais@ ... Hp. 08159829766.











[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Dulu Pendukung, Kini Pong Harjatmo Kecewa pada SBY

2010-08-02 Terurut Topik Alex Simanjuntak
[ Senin, 02 Agustus 2010 ]
Dulu Pendukung, Kini Pong Harjatmo Kecewa pada SBY

JAKARTA - Artis senior Pong Harjatmo kemarin (1/8) membeberkan perasaannya di 
balik aksi mencoret-coret kubah gedung DPR. Menurut bintang film yang sering 
memainkan peran antagonis itu, pelampiasan emosinya tersebut tak hanya kecewa 
terhadap kinerja anggota dewan. Namun, itu juga bentuk kekecewaan terhadap 
Presiden SBY.

"Saya kecewa dengan ketidaktegasan beliau (SBY, Red)," kata Pong setelah dialog 
bersama Petisi 28 di Doekoen Caffe, Jakarta, kemarin. Tiga kata yang ditulis di 
atas kubah, yaitu Jujur, Adil, Tegas, juga dialamatkan kepada Istana agar SBY 
mengambil sikap seperti harapannya itu.

Aktor kelahiran Solo, 13 September 1942, itu bercerita, pada awalnya dirinya 
merupakan pendukung sejati SBY. Dia salut dengan sosok SBY saat sebelum menjadi 
presiden. "Beliau dulu itu dihujat, entah dari Bu Mega atau siapa pun. Gaya 
beliau untuk menangkis itu kalem," ujarnya menyebut kelebihan SBY.

Namun, gaya kalem itu justru yang saat ini tidak disukainya. Menurut Pong, SBY 
sebagai kepala negara terlalu banyak diam. Padahal, banyak masalah negeri yang 
akhirnya berhenti di tengah jalan. Sebagai kepala pemerintahan, lanjut Pong, 
seharusnya gaya kalem tersebut tidak dilakukan dalam menyelesaikan masalah. 
"Saya itu dulu mengampanyekan beliau. Kok, jagoan saya begini sekarang," kata 
Pong.

Tak lupa, dia menyoroti kinerja pejabat dan staf khusus di sekitar SBY yang 
dianggap kurang pas. Seharusnya, sebagai menteri, penasihat, ataupun staf 
khusus presiden, mereka bisa memberikan sumbangsih pemikiran yang kritis. 
"Kalau tidak berani mengingatkan ada salah, berarti tidak bekerja," kritiknya.

Kepada DPR, Pong meminta para wakil rakyat itu bekerja sesuai sumpah mereka. 
Kritik tersebut ditujukan terutama kepada anggota dewan yang diberitakan suka 
membolos. Jika bekerja dengan uang rakyat, kata Pong, seharusnya para anggota 
dewan bisa bekerja sesuai kewajiban mereka. (bay/c6/tof)


 



[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Buku: Pergolakan Kaum Nahdliyin (Jawa Pos)

2010-07-28 Terurut Topik Alex Simanjuntak
Tentulah sayang kalau kekuatan yang begitu besar tidak dikelola dan digunakan 
secara semestinya untuk kebaikan bangsa kita dan terutama wong ciliknya.
 
AS




[Forum-Pembaca-KOMPAS] Pramono: Kasus Century Tak Bisa Ditutup

2010-07-28 Terurut Topik Alex Simanjuntak
Pramono: Kasus Century Tak Bisa Ditutup
Laporan wartawan KOMPAS.com Hindra Liauw
Senin, 26 Juli 2010 | 15:48 WIB


Dhoni Setiawan
Pramono Anung 

TERKAIT:


Bambang Bantah Timwas Intervensi 
Gerindra: Timwas yang Bisa Menentukan 
Benny: Tutup Kasus Century! 
Darmin Tidak Ikut Rapat 'Bail Out' Century 

JAKARTA, KOMPAS.com - Pimpinan Tim Pengawas kasus Bank Century Pramono Anung, 
yang juga Wakil Ketua DPR RI, menegaskan, kasus yang diduga merugikan yang 
negara sekitar Rp 6,7 triliun itu tak serta merta bisa dihentikan. 
Penutupan Century disampaikan Ketua Komisi III Benny K Harman, yang juga 
anggota Fraksi Partai Demokrat, Senin (26/7/2010). "Tidak bisa ditutup 
serta-merta karena proses di Timwas sedang berjalan," ujar Pramono kepada para 
wartawan di Gedung DPR RI, Jakarta. 
 
Soal tudingan Benny bahwa Timwas melakukan intervensi dan memiliki dendam 
politik, Pramono menepisnya. "Pak Benny seharusnya menjadi anggota tim 
pengawas. Karena Fraksi Partai Demokrat juga bagian dari Timwas dan saya 
melihat kerja sama di Timwmas sudah berjalan baik," kata Pramono. 
Ditambahkan mantan Sekjen PDIP ini, Benny sebaiknya tidak terburu-buru dalam 
mengambil kesimpulan. 
 
Secara terpisah, anggota Timwas Bambang Soesatyo, yang juga anggota Fraksi 
Golkar mengatakan, ada upaya yang seolah-olah hendakk mengaburkan upaya 
pengungkapan Century. Terlebih, Timwas pada masa sidang ini dipimpin Marzuki 
Alie dari Fraksi PD.






[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: [dpr-indonesia] Presiden Diminta Lindungi Nasib Petani

2010-07-21 Terurut Topik Alex Simanjuntak
Tak pelak lagi nasib petani memang dari jaman Orde Baru disengsarakan, harga 
beras ditekan terus dalam pasar yang sangat di distorsi. Supaya Indonesia 
dibawah Orba hingga sekarang mempunyai armada buruh murah kendati kebanyakannya 
unskilled untuk menarik investasi modal asing. Strategi ini tentu saja juga 
samasekali tidak untuk menaikan mutu kehidupan massa buruh yang terus tak henti 
harus memperjuangkan nasibnya.
 
Padahal dalam sejarah revolusi kemerdekaan kekuatan kekuatan Republik, termasuk 
TNI, tidak akan bisa menang dalam peperangan asimeteris, gerilya, dipedesaan 
andai tidak disuplai bahan makanan dll oleh para petani secara sukarela. 
Mengenaskan, memang. Habis manis sepah dibuang.
 
Di Jepang, misalnya, 'melupakan' subsidi pada petani telah sempat menjatuhkan 
pemerintah Japan Liberal Party yang sebelumnya berkuasa hampir 50 tahun. Ini 
barangkali juga terkait pada evolusi peradaban di masing masing negeri. Jadi 
permasalahannya bukan meminta, namun rakyat dan partai partai yang pro rakyat 
harus memperjuangkan nasib rakyat itu sendiri.

--- On Wed, 7/21/10, sunny  wrote:


From: sunny 
Subject: [dpr-indonesia] Presiden Diminta Lindungi Nasib Petani
To: undisclosed-recipi...@yahoo.com
Received: Wednesday, July 21, 2010, 11:22 AM


Refleksi : Apa saja yang terkandung dalam politik pertanian rezim SBY terhadap 
kaum tani yang menyebabkan diminta lindungi nasib petani?
 
 
http://nasional. kompas.com/ read/2010/ 07/20/19325361/ Presiden. 
Diminta.Lindungi .Nasib.Petani
 

Panen Gagal
Presiden Diminta Lindungi Nasib Petani
 
Laporan wartawan KOMPAS Imam Prihadiyoko
Selasa, 20 Juli 2010 | 19:32 WIB

KOMPAS/IWAN SETIYAWAN
Buruh tani memanen padi jenis serang di sawah garapan mereka di daerah Gayung 
Kebonsari, Surabaya.



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Presiden Kecewa Berat dengan Aparat Pajak

2010-07-21 Terurut Topik Alex Simanjuntak

Presiden Kecewa Berat dengan Aparat Pajak 
Rabu, 21 Juli 2010 | 11:33 WIB
 

  
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. ANTARA/Widodo S. Jusuf

TEMPO Interaktif, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengaku masih 
kecewa dengan terjadinya sejumlah kasus penyelewengan pajak di Direktorat 
Jenderal Pajak.  "Masih ada petugas pajak yang kejahatannya itu luar biasa, 
tidak pernah terbayangkan, kreatif tapi kreativitas yang keliru," kata 
Yudhoyono saat memberi arahan pada jajaran pejabat Dirjen Pajak dan Bea Cuki di 
Istana Negara, Rabu (20/07).

Presiden mengatakan kasus penyelewenangan pajak yang dilakukan sejumlah pejabat 
pajak membuat masyarakat menghujat institusi pemungut pajak. Hal ini, kata 
Presiden, "Patutlah saudara berintrospeksi."

Presiden mengatakan minggu pertama setelah pelantikannya menjadi Presiden 2004 
lalu, Dirjen Pajak menjadi satu dari empat institusi yang ia kunjungi. Saat 
kunjungan tersebut, kata Presiden, ia meminta dilakukan reformasi.

"Yang pertama saya kunjungi Dirjen Pajak, Dirjen Bea Cukai, Kejaksaan, dan 
Kepolisian. Wilayah-wilayah ini rawan godaan dan prilaku yang menyimpang. Bukan 
lembaganya, tapi orang seorang," katanya.

Presiden meminta Direktorat Jenderal Pajak dan Direktorat Jenderal Bea Cukai 
terus mereformas diri. Rasa kecewa pada kedua Direktorat ini, kata Presiden, 
akan hilang jika keduanya tersebut kembali menunjukkan integritas.

"Banyak billboard besar bertuliskan orang bijak taat pajak, berlaku juga 
sesungguhnya bagi petugs pajak: petugas pajak yang bijak adalah petugas pajak 
yang mengelola pajak dengan baik dan benar," katanya.

Meski begitu Presiden mengapresiasi prestasi kedua direktorat tersebut yang 
membuat penerimaan negara terus meningkat. "APBN 2004 misalnya total itu kurang 
dari Rp 500 triliun, pada 2009 sudah Rp 1000 triliun. Dua kali lipat. Kita tahu 
70 persen dikotribusikan dari pajak dan cukai," katanya.

DWI RIYANTO AGUSTIAR







Topik : 

Mafia Pajak 

Komentar (12)



Pak sby jangan mengatakan kecewa,tapi tunjukan perbuatan /tindakan bpk atas 
kecewanya kejadian tersebut,tanpa Pak SUSNO bpk tidak tau,atau pura-pura tidak 
tau alias kura2 dalam perahu,Seharusnya Pak SUSNO DIBERIKAN penghargaan Karena 
dia telah mengungkapakan keboborokan Dirjen Pajak,Ini Kok Malah di beri Hadiah 
HUKUMAN yang bener aja Pak .Ingat Usia pak Ingat Kampung Alam Kubur,Ingat 
Kampung Akherat,Perjuangan bpk akan sia-sia kalau Rakyatnya Menderita terus 
menerus. 

Jelata rakyat, 21/07/2010 15:06:51 wib 

Saya juga kecewa ama Bapak. Dulu janji mau menjadi terdepan mengurus rakyat. 
Mana ada itu. Sekarang ledakan gas dimana2, harga melambung tinggi, korupsi 
dimana2, macet dimana2. Ditambah lagi tiap hari waktu Bapak cuma habis 
bolak-balik ke cikeas. Kan ada istana negara pak. Kalo bapak lewat maka 
bertambahlah kemacetan lalin di Jkt. 

Bakti Sinuraya, 21/07/2010 14:22:30 wib 

pak sby. 
klo memang mau memeberantas korupsi 
akarnya yg di berantas bukan dari rantingnya
ayo lanjutkannn itu kan jargon pak sby.
jangn tanggung2 sekali berjuang ..ku tau emang berattt untuk indonesia 
krena akar korupsi di indonesia sebesar negaranya.. 
semua berkomlottt jadi maling negara saling melindungi 

Bara, 21/07/2010 14:17:41 wib 

sebetulnya sih bukan cuman institusi pajak yg mengecewakan . kasus 
"sencuri",rekening dut gendut polisi,waduh banyak banget kasus2 kalo 
disampaikan .jangan cuman kecewa kan,langsung aja buat perintah agar ada tindak 
lanjut segera. 

Ario, 21/07/2010 13:58:03 wib 

Ingat Pak SBY..kepemimpinan Bapak bakal dipertanggungjawabkan di 
akheratberjalan luruslah..sesuaikan pidato Bapak dengan aplikasinya...jgn 
hanya pidato tapi tidak ada aplikasinya..tindak tegas siapa pun dia.Jangan 
takut Allah SWT pasti menolong orang2 yang lurus..sudah sangat berakar korupsi 
di Indonesia,walaupun sulit pasti ada jalan selama kita mau dan terus 
berusaha... 

Rakyat kecil, 21/07/2010 13:47:01 wib 


1 
2 
3 



[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Fw: [nasional-list] Kami Ingin Membuka Kebohongan SBY

2010-07-16 Terurut Topik Alex Simanjuntak


--- On Mon, 7/5/10, awind  wrote:


From: awind 
Subject: [nasional-list] Kami Ingin Membuka Kebohongan SBY
To: nasional-l...@yahoogroups.com
Received: Monday, July 5, 2010, 10:36 AM


  




http://suaramerdeka .com/v1/index. php/read/ layar/2010/ 07/03/568/ Kami-Ingin- 
Membuka-Kebohong an-SBY
 
 

Wawancara
03 Juli 2010 | 21:07 wib
Haris Rusly:
Kami Ingin Membuka Kebohongan SBY 


Bayu G Murti
MENYIKAPI rekomendasi Tim Delapan yang menyebut dugaan adanya praktik mafia 
hukum dalam kriminalisasi terhadap dua pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi 
(KPK), Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membentuk Satuan Tugas Pemberantasan 
Mafia Hukum dengan Keputusan Presiden Nomor 37 Tahun 2009.
Belum genap delapan bulan, dari dua tahun masa kerja, keberadaan Satgas 
digugat. Satgas dinilai hanya membawa kepentingan Presiden dalam penegakan 
hukum dan menjadi bagian dari politik pencitraan . Kini Kepres pembentukan 
Satgas di-judicial review atau diuji materi ke Mahkamah Agung (MA) oleh Haris 
Rusly. Anggota petisi 28 ini menilai, satgas tidak ubah institusi kehumasan 
yang hanya melakukan konferensi pers. Bagaimana pandangan Haris soal Satgas. 
Apa alasan apa dia mengajukan judicial review? Berikut petikan wawancaranya.
 Apa alasan Anda mengajukan uji materi?
 Ada tiga alasan, yakni filosofos, historis, dan yuridis. Secara filosofis, 
kita tengah menghadapi persoalan pokok terkait politik kenegaraan. Di antaranya 
telah terjadi tumpang tinding kewenangan antara institusi kenegaraan, terutama 
penegak hukum. Jika kita lihat kebelakang lagi, kasus Cicak versus Buaya telah 
cukup menggambarkan terjadi benturan kepentingan dan kewenangan antarinstitusi 
penegak hukum.
Dan bukan hanya institusi penegak hukum, benturan antara institusi juga terjadi 
meluas, baik vertikal maupun horizontal. Contoh benturan vertikal terjadi 
antara presiden dengan gubernur. Ini terjadi saat gubernur tidak menjalankan 
kebijakan pemerintah pusat dengan alasan otonomi daerah.
Seharusnya presiden mampu mengatasi tumpang tindih kewenangan dengan mengambil 
terobosan drastis dengan menata ulang ketatanegaraan. Mafia kasus makin 
berkuasa bukan hanya karena kelemahan institusi penegak hukum, tetapi lebih 
karena terjadi benturan antarinstitusi penegak hukum.
Kedua kami menyampaikan kritik politik penegakan hukum di bawah pemerintahan 
Susilo Bambang Yudhoyono. Kami memandang, yang dilakukan SBY melalui Satgas 
Pemberantasan Mafia Hukum sangat diskriminatif. Satgas hanya bersemangat 
terhadap kasus-kasus yang tidak melibatkan Istana. Sebaliknya dengan kasus yang 
diduga melibatkan Istana, mereka diam. Apakah pernah kita dengar Satgas 
mendorong pembongkaran kasus Century yang menelan uang negara Rp 6,7 triliun? 
Tidak pernah kita dengar bukan?
Kasus dugaan korupsi teknologi informasi Komisi Pemilihan Umum (KPU)? Juga 
tidak pernah kita dengar. Kasus yang diduga melibatkan Jhonny Allen Marbun yang 
sekarang Wakil Ketua Partai Demokrat juga tidak pernah didengungkan oleh Satgas.
Aliran dana ke sebuah yayasan yang dipimpin oleh Djoko Suyanto juga tidak 
pernah diungkap oleh Satgas. Jadi sesungguhnya diskriminasi penegakan hukumlah 
yang kami kritik dengan mengajukan judicial review Kepres Satgas Pemberantasan 
Mafia Hukum. 
Kami menghendaki penegakan hukum yang independen, tanpa pilih kasih dan pandang 
bulu. Jika kita bicara mafia hukum maka central-nya ada tiga. Pertama, 
pengambil keputusan di antaranya politikus busuk di parlemen. Kedua, pengusaha 
hitam yang mengemplang pajak. Dan ketiga penegak hukum yang menjadi bagian dari 
praktik mafia.
Jadi menurut Anda, pembentukan Satgas sama sekali tidak efektif?
Menghadapi lawan yang begitu kuat, seharusnya Presiden SBY sebagai Kepala 
Negara memimpin langsung pemberantasan mafia hukum. Presiden tidak dapat 
mendelegasikan koordinasi dan kepentingan pada sebuat institusi yang sebenarnya 
tidak memiliki kewenangan apa-apa. Namanya saja yang luar biasa hebat, tetapi 
tidak punya kewenangan apa-apa. Tidak punya kewengan untuk menindak dan 
menyidik. Padahal di lain sisi, mafia merupakan sesuatu yang konspiratif, 
tertutup, rahasia, dan ada di semua lini.
Bagaimana bisa memberantas mafia hukum jika hanya dengan institusi konferensi 
pers seperti humas (hubungan masyarakat). Dan ini juga yang menjadi alasan 
judicial review , yakni kami ingin membuka topeng yang menutupi kebohongan 
Presiden SBY. Presiden berusaha menutupi seolah-olah berhasil memberantas mafia 
padahal sesungguhnya sangat diskriminatif.
Secara historis, pembentukan Satgas lahir karena ada dugaan kriminalisasi 
terhadap pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Setelah Antasari, dua 
pimpinan lain, Bibit Samad Riyanto dan Chandra M Hamzah juga 
dikriminalisasikan. Ketika Satgas ini berdiri, maka seharusnya tugas utama 
adalah mengungkap mafia di balik kriminalisasi pimpinan KPK.
Langkah selanjutnya, mengusulkan kepada Presiden untuk men-depoonering kasus 
Bibit-Chanda agar KPK kuat. Kuatnya KPK, dengan segela kewenangannya akan bisa 
di

[Forum-Pembaca-KOMPAS] Golkar Targetkan 30 Persen Suara pada Pemilu 2014

2010-07-16 Terurut Topik Alex Simanjuntak
Tentu dengan visi misi dan segala upaya bergaya endusan dan gigitan TIKUS...
 
 
[ Senin, 05 Juli 2010 ] JAWA POS
Golkar Targetkan 30 Persen Suara pada Pemilu 2014 

Setelah Menang 43 Persen Pilkada 

JAKARTA - Untuk kali pertama Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie menyebut 
target pada 2014. Tidak tanggung-tanggung, partai berlambang beringin itu 
mematok 30 persen suara pemilih secara nasional. Target itu sama dengan yang 
ingin diraih Partai Demokrat.

''Partai Golkar menargetkan 30 persen untuk Pemilu 2014,'' kata Ical -panggilan 
akrab Aburizal Bakrie- di Hotel Ritz-Carlton, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, 
kemarin (4/7). Dia kembali menegaskan target besar Golkar itu dalam Rapat 
Koordinasi Teknis (Rakornis) Partai Golkar wilayah Jawa, Bali, dan NTB.

Partai Golkar optimistis perolehan suaranya bisa didongkrak sampai dua kali 
lipat dari hasil Pemilu 2009 yang hanya 14,45 persen. Rasa percaya diri Partai 
Golkar itu muncul bukan tanpa alasan. Jumlah kemenangan pilkada, mulai 
provinsi, kabupaten, sampai kota, yang diraih sejauh ini cukup signifikan, 
yakni mencapai 43 persen. ''Kami targetkan sampai pilkada selesai mencapai 50 
persen (kemenangan pilkada, Red),'' ujar Ical.

Untuk mencapai kemenangan dalam pemilu dan pilkada, Ical meminta seluruh kader 
Golkar dan struktur partai mengerjakan permanent campaign. Caranya, memberikan 
pelayanan yang baik kepada masyarakat dan selalu menyuarakan kepentingan rakyat.

''Golkar harus bisa menarik hati rakyat sehingga mereka memilih Golkar pada 
2014,'' tegas Ical.

Ketua DPP Partai Golkar Bidang Hubungan Legislatif dan Lembaga Politik Priyo 
Budi Santoso mengatakan, Golkar tidak meniru Partai Demokrat yang juga mematok 
perolehan 30 persen pada 2014. ''Sejak Pak Ical terpilih di Riau, sebelum 
Demokrat ngomong, kami bicara ini,'' katanya.

Priyo mengakui sejak Pemilu 1999, tren suara Golkar memang menurun. Mulai 22,44 
persen pada 1999 turun menjadi 21,58 persen pada 2004 dan terjun bebas ke 14,45 
persen pada Pemilu 2009. Meski begitu, tegas dia, target 30 persen untuk Pemilu 
2014 sangat realistis. Itu mengacu pada jumlah kemenangan pilkada yang 
diperoleh Golkar.

''Pilkada kali ini, secara nasional, menunjukkan tren yang terus naik bagi 
Golkar,'' ujar Priyo. Apalagi, Golkar terus menggarap tiga variabel kunci 
secara optimal. Yakni, konsolidasi, sikap dan pandangan politik, serta 
kaderisasi.

''Kami perhebat seluruh mesin politik. Yang sudah lemah kami ganti dengan yang 
lebih kuat sampai ke pengurus desa,'' jelasnya. Dalam sikap dan pandangan 
politik, lanjut Priyo, partainya juga sengaja memilih sikap yang memihak 
kepentingan rakyat banyak. ''Meski, kadang terpaksa berserempetan atau 
berseberangan dengan policy presiden. Misalnya, dalam soal Century,'' tegasnya. 
(pri/c7/tof)





[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Polri-Tempo Tempuh Jalan Damai

2010-07-16 Terurut Topik Alex Simanjuntak
Damai itu indah juga untuk meneruskan amburadul penegakan hukum dan semua yang 
semu dan aneh dalam "demokrasi" kita. Kalau kita lihat di Korsel, Jepang, 
Australia, NZL dll jelas kecurigaan dengan alasan kuat dalam urusan umum selalu 
diselesaikan pada jalan hukum secara jujur dan adil.
 
Win-win solution bisa digunakan misalnya dalam soal perdata seperti perceraian 
dll. Memang lumayan Tempo tidak dibredel seperti dalam kasus kapal kapan perang 
Jerman Timur dulu, atau dituntut sekian M oleh pembisnis besar. 
Namun solusi "rekening gendut" adalah tengara bahwa jalan masih sangat panjang 
bagi bangsa ini untuk menggapai sistem keadilan yang kompatibel untuk abad 
ke-21 dan kini terpaksa melata terus didalam neokonservatisme feodalistik.
 
Polri VS Tempo
Polri-Tempo Tempuh Jalan Damai 
Laporan wartawan KOMPAS.com Inggried Dwi Wedhaswary
Kamis, 8 Juli 2010 | 13:25 WIB


Inggried Dwi W
Suasana mediasi antara Majalah Tempo dan Polri di Gedung Dewan Pers, Jakarta 
Pusat, Kamis (8/7/2010) 

TERKAIT:


Polri Berharap Dewan Pers Carikan Solusi 
Dewan Pers Mediasi Polri-"Tempo" 
'Tempo' Buka Peluang Hak Jawab 
Pemred 'Tempo' Ditawari Pengawalan TNI 
'Tempo'-Polri Besok Jalani Mediasi 

JAKARTA, KOMPAS.com — Perselisihan antara Polri dan majalah Tempo akhirnya 
menemui penyelesaian. Keduanya menempuh jalan damai setelah dilakukan mediasi 
selama dua jam oleh Dewan Pers di Gedung Dewan Pers, Jakarta Pusat, Kamis 
(8/7/2010).

Awal perselisihan terjadi karena keberatan Polri atas pemberitaan majalah Tempo 
dengan judul "Kapolri di Pusaran Mafia Batu Bara" edisi 14-20 Juni 2010 dan 
sampul edisi 28 Juni-4 Juni mengenai "Rekening Gendut Perwira Polri".

"Kita layak mengucapkan syukur bahwa pada hari ini pihak Polri dan Tempo dapat 
menyepakati persoalan yang selama dua minggu ini jadi pembicaraan. Ini berkat 
kebesaran hati kedua belah pihak, baik Polri maupun Tempo," kata Ketua Dewan 
Pers Bagir Manan dalam jumpa pers seusai mediasi.

Bagir berharap, ke depan tradisi mediasi melalui Dewan Pers akan terus dibangun 
untuk menyelesaikan perselisihan atas pemberitaan suatu media. Salah satu butir 
kesepakatan adalah Polri tidak akan mengajukan tuntutan hukum dan persoalan 
selesai dengan musyawarah dan mufakat.

"Damai itu ternyata indah. Kita tak perlu set back ke belakang. Kami 
mengharapkan ke depan bisa sama-sama menjaga situasi agar masyarakat kita bisa 
tenang melaksanakan aktivitas. Kami penjaga keamanan dan media mengawal 
pembangunan yang butuh ketenangan di masyarakat," kata Kepala Divisi Humas 
Mabes Polri Irjen Edward Aritonang.

Pemimpin Redaksi Majalah Tempo Wahyu Muryadi mengatakan, pihaknya menghargai 
langkah yang ditempuh Polri menyangkut perselisihan pemberitaan yang 
diselesaikan melalui Dewan Pers. "Kami siap mematuhi kesepakatan dan bersedia 
melayani hak jawab Polri," ujar Wahyu.





Editor: msh Dibaca : 4230 



[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Indonesia Bisa Bernasib Seperti Yunani

2010-07-16 Terurut Topik Alex Simanjuntak


Krisis Yunani usai 8 tahun pemerintah neoliberal, data statistik aspal. Jebakan 
utang seperi dinegara kita dijelaskan oleh John Perkins dalam "Confessions of 
an Economic Hitman" (2004). Pemerintah neko-neko berideologi 
neokon-neolib-neofeodal tidak pernah akan dapat tuntas membebaskan negeri dari 
lilitan maut seperti itu.
Indonesia Bisa Bernasib Seperti Yunani 
Rabu, 14 Juli 2010 | 12:23 WIB
 

  
Aktivitas di pelabuhan petikemas Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta (19/1). 
Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini diperkirakan 5,5%, dan dapat mencapai 
6,5% pada 2011, 7% pada 2012. TEMPO/Subekti


TEMPO Interaktif, Semarang- Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi  Partai 
Demokrasi Indonesia Perjuangan Arif Budimanta menilai krisis Yunani juga dapat 
dialami oleh perekonomian Indonesia.  Alasannya,  defisit Indonesia tahun ini  
yang naik  Rp137 triliun  tahun ini , meskipun selisih rasionya menurun.

Menurut Arif, Yunani mengalami krisis dikarenakan kecerobohan pemerintahnya 
dalam anggaran yaitu defisit yang melebihi batas maksimum zona aman sebesar 3 
persen, sekarang sudah mencapai 13 persen. 
"Untuk utang mereka juga gali lubang tutup lubang. Tapi kita susah untuk 
anggaran bisa berimbang, karena utang diperlukan untuk pembangunan," katanya 
dalam diskusi terbatas bertajuk Krisis Eropa, Prospek Pemulihan Ekonomi dan 
Road to Investment Grade di Semarang hari ini.  Total utang pokok Indonesia 
saat ini disebutnya  sebesar US$174 miliar.

Akan tetapi krisis Eropa dinilai Arif tidak memiliki dampak langsung kepada 
perekonomian negara kita. "Neraca perdagangan Indonesia ke Yunani tidak terlalu 
besar,"ucapnya.

Salah satu akibat dari krisis tersebut antara lain adalah pengalihan investasi 
ke pasar di negara berkembang. "Tapi itu bisa berdampak negatif, aliran modal 
asing masuk bisa inflasi tinggi, inflasi tinggi bubble ekonomi bisa pecah kapan 
saja kalo eropa bangun lagi."terangnya.

Untuk mengantisipasi hal tersebut,  Bank Indonesia harus dapat memperkuat 
kebijakan fiskal dan moneternya. Menurutnya, yang terjadi di Eropa bisa 
dijadikan benchmark kebijakan fiskal moneter indonesia. "Kebijakan fiskal 
dengan asumsi makro (pertumbuhan defisit fiskal,defisit APBN, suku 
bunga,inflasi) harus mencerminkan keadaan nyata di masyarakat ,"paparnya. 
Cara lain, papar Arif, adalah dengan memotong anggaran rutin belanja negara 
yang besarannya adalah 55 persen.

RIRIN AGUSTIA 




[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Fw: Freeport Produksi Uranium Secara Diam-diam

2010-07-16 Terurut Topik Alex Simanjuntak
Penguasa terus mengekalkan status quo pengurasan kekayaan alam Indonesia, bukan 
"dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat", menyalahi UUD RI 1945 Bab 
XIV, Pasal 33 (3)

--- On Wed, 7/14/10, GELORA45  wrote:


From: GELORA45 
Subject: [nasional-list] Freeport Produksi Uranium Secara Diam-diam
To: "GELORA_In" 
Received: Wednesday, July 14, 2010, 2:18 AM


  



 

Freeport Produksi Uranium Secara Diam-diam
Rabu, 14 Juli 2010 06:50 WIB | Ekonomi & Bisnis | Bisnis | Dibaca 119 kali

Jayapura (ANTARA News) - Freeport diduga menggali bahan baku uranium secara 
diam-diam sejak delapan bulan silam, kata Yan Permenas Mandenas S.Sos Ketua 
Fraksi Pikiran Rakyat Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi Papua kepada ANTARA di 
Jayapura, Selasa, di ruang kerjanya.

"Kegiatan ini dilakukan secara tersembunyi dan telah berlangsung cukup lama," 
ungkapnya yang juga anggota Komisi C DPRDP.

Ia menambahkan, Freeport telah mencuri hasil kekayaan masyarakat Papua dan 
membohongi pemerintah dengan hasil tambang yang disalurkan lewat jaringan 
pipa-pipa bawah tanah.

"Selain emas, uranium juga diproduksi oleh Freeport," tambahnya.

Informasi ini menurutnya, didapatkan dari sejumlah masyarakat dan karyawan 
Freeport di Timika.

"Selain karyawan dan masyarakat, saya juga mendapat laporan dari sumber yang 
dapat dipercaya," tandasnya.

Hal ini sangat disayangkan mengingat pajak yang didapatkan dari perusahaan emas 
terbesar didunia ini, hanya berjumlah Rp30 milyar pada tahun lalu.

Mandenas juga mengeluhkan, bahwa dewan belum bisa bergerak karena terkendala 
masalah klasik, yaitu belum ada alokasi dana untuk turun ke lapangan.

"Kami belum bisa ke lapangan karena terkendala dana," katanya. (PSO-185/K004)








[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Presiden: Langkah Ekonomi Indonesia Tepat

2010-07-16 Terurut Topik Alex Simanjuntak
Setuju sekali Pak Gedearka, sudah dari 1967 RI menjalankan sepenuhnya sistem 
ekonomi dan politik yang bertentangan dengan UUD 45. Sekarang tetap saja sistem 
politik neokonservatif diteruskan untuk mengabdi sepenuhnya pada kepentingan 
modal raksasa global. Neoliberalisme marak terus di negeri ini, isme yang jelas 
jemelas berdampak pada krisis ekonomi global terkini. Data ekonomi makro dapat 
tampak indah, namun periuk nasi rakyat kecil akan terus saja melemah kalah 
karena kesenjangan memang jadi substansi esensial dari sistem yang tidak 
berkibklat pada bangsa dan rakyat. Bangkit adalah solusi satu-satunya!

--- On Tue, 6/29/10, awind  wrote:


From: awind 
Subject: [nasional-list] Presiden: Langkah Ekonomi Indonesia Tepat
To: nasional-l...@yahoogroups.com
Received: Tuesday, June 29, 2010, 7:53 AM


  




Pak SBY benar bahwa langkah ekonomi Indonesia tepat mengikuti komando pemilik 
modal, Bank Dunia maupun IMF. Sayangnya kalau dilihat dari UUD 45 yang asli 
justru bertolak belakang. 
 
http://www.antarane ws.com/berita/ 128738/ presiden- langkah-ekonomi- 
indonesia- tepat
 


Presiden: Langkah Ekonomi Indonesia Tepat
Selasa, 29 Juni 2010 09:32 WIB | Peristiwa | Umum | Dibaca 383 kali

Ankara (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan sejauh ini 
langkah ekonomi yang diambil oleh Indonesia untuk mengatasi krisis keuangan 
global 2008 dan mencegah krisis lainnya dinilai sudah tepat.

Hal tersebut disampaikan oleh Presiden dalam keterangan pers kepada wartawan di 
Ankara, Turki, Senin (29/6) malam pukul 21:00 waktu setempat atau pukul 01:00 
WIB Selasa (29/6).

"Indonesia meski selama 2009-2010 memberi stimulus fiskal namun tetap dilakukan 
secara hati-hati. Akibat paduan itu maka keadaan ekonomi baik, tidak terjadi 
ledakan pengangguran, inflasi terjaga dan demikian indkator ekonomi lainnya," 
kata Presiden.

Penjelasan Presiden tersebut terkait dengan hasil KTT G-20 di Toronto, Kanada 
yang menyatakan bahwa setiap negara G-20 berkomitmen untuk mencegah dan 
mengatasi krisis ekonomi melalui berbagai cara yang diserahkan kepada 
masing-masing negara karena kondisi setiap negara berbeda.

"Nampak dalam pembahasan para pemimpin dunia bahwa semangat yang ada adalah 
benar-benar menuntaskan proses pemulihan ekonomi pasca krisis. karena itu yang 
seolah-olah akan terjadi dua kubu seperti yang diberitakan, tidak terjadi," 
kata Presiden.

Dua kubu yang dimaksud Presiden adalah adanya kemungkinan negara-negara yang 
mengatasi krisis dengan melakukan pemotongan anggaran untuk mencegah defisit 
anggaran yang tajam seperti yang dilakukan Inggris dan beberapa negara Eropa 
lainnya.

Sementara kubu yang lain adalah negara-negara yang tetap memberikan stimulus 
ekonomi melalui anggarannya meski beresiko anggarannya mencapai defisit yang 
cukup tinggi atau diatas 2,5 persen dari total anggaran.

"Tidak adanya kubu itu karena kita sepakat agar pemulihan ekonomi tuntas dan 
sukses maka bagi negara masih melakukan stimulus fiskal dengan tujuan agar 
lapangan pekerjaan tercipta kemudian demand terjaga bisa dibenarkan," katanya.

Ia menambahkan, "Demikian pula negara yang melakukan defisit cut tidak di 
salahkan karena bila belanjut sangat tidak sehat (bila terus defisit-red) ."

Presiden mengatakan para pemimpin di G-20 sepakat ada tujuan kembar pemulihan 
ekonomi sehingga semua sepakat bahwa keadaan masing-masing negara berbeda 
sehingga untuk mencapai tujuan kembar itu bisa dilakukan dengan berbagai cara 
sesuai dengan kondisi masing-masing negara.

"Tujuan pertama pemulihan ekonomi dan satunya adalah upaya mencegah krisis 
baru," tutur Presiden.

Menurut Kepala Negara, forum G-20 juga menyatakan bagi negara maju yang 
mengalami suprlus ekonomi diminta untuk berkontribusi terhadap upaya global 
dalam pemulihan dan pencegahan krisis.

"Kesimpulan saya, apa yang kita terapkan saat ini sudah tepat," kata Presiden. 
Kepala Negara mengatakan dalam G-20 di Toronto juga disepakati peran dan fungsi 
masing-masing negara termasuk tenggat waktu kapan harus dipenuhi.

"Semua pemimpin sepakat agar segera menuntaskan perundingan putaran Doha dan 
juga sepakat agar semua kesepakatan dan konsensus yang telah disepakati pada 
pertemuan-pertemuan sebelumnya dapat dijalankan," kata Presiden.
(P008/A024)

COPYRIGHT © 2010
Ikuti berita terkini di handphone anda http://m.antaranews .com
Simpan dan akses berita ini dari HP anda dengan kode QR dibawah ini.
 








[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Fw: Acara Ribka Tjiptaning Dibubarkan Lagi

2010-07-16 Terurut Topik Alex Simanjuntak

--- On Tue, 6/29/10, Mira Wijaya Kusuma  wrote:


From: Mira Wijaya Kusuma 
Subject: [nasional-list] Acara Ribka Tjiptaning Dibubarkan Lagi
To: "sastra pembebasan" , "Wahana News" 
, inti-...@yahoogroups.com
Received: Tuesday, June 29, 2010, 11:47 AM


 







Polhukam


Acara Ribka Tjiptaning Dibubarkan Lagi
Senin, 28 Juni 2010 - 18:10 wib

Ribka Tjiptaning (kanan). (Foto: Koran SI)

SUKABUMI – Kegiatan sosial yang digelar Ketua Komisi IX DPR RI Ribka Tjiptaning 
kembali dipermasalahkan. Kali ini terjadi di Kecamatan Warungkiara, Kabupaten 
Sukabumi.

Tim medis yang diterjunkan Tjiptaning terpaksa menghentikan kegiatan pengobatan 
gratis karena diduga dipersulit oleh aparat kecamatan dan desa setempat.

Keterangan yang dihimpun, menyebutkan penghentian kegiatan pengobatan gratis 
yang digelar Ribka Tjiptaning itu terjadi di Kampung Cilandak, Desa Sirnajaya, 
Senin (28/6/2010), sekira pukul 10.00 WIB.  Saat dihentikan, kegiatan bakti 
sosial tengah berlangsung dengan jumlah warga yang berobat mencapai 200 orang.

Menurut Humas Tim Pengobatan Gratis, Andi Suherlan, kegiatan pengobatan gratis 
terpaksa dihentikan, karena pihak pemerintahan kecamatan dan Desa Sirna Jaya 
meminta tim medis Ribka Tjiptaning menandatangani sebuah surat pernyataan di 
atas materai.

Mendapati hal itu, tim medis menolak memenuhi permintaan Camat Warungkiara Eri 
Estanto dan memutuskan untuk menghentikan kegiatan pengobaan gratis. 

“Kami harus menandatangani surat pernyataan bahwa kegiatan yang digelar bukan 
malapraktik. Ini sangat berlebihan, sebab tim medis yang diterjunkan adalah 
tenaga profesional yang kegiatannya diawasi serta mendapatkan penugasan 
langsung Ketua Komisi IX DPR yang membidangi kesehatan. Kami jelas menolak 
menandatangani surat itu,” kata Andi.

Sementara itu Ketua Komisi IX DPR RI Ribka Tijptaning mengatakan, kegiatan 
bakti sosial pengobatan gratis ini merupakan ungkapan terima kasih kepada warga 
Sukabumi yang telah memilihnya kembali menjadi wakil rakyat.

Kegiatan tersebut telah berlangsung selama kurang lebih satu bulan dengan 
target kegiatan seluruh kecamatan di Kabupaten dan Kota Sukabumi. “Apa saya 
salah jika ingin mengucapkan terima kasih dan memberikan sesuatu yang terbaik 
buat warga Sukabumi yang telah memilih saya. Sepertinya berlebihan kalau saja 
kegiatan bakti sosial ini dianggap salah dan dipersulit. Ini adalah murni 
niatan saya dalam membantu warga,” paparnya panjang lebar.

Wakil Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi Asep Wahyu Nb mengungkapkan, kekecewaannya 
terhadap sikap dan tindakan Camat Waringkiara yang telah mempersulit 
pelaksanaan pengobatan gratis. Padahal sejauh kegiatan yang digelar Ribka 
Tjiptaning tersebut berdasarkan permintaan warga.

“Di beberapa kecamatan kegiatan itu sudah berjalan mulus. Saya sangat kecewa 
jika pemerintah kecamatan dan desa mempersulitnya, sebab kondisi warga saat ini 
sangat membutuhkan kegiatan-kegiatan seperti itu,” ujarnya.

Asep yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPD PDIP Jawa Barat  mengatakan 
tindakan camat tersebut diindikasikan telah memarginalkan salah satu partai 
politik.

Sementara itu Camat Warungkiara Eri Estanto mengaku tidak penah membubarkan 
atau menghentikan kegiatan pengobatan gratis Tjiptaning. Namun dia mengaku, 
saat kegiatan berlangsung, pihaknya meminta agar ada penjelasan tentang tim 
medis yang diterjunkan.

“Saya hanya ingin ada kejelasan siapa dan dari mana saja tim medis yang 
diterjunkan, sebab bagaimanpun ini menyangkut nyawa orang banyak. Surat 
bermaterai yang saya tawarkan itu hanya solusi agar jika terjadi sesuatu dapat 
dipertanggungjawabk an,” kilah Eri.(Toni Kamajaya/Koran SI/ram)


Sumber: http://news. okezone.com/ read/2010/ 06/28/339/ 347511/acara- 
ribka-tjiptaning -dibubarkan- lagi








Information about KUDETA 65/ Coup d'etat '65, click: http://www.progind. net/  
http://sastrapembeb asan.wordpress. com/










[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Inilah Polisi yang Disebut Memiliki Rekening Gendut

2010-07-16 Terurut Topik Alex Simanjuntak
Inilah Polisi yang Disebut Memiliki Rekening Gendut   
Selasa, 29 Juni 2010 | 07:58 WIB
 

  
Polisi yang dituduh memiliki rekening gendut dan melakukan transaksi 
mencurigakan


TEMPO Interaktif, Jakarta - Markas Besar Kepolisian RI menelusuri laporan 
transaksi mencurigakan di rekening sejumlah perwira polisi yang dilaporkan oleh 
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). Berikut ini sebagian 
dari transaksi yang dicurigai PPATK itu.

1. Inspektur Jenderal Mathius Salempang, Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan 
Timur
Kekayaan: Rp 8.553.417.116 dan US$ 59.842 (per 22 Mei 2009)

Tuduhan:
Memiliki rekening Rp 2.088.000.000 dengan sumber dana tak jelas. Pada 29 Juli 
2005, rekening itu ditutup dan Mathius memindahkan dana Rp 2 miliar ke rekening 
lain atas nama seseorang yang tidak diketahui hubungannya. Dua hari kemudian 
dana ditarik dan disetor ke deposito Mathius.

"Saya baru tahu dari Anda."
Mathius Salempang, 24 Juni 2010


2. Inspektur Jenderal Sylvanus Yulian Wenas, Kepala Korps Brigade Mobil Polri
Kekayaan: Rp 6.535.536.503 (per 25 Agustus 2005)

Tuduhan:
Dari rekeningnya mengalir uang Rp 10.007.939.259 kepada orang yang mengaku 
sebagai Direktur PT Hinroyal Golden Wing. Terdiri atas Rp 3 miliar dan US$ 100 
ribu pada 27 Juli 2005, US$ 670.031 pada 9 Agustus 2005.

"Dana itu bukan milik saya."
Sylvanus Yulian Wenas, 24 Juni 2010


3. Inspektur Jenderal Budi Gunawan, Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan 
Kepolisian
Kekayaan: Rp 4.684.153.542 (per 19 Agustus 2008)

Tuduhan:
Melakukan transaksi dalam jumlah besar, tak sesuai dengan profilnya. Bersama 
anaknya, Budi disebutkan telah membuka rekening dan menyetor masing-masing Rp 
29 miliar dan Rp 25 miliar.

"Berita itu sama sekali tidak benar."
Budi Gunawan, 25 Juni 2010


4. Inspektur Jenderal Badrodin Haiti, Kepala Divisi Pembinaan Hukum Kepolisian
Kekayaan: Rp 2.090.126.258 dan US$ 4.000 (per 24 Maret 2008)

Tuduhan:
Membeli polis asuransi pada PT Prudential Life Assurance Rp 1,1 miliar. Asal 
dana dari pihak ketiga. Menarik dana Rp 700 juta dan menerima dana rutin setiap 
bulan.

"Itu sepenuhnya kewenangan Kepala Bareskrim."
Badrodin Haiti, 24 Juni 2010


5. Komisaris Jenderal Susno Duadji, mantan Kepala Badan Reserse Kriminal
Kekayaan: Rp 1.587.812.155 (per 2008)

Tuduhan:
Menerima kiriman dana dari seorang pengacara sekitar Rp 2,62 miliar dan kiriman 
dana dari seorang pengusaha. Total dana yang ditransfer ke rekeningnya Rp 3,97 
miliar.

"Transaksi mencurigakan itu tidak pernah kami bahas."
(M. Assegaf, pengacara Susno, 24 Juni 2010)


6. Inspektur Jenderal Bambang Suparno, Staf pengajar di Sekolah Staf Perwira 
Tinggi Polri
Kekayaan: belum ada laporan

Tuduhan:
Membeli polis asuransi dengan jumlah premi Rp 250 juta pada Mei 2006. Ada dana 
masuk senilai total Rp 11,4 miliar sepanjang Januari 2006 hingga Agustus 2007. 
Ia menarik dana Rp 3 miliar pada November 2006.

"Tidak ada masalah dengan transaksi itu. Itu terjadi saat saya masih di Aceh."
Bambang Suparno, 24 Juni 2010





[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Politikus PDIP Akan Adukan FPI ke Komnas HAM

2010-07-16 Terurut Topik Alex Simanjuntak

Politikus PDIP Akan Adukan FPI ke Komnas HAM 
Minggu, 27 Juni 2010 | 23:17 WIB

  
Ratusan anggota Front Pembela Islam melakukan long march saat melakukan aksi 
tolak Ahmadiyah dijalan MH Thamrin, Jakarta, (27/8). Foto: ANTARA/Jefri Aries
 


TEMPO Interaktif, Jakarta --Politikus PDI Perjuangan, Ribka Tjiptaning, 
mengatakan akan melaporkan Front Pembela Islam kepada Komisi Nasional Hak Asasi 
Manusia dan Markas Besar Kepolisian RI besok.
 
Ribka akan mengadukan perlakuan anggota FPI terhadap dirinya dan anggota Dewan 
Perwakilan Rakyat lain di Banyuwangi, Kamis (24/6) lalu.
 
Ribka akan mendatangi Komnas HAM pada pukul 10 pagi. Selanjutnya, Ribka akan 
mengadu ke Markas Besar Polri pada pukul 12.00 siang. "Anggota DPR saja bisa 
diserang, apalagi rakyat biasa," kata Ribka, yang juga Ketua Komisi Kesehatan 
DPR kepada Tempo, Minggu (27/6).
 
Pengaduan ke Komnas HAM, menurut Ribka, tujuannya untuk melaporkan dugaan 
pelanggaran HAM. Sedangkan pengaduan ke Polri untuk memprotes pembiaran polisi 
atas insiden di Banyuwangi. "Masak polisi kalah wibawa," kata Ribka.
 
Menurut Ribka, pengaduan ini merupakan pengaduan pribadi sebagai warga negara. 
Meski begitu, Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan juga mendukung langkah Ribka. 
PDI Perjuangan akan mengusulkan kepada Komisi Hukum DPR untuk memanggil Kepala 
Kepolisian RI. "DPR sebagai institusi seharusnya merasa dilecehkan," kata Ribka.
 
Anggota FPI Banyuwangi dan sejumlah organisasi lainnya membubarkan acara 
sosialisasi kesehatan gratis oleh Komisi IX DPR di Banyuwangi. Mereka menuduh 
acara tersebut merupakan ajang temu kangen mantan anggota Partai Komunis 
Indonesia. ARYANI KRISTANTI






[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Pengamat Sesalkan Masuknya Aktivis ke Demokrat

2010-07-16 Terurut Topik Alex Simanjuntak



Dibawah bendera PD Ulil AA akan makin PD untuk (NEO)LIBERALISASI Islam? 
Pengamat Sesalkan Masuknya Aktivis ke Demokrat
Polkam / Jumat, 18 Juni 2010 14:47 WIB


Metrotvnews.com, Jakarta: Pengamat Politik dari Universitas Indonesia Boni 
Hargens menyesalkan banyaknya aktivis lembaga swadaya masyarakat dan pengamat 
yang masuk dalam kepengurusan Partai Demokrat 2010-2015. Padahal, kata Boni, 
selama ini Demokrat sering menjadi sasaran kritik mereka.

“Mereka yang selama ini berjuang dengan mengatasnamakan rakyat dan kerap 
mengkritik pemerintahan saat ini justru bergabung dengan pemerintahan tersebut. 
Saya khawatir mereka selama ini berjuang bukan untuk kepentingan rakyat, tapi 
hanya untuk mendapatkan jabatan,” ujar Boni ketika dihubungi wartawan di 
Jakarta, Kamis (17/6) malam.

Kemarin, Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum mengumumkan skuad 
partainya. Sejumlah aktivis dan pengamat masuk kepengurusan Demokrat. Di 
antaranya Ulil Abshar Abdalla, Rachland Nashidik, Andi Nurpati dan Ferry 
Juliantono. Bagi Boni, perjuangan mereka ternyata untuk meraih jabatan.

Boni memperkirakan, alasan lain yang mungkin menjadi pertimbangan para aktivis 
dan pengamat untuk bergabung ke Demokrat karena kebuntuan atas perjuangan 
selama ini. Mereka kemudian mengalami krisis energi. Ini dimanfaatkan oleh 
Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan Partai 
Demokrat.

Melihat struktur kepengurusan partai yang dipimpin duet Anas Urbaningrun-Edhie 
Baskoro, Boni menilai SBY masih akan berkuasa. Banyaknya orang luar yang masuk 
ke dalam kepengurusan dipastikan akan membuat loyalitas terhadap partai menjadi 
minimal.

“Memang saat ini semuanya seperti menghamba pada SBY karena kekuasaannya itu. 
Namun, perilaku orang yang menghamba seperti itu tidak ada bedanya dengan 
orang-orang yang menjilat Soeharto di era orde baru. Ketika Soeharto 
dijatuhkan, mereka pun ramai-ramai meninggalkan. Ini nampaknya akan terjadi 
pada SBY kelak. Bagaimana mereka mau loyal pada SBY, jika pada ideologi yang 
mereka pegang saja mereka tidak bisa loyal,” kata Boni.(Andhini)



KOMENTAR [4]



Cecep, Jumat, 18-Juni-2010

Selama negara karut marut dan perut sering larut kurang kenyang ya memang 
ideologi yang paling pragmatik kan tertuang pada semboyan "MAJU TAK GENTAR 
MEMBELA YANG BAYAR".
Diimbuhi pendidikan dan pelayanan kesehatan yang ditelantarkan makin banyak 
sesama warga yang pasrah pada penguasa seperti jaman voc dulu yang dibantu oleh 
penguasa lokal. Tapi baik sekali masih ada pakar, pengamat dan politisi yang 
ingatkan warga bahwa evolusi sosial yang darwinistik yang penuh banget dengan 
predator ini tidak baik, tidak sehat, buat warga yang 250 juta. Acungan dua 
jempol buat pak Boni Hargens!Pasalnya banyak pakar yang juga menghamba dan 
menyebarkan ideologi perut-karierisme neoliberal demi hidup hedonis
konsuntip untuk tujuh turunan kedepan..

miftah, Jumat, 18-Juni-2010

itulah realitas politik, mungkin sudah mnjadi "taqdir", jaman dulupun begitu
Karena kata kunci politik itu " tak ada kawan maupun lawan yang abadi". 

Aan, Jumat, 18-Juni-2010

inilah yang dinamakan perjuangan berdasar IDEOLOGI PERUT !

Aan, Jumat, 18-Juni-2010

inilah yang dinamakan perjuangan berdasar IDEOLOGI PERUT !




[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] BP agrees to $20 billion fund for spill claims

2010-07-16 Terurut Topik Alex Simanjuntak


Sikap tegas Obama harusnya menjadi suri teladan untuk para penguasa pengusaha 
sekarang di Indonesia dalam menangani berbagai bencana ekologi oleh korporasi. 
Atau memang masih ada "perbedaan peradaban" antara kedua negara? 




BP agrees to $20 billion fund for spill claims
17 June 2010 | 09:12:49 AM | Source: AFP 


BP agreed to pay $20 billion into a fund to meet mounting oil spill claims, as 
US President Barack Obama won key concessions from company bosses in 
high-stakes talks. 

Obama demands BP compensation fund 



Locals welcome Obama's BP condemnation 
BP to pay for recklessness: Obama 
Obama compares oil spill to 9/11 attacks 
Add your comment 

   
Flanked by somber looking BP executives on the White House steps, chairman 
Carl-Henric Svanberg said no more shareholder dividends would be paid this year 
as the company meets the bill from the Gulf of Mexico disaster.
   
The Swede insisted BP did care about the "small people" most affected by 
America's worst environmental disaster and in a surprise move announced it 
would set up a 100-million-dollar foundation to help unemployed rig workers.
   
"We have made clear from the first moment of this tragedy that we will live up 
to all our legitimate responsibilities," a conciliatory Svanberg said, adding 
that compensation claims would be handled "swiftly and fairly."
   
"We will look after the people affected, and we will repair the damage to this 
region, the environmental damage to this region and to the economy."
   
The British energy giant will pay into the escrow account over the next four 
years, and it will be overseen by prominent lawyer Kenneth Feinberg, who 
managed compensation claims by victims of the September 11, 2001 terror attacks.
   
A panel of three judges will hear appeals of Feinberg's decisions over the 
fund, which is designed to meet the claims of all individuals and businesses 
harmed by the spill.
   
"BP has agreed to contribute 20 billion dollars over a four-year period at a 
rate of five billion dollars per year, including five billion dollars within 
2010," a White House statement said.
   
"This account is neither a floor nor a ceiling on liability," the statement 
said, adding BP would not seek to take advantage of the 75-million-dollar 
federal liability cap for oil companies.
   
The announcements represented a major victory for Obama, who has been under 
fire over his handling of the disaster, which has raised questions about his 
leadership and threatened to damage his presidency.
   
Reading a statement moments before BP bosses exited the White House, the 
president stressed that 20 billion dollars was not a cap for the company's 
liability, but was quick at the same time to try to reassure investors.
   
"I'm absolutely confident BP will be able to meet its obligation to the Gulf 
Coast and to the American people. BP is a strong and viable company and it is 
in all of our interests that it remain so."
   
But the scale of the company's financial woes was hinted at by an announcement 
Wednesday from chief financial officer Byron Grote that it planned to offload 
10 billion dollars of assets.
   
Analysts said BP, which has already spent some 1.6 billion dollars battling the 
spill and made a profit of around 14 billion dollars in 2009, should be strong 
enough financially to weather the storm even if it has to borrow more.
   
"Regardless how the payments mechanically happen, BP has the financial strength 
to fund it," said Jason Gammel of Macquarie Research. "They have enough cash 
flow and quality assets that will allow it to fund that type of liability."
   
US experts estimate between 35,000 and 60,000 barrels of oil a day are still 
spewing into the waters off the Louisiana coast, after an April explosion sank 
an exploratory deepwater drilling rig operated by BP.
   
A massive slick is now threatening the coastlines of four southern US states, 
and has crippled the fishing and tourist industries -- vital economic lifelines 
for the region.
   
BP is currently containing an average of 15,000 barrels a day of oil, which is 
now being siphoned up to two processing ships on the surface, but hopes to 
increase that significantly in the coming weeks.
   
The leak is not expected to be permanently capped until August, when one of two 
relief wells being drilled is complete.
   
Svanberg attended Wednesday's talks with BP chief executive Tony Hayward, along 
with a battery of lawyers from both the British energy giant and the US Justice 
Department and US administration. But White House officials said there was no 
mention of any Justice Department investigation into the spill.
   
The meeting came the day after Obama used an Oval Office address to the nation 
to try to persuade Americans to embark on a "national mission" on clean energy 
and end its century-long addiction to fossil fuels.
   
Oval Office speeches are normally reserved for the nation's most somber moments 
such as the announcement of war.
  

[Forum-Pembaca-KOMPAS] Peringatan Harlah Pancasila-Megawati Tentang Keras Dana Aspirasi

2010-07-16 Terurut Topik Alex Simanjuntak

PERINGATAN HARLAH PANCASILA
Megawati Tentang Keras Dana Aspirasi 
Laporan wartawan KOMPAS.com Hindra Liauw
Minggu, 20 Juni 2010 | 10:47 WIB
 
KOMPAS.com/ HINDRA LIAUW
Megawati (kiri) dalam acara gerak jalan memeringati hari lahir Pancasila di 
Plaza Barat Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (20/6/2010). 


TERKAIT:


Megawati Pertanyakan Andi Nurpati 
Megawati Pun Resah Soal Ariel dan Luna 
Megawati Canangkan Juni Bulan Bung Karno 
Tak Ada Koalisi PDIP-Demokrat 
Banteng Dilepas, Jalan Asia Afrika Macet 

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati 
Soekarnoputri dengan tegas menentang usulan dana aspirasi yang kini tengah 
bergulir di Parlemen.

"Terang kami menolak karena yang namanya aspirasi itu kan dari bawah. Tetapi 
ini kok diajukan oleh anggota dewan yang seharusnya mempertanyakan dulu kepada 
konstituennya kalau sekiranya aspirasi itu memang akan dikeluarkan," ujar 
Megawati kepada para wartawan di sela-sela acara gerak jalan memperingati hari 
lahir Pancasila di Plaza Barat Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (20/5/2010).

Mega juga mengutarakan pendapat terhadap besaran dana aspirasi yang dipelopori 
Partai Golkar tersebut. "Saya lihat jumlahnya sudah cukup besar ya? sehingga 
menurut saya banyak hal yang sebenarnya bisa dipergunakan dengan dana 
aspirasi," katanya.

Baginya, dana aspirasi hanya sebutan belaka. Namun, dia ragu apakah uang 
tersebut dapat digunakan secara benar sehingga mendatangkan manfaat. "Hanya 
sebutannya dana aspirasi, tetapi untuk apa kegunaannya? Apakah benar akan 
tercurahkan ke daerah?" tanyanya.

Saat ini dana aspirasi telah masuk dalam catatan Badan Anggaran DPR. Namun, 
dana tersebut berubah nama menjadi program percepatan dan pemerataan 
pembangunan daerah melalui kebijakan kewilayahan yang berbasis pada daerah 
pemilihan. Meskipun demikian, anggota Banggar dari Fraksi PKS, Jazuli Juwaeni, 
mengatakan, dana aspirasi atau apa pun namanya tidak pernah dibahas bersama 
Banggar dan pemerintah.







Editor: Glo Dibaca : 772 



[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Mega Canangkan Juni Bulan Bung Karno

2010-06-14 Terurut Topik Alex Simanjuntak
[ Rabu, 02 Juni 2010 ] JAWA POS
 
Mega Canangkan Juni Bulan Bung Karno 

JAKARTA - Pidato Bung Karno pada 1 Juni memiliki arti sangat penting bagi 
Megawati Soekarnoputri dan PDI Perjuangan. Kemarin (1/6) putri Bung Karno itu 
mencanangkan Juni sebagai Bulan Bung Karno. 

Sebab, sepanjang Juni terjadi tiga peristiwa penting yang berkaitan dengan Bung 
Karno. Pada 6 Juni 1901 sang putra fajar dilahirkan, 1 Juni 1945 Bung Karno 
berpidato tentang Pancasila untuk kali pertama, dan 21 Juni 1970 proklamator 
itu wafat.

Pencanangan tersebut disampaikan dalam acara sarasehan di Gedung Pola, Jakarta. 
Mega hadir di tempat itu setelah menghadiri perayaan 1 Juni di gedung MPR 
bersama Presiden SBY. 

Saat orasi, Megawati menjelaskan pertimbangannya menghadiri peringatan 1 Juni 
di MPR bersama Presiden SBY. ''Saya datang ke MPR dengan suatu alasan yang kuat 
karena kongres partai III telah mengukuhkan ideologi partai kita adalah 
Pancasila 1 Juni,'' katanya. Selain itu, lanjut Megawati, dirinya menghargai 
undangan Ketua MPR Taufik Kiemas yang notabene suaminya sendiri. ''Baik sebagai 
Ketum partai maupun mantan presiden, saya sangat berterima kasih. Karena pada 
waktu-waktu yang lalu, hal itu belum tentu bisa dilakukan dengan baik,'' 
katanya.

Dalam sarasehan tersebut turut berbicara, antara lain, Wakil Ketua MPR 
Hajriyanto Y. Tohari, Katib Syuriah PB NU Yahya Cholil Staquf, Sekjen DPP 
Partai Gerindra Ahmad Muzani, sejarawan LIPI Asvi Marwan, dan pakar hukum tata 
negara Sri Sumantri.

Selain di gedung MPR, Senayan, dan Gedung Pola, Jalan Proklamasi, geliat 
aktivitas dalam peringatan 1 Juni terlihat di Museum Naskah Proklamasi, Jalan 
Imam Bonjol. Acara bertajuk Hari Peringatan Kelahiran Pancasila, Festival Bung 
Karno, itu berlangsung cukup meriah.

Hadir anggota DPR dari PDIP Rieke Dyah Pitaloka dan mantan Menko Perekonomian 
Rizal Ramli. Rieke membacakan pidatonya yang bertajuk Pancasila sebagai 
Kerangka Aksi Kebudayaan.

Meski Megawati hadir di MPR, upacara bendera di Kantor DPP PDIP, Jalan Lenteng 
Agung, tetap diselenggarakan. Dalam upacara yang diikuti ratusan kader DPD PDIP 
DKI Jakarta itu, Ketua DPP PDIP Bidang Kesehatan dan Tenaga Kerja Ribka 
Tjiptaning menjadi inspektur upacara. Dia sekaligus membacakan amanat Megawati. 

PDIP Ingin Formal 

Terkait dengan peringatan pidato Bung Karno 1 Juni, Tjahjo menyebut PDIP akan 
mendorongnya menjadi kegiatan kenegaraan dan dilaksanakan setiap tahun di MPR. 
''Pemerintah ke depan diharapkan mempunyai niat diformalkan melalui keppres,'' 
kata ketua Fraksi PDIP di DPR itu.

Mantan Wakil Ketua MPR A.M. Fatwa termasuk yang menolak peringatan 1 Juni 
dilakukan tiap tahun oleh lembaga negara seperti MPR. Sebab, rumusan Pancasila 
yang disampaikan Bung Karno dalam sidang BPUPKI pada 1 Juni berbeda dengan 
rumusan Pancasila yang menjadi bagian dari UUD 1945 yang disahkan pada 18 
Agustus.

''Ada prosesnya, 22 Juni penting juga itu,'' kata Fatwa. Pada 22 Juni, tim 
kecil yang diketuai Soekarno melahirkan rumusan Pancasila yang lebih populer 
dengan sebutan Piagam Jakarta. ''Jadi, yang memperingati 1 Juni sebaiknya PDIP 
saja. Saya dari dulu sering hadir, forum marhaenisme dekat, waktu bersama-sama 
menghadapi otoritarianisme Orba,'' jelasnya.

Meski menolak, kemarin Fatwa memutuskan untuk menghadiri acara tersebut. 
Menurut dia, batalnya penggunaan istilah hari lahirnya Pancasila dan digantikan 
dengan peringatan pidato Bung Karno 1 Jun itu disebabkan pemerintah 
mempertimbangkan banyak masukan.

''Itu (penyebutan peringatan pidato Bung Karno 1 Juni, Red) juga termasuk 
abu-abu. Tapi, perlu saya masuki. Yang penting si­laturahmi politik dan 
persabatan lama saya dengan TK (Taufik Kiemas, Red),'' katanya, lantas 
tersenyum. (sof/pri/c6/tof)





[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Politisi PDIP: Audit Juga Semua Kapolda

2010-06-14 Terurut Topik Alex Simanjuntak
Susno Dibungkam
Politisi PDIP: Audit Juga Semua Kapolda
Rabu, 26 Mei 2010 | 16:42 WIB
 
alie usman/tribunnews.com 
BUNGA DUKA - Anggota DPD RI membawa bunga duka ketika membesuk Komjen Pol Susno 
Duadji di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Senin (17/5/2010). 


TERKAIT:


LPSK Temui Susno di Mako Kelapa Dua 
Susno Tersangka Kasus Pemilukada Jabar 
Polri: Anggota DPR Usir Penyidik 
Polri Punya Petunjuk Suap Susno 
Polri Bacakan Duplik 

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Kabareskrim Komjen (Pol) Susno Duadji hendak 
dibungkam dengan lima kasus supaya tidak menanyi terus soal berbagai 
ketidakberesan di Mabes Polri.

Menurut Trimedya Panjaitan, anggota Komisi III DPR RI dari PDI Perjuangan, lima 
kasus itu, antara lain, pemangkasan dana pengamanan Pilgub Jawa Barat saat 
Susno jadi Kapolda Jawa Barat. 
Lantas, kasus arowana, kasus penyuapan Kepala Dinas Pekerjaan Umum di Bengkulu, 
pengacara, dan lainnya. 
Menurut Trimedya, tidak dapat disangkal selama 30 tahun bertugas di Polri, 
Susno Duadji tentu memiliki kesalahan. "Jika misalnya ditarik ke belakang, ada 
saja kesalahan yang dia lakukan selama 30 tahun bertugas di Polri," kata 
Trimedya di Gedung Nusantara DPR RI, Jakarta, Rabu (26/5/2010).

Trimedia mengatakan, terkait kasus pemangkasan dana Pilkada, seharusnya Polri 
tidak hanya mengusut Susno karena seluruh Kapolda di Indonesia juga terlibat 
mengurusi dana serupa di masing-masing daerahnya.

"Saya termasuk orang yang ingin ada audit untuk seluruh Kapolda, bukan hanya 
Susno. Memang ada anggaran untuk hal tersebut," ungkapnya.

Ia merasa prihatin tindakan Mabes Polri terhadap Susno Duadji. "Seharusnya 
Polri menjunjung tinggi hukum, kasus Susno seperti dipaksakan. Perlu mereka 
tahu, Susno masih bagian dari Polri," jelasnya.

Trimedia menilai, respons dan tindakan Polri saat ini menunjukan adanya upaya 
balas dendam. "Untuk melakukan perbaikan di institusi Polri, Bambang Hendarso 
Danuri melakukan keroyok reserse, tapi kenapa di lapangan belum ada yang 
berubah," sesalnya. (Adi Suhendi)







Editor: yuli   |   Sumber : Tribunnews.com Dibaca : 842 



[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Dari pada Mulyani lebih baik Marsinah

2010-05-13 Terurut Topik Alex Simanjuntak
Dari pada Mulyani lebih baik Marsinah

ANALISA EKONOMI POLITIK
Anto Sangaji
Mahasiswa Doktoral di York University, Kanada
sumber 
http://indoprogress .blogspot. com/2010/ 05/analisa- ekonomi-politik_ 10.html

"9 Mei 1993, di sebuah gubuk di Hutan Wilangan, Nganjuk, ditemukan sebuah mayat 
yang terkapar dengan kondisi sangat mengenaskan. Vaginanya hancur, tulang 
panggul dan lehernya hancur, perutnya luka tertusuk sedalam 20 sentimeter, 
sekujur tubuhnya penuh memar, lengan dan pahanya lecet. Dialah Marsinah…." 
(sumber: Siaran Pers Front Oposisi Rakyat Indonesia dalam Rangka Memperingati 
Gugurnya Marsinah, 8/5/2010)
 
Pembunuhan itu berhubungan dengan aktivitas Marsinah (1969 – 1993), seorang 
buruh dan aktivis buruh di PT, Catur Putra Surya (CPS), Rungkut Surabaya. Dia 
adalah contoh satu dari jutaan tenaga kerja yang dikonsumsi secara murah oleh 
kelas kapitalis dalam sejarah industrialisasi Orde Baru. Beda dengan mahasiswa 
yang perlu mengernyitkan dahi saat mempelajari teori-teori mengeni commodity, 
labour theory of value, working day, etc, Marsinah berhadapan, merasakan, dan 
memahami langsung realitas konkret dari teori-teori itu. Dia dan 
teman-temannya, karenanya, menuntut soal kenaikan upah minimum regional (UMR), 
cuti haid/hamil, dan hak-hak lainnya. Dalam skala pabrik, mereka menentang 
eksploitasi buruh oleh pemilik modal. Senjata mereka adalah pemogokan dan 
demonstrasi. Tuntutan yang secara teoritik akan memangkas keuntungan kelas 
kapitalis.
 
Tetapi, gadis lulusan SMA itu memahami bahwa pabrik bukan ruang terisolasi dari 
dunia di luarnya. Dia mendatangi markas Komando Distrik Militer (Kodim) 
Sidoarjo (5/5/1993), mempersoalkan nasib teman-temannya yang di-PHK di kantor 
militer itu, setelah pemogokan yang mereka lakukan beberapa hari sebelumnya. 
Marsinah menunjukkan bahwa pabrik dan komando teritorial tentara adalah satu 
kesatuan: area di mana perampasan nilai lebih secara terus-menerus hanya 
dimungkinkan di bawah todongan senapan; tempat dia bekerja, sekaligus 
kematiannya. Dalam bahasa lebih abstrak, para teknokrat Orde Baru menyebutnya: 
pertumbuhan (ekonomi) dan stabilitas (politik). Pabrik yang mempekerjakannya 
adalah buah dari kemajuan-kemajuan strategi industrialisasi berbasis pada 
keyakinan ini. Strategi yang menghasilkan sumbangan sektor manufaktur sebesar 
21 persen kepada GDP (1992) seperti dilaporkan Bank Dunia saat itu. Dan yang 
dibanggakan dan menjadi legitimasi rejim Orde Baru dan
 kekuatan-kekuatan imperialis global.
Kekerasan terhadap Marsinah adalah salah satu contoh telanjang kebrutalan 
sistem kapitalisme. Tangan yang terlihat nyata membunuhnya atau pembunuhnya: 
oknum tentara. Peradilan borjuis tidak akan membuka agen besar, institusi 
tentara atau negara Orde Baru, bahkan pada pemerintahan kapitalis baru yang 
menggantikan Orde Baru. Tetapi yang jelas adalah ini: Tangan tersembunyi yang 
membunuhnya adalah kapitalisme. Inilah kekerasan sistemik yang tidak pernah 
lekang oleh waktu dan ruang. Bahkan, setelah kita merayakan demokrasi liberal 
yang menggantikan sebuah pemerintahan paling lalim dalam sejarah dunia abad 20, 
kekerasan itu terus berlanjut. Karena, sebagai sebuah sistem yang berbasis pada 
eksploitasi, nafas sistem ini hanya bisa dipertahankan melalui kekerasan yang 
terus-menerus.

***
Apa hubungannya dengan Mulyani? Marsinah adalah buruh, komoditi yang menjadi 
jantung pertumbuhan kapitalisme. Mulyani adalah ekonom borjuis yang mengesahkan 
sistem itu. Rumit, tetapi ringkasnya, 17 tahun setelah kematian Marsinah, 12 
tahun kediktatoran Orde Baru yang mengeksekusinya sudah tumbang, tetapi sistem 
ekonomi kapitalis yang mengeksploitasinya bergerak semakin progresif. Krisis 
ekonomi 1997, resep-resep neoliberal penyelesaiannya, aneka macam konflik, dan 
ekspansi kapital secara besar-besaran telah melipatgandakan surplus tenaga 
kerja, yang dapat digunakan untuk re-ekspansi kapital secara tiba-tiba dan 
cepat. Itulah faktor-faktor yang melanggengkan penghisapan.
 
Tentang Mulyani, berita tentangnya melimpah-ruah akhir-akhir ini. Dialah 
generasi baru ekonom pelanjut dan penganjur ekonomi kapitalis Orde Baru. Dia 
dibela mati-matian dalam menghadapi partai-partai politik oportunis di parlemen 
dalam kasus ‘Bank Century’. Sebagai sosok yang digambarkan bersih dan sukses 
dalam reformasi birokrasi, Mulyani dibela pasar. Penunjukkannya sebagai salah 
satu direktur pelaksana Bank Dunia, mengundang reaksi negatif pasar di Jakarta. 
Di negeri, di mana korupsi, kolusi, dan nepotisme begitu merajalela – tercatat 
sebagai salah satu negeri terkorup di dunia – dukungan terhadap Mulyani bisa 
dipahami, kendati bukan di situ duduk perkaranya.
 
Ada tiga soal yang perlu dilihat dalam percakapan tentang Mulyani. Pertama, 
para pembelanya sebenarnya berasal dari subjek yang sama. Sebagai sistem yang 
menghisap, salah satu keberhasilan kapitalisme paling vital adalah mencetak 
subyek-subyek yang menerima eksploitasi sebagai sesuatu yang biasa dan 
diperlukan. Subyek-s

[Forum-Pembaca-KOMPAS] KAU: Sri Mulyani Mewakili Kepentingan AS

2010-05-08 Terurut Topik Alex Simanjuntak
Koalisi Antiutang
KAU: Sri Mulyani Mewakili Kepentingan AS
Kamis, 6 Mei 2010 | 18:02 WIB
 
Kompas/Riza Fathoni 
Aksi teatrikal aktivis Koalisi Anti Utang di Bundaran Hotel Indonesia (HI) di 
Jakarta. 


TERKAIT:


Selamatkan Lingkungan Kok dengan Utang 
Berutang adalah Praktik Neolib 
KAU Tuntut G-8 Hapus Utang Indonesia 
Utang Luar Negeri Sebabkan Kedaulatan Ekonomi Terampas
 

JAKARTA, KOMPAS.com - LSM Koalisi Antiutang (KAU) menilai Bank Dunia telah 
melecehkan kedaulatan politik dan hukum Indonesia dengan menunjuk Sri Mulyani 
Indrawati  sebagai Managing Director Bank Dunia. 
 
Tindakan tidak terhormat Bank Dunia tersebut terjadi di tengah berjalannya 
proses hukum oleh KPK terhadap Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati atas 
keterlibatannya dalam kasus bailout Bank Century sebesar Rp 6,7 triliun. 
Koordinator KAU, Dani Setiawan, dalam keterangan persnya di Jakarta, Kamis 
(6/5/2010), menyebutkan, proses politik di DPR RI tanggal 20 Maret 2010 telah 
menyatakan ada yang salah dalam kebijakan Sri Mulyani dan bekas Gubernur Bank 
Indonesia Boediono sehingga harus diproses hukum. 
 
"Penunjukan Sri Mulyani merupakan tindakan intervensi yang sangat kasar oleh 
Bank Dunia untuk menyelamatkan menteri keuangan yang mewakili kepentingan 
Amerika dan negara-negara G7 di Indonesia," kata Dani Setiawan. 
Dani menyatakan, Amerika Serikat sebagai pemegang tunggal hak veto di Bank 
Dunia patut diduga berada di balik keputusan yang merendahkan harkat dan 
martabat bangsa Indonesia ini. 
 
Modus seperti ini bukanlah yang pertama kali. Tindakan serupa dilakukan Bank 
Dunia pada tahun 2004 terhadap seorang pejabat negara tersangka kasus korupsi 
proyek privatisasi PT Jakarta International Container Terminal (JICT). 
Pejabat tersebut diangkat menjadi utusan negara-negara ASEAN di Bank Dunia 
selama dua tahun hingga akhirnya kasus hukumnya “dipetieskan.” 
Menurut Dani, Sri Mulyani merupakan bagian dari kelompok Mafia Berkeley yang 
memiliki jaringan internasional yang kuat dan meluas seperti USAID, IMF, Bank 
Dunia, dan Bank Pembangunan Asia. 
 
Karena itu, lanjutnya, mudah dimengerti bila keputusan Bank Dunia mengangkat 
Sri Mulyani sebagai direktur pelaksana erat kaitannya dengan tekanan politik 
dan kasus hukum yang sedang dihadapi Sri Mulyani di dalam negeri. 
"Kami mencurigai ada skenario menyelamatkan Sri Mulyani dari jeratan kasus 
hukum di dalam negeri dengan bantuan Bank Dunia," katanya. 
 
KAU juga mendesak agar KPK terus melanjutkan proses hukum terhadap Sri Mulyani 
dan Boediono serta mengabaikan tekanan dan intervensi dari pihak asing. "Kepada 
DPR, kami juga mendesak agar menyatakan protes keras atas tindakan Bank Dunia 
yang telah melecehkan kedaulatan politik dan hukum di Indonesia," ujarnya. KAU 
juga mendesak agar DPR meminta Presiden SBY menghormati proses hukum terhadap 
Sri Mulyani dan Boediono. (hasanuddin aco)







[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Laporan HRW tentang HAM dan Pasal Pencemaran Nama Baik

2010-05-08 Terurut Topik Alex Simanjuntak

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2010/05/laporan-human-right-watch-tentang-ham.html
 
 
Rabu, 05 Mei 2010



Laporan Human Right Watch tentang HAM dan Pasal Pencemaran Nama Baik 


Cabut Undang-undang yang dapat Mempidanakan Kritik!

Gugatan pencemaran nama baik merupakan senjata ampuh bagi orang-orang yang 
ingin membungkam kritik di Indonesia. Seharusnya pemerintah memberikan dukungan 
kepada para pengungkap fakta dan menjamin kebebasan terhadap mereka yang 
mengemukakan pendapat secara damai, bukan malah menghukumnya.
Elaine Pearson, wakil direktur Asia untuk Human Rights Watch


Cabut Undang-Undang yang dapat Mempidanakan Kritik 

Siaran Pers Human Rights Watch terkait publikasi ”Kritik Menuai Pidana :
Konsekuensi Hak Asasi Manusia Dari Pasal Pencemaran Nama Baik di Indonesia” 
(Turning Critics into Criminals The Human Rights Consequences of Criminal 
Defamation Law in Indonesia)

Sumber : http://www.hrw.org/

Siah unduh pula :

Ringkasan dan Rekomendasi : Feature Foto (PDF, 650.3 KB)
Laporan selengkapnya



Pasal-pasal yang mudah dimanfaatkan untuk membelenggu kebebasan berekspresi
May 3, 2010 

(Jakarta) - Pemerintah Indonesia harus mencabut sejumlah undang-undang yang 
memberi peluang gugatan pidana kepada para aktivis, wartawan, konsumen dan 
lain-lain yang mengkritik pejabat publik dan tokoh masyarakat, menurut Human 
Rights Watch dalam laporan terbaru yang terbit hari ini.

Laporan 91 halaman dengan judul "Kritik Menuai Pidana: Konsekuensi Hak Asasi 
Manusia dari Pasal Pencemaran Nama Baik di Indonesia," mendokumentasikan 
berbagai kejadian di mana pasal-pasal pencemaran nama baik, fitnah dan 
penghinaan digunakan untuk membungkam kritik terbuka. Berbagai tuntutan pidana 
pencemaran nama baik diajukan kepada mereka yang melakukan demonstrasi 
menentang korupsi, penulis surat pembaca yang mengeluhkan penipuan, pengaduan 
resmi terhadap penguasa, serta wartawan yang menerbitkan pemberitaan seputar 
masalah sensitif.

"Gugatan pencemaran nama baik merupakan senjata ampuh bagi orang-orang yang 
ingin membungkam kritik di Indonesia," ujar Elaine Pearson, wakil direktur Asia 
untuk Human Rights Watch. "Seharusnya pemerintah memberikan dukungan kepada 
para pengungkap fakta dan menjamin kebebasan terhadap mereka yang mengemukakan 
pendapat secara damai, bukan malah menghukumnya."

Dari sebagian besar kasus pencemaran nama baik yang diulas dalam laporan ini, 
gugatan pidana dipakai guna melawan balik terhadap mereka yang mengungkap 
dugaan korupsi, penipuan atau penyimpangan oleh pejabat pemerintah dan tokoh 
berpengaruh. Dalam proses penyidikan, pihak berwenang melakukan berbagai taktik 
intimidasi dan kriminalisasi terhadap para tergugat.

Salah satu kasus, Kantor Kejaksaan Agung mengajukan tuntutan pidana kepada 
aktivis anti-korupsi yang menengarai ada ketakcocokan dalam perhitungan dana 
yang dihimpun Kejagung dari kasus-kasus korupsi yang ditanganinya. Awalnya 
polisi tak memproses tuntutan ini, tapi sembilan bulan kemudian, setelah para 
aktvis menyerukan Kapolri mengundurkan diri dalam kampanye anti-korupsi, mereka 
kemudian dipanggil terkait pengaduan pencemaran nama baik. 

Prita Mulyasari dipenjara selama tiga minggu, terpisah dengan anaknya yang 
masih kecil, dan menghadapi tuntutan penjara selama 12 bulan dalam proses 
pengadilan pidana, hanya karena mengirim surat elektronik kepada koleganya yang 
mengeluh layanan medis yang dia terima. Bersihar Lubis, wartawan senior, 
divonis melakukan pencemaran nama baik dan dijatuhi hukuman percobaan karena 
menulis kolom opini yang mengkritik keputusan kejaksaan agung melarang buku 
pelajaran sejarah diedarkan ke sekolah-sekolah.

Proses penyidikan dan pengadilan mengakibatkan dampak yang dramatis bagi 
kehidupan mereka yang dituduh melakukan pencemaran nama baik, menurut Human 
Rights Watch. Beberapa di antara mereka kehilangan dan kesulitan mencari 
pekerjaan, bahkan sama sekali tak mendapatkannya. Sebagian lagi mengalami 
hambatan dalam bekerja selama menjalani proses persidangan, yang dapat 
berlangsung beberapa tahun. Beberapa mengatakan hubungan pribadi dan 
profesional menjadi tegang atas stigma yang mereka hadapi dari proses 
pengadilan atau hukuman. Sementara tergugat seperti wartawan Risang Bima Wijaya 
harus mendekam di penjara.

Human Rights Watch menjabarkan bagaimana pasal-pasal pencemaran nama baik 
menghantui keinginan masyarakat untuk mengungkapkan pemikiran dan pendapat 
kritis. Sebagaimana Risang Bima Wijaya mengatakan kepada Human Rights Watch, 
"Ini menjalar kepada para jurnalis ketika mereka tahu [tentang hukumannya]."

Pada 2008, parlemen dan pemerintah Indonesia memberlakukan Undang-Undang 
Informasi dan Transaksi Elektronik, yang mengandung ancaman lebih berat terkait 
pencemaran nama baik melalui internet. Ia mengatur hukuman penjara lebih lama 
serta jumlah denda lebih besar - meningkatkan ancaman jauh lebih berat bagi 
warga negara yang mengekpresikan pikiran dan pendapat melalui online. Inilah 
yang dihadapi Prita M

[Forum-Pembaca-KOMPAS] Sejuta Facebookers Dukung Susno Duadji

2010-04-12 Terurut Topik Alex Simanjuntak
Sejuta Facebookers Dukung Susno Duadji
Senin, 12 April 2010 | 21:16 WIB
 
KOMPAS IMAGES/DHONI SETIAWAN
Mantan Kabareskrim Mabes Polri Komjen Susno Duadji 


JAKARTA, KOMPAS.com - Penangkapan mantan Kabareskrim Komjen Susno Duadji tak 
hanya mendapatkan reaksi dari kalangan politisi. Dukungan deras kepada Susno 
mengalir melalui Facebook dengan nama "Sejuta Dukungan Untuk Susno Duadji 
Mereformasi Polri".

Kini, Facebookers ramai-ramai mendukung Susno setelah mengetahui Susno 
ditangkap oleh Propam Polri di Terminal Bandara Internasional Soekarno Hatta 
saat akan check up kesehatannya ke Singapura.

"Woi! Pak Presiden! Punya televisi gak? Pernah lihat berita gak? Tuh liat! 
Orang yang bener malah dijemput paksa sama Propam! Itu Susno Duaji! Jendral 
bintang tiga. Masa kayak menangkap rampok saja! Susno itu butuh dilindungi. 
Presiden punya kuasa penuh, Kalo semau lembaga negara memusuhi, siapa yang bisa 
melindungi? DPR juga mental. Ayolah! Apa kata masyarakat nanti," ungkap Galuh 
Sulistyaning dalam wall diskusi "Sejuta Dukungan Untuk Susno Duadji Mereformasi 
Polri", Senin (12/4/2010)

Tidak hanya itu saja, para Facebookers juga memberikan doa kepada Susno Duadji. 
"Tenang Pak Susno kebenaran pasti akan terungkap, doa masyarakat pasti selalu 
menyertaimu. Amin," kata seorang pendukung Susno di Facebook.

Selain dukungan, ada pula yang menganggap bahwa Susno Duaji adalah pahlawan 
untuk bangsa ini. "Pak Susno, engkau adalah pahlawan ku juga negeri ku," kata 
Roman Baihaqie dalam Facebook dukungan tersebut.

Sampai berita ini diturunkan,dukungan Facebookers terus mengalir karena 
keberanian Susno membongkar borok di tubuh Polri, Kejaksaan, hingga hakim.


  __
Looking for the perfect gift? Give the gift of Flickr! 

http://www.flickr.com/gift/

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Oposisi PDI Perjuangan Simbol Kekuatan Rakyat (Suara Pembaruan)

2010-04-12 Terurut Topik Alex Simanjuntak
2010-04-06 
Oposisi PDI Perjuangan Simbol Kekuatan Rakyat

Wacana kini makin termaterialkan. 
Yakni, wacana oposisi atau koalisi yang sedang melanda PDI-P semakin mengental. 
Tak hanya sekadar wacana, pertempuran dalam keluarga besar Ir Soekarno pun 
menjadi situasi nasional yang memanas. Inti dari persoalan adalah tarik-menarik 
opini yang sengaja dimunculkan oleh partai pendukung pemerintahan ke 
tengah-tengah masyarakat terhadap partai oposisi, yakni PDI-P. 

Lahirnya PDI-P merupakan simbol dari kekuatan rakyat (marhaen) yang hendak 
turut serta dalam menentukan kemana arah masa depan bangsa. Penulis sekadar 
mengingatkan—PNI yang didirikan oleh (alm) Ir Soekarno lahir atas upaya si 
tokoh (Soekarno) untuk merangkul suara rakyat, dan marhaenis sebagai 
ideologinya. Ke depan PNI berubah nama namun masih memegang teguh ideologi 
marhaenisnya, yaitu PDI. Tapi karena cela politik yang dilakukan (alm) Soeharto 
untuk membungkam kekuatan rakyat, PDI berubah nama menjadi PDI Perjuangan. 

Nah, dari situlah penulis mengetuk hati nurani jajaran Dewan Pimpinan Pusat PDI 
Perjuangan tetap berpegangan dengan ideologi “oposisi” sebagaimana yang 
diarahkan Megawati Soekarnoputri. Bang TK, panggilan akrab Taufik Kiemas, dan 
Mbak Puan Maharani jangan terus menerus menggesek seperti haus kekuasaan. 

Sangat disayangkan dalam keluarga besar Ir Soekarno ada keretakan akibat ada 
anggota keluarga ditambah jajaran DPP PDI Perjuangan yang ingin berkoalisi. 
Oposisi akan selamanya menjadi keluarga rakyat, yang terus menyuarakan hati 
nurani rakyat—bukan untuk kekuasaan. Apalagi kekuasaannya lalim. Kalaupun 
takdir Tuhan Yang Maha Kuasa, PDI Perjuangan yang memimpin negeri ini 
kembali—itu juga sebagai kekuatan rakyat yang sudah menjelma menjadi bom waktu 
untuk kekuasaan yang zalim kepada rakyat.

Grass root tidak perlu kekuasaan yang munafik seperti saat ini, juga tidak akan 
haus kekuasaan. Rakyat sudah menderita sekali akibat segelintir orang yang haus 
kekuasaan dengan mengendarai kekuatan hukum sehingga rakyat terbungkam, dan 
tidak bisa apa-apa. Penulis menjamin bahwa pemerintah saat ini bukalah kekuatan 
rakyat untuk mengedapankan kepentingan rakyat. Tapi, selebihnya adalah sengaja 
mempermainkan penderitaan rakyat yang bertindak sebagai eksekutif negeri ini. 
PDI Perjuangan, teruslah untuk beroposisi!

Fadli Eko Setiyawan
Masyarakat Pemerhati Sosial, Budaya 
dan Politik Nusantara
Jl Tanah Kusir II Kebayoran Lama, Jakarta Selatan


  __
The new Internet Explorer® 8 - Faster, safer, easier.  Optimized for Yahoo!  
Get it Now for Free! at http://downloads.yahoo.com/ca/internetexplorer/

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Seribu Buruh Pabrik Rokok Jambu Bol Kudus Duduki Pabrik

2010-04-12 Terurut Topik Alex Simanjuntak
Kamis, 08 April 2010 
 

  JAWA POSSeharusnya dalam tripartit, tidak cukup bipartit, dihadirkan wakil 
pemerintah supaya umum ketahui apa saja yang dikerjakan oleh kabinet SBY untuk 
memperbaiki nasib buruh industri, buruh tani dan kaum pekerja umumnya di 
seluruh Indonesia yang sudah amat lama ditindis oleh strategi "pembangunan" 
ultra kapitalistik neoliberal.



  




  Nusantara 


 

[ Kamis, 08 April 2010 ] 
Seribu Buruh Pabrik Rokok Jambu Bol Kudus Duduki Pabrik 

KUDUS - Sekitar seribu buruh Pabrik Rokok Jambu Bol menduduki pabrik yang 
berlokasi di Desa Ngembalrejo, Kecamatan Bae, Kudus, itu kemarin (7/4). Mereka 
mengancam menginap di sana sampai tuntutannya dipenuhi.

Para buruh kecewa karena hasil pertemuan bipartit di dinas sosial, tenaga 
kerja, dan transmigrasi gagal. Kecewa atas kegagalan perundingan tersebut, 
mereka meluapkan dengan berjalan kaki dari kantor instansi itu menuju pabrik.

Selama perjalanan sejauh 2 kilometer tersebut, sejumlah polisi terus mengawal 
mereka. Sepanjang perjalanan mereka terus bernyanyi dan meneriakkan yel-yel.

Aksi yang dilakukan para buruh tersebut sempat menghambat arus lalu lintas 
pantura sekitar 30 menit. Hampir separo ruas jalan jurusan Kudus-Pati itu 
dipenuhi buruh rokok tersebut. Mereka sempat berhenti di depan H Nawawi Rusdi 
yang merupakan salah seorang direktur perusahaan. 

Sarmini, salah seorang buruh, menyatakan rela berjalan dan menginap di pabrik 
demi mengungkapkan tuntutan mereka. ''Sudah sekian lama janji terus diberikan 
kepada kami. Tapi, janji itu tidak pernah ditepati. Kami ingin semua selesai 
dan jelas,'' ungkapnya. 

Selama empat tahun berjalan, dia mengaku nasibnya tidak jelas. Sementara itu, 
perusahaan tidak memberikan kejelasan apakah mereka terus bekerja atau 
dirumahkan (PHK, Red). 

Begitu pula yang diungkapkan Siti Muntaroh, 50. Dia berharap perusahaan segera 
memperjelas statusnya. ''Kalau memang hendak diberhentikan, semua hak kami 
harus diberikan,'' tegasnya. 

Pabrik Rokok Jambu Bol, lanjut dia, mempunyai tanggungan yang cukup besar untuk 
membayar buruh. Sebab, selama ini mereka masih mempunyai tanggungan membayar 
upah, premi, serta jaminan kesehatan. ''Terakhir mendapatkan Rp 58.500 saja. 
Setelah itu tidak mendapatkan lagi. Padahal, kami sudah puluhan tahun bekerja 
di sana. Kami seperti tidak dihargai lagi,'' paparnya. (ris/c5/ruk)


  


  __
The new Internet Explorer® 8 - Faster, safer, easier.  Optimized for Yahoo!  
Get it Now for Free! at http://downloads.yahoo.com/ca/internetexplorer/

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Putin signs energy deals with Chavez on Venezuela visit

2010-04-12 Terurut Topik Alex Simanjuntak
Saturday, 3 April 2010 04:54 UK




BBC News






Putin signs energy deals with Chavez on Venezuela visit 






 
Russia and Venezuela have close ties
Russian Prime Minister Vladimir Putin has signed a series of key energy deals 
with Venezuelan President Hugo Chavez during a visit to the capital, Caracas. 
Mr Chavez said Russia had agreed to help Venezuela with a nuclear power plant 
and on building a space industry. 
However, the Venezuelan leader, a long-time adversary of Washington, insisted 
that "we are not building an alliance against the United States". 
 
Bolivian President Evo Morales was also invited to meet Mr Putin in Caracas. 
 
'Important day'
The BBC's Will Grant in Caracas says Mr Putin is perhaps Venezuela's most 
important visitor since US President Bill Clinton in 1999. 
 
Our correspondent says the Venezuelan government is sending a message that it 
now has other powerful friends who share common bonds in energy, military 
hardware and international relations. 







 We are prepared to begin drawing up the first project for a nuclear power 
generator, obviously for peaceful purposes... We aren't going to make an atomic 
bomb 


Venezuelan President Hugo Chavez
The Russian leader gave Mr Chavez a multi-million-dollar down payment for oil 
exploration rights in the Orinoco River Belt. 
Mr Chavez added: "Russia offers help so that Venezuela can have its own 
industry for the use of outer space. 
 
"We could install a satellite launcher here and a factory. We are already doing 
so with China, but Russia is offering to support Venezuela build its own 
[space] industry." 
In a televised speech ahead of Mr Putin's arrival, Mr Chavez said: "This is a 
truly important day for the country and for Latin America. It is a visit of 
great importance. We are forging, like steel, a new multi-polar world." 
 
At a joint news conference after their meeting, the Venezuelan leader said: "We 
are prepared to begin drawing up the first project for a nuclear power 
generator, obviously for peaceful purposes. 
"We aren't going to make an atomic bomb," he added. 
Venezuela has recently suffered widespread power cuts and is looking to nuclear 
power as a solution.
 
US state department spokesman P J Crowley said that "to the extent that 
Venezuela is going to expend resources on behalf of its people, perhaps the 
focus should be more terrestrial than extraterrestrial". 
The US has expressed concern at Venezuela's purchase of weapons from Russia. 
However, no new deals have yet been announced. 
 
Mr Chavez insisted: "We are not building an alliance against the United States. 
We don't care what Washington thinks." 
Mr Morales was expected to seek Russian loans to purchase military hardware and 
to discuss gas and oil exploration in Bolivia. 




  __
The new Internet Explorer® 8 - Faster, safer, easier.  Optimized for Yahoo!  
Get it Now for Free! at http://downloads.yahoo.com/ca/internetexplorer/

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Ikrar: Pidato Mega Dahsyat

2010-04-12 Terurut Topik Alex Simanjuntak
Ikrar: Pidato Mega Dahsyat
Laporan wartawan WARTA KOTA Gede Moenanto Soekowati
Rabu, 7 April 2010 | 14:07 WIB
 
TRIBUN PONTIANAK/GALIH NOFRIO NANDA
Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri. 


TERKAIT:


Megawati: Terserah Kehendak Rakyat 
Effendy: Ketegasan Mega Tergambar Jelas 
Mega Sentil Politik Pencitraan 
Lagi-lagi, Pidato Megawati Dapat Pujian 
Berkali-kali Suara Mega Bergetar 

DENPASAR, KOMPAS.com — Anggota DPR Shohibul Iman dari Fraksi PKS menyebutkan, 
untuk menjadi partai ideologis bukan pilihan gampang dan mudah. Mengutip 
pernyataan pengamat politik LIPI, Ikrar Nusa Bakti, terdapat PKS dan PDI 
Perjuangan sebagai partai ideologis. 
 
Ciri pertama partai ideologis adalah konsistensi untuk menyejahterakan rakyat. 
"Partai ideologis konsisten dengan posisi itu, bukan kesejahteraan segelintir 
elite, seperti disampaikan Bu Megawati Soekarnoputri (Mega) penuh tantangan dan 
godaan," katanya di Hotel Inna Grand Bali Beach Sanur, Bali, Rabu (7/4/2010). 
Karakter sebagai eksekutif atau anggota parlemen mempunyai karakter berbeda. 
"Elite cenderung pragmatis, maka yang merawat adalah partai yang bersifat 
ideologis. Karena, tanpa itu akan terjadi gap yang jauh," katanya. 
 
Bertemunya PDI Perjuangan dan PKS dari dua kutub berbeda secara ideologis itu, 
dinilai Shohibul, merupakan hal positif. Kedua partai itu dianggap sebagai 
pelopor digulirkannya Pansus Angket Bank Century yang mengakibatkan kerugian 
negara Rp 6,7 triliun. 
 
Sementara itu, Ikrar menyebutkan, pidato yang disampaikan Mega untuk membuka 
Kongres III PDI Perjuangan adalah pidato yang dahsyat. "Pidato itu jujur, 
lugas, apa adanya sehingga semuanya bisa memahami," katanya. 
Ikrar menyatakan, sebuah kenyataan Indonesia masih belum merdeka dan tersandera 
negara lain untuk sebuah kebijakan sehingga pidato itu sangat relevan untuk 
menggambarkan situasi terkini. "Sehingga pidato Bu Mega telah menguras emosi, 
bahkan banyak rakyat, seperti pembantu rumah tangga, tukang becak, buruh, 
petani, yang menonton secara langsung pidato itu ikut meneteskan air mata," 
katanya. 
 
Dengan demikian, menurut Ikrar, siapa saja bisa menangkap pesan penting pidato 
yang disampaikan Mega. "Harus dijabarkan secara nyata, bukan sekadar slogan," 
katanya.


Artikel Sebelumnya

Artikel Selanjutnya


Editor: msh   |   Sumber : Warkot Dibaca : 9538 



  __
Yahoo! Canada Toolbar: Search from anywhere on the web, and bookmark your 
favourite sites. Download it now
http://ca.toolbar.yahoo.com.

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Sikap Oposisi Untungkan PDI Perjuangan di 2014

2010-04-12 Terurut Topik Alex Simanjuntak

Sikap Oposisi Untungkan PDI Perjuangan di 2014   
Rabu, 07 April 2010 | 14:19 WIB
 

  
Kongres PDIP di Sanur Bali. TEMPO/Subekti


TEMPO Interaktif, Denpasar - Sikap oposisi akan menguntungkan Partai Demokrasi 
Indonesia Perjuangan (PDIP) pada Pemilihan Umum 2014. Sebab, sikap itu 
menunjukkan konsistensi ideologis di tengah godaan yang menggiurkan.

Pengamat politik Yudi Latif mengemukakan hal itu dalam Diskusi “Partai Ideologi 
Berjuang untuk Kesejahteraan Rakyat” di sela-sela Kongres III PDI Perjuangan, 
di Sanur, Bali, Rabu (7/4). 
Dia menegaskan, bangsa ini membutuhkan pemimpin yang kokoh dengan pandangan 
yang konsisten di tengah situasi yang makin pragmatis. “Ibaratnya seperti 
karang yang kokoh dalam gelombang lautan yang menghempaskan banyak kapal,” 
ujarnya.
 
Kebutuhan itu sudah terlihat seperti dalam kasus Bank Century dimana 
partai-partai yang lain menjadikan PDI Perjuangan sebagai referensi untuk 
menentukan sikap mereka. Yudi bahkan meramalkan, Partai Demokrat sebagai 
pesaing utama PDI Perjuangan akan mengalami penurunan suara yang sangat drastis 
karena terlalu sibuk dengan strategi pencitraan. “Pada akhirnya orang akan 
melihat pada keteguhan hati bukan hanya statistik dan polesan citra yang 
melankolik,” katanya.
 
Namun Yudi mengingatkan, Pancasila sebagai ideologi partai juga harus 
diterjemahkan dalam aksi lebih riil dan dimengerti oleh rakyat, yakni melalui 
keteladanan kader-kader partai dalam membela masyarakat kecil dan merumuskan 
kebijakan yang pro rakyat. Dia pun mengingatkan, partai harus mampu 
mengkomunikasikan aksi-aksi mereka agar menarik dan dipahami oleh rakyat.

Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI Gayus Lumbuun menyebut, pilihan untuk 
berkoalisi sebagai pilihan strategis memang sempat berkembang. “Itu karena 
keinginan untuk menterjemahkan ideologi melalui kekuasaan,” ujarnya. Tetapi 
dengan pidato Megawati saat pembukaan, sudah jelas pilihannya adalah berada di 
luar pemerintahan dan melakukan kontrol.

ROFIQI HASAN









Berita terkait


Taufiq Kiemas: Wakil Ketua Prioritasnya Kebutuhan   
Maruarar dan Ganjar Ramai Dibicarakan Dalam Kongres   
Enam DPD Usulkan Posisi Wakil Ketua Umum 
Megawati Pukul Telak Kubu Pro Koalisi   
Mega Sindir Politik Pencitraan 


 
 






 



  __
Ask a question on any topic and get answers from real people. Go to Yahoo! 
Answers and share what you know at http://ca.answers.yahoo.com

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Fw:Kongres PDIP: Kemenangan Kubu Ideologis Atas Pragmatisme

2010-04-12 Terurut Topik Alex Simanjuntak


--- On Thu, 4/8/10, awind  wrote:


From: awind 
Subject: [nasional-list] Kongres PDIP: Kemenangan Kubu Ideologis Atas 
Pragmatisme
To: nasional-l...@yahoogroups.com
Received: Thursday, April 8, 2010, 11:21 PM


  




http://www.antarane ws.com/berita/ 1270726289/ kongres-pdip- kemenangan- 
kubu-ideologis- atas-pragmatisme
 

Kongres PDIP: Kemenangan Kubu Ideologis Atas Pragmatisme
Kamis, 8 April 2010 18:31 WIB | Artikel | Pumpunan | Dibaca 372 kali
Akhmad Kusaeni

Sanur, Bali (ANTARA News) - Terpilihnya kembali Megawati Soekarnoputri sebagai 
Ketua Umum PDIP periode 2010-2015 dan pilihan tetap di jalur oposisi di tengah 
godaan untuk berkoalisi, membuktikan kemenangan kubu ideologis atas kubu 
pragmatis di elite partai banteng moncong putih itu.

Jauh-jauh hari sebelum Kongres, sudah tampak adanya pertarungan antara kubu 
ideologis yang diwakili oleh Megawati yang didukung akar rumput partai dengan 
kubu pragmatis yang melekat pada sosok Taufiq Kiemas yang didukung sejumlah 
elite partai. 

Wacana koalisi atau oposisi menjelang kongres mencerminkan kencangnya 
pertarungan internal tersebut. 

Namun, pidato politik Megawati pada pembukaan kongres mengakhiri pertarungan 
wacana itu. Puteri Proklamator RI Bung Karno itu menegaskan sikapnya pada jalan 
ideologi kerakyatan, bukan jalan pragmatisme pada kekuasaan.

Beberapa pengamat yang hadir di Bali seperti Effendi Gazali, Yudi Latif dan 
Ikrar Nusa Bhakti, memuji pidato Megawati itu sebagai sebuah proklamasi tentang 
ideologi kerakyatan. 

Pidato itu ditindaklanjuti dengan pembentukan Majelis Ideologi PDIP yang 
beranggotakan tujuh orang yang berasal dari unsur dewan pimpinan pusat dan 
tokoh partai.

PDIP telah menempatkan diri sebagai partai ideologis. Untuk itu diperlukan 
lembaga yang mewadahi arah gerak dan orientasi serta dinamika PDIP sebagai 
partai ideologis agar sesuai dengan Pancasila 1 Juni 1945. 

Majelis ideologi antara lain bertugas untuk menerjemahkan ideologi menjadi 
program konkret partai. 


Disambut baik 

Penegasan PDIP sebagai partai ideologis dan janji elite partai untuk 
menuangkannya dalam kerja nyata tentu harus disambut baik.

Pembentukan Majelis Ideologi dalam struktur baru kepengurusan PDIP juga perlu 
diapresiasi karena majelis inilah yang bertugas mengejawantahkan 
prinsip-prinsip partai ideologis itu untuk kesejahteraan rakyat yang dikenal 
sebagai "wong cilik".

Ada sejumlah alasan untuk memberi penghargaan atas keputusan PDIP yang 
mengukuhkan diri menjadi partai ideologis. Yang utama adalah fakta bahwa hampir 
tidak ada lagi yang peduli terhadap Pancasila, padahal konstitusi masih 
menyebut Pancasila sebagai ideologi dan falsafah bangsa Indonesia.

Meminjam istilah Prof Azyumardi Azra, "Pancasila nyaris absen dalam wacana dan 
diskusi" di tengah hingar bingarnya pragmatisme yang melanda bangsa Indonesia, 
para elite politik seakan enggan membicarakan Pancasila, apalagi masyarakatnya. 
Pancasila sebagai dasar dan fondasi bangsa seolah disimpan dalam kotak besi 
sejarah. 

Tidak sedikit elite nasional dan calon pemimpin kehilangan jati diri sebagai 
anak bangsa. Berpikir pragmatis demi kepentingan sesaat, tetapi kehilangan masa 
depan karena tidak punya idealisme. Mereka silau terhadap budaya materi dari 
luar dan melupakan keluhuran budaya spiritual bangsa sendiri.

Akibatnya, bangsa ini menjadi bangsa yang gaduh. Korupsi terus merajalela meski 
sudah sedemikian banyak pejabat, anggota DPR, dan tokoh yang ditangkap dan 
masuk bui.

Gebrakan KPK dan Satgas Mafia Hukum bukannya menambah efek jera dan 
menghasilkan penghargaan atas prestasi memerangi korupsi, tapi justru Indonesia 
naik menjadi peringkat nomor satu sebagai negara terkorup di Asia.


Orang mencibir 

Sekarang ini berbicara tentang Pancasila bisa membuat sementara orang mencibir. 
Hal ini karena adanya disparitas dan kesenjangan antara kelima sila Pancasila 
dan realitas dalam kehidupan sehari-hari.

KH Mustofa Bisri pernah melontarkan pernyataan bahwa kehidupan berbangsa dan 
bernegara semakin menjauh dari Pancasila.

Menurut tokoh Nahdlatul Ulama tersebut, kondisi di negeri berketuhanan ini 
sudah seperti tanpa Tuhan. 

Negeri yang berkemanusiaan yang adil dan beradab ini, katanya, sudah seperti 
tidak kenal lagi dengan perikemanusiaan. Persatuan Indonesia sudah seperti 
dilecehkan. Rakyat seperti tidak terwakili meski selalu diatasnamakan. Keadilan 
sosial hanya bagi segelintir orang.

KH Mustofa Bisri pun bertanya, "Masihkah Pancasila menafasi bangsa ini?".

Pertanyaan Mustofa Bisri itu adalah pertanyaan semua anak bangsa ini dan 
Megawati menjawabnya dengan tegas di Kongres III PDIP di Bali. Megawati 
menyerukan agar rakyat, setidaknya keluarga besar PDIP, untuk kembali ke 
ideologi Pancasila. 

Pada titik inilah Megawati dan PDIP mendapat apresiasi. Tapi, seperti diakui 
Megawati sendiri, tantangan bagi PDIP untuk kembali ke jalan ideologis juga 
tidak ringan. 

PDIP harus bekerja dalam situasi psikopolitik "antipartai" dan "antiideologi" . 
Partai nasi

[Forum-Pembaca-KOMPAS] Sikap Politik PDIP Oposisi Lagi

2010-04-12 Terurut Topik Alex Simanjuntak

Selain menjalankan fungsi demokratis berupa kontrol dan penyeimbang, PDI-P 
sangat layak menjelaskan kepada bangsa apa program strategisnya bila 
menang pada 2014 dan akan "harus" mengemban tanggungjawab pemerintahan. 
Dengan mengetahui alternatif itu pemilih akan sangat mudah membedakanannya 
dengan sejumlah program sekarang yang penuh janji gombal dan citra badutan yang 
nyatanya bertentangan total dengan kepentingan bangsa dan wong cilik. 
AS
Sikap Politik PDIP Oposisi Lagi 
Kamis, 08 April 2010 | 03:19 WIB

  
Pendukung Megawati Soekarno Putri melakukan aksi demo di Sanur, Bali (7/4). 
Mereka mendukung Mega untuk kembali menjadi Ketua Umum dan PDI P sebagai partai 
oposisi. TEMPO/Subekti
 


TEMPO Interaktif, Denpasar - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan kembali 
memilih oposisi sebagai sikap politiknya lima tahun ke depan. Hal ini 
dinyatakan Ketua Sidang Komisi Sikap Politik PDI Perjuangan Frans Lebu Raya di 
Kongres III PDIP, Sanur Bali.
 
"PDIP menyepakati oposisi, yang berfungsi untuk melakukan kontrol dan 
penyeimbang. Kira-kira redaksinya begitulah," kata dia di arena Kongres III 
PDIP, Hotel Inna Grand Beach Bali, Sanur, semalam. 

Menurut Frans, seluruh utusan daerah secara tegas menghendaki oposisi karena 
sikap itu sudah dinyatakan dalam kongres lima tahun lalu sebagai sikap politik 
partai. Dan sikap konsisten harus tetap ditunjukkan partai banteng moncong 
putih ini, yang selama ini direspons baik oleh publik. 
 
Karena memilih oposisi, substansinya berarti tidak masuk dalam pemerintahan. 
Tapi partai tidak akan membabi buta dalam arti tidak semua program dan 
kebijakan pemerintah itu bisa ditolak. "Manakala kebijakan dianggap tidak 
berpihak kepada rakyat atau tidak sesuai dengan ideologi partai, PDIP tentu 
punya kewajiban untuk tetap kritis," ujarnya.

Ketua DPD Nusa Tenggara Timur yang sekaligus Gubernur NTT ini menambahkan, 
dalam sidang komisi tidak muncul soal prokoalisi. "Seluruh peserta menghendaki 
dan kemudian hasilnya seperti itu," kata dia.

Aria Bima, selaku Panitia Organizing Committee sekaligus koordinator 
persidangan mengatakan penempatan posisi ini penting karena akan lebih mudah 
mempertanggungjawabkan pada pemilih dan rakyat.
"Oposisi tidak dimaknai hanya sekadar asal beda, tetapi lebih memaknai 
kebijakan dari platform yang cara pandangnya ideologi 1 Juni 1965. "Hal yang 
berkaitan dengan program prorakyat kita dukung 100 persen," kata dia.

MUNAWWAROH 



  __
Looking for the perfect gift? Give the gift of Flickr! 

http://www.flickr.com/gift/

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Buruh Tuntut Pengesahan Sistem Jaminan Sosial

2010-04-12 Terurut Topik Alex Simanjuntak
90% warga Indonesia yang menderita karena kesenjangan sosial seyogianya bersama 
dengan buruh menuntut negara untuk meninggalkan neoliberalisme dan
mulai sungguh sungguh memperbaiki nasib rakyat
 
Ancam Demo Besar-besaran
Buruh Tuntut Pengesahan Sistem Jaminan Sosial
Laporan wartawan KOMPAS Hamzirwan
Minggu, 4 April 2010 | 16:50 WIB


R.A. KHAIRUN NISA
Ilustrasi buruh dari berbagai elemen berunjuk rasa. 


JAKARTA, KOMPAS.com - Isu jaminan kesehatan yang sempat memicu ketegangan namun 
berakhir dengan pengesahan di Amerika Serikat kini menular ke Tanah Air. Ribuan 
buruh akan turun ke jalan berunjuk rasa menuntut pengesahan segera sistem 
jaminan sosial yang komprehensif. 
 
Demikian disampaikan Presiden Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) 
Said Iqbal di Jakarta, Sabtu (3/4/2010). Sebanyak 46 organisasi serikat buruh 
dan kemasyarakatan bergabung dalam Komite Aksi Jaminan Sosial turut mendukung 
aksi nasional yang akan berlangsung di 100 kabupaten/kota dan 20 provinsi 
tersebut. 
 
Aksi akan mengusung tiga isu, yakni menuntut jaminan kesehatan seumur hidup 
bagi seluruh rakyat Indonesia, jaminan pensiun seumur hidup bagi pekerja 
formal, dan badan hukum badan penyelenggaran jaminan sosial sebagai wali amanat 
bukan perseroan terbatas. Aksi akan berlangsung sejak hari Senin (5/4/2010) 
hingga mencapai puncaknya pada Hari Buruh Internasional pada 1 Mei 2010. 
 
Komite Aksi Jaminan Sosial berawal dari keresahan tak kunjung terlaksananya 
amanat Undang-Undang Nomor 40/2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. 
Pemerintah terus mengulur pelaksanaan SJSN dan sampai sekarang malah belum 
menentukan badan penyelenggara jaminan sosial Oktober 2009. 
Pemerintah dan DPR juga harus mempercepat revisi Undang-Undang Nomor 3/1992 
tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Pemerintah harus merevisi sanksi bagi 
pengemplang iuran Jamsostek untuk meningkatkan kepatuhan peserta. 
Sanksi yang selama ini berbentuk penjara enam bulan atau denda Rp 50 juta bagi 
pengemplang iuran Jamsostek dinilai tak lagi menimbulkan efek jera. Iqbal 
mengusulkan agar nilai denda berlipat ganda secara progresif mengikuti jumlah 
iuran yang tertunggak. Denda yang lebih berat juga harus diberlakukan bagi 
pemberi kerja yang telah memotong iuran Jamsostek dari pekerja namun tak 
menyetornya sesuai ketentuan. 
 
Menurut Iqbal, pemerintah tak boleh terus berlindung dibalik perekonomian yang 
belum terlalu menggembirakan untuk menunda pelaksanaan SJSN. Pemerintah harus 
mencontoh sejumlah negara maju yang menerapkan SJSN saat perekonomian mereka 
baru tumbuh. 
 
Sekretaris Jenderal FSPMI Basril Hendrisman mengatakan, Amerika Serikat memulai 
SJSN saat pendapatan per kapita baru 600 dollar AS per orang . Korea Selatan 
yang memulai SJSN saat pendapatan per kapita baru 100 dollar AS per orang kini 
telah memiliki tabungan dana pensiun 240 miliar dollar AS. Adapun Jerman 
memulai SJSN saat jumlah pekerja formal baru 10 persen dari angkatan kerja.


  __
The new Internet Explorer® 8 - Faster, safer, easier.  Optimized for Yahoo!  
Get it Now for Free! at http://downloads.yahoo.com/ca/internetexplorer/

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Obama Menyesal Tunda Kunjungan ke Indonesia

2010-04-03 Terurut Topik Alex Simanjuntak


Obama Menyesal Tunda Kunjungan ke Indonesia
Headline News / Internasional / Jumat, 19 Maret 2010 02:06 WIB


Metrotvnews.com, Washington: Presiden Amerika Serikat Barack Husein Obama 
mengaku sangat menyesal atas penundaan kunjungannya ke Indonesia dan Australia 
Maret ini. Demikian hal itu dikatakan juru bicara Gedung Putih Robert Gibb, 
Kamis waktu setempat atau Jumat (19/3) dini hari. Presiden Obama sangat 
menyesalkan penundaannya ke Indonesia dan Australia hingga Juni mendatang. 

Kunjungan ke Indonesia dan Australia seharusnya menjadi kunjungan pertama Obama 
ke luar negeri pada tahun ini. Kunjungan dimaksudkan untuk memperkuat hubungan 
Amerika Serikat dengan negara-negara Asia Pasifik, guna menghadapi pengaruh 
China yang semakin kuat. 

Penundaan ini merupakan kali kedua. Obama sebelumnya menunda kujungannya ke 
Indonesia dan Australia, yang semula dijadwalkan 18 Maret- 24 Maret menjadi 20 
Maret hingga 26 Maret. Obama menunda kunjungannya karena tengah berupaya 
menggolkan Rancangan Undang-Undang Reformasi Kesehatan di senat dan kongres 
Amerika.(RIZ)











 


DETAIL BERITA [0]


function comment(pages,base_url,id)
{
var xmlHttp;
var frm = 
document.getElementById("news-comment-list");
xmlHttp=GetXmlHttpObject()
if (xmlHttp==null)
{
  alert ("Your browser does not support 
AJAX!");
  return;
}

var 
url=base_url+"/ajax/newsvideo/ajax_comment.php?";
url=url+"pages="+pages;
url=url+"&url="+base_url;
url=url+"&id="+id;
url=url+"&sid="+Math.random();

//frm.innerHTML = "";
xmlHttp.onreadystatechange=function()
{
if(xmlHttp.readyState==4)
{

frm.innerHTML=xmlHttp.responseText;

navigation(pages,base_url,id);
}
}
xmlHttp.open("GET",url,true);
xmlHttp.send(null);
}

function navigation(pages,base_url,id)
{
var xmlHttp;
var frm = 
document.getElementById("navigation");
xmlHttp=GetXmlHttpObject()
if (xmlHttp==null)
{
  alert ("Your browser does not support 
AJAX!");
  return;
}

var 
url=base_url+"/ajax/newsvideo/ajax_navigation.php?";
url=url+"pages="+pages;
url=url+"&url="+base_url;
url=url+"&id="+id;
url=url+"&sid="+Math.random();

xmlHttp.onreadystatechange=function()
{
if(xmlHttp.readyState==4)
{

frm.innerHTML=xmlHttp.responseText;
}
}
xmlHttp.open("GET",url,true);
xmlHttp.send(null);
}

function GetXmlHttpObject()
{
var xmlHttp=null;
try
{
// Firefox, Opera 8.0+, Safari
xmlHttp=new XMLHttpRequest();
  

[Forum-Pembaca-KOMPAS] "Malaysia a Developed Country by 2020"

2010-04-03 Terurut Topik Alex Simanjuntak
Kapan Indonesia akan mengejar kemajuan negara jiran ini?
Wednesday, March 31, 2010 1:07 AM
JAKARTA POST

Malaysia plans revamp of affirmative action 
Eileen Ng ,  Associated Press ,  Kuala Lumpur, Malaysia   |  Tue, 03/30/2010 
1:33 PM  |  Business 
Malaysia's leader on Tuesday unveiled an ambitious economic reform program to 
double income levels in the country and overhaul an entrenched affirmative 
action program for the majority Malays. 

Prime Minister Najib Razak set out a road map to achieve what he called his 
"New Economic Model," which if implemented would be his boldest policy move 
since taking office last year to make Malaysia a developed country by 2020. The 
plan also proposes reducing subsidies and making great strides in raising 
education levels. 

But to achieve all this, Najib, 56, will face enormous political challenges 
from power brokers within his party, who would be loath to antagonize Malays, 
especially with elections due in 2013. Malays form 60 percent of the country's 
28 million people and have long been used to a host of privileges in jobs, 
government contracts, businesses, education and housing among others. 

But critics say the affirmative action program has become a tool for political 
patronage and has mostly benefited rich and well-connected Malays. Because of 
its political connotations, the program is also seen as discriminatory by the 
minority Chinese and Indians. 

The affirmative action program's original objectives are still relevant, "but 
it is time to review its implementation," Najib said in a speech at an 
investment conference. 

He said it will now be need- and merit-based, rather than race-based. "Our 
first priority must be to eradicate poverty, irrespective of race," he said, 
adding that the program would target those who form the bottom 40 percent of 
the income strata. 

"So there will be a renewed affirmative action policy ... It will focus on the 
needs of all our people," he said. Also, the government will no longer tolerate 
practices that support "the behavior of rent-seeking and patronage," he said. 

Najib's plan to reform the economy comes at a time when Malaysia is losing its 
attraction as a low-cost investment destination to other countries in the 
region such as Vietnam and Indonesia. 

Malaysia also suffers from cumbersome bureaucratic procedures in doing 
business. Productivity is falling and there has been little effort to innovate 
and create high-skill industries. 

"We want to see a Malaysia that makes a quantum leap from the current $7,000 
per capita annual income to $15,000 in 10 years," said Najib, who took power in 
April 2009. This can be achieved by raising skill and education levels, he 
said. 

He said some of the other goals of the reforms are: 

- re-energizing the private sector to lead growth 

- develop a quality work force and reducing dependency on foreign labor; 

- create a competitive domestic economy; 

- strengthen the public sector; 

Details on how the goals will be implemented will be announced in the next few 
months once the government has obtained public feedback, Najib said. 

The government's plan to cut fuel subsidies and implement a goods and services 
tax have already been put on hold due to public protests. 

But Najib said a strong political will and the support of all Malaysians is 
needed to pull the country out of its "middle-income trap" and make it a 
developed nation by 2020.


  __
Looking for the perfect gift? Give the gift of Flickr! 

http://www.flickr.com/gift/

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Fw: MEGAWATI DIPREDIKSI MUNDUR JIKA PDIP BERKOALISI

2010-04-03 Terurut Topik Alex Simanjuntak


--- On Tue, 3/30/10, GELORA45  wrote:


From: GELORA45 
Subject: [nasional-list] MEGAWATI DIPREDIKSI MUNDUR JIKA PDIP BERKOALISI
To: "GELORA_In" 
Received: Tuesday, March 30, 2010, 4:16 AM


  




http://www.sinarhar apan.co.id/ berita/content/ read/megawati- diprediksi- 
mundur-jika- pdip-berkoalisi/
Senin 29. of Maret 2010 16:37 
MEGAWATI DIPREDIKSI MUNDUR JIKA PDIP BERKOALISI








Palu,  Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPD PDI Perjuangan Sulawesi Tengah, Lucy 
Semen, memprediksi Megawati Soekarnoputri kemungkinan akan mengundurkan diri 
dari pencalonannya sebagai ketua umum jika Kongres di Bali mendatang memutuskan 
untuk berkoalisi dengan pemerintah. 

"Saya melihat, kalau ternyata Kongres memutuskan PDI Perjuangan berkoalisi 
dengan pemerintah, Ibu Mega akan mundur dari bursa pencalonan," kata Lucy 
Semen, di Palu Senin. 

Dia mengatakan, tidak menutup kemungkinan desakan agar PDI Perjuangan 
berkoalisi dengan pemerintah akan muncul di Kongres PDI Perjuangan, 6-9 April 
mendatang. 

Gejala itu, kata mantan anggota DPRD Kota Palu itu, sudah mulai muncul 
menjelang pelaksanaan Kongres. 

"Kita tidak bisa menutup mata bahwa ada keinginan orang tertentu untuk 
menjembatani koalisi PDIP dengan pemerintah," katanya. 

Dia mengatakan, PDI Perjuangan Sulteng saat ini belum berpikir pentingnya 
koalisi atau tidak, sebab Sulteng kata dia masih fokus ke pemenangan Megawati 
untuk memimpin PDI Perjuangan lima tahun mendatang. 

"Kami sampai sekarang belum ada keputusan apakah mendorong koalisi atau tetap 
oposisi," katanya. 

Tetapi kata Lucy Semen, jika PDI Perjuangan tetap memutuskan untuk menjadi 
partai pengontrol (oposisi) hal itu sangat strategis karena tidak ada lagi 
partai saat ini menjadi partai oposisi. 

"PDIP sampai sekarang masih tetap kritis, ini yang perlu dipertahankan, dan ibu 
Mega tetap konsisten dengan perjuangan itu," katanya. 

Menyinggung soal posisi Taufik Kiemas sebagai ketua MPR, Lucy Semen mengatakan, 
tidak menurunkan daya kritis kader PDI Perjuangan terhadap pemerintah. 

"Dan itu terbukti dengan kasus Bank Century misalnya, PDIP yang pertama 
menyuarakan itu," katanya. (ant)







  __
Ask a question on any topic and get answers from real people. Go to Yahoo! 
Answers and share what you know at http://ca.answers.yahoo.com

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] PDIP Lebih Baik Tetap di Luar Pemerintahan

2010-04-03 Terurut Topik Alex Simanjuntak
[ Jum'at, 26 Maret 2010 ] JAWA POS
PDIP Lebih Baik Tetap di Luar Pemerintahan 

Koalisi Dianggap Masih Perlu 

BOGOR - Meski tak menutup pintu pembahasan opsi koalisi dalam kongres PDIP di 
Bali 6-9 April mendatang, Megawati secara pribadi masih berpegang pada prinsip 
awal. Bagi Megawati, PDIP lebih baik tetap di luar pemerintahan dengan tidak 
mendistribusikan kader untuk duduk di kursi kabinet.

Ketua umum PDIP itu, tampaknya, belum berminat membangun jembatan koalisi 
antara partainya dan pemerintahan SBY. ''Kami berpendapat bahwa itu (berkoalisi 
dengan SBY, Red) bukanlah tujuan,'' kata Megawati setelah menghadiri panen 
bibit padi di Pusat Pemberdayaan Ekonomi Rakyat yang dikelola PDIP di Desa 
Sukajadi, Kecamatan Cariu, Bogor, kemarin (25/3). ''Karena itu, saya masih 
menentukan, kami belum berupaya masuk ke sana,'' imbuhnya. 

Dalam acara tersebut, Megawati didampingi sejumlah pejabat teras PDIP. Mereka, 
antara lain, Theo Syafei, Panda Nababan, Mindo Sianipar, dan Agnita 
Singadikane. Ada juga anggota DPR, seperti Olly Dondokambey, Rieke ''Oneng'' 
Dyah Pitaloka, dan Arif Budimanta.

Megawati merasa kontribusi PDIP dalam mengontrol pemerintahan masih sangat 
diperlukan. Bila ikut bergabung di pemerintahan, dia khawatir PDIP tidak bisa 
lagi menjalankan fungsi kritis itu dengan sepenuh hati. ''Tidak terbayangkan 
kalau semuanya masuk dalam kabinet. Lalu, siapa yang akan menjadi penyeimbang 
untuk yang namanya check and balances itu,'' tegasnya.

Megawati menambahkan, sampai sekarang, tidak ada aturan baku (yang diatur 
perundang-undangan) mengenai keberadaan koalisi dan oposisi. Karena itulah, 
pemilahan tersebut kadang lebih terkesan simbolis. ''Hanya, sepertinya, kalau 
koalisi, dapat bagian di kabinet,'' tuturnya. 

Berbeda dengan Megawati, sang suami, yakni Taufik Kiemas, justru aktif 
mendorong agar PDIP berkoalisi dengan pemerintahan SBY.

Meski berpandangan seperti itu, Megawati kembali menegaskan bahwa pilihan 
koalisi atau oposisi pada akhirnya akan ditentukan dalam kongres. ''Proses itu 
di kongres. Tim kajian telah memberikan masukan. Karena tim tersebut berdiskusi 
secara tertutup, saya tidak bisa membukanya sekarang,'' tandasnya.

Soal posisi wakil ketua umum yang sejauh ini tidak masuk materi kongres, 
Megawati mengembalikan kepada keinginan peserta kongres. Apakah nanti diusulkan 
untuk dibahas atau tidak. ''Apa yang dibahas itu hak peserta kongres,'' katanya.

Megawati enggan berkomentar saat dimintai pandangan mengenai urgen tidaknya 
posisi Waketum itu. ''Bukan saya yang seharusnya ditanya. Karena saya 
penanggung jawab terlaksananya kongres,'' elaknya. 

Pembahasan tim kajian kongres PDIP memang belum mengarah kepada perlunya 
jabatan wakil ketua umum. Draf materi sudah mulai diperbanyak sejak Rabu lalu.

Terpisah, anggota FPDIP Ganjar Pranowo membenarkannya. ''So far (sampai saat 
ini, Red) belum ada. Selama ini pengelolaan organisasi sudah cukup sehingga 
tidak perlu menciptakan (struktur) yang baru,'' kata Ganjar di gedung DPR. 

Menurut dia, meski posisi Waketum tidak lagi dibahas, bukan berarti 
pembahasannya akan ditutup rapat. Tinggal menunggu keinginan daerah, apakah 
memang jabatan itu dibutuhkan oleh PDIP. ''Kalau memang ada, nanti 
dipertimbangkan. Bisa dilakukan rapat komisi per komisi,'' ujarnya. 

Jika ada, lanjutnya, tentu saja harus ada perubahan anggaran dasar dan anggaran 
rumah tangga (AD/ART) PDIP. ''Kalau itu (Waketum) diperlukan, bisa saja 
terjadi,'' jelas Ganjar. (pri/bay/c3/agm)




  __
Looking for the perfect gift? Give the gift of Flickr! 

http://www.flickr.com/gift/

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Megawati: PRESIDEN HARUS SELAMATKAN POLRI

2010-04-03 Terurut Topik Alex Simanjuntak
Megawati: Presiden Harus Selamatkan Polri 

By Hadi Suprapto, Agus Dwi Darmawan - Senin, 22 Maret




 Megawati Saat Acara Dialog Calon Presiden 

VIVAnews - Pernyataan mantan Kepala Badan Reserse dan Kriminal Komisaris 
Jenderal Susno Duadji yang mengungkap adanya 'makelar kasus' di tubuh Polri, 
membuat Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri meragukan keabsahan 
seluruh instansi di negeri ini.
 
Megawati pun menyarankan agar sebaiknya Presiden terjun langsung mengintervensi 
kebenaran dugaan itu dan membersihkan makelar kasus itu.
"Kalau pak Susno sampai menyampaikan hal itu (adanya makelar kasus) harus 
diambil alih Presiden," kata Megawati usai membuka Kongres Daerah ke III PDI 
Perjuangan Wilayah Jakarta, di Ancol, Jakarta, Minggu 21 Maret 2010.
Megawati melihat pernyataan Susno itu dari dua sisi pandang. Pertama bagaimana 
Susno sebagai mantan petinggi di Polri dan kedua pandangan secara pribadi.
 
PDI P berharap masalah ini tidak menjadi perdebatan dan kemudian memunculkan 
istilah-istilah baru seperti cicak vs buaya pada beberapa waktu lalu. Yang 
terpenting menurut Megawati adalah  Presiden harus menyelamatkan instansi itu 
atas hal-hal yang memang dianggap negatif.
"Sebagai mantan Presiden, adanya pernyataan seperti itu maka harusnya instansi 
seperti Polri diselamatkan," ujar dia.
Tapi jangan kemudian hanya terpaku pada satu isntansi saja, karena mungkin saja 
instansi lain dinegara ini juga harus dipertanyakan statusnya kalau berbicara 
betul tentang makelar kasus.
 
Seperti ramai diberitakan, Susno beberapa waktu lalu menyebut inisial beberapa 
pejabat atas adanya dugaan 'jenderal markus' alias makelar kasus di Mabes Polri.
Susno mengatakan itu diketahui ketika dirinya masih menjabat sebagai 
Kabareskrim, pada 2009 lalu, terdapat laporan dari Pusat Pelaporan dan Analisis 
Transaksi Keuangan (PPATK). Laporan itu tentang pembengkakan pembengkakan 
rekening seorang karyawan pajak atas nama Gayus M Tampubolon. Uang dalam 
rekening itu senilai Rp 25 miliar.
 
Namun, dalam penyidikan, uang yang dinyatakan bermasalah adalah Rp 400 juta. 
Sedangkan sisanya, kata Susno, yakni sekitar Rp 24,6 miliar tidak diketahui 
keberadaanya.
Namun demikian, Susno menganggap tim propam bentukan Polri yang dipimpin oleh 
Wakapolri dan Irwasum untuk mengusut kasus ini tidak akan mendapatkan hasil 
maksimal.
 
Karena, kata dia, kasus ini adalah kasus suap yang harus ditangani oleh 
penyidik. "Bukan tim (yang dibentuk), kalau tim itu nanti hasilnya akan 
mengarah pada pelanggaran disiplin," kata dia.
Menurut dia, kasus ini bukan menjadi urusan Wakapolri atau pun Irwasum. 
Sehingga, lanjut dia, tim yang dibentuk untuk mengusut kasus ini tidak akan 
berhasil mengungkap kasus 'jenderal markus' di Mabes Polri.
hadi.supra...@vivanews.com


  __
Yahoo! Canada Toolbar: Search from anywhere on the web, and bookmark your 
favourite sites. Download it now
http://ca.toolbar.yahoo.com.

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] CAFTA, Sebuah Pembuktian Neoliberalisme

2010-04-03 Terurut Topik Alex Simanjuntak








Simpul Untuk Keadilan dan Demokrasi
Edisi: 276 Tahun VI - 2010
Sumber: www.prakarsa-rakyat.org











CAFTA, SEBUAH PEMBUKTIAN NEOLIBERALISME






Oleh Hermawan*




“Menghadapi free trade, globalisasi, kita tidak perlu takut, tidak perlu 
gamang. Globalisasi dan free trade ada ancaman harus kita hadang, kita jawab 
dengan cerdas dan cekatan. Tetapi free trade bila kita bisa manfaatkan akan 
bisa mensejahterakan rakyat…… “ (Cuplikan pidato SBY, Metro TV, 30 Januari 2010)




Pidato SBY yang disiarkan oleh salah satu stasiun televisi tersebut dengan 
jelas mengajak seluruh rakyat untuk “menyetujui” perdagangan bebas atau FTA 
(Free Trade Agreement). Tentunya ini menjawab aksi-aksi massa dari kaum buruh 
di Indonesia yang menolak pelaksanaan CAFTA (China-Asean Free Trade 
Agreement/Perjanjian Perdagangan Bebas China dengan ASEAN, termasuk Indonesia) 
yang muncul secara terus-menerus di Kota Bandung, Surabaya, Semarang, Jakarta 
dan kota-kota lainnya. Di dalam aksi-aksi ini juga mendesakkan pengusutan kasus 
Century dan gagalnya SBY-Budiono dalam 5 tahun 100 hari memimpin Indonesia.


Makna pidato presiden
Bisa kita tangkap dengan jelas, bahwa selain memaksa rakyat untuk menyetujui 
pasar bebas, ternyata SBY sangat paham apa itu pasar bebas dan hambatannya. 
Artinya dia telah berbohong pada publik saat kampanye dulu, yang bilang tidak 
paham akan neoliberalisme. Padahal sangat jelas, pasar bebas adalah ujung 
tombak dari neoliberalisme (kapitalisme). 


Pasar bebas sudah dijadikan program oleh kapitalisme internasional untuk 
menghilangkan hambatan-hambatan bagi akumulasi modal. Salah satu hambatan yang 
ingin dihilangkan melalui pasar bebas adalah peran-peran negara dalam urusan 
rakyat. 


Selain paham akan konsep dan alurnya neoliberalisme, SBY juga paham akan 
dampaknya kepada rakyat. Pun, kalau tidak tahu tentu sudah sadar, 
sesadar-sadarnya bahwa akan merugikan rakyat. Seperti yang sudah tergambar di 
akhir tahun sebelum CAFTA benar-benar dilaksanakan, salah satu media nasional 
memberitakan dampak dari CAFTA yakni Indonesia berpotensi kehilangan pendapatan 
sebesar Rp 35 triliun, tempat sekitar 56 persen di antaranya dari sektor 
tekstil dan produk tekstil. Sementara di Jawa Barat berpotensi kehilangan 
pendapatan sebesar Rp 5,7 triliun dari sektor perdagangan akibat penghapusan 
bea masuk tekstil dan produk tekstil (TPT) asal China pada 2010 mendatang.


Dampak yang disinyalir tersebut masih dalam tataran makro dan akan terus 
berlanjut pada kondisi di lapangan. Tentu sangat memberatkan masyarakat dan 
khususnya kaum buruh Indonesia, karena bagaimanapun CAFTA menjadi pukulan 
tersendiri dan sebelumnya telah dipukul oleh godam besar bernama krisis 
ekonomi. Bila dampak krisis ekonomi global mengurangi pasar ekspor 
internasional dan membuka pasar dalam negeri, maka sebaliknya CAFTA mematikan 
pasar dalam negeri karena digelontor oleh produksi dari luar. 


Dengan CAFTA ini pengusaha kecil dan menengah yang berasal serta berpasar lokal 
dan nasional akan hancur cepat atau lambat. Hanyalah pedagang kelas menengah ke 
atas dan pasar modern yang bisa mengambil untung dari situasi ini. Karena salah 
satu klausulnya adalah dihapuskannya Pedagang Kaki Lima (PKL) dan pasar 
tradisional dalam CAFTA. 


Dampak CAFTA
Saat sekarang secara nyata telah dirasakan dampak dari CAFTA di keseharian 
masyarakat, khususnya buruh. Dengan alasan CAFTA beberapa perusahaan telah 
menyatakan kekurangan order dan kesulitan pemesan dari konsumen dalam negeri. 
Karena alasan tersebut perusahaan yang memproduksi tekstil, garmen, sepatu dan 
makanan melakukan kebijakan :


Pertama, penangguhan Upah Minimum Kota/Kabupaten (UMK) 2010, sehingga 
perusahaan hanya memberikan upah tahun 2009 kepada buruhnya. Tercatat 81 
perusahaan mengajukan penundaan pelaksanaan UMK 2010 dan dari jumlah itu 69 
diizinkan serta 12 ditolak. Sementara secara nasional sudah ada 177 perusahaan 
mendapatkan ijin penangguhan upah dari total 235 perusahaan yang mengajukan 
penangguhan, 33 perusahaan ditolak dan sisanya masih dalam proses. 


Ini baru yang terdaftar, sementara banyak perusahaan yang tidak melaporkan 
kepada dinas tenaga kerja saat melakukan penundaan upah. 


Kedua, pengurangan jam kerja. Di beberapa perusahaan juga telah menerapkan 
pengurangan jam kerja kepada buruh dengan dibuat hanya sebatas 40 jam/minggu. 


Ketiga, pekerja dirumahkan, beberapa perusahaan melakukan kebijakan ekstrim 
dengan me-rumahkan pekerjanya dengan alasan order berkurang. Dari beberapa 
kasus menunjukkan perusahaan melakukan ini sebagai awal mem-PHK pekerjanya, 
sementara beberapa perusahaan melakukan upaya mengalihkan produksi 
(outsourcing) dan mengganti tenaga kerja menjadi berstatus kontrak. 


Keempat, pengurangan pekerja/PHK atau efisensi. Inilah dampak paling ekstrim 
dengan alasan kalah bersaing dan kekurangan order. Tragisnya lagi banyak PHK 
hanya sebagai alasan untuk merubah sistem kerja tetap menjadi 
kontrak-outsourcing. Di beberapa kasus suda

[Forum-Pembaca-KOMPAS] Harta Kepala BPK Melonjak, Terbanyak dari Hibah

2010-04-03 Terurut Topik Alex Simanjuntak
Hibahria! Hibahmania!
Semua hibah dari ybs berindikasi keras ada penyalahan hukum atau juga yang ia 
terima harus dilacak rapi dan tuntas oleh penegak hukum. Tidak cuma akta dan 
notarisnya. Juga bagaimana benda bergerak maupun tak bergerak yang dihibahkan 
itu telah dimiliki oleh pemberi hibah. Jadi pemeriksaan berlapis!
 
[ Rabu, 24 Maret 2010 ] JAWA POS
Harta Kepala BPK Melonjak, Terbanyak dari Hibah 

JAKARTA - Jajaran pejabat Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), termasuk Ketua Hadi 
Poernomo, mengumumkan harta kekayaan mereka di gedung Komisi Pemberantasan 
Korupsi (KPK) kemarin (23/3). Dalam pengumuman tersebut, harta kekayaan Hadi 
terungkap Rp 38,8 miliar. 

Jumlah kekayaan Hadi jauh mengungguli rekan-rekannya sesama pejabat tinggi di 
BPK. Di antara jumlah itu, Rp 36 miliar, kata dia, berasal dari hibah. ''Dari 
Rp 38,8 miliar, yang hibah adalah harta tidak bergerak berjumlah Rp 36 miliar. 
Tetapi, itu hibah pada 1983, 1985, 1987, dan 1990. Itu semua sembilan harta 
berupa tanah dan bangunan,'' papar Hadi saat pengumuman harta kekayaannya. 

Meski jumlah harta hibah milik Hadi cukup mencengangkan dibandingkan dengan 
total hartanya, mantan Dirjen pajak itu menuturkan bahwa semua kekayaannya 
halal. Sebab, semua harta hibah tersebut didapat Hadi dari orang tua, kerabat, 
dan mertua. 

''Semua harta hibah saya ada aktanya. Semua ada notarisnya. Jadi, harta saya 
ini lebih dari halal,'' ujar Hadi. 

Selain besarnya harta hibah, jumlah kekayaan Hadi melonjak Rp 12 miliar dalam 
kurun waktu empat tahun. Berdasar Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara 
(LHKPN) milik Hadi yang dilaporkan pada 14 Juni 2006, kekayaannya saat itu Rp 
26,6 miliar dan USD 50 ribu. Dalam LHKPN yang dilaporkan pada 9 Februari 2010, 
total kekayaannya meningkat menjadi Rp 38,8 miliar. 

Sebelumnya, dalam data LHKPN Hadi Poernomo tertanggal 6 Juli 2001, jumlah 
kekayaannya tercatat Rp 13,8 miliar dan USD 50 ribu. 

Sebelumnya, beredar berita bahwa KPK tengah meneliti harta kekayaan Hadi yang 
dinilai mencurigakan. Itu terkait banyaknya harta hibah yang dia peroleh. 
Namun, hingga kemarin KPK masih mendalami LHKPN milik Hadi. 

Hal itu diungkapkan Wakil Ketua KPK Bidang Pencegahan Haryono Umar setelah 
pengumuman harta kekayaan. ''Saya sudah mendapat laporan dari Direktur LHKPN 
KPK Cahyo Hardianto. Saat ini masih dalam proses verifikasi. Minggu depan akan 
saya tinjau lagi,'' tuturnya. 

Sementara itu, jumlah harta kekayaan pejabat BPK yang naik drastis adalah Ali 
Masykur Musa. Sesuai dengan LHKPN yang dilaporkan pada 5 Februari 2010, harta 
kekayaan Ali sebesar Rp 4,7 miliar dan USD 5.700. Jumlah itu meningkat tajam 
jika dibandingkan dengan LHKPN tertanggal 30 April 2002 yang menyebutkan harta 
kekayaan Ali senilai Rp 803,624 juta dan USD 4.312. 

Mantan ketua KPK yang kini menjadi anggota BPK, Taufiequrachman Ruki, memiliki 
kekayaan paling sedikit bila dibandingkan dengan rekan-rekannya. Berdasar LHKPN 
yang dilaporkan pada 20 Januari 2010, harta kekayaan Ruki tercatat Rp 960,143 
juta dan USD 10.000. Sebelumnya, jumlah kekayaan Ruki sesuai dengan LHKPN 
tertanggal 5 Juni 2008 adalah Rp 956,953 juta dan USD 10.000. 

Anggota BPK lainnya, Teuku Muhammad Nurlif, juga mengumumkan harta kekayaannya 
kemarin. Dia sempat dicecar wartawan terkait aliran dana berupa cek perjalanan 
(travelers cheque) yang diterimanya dari Hamka Yandhu, terdakwa kasus dugaan 
suap pemenangan Miranda Swaray Goeltom sebagai deputi gubernur senior Bank 
Indonesia (BI) pada 2004. Cek perjalanan sebanyak 11 lembar dengan total Rp 550 
juta itu tidak dilaporkan dalam LHKPN tertanggal 30 September 2009. 

Nurlif menuturkan, cek perjalanan tersebut tidak perlu dilaporkan karena dia 
menerima saat menjabat anggota Komisi IX DPR periode 1999-2004. Selain itu, 
lanjut Nurlif, uang itu sudah dikembalikan kepada negara melalui KPK pada 2008. 
''Saya sudah serahkan itu ke KPK. Jadi, tidak dilaporkan di sini (LHKPN),'' 
ujarnya. 

Meski begitu, Nurlif juga tidak melaporkan cek perjalanan itu pada LHKPN Juni 
2004. Menanggapi hal tersebut, Nurlif yang kemarin mengenakan kemeja batik biru 
berkilah. ''Ini sudah tidak sesuai dengan forum,''kelitnya. 

Nurlif menjadi saksi dalam persidangan dengan terdakwa Hamka Yandhu pada Senin 
lalu (22/3). Dalam kesaksiaannya, Nurlif mengatakan telah menerima cek 
perjalanan sebanyak 11 lembar senilai Rp 550 juta. 

Namun, dia berkilah bahwa cek itu tidak terkait pemenangan Miranda, tapi 
bantuan keuangan dari Hamka. Pernyataan politikus dari Partai Golkar itu 
bertentangan dengan berita acara pemeriksaan (BAP) miliknya. (ken/c4/dwi) 


  


  __
Looking for the perfect gift? Give the gift of Flickr! 

http://www.flickr.com/gift/

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Amerika dan Sumber Daya Alam Indonesia

2010-04-03 Terurut Topik Alex Simanjuntak
Kalau malaikat pun menjadi presiden AS, beliau tidak akan mengubah sistem yang 
sangat menguntungkan korporasi raksasa AS. Hanya bangsa Indonesia sendiri yang 
dapat merebut kembali penggunaan SDA nya sesuai dengan UUD 1945. Lalu kapan 
bangsa ini mau tanggalkan mindset bangsa jajahan dan berani menguasai 
aset-asetnya?
 
Bambang Subaktyo - -, Jakarta 
Jumat, 19 Maret 2010 18:58 WIB 
Media Indonesia.com

AMERIKA dan SUMBER DAYA ALAM INDONESIA
Setahu saya, selama puluhan tahun (mungkin sudah 40 tahun) bangsa dan negara 
Indonesia hanya menerima pembagian dari pengerukan SDA-nya oleh 
perusahaan-perusahaan asing dalam bentuk ROYALTI!?
Kenapa bisa begitu?
 
Kapan bangsa ini bisa menasionalisasikan usaha-usaha pengelolaan SDA-nya?
 
Kenapa setelah puluhan tahun, tidak bisa berganti posisi, Indonesia menerima 
hampir keseluruhan hasil SDA itu dan hanya membayar perusahaan-perusahaan itu 
dalam bentuk ROYALTI? ... sampai kapan?
Siapakah yg bodoh ... atau dibodohi selama ini dan siapakah yg culas dalam hal 
ini?
 
Adakah OBAMA berani merubah posisi itu, ataukah dia akan tetap menutup mata 
atas ketidak-adilan yg telah berjalan berpuluh tahun itu?
Yang pernah sy dengar, seorang presiden berencana akan membuat lembaga yg akan 
membahas perubahan besaran Royalti dari 5% menjadi 20%. Kapan akan sampai 90% 
kalau cuma rencana-rencana saja.
 
Sy yakin, ada banyak warganegara yg tidak suka akan ketimpangan bagi-hasil 
selama ini ... dan sy yakin, kalau para wakil rakyat tahu pasti akan hal ini, 
tetapi kenapa mereka terus berdiam diri?
 
Atau mau dibiarkan terus sampai 100 tahun ... sampai SDA itu habis terkuras?


  __
Ask a question on any topic and get answers from real people. Go to Yahoo! 
Answers and share what you know at http://ca.answers.yahoo.com

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Kembali pada Sistem Ekonomi Pancasila

2010-04-03 Terurut Topik Alex Simanjuntak
Sungguh benar! Berdasarkan Pancasila, Indonesia memerlukan berkembangnya 
ekonomi tukar menukar barang dan jasa yang dilengkapi dengan kepedulian saling 
menolong secara sosial dan kerukunan antara semua kelompok masyarakat yang 
diperkuat dalam UU.
 
Suharto, juga sekarang SBY dan nanti mungkin derivat nya seperti Anas U, Andi M 
ataupun lalu Mas Ibas tidak akan hendak mengembangkan ekonomi Pancasila, atau 
ekonomi kerakyatan. Karena terbelenggu sangat erat oleh gebyar dan 
egosentrisme laba sistem kapitalisme ultra-liberal dalam skala global.
 
Disamping pendidikan moral dan lain lain sikap yang positif secara humanistik 
maupun ekologis, ekonomi kerakyatan Pancasila hanya akan diraih bila ada 
kekuasaan politik yang pro negeri, pro bangsa, pro rakyat.
AS

--- On Thu, 4/1/10, Satrio Arismunandar  wrote:







IDEOLOGI Pancasila sebagai jawaban untuk meluruskan kembali jalan reformasi 
tidak sebatas ideologi. Sebab, menurut Guru Besar Fakultas Ekonomi UGM, 
Yogyakarta, Prof Dr Mubyarto, Pancasila pun sudah mewarnai sistem ekonomi yang 
sesungguhnya dirasakan paling tepat untuk mengendalikan sistem perekonomian di 
negeri ini.
 
Sistem ekonomi Pancasila adalah sistem ekonomi etik yang pernah didambakan Prof 
Ace Partadirdja, yaitu sistem ekonomi yang didasarkan pada nilai budaya dan 
ideologi bangsa Indonesia, ialah Pancasila. "Pengalaman pahit krisis moneter 
mulai tahun 1997 meyakinkan kita semua betapa besar arti perekonomian nasional 
yang benar-benar mandiri. Ekonomi mandiri adalah ekonomi yang meskipun tumbuh 
dengan laju relatif rendah, tetapi dalam jangka panjang terjaga 
keberlanjutannya, " ungkap Mubyarto.
 
Kegagalan
Indonesia membangun ekonomi yang berkeadilan- ekonomi Pancasila disebabkan 
kegagalan "budayawan" kita mempengaruhi sukma pembangunan ekonomi negeri ini 
yang sudah terlalu berat ditekankan pada pembangunan materi. Selama 
pemerintahan Orde Baru yang bertekad melaksanakan Pancasila dan Undang-Undang 
Dasar (UUD) 1945 secara murni dan konsekuen, kata Mubyarto, memang ada 
keinginan untuk mewujudkan pemerataan pembangunan dan keadilan sosial. Tetapi, 
keinginan itu tidak pernah terwujud karena strategi pembangunan dan politik 
ekonomi yang dikembangkan didasarkan pada liberalisme.
 
Seperti biasa, persaingan pasar yang liberal selalu dimenangi oleh yang kuat 
(konglomerat) dan melunglaikan yang lemah. Kondisi ini pernah dikritik oleh 
Muhammad Hatta.Walaupun Presiden Soeharto-saat itu-dalam pidatonya selalu 
menyebutkan tekad untuk memajukan ekonomi Pancasila, tetapi tegas Mubyarto, 
keinginan mewujudkan ekonomi Pancasila itu tidak pernah kesampaian. Bahkan, 
bukan hanya tak mewujud, melainkan sistem ekonomi yang dikembangkan semakin 
jauh dari cita-cita ekonomi Pancasila sehingga akhirnya meledak dalam bentuk
krisis moneter.
 
"Pemikiran kembali ke ekonomi Pancasila yang tertunda selama 16 tahun 
(1981-1997) terbukti sangat terlambat. Tercemarlah nama Pancasila dan ekonomi 
Pancasila sehingga orang cenderung alergi dengan istilah ini. Secara 
keliru,orang beranggapan munculnya berbagai masalah sosial, ekonomi, dan budaya 
yang bermuara pada krisis moneter adalah justru karena Indonesia telah 
melaksanakan sistem ekonomi Pancasila. Kesalahkaprahan ini harus diluruskan," 
ungkap Mubyarto lagi.

Ekonomi Pancasila, menurut Mubyarto, bukanlah sistem ekonomi baru yang hendak 
diciptakan untuk mengganti sistem ekonomi yang kini dianut bangsa ini. Bibit 
sistem ekonomi Pancasila sudah ada dan sudah dilaksanakan sebagian masyarakat 
Indonesia, terutama masyarakat pedesaan dalam bentuk usaha bersama berdasarkan 
asas kekeluargaan.
 
Mengapa praktik kehidupan riil dan kegiatan ekonomi rakyat yang mengacu pada 
sistem ekonomi Pancasila ini terseok-seok? "Alasannya jelas, karena politik 
ekonomi yang dijalankan pemerintah bersifat liberal dan berpihak pada 
konglomerat, " ujarnya.
 
Sistem ekonomi Pancasila berpihak pada ekonomi rakyat. Sistem ekonomi 
kerakyatan merupakan subsistem dari sistem ekonomi Pancasila yang diragukan 
oleh teknokrat yang terlalu silau dengan sistem ekonomi kapitalis liberal. 
Dan,memang masih diperlukan "perjuangan" untuk mewujudkan sistem ekonomi 
Pancasila tersebut. PANCASILA memang ditawarkan sebagai "kompas" untuk 
meluruskan kembali jalannya reformasi. Tetapi, yang ditawarkan adalah Pancasila 
yang direvitalisasi sebagai landasan ideologis berbangsa yang terbuka dengan 
tafsiran multikultural dan berasas kerakyatan.

Bukan politik dan penyeragaman. Pancasila "baru" ini didukung dengan
pengembangan moral melalui pendidikan yang dilandasi kepedulian religius dan 
pragmatis, sistem pendidikan yang demokratis dan bermartabat, pengembangan 
intelektual dan massa dalam platform yang jelas di atas nilai yang telah 
dirintis pendiri bangsa ini.
 
http://www.facebook .com/reqs. phpfriend# 
!/?page=1&sk=messages&tid=1239888606075







[Forum-Pembaca-KOMPAS] Tata Cara Pemberhentian Presiden-Wapres

2010-03-17 Terurut Topik Alex Simanjuntak
Tata Cara Pemberhentian Presiden-Wapres 
Senin, 1 Maret 2010 | 12:32 WIB


KOMPAS/DANU KUSWORO
Gedung DPR 

TERKAIT:


Tatib MPR Sepakati Aturan Penggantian Wapres 
Sahkan Tatib, MPR Gelar Sidang Paripurna 

JAKARTA, KOMPAS.com — Setelah melewati rapat yang dinamis, panitia ad hoc MPR 
berhasil merampungkan Rancangan Keputusan MPR RI tentang Peraturan Tatib MPR RI 
dan Kode Etik Anggota MPR. Rancangan ini dinilai strategis karena mengatur tata 
cara pemberhentian presiden dan/atau wakil presiden dalam masa jabatannya. Hal 
ini diatur pada Bab XVII Pasal 102-105 dengan tata cara sebagai berikut: 

1. Pertama, MPR wajib menyelenggarakan Sidang Paripurna MPR untuk memutuskan 
usul DPR mengenai pemberhentian presiden dan/atau wakil presiden pada masa 
jabatannya paling lambat 30 hari sejak MPR menerima usulan.

2. Usulan DPR harus dilengkapi dengan putusan MK bahwa presiden dan/atau wakil 
presiden terbukti melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap 
negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan 
tercela; dan/atau terbukti bahwa presiden dan/atau wakil presiden tidak lagi 
memenuhi syarat sebagai presiden dan/atau wakil presiden.

3. Kemudian, MPR mengundang presiden dan/atau wakil presiden untuk menyampaikan 
penjelasan yang berkaitan dengan usulan pemberhentiannya dalam Sidang Paripurna 
MPR.

4. Apabila presiden dan/atau wakil presiden tidak hadir untuk menyampaikan 
penjelasan, MPR tetap mengambil putusan terhadap usulan pemberhentian presiden 
dan/atau wakil presiden.

5. Keputusan MPR atas usul pemberhentian presiden dan/atau wakil presiden harus 
diambil dalam Sidang Paripurna MPR yang dihadiri sekurang-kurangnya 3/4 dari 
jumlah anggota dan disetujui sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota yang 
hadir.







Penulis: HIN   |  Editor: Glo   |   Dibaca : 4792 


  __
The new Internet Explorer® 8 - Faster, safer, easier.  Optimized for Yahoo!  
Get it Now for Free! at http://downloads.yahoo.com/ca/internetexplorer/

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] PDI-P Sebut 4 Pihak yang Bertanggung Jawab (Bail Out Century)

2010-03-16 Terurut Topik Alex Simanjuntak
BAIL OUT CENTURY
PDI-P Sebut 4 Pihak yang Bertanggung Jawab 
Laporan wartawan KOMPAS.com Inggried Dwi Wedhaswary
Senin, 22 Februari 2010 | 21:46 WIB


KRISTIANTO PURNOMO
Wakil Ketua Pansus Hak Angket Century, Gayus Lumbuun, Selasa (16/2/2010). 
KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO 

TERKAIT:


Pembacaan Pandangan Akhir Fraksi Mundur Lagi 
Idrus Marham: Pertemuan Cikeas Tak Terkait Pansus 
Anis Matta: Koalisi untuk Lanjutkan Reformasi 
Priyo: Lobi Memang Dahsyat Seminggu Ini 
Politikus Demokrat Temui Presiden di Wisma Negara 

JAKARTA, KOMPAS.com — Fraksi PDI Perjuangan menyebutkan empat pihak yang 
dianggap bertanggung jawab atas pengucuran dana talangan Bank Century Rp 6,7 
triliun. Hal itu menjadi salah satu bagian yang akan diungkapkan dalam laporan 
akhir fraksi yang diagendakan pada Selasa (23/2/2010) malam.

Anggota Pansus Gayus Lumbuun mengungkapkan, empat pihak tersebut adalah Bank 
Indonesia, Komite Stabilitas Sistem Keuangan, Komite Koordinasi, dan Lembaga 
Penjamin Simpanan.

"Manajemen Bank Century juga masuk karena kami melihat dugaan kolusi antara 
Robert Tantular yang mewakili Bank Century dan para pejabat instansi sehingga 
melanggar peraturan perundang-undangan," kata Gayus sebelum rapat pleno Pansus 
Angket Kasus Bank Century, Senin (22/2/2010) malam di Gedung DPR, Jakarta.

Gayus menjelaskan, kolusi awal dilakukan dengan Bank Indonesia yang berujung 
pada kebijakan yang menyimpang. "Kemudian lembaga di luar BI memberikan 
dukungan," ungkapnya.

Dia memastikan, PDI Perjuangan akan menyebutkan nama pejabat yang harus 
bertanggung jawab. Namun, berapa nama yang akan disebutkan, Gayus masih enggan 
mengungkapkannya. Pernyataan Ketua Dewan Pertimbangan Pusat DPP PDI Perjuangan 
Taufik Kiemas agar fraksi tak menyebutkan nama, menurutnya, bukan merupakan 
instruksi. "Pak Taufik kan bukan ketua umum. Pak Taufik di MPR," ujar Gayus 
singkat.








  __
The new Internet Explorer® 8 - Faster, safer, easier.  Optimized for Yahoo!  
Get it Now for Free! at http://downloads.yahoo.com/ca/internetexplorer/

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Bawaslu: SBY-Boediono Terima Miliaran dari PT AJP

2010-03-16 Terurut Topik Alex Simanjuntak
Bawaslu: SBY-Boediono Terima Miliaran dari PT AJP
Laporan wartawan Persda Network Abdul Qodir Zaelani
Kamis, 18 Februari 2010 | 14:03 WIB
 
Sriwijaya Post/Syahrul Hidayat 



TERKAIT:


Bawaslu Siap Bantu Pansus Ungkap Century 
Kencangnya Lobi Jelang Akhir Pansus Century  
Pansus Century Harusnya Berani "Tunjuk Hidung" 
"Curhat Fraksi Kesepuluh" di Pansus Century 
Donatur Timses Capres Nasabah Bank Century 

JAKARTA, KOMPAS.com — Pihak Badan Pengawas Pemilu mengungkapkan, hasil audit 
Komisi Pemilihan Umum terhadap pasangan SBY-Boediono menunjukkan ada sumbangan 
dari PT Asuransi Jaya Proteksi atau PT AJP yang mencapai miliaran rupiah dalam 
beberapa tahap.

Jika benar terbukti sumbangan tersebut merupakan bagian dari aliran dana 
talangan Bank Century yang dilakukan secara ilegal, maka itu tergolong dalam 
tindak pidana pemilihan umum (pemilu). Hal itu diungkapkan anggota Badan 
Pengawas Pemilu (Bawaslu) Agustiani Fridelia seusai menemui pimpinan KPK di 
Gedung KPK, Jakarta, Kamis (18/2/2010).

Ia menjelaskan, jika sumbangan dana kampanye PT AJP terkait dengan dana 
talangan Bank Century, maka hal tersebut melanggar Pasal 103 ayat 1 
Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pilpres. Di dalam pasal ini 
disebutkan, peserta Pilpres dilarang menerima sumbangan pihak lain yang berasal 
dari hasil tindak pidana dan bertujuan menyembunyikan atau menyamarkan hasil 
tindak pidana.

Terkait dengan data ini, Bawaslu menyatakan kesiapannya untuk membantu Pansus 
Hak Angket Century DPR RI dalam pengusutan kasus tersebut. "Bahwasanya, kami 
siap memberikan keterangan dan data jika Pansus menginginkan itu," kata 
Agustiani.

Meskipun Bawaslu telah mengetahui ada beberapa sumber dana pada satu pasangan 
peserta Pilpres 2009 terkait kasus Century, badan ini belum bisa 
mengindikasikan bahwa sumber pendanaan tersebut termasuk pelanggaran pemilu. 
"Pasalnya, Bank Century sendiri tidak dikategorikan sebagai perusahaan asing," 
sambungnya.

Lagi pula, jika ada pelanggaran pidana yang dilakukan peserta pilpres, maka hal 
itu menjadi domain kepolisian. "Pembuktian sumber pendanaan yang ada tindak 
pidananya, itu kan penyelidikan dari kepolisian. Kami hanya bisa memberi data, 
ini loh datanya," katanya.


  __
The new Internet Explorer® 8 - Faster, safer, easier.  Optimized for Yahoo!  
Get it Now for Free! at http://downloads.yahoo.com/ca/internetexplorer/

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Megawati: Program Prorakyat Papua Diteruskan

2010-03-16 Terurut Topik Alex Simanjuntak


Potensi kekayaan alam Papua termasuk SDA tambangnya, yang luar biasa kaya, juga 
ekspolitasinya harus cepat dikuasai oleh RI. Hingga bersama dengan SDA 
diseluruh Nusantara dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran seluruh bangsa 
Indonesia, khususnya penduduk Papua. Tepat sekali kata Megawati Soekarnoputri: 
"Sangat disayangkan bila kekayaan alam yang besar ini diambil orang lain"
Megawati: Program Prorakyat Papua Diteruskan
Polkam / Selasa, 16 Maret 2010 17:45 WIB


Metrotvnews.com, Timika: Ketua Umum DPP PDI-Perjuangan, Megawati Sukarnoputri 
meminta Pemprov Papua di bawah kepemimpinan Gubernur Barnabas Suebu tetap 
melanjutkan program prorakyat di wilayah itu untuk mengangkat derajat 
kesejahteraan rakyat Papua.

"Pak Bas (Barnabas Seubu) sudah meletakkan dasar-dasar yang kokoh dalam 
membangun kemandirian rakyat Papua. Kalau rakyat bisa membangun dirinya 
sendiri, itulah esensi dari kemandirian kita sebagai bangsa," kata Megawati 
saat membuka kegiatan Konferensi Daerah (Konferda) ketiga PDI Perjuangan 
Provinsi Papua di Timika, Selasa.

Megawati berpesan semua pemerintah daerah di Papua tidak membuat program 
mimpi-mimpi dan mengawang-awang yang justru pada akhirnya tidak mampu 
diterapkan secara baik. Yang benar adalah program yang sesuai realita dan 
kebutuhan masyarakat Papua.

Presiden RI kelima itu mengatakan pembangunan rakyat Papua yang bermukim di 
kampung-kampung terpencil di pedalaman dan pesisir mutlak dilakukan karena di 
wilayah seperti itulah mayoritas penduduk asli Papua bermukim.

"Potensi kekayaan alam Papua sangat luar biasa. Sangat disayangkan jika 
kekayaaan alam yang besar ini diambil oleh orang lain," ujar putri sulung 
Proklamator Ir Soekarno itu.

Menurut Megawati, jika perekonomian rakyat Papua bisa dibangun dengan baik dan 
dapat ditingkatkan maka tidak mustahil hasil-hasil komoditi masyarakat setempat 
bisa dipasarkan ke negara-negara tetangga seperti Papua Nugini (PNG), Australia 
dan negara-negara di kawasan Pasifik.

Ia mencontohkan, komoditi pertanian seperti patatas (ubi jalar), talas, 
sayuran, udang, kepiting bahkan daging rusa yang banyak terdapat di Wamena, 
Merauke bisa dipasarkan ke luar negeri untuk memenuhi kebutuhan pasar di 
negara-negara kawasan Pasifik yang sebagian besar masih kesulitan pangan.

"Saya sangat mengapresiasi apa yang telah dilakukan Gubernur Papua dan saya 
berharap hal ini dapat diteruskan," ujar Megawati.

Konferda PDI-Perjuangan Provinsi Papua diikuti sekitar 300 peserta dari 22 
Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI-Perjuangan setempat.

Agenda utama konferda kali ini yaitu memilih Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) 
PDI-Perjuangan Provinsi Papua masa bakti 2010-2015. Ada dua kandidat yang akan 
bersaing memperebutkan posisi Ketua DPD PDI-Perjuangan Provinsi Papua yakni 
Komaruddin Watubun yang saat ini menjabat ketua dan Nahor Sibiar yang saat ini 
menjabat Sekretaris.

Rombongan Megawati tiba di Timika pada Selasa siang sekitar pukul 14.50 WIT 
dengan menggunakan pesawat Airfast dari Manado. Megawati didampingi Sekjen DPP 
PDI-Perjuangan, Pramono Anung dan sejumlah pengurus partai berlambang banteng 
moncong putih itu di antaranya Maruarar Sirait.(Ant/BEY)



  __
Yahoo! Canada Toolbar: Search from anywhere on the web, and bookmark your 
favourite sites. Download it now
http://ca.toolbar.yahoo.com.

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Pendekatan, Danjen Kopassus "Sowan" ke Amerika

2010-03-16 Terurut Topik Alex Simanjuntak
Upaya Normalisasi Hubungan Militer RI-AS
Pendekatan, Danjen Kopassus "Sowan" ke Amerika
Senin, 15 Maret 2010 | 12:44 WIB


LEO SUNU
Danjen Kopassus Mayjen Lodewijk F Paulus (keempat dari kiri) didampingi 
sejumlah Komandan Satuan di jajaran Kopassus usai upacara sertijab di 
Makopassus, Cijantung, Senin (15/3/2010). 


JAKARTA, KOMPAS.com — Upaya normalisasi hubungan antara Komando Pasukan Khusus 
atau Kopassus dan militer Amerika Serikat terus dilakukan. Beberapa waktu lalu, 
Komandan Jenderal atau Danjen Kopassus Mayjen Lodewijk F Paulus mengunjungi AS 
guna mengklarifikasi sejumlah persoalan di antara kedua belah pihak.

"Saya memang kemarin selama 10 hari berada di AS dalam rangka normalisasi 
hubungan dengan US Special Forces," kata Lodewijk seusai upacara serah terima 
jabatan sejumlah Komandan Satuan di Makopassus, Cijantung, Senin (15/3/2010).

Ia mengatakan, kedatangannya ke AS secara khusus juga menjelaskan dan 
mengklarifikasi sejumlah reformasi internal di jajaran Kopassus. Hubungan di 
antara kedua pihak memang sempat mengalami fase buruk. Kasus dugaan pelanggaran 
HAM oleh Kopassus disebut menjadi alasan blacklist yang dilakukan oleh militer 
AS. Embargo persenjataan dan ketiadaan kerja sama militer sempat dilakukan AS 
kepada Kopassus.

Meski demikian, Lodewijk mengatakan, penjelasannya kepada militer AS itu 
dilakukan bukan semata untuk meminta agar hubungan kedua belah pihak dibuka 
kembali. "Hasil itu pada level yang lebih tinggi masih diproses. Kita tunggu 
saja," katanya.

Menurut Lodewijk, Kopassus merupakan pasukan elite Indonesia yang tidak 
bergantung pada militer negara lain mana pun. Tanpa AS, kata dia, Kopassus juga 
masih menjalin kerja sama dengan militer sejumlah negara sahabat lainnya. "Saya 
kan ke sana hanya jelaskan masalah normalisasi. Partner kita masih ada yang 
lain, Singapura, Thailand, Australia, Korea, dan China," tuntasnya.


Artikel Sebelumnya

Artikel Selanjutnya


Penulis: C11-09   |   Editor: Glo Dibaca : 9042 


Sent from Indosat BlackBerry powered by  

    Font: A A A 













Ada 7 Komentar Untuk Artikel Ini. Kirim Komentar Anda 




bejo priuk 


Senin, 15 Maret 2010 | 16:26 WIB
kemanapun sebaiknya jangan bermusuhan..Indonesia adalah gerakan non blok.

Balas tanggapan





fajar nugroho 


Senin, 15 Maret 2010 | 14:32 WIB
ngapain kopasus ke amerika?kita gsah sungkan ma mereka,mreka takut tu ma kita 
INDONESIA

Balas tanggapan





srm ahd 


Senin, 15 Maret 2010 | 14:13 WIB
ingat presiden soekarno dulu sangat anti amerikasoekarno dulu lebih suka 
bekerja sama dengan soviet.jadi russia lebih baik utk indonesia dari pada as

Balas tanggapan





imam santos 


Senin, 15 Maret 2010 | 13:14 WIB
Kopassus jangan tergantung USA untuk persenjataan. Rusia sanggup menyediakan 
persenjataan lengkap. Bila perlu dibuat sendiri di dalam negeri. US ARMY juga 
berbuat kejahatan HAM di Irak, Afghanistan, Vietnam. Danjen Kopassus jangan 
merendahkan diri dengan berangkat 10 hari ke USA.

Balas tanggapan





Archie Gnap 


Senin, 15 Maret 2010 | 14:57 WIB
paling ga Amrik ngaku salah dan menghukum orang2 yg terlibat. Pemerintah 
Indonesia? TNI? yah mana ada yg mau ngaku, selalu kasi alasan yg ngga2, trus yg 
dihukum cuma prajurit2 kecil, perwira2/jendral2 jarang skali kena sentuh hukum. 
Merendahkan diri?? BUKAN, ini namanya inisiatif, kopassus dan US SF saling 
membutuhkan, tp posisi Indonesia jauh lebih rugi sendiri klo hubungan jelek 
terus. 

Balas tanggapan



  __
Looking for the perfect gift? Give the gift of Flickr! 

http://www.flickr.com/gift/

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] SBY Bersih dari Bailout Century yang Sedot Uang Negara Rp 6,7 Triliun (Sikap Golkar-PKS Terkait Century)

2010-02-14 Terurut Topik Alex Simanjuntak
Persiapan beberapa pakar naif sebagai tumbal sesaji ke altar kekuasaan demi 
kesinambungan ketidakberdayaan rakyat
 
 
[ Minggu, 14 Februari 2010 ] JAWA POS 
SBY Bersih dari Bailout Century yang Sedot Uang Negara Rp 6,7 Triliun 

Sikap Golkar-PKS Terkait Century 

JAKARTA - Dua partai politik berpengaruh yang mitra koalisi pemerintah, Golkar 
dan PKS, menegaskan sikap politiknya terkait posisi Presiden Susilo Bambang 
Yudhoyono (SBY) dalam skandal Bank Century. Berdasar pemeriksaan yang dilakukan 
pansus, kedua partai itu berpandangan bahwa Presiden SBY sepenuhnya bersih dari 
bailout yang menyedot uang negara Rp 6,7 triliun tersebut.

Bahkan, menurut mereka, tidak ada alasan yang cukup penting bagi pansus untuk 
mendengarkan kesaksian presiden. 

Namun, kondisi berbeda bisa saja menimpa Wapres Boediono dan Menkeu Sri 
Mulyani. ''Golkar menyimpulkan, tidak memandang perlu bagi pansus memanggil 
presiden untuk urusan skandal Century. Kami tidak menemukan data-data dan fakta 
sehingga presiden harus dipanggil ke pansus,'' kata Ketua DPP Partai Golkar 
Priyo Budi Santoso dalam diskusi Ketika Koalisi Pecah di Warung Daun, Jalan 
Cikini Raya, Jakarta Pusat, kemarin (13/2).

Priyo menegaskan, kesimpulan itu bukan hasil negosiasi Golkar dengan SBY. Apa 
lagi dikaitkan dengan isu yang beredar bahwa Golkar memang mengincar posisi 
Menkeu Sri Mulyani setelah nanti dilengserkan.

''Tidak ada. Ini hanya masalah tidak menemukan data. Golkar sendiri hormat dan 
merasa nyaman dengan platform Presiden SBY,'' ujar wakil ketua DPR itu.

Dalam diskusi tersebut, turut berbicara Ketua DPP PKS yang juga Ketua FPKS di 
DPR Mustafa Kamal, Ketua DPP Partai Demokrat Jafar Hafsah, dan pengamat politik 
dari Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta Bachtiar Effendy.

Priyo kembali menambahkan, Presiden SBY dan Ketua Umum DPP Partai Golkar 
Aburizal Bakrie terus membangun komunikasi. Dia mengisyaratkan keduanya sudah 
bertemu pasca-Ical -panggilan populer Aburizal Bakrie- mengumpulkan para 
petinggi Golkar yang duduk di pemerintahan dan legislatif di gedung DPR pada 
Rabu lalu (10/2).

''Keduanya sering komunikasi, rutin komunikasi juga secara fisik,'' kata Priyo 
yang menolak menjelaskan kapan pastinya pertemuan itu terjadi. 

Menurut Priyo, SBY dan Ical membicarakan banyak hal. Terutama menyangkut 
penyelesaian masalah bangsa dan negara, serta membangun ekonomi yang kuat. 
''Kami gembira mendapat kesan keduanya ada kedekatan emosional atau personal,'' 
ujarnya, lantas tersenyum.

Persoalan lain yang turut dibicarakan, sambung Priyo, tentunya berkaitan dengan 
kasus Century. ''Berkaitan dengan pendirian Partai Golkar, mohon dimaklumi 
peranan instrumen parlemen dari Fraksi Partai Golkar (FPG) untuk menunjukkan 
kebenaran,'' kata Priyo.

Dia menyampaikan, Golkar tetap akan berpegangan pada fakta dan temuan di 
pansus. Dalam pandangan awal, FPG menyimpulkan bahwa kasus Bank Century 
merupakan perampokan sistemik. Itu tidak mungkin dilakukan tanpa keterlibatan 
pejabat otoritas moneter (BI) dan fiskal (Depkeu).

''Pemeriksaan pansus dilihat secara langsung jutaan masyarakat. Makanya, kami 
tidak akan menghapus beberapa jejak temuan yang kami dapatkan itu,'' ujar Priyo.

Priyo menuturkan, partainya mengharapkan bisa mengawal pemerintah dan 
bergandeng tangan dengan Presiden SBY hingga 2014. Hingga kini, sambung Priyo, 
Golkar belum yakin bahwa presiden akan melakukan reshuffle terhadap menteri 
dari beringin karena dianggap membangkang dalam skandal Century.

Ketua DPP PKS Mustafa Kemal juga berharap agar koalisi pemerintahan semakin 
kukuh. Dari hari ke hari PKS semakin meyakini kebijakan SBY sudah tepat dan 
berhasil membawa bangsa Indonesia keluar dari ancaman krisis.

Namun, dalam bailout Bank Century, menurut dia, masih ada persoalan yang harus 
diselesaikan. Meski begitu, dalam persoalan tersebut, SBY tidak bersalah dan 
tidak perlu dipanggil pansus. ''Temuan pansus klir, Pak SBY tidak terlibat 
apa-apa. Kami di koalisi akan menjadi yang terdepan. Pak SBY tidak akan 
dipanggil parlemen,'' ungkap Mustafa.

Bila SBY aman, tidak demikian halnya dengan nama-nama lain, seperti Boediono 
dan Sri Mulyani. ''Berdasar semua temuan yang semakin dalam dan tajam, kami 
memang agak sulit menghindari mengarah ke figur-figur tertentu. Bukannya niat 
pansus menyebut nama, tapi ini fakta yang tidak bisa dimungkiri,'' katanya.

Ketua DPP Partai Demokrat Jafar Hafsah kecewa terhadap pandangan Golkar dan 
PKS. Dia mengingatkan bahwa para anggota koalisi telah membangun komitmen untuk 
bersama-sama di legislatif membangun pemerintahan yang kuat, stabil, dan 
efektif. 

Selain itu, anggota koalisi tidak diperkenankan memberikan support kepada 
partai-partai yang menyebut dirinya ''oposisi''. ''Apabila ada hal-hal yang 
sudah tidak proporsional, tidak berimbang cara pandangnya, berkaitan dengan 
kabinet, Partai Demokrat dapat saja memperbincangkannya (reshuffle, Red). Itu 
adalah paket koalisi. Bersama fraksi bergabung di legislatif, sementara 
pemerintah 

[Forum-Pembaca-KOMPAS] Peraturan Menteri Tentang Konten Multimedia Dinilai Berlebihan

2010-02-14 Terurut Topik Alex Simanjuntak



Peraturan Menteri Tentang Konten Multimedia Dinilai Berlebihan
Sabtu, 13 Februari 2010 | 20:59 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta – Ketua Komunitas Internet Sehat atau ICT Watch, 
Donny B.U menilai saat ini belum waktunya untuk menerbitkan Peraturan Menteri 
tentang Pengaturan dan Pengawasan Konten sebuah situs. 
Ia berpendapat, butir-butir rancangan peraturan yang dirumuskan Kementerian 
Komunikasi dan Informatika terkesan tak tepat sasaran. “Ibarat bunuh diri 
menggunakan cairan racun serangga, kita tidak bisa menyalahkan si penjualnya 
bersalah kan. Belum saatnya dan harus diubah isinya," ujar Donny ketika 
dihubungi Tempo, Sabtu (13/2).

Rancangan Peraturan Menteri yang baru dua hari diuji publik itu kini menuai 
banyak penolakan dari berbagai kalangan pengguna internet. Sebab, menurut dia, 
Peraturan Menteri tersebut merupakan turunan dari Undang-undang Informatika dan 
Transaksi Elektronik yang masih memuat adanya pelarangan pornografi, SARA, dan 
peraturan baru tentang pengaturan konten multimedia dalam hal ini tertuju pada 
penyelenggara layanan internet.

“Secara tidak langsung peraturan menteri tersebut mendistribusikan tanggung 
jawab kepada pengelola internet. Bisa dibilang melepas tanggung jawab. Hal ini 
juga mematikan penyedia server lokal,” lanjutnya.

Donny juga mengkritisi adanya pembentukan sebuah tim evaluasi yang bertujuan 
mengawasi konten yang dilarang dan diperbolehkan untuk disebarluaskan. 
Keberadaan tim tersebut dikhawatirkan tidak dapat berjalan secara efektif dan 
yang paling ditakutkan bakal disalahgunakan atau di monopoli.

Dia beranggapan, bila Kementerian Komunikasi dan Informatika berkeras 
memberlakukan peraturan ini, sebaiknya jangan sampai menimbulkan gugatan  
dikemudian hari. “Lebih baik direvisi dulu sebelum dikeluarkan dari pada 
nantinya ditolak masyarakat." 

Menurut Donny, sebenarnya semangat peraturan menteri itu sangat bagus. Namun  
alangkah baiknya peraturan itu hanya fokus terhadap konten-konten negatif 
seperti pornografi dan SARA, bukan menekan kebebasan ekspresi. 
Pemerintah, lanjut dia, perlu menggalakkan penyebarluasan internet sehat dengan 
pertumbuhan konten lokal yang positif dengan landasan kebebasan berekspresi 
ketimbang mengatur soal pembredelan konten.

“Saya tidak mendukung dan menolak peraturan tersebut. Pemerintah harus tegas, 
kalau pihak yang menolak melihat dari sisi kualitas dan kuantitas dan 
menyerukan penolakan, sebaiknya jangan ditetapkan daripada mubazir dan 
melempem. Apalagi kalau ternyata rentan digunakan untuk menekan kebebasan 
ekspresi,” jelasnya.

Dia menambahkan, melarang sebuah situs dengan konten 'bahaya' bukan hanya 
melalui pemblokiran atau filterisasi tetapi dengan cara menggandeng 'masyarakat 
internet' dengan sosialisasi internet sehat. 

“Menghabiskan biaya tinggi dan cenderung tidak efektif. Upaya pemerintah lebih 
baik fokus terhadap pada pemberdayaan pengetahuan masyarakat untuk meningkatkan 
konten lokal yang positif,” terangnya.

APRIARTO MUKTIADI 




  __
Yahoo! Canada Toolbar: Search from anywhere on the web, and bookmark your 
favourite sites. Download it now
http://ca.toolbar.yahoo.com.

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] "Selamat Datang Lembaga Sensor Internet Indonesia"

2010-02-14 Terurut Topik Alex Simanjuntak
Mohon dukungan dan dibantu disebarkan 
Let's ask "Why not?" more often,
Enda Nasution. 
YM: enda_001 | BBM *NEW!*: 2172C0F6
http://enda.goblogmedia.com | http://www.politikana.com »
 
http://www.politikana.com/baca/2010/02/12/selamat-datang-lembaga-sensor-internet-indonesia.html
Selamat Datang Lembaga Sensor Internet Indonesia 
Kalau teman-teman menyambangi situs Dirjen Pos dan Telekomunikasi dari kemarin, 
maka teman-teman akan menemukan sebuah siaran pers bertanggal 11 Feb dengan 
judul "Sikap Kementerian Kominfo Dalam Menyikapi Peningkatan Maraknya 
Penyalah-Gunaan Layanan Internet" 

Salah satu yang menarik di dalamnya adalah Rancangan Peraturan Menteri Kominfo 
tentang Konten Multimedia dimana tanggapan, komentar, kritik, saran hingga 
tanggal 19 Pebruari 2010 melalui alamat email gato...@postel.go.id

Kalau teman-teman membaca Rancangan Peraturan tersebut maka dapat dibaca bahwa 
Permen ini juga akan membidani apa yang disebut sebagai TIM KONTEN MULTIMEDIA 
seperti disebutkan dalam Permen:
Pasal 22
(1) Tim Konten Multimedia ditetapkan dengan Keputusan Menteri dengan jumlah 
anggota paling banyak 30 (tiga puluh) orang dan masa kerja 1 (satu) tahun.
(2) Tim Konten Multimedia dipimpin oleh seorang Ketua yang dijabat oleh 
Direktur Jenderal.
Dimana TIM ini memiliki peran, tugas dan wewenang untuk:
Menerima laporan/pengaduan terhadap adanya KONTEN YANG DILARANG (pasal 21) 
Memeriksa konten yang dicurigai sebagai KONTEN TERLARANG (pasal 21)
Memerintahkan PENGGUNA untuk menghentikan kegiatan pembuatan, pemuatan, 
pentransmisian, pengumuman, dan/atau penyimpanan Konten dan menghapus Konten 
yang dimaksud (pasal 28)
Melakukan PENGHAMBATAN akses pada Konten yang dimaksud (apakah ini maksudnya 
BLOKIR?) (pasal 28)
Memerintahkan PENYELENGGARA MEM-BLOCK konten yang dilarang (pasal 29)
Menjatuhkan SANKSI pada PENYELENGGARA yang lalai atau sengaja mengikuti 
perintah block di atas (pasal 29)
 
SANKSI ADMINISITRATIF
Penyelenggara (penyedia layanan berbasis Teknologi Informasi), termasuk 
diantaranya POLITIKANA, penyedia layanan blogging, online media yang, aplikasi 
Web 2.0 lainnya, akan dikenakan sanksi administratif diluar sanksi pidana jika 
tidak mengikuti PERINTAH diatas berupa teguran tertulis, denda administratif, 
pembatasan kegiatan usaha, dan/atau PENCABUTAN IZIN

Penyelenggara juga diwajibkan untuk melakukan PELAPORAN TAHUNAN yang dilaporkan 
pada Direktur Jendral (pasal 18 ayat 1) dan terakhir peraturan menteri ini 
haruslah DITEMPELKAN oleh penyelenggara dan diwajibkan untuk dibaca oleh semua 
penggunanya.

Sebagai perbandingan (walau tidak persis) di dalam dunia penyiaran lembaga 
berfungsi sama adalah Komisi Penyiaran Indonesia, sedang di dunia Media adalah 
Dewan Pers, keduanya menerima laporan pengaduan dan keluhan masyarakat akan 
konten, tapi keduanya TIDAK MEMILIKI WEWENANG UNTUK MENJATUHKAN SANKSI apalagi 
HINGGA MENCABUT IZIN dari penyelenggara.

Beberapa hal yang perlu dicermati
Rancangan Peraturan Mentri ini sangat bersifat REPRESIF dan mengekang dinamika 
dan kebebasan berpendapat dan berekspresi di Internet
TIM KONTEN MULTIMEDIA akan bertindak sebagai sebuah lembaga sensor internet 
dengan kekuatan untuk menentukan apa yang DILARANG dan apa yang TIDAK DILARANG 
di Internet

Masih banyak definisi yang terlalu luas dan tidak spesifik dalam Rancangan 
Peraturan Menteri tersebut, terutama tentang PENYELENGGARA dan keberadaannya

Untuk itu mari kita serukan PENOLAKAN terhadap Rancangan Peraturan Menteri ini. 
Mohon dukungan dan bantuan dari teman-teman semua. Bismillah.
 
Let's ask "Why not?" more often,
Enda Nasution. 
YM: enda_001 | BBM *NEW!*: 2172C0F6
http://enda.goblogmedia.com | http://www.politikana.com »
 
 
 



  __
Ask a question on any topic and get answers from real people. Go to Yahoo! 
Answers and share what you know at http://ca.answers.yahoo.com

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Presiden Diminta Tak Kaburkan Persoalan

2010-02-14 Terurut Topik Alex Simanjuntak
Modus operandi memang sangat kinclong mencorong dalam tebar pesona namun samar 
abu abu dalam sikap, kebijakan (Century, CAFTA, lumpur, cicak vs buaya). Talk, 
talk, talk sampai dekat 2014 lalu mungkin lagi mencuat BLT, DPT, album 10 
 
HUBUNGAN POLITIK-BISNIS
Presiden Diminta Tak Kaburkan Persoalan
Sabtu, 13 Februari 2010 | 03:07 WIB

Jakarta, Kompas - Pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengenai kolusi 
antara penguasa politik dan pelaku bisnis, seperti dalam kasus pelanggaran 
pajak, dinilai mengaburkan persoalan. Kolusi pajak yang sebenarnya terjadi 
adalah antara pelaku bisnis dan aparat birokrasi. Selama aparat birokrasi 
tangguh dan profesional, potensi pelanggaran perpajakan pun kecil.
 
”Presiden sungkan untuk menyalahkan aparatnya (birokrasi) sendiri yang gagal 
dalam mengelola pajak,” kata pengajar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 
Universitas Indonesia, Andrinof Chaniago, di Jakarta, Jumat (12/2). 
Jika pemerintah peduli mengatasi pelanggaran perpajakan karena pajak merupakan 
sumber pendanaan utama negara, lanjut Andrinof, Presiden harus membuat sistem 
pendataan perpajakan yang mampu mengatasi kemungkinan kolusi perpajakan itu 
utuh, bukan kasus per kasus. 
Celah kemungkinan terjadinya pelanggaran perpajakan dan kolusi antara pengusaha 
dan pejabat perpajakan itu harus ditutup. Sistem audit internal lembaga pajak 
juga harus diperkuat. Peran Badan Pemeriksa Keuangan serta Badan Pengawasan 
Keuangan dan Pembangunan perlu ditingkatkan. Andrinof berharap Presiden secara 
arif menyelesaikan berbagai persoalan publik, termasuk pelanggaran pajak, tanpa 
tanggung-tanggung. 
Bagi peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Ikrar Nusa Bhakti, politik 
ancam-mengancam yang belakangan terlihat dari permintaan Presiden Yudhoyono 
untuk mengusut pengemplang pajak adalah tidak baik. Apalagi itu terjadi di 
antara sesama partai koalisi. 
”Saya setuju masalah pengemplang pajak harus diselesaikan. Namun, mengapa 
wacana yang diduga banyak orang mengarah ke Aburizal Bakrie baru disampaikan 
sekarang, tidak diselesaikan saat Aburizal masih menjadi menteri pada 
2004-2009?” ujar Ikrar. Menurut dia, pendekatan ancam-mengancam hanya 
memunculkan perasaan sakit hati atau terjepit. ”Mengapa Presiden tidak 
menggunakan jalur lain, seperti bicara dengan pimpinan parpol?” kata Ikrar. 
Namun, Ramadhan Pohan, anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrat, menegaskan, 
permintaan Presiden untuk mengusut pengemplang pajak tidak dimaksudkan untuk 
mengancam. ”Pernyataan itu dilihat dari segi hukum saja, bahwa aturan harus 
ditegakkan dan untuk meningkatkan pendapatan dari pajak,” tutur Ramadhan. 
Staf Khusus Presiden Bidang Hukum, HAM, dan Pemberantasan Korupsi dan Nepotisme 
Denny Indrayana mengatakan, penegak hukum yang menjalankan praktik mafia hukum 
biasanya juga memanipulasi pembayaran pajak. Karena itu, penegak hukum, 
termasuk advokat, yang memanipulasi pembayaran pajak menjadi target Satuan 
Tugas Pemberantasan Mafia Hukum. 
Terkait penanganan kasus pajak, Kepala Divisi Humas Polri Edward Aritonang 
menegaskan, kepolisian hanya menangani unsur pidana umum. Pidana perpajakan 
diserahkan kepada Ditjen Pajak. Polri hingga kini belum menerima limpahan kasus 
laporan pidana umum perpajakan dari Ditjen Pajak. 
(sf/mzw/nwo/day)


Artikel Sebelumnya

Artikel Selanjutnya


Dibaca : 158 



Ada 10 Komentar Untuk Artikel Ini. Kirim Komentar Anda 




Nisrina Nadia 


Sabtu, 13 Februari 2010 | 11:40 WIB
Sejak kampanye SBY sudah mengingatkan jangan dicampur aduk antara bisnis dan 
jabatan. Jadi mereka yang lurus-lurus tidak usah tersinggunglah. Harus diingat 
mengapa GOLKAR sangat ngotot di Pansus DPR, karena ingin menurunkan Bu Ani, 
sehingga nanti terbebas dari pajak, ha... ha... Dasar dari dulu watak orang 
GOKAR itu kan seperti itu.

Balas tanggapan





rakyat 


Sabtu, 13 Februari 2010 | 10:02 WIB
sby salah ngomong lagi SARAN RAKYAT bicara setiap hari:mamurkan rakyat,tegakan 
hukum brantas korupsi. DIJAMIN TIDAK AKAN SALAH NGOMONG LAGI(99%seperti hsl 
kerja

Balas tanggapan





Santoso 


Sabtu, 13 Februari 2010 | 09:25 WIB
Apapun komentar dari partai demokrat selalu tendensius sungguh memuakan, tidak 
bisa diterima dengan logika rakyat rendahan alias dimarginalkan, tragis, miris. 

Balas tanggapan





SiBuYa 


Sabtu, 13 Februari 2010 | 08:48 WIB
gue pernah nganter Wajib Pjk Persh.Asing ketr pjk ,dmna laporannya dibuatkan 
oleh oknum pjbt pjk ( Rahasia umum ), Orang Asing tersebut hanya byr 30 % nya 
WP.

Balas tanggapan





tobing Jr 


Sabtu, 13 Februari 2010 | 08:44 WIB
1. Mengeluh 2. bikin album2 3. mengadu 4. mengancam 5. ..

Balas tanggapan





  __
Looking for the perfect gift? Give the gift of Flickr! 

http://www.flickr.com/gift/

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Polisi Larang Pendemo Bawa Hewan

2010-02-14 Terurut Topik Alex Simanjuntak
Tentu ada kekecualian karena Lambang Negara RI adalah Garuda! Selamat tinggal  
kebebasan berekspresi? Merpati sang simbol perdamaian juga dilarang? Supaya 
lebih aneh harus ada daftar hewan mana dilarang dan diperboleh diajak demo. 
Disisi lain pemerintah juga diharuskan santun dan rajin serta giat transparan 
berantas korupsi, tegakkan HAM dan hukum, makmur dan sehatkan rakyat. No Action 
Talks Only juga tidak sopan dan tidak etis dihadapan kemiskinan dan 
keterbelakangan bangsa
 
Polisi Larang Pendemo Bawa Hewan
Jumat, 12 Februari 2010 | 16:55 WIB


KOMPAS/YUNIADHI AGUNG
Ilustrasi 

TERKAIT:


Wah! Anjing dan Babi Duduki Poster Bergambar SBY 
Unjuk Rasa Arak Kambing 
Amien: Demo Bawa Kerbau Tindakan Immoral 
Tjipta: SBY Mestinya Bangga Dianalogikan Kerbau 
Polda Metro Imbau Hewan Tak Dibawa 

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian secara tegas melarang para pendemo membawa 
alat peraga berupa hewan dalam melalukan aksi unjuk rasa karena dinilai 
melanggar hak-hak orang lain. Setiap warga negara diberikan hak untuk 
berekpresi asal tidak mengganggu hak orang lain. 
 
Hal itu dikatakan Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Edward Aritonang di 
Mabes Polri, Jumat (12/2/2010), menyikapi maraknya pendemo membawa serta 
binatang. "Alat peraga dilegalkan digunakan sepanjang tidak melanggar 
peraturan. Membawa binatang itu diatur di dalam Perda di DKI, tidak boleh 
binatang dibawa ke jalan raya. Yah jangan di langgar," tegas dia. 
 
Untuk itu, kata Edward, pihaknya akan menertibkan aksi pendemo yang membawa 
serta hewan."Kalau melanggar yah ditertibkan polisi supaya ketertiban umum 
tidak terganggu. Seperti di KPK kemarin, babi itu sangat sensitif," tambah dia.
 
Ketika ditanya mengapa kepolisian tidak menindak pelaku pembakar simbol negara 
seperti membakar foto Presiden dan Wakil Presiden saat demonstran, Edward 
menjawab, kepolisian mempertimbangkan berbagai hal dalam mengambil tindakan. 
"Kami menginginkan tindakan polisi yang dilakukan tidak mengganggu ketertiban 
umum yang lebih luas. Kalau ada pelanggaran pasti ditindak. Ada yang langsung 
ditertibkan, tapi ada yang dicatat dan mengusut kemudian," jelas dia. 
 
Seperti diketahui, akhir-akhir ini para pendemo kerap membawa serta hewan dalam 
aksinya. Contohnya saat menyambut 100 hari pemerintahan, satu organisasi 
membawa serta kerbau ke Bundaran Hotel Indonesia. Kemarin, pendemo membawa Babi 
dan Anjing dibawa ke Gedung KPK.


  __
Yahoo! Canada Toolbar: Search from anywhere on the web, and bookmark your 
favourite sites. Download it now
http://ca.toolbar.yahoo.com.

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Dideklarasikan

2010-02-14 Terurut Topik Alex Simanjuntak




Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Dideklarasikan
 




Selasa, 9 Februari 2010-18.45 WIB | Bravo 
JAKARTA, Berdikari Online: Sejumlah ekonom kritis dan progressive kembali 
mendengungkan perlawanan terhadap hegemoni neoliberalisme. Ini dilakukan 
melalui deklarasi Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) di Aula 
Perpustakaan Nasional, Jakarta, Selasa (9/2).
 
AEPI dideklarasikan oleh ratusan ekonom, akademisi, dan aktivis pergerakan dari 
berbagai wilayah di Indonesia. Dalam pidato sambutannya, Revrisond Baswir, 
seorang deklarator, tujuan dari pendirian perkumpulan kaum terpelajar ini 
dimaksudkan untuk memperkuat perjuangan melawan imperialisme ekonomi modern, 
neoliberalisme. 
 
AEPI, kata Revrisond, menyatakan keberpihakan kepada rakyat yang terpinggirkan 
dan cita-cita proklamasi kemerdekaan. "Indonesia tidak akan pernah keluar dari 
penghisapan, jika ekonomi masih didikte oleh ekonom-ekonom dan intelektual 
pro-neoliberal," ujarnya. 
 
Deklarator dari perkumpulan ini berjumlah 11 orang ekonom dan akademisi 
progressive dari berbagai kampus di Indonesia, seperti Syamsul Hadi (UI), 
Deliarnov (UNRI), M. Yunus (Unhas), Hendri Saparini (Econit), Rustiati (UKSW), 
Ahmad Daryoko (SP PLN), Ichsanuddin Noersy (UGM), Fahmi Radhi (Mubyarto 
Institute), Ignatius Wibowo (UI), Ridwan Rangkuti (USU), dan Hendri Saragih (La 
Via Campesina). 
 
Hadir pula sejumlah ekonom senior dan intelektual seperti Prof. Kwik Kian Gie, 
Prof. Sri Edi Swasono, Prof. Dr. Muchtar Mas'oed, Prof. Sediono Tjondronegoro 
(IPB), Prof. Zulhasril Nasir, dan Prof. M. Mustafa. 
 
"Kalau dulu di jaman orde baru disebutkan adanya bahaya laten komunisme, maka 
sekarang ini ada bahaya laten yang jauh lebih berbahaya bagi masyarakat kita; 
bahaya neoliberalisme, " ujar Fahmi Radhi selaku direktur Mubyarto Institute 
dan pengajar di Universitas Gajah Mada (UGM). 
Ekonomi neoliberalisme, menurut Fahmi Radhi, merupakan faham ekonomi 
kolonialisme yang hanya memikirkan kemakmuran segelintir korporasi di negeri 
kapitalis maju. "ekspor kita dari jaman kolonial hingga sekarang tetap sama, 
yakni ekspor bahan mentah. Ini menjelaskan struktur ekonomi kolonialisme," 
tegasnya. 
 
Dalam pernyataan deklarasinya, AEPI telah menegaskan tujuannya untuk 
melanjutkan tujuan pendiri bangsa dalam mewujudkan perekonomian yang mandiri, 
demokratis, dan berkeadilan sosial sebagaimana digariskan dalam pasal 33 UUD 
11945 beserta penjelasannya. 
 
Selain itu, AEPI akan menyebar-luaskan gagasan ekonom kerakyatan dan 
anti-imperialisme, baik kepada mahasiswa di universitas maupun rakyat banyak. 
Perkumpulan ini juga akan mengkaji dan mengoreksi setiap kebijakan 
ekonomi-politik Indonesia agar sejalan dengan konstitusi. (Ulf). 


  __
Yahoo! Canada Toolbar: Search from anywhere on the web, and bookmark your 
favourite sites. Download it now
http://ca.toolbar.yahoo.com.

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Deklarasi Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI)

2010-02-14 Terurut Topik Alex Simanjuntak
 
Terimakasih sekali ada pertanyaan Bung Kusmayanto dan penjelasan oleh Bung 
Faisal yang menarik. Siapa yang tidak senang bila sekali-kali ada pakar seleb 
yang menyempatkan diri terjun ke dunia maya? Teori ekonomi tampak mempunyai 
berragam mazab juga warna warni. Indonesia sangat memerlukan strategi kebijakan 
ekonomi yang mengacu pada kepentingan bangsanya. Disini para pakar dituntut 
untuk memihak.
Namun yang terpenting ialah perlunya ada kekuataan politik yang berkuasa yang 
akan dapat membanting setir politik perekonomian negeri. Orba Suharto punya 
"Berkeley Mafia", kini SBY dan KIB II punya Boediono dkk. Bila nanti akan 
terbangun kekuasaan politik yang pro bangsa dan warganya pasti akan sangat 
dibutuhkan pula kerja nyata para pakar yang sesuai mindsetnya.
AS

--- On Sat, 2/6/10, Faisal Basri  wrote:



Bung AS menulis:
"Marilah kita sambut semua langkah yang menuju ke sistem ekonomi yang kondusif 
untuk kepentingan bangsa dan berlandaskan keadilan dan solidaritas sosial."
  
Rasanya "political economy" dalam artian netral terdiri dari berbagai aliran 
pemikiran, dari yang radical (Marxist) hingga yang klasik libertarian. Sebagai 
asosiasi, idealnya memiliki spektrum yang luas. Kecuali, memang sejak awal 
telah memilih mazhab tertentu.
 
Setuju dengan Bung AS bahwa kalau dari pergumulan pemikiran di antara komunitas 
asosiasi nantinya melahirkan pemikiran yang cocok untuk membangun negeri 
tercinta.
 
Pak KK menulis: "Saya tahu ada istilah political economy. Sesuai aturan m-d 
maka ekonomi yang menjadi pokok dan poilitik sebagai pemberi warna. Ini sebagai 
wujud dari litas disiplin dimana ilmu politik mempengaruhi ekonomi. Untuk 
istialh ekonomi politik, apakah juga seperti political economy? Bahasa 
Indonesia menganut cara d-m, misalnya nanas besar, kepala batu, kerbau gemuk. 
Atau, ini ilmu baru yang merupakan perpaduan seimbang anatar ekonomi dengan 
ilmu politik?"
 
Semula, ekonomi dan politik menyatu. Karena analisis ekonomi klasik sejak Adam 
Smith senantiasa mengandung pilihan-pilihan, siapa dapat berapa. Dalam fungsi 
produksi, ada Kapital dan ada Labor. Marx juga memosisikan seperti itu.
 
Karena itu, economics is political economy (atau political economics). Dalam 
perjalanannya lebih dikenal political economy ketimbang political economics.
 
Ada baiknya menggunakan political economy karena kurang tendensius dari segi 
pendekatan ilmu. Political economy bisa berupa the economics of politics; bisa 
cuma the politics of economics. Yang pertama melihat political economy dari 
pendekatan ekonomi dengan perangkat analisis ekonomi dalam melihat fenomena 
politik. Sedangkan yang kedua melihat political economy dari pendekatan ilmu 
politik dengan menggunakan perangkat analisis ilmu politik.
 
Yang pertama misalnya adalah persoalan rent-seeking; yang kedua misalnya adalah 
persoalan patron-client.
 
Itu semata-mata pendekatan teoretis. Dalam kenyataan kita sulit membedakan di 
antara keduanya.
 
Political economy diharapkan jadi semacam jembatan antara ilmu politik dan ilmu 
ekonomi, sebagaimana sedemikian dekat dan menyatunya seperti di abad ke-18.
 
Selamat untuk perkumpulan baru ekonomi politik. Semoga melahirkan pemikiran2 
brilian bagi kemajuan bangsa.
 
Tabik,
faisal basri

 

--- On Fri, 2/5/10, Kusmayanto Kadiman  wrote:

From: Kusmayanto Kadiman 
Subject: Re: [Forum-Pembaca- KOMPAS] Re: Undangan Deklarasi Asosiasi Ekonomi 
Politik Indonesia (AEPI)

Date: Friday, February 5, 2010, 2:44 AM

Saya tahu ada istilah political economy. Sesuai aturan m-d maka ekonomi yang 
menjadi pokok dan poilitik sebagai pemberi warna. Ini sebagai wujud dari litas 
disiplin dimana ilmu politik mempengaruhi ekonomi. Untuk istialh ekonomi 
politik, apakah juga seperti political economy? Bahasa Indonesia menganut cara 
d-m, misalnya nanas besar, kepala batu, kerbau gemuk. Atau, ini ilmu baru yang 
merupakan perpaduan seimbang anatar ekonomi dengan ilmu politik?

Mohon pencerahan,
KK



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Megawati: CAFTA Ancam Produk Dalam Negeri

2010-02-14 Terurut Topik Alex Simanjuntak

Megawati: CAFTA Ancam Produk Dalam Negeri

Kupang, 8 Pebruari 2010 17:04 GATRA
Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri menilai, kesepakatan perdagangan 
bebas Cina-ASEAN (CAFTA) akan mengancam produk manufaktur di dalam negeri 
Indonesia.

"Ini risiko dari sebuah kesepakatan perdagangan bebas. Dan, saya melihat, kita 
belum siap untuk menghadapi CAFTA," kata Mega, yang mantan presiden RI itu, 
ketika membuka Konferensi Daerah III DPD PDIP Nusa Tenggara Timur (NTT) di 
Kupang, Senin (8/2).

Hadir dalam acara tersebut, Ketua DPD PDIP NTT yang juga Gubernur NTT Frans 
Lebu Raya, Wakil Gubernur NTT Esthon L Foenay, Ketua DPRD NTT yang juga Ketua 
DPD Partai Golkar NTT Ibrahim Agustinus Medah, Wali Kota Kupang Daniel Adoe dan 
Bupati Kupang Ayub Titu Eki.

Dari unsur DPP PDIP, nampak Sekjen DPP PDIP Pramono Anung, Tjahjo Kumolo, 
mantan Menteri Lingkungan Hidup Sony Keraf dan Herman Herry anggota F-PDIP 
DPR-RI asal NTT.

Putri proklamator Bung Karno itu mencontohkan, NTT dengan produk kain tenun 
ikat yang luar biasa, bisa kalah bersaing dengan produk serupa dari Cina atau 
kawasan ASEAN lainnya di pasaran jika tidak dikemas dengan lebih baik dan 
profesional.

"Kain Batik khas Indonesia saja sudah bisa ditiru oleh negara lain dengan 
mengklaim sebagai produk negaranya. Ini sebuah ancaman yang serius bagi 
industri manufaktur di dalam negeri," katanya dan meminta perhatian pemerintah 
daerah untuk memperhatikan masalah ini dengan lebih serius.

"Jangan kita hanya mengutak-atik anggaran belanja dalam APBD saja, tetapi 
bagaimana kita mempersiapkan masyarakat kita untuk menghadapi perdagangan 
global ini," ujarnya.

Dalam hubungan dengan itu, mantan wakil presiden itu juga meminta pemerintah 
daerah untuk memperhatikan produk lokal yang menjadi unggulan daerahnya 
masing-masing.

"Jika produk unggulan NTT adalah kain tenun ikat, misalnya, maka produk 
tersebut harus tetap dipertahankan kualitas dan performanya agar tetap diminati 
di pasar bebas. Di sinilah letak peran pemerintah daerah dalam melindungi usaha 
rakyatnya," kata Megawati.

Ketika menjabat sebagai presiden, Megawati mengatakan bahwa saat itu ia 
melarang impor beras, gula dan tekstil agar tetap melindungi hasil petani di 
dalam negeri sebagai salah satu upaya untuk memperbaiki ekonomi petani.

"Jika semua serba impor, apa jadinya dengan para petani tebu, beras dan tekstil 
di Indonesia? Kondisi semacam ini yang perlu diperhatikan sehingga tidak 
mengorbankan rakyat," katanya menambahkan. [TMA, Ant] 




  __
Connect with friends from any web browser - no download required. Try the new 
Yahoo! Canada Messenger for the Web BETA at 
http://ca.messenger.yahoo.com/webmessengerpromo.php

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] PDI-P Gagas Posisi Wakil Ketua Umum//PDI-P Pastikan Indikasi Pelanggaran 'Bailout' Century

2010-02-14 Terurut Topik Alex Simanjuntak

PDI-P Gagas Posisi Wakil Ketua Umum
Senin, 8 Februari 2010 | 15:46 WIB


KOMPAS/ TOTOK WIJAYANTO
Megawati Soekarnoputri 

TERKAIT:


Risma Terima Tawaran PDI-P 
Guruh Tetap Maju Meski Didukung Hanya Satu DPC 
PDI-P Akan Bahas "Reshuffle" di Kongres 
Megawati Buka Konferda PDI-P Bali 
Megawati Hadiri Konferda PDI-P di Bali 

JAKARTA, KOMPAS.com — Salah satu bahasan penting Kongres Partai Demokrasi 
Indonesia Perjuangan yang sedianya akan digelar di Bali, April mendatang, 
adalah penentuan posisi wakil ketua umum atau waketum untuk mendampingi ketua 
umum yang diprediksi akan tetap dipegang oleh Megawati Soekarnoputri.

Ketua Deperppu PDI-P Taufik Kiemas kepada wartawan di Gedung DPR/MPR, Senin 
(8/2/2010), mengungkapkan bahwa posisi waketum kemungkinan akan diisi oleh 
kader muda.

"Saya rasa ada keinginan untuk waketum dari bawah karena regenerasinya sudah 
jelas, tidak usah ditutup-tutupi. Regenerasinya kan memang harus dari waketum. 
Saya rasa iya karena anak sekarang itu lebih gaul," kata Taufik Kiemas.

Taufik tidak menjelaskan, siapa saja para kandidat calon wakil ketua umum 
partainya. Taufik kemudian menjawab diplomatis ketika ditanya apakah figur Puan 
Maharani termasuk salah satu yang akan dijadikan sebagai waketum PDI-P untuk 
periode mendatang?

"Terserah Ibu Mega. Anak muda itu kan ... lebih fleksibel dalam dialog," 
ujarnya.


Saya rasa iya, karena anak sekarang itu lebih gaul.
 
 

PDI-P Pastikan Indikasi Pelanggaran "Bailout" Century 
Laporan wartawan KOMPAS.com Caroline Damanik
Senin, 8 Februari 2010 | 15:54 WIB


KOMPAS/LUCKY PRANSISKA
Century Bank 

TERKAIT:


Golkar Tambah Daftar Pelanggaran Century Jadi 59 
Demokrat Nilai BPK Tak Kredibel 
Tak Ada yang Salah dalam "Bail Out" Century 
Pansus Century Bakal "Jalan-jalan" ke Lima Daerah 
Pandangan Sementara, Indikator Komitmen Fraksi 

JAKARTA, KOMPAS.com — Pada pembacaan pandangan sementara fraksi pada rapat 
Pansus Hak Angket Pengusutan Kasus Bank Century DPR RI, Senin (8/2/2010), 
Fraksi PDI-P memastikan banyaknya indikasi pelanggaran dalam proses bailout 
untuk Bank Century, baik dalam merger maupun akuisisi, pemberian fasilitas 
pinjaman jangka pendek, serta penyertaan modal sementara sesuai dengan audit 
investigasi Badan Pemeriksa Keuangan atau BPK.

Dalam pandangan sementara fraksi yang dibacakan oleh Eva Sundari, PDI-P 
mengatakan bahwa hal ini diperkuat dengan berbagai temuan selama pemeriksaan 
Pansus berlangsung. Dalam merger dan akuisisi, PDI-P menemukan data dan fakta 
yang menunjukkan pemberian kemudahan, kelonggaran, dan ketidaktegasan BI 
terhadap pelanggaran yang dilakukan terutama oleh Bank CIC.

Sementara itu dalam pemberian fasilitas pinjaman jangka pendek (FPJP), BPK 
menemukan adanya perubahan PBI No. 10/26/PBI/2008 menjadi PBI No. 
10/30/PBI/2008 yang dilakukan beberapa jam menjelang pencairan FPJP."Namun 
Fraksi menemukan fakta bahwa akad perikatan agunan masih merujuk pada PBI No. 
10/26/2008," ujar Eva.

PDI-P juga mengatakan bahwa BI baru menetapkan secara tegas ketentuan atas 
aktiva produktif setelah Bank Century diserahkan penanganannya kepada Lembaga 
Penjamin Simpanan (LPS).

Fraksi juga setuju bahwa keberadaan Komite Koordinasi (KK) belum dibentuk 
berdasarkan UU LPS. Sebelumnya, Eva juga mengatakan bahwa terdapat sejumlah 
tambahan 25 catatan pelanggaran yang diberikan oleh Hendrawan Supratikno 
sehingga pelanggaran menurut PDI-P mencapai sekitar 70 pelanggaran. 


Dalam merger dan akuisisi, PDI-P menemukan data dan fakta yang menunjukkan 
pemberian kemudahan, kelonggaran, dan ketidaktegasan BI terhadap pelanggaran 
yang dilakukan terutama oleh Bank CIC. 

 



  __
Get the name you've always wanted @ymail.com or @rocketmail.com! Go to 
http://ca.promos.yahoo.com/jacko/

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Ongkos Politik Century Rp 14 Triliun Per Hari

2010-02-13 Terurut Topik Alex Simanjuntak

Silakan Dr PR Silalahi juga Ketum PD Anas U yang juga menakut-nakuti Pansus 
untuk menghitung ongkos politik KKN sejak 1967. Imbuhkan ekspolitasi tanpa 
henti SDA Indonesia oleh asing. Angka yang didapat akan sangat sangat kolosal. 
Penegakan hukum, mencapai pemerintahan yang bersih, pengkokohan HAM dan 
sebagainya yang layak untuk sebuah demokrasi memang butuh biaya. Namun bila 
berhasil negeri dan bangsa bisa adil dan makmur. Jangan membodohi terus.
Ongkos Politik Century Rp 14 Triliun Per Hari
Minggu, 07 Februari 2010 | 07:48 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta - Potensi kerugian akibat memanasnya suhu politik 
oleh kasus Century diperkirakan mencapai Rp 14 triliun per hari. "Angka itu 
dihitung berdasarkan angka produk domestik bruto (PDB) dalam setahun dibagi 365 
hari," ujar pengamat ekonomi dari Center for Strategic and International 
Studies, Pande Radja Silalahi, kemarin.

Saat ini PDB Indonesia pada posisi Rp 5.981,37 triliun, meningkat dari 2009 
sebesar Rp 5.401,6 triliun. PDB diartikan sebagai nilai keseluruhan semua 
barang dan jasa yang diproduksi di dalam wilayah Indonesia dalam jangka waktu 
tertentu (per tahun).

Pande menjelaskan, potensi kerugian investasi sebesar Rp 14 triliun per hari 
hanya dari kegiatan dalam negeri. "Tidak termasuk dari luar negeri," katanya.

Dengan potensi kerugian sebesar itu, kata dia, pertumbuhan ekonomi akan 
menurun. Negara bisa kehilangan penciptaan lapangan pekerjaan yang menggerakkan 
ekonomi dalam negeri. "Pengusaha domestik yang takut akan ketidakpastian 
memilih menanamkan uangnya di bank atau bermain saham ketimbang berinvestasi 
menghasilkan lapangan pekerjaan," ujar Pande.

Padahal, menurut Pande, pemerintah sudah sangat berhati-hati menaikkan target 
pertumbuhan ekonomi dari 5 persen menjadi 5,5 persen. "Satu persen pertumbuhan 
itu bisa menciptakan 200 ribu lapangan kerja. Jika turun menjadi 5 persen, 
berarti kita kehilangan 100 ribu lapangan pekerjaan," katanya.

Menurut Pande, kerugian lainnya adalah hijrahnya investor asing ke negara 
pesaing Indonesia. "Asing sangat sensitif dengan situasi politik dalam negeri, 
mereka tidak akan ambil risiko." Karena itu, Pande mengingatkan kalangan 
politikus agar mementingkan masa depan bangsa.

Tugas Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan, kata dia, jangan diganggu oleh 
kepentingan politik. "Karena akan menyebabkan perekonomian tak berjalan 
efektif," kata dia.

Pande menambahkan, kalangan pebisnis menilai kinerja Sri Mulyani bagus. Namun 
isu yang menggoyang Menteri Keuangan membuat dunia usaha khawatir. "Pengusaha 
menjadi takut mengambil risiko bisnis," ujar dia. "Yang bakal rugi rakyat 
kecil," dia menambahkan.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia Sofjan Wanandi membenarkan penilaian 
Pande soal kekhawatiran pengusaha. "Daripada mengambil risiko tinggi, kami 
memilih wait and see," ujarnya kemarin. Dia menilai program ekonomi yang dibuat 
pemerintah sudah baik. "Tapi pelaksanaannya, program tidak berjalan efektif," 
tutur dia.

Ketua Umum Asosiasi Persepatuan Indonesia Eddy Widjanarko membenarkan bahwa 
banyak investor menunda investasinya di Indonesia. Menurut dia, seharusnya 
pemerintah menjamin kepastian hukum sehingga dapat menarik lebih banyak investor
.
● ALI NUR YASIN | PUTI NOVIYANDA | NALIA RIFIKA




[Forum-Pembaca-KOMPAS] Adnan Buyung: Kenapa Harus Takut sama SBY?

2010-02-07 Terurut Topik Alex Simanjuntak
Dalam demokrasi dan negara hukum, bukan kerajaan despotik, warga memang tidak 
usah takut pada Presiden atau siapa saja. Bahkan seyogianya menghormati semua 
jajaran kenegaraan yang nyata berupaya memaslahatkan bangsa. Menggapai 
kebenaran dan menterminasi "unclean and inactive government, or governance" 
adalah syah dan sangat terpuji! Namun bangsa yang punya harga diri harus 
menolak diperlakukan "bak kerbau dicocok hidung".
 
Adnan Buyung: Kenapa Harus Takut sama SBY?
Laporan wartawan Persda Network Rachmat Hidayat
Minggu, 7 Februari 2010 | 14:04 WIB


KOMPAS/AGUS SUSANTO
Adnan Buyung Nasution. 


JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) 
Adnan Buyung Nasution secara tegas menyatakan tidak takut dengan siapa pun 
dalam mengungkap kebenaran.
 

Kenapa mesti takut dengan SBY. Saat menjadi Wantimpres, saya tidak takut dengan 
SBY. Yang penting tujuannya buat bangsa dan negara.
 
Dalam diskusi di Rumah Perubahan bertajuk "Memprediksi Rekomendasi Pansus 
Century Apakah Demokrasi Terancam?", Minggu (7/2/2010), dirinya juga secara 
tegas menyatakan tak pernah merasa takut dengan Presiden SBY, bahkan saat masih 
menjabat anggota Wantimpres.
 
 
Apa yang diungkapkan Adnan Buyung terlontar saat salah seorang pengamat politik 
Universitas Indonesia (UI) Boni Hargens bertanya, apakah Pansus Angket Kasus 
Bank Century DPR harus berani memanggil Presiden SBY. "Bisa saja mengapa 
tidak?" kata Adnan Buyung.
 
"Kalau mau jujur, harus berani. Kenapa mesti takut dengan SBY. Saat menjadi 
Wantimpres, saya tidak takut dengan SBY. Yang penting tujuannya buat bangsa dan 
negara," katanya lagi. 
 
Dalam diskusi, Adnan menyatakan setuju bahwa kebijakan memang tidak bisa 
dipidanakan. Akan tetapi, bila kebijakan itu dipakai sebagai bungkus atau cover 
niat untuk kepentingan-kepentingan tertentu, tentu menjadi lain. "Jika benar 
untuk kepentingan Presiden SBY dan tim suksesnya, maka hal itu menjadi haram 
dan salah," tandasnya. 
 
Dalam kesempatan itu, Adnan Buyung juga menyindir institusi Komisi 
Pemberantasan Korupsi (KPK) yang terkesan masih loyo. Dengan alasan, KPK tidak 
pro-aktif terhadap Pansus.
 
"Kalau KPK melihat adanya pelanggaran dari hasil penyelidikan Pansus, maka usut 
dan tangkap Sri Mulyani dan Boediono. Itu (pelanggaran) terlihat dari periode 
merger dan rapat KSSK," imbuhnya.


  __
Looking for the perfect gift? Give the gift of Flickr! 

http://www.flickr.com/gift/

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] PDI-P: Ada 45 Indikasi Pelanggaran "Bail Out" Century (Kompas)

2010-02-06 Terurut Topik Alex Simanjuntak
PDI-P: Ada 45 Indikasi Pelanggaran "Bail Out" Century 
 
Laporan wartawan KOMPAS.com Inggried Dwi Wedhaswary
Selasa, 2 Februari 2010 | 15:20 WIB


KOMPAS/ RIZA FATHONI


TERKAIT:


Deputi Gubernur BI: Ditanya Itu Bikin Mulas 
Fachri: Kalau ke Ruhut, Tanya Kuncir dan Antingnya! 
KPK Siap Ladeni Pansus Century 
KPK Periksa Robert Tantular 
Kesimpulan Pansus Century Pertaruhan Citra DPR 

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota DPR asal Fraksi PDI Perjuangan yang duduk di 
Pansus Angket Kasus Bank Century mengungkapkan kesimpulan sementara atas proses 
pemeriksaan saksi dan dokumen selama dua bulan terakhir. 
 
Sementara ini, PDI Perjuangan menemukan 45 indikasi pelanggaran hukum dari 
kebijakan bail out Rp 6,7 triliun untuk Bank Century. Anggota Pansus, Hendrawan 
Supratikno menjelaskan, 45 temuan tersebut merupakan jabaran dari sembilan 
temuan yang dirumuskan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dalam audit 
investigatifnya.
 
"Kami mengembangkan sembilan temuan BPK menjadi 45 temuan yang dibagi dalam 
tiga kelompok, diantaranya merger dan akusisi, juga FPJP (fasilitas pinjaman 
jangka pendek)," kata Hendrawan, dalam jumpa pers di Gedung DPR, Jakarta, 
Selasa (2/2/2010).
 
Pada laporan kesimpulannya, disebutkan, ada empat lembaga yang terkait dengan 
permasalahan hukum yaitu Bank Indonesia, Komites Stabilitas Sistem Keuangan, 
Komite Koordinasi, dan Lembaga Penjamin Simpanan. 
Secara rinci, berikut dugaan pelanggaran yang dilakukan masing-masing lembaga : 
 
1. Bank Indonesia 
Diskresi terhadap aturan. Banyak aturan internal BI yang dilanggar dalam proses 
akuisi dan merger tiga bank (Bank Pikko, Danpac dan CIC). Aturan yang 
dilanggara antara lain: 

* Mengubah peraturan BI tentang penentuan capital adequacy ratio (CAR) demi  
memfasilitasi pemberian FPJP 
* Ketidakkonsistenan BI terhadap PBI (peraturan Bank Indonesia) tentang CAR 
dalam pemberian informasi penggelontoran penyertaan modal sementara (PMS) tahap 
ketiga dan keempat untuk mencapai CAR 10 persen, sementara PBI yang berlaku 
mensyaratkan agar CAR positif belum dicabut. 
* Tidak memiliki data pendukung yang memadai tentang kondisi Bank Century saat 
ditetapkan sebagai bank gagal, sementara Bank Century dalam status SSU (dalam 
pengawasan intensif BI). 
* Tidak memberikan hitungan yang pasti saat memutuskan biaya penyelamatan Bank 
Century, dan perhitungan tersebut banyak tergantung pada asumsi-asumsi yang 
mudah berubah 
* Akad perikatan agunan untuk FPJP yang tidak akurat dan masih mengacu pada PBI 
yang telah diubah 

2. Komites Stabilitas Sistem Keuangan 

* Tidak menggunakan indikator yang jelas dan model yang terukur dalam 
menentukan Bank Century sebagai bank gagal (pertimbangan faktor psikologis yang 
tidak terukur) 
* Tidak melakukan koreksi kebijakan terutama terhadap perubahan biaya 
penyelamatan Bank Century 
* Ketua KSSK tidak mengadakan pengawasan kinerja LPS, terutama berkaitan dengan 
tidak dilaksanakannya assessment LPS sebelum mengucurkan biaya sebagaimana 
diperintahkan UU LPS
 
3. Komite Koordinasi 

* Status pembentukannya tidak berdasar hukum 
* Pengambilan keputusan tidak sesuai prinsip good governance 
* Pada saat menyerahkan penanganan Bank century ke LPS tidak disertai penentuan 
angka penyelamatan Bank Century 

4. Lembaga Penjamin Simpanan 

* Merubah peraturan LPS untuk memfasilitasi pengucuran dana Rp 6,7 triliun 
dengan cara yang menyalahi prinsip good governance 
* Tidak melaksanakan assessment (financial and legal) awal sebelum mengucurkan 
dana penyelamatan Bank Century sebagaimana diatur dalam perundangan 
* Tetap memberikan dana talangan ke Bank Century sebesar Rp 2,8 triliun 
walaupun DPR tidak menyetujui Perppu No. 4 tahun 2008 tentang JPSK pada tanggal 
18 Desember 2008

Salah seorang pimpinan Pansus asal F-PDIP Gayus Lumbuun mengungkapkan, pejabat 
yang bertanggungjawab atas kebijakan-kebijakan tersebut bisa dimintakan 
pertanggungjawaban jika terbukti kebijakan yang diambilnya melanggar hukum dan 
perundang-undangan. Akan tetapi, PDI Perjuangan masih enggan menyebutkan nama 
pejabat yang harus dimintakan pertanggungjawaban.







Editor: mbonk Loading... 


  __
Looking for the perfect gift? Give the gift of Flickr! 

http://www.flickr.com/gift/

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Undangan Deklarasi Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI)

2010-02-04 Terurut Topik Alex Simanjuntak
Marilah kita sambut semua langkah yang menuju ke sistem ekonomi yang kondusif 
untuk kepentingan bangsa dan berlandaskan keadilan dan solidaritas sosial.  
AS


[Forum-Pembaca-KOMPAS] SBY-Boediono Kecanduan Utang Asing?

2010-01-31 Terurut Topik Alex Simanjuntak
SBY-Boediono Kecanduan Utang Asing?
Minggu, 31 Januari 2010 | 19:36 WIB


Kompas/Riza Fathoni 
Aktivis yang menamakan diri Koalisi Anti Utang menggelar aksi teatrikal menolak 
utang luar negeri di Bundaran Hotel Indonesia (HI) di Jakarta. 

TERKAIT:


Peringkat Naik berkat Tepat Tangani Century 
Peringkat Utang Indonesia Naik 
2014, Rasio Utang Turun ke 24 Persen 
Wow! Surat Utang Indonesia Nyaris Rp 1.000 T 
Utang Pemerintah "Tinggal" Rp 1.618 Triliun 
GramediaShop: Balanced Scorecard To Functional Scorecard 
GramediaShop: Modal Untuk Bisnis Ukm 

JAKARTA, KOMPAS.com -  Bukannya menghapuskan utang, pemerintah SBY-Boediono 
justru menambah utang baru. Ironisnya ini sudah terlaksana dalam program 100 
harinya. Wajar jika International NGO Forum on Indonesian Development (INFID) 
menilai Kabinet Indonsia Bersatu II sudah kecanduan utang baik bilateral maupun 
multilateral.

Demikian dikatakan Koordinator Advokasi INFID Wahyu Susilo dalam diskusi 100 
Hari Pemerintahan SBY-Boediono: Timpangnya Kebijakan Makroekonomi dengan 
Kesejahteraan Rakyat.  "Selama 100 hari, diplomasi ekonomi yang dilakukan 
semakin menambah utang. Sementara politik luar negeri tidak diarahkan pada 
pengurangan utang," ujar Wahyu saat jumpa pers, Minggu (31/1/2010).

Dalam tahun 2009 saja, sambung Wahyu, total keseluruhan utang pemerintah pusat 
mencapai Rp. 1.618 triliun. Padahal beban utang tersebut dapat mengganggu 
anggaran pendapatan dan belanja negara.

Utang baru itu terlihat dari program pengentasan kemiskinan seperti PNPM 
(Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat), PKH (Program Keluarga Harapan), dan 
BOS (Bantuan Operasional Sekolah), yang dilanjutkan dengan biaya utang luar 
negeri. Program ini sebelumnya menjadi program independen pemerintah tapi 
diserahkan ke asing.

Belum lagi beban utang kebijakan yang diberi nama Development Program Policy 
Support Program. Tambahan hutang ini didapat dari Bank Pembangunan Asia senilai 
200 juta dollar AS dan Bank Dunia senilai 600 juta dollar AS. 
Ironisnya lembaga donor tersebut sekaligus mendirikan lembaga baru untuk 
mempercepat program di atas.

Direktur Eksekutif INFID Donatus K. Marut menambahkan kecanduan pemerintah SBY 
pada utang nampak ketika memimpin delegasi Indonesia dalam pertemuan puncak 
perubahan iklim di Kopenhagen, Denmark, pertengahan Desember 2009. "Presiden 
SBY telah mendapatkan komitmen utang baru untuk perubahan iklim," ujar Donatus.







Penulis: YOG,MUN   |   Editor: Edj   |   Sumber : Persda Network 


  __
Looking for the perfect gift? Give the gift of Flickr! 

http://www.flickr.com/gift/

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Rezim SBY Sukses Hantar RI Dililit Gurita Perdagangan Bebas

2010-01-31 Terurut Topik Alex Simanjuntak

--- On Tue, 1/26/10, andre andreas  wrote:


From: andre andreas 
Subject: #sastra-pembebasan# Rezim SBY Sukses Hantar RI Dililit Gurita 
Perdagangan Bebas
To: forum-pembaca-kompas@yahoogroups.com
Received: Tuesday, January 26, 2010, 8:29 PM


 



Siaran Pers FOR Indonesia (Front Opisisi Rakyat Indonesia) 25/01/10 Jakarta

Baca juga Maklumat FOR-Indonesia
Diserukan pada saat Deklarasi Front Oposisi Rakyat Indonesia 21 Desember 
Januari 2010    “Rezim SBY Gagal”
http://lenteradiata sbukit.blogspot. com/2010/ 01/maklumat- front-oposisi- 
rakyat-indonesia .html
Saat ini mata kita mengarah ke angka kalender “28” Januari, yang akan terjadi 
dalam dua hari ke depan, di mana Rezim SBY genap berusia Lima Tahun Seratus 
Hari (1900 Hari). Dalam kekuasaannya untuk yang kedua kalinya ini, negeri 
Indonesia telah mengalami reorganisasi wilayah melalui berbagai macam 
undang-undang yang mengubah Indonesia sebagai negara pasar bebas dalam hal 
investasi, perdagangan dan keuangan negara. Banyak orang tidak menyadari hal 
ini, karena disangkanya telah hadir demokrasi dengan simbol keterbukaan di 
Indonesia, padahal itulah negara pasar bebas. Begitu negara ini telah alih 
fungsi sebagai pasar bebas, maka kedaulatan ekonomi-politik ada di tangan 
pedagang dan investor besar, dan rakyat Indonesia teralienasi dari tanah, 
kerja, dan identitas kesejarahan lokal/kebangsaannya nya. Inilah titik kritis 
Rezim SBY.

Mari kita simak hantaran Rezim SBY menuju pasar bebas. Hal ini memang 
berhubungan dengan konsep unipolar dari penguasaan dunia yang didominasi oleh 
sebuah negara, dan agar efisien, dunia unipolar ini harus membentuk 
globalisasi. Globalisasi perdagangan bebas merupakan modus operandi yang banyak 
dipakai untuk mempercepat ekspansi rezim neoliberal. Mulanya WTO (World Trade 
Centre Organization) yang mengatur perdagangan bebas dunia, dan kemudian 
diciptakan FTA (Free Trade Agreement) yang cakupan peraturannya lebih 
menyeluruh dalam mengatur hubungan perdagangan regional ketimbang WTO. 
Indonesia telah terikat WTO sejak 1994, kemudian diatur oleh FTA (melalui AFTA 
2002). FTA Indonesia telah menjalin dengan China-Asean FTA (CAFTA) sejak 2004, 
Jepang-Indonesia EPA pada 2007, dengan New Zealand-Australia (NZFTA,) dengan 
Uni-Eropa dan juga dengan AS.

Dengan FTA, Rezim SBY membuka pintunya terbuka lebar bagi invasi ekonomi 
kapitalis. Dalam situasi krisis ekonomi global ini, FTA seperti konstitusi 
dunia yang menentukan kedaulatan ekonomi sebuah negara. Sebagai negara pasar 
bebas, rakyat pun dimobilisasi ke dalamnya sebagai “kuli-kuli pasar bebas” yang 
dibuat saling bersaing dengan sesamanya dalam sistem kerja outsourcing, ekspor 
tenaga kerja domestik, yang semuanya tanpa jaminan keselamatan dan 
kesejahteraan. Petani dan nelayan dibiarkan bersaing dengan pengusaha yang 
menguasai tanah hingga lautnya dengan teknologi dan modal besar, tanpa 
perlindungan. Layaknya, dalam persaingan yang tidak seimbang, maka posisi 
petani, nelayan yang diusir dari tanah dan lautnya serta dibuat terasing 
sebagai buruh adalah yang mengalami kehancuran fatal selama pemerintahan Rezim 
SBY.

Kami menegaskan, terdapat tiga sokoguru Indonesia yang saat ini hancur fatal, 
yakni petani, nelayan dan buruh, serta kaum perempuan dari ketiga sokoguru 
tersebut. Kaum perempuan mempunyai beban masalah yang bertambah karena 
diperlakukan sebagai tenaga kerja (alat produksi kapitalis) sekaligus konsumen 
dalam pasar bebas. Runyamnya, pada saat pemerintahan SBY menyusun rencana 
strategis yang dinamakan National Summit 2009, malahan berisi tentang proyek 
yang tetap menguntungkan pengusaha besar, yakni pembangunan infrastuktur untuk 
menunjang industri strategis, proyek peningkatan pengusaha dalam negeri agar 
mampu bersaing dengan modal bebas, dan pembenahan birokrasi sipil dan militer 
yang mendukung pasar bebas agar bejalan efektif. Tak ada political will yang 
kuat untuk mensejahterakan dan melindungi rakyatnya dari gurita pasar bebas.

Ketiga rencana strategis yang diprioritaskan Rezim SBY selama masa 
pemerintahannya ini benar-benar hanya menjadikan Indonesia sebagai polisi pasar 
bebas yang berjaga pada rute produksi, distribusi hingga reproduksi sosial 
–yang dibebankan utama kepada kaum perempuan, agar tidak ada yang luput dari 
hukum pasar bebas FTA. FTA akan semakin meningkatkan impor berbagai produk 
industri dan pertanian pada tingkat tarif bea masuk yang sangat rendah bahkan 
dapat mencapai nol persen. Saat ini saja Indonesia telah mengimpor hampir 
seluruh produk pertanian, beras, kedelai, produk peternakan seperti 30 persen 
kebutuhan daging nasional, sebanyak 70 persen dari total konsumsi susu, bahkan 
jeroan. Kecenderungan pada impor yang terus membesar semakin menyebabkan sektor 
pertanian dan industri dalam negeri terpuruk. Lebih ironi lagi, ketika impor 
perikanan dalam 5 tahun terakhir terus mengalami pertumbuhan Kecenderungan pada 
impor yang terus membesar semakin menyebabkan
sektor pertanian, perikanan dan industri dalam 

Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Bijak Menghadapi Kritik Media

2010-01-27 Terurut Topik Alex Simanjuntak
Lain Bang Ali, lain pula sekarang. Memang tidak mudah dari semifeodal ber 
metamorfosis menjadi seorang yang sungguh demokratis apalagi bersikap 
kerakyatan.
AS

--- On Tue, 1/26/10, Agus Hamonangan  wrote:


From: Agus Hamonangan 
Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Bijak Menghadapi Kritik Media
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Received: Tuesday, January 26, 2010, 2:26 AM


  



Oleh Agus Sudibyo

http://cetak. kompas.com/ read/xml/ 2010/01/26/ 03292328/ bijak.menghadapi 
.kritik.media

Ali Sadikin adalah gejala tersendiri dalam konteks relasi antara pejabat publik 
dengan unsur masyarakat dan pers. Meski bukan figur yang tergolong ramah 
terhadap LSM dan media, Bang Ali selalu berusaha terbuka dan berpikiran positif 
terhadap kritik.

Sebagai gubernur DKI, Bang Ali bahkan merasa terbantu oleh kritik LSM dan 
media. Kritik membantunya mendapat gambaran sesungguhnya tentang kualitas 
pemerintahannya: pelayanan publik serta kelemahan dan penyelewengan di lapangan.

Dari anak-buahnya, para birokrat yang alergi kritik, hanya ada laporan bertipe 
asal bapak senang. Isinya, penyelenggaraan pemerintahan berjalan baik, normal, 
meski yang terjadi sebaliknya: sarat pelanggaran dan penyelewengan. Bang Ali 
paham laporan seperti ini hanya membuatnya keliru menganalisis keadaan dan 
mengambil keputusan. Ia justru mengandalkan masukan dan kritik eksternal saat 
mengevaluasi pemerintahannya.

Mentalitas Bang Ali sangat relevan ketika kita menghadapi respons negatif 
pemerintah terhadap kritik media belakangan ini. Tak diragukan lagi, peran 
media sungguh signifikan mengangkat kontroversi cicak versus buaya, 
kriminalisasi KPK, penalangan Bank Century, dan mafia peradilan. Pemberitaan 
media mampu meletakkan opini publik sebagai faktor determinan dalam pengambilan 
putusan di tingkat eksekutif ataupun legislatif.

Dihadapkan pada situasi seperti ini, yang diperagakan para pemimpin kita bukan 
mentalitas Bang Ali. Sebaliknya malah sikap reaktif dan tidak proporsional. 
Secara apriori dan tanpa rujukan yang jelas, mereka gemar melontarkan 
penilaian, seperti "kebebasan pers telah kebablasan", "media melakukan tirani 
opini", "pers jangan menjadi provokator", dan "masyarakat makin kreatif 
memfitnah".

Efek delegitimasi

Muncul kepanikan ketika kritik media menimbulkan efek delegitimasi signifikan 
terhadap unsur politik tertentu. Yang mengemuka bukan mawas diri dan 
kreativitas menghadapi paparan media, namun justru praduga, bahkan niat buruk. 
Ini terjadi ketika Wapres Boediono melontarkan gagasan sinergi TVRI, RRI dan 
Antara ke dalam satu institusi untuk membantu pemerintah mengimbangi kritik 
media massa. Tersirat keinginan menjadikan tiga lembaga itu sebagai instrumen 
politik pemerintah.

Gagasan ini jelas kontroversial dan kontraproduktif. Pertama, UU Penyiaran 
Nomor 32 Tahun 2002 menegaskan TVRI-RRI adalah lembaga penyiaran publik yang 
independen, netral, dan berfungsi memberikan layanan untuk kepentingan 
masyarakat. Salah besar membayangkan fungsinya sebagai organ pemerintah guna 
mengimbangi kritik media komersial.

Fungsi penyiaran publik di mana pun menjalankan keutamaan publik: pendidikan 
kewargaan, ruang publik budaya, pemberdayaan sosial ekonomi. TVRI-RRI tak dapat 
diidentifikasi sebagai lembaga milik pemerintah sebab didanai APBN yang adalah 
dana publik, bukan dana pemerintah. Gagasan menjadikan TVRI-RRI instrumen 
politik pemerintah hanya lazim muncul dalam rezim otoriter. Gagasan ini 
menunjukkan ketakpahaman terhadap spirit kelembagaan penyiaran publik.

Kontrol

Kedua, dalam rezim yang demokratis, sudah pada tempatnya pers mengontrol 
pemerintah. Pers adalah perangkat masyarakat guna mengawasi penyelenggaraan 
kekuasaan dalam berbagai bentuk. Cara efektif menghadapi kritik pers bukanlah 
dengan menciptakan tandingannya atau mencoba membungkamnya melalui produk 
kebijakan. Satu-satunya cara: mereduksi tindakan, kebijakan, dan situasi yang 
dapat memicu kontroversi. Agar terhindar dari paparan negatif media, pemerintah 
jangan membuat kesalahan. Penuhi harapan publik akan pemerintahan efektif dan 
bersih!

Tentu ini tak berarti pemberitaan media sama sekali tak menguntungkan 
pemerintah. Pemberitaan media tentang fasilitas mewah narapidana berduit jelas 
memperkuat alasan Menhuk dan HAM menertibkan jajarannya. Kontroversi media 
tentang cicak versus buaya menghindarkan Presiden dari kesalahan fatal 
melemahkan KPK dan mengkriminalkan anggotanya.

Pemberitaan intensif tentang dana talangan Century pada sisi lain juga 
mengondisikan DPR benar-benar mengusut tuntas kasus ini. Persoalannya, apakah 
pejabat kita bermental Bang Ali. Apakah mereka mau melihat pers secara kritis, 
proporsional, dan konstruktif?

Dalam beberapa kasus, pers masih mengabaikan etika dan profesionalisme. 
Kelemahan ini cukup menuntut perbaikan kualitas pemberitaan media, tetapi jelas 
tak memadai mengintroduksi kebijakan yang antikebebasan pers. Keberatan 
pemerintah dan unsur politik terhadap pemberitaan media seharusnya 

[Forum-Pembaca-KOMPAS] Front Tunarungu Tuntut Mundur SBY

2010-01-24 Terurut Topik Alex Simanjuntak
Front Tunarungu Tuntut Mundur SBY
Laporan wartawan KOMPAS Ingki Rinaldi
Sabtu, 23 Januari 2010 | 22:16 WIB


KOMPAS/ALIF ICHWAN
Susilo Bambang Yudhoyono 

TERKAIT:


Anas: Tak Ada Alasan SBY untuk Khawatir 
Jangan Tergesa-gesa "Reshuffle" Kabinet 
Menkominfo: Kerja Kabinet Tak Terganggu Isu 
Cara SBY Khas Indonesia, Urun Rembuk 
Wakil Ketua DPR "Protes"! 

JAKARTA, KOMPAS.com — Puluhan orang yang tergabung dalam Front Tunarungu 
se-Jabodetabek, Sabtu (23/1/2010), menuntut dengan keras agar Presiden Susilo 
Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono mundur dari jabatannya. Tuntutan 
itu dibacakan di Rumah Benteng Demokrasi Rakyat atau Bendera di Jalan 
Diponegoro 58, Jakarta Pusat. 
 
Ketua Front Tunarungu se-Jabodetabek Michael Harding membakar sejumlah foto 
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang dicetak di atas kertas, seusai 
membacakan tuntutan. Sejumlah orang lalu menunjukkan jari tertentu yang 
dimaksudkan sebagai tanda mencemooh ke arah foto Sri Mulyani, Boediono, dan 
Susilo Bambang Yudhoyono yang dicetak dalam kertas tersendiri.


Artikel Sebelumnya 

Artikel Selanjutnya 


Editor: hertanto   |   Dibaca : 2009 


Sent from Indosat BlackBerry powered by  




0




0




Ada 8 Komentar Untuk Artikel Ini. Kirim Komentar Anda 




karya abdillah 


Minggu, 24 Januari 2010 | 00:51 WIB
yang tunarungu aja mengerti,bgtu jg yg normal...kasihan ibu pertiwi dipimpin 
anak2 bedebah,ada apakah?

Balas tanggapan





Alie AnWaR 


Minggu, 24 Januari 2010 | 00:31 WIB
Saya rasa rakyat bangsa ini tidaklah bodoh untuk terpengaruh oleh aksi puluhan 
tunarungu tsb!!! namun mungkin saja momen ini akan dimanfaat kan oleh 
sebagian orang2 pintar yang memperbodoh kan bangsa nya sendiri.!!! 

Balas tanggapan





Aan Ns 


Minggu, 24 Januari 2010 | 01:36 WIB
ya betul pak rakyat nggak bodoh lagi. kemana larinya bail out BC 6700M pun 
sudah bisa di tebak rakyat, hanya yang bodohlah yang nggak tau.

Balas tanggapan





Iwan Murtiono 


Minggu, 24 Januari 2010 | 00:08 WIB
Mereka yg nggak pernah dengart isu dan gosip politikpun sampai bisa denger riuh 
rendahnya topan badai yg melanda negri korup ini. Keterlaluan SBY ini yang 
nyantai aja lihat rakyatnya hampir jadi Haiti. Mereka digaji buat nyejahterakan 
rakyat bukan buat masalah!

Balas tanggapan





ridwan hanif 


Minggu, 24 Januari 2010 | 00:02 WIB
lebih baik punya presiden tuna rungu daripada punya presiden buta hati yang 
maunya cari selamet di tengah carut marut bangsa ini

Balas tanggapan



1 2 »

Kirim Komentar Anda


  __
Get the name you've always wanted @ymail.com or @rocketmail.com! Go to 
http://ca.promos.yahoo.com/jacko/

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: SBY penggemar Kompasiana !.

2010-01-24 Terurut Topik Alex Simanjuntak
Baik KOMPASIANA maupun FPK saya nilai sebagai HydeParknya Mayantara, dimana 
siapapun boleh mengutarakan pendapat, apalagi semuanya yang ikut 
menformulasikan pendapatnya secara santun. Silakan memihak siapapun karena 
itulah memang salah satu hak warga. Bila orang sanggup dan mau berpikiran 
kritis, terpaksalah ia memihak dan kadang harus meresist seseorang atau 
sesuatu, misalnya pendapat atau kebijakan. Memang sering  dikatakan bahwa 
bersifat dan berpikiran kritis ialah salah satu atribut dari mereka yang 
berpendidikan, terutama mereka yang sudah termasuk diantara cendikiawan, 
intellectuals. Para cerdik pandai, memang, sering sukar diatur oleh penguasa. 
Apalagi mereka yang masih punya hati nurani dan common sense ...

--- On Thu, 1/21/10, pahalahutabarat  wrote:


From: pahalahutabarat 
Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: SBY penggemar Kompasiana !.
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Received: Thursday, January 21, 2010, 2:11 PM


 



Rupanya kita-kita ini juga kelihatannya sudah terjangkit 'sindrom
jangan-jangan' .

Tempo hari saya juga didakwa oleh seorang keluarga milis kita ini
melalui japri, seolah-olah bin jangan-jangan saya ini tidak peduli pada
rakyat miskin. Getirnya, saya justru sangat miskin saat ini. Internet-an
aja numpang di Speedy saudara.

Saya juga pernah didakwa membela SBY ( yang gendut itu ! - maaf ya Pak
SBY ). Padahal saya tidak pun memilih SBY saat pemilu, tetapi saya
memilih presiden RI. Tapi ketika SBY itu jadi presiden Republik
Indonesia ini ( dimana ayah saya ikut berkeringat dan berdarah
mendirikannya ), maka sebagai warga negara Republik Indonesia saya
mengakui beliau sebagai presiden saya. Jadi presiden saya adalah
SBYoedhoyono yang menang pemilu, karena saya warga negara sebuah negara
yang presidennya adalah beliau. Sederhana aja .

Secara manajemen kantor - ini kata saya lho ya..- kalau pimpinan nya
membentuk suatu tim utk suatu issue, orang-orangnya ya itu juga.
Andaikan saya kepala kantor dengan staf A, B, C, D, E, F. Semua sdh
punya job-list.
Tapi ketika ada issue baru yang timbul, saya sebagai kepala kantor,
boleh saja membentuk sebuah tim, kombinasi dari ke-enam staf yang ada,
utk mengamati perkembangan issue itu. Nothing special - lah !

Sekarang saya bertanya dalam hati, begini.
Mana lebih bodoh, seorang presiden - yang bersedia memberi perhatian
pada suatu issue - dengan membentuk tim utk mencermati issue itu atau,
seorang presiden yang tidak memberi hati pada suatu issue yang hangat di
tengah masyarakat ?. Apakah seorang prsiden tidak boleh mencermati
perkembangan sesuatu issue di negeri yang dipimpin-nya ?

Sayangnya, kebanyakan masyarakat baca-tulis Indonesia sudah terbiasa
merasa nikmat kalau mengkritik pemerintahnya sendiri. Cara berpikir
yang sudah dibentuk dengan sangat baik oleh 'setan gundul' yang pernah
diungkapkan Pak Harto dulu.
Belakangan kita semakin sadar bahwa, PRRI ternyata didalangi setan
gundul. G-30-S ( lebih cocok Gestok ! ) juga didalangi setan gundul.
Lalu Gerakan Reformasi juga didalangi oleh setan gundul (Ingat ketika
pejabat IMF melecehkan Presiden Republk Indonesia ketika menandatangani
dokumen sejanis Supersemar !).

Lalu sekarang ada Sri Mulyani yang 'well awarded' oleh bangsa-bangsa,
lalu - mungkin ! - melakukan mis-lead, dengan target untuk meminimkan
secara nasional, akibat-akibat yang mungkin timbul oleh kerakusan
seorang/sekelompok bankir mafia. Tentu saja dengan otoritas yang
dipegangnya, sebagai menteri keuangan .
Lalu timbul gerakan untuk kalau bisa (mulanya) mengganti presiden. Atau
setidaknya mengganti Menteri Keuangan dan Wakil Presiden. Ada lagi yang
meneriakkan bila perlu 'Pemilu harus diulang !'. (Ongkosnya berapa
boo...! ).

Saya termasuk 0rang yang percaya - karena saya miskin - bahwa,
seandainya waktu 2008 itu sedikit saja ada terkabar bahwa ada bank yang
gagal kliring (?) atau gagal apalah, akibatnya harga Indo Mie dan Teh
manis panas akan naik banyak, sehingga saya harus makan Indo Mie dan
Teh manis panas 3 kali seminggu saja lagi. Tidak soal bank besar, bank
mini, atau bank kerut (baca : bankrut !). Kebetulan saja Bank Century
yang jadi objek, karena di dalamnya sudah 'terlanjur' masuk uang
beberapa BUMN.

Pilih mana. Biarkan Bank Century nyungsep - dengan resiko-resiko yang
mungkin timbul atau, mencoba memelihara nafasnya yang bau itu, dengan
kemungkinan uang BUMN bisa ditarik kembali, lalau kalau beruntung nilai
jualnya suatu waktu akan cukup bagus untuk melegakan pikiran ?.
Dagang - sebagai bagian dari perekonomian - ya memang begitu kan ?.
Persyaratan administratif bisa dibereskan belakangan. Yang penting -
setidaknya bagi saya - harga Indo Mie dan Teh manis panas jangan naik
gila-gila an.

Kalau Sri Mulyani melakukan blitzkierk (maaf kalau salah tulis) waktu
itu, ya naluri Menteri Keuangan Republik Indonesia nya yang mengemuka.
Bukan naluri Sri Mulyani alumni UI (maaf saya bukan alumni UI lho..),
atau naluri dosen UI atau naluri istri si suami, atau naluri perempuan,
atau naluri apalah itu namanya.
S

Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Gubernur Sumsel Rapat Gunakan Bahasa Inggris

2010-01-24 Terurut Topik Alex Simanjuntak
Dengan sedikit sarkasme dapat diusulkan kepada Pak Gub supaya rapat mulai 
memakai Standard Mandarin karena ACFTA apalagi China diperkirakan sudah 
menyalip Jepang menjadi ekonomi no. 2 didunia dan 20 tahun lagi USA 
dijadikannya runner up. So what?
AS

--- On Fri, 1/22/10, Kicky  wrote:


From: Kicky 
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Gubernur Sumsel Rapat Gunakan Bahasa Inggris
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Received: Friday, January 22, 2010, 6:19 AM


 



Pak Pudimartini,

Bener pak, saat itu Sumpah Pemuda ditelurkan karena perlu adanya pengakuan
de facto dan de jure.

Tapi kalao konteks sekarang, apakah dengan menggunakan bahasa Inggris selain
bahasa Indonesia artinya melanggar Sumpah Pemuda?

Maaf pak, maksud pak Godlip bukan semua orang di Filipina lantas
meninggalkan bahasa Tagalok. Tapi banyak orang Filipina fasih berbahasa
Inggris tentunya mereka juga fasih berbahasa ibu.

Kicky
nama yang tidak saya pakai kalau ke Filipina hehehe cari sendiri deh
arti kata yang mirip nama saya di bahasa tagalok.



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Menunggu Giliran SBY

2010-01-24 Terurut Topik Alex Simanjuntak
Banyak setuju dengan ulasan bpk Prof Saldi Isra. Namun bagaimanapun pentingnya 
presiden dalam sistem presidensial, tetap harus ada equlibrium antara ranah 
eksekutif, legislatif dan yudisial. Dua yang pertama mempunyai mandat dari 
rakyat, yang ketiga harus independen. Semuanya harus memegang akhlak dan etika 
yang tinggi. Kini pertanyaan yang menggelitik ialah apa yang bisa diperbuat 
oleh negara dan masyarakat bila Presiden tidak berkenan juga untuk hadir dalam 
sidang Pansus Angket BC?
AS

--- On Fri, 1/22/10, Agus Hamonangan  wrote:


From: Agus Hamonangan 
Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Menunggu Giliran SBY
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Received: Friday, January 22, 2010, 5:02 AM


  



Oleh SALDI ISRA

http://cetak. kompas.com/ read/xml/ 2010/01/21/ 04473081/ menunggu. giliran.sby.

Sejak terbentuk pada awal Desember 2009, Pansus Bank Century telah memanggil 
sejumlah tokoh penting yang dinilai berperan dalam pengucuran dana talangan 
senilai Rp 6,7 triliun ke Bank Century.

Di antara figur sentral itu adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, 
mantan Gubernur Bank Indonesia (saat ini Wakil Presiden) Boediono, mantan 
Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan Darmin Nasution, dan Marsillam Simanjuntak.

Selama pemanggilan tokoh sentral tersebut, suasana riuh rendah benar-benar 
menyelimuti Pansus. Selain karena posisi politik mereka, terdapat 
pertentangansejumla h keterangan yang dikemukakan. Bahkan ada keterangan yang 
menunjukkan pergeseran drastis. Ada kecurigaan, pergeseran keterangan sengaja 
dilakukan untuk menyulitkan Pansus dalam pena- rikan kesimpulan akhir.

Salah satu contoh pergeseran itu terkait peran Marsillam Simanjuntak dalam 
skandal pengucuran dana talangan kepada Bank Century. Keterangan Marsillam pada 
13 Desember 2009 menyatakan, kehadirannya dalam rapat-rapat Komite Stabilitas 
Sektor Keuangan (KSSK) sesuai tugas yang diberikan Presiden kepada Unit Kerja 
Presiden untuk Pengelolaan Program Reformasi (UKP3R). Marsillam secara tegas 
menyatakan, Presiden meminta dirinya bekerja sama dengan KSSK dalam kapasitas 
sebagai Kepala UKP3R. Penegasan Marsillam dibenarkan Sekretaris KSSK Raden 
Pardede (Republika, 19/1).

Namun, dalam perkembangannya, Istana membantah keterangan Marsillam dan Raden 
Pardede. Bantahan disampaikan Juru Bicara Presiden. Tegasnya, kehadiran 
Marsillam adalah dalam kapasitas penasihat Menteri Keuangan dan bukan perintah 
Presiden. "Suara sumbang" Istana itu menyulut perdebatan luas di kalangan 
masyarakat. Apalagi, pascabantahan istana, sejumlah aktor yang dinilai berperan 
penting dalam skandal Century "memperbaiki" keterangan mereka.

Berdasarkan perkembangan ini, beberapa anggota Pansus mengusulkan agar Presiden 
juga dihadirkan untuk memberikan keterangan. Dalam berbagai perspektif, usul 
menghadirkan Presiden jadi masuk akal. Paling tidak, usul ini sejalan dengan 
pernyataan Presiden untuk menyelesaikan kasus ini sampai ke akarnya. Apalagi, 
mantan Wapres Jusuf Kalla juga telah hadir memberikan kesaksian.

Posisi Presiden

Sebetulnya, jika semua anggota Pansus mau dan mampu menempatkan secara benar 
posisi presiden dalam sistem presidensial, seharusnya sejak awal sudah 
disepakati dan diagendakan kehadiran Presiden. Dalam sistem presidensial, 
presiden tidak hanya sebagai pusat kekuasaan eksekutif, tetapi juga pusat 
kekuasaan negara. Itulah sebabnya rentang kekuasaan presiden tidak hanya 
menyentuh wilayah kekuasaan eksekutif, tetapi juga merambah ke kekuasaan lain 
di luar eksekutif.

Dengan rentang kekuasaan yang begitu luas, jika dalam sistem parlementer obyek 
utama yang diperebutkan adalah parlemen, dalam sistem presidensial obyek 
utamanya adalah presiden (Hendarmin D, 2007). Bahkan, Douglas Verney (1992) 
menyatakan, meski dalam sistem presi- densial tak satu pun lembaga negara yang 
menjadi fokus kekuasaan, peran dan karakter individu presiden lebih menonjol 
dibandingkan

peran kelompok, organisasi, atau parpol yang ada dalam negara.

Dalam kekuasaan eksekutif, sebagai kepala pemerintah, presiden adalah pemegang 
kekuasaan tunggal dan tertinggi. Presiden tak hanya sekadar memilih anggota 
kabinet, tetapi juga punya peran sentral dalam pengambilan keputusan di 
kabinet. Terkait hal tersebut, Arend Lijphart (1999) menyatakan, 
keputusan-keputusan penting dalam sistem presidensial dapat saja dibuat oleh 
presiden dengan atau tanpa pertimbangan anggota kabinet.

Merujuk pendapat itu, dalam sistem presidensial menjadi tidak masuk akal jika 
anggota kabinet dapat mengambil keputusan sendiri di luar pengetahuan presiden. 
Apalagi kalau keputusan yang diambil sangat strategis serta punya implikasi 
politik dan memberikan dampak luas bagi masyarakat. Jika diletakkan dalam 
kerangka sistem pemerintahan, posisi presiden berbeda dengan perdana menteri 
dalam sistem parlementer yang tidak memungkinkan perdana menteri membuat semua 
keputusan penting tanpa melibatkan anggota kabinet.

Kehadiran SBY

Sesuai dengan sistem pemerintahan yang dianut,

Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Presiden: Politik Tidak Sehat

2010-01-21 Terurut Topik Alex Simanjuntak
Bila kita cermati semua tengara yang disebut tentang tidak sehatnya politik 
kita akan sangat mencolok bahwa sebab musababnya ialah tidak adanya 
transparansi dalam perpolitikan yang dijalankan dipuncak kekuasaan. 
Transparansi adalah substansi yang sangat didambakan oleh masyarakat. Ini 
sangat tampak dalam pendapat yang beredar berhubungan dengan interaksi 'cicak 
vs buaya', apalagi dalam masalah skandal Bank Century.
 
Sebab kedua ialah penguasa yang dalam sistem pemerintahan kita sangat kuat 
posisinya dan dipilih langsung serta mengantongi mandat 60% ternyata dalam real 
politics sangatlah pasif, terlalu sering merintih, tidak menggelar kepemimpinan 
yang tegas pro demokrasi dan pro rakyat kecil.
 
Politik remang remang begini dengan banyak masalah yang tidak dituntasi, 
seperti Lumpur Lapindo, tentu saja mengundang banyak teka teki, spekulasi, 
konstruksi, juga fabulasi. Parahnya hanya selalu di counter pula dengan keluh 
kesah tanpa perbuatan nyata yang berarah ke perbaikan. Diam dan hanya 
menerbitkan kabut politik juga sangat dapat menimbulkan dugaan bahwa ybs-ybs 
mungkin terlibat-libat. Kiranya dapat dimengerti bahwa gaya kekuasaan yang 
berjiwa fiksi dan melankoli tanpa kerja nyata begini mulai disarankan untuk 
lebih baik terminasi saja, supaya bangsa dapat maju.
AS
 


--- On Thu, 1/21/10, yuliati_s...@yahoo.com  wrote:


From: yuliati_s...@yahoo.com 
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Presiden: Politik Tidak Sehat
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Received: Thursday, January 21, 2010, 11:47 AM



Saya rasa sejak Pemilu dan Pilpres tahun yl "Politik Tidak Sehat" tersebut 
SUDAH DITABUR, jadi siapa MENABUR akan MENUAI. Gitu aja kok repot? Siapa yg 
merasa menuai? Apa karma itu datang lebih "instant" ya? Soalnya sekarang ini 
jaman serba instant, maka alam juga mengikuti sistem instant tsb.
Salam, Yuli
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone


[Forum-Pembaca-KOMPAS] Bagaimana SBY dan Mari Pangestu?> Chavez takes control of foreign supermarket

2010-01-18 Terurut Topik Alex Simanjuntak




Page last updated at 04:34 GMT, Monday, 18 January 2010




 






Chavez takes control of foreign supermarket 







By Will Grant 
BBC News, Caracas 





 
Chavez issued stern warnings to businesses not to raise prices
Venezuelan leader Hugo Chavez has seized control of a foreign supermarket 
chain, Exito, after he accused the company of hiking its prices. 
The joint French-Colombian supermarket chain was guilty of breaking Venezuelan 
law on price controls and would now pass into state hands, Mr Chavez said. 
He said any other company increasing prices also risked nationalisation. 
Exito was among more than 200 stores accused of raising prices during the 
country's recent currency devaluation. 
The supermarket chain had already passed under temporary government control 
after the devaluation. 
 
But now President Chavez has taken it a step further. 
Accusing the Exito group of "violating numerous Venezuelan laws", Mr Chavez 
said he had ordered the expropriation of the supermarket chain. 
 
'Socialist' supermarkets
"How much longer are we going to allow transnational companies to come here to 
speculate with our prices?" the Venezuelan leader asked viewers of his weekly 
TV programme, Alo Presidente. 
He went on to say that fines and temporary closures were not sufficient to 
prevent such alleged abuses and that the country's commerce minister, Eduardo 
Saman, should consider expropriating more frequently as a deterrent.
 
So far there has been no comment on the move from the Exito supermarket chain, 
which is a joint French and Colombian-owned company. 
It comes as Venezuela's trade relations with Colombia are particularly poor 
following a dispute over Colombia's decision to grant the US access to seven 
military bases on its soil, something Mr Chavez strongly opposes. 
Mr Chavez suggested that Exito's hypermarkets in Venezuela could become part of 
a newly announced "Corporation of Socialist Markets" which is intended to 
provide everything from restaurants to car dealerships at heavily subsidised 
prices. 




  __
Yahoo! Canada Toolbar: Search from anywhere on the web, and bookmark your 
favourite sites. Download it now
http://ca.toolbar.yahoo.com.

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Pansus Mulai Dimandulkan

2010-01-14 Terurut Topik Alex Simanjuntak
2010-01-14 
Pansus Mulai Dimandulkan

[JAKARTA] Penggantian sejumlah anggota Pansus Hak Angket Kasus Bank Century 
dinilai sebagai upaya pemandulan agar Pansus tidak bisa mengungkap tuntas 
skandal perbankan tersebut. Hal tersebut dikhawatirkan membuat hasil kerja 
Pansus bertentangan harapan rakyat. Demikian rangkuman pendapat yang dihimpun 
SP, Kamis (14/1), dari inisiator hak angket dari Fraksi PPP Kurdi Mukri, 
pengamat politik Burhanuddin Muhtadi, dan Direktur Eksekutif Reform Institute 
Yudi Latif. 

Kurdi Mukri menyatakan, sejak awal dirinya sudah memprediksi ada upaya 
pemandulan Pansus. "Saya sangat prihatin terhadap pencopotan anggota Pansus 
yang kritis," katanya.

Dengan dicopotnya sejumlah anggota Pansus yang kritis, lanjutnya, dikhawatirkan 
tujuan untuk mengungkap skandal Bank Century, tidak akan tercapai. "Ini semua 
karena kuatnya kepentingan partai politik," katanya. 

Sedangkan, pengamat politik dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) Burhanuddin 
Muhtadi mengemukakan penarikan anggota Pansus dari PAN dan PKB membuktikan 
telah terjadi "perang psikologis" antara Presiden SBY sebagai pengendali 
koalisi dengan mitranya. Penarikan itu juga membuktikan pernyataan SBY mengenai 
evaluasi mitra koalisi. Tujuannya agar mitra koalisi tidak kritis dan tajam 
menyikapi kasus Bank Century.


Pimpinan Parpol Ditekan

Ia menegaskan, SBY tidak bisa mengintervensi Pansus Century. Karena itu, cara 
yang diambil adalah dengan menekan elite-elite partai politik peserta koalisi. 
"Tekanan itu membuat pimpinan parpol tidak bisa tidur nyenyak, sehingga 
mengganti anggotanya di Pansus Century. Tindakan mereka seperti mencari muka 
terhadap SBY," katanya.

Tindakan pimpinan parpol itu, lanjut Burhanuddin, menunjukkan mereka masih 
loyal terhadap SBY, sekaligus menunjukkan koalisi parpol tetap solid. 

Meski demikian, dia menyayangkan penggantian itu karena menghilangkan daya 
kritis dalam Pansus, karena anggota yang menggantikannya tidak paham skandal 
Century. "Saya ragu hasil Pansus Century sesuai harapan rakyat. Pansus pada 
akhirnya hanya menjadi ladang bargaining politik," katanya. 

Senada dengannya, Yudi Latif menyatakan, tindakan menekan mitra koalisi 
terlihat sangat vulgar. "Pansus sebaiknya tetap fokus menyelesaikan skandal 
Century. Sangat berbahaya kalau hasilnya tidak sesuai harapan masyarakat," 
ujarnya. 

Sementara itu, sejumlah anggota Pansus dari partai koalisi telah diganti dan 
dikabarkan masih ada yang akan dicopot karena tekanan Partai Demokrat sebagai 
pimpinan koalisi. Dari informasi yang dihimpun SP, sedikitnya lima anggota 
Pansus yang telah dan akan diganti. Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) 
akan mencopot Marwan Ja'far dan Anna Mu'awanah, Fraksi Partai Amanat Nasional 
(FPAN) akan menarik Chandra Tirta Widjaya dan Catur Sapto Edi, sedangkan Fraksi 
Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) akan mengganti Andi Rahmat. Pada umumnya 
mereka melontarkan pertanyaan tajam terhadap mantan Gubernur BI, Boediono dan 
Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati. 

Terkait hal itu, beberapa anggota Pansus mengaku mendengar desas-desus 
pergantian rekan mereka sejak pekan lalu. Sebagian anggota menyatakan 
pergantian itu merupakan hal wajar dan ditentukan fraksi, tetapi beberapa di 
antaranya mengakui adanya tekanan dari Partai Demokrat. 

"Penggantian tersebut merupakan bentuk tekanan koalisi terhadap Pansus Century 
yang sudah dikhawatirkan sejak awal. Tapi kita harapkan PDI-P, Hanura, dan 
Gerindra, serta para inisiator hak angket tetap kompak," kata anggota Pansus 
yang menolak disebut namanya.

Sejak Rabu (13/1), Marwan Ja'far, telah diganti oleh Agus Sulistiono dan 
Chandra Tirta Widjaya telah resmi diganti Asman Abnur, sejak Senin (11/1). 
Sedangkan, Anna Mu'awanah mengakui ada pergantian anggota Pansus dan hal itu 
diberitahukan langsung Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar. 

"Saya dikasih tahu ketua umum secara langsung, kemarin (Selasa, 12/1) malam. 
Katanya, ada pembagian tugas jadi saya akan diganti supaya lebih fokus ke 
komisi. Tapi SK-nya sampai sekarang belum turun," ujar Anna. 

Menanggapi hal itu, Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS), Mustafa 
Kamal mengatakan, pihaknya belum berencana mengganti anggota di Pansus Hak 
Angket Century. Berdasarkan evaluasi intenal terhadap empat anggota di Pansus, 
mereka telah menjalankan tugas dengan baik dan normal. "Jadi tidak ada rencana 
untuk mengganti mereka. Soal penggantian Andi Rahmat, itu hanya isu," kata 
Mustafa.

Ketika ditanya isu penggantian tersebut terkait dengan tekanan koalisi seiring 
dengan evaluasi kabinet yang akan dilakukan Presiden SBY, Mustafa menampiknya.

"Evaluasi kabinet tidak akan pengaruhi anggota DPR dari FPKS dalam menjalankan 
fungsinya, termasuk di Pansus Century. Kami percaya Presiden bijak dan bisa 
membedakan kabinet tidak berhubungan dengan DPR," ujarnya. [J-9/J-11/R-14]


  __
Be smarter than spam. See how smart SpamGuard is at giv

[Forum-Pembaca-KOMPAS] "Bail OUT" Untungkan Rakyat, Sri Mulyani Dikritik

2010-01-14 Terurut Topik Alex Simanjuntak
Bersama yang berkuasa para pakar neoliberal harus tuntas beberkan kerjanya 
dan memikul tanggungjawabnya. Pikiran dan tindak neoliberal biasanya hanya 
dinikmati para pemain di bursa efek. 99,99% rakyat terus saja menderita.
AS
 
"Bail Out" Untungkan Rakyat, Sri Mulyani Dikritik
Rabu, 13 Januari 2010 | 20:51 WIB


KOMPAS IMAGES/DHONI SETIAWAN 
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat pengambilan sumpah di hadapan Tim 
Pansus Hak Angket Bank Century di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Rabu 13/1/2010. 


JAKARTA, KOMPAS.com — Pernyataan mantan Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan 
(KSSK) Sri Mulyani Indrawati, bahwa kebijakan pengucuran dana talangan untuk 
Bank Century senilai Rp 6,7 triliun menguntungkan rakyat Indonesia, langsung 
mendapat kritikan tajam dari anggota Pansus Hak Angket Kasus Bank Century Gayus 
Lumbuun dari Fraksi PDI-P.


'Bail out' sebesar Rp 6,7 triliun hanya dinikmati segelintir orang. Ini ironis 
karena uang yang digunakan adalah uang rakyat. 

"Bail out sebesar Rp 6,7 triliun hanya dinikmati segelintir orang. Ini ironis 
karena uang yang digunakan adalah uang rakyat," ujar Gayus pada pemeriksaan 
terhadap Sri Mulyani, yang juga Menteri Keuangan, Rabu (13/1/2010) di DPR.

Terlebih, lanjut Gayus, indikator yang digunakan untuk mendukung pernyataan Sri 
Mulyani adalah nilai tukar rupiah, pasar modal, dan suku bunga Bank Indonesia. 
"Ini realita empiris atau imajinasi? Apa Anda tidak membaca ada orang yang 
bunuh diri karena tidak memiliki keyakinan (pengembalian tabungan)?" tanya 
Gayus.

Gayus menambahkan, pernyataan Sri Mulyani sangat mengganggu. Terlebih jika 
mempertimbangkan besaran dana yang dikucurkan. Sayangnya, Sri Mulyani tidak 
menjawab lugas pertanyaan ini.







Penulis: HIN   |  Editor: made   |   Dibaca : 42485 


Sent from Indosat BlackBerry powered by  




0




5




Ada 98 Komentar Untuk Artikel Ini. Kirim Komentar Anda 




suaib muhammad 


Kamis, 14 Januari 2010 | 14:27 WIB
rakyat yang mana yang di untungkan. rakyat besar atau rakyat kecil

Balas tanggapan





Zhul Doangan 


Kamis, 14 Januari 2010 | 13:52 WIB
Dari pada memamerkan panggung politik yg mempertontonkan sikap saling 
membusukkan diri, jauh lebih baik MENCARI SOLUSI utk mengejar uang yg di rampok 
Robert Tantular. Apakah ini konsekuensi demokrasi yg biayanya mahal ?.. omong 
kosong !. kalo ada yg murah biaya-nya, kenapa harus pakai jalan yg mahal dgn 
mengadu-domba sesama anak bangsa ??

Balas tanggapan





Tempurung PLN 


Kamis, 14 Januari 2010 | 13:43 WIB
buat Bapak2 Pansus Century, panggil aja Uya (emang) Kuya untuk pemeriksaan.., 
karena di Indonesia ini nyari orang jujur itu lebih susah daripada nyari 
Emas..., "Bohong itu Dosa.."

Balas tanggapan





neurysm ajah 


Kamis, 14 Januari 2010 | 13:19 WIB
h,... berpikir positive ajah dulu,...

Balas tanggapan





Suryadi Alamsyah 


Kamis, 14 Januari 2010 | 13:09 WIB
ha..ha..., karena jd boneka neoliberal en saking tulusnya...duit negara 
dimanfaatin ama perampok.

Balas tanggapan





  __
Yahoo! Canada Toolbar: Search from anywhere on the web, and bookmark your 
favourite sites. Download it now
http://ca.toolbar.yahoo.com.

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Ruhut: Dibawa ke Neraka Pun Aku Siap!Ruhut: Dibawa ke Neraka Pun Aku Siap!

2010-01-11 Terurut Topik Alex Simanjuntak
Tantrum atau murkanya kiranya dimaksudkan untuk mengalihkan kerja dan perhatian 
Pansus A BC dan para pengawalnya dimasyarakat luas dari permasalahan substantif 
ke pertengkaran mulut seperti di kedai bir saja. Tidaklah usah diperhatikan, 
apalagi ditanggapi berlebihan. Masyarakat juga heran bahwa kelompok yang 
memerintah kok memakai cara cara sangat murahan seperti itu. Atau memang budaya 
politik kita masih begitu rendah?
AS

--- On Thu, 1/7/10, Yuliati Soebeno  wrote:


From: Yuliati Soebeno 
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Ruhut: Dibawa ke Neraka Pun Aku Siap!Ruhut: 
Dibawa ke Neraka Pun Aku Siap!
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Received: Thursday, January 7, 2010, 11:18 PM


 



He...he...he. ..dan emangnya siapa yang mau "membawa" dia ke neraka? PERGILAH 
SENDIRI, siapa mau nenteng-nenteng orang lain?! Apalagi ke kok neraka? Kita 
berdoa kan agar bisa pergi ke surga, bukan?
 
Ya begitulah bung Indra, ada pengacara yang begitu sich, makanya banyak para 
"markus" berkeliaran. Caranya "pokrol bambu", dan adu suara siapa yang paling 
lantang, dan selalu menabrak-nabrak pendapat orang lain sebelum menyelesaika n 
dan mengutarakan pendapatnya.
 
Yuli


[Forum-Pembaca-KOMPAS] Megawati: Gus Dur Laik Menjadi Pahlawan

2010-01-05 Terurut Topik Alex Simanjuntak


Megawati: Gus Dur Laik Menjadi Pahlawan
Headline News / Sosbud / Senin, 4 Januari 2010 04:06 WIB


Metrotvnews.com, Denpasar: Dua tokoh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 
Megawati Sukarnoputri dan Taufik Kiemas menyatakan almarhum Abdurrahman Wahid 
alias Gus Dur sudah selaiknya diberi gelar pahlawan. Tapi itu tergantung 
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Berbicara di Denpasar, Bali, Ahad (2/1). Megawati mengaku Gus Dur memenuhi 
kriteria untuk diberi gelar pahlawan karena pemikiran dan sikapnya dalam 
membangun bangsa. PDIP, dalam waktu dekat, akan meminta pemerintah menetapkan 
Gus Dur sebagai pahlawan.

Hal serupa juga ditegaskan Ketua MPR dan juga petinggi PDIP, Taufik Kiemas. 
Menurut suami Megawati itu, pemerintah seharusnya sudah memberikan gelar 
kehormatan kepada Gus Dur sebagai pahlawan.(RAS)


 

KOMENTAR [9]




Ali Ghafour, Senin, 4-Januari-2010

Gus Dur sangat layak jadi Pahlawan Nasional. Mega dan TKiemas benar. Kepicikan 
luar biasa dipamerkan oleh "kamandanu" yang tidak tahu sejarah kendati baru 
terjadi beberapa tahun yang lalu. PDIP yang 1999 menang pemilu. Sebetulnya MSP 
dan GD bisa kerjasama sangat elegan dan produktif. Kamandanu ingin mengadudomba 
saja. Sayang masih ada yang begitu rendah level persepsinya. Maaf

kamandanu, Senin, 4-Januari-2010

Banyak bacot kau MegawatiBUKANKAH ANDA YG MENUSUK GUS DUR DARI BELAKANG 
DEMI JABATAN PRESIDENBUKANKAH ANDA YG MENGKUDETA GUS DUR DEMI JABATAN 
PRESIDENBUKANKAH ANDA YG MENGHIANATI GUS DUR DEMI JABATAN PRESIDEN 
.,tahukah anda Megawati...kalau gusdur itu percaya dan 
ikhlas bekerja sama dgn anda.TETAPI APA BALASAN ANDA TERHADAP GUS 
DUR??anda DZOLIMIN GUS DUR...anda ANIAYA GUS DURITU SEMUA 
FAKTAFAKTA SEJAH . SEMUA ORANG TAHU BETAPA TEGA DAN KEJAMNYA ANDA 
TERHADAP GUS DURDITENGAH KETERBATASAN DAN TEKANAN POITIK YG 
HEBATBUKANYA ANDA MEMBANTU GUS DUR TETAPI ANDA JERUMUSKAN KE JURANG GUS 
DUR.INI FAKTA SEJARAH.

Widayanti Bandia, Senin, 4-Januari-2010

Saya salah satu Pengagum Gus Dur yang mimpuni akan Pengetahuan dan Ilmu yang 
dia kuasai. Tidak hanya Agama Islam saja yang dia ketahui tetapi juga 
Agama-agama lain Dia kuasai sebatas sebagai Ilmu. Banyak sekali teladan yang 
harus kita ikuti, hanya Dia yang berani melakukan Dialog antar Agama kalau ada 
masalah Khilafiyah tidak dengan Polemik, tetapi dibicarakan secara terbuka 
dalam satu forum resmi. Belum lagi bahasa yang Dia kuasai, Aku mengenal Beliau 
dari Orang asing yang menanyakan Mr. Wahid dari indonesia, dimana saat itu 
belum jadi seorang Presiden tapi Dia lebih dahulu dikenal sebagai ILMUWAN. 
biarlah bergulir dan Beliaupun yakin tidak mau menerima Penghargaan apapun 
selain Karyanya dan Upayanya bisa lebih bermanfaat dan dirasakan oleh rakyat 
dan Bangsa Indonesia. Apalah arti Gelar itu dibanding dengan PENGAKUAN RAKYAT 
 

hitam, putih dan abu-abu, Senin, 4-Januari-2010

kalau saja Gusdur bisa mengadili dan membawa balik kembali uang negara yg di 
colong dan dibawa kabur ke luar negeri oleh orang2 keturunan cina indonesia yg 
katanya di bela sama Gusdur dan disebut kaum marjinal, baru saya anggap dia 
pahlawan, kalau saja Gusdur pada saat menjabat president bisa mengambil 
keputusan dengan tegas, tanpa berkata "yg bisa menyelesaikan masalah adalah 
rakyat setempat " atas kejadian pertikaian saudara di ambon dan poso yg memakan 
korban anak bangsa sendiri dari kedua belah pihak,... baru saya anggap dia 
pahlawan, kalau saja gusdur bisa mendapatkan formula atau solusi baru 
dimana departemen sosial dibubarkan oleh beliau dan akhirnya terjadi kerisis 
kelaparan di belahan bumi indonesia,... baru saya anggap dia pahlawan,... kalau 
saja gusdur bisa mendapatkan formula atau solusi baru dimana posyandu 
dibubarkan dari Depkes dan akhirnya terjadi kerisis kesehatan " lumpuh layu " 
di belahan bumi indonesia,... baru saya anggap
 dia pahlawan,.. kalau saja gusdur bisa mendapatkan formula atau solusi baru 
dimana departemen penerangan dibubarkan oleh beliau dan akhirnya terjadi 
kerisis informasi yg kebablasan hingga pornografi bisa di dapat di pinggir2 
jalan raya dan dengan mudahnya diakses oleh anak dibawah umur,... baru saya 
anggap dia pahlawan,... Gusdur hadir dikarenakan ketidak adaannya pilihan anak 
bangsa yg sedang bersitegang pada saat itu, dan beliau terpilih atas kondisi yg 
tiada pilihan lain dimana saat itu bangsa dan negara NKRI berada di ujuk tanduk 
perpecahan dan dis integrasi. Ditubuh aparat TNI, POLRI, dan POLITISI semuanya 
terpecah. Gusdur adalah sosok dimana kalau bisa disebut (maaf berkali kali 
maaf, ini hanya sebagai perumpaan) sebagai obat penetralisir dari racun 
mematikan didalam tubuh orang yg keracunan, yg sifatnya sementar sebelum obat 
yg benar2 menyembuhkan di berikan. Dan tubuh ini adalah NKRI dimana 
penetralisirnya adalah Gusdur. Mungkin itu yg disebut
 takdir, yg diberikan oleh Tuhan YME / Allah SWT, untuk jalan yg harus dilalui 
oleh bangsa 

Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Selamat Ayu Azhari!

2010-01-03 Terurut Topik Alex Simanjuntak
Horas!
Juga kita kenal Arnold Schwarzenegger, bodybuilder dan aktor film laris yang 
keturunan
Austria Yahudi itu tetap sukses sebagai Gubernur California. Di Partai Republik 
tetapi berani berbeda pendapat dengan presiden G Bush Jr.
 
Ayu seorang WNI, ingin sumbangkan tenaga dan pikiran buat daerah dan masyarakat,
siapa tahu mungkin seperti Rieke Diah Pitaloka nanti bisa ke DPR RI. So what 
gitu loh..
AS

--- On Sat, 1/2/10, Dharma Hutauruk  wrote:


From: Dharma Hutauruk 
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Selamat Ayu Azhari!
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Received: Saturday, January 2, 2010, 5:24 AM


 



Saya selalu senang membaca kalimat "Pilihan Rakyat"
Jadi ketika terjadi berbagai peristiwa, entah itu tsunami, maupun bencana
alam lainnya (Nusantara Center menyebutkan Presiden pilihan Rakyat tapi
ditolak oleh bumi) kita pun hanya ngedumel saja.
Ayu Azhari jadi pilihan Rakyat Sukabumi ?? ya oke oke saja.
Tokh sudah ada DD Yusuf maupun Rano Karno.

Bahkan sudah ada Ronald Reagan kan


[Forum-Pembaca-KOMPAS] Mega: Om Frans Selalu Bilang Jangan Menyerah

2010-01-01 Terurut Topik Alex Simanjuntak
Mega: Om Frans Selalu Bilang Jangan Menyerah





 

KOMPAS/ TOTOK WIJAYANTO
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Sekjen PDIP Pramono Anung.







Artikel Terkait: 

Inilah Rangkaian Upacara Pemakaman Frans Seda 
SBY Datang, Pelayat Minta Foto Bareng 
BJ Habibie: Frans Pemikir Yang Perjuangkan Persatuan 
Presiden: Frans Tokoh Tiga Zaman 

Jumat, 1 Januari 2010 | 20:06 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com- Ada nasihat yang selalu diingat oleh Ketua Umum PDI 
Perjuangan Megawati Soekarnoputri dari almarhum Franciscus Xaverius Seda atau 
Frans Seda.
"Om Frans selalu bilang saya enggak boleh menyerah," kata mantan Presiden 
Megawati Soekarnoputri seusai melawat ke rumah duka Jalan Metro Kencana V 
Pondok Indah, Jakarta Selatan, Jumat (1/1/2010) malam ini.
Mega tiba di rumah duka sekitar pukul 19.00 dengan mengenakan kemeja berwarna 
hitam. Dia mengaku merasa kehilangan Frans Seda yang juga merupakan sesepuh PDI 
Perjuangan ini.
Bagi Megawati, Frans merupakan sosok PDI Perjuangan sejati yang selalu aktif 
berjuang sampai akhir hayatnya. "Sampai akhir hayatnya, om Frans tetap PDI 
Perjuangan," tuturnya.
Mega mengaku bertemu terakhir kali dengan Frans saat Rakernas PDI Perjuangan 
tahun lalu. Saat itu, Frans masih semangat memberi masukan bagi partai. Menurut 
Mega, Frans masih memiliki ingatan yang cukup tajam.
Selain Mega, beberapa tokoh dan mantan pejabat pemerintahan juga tampak melayat 
di rumah duka. Di antaranya, mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Rini 
Suwandi, mantan Menteri Negara Perumahan Rakyat Siswono Yudo Husodo, dan mantan 
Wakil Presiden Try Sutrisno.
Kepada wartawan Try menyebut Frans sebagai sosok yang selalu memikirkan ekonomi 
kerakyatan. "Beliau selalu memikirkan perekonomian yang ditata sesuai dengan 
aturan ekonomi kerakyatan yang berdasar Pancasila itu," tandasnya.
.indosat {font: bold italic 12px Tahoma;}

Sent from Indosat BlackBerry powered by  
ANI

Editor: msh 



  __
Make your browsing faster, safer, and easier with the new Internet Explorer® 8. 
Optimized for Yahoo! Get it Now for Free! at 
http://downloads.yahoo.com/ca/internetexplorer/

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] PDI-P: Data "Gurita Cikeas" Bukan Barang Baru

2009-12-31 Terurut Topik Alex Simanjuntak
PDI-P: Data "Gurita Cikeas" Bukan Barang Baru





 

KOMPAS/ KRIS R MADA
Ketua Fraksi PDIP DPR RI Tjahjo Kumolo.







Artikel Terkait: 

Mahfud: "Gurita Cikeas", jika Fitnah Bisa Dipidanakan 
Ratu Hemas Cari Buku "Gurita Cikeas" 
Dirut BNI: Gurita Cikeas, Buku Stensilan 
Jika "Gurita Cikeas" Tak Dipajang, maka Galangpress Minta Buku Dikembalikan 
George Junus Aditjondro Tantang SBY Berdebat 

Selasa, 29 Desember 2009 | 14:38 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Bagi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, data-data 
yang dipaparkan dalam buku Membongkar Gurita Cikeas bukanlah barang baru. 
Setidaknya inilah yang disampaikan Ketua DPP PDI-P Tjahjo Kumolo. "Itu memang 
isu lama yang sudah banyak saya dengar, tapi belum tahu akan kebenarannya," 
ujar Tjahjo, yang juga Ketua Fraksi PDI-P, kepada para wartawan, Selasa 
(29/12/2009) di Jakarta.
 
Terkait pelarangan buku tersebut, Tjahjo mengatakan, sepanjang ada UU yang 
dengan tegas mengatur hal itu, silakan saja. "Tapi kalau Jaksa Agung main 
larang tanpa klarifikasi dan penjelasan dari pihak George Tjondro selaku 
penulis maupun pihak-pihak yang disebutkan dalam buku tersebut, maka langkah 
Kejaksaan Agung justru akan membuat pembenaran tentang isi buku tersebut," 
ujarnya.
 
Tjahjo menambahkan, pengarang buku yang kini laris manis bak kacang goreng itu 
pasti telah memiliki data yang cukup hingga dirinya berani menerbitkan buku 
kontroversial tersebut. "Soalnya, ancamannya jelas, fitnah dan pencemaran nama 
baik," tambahnya.
.indosat {font: bold italic 12px Tahoma;}

Sent from Indosat BlackBerry powered by  
HIN

Editor: Edj 



  __
Looking for the perfect gift? Give the gift of Flickr! 

http://www.flickr.com/gift/

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Selamat Jalan Gus dan Frans

2009-12-31 Terurut Topik Alex Simanjuntak

Kamis, 31 Desember 2009 
Selamat Jalan Gus dan Frans





REPUBLIK kita sedang berduka. Dua tokoh nasional berpulang hanya berselang satu 
hari, yakni Presiden RI ke-4 yang juga mantan Ketua PB Nahdlatul Ulama KH 
Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan mantan menteri sekaligus tokoh senior PDI 
Perjuangan, Franciscus Xaverius Seda (Frans Seda).
Gus Dur wafat sekitar pukul 18.45 WIB, Rabu (30/12) di RS Cipto Mangunkusumo, 
Jakarta. Sementara, Frans Seda meninggal sekitar pukul 05.00 WIB, Kamis (31/12) 
di rumahnya, kawasan Pondok Indah Jakarta. 

Bagi kader dan jajaran struktural PDI Perjuangan, Gus Dur merupakan tokoh 
penting dalam perjalanan berbangsa dan bernegara. "Selain kita kehilangan sosok 
ulama yang demokratis, masih banyak pemikiran-pemikiran Gus Dur yang berharga 
bagi bangsa ini dan belum sempat tersampaikan," ungkap Ketua DPP PDI Perjuangan 
Tjahyo Kumolo, Kamis (31/12). 

Jajaran pengurus PDI Perjuangan, kata Tjahyo, menyampaikan duka dan merasa 
kehilangan yang mendalam atas wafatnya Gus Dur. Menurut dia, saat masih dalam 
perawatan di RSCM, dia bersama Taufik Kiemas atas nama PDI Perjuangan menengok 
Gus Dur. 

Sebagai Ketua MPR, Taufik Kiemas mewakili negara menerima jenazah Gus Dur dari 
pihak keluarga dalam upacara serah terima jenazah di rumah duka, kawasan 
Ciganjur, Kamis (31/12) pagi. Sebelumnya, pada Rabu (30/12) malam, Ketua Umum 
DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri bersama Taufik Kiemas melayat di 
rumah duka. 

Sementara, soal berpulangnya Frans Seda, anggota Dewan Pertimbangan Pusat 
(Deperpu) DPP PDI Perjuangan, Sabam Sirait menilai Frans Seda sebagai sosok 
sederhana. "Dia juga pekerja keras serta figur yang rendah hati dan suka 
menolong," ucap Sabam. 

Frans Seda meninggal di rumahnya di Jalan Metro Kencana V, Pondok Indah, 
Jakarta Selatan, dalam usia 83 tahun. Menurut informasi anggota keluarga, kata 
Sabam, Frans Seda ditemukan dengan kondisi tubuh yang dingin sekitar pukul 5.00 
WIB. 

Sabam juga mengatakan keluarga besar PDI Perjuangan berduka dan merasa 
kehilangan atas berpulangnya tokoh senior partai itu. Saat ini jenazah 
disemayamkan di rumah duka di Jalan Metro Kencana V, Pondok Indah, Jakarta 
Selatan. Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan sejumlah tokoh 
PDI Perjuangan lainnya dijadwalkan melayat di rumah duka. 

Frans Seda merupakan salah satu anggota Deperpu DPP PDI Perjuangan yang 
diketuai oleh Taufik Kiemas. Frans Seda lahir di Flores, Nusa Tenggara Timur, 4 
Oktober 1926. Ia pernah menjadi Ketua Seksi Penerangan Kongres Pemuda Indonesia 
(1950), Penasihat Ekonomi Gubernur Militer Nusa Tenggara, Denpasar, Bali 
(1956), Ketua Partai Katolik Indonesia (1961-1968), Menteri Perkebunan 
(1964-1966). 

Kemudian, Menteri Pertanian (1966), Menteri Keuangan (1966-1968), serta Menteri 
Perhubungan dan Pariwisata (1968-1973). Selain itu, dia pernah menjadi Duta 
Besar RI untuk Belgia dan Luksemburg/Kepala Perwakilan RI pada Masyarakat 
Ekonomi Eropa, Brussel (1973-1976), Anggota DPA (1976-1978). (pri)



  __
The new Internet Explorer® 8 - Faster, safer, easier.  Optimized for Yahoo!  
Get it Now for Free! at http://downloads.yahoo.com/ca/internetexplorer/

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Candi di Kampus UII Lengkapi Peradaban Bangsa

2009-12-27 Terurut Topik Alex Simanjuntak
Sikap luhur UII yang sangat menghargai heritage bangsa menunjukan beda keadaban 
yang tinggi dan yang rendah dengan pendinamitan sampai hancur arca raksasa 
Budha yang sangat tua dan langka di Afganistan beberapa tahun yang lalu oleh 
Taliban.
AS

--- On Sat, 12/26/09, awind  wrote:


From: awind 
Subject: [nasional-list] Candi di Kampus UII Lengkapi Peradaban Bangsa
To: nasional-l...@yahoogroups.com
Received: Saturday, December 26, 2009, 11:47 PM


 




 
 
 
http://www.antarane ws.com/berita/ 1261864873/ candi-di- kampus-uii- lengkapi- 
peradaban- bangsa
 

Candi di Kampus UII Lengkapi Peradaban Bangsa
Minggu, 27 Desember 2009 05:01 WIB | Artikel | Spektrum | Dibaca 42 kali
Bambang Sutopo Hadi


(ANTARA/Noveradika)Yogyakarta (ANTARA News) - Para pekerja tidak pernah menduga 
ketika menggali tanah untuk fondasi gedung perpustakaan Universitas Islam 
Indonesia (UII) Yogyakarta pada Jumat (10/12) mereka menemukan batu berukir 
yang diperkirakan merupakan bagian dari struktur candi.

Mereka kemudian melaporkan kepada pimpinan UII yang kemudian menghentikan 
sementara proyek pembanguan gedung perpustakaan untuk memberikan kesempatan 
kepada Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Yogyakarta untuk meneliti 
keberadaan struktur candi tersebut.

Menurut pengamat budaya dari Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) 
Yogyakarta Prof Ki Supriyoko, jika struktur candi yang ditemukan di kampus UII 
Jalan Kaliurang Km 14 itu benar-benar candi kuno tentu akan menjadi bagian dari 
benda cagar budaya yang keberadaannya dilindungi oleh undang-undang (UU).

"Jika candi kuno yang ditemukan di kampus UII benar-benar merupakan benda cagar 
budaya tentu kita gembira karena akan melengkapi peradaban bangsa. Selama ini 
bangsa kita telah memiliki ratusan candi kuno yang menjadi benda cagar budaya," 
katanya.

Saat ini pihak BP3 Yogyakarta bekerja sama dengan UII sedang meneliti lebih 
lanjut tentang temuan struktur candi kuno tersebut dan dalam waktu dekat segera 
diperoleh kepastian "kecandian" dan "kekunoan" atas temuan yang relatif 
mengejutkan itu.

Atas penemuan tersebut UII sebagai institusi pendidikan tinggi yang peduli pada 
kepentingan bangsa mendukung sepenuhnya upaya perlindungan terhadap artefak 
budaya, termasuk bangunan yang diyakini merupakan candi di lokasi pembangunan 
perpustakaan pusat universitas itu.

"UII sebagai lembaga pendidikan tinggi sangat menghargai heritage, dan berharap 
agar tidak terjadi kerusakan pada bangunan peninggalan sejarah," kata Rektor 
UII Prof Edy Suandi Hamid.

Untuk itu, proses pembangunan sementara dihentikan dan UII mempersilakan tim 
arkeolog dari BP3 Yogyakarta untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

Selain itu, sejak penemuan bagian candi tersebut UII telah memperketat keamanan 
di sekitar lokasi sebagai upaya mengantisipasi banyaknya masyarakat yang ingin 
melihat ke lokasi.

"Pengamanan kami maksudkan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. 
Masyarakat tetap diberi kesempatan untuk melihat ke lokasi," katanya.

Rektor mengharapkan agar proses penelitian, identifikasi, dan ekskavasi lokasi 
penemuan candi dapat dilangsungkan tidak dalam waktu yang lama.

"Semakin cepat proses penelitian oleh BP3 Yogyakarta, maka semakin cepat pula 
kami menentukan keputusan terkait bangunan perpustakaan pusat," katanya.

Mataram Kuno
Menindaklanjuti penemuan itu BP3 Yogyakarta menurunkan tim untuk meneliti lebih 
lanjut dan melakukan ekskavasi. Sampai saat ini dari hasil ekskavasi baru 
ditemukan 16 potongan batu bagian candi.

Ekskavasi juga menemukan arca Ganesha berukuran 52 cm dengan tinggi dari 
timbunan tanah sekitar 42 cm dan lingga-yoni berukuran atas 67x67 cm. Lingga 
berdiameter 16 cm dan panjang 30 cm.

Selain itu, juga ditemukan relief bunga padma di dinding pintu masuk bagian 
dalam persis di pojok yang menempel dengan tanah yang belum digali.

"Penemuan arca Ganesha menunjukkan candi itu merupakan candi Hindu. Namun, kami 
tetap belum bisa membandingkan usianya dengan Candi Prambanan karena banyak hal 
yang berbeda seperti dari sisi ornamen," kata Ketua Tim Ekskavasi BP3 
Yogyakarta Indung Panca Putra.

Menurut dia, bangunan candi itu lebih sederhana dilihat dari ornamennya. 
Kesederhanaan itu tidak lepas dari fungsinya di masa lalu, status ekonomi 
masyarakat sekitar, dan sumber daya manusia yang membuat kawasan tersebut.

Meskipun memiliki ornamen lebih sederhana BP3 Yogyakarta tidak bisa memastikan 
candi yang ditemukan di kampus UII lebih tua daripada Candi Prambanan. Apalagi, 
di kawasan tersebut belum ditemukan prasasti yang bisa menunjukkan hal itu.

Ia mengatakan, dari sisi ornamen, rambut yang tampak pada arca Ganesha di Candi 
Prambanan bergelung tingkat tiga dan bermahkota, sedangkan candi di kampus UII 
memakai satu gelung dengan dua ikatan.

"Berhubung prasasti belum ditemukan untuk sementara lebih aman menyebut candi 
itu sebagai peninggalan Mataram Kuno. Dengan prasasti bisa saja terungkap detil 
waktu pembuatan candi dan mungkin juga siapa raja 

[Forum-Pembaca-KOMPAS] Diplomasi Kuat Harus Ditopang Kekuatan Senjata

2009-12-27 Terurut Topik Alex Simanjuntak
Khawatir siswa SMU pun bisa sakit perut tertawa! Diplomasi kuat harus ditopang 
sistem sospolekbudham yang maju dan beradab, strategi pertahanan tentu 
untuk pertahankan negara bukan melindungi suatu kekuasaan. Senjata harus dibeli 
dengan uang dari ekonomi yang mulus, bukan berutang, SDA harus memakmurkan 
bangsa. KKN di minimumkan, keadilan dan hukum ditegakan. Jangan malu lirik 
sistem di Negeri Jiran, Thailand atau Venezuela dengan Hugo Chavez 
dan di region Amerika Selatan lainnya.
AS
 
Diplomasi Kuat Harus Ditopang Kekuatan Senjata










Artikel Terkait: 

Menhan ke Menko Polhukam Paparkan Produk Legislasi Usungannya 
Revitalisasi Industri Pertahanan Jadi Prioritas Program 100 Hari 
Purnomo Akan Prioritaskan Optimalisasi Anggaran 
Dephan Resmi Ambil Alih Bisnis TNI 
DPR Minta Dephan Paparkan Audit Senjata 

Minggu, 27 Desember 2009 | 10:07 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pakar politik pertahanan, Dr Yusron Ihza Mahendra, 
menyatakan, diplomasi suatu negara akan kuat jika ditopang oleh kekuatan 
senjata.

"Bagi saya, pertahanan tidaklah hanya bermakna bagi pertahanan itu sendiri, 
melainkan sekaligus juga bermakna sebagai alat utama dalam menopang diplomasi, 
baik diplomasi politik maupun diplomasi ekonomi," kata Yusron di Jakarta, 
Minggu (27/12/2009).

Paradigma pertahanan oleh mantan Wakil Ketua Komisi I DPR RI (Bidang 
Pertahanan) periode 2004-2009 tersebut dikemukakannya dalam sebuah buku terbaru 
hasil karyanya yang diluncurkan awal pekan lalu di Jakarta.

"Artinya, memang ada beberapa gagasan menarik yang saya coba angkat lagi dalam 
buku ini, yang merupakan tawaran untuk dijadikan sebagai paradigma dalam 
memandang dan mengelola sistem pertahanan nasional. Antara lain bahwa 
pertahanan tidaklah hanya bermakna bagi pertahanan itu sendiri," ungkapnya.

Jadi, menurut doktor lulusan Universitas Tsukuba, Jepang, ini, pertahanan itu 
sekaligus juga bermakna sebagai alat utama dalam menopang diplomasi. "Baik 
diplomasi politik maupun diplomasi ekonomi. Karenanya, diplomasi yang kuat 
harus ditopang oleh kekuatan senjata," katanya.

Hal ini, lanjut Yusron, sesungguhnya telah berlaku sejak dulu hingga kini, 
yakni mulai pada zaman Pax Romana, Pax Britanica, Pax Americana, sampai ke 
persoalan Blok Ambalat sekarang di Indonesia.

Tragedi pertahanan  
Yusron dalam bukunya yang berjudul Tragedi & Strategi Pertahanan Nasional yang 
diluncurkan di Ballroom Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, antara lain 
mengupas masalah pertahanan nasional secara komprehensif itu.

Mulanya merupakan Laporan Tim Alutsista Komisi I DPR RI periode 2004-2009, 
yaitu sebuah tim yang digagas dan diketuai oleh Yusron Ihza Mahendra, terkait 
rentetan kecelakaan (terutama pesawat udara) di lingkungan TNI pada tahun 2009.

Sebagai Wakil Ketua Komisi I DPR RI (Bidang Pertahanan), ia mengerjakan, 
menyusun, dan menulis laporan itu. "Saya kemudian mengolah kembali naskah 
tersebut, termasuk melakukan wawancara secara lebih dalam ke 
perusahaan-perusahaan BUMN industri strategis yang relevan.

Terutama sekali, menurutnya, dalam rangka mengetahui permasalahan serta potensi 
industri pertahanan nasional. Penulisan ulang dalam bahasa yang lugas dan 
kasual menjadikan buku ini sebagai bacaan mengasyikkan serta mudah dipahami 
masyarakat luas, khususnya bagi mereka yang berminat terhadap isu-isu 
pertahanan.
.indosat {font: bold italic 12px Tahoma;}

Sent from Indosat BlackBerry powered by  


Editor: acandra 
Sumber : Ant



  __
Looking for the perfect gift? Give the gift of Flickr! 

http://www.flickr.com/gift/

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] REPDEM Curigai Rencana Pertemuan SBY-Tim 9

2009-12-27 Terurut Topik Alex Simanjuntak
Repdem Curigai Rencana Pertemuan SBY-Tim 9





 

RUMGAPRES/ABROR RIZKI
Konferensi pers Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengenai perkembangan UNFCCC 
di Kopenhagen, Denmark, Jumat (18/12/2009) siang waktu setempat.







Artikel Terkait: 

Presiden Siap Bertemu Tim 9 
Bambang: Idrus Bisa Lebih "Kenceng" dari Tim 9 
Tim 9 Angket Century "Roadshow" ke Tokoh Nasional 

Sabtu, 26 Desember 2009 | 20:38 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem) - merupakan sebuah 
sayap organisasi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang fokus pada 
basis masa pekerja - mencurigai niat yang akan dilakukan Tim 9 bertemu dengan 
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Hal ini dikatakan oleh salah satu Ketua 
Repdem Masinton Pasaribu yang juga salah seorang anggota Petisi 28, Sabtu 
(26/12/2009).
"Bagi kami, tidak ada guna sama sekali pertemuan itu. Selain tidak ada 
urgensinya, rencana pertemuan itu dikhawatirkan akan digunakan oleh Presiden 
SBY sebagai ajang penyelamatan dirinya," tandas Masinton.
Menurut Masinton, bisa saja, rencana pertemuan itu malah menggagalkan 
kemungkinan pemanggilan Presiden SBY oleh Pansus Hak Angket Bank Century DPR. 
"Kami, yang sejak awal mendukung pengusutan dugaan skandal aliran dana ke Bank 
Century, yang nilainya Rp 6,7 triliun berharap kepada Pansus untuk fokus saja 
agar dugaan ini benar-benar terungkap," kata Masinton.
Fokus, katanya lagi, pada upaya penyelidikan terhadap pejabat negara yang 
terlibat dalam skandal aliran dana Century yang merugikan uang negara triliunan 
rupiah. "Termasuk, rencana pemanggilan Presiden SBY untuk diperiksa di hadapan 
Pansus terkait kebijakannya di dalam bailout dana ke Bank Century. Kerja 
Pansus, jangan sampai mengecewakan masyarakat. Kami berharap, jangan sampai ada 
dusta diantara kita," katanya.
Sebelumnya, melalui Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha mengungkapkan 
Presiden SBY menyatakan siap bertemu dengan para inisiator Hak Angket Kasus 
Bank Century atau Tim 9. "Tentu. Kalau sifatnya hanya silaturahmi atau untuk 
melaporkan kepada Presiden, tentu beliau senantiasa bersedia. Tinggal mengatur 
waktunya," ujar Julian.
.indosat {font: bold italic 12px Tahoma;}

Sent from Indosat BlackBerry powered by  
YAT




  __
Yahoo! Canada Toolbar: Search from anywhere on the web, and bookmark your 
favourite sites. Download it now
http://ca.toolbar.yahoo.com.

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] PDIP Jatim Kembali Dukung Megawati Soekarnoputri

2009-12-27 Terurut Topik Alex Simanjuntak
PDIP Jatim Kembali Dukung Megawati Soekarnoputri

Kamis, 24 Desember 2009 22:29 WIB | Peristiwa | Politik/Hankam | Dibaca 419 kali
Ketua PDIP Megawati Soekarnoputri (ANTARA)

Trenggalek (ANTARA News) - Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI Perjuangan Jawa 
Timur kembali mengusulkan Megawati Soekarnoputri sebagai ketua umum partai 
berlambang banteng moncong putih itu untuk periode 2010-2015.
Penegasan itu disampaikan Sekretaris DPD PDIP Jatim Kusnadi, Kamis, usai 
menghadiri rapat kerja cabang khusus (Rakercabsus) DPC PDIP Trenggalek.
 
"Sekarang kami tengah melakukan konsolidasi organisasi untuk menyosialisasikan 
kebijakan DPD PDIP Jatim tersebut," kata Kusnadi.
Selain mendukung pencalonan Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum DPP PDIP 
untuk periode kepengurusan 2010-2015, PDIP Jatim juga kembali mengusulkan 
Sirmaji sebagai ketua DPD PDIP.
 
Kusnadi menjelaskan, mengerucutnya nama Megawati sebagai calon Ketua Umum DPP 
PDIP serta Sirmaji sebagai calon Ketua DPD PDIP untuk masa kepengurusan 
2010-2015 merupakan keputusan internal DPD PDIP.
Nama keduanya akan diusulkan saat Kongres PDIP yang rencananya digelar 
pertengahan Maret 2010.
 
Untuk mendukung keputusan itu, saat ini pengurus DPD PDIP terus melakukan 
"gerilya politik" ke daerah-daerah untuk menyatukan persepsi dukungan hingga ke 
tingkat pengurus anak cabang (PAC) yang ada di setiap kecamatan.
"Kami sudah melakukan konsolidasi di 23 cabang di kabupaten/kota dan semuanya 
sepakat untuk mengusung Bu Mega dan Pak Sirmaji," kata Kusnadi.
Mengenai kepemimpinan di tingkat dewan pimpinan cabang (DPC), Kusnadi 
mengatakan bahwa DPD menyerahkan sepenuhnya keputusan di masing-masing 
kepengurusan yang ada di daerah.
Dia hanya mengisyaratkan bahwa DPD PDIP akan mendukung apapun yang menjadi 
keinginan massa PDIP di daerah.
"Jika kepemimpinan yang lama sudah baik, maka tidak masalah untuk dipilih 
kembali, tetapi seandainya memang ada yang lebih baik lagi tentu juga tidak 
menutup kemungkinan untuk dilakukan pergantian. Semua kami serahkan pada 
keputusan masing-masing daerah," katanya.
 
Konferensi cabang PDIP se-Jatim sesuai jadwal akan digelar selama sepuluh hari, 
yakni mulai tanggal 17 Januari hingga 27 Januari 2010. Konfercab itu rencananya 
diselenggarakan secara bergilir. 
Dari 38 DPC PDIP yang ada di kabupaten/kota se-Jatim, diperkirakan setiap hari 
akan digelar konfercab DPC PDIP di tiga sampai empat daerah berbeda.(*)



  __
Looking for the perfect gift? Give the gift of Flickr! 

http://www.flickr.com/gift/

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Saatnya Presiden Menengahi

2009-12-18 Terurut Topik Alex Simanjuntak
Yak, tepat sekali. Apalagi soal tersebut datang dari "kubu" yang itu itu juga, 
yang berdampak pada kelangsungan situasi amburadul yang ada sudah puluhan 
tahun. Juga kalau yang bisa menengahi bahkan sudah ada yang mengatakan telah 
melanggar UUD 45
jadi apa itu tengah, apa itu dan siapa itu sisi sisi yang sedang berseteru? 
Sebagai sebuah masalah, layaknya tiba waktunya untuk semuanya bersama lengser 
keprabon saja kan?
 
AS 

--- On Thu, 12/17/09, bimo_nugr...@yahoo.com  wrote:


From: bimo_nugr...@yahoo.com 
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Saatnya Presiden Menengahi
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Received: Thursday, December 17, 2009, 1:54 AM


Saya pikir SBY tak perlu menengahi. Kalau tiap soal macam Ical vs Ani harus 
ditengahi presiden, kapan SBY punya waktu untuk merealisasikan rencana presiden 
sendiri? Soal baku pukul elit gini, biasa dalam demokrasi, tidak punya dampak 
sistemik!-) Baik kita kembali ke fokus asal soal: Bank Century. Ke mana "dana" 
mengalir?

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT


[Forum-Pembaca-KOMPAS] Mbak Ani, Bukalah Siapa yang Menekanmu

2009-12-12 Terurut Topik Alex Simanjuntak
Mbak Ani, Bukalah Siapa yang Menekanmu





 

Persda/Bian Harnansa
Fadjroel Rachman 







Artikel Terkait: 

Menkeu Dituduh Bertemu Robert 
Sri Mulyani Akan Ambil Langkah Hukum 
Sri Mulyani Bantah Ada Pembicaraan dengan Robert Tantular 
Ssst, Ada Rekaman Pembicaraan Sri Mulyani dengan Direktur Century... 

Sabtu, 12 Desember 2009 | 11:39 WIB
Laporan wartawan Persda Network Rachmat Hidayat


JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Komisi Masyarakat Sipil Antikorupsi (Kompak) 
Fadjroel Rahman menyatakan, publik sekarang makin merasa muak dengan dugaan 
skandal pencairan dana talangan ke Bank Century, pasca-terungkapnya isi 
percakapan antara Menkeu Sri Mulyani dan Robert Tantular.

Fadjroel kemudian menyayangkan sikap Menkeu Sri Mulyani yang akan menempuh 
jalur hukum kepada salah seorang anggota Pansus skandal Bank Century, Bambang 
Soesatyo, yang mengungkap percakapan itu. 

"Bau busuk apakah dari Bank Century yang ingin dilindungi rezim pemerintahan 
ini? Rakyat semakin muak dan marah dengan semakin besarnya tekenan politik para 
pejabat rezim pemerintah kepada semua yang berupaya membongkar perampokan uang 
rakyat di Bank Century," kata Fadjroel, Sabtu (12/12/2009). 

Fadjroel mengakui, tekanan terhadap upaya membongkar kasus ini kerap 
dilakukan.  Kompak, termasuk dirinya, kerap mendapatkan ancaman, termasuk 
tuduhan makar pada gerakan 9 Desember lalu. Hingga yang terkini, ada upaya 
dengan cara melakukan somasi kepada anggota Pansus, Bambang Soesatyo, yang 
mengungkapkan isi rekaman Sri Mulyani dengan Robert Tantular.

"Bagi saya, daripada bersilat lidah dan hantam kromo, lebih baik pemerintah dan 
Sri Mulyani mendukung upaya membongkar perampokan Century ini. Misalnya, Sri 
Mulyani berani membuka, siapa saja yang menekannya sehingga membuat policy 
keliru Bank Century," saran Fadjroel. 

"Siapakah sosok yang ditakuti Sri Mulyani? Yang jelas, pasti lebih berkuasa 
daripada sosok Aburizal Bakrie yang dulu dilawannya ketika minta keistimewaan 
terhadap Bumi Resources di pasar modal," Fadjroel menambahkan.

Menurut Fadjroel, Kompak kemudian berharap lagi kepada Sri Mulyani untuk mau 
membuka sosok penguasa yang menekannya. Adapun kepada Bambang Soesatyo, ia 
berharap Bambang mau membuka isi percakapan Sri Mulyani-Robert Tantular kepada 
publik agar tidak ada dusta serta fitnah di antara rezim pemerintah dan rakyat.
.indosat {font: bold italic 12px Tahoma;}

Sent from Indosat BlackBerry powered by  

Editor: msh 
Sumber : Persda Network



 

 


  __
Connect with friends from any web browser - no download required. Try the new 
Yahoo! Canada Messenger for the Web BETA at 
http://ca.messenger.yahoo.com/webmessengerpromo.php

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Berita Duka: Vincentia Hanni Sulistyaningtyas meninggal dunia

2009-12-12 Terurut Topik Alex Simanjuntak
Ikut berdua dan mendoakan semoga almarhumah diterima disisiNya.
Alex S

--- On Fri, 12/11/09, Agus Hamonangan  wrote:


From: Agus Hamonangan 
Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Berita Duka: Vincentia Hanni Sulistyaningtyas 
meninggal dunia
To: "FPK Yahoogroups" 
Received: Friday, December 11, 2009, 9:57 AM


  



Telah Meninggal dunia Vincentia Hanni Sulistyaningtyas member milis FPK yang
juga wartawati Harian Kompas, di RS Medistra, Jakarta, karena kanker
paru-paru yang diidapnya, hari ini Jumat 11 Desember 2009.

Vincentia Hanni Sulistyaningtyas Peraih Suardi Tasrif Award AJI tahun 2008.

Teringat sekitar awal tahun ini saya ketemu Vin di Bandara Soekarno hatta dan 
ikut mengantar Vincentia Hanni yang hendak berobat ke China.

Selamat jalan Vin  ...

-- 
Salam,

Agus Hamonangan
agus.hamonangan@ gmail.com

Indonesia Google Technology User Group

http://groups. google.com/ group/id- gtug/

Indonesia Android Community

http://groups. google.com/ group/id- android/

[Non-text portions of this message have been removed]









  __
Looking for the perfect gift? Give the gift of Flickr! 

http://www.flickr.com/gift/

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Wapres: Kami Bukan Malaikat

2009-12-12 Terurut Topik Alex Simanjuntak
Pak Boed ada benarnya. Namun ...
Investasi sekadar investasi seperti sejak Orba akhirnya keropos, hanya 
menguntungkan investasi asing dan sekelompok yang terkaya (the affluent few) di 
Indonesia. Inilah garis neoliberalisme yang harus diubah menjadi strategi 
ekonomi pro-rakyat.
Bangsa ini juga samasekali tidak membutuhkan malaikat untuk memimpin 
penyelenggarakan negara. Cukup manusia biasa saja tetapi yang mumpuni dan 
berlandaskan moral, budi dan etika serta ber akal sehat. Juga punya secukupnya 
rasa solidaritas dengan ratusan juta warga yang duafa.
Nah Pak Boed dan seluruh jajaran Kabinet terkini mempunyai peluang untuk 
sesegera mungkin membuktikan cocoknya kata dan perbuatan. Rakyat tidak akan 
pernah kenyang dan pintar hanya dari ribuan pidato dan retorik saja. 
 
AS
 


--- On Thu, 12/10/09, Agus Hamonangan  wrote:


From: Agus Hamonangan 
Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Wapres: Kami Bukan Malaikat
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Received: Thursday, December 10, 2009, 11:59 PM


  



Laporan wartawan KOMPAS Suhartono

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Presiden Boediono menyatakan, manusia memiliki 
kelemahan, apalagi manusia bukan malaikat. Oleh sebab itu, manusia satu sama 
lainnya harus saling mengawasi.

"Pengawasan birokrasi menjadi sangat penting, apakah di tingkat bawah maupun di 
tingkat paling atas untuk mewujudkan reformasi birokrasi yang baik, efisien dan 
efektif," kata Wakil Presiden Boediono saat memberikan pembekalan kepada 
peserta Rapat Kerja Pengawasan (Rakerwas) Internal Pemerintah Tahun 2009 di 
Istana Wapres, Jakarta, Kamis (10/12/2009) siang.

Acara itu dihadiri Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara E Mangindaan dan 
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BKPM) 
Kuswono Soeseso.

"Untuk meningkatkan investasi agar kegiatan baru perekonomian tercipta, 
dibutuhkan birokrasi dan aturan main yang baik sehingga berbondong-bondong 
investasi masuk. Karena itu, dua-duanya, yaitu birokrasi dan aturan main, harus 
jalan," tandas Boediono.

Menurut Boediono, "Manusia itu memiliki kelemahan. Oleh sebab itu, pengawasan 
sangat diperlukan. Kami bukan malaikat, tampaknya, sehingga harus diawasi. Satu 
sama lainnya jadi harus saling mengawasi," tambahnya.

Menurut Boediono, kunci peningkatan ekonomi adalah investasi. Tanpa investasi, 
tidak akan muncul kegiatan ekonomi baru serta tidak akan ada lapangan kerja dan 
pendapatan yang baru.

"Akan tetapi, investasi tidak akan bertambah jika tidak ada aparat birokrasi 
yang baik dan aturan yang menopangnya, " lanjut Boediono.

http://nasional. kompas.com/ read/xml/ 2009/12/10/ 14041891% 20/wapres. 
kami.bukan. malaikat.









  __
Be smarter than spam. See how smart SpamGuard is at giving junk email the boot 
with the All-new Yahoo! Mail.  Click on Options in Mail and switch to New Mail 
today or register for free at http://mail.yahoo.ca

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Ssst, Ada Rekaman Permbicaraan Sri Mulyani dengan Direktur Century...

2009-12-12 Terurut Topik Alex Simanjuntak
Ssst, Ada Rekaman Pembicaraan Sri Mulyani dengan Direktur Century...





 

DHONI SETIAWAN
Aksi menuntut mundur Wapres Boediono dan Menkeu Sri Mulyani di depan Istana 
Wakil Presiden, Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (2/12/09). Mereka 
mendesak kedua tokoh tersebut mundur dari jabatan karena diduga terlibat 
skandal Bank Century. 







Artikel Terkait: 

JK Tak Puas dengan Vonis Robert Tantular 
Mantan Pemilik Bank Century Dituntut 8 Tahun 
Polisi Kembali Sita Aset Robert Tantular dan Tariq Khan 
31 Rekening Pemilik Century Diblokir 
Mabes Polri Tahan Mantan Dirut Bank Century 

Jumat, 11 Desember 2009 | 12:28 WIB
Laporan wartawan KOMPAS.com Caroline Damanik


JAKARTA, KOMPAS.com — Pansus Angket Bank Century DPR memperoleh rekaman 
pembicaraan antara Menkeu Sri Mulyani dan Direktur Bank Century Robert Tantular.
Rekaman resmi, bukan penyadapan, itu adalah rekaman rapat Komite Stabilitas 
Sistem Keuangan (KSSK) pada 21 November 2008. Anggota Pansus Angket Century, 
Bambang Susatyo, merahasiakan dari mana rekaman itu didapatnya.
Namun, Bambang memastikan bahwa rekaman itu dapat menunjukkan kedekatan antara 
Sri Mulyani dan Robert Tantular. "Ada patut diduga dia (Robert) yang turut 
memengaruhi alasan penetapan sistemik bagi Bank Century," ujarnya seusai rapat 
konsultasi Pansus dengan perwakilan fraksi, Jumat (11/12/2009).
Bambang mengatakan, Robert hadir dalam rapat KSSK itu. Menurut Bambang, Robert 
memang menunggui rapat itu dari awal hingga berakhir saat subuh menjelang. 
"Kira-kira demikian intinya. Sri Mulyani mengatakan, "Pak Robert, ini kami 
bakal adakan rapat tertutup untuk menentukan bailout." Terus Robert jawab, "Iya 
Bu, silakan kalau tertutup, tapi kesimpulannya kita pakai saja bahwa keadaan 
ekonomi sedang krisis," bebernya.
Selain Sri Mulyani dan Robert Tantular, Bambang mengatakan terdapat pula suara 
Deputi Gubernur Senior BI Miranda Gultom dalam rekaman rapat itu. "Nanti kami 
perdengarkan dalam rapat Pansus. Silakan kalian dengar sendiri," tandasnya.
.indosat {font: bold italic 12px Tahoma;}

Sent from Indosat BlackBerry powered by  

Editor: Glo 



  __
Ask a question on any topic and get answers from real people. Go to Yahoo! 
Answers and share what you know at http://ca.answers.yahoo.com

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Presiden Perlu Tahan Diri Mengeluarkan Pernyataan

2009-12-12 Terurut Topik Alex Simanjuntak
Ada juga yang dinamakan psychological warfare, dengan segala motif dan  modus 
operandi yang serba remang remang. Kebijakan kenegarawanan yang sungguh mumpuni 
dan bestari harus kiranya jauh lebih tinggi level dan takaran bobot moralnya 
ketimbang psywar.
 
Atau Nicolo Machiavelli harus menjadi bacaan wajib di SMP kelas 3?
 
AS

--- On Fri, 12/11/09, Arief Budiman  wrote:


From: Arief Budiman 
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Presiden Perlu Tahan Diri Mengeluarkan 
Pernyataan
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Received: Friday, December 11, 2009, 4:00 AM


 



Ikutan nimbrung yah...

Klo menurut sy...pernyataan2 SBY yang sering membuat kontra tersebut adalah 
strategi SBY agar apa yg disampaikan itu tidak akan terjadi karena pihak2 yg 
akan berniat melakukan apa yg disampaikan SBY merasa rencana sudah terbaca oleh 
intelejen... dan dengan alasan demi menyelamatkan negara SBY mempertaruhkan 
reputasinya. .karena dinilai pernyataan2 itu malah membuat rakyat 
bingung/khawatir bahkan menjadi cibiran para lawan politiknya..

Seringnya pernyataan2 kontra yg disampaikan SBY inilah alasan kuat taktik SBY 
dalam manajemen konflik...namun yang menjadi pertanyaan ..jika SBY tidak 
mengeluarkan pernyataan dalam menyikapi suatu gerakan2 tsb apakah kemungkinan 
terjadi apa yg disampaikan intelejen???

Sent from my BlackBerry Bold 9000® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung 
Teruuusss... !


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] DPR Tak Boleh Gagal

2009-12-10 Terurut Topik Alex Simanjuntak
Dalam sikon dan terutama konstelasi kekuatan di DPR RI sesuai adanya koalisi 
dan non-koalisi, legislatif didalam ranah politik kini harus dikawal dan 
didukung sangat ketat oleh masyarakat madani dan juga oleh media sebagai "the 
watchdog of democracy". Contoh terkini ialah dalam penuntasan Skandal Bank 
Century.
 
Peran media kini harus sangat aktif dan dalam upaya penegakan hukum, HAM, good 
governance dan lain lain aspek positif sistem demokrasi yang harus 
dikembangkan. Untuk mengalahkan aspek aspek yang bersifat laksana "perompak 
lanun".
 
Terkait itu semua marilah kita ucapkan salut setinggi-tingginya untuk KOMPAS 
yang kiprahnya menjulang dalam upaya nasional demi emansipasi bangsa Indonesia 
menjadi nasion yang modern pada abad XI ini!
 
Alex S

--- On Thu, 12/10/09, Agus Hamonangan  wrote:


From: Agus Hamonangan 
Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] DPR Tak Boleh Gagal
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Received: Thursday, December 10, 2009, 1:21 AM


  



Jakarta, Kompas - Hak angket Century, bila gagal, bisa menjadi lonceng kematian 
bagi Dewan Perwakilan Rakyat dan juga partai politik. Karena itu, anggota DPR 
dan semua partai politik harus bersungguh-sungguh dan tak terjebak pragmatisme 
dalam penyelidikan kasus Bank Century tersebut.

Pandangan itu mengemuka dalam Dialog Kenegaraan yang diadakan Dewan Perwakilan 
Daerah (DPD), Rabu (9/12), di Jakarta. Hadir dalam dialog tersebut anggota DPD 
dari Maluku, John Pieris; anggota DPR dari Partai Golkar, Bambang Soesatyo; 
pengamat politik, Arbi Sanit; dan pengamat hukum tata negara, Irman Putra Sidin.

John Pieris, yang juga ahli hukum administrasi negara, menilai anggota DPR dan 
partai politik harus menjadikan angket Century bukan sebagai alat untuk 
bagi-bagi kekuasaan, politik kekuasaan, tetapi benar-benar untuk menegakkan 
politik hukum yang elegan dan beretika. "Kebenaran harus dibuka terang 
benderang. Siapa yang jadi interlevel dader, pelaku utama," katanya

Arbi juga mengingatkan, DPR harus mewakili rakyat. Namun, faktanya sering kali 
anggota DPR mewakili partai, diri sendiri, atau kelompoknya saja. DPR juga 
kerap mengabaikan substansi dan mengutamakan prosedur.

"Secara struktural juga kompromistik pragmatik sehingga ujung-ujungnya adalah 
persekongkolan, bukan persetujuan yang sesungguhnya, " ujarnya.

Arbi juga belum yakin, meskipun banyak diisi orang baru dan lebih banyak orang 
yang bersekolah tinggi, anggota DPR periode 2009-2014 bisa membuat perbedaan 
dengan DPR periode sebelum-sebelumnya.

Sebagai ahli hukum tata negara, Irman mengingatkan, angket adalah penyelidikan 
rakyat yang tertinggi yang dipercayakan kepada wakil rakyat hasil pemilu. 
Karena itu, ia mengharapkan kerja angket Century selama dua bulan ini 
benar-benar difokuskan untuk mengumpulkan fakta hukum, khususnya pada 
kemungkinan adanya pelanggaran yang dilakukan presiden atau wakil presiden.

Pejabat negara lain bisa diserahkan kepada aparat penegak hukum, seperti Komisi 
Pemberantasan Korupsi, kepolisian, atau kejaksaan. Karena itu, hak angket pun 
harus memfokuskan pada blok masalah penyalahgunaan kekuasaan, bukan persoalan 
perbankan atau aliran dana.

Bambang Soesatyo menegaskan, Partai Golkar pun menyadari angket Century bisa 
menjadi lonceng kematian bagi partai. Terlebih Partai Golkar mengambil posisi 
Ketua Panitia Khusus Angket. Karena itu, Partai Golkar tak akan main-main.

"Golkar tidak akan tunduk kepada kekuasaan, tetapi tunduk kepada rakyat," 
katanya. (sut)

http://cetak. kompas.com/ read/xml/ 2009/12/10/ 02472738/ dpr.tak.boleh. gagal









  __
Connect with friends from any web browser - no download required. Try the new 
Yahoo! Canada Messenger for the Web BETA at 
http://ca.messenger.yahoo.com/webmessengerpromo.php

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Ribut, Jaksa Agung Tegur Jaksa dan Pegawai

2009-12-10 Terurut Topik Alex Simanjuntak
Simbolisasi dari keamburadulan? Apalagi bagaimana dalam bidang pelaksanaanya?

--- On Wed, 12/9/09, Agus Hamonangan  wrote:


From: Agus Hamonangan 
Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Ribut, Jaksa Agung Tegur Jaksa dan Pegawai
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Received: Wednesday, December 9, 2009, 3:30 AM


  



Laporan wartawan KOMPAS Dewi Indriastuti

JAKARTA, KOMPAS.com — Jaksa Agung Hendarman Supandji menegur jaksa dan pegawai 
kejaksaan yang hadir dalam acara peringatan Hari Antikorupsi Sedunia di 
Kejaksaan Agung, Rabu (9/12). Pasalnya, pegawai kejaksaan dan jaksa yang hadir 
sangat ribut, saling bercakap-cakap sendiri.

Teguran itu disampaikan Hendarman saat akan membacakan sambutannya dalam acara 
itu. "Tadi waktu Pak Jamintel membacakan laporan, saya dengar bagian belakang 
ribut, seperti berdengung. Bagaimana bisa melaksanakan, kalau mendengarkan saja 
susah," kata Jaksa Agung.

Saat Jaksa Agung Muda Intelijen Iskamto membacakan laporannya sebagai Ketua 
Panitia Hari Antikorupsi Sedunia di Kejaksaan, suasana di dalam Sasana 
Andrawina—tempat berlangsungnya acara—memang sangat berisik. Sebagian yang 
duduk di bagian belakang saling berbincang satu dengan yang lainnya.

Jaksa dan pegawai kejaksaan yang hadir langsung terdiam mendengar teguran 
Hendarman. "Saya minta didengarkan, direnungkan, lalu dilaksanakan, " tutur 
Hendarman.

http://nasional. kompas.com/ read/xml/ 2009/12/09/ 08551047/ ribut.jaksa. 
agung.tegur. jaksa.dan. pegawai









  __
Looking for the perfect gift? Give the gift of Flickr! 

http://www.flickr.com/gift/

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Temukan Tindak Pidana, BPK Undang KPK, Jakgung dan Polri

2009-12-09 Terurut Topik Alex Simanjuntak
Temukan Tindak Pidana, BPK Undang KPK, Jakgung dan Polri





 

RUMGAPRES/ABROR RIZKI
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Senin (23/11) sore menerima laporan audit 
Bank Century dari Ketua BPK Hadi Poernomo di kantor Presiden, Jakarta.







Artikel Terkait: 

Ribuan Mahasiswa Tumpah di Depan KPK 
Anies Harapkan KPK Ambil Peran Usut Century 
LPS: Soal Century, Kami Tidak Bersalah 
Bambang Susatyo Siap Mundur jika Pansus Hilang Arah 

Kamis, 10 Desember 2009 | 01:05 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - 
Badan Pemeriksa Keuangan menemukan adanya sejumlah indikasi dugaan tindak 
pidana korupsi dalam pengelolaan dan penanganan penyehatan Bank Century senilai 
Rp 6,7 triliun. Untuk menindaklanjuti temuan tersebut, Senin (14/12), BPK 
menjadwalkan mengundang pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi, Kepolisian 
Negara RI dan Kejaksaan Agung.
 
Ketua BPK Hadi Purnomo, saat dikonfirmasi Kompas, Rabu (9/12), membenarkan 
adanya undangan tersebut terkait dengan temuan sejumlah indikasi dugaan tindak 
pidan korupsi di Bank Century. 
"Betul," tandas Hadi singkat saat ditanya. Pertemuan BPK, KPK, Kejaksaan Agung 
dan Polri dijadwalkan dilakukan di Gedung BPK, Jakarta. Namun, Hadi tidak 
merinci lebih jauh temuan indikasi dugaan tindak pidana saat pengelo laan dan 
penanganan penyehatan Bank Century yang telah disuntik dengan dana segar 
senilai Rp 6,7 triliun.
 
Sementara, menurut informasi yang diterima Kompas di BPK, setidaknya terdapat 
lima indikasi dugaan tindak pidana korupsi dalam pengelolaan dan penanganan 
penyehatan Bank Century yang kini dibidik dalam kasus Bank Century.
 
Pelanggaran BMPK 
Indikasi pertama, tindak pidana yang terkait dalam pengelolaan Bank Century 
seperti pelanggaran Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) di mana Bank 
Indonesia tidak me ngambil tindakan tegas. Pelanggaran di antaranya melalui 
pembelian Surat-Surat Berharga (SSB) valas yang berkualitas rendah.
Pelanggaran BMPK diatur melalui Peraturan Bank Indonesia No. 7/3/PBI/2005 
tentang BMPK Bank Umum di mana bentuk sanksinya selain administratif, juga 
sanksi pidana dengan merujuk Undang-Undang No. 7 Tahun 1992.
 
Indikasi tindak pidana kedua, di antaranya dilakukan oleh pemegang saham, 
pengurus bank dan pihak-pihak terkait di Bank Century, yang menyebabkan 
kerugian Bank Century se perti pemberian kredit dan fasilitas surat kredit 
(L/C) yang melanggar ketentuan dan pengeluaran biaya-biaya fiktif.
 
Disebutkan lagi, indikasi tindak pidana ketiga adalah penyalahgunaan wewenang 
terkait dengan kebijakan pengucuran dana Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek 
(FPJP), yaitu perubahan PBI No.10/26/PBI/2008 tertanggal 30 Oktober 2008 di 
mana menurut PBI tersebut untuk memperoleh FPJP bank harus memiliki Rasio 
Kecukupan Modal (CAR) 8 persen.
 
Namun, pada tanggal 14 November 2008, BI mengubah PBI mengenai persyaratan 
pemberian FPJP dari semula CAR 8 persen menjadi CAR positif. Padahal, menurut 
data BI posisi CAR bank umum per 30 September 2008 berada di atas 8 persen, 
yaitu berkisar 10,39 persen hingga 476,34 persen. Sementara, satu-satunya bank 
yang CAR-nya di bawah 8 persen adalah Bank Century.
 
Laporan audit investigasi BPK, menyatakan perubahan persyaratan CAR dalam PBI 
tersebut patut diduga dilakukan untuk merekayasa agar Bank Century dapat 
memperoleh FPJP.
 
Adapun indikasi tindak pidana beri kutnya adalah pengucuran dana penyehatan 
senilai Rp di mana peraturan pemerintah pengganti undnag-undang (Perppu) No. 4 
Tahun 2008 tentang Jaring Pengaman Sistem Keuangan (JPSK) sudah ditolak DPR dan 
dinyatakan harus ditarik pemerintah sehingga pengucuran dana Rp 2,88 triliun 
setelah tanggal 18 Desember atau ditolaknya Perppu dinyatakan tidak memiliki 
dasar hukum.
 
Indikasi tindak pidana kelima adalah penyerahan Bank Century ke Lembaga 
Penjamin Simpanan (LPS) pada tanggal 21 Novwember 2008 tidak didasa rkan pada 
ketentuan hukum, karena lembaganya yaitu Komite Koordinasi (KK) belum pernah 
dibentuk berdasarkan undang-undang. Belum dibentuknya KK, dinilai BPK akan 
mempengaruhi status hukum atas keberadaan lembaga KK dan penanganan Bank 
Century.  
 
 
 
 
.indosat {font: bold italic 12px Tahoma;}

Sent from Indosat BlackBerry powered by  
HAR

Editor: tof 



http://m.kompas.com di mana saja melalui ponsel, Blackberry, iPhone, atau 
Windows Mobile Phone Anda





.bgkolomfb 
{background-image:url(http://www.kompas.com/data/images/shareon/tg_fb.jpg);background-repeat:repeat-x;padding:4px
 2px 2px 7px}
.bgkolomt 
{background-image:url(http://www.kompas.com/data/images/shareon/tg_t.jpg);background-repeat:repeat-x;padding:4px
 2px 2px 7px}
.jumlah {font:normal 11px Arial; color:#ff;}





function fbs_click() {
u=location.href;t=document.title;

window.open('http://www.facebook.com/sharer.php?u='+encodeURIComponent(u)+'&t='+encodeURIComponent(t),'sharer','toolbar=0,status=0,width=626,height=436');return
 false;
}



 
2 
 
 
0


 - Beri Rating Artikel - -- Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang 
  A A A   


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Mega, Prabowo, JK, dan Wiranto Diminta Tidak Hadir

2009-12-09 Terurut Topik Alex Simanjuntak
Kita bangga para aktivis yang muda muda itu sangat arif dan politisi juga bijak 
untuk tidak hadir. Disamping bisa dituduh macam macam, juga bisa muncul 
provokasi. Inilah ciri demokrasi sangat dini, jalan berkerikil tajam masih 
sangat panjang kearah Rule of Law

--- On Wed, 12/9/09, Agus Hamonangan  wrote:


From: Agus Hamonangan 
Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Mega, Prabowo, JK, dan Wiranto Diminta Tidak 
Hadir
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Received: Wednesday, December 9, 2009, 3:27 AM


  



Laporan wartawan KOMPAS.com Hindra Liauw

JAKARTA, KOMPAS.com — Tim teknis aksi moral dan sosial antikorupsi, melalui 
rapat, sepakat agar Megawati Soekarnoputri, Prabowo Subianto, Jusuf Kalla, dan 
Wiranto sebaiknya tidak hadir dalam aksi di Monumen Nasional, Jakarta, Rabu 
(9/12).

Tim teknis ini di antaranya terdiri atas Effendi Gazali, Ray Rangkuti, Yudi 
Latief, dan Usman Hamid. Demikian disampaikan aktivis Koalisi Masyarakat Sipil 
Antikorupsi, Fadjroel Rahman, kepada Kompas.com, kemarin. "Salah satu 
pertimbangannya, jika bergabung, dikhawatirkan mereka dianggap terlibat dalam 
gerakan ini," ujar Fadjroel.

Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memang sempat menuding, aksi yang 
yang digelar bertepatan dengan Hari Antikorupsi Sedunia ini bermuatan politis. 
Sementara itu, Kepala Badan Intelijen Negara Jenderal Pol (Purn) Sutanto 
mengatakan, ada kemungkinan aksi tersebut ditunggangi oleh para koruptor.

Beberapa politisi parpol pun sebenarnya telah menyatakan bahwa pihaknya tidak 
akan mengerahkan massa dalam aksi yang berlangsung di Monas tersebut. "Kami 
tidak akan mengerahkan massa," ujar Sekretaris Jenderal PDI-P Pramono Anung. 
Sementara itu, Ketua MPP PAN Amien Rais mengatakan, "Saya memilih di 
belakang Skandal Bank Century seperti bisul. Bisa sembuh kalau pecah."

Masalah campur tangan politisi sempat memanas ketika berembus kabar bahwa para 
tokoh di atas melakukan pertemuan di Dharmawangsa guna merencanakan perbuatan 
makar pada 9 Desember seiring dengan beredarnya notulen rapat di Dharmawangsa.

Belakangan, hal ini dibantah oleh para tokoh tersebut. Fadjroel menilai, isi 
notulen tersebut berbau fitnah. "Ini mirip cara Orde Baru menjatuhkan lawan 
politiknya," ujarnya. Hal senada disampaikan Yuddy Chrisnandy, mantan bakal 
calon presiden dari jalur independen. "Pemerintah melakukan provokasi dan 
menebarkan fitnah. Ini mirip Orde Baru. Jadi, wajar jika kita mengatakan, 
pemerintah sekarang adalah Orba jilid kedua," ujar Yuddy.

http://nasional. kompas.com/ read/xml/ 2009/12/09/ 05264194% 20/mega.prabowo. 
jk.dan.wiranto. diminta.tidak. hadir.









  __
Yahoo! Canada Toolbar: Search from anywhere on the web, and bookmark your 
favourite sites. Download it now
http://ca.toolbar.yahoo.com.

[Non-text portions of this message have been removed]



  1   2   >