Mas, dari yang 1000 itu, melalui proses perbankan - menabung dan kredit - akan 
tercipta - bila diidealkan - JUB sebanyak 10.000; 1000 uang inti dan 9000 uang 
giral.

Dalam praktek memang tidak akan mencapai 10.000, setengahnya aja mungkin tidak, 
ya tergantung multiplier uang intinya.

Jadi, jangan dikira kalau otoritas moneter mencetak uang 1000 dinar, jub-nya 
hanya 1000 dinar. Nah disinilah kemudian persoalan memanage JUB yang tepat itu 
tetap tetap muncul meskipun standar moneter yang dipakai adalah standar emas.

Masalah inflasi dan unemployment sangat tergantung pada managemen JUB tersebut. 
Dengan demikian, standar emas, tidak terus menyelesaikan semua persoalan secara 
instant.

Salam hangat
B. Samparan


--- On Tue, 3/3/09, Arif Muljadi <mari...@yahoo.com> wrote:

> From: Arif Muljadi <mari...@yahoo.com>
> Subject: [ekonomi-nasional] Re: Uang yang beredar
> To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
> Date: Tuesday, March 3, 2009, 9:53 AM
> Saya tidak paham ujung dari skenario ini. 
> 
> Kalau "lingkaran kredit ke pengusaha dan pengusaha
> balik menabungkan"
> ini diteruskan, maka tidak ada uang beredar. Lalu? 
> 
> Sementara itu di lain pihak, apa mungkin terjadi lingkaran
> seperti
> itu? Bukankah biasanya bank tahu ke mana uang pinjaman akan
> digunakan?. Kalau bank X tahu pengusaha A cuma bermaksud
> menyimpan
> semua 900 dinar itu ke sebuah bank lain, apakah bank X akan
> memberi
> kredit itu?
> 
> Atau, misal pengusaha A terkait pembagian hasil dengan bank
> X 50:50.
> Kalau lingakran itu terjadi, tentu pada akhirnya
> "usaha" pengusaha A
> tidak akan menghasilkan apa2. Tentu saja bank X akan
> menghentikan
> kredit kepada A. Lalu?
> 
> Wah, gimana ini mas Bango. 
> 
> 
> 
> --- In ekonomi-nasional@yahoogroups.com, Bango Samparan
> <bsampa...@...> wrote:
> >
> > Otoritas moneter membuat uang dinar 1000. Oleh
> pemerintah dipakai
> untuk membayar gaji PNS.
> > 
> > Sama PNS ditabung semuanya ke bank X. Sama bank X
> ditahan 100
> sebagai cadangan, dikreditkan 900 ke pengusaha A. Setelah
> terima 900,
> oleh pengusaha A dimasukkan ke bank Y. Oleh bank Y ditahan
> 90 sebagai
> cadangan, 810 dikreditkan ke pengusaha B. dst
> > 
> > Berapa jumlah uang beredar yang akan terjadi? Kalau
> mas Arif bisa
> melogika hal ini, baru mas Arif tahu apa itu yang
> dimaksudkan dengan
> JUB, dan permasalahan ketidakseimbangan yang mungkin muncul
> antara
> pasar uang dan pasar riil. 
> > 
> > Contoh di atas memang disederhanakan mas. Selamat
> mencerna:-)
> > 
> > Salam hangat
> > B. Samparan
> > 
> > 
> > --- On Mon, 3/2/09, Arif Muljadi <mari...@...>
> wrote:
> > 
> > > From: Arif Muljadi <mari...@...>
> > > Subject: [ekonomi-nasional] Re: Uang yang beredar
> > > To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
> > > Date: Monday, March 2, 2009, 10:13 PM
> > > Kalau yang dipakai atau yang beredar adalah uang
> emas (atau
> > > uang penuh
> > > lainnya), ... justru agak susah saya
> bayangkan/pikirkan,
> > > mengapa
> > > sampai perlu mengurangi peredaran uang... Gimana
> yaa...
> > > apakah orang
> > > mau menukar (sementara) uang emasnya dengan
> sekian lembar
> > > kertas
> > > bernama SBI? Ya, mau aja mungkin, karena itu
> nggak beda
> > > dari menabung.
> > > Kalau negara/pemerintah menjual SBI seperti ini
> (yakni
> > > dibeli dengan
> > > uang emas), dari mana dana untuk membayar
> bunganya? Intuisi
> > > saya
> > > mengatakan, agak aneh kalau negara/pemerintah
> (yang
> > > sebenarnya, yang
> > > kena akhirnya ya rakyat juga), kalau harus
> membayar bunga
> > > untuk uang
> > > emas yang ditarik dari peredaran demi mengurangi
> inflasi.
> > > Lha, uang
> > > emas 'kan uang yang riil, bukan cuma uang
> > > "percaya" saja (yakni uang
> > > kertas). Dan untuk uang emas, tidak ada yang
> namanya
> > > devaluasi, 'kan?
> > > Mau devaluasi gimana? Karena, 5gr emas di
> Indonesia,
> > > beratnya juga 5gr
> > > di Amerika. Walau, bisa saja, sekeping uang emas
> seberat X
> > > gram yang
> > > dicetak oleh sebuah perusahaan logam Amerika
> dihargai 1000
> > > kg beras
> > > jenis tertentu, sedang sekeping uang emas seberat
> X gram
> > > juga yang
> > > dicetak oleh sebuah perusahaan logam di Indonesia
> > > "cuma" dihargai
> > > 999.5 kg beras yang sama.
> > > 
> > > Saya pikir bisa saja, uang emas ditabung di bank.
> Kalau
> > > menurut sistem
> > > Islam, uang tabungan ini bisa dikreditkan untuk
> dijadikan
> > > modal usaha
> > > dengan sistem bagi hasil. Yang dibagikan is real
> there,
> > > memang ada
> > > gitu, karena memang hasil usaha. Setelah uang
> emas
> > > keuntungan hasil
> > > usaha diterima oleh penerima kredit, lalu
> dibagi2. 
> > > 
> > > -Arif-
> > >
> >


      

Kirim email ke