Mari kita tengok negara yang katanya ekonominya, stabilitasnya, militernya, 
kapitalisnya, pertaniannya, industrinya paling jagoan. Lihat inflasi di sana 
melalui website menarik
http://www.westegg.com/inflation/ .

Ini yang saya lakukan di situ:
------------------------------
The following form adjusts any given amount of money for inflation, according 
to the Consumer Price Index, from 1800 to 2007. Enjoy!
Enter the amount of money: 100
Enter the initial year (1800-2007): 1800
Enter the final year (1800-2007): 2007

Hasilnya:
---------
What cost $100 in 1800 would cost $1204.60 in 2007.
Also, if you were to buy exactly the same products in 2007 and 1800,
they would cost you $100 and $8.53 respectively. 


Memang, dalam sistem moneter menggunakan uang emas, bisa ada inflasi. Seperti 
sudah aaya bilang, tidak ada yang sempurna di dunia ini. Tapi, apakah di dalam 
sistem moneter dengan uang emas akan ada inflasi yang seperti di atas yang 
bahkan terjadi di negara yang konon paling jagoan?

-Arif-

--- In ekonomi-nasional@yahoogroups.com, Bango Samparan <bsampa...@...> wrote:
>
> --- On Wed, 3/4/09, A Nizami <nizam...@...> wrote:
> 
> > From: A Nizami <nizam...@...>
> 
> > Iya mas Arif.
> > Kalau uang emas, tanpa dijaga pun nilainya di seluruh dunia
> > relatif sama. Saat ini sekitar Rp 300 ribu/gram. Meski ada
> > turun/naik tidak akan drastis. Selalu kembali ke titik
> > kesetimbangan. Harusnya mas Bango bisa mempelajari
> > kestabilan nilai dinar emas dari Buku Sahih Bukhari yang
> > menceritakan 1.400 tahun lalu harga seekor kambing hanya 1
> > dinar (4,25 gram emas 22 karat), eh sekarang ternyata
> > harganya sama sekitar 1 dinar juga.
> 
> Mohon maaf lho, panjenengan berdua ini pernah baca buku Ekonomi Moneter 
> enggak? Terus terang cara panjenengan berdua memahami fenomena JUB (jumlah 
> uang beredar) itu terlalu sederhana, makanya membayangkan masalah inflasi 
> dalam standar emas dan perak tidak sampai-sampai.
> 
> Standar emas dan perak, seperti pernah saya utarakan, memang akan 
> menyelesaikan masalah instabilitas nilai tukar, tetapi tidak secara otomatis 
> menyelesaikan masalah inflasi. Masalah inflasi nantinya tetap harus dimanage 
> lewat kebijakan moneter dan fiskal yang piawai. Mengapa hayo? Ya, salah 
> satunya karena masalah JUB itu lho:-)
> 
> Bayangkan sekarang perekonomian sudah pakai standar emas dan perak, nah 
> mungkin tidak terjadi inflasi? Ya mungkin saja, kan harga komoditas bisa naik 
> tho dari sekian dinar menjadi sekian dinar. (Jangan berpikir lagi dalam 
> kontradiksi dinar dan kertas, komoditas kan tidak hanya kambing saja.)
> 
> Mas Nizami pernah enggak baca-baca kisah mengenai para sahabat mengeluh 
> karena harga-harga barang naik, dan mereka meminta Rasulullah melakukan 
> intervensi harga? Kemudian Rasulullah menolak. Semoga pernah ya:-) Nah, di 
> buku-buku ekonomi Islam nantinya akan menarik sekali diskusi mengenai 
> intervensi harga ini: boleh atau tidak? kapan? bagaimana?
> 
> Kok bisa ya harga-harga naik, kok bisa ya sampai masyarakat mengeluh, padahal 
> itu di zaman Rasulullah lho, pakai Dinar dan Dirham.
> 
> Moga-moga panjenengan berdua bisa memahami di mana kita sama di mana kita 
> berbeda:-)
> 
> Salam hangat
> B. Samparan
>


Kirim email ke