O apa anda tidak tahu dan tidak sadar bahwa Deng xiao ping bisa menipu?? Anda tidak tahu bahwa kaum revisionis adalah musuh berselimut di dalam partai, makanya dinamakan juga kuda Troya!!! Anda tidak tahu mengapa Deng dimaafkan setelah dipecat beberapa kali oleh Partai selama RBKP berkobar? Karena Mao percaya pada otokritiknya!! Itulah KESALAHAN PALING BESAR dari Mao!! Percaya kepada OTOKRITIK seorang revisionis!!! Tahukah anda bahwa Khrushchov, ketika Stalin masih hidup, adalah pemimpin komunis yang paling memuja Stalin, yang menggunakan kata-kata pujaan luar biasa yang membuat Stalin mau muntah!!Anda menamakan saya katak dalam tempurung, anda tidak merasa dan tidak mengakui bagaimana sempitnya pengetahuan sejarah anda, karena anda malas belajar!! Ingat kata-kata Deng : dia bermimpi di Tiongkok adaklas borjuis. Tidak bisa! Pada tahun 1949 kita sudah membasmi klas borjuis danmelakukan pembangunan Sosialisme, bagai-mana bisa ada klas borjuis? Mengatakanbahwa perjuangan klas masih belum selesai? Itulah fikiran Revolusi Kebudayaan. (PidatoDeng Xiao-ping di depan sidang CCPKT tahun 80-an).
Anda pernah dulu belajar (pasti tahu, kan anda dulu dalam grup M-L!!) bahwa salah satu kesalahan serius kaum remo Soviet adalah menganggap tidak ada lagi perjuangan klas dalam sosialisme. Nah, gimana kok Deng sendiri menuduh pikiran yang menganggap perjuangan kelas belum selesai sebagai pikiran Revolusi kebudayaan?? Jadi bukan pikirannya sendiri, artinya dia tidak setuju dengan Mao, artinya dia setuju dengan Khrushchov!!!! Nah, lihat sendiri oportunisnya Deng! Kalau dulu pernah tulis 9 atau bahkan 100 komentar yang menentang Remo Soviet, apa yang menghalanginya untuk membelakangi apa yang ditulisnya dulu??? Wong dia juga mampu menulis OTOKRITIK palsu!!!! Sampai disini komentar saya. Saya korbankan waktu hanya untuk melayani debat kusir orang remo semacam anda!!! Cukup sudah!!! On Saturday, September 2, 2017 11:33 AM, "'Chan CT' sa...@netvigator.com [temu_eropa]" <temu_er...@yahoogroups.com> wrote: Hahahaa, ... ini nenek dalam tempurung sudah TIDAK BERHASIL melihat kejayaan RRT yang dijadikan ancaman negara2 Imperialisme! Hanya bisa berteriak-teriak remo, remo karena mengoreksi kesalahan yang terjadi di PKUS, Stalin dan diikuti Mao! Deng itu ketua Grup keluarkan 9 Komentar meengkritik PKUS Kruschove dengan telak! Apa yang dia kritik dimana remo nya PKUS telah TERBUKTI( dengan ROBOHnya PKUS dengan sendirinya di tahun 1991! Bagaimana Deng bisa terjerumus pula dengan KESALAHAN2 REMO PKUS yang dia kritik tegas itu??? Kalau benar Deng dengan PKT nya sekarang menempuh jalan remo, jalan kapitalis yg kalian kutuk itu, kita tunggu saja kerobohan RRT yang juga PASTI akan terjadi! From: Tatiana Lukman Sent: Saturday, September 2, 2017 4:48 PMTo: GELORA45@yahoogroups.com ; Jonathan Goeij ; Chan CT Cc: Yahoogroups ; DISKUSI FORUM HLD Subject: Re: [GELORA45] Kuasai 51% Saham Freeport, Indonesia Tak Memiliki Untung Begitulah bicaranya orang remo yang "buta huruf" sejarah dan malas belajar!! Persis seperti tuan-tuan imperialisnya, kaum revisionis selalu menyalahkan , mensatanisasi Stalin untuk menyembunyikan dosa-dosa besar pengkhianatannya terhadap sosialisme. Itulah persis yang dilakukan Khrushchov dengan pidato rahasianya tahun 1956: menghujat Stalin, memutar balik fakta-fakta sejarah, menipu, dan sebagainya. Sudah dibuktikan dalam sejarah dengan gamblang, apa hasil revisionisme Khrustjov di Soviet Uni dan juga hasil revisionisme Deng xiao ping di Tiongkok. Kedua-duanya sudah merubah Soviet dan Tiongkok menjadi kekuatan imperialis yang sekarang terus berkontradiksi dengan kekuatan imperialis AS yang sedang sekarat untuk memperebutkan daerah pengaruhnya, daerah untuk melemparkan barang produksinya dan untuk menanamkan modalnya !!!Apakah Sosialisme mengijinkan negerinya punya basis militer di luar negerinya sendiri???Buat apa sekarang Tkk punya basis militer di luar negerinya sendiri??? On Saturday, September 2, 2017 10:31 AM, "'Chan CT' sa...@netvigator.com [GELORA45]" <GELORA45@yahoogroups.com> wrote: Lalu, ... dimana SALAH Deng yang BERHASIL membangun ekonomi Tiongkok maju begitu dahsyatnya yang membuat negara2 Imperialisme merasa terancam dengan perkembangan maju Tiongkok itu dan dalam 5 tahun terakhir ini, setiap tahun BERHASIL mengentaskan lebih 10 juta rakyatnya dari garis kemiskinan!!! Sebaliknya jalan Lenin yang kalian puja-puji itu sudah ROBOH karena kesalahan Stalin yg hendak kalian pegang TEGUH sebagai satu-satunya kebenaran! From: Tatiana Lukman Sent: Saturday, September 2, 2017 4:12 PMTo: GELORA45@yahoogroups.com ; Jonathan Goeij ; Chan CT Cc: Yahoogroups ; DISKUSI FORUM HLD Subject: Re: [GELORA45] Kuasai 51% Saham Freeport, Indonesia Tak Memiliki Untung Dasar remo! Yang membedakan Indonesia dan Tkk ketika membuka pintu besar-besaran kepada modal asing adalah Indonesia masih tetap negeri setengah jajahan dan setengah feodal! Indonesia masih terus dikuasai oleh kaum feodal, kabir, komprador yang merupakan kepanjangant angan dari kaum imperialis. Sedangkan tiongkok sudah memenangkan perang pembebasan melawan semua kaum imperialis, menyelesaikan dengan sukses Revolusi Demokrasi Baru yang menghancurkan hubungan produksi feodal dan sudah membangun Sosialisme yang telah meletakan dasar kuat bagi industrialisasi modern!!!! Tiongkok sudah siap untuk tinggal landas!! Tapi karena kaum remo Deng yang berkuasa, tinggal landasnya diarahkan ke kapitalisme!!! Itulah HAKEKAT perbedaan keadaan objektif ekonomi dan sosial antara Tkk dan Indonesia!!! On Saturday, September 2, 2017 2:14 AM, "'Chan CT' sa...@netvigator.com [GELORA45]" <GELORA45@yahoogroups.com> wrote: Dilihat sepintas apa yang bung ajukan point ketiga itu ada betulnya! Tapi, apakah masalah Freeport, tambang emas terbesar di Nusantara ini begitu sederhana? Kalau begitu sederhana kenapa pula kedua-b elah pihak, RI dan Freeport saling ngotot bertahan pada pendapat masing-masing, dan diahri terakhir pihak Freeport baru ngalah dan bersedia devestasi untuk bisa memperpanjang KK sampai 2041? Apa dan dimana masalahnya? PASTI KEUNTUNGAN yang masih bisa didapat lebih BESAR! Bagi siapa? RI atau Freeport yang lebih diuntungkan, ...? Saya melihat KESALAHAN pihak RI, dari penandatanganan menyerahkan Freeport membuka tambang emas ini di tahun 1967! Dimana Suharto sepenuhnya menyerahkan pada Freeport tanpa ada usaha memperjuangkan keuntungan/kepentingan bangsa dan rakyat Indonesia sebagai PEMILIK HARTA BUMI kekayaan Nusantara ini! Disini perbedaan PRINSIP antara Suharto dan Deng saat jalankan politik buka-pintu, mengundang masuk MODAL-ASING! Deng b erusaha dengan masuk modal-asing, rakyat TIongkok bisa diuntungkan, belajar dan akhirnya menguasai usaha yang dijalankan itu! Tidak lebih dari 20 tahun, rakyat Tiongkok bisa menguasai dan bikin sendiri segala produksi yang dikerjakan modal-asing itu! Bahkan dengan prinsip BERDIKARI, KREATIF, rakyat Tiongkok berhasil mengembangkan prinsip-prinsip teknologi yang berhasil dikuasai itu! Sedang Suharto, TIDAK! Yang diperhitungkan berapa besar KOMISI yang bisa masuk kantong sendiri, bagaimana kesejahteraan rakyat tidak peduli, ... begitulah akhirnya rakyat banyak tetap menderita kemiskinan, ekonomi nasional belum berhasil keluar dari lembah keterpurukkan sampai sekarang. Yang menjadi problem Freeport kalau dihentikan KK di tahun 2021, sudah bisa dan mampukah RI meneruskannya sendiri? Pertanyaan yang harus diperhitungkan serius oleh pemerintah untuk menjamin kelanjutan kerja buruh Freeport yang jumlahnya belasan atau puluhan ribu itu! Kalau masih belum mampu, tentu ada 2 cara, melanjutkan KK Freeport atau menemukan modal-asing lain. Nampaknya RI memilih Freeport bisa meneruskan dgn bisa memberikan keuntungan LEBIH BESAR pada RI! Saya tidak tahu bagaimana perhitungan rinci RI mengambil cara minta 51% saham dan menaikkan pajak penghasilan/keuntungan Freeport sebagai jalan yang dianggap paling baik, dengan membiarkan Freeport menerusakan usaha sampai 2041. Dan jelas, areal operasi tambang diperluas entah sampai kemana-mana! Dan sangat saya sesalkan, ... dalam perjanjian perpanjangan KK itu, kemungkinan juga tidak menegaskan KEHARUSAN pihak Freeport mengoper teknologi penampangan pada pihak pekerja Indonesia! Agar pihak Indonesia bisa menjalani sendiri usaha tambang emas itu sebelum emasnya habis diangkut ke AS! Salam,ChanCT From: Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com [GELORA45] Sent: Saturday, September 2, 2017 2:59 AMTo: Yahoogroups Subject: [GELORA45] Kuasai 51% Saham Freeport, Indonesia Tak Memiliki Untung Kelihatannya banyak yang bermata jernih bisa melihat hal simple seperti ini. ---Ketiga, Redhi menilai pembelian saham divestasi di masa akan berakhirnya Kontrak Karya (KK) merupakan kebijakan yang sesungguhnya merugikan bagi Indonesia, karena tanpa membeli saham divestasi pun maka pada tahun 2021 atau setelah KK berakhir maka wilayah eks PT Freeport menjadi milik Pemerintah Indonesia. ...30 August 2017 09:10 WITA Kuasai 51% Saham Freeport, Indonesia Tak Memiliki Untung Editor: Adil Patawai AnarRAKYATKU.COM - Pengamat Energi dan Sumberdaya Alam Universitas Tarumanegara, Ahmad Redhi menilai disetujuinya poin kesepakatan melalui perundingan antara PTFI dan Pemerintah, sesungguhnya tidak memberikan keuntungan bagi Pemerintah Indonesia. Hal ini karena, poin-poin kesepakatan perundingan mengandung masalah. Ia menilai, Pemberian IUPK kepada PT Freeport tidak sesuai dengan UU Minerba. Menurut UU Minerba IUPK dapat diberikan melalui penetapan WPN yang harus disetujui DPR. IUPK pun diprioritaskan diberikan kepada BUMN. Kedua, Pembangunan smelter merupakan kewajiban lama PT Freeport yang di waktu yang lalu pun diperjanjikan oleh PT Freeport untuk dibangun. Namun hingga saat ini belum ada progres terkait hal tersebut. "Toh hingga detik ini pun tidak terbangun. Harusnya pemerintah punya langkah strategis untuk bisa menekan Freeport untuk bisa konsekuen dengan janji ini," ujar Redhi, dilansir republika.co.id, Rabu (29/8/2017). Ketiga, Redhi menilai pembelian saham divestasi di masa akan berakhirnya Kontrak Karya (KK) merupakan kebijakan yang sesungguhnya merugikan bagi Indonesia, karena tanpa membeli saham divestasi pun maka pada tahun 2021 atau setelah KK berakhir maka wilayah eks PT Freeport menjadi milik Pemerintah Indonesia. Terkait divestasi saham oleh PT Freeport, sesungguhnya dalam KK perpanjangan 1991 sudah ada kewajiban divestasi saham PT Freeport yang harusnya pada tahun 2011 sudah 51 persen dimiliki pemerintah, namun faktanya hingga detik ini kewajiban divestasi 51 persen ini tidak juga direalisasikan PT Freeport. Ia menilai, hasil perundingan ini malah bentuk mengukuhkan kembali PT Freeport untuk mengeksploitasi SDA Indonesia yang kemanfaatannya bagi bangsa Indonesia sangat rendah. "Pemerintah sekarang pun menjadi pewaris potensi masalah PT Freeport sebagaimana tahun 1967 dan 1991 ketika Orde baru mewariskan masalah PT Freeport kepada generasi saat ini," ujar Redhi. #yiv1278682038 #yiv1278682038 -- #yiv1278682038ygrp-mkp {border:1px solid #d8d8d8;font-family:Arial;margin:10px 0;padding:0 10px;}#yiv1278682038 #yiv1278682038ygrp-mkp hr {border:1px solid #d8d8d8;}#yiv1278682038 #yiv1278682038ygrp-mkp #yiv1278682038hd {color:#628c2a;font-size:85%;font-weight:700;line-height:122%;margin:10px 0;}#yiv1278682038 #yiv1278682038ygrp-mkp #yiv1278682038ads {margin-bottom:10px;}#yiv1278682038 #yiv1278682038ygrp-mkp .yiv1278682038ad {padding:0 0;}#yiv1278682038 #yiv1278682038ygrp-mkp .yiv1278682038ad p {margin:0;}#yiv1278682038 #yiv1278682038ygrp-mkp .yiv1278682038ad a {color:#0000ff;text-decoration:none;}#yiv1278682038 #yiv1278682038ygrp-sponsor #yiv1278682038ygrp-lc {font-family:Arial;}#yiv1278682038 #yiv1278682038ygrp-sponsor #yiv1278682038ygrp-lc #yiv1278682038hd {margin:10px 0px;font-weight:700;font-size:78%;line-height:122%;}#yiv1278682038 #yiv1278682038ygrp-sponsor #yiv1278682038ygrp-lc .yiv1278682038ad {margin-bottom:10px;padding:0 0;}#yiv1278682038 #yiv1278682038actions {font-family:Verdana;font-size:11px;padding:10px 0;}#yiv1278682038 #yiv1278682038activity {background-color:#e0ecee;float:left;font-family:Verdana;font-size:10px;padding:10px;}#yiv1278682038 #yiv1278682038activity span {font-weight:700;}#yiv1278682038 #yiv1278682038activity span:first-child {text-transform:uppercase;}#yiv1278682038 #yiv1278682038activity span a {color:#5085b6;text-decoration:none;}#yiv1278682038 #yiv1278682038activity span span {color:#ff7900;}#yiv1278682038 #yiv1278682038activity span .yiv1278682038underline {text-decoration:underline;}#yiv1278682038 .yiv1278682038attach {clear:both;display:table;font-family:Arial;font-size:12px;padding:10px 0;width:400px;}#yiv1278682038 .yiv1278682038attach div a {text-decoration:none;}#yiv1278682038 .yiv1278682038attach img {border:none;padding-right:5px;}#yiv1278682038 .yiv1278682038attach label {display:block;margin-bottom:5px;}#yiv1278682038 .yiv1278682038attach label a {text-decoration:none;}#yiv1278682038 blockquote {margin:0 0 0 4px;}#yiv1278682038 .yiv1278682038bold {font-family:Arial;font-size:13px;font-weight:700;}#yiv1278682038 .yiv1278682038bold a {text-decoration:none;}#yiv1278682038 dd.yiv1278682038last p a {font-family:Verdana;font-weight:700;}#yiv1278682038 dd.yiv1278682038last p span {margin-right:10px;font-family:Verdana;font-weight:700;}#yiv1278682038 dd.yiv1278682038last p span.yiv1278682038yshortcuts {margin-right:0;}#yiv1278682038 div.yiv1278682038attach-table div div a {text-decoration:none;}#yiv1278682038 div.yiv1278682038attach-table {width:400px;}#yiv1278682038 div.yiv1278682038file-title a, #yiv1278682038 div.yiv1278682038file-title a:active, #yiv1278682038 div.yiv1278682038file-title a:hover, #yiv1278682038 div.yiv1278682038file-title a:visited {text-decoration:none;}#yiv1278682038 div.yiv1278682038photo-title a, #yiv1278682038 div.yiv1278682038photo-title a:active, #yiv1278682038 div.yiv1278682038photo-title a:hover, #yiv1278682038 div.yiv1278682038photo-title a:visited {text-decoration:none;}#yiv1278682038 div#yiv1278682038ygrp-mlmsg #yiv1278682038ygrp-msg p a span.yiv1278682038yshortcuts {font-family:Verdana;font-size:10px;font-weight:normal;}#yiv1278682038 .yiv1278682038green {color:#628c2a;}#yiv1278682038 .yiv1278682038MsoNormal {margin:0 0 0 0;}#yiv1278682038 o {font-size:0;}#yiv1278682038 #yiv1278682038photos div {float:left;width:72px;}#yiv1278682038 #yiv1278682038photos div div {border:1px solid #666666;min-height:62px;overflow:hidden;width:62px;}#yiv1278682038 #yiv1278682038photos div label {color:#666666;font-size:10px;overflow:hidden;text-align:center;white-space:nowrap;width:64px;}#yiv1278682038 #yiv1278682038reco-category {font-size:77%;}#yiv1278682038 #yiv1278682038reco-desc {font-size:77%;}#yiv1278682038 .yiv1278682038replbq {margin:4px;}#yiv1278682038 #yiv1278682038ygrp-actbar div a:first-child {margin-right:2px;padding-right:5px;}#yiv1278682038 #yiv1278682038ygrp-mlmsg {font-size:13px;font-family:Arial, helvetica, clean, sans-serif;}#yiv1278682038 #yiv1278682038ygrp-mlmsg table {font-size:inherit;font:100%;}#yiv1278682038 #yiv1278682038ygrp-mlmsg select, #yiv1278682038 input, #yiv1278682038 textarea {font:99% Arial, Helvetica, clean, sans-serif;}#yiv1278682038 #yiv1278682038ygrp-mlmsg pre, #yiv1278682038 code {font:115% monospace;}#yiv1278682038 #yiv1278682038ygrp-mlmsg * {line-height:1.22em;}#yiv1278682038 #yiv1278682038ygrp-mlmsg #yiv1278682038logo {padding-bottom:10px;}#yiv1278682038 #yiv1278682038ygrp-msg p a {font-family:Verdana;}#yiv1278682038 #yiv1278682038ygrp-msg p#yiv1278682038attach-count span {color:#1E66AE;font-weight:700;}#yiv1278682038 #yiv1278682038ygrp-reco #yiv1278682038reco-head {color:#ff7900;font-weight:700;}#yiv1278682038 #yiv1278682038ygrp-reco {margin-bottom:20px;padding:0px;}#yiv1278682038 #yiv1278682038ygrp-sponsor #yiv1278682038ov li a {font-size:130%;text-decoration:none;}#yiv1278682038 #yiv1278682038ygrp-sponsor #yiv1278682038ov li {font-size:77%;list-style-type:square;padding:6px 0;}#yiv1278682038 #yiv1278682038ygrp-sponsor #yiv1278682038ov ul {margin:0;padding:0 0 0 8px;}#yiv1278682038 #yiv1278682038ygrp-text {font-family:Georgia;}#yiv1278682038 #yiv1278682038ygrp-text p {margin:0 0 1em 0;}#yiv1278682038 #yiv1278682038ygrp-text tt {font-size:120%;}#yiv1278682038 #yiv1278682038ygrp-vital ul li:last-child {border-right:none !important;}#yiv1278682038