Re: [zamanku] Re: Bingung dengan diskusi soal agama

2008-08-04 Terurut Topik mahar-prstw
PUJI TUHAN dan tuhan-tuhan lainnya.

SALAM SEJAHTERA, SEHAT SELALU DAN PANJANG UMUR AGAR SETIAP HARI BISA TERUS
BELAJAR DARIMANA BERASAL, SEDANG DIMANA, DAN SETELAH INI MAU KEMANA MENUJU.

BANYAK ORANG TIDAK PERCAYA TUHAN, NABI, KITAB SUCI...INDEED YA TIDAK PERCAYA
AGAMA.
KABAR YANG DBERIKAN AJARAN AGAMA SEMUANYA GHAIB, ASING, TELAH BERLALU SEKIAN
ABAD KARENA KITA LAHIR BELAKANGAN. JADI... ITU LAH ALASAN UNTUK MENSAHKAN
KENAPA ORANG MERASA TIDAK HARUS PERCAYA TUHAN, KITAB SUCI, NABI...

SAYA KADANG JUGA MERASA ANEH, DAN BARU SADAR KETIKA SEORANG TETANGGA
MERAYAKAN ULANG TAHUN. ATAS DASAR APA DIA MERAYAKAN ULANG TAHUN PADA TANGGAL
DAN BULAN YANG SAMA SETIAP TAHUN? BUKANKAH TEKS DARI AKTA KELAHIRAN BISA
SAJA DIPALSU? WAKTU DIA LAHIR, JELAS-JELAS DIA BELUM BISA BACA KALENDER, LHA
KOQ PERCAYA KALAU TANGGAL DI AKTANYA ITU HARI ULTAHNYA? DAN DUA ORANG
LAKI-PEREMPUAN DEWASA DI RUMAHNYA, YANG PASTI HADIR SEBELUM DIA LAHIR, DIA
JUGA PERCAYA KALAU ITU BAPAK DAN IBUNYA. HANYA KARENA SEJAK KECIL BERSAMA?
BAGAIMANA JIKA TERNYATA KEDUANYA ADALAH KANIBAL YANG ISTILAH ORANG PRIMITIF
PEDALAMAN PAPUA PRA-1980 'SEDANG MENGGEMUKKAN" UNTUK KEMUDIAN DIKAYAU?

OK, BUKAN DIKAYAU, YANG LEBIH CANGGIH DEH, BAGAIMANA KALAU ETTANGGA CEWEK
SAYA ITU SETELAH CUKUP UMUR LANTAS DIJUAL?

SAYA KEMUDIAN BERKESIMPULAN, KALAU KEPERCAYAAN ITU BISA MUNCUL KARENA
KEBIASAAN.
JADI, BUAT APA DEBAT SESUATU HAL DENGAN ORANG YANG SEJAK AWAL MEMANG TIDAK
TERBIASA BERGAUL DAN BELAJAR TENTANG HAL YANG JADI BAHAN PERDEBATAN
TERSEBUT? BUKANKAH SAMA ARTINYA NGOMONG SAMA BATU?

CU, GBU ALL
ps:
ada yg punya koleksi bendera palu_arit aseli tahun 60_an?



Pada 5 Agustus 2008 08:49, Ketut <[EMAIL PROTECTED]> menulis:

>
> Sama mbah, saya juga punya cerita. Temen saya lahir di arab. agak jelek,
> item. Tetangganya ekspatriat, putih,  ganteng. Dia tanya mamanya, kok saya
> item dia putih, saya jelek dia ganteng ? Mamanya bilang, itu takdir tuhan.
> Dia tanya, apa itu takdir ? mamanya jawab, ya itu semacam ketentuan yang
> sudah ditetapkan tuhan. Eh ini anak langsung nunjuk2 ke langit, tuhan
> goblok, ngga adil. Ngapain bukan dia yg jelek dan gw yang ganteng ? Alesan
> lu ape ? Dasar guoblok. Mulai hari ini gw ga mau memuja lu lagi
>
> Begitu mbah. Cerita di dunia ini memang macem2... :)
>
>
>
> - Original Message -
> *From:* tawangalun <[EMAIL PROTECTED]>
> *To:* zamanku@yahoogroups.com
> *Sent:* Monday, August 04, 2008 1:11 PM
> *Subject:* [zamanku] Re: Bingung dengan diskusi soal agama
>
>  OK sebelum kita akhiri diskusi ini ada pengalaman menarik,saya temen
> saya W dan Z sedang pergi bersama ke India waktu itu,kebetulan Z
> kecopetan lalu W nyletuk pak disini India itu berlaku Hukum karma
> pak,jadi siapa yang kehilangan barang disini berarti dulu pernah
> ngambil barang orang.Kontan si Z marah2 dan si W dimaki maki,dan
> kebetulan Z ini di Departemen yang "basah" jadi joke ttg Karma tadi
> rupanya kenak sekali makanya sampai mencak mencak.Saya juga geli waktu
> itu.
>
> Shalom,
> Tawangalun.
>
> --- In zamanku@yahoogroups.com , "Ketut"
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > He.. he.. memang sebaiknya mbah tawang jangan percaya hukum karma,
> mbah. Nanti menyimpang dari ajaran agamanya mbah tawang. Tapi percaya
> atau tidak terhadap hukum karma, kalau mbah menanam jagung ya mestinya
> yang numbuh jagung juga, bukan kedelai, apalagi keledai :).
>
>  --
>
> No virus found in this incoming message.
> Checked by AVG.
> Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.5.12/1589 - Release Date: 8/3/2008
> 1:00 PM
>
>  
>


Re: [zamanku] Re: Bingung dengan diskusi soal agama

2008-08-04 Terurut Topik Ketut

Sama mbah, saya juga punya cerita. Temen saya lahir di arab. agak jelek, item. 
Tetangganya ekspatriat, putih,  ganteng. Dia tanya mamanya, kok saya item dia 
putih, saya jelek dia ganteng ? Mamanya bilang, itu takdir tuhan. Dia tanya, 
apa itu takdir ? mamanya jawab, ya itu semacam ketentuan yang sudah ditetapkan 
tuhan. Eh ini anak langsung nunjuk2 ke langit, tuhan goblok, ngga adil. Ngapain 
bukan dia yg jelek dan gw yang ganteng ? Alesan lu ape ? Dasar guoblok. Mulai 
hari ini gw ga mau memuja lu lagi

Begitu mbah. Cerita di dunia ini memang macem2... :)


  - Original Message - 
  From: tawangalun 
  To: zamanku@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, August 04, 2008 1:11 PM
  Subject: [zamanku] Re: Bingung dengan diskusi soal agama


  OK sebelum kita akhiri diskusi ini ada pengalaman menarik,saya temen
  saya W dan Z sedang pergi bersama ke India waktu itu,kebetulan Z
  kecopetan lalu W nyletuk pak disini India itu berlaku Hukum karma
  pak,jadi siapa yang kehilangan barang disini berarti dulu pernah
  ngambil barang orang.Kontan si Z marah2 dan si W dimaki maki,dan
  kebetulan Z ini di Departemen yang "basah" jadi joke ttg Karma tadi
  rupanya kenak sekali makanya sampai mencak mencak.Saya juga geli waktu
  itu.

  Shalom,
  Tawangalun. 

  --- In zamanku@yahoogroups.com, "Ketut" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  >
  > He.. he.. memang sebaiknya mbah tawang jangan percaya hukum karma,
  mbah. Nanti menyimpang dari ajaran agamanya mbah tawang. Tapi percaya
  atau tidak terhadap hukum karma, kalau mbah menanam jagung ya mestinya
  yang numbuh jagung juga, bukan kedelai, apalagi keledai :). 



   


--


  No virus found in this incoming message.
  Checked by AVG. 
  Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.5.12/1589 - Release Date: 8/3/2008 
1:00 PM


[zamanku] Re: Bingung dengan diskusi soal agama

2008-08-04 Terurut Topik ttbnice
Berdasarkan ilmu logika (yg tentunya lebih fair dalam menilai) semua
agama itu jelas memiliki ajaran yg "aneh". Dimulai dari adanya Tuhan
sendiri, lalu letak surga, adanya roh/jiwa/spirit, setan dll. 

Jelas dong keanehan di agama sendiri, pasti umatnya mempunyai
pembelaan, begitu juga di agama lain. Tapi misi utama agama dalam
menciptakan kebaikan alam semesta harus terjadi.

Logika bisa kalah adalah karena iman. Logika yg memiliki nilai
kebenaran paling tinggi, tapi ternyata juga ga mampu membawa kebaikan.
JAdi absurd/aneh/janggal itu bukanlah poin penting. 

Ada seorang tuan di Amerika yang sangat mengasihi budaknya yang begitu
berdedikasi. Suatu kali di sekolahkan lah budak ini oleh si tuan untuk
belajar baca tulis dan penata rambut. Setelah selesai, si budak pun
membuka salon, yg ternyata sangat laku keras.

Suatu kali Si tuan meninggal, meninggalkan beban biaya yg sangat besar
dalam memelihara istana, pembantu, tanah yg berhektar2 dan biaya
kehidupan sosial kepada si nyonya. 

Apa yg terjadi? Si budak ini membiayai seluruh beban biaya si nyonya
sampai si nyonya meninggal. Tapi kebaikannya tidak berhenti disitu,
karena dia terus membantu orang lain sepanjang hayatnya.

Namanya Pierre Toussaint.

Moral Story: Jaman sekarang Si budak ini akan menjadi bahan tertawaan.
 Dan disebut tolol. Dasar mental budak yg begitu bersyukur hanya
karena dapet tuan yg baik. Padahal menjadi tuan itu sendiri sudah
perbuatan yg salah, meskipun baik. Ga perlu sebegitu pengabdiannya lah.

Tapi siapa yg berani membantah akan kemuliaan manusia budak ini? Jadi
absurd, ganjil, aneh, itu ga penting. Selama rumus Tuhan dipegang,
sinar Tuhan akan terus memancar.



--- In zamanku@yahoogroups.com, "tawangalun" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> OK sebelum kita akhiri diskusi ini ada pengalaman menarik,saya temen
> saya W dan Z sedang pergi bersama ke India waktu itu,kebetulan Z
> kecopetan lalu W nyletuk pak disini India itu berlaku Hukum karma
> pak,jadi siapa yang kehilangan barang disini berarti dulu pernah
> ngambil barang orang.Kontan si Z marah2 dan si W dimaki maki,dan
> kebetulan Z ini di Departemen yang "basah" jadi joke ttg Karma tadi
> rupanya kenak sekali makanya sampai mencak mencak.Saya juga geli waktu
> itu.
> 
> Shalom,
> Tawangalun. 
> 
> 
> --- In zamanku@yahoogroups.com, "Ketut"  wrote:
> >
> > He.. he.. memang sebaiknya mbah tawang jangan percaya hukum karma,
> mbah. Nanti menyimpang dari ajaran agamanya mbah tawang. Tapi percaya
> atau tidak terhadap hukum karma, kalau mbah menanam jagung ya mestinya
> yang numbuh jagung juga, bukan kedelai, apalagi keledai :).
>




[zamanku] Re: Bingung dengan diskusi soal agama

2008-08-04 Terurut Topik tawangalun
OK sebelum kita akhiri diskusi ini ada pengalaman menarik,saya temen
saya W dan Z sedang pergi bersama ke India waktu itu,kebetulan Z
kecopetan lalu W nyletuk pak disini India itu berlaku Hukum karma
pak,jadi siapa yang kehilangan barang disini berarti dulu pernah
ngambil barang orang.Kontan si Z marah2 dan si W dimaki maki,dan
kebetulan Z ini di Departemen yang "basah" jadi joke ttg Karma tadi
rupanya kenak sekali makanya sampai mencak mencak.Saya juga geli waktu
itu.

Shalom,
Tawangalun. 


--- In zamanku@yahoogroups.com, "Ketut" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> He.. he.. memang sebaiknya mbah tawang jangan percaya hukum karma,
mbah. Nanti menyimpang dari ajaran agamanya mbah tawang. Tapi percaya
atau tidak terhadap hukum karma, kalau mbah menanam jagung ya mestinya
yang numbuh jagung juga, bukan kedelai, apalagi keledai :). 




Re: [zamanku] Re: Bingung dengan diskusi soal agama

2008-08-04 Terurut Topik Mentari Pagi
Siapa menanam, dialah yang akan memetik hasilnya, sepertinya karma bisa 
diartikan seperti peribahasa itu.

Tuhan sudah menciptakan kebaikan dan kejahatan, pilihan diserahkan sepenuhnya 
oleh Tuhan kepada manusia. Yang memilih pada kebaikan maka dia akan memetik 
dari kebaikan itu kebahagiaan dan kemuliaan dan yang memilih kejahatan, maka 
dia akan memetik dari kejahatannya itu kesengsaraan dan kehinaan.

Banjir, gempa dan segala bencana yang terjadi di muka bumi ini adalah akibat 
dari ulah manusia sendiri yang tidak bisa memelihara alam dan lingkungan. Itu 
adalah peringatan dari Tuhan untuk manusia yang mulai melalaikan tugas mulia 
yang diembankan Tuhan kepada mereka manusia.

Dalam Islampun diajarkan bahwa setiap manusia akan menanggung sendiri dosa-dosa 
yang mereka lakukan. BAhkan lebih rinci dikatakan bahwa setiap anggota badan 
kita akan mempertanggungjawabkan perbuatan mereka, tanpa kita bisa membantahnya.

Jadi, hukum karma itu pasti ada, hanya saja mungkin waktunya kita tidak bisa 
memastikannya. Karena hanya Tuhan yang punya wewenang untuk menentukannya.. 
Bisa jadi ketika seseorang melakakun suatu kejahatan, namun kemudian orang itu 
bertobat, maka hukum karma itu tidak akan dikenakan pada diri orang itu.

Karena itu, marilah berlomba-lomba dalam kebaikan.

salam
mp

--- On Mon, 8/4/08, Ketut <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: Ketut <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [zamanku] Re: Bingung dengan diskusi soal agama
To: zamanku@yahoogroups.com
Date: Monday, August 4, 2008, 3:06 AM














He.. he.. memang sebaiknya mbah tawang jangan 
percaya hukum karma, mbah. Nanti menyimpang dari ajaran agamanya mbah tawang. 
Tapi percaya atau tidak terhadap hukum karma, kalau mbah menanam jagung ya 
mestinya yang numbuh jagung juga, bukan kedelai, apalagi keledai :). 

Memang banyak pertanyaan seputar kehidupan, mbah. 
Kenapa orang dilahirkan cacat, jelek, miskin, sementara yang lain dilahirkan 
ganteng, kaya pula ? Apakah itu product reject tuhan ? kedengarannya 
kontradiktif, karena agama2 percaya tuhan itu maha pencipta dan maha sempurna, 
pengasih dan penyayang. Kenapa di dunia yang dikuasai Tuhan yang maha penyayang 
ini begitu banyak penderitaan, kesedihan dan bencana ? Kemana tuhan saat itu 
?
Orang lain mungkin punya jawaban sendiri2, 
sebagaimana orang Hindu (dan Budha) punya jawaban dengan percaya bahwa 
penderitaan, kesedihan di satu sisi dan kegemilangan, kesuksesan dan keceriaan 
di sisi lain adalah karena karma individu itu sendiri. Sebagaimana mbah tawang 
mungkin percaya bahwa kejahatan dan kebaikan akan diganjar nanti setelah 
kehidupan berakhir, kami percaya bahwa kehidupan ini bukanlah sekali. Bhagavad 
gita jelas mengatakan bahwa badan ini hanyalah sebagaimana "pakaian" yang 
dikenakan atman (roh). Saat badan mati, atman tetap eksis dan berganti ke badan 
yang lain. Badan lamanya dibuang, dia memasuki badan baru, kehidupan 
baru, dengan membawa karma dari kehidupan lamanya. Jadi kalau mbah percaya 
kejahatan (dan kebaikan) akan diadili di suatu tempat oleh tuhan, kami percaya 
kami akan menanggung sendiri akibat dari kejahatan atau kebaikan yang kami 
lakukan itu di kemudian hari, dalam kehidupan ini atau dalam kehidupan nanti. 
Dengan begitu, saya meyakini bahwa kehidupan ini adalah anugerah, sebuah 
kesempatan dari tuhan, agar saya memperbaiki diri, melakukan evolusi mental dan 
spiritual, agar dapat kembali kepadaNYA. Kalau saya lahir seperti ini, dengan 
segala kondisi ini, itu adalah buah karma saya sendiri. Demikian juga orang 
lain. Tuhan tidak campur tangan, dia hanya membuat hukum dan menjaga agar 
hukumnya berjalan. Sebagaimana programmer, dia hanya membuat program yang 
memastikan semua data yang di input agar diproses sesuai instruksi 
penginputnya. 
Kalau penginput mengetik 2 * 2, maka yang keluar 4. Penginput tak dapat 
berharap keluar angka 5. Di telinga dan otak saya, fungsi tuhan yang terbatas 
seperti itu kedengaran lebih adil dan memuliakan tuhan, daripada 
menyeret-nyeret 
namanya dalam setiap hal. Banjir, tuhan. Wabah, tuhan. Bahkan ngebompun, bawa2 
nama tuhan.
Terlepas dari keyakinan itu benar atau tidak (toh 
kita tidak bisa membuktikan kebenaran atau kesalahannya, kan ?), bagi saya yang 
penting adalah spiritnya. Keyakinan akan hukum karma ini mengarahkan saya untuk 
bertanggungjawab pada perbuatan saya sendiri. Saya tak bicara nasib atau 
takdir. 
Kalau saya berbuat baik itu bukan karena saya takut akan tuhan. saya  
berbuat baik karena saya yakin bahwa kalau saya berbuat baik, maka 
kebaikanlah yang akan saya dapatkan. begitu juga sebaliknya. Melakukan sesuatu 
karena takut, apalagi dalam ranah spiritual, adalah kebiasaan dan level 
anak2. Orang dewasa harusnya melakukan sesuatu karena kesadarannya, dan 
dilakukan dalam keadaan merdeka, tanpa tekanan, tanpa paksaan, apalagi tekanan 
dan paksaan dari tuhan. Kalau semua yang terjadi di dunia ini karena suratan 
takdir--tuhan yang menggariskannya begitu--lalu kena

Re: [zamanku] Re: Bingung dengan diskusi soal agama

2008-08-03 Terurut Topik Ketut
He.. he.. memang sebaiknya mbah tawang jangan percaya hukum karma, mbah. Nanti 
menyimpang dari ajaran agamanya mbah tawang. Tapi percaya atau tidak terhadap 
hukum karma, kalau mbah menanam jagung ya mestinya yang numbuh jagung juga, 
bukan kedelai, apalagi keledai :). 
Memang banyak pertanyaan seputar kehidupan, mbah. Kenapa orang dilahirkan 
cacat, jelek, miskin, sementara yang lain dilahirkan ganteng, kaya pula ? 
Apakah itu product reject tuhan ? kedengarannya kontradiktif, karena agama2 
percaya tuhan itu maha pencipta dan maha sempurna, pengasih dan penyayang. 
Kenapa di dunia yang dikuasai Tuhan yang maha penyayang ini begitu banyak 
penderitaan, kesedihan dan bencana ? Kemana tuhan saat itu ?
Orang lain mungkin punya jawaban sendiri2, sebagaimana orang Hindu (dan Budha) 
punya jawaban dengan percaya bahwa penderitaan, kesedihan di satu sisi dan 
kegemilangan, kesuksesan dan keceriaan di sisi lain adalah karena karma 
individu itu sendiri. Sebagaimana mbah tawang mungkin percaya bahwa kejahatan 
dan kebaikan akan diganjar nanti setelah kehidupan berakhir, kami percaya bahwa 
kehidupan ini bukanlah sekali. Bhagavad gita jelas mengatakan bahwa badan ini 
hanyalah sebagaimana "pakaian" yang dikenakan atman (roh). Saat badan mati, 
atman tetap eksis dan berganti ke badan yang lain. Badan lamanya dibuang, dia 
memasuki badan baru, kehidupan baru, dengan membawa karma dari kehidupan 
lamanya. Jadi kalau mbah percaya kejahatan (dan kebaikan) akan diadili di suatu 
tempat oleh tuhan, kami percaya kami akan menanggung sendiri akibat dari 
kejahatan atau kebaikan yang kami lakukan itu di kemudian hari, dalam kehidupan 
ini atau dalam kehidupan nanti. Dengan begitu, saya meyakini bahwa kehidupan 
ini adalah anugerah, sebuah kesempatan dari tuhan, agar saya memperbaiki diri, 
melakukan evolusi mental dan spiritual, agar dapat kembali kepadaNYA. Kalau 
saya lahir seperti ini, dengan segala kondisi ini, itu adalah buah karma saya 
sendiri. Demikian juga orang lain. Tuhan tidak campur tangan, dia hanya membuat 
hukum dan menjaga agar hukumnya berjalan. Sebagaimana programmer, dia hanya 
membuat program yang memastikan semua data yang di input agar diproses sesuai 
instruksi penginputnya. Kalau penginput mengetik 2 * 2, maka yang keluar 4. 
Penginput tak dapat berharap keluar angka 5. Di telinga dan otak saya, fungsi 
tuhan yang terbatas seperti itu kedengaran lebih adil dan memuliakan tuhan, 
daripada menyeret-nyeret namanya dalam setiap hal. Banjir, tuhan. Wabah, tuhan. 
Bahkan ngebompun, bawa2 nama tuhan.
Terlepas dari keyakinan itu benar atau tidak (toh kita tidak bisa membuktikan 
kebenaran atau kesalahannya, kan ?), bagi saya yang penting adalah spiritnya. 
Keyakinan akan hukum karma ini mengarahkan saya untuk bertanggungjawab pada 
perbuatan saya sendiri. Saya tak bicara nasib atau takdir. Kalau saya berbuat 
baik itu bukan karena saya takut akan tuhan. saya  berbuat baik karena saya 
yakin bahwa kalau saya berbuat baik, maka kebaikanlah yang akan saya dapatkan. 
begitu juga sebaliknya. Melakukan sesuatu karena takut, apalagi dalam ranah 
spiritual, adalah kebiasaan dan level anak2. Orang dewasa harusnya melakukan 
sesuatu karena kesadarannya, dan dilakukan dalam keadaan merdeka, tanpa 
tekanan, tanpa paksaan, apalagi tekanan dan paksaan dari tuhan. Kalau semua 
yang terjadi di dunia ini karena suratan takdir--tuhan yang menggariskannya 
begitu--lalu kenapa individu yang sudah digariskan untuk melakukan itu semua 
pada akhirnya diadili ? Seseorang harus memiliki kemerdekaan atas tindakannya 
agar dia dapat diadili secara fair.  Begitu keyakinan saya, mbah. Ini tentu 
bukan dalam rangka "menyebarkan agama", tapi hanya menjawab pertanyaan mbah. 
Kepada mbah yang penganut muslim saleh, saya memang tidak berharap, bahkan 
menyarankan, mbah jangan percaya keyakinan saya diatas itu.  Tidak mempercayai, 
bukan berarti tidak bisa menghargai kan, mbah ??

Rgrds,
Ketut 

  - Original Message - 
  From: tawangalun 
  To: zamanku@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, August 01, 2008 8:42 PM
  Subject: [zamanku] Re: Bingung dengan diskusi soal agama


  Tapi karma itu aku sangsi Pak ketut,dulu jaman geger Londo rumah 
  ibuku kena bom pesawat Londo,juga banyak sekali kurban westerling 
  yang 4 orang.Tapi saya lihat kok Londo jaya2 saja .kemana ini 
  karmanya kok gak bekerja.Idem konglomerat hitam yang bisa nggondol 
  ber M M itu bisa kipas2 di L.N.semua ki Pak.

  Shalom,
  tawangalun.

  - In zamanku@yahoogroups.com, "Ketut" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  >
  > 
  > Dear Meylan,
  > 
  > Meski saya tidak pernah berdiskusi agama di milis ini, tapi karena 
  anda menyebut Hindu diantaranya, maka izinkan saya menjelaskan. Bagi 
  saya, anda mau beragama atau tidak, itu adalah hak privat anda. 
  Apakah anda berdosa ? Menurut saya, beragama--atau memeluk salah satu 
  agama--bukanlah prasyarat mendapat gelar "tak berdosa", dan saya 
  percaya ini juga be

[zamanku] Re: Bingung dengan diskusi soal agama

2008-08-02 Terurut Topik ttbnice
Tentunya ga fair kalo menkritik ajaran agama. Saya setuju dengan Pak
Ketut, yang perlu dilihat dari sebuah ajaran adalah buahnya.
Bagaimanapun absurdnya sebuah ajaran, tetapi jika menghasilkan manusia
yang berbudi luhur, itulah ajaran yang baik.

Ahmadiyah yang katanya sesat tapi menghasilkan orang yang soleh jauh
lebih baik dari kelompok2 seperti FPI yang tidak sesat. Jika
manusianya baik, tentunya dunia ini akan semakin baik. Inikan Ilahi,
karena memang begitu rumusnya. Apapun yg diajarkan Tuhan harus menjadi
berkah bagi alam semesta.

Rumus Tuhan itu ga mungkin salah, yang salah pasti manusianya. Jadi
kalo ada ajaran yang merusak sesuatu yang baik, pasti ada yang salah.
Ajaran itu bisa direvisi kok, jadi ga perlu menyalahkan agamanya.

Memang perlu kebesaran hati...





--- In zamanku@yahoogroups.com, "tawangalun" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Tapi karma itu aku sangsi Pak ketut,dulu jaman geger Londo rumah 
> ibuku kena bom pesawat Londo,juga banyak sekali kurban westerling 
> yang 4 orang.Tapi saya lihat kok Londo jaya2 saja .kemana ini 
> karmanya kok gak bekerja.Idem konglomerat hitam yang bisa nggondol 
> ber M M itu bisa kipas2 di L.N.semua ki Pak.
> 
> 
> Shalom,
> tawangalun.
> 
> - In zamanku@yahoogroups.com, "Ketut"  wrote:
> >
> > 
> > Dear Meylan,
> > 
> > Meski saya tidak pernah berdiskusi agama di milis ini, tapi karena 
> anda menyebut Hindu diantaranya, maka izinkan saya menjelaskan. Bagi 
> saya,  anda mau beragama atau tidak, itu adalah hak privat anda. 
> Apakah anda berdosa ? Menurut saya, beragama--atau memeluk salah satu 
> agama--bukanlah prasyarat mendapat gelar "tak berdosa", dan saya 
> percaya ini juga berlaku sebaliknya : tidak beragama lalu menjadi 
> serta merta "berdosa". Bhagavad Gita mengatakan "dengan cara apapun 
> kau datang, dengan cara itu pula kau kuterima". Anda datang sebagai 
> pencuri, anda akan diperlakukan sebagai pencuri. Anda datang dengan 
> cara munafik, anda diterima di ruang tamu munafik dan mendapat 
> perlakuan sebagaimana yang layak bagi orang munafik. Anda berbudi 
> luhur maka anda akan disambut sebagai orang yang berbudi luhur. 
> Tuhan, adalah sebuah hukum abadi dan maha adil. Anda tak bisa 
> mengharapkan memetik padi kalau anda hanya menanam jagung. Hindu 
> menyebutnya hukum karma. as so simple. Sebagai penganut agama Hindu, 
> kalau saya menemukan Tuhan yang pemarah, egois, pencemburu dan 
> memaksa manusia menyembahnya, maka menurut saya Tuhan itu telah 
> menempatkan dirinya lebih rendah dari manusia sehingga ia tak layak 
> dipuja. Jika anda merasa tuhan demikian bengis, saran saya, 
> tinggalkan dia. Banyak manusia yang lebih berbudi luhur dari tuhan 
> seperti itu.
> > Tapi bagi penganut agama yang baik dan saleh, agama menyediakan 
> ruang bagi kesejukan bathin. Cara2 yang diekspolari oleh para maha 
> resi Hindu ribuan tahun yang lalu--saat manusia masih lebih dekat ke 
> dunia spiritual dibanding material--tentang bagaimna "menemukan dan 
> marasakan" suasana spiritual, bagi yang menekuninya, akan mendapatkan 
> manfaatnya. Tapi itu hanya satu jalan. Bila anda dapat menemukan 
> jalan lain bagi tujuan itu, ya itupun sebuah prestasi, dan saya yakin 
> tuhan tidak akan menghukum anda karenanya. Ataupun kalau anda merasa 
> tidak butuh dengan spiritualitas, juga tidak apa2. kebutuhan manusia 
> memang beragam. Yang saya percaya akan menjadikan anda "berdosa" 
> adalah : kalau anda mencuri, memfitnah, menyakiti, merampok dan 
> sederet perbuatan jahat lainnya. Untuk perbuatan-perbuatan itu, entah 
> anda beragama atau tidak, entah anda melaksanakannya atas nama agama 
> atau atas nama hal lain, saya sangat percaya, anda akan "berdosa".
> > Jadi, jalani saja hari-hari anda, lakukan hal-hal baik, lakukan 
> improvement agar anda menjadi semakin baik setiap hari, semoga anda 
> akan bahagia. Energi kebaikan yang anda pancarkan akan memberi respon 
> balik, dan anda layak menerima kebaikan pula. Percayalah, tuhan cukup 
> bahagia melihat anda berbuat baik. Ia tak butuh puja puji. Kalau 
> orang Hindu gemar berdoa, itu hanyalah cara mereka melatih diri agar 
> bisa dekat dengan tuhannnya. Bukan karena tuhan yang gila puja puji.
> > 
> > Rgrds,
> > 
> > 
> >   - Original Message - 
> >   From: Mei LaN 
> >   To: [EMAIL PROTECTED] ; fai ; fanny por ; 
> fei ; zan ; DOMBA2 KAFIR ; zebo ; chi ; cak ; 1stPrime ; sang_candu ; 
> bog ; budi sulistiyo ; bag ; tawangalun ; [EMAIL PROTECTED] ; 
> DOMBA2 KAFIR ; H. M. ; mediacare ; mur ; Jemmy ; joe ; halley 
> witheart ; roni Wijaya ; wirajhana eka ; RASIDAH SALIMON ; ratna 
> sarumpaet ; RM Danardono HADINOTO ; Roslina Podico ; Gabriella 
> Rantau ; abadi teuku ; yahoo2teguh ; Ibrahim Y. Syihab ; Ulil Abshar-
> Abdalla ; utusan.allah ; vienha@ 
> >   Sent: Friday, August 01, 2008 6:55 AM
> >   Subject: [zamanku] Bingung dengan diskusi soal agama
> > 
> > 
> >   Dear For all of you,
> > 
> >   Semua yang anda anda diskusikan disini membuat kami bingung, 
> untuk mengikuti agama yang kalian

[zamanku] Re: Bingung dengan diskusi soal agama

2008-08-01 Terurut Topik dedebharata
Mei, daripada ngeributin agama yang gak jelas jaminan hari tuanya itu 
(gak jelas apa surga; neraka; malaikat; bidadari dst dst ada) aku 
pikir lebih baik dikau habiskan waktu buat apa kek, yang penting 
berguna.
puji Allah 
DB
 
--- In zamanku@yahoogroups.com, Mei LaN <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Dear For all of you,
> 
> Semua yang anda anda diskusikan disini membuat kami bingung, untuk 
mengikuti agama yang kalian anggap benar. Mungkin kali ini aku lebih 
baik pilih untuk tidak beragama dulu, tapi masih percaya Tuhan itu 
ada [allah, Auwloh, yahwe, yesus or yang paliiing hebbbat].
> 
> Apakah hal ini menurut pandangan kalian [muslim, kristiani, budhis 
or hindu] sikap yang kami ambil ini salah..[berdosa?].
> 
> 
> Kami tunggu pencerahan dari kalian smua..
> 
> 
> tq,
> 
> 
> 
> Meylan
>




[zamanku] Re: Bingung dengan diskusi soal agama

2008-08-01 Terurut Topik tawangalun
Tapi karma itu aku sangsi Pak ketut,dulu jaman geger Londo rumah 
ibuku kena bom pesawat Londo,juga banyak sekali kurban westerling 
yang 4 orang.Tapi saya lihat kok Londo jaya2 saja .kemana ini 
karmanya kok gak bekerja.Idem konglomerat hitam yang bisa nggondol 
ber M M itu bisa kipas2 di L.N.semua ki Pak.


Shalom,
tawangalun.

- In zamanku@yahoogroups.com, "Ketut" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> 
> Dear Meylan,
> 
> Meski saya tidak pernah berdiskusi agama di milis ini, tapi karena 
anda menyebut Hindu diantaranya, maka izinkan saya menjelaskan. Bagi 
saya,  anda mau beragama atau tidak, itu adalah hak privat anda. 
Apakah anda berdosa ? Menurut saya, beragama--atau memeluk salah satu 
agama--bukanlah prasyarat mendapat gelar "tak berdosa", dan saya 
percaya ini juga berlaku sebaliknya : tidak beragama lalu menjadi 
serta merta "berdosa". Bhagavad Gita mengatakan "dengan cara apapun 
kau datang, dengan cara itu pula kau kuterima". Anda datang sebagai 
pencuri, anda akan diperlakukan sebagai pencuri. Anda datang dengan 
cara munafik, anda diterima di ruang tamu munafik dan mendapat 
perlakuan sebagaimana yang layak bagi orang munafik. Anda berbudi 
luhur maka anda akan disambut sebagai orang yang berbudi luhur. 
Tuhan, adalah sebuah hukum abadi dan maha adil. Anda tak bisa 
mengharapkan memetik padi kalau anda hanya menanam jagung. Hindu 
menyebutnya hukum karma. as so simple. Sebagai penganut agama Hindu, 
kalau saya menemukan Tuhan yang pemarah, egois, pencemburu dan 
memaksa manusia menyembahnya, maka menurut saya Tuhan itu telah 
menempatkan dirinya lebih rendah dari manusia sehingga ia tak layak 
dipuja. Jika anda merasa tuhan demikian bengis, saran saya, 
tinggalkan dia. Banyak manusia yang lebih berbudi luhur dari tuhan 
seperti itu.
> Tapi bagi penganut agama yang baik dan saleh, agama menyediakan 
ruang bagi kesejukan bathin. Cara2 yang diekspolari oleh para maha 
resi Hindu ribuan tahun yang lalu--saat manusia masih lebih dekat ke 
dunia spiritual dibanding material--tentang bagaimna "menemukan dan 
marasakan" suasana spiritual, bagi yang menekuninya, akan mendapatkan 
manfaatnya. Tapi itu hanya satu jalan. Bila anda dapat menemukan 
jalan lain bagi tujuan itu, ya itupun sebuah prestasi, dan saya yakin 
tuhan tidak akan menghukum anda karenanya. Ataupun kalau anda merasa 
tidak butuh dengan spiritualitas, juga tidak apa2. kebutuhan manusia 
memang beragam. Yang saya percaya akan menjadikan anda "berdosa" 
adalah : kalau anda mencuri, memfitnah, menyakiti, merampok dan 
sederet perbuatan jahat lainnya. Untuk perbuatan-perbuatan itu, entah 
anda beragama atau tidak, entah anda melaksanakannya atas nama agama 
atau atas nama hal lain, saya sangat percaya, anda akan "berdosa".
> Jadi, jalani saja hari-hari anda, lakukan hal-hal baik, lakukan 
improvement agar anda menjadi semakin baik setiap hari, semoga anda 
akan bahagia. Energi kebaikan yang anda pancarkan akan memberi respon 
balik, dan anda layak menerima kebaikan pula. Percayalah, tuhan cukup 
bahagia melihat anda berbuat baik. Ia tak butuh puja puji. Kalau 
orang Hindu gemar berdoa, itu hanyalah cara mereka melatih diri agar 
bisa dekat dengan tuhannnya. Bukan karena tuhan yang gila puja puji.
> 
> Rgrds,
> 
> 
>   - Original Message - 
>   From: Mei LaN 
>   To: [EMAIL PROTECTED] ; fai ; fanny por ; 
fei ; zan ; DOMBA2 KAFIR ; zebo ; chi ; cak ; 1stPrime ; sang_candu ; 
bog ; budi sulistiyo ; bag ; tawangalun ; [EMAIL PROTECTED] ; 
DOMBA2 KAFIR ; H. M. ; mediacare ; mur ; Jemmy ; joe ; halley 
witheart ; roni Wijaya ; wirajhana eka ; RASIDAH SALIMON ; ratna 
sarumpaet ; RM Danardono HADINOTO ; Roslina Podico ; Gabriella 
Rantau ; abadi teuku ; yahoo2teguh ; Ibrahim Y. Syihab ; Ulil Abshar-
Abdalla ; utusan.allah ; [EMAIL PROTECTED] 
>   Sent: Friday, August 01, 2008 6:55 AM
>   Subject: [zamanku] Bingung dengan diskusi soal agama
> 
> 
>   Dear For all of you,
> 
>   Semua yang anda anda diskusikan disini membuat kami bingung, 
untuk mengikuti agama yang kalian anggap benar. Mungkin kali ini aku 
lebih baik pilih untuk tidak beragama dulu, tapi masih percaya Tuhan 
itu ada [allah, Auwloh, yahwe, yesus or yang paliiing hebbbat].
> 
>   Apakah hal ini menurut pandangan kalian [muslim, kristiani, 
budhis or hindu] sikap yang kami ambil ini salah..[berdosa?].
> 
>   Kami tunggu pencerahan dari kalian smua..
> 
>   tq,
> 
>   Meylan
> 
> 
> 
>
> 
> 
> 
--
> 
> 
>   No virus found in this incoming message.
>   Checked by AVG. 
>   Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.5.8/1582 - Release Date: 
7/30/2008 6:37 PM
>