Re: [GELORA45] (Tiada) Proklamasi Indonesia Tanpa Wikana
Bung Ajeg yb, Jadi sebaiknya untuk mengumpamakan perkenalan yang kental itu dengan “tulang sumsum”, ya? Padahal saya hanya teringat kisah TUHAN menciptakan manusia, yang katanya Hawa diciptakan dengan ambil tulang rusuk Adam yg sudah diciptakan lebih dahulu! Jadi ada kedekatan antara Adam dan Hawa itu, ... padahal kenyataan tulang rusuk lelaki tidak kurang satu! Tapi, TETAP saja dipercaya buaanyak orang sampai sekarang sekalipun banyak tidak masuk akal dilihat dari anatomi dan biologis manusia! Hehehee, ... Nah, ... yang membuat saya dengan nenek dalam tempurung bertengkar tiada habisnya, yaa karena yang satu ngotot dengan dogma-dogma teori klasik, sedang saya selalu menitik beratkan KEBENARAN teori-teori itu dibuktikan dalam praktek! Melihat HASIL PRAKTEK perjuangan yang nyata terjadi! Menyatakan Lenin dan Mao ada kesalahan, tidak harus menegasi jasa-jasa apalagi menegasi ajarannya! TIDAK! Disinilah perbedaan mencolok antara Khruschove saat mengritik Stalin, dengan menghujat, meenghitamkan Stalin! Sedang Deng, saat mengkritik kesalahan Mao, justru menekankan pentingnya mempertahankan KEBESARAN pemimpin Besar Ketua Mao! TETAP menyatakan dengan tegas, TANPA Ketua Mao tidak ada Tiongkok Baru sekarang ini! Ketua Mao adalah pemimpin BESAR Rakyat Tiongkok yang harus dihargai dan dihormati, ...! Praktek selanjutnya yang kita lihat, PKUS akhirnya roboh dengan sendirinya, sedang PKT justru MAJU TERUS sampai sekarang, lebih baik, lebih sejahtera lagi dari tahun ketahun, ...! Bahkan dalam Kongres ke-19 kemarin ini, Xi dengan tandas menyatakan, Tiongkok telah memasuki jaman baru dalam perjalanan menuju Sosialisme berciri khas Tiongkok. Dengan menetapkan target perjuangannya, 100 tahun pertama, untuk memperingati 100 tahun PKT, nanti 2021, masyarakat Tiongkok mencapai sedikit makmur, bebas dari KEMISKINAN! Sampai tahun 2017 ini masih sekitar 30 juta rakyat yang tergolong miskin, dan targetnya akan diselesaikan tahun 2020! Begitulah pengalaman 5 tahun terakhir ini, PKT setiap tahun berhasil mengentaskan 10 juta rakyat dari kemiskinan! Dan selama lebih 30 tahun ini berhasil meningkatkan kesejahteraan 300 juta rakyatnya mencapai tingkat klas menengah-atas! Sedang 100 Tahun kedua, sebagai langkah selanjutnya, saat memperingati berdiri tegaknya Republik Rakyat Tiongkok 2049, akan mencapai NEGARA KUAT! Kriteria negara-kuat, tentu bukan hanya dibidang pertahanan negara, tapi juga dibidang ekonomi, teknologi, penghijauan dan budaya! Disaat itu, masyarakat Tiongkok mencapai tingkat KEMAKMURAN yang memadai! Begitulah Impian Rakyat TIongkok, mewujudkan masyarakat sosialisme berciri khas TIongkok, seluruh rakyat Tiongkok bisa HIDUP MAKMUR! Seluruh RAKYAT, 1,4 milyar HIDUP dalam berkecukupan, ... itulah yang dibilang Deng sosialisme harus MERATAKAN KEMAKMURAN, bukan meratakan kemiskinan! Dan dalam 30 tahun ini, Deng meembuktikan dalam praktek, langkah pertama memperkenankan sementara orang kaya lebih dahulu, lalu 30 tahun berikut menitik beratkan tugas pada KEADILAN, mengentaskan kemiskinan! Bukan melorot orang yang sudah kaya lebih dahulu, tapi mengangkat kesejahteraan rakyat miskin dengan membangun usaha di desa-desa terbelakang, mendirikan koperasi-desa, membangkitkan kesadaran kerja-kolektif, ... Nah, ... ini baru namanya SOSIALISME ILMIAH yang bisa diwujudkan menjadi KENYATAAN HIDUP dalam masyarakat Tiongkok! Bukan cuma angan-angan dalam mimpi dan dikoar-koarkan dalam bentuk teori-teori kosong yang belum terbukti dalam praktek. PKT terus memperbaiki dirinya dalam perjalanan, perjuangan yang dihadapi, ... apa kata Deng ada BENARNYA, setiap bangsa harus bisa menemukan sendiri jalan yang paling TEPAT sesuai kondisi masyarakat yang dihadapi! TIDAK ada orang didunia ini yang bisa menunjukkan jalan sosialisme yang paling tepat harus diikuti, ..! Temukan sendiri dan jalankankan, ...! REMO? Kalau betul remo seperti tuduhan nenak dalam tempurung ini, dan Deng dengan PKT nya BETUL menghianati cita-cita proletariat dan perjuangannya sendiri, tentu tidak akan bedanya dengan Khruschove, akhirnya, cepat atau lambat RRT akan roboh juga dengan sendirinya! Saya ajak tarohan menyaksikan 100 tahun pertama, yang terdekat dan kemungkinan besar kita masih bisa ikut menyaksikan sendiri, tercapai tidak target Tiongkok memasuki masyarakat sedikit makmur, bebas dari kemiskinan dulu! Salam, ChanCT From: ajeg ajegil...@yahoo.com [GELORA45] Sent: Tuesday, October 17, 2017 11:07 PM To: GELORA45@yahoogroups.com Subject: Re: [GELORA45] (Tiada) Proklamasi Indonesia Tanpa Wikana Maksudnya tulang rusuk?? Hehe unik juga, untuk perkenalan yang kental biasanya orang memakai ungkapan “tulang sumsum”, kenal sedalam-dalamnya. Rapopolah berdebat sengit. Rumahtangga saja kadang perlu ada perdebatan asalkan tidak berkembang menjadi keributan yang mengundang perhatian tetangga. Masalahnya (boleh jadi saya keliru), dari yang sempat saya ikuti, perdebatan Anda berdua lagi-lagi mentok di pijakan
RE: [GELORA45] (Tiada) Proklamasi Indonesia Tanpa Wikana
Hehehehe lari kan?! Koq bisa ane manipulasi pakai nama john rosa?! Manipulasi nya apa? Pakai nama john rosa buat apa? Ane bilang john rosa bilang ada dual structural dalam peristiwa 1965: militer dan politik. Militer = AD dan politik = pentolan PKI. Brad Simpson anak didik Jeffrey Winters juga bilang begitu dalam disertasi dan tulisan2nya. Sekali lagi ane manipulasi john rosa dalam hal apa? Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Wednesday, October 18, 2017 10:29 AM To: Yahoogroups <gelora45@yahoogroups.com> Subject: RE: [GELORA45] (Tiada) Proklamasi Indonesia Tanpa Wikana Seperti biasa, anda ternyata hanya manipulasi menggunakan nama John Roosa. Yo... wis! ---In GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> , <nesare1@... <mailto:nesare1@...> > wrote : Ente yang mau berdebat dan mau goblok2in dan mau menyalahkan ane, koq ane yg disuruh membuktikannya? Gobloknya minta ampun! Cari sana! Katanya orang pinter apalagi tukang ramal. Moso’ gak bisa cari tahu apa ide john rosa?!! Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Tuesday, October 17, 2017 10:55 AM To: Yahoogroups <gelora45@yahoogroups.com <mailto:gelora45@yahoogroups.com> > Subject: RE: [GELORA45] (Tiada) Proklamasi Indonesia Tanpa Wikana Omongan anda itu serba mencla mencle putar puter nggak karuan sama sekali tidak bisa dipercaya, tunjukan saja tulisan John Roosa yang mana yang anda maksud, kalau tidak bisa copy & paste sebut saja bab berapa halaman berapa biar saya baca sendiri. ---In <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> GELORA45@yahoogroups.com, < <mailto:nesare1@...> nesare1@...> wrote : Gobloknya memang sudah keterlaluan! Sudah jelas pengetahuannya cetek lalu maen ambil kesimpulan tulisan orang lain! Jelas sekali kan ente itu mau bilang pembunuhnya adalah Orba/Soeharto dan bukan PKI. Ane pancing pake’ pendapat john rosa dan brad Simpson bahwa ada pentolan PKI yang terlibat. Eh ente langsung ambil kesimpulan bahwa ane bilang PKI yg membunuh. Gobloknya minta ampun organisasi PKI disamakan dengan pentolan PKI! Gimana dengan peran CIA yg ngubek2 negara orang lain?! Gak ada maki2 dari ente kan?! Hehehe kalau sudah baca sana sini, ya mbok oneliner nya ditambah dgn CIA! Jangan mentang2 itu tukang kacau sama2 dari negara ente, jadi bias Nesare From: <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> GELORA45@yahoogroups.com [ <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Monday, October 16, 2017 3:37 PM To: Yahoogroups < <mailto:gelora45@yahoogroups.com> gelora45@yahoogroups.com> Subject: RE: [GELORA45] (Tiada) Proklamasi Indonesia Tanpa Wikana Anda itu memang benar2 chicken yg hanya bisa main putar puter omongan. Ini yg saya katakan: Kutipan: John Roosa mengatakan PKI pelaku pembunuhan para jendral Ah yang bener aja! Justru John Roosa mengatakan pengakuan2 yg dipakai Soeharto sebagai bukti itu didapat dari hasil penyiksaan berat yang kemudian disangkal ybs. Ini cuplikan tulisan Roosa: kutipan: Proving the Case The first evidence the army adduced that the Communist Party of Indonesia, the PKI, was the mastermind of the September 30th Movement were confessions from two army officers who had participated in the movement. They had supposedly confessed while under interrogation to have acted on orders from the PKI An army information document released in early December 1965 cited the transcripts of the interrogations as proof of the PKI’s leadership of the September 30th Movement.52 Thus began the Suharto regime’s practice of treating interrogation reports (Berita Acara Pemeriksaan or Proses Verbaal) as solid evidence when backing its claims before the public. One of the so-called confessions was by Colonel Abdul Latief. I have a copy of the transcript of his interrogation held on October 25, 1965.53 In the transcript, he admits to being a “sympathizer” of the PKI who was willing to accept orders from the party. He unequivocally states that the PKI “planned the kidnapping” of the six generals and that he was a mere “implementer” of the party’s plan.54 He confesses to having been “more loyal to the party’s orders” than to those of his own superior officer.55 When Latief was brought to trial in 1978, after thirteen years of captivity, he claimed that he was barely conscious during the interrogation. According to his courtroom testimony, interrogators from the military police came to Salemba prison when he was still suffering from the wounds inflicted during his capture two weeks earlier. The soldiers who raided his hiding place on October 11 had fired a bullet into his left knee and rammed a bayonet into his right thigh, breaking the femur.56 His
RE: [GELORA45] (Tiada) Proklamasi Indonesia Tanpa Wikana
Seperti biasa, anda ternyata hanya manipulasi menggunakan nama John Roosa. Yo... wis! ---In GELORA45@yahoogroups.com, <nesare1@...> wrote : Ente yang mau berdebat dan mau goblok2in dan mau menyalahkan ane, koq ane yg disuruh membuktikannya? Gobloknya minta ampun! Cari sana! Katanya orang pinter apalagi tukang ramal. Moso’ gak bisa cari tahu apa ide john rosa?!! Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Tuesday, October 17, 2017 10:55 AM To: Yahoogroups <gelora45@yahoogroups.com> Subject: RE: [GELORA45] (Tiada) Proklamasi Indonesia Tanpa Wikana Omongan anda itu serba mencla mencle putar puter nggak karuan sama sekali tidak bisa dipercaya, tunjukan saja tulisan John Roosa yang mana yang anda maksud, kalau tidak bisa copy & paste sebut saja bab berapa halaman berapa biar saya baca sendiri. ---In GELORA45@yahoogroups.com, <nesare1@...> wrote : Gobloknya memang sudah keterlaluan! Sudah jelas pengetahuannya cetek lalu maen ambil kesimpulan tulisan orang lain! Jelas sekali kan ente itu mau bilang pembunuhnya adalah Orba/Soeharto dan bukan PKI. Ane pancing pake’ pendapat john rosa dan brad Simpson bahwa ada pentolan PKI yang terlibat. Eh ente langsung ambil kesimpulan bahwa ane bilang PKI yg membunuh. Gobloknya minta ampun organisasi PKI disamakan dengan pentolan PKI! Gimana dengan peran CIA yg ngubek2 negara orang lain?! Gak ada maki2 dari ente kan?! Hehehe kalau sudah baca sana sini, ya mbok oneliner nya ditambah dgn CIA! Jangan mentang2 itu tukang kacau sama2 dari negara ente, jadi bias Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Monday, October 16, 2017 3:37 PM To: Yahoogroups <gelora45@yahoogroups.com> Subject: RE: [GELORA45] (Tiada) Proklamasi Indonesia Tanpa Wikana Anda itu memang benar2 chicken yg hanya bisa main putar puter omongan. Ini yg saya katakan: Kutipan: John Roosa mengatakan PKI pelaku pembunuhan para jendral Ah yang bener aja! Justru John Roosa mengatakan pengakuan2 yg dipakai Soeharto sebagai bukti itu didapat dari hasil penyiksaan berat yang kemudian disangkal ybs. Ini cuplikan tulisan Roosa: kutipan: Proving the Case The first evidence the army adduced that the Communist Party of Indonesia, the PKI, was the mastermind of the September 30th Movement were confessions from two army officers who had participated in the movement. They had supposedly confessed while under interrogation to have acted on orders from the PKI An army information document released in early December 1965 cited the transcripts of the interrogations as proof of the PKI’s leadership of the September 30th Movement.52 Thus began the Suharto regime’s practice of treating interrogation reports (Berita Acara Pemeriksaan or Proses Verbaal) as solid evidence when backing its claims before the public. One of the so-called confessions was by Colonel Abdul Latief. I have a copy of the transcript of his interrogation held on October 25, 1965.53 In the transcript, he admits to being a “sympathizer” of the PKI who was willing to accept orders from the party. He unequivocally states that the PKI “planned the kidnapping” of the six generals and that he was a mere “implementer” of the party’s plan.54 He confesses to having been “more loyal to the party’s orders” than to those of his own superior officer.55 When Latief was brought to trial in 1978, after thirteen years of captivity, he claimed that he was barely conscious during the interrogation. According to his courtroom testimony, interrogators from the military police came to Salemba prison when he was still suffering from the wounds inflicted during his capture two weeks earlier. The soldiers who raided his hiding place on October 11 had fired a bullet into his left knee and rammed a bayonet into his right thigh, breaking the femur.56 His interrogation was held while he was lying prostrate on a table, doped up on painkillers, immobile with both his legs in casts, and starving from not having been given enough food for days. During the twelve-hour interrogation, from 3:00 PM to 3:00 AM, he occasionally passed out. At his 1978 trial, he admitted to having put his signature on the transcript so that the interrogation would end: “I hoped that once I recovered or was in a condition to be interrogated again I could correct it.”57 He was interrogated again, in late December 1965, and he did correct the claims in the first interrogation transcript.58 His second interrogator, from the police, seems to have been more willing to accept his story, unlike the military police who interrogated him earlier. His story changed dramatically. He denied that he had any affiliation to the PKI and insisted that the PKI had not led the September 30th Movement. The Suharto regime’s publications never cited, or even mentioned, his second interrogatio
RE: [GELORA45] (Tiada) Proklamasi Indonesia Tanpa Wikana
Ente yang mau berdebat dan mau goblok2in dan mau menyalahkan ane, koq ane yg disuruh membuktikannya? Gobloknya minta ampun! Cari sana! Katanya orang pinter apalagi tukang ramal. Moso’ gak bisa cari tahu apa ide john rosa?!! Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Tuesday, October 17, 2017 10:55 AM To: Yahoogroups <gelora45@yahoogroups.com> Subject: RE: [GELORA45] (Tiada) Proklamasi Indonesia Tanpa Wikana Omongan anda itu serba mencla mencle putar puter nggak karuan sama sekali tidak bisa dipercaya, tunjukan saja tulisan John Roosa yang mana yang anda maksud, kalau tidak bisa copy & paste sebut saja bab berapa halaman berapa biar saya baca sendiri. ---In GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> , <nesare1@... <mailto:nesare1@...> > wrote : Gobloknya memang sudah keterlaluan! Sudah jelas pengetahuannya cetek lalu maen ambil kesimpulan tulisan orang lain! Jelas sekali kan ente itu mau bilang pembunuhnya adalah Orba/Soeharto dan bukan PKI. Ane pancing pake’ pendapat john rosa dan brad Simpson bahwa ada pentolan PKI yang terlibat. Eh ente langsung ambil kesimpulan bahwa ane bilang PKI yg membunuh. Gobloknya minta ampun organisasi PKI disamakan dengan pentolan PKI! Gimana dengan peran CIA yg ngubek2 negara orang lain?! Gak ada maki2 dari ente kan?! Hehehe kalau sudah baca sana sini, ya mbok oneliner nya ditambah dgn CIA! Jangan mentang2 itu tukang kacau sama2 dari negara ente, jadi bias Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Monday, October 16, 2017 3:37 PM To: Yahoogroups <gelora45@yahoogroups.com <mailto:gelora45@yahoogroups.com> > Subject: RE: [GELORA45] (Tiada) Proklamasi Indonesia Tanpa Wikana Anda itu memang benar2 chicken yg hanya bisa main putar puter omongan. Ini yg saya katakan: Kutipan: John Roosa mengatakan PKI pelaku pembunuhan para jendral Ah yang bener aja! Justru John Roosa mengatakan pengakuan2 yg dipakai Soeharto sebagai bukti itu didapat dari hasil penyiksaan berat yang kemudian disangkal ybs. Ini cuplikan tulisan Roosa: kutipan: Proving the Case The first evidence the army adduced that the Communist Party of Indonesia, the PKI, was the mastermind of the September 30th Movement were confessions from two army officers who had participated in the movement. They had supposedly confessed while under interrogation to have acted on orders from the PKI An army information document released in early December 1965 cited the transcripts of the interrogations as proof of the PKI’s leadership of the September 30th Movement.52 Thus began the Suharto regime’s practice of treating interrogation reports (Berita Acara Pemeriksaan or Proses Verbaal) as solid evidence when backing its claims before the public. One of the so-called confessions was by Colonel Abdul Latief. I have a copy of the transcript of his interrogation held on October 25, 1965.53 In the transcript, he admits to being a “sympathizer” of the PKI who was willing to accept orders from the party. He unequivocally states that the PKI “planned the kidnapping” of the six generals and that he was a mere “implementer” of the party’s plan.54 He confesses to having been “more loyal to the party’s orders” than to those of his own superior officer.55 When Latief was brought to trial in 1978, after thirteen years of captivity, he claimed that he was barely conscious during the interrogation. According to his courtroom testimony, interrogators from the military police came to Salemba prison when he was still suffering from the wounds inflicted during his capture two weeks earlier. The soldiers who raided his hiding place on October 11 had fired a bullet into his left knee and rammed a bayonet into his right thigh, breaking the femur.56 His interrogation was held while he was lying prostrate on a table, doped up on painkillers, immobile with both his legs in casts, and starving from not having been given enough food for days. During the twelve-hour interrogation, from 3:00 PM to 3:00 AM, he occasionally passed out. At his 1978 trial, he admitted to having put his signature on the transcript so that the interrogation would end: “I hoped that once I recovered or was in a condition to be interrogated again I could correct it.”57 He was interrogated again, in late December 1965, and he did correct the claims in the first interrogation transcript.58 His second interrogator, from the police, seems to have been more willing to accept his story, unlike the military police who interrogated him earlier. His story changed dramatically. He denied that he had any affiliation to the PKI and insisted that the PKI had not led the September 30th Movement. The Suharto regime’s publications never cited, or even mentioned, his second int
Re: [GELORA45] (Tiada) Proklamasi Indonesia Tanpa Wikana
Indonesia juga punya BUMN & BUMD, tetapi tetap sulit untuk mengatakan Indonesia bebas dari cengkeraman imperialis.Penindasan manusia partai penguasa terhadap manusia pekerja BUMN & BUMD maupun pemerintah terhadap Rakyat masih kencang. --- jetaimemucho1@... wrote: Memang lidah tak bertulang ! Tetap menolak baca karya Lenin, tapi ngotot bilang Lenin salah! Tetap tidak berani menyinggung dan bicara tentang REVISIONISME MODERN. Bayangkan Lenin sudah meninggal tahun 1924, Uni Soviet runtuh , yang disalahkan Lenin!!! Bukti cara produksi sosialis adalah adanya BUMN!! Itulah teori yang diajarkan dedengkot remo Tkk! Kasihan si Chan. Mencla-mencle! Indonesia juga sosialis dengan ciri Indonesia, ya ? Kan ada BUMN juga!! On Sunday, October 15, 2017 5:01 AM, SADAR@... wrote: Hahahaaa, ... BENER juga, justru karena kita BERDUA sudah saling mengenal sampai tulung rusuk masing-masing sejak lebih 1/2 abad yl. jadi tidak bosan2nya melayani perdebatan, sekalipun sudah nyerempet saling cemooh! Kalau dengan orang lain, PASTI sudah lama ditinggalkan saja, TIDAK ADA GUNA melayani orang ektrim yg EDAAAN macam begini! Bagaimana siiih, ... kenyataan didunia ini BELUM ada yang bisa menunjukkan “JALAN SOSIALISME” yang paling benar dan terbukti menjadi kenyataan! Semua bangsa disetiap negaranya juga HARUS meraba-raba dan menemukan sendiri jalan yang dianggap TEPAT dan bisa dijalankan sesuai kondisi masyarakatnya! Bukankah kenyataan yang kita hadapi yang dibilang JALAN-LENIN itu RUNTUH dengan sendirinya setelah 70tahun!!! Artinya apa? Adalah kesalahan disitu, bahkan KESALAHAN serius yang mengakibatkan keruntuhannya dan itu MUTLAK harus ditemukan dan dikoreksi untuk meneruskan jalan sosialisme bisa maju TETAP JAYA! Dan itulah yang dilakukan Deng dan dijalankan RRT selama lebih 30 tahun terakhir ini. Dan dalam PRAKTEK perjuangannya melawan imperialisme AS, justru telah menun jukkan keunggulan yg membuat AS kewalahan, dari satu kekalahan kekalahan lain dan sampai Trump harus ambil kebijaksanaan “American Fisrt!” mengutamakan AS lebih dahulu yg sangat konservatif itu! Kemakmuran. Lho, bukankah perjuangan sosialisme itu harus meratakan kemakmuran, bukan meratakan KEMISKINAN! Kalau hendak meratakan kemiskinan, yaa tentu saja mudah! Dan itulah yang terjadi di negara2 yang dinamakan negeri-sosialis dimasa lalu, ... meratakan kemiskinan masyarakat dan kesulitan bahkan bisa dikatakan TIDAK BERHASIL meningkatkan kemakmuran masyarakat dengan baik! Tentu KENYATAAN yang terjadi ini bukan KEHENDAK Lenin, Stalin juga Mao! Itulah kenyataan OBJEKTIF yg harus dihadapi dalam melawan blokade negara2 kapitalis-maju disekeliling yg digembongi AS. Tapi, sudah seharusnya yang menamakan diri komunis juga harus BERANI melihat kekurangan/kesalahan sistem sosialisme yang dijalankan ketika itu! Disinilah saya melihat kehebatan dan keberanian Deng. Deng dengan tepat melihat kesalahan PKUS, khususnya yg juga dijalankan Mao di Tiongkok sendiri. Hanya saja Deng dalam keberanian mengritik kekurangan/kesalahan Mao dengan ketegasan TETAP mengakui KEBESARAN dan jasa-jasa Ketua Mao sebagai Pemimpin BESAR Bangsa Tionghoa yang TIDAK BOLEH dihujat dan dinegasi! Tanpa Ketua Mao, TIDAK ADA TIONGKOK BARU sekarang ini! Disinilah PERBEDAAN prinsipil antara Deng dengan Kruschove yang menghujat Stalin dan menegasi jasa-jasa besar Stalin! Hanya saja anda melihatnya sebagai kelicikan Deng mengelabui jalan REMO nya! Sedang Deng mengambil jalan, untuk memecahkan KEMISKINAN masyarakat Tiongkok dengan rakyat sebegitu buuaaanyaknya, 1,3 milyar, tidak akan mungkin bisa dicapai dengan sekaligus MAKMUR bersamaan. Harus memperkenankan sementara orang kaya lebih dahulu! Dan inilah jalan pilihan yang ditempuh Rakyat Tiongkok dan kita saksikan bersama, dalam waktu 30 tahun terakhir ini, sudah lebih 300 juta rakyatnya mencapai tingkat kehidupan klas menengah-atas dan nanti tahun 2020 bebas dari kemiskinan! Dan ingat, kemakmuran yang dicapai rakyat Tiongkok dalam 30 tahun sekarang ini, sudah jauh lebih MAKMUR ketimbang rakyat Sovyet dalam 70 tahun itu! Cara produksi. Anda nampaknya TIDAK BERANI melihat KENYATAAN yang ada dalam masyarakat TIongkok sekarang, ada cara produksi kapitalis, dan juga TETAP dipertahankannya cara produksi sosialis dengan masih dipertahankannya BUMN-BUMN yang menentukan kehidupan rakyat banyak. Dan arah perkembangan yang saya perhatikan, ... sekalipun ditahun 1980 komune rakyat dibubarkan, tapi arah KESADARAN PETANI tetap didorong untuk menjalankan KERJA-KOLEKTIF. KESADARAN membentuk koperasi-desa, justru cara produksi sosialis itulah yang lebih digencarkan PKT! Yang BERBEDA, hak-milik perseorangan atas alat produksi bukan dibasmi, tapi berubah menjadi SAHAM yang dimiliki petani setelah tergabung dalam koperasi-desa. Dan justru adanya HAK-MILIK PRIBADI itu menjadi rangsang kuat mendorong setiap PETANI bekerja lebih giat, lebih keras untuk dapatkan bonus setiap tahun dan meningkatkan kesejahteraan
Re: [GELORA45] (Tiada) Proklamasi Indonesia Tanpa Wikana
Maksudnya tulang rusuk?? Hehe unik juga, untuk perkenalan yang kental biasanya orang memakai ungkapan “tulang sumsum”, kenal sedalam-dalamnya. Rapopolah berdebat sengit. Rumahtangga saja kadang perlu adaperdebatan asalkan tidak berkembang menjadi keributan yang mengundang perhatiantetangga. Masalahnya (boleh jadi saya keliru), dari yang sempat saya ikuti, perdebatan Anda berdua lagi-lagi mentok di pijakanyang berbeda, Chan bicara tentang hasil sedangkan Tatiana bicara tentang proses.Tepatnya, hasil di RRC berbanding internasionalisasi proses -- dengan episentrumUS/M-L-M. Selebihnya para pembaca hanya menikmati kehangatan tulang iga, hhee... Okelah, dalam kerangka nasionalisme barangkali RRC sudah separuh berhasil. Dan ini diakui sebagai hasil perobahan strategi M-L-M oleh D, yaitu mencapai sosialismemelalui kapitalisme. Pengakuan ini jelas menunjukkan bahwa RRC sesungguhnya sudah menjadi negarakapitalistik sekalipun tetap mengibarkan si merah lima bintang. Nah, daripada cuma repot menggoreng tulang-belulang, ada baiknya mengarahkan pengetahuan luarbiasa Anda berdua untuk menjawabpersoalan-persoalan di Indonesia. Apa yang dapat disumbangkan sebagai jalansosialisme untuk mencapai masyarakat adil-makmur di Indonesia, dengan memperhatikan sosio-historis dan sosio-kultural yang ada. Atau, sebutlah "sosialisme rasa nusantara". Tentang cara produksi misalnya, apa yang perlu dilakukan masyarakat agraris yang dianugerahi budaya & alam berlimpah ini dalam kondisi di mana sang pemimpin ingin melempar masyarakat dari era agraris langsung ke zaman finans & industri (e-commerce, utang itu wajib, BANK desa dlsb). Terimakasih. --- SADAR@... wrote: Hahahaaa, ... BENER juga, justru karena kita BERDUA sudah saling mengenal sampai tulung rusuk masing-masing sejak lebih 1/2 abad yl. jadi tidak bosan2nya melayani perdebatan, sekalipun sudah nyerempet saling cemooh! Kalau dengan orang lain, PASTI sudah lama ditinggalkan saja, TIDAK ADA GUNA melayani orang ektrim yg EDAAAN macam begini! Bagaimana siiih, ... kenyataan didunia ini BELUM ada yang bisa menunjukkan “JALAN SOSIALISME” yang paling benar dan terbukti menjadi kenyataan! Semua bangsa disetiap negaranya juga HARUS meraba-raba dan menemukan sendiri jalan yang dianggap TEPAT dan bisa dijalankan sesuai kondisi masyarakatnya! Bukankah kenyataan yang kita hadapi yang dibilang JALAN-LENIN itu RUNTUH dengan sendirinya setelah 70tahun!!! Artinya apa? Adalah kesalahan disitu, bahkan KESALAHAN serius yang mengakibatkan keruntuhannya dan itu MUTLAK harus ditemukan dan dikoreksi untuk meneruskan jalan sosialisme bisa maju TETAP JAYA! Dan itulah yang dilakukan Deng dan dijalankan RRT selama lebih 30 tahun terakhir ini. Dan dalam PRAKTEK perjuangannya melawan imperialisme AS, justru telah menun jukkan keunggulan yg membuat AS kewalahan, dari satu kekalahan kekalahan lain dan sampai Trump harus ambil kebijaksanaan “American Fisrt!” mengutamakan AS lebih dahulu yg sangat konservatif itu! Kemakmuran. Lho, bukankah perjuangan sosialisme itu harus meratakan kemakmuran, bukan meratakan KEMISKINAN! Kalau hendak meratakan kemiskinan, yaa tentu saja mudah! Dan itulah yang terjadi di negara2 yang dinamakan negeri-sosialis dimasa lalu, ... meratakan kemiskinan masyarakat dan kesulitan bahkan bisa dikatakan TIDAK BERHASIL meningkatkan kemakmuran masyarakat dengan baik! Tentu KENYATAAN yang terjadi ini bukan KEHENDAK Lenin, Stalin juga Mao! Itulah kenyataan OBJEKTIF yg harus dihadapi dalam melawan blokade negara2 kapitalis-maju disekeliling yg digembongi AS. Tapi, sudah seharusnya yang menamakan diri komunis juga harus BERANI melihat kekurangan/kesalahan sistem sosialisme yang dijalankan ketika itu! Disinilah saya melihat kehebatan dan keberanian Deng. Deng dengan tepat melihat kesalahan PKUS, khususnya yg juga dijalankan Mao di Tiongkok sendiri. Hanya saja Deng dalam keberanian mengritik kekurangan/kesalahan Mao dengan ketegasan TETAP mengakui KEBESARAN dan jasa-jasa Ketua Mao sebagai Pemimpin BESAR Bangsa Tionghoa yang TIDAK BOLEH dihujat dan dinegasi! Tanpa Ketua Mao, TIDAK ADA TIONGKOK BARU sekarang ini! Disinilah PERBEDAAN prinsipil antara Deng dengan Kruschove yang menghujat Stalin dan menegasi jasa-jasa besar Stalin! Hanya saja anda melihatnya sebagai kelicikan Deng mengelabui jalan REMO nya! Sedang Deng mengambil jalan, untuk memecahkan KEMISKINAN masyarakat Tiongkok dengan rakyat sebegitu buuaaanyaknya, 1,3 milyar, tidak akan mungkin bisa dicapai dengan sekaligus MAKMUR bersamaan. Harus memperkenankan sementara orang kaya lebih dahulu! Dan inilah jalan pilihan yang ditempuh Rakyat Tiongkok dan kita saksikan bersama, dalam waktu 30 tahun terakhir ini, sudah lebih 300 juta rakyatnya mencapai tingkat kehidupan klas menengah-atas dan nanti tahun 2020 bebas dari kemiskinan! Dan ingat, kemakmuran yang dicapai rakyat Tiongkok dalam 30 tahun sekarang ini, sudah jauh lebih MAKMUR ketimbang rakyat Sovyet dalam 70 tahun itu! Cara
RE: [GELORA45] (Tiada) Proklamasi Indonesia Tanpa Wikana
Omongan anda itu serba mencla mencle putar puter nggak karuan sama sekali tidak bisa dipercaya, tunjukan saja tulisan John Roosa yang mana yang anda maksud, kalau tidak bisa copy & paste sebut saja bab berapa halaman berapa biar saya baca sendiri. ---In GELORA45@yahoogroups.com, <nesare1@...> wrote : Gobloknya memang sudah keterlaluan! Sudah jelas pengetahuannya cetek lalu maen ambil kesimpulan tulisan orang lain! Jelas sekali kan ente itu mau bilang pembunuhnya adalah Orba/Soeharto dan bukan PKI. Ane pancing pake’ pendapat john rosa dan brad Simpson bahwa ada pentolan PKI yang terlibat. Eh ente langsung ambil kesimpulan bahwa ane bilang PKI yg membunuh. Gobloknya minta ampun organisasi PKI disamakan dengan pentolan PKI! Gimana dengan peran CIA yg ngubek2 negara orang lain?! Gak ada maki2 dari ente kan?! Hehehe kalau sudah baca sana sini, ya mbok oneliner nya ditambah dgn CIA! Jangan mentang2 itu tukang kacau sama2 dari negara ente, jadi bias Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Monday, October 16, 2017 3:37 PM To: Yahoogroups <gelora45@yahoogroups.com> Subject: RE: [GELORA45] (Tiada) Proklamasi Indonesia Tanpa Wikana Anda itu memang benar2 chicken yg hanya bisa main putar puter omongan. Ini yg saya katakan: Kutipan: John Roosa mengatakan PKI pelaku pembunuhan para jendral Ah yang bener aja! Justru John Roosa mengatakan pengakuan2 yg dipakai Soeharto sebagai bukti itu didapat dari hasil penyiksaan berat yang kemudian disangkal ybs. Ini cuplikan tulisan Roosa: kutipan: Proving the Case The first evidence the army adduced that the Communist Party of Indonesia, the PKI, was the mastermind of the September 30th Movement were confessions from two army officers who had participated in the movement. They had supposedly confessed while under interrogation to have acted on orders from the PKI An army information document released in early December 1965 cited the transcripts of the interrogations as proof of the PKI’s leadership of the September 30th Movement.52 Thus began the Suharto regime’s practice of treating interrogation reports (Berita Acara Pemeriksaan or Proses Verbaal) as solid evidence when backing its claims before the public. One of the so-called confessions was by Colonel Abdul Latief. I have a copy of the transcript of his interrogation held on October 25, 1965.53 In the transcript, he admits to being a “sympathizer” of the PKI who was willing to accept orders from the party. He unequivocally states that the PKI “planned the kidnapping” of the six generals and that he was a mere “implementer” of the party’s plan.54 He confesses to having been “more loyal to the party’s orders” than to those of his own superior officer.55 When Latief was brought to trial in 1978, after thirteen years of captivity, he claimed that he was barely conscious during the interrogation. According to his courtroom testimony, interrogators from the military police came to Salemba prison when he was still suffering from the wounds inflicted during his capture two weeks earlier. The soldiers who raided his hiding place on October 11 had fired a bullet into his left knee and rammed a bayonet into his right thigh, breaking the femur.56 His interrogation was held while he was lying prostrate on a table, doped up on painkillers, immobile with both his legs in casts, and starving from not having been given enough food for days. During the twelve-hour interrogation, from 3:00 PM to 3:00 AM, he occasionally passed out. At his 1978 trial, he admitted to having put his signature on the transcript so that the interrogation would end: “I hoped that once I recovered or was in a condition to be interrogated again I could correct it.”57 He was interrogated again, in late December 1965, and he did correct the claims in the first interrogation transcript.58 His second interrogator, from the police, seems to have been more willing to accept his story, unlike the military police who interrogated him earlier. His story changed dramatically. He denied that he had any affiliation to the PKI and insisted that the PKI had not led the September 30th Movement. The Suharto regime’s publications never cited, or even mentioned, his second interrogation. https://cip.cornell.edu/DPubS?service=Repository=10=Disseminate=body=pdf_1=seap.indo/1211483265# ---In GELORA45@yahoogroups.com, <nesare1@...> wrote : Betul2 orang satu ini sudah gila! Jelas pendapat john rosa masih tetap bahwa: pembunuhan 1965 itu ada 2 hal: militer dan politik. Ini kesimpulan john di UW Madison waktu nulis disertasi nya. Militer itu AD dan politik itu adalah bbrp pentolan PKI. Gak ada sama sekali john rosa bilang peristiwa 1965 itu dilakukan oleh PKI! Dia bilang oleh bbrp pentolan PKI. Sudisman juga bilangnya begitu! Brad Simpson muridnya Jeffrey winters juga setuju dengan meminja
RE: [GELORA45] (Tiada) Proklamasi Indonesia Tanpa Wikana
Gobloknya memang sudah keterlaluan! Sudah jelas pengetahuannya cetek lalu maen ambil kesimpulan tulisan orang lain! Jelas sekali kan ente itu mau bilang pembunuhnya adalah Orba/Soeharto dan bukan PKI. Ane pancing pake’ pendapat john rosa dan brad Simpson bahwa ada pentolan PKI yang terlibat. Eh ente langsung ambil kesimpulan bahwa ane bilang PKI yg membunuh. Gobloknya minta ampun organisasi PKI disamakan dengan pentolan PKI! Gimana dengan peran CIA yg ngubek2 negara orang lain?! Gak ada maki2 dari ente kan?! Hehehe kalau sudah baca sana sini, ya mbok oneliner nya ditambah dgn CIA! Jangan mentang2 itu tukang kacau sama2 dari negara ente, jadi bias Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Monday, October 16, 2017 3:37 PM To: Yahoogroups <gelora45@yahoogroups.com> Subject: RE: [GELORA45] (Tiada) Proklamasi Indonesia Tanpa Wikana Anda itu memang benar2 chicken yg hanya bisa main putar puter omongan. Ini yg saya katakan: Kutipan: John Roosa mengatakan PKI pelaku pembunuhan para jendral Ah yang bener aja! Justru John Roosa mengatakan pengakuan2 yg dipakai Soeharto sebagai bukti itu didapat dari hasil penyiksaan berat yang kemudian disangkal ybs. Ini cuplikan tulisan Roosa: kutipan: Proving the Case The first evidence the army adduced that the Communist Party of Indonesia, the PKI, was the mastermind of the September 30th Movement were confessions from two army officers who had participated in the movement. They had supposedly confessed while under interrogation to have acted on orders from the PKI An army information document released in early December 1965 cited the transcripts of the interrogations as proof of the PKI’s leadership of the September 30th Movement.52 Thus began the Suharto regime’s practice of treating interrogation reports (Berita Acara Pemeriksaan or Proses Verbaal) as solid evidence when backing its claims before the public. One of the so-called confessions was by Colonel Abdul Latief. I have a copy of the transcript of his interrogation held on October 25, 1965.53 In the transcript, he admits to being a “sympathizer” of the PKI who was willing to accept orders from the party. He unequivocally states that the PKI “planned the kidnapping” of the six generals and that he was a mere “implementer” of the party’s plan.54 He confesses to having been “more loyal to the party’s orders” than to those of his own superior officer.55 When Latief was brought to trial in 1978, after thirteen years of captivity, he claimed that he was barely conscious during the interrogation. According to his courtroom testimony, interrogators from the military police came to Salemba prison when he was still suffering from the wounds inflicted during his capture two weeks earlier. The soldiers who raided his hiding place on October 11 had fired a bullet into his left knee and rammed a bayonet into his right thigh, breaking the femur.56 His interrogation was held while he was lying prostrate on a table, doped up on painkillers, immobile with both his legs in casts, and starving from not having been given enough food for days. During the twelve-hour interrogation, from 3:00 PM to 3:00 AM, he occasionally passed out. At his 1978 trial, he admitted to having put his signature on the transcript so that the interrogation would end: “I hoped that once I recovered or was in a condition to be interrogated again I could correct it.”57 He was interrogated again, in late December 1965, and he did correct the claims in the first interrogation transcript.58 His second interrogator, from the police, seems to have been more willing to accept his story, unlike the military police who interrogated him earlier. His story changed dramatically. He denied that he had any affiliation to the PKI and insisted that the PKI had not led the September 30th Movement. The Suharto regime’s publications never cited, or even mentioned, his second interrogation. <https://cip.cornell.edu/DPubS?service=Repository=1.0=Disseminate=body=pdf_1=seap.indo/1211483265> https://cip.cornell.edu/DPubS?service=Repository=10=Disseminate=body=pdf_1=seap.indo/1211483265# ---In GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> , <nesare1@... <mailto:nesare1@...> > wrote : Betul2 orang satu ini sudah gila! Jelas pendapat john rosa masih tetap bahwa: pembunuhan 1965 itu ada 2 hal: militer dan politik. Ini kesimpulan john di UW Madison waktu nulis disertasi nya. Militer itu AD dan politik itu adalah bbrp pentolan PKI. Gak ada sama sekali john rosa bilang peristiwa 1965 itu dilakukan oleh PKI! Dia bilang oleh bbrp pentolan PKI. Sudisman juga bilangnya begitu! Brad Simpson muridnya Jeffrey winters juga setuju dengan meminjam hipotesis John Rosa, menyimpulkan bahwa G30S dijadikan dalih/justifikasi bagi Soeharto, AD, dan pendukung internasionalnya untuk mel
RE: [GELORA45] (Tiada) Proklamasi Indonesia Tanpa Wikana
Anda itu memang benar2 chicken yg hanya bisa main putar puter omongan. Ini yg saya katakan: Kutipan: John Roosa mengatakan PKI pelaku pembunuhan para jendral Ah yang bener aja! Justru John Roosa mengatakan pengakuan2 yg dipakai Soeharto sebagai bukti itu didapat dari hasil penyiksaan berat yang kemudian disangkal ybs. Ini cuplikan tulisan Roosa: kutipan: Proving the Case The first evidence the army adduced that the Communist Party of Indonesia, the PKI, was the mastermind of the September 30th Movement were confessions from two army officers who had participated in the movement. They had supposedly confessed while under interrogation to have acted on orders from the PKI An army information document released in early December 1965 cited the transcripts of the interrogations as proof of the PKI’s leadership of the September 30th Movement.52 Thus began the Suharto regime’s practice of treating interrogation reports (Berita Acara Pemeriksaan or Proses Verbaal) as solid evidence when backing its claims before the public. One of the so-called confessions was by Colonel Abdul Latief. I have a copy of the transcript of his interrogation held on October 25, 1965.53 In the transcript, he admits to being a “sympathizer” of the PKI who was willing to accept orders from the party. He unequivocally states that the PKI “planned the kidnapping” of the six generals and that he was a mere “implementer” of the party’s plan.54 He confesses to having been “more loyal to the party’s orders” than to those of his own superior officer.55 When Latief was brought to trial in 1978, after thirteen years of captivity, he claimed that he was barely conscious during the interrogation. According to his courtroom testimony, interrogators from the military police came to Salemba prison when he was still suffering from the wounds inflicted during his capture two weeks earlier. The soldiers who raided his hiding place on October 11 had fired a bullet into his left knee and rammed a bayonet into his right thigh, breaking the femur.56 His interrogation was held while he was lying prostrate on a table, doped up on painkillers, immobile with both his legs in casts, and starving from not having been given enough food for days. During the twelve-hour interrogation, from 3:00 PM to 3:00 AM, he occasionally passed out. At his 1978 trial, he admitted to having put his signature on the transcript so that the interrogation would end: “I hoped that once I recovered or was in a condition to be interrogated again I could correct it.”57 He was interrogated again, in late December 1965, and he did correct the claims in the first interrogation transcript.58 His second interrogator, from the police, seems to have been more willing to accept his story, unlike the military police who interrogated him earlier. His story changed dramatically. He denied that he had any affiliation to the PKI and insisted that the PKI had not led the September 30th Movement. The Suharto regime’s publications never cited, or even mentioned, his second interrogation. https://cip.cornell.edu/DPubS?service=Repository=1.0=Disseminate=body=pdf_1=seap.indo/1211483265# ---In GELORA45@yahoogroups.com, <nesare1@...> wrote : Betul2 orang satu ini sudah gila! Jelas pendapat john rosa masih tetap bahwa: pembunuhan 1965 itu ada 2 hal: militer dan politik. Ini kesimpulan john di UW Madison waktu nulis disertasi nya. Militer itu AD dan politik itu adalah bbrp pentolan PKI. Gak ada sama sekali john rosa bilang peristiwa 1965 itu dilakukan oleh PKI! Dia bilang oleh bbrp pentolan PKI. Sudisman juga bilangnya begitu! Brad Simpson muridnya Jeffrey winters juga setuju dengan meminjam hipotesis John Rosa, menyimpulkan bahwa G30S dijadikan dalih/justifikasi bagi Soeharto, AD, dan pendukung internasionalnya untuk melakukan pembasmian terhadap PKI. Dari mana ente bisa dapet dan berani mengklaim john rosa bilang yg bunuh adalah PKI?!!! Koq bisa pentolan PKI disamakan dengan PKI?!!! SADAR NDAK ENTE: IDE INI YG MAU DIJEJAL OLEH ORBA DAN MILITER!!! Lalu koq chicken chicken an ane?!! Wong ini masalah pendapat john rosa, koq dihubung2kan dgn chicken chicken?!! Ngerti juga ndak. Hanya model potong sana potong sini. Cuplik sana cuplik sini, lalu petentang petenteng seolah2 paling pinter! Lalu chicken chicken orang lain kalau sudah salah Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Monday, October 16, 2017 3:00 PM To: Yahoogroups <gelora45@yahoogroups.com> Subject: RE: [GELORA45] (Tiada) Proklamasi Indonesia Tanpa Wikana Anda itu memang chicken yang tidak berani berpendapat sendiri hanya bisanya bersembunyi dibalik orang lain dan putar puter kata2 belaka. Kutipan si ayam: Artinya apa pendapat john rosa ini? artinya pasti ada orang PKI dalam gerakan G30S itu! Sudah biasa intel2 itu masuk kemana2 termasuk intel PKI masuk ke Islam
RE: [GELORA45] (Tiada) Proklamasi Indonesia Tanpa Wikana
Anda itu memang chicken yang tidak berani berpendapat sendiri hanya bisanya bersembunyi dibalik orang lain dan putar puter kata2 belaka. Kutipan si ayam: Artinya apa pendapat john rosa ini? artinya pasti ada orang PKI dalam gerakan G30S itu! Sudah biasa intel2 itu masuk kemana2 termasuk intel PKI masuk ke Islam dan militer! ---In GELORA45@yahoogroups.com, <nesare1@...> wrote : Lagi ngomong apa orang gila satu ini?!! Koq bisa2nya mengklaim John Rosa bilang PKI pelaku pembunuhan para jendral? Pertamanya nuduh ane bilang begitu, sedangkan ane gak pernah bilang John mengklaim PKI pelaku pembunuhan para jendral. Ente jangan sembarangan nuduh ane bilang: “john rosa bilang PKI pelaku pembunuhan para jendral” loh!!! Baca baek2 tulisan ane! Perkara persepsi seseorang mengklaim john bilang PKI pelaku pembunuhan para jendral, ya silahkan2 saja. tetapi ane tidak berpandangan begitu setelah mengikuti jalan pikiran john rosa. Walaupun john rosa ribut2 sama asahan aidit, itu ya boleh2 saja bagi ane. Tetapi yang gak boleh saling menyalahkan. Kenapa gak boleh? Karena disitulah letak opini seseorang dimana opini itu berlandaskan asumsi. John rosa membuka wawasan baru dalam melihat peristiwa 1965. Begitu juga kita harapkan semua orang baik sejarahwan ataupun amatiran melihat peristiwa 1965 itu dari dimensi lain. Dimensi satu2nya hanyalah milik Orba dulunya. Sekarang dengan susah payah muncul analisa2 tandingan2nya. John rosa adalah salah satunya. Silahkan ngomong, diskusi, argue tetapi jangan seperti ente maen dakwa2an bahwa john rosa bilang: PKI pelaku pembunuhan para jendral. Mana argumentnya ente bilang john rosa mengklaim PKI pelaku pembunuhan para jendral?! Koq berani2nya bilang gak ada yg menyangkal?!!! Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Monday, October 16, 2017 1:46 PM To: Yahoogroups <gelora45@yahoogroups.com> Subject: RE: [GELORA45] (Tiada) Proklamasi Indonesia Tanpa Wikana Ente memang gobloknya minta ampun! Dalam hal ini tidak ada seorangpun yang menyangkal. ---In GELORA45@yahoogroups.com, <nesare1@...> wrote : Gobloknya minta ampun! Siapa yg bilang john rosa mengatakan PKI pelaku pembunuhan para jendral?! Ente tahu ndak siapa john rosa itu? Lulusan mana? Aliran ideologinya apa? Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Thursday, October 12, 2017 9:52 PM To: GELORA45@yahoogroups.com Subject: RE: [GELORA45] (Tiada) Proklamasi Indonesia Tanpa Wikana John Roosa mengatakan PKI pelaku pembunuhan para jendral Ah yang bener aja! Justru John Roosa mengatakan pengakuan2 yg dipakai Soeharto sebagai bukti itu didapat dari hasil penyiksaan berat yang kemudian disangkal ybs. Ini cuplikan tulisan Roosa: kutipan: Proving the Case The first evidence the army adduced that the Communist Party of Indonesia, the PKI, was the mastermind of the September 30th Movement were confessions from two army officers who had participated in the movement. They had supposedly confessed while under interrogation to have acted on orders from the PKI An army information document released in early December 1965 cited the transcripts of the interrogations as proof of the PKI’s leadership of the September 30th Movement.52 Thus began the Suharto regime’s practice of treating interrogation reports (Berita Acara Pemeriksaan or Proses Verbaal) as solid evidence when backing its claims before the public. One of the so-called confessions was by Colonel Abdul Latief. I have a copy of the transcript of his interrogation held on October 25, 1965.53 In the transcript, he admits to being a “sympathizer” of the PKI who was willing to accept orders from the party. He unequivocally states that the PKI “planned the kidnapping” of the six generals and that he was a mere “implementer” of the party’s plan.54 He confesses to having been “more loyal to the party’s orders” than to those of his own superior officer.55 When Latief was brought to trial in 1978, after thirteen years of captivity, he claimed that he was barely conscious during the interrogation. According to his courtroom testimony, interrogators from the military police came to Salemba prison when he was still suffering from the wounds inflicted during his capture two weeks earlier. The soldiers who raided his hiding place on October 11 had fired a bullet into his left knee and rammed a bayonet into his right thigh, breaking the femur.56 His interrogation was held while he was lying prostrate on a table, doped up on painkillers, immobile with both his legs in casts, and starving from not having been given enough food for days. During the twelve-hour interrogation, from 3:00 PM to 3:00 AM, he occasionally passed out. At his 1978 trial, he admitted to having put his signature on the transcript so that the interrogation would end: “I hoped that once I recovered or
RE: [GELORA45] (Tiada) Proklamasi Indonesia Tanpa Wikana
Lagi ngomong apa orang gila satu ini?!! Koq bisa2nya mengklaim John Rosa bilang PKI pelaku pembunuhan para jendral? Pertamanya nuduh ane bilang begitu, sedangkan ane gak pernah bilang John mengklaim PKI pelaku pembunuhan para jendral. Ente jangan sembarangan nuduh ane bilang: “john rosa bilang PKI pelaku pembunuhan para jendral” loh!!! Baca baek2 tulisan ane! Perkara persepsi seseorang mengklaim john bilang PKI pelaku pembunuhan para jendral, ya silahkan2 saja. tetapi ane tidak berpandangan begitu setelah mengikuti jalan pikiran john rosa. Walaupun john rosa ribut2 sama asahan aidit, itu ya boleh2 saja bagi ane. Tetapi yang gak boleh saling menyalahkan. Kenapa gak boleh? Karena disitulah letak opini seseorang dimana opini itu berlandaskan asumsi. John rosa membuka wawasan baru dalam melihat peristiwa 1965. Begitu juga kita harapkan semua orang baik sejarahwan ataupun amatiran melihat peristiwa 1965 itu dari dimensi lain. Dimensi satu2nya hanyalah milik Orba dulunya. Sekarang dengan susah payah muncul analisa2 tandingan2nya. John rosa adalah salah satunya. Silahkan ngomong, diskusi, argue tetapi jangan seperti ente maen dakwa2an bahwa john rosa bilang: PKI pelaku pembunuhan para jendral. Mana argumentnya ente bilang john rosa mengklaim PKI pelaku pembunuhan para jendral?! Koq berani2nya bilang gak ada yg menyangkal?!!! Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Monday, October 16, 2017 1:46 PM To: Yahoogroups <gelora45@yahoogroups.com> Subject: RE: [GELORA45] (Tiada) Proklamasi Indonesia Tanpa Wikana Ente memang gobloknya minta ampun! Dalam hal ini tidak ada seorangpun yang menyangkal. ---In GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> , <nesare1@... <mailto:nesare1@...> > wrote : Gobloknya minta ampun! Siapa yg bilang john rosa mengatakan PKI pelaku pembunuhan para jendral?! Ente tahu ndak siapa john rosa itu? Lulusan mana? Aliran ideologinya apa? Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Thursday, October 12, 2017 9:52 PM To: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> Subject: RE: [GELORA45] (Tiada) Proklamasi Indonesia Tanpa Wikana John Roosa mengatakan PKI pelaku pembunuhan para jendral Ah yang bener aja! Justru John Roosa mengatakan pengakuan2 yg dipakai Soeharto sebagai bukti itu didapat dari hasil penyiksaan berat yang kemudian disangkal ybs. Ini cuplikan tulisan Roosa: kutipan: Proving the Case The first evidence the army adduced that the Communist Party of Indonesia, the PKI, was the mastermind of the September 30th Movement were confessions from two army officers who had participated in the movement. They had supposedly confessed while under interrogation to have acted on orders from the PKI An army information document released in early December 1965 cited the transcripts of the interrogations as proof of the PKI’s leadership of the September 30th Movement.52 Thus began the Suharto regime’s practice of treating interrogation reports (Berita Acara Pemeriksaan or Proses Verbaal) as solid evidence when backing its claims before the public. One of the so-called confessions was by Colonel Abdul Latief. I have a copy of the transcript of his interrogation held on October 25, 1965.53 In the transcript, he admits to being a “sympathizer” of the PKI who was willing to accept orders from the party. He unequivocally states that the PKI “planned the kidnapping” of the six generals and that he was a mere “implementer” of the party’s plan.54 He confesses to having been “more loyal to the party’s orders” than to those of his own superior officer.55 When Latief was brought to trial in 1978, after thirteen years of captivity, he claimed that he was barely conscious during the interrogation. According to his courtroom testimony, interrogators from the military police came to Salemba prison when he was still suffering from the wounds inflicted during his capture two weeks earlier. The soldiers who raided his hiding place on October 11 had fired a bullet into his left knee and rammed a bayonet into his right thigh, breaking the femur.56 His interrogation was held while he was lying prostrate on a table, doped up on painkillers, immobile with both his legs in casts, and starving from not having been given enough food for days. During the twelve-hour interrogation, from 3:00 PM to 3:00 AM, he occasionally passed out. At his 1978 trial, he admitted to having put his signature on the transcript so that the interrogation would end: “I hoped that once I recovered or was in a condition to be interrogated again I could correct it.”57 He was interrogated again, in late December 1965, and he did correct the claims in the first interrogation transcript.58 His second interrogator, from the pol
RE: [GELORA45] (Tiada) Proklamasi Indonesia Tanpa Wikana
Lagi ngomong apa orang gila satu ini?!! Koq bisa2nya mengklaim John Rosa bilang PKI pelaku pembunuhan para jendral? Pertamanya nuduh ane bilang begitu, sedangkan ane gak pernah bilang John mengklaim PKI pelaku pembunuhan para jendral. Ente jangan sembarangan nuduh ane bilang: “john rosa bilang PKI pelaku pembunuhan para jendral” loh!!! Baca baek2 tulisan ane! Perkara persepsi seseorang mengklaim john bilang PKI pelaku pembunuhan para jendral, ya silahkan2 saja. tetapi ane tidak berpandangan begitu setelah mengikuti jalan pikiran john rosa. Walaupun john rosa ribut2 sama asahan aidit, itu ya boleh2 saja bagi ane. Tetapi yang gak boleh saling menyalahkan. Kenapa gak boleh? Karena disitulah letak opini seseorang dimana opini itu berlandaskan asumsi. John rosa membuka wawasan baru dalam melihat peristiwa 1965. Begitu juga kita harapkan semua orang baik sejarahwan ataupun amatiran melihat peristiwa 1965 itu dari dimensi lain. Dimensi satu2nya hanyalah milik Orba dulunya. Sekarang dengan susah payah muncul analisa2 tandingan2nya. John rosa adalah salah satunya. Silahkan ngomong, diskusi, argue tetapi jangan seperti ente maen dakwa2an bahwa john rosa bilang: PKI pelaku pembunuhan para jendral. Mana argumentnya ente bilang john rosa mengklaim PKI pelaku pembunuhan para jendral?! Koq berani2nya bilang gak ada yg menyangkal?!!! Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Monday, October 16, 2017 1:46 PM To: Yahoogroups <gelora45@yahoogroups.com> Subject: RE: [GELORA45] (Tiada) Proklamasi Indonesia Tanpa Wikana Ente memang gobloknya minta ampun! Dalam hal ini tidak ada seorangpun yang menyangkal. ---In GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> , <nesare1@... <mailto:nesare1@...> > wrote : Gobloknya minta ampun! Siapa yg bilang john rosa mengatakan PKI pelaku pembunuhan para jendral?! Ente tahu ndak siapa john rosa itu? Lulusan mana? Aliran ideologinya apa? Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Thursday, October 12, 2017 9:52 PM To: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> Subject: RE: [GELORA45] (Tiada) Proklamasi Indonesia Tanpa Wikana John Roosa mengatakan PKI pelaku pembunuhan para jendral Ah yang bener aja! Justru John Roosa mengatakan pengakuan2 yg dipakai Soeharto sebagai bukti itu didapat dari hasil penyiksaan berat yang kemudian disangkal ybs. Ini cuplikan tulisan Roosa: kutipan: Proving the Case The first evidence the army adduced that the Communist Party of Indonesia, the PKI, was the mastermind of the September 30th Movement were confessions from two army officers who had participated in the movement. They had supposedly confessed while under interrogation to have acted on orders from the PKI An army information document released in early December 1965 cited the transcripts of the interrogations as proof of the PKI’s leadership of the September 30th Movement.52 Thus began the Suharto regime’s practice of treating interrogation reports (Berita Acara Pemeriksaan or Proses Verbaal) as solid evidence when backing its claims before the public. One of the so-called confessions was by Colonel Abdul Latief. I have a copy of the transcript of his interrogation held on October 25, 1965.53 In the transcript, he admits to being a “sympathizer” of the PKI who was willing to accept orders from the party. He unequivocally states that the PKI “planned the kidnapping” of the six generals and that he was a mere “implementer” of the party’s plan.54 He confesses to having been “more loyal to the party’s orders” than to those of his own superior officer.55 When Latief was brought to trial in 1978, after thirteen years of captivity, he claimed that he was barely conscious during the interrogation. According to his courtroom testimony, interrogators from the military police came to Salemba prison when he was still suffering from the wounds inflicted during his capture two weeks earlier. The soldiers who raided his hiding place on October 11 had fired a bullet into his left knee and rammed a bayonet into his right thigh, breaking the femur.56 His interrogation was held while he was lying prostrate on a table, doped up on painkillers, immobile with both his legs in casts, and starving from not having been given enough food for days. During the twelve-hour interrogation, from 3:00 PM to 3:00 AM, he occasionally passed out. At his 1978 trial, he admitted to having put his signature on the transcript so that the interrogation would end: “I hoped that once I recovered or was in a condition to be interrogated again I could correct it.”57 He was interrogated again, in late December 1965, and he did correct the claims in the first interrogation transcript.58 His second interrogator, from the pol
RE: [GELORA45] (Tiada) Proklamasi Indonesia Tanpa Wikana
Ente memang gobloknya minta ampun! Dalam hal ini tidak ada seorangpun yang menyangkal. ---In GELORA45@yahoogroups.com, <nesare1@...> wrote : Gobloknya minta ampun! Siapa yg bilang john rosa mengatakan PKI pelaku pembunuhan para jendral?! Ente tahu ndak siapa john rosa itu? Lulusan mana? Aliran ideologinya apa? Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Thursday, October 12, 2017 9:52 PM To: GELORA45@yahoogroups.com Subject: RE: [GELORA45] (Tiada) Proklamasi Indonesia Tanpa Wikana John Roosa mengatakan PKI pelaku pembunuhan para jendral Ah yang bener aja! Justru John Roosa mengatakan pengakuan2 yg dipakai Soeharto sebagai bukti itu didapat dari hasil penyiksaan berat yang kemudian disangkal ybs. Ini cuplikan tulisan Roosa: kutipan: Proving the Case The first evidence the army adduced that the Communist Party of Indonesia, the PKI, was the mastermind of the September 30th Movement were confessions from two army officers who had participated in the movement. They had supposedly confessed while under interrogation to have acted on orders from the PKI. An army information document released in early December 1965 cited the transcripts of the interrogations as proof of the PKI’s leadership of the September 30th Movement.52 Thus began the Suharto regime’s practice of treating interrogation reports (Berita Acara Pemeriksaan or Proses Verbaal) as solid evidence when backing its claims before the public. One of the so-called confessions was by Colonel Abdul Latief. I have a copy of the transcript of his interrogation held on October 25, 1965.53 In the transcript, he admits to being a “sympathizer” of the PKI who was willing to accept orders from the party. He unequivocally states that the PKI “planned the kidnapping” of the six generals and that he was a mere “implementer” of the party’s plan.54 He confesses to having been “more loyal to the party’s orders” than to those of his own superior officer.55 When Latief was brought to trial in 1978, after thirteen years of captivity, he claimed that he was barely conscious during the interrogation. According to his courtroom testimony, interrogators from the military police came to Salemba prison when he was still suffering from the wounds inflicted during his capture two weeks earlier. The soldiers who raided his hiding place on October 11 had fired a bullet into his left knee and rammed a bayonet into his right thigh, breaking the femur.56 His interrogation was held while he was lying prostrate on a table, doped up on painkillers, immobile with both his legs in casts, and starving from not having been given enough food for days. During the twelve-hour interrogation, from 3:00 PM to 3:00 AM, he occasionally passed out. At his 1978 trial, he admitted to having put his signature on the transcript so that the interrogation would end: “I hoped that once I recovered or was in a condition to be interrogated again I could correct it.”57 He was interrogated again, in late December 1965, and he did correct the claims in the first interrogation transcript.58 His second interrogator, from the police, seems to have been more willing to accept his story, unlike the military police who interrogated him earlier. His story changed dramatically. He denied that he had any affiliation to the PKI and insisted that the PKI had not led the September 30th Movement. The Suharto regime’s publications never cited, or even mentioned, his second interrogation. https://cip.cornell.edu/DPubS?service=Repository=1.0=Disseminate=body=pdf_1=seap.indo/1211483265# ---In GELORA45@yahoogroups.com, <nesare1@...> wrote : Ente ini sombong sekali. Pengetahuan ente itu cetek. Tanya baek2 sama orang yg lebih tahu. Jangan seakan2 ente itu tahu sedangkan gak ngerti permasalahannya! John Roosa dalam bukunya, Pretext for Mass Murder: The September 30th Movement and Suharto's Coup d'Etat in Indonesia, 2006, menunjukkan bahwa peran Aidit bukan hanya pasif namun sangat dominan. Dalam buku itu john roosa bilang Aidit dan kelompok kecilnya (Sudisman, Oloan Hutapea, Lukman dan Rewang) sangat terlibat dalam rencana gerakan. Dalam pertemuan mereka Aidit menyarankan pembentukan "Dewan Revolusi" sebagai upaya Nasakomisasi yang terdiri dari militer dan tidak mencerminkan PKI. Aidit menyatakan kudeta seperti di Aljazair tidak akan mengubah perimbangan kekuasaan, namun hal itu akan dapat meradikalisasi massa serta meningkatkan tuntutan (buku Tornquist). Dalam rencananya, strategi Aidit tersebut membonceng Sukarno dan akhirnya PKI diharapkan dapat berkuasa. Artinya apa pendapat john rosa ini? artinya pasti ada orang PKI dalam gerakan G30S itu! Sudah biasa intel2 itu masuk kemana2 termasuk intel PKI masuk ke Islam dan militer! Ente kan hanya kutak katik di cakrabirawa yang sempit. Persis kalau ada orang menggede2kan peran syam kamaruzaman. M
RE: [GELORA45] (Tiada) Proklamasi Indonesia Tanpa Wikana
Gobloknya minta ampun! Siapa yg bilang john rosa mengatakan PKI pelaku pembunuhan para jendral?! Ente tahu ndak siapa john rosa itu? Lulusan mana? Aliran ideologinya apa? Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Thursday, October 12, 2017 9:52 PM To: GELORA45@yahoogroups.com Subject: RE: [GELORA45] (Tiada) Proklamasi Indonesia Tanpa Wikana John Roosa mengatakan PKI pelaku pembunuhan para jendral Ah yang bener aja! Justru John Roosa mengatakan pengakuan2 yg dipakai Soeharto sebagai bukti itu didapat dari hasil penyiksaan berat yang kemudian disangkal ybs. Ini cuplikan tulisan Roosa: kutipan: Proving the Case The first evidence the army adduced that the Communist Party of Indonesia, the PKI, was the mastermind of the September 30th Movement were confessions from two army officers who had participated in the movement. They had supposedly confessed while under interrogation to have acted on orders from the PKI. An army information document released in early December 1965 cited the transcripts of the interrogations as proof of the PKI’s leadership of the September 30th Movement.52 Thus began the Suharto regime’s practice of treating interrogation reports (Berita Acara Pemeriksaan or Proses Verbaal) as solid evidence when backing its claims before the public. One of the so-called confessions was by Colonel Abdul Latief. I have a copy of the transcript of his interrogation held on October 25, 1965.53 In the transcript, he admits to being a “sympathizer” of the PKI who was willing to accept orders from the party. He unequivocally states that the PKI “planned the kidnapping” of the six generals and that he was a mere “implementer” of the party’s plan.54 He confesses to having been “more loyal to the party’s orders” than to those of his own superior officer.55 When Latief was brought to trial in 1978, after thirteen years of captivity, he claimed that he was barely conscious during the interrogation. According to his courtroom testimony, interrogators from the military police came to Salemba prison when he was still suffering from the wounds inflicted during his capture two weeks earlier. The soldiers who raided his hiding place on October 11 had fired a bullet into his left knee and rammed a bayonet into his right thigh, breaking the femur.56 His interrogation was held while he was lying prostrate on a table, doped up on painkillers, immobile with both his legs in casts, and starving from not having been given enough food for days. During the twelve-hour interrogation, from 3:00 PM to 3:00 AM, he occasionally passed out. At his 1978 trial, he admitted to having put his signature on the transcript so that the interrogation would end: “I hoped that once I recovered or was in a condition to be interrogated again I could correct it.”57 He was interrogated again, in late December 1965, and he did correct the claims in the first interrogation transcript.58 His second interrogator, from the police, seems to have been more willing to accept his story, unlike the military police who interrogated him earlier. His story changed dramatically. He denied that he had any affiliation to the PKI and insisted that the PKI had not led the September 30th Movement. The Suharto regime’s publications never cited, or even mentioned, his second interrogation. https://cip.cornell.edu/DPubS?service=Repository <https://cip.cornell.edu/DPubS?service=Repository=1.0=Disseminate=body=pdf_1=seap.indo/1211483265> =1.0=Disseminate=body=pdf_1=seap.indo/1211483265# ---In GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> , <nesare1@... <mailto:nesare1@...> > wrote : Ente ini sombong sekali. Pengetahuan ente itu cetek. Tanya baek2 sama orang yg lebih tahu. Jangan seakan2 ente itu tahu sedangkan gak ngerti permasalahannya! John Roosa dalam bukunya, Pretext for Mass Murder: The September 30th Movement and Suharto's Coup d'Etat in Indonesia, 2006, menunjukkan bahwa peran Aidit bukan hanya pasif namun sangat dominan. Dalam buku itu john roosa bilang Aidit dan kelompok kecilnya (Sudisman, Oloan Hutapea, Lukman dan Rewang) sangat terlibat dalam rencana gerakan. Dalam pertemuan mereka Aidit menyarankan pembentukan "Dewan Revolusi" sebagai upaya Nasakomisasi yang terdiri dari militer dan tidak mencerminkan PKI. Aidit menyatakan kudeta seperti di Aljazair tidak akan mengubah perimbangan kekuasaan, namun hal itu akan dapat meradikalisasi massa serta meningkatkan tuntutan (buku Tornquist). Dalam rencananya, strategi Aidit tersebut membonceng Sukarno dan akhirnya PKI diharapkan dapat berkuasa. Artinya apa pendapat john rosa ini? artinya pasti ada orang PKI dalam gerakan G30S itu! Sudah biasa intel2 itu masuk kemana2 termasuk intel PKI masuk ke Islam dan militer! Ente kan hanya kutak katik di cakrabirawa yang sempit. Persis kalau ada orang m
RE: [GELORA45] (Tiada) Proklamasi Indonesia Tanpa Wikana
@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Thursday, October 12, 2017 11:03 AM To: GELORA45@yahoogroups.com; Chan CT <sadar@...> Subject: Re: [GELORA45] (Tiada) Proklamasi Indonesia Tanpa Wikana Seharusnya kata2 anda ini "Dalam pengertian saya, sekalipun pelaku G30S adalah perajurit TNI, konkritnya dari pasukan Tjakrabirawa dan katakanlah ada sebagian benar dan terbukti anggota PKI, TAPI, tetap MEREKA itu palaksana PERINTAH saja! Yang mutlak HARUS diseret keluar, dijernihkan adalah jenderal-jenderal dibalik yang merupakan DALANG G30S! " anda sampaikan pada pemerintah dan Agus Wijoyo dkk yg sampai sekarang mengatakan dirinya korban PKI, pada dasarnya tidak ada itu korban PKI yang betul korban tentara/TNI. Atas dasar apa anda mengatakan para prajurit Tjakrabirawa itu anggota PKI? On Thursday, October 12, 2017, 1:22:33 AM PDT, Chan CT <sadar@... mailto:sadar@...> wrote: TIDAK BEGITU, bung Goei! Dalam pengertian saya, sekalipun pelaku G30S adalah perajurit TNI, konkritnya dari pasukan Tjakrabirawa dan katakanlah ada sebagian benar dan terbukti anggota PKI, TAPI, tetap MEREKA itu palaksana PERINTAH saja! Yang mutlak HARUS diseret keluar, dijernihkan adalah jenderal-jenderal dibalik yang merupakan DALANG G30S! Saya menduga KERAS, sebagaimana diungkap Dr. Subandrio, jenderal Suharto itulah DALANG G30S sesungguhnya! Jadi, sekalipun ada kesertaan anggota PKI disitu,m tetap tidak membuktikan PKI adalah DALANGT G30S! Yang justru menarik, kalau BETUL dan bisa dibuktikan jenderal Suharto itu juga Biro Chusus PKI yg langsung dibina DN Aidit! Dan karena G30S hanya permainan dan digerakkan segelintir anggota PKI saja, ... bukan keputusan Polit Biro Partai dan melibatkan bagian besar anggota PKI, tentu sulit dikatakan PKI secara organisasi terlibat G30S! Itu saja, ... Salam, ChanCT From: Jonathan Goeij jonathangoeij@... mailto:jonathangoeij@... [GELORA45] Sent: Wednesday, October 11, 2017 10:58 PM To: Yahoogroups Subject: Re: [GELORA45] (Tiada) Proklamasi Indonesia Tanpa Wikana Bung Chan, saya tidak ikut dalam diskusi yg sedemikian panjangnya itu. Hanya mau menyoroti bagian ini saja, terlihat pandangan anda sedemikian baik dan murah hati terhadap para tentara TNI yang melakukan pembunuhan para Jendral itu. Tetapi kok saya tidak melihat anda menyanggah ataupun memberi penerangan pada Agus Wijoyo atau pemerintah yang tetap saja terus menerus mendengungkan PKI-lah yang membunuh para jendral. Tidak ada yang mau BASMI habis pasukan Tjakrabirawa ataupun TNI yang melakukan pembunuhan, tetapi PKI jelas sudah di BASMI habis tempo hari dan tetap akan di BASMI habis sekarang ini. Seharusnya anda memberi penekanan yg membunuh bukan PKI tetapi prajurit2 TNI sendiri. Bukankah yang bisa mengusut itu pemerintah yang berkuasa? Kutipan: Juga, TIDAK SALAH menyatakan yang membunuh 6 jenderal itu TNI, khususnya pasukan Tjakrabirawa, ...! Tapi kan, TETAP harus dibedakan antara perajurit pelaksana perintah dengan komandan, jenderal yang turunkan perintah! Jangan lalu seluruh pasukan Tjakrabirawa harus dihujat dan di BASMI habis! Usutlah siapa sesungguhnya jenderal dibalik G30S itu! Dan inilah tugas pekerja sejarah anak bangsa ini untuk menjernihkan masalah, ... jangan tergantung Pemerintah yang berkuasa! Dan harus dikerjakan lebih cekatan dan cepat, karena makin tertunda lebih lama, akan makin sulit menemukan data-data akurat yang selama ini sudah cukup banyak dibawa kubur oleh tokoh-tokoh, pelaku yang banyak mengetahui kejadian nyata! ---In GELORA45@yahoogroups.com mailto:GELORA45@yahoogroups.com, <SADAR@... mailto:SADAR@...> wrote : Hehehee, ... ini nenek dalam tempurung berkeras kepala TIDAK HENDAK melihat keunggulan RRT/PKT dalam melanjutkan TUGAS REVOLUSI SOSIALISME yg telah padam di Sovyet, dengan kiprah yg lebih DHASYAT didunia internasional dalam menghadapi dan mematahkan satu persatu politik Imperialisme AS untuk terus mengangkangi dunia! Coba sekarang dijawab, kalau bukan RRT/PKT yang memikul TUGAS meneruskan Sosialisme didunia, lalu negara mana didunia ini yang bisa dan berkemampuan memikul tugas itu? Korea Utara dengan Kim Jung Un si badut itu? Hehehee, ... Disinilah perbedaan diantara kita, pada saat kita memuji, memuja tokoh besar macam Lenin, Stalin, Mao, tidak berarti kita tidak boleh mengkritik KESALAHAN yang mereka lakukan. Dan pada saat kita mengkritik kesalahan pemimpin BESAR Bangsa, jangan kebablasan jadi menghujat, menghitamkan segalanya! Pertahankanlah apa yang BENAR sedang kesalahan yang pasti terjadi, yaa koreksi yang salah saja, tanpa menghapus jasa dan mengecilkan kebesarannya! Bagaimanapun juga kita harus dengan mata jeli melihat kesalahan yang terjadi dalam praktek perjuangan yg terjadi, Inilah yang ditekankan Deng dalam menyimpulkan KESALAHAN KRUSCHOVE saat mengkritik kesalahan Stalin! Dan, jangan pula raky
RE: [GELORA45] (Tiada) Proklamasi Indonesia Tanpa Wikana
Ente ini sombong sekali. Pengetahuan ente itu cetek. Tanya baek2 sama orang yg lebih tahu. Jangan seakan2 ente itu tahu sedangkan gak ngerti permasalahannya! John Roosa dalam bukunya, Pretext for Mass Murder: The September 30th Movement and Suharto's Coup d'Etat in Indonesia, 2006, menunjukkan bahwa peran Aidit bukan hanya pasif namun sangat dominan. Dalam buku itu john roosa bilang Aidit dan kelompok kecilnya (Sudisman, Oloan Hutapea, Lukman dan Rewang) sangat terlibat dalam rencana gerakan. Dalam pertemuan mereka Aidit menyarankan pembentukan "Dewan Revolusi" sebagai upaya Nasakomisasi yang terdiri dari militer dan tidak mencerminkan PKI. Aidit menyatakan kudeta seperti di Aljazair tidak akan mengubah perimbangan kekuasaan, namun hal itu akan dapat meradikalisasi massa serta meningkatkan tuntutan (buku Tornquist). Dalam rencananya, strategi Aidit tersebut membonceng Sukarno dan akhirnya PKI diharapkan dapat berkuasa. Artinya apa pendapat john rosa ini? artinya pasti ada orang PKI dalam gerakan G30S itu! Sudah biasa intel2 itu masuk kemana2 termasuk intel PKI masuk ke Islam dan militer! Ente kan hanya kutak katik di cakrabirawa yang sempit. Persis kalau ada orang menggede2kan peran syam kamaruzaman. Masalah 1965 itu banyak misterinya yang gak bakalan bisa diungkapkan keseluruhan karena pelaku2nya sudah meninggal dan atau dibunuh. Ente jangan suka meramal2. Yang ada orang2 seperti john rosa dll menganalisa dari science nya. Artinya ini adalah hasil analisa. Jangan2 ente mau bilang analisa john rosa = ramalan juga ya karena ente gak setuju hasilnya? Hehehehehehehe. Lucu akh ente ini!!! Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Thursday, October 12, 2017 11:03 AM To: GELORA45@yahoogroups.com; Chan CT <sa...@netvigator.com> Subject: Re: [GELORA45] (Tiada) Proklamasi Indonesia Tanpa Wikana Seharusnya kata2 anda ini "Dalam pengertian saya, sekalipun pelaku G30S adalah perajurit TNI, konkritnya dari pasukan Tjakrabirawa dan katakanlah ada sebagian benar dan terbukti anggota PKI, TAPI, tetap MEREKA itu palaksana PERINTAH saja! Yang mutlak HARUS diseret keluar, dijernihkan adalah jenderal-jenderal dibalik yang merupakan DALANG G30S! " anda sampaikan pada pemerintah dan Agus Wijoyo dkk yg sampai sekarang mengatakan dirinya korban PKI, pada dasarnya tidak ada itu korban PKI yang betul korban tentara/TNI. Atas dasar apa anda mengatakan para prajurit Tjakrabirawa itu anggota PKI? On Thursday, October 12, 2017, 1:22:33 AM PDT, Chan CT <sa...@netvigator.com <mailto:sa...@netvigator.com> > wrote: TIDAK BEGITU, bung Goei! Dalam pengertian saya, sekalipun pelaku G30S adalah perajurit TNI, konkritnya dari pasukan Tjakrabirawa dan katakanlah ada sebagian benar dan terbukti anggota PKI, TAPI, tetap MEREKA itu palaksana PERINTAH saja! Yang mutlak HARUS diseret keluar, dijernihkan adalah jenderal-jenderal dibalik yang merupakan DALANG G30S! Saya menduga KERAS, sebagaimana diungkap Dr. Subandrio, jenderal Suharto itulah DALANG G30S sesungguhnya! Jadi, sekalipun ada kesertaan anggota PKI disitu,m tetap tidak membuktikan PKI adalah DALANGT G30S! Yang justru menarik, kalau BETUL dan bisa dibuktikan jenderal Suharto itu juga Biro Chusus PKI yg langsung dibina DN Aidit! Dan karena G30S hanya permainan dan digerakkan segelintir anggota PKI saja, ... bukan keputusan Polit Biro Partai dan melibatkan bagian besar anggota PKI, tentu sulit dikatakan PKI secara organisasi terlibat G30S! Itu saja, ... Salam, ChanCT From: Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com <mailto:jonathango...@yahoo.com> [GELORA45] Sent: Wednesday, October 11, 2017 10:58 PM To: Yahoogroups Subject: Re: [GELORA45] (Tiada) Proklamasi Indonesia Tanpa Wikana Bung Chan, saya tidak ikut dalam diskusi yg sedemikian panjangnya itu. Hanya mau menyoroti bagian ini saja, terlihat pandangan anda sedemikian baik dan murah hati terhadap para tentara TNI yang melakukan pembunuhan para Jendral itu. Tetapi kok saya tidak melihat anda menyanggah ataupun memberi penerangan pada Agus Wijoyo atau pemerintah yang tetap saja terus menerus mendengungkan PKI-lah yang membunuh para jendral. Tidak ada yang mau BASMI habis pasukan Tjakrabirawa ataupun TNI yang melakukan pembunuhan, tetapi PKI jelas sudah di BASMI habis tempo hari dan tetap akan di BASMI habis sekarang ini. Seharusnya anda memberi penekanan yg membunuh bukan PKI tetapi prajurit2 TNI sendiri. Bukankah yang bisa mengusut itu pemerintah yang berkuasa? Kutipan: Juga, TIDAK SALAH menyatakan yang membunuh 6 jenderal itu TNI, khususnya pasukan Tjakrabirawa, ...! Tapi kan, TETAP harus dibedakan antara perajurit pelaksana perintah dengan komandan, jenderal yang turunkan perintah! Jangan lalu seluruh pasukan Tjakrabirawa harus dihujat dan di BASMI habis! Usutlah siapa sesungguhnya jenderal dibalik G30S
RE: [GELORA45] (Tiada) Proklamasi Indonesia Tanpa Wikana
Ente ini sombong sekali. Pengetahuan ente itu cetek. Tanya baek2 sama orang yg lebih tahu. Jangan seakan2 ente itu tahu sedangkan gak ngerti permasalahannya! John Roosa dalam bukunya, Pretext for Mass Murder: The September 30th Movement and Suharto's Coup d'Etat in Indonesia, 2006, menunjukkan bahwa peran Aidit bukan hanya pasif namun sangat dominan. Dalam buku itu john roosa bilang Aidit dan kelompok kecilnya (Sudisman, Oloan Hutapea, Lukman dan Rewang) sangat terlibat dalam rencana gerakan. Dalam pertemuan mereka Aidit menyarankan pembentukan "Dewan Revolusi" sebagai upaya Nasakomisasi yang terdiri dari militer dan tidak mencerminkan PKI. Aidit menyatakan kudeta seperti di Aljazair tidak akan mengubah perimbangan kekuasaan, namun hal itu akan dapat meradikalisasi massa serta meningkatkan tuntutan (buku Tornquist). Dalam rencananya, strategi Aidit tersebut membonceng Sukarno dan akhirnya PKI diharapkan dapat berkuasa. Artinya apa pendapat john rosa ini? artinya pasti ada orang PKI dalam gerakan G30S itu! Sudah biasa intel2 itu masuk kemana2 termasuk intel PKI masuk ke Islam dan militer! Ente kan hanya kutak katik di cakrabirawa yang sempit. Persis kalau ada orang menggede2kan peran syam kamaruzaman. Masalah 1965 itu banyak misterinya yang gak bakalan bisa diungkapkan keseluruhan karena pelaku2nya sudah meninggal dan a =tau dibunuh. Ente jangan suka meramal2. Yang ada orang2 seperti john rosa dll menganalisa dari science nya. Artinya ini adalah hasil analisa. Jangan2 ente mau bilang analisa john rosa = ramalan juga ya karena ente gak setuju hasilnya? Hehehehehehehe. Lucu akh ente ini!!! Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Thursday, October 12, 2017 11:03 AM To: GELORA45@yahoogroups.com; Chan CT <sa...@netvigator.com> Subject: Re: [GELORA45] (Tiada) Proklamasi Indonesia Tanpa Wikana Seharusnya kata2 anda ini "Dalam pengertian saya, sekalipun pelaku G30S adalah perajurit TNI, konkritnya dari pasukan Tjakrabirawa dan katakanlah ada sebagian benar dan terbukti anggota PKI, TAPI, tetap MEREKA itu palaksana PERINTAH saja! Yang mutlak HARUS diseret keluar, dijernihkan adalah jenderal-jenderal dibalik yang merupakan DALANG G30S! " anda sampaikan pada pemerintah dan Agus Wijoyo dkk yg sampai sekarang mengatakan dirinya korban PKI, pada dasarnya tidak ada itu korban PKI yang betul korban tentara/TNI. Atas dasar apa anda mengatakan para prajurit Tjakrabirawa itu anggota PKI? On Thursday, October 12, 2017, 1:22:33 AM PDT, Chan CT <sa...@netvigator.com <mailto:sa...@netvigator.com> > wrote: TIDAK BEGITU, bung Goei! Dalam pengertian saya, sekalipun pelaku G30S adalah perajurit TNI, konkritnya dari pasukan Tjakrabirawa dan katakanlah ada sebagian benar dan terbukti anggota PKI, TAPI, tetap MEREKA itu palaksana PERINTAH saja! Yang mutlak HARUS diseret keluar, dijernihkan adalah jenderal-jenderal dibalik yang merupakan DALANG G30S! Saya menduga KERAS, sebagaimana diungkap Dr. Subandrio, jenderal Suharto itulah DALANG G30S sesungguhnya! Jadi, sekalipun ada kesertaan anggota PKI disitu,m tetap tidak membuktikan PKI adalah DALANGT G30S! Yang justru menarik, kalau BETUL dan bisa dibuktikan jenderal Suharto itu juga Biro Chusus PKI yg langsung dibina DN Aidit! Dan karena G30S hanya permainan dan digerakkan segelintir anggota PKI saja, ... bukan keputusan Polit Biro Partai dan melibatkan bagian besar anggota PKI, tentu sulit dikatakan PKI secara organisasi terlibat G30S! Itu saja, ... Salam, ChanCT From: Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com <mailto:jonathango...@yahoo.com> [GELORA45] Sent: Wednesday, October 11, 2017 10:58 PM To: Yahoogroups Subject: Re: [GELORA45] (Tiada) Proklamasi Indonesia Tanpa Wikana Bung Chan, saya tidak ikut dalam diskusi yg sedemikian panjangnya itu. Hanya mau menyoroti bagian ini saja, terlihat pandangan anda sedemikian baik dan murah hati terhadap para tentara TNI yang melakukan pembunuhan para Jendral itu. Tetapi kok saya tidak melihat anda menyanggah ataupun memberi penerangan pada Agus Wijoyo atau pemerintah yang tetap saja terus menerus mendengungkan PKI-lah yang membunuh para jendral. Tidak ada yang mau BASMI habis pasukan Tjakrabirawa ataupun TNI yang melakukan pembunuhan, tetapi PKI jelas sudah di BASMI habis tempo hari dan tetap akan di BASMI habis sekarang ini. Seharusnya anda memberi penekanan yg membunuh bukan PKI tetapi prajurit2 TNI sendiri. Bukankah yang bisa mengusut itu pemerintah yang berkuasa? Kutipan: Juga, TIDAK SALAH menyatakan yang membunuh 6 jenderal itu TNI, khususnya pasukan Tjakrabirawa, ...! Tapi kan, TETAP harus dibedakan antara perajurit pelaksana perintah dengan komandan, jenderal yang turunkan perintah! Jangan lalu seluruh pasukan Tjakrabirawa harus dihujat dan di BASMI habis! Usutlah siapa sesungguhnya jenderal dibali
Re: [GELORA45] (Tiada) Proklamasi Indonesia Tanpa Wikana
Seharusnya kata2 anda ini "Dalam pengertian saya, sekalipun pelaku G30S adalah perajurit TNI, konkritnya dari pasukan Tjakrabirawa dan katakanlah ada sebagian benar dan terbukti anggota PKI, TAPI, tetap MEREKA itu palaksana PERINTAH saja! Yang mutlak HARUS diseret keluar, dijernihkan adalah jenderal-jenderal dibalik yang merupakan DALANG G30S! " anda sampaikan pada pemerintah dan Agus Wijoyo dkk yg sampai sekarang mengatakan dirinya korban PKI, pada dasarnya tidak ada itu korban PKI yang betul korban tentara/TNI. Atas dasar apa anda mengatakan para prajurit Tjakrabirawa itu anggota PKI? On Thursday, October 12, 2017, 1:22:33 AM PDT, Chan CT <sa...@netvigator.com> wrote: TIDAK BEGITU, bung Goei! Dalam pengertian saya, sekalipun pelaku G30S adalah perajurit TNI, konkritnya dari pasukan Tjakrabirawa dan katakanlah ada sebagian benar dan terbukti anggota PKI, TAPI, tetap MEREKA itu palaksana PERINTAH saja! Yang mutlak HARUS diseret keluar, dijernihkan adalah jenderal-jenderal dibalik yang merupakan DALANG G30S! Saya menduga KERAS, sebagaimana diungkap Dr. Subandrio, jenderal Suharto itulah DALANG G30S sesungguhnya! Jadi, sekalipun ada kesertaan anggota PKI disitu,m tetap tidak membuktikan PKI adalah DALANGT G30S! Yang justru menarik, kalau BETUL dan bisa dibuktikan jenderal Suharto itu juga Biro Chusus PKI yg langsung dibina DN Aidit! Dan karena G30S hanya permainan dan digerakkan segelintir anggota PKI saja, ... bukan keputusan Polit Biro Partai dan melibatkan bagian besar anggota PKI, tentu sulit dikatakan PKI secara organisasi terlibat G30S! Itu saja, ... Salam,ChanCT From: Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com [GELORA45] Sent: Wednesday, October 11, 2017 10:58 PMTo: Yahoogroups Subject: Re: [GELORA45] (Tiada) Proklamasi Indonesia Tanpa Wikana Bung Chan, saya tidak ikut dalam diskusi yg sedemikian panjangnya itu. Hanya mau menyoroti bagian ini saja, terlihat pandangan anda sedemikian baik dan murah hati terhadap para tentara TNI yang melakukan pembunuhan para Jendral itu. Tetapi kok saya tidak melihat anda menyanggah ataupun memberi penerangan pada Agus Wijoyo atau pemerintah yang tetap saja terus menerus mendengungkan PKI-lah yang membunuh para jendral. Tidak ada yang mau BASMI habis pasukan Tjakrabirawa ataupun TNI yang melakukan pembunuhan, tetapi PKI jelas sudah di BASMI habis tempo hari dan tetap akan di BASMI habis sekarang ini. Seharusnya anda memberi penekanan yg membunuh bukan PKI tetapi prajurit2 TNI sendiri. Bukankah yang bisa mengusut itu pemerintah yang berkuasa? Kutipan:Juga, TIDAK SALAH menyatakan yang membunuh 6 jenderal itu TNI, khususnya pasukan Tjakrabirawa, ...! Tapi kan, TETAP harus dibedakan antara perajurit pelaksana perintah dengan komandan, jenderal yang turunkan perintah! Jangan lalu seluruh pasukan Tjakrabirawa harus dihujat dan di BASMI habis! Usutlah siapa sesungguhnya jenderal dibalik G30S itu! Dan inilah tugas pekerja sejarah anak bangsa ini untuk menjernihkan masalah, ... jangan tergantung Pemerintah yang berkuasa! Dan harus dikerjakan lebih cekatan dan cepat, karena makin tertunda lebih lama, akan makin sulit menemukan data-data akurat yang selama ini sudah cukup banyak dibawa kubur oleh tokoh-tokoh, pelaku yang banyak mengetahui kejadian nyata! ---In GELORA45@yahoogroups.com, <SADAR@...> wrote : Hehehee, ... ini nenek dalam tempurung berkeras kepala TIDAK HENDAK melihat keunggulan RRT/PKT dalam melanjutkan TUGAS REVOLUSI SOSIALISME yg telah padam di Sovyet, dengan kiprah yg lebih DHASYAT didunia internasional dalam menghadapi dan mematahkan satu persatu politik Imperialisme AS untuk terus mengangkangi dunia! Coba sekarang dijawab, kalau bukan RRT/PKT yang memikul TUGAS meneruskan Sosialisme didunia, lalu negara mana didunia ini yang bisa dan berkemampuan memikul tugas itu? Korea Utara dengan Kim Jung Un si badut itu? Hehehee, ... Disinilah perbedaan diantara kita, pada saat kita memuji, memuja tokoh besar macam Lenin, Stalin, Mao, tidak berarti kita tidak boleh mengkritik KESALAHAN yang mereka lakukan. Dan pada saat kita mengkritik kesalahan pemimpin BESAR Bangsa, jangan kebablasan jadi menghujat, menghitamkan segalanya! Pertahankanlah apa yang BENAR sedang kesalahan yang pasti terjadi, yaa koreksi yang salah saja, tanpa menghapus jasa dan mengecilkan kebesarannya! Bagaimanapun juga kita harus dengan mata jeli melihat kesalahan yang terjadi dalam praktek perjuangan yg terjadi, ... Inilah yang ditekankan Deng dalam menyimpulkan KESALAHAN KRUSCHOVE saat mengkritik kesalahan Stalin! Dan, jangan pula rakyat TIongkok mengikuti kesalahan menghitamkan Mao, menghujat Mao, ... Bagaimanapun juga kesalahan yg terjadi, Ketua Mao TETAP merupakan pemimpin BESAR bangsa Tionghoa! Pemimpian BESAR RAKYAT Tiongkok yang tetap harus dihormati,...! Kesalahan Mao terjadi karena tergesa-gesa hendak mewujutkan sosialisme di Tiongkok! Akhirnya mengikuti kesalahan Stalin melancarkan revbolusi
Re: [GELORA45] (Tiada) Proklamasi Indonesia Tanpa Wikana
0 juta rakyatnya dari kemiskinan! Dan koperasi-koperasi desa itulah yang menanggung tunjangan kesehatan warga desa, menanggung warga yang sakit, anak-anak yang lahir dan orang-tua-jompo dan menanggung pendidikan anak-anak sampai Univ. Banyak desa-desa terbelakang dan sangat miskin, sudah berubah menjadi desa-desa sedikit makmur bahkan penghasilan petani sudah melebihi buruh dikota! PKT kembali dengan tegas membangkitkan kehidupan partai komunis yang menjadi kepentingan RAKYAT yang harus didahulukan! Mendorong pensiunan TPRT untuk ikut turun kedesa-desa membantu pekerjaan mengentaskan kemiskinan, ... mereka berani menargetkan 10 juta rakyat b ebas dari kemiskinan setiap tahun, jadi tahun 2020 nanti di RRT tidak ada lagi orang miskin! Mencapai tingkat kehidupan masyarakat sedikit makmur! Dan, ingat, ... prestasi dahsyat PKT ini justru dicapai saat dunia kapitalis menghadapi krisis ekonomi! Dan dunia kapitalis jadi banyak mengharapkan “bantuan” RRT untuk memecahkan kesulitan mereka! Nampaknya nenek dalam tempurung ini jadi BUTA, ... matanya TIDAK lagi bisa melihat CAHAYA MERAH MATAHARI kejayaan RRT yg menempuh jalan SOSIALISME berciri khas Tiongkok! Kembali kemasalah menyikapi jenderal-jenderal, anda kurang memperhatikan bagaimana konkritnya Ketua dalam bersikap terhadap jenderal-jenderal Kuomintang yang dihadapi, tentu dan PASTI tidak digempur secara serampangan, neng! Ketua Mao selalu memilah-milah dan selalu menentukan mana yang diserang lebih dahulu dan mana yang sementara dikesamping dahulu. Bahkan PEKERJAAN MKTBP itulah dijalankan Ketua Mao dengan baik, berusaha menarik atau mempengaruhi jenderal KMT itu juga terus dijalankan! Dan, cara berjuang ketua Mao yang sangat lincah begini justru bikin pusing Chiang Kaisek! Justru KEBERHASILAN Ketua Mao bekerja didalam tubuh KMT itu, khususnya jenderal-jenderal KMT itu, Beijing bisa dibebaskan dengan cara DAMAI, selamat dari kehancuran! Itu kan berkat jenderal Fu Zhuoyi, yg sudah dipengaruhi sekretaris pribadi dan bahkan putrinya sendiri ternyata komunis, padahal Fu adalah jenderal andalan Chiang Kaisek! Jenderal Agus dituduh kiri itu bukan saya yang bilang, lho! Anda harus melihat bahwa dikalangan jenderal-jenderal itu juga macam-macam pikiran dan pendapatnya. Pada saat ada jenderal yang bersikap “bersahabat”, bersedia bekerjasama, kenapa harus ditampik dengan segala kecurigaan? Kalau jenderal macam Agus ini diserang juga, lalu anda sudah ada kekuatan cukup untuk menyerang semua jenderal yang ada? From: Tatiana Lukman jetaimemucho1@... [GELORA45]Sent: Wednesday, October 11, 2017 1:34 AMTo: diskusiforum@... ; Yahoo! Inc. ; Jaringan Kerja Indonesia ; Gelora 45 ; Sastra Pembebasan ; Yahoo! Inc. ; Yahoo! Inc.Cc: Yahoogroups ; Rachmat Hadi-Soetjipto ; Daeng ; Harry Singgih ; Gol ; Farida Ishaja ; Mitri ; Lingkar Sitompul ; Ronggo A. ; indo1@... ; Billy Gunadi ; Oman Romana ; Harsono SutedjoSubject: Re: Re: [GELORA45] (Tiada) Proklamasi Indonesia Tanpa Wikana Chan: Patut diperhatikan, dalam rangka “MEMPERINGATI 100Th Kemenangan Revolusi Oktober”, Republik Rakyat Tiongkok pada tgl. 26 September yl. menjelang Kongres 19 PKT, melangsungkan SEMINAR Revolusi Oktober dan Sosialisme Berciri Khas Tiongkok, ... Bertekad teguh meneruskan OBOR Revolusi Oktober yang telah padam di Sovyet terus menyala lebih membawa dibumi Tiongkok! Kenyataan tidak dapat disangkal, setelah Sovyet roboh ditahun 1991, obor Sosialisme telah jatuh dipundak Rakyat Tiongkok dan, PKT dalam 30 tahun terakhir ini menunjukkan KEMAMPUAN memikul TUGAS MULIA Lenin-Stalin yang telah dicampakkan Gobarchove dan mengakibatkan Sovyet roboh dibawah gempuran Budaya dan Finans Kapitalisme! Untuk mengenal lebih baik karya Lenin, PKT kembali menerbitkan Karya Lenin Lengkap dalam bhs. Tionghoa, agar rakyat Tiongkok harus benar-benar bisa memahami Leninisme dari karya langsung Lenin sendiri!Tatiana: Sudah saya singgung SEMINAR yang diorganisasi kaum remo Tiongkok menjelang Kongres PKT yang remo dalam komentar tentang Konferensi di Amsterdam. Coba kawan-kawan perhatikan kok Gorbachov yang disebut sebagai orang yang mencampakkan Sosialisme. Heran bin ajaib si Chan tidak menyinggung REVISIONISME MODERN dengan dedengkotnya KHRUSTJOV sebagai biang kerok dari pengkhianatan terhadap Sosialisme. Mengatakan “ PKT dalam 30 tahun terakhir ini menunjukkan KEMAMPUAN memikul TUGAS MULIA Lenin-Stalin….”adalah penipuan dan sekaligus penghinaan terhadap Lenin dan Stalin!! Politikus dan wartawan Indonesiapun sudah semakin banyak yang tahu dan mengatakan dengan gamblang bahwa di TKK sekarang yang ada adalah sistim KAPITALIS!!! Bayangkan, selama 30 tahun RESTORASI KAPITALIS DENG XIAOPING diberi nama oleh Chan….kemampuan memikul TUGAS MULIA LENIN DAN STALIN!!! Jadi Lenin dan Stalin dianggap seolah-olah merestui restorasi kapitalis Deng!!!Chan: Beberapa tulisan, makalah dan tanggapan dari Seminar yang berlangsung tgl. 26 Sept. itu, yang menurut saya PANTAS diajukan untuk
Re: Re: [GELORA45] (Tiada) Proklamasi Indonesia Tanpa Wikana
pendapat dan pendiriannya! Bagaimanakita bisa mengharapkan di pemerintah sekarang yang berkuasa itu ada jenderalKOMUNIS??? Kalau toch ada, PASTI juga tidak bisa sama sepenuhnya dengandirinya! Lalu, dihajar juga dengan alasan MUNAFIK, RENEGAT? Yaa, kalau begituberjuang saja sendiri didalam tempurung itu! Hehehee, ... Tatiana:balik sekarang kepada “nenek yang menutup diri dalam tempurung”. Eh Chan kamu tahu, apa yang terjadi diVenezuela, pernah kamu ke Venezuela, pernah kamu ke Brazil, pernah kamu keMexico, pernmah kamu ke Argentina, pernah kamu ke Tunisia, pernah kamu keSpanyol, pernah kamu ke Yunani, BUKANuntuk turisme!! Tahu kamu perjuangan rakyat-rakyat di negeri itu?? Kenyataanrealitas perjuangan mereka? Tolong tunjukkan DALIL-DALIL DOGMA KLASIK yang menurut kamu , masihsaya pegang!! Jangan abstrak DAN ASAL JEPLAK saja! Soaljenderal-jenderal… teori Mao yang mana yang membenarkan kamu untuk membedakanAgus Wijoyo dari jenderal-jenderal anti-komunis yang lain??Siapa yangmengharapkan ada jenderal KOMUNIS dipemerintah?? Tolong buktikan itu!!! Yangsaya bilang MUNAFIK DAN RENEGAT adalah KAMU!!! BUKAN ORANG LAIN!!! Baca yangbetul!!! Rupanya kamu sudah “jatuh cinta” pada Agus Wijoyo ya, sehinggamelupakan kata-kata penilaiannya terhadap penyerangan dan pembatalan diskusi diLBH Jakarta??!! Mengapa aku pernah bilang penyataan kamu “tendensius? Dan kamutidak mengerti!!!??? Ya, orang yang sudah pindah dan nyeberang barisan tidaksadar bahwa posisi ideology kelas reaksioner itu tercermin dalam semua tulisananda… Agus Wijoyo menuduh PKI sebagaipembunuh ayahnya! Agus Wijoyo menuduh PKI berontak di Madiun!! Agus Wijoyomenuduh PKI melakukan terror pada rakyat dalam Aksi Sepihak. Dan kamu bilang ini wajar-wajar saja!!. Ya sudah tentu wajar,justru karena dia merupakan bagian dari TENTARA , jadi tidak ada lainnya darijenderal lain Darisekian banyak jenderal-jenderal yang harus kita hadapi, bukankah kita harusbisa menentukan jenderal mana yg UTAMA digempur dahulu, diblejetikereaksioneran dan tangannya berlumuran darah pelanggaran HAM! Darimanakekuatan anda untuk sekaligus menyerang dan gempur semua jenderal-jenderalitu??? Bahwa Jenderal Agus masih saja menyalahkan dan memojokkan PKI itu jugawajar-wajar saja! Tapi, bukankah ditahun yl. saat menyelenggarakan SimposiumMembongkar Tragedi 1965, itu bisa juga dikatakan merupakan satu usaha jenderalAgus untuk menemkukan atau menjernihkan “SIAPA” sesungguhnya yang membunuh ayahnya itu! Sampai-sampai ketika itu dia dituduh jenderal-KIRI! Tentu kita jugatetap harus melihat kenyataan, masih sangat kuatnya jenderal-kanan yang pemujaSuharto, jadi juga tidak perlu terlalu berilusi simposium macam itu bisamembawakan HASIL baik! Dan kenyataan juga KANDAS, ...! Tatiana: Ah, siapa sih yangpercaya akan tuduhan bahwa AGus “KIRI” ?? Sama juga siapa yang percaya padatuduhan jokowi PKI?? Barangkali hanya kamu yang percaya!? Bahkan orang yangmenuduhpun sebetulnya tahu bahwa tuduhan itu ngawur!!! Itu hanya maneuver untuk memenangkanpertarungan di kalangan elit demi kekuasaan!!! Siapa yang mau MENGGEMPUR para jenderal??? Kamu ya? Ngapain dansiapa yang bicara soal kekuatan untuk menggempur??? Sama sekali bukan urusankuuntuk “menggempur” jenderal ini atau jenderal itu!! Sama sekali tidak ada tujuan, baik taktismaupun strategis “menggempur” jenderal-jendral!!! PIcik sekali kamu!!! Tidak bisamembedakan hal ihwal dan tidak menempatkan diskusi pada proporsinya. On Sunday, October 8, 2017 5:56 AM, 'Chalik Hamid' via forumdiskusi <diskusifo...@googlegroups.com> wrote: - Pesan yang Diteruskan - Dari: 'Chan CT' sa...@netvigator.com [GELORA45] <GELORA45@yahoogroups.com>Kepada: Tatiana Lukman <jetaimemuc...@yahoo.com>; "GELORA45@yahoogroups.com" <GELORA45@yahoogroups.com>; Jonathan Goeij <jonathango...@yahoo.com>Cc: Yahoogroups <temu_er...@yahoogroups.com>; DISKUSI FORUM HLD <diskusifo...@googlegroups.com>; Daeng <menakjin...@t-online.de>; Gol <gogo...@gmail.com>; Billy Gunadi <billyguna...@rogers.com>; Rachmat Hadi-Soetjipto <nc-hadis...@netcologne.de>; Ronggo A. <ronggo...@gmail.com>; Oman Romana <oromana0...@gmail.com>; Farida Ishaja <farida.ish...@gmail.com>; "in...@ozemail.com.au" <in...@ozemail.com.au>; Harry Singgih <harrysing...@gmail.com>; Harsono Sutedjo <harsut...@gmail.com>; Mitri <scorpio200...@yahoo.de>; Lingkar Sitompul <lingkarsitom...@gmail.com>Terkirim: Minggu, 8 Oktober 2017 04.51.16 GMT+2Judul: Re: [GELORA45] (Tiada) Proklamasi Indonesia Tanpa Wikana Patut diperhatikan, dalam rangka “MEMPERINGATI 100Th Kemenangan Revolusi Oktober”, Republik Rakyat Tiongkok pada tgl. 26 September yl. menjelang Kongres 19 PKT, melangsungkan SEMINAR Revolusi Oktober dan Sosialisme Berciri Khas Tiongkok, ... Bertekad teguh meneruskan OBOR Revolusi Oktober yang t
Fw: Re: [GELORA45] (Tiada) Proklamasi Indonesia Tanpa Wikana
- Pesan yang Diteruskan - Dari: 'Chan CT' sa...@netvigator.com [GELORA45] <GELORA45@yahoogroups.com>Kepada: Tatiana Lukman <jetaimemuc...@yahoo.com>; "GELORA45@yahoogroups.com" <GELORA45@yahoogroups.com>; Jonathan Goeij <jonathango...@yahoo.com>Cc: Yahoogroups <temu_er...@yahoogroups.com>; DISKUSI FORUM HLD <diskusifo...@googlegroups.com>; Daeng <menakjin...@t-online.de>; Gol <gogo...@gmail.com>; Billy Gunadi <billyguna...@rogers.com>; Rachmat Hadi-Soetjipto <nc-hadis...@netcologne.de>; Ronggo A. <ronggo...@gmail.com>; Oman Romana <oromana0...@gmail.com>; Farida Ishaja <farida.ish...@gmail.com>; "in...@ozemail.com.au" <in...@ozemail.com.au>; Harry Singgih <harrysing...@gmail.com>; Harsono Sutedjo <harsut...@gmail.com>; Mitri <scorpio200...@yahoo.de>; Lingkar Sitompul <lingkarsitom...@gmail.com>Terkirim: Minggu, 8 Oktober 2017 04.51.16 GMT+2Judul: Re: [GELORA45] (Tiada) Proklamasi Indonesia Tanpa Wikana Patut diperhatikan, dalam rangka “MEMPERINGATI 100Th Kemenangan Revolusi Oktober”, Republik Rakyat Tiongkok pada tgl. 26 September yl. menjelang Kongres 19 PKT, melangsungkan SEMINAR Revolusi Oktober dan Sosialisme Berciri Khas Tiongkok, ... Bertekad teguh meneruskan OBOR Revolusi Oktober yang telah padam di Sovyet terus menyala lebih membawa dibumi Tiongkok! Kenyataan tidak dapat disangkal, setelah Sovyet roboh ditahun 1991, obor Sosialisme telah jatuh dipundak Rakyat Tiongkok dan, PKT dalam 30 tahun terakhir ini menunjukkan KEMAMPUAN memikul TUGAS MULIA Lenin-Stalin yang telah dicampakkan Gobarchove dan mengakibatkan Sovyet roboh dibawah gempuran Budaya dan Finans Kapitalisme! Untuk mengenal lebih baik karya Lenin, PKT kembali menerbitkan Karya Lenin Lengkap dalam bhs. Tionghoa, agar rakyat Tiongkok harus benar-benar bisa memahami Leninisme dari karya langsung Lenin sendiri! Beberapa tulisan, makalah dan tanggapan dari Seminar yang berlangsung tgl. 26 Sept. itu, yang menurut saya PANTAS diajukan untuk kalian ketahui: adalah, pernyataan keharusan bagi setiap komunis yang mengaku materialisme dan realistis, bisa melihat keberhasilan Lenin-Stalin dengan Revolusi Oktober meembangun negara sosialis pertama didunia ini! Bukan saja berhasil mempertahankan Sovyet menghdapi serangan Hitler dimasa PD-II, tapi juga BERHASIL membawa Sovyet tumbuh menjadi negara industri yang sanggup bersaing dengan imperialisme AS, tidak hanya dibidang ekonomi, pertahanan tapi juga termasuk kemajuan teknologi, peluncuran satelit dan astraunot diruang angkasa sampai ke Bulan! Disaat itu sampai tahun-tahun 60-an kehidupan rakyat Sovyet juga bisa dikatakan telah mencapai kesejahteraan yang lumayan, ... BEBAS dari KEMISKINAN! Ini kenyataan pertama yang harus diakui! Kedua, setiap BANGSA yang besar tidak bisa tidak harus mempunyai pimpinan, Lenin-Stalin itulah Pemimpin BANGSA Rusia yang tidak boleh disangkal! Bangsa Rusia menjadi bangsa yang besar, Sovyet menjadi negara-kuat justru karena ada pemimpin macam Lenin-Stalin! Inilah keritik keras PKT, dan diingatkan kembali dengan TEGAS oleh Deng, pada tahun 1980 atas kesalahan Khruschove yang kebablasan dalam mengkritik kesalahan Stalin yang dikatakan otoriter dengan KEKERASAN itu! Bahwa negara-kuat harus mencerminkan adanya “KEBEBASAN PRIBADI” juga tidak salah! Tapi yang lebih PENTING dan UTAMA adalah adanya PERSATUAN dan KESTABILAN POLITIK untuk bersama-sama melangkah maju dengan derap langkah SEREMPAK! ... Disinilah keunggulan Stalin dalam mengangkat KESATUAN BANGSA, membuat Bangsa Rusia besar dan membawa rakyat Sovyet maju sejahtera, ... KENYATAAN yang tidak boleh disangkal, sekalipun dalam mpelaksanaan disana-sini ada kesalahan! Begitulah penekanan Deng bagi rakyat Tiongkok harus BELAJAR baik dari kesalahan Khruschove tsb! JANGAN sampai Rakyat Tiongkok juga melanjutkan KESALAHAN yang sama! Sebagaimana kita ketahui bersama, ketika itu ada arus keras hendak mengkritik kesalahan Mao, khususnya masa RBKP yang berlebihan! Ada usaha meng-HITAM-kan segala jasa Mao, ...! BERUNTUNG, Deng berhasil mengarahkan perjuangan dan membawa rakyat Tiongkok terus maju melangkah menuju jalan SOSIALISME berciri khas Tiongkok! Dan dalam waktu relatif singkat, 30 tahunan BERHASIL mencapai kemajuan yang dahsyat dan dengan demikian BERKEMAMPUAN menerima TUGAS meneruskan obor Revolusi Oktober yang jatuh diatas pundaknya! Bahkan RRT dengan BAIK menerima tugas pusat perjuangan SOSIALISME didunia ini yang telah beralih ke Tiongkok! Meneruskan perjuangan Sovyet Uni dahulu dalam menghadapi dan melawan IMPERIALISME AS yg hendak menguasai dan mengangkangi dunia, ...! Sedang nenek yang satu ini, masih saja menutup diri dalam tempurung, dan tidak berhasil melihat realitias perjuangan dunia NYATA didunia! Tetap saja tenggelam dalam subjektivisme dalil-dalil DOGMA klasiknya yg dipegang teguh! Masih juga belum bisa
Re: [GELORA45] (Tiada) Proklamasi Indonesia Tanpa Wikana
dikatakan merupakan satu usaha jenderal Agus untuk menemkukan atau menjernihkan “SIAPA” sesungguhnya yang membunuh ayah nya itu! Sampai-sampai ketika itu dia dituduh jenderal-KIRI! Tentu kita juga tetap harus melihat kenyataan, masih sangat kuatnya jenderal-kanan yang pemuja Suharto, jadi juga tidak perlu terlalu berilusi simposium macam itu bisa membawakan HASIL baik! Dan kenyataan juga KANDAS, ...! Juga, TIDAK SALAH menyatakan yang membunuh 6 jenderal itu TNI, khususnya pasukan Tjakrabirawa, ...! Tapi kan, TETAP harus dibedakan antara perajurit pelaksana perintah dengan komandan, jenderal yang turunkan perintah! Jangan lalu seluruh pasukan Tjakrabirawa harus dihujat dan di BASMI habis! Usutlah siapa sesungguhnya jenderal dibalik G30S itu! Dan inilah tugas pekerja sejarah anak bangsa ini untuk menjernihkan masalah, ... jangan tergantung Pemerintah yang berkuasa! Dan harus dikerjakan lebih cekatan dan cepat, karena makin tertunda lebih lama, akan makin sulit menemukan data-data akurat yang selama ini sudah cukup banyak dibawa kubur oleh tokoh-tokoh, pelaku yang banyak mengetahui kejadian nyata! Jadi perajurit pelaku kekejaman kemanusiaan yang harus tunduk menjalankan PERINTAH, setelah bertobat dan mengakui kesalahannya, yaa, biarlah diberi kesempatan untuk BERSAHABAT dengan para korban, termasuk segenap keluarganya! Tidak perlu saling bermusuhan, ...! Apalagi bagi anak-anak jenderal yg juga KORBAN itu, yang jelas TIDAK terlibat kekejaman kemanusiaan, tentu TIDAK MASALAH bersahabat dengan anak-anak KORBAN sisi lain, lha mereka kan sama-sama KORBAN kekejaman kemanusiaan! KORBAN-KORBAN konyol yang tidak seharusnya terjadi! Sudah cukup BAGUUUS, anak-anak jenderal yg jadi korban itu sudah bersediaq bersahabat dengan anak-anak KORBAN yg dituduh membunuh ayah-ayah mereka! Tidak meneruskan pertengkaran dan dendam yang tidak ada juntrungnya itu, ... tidak perlu melanjutkan pertengkaran, permusuhan orang-tua mereka! Biarlah mereka, anak-anak KORBAN itu menjadi sahabat, lha memang sama-sama tidak bermasalah, kok! Sekalipun dalam kenyataan melihat masa-lampau itu, dalam melihat siapa sesungguhnya Dalang G30S masih berbeda pendapat! Bukankah yang lebih PENTING adalah menatap kedepan, kehendak MAJU BERSAMA, BEKERJA BERSAMA membangun masyarakat lebih baik dan sejahtera! Jadi, kalau orang sudah mengulurkan tangan bersalaman, tidak perlu ditampik, sekalipun kita juga boleh saja mencurigai motif nya! Biarlah nanti setelah apa yang kita curigai, kemunafikan bersalaman itu muncul, baru dihadapi! Begitulah bersatu dan berjuang didalam kesatuan kontradiksi yang terjadi dalam masyarakat! Setiap saat tetap harus bersiap-siap menghadapi pertempuran dan penghianatan! Pecahnya persatuan dan kerjasama, tanamkan saja kewaspadaan itu, ...! Jangan pula meneruskan kesalahan lama, ...keenakan bekerja sama! Hehehee, ... Jadi, sebaiknya jangan buru-buru dan gampang2an nuduh PKT REMO, renegad! Ingatlah bagaimana PKI dahulu menuduh Tan Ling Djieisme, tapi justru parlementerisme itulah yang dijalankan PKI dengan KONSEKWEN! Yang lebih penting perlu kejernihan apa dan dimana kesalahan, kesalahan dahulu bukan pada kerjasama dengan Pemerintah yang berkuasa, tapi ketidak siapan PKI digebug! Kesalahannya bukan menggunakan parlemen, kesempatan legal yang diberikan pemerintah ketika itu, tapi keenakan gunakan jalan parlementer dan TIDAK siapkan diri kalau digebug! Untuk mengikuti lebih lanjut bagaimana peran Tjakrabirawa bisa klik link dibawah ini: Pengakuan Mengejutkan eks-Cakrabirawa. https://groups.yahoo.com/neo/groups/GELORA45/conversations/messages/214575 Kami Hanya Menjalankan Perintah, Jenderal! https://www.youtube.com/watch?v=oi0w3Wq1wqQ Salam, ChanCT From: Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45] Sent: Saturday, October 7, 2017 1:04 AM To: GELORA45@yahoogroups.com ; Jonathan Goeij Cc: Yahoogroups ; DISKUSI FORUM HLD ; Daeng ; Gol ; Billy Gunadi ; Rachmat Hadi-Soetjipto ; Ronggo A. ; Oman Romana ; Farida Ishaja ; in...@ozemail.com.au ; Harry Singgih ; Harsono Sutedjo ; Mitri ; Lingkar Sitompul Subject: Re: [GELORA45] (Tiada) Proklamasi Indonesia Tanpa Wikana Saya kenal banyak orang, terutama generai muda, yang sama sekali tidak punya latar belakang keluarga korban 65 dengan jelas dan gamblang menyatakan bahwa yang bunuh 6 jenderal dan 1 kapten adalah Cakrabirawa, artinya TENTARA. Kalau orang mau mengakui bahwa itulah faktanya, maka anak-anak para jenderal itu, seperti Letjen Agus Wijoyo, kalau mau rekonsiliasi, ya SEHARUSNYA dengan anak-anak para PEMBUNUH ayah mereka, yaitu anggota Cakrabirawa yang melakukan serangan, penculikan dan pembunuhan itu, bukan? Mengapa mereka ber"rekonsiliasi" dengan satu dua anak penggede PKI dan anggota Gerwani atau korban pemenjaraan, penyiksaan dan pembuangan rezim Suharto??? Kelihatannya, sementara anak penggede PKI dan sementara korban 65 yang tampil untuk jadi "contoh" rekonsiliasi dengan sementara an
Re: [GELORA45] (Tiada) Proklamasi Indonesia Tanpa Wikana
Saya kenal banyak orang, terutama generai muda, yang sama sekali tidak punya latar belakang keluarga korban 65 dengan jelas dan gamblang menyatakan bahwa yang bunuh 6 jenderal dan 1 kapten adalah Cakrabirawa, artinya TENTARA. Kalau orang mau mengakui bahwa itulah faktanya, maka anak-anak para jenderal itu, seperti Letjen Agus Wijoyo, kalau mau rekonsiliasi, ya SEHARUSNYA dengan anak-anak para PEMBUNUH ayah mereka, yaitu anggota Cakrabirawa yang melakukan serangan, penculikan dan pembunuhan itu, bukan? Mengapa mereka ber"rekonsiliasi" dengan satu dua anak penggede PKI dan anggota Gerwani atau korban pemenjaraan, penyiksaan dan pembuangan rezim Suharto??? Kelihatannya, sementara anak penggede PKI dan sementara korban 65 yang tampil untuk jadi "contoh" rekonsiliasi dengan sementara anak jenderal-jenderal, tidak sadar bahwa mereka digunakan oleh media dan "otak" di belakang etalase rekonsiliasi justru untuk terus memfitnah PKI sebagai "pembunuh" 6 jenderal dan kapten itu.Dan disini masuk peran si remo dan renegad Chan yang membantu pendukung ORBA dengan turut mengorek-ngorek 'kejahatan' PKI untuk "membuktikan" dan menuntut PKI untuk bertanggung jawab atas banjir darah 65-66 Letjen Agus Wijoyo walaupun sudah mengakui dan percaya bahwa keenam jenderal dan kapten itu tidak disiksa atau disayat-sayat badannya dan kemaluannya, tapi TETAP MENGANGGAP PKI MELAKUKAN PEMBUNUHAN DAN MENEROR MASYARAKAT. Dibawah ini kata-katanya:…” PKI harus bertanggung jawabatas kekerasan yang mereka lakukan di tahun 1948, pada 1 Oktober 1965 dansebelumnya. Mereka melakukan pembunuhan dan meneror masyarakat. Puncaknyaadalah membunuh para jenderal di malam kelam tersebut.”. Pandangan Agus Wijoyo ini PADA HAKEKATNYA senafas dengan pandangannya si Remo dan renegad Chan. Kelihatan sekali kebenciannya terhadap PKI. Yah, tidak heran!!! Dan juga kelihatan letjen Agus Wijoyo tidak berbeda dari para jenderal yang sampai sekarang terus mempertahankan pandangan bahwa PKI dalang G30 S dan memberontak!!! Saya ingat dulu si Pelana Kuda alias Atjong dikeluarkan oleh Chan dari milis Gelora 45, disebabkan oleh sikapnya yang sangat membenci PKI dan bersyukur adanya penindasan Suharto yang dianggapnya sebagai penyelamat Indonesia. Saya tidak tahu apa anda ingat itu? Ehtahu-tahunya secara diam-diam diterima kembali si Pelana Kuda. Bahkan Chan turut mempropagandakan penjualan CD musiknya Pelana Kuda. Saya sama sekali tidak heran melihat tingkah lakunya si Chan. Chan dan Pelana Kuda samaKarena saya belajar dari pengalaman dan sejarah, orang remo adalah pembantu kaum imperialis dan sudah tentu juga antek-antek lokalnya. Karena remo menghilangkan kontradiksi dan perjuangan kelas yang memudahkannya untuk loncat ke seberang barisan di mana dulu dia berada. On Thursday, October 5, 2017 10:22 PM, "Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com [GELORA45]"wrote: Saya rasa Wikana menjadi salah satu dari sekian banyak orang yang hilang tidak ketentuan rimbanya dijemput tentara. Si Agus Wijoyo saya rasa sedang berada di-awang2 menikmati sanjungan seakan dirinya orang berjiwa besar yang memaafkan. On Thursday, October 5, 2017, 11:04:27 AM PDT, Tatiana Lukman wrote: Dan bagaimana nasib Wikana setelah G30S? Setelah dijemput tentara, lantas hilang tidak diketahui apa yang terjadi??? Ada yang tahu apa yang terjadi dengan dirinya? KALAU memang benar Wikana hilang, tak diketahui apa yang terjadi dengan dirinya, maka ia hanya satu dari puluhan ribu atau ratusan ribu yang hilang lenyap seperti ditelan bumi Bukannya saya tidak merasakan kesedihan dari anak-anak para jenderal yang dibunuh tentara juga. Tapi jutaan harus mati, dipenjara, disiksa dan dihilangkan untuk "membalas" kematian 6 jenderal dan seorang kapten!!! Seperti banyak terjadi di jaman Nazi, untuk seorang tentara Nazi yang terbunuh, penduduk sekampung harus matiPersahabatan, undangan makan, silaturahmi antara anak-anak para jenderal dan keluarga serta korban genosida adalah urusan pribadi. Yang menarik perhatian, Agus tidak henti-hentinya menggunakan kesempatan silaturahmi dan rekonsiliasi untuk "mengingatkan" akan "kejahatan" dan 'hutang darah" PKI baik di aksi sepihak, peristiwa Madiun atau kejadian lain. On Tuesday, October 3, 2017 6:15 PM, "jonathango...@yahoo.com [GELORA45]" wrote: (Tiada) Proklamasi Indonesia Tanpa Wikana Wikana [Gambar/Sabit] Reporter: Petrik Matanasi10 November, 2016 - Wikana jadi juru bicara dan pemimpin kelompok muda - Hatta berkeras tak mau dipaksa untuk segera proklamasi - Tanpa Wikana Proklamasi tak akan berjalan lancar terjadi Proklamasi 17 Agustus 1945 tak bisa dilepaskan dari peran Wikana dan pemuda-pemuda lain yang bersamanya mendesak golongan tua yang ragu untuk menyegerakan pernyataan kemerdekaan. tirto.id - Golongan tua, yang kemudian dicap kolaborator Jepang,
Re: [GELORA45] (Tiada) Proklamasi Indonesia Tanpa Wikana
Dan bagaimana nasib Wikana setelah G30S? Setelah dijemput tentara, lantas hilang tidak diketahui apa yang terjadi??? Ada yang tahu apa yang terjadi dengan dirinya? KALAU memang benar Wikana hilang, tak diketahui apa yang terjadi dengan dirinya, maka ia hanya satu dari puluhan ribu atau ratusan ribu yang hilang lenyap seperti ditelan bumi Bukannya saya tidak merasakan kesedihan dari anak-anak para jenderal yang dibunuh tentara juga. Tapi jutaan harus mati, dipenjara, disiksa dan dihilangkan untuk "membalas" kematian 6 jenderal dan seorang kapten!!! Seperti banyak terjadi di jaman Nazi, untuk seorang tentara Nazi yang terbunuh, penduduk sekampung harus matiPersahabatan, undangan makan, silaturahmi antara anak-anak para jenderal dan keluarga serta korban genosida adalah urusan pribadi. Yang menarik perhatian, Agus tidak henti-hentinya menggunakan kesempatan silaturahmi dan rekonsiliasi untuk "mengingatkan" akan "kejahatan" dan 'hutang darah" PKI baik di aksi sepihak, peristiwa Madiun atau kejadian lain. On Tuesday, October 3, 2017 6:15 PM, "jonathango...@yahoo.com [GELORA45]"wrote: (Tiada) Proklamasi Indonesia Tanpa Wikana Wikana [Gambar/Sabit]2.1k Shares Reporter: Petrik Matanasi10 November, 2016dibaca normal 5 menit - Wikana jadi juru bicara dan pemimpin kelompok muda - Hatta berkeras tak mau dipaksa untuk segera proklamasi - Tanpa Wikana Proklamasi tak akan berjalan lancar terjadi Proklamasi 17 Agustus 1945 tak bisa dilepaskan dari peran Wikana dan pemuda-pemuda lain yang bersamanya mendesak golongan tua yang ragu untuk menyegerakan pernyataan kemerdekaan.tirto.id - Golongan tua, yang kemudian dicap kolaborator Jepang, karena terpaksa bekerjasama dengan Pemerintah Militer Balatentara Jepang, merasa ngeri jika tergesa-gesa untuk proklamasi. Mereka terjepit dalam situasi akhir Perang Dunia: Jepang yang sebentar lagi kalah, namun hanya Jepang yang (pernah) menjanjikan mendukung kemerdekaan. Masalahnya, jika Jepang tak segera memerdekakan, namun pada saat yang sama Sekutu kadung memenangkan Perang Dunia, maka janji Jepang niscaya kasip dan Sekutu belum tentu menyetujui kemerdekaan Indonesia. Jika segera memerdekakan diri secara sepihak, masalahnya Jepang masih eksis sebagai penguasa. Golongan muda, kebanyakan mahasiswa dan pemuda yang tinggal di asrama-asrama sekitar Menteng, pernyataan kemerdekaan harus sesegera mungkin diumumkan. Tak hanya selekas-lekasnya, namun juga mesti dinyatakan tanpa campur tangan Jepang. Jika tidak, kemerdekaan Indonesia hanyalah hadiah dari Jepang. Darah muda mereka yang bergejolak itu bahkan tak peduli dengan berbagai risiko, katakanlah jika Jepang mengamuk karena proklamasi tersebut. Golongan tua, yang punya banyak perhitungan politik, lebih memilih menghindari korban jiwa. Mereka menunggu kepastian. Mencoba mengharapkan Jepang bisa secepatnya memerdekakan Indonesia, sebagaimana dijanjikan oleh petinggi Jepang sepekan sebelumnya di Vietnam kepada Sukarno-Hatta. Tapi waktu tak bisa menunggu. Sjahrir memberitahu bahwa Jepang sudah menyerah kalah. Sekutu sudah pasti akan datang mempertahankan status quo sebagaimana situasi sebelum Jepang masuk. Proklamasi kemerdekaan terancam. Di sinilah angkatan muda, dengan Wikana jadi juru bicara dan pemimpinnya, memainkan peranan. Mereka mengambil langkah yang sebenarnya berbahaya, yaitu membawa Sukarno-Hatta ke Rengasdengklok. Rencananya: mereka akan memaksa Sukarno-Hatta memproklamirkan Indonesia. Tapi siasat itu gagal. Sukarno-Hatta tetap tidak mau melakukannya. Mereka masih belum yakin dengan kebenaran kabar menyerahnya Jepang. Pada petang 16 Agustus 1945, Sukarno-Hatta kembali ke Jakarta karena situasi sudah kelewat genting. Kabar tentang menyerahnya Jepang sudah nyaris tidak bisa lagi dibantah. Malam 16 Agustus itu juga, Sukarno-Hatta meminta keterangan kepada pihak Jepang dan barulah mereka tahu bahwa berita menyerahnya Jepang memang benar. Justru karena itulah mereka tak bisa lagi menuntut Jepang memenuhi janjinya. Sebab Jepang adalah pihak yang kalah sehingga harus memenuhi permintaan Sekutu untuk menjaga status quo. Jepang sendiri mengklaim mereka bersedia memfasilitasi kemerdekaan Indonesia jika Sukarno-Hatta ada di Jakarta pada pagi sampai sore 16 Agustus 1945 itu. Tapi keduanya masih di Rengasdengklok. Sukarno, dan terutama Hatta, enggan mengakui peranan angkatan muda. Bagi keduanya, jika mereka tak dibawa paksa ke Rengasdengklok, Indonesia bisa merdeka pada siang hari 16 Agustus. Peristiwa Rengasdengklok menunda proklamasi Indonesia. Masalahnya: jika Indonesia merdeka pada 16 Agustus, maka Indonesia sulit menghindar dari dakwaan bahwa proklamasi adalah pemberian Jepang, sekurang-kurangnya berkat perlindungan Jepang. Inisiatif Wikana, dkk., memang gagal mendesak Sukarno secepat-cepatnya mengumumkan kemerdekaan sebagaimana direncanakan. Namun di luar skema itu, Wikana, dkk., justru berhasil