Budi Rahardjo wrote: > Tidak terjadi. Alasannya: > - pas mau dieksekusi ada layoff besar2an di US > - pas kejadian bom di Indonesia > Sehingga inisiatif yang sudah disiapkan gagal/batal/ditunda. > > Bulan lalu ketemu dengan pak Danny lagi (dari Atmel, > mungkin beliau sudah mau pensiun?). > Ceritanya sekarang adalah bagaiman kita bisa mensuply > kebutuhan engineer di luar negeri dulu (titip engineers di sana). > Ada permintaah 200 electronic engineers (untuk design IC, > circuits, etc.) di Intel di Malaysia. (Penang dan Cyberjaya.) > > Ternyata sukar untuk mengisi supply ini ... :(
Masalah nitip engineer ini paling gampang kalau di tiap _sektor_ ada mentor dan orang yang bisa melihat apakah engineer Indonesia cukup qualified atau tidak dan sekalian menjembantani antara supply (sdm Indonesia) dan demand disini. Misalnya, saya handle untuk orang2 networking, rekan lain yg di US handle untuk Applications(Java/C/Corba) dan rekan lain handle IC misalnya. Kalau dari case di bidang networking, kebanyakan yg dicari persh SV itu kualias A+++ tapi mereka masih bisa consider engineer dengan kualitas A atau B selama mereka berpotensi dan ada yang rekomendasi. Dari resume yang saya dapatkan memang gak terlalu banyak yang qualified di level A (mungkin kurang dari 10%) tapi banyak sebenarnya yang punya potensi. Masalahnya, kalau mereka skrg engineer kualitas "C" tapi tinggal di India, tinggal masalah waktu saja mereka bakal jadi engineer kualitas A karena didrill dan di-didik secara gratis oleh persh2 SV yang ada di India , sedangkan di Indonesia itu tidak akan pernah terjadi karena tidak ada yang exploit potensi mereka. Cuman dalam kasus diatas dimana ada 200 open position untuk IC Engineer di Indonesia dan tidak ada yang (berani?) apply, wah itu mah kesalahan luar biasa. -mcp > > -- budi